BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL Alamat : Jl. Raya Bantul Km 7,5 Pucung Pendowoharjo Sewon Bantul Telp/ Fax (0274 6466291)
SEKILAS TENTANG BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BANTUL I. DASAR PENDIRIAN PERDA KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2009, DENGAN PERTIMBANGAN :
A. AMANAT PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN : 1. Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, bahwa kelembagaan Penyuluhan di Kabupaten berbentuk Badan Pelaksana Penyuluhan. 2. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1996, Tentang Pangan. 3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004, pasal 11 ayat 4, menyatakan
bahwa Penyelenggaraan Urusan yang bersifat
wajib, yang berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal ditetapkan oleh Pemerintah. 4. Amanat PP 38 Tahun 2007, Urusan Ketahanan Pangan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan di daerah. 5. PP Nomor 68 Tahun 2002 , Tentang Ketahanan Pangan. 6. PP Nomor 69 Tahun 1999, Tentang Label dan Iklan Pangan. 7. PP Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. 8. Perpres Nomor 22 Tahun 2009, Tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. 9. PP Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Pembiayaan, Pembinaan dan
Pengawasan,
Penyuluh
Pertanian,
Perikanan
dan
Kehutanan ( Lembaran Negara RI Tahun 2009, Nomor 87 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5018 ). 10. Permentan 273 Tahun 2007 Tentang Pembinaan Kelembagaan Petani dan Kelompok Tani.
1
11. Permentan
Nomor
25
Tahun
2009
Tentang
Pedoman
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.
B. JARINGAN KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH Merupakan
Kesediaan
Bupati
Bantul
kepada
Badan
Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian dengan Surat Nomor 520/3903 tertanggal 23 Agustus 2006, bahwa Bupati Bantul
bersedia
melaksanakan
dan
melanjutkan
Program
Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (
P3TIP)
atau
Farmer
Empowerment
trough
Agricultural
Technology and Information ( FEATI ). Persyaratan pelaksanaan Program Pemberdayaan Petani tersebut adalah : Telah terbentuknya Badan Pelaksana Penyuluhan di Kabupaten, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006.
II. PERAN BKPPP KAB. BANTUL A. MELAKSANAKAN PEMBERDAYAAN SDM PERTANIAN 1. Jumlah PNS di BKP3 Kab. Bantul sebanyak 113 orang terdiri dari 1 orang Pejabat eselon II, 3 orang pejabat eselon III, 7 Orang pejabat eselon IV, 12 Orang Penyuluh Ahli di Kabupaten, 62 orang Penyuluh
di BPP/ Kecamatan dan
77 Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian. 2. Kelembagaan Petani : a. 75 Gapoktan di 75 desa, di 17 Kecamatan b. 60 Unit Pengelola Farmer Managed extension Activities (UPFMA) di 60 desa di 17 Kecamatan c. 725 Kelompok Tani di 75 Desa, 17 Kecamatan dengan 135.091 KK tani. d. 65 Pengelola Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan ( PUAP ) di 65 Desa. Termasuk di dalamnya pengurus LKM – Agribisnis. e. Sebanyak 11 Unit Pusat Pelatihan Petani PerdesaanSwadaya ( P4 S ),
2
f. Masyarakat Agribisnis Jagung Tk. Kab. Beranggotakan 20 Kelompok Tani ( anggota 531 oramg ). g. Asosiasi Petani Produsen Beras Organik, Asosiasi Peternak Kelinci,
Asosiasi
Pengolah
Hasil
Pertanian,
Asosiasi
Peternak Itik, Asosiasi Petani Jamur, Asosiasi Petani Sayuran Organik. h. Lembaga
Distribusi
Pangan
Masyarakat
(
LDPM
)
25 Kelompok di 10 Kecamatan. i.
Lumbung pangan 15 unit di 10 Kecamatan
j.
Desa Mandiri Pangan 13 Desa, dengan Lembaga Keuangan Desa.
k. Lembaga Akses Pangan Masyarakat 3 Desa l.
Kelompok Wanita Tani 78 Kelompok di 75 Desa
B. MELAKSANAKAN PROGRAM / KEGIATAN OPERASIONAL 1. Program
Pemberdayaan
Petani
melalui
Tekonologi
dan
Informasi Pertanian / P3TIP ( Farmer Empowerment trough Agricultural Technology and Information / FEATI )
Dilaksanakan 5 tahun ( 2007 – 2011 ), berdasarkan persetujuan Bupati Bantul dan Departemen/ Kementerian Pertanian.
Meliputi 60 desa, dengan petani penerima manfaat 5.349 orang, terdiridari 3.392 laki-laki dan 1927 perempuan.
Mendapat
Anggaran
Pembelajaran
dari
Kementerian
Pertanian ( APBN-Loan ) rata-rata Rp 4 Milyar/ Tahun.
Syarat : ada Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Tk. Kabupaten, Kecamatan dan Desa
Tahun 2010 mendapat dukungan BLM dari APBD Prov DIY Rp 80 juta, untuk 2 desa ( Panggungharjo dan Guwosari ).
Pendampingan APBD Tahun 2011 Rp 447 juta.
2. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, dilaksanakan sejak 2008, meliputi 65 desa, dengan penerima manfaat 780 orang ( rata-rata 120 orang per Desa ).
Mendapat Anggaran BLM dari Kementerian Pertanian ( APBN ) Rp 6,5 Milyar.
3
3. LDPM sebanyak 25 unit dengan fungsi utama menstabilkan harga gabah/ beras, Jagung dan Cadangan pangan Didukung anggaran dari APBN dan APBD Provinsi DIY Rp 3,5 Milyar. 4. Desa Mandiri Pangan sebanyak 13 desa Mendapat anggaran dari APBN dan APBD Provinsi DIY sebanyak Rp. 1,5 Milyar Penerima manfaat sebanyak 600 orang. 5. Penanganan Keamanan Pangan Segar dan Olahan sebanyak 20 komoditas dengan dana Rp. 500 juta (APBN dan APBD Provinsi DIY) 6. Pemberdayaan Lumbung Pangan sebanyak 6 unit dengan dana Rp. 500 juta (APBN dan APBD Provinsi DIY) 7. Penanganan Daerah Rawan Pangan dengan kegiatan yang terdiri dari : Akses Pangan Masyarakat, Intervensi Daerah Rawan Pangan sebanyak 6 desa dengan dana Rp. 500 juta ( APBD Provinsi DIY ), 8. Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Kab. Bantul ( yang diketuai Bupati Bantul) 9. Fasilitasi antisipasi dan intervensi terhadap Daerah Rawan Pangan dengan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), 10. Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita. 11. Berkoordinasi
dengan
Dinas
Pendidikan
Dasar
untuk
pemberian makanan Beragam Bergizi Berimbang Halal dan Aman (B3HA) dan kantin Sekolah Dasar. 12. Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Yang Beragam Bergizi Berimbang Halal dan Aman (B3HA) serta pemanfaatan pangan lokal. 13. Gerakan Kemandirian Pangan di Daerah Rawan Pangan 14. Pemantauan Harga Pangan ditingkat produsen dan konsumen. 15. Koordinasi lintas sektoral untuk menganalisis Pola Pangan Harapan (PPH) dan Neraca Bahan Makanan (NBM)
4
16. Beroordinasi dengan Dinas/Instansi, DPR, Perguruan Tinggi, LSM, KTNA ( lintas sektoral ) dalam Komisi Penyuluhan Pertanian dan Dewan Ketahanan Pangan. 17. Berperan dalam Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan menugaskan Penyuluh memfasilitasi 900 SL PTT. 18. Berkoordinasi dengan Diperindagkop dan Depkes dalam mendapatkan P-IRT dan Badan Hukum pada kegiatan usaha petani/kelompok/koperasi tani. 19. Bekerjasama dengan BPTP dan Perguruan Tinggi, dalam Pengkajian – pengkajian/ penelitian di Kab. Bantul. 20. Bekerjasama dengan BPTP melakukan pendampingan Program Swasembada Daging Sapi 21. Bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi, untuk mendapatkan Sertifikat Organik, khususnya Beras Organik. 22. Bekerjasama dengan Lembaga Keuangan dan BUMN dalam memfasilitasi akses modal usaha petani ( BI, BRI, Bank Bantul, BPD, BMT, LKM ). 23. Bekerjasama dengan Lembaga Hukum, LSM dan Inspektorat Daerah dalam Kegiatan Anti Korupsi 24. Pemberdayaan Penyuluh Swadaya dan KTNA serta pembinaan P4S dalam kegiatan penyuluhan yang dikelola petani. 25. Mengkoordinasikan kegiatan Pekan Daerah (PEDA) dan Pekan Nasional (PENAS) KTNA 26. Berperan dalam TIM Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan PKK dalam pemanfaatan pekarangan, pangan lokal, dan percepatan konsumsi pangan yang Beragam Bergizi Berimbang Halal dan Aman (B3HA)
5
III. HASIL KEGIATAN A. Sekretariat ( Umum ) Untuk Pemberdayaan Petani dan Penyelenggaraan Penyuluhan telah dibangun 14 BPP di 14 Kecamatan dengan anggaran pusat ( APBN ) sebanyak Rp. 5,6 Milyar.
B. Bidang Ketahanan Pangan 1. Untuk mengatasi Rawan Pangan dan Bencana telah dibangun Gudang Cadangan Pangan sebanyak 8 unit di 8 desa, dengan dana APBN dan APBD Prov sebanyak Rp. 360 juta serta pengadaan gabah/beras sebanyak 50 ton. 2. Pemberdayaan Lumbung Pangan sebanyak 5 unit di 5 desa dengan anggaran 100 juta untuk pengadaan gabah/beras, jagung. 3. Prestasi yang pernah diraih : a. Kepala Desa Berprestasi Peringkat I Tingkat Nasional dalam mengelola Desa Mandiri Pangan (Kepala Desa Wukirsari Imogiri) Tahun 2010. b. Lembaga Mandiri yang Mengakar pada Masyarakat (LM3) Ponpes Aswaja Lintang Songo Sitimulyo Piyungan, juara I Tingkat Nasional tahun 2010. c. Kelompok Lumbung Pangan Serut Palbapang Bantul juara II Tk. Prov DIY Tahun 2010. d. Kelompok Wanita Tani (KWT) Ciren Triharjo Pandak Juara III Tk. Prov DIY. Tahun 2010. e. Juara II Cipta Menu pangan Tingkat Prov DIY tahun 2010 (PKK Desa Pendowoharjo Sewon)
C. Bidang Penyuluhan 1. Pengawalan
Teknologi
dalam
mewujudkan
Peningkatan
Produksi Beras Nasional (P2BN) 2. Pengawalan Teknologi dalam percepatan swasembada daging sapi. 3. Menumbuhkan sentra-sentra produksi agribisnis di 65 desa 4. Penumbuhan LKM-A di 65 Desa dan Asosiasi Petani.
6
5. Memfasilitasi Pembelajaran FMA di 65 Desa 6. Menumbuhkan Forum Bisnis Petani ( yang pertama di Indonesia ) 7. Prestasi yang diraih : a. UPFMA Wijirejo, Peringkat III Nasional, 2010 dari 3230 desa se Indonesia b. Gapoktan Selopamioro Imogiri, Juara I Nasional. c. Gapoktan Baturetno Banguntapan, Juara I Gapoktan PUAP berprestasi Provinsi DIY DIY. d. Joko Purnomo SPKP, Penyuluh Pertanian Peringkat III Nasional dan Peringkat I DIY, 2010. e. Kadiso, Parangtritis : Peringkat I Petani Teladan DIY, 2010. f. Lasiyo Syaifudin, Peringkat II Petani Teladan DIY, 2010. g. Jumeno, Peringkat III, Petani Teladan DIY, 2010 h. Penyuluh
Kabupaten
Bantul,
Juara
Umum
Jambore
Penyuluh Tk. Nasional di Yogyakarta, 2010.
IV. PROSPEK PENGEMBANGAN BKPPP KE DEPAN A. DUKUNGAN ANGGARAN DARI PUSAT DAN DAERAH 1. Tahun
2011,
alokasi
anggaran
dari
Kementerian
Pertanian.untuk 10 Gapoktan PUAP senilai Rp 1 Milyar . 2. Berdasarkan penilaian Bank Dunia dan Kementarian Pertanian, Kabupaten Bantul masuk
salah satu ( dari 7 Kabupaten se
Indonesia ) percontohan Peningkatan Kualitas FMA ( Scaling Up ). Dana Pembelajaran Petani ( FEATI Kab. Bantul ) 2011 sebesar Rp 3,34 Milyar Persyaratan lokasi percontohan ini adalah telah dibentuknya Badan Pelaksana Penyuluhan di Kabupaten. 3. Komitmen dan Keberhasilan Kab. Bantul dalam Pemberdayaan Petani, memberi peluang Program FEATI di Kab. Bantul diperpanjang hingga 2012 dan dilanjutkan FEATI Tahap II hingga 5 tahun ke depan ( 2013 - 2017 ). 4. Komitmen dan Keberhasilan Kab. Bantul dalam Pemberdayaan Petani, mendapat perhatian dari Pemprov DIY. Tahun 2011 dialokasikan 5 unit Penguatan Modal UPFMA.
7
5. Mengembangkan peran BKPPP Kab. Bantul dalam akses Informasi dan Teknologi melalui Website. 6. Akan dibangun rumah produksi Nata de Casava di Srihardono Pundong, dengan dana Pusat, Bank Indonesia dan APBD Prov. DIY, serta pendampingan teknologi dari BPTP dan STPP Yogyakarta. 7. Dalam Rangka Penguatan Kelembagaan ( BKPPP ) Kab. Bantul, dialokasikan Program Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan se Kabupaten Bantul dengan dana Rp 1 Milyar dari APBN. 8. Tambahan Penguatan LDPM di 17 Desa dengan dana APBN dan APBD Prov sebanyak Rp 2,8 Milyar. 9. Peningkatan pemanfaatan Bangunan dan lahan BKPPP/ BPP untuk
penyelenggaraan
Pameran/
Display
Teknologi/
Percontohan usaha petani. 10. Pengembangan Forum Bisnis Petani berbasis Pangan Lokal. 11. Meningkatkan pemberdayaan Wanita Tani dalam Usaha Pemanfaatan Pekarangan/ Lumbung Hidup dan Kewirausahaan. 12. Meningkatkan pemberdayaan Pemuda Tani/ Pramuka Saka Taruna Bumi & Wana Bhakti, dalam Kewirausahaan yang berbasis agribisnis dengan akses Informasi dan Teknologi ( IT ). 13. Melaksanakan pengembangan kapasitas Penyuluh dan Petani melalui pendidikan formal dan non formal. 14. Menanamkan rasa Cinta Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Berkelanjutan secara dini, dimulai dari PAUD.
B. PERAN BKP3 DALAM MEMPERKUAT PAD BPP yang mendapat anggaran Pengelolaan Lahan dari APBD Kab. Bantul dan manajemennya berada di
BKPPP Kab. Bantul,
ditargetkan memberikan PAD sebesar 110 % .
8
V. MANFAAT PEMBERDAYAAN PETANI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI Antara lain : 1. Dana PUAP 6,5 Milyar, dalam 3 tahun berkembang menjadi 8,5 Milyar 2. Peningkatan
Fasilitasi
Teknologi
PTT
dapat
meningkatkan
pendapatan petani 10 - 30 % 3. Pembelajaran Usaha berorientasi Agribisnis melalui FMA dapat meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani sebesar 10 – 15 % . 4. Penanganan Sistem Tunda Jual, meningkatkan posisi tawar petani dapat memberikan nilai tambah hingga 10-25 %. 5. Pertanian Organik ( ” beras organik ” ) menghasilkan produk yang aman dan sehat, serta meningkatkan nilai tambah sampai dengan 30 – 40 %. Petani terus dimotivasi agar mengikuti himbauan Bupati Bantul untuk memanfaatkan kotoran/ limbah ternak sebagai pupuk kompos/ Bokashi untuk pelestarian kesuburan lahan di Kab. Bantul. 6. Dan lain-lain yang manfaatnya terus diupayakan sesuai dengan harapan dan kebijakan Pemkab.Bantul
Bantul, 16 Februari 2011
PLT KEPALA BKPPP KAB.BANTUL
Ir. EDY MACHMUD HIDAYAT NIP. 195704281986031005
9