PUTUSAN NO. 215/ Pid.Sus / 2013 / PT. Bdg
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
------- Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa : ------------------------------------------------------------------Nama lengkap
: RONI NATAL SIDAHURUK ; ---------------------
Tempat lahir
: Medan ; --------------------------------------------
Umur/Tanggal lahir
: 23 tahun / 19 September 1989 ; ---------------
Jenis kelamin
: Laki-laki ; ------------------------------------------
Kebangsaan
: Indonesia ; -----------------------------------------
Tempat tinggal
: Kampung Pakemitan,
Pakemitan
Rt.07/04,
Kecamatan
Desa
Cikatomas,
Kabupaten Tasikmalaya ; -----------------------Agama
: Kristen ; ---------------------------------------------
Pekerjaan
: Wiraswasta ; --------------------------------------
Terdakwa berada dalam rumah tahanan negara, berdasarkan Surat Perintah/Penetapan Penahanan : -------------------------------------------------1. Penyidik sejak tanggal 29 Januari 2013 s/d tanggal 17 Februari 2013 ; 2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 18 Februari 2013 s/d tanggal 29 Maret 2013 ; -------------------------------------------------------3. Penuntut Umum sejak tanggal 13 Maret 2013 s/d tanggal 01 April 2013 ; ------------------------------------------------------------------------------4. Majelis Hakim sejak tanggal 21 Maret 2013 s/d tanggal 19 April 2013 ; 5. Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Subang sejak tanggal 20 April 2013 s/d tanggal 18 Juni 2013 -----------------------------------------
Sekarang Terdakwa berada di luar tahanan ; ------------------------------------
Hal.. 1 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
------- Pengadilan Tinggi tersebut ; -----------------------------------------------------Setelah
membaca
berkas
perkara
dan
surat-surat
yang
bersangkutan serta turunan Putusan Sela Pengadilan Negeri Subang tanggal 29 April 2013, Nomor : 56/Pid.Sus/2013/PN.Sbg, dalam perkara Terdakwa tersebut di atas ; ---------------------------------------------------------------Setelah membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum, tertanggal 20 Maret 2013, No.Reg.Perkara : PDM-18/SUBANG/02/2013, yang pada pokoknya Terdakwa telah didakwa sebagai berikut : --------------------------KESATU PRIMER “Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari yang tidak diingat lagi pada bulan Nopember Tahun 2012 sekira jam 13.00 Wib, pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam 13.30 Wib dan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 sekira jam 21.00 Wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu antara tahun 2012 sampai dengan 2013 bertempat di Hotel Panorama Pamanukan Desa Pamanukan Kab. Subang atau
setidak-tidaknya
pada
suatu
tempat
dalam
daerah
hukum
Pengadilan Negeri Subang, telah melakukan beberapa perbuatan yang masing-masing
perbuatan
merupakan
kejahatan
yang
ada
hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan atau berlanjut yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : ------------------------------------------ -- Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika saksi korban bertemu dengan terdakwa di depan PTC Pamanukan sekira jam.13.00 Wib, setelah ngobrol kemudian saksi korban diajak oleh terdakwa sambil berkata “Ayo Dek, kita kesana”, Sehingga
atas
ajakan
itu
selanjutnya
terdakwa
dengan
menggunakan sepeda motor Revo milik terdakwa warna merah yang ternyata saksi korban dibawa ke sebuah hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam kamar
Hal. 2 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
penginapan No.54 ; --------------------------------------- -- Bahwa setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No. 54 Hotel Panorama itu lalu saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring. Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi
korban.
Selanjutnya
terdakwa terus menciumi saksi korban dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu payudara saksi korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban terlepas ; ------------------------------------------------------- -- Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi korban ; ----------- -- Bahwa selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam 13.30 Wib kembali terdakwa dan saksi korban bertemu dengan PTC dan selanjutnya tedakwa kembali mengajak saksi korban ke hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam kamar penginapan No.54. Setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No.54 Hotel Panorama itu lalu saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring. Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi
Hal. 3 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
korban. Selanjutnya tedakwa terus menciumi saksi korbian dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu payudara saksi korban dirabaraba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban terlepas ; ----------------- -- Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian
terdakwa menindih
tubuh saksi korban dan memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan
turun naik
hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi korban ; ----------- -- Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 jam 21.00Wib dirumah kontrakannya di Tasikmalaya ketika sedang tidur Korban terbangun karena diciumi
oleh
Terdakwa dan
Terdakwa hanya membuka celana dan celana dalam Korban saja begitu juga Tedakwa hanya membuka celana dan celana dalamnya saja, lalu Terdakwa memasukan kemaluannya kelubang kemaluan Korban dan kemaluan Korban tidak terlalu terasa sakit, lalu Terdakwa menggerakannya naik turun beberapa kali dan Terdakwa mengeluarkan spermanya didalam kemaluan Korban ; ---------------- -- Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum Nomor : 357/16/271863RM tanggal 28 Januari 2013 atas nama Lizen Tiopanta Nababan yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Piliandyah T SpOG selaku Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kab. Subang dengan hasil Kesimpulan : --------------------------------------------------Pada perempuan ini ditemukan luka-luka pada selaput dara yang mungkin akibat dari kekerasan tumpul atau sebab lainnya ; ---------
Hal. 4 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP. SUBSIDAIR ---------------------------------------------------------------------------“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari yang tidak diingat lagi pada bulan Nopember Tahun 2012 sekira jam 13.00 Wib, pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam 13.30 Wib dan pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 sekira jam 21.00 Wib atau setidaktidaknya pada suatu waktu antara tahun 2012 sampai dengan 2013 bertempat di Hotel Panorama Pamanukan Desa Pamanukan Kab. Subang atau
setidak-tidaknya
pada
suatu
tempat
dalam
daerah
hukum
Pengadilan Negeri Subang, telah melakukan beberapa perbuatan yang masing-masing
perbuatan
merupakan
kejahatan
yang
ada
hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan atau berlanjut yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : ----------------------------- -- Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebut diatas, bermula ketika saksi korban bertemu dengan terdakwa di depan PTC Pamanukan sekira jam.13.00 Wib, setelah ngobrol kemudian saksi korban diajak oleh terdakwa sambil berkata “Ayo Dek, kita kesana”, Sehingga
atas
ajakan
itu
selanjutnya
terdakwa
dengan
menggunakan sepeda motor Revo milik terdakwa warna merah yang ternyata saksi korban dibawa ke sebuah hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam kamar penginapan No.54 ; --------------------------------------- -- Bahwa setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No. 54 Hotel Panorama itu lalu saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring. Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi
korban.
Selanjutnya
Hal. 5 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
terdakwa terus menciumi saksi korban dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu payudara saksi korban diraba-raba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban terlepas ; ------------------------------------------------------- -- Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian terdakwa menindih tubuh saksi korban dan memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan turun naik hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi korban ; ----------- -- Bahwa selanjutnya pada hari Sabtu tanggal 5 Januari 2013 sekira jam 13.30 Wib kembali terdakwa dan saksi korban bertemu dengan PTC dan selanjutnya tedakwa kembali mengajak saksi korban ke hotel Panorama. Setelah tiba di hotel itu lalu saksi korban diajak masuk ke dalam kamar penginapan No.54. Setelah terdakwa dan saksi korban berada didalam kamar No.54 Hotel Panorama itu lalu saksi korban didorong ketempat tidur sehingga posisi saksi korban terbaring. Dalam kondisi demikian kemudian terdakwa menciumi saksi korban namun saat itu saksi korban menolak dan bertanya mau berbuat apa namun terdakwa menyuruh diam kepada saksi korban. Selanjutnya tedakwa terus menciumi saksi korbian dan ketika saksi korban berusaha untuk bangun, terdakwa selalu mendorong badan saksi korban sehingga saksi korban tetap terbaring di tempat tidur. Bahwa setelah terdakwa menciumi pipi, kening dan bibir saksi korban lalu payudara saksi korban dirabaraba oleh terdakwa dan kemudian terdakwa membuka pakaian saksi korban sewaktu saksi korban terbaring dengan tangan kanannya hingga baju dan bra saksi korban terlepas ; ----------------Hal. 6 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
- -- Bahwa selanjutnya terdakwa membuka celana saksi korban dengan menggunakan kakinya setelah saksi korban tanpa pakaian lalu terdakwa membuka pakaiannya sendiri. Setelah terdakwa dan saksi korban dalam keadaan telanjang kemudian
terdakwa menindih
tubuh saksi korban dan memasukan batang kemaluannya kedalam lubang vagina saksi korban lalu melakukan gerakan
turun naik
hingga saksi korban merasakan sakit disekitar vaginanya dan berapa menit kemudian terdakwa mencabut batang kemaluannya dan mengeluarkan spermanya diluar vagina saksi korban ; ----------- -- Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2013 jam 21.00Wib dirumah kontrakannya di Tasikmalaya ketika sedang tidur Korban terbangun karena diciumi
oleh
Terdakwa dan
Terdakwa hanya membuka celana dan celana dalam Korban saja begitu juga Tedakwa hanya membuka celana dan celana dalamnya saja, lalu Terdakwa memasukan kemaluannya kelubang kemaluan Korban dan kemaluan Korban tidak terlalu terasa sakit, lalu Terdakwa menggerakannya naik turun beberapa kali dan Terdakwa mengeluarkan spermanya didalam kemaluan Korban ; ---------------- -- Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum Nomor : 357/16/271863RM tanggal 28 Januari 2013 atas nama Lizen Tiopanta Nababan yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr. Piliandyah T SpOG selaku Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kab. Subang dengan hasil Kesimpulan : --------------------------------------------------Pada perempuan ini ditemukan luka-luka pada selaput dara yang mungkin akibat dari kekerasan tumpul atau sebab lainnya ; --------Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP. DAN
KEDUA ---------------------------------------------------------------------------------
“Bahwa ia, terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK pada hari Minggu Hal. 7 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
tanggal 20 Januari 2013 sekira jam 12.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2013, bertempat di Pasar Inpres Pamanukan Desa Pamanukan Kec. Pamanukan Kab. Subang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Subang, telah membawa pergi seorang wanita yang belum cukup umur, tanpa dikehendaki orang tuanya atau walinya tetapi dengan persetujuannya, dengan maksud untuk memastikan penguasaannya terhadap wanita itu, baik didalam maupun diluar pernikahan, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : -----------------------------
- -- Pada waktu dan tempat sebagaimana tersebuit diatas, bermula ketika saksi korban LIZEN TIOPANTA NABABAN pergi ke Pasar inpres Pamanukan untuk membeli sepatu dan dalam kesempatan itu saksi korban telah bertemu dengan terdakwa sehingga ketika saksi korban pulang ke rumahnya, saksi korban telah dimarahi oleh orang tuanya karena pulang telat. Atas dasar itu lalu saksi korban lalu saksi korban berniat kerumah neneknya di Bandung dan dalam perjalanan itu saksi korban telah bertemu dengan terdakwa dan kesempatan itu terdakwa mengajak pergi bareng kearah kota ; ------
- -- Bahwa setelah saksi korban melewati Bandung dan saksi korban berniat untuk turun ternyata telah dilarang oleh terdakwa hingga tanpa sepengetahuan dan seijin orang tua saksi korban, terdakwa telah membawa pergi saksi korban ke daerah Tasikmalaya kerumah kontrakan terdakwa di Tasikmalaya. Selanjutnya setelah tiba di Tasikmalaya sekira jam 23.00 Wib lalu saksi korban menginap dirumah kontrakan terdakwa sampai hari Jumat tanggal 25 Januari 2013 pada hari itu juga sekira jam 19.00 Wib saksi korban dijemput oleh ayahnya yang bernama RIZAL NABABAN dan pamannya yang bernama HERCULES NABABAN yang selanjutnya saksi korban dibawa pulang kerumahnya di Subang ; ----------------------------------
Perbuatan terdakwa tersebut adalah sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat (1) ke-l KUHP. ----------------------
Hal. 8 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
-------Setelah membaca Putusan Sela Pengadilan Negeri Subang tanggal 29 April 22013, Nomor : 56/Pid.Sus/2013/PN.Sbg, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : ----------------------------------------------------------
Menerima eksepsi penasihat hukum terdakwa ; --------------------------
-
Menyatakan Dakwaan jaksa penuntut umum batal demi hukum ; - --
-
Menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut ; ---------------------------
-
Memerintahkan
kepada
jaksa
penuntut
umum
untuk
segera
mengeluarkan terdakwa tesebut dari tahanan rutan ; -------------------
-
Membebankan semua biaya perkara ini kepada negara ; ----------------
-------Setelah
membaca
Akta
Permohonan
Banding
Nomor
:
02/Ban/Akta.Pid/2013/PN.Sbg. yang dibuat oleh Panitera Muda Pidana Pengadilan Negeri Subang yang menerangkan, bahwa pada tanggal 01 Mei 2013 Penuntut Umum telah menyatakan perminitaan banding terhadap putusan Sela Pengadilan Negeri tersebut, permohonan banding mana telah
diberitahukan
kepada
Penasehat
Hukum
Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada tanggal
Terdakwa
melalui
28 Mei 2013 ; ------------
-------Setelah membaca Memori Perlawanan dari Penuntut Umum yang diajukan pada tanggal 07 Mei 2013, Memori Perlawanan mana telah diberitahukan dan diserahkan kepada Penasehat Hukum Terdakwa melalui Pengadilan Negeri Jakarta Timur, pada tanggal 29 Mei 2013 ; ------
------ Setelah membaca surat pemberitahuan untuk Mempelajari berkas perkara yang dibuat oleh Panitera Muda Pidana pada Pengadilan Negeri Subang, tanggal 07 Mei 2013, Nomor : W11-U17/799/HN.01.10/V/2013, yang menerangkan, bahwa sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Bandung, kepada Jaksa Penuntut Umum diberi
Hal. 9 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
kesempatan
untuk
mempelajari
berkas
perkara
di
Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Subang, selama 7 (tujuh) hari ; ------------------------------------Menimbang,
bahwa
Putusan
Sela
Pengadilan
Negeri
Subang
tersebut dijatuhkan pada tanggal 29 April 2013 dengan hadirnya Terdakwa dengan didampingi oleh Penasehat Hukumnya dan Penuntut Umum, dan karena Penuntut Umum berkeberatan terhadap Putusan Sela tersebut, selajutnya Penuntut Umum mengajukan perlawanan kepada Pengadilan Tinggi melalui Pengadilan Negeri yang bersangkutan pada 01 Mei 2013,
dengan demikian perlawanan tersebut diajukan dalam
tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang ditentukan Undang-Undang, maka perlawanan tersebut secara formal dapat diterima ; -----------------------------------------------------------------------------Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum di dalam Memori Perlawanannya
tersebut
telah
mengemukakan
hal-hal
yang
pada
pokoknya sebagai berikut : ---------------------------------------------------------- Bahwa pengertian uraian secara jelas, cermat dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP tidaklah harus ditafsirkan secara absolut, melainkan penerapannya bersifat relatif, yang mana dalam surat dakwaan dalam hal menguraikan cara tindak pidana dilakukan cukup dijelaskan secara garis besar, namun uraian tersebut terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh serta keadaan yang menyetainya ; ------------------------------------------ Bahwa Majelis Hakim setelah mempertimbangkan dakwaan Kesatu Primair dari Penuntut Umum dalam uraian cara melakukan tindak pidana, yang mana telah secara terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh serta keadaan yang menyertainya, dalam hal ini keseluruhan unsur-unsur dalam dakwaan
Kesatu
Primair,
sehingga
keseluruhan
syarat-syarat
sebagaimana yang telah ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP telah terpenuhi, berdasarkan hal tersebut telah sepatutnyalah eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut ditolak karena tidak beralasan secara hukum ; ------------------------------ Bahwa Majelis Hakim dalam mempertimbangkan dakwaan Kesatu
Hal. 10 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
Subsidair dari Penuntut Umum yang menyatakan bahwa dakwaan Kesatu Subsidair tersebut tidak jelas, dengan alasan dakwaan Kesatu Subsidair
tersebut
tidak
memenuhi
syarat-syarat
sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP yaitu uraian yang cermat dan jelas mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa tidak terpenuhi ;------------------------------------------------------- Bahwa dalam hal ini Majelis Hakim harus membaca, menimbang dan memperhatikan
Surat
Dakwaan
dari
Penuntut
Umum
secara
keseluruhan dan utuh serta tidak dalam bentuk “Pemenggalan” hanya dalam dakwaan Kesatu Subsidair secara tersendiri, berkaitan dengan hal tersebut Majelis Hakim harus mempertimbangkan bentuk dakwaan dari Penuntut Umum yang merupakan Dakwaan Kumulatif, dimana dakwaan
Kesatu
Penuntut
Umum
mendakwa
Terdakwa
dengan
Dakwaan Subsidaritas, dengan dakwaan Kesatu Primair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP, dakwaan Kesatu Subsidair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP dan Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP yang akan dibuktikan dalam pemeriksaan pokok perkara nanti ; - Bahwa sebagaimana telah Majelis Hakim pertimbangkan pada putusan sela, bahwa baik dakwaan Kesatu Primair maupun dakwaan Kesatu Subsidair, dimana keduanya dipasang dengan Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP yang merupakan pasal pemberat, yang mana tidak akan merubah Terdakwa
substansi
dari
pasal
pokok
yang
didakwakan
dan penulisan ke-1 merupakan kesalahan
kepada
pengetikan
semata, alasan mana telah dipertimbangkan Majelis Hakim, sehingga dalam putusan selanya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Subang yang memeriksa perkara ini berpendapat, bahwa eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa mengenai dakwaan Kesatu Primair haruslah ditolak karena tidak beralasan secara hukum ;-------------------------------------------------- Bertitik tolak dari pertimbangan Majelis Hakim tersebut, tidaklah beralasan apabila Majelis Hakim melihat dakwaan Kesatu Subsidair secara tersendiri serta mengesampingkan dakwaan Kesatu Primair dan
Hal. 11 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
dakwaan Kedua, dimana baik secara formil maupun materiil substansi surat dakwaan kesatu Primair dan dakwaan kedua telah memenuhi apa yang disyaratkan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP ; -------------- Bahwa Majelis Hakim dengan memperhatikan pasal 156 ayat (1) KUHAP serta pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan mengadili diantaranya sebagaimana termuat dalam point 3 (tiga) Majelis Hakim menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut; ----------------------------------------------------------------------------- Bahwa penafsiran ayat (1) dari pasal 156 KUHAP tersebut tidak dapat dipisahkan dari ayat (2) pasal 156 KUHAP, dimana disebutkan “jika Hakim menyatakan keberatan tersebut diterima, maka perkara itu tidak diperiksa lebih lanjut, sebaliknya dalam hal tidak diterima atau Hakim berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan”, maka berdasarkan ayat (2) Pasal 156 KUHAP tersebut amar Putusan Sela yang termuat dalam point 3 dimana Majelis Hakim menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama Terdakwa RONI NATAL SIDAHURUK tersebut merupakan suatu kekeliruan karena Majelis Hakim telah melampaui apa yang telah ditetapkan Undang-Undang. Bahwa pengertian tidak diperiksa lebih lanjut adalah hal yang sama sekali berbeda dengan menghentikan pemeriksaan perkara pidana ; --------------------------------------------------- Bahwa Majelis Hakim yang menetapkan menghentikan pemeriksaan pidana
tersebut
secara
nyata
melepasakan
Terdakwa
dari
pertanggungjawaban pidana atas perbuatanya tersebut, Majelis Hakim tidak mempertimbangkan rasa keadilan terhadap korban maupun terhadap Terdakwa karena tidak terciptanya kepastian hukum dan pencitraan hukum yang tidak dapat melindungi dan mengayomi hakhak
serta
kehormatan
korban,
perempuan
dan
khususnya
perlindungan terhadap anak di bawah umur ; -------------------------------------Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari berkas perkaranya dengan seksama, baik berita acara penyidikan, berita acara sidang, pertimbangan hukum dan alasan-alasan yang dijadikan dasar putusan sela Hakim tingkat pertama, serta memori perlawanan dari Jaksa
Hal. 12 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
Penuntut
Umum,
Pengadilan
Tinggi
akan
mempertimbangkan
sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini ; -------------------------------------Menimbang, bahwa Majelis Hakim pada tingkat pertama dalam menjatuhkan putusan selanya didasarkan kepada eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa sepanjang yang menyangkut mengenai dakwaan Kesatu Subsidair yang pada pokoknya sebagai berikut : -------------------------------- Bahwa Dakwaan Kesatu Subsidair tidak terdapat uraian perbuatan atau cara-cara yang dilakukan oleh terdakwa yang sesuai dengan unsur “sengaja melakukan
tipu muslihat serangkaian kebohongan atau
membujuk…” sehingga rumusan delik perbuatan yang didalilkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaan tidak terdapat penguraian secara cermat, jelas dan lengkap sebagaimana dimaksud dalam KUHAP ; - Bahwa ternyata pula dalam Pasal 82 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak tidak terdapat frase persetubuhan seperti Pasal 81, dalam Pasal 82 adalah mengatur ancaman terhadap perbuatan percabulan, jadi bukan persetubuhan ; ----------------------------------------- Bahwa selain daripada yang diuraikan di atas, ternyata perbuatan pertama dan perbuatan kedua yang diuraikan dalam Dakwaan Kesatu Primair atau Kesatu Subsidair merupakan peristiwa/perbuatan kembar atau sama satu dengan lainnya mengenai penulisan uraian, titik dan komanya, sehingga tentunya sesuatu yang tidak mungkin ; ---------------------Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tersebut, Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan apakah dakwaan Kesatu Subsidair Jaksa Penuntut Umum tersebut telah memenuhi syaratsyarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP atau tidak ? ---------------------------------------------------------------------------------- Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mencermati Memori Perlawanan dari Jaksa Penuntut Umum,
maka Pengadilan Tinggi
sependapat dengan alasan yang dikemukakan Jaksa Penuntut Umum, dengan pertimbangan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, bahwa dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan. Bahwa
Hal. 13 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
pengertian mengenai tindak pidana, bukan hanya terbatas pada unsur delik, tetapi meliputi cara tindak pidana dilakukan oleh terdakwa. Idealnya, dijelaskan secara keseluruhan cara tindak pidana dilakukan, tetapi yang dituntut cukup garis besarnya, asal dari uraian itu terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak
pidana dilakukan secara
utuh ; ----------------------------------------------------------------------------------Patokan yang harus dipegang, pengertian cermat, jelas dan lengkap dalam pasal itu : ------------------------------------------------------------------------------- jangan ditafsirkan “ absolut “ ; ------------------------------------------------ tetapi diterapkan bersifat “ relatif “, terutama yang berkenaan dengan cara melakukan serta keadaan yang menyertai tindak pidana ; ----------------Menimbang, bahwa berdasarkan alasan tersebut di atas, Pengadilan Tinggi berpendapat, bahwa uraian dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut sudah terang dan jelas mengungkapkan bagaimana cara tindak pidana dilakukan secara utuh serta menguraikan keadaan yang menyertai tindak pidananya, karenanya surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemeriksaan atas perkara a quo karena telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana ditentukan dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP ; ------------------------------- Menimbang, bahwa terlepas dari apa yang telah diuraikan di atas, Pengadilan Tinggi menilai pula mengenai bentuk surat dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum tersebut adalah merupakan dakwaan kumulatif, yaitu ada Dakwaan Kesatu dan Dakwaan Kedua, dimana dalam dakwaan Kesatu Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan dakwaan subsidaritas, yakni Kesatu Primair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 81 ayat (1) Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-l KUHP, Subsidair sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 82 ayat (1) UndangUndang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo pasal 64 ayat (1) ke-l KUHP, dan dakwaan Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 332 ayat (1) ke-1 KUHP ; ------------------------------------------Menimbang, bahwa oleh karena surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut adalah merupakan dakwaan kumulatif, sementara
Hal. 14 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
Majelis Hakim tingkat pertama dalam menjatuhkan putusan selanya hanya berdasarkan atas dakwaan Kesatu Subsidair, sehingga Pengadilan Tinggi berpendapat putusan sela Majelis Hakim tingkat pertama tersebut seyogyanya tidak serta merta mengesampingkan dan/atau membatalkan dakwaan yang lainnya ( i.c dakwaan Kesatu Primair dan dakwaan Kedua ) yang akan dibuktikan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam pemeriksaan pokok perkaranya nanti ; ------------------------------------------------------------------Menimbang,
bahwa
selanjutnya
Pengadilan
Tinggi
akan
mempertimbangkan mengenai Putusan Sela Majelis Hakim tingkat pertama yang menetapkan menghentikan pemeriksaan perkara pidana atas nama terdakwa tersebut di atas, yaitu sebagai berikut : ---------------- Bahwa sebagaimana kita ketahui, sifat penghentian atau tidak melanjutkan pemeriksaan perkara, dalam hal ini terdiri dari : --------------(a) bersifat “ permanen “ ; ----------------------------------------------------------- Apabila Penuntut Umum “tidak mengajukan perlawanan” kepada Pengadilan Tinggi terhadap putusan sela (penerimaan eksepsi), berarti putusan menjadi berkekuatan hukum tetap ; ----------------------------------(b) bersifat “ temporer “ ; ------------------------------------------------------------ Dikatakan bersifat “temporer”, apabila penghentian pemeriksaan bersifat sementara. Hal ini terjadi : ------------------------------------------------ apabila Penuntut Umum mengajukan “perlawanan” kepada Pengadilan Tinggi atas putusan sela ( penerimaan eksepsi ) ; ---------------------------- berarti penghentian pemeriksaan adalah untuk sementara sampai ada putusan Pengadilan Tinggi ; ------------------------------------------------------
jika Pengadilan Tinggi “menolak” perlawanan Penuntut Umum, sifat “temporer”
berubah
menjadi
“permanen”,
dan
Pengadilan
Negeri
mengembalikan berkas kepada Penuntut Umum untuk dilimpahkan kepada
yang
berwenang
(
apabila
eksepsi
yang
menyangkut
kewenangan mengadili ) ; --------------------------------------------------------sebaliknya, apabila Pengadilan Tinggi “mengabulkan” atau “menerima” perlawanan Penuntut Umum, sifat temporer penghentian pemeriksaan menjadi “gugur”, dan Pengadilan Negeri harus segera melanjutkan pemeriksaan pokok perkara ; ----------------------------------------------------
Hal. 15 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
-------Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas Pengadilan Tinggi cukup beralasan untuk membatalkan putusan sela Pengadilan
Negeri
Subang
dan
mengadili
sendiri
yang
amarnya
sebagaimana yang akan disebutkan dalam amar putusan di bawah ini ; --------Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Penasehat Hukum terdakwa ditolak dan perkara ini akan diperiksa kembali oleh Pengadilan Tingkat Pertama maka
biaya perkara
dalam perkara ini ditangguhkan sampai
selesai Pemeriksaan dalam pokok perkara dilakukan; -----------------------------Mengingat pasal 143 Jo pasal 156 Undang-Undang No. 8 tahun 1981 ( KUHAP ), Undang-Undang No. 48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman,
Undang-Undang No. 49 tahun 2009 Tentang
Peradilan
Umum, serta ketentuan-ketentuan lain yang bersangkutan ; ---------------MENGADILI -
Menerima Perlawanan dari Penuntut Umum ; ----------------------------
-
Membatalkan
Putusan Sela Pengadilan
Negeri
Subang tanggal
29 April 2013, Nomor : 56/ Pid.Sus/2013/PN.Sbg ; ------------------MENGADILI SENDIRI 1.
Menolak Eksepsi / keberatan Penasehat Hukum Terdakwa ; ----------
2.
Memerintahkan
Pengadilan
Negeri
Subang
untuk
melanjutkan
memeriksa dan memutus Pokok Perkara, dalam perkara Nomor : 56/ Pid.Sus/2013/PN.Sbg, atas nama Terdakwa
RONI NATAL
SIDAHURUK ; -------------------------------------------------------------------3.
Biaya perkara ditangguhkan sampai pemeriksaan dalam pokok perkara selesai ; ---------------------------------------------------------------
------- Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan
Tinggi
Bandung
pada
hari
SENIN,
tanggal
01 JULI 2013, oleh kami NY.CH KRISTI PURNAMIWULAN, SH.M.Hum, Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Bandung sebagai Ketua Majelis, H. SJOFIAN MOCHAMMAD, SH dan H. EFFENDI GAYO, SH.MH, masing – masing sebagai
Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan
Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 18 Juni 20113, Hal. 16 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg
Nomor
:
215/Pen/Pid.Sus/20133/PT.Bdg,
untuk
memeriksa
dan
mengadili perkara ini dalam tingkat banding, putusan mana diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim – Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh DODDY HERMAYADI, SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Bandung tersebut, tanpa dihadiri Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa maupun Penasehat Hukumnya ; -----------------------
HAKIM – HAKIM ANGGOTA ,
ttd
H. SJOFIAN MOCHAMMAD, SH
KETUA MAJELIS ,
ttd
NY. CH KRISTI PURNAMIWULAN, SH.M.Hum
ttd H. EFFENDI GAYO, SH.MH PANITERA PENGGANTI ,
ttd
DODDY HERMAYADI, SH
Hal. 17 dari 17 hal. Put. No : 215/Pid.Sus/2013/PT.Bdg