Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DIY Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Telp. (0274) 540798, 540897; Fax. (0274) 523882 Website: http://bkpp.jogjaprov.go.id Email:
[email protected] dan
[email protected]
Kata Pengantar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) SKPD Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta (BKPP DIY) disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2015, serta Penetapan Kinerja Tahun 2015 dan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan BKPP DIY sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Diharapkan penyajian LKj IP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil, baik berupa output maupun outcomes di masa mendatang. Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa mendatang. Semoga LKj ini bermanfaat bagi semua.
Yogyakarta, 29 Februari 2016 KEPALA BKPP DIY
ii
Ikhtisar Eksekutif Pelaporan kinerja melalui penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) merupakan salah satu upaya untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian yang terukur menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi instansi pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan guna mendukung peningkatan kinerja. Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta (BKPP DIY) ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Laporan Kinerja yang transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BKPP DIY. Dasar penyusunannya adalah Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Analisis dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan LKj IP. Analisis ini untuk menjawab pertanyaan sejauh mana keberhasilan sasaran dalam Rencana Strategis BKPP DIY yang ditunjukkan melalui pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dibandingkan dengan target tahun 2015. Ada 2 IKU BKPP DIY di tahun 2015, yaitu Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan capaian 100,83% dan Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha dengan capaian 100%. Capaian kinerja kedua IKU tersebut masuk pada kategori Sangat Baik dan dinyatakan Berhasil karena capaian kinerjanya ≥ 100% dibanding target. Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi BKPP DIY ke depan. Pertama, belum semua masyarakat DIY memiliki kesadaran untuk menyediakan dan mengkonsumsi pangan sesuai kaidah pola pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) sehingga edukasi tentang pola pangan B2SA masih perlu ditingkatkan. Kedua, berlakunya pasar bebas ASEAN (MEA) membuat
iii
pengawasan keamanan pangan yang beredar di DIY perlu mendapat perhatian ekstra. Ketiga, berkurangnya jumlah penyuluh PNS yang perlu diantisipasi dengan optimalisasi peran penyuluh kontrak dan penyuluh swadaya/swasta. Diluar capaian IKU, kinerja BKPP DIY juga ditunjukkan melalui pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan. Dari 4 jenis pelayanan dasar dengan 4 indikator kinerjanya, tahun 2015 ini capaian indikator SPM tercapai semua bahkan 3 indikator berhasil melampaui target. Hasil evaluasi capaian kinerja ini penting digunakan sebagai umpan balik dalam perencanaan program dan kegiatan di tahun mendatang agar kinerja BKPP dalam melaksanakan pelayanan publik dapat ditingkatkan.
iv
Daftar Isi Kata Pengantar ........................................................................................................ ii Ikhtisar Eksekutif .....................................................................................................iii Daftar Isi ..................................................................................................................v Daftar Tabel .............................................................................................................vii Daftar Gambar .........................................................................................................viii Bab 1 Pendahuluan ..................................................................................................1 I.1 Struktur Organisasi ..................................................................................1 I.2 Fungsi dan Tugas .....................................................................................3 I.3 Keadaan Pegawai ....................................................................................3 I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana ...............................................................7 I.5 Keuangan .................................................................................................9 I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ..................................10 Bab 2 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja ..............................................................12 II.1 Perencanaan Strategis ..........................................................................12 II.1.1 Visi dan Misi ...............................................................................13 II.1.2 Tujuan dan Sasaran Strategis ....................................................16 II.1.3 Strategi .......................................................................................19 II.1.3.1 Misi 1..............................................................................19 II.1.3.2 Misi 2..............................................................................21 II.1.3.3 Misi 3..............................................................................22 II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ..............................................................23 II.3 Rencana Anggaran Tahun 2015 ............................................................24 II.3.1 Target Belanja SKPD ...................................................................24 II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis .....................................25 II.4 Instrumen Pendukung ..........................................................................25 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja ......................................................................................27 III.1 Capaian Kinerja Tahun 2015 ..................................................................27
v
III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis ........................28 III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya .......................................44 III.4 Realisasi Anggaran .................................................................................45 III.5 Analisis Efisiensi ......................................................................................47 Bab 4 Penutup .........................................................................................................48 Lampiran-Lampiran
vi
Daftar Tabel Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan ..........................4 Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................5 Tabel I.3 Kondisi Sarana dan Prasarana ...................................................................7 Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2017-2017 .........................................17 Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015..................................................................24 Tabel II.3 Target Belanja BKPP DIY Tahun 2015 ......................................................25 Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis Tahun 2015...............25 Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ....................................................................27 Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2015 ....................................................................28 Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat ..............................................................................30 Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha ..........39 Tabel III.5 Keragaan Penyuluh DIY Tahun 2015........................................................40 Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2015..................................41 Tabel III.7 Target dan Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2015...........44 Tabel III.8 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2015 .......46 Tabel III.9 Tingkat Efisiensi Penggunaan Anggaran dalam Pencapaian Sasaran ......47
vii
Daftar Gambar Gambar I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...........................4 Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja...................................6 Gambar II.1 Tampilan Website BKPP DIY dan Database Online...............................21 Gambar III.1 Grafik Capaian Skor PPH Tahun 2011-2015 ........................................30
viii
BAB 1 Pendahuluan Bab 1 Berisi : 1. Struktur Organisasi
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah SKPD BKPP DIY tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
2. Fungsi dan Tugas
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
3. Keadaan Pegawai
Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun
4. Keadaan Sarana dan Prasarana 5. Keuangan 6. Sistematika LKj IP
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya suatu tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BKPP DIY tahun 2015 diharapkan dapat: 1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh BKPP DIY. 2. Mendorong BKPP DIY di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. 3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi BKPP DIY untuk meningkatkan kinerjanya. 4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap BKPP DIY di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. I.1 Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor DIY 7 Tahun 2008 1
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut: 1. Unsur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, terdiri dari: a. Pimpinan
: Kepala Badan
b. Pembantu Pimpinan
: Sekretariat, terdiri dari Sub Bagian-Sub Bagian
c. Pelaksana
: - Bidang-bidang, terdiri dari Sub BidangSub Bidang - UPTLTD - Kelompok Jabatan Fungsional
2. Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY a. Sekretariat, terdiri dari: 1). Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi 2). Subbagian Keuangan 3). Subbagian Umum b. Bidang Ketersediaan Pangan, terdiri dari: 1). Subbidang Kebutuhan Pangan 2). Subbidang Pengembangan Cadangan Pangan c. Bidang Distribusi Pangan, terdiri dari: 1). Subbidang Harga Pangan 2). Sub Bidang Peningkatan Akses Pangan d. Bidang Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan, terdiri dari: 1). Subbidang Pengembangan Mutu Konsumsi Pangan 2). Subbidang Keamanan dan Kewaspadaan Pangan e. Bidang Penyuluhan, terdiri dari: 1). Subbidang Program Penyuluhan 2). Subbidang Pengembangan Kapasitas f.
UPTLTD
g. Kelompok Jabatan Fungsional
2
I.2 Fungsi dan Tugas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 menetapkan bahwa BKPP DIY mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang ketahanan pangan serta koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dan perkebunan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud BKPP DIY mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan program kerja bidang ketahanan pangan dan penyuluhan; b. perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
c. pengelolaan, pengkoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian ketersediaan pangan;
d. pengelolaan, pengkoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian distribusi pangan;
e. pengkoordinasian, pemberian fasilitasi, pengendalian konsumsi dan kewaspadaan pangan;
f. pengkoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, dan perkebunan;
g. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang ketahanan pangan, serta penyuluhan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, dan perkebunan;
h. pengkoordinasian mitra kerja di bidang ketahanan pangan dan pemberdayaan sumberdaya penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
i. pengendalian, monitoring dan evaluasi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;
j. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. I.3 Keadaan Pegawai Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta didukung oleh 89 (delapan puluh 3
sembilan) personil yang terdiri dari 82 (delapan puluh dua) PNS dan 7 (tujuh) CPNS. Uraian komposisinya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini. 1. Berdasarkan Jabatan dan Golongan Tabel I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan dan Golongan No
Uraian
E
Golongan IV C B
D
1 Struktural
-
-
-
5
2 Fungsional
-
-
-
3 Staf/F. Umum
-
-
-
4 CPNS
-
-
-
-
Jumlah No
Uraian
E
Jml
D
3
8
3
-
-
1
-
-
-
8
Golongan II C B
D
A
C
Golongan III B A
9
-
3
-
1
10
-
-
4
A
Jml Semua
Jml
-
-
9
17
3
7
3
13
16
6
23
3
42
43
-
-
-
7
7
7
12
19
9
30
13
71
83
Jml
D
C
Golongan I B
A
Jml
Jml Semua
1 Struktural
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 Fungsional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 Staf/ F. Umum
-
-
5
-
1
6
-
-
-
-
-
6
Jumlah
-
-
5
-
1
6
-
-
-
-
-
6
Sumber: BKPP DIY 2. Berdasarkan Tingkat Pendidikan
1 27
11
S2 S1 D3 48
2
SLTA SLTP
Sumber: BKPP DIY Gambar I.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4
Tabel I.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin No
Go lo ng an
1
IV / e IV / d IV / c IV / b IV / a Jum la h III/d III/c III/b III/a Jum la h II/d II/c II/b II/a Jum la h I/d I/c I/b I/a Jum la h J m l. Tota l
2
3
4
No
Golongan
1
IV/e IV/d IV/c IV/b IV/a Jumlah III/d III/c III/b III/a Jumlah II/d II/c II/b II/a Jumlah I/d I/c I/b I/a Jumlah
2
3
4
S3 -
S3 -
S2 -
S1 3 3 6
-
S2 -
-
6
2 2 1 2 3
1 1 11 1 5 3 20 -
21
S1 1 2 3 7 2 10 5 24 -
D4 -
D4 -
La k i-la k i D3 D2 D1 2 2 2 -
S LTA S LTP 1 9 2 12 3 1 1 4 1 16 1
SD -
Jm l -
Pe rem puan D3 D2 D1 -
SLTA SLTP 10 10 1 1 -
SD -
Jml 3 2 5 8 4 20 5 37 1 1 -
4 3 7 11 4 14 5 34 4 1 5 -
Sumber: BKPP DIY
5
46
3. Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Pekerjaan
87 17
0
17
Struktural
52 35 20
5
25
Fungsional Umum
Fungsional Tertentu
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Pegawai Saat Ini kekurangan Pegawai
Sumber: BKPP DIY
Gambar I.2 Jumlah Ideal Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Tahun 2015 ini BKPP DIY mengalami defisit pegawai karena jumlah pegawai yang masuk (CPNS baru dan pindahan) lebih sedikit dibanding jumlah pegawai yang keluar (pensiun, pindah tugas, dan meninggal dunia). Berdasarkan beban pekerjaan, dibutuhkan 129 pegawai agar tugas dan fungsi BKPP DIY dapat terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini hanya ada 89 (delapan puluh sembilan) pegawai sehingga masih kekurangan 40 pegawai. Formasi jabatan struktural, mulai eselon II sampai dengan eselon IV sudah terisi semua sedangkan untuk formasi fungsional umum masih kekurangan 35 pegawai. Jabatan fungsional tertentu di BKPP ada tiga, yaitu Penyuluh Pertanian yang masih kekurangan 3 pegawai dari 8 formasi yang ada, Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) yang masih kekurangan 2 pegawai dari 16 formasi yang tersedia, dan Penyuluh Perikanan yang 1 formasinya sudah terisi.
6
I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Dari tahun ketahun keadaan sarana prasarana Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta
terus
mengalami
perubahan karena adanya penghapusan sarana dan prasaran yang sudah tidak berfungsi maupun penambahan–penambahan hingga terwujud peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung kelancaran operasionalnya. Adapun kondisi sarana prasarana tahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut: Tabel I.3 Kondisi Sarana dan Prasarana No. A. 1 2 3 4 5
Jenis Barang
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Peralatan Kantor Camera digital Faximile Handycam Komputer desktop Komputer desktop touchscreen Komputer note book Komputer note book (pengurus barang/APBDP) Kelengkapan computer LCD dan perlengkapan Monitor LCD 23” Mesin ketik manual Printer UPS Spliter VGA OHP Router CCTV Switcher/patch panel
B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perlengkapan Kantor Almari arsip Almari barang Almari buffet Air conditioner Brankas Filling kabinet Gordyn/vitrage Gerobak sampah Jam dinding
6 7
Jumlah
Kondisi Aset 2015
Aset 2015
Layak
4 2 1 44 1
4 1 1 35
20 1
19 1
5 3 3 8 28 25 1 5 2 5 2
5 3 3 8 24 25 1 4 2 5 2
13 8 6 35 5 43 286 1 1
13 3 6 35 5 28 286 1 1
Tidak Layak
1 9
1 1
4
1
5
15
7
No.
Jenis Barang
10 11
Kipas angin Kursi kerja : - Esselon II - Esselon III/ fungsional - Esselon IV/ fungsional Kursi komputer/ kerja staf Kursi rapat Meja kerja : - Esselon II - Esselon III - Esselon IV Meja kerja staf Meja rapat Meja-kursi tamu/sofa Meja kerja lobi Meja computer Mic dynamic + kabel mic Papan nama organisasi Papan nama gerai Rak besi gerai Rak kayu Rak besi Sound system rapat/ mic conference set Mixer portabel 6 chanel Limeter compressor DBX Mixer power 16 chanel Speaker pasif two way 12” Speaker aktif two way12” Kabel speaker + spikon Stand speaker Stand mic panjang Stand mic meja/ duduk Mic ruang rapat Tangga Tabung pemadam kebakaran Wireless portabel dan perlengkapan White board Kendaraan dinas operasional: - Roda 4 ( empat ) - Roda 2 ( dua ) Bagan struktur organisasi Papan data elektronik Coolbox/box pendingin Televisi 20” Televisi LCD 42” Televisi LED 32” (gerai)
12 13 14
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
42 43 44 45 46 47
Jumlah
Kondisi Aset 2015
Aset 2015
Layak
Tidak Layak
10
8
2
1 9 13 165 187
1 9 13 85 163
80 24
2 5 27 89 101 8 1 3 2 1 1 2 1 2 25
2 5 16 46 76 8 1 3 2 1 1 2 1 2 25
1 1 1 4 2 2 4 3 2 8 1 14 2
1 1 1 4 2 2 4 3 2 8 1 14 2
10
10
6 20 1 1 2 2 1 1
6 18 1 1 2 2 1 1
11 43 25
2
8
No. 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Jenis Barang
58 59 60 61
DVD home teather DVD blue ray Lemari pendingin Dispencer Timbangan digital Gazebo gerai Sign out box gerai Sign in box gerai Sand blasting gerai Buku pengetahuan tentang penyuluhan Genzet Lemari kaca Papan visual Teralis
C. 1 2 3 4 5 6 7 8
Prasarana Bangunan gedung kantor Ruang rapat Jaringan telephon PABX Jaringan listrik/tambah daya Tempat parkir sepeda motor Gedung semi permanen gerai Jaringan internet
Jumlah
Kondisi Aset 2015
Aset 2015
Layak
1 1 1 1 2 2 1 3 25 142
1 1 1 1 2 2 1 3 25 142
1 3 1 254
1 3 1 254
4 2 4 2 5 1 1 2
4 2 4 2 5 1 1 2
Tidak Layak
Sumber: BKPP DIY Sarana dan prasarana di BKPP DIY terus ditingkatkan melalui pengadaan, renovasi, maupun pembangunan yang disesuaikan dengan skala prioritas kebutuhan. Kebutuhan yang mendesak adalah rehabilitasi taman dan lahan parkir yang rusak akibat pembongkaran gedung kantor lama. I.5 Keuangan Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Nomor 23/DPA/2015 Tanggal 30 Desember 2014 jumlah dana APBD DIY Tahun Anggaran 2015 untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan sebesar Rp. 14.337.301.046,-. Kemudian melalui penetapan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Nomor 13/DPPA/2015 Tanggal 22 Oktober 2015, BKPP DIY memperoleh tambahan alokasi anggaran untuk APBD Perubahan sebesar Rp. 441.524.090,9
sehingga anggaran menjadi Rp. 14.778.825.136,-. Anggaran tersebut termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Pembangunan dan Penyediaan Sarpras Pendukung OKKP-D sebesar Rp. 2.254.100.970,-. Namun DAK tidak dilaksanakan tahun 2015 ini karena tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 123/Permentan/HK.030/11/2014 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian Tahun 2015, dimana salah satu persyaratan utamanya adalah kelembagaan OKKP-D harus berbentuk UPTD/UPTB. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) DIY tidak dapat memanfaatkan DAK tersebut karena kelembagaannya belum berbentuk UPTB dan secara operasional masih dikelola eselon IV. Sejak awal BKPP DIY sudah mengetahui persyaratan tersebut sehingga mulai awal perencanaan tidak pernah mengusulkan, namun oleh Kementerian Pertanian dialokasikan anggaran tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan BKPP bersama dengan TAPD mulai dari permohonan ke Kementerian Pertanian untuk merevisi Petunjuk Teknis sampai upaya untuk membentuk kelembagaan UPTB OKKP-D DIY namun belum berhasil. Tidak terealisasinya kegiatan terebut disebabkan oleh faktor eksternal. Bappeda DIY sudah menyepakati untuk tidak memasukkan kegiatan DAK tersebut sebagai dasar penilaian kinerja. Dengan demikian anggaran yang dikelola BKPP DIY dan harus dipertanggungjawabkan sebesar Rp. 12.083.200.076,- (murni) dan menjadi Rp. 12.524.724.166,- di APBD Perubahan karena penambahan Belanja Tidak Langsung. I.6 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Laporan ini menyajikan pencapaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY selama tahun 2015. Dalam Laporan ini, pencapaian kinerja diukur dari pencapaian sasaran, yaitu dengan melakukan pengukuran atas indikator-indikator yang dianggap mampu mengukur pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) BKPP DIY Tahun 2012-2017. Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BKPP DIY Tahun 2015 adalah sebagai berikut: Bab I
: Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum BKPP DIY dan sekilas pengantar lainnya.
10
Bab II
: Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Memuat perencanaan kinerja dalam renstra, visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan serta program kegiatan dan Perjanjian Kinerja.
Bab III : Akuntabilitas Kinerja Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran pembangunan dengan mengungkapkan dan menyajikan hasil pengukuran kinerja. Bab IV : Penutup Berisi kesimpulan dan saran.
11
BAB 2 Perencanaan & Bab 2 Berisi : 1. Perencanaan Strategis 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 3. Rencana Anggaran Tahun 2015 4. Instrumen Pendukung
Perjanjian Kinerja II.1 Perencanaan Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY pada awal tahun 2015 telah melaksanakan Reviu Rencana Strategis (Renstra). Reviu Renstra ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah DIY Nomor 8 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah DIY Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah
DIY
2012-2017
dan
Peraturan Gubernur DIY Nomor 104 Tahun 2014 tentang Tahunan,
Perubahan Kebijakan
Target
Pencapaian
Umum
dan
Sasaran Program
Pembangunan serta Indikator Kinerja Utama Gubernur pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY 2012-2017. Reviu Renstra BKPP ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala BKPP DIY Nomor 188/0588/I, tanggal 26 Januari 2015, tentang Perubahan Rencana Strategis. Reviu Renstra ini digunakan sebagai dokumen perencanaan mulai tahun 2015. Perubahan dilakukan terhadap misi, tujuan, sasaran strategis dan indikator kinerja utama, strategi, dan kebijakan SKPD. Misi SKPD ada 3, 2 misi merupakan misi utama untuk mendukung tugas pokok dan fungsi BKPP dalam pengelolaan ketahanan pangan dan penyuluhan di DIY dan 1 misi merupakan pendukung dalam pengelolaan administrasi dan manajemen perkantoran BKPP. Hanya 2 misi utama yang menjadi kontrak kinerja dalam Perjanjian Kinerja.
12
Bagian yang akan banyak dibahas dalam laporan ini adalah sasaran strategis dan indikator kinerja utama. Dalam Reviu Renstra dilakukan refocusing (penajaman kembali) terhadap sasaran strategis BKPP. Sebelumnya BKPP DIY melaksanakan program kegiatan untuk pencapaian 8 sasaran strategis dengan 10 indikator kinerja, setelah refocusing dari 6 sasaran strategis dengan 8 indikator kinerja, ditetapkan 1 sasaran strategis dan 1 indikator kinerja yang dulunya merupakan IKU BKPP sekaligus IKU Gubernur DIY yaitu Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Indikator ini dipilih karena merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pangan di DIY yaitu kondisi konsumsi masyarakat yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk mendukung hidup yang sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Sedangkan dari 2 sasaran strategis lainnya dengan 2 indikator kinerja, setelah refocusing ditetapkan menjadi 1 sasaran strategis dengan 1 indikator kinerja utama yaitu persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya. Peningkatan kompetensi penyuluh diharapkan berdampak nyata pada peningkatan kemampuan pengelolaan usaha para pelaku utama/pelaku usaha yang didampingi. Kedua sasaran strategis dengan 2 indikator kinerja utama (IKU) yang dipilih sudah dapat menggambarkan kinerja BKPP DIY. Dalam Reviu Renstra, Skor PPH ditingkatkan target akhirnya di tahun 2017 dari 89,3 menjadi 90. Skor PPH merupakan IKU BKPP pendukung IKU Gubernur angka harapan hidup pada sasaran harapan hidup masyarakat meningkat, sedangkan persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya mendukung IKU Gubernur pendapatan per kapita per tahun pada sasaran pendapatan masyarakat meningkat. Ringkasan kondisi sasaran strategis dan indikator kinerja BKPP DIY sebelum dan setelah Reviu Renstra dapat dilihat pada tabel II.1. II.1.1 Visi dan Misi Sesuai dengan tugas dan fungsi dalam reviu rencana strategis yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala BKPP DIY Nomor 188/0588/I tanggal 26 Januari 2015, visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut: “Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkarakter dan berbudaya secara berkelanjutan melalui tercapainya kemandirian dan
13
kedaulatan pangan didukung oleh sistem penyuluhan yang efektif dan efisien.” Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
2.
Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
3.
Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
4.
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
5.
Ketahanan Pangan yang Kuat adalah kondisi dari suatu keterkaitan yang padu disepanjang sistem ketahanan pangan, mulai dari sub sistem ketersediaan dan kewaspadaan pangan, sub sistem distribusi dan akses pangan hingga sub sistem konsumsi dan keamanan pangan.
14
6.
Ketahanan Pangan yang berkarakter adalah ketahanan pangan yang mempunyai kualitas tertentu yang positif, sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat.
7.
Ketahanan Pangan yang berbudaya adalah ketahanan pangan dengan budaya lokal yang mampu menyerap unsur-unsur budaya asing
untuk
memperkokoh
budaya
lokal
dan
dapat
mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan dan keunggulan lokal. 8.
Berkelanjutan adalah kondisi terpenuhinya pangan yang terus menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu.
9.
Penyuluhan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya penyuluhan lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
10. Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan ketrampilan serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan. 11. Efektif adalah suatu kegiatan yang dapat membawa hasil atau berhasil guna. 12. Efisien
adalah ketepatan dan kesesuaian kegiatan untuk
menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya. Untuk dapat mencapai visi tersebut di atas, misi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Misi 1.
Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan subsistem
ketersediaan,
distribusi,
konsumsi
dan
keamanan pangan
15
Misi 2.
Pengembangan sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan sesuai karakter, budaya lokal dan kebutuhan petani, nelayan dan masyarakat sekitar kawasan hutan
Misi 3.
Pengembangan sistem pengelolaan ketahanan pangan dan penyuluhan yang sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan benar (good governance)
II.1.2 Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan Tujuan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan pada hakekatnya adalah untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat wilayah, rumah tangga, sampai dengan perseorangan/individu serta penyelenggaraan penyuluhan yang efektif dan efisien. Memperhatikan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang akan dicapai dalam rentang waktu lima tahun adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) minimal 90 di tahun 2017; 2. Meningkatkan kinerja tenaga penyuluh dalam pengawalan dan pendampingan masyarakat petani dan nelayan serta masyarakat sekitar kawasan hutan sampai dengan 100% di tahun 2017; 3. Mewujudkan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan efektif sebesar 100% setiap tahunnya. Sasaran Strategis Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada tabel berikut:
16
Tabel II.1 Sasaran Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Satuan
Ketersediaan energi Ketersediaan protein Cadangan pangan Penurunan jumlah desa rawan pangan
Kal/kap/hr Gr/kap/hr Ton beras Desa
Kondisi Awal 2012 3.511 90,83 190 80
Sebelum Reviu
Setelah Reviu
2013
2014
2015
2016
2017
3.511 90,83 230 71
3.511 90,83 290 62
-
-
-
1
Pemantapan ketersediaan dan cadangan pangan
2
Penanganan daerah rawan pangan
3
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal Pemantapan ketersedian dan pola konsumsi masyarakat Penanganan kemanan pangan melalui SKPT yang meliputi jejaring intelejen pangan, jejaring pengawasan pangan dan jejaring promosi kemanan pangan Penguatan distribusi, harga dan akses pangan pada gapoktan / masyarakat Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan pada masyarakat
Skore Pola Pangan Harapan (PPH)
Skore
78,7
80,2
81,9
-
-
-
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Skor
78,7
-
-
84.6
88.5
90
%
73,5
75,5
78,00
-
-
-
20
22
28
-
-
-
94,55
96,87
99,15
-
-
-
Peningkatan kualitas Penyuluh
Peningkatan Kapasitas Penyuluh
%
35
48
61
-
-
-
Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembagaan pelaku utama/pelaku usaha Peningkatan kelembagaan dan kepemimpinan pelaku utama/pelaku usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
%
35
-
-
74
87
100
Kemampuan dan Kapasitas Pelaku Utama Meningkat
Orang
0
150
300
-
-
-
4
5 6
7
8
Presentase pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
Distribusi,harga dan akses pangan meningkat Presentase ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan
Unit gapoktan %
17
No. 9
Sasaran Strategis Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD*
Indikator Kinerja Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKP
Satuan %
Kondisi Awal 2012 100
Sebelum Reviu 2013
2014 -
Setelah Reviu 2015
-
100
2016
2017
100
100
* Sasaran strategis pendukung yang ditambahkan dalam Reviu Renstra dan tidak masuk dalam Perjanjian Kinerja Huruf cetak tebal merupakan sasaran strategis dan indikator kinerja setelah Reviu Renstra BKPP DIY
18
II.1.3 Strategi Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi, kebijakan, program dan kegiatan. II.1.3.1 Misi 1 Strategi 1.
Mengkoordinasikan
dan
mensinergiskan
upaya
mencukupi ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi dan produktivitas pangan, pemanfaatan dan pengembangan bahan pangan lokal, pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat,. 2.
Mengkoordinasikan
dan
mensinergiskan
upaya
penanganan kerawanan pangan. 3.
Meningkatan kualitas konsumsi pangan sesuai dengan pedoman pangan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) melalui sosialisasi dan promosi, bekerjasama dengan stakeholder seperti Perguruan Tinggi, lembaga penelitian, dan instansi terkait urusan pangan serta melalui penanganan keamanan pangan
yang
Keamanan
dikoordinasikan
Pangan
Terpadu
dalam (SKPT)
Sistem maupun
pengawasan dan penjaminan mutu oleh lembaga pengawasan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) DIY. 4.
Mengkoordinasikan ketersediaan data
pasokan,
harga, dan akses pangan serta menjaga distribusi dan stabilisasi harga pangan strategis. Kebijakan
19
1.
Pemantapan ketersediaan pangan, kewaspadaan pangan dan pengembangan cadangan pangan daerah (masyarakat dan pemerintah).
2.
Penurunan Desa Rawan Pangan.
3.
Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal,
penanganan
keamanan
pangan,
dan
pengawasan pangan beredar/bersertifikat. 4.
Pengembangan distribusi pangan yang merata dan terjangkau, pemantapan stabilitas harga pangan strategis,
peningkatan
aksesibilitas
pangan
masyarakat, dan pemantauan distribusi, harga, akses pangan. Program 1.
Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan.
2.
Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan.
3.
Penganekaragaman
Konsumsi
dan
Keamanan
Pangan. 4.
Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan.
Kegiatan 1. Dukungan Dewan Ketahanan Pangan (DKP). 2. Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan. 3. Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan Berbasis FSVA. 4. Penyusunan SKPG. 5. Penyusunan Neraca Bahan Makanan. 6. Penguatan Cadangan Pangan. 7. Analisis Ketersediaan Pangan. 8. Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan. 9. Gerakan Pola Pangan Beragam Bergizi Berimbang dan Aman. 10. Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal. 11. Pengembangan Diversifikasi Produk Antara. 12. Penanganan Keamanan Pangan.
20
13. Pengembangan Kelembagaan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD). 14. Pemberdayaan
Wanita
melalui
Pemanfaatan
Pekarangan. 15. Pengembangan
Kelembagaan
Sertifikasi
Pangan
Produk
Pangan
Segar. 16. Dukungan
Pengembangan
Bersertifikat. 17. Penyusunan PPH. II.1.3.2 Misi 2 A. Strategi 1. Meningkatkan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan. 2. Menyusun dan memantapkan program penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. 3. Meningkatkan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan. B. Kebijakan 1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan. 2. Pemantapan
kelembagaan
penyuluhan
serta
penyusunan dan pemantapan program penyuluhan. 3. Peningkatan koordinasi penyelenggaraan penyuluhan. 4. Peningkatan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan. C. Program 1. Pemberdayaan Penyuluh Pertanian. D. Kegiatan 1. Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga Penyuluh. 2. Dukungan/Temu Teknis Penyuluh Swadaya/Swasta. 3. Penyusunan Program Penyuluhan. 21
4. Pengembangan
dan
Penguatan
Kelembagaan
Penyuluhan. II.1.3.3 Misi 3 A. Strategi Melaksanakan dukungan administrasi dan manajemen pemerintahan
secara
transparan,
partisipatif,
dan
akuntabel. B. Kebijakan 1. Pemantapan dukungan administrasi dan manajemen pemerintahan. C. Program 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran. 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 3. Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur. 4. Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan. D. Kegiatan 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat. 2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik. 3. Penyediaan
Jasa
Pemeliharaan
dan
Perizinan
Kendaraan Dinas/Operasional. 4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan. 5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor. 6. Penyediaan Alat Tulis Kantor. 7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan. 8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor. 9. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan PerundangUndangan. 10. Penyediaan Makanan dan Minuman.
22
11. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah. 12. Penyediaan Retribusi Sampah. 13. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional. 14. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor. 15. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor. 16. Pengadaan Mebeleur. 17. Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Kendaraan
Dinas/
Operasional. 18. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor. 19. Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Peralatan
Gedung
Kantor. 20. Bimbingan
Teknis
Implementasi
Peraturan
Perundang-Undangan. 21. Pembinaan, Pengembangan Kualitasi Profesi dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu. 22. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD. 23. Penyediaan Laporan Keuangan SKPD. 24. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data dan Informasi. 25. Monitoring
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Program
Kegiatan SKPD. II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.
23
Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja pada tabel berikut merupakan Perjanjian Kinerja tahun 2015: Tabel II.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2015
No.
Sasaran Strategis
1
Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat
2
Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Indikator Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH )
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
Satuan Skor
%
Target Tahunan 84,6
74
Triwulan
Target
Triwulan I
81,9
Triwulan II
81,9
Triwulan III
84,6
Triwulan IV
84,6
Triwulan I
61
Triwulan II
65
Triwulan III
69
Triwulan IV
74
Sumber: BKPP DIY II.3 Rencana Anggaran Tahun 2015 Pada Tahun Anggaran 2015 BKPP DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp. 12.083.200.076,-. Melalui mekanisme Perubahan APBD 2015 menjadi Rp. 12.524.724.166,- dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp. 5.223.150.716,- dan Belanja Langsung Rp. 7.301.573 450,-. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp. 11.935.095.938,- (95,29%) dengan rincian untuk Belanja Tidak Langsung Rp. 5.098.168.098,- (97,61%) dan Belanja Langsung sebesar Rp. 6.836.927.840,- (93,64%). II.3.1 Target Belanja SKPD Target Belanja Tidak Langsung mendapat proporsi 41,70% sedangkan Belanja Langsung 58,30% dari total anggaran yang tersedia. Uraian lebih rinci dapat dilihat pada tabel II.3.
24
Tabel II.3 Target Belanja BKPP DIY Tahun 2015 Uraian
Target (Rp)
Persentase
Belanja Tidak Langsung
5.223.150.716,-
41,70
Belanja Langsung
7.301.573.450,-
58,30
12.524.724.166,-
100,00
Jumlah
Sumber: BKPP DIY II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis Anggaran Belanja Langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis BKPP DIY sebesar Rp. 3.953.659.550,-. Rincian anggaran Belanja Langsung per sasaran strategis yang akan dicapai BKPP DIY pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel II.4. Dari tabel tersebut terlihat bahwa BKPP pada tahun 2015 ini melaksanakan 26 kegiatan untuk mencapai 2 sasaran strategis yang sudah ditetapkan. Tabel II.4 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis Tahun 2015 No.
Sasaran
1
Pemantapan Ketersediaan dan Pola
Anggaran
Persentase
Keterangan
3.953.659.550
77,74
22 kegiatan
1.132.000.000
22,26
4 kegiatan
5.085.659.550
100,00
26 kegiatan
Konsumsi Masyarakat 2
Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha Jumlah
Sumber: BKPP DIY II.4 Instrumen Pendukung Instrumen pendukung Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sudah terintegrasi dalam sistem online monitoring dan evaluasi yang dikembangkan oleh Bidang Pengendalian Bappeda DIY. Aksesnya melalui website http://monevapbd.jogjaprov.go.id dengan memilih menu e-SAKIP. Instrumen e-SAKIP ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan 25
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Hasil perencanaan, pelaksanaan program/kegiatan, dan laporan pencapaian kinerja yang di-entry di menu e-SAKIP sudah dapat digunakan untuk mendukung penerapan SAKIP di BKPP DIY. Website BKPP DIY di http://bkpp.jogjaprov.go.id/ memuat segala informasi program kegiatan yang dilaksanakan oleh BKPP. Menu yang menjadi unggulan antara lain informasi harga pangan strategis di pasar utama yang diperbarui seminggu sekali setiap hari Senin, peta rawan pangan dan gizi, data terkait pelaksanaan upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai, dan video informasi terkait pangan dan penyuluhan.
Gambar II.1 Tampilan Website BKPP DIY dan Database Online Selain website, setiap tahun BKPP DIY menyusun buku database ketahanan pangan yang dapat menjadi referensi data terkait urusan pangan di DIY. Mulai tahun 2015 selain dalam bentuk buku juga sudah tersedia database online yang melekat pada website BKPP. Database online ini baru dapat diakses oleh internal BKPP dan menunya akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan.
26
BAB 3 Akuntabilitas Kinerja Bab 3 Berisi :
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2015
1. Capaian Kinerja
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY telah
Tahun 2015 2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya
melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Penetapan Kinerja BKPP DIY tahun 2015 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi
4. Realisasi Anggaran
kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu: Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja
Interval Nilai Realisasi
Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
1.
Kinerja 91 ≤ 100
Sangat Baik
Hijau Tua
2.
76 ≤ 90
Tinggi
Hijau Muda
3.
66 ≤ 75
Sedang
Kuning Tua
4.
51 ≤ 65
Rendah
Kuning Muda
5.
≤ 50
Sangat Rendah
Merah
No.
Kode
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh BKPP DIY dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari
27
tujuan dan sasaran strategis BKPP DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut: Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2015
NO.
1
2
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Pemantapan
Skor Pola
Ketersediaan dan Pola
Pangan
Konsumsi Masyarakat
Harapan (PPH)
Peningkatan Kualitas
Persentase
Penyuluh dan
jumlah
Peningkatan Kualitas
penyuluh yang
Kelembagaan Pelaku
meningkat
Utama/Pelaku Usaha
kapasitasnya
SATUAN
Skor
TARGET
REALISASI
84,6
85,3
KRITERIA/
PERSENTASE
100,83
KODE Sangat Baik
%
74
74
100,00
Sangat Baik
Dari tabel di atas, terdapat 2 sasaran strategis dengan 2 indikator kinerja utama. Pada tahun 2015, Kedua indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Capaian yang melebihi target adalah indikator Skor Pola Pangan harapan (PPH) dengan persentase 100,83%. Keberhasilan ini adalah hasil dari kerjasama dan sinergitas yang baik antara BKPP DIY dengan stakeholder dalam menangani urusan pangan di DIY. Pencapaian indikator kinerja perlu terus dijaga dan ditingkatkan. III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis BKPP DIY yang dicerminkan dalam capaian indikator kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut: III.2.1. Sasaran P emantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat Sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dipilih menjadi sasaran strategis BKPP karena merupakan tujuan 28
akhir dari penyelenggaraan pangan di DIY yaitu kondisi konsumsi masyarakat yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk mendukung hidup yang sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Tolok ukur capaian sasaran strategis ini terdiri dari 1 indikator kinerja utama (IKU) yaitu Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Perhitungan Skor PPH adalah sebagai berikut: Persentase AKE* Skor AKE
=
=
konsumsi energi x 100 % AKE
Persentase AKE x bobot
Jika Skor AKE > skor maksimal maka PPH = skor maksimal, selain itu skor PPH = skor AKE. * AKE : Angka Konsumsi Energi Sumber: aplikasi analisis PPH dengan data Susenas PBS dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI. Pola Pangan Harapan (PPH) adalah jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi berdasarkan kontribusi zat gizi energi masing-masing kelompok pangan. Melalui pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tinggi skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam, semakin baik komposisi dan mutu gizinya, sehingga pola konsumsi pangan penduduk semakin mendekati pola konsumsi pangan yang ideal yakni pola konsumsi pangan yang
beragam,
bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). Beberapa kegunaan analisis ini adalah: a.
Menilai jumlah dan komposisi konsumsi atau ketersediaan pangan;
b.
Indikator mutu gizi dan keragaman konsumsi atau ketersediaan pangan;
c.
Sebagai baseline data untuk mengestimasi kebutuhan pangan ideal di suatu wilayah; 29
d.
baseline
Sebagai
data
untuk
menghitung
proyeksi
penyediaan pangan ideal untuk suatu wilayah; e.
Perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah.
Tabel III.3 Target dan Realisasi Kinerja Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat 2015 No
1.
Indikator
Satuan
Skor Pola Pangan
Skor
Capaian 2014
85,3
Target
Realisasi
84,6
85,3
% Realisasi 100,83
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
90
Harapan (PPH)
Sumber: BKPP DIY Capaian skor PPH pada tahun 2015 adalah 85,3 sama dengan capaian pada tahun 2014, dengan persentase capaian 100,83% dari target tahunan. Realisasi tahun 2015 ini mencapai 94,78% dari target akhir RPJMD DIY Tahun 2017. Capaian DIY masih lebih tinggi dibanding capaian nasional sebesar 83,4. Capaian Skor PPH dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 secara umum terus meningkat, seperti yang terlihat pada gambar III.1. Skor PPH
86 82 80
85,3
83,1
84
85,3
79,1
78
78,7
76 74 2011
2012
2013
2014
2015
Gambar III.1 Grafik Capaian Skor PPH Tahun 2011-2015 30
94,78
Keberhasilan tercapainya sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat dengan indikator skor PPH ini disebabkan pola konsumsi pangan masyarakat yang semakin Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Hal ini didorong oleh perubahan perilaku konsumsi pangan masyarakat sebagai akibat kondisi
perekonomian
masyarakat
yang
semakin membaik dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA. Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat didukung oleh keberhasilan 3 sub sistem
pendukungnya,
yaitu
dari
sisi
ketersediaan pangan, distribusi pangan, dan konsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA. Ketersediaan pangan di DIY telah tercukupi baik dari hasil produksi dalam daerah maupun dari impor. Untuk ketersediaan energi dan protein berturut-turut sebesar 3.701 kal/kapita/hari dan 111,71 gr/kapita/hari, telah melebihi angka kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu sebesar 2.400 kkal/kapita/hari dan 63 gr/kapita/hari. Cadangan pangan (pemerintah dan masyarakat) juga cukup banyak, tahun ini mencapai 360 ton. Cadangan pangan ini dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu jika terjadi kerawanan maupun krisis pangan. Distribusi dan akses pangan telah tertangani dengan
baik.
Fasilitasi
diberikan
kepada
gapoktan di daerah rawan pangan dengan tujuan mendekatkan pangan ke masyarakat sehingga tersedia pangan sesuai kebutuhan masyarakat setempat dengan harga terjangkau 31
secara kontinyu. Gapoktan di daerah sentra produksi pangan juga difasilitasi agar dapat menampung dan mengelola hasil panen masyarakat setempat sehingga harga pangan terjaga, tidak merugikan petani saat panen raya dan tidak memberatkan konsumen saat musim paceklik. Harga pangan pokok strategis yang berpengaruh terhadap inflasi juga dipantau secara rutin dan bila perlu dilakukan pengendalian melalui operasi pasar oleh instansi terkait. Harga pangan pokok di DIY selama tahun 2015 relatif terkendali. Hal ini sangat didukung oleh keberadaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Dari sisi konsumsi, selain pelaksanaan Gerakan Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), pencapaian target skor PPH juga didukung melalui usaha pemberdayaan wanita melalui pemanfaatan pekarangan, pengembangan diversifikasi produk antara, dan peningkatan sosialisasi maupun promosi penganekaragaman konsumsi pangan lokal. Angka konsumsi energi di DIY adalah 1.946,4 kkal/kapita/hari dan angka konsumsi protein 60 gr/kapita/hari. Jika dibandingkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan 2.150 kkal/kapita/hari dan 57 gr/kapita/hari maka tingkat konsumsi energi di DIY masih perlu ditingkatkan, terutama konsumsi dari kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, kacangkacangan, serta sayur dan buah. Pengembangan dan pemanfaatan pangan lokal terutama umbi-umbian menjadi alternatif terbaik dalam memenuhi kebutuhan energi sekaligus menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit degeneratif seperti diabetes, kanker,
dan
serangan
jantung
karena
umbi-umbian
dapat
dikembangkan menjadi makanan fungsional yang memiliki indeks glisemik rendah, kaya kandungan prebiotik dan antioksidan. Selain mutu/kualitas konsumsi, aspek keamanan pangan sangat penting belakangan ini. Dengan terbukanya pasar terhadap masuknya produk pangan dari luar daerah maupun dari luar negeri, masalah dan tantangan keamanan pangan semakin kompleks. Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) telah berperan aktif di DIY dalam mengamankan pangan yang diproduksi maupun pangan yang 32
beredar, baik segar maupun olahan, sehingga pangan yang dikonsumsi masyarakat DIY aman dari berbagai cemaran fisik, biologis, kimiawi, maupun mikrobiologis. Pembinaan terhadap produsen pangan juga terus dilaksanakan agar produsen pangan di DIY dapat menyediakan pangan yang bermutu dan aman, sekaligus dapat bersaing menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA). Keberhasilan pencapaian ketiga sub sistem ketahanan pangan tersebut secara sinergis telah mendukung upaya penurunan kemiskinan dan kerawanan pangan di DIY. Desa rawan pangan di DIY turun dari 26 desa di tahun 2014 menjadi 20 desa di tahun 2015. Desa rawan pangan tersebut tersebar di Kota Yogyakarta 1 desa, Kabupaten Bantul 3 desa,
Kabupaten Kulonprogo 9 desa, dan
Kabupaten Gunungkidul 7 desa.
Capaian Skor PPH 85,3 telah melebihi target tahun 2015 dengan persentase 100,83%, menggunakan 94,09% dari anggaran yang tersedia
sebesar
Rp.
3.953.659.550,-.
Kondisi
ini
mampu
mempertahankan kualitas konsumsi pangan masyarakat sehingga dapat disimpulkan capaian sasaran tersebut efisien untuk mencapai dampak yang luas bagi masyarakat. Konsumsi pangan yang 33
berkualitas akan meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan masyarakat yang sehat akan mampu berkarya secara optimal menghasilkan
produktivitas
yang
tinggi,
meningkatkan
kesejahteraan, dan pada akhirnya dapat berpengaruh pada peningkatan Angka Harapan Hidup yang merupakan sasaran Pemerintah Daerah DIY. Keberhasilan pencapaian sasaran ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat didukung oleh 4 program dengan 22 kegiatan utama. Dukungan dari masing-masing program/kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Daerah Rawan Pangan dengan 4 kegiatan telah berhasil menurunkan jumlah Desa Rawan Pangan di DIY dari 26 desa di tahun 2014 menjadi 20 desa di tahun 2015. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut: a. Capaian anggaran kegiatan Dukungan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) sebesar Rp. 273.379.875,- (95,10%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 287.470.000,-. b. Capaian anggaran kegiatan Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan sebesar Rp. 861.345.900,- (95,63%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 900.719.050,-. c. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerawanan Pangan Berbasis FSVA sebesar Rp. 62.537.000,(78,17%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-. Deviasi realisasi anggaran > 10% karena bimbingan teknis penyusunan FSVA untuk kota Yogyakarta tidak dilaksanakan sebagai akibat tidak tersedianya Pedum Penyusunan FSVA 2015 untuk tingkat Kota dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. d. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan SKPG sebesar Rp. 64.995.100,- (92,85%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 70.000.000,-.
34
2. Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan telah berhasil meningkatkan jumlah cadangan pangan daerah dari 290 ton beras di tahun 2014 menjadi 360 ton di tahun 2015. Selain itu juga meningkatkan angka ketersediaan energi dan protein dari 3.699 kkal/kapita/hari dan 107,3 gr/kapita/hari di tahun 2014 menjadi 3.701 kkal/kapita/hari dan 111,71 gr/kapita/hari di tahun 2015. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut: a. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Neraca Bahan Makanan sebesar Rp. 69.900.000,- (99,86%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 70.000.000,-. b. Capaian anggaran kegiatan Penguatan Cadangan Pangan sebesar Rp. 494.468.265,- (90,75%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 544.874.000,-. c. Capaian anggaran kegiatan Analisis Ketersediaan Pangan sebesar Rp. 98.461.600,- (98,46%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. d. Capaian anggaran kegiatan Penyusunan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan sebesar Rp. 49.800.000,- (99,60%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 50.000.000,-. 3. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan dengan 9 kegiatan telah berhasil mempertahankan Skor Pola Pangan harapan (PPH) pada level 85,3. Capaian dari segi keamanan pangan, hasil pengawasan dan pembinaan keamanan pangan oleh BKPP DIY bersama dengan Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) dinyatakan 100% aman. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut: a. Capaian anggaran kegiatan Gerakan Pola pangan Beragam, bergizi,
Seimbang
dan
Aman
(B2SA)
sebesar
Rp. 107.397.800,- (98,30%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 109.250.000,-. b. Capaian anggaran kegiatan Penyebaran Informasi Produk Pangan Lokal sebesar Rp. 186.207.000,- (93,10%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 200.000.000,-. 35
c. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Diversifikasi Produk Antara sebesar Rp. 118.098.000,- (99,24%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 119.000.000,-. d. Capaian anggaran kegiatan Penanganan Keamanan Pangan sebesar Rp. 247.352.000,- (98,94%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-. e. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan OKKP-D sebesar Rp. 59.000.000,- (98,33%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 60.000.000,-. f.
Capaian anggaran kegiatan Pemberdayaan Wanita Melalui Pemanfaatan Pekarangan sebesar Rp. 38.030.450,- (95,20%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 39.950.000,-.
g. Capaian anggaran kegiatan Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Pangan Segar sebesar Rp. 333.976.000,- (89,06%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 375.000.000,-. Deviasi realisasi anggaran > 10% karena efisiensi belanja analisis laboratorium untuk pengujian keamanan produk pangan. h. Capaian anggaran kegiatan Dukungan Pengembangan Produk Pangan Bersertifikat sebesar Rp. 54.410.000,(98,93%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 55.000.000,-. i.
Capaian anggaran kegiatan Penyusunan PPH sebesar Rp. 31.460.250,- (97,11%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 32.396.500,-.
4. Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan dengan 5 kegiatan telah berhasil mendukung kelancaran distibusi dan akses pangan di DIY, menjaga stabilitas harga pangan pokok strategis, dan menyediakan informasi yang update terkait pasokan, harga, dan akses pangan. Capaian anggaran untuk masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut: a. Capaian anggaran kegiatan Dukungan Kelembagaan Akses Pangan sebesar Rp. 224.633.000,- (89,85%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 250.000.000,-. Deviasi realisasi anggaran > 10% karena penyesuaian harga satuan dengan Standar Harga Barang dan Jasa (SHBJ). 36
b. Capaian anggaran kegiatan Analisis Distribusi dan Harga Pangan sebesar Rp. 76.659.000,- (95,82%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 80.000.000,-. c. Capaian
anggaran
kegiatan
Pemberdayaan
dan
Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebesar Rp. 158.075.000,- (95,80%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 165.000.000,-. d. Capaian anggaran kegiatan Analisis Pasokan dan Akses Pangan sebesar Rp. 95.146.650,- (95,15%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-. e. Capaian
anggaran
kegiatan
Pengembangan/Pengadaan
Software Simulasi Supply-Chain Ketahanan Pangan sebesar Rp. 14.480.000,- (96,53%) dari pagu anggaran sebesar Rp. 15.000.000,-. Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat adalah: 1. Pola konsumsi rumah tangga masih kurang beragam dan tergantung pada sumber energi dari satu jenis bahan pangan, yaitu beras dan/atau tepung terigu. 2. Perkembangan usaha/industri pangan berbasis sumberdaya lokal berjalan relatif lambat. 3. Kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam mengkonsumsi dan memproduksi pangan yang aman masih rendah. 4. Masih terdapat 20 Desa Rawan Pangan di DIY. 5. Belum terbentuknya Unit Pelaksana Teknis Badan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (UPTB OKKP-D) DIY. Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah adalah: 1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan lokal, sehingga dapat menekan atau mengurangi konsumsi beras dan/atau terigu. Usaha tersebut dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi pola makan
37
Bergizi, Beragam, Seimbang dan Aman (B2SA) kepada masyarakat. 2. Meningkatkan nilai pangan spesifik lokasi (pangan lokal) menjadi olahan pangan yang menarik dan bergizi bagi konsumen serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan atau keterampilan para pelaku usaha agroindustri pangan berbasis sumber daya lokal melalui berbagai kegiatan seperti pertemuan, sosialisasi, dan pameran inovatif. 3. Memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan para pelaku usaha pengolahan tentang pangan yang bermutu dan aman, serta proses pengolahan pangan yang benar dan aman. Selain itu dilakukan pengawasan peredaran makanan terutama di sekolah akan lebih diintensifkan melalui kerja sama dengan instansi terkait, termasuk instansi vertikal di daerah yang mempunyai fungsi pengawasan terhadap peredaran bahan makanan. 4. Meningkatkan kerjasama dan sinergitas antar stakeholder yang menangani urusan pangan dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan pangan yang ada di DIY, khususnya dalam mengentaskan kerawanan pangan dan kemiskinan di Desa Rawan Pangan yang masih tersisa. 5. Mengusahakan terbentuknya kelembagaan UPTB OKKP-D DIY, agar dapat mengakses anggaran DAK dari Pemerintah Pusat guna meningkatkan kinerja ketahanan pangan di bidang keamanan pangan. III.2.2. Sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha Peningkatan
Kualitas
Penyuluh
dan
Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha dipilih menjadi sasaran strategis karena pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap dengan didukung oleh sumber daya manusia penyuluh yang handal.
38
Tolok ukur capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha terdiri dari 1 indikator yaitu Persentase Jumlah Penyuluh yang Meningkat Kapasitasnya. Cara penghitungan indikator ini adalah sebagai berikut:
Sumber data dari BKPP DIY. Penyuluh
pertanian mempunyai
kedudukan
strategis
dalam
pembangunan pertanian khususnya dalam pengembangan kualitas pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mau dan mampu menolong mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, modal dan sumber daya lainnya. Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha 2015 No
1.
Indikator
Persentase jumlah
Satuan
%
Capaian 2014
61
Target
Realisasi
74
74
% Realisasi 100,00
Target
Capaian
Akhir
s/d 2015
Renstra
terhadap
(2017)
2017 (%)
100,00
penyuluh yang meningkat kapasitasnya
Sumber: BKPP DIY Tahun 2014 capaian indikator ini adalah 61% dan capaian tahun 2015 meningkat menjadi 74%. Dari tabel III.4 terlihat bahwa pada tahun 2015 BKPP DIY berhasil mencapai target kinerja persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya, dari target 74% dapat 39
74,00
direalisasikan seluruhnya sehingga persentase capaian sebesar 100%. Sedangkan hasil kinerja tahun ini dibandingkan target tahun 2017 baru mencapai 74%. Penyuluhan di DIY diarahkan kepada penyuluhan yang mendukung swasembada padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi; penyuluhan yang mendukung diversifikasi pangan; penyuluhan yang mendukung peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta penyuluhan yang mendukung kesejahteraan petani. Setiap tahun para penyuluh menyusun program penyuluhun. Program penyuluhan menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian ke depannya. Program disusun dengan mengakomodir keperluan masyarakat yang dibuat berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi dengan tetap berpegang pada rambu-rambu perundangan kebijakan pemerintah, RPJMD maupun Renstra SKPD. Program yang disusun secara partisipatif ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan. Kompetensi penyuluh harus ditingkatkan secara kontinyu mengingat permasalahan yang dihadapi di lapangan semakin kompleks. Peningkatan kapasitas penyuluh yang merupakan pendamping langsung bagi para pelaku utama/pelaku usaha akan membantu peningkatan kemampuan pelaku utama/pelaku usaha dalam mengelola usahanya mulai dari kegiatan budi daya, pasca panen, pengolahan, sampai dengan pemasaran. Kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan akan meningkat dan berdampak pada peningkatan kesejahteran pelaku utama/pelaku usaha. Tabel III.5 Keragaan Penyuluh DIY Tahun 2015 No
Kabupaten/ Kota
Penyuluh
THL
Pertanian
Perikanan
TBPP
PPTK
Penyuluh Swadaya Pertanian
Perikanan
1
SLEMAN
74
16
53
5
60
35
2
BANTUL
49
11
67
3
153
65
3
KULONPROGO
51
13
63
3
111
59
40
No
Penyuluh
Kabupaten/ Kota
THL
Pertanian
Perikanan
TBPP
Penyuluh Swadaya
PPTK
Pertanian
Perikanan
4
GUNUNGKIDUL
73
6
42
6
144
65
5
KOTA
7
0
8
3
15
1
6
PROVINSI
8
0
0
0
0
0
7
BPTP JUMLAH
16
0
0
0
0
0
278
46
233
20
483
225
Sumber: BKPP DIY Keragaan sumber daya manusia dan aktivitas penyelenggaraan penyuluhan dapat dilihat pada tabel III.5. Secara keseluruhan jumlah penyuluh di DIY sebenarnya kurang ideal jika dibandingkan perkembangan jumlah kelembagaan petani yang keragaannya dapat dilihat pada tabel III.6. Idealnya 1 penyuluh PNS mendampingi 8-16 kelompok tani, sedangkan penyuluh swadaya/swasta idealnya mendampingi 4 kelompok tani. Namun dibalik keterbatasan tersebut ada faktor pendorong yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran kinerja, yaitu semangat dari para penyuluh PNS, penyuluh kontrak, dan swadaya dalam memberikan pendampingan pada para pelaku
utama/pelaku
meningkatkan
usaha
kompetensinya
serta
kesadaran
guna
untuk
menjawab
terus
tuntutan
perkembangan zaman. Tabel III.6 Keragaan Kelembagaan Petani di DIY Tahun 2015 KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA Kelompok Tani GAPOKTAN Pokdakan
GUNUNG
SLEMAN
BANTUL
KULON
KOTA YOGYA 194
JUMLAH
2.321
KIDUL 1.673
818
PROGO 1.058
86
144
75
88
45
438
6.064
569
427
379
359
39
1.773
UP FMA
-
40
75
80
-
195
Asosiasi
16
8
3
12
4
43
Sumber: BKPP DIY Capaian sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha 74% telah 41
berhasil memenuhi target tahun 2015 dengan persentase 100,00%, menggunakan 91,22% dari anggaran yang tersedia sebesar Rp. 1.132.000.000,-. Program dan kegiatan yang dilaksanakan telah dapat
meningkatkan
kompetensi
dan
kualitas
penyuluh
profesionalitas
melalui
penyuluh
peningkatan
sehingga
dapat
memberikan pendampingan yang optimal bagi para pelaku utama/pelaku usaha. Sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha didukung oleh 1 program yaitu Pemberdayaan Penyuluhan dengan 4 kegiatan. Dukungan masing-masing kegiatan terhadap pencapaian target sasaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga Penyuluh dengan capaian anggaran 92,84% dari pagu anggaran yang
tersedia
sebesar
Rp.
600.000.000,-
telah
dapat
meningkatkan kompetensi penyuluh melalui berbagai pelatihan dan magang serta berbagai lomba yang memicu kreativitas para penyuluh. 2. Kegiatan
Penyelenggaraan
Temu
Teknis
Penyuluh
Swadaya/Swasta dengan capaian anggaran 86,92% dari pagu anggaran yang tersedia sebesar Rp. 70.000.000,- telah dapat meningkatkan kompetensi penyuluh swadaya melalui bimbingan teknis, pertukaran pengetahuan dan informasi serta menambah jejaring kerjasama. Deviasi realisasi anggaran > 10% karena penyesuaian harga satuan dengan SHBJ. 3. Kegiatan Penyusunan Program Penyuluhan dengan capaian anggaran 92,48% dari pagu anggaran yang tersedia sebesar Rp.
37.000.000,-
telah
menghasilkan
program-program
penyuluhan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama/pelaku usaha serta dalam rangka mendukung kebijakan terkait peningkatan produktivitas komoditas sektoral dalam mendukung ketahanan pangan yang akan dilaksanakan di DIY sekaligus
42
mendukung program nasional peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai untuk jangka waktu 1 tahun berjalan. 4. Kegiatan
Pengembangan
dan
Penguatan
Kelembagaan
Penyuluhan dengan capaian anggaran 89,53% dari pagu anggaran yang tersedia Rp. 425.000.000,- memberikan dampak peningkatan pengetahuan dan kompetensi pelaku utama/pelaku usaha
sebagai
bekal
untuk
meningkatkan
daya
saing
produknya agar memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Deviasi realisasi anggaran > 10% karena perjalanan luar daerah untuk lomba kelompok perikanan dan kelautan tingkat nasional ditanggung oleh pusat serta adanya penyesuaian harga satuan dengan SHBJ.
Permasalahan yang masih dihadapi dalam pencapaian sasaran Peningkatan
Kualitas
Penyuluh
dan
Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha adalah: 1.
Masih beragamnya kelembagaan penyuluhan di tingkat kabupaten/kota.
2.
Jumlah tenaga penyuluh PNS setiap tahun berkurang karena alih tugas maupun pensiun
3.
Formasi dan penempatan tenaga penyuluh belum sesuai dengan kelembagaan, maupun kompetensinya.
Rencana yang akan dilakukan sebagai solusi penyelesaian masalah adalah: 1.
Mendorong
kabupaten/kota
untuk
mensinkronkan
kelembagaan penyuluhannya sesuai dengan aturan yang
43
tertuang dalam UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan, Pertanian Perikanan dan Kehutanan. 2.
Mengangkat tenaga penyuluh di kabupaten/kota secara bertahap dalam formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK)
pada
sistem
kepegawaian
ASN
dan
mengoptimalkan kinerja penyuluh swadaya/swasta. 3.
Menempatkan tenaga penyuluh sesuai kompetensinya pada formasi dan kelembagaan yang tepat.
III.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketahanan pangan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Tahun 2015 ini merupakan tahun terakhir pelaksanaan SPM bidang ketahanan pangan karena mulai tahun 2016 berdasarkan UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah maka ketahanan pangan termasuk dalam urusan wajib non pelayanan dasar yang tidak lagi melaksanakan SPM. Tabel III.7 Target dan Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan Tahun 2015 No 1 2
Jenis Pelayanan
Indikator
Ketersediaan dan
Penguatan cadangan
Cadangan Pangan
pangan
Distribusi dan Akses
Ketersediaan informasi
Pangan
pasokan, harga, dan akses
Target
Capaian
Kondisi
(%)
(%)
Pencapaian*
60
95,77
>
100
100
=
80
100
>
pangan 3
Penganekaragaman dan
Pengawasan dan
Keamanan Pangan
pembinaan keamanan pangan
44
No 4
Jenis Pelayanan
Indikator
Penanganan
Penanganan daerah
Kerawanan Pangan
rawan pangan
Target
Capaian
Kondisi
(%)
(%)
Pencapaian*
60
100
>
* Target belum tercapai (<), sesuai (=), melampaui (>) Target dan capaian SPM bidang ketahanan pangan di tingkat provinsi yang terdiri dari 4 jenis pelayanan dasar dengan 4 indikator kinerja di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel III.7. Dari 4 indikator yang harus dipenuhi, BKPP DIY dapat mencapai target yang telah ditetapkan, bahkan 3 indikator yaitu penguatan cadangan pangan; pengawasan dan pembinaan keamanan pangan; dan penanganan daerah rawan pangan dapat melampaui target. III.4 Realisasi Anggaran Penyerapan anggaran Belanja Langsung pada tahun 2015 sebesar 93,64% dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar 93,45%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar 94,07%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran utama, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat
(94,09%).
Sedangkan
penyerapan
terkecil
pada
program/kegiatan di sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha (91,22%). Penyerapan anggaran belanja langsung pada sasaran pendukung sebesar 94,07%. Pencapaian sasaran kinerja BKPP tahun 2015 secara keseluruhan memenuhi target. Jika dikaitkan antara pencapaian sasaran kinerja dengan penyerapan anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran yang rata-rata mendekati 100% menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan tahun 2015 telah mencukupi. Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada tabel III.8. 45
Tabel III.8 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2015 Kinerja No
1.
2.
Sasaran
Indikator Kinerja
Pemantapan Ketersediaan dan
Skor Pola Pangan
Pola Konsumsi Masyarakat
Harapan (PPH)
Peningkatan Kualitas Penyuluh
Persentase jumlah
dan Peningkatan Kualitas
penyuluh yang
Kelembagaan Pelaku
meningkat kapasitasnya
Satuan Skor
%
Anggaran
Target
Realisasi
84,6
85,3
74
74
%
%
Target
Realisasi
100,83
3.953.659.550
3.719.812.890
94,09
100,00
1.132.000.000
1.032.599.400
91,22
5.085.659.550
4.752.412.290
93,45
2.215.913.900
2.084.515.557
94,07
7.301.573.450
6.836.927.847
93,64
Realisasi
Realisasi
Utama/Pelaku Usaha Jumlah 1.
Meningkatnya Capaian
Persentase rata-rata
Pelaksanaan Program Pendukung
hasil ketercapaian
Sasaran SKPD*
pelaksanaan program
%
100
100
100,00
dukungan sasaran SKPD Total Belanja Langsung
* Sasaran pendukung
46
III.5 Analisis Efisiensi Sasaran utama BKPP DIY dapat tercapai dengan menggunakan anggaran di bawah pagu (realisasi keuangan kurang dari 100%). Hal ini disebabkan oleh efisiensi penggunaan anggaran dalam pelaksanaan program kegiatan tanpa mengurangi kualitas hasil kinerjanya. Efisiensi dilakukan antara lain melalui usaha penyesuaian belanja dengan kebutuhan riil, standar harga maupun harga pasar yang berlaku, dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya pendukung. Seperti yang terlihat pada tabel III.9, untuk sasaran Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat ada efisiensi penggunaan anggaran 5,96% dan sasaran Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha tingkat efisiensinya 8,78%. Tabel III.9 Tingkat Efisiensi Penggunaan Anggaran dalam Pencapaian Sasaran
No 1
Sasaran
Indikator Kinerja
Pemantapan
Skor Pola
Ketersediaan dan
Pangan
Pola Konsumsi
Harapan (PPH)
% Capaian
%
Kinerja (≥
Penyerapan
100%)
Anggaran
100,83
94,09
5,96
100,00
91,22
8,78
Tingkat Efisiensi (%)
Masyarakat 2
Peningkatan Kualitas
Persentase
Penyuluh dan
jumlah
Peningkatan Kualitas
penyuluh yang
Kelembagaan Pelaku
meningkat
Utama/Pelaku Usaha
kapasitasnya
Sumber: BKPP DIY
47
BAB 4 Penutup Bab 4 Berisi : 1. Kesimpulan 2. Saran
Penyelenggaraan kegiatan di SKPD Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY pada Tahun Anggaran 2015 merupakan tahun ketiga dari Rencana Strategis BKPP DIY Tahun 2012-2017. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu, untuk target-target yang belum tercapai perlu diantisipasi dan didukung oleh berbagai pihak.
Hasil laporan kinerja BKPP DIY tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Dari analisis 2 sasaran, terdapat 2 indikator kinerja utama yang dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2015, 2 indikator tersebut telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator, bahkan 1 indikator kinerja capaiannya melebihi target.
2.
Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator kinerja utama ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia (SDM), anggaran, sarana prasarana serta kerja sama dan partisipasi semua pihak terkait. Harapannya keberhasilan ini dapat dipertahankan bahkan terus ditingkatkan di masa mendatang. Target kinerja BKPP DIY tahun 2015 telah tercapai, namun pencapaian
target kinerja di waktu mendatang masih dihadapkan pada beberapa permasalahan. Secara rinci permasalahan tersebut tertuang di Bab 3. Langkah-
48
langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dirumuskan melalui beberapa saran maupun rencana aksi berikut ini: 1. Melakukan edukasi melalui sosialisasi, pelatihan, dan promosi mengenai: a. Pentingnya konsumsi pangan yang memenuhi kaidah pola makan Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman (B2SA), terutama dengan pemanfaatan sumber daya pangan lokal. b. Peningkatan nilai pangan lokal menjadi pangan olahan yang menarik dan bergizi bagi konsumen. c. Pangan dan proses pengolahan pangan yang bermutu dan aman. 2. Meningkatkan kerjasama dan sinergitas antar stakeholder yang menangani urusan pangan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan pangan yang ada di DIY, khususnya dalam mengentaskan kerawanan pangan dan kemiskinan di Desa Rawan Pangan. 3. Mendorong
sinkronisasi
kelembagaan
penyuluhan
di
kabupaten/kota
menyesuaikan dengan aturan yang tertuang dalam UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan, Pertanian Perikanan dan Kehutanan. 4. Mengangkat tenaga penyuluh di kabupaten/kota secara bertahap dalam formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada sistem kepegawaian ASN dan mengoptimalkan kinerja penyuluh swadaya/swasta. 5. Menempatkan tenaga penyuluh sesuai kompetensinya pada formasi dan kelembagaan yang tepat. 6. Mengusahakan terbentuknya kelembagaan Unit Pelaksana Teknis Badan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (UPTB OKKP-D) DIY untuk meningkatkan kinerja keamanan pangan.
49
LAMPIRAN: Lampiran 1. Struktur Organisasi
Lampiran 2. Perencanaan Strategis (matriks Renstra lima tahun) TARGET NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
SEBELUM REVIEW 2013
1.
Pemantapan Ketersediaan dan Pola Konsumsi Masyarakat
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
2.
Peningkatan Kualitas Penyuluh dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pelaku Utama/Pelaku Usaha
Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya
3.
Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran SKPD
Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD
SETELAH REVIEW
2014
2015
2016
2017
80,2
81,9
84,6
88,5
90
%
48
61
74
87
100
%
100
100
100
100
100
Skor
Lampiran 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Lampiran 4. Tanggapan/Tindak Lanjut Evaluasi LKJ IP Tahun Sebelumnya
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Jl. Gondosuli Nomor. 6 Telp (0274) 540798, 540897, 523882 Fax (0274) 523882 Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email:
[email protected] Y O G Y A K A R T A 55165
TANGGAPAN/TINDAK LANJUT EVALUASI LKJ IP TAHUN SEBELUMNYA SKPD: BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DIY No 1
Saran/Rekomendasi
Tindak lanjut
Melakukan monitoring
Sudah dilakukan monitoring
pencapaian Penetapan Kinerja
pencapaian Penetapan Kinerja melalui
secara berkala
koordinasi bulanan yang membahas hasil pelaksanaan program kegiatan secara fisik dan keuangan sekaligus mengolah data capaian kinerja
2
Memanfaatkan Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja berisi sasaran
dalam melakukan pengarahan dan
strategis, indikator kinerja utama SKPD,
pengorganisasian kegiatan
program, kegiatan, lengkap dengan anggaran dan target pelaksanaan fisik serta keuangan telah dimanfaatkan sebagai pedoman dalam mengarahkan dan mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan
3
Menyusun standar mekanisme
Standar mekanisme pengumpulan data
pengumpulan data kinerja
kinerja sudah tersedia dan akan dilampirkan dalam Reviu Renstra BKPP DIY Tahun 2012-2017
4
Menselaraskan antara IKU SKPD
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
dengan IKU Pemda
merupakan IKU BKPP DIY sekaligus IKU Gubernur/Pemda DIY
No 5 6
Saran/Rekomendasi Melakukan reviu secara berkala
Reviu terhadap IKU dan program sudah
terhadap IKU
dilakukan secara rutin setahun sekali
Melakukan evaluasi terhadap program yang dilaksanakan dalam rangka menilai keberhasilan program
7
8
Tindak lanjut
tiap akhir tahun anggaran melalui evaluasi Renstra SKPD, hasil evaluasi ini digunakan sebagai alat penilaian keberhasilan kinerja dan sebagai bahan penyusunan rencana tahun selanjutnya
Memanfaatkan rekomendasi hasil
Rekomendasi hasil evaluasi program
evaluasi program guna perbaikan
telah dimanfaatkan guna perbaikan dan
perencanaan kinerja
peningkatan kinerja, terhadap program
Memanfaatkan rekomendasi hasil evaluasi program guna peningkatan kinerja
yang belum tercapai targetnya akan dijadikan program prioritas dengan dukungan sumber daya (salah satunya anggaran) yang lebih tinggi
Yogyakarta, 29 Februari 2016 KEPALA BKPP DIY
Lampiran 5. Penghargaan yang pernah diterima 1.
Adhikarya Pangan Nusantara Penerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) tingkat nasional dari DIY berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 680/Kpts/KP.590/12/2015 adalah sebagai berikut: a.
Kategori pembina ketahanan pangan:
Retnaningtyas, S.STP (Lurah Rejowinangun, Kota Gede, Kota Yogyakarta).
b.
Kategori pelayanan ketahanan pangan:
Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S (Peneliti UGM).
drh. Yeni Kurniawati (Pengawas Kesehatan Hewan dari Kecataman Berbah, Sleman).
Sumarsini, A.Md (Penyuluh Pertanian dari Kecamatan Tempel, Sleman)
c.
Kategori pelaku pembangunan ketahanan pangan:
Pengembangan
Produksi:
Gapoktan
Gemah
Ripah
(Pendowoharjo, Sewon, Bantul).
Pemberdayaan Masyarakat: KWT Bunda Mandiri (Kaliagung, Sentolo, Kulonprogo).
Pengembangan Industri: KWT Pawon Gendis (Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo).
2. Penerima Penghargaan Penyuluhan Tingkat Nasional Tahun 2015 Penerima Penghargaan Penyuluhan Tingkat Nasional Tahun 2015 dari DIY berdasarkan Surat Nomor 503/Kpts/KP.590/8/2015 tentang Penghargaan kepada Penyuluh Pertanian PNS Teladan, Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan, Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian Teladan, Petani Berprestasi, Gabungan Kelompok Tani Berprestasi, Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi, dan Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi Tingkat Nasional adalah sebagai berikut:
1.
Penyuluh Pertanian Teladan PNS atas nama Sumarsini, A.Md dari Sleman.
2.
Penyuluh Pertanian Teladan Swadaya atas nama Siti Rupingah dari Kulonprogo.
3.
THL TB Penyuluh Pertanian Teladan atas nama FX. Sudarno, SP dari Kulonprogo.
4.
BP3K Berprestasi atas nama BP3K Amongkismo Sewon dari Bantul.
5.
Petani Berprestasi atas nama Supraptono dari Gunungkidul.
6.
Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi atas nama KSU Mekar Mas dari Kulonprogo.
7.
Gapoktan
Berprestasi atas nama Catur Manunggal dari
Kulonprogo. 3. Lomba website lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan) Tahun 2015 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY dalam lomba website untuk lingkup BPPSDMP Kementan dengan peserta dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup BPPSDMP Kementan dan Badan/Instansi di tingkat Provinsi yang membawahi urusan penyuluhan (Badan Koordinasi
Penyuluhan/BAKORLUH)
mendapatkan Juara Harapan I.
dari
33
provinsi
berhasil
Lampiran 6. Pengukuran Kinerja
Lampiran 7. Laporan Capaian Anggaran Pendukung Sasaran