PERMASALAHAN PESERTA DIDIK KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 5 PADANG Oleh: Handoko Fitria Kasih Jarudin Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Acceleration means that the speed of learning as the implications of studying complete systems (master learning) also showed learners have extraordinary intelligence and are able to achieve a predetermined competence is much faster and has a very good result, learners who have exceptional intelligence is a characteristic special is not much need time and assistance in completing accelerated predetermined competencies, such as remedial and enrichment programs. The problem in this study is what are the problems of students in accelerated classes SMP Negeri 5 Padang. This study aimed to describe: The problems of students in learning tasks load and peer social relationships particularly accelerated classes at SMP Negeri 5 Padang. This research is a descriptive study sought to describe a situation for what it is. The population in this study were students in accelerated classes SMP Negeri 5 Padang. Sampling in this study using stratified random sampling. So the sample size in this study were as many as 43 people. The instrument used in this study was a questionnaire. As for the use of data analysis techniques percentage. Results of this study reveal that: Problem learners as follows: 1. Load assignments a lesson). Of individuals included in the category of problematic enough, b) From the teachers including the category is less problematic, c) From the family including the less problematic category, 2. Problems of students in a peer social relationships) of individuals including the less problematic category, b) of the learning environment including the less problematic category, c) From playing environment including the less problematic category. The conclusion is: The problem learners accelerated classes at SMP Negeri 5 Padang fall into the category of less problematic. However the researchers looked less problematic category does not mean students get guidance and counseling services which become one of the purposes of this study. Based on the results of these studies recommended a material by providing services such as information services, content services, guidance services and counseling groups to create an atmosphere of classroom learners better acceleration. Keywords: Problematic, Acceleration, Student.
menyelesaikan program pendidikan
PENDAHULUAN Penyelenggaraan pendidikan
sesuai dengan kecepatan belajar
yang dilaksanakan di Indonesia dari
masing-masing
masa ke masa lebih banyak bersifat
menyimpang dari ketentuan batas
klasikal
yaitu
waktu yang ditetapkan. ” Pendidikan
berorientasi pada kuantitas untuk
khusus yang dimaksudkan dalam
dapat melayani sebanyak-banyaknya
pasal
jumlah
pendidikan yang ditunjukan bagi
atau
massal,
peserta
didik.
Mudasir
dan
tersebut
adalah
peserta
kelemahan
dari
kecerdasan dan bakat istimewa di
penyelenggaran pendidikan seperti
atas kecerdasan dan bakat peserta
ini adalah tidak terakomodasinya
didik normal.
kebutuhan individual peserta didik
Untuk
diluar
tampak
kelompok
peserta
yang
sebuah
(2011:15), mengemukakan bahwa yang
didik
tidak
memiliki
memfasilitasi
anak
didik
yang memilik potensi kecerdasan
normal. Padahal hakikat pendidikan
dan bakat istimewa dalam hal
adalah untuk memungkinkan peserta
peningkatan
didik
dapat dilakukan dengan berbagai
mengembangkan
potensi
kualitas
kecerdasan dan bakatnya secara
cara.
optimal.
penyelenggaraan kelas akselerasi.
Sesuai dengan UU No. 20 Tahun
2003
tentang
Sistem
Salah
Mimin
satu
pendidikan
yaitu
Haryati
Setyono,
dengan
(Hendro
2011:1),
Ari
menjelaskan
Pendidikan Nasional Bab IV. Pasal
akselerasi berarti percepatan belajar
5 Ayat 4 yang berbunyi, "Warga
sebagai implikasi dari sistem belajar
Negara
tuntas
yang
kecerdasan
memiliki
learning)
juga
menunjukan adanya peserta didik
pendidikan
yang memiliki kecerdasan luar biasa
khusus". Dan pasal 12 ayat 1 yang
dan mampu mencapai kompetensi
menegaskan“setiap
didik
yang telah ditetapkan jauh lebih
satuan
pendidikan
cepat dan memiliki kecerdasan luar
mendapatkan
pelayanan
pada berhak
bakat
(master
istimewa
berhak
dan
potensi
memperoleh
setiap
peserta
biasa
ini
memiliki yaitu
karekteristik
pendidikan sesuai dengan bakat,
khusus
tidak
banyak
minat dan kemampuannya; serta
memerlukan waktu dan bantuan
dalam
menyelesaikan
Colengelo (Hawadi 2004:57)
percepatan
kompetesi yang telah ditetapkan,
menyebutkan
bahwa
istilah
misalnya program remedial dan pengayaan
dapat
mengganggu
yang diberikan (service delivery),
optimalisasi belajarnya. Mulyasa (Sofan Amri 2011:1), menjelaskan
akselerasi
dimungkinkan sehingga
untuk
peserta
belajar diterapkan
didik
yang
memiliki kemampuan di atas ratarata
dapat
menyelesaikan
pembelajaran lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan. Akselerasi belajar tidak sama dengan lonjatan kelas sebab dalam akselerasi belajar peserta
didik
tetap
harus
mempelajari seluruh bahan yang harusnya
dipelajari.
Akselerasi
dapat dilakukan dengan bantuan modul atau lembar kerja yang disediakan
sekolah.
Melalui
akselerasi belajar peserta didik yang berkemampuan
tinggi
dapat
mempelajari seluruh bahan pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta didik lain.
akselerasi menunjuk pada pelayanan
dan kurikulum yang disampaikan. Tetapi
pengertian
yang
sering
digunakan yaitu: Sebagai model pelayanan, peserta didik meloncat kelas
dan
mengikuti
pelajaran
tertentu pada kelas di atasnya. Sebagai
model
kurikulum,
akselerasi
berarti
mempercepat
bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh peserta didik saat itu. Dalam hal ini, akselerasi dapat dilakukan
dalam
kelas
reguler,
ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk kelas reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk akselerasi yang diambil bisa telescoping dan peserta didik dapat menyelesaikan dua tahun atau lebih kegiatan belajarnya menjadi satu tahun atau dengan cara self-paced
studies, yaitu peserta didik mengatur
kelas
kecepatan belajarnya sendiri.
terjadinya
Dari hasil wawancara yang
akselerasi
kesehatan
kelas
penurunan peserta
biasa, kondisi
didik
dengan
dilakukan Guru Pembimbing Dra.
padatnya jadwal belajar, karena
Elfi. M.Pd., Kons. Selasa 28 April
banyaknya
materi
yang
harus
2012 terdapat beberapa dampak
dipelajari
peserta
didik
agak
psikologis
peserta
kesulitan
beberapa
tahun
program
didik
setelah
penyelenggaran
akselerasi,
dalam
mengelola
emosinya, sikap dan kebiasaan yang
diantaranya:
kurang baik dari peserta didik seperti
pada masa transisi 3 bulan pertama
merasa lebih pintar jadi tidak mau
peserta
berteman dengan kawan - kawan
didik
mengalami
stres
karena kaget dengan cepatnya materi
yang kelas biasa.
yang diberikan, padatnya tugas-tugas
Adapun batasan permasalahan
membuat siswa menjadi eksklusif
dalam
dan kurang bersosialisasi dengan
Permasalahan peserta didik pada
teman-teman reguler.
banyaknya
Didukung
penelitian
ini
tugas-tugas
adalah:
pelajaran,
oleh hasil observasi penulis tentang
permasalahan peserta didik pada
permasalahan yang dihadapi peserta
hubungan social teman sebaya/
didik akselerasi adalah peserta didik
Tujuan
yang ingin
dicapa
merasa terbebani dengan banyanya
dalam penelitian ini adalah untuk
tugas
harus
mengungkap permasalahan berkaitan
merasa
dengan permasalahan peserta didik
dan
dipelajari, kurang
bahan peserta
waktu
yang didik
untuk
bermain,
kurangnya sosialisasi peserta didik
pada pelajaran,
banyaknya
tugas-tugas
permasalahan
peserta
didik pada hubungan social teman
(VII.1,VII,2), kelas VIII terdapat
sebaya
dua kelas (VIII.1,VIII.2) dan kelas
METODE PENELITIAN
IX terdapat dua kelas (IX.1,IX.2),
Penelitian penelitian
ini
merupakan
deskriptif.
Menurut
Lehmann (A. Muri Yusuf, 2005:83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta dan sifat populasi tertentu, atau
mengambarkan
fenomena
secaradetail. A
Muri
bahwa
Yusuf
“Populasi
merupakan totalitas semua nilainilai
yang
mungkin
dari
pada
karakteristik tertentu sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
peserta
didik kelas akselerasi di SMP Negeri 5 Padang tahun Ajaran baru 2012-2013 yang berjumlah pada keles
VII
didik. Penelitian ini mengungkapkan permasalahan peserta didik kelas akselerasi. Oleh karena itu penulis menggunakan teknik
terdapat
dua
kelas
penarikan
sampel secara stratified random sampling. Dengan jumlah sampel sebanyak 66 peserta didik, dalam menentukan kelas mana yang akan menjadi
Menurut (2005:183)
dengan jumlah populasi 192 peserta
sampel,
menggunakan sampling
sample
penulis random
yaitu teknik penarikan
sampel secara acak. Pengolahan dengan
data
menggunakan
dilakukan rumus
persentase yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (2005:365) dengan rumus. P= ×100 Keterangan: P : Tingkat Persentase jawaban F : Frekuensi jawaban N : Jumlah keseluruhan responden
100 : Jumlah angka mutlak
Fadillah (2004:34) situasi tidak nyaman ini menurut teori
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan, permasalahan peserta didik kelas akselerasi dalam beban tugas – tugas pelajara yaitu: a) Dari Individu 75.75% berada pada kondisi cukup bermasalah, b) Dari Guru 77.27% berada pada kondisi kurag bermasalah, dan c) Dari Keluarga 57.57% berada pada kurang bermasalah.
BSPN (Badan Standar Pedidikan 2006:106) bahwa beban
belajar yang berat justru dipandang sebagai
tantangan,
meningkatkan
motivasi
yang
istimewa,bahwa peserta didik cerdas dan berbakat istimewa memiliki yang
menghadapi
tinggi
tugas-tugas
ketika yang
menantang mereka juga memiliki konsep
diri
akademik
positif,
memiliki fleksibilitas dalam berfikir, dan sangat fleksibel menggunakan pendekatan dalam belajar. bahwa peserta didik dengan kecerdasan istimewa memiliki ego strength yang
lebih
motivasi.
bagus
peserta didik normal.
dibandingkan
Beban
tugas
belajar yang banyak bisa menjadi tekanan (stressor) bagi kesehatan mental menunjukkan bahwa peserta didik
kelas
belajarnya
akselerasi berorientasi
yang pada
performance goal merasakan beban belajar yang lebih berat daripada peserta didik kelas akselerasi yang berorientasi
pada
learning goal. Sekalipun demikian mereka
tidak
sampai terganggu
belajarnya, justru beban tersebut menjadi stressor positif bagi peserta didik kelas akselerasi.
belajar
peserta didik yang kecerdasannya
motivasi
sumber
belajarnya
Seperti yang dikatakan oleh
Nasional
belajar kognitif justru merupakan
Berdasarkan data yang telah peneliti kumpulkan, permasalahan peserta didik kelas akselerasi dalam hubungan sosial teman sebaya yaitu: a) Dari Individu 40.90% berada pada kondisi kurang bermasalah, b) Dari lingkungan belajar 75.75% berada
pada
kondisi
kurang
bermasalah, dan c) Dari lingkungan bermain 77.27% berada pada kurang bermasalah. Rejeki.L mengatakan
bahwa
(2005:91) kelemahan
utama program akselerasi adalah
menyangkut
penyesuaian
sosial
peserta didik bahwa dampak negatif
KESIMPULAN Bedasarkan analisis data dan
program akselerasi adalah pada
pembahasan
perkembangan sosial peserta didik.
kesimpulan mengenai permasalahan
kesulitan sosial yang dihadapi tidak
peserta didik kelas akselerasi di SMP
berdampak besar karena kesempatan
Negeri 5 Padang, yaitu:
untuk
1. Beban tugas – tugas pelajaran
mendapatkan
tantangan
intelektual jauh lebih berarti dari
peserta
maka
didik
dapat
yaitu:
diambil
1)
Dari
pada kesulitan sosial yang dihadapi, program
akselerasi
menimbulkan
tidak
masalah
akan pada
perkembangan sosial peserta didik apabila
pelaksanaan
dan dilakukan pemantauan terhadap performansi akademik peserta didik. Hurlock
penjelasan
sebelumnya,
tidak
terdapat
perbedaan
penyesuaian
sosial
antara
perempuan
dan
laki
-
laki.
Perempuan dan laki - laki dengan tingkat
Dari guru 77.27% berada pada kategori kurang bermasalah 3) Dari keluarga 57.57 % berada pada kategori kurang bermasalah.
(1999:67)
menyatakan pendapat yang berbeda
yaitu
kategori cukup bermasalah 2)
program
akselerasi dirancang secara matang
dengan
individu 75.75% berada pada
inteligensi
yang
tinggi
2. Hubungan sosial teman sebaya peserta didik terlihat yaitu: 1) Dari individu 40.90% berada pada kategori kurang bermasalah 2) Dari lingkungan belajar 75.75% berada
pada
kategori
kurang
cenderung bereaksi secara tepat terhadap Inteligensi
situasi tinggi
yang
dihadapi.
berhubungan
dengan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri pada situasi sulit, konflik, dan frustrasi sehingga dapat mencari jalan keluar secara tepat, efektif, dan efisien.
bermasalah 3) Dari lingkungan bermain 77.27 % berada pada kategori
kurang
bermasalah.
akselerasi
SARAN 1. Peserta Didik agar peserta didik lebih meningkatkan cara belajar dan
berkosentrasi
mengerjakan pelajaran
tugas serta
dalam –
tugas
meningkatkan
hubugan sosial yang baik sesama teman
dilingkungan
sekolah
maupun lingkungan masyarakat. 2. Kepala Sekolah agar mejadi bahan pertimbangan serta masukan bagi pihak
sekolah
sebagai
agar
peserta
didik
nyaman dengan kondisi dan status sebagai kelas akselerasi. 4. Peneliti
selanjutnya
diharapkan
kepada peneliti selanjutnya agar bisa melakukan penelitian lanjutan terhadap
permasalahan
akselerasi
dalam
misalnya
penelitian
dengan
dua
kelas
aspek
variable
lain
korelasi antara
permasalahan kelas akselerasi dan kelas regular.
penyelenggara program akselerasi lebih untuk memperhatikan dan mengevaluasi program akselerasi kedepannya demi tercapainya misi dan visi SMP Negeri 5 Padang. 3. Guru
pembimbing
pembimbing peserta
guru
memperhatikan
didik
akselerasi
agar
khususnya
mengenai
kelas
pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan permasalahan beban
tugas
pelajaran
serta
hubungan sosial peserta didik kelas
KEPUSTAKAAN
Alsa, A. 2004. Program Pendidikan Akselerasi. Makalah dalam Seminar Pro Kontra Program Akselerasi, dapatkah Pendampingan Psikososial Menjembataninya?. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Asyanti,S.,Sofiati,M.Sudardjo. 2002. Peyesuaian Sosial di Sekolah pada Siswa-Siswi SMP.Indigenous Jurnal Psikologi UNPAD Badan Standar Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.BSNP
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1994. Perkembangan Sekolah Unggul. Jakarta: Depdikbut Hendro Ari Setyono, Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. 2011.Pembelajaran Akselerasi. Jakarta:Prestasi Pustaka Mudasir. 2011. Managamen Kelas.Riau: Zanafa Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitiann “Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah”. Padang: UNP Press.