B AB I I I R AN C AN G A N K E R AN G K A E K O N O M I D A E R A H
3.1
Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2009 dan Perkiraan Tahun 2010 Perkembangan perekonomian global yang cepat dan dinamis sangat
mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Fluktuasi harga komoditi utama dan krisis keuangan yang memicu krisis ekonomi global telah memberikan tekanan pada perekonomian nasional sehingga mengganggu pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang direncanakan. Meskipun pertumbuhan ekonomi secara rata-rata selama periode 2005-2008 mencapai 5,9 persen, pencapaian tersebut dilalui dalam kondisi yang cukup berat. Lonjakan harga minyak mentah di pasar internasional telah memaksa Pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi beberapa kali sehingga meningkatkan laju inflasi. Dengan tingginya inflasi, fundamental ekonomi tereduksi karena tidak saja membuat biaya produksi menjadi lebih mahal tetapi juga melemahkan daya beli masyarakat. Padahal, daya beli masyarakat merupakan faktor dominan dalam menopang perekonomian nasional selama ini. Dalam beberapa tahun ke depan, pengaruh eksternal tersebut masih akan mewarnai perjalanan pembangunan ekonomi Indonesia. Dampak perekonomian nasional yang resisten tersebut akan menjadi studi komparatif dalam rencana kerja pembangunan di daerah. Dengan ini, Pemerintah Kabupaten Lebak akan berupaya melakukan kajian terhadap kondisi perekonomian pada tahun 2009 dan sebelumnya hingga rencana kinerja perekonomian 2010 sehingga diharapkan dapat mampu melakukan berbagai upaya
konstruktif
dalam
memperbaiki
kinerja
perekonomian
secara
berkesinambungan.
3.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kinerja perekonomian Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2006 – 2009 masih menunjukan sisi yang dinamis. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada Tahun 2009 mengalami tekanan yang signifikan sebagai dampak resistennya sektor riil di Kabupaten Lebak terhadap gejolak perekonomian pada tahun berjalan. Munculnya tingkat persaingan pasar yang cepat dan kurang optimalnya
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
40
lembaga keuangan membuat tekanan kepada sektor riil menjadi semakin berat. Seperti yang kita ketahui bersama, peranan permodalan dan kualitas sumberdaya manusia yang professional memberikan pengaruh yang nyata dalam peningkatan output secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun, Pemerintah Kabupaten Lebak tetap berupaya melakukan optimalisasi kinerja perekonomian daerah sebagai suatu usaha untuk mempertahankan produktivitas sektoral, konsumsi masyarakat dan investasi lokal secara substantif. Hal ini menunjukan bahwa Pemerintah Kabupaten Lebak berhasil melakukan upaya preventif terhadap kondisi eksternalitas negatif perekonomian global dan nasional yang mendorong peningkatan laju inflasi domestik.
Grafik III.a Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2006 - 2009 10
LPE
1 2006
2007
2008
2009
2010*
Pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2009 mencapai 4,02 persen atau mengalami perlambatan sebesar 0,04 persen dari Tahun 2008. Hal ini terjadi akibat dampak krisis global dan tekanan terhadap sisi permintaan. Pemerintah Kabupaten Lebak akan terus berupaya melakukan upaya recovery terhadap sector riil, mengingat sector ini masih akan terus dilanda gejolak pada 2 tahun mendatang. Dan Pemerintah Kabupaten Lebak akan menargetkan LPE Tahun 2010 pada kisaran 4,00 persen sebagai suatu langkah konstruktif terhadap kinerja perekonomian daerah dalam mengatasi dampak eksternalitas negative dalam krisis global.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
41
Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2005 – 2009
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) (ADHK) 3,15 4,90 4,06 4,02 4,00
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010*
Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Lebak, Keterangan: * = angka perkiraan
3.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Optimisme pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak dapat dicapai melalui peranan produktivitas yang konsisten terhadap semangat kebangkitan perekonomian pasca krisis global. Berikut adalah perkembangan PDRB Kabupaten Lebak disertai target PDRB pada Tahun berjalan.
Grafik III.b Perkembangan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2006 - 2010 9000000 8000000 7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0
ADHB ADHK
2006
2007
2008
2009
2010*
Kinerja perekonomian daerah pada Tahun 2009 mencapai nilai 3.852.322 rupiah atau meningkat sebesar 4,02 persen dari Tahun 2008 (ADHK). Melalui berbagai pertimbangan dan analisis perencanaan terhadap perekonomian daerah, maka Pemerintah Kabupaten Lebak mentargetkan untuk pencapaian nilai pertumbuhan PDRB sebesar 4.006.525 rupiah pada Tahun 2010 atau sebesar 4,00 persen.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
42
Tabel 3.2 Nilai dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2006 – 2010 Tahun
PDRB (Rp. Juta)
Pertumbuhan PDRB (%)
Berlaku
Konstan 2000
Berlaku
Konstan 2000
2006
5.437.900
3.392.776
11,68
3,15
2007
6.029.385
3.559.032
10,88
4,90
2008
6.749.934
3.703.665
11,93
4,06
2009
7.273.939
3,852,322
7.77
4,02
10,07
4,00
2010* 8.006.213 4.006.525 Sumber: BPS dan Bappeda Kab. Lebak; Ket: *angka perkiraan
Desakan inflasi dan himpitan fiskal daerah tidak mengendurkan semangat percepatan pembangunan yang digaungkan Pemerintah Kabupaten Lebak. Melalui semangat yang optimis, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya melakukan perbaikan kinerja perekonomian secara sektoral dan berupaya untuk meningkatkan produktivitas berbasis potensi lokal melalui target capaian PDRB Tahun 2010. Grafik III.c Distribusi Sektor Lapangan Usaha Terhadap PDRB Tahun 2006 dan 2009 (ADHK) Pertanian 40 Pertambangan&Penggalian 35 Industri&Pengolahan 30 Listrik,Gas&Air Bersih 25 Bangunan/Konstruksi 20 Perdagangan,Hotel&Restoran 15 Angkutan&Komunikasi 10 Keuangan,Persewaan&Jasa Perusahaan
5
Jasa-Jasa 0 2006
2009
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
43
Secara umum, kontribusi masing-masing sektor dalam struktur ekonomi di Kabupaten Lebak pada Tahun 2009 memiliki pergerakan yang dinamis. Sektor Pertanian memiliki kontribusi yang signifikan dalam pencapaian produksi sebesar 38,00% secara parsial dan disusul sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 23,35% kemudian sektor Jasa-jasa yang mampu memberikan kontribusi pilihan sebesar 12,84%.
Tabel 3.3 Perkembangan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2006 dan 2009 ADHB dan ADHK Sektor
2006
2009
ADHB
ADHK
ADHB
ADHK
Pertanian
35,29
37,88
34,45
38,00
Pertambangan & Penggalian
1,34
1,27
1,31
1,29
Industri & Pengolahan
9,55
9,57
9,26
9,35
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,57
0,41
0,56
0,41
Bangunan/Kontruksi
4,19
4,27
4,05
4,23
Perdagangan, Hotel & Restoran
24,16
23,11
25,35
23,35
Angkutan & Komunikasi
9,56
6,08
9,92
6,06
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
4,51
4,51
4,49
4,47
Jasa-jasa
10,84
12,90
10,60
12,84
PDRB
Jika kemudian kita membuat pemilahan struktural secara dominasi sektoralnya, maka: 1. sektor primer (primary sector) memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 38%. 2. sektor sekunder (secondary sector) memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 9,35%. 3. sektor tersier (services sector) memiliki kontribusi terhadap PDRB sebesar 51,9%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
44
Dengan ini dapat kita analisis bahwa, peranan sektor pertanian sebagai sektor basis masih mampu memberikan kontribusi yang potensial dalam perekonomian di Kabupaten Lebak secara sektoral.
Tabel 3.4 Perkembangan PDRB per Kapita Kabupaten Lebak Tahun 2005 – 2009 TAHUN
Adh. Berlaku
Adh. Konstan
2005
4.151.754
2.804.583
2006
4.543.320
2.834.636
2007
4.982.349
2.940.987
2009
5.778.044
3.060.087
2010*
6.368.010
3.107.692
Keterangan: * = angka perkiraan Sumber : BPS dan Bappeda Kab. Lebak
Pertumbuhan PDRB perkapita Kabupaten Lebak yang dinamis dalam kurun waktu 2005 – 2009, menunjukan konsistensi Pemerintah Kabupaten Lebak untuk
terus
melakukan
upaya
berkesinambungan
dalam
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di daerah melalui peningkatan daya beli masyarakat dimana kontribusi dan dukungan konsumsi masyarakat sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Kabupaten Lebak.
3.1.3. Tingkat Investasi Tingkat investasi di Kabupaten selama kurun waktu 2006 – 2009 sangat dipengaruhi oleh gejolak tingkat suku bunga perbankan dan optimalisasi pelayanan investasi itu sendiri tanpa mengesampingkan kondisi peluang dunia usaha dan sumberdaya potensial di Kabupaten Lebak.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
45
Tabel 3.5 Perkembangan Investasi Di Kabupaten Lebak Tahun 2006 – 2009 NO
Jenis
TAHUN
Investasi 1
PMDN
2
PMA
3
NON
JUMLAH
2006
2007
2008
2009
806.000.000.000
15.000.000.000
-
25.000.000.000
846.000.000.000
$ 222.590.000
$ 9.250.000
$ 172.100.000
$ 8.400.000
$ 412.340.000
2.400.000.000
3.625.001.000
6.025.001.000
450.181.015.000
122.663.000.000
143.138.892.000
303.320.172.000
1.019.303.079.000
1.256.181.015.000
137.663.000.000
145.538.892.000
331.945.173.000
1.871.328.080.000
222.590.000
9.250.000
172.100.000
8.400.000
412.340.000
FASILITATIF JUMLAH (Rp) JUMLAH (US$)
Sumber: KPPT Kab. Leb
3.1.4. Tingkat Inflasi
Grafik III.d Perkembangan Inflasi di Kabupaten Lebak Tahun 2005 – 2010 14 12 10 8
Inflasi
6 4 2 0 2005
2006
2007
2008
2009
2010*
Tingkat inflasi di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2005-2009 bersifat fluktuatif. Acuan perbandingan inflasi di Kabupaten Lebak menggunakan indikator perbandingan antara PDRB Nominal dengan PDRB Riil (GDP Deflator) dalam tahun tertentu, dimana indikator lainnya menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang pada tataran seimbang dapat mencerminkan tingkat biaya hidup (cost of living).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
46
Tabel 3.6 Tingkat Inflasi di Kabupaten Lebak pada Tahun 2005-2010 Tahun
Inflasi (%)
2005
11,79
2006
8,27
2007
5,70
2008
7,58
2009
3,60
2010*
4,50
Keterangan: *= Angka Perkiraan Sumber : BPS dan Bappeda Kabupaten Lebak Tingkat inflasi tahun 2009 berada pada 3,60 persen. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas perekonomian daerah pada sisi permintaan dan sisi penawaran bergerak secara responsive sebagai akibat tekanan krisis global yang mengakibatkan stabilitas perekonomian menjadi sangat terganggu terutama pada sector riil sebagai pilar perekonomian di Kabupaten Lebak.
3.1.4. Kependudukan Kependudukan dan beragam permasalahannya di Kabupaten Lebak dalam kurun waktu 2005 – 2008 Tabel 3.7 Kependudukan di Kabupaten Lebak 2005 – 2008 Jumlah Tahun
Penduduk
Penganggur
Indeks
Indeks
Indeks
Indeks
Kelangsungan
Pengetahuan
Daya
Pembangunan
Beli
Masyarakat
Hidup 2005
1.176.350
106.974
62,67
76,51
59,76
66,31
2006
1.202.909
126.158
63,33
76,51
60,12
66,65
2007
1.219.033
129.059
63,52
76,51
60,18
66,74
2008
1.234.459
132.027
63,60
76,51
61,30
67,10
Sumber: Bappeda Kab. Lebak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
47
Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (Human Index) di Kabupaten Lebak mengakibatkan kualitas produktivitas perekonomian yang rendah dan menjadikan multi-persoalan yang berkepanjangan. Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten
Lebak
tetap
berupaya
melakukan
pembenahan
terhadap
pembangunan perekonomian, kesehatan dan pendidikan melalui program jangka pendek dan jangka panjang yang terukur sehingga semangat melakukan percepatan pembangunan dan menghapuskan daerah tertinggal dapat segera terealisir secara komprehensif.
3.1.5. Rencana target ekonomi makro pada tahun Perencanaan 2011 Capaian kinerja perekonomian pada Tahun 2009 dan revitalisasi kebijakan ekonomi makro Tahun 2010 di Kabupaten Lebak menjadi tolak ukur target ekonomi makro pada Tahun 2011 secara evaluatif. Fokus pemulihan perekonomian nasional dan pemeliharaan kesejahteraan rakyat menjadi target dalam
RKP
Tahun
2011.
Kemudian
fokus
percepatan
pembangunan
infrastruktur, peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat dan kapasitas pemerintahan menjadi target dalam RKPD Propinsi Banten Tahun 2011. Maka, dengan ini Pemerintah Kabupaten Lebak akan mengambil fokus RKPD Tahun 2011 kepada pengembangan perekonomian rakyat dan penanganan desa tertinggal melalui sasaran 4 prioritas pembangunan kepada: Peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi yang berbasis sumberdaya lokal. Peningkatan
akses
dan
mutu
pelayanan
pendidikan,
kesehatan,
kependudukan dan ketenagakerjaan. Pengembangan
wilayah
melalui
peningkatan
infrastruktur
dan
pengelolaan lingkungan hidup, serta Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur dan tata kelola aset daerah. Strategi pengembangan perekonomian rakyat melalui pengembangan ekonomi daerah berbasis komoditas dan penanganan desa tertinggal merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Lebak dalam melakukan kebijakan perekonomian secara ekspansif dalam percepatan pembangunan pada tahun 2011.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
48
3.1.6. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Berdasarkan analisis terhadap realisasi kinerja ekonomi daerah pada Tahun 2009 dan Tahun 2010, disusul tekanan inflasi yang multi-dimensi membuat basis perekonomian di Kabupaten Lebak yang masih didominasi oleh sektor pertanian sebagai sektor basis menjadi paling beresiko terutama terhadap tingkat persaingan pasar dan kualitas infrastruktur yang dapat meningkatkan nilai tambah terhadap produktivitas lokal. Maka, Pemerintah Kabupaten Lebak berupaya optimis dalam mengambil kebijakan perbaikan perekonomian lokal melalui upaya
restrukturisasi terhadap
kualitas
infrasruktur yang
dapat
memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada Tahun 2011 ditargetkan untuk mencapai nilai 4,52 persen sebagai bentuk revolusi perekonomian daerah dalam percepatan pembangunan.
3.1.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berikut adalah target nilai produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Lebak pada Tahun 2011 sebagai terjemahan dalam capaian target pertumbuhan ekonomi daerah pada Tahun 2011. Tabel 3.7 Target Nilai PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2011 Sektor
ADHK (juta)
Pertanian Pertambangan & Penggalian
1.579.067 47.679
Industri & Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
379.167 18.650
Bangunan/Kontruksi
170.598
Perdagangan, Hotel & Restoran
979.756
Angkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
252.501 175.214
Jasa-jasa
582.878 4.185.510
PDRB Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak
Sektor perekonomian
Pertanian di
sebagai
Kabupaten
Lebak
sektor yang
basis,
masih
kemudian
mendominasi
diharapkan
dapat
memberikan nilai tambah secara sektoral dalam upaya pengembangan ekonomi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
49
daerah
berbasis
komoditas
unggulan
sebagai langkah strategis
dalam
meningkatkan daya saing daerah terhadap pasar.
3.1.8. Inflasi Tantangan tingkat persaingan global melalui Asean China Free Trade Agreement 2010 (ACFTA 2010), disusul kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) akan memberikan dampak tersendiri terhadap inflasi di Kabupaten Lebak pada Tahun 2011, maka Pemerintah Kabupaten Lebak berencana untuk melakukan upaya recovery terhadap sektor basis dengan melakukan pengendalian inflasi lokal dengan sasaran inflasi Tahun 2011 sebesar 4,80 persen.
3.2. Tantangan Dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2010 Dan Tahun 2011 Analisis Kondisi Internal dan Kondisi Eksternal Kabupaten Lebak Tabel 3.8 Tabel Analisis SWOT Kondisi Internal Daerah
Kondisi Eksternal Daerah
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Tersedianya Jumlah penduduk yang cukup besar
Rendahnya kualitas SDM terutama di perdesaan yang sebagian besar berketerampilan rendah (low skilled). Terbatasnya kompetensi dan kapasitas Masyarakat Lokal
Berkembangnyalembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun informal
Meningkatnya migrasi Penduduk lintas sektoral. (Net Inmigration of Workers)
pembangunan Ekonomi masyarakat lokal berbasis Agroindustri
Terbatasnya kapasitas keuangan daerah serta rendahnya manajemen aset daerah
Tersedianya pengembangan struktur ruang kedalam 2 (dua) Wilayah Pengembangan yaitu Wilayah Pengembangan Utama dan Wilayah Pengembangan Penunjang Reformasi Birokrasi menuju tata pemerintahan yang baik (good governmante governance)
Rendahnya tingkat akuntabilitas dunia usaha dalam pelaksanaan pembangunan selaku mitra Pemerintah Daerah, Adanya dampak negatif yang dapat mempengaruhi struktur lingkungan, sosial dan budaya
Tersedianya Sumberdaya Alam lokal (local resources) yang potensial Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik
Meningkatnya optimalisasi pelayanan publik dan transparasi
Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan
Tersedianya sarana Rendahnya kuantitas dan dan prasarana kualitas atlit lokal yang penunjang berprestasi penyelenggaraan Porprop Keterangan: Angka dalam jutaan Sumber : BPS dan Bappeda Kabupaten Lebak
Ditetapkannya Kabupaten Lebak sebagai Tuan Rumah pada Pekan Olahraga Provinsi Banten 2010
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
Adanya potensi hambatan arah kebijakan nasional
Meningkatnya daya saing regional
50
3.3.
Arah Kebijakan Ekonomi daerah Arah kebijakan ekonomi diarahkan dengan memperkuat perekonomian
berbasis potensi lokal yang berorientasi dan berdaya saing secara global melalui peningkatan
kemampuan
ekonomi
masyarakat
yang
didukung
dengan
percepatan pembangunan serta membuka seluas-luasnya peluang usaha dan kemudahan pelayanan perijinan investasi dengan mengurangi dampak ekonomi biaya tinggi. Upaya ini diharapkan akan mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam
kegiatan
ekonomi
yang
dapat
meningkatkan
pendapatan
dan
kesejahteraan masyarakat . Pengembangan ekonomi lokal sejalan pula dengan pemanfaatan peluang ekonomi regional dan nasional dengan melibatkan seluruh pelaku ekonomi baik masyarakat maupun dunia usaha yang didukung oleh pemerintah melalui penyediaan sarana dan prasaran infrastruktur perekonomian. Dengan tergalinya potensi ekonomi lokal diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja terutama dampaknya dapat menciptakan peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin dan usaha mikro. Berdasarkan
kebijakan
ekonomi
tersebut
perlu
pula
dilakukan
menciptakan suatu mekanisme yang lebih efektif dalam memberdayakan unsurunsur masyarakat dan dunia usaha kedalam suatu jaringan sehingga potensi ekonomi lokal dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi riil. Melalui kebijakan ekonomi sebagaimana telah diuraikan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan menciptakan peningkatan kemampuan daya beli dan daya pikul masyarakat yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan daerah.
3.4. Analisis dan perkiraan Sumber-sumber Pendanaan daerah Sesuai
dengan
ketentuan
perundang-undangan
pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan telah diatur sesuai dengan urusan dan kewenangan yang diserahkan kepada pemerintah daerah. Sumber-sumber pendanaan daerah meliputi dana desentralisasi, dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan, hal ini diatur untuk mencegah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
51
tumpang tindih ataupun tidak tersedianya pendanaan pada suatu bidang pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD yang diantaranya diperoleh dari dana desentralisasi sedangkan penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewenangan dan tanggungjawab pemerintah dibiayai dari APBN yang didekonsentrasikan kepada Pemerintah Provinsi ataupun tugas pembantuan yang dilimpahkan kepada Kabupaten/Kota dalam rangka tugas pembantuan.
3.4.1
Dana Desentralisasi Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara
optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan adanya sumber-sumber pendanaan daerah yang cukup. Pemerintahan
Daerah
dalam
melaksanakan
tugas
dan
tanggungjawabnya sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan oleh Pemerintah sebagai daerah otonom memperoleh sumber keuangan yang antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan dan kewenangan memungut serta mendayagunakan pajak daerah dan retribusi daerah sebagai pendapatan daerah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdapat perubahan jenis-jenis sumber pendapatan asli daerah yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2011 untuk Pajak Daerah dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dan Pajak Bumi dan Bangunan diberlakukan mulai tahun 2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang masih dalam proses penyusunan serta penerbitan Peraturan Daerah sebagai landasan pelaksanaannya sehingga untuk tahun 2011 masih terjadi transisi pelaksanaan Undang-Undang tersebut. Sumber-sumber
pendanaan
daerah
diperoleh
diantaranya
dari
Pendapatan Daerah yang meliputi : 1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari : - Pajak Daerah - Retribusi Daerah - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
52
Pajak Daerah terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak mineral bukan logam dan batuan , Pajak Parkir, Pajak Sarang Burung Walet dan jenis pajak baru yaitu Pajak Air Tanah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Retribusi Daerah diperoleh dari pengelompokkan yaitu : - Retribusi Jasa Umum - Retribusi Jasa Usaha - Retribusi Perijinan Tertentu Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terdiri dari : - Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Mililk Daerah. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah terdiri dari : Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan, Penerimaan Jasa dari Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pendayagunaan Kekayaan Milik Daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga. 2.
Dana Perimbangan terdiri dari : - Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - Dana Alokasi Umum (DAU) - Dana Alokasi Khusus (DAK). Bagi Hasil Pajak diperoleh dari : Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perhutanan, Perkebunan dan Pertambangan, Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Pasal 25 dan Pasal 29 dan Cukai hasil tembakau. Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam diperoleh dari : Iuran Hak Pengusahaan Hutan, Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Tetap (Landrent), Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti), Pungutan Pengusahaan Perikanan, Pungutan Hasil Perikanan, Pertambangan Minyak Bumi.
3.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari : - Pendapatan Hibah - Dana Darurat - Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
53
Tabel 3.9 Realisasi Pendapatan Kabupaten Lebak 2006-2010 No
Uraian
2006
2007
2008
2009
1
Pendapatan asli daerah
36.756.673.922
48.937.969.974
51.095.272.123
58.021.746.576
a. Pajak daerah b. Retribusi daerah c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
5.146.506.642 17.930.560.504
5.965.022.206 26.050.298.044
7.418.832.719 29.630.839.568
7.111.016.717 38.134.320.720
1.290.076.394
1.119.391.930
1.921.883.509
2.277.986.593
12.389.530.382
15.803.257.794
12.123.716.327
10.498.422.546
558.384.447.337
637.383.925.205
662.722.279.645
688.615.574.665
35.299.204.373
40.725.142.939
42.438.918.645
44.359.050.665
458.050.000.000
507.639.000.000
554.305.361.000
576.180.524.000
30.410.000.000
51.176.000.000
65.978.000.000
68.076.000.000
14.625.242.964
17.843.782.266
0
0
20.000.000.000
20.000.000.000
0
0
0
2.000.000.000
90.540.403.458
35.208.745.857
0 0
2.000.000.000 0
4.000.000.000 0
0 0
0
0
19.038.604.058
20.208.745.857
0
0
47.501.799.400
37.250.779.000s
0
0
20.000.000.000
15.000.000.000
595.141.121.259
688.321.895.179
804.357.955.226
781.846.067.098
2
Dana perimbangan a. Dana bagi hasil Pajak/bagi hasil bukan pajak b. Dana alokasi umum c. Dana alokasi khusus d. Bagi Hasil Pajak Propinsi e. Bantuan Keuangan dari Propinsi
3
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah a. Pendapatan Hibah b. Dana Darurat c. Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi d. Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus e. Bantuan Keuangan dari Propinsi TOTAL PENDAPATAN Sumber:
2010 0
0
0
0
DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010
Keterangan : Realisasi tahun 2010 sampai dengan kuartal pertama
Tabel 3.10 Perkembangan Target PAD Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010 No.
Tahun
1
2006
PAD (Rp.) 33.479.668.750
28,56
APBD (Rp.) 669.904.187.962
Proporsi (%) 5,00
2
2007
51.461.107.636
34,94
771.371.952.548
6,67
3
2008
76.942.599.000
33,12
870.702.263.146
8,84
4 5
2009
74.268.196.396
-3,48
884.755.439.332
8,39
2010
69.769.837.320
-6,06
886.482.112.355
7,87
Pertumbuhan (%)
Rata-Rata per tahun Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
54
Perkembangan target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lebak selama tahun 2006 - 2010, rata-rata pertumbuhan per tahunnya mengalami kenaikan sebesar 24,25%. Bila melihat kemampuan keuangan Kabupaten Lebak dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan rata-rata per tahun kontribusi terhadap APBD 6,93% berarti bahwa secara kemandirian fiskal Kabupaten Lebak masih masuk dalam kategori rendah, karena pendapatan di luar PAD mencapai 84,35%, yaitu dari Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Tabel 3.11 Perkembangan Dana Perimbangan Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010
No.
Tahun
1
2006
Dana Perimbangan (Rp.) 546.541.575.000
2
2007
3
Pertumbuhan (%)
APBD (Rp.)
Proporsi (%)
35,08
669.904.187.962
81,59
588.601.000.000
7,15
771.371.952.548
76,31
2008
661.417.629.000
11,01
870.702.263.146
75,96
4
2009
682.574.430.825
3,20
884.755.439.332
77,15
5
2010
789.207.931.825 Rata-rata per tahun
15,62
886.482.112.355
89,03
Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010
Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil, yang bersumber dari pajak dan sumberdaya alam, serta Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Alokasi Umum yang diluncurkan dari pemerintah pusat ke daerah bertujuan untuk menghindari kesenjangan fiskal (fiscal gap) antar daerah, dimana DAU ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu dengan penekanan pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Adapun formula dan perhitungan DAU ditetapkan sesuai undang-undang, dengan harapan akan tercapai kemandirian fiskal daerah, yang diindikasikan oleh penurunan alokasi DAU yang signifikan dari tahun ke tahun. Perkembangan Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Lebak selama kurun waktu 2005 sampai dengan 2009 cenderung mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan bahwa derajat kemandirian fiskal Kabupaten Lebak masih rendah, karena masih tergantung dari kontribusi pemerintah pusat.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
55
Untuk perkembangan dana perimbangan secara total selama kurun waktu 2005 sampai dengan 2009 rata-rata pertumbuhan per tahunnya sebesar 14,65%, dan kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama sebesar 79,30%.
Tabel 3.12 Perkembangan Lain-lain Pendapatan yang Sah Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010 No.
Tahun
1
2006
Lain-lain Pendapatan yang Sah (Rp.) 6.500.000.000
2
2007
3
2008
4 5
Pertumbuhan (%)
APBD (Rp.)
Proporsi (%)
-87,40
669.904.187.962
0,97
36.370.000.000
82,13
771.371.952.548
4,71
87.639.304.000
58,50
870.702.263.146
10,07
2009
57.566.156.210
-34,31
884.755.439.332
6,51
2010
27.504.343.210
-52,22
886.482.112.355
3,10
Rata-rata per tahun Sumber:
DPPKD Kabupaten Lebak, 2006-2010
Perkembangan lain-lain pendapatan daerah yang sah secara kumulatif selama kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 rata-rata pertumbuhan pertahunnya sebesar Rp. 43.115.960.684 sementara kontribusi terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama baru sebesar 5,07%. Tabel 3.13 Tax Ratio di Kabupaten Lebak Tahun 2006 – 2010 Pajak Daerah (Rp)
PDRB ADHK (Rp)
Tax Ratio (%)
No.
Tahun
1
2006
4.787.300.000
3.289.215.000.000
0,14
2
2007
5.202.300.000
3.392.777.000.000
0,15
3
2008
6.275.000.000
3.559.032.000.000
0,17
4
2009
7.531.500.000
3.842.250.000.000
0,20
5
2010
7.781.950.000
4.006.525.000.000
0,20
Sumber: Diolah dari Data BPS dan DPPKD
Tax ratio adalah prosentase penerimaan pajak terhadap PDRB tahun berkenan yang perbandingannya relatif masih rendah. Rendahnya tax ratio dimaksud dikarenakan sumber-sumber pungutan pajak daerah hanya sebagian kecil dari kegiatan produktivitas masyarakat. Sebagai gambaran, tax ratio di Kabupaten Lebak pada tahun 2006 sebesar 0,14%, dan pada tahun 2009 sebesar 0,20% dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tiap tahunnya sebesar 0,16%.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
56
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak untuk kurun waktu tahun 2009–2014 diproyeksikan dengan memperhitungkan tingkat inflasi dengan asumsi rata-rata per tahun sebesar 7-11%. Hasil proyeksi seperti yang tercantum dalam tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.14 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Ribu Rupiah) Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
2014
PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah
81.596.680
85.630.212
89.864.262
94.308.829
98.974.407
103.872.018
7.311.500
7.677.075
8.060.929
8.463.975
8.887.174
9.331.533
45.501.831
47.776.923
50.165.769
52.674.057
55.307.760
58.073.148
1.852.099
1.898.401
1.945.862
1.994.508
2.044.371
2.095.480
26.931.250
28.277.813
29.691.703
31.176.288
32.735.103
34.371.858
685.229.878
716.765.405
749.809.559
784.436.067
820.722.302
858.749.459
40.962.688
41.986.755
43.036.424
44.112.335
45.215.143
46.345.522
Dana Alokasi Umum
576.191.190
605.000.750
635.250.787
667.013.326
700.363.993
735.382.192
Dana Alokasi Khusus
68.076.000
69.777.900
71.522.348
73.310.406
75.143.166
77.021.746
Lain-lain Pendapatan yang Sah
65.550.000
57.037.500
58.088.438
59.165.648
60.269.790
61.401.534
0
-
-
-
-
-
Hasil Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Dana Penyeimbang dari Pemerintah Dana Darurat
0
-
-
-
-
-
4.000.000
-
-
-
-
-
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
22.050.000
22.050.000
22.601.250
23.166.281
23.745.438
24.339.074
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
19.500.000
19.987.500
20.487.188
20.999.367
21.524.351
22.062.460
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
20.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
15.000.000
832.376.558
859.433.117
897.762.258
937.910.544
979.966.499
1.024.023.012
Pendapatan Hibah
Jumlah PAD
Keterangan: Menggunakan asumsi berdasarkan data tahun 2004 - 2007
Untuk memprediksi pendapatan daerah tahun 2009–2014 diperlukan suatu data pendukung yang salah satunya adalah data PDRB. Proyeksi pertumbuhan PDRB atas harga konstan Kabupaten Lebak dilakukan dengan menggunakan rumus geometri dengan asumsi bahwa kondisi di masa depan sama dengan kondisi yang terjadi saat ini dan saat sebelumnya.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
57
Tabel 3.15 PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Lebak Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah) No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Bangunan dan Kontruksi
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
8
Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
9
Jasa-jasa
Jumlah Sumber
2005
2006
2007
1.291.646
1.294.831
1.351.926
40.868
41.332
45.711
316.631
332.460
346.840
12.299
14.177
14.733
127.911
135.931
154.346
753.459
778.392
818.916
185.885
203.623
214.826
154.291
158.608
164.335
406.225 3.289.215
433.423 3.392.777
447.399 3.559.032
2008
2009*
1.416.893
1.411.440
46.955
48.768
354.578
360.131
15.119
15.763
158.214
160.721
856.074
916.339
225.103
236.259
166.959
171.072
477.170
494.187
3.703.665
3.842.250
: PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak)
* : Angka sementara
Tabel 3.19 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008 (Juta Rupiah) No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
Bangunan dan Kontruksi
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7
Pengangkutan dan Komunikasi
8
Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
9
Jasa-jasa Jumlah Sumber
2005
2006
2007
1.869.235
2.001.375
2.192.697
66.442
73.140
86.121
460.063
522.676
589.329
26.969
32.755
35.671
188.336
217.252
253.696
1.105.975
1.239.495
1.398.841
397.987
505.813
546.891
227.499
252.721
280.442
526.671 4.869.177
592.672 5.437.899
645.698 6.029.386
2008* 2.381.827 93.149 644.493 38.811
2009* 2.443.103 95.169 662.544 41.179
282.803
289.259
1.630.522
1.870.963
645.434
719.825
309.388
320.063
732.109
781.835
6.848.009
7.273.939
: PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 (BPS Kab. Lebak)
* : Angka sementara
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
58
Tabel 3.20 Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Juta Rupiah) No
Lapangan Usaha
1
Pertanian
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
2009
2010
2011
2012
2014
2013
1.473.145
1.537.943
1.609.340
1.687.787
1.772.996
46.589
47.037
47.513
48.019
48.548
1.867.651 49.114
361.104
368.468
376.399
384.905
393.914
403.664
17.709
19.419
21.398
23.688
26.313
29.398
Bangunan dan Kontruksi
161.492
165.199
169.201
173.504
178.075
183.036
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
888.154
925.027
965.560
1.009.984
1.058.111
1.111.430
7
Pengangkutan dan Komunikasi
232.093
241.262
251.321
262.324
274.218
287.366
8
Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
164.568
164.688
164.815
164.949
165.087
165.234
9
Jasa-jasa Jumlah
508.123
541.579
579.214
3.852.976
4.010.622
4.184.760
621.476 4.376.635
668.442
721.860
4.585.705
4.818.753
Sumber : Hasil analisis menggunakan asumsi inflasi dan LPE rata-rata per-tahun (data dasar 2004-2007)
Tabel 3.10 Proyeksi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Juta Rupiah) No
Lapangan Usaha
2009
2010
2013
2014
2011
2012
2.731.774
2.999.488
3.215.451
3.418.024
3.664.122
Pertambangan dan Penggalian
103.016
113.112
121.256
128.895
138.176
147.157
Industri Pengolahan
713.454
783.372
839.775
892.681
956.954
1.019.156
1
Pertanian
2 3 4
Listrik, Gas dan Air Bersih
44.071
48.390
51.874
55.142
59.112
62.954
5
Bangunan dan Kontruksi
313.063
343.743
368.493
391.708
419.911
447.205
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1.804.988
1.981.877
2.124.572
2.258.420
2.421.026
2.578.393
7
Pengangkutan dan Komunikasi
714.495
784.516
841.001
893.984
958.351
1.020.644
8
Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan
342.493
376.057
403.133
428.530
459.384
489.244
9
Jasa-jasa
893.515
957.848
1.018.192
8.324.069
8.923.402
9.485.576
1.091.502 10.168.537
1.162.450 10.829.492
Jumlah
813.766 7.581.119
3.902.290
Sumber : Hasil analisis menggunakan asumsi inflasi dan LPE rata-rata per-tahun (data dasar 2004-2007)
3.4.2 Dana Dekonsentrasi Dana dekonsentrasi pada dasarnya adalah dana yang berasal dari adanya
pelimpahan
urusan
dan
wewenang
dari
pemerintah
(Kementrian/Lembaga) kepada Gubernur selaku wakil pemerintah sehingga analisis dan perkiraan sumber dana dekonsentrasi hanya dilakukan dalam rangka penyusunan RKPD Pemerintah Provinsi.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
59
3.4.3 Dana Tugas Pembantuan Dana tugas pembantuan adalah dana yang berasal dari penugasan pemerintah (Kementrian/Lembaga) kepada Pemerintah Daerah dan atau Desa dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada Kementrian/ Lembaga yang menugaskan. Pendanaan dalam rangka tugas pembantuan dilaksanakan setelah adanya penugasan dari Kementrian/Lembaga kepada Kepala Daerah yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Daerah. Dalam pelaksanaan tugas pembantuan seringkali pemerintah daerah berkewajiban untuk menyediakan anggaran pendamping (cost sharing) terutama untuk kegiatan non fisik.
3.5. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kebijakan
keuangan
daerah
diarahkan
untuk
mendukung
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan terutama bidang ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan
pendapatan
dan
kesejahteraan
masyarakat
dapat
memperkuat pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi daerah atas penyediaan sarana dan prasarana yang dapat dijadikan sumber pungutan daerah. Kebijakan pengelolaan keuangan daerah diarahkan melalui optimalisasi pungutan pendapatan daerah dan pendayagunaan piutang daerah serta peningkatan
efektifitas
dan
efesiensi
dalam
belanja
daerah
dengan
memperhatikan prioritas-prioritas kebutuhan daerah. 3.5.1. Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah diarahkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi serta koordinasi dan optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah baik yang bersumber dari pendapatan asli daerah maupun dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pengelolaan pendapatan asli daerah dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Daerah dengan memperhatikan azas efektifitas dan efesiensi serta
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
60
tidak membebani masyarakat sebagai akibat kebijakan yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan tetap memperhatikan dampak lingkungan dan kelestarian alam dalam kegiatan masyarakat dibidang eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Selain dari pada itu pemerintah daerah dapat menyediakan pelayanan atas kebutuhan masyarakat melalui penyediaan fasilitas sarana dan prasarana infrastrukutur yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah atas penggunaan fasilitas tersebut (cost recovery) Dalam pengelolaan pendapatan daerah, peranan pemerintah pusat masih cukup besar dalam bentuk dana perimbangan yaitu bagi hasil pajak/bukan pajak, DAU dan DAK. Dengan demikian ketergantungan sumber pendapatan daerah pada pemerintah masih dominan sepanjang belum adanya perubahan kebijakan dari pemerintah dan atau perkembangan perekonomian di daerah yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah. Beberapa
langkah
positif
yang
dapat
mengoptimalkan
potensi
pendapatan daerah serta lebih mengefektifkan cara pemungutannya perlu membangun mekanisme pengelolaan pendapatan yang berkelanjutan untuk menekan potensi kebocoran dan manipulasi sumber-sumber pendapatan daerah secara bertahap dan konsisten perlu diterapkan sistem yang mendukung adanya transparansi dan akuntabel yang meliputi data obyek dan subyek serta mekanisme pemungutan, penyetoran, penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelolaan pendapatan daerah.
3.5.2.
Arah Kebijakan Belanja Daerah Dengan berpedoman pada azas umum pengelolaan keuangan daerah,
kebijakan belanja daerah diarahkan melalui kajian berdasarkan anggaran berbasis kinerja melalui pencapaian hasil dari input yang direncanakan dan berorientasi tidak hanya terhadap
hasil juga dengan mempertimbangkan
manfaat dan dampak dari setiap kegiatan yang dibiayai dari belanja daerah. Selain dari pada itu kebijakan belanja daerah tetap memperhatikan azas akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas, efisiensi, logis dan realistis dalam penggunaan anggaran. Kebijakan
dimaksud
merupakan
implikasi
dan
keterpaduan
dari
kemampuan pendapatan daerah, kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
61
Pusat serta disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-2014 dengan memperhatikan kebijakan prioritas. Beberapa
pertimbangan
yang
digunakan
dalam
penentuan
program/kegiatan prioritas dimaksud adalah : 1. Pelaksanaan program/kegiatan pada RPJMD yang targetnya belum tercapai; 2. Program/kegiatan yang mendesak sebagai respon atas dinamika kondisi sosial ekonomi daerah dan memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat serta ketentuan perundang-undangan. 3. Program/kegiatan yang menunjang peningkatan pelayanan pada masyarakat dan memiliki nilai keberpihakan yang tinggi pada masyarakat. 4. Program/kegiatan yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. 5. Program/kegiatan yang merupakan lanjutan dan atau penyelesaian tahap sebelumnya. Berkaitan
dengan
kondisi
pendapatan
sebagaimana
diuraikan
sebelumnya serta dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi, maka kebijakan belanja daerah diarahkan sebagai berikut : a. Belanja diarahkan untuk membiayai belanja wajib dan mengikat dalam rangka melaksanakan tugas umum pemerintahan. b. Membiayai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan yaitu, urusan wajib
dan pilihan
yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan. c. Dalam
rangka penyelenggaraan urusan wajib untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya pemenuhan kewajiban
daerah
dalam
peningkatan
pelayanan
dasar
pendidikan,
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat d. Belanja langsung diprioritaskan untuk membiayai program/kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk melayani dan menyediakan barang/jasa publik yang dibutuhkan masyarakat. e. Melakukan efisiensi terhadap plafon anggaran belanja langsung SKPD dan mengalihkannya pada belanja langsung program yang terkait dengan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
62
pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan IPM. f. Peningkatan efektivitas belanja program melalui sinergitas antar program yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan IPM. Tabel 3.11 Pengelolaan Alokasi Belanja Kabupaten Lebak Tahun 2005-2009 (Ribu Rupiah) No 1
Belanja Daerah
2005
2007
2009
2008
260.534.778.834
314.757.838.103
332.392.571.559
444.448.276.430
a. Belanja pegawai
217.673.305.703
265.112.787.965
294.471.115.559
392.200.295.000
437.059.433.554
b. Belanja Barang dan Jasa
17.598.546.195
22.295.937.979
0
0
0
c. Belanja Perjalanan Dinas
4.568.252.650
6.859.523.000
0
0
0
d. Belanja Pemeliharaan
478.938.500.782
0
4.345.601.401
5.594.017.720
0
0
e. Belanja Modal
0
0
0
0
0
f. Belanja Bunga
0
0
500.000.000
4.934.000
331.600.667
g. Belanja subsidi
0
0
0
0
0
h. Belanja Hibah
0
0
3.640.000.000
21.386.113.000
15.905.000.000
i. Belanja Bantuan sosial
0
0
22.881.456.000
16.940.000.000
11.905.000.000
14.048.483.000
14.517.275.000
9.000.000.000
12.000.000.000
13.180.000.000
0
0
0
0
2.300.589.885
378.296.439
1.900.000.000
1.916.934.430
557.466.561
Belanja Langsung
152.504.180.365
335.551.349.859
430.585.880.989
420.565.946.716
405.641.438.550
a. Belanja Pegawai
7.258.278.380
6.717.378.500
44.229.054.300
41.722.339.685
40.140.767.006
b. Belanja Barang dan Jasa
26.314.196.844
42.857.170.057
90.890.547.549
107.312.246.795
110.555.789.550
c. Belanja Perjalanan Dinas
3.245.549.000
6.361.534.500
65.646.610.665
158.692.990.299
50.039.545.476
120.922.276.503
295.396.279.140
271.531.360.236
254.944.881.994
413.038.959.199
650.309.187.962
762.978.452.548
865.014.223.146
884.755.439.332
j. Belanja Bagi hasil k. Belanja Bantuan Keuangan l. Belanja tidak terduga 2
2006
Belanja Tidak Langsung
d. Belanja Pemeliharaan e. Belanja Modal Total Belanja Daerah Sumber:
0
DPPKD Kabupaten Lebak, 2005-2009
Keterangan : Kepmendagri 29/2002 untuk TA. 2004–2006 ; Permendagri 13/2006 untuk TA. 2007 dst.
Tabel 3.12 Perkembangan Alokasi Belanja Tidak Langsung 2005-2009 Tahun Anggaran 2005
Belanja Tdk Langsung (Rp.) 260.534.778.834
Pertumbuhan (%) 7,11
2006
314.757.838.103
17,23
2007
332.392.571.559
2008 2009
Belanja APBD (Rp.)
Proporsi (%)
413.038.959.199
63,08
650.309.187.962
48,40
5,31
762.978.452.548
43,57
444.448.276.430
25,21
870.702.263.146
51,04
479.114.000.782
7,80
884.755.439.332
54,15
Rata-rata per tahun 12,5 Sumber : DPPKD Kabupaten Lebak, 2005-2009
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
52,04
63
Belanja tidak langsung Kabupaten Lebak pada tahun 2009 mengalami peningkatan dari belanja tidak langsung tahun 2005 dengan rata-rata peningkatan per tahunnya sebesar 12,5 % sedangkan proporsi terhadap belanja APBD rata-rata pertahun sebesar 52,04 %.
Tabel 3.13 Perkembangan Alokasi Belanja Langsung 2005-2009 Tahun Anggaran 2005
Belanja Langsung (Rp.) 152.504.180.365
Pertumbuhan (%) 29,34
413.038.959.199
Proporsi (%) 36,92
2006
335.551.349.859
54,55
650.309.187.962
51,60
2007
430.585.880.989
22,07
762.978.452.548
56,43
2008
420.565.946.716
-2,38
870.702.263.146
48,30
2009
405.641.438.550
-3,55
884.755.439.332
45,85
Belanja APBD (Rp.)
Rata-rata per tahun 20,006 Sumber: DPPKD Kabupaten Lebak, 20054-209
47,82
Belanja Langsung Kabupaten Lebak dua tahun terakhir mengalami penurunan baik dari segi jumlah maupun persentase proporsi terhadap belanja APBD secara keseluruhan. Tabel 3.14 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Ribu Rupiah) No 1
Belanja
2009
2010
2011
2012
2013
Belanja Tidak Langsung
462.265.644
480.751.139
498.731.929
517.939.806
538.657.398
560.203.694
a. Belanja pegawai
419.232.218
438.001.507
455.521.567
473.742.430
492.692.127
512.399.812
4.934
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20.535.000
18.356.400
18.535.000
18.535.000
19.276.400
20.047.456
8.500.000
8.840.000
8.500.000
8.840.000
9.193.600
9.561.344
13.500.000
14.040.000
14.601.600
15.185.664
15.793.091
16.424.814
0
0
0
0
0
0
493.492
1.513.232
1.573.761
1.636.712
1.702.180
1.770.267
389.297.459
404.869.357
421.064.132
437.906.697
455.422.965
473.639.883
42.691.413
44.399.070
46.175.032
48.022.034
49.942.915
51.940.632
b. Belanja Bunga c.
Belanja subsidi
d. Belanja Hibah e. Belanja Bantuan sosial f. Belanja Bagi hasil g. Belanja Bantuan Keuangan h. Belanja tidak terduga
2
Belanja Langsung
2014
a.
Belanja Pegawai
b.
Belanja Barang dan Jasa
104.912.671
109.109.178
113.473.545
118.012.487
122.732.986
127.642.306
d.
Belanja Modal
241.693.375
251.361.110
261.415.554
271.872.177
282.747.064
294.056.946
Total Belanja 851.563.103 885.620.496 919.796.060 Sumber : DPPKD Kabupaten Lebak, asumsi dari data 2009-2011
955.846.503
994.080.363
1.033.843.577
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
64
Tabel 3.15 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2009-2014 (Ribu Rupiah) Tahun
Uraian
2009
PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Pemberian Pinjaman Daerah Jumlah Pembiayaan Netto
2010
2011
2012
2013
2014
25.419.588
32.948.043
28.929.615
25.004.167
21.358.777
17.246.602
21.919.588
29.150.193
24.941.873
20.817.037
16.962.291
12.630.292
3.500.000
3.797.850
3.987.743
4.187.130
4.396.486
4.616.310
6.233.040
6.760.660
6.895.811
7.068.206
7.244.911
7.426.034
2.000.000
2.170.200
2.224.455
2.280.066
2.337.068
2.395.495
33.040 4.200.000
33.040 4.557.420
4.671.356
4.788.139
4.907.843
5.030.539
19.186.548
26.187.383
22.033.805
17.935.961
14.113.866
9.820.568
Sumber : DPPKD Kabupaten Lebak, proyeksi menggunakan asumsi dari data dasar tahun 2009-2014
3.5.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan pembiayaan daerah pada dasarnya merupakan bagian dari struktur
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
Daerah
(APBD)
sebagai
penyeimbang adanya surplus atau defisit antara pendapatan dan belanja daerah. Dalam pembiayaan daerah apabila terjadi surplus anggaran dapat dianggarkan untuk penyediaan pengeluaran pembiayaan yang dapat diterima kembali pada tahun berjalan atau tahun berikutnya dan untuk penyediaan anggaran penyertaan modal dan investasi daerah serta penyediaan dana cadangan. Pembiayaan daerah disediakan pula untuk penyediaan apabila terjadi defisit anggaran baik bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu (SiLPA) atau penerimaan dari pengembalian pinjaman (piutang) dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2011
65