PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG FUNGSI TES INTELEGENSI DI SMA 11 NEGERI PADANG Oleh: DAFIT SATRIA* Fitria Kasih ** Nofrita **
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Beckground of this research is opinion of students about the function of intelligence test still not yet suitable with wish or aim, limitation of this research are : (1) student’s perception about the function of intelligence test viewed from prediction, (2) ) student’s perception about the function of intelligence test viewed from diagnose, (3) student’s perception about the function of intelligence test viewed from evaluasi. The purpose of this research is to find out student’s perception function of intelligence test. This research is descriptive quantitative. The subject or population of this study were 287 student, meanwhile sample of this study were 57 students. Selecting of sample was through simple random sampling technique. The data was compiled by questionnaires for students, while analysis data have done through percentage technique , The result of this research shows: (1) student’s perception about the function of intelligence test at senior high eleven padang viewed from prediction about competence’s level and success’s level of students state at enough good category with percentage 54,38 %, (2) student’s perception about the function of intelligence test at senior high eleven padang viewed from diagnose about formulation of the problem and speculation that give effect for students state at enough good category with percentage 52,63 %, (3) student’s perception about the function of intelligence test at senior high eleven padang viewed from evaluasi about self comprehension, self evaluation and self acceptance of students state at category enough good with percentage 59,64 %.
Key words : perception, student’s, intelligence test
PENDAHULUAN Manusia pada hakekatnya adalah makhlub yang sempurna. Manusia dibekali oleh sang pencipta dengan berbagai potensi dan kemampuan untuk bisa mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Potensi yang dimiliki manusia berupa kecerdasan intelektual, bakat, minat, yang semua potensi tersebut memiliki peluang untuk dikembangkan dan disalurkan. Setiap individu memiliki potensi yang berbeda satu
dengan lainnya. Cara belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi cara belajar mahasiswa kadang kala berasal dari diri mahasiswa itu sendiri dan dari luar diri mahasiswa. Semua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru BK untuk mengetahui perbedaan potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik adalah dengan menggunakan tes inteligiensi dan kemudian guru BK harus
melakukan penginformasian terhadap hasil tes inteligensi tersebut. Menurut Anastasi dan Susana Urbina (2006:4) “tes psikologis pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu”. Menurut Shaleh (2004:110) “persepsi adalah proses yang menggabungkan dan mengorganisirkan datadata indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadarakan diri kita sendiri” Menurut Leavitt (Desmita 2009:177) “persepsi adalah bagaimana cara seseorang melihat sesuatu atau bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu”. Menurut Rakhmat (Sobur 2003:446) bahwa “persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada saat melaksanakan PPLBK di Sekolah pada tanggal 18 Maret 2013, bahwa guru BK belum memberikan informasi yang jelas tentang tes intelegensi kepada peserta didik sehingga masih ada antusias peserta didik untuk mengetahui hasil tes inteligensi sangat rendah, pada pelaksanaan tes peserta didik ada yang kurang serius dalam mengerjakannya, dan masih ada peserta didik yang keluar masuk dan ribut dan ada juga mereka yang melihat kiri dan kanan serta ada juga yang berbicara dengan teman sebelah pada saat tes berlangsung, masih ada ketidaktahuan peserta didik untuk merencanakan tujuan pendidikan yang akan di tempuh untuk masa yang akan datang, karena masih ada peserta didik yang mempunyai prediksi yang kurang tepat terhadap hasil tes intelegansinya, dan mereka masih ada yang belum memahami pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, sehingga peserta didik ada yang mengevaluasi hasil tes intelegensinya yang kurang tepat . Mengingat bahwa masalah peneliti mencangkup banyak hal, maka peneliti akan membatasi masalah yang ada pada identifikasi masalah menjadi beberapa hal saja, adapun batasannya yaitu: a) Persepsi peserta didik tentang fungsi tes inteligensi yang dilihat dari prediksi b) Persepsi peserta didik tentang fungsi tes inteligensi yang dilihat dari diagnosis c) Persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi yang dilihat dari evaluasi. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan: a) Persepsi peserta didik tentang fungsi tes inteligensi yang dilihat dari prediksi b) Persepsi peserta didik tentang fungsi tes inteligensi yang dilihat dari diagnosis. c) Persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi yang dilihat dari evaluasi.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif Menurut Yusuf (2005:85) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. (Yusuf, 2005:83), “penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”. Alat pengumpul data yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah angket atau quesioner. ”. Menurut Mulyatiningsi (2011:28) “kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan data yang memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian”. Data diolah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh A. Muri Yusuf (2005:249) dengan rumus sebagai berikut: P = x 100 Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi yang sedang dicari pengentasannya N = Number of cases ( jumlah frekuensi/ banyak individu)
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai untuk melihat: A. Persepsi Peserta Didik tentang Fungsi Tes Intelegensi di SMA Negeri 11 Padang Dilihat dari Prediksi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persepsi Peserta Didik tentang Fungsi Tes Intelegensi Dilihat dari Prediksi Segi Tingkat Kemampuan
Berdasarkan hasil pengolahan data tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari prediksi tentang tingkat kemampuan berada pada kategori cukup baik dengan persentase 71,92 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang tingkat kemampuan masih rendah maka guru BK harus memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang tingkat kemampuan yang mereka miliki. 2. Persepsi Peserta Didik tentang Fungsi Tes Intelegensi Dilihat dari Prediksi Segi Tingkat Keberhasilan Berdasarkan hasil pengolahan data tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari prediksi tentang tingkat keberhasilan berada pada kategori cukup baik dengan persentase 50,87%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang tingkat keberhasilan masih rendah maka guru BK harus memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang tingkat keberhasilan yang mereka miliki. Menurut Sukardi (2009:5) bahwa:Hasil pengukuran psikologis dapat membantu dalam memprediksi tingkat kemampuan atau ketingkat keberhasilan tertentu, yaitu individu memungkinkan memiliki harapan dalam bidang studi tertentu, pekerjaan, jabatan, atau karir tertentu, ataupun dalam bidang suatu usaha lainnya. Adapun Menurut Ane Anastasi (2007:6) bahwa: Prediksi pada umumnya berkonotasi perkiraan temporal contohnya, kinerja individu dimasa depan pada suatu pekerjaan yang diramal oleh kinerja tesnya sekarang ini. Akan tetapi, dalam arti luas diagnosis kondisi sekarang ini, minsalnya reterdasi mental ataupun kekacauan emosional, bahkan menyiratkan prediksi tentang apa yang ingin dilakukan individu dalam situasisituasi berbeda dari hasil tes sekarang. Konselor profesional yang terlibat dalam layanan testing, berkewajiban memberikan layanan informasi tentang prediksi hasil tes kepada para peserta didiknya dan menjelaskan kepadanya fungsi dan peranan dari tes yang dijalaninya. Dari hasil pengolahan data yang peneliti lakukan pada tahap
memprediksi peserta didik dari segi tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan masih belum maksimal dalam pencapaian hasil yang baik, dalam artian peserta didik masih berpendapat dan berpengalaman tentang fungsi tes intelegensi tersebut hanya cukup baik dikenalnya. Untuk itu diminta kepada peserta didik untuk memahami fungsi dari hasil tes tentang intelegensi tersebut agar peserta didik bisa mengetahui tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan yang akan diperoleh. B. Persepsi Peserta Didik tentang Fungsi Tes Intelegensi di SMA Negeri 11 Padang Dilihat dari Diagnosis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi dilihat dari diagnosis segi perumusan masalah Berdasarkan hasil pengolahan data tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari diagnosis tentang perumusan masalah berada pada kategori cukup baik dengan persentase 70,17 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang perumusan masalah masih rendah maka guru BK harus memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang perumusan masalah yang mereka miliki. 2. Persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi dilihat dari diagnosis segi perkiraan penyebabnya Berdasarkan hasil pengolahan data tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari diagnosis tentang perkiraan penyebabnya berada pada kategori cukup baik dengan persentase 52,63 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang perkiraan penyebabnya masih rendah maka guru BK harus memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang perkiraan penyebabnya yang mereka miliki. Menurut Sukardi (2009:5) adalah “perumusan masalah yang dihadapi siswa dan perkiraan penyebabnya”. Peserta didik dapat dapat dibantu untuk memahami dengan baik pengetahuan dan keterampilan tertentu yang dimilikinya sehingga peserta didik
memiliki wawasan yang jelas dalam bidang tertentu yang memungkinkan dapat diraihnya dengan cepat dan tepat. Adapun Menurut W. Stern (Sukardi :2009) Bahwa: Intelegensi adalah kemampuan untuk mengetahui probem serta kondisi baru, kemampuan berfikir abstrak, kemampuan bekerja, kemampuan menguasai tingkah laku insting, dan kemampuan menerima hubungan yang kompleks termasuk apa yang disebut intelegensi. Terlepas dari orientasi teoritis, ada kesepakatan umum bahwa indentifikasi ketidakmampuan belajar membutuhkan seperangkat tes dan prosedur observasi dukungan yang luas. Dari hasil pengolahan data yang peneliti lakukan pada tahap diagnosis peserta didik yang dilihat dari perumusan masalah dan perkiraan penyebabnya masih belum maksimal dalam pencapaian hasil yang baik, dalam artian peserta didik masih berpendapat dan berpengalaman tentang fungsi tes intelegensi tersebut hanya cukup baik dikenalnya. Untuk itu diminta kepada peserta didik untuk memahami fungsi dari hasil tes tentang intelegensi tersebut dengan baik. C. Persepsi Peserta Didik tentang Fungsi Tes Intelegensi di SMA Negeri 11 Padang Dilihat dari Evaluasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi yang dilihat dari evaluasi tentang pemahaman diri Berdasarkan hasil pengolahan data tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari evaluasi tentang pemahaman diri berada pada kategori cukup baik dengan persentase 57,89% . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pemahaman diri masih rendah maka guru BK harus memberikan pemahaman kepada peserta didik agar mereka bisa lebih paham dengan potensi yang di miliki. 2. Persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi yang dilihat dari evaluasi tentang penilaian diri Berdasarkan hasil pengolahan data tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari evaluasi tentang tingkat penilaian diri berada pada
kategori cukup baik dengan persentase 68,42 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang penilaian diri masih rendah maka guru BK harus memberikan pemahaman kepada peserta didik agar mereka bisa lebih paham dengan potensi yang di miliki. 3. Persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi yang dilihat dari evaluasi tentang penerimaan diri Berdasarkan hasil pengolahan data tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari penerimaan diri tentang penerimaan diri berada pada kategori cukup baik dengan persentase 59,64 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang penerimaan diri masih rendah maka guru BK harus memberikan pemahaman kepada peserta didik agar mereka bisa lebih paham dengan potensi yang di miliki sehingga lebih bisa menerima keadaan diri mereka. Menurut Sukardi (2009:4) tes intelegensi berfungsi bahwa:Tes dapat memberikan data untuk membantu para peserta didik dalam meningkatkan pemahaman diri (self-understending), penilaian diri (self-evaluation), dan penerimaan diri (self-acceptance). Juga, hasil pengukuran psikologis dapat digunakan peserta didik untuk meningkatkan persepsi dirinya secara optimal dan mengembangkan eksplorasi dalam beberapa bidang tertentu. Seperti diketahui tidak setiap orang mampu mengenal dan memahami gambaran tentang dirinya atau dengan mudah mengenal berbagai aspek dalam dirinya. Demikian juga para peserta didik banyak yang belum mampu untuk mengenal aspek-aspek dalam dirinya. Dari hasil pengolahan data yang peneliti lakukan pada tahap evaluasi peserta didik yang dilihat dari pemahaman diri, penilaian diri dan penerimaan diri masih belum maksimal dalam pencapaian hasil yang baik, dalam artian peserta didik masih berpendapat dan berpengalaman tentang fungsi tes intelegensi tersebut hanya cukup baik dikenalnya. Untuk itu diminta kepada peserta didik untuk memahami fungsi dari hasil tes tentang
intelegensi tersebut dengan baik agar peserta didik bisa memahami, menilai dan menerima diri setelah mendapatkan hasil tes intelegensi. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari Prediksi segi tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan. Disini dapat kita lihat persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi dilihat dari Prediksi segi tingkat kemampuan yang paling dominan dengan persentase 71,92 %. Selanjutnya dilihat persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari diagnosis segi perumusan masalah dan perkiraan penyebabnya Dapat kita lihat juga lihat persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi dilihat dari diagnosis segi perumusan masalah yang paling dominan dengan persentase 70,17 %. Selanjutnya dilihat persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi di SMA Negeri 11 Padang dilihat dari evaluasi segi pemahaman diri, penilaian diri dan penerimaan diri Dapat kita lihat juga lihat persepsi peserta didik tentang fungsi tes intelegensi dilihat dari evaluasi segi penilaian diri yang paling dominan dengan persentase 68,42 %. 1. Peneliti sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Strata Satu (S1) di program studi BK STKIP PGRI SUMBAR. 2. Program Studi BK sebagai bekal menyiapkan para calon guru pembimbing yang mempunyai pengetahuan tentang persepsi peserta didik tentang fungsi tes inteligensi di SMA Negeri 11 Padang. 3. Guru BK sebagai masukan untuk dapat mengubah persepsi dan padangan peserta didik terkait dengan funsi tes intelensi.. 4. Peserta didik sebagai bekal pengetahuan untuk dapat mengetahui
tentang fungsi tes inteligensi oleh Guru BK di SMA Negeri 11 Padang. 5. Peneliti selanjutnya, agar dijadikan pedoman bagi penelitian yang berkaitan dengan masalah tersebut.
KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).Jakarta : Rineka Cipta.. Anastasi, Anne & Urbina, Susana. (2006). Tes Psikologis. PT Macanan Jaya Cemerlang. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Rosdakarya Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2003). Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi. Bandung: Sinar Baru Algensind. Mulyatiningsih, Endang (2011). Metode Penelitian Terapan Bidang Penelitian. Bandung : Alfabeta Shaleh, Abdul Rahman. (2004). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Sobur, Alex. ( 2003). Psikologi Umum. Bandung:Pustaka Setia. Sukardi, Dewa Ketut. ( 2009). Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Yusuf,
A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press Padang.
Zusmelia dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Padang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat.