SEBUAH PENGANTAR
P
ertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmatNya sehingga kumpulan artikel wirausaha yang kami beri judul “Inspirasi Wirausaha” ini bisa selesai. Kami juga tak lupa mengucapkan rasa terima kasih kami kepada dosen Editing 2 di Penerbitan 3B, Ibu Ingrid Veronica Kusumawardhani, S.S., M.Pd. yang telah mengajarkan dan membimbing kami melalui semua tahapan pembuatan artikel ini. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras ke-8 mahasiswa yang telah berusaha mendesain serta menata letak artikel kami. Terima kasih kepada Irine Nindya Mustika, Kharisma Megawati, M. Agil Siraj, M. Defriza Alviandi, M. Rahmat Hidayatullah, Santi Kassa, Ulfah Nurzaakiah, dan Viviani Adriel. Kami juga tak lupa mengucapkan terima kasih kami kepada seluruh narasumber yang telah bersedia diwawancarai dan berbagi informasi serta ilmunya kepada kami semua. Kami, segenap mahasiswa Penerbitan 3B, benar-benar menulis seluruh artikel seputar wirausaha ini melalui berbagai proses wawancara langsung kepada narasumber. Tugas yang diberikan Bu Ingrid membuat kami terjun langsung ke lapangan sehingga kami belajar memahami cara mewawancara, cara berbicara kepada narasumber, cara mencari informasi, dan masih banyak lagi. Kelas Editing 2 bukanlah seperti kelas editing yang biasanya hanya menghadapi naskah yang tersedia. Di kelas ini, kami diwajibkan menjadi jurnalis/wartawan/ penulis dan bahkan fotografer dalam membuat artikel wirausaha. Setelah artikel beserta foto pendukung tersedia, barulah kami menjadi seorang editor dengan mengoreksi naskah rekan kami. Kumpulan artikel berjudul “Inspirasi Wirausaha” ini diperuntukkan sebagai bukti karya kami menjelang ujian akhir semester ganjil kami. Semoga artikel ini dapat menginspirasi para pembacanya lewat berbagai kisah wirausahawan yang telah berkecimpung di dunia bisnis. Kami sadar, sebagai mahasiswa tingkat 2 di semester ganjil, kami masih memiliki banyak kekurangan. Maka, kami mohon saran serta kritik yang dapat membangun kami untuk menjadi lebih baik dalam aspek apapun. Akhir kata, kami berharap kami semua dapat lulus dengan nilai memuaskan dan ilmu yang kami peroleh dapat berguna di masa depan kelak. Selamat membaca! Jakarta, 3 Januari 2017
Penerbitan 3B (VAS)
3
DAFTAR ISI
6
Hello Bingsu (Healthy Korean Dessert and Cozy Place)
Hobi Menggambar Hasilkan Rupiah
14
Mengambil Untung Lewat Kreasi Opak Cafe Moo Nenen
Tawarkan Sensasi Minum Susu yang Berbeda
23 4
11
Pengusaha Muda Lulusan SMA
19
27 30 34
Warnet Untuk Kuliah Meraih Sukses dengen Ceker Ranjau Hot-Hot Tetap Sukses Tanpa Promosi 20 Tahun Berdiri, Nasi Gabruk Tetap Diminati Usaha Ayam Goreng Babeh Tembus 1000 Tusuk Per Hari Sapi Perah Penghasil Rupiah
55 62 69
40 44 50
Raup Jutaan Rupiah dengan Tulang Ikan Jelajah Negara Lewat Online Shop Jenuh Bekerja Kantoran, Buka Usaha Tanpa Modal 5
Hello Bingsu (Healthy Korean Dessert and Cozy Place)
E
ra globalisasi saat ini telah membawa pengaruh budaya asing di dalamnya. Tak dapat dipungkiri banyak sekali pengaruh positif budaya negara luar yang diterima secara baik oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dari segi teknologi, fashion, musik, budaya, pendidikan, dan kuliner. Yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah pada segi kuliner. Masuknya berbagai jenis kuliner dari negara-negara luar menjadikan masyarakat Indonesia memiliki banyak pilihan dan kesempatan untuk mengenal sajian kuliner untuk sekadar memuaskan lidah serta mengisi perut. Hidangan khas Eropa dan Amerika mungkin sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.Hal itu terbukti dengan banyaknya ditemukan hidangan ala Eropa dan Amerika di mall, restoran, cafe, maupun kedai-kedai yang biasa dijadikan tempat kumpul bersama teman-teman. Beberapa makanan dari negara Asia seperti Jepang dan Tiongkok pun juga sudah lama menempati jajaran menu kuliner di Indonesia.
Namun, beberapa waktu yang lalu, kuliner dari negeri gingseng yang booming karena musiknya yang disebut dengan K-pop dan dramanya yang disebut dengan K-Drama, sudah mulai merambah deretan menu kuliner asing di Indonesia. Hal itu ditandai dengan banyak berdirinya tempat-tempat makan bergaya khas Korea. Salah satu tempat makan yang mengadopsi ciri khas budaya kuliner Korea adalah Hello Bingsu. Cafe yang terletak di daerah Depok, jalan Margonda Raya No. 330, Beji, Kemiri Muka, Kota Depok, Jawa Barat 16411, Indonesia ini menyajikan menumenu yang berasal dari Korea, seperti Hello Bingsu yang memang mengangkat tema Korea. Hello Bingsu memiliki filosofi tersendiri dibalik namanya. Hello, yang berarti sapaan dari pelayan kepada para pelanggan dengan riang dan sukacita. Karena cafe ini lebih mengutamakan kesenangan pelanggan melalui pelayanannya.
6
Bingsu yang berarti es serut yang berasal dari Korea dengan kacang merah sebagai bahan utamanya. Bingsu juga merupakan es serut yang populer di Korea. Biasanya Bingsu ini dimakan sebagai hidangan penutup pada saat musim panas. Cafe Hello Bingsu ini merupakan satusatunya di Indonesia karena belum memiliki cabang. Saat ini cafe tersebut hanya ada satu, yaitu di Depok. Cafe ini buka setiap hari Senin—Sabtu dari pukul 13.00—22.00 WIB. Waktu ramai pelanggan biasanya di sore hingga malam hari. Cafe ini didirikan sejak bulan Januari 2015. Daniel Jeffry Leksono, yang memiliki tubuh tinggi, berbadan tegap, berkulit putih, berambut hitam, berhidung mancung, dan beralis tebal ini merupakan sang pemilik dari cafe Hello Bingsu. Pada awalnya Daniel mendirikan café ini bersama 5 orang temannya. Tetapi saat Ini ia menjalankan bisnis di bidang kuliner ini bersama istrinya. Alasan Daniel memilih hidangan Korea sebagai usahanya karena makanan tersebut sangat cocok dengan iklim tropis Indonesia yang tergolong dengan cuaca yang panas. Di cafe tersebut, menu dessert lah yang menjadi best seller oleh para pelanggan, yaitu Bingsu yang merupakan es serut dari Korea.
Daftar harga menu Bingsu
Best seller Bingsu dari Cafe Hello Bingsu
Diantaranya, Durian Bingsu, Greentea Bingsu, Fruit Bingsu, Mango Bingsu, Pat Bingsu, Choco Bingsu, Oreo Bingsu, dan Melon Bingsu. Dessert ini memiliki penampilan yang unik. Setiap dessert yang disajikan memiliki topping yang disesuaikan dengan namanya. Misalnya, Fruit Bingsu yang terdapat buahbuahan seperti melon, kiwi, buah naga, semangka, dan mangga diatasnya. Kita dapat menambahkan topping dengan tambahan uang sebesar Rp4.000,00 saja. Selain itu, kita juga dapat mengganti rasa es krim sesuai selera kita. Yang spesialnya adalah setiap menu bingsu selalu terdapat kacang merah di dalamnya yang baik untuk kesehatan tubuh. Untuk satu porsi bingsu, terdapat ukuran small dan large. Walaupun ukuran small, tapi sudah cukup mengenyangkan perut satu orang. Apalagi untuk ukuran large, kalian bisa memesannya untuk makan bersama-sama dengan teman-teman. Kacang merah adalah salah satu jenis polong-polongan yang tinggi akan serat. 7
Biasanya kacang merah sebagai Harga yang ditawarkan pun beragam sesuai campuran pada menu main course, tetapi dengan menu dan ukuran per porsinya. pada bingsu sebagai menu dessert, kacang “Menu-menu yang disajikan di sini, orisinil. merah merupakan bahan utama. Tidak Kami belajar dari rekan saya yang berasal banyak orang tahu bahwa banyak sekali dari Korea dan langsung mengajarkannya manfaat kacang merah pada karyawan saya,” tutur bagi kesehatan tubuh. Daniel, pria 29 tahun ini. Kacang merah Menu di cafe ini sebagian “Kami memang sangat kaya akan gizi besar dibuat dari produk asal menyajikan yang membangun Korea dan Daniel memiliki hidangan yang kesehatan tubuh. sumber tersendiri untuk lezat, namun Kandungan asam folat, mendapatkan produk bahan menyehatkan kalsium, karbohidrat, baku menu café ini. Hal yang dengan harga dan protein tinggi ingin Daniel tonjolkan dari terjangkau.” menjadikan kacang cafe Hello Bingsu ini adalah merah sangat diperlukan memperkenalkan hidangan oleh tubuh. asal Korea kepada masyarakat Manfaat kacang merah antara lain, Indonesia. dapat menurunkan kolesterol, mengontrol Tema yang diusung dalam cafe kadar gula darah, menghasilkan banyak tersebut adalah musim di Korea. Terlihat antioksidan, menjadi sumber protein nabati, tampilan yang sedikit minimalis namun apik. meningkatkan energi tubuh, mengoptimalkan Daniel mendesainnya sendiri tanpa desainer memori otak dan menyehatkan pencernaan. interior. Cafe ini juga menyediakan Free Wi Semua menu yang ada di cafe tersebut Fi, lho. Sangat cocok untuk kalian yang ingin diracik sendiri oleh para pelayan, sehingga mengerjakan tugas sambil kumpul bareng kesehatan dan kebersihannya terjamin. teman-teman. Cafe yang didirikan dengan tiga lantai ini menampilkan nuansa yang berbeda di tiap lantainya. Pemilihan warna yang didominasi dengan warna pastel, seperti biru muda, coklat muda, dan putih membuat cafe tersebut terlihat manis dan menenangkan. Pencahayaan yang sedikit redup dan interior yang serba kayu menghadirkan nuansa hangat pada setiap sudut ruangan yang minimalis. Pada saat memasuki cafe, kita disuguhkan dengan pemandangan deretan bunga-bunga buatan yang ditata menyerupai mini garden. Beralih dari lantai satu, di lantai dua, kita disambut oleh pemandangan luar cafe yang dapat ter-ekspose lewat jendela besar yang mendominasi ruangan. Pencahayaan ruangan menjadi sedikit lebih terang. 8
Tampilan lantai 1 cafe Hello Bingsu
Tampilan lantai 2 cafe Hello Bingsu
Lalu, terdapat origami yang dibuat sedemikian rupa untuk menghiasi dinding cafe. Ada yang berbeda dari tata letak kasir dan dapur yang biasanya berada di lantai dasar,di cafe ini letak kasir dan dapur berada di lantai dua. Desain kasir yang terbuat dari kayu dan bambubambu yang diikat menjadi satu sebagai penyangga, membuat tampilan kasir menjadi berbeda dari yang ada di cafe-cafe lain. Untuk membayar pesanan, kalian hanya perlu naik ke lantai 2 menuju kasir, lalu bayar secara cash di kasir. Mudah bukan?
Memasuki lantai tiga, kita diberikan suasana yang lebih hangat dari lantai sebelumnya. Di lantai ini terlihat lebih manis dari segi penataan interiornya yang cozy untuk bersantai. Ada mini stage yang sengaja dibuat sebagai hiburan akustik bagi para pelanggan yang datang. Cafe ini mengadakan live accoustic khusus pada hari-hari tertentu. Misalnya, pada saat Valentine yakni tanggal 14 Februari, Halloween pada tanggal 31 Oktober, ataupun saat Natal pada tanggal 25 Desember. Lantai tiga sengaja dirancang untuk tempat berkumpul, Terdapat sofa panjang yang mampu menampung hingga 10 orang. Atau jika kalian ingin menikmati kumpul bersama dengan teman-temanmu sambil lesehan, di sini pun bisa. Karena, di lantai 3 teresebut, kalian Suasana hangat lantai 3 cafe Hello Bingsu
diwajibkan untuk melepas alas kaki kalian agar lantai tidak kotor.
9
Selain itu, di cafe tersebut terdapat juga lukisan dinding berupa gambar, quotes, dan Hangeul yang merupakan tulisan berbahasa Korea. Uniknya, semua lukisan tersebut didekorasi berdasarkan kreativitas oleh sang pemilik dan para pegawainya. “Banyak tantangan yang kami dapatkan mulai dari peraturan kota sampai pemilihan bahan yang berkualitas. Kami menikmati semua itu. Lukisan dinding beserta quotes Kebahagiaan kami adalah menyajikan cafe dengan hidangan yang terbaik untuk pelanggan,” jelas Daniel saat ditanya tentang suka duka menjalankan bisnis ini.
“Mulailah dari apa yang kalian suka, mulai dari hal kecil dan jalani dengan setia. Maka anda akan siap memulai hal yang lebih besar,” pesan Daniel untuk para pebisnis yang baru memulai usahanya. Menjamurnya tempat-tempat dan kuliner ala Korea membuat para pecinta Korea merasa tak lengkap jika belum mengunjungi Hello Bingsu sebagai daftar tempat hangout. Di samping untuk merasakan kenikmatan es serut Korea yang manis, segar, dan menyehatkan di cuaca yang panas. Selain menyajikan menu bergaya Korea, interior cafe ala Korea yang unik juga
yang melihatnya. Kita juga dapat berfoto selfie bersama teman-teman dengan background interior cafe yang unik dan lucu. Untuk masalah harga kita tidak perlu khawatir, karena tidak harus merogoh kocek yang dalam untuk membeli menu makanan di cafe ini. Makanan yang lezat dan sehat, tempat yang unik dan menarik, serta harga yang sesuai dan pas di kalangan pelajar, mahasiswa, dan
menjadi kepuasan tersendiri bagi siapapun umum telah menanti. Jangan lupa ajak teman-teman untuk kumpul bersama agar kebersamaan semakin terasa. Yuk, buat para pecinta dessert dan ingin merasakan cafe yang cozy dengan nuansa ala Korea, segeralah mampir untuk menyicipi menu di cafe ini. (Amelia & Sarah) Editor : Azizah Fitria NC dan Verina Intan Lusiana Layout: Ulfah Nurzaakiah
10
Hobi Menggambar Hasilkan Rupiah
V
escha Permata Sari atau biasa disapa Vescha ini sudah sejak lama memiliki hobi menggambar. Hobi sejak ia SD ini, mulai berkembang dan menghasilkan pundi-pundi rupiah. Pada tahun 2015 ketika semester 2, ia mencoba menggambar secara digital. Berkat pendidikan yang sedang ia jalani di Politeknik Negeri Jakarta dengan jurusan Desain Grafis, ia pun mulai mencoba mengembangkan bakat tersebut. Wanita kelahiran Bogor, 6 Maret 1996 ini tidak ingin ilmu yang ia dapatkan siasia. Berawal dari coba-coba itulah ternyata menghasilkan uang meski tak terlalu banyak. Vescha mengaku melakukan usaha ini hanya sebatas hobi dan sekadar mencari tambahan uang saku. “Awalnya karena tidak tahu ingin membuat usaha apa, apalagi biar bisa punya uang tambahan. Mulai dari jualan garskin, case gadget, sampai gambar semirealis, ternyata gambar semirealis ini lebih banyak peminatnya. Kebetulan juga aku bisa menggambar, makanya aku mencoba membuka usaha gambar semirealis,” ujar Vescha mahasiswi
Politeknik Negeri Jakarta semester lima. Gambar semirealis (semi cartoon style) adalah gaya gambar gabungan realis dan kartun. Aliran semirealis atau kartun ini memiliki banyak variasi seperti dari USA, Jepang, dan Indonesia. Ketiganya memiliki ciri khas gambar yang berbeda. Untuk menggambar secara manual, Vescha membutuhkan pensil, kertas canson, dan penghapus. Sebab itu semua dapat dibilang sebagai kebutuhan pokoknya. Hanya dengan modal Rp85.000,00 ia sudah bisa menghasilkan 4-5 gambar semirealis. Apabila pelanggan mengirimkan foto melalui email, ia hanya membutuhkan kuota untuk mengunduh semua foto yang akan digambar. Dalam menjalani usaha ini ia sangat membutuhkan pentab untuk mempermudah proses sketching. Namun, dengan keterbatasan alat, ia tetap berusaha menggambar semaksimal mungkin dengan hanya menggunakan sebuah laptop, mouse dan alat seadanya. Hal itu bukan menjadi alasannya untuk menghasilkan gambar yang tidak bagus. Walau hanya dengan alat seadanya, gambar semirealis yang Vescha hasilkan tidak kalah bagusnya dengan menggunakan alat canggih. Ini membuktikan bahwa Vescha sangat serius dan menguasai kemampuan menggambarnya dalam menjalani bisnis semirealis ini. Usaha gambar semirealis ini diberi nama SwannArtProject. Vescha mengaku nama tersebut terinspirasi dari tokoh film. “Nama ‘Swann’ terinspirasi dari karakter Swann di Pirates of Caribbean dan Twilight, alasannya 11
Karena kesibukan kuliah, ia hanya menerima 3-5 pesanan dalam seminggu sesuai dengan deadline pemesan. Jika Vescha merasa waktu yang disepakati masih kurang untuk menyelesaikan pesanan, ia akan menghubungi pemesan untuk meminta perpanjangan waktu. Ia tak berani jika menerima banyak pesanan karena takut mengganggu perkuliahannya. Meski ia serius dengan usahanya, namun ia tetap menomorsatukan pendidikan. Oleh sebab itu, untuk pengiriman barang ia memberikan dua pilihan. Pilihan pertama ia menyediakan jasa pegiriman barang melalui JNE yang maksimal sampainya tergantung dari jarak lokasi pengiriman. Pilihan kedua ia bersedia untuk COD (Cash On Delivery) untuk wilayah Depok saja. Gambar semirealis tidak semudah yang dibayangkan. Vescha menyelesaikan satu pesanan yang berisi 2-3 wajah selama 4-5 hari. Dalam jangka waktu sebulan, ia mampu menghasilkan 12-20 gambar. Oleh karena itu, ia membuat daftar harga sesuai ukuran gambar, mulai dari 5R, A4, hingga A3 dengan harga Rp60.000,00-Rp135.000,00. Harga tersebut sangat cocok untuk kalangan pelajar, mahasiswa, dan umum. Dengan harga yang tidak terlalu mahal kita bisa mendapatkan gambar sesuai yang kita inginkan dengan kualitas yang baik. Keuntungan yang Vescha dapatkan biasanya tergantung dari ukuran gambar. Semakin besar ukuran yang dipesan, semakin besar pula keuntungan yang didapat.
“Biasanya sih, Rp50.000/pack,” ucap Vescha. Untuk omset sendiri Rp.900.000/bulan. Tetapi, jika ia sedang sibuk kuliah dan banyak tugas atau kegiatan lainnya, selama satu bulan ia hanya menghasilkan uang sebesar Rp350.000-Rp500.000. Menjalankan usaha sendiri, seringkali membuat Vescha merasa lelah. Apalagi dengan pesanan yang semakin lama semakin banyak dan juga tugas kuliah yang menumpuk. Ia berharap ketika lulus dapat mempekerjakan orang yang tidak memiliki pekerjaan. Dengan begitu tingkat pengangguran di Indonesia bisa berkurang “Aku mau merekrut orangorang yang akan aku latih terlebih dahulu. Sekalian memberi jalan rezeki untuk orang lain dan juga hitung-hitung mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia,” ucapnya lembut. Vescha tidak menyangka ternyata ia memiliki banyak dukungan dari orang sekitar. Terbukti dari banyaknya teman-teman Vescha yang berminat terhadap gambar semirealis ala Vescha dan juga dukungan semangat yang diberikan oleh teman-temannya ketika pesanan sedang menumpuk. Tak jarang teman-temannya ikut membantu promosi usaha Vescha. Kedua orang tua Vescha pun mendukung dengan sepenuh hati dan memberi lampu hijau agar cita-cita Vescha menjadi seorang desainer dapat terwujud. “Orang tua yang dukung hanya mama aja sih, papa kan tinggal di Bogor, jadi enggak tau apa-apa. Mama selalu ngedukung banyak hal, seperti kalau sedang begadang, mama
pasti buatin makanan biar aku nggak ngantuk. Kalau aku nggak sempat ke JNE, mama yang nganter barang ke JNE. Terkadang mama juga bantu promosi ke teman-teman pengajian atau keluarga kalau lagi mudik.” ucap wanita berjilbab ini. “Banyak pelanggan yang merekomendasikan gambar semirealis ini kepada orang lain untuk kado ulang tahun, kado pernikahan, kado anniversary, momenmomen spesial, dan lainnya. Itu menjadi sebuah bukti bahwa usaha aku berguna untuk orang lain dan dihargai oleh mereka,” ucapnya bahagia. “Pendapat dari pembeli sih, rata-rata pada suka banget dan puas karena penjualan gambar semiuntuk orang lain dan dihargai oleh mereka,” ucapnya bahagia. “Pendapat dari pembeli sih, rata-rata pada suka banget dan puas karena penjualan gambar semirealis ini masih jarang, kebanyakan gambar vector dan itu udah mainstream. Aku juga jarang promosi karena kebanyakan udah dikenal dari sistem marketing WOMM (Word of Mouth Marketing) dan melalui instagram dengan caption #SwannArtProject,” lanjutnya. Walaupun tidak banyak mendapat keuntungan berupa uang, tetapi ia mendapat keuntungan berupa pengalaman, hubungan pertemanan, dan pembelajaran. Ia merasa puas dengan usahanya sekarang dan pesanan yang datang setiap bulan. Vescha berniat mengembangkan SwannArtProject menjadi sebuah galeri atau agensi. Vescha juga ingin membuka cabang agar usaha dan karyanya bisa lebih dikenal luas oleh orang serta lebih mempermudah bagi calon pembeli agar tak perlu jauh-jauh memesan gambar semirealis dari Jakarta. Meski terbilang baru, usaha Vescha
dan Surabaya. Pembelinya pun tak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi sudah ada beberapa pekerja yang memesan karyanya. Hambatan yang sering dialami Vescha adalah masalah pengemasan. Saat ia belum mengerti teknik pengemasan yang baik, gambar yang dipesan berikut dengan frame seringkali pecah saat pengiriman. Karena sering mengalami kegagalan, ia pun mempelajari cara pengemasan yang baik dan benar dari beberapa dosen di kampusnya. Kesulitan lain yang dihadapi adalah menggambar foto yang buram. Sangat sulit meggambar foto yang buram, karena gambar yang dihasilkan bisa saja tak semirip gambar aslinya dan tak sesuai harapan. Selain itu, banyaknya pemesanan dan deadline tugas kuliah juga menjadi penghambat Vescha dalam proses menggambar. Meskipun demikian, Vescha mengaku bahwa duka yang ia rasakan lebih sedikit dibandingkan dengan rasa suka yang ia rasakan. Tak hanya dapat mengenal lebih banyak orang, ia juga dapat memahami karakter pembeli. Selebihnya, ia menjadi lebih mengerti software desain dan memperbanyak portofolio. Semua yang telah Vescha capai saat ini, tidak lepas dari sikap pantang menyerah yang ia miliki serta kemampuan memanfaatkan hobi dan pengetahuan sebagai bisnis. Dari hasil kerja keras, Vescha bisa membeli berbagai keperluan pribadi, seperti laptop dan barang-barang di kamarnya. “Aku juga udah mulai zakat harta per .” tutur Vescha senang. “Menjadikan suatu hobi yang dibayar, memiliki kepuasan tersendiri karena dapat membeli segala sesuatu dengan hasil keringat sendiri. Menghargai dan menjaga kepercayaan seseorang adalah prinsip saya,”
sudah cukup dikenal mulai dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi, bagian timur Bali, bagian utara Kalimantan,
lanjutnya mengakhiri perbincangan. (Azizah & Verina) Editor: Sarah & Amelia | Layout: Irine Nindya 13
S
Mengambil Untung Lewat Kreasi Opak
iapa yang tak mengenal opak? Makanan ringan orang Indonesia. Opak adalah makanan ringan khas Wonosobo, Jawa Tengah. Akan tetapi opak dirasa kurang tenar jika dibandingkan dengan makanan ringan lainnya. Sehingga banyak para produsen mulai berinovasi untuk memikat hati konsumen. Namun, disamping itu ternyata opak memiliki daya jual yang tinggi jika dikreasikan. Begitu pula yang dilakukan oleh Ahmad Gesak Setyo Prasoko, Rhapsagita Malist Pamasiwi, dan Abdul Choliq, mahasiswa dari Yogyakarta yang mencoba peruntungan dari bisnis opak yang nikmat di lidah. Mereka adalah wirausahawan muda yang membuat opak terasa lebih bervariasi dengan berbagai macam rasa yang diciptakan. Awalnya mereka hanya iseng ingin membuat sebuah produk. Namun mereka masih bingung akan produk yang ingin diciptakan, karena mereka tidak ingin produk yang mereka ciptakan mudah untuk ditiru. Hingga akhirnya rasa iseng mereka yang ingin membuat sebuah produk tercapai
14
dengan mengkreasikan makanan khas kampung mereka yaitu opak.. Opak Mamak, ya, itulah yang akhirnya tercipta dari keisengan mereka. Opak yang mereka gunakan tersebut berasal dari singkong yang dipesan dari kampung halaman Ahmad di Kepil, Wonosobo, Jawa Tengah. Awalnya, Ibunda dari Abdul Choliq membuat bahan dan resep opaknya untuk dijualnya sendiri. Lalu Abdul pun meminta izin untuk dibuatkan bahan mentah opak untuk bisnisnya. Kenapa opak yang berbahan utama singkong ini dipesan langsung dari Wonosobo? Karena menurut mereka opak yang berasal dari Wonosobo, Jawa Tengah ini
Logo Opak Mamak
Iklan Opak Mamak di Sosial Media
memiliki ciri khas rasa yang lebih enak. Jenis singkong tersebut juga empuk disajikan dalam keadaan direbus maupun digoreng. Selain itu, resep opak ini berasal dari resep keluarga turun temurun. Karena, opak yang
usaha industri rumah skala kecil yang sedang dirintis dengan niat yang kuat. Ahmad, Siwi, dan Abdul sebenarnya tidak mempunyai tempat produksi usaha sendiri. Namun, atas kebaikan salah satu dosen
digunakan berasal dari resep keluarga, pastinya Opak Mamak ini rasanya berbeda dari yang lainnya dan sulit untuk diduplikat oleh para kompetitor walau dengan bahan singkong yang sama. Opak saat ini tidak terlalu populer jika dibandingkan dengan jenis makanan ringan lainnya, seperti kacang, keripik kentang, dan keripik singkong. Oleh karena itu, Opak Mamak membuat jenis opak yang tidak monoton, seperti hanya rasa asin saja yang tersedia. Opak Mamak ini cocok dinikmati oleh berbagai kalangan, dari usia anak-anak, remaja, hingga dewasa. Mereka memiliki harapan, dengan memakan cemilan khas dari kampung Wonosobo, konsumen dapat merasakan nuansa kehangatan lebih dekat layaknya memakan makanan keluarga sendiri. Mereka ingin menciptakan makanan yang sesuai untuk seluruh lidah konsumen. Jika, makanan tersebut memiki rasa yang dapat mereka ingat, maka akan membuat konsumen selalu ingin memakannya. “Seenak-enaknya masakan orang lain, tetap masakan mamaklah yang paling terbaik” ujar Ahmad. Usaha Opak Mamak ini bisa dibilang
mereka akhirnya mereka mendapat izin memproduksi Opak Mamak di rumah sang dosen yang juga ditinggali oleh mereka bertiga. Tempat tersebut juga menjadi basecamp untuk merundingkan setiap kegiatan yang berkaitan dengan produksi Opak Mamak. Opak Mamak ini di produksi di daerah Depok, Jawa Barat, lebih tepatnya di Jalan Terong No. 21, Beji. Lokasi yang cukup strategis membuat distributor tidak sulit mengambil produk Opak Mamak. Untuk para konsumen yang ingin memesan langsung juga bisa datang ke tempat ini. Hal ini memudahkan para pembeli yang ingin membeli langsung produk Opak Mamak. Dalam mempromosikan produk Opak Mamak, mereka sangat memanfaatkan teknologi digital saat ini seperti media sosial, yaitu Twitter dan Instagram. Mereka berpendapat bahwa media sosial akan menjadi ladang bagus dalam membangun produk Opak Mamak ini. Sehingga dapat memperluas jaringan pemasaran yang tidak hanya di wilayah kota Depok. Nama Instagram mereka adalah @opakmamak. Setiap konsumen dapat melihat 15
Contoh Produk Opak Mamak
perkembangan produk Opak Mamak di Instagram dan memberikan saran atau pendapat agar produk Opak Mamak dapat lebih baik untuk kedepannya. Teringat cemilan khas yang berasal dari Wonosobo, yaitu opak. Ahmad dan kawan-kawan ingin opak menjadi cemilan yang terkenal luas dimana–mana. Dengan bantuan Abdul dan Siwi, mereka membuat makanan opak yang awalnya kurang menarik dipandang menjadi lebih modern dan banyak variasinya. Mereka pun mulai mencari ide bentuk opak yang simple dan mudah untuk sekali makan. Bentuk opak yang awalnya lonjong sengaja mereka ubah menjadi persegi panjang pipih dan lebih oval agar lebih mudah dibungkus dan mudah dikonsumsi masyarakat. Opak Mamak ini dikreasikan dengan berbagai macam rasa yaitu, original, rumput laut, balado, jagung bakar, keju, dan pedas. Varian rasa ini membuat cita rasa Opak Mamak dapat lebih merakyat dan perkembangannya akan terus mengikuti zaman, sehingga bukan tidak mungkin mereka akan menambah varian rasa yang lain. Singkong sebagai bahan utama digoreng, setelah digoreng kemudian dicampur dengan berbagai macam rasa. Sebelum dicampurkan dengan bumbu rasa, singkong harus ditiriskan dari minyak goreng dan dalam keadaan agak dingin. 16
Untuk pengolahannya sendiri, karena opak yang sudah jadi langsung didatangkan dari Wonosobo, Ahmad dan kawannya tinggal menggoreng dan menambahkan bumbubumbu pada opaknya. Sedangkan untuk bumbu-bumbu tersebut didapat dari agen penjual bumbu. Agar Opak Mamak yang dijual lebih memikat hati para konsumennya, bungkus Opak Mamak sengaja mereka desain sendiri dengan simpel menggunakan alumunium foil dan tutup zip. Dengan cara tersebut opak dapat terjaga kerenyahannya setelah bungkus dibuka, dan menjadikan ciri khas kemasan Opak Mamak dengan produsen lain. Ketika konsumen tidak habis saat memakan Opak Mamak mereka bisa membungkusnya lagi. Selain itu, packaging tersebut juga mampu menekan biaya pengeluaran karena harga bahannya yang murah.
Testimoni dari Konsumen Opak Mamak
Bagaimana dengan Penjualannya Sendiri?
Harga untuk Mahasiswa yang Dianggap Masih Mahal.
“Untuk saat ini Opak Mamak dipasarkan di kantor-kantor teman, kampus, dan media online.” ujar Ahmad. Pada awalnya penjualan dilakukan dengan cara menawarkan ke kantor-kantor dan kampus hingga akhirnya merambah ke media online. Penjualan saat ini paling banyak dilakukan di kota Depok. Tapi, sudah ada pesanan dari luar kota seperti Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Minimal pemesanan adalah 10 bungkus Opak Mamak. Harga Opak Mamak berkisar Rp8.000 per bungkus. Namun pembelian bisa juga dilakukan dengan cara customer datang ke kediaman
Harga Rp8.000 masih terasa mahal untuk kalangan mahasiswa. Bahkan terkadang masih ada yang sering menawar harga. Mahasiswa kadang berpikir lebih baik untuk makan di warteg saja karena dengan Rp8.000 sudah cukup untuk membeli beberapa lauk. Hal ini menjadi hambatan untuk Opak Mamak sendiri. Padahal harga Opak Mamak dirasa masih terjangkau.
mereka dan tidak dibatasi berapa jumlah opak yang harus dibeli. Untuk omzet yang dihasilkan, per bulannya Ahmad dan kawankawan bisa mendapatkan Rp.1,500.000.
yang masih belum meluas. Mereka membutuhkan reseller yang dapat memasarkan produk mereka ke berbagai daerah agar Opak Mamak dapat menjangkau seluruh kalangan. Pengiriman bahan baku pun terkadang tidak sesuai keinginan, contohnya ketika ada banyak pesanan, tapi bahan baku Opak Mamak kurang saat diproduksi. Ini menimbulkan kerugian tersendiri bagi Opak Mamak. Kendala tranportasi dalam pengiriman bahan baku juga membuat pembuatan opak menjadi terhambat sehingga ketika sedang banyak pesanan pihak Opak Mamak tidak bisa memenuhinya. Akan tetapi jika produksi singkong stabil, maka produksi Opak Mamak akan menjadi lancar.
Kesulitan Selalu Melanda Dalam berbisnis tentunya tidak selalu berjalan mulus dan sesuai harapan. Ada saja kendala yang dihadapi. Seperti kata pepatah, ujian akan membuat orang tersebut lebih tangguh ketika mereka berhasil melewatinya. Begitu pula yang dialami oleh Ahmad, Siwi, dan Abdul. Modal Awal yang Lumayan Besar Modal awal sekitar Rp.3.000.000 ini dirasa Ahmad, Siwi, dan Abdul masih lumayan besar dan balik modal yang dirasa cukup lama membuat terasa berat. Karena Ahmad, Siwi, dan Abdul sebelum memulai Opak Mamak ini adalah seorang mahasiswa yang kesulitan mencari modal. Dengan kerja keras mereka berhasil mengembangkan produk opak seperti sekarang.
Pemasaran yang Masih Belum Meluas
Masalah lainnya adalah pemasaran
Testimoni dari Konsumen Opak Mamak
17
Penjualan yang Naik Turun Penjualan naik turun sesuai daya beli konsumen. Terkadang pilihan rasa favorit konsumen berbeda-beda tiap bulan. Contoh ketika bulan ini favorit konsumen ialah rasa rumput laut, bisa saja bulan berikutnya ialah rasa jagung. Hal ini membuat Opak Mamak kesulitan memproduksi. Tidak stabilnya daya jual membuat mereka sulit menentukan rasa atau variasi apa yang diinginkan oleh konsumen agar produksi yang dilakukan tidak berlebihan dan tidak juga terlalu sedikit. Itulah beberapa masalah dan kesulitan yang dialami oleh Ahmad, Siwi, dan Abdul. Akan tetapi mereka terus berusaha meminimalisir dampak negatif dan mengubahnya menjadi keuntungan maksimal. Harapan Jangka Panjang Sampai sekarang, Opak Mamak memang belum mempunyai tempat sendiri untuk berjualan di ruko atau toko. Namun, progress ke depan mereka mempunyai rencana membuat Opak Mamak Factory sebagai tempat berjualan produk mereka. Saat ini, mereka sedang menunggu untuk mendapatkan berbagai macam izin untuk membuka toko seperti surat izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). PIRT harus tercantum dalam produk olahan makanan yang diedarkan di 18
masyarakat. Hal ini merujuk pada nomor pendaftaran produk yang sudah tercatat di Departemen Kesehatan. Fungsi PIRT yang tercantum pada produk makanan dan minuman yaitu agar produk tersebut lebih aman jika hendak diedarkan pada masyarakat. Untuk mendapatkan nomor PIRT sendiri pun sangat mudah. Tinggal datang ke Dinas Kesehatan setempat setelah melalui prosedur, akhirnya mendapatkan dua sertifikat yaitu sertifikat penyuluhan dan sertifikat PIRT. PIRT sendiri sebuah proses awal jika ingin membuat sebuah usaha rumahan. Izin ini harus terlebih dahulu didapatkan oleh Ahmad, Siwi, dan Abdul untuk memulai usaha mereka agar bisa menjual Opak Mamak lebih meluas. Setelah PIRT didapatkan baru dilakukan uji lab untuk mendapatkan label halal. Opak Mamak adalah masakan rumahan yang ditampilkan dengan cara yang berbeda. Ahmad dan kawan-kawannya berharap agar Opak Mamak ini lebih banyak diminati masyarakat dan Opak Mamak menjadi makanan khas Indonesia yang terkenal. Opak Mamak membutuhkan kritik dan saran dari para konsumen agar Ahmad dan kawan – kawan berhasil membuat olahan singkong yang memiliki cita rasa rumah yang modern. (Aulia dan Tomi). Editor: Fakhri dan Josephine Layout: Viviani Adriel
Cafe Moo Nenen
Tawarkan Sensasi Minum Susu yang Berbeda
S
usu merupakan salah satu produk olahan protein hewani yang memiliki banyak manfaat dan dapat menyehatkan tubuh. Susu mengandung nutrisi penting seperti kalsium, riboflavin, fosfor, kalium, vitamin A dan B12. Namun, karena berbagai alasan, sayangnya banyak orang yang tidak begitu menyukai susu. Dengan demikian, menjual susu bukanlah hal yang mudah. Untuk mengatasi hal tersebut Cafe Moo Nenen hadir dengan inovasi terbaru. Cafe ini menawarkan olahan susu dengan berbagai varian rasa dan bentuk penyajian yang berbeda dari café-café lain. Inovasi kreatif ini diharapkan dapat menarik minat para pembeli. Insan Tonji atau yang lebih akrab disapa Tonji adalah pria berusia 27 tahun dengan perawakan yang lumayan tinggi dan berkulit sawo matang. Dia adalah pemilik dari Cafe Moo Nenen yang sedang digemari masyarakat. Ia selalu berpenampilan menarik dengan pakaian santai selayaknya mahasiswa. Mempunyai visi dan misi untuk membuat orangorang semakin tertarik untuk minum susu dengan mengunjungi cafenya. Karena belum banyak cafe yang menawarkan olahan susu sebagai produk utamanya, Tonji menjadikan hal ini sebagai peluang untuk memulai usaha cafe susu. Pemilihan nama Cafe Moo Nenen sendiri karena nama tersebut terdengar unik dan belum ada yang memakai. Nama tersebut juga dapat menarik perhatian masyarakat di segala lapisan usia, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan dewasa sehingga bisa membuat mereka menjadi kepo dan akhirnya mencoba untuk datang. Sebenarnya banyak juga nama cafe-cafe susu lain yang unik namun tidak se-unik Cafe Moo Nenen. Nenen juga sendiri memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni, bayi yang menyusui. Nama ini sesuai dengan ciri khas Cafe Moo Nenen yang memakai kemasan dot dalam penyajian susunya. Awalnya Cafe Moo Nenen milik Tonji ini hanya outlet-outlet susu di pinggir jalan. Karena banyaknya permintaan dari konsumen untuk menjadikan Moo Nenen sebuah cafe, Tonji memberanikan diri untuk membuka cafe Moo Nenen pertamanya di Jl. Akses UI Kelapa Dua Depok (Seberang Kampus Gunadarma H). Kenapa Tonji membuka cafe pertama di daerah tersebut? Karena Tonji mengetahui akan peluang pasar yang sangat besar. Di daerah tersebut terletak tiga gedung kampus milik Gunadarma dan banyak mahasiswa dari kampus tersebut yang mencari tempat nongkrong bersama teman-teman, ataupun mengerjakan tugas. Selain itu, banyak tempat kost para mahasiswa di sekitar Jl. Akses UI Kelapa Dua Depok. Hal-hal inilah yang membuat daerah tersebut menjadi sangat ramai, terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Namun, persaingan di daerah tersebut sangatlah ketat karena 19
banyak tempat-tempat untuk hangout yang dapat menarik perhatian para konsumen. Tonji tak kehilangan akal, dia mempunyai cara jitu untuk mengatasi persaingan ini. Seperti menghias dinding-dinding di cafenya dengan gambar dan tulisan yang sangat catchy saat dipandang. Salah satu tulisan yang menarik adalah “Nenen disini lebih baik daripada nenen di tetangga.” Desain cafe ini dapat membuat para konsumen senang untuk nongkrong sambil ber-selfie ria. Pemilihan meja dan kursi berbahan kayu yang dapat menampung sekitar 4-6 orang per meja dan disediakan dua stop kontak per meja membuat para pelanggan betah berlama-lama di cafe. Terdapat lampu bohlam berbagai warna di bagian atas langit-langit cafe. Pada malam hari cafe tersebut akan terlihat gemerlap. Ditambah lagi dengan pelayanan yang ramah membuat para pengunjung merasa nyaman. Selain itu, di bagian depan cafe terdapat outlet kecil untuk booth susu yang tidak menghilangkan ciri khas awal Moo Nenen. Sejak cafe ini diluncurkan, banyak konsumen yang datang setiap harinya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, khususnya mahasiswa yang merasa ingin tahu dengan cafe yang menarik perhatian ini. Menurut Tonji, banyak pelanggan lebih memilih ke sini karena desain cafenya yang lebih menarik dengan tampilan warna full color. Tidak seperti cafecafe lain pada umumnya yang cenderung memiliki desain dengan warna yang gelap. Cafe ini juga sangat cozy (nyaman) untuk menghabiskan waktu bersama teman atau pun keluarga sehingga kita tidak cepat merasa jenuh. Kelebihan lainnya dari cafe ini terlihat dari segi kemasan, produk Moo Nenen menggunakan packaging yang bisa menarik perhatian pembeli serta dengan penggunaan botol dot yang bisa dibawa pulang dan dikoleksi.
Omzet Outlet susu Moo Nenen sudah didirikan sekitar satu tahun yang lalu, sedangkan untuk cafe-nya sendiri baru berjalan sekitar empat bulan. Akan tetapi, Tonji mengatakan penghasilan cafe ini sudah hampir balik modal, dengan modal awal sekitar 200 juta, dan
20
kini omzet per bulannya bisa mencapai 100 juta lebih. Dalam membangun usaha Cafe Moo Nenen, Tonji tidak serta-merta langsung mendirikan cafe ini, ia terlebih dahulu melakukan survei ke beberapa tempat kuliner dan memperhatikan jenis menu maupun konsep cafe di setiap tempat yang ia kunjungi. Dari hasil survei yang telah ia lakukan, kemudian ia terapkan dalam bisnisnya. Sehingga outletoutlet susunya kini menjadi lebih maju dan ramai. Ia juga selalu mengunjungi cafenya setiap hari untuk melakukan controlling terhadap produksi cafe dan karyawan.
Kendala Walaupun usahanya terlihat berjalan dengan lancar bukan berarti Tonji tidak mengalami kendala atau kesulitan. “Kendala yang paling dirasakan yaitu masalah pelayanan, kalo lagi ramai kadang suka keteteran, jadi membuat pelayanan lebih lama,” ujar Tonji. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Tonji selalu melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerja para karyawannya dan selalu mencari tau pelayanan seperti apa yang diinginkan oleh pelanggan. Hingga sekarang Tonji sudah mempunyai 8 orang karyawan yang bekerja di outlet dan 12 orang karyawan yang bekerja di cafe, semua karyawannya itu tentu melalui tahap training dan betul-betul dipantau oleh Tonji. Tidak hanya soal pelayanan, kendala lainnya yaitu, terkadang jika terjadi kenaikan harga BBM, terpaksa Tonji menaikan harga pada menu di cafenya. “Beberapa waktu yang lalu ada masalah-masalah yang mengganggu bisnis, entah dari oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi tersebut,” keluh Tonji. Ini juga menjadi pembelajaran untuknya, namun Tonji merasa senang dengan apa yang sudah dijalankan sampai saat ini dan kedepannya ia berharap agar usahanya bisa terus berkembang. Dari yang awalnya outlet kecil menjadi cafe yang lebih besar. “Terkadang ancaman juga bisa datang ketika kita tidak berinovasi, karena dari bulan ke bulan orang yang berbisnis akan selalu update. Solusinya selalu ada pembaharuan, dan tidak hanya berdiam di tempat saja. Saya juga sering melakukan hunting, jika ada sesuatu yang baru, kami akan mengembangkannya, akan tetapi kami tidak menjiplak, kami akan memodifikasi biar tidak sama,” ungkap Tonji.
21
Perkembangan instagram yang bisa diikuti di akun @moo_ Sejauh ini Moo Nenen sudah memiliki total 20 cabang outlet dan 2 cafe yang tersebar di Jalan Kelapa 2 Depok, Makassar, Depok 2, Serang, Kalisari, Jagakarsa, Pekapuran, Banten, dan beberapa daerah lainnya. Moo Nenen setiap harinya buka pada pukul 11.00--23.00 WIB, sedang untuk hari Sabtu dan Minggu buka pukul 11.00--01.00 WIB. Walaupun produk utamanya susu, Cafe Moo Nenen juga menyediakan menu lainnya, seperti indomie, roti panggang, pisang panggang, kue cubit, kue pancong, hotdog, spagheti, burger, french fries, rice bowl, nasi goreng merah, pancake, ice cream, seblak, mie titi, dan menu-menu lainnya. Hal inilah yang juga menjadi keunggulan Cafe Moo Nenen dari cafe lainnya. Untuk range harganya terbilang relative murah karena Tonji berusaha untuk menyesuaikan harga dengan kantong mahasiswa, dan bahkan menurut Tonji, ia sudah menekan harga di cafenya hingga paling murah yakni Rp.1000 sampai dengan Rp.22000. Tonji juga melakukan kemitraan dan kerjasama dalam membangun bisnisnya, salah satu contoh adalah melakukan kerjasama dengan peternakan sapi dimana ia membeli susu yang masih mentah untuk selanjutnya diolah sendiri. Dalam pengolahannya ia melakukan proses pasterisasi (memasak susu untuk menghilangkan kuman jahat) setelah itu ia memberikan variasi rasa dengan bantuan menambahkan powder pada susu. Ia juga menjelaskan jika merebus susu jangan sampai mendidih karena bisa membuat susu tersebut menjadi pecah dan kualitasnya tidak bagus. Dalam mempromosikan produknya, Tonji hanya menggunakan media sosial 22
nenen. Ia merasa sudah cukup terbantu dengan perkembangan teknologi sekarang ini dan pastinya siapa saja dapat mengetahui informasi melalui internet. Selain itu, dengan kehadiran ojek online Tonji merasa lebih mudah untuk melayani konsumen yang ingin memesan melalui delivery order. Mengenai rencana kedepannya, Tonji sudah berencana untuk membangun lantai dua cafenya. Selain itu,ia juga berkeinginan untuk terus menambah cabang. Terlebih lagi persaingan dibidang kuliner pada saat ini semakin ketat. Tonji pun harus memikirkan inovasi untuk cafenya di masa mendatang jika ia ingin membuka cabang lagi.Tonji berpesan, “jika mau memulai bisnis fokuslah pada bisnis itu, jangan bercabang-cabang pikirannya. Setiap apa yang diinginkan lebih baik ditulis agar ketika bangun tidur, tulisan itu bisa dibaca dan jadi motivasi untuk kedepannya.” Cafe Moo Nenen yang hanya berawal dari outlet kecil di pinggir jalan, kini sudah menjadi sebuah cafe yang cukup besar dan dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat dengan inovasi terbaru yang menarik konsumen. Usaha yang menarik untuk digeluti oleh wirausaha muda yang berkeinginan untuk memulai usaha dan mendapatkan keuntungan yang maksimal. (Fakhri dan Josephine) Editor: Chybill & Shofa Layout: Santi Kassa
Pengusaha Muda Lulusan SMA
K
ata siapa baru lulus Sekolah Menengah Atas tidak bisa menjadi enterpreneur? Ananda Tinaday, yang lebih akrab disapa Naday. Remaja kelahiran 5 Juli 1997 ini telah sukses membuka usaha kafe unik di bilangan Depok II di Jalan Sentosa Raya No. 10. Kafe yang mengambil tema warna merah muda dan hijau tosca ini mangambil maskot hewan, yaitu burung Flamingo. Remaja yang berperawakan tinggi, kulit sawo matang, hidung mancung, mata yang bulat dengan rambut pirang sebahu ini adalah lulusan SDN Rawasari 03 Jakarta Pusat dan SMP Tugu Ibu 1 Depok. Naday mulai merintis kafe sejak lulus dari bangku SMA Negeri 4 Depok, pada 14 November 2015 dengan latar belakang hobinya yang suka memasak dan nongkrong di kafe membuat Naday berfikiran untuk mendirikan kafenya sendiri. Naday pun terfikir untuk mendirikan kafe sendiri dengan menu makanan, minuman, desain, dan tempat yang sesuai dengan keinginannya.
Naday merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dari keluarga yang akrab dengan dunia bisnis. Ayah Naday merupakan seorang pebisnis agen jual beli tanah. Kakanya yang pertama membuka bisnis bengkel cat mobil. Kakanya yang kedua membuka bisnis butik baju. Naday tergerak untuk berbisnis karena melihat kedua kakaknya sukses dengan bisnis yang mereka jalani. Soal bisnis, Naday sudah memulainya sejak SMP, dari bisnis kecil seperti berjualan makanan kepada teman-temannya. Adiknya pun ikut terjun ke dunia bisnis, yaitu bisnis jam tangan online. 23
Saat ini Naday kuliah di Universitas Gunadarma yang terletak di Kelapa Dua, Depok, Jurusan Akuntansi. Alasan mengapa Naday memilih jurusan itu, karena menurutnya ilmu yang Naday tekuni dalam bidang akuntansi masih melekat erat dengan bisnis yang Naday jalani. Naday mengaku bahwa Naday lebih nyaman untuk bisnis sendiri dengan alasan Naday tidak suka bekerja dengan orang lain karena tidak ada waktu bebas. Disamping itu, Naday masih ingin melanjutkan pendidikannya serta mengurus bisnis dan project bersama kakaknya dalam mengolah butik baju yang letaknya bersebelahan dengan kafe Flamingo miliknya. Selama menjalani usaha kafenya, Naday belajar untuk lebih bertanggung jawab, mandiri, dan pemikirannya pun harus
kreatif dan inovatif karena persaingan ketat dalam dunia bisnis. Karena apabila ia tidak kreatif, ia bisa tersaingi dengan bisnisbisnis kafe lainnya. Naday juga harus belajar mengatur waktu untuk kuliah dan mengurus kafe. Naday biasanya menyempatkan
Suasana Kafe Flamingo
diri pada hari libur hanya untuk sekadar mengecek stok makanan, keadan, dan keuangan kafe. Sesuai dengan warna kesukaannya, Naday mendekorasi kafenya dengan warna merah muda bertema Flamingo. Menurutnya tema tersebut merupakan tema yang unik di Indonesia. Karena, setelah Naday survey di website dan berjalan mengelilingi beberapa kafe di Jakarta, ia jarang menemui kafe bertemakan flamingo. Terdapat dua area di kafe Flamingo yaitu area merokok dan area bebas merokok. Untuk area merokok terdapat di luar kafe dan area bebas
24
Suasana Kafe Flamingo
Saat ini Naday kuliah di Universitas Gunadarma yang terletak di Kelapa Dua, Depok, Jurusan Akuntansi. Alasan mengapa Naday memilih jurusan itu, karena menurutnya ilmu yang Naday tekuni dalam bidang akuntansi masih melekat erat dengan bisnis yang Naday jalani. Naday mengaku bahwa Naday lebih nyaman untuk bisnis sendiri dengan alasan Naday tidak suka bekerja dengan orang lain karena tidak ada waktu bebas. Disamping itu, Naday masih ingin
keuangan kafe. Sesuai dengan warna kesukaannya, Naday mendekorasi kafenya dengan warna merah muda bertema Flamingo. Menurutnya tema tersebut merupakan tema yang unik di Indonesia. Karena, setelah Naday survey di website dan berjalan mengelilingi beberapa kafe di Jakarta, ia jarang menemui kafe bertemakan flamingo. Terdapat dua area di kafe Flamingo yaitu area merokok dan area bebas merokok. Untuk area merokok terdapat di luar kafe dan area bebas merokok ada di dalam kafe. Kebanyakan kafe-kafe yang ia datangi berwarna terang. Hal ini semakin
Hidangan di Kafe Flamingo
melanjutkan pendidikannya serta mengurus bisnis dan project bersama kakaknya dalam mengolah butik baju yang letaknya bersebelahan dengan kafe Flamingo miliknya. Selama menjalani usaha kafenya, Naday belajar untuk lebih bertanggung jawab, mandiri, dan pemikirannya pun harus kreatif dan inovatif karena persaingan ketat dalam dunia bisnis. Karena apabila ia tidak kreatif, ia bisa tersaingi dengan bisnisbisnis kafe lainnya. Naday juga harus belajar
mendorongnya untuk memilih warna lembut kesenangannya sebagai warna dominan di kafeya. Semua detail yang ada di kafe Naday mendesainnya sendiri. Memberikan ornamen bernuansa tenang, biru pastel, pink pastel, dan putih. Tak lupa ia juga memberikan hiasan bunga-bunga mawar berwarna pink muda di dinding kafe yang berwarna hijau tosca. Untuk kursi terdapat 3 macam, yaitu sofa yang berwarna putih terdapat 2 buah, kursi kayu yang berbentuk bulat dengan 4 kaki besi dengan sandaran kayu, terdapat
mengatur waktu untuk kuliah dan mengurus kafe. Naday biasanya menyempatkan diri pada hari libur hanya untuk sekadar mengecek stok makanan, keadan, dan
pula kursi tanpa sandaran berbentuk bulat serasi dengan meja yang berbentuk bulat juga dan berbagai macam lukisan lainnya bergambar burung flamingo, kata-kata 25
26
sengaja datang hanya untuk foto-foto di dalam kafe, karena dekorasi kafe ini yang unik. Kafe ini juga menyediakan free wifi,
sistem part time ini bagi karyawannya karena kebanyakan karyawannya adalah mahasiswa. Dalam kesuksesannya Naday juga mengalami banyak kendala, seperti saat pertama kali membuka kafe sangat sepi pengunjung. Naday pun menyadari kekurangan dalam mempromosikan kafe miliknya. Apalagi semua tema kafe yang diangkat Naday merupakan hal yang baru. Naday kebingungan akan dibawa kemana
berbagai macam permainan juga bisa dimainkan, dan dipadukan dengan alunan musik sesuai dengan tren lagu masa kini. Karena memang pada umumya, anak muda sangat menyukai hal itu. Maka dari itu kafe Flamingo banyak menjadi pilihan pelajar dan mahasiswa untuk menghabiskan waktunya atau untuk mengejarkan tugas sekolah dan kuliahnya di sini. Keinginan Naday untuk membuka bisnis kafe ini sangatlah besar. Oleh karena itu, ia mengutarakan apa yang ia inginkan kepada orangtuanya. Ayahnya pun setuju dengan keinginan Naday dan akhirnya meminjamkan Naday uang 30 juta. Ayahnya memberikan Naday pinjaman agar ia bertanggung jawab dengan apa yang ia pilih. Tetapi modal awal itu tidak sepadan jika dibandingkan dengan pendapatan perbulan yang sekarang bisa mencapai 18 juta hingga 20 juta. Pendapatan itu belum termasuk keuntungan bersih. Karena belum temasuk biaya listrik, dan gaji karyawan
kafe ini mau lanjut atau tidak dan juga masalah karyawan, malas sekali jika harus mengonta-ganti karyawan karena sangat merepotkan. Dalam mengatasi masalahnya, Naday memutar otak dengan menggunakan media sosial untuk mempromosikan kafenya lewat akun butik kakaknya dan juga lewat instagram dan path miliknya sendiri. Naday pun tidak lupa memberikan tips and trick untuk anak-anak muda yang ingin berwirausaha yaitu, “K ita harus niat dari diri sendiri, jangan karena ikut-ikutan atau dipaksa orang lain. Lalu kita juga tahu arah usaha kita ini mau kemana, pasar yang ditargetkan, produk kita, kelebihan usaha kita. Yang terakhir kita harus tulus dalam membangun usaha ini, agar jika kita gagal, kita bisa berusaha bangkit karena kita ikhlas dalam membangun usaha ini”. Naday sosok remaja yang sangat menginspirasi. Selain cantik dan ramah Naday juga berpemikiran matang dan patut ditiru oleh kaum muda. (Chybill & Shofa)
yang bisa diambil setelah bekerja sehari, seminggu ataupun sebulan. Ia menerapkan
Editor: Firdaus & M. Defriza Layout: Viviani Adriel
Warnet Untuk Kuliah
S
iapa bilang lulusan hukum harus selalu bekerja dibidang hukum? Mokoary Simamora, lulusan Universitas Dipenogoro jurusan S1 Hukum ini lulus dengan hasil cumlaude. Memilih untuk membuka bisnis sendiri. Berawal dari tahun 2015 setelah lulus kuliah, Mokoary memilih untuk mencoba membuka usaha. Idenya membuka usaha ini muncul saat ia sedang berlibur ke rumah kakaknya yang tinggal di Jalan Pamaan, Cimanggis, Depok. Mokoary memperhatikan daerah sekitar tempat tinggal kakaknya ini sangat strategis, dekat dengan sekolah dan juga kampus. Ia melihat peluang dan terbuka otaknya sampai mendapat ide cemerlang untuk usaha warung internet didaerah tersebut. Berdasarkan latar belakang situasi dan kondisi daerah tersebut, Mokoary mulai berpikir untuk membuka usaha yang dibutuhkan oleh mahasiswa yaitu warung internet. Mokoary melihat bahwa tidak semua mahasiswa memiliki laptop dan jaringan internet, terlebih lagi mahasiswa zaman sekarang benar-benar sangat membutuhkan laptop dan koneksi internet untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya. Mokoary sendiri banyak berteman dengan pengusaha, ia memberanikan diri untuk menceritakan bahwa ia ingin membuka usaha warung internet kepada kakak dan
Gambar 1.1 Warung Internet B_Cyber teman-teman tentang usahanya tersebut. Awalnya, Mokoary tidak mendapat persetujuan dari kakaknya dengan alasan agar takut menggangu kegiatan perkuliahannya nanti karena sibuk dengan usahanya itu, disamping itu karena kakaknya melihat Mokoary sangat serius dengan apa yang dikerjakannya saat kuliah selama ini. Setelah beberapa kali membujuk kakaknya agar diberikan modal, ia membuat proposal agar kakaknya tersebut yakin padanya bahwa ia benar-benar serius dan akan bertanggung jawab dengan apa yang dipilihnya untuk membuka usaha warung internet tersebut. Sampai pada akhirnya, Mokoary mendapatkan modal sebesar Rp60.000.000 dari kakaknya. Tetapi dengan satu syarat, selain Mokoary harus bertanggung jawab terhadap modal
27
yang diberikan, ia harus fokus dan bisa membagi waktu antara bisnis dan perkuliahannya nanti. Setelah kesepakatan dengan kakaknya telah selesai disepakati, Mokoary mendapatkan hambatan baru. Pria berdarah batak ini menyewa satu kios untuk membuka usaha warung internet yang ia berikan nama B_CYBER. Bermodalkan uang pinjaman dari kakaknya, Mokoary menyewa kios dan membeli 11 unit komputer yang terdiri dari sepuluh unit komputer yang digunakan untuk disewakan dan satu unit komputer yang digunakan sebagai admin operator. Berdasarkan saran dari kakaknya, setelah semua yang Mokoary butuhkan lengkap, ia meminta bantuan kepada salah satu temannya yang berkuliah pada jurusan IT (Informasi Teknologi) di Universitas Pancasila untuk merakit dan membongkar semua komputer yang sudah dibeli. Hal ini untuk menghindari kelambatan koneksi internet dan demi keawetan komputer yang akan disewakan nantinya. Karena menurut pengalaman kakaknya, berdasarkan cerita dari teman-teman yang juga membuka usaha warung internet, bahwa hampir rata-rata para pelanggan warung internet sering menyepelekan hal-hal yang dapat merusak perangkatperangkat komputer tersebut, entah itu merusak perangkat lunak maupun perangkat keras komputer. Menurut cerita teman-teman kakaknya, para pelanggan sering sekali mengotakatik sendiri software komputer yang disewakan dan tak jarang pula yang membantingbanting mouse entah karena apa. Terlebih lagi, tidak sedikit para pelanggan internet yang suka membuka situs-situs porno sehingga menyebabkan komputer tersebut terkena virus hingga menjadi lambat koneksi bahkan ada juga yang sampai mati total. Berdasarkan hal-hal
Gambar 1.2 Ruang Operator
28
tersebut, Mokoary mengikuti saran dari kakaknya demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan nantinya. Awalnya, usaha warung internetnya sepi pengunjung dikarenakan masih sedikit orang yang tahu usaha ini. Tetapi, Mokoary tetap optimis untuk melanjutkan usaha tersebut. Lambat laun, mahasiswa pun mulai datang untuk mengerjakan tugas, dan ada juga beberapa yang datang hanya untuk sekadar bermain game online. Semenjak itu seiring berjalannya waktu usaha nya berjalan lancar. Bahkan, ada juga pengunjung yang datang dari luar kota untuk sekadar bermain game online dengan rombongannya diwarung internet milik Mokoary ini.
Beberapa bulan kemudian seiring dengan berkembangnya bisnis yang ia jalani, Mokoary mulai berfikiran untuk menambah jumlah komputer pada warung internetnya, akan tetapi Mokoary berfikir bahwa satu kios saja tidaklah cukup untuk menambah jumlah komputer pada warung internet miliknya itu. Sampai pada akhirnya ia menemukan jawaban dan berkata: “Tuhan memang memberikan jalan kepada anaknya yang serius dalam pekerjaan yang dia lakukan “ Disaat ia memiliki masalah tempat untuk mengembangkan usahanya, kios yang berada di depan warung internetnya kosong karena penghuni sebelumnya telah pindah. Ia lalu menyewa kios tersebut dan mengembangkan bisnis warnetnya dengan jumlah 20 unit komputer. Mokoary juga ingin mengembangkan bisnisnya dalam bidang desain yang ia pelajari dari kakaknya. Ia membuka 3 unit komputer khusus untuk desain, ternyata jasa desain begitu banyak diminati sampai ia kewalahan dalam menjalankan bisnis desainnya tersebut. Pelanggan banyak yang memesan untuk
dibuatkan banner, sticker, dan undangan dengan skala dalam jumlah yang besar. Tetapi Mokoary tidak habis akal, ia meminta kepada teman-teman rantaunya untuk bekerja sama menjalankan usahanya tersebut dengan sistem bagi hasil. Setelah usahanya berjalan lancar, kini Mokoary dapat menghasilkan uang berkisar satu juta rupiah perhari. Mokoary berencana untuk mengembalikan semua modal awal yang ia terima dari kakaknya. Setelah itu, untuk beberapa waktu kedepan Mokoary siap melanjutkan kuliah tanpa memusingkan masalah biaya.
Penulis:
- Firdaus Esa Putra Manulang - Muhamad Defriza Alviandi
Editor :
- Chybill Ratu Anjani - Shofa Ramadhan
Layout:
Defriza Alviandi
29
MERAIH SUKSES DENGAN
CEKER RANJAU
C
HOT HOT
eker Ranjau Hot Hot merupakan salah satu tempat kuliner bagi para pecinta makanan pedas yang terletak di daerah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tempat kuliner dengan berbagai menu makanan pedas ini didirikan oleh keluarga Atmawati pada tahun 2012. Awalnya suami dan anak Atmawati adalah pedagang pakaian di daerah Pamulang, Tanggerang Selatan dan juga Pasar Minggu. Akan tetapi, pada tahun 2010, lapak dagang tempat berjualan suami Atmawati dibongkar.Mereka pun kehilangan sumber pendapatan. Karena adanya desakan dan himpitan ekonomi, mereka akhirnyamembanting setir untuk membuka sebuah usaha kuliner.Awalnya, mereka mencoba membuka usaha surabi durian di daerah Ciganjur, Jakarta Selatan. Sayangnya usaha surabi durian tersebut hanya bertahan selama satu tahun. Setelah itu, mereka mencoba mencari ide tentang usaha kuliner lain yang lebih menjanjikan. Suatu ketika, mereka bertemu dengan saudara mereka yang juga telah membuka usaha kuliner di daerah Cibinong, Bogor. Kemudian, munculah ide untuk membuka usaha makanan pedas berbahan ceker dan bagian ayam lainnya.Mereka mulai mempelajari cara memasak masakan yang ingin dibuat. Akhirnya, mereka memodifikasi resep ceker ranjau yang sudah umum diketahui. “Bukan orang minang kalau belum Konsep lesehan di Ceker Ranjau Hot Hot berjualan, dan belajar menjualnya sendiri.” Mereka memberi nama Ceker Ranjau Hot Hot Pengunjung yang dine in (makan di warung) untuk warung usahanya itu. duduk lesehan di karpet yang disediakan Ceker Ranjau Hot Hot berlokasi di Jalan Moh. Kahfi 2 No. 30, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tempat kuliner ini terbilang cukup unik karena namanya yang khas. Ada daya tarik tersendiri sehingga membuat orang penasaran ingin datang dan membeli Ceker Ranjau Hot Hot. Konsep yang ditawarkan di warung ini adalah lesehan yang membuat suasana kebersamaan dan kesederhanaan lebih terasa. Tak ada kursi untuk duduk.
30
dengan meja putih berbentuk persegi panjang. Tatanan meja terlihat sederhana seperti warung-warung lain pada umumnya. Hanya ada tissue, daftar menu, tusuk gigi, bumbu pelengkap, juga sendok dan garpu. Suasana kebersamaan didukung oleh tidak adanya fasilitas wifi di warung Ceker Ranjau Hot Hot. Tanpa wifi, para konsumen di warung ini tidak terlalu asyik dengan gadgetnya seperti di tempat lain yang memiliki fasilitas
wifi. Sesekali mereka asyik dengan gadget mereka untuk memfoto menu yang disajikan di Ceker Ranjau Hot Hot. Lalu, mereka mengunggahnya ke media sosial seperti Instagram dan Path. Para pengunjung lebih banyak bercengkrama dengan teman makan mereka. Membicarakan berbagai topik, yang paling sering adalah mengenai rasa pedas menggigit dari berbagai menu pedas di Ceker Ranjau Hot Hot. Para karyawan yang bekerja di warung Ceker Ranjau Hot Hot ini memiliki sikap yang ramah dan bersahabat terhadap para pengunjung. Tak jarang, para karyawan dan bahkan pemilik warung bercengkrama dengan pengunjung Ceker Ranjau Hot Hot yang sedang menunggu pesanan atau menikmati hidangan.
Ceker ranjau pedas, Salah satu menu di Ceker Ranjau Hot Hot
Menu utama yang disajikan warung ini adalah Ceker dan Ranjau (krongkongan ayam beserta tulangnya) dengan bumbu yang pedas. Tidak hanya itu,warung ini juga menjual menu lainnya yang berhubungan dengan ayam. Seperti, paha, sayap, dada, dan kepala ayam serta tahu dan tempe goreng yang disajikan dengan bumbu pedas yang menjadi cirri khas dari warung Ceker Ranjau Hot Hot ini. Bumbu pedas yang dibuat sendiri oleh Ibu Atmawati. Bumbu pedas tersebut dibuat dari bahan rempah-rempah alami tanpa zat pengawet menjadi cirri khas dari warung ini.
Setiap hari warung ini selalu ramai pengunjung. Mulai dari kalangan remaja berseragam sekolah, mahasiswa, hingga orang dewasa ramai hilir mudik datang ke warung ini. Mereka bahkan rela mengantri hingga memesan makanan lewat delivery order. Sayangnya usaha ini belum bisa menerima orderan besar untuk pernikahan dsb. Hal itu dikarenakan keterbatasan tenaga kerja dan bahan yang sulit untuk didapat, serta ramainya pengunjung yang datang. Tak heran jika dalam satu hari warung Ceker Ranjau Hot Hot dapat menghabiskan kurang lebih sekitar 180kg bahan baku dalam waktu 5 jam. “Kami bisa menghabiskan 30-50kg setiap hari alhamdulillah selalu habis tidak ceker, 80kg ranjau, 15kg kepala ayam, 15kg tersisa.” daging ayam, serta 40kg cabai.” kata Mas Warung ini buka setiap hari mulai dari Iboy selaku anak dari Ibu Atmawati, pemilik jam 4 sore sampai jam 9 malam. Jadi, jangan warung Ceker Ranjau Hot Hot. Mas Iboy juga ragu untuk datang ke warung ini setiap hari. bisa membantu jalannya usaha ini. Biasanya, warung ini akan sangat ramai Mas Obi, adik dari Mas Iboy yang juga didatangi pengunjung setelah maghrib, turut membentu usaha ceker Ranjau ini karena merupakan jam-jam pulang kantor. berkata “Biasanya kalau ayamnya habis, Meskipun sudah ada pengunjung dari mulai tapi biasanya yang gak habis itu kuahnya, dibuka, tetapi semakin malam akan semakin dan kita juga selalu membagikannya kalau ramai biasanya. Karena letak tempatnya tidak habis, entah ke tetangga, ke pegawai yang kebetulan sangat strategis, yaitu di pinggir jalan yang memang sering dilewati sendiri, atau pengguna jalan yang lewat, jadi 31
angkutan umum dan juga berdekatan dengan tempat-tempat umum seperti pombensin serta masjid. Bahkan banyak yang menjadikan tempat ini sebagai tempat favorite untuk nongkrong. Salah satunya mahasiswi yang bernama Astri. “Mantep banget dah pokoknya! Pedes, nikmat, enak, gurih jadi satu. Udah gitu harganya murah, dan yang paling penting abangnya ganteng hihi.” Ujar Astri. Karena ia sangat menggemari kuliner pedas, menurutnya tempat ini sangat cocok dijadikan tempatnya nongkrong apalagi untuk bercengkrama tanpa sibuk dengan gadget sendiri dan merasakan nuansa kesederhanaan. “Aku suka banget masakan pedas dan udah jatuh cinta banget sama CekerRanjau ini. Seminggu bisa 2 atau3 kali dateng kesini,” ujar Astri. Cara promosi yang digunakan Ceker Ranjau Hot Hot sama seperti warungwarung lain pada umumnya. Saat awal berdiri, promosi dilakukan melalui penyebaran brosur/flyer/pamphlet yang dibagikan ke masyarakat sekitar dan ditempelkan di tempat-tempat umum. “Awalnya jarang ada pelanggan, lalu kami menyebarkan brosur, pamphlet, promo gratis, diskon dan sebagainya sampai akhirnya bisa dikenal di masyarakat. Sampai Delivery Order dengan Ojek Online akhirnya selalu ramai sampai sekarang.” ujar Mas Obi. Lama kelamaan warung ini pun Ranjau Hot Hot rata-rata mencapai mulai terkenal. Sekarang, di warung ini Rp5.000.000,00/harinya. Pada hari-hari sudah dipekerjakan beberapa karyawan besar atau libur biasanya pendapatan mereka untuk membantu melayani pesanan yang meningkat karena animo masyrakat yang mulai banyak itu. Pengunjungnya tidak ingin menghabiskan waktu libur untuk hanya dari sekitaran warung saja, tetapi ada berwisata kuliner di Ceker Ranjau Hot Hot. juga pengunjung yang berasal dari luar kota. “Biasanya kalau hari libur pendapatan kita Tentu saja pernyebarannya sudah meluas. bisa meningkat, malah bisa sampai 20%.” Saat ini Ceker Ranjau Hot Hot telah kata Mas Obi. Biasanya mereka mengakalinya memanfaatkan jasa ojek online untuk dengan menambah stok bahan untuk mengantarkan pesanan delivery. Karena memenuhi kebutuhan suplai bahan banyaknya pelanggan dan meningkatnya dagangannya. pesanan, kini omzet yang diraih Ceker Dalam menjalankan usaha tentunya terdapat berbagai kendala dan rintangan yang dialami. Kendala yang dialami oleh warung Ceker Ranjau Hot Hot salah satunya adalah pasokan bahan baku, terutama ceker yang sulit didapat dan kadang harganya tidak stabil. “Harapan saya ke depannya adalah bisa menjadikan warung Ceker Ranjau ini menjadi sebuah restoran dan memiliki banyak cabang diberbagai tempat,”ujar Mas Iboy selaku anak dari ibu Atmawati. Ada berbagai varian menu yang disajikan, yaitu menu pedas, menu oyeng, dan menu minuman. Menu pedas ialah menu dengan bumbu kuah pedas, seperti ceker ranjau, ranjau pedas, ceker pedas, kepala pedas, paha pedas, sayap pedas, ati ampela pedas, tahu pedas, dan tempe pedas. Lalu menu minuman yang terdiri dari berbagai macam minuman dingin dan 32
hangat seperti air jeruk, cappucino, nutrisari, teh manis, dan air mineral. Harga dari berbagai menu tersebut relatif terjangkau yaitu Rp1.000,00— Rp5.000,00 untuk minuman dan Rp3.000,00—Rp12.000,00 untuk menu makanannya. Warung ini terdiri dari 2 bagian, yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri. Sebelah kanan ialah bagian dengan tempat duduk lesehan dan sebelah kiri ialah bagian dengan tempat duduk bangku. Perbedaannya hanya terlihat dari mejanya saja, kalau lesehan mejanya lebih rendah, sedangkan bagian yang memakai bangku mejanya lebih tinggi. Di bagian sebelah kiri juga terdapat ruangan memasak yang digunakan Ibu Atmawati untuk memasak pesanan sehingga pengunjung di sebelah kiri dapat melihat proses memasaknya. Biasanya Ibu Atmawati sudah menyiapkan dagangannya sebelum warung ini buka. Mengingat banyaknya pesanan setiap hari. Jika persediaannya sudah habis,ia akan memasak lagi hingga bahan-bahan yang tersedia habis. Selama menjalankan bisnis ini kehidupan mereka menjadi jauh lebih sejahtera. Mereka sudah mempunyai rumah dan mobil sendiri dari usaha ini. Meningkatkan taraf hidup mereka dan menaikan strata sosial keluarga mereka di mata masyarakat.” Saya bangga bisa menjalani bisnis ini, dari sini saya bisa menaikan strata sosial keluarga saya dan hidup lebih enak.” Kata Mas Obi. (Kharisma, Naida, dan Fahreza) Editor:Agil dan Rahmat
Layout: Kharisma Megawati
33
Tetap Sukses Tanpa Promosi
D
i tengah maraknya orang mencari kerja. Ipul, pria berusia 38 tahun memilih berhenti kerja dan membuka usaha. Alasannya? “Bosan bekerja sebagai karyawan,” kata pria bertubuh gemuk dan brewok ini. Food court dengan tag line 5N “Ngunyah, Ngopi, Ngeteh, Nyusu, dan Ngemil” ini berlokasi di Jalan Serengseng Sawah No.50, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ipul mendirikan usaha yang diberi nama“Warung NgopiBang Ipul”. Ia membuat tag line itu karena menganggap hal itu akan menarik perhatian pelanggan. Dilatarbelakangi ketidakpuasan selama ia berkerja sebagai karyawan dibawah pimpinan orang lain. Ipul memutuskan untuk berhenti kerja dari profesinya di bidang desain grafis. Ia memutuskan mengakhiri karirnya dan beralih menjadi seorang wirausahawan. Dengan modal yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp300 juta, Ipul memutuskan membangun sebuah usaha. Dibantu sepupunya, seorang kolonel,yang menyediakan lahan di daerah Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, untuk ia mendirikan usaha. 34
Ia melakukan survei lokasi kurang lebih dua bulan di daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. “Setelah survei selama dua bulan, kita lihat masyarakat termasuk kalangan middle low. Tetapi mereka ingin nongkrong. Akhirnya saya bersama sepupu memutuskan untuk menciptakan sebuah tempat kuliner out door untuk kalangan middle low dan menciptakan konsep Tradisonal.” Ujar Ipul.
Akhirnya ia dan sepupunya memutuskan untuk membuat sebuah food court untuk tempat nongkrong. Di food court itulah ia mendirikan tempat usahanya yaitu Warung Ngopi Bang Ipul. Warung Ngopi Bang Ipul ini didirikan pada 12 september 2015. Walau baru sekitar satu tahun lebih usaha ini didirikan, warung Ngopi Bang Ipul dapat dikatakan telah menuai sukses. Dengan planning yang baik, tanpa promosi pun warkopnya kini telah menjadi tempat yang ramai pengunjung. Biasanya dari kalangan remaja yang mencari tempat nongkrong, keluarga, dan juga komunitaskomunitas. Untuk menarik pengunjung, Ipul menyediakan internet berkecepatan 10 Mbps dan free parking area untuk pelanggan di food court tersebut. Akan tetapi, Ipul menolak mobil untuk parkir di area tempat ini. Hal itu dikarenakan mobil hanya membuat penuh tempat parkir. Alasan lainnya ialah karena target pelanggan mereka adalah kelas middle low.
satunya, yaitu menimbulkan ketidaknyamanan bagi pelanggan yang lain. Walaupun begitu, tempat ini tetap ramai dan sering dijadikan tempat nongkrong, berbincang dan diskusi. Pengunjungnya tak hanya dari daerah sekitar Srengseng Sawah, ada juga yang datang dari Bintaro, Universitas Gunadarma, dan bahkan dari tempat-tempat jauh lainnya. Di warung ini terdapat menu makanan yang sama seperti warkop pada umumnya, seperti mie goreng,mie rebus, kopi, susu, es teh manis, teh manis hangat, dan berbagai macam menu warkop lainnya. Ada beberapa varian kopi di warung ini, seperti Arabica Bali Kintamani, Arabica Aceh Gayo, Arabica Papua, Arabica Toraja, Arabica Flores, Arabica Ratu Samban, dan Robusta Fatmawati.
Selain itu, Ipul juga melarang orang minum-minuman keras di tempat ini. Hal itu karena ia menilai akan banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan seperti ini. Salah 35
Selain kopi dan bubur, di Warung Ngopi Bang Ipul juga terdapat berbagai roti bakar mulai dari roti rasa coklat, keju, coklat keju, blueberry, stroberry, dan masih banyak varian rasa lainnya yang ada di Warung Ngopi Bang Ipul. Salah satu varian rasa terbaru roti bakarnya adalah rasa velvet dan green tea. Kedua rasa dari varian roti yang baru itu ia pasok dari kerabatnya yang merupakan penjual martabak berbagai rasa. Hal yang membuat warkopnya ramai didatangi pengunjung bukan karena sajian di warung ngopinya. Akan tetapi, karena desainnya yang tradisional. Terdapat tempat untuk nongkrong di dekat ruang pembuatan makanan atau minuman seperti yang ada pada warkop umumnya. Ditujukan untuk pelanggan yang memilih kesan seperti warung kopi. Di sana juga terdapat tempat duduk terpisah. Tempat duduk dengan meja bundar yang terletak agak jauh dari ruang pembuatan pesanan. Tempat itu ditujukan khusus untuk pelanggan yang memilih nongkrong dan diskusi bersama teman dekat rumah, kampus, atau bahkan komunitas. Biasanya mereka nongkrong sekitar satu, dua dan bahkan empat jam di sana. Namun, menurut pengakuan Ipul, ada juga yang nongkrong sampai sekitar 8 jam. Hal itu dikarenakan Ipul membebaskan pelanggannya untuk nongkrong selama 36
apapun yang mereka mau. Itulah yang menimbulkan rasa khas atau kesan bagai di rumah sendiri atau home sweet home. Yang tentunya baru dapat dirasakan pengunjung ketika berada di sana. Inilah yang menjadi konsep dan kunci kesuksesan dari usahanya. Lokasi yang strategis, yaitu berada dipinggir jalan juga mempengaruhi kesuksesan Warung Ngopi Bang Ipul ini. Selain itu, karena Warung Ngopi Bang Ipul ini termasuk dalam food court 5N, warkopnya mendapatkan keuntungan lain. Hal itu karena di food court 5N ini sering diadakan nobar atau nonton bareng pada malam hari. Kegiatan itu diadakan tak menentu, biasanya sabtu atau minggu malam. Pelanggan akan di beritahu ketika ia nongkrong pada siang hari. Untuk pelanggan yang tidak tahu, mereka tidak perlu khawatir karena acara ini gratis atau free. Hal ini juga yang membuat bisnis Warung Ngopi Bang Ipul makin sukses dan laris, terutama pada sabtu atau minggu malam. Di sana juga terdapat tempat Photo Booth dengan hiasan yang bentuknya seperti kupu-kupu berjejer membentuk sebuah lingkaran. Di sana juga ada sebuah kursi pajang dengan warna yang berbeda-beda dengan background belakang full color yang membuat pelanggan tertarik ingin berfoto disana. Tempat itu disediakan khusus untuk pelanggan yang ingin berfoto.
Untuk pegawai di Warung Ngopi Bang Ipul, ia memilih untuk mempekerjakan orang yang ia kenal atau temannya. Hal ini dikarenakan ia lebih nyaman bekerja dengan orang yang ia kenal. Ia sudah merasakan sendiri bagaimana rasanya bekerja dibawah pimpinan orang lain yang bukan merupakan kenalan atau teman. Inilah yang membuat ia memilih teman atau kenalan sebagai pegawai di warung ngopinya ini. Walaupun baru satu tahun, omzet warkopnya telah mencapai Rp27juta per bulan. Akan tetapi, pada akhir tahun ia mengaku bahwa omzetnya berkurang. Hal ini dikarenakan banyak pengunjung Warung Ngopinya yang memilih untuk melakukan kegiatan lain, seperti pulang kampung, berlibur ke tempat rekreasi dan hal lainnya. Selain itu, pada hari-hari besar seperti lebaran juga mempengaruhi omzet yang ia peroleh. Walau terbilang baru,usaha warkop ini langsung sukses tanpa promosi. ”Kita gak ada promosi. Ketika food court ini dibuka, orang-orang lihat. Mereka penasaran dan memutuskan untuk datang.” Kata Ipul selaku salah satu pendiri food court dan pemilik warung Ngopi Bang Ipul. Hal ini dikarenakan planning usaha yang matang. “Saya perlu waktu kurang lebih 2 bulan hanya untuk survei lokasi.” Ujar Ipul. Hal itulah yang menjadi kunci kesuksesan Warung Ngopi Bang Ipul sampai saat ini. Naluri bisnis Ipul tidak tumbuh begitu saja. Sejak kecil ia sudah memulai bisnisnya, wala pun hanya sekedar menjual gorengan titipan orang. Selain itu ia juga memiliki pengalaman dalam bidang politik
di usaha yang telah di geluti, Ipul belum mau membuka cabang dalam waktu dekat ini dikarenakan takut terjadi seperti temantemannya yang gagal me-manage tempat usahanya. “Banyak teman saya buka cabang akhirnya nggak ke pegang. Salah satu tutup. Mereka harus subsidi silang, repot. Mending kita satu titik, fokus.” Ujar bang ipul. Ia lebih memilih fokus di lokasinya yang sekarang ini, sambil merencanakan usaha yang digeluti. Setelah 4-5 tahun, barulah ia akan membuka cabang.
dan desain grafis. Bekal itulah yang menjadi salah satu modal untuk membuka usaha dan menjadikannya sukses seperti saat ini. Walau sudah dapat dikatakan sukses 37
Untuk kesulitan dan kendala yang dialami dalam menjalankan usaha warung ngopi ini, Ipul mengaku tidak merasa memiliki kesulitan atau kendala yang spesifik. Hanya saja beberapa waktu dekat ini, di lokasi warungnya, di srengseng sawah terdapat teror dari geng-geng motor yang berkeliaran. Hal itu menyebabkan ia untuk menguragi jam buka warungnya ini. Dari yang tadinya buka mulai pukul 10.00 hingga 04.00 pagi, kini hanya buka pada pukul 16.00 hingga jam 12 malam. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan warung ngopinya. Pelanggan pun banyak yang tidak tahu akan perubahan jam buka warungnya karena ia tidak memberikan pemberitahuan terlebih
Ipul mengatakan bahwa usaha warkop seperti ini hanya satu-satunya di Srengseng Sawah. Walaupun begitu pesaing pasti tetap ada,Ipul tetap terus berusaha untuk memajukan usahanya agar lebih sukses. Diluar sana banyak sekali tempat kuliner yang menarik di sekitar Warung Ngopi Bang Ipul. Akan tetapi, ia yakin dengan ciri khas tempat yang berkonsep homie pesaing tak akan menjadi masalah dalam usahanya. Planning yang matang, konsep usaha yang unik, dan pelayanan yang baik merupakan kunci dari usaha yang dijalankannya ini. (M. Agil dan M. Rahmat) Editor: Kharisma, Naida dan Fahreza
dahulu kepada pelanggan. Sehingga ada Layout: Ulfah Nurzaakiah beberapa pelanggan yang mengatakan pada Ipul bahwa mereka datang pagi ke warungnnya dan ternyata masih tutup. Walau begitu tempat ini tetap ramai di datangi pelanggan, terutama saat menjelang malam. 38
“The true enterpreneur is a DOER not a dreamer.” - Nolan Bushnell 39
20 Tahun Berdiri, Nasi Gabruk Tetap Diminati
N
asi padang, nasi goreng, nasi kuning, nasi uduk, dan nasi pecel mungkin sudah biasa ditemui. Namun, bagaimana dengan Nasi Gabruk? Nasi Gabruk masih terdengar asing atau bahkan masih banyak orang yang belum pernah merasakan Nasi Gabruk. Nasi gabruk merupakan menu yang disajikan di warung Bapak Wijadi. Isi dari nasi gabruk hampir mirip seperti nasi warteg pada umumnya. Namun, yang membedakan dengan nasi warteg pada umumnya adalah pada penyajian. Lauk pada Nasi Gabruk dapat dipilih sendiri dengan tambahan sambal khas dan siraman kuah tahu semur racikan tangan Ibu Surkini, ibu dari Bapak Wijadi. Setiap membeli Nasi Gabruk, konsumen bebas memilih untuk membawa satu plastik air hangat atau tidak. Warung sederhana Nasi Gabruk yang didirikan dan dikelola oleh pria berusia 55 tahun bersama ibunya, Surkini, terletak di Jalan H.Ali, Condet, Jakarta Timur.
40
Sebelum Pak Wijadi mendirikan usaha Nasi Gabruk, beliau bekerja serabutan untuk membiayai hidupnya dan sang ibu tercinta. Berbekal kemampuan memasak dan resep sambal Ibu Surkini, kemudian Pak Wijadi mencoba untuk mendirikan warung nasi yang
selama 20 tahun. Selama menjalankan usahanya ini, Pak Wijadi hanya tinggal berdua dengan ibunya, sedangkan anakanak beliau tinggal di kampung. Tujuan Pak Wijadi dan ibunya mendirikan usaha Nasi Gabruk sebenarnya sesederhana warung
jarang sekali ditemukan pada umumnya oleh orang banyak, yaitu Nasi Gabruk. Meskipun sederhana, usahanya ini bisa dibilang cukup langgeng. Buktinya Warung ini sudah berdiri
sederhananya ini. Ia hanya ingin menyambung hidup, mencari rezeki, dan membuat pelanggan merasa puas melalui makanannya.
S
ayangnya, lokasi warung Nasi Gabruk kurang dari kriteria strategis. Warung Nasi Gabruk letaknya berada di dalam gang yang rutenya cukup sulit untuk diingat apabila hanya datang sekali. Selain susah diingat, akses kendaraan pribadi ke warung ini juga cukup sulit. Lahan parkir juga menjadi masalah utama terkait dengan jalan sempit yang sulit untuk dilewati kendaraan besar, seperti mobil. Akan tetapi, untuk pelanggan yang membawa kendaraan roda dua bisa memarkir kendaraannya
makan di tempat, inilah yang membedakan Nasi Gabruk dengan warung nasi lainnya. Warung Nasi Gabruk tidak menyediakan tempat untuk Dine In (Makan di tempat). Jadi, makanan yang di pesan hanya bisa dibungkus lalu dibawa pulang (Take Away). Namun menurut beberapa pelanggan nasi gabruk hal ini tidak menjadi masalah. Warung sekaligus tempat tinggal Bapak Wijadi dan ibunya buka selama 24 jam. Pak Wijadi dan sang ibu melayani pelanggannya secara langsung. Biasanya warung Nasi
di pinggir jalan, meskipun sebenarnya hal itu mengganggu pengguna jalan lain. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dari warung Nasi Gabruk. Padahal lahan parkir juga merupakan salah satu aspek
Gabruk sangat ramai oleh pengunjung pada saat jam makan siang, begitupula pagi ataupun sore. Nasi Gabruk dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mulai dari anak muda yang bersekolah hingga orang tua
kenyamanan yang menjadi penilaian bagi para pelanggan. Oleh karena itu, tidak banyak orang mengetahui letak penjualan Nasi Gabruk. Para pelanggan juga tidak bisa
yang bekerja di pasar induk ataupun warga sekitar wilayah Kramat Jati, Jakarta Timur. Warung Nasi Gabruk sudah memiliki banyak pelanggan setia. Namun, pendapatan dari 41
hasil penjualan warung nasi tersebut belum cukup untuk membayar gaji para karyawan. Sehingga, Warung Nasi Gabruk belum dapat memperkerjakan karyawan.
juga ingin memiliki warung yang layak.” ujar Pak Wijadi. Walaupun warung yang Pak Wijadi buka saat ini adalah warung kecil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja, beliau tetap ingin membesarkan warungnya hingga menjadi sukses walaupun beliau sudah berusia 55 tahun. Bahkan beliau juga berniat untuk mewariskan segala resep rahasia buatan Ibu Surkini yang menjadi andalan Nasi Gabruk pada anak-anaknya. Pak Wijadi berharap agar nantinya usaha beliau bisa semakin berkembang menjadi besar, bahkan sukses hingga memiliki banyak cabang dan karyawan.
Kondisi Ruangan Kondisi dari tempat usaha Pak Wijadi ini memang kurang memadai sehingga membuat pelanggan tidak bisa makan di tempat dan hanya bisa dibungkus. Tempat ini juga bisa dibilang sempit karena hanya bisa menampung dua sampai tiga orang di dalam rumah tersebut. Hal ini juga dikarenakan banyaknya barang-barang untuk berdagang dia seharihari. Ada termos nasi, Pelayanan Terhadap gerobak nasi, wajan dan Pelanggan “Segala usaha jika kompor, serta berbagai Warung Nasi Gabruk tak diniatkan dengan sungguhalat masak dapur lainnya. memiliki banyak pilihan sungguh pasti akan Hal ini membuat para menu seperti warung pelanggan yang ingin nasi pada umumnya. tercapai. Tidak memandang membeli harus menunggu Warung Nasi Gabruk kalangan darimana kita diluar warung saat hanya menyediakan nasi berasal jika ada kemauan memesan nasi gabruk. dengan beberapa macam Pelayanan yang lauk seperti telor dadar, pasti ada jalan...” diberikan Pak Wijadi ini orek tempe pedas, tahu, sangat ramah, sehingga banyak kerupuk, peyek udang, ikan, konsumen yang senang dengan pelayanan dan ayam goreng. Harga seporsi nasi yang beliau berikan. Pak Wijadi selalu dengan lauk telor dadar hanya Rp10.000,00, memberi senyuman terhadap pelanggan sedangkan harga nasi dengan ayam goreng yang datang ke Warung Nasi Gabruk. Tak atau ikan hanya Rp13.000,00 per porsi. jarang Pak Wijadi juga mengajak para Harga tersebut sangat terjangkau bagi pelanggan yang membeli Nasi Gabruk pelanggannya. bercengkrama membahas isu-isu terkini. Bahan-bahan yang digunakan untuk Mungkin ada orang beranggapan bahwa menyajikan menu nasi gabruk ini adalah pembeli adalah raja. Namun, menurut bahan yang segar. Pak Wijadi membeli Pak WIjadi para pelanggan dianggap bahan-bahan tersebut langsung dari Pasar seperti teman atau saudara. Hal inilah Induk yang terletak di daerah Jakarta Timur. yang membuatnya dianggap ramah dan menyenangkan oleh pelanggan. Harapan dari Pak Wijadi, “Saya ingin membuka cabang usaha di tempat lain. Saya 42
Walaupun jarak dari rumah Pak Wijadi ke Pasar Induk jauh, Pak Wijadi tak pernah lelah dan mengeluh untuk menjalankan usaha Nasi Gabruk. Pak wijadi tetap
bersemangat dan berusaha mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan kehidupan berkeluarganya. Dalam kurun waktu sehari, Pak Wijadi mampu meraup penghasilan sekitar Rp 600.000,00. Namun, apabila warungnya ramai pelanggan atau sedang menerima pesanan, ia bisa mengantongi hingga Rp.1,000,000,00. Akan tetapi, pendapatan tersebut masih belum dikurangi dengan uang modal atau dengan kata lain masih pendapatan kotor. Walaupun begitu, Pak Wijadi tetap bersyukur atas apa yang didapat. Bagi Pak Wijadi berapapun jumlah uang yang ia dapatkan, tak menjadi masalah selagi halal dan cukup untuk menghidupi di kehidupan sehari-hari. Rasa Nasi Nasi Gabruk benar-benar sangat cocok untuk kalangan menengah ke bawah. selain harganya yang murah, porsinya juga sangat luar biasa. Porsi Nasi Gabruk sungguh banyak dan sangat cocok untuk pekerja kasar atau kalangan pelajar. Meskipun murah dan banyak, bukan berarti cita rasanya di bawah standar. Rasa Nasi Gabruk sangat unik,
gurih, dan pedas manis dari sambel khas Ibu Surkini begitu terasa sempurna. Rasa kunyit, lengkuas, jahe dan berbagai rempah-rempah yang ada pada sambal khas beliau membuat nasi ini berbeda dengan nasi lainnya. Selayaknya keseimbangan, komposisi unik lainnya dari Nasi Gabruk adalah disajikan dengan potongan timun yang membuat rasanya menjadi lebih segar. Selain potongan timun, keunikan lain yang menjadi pelengkap Nasi Gabruk juga adanya rempeyek. Rempeyek yang biasanya menjadi pelengkap nasi pecel atau nasi urap, hadir juga menjadi pelengkap nasi gabruk. kombinasi yang pas! “Segala usaha jika diniatkan dengan sungguh-sungguh pasti akan tercapai. Tidak memandang kalangan darimana kita berasal jika ada kemauan pasti ada jalan. Usaha kecil-kecilan tersebut lebih baik daripada pengangguran atau peminta-minta yang tidak mau berusaha.” Pak Wijadi mengakhiri. (Martua & Sopian) Editor: Iis dan Irine Layout: Viviani Adriel
43
USAHA AYAM GORENG BABEH TEMBUS 1000 TUSUK PER HARI
B
udi tidak menyesal akan keputusannya yang berhenti menjadi seorang karyawan demi mengembangkan usaha yang diwarisi oleh almarhum ayahnya. Kini, usaha Ayam Goreng Babeh yang dikembangkannya sudah terkenal di Wilayah Depok dan sekitarnya. Di tangan Budi usaha ini telah menjamur hingga memiliki lima cabang yang seluruhnya dijalankan oleh anggota keluarga Budi dari kampung halamannya, Cirebon.
S
belum meneruskan usaha Ayam Goreng Babeh milik ayahnya, Budi, pria kelahiran Cirebon, 29 Oktober 1988 hanyalah seorang karyawan. Namun, ia tidak pernah betah bekerja menjadi seorang karyawan. Oleh karena itu, Budi selalu berpindah-pindah tempat kerja, seperti menjadi karyawan di Tower Cityselama 4 bulan, di Grand Indonesia selama 6 bulan, bahkan bekerja di Jakarta Convention Center selama 2 bulan. Budi pun akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan membantu sang ayah berjualan ayam goreng. Kedai tempat Budi berjualan bernama Ayam Goreng Babeh.
44
Dinamai Ayam Goreng Babeh karena sang pemilik sering dipanggil “Babeh” oleh pembeli. Usahanya dimulai sejak tahun 1998 dengan hanya bermodalkan uang sebesar dua juta rupiah. Saat pertama kali memulai usahanya, Babeh hanya menjual ayam goreng biasa tanpa ada tambahan saus atau bumbu tertentu. Karena berjualan ayam goreng biasa tidak membuahkan keuntungan yang sesuai dengan perkiraannya, akhirnya Babeh, yang dahulu pernah bekerja sebagai koki di kapal memberanikan diri untuk berinovasi membuat menu yang belum pernah di jual sebelumnya yaitu ayam goreng dengan tambahan saus yang berbeda dari saus lainnya. Dengan keahliannya di bidang memasak tersebut, Babeh mulai meracik dan menciptakan saus untuk ayamnya yang kini menjadi terkenal di wilayah Depok dan sekitarnya. Saus yang
menjadi ciri khas ayam goreng babeh tersebut tampilannya seperti saus sate padang. Teksturnya padat dan kental, rasanya pedas dan sausnya berwarna merah ke-jinggajinggaan. Babeh pertama kali mengenalkan saus yang diracik itu kepada keluarga terdekat seperti anak dan istrinya, setelah anak dan istrinya mencoba, Babeh mendapat respon yang cukup baik karena saus yang dibuatnya ternyata enak dan membuat orang ketagihan. Setelah melakukan inovasi pada saus untuk ayam goreng yang dijualnya, usaha Babeh berjalan dengan lancar. Ketika usaha Ayam Goreng Babeh mulai berkembang, pada tahun 2015 babeh meninggal dunia dan usahanya diteruskan oleh Budi, anak Babeh. Selain menjadi pemilik dari Ayam Goreng Babeh, Budi juga turut serta dalam menjual ayam goreng tersebut. 45
Babeh mendapat respon yang cukup baik karena saus yang dibuatnya ternyata enak dan membuat orang ketagihan. Setelah melakukan inovasi pada saus untuk ayam goreng yang dijualnya, usaha Babeh berjalan dengan lancar. Ketika usaha Ayam Goreng Babeh mulai berkembang, pada tahun 2015 babeh meninggal dunia dan usahanya diteruskan oleh Budi, anak Babeh. Selain menjadi pemilik dari Ayam Goreng Babeh, Budi juga turut serta dalam menjual ayam goreng tersebut. Sempat Kehabisan Modal Setelah kepergian ayahnya, Budi merasakan jatuh bangun dalam berjualan selama beberapa kali. Bahkan, Budi pernah mengalami kerugian yang sangat besar. Saat itu hujan deras membuat kedai menjadi sepi pembeli sehingga dagangannya tidak laku sampai terbuang begitu saja. Oleh sebab itu ia tidak memiliki modal dan usahanya sempat berhenti beberapa bulan. Budi juga pernah merasa stres memikirkan cara untuk tetap dapat berjualan ayam goreng, namun ia ragu untuk melanjutkan usahanya atau tidak karena takut gagal lagi. “Mencari modal itu ternyata susah, Mbak. Saya sampai harus menjual barang-barang yang ada di rumah. Itu pun masih belum cukup.” ujarnya. Melihat potensi usaha Ayam Goreng Babeh bisa lebih berhasil, rekanrekan dan saudara Budi mendukungnya dengan cara meminjamkan Budi modal untuk meneruskan usaha yang diwariskan oleh ayahnya itu. Akhirnya, setelah mendapatkan pinjaman modal dari rekanrekan dan keluarga, Budi bangkit dari 46
keterpurukan dan terus melanjutkan usaha warisan ayahnya hingga sekarang. Memiliki 5 Cabang Budi bukanlah pribadi yang seperti kacang lupa dengan kulitnya. Setelah usaha yang dijalankan mulai berkembang pesat, Budi mengikutsertakan sanak saudara dari kampung halamannya di Cirebon untuk membantu mengembangkan usaha ini. Kini, kedai Ayam Goreng Babeh yang pusatnya berada di Jalan Nusantara, Depok,Jawa Barat, sudah memiliki lima cabang yang masingmasing dikelola oleh lima belas anggota keluarga Budi. Kelima cabang itu tersebar di Depok yang meliputi wilayah Jalan Margonda, Jalan Siliwangi, sekitar Tugu Ibu, Pitara, dan satu cabang yang terletak di wilayah Bogor. Budi menerapkan konsep dagang kaki lima berdagang dengan gerobak, menjajarkan bangku kayu dan plastik untuk tempat duduk para pembeli yang ingin memakan Ayam Goreng Babeh. Kedai pusat Ayam Goreng Babeh terletak di Jalan Nusantara agar tetap mempertahankan ciri khas suasana Kedai Ayam Goreng Babeh sejak awal didirikan. Selain itu, konsep ini membuat pelanggan Budi merasa lebih nyaman karena bisa langsung berinteraksi dengan penjual. Kadangkala, ditengahtengah kesibukan Budi dan dua orang karyawannya menggoreng ayam dan sate, mereka sering berguyon
Babeh mendapat respon yang cukup baik karena saus yang dibuatnya ternyata enak dan membuat orang ketagihan. Setelah melakukan inovasi pada saus untuk ayam goreng yang dijualnya, usaha Babeh berjalan dengan lancar. Ketika usaha Ayam Goreng Babeh mulai berkembang, pada tahun 2015 babeh meninggal dunia dan usahanya diteruskan oleh Budi, anak Babeh. Selain menjadi pemilik dari Ayam Goreng Babeh, Budi juga turut serta dalam menjual ayam goreng tersebut.
sekarang. Memiliki 5 Cabang Budi bukanlah pribadi yang seperti kacang lupa dengan kulitnya. Setelah usaha yang dijalankan mulai berkembang pesat,
Sempat Kehabisan Modal Setelah kepergian ayahnya, Budi merasakan jatuh bangun dalam berjualan selama beberapa kali. Bahkan, Budi pernah mengalami kerugian yang sangat besar. Saat itu hujan deras membuat kedai menjadi sepi pembeli sehingga dagangannya tidak laku sampai terbuang begitu saja. Oleh sebab itu ia tidak memiliki modal dan usahanya sempat berhenti beberapa bulan. Budi juga pernah merasa stres memikirkan cara untuk tetap dapat berjualan ayam goreng, namun ia ragu untuk melanjutkan usahanya atau tidak karena takut gagal lagi. “Mencari modal itu ternyata susah, Mbak. Saya sampai harus menjual barang-barang yang ada di rumah. Itu pun masih belum cukup.” ujarnya. Melihat potensi usaha Ayam Goreng Babeh bisa lebih berhasil, rekan-rekan dan saudara Budi mendukungnya dengan cara meminjamkan Budi modal untuk meneruskan usaha yang diwariskan oleh ayahnya itu. Akhirnya, setelah mendapatkan pinjaman
Budi mengikutsertakan sanak saudara dari kampung halamannya di Cirebon untuk membantu mengembangkan usaha ini. Kini, kedai Ayam Goreng Babeh yang pusatnya berada di Jalan Nusantara, Depok,Jawa Barat, sudah memiliki lima cabang yang masingmasing dikelola oleh lima belas anggota keluarga Budi. Kelima cabang itu tersebar di Depok yang meliputi wilayah Jalan Margonda, Jalan Siliwangi, sekitar Tugu Ibu, Pitara, dan satu cabang yang terletak di wilayah Bogor. Budi menerapkan konsep dagang kaki lima berdagang dengan gerobak, menjajarkan bangku kayu dan plastik untuk tempat duduk para pembeli yang ingin memakan Ayam Goreng Babeh. Kedai pusat Ayam Goreng Babeh terletak di Jalan Nusantara agar tetap mempertahankan ciri khas suasana Kedai Ayam Goreng Babeh sejak awal didirikan.
modal dari rekan-rekan dan keluarga, Budi bangkit dari keterpurukan dan terus melanjutkan usaha warisan ayahnya hingga
Selain itu, konsep ini membuat pelanggan Budi merasa lebih nyaman karena bisa langsung berinteraksi dengan penjual. Kadangkala, 47
48
ditengah-tengah kesibukan Budi dan dua orang karyawannya menggoreng ayam dan sate, mereka sering berguyon kepada pelanggan atau kepada rekan kerja satu sama lain. Budi memang termasuk orang yang humoris, jadi maklum saja kalau ditengah kesibukan berdagang ia tetap melakukan guyonan agar pembeli dan teman-temannya tidak merasa beban dalam berdagang. Konsep dagang kaki lima ini hanya diterapkan di kedai pusat Ayam Goreng Babeh saja, sedangkan
sama Tuhan,” tambahnya. Di era berkembangnya teknologi dan informasi yang pesat ini, Budi memanfaatkan hal tersebut untuk mempromosikan Ayam Goreng Babeh melalui media sosial seperti Twitter dan Instagram yang akunnya bernama @ayambabehid. Cara ini dianggap efektif untuk menarik perhatian masyarakat untuk mengetahui keberadaan Ayam Goreng Babeh. Berbeda dengan jaman dahulu, dimana ia harus mempromosikan Ayam Goreng Babeh
untuk cabang-cabangnya menerapkan konsep seperti restaurant biasa. Cabang yang lain menyewa kios dan menghadirkan konsep berjualan yang sudah modern.
dengan menyebarkan brosur dan berteriak di pinggir jalan. Selain itu, untuk memudahkan pembeli, Budi bekerja sama dengan salah satu ojek online untuk meningkatkan pelayanan.
Kiat Menghadapi Persaingan Berdasarkan pengalaman jatuh bangun yang pernah dialami Budi selama bertahun-tahun, Budi tidak pernah merasa khawatir akan persaingan dalam usaha yang sejenis karena resep rahasia saus Ayam Goreng Babeh yang diturunkan oleh ayahnya sulit untuk ditiru oleh pedagang lain. Sehingga, kalaupun ada yang ingin meniru untuk berjualan Ayam Goreng Babeh, maka ia pastikan kalau cita rasanya tidak akan sama. Ia yakin kalau saus buatan Babehnya tidak ada yang bisa menyamakan rasanya. Bukan hanya cita rasa, namun Budi juga memiliki
Menu Paling Laris Kedai Ayam Goreng Babeh yang buka setiap hari mulai pukul 17.00-22.00 WIB ini menyajikan berbagai menu diantaranya sate kulit, usus, hati, ceker, dan ayam goreng. Harga menu di atas berbeda-beda, namun masih terjangkau untuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Satu tusuk sate kulit, usus, hati, dan ceker dijual dengan harga dua ribu rupiah sedangkan daging ayam dijual dengan harga tujuh ribu rupiah. Selain itu, Ayam Goreng Babeh juga menyediakan nasi putih yang dijual dengan harga tiga ribu rupiah. Budi menetapkan harga semurah itu karena
strategi jitu untuk unggul dalam menghadapi persaingan dengan mendekatkan diri kepada pelanggan dengan bersikap ramah. “Selain itu, saya percaya kalau rejeki sudah diatur
ia melihat segmentasi pasar di wilayah Depok terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Wajar saja, karena harganya yang terjangkau, dalam satu hari di setiap
kedainya, Budi dapat menghabiskan 1000 merupakan pekerjaan yang monoton, seperti tusuk sate dengan pendapatan kotor sekitar waktu kerja yang sudah ditentukan dan harus dua juta rupiah per hari. berangkat pagi hingga pulang malam. Selain waktu kerja yang telah ditentukan, Budi Kendala Mendapatkan Bahan Baku menuturkan kalau bekerja sebagai karyawan Budi mengaku mengalami kesulitan ia hanya bertemu dengan rekan kerja yang dalam memperoleh bahan baku yang sama. Berbeda dengan berdagang, Budi digunakan untuk memproduksi sate sebanyak dapat bertemu denganberbagai karakter 1000 tusuk di setiap kedainya. Bahan baku pembeli. Menurut Budi, hal itu juga merupakan seperti kulit, hati, usus, dan ceker sulit sebuah tantangan. Terkadang, ia melayani didapatkandi pasaran biasa. Untuk mengatasi pembeli yang sabar, namun ada juga pembeli hal tersebut,Budi melakukan kerja sama yang cerewet.Bahkanada pula pembeli yang dengan pabrik pemotongan ayam fillet yang perfeksionis saat memesan ayam goreng yang tidak memerlukan kulit, hati, usus, dan ceker. dijual oleh Budi. Cara untuk mengatasi hal Kerja sama semacam ini menurut Budi sangat tersebut Budi harus pandai berinteraksi dan menguntungkan karena ia bisa memperoleh berkomunikasi dengan pembeli, “Sabar, Bu, bahan baku dengan harga yang sangat murah. kalo ibu sabar dapet bonus, bonusnya pahala, Selain itu, Budi juga dapat menghemat waktu Bu,” ujarnya. karena bahan baku tersebut diantarkan oleh Mengenai rencana ke depan, Budi ingin pihak pemotongan ayam fillet ke rumah Budi. membuat inovasi baru untuk memperbanyak menu yang akan ia jual tahun depan. Selain Banyak Mengalami Perubahan itu, Budi juga berniat untuk meningkatkan Setelah Budi memutuskan untuk pelayanannya agar pelanggan tidak perlu berhenti bekerja sebagai karyawan dan menunggu lama saat memesan menu, seperti mengembangkan usaha warisan Babeh dengan menambahkan jumlah karyawan. yang kini kian maju, Budi merasakan banyak Dalam menjalankan usahanya, Budi berpegang perubahan yang ia alami dalam hidupnya. teguh dengan pesan yang diberikan oleh Budi menjelaskan kalau berdagang lebih almarhum ayahnya, “Yakin sama Tuhan Yang menyenangkan daripadabekerja sebagai Maha Esa. Yakinin diri kalau usaha ini bakal karyawan. Menurut Budi, bekerja di kantor berhasil entah kapanpun itu berhasilnya pasti usaha ini bakal berhasil. Ingat kata babeh dulu, roda itu akan selalu berputar, kadang di atas kadang juga di bawah, tunggu aja sampai roda itu di atas yang penting sabar, tekun, jangan pernah menyerah, dan jujur. Kuncinya gitu aja sih,” ia mengakhiri. (Iis Aisah dan Irine Nindya) Editor: Martua dan Sopian Layout: Irine Nindya 49
Sapi Perah Penghasil Rupiah
B
iasanya, yang terbayang ketika mendengar sebuah peternakan adalah lahan yang berhektar-hektar di sebuah pedesaan, namun tidak dengan peternakan milik Pak Haji Hasanudin atau lebih akrab dipanggil Pak Udin. Pak Udin adalah seorang peternak sapi perah di Kawasan Kampung Sapi Perah, Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Peternakan milik Pak Udin ini, memiliki lahan yang tak lebih dari 1 hektar dan hanya berada di dalam lingkungan rumahnya. Meski jauh dari apa yang dibayangkan, peternakannya merupakan salah satu yang terbesar di Kawasan Kampung Sapi Perah, Pondok Ranggon.
Bermula Dari 3 Ekor Sapi Perternakan milik Pak Udin mempunyai 40 ekor sapi, termasuk 12 ekor sapi jantan. Awalnya, jumlah sapi yang dipelihara Pak Udin tidak langsung sebanyak ini. Pak Udin memulai usaha ternak sapi perahnya dengan 3 ekor sapi perah yang didapatkan dari Banpres (Bantuan Presiden) pada tahun 1993. Bantuan ini didapat saat Pak Udin harus dipindahkan oleh pemerintah dari Kuningan ke Pondok Ranggon. Tiga ekor sapi yang didapat dari 50
Banpres merupakan sapi berkualitas yang berasal dari Australia dan New Zealand. Kedua negara itu merupakan negara produsen susu atau sapi perah berkualitas. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, perkembang-biakkan sapi, jual-beli atau tukar-tambah sapi, sudah bukan sapi yang berasal dari kedua negara tersebut melainkan sapi yang berasal dari perkawinan silang antara sapi New Zealand dan sapi lokal.
Pada awalnya, kampung sapi perah ini terletak di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Namun, karena kawasan tersebut berada di tengah kota dan akan dibangun proyek bangunan, maka Pemerintah Kota DKI Jakarta memindahkan peternakan sapi ini ke pinggir kota atau tepatnya di Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Tidak hanya peternakan Pak Udin yang dipindahkan, dua puluh enam peternak lainnya juga bernasib sama. Saat ini, beberapa peternak sekitar sering menyetorkan susu hasil ternak mereka ke Pak Udin yang kemudian ia pasarkan lagi. Tak heran jika peternakan sapi Pak Udin menjadi salah satu yang terbesar.
pemerintah, Pak Udin juga rutin memberikan sapi-sapinya vitamin dalam waktu 3 hari sekali.
Bisnis Turun Temurun Kakek dan Ayah Pak Udin juga merupakan peternak sapi. Oleh karena itu, sejak kecil Pak Udin memang sudah terbiasa hidup dengan sapi. Beliau juga belajar bagaimana beternak sapi dari Kakek dan Ayahnya. Karena sibuk mengurus sapi, Pak Udin tidak meneruskan pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi dan hanya sampai di tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Omzet Jutaan dalam Sebulan Sudah Mendapat SK Dari Pemerintah
Walaupun Pak Udin hanya lulusan Kampung sapi perah ini sudah SMP, ia tetap bisa meraup omzet mulai dari mendapatkan SK (Surat Keputusan) dari 10 hingga 20 juta dalam sebulan. Pak Udin Pemerintah Kota DKI Jakarta dan telah menjadi bahkan bisa mendapatkan omzet yang lebih
Kondisi Kandang Sapi Milik Pak Udin
salah satu aset Jakarta. Karena sudah memiliki SK, pemerintah memberikan pelayanan medis untuk menjaga kebugaran dan kualitas sapi secara berkala. Misalnya, setiap 3 bulan sekali sapi-sapi ini mendapatkan vaksin dari pemerintah. Salah satu vaksin yang diberikan adalah vaksin untuk menghindari penyakit anthrax (penyakit radang limpa pada sapi).
besar pada waktu-waktu tertentu dari hasil penjualan sapi jantan yang juga ia ternak. Seperti Hari Raya Qurban, Tahun Baru atau hari raya lainnya. Tidak hanya sampai di situ, selain menjual susu murni dan sapi jantan, Pak Udin juga menjual olahan susu seperti yoghurt, pasturisasi (susu olahan) dan kotoran sapi. Olahan susu murni ini, ia jual
Selain itu, tim medis hewan dari pemerintah juga siaga 24 jam jika ada masalah kesehatan yang terjadi pada sapi-sapi di kawasan kampung sapi perah ini. Di samping pelayanan dari
di toko miliknya yang letaknya masih berada di kawasan Pondok Ranggon yang dikelola anaknya. Sedangkan untuk kotoran sapi, Pak Udin bisa mengirim hingga 400 karung 51
kotoran untuk dijadikan pupuk kandang. Satu liter susu murni dijual dengan harga 7 hingga 9 ribu rupiah tergantung dari pesanan. Biasanya, Pak Udin mampu menjual hingga 250 liter susu murni dalam sehari. Ia tak perlu pergi keliling untuk menjual susu murninya, para pembeli lah yang langsung datang ke tempatnya. Para pelanggan Pak Udin kebanyakan adalah pengepul atau agen yang nantinya akan mereka jual lagi. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan bila ada tetangga atau orang yang datang hanya untuk sekadar membeli beberapa liter saja.
Biaya Perawatan Sapi yang Mahal Pak Udin sangat memperhatikan kesehatan dan kebugaran sapi-sapinya. Untuk tetap menjaga kualitas dan mood sapi agar tidak mengalami stres, Pak Udin tidak hanya memberikan pangan berupa rumput saja, tetapi juga pangan berupa campuran antara konsentrat dan sari tahu. Biaya yang harus Pak Udin keluarkan untuk merawat sapinya tidak bisa dibilang sedikit. Dalam sehari, Pak Udin bisa menghabiskan 600 ribu hingga 1 juta hanya untuk perawatan sapi, pangan dan vitamin. Belum termasuk biaya gaji 3 orang pegawai Pak Udin.
Proses Penghasilan Susu Sapi perah yang diternak tentunya tidak bisa langsung menghasilkan susu. Ada beberapa proses agar sapi perah bisa menghasilkan susu. Yang pertama, Pak Udin harus bisa membuat sapi-sapi betina mengandung (hamil) yang nantinya dapat menghasilkan susu. Agar sapi betina bisa hamil, Pak Udin menggunakan teknik ibei atau inseminasi buatan, yaitu dengan cara memasukkan mani (sperma) ternak jantan yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu ke dalam saluran alat kelamin betina. Pak Udin tidak mau sapinya hamil dengan cara mengkawinkan sapi jantan dan betinanya secara alami. Karena jika itu terjadi, dapat menciderai sapi betina yang akhirnya hanya akan merusak kualitas susu. Untuk membuat seekor sapi betina berhasil mengandung, Pak Udin bisa memberikan teknik ibei hingga 3 kali. Hasil dari teknik ibei pun tak bisa langsung dilihat keesokan harinya. Pak Udin harus menunggu sekitar 3 bulan terlebih dahulu. Jika setelah 3 bulan sapi belum mengandung, maka akan diberikan teknik ibei lagi. Namun, jika sudah berhasil mengandung beberapa hari setelahnya, sapi sudah bisa diperah susunya.
Karyawan Pak Udin Sedang Memerah dan Menuang Susu sapi
52
Sapi betina hanya bisa diperah hingga 7 atau 8 bulan saja. Setelah 8 bulan, biasanya sapi yang sedang produktif akan diberi obat kering kandang yang dapat mempermudah sapi untuk mengakhiri masa perahnya Dalam sehari, biasanya Pak Udin melakukan 2 kali pemerahan. Tahap pertama, ia lakukan pada pukul 03.00 WIB. Tahap kedua, berselang 10 jam yaitu pada pukul 13.00 WIB. Dalam sehari, seekor sapi betina produktif bisa menghasilkan susu hingga 25 liter. Pak Udin tidak mengambil semua susu sapi yang ia perah. Ia menyisihkan 4 liter susu sapi dari sapi yang sudah melahirkan pendet (anak sapi). 4 liter susu ini Pak Udin berikan kepada anak-anak sapi tersebut. Hal ini juga tentunya bertujuan agar anak-anak sapi tetap sehat, bugar, dan berkualitas saat nanti mereka sudah siap perah.
galan. Selain menjual, Pak Udin juga terkadang melakukan tukar-tambah antara sapi perahnya dengan sapi perah yang masih produktif.
Kendala Berbisnis Kendala yang dihadapi Pak Udin dalam berbisnis sapi perah ini tidak banyak. Menurutnya, sapi yang sakit, stres, atau tidak mau memproduksi susu, bukanlah sebuah kendala. Karena, hal itu biasa terjadi di peternakannya. Untuk mengantisipasi
Mereka melakukan aksi penolakan dan akhirnya pemerintah membatalkan hal tersebut
Masa produktif sapi perah ini terbilang cukup lama. Tidak hanya setahun, dua tahun, atau 5 tahun saja, namun dapat bertahan hingga 10 tahun atau sudah melewati
hal tersebut, Pak Udin selalu memberikan perawatan yang terbaik sekaligus kasih sayang yang lebih terhadap sapi-sapinya. Kendala lain justru datang dari lingkungan sekitar kawasan kampung sapi perah. Seperti, beberapa warga mengeluh bau sapi dari peternakan di kawasan kampung itu.
masa melahirkan sebanyak 8 kali. Sapi yang sudah tidak produktif akan dijual dan biasanya berakhir di penja-
Salah satu keluhan berasal dari sebuah lembaga militer yang bermarkas tidak jauh dari kawasan kampung
Masa Produktif Sapi
sapi perah. Mereka merasa kawasan ini terlalu mencemari udara dan meminta agar pemerintah mau memindahkan kawasan kampung sapi perah ini keluar Jakarta. Namun, tentu saja hal itu tidak bisa terjadi. Karena, kawasan ini sudah memilik SK dan menjadi salah satu aset Jakarta. Kendala ini hanya berlalu begitu saja dan tak membuat Pak Udin khawatir.
Sempat Terjadi Aksi Penolakan Menurut Pak Udin, dulu juga sempat ada orang yang datang ke kawasan tersebut dan membuat peta pembongkaran. Rencananya, kawasan tersebut akan dibuat proyek lain dan kawasan kampung sapi perah akan dipindahkan lagi ke tempat lain. Namun, tentunya Pak Udin dan peternak lain tak hanya tinggal diam. Mereka melakukan aksi penolakan dan akhirnya pemerintah membatalkan hal tersebut.
53
Harapan Pak Udin Ke Depan Saat ini Pak Udin hanya fokus mengolah bisnis susu dan ternak. Pak Udin merupakan sosok yang tidak berharap hal muluk lainnya. Ia sudah merasa puas dengan kehidupan dan peternakannya sekarang. Pak Udin hanya berharap pemerintah tetap dapat berkomitmen dalam membantu para peternak di Kawasan Kampung Sapi Perah, Pondok Ranggon dan tak ada lagi isu atau kejadian pemindahan kawasan. Walaupun masih enggan untuk bercerita rencana ke depan mengenai perternakannya, yang jelas Pak Udin ingin mengembangkan peternakannya lebih besar lagi. Pasalnya, peternakannya saat ini hanya memiliki lahan yang tidak lebih dari 1 hektar. Ia ingin mencari lahan baru lagi di Jakarta ataupun di luar Jakarta untuk memperlebar bisnis peternakan sapi perahnya. Namun, rencana itu belum ia pikirkan secara matang dan belum tau kapan akan terealisasi. Untuk saat ini, ia ingin tetap fokus dalam menjaga kesehatan sapi-sapinya agar dapat menghasilkan susu yang berkualitas. (M. Abyan dan Mikael Marudut). Editor: Rizky Sandra dan Tyhan Ladarizka Layout: Viviani Adriel
54
Raup Jutaan Rupiah dengan Tulang Ikan Taryana
Nama Shaka Karya Miniatur diambil dari nama anak bungsunya, Shaka, yang dalam bahasa Jawa artinya kekuatan. Saat
Sebelumnya, Taryana merupakan seniman jalanan yang hidupnya berpindahpindah dari kota ke kota lainnya. Pekerjaan apapun ia lakukan di jalanan asal menghasilkan uang, seperti melukis becak, dan membuat wayang dari kardus bekas. Dengan hanya bermodalkan gunting, cat kayu, pisau, dan martil, ia mampu bertahan hidup di jalanan selama kurang lebih 4 tahun. Pada tahun 90an, ia mulai membuat karya miniatur menggunakan koran, gedebong pisang, rumput, eceng gondok, dan lain-lain. Di tahun 2013 Taryana mulai menekuni membuat miniatur dengan limbah tulang ikan. “Saya selalu ingin membuat sesuatu
ini, Taryana tinggal di Rumah Susun Budha Tsuji Muara Angke bersama istri dan anaknya. Dengan rumah yang tidak terlalu besar, ia menaruh semua karyanya.
yang belum ada dan saya tidak ingin masyarakat memandang jijik tulang ikan namun melihat tulang ikan sebagai seni,” tutur Taryana.
B
anyak wirausaha dibidang pembuatan miniatur, begitu juga dengan Shaka Karya Miniatur. Namun, Shaka Karya Miniatur berbeda dengan pembuat miniatur lainnya. Shaka Karya Miniatur adalah wirausaha pembuat miniatur dengan menggunakan limbah tulang ikan yang terletak di Jalan Muara Angke Pengasinan Blok B No. 6, Jakarta Utara. Menurut Taryana (45) selaku pendiri Shaka Karya Miniatur, membuat miniatur dengan tulang ikan merupakan suatu hal yang langka dan belum ada saingannya di dunia perindustrian.
55
Hasil Kerajinan Tangan Shaka Karya Miniatur
Awal mula miniatur tulang ikan ini mulai dikenal di masyarakat, pria paruh baya dengan kumis tebal ini sering mengikuti pameran kerajinan tangan se-ASEAN atau lomba pembuatan karya seni dan ternyata respon dari pengunjung atau wisatawan baik sehingga semenjak itu Taryana mulai kebanjiran pesanan miniatur dari tulang ikan. Taryana juga sering mengikuti pameran kerajinan tangan atau lomba pembuatan karya seni. Hal ini membuatnya mulai dikenal di masyarakat dan kebanjiran pesanan dari tulang ikan. Bukan hanya dari berbagai daerah di Indonesia saja pembeli hasil karya Taryana ini, tetapi juga berasal dari berbagai negara 56
tetangga seperti Singapura, Malaysia, China, dan Jepang.Namun, Taryana tidak pernah mau untuk mengekspor sendiri hasil karyanya ke luar negeri. Jadi, jika ada yang mau membeli miniatur tulang ikan ini maka pembeli diminta datang langsung ke kediaman Taryana.
Omzet Sebenarnya omzet tiap bulan yang didapatkan Taryana tidak menentu. Karena hasil sebuah karya seni sulit untuk ditetapkan nilai harganya. Namun, omzet bisnis ini masih bisa dibilang cukup menggiurkan, mencapai 25% dari modal. Sekitar 5-10 juta.
Proses Pembuatan Proses pembuatan miniatur ini bergantung pada besar kecilnya miniatur yang dibuat. Paling cepat 1 hari dan paling lama 10 hari. Taryana hanya memiliki 2 orang karyawan yang membantu ia untuk mengurus pakan ternak ikan miliknya, sekaligus membantu Taryana dalam memproduksi tulang ikan sebelum digunakan. Dalam sebulan, Taryana mengaku bisa menghasilkan hingga 23 karya miniatur tulang ikan. Ternyata dalam memilih tulang ikan yang akan digunakan untuk pembuatan miniatur, ada beberapa proses yang harus dilewati seperti, tulang ikan harus direbus air, kemudian direndam seharian dengan menggunakan air sambil dibersihkan. Tulang ikan yang sudah direndam, diberi obat berbahan kimia seperti H2O agar
tulangnya tidak rapuh dan tidak bau. Setelah itu, tulang ikan dijemur dengan hanya menggunakan angin, tidak boleh langsung terkena sinar matahari karena dapat menyebabkan warna asli tulang menjadi pudar dan dapat menghilangkan tekstur. Yang terakhir, barulah tulang dipilah-pilah sesuai kebutuhan pembuatan miniaturnya. Semua proses ini memakan waktu kurang lebih 2 hari. Dalam pembuatannya, Taryana harus membuat sketsa pola terlebih dahulu. Kemudian,ia membuat pondasi sesuai dengan bentuk apa yang ingin ia buat. Setelah itu, barulah sisik-sisik ikan yang sudah disiapkan dipasang atau ditempel pada pondasi tersebut. Miniatur tulang ikan ini tidak perlu dicat atau diberi warna. Memberi warna pada tulang ikan hanya akan membuat miniatur terlihat buruk karena menghilangkan warna asli tulang. 57
Peralatan dan Bahan Baku Taryana mengaku, semua jenis tulang ikan bisa digunakan tergantung apa yang ingin dibuat. Tulang ikan yang biasa digunakan Taryana adalah tulang ikan tongkol, tulang ikan martil, tulang ikan kakap, tulang kepiting, hingga cangkang kerang. Untuk peralatan penunjangnya, Taryana menggunakan lem panas (hot glue), kayu/ batu/stainless sebagai penyanggah miniatur, klir/plitur, alat ukir (scrol), dan bahan kimia H2O agar tulang tidak rapuh dan tidak bau. Cara merawat miniatur ini tidak sulit, cukup disemprot menggunakan air dan tidak perlu dibersihkan menggunakan kain. Taryana menyarankan agar tidak mudah terkena debu, miniatur ini bisa diletakkan di dalam kaca. “Keunikan dari miniatur yang saya buat yaitu tidak takut air, tidak seperti miniatur lainnya yang kalau kena air rapuh.
Kalau punya saya malah harus dibersihkan dengan air. Kembali lagi, ikan harus hidup dengan air begitu pula dengan miniatur saya,” ujar Taryana.
Harga Taryana tak pernah memberi patokan harga pada karyanya. Jika ada pesanan, Taryana memilih mengerjakan pesanannya terlebih dahulu dan jika sudah selesai barulah Taryana dan pembeli dapat bernegosiasi. Namun biasanya, Taryana menjual miniatur ukuran besar seperti miniatur naga atau burung elang seharga 5 jt-10 jt dan untuk ukuran sedang seperti ikan atau perahu seharga 350 ribu-1 jt. Selain menjual miniatur, Taryana juga menjual aksesoris dari tulang ikan seperti kalung, gelang, bross, yang dibanderol dengan harga 25ribu-50ribu. 58
Galeri Kebakaran Di tahun 2015, Taryana kehilangan galerinya karena dilalap si jago merah. Semua hasil karya miniatur, peralatan, bahkan tepung ikan yang siap dikirim habis terbakar. Taryana mengaku tidak mengetahui apa penyebab kebakarannya karena pada saat itu Taryana sedang tidak berada di tempat. Namun, total kerugian akibat kebakaran ini mencapai 500 juta belum terhitung kerugian bangunan. Saat ini, Taryana belum mempunyai tempat lagi untuk menyimpan miniaturnya. Taryana masih menyimpan miniatur di rumahnya sendiri. Ia berkata belum mempunyai modal yang cukup untuk membeli tempat baru.
Galeri Fire (PNG) Source: Pnglmg.com
Belum Ada Hak Cipta
t h
g i r y p
Co
Sampai saat ini karya yang dibuat Taryana belum mempunyai hak paten atau HAKI. Hal ini dikarenakan tidak ada orang yang membantu membuatkan hak paten. Taryana mengaku, pernah ada orang yang mau membantu membuatkan hak paten atau HAKI, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan.
Pesanan dibatalkan Taryana juga pernah mengembalikan uang DP pesanan sebesar 3juta rupiah karena anak dari pembeli miniatur ini mengatakan bahwa dalam ajaran agamanya, membuat karya miniatur tidak diperbolehkan. Namun, Taryana menjelaskan bahwa “Saya membuat ini bukan untuk disembah, melainkan hanya sebagai karya seni”.
Ca nc O r edL e r le d 59
Berharap Punya Galeri Lagi Jika memiliki modal yang cukup, Taryana ingin mempunyai kios atau bangunan sebagai galeri barunya. Ia berharap galeri barunya nanti bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung dan pembeli karyanya.
Open Training Program
Hope Membuka Pelatihan Saat ini, Taryana juga sudah membuka pelatihan-pelatihan membuat hasil karya seni dari berbagai limbah. Ia mengajar di karang taruna dekat rumahnya yang diikuti oleh puluhan orang mulai dari remaja sampai dewasa. Bahkan, tak sedikit pula mahasiswa yang datang untuk mengikuti pelatihan bagaimana cara mengolah ikan. Mahasiswa yang datang ini berasal dari berbagai daerah seperti Sorong, Samarinda, dan Bengkulu. Bagi Taryana, meraih keuntungan bukanlah yang nomor satu. Yang terpenting adalah masyarakat menyukai hasil karyanya. Karena menurut Taryana, menyenangkan hati orang lain sudah merupakan rejeki baginya.
Ingin Mengelola Museum Hasil Laut Taryana memiliki harapan yang cukup tinggi. Ia berharap kepada pemerintah agar bisa dibuatkan museum hasil laut. Taryana mengaku akan bertanggung jawab sepenuhnya jika museum hasil laut itu dibuat. Selain sebagai museum untuk melestarikan hasil laut, Taryana juga ingin memberikan semacam pendidikan ilmu pengetahuan alam seputar hasil laut kepada masyarakat khususnya wisatawan. Tujuannya agar masyarakat juga dapat mengetahui jenis-jenis ikan bahkan juga menambah wawasan seputar tulang ikan. 60
“Yang penting orang suka sama hasil karya saya, dan bisa balik modal. Kalau mau hitung-hitungan budget sebenarnya tidak seberapa,” ujar Taryana. Menurut Taryana, niat, tekun, dan yakin adalah kunci utama dalam membangun sebuah usaha. (Tyhan & Sandra) Editor: M.Abyan & Mikael Marudut Layout: M.Agil
Museum Hasil Laut
M
e g a an
“A person who never made a mistake never tried anything new.” - Albert Einstein 61
Jelajah
Negara Lewat Online Shop
P
utri Nurul Istiqomah, seorang pengusaha muda yang memiliki hobi jalan-jalan. Kesehariannya, ia disapa dengan nama Putri. Putri Lahir di Bekasi, 11 Februari 1995. Selain menjadi seorang pengusaha muda sukses, ia juga bercitacita menjadi seorang guru untuk memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain. Semua cita-cita tersebut ia mulai wujudkan dengan merinttis usaha online shop dan menjadi staff pengajar di SMK Mandalahayu, Bekasi.
62
Putri baru saja menyelesaikan kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung dengan jurusan Pendidikan Akuntansi. Alasan Putri menjadi pengusaha muda adalah agar setelah kuliah tidak bingung untuk melanjutkan pekerjaan kemana, melainkan sudah memiliki penghasilan sendiri dari hasil usaha yang tengah dijalani. Putri mulai terjun dalam dunia bisnis ketika berada di bangku sekolah
menengah. Ia menjadi anggota bisnis kosmetik Oriflame. Usahanya dalam membangun bisnis tidak berhenti disitu saja, setelah lulus SMK ia mencoba untuk berjualan online. Saat kuliah, Putri mencoba berwirausaha dengan menjual beragam produk, seperti tas, sepatu, dompet dan aksesoris handphone. Pada saat itu, Putri menjual produk yang bervariasi dengan melihat peluang yang ada. Misalnya saat musim hujan, ia menjual kantong waterproof untuk
handphone, kantong yang berfungsi untuk melindungi handphone dari air. Pada Maret 2015, ia akhirnya memutuskan sepatu docmart tiruan sebagai produk utama dari usahanya. Keputusannya memilih sepatu docmart dikarenakan penjualan sepatu lebih mendominasi daripada produk lainnya yang ia jual. Selain itu, sepatu docmart tiruan yang ia jual dibanderol dengan harga murah.
63
Sepatu Docmart tiruan ini ia pasarkan dengan sistem online shop. Putri mempromosikan produknya melalui akun Instagram @tokosepatudocmart dan fanpage Toko Sepatu Docmart. Setiap harinya Putri membagikan foto produk yang dijual melalui kedua akun tersebut. Toko Sepatu Docmart merupakan nama pemberian dari seseorang yang membantu Putri mengiklankan produk melalui Facebook. Putri mengatakan bahwa ia lebih menyukai berjualan online karena pemasaran yang luas bisa ke seluruh Produk Toko Sepatu Docmart Indonesia. Dibandingkan dengan berjualan offline yang pemasarannya sebatas pada teman dan keluarga. Awal membuka usaha, Putri mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya walaupun orangtua Putri sempat mengkhawatirkan prestasi akademiknya. Namun, kekhawatiran tersebut terjawab dengan nilai Putri yang terus meningkat dan IPK diatas 3.5. “Nilai bagus, pekerjaan juga beres,” ucap Putri santai. Pada saat akhir semester, Putri harus fokus dengan kuliahnya sehingga sempat mengalami penurunan penjualan. Toko Sepatu Docmart menjual berbagai macam sepatu wanita seperti flat shoes, Docmart, dan M2M dengan desain yang cantik dan trendy di kalangan remaja. Segmentasi dari Toko Sepatu Docmart adalah kalangan menengah kebawah seperti anak muda dan anak sekolah yang membutuhkan barang-barang dengan harga terjangkau. Oleh karena itu, harga yang ditawarkan pun terjangkau. Sepatu-sepatu tersebut dijual dengan harga 50.000 sampai 250.000 ribu rupiah. Harga yang ditawarkan pun sesuai dengan kualitas tetapi ada beberapa sepatu yang tidak direkomendasikan. Untuk hal Produk Toko Sepatu Docmart ini, biasanya Putri memberikan informasi terkait kualitas produk dengan memberikan foto asli produknya. Mengenai respon produk, Putri mengatakan bahwa ia banyak menerima respon baik dari pembeli dan jarang menerima komplain. “Kalo dari kualitas, sih, Alhamdulillah nggak banyak yang komplain, rata-rata pada puas.” Sepatu yang dijual Toko Sepatu Docmart merupakan produk buatan pengrajin sepatu di Bandung. Sepatu-sepatu yang dijual Putri merupakan hasil kerja sama dengan enam toko sepatu. Melalui kerja sama tersebut, Putri dapat menggunakan foto produk dari toko tersebut untuk dipublikasikan di akun media sosialnya. Melalui media sosial, produk Toko Sepatu Docmart sudah terjual ke seluruh Indonesia hingga Singapura melalui salah satu 64
reseller-nya. Proses pengiriman barang di online shop Toko Sepatu Docmart, berlaku sehari setelah pembeli mentransfer uang ke rekening bank Toko Sepatu Docmart. Proses pengiriman barang dilakukan melalui ekspedisi JNE yang telah menjadi langganan Putri untuk online shopnya. Kendala yang ditemui dengan sistem ini adalah barang yang dikirim melalui ekspedisi rusak dalam perjalanan. Kerusakan tersebut Proses wawancara kemunginan disebabkan oleh packing yang kurang rapi. Putri bercerita ketika ia mulai membuka usaha ini, ia membungkus sendiri barang yang akan dikirim. Ketika itu, ia membungkus sepatu apa adanya, tanpa melakukan quality control yang sekarang ia terapkan. Oleh karena itu, ia beberapa kali mendapat komplain dari pembeli. Namun hal tersebut sudah jarang ditemui karena Putri sudah menyiapkan karyawan khusus untuk mengontrol kualitas produk sebelum dikirim. Karyawan khusus ini bertugas memastikan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan pesanan pembeli. Mulai dari warna, ukuran, motif sepatu yang dipesan, dan memastikan bahwa barang yang akan dikirim dipacking dengan benar untuk mengurangi kemungkinan barang rusak dalam perjalanan.
Proses wawancara
Selain menggunakan ekspedisi JNE, Toko Sepatu Docmart pernah menerima sistem CoD (Cash on Delivery) untuk pembeli yang berdomisili di wilayah Bandung dan sekitarnya. Sistem Cash on Delivery merupakan sistem pengiriman barang, dimana penjual dan pembeli menentukan lokasi pertemuan untuk membayar dan memberi barang pesanan. Putri tak lagi menjalankan sistem CoD di usahanya karena pengalaman buruk dengan calon pembeli yang menghilang tanpa
kabar ketika barang siap diantar. Setelah menjalankan usaha sepatu selama satu tahun, Putri yang menyukai dunia fashion mulai melebarkan sayap usahanya dengan membuat bisnis lainnya yang bergerak di bidang yang sama. Usaha baru ini bernama Princess Daily yang menawarkan aneka ragam kebutuhan wanita, seperti pakaian, tas, dan sepatu. Princess Daily juga menggunakan 65
sistem online shop dan dipromosikan melalui akun instagram @princess__daily. Princess Daily baru saja rilis beberapa minggu lalu dan sudah menerima beberapa pesanan. Berbeda dengan Toko Sepatu Docmart yang dikirim dari Bandung, Princess Daily dikirim dari Jakarta. Produk yang ditawarkan berupa pakaian, tas, dan dompet. Segementasi dari usaha barunya ini sama dengan segmentasi Toko Sepatu Docmart, yaitu perempuan berusia 15—25tahun. Usaha ini juga dipromosikan melalui media sosial Instagram dengan Produk lain yang dijual oleh Putri nama @princess__daily yang baru saja launching beberapa minggu lalu.
Melayani Pembeli dengan Sabar dan Tegas Selaku pemilik dan juga pengelola akun media sosial Toko Sepatu Docmart, Putri menemui beragam sifat calon pembeli. Seperti calon pembeli yang tidak sabar, calon pembeli seperti ini selalu bertanya apakah online shop yang Putri jalankan bukan suatu penipuan dan ada pula pembeli yang selalu bertanya atau meneror ketika barang tak kunjung sampai. Untuk menghadapi tipe pembeli ini, Putri selalu menanggapi dengan sabar dan selalu memberikan informasi yang rinci kepada calon pembeli, seperti pengiriman barang diproses sehari setelah pembeli mentransfer, pengiriman barang yang dilakukan pada sore hari dan stok barang yang dapat berubah-ubah. “Yang nyebelin itu dia nanya ini penipuan atau nggak, aku jelasin dulu sistem usaha aku gimana, kalau masih nggak percaya, ya, mending nggak usah order,” ujar Putri ketika membahas calon pembeli yang pernah ditemuinya. Merespon dengan cepat serta memberi informasi tentang sistem penjualannya adalah cara Putri ketika melayani pembeli. “Pokoknya kasih informasi yang jelas, jangan sampai dia komplain.” Jelas Putri.
Membangun Usaha Tanpa Modal Putri membangun usahanya tanpa modal kecuali ponsel dan paket internet yang juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Selang beberapa bulan kemudian, ia mempromosikan usahanya di fanpage dengan modal promosi sebesar 130.000 rupiah. Awalnya Putri mendapat omzet berkisar 200.000 rupiah sampai 300.000 rupiah, seiring berjalannya waktu omzetnya terus meningkat. Setiap hari Putri bisa mengirimkan 10–15 pasang sepatu kepada pembeli. Selama menjalani usaha Toko Sepatu Docmart, Putri tidak mengalami kerugian yang signifikan. Kerugiannya hanya berupa stok sepatu yang dibatalkan oleh pembeli, namun sepatu tersebut bisa ia jual kembali. Selain mengalami kerugian stok, Putri sering menemui kendala ketika distributornya kehabisan stok sepatu yang dipesan. Untuk menghindari kekecewaan pembelinya, Putri 66
selalu memberitahukan bahwa stok yang dipesan dapat berubah-ubah. Apabila produk yang dipesan habis, biasanya Putri menawarkan untuk menggantikan model sepatu atau mengembalikan uang yang sudah ditransfer. Putri tidak sendirian dalam mempromosikan produk yang dijualnya. Ia memiliki 10 orang reseller yang membantu menjual produknya ke seluruh Indonesia. Putri pun menjalin hubungan baik dengan reseller yang salah satunya berada di Sulawesi. “Aku sama reseller udah kayak temen sendiri,” ucap Putri. Untuk menjadi reseller Toko Sepatu Docmart tidak sulit, hanya perlu melakukan pembelian minimal 200.000 rupiah dengan diskon 5%. Dari awal berdiri hingga sekarang, perkembangan Toko Sepatu Docmart terus meningkat.. Manajemen awal yang disiapkan dengan baik oleh Putri membuat perkembangan yang baik terhadap usahanya. Persiapan manajemen tersebut meliputi perekrutan karyawan dan peningkatan biaya promosi sehingga produknya dapat dikenal luas. Awalnya Putri hanya bekerja sendiri, mulai dari pengelola akun media sosial sampai mengirim barang ke ekspedisi. Hingga sekarang ia memiliki beberapa karyawan dan reseller. Putri mendapatkan pengalaman berwirausaha dari neneknya yang suka berjualan. Ia juga belajar membangun t wirausaha ketika menjadi anggota Oriflame, belajar seputar dunia wirausaha melalui buku, dan berbagi dengan teman sesama pengusaha serta komunitas wirausaha.
Training on Cruise dari Usaha Sendiri Pencapaian terbesar dari usaha Putri adalah berhasil mengunjungi Singapura dan Malaysia melalui sebuah program yang diadakan oleh komunitas Youthcare. Program tersebut ialah Training on Cruise (ToC) yang bertujuan untuk belajar mengenai kehidupan. Training on Cruise ini berlangsung selama enam hari di kapal pesiar Singapura—Malaysia. Modal yang dibutuhkan untuk mengikuti program tersebut sebesar 8.000.000 rupiah yang
Kegiatan Training on Cruise yang diikuti Putri selama senam hari di kapal pesiar
67
diperoleh dari usahanya selama ini. Training on Cruise juga menjadi salah satu motivasi Putri untuk serius menjalankan usahanya. Dari ToC, Putri mendapatkan banyak hikmah ketika mengumpulkan modal, yaitu sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin kalau dijalani. Ia juga menerapkan prinsip Be Do Have. Be, merancang mimpi setinggi mungkin. Do melakukan yang terbaik dengan usaha maksimal dan Have, menyerahkan hasil usaha kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Harapan Kedepannya Di zaman yang serba teknologi ini, Putri berharap kedepannya mahasiswa/pelajar dapat memanfaatkan gadget untuk berjualan dan memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak. Putri yang juga seorang guru akuntansi di SMK Mandalahayu, Bekasi ini menyarankan kepada murid-muridnya agar mulai berwirausaha. Ia ingin murid-muridnya tidak mengharapkan uang jajan pemberian orangtua, melainkan mulai usaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi dengan berjualan atau hal lain yang sesuai dengan minat mereka. “Aku juga nyaranin ke murid-murid aku dari sekarang jangan mengharapkan uang jajan dari orangtua karena kebutuhan kita banyak banget, dan ga akan cukup.” Putri berharap usahanya dapat berkembang pesat, bermanfaat bagi orang banyak dengan membuka lapangan pekerjaan. Putri yang memiliki hobi travelling ini ingin sekali dapat mengunjungi beberapa tempat wisata. Ia ingin bisnisnya tetap berjalan dengan baik walaupun ia sedang menjalani hobinya. Target kedepannya, Putri berharap ia bisa meluncurkan produk hasil buatannya sendiri. “Bisnis berjalan walaupun aku lagi jalan-jalan, itu cita-citaku banget. Jadi, bisnis bisa jalan meskipun yang punya lagi jalan-jalan. Aku bisa dapat uang walaupun tanpa campur tangan secara langsung,” ujar Putri sebagai penutup. (Santi Kassa & Silvianiati)
Editor : Ulfah Nurzaakiah dan Viviani Adriel Layout: Santi Kassa
68
Jenuh Bekerja Kantoran, Buka Usaha Tanpa Modal B
ekerja kantoran selama bertahun-tahun menjadi hal yang menjenuhkan bagi Leslie Maureen. Energi, sumber daya, dan waktu Leslie habis hanya untuk bekerja pada orang lain. Tak ingin terikat oleh pekerjaan, Leslie, wanita penyuka olahraga bersepeda inipun membuka sebuah usaha yang minim komitmen dan tanpa modal sekedar untuk mencari “kebebasan”. Siapa sangka, usahanya kian maju hingga memiliki klien perusahaan besar semancanegara. Agency. Bidang yang digeluti Leslie ini mungkin tidak asing lagi di telinga kita. Agency adalah perusahaan yang menawarkan jasa pengkomunikasian brand/produk kepada khalayak yang dituju. Dunia agency yang dinamis dan tidak memiliki jam kerja tetap, membuat Leslie enggan meneruskan bekerja
Leslie yang awalnya sering mendapatkan side job dari klien, merasa kewalahan menangani beberapa project sekaligus. Karena klien yang rutin memberikan side job, ia melihat peluang bisnis dari side job tersebut tampak menjanjikan. Leslie pun memutuskan untuk resign dari kantor
kantoran di sebuah perusahaan agency dan membuat sebuah usaha sendiri. Usaha periklanan multinasional yang berkantor di tersebut ia bangun pada tahun 2008 dengan bilangan Pancoran, Jakarta Selatan. nama Dialectique Communication. 69
“Karena peluang bisnisnya bagus dan jasa, mulai dari pembuatan konsep hingga bisa dikerjakan secara long term saya pun menghasilkan produk jadi–dalam bentuk memutuskan untuk membuat usaha sendiri di tercetak maupun digital. Contoh produk bidang komunikasi dan desain,” ungkapnya. yang dihasilkan seperti billboard ads, tv “Dialectique–sebenarnya terdiri dari 2 kata, commercial, website, pop up promotion, dan dial yang artinya menghubungi, dan etique , masih banyak lagi. dari bahasa French-Latin yang artinya etika. “Target tidak berarti harus massal, Jadi, kita menghubungi klien dengan etika,” namun bisa juga bersegementasi ke jelas Leslie soal arti nama Dialectique, konsumen yang lebih kecil. Singkatnya, Anda “Tidak ada hubungannya dengan mau jenis komunikasi yang seperti apa, dan dialektik dalam bahasa akan kami wujudkan,” Indonesia.” Dialectique jelasnya. “Kami adalah sebuah agensi yang mengomunikasikan brand “Jangan harap mengomunikasikan produk/ sebuah perusahaan kepada untung dulu selama merek perusahaan kepada target audience yang mereka target audience, atau bisa dibilang sebagai konsultan untuk iklan.
2 tahun pertama, pokoknya asalkan modal balik saja, sudah cukup.”
“Work is Fun” Tagline “Work is Fun” merupakan visi Leslie untuk bekerja dengan santai. Ya, Leslie ingin bekerja dengan menyenangkan, bukan untuk mengejar keuntungan sebesar mungkin dan tidak ingin terbebani kontrak kerja atau cabang perusahaan. “Yang penting kerja dengan menyenangkan saja.” ungkapnya. Sehingga ketika ditanya soal target mengembangkan usaha, Leslie hanya menjawab, “Kami sama sekali tidak berniat untuk membuka cabang di daerah lain, meminjam modal, melibatkan investor untuk perusahaan atau merekrut lebih banyak tenaga kerja tetap. Karena niat awalnya hanya untuk bekerja dengan menyenangkan, tanpa terikat dengan
Tidak Butuh Modal Besar
berbagai pihak.”
dana pribadi seadanya, relasi, dan alat yang memadai, sehingga terbentuklah sebuah bisnis yang kini mampu menangani klien besar seperti perusahaan multinasional.
Jasa yang Diberikan 70
inginkan. Misalnya untuk menjangkau mancanegara, maka dibuatlah website . Untuk acara tertentu, maka dibuatlah pop up promotion,” lanjutnya lagi. Jadi, Dialectique tak hanya menawarkan jasa desain dan produksi untuk iklan, melainkan juga bisa memfasilitasi sebuah brand yang ingin mengikuti acara tertentu, misalnya pameran yang membutuhkan bahan promosi seperti pop-up table, X-banner, dsb.
Dialectique menawarkan beragam
Dalam membangun bisnisnya, Leslie tidak membutuhkan modal besar. “Kami tidak butuh modal besar, karena usaha ini sifatnya jasa, bukan produksi atau barang. Jadi cukup dengan modal yang kami miliki saat itu, ya yang pasti medium utamanya dengan komputer.” Hanya bermodalkan
“Perubahan selama menjalani usaha, sih, tidak ada yang signifikan ya. Hanya peralihan dari yang tadinya banyak menggunakan printed ads , kini beralih ke digital.” jelasnya soal perubahan yang dialami selama menangani pesanan klien. Dalam satu bulan, Dialectique mampu menangani beberapa klien sekaligus yang membuat deadline menumpuk, “Kalau deadline menumpuk, sih, selalu, ya. Bahkan sekarang saja ada 3 deadline yang berdekatan,” katanya dengan santai.
Dipercaya Klien-klien Multinasional Awal berdirinya perusahaan Dialectique memang tidak mudah, “Jangan harap untung dulu selama 2 tahun pertama, pokoknya asalkan modal balik saja, sudah cukup.” ungkap Leslie. Berbagai kesulitan pun dialami Leslie, seperti gaji bulanan yang tidak tetap karena bergantung pada klien dan project yang dikerjakan. “Finansial jadi tidak stabil, pendapatan dan waktu kerja juga tergantung klien” jelasnya. Selama tahun-tahun awal berdirinya perusahaan, Leslie bekerja keras mencari klien agar ada pemasukan untuk perusahaan dan dirinya. Kerja keras memang tidak pernah mengkhianati hasil. Setelah 8 tahun berdiri, perusahaannya sudah dipercaya oleh berbagai klien multinasional, seperti Unilever, BNI 46, Castrol, Dulux, Holcim, dan masih banyak lagi. Bahkan beberapa perusahaan mancanegara pun menjadi klien Dialectique Communication, “Kita pernah
menangani perusahaan Singapur[a] yang penetrasi market-nya ke Indonesia. Tapi kebanyakan, sih, perusahaan multinasional yang memang ingin memasarkan produknya di pasar Indonesia.” Meskipun fokus di pasar Indonesia, jasa yang ditawarkan Dialectique mampu menarik perusahaan mancanegara, “Misalnya, kami waktu itu menangani project QunciVillas (sebuah villa di daerah Lombok). Ya, dengan web , kami mengatur google analytics dan SEO-nya untuk menargetkan orang-orang Eropa.”
Tidak Memiliki Kantor Tetap Uniknya lagi, Leslie mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki kantor tetap, “Kita punya basecamp, tapi seringnya kerja di luar, jadi fleksibel. Kantor kami bisa dibilang coffee shop . Tergantung kemauan klien. ”Hanya bermodalkan laptop, Leslie mampu mengerjakan berbagai project besar di berbagai tempat umum seperti coffee shop & restoran yang lokasinya juga variatif, seperti di mall atau tempat-tempat lainnya yang dikehendaki klien. “Office is so last year.” ujarnya sambil tertawa. Biasanya, klien akan bertemu dengan Leslie untuk memberikan arahan tentang konsep yang mereka inginkan, kemudian setelah deal, project akan mulai dikerjakan. Setelah itu barulah klien dan Leslie bertemu lagi untuk preview project dan mengadakan revisi jika perlu. 71
Dalam mengerjakan sebuah project, pendapatan Dialectique Communication sangat beragam. Hal ini tergantung pada kesulitan dan cakupan kerja sebuah project. “Biaya pembuatan konsep biasanya dimulai dari 25 juta rupiah, sedangkan untuk produksi bisa mencapai 300 juta rupiah ke atas. Biasanya klien meminta langsung sepaket dengan produksi, jadi kami bekerja sama dalam tahap produksi dengan pihak-pihak luar atau outsource.” jelas Leslie. Saat ditanya soal omzet perusahaan yang sudah mapan ini, Leslie menolak menjawab angkanya. Ia beralasan, “Rahasia perusahaan. Dikira-kira saja dari price list project
yang dikerjakan.” jelasnya sambil tersenyum lebar. Mengenai persaingan dengan agency lainnya, Leslie memiliki sebuah analogi yang unik, “Begini, coba lihat diluar sana. Ada begitu banyak penjual nasi goreng, bahkan kadang begitu banyaknya sampai jualannya pun bersebelahan. Tapi lihat, tukang nasi goreng tetaplah selalu adadan ada saja pembelinya. Karena masing-masing tukang nasi goreng walaupun serupa, pasti memiliki langganannya tersendiri.” Analogi itulah yang membuat Leslie percaya diri untuk terus membangun bisnisnya tanpa harus takut dengan persaingan.
Melebarkan Sayap Usaha
L
eslie tak berhenti mencoba hal baru dalam berbisnis. Tak puas hanya menggeluti bidang desain, wanita penikmat kopi tersebut mulai merintis sebuah bidang usaha baru yang berbeda dari usaha sebelumnya. Sebuah bisnis yang sesuai dengan minatnya kepada minuman berkafein, ia beri nama “Melek Kopi.” Nama “Melek” diambil dari paradigma umum soal kopi bagi masyarakat, “Kan kalau ngomongin kopi, langsung ‘melek’ gitu ya, jadi biar lebih gampang diingat saja, apalagi Indonesia banget kan Minatnya terhadap kopi muncul sejak tahun 2014, namun Leslie baru serius untuk merintis usaha ini setahun belakangan. Ia terinspirasi membuat sebuah usaha di bidang kopi ini karena ia menganggap kopi sebagai sebuah seni, “Bagi saya kopi adalah sebuah art. Misalnya dimulai dari memetik biji kopi yang tidak boleh asal-asalan, roasting kopi, kemudian saat masuk ke mesin – semua sudah harus precise atau ada takarannya, sehingga saat end user minum hasil kopi tersebut, masih terasa karakter asli kopi tersebut.” Wanita kelahiran 1978 ini mengungkapkan alasannya membangun bisnis barunya, “Dialectique kan sudah kita mulai dari 2008, jadi usianya sudah 8 tahun di tahun 2016 ini. 72
Jadi saya lihat dia sudah growing, sudah mapan, dan bisa berdiri sendiri. Nah, saya ingin mencari mainan baru, yang bisa jadi ‘baby’ lagi hingga berdiri sendiri.” jelasnya. Proses perencanaannya memakan waktu 6 bulan dan hingga kini sudah berada dalam tahap program development. “Karena kami melihat persaingan yang terlalu ketat dengan berbagai coffee shop, serta modal yang terlalu besar kalau kami membuat sebuah kedai kopi, kami membuat konsep ‘coffee on call’. Jadi kita datang ke acara apa pun dan freshly brewed our coffee on site.” Melek Kopi memiliki berbagai varian beans yang ditawarkan. House blend-nya sendiri adalah Flores-Bali dan guest blendnya antara lain Java Malabar, Etiopia, Flores, Malabar, dan lainnya. “Jadi setiap consumer call akan kita kasih pilihan mau house blend atau guest blend kita,” jelasnya soal pilihan jenis kopi. Cara pemesanan Melek Kopi pun sangat mudah, “Tinggal telepon saja, atau hubungi via media sosialnya, dan kita akan datang ke lokasi dengan minimum pemesanan 50 cups.” Serupa dengan Dialectique, Melek Kopi tidak memiliki lokasi tertentu dan kisaran harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, “Karena kami tidak memiliki coffee shop, jadi jauh lebih hemat, ya. Kisaran harga untuk minimum 50 cup ke daerah Jabodetabek, kami memberi harga sebesar 1,2 juta rupiah. Sudah termasuk dengan barista, beans, transportasi, dll.” Singkatnya, seperti menyajikan kopi ala coffee shop di lokasi yang telah disepakati klien. Saat ditanya soal target pasar dari Melek Kopi, Leslie menjawab bahwa Melek Kopi menargetkan mereka yang memiliki acara dan ingin memberikan nilai lebih kepada orang yang datang ke acara tersebut. Atau kepada orang yang memang ingin sesuatu yang berbeda dari sekedar coffee maker atau kopi instan saja. Sebagai seseorang yang santai dan tidak ingin terikat, Leslie kembali mengusung konsep outsource bagi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Melek Kopi, misalnya barista Melek Kopi adalah pegawai freelance. “Biasanya mereka (barista) bekerja juga di tempat lain. Yang pasti, mereka (barista) bisa menyesuaikan dengan style kita saja.” jelasnya soal kriteria barista di Melek Kopi, “Memang kiblat kita ke arah ABCD Coffee (re: coffee school di Jakarta), 73
selain itu saat set-up bisnis ini, kami memang mengambil konsultan lulusan ABCD.” ungkapnya lagi. Leslie mengaku merasa senang memiliki dua bisnis yang berbeda, karena bisnis tersebut sesuai dengan minatnya. Sehingga ia tidak keberatan untuk mengembangkan dua bisnis yang berbeda dengan tidak mengabaikan salah satu bisnisnya. “Itu pentingnya multitasking, jadi saya bisa menjalankan keduanya bersamaan. Apalagi Melek Kopi masih baru, jadi belum terlalu menyita waktu.” Leslie berharap kedepannya Melek Kopi dapat menjangkau daerah-daerah di luar Jabodetabek. Namun, Leslie tidak ingin usaha ini membuatnya tidak bisa bersantai, “Karena niat awalnya untuk fun, jadi kami tidak berniat untuk terlalu terikat. Selain itu, tujuan utamanya punya bisnis kan untuk membiayai diri sendiri, selama itu sudah tercapai, ya sudah.” tukasnya santai. (Ulfah Nurzaakiah & Viviani Adriel) Editor: Silvianiati & Santi Kassa Layout: Ulfah Nurzaakiah
74