No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016 A.
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI 2016 TURUN 0,33 PERSEN
Pada Mei 2016 NTP Kalimantan Selatan tercatat 97,22 atau turun 0,33 persen dibanding NTP April 2016. Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,19 persen sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen.
Dilihat dari subsektornya, empat subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan satu subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 1,42 persen, Subsektor Holtikultura turun sebesar 0,97 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,42 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,18 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 2,38 persen.
Pada Mei 2016 terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,15 persen. Hal ini diakibatkan oleh naiknya indeks harga pada subkelompok makanan jadi sebesar 1,00 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,85 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,09 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,17 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,08 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Mei 2016 sebesar 104,56 atau turun sebesar 0,32 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Pada bulan Mei 2016, secara Nasional, Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 1,13 persen, sebaliknya Provinsi Banten mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 1,35 persen.
*) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 2016
1
1.
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk
biaya
produksi.
Semakin
tinggi
NTP,
relatif
semakin
kuat
pula
tingkat
kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Mei 2016, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 97,22 atau turun 0,33 persen jika dibandingkan NTP pada bulan April 2016 sebesar 97,54. Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika dilihat masing-masing subsektor, empat subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan satu subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 1,42 persen, Subsektor Holtikultura turun sebesar 0,97 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,42 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,18 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 2,38 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
1
2
Subkelompok
April 2016
Mei 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Padi - Palawija c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
100,38 119,34 120,98 105,11 118,89 121,20 112,49
98,96 117,82 119,35 104,39 119,05 121,43 112,45
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni 2016
-1,42 -1,29 -1,35 -0,68 0,13 0,19 -0,04
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
2
3
4
5
Subkelompok
April 2016
Mei 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
102,24 121,99 136,60 117,96 107,13 119,31 121,62 107,85
101,25 120,85 135,19 116,97 104,84 119,36 121,67 107,91
-0,97 -0,93 -1,04 -0,83 -2,13 0,04 0,04 0,05
Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
80,23 95,50 95,50 119,03 121,37 109,53
82,14 98,03 98,03 119,34 121,58 110,23
2,38 2,64 2,64 0,26 0,17 0,65
Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak
107,87 123,70 128,85 120,58 124,24 119,21
107,41 123,29 130,75 121,27 122,82 118,19
-0,42 -0,33 1,47 0,57 -1,15 -0,85
c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
114,68 120,94 107,69
114,78 121,17 107,64
0,09 0,19 -0,04
Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) - Penangkapan Ikan - Budidaya c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
109,68 129,94 132,89 122,10 118,47 124,88 107,00
109,48 129,70 132,59 122,05 118,47 124,95 106,87
-0,18 -0,18 -0,23 -0,03 0,00 0,06 -0,12
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 2016
3
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100)
Subkelompok
April 2016
Mei 2016
% Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
97,54 115,39 118,31 121,54 110,00
97,22 115,17 118,46 121,73 110,14
-0,33 -0,19 0,13 0,15 0,13
Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
96,51 114,16 118,29 121,26 110,25
96,18 113,94 118,46 121,46 110,42
-0,34 -0,19 0,14 0,16 0,15
2.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian
yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei 2016, indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,19 persen dibandingkan April 2016, yaitu dari 115,17 menjadi 115,39. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,29 persen, Subksektor Holtikultura turun sebesar 0,93 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,33 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,18 persen.
3.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani bulan Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen jika dibandingkan dengan bulan April 2016. Jika dilihat dari kelompok konsumsi rumah tangga, terjadi kenaikan indeks sebesar 0,15 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks harga pada subkelompok makanan jadi sebesar 1,00 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,85 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,09 persen, subkelompok
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni 2016
kesehatan naik sebesar 0,17 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,08 persen. Dilihat dari kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal, pada bulan Mei 2016 terjadi kenaikan indeks sebesar 0,13 persen dibandingkan kondisi bulan April 2016. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya harga bibit sebesar 0,11 persen, biaya sewa naik sebesar 0,32 persen, biaya penambahan barang modal naik sebesar 0,34 persen, dan upah buruh naik sebesar 0,22 persen.
4.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Mei 2016, nilai NTP-P turun sebesar 1,42 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami penurunan sebesar 1,29 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen. Turunnya It pada bulan Mei 2016 sebesar 1,42 persen terjadi akibat dari penurunan pada kelompok padi sebesar 1,35 persen dan penurunan pada kelompok palawija sebesar 0,68 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,13 persen disebabkan oleh kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,19 persen. Sedangkan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,04 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Mei 2016, NTP-H turun sebesar 0,97 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami penurunan sebesar 0,93 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen. Penurunan It bulan Mei 2016 disebabkan turunnya harga komoditas pada kelompok sayur-sayuran sebesar 1,04 persen, kelompok buah-buahan turun sebesar 0,83 persen, dan kelompok tanaman obat turun sebesar 2,13. Sedangkan kenaikan Ib disebabkan naiknya indeks harga komoditas kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,04 dan naiknya indeks harga BPPBM sebesar 0,05 persen. c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Mei 2016, NTP-TPR naik sebesar 2,38 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami kenaikan sebesar 2,64 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,26 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 2016
5
Kenaikan It bulan Mei 2016 utamanya disebabkan naiknya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet dan kelapa sawit) sebesar 2,64 persen, yaitu dari 95,50 menjadi 98,03. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,17 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,65 persen. d.
Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Mei 2016, NTP-TR turun sebesar 0,42 persen. Hal ini disebabkan It
mengalami penurunan sebesar 0,33 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen. Penurunan It bulan Mei 2016 disebabkan oleh turunnya harga komoditas Unggas sebesar 1,15 persen dan turunnya harga komoditas Hasil Ternak sebesar 0,85 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,19 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Mei 2016, NTNP turun sebesar 0,18 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami penurunan sebesar 0,18 persen, sedangkan Ib secara umum tidak mengalami perubahan. Penurunan It pada bulan Mei 2016 disebabkan turunnya indeks kelompok penangkapan ikan sebesar 0,23 persen dan turunnya indeks kelompok budidaya perikanan sebesar 0,03 persen. Sementara itu, indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen dan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,12 persen. 1)
Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei 2016, NTN turun sebesar 0,25 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami penurunan sebesar 0,23 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,07 persen. Sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,09 persen. 2)
Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei 2016, NTPi naik sebesar 0,02 persen. Hal ini dikarenakan It mengalami
penurunan sebesar 0,03 persen, sementara Ib mengalami penurunan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,05 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni 2016
BPPBM turun sebesar 0,20 persen. Sementara indeks konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen.
5.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada Mei 2016 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,32 persen. Hal ini terjadi karena It
mengalami penurunan sebesar 0,19 persen, sementara indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 1,24 persen, Subsektor Holtikultura turun sebesar 0,99 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,99 persen, Subsektor Peternakan turun sebesar 0,29 persen, dan Subsektor Perikanan turun sebesar 0,06 persen.
6.
Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, dapat dilihat bahwa 11 provinsi mengalami
penurunan NTP, dan 22 provinsi mengalami kenaikan NTP. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Banten yaitu sebesar 1,35 persen, sedangkan kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,13 persen. Dari empat provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan April 2016, Kalimantan Selatan mengalami penurunan NTP sebesar 0,33 persen, Kalimantan Tengah naik sebesar 0,83 persen, Kalimantan Barat naik sebesar 1,13 persen, dan Kalimantan Timur naik sebesar 0,25 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 2016
7
Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Maret – Maret 2016 (2012 = 100) PROVINSI (1)
NTP (7)
SULBAR MALUKU UTARA GORONTALO BALI JABAR SULSEL MALUKU JATIM BABEL NTB LAMPUNG BANTEN YOGYAKARTA SUMUT DKI PAPUA BARAT NTT SULTENG RIAU JATENG SUMBAR KEPRI JAMBI SULTRA KALTIM KALSEL SULUT KALTENG NAD PAPUA KALBAR SUMSEL BENGKULU
106,65 105,34 104,82 104,81 104,67 104,01 103,96 103,83 103,65 103,58 103,54 103,42 102,90 100,80 100,61 100,45 100,02 99,48 99,41 98,99 98,76 98,66 98,62 98,62 98,02 97,54 97,14 96,92 96,15 96,14 95,64 94,55 94,05
NASIONAL
101,22
8
April Ranking (8) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
% (9) 0,39 -0,06 -0,04 -1,10 -1,29 0,06 0,06 1,76 -0,77 0,79 -1,25 0,32 1,64 1,75 0,71 -0,71 -0,18 2,10 -0,42 0,39 0,63 1,74 -0,69 0,57 -0,14 0,31 0,52 -1,13 0,01 0,96 0,07 1,55 0,39
-0,10
PROVINSI (6) SULBAR BALI GORONTALO MALUKU UTARA JABAR JATIM LAMPUNG SULSEL NTB MALUKU BABEL YOGYAKARTA BANTEN DKI SUMUT NTT PAPUA BARAT SULTENG JATENG RIAU JAMBI SULTRA KEPRI SUMBAR KALTIM KALTENG KALSEL NAD KALBAR SULUT PAPUA BENGKULU SUMSEL
NASIONAL
NTP (7) 106,61 105,94 105,69 104,64 104,29 104,28 104,13 103,90 103,81 103,50 103,21 103,21 102,03 101,67 100,91 100,08 99,94 99,91 99,86 99,78 99,57 99,55 99,18 98,55 98,27 97,73 97,22 96,92 96,72 96,63 96,24 94,91 94,90
Mei Ranking (8)
% (9)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
-0,04 1,08 0,83 -0,67 -0,37 0,44 0,57 -0,10 0,22 -0,44 -0,42 0,29 -1,35 1,06 0,11 0,06 -0,50 0,43 0,89 0,37 0,97 0,94 0,53 -0,21 0,25 0,83 -0,33 0,80 1,13 -0,52 0,11 0,92 0,37
101,55
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni 2016
0,32
7.
Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di
wilayah pedesaan. Pada bulan Mei 2016, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi inflasi sebesar 0,15 persen. Hal ini terjadi sebagai akibat dari naiknya indeks harga pada subkelompok makanan jadi sebesar 1,00 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,85 persen, subkelompok sandang naik sebesar 0,09 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,17 persen, dan subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,08 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 2016
9
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016 RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN MEI 2016 TURUN 4,60 PERSEN
Selama Mei 2016, komposisi jumlah observasi dari 50 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP).
Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Karang Dukuh yaitu senilai Rp 8.181,00 per Kg yang terdapat di Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.000,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang yang terdapat di Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani turun 4,60 persen, dari Rp 5.498,09 per Kg di bulan April 2016 menjadi Rp 5.245,36 per Kg di bulan Mei 2016. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan turun 4,53 persen dari Rp 5.602,83 per Kg di bulan April 2016 menjadi Rp 5.348,77 per Kg di bulan Mei 2016.
Survei harga produsen gabah selama Mei 2016 dilakukan terhadap 50 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 50 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Mei 2016 Kalimantan Selatan
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi (%)
1 GKP
10
Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg)
(Rp/Kg)
(%)
8
9
Terendah
Tertinggi
Ratarata
2
3
4
5
6
7
50
4.000,00 Ciherang, Angkinang (Hulu Sungai Selatan)
8.181,00 Karang Dukuh, Rantau Badauh (Batola)
5.245,36
5.348,77
3.700
(100 %)
Keterangan: ◙ GKG : ◙ GKP : ◙ Di Luar Kualitas : ◙ HPP berdasarkan
Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg)
Selisih (6) thd (7)
1.545,36
142
1.598,77
143
(Petani) 3.750 (Penggilingan)
KA 14,00% dan KH 3,00% KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) KA > 25,00% atau KH > 10,00% Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret 2015
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63/Th.XIX, 1 Juni 2016
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani turun 4,60 persen, dari Rp 5.498,08 per Kg di bulan April 2016 menjadi Rp 5.245,36 per Kg di bulan Mei 2016. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan turun 4,53 persen dari Rp 5.602,83 per Kg di bulan April 2016 menjadi Rp 5.348,77 per Kg di bulan Mei 2016. Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas April – Mei 2016
Tingkat Petani (Rp/Kg) Kelompok Kualitas
1 GKP
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
April
Mei
Perubahan (3) thd (2) (%)
April
Mei
Perubahan (6) thd (5) (%)
2
3
4
5
6
7
5.498,08
5.245,36
-4,60
5.602,83
5.348,77
-4,53
Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan April 2016 cenderung fluktuatif, Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,94 persen dan 3,30 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah Maret – April 2016
Kelompok Kualitas
GKP
Kadar Air (%)
Kadar Hampa/Kotoran (%)
April
Mei
April
Mei
14,74
14,94
3,07
3,30
Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 31/06/63 /Th.XIX, 1 Juni 2016
11