BAB IV
REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI
4.1
Rekomendasi
4.1.1
Rekomendasi untuk Peningkatan Lingkungan Entrepreneurial
Rekomendasi yang diberikan disini adalah untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh Rumah Sakit Mata Cicendo, sehingga instansi tersebut dapat mengatasi kesenjangan antara budaya perusahaan corporate entrepreneurship yang diinginkan, dengan budaya perusahaan yang ada saat ini. Diharapkan bahwa rekomendasi ini akan membawa perbaikan terhadap perilaku pengelolaan atau manajerial, untuk memperkuat budaya instansi yang diinginkan demi meningkatkan efisiensi, keefektifan serta produktivitas instansi. •
Dukungan terhadap penyediaan anggaran untuk penciptaan ide‐ide baru dan layanan baru memang telah dilakukan dengan baik oleh jajaran manajemen puncak instansi. Akan tetapi apabila dihadapkan pada kebutuhan untuk dana investasi tambahan di luar anggaran, demi menangkap peluang bisnis yang ada, instansi masih terbentur terhadap banyaknya persetujuan yang harus dilalui. Peluang bisnis tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Untuk itu instansi harus mencari cara untuk dapat menangkap peluang tersebut tanpa harus terbentur dengan ketidaktersediaan dana investasi. Kewenangan untuk mengelola keuangan secara mandiri telah diakomodir dengan dibentuknya Badan Layanan Umum, untuk itu diharapkan bahwa instansi juga mampu untuk dapat mengalokasikan dana investasi sehingga peluang yang ada dapat segera ditindaklanjuti, tentunya harus diiringi dengan ketaatan terhadap koridor hukum yang berlaku di Indonesia. 93
•
Perbaikan kondisi organisasi yang ada harus terus dilakukan lewat tindakan untuk memperbaiki mekanisme reward atau penghargaan yang lebih baik lagi kepada para pegawai, dibandingkan dengan yang ada saat ini. Penghargaan diberikan kepada pegawai yang melakukan penghematan biaya dan perbaikan proses bisnis, sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan keuntungan apabila belum mendapatkan peluang layanan baru.
•
Dalam hal perencanaan strategi, Rumah Sakit Mata Cicendo harus lebih memperhatikan dan mengakomodir perubahan yang terjadi pada pasar. Dewasa ini perubahan terhadap perkembangan dunia kesehatan semakin meningkat dan berlangsung dengan cepat. Tidak hanya itu, kondisi persaingan dalam industri kesehatan juga semakin ketat. Rencana strategi yang dibuat oleh instansi juga harus dapat berubah dengan cepat, dan tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat, untuk meningkatkan daya saing instansi. Perencanaan strategi instansi ini sebaiknya dilakukan sendiri oleh instansi, sehingga apabila diperlukan tindakan yang cepat, maka dapat langsung dilakukan penyesuaian.
•
Terkait dengan perencanaan strategi instansi, RSM Cicendo juga harus meningkatkan usaha untuk melakukan suatu analisis pasar untuk mengetahui kondisi persaingan yang sedang berlangsung, dan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan bagaimana persepsi mereka terhadap kualitas pelayanan instansi. Untuk dapat melakukan hal ini, maka harus dimulai dari komitmen manajemen puncak disertai dengan pemberian contoh yang nyata.
•
Instansi harus lebih mendorong lagi untuk meningkatkan keberanian pegawai dalam rangka pengambilan risiko untuk menangkap peluang bisnis yang ada. Instansi harus melakukan suatu perubahan dalam memotivasi pegawainya untuk melakukan sesuatu hal yang baru sesuai 94
dengan intuisi, walaupun risikonya adalah kegagalan, sehingga pegawai dapat lebih bebas dalam berusaha. •
Organisasi harus dapat lebih fleksibel dalam menghadapi suatu masalah dan dalam melakukan penyesuaian terhadap suatu kondisi. Pemindahan pegawai ke beberapa fungsi yang berbeda harus terus dilakukan. Sehingga apabila suatu masalah terjadi, dan hal tersebut membutuhkan penyelesaian yang cepat, maka instansi memiliki banyak sumber daya untuk mengatasinya. Fleksibilitas organisasi juga terkait dengan peningkatan kecepatan dalam menghadapi masalah dan juga pembuatan keputusan.
•
Masa depan adalah penuh dengan ketidakpastian. Organisasi yang dapat berhasil di masa depan seiring dengan ketatnya persaingan adalah organisasi yang terus melakukan inovasi dan selalu mengembangkan sesuatu yang baru, dan mengutip kata‐kata Gary Hamel, organisasi yang bertindak untuk memimpin suatu revolusi. Organisasi hendaknya selalu mendorong pegawainya untuk selalu melakukan eksperimen dan inovasi terhadap hal‐hal baru, salah satunya adalah melalui pemberian penghargaan untuk mereka yang berani melakukan suatu inovasi dan eksperimen.
•
Untuk melakukan peningkatan terhadap orientasi individu pegawai dalam melaksanakan corporate entrepreneurship maka instansi harus berupaya untuk dapat menciptakan suasana intrapreneurial dalam organisasi. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan membuat lingkungan kerja yang penuh inovasi.
•
Rumah Sakit Mata Cicendo harus terus berusaha mempertahankan dan meningkatkan dimensi‐dimensi yang telah berada dalam kategori baik, seperti dalam hal kerjasama antar departemen atau fungsi, pemberian dukungan dari manajemen puncak terhadap pengembangan dan 95
pelaksanaan ide baru, kecepatan dalam menyelesaikan suatu masalah, dan tetap fokus pada pemberian pelayanan kesehatan mata yang terbaik untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 4.1.2
Rekomendasi untuk Peningkatan Entrepreneurial Leadership
Dalam rangka mewujudkan lingkungan instansi yang mendukung pelaksanaan budaya entrepreneurial maka Rumah Sakit Mata Cicendo memerlukan pemimpin dengan tipe integrator, dalam hal ini sebaiknya adalah manajemen puncak instansi. Selain itu, peningkatan terhadap kemampuan para pemimpin yang ada di jajaran struktural dari Rumah Sakit Mata Cicendo, untuk menjadi seorang entrepreneurial leader harus dimulai dengan melakukan perubahan pada pola pikir para pemimpin yang ada. Perubahan ini dapat didorong dengan melakukan
pelatihan‐pelatihan
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan entrepreneurship, atau dengan melakukan tukar pengalaman untuk mendorong munculnya motivasi dari para pemimpin. Selanjutnya dapat dilakukan pendelegasian wewenang terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan dan tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya. Selain itu pemimpin yang memegang jabatan struktural bertanggung jawab dalam menciptakan suatu inovasi baru dalam seksi atau bagiannya masing‐masing, baik untuk perbaikan pada operasional instansi maupun dalam penciptaan suatu layanan baru sehingga diharapkan bahwa otonomi yang diberikan kepada para pemimpin dapat mendorong mereka untuk menerapkan prinsip‐ prinsip entrepreneurial leader. Instansi dapat menugaskan kepada setiap pemimpin untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam rangka mendukung penciptaan iklim kreatif, dan memberikan tantangan kepada bawahannya untuk dapat mencari cara baru 96
dan berbeda dalam melaksanakan pekerjaannya, tanpa terhalangi oleh adanya prosedur birokrasi, yang dapat menghalangi pencapaian inovasi tersebut. Untuk dapat menerapkan perilaku entrepreneurial leader tersebut diperlukan adanya penciptaan lingkungan yang mendukung. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pembagian atau penempatan posisi yang sesuai dengan karakter para pimpinan tersebut sehingga dapat sesuai antara tujuan dengan fokus dari pemimpin tersebut. 4.2
Rencana Implementasi
Langkah‐langkah yang diusulkan dalam rencana implementasi ini berusaha untuk mengakomodir kekurangan‐kekurangan yang ada dalam hasil analisis terhadap dimensi dari corporate entrepreneurship pada Rumah Sakit Mata Cicendo, seperti terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1. Usulan Rencana Implementasi
97
1. Memunculkan kebutuhan akan perubahan. Pada tahapan atau langkah yang pertama ini, instansi melakukan analisis pasar untuk mengetahui bagaimana kondisi persaingan saat ini, dan juga untuk mengidentifikasi krisis yang mungkin timbul atau bahkan peluang besar yang masih terbuka. 2. Penentuan Visi & Misi. Berdasarkan hasil masukan dari analisis pasar yang telah dilakukan sebelumnya, instansi kemudian harus meninjau kembali visi dan misi yang ada saat ini untuk disesuaikan terhadap kebutuhan yang akan datang. 3. Pembuatan rencana strategi. Visi dan misi yang telah ditentukan menjadi dasar acuan dalam pembuatan rencana strategi instansi. Rencana strategi ini harus berorientasi kepada konsumen dan berlandaskan pada proses inovasi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. 4. Mengkomunikasikan Visi, Misi & Rencana Strategi. Dalam tahapan ini, instansi harus mengkomunikasikan mengenai visi, misi, dan rencana strategi yang telah dibuat kepada segenap instansi. Pada tahapan ini pihak manajemen puncak dapat memberikan suatu dorongan kepada seluruh instansi untuk melaksanakan budaya entrepreneurial dengan memberikan contoh dalam pelaksanaan kegiatan sehari‐hari. 5. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pemberdayaan
sumber
daya
manusia
ini
bertujuan
untuk
menghilangkan hambatan dalam pelaksanaan budaya entrepreneurial dengan cara terus melakukan dukungan terhadap pegawai yang melakukan suatu perbaikan, atau inovasi dan bereksperimen terhadap hal‐hal baru, dan juga mendorong para pegawai untuk dapat lebih 98
berani dalam melakukan pengambilan risiko. Pada tahapan ini instansi juga dapat menghargai dan memberikan reward kepada pegawai yang telah melakukan perbaikan dan juga kepada pegawai yang berani untuk mencoba sesuatu yang baru. 6. Menciptakan organisasi yang fleksibel Tahapan terakhir yang harus dilakukan oleh instansi, dalam rangka memperbaiki
dan
melaksanakan
serta
menumbuhkan
budaya
entrepreneurial, adalah dengan menciptakan suatu organisasi yang fleksibel Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pelatihan dan juga rotasi pegawai sehingga diharapkan bahwa seluruh pegawai RSM Cicendo dapat turut serta dalam penyelesaian suatu masalah apabila dituntut pengambilan keputusan yang cepat. Rencana implementasi ini dibuat sebagai panduan terhadap langkah‐langkah yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit Mata Cicendo apabila ingin melaksanakan proses transformasi terhadap budaya instansi yang ada saat ini sehingga dapat menjadi instansi yang entrepreneurial.
99