RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
DAFTAR ISI HAL DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
I-1
1.2
Dasar Hukum Penyusunan
I-3
1.3
Hubungan Antar Dokumen
I-6
1.4
Sistematika Dokumen RKPD
I-7
1.5
Maksud dan Tujuan
I-9
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAH. 2.1
2.2 2.3.
II-1
Gambaran Umum Kondisi Daerah
II-1
2.1.1
Aspek Geografi dan Demografi
II-1
2.1.2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
II-39
2.1.3
Aspek Pelayanan Umum
II-51
2.1.4
Aspek daya Saing Daerah
II-126
Evaluasi Pelaksanaan Program dan kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD
II-143
Permasalahan Pembangunan Daerah
II-153
2.3.1
Permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah
2.3.2
II-153
Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah
II-154
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN III-1 KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1
III-4
Kondisi Ekonomi Daerah 2015 dan Perkiraan Tahun III-4 2016
3.1.2
Tantangan dan Prospek Perekomian Daerah Tahun III-12 2017 dan Tahun 2018
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1
Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka
III-15 III-15
Pendanaan DAFTAR ISI
Page ii
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
3.2.2
BAB IV
Arah Kebijakan keuangan Daerah
III-19
3.2.2.1 Arah kebijakan Pendapatan Daerah
III-19
3.2.2.2 Arah kebijakan Belanja Daerah
III-26
3.2.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
III-31
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
VI-1
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
VI-1
4.2 Prioritas dan Pembangunan
VI-20
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
V-1
BAB VI
PENUTUP
VI-1
DAFTAR ISI
Page iii
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
DAFTAR ISI
Page iv
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupate Minahasa Tenggara Tahu 2017 ini dapat dirampungkan. RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 ini disusun berdasarkan 4 (empat) pendekatan, yakni: Teknokratik, Politik, top-down and bottom-up, serta partisipatif, yang mana rangkaian penyusunannya telah dimulai sejak akhir tahun 2015 hingga selesainya penyusunan RKPD pada akhir bulan Mei 2016. Dalam prosesnya, penyusunan RKPD Tahun 2017 ini melibatkan banyak pemangku kepentingan, baik itu dari tingkat desa, kecamatan hingga ke tingkat pusat yang semuanya bertujuan untuk membuat dokumen perencanaan yang paripurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai bentuk penghargaan, perkenankan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak James Sumendap, SH, selaku Bupati Minahasa Tenggara 2. Bapak Ronald Kandoli, selaku Wakil Bupati Minahasa Tenggara 3. Bapak Ir. Farry F. Liwe, M.Sc selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara 4. Semua pihak yang tidak apat kami sebutkan satu demi satu yang turut serta berperan dalam penyusunan dokumen RKPD Tahun 2017 ini. Akhirnya, kami menyadari bahwa dokumen RKPD Tahun 2017 ini belumlah sempurna. Untuk itu, segala masukan, saran, kritik yang membangun terutama dalam penyempurnaannya nanti akan menjadi perhatian kami. Ratahan, Mei 2016 Tim Penyusun
KATA PENGANTAR
Page i
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
BAB I PENDAHULUAN Otonomi Daerah menuntut semua daerah otonom untuk menyelenggarakan Pemerintah Daerah dengan mengacu pada Rencana Pembangunan yang tepat dan benar, Rencana Tahunan yang harus disusun oleh Pemerintah Daerah yaitu Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Hal ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan ruang yang cukup dan membawa perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi kepada Pemerintah Daerah untuk lebih mengoptimalkan kondisi kewilayahan,
Sumber
Daya
Manusia
(SDM),
Sumber
Daya
Alam
(SDA)
dan
potensi sumber pendapatan yang ada.
1.1.
Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Minahasa Tenggara disusun
sebagaimana aturan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tahapan, Tatacara Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016. Dimana RKPD memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Program Prioritas Bidang Pembangunan Daerah, serta Rencana Kerja, Pendanaan dan Prakiraan Maju Pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara.RKPD disusun oleh Tim Penyusun sesuai Keputusan Bupati
Nomor
......tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Penyusun RKPD Tahun 2017 Kabupaten Minahasa Tenggara. Acuan yang dipakai dalam proses perumusan RKPD 2017 Tenggara
Kabupaten Minahasa
adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019,Rencana Kerja Pemerintah 2017, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Sulawesi Utara tahun , Rancangan
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016-2021, Rencana Kerja Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara 2017, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Minahasa Tenggara tahun,Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Minahaa Tenggara tahun 2013-2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja serta anggaran/pendanaannya, BAB I
dilaksanakan Page I-1
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
langsung oleh Pemerintah Daerah dan selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 merupakan penjabaran tahun keempat dari RPJMD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018. Sesuai RPJMD tersebut,
tujuan besar yang ingin kita capai adalah
“Minahasa Tenggara YANG
BERDAULAT, BERDIKARI DAN BERKEPRIBADIAN”. Kita menyadari, diperlukan sinergitas
pusat-provinsi-daerah
dan
antar
daerah
serta
antar
stakeholders
pembangunan.Kebijakan Pembangunan yang diimplementasikan pada rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 disusun berdasarkan pendekatan-pendekatan yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Khusus pendekatan partisipatif, penyusunan dokumen RKPD ini melalui beberapa kegiatan yang melibatkan peran para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pembangunan. Kegiatan-kegiatan dimaksud antara lain : Pembentukan Tim Penyusun Melalui Keputusan Bupati
Dengan Penanggungjawab
Adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Tenggaraa Dan Ketuanya Adalah Kepala Bappeda Kabupaten. Musrenbang Desa Oleh Pemerintah Desa se-Kabupaten Minahasa Tenggara dengan dikoordinasikan oleh Kecamatan dilaksanakan Bulan Januari 2016 Musrenbang Kecamatan Oleh Pemerintah Kecamatan dilaksanakan Bulan Pebruari 2016. Focus Group Diskusi dilaksanakan pada bulan Februari 2016 Konsultasi Publik dilaksanakan pada bulan Maret 2016 Forum SKPD pada tanggal 24 Maret 2016. Musrenbang Kabupaten pada tanggal 31 Maret 2016 Bimbingan Teknis e-musrenbang dalam rangka RKP 2017 yang difasilitasi oleh Bappenas
BAB I
Page I-2
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Gambar 1.1 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Tahunan
1.2. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); BAB I
Page I-3
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Tenggara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4685)
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82);
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 )
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4505);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); BAB I
Page I-4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Infomasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21);
22. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang- undangan;
23. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
24. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Pemerintah Tahun 2017
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial;
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;
29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi RKPD Tahun 2017; BAB I
Page I-5
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
31. Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Nomor
Tahun 2016 tentang Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017.
32. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2005 -2025
33. Peraturan Daerah
Nomor 9
Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013 -2018;
1.3
Hubungan Antar Dokumen Hubungan antar dokumen dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
dapat dijelaskan sebagai berikut : RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara mengacu pada RPJPD, RPJMD,RKP dan RPJPD dan RPJMD dan RKPD Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya RKPD Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2005-2025 dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018 dan memperhatikan arahan dalam RTRW Kabupaten sesuai Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2033 dan RTRW Provinsi. Rancangan RKPD menjadi dokumen perencanaan yang dijadikan acuan penyusunan Renja SKPD dengan memperhatikan Rencana Strategis SKPD. Penyusunan
RKPD
ditujukan
sebagai
upaya
untuk
mewujudkan
perencanaan
pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota serta dengan provinsi yang berbatasan. Oleh karenanya, substansi RKPD Tahun 2017 harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan tingkat provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan di kabupaten/kota sehingga terwujud sinergi perencanaan. Hubungan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan serta konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, dapat diilustrasikan seperti pada gambar 1.2 berikut :
BAB I
Page I-6
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Gambar 1.2 Sinergi Perencanaan Pusat Dan Daerah
SINERGI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
RPJPD K/K
PEDOMAN
RENSTRA K/L
RPJMD PROV
PEDOMAN
RKPD PROV
DIJABARKAN
RPJMD K/K
RENJA K/L
PEDOMAN
RAPBD PROV
DIACU
PEDOMAN RENSTRA SKPD PROV
RAPBN
DIACU
DIACU DAN DISERASIKAN
PEDOMAN
PEDOMAN
RKP
DIACU DAN DISERASIKAN
PEDOMAN
DIACU
RPJPD PROV
DIJABARKAN
RPJMN DIPERHATIKAN
DIACU
RPJPN
1 TAHUN
5 TAHUN
PEDOMAN
DIPERHATIKAN
20 TAHUN
DIJABARKAN
PEDOMAN
RKPD K/K
PEDOMAN
RAPBD K/K
DIACU
PEDOMAN RENSTRA SKPD K/K
RENJA SKPD PROV
PEDOMAN
RENJA SKPD K/K
1.4. Sistematika Dokumen RKPD Rancangan Awal RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 dibagi menjadi enam bab dan beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan 1.1.
Latar Belakang Menggambarkan proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun 2017 dalam RPJMD, keterkaitan antar dokumen RKPD dengan RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD serta tindak lanjutnya dalam proses penyusunan APBD.
1.2.
Dasar Hukum Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD baik yang berskala nasional maupun lokal.
1.3.
Hubungan Antar Dokumen Menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya.
1.4.
Sistematika Dokumen RKPD Mengemukakan organisasi penyusunan RKPD terkait dengan pengaturan Bab serta garis besar isi setiap Bab.
1.5.
Maksud dan Tujuan Mengemukakan maksud dan tujuan penyusunan RKPD serta menguraikan fungsi RKPD dalam proses implementasi pembangunan Tahun 2017 di daerah.
BAB I
Page I-7
BAB II
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pembangunan dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015 2.1.
Gambaran Umum Kondisi Daerah Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum
kondisi
daerah
serta
indikator
kinerja
penyelenggaraan
pemerintahan daerah. 2.2.
Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD sampai dengan Triwulan I (Satu ) Tahun 2016 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan. Memuat uraian dari hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, dari hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun lalu menurut urusan wajib dan pilihan.
2.3.
Permasalahan Pembangunan Daerah Menjelaskan mengenai isu permasalahan daerah menurut bidang-bidang pembangunan.
BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah Memuat penjelasan tentang rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan mencakup kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, tantangan dan prospek perekonomian daerah, arah kebijakan ekonomi daerah, analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah. 3.1.
Kerangka Ekonomi Daerah Menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan yang memuat indikator pertumbuhan ekonomi daerah. Bab ini ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah, serta isu strategis daerah, sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun rencana.
3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah Bab ini membahas proyeksi pendapatan dan belanja daerah tahun 2017 guna mendukung terwujudnya arah kebijakan pembangunan daerah Minahasa Tenggara.
BAB IV
Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017 Mengemukakan sasaran-sasaran yang ingin dicapai Tahun 2017 baik yang merupakan sasaran indikator makro pembangunan maupun sasaran-sasaran berdasarkan bidangbidang pembangunan.
BAB V BAB I
Prioritas dan Program Pembangunan Daerah Tahun 2017 Page I-8
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan program pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, identifikasi isu dan masalah mendesak pembangunan daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan dalam rangka menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2016. BAB VI
Penutup
1.5 Maksud dan Tujuan 1.5.1. Maksud 1. Untuk memberikan arah dalam pelaksanaan pembangunan,
mewujudkan sinergi
antara perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar bidang pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah. 2. Pedoman bagi Pemerintah dalam menyusun RAPBD Tahun 2017 3. Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Minahasa Tenggara dalam menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) 1.5.2.
Tujuan 1. Untuk menjaga konsistensi dan integritas antara program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD berdasarkan rencana strategis (Renstra) SKPD dengan kebijakan pada RPJMD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018, antara kebijakan makro dan mikro, meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perencanaan pembangunan dan menjaga konsistensi perencanaan dan penganggaran. 2. Menjadi sarana penyampaian informasi perencanaan pembangunan secara transparan
kepada
masyarakat
tentang
pelaksanaan
program/kegiatan
pembangunan yang akan dilaksanakan atau dilanjutkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Minahasa Tenggara untuk tahun 2017.
BAB I
Page I-9
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD
2.1.
Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1. Aspek Geografi a) Karakteristik lokasi dan wilayah, mencakup
1. Luas dan batas wilayah administrasi; Luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah 730,62 Km2 atau 73.062 Ha, yang secara administratif terbagi menjadi 12 kecamatan. Kecamatan terluas adalah kecamatan Ratatotok dengan luas 10.418 Ha yang kemudian diikuti oleh Kecamatan Touluaan Selatan dengan luas 10.180 Ha, sedangkan Kecamatan Tombatu Timur sebagai kecamatan yang terkecil dengan luas 1.881 Ha serta Kecamatan Tombatu Utara dengan luas 3.717 Ha. Ibu Kota Kabupaten Minahasa Tenggara adalah Ratahan yang berjarak 80 km dari Manado Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara dengan batas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa dan Laut Maluku. Sebelah Selatan barbatasan dengan Laut Maluku dan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ranoyapo dan Kecamatan Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan.
2. Letak dan kondisi geografis antara lain terdiri dari: o Posisi astronomis; Secara astronomis, Kabupaten Minahasa Tenggara terletak antara : 1240 30’24” - 1240 56’24” 10 08’19” - 00 50’46” o
BT LU
Posisi geostrategis; Posisi wilayah Minahasa Tenggara yang terletak di tepian samudra Pacific, diapit oleh dua Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II) yang melewati Selat Makassar antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dan ALKI III yang melewati Laut Maluku antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku Utara dan Maluku. Posisi strategis ini menciptakan keunikan dan keunggulan khusus bagi Minahasa Tenggara. Kondisi ini yang membuat posisi Minahasa
BAB II
Page II-1
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tenggara yang sangat dekat dengan pasar Asia Timur dan Pasifik, dan relatif sulit untuk ditandingi oleh daerah lainnya di Indonesia. Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki Posisi geostrategis yang baik karena mengandung sumber daya Perikanan, Pertanian, Pertambangan dan Pariwisata, Perkebunan serta Kehutanan Minahasa Tenggara memiliki keunggulan dari segi geoposisi. Posisi strategis yang dimiliki dapat menciptakan lokasi suatu daerah semakin menarik dan aman untuk dapat dikunjungi para wisatawan, pelaku bisnis, dan investor domestik serta internasional. Semakin unggul lagi, lokasi suatu daerah jika terletak pada posisi strategis di sekitar pusat beredarnya perdagangan dunia dan pusat pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya MP3EI dan pengembangan teluk Tomini menjadikan posisi Minahasa Tenggara menjadi lebih menguntungkan. Gambar 2.1 Peta Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013
Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN 2013-2031 o
Kondisi/kawasan, antara lain meliputi:
Pedalaman; Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki kawasan pedalaman yang berada di Kecamatan Tombatu : Tonsawang, Tonsawang Satu, Pisa; Kecamatan Touluan Selatan : Lowatag, Bunag, Banga, Tambelang, Ranoako, Suhuon;
BAB II
Page II-2
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Kecamatan Ratatotok : Morea, Morea Satu dan Suyowan. Kecamatan Ratahan Timur : Wioi Timur
Terpencil; Karena sudah ada jalan akses menuju ke desa tersebut maka daerah tersebut tidak terpencil dan sudah terbuka untuk akses ke desa/daerah lain.
Pesisir; Kawasan Pesisir Minahasa Tenggara berada di Kecamatan Posumaen : Tumbak, Tumbak Madani Bentenan, Bentenan I, Bentenan Indah, Minanga Tiga; Kecamatan Belang : Molompar, Buku,Buku Tenggara, Buku Tengah, Buku Utara,
Borgo, Borgo I, Ponosakan Belang, Molompar
Timur, Molompar, Ponosakan Indah, Belang, Mangkit; Kecamatan Ratatotok : Muara,Basaan I, Basaan , Ratatotok Timur Tabel 2.1 Jumlah Desa menurut Letak Geografi dan Kecamatan Tahun 2014 Bukan No Kecamatan Pantai Jumlah Pantai (1)
BAB II
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Ratatotok
5
10
15
2
Pusomaen
4
9
15
3
Belang
8
12
20
4
Ratahan
0
11
11
5
Pasan
0
11
11
6
Ratahan Timur
0
10
10
7
Tombatu
0
11
11
8
Tombatu Timur
0
11
11
9
Tombatu Utara
0
10
10
10
Touluaan
0
10
10
11
Touluaan Selatan
0
10
10
12
Silian Raya
0
10
10
Page II-3
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
No
Kecamatan Jumlah
Pantai
Bukan Pantai
Jumlah
17
127
144
Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara 2013-2033 Pegunungan; Kabupaten Minahasa Memiliki desa yang berada didaerah pegunungan Kepulauan Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki 25 Pulau
Tabel 2.2 Nama, Luas dan Lokasi Pulau Kecil di Kabupaten Minahasa Tenggara LUAS NO NAMA PULAU LOKASI (Ha) 1. Pulau Bentenan 122,65 Kecamatan Pusomaen 2. Pulau Tikus 2,10 Kecamatan Pusomaen 3. Pulau Pakolor 1,62 Kecamatan Pusomaen 4. Pulau Kukusan 1,39 Kecamatan Pusomaen 5. Pulau Sepatu 0,46 Kecamatan Pusomaen 6. Pulau Tatapan 0,37 Kecamatan Pusomaen 7. Pulau Belakang Kuda 0,28 Kecamatan Pusomaen
BAB II
8.
Pulau Bangkoang
0,14
Kecamatan Pusomaen
9.
Pulau Putih
0,12
Kecamatan Pusomaen
10
Pulau Putus
0,12
Kecamatan Pusomaen
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Pulau Baling-baling Pulau Punten Pulau Dokokayu Pulau Hagow Pulau Bohoi Besar Pulau Babi Pulau Babi Kecil Pulau Racun Pulau Strat Besar Pulau Putus-putus Pulau Strat Kecil Pulau Bohoi Kecil
0,03 0,02 51,43 20,40 17,50 12,58 6,95 2,99 0,97 0,65 0,59 7,51
Kecamatan Pusomaen Kecamatan Pusomaen Kecamatan Ratatotok Kecamatan Ratatotok Kecamatan Belang Kecamatan Ratatotok Kecamatan Ratatotok Kecamatan Ratatotok Kecamatan Ratatotok Kecamatan Ratatotok Kecamatan Ratatotok Kecamatan Belang
23.
Pulau Keramat
5,04
Kecamatan Belang
24.
Pulau Salimburung
0,93
Kecamatan Belang
25.
Pulau Sangkeles
0,80
Kecamatan Belang
Page II-4
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.3 Data Desa/Kelurahan Di Kabupaten Minahasa Tenggara
NO
DESA/ KELURAHAN
LUAS WILAYAH (Km²)
JUMLAH Jaga/ Lingk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Rasi Rasi Satu Tosuraya Tosuraya Barat Tosuraya Selatan Wawali Wawali Pasan Lowu Satu Lowu Utara Lowu Dua Nataan
5,65 3,8 5,91 5,46 5,79 9,49 9,49 7,48 7,52 10,1 10,03
5 4 5 6 4 5 5 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Towuntu Towuntu Timur Towuntu Barat Tolombukan Tolombukan Satu Tolombukan Barat Liwutung Liwutung Satu Liwutung Dua Poniki Maulid
10,75 8,81 5 4,15 4,25 1,5 4,75 4,75 4,73 5,17 3,6
4 6 3 4 5 3 4 4 4 3 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Wioi Wioi Satu Wioi Dua Wioi Tiga Wioi Timur Pangu Pangu Satu Pangu Dua Wongkay Wongkay Satu
4,01 4,01 4 4,2 4,08 3,16 3,17 3,16 6 6,02
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Toundanouw Reanoketang Atas Lobu Satu Lobu Dua Lobu Kota Lobu Atas Lobu Toundanouw Atas Toundanouw Satu
10 10 4,37 8,52 3,89 3,1 10 10 10
4 4 4 4 4 4 4 4 3
KECAMATAN
1
Ratahan
2
Pasan*
3
Ratahan Timur*
4.
Touluaan
BAB II
KET
Page II-5
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
5.
Touluaan Selatan*
6.
Silian Raya*
7.
Tombatu
8.
Tombatu Timur*
9.
Tombatu Utara*
BAB II
10
Ranoketang Atas Satu
8
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kalait Kalait satu Kalait Dua Kalait Tiga Lowatag Bunag Banga Tambelang Ranoako Suhuyon
2,9 2,8 2,7 2,54 9,82 8,8 1,3 6 8,08 4,81
4 4 4 4 2 2 2 4 3 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Silian Silian Utara Silian Satu Silian Selatan Silian Dua Silian Tengah SilianTiga Silian Barat Silian Kota Silian Timur
10,25 11,39 10,25 8,75 4,96 4,8 6,9 5,3 4,8 4,7
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tombatu Tombatu Satu Tombatu Tiga Timur Tombatu Tiga Selatan Betelen Betelen Satu Kali Kali Oki Tonsawang Tonsawang Satu Pisa
14,15 7,82 3 3,1 3,08 4,8 8,4 4 6 7,15 34,06
4 6 4 4 5 4 4 4 4 5 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Molompar Molompar Satu Molompar Atas Molompar Dua Molompar Dua Utara Molompar Dua Selatan Mundung Mundung Satu Esandom Esandom Satu Esandom Dua
7,10 8,10 7,13 5,00 6,50 4,00 3,00 2,38 2,26 2,05 2,34
4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4
1
Tombatu Dua
3,7
4
Page II-6
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
10.
Pusomaen
11.
Ratatotok
12.
BELANG
BAB II
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tombatu Dua Utara Tombatu Dua Barat Tombatu Dua Tengah Tombatu Tiga Tombatu Tiga Tengah Kuyanga Kuyanga Satu Winorangiaan Winorangiaan Atas
3,3 2,6 2,4 3,3 3,2 3,4 2,63 10,05 8,2
4 4 4 4 4 4 4 5 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Minanga Minanga Timur Minanga Satu Minanga Dua Minanga Tiga Makalu Makalu Selatan Tatengesan Tatengesan Satu Bentenan Bentenan Satu Tumbak Tumbak madani Bentenan Indah Wiau
4 4 3,5 3 1,5 5 3 3,5 4 4,2 1,2 5 3 2,92 0,86
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Basaan Basaan Dua Basaan Satu Ratatotok Satu Ratatotok Utara Ratatotok Selatan Ratatotok Tenggara Ratatotok Dua Ratatotok Tengah Ratatotok Ratatotok Timur Ratatotok Muara Moreah Moreah Satu Soyowan
7 5 12,62 7 5,2 20 11,2 5,75 5 4,25 4,5 4,5 58 11,4 10
6 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4
1
Watuliney
7,6
5
2
Watuliney Tengah
6,55
4
3
Watuliney Indah
6,82
4
4
Molompar
8
5
5
Molompar Utara
5,3
4
6
Molompar Timur
5,2
4
7
Tababo
6
4
8
Tababo Selatan
2
4
9
Buku
6
4
10
Buku Tengah
2
4
Page II-7
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 11
Buku Utara
1,8
5
12
Buku Selatan
1,95
4
13
Buku Tenggara
1,69
4
14
Belang
3,34
6
15
Ponosakan Belang
3,44
3
16
Borgo
14,27
5
17
Borgo Satu
8,28
5
18
Beringin
9
5
19
Mangkit
9
3
20 Ponosakan Indah 1,8 3 Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2015
2. Topografi, Topografi sebagaian besar wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah bergunung-gunung dan berbukit-bukit yang membentang dari Utara sampai ke selatan. Diantaranya terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang, salah satu gunung yang masih aktif tersebut adalah gunung api Soputan dengan tinggi 1.780 m yang terletak di antara perbatasan Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan serta Kabupaten Minahasa. Topografi Kabupaten Minahasa Tenggara antara lain terdiri dari: a)
Kemiringan lahan; Untuk lereng antara 0 – 2 % yang relatif datar hanya terdapat di sepanjang pantai selatan yang meliputi Kec. Ratatotok, Belang dan Pusomaen. Juga terdapat di Sekitar daerah Rasi, Tosuraya, Wawali, Pasan di Kec. Ratahan, Molompar dan Tombatu di Kec. Tombatu . Lereng antara 0 – 2 % juga terdapat disekitar Ranoketang Atas, Lobu Kec. Touluaan dan Silian di Kecamatan Silian Raya.
b)
Ketinggian lahan; Ketinggian lahan Kabupaten Minahasa Tenggara antara 0 m (pantai Kecamatan Ratatotok, Belang, Posumaen) hingga ketinggian 1.750 m (lereng Gunung Soputan di Kecamatan Ratahan dan Kecamatan Silian Raya. Lereng wilayah Minahasa Tenggara sebagain besar adalah antara 15 – 25 % yakni sebanyak 35 % dari luas Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara yang meliputi hampir di seluruh Kecamatan yang ada di Minahasa Tenggara. Juga lereng antara 25 – 40 % yakni sebanyak 31 %.
4. Geologi, antara lain terdiri dari: a. Struktur dan karakteristik; Dari Peta Geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep. Pertambangan dan Energi, Tahun 1995) berdasarkan formasi batuan wilayah Minahasa Tenggara terdiri dari :
BAB II
Page II-8
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Formasi Aluvium dan endapan pantai (Qa)
Formasi Batuan Gunung Api Muda (Tmv, Qv)
Formasi Batuan Gunung api Bilungala (Tmbv)
Formasi Batuan Gunung Api Pinogu (TQpv)
Batuan Gunung api (Tmv)
Formasi Batugamping Ratatoto (Tml)
Formasi Endapan danau dan sungai (Qs)
Formasi Tufa Tondano (QTv)
BAB II
Page II-9
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.4 Luas Wilayah Menurut Formasi Batuan Kec. Tombatu,
Kec. Ratahan, JENIS BATUAN
Kec. Belang
Kec. Pusomaen
Kec. Ratatotok
Kec. Pasan
No
SIMBOL
1
Kec. Ratahan Timur,
Qs
Luas (Ha)
%
Endapan Danau & Endapan Danau & Sungai Sung
1472.947
17.563
1236.440
14.743
1227.465
21.459
1400.824
16.703
4255.811
74.400
FORMASI
KETERANGAN
2
Qa
Aluvium & Endapan pantai
3
Qs
Endapan Danau & Endapan Danau & Sungai Sung
4
QTv
Tufa Tondano
Batuan gunungapi
5
Tml
Batugamping Ratatoto
Konglomerat, batupasir, serpih dan setempat kalkarenit
6
Tmv
Batuan Gunungapi
breksi,lava, dan tuf
7
Qv
Batuan GA Muda lava, bom, lapili dan abu
8
TQpv
Batuan Gngapi Pinogu
BAB II
Pasir, lempung, lanau, lumpur, kerikil dan kerakal
Luas (Ha)
236.824
%
4.140
Tuf, tuf lapili, breksi dan lava
Page II-10
Luas (Ha)
12266.780
%
67.434
1251.499
6.880
2894.735
15.913
Kec. Tombatu Utara,
Kec. Touluaan,
Kec Tombatu Timur
Kec. Touluaan Selatan
Kec. Silian Raya Luas (Ha)
%
Luas (Ha)
%
Luas (Ha)
%
377.578
4.6
0.002
0.00
321.732
3.9
0.010
0.00
189.910
2.3
241.048
1.41
2903.660
35.6
91.015
0.53
902.403
11.1 661.65
3.87
62.643
0.37
3012.285
2399.961
22.24
17.72
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 9
Tmbv
Batuan Gngapi Bilungala
Breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan riolit. Zeolit & kalsit sering 4276.196 dijumpai sbg fragmen pada breksi
TOTAL
8,386.4
50.989
100
5,720.1
100
Sumber : Analisis dari Peta Geologi Skala 1 : 250.000
BAB II
Page II-11
1777.787
9.773
3460.625
42.4
8134.954
60.05
16023.036
93.81
18,190.8
100
8,155.9
100
13,547.2
100
17,079.4
100
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
b. Potensi; Dari Peta Geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep. Pertambangan dan Energi, Tahun 1995) berdasarkan faktor Lithologi, wilayah Minahasa Tenggara terdiri dari jenis batuan: Alluvium, Basalt, Tefra, Andesit. Tabel 2.5 Luas Wilayah Menurut Jenis Batuan JENIS BATUAN HEKTAR
NO.
Km2
%
1
Alluvium
7421.16
74,21
10,44
2
Basalt
41092.45
410,92
57,81
3
Tefra
2480.07
24,80
3,49
4
Andesit
20086.75
200,87
28,26
71080,43
710,80
100,00
JUMLAH
Sumber : Analisis dari Peta Geologi skala 1 : 250.000 5. Hidrologi, antara lain terdiri dari: a.
Daerah aliran sungai; Daerah aliran sungai yang ada di Minahasa Tenggara adalah : DAS Sosoan, DAS Ranoako, DAS Kayuuling, DAS Kalait, DAS Ranoyapo, DAS Suhuyon, DAS Sasano, DAS Lamangi, DAS Lowatag, DAS Surat Kedong, DAS Limbole, DAS Sue, DAS Pangasu, DAS Mamaya, DAS Kalewaha, DAS Limbale, DAS Tutua, DAS Tiwalako, DAS Malebu, DAS Yarorongan, DAS Katawae, DAS Pinamangkulan, DAS Lahaus, DAS Konga, DAS Waasu, DAS Pantua, DAS Palaus, DAS Kawira, DAS Puta, DAS Makalu, DAS Konde, DAS Nipung, DAS Kosal, DAS Tawang, DAS Abuang, DAS Hais, DAS Nunuk, DAS Kawiwi, DAS Poniki, DAS Minanga, DAS Paderen, DAS Toulunik, DAS Wawesan, DAS Kaanon, DAS Binuang, DAS Koker, DAS Tonsawang, DAS Totok, DAS Matuahtua, DAS Koserangan,
DAS
Tembaga,
DAS
Limpoda,
DAS
Ropada,
DAS
lahendung, DAS Wongangaan, DAS Mongawo, DAS Wawesen II, DAS Mopsalkaw, DAS Mopsaleleng, DAS Basaan dan DAS Morea. b.
Sungai, danau dan rawa; Kabupaten Minahasa Tenggara secara Hidrologi memiliki 12 sungai dan 26 danau
BAB II
Page II-12
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel. 2.6 Sungai- sungai di Kabupaten Minahasa Tenggara No
Nama Kecamatan
Nama Sungai
1
Kec. Ratahan
Kuala Lahendang,
2
Kec. Pusomaen
Kuala Makalu
3
Kec. Tombatu
Dungusan Keleweng, Londola Ranoako, Kuala Kokor, Dungusan Dahera.
4.
Kec. Touluaan
Dungusan Dokoliuan, Kuni Lomanggi.
5.
Kec. Belang
Sekitar gunung Kaanom, gunung Walintang, kuala binuang, dan mangkit.
6.
Kec. Ratatotok
Kuala Wawesan, Gunung manembo, Gunung Hais, Limpoga, Gunung Pasoloilobogan
7.
Kec. Silian Raya
Londola Mamaya, Kuala Kelewaha
8.
Kec. Tombatu Timur
Kuala Kasarengan, Londola Solasang
9.
Kec. Tombatu Utara
Kuala Londolimbale, Kuala Teponga
10.
Kec. Ratahan Timur
Kuala Kaluya
11.
Kec. Ratahan Timur
Kuala Poniki
12.
Kec.Touluaan Selatan
Londola Ranoako
Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2033 Tabel. 2.7 Danau di Kabupaten Minahasa Tenggara NAMA DANAU LOKASI REALISASI (HA)
NO 1
Lumpias
Ratahan
25
2
Wongangaan
Ratahan
15
3
Mongawo
Ratahan
15
4
Kalowenan
Pusomaen
3
5
Bulilin
Tombatu
10
6
Sosongkasa
Tombatu
5
7
Pomubuan
Tombatu
5
8
Lolos
Tombatu
2
BAB II
KET
Page II-13
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
9
Usebau
Tombatu
1,5
10
Kuyanga
Tombatu
0,75
11
Tutud
Tombatu
4
12
Selek dan
Touluaan
4
13
Derel
Touluaan
3
14
Kawelaan
Touluaan
5
15
Belang
Touluaan
5
16
Pakioan
Touluaan
15
TOTAL
123,1
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Minahasa Tenggara Tahun 2015 c.
Debit; Debit air di kabupaten Minahasa Tenggara terdiri atas : - Sumber Mata Air (SPMA) di kalatin Ratahan de4ngan debit kurang lebih 60 l/dtk - Sumber Air Sungai dan Danau ( SASD) di sungai Makalu dengan debit kurang lebih 250 l/dtk dan sungai belang dengaqn debit kurang lebih 200 l/dtk - Instalasi Pengolahan Air di sungai Makalu dengan debit kurang lebih 250 l/dtk dan sungai belang dengan debit kurang lebih 200 l/dtk.
6. Klimatologi, antara lain terdiri dari: a.
Tipe; Secara Klimatologi
Iklim di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara
tergolong iklim tropis basah. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman, oleh karena itu iklim
merupakan
salah
satu
data
yang
sangat
diperlukan
dalam
perencanaan wilayah terutama keperluan pertanian. Data iklim Kabupaten Minahasa Tenggara diambil dari Stasiun Klimatologi Bandara Samratulangi Manado Propinsi Minahasa Tenggara tahun 1998 – 2002. b.
Curah hujan; Curah hujan; Dari data yang diperoleh dari stasiun Klimatologi Bandara Sam Ratulangi Manado, Provinsi Minahasa Tenggara, diketahui bahwa curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 3.839.60 mm, dengan penyebaran curah hujan rata-rata bulanan 319.97 mm yaitu berkisar antara
BAB II
Page II-14
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
107.32 – 604.86 mm dan jumlah hari hujan rata-rata bulanan sebanyak 19 hari hujan yaitu berkisar antara 11 – 26 hari hujan. Data data yang ada menunjukkan bahwa Kabupaten Minahasa Tenggara tidak mempunyai bulan kering (curah hujan rata-rata bulanan < 100 mm) dari stasiun pengamatan tersebut. Oleh karena itu iklim Kabupaten Minahasa Tenggara menurut Koppen diklasifikasikan Af dimana total curah hujan tahunan > 2,500 mm/tahun dan curah hujan bulan terkering > 60 mm, dan menurut Schmidt Pergusson Kabupaten Minahasa Tenggara, Propinsi Minahasa Tenggara termasuk tipe A dengan nilai Q (quotien) 0 %, sedangkan menurut zona agroklimat Oldeman Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk dalam zona A1 yaitu
dengan jumlah bulan basah
berturut-turut lebih dari sembilan bulan dan jumlah bulan kering kurang dari dua bulan dalam setahun. c.
Suhu; Dari data yang ada menunjukkan bahwa suhu rata-rata tahunan Kabupaten Minahasa Tenggaraadalah 26.33
o
C dengan suhu rata-rata maksimum
30.23 oC dan suhu rata-rata minimum 22.98 oC.Ketinggian suatu tempat di atas permukaan laut di daerah katulistiwa merupakan faktor yang paling penting mempengaruhi suhu udara.
Udara yang bebas bergerak akan
turun temperaturnya pada umumnya dengan 1 oC untuk setiap 100 m naik di atas permukaan laut, untuk pulau Sumatera - Kalimantan penurunan ini rata-rata 0,61
o
C (Arsyad, 1989).
Ketinggian Kabupaten Minahasa
Tenggara hampir sama dengan ketinggian kedua stasiun Klimatologi tersebut maka berdasarkan perhitungan Arsyad suhu rata-rata Kabupaten Minahasa Tenggara tetap sama yaitu sebesar 26,33
o
C dengan suhu rata-
rata maksimum 30,23 oC dan suhu rata-rata minimum 22.98 oC. Tabel 2.8 Suhu Rata-Rata Bulanan Di Kabupaten Minahasa Tenggara Suhu (Oc) No Bulan Maksimum Minimum Rata-Rata 29.70 22.88 25.64 1 Januari
BAB II
2
Februari
3
Maret
4
April
5
Mei
6
Juni
30.04
22.87
25.65
30.51
22.84
25.95
30.74
23.22
26.29
31.74
23.00
26.72
31.28
22.77
26.27
Page II-15
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
No
Bulan
7
Juli
8
Agustus
9
September
10
Oktober
11
Nopember
12
Desember Jumlah
Maksimum 31.86
Suhu (Oc) Minimum 21.95
Rata-Rata 26.50
32.17
22.53
26.85
32.47
22.16
26.62
31.83
22.65
26.70
31.18
23.11
26.39
30.49
23.23
26.44
374.02
273.20
313.55
31.17
22.77
26.13
Raat-rata
Sumber : RTRW Minahasa Tenggara 2013-2033 d.
Kelembaban Kelembaban udara merupakan salah satu komponen iklim yang berpengaruh abupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Minahasa Tenggara mempunyai kelembaban udara relatif rata-rata yaitu sebesar 82,69 % atau berkisar antara 73.76 – 87.92 %. Kelembaban udara ini cocok untuk mendukung pertumbuhan makluk hidup dan sekaligus tidak terhadap laju evapotranspirasi dan perkembangan penyakit.
Dari data yang ada
menunjukkan bahwa Kcukup basah untuk perkembangan penyakit. Tabel 2.9 Data Kelembaban Udara Nisbi Rata-rata di Kabupaten Minahasa Tenggara No
BAB II
Bulan
1
Januari
2
Februari
3
Maret
4
April
5
Mei
6
Juni
7
Juli
8
Agustus
9
September
Kelembaban Nisbi (%)
87.92 85.92 85.28 84.88 83.92 84.03 77.76 73.76 78.15
Page II-16
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] No
Bulan
Kelembaban Nisbi (%)
81.17
10
Oktober
11
Nopember
12
Desember
84.24 85.19 992.23
Jumlah
82.69
Rata-rata
Sumber : RTRW Minahasa Tenggara 2013-2033 7. Penggunaan lahan, antara lain terdiri dari: a.
Kawasan budidaya; Penetapan
kawasan
ini
dititik
beratkan
pada
usaha
untuk
memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya.Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan Budidaya terdiri dari; kawasan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industrim pariwisata, permukiman dan lainnya. b.
Kawasan lindung; Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi
kelestarian
lingkungan
hidup
yang
mencakup
sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan yang
terdiri
atas: 1) Kawasan Hutan Lindung, adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya
maupun
bawahannya
sebagai
pengatur
tata
air,
pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. 2) Kawasan
yang
memberikan
perlindungan
terhadap
kawasan
bawahannya, meliputi: kawasan resapan air; 3) Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar mata air; 4) Kawasan suaka alam, adalah kawasan yang mewakili ekosistem khas
BAB II
Page II-17
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
yang merupakan habitat alami yang memberikan perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam, pelestarian
alam
dan
cagar
budaya
Kawasan
Suaka
Alam,
Pelestarian Alam dan Cagar Budaya 5)
Kawasan Rawan Bencana Alam adalah kawasan yang memiliki kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan
mencegah,
meredam,
mencapai
kesiapan,
dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentumeliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir; 6)
Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
c. Potensi pengembangan wilayah Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan: 1. Kawasan Permukiman Untuk penggunaan tanah permukiman eksisiting, umumnya pusatpusat
permukiman
terdistribusi
pada
wilayah-wilayah
datar
dan
permukiman nelayan di pesisir selatan Kabupaten Minahasa Tenggara seperti : Tosuraya, Wawali, Pasan, Rasi, Liwutung (Kec. Ratahan) dan Pangu (Kec. Ratahan Timur); Minanga, Kuala Makalu, Tatengesan , Sompini (Kec. Pusomaen) ; Kuala Binuang, Buku, Kuala Kaanon, Malompar, Tababo (Kec. Belang), Basaan, Ratatotok, Morea (Kec. Ratatotok), Tonsawang, Banga, Bunag, Tambelang, Tombatu (Kec. Tombatu) ; Ranoketang, Lobu, Silian (Kec. Touluaan). Dari survey lapangan, perkembangan permukiman juga terlihat di sepanjang jalur jalan utama lintas tengah yang menghubungkan Manado – Tomohon – Ratahan – Amurang. Dari hasil perhitungan luas penggunaan tanah, luas permukiman adalah 759,17 Ha. atau 1,07 % dari total luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara. 2. Kawasan Pariwisata Minahasa Tenggara sebagai Kabupaten baru di Minahasa Tenggara, gencar mempromosikan daerahnya, khususnya dalam sektor wisata.
BAB II
Page II-18
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Walupun infrastruktur yang menunjang sektor wisata di Minahasa Tenggara masih sangat minim, namun promosi obyek-obyek wisata yang terdapat di Minahasa Tenggara gencar dilakukan. Obyek-obyek wisata yang terdapat di Minahasa Tenggara terutama adalah wisata laut seperti : Jembatan Karang di Teluk Buyat (Kec. Ratatotok), Pantai Bentenan (Kec. Pusomaen), Pantai Hais (Kec. Belang). Disamping itu ada obyek wisata lain adalah : Danau Bulilin (Kec. Tombatu), Gunung Soputan (Kec. Touluaan). Untuk kegiatan pariwisata luasan yang saat ini digunakan belum dapat diidentifikasi karena kegiatan yang dilakukan masih bersifat kunjungan singkat yang tidak memerlukan sarana pendukung.
3. Potensi Pertambangan Minahasa Tenggara kaya akan bahan tambang seperti Emas, pasir besi, tembaga. Bahakan terdapat Perusahaan besar yang menambang Emas di Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Walaupun sejak tahun 2004 pertambangan Emas tersebut telah ditutup, namun kekayaan bahan mineral di Minahasa Tenggara masih berpotensi untuk di eksploetasi.Terakhir menurut data Dinas Pertambangan
Minahasa
Tenggara, di Pesisir selatan terdapat kandungan pasir besi yang besar. 4. Kawasan Pertanian Kawasan Pertanian dan perkebunan di Minahasa Tenggara meliputi lahan seluas 43.852,1 Ha. hampir 62 % dari keseluruhan luas wilayah Minahasa Tenggara (Hasil analisa dari peta Penggunaan Tanah). Hasil pertanian yang utama adalah Padi, jagung dan Kacangkacangan , sayur-sayuran serta buaha-buahan seperti Salak, nanas. Sedangkan hasil utama perkebunan adalah : Cengkeh, Kopi , Kelapa dan Vanili. Daerah utama pertanian misalnya di Kecamatan Ratahan, dan Touluaan. Sedangkan Sentra utama perkebunan Cengkeh dan Kopi misalnya : Salingguat , Soyoan, Morea (Kec. Ratatotok), Basaan, Belang (Kec. Belang). 5. Kawasan Industri Minahasa Tenggara sebagai Kabupaten Baru, belum memiliki kawasan khusus industri. Namun untuk mengantisipasi perkembangan wilayah, telah diwacanakan beberapa alternatif lokasi sebagai kawasan industri, misalnya di Kec. Belang dan Kec. Touluaan. Industri yang akan dikembangkan adalah industri-industri yang mendukung sektor Perikana
BAB II
Page II-19
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
6. Kawasan Hutan Yang Dapat Dikonversi Kawasan Hutan, seperti pertanian dan perkebunan, tanamantanaman yang dapat berfungsi ganda, misalkan: sebagai penghasil buah, penghasil kayu, dan lain-lain yang sekaligus juga berfungsi ekologis.
Saat ini, kawasan Hutan Rakyat telah dikembangkan dan
dilaksanakan oleh masyarakat dengan bantuan dari instansi kehutanan seperti Dinas Kehutanan dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS). 7. Kawasan Perkebunan Segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Maka daerah yang berpotensi, yaitu:kecamatan Belang, Ratatotok, Pusomaen, Tombatu dan Touluaan dengan komoditi kelapa dan turunannya sedangkan komoditi kakao, cengking, kopi, panili, aren berpotensi di semua kecamatan di kabupaten Minahasa Tenggara. 8. Kawasan Perikanan Kabupaten Minahasa Tenggara terkenal dengan daerah laut yang besar sebagai pusat kawasan perikanan, untuk kawasan perikanan tangkap daerah yang berpotensi adalah kecamatan Belang, Ratatotok dan Pusomaen, untuk budidaya rumput laut, dan kerapu di daerah Belang, sampai daerah pusomaen (Bentenan-Tumbak), untuk budidaya kepiting di kecamatan Pusomaen. Sedangkan untuk perikanan budidaya air tawar di semua kecamatan di kabupaten Minahasa Tenggara. d. Wilayah rawan bencana Berdasarkan karakteristik wilayah di Kabupaten Minahasa Tenggara diidentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam yaitu bencana longsor, bencana Letusan Gunung Berapi dan Gempa bumi, bencana Banjir, Bencana Pesisir 1. Rawan bencana longsor Dengan topografi bergunung dan berbukit-bukit, juga faktor geologi dan jenis tanahnya, Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki beberapa wilayah yang rawan bencana longsor.Gerakan longsor diartikan proses berpindahnya sejumlah besar massa batuan dan atau tanah dari lereng bagian atas ke bagian lereng yang letaknya lebih
BAB II
Page II-20
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
rendah karena pengaruh gravitasi bumi (Sartohadi, 2005). Adanya halhal lain yang menumpang dan atau terdapat di dalam massa batuan dan atau tanah seperti vegetasi, timbunan material tambang, pemukiman, dan lain-lain dapat meningkatkan kerawanan longsor. Hal lain yang tidak kalah penting dalam longsor adalah karakteristik material yang mencakup jenis batuan, karakteristik tanah, dan kondisi geologis (Wilopo, 2005). Terakhir pada Juli 2007 terjadi banjir dan tanah longsor di Kec. Belang, Ratatotok dan Ratahan, yakni di SubDAS Molompar (Belang), dan sub-DAS Ratatotok
2. Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi Dan Gempa Bumi Kabupaten Minahasa Tenggara terletak dekat dengan Gunung berapi Soputan (1783 m). Gunung soputan adalah salah satu Gunung berapi Aktif Tipe A dari 10 Gunung Api aktif di Provinsi Minahasa Tenggara. Terakhir kali Gunung Soputan meletus tahun 2004 dan 2007. Walaupun tidak terjadi erupsi magmatik yang besar, namun pada tahun 2007 letusan G. Soputan mengeluarkan hawa panas dan menyemburkan debu yang mencapai radius 6 Km. Letusan tahun 2007 juga menimbulkan gempa bumi vulkanik serta guguran lava. Daerahdaerah yang rawan terkena dampak jika terjadi letusan Gunung Soputan adalah Kec. Ratahan dan Kec. Touluaan. 3.
Rawan Bencana Banjir Banjir merupakan peristiwa bencana alam yang tidak bisa dilihat dari satu sisi penyebab. Banjir merupakan akumulasi dari surface run off yang ada di hulu akibat dari penyebab multi faktor. Penyebab multi faktor ini memberikan kontribusi banjir yang berbeda satu sama lain. Terdapat berbagai faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya banjir, yaitu : curah hujan harian yang tinggi, perubahan penggunaan lahan di hulu dari hutan menjadi non hutan, adanya perambahan hutan dan penebangan hutan secara liar. Di Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara juga terdapat daerah-daerah rawan banjir. Diantaranya di Daerah Aliran sungai Molompar (Kec. Belang) dan Daerah Aliran Sungai Ratatotok (Kec. Ratatotok). Kejadian banjir terjadi bulan juli 2007 yang terjadi di Molompar, Buku, Borgo, Belang (Kec. Belang) dan di Ratatotok (Kec. Ratatotok).
4. Rawan Bencana Pesisir Pesisir selatan Kabupaten Minahasa Selatan, yang mencakup Kec. Ratatotok, Belang dan Pusomaen, memang rawan terhadap
BAB II
Page II-21
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
bencana gelombang pasang. Karena pesisir pantai tersebut langsung menghadap laut lepas (Laut Maluku) , tidak ada bentang alam penghalang dan pemukiman nelayan yang ada di 3 kecamatan tersebut umumnya dekat dengan garis pantai.Pada bulan Juni 2007 telah terjadi gelombang pasang yang merusak beberapa rumah di Desa Molompar dan Desa Buku (Kec. Belang). Gelombang setinggi 3 – 4 meter tersebut disertai angin kencang dan badai, terjadi dua hari berturut-turut. Gelombang pasang akibat kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pasang-surut disamping itu juga diakibatkan oleh faktor-faktor lain atau eksternal force seperti dorongan air, swell (gelombang yang ditimbulkan dari jarak jauh), badai dan badai tropis yang merupakan fenomena yang sering terjadi di laut.
5. Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Kawasan rawan gelombang pasang di pesisir selatan Kabupaten
Minahasa
Tenggara
meliputi
pesisir
pantai
dasar
untuk
kecamatan Ratatotok, Belang dan Pusomaen. Aspek Demografi a. Jumlah Penduduk Informasi
data
kependudukan
merupakan
kebutuhan
melakukan sebuah perencanaan dalam sebuah masyarakat. Dari data kependudukan tersebut dapat
dibuat
sebuah
proyeksi
beberapa
tahun
kedepan,
sehingga
perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja namun dapat diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk tersebut bukan merupakan ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi – asumsi tertentu berdasarkan komponen – komponen laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan Data BPS Kabupaten Minahasa Selatan Pada tahun 2014 Penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara berjumlah
103.808 jiwa mengalami laju
pertumbuhan 1,01 % dari tahun 2013 yang baru berjumlah 121.226 jiwa. Sedangkan menurut Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Penduduk Minahasa Tenggara pada akhir tahun 2015 berjumlah 118.927 Jiwa
dengan perbandingan 48% perempuan dan
52% laki-laki. Tabel 2.10 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2011-2015 LAJU PERTUMBUHAN TAHUN JUMLAH PENDUDUK PENDUDUK
BAB II
Page II-22
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2011
101,557
1.09
2012
101,761
0.2
2013
102, 226
0,45
2014
103.818
1,01
2015
118,927
1,14
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
0,83
Sumber : BPS Minahasa Selatan dan Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil 2015 Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa Pertambahan dan laju Pertumbuhan Penduduk terbanyak kabupaten Minahasa Tenggara terjadi pada tahun 2015 Tabel 2.11
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan KECAMATAN
2013 Perempuan
Laki-Laki n (jiwa)
%
n (jiwa)
%
2014 P
L Total
RJK
n(jiwa)
%
n(jiwa)
6672
52
109,82
4394
53
15.906
107,43
8443
52
48
12.460
108,96
6623
4.258
48
8.840
107,61
51
3.040
49
6.324
2.054
53
1.868
47
SILIAN RAYA TOMBATU TIMUR TOMBATU UTARA
2.758
52
2.609
4.403
52
3.951
PASAN RATAHAN TIMUR
Total
48
12981
47
8392
7847
48
16290
52
6073
48
12696
4599
52
4271
48
8870
108,03
3336
51
3084
49
6420
3.922
109,96
2048
53
1862
47
3910
48
5.367
105,71
2822
52
2665
48
5487
4.162
48
8.565
105,79
4469
52
4221
48
8690
52
3.741
48
7.692
105,61
3995
52
3778
48
7773
3.319
51
3.190
49
6.509
104,04
3339
51
3207
49
6546
2.909
52
2.758
48
5.667
105,47
2960
52
2803
48
5763
52.849
52
49.377
48
102.226
107,03
52
50118
48
103818
RATAHAN
6.515
52
6.169
48
12.684
105,61
PUSOMAEN
4.339
52
3.951
48
8.290
BELANG
8.238
52
7.668
48
RATATOTOK
6.497
52
5.963
TOMBATU
4.582
52
TOULUAAN TOULUAAN SELATAN
3.284
Jumlah
6309
%
53700
3998
Tabel 2.12 Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Minahasa Tenggara Berdasarkan Luas dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014 NO
BAB II
KECAMATAN
Luas (Ha)
Penduduk
Kepadatan Penduduk
Rumah Tangga
Page II-23
RJK
105,75 109,90 107,60 109,06 107,68 108,17 109,99 105,89 105,88 105,74 104,12 105,60 107,15
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 1
Ratatotok
10.418
12696
121,87
3.158
2
Tombatu
6.795
8.870
130,54
2.194
3
Touluaan
10.180
6.420
63,06
1.628
4
Belang
7.517
16.290
216,71
3.815
5
Ratahan
6.163
12.981
210,63
3.253
6
Pusomaen
5.362
8.392
156,51
2.152
7
Pasan*
4.979
6.546
131,47
1.844
8
Ratahan Timur*
6.399
5.763
90,06
1.577
5.276
3.910
74,11
Touluaan Selatan*
9
1.084
10
Silian Raya*
4.375
5.487
125,42
1.231
11
Tombatu Timur*
1.881
8.690
461,99
2.318
12
Tombatu Utara*
3.717
7.773
209,12
2.028
JUMLAH
73.062
103.818
142,10
139,92
Sumber BPS Minahasa Selatan 2015 Tabel 2.11 dan Tabel 2.12 memperlihatkan bahwa di tahun 2014 kecamatan Ratahan memiliki jumlah Penduduk yang terbanyak yaitu 12.981 dan Kecamatan Touluaan selatan memiliki penduduk paling sedikit yaitu 3.910. Penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan dengan ratio 52% : 48%. Sedangkan Rasio Kelamin Penduduk di Kabupaten Minahasa Tenggara dimana Kecamatan Touluan Selatan memiliki Rasio Kelamin yang terbesar sedangkan Kecamatan Pasan memilikin Rasio Kelamin yang terkecil. b. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Tahun 2007 s.d 2015 sebesar 0,83%. Angka ini lebih rendah dari Nasional yakni 1,72% dan lebih rendah dari Provinsi yakni 1,40%.
2.1.2. Gambaran dari Aspek Kesejahteraan Masyarakat Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran terhadap kualitas sumberdaya manusia. Pengukuran nilai IPM didasarkan pada tiga komponen yaitu : (a)
BAB II
Page II-24
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup pada saat kelahiran, (b) Pengetahuan yang diukur dengan angka harapan lama sekolah pada orang dewasa (bobotnya dua pertiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga), (c) standard kehidupan yang layak diukur dengan PNB perkapita Produk Nasional Br uto dalam paritas kekuatan beli atau purchasing power parity (dollar US). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara terus berupaya meningkatkan pembangunan disegala sektor, termasuk pembangunan sumberdaya manusia. Ini tercermin dari nilai IPM yang terus mengalami peningkatan, dan
harus lebih kerja
keras karena walaupun IPM Kabupaten Minahasa Tenggara naik, tetapi dari segi peringkat diantara Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara berada pada peringkat ke-8. Tabel 2.13 Komponen pembentuk IPM per Kabupaten Minahasa Tenggara IPM KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Rata- Pengeluaran rata per Kapita Lama Disesuaikan Sekolah (ribu (Tahun) rupiah)
Tahun
Angka Harapan Hidup (Tahun)
Harapan Lama Sekolah (Thn)
2010
69,22
10,47
8,07
2011
69,30
10,62
8,12
69,37
11,21
69,44
11,22
69,48
11,48
2012 2013 2014
8,18 8,24 8,37
IPM
Peringkat Provinsi IPM
8960
65,66
8
9088
66,07
8
67,10
8
67,86
8
67,86
8
9361 9472 9528
Perhitungan IPM pada tahun 2014 telah menggunakan metodologi baru dengan memasukkan harapan lama sekolah dalam komponen IPM menganti angka Melek huruf dan produk domestik bruto perkapita diganti dengan Produk Nasional Bruto perkapita. Berdasarkan komponen penyusun IPM, angka harapan hidup rata-rata masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara pada Tahun 2010 adalah 69,22 tahun meningkat naik menjadi 69,48 tahun di 2014, angka harapan lama sekolah adalah 10,47 tahun di tahun 2010 meningkat menjadi 8,37 tahun di tahun 2014, sedangkan pengeluaran per kapita rata-rata adalah Rp.8960 di tahun 2010 meningkat 9528 di tahun 2014. Secara keseluruhan, IPM Minahasa Tenggara pada Tahun 2010 menempati
BAB II
menyentuh point 65,66%
peringkat delapan se Kabupaten/ Kota se Sulawesi Utara. Sedangkan
Page II-25
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tahun 2014 menyentuh point 67,86% menempati prikat delapan se Kabupaten/Kota se Sulawesi Utara.
2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap indikator-indikator : pertumbuhan PDRB, laju inflasi provinsi, PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, indeks ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk diatas garis kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani.
A. Pertumbuhan PDRB Pada Tahun 2014 perhitungan PDRB mengalami perubahan disesuaikan dengan tahun dasar yaitu Tahun dasar tahun 2010. Gambaran tentang nilai dan kontribusi masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Minahasa Tenggara pada periode 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan, disajikan dalam Tabel 2.14 di bawah ini:
Tabel 2.14 PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN PDRB ADHB PDRB ADHK 2010
2.131.968,2
2.131.968,2
2011
2.321.257,1
2.234.172,4
2012
2.567.702.1
2.375.259,4
2013
2.858.339,9
2.528.569,5
2014
3.200.747,2
2.695.654,9
Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015 PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara menurut harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2010
yaitu 2.131.968,2, meningkat di tahun 2014 menjadi
3.200.747,2. PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara menurut harga konstan mencapai 2.695.654,9 di 2014 dari 2.131.968,2 pada 2010. Selama lima tahun (2010-2014), sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku adalah sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Konstruksi, dan Transportasi dan Pergudangan.
BAB II
Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar
Page II-26
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
harga konstan serta kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.15 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Atas dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) 2010
2011
2012
2013
2014
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
763279,5
764157,4
838726,4
898193,4
987374,2
2
Pertambangan & Penggalian
164278,0
179140,7
184078,4
205801,4
226157,0
3
Industri Pengolahan
104099,3
112248,4
125692,3
140341,3
158188,4
4
Pengadaan Listrik,Gas
1613,3
1711,7
2056,0
2595,8
2787,9
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
1775,6
1920,6
2021,8
2121,2
2273,3
6
Konstruksi
405306,5
465547,7
514536,0
582862,3
650863,1
7
Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
405306,5
179295,8
200873,1
221653,4
247580,5
8
Transportasi dan Pergudangan
174316,9
202742,7
229343,8
262670,1
299146,5
9
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
6577,1
7284,1
8055,2
8874,6
9653,3
10
Informasi dan Komunikasi
10597,7
12540,1
14078,5
15729,0
11
Jasa Keuangan dan Asuransi
2654,5
3115,0
3490,5
3905,9
4274,3
12
Real Estate
113577,8
126075,6
141656,2
158701,6
179587,8
13
Jasa Perusahaan
239,2
184663,5
219511,1
215,0
293,9
NO
Sektor
1
BAB II
16937,8
Page II-27
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajub
138043,5
159551,3
184663,5
219511,1
261969,3
15
Jasa Pendidikan
31144,5
34651,6
38187,6
44808,8
53272,4
16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
50443,9
57744,0
65280,9
73575,6
81418,1
17
Jasa lainnya
11632,0
13315,4
14822,7
16735,4
18969,3
2131968,2
2321257,1
2567702,1
2858339,9
3200747,2
PDRB
Tabel 2.16
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Jutaan Rupiah ) 2010
2011
2012
2013
2014
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
763279,5
747185,6
784402,7
821387,6
863779,2
2
Pertambangan & Penggalian
164278,0
179026,5
189691,6
202819,3
215937,1
3
Industri Pengolahan
104099,3
108666,4
115942,3
126119,3
136886,1
4
Pengadaan Listrik,Gas
1613,3
2033,0
2386,4
3095,3
3396,4
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
1775,6
1857,6
1907,1
1936,1
1956,7
6
Konstruksi
405306,5
441576,3
478654,2
519750,9
563624,8
7
Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
152437,0
169475,4
180675,9
190720,3
202748,5
8
Transportasi dan Pergudangan
174316,9
189145,1
202783,5
216533,7
231500,1
9
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
6577,1
7067,0
7540,9
8008,9
8587,8
NO
Sektor
BAB II
Page II-28
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 10
Informasi dan Komunikasi
10597,7
12047,2
12893,7
13714,5
14617,3
11
Jasa Keuangan dan Asuransi
2654,5
3047,1
3227,0
3547,4
3688,7
12
Real Estate
113577,8
121807,1
130479,8
138412,9
147874,9
13
Jasa Perusahaan
191,3
208,1
222,6
231,8
247,5
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajub
138043,5
148728,0
156537,4
167023,5
177491,0
15
Jasa Pendidikan
31144,5
34397,7
36587,9
38984,1
41547,8
16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
50443,9
54463,1
58082,4
62039,5
66474,3
17
Jasa lainnya
11632,0
12441,1
13244,0
14244,2
15296,7
2131968,2
2234172,4
2375259,4
2528569,5
2695654,9
PDRB
Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015 Distribusi Sektor untuk PDRB ADHK dan ADHB terbesar adalah sektor pertanian diikuti sektor Pertambangan dan Industri Pengolahan yang merupakan sektor yang memiliki kontribusi ketiga terbesar. Tabel 2.17 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 2010
2011
2012
2013
2014
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
NO
Sektor
1
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
35,80
32,92
32,66
31,42
30,85
2
Pertambangan & Penggalian
7,71
7,72
7,17
7,20
7,07
3
Industri Pengolahan
4,88
4,84
4,90
4,91
4,94
4
Pengadaan Listrik,Gas
0,08
0,07
0,08
0,09
0,09
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,08
0,08
0,08
0,07
0,07
BAB II
Page II-29
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 6
Konstruksi
19,01
20,06
20,04
20,39
20,33
7
Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
7,15
7,72
7,82
7,75
7,74
8
Transportasi dan Pergudangan
8,18
8,73
8,93
9,19
9,35
9
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
0,31
0,31
0,31
0,31
0,30
10
Informasi dan Komunikasi
0,50
0,54
0,55
5,55
0,53
11
Jasa Keuangan dan Asuransi
0,12
0,13
0,14
0,14
0,13
12
Real Estate
5,33
5,43
5,52
5,55
5,61
13
Jasa Perusahaan
0,01
0,01
0,01
0,01
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajub
6,47
6,87
7,19
7,68
8,18
15
Jasa Pendidikan
1,46
1,49
1,49
1,57
2,54
16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
2,37
2,49
2,54
2,57
2,54
17
Jasa lainnya
0,55
0,57
0,58
0,59
0,59
100
100
100
100
100
PDRB
0,01
PDRB Minahasa Tenggara tahun 2010-2014 mengalami pertumbuhan rata-rata 6,3% per tahun yaitu dari Rp 2.131.968,2 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 3.200.747,2 milyar pada tahun 2014. Selama tahun 2010-2014, sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Konstruksi, dan Transportasi dan Pergudangan memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara selama 5 tahun terakhir seperti pada tabel berikut : Tabel 2.18 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 NO
BAB II
Sektor
2010
2011
2012
2013
2014
Page II-30
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
10,10
-1,98
4,84
4,72
5,16
2
Pertambangan & Penggalian
4,91
8,98
5,96
6,92
6,47
3
Industri Pengolahan
4,03
4,39
6,70
8,78
8,54
4
Pengadaan Listrik,Gas
10,91
26,02
17,38
29,70
9,73
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
3,92
4,62
2,66
1,52
1,06
6
Konstruksi
5,83
8,95
8,40
8,59
8,44
7
Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
6,20
11,18
6,61
5,56
6,31
8
Transportasi dan Pergudangan
5,38
8,51
7,21
6,78
6,91
9
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
6,94
7,45
6,71
6,21
7,23
10
Informasi dan Komunikasi
11,61
13,68
7,03
6,37
6,58
11
Jasa Keuangan dan Asuransi
4,73
14,79
5,90
9,93
3,98
12
Real Estate
7,83
7,25
7,12
6,08
6,84
13
Jasa Perusahaan
5,32
8,76
6,98
4,13
6,77
14
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajub
5,55
7,74
5,25
6,70
6,27
15
Jasa Pendidikan
8,66
10,45
6,37
6,55
6,58
16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
7,71
7,97
6,65
6,81
7,15
17
Jasa lainnya
7,79
6,96
6,45
7,55
7,39
BAB II
Page II-31
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] PDRB
7,34
4,79
6,31
6,45
6,61
Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015
B, Laju Inflasi Salah
satu
indikator
utama
keberhasilan
pemerintah
dalam
mengatur
perekonomiannya dapat terlihat dari kemampuan pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga barang dan jasa di wilayahnya.
Inflasi (%)
Tabel 2.19 Inflasi Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2009 s.d 2013 2009 2010 2011 2012 2013
2014
2015
2.31
9,67
3,35
6.28
0.96
5.23
8.12
Sumber: BPS Sulut, 2015
Inflasi Kota Manado tahun 2009-2011 mengalami fluktuatif dari 2,31 tahun 2009 menjadi 6,28 tahun 2010, menurun menjadi 0,96 di tahun 2011. Sejak tahun 2012-2014 inflasi kota Manado mengalami kenaikan berturut-turut dari 5,23 menjadi 8,12 lalu meningkat menjadi 9,67. Tahun 2015 Inflasi tahun 2015 adalah 3,35% Relatif tingginya inflasi mengindikasikan adanya kenaikan harga barang yang disebabkan antara lain oleh kenaikan harga Bahan bakar Minyak (BBM) yang berdampak domino dan mempengaruhi bidang kehidupan yang lain misalnya transportasi, harga kebutuhan pokok, serta mempengaruhi daya beli masyarakat karena bertambahnya pengeluaran masyarakat untuk dapat membeli barang atau mempergunakan transporasi, disamping itu juga bisa membah beban kepada masyarakat miskin. c.
PDRB PER KAPITA PDRB perkapita
atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan
selama 5 tahun terus meningkat per tahun, sebagaimana tabel berikut ini:
Uraian
Tabel 2.20 PDRB Perkapita ADHB Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
Nilai PDRB (Rp)
2131968,2
2321257,1
2567702,1
2858339,9
3200747,2
Jumlah Penduduk
100443
101575
101761
102228
103818
BAB II
Page II-32
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
PDRB perkapita (Rp/jiwa)
21,225,652
22,852,641
25,232,673
27,960,440
30,830,378
Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015 PDRB perkapita di Minahasa Tenggara atas dasar harga berlaku dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terus meningkat. Pada tahun 2010 sebesar Rp. 21,225,652
meningkat Rp. 22,852,641 tahun 2011, di tahun 2012 naik menjadi Rp. 25,232,673,
tahun 2013
naik lagi menjadi 27,960,440 kemudian pada tahun 2015 meningkat
sebesar Rp. 30,830,378. Tabel 2.21 PDRB Perkapita ADHK Tahun 2010 s.d 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014
Nilai PDRB (Rp)
2131968,2
2234172,4
2375259,4
2528569,5
2695654,9
Jumlah Penduduk
100443
101575
101761
102228
103818
PDRB perkapita (Rp/jiwa)
21,225,652
21,995,298
23,341,549
24,734,607
25,965,197
Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015 PDRB
perkapita
di
Minahasa
Tenggara
atas
dasar
harga
konstan
memperlihatkan perkembangan yang meningkat dari tahun 2010 sampai tahun 2014, dimana pada tahun 2010 sebesar Rp. 21,225,652 meningkat Rp. 21,995,298 tahun 2011, di tahun 2012 naik menjadi Rp. 23,341,549, tahun 2013 naik lagi menjadi 24,734,607 kemudian pada tahun 2015 meningkat sebesar Rp. 25,965,197.
2.2.1.3. Pertumbuhan Ekonomi Perkembangan pertumbuhan ekonomi Minahasa Tenggara tahun 2010–2014, menunjukkan trend fluktuatif pada tahun 2010 dan tahun 2011, tetapi tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan.
Tahun 2010, pertumbuhan ekonomi
Minahasa Tenggara berada pada angka 7,34%, yang kemudian turun menjadi 4,79% pada tahun 2011, dan naik lagi pada tahun 2012 mencapai angka 6,31%, naik lagi di tahun ditahun 2013 yang menyentuh, 6,45, lalu di tahun 2014 menjadi 6,61%. Tabel 2.22 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara, Tahun 2010-2014
BAB II
Page II-33
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan Ekonomi
7,34
4,79
6,31
6,45
6.61
Sumber: BPS Minahasa Selatan, 2015 Pertumbuhan infrastruktur dasar dan perdagangan dan jasa serta investasi yang cukup signifikan menjadi modal utama untuk pembangunan ekonomi Minahasa Tenggara lebih lanjut karena menjadi daya tarik investasi Minahasa Tenggara di masa mendatang. Namun demikian, tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur adalah penyediaan listrik secara memadai dan pemeliharaan jalan untuk mengantisipasi peningkatan investasi di masa mendatang. d.
Indeks Gini/Koefisien Gini Tingkat pemerataan distribusi pendapatan sering diukur dengan koefisien gini.
Caranya adalah dengan membagi penduduk menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkat pendapatannya. Kemudian menetapkan proporsi yang diterima oleh masing-masing kelompok pendapatan. Koefisien gini adalah ukuran ketidakseimbangan atau ketimpangan yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna). Koefisien gini merupakan suatu ukuran kemerataan yang dihitung dengan membandingkan luas antara diagonal dan kurva Lorenz (daerah A) dibagi dengan luas segitiga di bawah diagonal. Untuk melihat ketimpangan/pemerataan pendapatan penduduk, salah satu indikator yang sering dipakai adalah koefisien Gini. Nilai koefisien ini berkisar antara 0 (nol) hingga 1 (satu). Semakin mendekati angka nol maka dikatakan tingkat ketimpangan pendapatan penduduk makin merata atau sebaliknya. Pemerataan
hasil
pembangunan
biasanya
dikaitkan
dengan
masalah
kemiskinan. Secara logika, jurang pemisah (gap) yang semakin lebar antara kelompok penduduk kaya dan miskin berarti kemiskinan semakin meluas dan sebaliknya. Dengan demikian orientasi pemerataan merupakan usaha untuk memerangi kemiskinan. Tolok ukur untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan antara lain dengan Indeks Gini atau Gini Ratio. Adapun kriteria kesenjangan/ketimpangan adalah G<0,30 berarti ketimpangan rendah, 0,30 ≤ G ≤ 0,50 berarti ketimpangan sedang dan G > 0,50 berarti ketimpangan tinggi. Dengan semakin mendekati angka nol diharapkan kesenjangan pendapatan antara masyarakat miskin dengan masyarakat tidak miskin semakin mengecil sehingga Ratio Koefisien Gini penduduk Minahasa Tenggara tahun 2015 diharapkan turun .
BAB II
Page II-34
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
e. Pemerataan pendapatan versi Bank Dunia Pemerataan pendapatan ini diperhitungkan berdasarkan pendekatan yang
dilakukan oleh Bank Dunia, yaitu dengan mengelompokkan penduduk ke dalam tiga kelompok berdasarkan besarnya pendapatan. 40% penduduk berpendapatan rendah; 40%
penduduk
berpendapatan
menengah,
dan
20%
berpendapatan
tinggi.
Ketimpangan pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk dari kelompok yang berpendapatan 40% terendah dibandingkan total pendapatan seluruh penduduk. Kategori ketimpangan ditentukan sebagai berikut: 1. jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi. 2. jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara 12-17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah. 3. jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah. f. Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional), adalah indeks untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar kecamatan di suatu kabupaten/kota atau antar kabupaten/kota di suatu provinsi dalam waktu tertentu. g. Persentase penduduk di atas garis kemiskinan Jumlah Penduduk di atas garis kemiskinan Tabel 2.23
Tahun
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Persentase penduduk di Jumlah penduduk di Garis penduduk di bawah garis Penduduk di bawah garis Jumlah Kemiskinan atas garis kemiskinan atas garis kemiskinan Penduduk (Rp) (Penduduk (Penduduk kemiskinan kemiskinan Miskin) Miskin)
2008
191.315
81.70
18.30
77.607
17.538
95.145
2009
220.945
82.51
17.49
78.644
16.881
95.525
2010
242,046
82.35
17.65
82.770
17.673
100.443
2011
250,591
84.65
15.35
85.575
15.800
101.557
2012
259.438
85.76
14.24
87.171
14.600
101.761
BAB II
Page II-35
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 2013 257.210
83,90
16,10
85.625
16.600
102.226
2014
84,16
15,84
87.477
16.341
103.818
Persentase Penduduk diatas garis Kemiskinan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2008-2014 berfluktuaktif, dimana tahun 2008 persentasenya mencapai 81.70%, lalu naik menjadi 82.51% ditahun 2009, kemudian turun ditahun 2010 menjadi 82.35%, selanjutnya naik lagi menjadi 84.65% ditahun 2011, lalu di tahun 2012 naik lagi menjadi 85.76, dan ditahun 2013 turun menjadi 83,90, dan naik lagi menjadi 84.16 tahun 2014. Jumlah penduduk miskin di Minahasa Tenggara pada 2008-2013 berfluktuatif juga dimana tahun 2008 jumlahnya mencapai 17.538(18.30%) lalu turun menjadi 16.881 jiwa (17.49%) ditahun 2009, kemudian naik ditahun 2010 menjadi 17.673 jiwa (17.65%), selanjutnya turun lagi menjadi 15.800 jiwa (15.35%) ditahun 2011, lalu di tahun 2012 turun lagi menjadi 14.600 jiwa (14.24%).Di tahun 2013 naik menjadi 16.600 (16,10%) dan turun menjadi 16.341 (15,84%) ditahun 2014. Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2008-2013 berturut-turut dari Rp.191.315 di tahun 2008 naik
jadi Rp 220.945 tahun 2009, tahun 2010 menjadi Rp 242,046,
selanjutnya tahun 2011 naik menjadi Rp. 250,591, pada tahun
2012 menjadi
Rp.259.438.Dan ditahun 2013 menjadi 257.210, Tahun 2014 naik menjadi Grafik 2.1 Perkembangan Angka Kemiskinan
BAB II
Page II-36
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa Selatan, 2015
Walaupun terjadi peningkatan nilai Garis Kemiskinan, faktanya tingkat kemiskinan mengalami penurunan mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan penduduk miskin mengalami peningkatan dgn laju yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan Garis Kemiskinan sehingga beberapa penduduk dapat keluar dari kemiskinan dan mengkonsumsi komoditi makanan dan non makanan dgn kualitas atau volume yang lebih tinggi. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Naiknya Garis Kemiskinan lebih disumbangkan oleh kenaikan harga pada komoditi Pengurangan angka kemiskinan perlu adanya kebijakan yang berkelanjutan dengan pendekatan dari sisi keluarga miskin itu sendiri yaitu dengan terlebih dahulu melakukan pemetaan sosial (social mapping) masyarakat di wilayah pemerintahan yang paling rendah minimal di tingkat kecamatan sehingga akan mendapatkan data riil keadaan keluarga miskin, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan program-program penanggulangan keluarga miskin. H. Angka kriminalitas yang tertangani
Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik BAB II
Page II-37
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir.
KASUS
Tabel 2.24 Angka Kriminalitas Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2012-2015 TAHUN 2012
2013
2014
2015
Pembunuhan
1
3
1
1
Penganiayaan
39
44
37
16
Pencurian
5
9
9
4
Penipuan
2
10
4
-
Pemalsuan Uang
-
-
-
-
Narkoba
-
-
-
-
Kejahatan Seksual
4
5
6
3
Jumlah
51
71
57
24
Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa tindak kriminalitas terbanyak terjadi pada tahun 2013, sedangkan bentuk kriminalitas yang terbanyak yang dilakukan oleh masyarakat adalah penganiayaan, yang diikuti oleh pencurian dan kejahatan seksual.
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat A. PENDIDIKAN A. 1. Angka Melek Huruf Angka
Melek
Huruf
digunakan
untuk
mengetahui
atau
mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf terutama di daerah pedesaan, selain itu juga untuk menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. Angka Melek Huruf juga dapat menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis, sehingga AMH dapat dipakai sebagai dasar kabupaten untuk
BAB II
Page II-38
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
melihat potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Tabel 2.25 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013 2014
NO 1
Angka melek huruf
99.48
99.5
99.5
99,6
2015 99,7
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 2016 Jika dibandingkan tahun 2011, angka melek huruf
Kabupaten Minahasa
Tenggara tahun 2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 angka melek huruf sebesar 98,48% artinya bahwa di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2013
masih
ada
0,5%
penduduk
usia
15
tahun
ke
atas
yang
masih
buta huruf. Sedangkan untuk tahun 2015 angka melek huruf sebesar 99,7%. A.2 Angka rata-rata lama sekolah Lamanya sekolah atau years of schooling merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama sekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah.
Tabel 2.26 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2010 – 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara URAIAN Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
TAHUN 2010
2011
2012
2013
2014
2015
8,07
8,12
8,18
8,60
9
9,5
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kabupaten Minahasa Tenggara 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Rata-rata lama sekolah Penduduk Minahasa Tenggara tahun 2011- 2015 telah menamatkan Pendidikan Dasar 9 tahun. Dimana Tahun 2010 rata-rata lama sekolah 8.39 tahun meningkat menjadi 8.41 tahun di tahun 2012 dan pada tahun 2015 menjadi 9,5 tahun.
BAB II
Page II-39
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.27 Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun
No Kecamatan
2009
2010
2011
2012
2013
L
P
L
P
L
P
L
P
L
P
1
Ratatotok
7,4
7,9
7,8
8,2
7,8
8,2
7,9
8,3
8
8,4
2
Pusomaen
6,9
7,6
7,2
7,9
7,2
7,9
7,3
8
7,3
8
3
Belang
7,3
7,8
7,6
8,1
7,6
8,1
7,7
8,2
7,8
8,3
4
Ratahan
8,5
8,9
8,7
9,2
8,7
9,2
8,8
9,4
8,9
9,6
5
Pasan
8,2
8,7
8,4
9,0
8,4
9,0
8,5
9,2
8,6
9,4
6
Ratahan Timur
8,1
8,4
8,3
8,7
8,3
8,7
8,4
8,9
8,5
9,1
7
Tombatu
8,1
8,8
8,5
9,1
8,5
9,1
8,6
9,3
8,7
9,4
8
Tombatu Timur
8,2
8,5
8,6
8,8
8,6
8,8
8,7
8,9
8,8
9,0
9
Tombatu Utara
8,4
8,9
8,6
9,2
8,6
9,2
8,7
9,3
8,8
9,3
8
8,4
8,2
8,7
8,2
8,7
8,3
8,8
8,4
8,9
Selatan
7,1
7,8
7,6
8,1
7,6
8,1
7,7
8,2
7,8
8,3
12 Silian Raya
8,1
8,2
8,3
8,5
8,3
8,5
8,4
8,6
8,5
8,7
10 Touluaan 11 Touluaan
Jumlah
7,86 8,33 8,15 8,63 8,15 8,63 8,25 8,76 8,34 8,87
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 12 Kecamatan yang ada di Minahasa Tenggara, Kecamatan Ratahan memliki rata-rata lama sekolah lebih tinggi dari kecamatan yang lain. Data diatas juga memperlihatkan bahwa rata-rata lama sekolah Perempuan lebih tinggi dari rata-rata lama sekolah laki-laki, karena ada
BAB II
Page II-40
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
beberapa kecamatan (Ratahan, Pasan, Ratahan Timur,
Tombatu, Tombatu Timur,
Tombatu Utara ) yang rata-rata lama sekolah perempuan sudah 9 tahun atau sudah menamatkan SMP. 2.3. APM dan APK
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masingmasing jenjang pendidikan. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 470/135/SJ tanggal 23 Februari 2013 bahwa data yang dapat digunakan adalah data penduduk kabupaten/kota yang telah diolah dan dikonsolidasikan serta dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri, maka penghitungan APK mengalami perubahan, karena pada tahun-tahun sebelumnya jumlah penduduk berdasarkan data dari BPS. Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM ini merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Pembangunan
pendidikan
sampai
dengan
tahun
2015
telah
beerhasil
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Minahasa Tenggara ditandai dengan meningkatnya menurunnya buta aksara serta meningkatnya angka partisipasi kasar dan murni (APM/APK) pada semua jenjang pendidikan yang ditampilkan dalam tabel 2.28 Tabel 2.28 APK, APM Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 20011- 2014 Tahun Tahun Tahun Tahun NO URAIAN 2011 2012 2013 2014 1
2
Angka Partisipasi Kasar : SD SMP SMA Angka Partisipasi Murni : SD SMP SMA
100.15 117.34 65.57 84.35 74.00 44.38
116.10 84.05 91.31
100,98 72,97 61,47
106,98 86,49 98,47
93.72 60.42 51.70
72,63 74,66 60,93
94,75 67,28 66,60
Sumber : TNP2K & Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Minahasa Tenggara 2015
BAB II
Page II-41
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Pada Tahun 2011 Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang pendidikan SD/MI
mencapai 100,15%, jenjang pendidikan SMP/MTs mencapai 117,34%, jenjang pendidikan SMA/MA/sederajat mencapai 65,37%, sampai tahun 2014 Angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang pendidikan SD/MI mencapai 106,98%,jenjang pendidikan SMP/MTs
mencapai
86,49%,
jenjang
pendidikan
SMA/MA/sederajat
mencapai
98,47%.Sedangkan untuk Angka partisipasi Murni (APM) pada Tahun 2011 bagi jenjang pendidikan SD/MI/sederajat mencapai 84,35%, jenjang pendidikan SMP/MTs mencapai 74,00%, jenjang pendidikan SMA/MA/sederajat mencapai 44,38%. Di tahun 2014 bagi jenjang pendidikan SD/MI/sederajat mencapai 94,75%, jenjang pendidikan SMP/MTs mencapai 67,28%, jenjang pendidikan SMA/MA/sederajat mencapai 66,60%,
A.4. Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) Tabel 2.29 Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) Tahun 2010- 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN URAIAN 2010 2011 2012 2013
2014
Jumlah Penduduk Yang Menamatkan SD (%)
34,32
34,48
33,47
33,80
35,47
Jumlah Penduduk Yang Menamatkan SMP (%)
20,55
19,88
20,55
20,14
21,77
Jumlah Penduduk Yang Menamatkan SMA (%)
15,54
14,04
15,82
21,33
15,93
Jumlah Penduduk Yang Menamatkan SMK (%)
3,06
4,18
4,5
4,93
4,8
Jumlah Penduduk Yang Menamatkan Perguruan Tinggi (%)
26.53
27,42
25,66
3,05
21,99
Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa tahun 2010- 2014 Penduduk Minahasa Tenggara menyelesaikan Pendidikan SD sampai Perguruan tinggi berfluktuatif, dimana Penduduk yang menamatkan SD sebanyak 32.32% tahun 2010, 34.48% tahun 2011, 33.47% tahun 2012, 33,80 tahun 2013 dan 35,47 tahun 2014.
Menamatkan SMP
sebanyak 20.55% tahun 2010, 19.88% tahun 2011, 20,55% tahun 2012 serta ditahun 2013 sebesar 20,14%, dan di 2014. Menyelesaikan SMAnya sebanyak 15.54% tahun 2010, 14.04% tahun 2011, 15.82% tahun 2012 serta tahun 2013 sebesar 21,33% dan tahun 2014 sebanyak 15,93%. Menyelesaikan SMK
sebanyak 3,06% tahun 2010,
4.18% tahun 2011, 4.50% tahun 2012 serta tahun 2013sebesar 4,93 dan tahun 2014
BAB II
Page II-42
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
4,8%. Yang menamatkan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 26.53% tahun 2010, 27.42% tahun 2011, 25.66% tahun 2012 dan 2013 sebesar 3,05, serta 22 % di 2014.
B. KESEHATAN Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan masyarakat bidang kesehatan dilakukan terhadap indikator rata-rata usia harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, prosentase balita gizi buruk, persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan penggunaan air bersih, dan cakupan penggunaan jamban keluarga.
B.1 Angka kelangsungan hidup bayi Tabel 2.30 Angka kelangsungan hidup bayi Tahun 2011-2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Jumlah Jumlah kematian bayi Angka Tahun Kelahiran usia dibawah 1 Kematian Bayi Hidup tahun
Angka Kelangsungan Hidup Bayi
2011
42
1648
25
975
2012
45
1813
25
975
2013
41
1875
22
978
2014
37
1778
21
979
2015
21
661
32
968
Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 memiliki angka kelangsungan hidup bayi yang tertinggi yaitu 975 Jiwa dan meningkat sampai 979 Jiwa ditahun 2014, kondisi sampai 2015 berada pada 968 Jiwa. B.2. Angka usia harapan hidup Tabel 2.31 Angka Harapan Hidup Tahun 2010-2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2010
2011
2012
2013
2014
69,22 tahun
69,30 tahun
69,37 tahun
69,44 tahun
69,48 tahun
Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015
BAB II
Page II-43
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Angka harapan hidup (AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang
dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup. Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup ratarata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. Angka harapan hidup merepresentasikan aspek kesehatan dari tahun 20102014, dimana pada tahun 2010 Angka Harapan hidup masih 69,22 tahun meningkat menjadi 69,48 tahun di tahun 2014. Dalam jangka waktu 5 tahun Pemerintah Minahasa Tenggara telah meningkatkan Angka Harapan hidup sebesar 0.26 tahun. Dengan angka kelangsungan hidup yang semakin tinggi menunjukan derajat kesehatan semakin meningkat. B.3. Persentase balita gizi buruk Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO. WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi gizi kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah balita, yaitu : a. rendah
= di bawah 10 %
b. sedang
= 10-19 %
c. tinggi
= 20-29 %
d. sangat tinggi = 30 % Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan gizi buruk. Tabel 2.32 Balita Gizi Buruk NO 1
Uraian Jumlah Balita Gizi Buruk
TAHUN
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2
3
3
1
6
4
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel di atas terlihat bahwa kasus kejadian balita gizi buruk di Kabupaten Minahasa Tenggara sejak tahun 2011 hinga tahun 2015 menunjukkan angka yang berfluktuatif. Tahun 20011 dan 2012 tercatat jumlah kasus balita gizi buruk sebanyak 3 kasus, yang menurun pada tahun 2013 menjadi 1 kasus, tahun 2014 naik menjadi 6 kasus, turun menjadi 4 kasus pada tahun
BAB II
Page II-44
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2015. Perkembangan yang menurun ini menunjukkan sebuah kondisi yang baik bagi kesehatan dan pemenuhan gizi balita di Kabupaten Minahasa Tenggara
. Namun
bukan hal yang mudah untuk dapat menghilangkan sama sekali kasus balita gizi buruk ini karena sangat terkait dengan berbagai aspek di masyarakat seperti tingkat pendidikan orang tua dan keluarga, pola makan dan pemenuhan gizi di keluarga termasuk pada budaya yang berkembang di masyarakat.
C.
Pertanahan
C.1. Kepemilikan Tanah Kepemilikan tanah dalam kurun waktu Tahun 2008-2011 diperlihatkan melalui Rekapitulasi Tanah Terdaftar di Kabupaten Minahasa Tenggara seperti tersaji dalam Tabel 2.34 di bawah ini:
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Ktr. Pertanahan Kab/Kota
Tabel 2.33 Rekapitulasi Tanah Terdaftar Jumlah Semua
Tanah Terdaftar
Tanah Belum Terdaftar
Bidang
Luas (Ha)
Bidang
Luas (Ha)
Bidang
Luas (Ha)
Kota Manado
200,000
14,876.00
90,422
1,808.70
109,578
13,067.30
Kota Bitung
91,000
18,202.00
43,078
7,281.00
47,922
10,921.00
Kota Tomohon
41,218
14,710.80
8,376
1,897.20
32,842
12,813.60
Kota Kotamobagu
24,394
2,949.00
18,761
2,268.78
5,633
680.22
Kab. Bolaang Mongondow
303,798
146,266.00
36,252
17,756.76
267,546
128,509.24
Kab. Bolaang Mongondow Utara
64,906
34,754.00
7,739
4,147.87
57,167
30,606.13
Kab. Bolaang Mongondow Selatan
31,982
43,027.00
4,811
6,337.26
27,171
36,689.74
Kab. Bolaang Mongondow Timur
96,216
43,806.00
7,004
3,675.09
89,212
40,130.91
Kab. Minahasa**
96,460
116,299.12
-
-
96,460
116,299.12
Kab. Minahasa Utara
79,906
99,883.00
20,357
58,795.50
59,549
41,087.50
Kab. Minahasa Selatan
75,262
148,943.86
300
69,081.37
74,962
79,862.49
Kab. Minahasa Tenggara**
52,117
73,062.88
-
-
52,117
73,062.88
Kab. Kepulauan Talaud
52,946
125,092.00
198
4,675.87
52,748
120,416.13
Kab. Kepulauan Sangihe
47,686
73,697.00
688
47,943.50
46,998
25,753.50
1,257,891
955,568.66
237,986
225,668.90
1,019,905
729,899.76
Kab. Kepulauan SiauTagulandang-Biaro* JUMLAH
Sumber : Kantor BPN Kabupaten Minahasa Tenggara, Tahun 2011. * Masih tergabung dengan Kab. Kepl. Sangihe ** Data belum masuk ( tanah terdaftar )
BAB II
Page II-45
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 3.34 Kepemilikan Tanah Bersertifikat Tahun 2012–2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
Uraian
NO
2012
2013
2014
2015
75.540,5
75.540,5
113.391
78.079
1
Luas Wilayah
75.540,5
75.540,5
2
Luas Tanah Bersertifikat HGB
37.249
8.904
3
Luas Tanah Bersertifikat HGU
8.143.850
6.297
4
Luas Tanah Bersertifikat HM
228.126
319.721
Dari data ditas diketahui bahwa tanaha yang bersertifikat terbanyak adalah dalam bentuk hak Milik.
D. KETENAGAKERJAAN D.1. Rasio penduduk yang bekerja. Perkembangan pembangunan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas tenaga kerja yang bekerja. Perkembangan ekonomi mampu menyerap sebagian tenaga kerja, sehingga mengurangi angka pengangguran. Tabel 2.35 Rasio penduduk yang bekerja. N0 1
2
URAIAN
Jumlah Angkatan Kerja
a. Bekerja b. Tidak Bekerja Rasio penduduk yang bekerja
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
46.579 43.336 3.243 0,90
46.300 43.700 2.600 0,94
42.500 40.125 2.425 0,94
46.398 44.421 1,977 0,95
Perkembangan ketenagakerjaan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 20112014 menunjukkan kondisi yang kondusif. Gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014 tercatat sebanyak 46,398 orang penduduk yang masuk angkatan kerja yang terdiri dari yang
bekerja sebanyak 44.421 orang dan
1.977 orang tidak bekerja. Rasio penduduk Minahasa yang bekerja cukup tinggi diatas 90% dari jumlah angkatan kerja yang ada sehingga pengangguran/tidak bekerja rendah.
BAB II
Page II-46
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.36 Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha, tahun 2011 - 2014 NO Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 1
Pertanian
21.626
15.904
15.675
17.613
13.72 8
2
Pertambangan / Penggalian
1.352
1.056
1.873
1.345
1.900
3
Industri Pengolahan
1.460
7.677
5.800
4.663
7.915
4
Listrik, Air, dan Gas
0
65
-
109
-
5
Bangunan
1.149
3.396
3.313
2.005
3.548
6
Perdagangan dan Hotel
6.417
6.323
6.147
6.891
8.647
7
Angkutan dan Komunikasi
2.594
3.590
4.246
2.142
3.366
8
Keuangan dan Jasa Perusahaan
645
405
831
441
413
9
Jasa-jasa
6.385
4.920
5.971
4.916
5.354
Jumlah
41.628
43.336
43.748
40.125
44.42 1
Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan penduduk Minahasa Tenggara terbesar adalah disektor Pertanian, diikuti oleh sektor Perdagangan dan industri.
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga Analisis atas kinerja Seni Budaya dan Olahraga dilakukan terhadap indikator kebudayaan dan pemuda dan olahraga: 2.2.3.1 Seni Budaya Pembangunan bidang seni budaya sangat terkait erat dengan kualitas hidup manusia dan masyarakat, yaitu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab. Kabupaten Minahasa Tenggara yang terdiri dari 12 kecamatan dan 144 desa dan kelurahan,
memiliki adat-istiadat serta berbagai kesenian yang menggambarkan dinamika yang
ada
dalam
masyarakat,
sekaligus
sebagai
potensi yang
dimiliki
masyarakat. BAB II
Page II-47
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Budaya masyarakat Minahasa Tenggara sangat dipengaruhi oleh karakter
masyarakat yang terdiri dari: Suku Pasan, Tonsawang, Ponosakan, Minahasa. Masingmasing kelompok etnis tersebut masih terbagi pula dalam sub etnis yang memiliki bahasa daerah, tradisi, dan norma-norma kemasyarakatan yang khas serta diperkuat semangat Mapalus, Dilihat dari unsur budaya bahasa, maka Minahasa Tenggara memiliki tiga jenis bahasa daerah yaitu: -
Bahasa Minahasa Tonsawang
-
Bahasa Pasan
-
Bahasa Ponosakan
Namun demikian Bahasa Indonesia adalah Bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Minahasa Tenggara. Agama yang dianut oleh penduduk di Kabupaten
Minahasa Tenggara adalah Protestan,
Katolik, Islam Seni Budaya di Minahasa Tenggara cukup berkembang yang tersebar di masyarakat luas. Hal ini dikembangkan melalui program menggali, menginventarisasi keunggulan, dan keragaman seni budaya yang dikemas dalam pelaksanaan festival seni budaya. Dikembangkan dengan kerjasama sektor terkait dan organisasi masyarakat. Indikator dari perkembangan seni budaya Salah satu yang menjadi unggulan Minahasa Tenggara adalah keunikan seni dan budaya daerah yang dimiliki, seperti Musik Kolintang, Musik Bambu, Tari Maengket, tarian Maramba. Dalam rangka melestarikan seni budaya daerah dan mengembangkannya sebagai daya tarik wisata, maka pemerintah membuat paketpaket wisata ataupun pergelaran-pergelaran seni budaya, seperti Festival Lakban, Pemilihan Putra-Putri Minahasa Tenggara, Festifal Musik Bambu, Sail Tekuk Tomini, dll.Pelestarian seni budaya dan pengembangannya dilakukan bekerjasama dengan pihak-pihak
swasta
atau
organisasi
masyarakat
yang
bergerak
di
bidang
kepariwisataan. Selain hal hal tersebut, dilakukan perencanaan dan pembangunan pusat seni budaya daerah, Gedung Pertunjukan/Festival. Demikian pula peran tenaga-tenaga ahli dan kaum profesional di bidang kebudayaan dan pariwisata sangat diperlukandimana mereka membutuhkan peningkatan kemampuan SDM dan penguasaan IPTEK. Hal ini akan menjadi sangat penting untuk pelestarian, pengembangan dan promosi seni budaya daerah. Adapun beberapa upaya pemerintah dalam mempromosikan pariwisata daerah Minahasa Tenggara meliputi pembuatan paket-paket wisata lokal, promosi seni budaya ke mancanegara berupa pergelaran-pergelaran lokal daerah yang dibawa ke
BAB II
Page II-48
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
pentas tingkat nasional dan internasional, dan pembuatan Branding Minahasa Tenggara yang representatif untuk diusung ke nasional dan dunia Internasional.
Di
bawah
ini
disampaikan
data
tentang
grup
kesenian
serta
gedung kesenian yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara, sebagaimana tabel berikut ini : Tabel 2.37 Perkembangan Seni, Budaya Tahun 2011-2015 Kabupaten Minahasa Tenggara URAIAN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN 2011 2012 2013 2014
N0 1
Jumlah grup kesenian
2
Jumlah gedung kesenian
37
37
38
TAHUN 2015
40
40
1 buah
1 buah
Dari tabel diatas dilihat bahwa Minahasa Tenggara sampai 2015 baru memiliki 1 buah gedung kesenian dengan 40 grup kesenian.
2.2.3.2. Olah Raga Dalam rangka mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera serta berkualitas, maka sangat dibutuhkan generasi muda yang benarbenar tangguh, berbobot dan sehat. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut maka salah satu indikator terpenuhinya generasi muda yang berkualitas adalah tersedianya fasilitas olahraga. Salah satu bagian dari Pembinaan Pemuda yaitu melalui olahraga. Prestasi olahraga dalam berbagai event regional, nasional belum cukup baik, untuk itu diperlu usaha keras untuk peningkatan kesadaran berolahraga dikalangan masyarakat luas, pembibitan olahraga dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan, dan penemuan bibit unggul daerah di bidang olahraga bisa membudayakan olah raga di masyarakat. Adapun permasalahan yang masih dihadapi di bidang olahraga adalah masih rendahnya budaya berolahraga di kalangan masyarakat, serta kurangnya pembibitan olahraga dan penyediaan ruang publik untuk berolahraga
serta dana yang
mendukungnya. Di bawah ini data tentang jumlah klub olahraga serta data gedung olahraga yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara sebagaimana tabel berikut ini : Tabel 2.38
BAB II
Page II-49
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Jumlah Klub dan Gedung Olahraga TAHUN
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah klub olahraga
9
11
11
15
15
Jumlah Gedung olahraga
13
14
14
16
16
Jumlah lapangan olahraga
12
12
12
12
12
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Kab. Minahasa Tenggara 2016 Dari tabel diatas dilihat bahwa Minahasa Tenggara sampai Juni tahun 2015 baru memiliki 15 klub olahraga dengan 12 buah lapangan olahraga dan 16 gedung olahraga.
Gambaran dari Aspek Pelayanan Umum 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib 2.3.1.1 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang sangat berhargabagi pembangunan, baik pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan dibidang teknologi, kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal
ini
dikarenakan
penduduk
yang
memiliki
pendidikan
yang
cukup
akan
mempengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan merekayasa lingkungan hidup, menjaga keteraturan sosial, mengembangkan perekonomian dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan. Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pembangunan bernegara. Dalam melaksanakan amanat tersebut, pemerintah menempatkan pembagunan pembangunan pendidikan sebagai salah satu salah satu factor strategis. Perlunya satu pemikiran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak meski secara khusus pemerintah mendapatkan mandat untuk menyelenggarakan pendidikan. Karena itu, peran institusi swasta baik BUMN, pihak swasta, maupun organisasi sosial sangat dibutuhkan untuk memajukan pendidikan di Minahasa Tenggara. Dengan peran serta lembaga-lembaga
BAB II
Page II-50
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
terkait, diharapkan dapat membantu meringankan beban pemerintah guna memajukan pendidikan di wilayah ini. Saat ini, tidak sedikit institusi yang berperan aktif memajukan pendidikan melalui kegiatan corporate social resposibilitiy (CSR). Sebagai contoh: di tahun 2014 ini adanya bantuan Pendidikan Tinggi dari Pihak Australia, Adanya Kerjasama dengan pihak Universitas Multi Media dimana adanya beberapa Mahasiswa yang dibiayai oleh Pemerintah Minahasa Tenggara untuk studi di universitas tersebut. Kemampuan berbahasa inggris di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi di hampir semua sekolah pada dasarnya masih perlu dikembangkan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya kemampuan guru yang seringkali kurang memadai untuk memenuhi tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang punya kemampuan tinggi dalam berbahasa dan punya sarana belajar yang lebih canggih dari pada gurunya sendiri. Sistim belajar mengajar sering bersifat monoton, kurang variasi dan kurang menarik sehingga siswa menjadi bosan, tidak tertarik untuk belajar. Di kelas, siswa seringkali hanya diberi teori-teori, kaidah-kaidah dan hukum-hukum bahasa, bukannya aplikasi kaidah-kaidah dan hukum-hukum itu dalam penggunaan praktisnya sehingga siswa tidak merasakan manfaatnya belajar bahasa Inggris. Selanjutnya, pola perilaku anak yang mencerminkan karakter masyarakat yang berbudaya pada dasarnya dibangun dari dalam keluarga sebagai lingkungan pertama yang mendapat kesempatan membentuk karakter anak. Dalam hal ini diantaranya melalui perhatian, kasih sayang serta penerapan budi pekerti yang baik dari orang tua terhadap anaknya. Peran sekolah sebagai sarana pengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi pekerti seorang anak. Pengajaran budi pekerti di Minahasa Tenggara belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agama ataupun Pendidikan Pancasila, namun pada umumnya para pendidik jarang sekali menyentuh mengenai pendidikan budi pekertinya, karena dalam mata pelajaran tersebut yang lebih sering diajarkan pada materi yang sifatnya kontekstual saja. Kurikulum di tingkat sekolah dasar seluruh kecamatan se-Minahasa Tenggara saat ini mulai mengadopsi program membangun tanpa korupsi sebagai bagian dari upaya membangun budi pekerti yang jujur, disiplin dan transparan. Tenaga pendidik dan kependidikan seperti guru merupakan ujung tombak untuk hal tersebut, Di lain pihak, perlunya meningkatkan profesionalisme guru melalui pendidikan.
BAB II
Page II-51
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Data mengenai pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat
penting untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh beberapa indikator pendidikan sebagai berikut: a. Angka Partisipasi Sekolah Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap system pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Hasil analisis perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di lingkup kabupaten dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 2.39 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH TAHUN 2010-2015 KABUPATEN MINAHASA TENGGARA ANGKA PARTISIPASI 2010 2011 2012 2013 2014 SEKOLAH
2015
APS (7-12)
98,1
97,6
98,8
98,07
99,73
98,10
APS (13-15)
92,5
95,7
88,2
89,68
96,81
95,00
APS (16-18)
53,3
50,2
69,3
71,15
71,16
93,00
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Minahasa Tenggara 2016 Sampai tahun 2015 kabupaten Minahasa Tenggara dilihat dari Jumlah Penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang ada di bandingkan dengan jumlah penduduk yang berusia sekolah pada berbagai jenjang pendidikan diatas 90%, ini berarti masih ada penduduk yang berusia sekolah yang tidak bersekolah atau sudah tidak sekolah lagi/putus sekolah.
b. Rasio Siswa, Guru Rasio
guru/murid
menggambarkan
perbandingan
jumlah
guru
terhadap murid. Hal ini untuk melihat apakah guru yang tersedia cukup untuk melayani atau membimbing murid yang ada. Dengan melihat rasio ini maka dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan guru dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi murid-murid yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara, sekaligus juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran Tabel 2.40 Jumlah Sekolah, Guru dan Siswa Tahun 2010- 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
BAB II
Page II-52
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Jumlah Sekolah
Jumlah Murid
Jumlah Guru
Tahun SD
SMP
SMA
SMK
SD
SMP
SMA
SMK
SD
SMP
SMA
SMK
2010
92
39
9
5
14.451
5.267
1.665
1.561
555
415
193
107
2011
91
40
9
5
14.648
5.320
1.650
1.646
537
408
189
114
2012
93
40
10
5
13.964
5.359
1.785
1.673
533
421
185
107
2013
95
40
10
5
14.668
5.563
2.445
1.642
467
330
184
110
2014
97
43
11
6
14.127
5.631
2.414
1.642
481
412
173
116
97
43
10
6
15.816
15.816
1.624
1.642
603
409
173
116
2015
Hasil analisis rasio jumlah guru/murid se-Kabupaten Minahasa Tenggara dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.41
Rasio Murid Terhadap Guru Tahun 2011- 2015 Tahun
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
SMK
2010/2011
25:1
14:01
32:1
30:1
2011/2012
27:1
13:01
15:01
20:01
2012/2013
26:1
15:01
15:01
15:01
2013/2014
23:1
15:1
15:1
15:1
2014/2015
20:1
15:1
15:1
15:1
Sumber: BPS, Minahasa Selatan Dalam Angka, Tahun 2015 dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2016 Rasio guru terhadap siswa tidak melebihi 1:20, demikian pula dengan rasio guru terhadap sekolah dan rasio siswa terhadap sekolah yang masih tergolong ideal. Rasio Murid Terhadap Guru di Minahasa Tenggara tahun Ajaran 2010/2011 sampai tahun ajaran 2014/2015 untuk jenjang pendidikan SD sampai SMA/SMK masih dalam kategori ideal.
Tabel 2.42 Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Menurut Kecamatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun2014
BAB II
Page II-53
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO
KECAMATAN
SD/MI
SMP/MTs
Jumlah
Jumlah
Guru
Murid
(1) (2)
(3)
(4)
(5=4/3) (6)
(7)
(8)
1
Ratatotok
43
1.800
42:1
17
504
30:1
2
Pusomaen
51
1.091
21:1
41
486
12:1
3
Belang
70
2.276
33:1
45
880
20:1
4
Ratahan
56
1.049
19:1
49
694
14:1
5
Pasan
42
755
18:1
26
355
14:1
6
Ratahan Timur
48
609
13:1
31
483
9:1
7
Tombatu
66
1.635
25:1
42
601
14:1
52
1.126
31
483
42
1.020
30
485
44
933
21:1
21
332
45
825
14:1
17
256
Silian raya
23
867
29:1
19
391
21:1
Jumlah
589
13.767
23:1
386
5.733
26:1
8
9 10 11 12
Tombatu Timur Tombatu Utara Touluaan Touluaan Selatan
Rasio
22:1
24:1
Jumlah
Jumlah
Guru
Murid
Rasio
16:1
16:1
16:1
15:1
Sumber: Minahasa Tenggara Dalam Angka Tahun 2015
C.
Rasio Guru/Murid perkelas rata –rata Tabel 2.43
BAB II
Page II-54
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tingkat Pendidikan
Rasio Guru/Murid perkelas rata –rata TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
SD
1:25
1:25
1:21
1:16
1:26
SMP
1:14
1:14
1:12
1:10
1:14
SMA
1:15
1:34
1:29
1:23
1:13
SMK
1:15
1:15
1:12
1:9
1:14
Sumber: BPS, Minahasa Selatan Dalam Angka, Tahun 2015 dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2016 Rasio Guru/Murid per kelas rata-rata di Minahasa Tenggara tahun Ajaran 2010/2011 sampai tahun ajaran 2014/2015 untuk jenjang pendidikan SD sampai SMA/SMK masih dalam kategori ideal.
d. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Keberhasilan pendidikan suatu daerah terkait erat dengan ketersediaan fasilitas pen-didikan. Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah jenjang tertentu per 10.000 penduduk usia sekolah. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia sekolah. Di kabupaten Minahasa Tenggara, fasilitas pendidikan sudah cukup memadai. Sampai tahun 2015 total fasilitas pendidikan (SDSMA/SMK) yang ada di Minahasa Tenggara sebanyak 156 sekolah, terdiri dari 97 SD, 43 SMP, 10 SMA dan 6 SMK. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah adalah untuk melihat ketersedian jumlah sekolah (SD,SMP, SMA ) yang tersedia di bandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah (7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-19 tahun).
NO
Tabel 2.44 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2010 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Jenjang Pendidikan Tahun 2010
1 1.1.
2011
2012
2013
2014
2015
95
95
95
97
96
14.525
10.080
SD/MI Jumlah gedung sekolah
1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12
BAB II
93
Page II-55
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
tahun
1.3. Rasio 2 2.1.
61,74
Jumlah gedung sekolah
39
40
40
40
43
7130
2.3. Rasio
3.1.
0,96
SMP/MTs
jumlah penduduk 2.2. kelompok usia 13-15 tahun
3
0,65
80
43
5.439
0,56
0,79
15
16
SMA/MA/SMK Jumlah gedung sekolah
14
14
15
jumlah penduduk 3.2. kelompok usia 15-18 tahun 3.3. Rasio
16
4.626
238,29
0,34
Sumber: BPS, Minahasa Selatan Dalam Angka, Tahun 2015 dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2016
Fasilitas Pendidikan Tabel 2.45 Fasilitas Pendidikan Tahun 2013- 2015 Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
83
99,9
99,9
Prosentase Ruang Kelas Sekolah pendidikan SMP kondisi bangunan baik
87
99,9
99,9
Prosentase Ruang Kelas Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
99,9
99,9
99,9
Kabupaten Minahasa TenggaraTingkat Pendidikan Prosentase Ruang Kelas Sekolah pendidikan SD kondisi bangunan baik
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-56
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Dari tabel diatas bahwa bangunan sekolah untuk jenjang pendidikan
SD sampai SMA/SMK umumnya dalam kondisi baik dan pemerintah senantiasa terus membangun dan memperbaiki ruang kelas sekolah agar senantiasa dalam kondisi baik untuk digunakan. Tabel 2.46 Angka Putus Sekolah (%) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2011- 2015 Angka Putus Sekolah (%)
Jenjang Pendidikan
NO
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
1
SD
0.77
1.19
0,44
0,35
0,3
2
SMP
3.24
11,77
0,93
0,9
0,85
3
SMA/SMK
49.84
30.70
2,93
2,75
2,65
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga Kab. Minahasa Tenggara 2016 Dari data diatas didapat bahwa masih adanya anak putus sekolah di Minahasa Tenggara dan menjadi tugas dari semua pihak untuk mengatasi anak putus sekolah.
Pendidikan Anak Usia Dini Tabel 2.47 Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2011- 2014 Uraian Jumlah anak usia 4 sampai 6 tahun Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Jumlah TK Jumlah PAUD
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
5.317
6.162
5.779
3.253
2.110
2.557
2.869
2.092
3.207
3.605
2.431
2.858
76
83
86
88
125
143
203
213
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Minahasa Tenggara 2016 Dari data di atas di dapati bahwa jumlah anak usia 4-6 tahun dan jumlah siswa pada tingkatan TK dan PAUD dari tahun 2011 sampai 2014 terus menurun, kecuali
BAB II
Page II-57
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
untuk tahun 2014 pada PAUD, sedangkan untuk jumlah TK dan PAUD tahun 2011-2014 terus meningkat.
Angka Kelulusan Tabel 2.48 Angka Kelulusan Tahun 2011- 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
SMK
2010/2011
100%
100%
100%
100%
2011/2012
100%
100%
100%
100%
2012/2013
100%
100%
100%
100%
2013/2014
100%
100%
100%
100%
2014/2015
100%
100%
100%
100%
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2015 Angka Kelulusan Murid untuk jenjang pendidikan SD-SMA/SMK tahun ajaran 2010/2011 sampai tahun 2014/2015 berhasil meluluskan siswanya 100%.
Angka Melanjutkan Pendidikan Tabel 2.49 Angka Melanjutkan Pendidikan Tahun 2011-2014 Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN Tingkat
Pendidikan
2011
2012
2013
2014
Dari SD/MI ke SMP/MTs
98,2
98,7
99,37
99,4
91,00
99,21
98,86
Dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab, Minahasa Tenggara 2015 Berdasarkan tabel diatas didapati bahwa angka melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP terus meningkat tahun 2011-2014, sedangkan angka melanjutkan pendidikan dari SMP ke SMA/SMK tahun 2012 dan 2013 meningkat, tetapi menurun di tahun 2014.
Kualifikasi Guru Tabel 2.50 Kualifikasi Guru Minahasa Tenggara 2011-2015 Tahun Tahun Tahun Tahun Uraian 2011 2012 2013 2014
Jumlah Guru Berijasah S1 : - SD
BAB II
150
183
223
281
2015 353
Page II-58
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] - SMP - SMA/SMK
298 268
327 307
334 307
331 281
310 242
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2016
Jumlah Guru yang Berpendidikan Sarjana di Minahasa Tenggara ditahun 2011 dimana untuk guru SD 150 orang, SMP 298 orang, SMA/SMK 268 orang meningkat di Juni tahun 2015 untuk tingkat SD 353 orang, 210 orang ditingkat SMP, sedangkan ditingkat SMA turun menjadi 242 orang
2.3.1.2. Kesehatan Dalam bidang kesehatan secara umum dapat digambarkan bahwa penyebaran sarana pelayanan kesehatan Puskesmas dan Rumah sakit serta sarana kesehatan lainya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan relatif merata. Tahun 2015, sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa Tenggara terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum Milik Pemerintah Pusat yaitu Buyat Ratatotok dikecamatan Ratatotok, 12 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), 144 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), 144 posyandu. Kinerja pembangunan kesehatan digambarkan berdasarkan situasi derajat kesehatan kabupaten yang diukur dengan 3 jenis indikator pencapaian utama yaitu : angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktorfaktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka
kematian
bayi
(AKB)
menggambarkan
keadaan
sosial
ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program
untuk
mengurangi
angka
kematian
neo-natal
adalah
yang
bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka kematian anak serta balita berguna untuk mengembangkan program
BAB II
Page II-59
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anakanak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak balita. Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di Kabupaten Minahasa Tenggara mengalami penurunan dari 47 di 2011 menjadi 21 di tahun 2015, demikian juga dengan angka kelangsungan hidup bayi kematian ibu per 1000 kelahiran hidup mengalami peningkatan, dimana
Tahun 2011 953 menjadi 979 di tahun 2015.
mengalami juga peningkatan yaitu 6 kasus dari 3 kasus di 2012 ini menjadi pelajaran penting dimana pemerataan pelayanan kesehatan harus sampai ke desa, serta ditunjang dengan program penempatan tenaga medis, Paramedis khususnya bidan sampai ke wilayah terpencil.
Tahun 2011
Tabel 2.51 Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Jumlah kematian bayi usia Jumlah Kelahiran Hidup pada dibawah 1 tahun tahun x pada tahun x 41 878
2012 2013 2014 2015
AKB AKHB 47
953
34
941
36
964
50
1760
28
972
37
1719
22
978
36
1689
21
979
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Tenggara 2016
Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Minahasa Tenggara kecenderungannya stagnan di angka tertentu. Umumnya kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, eklamapsia, hipertensi dalam kehamilan, jantung, dan sebab-sebab lainnya. Tabel 2.52 Angka Kematian Ibu (AKHB) Tahun 2014 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
Uraian Kematian Ibu Hamil
2014 1
2015 5
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Minahasa Tenggara 2016
a. Imunisasi Layanan imunisasi di Minahasa Tenggara telah diperkuat sampai ke tingkat posyandu atau poskesdes.
BAB II
Page II-60
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.53 Fasilitas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara 2011-Juni 2015 Tahun Fasilitas Kesehatan 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Posyandu Jumlah Balita Rasio Posyandu persatuan Balita
76
76
144
144
144
11.048
7.537
11.404
11.825
8.099
6,87
1,00
12,17
12,17
17,77
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara 2016 Tabel 2.54 Jumlah Posyandu se Kecamatan Kabupaten Minahasa Tenggara
BAB II
Kecamatan
Jumlah Posyandu
(1)
(2)
Kecamatan Ratahan
11
Kecamatan Tombatu
11
Kecamatan Belang
20
Kecamatan Ratatotok
15
Kecamatan Pusomaen
15
Kecamatan Toluaan
10
Kecamatan Ratahan Timur
10
Kecamatan Pasan
11
Kecamatan Tombatu Timur
11
Kecamatan Tombatu Utara
10
Kecamatan Touluaan Selatan
10
Kecamatan Pasan
11
Jumlah/Total
144
Page II-61
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara 2016
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan
dan
keluarga
berencana
yang
mempunyai
nilai
strategis
untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Tujuan penyelenggaraan Posyandu: 1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas). 2. Membudayakan NKKBS. 3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. 4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. Indikator kesehatan (cakupan imunisasi bayi dan persentase kelahiran yang dibantu tenaga medis profesional) di Minahasa Tenggara sudah jauh lebih baik dari dari tahun-tahun sebelumnya. Anak balita di Minahasa Tenggara mendapatkan akses terhadap imunisasi, mengingat layanan imunisasi telah diperkuat sampai ke tingkat posyandu atau poskesdes Jumlah Posyandu di Minahasa Tenngara sampai 2015 yaitu 144 buah dengan rasio Posyandu adalah 14,05%. Ketersediaan Prasarana dan Sarana Kesehatan Ketersedian
prasarana
dan
sarana
kesehatan
mengindikasikan
kualitas
pelayanan kesehatan di Kabupaten Minahasa Tenggara. Jumlah puskesmas, puskesmas pembantu dan rumah sakit menggambarkan daya tampung sarana dan prasarana kesehatan terhadap pasien. Sedangkan jumlah tenaga medis menggambarkan tingkat keterlayanan layanan medis di Kabupaten Minahasa Tenggara.
Tabel 2.55
Rasio puskesmas, poskesdes, per satuan penduduk
Tahun
2011 2012
BAB II
Jumlah Puskesmas
Jumlah Poskesdes
Jumlah Penduduk
11
99
101557
Rasio puskesmas, poskesdes, per satuan penduduk 1,05
11
99
101761
1,05
Page II-62
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2013 2014 2015
12
99
102226
1,08
12
99
103.818
1,08
12
99
117482
0,94
Sumber ; Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015 Sarana Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat berupa Puskesmas dan Poskesdes perlu dilengkapi sarana dan prasarananya termasuk sumber daya manusianya. Puskesmas sudah ada di 12 kecamatan yang ada dan Poskesdes sudah melayani 31 Desa, diharapkan Poskesdes ditahun –tahun mendatang Poskesdes bisa ditambah lagi. Tabel 2.56 Tenaga Medis Kabupaten Minahasa Tenggara 2010-2015 FASILITAS 2011 2012 2013 2014 2015 KESEHATAN Jumlah Dokter Jumlah Penduduk Rasio Dokter /1.000 pddk
32
32
24
24
30
101557
101761
102226
103.818
117482
0,31
0,31
0.23
0.23
0,02
53
56
89
56
101761
102226
103.818
117482
Jumlah Bidan Jumlah Penduduk Rasio Bidan/ 1.000 pddk
101557 0,57
Jumlah Dokter Gigi
1
0,52
0,54 1
Jumlah Tenaga Medis Jumlah Penduduk
101.557
101.761
Rasio Tenaga Medis Jumlah Apoteker Rasio Apoteker
0.85
0,47
1
0
0
102
329
331
102.226
103.818
117.482
0,99
3,16
2,81
9
7
7
5
5
0,08
0,06
0.06
0.04
0.04
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-63
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Kondisi SDM Kesehatan di Minahasa Tenggara belum mencukupi secara
keseluruhan baik jenis maupun pendistribusiannya. Tenaga dokter umum, dokter spesialis dan tenaga keperawatan, bidan merupakan tenaga kesehatan yang masih perlu untuk ditingkatkan. Jumlah dokter untuk melayani masyarakat di Minahasa Tenggara berfluktuatif sejak tahun 2011-2015 dari 32 orang dokter di 2011 dan 2012 turun menjadi 24 dokter di 2013 dan 2014, tetapi di 2015 naik lagi jumlahnya menjadi 30 dokter. Untuk Bidan demikian juga berfluktuatif tahun 2012 sampai 2015, ditahun 2012 berjumlah 53 bidan naik menjadi 56 orang bidan di 2013, tetapi naik lagi jadi 89 orang bidan di 2014 dan tetapi menurun ditahun 2015 hanya 56 orang bidan.
Kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh dalam pembangunan manusia. Derajad kesehatan masyarakat yang baik akan merefleksikan kinerja yang baik pula pada masyarakatnya. Oleh karena itu keberadaan fasilitas kesehatan juga sangat memegang peran penting dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Semakin mudah masyarakat menjangkau fasilitas kesehatan yang tersedia, maka diharapkan semakin berkurang pula tingkat kesakitannya. Ibu Hamil Dan Persalinan Yang Ditolong Tenaga Kesehatan Dengan memeriksakan diri pada saat kehamilan dan mendapat pelayanan saat hamil serta ditangani oleh tenaga kesehatan profesional pada saat melahirkan dapat mengurangi resiko kematian ibu hamil serta bayi yang dilahirkan. Oleh sebab itu diperlukan usaha untuk meningkatkan Cakupan kunjungan Ibu Hamil serta kematian ibu melahirkan. Angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular dan tidak menular masih didapati di Minahasa Tenggara. Antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD) , Rabies,
Diare,
Malaria,
Tuberculosis
(TB),
Hepatitis,
hipertensi,serta
Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) Hipertensi dan Pembesaran Prostat. Di samping itu, penyakit zoonotik dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus seperti rabies. Selain penyakit – penyakit diatas terdapat juga penyakit yang berpotensi menimbulkan pendemik, seperti flu burung dan influenza tipe A baru (virus H1N1) dan firus Zika. Penaggulangan penyakit tersebut diatas masih perlu mendapat perhatian dan penanganan berupa program , pecegahan, pengendalian dan pengobatan. Diharapkan melalui program tersebut terjadi penurunan angka kesakitan. Tabel 2.57 Pelayanan Kesehatan
BAB II
Page II-64
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tahun
Uraian
2011
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan Pelayanan Mifas
90 2,37
94
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih
2012
2013
90 19,91
91
2014
2015
96
90
83
20,65
19,79
20,96
92
82
81
Cakupan konplikasi kebidanan yang ditangani
36
76
77
75,5
84
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki komptensi kebidanan
94
91
92
82
81
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
91
93
86
80
93
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan
100
100
100
100
100
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
100
100
90
80
67
100
100
100
100
100
3,2
2,5
3,3
3,33
3,5
88
86
91
86
96
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Cakupan kunjungan bayi
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara 2016 Dana Jamkesda Pemerintah Kabupaten/Kota membiayai pelayanan kesehatan di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu Puskesmas dan PPK tingkat lanjutan setingkat RSUD Kabupaten/Kota atau Rumah Sakit Swasta yang ditunjuk. Dari
tabel
diatas
bahwa
pelayanan
kesehatan
terhadap
penemuan
dan
penanganan penyakit, fasilitas kesehatan, tenaga medis, pelayanan ibu hamil terus ditingkatkan oleh pemerintah. 2.3.1.3. Pekerjaan umum Sesuai dengan Undang Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang RPJPN, RPJMN 2015-2019 diarahkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional, termasuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Oleh karena itu pembangunan
BAB II
Page II-65
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
infrastruktur antara lain diarahkan untuk (a) menyediakan infrastruktur transportasi untuk pelayanan distribusi komoditi perdagangan dan industri serta pergerakan penumpang dan barang, baik dalam lingkup nasional maupun internasional; (b) menghilangkan kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan serta efektivitas dan efisiensi penggunaan energi termasuk tenaga listrik; (c) meningkatkan teledensitas
pelayanan telematika masyarakat pengguna jasa; (d) memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh; serta (e) mewujudkan peningkatan keandalan dan keberlanjutan layanan sumber daya air baik untuk pemenuhan air minum, sanitasi, dan irigasi guna menunjang ketahanan air dan pangan. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur harus memperhatikan situasi dan kondisi suatu wilayah agar pemanfaatan dari infrastruktur tersebut dapat dioptimalkan bagi
peningkatan
kualitas
hidup
dan
kesejahteraan
masyarakat,
mengurangi
kesenjangan antarwilayah, serta menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara. Di samping itu, upaya perbaikan kinerja infrastruktur juga diprioritaskan pada infrastruktur bendungan, jaringan irigasi, serta jaringan sanitasi dan air minum dengan tujuan untuk mendukung peningkatan produksi hasil pertanian, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan air nasional. Dalam pertumbuhan
upaya
percepatan
ekonomi,
pembangungan
keseimbangan
infrastruktur
pembangunan
tetap
di
pusat-pusat
dijaga
dengan
meningkatkan konektivtas antara pusat pertumbuhan dengan wilayah hinterland maupun wilayah pendukungnya dengan tetap menjaga manfaat ekonomi yang positif terhadap masyarakat di wilayah tersebut dan menjaga kualitas daya dukung lingkungannya. Indikator bidang pekerjaan umum di Kabupaten Minahasa Tenggara dapat dilihat dari beberapa aspek. Indikator pertama adalah proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, baik jalan Nasional, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten yang berubah pada tiap tahunnya sesuai dengan keadaan di lapangan. Pada tahun 2011 proporsi panjang jaringan jalan nasional 35,6 Km dalam kondisi baik dan pada tahun 2015 proporsi panjang jaringan jalan nasional dalam kondisi baik mencapai 70,6 Km.
NO
BAB II
Tabel 2.58 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015 Nasional Panjang Jalan (km) Kondisi Jalan Nasional 2011 2012 2013 2014
2015
Page II-66
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO
Kondisi Jalan Nasional
1.
Kondisi Baik
3.
Kondisi Rusak
5.
Jalan secara keseluruhan (nasional)
Panjang Jalan (km) 2011
2012
2013
2014
2015
35,6
42
43
45,1
70,6
10
3,6
2,6
0,5
0
45,6
45,6
45,6
45,6
70,6
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016 Sedangkan untuk jalan provinsi proporsi panjang jaringan jalan nasional dalam kondisi baik tahun 2011 adalah 60,8 Km dan pada tahun 2015 mencapai angka 42,9
Km Tabel 2.59 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015 Provinsi Sulawesi Utara Panjang Jalan (km) Kondisi Jalan Provinsi 2011 2012 2013 2014
NO
2015
1.
Kondisi Baik
50,8
55,2
63,3
66,9
42,9
2
Kondisi Rusak
27,7
23,0
15,2
11,6
10,6
3
Jalan secara keseluruhan ( provinsi)
78,5
78,5
78,5
78,5
53,5
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016 Untuk jalan Kabupaten proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di tahun 2011 mencapai 200,4 Km menigkat pada tahun 2015 mencapai 365,8 Km. Tabel 2.60 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Panjang Jalan (km) Kondisi Jalan Kabupaten 2011 2012 2013 2014
NO
2015
1.
Kondisi Baik
166,3
177,25
216,6
267,4
325,8
2.
Kondisi Sedang Rusak
24,1
35,6
43
43
40
3.
Kondisi Rusak
95,1
82,45
79,95
69,9
62,9
4.
Kondisi Rusak Berat
249,6
239,8
195,6
154,8
5.
Jalan secara keseluruhan (kabupaten/kota)
535,1
535,1
535,1
535,1
535,1
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-67
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Indikator kedua adalah rasio jaringan irigasi. Angka rasio jaringan irigasi
Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011 menunjukan jumlah angka 4,90 pada tahun 2015 menjadi 6,17 meningkat karena adanya rehabilitasi dan pembangunan saluran irigasi, dan penurunan jumlah lahan pertanian budidaya.
NO
Jaringan Irigasi
Tabel 2.61 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Panjang Jaringan 2011
2012
2013
2014
2015 9.6000,0
1.
Jaringan primer
1.912,0
2.261,0
2.353,0
7.700,0
2.
Jaringan Sekunder
24.499,0
25.743,0
29.264,0
31.760,0 37.900,00
3.
Jaringan Tersier
11.444,0
13.535,0
14.085,0
14.000,0
14.400,0
4.
Luas Lahan budidaya pertanian
2.331,0
2.331,0
2.331,0
2.331,0
2.331,0
5
Rasio Jaringan Irigasi (1+2+3 : 4 )
4,90
5,80
6,04
6,00
6,17
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016 Indikator ketiga adalah rasio tempat ibadah per satuan penduduk. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kabupaten Minahasa Tenggara tercatat 3,04 pada tahun 2011, mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 4,25 Indikator keempat Persentase rumah tinggal bersanitasi. Pada tahun 2011 didapat angka sebesar 81,67% meningkat pada tahun 2015 menjacapai 84,5%. Indikator kelima adalah rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk. Pada tahun 2012 didapat angka sebesar 4,0 naik ditahun 2015 mencapai 4,5. Indikator keenam adalah panjang jalan yang dilalui roda 4, dimana angka tersebut mencapai 380,3 km pada tahun 2015 untuk jalan nasional, jalan propinsi,
BAB II
Page II-68
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
jalan kabupaten, dan jalan desa. Angka tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 190,4 Km. Indikator ketujuh adalah panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 Km/jam) dimana pada tahun 2015 mencapai 91,87% didapat dari hasil panjang jalan baik dan bisa dilalui kendaraan dengan kecepatan >40 Km/jam dibagi seluruh panjang jalan kabupaten yang ada. Indikator selanjutnya adalah drainase dalam kondisi baik, di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2015 sebesar 65%, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 74,5%. Untuk lingkungan permukiman layak huni Kabupaten Minahasa Tenggara hingga tahun 2015 mencapai 97,8% dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara. Berikut tabel yang menggambarkan indikator bidang pekerjaan umum : Tabel 2.62 Fokus Layanan Urusan Wajib Pekerjaan Umum TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN URAIAN 2011 2012 2013 2014
N0
TAHUN 2015
1
Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
3,04
3,8
4,2
4,25
4,25
2
Persentase rumah tinggal bersanitasi
81,67
81,9
82,15
84,0
84,5
3
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
-
4,0
4,5
4,5
4,5
4
Rasio rumah layak huni
5
Rasio permukiman layak huni
97,01
97,3
97,5
97,8
97,8
6
Panjang jalan dilalui Roda 4
190,4
212,9
246,3
321,0
380,3
7
Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui roda 4)
51,64%
56,0%
59,5%
63,0
63,5
39.78
48,51
58,08
69,4
8
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
BAB II
Page II-69
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
URAIAN
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air (minimal 1,5m)
16,44%
21,0%
29,0%
35,0
40,0
Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar
22,5%
26,0%
29,0%
28
27,5
11
Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar
24,2%
24,0%
26,0%
26
26
12
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
65,0%
68,0%
70,0%
72,5
75
13
Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan
33,0%
38,0%
45,0%
46
48,0
14
Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
53,63%
59,0%
64,0%
69
72.0
N0 9
10
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016
Perumahan Indikator kinerja yang digunakan dalam bidang perumahan diantaranya rumah tangga pengguna air bersih, rumah tangga pengguna listrik, rumah tangga bersanitasi, dan rumah layak huni. Indikator-indikator selain rumah layak huni diukur berdasarkan jumlah pengguna. Indikator rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011 adalah sebesar 82,54%, meningkat menjadi 84,3% pada tahun 2015. Untuk indikator rumah tangga pengguna listrik mencapai 97,37% pada tahun 2011, pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 98,9%. Untuk indikator rumah tangga bersanitasi pada tahun 2011 angka yang tercatat sebesar 81,67%, meningkat menjadi 91,5% pada tahun 2015. Indikator rumah layak huni dihitung berdasarkan jumlah rumah layak huni pada tahun yang bersangkutan dibagi jumlah seluruh rumah pada tahun yang bersangkutan dikali 100% sehingga didapatkan angka sebesar 97,1% pada tahun 2011, meningkat menjadi 98,46% pada tahun 2015. Indikator urusan perumahan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2011-2015 selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
BAB II
Page II-70
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO
Tabel 2.63 Fokus Layanan Urusan Wajib Perumahan TAHUN URAIAN 2011 2012 2013 2014
2015
1
Rumah tangga pengguna air bersih
82,54
82,75
83,0
844,0
84,3
2
Rumah tangga pengguna listrik
97,37
98.14
98,5
98,7
98,9
3
Rumah tangga berSanitasi
81,67
82,0
82,9
90,89
91,5
4
Lingkungan pemukiman kumuh
0,04%
0,04%
0,04%
0,04%
0,04%
5
Rumah Tidak layak Huni
2,9%
2,2%
1,54%
1,54%
1,54%
Sumber : BPS Sulut dan BPS Minahasa Selatan 2015 dan Dinas PU Mitra 2016
Penataan ruang Perlunya tataruang dan wilayah yang dapat mengakomodasi kondisi saat ini, dan kebutuhan masa depan dengan memperhatikan kepentingan pihak yang terlibat tetapi memanfaatkan ruang untuk sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. Peraturan Daerah
Rencana Tata Ruang Wilayah 2013-2033 Pemerintah Kabupaten
Minahasa Tenggara Tahun telah ditetapkan pada bulan Desember 2013 dengan Perda nomor 3 Tahun 2013 Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya tamping lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen). Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Tabel 2.64 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
BAB II
Page II-71
[PE THE D
No
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Uraian
2011
2012
1. Luas Ruang Terbuka Hijau 730,62 Km2
2. Luas wilayah 3.
730,62 Km2
2013
2014
911,78 m²
5,814m²
730,62 Km2
730,62 Km2
730,62 Km2
1,24
1,24
7,94
Rasio Ruang Terbuka Hijau (1:2 X 1000)
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Tenggara 2016
2015
Kab. Minahasa
Dari data diatas memperlihatkan bahwa Ruang Terbuka Jijau Kabupaten Minahasa Tenggara masih belum banyak dan belum memenuhi ketentuan 30% dari luas wilayah yang ada. Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Tabel 2.65 Izin Mendirikan Bangunan Yang dikeluarkan tahun 2013-2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Izin Mendirikan Bangunan Yang dikeluarkan 2013
2014
11
48
Sumber : Badan penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Satu Pintu Kab. Minahasa Tenggara 2016 Perencanaan Pembangunan Dokumen perencanaan daerah yang menjadi pedoman dalam perencanaan pembangunan terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 8 Tahun 20014 tentang RPJP Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2005-2025, dan perencanaan jangka menengah yang berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang RPJM Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2013-2018. Pelaksanaan perencanaan tahunan RPJMD dijabarkan
BAB II
Page II-72
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
dalam RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati setiap tahunnya. RKPD dimaksud merupakan implementasi target tahunan RPJMD. Ketersediaan dokumen tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini Dalam Pembuatan Perencanaan Pembangunan Daerah dimana
visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka panjang, menengah, pendek
daerah,haruslah
selaras dengan arah, kebijakan umum, serta
prioritas pembangunan nasional, arah, kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan dalam RPJPN, RPJMN,RKP Nasional, RPJP,RPJMD, RKPD
Provinsi serta sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan
karakteristik daerah. Ketersediaan dokumen tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2.66 Fokus Layanan Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan N0
URAIAN
TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
Belum
Belum
Sementara Proses Pembuatan
Ada
Ada
Ada
Ada
1
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
2
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada
Ada
Ada
3
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada
Ada
Ada
4
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD
Ada
Ada
Ada
Ada Ada
Ada
Ada
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-73
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2.3.1.5. Perhubungan Pembangunan
infrastruktur
transportasi
diperlukan
untuk
meningkatkan
kelancaran pergerakan penumpang dan barang ke seluruh wilayah Minahasa Tenggara maupun ke Kabupaten/Kota yang lain di dalam Provinsi. Peningkatan jumlah sarana angkutan publik, kendaraan roda 2 maupun roda 4 serta angkutan umum menuntut ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai. Jumlah arus penumpang angkutan umum selama lima tahun mengalami kenaikan sebagai dampak perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara. Pada tahun 2011 jumlah penumpang angkutan umum 40.223 orang, dan pada tahun 2015 naik menjadi 71.884 orang. Tabel 2.67 Jumlah arus penumpang angkutan umum Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013
No
1
Jumlah arus penumpang angkutan umum (bis/kereta api/kapal laut/pesawat udara) yang masuk/keluar daerah selama 1 (satu) tahun
40.223
45.370
55.500
2014
2015
63.825
71.884
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Tenggara 2016
Rasio ijin trayek selama lima tahun terakhir juga mengalami fluktuatif dari 0,07 pada tahun 2011 dan 2012 menjadi 0,08 pada tahun 2013, turun lagi menjadi 0,07 tahun 2014 dan naik kembali di 2015 menjadi 0,08.
No
Uraian
Tabel 2.68 Rasio Ijin Trayek Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
1.
Izin Trayek perkotaan
70
71
82
75
82
2.
Izin Trayek perdesaan
9
9
9
10
11
3.
Jumlah Izin Trayek (1 +2)
79
80
91
85
93
4.
Jumlah penduduk
101.557
101.761
102.226
103.818
117.482
5.
Rasio Izin Trayek (3 : 4 X 1000)
0,77
0,78
0,89
0,81
0,79
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-74
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Dengan semakin bertambahnya kendaraan dan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya uji kendaraan bermotor maka jumlah uji kir angkutan umum dan angkutan barang selama periode lima tahun terakhir mengalami fluktuatif. Tabel 2.69 Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
2011 No Angkutan Umum
1.
Jumlah
2015
%
Jmlh
Jmlh KIR
%
Jmlh
Jmlh KIR
%
Jmlh
Jmlh KIR
%
47 85,45
58
55
94,82
27
100
100
28
28
100
20
17
85
4
6
4
66,66
4
80
80
2
2
100
8
8
100
107 105 98,13
135
135
100
135
100
100
140
140
100
207
207
100
168 156
199
194
170
170
235
232
6
3. Mobil barang
2014
Jmlh KIR
Mobil penumpang 55 umum
2. Mobil bus
2013
Jmlh
Jmlh
Jmlh KIR
2012
%
66,67
166
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Tenggara 2016
Tarif biaya pengujian kelayakan angkutan umum selama lima tahun terakhir tidak mengalami kenaikan yakni sebesar Rp 75.000,00 Dalam kondisi normal, waktu pengerjaan uji kir rata-rata 60 menit per kendaraan. Dalam upaya untuk melengkapi sarana dan prasarana jalan di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara, Dinas Hubkominfo setiap tahun selalu melakukan pemasangan rambu-rambu lalu lintas. Hal ini dilakukan dengan maksud agar supaya keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan dapat terlayani secara optimal. Jumlah pemasangan rambu setiap tahunnya bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan. Pada tahun 2011 dilakukan pemasangan rambu sebanyak 90 unit, tahun 2012 dipasang sebanyak 122 rambu lalu lintas, 128 rambu lalu lintas dipasang tahun 2013 dan tahun 2014 sebanyak 93 rambu lalu lintas. Adapun Indikator urusan perhubungan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.70 Fokus Layanan Urusan Wajib Perhubungan TAHUN URAIAN 2011 2012 2013
N0
2014
2015
1
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
75.000
75.000
75.000
75.000
75.000
2
Pemasangan Rambu-rambu
90
122
128
93
-
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-75
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Pembangunan transportasi pada tahun 2015 menghasilkan antara lain :
peningkatan jalan Kabupaten, Jembatan, pengadaan rambu-rambu lalulintas dan warning light. Jalan Nasional di Kabupaten
Minahasa Tenggara menempati posisi strategis
sebagai urat nadi pembangunan ekonomi, sosial dan budaya karena fungsinya menghubungkan wilayah daratan Minahasa Tenggara dengan wilayah kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Utara Untuk dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan angkutan darat yang lancar, tertib dan aman di Minahasa Tenggara perlu memiliki terminal dan pelataran serta rambu-rambu jalan.
No
Uraian
Tabel 2.71 Jumlah Penumpang Angkutan Darat Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
1. Jumlah Angkutan Darat
2.455
2.597
2.601
2.776
2.831
2
Jumlah penumpang Angkutan Darat
106.232
107.898
108.210
109.101
110.000
3
Angkutan Darat (1 : 2 X 100%)
2,30
2,40
2,40
2,54
2,57
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Tenggara 2016
Pengujian kendaraan bermotor untuk menguji kelaikan kendaraan bermotor yang berdomisili di Minahasa Tenggara. Disamping akutan darat Minahasa Tenggara juga memiliki satu buah pelabuhan laut yang ada di kecamatan Belang.
No 1.
Uraian
Tabel 2.72 Jumlah Pelabuhan Laut Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
Jumlah pelabuhan laut
1
1
1
2014
2015
1
1
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Minahasa Tenggara 2016
2.3.1.6. Lingkungan Hidup Kebijakan upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup sesuai RPJMD 2013-2018 diarahkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menyeluruh di setiap sektor pembangunan dan daerah, yang tercermin pada meningkatnya kualitas air, udara dan lahan/hutan, yang didukung oleh kapasitas pengelolaan lingkungan yang
BAB II
Page II-76
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
kuat, antara lain mencakup: kelembagaan, sumber daya manusia, penegakan hukum lingkungan, dan kesadaran masyarakat, sehingga terwujud pembangunan yang ramah lingkungan serta kehidupan masyarakat dalam lingkungan yang bersih dan sehat. Dalam pembangunan nasional, bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup (SDA dan LH) berperan penting sebagai penyedia bahan baku bagi sektor produksi untuk pembangunan ekonomi dan sebagai pendukung sistem kehidupan. Untuk itu, pengelolaan dan pemanfaatan SDA dan LH harus dilakukan secara rasional, efisien, bijaksana dan berkelanjutan agar pembangunan dan kehidupan manusia dapat terus berlanjut. Sumber daya alam yang diperlukan mempunyai keterbatasan dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut
kuantitas, kualitas, ruang dan
waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Pengelolaan tersebut yang berupa pencegahan, penanggulangan kerusakan dan pencemaran serta pemulihan kualitas lingkungan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan peran pemerintahan. Pengelolaan sumber daya alam memiliki tujuan yang sama yaitu agar terus tersedianya
sumber
daya
alam
yang
dapat
diperbaharui,
menghemat
dan
meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui serta mencari subtitusi dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu upaya untuk menjaga lingkungan hidup tersebut adalah melalui pengelolaan sampah. Pemerintah menyadari bahwa permasalahan sampah telah menjadi permasalahan nasional. Perlu adanya sistem pengelolaan yang dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir. Selain itu dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan antara pemerintah, pemerintah daerah serta peran masyarakat dan dunia usaha. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disusun agar mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan. Jumlah volume sampah meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan, aktivitas
dan
konsumsi
penduduk.
Sampai
dengan
Tahun
2014,
persentase
penanganan sampah mencapai 75,90%, hal ini menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun dimana mulai adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah namun masih kurangnya infrastruktur penanganan sampah mulai dari tingkat Desa/Kelurahan sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
BAB II
Page II-77
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Saat ini terdapat 7 komisi penilai Amdal yang tersebar di 7 Kabupaten/kota
Minahasa Tenggara yaitu Kota Bitung, Manado, Kabupaten Minut, Minsel, Mitra, Bolmong, dan Boltim yang bersertifikasi dalam melakukan penyusunan Amdal. Air Bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak, yang bentuk pengelolaannya dilakukan secara bersama antara lembaga dan masyarakat dan dilakukan tanggung jawab bersama sesuai kesepakatan. Pentingnya untuk meningkatkan jumlah masyarakat untuk mendapat akses layanan air minum, kesehatan dan sanitasi, mengurangi jumlah kejadian penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan, menjaga cakupan Pelayanan Air Minum Sanitasi yang Rendah Yang Berdampak Pada Kesehatan Masyarakat sehingga perlu penambahan jaringan infrastruktur air minum dan sanitasi berbasis masyarakat dalam rangka Program Percepatan Sanitasi Pemukiman. Upaya untuk pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan dan pemeliharaan sumber-sumber air bersih serta dalam pengelolaannya sampai dengan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi yang masih rendah karena itu penyediaan sarana dan prasarana air bersih/limbah di fokuskan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kawasan strategis daerah, pengembangan prasarana kawasan perbatasan, pengembangan SPAM di desa rawan air dan pesisir serta kawasan yang belum memiliki SPAM Untuk
pencapaian pembangunan yg
berkelanjutan bukan semata-mata
ditujukan untuk kepentingankelestarian dan sumberdaya itu sendiri atau keuntungan ekonomi, akan tetapi lebih dari itu adalah untuk komunitas masyarakatnya ditunjang oleh institusi yang mencakup kualitas dari perangkat regulasi, kebijakan, dan organisasi untuk mendukung tercapainya ekologi, ekonomi, dan komunitas.
NO
Tabel 2.73 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012
2013
2014
1.
Jumlah sampah yang ditangani
211431
212146
213274
246100
2.
Jumlah volume produksi sampah
279331
279843
281122
324222
3.
Persentase Penanganan sampah (1 : 2 *100)
75
75,80
75
75,90
Sumber : Badan Lingkungan Hidup,Kebersihan dan Pertamanan Kab. Minahasa Tenggara 2015
BAB II
Page II-78
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
N0
Tabel 2.74 Fokus Layanan Urusan Wajib Lingkungan Hidup URAIAN
2011
2012
TAHUN 2013
2014
2
Persentase Penduduk 72 92 berakses air minum 3 Cakupan penghijauan 4% 6% 15% wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air 4 Cakupan Pengawasan 60 60 75 terhadap Pelaksanaan Amdal 5 Tempat Pembuangan 0,06 0,10 0,15 40 sampah (TPS) per satuan penduduk Sumber : Badan Lingkungan Hidup,Kebersihan dan Pertamanan Kab. Minahasa Tenggara 2015 Pertanahan Pelaksanaan program pengelolaan pertanahan perlu dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi. Untuk meningkatkan kepastian hukum hak atas tanah, kepastian lokasi bidang tanah serta mengurangi resiko sertifikat ganda dan juga potensi sengketa maka perlu adanya ketersediaan peta pertanahan. Perlu adanya pendayagunaan tanah terlantar. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Minahasa Tenggara baru ada tahun 2011, belum ada data yang akurat mengenai masalah pertanahan di Minahasa Tenggara.
Kependudukan dan Catatan Sipil Pelayanan dokumen administrasi kependudukan khususnya untuk pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) hal ini terlihat dari kepemilikan KTP tahun 2014 berjulah 52.652 meningkat ditahun 2015 berjumlah 60.407. Hal ini disebabkan oleh implementasi UU No 23 Tahun 2006, yaitu penerapan KTP berbasis NIK secara nasional, yakni dengan adanya perekaman KTP elektronik yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2011, dimana semua wajib KTP diundang ke kecamatan untuk melakukan perekaman KTP elektronik. kepemilikan akta kelahiran sampai tahun 2015 berjumlah 19.707. Jumlah Kartu keluarga tahun 2011 berjumlah 5.460 meningkat ditahun 2015 sejumlah 28.919. Tabel 2.75 Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir, Akte Nikah Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara No Tahun Jumlah Penduduk Menurut
BAB II
Page II-79
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Kepemilikan KTP
KK
1
2011
5.460
2
2012
11.843
3
2013
17.956
4
2014
52.652 23.229
5
2015
60.407 28.919
Akte lahir
Akte nikah
19.707
1.196
Sumber : Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kab. Minahasa Tenggara 2016 Angka rasio kependudukan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.76 Layanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2011 - 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
0,06
0,13
0,15
0,6
0,65
rasio bayi berakte kelahiran
0,07
0,18
0,27
0,34
0,40
rasio pasangan berakte nikah
0,71
Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
8,12
kepemilikan KTP
6
13
15
60
65
Sumber Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Minahasa Tenggara 2016 Tabel 2.77 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Tingkat Pendidikan No
BAB II
Tahun
SD/MI (712 Thn)
SMP (13-15 Thn)
SMA (16-18 Thn)
Perguruan Tinggi (19 thn
Tidak Sekolah
Jumlah
Page II-80
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
keatas)
1
2014
11.601
10.744 10.151
8.323
14.845
55.664
2
2015
13.101
7.171
12.575
15.550
55.064
6.667
Sumber Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Minahasa Tenggara 2016 2.3.1.7. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Undang – undang Dasar 1945 menjamin hak setiap warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan untuk menikmati dan berpartisipasi dalam pembangunan diberbagai bidang. Dengan demikian pembangunan selayaknya memberikan akses yang memadai serta adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan, serta mempunyai andil dalam proses pengendalian dan pengawsan pembangunan. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen di pemerintahan nasional, Kabupaten Minahasa Tenggara, harus memasukkan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pada kebijakan program dalam pembangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai salah satu tujuan SDGs (Sustanable Development Goals) yaitu mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Upaya untuk mencapai pembangunan yang berwawasan gender memerlukan gambaran kondisi jumlah penduduk di Kabupaten
Minahasa Tenggara. Sensus
penduduk Tahun 2014 oleh Badan Pusat Statistik jumlah penduduk di Minahasa Tenggara tercatat 103.818 jiwa, Tahun 2014 Klasifikasi jenis kelamin penduduk di Minahasa Tenggara yang terdiri dari laki-laki berjumlah 53.700 orang atau 52% sedangkan perempuan berjumlah 50.118 orang atau 48%, dengan Rasio Jenis Kelamin 107,15, populasi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berimbang. Namun dari segi kualitas kehidupan masih terjadi kesenjangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pembangunan baik secara nasional maupun daerah. Kondisi ini terjadi karena
pembangunan belum mempertimbangkan manfaat
pembangunan secara adil antara laki-laki dan perempuan. Hal ini memberi kontribusi timbulnya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang termanifestasi dalam persoalan marginalisasi, subordinasi, beban ganda, stereotype, kekerasan, diskriminasi dan kemiskinan. Selain itu dampak dari berbagai produk peraturan perundangundangan, kebijakan, program dan kegiatan bias gender turut memberi andil
BAB II
Page II-81
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
terpuruknya kualitas hidup kaum perempuan. Rendahnya kualitas hidup perempuan berimbas pada kesejahteraan dan perlindungan anak yang masih jauh dari harapan. Partisipasi perempuan Minahasa Tenggara di lembaga politik dapat dilihat dari 25 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Minahasa Tenggara
sebanyak 9 perempuan duduk sebagai anggota dewan dengan 1 orang wakil ketua DPRD perempuan. Hal itu menunjukkan cukup signifikannya partisipasi perempuan di lembaga politik yaitu 36%. Peran parpol berkaitan dengan pemihakan terhadap peningkatan partisipasi masyarakat akan terlihat pada mekanisme pencalonan anggota legislative. Ketentuan kuota seperti termuat dalam undang-undang mesti disikapi hati-hati. Kuota 30% bagi perempuan tidak bersifat mutlak dan mengikat sehingga tetap terbuka peluang bagi parpol menempatkan calon perempuan sekadar pengumpul suara (vote getter) atau alat legitimasi. Selain itu, parpol juga mungkin secara sepihak menempatkan wakilwakil perempuan yang tidak memiliki perspektif dan keberpihakan terhadap nilai, prinsip, dan aspirasi masyarakat. Pengurangan KDRT perlu turunkan dari tahun ke tahun serta meningkatkan partisipasi pekerja perempuan di lembaga pemerintah maupun swasta yang bisa menduduku jabatan startegis. Disamping itu perlindungan terhadap anak dari tindakan kekerasan baik fisik maupun seksual terus ditingkatkan agar anak boleh tumbuh dan berkembang secara baik. Perempuan Minahasa Tenggara diharapkan dapat menjadi penentu kebijakan di kancah politik. Di lembaga pemerintah banyak perempuan menduduki posisi strategis sebagai kepala Dinas/Badan/Kantor/Bagian/kepala kecamatan. Tabel 2.78 Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013 2014 Uraian
NO
2015
1
Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon II
8
5
7
6
6
2
Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon III
41
54
64
67
72
3
Jumlah perempuan yang menempati jabatan eselon IV
74
91
115
197
197
4
Jumlah Perempuan sebagai staff
1.429
1.512
1.635
1.687
1.818
5
Jumlah Pekerja Perempuan di lembaga pemerintah (1+2+3+4)
1.429
1.512
1.635
1.687
1.818
BAB II
Page II-82
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
6
Jumlah pekerja perempuan
12.112
12.507
13.605
14.405
27.287
7
Persentase Pekerja Perempuan di lembaga pemerintah (5:5X100)
11,80
12,08
12,02
12,40
13,73
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016 Demikian juga
lembaga swasta diharapkan dengan ilmu pengetahuan,
ketrampilan serta kealian yang mempuni didukung oleh penguasaan manajerial diharapkan banyak perempuan menduduki posisi strategis di lembaga swasta. Tabel 2.79 Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013 Uraian
NO
2014
2015
1.799
1.823
1
Jumlah perempuan yang bekerja di lembaga swasta
1.560
2
Jumlah pekerja perempuan
12.112 12.512 13.605 13.605 13.240
3
Persentase pekerja perempuan di lembaga swasta (1 : 2 X 100)
12,88
1.699
13,58
1.670
12,27
13,22
13,77
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016 Pengurangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga perlu turunkan dari tahun ke tahun.
NO
Tabel 2.80 Rasio KDRT Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 Uraian
1
Jumlah KDRT
2
Jumlah Rumah Tangga
3
Rasio KDRT (1 : 2 X 100)
2013
2014
2015
68
67
62
55
47
16.858
16.952
17.665
17.720
17.730
0,40
0,40
0,35
0,31
0,27
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016 Anak yang seharusnya bisa bermain dan bersekolah tidak seharusnya bekerja untuk membantu orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, untuk itu perlu mengurangi pekerja anak dibawah usia kerja. Tabel 2.81 Persentase Tenaga Kerja di Bawah Umur Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
BAB II
Page II-83
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] NO
Uraian
1
Pekerja anak usia 5-14 tahun
2
Jumlah pekerja usia 5 tahun keatas
3
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur (1 : 2 X 100)
2011
2012
2013
2014
2015
76
72
68
57
54 81.834 0,76
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016 Adapun capaian indikator pemberdayaan dan perlindungan anak tahun 20112015 dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.82
Layanan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011- 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 Partisipasi angkatan kerja perempuan Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
98%
94
13,37
12,23
13,73
94
91
92
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016 Diantara berbagai keberhasilan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak harus diakui bahwa Pemerintah Minahasa Tenggara perlu memberikan perlindungan terhadap anggota masyarakat yang berusia 60 tahun keatas berupa pemberian bantuan bagi lansia, karena adalah tanggung jawab dan kewajiban bagi pemerintah, masyarakat dan keluarga. Berdasarkan Data BPS Minahasa Selatan Tahun 2014 jumlah penduduk Lanjut usia di Minahasa Tenggara sebanyak 10.461 jiwa.
Keluarga Berencana dan Keluarga Sederhana Upaya pengendalian kualitas penduduk dilaksanakan melalui Program KB berkontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Upaya ini menjadi sangat penting mengingat jumlah penduduk yang besar denga kualitas yang rendah akan menjadi beban pembangunan sebaliknya penduduk besar dengan kualitas baik akan menjadi modal pembangunan. Melalui pembentukan keluarga kecil, diharapkan setiap keluarga dapat merencanakan kehidupannya menjadi
BAB II
Page II-84
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
lebih berkualitas dan sejahtera sehingga kebutuhan dasar seperti pendidikan dan kesehatan dapat terpenuhi.
Tabel 2.83
Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Jumlah Penduduk Peserta KB Tahun PUS Peserta KB Tidak KB
No 1
2011
18467
15541
2926
2
2012
18072
16052
2020
3
2013
19723
16777
2648
4
2014
19723
17017
2706
5
2015
20245
16309
3936
Sumber : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016 Gambaran pelaksanaan urusan wajib Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Minahasa Tenggara sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat dari capaian indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Partisipasi PUS dalam program KB akan terus ditingkatkan sehingga diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan.
Tabel 2.84 Jumlah Rumah Tangga Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012
NO 1
Jumlah Rumah Tangga
25853
27804
2013
2014
26025
27284
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016
NO 1
BAB II
Uraian Jumlah anak
Rata-rata Tabel 2.85 Jumlah Anak per Keluarga Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013 41753
399930
42021
2014
2015
41578
Page II-85
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2
Jumlah keluarga
3
Rata-rata jumlah anak per keluarga (1 :2)
28678
27804
26318
29698
1,46
1,44
1,6
1,4
31443
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016 Berdasarkan tabel diatas adalah bahwa jumlah
rata-rata anak per keluarga
yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2014 adalah dibawah 2 anak . Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera seperti terlihat pada tabel berikut ini:
NO
Uraian
Tabel 2.86 Rasio Akseptor KB Tahun Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
1
Jumlah akseptor KB
15541
16052
16777
17017
20075
2
Jumlah pasangan usia subur
18467
18072
19425
19723
23112
3
Rasio akseptor KB keluarga (1 :2 X 100)
84,16
88,82
86,37
86,28
86,86
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016
Tabel 2.87
ASPEK FOKUS DAN INDIKATOR KINERJA MENURUT URUSAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
NO
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
CAPAIAN KINERJA TAHUN
SATUAN 2011
2012
2013
2014
2015
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1. 12
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.3 Cakupan peserta KB aktif
BAB II
85,6
88,82
86,36
79,46 86,87
Page II-86
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO
12.4
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
CAPAIAN KINERJA TAHUN
SATUAN
% Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
2011 24,59
2012 4,925
2013 28,79
2014
2015
11,773
Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016 Cakupan peserta KB aktif atau prevalensi mengalami kenaikan ditahun 2015. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat untuk ber KB semakin meningkat. Kelompok Usaha Peningkatan Kesejahteraan Keluarga
Sosial Pelaksanaan urusan sosial diarahkan pada upaya meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, penyandang masalah kesejahteraan sosial, perlindungan anak terlantar, korban kekerasan dalam rumah tangga, karang taruna, korban bencana, lansia, dan anak sekolah. Upaya yang telah dilakukan adalah dengan pemberian bantuan, subsidi, pembinaan, pendampingan terhadap anak panti asuhan, penyandang cacat, korban bencana, korban kekerasan, dan lansia rawan sosial. Upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut seperti pada tabel berikut ini :
N0 1 2
Tabel 2.88 Fokus Layanan Urusan Wajib Sosial Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN URAIAN 2011 2012 2013 2014 PMKS yang memperoleh 60 74 100 2.657 bantuan social Penanganan penyandang 14,5% 26,31% masalah kesejahteraan social Sumber: Disnakertranssos Kab. Minahasa Tenggara 2015
2015 8.651
Bantuan sosial berbasis keluarga akan diarahkan pada peningkatan kualitas dan efektivitas program penanggulangan kemiskinan Penyandang masalah kesejahteraan sosial setiap tahunnya mendapat bantuan sosial dari pemerintah, dimana tahun 2011 berjumlah 60 orang ditahun 2015 menjadi 8.651 orang. Sedangkan penanganan untuk penyandang masalah sosial meningkat dari 14,5% tahun 2011 menjadi 26,31% di tahun 2014. Kebersamaan dari semua pihak untuk mengurangi angka PMKS, khususnya peran pemerintah daerah, keterlibatan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui kelompok-kelompok masyarakat akan membuahkan hasil yang maksimal.
BAB II
Page II-87
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2.3.1.8. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu modal utama bagi bergeraknya roda pembangunan. Pembangunan bidang ketenagakerjaan dewasa ini masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain tingginya pencari kerja (penganggur), terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan kerja, serta rendahnya produktivitas kerja. Pelaksanaan
urusan
ketenagakerjaan
diarahkan
sebagai
upaya
pengurangan
pengangguran dan melindungi tenaga kerja maupun perusahaan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Angka pengangguran adalah salah satu indikator penting untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat, sehingga menjadi ukuran kinerja pemerintah Tingkat Pengangguran Terbuka dewasa ini di dominasi oleh kaum muda ( Usia 15-29 tahun) dimana kaum muda dalam transisinya untuk masuk ke pasar kerja, lebih sulit dalam menemukan pekerjaan sehingga jumlah penggangur kaum muda lebih tinggi dibandingkan dengan penggangur usia dewasa. Tingginya pengganguran kaum muda ini dapat memberikan pengaruh negatif kepada ekonomi dan masyarakat. Jumlah angkatan kerja di Minahasa Tenggara befluktuatif dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2011 angkatan kerja di seluruh sektor ekonomi sebanyak 46.579 orang kemudian meningkat menjadi 46.300 orang pada Tahun 2012, kemudian Tahun 2013 mencapai 40.125 dan tahun 2014 berjumlah 46.398 orang. Struktur ketenagakerjaan pada Tahun 2014 memperlihatkan bahwa angkatan kerja yang bekerja adalah adalah 44.421 dan tidak bekerja adalah 1,977. Sedangkan yang bukan angkatan kerja yaitu 27.773. Kelompok bukan angkatan kerja didominasi oleh penduduk yang mengurus rumah tangga, yang bersekolah serta yang lainnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan rasio antara banyaknya Angkatan Kerja dengan banyaknya Penduduk Usia Kerja. TPAK Kabupaten Minahasa Tenggara selang tahun 2011 sampai tahun 2014 berfluktuatif dimana pada tahun 2011 sebesar 64,93% menurun
menjadi sebesar 64,21% pada tahun 2012, turun lagi
ditahun 2013 menjadi 58,34, lalu naik menjadi 62,56 pada tahun 2014. Pencari kerja yang ditempatkan adalah angka dari jumlah tenaga kerja yang ditempatkan baik melalui AKAL, AKAD maupun AKAN. Dari pencari kerja terdaftar yang
ditempatkan
menunjukan angka 207 orang tahun 2011 dan di tahun 2014 sebanyak 300 orang, Pengangguran merupakan indikator bahwa terjadi kesenjangan antara pertambahan kesempatan kerja dengan pertambahan angkatan kerja. Untuk angka tingkat pengangguran terbuka masih menunjukan angka yang cukup tinggi yaitu 6,96% di tahun 2011, 4,26% di tahun 2014.
BAB II
Page II-88
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Untuk penjaminan hak-hak tenaga kerja, setiap perusahaan di daerah Minahasa
Tenggara diwajibkan untuk mengikuti BPS Tenaga Kerja, dan tunduk pada peraturan pemerintah daerah termasuk penentuan Upah Minimum Upah minimum
Minahasa Tenggara (UMP).
Minahasa Tenggara adalah standar minimum yang digunakan oleh
para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di Minahasa Tenggara. Pada tahun 2009 UMP Sulawesi Utara sebesar Rp.925.500,- yang meningkat menjadi Rp. 1.000.000,- pada tahun 2010. Pada Tahun 2011 UMP dinaikkan menjadi Rp.1.035.500,- dan tahun 2012 menjadi Rp 1.390.000,- dan di untuk tahun 2014 meningkat menjadi 1.550.000, tahun 2015 naik menjadi Rp. 1.900.000- Sehingga menjadi Sulawesi Utara yang UMP-nya tertinggi di wilayah Sulawesi. Tabel 2.89 Fokus Layanan Urusan Wajib Ketenagakerjaan TAHUN N0 1 2 3
4 5 6 7 8 9
URAIAN
2011
2012
Jumlah penduduk 72.396 72.230 Usia 15 Tahun Keatas Jumlah Angkatan 46.579 46.377 Kerja 43.336 43.748 c. Bekerja 3.243 2.629 d. Tidak Bekerja Jumlah Bukan Angkatan Kerja 25.817 25.853 a. Sekolah 5.875 5.383 b. Mengurus Rumah 17.015 16.282 Tangga c. Lainnya 2.927 4.187 Tingkat Kesempatan 93,04 94,33 Kerja (TKK) Tingkat partisipasi 64,34 64,21 % angkatan kerja Pencari Kerja yang 539 539 Terdaftar Pencari kerja yang 207 207 ditempatkan Tingkat pengangguran 6,96 5,67 % terbuka Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka Transmigrasi dan Sosial 2016
2013
2014
2015
72.687
82.722
98.400
41.125 42.550 2.425
46.398 44.421 1.977
98.400 89.544 8.856
30.897 6.437 20.469
27.773 6.270 18.156
3.991
3.347
94.30
95.74
58,54
62,65
207
539
207
207
5,70
4,26
3,9
-
-
-
21.600
2015 & Dinas Tenaga Kerja
Tabel 2.90
BAB II
Page II-89
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Pendudk Minahasa Tenggara Berumur 15 Tahun Keatas yang Termasuk Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tinggi Yang Ditamatkan Tahun 2014 Tingkat Pendidikan Tinggi Yang ditamatkan
Tingkat Pendidikan Tinggi Yang ditamatkan DI BAWAH SD -
SD
SMP
SMA/SMK
DIPLOMA/ SARJANA
75
795
870
224
Dari data di atas dapat dilihat bahwa pengganguran terbanyak dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan adalah SMA/SMK, diikuti oleh pengangguran yang berpendidikan SMP dan Pengangguran yang menamatkan Diploma/Sarjana
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Salah satu usaha pengembangan ekonomi di Kabupaten Minahasa Tenggra adalah koperasi. Manfaat koperasi bisa dirasakan sampai lapisan bawah dan dapat dijadikan sebagai wahana paguyuban maupun kelompok usaha masyarakat. Jumlah koperasi pada tahun 2011 sebanyak 256 buah meningkat menjadi 307 buah pada tahun 2015. Jumlah koperasi aktif juga meningkat dari 66 pada tahun 2011 menjadi 92 pada tahun 2015. Perkembangan perkoperasian di Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 20112015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
NO
Uraian
Tabel 2.91 Persentase Koperasi Aktif Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
1
Jumlah koperasi aktif
2 3
2014
2015
66
73
74
82
92
Jumlah koperasi
256
261
270
298
307
Persentase koperasi aktif
25
27
27
27
29
Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil,dan menengah (UKKM) dalam RPJMN 2014-2019 diarahkan untuk berkontribusi pada pembentukan bangsa yang berdaya saing, pemerataan pembangunan dan berkeadilan. Hal ini tidak terlepas dari pentingnya peran koperasi dan UMKM dalam menggerakan usaha masyarakat, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Secara umum masalah yang dihadapi oleh koperasi adalah persoalan kelembagaan berkaitan dengan legalitas usaha dan administrasi kelembagaan yang tidak
BAB II
memadai,
aksesbilitas
terhadap
sumber-sumber
daya
produktif
seperti
Page II-90
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
permodalan, pemasaran, dan teknologi, serta sumber daya manusia baik tenaga pembina maupun gerakan koperasi. Demikian juga Jumlah UKM non BPR/LKM pada tahun 2011 berjumlah 200 buah, meningkat ditahun 2012, kemudian menurun di tahun 2013 menjadi 101, tetapi meningkat lagi di tahun 2014 dan Juni 2015 masing-masing 104 buah dan 177 buah. sektor Usaha Mikro meningkat dari 250 buah di tahun 2011 dan 2012 menjadi 501 tahun 2013, 533 di tahun 2014 dan 585 pada Juni 2015. Untuk mendukung koperasi dan UMKM diperlukan Lembaga Kredit Mikro, sampai saat ini LKM yang ada di Minahasa Tenggara berjumlah 5 unit. Keberhasilan pemberdayaan koperasi dan UMKM berkontribusi secara langsung pada penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan sektor koperasi dan UMKM berimplikasi secara langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat (pro poor) pertumbuhan ekonomi (pro growth) dan menekan angka pengangguran (pro job). Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sekaligus penumbuhan wirausaha baru antara lain dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan bagi koperasi dan UMKM. Disamping itu perlunya pemberian bantuan kepada koperasi dan UMKM. Sebagai solusi terhadap persoalan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, telah dilakukan upaya promosi melalui kegiatan pameran Pada dasarnya, perkembangan kuantitas UMKM belum dibarengi dengan perkembangan kualitas yang dapat memberi nilai tambah yang besar bagi Minahasa Tenggara. Hal ini disebabkan UMKM Minahasa Tenggara belum didukung sepenuhnya dengan permodalan yang memadai, teknologi tepat guna, dan promosi produk untuk pemasaran yang efektif serta belum adanya kemitraan dalam bentuk inti-plasma, subkontrak, waralaba (franchise), distribusi dan keagenan, perdagangan umum, dan bentuk-bentuk kemitraan lainnya, seperti usaha patungan
(joint
venture),
bagi
hasil,
dan
penyumberluaran
(outsourcing),
pelaksanaannya belum sepenuhnya optimal. Disamping itu masih kurangnya minat wiraswasta muda lokal (local and young entrepreneur). Adapun fungsi kelembagaan koperasi masih belum optimal karena banyak permasalahan internal. Salah satu upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah ekonomi kreatif lokal yang sampai saat ini masih sangat terbatas pengembangannya. Dalam
membantu
pelaku-pelaku
ekonomi
didaerah
(termasuk
UMKM)
mempromosikan produk-produk mereka kepada pihak-pihak investor baik di dalam maupun di luar negeri maka perlu adanya
perusahaan daerah. Jikalau perusahaan
daerah di Minahasa Tenggara telah ada perlu adanya peningkatan baik pengelolaan organisasi maupun usaha-usaha yang dijalankan di sektor jasa dan perdagangan. Selain itu untuk menarik minat investor menanamkan modalnya diberbagai bidang di Kabupaten Minahasa Tenggara maka perlu adanya data base dan pusat informasi
BAB II
Page II-91
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
bisnis yang memadai dan up to date, karena sampai saat ini belum tersedia di Minahasa Tenggara.
N0
Tabel 2.92 Fokus Layanan Urusan Wajib Koperasi Usaha Kecil dan Menengah TAHUN 2011 TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN URAIAN 2012 2013 2014 2015
1
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
200
233
101
104
177
2
Usaha Mikro
250
250
501
533
585
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UMKM dan PasarKab. Minahasa Tenggara 2015
Penanaman Modal Aktivitas penanaman modal atau investasi memperlihatkan peran yang sangat penting sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Dampak/ efek pengganda (mulitiplier effect) yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut memungkinkan terjadinya dorongan pertumbuhan ekonomi dalam suatu sistem perekonomian. Aktivitas investasi pada berbagai sektor memungkinan perekonomian menghasilkan output yang banyak, pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal dan terjadinya dinamika dalam proses pertukaran produksi antar daerah maupun lintas sektor Penanaman modal di Kabupaten Minahasa Tenggara dalam kurun waktu 2012 hingga 2011 terus menunjukkan perkembangan, baik dilihat dari nilai investasi maupun jumlah unit usahanya. Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Kabupaten Minahasa Tenggara cenderung kondusif. Pertumbuhan penanaman modal baru di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011 meliputi 1 investor PMA dan 120 investor PMDN, ditahun 2015 Investor PMDN berjumlah 2015.
Tahun
BAB II
Tabel 2.93 Jumlah Invetor PMDN/PMA Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Investor PMDN
PMA
2011
120
1
2012
121
3
Page II-92
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2013
122
1
2014
124
-
2015
205
-
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kab. Minahasa Tenggara 2016 Jumlah realisasi proyek dan relisasi nilai investasi PMDN/PMA di kabupaten Minahasa Tenggara selang tahun 2011-tahun 2015 berfluktuatif dimana tahun 2011 jumlah proyek 2 buah dengan nilai investasi 21.000.000.000 meningkat ditahun 2012 dengan jumlah proyek 7 buah dan nilai investasi sebesar 157.000.000, demikian juga di tahun 2013 jumlah proyek menurun tapi nilai investasi meningkat yaitu 5 proyek dengan nilai investasi 200.000.000.000, tetapi tahun 2014 jumlah proyek dan nilai investasi menurun yaitu 2 proyek dengan nilai investasi 11.000.000.000. Ditahun 2015 jumlah proyek dan nilai investasi meningkat yaitu 4 proyek dengan nilai investasi 23.000.000.000.
Persetujuan
Tabel 2.94 Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Realisasi
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)
Tahun
Jumlah Proyek
Nilai Investasi
JumlahProyek
Nilai Investasi
2011
2
41.000.000.000
2
41.000.000.000
2012
7
157.000.000.000
7
157.000.000.000
116.000,000,000
2013
5
200.000.000.000
5
200.000.000.000
43.000.000.000
2014
2
11.000.000.000
2
11.000.000.000
(189.000.000.000)
2015
4
23.000.000.000
4
23.000.000.000
12.000.000.000
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kab. Minahasa Tenggara 2016 Meningkatnya total nilai investasi penanaman modal berdampak pada kenaikan penyerapan tenaga kerja, yaitu tenaga kerja yang terserap oleh PMA dan PMDN pada tahun 2011 sebanyak 592 orang meningkat menjadi sebanyak 674 orang pada tahun 2015. Tabel 2.95 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
BAB II
Page II-93
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
1
Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN
592
595
616
655
674
2
Jumlah seluruh PMA/PMDN
121
124
122
124
205
3
Rasio daya serap tenaga kerja ( 1 : 2 X 100)
489
479
504
528
328
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kab. Minahasa Tenggara 2016 Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha dilakukan melalui penyederhanaan prosedur,ketersediaan lahan,peningkatan kelancaran distribusi, peningkatan kebijakan tenaga kerja. Sementara itu untuk mencapai sasaran iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif diperlukan koordinasi dan kerjasama antara kementerian dan lembaga secara horisontal di tingkat pusat dan kerjasama vertikal antara pemerintah pusat dengan daerah serta kebijakan ketenagakerjaan. Kemampuan ekonomi daerah antara lain
dipengaruhi oleh perkembangan
investasi. Berbagai upaya dan kebijakan dalam rangka meningkatkan investasi iklim investasi telah dilakukan antara lain dengan menetapkan peraturan daearah mengenai pajak dan retribusi daerah, regulasi dan penyederhanaan birokrasin perijinan dan usaha lainnya. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Satu Pintu Kabupaten Minahasa Tenggara baru ada pada tahun 2011.
2.3.1.10. Kebudayaan Pembangunan Kebudayaan berperan untuk membentuk karakter dan jati diri bangsa dan mendorong berkembangnya apresiasi masyarakat terhadap kemajukan seni dan budaya. Masyarakat Minahasa Tenggara dikenal oleh orang luar dengan masyarakat yang terbuka (open minded). Mudah menerima dan menyapa siapa saja yang datang ke daerah. Di tanah Minahasa Tenggara tidak mengenal perbedaan warna kulit, ras, suku, etnik, dan agama, semua diperlakukan sama. Perbedaaan yang beragam dari segala aspek yang dimiliki Minahasa Tenggara dijadikan kekayaan dan pemersatu yang tak ternilai dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yang lebih cemerlang dan sejahtera. Semua agama (Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghuchu, dan aliran kepercayaan lainnya) yang ada di Indonesia berkembang dengan baik sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Semua masyarakat hidup berdampingan tanpa memperdulikan agama yang dianut. Hidup bersama dalam falsafah hidup orang
BAB II
Page II-94
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Minahasa Tenggara adalah “Torang Samua Basudara” atau “Semua Bersaudara”. Jadi kehidupan semua umat beragama di Minahasa Tenggara, hidup dan berkembang dalam suatu suasana yang harmonis dan tidak mengenal perbedaan. Kondisi itulah yang banyak dibicarakan orang dari luar Minahasa Tenggara bahwa bagaimana dapat tercipta kehidupan yang damai dan aman walaupun dengan banyak perbedaan. Kehidupan harmonis seperti ini telah berkembang lama
di
Minahasa Tenggara. Kehidupan harmonis, aman, dan damai inilah yang dijadikan modal dasar lain untuk membangun daerah. Bagi pelaku bisnis, investor, dan wisatawan, keamanan dan kenyamanan menjadi syarat mutlak harus disiapkan daerah bagi mereka. Itulah yang menjadi pendorong bagi pemerintah daerah untuk tetap menciptakan daerah yang aman dan damai. Keamanan menjadi fokus utama bagi pemda dan petugas keamanan untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Kerjasama dan komunikasi yang dibangun institusi terkait bidang keamanan dan tokoh agama yang tergabung dalam Muspida dan Badan Kerjasama Antar Umat Beragama menjadi kunci utama membangun perdamaian melalui dialog-dialog terbuka antar institusi. Untuk melihat bagaimana kebudayaan menjadi salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia, maka hal ini dapat terlihat dari peran pemerintah daerah dalam mengelola kekayaan seni budaya dan sarana prasarana yang mendukungnya. Salah satu indikator pengelolaan produk budaya sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.96
Fokus Layanan Urusan Wajib Kebudayaan N0
1 2 3 4
URAIAN Penyelenggaraan festival seni dan budaya
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Cakupan Organisasi Kesenian
BAB II
TAHUN 2011
2012
2013
2014
2015
1 Iven
2 Iven
2 Iven
3 Iven
1 Iven
10
15
20
30
35
1 buah
1 buah
1 Buah
1 Buah
37
37
35
35
1 Buah
Page II-95
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
5
Cakupan SDM Kesenian 20 20 20 20 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Minahasa Tenggara 2016 Pada tahun 2011 penyelenggaraan festival seni budaya ada 1 ivent, sedangkan
pada tahun 2014 diselenggarakan sebanyak 3 Iven, yaitu Festival Bentenan lakban, dan tahun 2015 hanya 1 ivent. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya yang di miliki oleh Kabupaten Minahasa Tenggara adalah 1 buah.
Kepemudaan dan Olah Raga Pembangunan Kepemudaan dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Pemuda mempunyai peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Sementara Olahraga memiliki peran untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, prestasi, kualitas manusia, menanam nilai moral,akhlak mulia,sportivitas,disiplin,memperat persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harka, martabat dan kehormatan bangsa di mata dunia. Pemuda merupakan asset pembangunan terutama di bidang SDM, sebagai pemersatu langkah-langkah pendukung dalam pembangunan. Kegiatan kepemudaan adalah kegiatan kepemudaan yang diselenggarakan dalam bentuk pertandingan dan perlombaan. Organisasi pemuda adalah sekelompok pemuda yang bekerja sama dengan suatu perencanaan-perencanaan kerja dan peraturanperaturan untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan kepemudaan dan olahraga adalah kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga untuk memfasilitasi kegiatan di masyarakat maupun di sekolah. Kegiatan kepemudaan yang dilakukan antara lain: Pembinaan Organisasi Kepemudaan, Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan, Fasilitasi Aksi Bakti Sosial Kepemudaan, Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda, Pelatihan Jurnalistik, bagi siswa, Penanaman pohon dia lahan kritis, Pemberian Penyuluhan Bahaya Narkoba Bagi Pemuda, dan Pemberian Penyuluhan Tentang Bahaya Narkoba Bagi siswa. Untuk kegiatan olahraga yang dilakukan adalah pertandingan sepak bola antar pelajar , pertandingan futsal, drum band.. Data tentang perkembangan pemuda dan olahraga tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
NO 1
BAB II
Tabel 2.97 Perkembangan Olahraga Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 Capaian Pembangunan
2013
2014
2015
Jumlah klub olahraga per
Page II-96
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
10.000 penduduk. Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk.
2
11
11
11
11
11
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Minahasa Tenggara 2016 Tabel 2.98 Jumlah Organisasi Pemuda dan Organisasi Olahraga Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013 2014
NO 1.
Organisasi Pemuda
2.
Organisasi Olahraga
1
1
2015
23
24
25
2
2
2
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Minahasa Tenggara 2016 Kondisi yang ada sekarang lapangan Olah Raga di beberapa kecamatan di Minahasa Tenggara belum memadai untuk menunjang rencana penyiapan Minahasa Tenggara sebagai tempat penyelenggaraan kejuaaraan, provinsi,
nasional maupun
internasional sehinnga perlu peningkatan fasilitas dan kualitas berstandar nasional dan internasional. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri
Stabilitas keamanan adalah prasyarat terhadap tumbuh kembang investasi, infrastruktur, teknologi maupun tenaga kerja. Pencapaian sasaran pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2014-2019 dalam pelaksanaannya sangat ditentukan oleh kondisi stabilitas politik, hukum, dan keamanan yang dapat memberikan jaminan sebagai prasyarat penting untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan pembangunan yang lebih baik. Masih ada kesenjangan antara aspek kebebasan sipil dengan hak politik dan Lembaga Demokrasi, dimana Lembaga Demokrasi belum mampu mengimbangi menyerap
kebebasan sipil
menyuarakan aspirasi dan kepentingan masyarakat luas. Disamping itu karakter dan jati diri bangsa harus diperkuat yang dilandasi oleh pilar-pilar bangsa yakni NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Jangan sampai Konflik berbau SARA, aksi terorisme dan separatisme berpotensi menjadi komoditas politik. Iklim daerah yang kondusif perlu diciptakan salah satunya melalui pembinaan politik daerah dan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. Fungsi deteksi dini, cegah dini dan lapor cepat perlu dibangun tidak hanya di komunitas intelejen tetapi juga tiap individu masyarakat. Sehingga kepercayaan publik terhadap jaminan keamanan pemerintah meningkat dan supaya dapat menilai jalannya pemerintahan
BAB II
Page II-97
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
secara objektif dan memberikan masukan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk LSM, Ormas dan OKP. Mereka
itu
merupakan
alat
kontrol
bagi
Pemerintah
dalam
melaksanakan
pembangunan berjalan sesuai dengan aturan dan memihak kepada masyarakat. Dalam rangka memantapkan kerukunan umat beragama di Minahasa Tenggara, maka di Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) selain itu pemerintah juga membentuk Forum Kerja Sama Umat Beragama (FKUB). Pencapaian upaya yang telah dilakukan tersebut seperti pada tabel berikut ini : Tabel 2.99 Fokus Layanan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN No URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 1
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
4
5
3
1
1
2
Kegiatan pembinaan politik daerah
1
1
1
1
1
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Minahasa Tenggara 2016 Dalam rangka memantapkan kerukunan umat beragama di Minahasa Tenggara, maka di Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) selain itu pemerintah juga membentuk Forum Kerja Sama Umat Beragama (FKUB).
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat
dalam
menangkal,
mencegah
dan
menanggulangi
segala
bentuk
pelanggaran hukum dan bentukbentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. Kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi bidang keamanan dan ketertiban, merupakan potensi pengamanan swakarsa yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan guna menumbuhkembangkan sikap mental, kepekaan dan daya tanggap setiap
warga
masyarakat
dalam
mewujudkan
keamanan
dan
ketertiban
dilingkungannya masingmasing.
BAB II
Page II-98
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Jumlah polisi pamong praja dan linmas menggambarkan kapasitas pemerintah
daerah dalam menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat, Untuk menegakan Peraturan Daerah dan menjaga Pelanggaran K3 ketertiban, ketentraman, keindahan di Kabupaten Minahasa Tenggara diperlukan Polisi Pamong Praja.
Tabel 2.100 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013 2014
NO
Uraian
1.
Jumlah polisi pamong praja
2.
Jumlah penduduk
3.
115
105
122
2015
118
135
101.557 101.761 102.226 103.818 117.482
Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
11,32
10,16
12,2
11,36
11,49
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Minahasa Tenggara 2016 Pos
kamling
memberdayakan
menggambarkan
masyarakat
untuk
ketersediaan
ikuti
berperan
kapasitas aktif
pemda
dalam
dalam
pemeliharaan
ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan lingkungan. Diperlukan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) dalam upaya untuk menjaga ketertiban, dan keamana masyarakat khusunya di tingkat Lingkungan/Jaga. Untuk itu keaktifan pos kamling disetiap Lingkungan/Jaga perlu digalakan lagi untuk menjaga keamanan, dan ketertiban serta tindakan kejahatan berupa pencurian dan perampokan. Tabel 2.101 Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013
NO 1.
Jumlah Linnmas
2.
Jumlah penduduk
3.
Rasio jumlah Linnmas per 10.000 penduduk
97
97
101557 101761 9,55
9,53
116 102226 11,34
2014
2015
107
107
103.818 117482 10,30
9,10
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Minahasa Tenggara 2016
Tabel 2.102 Polisi Pamong Praja
BAB II
Page II-99
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
N0
URAIAN
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
1
Jumlah Siskamling
527
527
563
563
563
2
Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
3,6
3,6
3,9
3,9
3,9
3
Penegakan Perda
4
Jumlah Pelanggaran K3 ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
5
Cakupan Patroli Petugas Pamong Praja
6
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
50
14
70
2
4
2
2
2
2
2
0,42
0,42
1,14
0,94
2
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Minahasa Tenggara 2016 Pos
kamling
memberdayakan
menggambarkan
masyarakat
untuk
ketersediaan
ikuti
berperan
kapasitas aktif
pemda
dalam
dalam
pemeliharaan
ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamanan lingkungan. Untuk menjawab perkembangan kehidupan masyarakat dan tindakan kejahatan yang semakin meningkat dan berkembang dalam berbagai modus diperlukan peningkatan kapasitas dar Linmas dan Polisi Pamong Praja berupa pelatihan dan ketrampilan dalam mengendalikan dan menjaga keteriban dan keamanan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi masyarakat diperlukan sarana dan prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik, dan untuk mengetahui pencapaian
pelaksanaan
pembangunan
dan
untuk
menyampaikan
informasi
pembangunan kepada masyarakat di perlukan Sistim Informasi Manajemen Pemda, untuk mengetahui sampai sejauh mana pelayanan pemerintah dirasakan oleh masyarakat di butuhkan Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat.
BAB II
Page II-100
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.103 Sekretariat Daerah TAHUN TAHUN TAHUN 2011 2012 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
82
82
83
3
3
4
5
belum ada survey
belum ada survey
belum ada survey
belum ada survey
No
URAIAN
1
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
72
72
2
Sistim Informasi Manajemen Pemda
2
3
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
belum ada survey
Sumber : Sekretariat Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016 Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik masih menghadapi berbagai permasalahan antara laian masih dijumpai manajemen pelayanan yang belum dikelola secara professional baik dari aspek kompetensi dan Integritas SDM aparatur, pemanfaatan Teknologi Informasi, mata rantai pelayanan prosedur yang masih panjang, ketersediaan dan keakuratan data, SPM yang telah ada belum dijalankan secara maksimal. Pemadam Kebakaran di Minahasa Tenggara belum tersedia. Tabel 2.104 Sistim Informasi Manajemen Pemda Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara NO 1.
Uraian Jumlah Sistim Informasi Manajemen Pemda yang telah dibuat oleh pemda
2011
2012
2013
2014
2015
1
1
1
2
Sumber : Sekretariat Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016 Hal-hal tersebut diatas telah diupayakan oleh pemerintah bahkan terus ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan publik, kecuali untuk Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat belum dilaksanakan survei untuk itu.
BAB II
Page II-101
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO
Tabel 2.105 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten Tahun 2014 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2014 2015
1.
Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran
2.
Jumlah Penduduk
3.
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten(1 : 2 X 100)
1
1
103.818 117482 9,63
8,51
Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016 Tael 2.106 Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013 2014
NO
1.
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)
60
2015
65
70
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016 Jumlah mobil pemadam kebakaran sampai saat ini belum sebanding dengan jumlah penduduk yang ada dan jumlah rumah di Minahasa Tenggara, serta perlu ditingkatnya kapasitas petugas pemadam kebakaran melalui pelatihan sehingga Tingkat
waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) dapat dipercepat setelah adanya pengaduan kejadian kebakaran oleh masyarakat. Hal lain juga perlu adanya sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat tentang kesiap siagaan
masyarakat dalam menghadapi bahaya kebakaran serta
mencegah bahaya kebakaran.
KETAHANAN PANGAN Dalam rangka melaksanakan Prioritas RPJM Nasional tahun 2014-2019 yang salah satunya adalah Ketahanan Pangan,
untuk itu perlu terwujudnya peningkatan
distribusi dan aksesibilitas pangan yang didukung dengan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah spekulasi, serta didukung peningkatan cadangan beras pemerintah dalam rangka memperkuat stabilitas harga. Juga tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangan sehingga mencapai skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 92,5 (2019),
BAB II
Page II-102
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Berbagai upaya dalam urusan ketahanan pangan tidak hanya berfokus pada peningkatan ketersediaan pangan, pemerataan distribusi pangan dengan harga terjangkau dan tercapainya pola konsumsi pangan yang aman beragam, bergizi dan imbang, namun juga meningkatkan peran masyarakat dan pihak swasta dalam mendukung ketahanan pangan. Beberapa
regulasi
ketahanan
pangan
yang
menjadi
pedoman
dalam
pelaksanaannya sebagai berikut : -
UU No.7/1996 tentang pangan mengamanatkan kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari ketersediannya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau;
- UU No. 41/2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan; - UU No. 18 Tahun 2012 tentang pangan; - PP No.68/2002 tentang petunjuk pelaksaanaan Undang-undang Nomor 7/1996 tentang ketahanan pangan; -
PP No.3/2007 tentang Pemerintah provinsi/Kabupaten/kota wajib mempertanggung jawabkan urusan ketahanan pangan;
- PP No.38/2007 tentang ketahanan pangan termasuk urusan wajib; - PP No. 1/2011 tentang penetapan dan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan; - PP No. 12/2012 tentang insentif perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan; - PP No. 25/2012 tentang sistem informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan; - PP No. 30/2012 tentang pembiayaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan; -
Peraturan Menteri Pertanian No. 65/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang ketahanan pangan provinsi dan kabupaten/kota;
-
Peraturan Menteri Pertanian No. 07/Permentan/OT.140/2/2012 tentang pedoman teknis kriteria dan persyaratan kawasan, lahan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan. Tabel 2.107 Regulasi ketahanan pangan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
NO
Uraian
1.
Ada/tidak peraturan tentang kebijakan ketahanan pangan dalam bentuk perda,perkada, dsb.
tidak
tidak
tidak
2014
2015
Ada
Ada
Sumber Badan Ketahanan Pangan Kab. Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-103
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO
Uraian
1.
Rata-rata jumlah ketersediaan pangan utama (Beras) per tahun (Kg)
2.
Jumlah Penduduk
3
Ketersediaan pangan utama ( 1 : 2 X 100)
Tabel 2.108 Ketersediaan pangan utama Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
17.674.000 17.576.000 17.223.000 15.613.000 17.549.000
101.557
101.761
102.226
103.818
117.482
174,03
172,71
168,47
150,38
149,37
Sumber : Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016 Berdasarkan data diatas bahwa ketersediaan pangan utama di tahun 2011 yaitu 140.974 naik menjadi 166.516 ditahun 2012, tetapi mengalami penurunan di tahun 2013 yaitu 164.735 dan ditahun 2014 turun lagi menjadi 143.933. Hal lain juga yang diperlukan adanya regulasi ketahanan pangan untuk kerjaminan ketersediaan pangan dan harga pangan serta kesejateraan petani.
Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kewenangan
daerah
Kabupaten
dalam
Urusan
Pemerintahan
Bidang
pemberdayaan Masyarakat dan Desa meliputi Penyelenggaraan penataan Desa, fasilitasi Kerja sama , pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan dan administrasi Desa dan pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014, pasal 126 ayat 1 merumuskan tujuan pemberdayaan masyarakat desa adalah untuk memampukan Desa dalam melakukan aksi bersama sebagai suatu kesatuan tata kelola pemerintahan desa, kesatuan tata kelola lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga adat, serta kesatuan tata ekonomi dan lingkungan. Sejalan dengan ditetapkannya Undangundang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, pemerintah memberikan kewenangan yang yang lebih luas kepada pemerintah desa untuk memberdayakan diri dan masyarakat dengan memberikan dana yang tidak sedikit kepada pemerintah Desa. Mulai tahun anggaran 2015 pemerintah memberikan dana desa kepada pemerintah desa dan besaran Alokasi Dana Desa yang diterima Desa semakin besar
BAB II
Page II-104
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
dengan perbedaan asal ADD menjadi minimal 10% dari DAU dikurangi DAK. Besarnya dana
yang
diterima
oleh
desa
tersebut
memungkinkan
juga
desa
akan
mengembangkan wilayahnya baik di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan khususnya dalam hal pemberdayaan desa. Dengan dana yang besar ini pula Pemerintah Desa diharapkan menjadi desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka
serta
bertanggung
jawab.
Desa
juga
harus
memiliki
perencanaan
pembangunan sebagai strategi mengelola program dan keuangan untuk pemberdayaan masayarakat, mulai dari RPJMDes, RKPD sampai dengan APBDes. Kepala Desa beserta Perangkat Desa bersama BPD benar-benar harus dapat menjadi mitra sejati dalam hal penyelenggaraan pemerintahan Desa. Selain pembinaan dari Pemerintah Kabupaten, tidak kalah penting adalah mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan desa yang dilakukan melalui musyawarah desa. Kebijakan strategis desa, utamanya pengelolaan pembangunan desa harus dapat dipertanggungjawabkan melalui musyawarah desa.
2011
Tabel 2.109 Kelompok Binaan LPM Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
2012 2013 2014 2015 RataRataRataRataRataJumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumla rata Jumla rata Jumla rata Jumla rata Jumla rata Kelompo Kelompo Kelompo Kelompo Kelompo N URAIA h Jumla h Jumla h Jumla h Jumla h Jumla k k k k k O N LPM h LPM h LPM h LPM h LPM h Binaan Binaan Binaan Binaan Binaan LPM LPM LPM LPM LPM 135 0 0 135 0 0 135 0 0 135 0 5 135 1 0,74
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Minahasa Tenggara 2016 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah Desa atau Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dibidang pembangunan. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selanjutnya di singkat PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.
BAB II
Page II-105
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.110 Kelompok Binaan PKK Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011
2012
2013
2014
2015
RataRataRataRataRataJumlah Jumlah J Jumlah Jumlah Jumlah NO URAIAN Jumlah Kelompok rata Jumlah Kelompok rata Jumlah Kelompok rata Jumlah Kelompok rata Jumlah Kelompok rata PKK Jumlah PKK Jumlah PKK Jumlah PKK Jumlah PKK Jumlah Binaan Binaan Binaan Binaan Binaan PKK PKK PKK PKK PKK
144
144
1
144
144
1
144
144
1
144
144
1
144
144
1
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Minahasa Tenggara 2016 Dalam rangka pemberdayaan masyarakat khusunya perempuan dan anak peranan PKK sangat penting, dimana PKK banyak melakukan kegiatan pemberdayaan dan Posyandu. Pelibatan Lembaga Kemasyarakatan Desa, yang meliputi LPMD, PKK, Karang Taruna, RT dan RW dalam perencanaan desa merupakan bentuk partisipasi masyarakat. Demikian pula peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Posyandu, lebih mendorong peran peran masyarakat dalam hal pembangunan daerah. Tidak hanya dalam hal perencanaan, Lembaga Kemasyarakatan Desa ini juga diharapkan juga membantu program pemberdayaan masyarakat Desa baik yang dilaksanakan oleh Desa, maupun tugas pembantuan dari kabupaten, provinsi maupun nasional. Tabel 2.111 ASPEK FOKUS DAN INDIKATOR KINERJA MENURUT URUSAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR NO SATUAN KINERJA 2011 PEMBANGUNAN DAERAH
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2012
2013
2014
2015
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1
Posyandu aktif
2
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
BAB II
144
144
144
144
144
58
62
67
68
70
Page II-106
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR NO SATUAN KINERJA 2011 PEMBANGUNAN DAERAH Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat
3
100
CAPAIAN KINERJA TAHUN 2012
2013
100
100
2014
2015
100
100
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Minahasa Tenggara 2016 Pemberdayaan Masyarakat terus diperluas dan tingkatkan kualitasnya agar semakin efektif dalam mewujudkan kemandirian dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Upaya pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan lembaga organisasi masyarakat pedesaan/kelurahan yang dijabarkan dalam kegiatan seperti lomba desa dan kelurahan. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan pelatihan Peningkatan Kapasitas Sekretaris Desa. Selain itu telah dilakukan fasilitasi Penanganan Kemiskinan dengan terbentuknya Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Minahasa Tenggara. Dalam rangka pengurangan kemiskinan, pada tahun 2014 Minahasa Tenggara lewat Kecamatan Pusomaen
menerima program Quick Wins dari Bappenas untuk
pemberdayaan
miskin
masyarakat
lewat
proyek
fisik/infrastruktur
untuk
penanggulangan kemiskinan Untuk
memperkuat
aparatur
pemerintahan
desa
dilakukan
program
peningkatan kapasitas Aparatur Pemerintah Desa yang terdiri dari Pelatihan Aparatur Pemerintah
Desa
dalam
bidang
pembangunan
kawasan
perdesaan
(Profil
Desa/Kelurahan) dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sekretaris Desa. Pelatihan perempuan di perdesaan dalam bidang usaha ekonomi produktif dilaksanakan dengan Pelatihan Keterampilan bagi Perempuan desa Lokasi P2W-KSS yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dimana dengan peserta dari Minahasa Tenggara yaitu Kelurahan Lowu I Kecamatan Ratahan yang mendapat penghargaan sebagai Pelaksana Terbaik III. Tabel 2.112 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
NO 1.
Jumlah Kantor Pemerintahan Desa yang
BAB II
44
67
77
85
92
Page II-107
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
baik
2.
3.
Jumlah Seluruh Pemerintahan Desa Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik (1:2X 100)
135
135
135
135
135
32,59
50
57
63
68
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Minahasa Tenggara 2016 Pada tahun bulan Juni tahun 2015 di Minahasa Tenggara dilaksanakan Pemilihan Kepala desa di 34 Desa yang terlaksana dengan baik dilanjutkan dengan pembekalan kepada kepala desa yang terpilih. Kabupaten Minahasa juga mendapat prestasi sebagai desa terbaik se Sulawesi Utara dalam penilaian desa terbaik yaitu desa Molompar Kecamatan Tombatu Timur. Dalam rangka melaksanakan pembangunan Kepala Kelurahan/Kepala Desa harus bekerjsama dengan LPM sebagai perwakilan masyarakat agar pembangunan dilaksanakan dengan baik dan adanya partisipasi dari masyarakat.
Statistik Berdasarkan
Undang-undang
Nomor
25
tahun
2004
Tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa rangka meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah perlu didukung oleh ketersediaan data dan informasi pembangunan daerah yang akurat, mutakhir, dan dapat dipertanggungjawabkan; Oleh karena itu pemerintah wajib menyediakan data dan informasi statistik yang berkualitas, akurat, mutakhir dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain untuk kebutuhan perencanaan pembangunan pemerintah data dan informasi juga dibutuhkan oleh kalangan swasta, perguruan tinggi dan masyarakat untuk pengembangan usaha, penelitian dan kebutuhan lainnya. Masyarakat menuntut ketersediaan data dan informasi yang beragam, rinci, akurat dan mutakhir. Tuntutan kebutuhan data dan informasi tersebut belum terpenuhi seluruhnya, namun secara bertahap terus diupayakan ketersediaannya. Data produk-produk statistik diantaranya adalah; buku Minahasa Tenggara Dalam Angka, buku PDRB kabupaten, buku indikator kesejahteraan rakyat, buku indeks pembangunan gender, Buku Kecamatan Dalam Angka, dan Buku Sistem Informasi Pembangunan Daerah.
BAB II
Page II-108
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel 2.113 Layanan Urusan Wajib Statistik
N0
URAIAN
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
1
Buku ”Kabupaten dalam angka”
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
2
Buku ”PDRB kabupaten”
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Sumber : Bappeda Kab. Minahasa Tenggara 2016 Sebagai bahan informasi capaian pembangunan dan bahan dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan serta dasar dalam pengambilan kebijakan diperlukan dokumen Buku ”Kabupaten Dalam Angka dan Buku ”PDRB Kabupaten”
Arsip Penyelenggaraan perkembangan dokumentasi
daerah daerah.
urusan karena Upaya
kearsipan
mempunyai
menangani arsip-arsip yang
dilakukan
untuk
fungsi aktif,
strategis
arsip
meningkatkan
bagi
inaktif dan efektifitas
pengelolaan kearsipan diantaranya melalui pemberian bimbingan teknis pada pengelola kearsipan serta penerapan Sistim Kearsipan Pola Baru (SKPB) melalui kegiatankegiatan antara lain monitoring, dan pendampingan pengelolaan arsip. Penanganan arsip menjadi kebutuhan yang amat penting dalam upaya penyelamatan arsip-arsip aktif maupun inaktif. Untuk itu perlu ada upaya bersama dari para pejabat struktural untuk memulai dan melaksanakan secara optimal dalam penyelamatan arsip-arsip penting. Hasil-hasil yang dicapai selama lima tahun terakhir seperti terlihat pada tabel berikut :
NO
Uraian
Tabel 2.114 Layanan Urusan Wajib Kearsipan Pengelolaan arsip secara baku Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
1.
Jumlah SKPD yang telah menerapkan Arsip secara baku
2.
Jumlah SKPD
3.
Pengelolaan arsip secara baku (1:2 X100)
34,48
36,35
37,84
2014
2015
40
42
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Minahasa Tenggara 2016
BAB II
Page II-109
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Dalam
dokumen/surat
rangka
tertibnya
administrasi
yang baik perlunya
serta
adanya
Peningkatan SDM
ketersediaan
arsip
pengelola kearsipan agar
supaya Pengelolaan arsip secara baku dapat dilaksanakan secara baik.
Keagamaan
N0
BANGUNAN TEMPAT IBADAH
Tabel 2.115 Rasio Tempat Ibadah TAHUN 2012
TAHUN 2013
JUMLAH UNIT
JUMLAH PEMELUK
RASIO
JUMLAH UNIT
JUMLAH PEMELUK
RASIO
1
Mesjid
30
19.056
635
31
19.727
636
2
Gereja Kristen Protestan
231
82.060
355,2
233
82.166
352,6
3
Gereja Kristen Katolik
11
1.350
122,7
13
1.377
105,9
TAHUN 2014 N0
TAHUN 2015
BANGUNAN TEMPAT IBADAH JUMLAH UNIT
JUMLAH PEMELUK
RASIO
JUMLAH UNIT
JUMLAH PEMELUK
RASIO
1
Mesjid
31
20.154
650
32
20.658
645
2
Gereja Kristen Protestan
238
84.603
355,4
238
85.213
358
3
Gereja Kristen Katolik
14
1.426
101,8
14
1.434
102,4
Sumber : Kantor Kementerian Agama Minahasa Tenggara Tahun 2015
BAB II
Page II-110
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Dari data diats dapat dilihat bahwa dari tahun 2012 – 2015 jumlah tempat
ibadah baik mesjid maupun Gereja Protestan dan Gereja Katolik senantiasa bertambah dibarengi jumlah dengan poenambahan jumlah pemeluk.
Komunikasi dan Informatika Kemajuan dibidang informasi dan komunikasi telah mendorong munculnya globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Perkembangan tersebut diikuti dengan berkembangnya sarana dan prasarana komunikasi seperti wartel, warnet, maupun informasi dalam bentuk pameran. Pembangunan komunikasi dan informatika dilaksanakan dalam upaya untuk mendorong pengembangan infrastruktur komunikasi dan informatika yang modern, serta menyediakan informasi dan layanan publik secara dering (online). Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah belum dilaksanakan secara terpadu masih bersifat parsial dan tersebar pada satuan kerja pemerintah daerah. Pada saat ini banyak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) telah membangun situs web internet, namun belum menunjukkan arah pengembangan situs web sebagai aplikasi E-Government. Pembangunan situs web masih bersifat statis, dimana belum tersedianya fasilitas transaksi pelayanan publik, belum adanya jaringan interaktif dengan dunia usaha, serta masih terbatasnya fasilitas dialog publik.
NO
Uraian
Tabel 2.116 Jaringan Komunikasi Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
1
Jumlah jaringan telepon genggam
3
3
3
3
3
2
Jumlah jaringan telepon stasioner
-
-
-
-
-
3
Total jaringan Komunikasi (1+2)
3
3
3
3
3
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab, Minahasa Tenggara Tahun 2015 Sesuai dengan Program Pemerintah yaitu Internet
Masuk
sampai ke
Desa/Kelurahan di seluruh Indonesia, di Minahasa Tenggara belum terlaksana secara baik dimana kendalanya antara lain belum optimalnya mobil mobile internet ke sekolah-sekolah, masih susahnya tangkapan signal dari operator, kondisi alam Minahasa Tenggara yang bergunung, sehingga masyarakat memakai internet lewat
BAB II
Page II-111
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
pemakaian modem dan internet walaupun rasio warnet dengan jumlah penduduk tidak seimbang. Tabel 2.117 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013
NO
2014
2015
1
Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional
1
1
1
1
1
2
Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal
5
5
5
5
5
3
Total jenis surat kabar (1+2)
6
6
6
6
6
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab, Minahasa Tenggara Tahun 2015 Dalam
rangka
mempromosikan
produk
unggulan
Minahasa
Tenggara,
Pemerintah melalui instansi terkait mengikuti Pameran/Ekspo .
NO
Uraian
Tabel 2.118 Jumlah Penyiaran Radio/TV Lokal Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
1
Jumlah penyiaran radio lokal
1
1
1
1
1
2
Jumlah penyiaran radio nasional
1
1
1
1
1
3
Jumlah penyiaran TV lokal
4
Jumlah penyiaran TV nasional
5
Total penyiaran radio/TV lokal (1+2+3+4)
2
2
2
2
2
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab, Minahasa Tenggara Tahun 2015 Untuk penyebarluasan Pencapaian hasil Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah kepada Masyarakat di perlukan kerjasama dengan Media Masa maupun radio lokal. Data perkembangan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel berikut : Tabel. 2.119 Fokus Layanan Urusan Wajib Komunikasi dan Informasi
BAB II
Page II-112
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
N0
URAIAN
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
1
Web site milik pemerintah daerah
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
2
Pameran/expo : Yang dilaksanakan Yang diikuti
1
1
1
1
-
2.3.1.15. Perpustakaan dan Arsip Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kepribadian melalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Menumbuhkan kesadaran gemar membaca di masyarakat dengan penyediaan buku-buku bacaan yang bermutu. Guna menunjang peningkatan minat baca masyarakat, Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara menambah jumlah perpustakaan maupun menambah jumlah koleksi pustaka. Banyaknya unit perpustakaan ini memberi kemudahan pada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Minahasa Tenggara baru ada pada tahun 2011. Peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan dan koleksi buku seperti terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel. 2.120 Jumlah Perpustakaan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
NO
Uraian
1.
Jumlah Perpustakaan milik Pemerintah Daerah (pemda)
2. 3.
2014
2015
1
1
1
1
1
Jumlah Perpustakaan milik non pemda
113
119
121
122
122
Total Perpustakaan (1+2)
114
120
122
123
123
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Minahasa Tenggara 2016
NO
BAB II
Tabel. 2.121 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013
2014
2015
Page II-113
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
893 orang
Jumlah pengunjung perpustakaan
1.
NO 1
1407 orang
1408 Orang
Tabel. 2.122 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Tahun 2011 s.d 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013 Jumlah Koleksi jumlah buku yang tersedia di perpustakaan daerah
300
4150
4935
2014
4936
Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Kab. Minahasa Tenggara 2016 Dalam pelaksanaan pembinaan perpustakaan di Minahasa Tenggara telah terjadi peningkatan jumlah buku dan judul buku dari Tahun 2011 yaitu 300 buah meningkat sampai Tahun 2014 dengan jumlah 4936 .
Jumlah perpustakaan di
Minahasa Tenggara terjadi peningkatan selang Tahun 2011 yaitu 114 buah sampai meningkat di Tahun 2014 menjadi 123 buah.
Peningkatan pelayanan perpustakaan dilakukan mengikutkan petugas dalam
kursus/bintek
terkait
dengan
pustaka
untuk
meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan.
2.4. Gambaran dari Aspek Layanan Urusan Pilihan Pertanian Untuk tetap meningkatkan dan memperkuat kedaulatan pangan sesuai dengan prioritas nasional bidang pangan periode 2015-2019 adalah tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri. Produksi padi diutamakan ditingkatkan dalam rangka peningkatan surplus beras agar kemandirian pangan dapat dijaga. Peningkatan produktivitas dan luas panen komoditas pangan merupakan tantangan besar kedepan, terutama masalah penyediaan input produksi, alih fungsi lahan pertanian, perlindungan lahan pertanian pangan, penurunan sumberdaya lahan dan air, dukubgan infrastruktur dan perubahan iklim. Hal lain pula adalah mash relatifnya daya saing hasil pertanian
No 1
BAB II
Uraian Produksi Padi (Ton)
Tabel. 2.123 Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013 38.947
39.783
38,688
2014
2015
28,692
27.866
Page II-114
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Luas Area Tanaman Padi 6.512 7.021 7,364 (Ha) Produktivitas padi ( 1 : 2 5,58 5,67 5,67 3 X 100) 31,958 37.196 38.111 4 Produksi Jagung (Ton) Luas Area Tanaman 9,539 9,909 10,376 5 Jagung (Ha) Produktivitas jagung ( 4 : 3,35 3,35 3,52 6 5 X 100) Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Minahasa Tenggara 2
5.604
5.687
5,12
4.89
27.153 7.610
7.456 2.130
3,57
3,50
2016
Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011 memiliki luas area panen padi seluas 6.512 ha. Ditahun 2015 luas area panen padi menyusut hanya 5.687 ha. Indeks pertanaman padi sawah di Minahasa Tenggara belum mencapai 200, sehingga masih memiliki potensi untuk meningkatkan produksi padi sawah bilamana dalam satu tahun lahan sawah dapat ditanami lebih dari dua kali (IP>200). Demikian halnya dengan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 48.195 ha dapat dimanfaatkan untuk pengembangan padi ladang maupun komoditi pertanian lainnya. Produksi Tanaman padi mengalami peningkatan dari 38.947 ton tahun 2011 menjadi 39.783 ton tahun 2012, tetapi menurun ditahun 2013 yaitu 38.688 ton serta menurun lagi di tahun 2014 yang hanya 28.692 ton, ditahun 2015 akibat kemarau yang panjang produksi padi menurun hanya 27.866 ton. Demikian juga Kontribusi sektor pertanian/perkebunan
terhadap PDRB,
Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB, Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB menurun dari tahun 2011 sampai tahun 2014.
No
Uraian
Tabel 2.124 Kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2010 2011 2012 2013
2014
Jumlah Kontribusi 1 PDRB dari 163.969,3 175,458,1 183.130,4 191.493,3 202.308,2 Sektor Pertanian Jumlah 2.131.968,2 2.321.257,1 2.567.702,1 2.858.339,9 3.200.747,2 2 PDRB Kontribusi sektor 7,97 7,55 7,13 6,69 6,32 3 pertanian (1 : 2 X 100) Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Minahasa Tenggara 2016 Tabel 2.125 Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
BAB II
Page II-115
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
No
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014
Jumlah 8.544,1 9.324,6 9.855,6 10.709,5 11.597,7 Kontribusi Sektor pertanian (Palawija) Jumlah 163.969,3 175,458,1 183.130,4 191.493,3 202.308,2 PDRB Kontribusi sektor pertanian 5,21 5,31 5,38 5,59 5,73 (palawija) terhadap PDRB (1 : 2 X 100) Untuk meningkatkan kesejahteraan Petani, maka produksi pertanian harus
1
2
3
ditingkatkan dan menekan ongkos produksi sehingga nilai tukar petani meningkat.
Tabel 2.126 Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013 2014 Uraian
No 1 2
3
Jumlah Produksi Padi Lokal hasil kelompok tani (ton) Jumlah Produksi Padi di daerah Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB (1 : 2 X 100)
2015
29.424,5
30.800,0
31.472,7
24.838.7
25.043,2
38.947
39.783
38,688
28,692,0
27.866
75,55
77,42
81,35
81,35
89,87
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan dan BP4K Kab. Minahasa Tenggara 2016 Disamping itu dengan peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan petani
perlu dilakukan lewat pemberdayaan kelompok tani baik melalui penyuluhan dan praktek lapangan serta dengan pemberian bantuan baik bibit, pupuk, alat pertanian maupun dana oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
No 1
BAB II
Uraian
Tabel 2.127 Cakupan bina kelompok petani Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
Jumlah Kelompok Tani yang mendapat
255
300
350
2014 400
2015 500
Page II-116
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
bantuan Pemda 630 776 2 Jumlah Kelompok Tani Cakupan bina kelompok 40,48 38,66 3 petani Sumber : BP4K Kab. Minahasa Tenggara 2016
875 40,00
973 41,11
1029 48,59
Kehutanan Bidang kehutanan dalam meningkatkan produksi kayu adalah belum seluruh kawasan hutan produksi terkelola dalam lembaga pengelola kawasan hutan produksi (KPHP). Ini mengakibatkan kawasan hutan produksi tidak terkelola dengan baik dan masih terdapat kawasan hutan produksi open access sehingga rentan terhadap perambahan dan penambangan liar.Hal ini juga mempersulit langkah penegahkan hukum atas pelanggaran-pelanggaran di bidang kehutanan. Minat investasi di bidang kehutanan kurang kondusif karena sering terlambat oleh permasalahan tenurial, tumpang tindih peraturan serta kurangnya insentif permodalan dan perpajakan. Luas kawasan hutan Kabupaten Minahasa Tenggara adalah 788.693 ha yang sesuai dengan fungsinya terbagi atas Hutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (HSA/KPA) seluas 320.543 ha (40,64%), Hutan Lindung (HL) seluas 175.959 ha (22,31%), Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 210.124 ha (26,46%), Hutan Produksi (HP) seluas 67.424 ha (8,55%) dan Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 14.643 ha (1,86%). Luas kawasan hutan Kabupaten Minahasa Tenggara 47395,5 Ha
No
Uraian
Tabel 2.128 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
Luas hutan 150 75 1 yang direhabilitasi Luas Total 24.738,70 24.738,70 2 Hutan Rehabilitasi 0,61 0,30 3 hutan (1 : 2 X 100) Luas lahan 150 50 4 kritis yang direhabilitasi Luas Total 52.490,60 49.545,60 5 Lahan Rehabilitasi 0,29 0,10 6 Lahan Kritis (4 : 5 X 100) Sumber Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.
BAB II
2014
2015
50
50
23.726,61
23.724,90
23,724,90
-
0,21
0,21
50
50
47.395,50
51.868,50
51.868,50
-
0,10
0,10
Minahasa Tenggara 2016
Page II-117
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Masyarakat
Minahasa
Tenggara
masih
banyak
yang
menggantungkan
kehidupannya pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Keberlangsungan ketiga sektor tersebut sangat bergantung pada kondisi hutan sebagai penyedia air. Luas hutan 23,724,90 dan Luas kerusakan kawasan hutan Minahasa Tenggara saat ini adalah 12.868,60.
No
Tabel 2.129 Kerusakan Kawasan Hutan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
Uraian
2014
2015
Luas 12.868,60 12.868,60 12.868,60 12.868,60 12.868,60 kerusakan kawasan hutan Luas Kawasan 24.738,70 24.738,70 2.726,61 23.724,90 23,724,90 2 Hutan Kerusakan 52,02 52,02 54,24 54,24 54,24 Kawasan 3 Hutan (1 : 2 X 100) Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Minahasa Tenggara 2016 1
Berkaitan dengan hal tersebut maka pemerintah harus terus melakukan upayaupaya pelestarian hutan
diantaranya melalui penyadaran masyarakat yang berada
disekitar hutan untuk terus menjaga kelestarian hutan sebagai penyangga ekonomi dan kehidupan mereka serta generasi dimasa yang akan datang.
No
1
2 3
Uraian Jumlah Kontribusi PDRB dari Sektor Kehutanan Jumlah PDRB Kontribusi sektor Kehutanan(1 : 2 X 100)
Tabel 2.130 Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2010 2011 2012 2013 80.381,0
81.925,9
87,637,3
91,813,6
2014 84.229,6
2.131.968,2 2.321.257,1 2.567.702,1 2.858.339,9 3.200.747,2 3,77
3,52
3,41
3,21
2,63
Tabel 2.131 Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
BAB II
Page II-118
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
No
Uraian
1
Jumlah Kontribusi Perkebunan (Tanaman Keras)
2
Jumlah PDRB
3
2010
2011
2012
2013
2014
345.325,1
295.269,2
334.429,6
358.167,7
397.879,9
2.131.968,2
2.321.257,1
2.567.702,1
2.858.339,9
3.200.747,2
12,53
12,43
Kontribusi sektor perkebunan (tanaman 16,19 12,72 13,02 keras) terhadap PDRB (1 : 2 X 100) Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015
Kelautan dan Perikanan Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dilakukan untuk menjaga pemanfaatan dan fungsi laut sebagai penyangga kehidupan dan memelihara kekayaan plasma nutfah. Tingkat konsumsi masyarakat Minahasa Tenggara terhadap bahan pangan perikanan cukup tinggi yaitu mencapai 49,12 kg/kapita/tahun pada tahun 2012. Ditinjau dari angka kebutuhan konsumsi minimum yang dianjurkan yaitu 30 kg/kapita/tahun maka konsumsi masyarakat Minahasa Tenggara secara rata-rata cukup tinggi. Namun demikian setiap waktu, kesempatan dan tempat, harus dilakukan kampanye makan ikan, sosialisasi makan ikan melalui GEMAR IKAN dan pengawasan produk-produk perikanan yang menggunakan bahan pengawet berbahaya, seperti formalin, rodhamin, dan lain-lain untuk keamanan produk perikanan. Sektor perikanan kelautan dan kehutanan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2011-2015 Produksi sektor perikanan adalah secara berturut-turut sebagai berikut : tahun 2011
mencapai
22.684
meningkat ditahun 2012 mencapai 40,196, tahun 2013 mencapai 44.275 dan tahun 2014 menjadi 50.657. dan pada Juni 2015 mencapai 20.73. Selain itu sektor perikanan juga menjadi salah satu tumpuan utama lapangan kerja di Kabupaten Minahasa Tenggara
N0
BAB II
Tabel 2.132 Fokus Layanan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN URAIAN 2011 2012 2013 2014
JUNI TAHUN
Page II-119
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2015
Produksi Perikanan Tangkap Produksi Budidaya Perikanan Produksi Ikan Olahan
18.377
35.565,97
37.021,89
38.566,4
19.500,00
4.387,1
4.430,1
6.952,9
11.690,15
1.033,40
100
200
300
400
198
Jumlah
22.684
40,196
44.275
50.657
20.731
2
Jumlah Konsumsi Ikan
4.700 Ton
4.806 Ton
4.808 Ton
4.808 Ton
3
Jumlah Kelompok Nelayanan Yang Mendapat Bantuan Pemda
2000 Ton 27 Kelompok
31 Kelompok
37 Kelompok
49 Kelompok
401 Kelompok
4
Jumlah Total Kelompok Nelayan
100
150
270
280
315
5
Cakupan bina kelompok nelayan
27,00
20,67
13,70
17,50
13,02
6
Jumlah Produksi Ikan lokal (Ton) Kontribusi Hasil Kelompok Nelayan
24.744,47
26.539,50
32.228,66
36.096,74
31.429,07
7
Jumlah Produksi Ikan di Daerah
37,749,00
39,219,00
46,120,00
48,426,00
40,886,00
7
Produksi perikanan kelompok nelayan
65,55
67,67
69,88
74,54
76,87
1
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan dan BP4K Kab. Minahasa Tenggara 2016 Kenaikan harga bahan bakar minyak sangat berdampak bagi nelayan dan pembudidaya ikan karena biaya produksi semakin bertambah sedangkan harga ikan di pasar tetap. Sampai saat ini nelayan di Minahasa Tenggara masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM. Untuk meningkatkan produktivitas nelayan, pembudidaya, pengolah dan masyarakat pesisir, maka telah dilaksanakan pemberdayaan melalui bantuan sarana dan prasarana, pelatihan/pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan, pembudidaya, pengolah dan masyarakat pesisir sehingga menguasai teknologi penangkapan ikan, teknologi budidaya termasuk teknologi pengolahan hasil-hasil laut sehingga memiliki kualitas yang lebih baik bahkan memenuhi kualitas ekspor sehingga dapat dipasarkan sampai ke luar negeri. Mutu hasil perikanan merupakan syarat untuk menjaga agar produk perikanan dihargai dan memiliki daya jual tinggi di pasaran. Oleh
BAB II
Page II-120
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
karena itu dalam rangka meningkatkan mutu hasil perikanan telah dikembangkan “Cool Chain System ” atau sistem rantai dingin. 2.4.7 Energi Dan Sumberdaya Mineral Sesuai dengan RPJMN 2015-2019, Sumber Daya Alam menjadi sasaran pencapaian
ketahanan
dan
kemandirian
energi
nasional
untuk
menjamin
kelangsungan pertumbuhan ekonomi nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan optimalisasi pemenfaatan energi alternatif seluas-luasnya Sektor energi merupakan salah satu pendukung utama berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial didalam negeri. Sektor energi diharapkan dapat mendorong four tracks pembangunan yaitu pertumbuhan (pro-growth), penciptaan lapangan kerja (pro-job), pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (propoor), dengan memperhatikan daya dukung lingkungan (pro-environment). Beberapa tahun terakhir masyarakat Minahasa Tenggara mengalami krisis listrik yang disebabkan kebutuhan listrik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi masalah kekurangan energi listrik tersebut maka sesuai dengan arah kebijakan energi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral yaitu meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan (diversifikasi energi) yang sesuai visi 25/25 yaitu pada tahun 2025 penggunaan energi baru terbarukan menjadi 25 persen dengan memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk menghindari biaya penggunaan bahan bakar fosil (avoided fosil energy cost). Wilayah Minahasa Tenggara yang memiliki sumber daya alam antara lain yaitu tambang emas. Dalam pemanfaatan kiranya tetap memperhatikan prosedur dalam pengeluaran ijin tambang serta tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestarian alam dan lingkungan. Kontribusi sektor pertambangan bagi PDRB Minahasa Tenggara perlu ditingkatkan lagi dengan pemanfaatan pertambangan emas secara bijaksana.
No
Uraian
Tabel.2.133 Pertambangan tanpa ijin Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
Luas Penambangan Liar 12 23 1 yang di tertibkan (Ha Luas Area 143 143 143 2 penambangan yang liar (Ha 3 Pertambangan tanpa 8,39 16,08 0,70 ijin (1 : 2 X 100) Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kab. Minahasa Tenggara 2016 1
BAB II
Page II-121
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Sektor energi merupakan salah satu pendukung utama berbagai kegiatan
ekonomi maupun sosial didalam negeri. Sektor energi diharapkan dapat mendorong four tracks pembangunan yaitu pertumbuhan (pro-growth), penciptaan lapangan kerja (pro-job), pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (propoor), dengan memperhatikan daya dukung lingkungan (pro-environment).
No 1 2 3
Tabel 2.134 Kontribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2010 2011 2012 2013
Uraian
Jumlah Kontribusi 164.278,0 179.140,7 184.078,4 PDRB dari Sektor Pertambangan 2.131.516,4 2.320,747,8 2.567.134,6 Jumlah PDRB 7,70 7,71 7,16 Kontribusi sektor Pertambangan (1 : 2 X 100) Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015
2014
205.801,4
226.157,0
2.857.709,0 7,20
3.200.067,0 7,06
Pariwisata Pembangunan kepariwisataan sangat berperan dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra Indonesia dan memberikan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu pariwisata juga berperan serta dalam meningkatkan kualitas nilai-nilai sosial budaya, persahabatan, serta sarana pertukaran dan perdamaian antar bangsa. Pembangunan
kepariwisataan
ditujukan
pada
peningkatan
kemampuan
untuk
menggalakkan kegiatan ekonomi yang melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkan
mampu
membuka
lapangan
kerja,
peningkatan
pendapatan
bagi
pemerintah dan masyarakat di daerah wisata serta penerimaan devisa bagi Negara. Indikator kegiatan kepariwisataan di Minahasa Tenggara tercermin dari jumlah wisatawan baik asing maupun nusantara. Arah kebijakan pembangunan pariwisata yang digariskan dalam RIPPARNAS adalah Pembangunan Destinasi Pariwisata diarahkan untuk mening-katkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri, Pemasaran Pariwisata Nasional diarahkan untuk meningkatkan kerjasama internasional kepariwisataan
dan
mendatangkan
sebanyak
mungkin
kunjungan
wisatawan
mancanegara,
Pembangunan Industri Pariwisata diarahkan untuk meningkat-kan
partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk/ jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata yang menjadi fokus pemasaran, Pembangunan Kelembagaan Pariwisata
BAB II
Page II-122
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
diarahkan untuk mem-bangun sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional Tabel 2.135 Kunjungan wisata Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Kunjungan wisata 2011 2012 2013
2014
2015
450 500 600 750 Wisatawan Asing 14.000 18.000 18.000 20.000 Wisatawan Nusantara 14.450 18.500 18.600 20.750 Jumlah Wisatawan Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Minahasa Tenggara 2016
800 25.000 25.800
No 1 2
Jumlah wisatawan pada Tahun 2011 tercatat 14.450orang, meningkat menjadi 18.500 orang pada Tahun 2012, dan meningkat menjadi 18.600 orang pada Tahun 2013, ditahun 2014 menjadi 20.750 orang, dan tahun 2015 sudah mencapai 25.800 orang . Pariwisata di Minahasa Tenggara perlu dibangun dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan sarana penunjang ke objek wisata melalui koordinasi dan dukungan anggaran dari SKPD terkait. Selain itu kerja sama dengan berbagai
stakeholder
kepariwisataan
termasuk
investor
untuk
pembangunan
infrastruktur kepariwisataan.
Tabel 2.136
Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
N o
1
2 3
Uraian Jumlah Kontribusi PDRB dari Sektor Periwisata Jumlah PDRB Kontribusi sektor Periwisata (1 : 2 X 100)
BAB II
2010
2011
2012
2013
2014
6.577,1
7.284,1
8.055,2
8.874,6
9.653,3
2.131.516,4
2.320,747,8
2.567.134,6
2.857.709,0
0,31
0,31
0,31
0,31
3.200.06 7,0 0,30
Page II-123
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Minahasa Tenggara 2016 Objek-objek wisata yang cukup menarik di Minahasa Tenggara diantaranya: Wisata Bahari antara lain -
Pantai Lakban di Ratatotok Timur / Kec. Ratatotok
-
Pantai Hais di Molompar / Kec. Belang
-
Pantai Bentenan di Bentenan / Kec. Pusomaen
-
Taman Laut tumbak di Kec. Pusomaen
-
Tanjung Merah di Kec. Pusomaen
Wisata alam antara lain : -
Danau Bulilin di Kali dan Bentenan / Kec. Tombatu
-
Hutan Lindung Gunung Soputan Kec. Tombatu dan Kec. Silian
-
Bukit Dasoloi di Kali/Kec. Tombatu
-
Aer Konde di Wawali Kec. Ratahan
-
Danau Mongawo di Liwutung Kec. Pasan
-
Air Panas Kelewaha di Lobu Kec. Touluaan
Wisata Peninggalan Sejarah Budaya Berupa : -
Pulau keramat di desa Borgo Kec. Belang
-
Pasak Wanua Kec. Ratahan
-
Pasak Wanua di Kec. Ratahan Timur
Wisata religi antara lain : Bukit Pengharapan di Ratatotok Timur Kec. Ratatotok
Wisata Pemandian Air Panas banyak tersebar di Kec. Pusomaen
Wisata Tirta, Untuk Jenis Wisata Ini Dapat Dinikmati Pada Hampir Semua Sungai Dan Danau Yang Ada Di Daerah Ini, seperti Danau Bulilin di Kali dan Bentenan / Kec. Tombatu, Danau Mongawo di Liwutung Kec. Pasan, Danau Lumpias di wawali Pasan / Kec. Pasan Peran dan fungsi bidang
promosi yang ada di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata harus di mantapkan untuk bisa melaksanakan promosi pariwisa baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Promosi pariwisata akan berhasil jika ditunjang dengan peningkatan dan pelaksanaan kualitas pelayanan industry pariwisata, pembangunan terminal , pusat souvenir
khas Minahasa Tenggara, pusat informasi
pariwisata dan meningkatkan kerja sama promosi pariwisata dengan
Kabupaten/Kota
di Sulawesi Utara, nasional serta ke manca Negara. Untuk
kenyamanan
pengunjung
objek-objek
wisata
perlu
dilakukan
pembenahan sarana dan prasarana seperti tempat peristirahatan, wc umum, jalan menuju lokasi wisata serta sarana dan prasarana penunjang lainnya. Ruang terbuka umum untuk publik perlu adanya peningkatan serta pemeliharaan demi kenyamanan bagi masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas ruang terbuka untuk umum.
BAB II
Page II-124
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Upaya pemerintah Minahasa Tenggara melakukan pembinaan kebudayaan asli
Minahasa Tenggara diarahkan untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan asli warisan leluhur dengan berbagai cara diantaranya dengan
melakukan berbagai
kegiatan seperti pesta budaya, festival seni, festival seni, lomba-lomba, karnaval, pameran dan pergelaran budaya,
penyuluhan kebudayaan, pelatihan kebudayaan, temukarya
kebudayaan, penampilan nuansa budaya Minahasa Tenggara,pemuatan materi kebudayaan lokal dalam kurikulummuatan lokal pada semua jenjang pendidikan dan kegiatan upaya pembinaan lainnya. Perindustrian Pembangunan industri difokuskan pada upaya penumbuhan populasi usaha industri yang menunjang pengembangan komoditas-komoditas unggulan berbasis komoditas local. Tabel 2.137 Pertumbuhan Industri. Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
No
Uraian
1
Jumlah Industri Pertumbuhan Industri.
2
256 7,42
352 27,27
355 0,84
2014 361 1,66
2015 518
Pertumbuhan Industri Minahasa Tenggara dari tahun 2011- 2015 menunjukan peningkatan di mana pada tahun 2011 terdapat 256 industri dan meningkat menjadi 368 pada 2015.
No
Uraian
Tabel 2.138 Cakupan bina kelompok pengrajin Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
2014
2015
83 80 82 82 84 Jumlah pengrajin Sumber : Minahasa Dalam Angka 2015 dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UMKM dan Pasar Kab. Minahasa Tenggara 2016
1
Selama tahun 2010-2014, sektor industri memberikan kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar 4,88%, ditahun 2014 meningkat. menjadi 4,94%. Tabel 2.139 Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
BAB II
Page II-125
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
N o
1
2
3
2010
2011
104.099,3
112.248,4
125.692,3
140.341,3
158.188,4
2.131.516,4
2.320,747,8
2.567.134,6
2.857.709,0
3.200.067,0
4,88
4,83
4,89
4,90
4,94
Uraian Jumlah Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Jumlah PDRB Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB (1 : 2 X 100)
2.5.
Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2012
2013
2014
Gambaran dari Aspek Daya Saing Daerah Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Sejalan dengan paradigma baru di era globalisasi, iptek menjadi faktor yang memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Implikasi paradigma ini adalah terjadinya proses transisi perekonomian dunia yang semula berbasiskan pada sumber daya alam menjadi perekonomian yang berbasiskan pengetahuan (Knowledge Based Economy/KBE). Pada KBE, kekuatan bangsa diukur dari kemampuan iptek sebagai faktor primer ekonomi menggantikan modal, lahan dan energi untuk peningkatan daya saing. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing adalah dengan memperkuat sistem inovasi daerah (SIDa). Sistem ini diharapkan akan mampu membangkitkan kreatifitas dan inovasi yang diperlukan, agar produk-produk Kabupaten Minahasa Teggara dapat bersaing secara langsung dengan produk daerah/negara lain, baik di pasar domestik maupun internasional. SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar (G) institusi pemerintah, pemerintah daerah, (A) lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan lembaga penunjang inovasi, (B) dunia usaha dan (S) masyarakat di daerah. Bagi suatu daerah, kemampuan inovasi merupakan faktor daya saing yang sangat penting, terutama dalam menghadapi beberapa kecenderungan sebagai berikut : 1. Tekanan per saingan global yang terus meningkat ;
BAB II
Page II-126
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2. Produk semakin kompleks dan memiliki siklus hidup yang semakin pendek karena cepatnya kemajuan teknologi dan perubahan tuntutan konsumen;
3. Perubahan persaingan pasar yang semakin cepat dan kompleksdan Peningkatkan daya ungkit (leverage) peran iptek yang sesuai dan spesifik bagi daerah, serta meningkatkan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengakses dan memanfaatkan iptek (dalam arti luas) dan hasil litbangyasa serta mengembangkannya. Hal ini sesuai dengan Nawa Cita nomor 6 meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dan Nomor 7 yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik salah satunya dengan cara mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan Sistem Inovasi Nasional (SINAS) termasuk Sistem Inovasi Daerah (SIDA).
2.5.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan nilai tukar petani. Analisis fokus kemampuan ekonomi daerah dilihat dari indikator kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatan masyarakatnya. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga per kapita di Kabupaten Minahasa Tenggara selama tahun 20112014 mengalami fluktuatif dimana pada tahun 2011 sebesar naik/turun menjadi
, tahun 2012
dan tahun 2013 terjadi kenaikan/penurunan mejadi
703.442 dan tahun 2014 turun menjadi 651.198. Penurunan konsumsi rumah tangga per kapita tersebut antara lain disebabkan oleh menurunya daya beli masyarakat sehingga mengurangi melambatnya
konsumsi barang dan jasa. Selain itu,
kondisi ekonomi masyarakat akibat naiknya inflasi serta
perkembangan ilmu dan teknologi mempengaruhi perubahan selera dan perilaku konsumsi masyarakat.
NO 1.
BAB II
Tabel 2.140 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2011 s.d 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 Total Pengeluaran RT
2013
2014
703.442 651.198
Page II-127
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2.
Jumlah RT
3.
Rasio (1./2.)
25.853
27.804
26.025
27284
27,02
23,86
Sumber : BPS. Sulut 2015 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita lebih banyak ditopang oleh pengeluaran konsumsi non pangan per kapita.
NO
Tael 2.141 Persentase Konsumsi RT non-Pangan dan Pangan Tahun 2011 s.d 2014 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian
2011
2012
2013
2014
1.
Total Pengeluaran RT non Pangan
311.134
270.042
2.
Total Pengeluaran
703.442
651.198
3.
Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per kapita
44,23
41,46
4
Total Pengeluaran RT non Pangan
392.288
381.156
5
Total Pengeluaran
703.442
651.198
6
Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per kapita
55,76
58,53
44,10
55,90
48,32
51,68
Sumber : BPS. Sulut 2015 Besarnya kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga non pangan per kapita terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita selama tahun 20112014 yaitu tahun 2011 berada pada 44,10%, meningkat ditahun 2012 yaitu 48,32%, lalu menurun ditahun 2013 menjadi 44,23 dan tahun 2014 turun hingga mencapai 41,46%. Hal ini berarti masyarakat sudah semakin pintar untuk hanya mengkonsumsi kebutuhan yang pokok/pangan saja dari pada kebutuhan diluar pangan.
Tabel 2.142 Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per-Kapita Sebulan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2010-2014 Pengeluaran Per Kapita Sebulan (Rp) Tahun 2010
BAB II
100.000149.999
150.000199.999
200.000299.999
300.000499.999
500.000749.000
750.000999.999
1.000.000 atau lebih
0,81
4,39
21,60
29,74
20,20
10,02
13,24
Page II-128
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] 2011
0.88
5.62
25.14
33.98
19.99
8.07
6.32
2012
2.83
5.44
25.16
28.24
19.20
11.47
7.66
2013
0,85
2,26
11,41
28,41
21,16
15,30
20,62
2014
0
0,32
16,13
29,88
23,23
16,20
14,25
Sumber : BPS. Sulut 2015 Dari data di atas dapat dilihat bahwa Penduduk Minahasa Golongan Pengeluaran Perkapita sebulannya yang terbesar adalah 300.000-500.000 dan paling sedikit Pengeluaran Perkapita sebulannya adalah 100.000-149.000 Produktivitas total daerah dihitung untuk mengetahui tingkat produktivitas tiap sektor per angkatan kerja yang menunjukan seberapa produktif tiap angkatan kerja dalam mendorong ekonomi daerah per sektor. Tabel. 2.143 Produktivitas Total Daerah TAHUN
NO
Uraian
1.
PDRB
2.
Jumlah Angkatan Kerja
46.579
46.300
3
Produktivitas total daerah
49,83
55,45
2010
2011
2012
2013
2014
2131968,2
2321257,1
2567702,1
2858339,9
3200747,2
40.125
71,25
46.398
68,98
Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015 Produktivitas total Kabupaten Minahasa Tenggara selama tahun 2010-2013 menunjukkan kenaikan,tetapi Produktivitas daerah tahun 2014 mengalami penurunan .
Nilai Tukar Petani NTP ditentukan oleh interaksi antara empat unsur harga yang terpisah, yaitu harga luaran pertanian, harga masukan pertanian, harga luaran sektor industri perkotaan (non pertanian) dan harga masukan sektor non-pertanian. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat harga-harga diatas dengan tujuan yang sangat khusus. Kalau semua campur tangan pemerintah ini dikombinasikan, maka akan terbentuklah nilai tukar sektor pertanian/pedesaan terhadap sektor perkotaan atau industri. Oleh karena itu, nilai ini dapat dipakai sebagai petunjuk tentang keuntungan disektor pertanian dan kemampuan daya beli barang dan jasa dari pendapatan petani.
BAB II
Page II-129
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Seandainya campur tangan pemerintah ini tidak ada, maka nilai tukar akan ditentukan oleh kekuatan pasar. Kecenderungan rendahnya NTP akan dapat mengurangi insentif petani meningkatkan produktivitas pertanian secara optimal dalam jangka panjang. Kondisi demikian dapat mengurangi laju peningkatan produksi relatif terhadap laju peningkatan konsumsi dalam negeri, sehingga swasembada pangan terutama beras yang telah tercapai selama ini bisa terancam kelestariannya. Nilai Tukar Petani
(NTP) merupakan salah satu indikator untuk mengukur
kesejahteraan petani walaupun nilai ini belum dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya dari kesejahteraan petani. Oleh karena itu, NTP disebut sebagai salah satu indikator relatif yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani. NTP dihitung dengan cara membandingkan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. NTP ditentukan oleh interaksi antara empat unsur harga yang terpisah, yaitu harga luaran pertanian, harga masukan pertanian, harga luaran sektor industri perkotaan (non pertanian) dan harga masukan sektor non-pertanian. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat harga-harga diatas dengan tujuan yang sangat khusus. Kalau semua campur tangan pemerintah ini dikombinasikan, maka akan terbentuklah nilai tukar sektor pertanian/pedesaan terhadap sektor perkotaan atau industri. Oleh karena itu, nilai ini dapat dipakai sebagai petunjuk tentang keuntungan disektor pertanian dan kemampuan daya beli barang dan jasa dari pendapatan petani. Seandainya campur tangan pemerintah ini tidak ada, maka nilai tukar akan ditentukan oleh kekuatan pasar. Kecenderungan rendahnya NTP akan dapat mengurangi insentif petani meningkatkan produktivitas pertanian secara optimal dalam jangka panjang. Kondisi demikian dapat mengurangi laju peningkatan produksi relatif terhadap laju peningkatan konsumsi dalam negeri, sehingga swasembada pangan terutama beras yang telah tercapai selama ini bisa terancam kelestariannya.Terjadinya penurunan nilai tukar petani disebabkan tingkat perubahan harga produk-produk non pertanian lebih cepat atau lebih tinggi dibandingkan dengan perubahan harga-harga produk pertanian khususnya tanaman pangan.
NILAI TUKAR PETANI
BAB II
TAHUN 2011 100,2
Tabel 2.144 Nilai Tukar Petani TAHUN TAHUN 2012 2013 100,2
TAHUN 2014
TAHUN 2015
100,2
Page II-130
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Nilai tukar petani Kabupaten Minahasa Tenggara di tahun 2011 dan
2012 serta tahun 2013 adalah 100,2.
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Pembangunan sarana dan prasarana wilayah atau infrastruktur direncanakan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara.. Sarana dan prasarana wilayah pada dasarnya merupakan elemen pendukung bagi berlangsungnya kehidupan suatu wilayah karena masyarakat yang tinggal di suatu wilayah akan membutuhkan sarana prasarana untuk melangsungkan kegiatan. Fasilitas sarana prasarana wilayah tersebut diantaranya : Tantangan dan permasalahan yang dihadapi pembangunan bidang Infrastruktur dalam menghadapi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang adalah (1) rendahnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan angkutan massal yang murah dan nyaman,terutama masyarakat perkotaan; (2) rendahnya aksesibilitas pelayanan; (3) pembangunan infrastruktur terbentur dengan permasalahan ketersediaan lahan yang berkompetisi dengan sektor-sektor lain termasuk properti (perumahan dan permukiman); (4) kebutuhan infrastruktur perumahan dan permukiman, serta (5) belum memadainya ketersediaan daya listrik. Perhubungan Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dari tahun ke tahun semakin menurun, artinya bahwa dengan panjang jalan tetap jumlah kendaraan semakin bertambah sehingga kepadatan kendaraan semakin bertambah. Jumlah orang/barang yang terangkut angkutan umum tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kepemilikan kendaraan pribadi baik mobil maupun motor serta adanya taksi gelap atau kendaraan pribadi yang dipergunakan untuk mengangkut penumpang. Fasilitas sarana prasarana wilayah tersebut diantaranya :
Tabel 2.145 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Perhubungan N0
BAB II
URAIAN
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
Page II-131
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
1
Panjang Jalan
441,2
488
539,9
539,28
659,2
2
Jumlah Kendaraan
10.435
10.867
12.074
13.416
14.907
3
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
0,042
0,044
0,044
0,044
0,035
Sumber : Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kab. Minahasa Tenggara 2016 Dengan Pertambahan Penduduk dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat yang ditandai dengan peningkatan kepemilikan kendaraan yang menuntut mobilitas tinggi dilihat dari tabel diatas bahwa rasio panjang jalan dan jumlah kendaraan yang ada belum seimbang serta semakin berkurangnya kendaraan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi dan motor yang semakin banyak. Tabel 2.146
Jumlah Orang/Barang yang Terangkut Angkutan Umum Tahun 2011 s/d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara No 1
Uraian
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah Orang
106.232 107.898 108.210 109.101 110.000 5,5 ton 5,6 ton 5,8 ton 6 ton 6,3 ton 2 Jumlah Barang Sumber : Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kab. Minahasa Tenggara 2016
Penataan Ruang Ketaatan terhadap RTRW Dalam pembangunan Bidang Tata Ruang, isu strategis utama terkait erat dengan Agenda Pemerataan Pembangunan Antarwilayah terutama Desa, Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Perbatasan. Pemerataan pembangunan perlu dilengkapi dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan rencana tata ruang (RTR), sebagai landasan utama dalam pembangunan, dengan rencana pembangunan yang serasi antarpemerintahan, antarsektor, antarwaktu serta antara darat dan laut. Keterpaduan pembangunan antarsektor sangat penting dalam perencanaan pusatpusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Keterpaduan perencanaan daratan, pesisir, pulau-pulau kecil dan lautan dapat mendorong kinerja pembangunan maritim dan perikanan yang menjadi salah satu fokus dalam pemerintahan ini. Berdasarkan peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2033, Kawasan rawan bencana alam d i M i n a h a s a T e n g g a r a
BAB II
Page II-132
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
terdiri atas:
a. kawasan rawan gelombang pasang terdapat di pesisir Selatan meliputi pantai Kecamatan Ratatotok, Belang, dan Pusomaen; b. kawasan rawan longsor dan gerakan tanah meliputi kawasan sekitar Suhuyon, Lowatag, Lomangi, Amburumalad, Maimbeng, Kaluya,Pangu, Wongkai, Wioi, Gunung Wolitang; c. kawasan
rawan
banjir,
meliputi
kawasan
di
sekitar KecamatanBelang,
Kecamatan Pusomaen; Kecamatan Tombatu Utara dan Kawasan Sungai Kawiwi Kawasan peruntukan industri di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara diperuntukan bagi industri pangan, industri logam dan elektronik serta industri kimia dan bahan bangunan, yang terdapat di: a. Pengembangan
industri
Kabupaten Minahasa
pangan
Tenggara
berada
di
seluruh Kecamatan di
sesuai karakteristik dan potensi sumber daya di
wilayah. b. Pengembangan industri logam dan elektronik, industri Kimia
dan
bangunan
berada di Kawasan Kecamatan Belang dan Kecamatan Ratatotok c. Pembangunan
pabrik
semen
di
wilayah
Kecamatan Ratatotok.
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Sarana Perekonomian Jumlah Bank Umum di Kabupaten Minahasa Tenggara masih sedikit yaitu baru 3 buah yaitu : 1. BRI, dengan 3 Cabang, 2. Bank Mandiri dengan 1 Cabang 3. Bank Sulut dengan 1 Cabang. Masih terdapat tantangan yang dihadapi sektor keuangan khususnya perbankan dalam mengerakan perekonomian dan pembangunan di Minahasa Tenggara dimana masih tingginya suku bunga kredit dan terbatasnya akses kredit ke
perbankan untuk
UMKM, pertanian dan perikanan serta jumlah Bank yang masih sedikit yang beroperasi. Jumlah restoran di Kabupaten Minahasa Tenggara lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah rumah makan. Pada tahun 2011-2015 restoran yang ada baru 1 buah, persentase jumlah restoran sebesar 20,54%, berkurang menjadi 20,06% pada tahun sementara itu
jumlah rumah makan terus meningkat dari 45 buah tahun 2011
meningkat menjadi 95 buah pada tahun 2015.
Tabel 2.147 Jumlah Rumah Makan dan Restoran Tahun 2011 s.d 2015
BAB II
Page II-133
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Kabupaten Minahasa Tenggara
Tahun
Jumlah Rumah Makan dan Restoran
No
1.
Jumlah Rumah Makan
2.
Jumlah Restoran
2011
2012
2013
2014
2015
45
50
60
92
95
1
1
1
1
1
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Minahasa Tenggara 2016
Jumlah penginapan di Kabupaten Miahasa Tenggara dari tahun 20112013 hanya 6 buah, baru tahun 2014 meningkat menjadi 8 buah dan meningkat menjadi 9 buah pada tahun 2015. Kabupaten Minahasa Tenggara belum memiliki hotel sampai saat ini. Jumlah restoran dan hotel tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 2.148 Jumlah Hotel dan Penginapan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara
Tahun
Jumlah Rumah Makan dan Restoran
No
1.
Jumlah Hotel
2.
Jumlah Penginapan
2011
2012
2013
2014
2015
6
6
6
8
9
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Minahasa Tenggara 2016 Disamping itu sarana ekonomi untuk mengerakan ekonomi masyarakat serta untuk penyerapan tenaga kerja (Hotel, dan Restoran serta perusahaan asuransi dan Bank Perkreditan Rakyat) masih kurang
dan belum ada di Kabupaten Minahasa
Tenggara
Lingkungan Hidup
NO 1
BAB II
Tabel 2.149 Fokus Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Lingkungan Hidup TAHUN URAIAN 2011 2012 2013 2014 Rumah tangga Pengguna pengguna air bersih
82,54
82,75
83,0
84,0
2015 84,3
Page II-134
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Keberhasilan indikator pembangunan Lingkungan Hidup adalah ketersediaan air
bersih yang digunakan oleh Rumah tangga. Jumlah Rumah tangga Pengguna pengguna air bersih di Minahasa Tenggara sampai 2015 adalah 84,3%.
Komunikasi dan Informatika Fasilitas listrik dan telepon Ketersediaan daya listrik Energi listrik sudah menjadi kebutuhan setiap orang dan pemenuhan kebutuhan listrik menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara. Pembangunan Komunikasi dan Informasi masih diperhadapkan dengan permasalahan yang ada dimana masih terbatasnya penyediaan akses komunikasi dan informatika, SDM yang kompeten dibidang tersebut yang masih terbatas. Menghadapi Perdagangan Bebas Kawasan Asia Tenggara yang mulai tahun 2015 Peningkatan
kualitas SDM dan penguasaan teknologi menjadi syarat mutlak
harus dilakukan oleh pemerintah nasional dan daerah berkerja sama dengan perguruan tinggi yang berada di daerah. Infrastruktur listrik dan telekomunikasi harus ditetapkan menjadi prioritas strategis nasional agar supaya kita tidak menjadi tamu di rumah sendiri. Tabel. 2.150 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Komunikasi dan Informatika N0
URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 Persentase rumah 1 tangga yang 97,37% 98.14 98,5 98,7 98,9 menggunakan listrik Saat ini di Indonesia masih kekurangan Daya Listrik termasuk di Minahasa
Tenggara, Sehingga pemanfaatan energi baru dan terbarukan menjadi hal yang penting. Dari tabel diatas dapat dilihat bawha Rumah Tangga yang menggunakan listrik sangat tinggi yaitu 98,9%.
Penduduk yang menggunakan HP/Telepon Peningkatan daya saing daerah dapat dilihat dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang terjadi pada suatu daerah. Salah satu indikator dalam melihat perkembangan teknologi komunikasi adalah dengan melihat seberapa banyak penduduk suatu daerah telah memiliki perangkat komunikasi berupa hand-phone (HP) dan telepon rumah biasa.
BAB II
Page II-135
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Tabel. 2.151 Persentase Rumah Tangga (RT) yang Menggunakan HP/Telepon Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013 2014
No 1.
Penduduk yang memiliki HP
2.
82.451
2015
95.695
99.765
105.740
125.740
Penduduk yang memiliki telepon 52 PSTN
55
55
55
55
3.
Total Jumlah penduduk yang memiliki HP/Telepon (1) + (2)
95.750
99.820
101.795
102.795
4.
Jumlah penduduk
5.
Persentase penduduk yang menggunakan HP/Telepon (3)/(4)X100
85.503 101.557 84
101.761
102.226
103.818
117.482
94,09
97,64
98,05
87,89
2.5.3 Fokus Iklim Berinvestasi Angka Kriminalitas Keamanan yang terjamin dan regulasi yang baik
serta penyederhanaan
prosedur perijinan sangat menentukan dalam peningkatkan iklim investasi dan usaha di Minahasa Tenggara Jika dilihat dari faktor keamanan dan ketentraman masyarakat Minahasa Tenggara pada dasarnya daerah ini merupakan daerah yang aman dan nyaman dengan kondisi masyarakat yang beragam baik dari factor suku, agama dan ras. Di Minahasa telah dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Minahasa Tenggara, dibentuk berdasarkan SK BupatiMinahasa Tenggara sebagai penjabaran dari Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama nomor 9 dan 8 Tahun 2006. Meskipun demikian harus diakui bahwa Minahasa Tenggara memiliki beberapa daerah rawan konflik di Kabupaten Minahasa Tenggara yaitu Kecamatan Tombatu, Tombatu Timur, Pasan dan Kecamatan Ratatotok. Sepanjang Tahun 2014 terjadi 4 kasus unjuk rasa, perkelahian antar kampung masih terjadi. Sedangkan sampai Juni ini keamanan relatif kondusif ini terbukti pada waktu pemilihan kepala desa di 34 Desa secara serentak di Minahasa Tenggara, tidak terjadi gejolak keamanan yang berarti, memang ada gangguan keamanan yang menyedot perhatian di Ratatotok, tapi itu telah ditangani dengan baik oleh Pemerintah, pihak berwajib dan masyarakat. Masalah yang cukup signifikan menjadi pemicu berbagai kasus kriminalitas adalah persoalan dan kekisruhan menyangkut ganti rugi tanah; pencurian dengan
BAB II
Page II-136
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
kekerasan; aksi traficing; belum seimbangnya antara lapangan kerja dengan tenaga kerja; pengangguran dan kemiskinan; miss interpretasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; berbagai penyakit masyarakat (minuman keras, narkoba, perkosaan, pencurian, dll) disamping adanya peningkatan suhu politik masyarakat yang terpengaruh terhadap kegiatan LSM tertentu mengekspresikan melalui aksi unjuk rasa/demonstrasi, dengan dalih memperjuangkan HAM, demokrasi, ketentraman, dan supremasi hukum.
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kondisi yang kondusif (aman dan tertib) suatu wilayah merupakan salah satu syarat untuk menarik investasi disamping prosedur dan proses perijinan yang tepat waktu. Menurunnya angka kriminalitas dan jumlah demo serta lebih singkatnya waktu penyelesaian perijinan diharapkan dapat mendukung iklim investasi di Kabupaten Minahasa Tenggara. Masalah yang cukup signifikan menjadi pemicu berbagai kasus kriminalitas adalah persoalan dan kekisruhan menyangkut ganti rugi tanah; pencurian dengan kekerasan; aksi traficing; belum seimbangnya antara lapangan kerja dengan tenaga kerja; pengangguran dan kemiskinan; miss interpretasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; berbagai penyakit masyarakat (minuman keras, narkoba, perkosaan, pencurian, dll) disamping adanya peningkatan suhu politik masyarakat yang terpengaruh terhadap kegiatan LSM tertentu mengekspresikan melalui aksi unjuk rasa/demonstrasi, dengan dalih memperjuangkan HAM, demokrasi, ketentraman, dan supremasi hukum.
No
URAIAN
1
Jumlah Demo
2
Angka kriminalitas
Tabel 2.152 Fokus Iklim Investasi TAHUN TAHUN 2011 2012 3
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
2
3
4
1
5,01
7
4,73
2,04
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Minahasa Tenggara 2016 Jika dibandingkan dengan tahun 2011 di Kabupaten
Minahasa Tenggara
tercatat demo yang dilakukan 3 kali, tetapi ditahun 2015 menurun hanya 1 kali demo, demikian juga dengan angka kriminalitas menurun dari 5,01 % di 2015, turun menjadi 2,04% tahun 2015. Hal tersebut tidak sampai mengganggu stabilitas politik
BAB II
Page II-137
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
dan keamanan di Kabupaten Minahasa Tenggara , sehingga para investor tidak perlu takut untuk tetap menanamkan modalnya di Kabupaten Minahasa Tenggara .
Tabel 2.153 Lama Proses Perijinan Kabupaten Minahasa Tenggara Jumlah Biaya resmi Lama mengurus NO Uraian persyaratan (rata-rata maks (hari) (dokumen) Rph) 1. SIUP 1 6 Gratis 2. TDP 1 6 Gratis 3. IUI 4. TDI 3 9 Gratis 5. IMB 13 11 46.315/m 6. HO 3 9 2.160.00 Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kab. Minahasa Tenggara 2016 Untuk meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan investasi maka lama proses perijinan di perpendek/dipangkas lewat penyederhanaan birokrasi melalui pelayanan perijinan satu pintu.
Peraturan Daerah Minahasa Tenggara Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif merupakan tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara karena menyangkut beberapa peraturan baik di tingkat pusat maupun daerah. Perbaikan iklim, investasi perlu dilakukan pemerintah daerah untuk menyikapi perbaikan di bidang peraturan perundang-undangan di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan birokrasi. Kondisi iklim investasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.154
Jumlah dan Macam Insentif Pajak dan Retribusi Daerah Yang Mendukung Iklim Investasi Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara Uraian 2011 2012 2013 2014
NO
2015
1.
Jumlah Pajak yang dikeluarkan
3
3
3
3
3
2.
Jumlah Insentif Pajak yang mendukung iklim investasi
3
3
3
3
3
3.
Jumlah Retribusi yang dikeluarkan
5
5
5
5
5
4.
Jumlah Retribusi yang mendukung iklim investasi
3
3
3
3
3
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kab. Minahasa Tenggara 2016 Tabel 2.150 Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha
BAB II
Page II-138
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] NO 1.
Uraian
Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012
Jumlah Perda terkait perijinan
2013
1
2014
2015
2
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu Kab. Minahasa Tenggara 2016 Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun dari Bupati. Apabila dalam satu kali masa sidang Bupati dan DPRD menyampaikan rancangan Perda dengan materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan Perda yang disampaikan oleh Bupati dipergunakan sebagai bahan persandingan. Program penyusunan Perda dilakukan dalam satu Program Legislasi Daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam penyiapan satu materi Perda. DPRD dan Pemerintah Daerah dalam menetapkan Perda harus mempertimbangkan keunggulan lokal /daerah, sehingga mempunyai daya saing dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerahnya. Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun dari Bupati. Apabila dalam satu kali masa sidang Bupati dan DPRD menyampaikan rancangan Perda dengan materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan Perda yang disampaikan oleh Bupati dipergunakan sebagai bahan persandingan. Program penyusunan Perda dilakukan dalam satu Program Legislasi Daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam penyiapan satu materi Perda. DPRD dan Pemerintah Daerah dalam menetapkan Perda harus mempertimbangkan keunggulan lokal /daerah, sehingga mempunyai daya saing dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerahnya. Selain sejumlah peraturan daerah, keputusan DPRD dan keputusan pimpinan DPRD, Sekretariat DPRD Kabupaten Minahasa Tenggara wajib memfasilitasi pelayanan aspirasi masyarakat. Aspirasi masyarakat yang dimaksud disini adalah delegasi unjuk rasa, surat pengaduan masyarakat dan hasil temuan lapangan DPRD.
BAB II
Page II-139
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
NO 1.
Uraian
Tabel 2.155 Jumlah Peraturan Daerah Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012
Peraturan Daerah
10
4
2013
2014
2015
5
12
7
Sumber : Bagian Hukum Sekretariad Daerah Kab. Minahasa Tenggara 2016
Status Des6 Tabel 2.156 Jumlah Desa Swasembada Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara 2011 2012 2013
No
Uraian
1.
Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya (Desa terbelakang adalah desa yang kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan juga kekurangan dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada di desanya. Biasanya desa terbelakang berada di wilayah yang terpencil jauh dari kota, taraf berkehidupan miskin dan tradisional serta tidak memiliki sarana dan prasaranan penunjang yang mencukupi.
2.
3.
Jumlah Desa/Keluarahan Swakarya (Desa sedang berkembang adalah desa yang mulai menggunakan dan memanfaatkan potensi fisik dan nonfisik yang dimilikinya tetapi masih kekurangan sumber keuangan atau dana. Desa swakarsa belum banyak memiliki sarana dan prasarana desa yang biasanya terletak di daerah peralihan desa terpencil dan kota. Masyarakat pedesaan swakarsa masih sedikit yang berpendidikan tinggi dan tidak bermata pencaharian utama sebagai petani di pertanian saja serta banyak mengerjakan sesuatu secara gotong royong Jumlah Desa/Keluarahan Swasembada (Desa maju adalah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya manusia dan
BAB II
2014
2015
105
102
99
96
93
39
42
45
48
51
Page II-140
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE] juga dalam hal dana modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa secara maksimal. Kehidupan desa swasembada sudah mirip kota yang modern dengan pekerjaan mata pencarian yang beraneka ragam serta sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk menunjang kehidupan masyarakat pedesaan maju 4. Jumlah Desa/Kelurahan Persentase Desa berstatus 5. swasembada dibagi jumlah desa/kelurahan (3)/(4) X 100
144
144
144
144
144
72,22
75,69
77,08
82,64
68,11
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kab. Minahasa Tenggara 2016
2.5.4 Fokus Sumber Daya Manusia Angka Pendidikan yang ditamatkan Tabel. 2.157 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas ijazah/ STTB yang dimiliki Tahun 2014 Ijazah/STTb Tertinggi yang dimiliki Diploma/STTB Kabupaten/Kota Regency/City
1 . Minahasa Tenggara
SMK
Diploma I/II
D III/ Sarjana Muda
5
6
7
8
D IV/ SD IV/ S1 ke atas1 ke atas 9
17,82
4,70
0,38
2,18
2,93
Tdk/Blm punya Ijazah SD
SD/MI/ PaketA
SLTP/MTs / Paket B
SMU/MA /Paket C
2
3
4
21,63
28,22
22,13
Jumlah
10 100,00
Sumber : BPS Sulut 2015 Peningkatan akses pendidikan tidak hanya dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal tetapi juga dilaksanakan melalui jalur pendidikan non formal. Wujud konkritnya adalah penuntasan buta aksara melalui jalur formal maupun informal. Selaras dengan kebijakan pendidikan nasional maka pemerintah Minahasa Tenggara melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pemberian bantuan kepada sekolah, pemberian beasiswa miskin dan berprestasi, pemberian dana bantuan operasional sekolah rintisan wajar 12 tahun, serta merehabilitasi gedung sekolah. Beradasarkan tabel diatas bahwa masyarakat Minahasa Tenggara memiliki ijazah yang terbanyak adalah SD, ini berarti bahwa tingkat pendidikan masyarakat Minahasa Tenggara banyak hanya lulusan Sekolah Dasar.
BAB II
Page II-141
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Rasio Ketergantungan Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam melakukan perencanaan pembangunan karena di dalam kelompok angkatan kerja terdapat kelompok penduduk yang bertindak sebagai pelaku ekonomi. Semakin besar jumlah tenaga kerja di dalam suatu daerah, semakin besar penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) maka akan jadi pengangguran. Disamping itu, semakin besar jumlah tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif, sebagai nilai rasio ketergantungan akan cenderung menurun, namun ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi. Indikator yang menggambarkan ketergantungan penduduk non produktif terhadap kelompok usia produktif adalah rasio ketergantungan. Kondisi yang timpang dengan kecenderungan besarnya kelompok usia non produktif akan menyebabkan tekanan di bidang ekonomi dan sosial. Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggung nya. Selain itu, penduduk berusia di atas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Meskipun tidak terlalu akurat, rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi. Tabel. 2.158 Rasio Ketergantungan Rasio Ketergantungan (%)
Penduduk Kelompok Umur No
1
Tahun
2011
BAB II
Jumlah Penduduk Usia 0-14 thn
Penduduk Usia 15-64 thn
Jumlah Penduduk Usia 65 thn keatas
Anak
Lansia
Total
31.212
64.929
5.434
48
8
56
Page II-142
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
2
2012
30.719
64.932
6.110
47
9
56
3
2013
29.539
66.451
6.236
44
9
53
4
2014
29.722
63.635
10.461
47
16
63
Sumber : MinahasaTenggara Dalam Angka 2015 Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’, yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi akibat beru-bahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk nonusia kerja kepada penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini memungkinkan bonus demografi tercipta karena meningkatnya suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan kualitas sumber daya manusia (human capital). Indonesia mempunyai potensi untuk memanfaatkan bonus demografi baik secara nasional maupun regional. Tingginya jumlah dan proporsi penduduk usia kerja Indonesia selain meningkatkan angkatan kerja dalam negeri juga membuka peluang untuk mengisi kebutuhan tenaga bagi negara-negara yang proporsi penduduk usia kerjanya menurun seperti Singapura, Korea, Jepang dan Australia.
Rasio
ketergantungan
atau
angka
beban
tanggungan
penduduk
Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2011 mencapai angka 56, ini berarti bahwa setiap 100 orang yang berusia produktif menanggung 56 orang usia belum produktif (usia 0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 keatas) demikian juga di Tahun 2014 total rasio ketergantungan naik menjadi 63 berarti setiap 100 orang berusia produktif menanggung 63 usia belum produktif dan usia tidak produktif. 2.2. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD sampai dengan Triwulan I (Satu ) Tahun 2016 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Perumusan strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2017, sebagaimana dituangkan dalam Perubahan RKPD ini, berpijak pada capaian kinerja pemerintah daerah sampai triwulan I (satu) tahun 2016, juga memperhatikan isu dan permasalahan strategis yang dihadapi daerah. Adapun capaian kinerja pemerintah daerah
berdasarkan
urusan pemerintahan daerah, program dan kegiatan yang
dilaksanakan sampai triwulan I (satu) tahun 2016, Program/kegiatan yang mengacu pada 3 (tiga) dimensi pembangunan sesuai RPJMN 2014-2019 yaitu dimensi Pembangunan
Sumber
Daya
Manusia
(Pendidikan,
Kesehatan,
Perumahan,
Mental/karakter), dimensi Pembangunan Sektor Unggulan (Kedaulatan Pangan, Kedaulatan energi dan Ketenagalistrikan, Kemaritiman dan Kelautan, Pariwisata dan
BAB II
Page II-143
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
Industri), Dimensi Pemerataan dan Kewilayaan (Antar kelompok pendapatan, Antar Wilayah : Desa, Pinggiran, Luar Jawa, Kawasan Timur) perlu terus dilanjutkan pada tahun 2017. Dengan Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan tahun 2017 sebesar 7,1% dimana angka realisasi dan penyesuaian target berada pada kisaran 5,5 – 5,9%, diharapkan nanti akan terjadi juga penurunan angka kemiskinan berada pada kisaran 8,5 – 9,5% dan angka pengangguran sebagaimana yang ditargetkan yaitu 5 – 5,3%. Disamping program/kegiatan yang mengarah kepada upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi, ada juga program/kegiatan yang mengarah langsung kepada upaya pengurangan angka kemiskinan dan menekan angka pengangguran, Peningkatan Pelayanan Dasar, Penyediaan Infrastruktur Dasar, Reformasi Birokrasi. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah yang meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajib/pilihan pemerintahan daerah, menyangkut realisasi capaian target kinerja keluaran kegiatan dan realisasi target capaian kinerja program terhadap target
BAB II
RKPD
tahun
2015
dapat
dijabarkan
sebagai
berikut:
Page II-144
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
BAB II
Page II-145
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
BAB II
Page II-146
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
BAB II
Page II-147
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
BAB II
Page II-148
[PE THE D
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
OCUMENT TITLE]
BAB II
Page II-149
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
Peraturan Presiden RI No. 2 tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019, mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan ekonomi yang lebih mandiri dan mendorong bangsa Indonesia ke arah yang lebih maju dan sejahtera, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2017 ditargetkan sebesar 7,1%. Untuk itu, pemerintah pusat akan mengupayakan langkah-langkah yang sungguh-sungguh dalam mendorong investasi, ekspor, konsumsi, maupun pengeluaran pemerintah. Beberapa kebijakan nasional yang harus diantisipasi dan dimanfaatkan oleh daerah sesuai RPJMN 2015-2019 antara lain : 1.
Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama Kawasan Timur Indonesia. a. Mendorong percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, sebagai penggerak utama pertumbuhan (engine of growth), di masing-masing pulau di Luar Jawa, terutama di wilayah koridor ekonomi, dengan menggali potensi dan keunggulan daerah. Industrialisasi/hilirisasi perlu didorong untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan yang mempunyai nilai tambah tinggi serta dapat menciptakan kesempatan kerja baru. b. Secara khusus akan dilakukan pula percepatan pembangunan ekonomi nasional berbasis maritim (kelautan) dengan memanfaatkan sumber daya kelautan dan jasa maritim, yaitu peningkatan produksi perikanan; pengembangan energi dan mineral kelautan; pengembangan kawasan wisata bahari; dan kemampuan industri maritim dan perkapalan. c. Keterkaitan antara pusat pertumbuhan wilayah dan daerah sekitarnya, perlu difasilitasi dengan infrastruktur wilayah yang terintegrasi dan terhubung dengan baik dan terpadu, khususnya infrastruktur jalan dan perhubungan, baik perhubungan laut maupun udara, termasuk jaringan informasi dan komunikasi, serta pasokan energi, sehingga tercipta konektivitas nasional, baik secara domestik
maupun
secara
internasional
(locally
integrated,
internationally
connected). Prioritas khusus akan diberikan pada peningkatan fungsi dan peran perhubungan laut untuk mewujudkan poros maritim dunia. BAB III
Page III-1
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
d. Peningkatan kemampuan SDM dan Iptek untuk mendukung pengembangan klaster-klaster industri sangat diperlukan. Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dan cerdas (skilled labor) merupakan modal utama untuk merintis terbangunnya proyek-proyek besar di setiap klaster industri. Untuk itu, perlu percepatan dan perluasan pembangunan SMK-SMK, politeknik, akademi komunitas, serta Balai Latihan Kerja (BLK). Untuk meperkuat daya saing industri manufaktur nasional, pembangunan Science dan Techno Park, sebagai center of excellence (kerjasama dunia usaha/swasta-Pemerintah- Perguruan tinggi)sangat diperlukan, terutama untuk mendorong tumbuhnya inovasi teknologi, khususnya untuk sektor pertanian dan industri. 2.
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Penghidupan yang Berkelanjutan, yang arah kebijakannya adalah : A. Pengembangan sektor unggulan dan potensi ekonomi lokal. a. Peningkatan produk unggulan dengan memanfaatkan SDA dan tenaga kerja setempat sehingga mendatangkan pendapatan penduduk; b. Pengembangan potensi lokal dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat kurang mampu; c.
Pengembangan usaha sektor pertanian dan perikanan, khususnya bagi petani dan nelayan kurang mampu;
d. Peningkatan
kerjasama
yang
melibatkan
pemerintah,
dunia
usaha,
perguruan tinggi dan masyarakat untuk meningkatkan akses kepada sumber penghidupan yang layak; B. Perluasan akses permodalan dan layanan keuangan melalui penguatan layanan keuangan mikro bagi masyarakat kurang mampu. a. Pengembangan dan penyempurnaan pola pengelolaan lembaga keuangan mikro, termasuk bentukan program-program pemberdayaan masyarakat; b. Melakukan konsolidasi dan sinkronisasi lembaga keuangan mikro dalam skema
pembiayaan
keuangan
dan
memperbaiki
kerangka
regulasi
pengembangan lembaga keuangan mikro, termasuk yang dikelola oleh masyarakat seperti Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM); c. Peningkatan peran dan kapasitas pemerintah daerah dalam pengembangan, pengelolaan, dan pembinaan lembaga keuangan mikro; d. Peningkatan kualitas dan jangkauan kredit berbasis penjaminan untuk mendukung pengembangan usaha-usaha produktif yang dijalankan; dan BAB III
Page III-2
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
e. Peningkatan kerjasama penyediaan pembiayaan melalui pola kemitraan usaha yang melibatkan kelompok masyarakat kurang mampu. C.
Peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat kurang mampu melalui peningkatan kualitas pendampingan. a. Pengembangan sistem dan mekanisme pendampingan, serta meningkatkan harmonisasi pendampingan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
masyarakat,
NGO/LSM,
perguruan
tinggi,
Tim
Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), maupun oleh pihak swasta lainnya. b. Pengembangan sistem pemberdayaan kapasitas dan keteram-pilan dalam pengelolaan keuangan keluarga, peningkatan motivasi, dan peningkatan keterampilan manajemen keluarga, keterampilan wirausaha, keterampilan kerja sesuai kebutuhan lokal; c. Intensifikasi pendampingan secara berkesinambungan me-nyangkut aspek aplikasi keterampilan yang telah dikembang-kan dan/atau aplikasi dalam pengembangan usaha; d. Mendorong peran pengusaha lokal, swasta skala besar, dan BUMN/BUMD untuk peningkatan kapasitas masyarakat miskin dalam wirausaha dan akses kepada kegiatan ekonomi produktif; dan e. Optimalisasi pemanfaatan lembaga pelatihan untuk mendu-kung peningkatan keterampilan melalui integrasi dengan kelembagaan dan program pemerintah daerah. D.
Optimalisasi aset-aset produksi secara memadai bagi masyarakat kurang mampu sebagai modal dasar bagi pengembangan penghidupan. a. Mengoptimalkan pengelolaan aset tanah melalui program reforma aset, kepemilikan tanah terutama bagi petani gurem secara selektif, disertai pembinaan yang memadai sebagai sumber penghidupan yang layak; b. Melakukan inventarisasi kebutuhan pengembangan lahan penduduk miskin agar dapat diketahui secara pasti upaya-upaya apa saja yang masih perlu dan bisa dilakukan oleh para pihak dalam mendukung optimalisasi pengelolaan lahan tersebut; c. Koordinasi dan harmonisasi peran para pihak di tingkat pusat dan daerah dalam
mendukung
pengembangan
lahan
penduduk
miskin
secara
maksimal; BAB III
Page III-3
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
d. Evaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana upaya-upaya tersebut berjalan dan mendiskusikan kembali dengan para pihak terkait inovasiinovasi apa yang masih mungkin dilakukan sebagai jalan keluar bagi peningkatan penghidupan masyarakat miskin secara lebih baik. 3.
Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional, dicapai melalui: a. peningkatan agroindustri, hasil hutan dan kayu, perikanan, dan hasil tambang; b. Akselerasi pertumbuhan industri manufaktur; c. Akselerasi pertumbuhan pariwisata; d. Akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif; serta e. Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
3.1 ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH. 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah 2015 dan Perkiraan Tahun 2016 Perubahan metode perhitungan PDRB yakni perubahan tahun dasar dari tahun 2000 menjadi tahun 2010 dan perubahan jumlah sektor, dari 9 sektor menjadi 17 sektor membuat perubahan dalam hasil perhitungan PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara.
Beberapa sektor termasuk sektor pertanian mengalami
perubahan karena perburuan dimasukkan atau disatukan dengan pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB adalah yang terbesar, jauh melampaui kontribusi sektor kedua terbesar dari sektor konstruksi mencapai 20,33
yang
persen yang meningkat dari 18,30 persen pada tahun 2013.
Serapan tenaga kerja di sektor industri meningkat dari 5,00 persen pada 2013 menjadi 7,99 persen pada 2014. Sektor industri pengolahan meningkat serapan tenaga kerjanya dari 11,62 persen menjadi 17,82 persen sementara kontribusinya terhadap PDRB dari 11,14 persen menjadi hanya 4,95 persen.
Sektor
perdagangan dan sektor jasa adalah penyerap tenaga kerja terbesar berikutnya, yakni masing-masing 17 dan 12 persen. Sektor industri secara drastis menurun kontribusinya padahal jumlah tenaga kerjanya meningkat drastis. Hal ini memberikan indikasi bahwa produktivitas sektor industri masih sangat rendah. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan komitmen untuk menetapkan kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja sektor industri.
BAB III
Page III-4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Dalam jangka panjang, sektor industri (pengolahan) perlu meningkat kontribusinya terhadap PDRB melalui peningkatan produksi dan produktivitasnya. Hal ini memerlukan investasi yang meningkat secara memadai. Fakta bahwa sektor industri sangat kecil kontribusinya terhadap perekonomian daerah hendaknya tidak menyurutkan niat untuk mengembangkannya, tetapi seharusnya menjadi pemacu upaya serius untuk mengembangkannya karena sektor industri memiliki potensi yang besar untuk menjadikan ekonomi suatu daerah dan negara maju. Tidak ada negara maju yang lemah industrinya dan tidak ada negara yang industrinya maju tidak menjadi negara maju. 3.1
Pertumbuhan Sektoral Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi penting untuk dikaji agar dapat diketahui
perkembangan perekonomian secara sektoral atau terinci sehingga dengan demikian dapat diketahui sektor mana yang tumbuh cepat, sedang ataupun lambat. Hasil kajian pertumbuhan sektoral dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Pertumbuhan Sektoral Perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara (%) Tahun
Industrial Origin
RataRata
2012
2013
2014
Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan
4.84
4.72
5.16
4.91
Pertambangan dan Penggalian
6.07
6.81
6.47
6.45
Industri Pengolahan
6.70
8.78
8.54
8.00
17.38
29.71
9.73
18.94
2.66
1.52
1.06
1.75
8.40
8.59
8.44
8.47
6.61
5.56
6.31
6.16
Transportasi dan Pergudangan
7.21
6.78
6.91
6.97
Penyediaan Akomodasi Makan Minum
6.71
6.21
7.23
6.71
Informasi dan Komunikasi
7.03
6.37
6.58
6.66
Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan besar dan Eceran, Reparasi Sepeda dan Mobil
BAB III
Page III-5
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Jasa Keuangan dan Asuransi
5.90
9.93
3.98
6.60
Real Estate
7.12
6.08
6.84
6.68
Jasa Perusahaan
6.97
4.13
6.77
5.96
5.25
6.70
6.27
6.07
Jasa Pendidikan
6.37
6.55
6.58
6.50
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
6.65
6.81
7.15
6.87
Jasa Lainnya
6.45
7.55
7.39
7.13
PDRB/PDRB Tanpa Migas
6.32
6.45
6.61
6.46
Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
Sumber : Pengolahan Data
Berdasarkan data yang tersaji dalam Tabel 3.1 maka sektor ekonomi atau Industrial Origin yang memiliki pertumbuhan yang paling tinggi adalah pengadaan listrik dan gas dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 18,94 %. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang tinggi juga adalah sektor konstruksi dengan pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 8.47 %. Sektor indusri pengolahan memiliki pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 8 %. Sektor ekonomi jasa lainnya juga memiliki pertumbuhan rata-rata per tahun yang cukup tinggi yakni sebesar 7,13 %. Sektor–sektor ekonomi yang lain memiliki laju pertumbuhan rata-rata yang hampir sama per tahunnya yakni berkisar antara 6 %-7 %. Namun Sektor pertanian,kehutanan, dan perikanan memiliki laju pertumbuhan yang tergolong lambat yakni rata-rata per tahun 4,91. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan terendah adalah sektor Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang yang hanya memiliki laju pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 1,75 %. 3.2
Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara dalam tiga tahun
terakhir dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
BAB III
Page III-6
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Grafik 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara
Sumber : Pengolahan Data
Hasil olahan data yang tersaji dalam Grafik 4.1 menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki trend pertumbuhan yang terus meningkat setaipa tahunnya. Tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 6,32 %. Tahun 2013 meningkat menjadi 6,45 % dan Tahun 2014 kembali meningkat menjadi 6,61 persen. Trend laju pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat ini mengandung makna bahwa kegiatan perekonomian di Kabupaten Minahasa Tenggara dalam tiga tahun terakhir semakin meningkat dan terus berkembang secara positif. 3.3
Struktur Ekonomi Struktur ekonomi dalam kajian ini dianalisis dengan melihat besaran kontribusi
atau determinasi sektor-sektor ekonomi terhadap perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara dalam empat tahun terakhir (2011-2014). Hasilnya adalah sebagai berikut :
BAB III
Page III-7
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Sumber : Pengolahan Data
Grafik 3.2 Kontribusi Sektoral Terhadap Perekonomian Kabupaten Minahasa (rata-rata per tahun - %)
Berdasarkan gambaran yang tersaji dalam Grafik 4.2 maka dapat dilihat bahwa sektor ekonomi yang memiliki kontribusi terbesar adalah sektor pertanian,kehutanan,dan perikanan dengan besaran kontribusi atau share rata-rata per tahun sebesar 31,96 % terhadap total perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara. Sektor ekonomi yang juga memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian adalah sektor konstruksi dengan kontribusi rata-rata per tahun sebesar 20,21 %. Sektor ekonomi yang lain memiliki kontribusi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kedua sektor ekonomi tersebut diatas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam empat tahun terakhir struktur ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara masih bertumpu pada sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan turunannya dimana peran sektor ini adalah yang paling besar dalam perekonomian. Peran sektor konstruksi yang cukup besar dalam perekonomian memberi makna bahwa pembangunan konstruksi gedung-gedung terutama gedung milik pemerintah berlangsung pesat seiring terbentuknya Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun
2007.
Juga
pembangunan
sarana
dan
prasarana
fisik
lainnya
seperti
jalan,jembatan, talud, gorong-gorong dan lain sebagainya menjadi sangat penting sebagai sarana dasar dalam menunjang pembangunan ekonomi dan pembangunan wilayah secara umum. Inilah yang menyebabkan kontribusi sektor konstruksi cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Minahasa Tenggara. BAB III
Page III-8
3.4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Pendapatan Per Kapita Pendapatan per kapita Kabupaten Minahasa Tenggara dikaji melalui pendekatan
besaran nilai ekonomi per tahun melalui Produk Domestik Regional Bruto Nominal terhadap jumlah penduduk. Hasil kajian adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Pendapatan Per Kapita Masyarakat Di Kabupaten Minahasa Tenggara Pendapatan Per Kapita Per Tahun (Rp)
Pendapatan Per Kapita Per Bulan (Rp)
2011
22,852,287.47
1,904,357.29
2012
25,232,673.62
2,102,722.80
2013
27,960,985.46
2,330,082.12
2014
30,827,737.96
2,568,978.16
Tahun
Sumber : Pengolahan Data
Hasil kajian dalam Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara dari tahun 2011 hingga 2014 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kenaikan pendapatan per kapita berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Asumsi yang digunakan adalah jika pendapatan per kapita meningkat maka tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. 3.5
Kemiskinan Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam pembangunan ekonomi. Tinggi
rendahnya tingkat kemiskinan dalam suatu wilayah berkaitan erat dengan keberhasilan pembangunan ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini mengandung arti bahwa pemerintah daerah
harus
mampu
mengurangi
tingkat
kemiskinan
dalam
setiap
periode
pembangunan. Tingkat kemiskinan yang tinggi menggambarkan bahwa masih banyak penduduk yang hidup terkungkung oleh kemiskinan dan berada dalam standard hidup yang rendah. Sebaliknya tingkat kemiskinan yang rendah menggambarkan bahwa semakin banyakpenduduk yang memiliki kehidupan yang lebih layak dan telah mampu keluar dari tekanan kemiskinan. Hasil kajian mengenai kemiskinan di Kabupaten Minahasa Tenggara adalah sebagai berikut :
BAB III
Page III-9
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Grafik 4.3 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Minahasa Tenggara (%)
Sumber : BPS Minsel-Mitra-Data diolah,2015
Grafik 3.3 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Kabupaten Minahasa Tenggara dari tahun 2007 hingga 2014 memiliki tren yang cenderung mengalami penurunan. Tahun 2007 tingkat kemiskinan berada pada 22,21 %, namun seiring pertambahan periode pembangunan, tingkat kemiskinan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tingkat kemiskinan yang terendah
adalah 14,24% di tahun 2012. Berdasarkan hasil
yang tersaji dalam grafik 3.3 ini maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi di Kabupaten Minahasa Tenggara mampu menurunkan tingkat kemiskinan dalam tujuh tahun terakhir. 3.6
Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran yang tinggi di suatu daerah menunjukkan kemampuan
penyerapan lapangan kerja lebih kecil dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja atau pencari kerja yang ada di di daerah tersebut. Tingkat pengangguran terbuka yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
BAB III
Page III-10
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Grafik 3.4 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Minahasa Tenggara
Sumber : BPS Minsel-Mitra-Diolah
Berdasarkan data yang tersaji dalam Grafik 4.4 maka tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Minahasa Tenggara dari tahun 2011 hingga 2014 terus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa peluang kerja selama empat tahun terakhir semakin meningkat dan daya serap lapangan kerja yang ada juga meningkat. 3.7.
Inflasi Kecenderungan kenaikan harga secara terus menerus atau inflasi merupakan
penyakit makro ekonomi yang harus dipantau dan terus dijaga agar tetap berada pada kisaran yang normal sesuai kondisi perekonomian. Inflasi di Kabupaten Minahasa Tenggara dapat diestimasi melalui besaran inflasi di Kota Manado sebagai Kota yang menjadi acuan penghitungan inflasi di Sulawesi Utara. Tabel 3.3 Estimasi Inflasi di Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan Inflasi Kota Manado
BAB III
Tahun
Inflasi (%)
2012
6.04
2013
8.12
Page III-11
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
2014
9.67
Sumber : BPS Sulut, 2015
Inflasi di Kabupaten Minahasa Tenggara diestimasi tidak akan jauh berbeda dengan besaran inflasi di Kota Manado sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 3.3. Beberapa faktor dapat dianggap memicu inflasi di kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2015 antara lain berkaitan dengan rencana pemerintah pusat seperti tekanan menurunkan subsidi, rencana kenaikan tarif listrik dan BBM, peluang peningkatan investasi, dan spirit ekonomi kerakyatan. Secara internal berkaitan dengan kondisi di Kabupaten Minahasa Tenggara, maka kondisi alam dan iklim berupa kemarau yang cukup panjang baru-baru ini dan kondisi lautan yang bergelora akan memicu terjadinya kenaikan harga. 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2017 dan Tahun 2018 Dalam penelitian mengenai Daya Saing Daerah oleh Lembaga Penelitian Universitas Indonesia (LP-UI) tahun 2014, dengan teknik analisis daya saing Multy Sectoral Analysis (MSA) menggunakan 12 komponen pembentuk daya saing di 15 kabupaten/kota di Sulut memperlihatkan bahwa komponen Letak Geografis, Kesehatan dan Pendidikan Dasar, serta Perguruan Tinggi dan Pelatihan merupakan komponen unggulan di berbagai kabupaten/kota. Sementara itu, Pasar Tenaga Kerja merupakan komponen yang paling lemah. Sektor ketenagakerjaan
perlu
mendapat
perhatian
utama dalam strategi
peningkatan saya saing seluruh kabupaten/kota se-Sulut, sedangkan letak geografis yang strategis harus dimanfaatkan lebih baik, dimana Sulut bisa menjadi pintu gerbang Indonesia ke arah pasar di wilayah Pasifik.
BAB III
Page III-12
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Gambar 3.1 Indeks Daya Saing 12 Aspek Minahasa Tenggara
Sumber : Bank Indonesia Tahun 2014
Analisis daya saing MSA menggunakan 7 komponen pembentuk daya saing di 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara menunjukkan komponen yang paling sering banyak muncul di berbagai daerah sebagai komponen unggulan adalah Kolaborasi Sektoral, Kolaborasi Institusi dan Kemungkinan Pengembangan Pasar. Sementara itu, komponen terlemah yang paling sering muncul di berbagai daerah adalah Risiko Wilayah dan Potensi Ekonomi. Gambar 3.2 Indeks Daya Saing 7 Aspek Minahasa Tenggara
BAB III
Page III-13
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Sumber : Bank Indonesia Tahun 2014
Dari gambaran hasil penelitian tersebut di atas maka tantangan Kabupaten Minahasa Tenggara adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja
serta pengembangan
industri pengolahan sebagai penggerak ekonomi. Dengan memperhatikan perkembangan perekonomian regional dan nasional serta kebijakan ekonomi Minahasa Tenggara pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 6,65 %. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini dapat dicapai dengan meningkatkan produksi pada sektor primer seperti produksi pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan/galian. Sedangkan sektor sekunder seperti industri pengolahan akan mulai digenjot dengan memanfaatkan pengolahan hasil-hasil potensi daerah seperti hasil pertanian, perkebunan dan perikanan untuk mempertinggi daya saing dan memberikan nilai tambah bagi daerah. Pada
tahun
2017
prospek
perekonomian
Kabupaten
Minahasa
Tenggara
diperkirakan akan lebih baik dengan langkah-langkah : 1. Landasan
ekonomi diharapkan dari pengembangan agrobisnis sektor utama yaitu
sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pariwisata. Khusus untuk pertanian (kelapa) Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah menetapkan bahwa industri pengolahan kelapa sebagai kompetensi inti industri Kabupaten Minahasa Tenggara dengan Permen Perindustrian Nomor : 142/MIND/PER/12/2012 tentang Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten Minahasa Tenggara dengan mendorong terwujudnya sinergi hulu dan hilir (backward & forward linkage) industri kopra dan minyak goreng kelapa serta BAB III
Page III-14
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
terwujudnya by product (produk samping) termasuk upaya pengembangan teknologi pengolahan kopra putih. 2. Meningkatnya investasi swasta baik investor lokal maupun asing yang didukung dengan upaya peningkatan ketersediaan ketenaga kerjaan yang berkualitas, penyediaan sarana dan prasarana berupa infrastruktur Dasar dan ketersediaan energi,
serta pengembangan layanan managemen birokrasi pemerintah yang
memberikan kemudahan berusaha (easy business) agar dapat meningkatkan daya saing terutama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016. 3. Berkembangnya iklim usaha perdagangan non konvensional, pengembangan perdagangan antar wilayah khususnya mendorong pengembangan ekonomi daerah yang lebih merata dan berkelanjutan, peningkatan upaya pembinaan terhadap usaha dagang kecil menengah khususnya penataan pedagang informal dan penciptaan usaha pemula (startup company) ; 4. Terjaganya daya beli masyarakat dengan mengembangkan sektor unggulan antara lain pengembangan pariwisata daerah melalui pengembangan enabler rantai nilai pariwisata berupa penyelenggaraan promosi dan pembinaan usaha lokal dan pengembangan destinasi wisata berupa pembangunan infrastruktur pendukung, promosi investasi di tujuan wisata, pengembangan wisata bahari, pengembangan desa wisata selain itu juga dikembangkan Ekonomi Kreatif masyarakat yang mencakup kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi. 3.2. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. 3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Berdasarkan amanat Undang Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pemberian sumber keuangan
Negara
kepada
Pemerintah
Daerah
dalam
rangka
pelaksanaan
Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah. Dana Transfer ke Daerah terdiri dari : (a) Dana Perimbangan; (b) Dana Otonomi Khusus; dan (c) Dana Transfer lainnnya. Dukungan fiskal dari pemerintah pusat untuk pengembangan ekonomi daerah tercermin dari transfer Dana Perimbangan dan Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus. Dukungan fiskal dari pemerintah pusat kepada Kabupaten Minahasa Tenggara pada BAB III
Page III-15
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
tahun 2016 menunjukan peningkatan dibandingkan tahun 2015, yang tercermin dari peningkatan
alokasi Dana Perimbangan dan Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus
yang meningkat dari Rp. 543.661.223.000,00 menjadi Rp. 614.017.404.000,00 untuk tahun
2017
diproyeksikan
akan
mengalami
penigkatan
menjadi
Rp.
644.718.274.200,00 atau sebesar 4,99%. Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan penerimaan daerah lainnya. Kebijakan pendapatan daerah Kabupaten Minahasa Tenggara tahun pada tahun 2017 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 4 % s/d 5 %. Pertumbuhan komponen pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti. Untuk Dana Perimbangan, komponen Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak adalah unsur yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh nantinya. Sedangkan untuk lain-lain pendapatan daerah yang sah, komponen bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya yang menunjang pendapatan daerah. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah dalam Pendapatan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 diperkirakan sebesar 1,7%. Masih kecilnya kontribusi Pendapatan Asli Derah
di Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan barometer
tingkat kemandirian daerah
dalam menjalankan amanat otonomi daerah, sesuai
dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengharuskan Pemerintah Daerah secara terus menerus berupaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah, secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang menjadi subyek Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, pemberian sumber keuangan
Negara
kepada
Pemerintah
Daerah
dalam
rangka
pelaksanaan
Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah. Dana Transfer ke Daerah terdiri dari : (a) Dana Perimbangan; (b) Dana Otonomi Khusus; dan (c) Dana Transfer lainnnya.
BAB III
Page III-16
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Perhitungan alokasi dana perimbangan dilakukan dengan menggunakan formula, kriteria dan prosentase tertentu sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. a. Dana Bagi Hasil Alokasi Dana Bagi Hasil ditujukan untuk mengurangi ketimpangan fiskal vertikal (vertical fiscal imbalance) antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Prinsip yang digunakan adalah by origin , yakni daerah penghasil mendapatkan bagian (prosentase) yang lebih besar, sementara daerah lain dalam satu provinsi mendapatkan bagian berdasarkan pemerataan. Prinsip lainnya adalah berdasarkan realisasi Penerimaan Negara Pajak (PNP) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dana Bagi Hasil terdiri dari : i. DBH Pajak yaitu PBB (selain PBB Perkotaan dan Perdesaan), PPh pasal 21 dan 25/29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (WPOPDN) ii. DBH Cukai Hasil Tembakau (CHT) iii. DBH Sumber Daya Alam (SDA) terdiri dari Kehutanan, Pertambangan Umum, Perikanan, Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas Bumi b. Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Umum dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Jumlah alokasi DAU sekurang kurangnya 26 persen dari Pendapatan Dalam Negeri Netto yang ditetapkan dalam APBN sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. Sasaran yang ingin dicapai DAU pada tahun 2017 adalah peningkatan kualitas belanja daerah dalam hal penyediaan dan pengelolaan pelayanan public serta infrastruktur dasar antara lain dengan menggunakan prinsip non hold harmless. c.
Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Alokasi Khusus dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
BAB III
Page III-17
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
prioritas nasional. Sasaran yang ingin dicapai adalah terbantunya daerah dalam membiayai kebutuhan sarana dan prasarana dasar serta mendorong percepatan pembangunan daerah. Tiga kriteria alokasi DAK ke daerah yaitu: (i) kriteria umum, dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah yang dicerminkan dari penerimaan umum APBD setelah dikurangi belanja PNSD; (ii) kriteria khusus, dirumuskan
berdasarkan
peraturan
perundang
undangan
yang
mengatur
penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah; (iii) kriteria teknis, disusun berdasarkan indikator kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK, yang dirumuskan melalui indeks teknis oleh kementrian terkait. Pada tahun 2016, dilakukan restrukturisasi bidang DAK yang mencakup dua kelompok yaitu DAK Pelayanan Dasar dan DAK Non Pelayanan Dasar dengan rincian 14 bidang, sehingga lebih fokus dan berdampak signifikan. Pemerintah akan memperhatikan pengalokasian DAK kepada daerah daerah tertinggal, perbatasan, terluar, terpencil, pesisir dan kepulauan, bersinergi dengan dana dana kementrian dan lembaga. Dana transfer lainnya merupakan komponen dana
transfer ke daerah selain dana
perimbangan dan dana otonomi khusus yang bertujuan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan pemerintah pusat, penguatan desentralisasi fiskal, mendukung percepatan pembangunan di daerah dan mendukung pencapaian atas target pembangunan nasional. Dana Transfer lainnya terdiri dari 7 (tujuh) komponen yaitu : (1) Dana Keistimewaan D.I Yokyakarta; (2) Tunjangan Profesi Guru PNSD; (3) tambahan Penghasilan Guru PNSD; (4) Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (5) Dana Insentif Daerah; (6) Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2); dan (7) Dana Darurat. Kebijakan Pengalokasian Dana Transfer ke Daerah pada tahun 2017 akan difokuskan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar bagi masyarakat, terutama seiring dengan penerapan kebijakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah sekaligus mendorong peningkatan kemandirian daerah melalui optimalisasi potensi ekonomi. Hal ini terkait dengan peningkatan local taxing power guna memperbesar sumber pendapatan daerah, terutama pasca dilaksanakannya devolusi Pajak Bumi dan Bangunan untuk Perkotaan dan Perdesaan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. BAB III
Page III-18
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Arah Kebijakan Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam RKP
tahun
2017 adalah : 1. Meningkatkan
kapasitas
fiskal
daerah
dalam
rangka
penyelenggaraan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah; 2. Mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintah Pusat dan Daerah dan mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar daerah; 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antar daerah; 4. Memprioritaskan
penyediaan
pelayanan
dasar
di
daerah
tertinggal,terluar,terpencil,terdepan dan pasca bencana; 5. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dasar; 6. Mendorong kualitas pengelolaan keuangan daerah yang lebih efesien,efektif, transparan dan akuntabel; 7. Meningkatkan kualitas pengalokasian Transfer ke daerah dan dana desa dengan tetap memperhatikan akuntabilitas dan transparansi; 8. Meningkatkan kualitas dan pemantauan dan evaluasi Dana Transfer ke daerah dan Dana Desa 9. Mengalokasikan Dana Desa kepada Kabupaten/Kota sesuai Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa, berdasarkan jumlah desa dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah dan tingkat kesulitan geografis melalui mekanisme transfer. 3.3.2
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
3.3.2.1
Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. Kebijakan pemerintah yang bersifat khusus dibidang pendapatan daerah, landasan hukumnya ialah : BAB III
Page III-19
a.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Undang-Undang nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang
nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 nomor 126, Tambahan Lembaran Negara nomor 3984); b.
Undang-Undang nomor 19 tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3987);
c.
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5049);
d.
Peraturan Direktur Pajak nomor Per-60/PJ/2010 tanggal 17 Desember 2010 tentang Tata Cara Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai Dasar Pengenaan PBB;
e.
Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara nomor 05 Tahun 2011 tentang PBB-P2;
f.
Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah;
g.
Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara nomor 6 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum;
h.
Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara nomor 7 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha;
i.
Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara nomor 8 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu;
j.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 91 tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak.
k.
Peraturan Pemerintah nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 135 Tambahan Lembaran Negara nomor 4049)
Arah Kebijakan Pendapatan Daerah A. Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui Program Ekstensifikasi dan Intensifikasi : BAB III
Page III-20
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
1. Meningkatkan
penerimaan
pendapatan
daerah
melalui
pendataan
berkelanjutan. 2. Meningkatkan potensi Sumber Pendapatan Daerah baik Pajak dan Retribusi daerah. 3. Meningkatkan kerja sama dengan Dipenda Provinsi dan Pemerintah Pusat c.q KPP Pratama Kotamobagu dalam Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak. 4. Merevisi Perda terkait Perubahan NJOP. B. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui perbaikan Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana dengan : 1. Meningkatkan pengetahuan petugas pajak tentang tata cara pemungutan pajak. 2. Meningkatkan pengetahuan melalui Diklat PPNS Pajak dan Retribusi untuk penyelesaian Piutang Pajak dan Retribusi. 3. Meningkatkan pelayanan langsung kepada masyarakat melalui penyediaan mobil keliling dan Pajak Corner. 4. Meningkatkan pelayanan melalui pengguna SIMDA Pendapatan dan SIMPD (Pajak Daerah dan PBB-P2). 5. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui ketersediaan Gedung Kantor yang Representatif. C. Meningkatkan Pendapatan PAD melalui penerapan Sistem Online dengan meningkatkan penguasaan sistem pengelolaan yang berbasis IT D. Meningkatkan kesadaran masyarakat atas kewajiban terhadap perpajakan dan retribusi pelayanan yang disiapkan dengan : 1. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan serta penilaian terhadap Wajib Pajak. 2. Meningkatkan potensi-potensi yang ada disesuaikan dengan data Realisasi dan Proyeksi. Pungutan pajak daerah diatur dengan Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi daerah maka daerah diberikan kewenangan untuk memungut 11 (sebelas) jenis pajak yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah. Dari sebelas jenis pajak kewenangan daerah, delapan jenis pajak yang ditargetkan yakni : 1. BAB III
Pajak Hotel sebesar Rp. 1.000.000 Page III-21
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
2.
Pajak Restoran sebesar Rp. 360.000.000
3.
Pajak Reklame sebesar Rp.20.000.000
4.
Pajak Penerangan Jalan sebesar Rp. 1.189.800.000
5.
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebesar Rp. 428.200.000
6.
Pajak Sarang Burung Walet sebesar Rp.4.000.000
7.
Pajak Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebesar Rp. 30.000.000
8.
Pajak Bumi dan Bangunan Daerah Perdesaan dan Perkotaan sebesar Rp. 1.200.000.000. Mengingat pentingnya pajak bagi peningkatan keuangan daerah untuk mencapai
tujuan tersebut maka pemerintah daerah melakukan berbagai macam usaha. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu dengan melakukan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang didasari dengan dialihkannya kewenangan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dan dituangkan dalam Undang – Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pasal 182. Pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah merupakan suatu bentuk tidak lannjut kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Hal ini adalah titik balik dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan. Dengan pengalihan ini maka kegiatan proses pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan/ penagihan dan pelayanan Pajak Bumi dan Banguan Perdesaan dan Perkotaan akan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Tujuan pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan menjadi pajak daerah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah : 1.
Meningkatkan akuntabilitas penyelenggaran otonomi daerah
2.
Memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan pungutan baru (menambah jenis pajak daerah da retribusi daerah)
3.
Memberikan kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi dengan memperluas basis pajak daerah
4.
Memberikan kewenanan kepada daerah dalam penetapan taif pajak daerah.
5.
Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan pada daerah.
BAB III
Page III-22
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Pajak mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan, karena pajak merupakan sumber pendapatan
untuk
membiayai
semua
pengeluaran
termasuk
pengeluaran
pembangunan. Hampir dalam setiap proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah selalu didengungkan bahwa proyek yang dibangun dibiayai dari dana pajak yang telah dikumpulkan dari masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut selayaknya setiap individu dalam masyarakat dapat memahami dan mengerti akan arti dan pentingnya peran pajak dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal – hal tersebut maka pajak mempunyai beberapa fungsi diantaranya : 1. Fungsi anggaran (Budgeter) 2. Fungsi mengatur (Regulerand) 3. Fungsi demokrasi 4. Fungsi redistribusi. Cara pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 (tiga) stelsel yaitu : 1. Stelsel nyata (riil stelsel) 2. Stelsel anggapan (Fictive stelsel) 3. Stelsel campuran. Arah pembangunan dibidang perpajakan tentu selain dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan
perekonomian
juga
untuk
menumbuhkan
kepercayaan
masyarakat. Dengan meningkatkan kesejahteraan, dukuungan sarana dan prasarana, termasuk proses peradilan pajak yang cepat dan murah serta adanya pengawasan yang efektif dari masyarakat umumnya maka telah dilakukan perubahan sistem perpajakan lama dari official Assesment System menjadi Self Assesment System sehingga dengan Self Assesment System, Pemerintah iingin memberikan kepercayaan penuh kepada masyarakat wajib pajak untuk melakukan kewajiban perpajakannya sendiri dengan cara menghitung sendiri, menyetor jumlah pajaknya sendiri, serta mengisi dan melaporkan laporan pajaknya sendiri sesuai perhituungan dan data yang dimiliki sendiri oleh wajib pajak. Masih tingginya realisasi dan target pendapatan Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara terhadap dana perimbangan dimana pada tahun 2016 ditetapkan 614.017.404.000,00 atau sebesar 82,8 % dari total pendapatan
Rp.
yaitu sebesar Rp.
768.562.788,963,00 menunjukan bahwa peran dana pusat masih cukup tinggi dibandingkan dengan target Pendapatan Asli Daerah Rp. 12.572.300.000,00 atau BAB III
Page III-23
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
sebesar 2,27% dan dana transfer otonomi khusus Rp 46.217.558.000,00 atau sebesar 9,9%. Kebijakan pendapatan Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2017 dalam pembentukan pendapatan daerah masih menempatkan dana perimbangan dengan porsi terbesar yaitu bernilai Rp. 714.776.351.905.00 atau sebesar 82,8% dari total
target
pendapatan
yaitu
Rp.
914.811.699.285,00
meningkat
Rp.
100.758.947.905,00 atau naik sebesar 15% dibandingkan dana perimbangan tahun 2016. Dana otonomi khusus daerah Rp. 46.217.558.000,00 atau sebesar 6,8% dari total target pendapatan, meningkat sebesar Rp. 9.705.687.180,00 dibandingkan dana otonomi khusus daerah tahun 2016.
atau 10%
PAD ditargetkan Rp
12.572.300.000,00
BAB III
Page III-24
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Tabel 3.7 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014 s.d tahun 2018 JUMLAH (Rp) NO.
URAIAN
Realisasi
Realisasi
Tahun 2014
Tahun 2015
12,572,300,000.00
Proyeksi
Tahun 2017
Tahun 2018
13.572.300.000.00
14.572.300.000,00
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.1
Pajak daerah
3.148.358.311,00
3,846,503,992.00
3,033,000,000.00
3.033.000,000.00
3.033.000,000.00
1.2
Retribusi daerah
1.596.832.400,00
911,266,554.00
539,300,000.00
539,300,000.00
539,300,000.00
1.3
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
0,00
0.00
0.00
0.00
1.4
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
9.888.142.338,08
9.000,000,000.00
10.000,000,000.00
10.000,000,000.00
2
DANA PERIMBANGAN
2.1
Dana bagi hasil bukan pajak
2.2
Dana alokasi umum
BAB III
468.194.580.839,00 hasil
17.620.813.839,00 400.661.737.000,00
13,605,648,046.00
Proyeksi
1
pajak/Bagi
14.633.333.049,08
Tahun 2016
0.00 8,847,877,500.00 543,661,223,000.00 16,897,424,000.00
614.017.404.000.00 16,897,424,000,00
385,145,539,000.00
413,040,720,000,00
Page III-25
714.776.351.905.00
750.515.169.500,25
19,608,177,050.00
20.588.585.902,50
487.209.106.835.00
511.569.562.176,75
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
2.3
Dana alokasi khusus
49.912.030.000,00
3
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
3.1
Hibah
3.2
Dana darurat
3.3
Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya
12.818.893.493,00
3.4
Dana Penyesuaian Khusus
51.872.457.000,00
3.5
Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda lainnya
0,00
3.7
Dana Desa
0,00
3.8
Pendapatan lainnya :
dan
71.304.330.651,00
Otonomi
JUMLAH
BAB III
:
184,079,260,000,00
141,618,260,000.00 88.106.655.607.00
141.973.084.963,00
207.959.068.020.00
186.463.047.380,00
218.367.021.421,00 195.786.199.749,00
5.000.000.000,00
300,000,000.00
0.00
0.00
0,00
0,00
0.00
0.00
0.00
0,00
17.897.603.963.00
14.397.603.963,00
16,638,710,000.00
17.470.645.500,00
33.644.229.644.00
46.217.558.000.00
55,923,245,180.00
58.719.407.439,00
0.00
0.00
0,00
113.901.092.200,00
119.596.146.810,00
0.00
0,00
0.00 36.264.822.000.00
1.612.980.158,00
0.00
554.132.244.539,08
645.373.526.653,00
81.357.923.000,00 0.00 768.562.788.963,00
Page III-26
914.811.699.285,00
960.873.669.249,00
BAB III
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Page III-27
3.3.2.2
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Arah Kebijakan Belanja daerah Belanja Daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Minahasa Tenggara yang terdiri dari Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang ditetapkan dengan peraturan perundang undangan. Belanja Urusan Wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan system jaminan sosial. Pelaksanaan Urusan Wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara menetapkan target capaian kinerja pada setiap belanja, baik dalam konteks daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, maupun program dan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efesiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolak ukur dan target kinerjanya Pemerintah daerah
Kabupaten Minahasa Tenggara harus mampu menjawab
tuntutan tersebut di atas melalui berbagai program dan kegiatan yang tercermin dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Kebijakan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai landasan penyusunan anggaran yang lebih bersifat teknis dan operasional. Pada dasarnya alokasi belanja tahunan daerah, tercermin pada APBD yang merupakan kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan masyarakat masing-masing, maka sudah semestinya penganggaran tetap mengacu pada norma dan prinsip anggaran yaitu a. Transparan Dan Akuntabel. Hal ini sesuai dengan kerangka otonomi daerah dengan mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan bertanggung jawab, dimana diperlukan syarat transparansi dalam penyusunan dan pengelolaan anggaran daerah. Mengingat anggaran merupakan sarana evaluasi pencapaian kinerja dan tanggung jawab BAB III
Page III-28
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat, maka APBD harus dapat memberikan informasi yang jelas tentang tujuan, sasaran, hasil dan manfaat yang diperoleh masyarakat. Semua alokasi dana yang diperoleh dan penggunannya harus dapat dipertanggungjawabkan. b. Disiplin Anggaran. Anggaran yang disusun harus berdasarkan kebutuhan masyarakat dan tidak boleh mengesampingkan
keseimbangan
antara
pembiayaan
dan
penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. c.
Efisiensi dan Efektifitas Anggaran, Artinya alokasi dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, disusun berlandaskan asas efesiensi, tepat guna, tepat waktu dan dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang berkualitas bagi masyarakat.
d. Keadilan Anggaran, Penggunaan
anggaran
secara
adil
untuk
kepentingan
seluruh
kelompok
masyarakat, termasuk dalam hal ini adalah adil secara gender. Sehubungan hal hal tersebut di atas maka esensi strategi belanja daerah pada tahun 2017 diarahkan pada strategi : (i) mendukung tarjaganya pertumbuhan ekonomi pada level yang cukup tinggi (pro growth);
(ii) meningkatkan produktivitas dalam
kerangka perluasan kesempatan kerja (pro job); (iii) meningkatkan dan memperluas program pengentasan kemiskinan (pro poor); (iv) mendukung pembangunan yang berwawasan lingkungan (pro environment). Kebijakan belanja daerah tahun 2017 tetap diarahkan untuk mendukung pencapaian target
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) serta Alokasi Dana Desa (ADD) paling sedikit 10% dari Dana Perimbangan yang diterima setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK), yang diarahkan
untuk memperkuat bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur
dan pembangunan desa, dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif yaitu dengan memperhatikan : 1. Diprioritaskan pada pos belanja yang wajib dikeluarkan pemerintah daerah yaitu belanja
pegawai sebesar Rp 298,185,695,242.38 atau sebesar
42,90 % dari
seluruh belanja yaitu Rp. 761.745.840.644,10. Belanja hibah Rp 3.000.000.000,00 atau sebesar 0,47%. BAB III
Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji Page III-29
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
dan tunjangan PNS, belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial, belanja bantuan dengan prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang, serta belanja tidak terduga yang digunakan untuk penanggulangan bencana. 2. Penggunaan anggaran berbasis pada prioritas pembangunan yaitu Common Goals dalam penentuan anggaran belanja dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur. Proporsi Belanja Daerah dapat dikelompokan dalam dua bagian besar yaitu belanja Operasional dan Belanja Modal.
Dilihat dari komponennya pagu anggaran
belanja tahun 2016 belanja modal Rp. 315.116.922.457,80 atau sebesar 41,81 % dari total anggaran belanja yaitu Rp. 753.771.840.644,10
sementara belanja operasional
tercatat Rp. 303.028.882.582,10 atau sebesar 40,2%. Tingginya komposisi belanja modal menunjukan komitmen Pemerintah daerah yang besar demi memberikan dukungan fiskal untuk komponen belanja tahun 2017 terlebih yang memberikan multiplier effect yang lebih besar terhadap perekonomian. Komponen belanja pemerintah juga dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung berarti alokasi belanja yang ditetapkan dapat diukur atau dibandingkan dengan out put yang dihasilkan diantaranya dalam bentuk penambahan aset. Sementara belanja tidak langsung berarti anggaran belanja yang bersifat common cost atau digunakan secara bersama sama untuk melaksanakan seluruh program atau kegiatan unit kerja non investasi. Pagu belanja langsung pada tahun 2016 sebesar Rp. 458.366.958.062,00 atau 59,8% dari total anggaran belanja yaitu Rp. 761.745.840.644,10. Meningkat sebesar Rp. 29.864.184.880,00 atau sebesar 15% dibandingkan dengan belanja langsung tahun 2015.
Belanja tidak langsung tercatat Rp. 303.378.882.582,10 meningkat
sebesar Rp
27.184.443.871,10 atau 50.8% dibandingkan dengan belanja tidak
langsung tahun 2015. Dengan menggunakan proyeksi kenaikan 10%, penerimaan Dana Perimbangan tahun 2017 sebesar Rp. 714.776.351.905.00 setelah dikurangi proyeksi penerimaan DAK 2017 sebesar Rp. 207.959.068.020.00 maka untuk alokasi belanja langsung ADD untuk 135 desa berjumlah Rp. 714.776.351.905.00 x 10% = Rp. 71.477.636.190,50 atau Rp. 529.463.964,37/desa. BAB III
Page III-30
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Tabel 3.8 Realisasi Proyeksi/Target Belanja Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014-2018
JUMLAH NO
1
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1.2
Belanja pegawai
1.3
Realisasi Tahun
Realisasi Tahun
2014
2015
Tahun 2016
205,622,448,128.00
243.000.786.110.00
Belanja barang
-
-
1.4
Belanja subsidi
-
-
1.5
Belanja hibah
3,781,350,000.00
1.6
Belanja bantuan sosial
1,964,500,000.00
1.7
Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa*
1.8
Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintahan Desa dan Partai Politik
1.9
Belanja tidak terduga
A
BAB III
URAIAN
4.727.500.000,00 135,000,000.00
274.633.663.026,60
55.573.731.860.00
31,210,000.00
350,000,000.00
298,185,695,242.38
313.094.980.000,00
-
4.834.000.000.00 150,000,000.00
102.084.402.810,40
Jumlah Belanja
Proyeksi pada Tahun 2018
-
-
-
20,270,273,710.00
Proyeksi /Target 2017
350,000,000.00
3,000,000,000.00
3,000,000,000.00
1,000,000,000.00
1,000,000,000.00
-
102.084.402.810,40
102.084.402.810,40
350,000,000.00
350,000,000.00
404.620.098.052,00
Page III-31
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Tidak Langsung : 2
BELANJA LANGSUNG
2.1
Belanja pegawai
2.2
Belanja barang dan jasa
2.3
Belanja modal
Jumlah Belanja Langsung : TOTAL JUMLAH BELANJA (A+B):
B
BAB III
211,839,583,340.00
6,902,331,400.00
303.787.017.970,00
12.983.643.000.00
92,908,128,602.00
129.366.662.705.00
183,108,344,790.00
269.046.379.677.00
230,857,817,503.00 442,697,400,843.00
411.396.685.382,00 715.183.703.352,00
382.052.065.837,00
14.282.007.300,00 142.303.328.975,50 295.951.017.644,00
419.529.382.810,00
15,384,592,255.12 133,419,046,909.50 355,400,014,703.58
16.923.051.480,50 146.760.951.599,00 390.940.016.173,30
452.536.353.919,70
458.366.958.062,00
554.624.019.252,30
834.588.419.756,70
761.745.840.644,10
974.153.402.062,30
Page III-32
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
3.3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Kebijakan umum dari sisi pembiayaan yang akan ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya.
Ini
bertujuan
untuk
meningkatkan
akuntabilitas
perencanan
anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam belanja
program/kegiatan.
Pembiayaan
daerah
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
terdiri
dari
penerimaan
Selisih antara penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan disebut dengan pembiayaan netto.
Pembiayaan
disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali. Untuk Tahun Anggaran 2016 Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp. 5,746,670,227.60 sedangkan untuk Tahun Anggaran 2017 diproyeksikan
pada posisi Rp.
6,321,337,250.36. Penerimaan Pembiayaan Tahun 2016 ini bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran Tahun sebelumnya (SILPA). Sedangkan untuk tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp. 6,321,337,250.36. Berdasarkan hasil analisis dan perkiraan penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah tahun 2012-2016 dilihat dalam tabel berikut :
BAB III
Page III-33
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Tabel 3.9 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2014-2018 NO
Realisasi Tahun
Realisasi Tahun
Tahun Berjalan
2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
9.830.000.000,00
11.100.000.000,00
9.830.000.000,00
11.100.000.000,00
(1) 1 1.1
Penerimaan pembiayaan Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA)
1.2
Pencairan Cadangan
1.3
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
1.4
Penerimaan daerah
1.5
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
1.6
Penerimaan
BAB III
Jumlah
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
5,746,670,227.60 5,746,670,227.60
Dana
pinjaman
piutang
Page III-34
Proyeksi/Target pada Tahun Rencana 2017
Proyeksi/Target pada Tahun 2018
(6)
(7)
6,321,337,250.36 6,321,337,250.36
6.953.470.975,36
6.953.470.975,36
NO
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Jumlah
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Realisasi Tahun
Realisasi Tahun
Tahun Berjalan
2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
9.830.000.000,00
11.100.000.000,00
(1)
Proyeksi/Target pada Tahun Rencana 2017
Proyeksi/Target pada Tahun 2018
(6)
(7)
daerah JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 2
5,746,670,227.60
Pengeluaran pembiayaan
2.1
Pembentukan cadangan
dana
2.2
Penyertaan modal (Investasi) daerah
2.3
Pembayaran utang
2.4
Pemberian daerah
2.5
Investasi
pokok pinjaman
JUMLAH PENGELUARAN
BAB III
Page III-35
6,321,337,250.36
6.953.470.975,36
NO
(1)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Jumlah
Jenis Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Realisasi Tahun
Realisasi Tahun
Tahun Berjalan
2014
2015
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
PEMBIAYAAN Sumber : DPPKAD Minahasa Tenggara
BAB III
Page III-36
Proyeksi/Target pada Tahun Rencana 2017
Proyeksi/Target pada Tahun 2018
(6)
(7)
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2017 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Minahasa Tengggara mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018, yang tengah dalam proses revisi, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2015, serta identifikasi permasalahan dan tantangan pada tahun 2017 yang merupakan tahun keempat masa RPJMD 2013-2018. Visi Pemerintahan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2013–2018 adalah:
" MITRA YANG BERDAULAT, BERDIKARI DAN BERKEPRIBADIAN ” Misi Kabupaten Minahasa Tenggara disebut 5 (lima) sukses : 1.
Mewujudkan demokratis,
Kepemerintahan profesional,
yang
menunjang
melayani,
rukun
Pendidikan
dan
dan
supremasi
hukum,
damai
(
Sukses
yang
semakin
Pemerintahan ) 2.
Mewujudkan
Pelayanan
Keehatan
berkualitas, serta memberdayakan masyarakat ( Sukses Pemberdayaan Masyarakat ) 3.
Mewujudkan Perekonomian yang handal berbasis potensi bahari, pertanian (kelapa) dan pariwisataserta iklim investasi dan kesempatan berusaha yang semakin kondusif ( Sukses Perekonomian )
4.
Mewujudkan
Infrastruktur
Publik
yang
berkualitas,
meningkatkan
eksessibilitas transportasi, telekomunikasi, energi listrik, air bersih, serta pemerataan pembangunan hingga ke perkampungan dan pesisir ( Sukses Pembangunan) 5.
Mewujudkan Lingkungan Hidup yang asri, lestari, serta aman dari berbagai resiko bencana ( Sukses Lingkungan Hidup)
BAB IV
Page IV-1
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka untuk kerangka perencanaan pembangunan daerah tahun 2017 diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan
akan
memberikan
arahan
bagi
pelaksanaan
setiap
urusan
pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Keterkaitan tujuan dan sasaran dengan visi dan misi RPJMD Kabupaten Minahasa Tenggara sebagai berikut. Tabel. 4-1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Minahasa Tenggara
Visi : MITRA YANG BERDAULAT, BERDIKARI DAN BERKEPRIBADIAN Misi 1 : MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG MENJUNJUNG SUPREMASI HUKUM, DEMOKRATIS, PROFESIONAL, MELAYANI, RUKUN DAN DAMAI a.
Tujuan
Sasaran
Menyelenggarakan Tata Kelola Tersedianya Standard Operasional dan Pemerintahan sesuai dengan peraturan Prosedur setiap SKPD dalam penyelenggaraan tupoksi perundang-undangan yang berlaku. Terbangunnya budaya kerja ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan Meningkatnya Kinerja Legislatif dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan budgeting Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah meningkatnya efektifitas dan pengendalian internal
b. Mewujudkan demokratis c.
Pemerintahan
Mewujudkan Pemerintahan Profesional, bersih dan akuntabel.
yang
1.
Meningkatnya keikutsertaan Masyarakat dalam berbagai tahapan proses pembangunan terbangunnya pola kerja ASN yang yang profesional dan dapat dipertanggungjawabkan. Meningkatnya kinerja dan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan kepegawaian. Meraih predikat sebagai salah satu daerah yang sukses dalam percepatan pemberantasan korupsi hingga tahun 2018
BAB IV
Page IV-2
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Meraih opini terbaik yakni wajar tanpa pengecualian (WTP) atas hasil audit BPK terhadap laporan keuangan setiap tahun dan mempertahankannya hingga tahun 2018. d. Mewujudkan Pemerintahan yang tersedianya standard Pelayanan Minimal dan standard pelayanan prima dalam berorientasi pada pelayanan prima. pelayanan masyarakat Meningkatnya pelayanan perizinan sesuai ketentuan serta terjangkau masyarakat. Tersedianya informasi penyelenggaraan Pemerintahan yang mudah diakses masyarakat.
Misi 2 :
a.
b.
c.
MEWUJUDKAN PELAYANAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN YANG SEMAKIN BERKUALITAS MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT TUJUAN
Mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh masyarakat
SERTA
SASARAN Tersedianya sarana dan prasarana gedung sekolah yang memadai hingga ke seluruh pedesaan
Sampai tahun 2018 seluruh guru sudah bersertifikasi; Meningkatkan taraf pendidikan Angka melek huruf (AMH) mencapai 99,99% pada tahun 2018; masyarakat Rata-rata lama sekolah siswa mencapai 12 tahun pada tahun 2018; meningkatnya jumlah lulusan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi Mewujudkan pelayanan kesehatan yang Meningkatnya status kesehatan dan gizi semakin berkualitas guna meningkatkan Masyarakat; derajat kesehatan masyarakat. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular Meningkatnya pelayanan kesehatan yang merata, bermutu, dan terjangkau.
d.
Terwujudnya Pengembangan teknologi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Menurunkan angka kematian Ibu melahirkan, Bayi dan BALITA Mewujudkan individu keluarga dan Meningkatnya perilaku masyarakat untuk masyarakat agar mampu menumbuhkan hidup bersih dan sehat (PHBS) perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan Meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi. Meningkatkan kesiapsiagaan dan
BAB IV
Page IV-3
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
e.
Meningkatkan pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat
f.
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat bagi individu, keluarga dan masyarakat Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan Meningkatkan infrastruktur Kesehatan yang lebih berkualitas
g. h. i.
Terwujudnya peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan
kemampuan tanggap darurat dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Perluasan dan peningkatan jumlah dan mutu pendidikan kesehatan. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan terutama di Desa terpencil. Meningkatnya manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab. terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat untuk peningkatan kesehatan keluarga meningkatnya kualitas sumber daya manusia karena kesehatan yang terjaga adanya infrastruktur kesehatan yang memadai dan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan profesional
Misi 3 : WUJUDKAN PEREKONOMIAN YANG HANDAL BERBASIS POTENSI BAHARI, PERTANIAN (KELAPA) DAN PARIWISATA SERTA IKLIM INVESTASI DAN KESEMPATAN BERUSAHA YANG SEMAKIN KONDUSIF a.
TUJUAN
Mewujudkan perekonomian yang handal
SASARAN Terjaganya pertumbuhan ekonomi Terjaganya stabilitas harga Naiknya volume perdagangan. Terwujudnya kedaulatan pangan
b.
Meningkatkan perekonomian berbasis potensi bahari
Meningkatnya produksi perikanan tangkap. Meningkatnya produksi perikanan budidaya.
c.
d. e.
Meningkatkan perekonomian berbasis potensi pertanian (kelapa) Meningkatkan perekonomian berbasis potensi pariwisata Menciptakan iklim investasi dan kesempatan berusaha yang semakin kondusif yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
MISI 4 : BAB IV
Meningkatnya produksi industri pengolahan perikanan. Meningkatnya pendapatan petani Berkembangnya agrobisnis dan agroindustri kelapa. Meningkatnya arus kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara. Meningkatnya jumlah dan nilai investasi di Kabupaten Minahasa Tenggara. Bertambahnya jumlah wirausahawan baru.
MEWUJUDKAN INFRASTRUKTUR PUBLIK YANG Page IV-4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
BERKUALITAS, MENINGKATKAN EKSESEBILITAS TRANSPORTASI, TELEKOMUNIKASI,MENERGI LISTRIK, AIR BERSIH, SERTA PEMERATAAN PEMBANGUNAN HINGGA KE PERKAMPUNGAN DAN PESISIR TUJUAN 1. Meningkatkan Sistem Jaringan Infrastruktur jalan, sesuai dengaan kapasitas standar geometrik dan kelas jalan 2. Meningkatkan keandalan sistem jaringan irigasi dan rawa
SASARAN Meningkatnya penyelenggaraan Kabupaten dalam kondisi mantap
jalan
Meningkatnya layanan jaringan irigasi dan rawa.
3. Meningkatkan ketahanan air yang Meningkatnya ketersediaan air baku dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya air 4. Meningkatkan fungsi prasarana dan sarana pelayanan publik (air minum, drainase, air limbah, perampahan, jalan lingkungan serta penataan bangunan dan lingkungan.
5. Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana kebudayaan penunjang pariwisata di Kabupaten Minahasa Tenggara
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur air minum yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur air limbah yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur air limbah.
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur persampahan yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Berkurangnya jumlah titik genangan air akibat kurang optimalnya drainase
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan perkotaan
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan perdesaan
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan agropolitan, minapolitan dan Desa Potensi
Meningkatnya budaya
ketersediaan
kawasan
6. Meningkatkan keandalan sistem jaringan Meningkatnya kualitas pengendalian banjir infrastruktur sumber daya air 7. Meningkatkan fungsi pengelolaan Meningkatnya fungsi pengelolaan bangunan gedung dan Lingkungan bangunan gedung dan lingkungan sesuai peraturan
BAB IV
Page IV-5
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
8. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana permukiman bagi terwujudnya komunitas yang sehat
Meningkatnya pengembangan sarana dan prasarana permukiman bagi terwujudnya komunitas yang sehat
Meningkatnya keberdayaan masyarakat pada lingkungan permukiman bagi terwujudnya komunitas yang sehat
9. Meningkatkan kualitas perumahan dan lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif
Meningkatnya kualitas perumahan dan lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif
10. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten yang mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur dasar dan implementasi program pembangunan daerah
Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten yang mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur dasar dan implementasi program pembangunan daerah
11. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan, dan perencanaan yang berkualitas
Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang , melalui dukungan SIPR & monitoring penataan ruang di daerah.
12. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan dan perencanaan yang berkualitas
Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan dan perencanaan yang berkualitas
13. Meningkatkan pelayanan umum bidang transportasi yang didukung oleh Sumber Daya Manusia transportasi yang berkompeten, proses pelayanan yang efektif dan efisien, serta prasarana dan fasilitas guna mendukung perwujudan peningkatan ekonomi wilayah, khususnya peningkatan daya beli masyarakat
Meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi sesuai standar pelayanan minimal
Meningkatnya keteraturan penyelenggaraan parkir guna memperlancar arus lalu lintas
Meningkatkan pelayanan bidang transportasi
regulasi
Meningkatnya sarana dan prasarana angkutan yang aman dan nyaman
14. Meningkatkan jumlah SDM di bidang Meningkatnya kualitas SDM yang transportasi dan komunikasi informatika berkompeten bidang transportasi dan yang berkompeten serta berkualifikasi komunikasi 15. Menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan pencemaran lingkungan
Terlaksananya pengujian kendaraan yang efektif dan efisien
16. Meningkatkan pelayanan pemenuhan Meningkatnya pembangunan menara kebutuhan komunikasi masyarakat dan telekomunikasi yang efektif sampai ke komunikasi pembangunan daerah pelosok 17. Meningkatkan pengelolaan, pengendalian Meningkatnya pengelolaan Sumber pemanfaatan sumberdaya mineral dengan Daya Mineral dengan memperhatikan peran serta masyarakat kelestarian fungsi lingkungan Menurunkan luas areal pertambangan tanpa izin Mengoptimalkan penataan kawasan pertambangan galian C
BAB IV
Page IV-6
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
18. Meningkatkan cakupan pelayanan energi listrik
Meningkatnya energi listrik.
cakupan
pelayanan
Semakin tersedianya energi listrik serta energi terbarukan di seluruh wilayah kabupaten 19. Membangun Sanitasi Permukiman yang baik dan layak.
Meraih prestasi sebagai daerah percontohan percepatan pembangunan sanitasi permukiman pada tahun 2017
20. Menyediakan masyarakat.
Tersedianya areal pemakaman
MISI 5 :
Areal
Pemakaman
bagi
MEWUJUDKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG ASRI, LESTARI, SERTA AMAN DARI BERBAGAI RESIKO BENCANA TUJUAN
1. Menyediakan dokumen perencanaan daerah yang komprehensif
1. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri.
2. Mewujudkan lingkungan hidup yang lestari.
SASARAN Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan melalui peningkatan partisipasi masyarakat Meningkatnya fungsi dokumen perencanaan sebagai acuan pelaksanaan pembangunan Optimalnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian untuk perencanaan pembangunan Tersedianya semua dokumen rencana tata ruang wilayah beserta seluruh rencana rinci dan detailnya Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Tersedianya TPA dan Sarana Prasarana Persampahan. Meningkatkan upaya pencegahan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan lingkungan Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumberdaya alam.
3. Mewujudkan Lingkungan Hidup Yang Aman Dari Resiko Bencana.
BAB IV
Meningkatkan upaya pemantauan, ketersediaan data dan informasi lingkungan hidup Menurunkan beban pencemaran lingkungan hidup untuk kelayakan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya Terlaksananya masa tanggap darurat bencana Tersedianya data pengolahan logistic Terlaksananya kegiatan peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bencana Terlaksananya kegiatan dalam
Page IV-7
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
rangka pengurangan resiko bencana Terlaksananya kegiatan pemulihan kondisi daerah pascabencana Meningkatnya kemampuan dan keterampilan teknis pemadam kebakaran
Tabel. 4-2 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Minahasa Tenggara
Visi : MITRA YANG BERDAULAT, BERDIKARI DAN BERKEPRIBADIAN
MISI 1:
MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG MENJUNJUNG SUPREMASI HUKUM, DEMOKRATIS, PROFESIONAL, MELAYANI, RUKUN DAN DAMAI
No.
Tujuan
Sasaran
1
Menyelenggarakan Tata Kelola Pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
penataan kelembagaan beserta SOP
setiap SKPD wajib membuat dan melaksanakan SOP sesuai tupoksi
Terbangunnya budaya kerja ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Membuat regulasi yang menjadi kewenangan daerah dan menerapkan peraturan perundangan sesuai ketentuan yang berlaku Meningkatkan kualitas ASN melalui Pendidikan dan Pelatihan
2
Mewujudkan Pemerintahan yang demokratis
BAB IV
Strategi
Meningkatnya Kinerja Legislatif dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan budgeting
Meningkatkan kualitas Anggota DPRD
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah
Menigkatkan kualitas Aparatur Perencana
meningkatnya efektifitas dan pengendalian internal
Meningkatkan kualitas aparatur pengawasan
Meningkatnya keikutsertaan Masyarakat dalam berbagai tahapan proses pembangunan
Mensosialisasikan programprogram pembangunan pada masyarakat
Arah Kebijakan
Mewajibkan seluruh SKPD menyusun regulasi sesuai tupoksinya
Menerapkan Reward and Punishment Melaksanakan berbagai Diklat peningkatan kapasitas ASN Melaksanakan Konsultasi dan Studi Banding mengikutsertakan dalam berbagai kegiatan Bimtek bidang perencanaan pembangunan Melaksanakan berbagai Diklat peningkatan kapasitas Aparatur Pengawasan melibatkan masyarakat dalam berbagai proses penyelenggaraan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan.
Page IV-8
3
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Mewujudkan Pemerintahan yang Profesional, bersih dan akuntabel.
Meningkatnya kinerja dan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan kepegawaian. Meraih predikat sebagai salah satu daerah yang sukses dalam percepatan pemberantasan korupsi hingga tahun 2018
Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur bidang keuangan dan kepegawaian
Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH.
Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan. Peningkatan disiplin kerja aparatur sesuai peraturan perundang-undangan dalam pengolahan keuangan daerah
penyusunan SOP pengawasan
Peningkatan kapasitas sumber daya pengelolaan keuangan
melaksanakan pendidikan dan pelatihan bidang keuangan
tersedianya standard Pelayanan Minimal dan standard pelayanan prima dalam pelayanan masyarakat
menyusun Standard Pelayanan Minimal dan Standard Pelayanan Publik
Meningkatnya pelayanan perizinan sesuai ketentuan serta terjangkau masyarakat.
menerapkan pelayanan perizinan 1 pintu
mewajibkan pelaksanaan 15 urusan SPM dan mewajibkan SPP untuk semua SKPD menerapkan pelayanan efisien dengan biaya yang terjangkau
Tersedianya informasi penyelenggaraan Pemerintahan yang mudah diakses masyarakat.
melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat
Meraih opini terbaik yakni wajar tanpa pengecualian (WTP) atas hasil audit BPK terhadap laporan keuangan setiap tahun dan mempertahankannya hingga tahun 2018. 4
Mewujudkan Pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan prima.
Melaksanakan berbagai Diklat peningkatan kapasitas Aparatur bidang keuangan dan kepegawaian menerapkan peraturanperaturan di bidang keuangan dan kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku melaksanakan diklat aparatur pengawasan
membangun sistem pengolahan keuangan yang akuntabel
meningkatkan peran perangkat kecamatan, desa dan kelurahan
MISI 2: Mewujudkan Pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semakin berkualitas, serta memberdayakan masyarakat (Sukses Pendidikan, Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat) No
Tujuan
1
Mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh masyarakat
BAB IV
Sasaran
Strategi
Tersedianya sarana dan Tersedianya sarana prasarana sekolah. dan prasarana gedung sekolah yang memadai hingga ke seluruh pedesaan
Arah Kebijakan pembagunan dan renovasi gedung sekolah serta penambahan ruang kelas baru
Page IV-9
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017 penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai
Sampai tahun 2018 seluruh guru sudah bersertifikasi; 2
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
melaksanakan pendidikan sertifikasi guru
Angka melek huruf meningkatkan minat belajar (AMH) mencapai anak usia sekolah 99,99% pada tahun melakukan sosialisasi kepada 2018; masyarakat Rata-rata lama sekolah siswa mencapai 12 tahun pada tahun 2018;
meningkatkan minat belajar anak usia sekolah melakukan sosialisasi kepada masyarakat memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat miskin
meningkatnya jumlah lulusan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
memberikan advokasi kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan
memberikan motivasi kepada para siswa untuk melanjutkan pendidikan 3
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Meningkatnya status kesehatan dan gizi Masyarakat;
Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular
mengikut sertakan para guru yang memenuhi syarat sertifikasi mendorong minat masyarakat meningkatkan pendidikan
melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi
melaksanakan penyuluhan secara berkala oleh instansi teknis terkait bahaya penyakit menular
memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi melakukan sosialisasi/ penyuluhan kepada masyarakat memberikan bantuan pendidikan berupa beasiswa menjamin ketersediaan obat dan tenaga kesehatan di puskesmas
memberikan penyuluhan secara berkala dengan melibatkan tim penggerak PKK serta memberikan makanan tambahan di posyandu setiap desa tersedianya faksin dan obat-obatan yang dibutuhkan memberikan penyuluhan secara berkala dengan melibatkan tim penggerak PKK serta memberikan faksin dan obatobatan yang diperlukan
BAB IV
Page IV-10
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017 masyarakat
Meningkatnya membangun sarana kesehatan pelayanan kesehatan masyarakat yang representatif yang merata, bermutu, dan terjangkau.
Menyediakan tenaga dokter spesialis
Menurunkan angka kematian Ibu melahirkan, Bayi dan BALITA
Penyediaan fasilitas rumah tunggu bagi ibu hamil
penambahan gizi bagi ibu hamil, bayi dan BALITA
4
Mewujudkan individu keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan upaya kesehatan
BAB IV
Meningkatnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS)
Sosialisasi perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS)
membangun RSUD dan PUSKESMAS
menyediakan Rumah Sakit keliling yang dapat menjangkau seluruh desa Mengembangkan teknologi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) membangun pusat informasi kesehatan yang mudah diakses masyarakat mendatangkan tenaga dokter spesialis dari luar daerah (Manado) dengan perjanjian kontrak pengembangan sistem informasi kesehatan, generik, elektronik di semua jenjang sarana pelayanan kesehatan peningkatan sarana dan penguatan kualitas pengelolaan sistem informasi kesehatan berdasarkan efidence based Pemberian makanan tambahan bagi Ibu hamil, bayi dan BALITA Peningkatan kesejahteraan untuk tenaga kesehatan di desa terpencil
Page IV-11
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
berbasis masyarakat.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan
meningkatkan kompetensi dan kualitas tenaga kesehatan
mengadakan pelatihan-pelatihan dasar bidang kesehatan mengembang program-program bidang kesehatan Pemberdayaan dan Peningkatan Ketahanan Keluarga pra Sejahtera dan sejahtera I, untuk mewujudkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan keluarga Peningkatan SDM Tenaga Kerja dan Pelatihan serta Permodalan bagi Wirausaha Baru
5
Meningkatkan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
Meningkatnya kualitas Keluarga sehat sejahtera
Meningkatkan disiplin dan etos kerja dengan menerapkan aturan yang ada
6
Meningkatkan Perluasan kesempatan kerja dan pelayanan penempatan tenaga kerja yang efektif dan perluasan penciptaan lapangan kerja Meningkatkan taraf hidup kesejahteraan PMKS melalui aksebilitas dalam pemenuhan kebutuhan sosial dasar dan jaminan serta perlindungan PMKS
Meningkatkan Perluasan Kesempatan Kerja dan meningkatnya penempatan tenaga kerja
Menciptakan lapangan usaha baru dan menciptakan wirausaha baru
Memberikan dukungan, perlindungan dan layanan bagi PMKS baik kelompok rentan dan kelompok berisiko sosial dalam menghadapi permasalahan kenebcanaan, perlakuan salah, tindak kekerasan dan eksploitasi sosial Meningkatkan Kepercayaan diri dan Kemampuan serta kemauan dari PMKS untuk dapat berusaha.
Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial berupa Pemberdayaan, Perlindungan, Jaminan, Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial yang mengandung makna PMKS diberdayakan, dilayani, direhabilitasi, dilindungi dan mendapat jaminan sosial
Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial yang adil dalam arti bahwa setiap orang, khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial berhak memperoleh pelayanan sosial
Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial berupa Advokasi dan pendampingan sosial yang mengandung makana adanya upaya-upaya memberikan perlindungan, pembelaan, dan asistensi terhadap hak-hak dasar warga masyarakat
Menciptakan iklim dan sistem yang mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
7
8
Meningkatkan Kemandirian PMKS dalam rangka mencapai kesejahteraan
BAB IV
Page IV-12
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
9
Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial
Meningkatkan kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat miskin serta komunitas adat terpencil dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
Peningkatan Kesejahteraan Sosial berupa Kemitraan Sosial, yang mengandung makna adanya kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan dan jaringan kerja yang menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal bailk antara pihak-pihak yang bermitra Pro Poor (Keberpihakan kepada upaya pengentasan kemiskinan)
10
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Pesisir
11
Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
Terlaksananya Pembangunan secara Top Down dan Button Up
Pelaksanaan Musrenbang dari Desa, Kecamatan,Kabupaten, Provinsi, Nasional, Penyelenggaraan Lomba Desa, Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan, Peningkatan Kapasitas Pengurus LPM dan Pelatihan Pembangunan Partisipasif
12
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat
Pelatihan usaha ekonomi produktif, fasilitasi bantuan
Memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta koordinasi Pemanfaatan dan Pengelolaan serta Pengawasan Sumber Daya Kelautan secara terencana dan berkelanjutan Meningkatknya peran serta masyarakat dalam pembangunan melalui keterpaduan program dan kegiatan antara pemerintah, masyarakat dan swasta Meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat desa
MISI 3: Mewujudkan Perekonomian yang handal berbasis potensi bahari, pertanian (kelapa) dan pariwisata serta iklim investasi dan kesempatan berusaha yang semakin kondusif (Sukses Perekonomian) No. 1
Tujuan 1. Mewujudkan perekonomian yang handal
2. Meningkatkan perekonomian berbasis potensi
BAB IV
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
Terjaganya Merencanakanan serta pertumbuhan ekonomi memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan program peningkatan perekonomian.
Pengendalian pertumbuhan ekonomi
Terjaganya stabilitas harga
Melaksanakan operasi pasar bila harga di pasaran tidak stabil.
Meningkatnya volume perdagangan
Meningkatkan volume perdaganagan
Terwujudnya kedaulatan pangan
Meningkatkan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat
Pengendalian ketersediaan barang masyarakat. Peningkatan arus perdagangan dalam darah dan antar daerah. Pemantapan ketahanan pangan.
Meningkatnya produksi perikanan tangkap
Mengembangkan perikanan tangkap.
Peningkatan produksi perikanan tangkap.
Page IV-13
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
bahari
Meningkatnya produksi perikanan budidaya Meningkatnya pendapatan nelayan.
Mengembangkan perikanan budidaya.
3. Meningkatkan perekonomian berbasis potensi pertanian.
Meningkatnya pendapatan petani.
Peningkatan taraf hidup petani.
4. Meningkatkan perekonomian berbasis potensi pariwisata
Meningkatnya arus kedatangan wisatawan domestik dan mancanegara.
Meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Meningkatkan produksi tanaman kelapa, sarana dan prasarana serta peningkatan promosi dan kerjasama investasi. Menambah destinasi pariwisata serta meningkatkan promosi pariwisata.
5. Mewujukan iklim investasi dan kesempatan berusaha yang semakin kondusif
Meningkatnya jumlah dan nilai investasi di Kabupaten Minahasa Tenggara. Bertambahnya jumlah wirausaha baru.
Menjaga iklim investasi, melaksanakan promosi dan meningkatkan realisasi investasi. Mengembangkan industri mikro, kecil dan menengah.
Peningkatan nilai investasi.
Bertumbuhnya industri pengolahan dan perdagangan
Mengembangkan industri pengolahan dan perdagangan
Pengembangan industri dan perdagangan.
Berkembangnya agrobisnis dan agroindustri kelapa.
Mengembangkan industri pengolahan perikanan.
Peningkatan produksi perikanan budidaya. Peningkatan taraf hidup nelayan.
Pengembangan industri tanaman kelapa.
Pengembangan pariwisata
Peningkatan populasi UMKM.
MISI 4: Mewujudkan infrastruktur publik yang berkualitas, meningkatkan aksesibilitas transportasi, telekomunikasi, energi listrik, air bersih, serta pemerataan pembangunan hingga ke perkampungan dan pesisir (Sukses Pembangunan) No.
Tujuan
1
Meningkatkan Sistem Jaringan Infrastruktur jalan, sesuai dengaan kapasitas standar geometrik dan kelas jalan Meningkatkan keandalan sistem jaringan irigasi dan rawa
Terbangunnya jalan kabupaten dalam kondisi mantap
Penyelenggaraan jalan kabupaten dalam kondisi mantap
Peningkatan Jalan Desa sehingga bisa dilalui oleh kendaraan roda empat
Tersedianya sistem jaringan irigasi dan rawa
Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi
Meningkatkan ketahanan air yang dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya air
Tersedianya ketahanan air yang dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya air
Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk pemenuhan kebutuhan air baku
Melaksanakan rehabilitasi jaringan irigasi serta peningkatan kinerja operasional dan pemeliharaaan Melaksanakan penambahan penyediaan air baku melalui pendayagunaan Sumber Daya Air
2
3
BAB IV
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
Page IV-14
4
5
6
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Meningkatkan fungsi prasarana dan sarana pelayanan publik (air minum, drainase, air limbah, perampahan, jalan lingkungan serta penataan bangunan dan lingkungan
Meningkatnya Peningkatan ketersediaan ketersediaan infrastruktur air minum infrastruktur air minum yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur air limbah yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Peningkatan ketersediaan infrastruktur air limbah
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur persampahan yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Peningkatan ketersediaan infrastruktur persampahan
Berkurangnya jumlah titik genangan air akibat kurang optimalnya drainase
Pengurangan titik genangan air akibat kurang optimalnya drainase
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan perkotaan
Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan perkotaan
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan perdesaan
Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan perdesaan
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan agropolitan, minapolitan dan Desa Potensi Meningkatnya ketersediaan kawasan budaya
Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana dasar pendukung aksesibilitas kawasan agropolitan, minapolitan dan Desa Potensi
Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana kebudayaan penunjang pariwisata di Kabupaten Minahsa Tenggara Meingkatkan Meningkatnya kualitas keandalan sistem pengendalian banjir jaringan infrastruktur sumber daya air
BAB IV
Peningkatan peran serta seluruh stakeholders dalam upaya mencapai sasaran ketersediaan
Pengendalian daya rusak air untuk menanggulangi dan memulihkan kualitas sungai yang disebabkan oleeh daya rusak air
Meningkatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air minum. Meningkatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah Meningkatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air minum. Pembangunan saluran drainase/goronggorong Meningkatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mendukung pembangunan kawasan perkotaan Meningkatkan peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mendukung pembangunan kawasan perdesaan Percepatan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
Meningkatkan peran serta seluruh stakeholders dalam upaya mencapai sasaran ketersediaan Melaksanakan penanggulangan banjir melalui pengendalian daya rusak air
Page IV-15
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
7
Meningkatkan fungsi pengelolaan bangunan gedung dan Lingkungan
Meningkatnya fungsi pengelolaan bangunan gedung dan lingkungan sesuai peraturan
Peningkatan fungsi pengelolaan bangunan gedung dan lingkungan sesuai peraturan
8
Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana permukiman bagi terwujudnya komunitas yang sehat
Meningkatnya pengembangan sarana dan prasarana permukiman bagi terwujudnya komunitas yang sehat
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman yang padat dan kumuh
Pemberdayaan masyarakat pada lingkungan permukiman
9
Meningkatkan kualitas perumahan dan lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif
Meningkatnya keberdayaan masyarakat pada lingkungan permukiman bagi terwujudnya komunitas yang sehat Meningkatnya kualitas perumahan dan lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif
10
Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten yang mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur dasar dan implementasi program pembangunan daerah Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan, dan perencanaan yang berkualitas
Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupaten yang mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur dasar dan implementasi program pembangunan daerah Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang , melalui dukungan SIPR & monitoring penataan ruang di daerah. Meningkatnya kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan dan perencanaan yang berkualitas
Pembuatan RTR Pada kawasan Strategis Kabupaten
11
12
Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan dan perencanaan yang berkualitas
BAB IV
Peningkatan kualitas perumahan dan lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif
Meningkatkan pengawasan dan pembinaan teknis keamanan dan keselamatan bangunan Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka mewujudkan komunitas yang sehat Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka mewujudkan komunitas yang sehat Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung dengan prasarana, sarana dan Utilitas (PSU) Mempercepat penyelesaian peraturan perundangundangan tentang penataan ruang
Peningkatan pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang
Mempercepat penyelesaian peraturan perundangundangan tentang penataan ruang
Peningkatan kualitas pemanfaatan ruang & pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan dan perencanaan yang berkualitas
Meningkatkan kualitas pelaksanaan pemanfaatan ruang dan mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah dn implementasi program pembangunan daerah
Page IV-16
13
14
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Meningkatkan pelayanan umum bidang transportasi yang didukung oleh Sumber Daya Manusia transportasi yang berkompeten, proses pelayanan yang efektif dan efisien, serta prasarana dan fasilitas guna mendukung perwujudan peningkatan ekonomi wilayah, khususnya peningkatan daya beli masyarakat
Meningkatkan jumlah SDM di bidang transportasi dan komunikasi informatika yang berkompeten serta berkualifikasi
Meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi sesuai standar pelayanan minimal
Penyediaan fasilitas kelengkapan dan keselamatan jalan
Meningkatkan pelayanan regulasi bidang transportasi
Pembangunan fasilitas pengujian kendaraan bermotor
Meningkatnya sarana dan prasarana angkutan yang aman dan nyaman
Peningkatan sarana dan prasarana angkutan yang aman dan nyaman
Meningkatnya keteraturan penyelenggaraan parkir guna memperlancar arus lalu lintas
Peningkatan keteraturan penyelenggaraan parkir guna memperlancar arus lalu lintas
Meningkatnya kualitas SDM yang berkompeten bidang transportasi dan komunikasi
1. Tersedianya SDM dibidang Pengujian Kendaraan Bermotor
2. Tersedianya SDM yang memiliki kompetensi di bidang MRLL, Andallalin
3. Tersedianya SDM berkualifikasi teknis di bidang komunikasi dan informatika
15
Menurunkan angka kecelakaan lalu lintas dan pencemaran lingkungan
Terlaksananya pengujian kendaraan yang efektif dan efisien
1. Peningkatan Jumlah Uji Kiur Angkutan Umum
2. Penurunan Lama waktu Uji Kiur
16
Meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan komunikasi masyarakat dan komunikasi pembangunan
BAB IV
Meningkatnya pembangunan menara telekomunikasi yang efektif sampai ke daerah pelosok
Tersedianya menara telekomunikasi yang dibangun di Kab. Minahasa Tenggara
Penyediaan fasilitas kelengkaapan jalan, termasuk rambu-rambu lalu lintas serta fasilitas keselamatan jalan Menyediakann fasilitas pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Minahasa Tenggara Tersedianya Pelabuhan Pengumpan Lokal Laut/Terminal Angkutan Penumpang Tipe C 1. Jumlah Angkutan Umum di Kabupaten Minahasa Tenggara 2. Tersedianya SDM yang memiliki kemampuan bidang Parkiran Penyediaan SDM di bidang Pengujian Kendaraan Bermotor Penyediaan SDM yang memiliki kompetensi di bidang MRLL dan Andalalin Penyediaan SDM yang berkualifikasi teknis di bidang Komunikasi dan Informatika Intensifikasi pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor Menyiapkan SOP menyangkut pengujian Kendaraan bermotor Mendorong perluasan jaringan telekomunikasi hingga ke pelosok desa melalui pembangunan menara
Page IV-17
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017 telekomunikasi
17
Meningkatkan pengelolaan, pengendalian pemanfaatan sumberdaya mineral dengan peran serta masyarakat
Meningkatnya pengelolaan Sumber Daya Mineral dengan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan Sumber Daya Mineral.
Pemanfaatan sumber daya mineral
Menurunkan luas areal pertambangan tanpa izin
Melaksanakan pengawasan dan penertiban kegiatan pertambangan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
Terlaksananya pengawasan dan penertiban kegiatan pertambangan rakyat yan berpotensi merusak lingkungan Terlaksananya pengawasan terhadap pengelolaan usaha jasa pertambangan Tertatanya kawasan pertambangan galian C
Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan usaha jasa pertambangan
18
19
20
21
Mewujudkan pengelolaan potensi geologi, sumber daya mineral dan air tanah yang terkendali dan berkelanjutan Meningkatkan cakupan pelayanan energi listrik
Membangun Sanitasi Permukiman yang baik dan layak.
Menyediakan Areal Pemakaman bagi masyarakat.
mengoptimalkan penataan kawasan pertambangan galian C
Melaksanakan penataan kawasan pertambangan galian C
Meningkatkan kualitas data dan informasi geologi, sumber daya mineral dan air tanah
Melaksanakan pengumpulan data dan informasi geologi, sumber daya mineral dan air tanah
Terkumpulnya data dan informasi geologi, sumber daya mineral dan air tanah
Meningkatnya cakupan pelayanan energi listrik.
Peningkatan cakupan pelayanan energi listrik
Semakin tersedianya energi listrik serta energi terbarukan di seluruh wilayah kabupaten Meraih prestasi sebagai daerah percontohan percepatan pembangunan sanitasi permukiman pada tahun 2017
Mendorong pembangunan sumber energi baru terbarukan di seluruh wilayah kabupaten
Pembangunan jaringan dan pembangkit tenaga listrik. Pembangunan sumber energi baru terbarukan di seluruh wilayah kabupaten Pembangunan prasarana sanitasi
Tersedianya areal pemakaman
Penyediaan Tempat Pemakaman Umum
1. Penyusunan dokumen strategi sanitasi Minahasa Tenggara dan master plan penunjang. 2. Pembangunan infrastruktur air minum, air limbah dan persampahan
Terbangunnya infrastruktur air minum, air limbah dan persampahan Pembangunan areal pemakaman umum.
MISI 5: Mewujudkan Lingkungan hidup yang asri, lestari, serta aman dari berbagai resiko bencana (Sukses Lingkungan Hidup)
BAB IV
Page IV-18
No. 1
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Tujuan Menyediakan dokumen perencanaan daerah yang komprehensif.
Sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan melalui peningkatan partisipasi masyarakat Meningkatnya fungsi dokumen perencanaan sebagai acuan pelaksanaan pembangunan
Strategi 1. Peningkatan kapasitas pegawai di bidang perencanaan
Arah Kebijakan Pelaksanaan perencanaan yang komprehensif.
2. Pengadaan sistem EPlanning 3. Pelaksanaan penelitian untuk penyusunan dokumen perencanaan dan peningkatan kesejahteraan daerah.
Optimalnya pemanfaatan hasilhasil penelitian untuk perencanaan pembangunan Tersedianya semua 1. Penyusunan rencana detail dokumen rencana tata tata ruang. ruang wilayah beserta seluruh rencana rinci 2. Meningkatkan pengetahuan dan detailnya masyarakat akan pentingnya tata ruang. 2
3
Mewujudkan lingkungan hidup yang asri
Mewujudkan lingkungan hidup yang lestari
Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pengadaan dan pengelolaan ruang terbuka hijau
Tersedianya TPA dan sarana prasarana persampahan.
Pengadaan TPA dan sarana prasarana persampahan.
Meningkatkan upaya pencegahan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan lingkungan Meningkatnya pengelolaan dan perlindungan sumberdaya alam
Sosialisasi dan koordinasi terkait pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan serta penyusunan peraturan bupati tentang Baku Mutu Air Sungai Terwujudnya perlindungan lingkungan hidup dengan upaya konservasi sumberdaya alam Rehabilitasi Terumbu Karang, Bakau (Mangrove), estuaria, padang lamun dan teluk
Penciptaan lingkungan hidup yang sehat dan asri.
Terpeliharanya lingkungan hidup
Pengembangan Kawasan Konservasi menjadi kawasan ekowisata Meningkatnya upaya pemantauan, ketersediaan data dan informasi lingkungan hidup
BAB IV
Penyediaan berbagai jenis data dan informasi yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Terpeliharanya lingkungan hidup
Page IV-19
4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Mewujudkan Lingkungan Hidup Yang Aman Dari Resiko Bencana
Menurunkan beban pencemaran lingkungan hidup untuk kelayakan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya Terehabilitasinya kawasan kritis dan rawan bencana di seluruh wilayah kabupaten Terehabilitasinya sejumlah area habitat terumbu karang di seluruh wilayah pesisir Terehabilitasinya area hutan mangrove.
Pelaksanaan pengujian emisi, pengujian kadar limbah serta review baku mutu limbah
Terpeliharanya lingkungan hidup
Pelaksanaan rehabilitasi dan pengelolaan kawasan laut dan pesisir, termasuk terumbu karang dan mangrove
Terpeliharanya lingkungan hidup
Rehabilitasi kawasan terumbu karang
Terpeliharanya terumbu karang
Rehabilitasi area hutan mangrove
Terpeliharanya hutan mangrove
Terlaksananya kegiatan dalam rangka pengurangan resiko bencana Terlaksananya masa tanggap darurat bencana
pelaksanaan kegiatan dalam rangka Pengurangan Resiko Bencana
Teratasinya resiko bencana
Pelaksanaan Masa Tanggap Darurat Bencana
Terciptanya lingkungan hidup yang nyaman dari resiko bencana
Tersedianya data pengolahan logistik
Penyediaan Data Pengolahan Logistik yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
Terlaksananya kegiatan peningkatan kesiapsiagaan dan pencegahan bencana
Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kesipsiagaan dan Pencegahan Bencana
Terlaksananya kegiatan dalam rangka pengurangan resiko bencana terlaksananya kegiatan pemulihan kondisi daerah pascabencana Meningkatnya kemampuan dan keterampilan teknis pemadam kebakaran
pelaksanaan kegiatan dalam rangka Pengurangan Resiko Bencana pelaksanaan kegiatan pemulihan Kondisi Daerah Pascabencana Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan Teknis Pemadam Kebakaran
4.2 Prioritas Pembangunan Daerah Prioritas pembangunan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 harus tetap memperhatikan sinergitas dengan prioritas pembangunan Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara. Tema Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 adalah :”
Memacu Pembangunan Infrastruktur dan ekonomi untuk
meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan BAB IV
Page IV-20
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
kesenjangan antar wilayah“. Adapun yang menjadi Prioritas Nasional Tahun 2017 adalah:
Percepatan Pertumbuhan Industri dan KEK
Daerah Tertinggal dan Daerah Perbatasan
Antar Kelompok Pendapatan
Desa dan Kawasan Perdesaan
Revolusi Mental
Reformasi Fiskal, Peningkatan Ekspor Non Migas, Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Perkotaaan
Pengembangan Konektifitas Nasional
Kedaulatan Pangan
Perumahan dan Permukiman
Konsolidasi Demokrasi dan Reformasi Birokrasi
Kedaulatan Energi
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Pendidikan
Reforma Agraria
Kemaritiman dan Kelautan
Pembangunan Pariwisata
Reformasi Regulasi, Stabilitas Keamanan dan Ketertiban, Kepastian dan Penegakan Hukum.
Sedangkan tema rancangan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 yaitu “MENINGKATKAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA
YANG
BERKEPRIBADIAN,
BERDAULAT
DAN
BERDIKARI
MELALUI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, REFORMASI BIROKRASI, DAN PENGUATAN EKONOMI LOKAL SECARA INKLUSIF”. Dalam Rancangan RKPD Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 terdapat beberapa program dan kegiatan prioritas, antara lain:
BAB IV
Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Dasar
Penanggulangan Kemiskinan
Pembangunan Berkelanjutan
Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
Revitalisasi Pertanian untuk membangun ketahanan pangan Page IV-21
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Pengembangan industri pariwisata, Peningkatan MICE serta pelestarian budaya lokal
Peningkatan iklim investasi, ekonomi lokal/kreatif
Reformasi birokrasi/tata kelola pemerintahan yang baik
Pengembangan ekonomi khusus.
Untuk RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 telah ditetapkan Tema RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara yakni “Meningkatkan Kinerja Perekonomian
Daerah
melalui
Penyelenggaraan
Tata
Kelola
Pemerintahan yang baik, Pemberdayaan Masyarakat serta Pemantapan Pembangunan
Infrastruktur
yang
berkualitas
guna
terwujudnya
Minahasa Tenggara yang Berdaulat, Berdikari dan berkepribadian”. Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 masih tetap konsisten dengan prioritas yang ditetapkan dan RPJMD bebagai berikut:
Tabel. 4-3 Prioritas Pembangunan Daerah tahun 2017 No
1
Program Prioritas Tahun RPJMD Reformasi Birokrasi, Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan peningkatan SDM Aparatur
2
Pencapaian MDGs dan Angka Kemiskinan pengangguran
3
Pendidikan dan Kesehatan
4
Pariwisata dan Lingkungan Hidup
5
Infrastruktur yang berkeadilan
6
Revitalisasi Pertanian, Kelautan dan Perikanan yang berbasis industri dengan pengembangan ekonomi kerakyatan
7 BAB IV
Penurunan serta
Prioritas Pembangunan Daerah Reformasi Birokrasi Percepatan penanggulangan Kemiskinan Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semakin luas Peningkatan daya saing ekonomi daerah khususnya bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah Pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana
Pelestarian dan Pengembangan Nilai – Page IV-22
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
nilai budaya daerah 8
Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan Wilayah Pesisir dan Pulau pulau kecil, Kawasan perbatasan
Keterkaitan antara Prioritas Pembangunan Nasional, Prioritas Pembangunan Provinsi dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2017 dapat digambarkan pada tabel berikut: Tabel. 4-4
Keterkaitan Prioritas Pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten NASIONAL Percepatan Pertumbuhan Industri dan KEK Daerah Tertinggal dan Daerah Perbatasan Antar Kelompok Pendapatan Desa dan Kawasan Perdesaan Revolusi Mental Reformasi Fiskal, Peningkatan Ekspor Non Migas, Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
PROVINSI
Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur Dasar Penanggulangan Kemiskinan Pembangunan Berkelanjutan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Revitalisasi Pertanian untuk membangun ketahanan pangan
Pengembangan industri pariwisata, Peningkatan MICE serta pelestarian Pengembangan Konektifitas budaya lokal Perkotaaan Nasional
Kedaulatan Pangan Perumahan dan
Peningkatan iklim investasi, ekonomi lokal/kreatif
Reformasi birokrasi/tata kelola pemerintahan yang Konsolidasi Demokrasi dan baik Permukiman
Reformasi Birokrasi
Kedaulatan Energi
Pengembangan ekonomi
khusus.
KABUPATEN
Reformasi Birokrasi Percepatan penanggulangan Kemiskinan Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semakin luas Peningkatan daya saing ekonomi daerah khususnya bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah Pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana Pemberdayaan Masyarakat
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Pendidikan Reforma Agraria Kemaritiman dan Kelautan Pembangunan Pariwisata
BAB IV
Page IV-23
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Reformasi Regulasi, Stabilitas Keamanan dan Ketertiban, Kepastian dan Penegakan Hukum.
Selanjutnya masing masing prioritas pembangunan pada tahun 2017 dapat dijelaskan dalam program dan kegiatan prioritas terkait, sebagaimana berikut:
BAB IV
Page IV-24
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
1. REFORMASI BIROKRASI Program Pembangunan NO
PRIORITAS PEMBANGUNAN/ PROGRAM Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksaan dan Aparatur Pengawasan Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan
PROGRAM PENINGKATAN SISTEM PENGAWASAN INTERNAL DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN KDH
INDIKATOR Menigkatnya system pengawasan internal dan pengendalian KDH Meningkatnya profesionalisme tenaga pemeriksa dan pengawas Meningkatnya system pelaporan capaian kinerja keuangan Meningkatnya penyempurnaan kebijakan system dan prosedur pengawasan
Meningkatnya system pengawasan
PROGRAM PENATAAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
BAB IV
Tercapainya system pelaporan kinerja dan keuangan
Page IV-25
TARGET 2017 12 kecamatan
12 kecamatan
12 kecamatan
12 kecamatan
12 kecamatan
ANGGARAN 2,198,241,486
670,972,500
12,453,321
66,125,000
35,000,000
SKPD INSPEKTORAT
INSPEKTORAT
INSPEKTORAT
INSPEKTORAT
BAG. HUKUM SETDA
12 kecamatan
190.000.000
BAG. HUKUM SETDA
12 kecamatan
533.000.000
BAGIAN TAPEMNUM SETDA
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Program penataan daerah otonom program pengembangan wilayah perbatasan
Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Program pengembangan wawasan kebangsaan Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
BAB IV
Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Meningkatnya pembinaan dan pengembangan aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Meningkatnya Disiplin Aparatur
Program Pendidikan Kedinasan
Meningkatnya mental dan spiritual aparat pemerintah
Page IV-26
12 kecamatan
209.204.000
12 kecamatan
194.380.000
12 kecamatan
300.000.000
100 peserta
100.000.000
BAGIAN TAPEMNUM SETDA BAGIAN TAPEMNUM SETDA BAGIAN TAPEMNUM SETDA KESBANGPOL
100 peserta
70.000.000
KESBANGPOL
PNS
140.000.000
KORPRI
CPNS dan PNS
2..250.000.000
BKDD
PNS
2.496..000.000
BKDD
CPNS dan PNS
52.000.000
BKDD
CPNS dan PNS
200.000.000
BKDD
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
2. PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Program Pembangunan
NO
1
2 3 4 5
PROGRAM DAN KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN, KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT), DAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PROGRAM PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PROGRAM KESERASIAN SOSIAL PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
6
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
7
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
8
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
9
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
BAB IV
INDIKATOR
TARGET 2017 Kec Posumaen , Tombatu,Tombatu Utara dan Ratahan
Berkurangnya fakir miskin dan penyandang masalah sosial Menigkatnya kelembagaan kesejahteraan sosial Menigkatnya kelembagaan kesejahteraan sosial Meningkatnya kesejahteraan keluarga TERSEDIANYA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN Meningkatnya Wawasan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Meningkatnya kualitas gizi masyarakat Meningkatnya kesehatan lingkungan masyarakat
PAGU ANGGARAN
8.150.000.000
NAKERTRANSOS
Kecamatan Ratahan dan Pasan
Rp. 70.000.000
NAKERTRANSOS
12 kecamatan
Rp. 50.000.000
NAKERTRANSOS
12 kecamatan
Rp. 200.000.000
NAKERTRANSOS
12 PUSKESMAS
Rp. 14.000.000
DINAS KESEHATAN
12 PUSKESMAS
Rp. 495.000.000
DINAS KESEHATAN
12 PUSKESMAS
Rp. 2.565.000.000
DINAS KESEHATAN
Meningkatnya Pelayanan
144 desa/kelurahan 144 desa/kelurahan
Page IV-27
Rp
SKPD
Rp. 55.000.000 Rp. 13.591.200.000
DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Kesehatan
10
Program Peningkatan Keselamatan Ibu, KB dan Usila
11
program Perbaikan Peningkatan Kesehatan Keluarga
12
Program Bidang Upaya Pelayanan Kesehatan
13
Program Penanggulangan Masalah Kesehatan
15
Program Pendidikan Anak Usia Dini
16
Program Pendidikan Non Formal
17
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
18 19 20 21 22
23
BAB IV
Program Pendidikan Mutu Pendidik dan tenaga pendidik Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Luar Biasa Peningkatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS)
Kesehatan masyarakat Meningkatnya keselamatan Ibu, pengguna KB dan Usila
144 desa/kelurahan
Rp. 956.720.700
DINAS KESEHATAN
Meningkatnya Kesehatan Keluarga
12 PUSKESMAS
Rp 356.000.000
DINAS KESEHATAN
Meningkatnya pelayananan kesehatan
12 PUSKESMAS
Rp. 270.505.500
DINAS KESEHATAN
144 desa/kelurahan
Rp 1.102.810.000
DINAS KESEHATAN
12 Kecamatan
Rp. 15.367.000.000
DINAS PENDIDIKAN
12 Kecamatan
Rp. 1.362.500.000
DINAS PENDIDIKAN
12 Kecamatan
Rp. 150.000.000
DINAS PENDIDIKAN
12 Kecamatan
Rp. 262.948.000
DINAS PENDIDIKAN
12 kecamatan
Rp. 5.717.400.000
DINAS PENDIDIKAN
12 kecamatan
Rp. 50.000.000
DINAS PENDIDIKAN
Rp. 19.199.996.000
DINAS PENDIDIKAN
Rp. 1.000.000
DINAS PENDIDIKAN
Masalah kesehatan makin berkurang Tuntasnya buta aksara dan buta pendidikan dasar Tuntasnya buta aksara dan buta pendidikan dasar Terciptanya standar manajemen pelayanan pendidikan Terpenuhnya Mutu tenaga pendidik dan kependidikan APM Dikdas Angka Partisipasi Penduduk Usia Sekolah Layanan Khusus Tercapainya Standar Pelayanan Minimal sarana prasarana Peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang memadai Meningkatnya kesejahteraan keluarga
Kec. Ratahan (50 kelompok)
Page IV-28
Rp. 154.250.000
BKKBD
24 25
26
27
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
PROGRAM PENGEMBANGAN KETAHANAN KELUARGA Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Kegiatan Pengembangan cadangan pangan Program pengembangan Perikanan Tangkap Motorisasi Kapal Penangkap Ikan 40 PK Motorisasi Kapal Penangkap Ikan 15 PK Motorisasi Katinting 6.5 PK Motorisasi Katinting 6.5 PK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU PRODUK PERKEBUNAN Optimasi Areal Tanaman Pala Rehabilitasi Tanaman Kelapa Perluasan Areal Tanaman Kakao Rehabilitasi Tanaman Cengkeh
28
29
BAB IV
Intensifikasi Tanaman Perkebunan (Pembersihan Lahan, Pemupukan, Pemberantasan Hama dan Penyakit) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
Meningkatnya keterampilan kader
20 kelompok dan 200 kader
Rp. 170.000.000
Jumlah bahan pangan yang tersedia untuk cadangan pangan daerah
12 Ton
172.500.000
Terlaksananya barang yang akan di serahkan kepada Masyarakat
1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket
4,965,000,000
1,400,000,000 Bertambahnya Areal Tanaman Pala Tanaman Kelapa yang sehat dan produktif Bertambahnya Areal Tanaman Kakao
45 Ha
Meningkatnya Produksi Cengkeh
45 Ha
Meningkatnya Mutu dan jumlah Produksi Perkebunan
100 Ha
Terdistribusinya bibit ternak kepada masyarakat
10 Unit
Tersedianya sarana Produksi pertanian
75 Ha 50 Ha
500,000,000
500,000,000
Page IV-29
BKKBD Badan Ketahanan Pangan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Pertanian Dan Peternakan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan
30
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian
Pengembangan Jaringan Irigasi Desa/Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani
Terlaksananya penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian Terlaksananya program pengembangan pembenihan/perbibitan Meningkatnya penerapan budidaya tanaman, luas areal, jumlah saprodi dan meningkatnya mutu produk pertanian Terlaksananya peningkatan Jalan Pertanian Terlaksananya Pengembangan Jaringan Irigasi Terlaksananya Pengembangan Sumber-sumber air untuk irigasi Terlaksananya Pengembangan Jaringan Irigasi
Penyediaan sarana pendukung peningkatan ketahanan pangan
Tersedianyana sarana pendukung peningkatan katahanan pangan
Percetakan sawah
Penambahan areal persawahan
Konservasi dan reklamasi lahan lahan tanaman pangan dan hortikultura
Terlaksananya konservasi dan reklamasi lahan tanaman pangan
100 Ha
Bantuan Alsintan
Terlaksananya bantuan alsintan
4 Paket
Pengembangan Perbenihan /Pembibitan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk pertanian Pengadaan Jalan Usaha Tani (JUT)/ Jalan Produksi Pengadaan Embung /Dam Parit Pengembangan Sumber Air
BAB IV
Page IV-30
10 Unit
3,820,000,000
1 Paket
30 km 8 unit 12 Unit 10 mUnit
3 Unit 50 Ha
Dinas Pertanian Dan Peternakan
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
31
Program Pengurangan Kawasan Kumuh
32
Program Penyediaan Dan Pengelolaan Air Baku & Air Limbah
Persentase Luas Kawasan kumuh Yang Tertangani Persentase Penduduk Terlayani Air Minum
33
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Terbangunnya Prasarana Dan Saran Umum di 4 Kecamatan
34
Program Pengembangan Perumahan
Berkurangnya Rumah Tidak layak Huni
76,8 %
400.000.000
PU
75,8 %
22.500.000.000
PU
Kecamatan Ratahan Timur, Belang Pusomaen Dan Touluaan
2.000.000.000
PU
11,5 %
3.475.000.000
PU
3. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semakin luas
NO
PRIORITAS PEMBANGUNAN/ PROGRAM Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
TARGET 2017
Tercapainya standar pelayanan maksimal
12 PUSKESMAS
Meningkatnya sarana prasarana memadai
12 PUSKESMAS
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Meningkatnya kualitas gizi masyarakat
12 PUSKESMAS
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Meningkatnya kesehatan lingkungan masyarakat
144 desa/kelurahan
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskemas Pembantu dan Jaringannya
BAB IV
INDIKATOR
Page IV-31
PAGU ANGGARAN Rp 1,781,000,000 Rp 24,625,000,000
Rp. 2.565.000.000
Rp. 55.000.000
SKPD DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan program Perbaikan Peningkatan Kesehatan Keluarga Program Bidang Upaya Pelayanan Kesehatan Program Penanggulangan Masalah Kesehatan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Non Formal Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pendidikan Mutu Pendidik dan tenaga pendidik Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Luar Biasa Peningkatan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
BAB IV
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan masyarakat Meningkatnya keselamatan Ibu, pengguna KB dan Usila Meningkatnya Kesehatan Keluarga Meningkatnya pelayananan kesehatan Masalah kesehatan makin berkurang Tuntasnya buta aksara dan buta pendidikan dasar Tuntasnya buta aksara dan buta pendidikan dasar Terciptanya standar manajemen pelayanan pendidikan Terpenuhnya Mutu tenaga pendidik dan kependidikan APM Dikdas Angka Partisipasi Penduduk Usia Sekolah Layanan Khusus Tercapainya Standar Pelayanan Minimal sarana
Page IV-32
144 desa/kelurahan
144 desa/kelurahan 12 PUSKESMAS 12 PUSKESMAS 144 desa/kelurahan 12 Kecamatan
Rp. 13.591.200.000 Rp 16,521,200,000 Rp 356.000.000 Rp. 270.505.500 Rp 1.102.810.000 Rp. 15.367.000.000
12 Kecamatan Rp. 1.362.500.000 12 Kecamatan
Rp. 150.000.000
12 Kecamatan
Rp. 262.948.000
12 kecamatan Rp. 5.717.400.000 12 kecamatan
DINAS KESEHATAN
DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN DINAS PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN
Rp. 50.000.000
DINAS PENDIDIKAN
Rp. 19.199.996.000
DINAS PENDIDIKAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
prasarana Peningkatan sarana dan prasarana olahraga yang memadai Peningkatan prestasi siswa
1 kegiatan
Rp. 1.000.000
DINAS PENDIDIKAN
6 cabang olahraga
Rp.100,000,000
DINAS PENDIDIKAN
4. Peningkatan daya saing ekonomi daerah khususnya peningkatan produksi pertanian, perkebunan, perikanan dan
pengembangan destinasi pariwisata
NO
INDIKATOR PDRB Per Kapita Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi Jumlah wirausaha baru industri kecil dan menengah
1
Program perencanaan pembangunan ekonomi
2
Program pengembangan industri kecil dan menengah
3
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Jumlah pedagang dan kaki lima dan asongan
4
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
Meningkatnya penerapan teknologi pertanian
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Jumlah petani yang meningkat kesejahteraannya
5
BAB IV
PRIORITAS PEMBANGUNAN/ PROGRAM
Page IV-33
TARGET 2017
ANGGARAN
SKPD
Rp. 13.500.000 6,75% 7%
400.000.000
Bappeda
25 wirausaha
932.000.000
Dinas PERINDAGKOP
262.000.000
Dinas PERINDAGKOP
715,000,000
Dinas Pertanian, BP4K
175,000,000
Dinas Pertanian, BP4K
100 padagang kaki lima dan asongan 20,000 ton padi 15,000 ton jagung 400 ton kedelai 120 petani
BAB IV
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
6
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
Jumlah desa yang diberdayakan
7
Program Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian Sumber Daya Kelautan
Jumlah kelompok masyarakat pengawas
8
Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Jumlah produksi ikan yg diolah
9
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Jumlah perusahaan
10
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Kecepatan pengurusan ijin
11
Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
12
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
13
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
14
Program Pengembangan Kemitraan
3 desa
355,000,000
4 kelompok maswas
15,000,000
2 Keg
120,000,000
Dinas Kelautan & Perikanan, BP4K Dinas Kelautan & Perikanan, BP4K Dinas Kelautan & Perikanan, BP4K
5 perusahaan
120.000.000
BPMP2SP
1 hari
243.145.000
BPMP2SP
Jumlah dokumen kajian
2 dokumen
75.000.000
BPMP2SP
Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara
22.000 org wisdom 6.000 org wisman
Dinas Pariwisata
3 obyek wisata
Dinas Pariwisata
3 obyek wisata
Dinas Pariwisata
Jumlah obyek wisata baru yang dikelola secara profesional Jumlah obyek wisata baru yang dikelola secara profesional
Page IV-34
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
5. Pemantapan kualitas dan kuantitas infrastruktur daerah
NO
PRIORITAS PEMBANGUNAN/ PROGRAM Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1. Pengadaan Jalan Usaha Tani (JUT)/ Jalan
INDIKATOR
TARGET 2017
PAGU ANGGARAN
SKPD
Terlaksananya peningkatan Jalan Pertanian
Produksi 1
2. Pengadaan Embung /Dam Parit
Terlaksananya Pengembangan Jaringan
3. Pengembangan Jaringan Irigasi Desa/Jaringan
Irigasi Terlaksananya Pengembangan
Irigasi Tingkat Usaha Tani
2
BAB IV
Program Peningkatan Jalan Dan Jembatan
10 Unit
Dinas Pertanian
Jaringan Irigasi
Persentase Jaringan Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Mantap
Page IV-35
70 %
141.475.000.000
PU
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
3
Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan
Persentase Jaringan Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Mantap
70 %
129.766.000.000
PU
4
Program Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan
Persentase Jaringan Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Mantap
70 %
4.000.000.000
PU
5
Program Pembangunan Turap/Talud/Bronjong
Persentase Kawasan Rawan Banjir Yang Ditangani
69 %
4.200.000.000
PU
6
Program Pembangunan Saluran Drainase/GorongGorong
Persentase Jumlah Titik Genangan Air Yang Ditangani di Kawasan Perkotaan
64,4 %
22.700.000.000
PU
7
Program Inspeksi Kondisi Jalan Dan Jembatan
Persentase Cakupan Jalan Dan Jembatan Yang Di Inspeksi
83 %
100.000.000
PU
8
Program Pembangunan Sistem Informasi/Database
Persentase Cakupan Jalan Dan Jembatan Yang Di Inspeksi
83 %
100.000.000
PU
1 unit Excavator 1 Unit Bulldozer
5.150.000.000
PU
9
10
11
Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebinamargaan
Tersedianya Sarana Dan Prasarana Kebinamargaan (APBD dan APBN)
Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya Program Pengembangan Pengelolaan Dan Konservasi Sungai, Danau, Dan Sumber Daya Air lainnya
Persentase Luasan Daerah Irigasi Yang Terlayani Air Irigasi (APBD dan APBN/DAK)
63,6 %
31.084.000.000
PU
Terbangunnya Embung di Lokasi Sungai Abuang Desa Minanga (APBN/BWS S1)
1 Embung
5.000.000.000
PU
69 %
10.300.000.000
PU
300.000.000
PU
12
Program Pengendalian Banjir
13
Program Pengembangan Wilayah Strategis Dan Cepat Tumbuh
BAB IV
Persentase Kawasan Rawan Banjir Yang Ditangani Tersedianya Dokumen DED Perencanaan Pengembangan Infrastruktur
Page IV-36
1 Dokumen
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
14
Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan
15
Program Pengelolaan Persampahan
16
Program Pembangunan Dan Pengelolaan bangunan Gedung Dan Lingkungan
17
Program Perencanaan Tata Ruang
18
Program Pemanfaatan Ruang
19
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
20
Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan
21
Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas
22
Program Peningkatan Kelaikan Kendaraan Bermotor
Persentase Jumlah Kawasan Perdesaan Yang Terbangun Terbangunnya TPA di Kecamatan Tombatu (APBN Satker Cipta Karya) Tersedianya Masterplan Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), Masterplan Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman (SPPIP) Terlaksananya Sosialisasi Peratura Perundang-undangan Bidang Penataan Ruang Terlaksananya Kampanye Publik Penyelenggaraan Penataan Ruang Terlaksananya Sosialisasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Tersedianya Lahan Untuk Pembangunan Gedung Terminal Type C Tersedianya Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, dan Alat Pengamanan Lalu Lintas lainnya Tersedianya Balai Pengujian Kendaraan Bermotor
6. Pelestarian Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana
BAB IV
Page IV-37
56 % (12 Kecamatan)
5.400.000.000
PU
1 Lokasi
5.500.000.000
PU
2 Dokumen
425.000.000
PU
1 Kegiatan
100.000.000
PU
1 Kegiatan
50.000.000
PU
1 Kegiatan
50.000.000
PU
1 Lokasi
108.800.000.000 DISHUBKOMINFO
80 %
2.096.000.000 DISHUBKOMINFO
1 Unit
9.025.000.000 DISHUBKOMINFO
NO
1
2 3 4 5
6
7
8
BAB IV
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
PRIORITAS PEMBANGUNAN/PROGRAM
INDIKATOR
Tersedianya Sarana Dan Prasarana Pengelolaan, Terbangunnya Jembatan Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Timbang di TPA, Terlaksananya Persampahan Pembuatan Tanggul TPA serta Tersedianya Lahan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Program Pengendalian Pencemaran dan Terlaksananya Sosialisasi Perusakan Lingkungn Hidup Pemantauan Kualitas Lingkungan Terkendalinya Kerusakan Sumber Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Air Dan Pengawasan Daya Alam Pemanfaatan SDA Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Tersedianya Data Dan Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Terehabilitasinya Terumbu Program Rehabilitasi Cadangan Sumber Daya Alam Karang, Mangrove, Padanga Lamun, Esturia dan Teluk Terlaksananya Monitoring Dan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Evaluasi Pemeliharaan Taman, Shelter dan Lampu Jalan. Terlaksananya Peningkatan Program Peningkatan Pencegahan Dan Pencegahan Dan Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan Bencana Bencana Tertanganinya Penanggulangan Program Penanganan Darurat Bencana Pada Masa Tanggap Darurat
Page IV-38
TARGET 2017
1 Lokasi
PAGU ANGGARAN
SKPD
1.814.491.500
BLHKP
1 Kegiatan
238.500.000
BLHKP
1 Paket
12.600.000
BLHKP
1 Paket
80.000.000
BLHKP
1 Paket
100.000.000
BLHKP
1 Paket
5.220.000.000
BLHKP
100 %
202.500.000
BPBD
100 %
93.750.000
BPBD
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017 Tersedianya Akurasi Data Pengolahan Logistik
9
Program Pengelolaan Bantuan Darurat Bencana
100 %
30.000.000
BPBD
10
Program Pemulihan Daerah Bencana
11
Program Peningkatan Kesiagaan Dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
12
Program Pembinaan Dan Pengawasan Bidang Pertambangan
13
Program Pengawasan Dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan
Terpulihnya Kondisi Daerah Pasca Bencana Meningkatnya Kemampuan Dan Keterampilan Teknis Pemadam Kebakaran Meningkatnya Jumlah Usaha Pertambangan Yang Berkompetensi Dalam Pengelolaan Pengusahaan Mineral logam, Bukan Logam dan Batuan Tersedianya Data Seluruh Kegiatan Pertambangan
100 %
383.000.000
BPBD
100 %
414.800.000
BPBD
100 %
150.000.000
ESDM
1 Dokumen
180.900.000
ESDM
14
Program Pengembangan Kawasan Pertambangan Galian C
Tersedianya Dokumen Potensi Pertambangan Galian C
1 Dokumen
300.000.000
ESDM
15
Program Pembinaan Dan Pengembangan Geologi dan Sumber Daya Mineral
Tersedianya Data Informasi Geologi Kab. Minahasa Tenggara
1 Dokumen
90.000.000
ESDM
16
Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
100.000.000
ESDM
17
Program Pengembangan Energi Terbarukan
Jumlah Pelanggan baru yang terpasangi listrik Tersedianya Data Potensi Energi Terbarukan Dan Cara Pemanfaatan Energi Terbarukan
380.000.000
ESDM
7. Pemberdayaan Masyarakat
BAB IV
Page IV-39
1 Dokumen
NO
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
PRIORITAS PEMBANGUNAN/PROGRAM
INDIKATOR
1
Pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) Paket teknologi
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan teknologi pertanian
2
PROGRAM PENINGKATAN PENYELENGGARAAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KERJASAMA PELATIHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan teknologi pertanian
3
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Terlaksananya Pelatihan Pengembangan Industri Kerajinan Daerah
TARGET 2017
4 Kelompok
50 Org
SKPD
100,000,000
50.000.000
Distanak, DKP, Dishutbun, BP4K Dinas PERINDAGKO P
4
Dinas Pertanian, BP4K
5
Dinas Pertanian, BP4K
6
Dinas Pertanian, BP4K
BAB IV
Page IV-40
BAB IV
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Page IV-41
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program kegiatan prioritas daerah Tahun 2017 merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018 terdiri dari rencana program pembangunan daerah yang menunjang secara langsung pencapaian visi dan misi
Kepala
Daerah
serta
program
prioritas
dalam
rangka
penyelenggaraan
pemerintahan daerah termasuk pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Program pembangunan dalam RKPD 2017 terbagi atas tiga (3) proritas. Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan (dedicated)
Kepala
daerah
sebagaimana
diamanatkan
dalam
RPJMN
dan
amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen). Program prioritas I berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat mendesak harus dilaksanakan, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Program Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial
organisasi
kemasyarakatan,
provinsi/kabupaten/kota Pengalokasian
dana
dan
pada
belanja
pemerintahan prioritas
III
desa
harus
bantuan serta
keuangan
belanja
memperhatikan
tidak
kepada terduga.
(mendahulukan)
pemenuhan dana pada prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar. Adapun Prioritas Pembangunan Rancangan RKPD 2017 berdasarkan RPJMD Tahun BAB V
Page V-1
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
2013-2018 adalah sebagai berikut : 1. Reformasi Birokrasi SKPD Penunjang : -
INSPEKTORAT
-
BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH
-
BAGIAN PEMERINTAHAN SKRETARIAT DAERAH
-
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DAN DIKLAT
-
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
-
BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN BARANG MILIK DAERAH
-
DINAS PENDAPATAN DAERAH
-
KORPRI
2. Percepatan penanggulangan Kemiskinan SKPD penunjang : -
DISNAKERTRANSOS
-
DINAS KESEHATAN
-
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
-
DINAS PEKERJAAN UMUM
-
DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
-
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
-
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
-
BADAN KETAHANAN PANGAN
-
DINAS PU
3. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semakin luas SKPD Penunjang : -
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
-
BADAN KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA DAERAH
-
DINAS KESEHATAN
-
DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
-
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
-
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
4. Peningkatan daya saing ekonomi daerah
BAB V
-
DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
-
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
-
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
-
DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI Page V-2
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
-
BADAN PENANAMAN MODAL PELAYANAN SATU PINTU
-
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur SKPD penunjang : -
DINAS PEKERJAAN UMUM
-
DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
-
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
-
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
-
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
-
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
6. Pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana SKPD Penunjang : -
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
-
DINAS PEKERJAAN UMUM
-
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
-
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
-
BAGIAN SDA SEKRETARIAT DAERAH
-
DINAS ESDM
-
DINAS KESEHATAN
7. Pemberdayaan masyarakat SKPD penunjang : -
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
-
DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI
-
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
-
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
-
BADAN PELAKSANA PENYULUH PERTANIAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN
Program prioritas terbagi ke dalam 16 (enam belas) urusan wajib dan 6 (enam) urusan pilihan. 1.
Urusan Wajib Pendidikan 1) Program Perencanaan Pembangunan Sosial budaya; 2) Program Pendidikan Anak Usia Dini; 3) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;
BAB V
Page V-3
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
4) Program Pendidikan Menengah; 5) Program Pendidikan Non Formal; 6) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 7) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan; 8) Program Pendidikan Luar Biasa; 9)
Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
10) Program pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga 11) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 12) Program Peningkatan Prasarana dan sarana Olahraga 13) Program Pelatihan Paskibra 14) Program pengembangan kawasan pendidikan 15) Program pebangunan kawasan olahraga
2.
Urusan Wajib Kesehatan 1)
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
2)
Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
3)
Program Pengawasan Obat dan Makanan;
4)
Program pengembangan obat asli Indonesia;
5)
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat;
6)
Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
7)
Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
8)
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
9)
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
10) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; 11) Program
pengadaan,
peningkatan
dan
perbaikan
prasarana
dan
sarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya; 12) Program
pengadaan,
peningkatan
prasarana
dan
sarana
rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata; BAB V
Page V-4
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
13) Program
pemeliharaan
prasarana
dan
sarana
rumah
sakit/rumah
sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata; 14) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan; 15) Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita; 16) Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia; 17) Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan; 18) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak; 19) Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat; 20) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR; 21) Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS; 22) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga; 23) Program Pengembangan Bahan Informasi Tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak; 24) Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU. 25) Program Penataan Administrasi Kependudukan; 3.
Urusan Wajib Pekerjaan Umum dan Perumahan Dinas PU dan SDA Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1) Program pembangunan jalan dan jembatan; 2) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong; 3) Program pembangunan turap/talud/bronjong; 4) Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan; 5) Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong; 6) Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan; 7) Program peningkatan prasarana dan sarana kebinamargaan; 8) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya; 9) Program penyediaan dan pengolahan air baku;
BAB V
Page V-5
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
10) Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya; 11) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah; 12) Program pembangunan infrastruktur perdesaaan; 13) Program pembangunan dan rehabilitasi gedung pemerintah; 14) Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan; 15) Program Pengembangan Perumahan; 16) Program Lingkungan Sehat Perumahan; 17) Program Pemberdayaan komunitas Perumahan; 18) Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial; 19) Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran; 20) Program pengelolaan areal pemakaman; 21) Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan; 22) Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bencana 23) Program pemulihan daerah bencana 24) Program Penanganan Darurat 25) Program pengendalian banjir 26) Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial 27) Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut;
4.
Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan dan Penataan Ruang 1) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh; 2) Program pengembangan data/informasi/statistik daerah; 3) Program Pengembangan data/informasi; 4) Program Kerjasama Pembangunan; 5) Program Pengembangan Wilayah Perbatasan; 6) Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar; 7) Program perencanaan pembangunan daerah;
BAB V
Page V-6
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
8) Program perencanaan pembangunan ekonomi 9) Program perencanaan pembangunan sosial budaya 10) Program perencanaan prasarana wilayah dan sumberdaya alam; 11) Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah 12) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 13) Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana 14) Program Perencanaan Tata Ruang; 15) Program Pemanfaatan Ruang;
5.
Urusan Wajib Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 1) Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan; 2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ; 3) Program peningkatan pelayanan angkutan; 4) Program Pembangunan Prasarana dan sarana Perhubungan; 5) Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas; 6) Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor; 7) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa; 8) Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi; 9) Program fasilitasi Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi; 10) Program kerjasama informasi dan media massa;
6.
Urusan Wajib Lingkungan Hidup 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; 2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; 3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam; 4) Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam;
BAB V
Page V-7
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
5) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup; 6) Program Peningkatan Pengendalian Polusi 7) Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) 8) Program penataan daerah aliran sungai 9) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; 10) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup; 11) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam; 12) Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam; 13) Program pengendalian kebakaran hutan; 14) Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut;
7.
Urusan Wajib Kependudukan dan Catatan Sipil Program Penataan Administrasi Kependudukan
8.
Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan 1) Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan; 2) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak; 3) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan; 4) Program
Peningkatan
peran
serta
dan
kesetaraan
gender
dalam
pembangunan;
9.
Urusan Wajib KB 1) Program Keluarga Berencana; 2) Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR); 3) Program pelayanan kontrasepsi; 4) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri;
BAB V
Page V-8
10.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Urusan Wajib Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1)
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya;
2)
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial;
3)
Program pembinaan anak terlantar;
4)
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma;
5)
Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo;
6)
Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya);
7)
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial;
8)
Program Penanggulangan Kemiskinan;
9)
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;
10) Program Peningkatan Kesempatan Kerja; 11) Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan; 12) Program Transmigrasi Lokal;
11.
Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1)
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal;
2)
Program pengembangan wawasan kebangsaan;
3)
Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan;
4)
Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan;
12.
5)
Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT);
6)
Program pendidikan politik masyarakat;
Urusan Wajib Pemerintahan Umum 1) Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah;
BAB V
Page V-9
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
2) Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; 3) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah; 4) Program peningkatan pelaporan keuangan daerah 5) Program Pengelolaan Pendapatan Daerah 6) Program pengelolaan Aset Daerah 7) Program peningkatan penatausahaan keuangan daerah 8) Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten/kota; 9) Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa; 10) Program peningkatan
sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH; 11) Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan; 12) Program peningkatan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan pemerintah daerah 13) Proram layanan pengadaan secara elektronik 14) Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi; 15) Program Intensifikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat; 16) Program peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah 17) Program penataan peraturan perundang-undangan; 18) Program Pendidikan Kedinasan; 19) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur; 20) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur; 21) Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan; 22) Program Peningkatan Administrasi pemerintahan; 23) Program Peningkatan Pelayanan dan Bantuan Hukum; 24) Program Penegakan Hukum; 25) Program Pengelolaan Pendapatan Daerah; 26) Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan; BAB V
Page V-10
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
27) Program fasilitasi bimbingan tata cara ibadah haji dan kesehatan jemaah haji. 28) Program peningkatan kelurahan 13.
Urusan Wajib Penanaman Modal 1) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; 2) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi; 3) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; 4) Program pelayanan perizinan industri dan perdagangan
14.
Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat Desa 1) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan; 2) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan; 3) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa; 4) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa; 5) Program peningkatan peran perempuan di perdesaan; 6) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
15.
Urusan Wajib Kearsipan dan Perpustakaan 1) Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan; 2) Program perbaikan sistem administrasi kearsipan; 3) Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah; 4) Program pemeliharaan rutin/berkala prasarana dan sarana kearsipan; 5) Program peningkatan kualitas pelayanan informasi;
16.
Urusan Wajib Ketahanan Pangan 1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan; 2) Program Peningkatan deversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat 3) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah
BAB V
Page V-11
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
4) Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan
17.
Urusan Pilihan Pertanian dan Perkebunan 1)
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;
2)
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/ perkebunan;
3)
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan;
4)
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan;
5)
Program peningkatan nilai tambah, daya saing, pemasaran dan ekspor hasil pertanian
6)
Program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman holtikultura berkelanjutan
7)
Program pebangunan kawasan peternakan
8)
Program pebangunan kawasan tanaman holtikultura
9)
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak;
10) Program peningkatan produksi hasil peternakan; 11) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan; 12) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan; 13) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan; 14) Program pengembangan teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan 15) Program pengembangan program dan informasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. 16) Program pemberdayaan pelaaku utama bidang pertanian, perikananan dan kehutanan. 17) Peningkatan penyeleggaraan dan pengembangan program dan kerjasama pelatihan pertanian, perikanan dan kehutanan.
18.
Urusan Pilihan Perikanan 1)
BAB V
Program pengembangan budidaya perikanan; Page V-12
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
2)
Program pengembangan sistem Penyuluhan perikanan;
3)
Program Pengembangan sarana dan Sarana Penyuluh Perikanan
4)
Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan;
5)
Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar;
6)
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir;
7)
Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalain Sumberdaya Kelautan;
8)
Program
Peningkatan
Kesadaran
dan
Penegakkan
Hukum
Dalam
Pendayagunaan Sumberdaya Laut; 9)
Program Peningkatan Kegiatan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim Kepada Masyarakat;
10) Program Pengembangan Perikanan Tangkap; 11) Program pengembangan dan sosialisasi sumberdaya kelautan dan perikanan 12) Program
peningkatan
kesadaran
dan
penegakkan
hukum
dalam
penyalahgunaan sumber daya laut. 13) Program Pengembangan sarana statistik Kelautan dan Perikanan 14) Program pengolahan data dan informasi perencanaan
19.
Urusan Pilihan Kehutanan 1) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan; 2) Program rehabilitasi hutan dan lahan; 3) Program usaha Hutan tanaman 4) Program konservasi keanekaragaman hayati dan perlindungan hutan 5) Program Peningkatan Kelembagaan Petani Hutan 6) Program pengembangan sarana dan prasarana pengamanan hutan 7) Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan; 8) Program perencanaan dan pengembangan hutan; 9) Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan; 10) Program Pemanfaatan Kawasan Hutan Industri;
BAB V
Page V-13
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
11) Program peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis pemberdayaan
masyarakat. 12) Program pengukuhan kawasan hutan. 13) Program rencana makro kawasan hutan 14) Program peningkatan tertib peredaran hasil hutan dan iuran hasil hutan
20.
Urusan Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral 1) Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan; 2) Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan; 3) Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan; 4) Program Pengembangan Energi Terbarukan; 5) Program pembinaan dan pengembangan geologi dan sumberdaya mineral 6) Program pengembangan kawasan pertambangan galian C
21.
Urusan Pilihan Pariwisata dan Budaya 1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata; 2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata; 3) Program Pengembangan Kemitraan; 4) Program Penyiapan potensi sumberdaya, prasarana dan sarana daerah; 5) Program Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan di KawasanKawasan Konservasi Laut dan Hutan; 6) Program pengembangan kawasan wisata kuliner 7) Program pengembangan kawasan wisata bahari 8) Program pengembangan kawasan agrowisata 9) Program Pengembangan Nilai Budaya; 10) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; 11) Program Pengelolaan Keragaman Budaya; dan 12) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.
BAB V
Page V-14
22.
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Urusan Pilihan Industri 1) Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif; 2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah; 3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah; 4) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi; 5) Program Penyiapan potensi sumberdaya, prasarana dan sarana daerah; 6) Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi; 7) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah; 8) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri; 9) Program pengembangan sentra-sentra industri potensial; 10) Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan; 11) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor; 12) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri; 13) Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan; 14) Program Pembangunan Prasarana dan sarana Ekonomi; 15) Program Pembinaan dan Penataan Pedagang Pasar;
BAB V
Page V-15
BAB V
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Page V-16
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
BAB VI PENUTUP
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018. Berkenaan dengan hal tersebut, maka guna menjaga kesinambungan pembangunan daerah, RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 harus dipedomani oleh Satuan Kerja
Perangkat
Daerah
(SKPD)
dalam
melaksanakan
program/kegiatan
pembangunan tahun 2017 dan menjadi landasan bagi penyusunan KUA-PPAS untuk menyusun RAPBD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun Anggaran 2017. RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 juga menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RKPD Tahun 2017 dan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk di dalamnya dunia usaha serta masyarakat dalam menyusun program/kegiatan sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan. Selain
itu
nantinya
menjadi
instrumen
untuk
melakukan
evaluasi
kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama berkaitan dengan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah. Perlu ditekankan bahwa pencapaian target rencana program/kegiatan
pembangunan
daerah
melalui serangkaian
program/kegiatan prioritas yang termuat dalam RKPD Tahun 2017, dalam pelaksanaannya mempertimbang-kan seluruh potensi dan pembiayaan yang tersedia baik dari pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat melalui sinkronisasi dan sinergitas guna pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan secara menyeluruh.
BAB VI
Page VI-1
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
2017
Selanjutnya melalui pelaksanaan program/kegiatan dalam RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 ini, diharapkan mampu mendukung upaya menuju tercapainya cita-cita pembangunan Kabupaten Minahasa Tenggara sebagaimana tertuang dalam RPJMD Minahasa Tenggara tahun 2013–2018, yakni mewujudkan “Mitra yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian”.
Ratahan,
Mei 2016
BUPATI MINAHASA TENGGARA
JAMES SUMENDAP
BAB VI
Page VI-2