HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan)
Yusuf Sapari
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis “Hubungan Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani dengan Persepsi Petani tentang Introduksi Teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
Agustus 2008
Yusuf Sapari NIM I353060031
xi
ABSTRACT SAPARI, Y. Prima Tani Communications Media Uses Relation and Accessibility of Farmer Institution with Farmer Perception about Technology Introduction of Rural Agribusiness Industrial (Case in West Java and South Sulawesi). Under direction of AMIRUDDIN SALEH and MAKSUM. The objectives of research is to identify the relation among usage of Prima Tani communication media and accessibility of the farmer institution withperception of farmer about the rural industrial agribusiness introduction tecnology. This research aims to identify the personal characteristic, usage of Prima Tani communication media and accessibility of the farmer institution influencing the perception of farmer related the technology introduction of Rural Agribusiness Industrial in West Java and South Sulawesi province. This research uses the description correlation survai design and 96 responden are selected by the nonproporsionate cluster random sampling technique. Analyzing data uses rank Spearman and chi-square statistical test. The result shows that the nonformal education has significant correlation to the perception of farmer cooperator in West Java about introduction technology of Rural Agribusiness Industrial on biophysic, social and economic aspect. Age, formal and nonformal eduction has negative significant correlation to perception noncooperator farmer in West Java on social and economic aspect. In South Sulawesi, formal education and experience of farm has significant correlation about cooperator farmer perception with technology introduction Rural Agribusiness Industrial on economic aspect, average income and land use field has significant correlation on social aspect. Average income and land use field has negative significant correlation with noncooperator farmer perception on social aspect, land use field has significant correlation on economic aspect. In West Java, spread out technology has correlation with perception of cooperator farmer on biophysic and economic aspect. Prima Tani media communications has significant correlation with perception of cooperator farmer on biophysic and social aspect. Clinic of agribusiness has significant correlation with cooperator farmer perception on biophysic and economics aspect. Spread out technological has significant correlation with perception noncooperator farmer in West Java on social aspect, Prima Tani media communications has negative significant correlation on social aspect, clinic of agribusiness has significant correlation with perception noncooperator farmer on economic aspect. In South Sulawesi, spead out technological has significant correlation with perception cooperator farmer in biophysic and social aspect. Prima Tani media communications and clinic of agribusiness has significant correlation with perception cooperator farmer on social and economic aspect. Prima Tani media communication hasn’t correlation with noncooperator farmer perception in biophysic, social and economic aspect. In West Java, benefit of farmer group has significant correlaion with perception of cooperator farmer on biophysic, social and economic aspect. Advantage of group farmer has significant correlation with perception cooperator farmer on biophysic and social aspect. Perception of noncooperator farmer on social and economic aspect has significant correlation with benefit of farmer group. Advantage of group farmer has significant correlation with perception of noncooperator farmer on social aspect. In South Sulawesi, benefit of farmer group has significant correlation on social aspect of cooperator farmer perception, advantage of gorup farmer has significant correlation with cooperator farmer perception on biophysic aspect. Accessibility of farmer institution hasn’t significant correlation with noncooperator farmer perception in biofisic, social and economic aspect. Key words: Prima Tani, characteristic personal, accessibility, communication media
xi
RINGKASAN Sapari, Y. Hubungan Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani dengan Persepsi Petani tentang Introduksi Teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan). Dibimbing oleh AMIRUDDIN SALEH dan MAKSUM. Perkembangan pembangunan nasional dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi pada akhir-akhir ini mendorong Departemen Pertanian untuk terus meningkatkan peran serta yang lebih proaktif dan sistematis, khususnya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat tani, umumnya memecahkan berbagai kendala pembangunan pertanian. Salah satu aktivitas Departemen Pertanian yang diprakarsai oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Program Prima Tani bertujuan untuk mempercepat proses diseminasi dan adopsi teknologi inovatif terutama dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian untuk mengatasi kebuntuan program sebelumnya. Adanya Prima Tani bertujuan untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna secara spesifik pengguna (petani) dan di lokasi. Namun demikian, dalam pelaksanaannya di lapangan masih ada perbedaan persepsi di antara petani dalam menterjemahkan program dan kegiatan Prima Tani. Adanya perbedaan persepsi tersebut menyebabkan pelaksanaan program Prima Tani terutama dalam penerapan dan aplikasinya di lapangan banyak mengalami hambatan. Adanya pemanfaatan media Prima Tani seperti gelar teknologi, klinik agribisnis, poster, leaflet, majalah Prima Tani, demplot dan lainnya serta aksesibilitas lembaga tani diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman petani serta mengurangi perbedaan persepsi antara petani dan pengelola Prima Tani, sehingga berhasil baik di lapangan. Secara umum penelitian ini disesuaikan dengan kedua kondisi wilayah yang berbeda baik dilihat dari aspek karakteristik petani, biofisik, aspek sosial maupun aspek teknis di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis hubungan antara karakteristik petani dengan persepsinya tentang introduksi teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan, 2) menganalisis hubungan antara pemanfaatan media komunikasi Prima Tani dengan persepsi petani tentang introduksi teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan, 3) menganalisis hubungan antara aksesibilitas kelembagaan tani dengan persepsi petani tentang introduksi teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan. Penelitian dirancang sebagai survai deskriptif korelasional dengan sampel 96 responden petani kooperator dan nonkooperator di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dengan menggunakan nonproporsionate cluster random sampling. Analisa statistik dengan frekuensi, prosentase, persentil, rataan skor dan total rataan skor. Untuk melihat hubungan antar peubah menggunakan chi-square dan rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik petani kooperator Jawa Barat yaitu pendidikan nonformal berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsinya pada aspek biofisik, sosial dan ekonomi. Karakteristik pendidikan formal berkorelasi nyata negatif (p<0,05) dan pendidikan nonformal berkorelasi sangat nyata negatif (p<0,01) dengan persepsi petani nonkooperator Jawa Barat pada aspek sosial. Umur
xi
berkorelasi nyata negatif (p<0,05) dengan persepsi petani nonkooperator pada aspek ekonomi. Untuk petani kooperator di Sulawesi Selatan terlihat bahwa pendidikan formal dan pengalaman bertani berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsinya pada aspek ekonomi. Pendapatan dan luas lahan garapan berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator pada aspek sosial. Sedangkan pendapatan berkorelasi nyata negatif (p<0,05) dan luas lahan garapan berkorelasi sangat nyata negatif (p<0,01) dengan persepsi petani nonkooperator pada aspek sosial serta luas lahan garapan berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani nonkooperator Sulawesi Selatan pada aspek ekonomi. Pemanfaatan media komunikasi Prima Tani terutama gelar teknologi dan klinik agribisnis berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator Jawa Barat pada aspek biofisik dan ekonomi. Untuk media komunikasi lainnya terlihat berkorelasi sangat nyata (p<0,01) dengan persepsi petani kooperator Jawa Barat pada aspek biofisik dan berkorelasi nyata (p<0,05) pada sosial. Sedangkan gelar teknologi berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani nonkooperator Jawa Barat pada aspek sosial, klinik agribisnis berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani nonkooperator pada aspek ekonomi. Sedangkan pemanfaatan media komunikasi lainnya berkorelasi sangat nyata negatif (p<0,01) dengan persepsi petani nonkooperator Jawa Barat pada aspek sosial. Berbeda kondisi di Sulawesi Selatan, pemanfaatan media komunikasi Prima Tani terutama gelar teknologi berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator pada aspek biofisik dan sosial. Klinik agribisnis berkorelasi sangat nyata (p<0,01) dengan persepsi petani kooperator pada aspek ekonomi dan berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator pada aspek sosial. Sedangkan, media komunikasi lainnya berkorelasi sangat nyata (p<0,01) dengan persepsi petani kooperator pada aspek sosial dan berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator pada aspek ekonomi. Pemanfaatan media komunikasi Prima Tani oleh petani nonkooperator di Sulawesi Selatan tidak berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsinya pada aspek biofisik, sosial dan ekonomi. Aksesibilitas kelembagaan tani di Jawa Barat terutama manfaat adanya kelompok berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator pada aspek ekonomi dan sosial serta berhubungan sangat nyata (p<0,01) dengan persepsinya pada aspek biofisik. Keuntungan adanya kelompok tani berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator pada aspek biofisik dan sosial. Sedangkan aksesibilitas kelembagaan tani terutama manfaat adanya kelompok tani berkorelasi sangat nyata (p<0,01) dengan persepsi petani nonkooperator Jawa Barat pada aspek sosial, berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsinya pada aspek ekonomi. Keuntungan adanya kelompok tani berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsinya pada aspek sosial. Berbeda dengan Jawa Barat, pada petani kooperator di Sulawesi Selatan aksesibilitas kelembagaan tani terutama manfaat adanya kelompok tani berkorelasi sangat nyata (p<0,01) dengan petani kooperator pada aspek sosial. Keuntungan adanya kelompok tani berkorelasi nyata (p<0,05) dengan persepsi petani kooperator pada aspek biofisik. Sedangkan, aksesibilitas kelembagaan tani tidak berkorelasi nyata (p>0,05) dengan persepsi petani nonkooperator Sulawesi Selatan pada aspek biofisik, sosial dan ekonomi. Saran yang diberikan hasil penelitian: 1) peran media komunikasi lain, gelar teknologi dan klinik agribisnis perlu ditingkatkan kuantitasnya dan berorientasi
xi
kepada kebutuhan petani lokal spesifik, 2) pelatihan dan sekolah lapang pertanian bagi petani perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknologi introduksi yang direkomendasikan, 3) peran dan keberadaan kelompok tani dan gapoktan perlu dijabarkan mengenai tugas, fungsi dan manfaatnya bagi anggota melalui pertemuan kelompok, pembagian tugas, penerbitan brosur dan lainnya. Kata – kata kunci: Prima Tani, karakteristik petani, media komunikasi, aksesibilitas
xi
©Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang - Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
xi
HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan)
YUSUF SAPARI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
xi
LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis
: Hubungan Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani dengan Persepsi Petani tentang Introduksi Teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan ) Nama : Yusuf Sapari NIM : I 353060031 Program studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui, Komisi Pembimbing
Dr.Ir. H.Amiruddin Saleh, M.S. (Ketua)
Drs. Maksum, M.Si (Anggota)
Diketahui,
Koordinator Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Prof. Dr.Ir.H.Sumardjo, M.S.
Tanggal Ujian: 19 Agustus 2008
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr.Ir.H. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal lulus:
xi
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan segala karunia dan hidayah-Nya tesis ini bisa diselesaikan dengan lancar. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Prima Tani dengan judul Hubungan Pemanfaatan Media Komunikasi Prima Tani dan Aksesibilitas Kelembagaan Tani dengan Persepsi Petani tentang Introduksi Teknologi Agribisnis Industrial Pedesaan: Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, M.S. dan Drs. Maksum, M.Si selaku pembimbing yang dengan sabar membimbing dan memberi masukan yang berarti selama penyusunan proposal penelitian hingga tesis selesai. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, M.S. selaku Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, yang telah memberikan dukungan morilnya untuk menyelesaikan tesis ini. 3. Bapak Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA, selaku dosen penguji luar yang telah memberikan masukan dan saran bagi perbaikan tesis ini. 4. Staff administrasi Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan khususnya Mba Lia Mulyaningsih, A.Md, Bapak Jaenudin dan Bapak Komar yang dengan ikhlas dan tulus membantu penulis dalam kelancaran administrasi selama studi di Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 5. Panitia Sidang draft tesis Pascasarjana Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kelancaran dalam proses pembuatan sampai sidang tesis dilakukan. 6. Masyarakat Desa Jatiwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Desa Sapanang, Kabupaten Pangkep dan Desa Kamanre, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang telah menerima penulis untuk melakukan studi di desa tersebut. 7. Kepala BPTP Jawa Barat dan Kepala BPTP Sulawesi Selatan, Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan pengelola Prima Tani di lokasi penelitian yang telah memberi ijin dan informasi yang sangat berarti saat pengumpulan data dilakukan penulis. 8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan angkatan 2006.
xi