PERTANIAN INDONESIA
Oleh : MUHAMMAD YUNUS JARMIE
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 19 9 4
Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka berusaha mengubah diri mereka sendiri (Ar ra'd: 11) Allah SWT mengangkat orang - orang yang beriman diantara kamu dan orang - orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (A1 Mujadalah: 11)
RINGKASAN MUHAMMAD YUNUS JARMIE. Sistem Penyuluhan Pembangunan Pertanian Indonesia (di bawah bimbingan R. H. Margono Slamet selaku Ketua, dan Sediono
M. P. Tjondronegoro, H. Sjarifudin Baharsjah, H . Prabowo Tjitropranoto, serta M. Sjarkani Musa, masing - masing selaku anggota). Sistem penyuluhan pembangunan pertanian lndonesia yang ada sekarang ini, mulai dibangun dan dikembangkan sejak lama. Pada awalnya penyuluhan hanya untuk petani, kemudian berkembang pula pada non petani. Pelaksanaannya dilandasi oleh teori adopsi dan teori difusi yang diselenggarakan dengan sistem adopsi inovasi (Allen, 1958: Rogers dan Shoemaker, 1976). Pada sistem ini berperan fungsi penelitian, fungsi penyuluhan dan fungsi pengusahaan usahatani (petani). Di lndonesia penyuluhan sistem adopsi inovasi dirintis sejak Kebun Raya Bogor tahun 1817 menyebarkan hasil penelitiannya dan lebih berkembang lagi dengan adanya politik ethis tahun 1901 dengan program pendidikan, transmigrasi dan irigasi.
Dalam program
pendidikan dibangun Sekolah Pertanian di Bogor, yang mulai tahun 1908 menghasilkan teknisi dan penyuluh pertanian. Untuk membina fungsi pengusahaan usahatani maka sejak tahun 1927 (sampai sekarang) diadakan KTD (Kursus Tani Desa) dan pembinaan kelompok tani.
Tahun 1931 politik ethis dikembangkan pula untuk luar
Jawa dan lebih dikenal dengan politik balas budi. Wilayah luar Jawa tersebut kemudian menjadi sentra produksi pertanian. Sejak awal kemerdekaan, lndonesia terus meningkatkan pernbangunan pertanian, antara lain: rencana Kasimo tahun 1948, rencana Wisaksono yang lebih dikenal dengan RKI (Rencana Kerja Istimewa) tahun 1950 yang dalam bidang penyuluhan di bangun BPMD (Balai Pendidikan Masyarakat Desa) pada unit sentra produksi. Sebagai basis penyuluhan, pada BPMD terdapat percontohan usahatani, tempat KTD dan sehagai tempat pertemuan petani dengan pemerintah dan swasta yang berkaitan dengan usahatani.
Unit - unit sentra produksi pertanian itu mulai tahun 1963 dibina dengan Sistem P m (Panca Usaha Lengkap) yang dari keberhasilannya dikembangkan menjadi sistem Bimas (Bimbingan Massal) sampai sekarang. Pada Sisrem PUL berperan fungsi pe-
nel itian, fungsi penyuluhan dan fungsi pengusahaan usahatani. didukung oleh fungsi pelayanan dan fungsi pengaturan.
Fungsi yang berperan pada sisrem PUL sama
dengan pada sisrem terpadu yang dike~nukakanoleh Kearl dalam Schramm dan Lerner (1976). sama dengan sistem paket yang dikemukakan oleh Yadav (1980). Dalam perkembangan pembangunan pertanian yang didalamnya terdapat penyuluhan pembangunan pertanian, timbul masalah
- masalah sebagai konsekuensi
perubahan petani. Perubahan makin dipercepat dengan makin berperannya fungsi informasi dan fungsi pasar dalam perbaikan usahatani.
Masalah pertama yaitu se-
telah hampir satu abad diselenggarakan penyuluhan, apakah petani masih sebagai petani subsisten seperti yang dikemukakan oleh Scott (1967) atau petani rasional seperti yang dikemukakan oleh Popkin (1978). Berikut dengan bervariasinya pembangunan pertanian, apakah perilaku petani berbeda antar variasi itu. Masalah ke tiga apa yang menjadi sasaran penyuluhan dan bagai~nanapula hubungannya dengan kualitas hidup petani sebagai tujuan penyuluhan. Berkembangnya kebersamaan dan ketergantungan antar fungsi yang semula dalam sisrem adopsi inovasi kemudian sistern PUL dan kini dengan ikut berperan fungsi informasi dan fungsi pasar, apakah
hubungan antar semua fungsi itu berlangsung dalam sisrem. Bertolak dari masalah diatas. dikemukakan beberapa hipotesis pemecahan masalah yang sekaligus menggambarkan tujuan yang ingin diketahui. Pertama dengan berkembangnya pembangunan pertanian. maka petani subsisten berubah menjadi petani komersial.
Berikut bervariasinya perkembangan pembangunan per-
tanian mengakibatkar~berbedanya perilaku dan produktivitas usahatani antar wilayah perkembangan. iv
Selanjutnya, meningkatnya pendidikan formal petani, adanya alat pertanian barn yang dimiliki, banyaknya media massa diterirna dan kebersamaan dengan pcnyuluh non pertanian, mendorong diterimanya ide baru perbaikan usahatani. Pada hierarki kawasan perilaku tertentu mempunyai hubungan dengan produktivitas usahatani. Indikasi itu merupakan sasaran penyuluhan, karena pada saat itu keragaan perilaku pctani dibarengi oleh pcningkatan produktivitas usahatani. Sedangkan perilaku dm produktivi tas usahatani itu mempunyai hubungan dengan kualitas hidup petani yang tcrdiri atas pemenuhan kebutuhan petani dan kontribusi petani pada pembangunan. Makin tcrpenuhi kebutuhan petani maka makin besar pula kontribusi petani pada pembangunan. Lebih lanjut adanya kebersamaan dan ketergantungan antar fungsi dalam pcnyuluhan pembangunan pertanian merupakan satu sistem dan bervariasi menu rut wilayah perkembangan pembangunan pertanian. Penel i tian meli puti seluruh wilayah perkembangan pembangunan pcrtanian (seluruh Indonesia) yang dibagi atas tiga wilayah. WiIayah I yaitu provinsi di Jawa, disamping lebih dahulu dibina, semua bentuk perubahan memajukan pctani dikcmbangkan juga di Jawa. Berikut wilayah I1 adalah sentra produksi pertanian di l uar Jawa, yai tu Sumatera U tara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,Sulawcsi Selatan
dan Kalimantan Sclatan. Di luar dua wilayah itu sebagai wilayah 111, yang p d a p e nclitian ini diwakili olch provinsi Kalimantan Tengah, sedmgkan wilayah 11 diwakili olch provinsi Kalimantan Sclatan dan wilayah 1 diwakili olch provinsi Jawa I'imur. Rcspondcn &an yak 666 orang, terdiri atas 270 petani dan 396 non pctani. Responden pctani ksadalah dari dua kelompoktani terbaik darn satu lahan usahatani yang tcrluas diusahakan pada provinsi yang terpilih. Tiap kelompok .(rcbanyak 5 orang pelaku fungsi pcngusahaan usahatani (petani), sedangkan responden non pctani adalah pclaku fungsi yang secara langsung berhubungan dcngan fungsi pcngusahm usahatmi dalam mencrima ide baru perbaikan usahatani. v
Tiap provinsi daerah penelitian terdiri atas sernbilan lahan usahatani, yaitu lahan
pantai, pasang sumt, kering, tadah hujan dan irigasi di DAS (Daerah Aliran Sungai) hilir, kemudian lebak (bonorowo), kering, tadah hujan dan irigasi pada DAS hulu. Penelitian dipandu dengan kuesioner, yang untuk mengetahui keterandalannya dilakukan dua kali penelitian pendahuluan. Yang pertama pada tanggal 7 - 26 Januari 1991 di kabupaten Bogor (keterandaIan 0.8333 - 0.9 166). Ke dua, tanggal 3 Maret sampai 30 April 1991 di kabupaten Bogor (keterandalan 0.8333
- 0.9583)
dan di
kabupaten Karawang (keterandalan 0.8500 - 0.9500), Jawa Barat. Berikut di kabupaten Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan (keterandalan 0.8500 - 0.9500). Perolehan data dengan mewawancarai responden pelaku fungsi pengusahaan usahatani (petani) di usahatani. Perlakuan yang setara pada pelaku fungsi penelitian (peneliti di Balai dan Sub Balai, LP Perguruan Tiggi), fungsi pengaturn (Mantri Tani dan Kepala Bagian Ekonomi Pemda Kabupaten), fungsi pelayanan (penyalur saprodi, Mantri Ihnk dan LSM), fungsi pasar (bapak angkat, pengurus KUD, pedagang), fungsi informasi (Redaktur BIP, Jum Penerang, Redaktur KMD), fungsi penyuluhan (penyuluh pertanian, penyul uh non pertanian). Data terdiri atas data primer hasil wawancara dilapang dan data pendukung dari kantor Balai Desa. Penelitian diselenggarakan sejak 1 Mei 1991 sarnpai 24 Pebruari 1992 (10 bulan). Penel i tian di desain sebagai suatu survai yang bersi fat diskriptif korelasional. Untuk mengetahui apakah antar peubah berbeda, dilakukan uji beda menurut KruskaI -Wallis dan uji beda Multiple - Comparisons. Uji hubungan dengan dua teknik analisis yaitu analisis korelasi parsial dan analisis lintas (path analysis). Bertolak dari hail analisis, kasus di lapangan clan pustaka yang mendukung, di peroleh beberapa kesi rnpulan . Kesi rnpulan pertama, petani berubah yai tu berani menghadapi risiko, dari petani subsisten menjadi petani komersial dengan mutu yang bervariasi, terendah pada petani wilayah I11 dan tertinggi pada petani wilayah I. vi
Ciri petani komersial adalah: (1) tanggap pada ide baru perbaikan usahatani, antara lain diversifikasi usahatani horisontal dengan 1P (Indek Panen) lebih 100 persen, (2) informatif (menggunakan berbagai media massa), (3) merencanakan usahatani, dan
(4) berorientasi pada kebutuhan pasar guna memperoleh pendapatan riil yang tinggi. Aktivitasnya antara lain: untuk meningkatkan produksi sebagai anggota Regu Pemberantas Hama Penyakit (RPH) dalam kaitan pelaksanaan Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), untuk pemasaran hasil dalam wadah KUD yang aktivitasnya dengan sistem bapak angkat. Ciri petani tersebut sejalan dengan ciri petani rasional yang dikemukakan oleh Popkin ( 1978) yaitu petani memperhitungkan risiko bukan karena tnengutarnakan selamat, tetapi karena lnampu merencakan dan memilih usahatani, berikut memaksimumkan produksi untuk pemupukan modal. Petani tidak lagi mengutamakan selamat dan usahatani hanya untuk kebutuhan sendiri seperti yang dikemukakan oleh Scott (1967). Perilaku petani dalam hierarki kawasan kognitif, afektip dan psikomotorik. berbeda dalam menerima ide baru diversifikasi usahatani vertikal dan diversifikasi usahatani horisontal antara petani wilayah I , I1 dan Ill. Tertinggi pada petani wilayah
I dan berbeda dengan petani wilayah I11 (terendah) dan dengan sebagian kecil dari petani wilayah 11. Perilaku petani antar lahan di wilayah I homogen, wilayah I1 sebagian besar homogen. sedangkarr di wilayah I l l Ileterogen. Keadaan homogen bila peringkat perilaku petani
nl inirnal
tahu mense~itesis(merancang. mengkatagori. me-
nata kembali),mau menyusun (merumuskan. mengatur, menyesuaikan, menghubungkan) dan mampu mengadaptasi (memainkan, mendemonstrasikan, menampitkan). Dengan demikian. upaya meratakan kemajuan petani minimal perilaku petaninya tahu mensentesis, mau mengatur dan bisa mengadaptasi. Bagi yang telah homogen seperti pada petani wilayali I dan sebagian besar petani wilayah 11, masih perlu di-
Produktivitas petani dalam menerima ide bant perbaikan pra panen, pasca panen, produksi perluas, berbeda antara petani wilayah I, 11 dan 111. Yang intensif pada petani wilayah I dan sebagian besar petani wilayah 11, sedangkan pada petani wilayah III bam sebagian kecil. IP ( i e k panen) usahatani masih 100 persen pa& petani wilayah 111, sedangkan pada wilayah I dan II Iebih 100 persen. Hasil usahatani petani wilayah I11 untuk kebutuhan pangan, perumahan, pakaian, pendidikan keluarga dan kesehatan, sedangkan petani wilayah I dan 11 digunakan pula untuk modal usaha. Informasi tersebut menunjukkan perlunya penyuluhan pemupukan modal bagi petani wilayah HI dan peningkatan penyuluhan pemupukan modal bagi petani wilayah I dan petani wilayah II. Selain upaya penyuluhan pembangunan pertanian, tingginya pendidikan, banyaknya alat pertanian baru di miiiki, banyaknya media massa diterima dan kebersamaan petani dengan penyuluh non pertanian (Penyuluh Kesehatan, penyuluh industri, Petugas Konsultasi Koperasi Lapangan, Kader Pen~bangunanDesa, petugas penyuluhan hukum dan penyuluh sosial) mendorong petani menerima ide barn berusahatani.
Perioritas pendorong perilaku berbeda pada petani wilayah I, I1 dm 111.
Dalam meningkatkan produksi, petani wilayah I11 lebih didorong oleh pendidikan petani (bapak, ibu) dan adanya alat baru perbaikan usahatani berikut dalam pemasar-
ran hasil lebih didorong oleh kebersamaan dengan penyuluh non pertanian dan adanya alat baru berusahatani. Petani wilayah 1 dan petani wilayah 11 dalam meningkatkan produksi maupun pemasaran hasil didorong pula
oleh banyaknya sumber
informasi dan kebersamaan dengan penyuluh non pertanian. Petani wilayah 111 perlu ditingkatkan khrsamaannya dengan penyuluh non pertanian dan lebih mengguna-
kan surnber in forrnasi perbaikan usahatani. Perbailcan tersebut diperlukan pula untuk lebih memantapkan kemajuan petani wilayh I dan petani wilayaah 11.
...
Vlll
Perilaku petani dalam menerima i& baru diversifikasi usahatani vertikal (meningkatkan produksi, pengolahan, penyimpanan, pemasaran, pangan dan gizi) berorientasi agro-industri dan diversifikasi usahatani horisontal (aneka usahatani) beroreintasi agribisnis, mempunyai hubungan dengan produktivitas pra panen, hasil, pasta panen
dan skala usaha. Adanya hubungan bita petani tahu mensentesis, mau
menyesuaikan dan rnampu mengadaptasi ide baru. Hierarki tersebut merupakan
sasaran penyuluhan pembangunan pertanian, karena pada saat itu keragaan perilaku petani dibarengi oleh peningkatan produktivitas usahanya. Hasil penelitian ini mendukung informasi yang dikemukakan oleh Kelsey dan Hearne (19551, Leagans clalum Kamath (1961), Mosher dalam Leagans dan Loomis (197 1) maupun Coombs dan Ahmed (1974) yang menyatakan bahwa sasaran penyuluhan adalah perubahan perilaku. Hasil penelitian ini sekaligus pula mengoreksi informasi yang dikemukakan oleh Benor dan Hamson (1977) maupun oleh Sulraryo d u l m Cernea et af (1981) yang menyatakan hasil produksi usahatani sebagai sasaran penyuluhan. Perubahan peri laku petani dalam perbaikan diversifikasi usahatani dan pmduktivitas usahatani pra panen, pasca panen, produksi perluas dan skala usaha mempunyai hubungan dengan kualitas hidup petani. Kualitas hidup petani terdiri atas empat unsur, yaitu IMH (Indek Mutu Hidup); kebutuhan keluarga petani (pangan, p e ~ m ~ h a pakaian, n, pendidikan keluarga, kesehatan daan modal usaha); petani sebagai pengusaha usahatani (aktivitas dalam KUD, asosiasi pemasaran dan organisasi kemasyarakatan yang mendukung perbaikan usahatani); dan kontribusi petani dalam pembangunan. Kontribusi petani dalarn pembangunan terdiri atas surplus hasil usahatani scsuai potensi, menyediakan bahan baku industri sesuai dengan potensi dan
peluang pasar, sumbangan pembangunan (seperti pajak, perbaikan prasarana usahatani dan prasarana desa), meningkatkan mutu kej a dan menggunakan pcluang kej a (masa diarn) dalam siklus berusahatani dengan diversifikari usahatani. ix
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin terpenuhinya kebutuhan hidup p e tani (kebutuhan keluarga tani dan kebutuhan petani sebagai pengusaha usahatani) mempunyai hubungan dengan meningkatnya kontribusi petani pada pembangunan. Informasi yang diperoleh menunjukkan perlunya upaya yang mendukung peninglat-
an pemenuhan kebutuhan hidup petani. Disamping itu, hasil pmelitian ini memberikan rincian dan ketegasan unsur yang menjadi kontribusi petani dalarn pembangunan. Semenetara itu van den Ban dan Hawkins (1988) hanya menyatakan bahwa petani sebagai warga negara berkewaj i ban me1unasi kewaji ban perpajakan. Petani Indonesia telah memberikan kon tribusi pa& pembangunan, namun untuk beberapa kasus masih perlu ditingkatkan. Materi penyuluhan dalam konbibusi
petani yang masih perlu ditingkatkan adalah: 1. Penyuluhan tentang h a i l usahatani untuk bahan baku industxi, meningkatkan mutu dan peluang k e j a bagi petani di wilayah
m. Kebutuhan yang
sama untuk petani lahan pantai dan petani di lahan lebak wilayah 11, sedangkan bagi petani wilayah I1 lainnya diperlukan untuk meningkatkan mutu dan pcnggunaan peluang kerja.
2. Bagi petani wilayah I membutuhkan penyuluhan dalam rneningkatkan mutu kcrja, khusus untuk petani lahan pantai ditambah pula dengan pcnyuluhan penggunaan peluang kerja sejalan dengan kebutuhan pasar. Hasil peneli tian ini menunjukkan perlunya penyuluhan apa yang menjadi kontribusi petani, selanjutnya perioritas unsur kontribusi yang perlu disuluhkan bervariasi
antar wilayah pembangunan pertanian. Temuan tersebut mempertegas inforrnasi sebelumnya, yai tu yang dikemukakan oleh Mosher (1966) dan Carpenter dulum Vines dan Anderson (1976) yang hanya rnengemukakan bahwa kontribusi pctani
pada pembangunan perlu disuluhkan.
Penyuluhan pembangunaa pertanian Indonesia beriangsung dalam sistem yang bervariasi antara petani wilayah I, I1 clan III. Sistern penyuluhan pembangunan pertanian Indonesia adalah kebersarnaan dan ketergantungan antar fungsi penelitkin, penyuluhan, pengusahaan usahatani, pengaturan, pelayanan, pasar dan informasi dalam fungsi pengusahaan usahatani menerima ide baru perbaikan usahatani, sehingga
kualitas hidupnya terus meningkat setidaknya sejajar dengan kemajuan profesi lain. Penyuluhan sistem I (penyuluhan pada petani wilayah I), adalah keber-
sarnaan dan ketergantungan antara fungsi pengusahaan ushtani, in formasi, pasar, pelayanan, pengaturan , pen yuluhan clan penelitian dalam fungsi pengusahaan usahatani menerima ide baru perbaikan usahatani guna meningkatkan kuaIitas hidup. Aktivitasnya antara lain adanya pertemuan penasihat pertanian di tingkat provinsi, pertemuan perencanaan dan evaluasi pertanian di kabupaten, KUD, RPH, HIPPA, rembuk desa dan penyusunan RDKK. Yang masih perlu ditingkatkan adalah kebersamaan dan ketergantungan fungsi pengusahaan ushatani dalam peran adaptasi penelitian dan kedudukan yang sejajar dengan mitra usaha pemasaran. Petani wilayah I adalah petani komersial dengan ciri: (I) menerirna ide baru
secara penuh dan IP lebih 100 persen, (2) merencanakan usahatani, (3) berorienlasi pada kebutuhan pasar guna memperoleh pendapatan riil yang tinggi. Pemasaran dalam wadah koperasi yang berlangsung dalam hubungan bapalc angkat dan mitraa usaha dengan pembeli seperti dlarn penangkar benih, penangkapan, tambak udang, sapi perah, ternak potong, bawang putih, kentang, jamur dan anggrck. Petani informatip (4) yaitu mecari ide baru antara petani pada rembuk desa; menggunakan media KMD, radio dan televisi dalam wadah kelompencapir. Keberhasilan penyuluhan sistem I terlihat dari hierarki perilaku petani dalam menerima dan menerapkan ide baru yang baik dan merata, sehingga kualitas hidup petani sebagai tujuan sistem penyuluhan pembangunan pertanian lebih tinggi dari petani lainnya.
xi
Penyuluhan sistem II (penyuluhan pada petani wilayah 11) adalah kebersamaan dan ketergantungan antara fungsi pengusahaan usahatani, pelayanan, penyuluhan, penelitian, pasar, inforrnasi dan pengaturan dalam fungsi pengusahaan usahatani menerima ide baru perbaikan usahatani. Aktivitasnya antara lain mengikut sertakan petani pada pertemuan perencanaan usahatani secara period* ditingkat provinsi dan penyusunan program dan evaluasi penyuluhan di kabupaten. Adanya
KUD, RPH, HIPPA dan penyusunan RDKK di tingkat lapang. Kebersamaan dan.ketergantungan fungsi pengusahaan usahatani di wilayah 11 masih kurang dengan fungsi pasar dan fungsi informasi, sedangkan ke dua fungsi tersebut diperlukan dalam rangkaian meningkatkan petani komersid. Petani wilayah I1 menerima ide baru (1) dan (2) merencanakan usahatani dalam komoditas ganda. Komoditas pertama, berorientasi pada kebutuhan pasar dan umumnya merupakan komoditas introduksi yang diusahakan dengan IP lebih 100 persen. Sedangkan komoditas kedua merupakan komodi tas tradisional yang b a n mulai menggunakan ide baru dan dengan IP masih 100 persen. Petani informatif
(3), antara lain memberikan umpan balik bagi siaran pedesaan dan rnenggunakan informasi pembangunan dari KMD dan Sinar Tani. Usahatani berorientasi pasar (4) walaupun sebagian komoditasnya belum menggunakan ide baru secara penuh. Aktivitas pemasaran dalam hubungan bapak angkat untuk hasil tangkapan, tambak udang, ayam dan sapi potong.
Berikut komoditas padi, palawija, karet, kelapa dan
cengkeh pemasarannya melalui wadah KUD, sedangkan pemasaran jeruk, kopi, pisang, nenas, rambutan dan lainnya dengan mitra usaha dan terkadang secara bebas.
Penyuluhan sistem I l l (penyuluhan pada petani wilayah 111) adalah keber-
sarnaan dan ketergantungan antara fungsi pengusahaan usahatani, fungsi penyuluhan, fungsi pengaturan, fungsi pelayanan dan fungsi informasi dalam fungsi pengusahaan usahatani menerima ide baru perbaikan usahatani gunaa meningktkan kualitas hidup. xii
Berbagai pertemuan penyusunan program dan evduasi penyuluhan dan kegiatan pembangunan pertanian ditingkat kabupaten, KUD, RPH clan penyusunan RDKK dilapangan. Secara insidentil diselenggarakan pula pertemuan ditingkat pmvinsi. Ciri petani adalah: (1) tanggap pada ide baru perbaikan usahatani walaupun IP masih 100 persen; (2) masih kurang informatip, memperoleh i n f o 6 d a l u i
KMD, Sinar Tmi, TV umum dan widyakarya dielola oleh fungsi penyuluhan; dan (3) baru mulai merencanakan usahatani dalam bentuk RDKK. Orientasi usahatani (4) pada komoditas introduksi masih untuk kebutuhan sendiri, sedan-
komoditas
lainnya berorientasi pasar namun baru menggunakan ide baru secara parsial, yaitu hasil tangkapan, tambak, karet, rotan, cengkeh, kelapa dan kopi. Pemasaran sebagian melalui KUD dan umumnya daIam pasar tradisional. Untuk memenuhi ciri petani komersial , diperlukan kebersamaan dan ketergantungan dengan fungsi pasar, fungsi informasi dan fungsi penelitian penelitian termasuk dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), disamping memperkuat kedudukan petani sebagai produsen yang sejajar dengan fungsi konsurnen daIam sistem pasar. Penyuluhan sistern HI, II dan I merupakan tahap makin sempurnanya keber-
sarnaan dan ketergantungan antar fungsi.
Mapan tersebut antara lain ditunjukkan
oleh makin kurangnya kontribusi fungsi pengaturan, meningkatnya fungsi informasi dan fungsi pasar. Hal ini mencerminkan makin mandirinya petani dan rnengisyaratkan pula perlunya penyuluhan pembangunan pertanian yang berkembang dari penyuluhan untuk petuni pada petani wilayah I II, penyuluhan bersamo petani pada
petani wilayah I1 d m penyuluhan penmihat f i m u l t m ) petuni pada petani wilayah I. Hasil peneli tian ini menunjukkan perlunya fungsi pasar dm fungsi informasi pa& semua variasi sistern penyuluhan pembangunon pertunian Indonesia disamping beberapa kasus menunjukkan pula perlunya fungsi lain di dalarn membina fungsi pengusahaan usahatani menerima ide baru guna meningkatkan W i t a s hidup.
...
Xlll
Bertolak dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa petani Indonesia sedang berubah dari petani subsisten menjadi petani kornersial dan keadannya bervariasi antara wilayah, maka diperlukan reorientasi bagi sernua fungsi yang terkait dalam penyuluhan pernbangunan pertanian. Perubahan tersebut merupakan pertimbangan di dalam menetapkan strategi, metoda maupun teknik penyuluhan pembangunan pertanian. Strategi penyuluhan seyogianya beralih dariyang Iebih menckcurkan cura
- curu penerapan teknologi pada penyuluhan yung
lebr'h mne-
pula
alusun - alusun mengupa teknologi itu perlu diterapkan oleh petani. Un tuk itu di-
butuhkan kesiapan pelaku fungsi penyuluhan yang selalu siap kej a sejalan dengan kemajuan petani, antara lain dengan pendidikan tambahan guna membina petani kornersial.
Sejalan dengan itu, diperlukan pula peningkatan pada aktivitas fungsi
-
fungsi non pe-nyuluhan dalam memantapkan petani kornersial. Petani rnenerirna dan rnenerapkan ide baru, bila ia tahu mensentesis (merancang, mengkatagori , mengkombinasi , menata kembali), mau menyesuaikan (merumuskan, menyusun, mengatur, menghubungkan), dan mampu mengadaptasikan (mempraktekkan, mendemonstrasikan, memerankan). Kemampuan
- kemampuan
tersebut harus dijadikan sasaran penyuluhan pembangunan pertani an dan bila kemarnpuan tersebut telah dimiliki petani dengan sendirinya produktivitas usahanya meningkat. Disamping penyuluhan pernbangunan pertanian, terdapat pfla penyuluhan koperasi , industri , kesehatan , desa, sosial dan hukum yang mendorong p e b n i menerima dan menerapkan ide barn untuk rneningkatkan produksi, pernasaran hasil clan penggunaan hasil usahatani guna rneningkatkan kualitas hidup petani.
Untuk itu
dibutuhkan adanya sistem yang terdiri atas aneka sektor penyuluhan pembangunan dalarn mening katkan kual i tas hid up pctani dan rnasyarakat desa lainnya.
xiv
Ada tiga variasi sistem yang mcrupakan tahap perkembangan adanya sistem
penyul uhan pembangunan pertanian Indonesia.
Keadaan tersebut membutuh kan
variasi pada penyuluhan pembangunan pcrtanian di dalam meni ngkatkan diversi fikasi usahatani vertikal yang berorientasi a g r o - industri d a n divcrsifikasi usahatani horisontal yang berorientasi agribisnis. Kc tiga variasi tersebut membutuh kan pemantapan perencanaan usahatani d a n ~ x r b a i k a npemasaran, disamping itu secara khusus dibutuhkan pula:
a. Mengikutsertakan fungsi pasar d a n meningkatkan aktivitas fungsi penelitian pada sistem 111, disan~pingitu dibutuhkan pula pemantapan penggunaan informasi pembangunan . b. Meningkatkan aktivitas fungsi pasar dan fungsi infonnasi pada sistem I!.
c. Meningkatkan aktivitas fungsl penelitian pada sistem I. Bertolak dari hasil penelitian i ni , di harapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas sistem pcnyuluhan pembangunan pertanian pada berbagai perubahan petani dalam rangkaiari pcrtanian yang berkelanjutan. Disamping itu dibutuhkan pula penelitian untuk mc~lunjukkanbahwa hanya ada satu penyuluhan pembangunan yang terdiri atas a n c k a scktor penyuluhan pembangunan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas h ~ d u ppclani dan masyarakat desa lainnya.
SISTEM PENYULUHAN PEMBANGUNAN PERTTANIAN INDONESIA
Oleh MUHAMMAD YUNUS JARMIE PPN 88530
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 PENYULUHAN PEMBANGUNAN PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1994
Judul
: Sistem Penyuluhan Pembangunan
Pertanian Indonesia
Nama Mahasiswa: Muhammad Yunus Jarmie Nomor Pokok
: 88530
Program Studi
: Penyuluhan Pembangunan
Mcnyetujui: 1.
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. R.
.
argono Slamet
e ;ua
C"%
-
Pr
oro Prof. Dr. Ir. Anggota H. Sjarifudin Baharsjah
-
Dr. H . Prabowo Tjitropranoto, MSc . Anggota
2.
Ketua Program Studi Penyuluhan Pembangunan.
i--.l Dr. Ir. M. Sjarkani Musa
c
t
-
Penulis adalah putra ke empat dari sepuluh hersiudara, ayah M. Nasir bin Sahabudin (alm) dan ibu Murah binti H. Mayasin (alrn). Lahir menjelang fajar hari Jum'at tanggal 16 Agustus 1946 di Handil Asan, desa Anjir Mambulau, Km 3,s kabupaten Kapuas, provinsi Kalimantan Tengah. Setelah menamatkan SRN di Sungai Lunuk, SMPN I1 Bagian B dan SMAN Bagian B di Kuala Kapuas, memasuki Fakultas Pertanian Universitas Lamhung Mangkurat (UNLAM) dan lulus Sajana Muda tahun 1968. Tiihun 1973 melanjutkiln pada tingkat Sarjana dan pada tanggal 10 Nopember 1976 lulus whagili sajana pertimian (Ir.) ke 46. Tdhun 1983 penulis tugas belajar dengan heasiswa dari NFCEP pada strata 2 Program Studi Penyuluhan Penlbangunan Fzlkultas Pascilszlrjana Institut Pertanian Bogor (IPB).
Studi diselesaikan dan meraih gelar Magister Sains (MS)
dalam waktu 18 bulan sebagai alumnus ke 623 dengan Indek Prestasi 3,83. Sejak September 1988 melanjutkan pada pdda program studi yang sama, program strata 3 (Doktor). Studi dibiayai oleh NAEP I1 dibantu pula oleh Pemda Provinsi Kalimantan Tengah, Pemda Provinsi Kalimantan Selatan dan byasan Tclyota Astra, J k i r t a . Berbagai pengalaman yaitu sejak mahasiswa Sarjana Muda melaksanakan praktek umum di perkebunan karet Tanah Amhungin, Pklaihari dan di jxrtanian pangan Kecamatan Haruyan, Hulu Sungai Tengiih, keduanya di Kalimantiin s l a t a n . Dari pengalaman ini, memperoleh penghargaan sebagai mahasiswa priktek terbaik se provinsi. Sejak Sarjana Muda, pcnulis menyele.wikan studi .amhi1 hekerja, yaitu sebagai Mahasiswa Pemhina Unit De.w di Ktlcamatan Haruyan, pelatih pada Pusdiklat Pertanian, terakhir wbagai Kepala Scksi Pendidikan dan Latihan pada Dinas Pertanian Rakyat Provinsi Kalimantan Selatiln. Sejak memperoleh gelar Sarjana Pertanian (Ir.) dipercayakan sebagai Penyuluh Pertanian dengan pcnugasan antara lain Supervisor Penyuluhan, Sekretaris Bimas d a Koordinator ~ Gugus Tugis Intensifikasi xviii
Selama menjadi mahasiswa strata satu, aktip d a l m kegiatan intra universiter: pada Senat dan Dewan Mahasiswi; extra universiter: pada Pergerakiin Mzlhasiswa Islam Indonesia dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) ki~nsulatBimjarbaru. Penulis telah mengikuti berbagai kegiatan di dalam dan luar negeri, antara lain mengikuti TC Prc~gramsand Operation of Agriculturil Extension di University of Wisconsin, Madisun, USA pada awal Agustus sampii akhir Desemkr 1980; studi perbandingan ke Filipina, Jepang dan Perancis; mengikuti Pekan Nasional Petani; mengikuti berbagai seminar; dosen LB pada Fakultas Perikanan dan Fakultas Kehutanan UNLAM; pelatih pada latihan pertanian, latihan koprasi, latihan Mantri Bank dan latihan petugas transmigrasi; dan sebagai pnatar. k b e r a p a kirya tuiis hempa buku, yaitu: Sistem Kerja M u (1978). Progrim Penyuluhan (1979), Penyuluhan Pertaniaa (1981) Adopsi Iniwiii (19122) din Gogo Rancah (1987). Beberapa tulisan telah dimuat pada Harian Banjarmasin Post, Dinamika Berita d m Gawi Manuntung, terbitan Banjarmasin. Dinamika Pembangunan terbitan Palangkiraya, Sinar Tini dan Kompds terbitan Jakarta. Selama studi di strata 3, sempat inenjadi Sekretaris Tim Evaluasi Dampk Kegiatan Kerjasama Canpotex Ltd Canada dengan Indonesia dan seminar hasii (1992). k r i k u t memhantu Departemen Koperasi dalam evaluasi efektivitas Gudang, Lantai Jemur dan Kios (1992). Penulis telah menikah dengan Risnaina Alastri A h r a n i dan teii~hdikaruniai Allah dua orang anak, yang prta;na putri Y~risnaAnggriyani kini sedang kuliah di Fakultas Kedokterin UNLAM dan adiknya Akhmad Baihaqi kini masih di Sekolah Dasar.
Bersama keluarga, penulis tinggal di Perumahan Bharata nomor 12 A,
Banjarbaru, blimantan Selatin (70714). telepn (051 1) 92934.
Penulis. xix
UCAPAN I'ERIMAKASIH
Terselenggaranya studi ini berkar dukungan dari berbagai kemudahan belajar
dari IPB, bantuan dana dari berbagai sumber, berbagai fasilitas selama penelitian di lima provinsi. Berikut kemudahan mernperoleh data dan informasi dari sejumlah responden sesuai kuesioner, akhirnya kcmudahan dalam rnenganalisis dan pembuatan disertasi yang dipandu oleh komisi pembimbing. Kepada Bapak Prof. Dr. R. H. Margono Slamet, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak - bapak anggota komisi pembimbing, yaitu: Prof. Dr. Sediono
M. P. Tjondronegoro, Prof. Dr. Ir. ti. Sjarifudin Baharsjah, Dr. H. Prabowo Tjitropranoto, MSc. dan Dr. Ir. M.Sjarkani Musa, penulis mengucapkan terimakasih atas ketekunan dan kesabaran beliau dalam menyiapkan penulis sampai dengan penyelesaian disertasi. Terimakasih pada Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Suwardi dari Unpad dan
Bapak Dr. Ir. Soedijanto Padmowihardjo dari Hadan Di klat Pertanian yang memberikan berbagai nasihat , khususnya sebagai penguji luar komisi pada ujian promosi . Terimakasih pada Bapak - bapak: Prof. Dr. Ir. H. Andi Hakim Nasoetion, Prof. Dr. Ir. Sajogyo, Prof. Dr. lr. H. Darwis S. <;ani, Soekandar Wiriaatmadja, MA., Prof. Dr.lr. H.J. Schophuys, Prof. Dr. Ir. H. Affendi Anwar, Dr. Pang Suparman Asngari dan Dr. Ir. Amri Jahi yang telah memberikan infonnasi dan nasihatnya. Terimakasih pada yang mendukung dana, antara lain: National Agricultural Extension Project I1 di Jakarta, SWAMPS 11 di Sumatera Selatan, Proyek Survey GLK Departemen Koperasi , BTP Bedal i Malang, Pemda provi nsi Kali mantan
Tengah, Pemda provinsi Kalimantan Selatan dan Yayasan Toyota Astra. 'I'erimakasih pada alumnus IPB, mahasiswa strata 1 , 2 dan 3 yang berasal dari Sabang Merauke dan dari Malaysia, yang telah meminjami buku dan berbagi pengalaman. XX
Terimakasih kepada pengelola komputer MSD di Jalan Tatapakan 1/34 Bantajati
Bogor, yang rnembmtu penulisan disertasi. '~crimakasihpada tetangga di JI. Paiayu Raya no 21 Bantarjati Bogor (16152). yang secara kekeluargaan mendorong kenyamanan studi penulis bersama keluarga. Kepada bapak dan ibu guru yang telah mendidik secara formal di Madtasah,
SRN, SMPN, SMA dan Petguruan 'l'inggi maupun yang tidak formal yang scbagian telah dipanggil NYA disampaikan tcrimakasih. Terimakasi h pada teman sepermainan, ternan sepmfesi, khususnya bapak dan ibu tani yang telah membantu.
Terimakasih pada ayahanda H .A berani Sutaernan, Mantan Gubemur Kal Sel
(kakek anak kami) clan ibunda Bdiah ( m k anak karni), bang senatiasa mengiringi dalam suka dan duka dengan berbagai nasihatnya untuk terus melangkah. Ayahanda H.M.Djarmie (dm) dan ibunda H.Siti Sjamsiah yang telah membimbing penulis dan adik - adik dalam meningkatkan kepercayaan din. Kakak clan adik - adik yang telah membantu dengan menyisihkan sebagian belanja anaknya untuk penulis. Khusus
kepada ayahanda M.Nasir Sahabudin (alm) dan ibunda Murah binti 1-1. Mayasin (dm) yang belum sempat ananda kenali Secara saksama, kiranya perwujudan disertasi ini
sebagai bagian dari bakti ananda. Penghargaan tersendiri buat istri ku Risnaina Alastri Aberani, kedua buah hati kami Yurisna Anggriyani dan Akhmad Uaihaqi, yang dalam kebersamaan di Sogot,
kota hujan, kota beriman (Bersih,l ndah dan Nyaman) dalam mcnambah ilmu dan menenma Ihufiq, Hidayah serta curahan Rakhmat Allah SWT.
Semoga disertasi ini terus menjadi ibadah bagi yang haus akan ilmu dalam mengisi hidupnya d e w amal kebajikan. Akhir kemarau 1993.
Penulis,
..................................................................... RIWAYAT HIDUP................................................................ UCAPAN TERIMAKASIH.. .................................................... DAFTAR IS1........................................................................ DAFTAR TABEL.................................................................. DAFTAR GAMBAR .............................................................. PENDAHULUAN ................................................................. Latar Belakang Masalah ................................................. Perubahan Petani .................................................. Variasi Perkembangan Pembangunan Pertanian. ............................................................ Sasaran Penyuluhan. ...............................................
RINGKASAN..
................................................ Masalah.. ................................................................... Tujuan Penelitian ......................................................... Sistem Penyuluhan
Kegunaan Hasil Penelitian
...............................................
.......................................................... Perubahan Petani .......................................................... Variasi Perkembangan Pembangunan Pertanian ..................... Sasaran dan Tujuan Penyuluhan ......................................... Pembangunan dan Pembarigunan Pertanian .:. ................. Sasaran Penyuluhan Pembangunan Pertanian.. ................. Tujuan Penyuluhan Pembangunan Pertanian.. ..................
TI N JAUA N PUSTAKA
Sistem Penyu ullan Pembangunan Pertanian Indonesia .................................................................... Pengert a n dan . .Peluang Sistem.................................... Fungsi 'enelltian.. .................................................. Fungsi 'engaturan.. ................................................ Fungsi 'elayanan.. .................................................. Fungsi 'asar. ........................................................ Fungsi nformasi. ................................................... Fungsi 'enyuluhan Pertanian...................................... Fungsi Penyuluhan Non Pertanian ................................ xxii
iii xviii xx xxii xxv xxviii
....................................
Fungsi Pengusahaan Usahatani Perkembangan Penyuluhan Pembangunan Pertanian Bersistcm di Indonesia.................................
54
KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................
64
DEFINISI OPERASIONAL.......................................................
74
BAHAN DAN METODA..........................................................
79
56
Tempat dan Wtu......................................................... 'Map I Pengujian Pra Kuesioner.............................. Tahap I1 Pengujian Kuesioner................................... Tahap I11 Penelitian................................................
79
Kesahihan dan Keterandalan.............................................. Kesahihan............................................................. Keterandalan.........................................................
83 83 85
Responden...................................................................
86
Data dan Pengukuran......................................................
90
. . .
..
79
79
81
Anal 1s1.sData ................................................................
92
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................
100
Perubahan Petani ........................................................... Perencanaan Usahatani............................................. Kedetbukaan Petani.................................................. Orintasi Usahatani dan Penerimaan Ide Baru..................
100 100 102 104
Variasi Perkembangan Pembangumn Pertanian Terhadap Sasaran Penyuluhan........................................... Keanekaan Perilaku Petani ........................................ Pruduktivitas Usahatani ............................................ Produktivitas Petani ................................................ Pe&ong Perilaku Petani.........................................
110 110 118 126 134
Hubungan Sasaran dan Tujuan Penyuluhan........................... Hubungan Perilaku dengan Produktivitas Usahatani.......... Kualitas Hidup Petani .............................................. Hubungan Perilaku dan Produktivitas Usahatani Terhadap Kualitas Hidup Petani .....................
xxiii
142 142 153 161
Sistem Penyuluhan Pembangunan Pertmian........................... Kebemman Antar Fungsi Ketergantungan Antar Fungsi ..................................... Variasi Adanya Sistem Penyuluhan Pembangunan...........
...........,............................
174 176 178 200
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI........................................
205
Kesimpulan .................................................................
205
Rekomendasi................................................................
207
..................... LAMPIRAN .LAMPIRAN .......................................................
212
DAFTARPUSTAKA.........................................
xxiv
223
1.
Ci Petani Subsisten dan Pegai K@al dalam Bemahatani..
2.
k i a & Perkembangan Pembangman
6.
Pe* Komoditas Usahatani dan Orientasinya
7.
Kompilasi Hasil Analisis PeriIaLu Pehni dalam h b e r h a Ide Baru W g k a t a n Produksi, Pengolahan, Penyimpanan, Pemasaran, pangan dan Gizi antar Wilayah Pembangunan P e d a n I, I1 dan III....................................................
8.
Kompilasi Hasil Analisis Peribku Petani dalam Menerima Ide Baru Peningkatan Produksi, Pengolahan, Penyirnpanan, P e m a s m , Pangan dan Gi anfar Lahan dolmn Wiloyah Pembangunan Pertanian I, II clan III.
.......................................................
Pertanian Indooesia.........................................................
...........................................................
..................................
9.
Kompifasi Hasil Analisis Pduktivitas Usahatani Pra Panen,PascaPanendanHasilProduksiusahataniAnr1~ WiIuyah Pembangunan Pertanian I,II clan LU........................
10.
Kompilasi Hasil Analisis Produktivitas Usahatani Pra Panen,~PanendanHasiiProdulrsiUsahataniAntm Lahcur Jolwn Wilayuh P e m b a n m l'manian I, II dan m .......
11.
Kompilasi Hasil Analisis Pmhktivitas Pe&ni dalam Pertimbangan Menerima I& Baru Perbaikan Usahatani A m r WiI@ Pembangunan I"ertanian I, II dan
.................
12.
Kompilasi Hasil Analisis Produktivitas Petani dab Pertimbarqpn Menerima Ide Baru Perbaikan Usahatani Antar Lahm d a b WIkyh Pembangunan Pertanian E, II dan 111.. ...................................................................
13.
Produktivitas Petani dalarn Menerima dan Menggunakan Ide Baru................................................................
..................
14.
Sumberdaya Pendomg Paubahan Perilaku Petmi
136
15.
Hubungan Berbagai Sunbmkp Pcdorong Perubahan Perilaku Petani khdap bgmtif Meniagkatkan ProduksidaoPenrasaraaHPsilUsabatanipada Whyah Pembangunan Patirnian I, I1 dan IH.
I37
Faktor kndorong Perubabnn Kognitif Petani dakim MeningkatLan Produksi
138
Kompilasi H a d Analisis Hubungan Hierarki Kamsan Kognitif, Afektip dan Pskm0tiori.k &lam fingolakmr H a i l terhadap Produktivifas Usghatani Pasta Panen oleh Petani Wiayah Pembmgunan Fkrtmb I, 11 dan III..........
146
Kompilasi Hasil Analisis Hubungan Hierarki Kawasan Kognitif, Afektip dan Psikomorik Petat6 &lam &n y i m p a ~ nHasil Usahatmi eerhadap Produlctivitas Pasca panen oleh Petani Whyah Pembangunan Pertanian f, Il dan IlI
148
Kompilasi Hasil Analisis Hubungao Hierarki Kawasan Kognitif,Afektip dm k h n i dalam Rmararun Hmil Usahatani tedmdap Hslsil Produksi OM Petani Wdayah Pembangu~aPertanh I, 11 dao III
................
149
Kompilasi Masil Analisis Hubungan Hierarki Kawasan Kognitif, Afektip dan Pskmo&& Petani Anrmn ~gmdunGiu'terhadapHasildanSkataUsahadeh Petani Wilayah Pembangunan Bertanian I, II dan IlI................
151
Indek Mutu Hidup 0Petani pada Whyah Pembangunan Pertaniag I, IL dan HI..
155
........................
16.
.....................
18.
19.
.........................................................
20.
2 1.
22.
23. 24.
.................................. Kontribusi PeCani pada Pembangunan..................................
159
Kompilasi Hasil Analisis Hubungan Hierarki Kawasan Kawasan Kognitif, Afektip dan Psikomotorik PeQni dalam Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Usahatani Pra Panen Tehadap Kuatitas Hidup P d di Wilayah Pembangunan Pertanian I, II dan III.........................
162
lanjutan Halaman Kumpilasi Hasil Andisis Hubwrgan Hierarki Kawasan Kognitif, Afelctip dan Psikomotorik Petmi dalam Pengolahan H a d dan Produktitas Usahatmi Pasca Panen Terhadap Kualitsls Hidup Petani di Wilayah Pembangunan Pertanian I, I1 dan 111
....................................
Kumpilasi Hasil Analisis Hubmgan Hierarki Kawasan Kognitif, Afektip dan Psikomotdk Petani ddarn Penyimpanan dan Produktitas Hasil dan Skala Usaha Terhadap Kualitas Hidup Pefani di Wilayah Pembangunan Pertanian I, I1 dan I11................................................. Kumpilasi Hasil Analisis Hubungan HierariCi Kawasan Kognitif, A fektip dan Psikomotorik Petani dalam Penlasaran Hasil dan Produktitas Hasil dan Skala Usaha Terhadap Kualitas Hidup Petani di Wilayah Pembangunan Pertarlian I, 11 dan 111.................................... Kumpilasi Hasil Analisis Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Petani dengan Kontribusinya pada Wilayah Pembangunan Pertanian I, I1 dan In .................. Kebersamaan Fungsi - Fungsi dalam Penyuluhan Pembangunan Pertanian ................................................. Kulnpilasi Hasil Analisis pada Ketergantungan Antar Fungsi - Fungsi dalarn Penyuluhan Penlbangunan Pertanian Wilayah I ...................................................... Kurnpilasi HasiI Analisis pada Ketergantungan AntarFungsi - Fungsi dalaln Penyuluhan Pembangunan Pertanian Wilayah I1 ..................................................... Kulllpilasi Hasil Analisis pada Ketergantungan Antar Fungsi - Fungsi dalam Penyuluhan Penlbangunan Pertanian Wilayah f I1 .................................................... Ketergantungan Fungsi - Fungsi dalam Penyuluhan Perlibangunan Wilayah I, I1 dan I11 ..........................
xxvii
., ........
DAFI'AR GAMBAR
Gambar
1.
Pen yebaran dan Penggunaan Ide Baru dalam Penyuiuhan Sistem Adopsi Inovasi.................................................
57
2.
Kebersamaan Fungsi Penelitian, Penyuluhan Pengusahaan Usahatani dan Pelayanan Sarana dalam Penyuluhan Sistem Adopsi Inovasi......................................
58
3.
Sistem Penyuluhan Pembangunan Pettanian Indonesia..............
73
4.
Provinsi Daerah Penelitian ...............................................
82
5.
Model Struktural Jaringan Peubah ......................:..............
99
6.
Perubahan Petani (Fungsi Pengusahaan Usahatani)..................
108
7.
Hubungan Perifaku Petani dan Produktivitas Usahatani Terhadap Kualifas Hidup Petani .........................................
168
8.
Hubungan Perihku dengan Produktivitas Petani dan Produktivitas Usahatani Terhadap Kualitas Hidup Petani dalatn Penyuluhan Pembangunan Pertanian ...................
173
Ketergantungan antar Fungsi Pelayanan, Penyuluhan, Pasar, Informasi, Pengaturan, Penelitian dan Pengusahaan Usahatani dalam Fungsi Pengusahaan USahatani Jbfenin~katkanProduksi Usahatant pa& Penyuluhan Pembangunan Pertanian Wilayah I..........................................
180
9.
10.
Ketergantungan antar Fungsi Pasar, Penyuluhan, In forniasi, Pelayanan, Penelitian, Pengaturan dan Pengusahaan Usahatani dalam Fungsi Pengusahaan Usahatani Menerima dan Menerapkan Ide Baru & masaran pada Penyuluhan Pembangunan Pertanian Pertanian Wilayah I..............................................
11.
Ketergantungan antar Fungsi Pelayanan, Penyuluhan, Pasar, Informasi, Pengaturan, Penelitian dan Pengusahaan Usahatani dalam Fungsi Pengusahaan Usahatani Menerima dan Menerapkan Ide Baru Perbaikan Usahatani di Pen yuluhan Pembangunan Pertanian Wilayah I ..................................................................
xxviii
184
.
12.
Ketergantungan antar Fungsi Pelayanan, Penyuluhan, Pasar, In formasi,Pengaturan, Penelitian dan Pengusdiatani dalam Fungsi Usahatani - Pennusahaan Meninekatkan Produksi Usahata~pada Penyuluhan Pembangunan Pertanian Pertanian Wilayah I1........................
13.
Ketergantungan antar Fungsi Pasar, Penyuluhan, Informasi, Pelayanan, Penelitian, Pengaturan dan Pengusahaan Usahatani ddam Fungsi Pengusahaan Usahatani Menerima dan Menerapkan Ide Baru & piasaran Hasil Usahatani pada Penyuluhan Pembangunan Pertaniatl Wilayah I1..................................................
14.
Ketergantungan antar Fungsi Pelayanan, ~en~uluhan, Pasar, Informasi, Pengaturan, Penelitian dan Pengusahaan Usahatani dalam Fungsi Pengusahaan Usahatani Metierinla dan Menerapkan fde Baru Perbaikan U M di Penyuluhan Pembangunan Pertanian Wilayah I1..................
15.
Ketergan tungan antar Fungsi Pelayanan, Penyuluhan, Pasar, Informasi, Pengaturan, Penelitian dan Pengusahaan Usahatani dalarii Fungsi Petigusahaan Usahatani Menin~katkanProduksi Usahatani pada Penyuluhan Pembangunan Pertanian Wilayah 111 ..............................
16. Ketergantungan antar Fungsi Pasar, Penyuluhan,
17.
Informasi, Pelayanan, Penelitian, Pengaturan dan Pengusahaan Usahatani dalam Fungsi Pengusahaan Usahatani Meneri tiia dan Menerapkan Ide barn Pemasaraq Hasi l Usahatani pada Pen yulu han Petlibangunan Pertanian Wilayah 111 .............................................................
196
Ketergantungan antar Fungsi Pelayatian, Penyuluhan, Pasar, In formasi , Pengaturan, Penelitian dan Pengusahaan Usahatani dalam Fungsi Peng usaham Usahatani Menerima dan Menetapkan Ide Perbaikan Usatiatani di Pen yul ulian Pembatlgunan Pertmian Wilayah 11I ...................
198
8. 9.
10.
1 1.
Kuesioner Untuk Petani...................................................
2'23
Kuesioner Untuk Fungsi Bukan P d .................................
235
Informasi Umum Petani dan Kelompoktani...........................
244
Perilaku Petani dalam Memperbaiki Usahatani......................
249
Sumberdaya Pendorong Perubahan Perilaku Petani.. ................
254
Produktivitas Usahatani...................................................
255
Produktivitas Petani dalam Menerima Ide Baru Peridcan Usahatani.. .....................................................
260
Hierarki Kawasan Kognitif Petani pada Indikator Kualitas Hidup dan Tingkat Indek Mutu Hidup.......................
263
Kebersamaan Fungsi Pengusahaan Usahatani dengan Fungsi - Fungsi dalarn Penyuluhan Pembangunan Pertanian (Menurut Fungsi Pengumham usahatani)............ . ......
264
Kebersamaan Fungsi Pengusahaan Usahatani Ikngan Fungsi - Fungsi dalam Peayuluhan Pembangunan Per.... tanian (Menurut Fungsi Non Petani).. .........................., . .
266
Ketergantungan Fungsi - Fungsi dalam Penyuluhan Pembangunan Pertanian...................................................
273