Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
RENCANA STRATEGIS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
TAHUN 2012 – 2017
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN I-1
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
KATA PENGANTAR
Rasa syukur dengan segenap kepasrahan dan keikhlasan selayaknya senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih dan hidayah-Nya, sehingga Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017 selesai disusun sesuai dengan rencana. Renstra ini merupakan dokumen sebagai bahan acuan dalam perencanaan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan di Provinsi Banten selama kurun waktu lima tahun (2012 – 2017), akan dijabarkan kedalam rencana–rencana tahunan, yang dituangkan dalam dokumen Rencana
Kerja
(Renja)
tahunan.
Seluruh
aparatur
berkewajiban
melaksanakan dan mengimplementasikan program–program sebagaimana ditetapkan dalam Renstra ini. Hal ini diperlukan untuk mendorong pencapaian target–target pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan dalam 5 tahun mendatang. Bahwa penyusunan Renstra ini telah mengacu pada kaidah–kaidah penyusunan Renstra sebagaimana diamanatkan dalam Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah. Harapan kami semoga dokumen Renstra ini dapat memenuhi harapan kita semua untuk menjadi dokumen perencanaan yang handal, rasional dan dapat dipercaya, sesuai dengan visi yang telah ditetapkan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, yakni : ”Menjadi Institusi Yang Handal Menuju Mantapnya Ketahanan Pangan
I-2
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dan Sistem Penyuluhan Yang Efektif Untuk Bersatu Mewujudkan Banten Sejahtera”
Akhirnya, dengan tersusunnya dokumen ini, kiranya dapat menjadi pedoman dan acuan dalam perumusan kebijakan dan dapat menjadi bahan dalam pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan program dan kegiatan tahunan, serta sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten selama kurun waktu lima tahun. Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua dan selamat bekerja serta semoga sukses.
Serang,
Desember 2014
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI BANTEN
Ir. H. AGUS M. TAUCHID S, M.Si Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19660219 199203 1 007
I-3
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………………………….. Daftar Isi ……………………………………………………………………………………… Daftar Gambar ……………………………………………………………………………… Daftar Tabel …………………………………………………………………………………
i iii v vi
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 1.2 Landasan Hukum …. ………………………………………………….. 1.3 Hubungan Antar Dokkumen ………………………………………… 1.4 Maksud dan Tujuan .…………………………………………………… 1.5 Sistematika Penulisan …………………………………………………
I-1 I-1 I-3 I-8 I-9 I-10
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD …………………………………………… 2.1 Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi ………………………… 2.2 Sumber Daya SKPD …………………………………………………… 2.3 Kinerja Pelayanan SKPD Berdasar Renstra 2008-2012 ….. 2.3.1. Kondisi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan …………… 2.3.2. Kondisi Distribusi dan Cadangan Pangan ………………….. 2.3.3. Kondisi Konsumsi dan Keamanan Pangan …………………. 2.3.4. Kondisi Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
II-1 II-1 II-16 II-22 II-23 II-26 II-29 II-31 II-34
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI …… 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD ……………………………………………………….. 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ..………………………………………….. 3.3 Telaahan Renstra K/L…………………………………………………. 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah ……………………… 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis ……………………………………….
III-1
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN … 4.1 Visi dan Misi ……………………………………………………………… 4.2 Tujuan dan Sasaran ………………………………………………….. 4.3 Strategi dan Kebijakan ………………………………………………
IV-1 IV-1 IV-3 IV-4
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF …………… 5.1 Rencana Program dan Kegiatan ………………………………… 5.2 Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif …………………………………………………………………….
V-1
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
VI-1
BAB VI
III-1 III-3 III-4 III-5 III-8
V-1 V-3
I-4
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
DAN SASARAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 BAB VII
PENUTUP …………………………………………………………………………
VII-1
I-5
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Bagan Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten …………………………………
II-2
Gambar 2.2.
Peta Akses Pangan Provinsi Banten Tahun 2011 …………
II-24
Gambar 2.3.
Grafik Harga Rata-rata Beras Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten ………………………………………………………..
II-27
Gambar 2.4.
Grafik Harga Rata-rata Tepung Terigu, Gula dan Minyak Goreng Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten …………….
II-27
Gambar 2.5.
Grafik Harga Rata-rata Kedelai, Kacang Tanah dan Umbi Kayu Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten ………………..
II-28
Gambar 2.6.
Grafik Harga Rata-rata Daging Sapi, Telur Ayam, dan Telur Ayam Ras Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten …
II-28
I-6
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Status dan GolonganTahun 2012 (Kondisi SOTK Lama) …………………
II-17
Tabel 2.2.
Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Tingkat PendidikanTahun 2012 (Kondisi SOTK Lama) ………………
II-17
Tabel 2.3.
Kondisi Komposisi Pegawai Berdasarkan Jumlah, Status dan Tingkat Pendidikan Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012 (Kondisi Sesuai SOTK Lama) ……………………………………..
II-18
Tabel 2.4.
Daftar Inventaris Barang Pemerintah Daerah pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012 ………………….. …………………………………………………..
II-20
Tabel 2.5.
Ketersediaan Bahan Makanan Per Kapita Per Hari Provinsi Banten Tahun 2010 …………………………………………………..
II-23
Tabel 2.6.
Situasi Kabupaten/Kota Rawan Pangan di Provinsi Banten Berdasar FSVA Tahun 2011 ……………………………………….
II-25
Tabel 2.7.
Perkembangan Harga Pangan dan Capaian Stabilitas Harga Pangan Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten ……..
II-26
Tabel 2.8.
Kondisi Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat di Provinsi Banten Tahun 2012 ……………………………………..
II-29
Tabel 2.9.
Perkembangan Konsumsi Pangan Tahun 2005-2010 di Provinsi Banten ………………………………………………………..
II-30
Tabel 2.10.
Angka Keracunan Pangan Periode Jan – Des 2011 di Provinsi Banten ………………………………………………………..
II-30
Tabel 2.11.
Kelembagaan Penyuluh Tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Banten ………………………………………………………..
II-32
Tabel 2.12.
Kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan di Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten ...............................
II-32
Tabel 2.13.
Sumberdaya Penyuluh Tingkat Provinsi dan
II-33 I-7
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Kabupaten/Kota Tahun 2012 ........................................ Tabel 4.1.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan ………………………………………………………………..
IV-11
Tabel 5.1.
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 20122017 ………………………………………………………………………..
V-4
Tabel 6.1.
Indiktor Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 ………………………………………….
VI-4
I-8
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
BAB 1 Pendahuluan 1.1.
LATAR BELAKANG Perangkat daerah mempunyai kewajiban dalam penyiapan rencana kerja
untuk jangka waktu lima tahunan, sebagaimana amanat dalam UU No. 32 Tahun 2004 pada Pasal 151 Ayat 1 bahwa “Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya, berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan bersifat indikatif”. Sedangkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 pada Pasal 1 Ayat 7 ditetapkan ketentuan umum mengenai “Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun”. Ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2010 (Bab 1, Pasal 1, Ayat 13) bahwa Rencana Strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Pemerintah Daerah Provinsi Banten mendukung Pemerintah Pusat dan telah menyatakan komitmen dan berperan aktif dalam berbagai hal dalam melaksanakan aksi kemanusian, terutama mengatasi masalah kelaparan, kekurangan gizi serta kemiskinan dunia. Kesepakatan tersebut antara lain tertuang dalam Deklarasi World Food Summit 1996 dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years later (WFS:fyl) 2001, serta Millenium Development Goals (MDGs) 2000 yang isinya antara lain mengurangi angka kemiskinan ekstrim dan kerawanan pangan di dunia sampai setengahnya pada tahun 2015. Berdasar kerangka tersebut, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai salah satu SKPD di Provinsi Banten, sesuai tugas dan fungsinya untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan I-9
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
dan penyuluhan, bersama-sama instansi terkait lainnya mempunyai peran strategis dalam mendorong perwujudan ketahanan pangan daerah termasuk dalam mengurangi angka kemiskinan dan kerawanan pangan serta berjalannya tugas dan fungsi koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Dalam rangka memelihara kesinambungan proses pembangunan dan melanjutkan berbagai pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan serta sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten pada masa mendatang maka diperlukan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017. Penyusunan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 20122017
juga
diharapkan
mampu
mendukung
dan
mewujudkan
pencapaian
pembangunan Provinsi Banten tahun 2007-2012 (sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Banten Tahun 2007-2012). Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012. Tugas pokok Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan (Pasal 101 Perda Nomor 3 Tahun 2012). Bidang ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan daerah karena : (1) akses terhadap pangan dengan gizi yang cukup merupakan hak paling mendasar bagi manusia; (2) kualitas pangan dan gizi yang dikonsumsi merupakan unsur penting dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas; dan (3) ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama yang menopang ketahanan nasional yang berkelanjutan. Sedangkan peran strategis dari koordinasi penyuluhan adalah bahwa : (1) penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara; (2) pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang berkelanjutan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan bahan baku industri; memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha; meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan; mengentaskan masyarakat dari kemiskinan khususnya di perdesaan; meningkatkan pendapatan nasional; serta menjaga I - 10
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
kelestarian lingkungan; dan (3) untuk lebih meningkatkan peran sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis sehingga pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan hutan dan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Badan Ketahananan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten menyiapkan dan menyusun Rencana Strategis sebagai acuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam jangka waktu lima tahunan, juga sebagai bentuk implementasi untuk melaksanakan amanat peraturan perundangan dan pelaksanaan visi dan misi Kepala Daerah Provinsi Banten untuk periode 2007-2012. Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan indikasi kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berpedoman kepada RPJMD Provinsi Banten Tahun 2007-2012 dan bersifat indikatif.
1.2.
LANDASAN HUKUM Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun
2012-2017 disusun dengan berlandaskan pada peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);
2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);
I - 11
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92);
9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
11. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140);
I - 12
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
12. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
13. Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
14. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
I - 13
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
27. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; 28. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal;
29. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
30. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
31. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025;
32. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;
33. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
I - 14
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
34. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan;
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2008 tentang Cadangan Pangan Pemerintah Desa;
36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK);
37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
38. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;
39. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15/Permentan/RC.110/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014;
40. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian;
41. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/Permentan/OT.140/3/2010 tentang Pedoman Sistim Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian;
42. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Ketahanan
Pangan
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 670);
43. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun 2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 4);
44. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025;
45. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030;
46. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Nomor 3);
I - 15
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
47. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten (Lembaran Daerah Nomor 4);
48. Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2010 tentang Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu di Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 1);
49. Peraturan
Gubernur
Nomor
9
Tahun
2010
tentang
Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 9);
50. Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Provinsi Banten 20112015;
51. Peraturan Gubernur Banten Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten;
52. Keputusan Gubernur Nomor 521.05/Kep.294-Huk/2008 tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Banten, yang direvisi dengan Keputusan Gubernur Nomor 521.05/Kep.542-Huk/2014 tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Banten;
53. Keputusan Gubernur Nomor 501/Kep.415-Huk/2009 tentang Penunjukan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten sebagai Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD);
54. Keputusan Gubernur Nomor 504.05/Kep.106-Huk/2010 tentang Tim Koordinasi Beras untuk Rumah Tangga Miskin Provinsi Banten.
1.3.
HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN
Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa perencanaan pembangunan nasional menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Guna melaksanakan hal tersebut maka pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan mengeluarkan 6 (enam) jenis dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu Rencana Pembangunan Jangka
I - 16
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah (RTRWD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD). Dari segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu dokumen perencanaan jangka panjang (20 tahun) terdiri dari RPJPD dan RTRW, perencanaan jangka menengah (5 tahun) terdiri dari RPJMD dan Renstra-SKPD, serta jangka pendek (1 tahun) terdiri dari RKPD dan Renja-SKPD. Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017, dalam penyusunannya berpedoman pada RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 dan Rencana Strategis Kementerian Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian tahun 2010-2014, serta berpedoman juga pada RPJPD tahun 2005-2025 dengan memperhatikan RPJMN tahun 2010-2014. Renstra selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) tahunan dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahunan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten. Rencana Kerja dan Anggaran tahunan tersebut merupakan bahan bagi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) setiap tahunnya. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) menjadi pedoman bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam pengendalian program dan kegiatan pembangunan untuk periode 5 (lima) tahun mendatang.
1.4.
MAKSUD DAN TUJUAN Dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Tahun 2012-2017 disusun dan ditetapkan dengan maksud untuk menjadi arahan dan acuan serta pedoman bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
bersama
masyarakat
dan
stakeholders
lainnya
dalam
rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di bidang ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan selama periode tahun 2012-2017 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta guna mendukung pelaksanaan amanat pembangunan daerah Provinsi Banten tahun 2012-2017.
I - 17
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Adapaun tujuan penyusunan dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut: 1.
Termuatnya informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam penyelenggaraan urusan pemerintah daerah;
2.
Teridentifikasinya kondisi dan prospek perencanaan pembangunan daerah Provinsi Banten tahun 2012-2017 yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten;
3.
Terumuskannya visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017;
4.
Terumuskannya
strategi dan kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017; 5.
Terumuskannya rencana program dan kegiatan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017.
1.5.
SISTEMATIKA PENULISAN Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun
2012-2017 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahiun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menyajikan tentang : latar belakang; landasan hukum; maksud dan tujuan; serta sistematika penulisan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten 2012-2017.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menyajikan tentang : 1) Tugas, fungsi dan struktur organisasi; 2) Sumber daya aparatur, asset/sarana/prasarana dan unit pelayanan lembaga; 3) Kinerja pelayanan berdasar Renstra periode 2008-2012; 4) Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.
I - 18
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Bab ini menyajikan tentang : 1) Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Katahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten; 2) Telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih; 3) Telaahan Renstra K/L; 4) Telaahan rencana tata ruang wilayah; dan 5) Penentuan isu-isu strategis. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bab ini menyajikan tentang : visi, misi beserta tujuan dan sasaran serta strategi dan kebijakan yang diharapkan dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017. BAB V
RENCANA
PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Bab ini menyajikan tentang : rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017. BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 Bab ini mengungkapkan tentang indikator kinerja Badan Ketahanan Pangan
dan
Penyuluhan
Provinsi
Banten
yang
secara
langsung
menunjukkan kinerja yang akan dicapai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017 sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
I - 19
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
BAB
2
Gambaran Pelayanan SKPD
1.6.
TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (Bagian ke-26, Pasal 100 sampai dengan Pasal 102). Kedudukan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah (Pasal 100, ayat 1 dan 2). Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (Pasal 101). Susunan organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten, (Bagian ke-26, Paragraf 3, Pasal 102) adalah sebagai berikut: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan : 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahkan : 1. Sub Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan; 2. Sub Bidang Kerawanan Pangan. d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan : 1. Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan; I - 20
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
2. Sub Bidang Keamanan Pangan. e. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahkan : 1. Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan; 2. Sub Bidang Cadangan Pangan. f.
Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, membawahkan : 1. Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan; 2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh.
g. Unit Pelaksana Teknis; h. Jabatan Fungsional. Gambar 2.1. Bagan Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (Lampiran XXVI PERDA No. 3 Tahun 2012) KEPALA BADAN SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sub Bag Umum dan Kepegawaian
BIDANG KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN
SUB BIDANG KETERSEDIAAN DAN AKSES PANGAN
SUB BIDANG KERAWANAN PANGAN
BIDANG KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN
Sub Bag. Keuangan
BIDANG DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN
Sub Bag. Program, Evaluasi dan Pelaporan
BIDANG PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
SUB BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGA MAN PANGAN
SUB BIDANG DISTRIBUSI DAN HARGA PANGAN
SUB BIDANG KELEMBAGAAN PENYULUH
SUB BIDANG KEAMANAN PANGAN
SUB BIDANG CADANGAN PANGAN
SUB BIDANG PENGEMBANGAN SDM PENYULUH
UPT
Pembentukan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten ditindaklanjuti dengan dikluarkannya Peraturan Gubernur Banten Nomor 14 Tahun 2013, tanggal 2 Agustus 2013 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten (Bab XXXII Pasal 633 – 650). I - 21
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Sejalan dengan kedudukannya, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten merupakan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan (Pasal 101 Perda Nomor 3 Tahun 2012), meliputi meliputi bidang kertersediaan dan kerawanan pangan, bidang konsumsi dan keamanan pangan, bidang distribusi dan cadangan pangan dan bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan (Ayat 1 Pasal 634 Pergub Nomor 14 Tahun 2013). Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Badan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja; b. penyusunan rencana program dan kegiatan Badan; c. perumusan dan pengendalian kebijakan teknis dalam bidang ketahanan pangan dan penyuluhan; d. pengarahan pelaksanaan koordinasi dan pembinaan dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan urusan pemerintahan dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan; e. perumusan fasilitasi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan; f.
perumusan pencapaian Standar Pelayanan Minimal urusan wajib;
g. perumusan ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan serta pemantauan pengelolaan cadangan pangan; h. pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan; i.
perumusan monitoring dan evaluasi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
j.
pengelolaan dan penyelenggaraan data dan informasi. Sedangkan dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Badan mempunyai
rincian tugas sebagai berikut: a.
merumuskan rencana strategis dan rencana kerja;
b.
merumuskan rencana program dan kegiatan Badan;
c.
merumuskan dan mengendalikan kebijakan teknis dalam bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
d.
mengarahkan penyelenggaraan
pelaksanaan dan
koordinasi
pelaksanaan
dan
urusan
pembinaan
pemerintahan
dalam dibidang
ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan; e.
merumuskan fasilitasi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan; I - 22
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
f.
merumuskan pencapaian standar pelayanan minimal urusan wajib;
g.
merumuskan ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan pangan serta pemantauan pengelolaan cadangan pangan;
h.
mengembangkanpenganekaragaman konsumsi pangan;
i.
merumuskan monitoring dan evaluasi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
j.
merumuskan pengelolaan dan penyelenggaraan data dan informasi;
k.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana Pergub Nomor 14
Tahun 2013 tersebut, Kepala Badan membawahkan: a. Sekretaris; b. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan; c. Kepala Bidang Konsumsi dan Kemanan Pangan; d. Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan; e. Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; f.
Unit Pelaksana Teknis Badan;
g. Jabatan Fungsional. Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan perumusan rencana program dan kegiatan, mengkoordinasikan, monitoring, urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta perencanaan evaluasi dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya; b. perumusan kebijakan, pedoman, standarisasi, koordinasi, pembinaan dan pengembangan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan; c. perumusan
pengaturan,
pembinaan,
pengembangan
pelaksanaan
administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan; d. pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan standarisasi program administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan; e. penyiapan data dan bahan urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan; f.
pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, penyusunan program evaluasi dan pelaporan; I - 23
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
g. pengelolaan dan penyelenggaraan data dan informasi. Dalam melaksanakan fungsinya, Sekretaris mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja kesekretariatan Badan; b. menyiapkan
bahan
kebijakan,
pedoman,
standardisasi,
pelayanan
administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan; c. menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan; d. menyiapkan bahan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, evaluasi dan pelaporan; e. menyiapkan bahan program dan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan; f.
menyiapkan
bahan
kegiatan
kesekretariatan,
perlengkapan,
kerumahtanggaan, perpustakaan, kehumasan dan penyusunan program; g. menyiapkan bahan kegiatan pengelolaan keuangan; h. menyiapkan bahan administrasi kepegawaian Badan; i.
melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas;
j.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya, Sekretaris membawahkan ;
a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyiapan administrasi surat menyurat, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, kepustakaan, kehumasan, administrasi kepegawaian dan pengelolaan
inventaris barang dan aset Badan. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a.
menyusun rencana kerja sub bagian;
b.
melaksanakan administrasi ketatausahaan Badan;
c.
melaksanakan urusan rumah tangga Badan;
d.
melaksanakan kegiatan kearsipan dan pengelolaan kepustakaan;
e.
melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan barang Badan;
f.
melaksanakan pengelolaan inventaris barang dan aset Badan;
I - 24
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
g.
melaksanakan pengelolaan kebersihan, ketertiban dan keamanan kantor serta lingkungannya;
h.
melaksanakan fungsi kehumasan;
i.
melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan administrasi kepegawaian lingkup Badan;
j.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris
dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, pembukuan, verifikasi dan perbendaharaan Badan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bagian; b. melaksanakan penyiapan rencana anggaran kas kegiatan di lingkungan Badan; c. melaksanakan penyiapan bahan pembayaran dan pengeluaran anggaran belanja Badan dari sumber APBD maupun APBN; d. melaksanakan kegiatan perbendaharaan dalam rangka pembiayaan kegiatan Badan sesuai anggaran yang telah ditetapkan; e. melaksanakan pembayaran gaji pegawai sesuai ketentuan yang berlaku; f.
melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan;
g. melaksanakan administrasi pemungutan, pelaporan, dan penyetoran pajakpajak; h. melaksanakan penyiapan data, perhitungan anggaran dan belanja Badan; i.
menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan;
j.
melaksanakan pengawasan administrasi kebendaharawanan lingkup Badan;
k. menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
membantu
Sekretaris
dalam
melaksanakan
penyiapan
perumusan
programdan kegiatan, evaluasi dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bagian; b. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan Rencana Strategis Badan; c. melaksanakan penyiapan bahan rencana anggaran belanja Badan dari sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah maupun sumber Anggaran Pendapatan Belanja Negara; d. melaksanakan penyiapan bahan program dan kegiatan Badan;
I - 25
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
e. melaksanakan penyiapan bahan pengumpulan
indikator keberhasilan
kegiatan Badan; f.
melaksanakan penyusunan rencana kerja tahunan kedalam program kegiatan;
g. melaksanakan fasilitasi program dan kegiatan Badan dari Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota; h. melaksanakan penyiapan bahan petunjuk pelaksanaan kegiatan Badan; i.
melaksanakan penyiapan bahan dalam rangka mendukung dan membantu penyelenggaraan kegiatan Badan;
j.
melaksanakan pengelolaan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan yang bersumber dari dana APBD maupun APBN;
k. melaksanakan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan pembangunan yang bersumber dari dana APBD dan APBN ke Kabupaten/Kota; l.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan (Pergub Nomor 14
Tahun 2013 Pasal 634 ayat (4) huruf b), mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Badan
dalam
melaksanakan
pembinaan,
koordinasi, dan
evaluasi,
pelaksanaan kebijakan dibidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis
operasional
bidang
ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan; b. penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan; c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan; d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan; e. penyiapan
bahan
penyusunan
dan
analisis
data
dasar
mengenai
ketersediaan dan akses pangan;
I - 26
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
f. penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan. Dalam
melaksanakan
fungsinya,
Kepala
Bidang
Ketersediaan
dan
Kerawanan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja bidang; b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan; c. menyiapkan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendalian teknis bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan; d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan; e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas; f. menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahkan:
a. Kepala Sub Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan; b. Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan. Kepala Sub Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan mempunyai tugas pokok membantu
Kepala
melaksanakan
Bidang
penyiapan
Ketersediaan
perumusan
ketersediaan dan akses pangan.
dan
kebijakan
Kerawanan dibidang
Pangan teknis
dalam
oprasional
Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Sub
Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. b. c. d.
menyusun rencana kerja sub bidang; menyusun kebijakan ketersediaan dan akses pangan; melaksanakan survei dan mengidentifikasi standar ketersediaan pangan; melaksanakan
pemantauan dan pengamanan ketersediaan serta akses
pangan;
e. melaksanakan analisis, pengembangan dan pemerataan ketersediaan dan akses pangan;
f. melaksanakan program dan kegiatan ketersediaan dan akses pangan; g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan ketersediaan dan akses pangan; I - 27
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi ketersediaan dan akses pangan; i. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya. Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan dalam melaksanakan perumusan kebijakan teknis operasional kerawanan pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bidang; b. menyusun kebijakan penanganan kerawanan pangan; c. melaksanakan survei, identifikasi dan pemetaan kerawanan pangan; d. melaksanakan pemantauan dan penanganan kerawanan pangan; e. melaksanakan analisis, pengembangan dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi; f. melaksanakan program dan kegiatan penanganan kerawanan Pangan; g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan penanganan kerawanan pangan; h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi penanganan kerawanan pangan; i. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan evaluasi, pelaksanaan kebijakan dibidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman
pangan dan
keamanan pangan.
Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional bidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan; b. penyiapan
bahan
pembinaan,
pengembangan
dan
dansi
dan
penganekaragaman pangan dan keamanan pangan; c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan; d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan;
I - 28
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
e. penyiapan bahan penyusunan dan analisis data konsumsi dan keamanan panganmeliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan; f.
penyiapan
bahan
pelaksanaan
evaluasi,
supervisi
dan
pelaporan
kebijakanbidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan. Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Panganmempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja bidang; b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan; c. menyiapkan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendalian teknis bidang
konsumsi
dan
keamanan
pangan
meliputi
konsumsi
dan
penganekaragaman pangan dan keamanan pangan; d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan; e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas; f.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan: a) Kepala
Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan; dan b)
Kepala Sub Bidang
Keamanan Pangan. Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan dalam melaksanakan
perumusan
kebijakan
teknis
operasional
konsumsi
dan
penganekaragaman pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bidang; b. menyusun kebijakan konsumsi dan penganekaragaman pangan; c. melaksanakan survei dan mengidentifikasi konsumsi dan penganekaragaman pangan;
I - 29
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
d. melaksanakan
pemantauan, analisis dan pengembangan serta pemetaan
konsumsi dan potensi penganekaragaman pangan; e. melaksanakan program dan kegiatan konsumsi dan penganekaragaman pangan; f. melaksanakan koordinasi dan pembinaan konsumsi dan penganekaragaman pangan; g. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi konsumsi dan penganekaragaman pangan; h. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya. Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan dalam melaksanakan perumusan kebijakan teknis operasional Keamanan Pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bidang; b. menyusun kebijakan penanganan dan jejaring keamanan pangan; c. melaksanakan identifikasi, uji laboratorium, fasilitasi sertifikasi dan registrasi keamanan pangan;
d. melaksanakan pemantauan dan pengawasan penanganan keamanan pangan;
e. melaksanakan sosialisasi, pembinaan, pelatihan dan fasilitasi penanganan keamanan, mutu dan gizi pangan;
f. g. h. i.
melaksanakan program dan kegiatan penanganan keamanan pangan; melaksanakan koordinasi dan pembinaan penanganan keamanan pangan; melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi penanganan keamanan pangan; menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan (Pergub Nomor 14 Tahun
2013 Pasal 634 ayat 4 huruf d), mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan;
I - 30
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
b. penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; e. penyiapan bahan penyusunan dan analisis data bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; f.
penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan
Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja bidang; b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; c. menyiapkan bahan pembinaan,pengembangan dan pengendalian teknis bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan pangan; e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas; f.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahkan: 1) Kepala
Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan; dan 2) Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan. Kepala Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan dalam melaksanakan
I - 31
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
penyiapan bahan perumusan dan penetapan kebijakan distribusi dan harga pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bidang; b. menyusun kebijakan distribusi dan harga pangan; c. melaksanakan identifikasi distribusi dan harga pangan; d. melaksanakan
pemantauan, analisis dan pengembangan serta pemetaan
distribusi dan harga pangan; e. melaksanakan pengembangan sistem jaringan dan pola distribusi pangan f.
melaksanakan program dan kegiatan distribusi dan harga pangan;
g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan distribusi dan harga pangan; h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi distribusi dan harga pangan; i. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya. Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan dalam melaksanakan penyiapan bahan
perumusan
dan
penetapan
kebijakan
cadangan
pangan.
Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bidang; b. menyusun kebijakan cadangan pangan; c. melaksanakan pendataan dan fasilitasi penguatan cadangan pangan; d. melaksanakan pemetaan, pemantauan dan analisis cadangan pangan; e. melaksanakan pengembangan jaringan dan pola cadangan pangan; f.
melaksanakan program dan kegiatan cadangan pangan;
g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan cadangan pangan; h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi cadangan pangan; i.
menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya. Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Pergub
Nomor 14 Tahun 2013 Pasal 634 ayat 4 huruf e), mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dibidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
I - 32
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
b. penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh; c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh; d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh; e. penyiapan bahan penyusunan dan analisis data bidang penyuluh pertanian, perikanan
dan
kehutanan
meliputi
kelembagaan
penyuluhan
dan
pengembangan sumber daya manusia penyuluh; f.
penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh. Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Bidang Penyuluh Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja bidang; b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang penyuluh pertanian, perikanan
dan
kehutanan
meliputi
kelembagaan
penyuluhan
dan
pengembangan sumber daya manusia penyuluh; c. menyiapkan bahan pembinaan,pengembangan dan pengendalian teknis bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh; d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh; e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pelaksanaan tugas; f.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Bidang Penyuluh
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, membawahkan: 1) Kepala Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan; dan 2) Kepala Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh. Kepala Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penetapan kebijakan dibidang
I - 33
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
kelembagaan penyuluhan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bidang; b. menyusun kebijakan kelembagaan penyuluhan; c. melaksanakan pendataan dan fasilitasi kelembagaan penyuluhan; d. melaksanakan
pemetaan,
pemantauan
dan
analisis
kelembagaan
penyuluhan; e. melaksanakan pengembangan jaringan dan pola kelembagaan penyuluhan; f.
melaksanakan program dan kegiatan kelembagaan penyuluhan;
g. melaksanakan pengembangan kapasitas kelembagaan penyuluhan h. melaksanakan koordinasi dan pembinaan kelembagaan penyuluhan; i.
melaksanakan pengendalian dan evaluasi kelembagaan penyuluhan;
j.
menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya. Kepala Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penetapan kebijakan dibidang pengembangan sumber daya manusia penyuluh. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bidang; b. menyusun kebijakan pengembangan sumber daya manusia penyuluh; c. melaksanakan pendataan dan fasilitasi pengembangan sumber daya manusia penyuluh; d. melaksanakan pemetaan, pemantauan dan analisis pengembangan sumber daya manusia penyuluh; e. melaksanakan pengembangan jaringan dan pola pengembangan sumber daya manusia penyuluh; f.
melaksanakan pembinaan penerapan persyaratan sertifikasi dan akreditasi jabatan fungsional penyuluh;
g. melaksanakan pengelolaan penerapan sertifikasi tenaga penyuluh swadaya dan swasta; h. melaksanakan program dan kegiatan pengembangan sumber daya manusia penyuluh; i.
melaksanakan pengembangan kapasitas pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
j.
melaksanakan koordinasi dan pembinaan pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
I - 34
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
k. melaksanakan pengendalian dan evaluasi pengembangan sumber daya manusia penyuluh; l.
menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya. Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tugas membantu pimpinan dan
melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja Badan, yang secara struktur bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan, dan diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh seorang Kepala (Esselon III). Kebutuhan jabatan struktural pada UPTB, ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja.
1.7.
SUMBER DAYA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI BANTEN
Sampai dengan tahun 2012, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten masih melaksanakan SOTK menurut Perda Nomor 4 Tahun 2008. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sumber daya manusia/aparatur dan sumber daya aset/modal. Sumber daya aparatur yang terdistribusi menurut bidang dan kesekretariatan.
Jumlah pegawai
Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten adalah sebanyak 64 orang. Berdasarkan jumlah pegawai tersebut, 75.00% atau 48 orang diantaranya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan 15.00% atau 16 orang berstatus Tenaga Kerja Sementara (TKS). Jumlah dan distribusi pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten menurut status dan golongan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Berdasarkan tingkat golongan, jumlah pegawai yang berstatus PNS (48 orang) didominasi oleh pegawai dengan tingkat golongan III, yaitu sebanyak 30 orang (62.50%). Hal ini mencerminkan, bahwa penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten didukung oleh kapasitas pegawai yang cukup berpengalaman (memiliki masa kerja yang cukup I - 35
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
lama). Golongan II dengan jumlah pegawai sebanyak 10 orang (20.83%). Sedangkan golongan IV berjumlah 8 orang (16.67%). Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikannya, pada tahun 2012 aparat berstatus Pegawai Negeri Sipil yang memiliki pendidikan terakhir sarjana (S1, S2, dan S3) cukup dominan yaitu 18 orang dari jumlah total PNS 48 orang atau sekitar 37.50%. Hal tersebut menunjukkan sudah memadainya kualitas sumber daya manusia pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya. Secara keseluruhan (PNS dan TKS) berdasarkan tingkat pendidikan terakhir pegawai, komposisi pegawai tamatan SLTA sebanyak 18 orang (28,13 %), kualifikasi DIII/Akademi sebanyak 7 orang (10,94 %), dan lulusan S1 sebanyak 24 orang (37.50%), sedangkan pegawai lulusan S2 sebanyak 15 orang (23,44 %). Untuk lebih jelasnya, jumlah dan kondisi distribusi pegawai Badan Ketahanan Pangan
dan
Penyuluhan
Provinsi
Banten
menurut
tingkat
serta
tingkat
pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 2.2. Data tersebut adalah kondisi sumberdaya aparatur sampai dengan bulan Agustus 2012, yaitu kondisi sebelum adanya penambahan pejabat/pegawai struktural untuk mengisi Susunan Organisasi Perangkat Daerah
berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut nomenklature Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten berubah menjadi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten. Perubahan nama SKPD tersebut diikuti dengan adanya perubahan susunan organisasi dan penambahan tugas, fungsi dan penambahan sumberdaya aparatur untuk melaksanakan tugas dan fungsi koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Tabel 2.1. Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Status dan GolonganTahun 2012 (Kondisi SOTK Lama) NO
STATUS
GOLONGAN I
II
III
IV
JUMLAH
(%)
1. 2.
Pegawai Negeri Sipil Tenaga Kerja Kontrak
0 0
10 0
30 0
8 0
48 0
75,00 0
3.
Tenaga Kerja Sementara
0
0
0
0
16
15,00
JUMLAH 0 10 30 8 64 Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, 2012
100
I - 36
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tabel 2.2. Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Tingkat PendidikanTahun 2012 (Kondisi SOTK Lama) NO
STRUKTUR JABATAN
TINGKAT PENDIDIKAN SLTA
1. 2. 3. 4. 5.
Kepala Badan Kepala Bagian/ Bidang Kepala Seksi/ Sub Bidang Pelaksana TKS
1 9 8
JUMLAH
18
D1
D2
D3
JUMLAH S1 1 1
S2/S3 3
1 4
3
5
9
5 2
13 6
7 -
34 16
7
24
15
64
PERSENTASE (%) 28.13 10.94 37.50 23.44 Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, 2012
Meskipun tingkat pendidikan pegawai di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sudah cukup tinggi, namun jika meninjau komposisi pegawai pada instansi saat ini, khususnya dalam sudut pandang status dan penempatan pejabat/pegawai belum memenuhi kondisi yang diharapkan. Adapun komposisi pegawai berdasar kuantitas dan kualitas pegawai sesuai kondisi saat ini (bulan Agustus 2012 masih berdasar SOTK Lama) dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.3. Tabel 2.3. Kondisi Komposisi Pegawai Berdasarkan Jumlah, Status dan Tingkat Pendidikan Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012 (Kondisi Sesuai SOTK Lama) NO 1. 2.
STRUKTUR JABATAN/ KEPEGAWAIAN Kepala Badan Sekretaris Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan Kepala Sub Bagian Pelaksana
Sub Bagian Keuangan Kepala Sub Bagian Pelaksana
JUMLAH 1 1
KONDISI SAAT INI STATUS PENDIDIKAN PNS S1/ Perikanan PNS S2/ Manajemen
1 5
PNS PNS
1
TKS
SLTA S2 (Ekonomi Pertanian & Adm.Pemda), S1 (Pertanian & IT), SLTA S1 Ekonomi
1 5 2
PNS PNS TKS
S2/Manajemen S1/Manajemen, D3/Ekonomi S1 Sosial, SLTA
1 4 7 1
PNS PNS TKS PNS
S1 Ekonomi SLTA, S1 Sosial DIII, S1 S2/Manajemen
Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Kepala Sub Bagian Pelaksana 3.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Sub Bidang Ketersediaan
I - 37
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
NO
STRUKTUR JABATAN/ KEPEGAWAIAN dan Cadangan Pangan Kepala Sub Bidang Pelaksana
JUMLAH
KONDISI SAAT INI STATUS PENDIDIKAN
1 4 1
PNS PNS TKS
S2 Manajemen S1 Ekonomi, SMA -
1 3
PNS PNS
1 1
TKS PNS
S1 Pertanian SMA, S1 Sosial, S1 Pertanian SLTA S2 Manajemen
1 4
PNS PNS
S2 Manajemen S1 Sosial, D3 Gizi
1 3 2 1
PNS PNS TKS PNS
S2/ Magister Kesehatan S1/Ekonomi, SLTA, DIII Gizi D3 Administrasi, SLTA S1 Pemerintahan
1 3 1
PNS PNS TKS
S2/Manajemen S1/ SLTA S1
1 3 1 64
PNS PNS TKS PNS, TKS
Sub Bidang Kerawanan dan Kewaspadaan Pangan Kepala Sub Bidang Pelaksana 4.
5.
Kepala Bidang Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan Sub Bidang Konsumsi Kepala Sub Bidang Pelaksana Sub Bidang Mutu, Gizi dan Diversifikasi Pangan Kepala Sub Bidang Pelaksana Kepala Bidang Distribusi dan Harga Pangan Sub Bidang Distribusi Pangan Kepala Sub Bidang Pelaksana
Sub Bidang Kelembagaan Kepala Sub Bidang Pelaksana REKAPITULASI
S1 Teknologi Pertanian S1/Sosial, D3 /SLTA SMU S2, S1, D3, SMU
Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, 2012
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh personil SDM yang terampil dan ketersediaan prasarana dan sarana yang digunakan memadai. Sampai dengan tahun 2012, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten belum memiliki bangunan kantor sendiri, yaitu status pinjam pakai pada Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten yang beralamat di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Sech Nawawi Albantani, Palima, Curug, Banten. Sedangkan kondisi umum daya dukung kondisi sarana dan prasarana penunjang operasional pemerintahan dapat dikatakan telah cukup memadai, sehingga cukup membantu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi,
I - 38
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
sehingga tercapainya kelancaran dan efesiensi penyelenggaraan tugas dan fungsi yang mencakup administrasi, kearsipan, perencanaan, dan pengendalian. Sejalan dengan adanya perubahan Organisasi Perangkat Daerah (Perda Nomor 3 Tahun 2012), di mana Badan Ketahanan Pangan Daerah berubah menjadi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Perubahan tersebut diikuti dengan
adanya penambahan tugas, fungsi dan personalia organisasi. Untuk menjalankan tugas dan fungsi koordinasi penyuluhan di Provinsi Banten, maka perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana, sumberdaya aparatur, serta dukungan anggaran yang memadai. Harapan untuk mengembangkan sistem komputerisasi dalam rangka meningkatkan pelayanan telah berjalan dan terealisasi, dengan dikembangkannya Web Site BKPD, yang beralamat di www.bkpd.banten.go.id.
Tetapi masih perlu
pengembangan lebih lanjut, terkait dengan pengelolaan sistem informasi berbasis komputer yang ditunjang oleh Sumber Daya Aparatur di bidang informasi teknologi (IT), daya dukung perangkat komputer yang mutakhir (software dan hardware), serta maintanance yang kontinu dan berkelanjutan. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta disiplin pegawai pada tahun anggaran 2011, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten telah melengkapi sarana untuk fasilitas absensi dengan menggunakan sistem finger print. Fasilitas absensi ini telah efektif digunakan sejak Februari 2011. Berikut ini adalah rekapitulasi barang dan inventaris Pemerintah Daerah Provinsi Banten yang tercatat di kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten (Tabel 2.4). Tabel 2.4. Daftar Inventaris Barang Pemerintah Daerah pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012 Kondisi Barang No
1 1 2 3 4
Nama/ Jenis Barang
2 Toyota Minibus (roda empat) Suzuki Minibus Carry (roda empat) Daihatsu Grand Max (roda empat) Honda Win (roda dua)
Jumlah Barang
Baik
4 6 2 1 4
5 √ √ √ √
Kurang Baik 6
I - 39
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Kondisi Barang No
Nama/ Jenis Barang
Jumlah Barang
1 2 4 5 Honda Supra (roda dua) 2 6 Yamaha Yupiter MX (roda dua) 2 7 Honda Vario (roda dua) 1 8 Lemari Besi 2 Pintu 2 9 Lemari Besi 2 Pintu 1 10 Lemari Loker 8 Kotak 1 11 Lemari Arsip Kaca Std 2 12 Lemari Besi Brankas 1 13 Filling Kabinet 4 Kotak 16 14 Laptop 17 15 PC Komputer 9 16 Printer 15 17 Lcd Infocus 3 18 White Board Double Face 5 19 Meja Rapat 3 20 Meja 1 Biro 5 21 Kursi Putar 1 Biro 5 22 Kursi Putar 1/2 Biro 29 23 Kursi 1 Biro 62 24 Kursi Hidrolic 10 25 Meja 1/2 Biro 63 26 AC Split 1 PK 12 27 Telp. Intern 4 28 Telp. Utama 1 29 UHP & Layar 3 30 TV 21" 1 31 Refrigerator (Kulkas Kecil) 1 32 Jam Dinding 2 33 Kamera Digital 4 34 White Board Double Face 6 35 Mesin Ketik Manual Uk. 275-18 1 36 Handycam 2 37 Rak Kayu Buku 7 38 Mesin Ketik Elektrik 2 39 Mesin Absensi (Finger Print) 1 Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Tahun 2012
Baik 5 √ √ √ √ V √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kurang Baik 6
Berdasarkan data di atas, jumlah perangkat komputer desk top sebanyak 9 unit dan laptop yang tersedia saat ini sebanyak 17 unit dengan kondisi yang baik, dimana bila dibandingkan dengan struktur jabatan yang berjumlah 14 orang (Kepala Badan, Kepala Bagian/Bidang dan Kepala Sub Bagian) menunjukkan kondisi
I - 40
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
kuantitas yang cukup memadai. Sejalan dengan adanya perubahan organisasi perangkat daerah, struktur jabatan pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan menjadi 1 (satu) orang kepala badan, 1 (orang) sekretaris, 4 (empat) orang kepala bidang, dan 3 (tiga) orang kepala sub bagian, serta 11 (sebelas) orang kepala sub bidang. Dengan komposisi ini maka jumlah struktur jabatan menjadi 17 orang. Melihat komposisi tersebut, maka diperlukan penyediaan sarana dan prasarana yang handal dan memadai. Sampai dengan tahun 2012, kondisi prasarana dan sarana di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten cukup beragam dan sebagian besar berada dalam kondisi baik. Sedangkan sarana dan prasarana kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten statusnya adalah pinjam pakai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. Mengingat kondisi tersebut,
maka
perlu
adanya
percepatan
dukungan
bagi
pembangunan
gedung/kantor yang layak dan representatif untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi serta peningkatan kinerja aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten.
2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD BERDASAR RENSTRA 2008-2012 Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten tahun 2008-2012, yang disusun berpedoman pada RPJMD Provinsi Banten tahun 2007-2012, bahwa Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten melaksanakan agenda pembangunan di bidang perekonomian. Arah Kebijakan yang harus diimplementasikan adalah mewujudkan Peningkatan Daya Saing Perekonomian Daerah melalui Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Lokal Berbasisis Agribisnis, Aquabisnis dan Pariwisata.
Sedangkan Sasaran Arah
Kebijakan yaitu Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah, dengan Indikator Kinerja Sasaran
meningkatnya Indeks Ketahanan Pangan Daerah, melalui Program
Peningkatan Ketahanan Pangan.
I - 41
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Sasaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah Ketersediaan pangan yang cukup, aman dan merata. Kemampuan memperoleh pangan dengan cara yang legal dan diterima secara sosial budaya. Kemampuan memanfaatkan ketersediaan pangan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Indikator Kinerja Program antara lain : (1) Indeks Tingkat Kerentanan Pangan; (2) Indeks Akses Pangan dan Pendapatan Masyarakat; (3) Indeks Ketersediaan Pangan Daerah; dan (4) Indeks Pemanfaatan dan Penyerapan Pangan. Secara umum, situasi ketahanan pangan di Provinsi Banten kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2011 cenderung semakin baik dan kondusif, ditunjukkan oleh beberapa indikator ketahanan pangan berikut: (1) Beberapa produksi komoditas pangan penting mengalami pertumbuhan positif dari tahun 2008, dan khusus beras mulai tahun 2011 sudah mencapai swasembada bahkan surplus; (2) Fluktuasi harga-harga pangan lebih stabil, baik secara umum maupun pada saat menjelang hari-hari besar nasional pada saat Ramadhan, Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru; (3) Pendapatan masyarakat meningkat, yang diukur dari nilai upah buruh tani dan upah pekerja informal di sektor industri; (4) Peran serta masyarakat dan pemerintah daerah meningkat, yang ditunjukkan oleh semakin beragamnya kreativitas pemerintah daerah dalam menangani ketahanan pangan; dan (5) Proporsi penduduk miskin dan rawan pangan semakin menurun. Keberhasilan pencapaian pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan tahun 2008-2012 tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 2.3.1. Kondisi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Berdasarkan
Neraca
Bahan
Makanan
(NBM)
tahun
2010
bahwa
ketersediaan bahan makanan di Provinsi Banten adalah 431,31 kg per kapita per tahun atau 1.181,99 gram per kapita per hari. Komposisi berasal dari nabati 93,93% dan hewani 6,27 %. Jenis nabati yang paling banyak ketersediaannya adalah padi-padian dan buah-buah masing-masing sebesar 31,66 % dan 40,85 %. Ketersediaan bahan makanan dari hewani sebesar 6,27 % menunjukkan usaha sub sektor peternakan kurang diminati sehingga perlu mendapat perhatian yang cukup baik. Ketersediaan bahan makanan per kapita per hari berdasarkan kelompok pangan tersaji secara lengkap pada Tabel 2.5.
I - 42
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Kondisi ketahanan pangan dilihat dari dimensi ketersediaan pangan (FSVA, 2011) yang dicerminkan dari rasio normatif per kapita per hari terhadap ketersediaan pangan, Kabupaten Pandeglang (nilai rasio 0,322 ) dan Kabupaten Lebak (nilai rasio 0,409) memiliki kondisi sangat tahan, Kabupaten Serang (nilai rasio 0,538) dengan kondisi cukup tahan, kondisi agak rawan ditempati oleh Kabupaten Tangerang (nilai rasio 34,9), Kota Serang (nilai rasio 1,22), Kota Cilegon (nilai rasio 4,095) dan Kota Tangerang Selatan (nilai rasio 2,037). Tabel 2.5. Ketersediaan Bahan Makanan Per Kapita Per Hari Provinsi Banten Tahun 2010
Sumber : NBM Provinsi Banten tahun 2010
Gambar 2.2. Peta Akses Pangan Provinsi Banten Tahun 2011
I - 43
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten, 2011
Dimensi akses pangan dan mata pencaharian dengan beberapa indikator (persentase penduduk miskin, persentase desa yang bisa dilalui kendaraan roda empat dan akses listrik) menunjukan hasil yang lebih baik, tidak
terdapat
kabupaten dan kota yang berada pada kondisi sangat rawan, cukup rawan dan agak rawan. Kondisi terbaik sangat tahan ditempati oleh Kota Tangerang (nilai komposist 5,67), cukup tahan ditempati oleh 5 kabupaten dan kota lainnya (nilai komposit 5), kondisi agak tahan ditempati oleh Kabupaten Lebak (nilai komposit 4,0) dan Kabupaten Pandeglang (nilai komposit 3,67). Dimensi kerentanan pangan yang dicerminkan oleh indikator persentase daerah berhutan, areal tanaman padi yang mengalami puso dan areal lahan yang terdegradasi, memberikan gambaran yang relatif tidak terlalu bervariatif, kondisi agak tahan terjadi di Kabupaten Lebak, Kota Serang dan Kabupaten Pandeglang (nilai indeks komposit 4,33), Kabupaten Serang dan Kota Cilegon (nilai komposit 4,00), Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang selatan (nilai komposit 3,67), sedangkan Kota Tangerang menyandang kondisi agak rawan dengan nilai indeks komposit 3,33.
Tabel 2.6. Situasi Kabupaten/Kota Rawan Pangan di Provinsi Banten Berdasar FSVA Tahun 2011 INDEK NO KABUPATEN/KOTA KOMPOSIT KETERANGAN GABUNGAN 1.
Kabupaten Serang
4.3
Agak Tahan
2.
Kota Serang
4.0
Agak Tahan
3.
Kota Cilegon
3.5
Agak Tahan
4.
Kabupaten Pandeglang
4.2
Agak Tahan
5.
Kabupaten Lebak
4.4
Agak Tahan
I - 44
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
6.
Kabupaten Tangerang
3.9
Agak Tahan
7.
Kota Tangerang
3.5
Agak Tahan
8.
Kota Tangerang Selatan
3.6
Agak Tahan
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Bante, 2011
Berdasarkan
indikator
dalam
kerawanan
pangan
wilayah-wilayah
dikelompokkan dalam 6 prioritas, yaitu dari Prioritas 1 sampai Prioritas 6. Prioritas 1 merupakan prioritas utama yang menggambarkan tingkat kerentanan paling tinggi, sedangkan prioritas 6 merupakan prioritas yang lebih tahan pangan.
Penyebab
terjadinya kerentanan terhadap kerawanan pangan yang termasuk katagori Prioritas 1, 2 dan 3. Indikator kerawananan pangan untuk prioritas ke 3 adalah : (1) Masih banyaknya perempuan buta huruf; (2) Banyaknya balita underweight; (3) Rendahnya akses terhadap air bersih; (4) Banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan; dan (5) Rendahnya akses terhadap listrik. Berdasarkan indikator ketersediaan pangan, secara umum Provinsi Banten masuk dalam kategori 2 yaitu cukup rawan untuk ketersediaan pangan. Empat Wilayah kota di Provinsi Banten (Kota Tangerang, Kota Tangsel, Kota Serang dan Kota Cilegon) merupakan daerah perkembangan perkotaan yang pesat sehingga titik perkembangan bidang usaha bergeser pada sektor non pertanian, maka adalah hal yang wajar jika keempat wilayah perkotaan tersebut berada pada status “sangat rawan” (merah) ditinjau dari aspek produksi pangan. Empat Wilayah kabupaten lainnya berada pada status yang bervariasi dari “agak rawan ” sampai dengan “sangat tahan ”.
Kabupaten Tangerang perlu mendapatkan perhatian
serius dalam sektor produksi pertanian. Hal ini sangat penting guna peningkatan ketersediaan pangan wilayah yang berada pada posisi “agak rawan” dan juga berfungsi untuk mendukung perkembangan Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan di masa yang akan datang. 2.3.2. Kondisi Distribusi dan Cadangan Pangan Kondisi umum distribusi dan pasokan pangan di wilayah Provinsi Banten, yang berpengaruh terhadap stok, pasokan dan harga bahan pangan kebutuhan masyarakat bersumber dari produksi setempat, pasokan bahan pangan dari luar serta pemberian/hibah kepada masyarakat. Perkembangan Harga Pangan dan I - 45
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
capaian stabilitas harga pangan tahun 2008-2011 di Provinsi Banten tersaji dalam tabel 2.7. Tabel 2.7. Perkembangan Harga Pangan dan capaian stabilitas harga pangan tahun 2008-2011 di Provinsi Banten
Provinsi Banten No
Tahun
Komoditas Varitas / Jenis
Satuan
2
PERHITUNGAN NILAI CAPAIAN STABILISASI HARGA PANGAN
2008
2009
2010
2011
3
4
5
6
7
8
- Beras IR 1
kg
5,288
5,378
6,838
7,459
- Beras IR 2
kg
4,895
5,187
6,290
6,933
- Beras IR 3
kg
4,702
5,006
5,618
kg
4,337
4,896
kg
7,865
kg
Rata-rata Maks.
Real Target Capaian Koevisien CV
Min.
Stdev
9
10
11
6,241
7,459
5,288
1,079.06
17.29
5
(145.8)
5,826
6,933
4,895
951.48
16.33
5
(126.6)
6,441
5,442
6,441
4,702
767.33
14.10
5
(82.0)
5,016
5,655
4,976
5,655
4,337
541.04
10.87
25
156.5
7,670
6,920
7,745
7,550
7,865
6,920
427.60
5.66
25
177.3
1,361
1,792
1,663
2,148
1,741
2,148
1,361
325.85
18.72
25
125.1
kg
12,207
12,889
12,412
16,158
13,416
16,158
12,207
1,850.14
13.79
25
144.8
- Cabe Merah Besar
kg
14,174
14,801
22,909
21,393
18,319
22,909
14,174
4,475.35
24.43
25
102.3
- Cabe Rawit
kg
11,953
11,244
16,442
20,362
15,000
20,362
11,244
4,251.27
28.34
25
86.6
kg
10,581
9,388
12,371
15,853
12,048
15,853
9,388
2,817.13
23.38
25
106.5
kg
11,953
7,608
6,435
7,398
8,349
11,953
6,435
2,456.87
29.43
10
(94.3)
- Gula Pasir Lokal (SHS-1)
kg
6,466
8,509
7,724
10,547
8,311
10,547
6,466
1,711.57
20.59
5
(211.9)
- Gula Pasir Eks Import
kg
6,390
6,458
5,376
10,629
7,213
10,629
5,376
2,330.42
32.31
5
(446.1)
10 MINYAK GORENG - Minyak Goreng Bimoli Botol
620 ml
13,310
12,180
10,779
8,037
11,076
13,310
8,037
2,275.43
20.54
5
(210.9)
kg
10,184
7,715
8,913
10,019
9,208
10,184
7,715
1,143.96
12.42
5
(48.5)
- Daging Sapi Murni
kg
52,088
55,566
57,991
64,499
57,536
64,499
52,088
5,236.13
9.10
10
109.0
- Daging Ayam Ras
kg
20,521
21,840
22,525
24,689
22,394
24,689
20,521
1,741.62
7.78
10
122.2
kg
13,232
13,422
14,307
15,484
14,111
15,484
13,232
1,028.01
7.28
10
127.2
1
12
13
14
Keterangan
15
A. BAHAN PANGAN NABATI 1
BERAS
2
JAGUNG
3
KEDELAI
4
UBI KAYU
5
KACANG TANAH Kacang Tanah Wose Kering
- Jagung Kuning Pipilan
- Kedelai Wose Kering Lokal
- Umbi Basah
B. HOLTIKULTURA 6
7
CABE MERAH
BAWANG MERAH Bawang Merah Kering
C. BAHAN PANGAN PABRIKAN 8
TEPUNG TERIGU
9
GULA PASIR
- Segi Tiga Biru
-
Minyak Goreng Curah (tanpa merk)
D. BAHAN PANGAN HEWANI 11 DAGING
12 TELUR - Telur Ayam Ras
Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012
Gambar 2.3.RATA-RATA Grafik Harga Rata-rata Beras Tahun 2008-2011 HARGA BERAS TAHUN 2008-2011 di Provinsi Banten
DI PROVINSI BANTEN
8,000
7,000 6,000
RP.
Sumber : Dari 5,000berbagai sumber (diolah), 2012 4,000
3,000 2,000
1,000
I - 46
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012
Gambar 2.4. Grafik Harga Rata-rata Tepung Terigu, Gula dan Minyak Goreng Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten
Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012
Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012
Gambar 2.5. Grafik Harga Rata-rata Kedelai, Kacang Tanah dan Umbi Kayu Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten
I - 47
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012
Gambar 2.6. Grafik Harga Rata-rata Daging Sapi, Telur Ayam, dan Telur Ayam Ras Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten
Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012
Tabel 2.8. Kondisi Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat di Provinsi Banten Tahun 2012 URAIAN Pemerintah Provinsi Pemerintah Kab./Kota : 1. Kab. Serang 2. Kab. Pandeglang 3. Kab. Tangerang 4. Kab. Lebak
CADANGAN PANGAN (TON) 200 100 100 100 100
PEMANFAATAN (TON) 70 50 60 50
KETERANGAN Beras disimpan di BULOG Disimpan di BULOG, telah disalurkan untuk bantuan masyarakat akibat banjir, nelayan yg tidak melaut
I - 48
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten 5. Kota Serang 6. Kota Cilegon 7. Kota Tangerang 8. Kota Tangerang Selatan Pemerintah Provinsi (Dana APBD TA. 2011) : 1. Kerjasama dengan BULOG 2. Kerjasama dengan GAPOKTAN (10) Pemerintah Kab./Kota (APBD Kab./Kota) 1. Kab.Tangerang 2. Kota Cilegon Cadangan Pangan Masyarakat (APBD dan APBN TA. 2011) 1. Lumbung Pangan (30) 2. LDPM (25)
100 100 100 100
22,5 -
124 79
2 -
36 43
-
100 89
-
(gangguan cuaca), putting beliung
angin
Bantuan nelayan: Kota Serang, Kab. Serang, Kab. Pandeglang, Kab. Lebak, dan Kab. Tangerang
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten, (Februari 2012)
2.3.3. Kondisi Konsumsi dan Keamanan Pangan Indeks komposit penyerapan pangan secara keseluruhan Provinsi Banten termasuk pada “ agak tahan “ . Tingkat konsumsi protein Provinsi Banten pada tahun 2010
sudah mencapai 59,98 gr/kap/hr, berada diatas tingkat konsumsi
anjuran sebesar 52 gr/kap/ hr, (WNPG,2004). Tingkat konsumsi energi masyarakat Banten, baik perkotaan maupun perdesaan relatif sama yaitu sebesar 1.957 Kkal/Kap/hari, keadaan ini sedikit dibawah Angka Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2.000
Kkal/kap/hari,
(WNPG,
2004).
Dimensi
penyerapan
pangan
atau
pemanfaatan pangan, dibangun oleh lima indikator (berat badan balita dibawah standar, angka kematian bayi, akses penduduk pada air bersih, persentase penduduk yang dilayani puskesmas, dan rasio jumlah dokter terhadap kepadatan penduduk), Kota Tangerang Selatan (indeks komposit 4,8) memiliki kondisi cukup tahan, sementara agak tahan
terdapat di
Kabupaten Tangerang dan Kota
Tangerang (indeks komposit 4,4) , Kota Serang, Kota Cilegon (indeks komposit 3,4), kondisi agak rawan dengan nilai komposit 3, terdapat di Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang. Adapun perkembangan konsumsi pangan untuk kebutuhan energi dan protein dapat dilihat pada Tabel 2.9. Tabel 2.9. Perkembangan Konsumsi Pangan Tahun 2006 – 2011 di Provinsi Banten
I - 49
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
NO
1.
PERKEMBANGAN KONSUMSI PER KAPITA PER HARI
URAIAN
Energi
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1927
2015
2038
1958
1957
1988
53.66
57.65
57.43
59.17
59.98
56.25
74.9
82.8
81.9
78.8
80.6
77.3
(Kkal/kap/har) 2.
Protein (Gram/kap/har)
Skor PPH
Sumber : Neraca Bahan Makanan Provinsi Banten, 2011 Keamanan pangan adalah Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkainan cemaran biologis, kimiawi dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Bab 1, Pasal 1, Butir 4 UU No VII/1996 tentang Pangan). Tabel 2.10. Angka Keracunan Pangan Periode Jan – Des 2011 di Provinsi Banten NO
KABUPATEN/KOTA
JENIS KERACUNAN
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
1.
Kabupaten Serang
Keracunan makanan
26
0
2.
Kota Serang
Keracunan makanan
47
0
3.
Kota Cilegon
-
0
0
4.
Kabupaten Pandeglang
-
0
0
5.
Kabupaten Lebak
Keracunan makanan
65
0
6.
Kabupaten Tangerang
Keracunan makanan
525
0
7.
Kota Tangerang
Keracunan makanan
7
0
8.
Kota Tangerang Selatan
-
0
0
630
0
JUMLAH
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2011 2.3.4. Kondisi Kelembagaan dan SDM Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan strategis yang berkembang pada
abad
21
dengan
isu
globalisasi,
desentralisasi,
demokratisasi,
dan I - 50
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
pembangunan berkelanjutan, maka sistem penyuluhan sebagai upaya revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan, diperlukan sumber daya manusia dan kelembagaan yang andal untuk mewujudkan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang
tangguh,
produktif,
efisien,
dan
berdaya
saing
sehingga
dapat
menyejahterakan seluruh masyarakat. Penyuluhan merupakan proses pembelajaran agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pada dasarnya, kelembagaan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, terdiri atas kelembagaan penyuluhan pemerintah, kelembagaan penyuluhan swasta dan kelembagaan penyuluhan swadaya. Dalam implementasinya telah ditempuh berbagai kebijakan salah satunya melalui revitalisasi penyuluhan dengan menata kembali kelembagaan penyuluhan dan pengembangan
SDM
penyuluh,
upaya
peningkatan
dan
pemanfaatan
sarana/prasarana penyuluhan serta penyusunan programa penyuluhan yang efektif dan efisien. Sampai dengan tahun 2011, kelembagaan yang menangani penyuluhan tingkat provinsi secara struktural melekat pada masing-masing SKPD secara sektoral.
Kelembagaan penyuluhan pertanian ada pada Dinas Pertanian dan
Peternakan, penyuluhan perikanan ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan, dan penyuluhan kehutanan ada pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Dalam rangka menjalankan amanat Undang-undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, maka pemerintah Provinsi Banten melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah merubah nomenklature Badan Ketahanan Pangan Daerah menjadi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Sehingga sejak
diundangkannya Perda tersebut tugas dan fungsi koordinasi penyuluhan tingkat provinsi dalaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. Sementara itu kondisi kelembagaan penyuluhan tingkat kabupaten/kota di Provinsi Banten dan kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan di I - 51
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 2.11. dan Tabel 2.12. Tabel 2.11. Kelembagaan Penyuluhan Tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi Banten 1.
KABUPATEN/ KOTA Kabupaten Serang
2. 3.
Kota Serang Kota Cilegon
4.
Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak
NO.
5. 6.
NAMA KELEMBAGAAN Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat -
Kabupaten Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan Sumber : Pusdatin Kementan, 2010
7. 8.
SK PEMBENTUKAN Perda
KET.
Perda Perda Perda Perda
Tabel 2.12. Kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan di Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KABUPATEN/ KOTA Kabupaten Serang Kota Serang Kota Cilegon Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan JUMLAH Sumber : Distanak Provinsi Banten, 2012
JUMLAH KECAMATAN 28 6 8 35 28 32 13 6 156
JUMLAH BPP
KET.
27 6 9 23 10 1 76
Terkait dengan sumberdaya penyuluh, Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006
tentang
menyatakan
Sistem
Penyuluhan,
Pertanian,
Perikanan,
dan
Kehutanan
bahwa Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluh
kehutanan, baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya, yang selanjutnya disebut penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluh pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut penyuluh PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga I - 52
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan. Penyuluh swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Sampai dengan tahun 2012 kondisi sumberdaya penyuluh di Provinsi Banten dapat digambarkan sebagaimana pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13. Sumberdaya Penyuluh Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2012 NO. I. 1. 2. 3. II.
PROVINSI DAN KABUPATEN/ KOTA Tingkat Provinsi Penyuluh Pertanian Penyuluh Perikanan Penyuluh Kehutanan Tingkat Kab./Kota Penyuluh Pertanian
JUMLAH (Orang) 4 8 1
STATUS PENYULUH
KETERANGAN
PNS PNS PNS
238 421 57 306
PNS THL-TBPP*) Honorer Swadaya
Penyuluh Perikanan
23 45 50
PNS PPTK**) Swadaya
Penyuluh Kehutanan
48 12
PNS Penyuluh Revit
322 421 45 57 356 12
PNS THL-TBPP PPTK Honorer Swadaya Peny. Revit
JUMLAH
Kab. Serang ((PNS : 55 org, THL : 94 org), Kota Serang (PNS : 12 org, THL : 3 org), Kota Cilegon (THL : 13 org), Kab. Pandeglang (PNS : 92 org, THL : 137 org), Kab. Lebak (PNS : 31 org, THL : 101 org, Honorer : 57 org), Kab. Tangerang (PNS : 42 org, THL : 64 org), Kota Tangerang (THL : 5 org), Kota Tangsel (PNS : 6 org, THL : 4 org) Kab. Pandeglang (PNS :18 org, PPTK : 6 org), Kab. Lebak (PNS : 7 org, PPTK : 1 org), Kab. Serang (PPTK : 9 org), Kota Serang (PPTK : 6 org), Kota Cilegon (PPTK : 1 org), Kab. Tangerang (PPTK : 8 org), Kota Tangerang (PPTK : 4 org); Kota Tangsel (PPTk : 3 org). Kab. Serang (7 org, 4 org Revit), Kab. Lebak (21 org, 4 org Revit), Kab. Pandeglang (20 org, 4 org Revit) Swadaya : Kab. Serang (Pertanian :118 org, Perikanan : 20 org), Kota Serang (39 org), Kota Cilegon (2 org), Kab. Pandeglang (Pertanian : 35 org, Periakan : 20 org), Kab. Lebak (Pertanian : 45 org, Perikanan : 10 org), Kab. Tangerang (60 org), Kota Tangerang (3 org), Kota Tangsel (4 org)
JUMLAH TOTAL 1.213 Sumber : Distanak, Dishutbun, dan DKP, 2012 *) THL-TBPP : Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantuan Penyuluh Pertanian **) PPTK : Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD Isu strategis Provinsi Banten sebagaimana tertuang dalam RPJMD 20122017 salah-satunya adalah isu ketahanan pangan yang menjelaskan “bahwa I - 53
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Jumlah penduduk Provinsi Banten yang besar merupakan tantangan yang besar dalam pembangunan ketahanan pangan. Tingkat permintaan pangan akan terus naik sehingga dibutuhkan ketersediaan pangan yang bertambah dari tahun ke tahun. Dengan demikian pembangunan ketahanan pangan dari sisi aspek ketersediaan dituntut untuk mampu meningkatkan kapasitas produksi dari waktu ke waktu, sementara di lain pihak ketersediaan lahan baik secara kuantitas maupun kualitas semakin terbatas”. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten memandang isu tersebut merupakan tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten sesuai tugas pokok dan fungsinya selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan hasil analisis bahwa tantangan dapat berasal dari internal dan ekternal. Tantangan yang berasal dari internal antara lain: (1) belum optimal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, serta belum didukung sepenuhnya dengan kualitas aparatur yang memadai dan professional; (2) belum memadainya ketersedian (kecukupan) dan daya dukung sarana dan prasarana kerja; (3) belum optimal dalam koordinasi internal untuk melakukan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan daerah secara terarah; (4) masih terbatasnya ketersediaan dan kelengkapan data dan informasi secara lengkap dan akurat; (5) belum tepat jadwal dan proses perencanaan sesuai dengan ketentuan dan kondisi yang diinginkan, sehingga terjadi keterlambatan penyusunan dokumen perencanaan; (6) masih lemahnya evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah secara tepat dan terarah baik jangka menengah maupun tahunan daerah. Sementara tantangan yang berasal dari ekternal antara lain : (1) alih fungsi lahan, pertambahan jumlah penduduk, anomali iklim adalah beberapa hal yang dapat mengancam bagi produksi dan ketersediaan pangan; (2) dalam hal distribusi, pasokan,
harga
dan
akses
pangan,
Provinsi
Banten
merupakan
baffer
area/penyangga Ibu Kota, sehingga menjadi ancaman bagi stabililisasi harga dan ketersediaan, serta alur tata niaga; (3) dalam hal keamanan pangan masih terdapat pangan yang beredar belum memenuhi standar keamanan pangan; (4) bahwa secara sosial dan budaya pola pikir dan perilaku konsumsi masyarakat yang bersandarkan pada paradima “belum makan kalau belum makan nasi”, menjadi ancaman bagi pengembangan diverifikasi pangan. I - 54
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Sedangkan peluang pengembangan pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam 5 (lima) tahun ke depan juga dapat diidentifikasi berdasarkan internal dan ekternal. Peluang pengembangan pelayanan secara internal dapat di definisikan sebagai kekuatan bagi lembaga dalam kesempatan untuk meningkatkan pelayanan. Peluang ini antara lain : (1) legalitas lembaga/instansi di bidang pembangunan ketahanan pangan; (2) kerangka regulasi dari tingkat pusat, provinsi dan kab/kota sangat mendukung dalam pembangunan ketahanan pangan; (3) kejelasan kewenangan dalam tugas pokok dan fungsi; (4) ketersediaan SDM (aparatur) secara struktural; (5) kewenangan koordinasi dalam perencanaan, pengendalian dan evaluasi. Sedangkan peluang pengembangan pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten yang berasal dari faktor ekternal antara lain : (1) dalam upaya peningkatan produksi dan ketersediaan pangan, belum seluruh potensi SDA di wilayah Provinsi Banten dikelola secara optimal; (2) dalam hal distribusi, pasokan, harga dan akses pangan, Provinsi Banten merupakan baffer area/penyangga Ibu Kota, sehingga berpeluang dalam pengembangan ekonomi masyarakat; (3) semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat memberikan peluang pada percepatan perubahan pola pikir dan perilaku konsumsi masyarakat. Hal ini merupakan momentum bagi pengembangan diverifikasi pangan; (4) pengembangan
jejaring
kerjasama
dengan
dunia
usaha/perbankan
dan
masyarakat, merupakan peluang bagi pemantapan ketahanan pangan; dan (5) penguatan
kelembagaan
ketahanan
pangan
pemerintah
dan
masyarakat,
berpeluang semakin besar untuk mendorong pencapaian sasaran program ketahanan pangan.
I - 55
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
BAB 3 Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD Kemandirian pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan merupakan aspek paling strategis bagi daerah yang memiliki jumlah penduduk besar. Kemandirian dan ketahanan pangan terkait erat dengan kemandirian dan ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan. Tantangan peningkatan kemandirian pangan berkaitan dengan permintaan kebutuhan pangan yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan kesejahteraan. Sementara dari sisi penyediaan, dihadapkan pada permasalahan ketersediaan sumberdaya pertanian terutama sumberdaya lahan dan air. Di samping itu, kemandirian dan ketahanan pangan juga berkaitan dengan upaya pendistribusian pangan dan konsumsi pangan masyarakat. Jumlah penduduk Provinsi Banten yang besar merupakan tantangan yang besar dalam pembangunan ketahanan pangan. Tingkat permintaan pangan akan terus
naik
sejalan
dengan
pertumbuhan
penduduk
sehingga
dibutuhkan
ketersediaan pangan yang bertambah dari tahun ke tahun. Pembangunan ketahanan
pangan
dari
sisi
aspek
ketersediaan
dituntut
untuk
mampu
meningkatkan kapasitas produksi dari waktu ke waktu, sementara di lain pihak ketersediaan lahan baik secara kuantitas maupun kualitas semakin terbatas. Adapun fenomena yang terjadi dalam rangka pembangunan ketahanan pangan adalah masih tingginya kekurangan pangan diperdesaan pada musim paceklik, terjadinya fluktuasi harga pangan, rendahnya produksi padi, daging sapi, jagung kedelai, dan gula dan impor bahan pangan yang masih tinggi. Sedangkan
I - 56
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
tantangan kedepannya adalah diperkirakan konsumsi pangan masyarakat meningkat dan berkurangnya faktor produksi pertanian serta produktivitas lahan yang terus menurun. Ketahanan pangan merupakan sistem yang terdiri dari sub sistem ketersediaan pangan, sub sistem distribusi pangan, dan sub sistem keamanan pangan merupakan tantangan dan permasalahan yang kompleks. Permasalahan dan tantangan yang akan terus dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan secara umum menyangkut pertambahan penduduk, semakin terbatasnya daya dukung sumberdaya alam, masih terbatasnya prasarana dan sarana usaha dibidang pangan, semakin ketatnya persaingan pasar dengan produk impor, serta masih bersarnya proporsi penduduk miskin. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Provinsi Banten mencapai 10.644.030 jiwa yang terdiri dari 5.440.783 orang laki-laki dan 5.203.247 orang perempuan. Laju pertumbuhan ratarata penduduk Banten sebesar 2,80% dengan kepadatan penduduk 1.102 orang/km².
Peningkatan
jumlah
penduduk
terutama
disebabkan
adanya
pertumbuhan secara alami dan faktor migrasi yang positif (perpindahan penduduk dari luar daerah masuk ke wilayah Banten relatif lebih banyak dengan yang ke luar daerah). Sejalan dengan betambahnya jumlah penduduk di Provinsi Banten ini membawa konsekuensi pada permintaan bahan pangan yang terus meningkat. Hal ini juga didorong oleh adanya peningakatan pendapatan, kesadaran akan kesehatan dan pergeseran pola makan, serta sebagai akibat meningkatnya aktifitas masyarakat yang menuntut penyediaan pangan yang cukup dan bermutu. Pada sisi lain kemampuan dan daya dukung sumberdaya alam untuk menyediakan pangan semakin berkurang, sebagai akibat tekanan penduduk dan persaingan pemanfaatan lahan antara sektor pangan dengan sektor non pangan. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah harus mengambil peran aktif terutama dalam penyediaan prasarana fisik seperti transportasi, pengairan, penyediaan air bersih, kesehatan dan pendidikan, serta melalui pelaksanaan sistem penyuluhan yang efektif dan efisien sebagaiman amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006. Namun dalam pelaksanaannya pemerintah masih menghadapi kendala antara lain adanya keterbatasan sumber pembiayaan dan adanya tuntutan untuk I - 57
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
peningkatan pendapatan daerah melalui berbagai pungutan dan retribusi yang mengakibatkan produksi biaya tinggi sehingga mengurangi daya saing produk pangan di pasaran. Dengan adanya permasalahan ini perlu adanya program terobosan skala prioritas untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, sebagian besar organisai petani baik kelompok tani (Poktan) maupun
gabungan
kelompok
tani
(Gapoktan)
berorientasi
hanya
untuk
mendapatkan fasilitas pemerintah. Belum sepenuhnya organisasi petani diarahkan untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan aksesibilitas berbagai informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi pengembangan usahatani dan usaha pertanian. Kedepan, organisasi petani untuk merevitalisasi diri dari kelembagaan yang saat ini lebih dominan hanya sebagai wadah pembinaan teknis dan sosial menjadi kelembagaan yang juga berfungsi sebagai wadah pengembangan usaha yang berbadan hukum atau dapat beintegrasi dalam koperasi yang ada di pedesaan. Permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dapat diidentifikasi antara lain : (1) Permasalahan Ketersediaan dan Kerawananan Pangan; (2) Permasalahan Distribusi dan Cadangan Pangan; (3) Permasalahan Konsumsi dan Keamanan Pangan; dan (4) Permasalahan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
3.2
TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih masa bhakti 2012-2017
adalah “Bersatu Mewujudkan Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan
Taqwa”. Sementara misinya adalah : (1) Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Mendukung Pengembangan Wilayah dan Kawasan yang Berwawasan Lingkungan; (2) Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat; (3) Peningkatan
Kualitas Sumberdaya Manusia yang Religius, Cerdas dan Berdaya
Saing dalam Kerangka Penguatan NKRI; (4) Penguatan Semangat Kebersamaan Antar-Pelaku Pembangunan dan Sinergitas Pemerintah Pusat, Provinsi dan
I - 58
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Kabupaten/Kota yang Selaras; (5) Peningkatan Mutu dan Kinerja Pemerintah Daerah yang Berwibawa, Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih. Misi yang terkait dengan pembangunan bidang ketahanan pangan adalah misi nomor 2 (dua) yaitu Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan perekonomian daerah dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Dengan
sasaran
yang
ingin
dicapai
adalah
terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat. Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut adalah : (1) Meningkatkan kesadaran/pemahaman masyarakat terhadap pola konsumsi dan kandungan bahan pangan yang cukup memadai; (2) Menumbuhkan gerakan diversifikasi pangan guna mengurangi ketergantungan terhadap beras; (3) Memperkuat kelembagaan pengelola stock pangan Banten; dan (4) Meningkatkan pengawasan terhadap ketersediaan input (faktor industri) dan mengurangi tingkat kehilangan pasca panen. Dengan arah kebijakan antara lain : (1) Meningkatnya produksi dan produktivitas pangan pokok (beras, jagung dan kedelei); (2) Meningkatnya
keanekaragaman
pangan
alternatif,
untuk
mengurangi
ketergantungan terhadap bahan pangan pokok; (3) Menurunnya tingkat kehilangan hasil pasca panen; (4) Menurunnya kerawanan pangan masyarakat terhadap pangan; (5) Tertatanya distribusi dan perdagangan beras; dan (6) Meningkatnya kualitas dan pengendalian keamanan pangan. Visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan tersebut, diharapkan dapat menjawab permasalahan terkait tugas pokok dan fungsi pelayanan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan sebagaimana yang telah diidentifikasi di atas.
3.3
TELAAHAN RENSTRA K/L Visi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian sebagaimana tertuang
dalam Rencana Strategis tahun 2010 – 2014 adalah “Menjadi institusi yang handal,
aspiratif, dan inovatif dalam pemantapan ketahanan pangan” Sementara misinya adalah
:
(1)
Peningkatan
kualitas
pengkajian
dan
perumusan
kebijakan I - 59
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
pembangunan ketahanan pangan; (2) Pengembangan dan pemantapan ketahanan pangan masyarakat, daerah, dan nasional; (3) Pengembangan kemampuan kelembagaan ketahanan pangan daerah; dan (4) Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan, dan pengembangan ketahanan pangan, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaannya. Tujuan yang ditetapkan antara lain : (1) Meningkatkan ketersediaan pangan dengan
mengoptimalkan
sumber
daya yang dimilikinya/dikuasainya secara
berkelanjutan; (2) Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan; (3) Mengembangkan sistim distribusi, harga dan cadangan pangan untuk memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat; (4) Memepercepat penganekaragaman konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras perkapita; (5) Mengembangkan sistem pengawasan keamanan pangan segar. Dengan sasaran strategis yaitu : (1) Ketersediaan energi perkapita dipertahankan minimal 2.200 kilokalori/hari dan penyediaan protein perkapita minimal 57 gr/hari; (2) Jumlah penduduk rawan pangan berkurang minimal 1% setiap tahun; (3) Jumlah konsumsi pangan perkapita untuk memenuhi kecukupan energi minimal 2.000 kilokalori/hari dan protein minimal sebesar 52 gram/hari; (4) Konsumsi beras pertahun menurun sebesar 1,5% yang diimbangi dengan kenaikan konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani, buah-buahan dan sayuran, sehingga terjadi
peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat
yang
diindikasikan dengan skor pola pangan harapan tahun 2014 sebesar 93,3; (5) Terpantaunya distribusi pangan yang lancar sehingga dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan harga yang terjangkau oleh masyarakat; (6) Tersedianya cadangan pangan pemerintah provinsi di 17 provinsi dan cadangan pemerintah kabupaten/kota di 100 kab/kota, serta berkembangnya 2.600 lumbung pangan masyarakat di 2.000 desa; (7) Meningkatnya pengawasan keamanan pangan segar melalui peran dan partisipasi masyarakat; dan (8) Meningkatnya efektivitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.
3.4
TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH I - 60
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Arah penataan ruang dari Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekjur yang berkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten adalah sebagai berikut : (1) Pengembangan sistem pusat permukiman di Kawasan Jabodetabekjur untuk
mendorong pengembangan
Pusat
Kegiatan Nasional
Kawasan Perkotaan Jakarta, dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit adalah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota lainnya; (2) Pengembangan jalan lingkar luar kedua (JORR 2) dan jalan radialnya sebagai pembentuk struktur ruang Jabodetabekjur dan untuk memberikan
pelayanan pengembangan sub pusat
perkotaan seperti Serpong/Kota Mandiri Bumi Serpong Damai, Cinere, Cimanggis, Cileungsi, Setu, dan Tambun/Cikarang; (3) Peningkatan pemanfaatan jaringan jalur kereta api pada ruas-ruas tertentu sebagai prasarana pergerakan komuter dari wilayah Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok ke Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sebaliknya; (4) Pengembangan jalan yang menghubungkan antar wilayah dan antar pusat-pusat permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan simpulsimpul transportasi serta pengembangan jalan penghubung antara jalan non-tol dan jalan bebas hambatan; (5) Pengembangan sistem jaringan transportasi masal yang menghubungkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan pusat-pusat di sekitarnya; (6) Arahan pengembangan prasarana drainase dan pengendalian banjir di Kawasan Jabodetabekjur dilakukan melalui upaya : a) Rehabilitasi hutan dan lahan serta penghijauan kawasan tangkapan air; b) Penataan kawasan sungai dan anak-anak sungainya; c) Normalisasi sungai-sungai dan anak-anak sungainya; d) Pengembangan waduk-waduk pengendali banjir dan pelestarian situ-situ serta daerah retensi air; e) Pembangunan prasarana dan pengendali banjir; dan f) Pembangunan prasarana drainase; (6) Sistem pengelolaan persampahan di Kawasan
Jabodetabekjur
diarahkan
dikembangkan
secara
terpadu
melalui
kerjasama antar daerah dengan mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha. Penentuan lokasi tempat pembuangan akhir di Kawasan Jabodetabekjur harus memperhatikan daya tampung dan volume sampah domestik dan non domestik dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Cianjur, serta berada pada jarak aman yang tidak mencemari lingkungan di sekitarnya (7) Zona Penyangga dalam
kawasan
budi
daya
mempunyai
potensi
untuk
reklamasi
yang
penyelenggaraannya dilakukan secara bertahap dengan koefisien zona terbangun I - 61
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
antara 40% - 45% dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter dan harus mempertimbangkan karakteristik lingkungan. Cakupan pelayanan umum penataan ruang secara detail disusun dan dilaksanakan oleh kabupaten/kota, sedangkan provinsi memberikan arahannya. Proporsi ruang terbuka hijau (RTH) di daerah perkotaan adalah sebesar 30% yang terdiri dari: (1) 20% RTH Publik, dimana pemerintah yang harus mengadakan baik pembebasan
lahannya
maupun
komponen
penunjangnya,
dan
(2)
10%
dilaksanakan oleh private yaitu lahan RTH yang ada di kawasan pemukiman atau lahan pekarangan rumah. Pemerintah daerah juga diarahkan untuk mempunyai inisiasi membuat RTH di pemukiman padat dengan perhitungan tertentu, karena selain berfungsi sebagai paruparu kota dan bersisoalisasi, juga untuk evakuasi bencana. Ekosistem wilayah Banten pada dasarnya terdiri dari : (a) Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri; (b) Kawasan Banten Bagian Tengah yang merupakan kawasan pertanin dan perkebunan, sebagian berupa pemukiman perdesaan; (c) Kawasan Banten Selatan merupakan kawasan lindung Gunung Halimun Salak, Kendeng hingga Malingping, Bayah berupa pegunungan yang menyimpan potensi sumber daya alam. DAS Cibaliung-Malingping merupakan cekungan sumber air; (d) Banten Bagian Barat (DAS Cidano dan lereng Gunung Karang-Aseupan dan Pulosari sampai DAS Ciliman wilayah Pandeglang dan Serang Bagian Barat) yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan pertanian; dan (e) Ujung Kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus). Provinsi Banten mempunyai posisi yang strategis, yaitu sebagai jalur penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sebagian wilayah timur meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan menjadi hinterland bagi Provinsi DKI Jakarta.
I - 62
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Potensi sumber daya air wilayah Provinsi Banten banyak ditemui di Kabupaten Lebak. Hal itu disebabkan sebagian besar wilayah merupakan kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Berdasarkan pembagian Daerah Aliran Sungai (DAS), Provinsi Banten terbagi ke dalam
enam DAS, yaitu: (a) DAS
Cisadek-Cikuningan, yang meliputi wilayah bagian Selatan Kabupaten Pandeglang; (b) DAS Cibaliung-Cibareno, yang meliputi bagian Selatan wilayah Kabupaten Lebak; (c) DAS Ciujung-Cidurian, yang meliputi
wilayah Kabupaten Lebak dan
Kabupaten Serang; (d) DAS Cidano, yang meliputi sebagian besar wilayah Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang; (e) DAS Ciliman-Cilemer, yang meliputi wilayah Kabupaten Lebak dan wilayah barat Kabupaten Pandeglang; dan (f) DAS Cisadane-Ciliwung, yang meliputi bagian Timur wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Moonson dan gelombang La Nina. Cuaca didominasi oleh Angin Barat dari Samudra Hindia dan Angin Asia di musim penghujan serta Angin Timur pada musim kemarau. Selama tahun 2009, suhu udara di Banten umumnya antara 22,10C - 33,70C, dengan kelembaban udara bervariasi antara 74%-86%. Secara astronomis, Provinsi Banten terletak pada posisi 507’50”-701’11” lintang selatan dan 10501’11”-10607’12” bujur timur. Provinsi Banten memiliki 55 pulau yang tersebar diwilayah provinsi maupun diperbatasannya.
3.5
PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS Sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2010-2014, ada 9 (sembilan) isu
strategis pembangunan nasional. Dari sembilan isu strategis tersebut ada 2 (dua) terkait dengan keberlanjutan pembangunan bidang ketahanan pangan, yaitu isu nomor Keempat, yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi tidak berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang tidak tepat akan menyebabkan sumber daya menyusut lebih cepat dan dengan mudah mengembalikan krisis pangan dan energi seperti yang terjadi tahun 2007/2008 yang lalu. Kerusakan lingkungan hidup menyebabkan
I - 63
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
biaya hidup meningkat yang pada gilirannya menurunkan kualitas hidup. Kerusakan lingkungan hidup diduga menjadi salah satu penyebab utama munculnya epidemik dan penyakit saluran pernapasan. Dimensi lingkungan hidup pun
makin luas
berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai asosiasi kuat dengan kerusakan lingkungan hidup. Ancaman perubahan iklim ini bukan hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya goncangan yang tidak terduga seperti bencana alam, tetapi juga dapat mengancam produktivitas dari sumber daya alam. Jika hal ini terjadi, maka krisis pangan pun dapat kembali terjadi setiap saat. Dan isu Keenam, yang menyatakan bahwa sumber pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan harus berasal dari peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, utamanya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia, bukan hanya sebagai faktor produksi melainkan ikut berfungsi mengkoordinasi faktor produksi lain dalam kegiatan ekonomi. Karenanya, peningkatan kualitas manusia Indonesia khususnya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi faktor penentu penting dalam mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Peningkatan sumber daya manusia di Indonesia dalam lima tahun ke depan harus terfokus pada peningkatan kualitas manusia Indonesia secara keseluruhan dan memperbaiki kesenjangan kualitas manusia, baik dilihat dari status golongan pendapatan, jender atau antar daerah. Hanya dengan intervensi pemerintah, kesenjangan kualitas sumber daya manusia dapat teratasi. Isu-isu strategis secara nasional khususnya dalam bidang ketahanan pangan berkembang sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan. Berdasarkan hasil analisis dapat dikemukakan beberapa isu-isu terkini secara nasional, antara lain : (1) Sinergisme penanganan pangan, energi dan kelestarian SDA khususnya air untuk memantapkan ketahanan pangan, energi dan air secara berkelanjutan; (2) Kemandirian pangan dengan menekankan pada 5 komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi); (3) Sistim cadangan pangan dan distribusi pangan; (4) Sistim logistik nasional yang efisien, mendasarkan pada keunggulan komparatif daerah dan rantai suplai yang efisien; (5) Penanganan kerawanan pangan dan kerentanan pangan; (6) Stabilitas dan keterjangkauan harga, baik pd tingkat produsen maupun konsumen; (7) Percepatan penganekaragaman pangan I - 64
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
berbasis sumber daya pangan lokal; (8) Monitoring sistem ketahanan pangan sebagai basis early warning sistem; dan (9) Kajian-kajian akademik kebijakan ketahanan pangan khususnya tentang stabilitas dan keseimbangan kebutuhan dan pasokan berbasis sumber daya lokal. Sementara isu strategis pembangunan daerah terkait dengan bidang ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 adalah bahwa Jumlah penduduk Provinsi Banten yang besar merupakan tantangan yang besar dalam pembangunan ketahanan pangan. Tingkat permintaan pangan akan terus naik sejalan dengan pertumbuhan penduduk sehingga dibutuhkan ketersediaan pangan yang bertambah dari tahun ke tahun. Pembangunan ketahanan pangan dari sisi aspek ketersediaan dituntut untuk mampu meningkatkan kapasitas produksi dari waktu ke waktu, sementara di lain pihak ketersediaan lahan baik secara kuantitas maupun kualitas semakin terbatas. Hasil analisis terhadap isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan dapat diidentifikasi antara lain : 1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian, dengan isu yang berkembang adalah : (1)
Kapasitas produksi lokal/domestik, menghadapi permasalahan antara lain : a) laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai sedangkan laju pertambahan penduduk
lebib besar dari 2% setiap tahunnya; b)
belum berkembangnya kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi spesifik lokasi karena hambatan infrastruktur pertanian; c) petani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar), aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber permodalan, teknologi, sarana produksi dan pasar relatif sangat kurang; d) banyak dijumpai kasus terhambatnya distribusi sarana produksi seperti pupuk bersubsidi; dan e) lambatnya penerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petani. (2)
Kelestarian sumberdaya lahan dan air saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll). Kondisi sumber air di Provinsi Banten perlu diwaspadai, daerah tangkapan air yakni
I - 65
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya harus sudah mendapatkan perhatian yang serius. Ancaman defisit air dan ancaman banjir, erosi, dan tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka akan mempercepat terjadinya defisit air. (3)
Cadangan pangan. Adanya kondisi iklim yang tidak menentu sehingga sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidak merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidak terduga
(banjir,
longsor,
kekeringan,
gempa)
memerlukan
sistem
pencadangan pangan yang baik. Saat ini belum optimalnya :(a) sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan, (b) cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (c) kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitas lainnya, (d) sistem cadangan pangan melalui Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) melalui optimalisasi Gapoktan dan Poktan ataupun lembaga usaha lainnya. 2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan, dengan isu yang berkembang antara lain : (1)
Pengentasan
kemiskinan
dan
pemberdayaan
ekonomi
masyarakat.
Masyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golongan masyarakat miskin, yang kebanyakan tinggal di pedesaan di mana umumnya adalah petani dan nelayan. (2)
Kelancaran distribusi dan akses pangan. Permasalahan yang dijumpai adalah: (a) infrastruktur distribusi, (b) sarana dan prasarana pasca panen, (c) pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah dan isolasi daerah, (d) sistem informasi pasar, (e) keterbatasan Lembaga pemasaran daerah, (f) hambatan distribusi karena pungutan resmi dan tidak resmi, (g) kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan, (h) adanya penurunan akses pangan pangan karena terkena bencana.
I - 66
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
(3)
Penjaminan Stabilitas Harga Pangan. Isu stabilitas harga pangan penting karena : (1) masa panen yang tidak merata sepanjang bulan, sehigga harga tinggi pada masa paceklik dan rendah pada waktu musim panen, (b) harga pangan dunia semakin tidak menentu, dan Indonesia sangat rentan terhadap pengaruh pasar dunia. Di samping itu, dengan adanya stabilitas harga pangan akan menguatkan posisi tawar petani dan menjamin akses pangan masyarakat.
3. Peningkatan Kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal, dengan permasalahan dan isu yang berkembang adalah : (1)
Konsumsi beras masih cukup tinggi, walaupun kualitas konsumsi terus meningkat namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemak dan vitamin/mineral masih jauh dari harapan. Konsumsi pangan dengan bahan baku dari terigu terus mengalami peningkatan.
(2)
Faktor penyebab belum berkembangannya pangan lokal adalah : (a) belum berkembangnya teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan
pangan
berbasis
tepung
umbi-umbian
lokal
dan
pengembangan aneka pangan lokal lainnya, (b) belum berkembangnya bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi melalui penguatan kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swasta, (c) belum optimalnya usaha perubahan perlaku diversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia dini melalui jalur pendidikan formal dan non formal, (d) rendahnya citra pangan lokal, (e) belum optimalnya Pengembangan program perbaikan gizi yang cost effective, diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin A 4. Peningkatan status gizi masyarakat, permasalahan dan isu yang berkembang diantaranya : (1)
Jumlah anak balita dengan status gizi buruk dan gizi kurang di Provinsi Banten tahun 2011 sebesar 0.68 persen (sekitar 9.131 ribu jiwa) dan beberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguan
I - 67
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
akibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA), masalah kurang energi kronis (KEK) dan ada saat yang bersamaan pada kelompok usia produktif juga terdapat masalah kegemukan dan obesitas. (2)
Peningkatan staus gizi harus dilakukan dengan dalam rangka mengurangi jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritas pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibu hamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahun tanpa mengabaikan kelompok usia lainnya. Hal ini dapat ditempuh melalui : (a) komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan, (b) penguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasa Wisma; (c) peningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga pemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi.
5. Peningkatan mutu dan keamanan pangan, isu dan permasalahan yang terjadi antara lain : (1)
Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan pangan (penyedap, pewarna, pemanis, pengawet, pengental, pemucat dan anti gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan.
(2)
Masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat konsumen maupun produsen (khususnya industri kecil dan menengah) terhadap keamanan pangan, yang ditandai merebaknya kasus keracunan pangan baik produk pangan segar maupun olahan.
(3)
Belum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan keamanan pangan.
Oleh
karena
itu
usaha-usaha
untuk
pencegahan
dan
pengendalian keamanan pangan harus dilakukan. 6. Menciptakan sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang efektif. Permasalahan dan isu yang berkembang adalah : (1)
Tingkat penguasaan teknologi petani masih terbatas di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
(2)
Jumlah penyuluh semakin terbatas, sehingga perlu penambahan jumlah (dengan memperhatikan rasio petani dan penyuluh).
I - 68
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
(3)
Rendahnya kapasitas aparat penyuluh atau pembina teknis yang mampu melayani teknologi secara spesifik sesuai kebutuhan petani dan mampu sebagai mediator terhadap sumber pembiayaan dan pasar.
(4)
Sarana pendukung penyuluhan, seperti sarana transportasi, komunikasi, alat peraga dan lainnya.
I - 69
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
BAB 4 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan 4.1.
Visi dan Misi Mengacu kepada Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2012–
2017
yaitu:
“BERSATU
MEWUJUDKAN
BANTEN
SEJAHTERA
BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA”, dengan ke lima visi yaitu (1). Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Mendukung Pengembangan Wilayah/Kawasan Berwawasan Lingkungan, (2). Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif (3). Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia yang religius, cerdas dan berdaya saing dalam kerangka penguatan NKRI (4). Penguatan Semangat Kebersamaan Antar-Pelaku Pembangunan dan sinergitas pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang selaras, serasi dan seimbang (5). Peningkatan Mutu dan Kinerja Pemerintahan Daerah yang Berwibawa Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih, maka visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten diharapkan menjadi pilar terdepan dalam aspek ketahanan pangan daerah guna mendukung pencapaian Visi Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 20122017. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten mempunyai visi tahun 2012-2017, yaitu
”Menjadi Institusi Yang Handal Menuju Mantapnya Ketahanan Pangan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dan Sistem Penyuluhan Yang Efektif Untuk Bersatu Mewujudkan Banten Sejahtera” Makna dari visi tersebut adalah : 1. Institusi yang handal : berarti mampu menjadi lembaga/institusi yang teguh dan kuat dalam mengemban tugas pokok dan fungsi, memberikan arah dan
I - 70
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
menggalang potensi dari berbagai komponen masyarakat sesuai dinamika yang berkembang. 2. Mantapnya ketahanan pangan masyarakat : adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi masyarakat Banten yang tercermin dari cukup tersedia, baik jumlah, mutu, aman, merata dan terjangkau. 3. Berbasis kearifan lokal : berarti secara berkelanjutan berpijak pada norma baik sosial maupun budaya yang sudah berkembang di masyarakat. 4. Sistem penyuluhan yang efektif : adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan yang berpedoman pada programa yang telah ditetapkan. 5. Bersatu : merupakan tekad, sikap, dan komitmen seluruh masyarakat Banten untuk bersatu menyamakan persepsi, gerak langkah yang seiring sejalan sinergis membangun kebersamaan dalam membangun Banten serta pro aktif memajukan bangsa dan negara dalam kerangka persatuan dan kesatuan NKRI. 6. Banten Sejahtera : merupakan cerminan dari suatu keadaan di mana telah berkurangnya jumlah masyarakat miskin, meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat, terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan perekonomian serta ditemukannya jati diri masyarakat Banten yang maju dan mandiri (RPJMD 2012-1017). Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten menetapkan Misi 2012-2017 sebagai berikut : 1. Pengembangan
dan
pemantapan
ketersediaan
dan
cadangan
pangan
masyarakat berbasis kemandirian; 2. Pengembangan distribusi pangan
dan penguatan kemandirian ekonomi
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengakses pangan serta mengantisipasi kerawanan pangan; 3. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan dan kearifan lokal serta peningkatan mutu dan keamanan pangan; 4. Pemantapan dan pengembangan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur, serta Peningkatan Koordinasi dengan Stakeholders dalam perumusan kebijakan dan pengelolaaan ketahanan pangan dan penyuluhan. I - 71
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
4.2.
Tujuan dan Sasaran Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi
suatu organisasi, yaitu sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu suatu perencanaan. Sedangkan Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi, yaitu hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai, serta dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Tujuan yang ingin diwujudkan adalah : 1. Meningkatkan ketersediaan pangan dan pengelolaan cadangan pangan dengan mengoptimalkan
potensi
sumberdaya
secara
berkelanjutan
dan
berkesinambungan; 2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan; 3. Mengembangkan sistim distribusi pangan untuk memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat; 4. Mengembangkan penganekaragaman konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman; 5. Meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat sehinggga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun ketahanan pangan dan penyuluhan. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi, yaitu hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai, serta dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.
Sasaran yang ingin dicapai adalah : 1. Mempertahankan ketersediaan energi per kapita minimal 2.200 kilokalori/ hari dan penyediaan protein per kapita minimal 57 Gram/hari;
I - 72
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
2. Terwujudnya cadangan pangan pemerintah Provinsi Banten sebesar 200 ton (setara beras), cadangan pangan pemerintah di 8 kabupaten/kota sebesar 100 ton (setara beras) per kab/kota, dan cadangan pangan masyarakat sebesar 807 ton (setara GKG); 3. Berkurangnya daerah rawan pangan di 8 Kabupaten/Kota (52 kecamatan); 4. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai dengan rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panen dengan perbedaan maksimum 10 persen; 5. Berkembangnya kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat (48 Gapoktan dan 38 Lumbung Pangan tahun 2017); 6. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan protein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mendekati 96 pada tahun 2017; 7. Meningkatkan
keamanan,
mutu
dan
higiene
pangan
yang
dikonsumsi
masyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan sampai 90 persen tahun 2017; 8. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur ketahanan pangan dan penyuluhan di 8 Kabupaten/Kota; 9. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan dapat tergambar secara jelas sebagaimana pada Tabel 4.1. 4.3.
Strategi dan Kebijakan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi. Sedangkan kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Strategi dan kebijakan dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan tahun 2012-2017 yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sebagai penjabaran dari strategi dan arah kebijakan RPJMD
I - 73
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Provinsi Banten tahun 2012 – 2017 sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai berikut : Misi 1 : Pengembangan dan pemantapan ketersediaan dan cadangan pangan masyarakat berbasis kemandirian, ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan pengelolaan cadangan pangan dengan mengoptimalkan
potensi
sumber
daya
secara
berkelanjutan
dan
berkesinambungan, dengan sasaran : (1) Mempertahankan ketersediaan energi per kapita minimal 2.200 kilokalori/ hari dan penyediaan protein per kapita minimal 57 Gram/hari; dan (2) Terwujudnya cadangan pangan pemerintah Provinsi Banten sebesar 200 ton (setara beras), cadangan pangan pemerintah di 8 kabupaten/kota sebesar 100 ton (setara beras) per kab/kota, dan cadangan pangan masyarakat sebesar 807 ton (setara GKG). Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara lain : 1. Mendorong dan mendukung peningkatan ketersediaan
pangan adalah : (1)
mengkoordinasikan dan mensinergikan upaya peningkatan kapasitas produksi pangan;
(2)
meningkatkan
koordinasi
pengelolaan
cadangan
pangan
masyarakat dan pemerintah daerah; dan (3) meningkatkan koordinasi pencegahan dan penanggulangan rawan pangan. 2. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan
perkebunan),
masyarakat
dan
(3)
lembaga
menguatkan cadangan
kelembagaan pangan
lumbung
komunitas
pangan
lainnya,
(4)
pengembangan sistem cadangan pangan melalui Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) melalui optimalisasi Gapoktan dan Poktan ataupun lembaga usaha lainnya. Strategi peningkatan ketersediaan
pangan dan penguatan cadangan
pangan di Provinsi Banten tersebut akan didukung melalui pengembangan kebijakan antara lain :
I - 74
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
1. Pemantapan ketersediaan pangan baik hewani maupun nabati dalam jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai kaidah kesehatan dan gizi seimbang. 2. Mengembangkan dan memperkuat kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat hingga di tingkat desa dan atau komunitas. Misi 2 : Pengembangan distribusi pangan
dan penguatan
kemandirian ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengakses pangan serta mengantisipasi kerawanan pangan, ditujukan untuk (1) Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan; dan (2) Mengembangkan sistim distribusi pangan untuk memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat, dengan sasaran : a) Berkurangnya daerah rawan pangan di 8 Kabupaten/Kota (52 kecamatan); b) Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai dengan rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panen dengan perbedaan maksimum 10 persen; dan c) Berkembangnya kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat (48 Gapoktan dan 38 Lumbung Pangan tahun 2017). Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara lain : 1. Mendorong terwujudnya distribusi pangan yang merata dan terjangkau untuk menjamin stabilitas dan keamanan pasokan dan harga pangan ditingkat rumah tangga; 2. Mendorong peran serta kelembagaan masyarakat
dalam meningkatkan
kelancaran distribusi, stabilisasi harga dan akses pangan; 3. Peningkatan koordinasi dan sinergitas dengan instansi terkait untuk mendukung efektifitas dan efisiensi distribusi, stabiliasi harga dan akses pangan, melalui: (1) mendorong dan mendukung peningkatan kualitas dan pengembangan infrastruktur distribusi, (2) mendorong dan mendukung peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pasca panen, (3) mendorong dan mendukung pengembangan jaringan pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah dan membuka daerah yang terisolir, (4) pengembangan sistem informasi
pasar,
(5)
mendorong
dan
mendukung
penguatan
lembaga
pemasaran daerah, (6) mendorong dan mendukung pengurangan hambatan I - 75
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
distribusi karena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) mendorong dan mendukung pencegahan kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan, (8) pemberian bantuan pangan pada kelompok masyarakat miskin dan yang terkena bencana secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat produk; 4. Penjaminan Stabilitas Harga Pangan, melalui : (1) pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah pada komoditas pangan strategis , (2) pengembangan Buffer stock Management (pembelian oleh pemerintah pada waktu panen dan operasi pasar pada waktu paceklik) pada komoditas pangan strategis, (3) mendorong dan mendukung adanya dana talangan pemerintah (propinsi dan kabupaten/kota) dalam menstabilkan harga komoditas pangan strategis, (4) peningkatan peranan Lembaga pembeli gabah dan Lembaga usaha ekonomi pedesaan, (5) mendorong dan mendukung pengembangan sistem tunda jual dan resi gudang, (6) pengembangan sistem informasi dan monitoring produksi, konsumsi, harga, stok dan pasokan pangan secara berkala; 5. Peningkatan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskin (misalnya Raskin) dan mengelola pangan bersubsidi bagi kelompok khusus (rentan gizi buruk dan rawan pangan). Strategi di atas dimplementasikan dengan dukungan kebijakan yang akan dikembangkan antara lain : 1. Pengembangan distribusi pangan yang merata, harga stabil dan terjangkau (aksesibilitas) dengan mendorong dan mendukung upaya peningkatan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yang miskin; 2. Meningkatkan akses pangan melalui pengembangan sistem distribusi yang efektif dan efisien; 3. Penanganan daerah rawan pangan yang terprogram melalui penumbuhan dan pengembangan desa mandiri pangan; 4. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan ekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan sistem distribusi pangan dan aksesibilitas pangan serta upaya kewaspadaan pangan dan penanganan rawan pangan.
I - 76
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Misi 3 : Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal serta peningkatan mutu dan keamanan pangan, ditujukan untuk mengembangkanpenganeka-ragaman konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman, dengan sasaran : (1) Meningkatkan keanekaragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan protein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 96 pada tahun 2017; dan (2) Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan sampai 90 persen tahun 2017. Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara lain : 1. Pengembangan dan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal melalui upaya pengolahan pangan berbahan-baku tepung umbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya; 2. Pengembangan bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi, gizi dan mutu ketersediaan pangan yang beragam dan bergizi seimbang melalui penguatan kerjasama pemerintah-masyarakat dan swasta; 3. Pengembangan metode sosialisasi dan promosi diversifikasi konsumsi pangan dan gizi kepada kelompok masyarakat sejak usia dini melalui jalur pendidikan formal dan non formal; 4. Mendorong masyarakat untuk percepatan pola konsumsi pangan berbasisi sumberdaya lokal; 5. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan pangan pada masyarakat; 6. Penguatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dengan melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang mutu dan keamanan pangan.
I - 77
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Strategi di atas dimplementasikan dengan dukungan kebijakan yang akan dikembangkan antara lain : 1. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis bahan baku pangan lokal; 2. Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagai implementasi pemenuhan hak atas pangan; 3. Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhan hak atas pangan dan gizi; 4. Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan; 5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan.
Misi 4 : Pemantapan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan
Sumberdaya
Aparatur,
serta
Peningkatan
Koordinasi
dengan
Stakeholders dalam Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, ditujukan untuk meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat sehinggga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, dengan sasaran yang ingin dicapai : (1) Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur ketahanan pangan dan penyuluhan di 8 Kabupaten/Kota; dan (2) Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan. Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara lain : 1. Pelaksanaan dan Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; 2. Meningkatkan SDM Aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; 3. Meningkatkan
Sarana dan Prasarana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan; 4. Mengoptimalkan fungsi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi;
I - 78
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
5. Meningkatkan Sistem Pengendalian Internal
dalam rangka monitoring dan
evaluasi, serta pemantapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam rangka peningkatan pelayanan pada antar Stakeholders/masyarakat.
Strategi di atas dimplementasikan dengan dukungan kebijakan yang akan dikembangkan antara lain : 1. Meningkatkan perencanaan, penganggaran dan kerjasama program secara efektif dan efisien; 2. Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi ketahanan pangan dan penyuluhan; 3. Meningkatkan pengelolaan keuangan (akuntansi) dan rumah tangga kantor; 4. Meningkatkan pengelolaan organisasi tatalaksana; 5. Meningkatkan peran dan tugas Dewan Ketahanan Pangan dalam koordinasi ketahanan pangan; 6. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ketahanan pangan; 7. Meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan melalui pendampingan; 8. Meningkatkan
kesejahteraan
pegawai
dengan
penerapan
reward
dan
punishment. Tabel 4.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Visi : Menjadi Institusi Yang Handal Menuju Mantapnya Ketahanan Pangan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dan Sistem Penyuluhan Yang Efektif Untuk Bersatu Mewujudkan Banten Sejahtera Misi 1 : Pengembangan dan pemantapan ketersediaan dan cadangan pangan masyarakat berbasis kemandirian Tujuan Meningkatkan ketersediaan pangan dan pengelolaan cadangan pangan dengan mengoptimalkan potensi sumber daya secara berkelanjutan dan berkesinambung an
Sasaran 1.
2.
Mempertahankan 1. ketersediaan energi per kapita minimal 2.200 kilokalori/ hari dan penyediaan protein per kapita minimal 57 Gram/hari; Terwujudnya cadangan pangan pemerintah Provinsi Banten sebesar 200 ton (setara beras),
Strategi Mendorong dan 1. mendukung peningkatan ketersediaan pangan melalui : (1) mengkoordinasikan dan mensinergikan upaya peningkatan kapasitas produksi pangan; (2) meningkatkan koordinasi pengelolaan cadangan pangan masyarakat dan 2. pemerintah daerah;
Kebijakan Pemantapan ketersediaan pangan baik hewani maupun nabati dalam jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai kaidah kesehatan dan gizi seimbang. Mengembangkan dan memperkuat
I - 79
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten cadangan pangan pemerintah di 8 kabupaten/kota sebesar 100 ton (setara beras) per kab/kota, dan cadangan pangan masyarakat sebesar 807 ton (setara GKG)
dan (3) meningkatkan koordinasi pencegahan dan penanggulangan rawan pangan. 2. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkan kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangan sistem cadangan pangan melalui Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dengan optimalisasi Gapoktan dan Poktan ataupun lembaga usaha lainnya.
kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat hingga di tingkat desa dan atau komunitas.
Misi 2 : Pengembangan distribusi pangan dan penguatan kemandirian ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengakses pangan serta mengantisipasi kerawanan pangan
Tujuan 1. Membangun kesiapan dalam mengantisipa si dan menanggulan gi kerawanan pangan; 2. Mengembang kan sistim distribusi pangan untuk memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau
Sasaran 1. Berkurangnya 1. daerah rawan pangan di 8 Kabupaten/Kota (52 kecamatan); 2. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai dengan 2. rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panen dengan perbedaan maksimum 10 persen; 3. Berkembangnya 3. kelembagaan
Strategi Mendorong 1. terwujudnya distribusi pangan yang merata dan terjangkau untuk menjamin stabilitas dan keamanan pasokan dan harga pangan ditingkat rumah tangga; Mendorong peran serta kelembagaan masyarakat dalam meningkatkan kelancaran distribusi, 2. stabilisasi harga dan akses pangan; Peningkatan koordinasi dan sinergitas dengan
Kebijakan Pengembangan distribusi pangan yang merata, harga stabil dan terjangkau (aksesibilitas) dengan mendorong dan mendukung upaya peningkatan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yang miskin; Meningkatkan akses pangan melalui pengembangan
I - 80
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten bagi masyarakat
ekonomi dan sosial masyarakat (48 Gapoktan dan 38 Lumbung Pangan tahun 2017).
4.
instansi terkait untuk mendukung efektifitas dan efisiensi distribusi, stabiliasi harga dan 3. akses pangan, melalui: (1) mendorong dan mendukung peningkatan kualitas dan pengembangan infrastruktur distribusi, (2) mendorong dan mendukung 4. peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana pasca panen, (3) mendorong dan mendukung pengembangan jaringan pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah dan membuka daerah yang terisolir, (4) pengembangan sistem informasi pasar, (5) mendorong dan mendukung penguatan lembaga pemasaran daerah, (6) mendorong dan mendukung pengurangan hambatan distribusi karena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) mendorong dan mendukung pencegahan kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan, (8) pemberian bantuan pangan pada kelompok masyarakat miskin dan yang terkena bencana secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat produk; Penjaminan Stabilitas Harga Pangan, melalui : (1) pemberlakuan Harga Pembelian Pemerintah pada komoditas pangan strategis , (2) pengembangan Buffer stock Management (pembelian oleh pemerintah pada waktu panen dan operasi pasar pada waktu paceklik) pada komoditas pangan strategis, (3) mendorong dan
sistem distribusi yang efektif dan efisien; Penanganan daerah rawan pangan yang terprogram melalui penumbuhan dan pengembangan desa mandiri pangan; Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan ekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan sistem distribusi pangan dan aksesibilitas pangan serta upaya kewaspadaan pangan dan penanganan rawan pangan.
I - 81
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
5.
mendukung adanya dana talangan pemerintah (propinsi dan kabupaten/kota) dalam menstabilkan harga komoditas pangan strategis, (4) peningkatan peranan Lembaga pembeli gabah dan Lembaga usaha ekonomi pedesaan, (5) mendorong dan mendukung pengembangan sistem tunda jual dan resi gudang, (6) pengembangan sistem informasi dan monitoring produksi, konsumsi, harga, stok dan pasokan pangan secara berkala; Peningkatan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskin (misalnya Raskin) dan mengelola pangan bersubsidi bagi kelompok khusus (rentan gizi buruk dan rawan pangan).
Misi 3 : Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal serta peningkatan mutu dan keamanan pangan
Tujuan Mengembangkanpenganekaragaman konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman
Sasaran 1.
Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan protein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) 96 pada
Strategi 1.
2.
Pengembangan dan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal melalui upaya pengolahan pangan berbahanbaku tepung umbiumbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya; Pengembangan bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi, gizi dan mutu ketersediaan pangan yang beragam dan
Kebijakan 1.
2.
Meningkatkan penganekaraga man konsumsi pangan berbasis bahan baku pangan lokal; Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagai implementasi pemenuhan hak atas pangan;
I - 82
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
2.
tahun 2017; Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsi masyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan sampai 90 persen tahun 2017.
3.
4.
5.
6.
bergizi seimbang melalui penguatan kerjasama pemerintahmasyarakat dan swasta; Pengembangan metode sosialisasi dan promosi diversifikasi konsumsi pangan dan gizi kepada kelompok masyarakat sejak usia dini melalui jalur pendidikan formal dan non formal; Mendorong masyarakat untuk percepatan pola konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal; Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan pangan pada masyarakat; Penguatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dengan melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang mutu dan keamanan pangan.
3.
4.
5.
Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhan hak atas pangan dan gizi; Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan; Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan.
Misi 4 : Pemantapan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan Sumberdaya Aparatur, serta Peningkatan Koordinasi dengan Stakeholders dalam Perumusan Kebijakan dan Pengelolaaan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Tujuan Meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat sehinggga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Sasaran 1.
2.
Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur ketahanan pangan dan penyuluhan di 8 Kabupaten/Kota; Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan
Strategi 1.
2.
3.
4.
Optimalisasi Pelaksanaan dan Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Meningkatkan SDM Aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Meningkatkan Sarana dan Prasarana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Mengoptimalkan
Kebijakan 1.
2.
3.
Meningkatkan perencanaan, penganggaran dan kerjasama program secara efektif dan efisien; Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi ketahanan pangan dan penyuluhan; Meningkatkan pengelolaan keuangan (akuntansi) dan rumah tangga kantor;
I - 83
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
5.
fungsi Dewan 4. Ketahanan Pangan Provinsi; Meningkatkan Sistem Pengendalian Internal 5. dalam rangka monitoring dan evaluasi, serta pemantapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam rangka peningkatan 6. pelayanan pada antar Stakeholders/masyar akat
7.
8.
Meningkatkan pengelolaan organisasi tatalaksana; Meningkatkan peran dan tugas Dewan Ketahanan Pangan dalam koordinasi ketahanan pangan; Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ketahanan pangan; Meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan melalui pendampingan; Meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan penerapan reward dan punishment.
I - 84
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
BAB
5 Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
1.8.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi sebagai upaya untuk mengimplementasikan strategi dan kebijakan serta dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pemerintah Provinsi Banten, sebagaimana dalam dokumen RPJMD 2012-2017, menetapkan 3 (tiga) kebijakan umum yang dijabarkan pada 4 (empat) program pembangunan daerah yang harus dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, yaitu: 1. Kebijakan umum peningkatan ketersediaan, akses, kualitas, keragaman dan keamanan
pangan,
melalui
Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Masyarakat, dengan indikator kinerja program adalah (1) Tersedianya cadangan pangan pemerintah provinsi sebanyak 200 ton beras pada tahun 2017; (2) Tersedianya cadangan pangan masyarakat dengan jumlah 807 ton setara Gabah Kering Giling pada tahun 2017; (3) Terbentuknya lembaga yang mengelola cadangan pangan pemerintah provinsi (1 lembaga tahun 2017); (4) Berkembangnya lembaga cadangan pangan masyarakat (82 lembaga tahun 2017); (5) Cakupan layanan fasilitasi program bantuan raskin (100%); (6) Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat, dengan pencapaian skor PPH 96 tahun 2017; dan (7) Tertanganinya daerah rawan
I - 85
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
pangan di Provinsi Banten (52 Kecamatan rawan pangan); serta (8) Cakupan layanan penyuluh pada daerah sentra produksi (70% tahun 2017). 2. Kebijakan umum meningkatkan dan mengembangkan kualitas setiap unit kerja dalam pelayanan publik untuk mewujudkan clean government and good government, melalui 3 (tiga) program, yaitu : (1) Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah, dengan indikator kinerja program adalah : a) rasio ketersediaan dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan (100%), dan b) rasio ketersediaan dokumen penatausahaan, pengendalian dan evaluasi laporan keuangan. (2) Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur, dengan indikator kinerja program adalah a) rasio penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran serta pelayanan tatausaha kerumahtanggaan, b) rasio penyelenggaraan rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan ke luar daerah, c) rasio pembangunan, pengadaan, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana aparatur, dan 4) rasio pembinaan
dan
peningkatan
pelayanan,
tata
usaha
dan
administrasi
kepegawaian. 3. Kebijakan umum meningkatkan kualitas data dan informasi pendukung perencanaan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan, melalui 1 (satu) program yaitu Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah, dengan indikator
kinerja
program
adalah
ketersediaan
data
dan
informasi
pembangunan. Kegiatan adalah bagian dari program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya, baik yang berupa personil (SDM), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan program pembangunan daerah tersebut adalah : 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat, pencapaian indikator program akan dilaksanakan melalui kegiatan : (1) Kegiatan Pengelolaan dan Penanganan Kerawanan Pangan; (2) Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Ketersediaan dan Akses Pangan; (3) Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan I - 86
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Cadangan Pangan; (4) Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Distribusi dan Harga Pangan; (5) Kegiatan Pengendalian Program Bantuan Raskin; (6) Kegiatan Pengelolaan, Pembinanaan dan Pengembangan Keamanan Pangan;
(7)
Kegiatan
Pembinaan
dan
Pengembangan
Konsumsi
dan
Penganekaragaman Pangan; dan (8) Kegiatan Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten. 2. Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Sumberdaya Peternakan, Perikanan, Pertanian, dan Perkebunan, pencapaian indikator program akan laksanakan melalui kegiatan : (1) Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; dan (2) Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Sumberdaya dan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. 3. Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah, pencapaian indikator program di arahkan melalui kegiatan : (1) Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Aset BKPP Banten; dan (2) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. 4. Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur, pencapaian indikator program di arahkan melalui kegiatan antara lain : (1) Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran; (2) Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah; (3) Kegiatan Penyediaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran; dan (4) Kegiatan Peningkatan Capacity Building Aparatur BKPP Provinsi Banten dan Pencitraan Kelembagaan. 5. Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah, pencapaian indikator program di arahkan melalui Kegiatan Pengelolaan dan Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
1.9.
INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif
untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. Kelompok sasaran adalah kumpulan target atau hasil yang diharapkan dari suatu program I - 87
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku. Indikator kinerja (outcame) dari Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah adalah
(1) Rasio ketersediaan dokumen perencanaan,
evaluasi dan pelaporan, dan (2) Rasio ketersediaan dokumen penatausahaan, pengendalian dan evaluasi laporan keuangan. Untuk Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur, dengan indikator kinerja (outcome) antara lain : (1) Rasio penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran serta pelayanan tata usaha kerumahtanggaan, (2) Rasio penyelenggaraan rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan luar daerah, (3) Rasio pembangunan, pengadaan, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana aparatur, (4) Rasio pembinaan dan peningkatan pelayanan, tata usaha dan administrasi kepegawaian. Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah dengan indikator kinerja (outcame) adalah Ketersediaan data dan informasi pembangunan.
Sedangkan
indikator kinerja (outcome) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat antara lain : (1) Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi; (2) Jumlah Cadangan Pangan Masyarakat; (3) lembaga cadangan pangan pemerintah provinsi; (4) Jumlah lembaga cadangan pangan masyarakat; (5) Cakupan layanan fasilitasi program bantuan Raskin; (6) Penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat; (7) Jumlah daerah rawan pangan yang tertangani; dan (8) Cakupan layanan penyuluh pada daerah sentra produksi. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 secara lengkap tersaji pada Tabel 5.1.
I - 88
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
BAB
6
Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD (hal 49 Lampiran IV Permendagri Nomor 54 tahun 2010). Dengan memperhatikan amanat RPJPD Provinsi Banten 2005-2025 serta mempertimbangkan aspek potensi dan kondisi, serta permasalahan yang dihadapi, maka Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2012–2017 adalah: “BERSATU MEWUJUDKAN BANTEN SEJAHTERA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA”. Dalam rangka pencapaian visi, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut: (1) Misi Pertama, Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Mendukung Pengembangan Wilayah/Kawasan Berwawasan Lingkungan, ditujukan untuk
konektivitas
pengembangan
wilayah/kawasan
guna
percepatan
dan
perluasan pembangunan ekonomi Banten serta meningkatkan layanan dasar masyarakat dan peningkatan daya saing daerah dengan prinsip pembangunan berkelanjutan; (2) Misi Kedua, Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat; ditujukan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan perekonomian daerah dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat; (3) Misi Ketiga, Peningkatan
Kualitas Sumberdaya Manusia yang
Religius, Cerdas dan Berdaya Saing dalam Kerangka Penguatan NKRI ditujukan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, agamis dan berdaya
I - 89
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
saing; (4) Misi Keempat, Penguatan Semangat Kebersamaan Antar-Pelaku Pembangunan dan Sinergitas Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Selaras, Serasi dan Seimbang ditujukan untuk mewujudkan Banten rukun damai, membangun kebersamaan yang sinergis antara pusat-daerah, beserta stakeholders dalam menjalankan peran dan fungsinya masing-masing secara terintegrasi membangun Banten; dan (5) Misi Kelima, Peningkatan Mutu dan Kinerja Pemerintahan Daerah yang Berwibawa Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih ditujukan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka meningkatkan pelayanan publik. Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan pembangunan terkait dengan bidang ketahanan pangan sebagaiman tercantum dalam RPJMD Provinsi Banten 2012-2017 adalah untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan perekonomian daerah dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan tersebut merupakan tujuan dari Misi Kedua, yaitu Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Sasaran dari tujuan tersebut antara lain : (1) Meningkatnya aktivitas ekonomi regional berbasis potensi lokal; (2) Meningkatnya kesempatan dan penyediaan lapangan kerja; (3) Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan K-UMKM
dalam
pengembangan
ekonomi
lokal
yang
berdaya
saing;
(4)
Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja; dan (5) Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat.
Sasaran yang terkait langsung
dengan tugas, fungsi dan pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten adalah sasaran nomor 5 (lima) yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat. Dengan arah kebijakan antara lain : (1) Meningkatnya produksi dan produktivitas pangan pokok (beras, jagung dan kedelei); (2) Meningkatnya
keanekaragaman
pangan
alternatif,
untuk
mengurangi I - 90
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
ketergantungan terhadap bahan pangan pokok; (3) Menurunnya tingkat kehilangan hasil pasca panen; (4) Menurunnya kerawanan pangan masyarakat terhadap pangan; (5) Tertatanya distribusi dan perdagangan beras; dan (6) Meningkatnya kualitas dan pengendalian keamanan pangan. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan. Di samping kewajiban melaksanakan tugas poko tersebut Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dituntut untuk melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Berdasarkan Permentan Nomor : 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Ketahanan
Pangan
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota, bahwa penyelenggaraan SPM ketahanan pangan mencakup tiga aspek penting ketahanan pangan, yang dapat digunakan sebagai indikator pencapaian standar pelayanan ketahanan pangan, yaitu : (a) ketersediaan pangan, yang diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya serta aman; (b) distribusi pangan, adalah pasokan pangan yang dapat menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah tangga; dan (c) konsumsi pangan, adalah setiap rumah tangga dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi yang beragam, bergizi dan seimbang serta prefarensinya. Dari ke tiga aspek tersebut, maka Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri dari 4 (empat) jenis pelayanan dasar, yaitu (1) Bidang ketersediaan dan cadangan pangan; (2) Bidang distribusi dan akses pangan; (3) Bidang penganekaragaman dan keamanan pangan; dan (4) Bidang penanganan kerawanan pangan. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta pelayanan di bidang ketahanan pangan di atas, maka dapat diidentifkasikan indikator dan terget kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Banten Tahun 2012-2017 juga mempedomani pencapaian target-target yang tertuang dalam SPM bidang ketahanan pangan sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya sebagaimana tertuang dalam Tabel 6.1.
I - 91
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Tabel 6.1. Indikator Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017 yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Banten tahun 2012-2017
No.
Indikator
(1) 1.
(2) Ketersediaan dan cadangan pangan, dengan indiktor: 1. Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi (200 ton setara beras) 2. Jumlah Cadangan Pangan Masyarakat (807 ton setara GKG tahun 2017) 3. Jumlah lembaga cadangan pangan pemerintah provinsi (1 lembaga tahun 2017) 4. Jumlah lembaga cadangan pangan masyarakat (82 Lembaga Tahun 2017) 5. Dokumen hasil analisis ketersediaan dan cadangan pangan (5 dokumen)
2.
3.
Distribusi dan akses pangan, dengan indikator : 1. Cakupan layanan fasilitas program bantuan Raskin (%) 2. Informasi pasokan, harga dan akses pangan (15 dok/data) 3. Dokumen hasil analisis Pasokan, harga dan akses pangan (5 dokumen); Penganeka ragaman dan keamanan pangan, dengan indikator : 1. Penganekaragaman
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD (2012) (3)
2013 (4)
2014 (5)
2015 (6)
2016 (7)
2017 (8)
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD (2017) (9)
223 ton
200 ton
200 ton
200 ton
200 ton
200 ton
200 ton
427 ton
522 ton
617 ton
712 ton
807 ton
807 ton
807 ton
0
0
0
0
1 lembaga
0
1 lembaga
42 lembaga
52 lembaga
62 lembaga
72 lembaga
82 lembaga
82 lembaga
82 lembaga
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
5 dok
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
3 dok
3 dok
3 dok
3 dok
3 dok
3 dok
15 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
5 dok
Skor 81
Skor 84
Skor 87
Skor 90
Skor 93
Skor 96
Skor 96
Target capaian Setiap Tahun
I - 92
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten konsumsi pangan masyarakat (Skors PPH) 2. Jumlah lembaga dan pelaku usaha yang dibina dan diawasi dalam penanganan mutu, gizi dan keamanan pangan (140 lembaga tahun 2017) 3. Sertifikasi dan registrasi hasil pertanian pangan segar (buah dan sayuran) 4. Dokumen hasil analisis penganekaragaman dan keamanan pangan (10 dokumen) 4.
5.
6. 7.
Penanganan kerawanan pangan, dengan indikator : 1. Jumlah daerah rawan pangan dan gizi yang tertangani (52 Kecamatan tahun 2017) 2. Dokumen hasil analisis daerah rawan pangan (5 dokkumen) Koordinasi Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, dengan indikator : 1. Jumlah rumusan bahan kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan(20 dokumen) 2. Jumlah penghargaan ketahanan pangan (6 Kategori) Cakupan layanan penyuluh pada daerah sentra produksi (%) Cakupan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pertanian (unit)
40 lembaga
60 lembaga
80 lembaga
100 lembaga
120 lembaga
140 lembaga
140 lembaga
2 komoditas
3 komoditas
4 komoditas
5 komoditas
6 komoditas
20 komoditas
2 dok
2 dok
2 dok
2 dok
2 dok
10 dok
10 kec
10 kec
10 kec
11 kec
11 kec
52 kec
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
5 dok
4 dok
4 dok
4 dok
4 dok
4 dok
20 dok
6 kategori
6 kategori
6 kategori
6 kategori
6 kategori
6 kategori
40%
50%
60%
70%
80%
80%
5
5
5
5
5
25
I - 93
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten 8.
9.
10.
Cakupan peningkatan akses kelompok tani terhadap perbankan (unit) Cakupan tingkat pemanfaatan teknologi terapan bidang kehutanan dan perkebunan (unit) Peningkatan jumlah kelompok usaha mandiri (unit)
22
24
26
28
30
30
2
2
2
2
2
10
20
20
20
20
20
100
I - 94
BAB
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
7
PENUTUP
Badan
Ketahanan
mengimplementasikan
Pangan
Renstra
dan
tahun
Penyuluhan 2012-2017,
Provinsi
Banten
berkewajiban
dalam
untuk:
(1)
mengupayakan pencapaian Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Indikasi Kegiatan yang telah ditetapkan, serta telah diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten Tahun 2012-2017; (2) menyusun Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten (Rencana Kerja Tahunan) dengan berpedoman pada Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 serta memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten; (3) melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan baik tahunan maupun lima tahunan. Untuk
mencapai
pembangunan
ketahanan
pangan
dan
pelaksanaan
penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang efektif dan efisien disadari tidaklah mudah, akan tetapi dengan niat, kerjasama, sinergitas, integritas, keterpaduan program, serta terus meningkatkan koordinasi antar pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dan stakeholders/masyarakat yang concern dan peduli terhadap pembangunan ketahanan pangan pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan akan dapat tercapai tujuan dan sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan. Implementasi Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 pada tahapan penyusunan Rencana Kerja (Renja) tahunan, masih dimungkinkan mengalami penyesuaian sesuai dengan kebutuhan karena mengikuti terjadinya dinamika dan perubahan kebijakan, permasalahan, dan hasil evaluasi dalam pelaksanaan program pembangunan ketahanan pangan pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Akhirnya, dengan
I - 95
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
tersusunnya dokumen ini, kiranya dapat menjadi pedoman dan acuan dalam perumusan kebijakan dan dapat menjadi bahan dalam pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan program dan kegiatan tahunan, serta sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten selama kurun waktu lima tahun. Serang,
Desember 2013
I - 96
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
I - 97
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017
Kode
(1) 1.20.52.
1.20.52.1.
1.20.52.1.
Program dan Kegiatan
(2)
Indikator Kinerja Program (Outcome) dan Kegiatan (Output)
(3)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikatiif
Data Capaian pada Tahun Awal Perencana an (2012)
Target
Rp (Juta)
Target
Rp (Juta)
Target
Rp (Juta)
Targ et
Rp (Juta)
Target
Rp (Juta)
Target
Rp (Juta)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
2013
Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja Keuangan dan Aset BKPP Banten Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
2014
540
2015
594
2016
653
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Renstra SKPD
2017
719
791
Kelompok Sasaran
Lokasi
(17)
(18)
3.297
Rasio ketersediaan dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan (%) Rasio ketersediaan dokumen penatausahaan, pengendalian dan evaluasi laporan keuangan (%) Jumlah dokumen laporan kinerja keuangan dan aset BKPP Banten (dok)
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
7
7
100
7
110
7
121
7
133
7
146
35
611
Jumlah dokumen perencanaan, hasil evaluasi dan pengendalian, serta dokumen pelaporan
8
7
440
7
484
7
532
7
586
8
644
36
2.686
Aparatur
Provinsi Banten
Apartur
Provinsi Banten
I - 98
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten 1.20.53.
Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur
1.20.53.1.
Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran
1.20.53.2.
Kegiatan Rapatrapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah Kegiatan
1.20.53.3.
1.350
1.485
1.634
1.797
1.977
8.242
Rasio penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran serta pelayanan tata usaha kerumahtanggaan (%) Rasio penyelenggaraan rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan luar daerah (%) Rasio pembangunan, pengadaan, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana aparatur (%) Rasio pembinaan dan peningkatan pelayanan, tata usaha dan administrasi kepegawaian (%) Tersedianya barang dan jasa administrasi perkantoran serta pelayanan tata usaha kerumahtanggaan Terselenggaranya rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan luar daerah
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
600
100
660
100
726
100
799
100
878
100
3.663
Aparatur
Provinsi Banten
100
100
300
100
330
100
363
100
399
100
439
100
1.832
Aparatur
Provinsi Banten
Tersedia dan
100
100
350
100
385
100
424
100
466
100
512
100
2.137
Aparatur
Provinsi
I - 99
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
1.20.53.4.
1.23.60.
1.23.60.1.
Penyediaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran Kegiatan Peningkatan Capacity Building Aparatur BKPP Provinsi Banten dan Pencitraan Kelembagaan
terpeliharanya Sarana dan Prasarana Perkantoran
Meningkatnya kualitas SDM aparatur BKPP Provinsi Banten
100
100
Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah
Kegiatan Pengelolaan dan Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
100
100
200
Ketersediaan data dan informasi pembangunan (Paket) Berjalannya dan berfungsinya PPID Pembantu
Berjalannya dan berfungsinya : Web site BKPP Provinsi Banten
1.21.58.
Banten
100
220
1
121
100
242
100
266
100
293
Aparatur
Provinsi Banten
1.221
100
200
100
220
100
242
100
266
100
293
100
1.221
Aparatur
Provinsi Banten
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
500
Aparatur
Provinsi Banten
200
200
200
5.445
200
1
611
100
4.950
1
146
1
4.500
1
133
1
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi (Ton)
110
7.990
200
5
7.288
200
30.173
200
I - 100
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
1.21.58.1.
1.21.58.2.
Kegiatan Pengelolaan dan Penanganan Kerawanan Pangan Kegiatan
Jumlah Cadangan Pangan Masyarakat (Ton) Jumlah lembaga cadangan pangan pemerintah provinsi (lembaga)
426
521
617
712
807
807
807
0
0
0
0
1
0
1
Jumlah lembaga cadangan pangan masyarakat (lembaga) Ketersediaan Informasi pasokan, harga dan akses pangan (%) Cakupan layanan fasilitasi program bantuan Raskin (%) Penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat (skor PPH) Cakupan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan (%) Jumlah daerah rawan pangan yang tertangani (kecamatan)
42
52
62
72
82
82
82
-
100
100
100
100
100
100
-
100
100
100
100
100
100
84
87
90
93
96
96
96
60
70
80
85
90
90
10
10
10
10
11
11
52
Cakupan layanan penyuluh pada daerah sentra produksi (%) Terkelola dan tertanganinya kerawanan pangan
30
40
50
60
70
80
80
100
100
655
100
721
100
793
100
872
100
959
100
3.999
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
100
100
325
100
358
100
393
100
433
100
476
100
1.984
Aparatur &
Provinsi
Terkelola dan
I - 101
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
1.21.58.3.
1.21.58.4.
1.21.58.5.
1.21.58.6.
1.21.58.7.
1.21.58.8.
2.1.3.
Pengelolaan dan Pengembangan Ketersediaan dan Akses Pangan Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Cadangan Pangan Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Distribusi dan Harga Pangan Kegiatan Pengendalian Program Bantuan Raskin Kegiatan Pengelolaan, Pembinanaan dan Pengembangan Keamanan Pangan Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan Kegiatan Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten
berkembangnya ketersediaan dan akses pangan
Masyarakat
Banten
Terkelola dan berkembangnya cadangan pangan
100
100
825
100
908
100
998
100
3.098
100
1.908
100
7.737
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
Terkelola dan berkembangnya sistem distribusi dan harga pangan
100
100
645
100
710
100
780
100
858
100
944
100
3.938
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
Terkendalinya program bantuan Raskin
100
100
250
100
275
100
303
100
333
100
366
100
1.526
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
Terkelola, terbina, dan berkembangnya keamanan pangan
100
100
635
100
699
100
768
100
845
100
930
100
3.877
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
Terbina dan berkembangnya konsumsi dan keanekaragaman pangan
100
100
740
100
814
100
895
100
985
100
1.083
100
4.518
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
Terfasilitasinya Dewan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten
100
100
425
100
468
100
514
100
566
100
622
100
2.595
Aparatur
Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Sumberdaya Peternakan, Perikanan, Pertanian dan Perkebunan
3.750
Cakupan
5
5
4.153
5
4.721
5
5.265
5
5.845
5
23.734
25
I - 102
Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
2.1.3.1.
2.1.3.2.
JUMLAH
Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Sumberdaya dan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pertanian (unit) Cakupan peningkatan akses kelompok tani terhadap perbankan (unit) Cakupan tingkat pemanfaatan teknologi terapan bidang kehutanan dan perkebunan (unit) Peningkatan jumlah kelompok usaha mandiri (unit) Terbina dan berkembangnya kapasitas kelembagaan penyuluhan
Terbina dan berkembangnya kapasitas sumberdaya penyuluh dan tersusunnya programa penyuluhan
20
22
24
26
28
30
30
2
2
2
2
2
2
10
20
20
20
20
20
20
100
100
100
1750
100
2.000
100
2.300
100
2.500
100
2.845
100
3.400
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
100
100
2.000
100
2.153
100
2.421
100
2.765
100
3.000
100
3.400
Aparatur & Masyarakat
Provinsi Banten
10.340
11.402
12.695
16.036
16.193
66.667
I - 103