PROFIL TINGKAH LAKU AGRESI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 31 PADANG
JURNAL
Oleh: ANNISA CITRA FADILLAH NIM. 09060082
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
Profil Tingkah LakuAgresi Peserta Didik Di SMP Negeri 31 Padang Oleh: Annisa Citra Fadillah * Indra Ibrahim ** Ahmad Zaini **
*Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACK This research was based on violence phenomenon that happened among the student whether in verbally or physically in school environtment. Verbal violence that happened in school was abaout the student’s embrassed, humiliated and octracized by the other student. Meanwhile, physical violence that occurs in school was hitting, pulling, and fighting with the other student’s. This study was descriptive qualitative research. Population of this research was all of thestudent of SMP N 31 Padang that consisted of 772 student’s. This research used Stratified Random Sampling as sampling technique. The amount of sample were 88 student’s. The instrument that used in this research was questionnaire. Meanwhile, the research analyzed the data by using prensetation technique. Verbal behavior aggression stated in chategory of many with presentage was 59,09% and student’s physical behavior aggression stated in chategory many with presentage 70,45%. Key word: Aggression Behavior Profile of Student’s
Pendahuluan Di sekolah peserta didik selalu bersosialisasi dengan peserta didik lainnya, mereka selalu bertemu dan berkomunikasi di lingkungan sekolah dan juga di luar lingkungan sekolah. Dengan seringnya intensitas pertemuan sesama peserta didik akan memunculkan tingkah laku baik secara fisik atau verbal sesama peserta didik. Salah satunya adalah tingkah laku agresi secara fisik dan verbal yang akan menyakiti peserta didik baik itu pelaku ataupun korbannya. Seperti yang diungkapkan oleh Taylor (2009:496) agresi adalah setiap tindakan yang menyakiti atau melukai orang lain. Artinya bahwa tingkah laku agresi yang dengan sengaja menyakiti individu lainnya. Tingkah laku agresi yang dilakukan peserta didik ini tidak hanya kekerasan fisik saja tapi juga kekerasan secara verbal yang tentunya akan meninggalkan trauma, kecemasan dan ketakutan bagi korbannya. Sementara itu Moore dan Fine (Koeswara,
1988:5) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik atau secara verbal terhadap individu lain atau terhadap objek-objek. Selanjutnya Myers (Hanurawan, 2010:80) juga menjelaskan bahwa agresi adalah perilaku fisik dan perilaku verbal yang diniatkan untuk melukai korban yang menjadi sasaran agresi. Menurut Sobur (2003:435) bahwa ada dua macam sebab mendasari tingkah laku agresif pada anak. Pertama, tingkah laku agresif yang dilakukan untuk menyerang atau melawan orang lain. Jenis tingkah laku ini biasanya ditandai dengan kemarahan atau keinginan untuk menyakiti. Kedua, tingkah laku agresif yang dilakukan sebagai sikap mempertahankan diri terhadap kesenangan dari luar. Tingkah laku agresi pada peserta didik dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja selama tidak ada bentuk pengawasan dari pihak sekolah atau
tindakan yang cepat dalam mencegah dan mematikan tingkah laku agresi. Jika tidak ada pengawasan dan pencegahan dari pihak sekolah peserta didik akan lebih leluasa melakukan tingkah laku agresi dan mengamati atau mengimitasi tingkah laku agresi karena alasan ingin melindungi diri tingkah laku agresi. Kondisi bisa menjadi sangat fatal jika terjadi pembiaran dari pihak sekolah karena akan merugikan peserta didik yang melakukan dan peserta didik yang menjadi korban dari tingkah laku agresi ini. Peserta didik yang melakukan tingkah laku ini hanyalah untuk melukai, menyakiti, atau kesakitan bahkan kematian pada korbannya. Akibat dari agresi juga akan menimbulkan rasa kecewa, cemas, atau merasa diabaikan pada diri korbannya. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti di lapangan selama melaksanakan Praktikum Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah) pada tanggal 5 September 2012 dan berakhir pada 20 Desember 2012. Fakta dan temuan peneliti di lapangan, ditemukan adanya tingkah laku agresi di lapangan. Seperti terjadi perkelahian secara fisik, adanya ejekan sesama peserta didik, adanya peserta didik yang suka menggertak dengan mengeluarkan kata-kata yang kasar, adanya peserta didik yang merusak fasilitas sekolah seperti mencoret-coret meja dan kursi dan juga ditemukannya pengompasan oleh peserta didik terhadap peserta didik yang lemah. Perkelahian peserta didik terjadi pada tanggal 15 Oktober 2012 dan 16 Oktober 2012. Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang fenomena ini. Adapun judul penelitian ini adalah “Profil Tingkah Laku Agresi Di SMP Negeri 31 Padang”. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah a) profil tingkah laku agresi peserta didik secara verbal, b) profil tingkah laku agresi peserta didik secara fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap: a) tingkah laku agresi peserta didik secara verbal, b) tingkah laku agresi peserta didik secara fisik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana profil
tingkah laku agresi peserta didik di SMP Negeri 31 Padang ? Menurut Baron (2005:136) “Agresi (aggression) manusia yaitu siksaan yang diarahkan secara sengaja dari berbagai bentuk kekerasan terhadap orang lain (misalnya, Baron & Richardson, 1994; Berkowitz, dalam proses penerbitan)”. Omrod (2008:125), juga menjelaskan macam-macam agresi yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Agresi fisik (physical aggression) Agresi relation (relation aggression) Agresi proaktif (proactive aggression) Agresi reaktif (reactive aggressions) Bullies (tukang gertak)
Koeswara (1988:82) juga menjelaskan faktor pengarah dan pencetus dari agresi adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Frustasi Stress Deindividuasi Kekuasaan dan kepatuhan Efek senjata Provokasi Alkohol dan obat-obatan Suhu udara
Hanurawan (2010:85) juga menjelaskan strategi mengurangi perilaku agresi adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Strategi hukum Strategi katarsis Strategi pengenalan terhadap model nonagresi Strategi pelatihan keterampilan sosial.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, menurut Narbuko (2009:44) adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tanggal 3 Oktober-6 Oktober 2013 di SMP Negeri 31 Padang dan yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik di SMP Negri 31
Padang dengan populasi sebanyak 772 orang dan sampelnya setelah dihitung menggunakan teknik Stratified Sampling adalah 88 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dari peserta didik yang menjadi sampel penelitian peneliti di SMP Negeri 31 Padang adalah menggunakan angket. Data diolah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2005:365) dengan rumus sebagai berikut: P = x 100 Keterangan: P = Tingkat persentase jawaban F = Frekuensi jawaban n = Jumlah angka mutlak Hasil dan Pembahasan Penelitian 1. Profil tingkah laku agresi peserta didik secara verbal a. Tingkah laku agresi peserta didik secara verbal dilihat dari segi mempermalukan Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai tingkah laku agresi peserta didik secara verbal dilihat dari segi mempermalukan di SMP Negeri 31 Padang yang tergolong pada kategori banyak sebesar 51,14 % dengan frekuensi 45 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkah laku agresi yaitu mempermalukan masih banyak dilakukan oleh peserta didik, jika hal ini terus dibiarkan maka peserta didik akan menjadikan hal ini sebagai kebiasaan. Menurut Gomma (2012:209) peserta didik yang diremehkan dan kurang mendapat perhatian akan menyebabkan peserta didik untuk melakukan tingkah laku agresi dan menyakiti pada orang lain. b. Tingkah laku agresi peserta didik secara verbal dilihat dari segi menghina Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai profil tingkah laku peserta didik secara verbal dilihat dari segi menghina di SMP Negeri 31 Padang dapat diketahui tingkah laku ini berada pada kategori banyak sebesar 55,68 % dengan frekuensi 49 orang. Menurut Baron (2005:163) menjelaskan menghina bahwa tingkah laku yang bersifat verbal
atau simbolik (misalnya meremehkan pendapat orang lain, bergosip dibelakang mereka). c. Tingkah laku agresi peserta secara verbal dilihat dari segi mengucilkan Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai profil tingkah laku agresi peserta didik secara verbal dilihat dari segi mengucilkan berada pada kategori banyak sebesar 50 % dengan frekuensi 44 orang. Menurut Omrod (2008:125) “bahwa sebuah tindakan yang dapat merugikan pada hubungan persahabatan dan hubungan interpersonal yang lain (misalnya mengucilkan teman sebaya, menyebarkan isu-isu yang tidak mengenakkan) lebih banyak terjadi pada anak perempuan”. 2. Profil tingkah laku agresi peserta didik secara fisik a. Tingkah laku agresi peserta didik secara fisik dilihat dari segi memukul Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai profil tingkah laku agresi secara fisik dilihat dari segi memukul adalah berada dalam kategori banyak dengan persentase sebesar 60,23 % dengan frekuensi 53 orang. Menurut Gomma (2012:206) menjelaskan bahwa banyak sekali cara anak-anak mengekspresikan sikap agresif ini. Ketika mereka menyatu untuk melawan satu orang anak kemudian anak ini merasa takut, maka anak ini akan terus dijadikan objek oleh anak-anak yang selalu bertindak agresif. Memukul, memecahkan, mencuri dan merusak adalah tindakan-tindakan agresif yang menyakitkan. b. Tingkah laku agresi peserta didik secara fisik dilihat dari segi mendorong Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai tingkah laku agresi peserta didik secara fisik dilihat dari segi mendorong adalah berada pada kategori banyak dengan persentasenya 67,05 % dengan frekuensi 59 orang. Menurut Omrod (2008:126) bahwa siswa yang agresif hampir tidak tahu bagaimana cara melakukan persuasi, negosiasi, atau
kompromi. Oleh karena itu mereka mengutamakan penyelasaian masalah secara fisik contohnya seperti: memukul, mendorong, menyerobot giliran orang lain, dan strategistrategi yang kurang efektif lainnya. c. Tingkah laku agresi peserta didik secara fisik dlihat dari segi berkelahi Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai profil tingkah laku agresi peserta didik secara fisik dilihat dari segi berkelahi berada pada kategori banyak dengan persentasenya 64,78 % dengan frekuensi 57 orang.Menurut Sarwono (1988:14) juga menjelaskan dalam bertingkah laku agresif yang bersumber pada naluri berkelahi dan berburu, contohnya, manusia adalah makhluk yang mampu menyerang sesamanya secara sistematis. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, saran peneliti adalah kepada : Kepustakaan Baron, Robert A. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga. Bassat Gomma, Alba. 2012. Membentuk Kepribadian Anak Sejak Dini. Solo: Samudera. Ellis
Omrod, Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: Penerbit PT Eresco. Narbuko, Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarat: Penerbit Bumi Aksara. Sarwono, Sarlito. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta:Rajawali Press. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Penerbit CV Pustaka Setia.
1. Peserta didik, agar dapat bertingkah laku sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku sehingga tingkah laku agresi bisa dikurangi. 2. Guru BK, agar dapat memberikan layanan-layanan BK yang tepat sehingga bisa mencegah terjadinya tingkah laku agresi dan memberikan hukuman bagi peserta didik yang melakukan tingkah laku agresi ini. 3. Kepada guru dan semua personil sekolah yang ada diharapkan untuk dapat mencegah tingkah laku agresi yang dilakukan peserta didik dengan cara melakukan pembinaan dan memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa tingkah laku agresi baik itu verbal atau pun fisik sangat merugikan diri sendiri dan juga merugikan orang lain. 4. Kepala Sekolah, dapat bekerjasama dengan pihak guru, orang tua dan masyarakat sekitar untuk mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang kondusif tanpa adanya tingkah laku agresi . 5. Peneliti Selanjutnya, penulis mengharapkan skripsi ini bisa bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya. Taylor, Shelley E & dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Kencana. Willis, Sofyan S. 2010. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Penerbit Alfabeta. Yusuf. A.Muri. 2005. Metodologi Penelitian (Dasar-dasar Penyelidikan Ilimiah). Padang: UNP Press.