HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG
JURNAL
FIRDILA ARIESTA NPM: 10060097
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG Oleh: Firdila Ariesta Program Studi Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT Background of this research was difference level of emotional intelligence individual that distinguish how to way individual self control. This research aimed to (1) describe emotional intelligence of students, (2) describe self control of students, (3) the correlate between emotional intelligence by self control of students. Kind of this research is quantitative correlational descriptive. The population in research is all of students in class VII SMP Muhammadiyah 6 Padang academic year 2013/2014 that amounted 206 people, and research sample taken by using a proportional random sampling technique that amounted 73 people. The research instrument was a questionnaire, for data analysis using percentage techniques and correlation techniques. The results of data analysis: (1) describe emotional intelligence of students into in the category intelligence with the percentage 34,24% , (2) description of self control into in the category enough good with the percentage 38,36%, (3) the correlation of emotional intelligence by self control of students obtained count of r 0,530 and r table 0,235 df 71 at the significance level of 0,05 with a 95%, meaning the count r more that r table (0,530> 0,235). The results of research obtained relation emotional intelligence by self control of students in class VII SMP Muhammadiyah 6 Padang at the significance enough accurate. Things what to do to improve emotion intelligence and self control from teacher participate can attention of emotional aspects, the emotion development and self control of students as well. The researchers recommend continued research to researching about emotional intelligence in terms of other aspects. Keywords: Emotional intelligence, self control PENDAHULUAN Kecerdasan yang dimiliki manusia merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT. Kecerdasan menjadikan manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Kecerdasan di sini menjadikan manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus. Manusia dalam hal ini sudah sepantasnya untuk bersyukur, meski secara fisik tidak begitu besar dan kuat, namun berkat kecerdasan yang dimilikinya hingga saat ini manusia ternyata masih dapat mempertahankan kelangsungan dan peradaban hidupnya melalui beberapa cara yang salah satunya dengan menempuh pendidikan. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUPSN) No. 20 tahun
2003 Bab I, pasal 1 menggariskan pengertian: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, orang tidak hanya berbicara tentang kecerdasan umum, Intelligence Quotient (IQ) saja, melainkan juga Emotional Intelligence (EI) dan Spritual Quotient (SQ). Setiap kecerdasan ini memiliki wilayahnya sendirisendiri di otak. Sesuai dengan fitrah kecerdasan sudah ada sejak manusia dilahirkan, tetapi yang mewarnai selanjutnya adalah keluarga dan lingkungan.
Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan emosi yang berbeda sehingga akan membedakan pula bagaimana individu tersebut dalam mengontrol dirinya. Kecerdasan emosi menurut Goleman (2007:45) kecerdasan merupakan “Kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir; berempati dan berdo’a”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan individu dalam mengelola, mengontrol, memahami dan menganalisis segala bentuk emosi. Di samping itu kecerdasan emosi mampu menjadi alat untuk pengendalian diri atau alat pengontrol diri, sehingga individu tidak terjerumus ke dalam tindakan-tindakan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Kontrol diri adalah suatu upaya seseorang dalam mengendalikan dorongandorongan yang ada dalam diri untuk melakukan suatu tindakan. Kontrol diri dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan istilah “self control” atau “control personal”. Selain itu yang dimaksud dengan kontrol diri menurut Chaplin (2011:451) adalah “Kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri; kemampuan untuk menekankan atau merintangi implus-implus atau tingkah laku impulsive”. Pengertian lain juga diungkapkan oleh Djaali (2013:30) kontrol diri adalah “Kemampuan anak untuk mengontrol impuls mereka, dan perasaan anak bahwa mereka dapat mengendalikan kejadian atau peristiwa di sekeliling mereka”. Berdasarkan kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kontrol diri diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengontrol, mengendalikan, mengelola dan membimbing perilaku. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam merencanakan hidup, menahan ledakan emosi serta mengendalikan perilaku yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Individu yang mampu mengontrol dirinya
berusaha menampilkan perilaku yang dianggap paling tepat bagi dirinya. Remaja yang berada di sekolah menengah memerlukan kontrol diri dalam proses pembelajaran di sekolah. Ini sesuai dengan pendapat Thalib (2010:107) bahwa “Kontrol diri berpengaruh terhadap kesuksesan studi kepribadian”. Namun, mencermati fakta dan realita dilapangan pada saat sekarang ini, masih banyaknya remaja (peserta didik) yang sulit mengelola emosi dan mengontrol dirinya, apalagi peserta didik sedang berada pada kondisi yang sedang labil. Oleh sebab itu kecerdasan emosi dan kontrol diri sangat perlu dimiliki oleh peserta didik. Pengembangan kemampuan mengendalikan diri akan membuat peserta didik merasa bahagia, dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik SMP Muhammadiyah 6 Padang pada tanggal 11 November 2013 diperoleh beberapa informasi bahwa masih ditemukan peserta didik yang mudah marah. Tidak mampu berdiskusi dengan teman sejawatnya karena perbedaan pendapat sehingga menimbulkan pertengkaran, kurangnya kesadaran diri peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok. Selain itu ada beberapa peserta didik yang tidak peduli pada perasaan orang lain sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Berdasarkan observasi penulis di SMP Muhammadiyah 6 Padang selama melakukan PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah sejak tanggal 12 Agustus sampai tanggal 14 Desember 2013 terlihat peserta didik yang belum mampu menata emosinya sehingga tidak mampu mengontrol dirinya terhadap celaan temannya sebagai bahan candaan sehingga menimbulkan emosi. Ada beberapa peserta didik tidak menyelesaikan tugas pada waktu yang telah ditentukan, mudah terpengaruh oleh teman sebaya, datang terlambat, sering keluar masuk saat belajar di kelas, suka mencontek ketika ujian, tidak masuk sekolah, dan cabut sekolah. Selain itu motivasi dalam belajar sangat rendah ditunjukkan dengan nilai yang rendah ketika ulangan harian dikarenakan belajar hanya ketika akan ujian saja. Berdasarkan fenomena yang dipaparkan di atas penulis sangat tertarik untuk meneliti “Hubungan antara
Kecerdasan Emosi dengan Kontrol Diri Peserta Didik di Kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Padang”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran kecerdasan emosi peserta didik, mendeskripsikan gambaran kontrol diri peserta didik, dan mengkorelasikan antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri peserta didik. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif korelasional yaitu mendeskripsikan kecerdasan emosi dengan kontrol diri peserta didik serta melihat hubungan antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri peserta didik. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 206 orang dan sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling yang berjumlah 73 orang yang terdaftar pada tahun 2013/2014. Pengumpulan data menggunakan angket tentang kecerdasan emosi dan kontrol diri. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik statistik untuk mencari skor, mean, standar deviasi, dan persentase. Untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri peserta didik digunakan teknik Pearson Product Moment Correlation melalui program Microsoft Excel dan Program SPSS Versi 16. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosi peserta didik di kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Padang berada pada kategori cerdas dengan ditemukan sebanyak 25 orang dari 73 peserta didik dengan persentase tertinggi sebesar 34,24%. Hal ini didukung oleh pendapat Goleman (2007:96) kecerdasan emosi merupakan “Jembatan antara apa yang kita ketahui dan apa yang kita lakukan. Maka semakin tinggi kecerdasan emosi kita akan semakin terampil melakukan apapun yang kita ketahui benar”. Menurut Uno (2006:72) kecerdasan emosi adalah “Kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain”. 2. Hasil temuan peneliti menunjukkan bahwa kontrol diri peserta didik di kelas
VII SMP Muhammadiyah 6 Padang berada pada kategori cukup baik dengan ditemukan sebanyak 28 orang dari 73 peserta didik dengan persentase tertinggi sebesar 38,36%. Hal ini didukung oleh pendapat Ghufron & Rini Risnawita S (2010:21) yaitu kontrol diri merupakan: Suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungan, selain itu juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktorfaktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain, selalu peduli dengan orang lain, dan menutupi perasaannya. 3. Hasil penelitian korelasi antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri diperoleh korelasi dengan rhitung sebesar 0,530 dan rtabel sebesar 0,235 df 71 pada taraf signifikan 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%, artinya rhitung lebih besar dari rtabel (0,530>0,235) sehingga dapat ditafsirkan korelasi yang positif antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri. Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri peserta didik di kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Padang dengan kategori cukup kuat. Temuan ini didukung pendapat yang dikemukakan oleh Thalib (2010:109) secara singkat, keterampilan emosi mencakup tiga unsur penting, yaitu: a. kecakapan pribadi mengelola diri sendiri, b. keterampilan interpersonal, dan c. keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki). Menurut Ghufron & Rini Risnawati S (2010:23) bahwa “Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya”. Menurut konsep ilmiah, pengendalian emosi berarti mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Mengontrol emosi berarti mendekati situasi dengan menggunakan sikap yang rasional untuk
merespon situasi tersebut dan mencegah munculnya reaksi yang berlebihan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri peserta didik di kelas VII SMP Muhammadiyah 6 Padang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil temuan dari penelitian tentang kecerdasan emosi peserta didik di SMP Muhammadiyah 6 Padang menunjukkan bahwa sebanyak 49 orang dengan persentase 67,12% peserta didik tergolong cerdas dan 24 orang dengan persentase 32,88% peserta didik tergolong kurang cerdas. 2. Hasil temuan dari penelitian tentang kontrol diri peserta didik menunjukkan bahwa sebanyak 52 orang dengan persentase 71,24% peserta didik tergolong baik dan 21 orang dengan persentase 28,76% peserta didik tergolong kurang baik. 3. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kontrol diri peserta didik di kelas VII Muhammadiyah 6 Padang dengan r hitung sebesar 0,530 dan r tabel sebesar 0,235 df 71 pada taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%, artinya r hitung lebih besar dari r tabel dengan tingkat hubungan cukup kuat. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti ingin mengajukan saran kepada: 1. Peserta didik, pada saat peserta didik berada dalam lingkungan kehidupan akan banyak berinteraksi terhadap orang lain maupun benda lain. Banyak hal-hal yang perlu disiapkan kepada peserta didik tersebut dalam menghadapi lingkungan sekitarnya terutama kecerdasan emosi dan kontrol diri, oleh karena itu peserta didik harus menyiapkan diri dan membiasakan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
2. Guru BK, berdasarkan hasil analisis data guru BK diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan kontrol diri peserta didik dengan memberikan arahan, bimbingan, dorongan serta contoh tindakan yang dapat dilakukan peserta didik dalam meningkatkan kecerdasan emosi dan kontrol diri peserta didik melalui pelaksanaan berbagai layanan Bimbingan dan Konseling. 3. Kepala sekolah, kepala sekolah bersama personil sekolah lainnya diharapkan dapat lebih memperhatikan aspek-aspek emosional, perkembangan emosi dan kontrol diri peserta didik secara baik dan bukan semata hasil akademik yang menjadi tuntutan. 4. Orang tua, berdasarkan hasil penelitian ini orang tua dapat mengetahui perkembangan kontrol diri anaknya sehingga dari hasil penelitian ini dapat membantu orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak hingga membentuk kontrol dirinya semakin baik. 5. Bagi penelitian selanjutnya, Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang hubungan kecerdasan emosi ditinjau dari aspek lain seperti perilaku agresif dan harga diri. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Bina Aksara. Bungin, Burhan. 2001. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djaali. (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ghufron & Rini Risnawita S. (2010). Teoriteori Psikologi. Jogjakarta: ARRUZZ Media Group. Goleman, Daniel. (2007). Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Thalib, Syamsul Bachri. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis
Tim
Empiris Aplikatif. Jakarta: Prenada Media Group. Pembina Mata Kuliah Pengantar Pendidikan. (2008). Bahan Ajar Pengantar Pendidikan. Padang:FIP-UNP