11
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG Oleh: Fara Dilla Sandi* Fitria Kasih** Weni Yulastri** *Mahasiswa **Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Parenting is one of factor affecting student’s motivation. Provision of appropriate parenting should also followed the good motivation of students to study. But infact that students are lack of motivation. Therefore, it is necessary to having research on relationship of parenting with the sutdent’s motivation. This study were aimed to describe : (1) description of student’s parenting. (2) description of student’s learning motivation. (3) relationships of parenting with student’s learning motivation in Class VIII SMPN 23 Padang. Type of research was quantitative descriptive correlational study with population of all the eighth grade students of SMP Negeri 23 Padang, total of 222 people. Sample were taken in proportional random sampling total of 56 samples people. Data were collected through questionnaire. Data were analyzed using percentage analytical technique, while hypothesis testing to see the relationship of parenting with student’s motivation to study using Pearson Product Moment Correlation formula, the calculation using computer with Microsoft Excel and SPSS version 17.00. Results of data analysis : (1) description of parenting of students is in good category with percentage of 83.93 %. (2) description of motivation of students is in high category with percentage of 58.93 %. (3) relationship of parenting student’s motivation obtained rcount 0,580 > and rtable 0.2632 at df 54 with significance level of 0.000 (sig < 0.05). So research result found that the relationship of parenting with student’s motivate to study of eighth grade students of SMPN 23 Padang is a quite strong significant level. Key word: parenting, motivation, and student PENDAHULUAN Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar serta mengarahkan tingkah laku peserta didik kepada tujuan belajar. Dengan adanya motivasi dalam kegiatan belajar, peserta didik akan cenderung berhasil dalam belajar. Motivasi belajar dapat berfungsi sebagai pendorong peserta didik dalam pencapaian prestasinya. Untuk itu, dalam belajar peserta didik perlu memotivasi dirinya dalam belajar, adanya motivasi yang tinggi dalam belajar dapat dilihat dari minat yang tinggi dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar, serta memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis untuk meningkatkan hasil
belajar. Menurut Iskandar (2009: 181) motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Seorang peserta didik dapat belajar lebih baik jika adanya: hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif. (Hamzah 2010: 23). Peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi dapat dilihat dari tingkah lakunya antara lain: tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk
Fara1, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
2
memecahkan masalahnya dalam belajar. Sebaliknya peserta didik yang motivasi belajarnya rendah dapat dilihat dari tingkah lakunya antara lain: tampak acuh tak acuh dalam belajar, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu teman di kelas, sering meninggalkan pelajaran (Ahmadi dan Supriyono, 2003: 83). Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik adalah orang tua, yaitu pola asuh orang tua terhadap peserta didik. Pola asuh orang tua adalah model atau cara orang tua menjaga, memelihara, dan membimbing anaknya. Sebagai pengasuh dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam melakukan dasar-dasar perilaku bagi anakanaknya dan juga memberikan motivasi bagi anaknya dalam belajar. Menurut Colbert (Sujata, 2005: 32) “Orang tua harus dapat memberikan pola asuh yang tepat/sesuai dengan perkembangan anaknya, agar anak dapat mempersepsikan pola asuh yang diberikan kepadanya dengan baik sehingga dapat memotivasi belajarnya”. Artinya pola asuh orang tua terhadap peserta didik akan dapat mempengaruhi bagaimana cara pandang, penilaian peserta didik terhadap orang tua, dan dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan saat PPLBKS mulai tanggal 21 Januari-17 Juni 2013 kenyataan di lapangan menunjukkan motivasi belajar peserta didik di sekolah SMP Negeri 23 Padang bervariasi, peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menampakkan tingkah laku antara lain: datang ke sekolah tepat waktu, tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya, menyukai setiap mata pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Sebaliknya, ada peserta didik yang kurang memiliki motivasi dalam belajar, seperti: kurang memiliki tanggung jawab dalam belajar, kurang tekun dalam belajar, dan kurang memiliki semangat dalam proses belajar di sekolah. Selain observasi yang telah diungkapkan di atas, peneliti juga melakukan wawancara dengan lima orang peserta didik di SMP Negeri 23 Padang, pada tanggal 05 Februari 2013 diperoleh informasi bahwa peserta didik kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya,
seperti: orang tua tidak menanyakan keberadaan peserta didik di sekolah, membiarkan apa yang dilakukan tanpa menanyakan kemajuan belajar peserta didik, tidak membantu dalam mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi peserta didik dalam belajar seperti pengadaan buku LKS sebagai penunjang dalam belajar, kurang memberikan penguatan dalam belajar, sehingga peserta didik menjadi pemalas dan bertingkah laku sesukanya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini untuk melihat gambaran pola asuh orang tua peserta didik, gambaran motivasi belajar peserta didik, dan melihat hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar peserta didik. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola asuh orang tua peserta didik, mendeskripsikan motivasi belajar peserta didik dan mendeskripsikan hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar peserta didik. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yaitu mendeskripsikan pola asuh orang tua peserta didik dan motivasi belajar peserta didik serta melihat hubungan pola asuh orang tua peserta didik dengan motivasi belajar peserta didik. Adapun tempat atau lokasi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah di kelas VIII SMP N 23 Padang. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP N 23 Padang yang berjumlah 222 orang peserta didik. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling yang berjumlah 56 orang peserta didik yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada kelas.
Fara1, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Tabel 1. Sampel Penelitian No Kelas 1 VIII1 2 VIII2
Jumlah 8 8
3
VIII3
8
4
VIII4 VIII5
8
6
6
VIII
8
7
VIII7
8
5
8
Jumlah 56 Sumber: Dokumen Data yang ada di Tata Usaha SMP N 23 Padang Tahun Ajaran 2013/2014 Pengumpulan data menggunakan angket tentang pola asuh orang tua peserta didik dan motivasi belajar peserta didik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase. Untuk melihat hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar peserta didik digunakan teknik Pearson Product Moment Correlation melalui program Microsoft Exel 2007 dan Program SPSS Versi 17. Adapun untuk mencari korelasi pada penelitian ini maka peneliti menggunakan rumus: Σ
− (Σ ). (Σ )
− (Σ ) ). ( . Σy − (Σy) ) Keterangan : n = Jumlah responden penelitian x =Variabel bebas (Menonton film tentang tindak kekerasan dalam tayangan televisi) y =Variabel terkait (Agresivitas remaja) rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y ∑xy = Jumlah hasil penelitian tiap-tiap skor asli dari variabel X dan Y ∑x = Jumlah skor asli variabel X ∑y = Jumlah skor asli variabel Y √( . Σ
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pola Asuh Orang Tua Peserta Didik Secara umum gambaran pola asuh orang tua peserta didik di kelas VIII SMP N 23 Padang berada pada kategori baik dengan ditemukannya jumlah presentase tertinggi yakni 83,93%
sebanyak 47 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar peserta didik di kelas VIII SMP N 23 Padang mendapatkan pola asuh orang tua yang baik. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya untuk lebih tepat lagi dalam menerapkan pola asuh terhadap peserta didik, sehingga pola asuh yang diterapkan kepada peserta didik dapat memberikan hal yang positif terhadap keberhasilannya dalam proses belajar di sekolah. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua terhadap peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 23 Padang dengan menerapkan pola asuh yang baik yaitu menerapkan pola asuh terutama autoritatif dalam membimbing dan memberikan perhatian terhadap peserta didik. Orang tua yang memberikan pola asuh yang baik terhadap siswa dapat mendorong peserta didik untuk mengenali hubungan antara keputusan, tingkah laku, dan konsekuensi yang diambil, serta merefleksikan kemampuan mereka sebagai pembuat keputusan, Baumrind (Prasetyawati, 2010: 167). Jadi agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing peserta didik dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, orang tua sebaiknya memberikan pola asuh yang baik dan seimbang agar tujuan yang diinginkan orang tua untuk membentuk peserta didik menjadi seseorang yang berhasil dalam belajar maupun menjalankan kehidupannya. 2. Motivasi Belajar Peserta Didik Temuan penelitian engungkapkan bahwa secara umum motivasi belajar peserta didik di sekolah berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 58,93%. Hal ini dilihat dari aspek motivasi belajar peserta didik meliputi tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat dalam belajar, dan keyakinan akan kemampuan dalam belajar. Hal ini bahwa motivasi belajar peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 23 Padang belum maksimal. Oleh sebab itu, sebaiknya motivasi peserta didik belajar perlu ditingkatkan lagi, peserta didik dengan
Fara1, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
4
motivasi yang tinggi dalam belajar dapat berhasil dalam kegiatan belajar. Hal ini dapat dilakukan peserta didik dengan tekun dalam belajar, bersemangat dalam mengikuti proses belajar dan penuh perhatian dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Hal itu dapat ditunjukkan peserta didik dengan datang tepat waktu ke sekolah, tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai, membiasakan diri untuk menyimak pelajaran guru dari awal sampai selesai, menyelesaikan dengan baik tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi yang tinggi dalam belajar dapat mendorong peserta didik untuk belajar dengan baik, serta dapat mengarahkan tingkah laku peserta didik kepada tujuan belajar yaitunya mendapatkan hasil yang baik dalam belajar. 3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program statistik SPSSversi 17 dan menggunakan teknik pearson maka diperoleh korelasi atau r hitung sebesar 0,580 dan r tabel sebesar 0,2632 df 54 pada taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%, artinya r hitung lebih besar dari r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar peserta didik. Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar peserta didik di kelas VIII SMP N 23 Padang dengan kategori cukup kuat. Hasil tersebut dibuktikan dengan angka koefisien kolerasi rxy = 0,580 dengan sig 0,000 (sig<0,05). Angka tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pola asuh orang tua dengan motivasi belajar peserta didik. Nilai rxy menunjukkan arah hubungan yang signifikan, yaitu semakin baik pola asuh terhadap peserta didik akan semakin tinggi pula motivasi belajar peserta didik.
Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan permasalahan yang peneliti temukan di sekolah, dimana terdapat pola asuh orang tua yang belum maksimal yang dibuktikan melalui hasil uji hipotesis dengan koefisien kolerasi rxy = 0,580 dengan sig 0,000 (<0,05). Dimana semakin kurang baik pola asuh orang tua akan semakin rendah tingkat motivasi belajar peserta didik. Hasil temuan ini didukung pendapat yang dikemukakan oleh Hurlock (Mayasari, 2010: 103) bahwa interaksi-interaksi di dalam keluarga akan berlangsung secara tidak wajar, jika sikap orang tua tidak dipersepsikan tidak baik oleh anaknya, hubungan orang tua dan anaknya sangat mempengaruhi oleh persepsi anaknya terhadap pola asuh yang dialaminya, serta interpretasinya terhadap motivasi dalam belajar. Hal ini dapat ditunjukkan orang tua terhadap peserta didik dengan menanyakkan kemajuan belajar peserta didik, menanyakan keberadaan peserta didik di sekolah, memberikan penguatan dalam kegiatan belajar peserta didik dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar di luar jam pelajaran di sekolah, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua dapat menerapkan pola asuh yang baik terhadap peserta didik, agar pola asuh yang diterapkan orang tua kepada peserta didik dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan belajarnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pola asuh orang tua terhadap peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 23 Padang didapatkan hasil 83,93% peserta didik berada pada kategori baik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua baik dalam menerapkan pola asuh terhadap peserta didik. 2. Tingkat Motivasi belajar peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 23 Padang didapatkan hasil 58,93% peserta didik berada pada kategori tinggi. Temuan
Fara1, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
5
penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik di sekolah belum maksimal. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan motivasi belajar peserta didik dengan koefisien kolerasinya sebesar 0,580 dan signifikansi 0,000 (<0,05) dengan tingkat hubungan cukup kuat. SARAN
1.
2.
3.
4.
5.
Berdasarkan hasil temuan penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: Wali kelas di sekolah, diharapkan menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan belajar di rumah, sehingga dengan hal tersebut dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Guru-guru di sekolah, diharapkan menjalin hubungan kerjasama dengan orangtua dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk belajar, sehingga dengan hal tersebut dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Guru BK, dengan melihat pentingnya motivasi dalam belajar maka diharapkan bagi guru BK untuk dapat memberikan layanan BK mengenai motivasi belajar. Pimpinan sekolah SMP N 23 Padang, dengan hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai pedoman dalam mengenal pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik. Orang tua, agar dapat menerapkan pola asuh yang baik terhadap peserta didik yaitunya menerapkan pola asuh terutama autoritatif dalam membimbing dan memberikan perhatian terhadap peserta didik, agar peserta didik merasa diterima, dihargai, dan diperhatikan khususnya dalam lingkungan keluarganya, sehingga dengan hal tersebut peserta didik dapat
meningkatkan motivasinya untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. 6. Peserta didik, agar dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar, serta dapat mengarahkan tingkah lakunya kepada tujuan belajar yaitunya mendapatkan hasil yang baik dalam belajar. 7. Peneliti selanjutnya, yang tertarik dengan permasalahan yang sama, hendaknya menghubungkan dengan variabel yang lain.Diharapkan pula mempertimbangkan lokasi penelitian yang berbeda-beda, sehingga penelitian ini dapat berkembang lebih lanjut. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Bina Aksara. Conrad Salmon Chandi. 2010. Keluarga Indonesia. (Penyuting: Karlinawati Silalahi dan Eko A. Meinarno). Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hamzah.
2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara.
Mayasari. 2010. Keluarga Indonesia. (Penyuting: Karlinawati Silalahi dan Eko A. Meinarno). Devisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sujata. 2005. Pola Asuh Ibu yang Memiliki Anak Tunggal. Jurnal. Jakarta:
Fara1, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat