1
TINGKAT KEMAMPUAN ASERTIF PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 IX KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA 1
Erni Walini1, Alfaiz2, Hafiz Hidayat2 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This research is motivated by the existence of learners tend to not confident in expressing their opinions or asking when the learning process took place. The purpose of this study is to describe (1) the ability of students to express their feelings in SMA Negeri 1 IX Koto Dharmasraya Regency, (2) The ability of students to express their beliefs and thoughts openly in SMA Negeri 1 IX Koto Dharmasraya Regency, (3) educated to defend the rights personally in SMA Negeri 1 IX Koto Dharmasraya District. This research is quantitative descriptive research. Sampling technique is total sampling. Population of all students in SMA Negeri 1 IX Koto Dharmasraya District. The number of samples is 70 students. Techniques that are used to analyze data by using Microsoft Exel 2007. Insrumen is used a questionnaire, while to analyze data dingunakan technique percentage. The results of this study revealed that in general the level of assertive ability of learners in SMA Negeri 1 IX Koto Dharmasraya Regency is in the category quite assertive. The result of the research based on the sub-variables are: (1) the average assertive ability of learners in the ability to express the feeling of assertive enough with the percentage 54.29%, (2) assertive ability in expressing belief and thinking openly categorized quite assertive with percentage 51.43%, (3) assertiveness in maintaining personal rights are in the assertive category with a percentage of 41.43%. Based on the findings of this study recommended to the relevant parties of the learners to further improve assertive skills both in learning and in the surrounding environment. Keyword: Assertive, Students PENDAHULUAN
kompetensi
individu
perlu
harus
dipelajari
seperti komunikasi. Pada prinsipnya
Perkembangan dan kehidupan setiap
itu
sebagai
menguasai
mahkluk
sosial
antara
ataupun
individu yang satu dengan yang
kemampuan
lainnya pasti membutuhkan kerja
atau kompetensi itulah individu dapat
sama yang diwujudkan dengan cara
hidup dan berkembang. Sebagian
berkomunikasi.
berbagai
kemampuan
kompetensi.
besar
dari
Dengan
kemampuan
atau 1
2
Komunikasi antar manusia
terhadap kehidupan sosial individu
yang satu dengan yang lainnya
seperti tidak adanya persetujuan dari
merupakan gejala yang wajar dalam
orang
menjalani kehidupan dan komunikasi
berkomunikasi. Jadi peserta didik
merupakan salah satu komponen
yang tidak tegas atau tidak asertif
yang penting serta ditentukan oleh
akan dijauhi oleh lingkungannya,
latar
yang
dengan kondisi yang demikian akan
seperti
mengurangi rasa pecaya diri peserta
belakang
berkomunikasi
orang tersebut
lain
yang
diajak
kebiasaan dan kepribadiannya. Agar
didik karena
komunikasi
dengan lingkungannya secara baik.
berlangsung
secara
efektif seseorang perlu memiliki kemampuan asertif.
tidak bersosialisasi
Menurut Steven dan Howard (Budiyono, 2012: 3) kemampuan
Kemampuan asertif adalah
asertif (ketegasan dan keberanian
kemampuan untuk mengungkapkan
menyampaikan pendapat
perasaan seseorang dan menegaskan
tiga komponen dasar), yaitu:
hak-haknya tanpa menyakiti hati dan
a. Kemampuan
perasaan orang lain. Kemampuan
perasaan,
asertif juga diartikan sebagai suatu
menerima dan mengungkapkan
kemampuan
perasaan marah, hangat, seksual.
yang
digunakan
seseorang untuk melatih, mendorong
meliputi
mengungkapkan misalnya:
b. Kemampuan
untuk
mengungkapkan
dan membiasakan individu untuk
keyakinan dan pemikiran secara
secara terus menerus menyesuaikan
terbuka,
dirinya dengan pola perilaku yang
menyuarakan
dinginkan dan juga
menyatakan ketidaksetujuan dan
seseorang mengambil hidupnya
yang
kemampuan
tegas
keputusan dan
mampu pendapat,
dalam
bersikap tegas, meskipun secara
dalam
emosional sulit melakukan ini
mempertahankan
haknya. Kemampuan
misalnya:
bahkan
sekalipun
kita
harus
mengorbankan sesuatu. asertif
dapat
c. Kemampuan
untuk
dipengaruhi oleh emosi, sikap dan
mempertahankan hak-hak pribadi,
perilaku yang tegas dapat berakibat
tidak
membiarkan
orang
lain
3
mengganggu dan memanfaatkan kita. Orang yang asertif bukan orang yang suka terlalu menahan diri dan juga bukan pemalu, mereka
bisa
mengungkapkan
perasaannya tanpa
secara
bertindak
langsung
agresif
atau
3) Orang yang mengalami kesulitan untuk mengatakan tidak. 4) Orang yang mengalami kesulitan untuk mengungkapakan afeksi. 5) Orang yang merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.
melecehkan.
Orang
Pada prinsipnya kemampuan asertif
merupakan
akan
respon
yang
lebih
laku
terbuka, jujur, penuh penghargaan
interpersonal yang mengungkapkan
dan pertimbangan terhadap orang
emosi secara terbuka, jujur, tegas dan
lain, bukan orang yang suka terlalu
langsung pada tujuan sebagai usaha
menahan diri dan juga bukan pemalu,
untuk mencapai kebebasan emosi
tapi orang yang bisa mengungkapkan
dan
penuh
perasaannya tanpa bertindak agresif
keyakinan diri dan sopan. Hal ini
atau melecehkan orang lain. Namun
menunjukkan
pada kenyataannya masih banyak
dilakukan
tingkah
asertif
memberikan
yang
dengan
bahwa
seorang
individu harus bersikap asertif agar
peserta
tidak dipandang sebelah mata oleh
kesulitan dalam berinteraksi dan
lingkungan.
berkomunikasi dengan orang lain.
Menurut Corey (2007: 213)
didik
yang
mengalami
Lemah dalam berkomunikasi dan
dengan memiliki asertif membantu
gagal
orang-orang
pendapat akan membuat individu
yang
mengalami
masalah sebagai berikut: 1) Orang
mengungkapkan
merasa tertekan dan menimbulkan mampu
masalah dalam berhubungan sosial
mengungkapkan kemarahan atau
dengan orang lain. Banyak peserta
perasaan tersinggung
didik yang melakukan yang akhirnya
2) Orang
yang
dalam
yang
tidak
menunjukan
mempengaruhi masa depan dan jalan
kesopanan yang berlebihan dan
hidupnya
hanya
karena
terbawa
selalu mendorong orang lain
pengaruh teman dan lingkungan
untuk mendahuluinya
sekitarnya. Oleh karena itu peserta
4
didik cenderung bersikap asertif
Menurut Desmita (2009: 40)
untuk menghindari hal-hal yang tidak
Peserta didik adalah individu yang
diinginkan yaitu adanya rasa takut
memiliki potensi fisik dan psikis
apabila dijauhi oleh teman-temannya
yang khas sehingga ia merupakan
atau kelompoknya.
insan yang unik. Potensi yang khas
Proses
belajar
dunia
yang dimiliki ini dikembangkan dan
pendidikan merupakan proses aktif
di aktualisasikan sehingga mampu
peserta didik karena belajar akan
berkembang secara optimal.
berhasil jika dilakukan secara rutin dan
sistematis.
Ciri
suatu
dapat disimpulkan bahwa peserta
pembelajaran yang berhasil adalah
didik adalah seorang yang memiliki
dengan
potensi
bertingkah
dari
Beberapa definisi di atas
laku
asertif,
dasar
yang
perlu
peserta didik akan memperoleh hasil
dikembangkan melalui pendidikan,
yang
baik secara fisik maupun psikis baik
salah
satunya
meningkatkan
adalah
kepercayaan
diri.
pendidikan
itu
dilakukan
Semakin tinggi tingkat asertivitas
dilingkungan
keluarga,
yang dimiliki oleh peserta didik
maupun dilingkungan masyarakat
maka akan semakin tinggi pula
dimana
tingkat kepercayaan diri peserta didik
Sehingga
tersebut dan semakin tinggi pula
memperoleh
prestasi belajarnya.
baik dan optimal.
anak
sekolah,
tersebut
peserta
didik
perkembangan
berada. dapat yang
Menurut UU No. 20 Tahun
Berdasarkan hasil observasi
2003 tentang Sistem Pendidikan
yang dilakukan di SMA Negeri 1 IX
Nasional.
Koto Kabupaten Dharmasraya pada
sebagai
eserta didik diartikan setiap
manusia
yang
tanggal 9-14 Januari 2017 terlihat
berusaha mengembangkan potensi
bahwa adanya peserta didik yang
diri melalui proses pembelajaran baik
tidak mampu untuk menolak ajakan
pendidikan
maupun
temanya untuk cabut ketika masih
pendidikan non formal pada jenjang
dalam proses belajar menjagar dan
pendidikan dan jenis pendidikan
itu diancam oleh temannya, peserta
tertentu.
didik belum percaya diri dalam
formal
5
mengambil
keputusan,
adanya
Berdasarkan
permasalahan
peserta didik yang masih takut untuk
yang peneliti temukan, maka peneliti
menyampaikan pendapatnya maupun
tertarik untuk melakukan penelitian
bertanya ketika belajar di dalam
dengan judul “ Tingkat Kemampuan
kelas, adanya peserta didik yang
Asertif Peserta Didik di SMA Negeri
hanya diam ketika tugasnya dicontoh
1
oleh temannya, hal ini dibuktikan
Dharmasraya”.
IX
Koto
Kabupaten
pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
METODE PENELITIAN
Selanjutnya wawancara yang
Penelitian ini menggunakan
penulis lakukan di SMA Negeri 1 IX
jenis
Koto Kabupaten Dharmasraya pada
kuantitatif
deskriptif
tanggal 10 Januari 2017 dengan guru
quantitatif
research).
BK masih banyaknya permasalahan-
deskriptif adalah salah satu jenis
permasalahan yang dialami peserta
penelitian
didik terutama didalam komunikasi
mendeskriptifkan secara sistematis,
asertif, seperti: Adanya peserta didik
faktual dan akurat mengenal fakta
yang tidak percaya diri atau ragu-
dan sifat populasi tertentu atau
ragu dalam mengambil keputusan
mencoba menggambarkan fenomena
secara mandiri, adanya peserta didik
secara
yang
kemarahan
dilaksanakan pada 6 Juni 2017
dan perasaannya membuat temannya
sampai 15 Juni 2017. Adapun lokasi
tersinggung, adanya peserta didik
untuk
yang
mengatakan
adalah SMA Negeri 1 IX Koto, yang
ketidak setujuannya kepada temanya
terletak di Dharmasraya. Instrumen
ketika diajak kedalam hal yang tidak
yang digunakan untuk penelitian ini
baik, minsalnya:
merokok, cabut,
berupa angket. Teknik analisis data
dan
untuk
yang digunakan adalah: Memeriksa
mengungkapkan
tidak
berani
terlambat
datang
pendekatan
yang
detail.
(descriptive Penelitian
bertujuan
Penelitian
melaksanakan
ini
penelitian
kesekolah, adanya peserta didik yang
kelengkapan
kesulitan
angket oleh peneliti, Membuat tabel
afeksi.
untuk
mengungkapkan
dan
penelitian
kesesuaian
isi
pengolahan data berdasarkan angket
6
penelitian, mencari dan menghitung
dijadikan sampel teridentifikasi
jumlah skor serta memasukkan ke
22 orang peserta didik memiliki
dalam tabel pengolahan, menghitung
tingkat
total jawaban dari masing-masing
mengungkapkan perasaan yang
responden,
kriteria
asertif, dari 22 orang peserta
Sturgess, penetapan kriteria, tingkat
didik tersebut diantaranya 7
capaian responden, setelah semua
orang pesrta didik
data dari responden terkumpul, maka
keyakinan
data yang terkumpul akan dianalisa
terbuka yang kurang asertif dan
untuk melihat bagaimana tingkat
15 orang peserta didik yang
kemampuan asertif peserta didik,
memilki hak-hak pribadi yang
merekapitulasi hasil penelitian dari
kurang asertif.
capaian
perumusan
responden
berdasarkan
kemampuan
dan
Berdasarkan
memiliki pemikiran
penelitian
kemampuan asertif peserta didik
yang
dengan distribusi tabulasi interval
terhadap peserta didik di SMA
skor
Negeri 1 IX Koto Kabupaten
masing-masing
berdasarkan
tingkat asertif.
telah
dalam
Dharmasraya, pemberian
peneliti
lakukan
yaitu
melalui
instrumen
yang
berisikan item-item pernyataan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang
yang dijawab langsung oleh
telah dilaksanakan, adapun hasil dan
peserta didik, diperoleh hasil
pembahasan dalam penelitian ter-
yang
sebut adalah:
kemampuan
1.
Kemampuan mengungkapkan
perasaan peserta didik di SMA
perasaan
Negeri 1 IX Koto Kabupaten
menggambarkan, mengungkapkan
Dari hasil penelitian yang
Dharmasraya dimana dari 70
telah dilakukan terhadap peserta
orang peserta didik di SMA
didik di SMA Negeri 1 IX Koto
Negeri 1 IX Koto Kabupaten
Kabupaten Dharmasraya, maka
Dharmasraya
diperoleh hasil dimana dari 70
sampel terdapat 3 orang peserta
orang
didik terkategori sangat asertif
peserta
didik
yang
yang
dijadikan
7
atau mempunyai
kemampuan
menjaga hak-hak dan perasaan
mengungkapkan perasaan, 25
orang lain. Hal ini sesuai dengan
orang peserta didik berada pada
yang di ungkapkan oleh para
kategori asertif. Kemudian pada
ahli.
kategori cukup asertif terdapat
Menurut
Steven
38 orang, namun di samping itu
Howard
juga terdapat 2 orang peserta
kemampuan
didik yang berada pada kategori
perasaan
yaitu
kurang asertif.
untuk
menerima
Keterangan di atas dapat menjelaskan orang
bahwa
peserta
dari
didik
70 yang
kemampuan
(Budiyono, 2012: 3) mengungkapkan kemampuan
mengungkapkan
dan perasaan
marah, baik itu perasaan secara hangat maupun seksual.
dijadikan sampel teridentifikasi memiliki
dan
Berdasarkan penelitian di
dalam
atas dapat disimpulkan bahwa
mengungkapkan perasaan cukup
kemampuan asertif peserta didik
asertif, dimana peserta didik
dalam mengungkapkan perasaan
yang asertif yaitu peserta didik
cukup asertif dimana peserta
yang mampu mengungkapkan
didik mampu menerima apa
perasaannya sesuai dengan apa
dirasakan, apa yang terjadi dan
yang dirasakan dan dipikirkan
peserta didik juga harus mampu
namun dalam hal itu tidak
dalam
menyinggung perasaan orang
perasaan,
lain dan tetap menghargai orang
marah,
lain.
menjaga hubungan yang baik Asertif
dapat ketegasan,
secara
diartikan keberanian
menyatakan pendapat
mengungkapkan baik hangat
itu
perasaan
tetapi
tetap
harfiah
dengan orang lain. Dengan hal
sebagai
demikian peserta didik mampu
dan
berkomunikasi lancar dan baik
dalam
sehingga dapat diterima dalam
mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dipikirkan, dirasakan kepada orang lain namun tetap
lingkungan sekitarnya. Diharapkan pendidik
untuk
kepada memberikan
8
latihan-latihan
dapat
kemampuan
mengungkapkan
melatih ketegasan peserta didik
keyakinan
yang menyangkut perasaan, dan
terbuka cukup asertif, hal itu
juga
pendidik
dibuktikan pada 36 orang peserta
merespon
didik yang berada pada kategori
seorang
hendaknya
2.
yang
mampu
dan
dengan baik apa yang dirasakan
cukup
dan
Jakubowski
dipikirkan
sehingga
asertif.
pemikiran
Lange
1979
dan
(Miasari,
membuat peserta didik asertif
2012: 35) asertif merupakan
dalam
tingkah laku dalam hubungan
mengungkapkan
perasaan.
interpersonal
Kemampuan mengungkapkan
dengan kemampuan seseorang
keyakinan
mengekspresikan
dan
pemikiran
Berdasarkan telah
penelitian
dilakukan
pada
peserta didik di SMA Negeri 1 IX
ditandai
pikiran,
perasaan, dan keyakinan yang
terbuka
yang
yang
Koto
Dharmasraya
diungkapkan
diperoleh
melanggar hak asasi orang lain. Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan
hasil sebagai berikut, dari 70
pemikiran
terbuka
orang
kemampuan
asertif
peserta
didik
yang
terbuka,
langsung, jujur, tepat, dan tidak
Kabupaten maka
secara
dalam sangatlah
dijadikan sampel teridentifikasi
penting. Karena peserta didik
5 orang peserta didik yang
harus
terkategori sangat asertif, 29
yang baik yakin serta terbuka
orang peserta didik berada pada
tanpa
kategori asertif, pada kategori
dirasakannya
cukup asertif terdapat 36 orang
bertanggungjawab
asertif, dan pada kategori kurang
keputusan yang di ambil.
asertif dan sangat kurang asertif tidak ada sama sekali.
dijelaskan
menutupi
Menurut Howard
Dari keterangan di atas dapat
mempunyai
bahwa
pemikiran
apa
yang dan dengan
Steven
dan
(Budiyono, 2012: 3)
kemampuan
mengungkapkan
keyakinan dan pemikiran secara
9
terbuka
yaitu
mampu
menyuarakan
pendapat,
f. Mampu
menyatakan
perasaan,
baik
yang
menyatakan ketidaksetujuan dan
menyenangkan maupun yang
bersikap tegas, meskipun secara
tidak menyenangkan.
emosional sulit melakukan ini
g. Memiliki
sikap
dan
yang
aktif
bahkan sekalipun kita harus
pandangan
mengorbankan sesuatu.
terhadap kehidupan.
Menurut Fensterheim dan
h. Menerima keterbatasan yang
Baer 1975 (Budiyono, 2012: 3)
ada di dalam dirinya dengan
seseorang dikatakan mempunyai
tetap
sikap asertif apabila mempunyai
memperbaikinya.
ciri-ciri sebagai berikut: a. Bebas
berusaha
untuk
Orang yang asertif akan
mengemukakan
memberikan respon yang lebih
pikiran dan pendapat, baik
terbuka,
melalui
penghargaan dan pertimbangan
kata-kata
maupun
tindakan.
jujur,
penuh
terhadap orang lain, bukan orang
b. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka. c. Mampu
yang suka terlalu menahan diri dan juga bukan pemalu, tapi
memulai,
orang yang bisa mengungkapkan
melanjutkan dan mengakhiri
perasaannya
suatu pembicaraan dengan
agresif atau melecehkan orang
baik.
lain.
d. Mampu
menolak
dan
tanpa
bertindak
Dari keterangan di atas di
menyatakan
harapkan kepada pendidik untuk
ketidaksetujuannya terhadap
memberikan motivasi
pendapat orang lain, tanpa
peserta didik sehingga mereka
menyinggungnya.
mampu
e. Mampu
mengajukan
permintaan kepada
dan
orang lain
membutuhkan.
bantuan ketika
kepada
mengungkapkan
keyakinan dan pemikiran secara terbuka,
dengan
demikian
peserta didik mampu bersikap asertif.
10
3.
Mampu
mempertahankan
mempertahankan
hak-hak
pribadi.
hak-hak pribadi Berdasarkan pengolahan
Alberti
dan
data yang dilakukan pada 70
2002
orang peserta didik di SMA
Mendefinisikan asertif sebagai
Negeri 1 IX Koto Kabupaten
pernyataan diri yang positif yang
Dharmasraya, teridentifikasi 14
menunjukkan sikap menghargai
orang peserta didik berada pada
orang lain. Asertif diartikan
kategori
sebagai
sangat
asertif
(Pratiwi,
Emmons
2015:
349)
perilaku
yang
sedangkan 29 orang peserta
mempromosikan
didik
kategori
dalam hubungan manusia yang
asertif dan 24 berkategori cukup
memungkinkan setiap individu
asertif namun pada kategori
untuk
kurang asertif masih ada 3 orang
kepentingannya
peserta didik dan pada kategori
membela diri tanpa kecemasan,
sangat
mengekspresikan
berada
pada
kurang
asertif
tidak
didapatkan sama sekali.
dijelaskan
kemampuan
mempertahankan pribadi
peserta
bertindak
hak-hak didik sangat
sendiri,
menerapkan
perasaan
tanpa
hak-hak
mengabaikan
Menurut
hak-hak
Steven
Howard
dimana peserta didik mampu
Kemampuan
mempertahankan
mempertahankan
yang
pribadi
orang lain.
tinggi dengan kategori asertif,
apa
menurut
dengan jujur dan nyaman, dan
Dari hasil data di atas dapat
kesetaraan
dan
(Budiyono, 2012: 3) untuk hak-hak
seharusnya miliknya dan juga
pribadi, yaitu kemampuan agar
konsisten dalam keputusan yang
tidak membiarkan orang lain
diambil. Meskipun ada beberapa
mengganggu dan memanfaatkan
sampel
yang
3
kita. Orang yang asertif bukan
orang
peserta
yang
orang yang suka terlalu menahan
asertif
diri dan juga bukan pemalu,
dikategorikan dalam
menyatakan didk cukup
kemampuan
mereka
bisa
mengungkapkan
11
perasaannya
secara
langsung
miliknya.
Dengan
demikian
tanpa bertindak agresif atau
diharapkan kepada peserta didik
melecehkan.
lebih
Peserta
didik
mempertahankan
meningkatkan
mampu
asertifnya
hak-hak
mempertahankan
pribadinya yaitu peserta didik
lagi dalam hak-hak
pribadi.
yang memilki prinsip diri atau konsep diri kuat agar mampu mempertahankan
apa
KESIMPULAN
yang
Berdasarkan
analisis
seharusnya dimilkinya dan tidak
data
mudah terpengaruh oleh orang
disimpulkan
lain.
kemampuan asertif peserta didik di Menurut
Alberti
dan
dan
hasil
pembahasan
dapat
bahwa
profil
SMA Negeri 1 IX Koto Kabupaten
Emmons 2002 (Miasari, 2012:
Dharmasraya sebagai berikut:
36) Konsep diri dan perilaku
1.
asertif
mempunyai
hubungan
Kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan
yang sangat erat. Individu yang
SMA
mempunyai konsep diri yang
Kabupaten
kuat akan mampu berperilaku
berkategori cukup asertif.
asertif. Sebaliknya individu yang
2.
Negeri
perasaan
Kemampuan
1
IX
di
Koto
Dharmasraya
peserta
didik
mempunyai konsep diri yang
mengungkapkan keyakinan dan
lemah, maka perilaku asertifnya
pemikiran secara terbuka di
juga rendah.
SMA
Berdasarkan keterangan di
atas
diharapkan
peserta
didik
mempertahankan pribadinya membiarkan
1
Kabupaten
kepada
pendidik agar mampu melatih
Negeri
IX
Koto
Dharmasraya
berkategori cukup asertif. 3.
Kemampuan peserta didik untuk
dalam
mempertahankan hak-hak secara
hak-hak
pribadi di SMA Negeri 1 IX
misalnya
tidak
orang
lain
mengambil apa yang menjadi
Koto Kabupaten Dharmasraya berkategori asertif.
12
DAFTAR PUSTAKA Budiyono, Alif. 2012. Sikap Asertif dan Peran Keluarga terhadap Anak. Jurnal Dakwah STAIN. Vol 6. No 1. Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Rineka Cipta. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Miasari, Astri. 2012. Hubungan Antara Komunikasi Positif dalam Keluarga Dengan Asertivitas Pada Siswa Smp Negeri 2 Depok Yogyakarta. Jurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Vol.I No.1. Pratiwi, Eka Wahyuni. Pengaruh Budaya Jawa dan Harga Diri terhadap Asertivitas Pada Remaja Siswa. Jurnal Psikologi. Vol 3. No 1.