PERBEDAAN PENGETAHUAN FAKTUAL SISWA ANTARA METODE MNEMONIC SYSTEM AKRONIM DAN AKROSTIK PADA KONSEP FUNGI (Kuasi Eksperimen di SMAN 57 Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: ELYANA NUGRAHENI NIM 1111016100047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "PERBEDAAN PENGETAHUAN FAKTUAL sISwA ANTARA METODE MNEMONIC SYSTEM AKRONIM DAN AKROSTIK PADA KONSEP FUNGT" disusun oleh Elyana Nugraheni, NIM. 1111016100047, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 12 Agustus 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sa4'ana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta, 23 Agustus 2016
Panitia Sidang Munaqosah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Prodi Biologi)
Dr. Yanti Herlanti. M.Pd NIP. 19710119 200801 2 010 Penguji I Dr. Sujiyo Miranto. M.Pd NIP. 19681228 200303 1 004 Penguji II Dina Rahma F., M.Si
,?4l8lalt q9
/ el&[. lF,/
ta\L
Tanda Tangan
ABSTRAK Elyana Nugraheni. 1111016100047. Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa Antara Metode Mnemonic System Akronim Dan Akrostik Pada Konsep Fungi Di SMAN 57 Jakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan faktual siswa antara siswa yang menggunakan metode mnemonic system akronim dan akrostik pada materi fungi di kelas X MIA SMAN 57 Jakarta tahun pelejaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain Two group, pretest posttest design. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel penelitian masing-masing berjumlah 32 orang untuk kelas eksperimen akronim dan akrostik. Pengambilan data menggunakan instrument tes pengetahuan faktual berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan faktual yang diajar menggunakan metode mnemonic system akronim adalah 62.53 dengan standar deviasi 11.016, sedangkan pengetahuan faktual siswa yang diajar menggunakan metode mnemonic system akrostik adalah 68.219 dengan standar deviasi 9.869. Meskipun hasil pengetahuan faktual berbeda, namun hasil uji-t pada taraf α = 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dimana thitung > ttabel atau 2.175 > 1.99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan faktual sisswa yang diajar dengan menggunakan metode mnemonic system akronim dengan akrostik pada materi Fungi.
Kata Kunci: Metode Mnemonic System, Akronim, Akrostik, Pengetahuan Faktual
i
ABSTRACT Elyana Nugraheni. 1111016100047. The differences Between Student’s Factual Knowledge That Were Taught By Using Mnemonic Sytem Acronym And Acrostic Method On Topic Of Fungi in SMAN 57 Jakarta. S1 Thesis, The Study Program of Biology Education, Departement of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Scince, Syarif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta, 2016. This research aims to determine the differences of student’s factual knowledge which has taught by using mnemonic system acronym and acrostic method in Fungi concept that was conducted in grade X SMAN 57 Jakarta. Quasi experiment with two group pretest-posttest design used in this research. The sample was taken by using random sampling of the class. Research involved 32 students as the sample of mnemonic acronym experiment class and 32 strudents as the sample of mnemonic acrostic experiment class. This research used factual knowledge test instrument with multiple choice from the collect data that has the validity and realibility test. Data result of this research shows that student’s factual knowledge which has taught by mnemonic system acronym method is 62.53, standard deviation 11.016 and student’s factual knowledge which has taught by mnemonic system acrostic method is 68.219, standard deviation 9.869. Although those factual knowledge was different, the calculation result of t’ test (α = 0,05) shows that tcount > ttable or 2.175 > 1.99 . It means there was significant differences in student’s factual knowledge which has taught by using mnemonic system acronym and acrostic method in Fungi concept.
Key words: Mnemonic System Method, Acronym, Acrostic, Factual Knowledge
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepadan junjungan Nabi Muhammad SAW. Semoga senantiasa mendapatkan syafa’atnya di yaumil akhir. Aamiin. Penyelesaian skripsi ini telah melaui banyak hambatan dan cobaan, penulis membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun materil. Butuh kesabaran dan tekad yang kuat dalam menghadapi berbagai kendala. Namun, atas bantuan dan motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, di antaranya: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan sebagai dosen pmbimbing I yang telah dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat bagi penulis. 4. Yuke Mardiati, M.Si, pembimbing II yang penuh kesabaran serta keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada penulis. 5. Kepala SMAN 57 Jakarta, yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Ibu Nining, selaku Guru Biologi yang membantu penulis melakukan penelitian, dan seluruh siswa kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA yang sangat antusias dalam penelitian ini. 6. Kedua Orang Tua tercinta Ayahanda Sudiyono dan Ibunda Siti Nursidah yang selalu sabar mendoakan, memberikan semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis, sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Adik tersayang, Rizkiyana Yuvitasari yang selalu menyemangati penulis. 8. Keluarga besar Bapak Karso Sudarmo (Kakek) dan Ibu Komsiyah (Nenek), yang telah dengan sabar mendoakan dan menanti kelulusan penulis.
iii
9. 10.
11.
12. 13. 14.
Danur Qahari, kakak yang selalu mendengar keluh kesah dan memberikan dukungan kepada penulis. Sahabat Calon Isteri Sholeha, Serlin Nur Hidayati, Risyca Nova Pujiatuti, Tina Novasari, Dessy Amalia, dan Nona Tiara Amanda yang selalu sabar memberi motivasi dan saran kepada penulis. Kawan-kawan angkatan 2011 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas persahabatan dan dukungan, semoga selalu kompak. Alifia Nuryanda, Krisna Jayanti, Cut Nadrah, dan Indah Permata Sari, kawan seperjuangan semasa SMA yang selalu memberi motivasi dan saran bagi penulis. Sanggi Bayu Ardika, yang selalu ada disaat penulis mengalami kesulitan. Terima kasih atas kesediannya dalam membantu penulis. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis hanya mengharap keridhoan Allah SWT memberikan balasan yang sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.
Jakarta, Agustus 2016
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................6 C. Pembatasan Masalah ...............................................................................6 D. Rumusan Masalah ...................................................................................6 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................6 F. Manfaat Penelitian ..................................................................................7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripi Teoritis......................................................................................8 1. Kemampuan Kognitif ........................................................................8 a. Pengertian Kognitif .....................................................................8 b. Perkembangan Kognitif Siswa ....................................................9 2. Taksonomi Pengetahuan ...................................................................12 3. Pengetahuan Faktual .........................................................................19 4. Memori ..............................................................................................20 a. Pengertian Memori ......................................................................20 b. Tiga Tahapan Mengingat ............................................................22 c. Durasi Memori ............................................................................23 5. Lupa...................................................................................................26 6. Metode Mnemonic System ...............................................................28 a. Pengertian Metode Mnemonic System ........................................28
v
b. Prinsip-prinsip Mnemonic System ..............................................29 c. Metode Mnemonic System ..........................................................30 B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................35 C. Kerangka Berpikir ...................................................................................37 D. Hipotesis Penelitian.................................................................................38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................39 B. Metode dan Desain Penelitian.................................................................39 C. Populasi dan Sampel ...............................................................................40 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................40 E. Instrumen Penelitian................................................................................41 F. Kalibrasi Intrumen ..................................................................................43 1. Uji Validitas ......................................................................................43 2. Uji Reliabilitas ..................................................................................44 3. Tingkat Kesukaran ............................................................................45 4. Daya Pembeda ...................................................................................45 G. Teknik Analisis Data ...............................................................................46 1. Uji Normalitas ...................................................................................46 2. Uji Homogenitas ...............................................................................47 3. Uji Hipotesis .....................................................................................48 4. Hipotesis Statistika ............................................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................50 1. Hasil Pretest Kelas Akronim dan Akrostik .......................................52 2. Hasil Posttest Kelas Akronim dan Akrostik .....................................53 B. Analisis Data ...........................................................................................54 1. Uji Normalitas ...................................................................................54 2. Uji Homogenitas ...............................................................................54 3. Pengujian Hipotesis ...........................................................................55
vi
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................59 B. Saran ........................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................60 LAMPIRAN .......................................................................................................64
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif ...........................................................10 Tabel 2.2 Tingkat Perkembangan Kognitif .........................................................11 Tabel 2.3 Dimensi Proses Kognitif .....................................................................13 Tabel 2.4 Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan ..........................19 Tabel 2.5 Perolehan Informasi ............................................................................25 Tabel 3.1 Desain Penelitian.................................................................................39 Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ..............................................................42 Tabel 3.3 Instrumen Soal Valid ..........................................................................44 Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal......................................................................45 Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ............................................................45 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ..................................................................46 Tabel 4.1 Analisis Pengetahuan Kelas Akronim dan Akrostik ...........................50 Tabel 4.2 Perbedaan Nilai LKS Kelas Akronim dan Akrostik ...........................52 Tabel 4.3 Nilai Pretest Kelas Akronim dan Akrostik .........................................53 Tabel 4.4 Nilai Posttest Kelas Akronim dan Akrostik ........................................53 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ...........................................................................54 Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................55 Tabel 4.7 Hasil Uji-t Prettest-Posttest Kelas Akronim dan Akrostik .................55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tiga Tahapan Memori .....................................................................23 Gambar 2.2 Penyimpanan Memori .....................................................................24 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ...........................................................................38
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Akronim ..................64
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Akrostik ...................87
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa Kelas Akronim ...........................................110
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa Kelas Akrostik ...........................................119
Lampiran 5
Rubrik Penilaian LKS ..................................................................128
Lampiran 6
Lembar Observasi Guru Kelas Akronim .....................................140
Lampiran 7
Lembar Observasi Guru Kelas Akrostik .....................................146
Lampiran 8
Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen ......................................................152
Lampiran 9
Validitas Instrumen......................................................................164
Lampiran 10 Reliabilitas Instrumen ..................................................................166 Lampiran 11 Tingkat Kesukaran Instrumen .....................................................168 Lampiran 12 Daya Pembeda .............................................................................170 Lampiran 13 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .....................................................171 Lampiran 14 Instrumen Tes Pengetahuan Faktual ............................................172 Lampiran 15 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akronim ...................................178 Lampiran 16 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akrostik ....................................179 Lampiran 17 Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Akronim ......................................180 Lampiran 18 Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Akrostik.......................................181 Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ...............................................182 Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas Data Postes ................................................185 Lampiran 21 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ............................................188 Lampiran 22 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ..........................................189 Lampiran 23 Hasil Uji Hipotesis Statistik (Uji t) .............................................190 Lampiran 24 Surat-surat....................................................................................192
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan kehidupan bangsa. Fungsi dan tujuan pendidikan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Hal tersebut berarti pendidikan mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif adalah belajar berkaitan dengan pengetahuan (yaitu, dari rekognisi sederhana dan memori untuk pemecahan masalah yang kompleks dan evaluasi).2 Ranah kognitif termasuk di dalamnya adalah penarikan kembali atau pengakuan fakta-fakta tertentu, pola prosedural, dan konsep yang menyajikan dalam pengembangan
kemampuan
intelektual
dan
keterampilan.3
Ranah
kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghapal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
1
UU RI No. 20 Tentang Sitem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3. Ken Thomas, loc. cit. 3 Rita C. McNeil, Program Evaluation Model: Using Bloom’s Taxonomy to Identify Outcome Indicators in Outcomes- Based Program Evaluations. Journal of Adult Education Volume 40, Number 2, 2011. h. 27. 2
1
2
Afektif adalah belajar berkaitan dengan sikap, perasaan, dan emosi.4 Belajar afektif melibatkan perubahan perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang membentuk pemikiran dan perilaku.5 Psikomotor adalah belajar yang berhubungan dengan tindakan dan keterampilan motorik (yaitu, dari tindakan sederhana untuk koreografi kompleks).6 Sasaran psikomotor khusus pada fungsi fisik, tindakan refleks dan gerakan interpretatif. Jenis sasaran berhubungan dengan pengkodean informasi fisik, dengan gerakan dan atau kegiatan di mana gerakan motorik digunakan untuk mengekspresikan atau menafsirkan informasi atau konsep.7 Diantara ranah afektif, kognitif, dan psikomotor, maka ranah kognitif yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengusai konten materi pembelajaran. Hasil belajar pada aspek pengetahuan termasuk yang paling rendah, meliputi pengetahuan faktual dan pengetahuan hapalan atau untuk diingat. Materi pembelajaran biologi pada kelas X sebagian besar merupakan pengetahuan kognitif pada tingkat C1 sampai C4, yaitu berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi inti pada Permndikbud No. 70 tahun 2013, yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural.8 Misalnya pada materi kelas X, yaitu kompetensi dasar 3.6 tentang jamur. Kompetensi dasar 3.6 “Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan”.9 Kompetensi tersebut memiliki ranah kognitif dari C1 berupa pengetahuan tentang jenis-jenis jamur. Ranah kognitif C2 berupa pemahaman tentang prinsip klasifikasi 4 Ken Thomas, Learning Taxonomies In The Cognitive, Affective, and Psychomotor Domains, Rocky Mountain Alchemy 2005, h. 1. 5 Karen Neuman Allen, et. all. Affective Learning: A Taxonomy For Teaching Social Work Value. Journal of Social Work Values and Ethics, Vol. 7, No. 2, Fall 2010. h. 2. 6 Ken Thomas, loc. cit. 7 Leslie Owen Wilson, Three Domains Of Learning, 2016, Publishing at thesecondpcinciple.com 8 Lampiran Kompetensi Dasar 3B Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, h. 115. 9 Ibid.
3
jamur berdasarkan alat reproduksinya. Ranah kognitif C3 berupa aplikasi tentang penggunaan jamur dalam kehidupan sehari-hari. Ranah kognitif C4 yaitu analisis tentang struktur jamur dan jenis-jenis jamur penyebab penyakit pada manusia. Mata pelajaran biologi banyak terdapat tokoh-tokoh, urutan peristiwa, maupun istilah-istilah yang cukup sulit untuk diingat. Siswa mungkin mengingat materi tersebut pada saat proses belajar sedang berlangsung, tetapi lupa setelah pembelajaran usai. Informasi yang dapat diingat adalah informasi yang bermakna, karena pikiran manusia adalah pencipta makna.10 Informasi secara terus-menerus memasuki pikiran melaui indera. Informasi terkadang langsung dibuang, sebagian informasi disimpan di dalam ingatan dalam waktu singkat dan kemudian dilupakan. Proses memasukkan informasi ke dalam ingatan atau memori akan memudahkan siswa
dalam
menyusun
ranah
kognitifnya.
Memori
sangat
penting bagi
perkembangan kognitif siswa. Memori memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Allah berfirman dalam surat Al-Zumar ayat 9: “Katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya, hanya orang-orang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran” Dan surat Al-Isra ayat 36: “Dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan daya nalar pasti akan ditanya mengenai itu…” Perintah belajar di atas, tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif (tahapan-tahapan yang bersifat akliah). Dalam hal ini sistem memori yang terdiri atas memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang berperan sangat aktif dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengetahuan dan keterampilan.11 10 11
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 216. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999). h.77.
4
Materi yang dipelajari siswa di sekolah banyak berupa fakta yang harus dihapal dan diingat. Fakta ini membentuk kerangka yang menjadi gantungan konsep-konsep yang lebih rumit. Kesulitan dalam mengingat pengetahuan faktual ini menuntut pendidik untuk lebih kreatif dalam mengatasi keterbatasan secara efisien dan efektif, dan tentu saja tidak mereduksi makna esensi dari pendidikan itu sendiri. Tanpa mengenyampingkan penyebab eksternal yang melatarbelakangi kualitas nilai mata pelajaran biologi, penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan fakta yang harus dihapal. Hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang optimal. Guru dapat membantu siswa mempelajari informasi dengan cara yang akan memudahkan informasi tersebut berguna dan juga bermakna bagi siswa. Pelajaran yang efektif memerlukan pemahaman tentang cara membuat informasi agar dapat diakses oleh siswa sehingga dapat menghubungkannya dengan informasi lain, memikirkannya, dan menerapkannya di luar ruangan kelas. Shulman (1987) asserts that in order to teach one needs a breadth and depth of knowledge of teaching and a rich factual knowledge base with many interconnections which represent a much more thorough understanding than that which is achieved purely as a curriculum learner. He refers to this as pedagogical content knowledge, that is, an understanding of how particular teaching, subjects, topics, problems, or issues are organized, presented, and adapted to the diverse interests and abilities of learners, and presented for instruction. Pernyataan tersebut berarti bahwa untuk mengajar dibutuhkan pengetahuan tentang pengajaran dan basis pengetahuan faktual yang kaya dengan berbagai interkoneksi yang merupakan pemahaman yang jauh lebih menyeluruh dari yang yang dicapai sepenuhnya oleh siswa. Mengacu sebagai pengetahuan konten pedagogi, yaitu, pemahaman tentang bagaimana tertentu mengajar, pelajaran, topik, masalah,
5
atau isu-isu yang terorganisir, disajikan, dan disesuaikan dengan minat dan kemampuan peserta didik yang beragam, dan disajikan untuk pengajaran. 12 Upaya untuk menyelesaikan kesulitan hapalan adalah menggunakan metode mnemonik. Mnemonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga lebih mudah dicocokan dengan pola schemata dalam memori jangka panjang.13 Menggunakan metode Mnemonic dalam mengingat sesuatu memiliki banyak keuntungan, baik waktu yang diperlukan untuk mengingat lebih singkat, serta ingatan tersebut akan tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Membiasakan menggunakan metode Mnemonic dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin akan mempermudah segala sesuatu dalam kehidupan kita. Metode Mnemonic dilakukan sebagai variasi terhadap metode pengajaran di kelas oleh guru untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan faktual. Metode akronim dan akrostik memungkinkan siswa lebih berminat dan lebih berekspresi dalam usaha mengingat atau menghapal materi biologi. Sehingga di akhir proses pembelajaran, tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dapat dijadikan pilihan sebagai salah satu teknik pembelajaran Metode ini cukup mudah untuk diaplikasikan, bahkan karena metodenya yang menantang akan membuat anak tertarik untuk belajar dan metode mnemonic yang mengikuti cara otak bekerja memungkinkan akan mampu maksimalkan hasil yang akan dicapai siswa pada mata pelajaran biologi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa Antara Metode Mnemonic System Akronim dan Akrostik pada Konsep Fungi”
Fadzilah Abd Rahman, “Knowledge Of Diverse Learners: Implications for the Practice of Teaching”, International Journal of Instruction, 2010, h.2. 13 Trianto, op. cit., h. 117. 12
6
A. Identifikasi Masalah Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu: 1. Lemahnya daya ingat siswa terhadap pengetahuan faktual 2. Diperlukan suatu metode pembelajaran yang memudahkan siswa unuk menghapal dan mengingat pengetahuan faktual 3. Mnemonic akronim dan akrostik sudah diteliti pengaruhnya terhadap kemampuan mengingat, tetapi belum diketahui perbedaan antara keduanya.
B. Pembatasan Masalah Luasnya ruang lingkup masalah yang aan diteliti, agar penelitian lebih jelas serta terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Penggunaan metode Mnemonic System akronim dan akrostik. 2. Pengetahuan faktual yang diukur hanya dibatasi pada aspek kognitif (C1 sampai C4) 3. Konsep yang diajarkan pada penelitian ini adalah konsep fungi (jamur)
C. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah perbedaan pengetahuan faktual siswa antara metode Mnemonic System Akronim dengan Akrostik pada konsep fungi?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahun faktual biologi siswa dengan menggunanakan metode Mnemonic System Akronim dan Akrostik pada konsep fungi.
7
E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi peneliti, dapat menyampaikan penjabaran tentang perbedaan penggunaan Mnemonic System Akronim dengan Akrostik terhadap pencapaian pengetahuan faktual siswa. 2. Bagi guru, khususnya guru bidang studi biologi untuk menjadikan kedua metode Mnemonic System sebagai alternatif metode pembelajaran. 3. Bagi siswa, dapat memberikan solusi belajar dengan cepat dan mudah dalam menguasai konten pengetahuan faktual.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis 1. Kemampuan Kognitif a. Pengertian Kognitif Kata kognisi berasal dari bahasa Latin “cognoscere” yang artinya “mengetahui”, atau “sebagai pemahaman terhadap pengetahuan”, atau “kemampuan untuk memperoleh pengetahuan tertentu”.1 Kognisi biasanya didefinisikan secara sederhana sebagai perolehan pengetahuan.2 Kognisi dalam kamus psikologi berarti istilah umum yang mencakup semua proses mental manusia dengan kesadaran, dan mendapatkan pengetauan tentang dunia.3 Kognisi manusia, ditinjau dari sudut pandang perkembangan adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal. Kognisi berkembang dalam bentuk peningkatan mengikuti pola-pola yang teratur sejak bayi hingga dewasa, dan beberapa kemampuan kognitif mengalami penurunan dari masa ke masa.4 Istilah kognitif sebagai satu domain atau wilayah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berkaitan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan kejiwaan. Aspek kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak), dan afeksi (perasaan).5 Perkembangan kognitif adalah struktur mental dan proses
1
Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 79. Stephen K. Reed, Kognisi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), h. 2. 3 David A. Statt, The Concise Dictionary Of Psychology 3rd Edition, (Canada: Routledge, 1998), h. 26. 4 Robert Solso, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 364. 5 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 22. 2
8
9
didalamnya yang berubah seiring waktu, terutama karena meningkatnya kompleksitas dari lahir sampai dewasa.6 Definisi diatas dapat diketahui bahwa kognisi dan kognitif adalah dual hal yang tidak dapat dipisahkan dalam khidupan manusia. Kognisi akan berkembang mengikuti pola-pola kehidupan hingga pada akhirnya akan mengalami penurunan. Sedangkan kognitif akan terus berkembang dari lahir hingga dewasa.
b. Perkembangan Kognitif Siswa Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada perubahan dalam cara berpikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi. Organisasi mengacu pada sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami dunia. Adaptasi mencakup dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses perolehan informasi dari luar, dan pengasimilasiannya
dengan
pengetahuan dan perilaku dari sebelumnya.7 Perkembangan kognitif mengungkapkan bahwa kognisi adalah bagian sangat penting. Kognisi merupakan tempat proses diawalinya perolehan pengetahuan yang masuk dalam diri seseorang melalui berbagai proses. Proses perkembangan kognitif sangat mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya, seperti afeksi. Jean Piaget berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa, karena konsep berpikir anak-anak dengan remaja maupun dewasa itu berbeda, jadi materi atau strategi yang akan digunakan oleh guru harus disesuaikan dengan tingkat berpikirnya.8 Jean Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif dalam empat tahap sesuai jenjang usia tertentu, yaitu sensorimotor, praopersional, operasional konkrit, dan
6
David A. Statt, loc.cit. Robert Solso, op. cit., h. 365. 8 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 11. 7
10
operasional formal. Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dapat dilihat pada Tabel 2.1.9 Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Tahap
Usia/Tahun
Gambaran
Sensorimotor
0-2
Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian
pengalaman-pengalaman
sensor
dengan tindakan fisik. Praoperasional
2-7
Anak mulai merepresentasikan dunia dengan katakata dan gambar-gambar. Kata-kata dan gambargambar pemikiran
ini
menunjukkan
simbolis
dan
adanya melampaui
peningkatan hubungan
informasi sensor dan tindak fisik. Operasional
7-11
Konkrit
Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk yang berbeda.
Operasional
11-15
Formal
Anak remaja berpikir dengan cara lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik.
Sumber: Desmita, 2012. Perkembangan kognitif setiap orang tidak sama. Ada orang-orang dari tingkat kognitif yang tinggi, ada tingkat kognitif moderat, dan ada juga tingkat kognitif yang rendah. Berikut ini adalah diadaptasi dari tingkat kognitif dari Bloom dan Levine diatur dalam hirarki yang tertera pada Tabel 2.2.
9
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 46.
11
Tabel 2.2 Tingkat Perkembangan Kognitif Level
Jenis
Keterangan
Tingkatan 1
Pengetahuan
Pada
tingkat
pengetahuan,
yang
diukur
adalah
keterampilan untuk mengingat dan memahami sebelum belajar materi. Pada tingkat ini, mahasiswa diwajibkan untuk memiliki pengetahuan untuk memahami hubungan antara fakta yang diberikan. Umumnya, kegiatan pada tingkat ini adalah menjadi berkenalan dengan elemen. 2
Interpretasi
Pada tingkat interpretasi, kemampuan kognitif siswa dibangun pada kedalaman pemahaman tentang teori. Ini berarti bahwa siswa harus mampu memahami masalah dan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada tingkat ini, siswa diberikan masalah yang membutuhkan penerapan teori dan ekstrapolasi. masalah adalah diberikan pada tingkat
ini
juga
mungkin
memerlukan analisis. 3
Problem Solving Pada tingkat pemecahan masalah dan evaluasi siswa ini dan Evaluasi
dapat merumuskan rencana untuk memecahkan masalah yang diberikan. Untuk sampai pada proses atau berencana siswa memerlukan informasi yang dapat digunakan untuk proses dalam penyelesaian masalah yang diberikan. Kemudian
mengevaluasi
rencana
yang
telah
dikembangkan untuk mencapai solusi untuk masalah ini. Sumber: Abdul Muin et. all, Proceeding of International Conference On Research, Implementation And Education Of Mathematics And Sciences 2014, Yogyakarta State University, 18-20 May 2014.
12
2. Taksonomi Pengetahuan Proses Pembelajaran di sekolah menuntut untuk dicapainya standar-standar terbaik demi pengembangan kemampuan siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif, serta psikomotor. Proses pembelajaran Biologi di kelas hendaknya juga dapat mengarahkan, membimbing, dan mempermudah dalam penguasaan sejumlah konsep dasar sehingga mereka dapat membentuk struktur ilmu pengetahuannya sendiri. Pembentukan pengetahuan melibatkan proses memasukkan informasi dan proses berpikir. Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, dan media yang digunakan, serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang memengaruhinya. Proses berpikir merupakan peristiwa mencampur, mencocokan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya.10 Kegiatan pembelajaran yang mencakup proses kognitif dan proses pengetahuan. Hal tersebut telah dikembangkan oleh Bloom, yaitu dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom dua dimensi rumusan tujuan berisikan satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dari peserta didik, sedangkan kata bendanya mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai atau dikonstruksi peserta didik.11
a. Dimensi Proses Kognitif Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. 10
Wowo Sunaryo, op. cit., h. 3. Anderson dan Krathwohl, Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 6. 11
13
Dimensi proses kognitif merupakan klasifikasi proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan bidang pendidikan. Dalam dimensi proses kognitif terdiri dari enam kategori. Dimensi ini kata kerja dari Kompetensi Dasar dan soal-soal dianalisis berdasarkan proses kognitif, dan dimasukkan sesuai dengan kategori dari kata kerja tersebut. Untuk memudahkan dalam analisis maka perlu adanya penjelasan dari setiap kategori dan kata kerja operasionalnya dipaparkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Dimensi Proses Kognitif Kategori dan proses
Nama-nama lain
Definisi
kognitif 1. Mengingat: mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang 1.1 Mengenali
Mengidentifikasi
Menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut.
1.2 Mengingat kembali
Mengambil
Mengambil
pengetahuan
yang
relevan dari memori jangka panjang 2. Memahami: mengkontruksi makna dari materi pambelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru 2.1 Menafsirkan
Mengklarifikasi,
Mengubah satu bentuk gambaran
Memparafrasaka,
menjadi bentuk lain
Merepresentasi, Menerjemahkan 2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklasifikasikan
2.4 Merangkum
Mengilustrasikan,
Menemukan contoh atau ilustrasi
Memberi contoh
tentang konsep atau prinsip
Mengkatagorikan, Menentukan sesuatu dalam satu Mengelompokkan
kategori
Mengabstraksi,
Mengabstraksikan tema umum atau
Mengeneralisasi
poin-poin pokok
14
Kategori dan proses
Nama-nama lain
Definisi
kognitif 2.5 Menyimpulkan
Menyarikan,
Membuat kesimpulan yang logis
Mengekstrapolasi, dari informasi yang diterima Mengiterpolasi, Memprediksi 2.6 Membandingkan
Mengontraskan,
Menentukan hubungan antara dua
Memetakan,
ide, dua objek dan semacamnya
Mencocokkan 2.7 Menjelaskan
Membuat model
Membuat
model
sebab-akibat
dalam sebuah sistem 3. Mengaplikasikan: menerapkan atau menggunakan sesuatu prosedur dalam keadaan tertentu. 3.1 Mengeksekusi
Melaksanakan
Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familier
3.2 Mengimplementasikan
Menggunakan
Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak familier
4. Menganalisis: memecah-mecah materi jadibagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhn struktur atau tujuan. 4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasi
Menyendirikan,
Membedakan materi pelajaran yang
Memilih,
relevan dari yang tidak relevan
Memfokuskan,
bagian yang penting dari yang tidak
Memilah
penting
Menemukan,
Menentukan bagaimana elemen-
Koherensi,
elemn bekerja atau berfungsi dalam
Memadukan,
sebuah struktur
Membuat,
15
Kategori dan proses
Nama-nama lain
Definisi
kognitif Garis
besar,
Mendeskripsikan peran, Menstrukturkan 4.3 Mengatribusikan
Mendekonstruksi
Menentukan sudut pandang, bias, nilai atau mekasud dibelik meteri pelajaran
5. Mengevaluasi: mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar. 5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritik
Mengoordinasi,
Menemukan
inkonsistensi
atau
Mendeteksi,
kesalahan dalam suatu proses atau
Memonitor,
produk, dan menemukan efektifitas
Menguji
prosedur yang sedang dipraktikkan
Menilai
Menemukan inkonsistensi antara suatu produk dan kriteria eksternal dan menemukan ketepatan suatu prosedur
untuk
menyelesaikan
masalah 6. Mencipta: memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat sesuatu produk yang orisinil. 6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
Membuat
Membuat
hipotesis-hipotesis
hipotesis
berdasarkan kriteria
Mendesain
Merencanakan
prosedur
menyelesaikan suatu tugas 6.3 Memproduksi
mengkonstruksi
Sumber: Anderson dan Karthwohl, 2010.
Menciptakan suatu produk
untuk
16
Psikologi pendidikan berpendapat bahwa ranah psikologis peserta didik yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiawaan ini yang berkedudukan pada otak, dalam persepektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yaitu ranah efektif (rasa) dan ranah psikomotorik (karsa). Oleh karena itu, pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif peserta didik dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.12
b.Dimensi Pengetahuan Pengetahuan merefleksikan spesifikasi domain, peran pengalaman dan konteks sosial dalam mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuan. Dalam dimensi pengetahuan terdapat empat jenis pengetahuan. Empat jenis pengetahuan yang akan dijelaskan dapat membantu para pendidik memutuskan apa yang akan diajarkan. Klasifikasi jenis-jenis pengetahuan dirancang untuk spesifikasi yang menengah, yaitu tujuan pendidikan. Tingkat spesifikasi atau generalitas memungkinkan empat jenis pengetahuan tersebut diterapkan untuk semua tingkat kelas dan mata pelajaran. 4 empat pengetahuan tersebut, yaitu Pengatahuan Faktual, Pengetahuan Konseptual, Pengetahuan Prosedural, dan Pengetahuan Metakognitif.13 Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa ketika akan mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut. dalam pengetahuan faktual terdiri dari dua sub jenis: 1) Pengetahuan tentang terminologi. Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan nonverbal (misalnya, kata, angka, tanda dan gambar), dan 2) Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi dan semacamnya. Pengetahuan ini meliputi informasi yang mendetail dan spesifik.
12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 82. 13 Krathwohl, op.cit, h. 67.
17
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi dan hubungan antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual meliputi skema, model mental, atau teori yang implisit atau eksplisit dalam beragam model psikologi kognitif. Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga sub jenis: 1) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori. Pengetahuan ini meliputi kategori, kelas, divisi dan susunan yang spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu. Perlunya klasifikasi dan kategori dapat digunakan untuk menstrukturkan dan mensistematisasikan fenomena. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori lebih umum dan sering lebih abstrak daripada pengetahuan tentang terminologi dan fakta-fakta yang spesifik., 2) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi. Prinsip dan generalisasi dibentuk oleh klasifikasi dan kategori. Umumnya merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin ilmu dan digunakan untuk mengkaji fenomena atau menyelesaikan masalah-masalah dalam disiplin ilmu tersebut. pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi mencakup pengetahuan tentang abstraksi-abstraksi tertentu yang meringkas hasil-hasil pengamatan terhadap suatu fenomena, dan 3) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi serta antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang jelas, utuh dan sistemik tentang sebuah fenomena , masalah, atau materi kajian yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur mencakup pengatahuan tentang berbagi paradigma, epistemologi, teori dan model yang digunakan dalam disipin-disiplin ilmu untuk mendeskripsikan, memahami, menjelaskan dan memprediksi fenomena. Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan ketrampilan, algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan prosedural bergulat dengan pertanyaan “bagaimana”, dengan kata lain pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang beragam proses. Pada pengetahuan ini terdiri dari tiga subjenis: 1) Pengetahuan tentang ketrampilan dalam bidang tertentu dan algoritme, 2) Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu. Pengetahuan ini
18
mencakup pengetahuan yang umumnya merupakan hasil konsensus, kesepakatan atu ketentuan dalam disiplin ilmu, bukan hasil pengamatan atau eksperimen atau penemuan langsung. Pada umumnya pengetahuan ini menunjukkan bagimana para ilmuan dalam bidang mereka berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah, bukan hasil penyelesaian masalah atau pemikiran, 3) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan pengeahuan tentang kognisi diri sendiri. Pada pengetahuan ini meliputi tiga subjenis:
1) Pengetahuan strategis.
Pengetahuan strategis
merupakan
pengetahuan perihal strategi-strategi belajar dan berpikir serta pemecahan masalah. Pengetahuan ini mencakup strategi-strategi umum umum untuk menyelesaikan masalah (problem solving) dan berpikir, 2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, 3) Pengetahuan diri. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam kaitannya kognisi dan belajar. Keempat Kategori-kategori pada dimensi pengetahuan dianggap kontinum dari yang kongkrit sampai yang abstrak. konseptual dan prosedural mempunyai tingkat keabstrakan yang berurutan, misalkan pengetahuan prosedural lebih konkret ketimbang pengetahuan konseptual yang paling abstrak.14 Menurut teori kontruktivis bahwa satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.15 Penjabaran dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan dapat dilihat melalui Tabel 2.4.
14
Ibid., h.6. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 28. 15
19
Tabel 2.4 Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan Factual
Remember
Understand
Apply
Analyze
Evaluate
Create
List
Summarize
Classify
Order
Rank
Combine
Describe
Interpret
Experim-
Explain
Assess
Plan
Differen
Conclude
Compose
Knowledge Conceptual Knowledge Procedural
ent Tabulate
Predict
Knowledge
Calculate
tiate
Sumber: Anderson dan Karthwohl, 2010. 3. Pengetahuan Faktual Pengetahuan faktual berhubungan dengan hal-hal yang perlu diingat kembali, seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, dan rumus. Pada dimensi pengetahuan faktual soal disajikan berupa pengetahuan yang deklaratif. Pada dimensi proses kognitif, pengetahuan yang disajikan berupa ingatan dan pemahaman. Students who have forgotten principles of algebra will be unable to apply them to solve problems or use them as a foundation for learning calculus (or physics, economics, or other related domains), and students who do not remember what operant conditioning is will likely have difficulties applying it to solve behavioral problems. We are not advocating that students spend their time robotically memorizing facts; instead, we are acknowledging the important interplay between memory for a concept on one hand and the ability to comprehend and apply it on the other.16 Penjabaran tersebut menjelaskan bahwa kegiatan mengingat bukanlah tujuan utama, namun interaksi antar memori untuk sebuah konsep di satu sisi dan kemampuan untuk memahami dan menerapkannya di sisi lain. According to the Fink scheme, foundational knowledge includes knowledge and understanding of basic facts, ideas, and perspectives. Foundational knowledge also includes understanding the conceptual structure of factual knowledge within a subject, essential when applying factual knowledge in other areas.
Dunlosky et. al., Improving Student’s Learning With Effective Learning Techniques: Promising Directions From Cognitive and Educational Psychology. Psychology Science in the Public Internet, 2013, h. 7. 16
20
Foundational knowledge is also essential for other kinds of learning to be useful, hence the term foundational.17 Pengetahuan dasar menurut Fink mencakup pengetahuan dan pemahaman faktafakta dasar, gagasan, dan perspektif. Pengetahuan dasar juga mencakup pemahaman akan struktur konseptual pengetahuan faktual dalam mata pelajaran, penting ketika menerapkan pengetahuan faktual di bidang lain. Pengetahuan dasar juga penting untuk beberapa jenis mata pelajaran untuk memperoleh manfaatnya, oleh karena itu dinamakan pengetahuan dasar. Factual knowledge includes the discrete facts and basic elements that experts use when communicating about their discipline, understanding it, and organizing it systematically; there is little abstraction to factual knowledge.18 Bila diterjemahkan pengetahuan faktual meliputi fakta terpisah dan elemen dasar yang digunakan para ahli ketika berkomunikasi tentang disiplin keilmuannya, memahaminya, dan pengorganisasian secara sistematis; terdapat sedikit abstraksi pengetahuan faktual. Definisi yang tertera di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan faktual adalah suatu pengetahuan yang bersifat fakta dan diperlukan kemampuan menyimpan memori yang baik untuk dapat mengingat kembali. 4. Memori a. Pengertian Memori Memori merupakan bagian yang vital bagi kehidupan manusia. Memori berasal dari bahasa Inggris, yaitu memory yang berarti ingatan. Kamus Psiologi mendefinisikan memori adalah fungsi kognitif untuk
mempertahankan dan
mengambil informasi tentang gambar dan peristiwa masa lalu, sistem untuk penyimpanan informasi, dan nformasi yang tersimpan (yaitu apa yang bisa kita ingat).19
17
Wirth & Perkins - Learning to Learn. Presentation on Intentional Learners at 2007 Innovations Conferenc, h.8. 18 Mary J. Pickard, The New Bloom’s Taxonomy Science , Journal of Family and Consumer Sciencs Education, Vol. 25, No. 1, Spring/Summer 2007, h. 48. 19 David A. Statt, op.cit., h. 85.
21
Memory is quite clearly one of the most important capacities of man and the other animals. It is through memory that experiences of the past influence our present thoughts, plans, and action. Without memory, of course we would be unable to learn. It is difficult to imagine a human being lacking the ability to record experiences. Some signs of memory are usually seen even in the most severecase of mental retardation. In the most general sense, memory refers to the lasting effect of stimulation-that is, the effect that remains after the stimulus is gone.20 Memori adalah salah satu kapasitas yang paling penting dari manusia dan hewan lainnya. Ini adalah melalui memori bahwa pengalaman masa lalu mempengaruhi kita sekarang pikiran, rencana, dan tindakan. Tanpa memori, tentu saja kita tidak akan mampu untuk belajar. Sulit untuk membayangkan seorang manusia tidak memiliki kemampuan untuk merekam pengalaman. Beberapa tanda-tanda memori biasanya terlihat bahkan dalam kasus yang paling parah keterbelakangan mental. Dalam arti yang paling umum, memori mengacu pada efek abadi stimulasi-yaitu, efek yang tersisa setelah stimulus itu hilang. Memori tidak terlepas dari kehidupan manusia untuk membangun peradaban yang lebih baik. Para peneliti psikologi meneliti tentang bagaimana otak dapat menyimpan suatu memori. Memori kerja adalah istilah yang digunakan para psikologi untuk menyatakan kemampuan yang kita miliki untuk menyimpan dan memanfaatkan informasi di dalam pikiran dalam jangka waktu singkat. Memori kerja memberikan ruang kerja mental atau buku catatan yang digunakan untuk menyimpan informasi penting dalam kehidupan sehari-hari.21 Memori atau Ingatan juga merupakan proses biologi, yakni informasi diberi kode dan dipanggil kembali, dalam ingatan terdapat kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit, yang diaktifkan melalui saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik diseluruh bagian otak.
20
James L. McGaugh, Learning And Memory An Introduction, (San Fransisco: Albion Publishing Company, 1973), h. 34. 21 Susan E. Gathercole dan Tracy Packiam, Memori Kerja dan Proses Belajar, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009), h. 2.
22
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa memori atau ingatan merupakan pembentuk jati diri manusia dan merupakan pembeda dari makhluk hidup yang lain, ingatan menjadi jembatan manusia dengan masa lalu yang berupa pengalaman atau informasi. Ingatan bukan merupakan suatu objek yang dapat dilihat dilihat dengan mata atau menggunakan organ tubuh yang lain, tetapi ingatan merupakan sesuatu yang abstraksi yang sifatnya dinamis dan dapat berkembang sejalan dengan informasi yang didapat dan disimpan. Memori merupakan proses mental anugerah dari Allah SWT. Penggunaan memori atau ingatan tidak dapat terlepas dari seluruh kegiatan manusia. Proses mental manusia erat kaitannya dengan kegiatan berpikir, melihat, memahami, dan mengingat. Belajar selalu berhubungan dengan proses mengumpulkan informasi, menghapal, atau mengingat fakta-fakta dalam bentuk materi pelajaran.
b. Tiga Tahapan Mengingat Proses mengingat informasi terdapat tiga tahap yaitu Penyandian (encoding), Penyimpanan, dan Pemanggilan kembali. Tiga tahapan tersebut akan membentuk sistem memori dalam otak. Penyandian (encoding), yaitu memasukan informasi kedalam memori.22 Proses penyandian terbagi menjadi tiga macam: 1) Penyandian akustik, informasi yang disandikan dalam memori, memasuki penyandian tertentu dan informasi yang diterima terdiri dari butiranbetiran verbal seperti angka, huruf dan kata, 2) Penyandian visual, yakni informasi yang disandikan dalam memori berdasarkan apa yang dilihat, dan 3) Penyandian makna, dalam penyandian ini materi verbal didasarkan pada makna disetiap kata. Penyandian ini terjadi jika butir itu adalah kata yang terisolasi, tetapi akan lebih jelas jika butir-butir itu adalah kalimat.
22
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), Edisi 3, buku
1, h. 359.
23
Penyimpanan merupakan penahanan informasi setiap waktu.23 Penyimpanan informasi merupakan mekanisme yang penting dalam memori. Dalam sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi terhadap jenis ingatan atau memori pada manusia. Pemanggilan
kembali
adalah
proses
mengeluarkan
informasi
dari
penyimpanan.24 Pada proses ini, informasi yang telah disimpan dapat ditemukan atau diingat kembali. Tahapan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa merupakan pengelolaan seluruh informasi yang telah diperoleh, kemudian diproses yang berguna bagi manusia dalam melakukan segala aktivitas, salah satunya dalam proses belajar. Tiga tahapan dalam memori digambarkan pada gambar 2.1. Penyimpanan
Pengulangan
Memasukkan
nnnn Mempertahankan
Pengambilan
ke dalam
ke dalam memori
dari memori
Pengodean
memori
memori
Gambar 2. 1. Tiga Tahapan Memori Sumber : Rita. L. Atkinson, dkk 1987 c. Durasi Memori Proses penyimpanan dan dan pengulangan, memori yang disimpan terdiri atas tiga macam durasi, yaitu Memori Sensoris, Memori Jangka Pendek, dan Memori Jangka Panjang. Memori sensoris, yaitu penyimpanan informasi dalam bentuk sensoris aslinya hanya untuk waktu sekejap, tidak lebih lama dari waktu singkat seseorang siswa terpapar sensasi pengelihatan, pendengaran, dan lainnya. Memori jangka pendek, yaitu sistem memori dengan kapasitas yang terbatas dimana informasi disimpan
23 24
Santrock, loc. cit. Santrock, loc. cit.
24
selama 30 detik, kecuali informasi tersebut diulang atau kalau tidak diproses lebih lanjut, karena jika diproses informasi akan bias disimpan lebih lama. Memori jangka panjang, yaitu memori penyimpanan yang menyimpan banyak sekali informasi untuk periode waktu yang lama dalam cara yang relatif permanen. 25 Proses penyimpanan memori dari memori sensori hingga memori jangka panjang digambarkan pada gambar 2.2.
Memori sensoris Masukkan sensoris
Memori jangka pendek Pengulangan kembali
Memori jangka panjang
Penyimpanan
Pengulangan Perhatian
Gambar 2. 2. Proses Penyimpanan Memori. Sumber : Atkinson dan Shiffrin Dalam model ini, input sensoris masuk ke memori. Melalui proses pengulangan, informasi akan dipindahkan ke memori jangka pendek, dan berada di sana selama 30 detik atau kurang, kecuali jika dilakukan pengulangan. Tahap selanjutanya informasi akan masuk ke dalam memori jangka panjang. Informasi dapat diambil kembali ketika informasi tersebut dibutuhkan melalui memori jangka pendek. Informasi yang diterima dalam tiga durasi memori berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.5.
25
Santrock, op. cit., h. 364.
25
Tabel 2.5. Perolehan Informasi Atribut
Kapasitas
Memori Jangka Pendek Membutuhkan perhatian Tidak Perhatian yang memungkinkan berkelanjutan Salinan masukan Fonemik. informasi secara Kemungkinan secara harfiah visual. Kemungkinan secara semantik Besar Kecil
Kehilangan informasi
Aus/kemerosotan Pengantian. Mungkin aus.
Masuknya informasi Penyimpanan informasi Bentuk informasi
Penyimpanan Sensoris Prettentative
Jangka waktu ¼ - 2 detik untuk melacak Membaca Pemanggilan dengan keras kembali
Hingga 30 detik
Memori Jangka Panjang Pengulangan informasi Repetisi Sebagian besar semantik. Beberapa auditori dan visual
Batas yang tidak diketahui Kemungkinan tidak hilang. Kehilangan kemampuan untuk mengakses atau membedakan karena adanya gangguan. Menit hingga tahunan
pemanggilan Kemungkinan terjai Petunjuk kembali. secara otomatis. Item berada dalam Proses penvarian yang memungkinkan. kesadaran. Petunjuk sementara/fonem. Sumber: “Levels of processing: A framework for memory research,” oleh F. I. M Craik dan R. S. Lockhart, 1972, Journal of Verval Learning and Verbal Behavior, 11, 671-684. Accademic Press Inc.
26
5. Lupa Suatu informasi dapat menjadi bagian dari memori apabila terjadi perubahan fungsional dan struktural secara menetap pada otak.26 Suatu informasi dapat mengalami kegagalan dalam proses mengingat atau yang disebut dengan lupa. Lupa didefinisikan
sebagai
ketidakmampuan
untuk
mengingat,
mengenali,
atau
memunculkan kembali hal yang pernah dipelajari.27 The loss of the ability to recall something that has been learned. Anything that makes its way into long term memory is perhaps never wholly lost except through brain damage. Forgetting is likely to be caused by a lack of a stimulus sufficient to retrieve the memory, or else is the result of repressing the memory into the unconscious because of the emotional pain it causes.28 Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa lupa adalah hilangnya kemampuan untuk mengingat sesuatu yang telah dipelajari. Ingatan jangka panjang mungkin tidak pernah sepenuhnya hilang kecuali adanya kerusakan otak. Lupa mungkin disebabkan oleh kurangnya stimulus yang cukup untuk mengambil memori, atau hasil dari adanya tekanan memori ke dalam alam bawah sadar karena rasa sakit emosional. Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memperoduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita dipelajari.29 Lupa adalah fenomena psikologis, suatu proses yang terjadi di dalam kehidupan mental.30 Lupa dapat disebabkan oleh beberapa faktor31: Pertama, kondisi fisik, seperti kelelahan, ketidaknyamanan atau rasa sakit, tingkat rangsangan. Kedua, Faktor kognitif berupa perhatian dan konsentrasi. Ketiga, Faktor emosional berupa stress, kekhawatiran, kesedihan dan kebahagiaan. Keempat, faktor lingkungan: bunyi, bau, tingkat pencahayaan. Kelima, tuntutan kerja seperti mudah (membosankan/biasa) hingga
26 Very Julianto dan Magda Bhinnety, The Effect of Reciting Holy Qur’an toward Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave, Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 1., Juni 2011, h. 18. 27 Jo Iddon, Memory Boosters Penguat Ingatan. ( Jakarta: Erlangga, 2006), h. 22. 28 David A. Statt, op.cit., h. 56. 29 Muhibbin Syah, op. cit., h. 155. 30 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2011), h. 207. 31 Jo Iddon, op. cit., h. 24
27
menantang (rumit/berat). Keenam, meta-memori berupa pengetahuan mengenai kemampuan ingatan terhadap berbagai hal. Lupa adalah hal yang manusiawi, namun lupa menjadi lawan bagi para pelajar ataupun sesorang yang mengandalkan ingatan dalam pekerjaan. Lupa dapat diminimalisasi dengan beberapa cara, yaitu Overlearning, Extra Study Time, Mnemonic Device, Pengelompokkan, Latihan Terbagi, dan Pengaruh Letak Bersambung.32 Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihibatas penguasaan dasar atas pelajaran tertentu. Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mne-monic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat penggait” mental untuk memasukkan itwm-item informasi ke dalam sistem akal siswa. Pengelompokkan (clustering) ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip. Lawan latihan terbagi (distributed practice) adalah latihan terkumpul (massed practice) yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong siswa melakukan cramming. Dalam latihan terbagi siswa melakukan latihan-latihan dengan alokasi waktu yang pendek dan dipisah-pisahkan di antara waktu-waktu istirahat. Pengaruh letak bersambung (the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata (nama, istilah, dan sebaginya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut sebaiknya ditulis dengan warna yang mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata lainnya yang tidak perlu diingat.
32
Muhibbin Syah, op. cit., h. 158-161.
28
6. Metode Mnemonic System a. Pengertian Metode Mnemonic System Belajar adalah suatu cara untuk memasukkan informasi ke dalam system berpikir manusia. Belajar secara formal di sekolah biasanya dilakukan dengan berbagai metode dan didukung oleh penggunaan media. Tetapi, dengan banyaknnya informasi yang didapat oleh siswa, tidak semua informasi dapat diingat. untuk mengingat berbagai macm informasi pengetahuan faktual diperlukan suatu metode belajar yang mendukung. Metode belajar tersebut misalnya Mnemonic System. Mnemonik berasal dari mitologi Yunani, yaitu Mnemosyne, yang adalah ibu dari sembilan muse (semacam tokoh pujangga) dalam bidang kesenian dan ilmu pengetahuan. Memori dianggap sebagai keterampilan mental tertua dan yang paling dikagumi, memori dianggap sebagai induk dari segala keterampilan lain. Diyakini bahwa jika kita tidak memiliki memori, kita tidak akan pernah memiliki ilmu pengetahuan, kesenian, maupun logika.33 Kamus Oxford mengartikan mnemonic adalah desain untuk membantu ingatan. Instruksi mnemonic mengacu pada instruksi atau strategi belajar yang terancang secara khusus untuk mengingatkan memori. Hal ini dimaksudkan untuk memodifikasi atau mengubah informasi yang bisa dipelajari dan bertujuan menghubungkan langsung dengan informasi dimana para pembelajar segera dapat mengetahuinya. Mnemonik adalah suatu teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dalam memori.34 Dewasa ini kata mnemonic mengacu pada teknik-teknik pemacu ingatan secara umum. Strategi Mnemonik terkumpulkan dari berbagai artikel-artikel penelitian yang digunakan untuk mempelajari nama orang, bahasa asing, Negara, ibukota, huruf-huruf alphabet dan pengejaan beberapa nama. Metode mnemonik tidak menjamin informasi yang masuk akan tetap diingat, sebab untuk menyimpan informasi ke dalam memori jangka panjang setidaknya butuh banyak pengulangan. Berbagai pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa Mnemonic adalah suatu cara yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran 33 34
Robert L. Solso, op.cit., h. 266. Robert L. Solso, loc. cit.
29
untuk membantu siswa dalam mengingat pelajaran dan memudahkan dalam mengulang atau mengingat kembali informasi.
b. Prinsip-Prinsip Mnemonic System Teknik mnemonic bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip penyandian memori jangka panjang, yaitu pemaknaan, asosiasi, imajinasi, organisasi, dan pengulangan.35 Makna atau kesan yang dimiliki seseorang terhadap informasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemaknaan informasi yaitu kesan yang dibentuk pada informasi ketika informasi tersebut disandikan. Asosiasi merupakan hubungan antara suatu informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Buzan, 2003). Hal tersebut berarti suatu hal baru akan lebih mudah diingat bila memiliki kaitan dengan pengetahuan atau engalaman yang dimiliki seseorang sebelunya. Asosiasi tersebut berfungsi sebagai pengait atau isyarat dalam memanggil informasi. Dengan demikian apabila seseorang mengingat asosiasi dari informasi, secara otomatis informasi tersebut akan ikut diingat. Imajinasi merupakan gambaran mengenai sesuatu di dalam pikiran. Penggunaan imajinasi dalam penyandian memori dilakukan dengan membayangkan informasi tersebut mengenai detailnya, mulai dari ukuran, bentuk, warna suara dari informasi tersebut. Organisasi merupakan pengelomppokkan dan pembagian item informasi ke dalam unit-unit yang lebih sederhana atau chunking. Berfungsi untuk meningkatkan kapasitas memori jangka pendek dengan cara penyederhanaan yang kemudian ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Tujuan dari organisasi tersebut yaitu untuk mempermudah pencarian terhadap item yang diingat. Informasi yang diulang-ulang membuat informasi tersebut lebih kuat dalam memori jangka pendek dan informasi yang cukup kuat memudahkan dalam transfer 35
Abdul Halim et.al, Keefektifan Teknik Mnemonic untuk meningkatkan Memori Jangka Panjang Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam Surakarta, Vol. 1, No. 2, Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 2012.
30
ke dalam memori jangka panjang. Informasi yang sudah tersimpan dalam memori jangka panjang memiliki kemudahan untuk dapat diingat kembali.
c. Metode Mnemonic Ada beberapa teknik dalam metode mnemonik yang dapat dipakai dengan spesifikasinya masing-masing, yaitu; loci, pegword, rima, akronim, dan akrostik. Metode Loci adalah cara megingat sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan tempat yang paling dikenal dan dengan kesan yang berlebih-lebihan. Teknik ini biasa dipakai oleh orator untuk menghapalkan teks pidatonya, teknik loci ini juga bisa disebut sebagai teknik tempat, sebab cara ini mengkombinasikan antara memori visul atau asosiasi fakta dengan tempat. Metode loci adalah bentuk asosiasi materi yang ingin dipelajari dengan bentuk visual suatu lokasi.36 Metode loci adalah metode yang mengasosiasikan objek-ojek tertentu dengan tempat-tempat tertentu.37 Urutan yang akan dipakai dalam teknik loci adalah sebagai berikut: pilihlah tempat yang selalu diingat sehari-hari seperti ruangan tamu yang terdiri dari shofa, pesawat televisi, lampu dan lukisan dinding. Setelah itu pilihlah fakta yang akan diingat, selanjutnya pilih elemen-elemen yang berkaitan dengan kelima tempat di ruangan tersebut dan kemudian ciptakan gambaran visual yang menghubungkan informasi dengan barang-barang dari ruangan tamu tersebut. Setelah itu munculkan gambarangambaran tersebut beberapa kali sehari selama tiga atau empat hari. Teknik pegword atau pancang adalah teknik untuk melatih daya ingat dengan cara mempelajari satu daftar kata-kata pancang dengan membayangkannya secara visual. Teknik pancang adalah cara untuk melatih daya ingat dengan cara membuat kata-kata pancang dan membayangkannya secara visual. Teknik ini dikembangkan oleh Henry Herkson pada tahun 1600 dengan menghubungkan satu digit angka tersebut dengan barang-barang yang menyerupai angka tersebut. Seperti angka satu dengan lilin, 36
Margaret W. Matlin, Cognitive Psychology 7th Edition, (Asia: John Wiley & Sons, 2009), h.
37
Robert L. Solso, op. cit., h. 227.
173.
31
angka tiga dengan trisula. Prinsip dari teknik ini adalah menggantungkan fakta yang akan diingat kepada kata pancang yang telah dibuat. Irama atau nyayian sering digunakan untuk memudahkan siswa menghafal bermacam-macam hal. Contohnya adalah mengingat nama-nama hari, nama-nama bulan, dan mengingat nama-nama Nabi. Guru dapat membantu siswa mengingat fakta dengan menyajikan pelajaran secara terorganisasi dan dengan mengjarkan siswa menggunaan strategi memori yang disebut mnemonik.38 Salah satu metode mnemonik yang sering digunakan adalah metode akronim. Akronim atau singkatan adalah kata yang dibentuk dari huruf atau huruf-huruf awal, atau masing-masing bagian dari sekelompok kata, atau istilah gabungan.39 Akronim merupakan kombinasi huruf pertama setiap kata dan membentuk suatu kata baru yang dapat membantu proses mengingat dari kata-kata yang asli.40 Singkatan memiliki arti yang berbeda dengan akronim. Berikut adalah perbedaan antara singkatan dan akronim menurut EYD:41 Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Pertama, singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contohnya: M. Abdullah, S. Pd. (Muhammad Abdullah Sarjana Pendidikan). Kedua, singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contohnya adalah: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyar), dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ketiga, singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Contohnya: jml. (jumlah), kpd. (kepada), dan hlm. (halaman). 38
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 265. Bobbi Deporter and Mike Hernacki, Quantum Learning, (New York: Dell Publishing, 1992), h. 236. 40 Ann Dillon, Making Connection : study skills, reading and writing, (USA: Thompson corporation, 2007), h. 139. 41 Yuanita Fitriany,EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia Pustaka, 2015), h. 23. 39
32
Keempat, singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Contohnya: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), dan Yth. (Yang terhormat). Kelima, singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat-menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik. Contohnya: a.n. (atas nama), d.a. (dengan alamat), dan s.d. (sampai dengan). Keenam, lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contohnya: Rp (Rupiah), Ca (kalsium), dan kg (kilogram). Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata. Pertama, akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsurunsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf capital tanpa tanda titik. Contohnya: SIM (Surat Izin Mengemudi), dan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Kedua, akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsure ditulis dengan huruf awal capital. Contohnya: Undip (Universitas Diponegoro), dan Akpol (Akademi Polisi). Ketiga, akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf kecil. Contohnya: pemilu (pemilihan umum), dan tilang (bukti pelanggaran). Definisi akronim yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa akronim adalah suatu metode yang menggabungkan huruf pertama setiap kata yang ingin diingat, sehingga menjadi sebuah kata lebih ringkas dan mudah diingat. Teknik ini berguna untuk mengingat kata-kata spesifik dan memudahkan dalam mengingat materi pembelajaran faktual. Langkah untuk menciptakan akronim yaitu: Pertama, tuliskan daftar informasi yang dibutuhkan untuk belajar dalam frasa bermakna. Kedua, Lingkarai atau menggarisbawahi kata kunci di setiap frase. Ketiga, tuliskan huruf pertama dari setiap kata kunci. Keempat, mengatur ulang huruf menjadi singkatan mengesankan. Kelima, praktekan asosiasi dari akronim untuk kata kunci dan kemudian dari kata kunci ke frase yang berarti.
33
1. Akrostik Sebuah pembelajaran pasti memerlukan ingatan sehingga kita perlu mengetahui sebuah cara, model, teknik, strategi metode dan pendekatan pembelajaran untuk merekam dan supaya ingatan kita kuat. Ada banyak model, pendekatan atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Model Pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara atau jalan. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala)kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya.42 Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasiliator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.43 Definisi metode pembelajaran yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem dalam menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu dibawah kondisi yang berbeda.
42
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 198. 43 Triyo Supriyanto et. all., Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UIN-Malang Press, 2006), h. 118.
34
Satu cara yang baik untuk memanggil ingatan adalah dengan mengingat semua atau sebagian kode yang digunakan untuk menyimpannya.44 Salah satu teknik mengingat yang dianggap sederhana dan mudah digunakan adalah teknik akrostik atau biasa disebut jembatan keledai. Akrostik adalah susunan kata yang tidak selalu menggunakan huruf pertama dan tidak selalu menghasilkan singkatan dalam bentuk satu kata, melainkan informasi yang diingat dalam akrostik dapat berbentuk kalimat atau frase tertentu. Akrostik merupakan pendukung ingatan dengan cara menciptakan seluruh kalimat dengan huruf pertama dari setiap kata untuk diingat.45 The first letter strategy organizes the information into meaningful chunks and provides cues to help the student recall the target information. The cues provided by the first letter are, however, minimal and may not be sufficient to help some learners. Additionally, the target information must already be familiar and meaningful to the learner.46 Definsi akrostik yang telah disebutkan,dapat disimpulkan bahwa teknik akrostik adalah cara yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa dalam mengingat sebuah materi yang sedang diajarkan. Akrostik dapat digunakan sebagai alternatif metode belajar untuk siswa. Langkah untuk menciptakan akrostik yaitu: Pertama, tuliskan daftar frasa yang pada baris terpisah. Kedua, lingkari atau menggarisbawahi huruf pertama dari setiap kalimat. Ketiga, tulis huruf pertama dari setiap kata kunci pada baris baru. Keempat, buat kalimat (akrostik) dari huruf pertama dari setiap kata kunci. Kelima, praktekan asosiasi dari akrostik .
44
Fred B. Chernow, The Sharper Mind, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1997), h. 5. Division for Learning Disabilities (DLD) and Divisoin for Research (DR) of The Council for Exceptional Children, A focus On Mmenonic Instruction Issue 5, Summer 2001. 46 Ibid. 45
35
B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penerapan metode Mnemonic System antara lain adalah sebagai berikut, penelitian yang dilakukan Drs. Budiman, M.Si (Dosen pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah) dengan judul penelitian “Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri Melalui Penerapan Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh”, dikemukakan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran trigonometri dengan model mnemonic dapat menuntaskan hasil belajar siswa, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model mnemonic dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada topik yang memerlukan hafalan, seperti pada topik dasar trigonometri. Selain itu, hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model mnemonics membuat suasana kelas menyenangkan sehingga siswa antusias mendengar dan mengerjakan LKS. Hal ini antara lain disebabkan beberapa hal yang sebelumnya sukar diingat, tetapi dengan menggunakan mnemonics dapat lebih mudah diingat.47 Penelitian yang dilakukan oleh David Berry, PhD, LAT, ATC, EMT-B yang berjudul “Learning with Mnemonics in a Therapeutic Modalities Course: Case Report” dikemukakan hasil strategi mnemonic digunakan untuk meningkatkan daya ingat dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan kata-kata familiar dan gambar yang sederhana, namun kuat. Ketika siswa membuat hubungan dengan konsep pendidikan tak ternilai harganya dan merupakan sesuatu yang akan bertahan selamanya. Banyak strategi yang digunakan di sini untuk mengambil beberapa waktu untuk belajar. Tetapi, manfaat yang memungkinkan siswa untuk berpikir bebas sementara mengasosiasikan pengetahuan kognitif dengan ide-ide dan bahan-bahan
47
Budiman. Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Serambi Akademica, Vol. I, No. 1, Mei 2013.
36
yang relevan dengan kehidupan siswa adalah apa yang membuat ajaran ini dan strategi pembelajaran yang sangat berguna untuk mengingat informasi.48 Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Amiryousefi, dengan judul “Mnemonic Instruction: A Way to Boost Vocabulary Learning and Recall” dikemukakan hasil penelitian yang didapat adalah Salah satu bagian paling menantang dari setiap pembelajaran bahasa adalah akuisisi kosakata. Perangkat mnemonic adalah cara yang berguna untuk meningkatkan pembelajaran kosakata dan mengingat.49 Penelitian yang dilakukan oleh Fatemeh Anjomafrouz dengan judul “Effect of Using Mnemonic Associations on Vocabulary Recall of Iranian EFL Learner over Time” dikemukakan hasil penelitian ini adalah untuk menilai apakah menggunakan asosiasi mnemonic efektif dalam ruang kelas dan apakah itu cocok untuk penggunaan praktis oleh siswa sebagai strategi pembelajaran. Data dianalisis mengungkapkan bahwa menggunakan asosiasi mnemonic menyebabkan kinerja secara signifikan lebih baik dari siswa dewasa ketika perbandingan dibuat dengan terhadap kelompok eksternal kontrol (kelompok hafalan) dan kinerja yang lebih baik dari kelompok orang dewasa dan remaja ketika perbandingan dibuat sehubungan dengan kelompok pengendalian internal (ketika siswa tidak menggunakan asosiasi kelompok mnemonic). Selain itu, kinerja yang lebih tinggi dari kelompok mnemonic yang sering dilaporkan menggunakan sosiasi awal mengungkapkan bahwa asosiasi awal memiliki peran penting pada mengingat kosakata siswa. Menurut temuan ini metode berbasis mnemonic mungkin berubah menjadi berguna untuk kelompok usia yang berbeda.50
48 David Berry, Learning with Mnemonics in a Therapeutic Modalities Course: A Case Report, Jurnal Internasional Athletic Trainer’s Association, Vol. 5, September 2010. 49 Mohammad Amiryousefi. Mnemonic Instruction: A Way to Boost Vocabulary Learning and Recall. Jurnal internasional University of Isfahan, Vol. 2, No. 1, Januari 2012 50 Fatemeh Anjomafrouz. Effects of Using Mnemonic Associations on Vocabulary Recall of Iranian EFL Learners over Time. Jurnal Internasional Canadian Center of Science and Education, Vol. 2, No. 4, Juli 2012.
37
C. Kerangka Berpikir Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Ilmu yang ada didalamnya bukan hanya mengenai konsep-konsep dan suatu alur prosedural, tetapi juga pengetahuan faktual. Pengetahuan faktual bersifat ingatan. Siswa harus mengingat tentang konsep, nama, tokoh, dan fakta. Proses pembelajaran biologi tanpa menggunakan suatu metode dalam mengingat pengetahuan faktual akan menyulitkan siswa ketika melaksanakan ujian dan pelajaran yang diperoleh tidak tersimpan dalam system ingatan jangka panjangnya. Untuk memudahkan siswa dalam mengingat pengetahuan faktual tersebut, digunakan suatu metode yang dapat mendukung proses mengingat siswa. Metode pembelajaran tersebut adalah Mnemonic System. Mnemonic System sudah menjadi hal yang umum diterapkan disekolah, banyak pula penelitian yang menunjukkan hasil positif terhadap penggunaan Mnemonic System dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan Mnemonic System yang tepat untuk memudahkan mengingat pengetahuan faktual digunakan metode Mnemonic System Akronim dan Akrostik. Penerapan metode yang berbeda antara metode mnemonic akronim dan akrostik akan berbeda pula pengetahuan faktual yang akan dicapai, siswa juga akan memperoleh pengalaman berbeda dengan kedua metode tersebut. Skema kerangka berpikir digambarkan pada gambar 2.3.
38
Tujuan Pembelajaran
Metode Belajar
Mnemonic Akronim
Mnemonic Akrostik
Pengetahuan Faktual Gambar 2.3. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan faktual siswa yang diajarkan menggunakan metode Mnemonic Akronim dengan yang menggunakan metode Mnemonic Akrostik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 57 Jakarta Barat yang berlokasi di Jl. Kedoya Raya, DKI Jakarta di kelas X Semester Genap tahun pelajaran 2015/2016 pada tanggal 4-20 Januari 2016. B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah quasi
eksperiment (eksperimen semu). Quasi experiment adalah suatu eksperimen semu dimana penelitian menggunankan rancangan penelitian yang tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah two group pretest-posttest design yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.2 Desain ini menggunakan dua kelas, dimana kelas eksperimen I menggunakan metode pembelajaran mnemonic system akronim dan kelas eksperimen II menggunakan metode pembelajaran mnemonic system akrostik. Penentuan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II menggunakan teknik acak. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok
Prettest
Perlakuan
Postes
KE 1
O1
X Akronim
O2
KE 2
O1
X Akrostik
O2
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 13, h. 77. 2 Ibid., h. 76.
39
40
Keterangan: KE 1 : Kelompok eksperimen Akronim KE 2 : Kelompok eksperimen Akrostik X1
: Perlakuan dengan perlakuan Akronim
X2
: Perlakuan dengan perlakuan Akrostik
O1
: Pemberian pretest
O2
: Pemberian posttest
C. Populasi dan Sample Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.3 Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa SMAN 57 Jakarta, sedangkan populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 57 Jakarta yang terdiri atas tiga kelas. Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.4 Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.5 Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X MIA 2 dan X MIA 3.
D. Teknik Pengumpul Data Penelitian ini akan diperoleh data perbedaan pengetahuan faktual berupa skor yang didapat dari tes pengetahuan faktual pada konsep Fungi. Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang akan diberi perlakuan Mnemonic Akronim dan Akrostik. 3
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 118. Ibid., h. 121. 5 Sugiyono, op.cit., h. 82. 4
41
2. Memberikas tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep fungi di kedua kelas eksperimen. 3. Memberikan treatment (perlakuan) kepada kelas yang dijadikan subjek penelitian pada pembahasan konsep fungi, dengan perlakuan Mnemonic Akronim dan Akrostik. 4. Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang fungi di kedua kelas eksperimen dengan soal-soal yang sama. 5. Menskor hasil yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan Mnemonic Akronim dan kelompok atau kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan Mnemonic Akrostik, untuk selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.
E. Instrumen Penelitian Instrumen pada suatu penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.6 Instrumen yang akan digunakan adalah tes pengetahuan faktual biologi siswa, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa mengingat materi yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau dalam bentuk pilihan ganda. Tes pengetahuan faktual dalam bentuk tes objektif diberikan sebelum dan setelah siswa mempelajari materi dengan Mnemonic Akronim dan Akrostik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang disusun berdasarkan KI dan KD yang dipelajari. Tes objektif yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda yang terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap.7 Tes objektif berupa pilihan ganda berjumlah 23 soal dengan 5 pilihan jawaban. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, 6 7
168.
Ibid., h. 102. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.
42
yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) yang keduanya merupakan soal yang sama untuk kedua kelas penelitian. Instrumen sebelumnya telah diuji-cobakan terlebih dahulu di kelas XI MIA. Hal ini bertujuan untuk menguji apakah tes tersebut telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian dengan dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda setiap soal. Pada uji coba, jumlah soal yang digunakan sebanyak 40 soal dengan 5 pilihan jawaban. Untuk memudahkan melihat keterwakilan indikator dalam instrumen ini, maka dibuatlah kisi-kisi uji coba instrumen. Kisi-kisi uji coba instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian8 Indikator
3.6.1. Mengidentifikasi ciri umum Divisi Jamur
3.6.2. Menjelaskan klasifikasi
Ranah Kognitif C1
C2
2, 4, 7,
1, 3, 5,
8, 10, 11
9, 12
C3
14, 15
Jumlah C4
soal
6
12
13
3
Divisi Jamur
3.6.3. Menjelaskan
17, 19
16, 18
4
karakteristik Divisi Zygomicota
3.6.4. Menjelaskan
20, 22
23, 24
21, 25
6
karakteristik Divisi Ascomycota
3.6.5. Mengidentifikasi ciri-
26, 27,
ciri dan bentuk jamur Divisi
28, 30,
Basidiomycota
3.6.6. Menjelaskan karakteristik Divisi
8
Lampiran 13, h. 171.
29
6
32
1
31
43
Indikator
Ranah Kognitif
Jumlah C4
soal
C1
C2
C3
35
33, 36,
34, 37
6
39, 40
3
Deuteromycota
3.6.7. Mengidentifikasi bentuk simbiosis jamur
38
dengan organisme lain
3.6.8. Menyebutkan peranan
41
jamur bagi kehidupan
Total
19
12
6
4
41
F. Kalibrasi Instrumen Uji instrumen dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Uji instrument dilakukan melalui: 1. Uji validitas Instrumen yang baik sebagai alat ukur hendaklah yang memenuhi persyaratan sebagai alat ukur, yakni memiliki validitas yang baik. Validitas berkenaan dengan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.9 Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan program Anates.10 Hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates, dari 41 soal yang diberikan terdapat 23 soal yang dinyatakan valid, sedangkan 18 soal dinyatakan tidak valid. Dari 23 soal yang dinyatakan valid, soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian sebanyak 23 soal. Untuk memahami soal yang dinyatakan valid, dapat dilihat pada Tabel 3.3.
9
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 12. 10 Lampiran 9, h. 164.
44
Tabel 3.3 Instrumen Soal Valid Indikator
Ranah Kognitif C1
C2
3.6.1
2, 4, 8
1, 9
3.6.2
14, 15
3.6.3
C4
soal
6
6
13
3
16
3.6.4 3.6.5
C3
Jumlah
1 23, 24
21, 25
30, 31
3.6.6
2 32
3.6.7
35
3.6.8
41
Total
9
4
33, 36
6
1 34
4
39
2
4
4
23
2. Uji Reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.11 Reliabilitas memiliki makna bahwa instrument yang digunakan memiliki keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa reliabilitas dari 41 soal yang telah diujicoba dengan n=35 tergolong memiliki reliabilitas yang tinggi (0,72).12 Kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk menginterpretasikan reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4.13
11
Sudjana, op. cit., h. 16. Lampiran 10, h. 166. 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 93.
12
45
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal Rentang
Keterangan
0,8 – 1,00
Sangat Tinggi
0,6 – 0,79
Tinggi
0,4 – 0,59
Cukup
0,2 – 0,39
Rendah
0,0 – 0,19
Sangat Rendah
3. Tingkat Kesukaran Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi soal-soal tersebut termasuk dalam kriteria sukar, sedang, atau mudah. Data yang diperoleh dari 41 soal yang diujicoba, diperoleh 6 soal dengan kriteria sangat mudah, 7 soal dengan kriteria mudah, 20 soal dengan kriteria sedang, 5 soal dengan kriteria sukar, dan 3 soal dengan kriteria sangat sukar.14 Kriterian yang menunjukkan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5.15 Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Nilai Dp
Interpretasi
0 – 0,25
Sukar
0,26 – 0,75
Sukar
0,76 – 1
Sedang
4. Daya Pembeda Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan kelompok siswa kemampuang tinggi dengan kempok siswa
14 15
Lampiran 11, h. 168. Suharsimi, Op. cit., h. 208.
46
kemampuan rendah.16 Klasifikasi indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6.17 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Beda Rentang
Keterangan
0,00 – 0,20
Buruk
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1, 00
Baik Sekali
G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh akan melalui uji-t, namun sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas sampel dengan menggunakan rumus Liliefors dengan taraf signifikan α = 0,05 Data mentah diurutkan dari nilai terendah hingga tertinggi, dan dimasukkan ke dalam kolom Xi Lo = F (Zi) – S (Zi) Keterangan : Lo : harga mutlak terbesar F (Zi)
: peluang angka baku
S (Zi)
: proporsi angka baku
16 17
Lampiran 12, h. 170. Suharsimi, Op. cit., h. 213-214.
47
Langkah-langkah sebagai berikut:18 a. Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar b. Hitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus: 𝑧=
𝑋𝑖 − 𝑆
X
Keterangan : Xi : Data X : Rata-rata data tunggal
S : Simpangan baku c. Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis F(Z≤Zi) yang mempunyai rumus F(Zi) = 0,5 ± Z. d. Hitung proporsi Z1, Z2, …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka: 𝑆 (𝑍𝑖) =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑍1, 𝑍2, … , 𝑍𝑛, 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤ 𝑍𝑖 𝑛
e. Hitung selisish absolut F(Zi)-S(Zi), pada masing-masing data, kemudian tentukan harga mutlaknya. f. Yang paling besar adalah Lhitung yang dicari. Lhitung tersebbut dibandingkan dengan Ltabel pada tabel “nilai kritis untuk diuji Liliefors”. Jika Lhitung < Ltabel, maka data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa (eksperimen I dan eksperimen II) dalam penelitian berasal dari populasi yang
18
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467
48
homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher pada taraf signifikasi 0,05, dengan rumus sebagai berikut:19 1) 𝐹 =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2) Dengan kriteria: a) Jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak, yang berarti data tidak homogen b) Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima, yang berarti data homogeny
3. Uji Hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yang diberi perlakuan berbeda atau tidak, maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata data awal. Pengujian hipotesis dapat menggunakan Uji-t, dengan rumus:20 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
X
1−
X
2
𝑆 1 1 √𝑛 +𝑛 1 2
dengan
𝑆2 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
Keterangan : t
= Uji hipotesis
X1 = Rerata kelas eksperimen I X2 = Rerata kelas eksperimen II S
= Simpangan baku
n
= Number of cases
Kriteria pengujian : Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak
19 20
Ibid., h. 239-241. Ibid., h. 239..
(𝑛1 −1)𝑆12 + (𝑛2 −1)𝑆22 (𝑛1 +𝑛2 −2)
49
4. Hipotesis Statistik Perumusan hipotesis statistika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0:µ1 = µ2 Ha: µ1 ≠ µ2 Keterangan: µ1: pengetahuan faktual siswa pada kelompok eksperimen I µ2: pengetahuan faktual siswa pada kelompok eksperimen II Ho: Hipotesis nol Ha: Hipotesis alternatif
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pembelajaran yang telah dilakukan di kedua kelas eksperimen diakhiri dengan pemberian tes akhir (posttest). Penggunaan tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian pengetahuan faktual yang telah dilakukan selama penelitian. Data pencapaian pengetahuan faktual didapat dari tes kognitif sebanyak 23 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis. Analisis pencapaian pengetahuan faktual siswa pada kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Analisis Pengetahuan Faktual Post test Kelas Ekperimen I dan Kelas Ekperimen II No Indikator
1
No.
Ranah
soal
kognitif
F
%
F
%
1
C2
32
100
32
100
2
C1
27
84.37
30
93.75
3
C1
30
93.75
32
100
4
C4
6
18.75
7
21.87
5
C1
28
87.5
29
90.62
6
C2
7
21.87
9
28.12
Menjelaskan klasifikasi
7
C4
21
65.62
6
18.75
Divisi Jamur
8
C1
9
28.12
4
12.5
9
C1
16
50
9
28.12
10
C2
30
93.75
30
93.75
Mengidentifikasi
ciri
umum Divisi Jamur
2
3
Menjelaskan karakteristik Zygomycota
50
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
51
4
5
Menjelaskan
11
C4
15
46.87
31
96.87
karakteristik
12
C3
26
81.25
26
81.25
Ascomycota
13
C3
12
37.5
20
62.5
14
C4
23
71.87
31
96.87
Menjelaskan
15
C1
27
84.37
29
90.62
karakteristik
16
C1
22
68.75
26
81.25
17
C2
22
68.75
6
18.75
Mengidentifikasi
18
C2
26
81.25
26
81.25
bentuk simbiosis jamur
19
C3
14
43.75
26
81.25
dengan organisme lain
20
C1
20
62.5
22
68.75
21
C2
6
18.75
3
9.37
22
C3
7
21.87
12
37.5
23
C2
16
50
22
68.75
Basidiomycota 6
Menjelaskan karakteristik Deuteromycota
7
8
Menyebutkan
peranan
jamur bagi kehidupan Keterangan :
F: Jumlah siswa yang menjawab benar
Data Tabel 4.1, pada kelas eksperimen I metode mnemonic akronim dan kelas eksperimen II metode mnemonic akrostik soal yang paling banyak dijawab benar adalah soal nomor 1 pada jenjang C2 tentang ciri umum divisi jamur yang dijawab benar oleh seluruh siswa kelas akronim dan akrostik yang masing-masing berjumlah 32 siswa. Sedangkan untuk soal yang paling sedikit dijawab benar pada kelas akronim dan akrostik adalah nomor 21 pada jenjang C1 tentang manfaat lumut kerak (liken) dengan organisme lain yaitu masing-masing 6 dan 3 siswa. Data proses pembelajaran yaitu hasil nilai siswa dalam mengerjakan LKS baik pada kelas akronim maupun akrostik. LKS yang diberikan pada kedua kelas memiliki
52
konten isi dan penilaian yang sama, namun yang membedakan adalah penerapan jenis metode akronim atau metode akrostik. Hasil penilaian LKS dari kedua kelas eksperimen menunjukkan bahwa kelas eksperimen II (akrostik) memperoleh rata-rata kelas yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas pada kelas eksperimen I (akronim).1 Perbedaan nilai LKS kedua kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Perbedaan Nilai LKS Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II Data
Akronim
Akrostik
Pertemuan
Pertemuan
1
2
3
1
2
3
Max
96
95
96
96
95
80
Min
87
85
80
90
85
76
Rata-rata
93.28
92.34
76.63
91.41
93.13
89.00
Data pada Tabel 4.2, nilai rata-rata LKS yang didapatkan kedua kelas eksperimen lebih dari nilai KKM.
1. Hasil Pretest Kelas Akronim dan Akrostik Hasil pretest yang telah dilakukan antara kelas eksperimen I (akronim) dan kelas eksperimen II (akrostik) didapatkan nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi adalah pada kelas eksperimen I (akronim). Hasil yang diperoleh pada pretest kelas akronim dan akrostik disajikan dalam Tabel 4.3.
1
Lampiran 17 dan 18, h. 180-181.
53
Tabel 4.3 Pretest Kelas Akronim dan Akrostik2 Data
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
N
32
32
Max
52
48
Min
21
21
Rata-rata
35,53
34,125
SD
9,655
8,87
2. Hasil Posttest Kelas Akronim dan Akrostik Hasil posttest didapatkan nilai rata-rata kelas yang lebih tinggi adalah pada kelas eksperimen II (akrostik). Hasil yang diperoleh pada posttest kelas akronim dan akrostik disajikan dalam Tabel 4.4. Tabel 4.4 Posttest Kelas Akronim dan Akrostik3 Data
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
N
32
32
Max
82
82
Min
43
48
Rata-rata
62,53
68,219
SD
11,016
9,869
Rata-rata hasil tes yang diperoleh pada kedua kelas tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata pengetahuan faktual yang menggunakan metode pembelajaran Mnemonic System Akronim pada konsep fungi yaitu mencapai 62,53, sedangkan yang menggunakan metode Mnemonic System Akrostik mencapai 68,219. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan rata-rata pada pembelajaran biologi pada metode
2
Lampiran 15 dan 16, h. 178-179. Ibid.
3
54
pembelajaran mnemonic akronim dan akrostik. Namun, perolehan rata-rata tersebut belum memenuhi KKM mata pelajaran biologi.
B. Analisis Data Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian yang disajikan adalah nilai hasil pretest dan posttest, uji prasyarat analisis statistik (uji normalitas dan homogenitas), dan uji hipotesis (uji-t). 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan terhadap kelas eksperimen I (akronim) dan kelas eksperimen II (akrostik). Dalam pengujian normalitas data digunakan uji Liliefors. Hasil uji normalitas ini disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Liliefors4 Lhitung α
0,05
Kelas Akronim
Kelas Akrostik
Pre Tes
Post Test
Pre Tes
Post Test
0,123
0,112
0,148
0,111
Ltabel
Kesimpulan
0,157
Normal
Data Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa data kelas akronim dan akrostik berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Hasil uji homogenitas kelompok akrostik didapatkan harga Fhitung dengan harga Fhitung 1,245 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan pembilang 31 dan derajat kebebasan penyebut 31. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikan 0,05 dengan derat kebebasan pembilang 31 dan data kebebasan 31 adalah 1,804, karena Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.
4
Lampiran 19 dan 20, h. 182-187.
55
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas5 Kelompok
Jumlah
Fhitung
Ftabel
Keputusan
Akronim
32
1,245
1,804
Homogen
Akrostik
32
Data Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil uji homogenitas adalah homogen.
3. UJi Hipotesis Hasil pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas diketahui bahwa data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t. berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh hasil uji-t yang pada disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji t Pretest dan Posttest Kelas Akronim dan Akrostik6 Data
Taraf
Ttabel
Thitung
Keterangan
Signifikan (α) Pretest
5%
1,99
0,606
Tidak bebeda
Posttest
5%
1,99
2,175
Berbeda
Tabel 4.7 tampak nilai Thitung pada pretest adalah 0,606, dan pada post test 2,175. Sedangkan nilai Ttabel dengan taraf signifinan 5% adalah 1,99. Hal ini menunjukkan pada nilai Thitung pada pretest lebih kecil dari Ttabel. Oleh karena itu, dapat diketahui pada tahap uji hipotesis dalam pretest tidak terdapat perbedaan antara hasil tes pengetahuan faktual di kelas akronim dan kelas akrostik. Hal yang berbeda terjadi pada hasil posttest. Nilai Thitung pada posttest adalah 2,175 lebih besar dari Ttabel dengan taraf signifikan 5% yaitu 1,99. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa pada
5 6
Lampiran 22, h. 189. Lampiran 23, h. 190-191.
56
uji hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan faktual siswa kelas akronim dan akrostik. C. Pembahasan Deskripsi data pretest kelas akrostik diperoleh X 34,125 dan X kelas akronim 35,53 dan melaui posttest yang dilakukan kepada kelas akrostik diperoleh X 68,21 dan pada kelas akronim diperoleh X 62,53. Skor rata-rata posttest biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran mnemonic system akrostik lebih besar daripada skor rata-rata posttest biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode mnemonic system akronim. Hasil perhitungan pengujian hipotesis antara variabel pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran mnemonic system (X) dan pengetahuan faktual siswa (Y) diperoleh Thitung sebesar 2,17 yang lebih besar dari Ttabel 1,99 (2,17 > 1,99). Berdasarkan perhitungan analisis data melaui uji hipotesis dengan uji-t, maka perbedaan skor pengetahuan faktual siswa dari kedua kelompok tersebut cukup signifikan. Kelompok akronim dan akrostik guru menyampaikan materi dengan cara yang sama, yaitu diskusi dan pemberian LKS. Tetapi, kedua kelompok kelas diberikan LKS yang berbeda. Pada kelas akrostik diberikan LKS mnemonic akrostik. LKS akrostik yang diberikan akan melatih siswa untuk membuat singkatan yang terdiri atas kata-kata yang aneh, sehingga siswa lebih mudah mengingat. Kelas akronim diberikan LKS akronim. LKS akronim akan melatih siswa untuk membuat singkatan per-huruf, sehingga siswa mudah mengingat namun lebih rumit dibanding dengan LKS akrostik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Widya Mahadiani yang menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbantuan mnemonic memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar IPS
57
siswa kelas IV dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.7 Sejalan dengan hasil penelitian dari Muhammad Abdul Halim yang menyatakan bahwa mnemonic efektif untuk meningkatkan memori jangka panjang dalam pembelajaran biologi. Pembelajaran dengan teknik mnemonik mampu membantu subjek penelitian untuk lebih mudah mempelajari hafalan dalam pembelajaran biologi.8 Metode mnemonic merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat seseorang melalui pengasosiasian pikiran dalam memaknai suatu kata-kata, gagasan atau ide, dan gambaran sehingga berbagai informasi tersebut lebih mudah disimpan dalam memori jangka panjang. Ketika menggunakan mnemonic dalam mengingat sesuatu, akan disadari bahwa proses ingatan akan terasa lebih mudah. Imajinasi, perasaan, informasi dan pengalaman yang telah dialami sebelumnya memiliki peranan yang sangat penting dalam penerapan mnemonic ini. Melalui imajinasi dan pemberian makna tertentu baik berupa emosi, visualisasi yang semakin tidak wajar pada informasi baru yang ingin diingat akan semakin mempermudah seseorang dalam mengingat informasi baru. Teknik mnemonic yang lebih unggul antara akronim dan akrostik adalah metode akrostik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Farihatun yaitu, adanya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Prancis siswa setelah dilakukannya tindakan di dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan teknik akrostik.9 Metode pembelajaran yang lebih baik digunakan untuk menjelaskan tentang materi fungi yaitu metode mnemonic system akrostik dibandingkan dengan menggunakan metode mnemonic system akronim, karena rata-rata pengetahuan faktual kelas eksperimen yang menggunakan metode mnemonic sytem akrostik lebih Ni Made Widya Mahadiani, “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berbantuan Mnemonic Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus III Sukawati”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia, 2013. 8 Muhammad Abdul Halim, “Keefektifan Mnemonic Untuk Meningkatkan Memori Jangka Panjang Dalam Pembelajaran Biologi Pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta”, Skripsi pada Universitas Sebelas Maret, 2011. 9 Farihatun, “Penggunaan Teknik Akrostik Dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Perancis pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 2 Sleman”, Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2014. 7
58
tinggi dibandingkan kelas eksperimen yang menggunakan metode mnemonic system akronim. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yufi Aris Lestari, yaitu teknik Akronim dan Akrostik dapat digunakan untuk mengingat dua belas nervus cranialis, karena dua belas nervus cranialis menjadi sederhana, sehingga mudah diingat.10
Yufi Aris Lestari, “Metode Mnemonic untuk Mengingat Dua Belas Nervus Cranialis Mahasiswa Tingkat II Akper Kosgoro Mojokerto”, Tesis pada Universitas Sebelas Maret, 2010. 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian dan analisis data yang telah dikakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data pada uji-t didapat thitung > ttabel yaitu 2,235 > 1,99. Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Mnemonic system akronim dan akrostik memiliki perbedaan terhadap pengetahuan faktual. Hal ini juga ditunjukkan dengan rata-rata posttest pada kelas eksperimen II lebih tinggi dibandingkan pada kelas eksperimen I yaitu 68,18 pada kelas eksperimen II dan 62,21 pada kelas eksperimen II.
B. Saran Hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang. 1. Guru diharapkan untuk menggunakan metode pembelajaran Mnemonic system Akrostik dalam kegiatan pembelajaran, karena metode tersebut mampu memberikan nilai pengetahuan faktual yang optimal. 2. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut terhadap metode Mnemonic system Akronim dan Akrostik dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan mengingat siswa pada jenis pengetahuan faktual, dan meningkatkan nilai siswa sesuai KKM yang berlaku di sekolah. 3. Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini, maka hendaknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah metode Mnemonic system Akronim dan Akrostik dapat diterapkan dan memberikan hasil yang lebih baik pada semua mata pelajaran dengan materi dan objek yang berbeda.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahman, Fadzilah, “Knowledge Of Diverse Learners: Implications for the Practice of Teaching”, International Journal of Instruction. 2010. Amiryousefi, Mohammad. Mnemonic Instruction: A Way to Boost Vocabulary Learning and Recall. Jurnal internasional University of Isfahan, Vol. 2, No. 1, Januari 2012. Anderson dan Krathwohl. Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010. Anjomafrouz, Fatemeh. Effects of Using Mnemonic Associations on Vocabulary Recall of Iranian EFL Learners over Time. Jurnal Internasional Canadian Center of Science and Education, Vol. 2, No. 4, Juli 2012. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2013. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2013. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2006. Berry, David. Learning with Mnemonics in a Therapeutic Modalities Course: A Case Report, Jurnal Internasional Athletic Trainer’s Association, Vol. 5, September 2010. Bobbi deporter & Mike Hernacki. Quantum Learning. New York: Dell Publishing. 1992. Budiman. Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Serambi Akademica, Vol. I, No. 1, Mei 2013. Chernow, Fred B. The Sharper Mind. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. 1997. Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta. 2007. Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. Dillon, Ann. Making Connection : study skills, reading and writing. USA: Thompson corporation. 2007. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.
60
61
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. Dunlosky et. al., Improving Student’s Learning With Effective Learning Techniques: Promising Directions From Cognitive and Educational Psychology. Psychology Science in the Public Internet. 2013. E. Slavin, Robert. Psikologi Pendidikan Edisi 9. Jakarta: Erlangga. 2011. Farihatun. “Penggunaan Teknik Akrostik Dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Perancis pada Siswa Kelas X C SMA Negeri 2 Sleman”, Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, 2014. Fitriany, Yuanita. EYD dan Kaidah Bahasa Indonesia. Jakarta: TransMedia Pustaka. 2015. Halim, Abdul et.al, Keefektifan Teknik Mnemonic untuk meningkatkan Memori Jangka Panjang Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam Surakarta, Vol. 1, No. 2, Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa. 2012. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2014. Iddon, Jo. Memory Boosters Penguat Ingatan. Jakarta: Erlangga. 2006. Julianto, Very Julianto dan Magda Bhinnety, The Effect of Reciting Holy Qur’an toward Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave, Jurnal Psikologi, Vol. 38, No. 1., Juni 2011. Lestari, Yufi Aris. “Metode Mnemonic untuk Mengingat Dua Belas Nervus Cranialis Mahasiswa Tingkat II Akper Kosgoro Mojokerto”, Tesis pada Universitas Sebelas Maret, 2010. Mahadiani, Ni Made Widya. “Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berbantuan Mnemonic Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus III Sukawati”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia, 2013. Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013. McGaugh, James L. Learning And Memory An Introduction. San Fransisco: Albion Publishing Company. 1973. McNeil, Rita C. Program Evaluation Model: Using Bloom’s Taxonomy to Identify Outcome Indicators in Outcomes- Based Program Evaluations. Journal of Adult Education Volume 40, Number 2. 2011.
62
Mnemonic Instruction, www.dldcec.org/alerts/, 2001. Neuman, Karen. Affective Learning: A Taxonomy For Teaching Social Work Value. Journal of Social Work Values and Ethics, Vol. 7, No. 2, Fall. 2010. Pickard , Mary J. The New Bloom’s Taxonomy Science , Journal of Family and Consumer Sciencs Education, Vol. 25, No. 1, Spring/Summer. 2007. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1992. Reed, Stephen K.Kognisi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2007. Santrock, John W. Psikologi Pendidikan Edisi 3, buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. 2009. Solso, Robert L. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga. 2008. Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press. 2006. Statt, David A. The Concise Dictionary Of Psychology 3rd Edition. Canada: Routledge. 1998. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Sudjana, Nana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Sunaryo, Wowo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011. Susan E. Gathercole dan Tracy Packiam, Memori Kerja dan Proses Belajar. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang. 2009. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010 Thomas, Ken. Learning Taxonomies In The Cognitive, Affective, and Psychomotor Domains, Rocky Mountain Alchemy. 2005
63
Trianto. Mendesain Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Intregratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia. 2014. Uno, Hamzah B. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2006 Wilson, Leslie Owen. Three thesecondpcinciple.com. 2006.
Domains
Of
Learning.
Publishing
at
64
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Metode Mnemonic System Akronim) Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan pertama)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
65
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD pada KI-1 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. KD pada KI-2 2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar. 3. KD pada KI-3 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator: 3.6.1 Mengidentifikasi ciri umum Divisi Jamur 3.6.2 Menjelaskan klasifikasi Divisi Jamur berdasarkan pengamatan gambar 3.6.3 Menjelaskan karakteristik Divisi Zygomycota
66
4. KD pada KI-4 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator: 4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat: 1. Menyebutkan ciri umum divisi Jamur 2. Mengklasifikasi jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya. 3. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Zygomycota melalui pengamatan gambar 4. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Zygomycota 5. Menjelaskan peranan jamur Divisi Zygomycota dalam kehidupan
D. Materi Pembelajaran
67
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan saintifik 2. Metode
:Mnemonic akronim, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran a. Pendahuluan (10 Menit) Aktivitas Pembelajaran Guru Memberi salam, berdoa, mengecek absensi dan
Siswa Menjawab salam,
Alokasi waktu 4 menit
Penilaian Observasi Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat menjawab
pembelajaran.
salam.
Mengulang materi sebekumnya Memberi pujian
Mengulang materi
dan kerapihan
guru.
siswa.
Siswa memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
Kedisiplinan
sebelumnya bersama
terhadap siswa yang bisa
dari guru dan
3 menit
3 menit
68
b. Kegiatan Inti (115 Menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Observasi
Guru Guru
Alokasi Siswa
Siswa
waktu
Penilaian
10
Observasi
menit
Sikap
memperlihatk
memperhatikan
an gambar
gambar atau
ilmiah saat
atau video
video yang
mengamati
tentang Jamur
ditampilkan guru.
gambar atau video.
Bertanya
Eksplorasi/ Eksperimen
Guru
Siswa menjawab
5 menit
Sikap
menstimulus
pertanyaan
ilmiah dan
siswa untuk
“tempe adalah
kemampua
bertanya,
makanan yang
n siswa
misalnya “
berasal dari
bertanya
Apakah yang
bahan baku
secara baik
kalian ketahui
kedelai”
dan benar.
tentang
Sikap
tempe?”
ilmiah saat
Guru
Siswa terbagi
membagi
kedalam 6
siswa kedalam
kelompok.
6 kelompok . Guru
diskusi
menit
dengan LKS.
Setiap kelompok mendapat LKS
Portofolio Penilaian
membagikan LKS tentang
65
Siswa
Lembar
Ciri dan
mendengarkan
Kerja
Klasifikasi
penjelasan guru.
Siswa
69
Jamur Guru memberikan LKS berdasakan metode
Setiap kelompok mulai melakukan diskusi.
Mnemonic Akronim untuk mengumpulka n informasi ciri-ciri dan klasifikasi jamur Guru meminta setiap kelompok untuk mulai berdiskusi. Asosiasi
Guru memberi
Siswa mencari
kesempatan
informasi,
siswa untuk
bekerjasama
menggali
dalam kelompok.
informasi baik dari buku maupun internet.
20 menit
70
Komunikasi
Guru meminta
Setiap kelompok
15
setiap
memaparkan hasil menit
kelompok
diskusi
untuk
kelompoknya.
i t
memaparkan hasil diskusi.
Perwakilan
Guru
kelompok
menunjuk
mempresentasika
perwakilan
n hasil
tiap kelompok
diskusinya.
untuk mempresentasi kan kesimpulan diskusi secara bergantian.
c. Kegiatan Penutup (10 Menit) Aktivitas pembelajaran Guru
Siswa
Guru memberikan
Siswa mencatat
penugasan kepada
tugas dari guru.
siswa. Guru
Alokasi
Penilaian
waktu 5 menit
Tugas
Ketepatan mengerjakan
Siswa
tugas dan
mengkomunikasikan
mendengarkan
ketepatan
materi minggu depan
perkataan guru.
waktu
kepada siswa.
pengumpulan
71
Guru menutup pembelajaran dengan
Siswa menjawab salam
mengucapkan salam.
3 Penilaian a.
Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Metode Mnemonic System Akronim)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan kedua)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
73
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD pada KI-1 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. KD pada KI-2 2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar. 3. KD pada KI-3 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.6.4 Menjelaskan karakteristik Divisi Ascomycota 3.6.5 Menjelaskan karakteristik Divisi Basidiomycota 3.6.6 Menjelaskan karakteristik Divisi Deuteromycota
74
4. KD pada KI-4 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat: 1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Ascomycota melalui pengamatan gambar 2. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Ascomycota 3. Menjelaskan peranan jamur Divisi Ascomycota dalam kehidupan 4. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Basidiomycota melalui pengamatan gambar 5. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Basidiomycota 6. Menjelaskan pemanfaatan jamur Divisi Basidiomycota 7. Mengidentifikasi ciri-ciri Divisi Deuteromycota
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri Ascomycota 2. Cara hidup Ascomycota 3. Daur hidup Ascomycota 4. Contoh Ascomycota 5. Ciri-ciri Basidimycota 6. Cara hidup Basidimycota 7. Daur hidup Basidimycota 8. Contoh Basidimycota 9. Ciri-ciri Deuteromycota 10.
75
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan saintifik 2. Metode
:Mnemonic Akronim, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran a. Pendahuluan (10 Menit) Aktivitas Pembelajaran Guru Memberi salam, berdoa, mengecek absensi dan
Siswa Menjawab salam,
Alokasi waktu 4 menit
Penilaian Observasi Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat
pembelajaran.
menjawab
Mengulang materi minggu lalu.
Mengulang materi
3 menit
Kedisiplinan
sebelumnya
dan
bersama guru. Memberi pujian
Siswa
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
dari guru danmengkomunikasikan tujuan pembelajaran
salam.
3 menit
kerapihan siswa.
76
b. Kegiatan Inti (115 Menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Observasi
Guru Guru
Alokasi Siswa
Siswa
waktu 10 menit
Penilaian Observasi Sikap ilmiah
memperlihat
memperhatika
kan gambar
n gambar atau
saat
atau video
video yang
mengamati
tentang
ditampilkan
gambar atau
Jamur
guru.
video. Sikap ilmiah
Bertanya
Guru
Siswa
5 menit
menstimulus
menjawab
kemampuan
siswa untuk
pertanyaan
siswa
bertanya,
“pernah, jamur
bertanya
misalnya “
yang kami
secara baik
Apakah yang
makan
dan benar.
kalian
termasuk
Sikap ilmiah
pernah
dalam jenis
saat diskusi
memakan
jamur yang
dengan LKS.
jamur?
tidak beracun”
Termasuk
Portofolio
dalam jenis
Penilaian
apakah
Lembar
jamur yang
Kerja Siswa
kalian makan?” Eksplorasi/ Eksperimen
dan
Guru membagi
Siswa terbagi kedalam 6
65 menit
77
siswa kedalam 6 kelompok . Guru
kelompok. Setiap kelompok mendapat LKS
membagikan LKS tentang
Siswa
Klasifikasi
mendengarkan
Jamur
penjelasan
Guru
guru.
memberikan LKS Jamur berdasakan metode Mnemonic Akronim untuk mengumpulk
Setiap kelompok mulai melakukan diskusi.
an informasi tentang klasifikasi jamur Guru meminta setiap kelompok untuk mulai berdiskusi. Asosiasi
Guru
Siswa mencari
20 menit
78
memberi
informasi,
kesempatan
bekerjasama
siswa untuk
dalam
menggali
kelompok.
informasi baik dari buku maupun internet. Komunikasi
Guru
Setiap
meminta
kelompok
setiap
memaparkan
kelompok
hasil diskusi
untuk
kelompoknya.
memaparkan hasil diskusi. Guru
Perwakilan kelompok
menunjuk
mempresentasi
perwakilan
kan hasil
tiap
diskusinya.
kelompok untuk mempresenta sikan kesimpulan diskusi secara bergantian.
15 menit i t
79
c. Kegiatan Penutup (5 Menit) Aktivitas pembelajaran Guru Guru memberikan penugasan kepada
Siswa Siswa mencatat tugas
Alokasi
5 menit
dari guru. Siswa mendengarkan
mengkomunikasikan
perkataan guru.
materi minggu depan
Siswa menjawab
kepada siswa.
Tugas
Ketepatan mengerjakan
siswa. Guru
Penilaian
waktu
salam
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
H. Penilaian a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas dan ketepatan waktu pengumpulan tugas
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Metode Mnemonic System Akronim)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Jamur
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan ketiga)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
81
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD pada KI-1 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. KD pada KI-2 2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar. 3. KD pada KI-3 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator: 3.6.7
Mengidentifikasi bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
3.6.8
Menyebutkan peranan jamur bagi kehidupan
82
4. KD pada KI-4 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.6.1
Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi sistem koordinasi, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain 2. Menyajikan data hasil pengamatan ciri dan pemanfaatan jamur
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri Liken 2. Cara reproduksi dan habitat Liken 3. Contoh Liken 4. Ciri-ciri Mikoriza 5. Bentuk-bentuk Mikoriza E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan saintifik 2. Metode
:Mnemonic Akronim, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, uku Sumber lain yang sesuai, internet, LKS
83
G. Langkah Pembelajaran a. Pendahuluan (10 Menit) Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Guru
waktu
Siswa
Memberi salam, berdoa,
Menjawab
4 menit
Observasi Sikap siswa saat
salam, berdoa.
mengecek absensi dan
Penilaian
menyiapkan media
menjawab
pembelajaran.
salam.
Mengulang materi
Mengulang
minggu lalu.
Kedisiplinan
3 menit
materi
dan
kerapihan
sebelumnya
siswa.
bersama guru. Siswa
Memberi pujian
3
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
menit
dari guru dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (115 Menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Observasi
Guru Guru
Alokasi Siswa Siswa
waktu 10 menit
Penilaian Observasi Sikap
memperlihatkan
memperhati
gambar atau
kan gambar
ilmiah saat
video tentang
atau video
mengamati
Jamur
yang
gambar
ditampilkan
atau video.
84
Sikap
guru. Bertanya
Eksplorasi/ Eksperimen
Guru
Siswa
5 menit
ilmiah dan
menstimulus
menjawab
kemampua
siswa untuk
“pernah,
n siswa
bertanya,
tapai
bertanya
misalnya
berasal dari
secara baik
“pernahkan
hasil
dan benar.
kalian melihat
fermentasi”
Sikap
proses pembuatan
ilmiah saat
tapai? Mengapa
diskusi
tapai memiliki
dengan
rasa yang manis?
LKS.
Guru telah siswa
Siswa
65 menit
kedalam 6
terbagi
Portofolio
kelompok .
kedalam 6
Penilaian
Guru membagikan
kelompok. Setiap
LKS tentang
kelompok
Simbiosis Jamur
mendapat
dan Peranannya
LKS
Dalam Kehidupan Guru
Siswa mendengar
memberikan LKS
kan
Jamur berdasakan
penjelasan
metode
guru.
Mnemonic Akronim untuk
Lembar Kerja Siswa
85
mengumpulkan informasi tentang
Setiap
simbiosis jamur
kelompok
dan peranannya
mulai
dalam kehidupan
melakukan
Guru meminta
diskusi.
setiap kelompok untuk mulai berdiskusi. Asosiasi
Komunikasi
Guru memberi
Siswa
kesempatan siswa
mencari
untuk menggali
informasi,
informasi baik
bekerjasam
dari buku
a dalam
maupun internet.
kelompok.
Guru meminta
Setiap
setiap kelompok
kelompok
untuk
memaparka
memaparkan
n hasil
hasil diskusi.
diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompokn ya.
kelompok untuk mempresentasika
Perwakilan
n kesimpulan
kelompok
diskusi secara
mempresent
bergantian.
asikan hasil diskusinya.
20 menit
15 menit i t
86
c. Kegiatan Penutup (5 Menit) Aktivitas pembelajaran Guru Guru memberikan penugasan kepada siswa.
Siswa Siswa mencatat
Alokasi
5 menit
tugas dari guru.
Guru mengkomunikasikan materi minggu depan
Penilaian
waktu
Tugas
Ketepatan mengerjakan
Siswa
tugas dan
kepada siswa.
mendengarkan
ketepatan
Guru menutup
perkataan guru.
waktu pengumpulan
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam
H. Penilaian a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas
87
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Metode Mnemonic System Akrostik) Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan pertama)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
88
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD pada KI-1 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. KD pada KI-2 2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar. 3. KD pada KI-3 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.6.1 Mengidentifikasi ciri umum Divisi Jamur 3.6.2 Menjelaskan klasifikasi Divisi Jamur berdasarkan pengamatan gambar 3.6.3 Menjelaskan karakteristik Divisi Zygomycota
89
4. KD pada KI-4 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat: 1. Menyebutkan ciri umum divisi Jamur 2. Mengklasifikasi jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya. 3. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Zygomycota melalui pengamatan gambar 4. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Zygomycota 5. Menjelaskan peranan jamur Divisi Zygomycota dalam kehidupan
D. Materi Pembelajaran
90
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan saintifik 2. Metode
:Mnemonic akrostik, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran a. Pendahuluan (10 Menit) Aktivitas Pembelajaran Guru Memberi salam, berdoa, mengecek absensi dan
Siswa Menjawab salam,
Alokasi waktu 4 menit
Penilaian Observasi Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat menjawab
pembelajaran.
salam.
Mengulang materi sebekumnya Memberi pujian
Mengulang materi
dan kerapihan
guru.
siswa.
Siswa memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
Kedisiplinan
sebelumnya bersama
terhadap siswa yang bisa
dari guru dan
3 menit
3 menit
91
b. Kegiatan Inti (115 Menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Observasi
Guru Guru
Alokasi Siswa
Siswa
waktu
Penilaian
10
Observasi
menit
Sikap
memperlihatk
memperhatikan
an gambar
gambar atau
ilmiah saat
atau video
video yang
mengamati
tentang Jamur
ditampilkan guru.
gambar atau video.
Bertanya
Eksplorasi/ Eksperimen
Guru
Siswa menjawab
5 menit
Sikap
menstimulus
pertanyaan
ilmiah dan
siswa untuk
“tempe adalah
kemampua
bertanya,
makanan yang
n siswa
misalnya “
berasal dari
bertanya
Apakah yang
bahan baku
secara baik
kalian ketahui
kedelai”
dan benar.
tentang
Sikap
tempe?”
ilmiah saat
Guru
Siswa terbagi
membagi
kedalam 6
siswa kedalam
kelompok.
6 kelompok . Guru
diskusi
menit
dengan LKS.
Setiap kelompok mendapat LKS
Portofolio Penilaian
membagikan LKS tentang
65
Siswa
Lembar
Ciri dan
mendengarkan
Kerja
Klasifikasi
penjelasan guru.
Siswa
Jamur
92
Guru memberikan LKS berdasakan metode Mnemonic
Setiap kelompok mulai melakukan diskusi.
Akrostik untuk mengumpulka n informasi ciri-ciri dan klasifikasi jamur Guru meminta setiap kelompok untuk mulai berdiskusi. Asosiasi
Guru memberi
Siswa mencari
kesempatan
informasi,
siswa untuk
bekerjasama
menggali
dalam kelompok.
informasi baik dari buku maupun internet.
20 menit
93
Komunikasi
Setiap kelompok
Guru meminta
15
setiap
memaparkan hasil menit
kelompok
diskusi
untuk
kelompoknya.
i t
memaparkan Perwakilan
hasil diskusi. Guru
kelompok
menunjuk
mempresentasika
perwakilan
n hasil
tiap kelompok
diskusinya.
untuk mempresentasi kan kesimpulan diskusi secara bergantian.
c.
Kegiatan Penutup (10 Menit) Aktivitas pembelajaran
Alokasi
Guru
Siswa
waktu
Guru memberikan penugasan
Siswa mencatat
5 menit
kepada siswa. Guru mengkomunikasikan
tugas dari guru. Siswa
Penilaian Tugas
Ketepatan mengerjakan
materi minggu depan kepada
mendengarkan
tugas dan
siswa.
perkataan guru.
ketepatan
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Siswa
waktu
menjawab
pengumpulan
salam
tugas
94
3. Penilaian a.
Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Metode Mnemonic System Akrostik)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan kedua)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
96
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD pada KI-1 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. KD pada KI-2 2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar. 3. KD pada KI-3 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.6.4 Menjelaskan karakteristik Divisi Ascomycota 3.6.5 Menjelaskan karakteristik Divisi Basidiomycota 3.6.6 Menjelaskan karakteristik Divisi Deuteromycota
97
4. KD pada KI-4 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi Jamur, diharapkan siswa dapat: 1. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Ascomycota melalui pengamatan gambar 2. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Ascomycota 3. Menjelaskan peranan jamur Divisi Ascomycota dalam kehidupan 4. Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Basidiomycota melalui pengamatan gambar 5. Mendeskripsikan cara reproduksi jamur Divisi Basidiomycota 6. Menjelaskan pemanfaatan jamur Divisi Basidiomycota 7. Mengidentifikasi ciri-ciri Divisi Deuteromycota
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri Ascomycota 2. Cara hidup Ascomycota 3. Daur hidup Ascomycota 4. Contoh Ascomycota 5. Ciri-ciri Basidimycota 6. Cara hidup Basidimycota 7. Daur hidup Basidimycota 8. Contoh Basidimycota 9. Ciri-ciri Deuteromycota
98
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan saintifik 2. Metode
:Mnemonic Akrostik, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar: Buku Siswa, buku sumber lain yang sesuai, internet, LKS
G. Langkah Pembelajaran a. Pendahuluan (10 Menit) Aktivitas Pembelajaran Guru Memberi salam, berdoa, mengecek absensi dan
Siswa Menjawab salam,
Alokasi waktu 4 menit
Penilaian Observasi Sikap
berdoa.
siswa
menyiapkan media
saat
pembelajaran.
menjawab
Mengulang materi minggu lalu.
Mengulang materi
3 menit
Kedisiplinan
sebelumnya
dan
bersama guru. Memberi pujian
Siswa
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
dari guru danmengkomunikasikan tujuan pembelajaran
salam.
3 menit
kerapihan siswa.
99
b. Kegiatan Inti (115 Menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Observasi
Guru Guru
Alokasi Siswa
Siswa
waktu 10 menit
Penilaian Observasi Sikap ilmiah
memperlihat
memperhatika
kan gambar
n gambar atau
saat
atau video
video yang
mengamati
tentang
ditampilkan
gambar atau
Jamur
guru.
video. Sikap ilmiah
Bertanya
Guru
Siswa
5 menit
menstimulus
menjawab
kemampuan
siswa untuk
pertanyaan
siswa
bertanya,
“pernah, jamur
bertanya
misalnya “
yang kami
secara baik
Apakah yang
makan
dan benar.
kalian
termasuk
Sikap ilmiah
pernah
dalam jenis
saat diskusi
memakan
jamur yang
dengan LKS.
jamur?
tidak beracun”
Termasuk
Portofolio
dalam jenis
Penilaian
apakah
Lembar
jamur yang
Kerja Siswa
kalian makan?” Eksplorasi/ Eksperimen
dan
Guru membagi
Siswa terbagi kedalam 6
65 menit
100
siswa kedalam 6 kelompok . Guru
kelompok. Setiap kelompok mendapat LKS
membagikan LKS tentang
Siswa
Klasifikasi
mendengarkan
Jamur
penjelasan
Guru
guru.
memberikan LKS Jamur berdasakan metode Mnemonic Akrostik untuk mengumpulk
Setiap kelompok mulai melakukan diskusi.
an informasi tentang klasifikasi jamur Guru meminta setiap kelompok untuk mulai berdiskusi. Asosiasi
Guru
Siswa mencari
20 menit
101
memberi
informasi,
kesempatan
bekerjasama
siswa untuk
dalam
menggali
kelompok.
informasi baik dari buku maupun internet. Komunikasi
Guru
Setiap
meminta
kelompok
setiap
memaparkan
kelompok
hasil diskusi
untuk
kelompoknya.
memaparkan hasil diskusi. Guru
Perwakilan kelompok
menunjuk
mempresentasi
perwakilan
kan hasil
tiap
diskusinya.
kelompok untuk mempresenta sikan kesimpulan diskusi secara bergantian.
15 menit i t
102
c. Kegiatan Penutup (5 Menit) Aktivitas pembelajaran Guru Guru memberikan penugasan kepada
Siswa Siswa mencatat tugas
Alokasi
5 menit
dari guru.
siswa. Guru
Tugas
Ketepatan mengerjakan
Siswa mendengarkan
mengkomunikasikan
perkataan guru.
materi minggu depan
Siswa menjawab
kepada siswa.
Penilaian
waktu
salam
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
H. Penilaian a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas dan ketepatan waktu pengumpulan tugas
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Metode Mnemonic System Akrostik)
Sekolah
: SMAN 57 Jakarta
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: X/ 2
Materi Pokok
: Fungi (Jamur)
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit (pertemuan ketiga)
A. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergualan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
104
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. KD pada KI-1 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sisten dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2. KD pada KI-2 2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diridan lingungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan lingkungan sekitar. 3.
KD pada KI-3
3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciriciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.6.7 Mengidentifikasi bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain 3.6.8 Menyebutkan peranan jamur bagi kehidupan
105
4. KD pada KI-4 4.6
Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator: 4.6.1 Melaksanakan pengamatan gambar tentang ciri-ciri Jamur C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi sistem koordinasi, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain 2. Menyajikan data hasil pengamatan ciri dan pemanfaatan jamur
D. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri Liken 2. Cara reproduksi dan habitat Liken 3. Contoh Liken 4. Ciri-ciri Mikoriza 5. Bentuk-bentuk Mikoriza E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Pendekatan saintifik 2. Metode
:Mnemonic Akrostik, diskusi, dan tanya jawab
3. Model
: Inkuiri
F. Media , Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media
: Powerpoint, video, gambar
2. Alat
: LCD, laptop, whiteboard, spidol.
3. Sumber Belajar
: Buku Siswa, uku Sumber lain yang sesuai, internet, LKS
106
G. Langkah Pembelajaran a. Pendahuluan (10 Menit) Aktivitas Pembelajaran
Alokasi
Guru
waktu
Siswa
Memberi salam, berdoa,
Menjawab
4 menit
Observasi Sikap siswa saat
salam, berdoa.
mengecek absensi dan
Penilaian
menyiapkan media
menjawab
pembelajaran.
salam.
Mengulang materi
Mengulang
minggu lalu.
Kedisiplinan
3 menit
materi
dan
kerapihan
sebelumnya
siswa.
bersama guru. Siswa
Memberi pujian
3
terhadap siswa yang bisa
memperhatikan
menjawab pertanyaan
penjelasan guru.
menit
dari guru dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti (115 Menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Observasi
Guru Guru
Alokasi Siswa Siswa
waktu 10 menit
Penilaian Observasi Sikap
memperlihatkan
memperhati
gambar atau
kan gambar
ilmiah saat
video tentang
atau video
mengamati
Jamur
yang
gambar
ditampilkan
atau video.
107
Sikap
guru. Bertanya
Eksplorasi/ Eksperimen
Guru
Siswa
5 menit
ilmiah dan
menstimulus
menjawab
kemampua
siswa untuk
“pernah,
n siswa
bertanya,
tapai
bertanya
misalnya
berasal dari
secara baik
“pernahkan
hasil
dan benar.
kalian melihat
fermentasi”
Sikap
proses pembuatan
ilmiah saat
tapai? Mengapa
diskusi
tapai memiliki
dengan
rasa yang manis?
LKS.
Guru telah siswa
Siswa
65 menit
kedalam 6
terbagi
Portofolio
kelompok .
kedalam 6
Penilaian
Guru membagikan
kelompok. Setiap
LKS tentang
kelompok
Simbiosis Jamur
mendapat
dan Peranannya
LKS
Dalam Kehidupan Guru
Siswa mendengar
memberikan LKS
kan
Jamur berdasakan
penjelasan
metode
guru.
Mnemonic Akrostik untuk
Lembar Kerja Siswa
108
mengumpulkan informasi tentang
Setiap
simbiosis jamur
kelompok
dan peranannya
mulai
dalam kehidupan
melakukan
Guru meminta
diskusi.
setiap kelompok untuk mulai berdiskusi. Asosiasi
Komunikasi
Guru memberi
Siswa
kesempatan siswa
mencari
untuk menggali
informasi,
informasi baik
bekerjasam
dari buku
a dalam
maupun internet.
kelompok.
Guru meminta
Setiap
setiap kelompok
kelompok
untuk
memaparka
memaparkan
n hasil
hasil diskusi.
diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap
kelompokn ya.
kelompok untuk mempresentasika
Perwakilan
n kesimpulan
kelompok
diskusi secara
mempresent
bergantian.
asikan hasil diskusinya.
20 menit
15 menit i t
109
c. Kegiatan Penutup (5 Menit) Aktivitas pembelajaran Guru Guru memberikan penugasan kepada siswa.
Siswa Siswa mencatat
Alokasi
5 menit
tugas dari guru.
Guru mengkomunikasikan materi minggu depan
Penilaian
waktu
Tugas
Ketepatan mengerjakan
Siswa
tugas dan
kepada siswa.
mendengarkan
ketepatan
Guru menutup
perkataan guru.
waktu pengumpulan
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Siswa menjawab salam
H. Penilaian a. Penilaian tes kognitif (soal pada LKS dan tugas kelompok)
tugas
110
Lampiran 3 LEMBAR KERJA SISWA I (Akronim) Ciri dan Klasifikasi Jamur A. Tujuan 1.
Mengetahuai ciri umum Divisi Jamur
2.
Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Zygomicota dalam kehidupan
B. Alat dan Bahan 1.
Buku sumber/internet
2.
Alat tulis
C. Cara Kerja 1.
Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2.
Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
1.
Struktur Tubuh Jamur Perhatiakan gambar berikut ini dan lengkapi data pada table yang sudah disediakan!
No Nama
Keterangan
111
Mnemonic Akronim
2. No
Cara Hidup Jamur Cara
Hidup Keterangan
jamur 1
Saproba
2
Parasit
3
Simbiosis
3. Reproduksi Jamur Reproduksi Jamur Reproduksi Aseksual:
Reproduksi Seksual:
Mnemonic Akronim:
Klasifikasi Jamur 1.
Zygomycota Struktur tubuh Zygomycota
112
Zygomycota 1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh organisme
Mnemonic Akronim
113
LEMBAR KERJA SISWA II (Akronim) Klasifikasi Jamur A. Tujuan 1. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Ascomycota dalam kehidupan 2. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Basidiomycota dalam kehidupan 3. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Deuteromycota dalam kehidupan B. Alat dan Bahan 1. Buku sumber/internet 2. Alat tulis C. Cara Kerja 1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur 2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS Klasifikasi Jamur 1. Ascomycota
Ascomycota
114
1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh organisme
Mnemonic Akronim
3. Basidiomycota
Basidiomycota 1
Hifa
2
Tubuh buah
115
3
Reproduksi
4
Contoh organisme
Mnemonic Akronim
116
LEMBAR KERJA SISWA III (Akronim) Simbiosis Jamur dan Peranannya Dalam Kehidupan A. Tujuan 1. Mengetahui bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain 2. Mengetahui peranan Jamur dalam kehidupan B. Alat dan Bahan 1. Buku sumber/internet 2. Alat tulis C. Cara Kerja 1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur 2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS Simbiosis Jamur dengan organisme lain No 1
Bentuk Simbiosis Liken
2
Mikoriza
Keterangan
117
Mnemonic Akronim:
Peranan Jamur dalam kehidupan No Divisi Jamur
Nama Organisme
Peranan
118
119
Lampiran 4 LEMBAR KERJA SISWA I (Akrostik) Ciri dan Klasifikasi Jamur A. Tujuan 1.
Mengetahuai ciri umum Divisi Jamur
2.
Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Zygomicota dalam kehidupan
B. Alat dan Bahan 1.
Buku sumber/internet
2.
Alat tulis
C. Cara Kerja 1.
Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur
2.
Isi data yang diperlukan pada lembar LKS
1.
Struktur Tubuh Jamur Perhatiakan gambar berikut ini dan lengkapi data pada table yang sudah disediakan!
120
No Nama
Keterangan
Mnemonic Akrostik
2. No
Cara Hidup Jamur Cara
Hidup Keterangan
jamur 1
Saproba
2
Parasit
3
Simbiosis
3. Reproduksi Jamur Reproduksi Jamur Reproduksi Aseksual:
Reproduksi Seksual:
Mnemonic Akrostik:
121
Klasifikasi Jamur 1.
Zygomycota Struktur tubuh Zygomycota
Zygomycota 1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh organisme
Mnemonic Akrostik
122
LEMBAR KERJA SISWA II (Akrostik) Klasifikasi Jamur A. Tujuan 1. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Ascomycota dalam kehidupan 2. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Basidiomycota dalam kehidupan 3. Mengamati ciri-ciri, cara reproduksi dan peran jamur Deuteromycota dalam kehidupan B. Alat dan Bahan 1. Buku sumber/internet 2. Alat tulis C. Cara Kerja 1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur 2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS Klasifikasi Jamur 1. Ascomycota
Ascomycota
123
1
Hifa
2
Tubuh buah
3
Reproduksi
4
Contoh organisme
Mnemonic Akrostik
3. Basidiomycota
Basidiomycota 1
Hifa
2
Tubuh buah
124
3
Reproduksi
4
Contoh organisme
Mnemonic Akrostik
125
LEMBAR KERJA SISWA III (Akrostik) Simbiosis Jamur dan Peranannya Dalam Kehidupan A. Tujuan 1. Mengetahui bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain 2. Mengetahui peranan Jamur dalam kehidupan B. Alat dan Bahan 1. Buku sumber/internet 2. Alat tulis C. Cara Kerja 1. Carilah informasi dari sumber yang relevan tentang Divisi Jamur 2. Isi data yang diperlukan pada lembar LKS Simbiosis Jamur dengan organisme lain No 1
Bentuk Simbiosis Liken
2
Mikoriza
Keterangan
126
Mnemonic Akrostik:
Peranan Jamur dalam kehidupan No Divisi Jamur
Nama Organisme
Peranan
127
128
Lampiran 5 Rubrik Penilaian LKS I No. 1
Aspek yang dinilai Struktur Jamur
Jawaban
Skor
1. Struktur reproduksi Bagian pada jamur yang mengandung 2 spora untuk melakukan reproduksi Nama organ benar, keterangan salah
1
2. Hifa Sel-sel
penyusun
yang 2
tubuh jamur
memanjangn membentuk benang Nama organ benar, keterangan salah
1
3. Miselium Hifa yang bercang-cabang menbentuk 2 1 jaringan Nama organ benar, keterangan salah 4. Hifa bersekat Hifa bersekat (septa) merupaka sekat 2 antarsel. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar, sehingga organel sel dapat mengalir dari suatu sel ke sel
1
lainnya. 2
Nama organ benar, keterangan salah 5. Hifa tidak bersekat Hifa
tidak
bersekat
(asepta/
hifa
senositik). Hifa jamur asepta merupakan
1
massa sitoplasma yang panjang dan mengandung
ratusan
hingga
ribuan
2
nucleus. Nama organ benar, keterangan salah
1
129
6. Haustoria Haustoria
adalah
ujung
hifa
yang
menembus inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan. Nama organ benar, keterangan salah 2
Cara hidup jamur a. Saproba
Jamur
saproba
mendapatkan
nutrisi 2
dengan cara menguraikan organisme yang sudah mati. Jamur saproba berperan sangat penting dalam ekosistem, yaitu sebagai pengurai (decomposer) sisa-sisa organisme untuk mengembalikan unsur 1
hara ke dalam tanah Jamur
saproba
mendapatkan
nutrisi
dengan cara menguraikan organisme yang sudah mati b. Parasit
Jamur parasit menyerap nutrisi dari tubuh 2 organisme (inang).
lain Jamur
yang
ditumpanginya
parasit
menyebabkan
penyakit atau patogen bagi inang yang 1
ditumpanginya. Jamur parasit menyerap nutrisi dari tubuh organisme
lain
yang
ditumpanginya
(inang). c. Simbiosis
Jamur simbiosis mutualisme mendapatkan 2 nutrisi dari organisme hidup lain. Bentuk simbiosis ini menguntungkan bagi kedua organisma yang terlibat. Jamur simbiosis mutualisme mendapatkan 1 nutrisi dari organisme hidup lain
130
3
1. Reproduksi aseksual
Reproduksi vegetatif pada jamur yaitu 3 secara aseksual. Pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Sedangkan
pada
dilakukan
dengan
jamur
multiseluler
cara
fragmentasi
(pemutusan hifa) dan pembentukan spora aseksual
berupa
sporangiospora
atau
konidiospora. Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiosfor (tangkai
kotak
spora),
pada
ujung
sporangiosfor terdapat sporangium (kotak spora). Di dalam kotak spora terjadi pembelahan
secara
mitosis
dan
menghasilkan
banyak
sporangiospora
dengan kromosom yang haploid (n). sporangiospora bila jauh di tampat yang cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n). Jamur jenis tertentu yang
sudah
dewasa
menghasilkan
konidiofor (tangkai konidium), pada ujung konidiofor
terdapat
konidium
(kotak
konidiospora). Di dalam konidium terjadi pembelahan
sel
menghasilkan dengan
secara banyak
kromosom
mitosis
dan
konidiospora haploid
(n). 2
konidiospora bila jatuh di tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n). Reproduksi
aseksual
pada
jamur
dilakukan dengan cara pembentukan tunas
131
sehingga
membentuk
fragmentasi
individu
(pemutusan
pembentukan
spora
baru,
hifa),
aseksual
dan berupa
sporangiospora atau konidiospora. Jamur jenis
tertentu
menghasilkan
yang
sudah
sporangiosfor
dewasa (tangkai
kotak spora), pada ujung sporangiosfor 1 terdapat sporangium (kotak spora). Jamur jenis
tertentu
menghasilkan
yang
sudah
konidiofor
dewasa (tangkai
konidium), pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Reproduksi aseksual pada jamur dengan cara pembentukan tunas, fragmentasi, dan pembentukan spora. Jamur jenis tertentu yang
sudah
dewasa
menghasilkan
sporangiosfor (tangkai kotak spora), pada ujung sporangiosfor terdapat sporangium (kotak spora). Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan konidiofor (tangkai konidium), pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora).
2. Reroduksi seksual
Reproduksi pada jamur secara generatif 3 (seksual) dilakukan dengan pembentukan spora seksual melalui peleburan antara hifa berbeda jenis. Mekanismenya sebagai berikut: 1. Hifa (+) dan hifa (-) masing-masing haploid (n), berdekatan membentuk gametangium.
132
2. Gametangium
mengalami
plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk
zigosporangium
dikariotik
(heterokariotik)
pasangan
nucleus
dengan
haploid
yang
belum bersatu. 3. Bila kondisi lingkuan membaik akan terjasi kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n). 4. Inti
diploid
mengalami
zigosporangium
meiosis
menghasilkan
zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium. 5. Zigospora
haploid
berkecambah sporangium
(n)
akan
membentuk bertangkai
pendek
dengan kromosom haploid (n). 6. Sporangium
haploid
(n)
akan
menghasilkan spora-spora haploid (n). 7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di 2 tempat yang cocok, maka akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). hifa akan tumuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n). 1 Reproduksi pada jamur secara generatif (seksual)
dilakukan
dengan
pembentukan
spora seksual melalui
peleburan antara hifa berbeda jenis.
133
Menyebutkan tahaban tanpa keterangan yang jelas. Reproduksi pada jamur secara generatif (seksual)
dilakukan
dengan
pembentukan
spora seksual melalui
peleburan antara hifa berbeda jenis. Tidak menyebutkan tahapannya. 4
5
Klasifikasi Jamur Zygomycota
1. Sporangium
1
2. Stolon
1
3. Spora
1
4. Sporangiofor
1
5. rizoid
1
Karakteristik Zygomycota
Zygomycota terdiri atas hifa tak bersekat a. Hifa
yang memiliki banyak inti sel. Hifa 1 berdiri tegak dan membentul sporangium bulat.
b. Tubuh buah
Zygomycota tidak memiliki tubuh buah
c. Reproduksi
Reproduksi seksual terjadi bila kondisi 1 lingkungan
baik
dan
Reproduksi
aseksual
1
mendukung. dengan
cara
fragmentasi hifa dan pembentukan spora askesual (sporangiospora). Reproduksi seksual dengan cara pembentukan spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis. d. Contoh organisme
Rhizopus sp., Mucor sp., dan Pilobolus
1
134
Rubrik Penilaian LKS 2 No. 1
Aspek penilaian
Skor
Klasifikasi jamur Ascomycota
2
Jawaban
1. Tubuh buah
1
2. Kapang
1
3. Ragi
1
4. Askus
1
5. Tubuh buah
1
6. Miselium
1
7. Organ jantan dan betina
1
Karakteristik Ascomycota a. Hifa
1 Ascomycota memiliki hifa yang bersekat
b. Tubuh buah
Pada
beberapa
jenis
1
Ascomycota, hifa bercabangcabang membentuk miselium dan tersusun kompak menjadi tubuh buah makroskopis yang disebut
askokarp
atau
askokarpus. Bentuk askokarp bervariasi, antara lain berbentuk botol, bola, dan mangkok. c. Reproduksi
Reproduksi fragmentasi.
aseksual
secara
Reproduksi
seksual secara konjugasi atau penyatuan dua sel haploid (n)
1
135
yang berbeda jenis. d. Contoh organisme
1
Saccharomyces cereviciae, Penicillium sp., Neurospora, Morchella esculaenta, dan Candida albicans.
3
Basidiomycota
1.
Lamella
1
2.
Hifa
1
3.
Inti sel
1
4.
Septa
1
5.
Miselium
1
6.
cincin
1 1
Karakteristik Basidiomycota a. Hifa
Basidiomycota memiliki hifa bersekat.
b. Tubuh buah
Miselium buah
mmbentuk
makrosopis,
adapula
yang
tubuh namun tidak
membentuk tubuh uah. Tubuh buah basidiomycota disebut basidiokarp
atau
basidiokarpus.
Bentuk
basidokarp bervariasi, antara lain seperti paying, lingkaran, kancing,
atau
telinga manusia.
menyerupai
1
136
c. Reproduksi
Reproduksi
aseksual
basidiomycota
dengan
1
cara
membentuk konidiospora. Reproduksi
seksual
terjadi
melalui peleburan antara hifa berbeda
jenis
yang
akan
menghasilkan spora seksual basidiospora. d. Contoh organisme
Volvariella
volvacea,
Auricularia polytricha, Amanita sp., dan Pleurotus sp.
1
137
Rubrik Penilaian LKS III No.
Aspek yang dinilai
Jawaban
skor
Simbiosis Jamur Liken
1. Lapisan hifa jamur
1
2. Lapisan alga
1
3. Medulla
1
4. Rizoid
1
Liken
adalah
gabungan 3
antara alga dan jamur yang bersimbiosis.
Interaksi
antara
organism
kedua
tersebut
terjadi
masing-masing
karena organism
membutuhkan sesuatu yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Alga menyediakan makanan untuk
jamur,
menyedikan
yaitu
nutrisi
dan
nitrogen, sedangkan jamur memberikan lingkungan dan untuk 2
perlindungan kehidupan
alga.
Jamur
menyediakan air dan garam mineral untuk alga. Liken
adalah
gabungan
antara alga dan jamur yang bersimbiosis.
Interaksi
antara
organism 1
kedua
138
tersebut
terjadi
masing-masing
karena organism
membutuhkan sesuatu yang tidak dapat dipenuhi sendiri. Liken
adalah
gabungan
antara alga dan jamur yang bersimbiosis
2
Mikoriza
Mikoriza merupakan bentuk 3 simbiosis mutualisme antara miselium jamur dan jaringan pada akar tumbuhan. Adanya miselium jamur yang terikat erat secara permanen pada akar tumbuhan inang akan menambah luas permukaan penyerapan air dan garam mineral oleh akar tumbuhan.miselium jamur akan menukar garam mineral dengannutrisi organic yang disintesis oleh tumbuhan. 1. Ektomikoriza terbentuk bila hifa jamur berada di jaringan epidermis akar tumbuhan. 2. Endomikoriza terbentuk 2 bila hifa jamur menembus ke jaringan yang lebih dalam, yaitu pada jaringan korteks akar tumbuhan. Mikoriza merupakan bentuk 1 simbiosis mutualisme antara miselium jamur dan jaringan pada akar tumbuhan. Mikoroza terdiri atas ektomioriza dan
139
3
Peranan jamur dalam kehidupa
endomikoriza. Mikoriza merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara miselium jamur dan jaringan pada akar tumbuhan. Bila mengisi semua kolom 20 dan jawaban benar
140
Lampiran 6 Lembar 0 bservasi Keterlaksanaan Langkah Pemberajaran Metode Mnemonic system Akrouim Pada Koasep Jamur
, tlrfto NurganEo , !.?A Materi pokok t Ctn Urnurn'DirAq, Jarnur Nama0bserver
\
Hari/tanggal
Jcinuarr ,[D\b
Pertemuan
Petunjuk Berilah tanda cekris (v) pada skor yang saudara/I anggap mewakili keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akronim pada Konsep Jamur No.
Langkah
Kegiatan
Skor
Pembelajaran
I
Pendahuluan
Guru memberi salam, -ffit mengecek kehadiran siswa, dan menyiapkan media pembelaj aran
2
uuru mengulang materi sebelumnya bersama sis'wa
Guru
3
mengkomunikasikan tquan
pembelajaraa
Kegiatan 4
.
Inti
Observasi
Guru menampi[an-lambil-aEru video tentangjamur
5
o
Bertanya
Guru menstimulus siswa
untuk
bertanya dau meagajukan pertanyaan
Keterangan:
l-- SangatBaik 3= Cukup
2:Baik
4=Krrang
1
,
3
4
141
.
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
6
mengarahkan kelompok
untuk memulai diskusi
o
7
Guru member kesempatan siswa
Asosiasi
untuk mencari informasi baik dari buku, maupun internet 8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan padi slswa
Gnru mengkomunikasikan materi pertemuan selanjutnya
Guru menutup
pembelajaran
denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
3: Cukup
2:
Baik
4:
Kumng
( Ai(ro
142
Lemhar Observasi Keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonie system Akronim Pada Konsep Jamur
r Ali{io f.l,urpndo , t"YA Materi Pokok , \,ttonffosl &mur Namaobserver
Hari/ tanggal
lEnnn
Pertemuan
I
, tl
Jonr''ar iolo
Petunjuk Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudara/I anggap mewakili keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Atcronim pada Konsep Jamur No-
Langkah
Kegiatan
Skor
I
Pembelajaran 1
Pendahuluan
Guru memberi salam,
berdo4
mengeeek kehadiran siswa, dan menyiapkan media pembelaj aran
)
Guru menguleng materi sebelumnyi bersama siswa
Guru
J
meirgkomunikasikan tojlru"
pembelajaran
Kegiatan 4
r
Inti
Observasi
Guru menampilkan gambar
atau
video tentang jamur 5
r
Bertanya
Guru menstimulus siswa
unfuk
bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterangan:
t= $angat Baik 3= CuLup 2
=$aik
4:Kurang
2
3
4
143
.
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
dal
=
mengaralrkan kelompok
untuk memulai diskusi
o Asosiasi
7
Guru member kesempatan siswa untuk mencari informasi baik dari buku, maupun internet
8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap
t<etompot
memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan pida siswa
Guru mengkomuaikasikan mtteri pertemuan selanjutnya
Guru menutup
pembelajaran
denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
2 = Baik
3: Cukup
4: Kurang
t &Lfic,
,rria ,
!.Pd
)
144
Lembar 0bservasi Keterlaksanaan Langkah Pennbelajarau Metode Mnemonic system Akronim Pada Konsep Jamur Nsma
observer , At*{ro
Nuryar^Rq
,S
.?f
Pokok , (tfnbf og\9-lpn leralqn Jrtlr\ul' Hariltanegat : tenlf\, t$ Jonuon 90[b Mareri
Pertemuan
:
C,
Petunjuk Berilah tanda ceklis (v) pada skor yaug saudara/I anggap mewakili keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Ak:onim pada Konsep Jamur
Langkah
No.
Kegiatan
Skor
Pembelajaran
I
Pendahuluan
1
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa, dan menyiapkaa media pembelajaran 2
Guru mengulang materi sebelurrnya bersama siswa
Guru
J
me,ngkomunikasikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan 4
r
Inti
Obsenrasi
Gtnu menampilkan garnbar atau video tentang jamur
5
o
Bertanya
Guru menstimulus siswa rmfuk bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterrngan:
Baik Z=Baik l=
Sangat
3: Cukup 4=Kurang
,J
2
3
4
t45
o
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
o
mengarahkan kelompok
untukmemulai diskusi 7
o Asosiasi
Guru member kesempatan siswa unhrk mencari infomrasi baik dari
bukq maupun iaternet 8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
Penufup
Guru memberikan pnugasan pada siswa
Guru mengkomunikasikan materi pertemuan selanjutnya
Guru menutup
pembelajaran
denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
3: Cukup
2:
Baik
4= Kurang
( Alr.fio
WnAo
,t ?D )
146
Lampiran
7
Lembar Observasi Keterlaksanaa
n
Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akrostik
Nama Mareri
observer
Pada Konsep Jamur ndo S-Pd
, -r\i,|q $'or3o
,
Pokok , Cifi UIflu\m Jo'mur
Hari/tanggal : RaW, 6 JclAUO\n 2o\t Pertemuan
:i
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudara/l anggap mewakili keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akronirn Pada Konsep Jamur
Skor
Kegiatan
Langkah
No.
I
Pembelajaran 1
Pendahuluan
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa,
dan
menyiapkan media pembelajaran
Guru mengulang materi sebelumnya
2
bersama siswa
Guru mengkomunikasikan
a
J
v
tujuan
V
pembelajaran
Kegiatan Inti 4
.
0bservasi
Guru menampilkan gambar
atau
video tentang -iamur 5
r
Guru menstimulus siswa
Bertanya
untuk
bertanya dan mengajukan peftanyaan
Keterangan:
1: Sangat
2:
Baik
Baik 3: Cukup 4:
Kurang
V
)
3
4
147
6
dal 6
Eksplorasil
Guru menobagi siswa
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
mengarahkan kelompok
\/.
untuk memulai diskusi 7
o Asosiasi
Guru member kesempatan siswa untuk mencari informasi baik dari buku, mat4)un internet
8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan pada siswa
Guru mengkomunikasikan materi perteuuan selaufuhya
Guru menrfirp
pembetajaran
denganmengucap salam
Keterangan: 1= Sangat Baik
3: Cukup
2:Baik
4: Kurang
r AL(ro
,SPti )
148
Lembar 0bservasi Keterlaksanaa n Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akrostik Pada Konsep Jamur Nama
Materi
observer ' ffl''fic, $urgardo,
Pokok
Hari/tanggal Pertemuan
!-?ti
, i<.idti5\x,ulr J flr0u f ' Pabr., , 1;IOYIUAn
'LEi6
: I
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudarall anggap rnewakili keterlaksanaan Langkah Pembela.iaran Metode Mnemonic System Akronim Pada Konsep Jamur
Langkah
No.
Skor
Kegiatan
Pembelajaran 1
Pendahuluan
1
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa,
dan
menyiapkan media pembelajaran
Guru mengulang materi sebelumnya
2
bersama siswa
Guru mengkomunikasikan
J
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti 4
"
Observasi
Guru menampilkan gambar atau video tentang jamur
5
r
Bertanya
Guru menstimulus siswa
untuk
bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterangan:
l: Sangat Baik 2 : Baik
3: Cukup 4: Kurang
1
3
4
149
.
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
eksperimen
kelompok dan membagikan LKS
Guru
6
mengarahkan kelompok
\/
untukmemulai diskusi 7
o
Asosiasi
Guru member kesempatan siswa untuk mencari informasi baik dari
bukl, maupun intemet 8
o
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
Penutup
Guru memberikan penugasan pada siswa
Guru mengkomunikasikan materi pertemuan selanjutnya
Guru menutup pembelajararr denganmengucap salam
Keterangan:
1:
Sangat Baik
3:Cukup
2:
Baik
4= Kurang
Observer,
,, . xV1t.--x /'l
t Ali{ro it,rr [tn&a , ! P,l )
150
Lembar Observasi Keterlaksanaan Langkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akrostik Pada Konsep Jamur
5tur,p rUo, r ?d sirr\biovt .{c,n ?Qra'1un Jonrun Ilc,}1; tD jor,'\,bn LD\t
/ri\fu
Narna Observer
Materi Pokok
,
Hari/ tanggal
9
Pertemuan
Petunjuk: Berilah tanda ceklis (v) pada skor yang Saudara/I anggap mewakili keterlaksanaan [,angkah Pembelajaran Metode Mnemonic System Akronim Pada Konsep Jamur
Langkah
No.
Kegiatan
Skor
Pembelajaran 1
Pendahuluan
1
Guru memberi salam,
berdoa,
mengecek kehadiran siswa,
dan
menyiapkan media pembelajaran
Guru mengulang materi sebelumnya
2
bersama siswa
Guru mengkomunikasikan
J
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti 4
r
Observasi
Guru menampilkan gambar atau V
video tentang jamur 5
r
Guru menstimulus siswa
Bertanya
untuk
bertanya dan mengajukan pertanyaan
Keterangan:
1:
Sangat
2 = Baik
Baik 3: Cukup 4:
Kurang
,,
3
4
151
o
6
Eksplorasil
Guru membagi siswa dal
6
kelompok dan membagikan LKS
Guru
mengarahkan kelompok
\l
untuk memulai diskusi 7
r
Asosiasi
Guru member kesempatan siswa unfuk mencari inforrnasi baik dari buku, maupun internet
8
e
Komunikasi
Guru meminta setiap kelompok memaparkan hasil diskusi
Guru menunjuk perwakilan tiap kelompok uatuk mempresentasikan hasil diskusi
Penufup
Guru memberikan penugasan pada siswa
Guru mengkomunikasikan materi pertemuan selanjutnya
Guru menutup pembetajaran dengan mengucap sa.lam
Keterangan: 1= Sangat Baik
3= Cukup
2 = Baik
4= Kurang
t TMO
J
152
Lampiran 8 KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mata Pelajaran
: BIOLOGI
Alokasi Waktu
:
Jumlah Soal
: 40 Soal
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar
:3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
No 1
Indikator Mengidentifikasi ciri umum Divisi Jamur
Jenjang Kognitif Faktual Menjelaskan (C2)
No. soal 1
Mengingat (C1)
2
Soal
Kunci
Mengapa jamur tidak digolongkan kedalam tumbuhan? a. Dinding selnya dari kritin atau selulosa b. Hifanya ada yang tidak bersekat melintang c. Membentuk spora d. Tidak memiliki klorofil e. Bersifat autotrof
D
Apakah jenis polisakarida yang menyususn dinding sel pada jamur? a. Selulosa
E
153
b. Glukosa c. Septa d. Haustoria e. kitin Manakah yang bukan merupakan ciri jamur? a. Heterotrof b. Dinding sel terbuat dari selulosa c. Reproduksi dengan spora seksual dan aseksual d. Memiliki hifa senositik atau septa e. Uniseluler Hifa jamur yang bercabang-cabang membentuk? a. Septum d. Hifa senositik c. Spora d. Haustarium e. Miselium
Menjelaskan (C2)
3
B
Megingat (C1)
4
Menjelaskan (C2)
5
Bagaimanakah cara jamur memperoleh makanannya? a. Fotosintesis karena memiliki klorofil b. Saprofit karena menempel pada organisme lain c. Saprofit karena membusukkan sisa-sisa organisme d. Parasit karena memiliki thalus e. Kemosintesis karena memiliki zat kimia untuk membentuk makanan
C
Menganalisis (C4)
6
Perhatikan gambar berikut!
B
E
154
Mengingat (C1)
7
Mengingat (C1)
8
Menjelaskan (C2)
9
Manakan penjelasan yang sesuai menurut gambar diatas? Nomor Nama Fungsi a 1 Haustorium Menyerap nutrisi b 1 spora Reproduksi aseksual c 2 Hifa Kumpulan sel-sel tubuh d 2 Septa Sekat antar sel e 3 Dinding sel Melindungi sel Pada bagian manakah pada jamur yang berfungsi menghisap nutrisi dari tumbuhan inang? a. Haustorium b. Dinding sel c. Hifa d. Miselium e. Septa Apakah fungsi jamur dalam suatu lingkungan? a. produsen d. dekomposer b. konsumen e. konsumen tingkat II c. predator Berikut merupakan reproduksi seksual pada jamur.
A
D
C
155
Menyatakan (C1)
10
Menyatakan (C1)
11
Mengklasifikasi (C3)
12
1. Meiosis 2. Plasmogami 3. Hifa (-) bergabung dengan hifa (+) 4. Kariogami 5. Zigosporangium Bagaimanakah urutan reproduksi seksual dari jamur zigomycota? a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1 c. 3 – 2 – 5 – 4 – 1 d. 3 – 4 – 2 – 1 – 5 e. 3 – 2 – 4 – 5 – 1 Di manakah tempat yang optimal untuk pertumbuhan jamur? a. Lembab d. berair b. Kering e. dingin c. basah Bagaimanakan cara jamur berkembangbiak secara aseksual? a. membentuk konidiospora d. membentuk sorus b. membentuk sporangium e membentuk . hifa c. membentuk gemma Apakah yang dimaksud dengan perkembangan secara vegetatif? a. Menghasilkan keturunan yang bervariasi susunan genetiknya b. Keturunan lebih adaptif terhadap perubahan kondisi lingkungan c. Perkembangbiakan dengan cara fragmentasi d. Perkembangbiakan dengan penyatuan hifa (+) dan hifa (-) e. Hanya terjadi bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan
A
A
C
156
2
3
Menjelaskan Menganalisis klasifikasi Divisi (C4) Jamur
13 No 1.
Jenis Jamur A B C + -
Hifa tidak bersekat 2. Hifa bersekat + + 3. Spora dibentuk + di dalam askus 4. Spora dibentuk + di dalam basidium Bagaimanakah urutan jenis jamur A, B, dan C yang sesuai? a. Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota b. Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota c. Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomycota d. Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota e. Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota
Mengingat (C1)
14
Mengingat (C1)
15
Menjelaskan Menjelaskan (C2) karakteristik Divisi Zygomicota
Ciri-ciri
16
Apakah yang mendasari pengelompokkan jamur? a. ciri morfologi d. ciri reproduksi b. ciri fisiologi e. habitatnya c. ciri biokimia Manakah jenis jamur yang biasanya bersifat makroskopik? a. Ascomycota d. Zygomycota b. Basidiomycota e. Myxomicota c. Deuteromycota Perhatikan gambar berikut!
B
D
B
E
157
Apakah nama bagian yang ditandai dengan huruf X dan kelompok yang memilikinya? a. Sporangium, Zygomycota b. Zigosporangium, Ascomycota c. Sporangiospora, Basidiomycota d. Zigospora, Basidiomycota e. Sporangiofor, Zygomycota Mengingat (C1)
17
Mengklasifikasika 18 n (C3)
Mengingat (C1)
4
Menjelaskan Megingat (C1) karakteristik Divisi Ascomycota
19
20
Apakah penyususn dinding sel pada jamur Zygomycota? a. glukosa d. tanduk b. kitin e. keratin c. selulosa Manakah yang merupakan ciri-ciri jamur divisi Zygomycota? a. hifa bersekat b. hifa tak bersekat c. memiliki satu inti sel d. memiliki tubuh buah e. dinding sel tidak mengandung zat kitin Apakah salah satu contoh jamur Zygomycota? a. jamur tempe d. jamur kuping b. jamur ragi e. jamur tapai c. jamur merang Apakah nama dari kumpulan ascus yang membentuk tubuh buah? a. Ascosfor d. Ascomycota
B
B
A
158
Menganalisis (C4)
21
b. Ascospora e. Ascogonium c. Ascocarp d. Ascomycota Perhatikan gambar berikut!
C
Gambar diatas merupakan salah satu jenis Ascomycota. Apakah nama yang sesuai dengan gambar tersebut? a. Askokarp b. Kapang c. Ragi d. Rizoid e. Stolon Mengingat (C1)
22
Mengaplikasikan (C3)
23
Bagaimana Ascomycota bereproduksi secara aseksual? a. Fragmentasi hifa dan konidiospora b. Fragmentasi dan sporangiosora c. Tunas d. Tunas dan fragmentasi e. askospora Pak Anton ingin membuat minuman berbahan dasar beras, kemudian Pak Anton menambahkan starter Aspergillus oryzae. Minuman apakah yang akan dihasilkan dari proses fermentasi tersebut? a. Wine b. Tuak c. Sake d. Yoghurt
A
C
159
5
Mengaplikasikan (C3)
24
Menganalisis (C4)
25
Mengingat (C1) Mengidentifikasi ciri-ciri dan bentuk jamur Divisi Basidiomycota
26
e. Nira Apakah jamur yang menghasilkan enzim selulose dan dapat dimanfaatkan untuk produksi single cell protein? a. Trichoderma b. Candida albicans c. Sarcharomyces cereviceae d. Xylaria tubacina e. Monila sitophila Aspergillus fumigates merupakan jamur yang menyebabkan penyakit pada manusia, termasuk dalam kelompok apakah jamur tersebut dan apa penyakit yang ditimbulkannya? a. Zygomycota, peradangan saluran cerna b. Ascomycota, peradangan saluran pernapasan c. Basidiomycota, timbulnya ketombe d. Deuteromycota, infeksi pada hati e. Oomycota, infeksi pada kulit Perhatikan gambar berikut!
Apakah yang ditunjukkan oleh nomor 2 dan 6? a. Septa dan hifa b. Hifa dan miselium c. Lamela dan miselium d. Inti sel dan cincin
C
B
C
160
6
Mengingat (C1)
27
Menyatakan (C1)
28
Menjelaskan (C2)
29
Mengingat (C1)
30
Mengingat (C1)
31
Menjelaskan Menjelaskan (C2) karakteristik Divisi Deuteromycota
32
e. Spora dan miselium Manakah yang bukan merupakan bagian dari tubuh buah pada jamur Basidiomycota? b. sporangium e. vulva c. lamela Manakah yang bukan merupakan jamur dari divisi Basidiomycota ? a. jamur beracun d. jamur kuping b. jamur tiram e. jamur pinisilin c. jamur tempe Manakah yang bukan merupakan ciri-ciri jamur Basidiomycota? a. hifa bersekat b. reproduksi seksual menghasilkan basidium c. reproduksi aseksual dengan konidia d. merupakan jamur makroskopik e. tidak terdapat miselium Basidiokarp merupakan tubuh buah pada jamur .... a. Ascomycota d. Zygomycota b. Basidiomycota e. Deoteromycota c. Lichen Apakah nama ilmiah jamur Basidiomycota yang sering disebut sebagai jamur merang? a. Volvariella volvacea b. Auricular polytricha c. Amanita muscarina d. Amanita phalloides e. Calvatia gigantea Jamur dari divisio berikut merupakan jamur yang tidak diketahui reproduksi seksualnya atau disebut juga jamur tidak sempurna. Apakah Divisio yang dimaksud? a. Oomycota d. Basidiomycota
E
C
E
B
A
E
161
7
Mengidentifikasi Menjelaskan (C2) bentuk simbiosis jamur dengan organisme lain
33
b. Ascomycota e. Deuteromycota c. Zygomycota Apakah yang dimaksud dengan Liken? a. hifa yang termodifikasi b. jamur parasit pada tanaman c. simbiosis jamur dengan alga d. simbiosis antara Ascomycota dan Basidiomycota e. Ascomycota selular yang bersimbiosis dengan akar tanaman
C
Mengaplikasikan (C3)
34
Simbiosis mutualisme antara ganggang dan jamur dapat membentuk lumut kerak (liken). Mengapa hal tersebut dapat terjadi? a. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan zat-zat anorganik pada jamur b. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan zat-zat organic hasil fotosintesis padajamur c. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan zat-zat hasil respirasi pada jamur d. Karena jamur membantu menyediakan zat-zat organic bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan air dan garam mineral pada jamur. e. Karena jamur dan ganggang saling bertukar zat-zat organic.
B
Menganalisis (C4)
35
Perhatikan gambar dibawah ini!
B
162
Memberi (C2)
contoh 36
Mengaplikasikan (C3)
37
Menjelaskan (C2)
38
Apakah yang ditunjukkan oleh nomor 2? a. Jamur b. Alga c. Rizoid d. Mikoriza e. soredia Manakah yang bukan merupakan manfaat lumut kerak bagi lingkungan? a. dibuat obat b. dibuat kertas lakmus c. penambah rasa atau aroma d. indikator pencemaran air e. tumbuhan perintis Simbiosis antara jamur dan tanaman membentuk mikoriza. Apakah keuntungan yang didapatkan oleh tanaman? a. air d. karbohidrat b. vitamin e. mineral c. gula Apakah bentuk simbiosis antara tanaman dan jamur yang terbentuk pada jaringan epidermis akar? a. ektomoikoriza b. endomikoriza
E
E
A
163
c. mesomikoriza d. rizoid e. talus Menyebutkan Menganalisis peranan jamur bagi (C4) kehidupan
Mengaplikasikan (C3)
Memberi (C2)
A
39
40
contoh 41
Manakah jamur yang digunakan untuk pembuagtan tempe dan antibiotik? a. 1 dan 3 b. 4 dan 6 c. 2 dan 4 d. 3 dan 6 e. 3 dan 5 Bagaimanakah proses Pembuatan minuman tuak dari pohon nira dengan bantuan jamur Saccharomyces tuac? a. hidrolisis d. fosforilasi b. degradasi e. sintesis c. fermentasi Berasal dari Divisi manakah Penicillium ? a. Ascomycota d. Deutromycota b. Basidiomycota e. Chytridiomycota c. Zygomycota
C
A
VALIDITAS INSTRUMEN Lampiran 9 164 REKAP ANALISIS BUTIR Rata2= 22.34 Simpang Baku= 4.83 KorelasiXY= 0.57 Reliabilitas Tes= 0.72 Butir Soal= 41 Jumlah Subyek= 35 Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES PENELITIAN.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1
1
44.44
Sedang
0.354
Signifikan
2
2
44.44
Sedang
0.387
Sangat Signifikan
3
3
11.11
Mudah
0.192
-
4
4
44.44
Sedang
0.304
Signifikan
5
5
22.22
Sukar
0.194
-
6
6
55.56
Sukar
0.580
Sangat Signifikan
7
7
-22.22
8
8
55.56
Sukar
0.580
Sangat Signifikan
9
9
55.56
Sukar
0.580
Sangat Signifikan
10
10
-33.33
Mudah
-0.144
-
11
11
22.22
Sedang
0.254
-
12
12
11.11
Sukar
0.158
-
13
13
44.44
Sedang
0.341
Signifikan
14
14
44.44
Sedang
0.366
Sangat Signifikan
15
15
55.56
Mudah
0.597
Sangat Signifikan
16
16
44.44
Sedang
0.338
Signifikan
17
17
0.00
Sangat Mudah
0.044
-
18
18
0.00
Sangat Mudah
NAN
Sangat Mudah
Page 1
-0.257
-
NAN
165 VALIDITAS INSTRUMEN 22.22 Sedang
19
19
0.120
-
20
20
0.00
Sangat Sukar
0.056
-
21
21
44.44
Mudah
0.497
Sangat Signifikan
22
22
-11.11
23
23
44.44
Mudah
0.405
Sangat Signifikan
24
24
55.56
Sedang
0.402
Sangat Signifikan
25
25
44.44
Sedang
0.358
Sangat Signifikan
26
26
0.00
Sangat Sukar
0.012
-
27
27
0.00
Sangat Mudah
NAN
28
28
11.11
Mudah
0.082
-
29
29
11.11
Sedang
0.096
-
30
30
33.33
Sedang
0.274
Signifikan
31
31
55.56
Sedang
0.356
Sangat Signifikan
32
32
66.67
Sedang
0.541
Sangat Signifikan
33
33
66.67
Sedang
0.504
Sangat Signifikan
34
34
22.22
Sedang
0.368
Sangat Signifikan
35
35
55.56
Sedang
0.334
Signifikan
36
36
55.56
Sedang
0.314
Signifikan
37
37
11.11
Sangat Sukar
0.240
-
38
38
33.33
Sedang
0.236
-
39
39
44.44
Sedang
0.495
Sangat Signifikan
40
40
-33.33
41
41
22.22
Sangat Mudah
Sangat Mudah Mudah
Page 2
-0.125
-0.468 0.351
-
NAN
Signifikan
RELIABILITAS INSTRUMEN Lampiran 10 166 RELIABILITAS TES Rata2= 22.34 Simpang Baku= 4.83 KorelasiXY= 0.57 Reliabilitas Tes= 0.72 Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES PENELITIAN.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 20 OKKA 19 16 35 2 21 BOBBY 19 12 31 3 17 PRIMA 15 14 29 4 29 FATHAN 17 11 28 5 18 MOZAN 14 13 27 6 5 YENNI 14 12 26 7 19 LEO 15 11 26 8 35 CUT 13 13 26 9 22 AHMAD 13 12 25 10 31 SHOLEH 13 12 25 11 14 NADIA 13 11 24 12 28 IKHSAN 11 13 24 13 32 NURHASANAH 13 11 24 14 6 SULFI 14 9 23 15 16 RAIZAR 10 13 23 16 27 ACHMAD 12 11 23 17 34 DHELA 11 12 23 18 11 ARUM 13 9 22 19 15 ARDYA 14 8 22 Page 1
167
20
24
21
1
22
RELIABILITAS INSTRUMEN DALIL
12
10
AIZENA
11
10
8
SALSABILA
13
8
23
12
RIFQIANI
13
8
24
25
LUSIANA
11
10
25
26
FAZRIA
12
9
26
4
DEVANTI
12
8
27
30
GILANG
12
8
28
2
9
10
29
23
HELINA
10
9
30
33
MUSDALIFA
12
7
31
10
AMRITA
11
7
32
13
AGUSTINE
7
9
33
3
MELA
6
7
34
7
ERLIN
8
5
35
9
NABILA
5
7
22 21 21 21 21 21 20 20 EKA
19 19 19 18 16 13 13 12
Page 2
TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN Lampiran 11 168 TINGKAT KESUKARAN Jumlah Subyek= 35 Butir Soal= 41 Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES PENELITIAN.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1
1
20
57.14
Sedang
2
2
17
48.57
Sedang
3
3
29
82.86
Mudah
4
4
21
60.00
Sedang
5
5
10
28.57
Sukar
6
6
7
20.00
Sukar
7
7
31
88.57
Sangat Mudah
8
8
7
20.00
Sukar
9
9
7
20.00
Sukar
10
10
28
80.00
Mudah
11
11
22
62.86
Sedang
12
12
6
17.14
Sukar
13
13
21
60.00
Sedang
14
14
22
62.86
Sedang
15
15
27
77.14
Mudah
16
16
15
42.86
Sedang
17
17
32
91.43
Sangat Mudah
18
18
35
100.00
Sangat Mudah
19
19
15
42.86
Sedang
20
20
5
14.29
Sangat Sukar
Page 1
169
21
TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN 21 27 77.14
Mudah
22
22
30
85.71
Sangat Mudah
23
23
25
71.43
Mudah
24
24
21
60.00
Sedang
25
25
18
51.43
Sedang
26
26
4
11.43
Sangat Sukar
27
27
35
100.00
Sangat Mudah
28
28
27
77.14
Mudah
29
29
21
60.00
Sedang
30
30
18
51.43
Sedang
31
31
23
65.71
Sedang
32
32
13
37.14
Sedang
33
33
13
37.14
Sedang
34
34
23
65.71
Sedang
35
35
14
40.00
Sedang
36
36
15
42.86
Sedang
37
37
1
2.86
38
38
11
31.43
Sedang
39
39
11
31.43
Sedang
40
40
30
85.71
Sangat Mudah
41
41
25
71.43
Mudah
Page 2
Sangat Sukar
DAYA PEMBEDA Lampiran 12 170 Jumlah Subyek= 35 Klp atas/bawah(n)= 9 Butir Soal= 41 Nama berkas: C:\USERS\ELYANA\DESKTOP\UNTUK PENELITIAN\HASIL ANATES PENELITIAN.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 8 4 4 44.44 2 2 8 4 4 44.44 3 3 8 7 1 11.11 4 4 8 4 4 44.44 5 5 4 2 2 22.22 6 6 5 0 5 55.56 7 7 7 9 -2 -22.22 8 8 5 0 5 55.56 9 9 5 0 5 55.56 10 10 5 8 -3 -33.33 11 11 7 5 2 22.22 12 12 2 1 1 11.11 13 13 7 3 4 44.44 14 14 7 3 4 44.44 15 15 9 4 5 55.56 16 16 5 1 4 44.44 17 17 8 8 0 0.00 18 18 9 9 0 0.00 19 19 6 4 2 22.22 20 20 1 1 0 0.00 21 21 8 4 4 44.44 22 22 7 8 -1 -11.11 23 23 8 4 4 44.44 24 24 7 2 5 55.56 25 25 5 1 4 44.44 26 26 1 1 0 0.00 27 27 9 9 0 0.00 28 28 7 6 1 11.11 29 29 6 5 1 11.11 30 30 5 2 3 33.33 31 31 8 3 5 55.56 32 32 7 1 6 66.67 33 33 6 0 6 66.67 34 34 7 5 2 22.22 35 35 6 1 5 55.56 36 36 7 2 5 55.56 37 37 1 0 1 11.11 38 38 5 2 3 33.33 39 39 6 2 4 44.44 40 40 6 9 -3 -33.33 41 41 7 5 2 22.22 Page 1
171
Lampiran 13
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Indikator
Ranah Kognitif C1
3.6.1. Mengidentifikasi ciri
C2
C3
2, 4, 7, 8, 1, 3, 5, 9,
umum Divisi Jamur
10, 11
3.6.2. Menjelaskan klasifikasi
14, 15
Jumlah C4
soal
6
12
13
3
12
Divisi Jamur
3.6.3. Menjelaskan
17, 19
16, 18
4
karakteristik Divisi Zygomicota
3.6.4. Menjelaskan
20, 22
23, 24
21, 25
6
karakteristik Divisi Ascomycota
3.6.5. Mengidentifikasi ciri-ciri
26, 27,
dan bentuk jamur Divisi
28, 30,
Basidiomycota
29
6
32
1
31
3.6.6. Menjelaskan karakteristik Divisi Deuteromycota
3.6.7. Mengidentifikasi bentuk
35
simbiosis jamur dengan
33, 36,
34, 37
6
39, 40
3
38
organisme lain
3.6.8. Menyebutkan peranan
41
jamur bagi kehidupan
Total
19
12
6
4
41
172
Lampiran 14 INSTRUMEN TES PENGETAHUAN FAKTUAL PETUNJUK UMUM 1. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar 2. Gunakan waktu dengan efektif dan efisien 3. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas 4. Kerjakan soal secara jujur dan mandiri 1. Mengapa jamur tidak digolongkan kedalam tumbuhan? a. Dinding selnya dari kritin atau selulosa b. Hifanya ada yang tidak bersekat melintang c. Membentuk spora d. Tidak memiliki klorofil e. Bersifat autotrof 2. Apakah jenis polisakarida yang menyususun dinding sel pada jamur? a. Selulosa b. Glukosa c. Septa d. Haustoria e. Kitin 3. Hifa jamur yang bercabang-cabang membentuk? a. Septum b. Hifa senositik c. Spora d. Haustarium e. Miselium 4. Perhatikan gambar berikut!
Manakan penjelasan yang sesuai menurut gambar diatas?
a b c d e
No
Nama
Fungsi
1 1 2 2 3
Haustorium spora Hifa Septa Dinding sel
Menyerap nutrisi Reproduksi aseksual Kumpulan sel-sel tubuh Sekat antar sel Melindungi sel
173
5. Apakah fungsi jamur dalam suatu lingkungan? a. produsen b. konsumen c. predator d. dekomposer e. konsumen tingkat II 6. Berikut merupakan reproduksi seksual pada jamur. 1) Meiosis 2) Plasmogami 3) Hifa (-) bergabung dengan hifa (+) 4) Kariogami 5) Zigosporangium Bagaimanakah urutan reproduksi seksual dari jamur zigomycota? a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1 c. 3 – 2 – 5 – 4 – 1 d. 3 – 4 – 2 – 1 – 5 e. 3 – 2 – 4 – 5 – 1 7. Perhatikan table berikut!
No
Ciri-ciri
Jenis Jamur A
B
C
1.
Hifa tidak bersekat
+
-
-
2.
Hifa bersekat
-
+
+
3.
Spora dibentuk di
-
+
-
-
-
+
dalam askus 4.
Spora dibentuk di dalam basidium
Bagaimanakah urutan jenis jamur A, B, dan C yang sesuai? a.
Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota
b.
Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota
c.
Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomycota
d.
Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota
e.
Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota
174
8. Apakah yang mendasari pengelompokkan jamur? a. ciri morfologi b. ciri fisiologi c. ciri biokimia d. ciri reproduksi e. habitatnya 9. Manakah jenis jamur yang biasanya bersifat makroskopik? a. Ascomycota b. Basidiomycota c. Deuteromycota d. Zygomycota e. Myxomicota 10. Perhatikan gambar berikut!
Apakah nama bagian yang ditandai dengan huruf X dan kelompok yang memilikinya? a. Sporangium, Zygomycota b. Zigosporangium, Ascomycota c. Sporangiospora, Basidiomycota d. Zigospora, Basidiomycota e. Sporangiofor, Zygomycota
11. Perhatikan gambar berikut!
Gambar diatas merupakan salah satu jenis Ascomycota. Apakah nama yang sesuai dengan gambar tersebut? a. Askokarp b. Kapang
175
c. Ragi d. Rizoid e. Stolon 12. Pak Anton ingin membuat minuman berbahan dasar beras, kemudian Pak Anton menambahkan starter Aspergillus oryzae. Minuman apakah yang akan dihasilkan dari proses fermentasi tersebut? a. Wine b. Tuak c. Sake d. Yoghurt e. Nira 13. Apakah jamur yang menghasilkan enzim selulose dan dapat dimanfaatkan untuk produksi single cell protein? a. Trichoderma b. Candida albicans c. Sarcharomyces cereviceae d. Xylaria tubacina e. Monila sitophila 4. Aspergillus fumigates merupakan jamur yang menyebabkan penyakit pada manusia, termasuk dalam kelompok apakah jamur tersebut dan apa penyakit yang ditimbulkannya? a. Zygomycota, peradangan saluran cerna b. Ascomycota, peradangan saluran pernapasan c. Basidiomycota, timbulnya ketombe d. Deuteromycota, infeksi pada hati e. Oomycota, infeksi pada kulit 15. Basidiokarp merupakan tubuh buah pada jamur .... a. Ascomycota b. Basidiomycota c. Lichen d. Zygomycota e. Deoteromycota 16. Apakah nama ilmiah jamur Basidiomycota yang sering disebut sebagai jamur merang? a. Volvariella volvacea b. Auricular polytricha
176
c. Amanita muscarina d. Amanita phalloides e. Calvatia gigantean 17. Jamur dari divisio berikut merupakan jamur yang tidak diketahui reproduksi seksualnya atau disebut juga jamur tidak sempurna. Apakah Divisio yang dimaksud? a. Oomycota b. Ascomycota c. Zygomycota d. Basidiomycota e. Deuteromycota 18. Apakah yang dimaksud dengan Liken? a. hifa yang termodifikasi b. jamur parasit pada tanaman c. simbiosis jamur dengan alga d. simbiosis antara Ascomycota dan Basidiomycota e. Ascomycota selular yang bersimbiosis dengan akar tanaman 19. Simbiosis mutualisme antara ganggang dan jamur dapat membentuk lumut kerak (liken). Mengapa hal tersebut dapat terjadi? a. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan zat-zat anorganik pada jamur b. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan zat-zat organik hasil fotosintesis padajamur c. Karena jamur membentuk menyediakan air dan garam mineral bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan zat-zat hasil respirasi pada jamur d. Karena jamur membantu menyediakan zat-zat organik bagi ganggang, sedangkan ganggang memberikan air dan garam mineral pada jamur. e. Karena jamur dan ganggang saling bertukar zat-zat organik. 20. Perhatikan gambar dibawah ini!
177
Apakah yang ditunjukkan oleh nomor 2? a. Jamur b. Alga c. Rizoid d. Mikoriza e. Soredia 21. Manakah yang bukan merupakan manfaat lumut kerak bagi lingkungan? a. dibuat obat b. dibuat kertas lakmus c. penambah rasa atau aroma d. indikator pencemaran air e. tumbuhan perintis 22. Perhatikan gambar berikut!
Manakah jamur yang digunakan untuk pembuagtan tempe dan antibiotik? a. 1 dan 3 b. 4 dan 6 c. 2 dan 4 d. 3 dan 6 e. 3 dan 5 23. Berasal dari Divisi manakah Penicillium ? a. Ascomycota b. Basidiomycota c. Zygomycota d. Deutromycota e. Chytridiomycota
178
Lampiran 15 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akronim NO
Nama
Nilai Pretest
Nilai Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF Rata-rata
21 21 21 21 26 26 26 26 26 30 30 30 30 35 35 35 35 35 40 40 40 40 43 43 43 43 48 48 48 48 52 52 35.531
52 70 48 43 52 74 43 52 48 82 56 52 52 74 56 56 65 70 78 65 70 65 61 78 61 61 65 70 65 61 74 82 62.531
179
Lampiran 16 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akrostik NO
Nama
Nilai Pretest
Nilai Posttest
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF Rata-rata
21 21 21 21 26 26 26 26 26 26 30 30 30 30 30 35 35 35 35 35 40 40 40 43 43 43 43 43 48 48 48 48 34.125
65 82 74 78 78 52 56 70 65 82 70 78 48 70 61 82 56 78 65 74 74 65 82 70 56 56 61 70 56 61 82 61 68.219
180
Lampiran 17 REKAPITULASI NILAI LKS KELAS AKRONIM No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF
1 93 93 93 90 90 96 93 90 96 96 93 93 93 96 93 93 90 96 96 96 93 96 90 93 93 93 96 93 93 93 93 90
Pertemuan 2 95 90 95 85 85 95 95 85 95 95 90 95 95 95 95 90 85 95 95 95 95 95 85 90 95 90 95 90 95 95 90 95
3 76 76 76 76 76 76 76 76 76 80 76 76 76 80 76 76 76 76 80 76 76 80 76 76 76 76 80 76 76 76 76 76
181
Lampiran 18
REKAPITULASI NILAI LKS KELAS AKROSTIK No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF
1 96 93 93 87 87 93 87 93 90 93 93 93 96 87 93 93 96 93 93 90 90 93 87 87 93 87 87 93 90 93 90 96
Pertemuan 2 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 85 95 85 95 85 95 85 95 85 95 95 95 85 95 95 95 95 95 95 95
3 90 93 90 80 80 96 80 90 90 93 93 93 90 80 96 90 90 96 80 80 90 90 96 90 90 93 90 90 96 80 80 93
182
Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas Data Pretest 1. Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen I (Akronim) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKRONIM NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] A 21 -1.505 0.066 0.125 0.059 B 21 -1.505 0.066 0.125 0.059 C 21 -1.505 0.066 0.125 0.059 D 21 -1.505 0.066 0.125 0.059 E 26 -0.987 0.162 0.281 0.119 F 26 -0.987 0.162 0.281 0.119 G 26 -0.987 0.162 0.281 0.119 H 26 -0.987 0.162 0.281 0.119 I 26 -0.987 0.162 0.281 0.119 J 30 -0.573 0.283 0.406 0.123 K 30 -0.573 0.283 0.406 0.123 L 30 -0.573 0.283 0.406 0.123 M 30 -0.573 0.283 0.406 0.123 N 35 -0.055 0.478 0.563 0.084 O 35 -0.055 0.478 0.563 0.084 P 35 -0.055 0.478 0.563 0.084 Q 35 -0.055 0.478 0.563 0.084 R 35 -0.055 0.478 0.563 0.084 S 40 0.463 0.678 0.688 0.009 T 40 0.463 0.678 0.688 0.009 U 40 0.463 0.678 0.688 0.009 V 40 0.463 0.678 0.688 0.009 W 43 0.774 0.780 0.813 0.032 X 43 0.774 0.780 0.813 0.032 Y 43 0.774 0.780 0.813 0.032 Z 43 0.774 0.780 0.813 0.032 AA 48 1.291 0.902 0.938 0.036 BB 48 1.291 0.902 0.938 0.036 CC 48 1.291 0.902 0.938 0.036 DD 48 1.291 0.902 0.938 0.036
183
Lhitung
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKRONIM NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] EE 52 1.706 0.956 1.000 0.044 FF 52 1.706 0.956 1.000 0.044 = 0.123
Ltabel
= 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel
= 0.123 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
NO 31 32
2. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen II (Akrostik) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKROSTIK NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] A 21 -1.479 0.070 0.125 0.055 B 21 -1.479 0.070 0.125 0.055 C 21 -1.479 0.070 0.125 0.055 D 21 -1.479 0.070 0.125 0.055 E 26 -0.916 0.180 0.313 0.133 F 26 -0.916 0.180 0.313 0.133 G 26 -0.916 0.180 0.313 0.133 H 26 -0.916 0.180 0.313 0.133 I 26 -0.916 0.180 0.313 0.133 J 26 -0.916 0.180 0.313 0.133 K 30 -0.465 0.321 0.469 0.148 L 30 -0.465 0.321 0.469 0.148 M 30 -0.465 0.321 0.469 0.148 N 30 -0.465 0.321 0.469 0.148 O 30 -0.465 0.321 0.469 0.148 P 35 0.099 0.539 0.625 0.086 Q 35 0.099 0.539 0.625 0.086 R 35 0.099 0.539 0.625 0.086 S 35 0.099 0.539 0.625 0.086 T 35 0.099 0.539 0.625 0.086 U 40 0.662 0.746 0.719 0.027 V 40 0.662 0.746 0.719 0.027 W 40 0.662 0.746 0.719 0.027 X 43 1.000 0.841 0.875 0.034 Y 43 1.000 0.841 0.875 0.034
184
Lhitung
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS AKROSTIK NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] Z 43 1.000 0.841 0.875 0.034 AA 43 1.000 0.841 0.875 0.034 BB 43 1.000 0.841 0.875 0.034 CC 48 1.563 0.941 1.000 0.059 DD 48 1.563 0.941 1.000 0.059 EE 48 1.563 0.941 1.000 0.059 FF 48 1.563 0.941 1.000 0.059 = 0.148
Ltabel
= 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel
= 0.148 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
NO 26 27 28 29 30 31 32
185
Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas Data Postes 1. Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen I (Akronim)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKRONIM NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] A 43 -1.773 0.038 0.063 0.024 B 43 -1.773 0.038 0.063 0.024 C 48 -1.319 0.094 0.125 0.031 D 48 -1.319 0.094 0.125 0.031 E 52 -0.956 0.170 0.281 0.112 F 52 -0.956 0.170 0.281 0.112 G 52 -0.956 0.170 0.281 0.112 H 52 -0.956 0.170 0.281 0.112 I 52 -0.956 0.170 0.281 0.112 J 56 -0.593 0.277 0.375 0.098 K 56 -0.593 0.277 0.375 0.098 L 56 -0.593 0.277 0.375 0.098 M 61 -0.139 0.445 0.500 0.055 N 61 -0.139 0.445 0.500 0.055 O 61 -0.139 0.445 0.500 0.055 P 61 -0.139 0.445 0.500 0.055 Q 65 0.224 0.589 0.656 0.068 R 65 0.224 0.589 0.656 0.068 S 65 0.224 0.589 0.656 0.068 T 65 0.224 0.589 0.656 0.068 U 65 0.224 0.589 0.656 0.068 V 70 0.678 0.751 0.781 0.030 W 70 0.678 0.751 0.781 0.030 X 70 0.678 0.751 0.781 0.030 Y 70 0.678 0.751 0.781 0.030 Z 74 1.041 0.851 0.875 0.024 AA 74 1.041 0.851 0.875 0.024 BB 74 1.041 0.851 0.875 0.024 CC 78 1.404 0.920 0.938 0.018 DD 78 1.404 0.920 0.938 0.018
186
NO 31 32 Lhitung Ltabel
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKRONIM NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] EE 82 1.767 0.961 1.000 0.039 FF 82 1.767 0.961 1.000 0.039 = 0.112 = 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel = 0.112 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen II (Akrostik)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKROSTIK NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] A 48 -2.049 0.020 0.031 0.011 B 52 -1.643 0.050 0.063 0.012 C 56 -1.238 0.108 0.188 0.080 D 56 -1.238 0.108 0.219 0.111 E 56 -1.238 0.108 0.219 0.111 F 56 -1.238 0.108 0.219 0.111 G 61 -0.731 0.232 0.344 0.111 H 61 -0.731 0.232 0.344 0.111 I 61 -0.731 0.232 0.344 0.111 J 61 -0.731 0.232 0.344 0.111 K 61 -0.731 0.232 0.344 0.111 L 65 -0.326 0.372 0.469 0.097 M 65 -0.326 0.372 0.469 0.097 N 65 -0.326 0.372 0.469 0.097 O 65 -0.326 0.372 0.469 0.097 P 70 0.180 0.572 0.625 0.053 Q 70 0.180 0.572 0.625 0.053 R 70 0.180 0.572 0.625 0.053 S 70 0.180 0.572 0.625 0.053 T 70 0.180 0.572 0.625 0.053 U 74 0.586 0.721 0.719 0.002 V 74 0.586 0.721 0.719 0.002 W 74 0.586 0.721 0.719 0.002 X 78 0.991 0.839 0.844 0.005
187
NO 25 26 27 28 29 30 31 32 Lhitung Ltabel
DAFTAR NILAI POSTEST KELAS AKROSTIK NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] Y 78 0.991 0.839 0.844 0.005 Z 78 0.991 0.839 0.844 0.005 AA 78 0.991 0.839 0.844 0.005 BB 82 1.396 0.919 1.000 0.081 CC 82 1.396 0.919 1.000 0.081 DD 82 1.396 0.919 1.000 0.081 EE 82 1.396 0.919 1.000 0.081 FF 82 1.396 0.919 1.000 0.081 = 0.111 = 0.886/√32 = 0.157
Lhitung < Ltabel = 0.111 < 0.157, maka data berdistribusi normal.
188
Lampiran 21 UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST
Pretes
1. Fhitung
N kelas akrostik
32
N kelas akronim
32
S2 terbesar
93.22
S2 terkecil
78.76
𝑆12
= 𝑆22 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 93.22
= 78.76 =1.18 2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas) Db pembilang
=n–1 = 32 – 1 = 31
Db penyebut
= 32 – 1 = 32 – 1 = 31
Ftabel adalah 1.80 Fhitung < Ftabel = 1.18 < 1.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki populasi varians yang homogen.
189
Lampiran 22 HASIL UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST
Pretes N kelas akrostik
32
N kelas akronim
32
S2 terbesar
121.35
S2 terkecil
97.40
1. Fhitung
𝑆12
= 𝑆22 = =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 121.35 97.40
=1.245
2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas) Db pembilang
=n–1 = 32 – 1 = 31
Db penyebut
= 32 – 1 = 32 – 1 = 31
Ftabel adalah 1.80 Fhitung < Ftabel = 1.245 < 1.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki populasi varians yang homogen.
190
Lampiran 23 HASIL UJI HIPOTESIS STATISTIK (UJI T)
A. Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretes Kriteria pengujian : 1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima. 2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 62 Menghitung nilai S gabungan S2
=
(𝑛1 −1) 𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22 𝑛1 +𝑛2 −2 (32 − 1) (93.22) + (32−1) (78.76)
=√ S
32 + 32 − 2
=√
2889.82+2441.56 62
5331.38
=√
62
= √85.99
= 9.273
Mencari thitung t
𝑥1 − 𝑥 2
= 𝑆
= thitung
1 1 √𝑛 + 𝑛 2 1
1.406 2 9.273 √ 32
=
35.531 – 34.125 1 32
9.273 √ + 1.406
= 9.273
√0,0625
1 32
1.406
1.406
= 9.273 (0,25) = 2.31825
= 0.606
Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan hasil thitung sebesar 0.606 pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan derajat kebebasan (db=62) didapatkan ttabel sebesar 1.99. Maka thitung > ttabel (0.606< 1.99) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pembelajaran mnemonic system terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Fungi.
191
B. Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest Kriteria pengujian : 1. Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima. 2. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = 62 Menghitung nilai S gabungan S2
=
(𝑛1 −1) 𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22 𝑛1 +𝑛2 −2 (32 − 1) (121.35) + (32−1) (97.40)
=√ S
32 + 32 − 2
3761.85+3019.4
=√
62
6781.25
=√
62
= √109.375
= 10.4583
Mencari thitung t
=
𝑥1 − 𝑥 2 1 1 + 𝑛1 𝑛2
𝑆√
=
68.219 – 62.531 1 32
10.4583 √ +
thitung
1 32
=
5.688
5.688
2 32
10.4583 √
= 10.4583
√
5.688
5.688
= = 0,0625 10.4583 (0,25) 2.614575
= 2.175 Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan hasil
thitung sebesar 2.175 pada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) dengan derajat kebebasan (db=62) didapatkan ttabel sebesar 1.99. Maka thitung > ttabel (2.175< 1.99) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode pembelajaran mnemonic system terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Fungi.
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Elyana Nugraheni
NIM
1111016140047
Jurusan/Prodi
IPAi Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa Antara Metode
Mnemonic System Akronim dan Akrostik Pada Konsep
Fungidi SMAN 57 Jakafta Pembimbing ke-i
: Dr. Yanti Herlanti, M.Pd.
Pembimbing ke-2
: Yuke Mardiati, M. Si.
BAB I PENDAHULUAN
No
I
Paraf Pembimbing
Ken
Thomas, Learning Taxonomies In The Cognilive, Affective, and Psychomotor Domains,
Rocky Mountain Alchemy,. 2005, h" 3. -)-
Pembimbing 2
UU RI No. 20 Tentang Sitem Pendidikan Nasicnal Bab II Pasal 3.
2.
I
Karen Neuman Allen. et. all. Affective l.,earning: A For leaching Social Work Value. Journal qf Social Work Values and Ethics, lral. 7, No. 2. F-a||2010.h.2.
u^ V
Yv
Taxonomy
4.
Ken1'homas" op. crt
5"
Rita C. McNeil, Program Evaluation Model: Using Bloom's Taxonomy to Identiff Outcorne Indicators in Outcomes- Based Program Evaluations. Jaurnal of Adult Education Volume 10, Number 2,2011.h. 27.
6.
Ken Thomas. op. clL
7.
Leslie Owen Wilson, Three Domains Of Learning, 2016. Publishing at thesecondpcinciple.com
8.
Lampiran Kompetensi Dasar
38
Pendidikan dan Kebudavaan. h. I 15.
Kementrian
fuftr-
Yq. Vn \l
fu--
w ,{n
(h--
Va
ft>
Vn
fu-
o
Robert E. Slavin. Psikologi Pendidikan Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 201 1), h. 216.
10.
tl
Muhibbin syah. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT l,ogos Wacana Ilmu. lW9\. h.77.
11
Fadzilah Abd Rahman, "Knor.vledge
Learners: Implications
Of
Diverse
tbr the Practice of of Instruction,
Teaching". lnternational .lournal 20t0,h.2. 12.
Syailul Bahri Djamarah. Psikologi Belajar.
(
Jakarta: Rineka Cipta. 2008). h. 107. 13.
No
1
Trianto, ap. cit., h.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR. DAN HIPOTESIS
Stephen
K.
Reed, Kognisi Teori dan Aplikasi.
David A. Statt, The Concise Dictionary Of Psychologt 3'd Edition" (Cana
Robert
L.
Solso, Psikologi Kognilif, (Jakarta:
Erlangga. 2008), h. 364. 5.
Nluhibbin Syah" Psikologi Belajar. (.lakarta: P'I Raja Grafindo Persada. 2007 ). h. 22.
6.
David A. Statt, lac.cil.
7.
Robert t-. Solso, op. cit.,h.365.
8.
F{amzah
9.
vv w
Pembimbing
Worvo Sunaryo, Taksonomi Berpikir. (Bandung:
(Jakarta: Salemba Humanika. 20A7), h. 2.
4.
\r V
V*-
B. Uno. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelaiaran, (.Takarta: Bumi Aksara, 2006), h. 1 1.
Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),h" 46. Wou,o Sunaryo, op" cit., h.3-
1l
Anderson
dan
Paraf 1
W
Pembimbing 2
tdr-
tl n
t/ \l)
Ya-
N"
Vv \.ln
10.
(h--
4+
ll7.
PT. Remaja Rosdakarya, 201 I ), h. 79. 2.
o-
'/r 4v
Yq.-vl
n
f*-"(d>
(l--
(>2-
ft> (1,-
G>
Krathwohl,
dan Asesmen: Revisi Taksonami Pendidikan Bloorn, (Yogyakarta:
Pembelajaran,Pengajaran,
Pustaka Pelajar, 2010), h. 6. 12.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Perulekatan Baru, (Bandung: PT.
dengan Remaia
Yv Vn
G'--
Rosdakarya, 201 0)" h. 82. 13.
Krathwohl, op.cit, h. b7.
14.
tbid.,h.6.
15.
Vq-
V
'lrianto. Mendesain Model Pembelajoran Inovatif Progresf, (Jakafta: Kencana Prenada Media Group, 2010). h. 28.
16.
Dunlosky et. al., Improving Student's Learning With Effective Leaming Techniques: Promising
Directions From Cognitive
and Educational in the Public
Internet- 2013, h- 7
tl
& Perkins - Learning to Learn. Presentation on Intentional [,eamers at 2007 Innovations Wirth
Conferenc, h.8. 18.
U
r/a
Psychology. Psychologpt Science
17.
tJ rt
Mary J. Pickard, 'fhe New Bloom's Taxonomy
v
Y+
Science , Journal of Family and Consumer Sciencs
Education, Vol. 25, No.
l, Spring/Summer 20A7,h.
48. 19.
David A. Statt, op.cit., h. 85.
20.
McGaugh, Learning And fuIemory An Introduction, (San Fransisco: Albion Publishino Company.1973),h.34.
21.
Susan E. Cathercole dan Tracy Packiam, Memori Kerja dan Proses Belajar, (.Iakal'ta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2C)09), h.2.
22.
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), Edisi 3, buku 1, h. 359.
23.
Santrock, loc. cit.
24.
Santrock. loc. cit.
25.
Santrock, op. cit., h. 364.
26.
Very Julianto dan Magda Bhinnety, The Effect of Reciting Floly Qur'an toward Short-term Memory
James
L.
Ability Analysed trought the Changing
27.
28.
Votv^
tI
Brain
Jo Iddon, lulemoty Boosters Penguat Ingatan. David A. Statt, op.cit, h. 56.
1r Y* V
vn1
,
18.
Jakarta: Erlangga, 2006), h. 22.
Vu
+{_
Wave, Jurnal Psikalogi. Voi. 38, No. 1 ., Juni 201
h.
q
I
U V* U"
t-2--*
29. 30.
Muhibbin Syah, op. cit., h. 155.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikalogi
Belajar,
(Jakarta: Rhineka Cipta. 20 I l) - h. 2A7.
cit.,h.24
Jo lddon, op.
32.
Muhibbin Syah, op. cir., h. 158-161.
lJ.
Robefi L. Solso, op.cir., h. 266.
34.
Roberl L. Solso, loc. cit.
35.
Abdul Halim et.al, Keefektifan ]'eknik Mnemonic untuk rneningkatkan Memori Jangka Panjang Pembelajaran Biologi pada Siswa Kelas VIlt SMP Al-lslanr Surakarta, Vol. l. No. 2, Jurnal llmiah
36.
I
ogi
'JU Vn-
C andraj i *- a. 20 12.
Margaret W. Matlin, Cognitire Psycholog,
/'
Edition, (Asia: John Wiley & Sons.2009). h. 173.
3l-
Robert L. Solso. op. cit.,h.227.
38.
Robeft E. Slavin. Psikologi Pendidikan Edisi 9. (,lakarta: Erlangga, 201 I ), h. 265.
39.
Bobbi Deporter and Mike l-lernacki,
Quantum
Learning. (New York: Dell Publishing, 1992), h.l 23. 40.
Ann Dilion. Making Connection : study
skills,
reading and writing, (USA: Thompson corporation,
2007),h.139. 41.
Yuanita Fiffiany.E,YD dan Kaidah
Bahasa Indonesia, (Jakarta: TransMedia Pustaka, 2015), h.
23. 42.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Dengan Remaja
Rosdakarya, 2010). h. 198. 43.
44.
Triyo Supriyanto et. all.- Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UINMalang Press, 2006), h. I 18. Fred B. Chemow, The Sharper Mind. (Jakaftal. PT Gramedia Pustaka. 1997).h. 5.
45.
Division for Leaming Disabilities (DLD) and Divisoin for Research (DR) of The Council for Exceptional Children, A focus On Mmenonic Instruction Issue 5, Summer 2001.
V
Vn-
31.
P s i ko
u
UY \ir \ln
v
\Y
(b-"-.
W
fu-* ftL'
W-""
(h---
[tz"-
t/
\)r* rl r-
(1-r--
p2-
V, V Vv
Vu V Vv V,t
\ir Vt
Vp
(1,-
46.
Ibid.
47.
Fludiman. Ketuntasan Hasil Belajar Trigonometri
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Mnemonics Di Kelas X SMA Negeri I Banda Aceh. Jurnal Seramhi Akademica, Vol.
I. No" I,
Mei 2013. 48.
David Berry. Learning with Mnemonics
in
a
Therapeutic Modalities Course: A Case Report. Jurnal Internasional Athletic Trainer's Association. Vol. 5, September 2010. 49.
Mohammad Amiryousefi. Mnemonic Instruction: A
Way to Boost Vocabulary Learning and Recall. Jurnal internasianal Liniversitl,oJ lsfahan, Vol. 2. No. l..lanuari 2012 50.
&-,"-
F'atemeh Anjomatrouz. Eftects
Y,
\u U
I a--
of Using lv{nemonic
Associations on Vocabulary Recall of Iranian EFL Leamers over l'ime. Jurnal Internasional Canadian Center of Science and Education.Yol.2, No. 4. Juli
20t2.
No 1
BAB III METODOLOGI Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kttttlitatif dan R&D (Bandung: AlIabeta. 2011), Cet. 13,h.77.
2. J.
rbid.,h.76.
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta. 2010), h. I 18.
4"
rbid.. h. 121.
5.
Sugiyono, Met ode Pe ne I it ian Kuanlitat iJ' Kuali dan R &.I), (Bandung: Alf'abeta, 2012), h. 82.
6.
tbid.. h. 102.
7.
Suharsinii Arikunto. Dasar-Dasar Eyaluasi
tatif
Pendidikan. (Iakarta: Bumi Aksara. 2005), h. 168. 8.
Nana Sudjana, Penilaian I'Iasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
9.
Sudiana, op. cit..h. 16.
10.
Sudjana, Metoda Statislika, (Bandung: Tarsito,
20t4\.h.12.
2005), h. 46G467 11
rbid., h.249-241.
Paraf Pembimtrine I Pembimbins'L
V*ry^
l+-=*
'T Y"-
fL.,-
,& \,-/
vw
(>L"
V* V* YY-'
Vv va V
(
dz--
ld-?-----'
t2.
No 1
Ibid.. h.239.
(dz-""'-
Vu-
v
BAB IV PEMBAHASAN
Pembimbing
Paraf 1 Pembimbine
Ni Made Widya Mahadiani, "Pengaruh
Pendekatart Konte k"sl ual Berbanluan Mnemonic T'erhadap H asi I
Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus lll Sukav'ati". Skripsi pada [-lniversitas Pendidikan Ganesha Singaraia Indonesia- 2013. 2.
Muhammad Abdul Halim. "KeeJektifan Mnemonic Untuk Me ningkal kan Memari,l angka
P anj
ang
Dalam Pembelajoran Biologi Pada Siswa Kelas l/ltl SNIP ,4t-lslam I Surakar.ta". S-/cripsi pada Llniversitas Sebelas Maret. 201 I . Irarihatun, "Penggunacn Teknik Akrostik Dalam Lt paya P e ni ngkatan P e nguas aan Kasakat a Bahasa Perancis pada Siswa Kelas X C Sll,L,l Negeri 2
Sleman", Skripsi pada Universitas
Negeri
Yogyakarta. 2014. 4.
Yr
Yufl Aris Lestari, "Metode lv'lnemonic untuk Nlengingat Dua Belas Nervus Cranialis Mahasiswa
Tingkat ll Akper Kosgoro Mojokerto". Iesis pada ljniversitas Sebelas Maret" 2010.
1,t
b \rJakarta,
/8 JUnr ;uid
Yang Mengesahkan;
Pembimbing
1
Dr. Yanti Heilanti, M.Pd. NIP. 197101r9 200801 2 010
Pembimbing 2
Yuke Mardiati. M. Si NrP. 19760117 2AA70t 2 013
L