JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
ISSN 2339-1723
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION, S.H, M.Kn Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengambilan keputusan perencanaan dan kontrol guna menjamin tercapainya tujuan perusahaan dalam mencapai rentabilitas yang memuaskan dan dapat menjamin posisi keuangan yang sehat. Kemudian, untuk mengetahui bagaimana prosedur keuangan yang terjadi di Kantor tersebut, apakah sudah memenuhi prinsip-prinsip akuntansi, dan susunan Laporan Keuangan di Kantor Notaris. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan mencari hubungan antara penghasilan dan komponen-komponennya. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan analisa, Kantor Notaris/PPAT Denilah Shofa Nasution, S.H, M.Kn dalam melakukan pencatatan pengakuan pendapatan dan bebannya berdasarkan pada dasar aktual. Di mana dasar aktual mengakui pendapatan pada saat diperoleh tanpa memperhatikan kapan pendapatan tersebut akan diterima dan mengakui beban pada saat terjadi tanpa memperhatikan kapan beban tersebut dibayar. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan nilai aktiva atau penurunan nilai kewajiban sebagai akibatnya telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Pendapatan dari pembuatan Akta diakui pada tanggal pembuatan Akta, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan, Akta, Laporan Laba Rugi.
PENDAHULUAN Pengakuan pendapatan merupakan ketentuan pada level penetapan standar. Agar dapat dilaksanakan pada level perusahaan maka kaidah tersebut harus dijabarkan secara tekhnis dan prosedur dalam bentuk kebijakan akuntansi perusahaan. Saat pelaporan beban dilakukan dengan mencatat kegiatan di dalam perkiraan atau memasukkannya di dalam laporan keuangan. Beban diakui dalam laporan laba rugi dimana laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung anatara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Secara umum usaha atau Perusahaan (business) adalah suatu organisasi dengan sumber daya dasar (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja, digabung dan diproses untuk menyediakan barang atau jasa (output) untuk pelanggan. Pelanggan Perusahaan adalah individu atau Perusahaan lain yang membeli barang atau jasa dengan imbalan berupa uang atau barang berharga lainnya.
Tujuan dari kebanyakan Perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan. Keuntungan atau laba adalah selisih antara uang yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan, dan biaya yang dikeluarkan untuk input yang digunakan guna menghasilkan barang dan jasa. Dalam menyusun laporan keuangan yang wajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya salah satunya komponen laporan keuangan yaitu laporan laba rugi dimana laporan tersebut merupakan dasar penting untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang mencakup pendapatan dan beban. Pendapatan merupakan indikator untuk pembentukan laba, oleh karena itu pendapatan diukur secara wajar sesuai prinsip pengakuan pendapatan untuk diterapkan guna mengukur pendapatan yang diterima sebenarnya oleh perusahaan. Dimana pendapatan merupakan kegiatan pokok juga merupakan komponen yang akan diperbandingkan dalam laporan keuangan dan disajikan sesuai Standar Akuntansi
16 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
Keuangan. Pendapatan juga salah satu modal kerja yang paling likuiditas karena kejadian yang menyebabkan naiknya nilai asset mengakibatkan pendapatan menjadi sasaran yang paling mudah untuk disalahgunakan. Dalam konsep pendapatan permasalahan utamanya yaitu bagaimana menentukan saat pengakuan pendapatan, maka pendapatan yang diterapkan dapat dikatakan wajar. Selain pendapatan, beban juga merupakan faktor yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan. Dimana beban juga diakui dalam laporan laba rugi berkaitan dengan manfaat ekonomi dengan penurunan asset atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan handal. Maka beban perusahaan harus dicatat secara tepat karena menentukan laba perusahaan, beban mencakup baik kerugian maupun beban timbul karena aktivitas perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Ketepatan pencatatan beban tergantung pada ketepatan pengklasifikasian beban yang diterapkan perusahaan. Beban timbul akibat adanya aktivitas perusahaan yang biasanya terbentuk pada arus kas atau berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan serta aset tetap. Definisi beban berkaitan dengan kerugian, karena beban merupakan arus keluar harta atau timbulnya hutang atau keduanya selama satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan operasi utama satu entitas. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengakuan pendapatan dan beban pada Kantor Notaris Denilah Shofa Nasution,SH,MKn? 2. Bagaimana pelaporan pendapatan dan beban pada Kantor Notaris Denilah Shofa Nasution,SH,MKn tersebut? 3. Apakah pengakuan laba sesuai dengan pendapatan dan beban yang diakui? TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengambil keputusan perencanaan dan kontrol guna menjamin tercapainya tujuan perusahaan dalam mencapai rentabilitas yang memuaskan dan dapat menjamin posisi keuangan yang sehat.
ISSN 2339-1723
2.
Untuk mengetahui bagaimana prosedur keuangan yang terjadi di Kantor tersebut, apakah sudah memenuhi prinsip-prinsip akuntansi, dan susunan Laporan Keuangan di Kantor Notaris.
TINJAUAN PUSTAKA A. Pendapatan Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam laporan keungan, karena dalam melakukan suatu aktivitas usaha, manajemen perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode akutansi yang diakui sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum. 1. Konsep Pendapatan Konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama jarak waktu tertentu. Proses arus tersebut yaitu: a. Pada waktu penyelesaian kegiatan utama Pelaporan diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam rangka pengambilan usaha dan dapat dipahami oleh orang-orang yang dapat dipercaya mengenai aktivitas perusahaan dan aktivitas ekonomi serta bersedia mempelajari informasi. b. Pada saat dijadikan kejadian teoritis. Pelaporan keuangan harus dapat memberikan informasi tentang sumber ekonomi suatu perusahaan dan keadaan yang merubah sumber tersebut serta sesuai dengan kegunaanya yang diharapkan yaitu laporan keuangan harus layak atau sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pemakai yang potensial. Dengan kata lain laporan keuangan harus diusahakan dapat memenuhi kebutuhan informasi pemakainya. c. Setelah pertukaran terjadi. Pada saat terjadi pembebanan beban didapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan namun untuk beban tertentu meskipun tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan pelaporan dilakukan dalam periode terjadinya beban memberikan suatu manfaat. 2. Unsur-Unsur Pendapatan Ada tiga unsur dalam pendapatan yaitu sebagai berikut:
17 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
a. Penjualan hasil produksi barang dan jasa merupakan unsur pendapatan pokok perusahaan. b. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain dapat menjadi unsur pendapatan lain-lain bagi perusahaan jenis lain. Misalnya, pendapatan sewa untuk perusahaan penyewa ruangan perkantoran menjadi unsur utama pendapatan sedangkan ruangan yang tidak terpakai di perusahaan jasa yang disewa oleh perusahaan lain maka pendapatan tersebut merupakan pendapatan lain-lain. c. Penjualan aktiva di luar barang dagang merupakan unsur pendapatan lain-lain suatu perusahaan. Misalnya, jasa penjualan gedung kantor, kendaraan bermotor, dan lain-lain. 3. Jenis dan Sumber Pendapatan Sumber dan jenis pendapatan ini merupakan suatu unsur yang perlu mendapat perhatian penting sebelum membahas masalah pengakuan dan pengukuran pendapatan lebih lanjut. Kesalahan dalam menentukan sumber dan jenis pendapatan yang kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran pendapatan tersebut. Menurut Soemarsono, pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan. B. Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban terjadi karena dua sebab, pertama yang berasal dari biaya yang sudah melampaui masanya dan yang kedua karena penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah melakukan pemakaian tertentu atau utilitas.
ISSN 2339-1723
Misalmya: penggunaan air (PAM), listrik (PLN), telpon dan lain-lain. 1. Macam-Macam Beban a. Beban Aktual (accured expense) Beban akrual adalah beban yang masih harus dibayar (beban-beban tertentu mungkin telah terjadi), tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir periode akuntansi adalah perlu untuk menentukan dan mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum dibayarkan. b. Beban kredit macet (bad debts expense) Beban kredit macet adalah beban yang timbul atas tindakan tertagihnya piutang usaha. Contohnya beban piutang ragu-ragu (doubtful accounts expense), beban piutang yang tidak dapat ditagih (uncollectible accounts expense), dan seterusnya. c. Beban lain-lain (other expenses) Beban lain-lain adalah beban yang berasal dari transaksi peripheral (transaksi diluar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau aktivitas sekunder perusahaan. Contohnya adalah beban sewa dan bunga. d. Beban Operasional (operational expense) Beban operasional adalah beban-beban yang terdiri dari beban penjualan, beban umum dan beban administrasi. Laba operasi dihitung dengan cara mengurangkan laba kotor dengan beban operasional. e. Beban penjualan (selling expense) Beban penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung dengan segala aktivitas toko atau aktivitas yang mendukung operasional penjualan barang dagang. Contohnya adalah beban gaji atau beban upah karyawan, beban iklan, beban perlengkapan/ keperluan, dan beban penyusutan peralatan. f. Beban penyusutan (depreciation expense) Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva. Sifat beban penyusutan secara konsep tidak berbeda dengan baban yang mengakui pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang dibayar dimuka selama periode berjalan. Beban penyusutan adalah beban yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (non-cash expense). Alokasi harga perolehan aktiva tetap dilakukan dengan cara mendebet akun beban penyusutan dan mengkredit akun akumilasi penyusutan. Akun beban penyusutan akan tampak dalam laporan laba-rugi, sedangkan
18 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
akun akumulasi penyusutan akan terlihat dalam neraca. g. Beban umum dan administrasi (general and administration expense) Beban umum dan beban administrasi merupakan beban-beban yang dikeluarkan dalam trangka mendukung aktiva/ urusan kantor (administrasi) dan operasi umum. Contohnya adalah beban gaji, beban perlengkapan, dan beban penyusutan peralatan. h. Beban yang ditangguhkan (deffered expense,prepaid expense) Beban yang ditangguhkan adalah beban dibayar dimuka/ pengeluaran-pengeluaran tertentu yang telah dibayarkan namun atas barang atau jasa yang belum digunakan. Untuk bagian dari pengeluaran-pengeluaran yang baru akan digunakan dalam periode berikutnya memerlukan pengakuan sebagai aktiva. 2. Jenis-Jenis Beban 1) Beban Operasional. Beban operasional meliputi bunga, premi asuransi, tenaga kerja, sewa, pajak-pajak, pemeliharaan dan perbaikan, penyusutan/penghapusan, barang dan jasa, lainnya. 2) Beban Non Operasional. Beban non operasional meliputi sumbangan, dan kerugian penjualan aktiva tetap. 3. Teori Beban a) Beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa meliputi, misalnya beban pokok penjualan , gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya asset seperti kas (dan setara kas), persediaan dan asset tetap. b) Beban dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan dengan penggunaan asset seperti asset tetap, goodwill, paten, dan merek dagang. Dalam kasus semacam itu, beban itu disebut penyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmati
ISSN 2339-1723
manfaat ekonomi bersangkutan.
asset
yang
C. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pengakuan adalah proses pencatatan formal atau memasukkan item tertentu kedalam laporan keuangan, sebagai aktiva, kewajiban,pendapatan, beban, keuntungan, atau kerugian dari suatu entitas. Dalam pengertian ini termasuk gambaran dari itemnya, yaitu uraian dan jumlahnya, yang dalam hal aktiva atau kewajibannya tidak hanya terbatas pada pencatatan nilai perolehan atau besarnya kewajibannya, tetapi juga termasuk penjelasan atau pengungkapan yang cukup memadai atas item tersebut. Selanjutnya pengukuran adalah pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada item tertentu dan suatu transaksi berdasarkan satuan ukuran uang. 1. Pengakuan Pendapatan Menurut prinsip pengakuan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika direalisasi atau dapat direalisasi, dan dihasilkan. Pendapatan direalisasi ketika kas diterima untuk barang atau jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasi ketika klaim atau kas misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih yang diterima dapat segera dikonversikan kedalam jumlah kas tertentu. Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan telah menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan terkait, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai. Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan ini maka dapat diakui pada : a. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih. b. Pendapatan dari mengijinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan. c. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan. Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh bernacam-macam ketidakpastian yang tergantung pada hasil dari
19 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
peristiwa di masa yang akan datang. Estimasinya sering kali harus direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari suatu periode ke periode berikutnya. Pendapatan kontrak kontruksi dapat diakui apabila kontrak kontruksi dapat diestimasi secara andal dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak. Pada umumnya untuk perusahaan yang bergerak dalam usaha kontruksi dalam melaksanakan pekerjaannya jika dipandang dari segi waktu pelaksanaanya dibagi atas dua yaitu kontrak jangka panjang dan kontrak jangka pendek. Untuk kontrak jangka pendek masalah dalam pengakuan pendapatan tidak menjadi masalah karena biasanya pekerjaan akan dapat diselesaikan dalam satu periode akuntansi. Tetapi untuk kontrak jangka panjang, pekerjaan biasanya mempunyai waktu penyelesaian lebih dari satu periode akuntansi. Yang menjadi masalah bagaimana pengakuan pendapatan yang dilakukan terhadap kontrak tersebut. 2. Pengakuan Beban a. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan kewajiban telah terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan asset (misalnya, aktual hak karyawan atau penyusutan aset tetap). b. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. c. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai asset. d. Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aset, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk.
ISSN 2339-1723
METODE Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kantor Notaris Denilah Shofa Nasution, SH, MKn, di Jalan Veteran No. 53, Tebing Tinggi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Metode Analisis Data Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen Metode analisis data yang digunakan adalah dengan mencari hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen dengan rumus berikut: Laba= Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian Laba= Pendapatan – beban Laba= Pendapatan (termasuk keuntungan) – beban (termasuk kerugian)
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Metode Pengakuan Beban Beberapa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Kantor Notaris/Ppat Denilah Shofa Nasution, S.H, M.Kn adalah sebagai berikut: 1. Biaya gaji. Biaya gaji biasanya diberikan kepada karyawan sesuai dengan golongan atau jabatan masing-masing karyawan. 2. Biaya Jamsostek. Program jamsostek berupa Jaminan Kecelakaan Kerja yang diberikan kepada beberapa karyawan yang telah bekerja selama satu tahun sejak tanggal mulai bekerjanya karyawan tersebut. 3. Biaya Surat dan Izin adalah biaya untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan pembuatan Akta dan biasanya diurus oleh pihak ketiga, seperti Badan Pertahanan Nasional dan sebagainya. 4. Biaya perlengkapan Kantor dan ATK dikeluarkan oleh Kantor untuk membeli perlengkapan kantor dan alat-alat tulis untuk keperluan kantor, dan juga materai. 5. Biaya listrik dan air dikeluarkan oleh Kantor untuk membiayai pemakaian listrik dan air untuk keperluan kantor.
20 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
6.
Biaya telepon dikeluarkan oleh Kantor dalam rangka kegiatan operasional perusahaan termasuk faksimile, internet dan voucher handphone. 7. Biaya entertainment berupa jamuan tamu yang dikeluarkan oleh kantor untuk menjamu tamu-tamu. 8. Biaya listrik dan Air dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan operasional Kantor. 9. Biaya perawatan sepeda motor terdiri dari biaya perawatan kendaraan, gedung dan peralatan kantor yang dikeluarkan Kantor atas perbaikan dan perawatan kendaraan, gedung dan peralatan kantor operasional perusahaan yang rusak. Untuk biaya tersebut, perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain. 10. Biaya pengobatan karyawan dikeluarkan perusahaan atas pengobatan karyawannya yang sakit. 1. Pengukuran Beban Sejalan dengan penilaian aktiva dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya dapat didasarkan pada: 1. Cost historis Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti: gedung, peralatan dan sebagainya. 2. Cost pengganti/cost masukan Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama contohnya, penilaian untuk persediaan. 3. Setara kas Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini biasanya didasarkan pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi yang sama. Pos aktiva berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini.
ISSN 2339-1723
2. Penilaian Biaya/Beban Penilaian pendekatan biaya digunakan untuk penilaian bangunan yaitu dengan cara memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu bangunan baru obyek yang dinilai dikurangi penyusutan. Perkiraan biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya setiap komponen utama bangunan, material dan fasilitas lainnya. Langkah-langkah penerapan Penilaian Pendekatan Biaya: a. Menentukan biaya pembangunan baru bangunan b. Memperkirakan besarnya penyusutan atau depresiasi bangunan c. Mengurangi biaya pembangunan baru bangunan dengan penyusutan (depresiasi), sehingga didapat Nilai Bangunan d. Menentukan nilai tanah dimana bangunan itu didirikan. e. Menambahkan nilai bangunan dan nilai tanah sehingga diperoleh nilai pasar wajar property 3. Penyajian Biaya Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan saran untuk itu adalah statemen laba rugi. Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal: 1. Menuliskan nama perusahaan. 2. Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan laba-rugi. 3. Menyajikan periode laporan. 4. Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan lengkap. Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali beban lain-lain ditulis paling bawah. 4. Pengungkapan Biaya/Beban Pengungkapan biaya terdiri dari: 1) Di dalam neraca, jumlah kewajiban yang timbul sebagai akibat perbedaan antara jumlah pendanaan yang telah dilakukan oleh pemberi kerja sejak pembentuk program dengan jumlah yang diakui sebagai beban selama periode yang sama. 2) Di dalam laporan laba rugi, jumlah diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan.
21 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
B.
METODE PENGAKUAN PENDAPATAN a. Prinsip Pengakuan Pendapatan Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan, umumnya pendapatan diakui pada saat : 1. Direalisasikan atau dapat direalisasikan, 2. Dihasilkan Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa: 1. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan dianggap dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat konversi (siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui; 2. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai. b. Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu : 1. Pendapatan dari pembuatan Akta diakui pada tanggal pembuatan Akta, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan. 2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih. 3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan seperti bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan. 4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain pembuatan Akta diakui pada tanggal penyelesaian Akta. Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Menurut Pernyataan Standar
ISSN 2339-1723
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang pendapatan menyatakan bahwa pendapatan timbul dari peristiwa ekonomi berikut ini: 1. Pembuatan Akta; 2. Penjualan jasa Notaris; 3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihakpihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan deviden. c. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Perusahaan Jasa Beberapa metode pengakuan pendapatan khusus untuk perusahaan yang bergerak dalam pemberian jasa, untuk perusahaan yang lebih banyak memberikan jasa daripada produk, pengakuan pendapatan mengikuti prosedur yang sama dengan untuk transaksi barang berwujud. Empat metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa adalah : 1. Kinerja khusus Digunakan untuk pendapatan jasa yang dihasilkan dengan aksi tunggal. Sebagai contoh, makelar real estate yang menghasilkan pendapatan komisi penjualan atas penyelesaian suatu transaksi real estate, seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian tambal gigi. 2. Kinerja proporsional Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periode akuntansi. Dalam metode ini, pendapatan diakui berdasarkan kinerja proporsional setiap tindakan. Metode kinerja proporsional dari akuntansi untuk pendapatan jasa sama dengan metode persentase penyelesaian. Pengukuran proporsional mengambil bentuk yang berbeda bergantung dari jenis transaksi jasa. 3. Kinerja selesai Digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan serangkaian tindakan di mana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa di mana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkannya hanya setelah pengiriman barang, meskipun pengepakan, barang, dan transportasi mendahului pengiriman. Metode ini serupa dengan metode kontrak
22 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
4.
selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang. Penagihan Digunakan untuk pendapatan jasa ketika ketidakpastian penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biaya yang digunakan untuk penjualan produk.
C. LAPORAN LABA RUGI Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatanpendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadangkadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan jga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan. Maka arti penting dari laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode. 1. Laporan Laba Rugi Mempunyai 2 Unsur Yaitu Pendapatan Dan Beban/Biaya. 1) Pendapatan Dalam pengertian akuntansi, penghasilan meliputi pendapatan dari penjualan barang/jasa, pendapatan sewa, dividen, bunga, royalti, honorarium profesioanal, komisi dan keuntungan dari penjualan surat berharga atau aktiva tetap. Tidak termasuk penghasilan adalah peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari investasi pemilik. Terjadinya penghasilan mengakibatkan penambahan terhadap aktiva atau pengurangan terhadap kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan nilai aktiva atau penurunan nilai kewajiban sebagai akibatnya telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Oleh karena itu penghasilan diakui sebagai pendapatan dari penjualan barang (produk) diakui pada saat terjadi transaksi penjualan.Pendapatan dari
ISSN 2339-1723
penjualanjasa diakui pada saat terjadi transaksi penyerahan jasa.Pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas penggunaan sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain seperti pendapatan sewa, bunga atau. royalti diakui secara proporsional (sebanding) dengan waktu penggunaan sumber ekonomi yang bersangkutan. Keuntungan (gains) yang diperoleh dari penjualan aktiva selain barang dagangan seperti aktiva tetap atau surat berharga, diakui pada saat teijadi transaksi penjualan. Dalam laporan laba rugi, penghasilan perusahaan secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu: a. penghasilan usaha, dan b. penghasilan di luar usaha. a. Pendapatan usaha adalah penghasilan yang diperoleh dari aktivitas usaha pokok (utarna) perusahaan. Misalnya aktivitas usaha pokok perusahaan dagang adalah pembelian dan penjualan barang dagangan. Penghasilan yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang utama dilakukan perusahaan dagang adalah “hasil penjualan barang dagangan”. Dengan demikian pengahasilan usaha perusahaan dagang adalah hasil penjualan barang dagangan, biasa disingkat dengan istilah “penjualan” (sales). Sementara, penghasilan usaha perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah “hasil penjualan jasa”. b. Pendapatan di luar usaha adalah penghasilan yang diperoleh dari aktivitas di luar aktivitas pokok perusahaan, atau dari kegiatan usaha sampingan yang dilakukan sewaktu-waktu. Sewa yang diterima oleh perusahaan tersebut merupakan penghasilan di luar usaha. Termasuk juga penghasilan di luar usaha adalah laba penjualan surat berharga, laba penjualan aktiva tetap yang dihentikan penggunaannya. 2) Beban Terjadinya beban adalah berkurangnya nilai aktiva atau bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba kepada penanam modal. Seperti halnya penghasilan, beban dalam laporan laba rugi dikelompokkan menjadi: a. beban usaha, b. beban di luar usaha
23 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
Beban usaha adalah beban-beban yang secara langsun g atau tidak langsung berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan. Beban usaha digolongkan menjadi: a) Harga pokokpenjualan tepatnya beban pokokpenjualan, adalah harga pokok barang yang dijual selama suatu periode akuntansi. b) Beban penjualan adalah beban-beban yang berhubungan dengan usaha memperoleh pembeli (pelanggan) dan usaha melayani pelanggan. Termasuk beban penjualan, antara lain: gaji pegawai bagian penjualan, beban iklan, dan beban pengiriman barang ke luar. c) Beban administrasi atau beban umum, yaitu beban-beban yang berhubungan dengan aktivitas umum perusahaan, misalnya: gaji pegawai kantor, perlengkapan kantor yang habis dipakai, beban penyusutan gedung dan peralatan kantor. Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas di luar usaha pokok perusahaan, misalnya: rugi penjualan aktiva tetap, dan beban bunga. Disamping beban usaha dan beban di luar usaha tersebut di atas, harus diinformasikan terpisah dalam laporan laba rugi adalah kerugian yang sifatnya tidak biasa seperti kerugian akibat kebakaran atau bencana banjir. 3) Susunan Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama satu periode akuntansi. Menurut PSAK 2002 No.1 (revisi 1998), laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut ini: 1). Pendapatan, 2) Laba rugi usaha, 3) Beban pinjaman, 4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas, 5) Beban pajak, 6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, 7) Pos luar biasa, 8) Hak minoritas, dan 9)Laba atau rugi bersihuntuk periode berjalan. 4) Bentuk Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi dapat disajikan dalam bentuk bentuk sebagai berikut: a. Bentuk langsung (single step)
ISSN 2339-1723
Dalam bentuk single step, penghasilan usaha dan penghasilan di luar usaha disusun dalam satu kelompok. Demikian pula beban usaha dan beban di luar usaha. Laba atau rugi bersih dihitung dengan cara mengurangi total penghasilan dengan total beban. b. Bentuk bertahap (multiple step) i. Dalam bentuk ini baik penghasilan maupun beban dipisah secara rinci antara pendapatan dan beban usaha dengan penghasilan dan beban di luar usaha sehingga bias dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut: ii. Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualanPenghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biayabiaya usaha.Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatanpendapatan dan biaya-biaya diluar usaha.Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan.Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan /atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa).
24 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 16-25
2. Perhitungan Laba Rugi di Kantor Notaris/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION, S.H, M.Kn KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION, S.H, M.Kn Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2013 Debit Kredit Pendapatan Rp. 320.000.000 Jumlah Rp. 320.000.000 Pendapatan Beban Kantor Beban Gaji Rp. 42.200.000 Beban Rp. 350.000 Penyusutan Peralatan Kantor Beban listrik dan Rp. 3.000.000 telepon Beban Rp. 2.200.000 transportasi Beban reparasi Rp. 750.000 mesin fotocopy Beban pembelian Rp. 33.500.000 materai Jumlah Beban Rp. 82.000.000 Laba Bersih Rp. 23.800.000
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan diantaranya yaitu: 1. Kantor Notaris/PPAT Denilah Shofa Nasution, S.H, M.Kn dalam melakukan pencatatan pengakuan pendapatan dan bebannya berdasarkan pada dasar aktual. Di mana dasar aktual mengakui pendapatan pada saat diperoleh tanpa memperhatikan kapan pendapatan tersebut akan diterima dan mengakui beban pada saat terjadi tanpa memperhatikan kapan beban tersebut dibayar. 2. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan nilai aktiva atau penurunan nilai kewajiban sebagai akibatnya telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. 3. Pendapatan dari pembuatan Akta diakui pada tanggal pembuatan Akta, yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan. 4. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
ISSN 2339-1723
Saran Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Kantor Notaris/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn sebaiknya lebih meningkatkan kinerja Kantor menjadi lebih baik lagi. 2. Analisa laporan laba rugi sebaiknya lebih diperjelas lagi agar dapat membantu manajemen perusahaan untuk menentukan laba yang diharapkan oleh perusahaan disamping analisis atas laporan keuangan lainnya. 3. Agar pengakuan pendapatan dan beban dapat dimengerti oleh semua pihakyang menggunakannya, maka pengakuan pendapatan senantiasa mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
DAFTAR PUSTAKA Wibowo, SE, MM, AK dan Abu Bakar Arif, SE, MM, 2003, Akuntansi Keuangan Dasar 2. Grasindo:Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Salemba Empat:Jakarta. Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE Prastowo, Dwi, Julianty, Rika. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. PP. AMP YKPN: Yogyakarta. Baridwan, Zaki. 1999,Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Penerbit BPFE: Yogyakarta. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Accounting Theory. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli. Buku I. Edisi 5. Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Munawir. 1998. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Cashin & Lerner. 1979. Akunting I. Jakarta: Penerbit Balai Aksara. Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi. Edisi 4 (revisi). Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada.
25 ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA KANTOR NOTARIS/PPAT DENILAH SHOFA NASUTION,S.H,M.Kn