PERBEDAAN SIKAP ILMIAH SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA KONSEP FUNGI (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 32 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nurhasanah NIM. 1111016100040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAIIAN Skripsi berjudul Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa'antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigatioz (Gf) pada Konsep X'ungi disusun oleh Nurhasanah, NIM. 1111016100040, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Iakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal9 Juni 2016
di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta 9 Juni 2016
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
TandaTangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi)
Dr. Yanti Herlanti. M.Pd
At ^?
NrP. 19710119 200801 2 010 Penguji
I
Ir. Mahmud, M. Siresar. M,Si
t\ _? -/At6,/lr4yy-
NrP. 19s40310 198803 1 001 Penguji
II
Nenssih Juanengsih. M.Pd
I\IIP. 19790510 200604 2 001
90
-Q'1,olb
ABSTRAK Nurhasanah, 1111016100040, Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah siswa antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation pada konsep Fungi. Penelitian ini dilakukan di SMAN 32 Jakarta Tahun Pelajaran 2015/1016 dengan metode kuasi eksperimen. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 berjumlah 34 orang sebagai kelas eksperimen I (kelas yang menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing) dan siswa kelas X MIA 3 berjumlah 35 orang sebagai kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan pembelajaran group investigation). Instrumen penelitian berupa angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji-t pada taraf signifikan 0,05, diperoleh thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,999 < 1,996. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah siswa antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan group investigation pada konsep fungi. Kata Kunci: Sikap Ilmiah, Inkuiri Terbimbing, Group Investigation
iv
ABSTRACT Nurhasanah, 1111016100040, The Differences of Scientific Attitude Between Students Using Guided Inquiry Model and Group Investigation Model on The Concept of Fungi, BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic Unversity Jakarta. The aim of this research study is determine the differences of student's scientific attitude between using guided inquiry model and group investigation model. This research was conducted at SMAN 32 Jakarta academic year 2015/2016 with a quasi experimental method. Sampling in this study was simple random sampling technique. The sample were class X MIA 2 with 34 student as the first experimental class (class using guided inquiry model) and X MIA 3 with 35 student as the second experimental class (class using group investigation model). The Research Instruments form of questionnaires, observation sheets , and peer assessment friend. Data analysis the two group was t test at the 0.05 level of signification, the result is tcount < ttable or 0.999 < 1.996. This suggest that there were no differences of student's scientific attitude between using guided inquiry model and group investigation model on the concept of fungi. Keyword: scientific attitude, guided inquiry, group investigation
v
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi dengan judul Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Meiry Fadilah Noor, M.Si., Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A 2011 yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6.
Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk menyelesaikan penelitian ini.
7.
Ibu Dra. Sri Rahmina Utami, Kons., Kepala Sekolah SMA Negeri 32 Jakarta yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini dan Ibu Dwi
vi
Suwartini S.Pd., guru bidang studi Biologi Kelas X SMA Negeri 32 Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan. 8.
Siswa kelas X MIA 2 dan X MIA 3 SMAN 32 Jakarta yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
9.
Kedua orang tua tercinta, Buyah (Yunus Hasan) dan Mimi (Nahlah, S.Pd) serta abang (Nurmansyah) yang selalu mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis.
10. Suamiku tercinta, Dian Heryanto, S.Kom., yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil, do'a, dan motivasi bagi penulis. 11. Kawan-kawanku Amazing nenek, Rika Herlianisa Fitri, Qorina Oktaviani, Tri Dewi Putri, Isti Anggraini, Achla Ilfana, dan Andini Puji Lestari yang selalu memberikan semangat dan bantuan dari awal semester sampai penelitian. 12. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis khususnya Jakarta, Mei 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..........................................................ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................................iii ABSTRAK .................................................................................................................iv ABSTRACT ................................................................................................................v KATA PENGANTAR ...............................................................................................vi DAFTAR ISI .............................................................................................................viii DAFTAR TABEL .................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................................5 C. Pembatasan Masalah......................................................................................5 D. Rumusan Masalah .........................................................................................6 E. Tujuan dan Mnfaat Penelitian ........................................................................6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ...............................................................................................8 1. Model Pembelajaran Inkuiri .....................................................................8 2. Pembelajaran Kooperatif ..........................................................................17 3. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation..............................21 4. Sikap Ilmiah ..............................................................................................26 5. Tinjauan Konsep Fungi .............................................................................29 B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................31 C. Kerangka Berpikir .........................................................................................33
viii
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................35 B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................................35 C. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................................36 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................37 E. Instrumen Penelitian ......................................................................................37 F. Kontrol terhadap Validitas Internal................................................................41 G. Teknik Analisis Data .....................................................................................43 H. Hipotesis Statistik ..........................................................................................47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian..............................................................................................48 1. Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II ......................................48 2. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa Kelompok Eksperimen I dan II ......................................................................................................50 B. Analisis Data .................................................................................................54 1. Uji Normalitas ...........................................................................................54 2. Uji Homogenitas .......................................................................................55 3. Uji Hipotesis .............................................................................................56 C. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................................56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................63 B. Saran ..............................................................................................................63 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................65 LAMPIRAN ...............................................................................................................71 ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri .................................................................12 Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Koperatif ...................................................................21 Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah ........................................................28 Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi ........................................................................29 Tabel 3.1 Desain Penelitian......................................................................................36 Tebel 3.2 Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah..................................................................38 Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta Didik .........................39 Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Teman Sejawat Sikap Ilmiah Peserta Didik ..............40 Tabel 3.5 Skor Item Skala Likert .............................................................................44 Tabel 4.1 Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II ......................................48 Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Sikap Ilmiah Siswa ....................................................49 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelompok Eksperimen I dan II................................................................................54 Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelompok Eksperimen I dan II................................................................................55 Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Analisis Angket Sikap Ilmiah Siswa .........................56
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Diagram Persentase Analisis Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa ...50 Gambar 4.2 Diagram Persentase Aspek Sikap Ilmiah Siswa Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II ....................................................................................................52 Gambar 4.3 Diagram Persentase Rata-rata Sikap Ilmiah Siswa Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat .................................53
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen I..........71 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen IIβ¦...128 Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen I ................................................................... .180 Lampiran 4. LKS Kelas Eksperimen II .................................................................. 205 Lampiran 5. Kisi-kisi Angket Sikap Ilmiah ........................................................... 226 Lampiran 6. Instrumen Angket Sikap Ilmiah ......................................................... 227 Lampiran 7. Instrumen Lembar Observasi Sikap Ilmiah ....................................... 230 Lampiran 8. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Sikap Ilmiah ............................ 231 Lampiran 9. Instrumen Penilaian Teman Sejawat ................................................. 234 Lampiran 10. Validitas Angket Sikap Ilmiah ........................................................ 236 Lampiran 11. Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah ...................................................... 237 Lampiran 12. Data Hasil Angket Sikap Ilmiah ....................................................... 238 Lampiran 13. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah ..................................... 242 Lampiran 14. Data Hasil Penilaian Teman Sejawat................................................ 244 Lampiran 15. Uji Normalitas Angket Sikap Ilmiah ................................................ 246 Lampiran 16. Uji Homogenitas Angket Sikap Ilmiah ........................................... 255 Lampiran 17. Uji Hipotesis Angket Sikap Ilmiah ................................................... 256 Lampiran 18. Lembar Wawancara Guru ................................................................. 258 Lampiran 19. Lembar Wawancara Siswa ............................................................... 259 Lampiran 20. Hasil Rekapitulasi Sikap Ilmiah ....................................................... 260 Lampiran 21. Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................... 262 Lampiran 22. Foto Penelitian .................................................................................. 264
xii
Lampiran 23. Lembar Uji Referensi ....................................................................... 255 Lampiran 24. Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 264 Lampiran 25. Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 265
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini telah diterapkan kurikulum baru sebagai inovasi untuk memajukan pendidikan nasional yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan afektif diintegrasikan pada sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pengembangan kurikulum dengan intergrasi tersebut dipusatkan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang didemonstrasikan peserta didik sebagai bentuk pemahaman konsep yang dipelajari secara kontekstual.1 Pembelajaran yang berkualitas dirancang guru dalam bentuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik. Dengan suatu permasalahan melatih peserta didik untuk belajar mandiri dalam memecahkan masalah sehingga pembelajaran teacher oriented mengubah ke arah student oriented.2 Proses pembelajaran ini dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang agar peserta didik berpartisipasi secara aktif. Keaktifan peserta didik untuk meningkatkan kualitas diri peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:3 "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".
1
E. Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 65 2 Budi Darmo, Pengaruh Problem Base Learning (PBL) dan Sikap Ilmiah terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta didik SMA, Prosiding Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta, 2014. h. 239 3 Undang-undang Republik Indonesia, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2003)
1
2
Kualitas diri peserta didik memberikan suatu karakter, karakter tersebut dapat dimunculkan dengan sikap ilmiah. Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap atau nilai-nilai yang muncul dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku terhadap suatu objek yang dilakukan secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap-sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap meningkatnya pencapaian siswa dalam bidang IPA.4 Sikap ilmiah sangat bermakna dalam interaksi sosial, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Apabila sikap ilmiah telah terbentuk dalam diri peserta didik maka akan terwujudlah suri tauladan yang baik bagi peserta didik, baik dalam melakukan penyelidikan atau berinteraksi dengan masyarakat. Aspek-aspek sikap ilmiah ini meliputi rasa ingin tahu, jujur, objektif, terbuka, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Seseorang yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi dimungkinkan seseorang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk menggali informasi yang lebih dalam mengenai suatu hal, dengan begitu pengetahuan seseorang juga akan bertambah.5 Sikap ilmiah peserta didik dapat dikembangkan dengan teknik pembelajaran yang mendorong peserta didik menggali pengetahuannya secara aktif dan mandiri. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu menggunakan pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna.6 Model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan peserta didik pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi serta dapat menumbuhkan sikap ilmiah. 4
I M. Widya Astawa, W. Sadia, dan W. Suastra, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA, Vol. 5, 2015. h. 3 5 Wahyuning Lestari, dkk. Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contektual Teaching and Learning (CTL) dengan Metode Praktikum yang Dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1, 2012, h. 108-109 6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 75.
3
Prinsip strategi pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan stimulasi berupa pertanyaan-pertanyaan bersifat membimbing untuk memancing keingintahuan peserta didik sebelum mempelajari suatu subjek serta menyiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan mendiskusikannya secara kelompok, sehingga peserta didik tidak hanya mampu mendapatkan suatu konsep dengan membangun pengetahuannya sendiri tetapi juga berinteraksi dengan guru maupun dengan peserta didik lain melalui kerja kelompok. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan, sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.7 Selain dengan belajar secara inkuiri terbimbing, pembelajaran dengan Group Investigation dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami sendiri aktivitas dan pengalaman dalam belajar sains secara nyata. Peserta didik dapat memperoleh informasi dengan mengkonstruksi sendiri dari data-data yang didapatkan. Selain itu, dalam pembelajaran Group Investigation peserta didik melakukan penyelidikan seperti ilmuwan. Peserta didik melakukan penyelidikan seperti ilmuan dengan memilih topik sebelumnya, dan memperoleh kesimpulan dari penyelidikan tersebut, hasil yang didapat dari peserta didik dikritisi dan dievaluasi. Dengan aktivitas penyelidikan sains secara nyata melatih peserta didik tekun, bersikap ingin tahu dalam mencari informasi serta jujur dalam mengolah data dan terbuka dalam menerima pendapat orang lain agar mendapatkan informasi sevalid mungkin.8 Model pembelajaran inquiry dan group investigation menekankan pada belajar konstruktivisme dan memiliki kesamaan dalam kegiatan pembelajaran bersifat
7
Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti, Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013, h.30 8 Istikomah, Hendratto, dan Bambang. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, 2010, h. 42
4
student centered, serta peserta didik bekerja secara kooperatif dalam sebuah kelompok (group). Peserta didik menemukan sendiri informasi dan bekerja memecahkan masalah. Walaupun ada kesamaan, namun secara spesifik kedua pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat kemandiriannya. Pada pembelajaran inquiry, guru hanya terlibat dalam mengajukan permasalahan, peserta didik menentukan proses dan penyelesaian masalah. Pada pembelajaran group investigation, guru hanya memaparkan permasalahan utama, peserta didik hanya memilih topik, menentukan proses dan penyelasaian, dan mempresentasikan hasil. Perbedaan tingkat kemandirian peserta didik dalam proses belajar ini dimungkinkan akan mempengaruhi sikap ilmiah yang dihasilkannya. Proses pembelajaran yang telah dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) wilayah Jakarta Selatan (SMAN 32 Jakarta Selatan) telah melibatkan peserta didik secara aktif. Hasil wawancara di sekolah tersebut menunjukkan pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi dan praktikum. Diskusi yang dilakukan untuk melibatkan peserta didik secara aktif adalah dengan presentasi. Metode diskusi dan praktikum yang sering digunakan adalah model discovery.9 Namun, penilaian yang dilakukan di SMAN 32 Jakarta Selatan hanya sekedar pemahaman konsep (kognitif) dan keterampilan (praktik). Padahal kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut adalah kurikulum 2013 yang menuntut penilaian secara autentik berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan.10 Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa dimensi sikap merupakan tujuan dari pendidikan nasional yang terpenting untuk diperhatikan salah satunya adalah sikap ilmiah. Konsep Fungi ini merupakan konsep yang sangat konkret, yang mana dalam kompetensi dasarnya menekankan peserta didik untuk mendeskripsikan ciri-ciri, jenis-jenis jamur, reproduksi jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan kajian literature serta peranannya bagi kehidupan. Tetapi, berdasarkan hasil 9
Lampiran 21 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan RI, 2013), h. 3 10
5
wawancara kegiatan belajar mengajar di SMAN 32 Jakarta Selatan, konsep Fungi hanya diajarkan dengan metode presentasi dan diskusi saja untuk mengejar ketuntasan materi dan mengukur kognitif peserta didik. Sejauh ini belum banyak penelitian membedakan sikap ilmiah antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan Group Investigation (GI) yang disertai dengan pembagian instrumen pada ranah sikap. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi"
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang terdapat pada SMAN 32 Jakarta Selatan sebagai berikut: 1. Penilaian setelah proses belajar umumnya lebih kepada penilaian kognitif dan keterampilan yang meniadakan pengukuran sikap, khususnya sikap ilmiah 2. Konsep Fungi sebagian besar diajarkan dengan cara presentasi dan diskusi kelompok 3. Proses pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik sebagian besar dilakukan dengan presentasi dan model discovery.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian yang dilakukan mengarah pada tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, peneliti membatasi penelitian sebagai beriku: 1. Langkah-langkah model pembelajaran Inkuiri terbimbing yang digunakan mengacu pada teori yang dicetuskan oleh Wina Sanjaya. Sedangkan model pembelajaran Group Investigation (GI) yang digunakan mengacu pada teori yang dicetuskan oleh Robert E Slavin.
6
2. Dimensi dan Indikator sikap ilmiah yang digunakan mengacu pada Herson Anwar yang meliputi aspek rasa ingin tahu, berpikir terbuka dan kerjasama, respek terhadap data dan fakta, berpikir kritis, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar. 3. Media pendukung dalam proses pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikaitkan dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI). Pada LKS Inkuiri Terbimbing dan GI memuat artikel sebagai sumber informasi siswa.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: βApakah sikap ilmiah peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi dari peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)?β
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah peserta didik antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan Group Investigation (GI). 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Peneliti, sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan Group Investigasi (GI) dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik pada konsep Fungi. b. Dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran alternatif yang
7
tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mencapai tujuan Kegiatan Belajar Mengajar dan Standar Kelulusan yang diharapkan.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis Setiap guru dapat menggunakan model pembelajaran yang berbeda, model pembelajaran yang dipilih tentunya harus sesuai dengan tujuan kelas, dan karakteristik peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation. Dengan kedua model pembelajaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik. Dalam kajian teoretis ini akan dipaparkan mengenai model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation serta sikap ilmiah.
1. Model Pembelajaran Inkuiri a. Pengertian inkuiri Kata inkuiri berasal dari bahasa Inggris, Inquiry yang berarti penyelidikan, pertanyaan, pemeriksaan, permintaan keterangan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami informasi. Inkuiri mempresentasikan sebuah proses yang rutin peneliti dilakukan dalam melakukan penelitian. Inkuiri sebagai metode bagi para peserta didik untuk mempelajari materi dan keterampilan dalam ilmu ilmu alam (science). Strategi ini merupakan aplikasi pembelajaran konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah.1 Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu peserta didik dapat mengkonstruk pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Dalam
1
Nuryana Purwaning Rahayu, Pengaruh Strategi Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Keterampilan Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal Skripsi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012, h.2
8
9
proses belajar mengajar, inkuiri digunakan sebagai metode pengajaran yang memungkinkan peserta didik berperan dalam suatu penyelidikan (investigasi) yang dilakukan saat pembelajaran. Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga
dapat
menumbuhkan
sikap
percaya
diri.
Ketiga,
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.2 Menurut Hosnan, "pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan, pembelajaran inkuiri juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti saya menemukan."3 Sedangkan Ridwan Abdullah Sani menjelaskan bahwa, "pembelajaran berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam merumuskan pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru."4 Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan peserta didik menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam suatu penelitian ilmiah. Serta melibatkan peserta didik dalam merumuskan
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media,2006), h. 196-197 3 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 341 4 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2014), h. 88
10
pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru. b. Fungsi Metode Inkuiri Inkuiri memiliki beberapa fungsi. Fungsi metode inkuiri, yaitu membangun komitmen (commitment bulding) peserta didik untuk belajar yang dilakukan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inofatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (openess) terhadap hasil temuan.5
c. Macam-macam Inkuiri Pendekatan inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terbimbing (guided inquiri), inkuiri terbuka (open ended inquiry), inkuiri gabungan, dan inkuiri terstruktur.6 Inkuiri terbuka dapat didefinisikan sebagai sebuah pendekatan berbasis student-centered yang dimulai dengan pertanyaan yang diajukan peserta didik kemudian diikuti oleh perancangan yang dilakukan oleh peserta didik, selanjutnya mengadakan
sebuah
investigasi
atau
eksperimen
dan
berakhir
dengan
mengkomunikasikan hasilnya. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing, guru membantu peserta didik mengembangkan penyelidikan investigasi di ruang kelas. Biasanya, guru memilih pertanyaan untuk investigasi. Ketika peserta didik harus mempelajari tentang fenomena yang lebih kompleks yang tidak dapat diinvestigasi secara langsung di ruang kelas, guru dapat menyediakan data ilmiah dari berbagai sumber untuk digunakan dalam investigasi.
5
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), h. 78 6 Lisa Martin-Hansen. βDefining Inquiryβ dalam The Science Teacher diambil dari http://people.uncw.edu/kubaskod/SEC_406_506/Classes/Class_3_Inquiry/DefiningInquiry.pdf diakses tanggal 18 Maret 2015 pukul 21:03:23, h. 35
11
Inkuiri gabungan merupakan kombinasi dari investigasi inkuiri terbimbing dengan inkuiri terbuka. Pada pembelajaran inkuiri terstruktur, biasanya hasil pembelajaran peserta didik dimana peserta didik hanya mengikuti arahan atau petunjuk dari guru. Terkadang pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam kelas, namun keterlibatan peserta didik dalam mengerjakan tugas menjadi terbatas karena harus mengikuti instruksi dari guru.
d. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry Model pembelajaran guided inquiry adalah model pembelajaran inkuiri dimana guru menyampaikan permasalahan dan prosedur penyelidikan, sedangkan peserta didik menentukan proses dan menyimpulkan hasil penyelidikan. Qurrota menjelaskan bahwa "model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis inkuiri dimana menyelidiki pertanyaan atau rumusan masalah yang disajikan guru dengan menggunakan prosedur yang dirancang peserta didik sendiri."7 Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang menekankan dalam proses penemuan konsep dan mengembangkan cara metode ilmiah serta menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri atau kelompok untuk memecahkan masalah.8 Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model yang tepat digunakan karena model pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam pembelajaran baik dengan observasi lingkungan maupun eksperimen.9 Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatankegiatan yang dilakukan oleh peserta didik.
7
Qurrota A'yun, Novi Ratna Dewi, Sudarmin. Efektivitas Model Think Pair Square (TPS) Berbasis Inquiry pada Tema Sistem Transportasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 4, 2015, h. 974 8 Juli Sukimarwati, Widha Sunarno, Sugiyarto. Pembelajaran Biologi dengan Guided Inquiry Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Peserta didik. Jurnal BIOEDUKASI, Vol. 6, 2013, h. 4 9 Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari, Penerapan Model Guided Inquiry Terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta didik pada Tema Ekosistem, Jurnal Pendidikan IPA Unnes, Vol. 4, 2015, h. 1042
12
Dari ketiga pendapat yang telah dipaparkan maka inkuiri terbimbing dapat diartikan sebagai salah satu model pembelajaran berbasis inkuiri yang penyajian masalah, pertanyaan dan materi atau bahan penunjang ditentukan oleh guru. Masalah dan pertanyaan ini yang mendorong peserta didik melakukan penyelidikan untuk menentukan jawaban. Kegiatan peserta didik dalam pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah yang ditentukan guru, membuat hipotesis, melakukan
penyelidikan,
menganalisis
hasil,
membuat
kesimpulan,
dan
mengkomunikasikan hasil penyelidikan.
e. Tahapan Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing Trianto mengungkapkan secara ringkas kegiatan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran inkuiri dapat dijabarkan sebagai berikut.10 Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Fase Menyajikan pertanyaan atau masalah
Membuat hipotesis
Merancang percobaan
10
Perilaku Guru Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi peserta didik dalam kelompok. Guru memberikan percobaan kepada peserta didik untuk memberikan pendapat dalam bentuk hipotesis. Guru membimbing peserta didik dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan langkahlangkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing peserta didik menyususn langkah-langkah percobaan.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 172
13
Fase Melakukan percobaan memperoleh informasi
Perilaku Guru untuk Guru membimbing peserta didik mendapatkan informasi melalui percobaan Mengumpulkan dan menganalisis data Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul Membuat kesimpulan Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan Menurut David M. Hanson dan Richard S. Moog langkah kegiatan inkuiri terbimbing terdiri dari beberapa tahapan.11 Tahap pertama adalah orientasi, yaitu menyiapkan peserta didik untuk belajar. Orientasi memberikan motivasi untuk beraktivitas, menciptakan minat, membangkitkan keingintahuan, dan membuat hubungan
dengan
pengetahuan
sebelumnya.
Pengenalan
terhadap
tujuan
pembelajaran dan kriteria keberhasilan memfokuskan peserta didik untuk menghadapi persoalan penting dan menentukan tingkat penguasaan yang diharapkan. Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap eksplorasi peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengadakan observasi, mendesain, eksperimen, mengumpulkan, menguji, dan menganalisis data, menyelidiki hubungan serta mengemukakan pertanyaan dan menguji hipotesis. Tahap ketiga adalah pembentukan konsep. Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan dibentuk. Pemahaman konseptual dikembangkan oleh keterlibatan peserta didik dalam penemuan, bukan penyampaian informasi melalui naskah atau ceramah. Tahap keempat adalah aplikasi, aplikasi melibatkan penggunaan pengetahuan baru dalam latihan, masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk membentuk kepercayaan diri pada situasi yang sederhana dan konteks yang akrab. Pemahaman dan pembelajaran yang sebenarnya 11
Richard S. Moog dan David M. Hanson. Process Oriented Guided Inquiry Learning: POGIL and the POGIL Project. diambil dari https://journals.iupui.edu/index.php/muj/article/viewFile /20287/1988 diakses pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 15:33, h. 44
14
diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan peserta didik untuk mentransfer pengetahuan baru kedalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia. Tahap kelima adalah penutup, setiap kegiatan diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang mereka dapatkan, refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari dan menilai penampilan mereka. Menurut Made Wena, model pembelajaran inkuiri biologi terdiri atas empat 12
tahap. Tahap Pertama investigasi, peserta didik diharapkan pada permasalahan yang perlu dikaji dan guru merancang bahan ajar yang mampu mendorong peserta didik untuk mengkaji lebih lanjut. Tahap kedua penentuan masalah, peserta didik didorong untuk mampu memetakan permasalahan yang ada. Ketiga identifikasi masalah, peserta
didik
melakukan
mengembangkan
hipotesis,
mengembangkan
kesimpulan
identifikasi mencari
dan
memverifikasi
alternatif
pemecahan
sementara.
Keempat
permasalahan, masalah,
dan
penyimpulan/penyelesaian
masalah, peserta didik harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling tepat untuk menyelesaikan soal yang ada. Tahapan pembelajaran inkuiri lainnya juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya. Wina Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti 6 tahapan.13 Tahap pertama adalah orientasi. Pada tahap ini guru merangsang dan mengajak peserta didik untuk berpikir memecahkan masalah. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h, 68 13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 201
15
merumuskan kesimpulan. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik. Tahap kedua adalah merumuskan masalah. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabanya, dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Tahap ketiga adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Tahap keempat adalah mengumpulkan data. Menggumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Tahap kelima menguji hipotesis. Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Tahap keenam adalah merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
16
hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta didik data mana yang relevan. Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dipaparkan, peneliti menggunakan sintaks inkuiri menurut Wina Sanjaya yang lebih kompleks dan sesuai dengan indikator yang digunakan untuk menilai sikap ilmiah peserta didik. Pada tahapan orientasi, sikap ilmiah peserta didik yang muncul seperti berpikir terbuka dan kerja sama. Pada saat merumuskan masalah peserta didik dibawa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik. Pada tahap merumuskan hipotesis sikap imiah yang dapat dinilai adalah berpikir kritis, dan rasa ingin tahu. Pada tahap mengumpulkan data membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya jadi sikap ilmiah yang akan muncul pada tahapan ini seperti tekun dan respek terhadap data dan fakta. Sedangkan pada tahapan menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan sikap ilmiah yang diharapkan muncul yaitu berpikir kritis dan respek terhadap data. Hal ini karena pada tahapan menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan dapat mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Inkuiri Setiap model pembelajaran yang digunakan pasti mempunyai keunggulan serta kelemahan masing-masing. Dalam hal ini Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) memiliki beberapa keunggulan.14 Pertama, membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif. Kedua, peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya. Ketiga, dapat 14
2012), h.79
membangkitkan
Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama,
17
motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Keempat, memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing. Kelima, memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas. Selain memiliki kelebihan, Inkuiri juga mempunyai beberapa kekurangan.15 Pertama, inkuiri memerlukan jumlah jam pelajaran kelas yang banyak dan juga waktu di luar kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Kedua, inkuiri memerlukan proses mental yang berbeda, seperti perangkat analitik dan kognitik. Hal ini mungkin kurang berguna untuk semua bidang pembelajaran. Ketiga, inkuiri dapat berbahaya bila dikaitkan dengan beberapa problema inkuiri terutama isu-isu controversial. Keempat, Peserta didik lebih menyukai pendekatan bab per bab yang tradisional. Kelima, inkuiri sulit untuk dievaluasi dengan menggunakan tes prestasi tradisional, misalnya, bagaimana anda mengevaluasi proses pemikiran yang digunakan oleh peserta didik ketika mereka sedang mengerjakan program-program inkuiri?.
2. Pembelajaran Kooperatif a. Definisi Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ngalimun dalam bukunya mengatakan bahwa, "pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen."16 Heterogen maksudnya adalah peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan peserta didik yang memiliki tingkat keahlian berbeda, menggunakan ragam aktivitas untuk meningkatkan 15 16
Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013), h. 41 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.174
18
pemahaman mereka pada sebuah subyek (mata pelajaran).17 Selain itu, pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.18 Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan.19 Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran di dalam kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang, dengan tingkat keahlian yang berbeda serta memiliki keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya demi mencapai tujuan pembelajaran.
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu peserta didik berkelompok untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas dalam proses pembelajaran, peserta didik saling bergantung secara positif, peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 peserta didik, peserta didik menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial, setiap peserta didik secara mandiri bertanggungjawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka.20 Untuk itu dibutuhkan niat para peserta didik dan para anggota kelompoknya untuk bekerja sama yang saling menguntungkan dan saling menguasai materi pembelajaran dan menyadari peran masing-masing serta setiap anggota kelompoknya berhak memberi pandangan atau bertukar ide dalam penyelesaian masalah agar dapat diterima dan dipahami oleh semua peserta didik. Tujuan pembelajaran tidak akan tercapai jika penyelesaiannya hanya dilakukan oleh seorang peserta didik saja.
17
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),h. 130 18 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 204 19 Ibid, h. 205 20 Zulfiani, dkk., op cit, h. 131
19
c. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran
kooperatif
mempunyai
beberapa
tujuan,
diantaranya
meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, dapat menciptakan kerjasama yang baik dengan kelompoknya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang sehingga dapat menghargai pendapat orang, kerjasama
dalam
kelompok.
selain
itu
pembelajaran
berbagi tugas dan kooperatif
dapat
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, memancing rasa ingin tahu peserta didik, memotivasi peserta didik menjelaskan ide atau pendapat.21 Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.22 Jadi,
model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk
mencapai
setidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, perbedaan terhadap individu, dan pengembangan keterampilan sosial, juga memperbaiki prestasi peserta didik atau tugas akademis penting lainnya. Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk menerima secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
d. Keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi peserta didik juga harus mempelajari keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja 21 22
Abdul Majid, op.cit., h. 175 Rusman, op. cit., h. 210
20
dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membagi tugas anggota kelompok selama kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut meliputi keterampilan tingkat awal, keterampilan tingkat menengah dan keterampilan tingkat mahir.23 Keterampilan tingkat awal, pada keterampilan tingkat awal meliputi menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagai tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu. Keterampilan tingkat menengah, meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir, serta mengurangi ketegangan. Keterampilan tingkat mahir, meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi
e. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif memiliki 6 fase atau langkah utama. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi peserta didik untuk belajar. Fase ini diikuti peserta didik dengan penyajian informasi, sering dalam bentuk teks bukan verbal. Selanjutnya peserta didik dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerjasama menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok, dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Keenam fase pembelajaran koperatif dirangkum pada Tabel 2.2 berikut ini.24
64
23
Trianto, Mendesain Model Pembealjaran Inovatif βProgresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.
24
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), h. 211
21
Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Koperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase 1: Guru menyampaikan semua tujuan Menyampaikan tujuan dan memotivasi pembelajaran yang ingin dicapai dan peserta didik memotivasi peserta didik belajar Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada Menyajikan informasi peserta didik dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase 3: Guru menjelaskan kepada peserta didik Mengorganisasikan peserta didik ke bagaimana caranya membentuk dalam kelompok-kelompok belajar kelompok belajar dan membantu setiap kelompok belajar agar melakukan transisi secara efisien. Fase 4: Guru membimbing kelompok-kelompok Membimbing kelompok bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan belajar tugas. Fase 5: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6: Guru mencari cara-cara yang baik untuk Memberikan penghargaan menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok 3. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation a. Definisi Pembelajaran Group Investigation (GI) Strategi Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. secara umum Group Investigation merupakan kelompok yang dibentuk oleh peserta didik itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang dan tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit yang diajarkan kemudian menghasilkan laporan kelompok.25 Group Investigation (GI) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Pada pembelajaran Group Investigation peserta
25
Ibid., h. 220
22
didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan membangun pengetahuan sendiri dan bertanggungjawab atas hasil pembelajarannya.26 Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif, yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang ditugaskan guru.27 Pembelajaran Group Investigation mendorong peserta didik dalam keterlibatan belajar untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan proses kelompok.28 Jadi, Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahanbahan yang tersedia, contohnya dari buku pelajaran. Pembelajaran ini melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para peserta didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Model Group Investigation (GI) dapat melatih peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
b. Tahapan Pembelajaran Group Investigation (GI) Dalam Group investigation para murid bekerja melalui enam tahapan.29 Tahap pertama mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Para peserta didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. Para peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari 26
Brian Aziz Suryadana, Tjiptaning Suprihati, Sri Astutik, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah pada Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, 2012, h. 269 27 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Ghalia Indonesia: Bogor, 2014), h. 258 28 Imas kurniasih, Berlin Sani., Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyajarta: Kata Pena, 2014), h. 93 29 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), h. 218
23
topik yang telah mereka pilih. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan peserta didik dan harus bersifat heterogen. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan. Tahap kedua merencanakan tugas yang akan dipelajari. Para peserta didik merencanakan
bersama
mengenai
apa
yang
dipelajari,
bagaimana
proses
mempelajarinya, siapa yang melakukan. Untuk tujuan atau kepentingan apa menginvestigasi topik. Tahap ketiga melaksanakan investigasi. Para peserta didik mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Para peserta didik saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan. Tahap keempat menyiapkan laporan akhir. Setiap anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. Tahap kelima mempresentasikan laporan akhir. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara aktif. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. Tahap keenam evaluasi. Para peserta didik saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran peserta didik. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi. Menurut Ngalimun model pembelajaran tipe group investigation memiliki 9 tahapan, yaitu pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu,
24
pengolahan data penyajian hasil investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan peserta didik, umumkan hasil kuis dan berikan reward.30 Sedangkan menurut Imas tahapan pembelajaran pada model pembelajaran group investigation terdiri dari 8 tahapan. Tahapan pertama guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Tahapan kedua guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. Tahapan ketiga guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan keempat masing-masing kelompok membahas matri tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan kelima masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasan. Tahapan keenam kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Tahapan ketujuh guru memberikan penejalasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan, dan tahapan terakhir yaitu evaluasi.31 Ketiga sintaks yang telah dijelaskan, penelitian yang dilakukan menggunakan sintaks dari Robert E. Slavin yang lebih singkat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan waktu jam pelajaran biologi dikelas yang tidak terlalu lama (45 menit untuk satu jam pelajaran) dan sesuai dengan indikator sikap ilmiah yang digunakan.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Group Investigation (GI) Model Group investigation memanglah suatu rancangan mengenai pola pembelajaran aktif melalui investigasi kelompok yang terorganisir dengan baik. Namun, metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model Group investigation yaitu dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks, kegiatan belajar berfokus pada peserta didik sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik, 30
Ngalimun, Muhammad Fauzani, Ahmad Salabi, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), Edisi Revisi, h. 237 31 Imas kurniasih, Berlin Sani., loc cit.
Strategi dan Model Pembelajaran,
25
meningkatkan keterampilan sosial dimana peserta didik dilatih untuk bekerja sama dengan peserta didik lain, meningkatkan pengembangan soft skills (kritis, komunikasi, kreatif) dan group process skill (managemen kelompok), menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah, mengembangkan pemahaman peserta didik melalui berbagai kegiatan, mampu menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menguntungkan, memperkuat ikatan sosial,
tumbuh
sikap
untuk
lebih
mengenal
bertanggungjawab dan merasa berguna untuk orang lain.
kemampuan
diri
sendiri,
32
Selain memiliki kelebihan model pembelajaran Group investigation
juga
memiliki kelemahan , yaitu group investigation tidak ditunjang oleh adanya hasil penelitian yang khusus, proyek-proyek kelompok sering melibatkan siswa-siswa yang mampu, group investigation terkadang memerlukan pengaturan situasi dan kondisi yang berbeda, jenis meteri yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula. Kelemahan lainnya adalah keadaan kelas tidak selalu memberikan lingkungan fisik yang baik bagi kelompok dan keberhasilan model Group Investigation bergantung pada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri.33 Pembelajaran group investigation mendorong peserta didik untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna, sebab peserta didik akan banyak melalui proses belajar melalui pembentukan dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar menggunakan metode group investigation adalah peranan guru yang ekstra bisa membuat kelas sebaik mungkin. Untuk itu sebelumnya haruslah sudah ada persiapan yang sangat matang agar proses kegiatan belajar-mengajar dengan model Group investigation ini berjalan baik. Group investigation dalam pembelajaran 32
Robert E Slavin, Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice, (USA: Allyn & Bacon, 1995), h. 111 33 Wahyu Wijayanti, Sudarno Herlambang, Mahadi Slamet K, Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun, diakses dari http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2405E92B2C97 1A74C4C2BDB5B724F6E4.pdf, 2014, h. 2
26
kelompok ini dapat membantu peserta didik memenuhi kebutuhan dasar untuk tampak pintar dan kompeten serta kebutuhan merasa terhubung dengan orang lain didalam lingkungan sosial.
4. Sikap Ilmiah Pendidikan untuk pembelajaran biologi perlu dan dapat dimuati unsur pembentukan
karakter
melalui
pengembangan
sikap
ilmiah.
Sikap
yang
dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah mengandung dua makna, yaitu attitude to scince dan attitude of science. Pertama, mengacu pada sikap terhadap sains, sedangkan yang kedua, mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains.
a. Pengertian Sikap Istilah sikap (attitude) pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer pada tahun 1862. Pada saat itu, Herbert mengartikan sikap sebagai status mental seseorang. Tokoh-tokoh terkenal di bidang pengukuran sikap antara lain Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood. Mereka mengartikan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi dari sebuah perasaan. Menurut Muhibbin Syah, "sikap adalah gejala internal yang berdimensi aktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan sebagianya baik secara positif maupun negatif."34 Sedangkan Slameto menjelaskan bahwa, "sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan."35 Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep jika dia tidak memiliki kemauan untuk memahami konsep tersebut. Sehingga sikap
34
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 135 35 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 188
27
ketertarik peserta didik pada pembelajaran akan menuntun ia untuk mencari tahu lebih banyak mengenai hal yang akan ia pelajari. Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, yaitu melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam, melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja, melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, melalui identifikasi, disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/badan tertentu didasari suatu ketertarikan emosional sifatnya.36
b. Pengertian Sikap Ilmiah Sikap ilmiah peserta didik adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ilmiah peserta didik dapat ditingkatkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menggali dan meningkatkan sikap ilmiahnya.37 Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide dan informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif.38 Secara umum, sikap ilmiah dapat diartikan sebagai suatu kesiapan yang kompeks dari seorang individu untuk memperlukan suatu objek (orang, benda, lingkungan, sekolah, dan lain-lain) dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu. Sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesiapan, kesediaan, seseorang untuk memberikan respon/tanggapan/tingkah laku secara ilmu pengetahuan dan
36
Ibid., h. 189 Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman, βPembelajaran IPA dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Peserta Didikβ, Jurnal Inkuiri, Vol. 1, 2012, h. 57 38 Dede Persaoran Damanik dan Nurdin Bukit, βAnalisis Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Instruction (DI)β, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 2, 2013, h. 19 37
28
memenuhi syarat (hukum) ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya. Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide dan informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif. Diperlukan juga sikap kritis berdasarkan bukti yang relevan. Orang yang melakukan prosedur ini dikatakan memiliki sikap ilmiah. Pengukuran
sikap
ilmiah
peserta
didik
dapat
didasarkan
pada
pengelompokkan sikap sebagai dimensi sikap, selanjutnya dikembangkan indikatorindikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan menyusun butir instrument sikap ilmiah. Dimensi sikap ilmiah dikelompokkan dalam tabel berikut.39 Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah Dimensi Sikap Ingin Tahu
Sikap respek terhadap data/ fakta
Sikap berpikir kritis
Sikap penemuan dan kreativitas
Sikap berpikir terbuka dan kerja sama 39
Indikator Antusias mencari jawaban Perhatian pada objek yang diamati Antusias pada proses sains Menanyakan setiap langkah kegiatan Objektif/ jujur Tidak memanipulasi data Tidak berburuksangka Mengambil keputusan sesuai fakta Tidak mencampur fakta dengan pendapat Meragukan temuan teman Menanyakan setiap perubahan/ hal baru Mengulangi kegiatan yang dilakukan Tidak mengabaikan data meskipun kecil Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi Menunjukkan laporan berbeda dengan teman sekelas Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta Menggunakan alat tidak seperti biasa Menyarankan percobaan-percobaan baru Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan Menghargai pendapat/ temuan orang lain Mau merubah pendapat jika data kurang
Herson Anwar, βPenilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sainsβ, Jurnal Pelangi Ilmu, Vol. 2, 2009. h. 108
29
Dimensi
Indikator Menerima saran dari teman Tidak merasa selalu benar Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative Berpartisipasi akif dalam kelompok Melanjutkan meneliti setelah penemuannya hilang Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya selesai lebih awal Perhatian terhadap peristiwa sekitar Partisipasi pada kegiatan sosial Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Sikap ketekunan
Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
Aplikasi pembentukan sikap ilmiah dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran, baik dalam menyampaikan materi, melaksanakan percobaan, dalam menilai hasil percobaan dan prestasi belajar peserta didik. Peneliti menggunakan indikator dan dimensi sikap dari Harson Anwar sebagai acuan dalam penelitian. 5. Tinjauan Konsep Fungi Konsep Fungi yang dipelajari ditingkat SMA/MA memiliki kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sebagai berikut:40 Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, 40
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), tersedia melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drssudarmji-mpd/03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016.
30
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.6 : Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan peranannya bagi kehidupan melalui percobaan 4.7 : Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau peranannya bagi kehidupan Kajian konsep Fungi ditinjau dari tiga buku. Buku kesatu yaitu buku biologi untuk mahasiswa dan peserta didik, buku kedua dan ketiga adalah buku biologi SMA berdasarkan kurikulum 2013. Buku kesatu karangan Campbell, Reece dan Mitchell, dan buku kedua karangan Irnaningtyas, dan buku ketiga karangan Yusa. Fungi memiliki beberapa definisi ditinjau dari ketiga buku tersebut. Pertama, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organisme eukariotik lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural, serta pertumbuhan dan reproduksinya.41 Jamur merupakan organisasi eukariotik, memiliki inti sel, memiliki dinding sel dari kitin, heterotrof, dan berukuran mikroskopis atau makroskopis.42 Jamur merupakan organisme eukariotik berdinding sel, tetapi tidak memiliki pigmen untuk fotosintesis.43 Campbel, Reece dan Mitchell membagi materi Fungi ke dalam empat bahasan. Keempat bahasan itu adalah pengantar fungi, keanekaragaman fungi, dampak ekologis fungi, dan hubungan filogenetik fungi.44 Pengantar fungi menjelaskan pengertian, cara hidup, struktur tubuh dan reproduksi fungi. Keanekaragaman fungi berisi tentang divisi-divisi fungi. Dampak ekologis fungi 41
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mtchell, Biologi, Jilid II, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 185 42 Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 251 43 Yusa, Manickam Bala Subra Maniam, Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk kelas X SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum 2013 , (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2013), h. 129 44 Campbell, Reece, Mitchell, op.cit., h.199
31
menjelaskan tentang peranan fungi dalam ekosistem sebagai pengurai, simbion, dan patogen serta fungi yang dijadikan sumber makanan oleh banyak hewan. Hubungan filogenetik fungi menjelaskan tentang evolusi fungi dari protista. Irnaningtyas membagi materi Fungi ke dalam tujuh bahasan. Tujuh bahasan itu adalah ciri-ciri tubuh jamur, cara hidup dan habitat jamur, reproduksi jamur, klasifikasi jamur, simbiosis jamur dengan organisme lainnya, peranan jamur dalam kehidupan manusia, dan pembiakan jamur.45 Sementara itu, Yusa membagi konsep Fungi ke dalam tiga bahasan. Tiga bahasan tersebut antara lain ciri-ciri jamur, klasifikasi jamur, Liken, dan Peranan liken.46
B. Hasil Penelitian yang Relevan Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari dalam penelitiannya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri peserta didik hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guided inquiry peserta didik diberikan kesempatan untuk aktif dalam setiap proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sedangkan guru membantu membimbing proses pembelajaran. Penerapan model guided inquiry berpengaruh pula terhadap hasil belajar peserta didik. Tumbuhnya sikap ilmiah dengan penerapan model guided inquiry dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.47 Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti dalam penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan sikap ilmiah. Hal ini terbukti dari hasil analisi pada siklus I ke siklus II 45
Irnaningtyas, op.cit., h.226-250 Yusa, op. cit., h.129-147 47 Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari, " Penerapan Model Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Tema Ekosistem", Jurna Pendidikan Indonesia, Vol. 4, 2015 46
32
mengalami peningkatan, dimana rata-rata persentase sikap ilmiah peserta didik pada siklus I 77,87% (cukup) kemudian meningkat pada siklus II menjadi 86,99% (baik).48 Istikomah, S. Hendratto, S. Bambang dalam penelitiannya disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation lebih efektif menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik dan disarankan untuk penggunaan model pembelajaran Group Investigation agar sikap ilmiah peserta didik dapat ditumbuhkan. Hal ini terbukti dari analisis dengan menggunakan uji t. Hasil data sikap ilmiah antara kelompok eksperimen dan kontrol dihasilkan t hitung = 1,994 dan t tabel = 1,99 berarti t hitung > t tabel sehingga dapat dinyatakan sikap ilmiah kelompok investigasi lebih baik dari pada kelompok jigsaw secara signifikan. Hal ini didukung oleh data observasi sikap ilmiah kelompok investigasi yakni 4,87% (sedang), 58,53% (tinggi), dan 36,59% (sangat tinggi), sedangkan kelompok jigsaw 17,5% (sedang), 60% (tinggi), dan 22,5% (sangat tinggi).49 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yasar dan Anagun, menyatakan bahwa sikap ilmiah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Sikap ilmiah memiliki peran penting dalam mengembangkan kecakapan ilmiah. Setiap individu yang memiliki sikap ilmiah, memiliki kualitas seperti realistis memiliki perhatian terhadap lingkungan sekitar, menghindari generalisasi yang di dasarkan pada fenomena dan tidak mempercayai keyakinan dogmatis.50 Baris Ozden dan Nilgun Yenice dalam penelitiannya disimpulkan bahwa siswa memiliki sikap ilmiah yang positif. Sikap ilmiah dari para peserta bervariasi
48
Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti, "Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013", Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013 49 Istikomah, Hendratto, dan Bambang, "Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik", Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.6, 2010 50 Yasar, S. and Anagun, S. S., Reliability and Validity Studiesof the Science and Technology Course Scientific Attitude Scale, Journal of Turkish ScienceEducation, Vol 6, 2009.
33
berdasarkan gender, tingkat kelas dan pendapatan keluarga. Selain itu, sikap ilmiah dan prestasi akademik siswa berkorelasi positif pada level rata-rata.51
C. Kerangka Berpikir Strategi pembelajaran yang cocok untuk materi tertentu yang dalam teknik pelaksanaannya dilakukan melalui model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran telah tercapai. Tujuan pembelajaran dibedakan menjadi tiga ranah: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebagian besar guru menekankan pada penilaian kognitif dan mengesampingkan penilaian afektif (sikap). Tujuan pendidikan IPA yaitu memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah. Seseorang yang memiliki sikap ilmiah tinggi dimungkinkan seseorang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk menggali informasi yang lebih dalam mengenali suatu hal, dengan begitu pengetahuan seseorang juga akan bertambah. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik sehingga dapat membangun pemahamannya sendiri. Kedua model pembelajaran ini dan sikap ilmiah memiliki hubungan yang erat dimana pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation dapat mengembangkan sikap ilmiah dan sikap ilmiah dapat dikembangkan dengan cara pemberian pengalaman belajar langsung kepada peserta didik yang merupakan salah satu ciri pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation. Jadi, dengan penggunaan kedua model tersebut diharapkan dapat membentuk sikap ilmiah peserta didik yang 51
Baris Ozden dan Nilgun Yenice, An Analysis of Secondary Education Students' Scientific Attitudes. International Journal of Contemporary Educational Research, Vol. 1, 2014
34
lebih baik. Selain terbentuknya sikap ilmiah peserta didik yang lebih baik, diharapkan juga peserta didik dapat menggali pengetahuannya dengan mencari informasi dari pengalaman langsung yang peserta didik rencanakan dengan melakukan kerja ilmiah. Melalui pembelajaran inkuiri dan group investigation diduga dapat berpengaruh terhadap sikap ilmiah peserta didik tetapi secara spesifik kedua model tersebut
memiliki
perbedaan,
yaitu
pada
tingkat
kemandiriannya.
Dalam
pembelajaran inkuiri, guru hanya terlibat dalam mengajukan permasalahan, peserta didik
menentukan
proses
dan
menyelesaikan
Sedangkan
masalah.
dalam
pembelajaran group investigation, guru hanya memaparkan permasalahan utama, peserta
didik
memilih
topik,
menentukan
proses,
penyelesaian,
dan
mempresentasikan hasil. Dengan demikian diduga bahwa sikap ilmiah peserta didik yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran group investigation.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sikap ilmiah peserta didik dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang menggunaan model pembelajaran group investigation.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 32 Jakarta Jalan Panjang Cidodol Komplek Sekneg, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tanggal 7 Januari sampai 22 Januari 2016 pada materi Fungi. Pemilihan sekolah ini didasarkan atas hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi disekolah SMAN 32 Jakarta Selatan, serta berdasarkan pengalaman peneliti selama menjadi peserta didik di sekolah tersebut dan melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Bahwa guru biologi di SMAN 32 Jakarta tidak pernah melakukan penilaian sikap ilmiah dan melakukan proses pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation, guru bidang studi biologi di SMAN 32 Jakarta sering menggunakan model pembelajaran discovery.
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen (Quasi-Eksperimental). Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni.1 Penelitian kuasi eksperimen merupakan metode penelitian yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian. Desain penelitian yang digunakan yaitu dua kelompok eksperimen yaitu, kelas ekspeimen I diberikan perlakuan dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan model Group investigation. Rancangan tersebut berbentuk tabel berikut:
1
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Resta Karya, 2005),
h.207
35
36
Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Eksperimen I Eksperimen II
Perlakuan X1 X2
Penilaian Akhir O1 O2
Keterangan : X1
: Proses belajar Mengajar dengan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing
X2
: Proses belajar Mengajar dengan Menggunakan Model Group Investigation
O1
: Penilaian setelah X1
O2
: Penilaian
setelah X2
Pada akhir penelitian setelah dilakukannya perlakuan maka peserta didik diberikan angket sikap ilmiah sebagai bahan penelitian. Hasil angket sikap ilmiah tersebut kemudian digunakan sebagai data penelitian dan diolah serta dibedakan hasilnya menggunakan analisis statistik. C. Populasi dan Sampel Penelitian Pada penelitian ini populasi terdiri dari populasi target dan populasi terjangkau, kemudian dari populasi terjangkau tersebut dipilih sampel yang digunakan untuk penelitian, berikut akan dijelaskan mengenai populasi dan sampel yang akan digunakan.
1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.2 Populasi target adalah sasaran pengamatan dan merupakan pilihan ideal yang akan digeneralisasi oleh peneliti.3 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 32 Jakarta. Populasi terjangkau adalah
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.117. 3 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 149-150
37
populasi pilihan yang realistis yang dapat digeneralisasi oleh peneliti.4 Sedangkan populasi terjangkaunya adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 32 Jakarta. Pengambilan populasi terjangkau ini karena berkaitan dengan materi biologi hanya diberikan pada kelas MIA yang berjumlah 4 kelas.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.5 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Berdasarkan teknik simple random sampling, maka sampel yang digunakan adalah kelas X MIA 2 dengan jumlah siswa 34 orang sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas X MIA 3 dengan jumlah siswa 35 orang sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran group investigation.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes dan nontes. Tes yang diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda untuk penilaian hasil belajar (kognitif), dan nontes berupa angket sikap ilmiah, lembar observasi sikap ilmiah, dan penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik.
E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang dapat menunjang sejumlah data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nontes. 1. Instrumen Angket Sikap Ilmiah 4
Ibid., h.150 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 62 6 S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 155 5
38
Angket sikap ilmiah merupakan lembar yang berisi penilaian terhadap aktivitas yang menunjukkan sikap ilmiahnya. Angket yang digunakan pada penlitian ini bersifat tertutup, dimana responden tinggal memilih alternative jawaban yang telah disediakan dari pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dalam angket. Pada angket ini seseorang memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan respon dengan memilih, SS jika sangat setuju, S jika setuju, TS jika tidak setuju, dan STS jika sangat tidak setuju.7 Angket ini diberikan setelah dilaksanakannya pembelajaran. Kisi-kisi instrumen sikap ilmiah dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sikap Ilmiah No 1 2
3
4
5
6
Aspek Sikap Ilmiah Rasa ingin tahu
Indikator Sikap Perhatian pada objek yang diamati
Jumlah 2
Antusias mencari jawaban Respek terhadap Objektif/jujur data/fakta Tidak memanipulasi data
1 2
Berpikir kritis
Meragukan temuan teman
1
Mengulangi kegiatan yang dilakukan
2
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
2
Berpikir terbuka Berpartisipasi aktif dalam kelompok dan kerja sama Menghargai pendapat/temuan orang lain Menerima saran dari teman Ketekunan Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan Menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya selesai lebih awal Peka terhadap Perhatian terhadap peristiwa sekitar lingkungan Menjaga kebersihan lingkungan sekitar sekitar Jumlah 7
2
1 2 3 2 3 1 2 4 30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 170
39
2. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk mengamati sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi memiliki fungsi sebagai pedoman agar observer cermat mengenai aspek sikap ilmiah yang perlu diobservasi, dan sebagai alat perekam data mengenai kerja dari aspek sikap ilmiah yang dinilai. Lembar observasi dalam penelitian ini disusun dalam bentuk format khusus dengan aspek-aspek penilaian yang dikembangkan dari indikator sikap ilmiah. Penilaiannya menggunakan rating scale dengan 3 skala (7-65). Dalam penelitian ini peneliti menuliskan nomor urut peserta didik pada kolom penilaian. Pelaksanaan penelitian ini melibatkan observer. Dua kelompok diobservasi oleh satu orang observer, yang bertugas mengawasi dan melaksanakan tugasnya sebagai observer. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, setiap observer mendapatkan instruksi mengenai proses pembelajaran dan mekanisme penilaian lembar observasi, dengan adanya langkah tersebut diharapkan setiap observer memiliki presepsi yang relatif sama. Kisi-kisi instrumen lembar observasi sikap ilmiah peserta didik dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta Didik Aspek sikap ilmiah
Indikator
Rasa ingin tahu
Perhatian pada objek yang diamati
Respek terhadap data/fakta
Objektif/jujur
Berpikir kritis
Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Jumlah
2
Antusias mencari jawaban 2
Tidak memanipulasi data Meragukan temuan teman 3
Tidak mengabaikan data meskipun kecil Berpikir
Aspek Penilaian
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
3
Kriteria penilaian dengan 3 skala (7-6-5)
40
Aspek sikap ilmiah terbuka dan kerja sama
Indikator
Jumlah
Aspek Penilaian
Menghargai pendapat/temuan orang lain Menerima saran dari teman
Ketekunan
Mengulangi kegiatan meskipun berakibat kegagalan Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelas selesai lebih awal
2
Peka terhadap lingkungan sekitar
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
1 13
Jumlah 3. Penilaian Teman Sejawat
Penilaian teman sejawat adalah suatu penilaian yang melibatkan peserta didik untuk menilai temannya atas kualitas kerja mereka. Penilaian teman sejawat memerlukan para peserta didik untuk memberikan nilai atau umpan balik pada teman mereka mengenai kinerja berdasarkan suatu kriteria. Kisi-kisi instrumen penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Teman Sejawat Sikap Ilmiah Peserta Didik Aspek sikap ilmiah
Indikator
Perhatian pada objek yang diamati Rasa ingin tahu Antusias mencari jawaban Respek terhadap Objektif/jujur data/fakta Tidak memanipulasi data Meragukan temuan teman Mengulangi kegiatan yang Berpikir kritis dilakukan Tidak mengabaikan data meskipun kecil Berpikir terbuka Berpartisipasi aktif dalam dan kerja sama kelompok
Jumlah
Aspek Penilaian
1 2 1 1 1 1 1 1
Kriteria penilaian dengan 5 skala (5-4-3-2-1)
41
Aspek sikap ilmiah
Indikator
Jumlah
Menghargai pendapat/temuan orang lain Mengulangi kegiatan meskipun berakibat kegagalan Ketekunan Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelas selesai lebih awal Peka terhadap Menjaga kebersihan lingkungan lingkungan sekitar sekitar Jumlah
Aspek Penilaian
1 2 1
1 14
F. Kontrol terhadap Validitas Internal Sebelum
digunakan
dalam
penelitian,
instrumen
terlebih
dahulu
dikalibrasikan. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan instrumen pengukuran sebagai data sekunder/pendukung berupa Lembar Kerja Peserta didik (LKS) telah divalidasi oleh ahli (pembimbing). Sedangkan instrumen pengukuran berupa angket terlebih dahulu dikalibrasikan dengan cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
1. Uji Validitas Angket Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.8 Pengujian validitas angket ini diuji dengan mengkorelasikan nilai tiap butir pernyataan dengan nilai total menggunakan Product moment. Rumus korelasi Product moment adalah sebagai berikut:9
( β
8
(
)
)(
) (
)
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.12 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 72
42
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y N : Jumlah responden X : Skor butir pernyataan Y : Skor total
Nilai indeks korelasi product moment kemudian dibandingkan dengan rtabel. Jika rxy > rtabel maka instrumen tersebut valid, sedangkan jika rxy < rtabel maka instrumen tersebut tidak valid. Sebanyak 40 item pernyataan pada angket diujikan validitasnya. Dari 40 item tersebut terdapat 30 item pernyataan yang valid yaitu nomor 1, 2, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Ke-30 item pernyataan yang valid ini digunakan untuk mengumpulkan data sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran.10
2. Uji Reliabilitas Angket Reliabilitas merupakan seberapa jauh hasil dari pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Setelah semua pertanyaan sudah valid, analisis selanjutnya dengan uji reliabilitas dengan metode belah dua atau split-half method. Metode belah dua adalah metode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan cara membagi butir perangkat angket menjadi dua belahan, selanjutnya mengkorelasikan skor total kedua belahan, slanjutnya mengkorelasikan skor total kedua belahan.11 Korelasi skor total kedua belahan dihitung menggunakan rumus korelasi product moment di bawah ini. ( β
(
)
)(
) (
)
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y N : Jumlah responden 10
Lampiran 10 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 182 11
43
X : Skor butir belahan ganjil Y : Skor butir belahan genap
Angka koefisien yang dihasilkan pada perhitungan ini merupakan nilai korelasi antara setengah instrumen karena angka koefisien ini diperoleh dari hasil pembelahan butir menjadi dua bagian. Untuk mengetahui angka reliabilitas seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut.12 (
) (
)
Keterangan : r11
= Koefisien reliabilitas
rY1Y2
= Koefisien korelasi antara skor belahan ganjil dan belahan genap
Jika nilai korelasi atau r-nya signifikan dengan r-Tabel maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai dan bisa digunakan untuk pengukuran selanjutnya. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket, 30 item pernyataan yang telah valid memiliki nilai
sebesar 0,916. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji reliabilitas
dapat dilihat pada lampiran.13 G. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, selanjutnya dibuat analisis data agar menjadikan data tersebut dapat bermakna dan berguna dalam pemecahan masalah peneltian. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik. Data dianalisis terlebih dahulu dengan cara pemberian skor pada setiap pertanyaan peserta didik kemudian dilakukan uji analisis data dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Namun, sebelum menganalisis data menggunakan uji-t, dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki ragam 12 13
Ibid., h. 182 Lampiran 11
44
yang homogen atau tidak, jika data sudah normal dan homogen kemudian baru dilakukan uji hipotesis. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan uji statistik adalah sebagai berikut.
1. Teknik Analisis Data Angket Sikap Ilmiah Angket sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis dengan cara pemberian skor pada setiap pernyataan peserta didik. Pada pernyataan positif, alterntif jawaban sangat setuju mendapat skor tertinggi 4 dan alternatif jawaban sangat tidak setuju mendapat skor terendah yaitu 1. Sedangkan pada pernyataan negatif, alternatif jawaban sangat setuju mendapat skor 1 dan alternatif jawaban tidak setuju mendapat skor 4. Tabel 3.5 Skor Item Skala Likert Sifat pernyataan Positif Negatif
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
STS 1 4
Setelah pemberian skor, data angket sikap ilmiah yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas untuk selanjutnya dilakukan uji hipotesis. 2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji KayKuadrat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. 14 β
(
)
Keterangan : 14
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h.
112
45
X2 : Kay-Kuadrat hitung fo : Frekuensi kelas interfal fe : Frekuensi yang diharapkan
Jika nilai X2 hitung β€ X2 tabel maka data atau sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal, sedangkan jika X2 hitung β₯ X2 tabel maka data atau sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal. 2) Uji Homogenitas Apabila sebuah uji normalitas memberikan indikasi data hasil penelitian berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas dari sampel penelitan ini. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas adalah metode uji Fisher.15
Keterangan: F
: Homogenitas
S1Β²
: Varians terbesar
S2Β²
: Varians terkecil
Dengan Kriteria pengujian adalah Fhit < F
tabel,
maka kedua variansi homogen
sedangkan Fhit β₯ F tabel, maka kedua variansi tidak homogen. b. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan t-tes. Bila sampel berkorelasi atau berpasangan dapat menggunakann t test. Validitas kriteria tes dapat digunakan untuk menguji dua kelompok peserta didik dengan menggunakan tes yang sama. Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
β
15
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2009), ed. 6, cet. 1, h.249
46
Dengan : ( β
)
(
)
Keterangan: Μ
Μ
Μ
: rerata skor kelompok eksperimen I Μ
Μ
Μ
: rerata skor kelompok eksperimen II : varian kelompok eksperimen I : varian kelompok eksperimen II n1 : banyaknya sampel kelompok eksperimen I n2 : banyaknya sampel kelompok eksperimen II : simpangan baku gabungan
Dalam pengujian hipotesis, nilai gabungan thitung yang telah diperoleh dari perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan nilai dari tabel distribusi t atau ttabel. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, Sedangkan jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Lembar Observasi
Lembar observasi dibuat berdasarkan aspek yang ingin diketahui dalam sikap ilmiah yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil observasi kemudian akan dijumlahkan untuk setiap kategori. Hasil observasi akan dihitung persentasenya dengan menggunakan rumus:16
Keterangan: NP
= Nilai persen sikap ilmiah yang dicari
R
= Skor mentah yang diperoleh peserta didik
16
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 102
47
SM
= Skor maksimum ideal dari soal tiap seri
Data yang diperoleh adalah data berupa kualitatif yang akan dikonversikan ke dalam data kuantitatif.
H. Hipotesis Statistik Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ho : ο1 = ο2 Ha : ο1 > ο2 Keterangan: Ho : tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation Ha : sikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan penggunaan model pembelajaran group investigation. ο1 : rata-rata skor sikap ilmiah peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing ο2 : rata-rata skor sikap ilmiah peserta didik yang diajarkan dengan pembelajaran group investigation
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II Berdasarkan hasil perhitungan angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 4.1 Data Sikap Ilmiah Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II Data Statistik Jumlah Siswa Rata-rata SD Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Lembar Observasi E1 E2 34 35 85.39 80.94 5.48 9.81 95.77 92.86 75.00 46.56
Angket E1 34 71.97 4.06 80.83 60.83
E2 35 71.11 3.41 77.50 60
Penilaian Teman Sejeawat E1 E2 34 35 75.92 73.97 10.35 9.75 86.89 85.89 41.53 34
*Keterangan: E1 = Kelas eksperimen 1 (Inkuiri Terbimbing) E2 = Kelas eksperimen 2 (Group Investigation)
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I mendapat skor tertinggi sebesar 80,83 dan skor terendah sebesar 60,83 sedangkan skor tertinggi yang didapat oleh kelompok eksperimen II sebesar 77,50 dan skor terendah sebesar 60. Skor rata-rata (mean) kelas eksperimen I dan II adalah 71,97 dan 71,11. Serta standar deviasi kelompok eksperimen I sebesar 4,06 dan kelompok eksperimen II sebesar 3,41. Pada penilaian dengan lembar observasi sikap ilmiah peserta didik jauh lebih tinggi dibandingkan angket dan penilaian teman sejawat. Kelas eksperimen I memiliki nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 95,77 dan 75,00 dengan rata-rata sebesar 85,39. Sedangkan kelas 48
49
ekperimen II pada penilaian lembar observasi mendapatkan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 92,86 dan 46,56 dengan rata-rata 80,94. Berdasarkan penilaian teman sejawat sikap ilmiah yang lebih unggul adalah kelas eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan rata-rata sebesar 75,92, nilai tertinggi sebesar 86,89 dan nilai terendah sebesar 41.53. Pada kelas eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran group investigation mendapatkan nilai tertinggi dan terendah sebesar 85,89 dan 34 dengan rata-rata 73,97. Berdasarkan tabel 4.1 jika dilihat dari rata-rata semua bahan uji, kelas eksperimen I dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan kelas eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran group invsetigation. Berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II, diperoleh data yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Sikap Ilmiah Peserta didik Data Statistik Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Standar Deviasi
Kelompok Eksperimen I (Inkuiri terbimbing) 85.20 60.79 77.67 5.46
Kelompok Eksperimen II (Group investigation) 83.39 58.96 75.39 5.69
Berdasarkan tabel 4.2 hasil atau total nilai sikap ilmiah peserta didik dari angkaet, lembar observasi, dan penilain teman sejawat pada kelas eksperimen I dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing sedikit jauh lebih unggu dibandingkan dengan kelas eksperimen II dengan model pembelajaran group invsetigation. Pada kelas eksperimen I mendapatkan skor rata-rata sebesar 77,67 dengan nilai tertinggi dan
50
nilai terendah sebesar (85,20 dan 60,79) serta standar deviasi sebesar 5,46. Pada kelas eksperimen II memiliki skor rata-rata sebesar 75,39 dengan standar deviasi sebesar 5,69, serta mendapatkan nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar (83,39 dan 58,96).
2. Data Hasil Lembar Observasi Sikap Ilmiah Peserta didik Kelompok Eksperimen I dan II Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati sikap ilmiah peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi disusun dalam bentuk format khusus dengan aspek-aspek penilaian yang dikembangkan dari indikator sikap ilmiah. Hasil analisis lembar observasi sikap ilmiah peserta didik pada kelompok eksperimen I dan II disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini. 120
Frekuensi siswa
100 80 Eksp 1 Pert 1
60
Eksp 1 Pert 2 Eksp 1 Pert 3
40
Eksp 2 Pert 1 20
Eksp 2 Pert 2 Eksp 2 Pert 3
0 Rasa ingin Respek tahu terhadap data dan fakta
Berpikir kritis
Berpikir Ketekunan Peka terbuka terhadap dan lingkungan kerjasama sekitar
Aspek Sikap Ilmiah
Gambar 4.1 Diagram Persentase Analisis Lembar Observasi Sikap Ilmiah
51
Berdasarkan diagram persentase analisis lembar observasi sikap ilmiah (gambar 4.1) pada tiap pertemuan persentase dari setiap aspek yang meliputi aspek rasa ingin tahu, respek terhadap data dan fakta, berpikir kritis, berpikir terbuka dan kerjasama, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar mengalami peningkatan dan penurunan. Dari setiap aspek hanya memiliki sedikit selisih dari kedua kelompok eksperimen tersebut. Namun ada beberapa aspek yang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Berdasarkan diagram sikap ilmiah peserta didik pada pertemuan I dari setiap aspek dengan kategori baik. Perbedaan persentase pada aspek rasa ingin tahu kelompok eksperimen I dan II (88,87% dan 90,41%) sebesar 1,54%. Perbedaan aspek respek terhadap data dan fakta kelompok eksperimen I dan II (96,22% dan 88,57%) adalah sebesar 7,65%. Perbedaan persentase aspek berpikir kritis (87,25% dan 88,84%) yaitu 1,59%. Perbedaan persentase pada aspek berpikir terbuka dan kerjasama serta aspek ketekunan adalah sebesar (3.86% dan 0.85%). Sedangkan pada aspek peka terhadap lingkungan sekitar perbedaan persentase kelompok eksperimen I dan II jauh lebih besar dibandingkan dari kelima aspek sebelumnya yaitu sebesar 15,76%. Pada pertemuan kedua jika dilihat persentase yang diperoleh dari kelompok eksperimen I dan II, persentase yang lebih unggul adalah kelompok eksperimen I dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, dan pada kelompok eksperimen II mengalami penurunan dari pertemuan pertama. Perbedaan persentase kelompok eksperimen I dan II pada aspek rasa ingin tahu sebesar 7,16%, pada aspek respek terhadap data dan fakta sebesar 9,67%, aspek berpikir kritis sebesar 36,34%, aspek berpikir terbuka dan kerjasama sebesar 6,22%, aspek ketekunan adalah sebesar 19,14%, dan perbedaan persentase aspek peka terhadap lingkungan sekitar adalah sebesar 9,29%. Berdasarkan digram persentase sikap ilmiah pada pertemuan ketiga, persentase yang lebih unggul adalah kelompok eksperimen I dengan menggunakan model inkuiri terbimbing. Dari seluruh aspek pada pertemuan ketiga persentase
52
terendah yaitu pada kelompok eksperimen I dengan 37,8% pada aspek peka terhadap lingkungan sekitar. Selain dihitung skor sikap ilmiah masing-masing kelompok eksperimen, jawaban dari peserta didik-siswi diklasifikasikan dalam tiap aspek yang diteliti. Aspek yang diteliti tidak hanya menggunakan angket dan lembar observasi saja melainkan dengan menggunakan penilaian teman sejawat untuk mengukur sikap ilmiah peserta didik. Hasil penelitian sikap ilmiah peserta didik menunjukkan bahwa aspek-aspek sikap ilmiah yang diujikan sudah baik. Persentase aspek sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan eksperimen II dilihat dari data lembar observasi, angket, dan teman sejawat disajikan
Frekuensi Siswa
dalam bentuk diagram di bawah ini. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Rasa ingin tahu
Respek terhadap data dan fakta
Berpikir kritis
Berpikir Terbuka dan kerjasama
Ketekunan
Peka Terhadap Lingkungan Sekitar
Aspek Sikap Ilmiah Eksp I Angket Eksp I Lembar Observasi Eksp I Teman Sejawat Eksp II Angket Eksp II Lembar Observasi Eksp II Teman Sejawat
Gambar 4.2 Diagram Persentase Aspek Sikap Ilmiah Peserta didik Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Kelompok Eksperimen I dan II
Frekuensi Siswa
53
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Rasa ingin tahu
Respek Berpikir kritis Berpikir Ketekunan terhadap terbuka dan data dan kerjasama fakta
Peka terhadap lingkungan sekitar
Aspek Sikap Ilmiah eksperimen 1 eksperimen 2
Gambar 4.3 Diagram Persentase Rata-rata Sikap Ilmiah Peserta didik Berdasarkan Angket, Lembar Observasi, dan Penilaian Teman Sejawat Berdasarkan diagram persentasi setiap aspek berdasarkan angket, lembar observasi dan penilaian teman sejawat (gambar 4.2). pada kelas eksperimen I antara angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat dengan sangat jelas bahwa persentase dari lembar observasi memiliki skor terbesar dari kelima aspek, namun pada aspek peka terhadap lingkungan sekitar memiliki persentase terkecil yaitu sebesar 70,17%. Pada kelompok eksperimen II dengan model pembelajaran Group investigation, penilaian lembar obsevasi sikap ilmiah peserta didik juga mendapatkan persentase yang lebih besar dibandingkan angket dan penilaian teman sejawat. Namun, pada aspek ketekunan jauh lebih kecil dibandingkan penilaian teman sejawat dan angket yaitu sebesar 62,24%. Jika dilihat dari rata-rata setiap aspek pada diagram persentase rata-rata sikap ilmiah (gambar 4.3) dari kedua kelompok eksperimen, aspek rasa ingin tahu memiliki
54
rata-rata terbesar dibandingkan dari kelima aspek lainnya yaitu sebesar 82,17% pada kelompok eksperimen I dan 79,30% pada kelompok eksperimen II. Sedangkan, ratarata terendah pada aspek ketekunan dari kelompok eksperimen I dan II adalah sebesar 70,48% dan 66,41%. B. Analisis Data Sebelum melakukan uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan sikap ilmiah pada kelompok eksperimen I dan II, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data yaitu uji normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan rumus ChiSquard. Data berdistribusi normal jika memenuhi kriteria X2hitung ο£ X2tabel dengan signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas angket sikap ilmiah peserta didik kedua sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Peserta didik Kelompok Eksperimen I dan II Data Statistik N Μ
S X2hitung X2tabel Kesimpulan
Eksperimen I (Inkuiri Terbimbing) 34 71,97 4,06 1,70
Eksperimen II (Group Investigation) 35 71,11 3,41 6,17
11,07 Normal
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa X2hitung kelas eksperimen I bernilai 1,70 dan X2tabel kelas eksperimen II bernilai 6,17 serta X2tabel dengan dk = 5 bernilai 11,07. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik kedua
55
kelompok eksperimen berdistribusi normal karena memenuhi kriteria X2hitung ο£ X2tabel. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.1 2. Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok sampel berdistribusi homogen atau tidak. Dalam penelitian ini homogenitas diuji dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan, yaitu: kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung ο£ Ftabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji homogenitas angket sikap ilmiah peserta didik kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Hasil Angket Sikap Ilmiah Peserta didik Kelompok Eksperimen I dan II Nilai Statistik S2 Fhitung ο‘ Ftabel Kesimpulan
Eksperimen I (Inkuiri Terbimbing) 16,48
Eksperimen II (Group Investigation) 11,62
1,41 0.05 5,05 Variansi Homogen
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (ο‘=0,05) dengan derajat kebebasan (dk) penyebut 5 dan derajat kebebasan pembilang 5 untuk kedua kelompok sampel penelitian. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil angket sikap ilmiah peserta didik berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria Fhitung ο£ Ftabel. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran.2
1 2
Lampiran 15 Lampiran 16
56
3. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji prasyarat analisis (uji normalitas dan homogenitas) diketahui kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian, untuk melakukan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t.
Tabel 4.5 Uji Hipotesis Hasil Analisis Angket Sikap Ilmiah Peserta didik Data Statistik N Μ
2 S
Eksperimen I (Inkuiri Terbimbing) 34 71,97 16,48
thitung ttabel Kesimpulan
Eksperimen II (Group Investigation) 35 71,11 11,62
0,999 1,996 Ho diterima (Tidak Berbeda)
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 0,999 dan ttabel sebesar 1,996. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung < ttabel atau 0,999 < 1,996, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah peserta didik antara peserta didik yang menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI). Untuk lebih jelasnya perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran.3 C. Pembahasan Hasil Penelitian Sikap ilmiah yang diamati meliputi 6 aspek yaitu rasa ingin tahu, respek terhadap data dan fakta, berpikir kritis, berpikir terbuka dan kerjasama, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Penilaian sikap ilmiah dilakukan dengan menggunakan angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat. Pada tiap pertemuan sikap ilmiah peserta didik selalu diamati oleh peneliti dan observer melalui lembar pengamatan, kemudian skor akhir sikap ilmiah didapat dari rerata sikap ilmiah 3
Lampiran 17
57
peserta didik pada tiap pertemuan. Angket sikap ilmiah juga dibagikan kepada peserta didik untuk melihat sikap ilmiah peserta didik menurut individu peserta didik masingmasing. Dalam penilaian teman sejawat peserta didik terlibat dan bertanggung jawab untuk menilai temannya mengenai kualitas kerja mereka. Berdasarkan analisis data nilai angket sikap ilmiah peserta didik menggunakan uji-t, diperoleh thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0,999 < 1,996. Dengan demikian dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah peserta didik dengan menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI). Hal ini terlihat dari skor total rata-rata sikap ilmiah peserta didik pada grafik 4.3 disetiap aspek menunjukkan bahwa tidak jauh berbeda antara kelompok eksperimen I yang menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan kelompok eksperimen II yang menggunakan pembelajaran group investigation, walaupun rata-rata disetiap aspek tidak jauh berbeda tetapi pada kelas eksperimen I lebih baik dari pada kelas eksperimen II kecuali pada aspek peka terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan oleh persamaan model inkuiri terbimbing dan group investigation memiliki kesamaan yaitu proses pembelajaran yang berlangsung berpusat pada peserta didik (student centered) dan peserta didik dituntut untuk merancang sendiri prosedur percobaan untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Hal ini juga dibuktikan dari hasil rata-rata presentasi aspek sikap ilmiah dilihat dari angket, lembar observasi, dan penilaian teman sejawat. Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata persentase aspek sikap ilmiah berdasarkan angket, lembar observasi dan penilaian teman sejawat sikap ilmiah peserta didik pada kedua kelompok eksperimen sudah terlihat baik. Pada aspek rasa ingin tahu, persentase sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I lebih besar (82,17%) dibandingkan kelompok eksperimen II (79,30). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam mempelajari biologi khususnya konsep jamur. Hal ini disebabkan karena strategi pada model yang digunakan memiliki kelebihan dalam penyajian masalah yang terdapat dalam wacana Lembar Kerja Peserta didik (LKS), dengan adanya penyajian masalah
58
tersebut peserta didik terstimulus rasa ingin tahu sehingga peserta didik termotivasi untuk terus belajar dan ingin terus menemukan jawaban dari pertanyaan atau rasa keingintahuannya.4 Pada aspek respek terhadap data dan fakta, perbedaan sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I dan II (79,66% dan 76,55%) sebesar 3,11. Aspek respek terhadap data dan fakta kelompok eksperimen I dan II berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah cukup baik dalam aspek respek terhadap data dan fakta karena dengan model ini peserta didik dibiasakan memecahkan masalah dan merancang praktikum dengan pemikirannya sendiri sehingga sikap objektif dan kejujuran dalam mengungkapkan hasil praktikum akan tinggi. Selain itu kedua model ini baik inkuiri terbimbing maupun group investigation
merupakan pemahaman pembelajaran melalui proses yang dialami
peserta didik, bukan hasil. Sehingga peserta didik melaporkan hasil yang mereka peroleh apa adanya tanpa memanipulasi data. Pendapat ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Istikomah yang menyatakan bahwa dengan diperlakukan seperti ilmuan, peserta didik terlatih untuk jujur dalam mengolah data dan teliti demi memperoleh informasi sevalid mungkin.5 Pada aspek sikap kritis, persentase sikap ilmiah peserta didik kelompok eksperimen I (81,47%) lebih besar dari kelompok eksperimen II (74,46%). Peserta didik pada kelompok pada kelompok eksperimen II dengan model pembelajara group investigation masih belum terbiasa mengkritisi proses pembelajaran yang dialaminya sehingga peserta didik lebih memilih percaya saja walaupun belum ada bukti kuat yang didapatnya. Pada aspek berpikir terbuka dan kerja sama pada eksperimen I sebesar 79,15% lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan kelas eksperimen II sebesar 4
Mariani Natalina, Yustini Yusuf, Ermadianti, Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013, Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013, h. 32 5 Istikomah, Hendratto, dan Bambang. Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Januari 2010
59
77,92%. Pada kedua kelas, baik eksperimen I dan II dilakukan kegiatan diskusi kelompok. Kegiatan diskusi kelompok akan membiasakan sikap saling bekerja sama pada diri peserta didik. Karena diskusi kelompok yang dilakukan pada setiap proses pembelajaran untuk bersama-sama memecahkan masalah dan menemukan konsep. Hal ini juga menunjukkan bahwa peserta didik mampu bertoleransi terhadap teman kelompoknya dengan baik. Peserta didik memiliki cara pandang yang berbeda melihat suatu permasalahan. Cara pendang yang berbeda membuat peserta didik memiliki pendapat yang berbeda pula. Dalam banyaknya perbedaan peserta didik mampu menunjukkan sikap menghargai pendapat maupun jawaban yang berbeda. Pada aspek sikap tekun, perbedaan persentase rata-rata pada kelompok eksperimen I dan II (70,48% dan 66,41%) adalah sebesar 4,07. Diantara keenam aspek sikap ilmiah yang diujikan pada penelitian ini, sikap tekun menduduki peringkat terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa sikap tekun kedua kelompok ini tumbuh kurang baik saat pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, peserta didik menunjukkan bahwa mereka mudah bosan dalam melakukan percobaan, serta mudah putus asa jika percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar peserta didik mudah terpengaruh dengan teman kelompok lain yang selesai lebih awal. Hal ini terjadi dari beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal6. Faktor internal terdiri dari minat dan motivasi dari diri peserta didik tersebut. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan peserta didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang lain. Minat merupakan alat motivasi yang utama untuk dapat membangkitkan kegairahan belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu. Peserta didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan
6
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 166-167
60
mana perbuatan yang diabaikan. Dengan tekun peserta didik belajar. Dengan penuh konsentrasi peserta didik belajar agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahui dan dimengerti itu cepat tercapai. Pada aspek sikap peka terhadap lingkungan sekitar kelas eksperimen I sebesar 74,72% lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen II sebesar 79,15%. Hal ini disebabkan peserta didik kelas eksperimen II sudah terbiasa untuk selalu menjaga kebersihan ruangan/laboratorium setelah proses pembelajaran selesai. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peserta didik bahwa pada kelompok eksperimen II terbiasa untuk selalu menjaga kebersihan ruangan setelah proses pembelajaran selesai karena sesama peserta didik selalu mengingatkan temannya untuk membersihkan ruangan setelah pembelajaran selesai. Hal ini terjadi setelah peserta didik tersebut mendapatkan teguran dari petugas kebersihan kelas.7 Teguran atau suatu hukuman jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan menjadi alat motivasi yang baik dan efektif jika dilakukan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif maksudnya sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan peserta didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang diberikan itu peserta didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.8 Berdasarkan penilaian lembar observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung, sikap ilmiah dari pertemuan I, II, dan III mengalami penurunan dan kenaikan. Aspek yang mengalami kenaikan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada kelas eksperimen I adalah rasa ingin tahu sebesar 4,62%,aspek berpikir kritis sebesar 3,65%, aspek berpikir terbuka dan kerja sama sebesar 1,82%, dan aspek peka terhadap lingkungan sekitar sebesar 17,7%. Sedangkan tidak ada kenaikan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada kelas eksperimen II di setiap aspeknya. Hal ini dikarenakan banyak peserta didik pada kelas ekperimen II di pertemuan kedua tidak melakukan proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan masih banyak
7 8
Lampiran 19 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., h. 164
61
peserta didik yang melakukan kegiatan di luar pembelajaran seperti mengobrol dan mengganggu teman kelompok lain. Pada pertemuan ketiga berbanding terbalik dari pertemuan kedua, dari aspek yang dinilai kelompok eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran group investigation mengalami kenaikan terutama pada aspek berpikir kritis yaitu sebesar 25,17%. Kenaikan ini disebabkan karena peserta didik merasa tertarik dengan materi yang dibahas yaitu liken dan mikoriza. Dengan ketertarikan tersebut peserta didik jadi termotivasi untuk mencari tahu dan tekun dalam melakukan penyelidikan. Terlihat jelas bahwa pada pertemuan ketiga aspek peka terhadap lingkungan kelompok eksperimen I hanya mendapatkan rata-rata persentase sebesar 37,8%. Hal ini disebabkan karena setelah pembelajaran selesai dari 6 kelompok hanya 1 kelompok yang membersihkan ruangan/laboratorium. Suatu hipotesis penelitian yang didasarkan atas asumsi atau landasan teoritis yang kuat serta didukung pula oleh langkah-langkah ilmiah yang benar, maka pada umumnya hipotesis yang diuji itu akan terbukti benar. Namun kenyataannya berdasarkan uji hipotesis dengan uji-t dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan group investigation. Kesalahan penarikan kesimpulan dalam pengujian hipotesis ini bisa disebabkan karena kesalahan dalam pengambilan sampel, salah dalam pemilihan teori, dan salah dalam pembuatan rancangan penelitian.9 Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tiap sampel yang diteliti kemungkinan mengandung kesalahan sampling, besar atau kecil. Salah satu sumber yang pasti dari kesalahan sampling itu adalah kenyataan bahwa populasi tidak pernah homogen secara sempurna. Sumber kesalahan lainnya adalah keterbatasan peneliti dalam mengatur waktu saat melakukan aksi dalam kelas, dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode praktikum dengan alokasi 3 x 45 menit selama 3 kali pertemuan peserta didik merasa terburuburu dalam melakukan pengamatan sehingga proses pembelajaran tidak berjalan 9
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 9
62
dengan maksimal. Selain itu, peserta didik mengalami kesulitan dalam pengoprasian mikroskop untuk mengamati objek sehingga praktikum berjalan lebih lama dari waktu yang sudah ditetapkan dalam RPP. Hal ini sesuai dengan kelemahan dari masing-masing model yang digunakan, bahwa model pembelajaran inkuiri dan group investigation memerlukan jumlah jam pelajaran yang banyak dan juga waktu di luar kelas dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya.
Idealnya untuk
membiasakan peserta didik bersikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation membutuhkan waktu yang tidak sebentar atau relatif lama, dengan penelitian selama tiga kali pertemuan dengan alokasi 3 x 45 menit tenyata belum dapat meningkatkan atau membiasakan peserta didik untuk bersikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwi dan Fransisca bahwa untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa secara maksimal diperlukan waktu yang lama dan konsisten.10
10
Dwi Indah Suryani dan Fransisca Sudargo, Pengaruh Model Pembelajaran Open Inquiry dan Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP pada Tema Suhu dan Perubahan, Jurnal EDUSAINS, Vol. 7, 2015. h. 132
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah antara peserta didik yang diajarkan menggunakan Inkuiri Terbimbing dengan pesrta didik yang menggunakan Group Investigation (GI). Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 didapat hasil thitung < ttabel yaitu 0,999 < 1,996 sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) tolak. Sikap ilmiah akan muncul pada diri peserta didik apabila secara terus menerus dikuatkan. Sehingga untuk meningkatkan sikap ilmiah peserta didik secara maksimal diperlukan waktu yang lama dan konsisten. Ada banyak faktor yang mempengaruhi sikap seseorang, faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap ini antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain minat, motivasi, dan faktor emosi dalam diri. Sedangkan faktor eksternal antara lain kebudayaan di lingkungan sekitar, guru, dan teman sejawat.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Perlu optimalisasi peran guru sebagai fasilitator untuk menggunakan model Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI) sehingga dapat diketahui perbedaan diantara keduanya secara lebih nyata 2. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap ilmiah pesrta didik dengan menggunakan model pembelajaran lain dan konsep lain. 3. Guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan Inkuiri Terbimbing dan Group Investigation (GI) pada konsep-konsep biologi yang lain.
63
DAFTAR PUSTAKA Anwar, Herson. βPenilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sainsβ. Jurnal Pelangi Ilmu. Vol. 2. 2009. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009 Astawa, I M. Widya, W. Sadia, dan W. Suastra. "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP". eJournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan IPA, Vol. 5, 2015 Astuti, Rina, Widha Sunarno, dan Suciati Sudarisman. βPembelajaran IPA dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Peserta didikβ. Jurnal Inkuiri. Vol. 1. 2012. A'yun, Qurrota, Novi Ratna Dewi, dan Sudarmin. "Efektivitas Model Think Pair Square (TPS) Berbasis Inquiry pada Tema Sistem Transportasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Sikap Ilmiah Peserta didik". Jurnal Pendidikan IPA. Vol. 4. 2015. Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1995 Campbell, Neil A, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. Biologi. Jakarta: Erlangga, Jilid II. 2010 Damanik, Dede Persaoran, dan Nurdin Bukit, βAnalisis Kemampuan Berpikir Kritiis dan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Instruction (DI)β. Jurnal Online Pendidikan Fisika. Vol. 2. 2013 Darmo, Budi. "Pengaruh Problem Base Learning (PBL) dan Sikap Ilmiah terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta didik SMA". Prosiding Pascasarjana Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta. 2014 Dewi, Lestari Narni, Nyoman Dantes, dan I Wayan Sadia. "Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar
65
66
IPA". e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar, Vol. 3, 2013 Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. III. 2006 Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011. Hanafiah dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. 2012. Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. 2014. Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2014. Istikomah, Hendratto, dan Bambang. "Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta Didik". Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 6. 2010. Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna. 2010. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)". 2013. Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013. Yogyajarta: Kata Pena. 2014. Lestari, Wahyuning. "Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contektual Teaching and Learning (CTL) dengan Metode Praktikum yang Dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah Peserta didik". Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 2. 2013 Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013. Malay, M. Nursalim. "Peranan Statistika dalam Penelitian Ilmiah". Jurnal TAPIs. Vol.5. 2009. Margiastuti, Siska Nugraheni, Parmin, dan Stephani Diah Pamelasari. "Penerapan Model Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep
67
Peserta didik pada Tema Ekosistem". Jurnal Pendidikan IPA Unnes. Vol. 4. 2015. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Martin,
Lisa. Defining Inquiry. The Science Teacher. diakses dari http://people.uncw.edu/kubaskod/SEC_406_506/Classes/Class_3_Inquiry/Def iningInquiry.pdf. 18 Maret 2015
Moog, Richard S dan M David Hanson. Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) In 21st Century Pedagogies. diakses dari https://journals.iupui.edu/index.php/muj/article/viewFile/20287/1988. 22 Maret 2016. Mulyasa, E. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015 Natalina, Mariani, Yustini Yusuf dan Ermadianti. "Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013". Jurnal Biogenesis. Vol. 9. 2013. Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. 2013 Ngalimun, Muhammad Fauzani, dan Ahmad Salabi. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, Edisi Revisi. 2016 Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. 2009. Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011. Ozden, Baris, dan Nilgun Yenice. "An Analysis of Secondary Education Students' Scientific Attitudes". International Journal of Contemporary Educational Research. Vol. 1. 2014 Purwanto, M Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. 2013 Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2011.
68
S, Yasar dan Anagun, S. S. "Reliability and Validity Studiesof the Science and Technology Course Scientific Attitude Scale". Journal of Turkish ScienceEducation. Vol. 6. 2009. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan RI. 2013. Sani, Abdullah Ridwan. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. 2014. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2006. Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2013 Sardinah. "Relevansi Sikap Ilmiah Peserta didik dengan Konsep Hakikat Sains dalam Pelaksanaan Percobaan pada Pembelajaran IPA di SDN Kota Banda Aceh". Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol. 13. 2012. Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. 2005. Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. USA: Allyn & Bacon. 1995 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Ed. 6, Cet I. 2005 Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet XIII. 2014 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta 2013. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013.
69
Sukimarwati, Juli, Widha Sunarno, dan Sugiyarto. "Pembelajaran Biologi dengan Guided Inquiry Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Peserta didik". Jurnal BIOEDUKASI. Vol. 6. 2013 Suryadana, Brian Aziz, Tjiptaning Suprihati, dan Sri Astutik. "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah pada Pembelajaran Fisika di SMA". Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1. 2012. Suryani, Indah Dwi dan Fransisca Sudargo. "Pengaruh Model Pembelajaran Open Inquiry dan Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP pada Tema Suhu dan Perubahan". Jurnal EDUSAINS.Vol. 7. 2015 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008. Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Resta Karya. 2005. Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. 2012 Trianto. Mendesain Model Pembealjaran Inovatif βProgresif. Jakarta: Kencana. 2009. Undang-undang Republik Indonesia. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2003 Wahyudiati, Dwi. "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Model Pembelajaran Diskusi pada Pokok Bahasan Energi dan Perubahan untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik,". Jurnal Inovasi dan Perekayasa Pendidikan. Vol. 3. 2010. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. 2011. Wijayanti, Wahyu, Sudarno Herlambang, dan Mahadi Slamet K. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun. diakses dari http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel2405E92B2C971A74C4C2BD B5B724F6E4.pdf. 2014.
70
Yusa, Manickam Bala Subra Maniam. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum 2013. Bandung: Grafindo Media Pratama. 2013. Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartin. Strategi Pembelajaran Sains. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
71
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Inkuiri Terbimbing)
Sekolah
: SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Materi Pokok
: Fungi
Pertemuan
: Pertama
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
72
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator : 3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum jamur 3.6.2 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri yang diamati 3.6.3 Mendeskripsikan cara reproduksi zygomycota dan ascomycota
73
3.6.4 Membuat sketsa tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka. 3.6.5 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur zygomycota dan ascomycota 3.6.6 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan kajian pustaka 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator : 4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis 4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur 2. Cara hidup dan habitat jamur 3. Reproduksi jamur 4. Klasifikasi jamur zygomycota dan ascomycota 5. Peranan jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan manusia
74
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran
: Scientific
2. Model Pembelajaran
: Inkuiri Terbimbing
3. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar Alat
White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media
Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
Belajar
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu : 3 x 45 menit a. Kegiatan Awal (10 menit) Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Guru
Siswa
waktu
Pembukaan ο· Memberi salam, mengecek absensi,
ο· Menjawab salam, berdoa,
2 menit
75
Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Guru
Siswa
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
mengeluarkan buku pelajaran
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Biologi.
waktu
Motivasi ο· Guru memotivasi peserta didik dengan
ο· Siswa memperhatikan gambar
menampilkan gambar spesies jamur dari
yang disajikan guru, sehingga
berbagai jenis klasifikasi jamur
siswa termotivasi untuk
4 menit
mengikuti proses pembelajaran. 4 menit
Apersepsi ο· Guru menanyakan hal yang berhubungan dengan jamur berdasarkan gambar yang telah disajikan, seperti:apakah kalian pernah makan jamur? Apakah semua jenis jamur memiliki bentuk yang sama? Apa yang membedakan dari setiap jamur tersebut? Disebut apakah struktur putih diatas tempe? Mengapa roti dapat berjamur?
ο· Siswa menjawab pertanyaan guru
76
b. Kegiatan Inti (110 menit) Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Orientasi
ο· Guru menyebutkan
Siswa ο· Siswa dan
Sikap ilmiah Aspek ο· Sikap
Indikator ο· Berpartisip
tujuan pembelajaran
mendengarkan
terbuka dan
asi aktif
yang harus dicapai
penjelasan guru
kerjasama
dalam
dalam belajar ο· Membimbing siswa
kelompok ο· Siswa membentuk
dalam pembentukan
kelompok kecil,
kelompok kecil,
maksimal anggota
maksimal anggota
kelompok terdiri
kelompok terdiri dari 6
dari 6 orang.
orang. ο· Menginformasikan
ο· Siswa
bahwa materi yang akan
mendengarkan dan
dipelajari yaitu :
memperhatikan
Klasifikasi divisi jamur
penjelasan guru
berdasarkan bentuk
Alokasi waktu 10 menit
77
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
morfologi ο· Membagikan lembaran
ο· Siswa menerima
LKS yang berisi tugas
lembaran LKS
kepada masing-masing
yang berisi tugas
kelompok.
dari guru
ο· .Guru menjelaskan
ο· Siswa
petunjuk yang terdapat
memperhatikan
pada LKS
penjelasan yang disampaikan oleh guru terkait petunjuk yang terdapat pada
(Observasi)
LKS
ο· Guru membimbing siswa ο· Siswa membaca dan untuk membaca dan
ο· Rasa ingin tahu
ο· Perhatian pada
memperhatikan gambar
memperhatikan
objek
serta wacana mengenai
gambar serta
yang
Alokasi waktu
78
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
jamur mikroskopis yang
wacana yang
terdapat pada LKS agar
terdapat pada LKS
dapat merumuskan
agar dapat
masalah
merumuskan
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
diamati
masalah Merumuskan Masalah
(Questioning) ο· Guru membimbing siswa ο· Siswa merumuskan ο· Rasa ingin untuk merumuskan
masalah mengenai
masalah berdasarkan
pengamatan jamur
objek
wacana yang terdapat
mikroskopis yang
yang
pada LKS mengenai
berkaitan dengan
diamati
pengamatan jamur
materi yang akan
ο· Antusias
mikroskopis yang
dipraktikumkan
mencari
berkaitan dengan materi
pada
jawaban
yang akan dipraktikumkan ο· Guru meminta siswa
tahu
ο· Perhatian
ο· Siswa menuliskan
8 menit
79
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
untuk menuliskan
rumusan masalah
rumusan masalah yang
yang telah dibuat
telah dibuat ke dalam
ke dalam LKS
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
LKS Merumuskan Hipotesis
ο· Guru membimbing siswa ο· Siswa berdiskusi untuk berdiskusi dan
dan membuat
membuat hipotesis
hipotesis dari
mengenai masalah yang
masalah yang telah
disajikan.
disajikan guru.
ο· Guru meminta siswa
Mengumpulkan Data
ο· Siswa menuliskan
menuliskan hipotesis
hipotesis yang
yang telah dibuat ke
telah dibuat ke
dalam LKS
dalam LKS
ο· Rasa ingin tahu
ο· Antusias
7 menit
mencari jawaban
ο· Berpikir kritis
ο· Meraguka n temuan teman
(Eksperimen) ο· Guru membimbing siswa
ο· Siswa Siswa
dalam mencari referensi
mencari referensi
terkait dengan praktikum
baik dari buku
ο· Rasa ingin tahu
ο· Antusias mencari jawaban
65 menit
80
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
jamur mikroskopis yang
paket maupun
akan dilakukan
internet terkait
ο· Guru membimbing siswa
Sikap ilmiah Aspek ο· Ketekunan
Indikator ο· Mengulangi
dengan praktikum
kegiatan
jamur mikroskopis
meskipun
yang akan
berakibat
dilakukan
kegagala
ο· Siswa
ο· Melengkapi
dalam mempersiapkan
mempersiapkan
satu
alat dan bahan yang akan
alat dan bahan
kegiatan
digunakan serta
yang akan
meskipun
membuat langkah kerja
digunakan serta
teman
untuk kegiatan
membuat langkah
sekelas
praktikum jamur
kerja untuk
selesai
mikroskopis
kegiatan praktikum
lebih awal
jamur mikroskopis ο· Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam
ο· Siswa melakukan kegiatan praktikum
ο· Respek terhadap data
ο· Objektik/juj ur
Alokasi waktu
81
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap ilmiah Aspek dan fakta
Indikator
dengan
praktikum
pengawasan dan
memanipul
bimbingan guru
asi data
kritis
waktu
ο· Tidak
melakukan kegiatan
ο· Berpikir
Alokasi
ο· Tidak mengabaika n data meskipun kecil
Menguji Hipotesis
ο· Guru membimbing siswa
ο· Setiap kelompok
untuk menuliskan hasil
menuliskan hasil
kegiatan praktikum dan
kegiatan praktikum
berdiskusi terkait dengan
dan mendiskusikan
hipotesis
hipotesis yang
yang
telah
ο· Berpikir kritis
ο· Respek
telah dirumuskan
terhadap
pada LKS
sebelumnya pada
data/fakta
bimbingan guru
temuan teman
dirumuskan sebelumnya
LKS dengan
ο· Meragukan 10
ο· Objektif
menit
82
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru ο· Guru membimbing siswa
Sikap ilmiah
Siswa ο· Setiap
Aspek
kelompok
dalam menganalisis hasil
mencatat
dan
praktikum serta
menganalisis hasil
membuat penjelasan
praktikum
lengkap terkait dengan
membuat
pengamatan jamur
penjelasan lengkap
mikroskopis yang telah
terkait
dilakukan dengan tetap
pengamatan jamur
mengacu pada referensi
mikroskopis yang
yang relevan
telah
serta
dengan
dilakukan
dengan
tetap
mengacu
pada
referensi
yang
relevan ο· Guru meminta setiap
ο· Setiap
kelompok
kelompok siswa untuk
menjawab
menjawab setiap
pertanyaan
yang
Indikator
Alokasi waktu
83
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
pertanyaan yang terdapat
terdapat pada LKS
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
pada LKS Merumuskan Kesimpulan
10
(Asosiasi) ο· Guru meminta siswa
ο· Siswa membuat
ο· Berpikir
ο· Mengharg
untuk merumuskan
kesimpulan dari
terbuka dan
ai
kesimpulan dari hasil
hasil
kerjasama
pendapat/t
pengamatan dan
pengamatannya
emuan
menuliskannya dalam
dan menuliskannya
orang lain
LKS.
dalam LKS.
ο· menerima saran dari teman
(Communication) ο· Guru meminta
ο· Masing-masing kelompok
perwakilan dari masing-
mengirim salah
masing kelompok untuk
satu anggotanya
mempresentasikan hasil
untuk
menit
84
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru pengamatannya.
Siswa
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
mempresentasikan hasil pengamatanya.
ο· Guru mempersilahkan
ο· Siswa dari
siswa dari kelompok lain
kelompok lain
untuk menanggapi atau
dipersilahkan
bertanya.
menanggapi atau bertanya. ο· Selesai
ο· Peka
ο· Menjaga
pembelajaran
terhadap
lingkunga
siswa
lingkungan
n sekitar
membersihkan dan
sekitar
merapikan ruangan
Alokasi waktu
85
c. Kegiatan Akhir (15 menit) Aktivitas pembelajaran
Tahapan
Guru
Alokasi Siswa
waktu
Evaluasi ο· Guru memberikan penguatan
ο· Siswa memperhatikan dan
berupa penjelasan sebagai
menyimak penjelasan yang
penyempurnaan kesimpulan yang
disampaikan oleh guru
2 menit
dihasilkan siswa Penutup ο· Guru memberikan beberapa soal
ο· Siswa mengerjakan soal
essay terkait konsep hari ini. ο· Guru memberi pesan untuk belajar mengenai jamur Basidiomycota ο· Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
ο· Siswa menjawab salam
13 menit
86
G. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Jenis Sikap Pengetahuan Keterampilan
Teknik Penilaian Observasi Tes tulis Observasi
Bentuk Instrumen Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Soal essay Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik
Pedoman Penskoran Terlampir Terlampir Terlampir
Jakarta,
Januari 2016
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd NIP.
Nurhasanah NIM. 1111016100040
87
SOAL ESSAY PERTEMUAN I 1. Sebutkan 4 ciri-ciri jamur! 2. Sebutkan 4 jenis jamur mikroskopis beserta divisinya! 3. Sebutkan bagian-bagian/ struktur dari Rhizopus sp! 4. Jelaskan reproduksi dari jamur zygomycota dan ascomycota! 5. Sebutkan 2 peranan dari jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan sehari-hari!
No Kunci Jawaban 1 Ciri-ciri jamur secara umum: 1. Bersifat eukariotik 2. Dinding selnya tersusun atas zat kitin 3. Tubuh jamur umumnya multiseluler, namun ada yang uniseluler 4. Struktur dasar tubuh berupa hifa dan membentuk miselium 2 Rhizopus oryzae, Rhizopus Stolonifer = Zygomycota Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp = Ascomycota 3
Sporangiofor, sporangium,spora, stolon, rhizoid
4
Zygomycota = aseksual dengan fragmentasi hifa dan pembentukan sporangiospora, seksual dengan konjugasi Ascomycota = aseksual dengan
Kunci Jawaban dan Rubrik Kriteria Penilaian Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat dan jelas Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan tepat dan jelas Jika jawaban tidak diisi
Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat dan jelas Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan tepat dan jelas Jika jawaban tidak diisi Jika menyebutkan jawaban dengan lengkap Jika menyebutkan jawaban tidak lengkap Jika jawaban tidak diisi Jika menjawab reproduksi dari 2 divisi secara lengkap dan benar Jika hanya menjawab reproduksi dari 2 divisi secara lengkap dan benar
Skor 2 1 0
2 1 0 2 1 0 2 1
88
No
5
Kunci Jawaban pembentukan tunas dan fragmentasi miselium membentuk konidia, seksual diawali dengan konjugasi atau penyatuan dua sel haploid yang berbeda jenis Sebagi bahan makanan, sebagai pembuat obat
Kriteria Penilaian Jika jawaban tidak diisi
Skor 0
Jika menjawab 2 jawaban dengan tepat Jika hanya menjawab 1 jawaban Jawaban tidak diisi
2 1 0
89
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Inkuiri Terbimbing)
Sekolah
: SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Materi Pokok
: Fungi
Pertemuan
: Kedua
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
90
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator : 3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Basidiomycota 3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur basidiomycota berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka 3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka 3.6.4 Menyelediki informasi mengenai pemanfaatan jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka
91
3.6.5 Mendeskripiskan cara reproduksi jamur Basidiomycota 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator : 4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis 4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung 4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan . C. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota 2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota 3. Reproduksi jamur Basidiomycota 4. Klasifikasi jamur Basidiomycota 5. Peranan jamur Basidiomycota dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran
: Scientific
2. Model Pembelajaran
: Inkuiri Terbimbing
92
3. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar Alat
White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media
Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
Belajar
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu : 3 x 45 menit a. Kegiatan Awal (10 menit) Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Pembukaan ο· Memberi salam, mengecek absensi,
ο· Menjawab salam, berdoa,
membimbing berdoa, mengecek
mengeluarkan buku pelajaran
kesiapan siswa dan menyiapkan buku
Biologi.
ajar.
2 menit
93
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Motivasi ο· Guru memotivasi peserta didik
ο· Siswa memperhatikan gambar yang 4 menit
dengan menampilkan gambar spesies
disajikan guru, sehingga siswa
jamur basidiomycota
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 4 menit
Apersepsi ο· Guru menanyakan hal yang berhubungan dengan jamur berdasarkan gambar yang telah disajikan, seperti:Apakah jenis jamur yang kalian lihat sama dengan yang kalian amati pada pertemuan sebelumnya? Apa saja ciri-ciri yang membedakan pada jenis jamur ini?
ο· Siswa menjawab pertanyaan guru
94
b. Kegiatan Inti (110 menit) Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Orientasi
ο· Guru
Siswa ο· Siswa dan
menyebutkan
mendengarkan
tujuan
penjelasan guru
pembelajaran yang harus dicapai dalam belajar ο· Membimbing
ο· Siswa membentuk
siswa dalam
kelompok kecil,
pembentukan
maksimal anggota
kelompok kecil,
kelompok terdiri
maksimal
dari 6 orang.
anggota kelompok terdiri dari 6 orang. ο· Menginformasika
ο· Siswa mendengarkan
Sikap Ilmiah Aspek ο· Sikap terbuka dan kerjasama
Indikator Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Alokasi waktu 10 menit
95
Tahapan
Kegiatan pembelajaran
Sikap Ilmiah
Guru
Siswa
Aspek
n bahwa materi
dan memperhatikan
yang akan
penjelasan guru
dipelajari yaitu : Klasifikasi divisi jamur berdasarkan bentuk morfologi ο· Membagikan
ο· Siswa menerima
lembaran LKS
lembaran LKS yang
yang berisi tugas
berisi tugas dari
kepada masing-
guru
masing kelompok. ο· .Guru
ο· Siswa
menjelaskan
memperhatikan
petunjuk
yang
penjelasan
yang
terdapat
pada
disampaikan
oleh
Indikator
Alokasi waktu
96
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru LKS
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
ο· Rasa ingin tahu
ο· Perhatian pada
guru terkait petunjuk yang terdapat pada LKS
(Observasi) ο· Guru
ο· Siswa membaca dan
membimbing
memperhatikan
objek yang
siswa untuk
gambar serta wacana
diamati
membaca dan
yang terdapat pada
memperhatikan
LKS agar dapat
gambar serta
merumuskan
wacana mengenai
masalah
jamur makroskopis yang terdapat pada LKS agar dapat merumuskan
Alokasi waktu
97
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
masalah
8 menit
Merumuskan (Questioning) Masalah
ο· Guru
ο· Siswa merumuskan
ο· Rasa ingin tahu
ο· Perhatian pada
membimbing
masalah mengenai
objek yang
siswa untuk
pengamatan jamur
diamati
merumuskan
makroskopis yang
ο· Antusias
masalah
berkaitan dengan
mencari
berdasarkan
materi yang akan
jawaban
wacana yang
dipraktikumkan
terdapat pada LKS mengenai pengamatan jamur makroskopis yang berkaitan dengan materi
98
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
yang akan dipraktikumkan ο· Guru meminta
ο· Siswa menuliskan
siswa untuk
rumusan masalah
menuliskan
yang telah dibuat ke
rumusan masalah
dalam LKS
yang telah dibuat ke dalam LKS Merumuskan ο· Guru Hipotesis
ο· Siswa berdiskusi
ο· Rasa ingin tahu
ο· Antusias
membimbing
dan membuat
mencari
siswa untuk
hipotesis dari
jawaban
berdiskusi dan
masalah yang telah
membuat
disajikan guru.
hipotesis mengenai masalah yang disajikan.
ο· Berpikir kritis
ο· Meragukan temuan teman
7 menit
99
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru ο· Guru meminta
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
ο· Siswa menuliskan
siswa menuliskan
hipotesis yang telah
hipotesis yang
dibuat ke dalam
telah dibuat ke
LKS
dalam LKS
Mengumpul kan Data
65 menit
(Eksperimen) ο· Guru
ο· Siswa Siswa
ο· Rasa ingin tahu ο· Antusias
membimbing
mencari referensi
mencari
siswa dalam
baik dari buku paket
jawaban
mencari referensi
maupun internet
terkait dengan
terkait dengan
praktikum jamur
praktikum jamur
kegiatan
makroskopis
makroskopis yang
meskipun
yang akan
akan dilakukan
berakibat
dilakukan ο· Guru
ο· Ketekunan
ο· Mengulangi
kegagala ο· Siswa
ο· Melengkapi satu
100
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
membimbing
mempersiapkan alat
kegiatan
siswa dalam
dan bahan yang
meskipun teman
mempersiapkan
akan digunakan
sekelas selesai
alat dan bahan
serta membuat
lebih awal
yang akan
langkah kerja untuk
digunakan serta
kegiatan praktikum
membuat langkah
jamur makroskopi
ο· Respek terhadap ο· Objektik/jujur data dan fakta
ο· Tidak
kerja untuk
memanipulasi
kegiatan
data ο· Berpikir kritis
praktikum jamur makroskopis ο· Guru
mengabaikan ο· Siswa melakukan
membimbing dan
kegiatan praktikum
mengawasi siswa
dengan pengawasan
dalam melakukan
dan bimbingan guru
kegiatan praktikum
ο· Tidak
data meskipun kecil
Alokasi waktu
101
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Menguji Hipotesis
ο· Guru
Siswa ο· Setiap kelompok
membimbing
menuliskan hasil
siswa untuk
kegiatan praktikum
menuliskan hasil
dan mendiskusikan
kegiatan
hipotesis yang telah
praktikum dan
dirumuskan
berdiskusi terkait
sebelumnya pada
dengan hipotesis
LKS dengan
yang telah
bimbingan guru
dirumuskan sebelumnya pada LKS ο· Guru
ο· Setiap kelompok
membimbing
mencatat dan
siswa dalam
menganalisis hasil
menganalisis
praktikum serta
hasil praktikum
membuat penjelasan
Sikap Ilmiah Aspek ο· Berpikir kritis
Indikator ο· Meragukan temuan teman
ο· Respek terhadap data/fakta
ο· Objektif
Alokasi waktu 10 menit
102
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
serta membuat
lengkap terkait
penjelasan
dengan pengamatan
lengkap terkait
jamur makroskopis
dengan
yang telah dilakukan
pengamatan
dengan tetap
jamur
mengacu pada
makroskopis
referensi yang
yang telah
relevan
dilakukan dengan tetap mengacu pada referensi yang relevan ο· Guru meminta
ο· Setiap kelompok
setiap kelompok
menjawab
siswa untuk
pertanyaan yang
menjawab setiap
terdapat pada LKS
pertanyaan yang
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
103
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
terdapat pada LKS Merumuskan
10 menit
(Asosiasi)
Kesimpulan ο· Guru meminta
ο· Siswa membuat
ο· Berpikir terbuka
siswa untuk
kesimpulan dari
merumuskan
hasil
kesimpulan dari
pengamatannya dan
hasil pengamatan
menuliskannya
saran dari
dan
dalam LKS.
teman
menuliskannya dalam LKS.
(Communication) ο· Guru meminta
ο· Masing-masing
perwakilan dari
kelompok mengirim
masing-masing
salah satu
kelompok untuk
anggotanya untuk
dan kerjasama
ο· Menghargai pendapat/temu an orang lain ο· menerima
104
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
mempresentasika
mempresentasikan
n hasil
hasil pengamatanya.
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
pengamatannya. ο· Guru
ο· Siswa dari
mempersilahkan
kelompok lain
siswa dari
dipersilahkan
kelompok lain
menanggapi atau
untuk
bertanya.
menanggapi atau bertanya. ο· Selesai
ο· Peka terhadap
ο· Menjaga
pembelajaran siswa
lingkungan
lingkungan
membersihkan dan
sekitar
sekitar
merapikan ruangan
Alokasi waktu
105
c. Kegiatan Akhir (15 menit) Tahapan
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Evaluasi ο· Guru memberikan penguatan berupa
ο· Siswa memperhatikan dan
penjelasan sebagai penyempurnaan
menyimak penjelasan yang
kesimpulan yang dihasilkan siswa .
disampaikan oleh guru
2 menit
Penutup ο· Guru memberikan beberapa soal essay
ο· Siswa mengerjakan soal
terkait konsep hari ini. ο· Guru memberi pesan untuk belajar mengenai simbiosis jamur ο· Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
ο· Siswa menjawab salam
13 menit
106
G. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Jenis
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Pedoman Penskoran
Sikap
Observasi
Skala penilaian yang dilengkapi rubrik
Terlampir
Pengetahuan
Tes tulis
Soal essay
Terlampir
Keterampilan
Observasi
Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
Terlampir
dilengkapi rubrik Jakarta,
Januari 2016
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd NIP.
Nurhasanah NIM. 1111016100040
107
SOAL ESSAY PERTEMUAN II 1. Sebutkan 3 ciri-ciri jamur Basidiomycota! 2. Sebutkan dan gambarkan bagian-bagian/ struktur tubuh jamur Basidiomycota! 3. Sebutkan 5 contoh dari jenis jamur Basidiomycota! 4. Jelaskan reproduksi dari jamur Basidiomycota! 5. Sebutkan 2 keuntungan dan 2 kerugian jamur Basidiomycota dalam kehidupan sehari-hari! Kunci Jawaban dan Rubrik No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian 1 a. Hifa bersekat Jika menyebutkan 3 jawaban dengan benar b. Mempunyai tubuh buah yang disebut Jika menyebutkan 1 jawaban dengan benar basidiokarp Jika jawaban tidak diisi c. berdaging dan bersifat saproba 2 Jika menggambar dan menyebutkan struktur tubuh jamur Jika hanya menyebutkan struktur tubuh jamur Jika jawaban tidak diisi
3
4
Volvariela volvaceae, Auricularia polytricha, Pleurotus ostreatus, Agaricus bisporus, Amanita muscaria Vegetatif dengan membentuk konidiospora dan reproduksi generatif dengan peleburan antara hifa berbeda jenis yang akan
Jika menyebutkan 5 jenis jamur Jika hanya menyebutkan 2 jenis jamur Jika jawaban tidak diisi Jika jawaban benar dan lengkap Jika jawaban benar tapi kurang lengkap Jika jawaban tidak diisi
Skor 2 1 0 2 1 0
2 1 0 2 1 0
108
5
menghasilkan spora generatif basidiospora Keuntungan = sebagai bahan makanan dan bahan obat Kerugian = Sebagai parasit dan menyababkan kerusakan pada kayu
Jika menjawab dengan lengkap dan benar Jika hanya menjawab keuntungan saja Jika jawaban tidak diisi
2 1 0
109
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Inkuiri Terbimbing) Sekolah
: SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Materi Pokok
: Fungi
Pertemuan
: Ketiga
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
110
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator : 3.6.1 Menganalisis informasi mengenai simbiosis jamur 3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum 3.6.3 Mendeskripsikan organisme penyusun liken dan mikoriza 3.6.4 Menjelaskan simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza 3.6.5 Menampilkan data mengenai struktur tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum.
111
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator : 4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop 4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri dari simbiosis jamur 2. Cara hidup dan habitat liken dan mikoriza 3. Reproduksi liken dan mikoriza 4. Peranan liken dan mikoriza dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran
: Scientific
2. Model Pembelajaran
: Inkuiri Terbimbing
3. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
112
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar Alat
White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media
Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber Belajar
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu : 3 x 45 menit a. Kegiatan Awal (10 menit) Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Pembukaan ο· Memberi salam, mengecek absensi,
ο· Menjawab salam, berdoa,
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
mengeluarkan buku pelajaran
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Biologi.
2 menit
Motivasi ο· Guru memotivasi peserta didik dengan
ο· Siswa memperhatikan gambar
menampilkan gambar spesies liken dan
yang disajikan guru, sehingga
4 menit
113
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru mikoriza
Alokasi Siswa
waktu
siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
Apersepsi ο· Guru menanyakan hal yang berhubungan dengan dengan liken dan mikoriza berdasarkan gambar yang telah disajikan, seperti:apakah kalian pernah melihat liken dan mikoriza? Apakah liken dan mikoriza termasuk ke dalam jenis jamur? Apa peranan liken dan mikoriza bagi lingkungan?
ο· Siswa menjawab pertanyaan guru
4 menit
114
b. Kegiatan Inti (105 menit) Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Orientasi
ο· Guru menyebutkan
Siswa ο· Siswa dan
tujuan
mendengarkan
pembelajaran yang
penjelasan guru
harus dicapai dalam belajar ο· Membimbing
ο· Siswa membentuk
siswa dalam
kelompok kecil,
pembentukan
maksimal anggota
kelompok kecil,
kelompok terdiri
maksimal anggota
dari 6 orang.
kelompok terdiri dari 6 orang. ο· Menginformasikan
ο· Siswa
bahwa materi yang
mendengarkan dan
akan dipelajari
memperhatikan
yaitu : Simbiosis
penjelasan guru
Sikap ilmiah
Alokasi
Aspek
Indikator
waktu
ο· Sikap terbuka
Berpartisipasi
10 menit
dan kerjasama
aktif dalam kelompok
115
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
yang terjadi pada jamur (liken dan mikoriza) ο· Membagikan
ο· Siswa menerima
lembaran LKS
lembaran LKS yang
yang berisi tugas
berisi tugas dari
kepada masing-
guru
masing kelompok. ο· .Guru menjelaskan petunjuk
yang
terdapat pada LKS
ο· Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru terkait petunjuk yang terdapat pada LKS
(Observasi) ο· Guru membimbing
ο· Siswa membaca dan
ο· Rasa ingin
ο· Perhatian
Alokasi waktu
116
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
siswa untuk
memperhatikan
membaca dan
gambar serta wacana
memperhatikan
yang terdapat pada
gambar serta
LKS agar dapat
wacana mengenai
merumuskan
jamur makroskopis
masalah
Sikap ilmiah Aspek tahu
Indikator
Alokasi waktu
pada objek yang diamati
yang terdapat pada LKS agar dapat merumuskan masalah Merumuskan Masalah
(Questioning) ο· Guru membimbing
ο· Siswa merumuskan
ο· Rasa ingin tahu
ο· Perhatian
siswa untuk
masalah mengenai
pada objek
merumuskan
pengamatan liken
masalah
dan mikoriza yang
ο· Antusias
berdasarkan
berkaitan dengan
mencari
wacana yang
materi yang akan
jawaban
yang diamati
8 menit
117
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru terdapat pada LKS
Siswa
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
dipraktikumkan
mengenai pengamatan liken dan mikoriza yang berkaitan dengan materi yang akan dipraktikumkan ο· Guru meminta
ο· Siswa menuliskan
siswa untuk
rumusan masalah
menuliskan
yang telah dibuat ke
rumusan masalah
dalam LKS
yang telah dibuat ke dalam LKS Merumuskan Hipotesis
ο· Guru membimbing
ο· Siswa berdiskusi
siswa untuk
dan membuat
berdiskusi dan
hipotesis dari
membuat hipotesis
masalah yang telah
ο· Rasa ingin tahu
ο· Antusias mencari jawaban
7 menit
118
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru mengenai masalah
Siswa disajikan guru.
Sikap ilmiah Aspek ο· Berpikir kritis
yang disajikan. ο· Guru meminta
Indikator
Alokasi waktu
ο· Meragukan temuan
ο· Siswa menuliskan
siswa menuliskan
hipotesis yang telah
hipotesis yang
dibuat ke dalam
telah dibuat ke
LKS
teman
dalam LKS Mengumpulkan Data
(Eksperimen) ο· Guru membimbing
ο· Siswa Siswa
ο· Rasa ingin
siswa dalam
mencari referensi
mencari referensi
baik dari buku paket
terkait dengan
maupun internet
praktikum liken
terkait dengan
dan mikoriza yang
praktikum liken dan
akan dilakukan
mikoriza yang akan
kegiatan
dilakukan
meskipun
ο· Guru membimbing
ο· Siswa
tahu
ο· Antusias mencari jawaban
ο· Ketekunan
ο· Mengulangi
berakibat
65 menit
119
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
siswa dalam
mempersiapkan alat
mempersiapkan
dan bahan yang
alat dan bahan
akan digunakan
satu kegiatan
yang akan
serta membuat
meskipun
digunakan serta
langkah kerja untuk
teman sekelas
membuat langkah
kegiatan praktikum
selesai lebih
kerja untuk
liken dan mikoriza
awal
Alokasi waktu
kegagala ο· Melengkapi
kegiatan praktikum ο· Respek
liken dan mikoriza ο· Guru membimbing
ο· Siswa melakukan
dan mengawasi
kegiatan praktikum
siswa dalam
dengan pengawasan
melakukan
dan bimbingan guru
terhadap data dan fakta
ο· Objektik/jujur ο· Tidak memanipulasi data
ο· Berpikir kritis ο· Tidak
kegiatan praktikum
mengabaikan data meskipun kecil
Menguji
ο· Guru membimbing
ο· Setiap kelompok
ο· Berpikir kritis
ο· Meragukan
8 menit
120
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Hipotesis
Siswa
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
siswa untuk
menuliskan hasil
temuan
menuliskan hasil
kegiatan praktikum
teman
kegiatan praktikum
dan mendiskusikan
dan berdiskusi
hipotesis yang telah
terkait dengan
dirumuskan
terhadap
hipotesis yang
sebelumnya pada
data/fakta
telah dirumuskan
LKS dengan
sebelumnya pada
bimbingan guru
LKS ο· Guru membimbing
ο· Setiap kelompok
siswa dalam
mencatat dan
menganalisis hasil
menganalisis hasil
praktikum serta
praktikum serta
membuat
membuat penjelasan
penjelasan lengkap
lengkap terkait
terkait dengan
dengan pengamatan
pengamatan liken
liken dan mikoriza
ο· Respek
ο· Objektif
Alokasi waktu
121
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
dan mikoriza yang
yang telah dilakukan
telah dilakukan
dengan tetap
dengan tetap
mengacu pada
mengacu pada
referensi yang
referensi yang
relevan
Sikap ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
relevan ο· Guru meminta
ο· Setiap kelompok
setiap kelompok
menjawab
siswa untuk
pertanyaan yang
menjawab setiap
terdapat pada LKS
pertanyaan yang terdapat pada LKS Merumuskan Kesimpulan
(Asosiasi) ο· Guru meminta
ο· Siswa membuat
ο· Berpikir
ο· Menghargai
siswa untuk
kesimpulan dari
terbuka dan
pendapat/tem
merumuskan
hasil
kerjasama
uan orang
kesimpulan dari
pengamatannya dan
lain
7 menit
122
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
hasil pengamatan
menuliskannya
dan menuliskannya
dalam LKS.
dalam LKS.
ο· Masing-masing
perwakilan dari
kelompok mengirim
masing-masing
salah satu
kelompok untuk
anggotanya untuk
mempresentasikan
mempresentasikan
hasil
hasil pengamatanya.
pengamatannya. ο· Guru
Aspek
Indikator ο· menerima saran dari teman
(Communication) ο· Guru meminta
Sikap ilmiah
ο· Siswa dari
mempersilahkan
kelompok lain
siswa dari
dipersilahkan
kelompok lain
menanggapi atau
untuk menanggapi
bertanya.
Alokasi waktu
123
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap ilmiah
Siswa
Aspek
Indikator
Alokasi waktu
atau bertanya. ο· Selesai
ο· Peka terhadap
ο· Menjaga
pembelajaran siswa
lingkungan
lingkungan
membersihkan dan
sekitar
sekitar
merapikan ruangan
c. Kegiatan Akhir (20 menit) Tahapan
Aktivitas pembelajaran Siswa
waktu
ο· Siswa memperhatikan dan menyimak
2 menit
Guru Evaluasi
Penutup
ο· Guru memberikan penguatan berupa
Alokasi
penjelasan sebagai penyempurnaan
penjelasan yang disampaikan oleh
kesimpulan yang dihasilkan siswa
guru
ο· Guru memberikan beberapa soal
ο· Siswa mengerjakan soal
essay terkait konsep hari ini. ο· Guru memberi angket sikap ilmiah ο· Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
ο· Siswa menjawab salam
18 menit
124
G. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran
Jenis
Teknik
Bentuk Instrumen
Penilaian
Pedoman Penskoran
Sikap
Observasi
Skala penilaian yang dilengkapi rubrik
Terlampir
Pengetahuan
Tes tulis
Soal essay
Terlampir
Keterampilan
Observasi
Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
Terlampir
dilengkapi rubrik Jakarta,
Januari 2016
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd NIP.
Nurhasanah NIM. 1111016100040
125
SOAL ESSAY PERTEMUAN III 1. Sebutkan 2 simbiosis yang terjadi pada jamur! 2. Sebutkan organisme penyusun dari liken dan mikoriza! 3. Jelaskan simbiosis mutualisme yang terjadi pada liken! 4. Mengapa liken berwarna biru kehijauan! 5. Sebutkan manfaat liken dan mikoriza dalam kehidupan dan lingkungan! Kunci Jawaban dan Rubrik No 1
2
3
4
5
Kunci Jawaban Liken dan Mikoriza
Kriteria Penilaian Jika menjawab 2 jawaban Jika hanya menjawab 1 jawaban Jika jawaban tidak diisi Liken merupakan gabungan antara dua organisme Jika jawaban benar dan lengkap yaitu ganggang hijau atau ganggang biru dengan Jika jawaban benar tapi kurang lengkap jamur dan Mikoriza merupakan jamur yang Jika jawaban tidak diisi bersimbiosis dengan akar tanaman Simbiosis mutualisme yang terjadi yaitu ganggang Jika jawaban benar dan lengkap mampu menyediakan makanan untuk jamur. Jika jawaban benar tapi kurang lengkap Ganggang biru dapat memfiksasi nitrogen bebas. Jika jawaban tidak diisi Kemudian menyediakan nitrogen organik untuk jamur. Sementara itu, Jamur dapat memberikan lingkungan dan perlindungan untuk kehidupan ganggang. Karena lumut kerak (lichen) adalah organisme yang Jika jawaban benar dan lengkap terdiri atas simbiosis ganggang hijau-biru dan fungi. Jika jawaban benar tapi kurang lengkap Jadi, warna biru kehijauan tersebut disebabkan oleh Jika jawaban tidak diisi pigmen klorofil/pigmen fotosintesis pada ganggang. ο· Lumut kerak sebagai bahan pembuat obat, indikator Jika menyebutkan manfaat liken dan mikoriza
Skor 2 1 0 2 1 0 2 1 0
2 1 0 2
126
No
Kunci Jawaban Kriteria Penilaian pencemaran udara, dan di daerah batu-batuan lumut Jika hanya menyebutkan manfaat liken kerak dapat melapukkan batuan sebagai awal Jika jawaban tidak diisi pembentukan tanah. ο· Mikoriza berguna untuk membantu kesuburan tanah, membantu perkecambahan anggrek, melawan patogen akar
Skor 1 0
127
INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM No
Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
Merangkai Alat Pengamatan Data yang diperoleh Kesimpulan
1
Penilaian 2
3
Rubrik: No 1
Aspek yang Dinilai Merangkai Alat
2
Pengamatan
Pengamatan tidak cermat
3
Data yang diperoleh
Data tidak lengkap
4
Kesimpulan
Tidak benar atau tidak sesuai tujuan
1 Rangkaian alat tidak benar
Penilaian 2 Rangkaian alat benar, tapi tidak rapi atau tidak memperhatikan keselamatan kerja Pengamatan cermat tetapi tidak mendukung interpretasi Data lengkap, tetapi tidak terorganisir atau ada yang salah tulis Sebagian besar kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuai tujuan
3 Rangkaian alat benar dan memperhatikan keselamatan kerja Pengamatn cermat mendukung interpretasi Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benar Semua benar atau sesuai tujuan
128
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Group Investigation)
Sekolah
: SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Materi Pokok
: Fungi
Pertemuan
: Pertama
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
129
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator : 3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum jamur 3.6.2 Mengelompokkan jamur berdasarkan ciri yang diamati 3.6.3 Mendeskripsikan cara reproduksi zygomycota dan ascomycota 3.6.4 Membuat sketsa tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan pengamatan praktikum dan kajian pustaka.
130
3.6.5 Menyelidiki informasi mengenai pemanfaatan jamur zygomycota dan ascomycota 3.6.6 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur zygomycota dan ascomycota berdasarkan kajian pustaka 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator : 4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis 4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur 2. Cara hidup dan habitat jamur 3. Reproduksi jamur 4. Klasifikasi jamur zygomycota dan ascomycota 5. Peranan jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan manusia
131
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran
: Scientific
2. Model Pembelajaran
: Group Investigation
3. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar Alat
White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media
Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
Belajar
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu: 3 x 45 menit a. Kegiatan Awal (10 menit) Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Pembukaan ο· Memberi salam, mengecek absensi,
ο· Menjawab salam, berdoa,
2 menit
132
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
mengeluarkan buku pelajaran
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Biologi.
waktu
Motivasi ο· Guru memotivasi peserta didik dengan
ο· Siswa memperhatikan gambar yang
menampilkan gambar spesies jamur dari
disajikan guru, sehingga siswa
berbagai jenis klasifikasi jamur
termotivasi untuk mengikuti proses
4 menit
pembelajaran. 4 menit
Apersepsi ο· Guru menanyakan hal yang berhubungan dengan jamur berdasarkan gambar yang telah disajikan, seperti:apakah kalian pernah makan jamur? Apakah semua jenis jamur memiliki bentuk yang sama? Apa yang membedakan dari setiap jamur tersebut? Disebut apakah struktur putih diatas tempe? Mengapa roti dapat berjamur?
ο· Siswa menjawab pertanyaan guru
133
b. Kegiatan Inti (110 menit) Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Memilih topik
ο· Guru menyebutkan
Siswa ο· Siswa dan
Sikap Ilmiah Aspek ο· Berpikir
Indikator ο· Berpartisipasi
tujuan pembelajaran
mendengarkan
terbuka dan
aktif dalam
yang harus dicapai
penjelasan guru
kerjasama
kelompok
dalam belajar ο· Membimbing siswa
ο· Siswa membentuk
dalam pembentukan
kelompok kecil,
kelompok kecil yang
maksimal anggota
heterogen, maksimal
kelompok terdiri
anggota kelompok
dari 6 orang.
terdiri dari 6 orang. ο· Menginformasikan
ο· Siswa
bahwa materi yang
mendengarkan dan
akan dipelajari yaitu
memperhatikan
: Klasifikasi divisi
penjelasan guru
jamur berdasarkan
Alokasi waktu 15 menit
134
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap Ilmiah
Siswa
Aspek
Indikator
bentuk morfologi (mikroskopis), ciri-
ο· Siswa menerima
ciri, reproduksi dan
lembaran LKS yang
peranannya
berisi tugas dari
ο· Guru membagikan lembaran LKS yang
guru ο· Siswa
berisi tugas kepada
memperhatikan
masing-masing
penjelasan
yang
kelompok.
disampaikan
oleh
ο· Guru menjelaskan
guru terkait petunjuk
petunjuk yang
yang terdapat pada
terdapat pada LKS
LKS
(Observasi) ο· Guru meminta siswa
ο· Siswa membaca dan
untuk membaca dan
memperhatikan
memperhatikan
gambar serta wacana
ο· Rasa ingin tahu
ο· Perhatian pada objek yang diamati
Alokasi waktu
135
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
gambar serta wacana
yang terdapat pada
yang terdapat pada
LKS
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
LKS (Questioning) ο· Guru meminta siswa
ο· Siswa menuliskan
mengajukan
beberapa pertanyaan
beberapa pertanyaan
tentang topik yang
tentang topik yang
akan dibahas di LKS
akan di bahas dan
yang sudah di
menuliskannya ke
sediakan
dalam LKS Perencanaan kooperatif
ο· Guru meminta
ο· Siswa dalam
ο· Rasa ingin tahu
ο· Antusias
individu dalam
kelompok saling
mencari
kelompok untuk
bertukar pendapat
saling berpendapat
dalam menjawab
dan membantu
pertanyaan yang
objek yang
kelompok untuk
telah diajukan dan
diamati
jawaban ο· Perhatian pada
10 menit
136
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Implementasi (Melaksanakan investigasi)
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek ο· Berpikir
Indikator
merencanakan
pertanyaan yang
praktikum yang
terbuka dan
aktif dalam
telah diajukan dan
akan dilakukan .
kerjasama
kelompok
merencanakan
ο· Menerima
praktikum yang
saran dari
akan dilakukan .
teman 55
(Eksperimen) ο· Siswa mencari
ο· Ketekunan
ο· Mengulangi
siswa dalam mencari
referensi baik dari
kegiatan
referensi terkait
buku paket maupun
meskipun
dengan praktikum
internet terkait
berakibat
jamur mikroskopis
dengan praktikum
kegagala
yang akan dilakukan
jamur mikroskopis yang akan dilakukan
ο· Guru membimbing
waktu
ο· Berpartisipasi
menjawab
ο· Guru membimbing
Alokasi
ο· Siswa
ο· Melengkapi satu kegiatan meskipun teman
siswa dalam
mempersiapkan alat
sekelas selesai
mempersiapkan alat
dan bahan yang
lebih awal
menit
137
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek ο· Respek
Indikator
akan digunakan
akan digunakan
serta membuat
terhadap data ο· Tidak
serta membuat
langkah kerja untuk
dan fakta
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
kegiatan praktikum
jamur mikroskopis
ο· Guru mengawasi siswa dalam
memanipulasi data
ο· Berpikir ο· Siswa melakukan
waktu
ο· Objektik/jujur
dan bahan yang
jamur mikroskopis
Alokasi
kritis
kegiatan praktikum
ο· Tidak mengabaikan data meskipun
melakukan kegiatan
kecil ο· Rasa ingin
praktikum
tahu
ο· Perhatian pada objek yang diamati ο· Antusias mencari jawaban
Menyiapkan laporan akhir
ο· Guru membimbing siswa dalam
ο· Siswa menentukan pesan-pesan esensial
ο· Berpikir terbuka dan
ο· Berpartisipasi aktif dalam
10 menit
138
Tahapan
Kegiatan pembelajaran
Sikap Ilmiah
Guru
Siswa
Aspek
merencanakan apa
serta hasil dari data
yang akan siswa
yang mereka dapat
ο· Menerima
laporkan, dan
selama investigasi
saran dari
bagaimana siswa
dilakukan yang akan
teman
membuat presentasi.
dipresentasikan.
kerjasama
ο· Respek (Asosiasi) ο· Guru meminta siswa
terhadap data ο· Siswa
menuliskan
menyimpulkan hasil
kesimpulan dari
pengamatan dan
pengamatan dan
penyelesaian yang
penyelesaian yang
telah didiskusikan
telah di didiskusikan
bersama dalam
bersama kelompok
kelompok dan
dan menuliskannya
menuliskannya
dalam LKS
dalam LKS
dan fakta
Indikator kelompok
ο· Objektif
Alokasi waktu
139
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Presentasi laporan akhir
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
waktu 10
(Communication) ο· Guru meminta
Alokasi
ο· Masing-masing
ο· Berpikir
ο· Menghargai
perwakilan dari
kelompok mengirim
terbuka dan
pendapat/temu
masing-masing
salah satu
kerjasama
an orang lain
kelompok untuk
anggotanya untuk
mempresentasikan
mempresentasikan
hasil
hasil pengamatanya
menit
pengamatannya. Evaluasi
ο· Guru dan siswa mengevaluasi tiap
ο· Siswa memperhatikan
kontribusi kelompok terhadap kerja ο· Guru
ο· Siswa dari
mempersilahkan
kelompok lain
siswa dari kelompok
dipersilahkan
lain untuk
menanggapi atau
menanggapi atau
bertanya.
ο· Berpikir
ο· Menerima
terbuka dan
saran dari
kerjasama
teman
10 menit
140
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap Ilmiah
Siswa
Aspek
Indikator
Alokasi waktu
bertanya. ο· Selesai
ο· Peka
ο· Menjaga
pembelajaran siswa
terhadap
lingkungan
membersihkan dan
lingkungan
sekitar
merapikan ruangan
sekitar
c. Kegiatan Akhir (15 menit) Tahapan
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Evaluasi ο· Guru memberikan penguatan berupa
ο· Siswa memperhatikan dan
penjelasan sebagai penyempurnaan
menyimak penjelasan yang
kesimpulan yang dihasilkan siswa
disampaikan oleh guru
13 menit
Penutup ο· Guru memberikan pengahargaan kepada
2 menit
ο· Siswa mendapatkan penghargaan
141
Tahapan
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
kelompok yang paling memuaskan pada
karena telah memberikan
saat presentasinya.
presentasi hasil praktikum dengan baik.
ο· Guru memberikan beberapa soal essay
ο· Siswa mengerjakan soal
terkait konsep hari ini. ο· Guru memberi pesan untuk belajar mengenai jamur Basidiomycota ο· Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
G. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran
ο· Siswa menjawab salam
waktu
142
Jenis
Teknik
Bentuk Instrumen
Penilaian
Pedoman Penskoran
Sikap
Observasi
Skala penilaian yang dilengkapi rubrik
Terlampir
Pengetahuan
Tes tulis
Soal essay
Terlampir
Keterampilan
Observasi
Daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
Terlampir
yang dilengkapi rubrik
Jakarta,
Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd
Nurhasanah
NIP.
NIM. 1111016100040
143
SOAL ESSAY PERTEMUAN I 1. Sebutkan 4 ciri-ciri jamur! 2. Sebutkan 4 jenis jamur mikroskopis beserta divisinya! 3. Sebutkan bagian-bagian/ struktur dari Rhizopus sp! 4. Jelaskan reproduksi dari jamur zygomycota dan ascomycota! 5. Sebutkan 2 peranan dari jamur zygomycota dan ascomycota dalam kehidupan sehari-hari! Kunci Jawaban dan Rubrik No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian 1 Ciri-ciri jamur secara umum: Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat 1. Bersifat eukariotik dan jelas 2. Dinding selnya tersusun atas zat kitin Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan 3. Tubuh jamur umumnya multiseluler, namun ada tepat dan jelas yang uniseluler Jika jawaban tidak diisi 4. Struktur dasar tubuh berupa hifa dan membentuk miselium 2 Rhizopus oryzae, Rhizopus Stolonifer = Zygomycota Jika menyebutkan 4 jawaban dengan tepat Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus sp = dan jelas Ascomycota Jika hanya menyebutkan 2 jawaban dengan tepat dan jelas Jika jawaban tidak diisi Sporangiofor, sporangium,spora, stolon, rhizoid 3 Jika menyebutkan jawaban dengan lengkap Jika menyebutkan jawaban tidak lengkap Jika jawaban tidak diisi 4 Zygomycota = aseksual dengan fragmentasi hifa dan Jika menjawab reproduksi dari 2 divisi pembentukan sporangiospora, seksual dengan secara lengkap dan benar konjugasi Jika hanya menjawab reproduksi dari 2 Ascomycota = aseksual dengan pembentukan tunas divisi secara lengkap dan benar
Skor 2 1 0
2 1 0 2 1 0 2 1
144
5
dan fragmentasi miselium membentuk konidia, seksual diawali dengan konjugasi atau penyatuan dua sel haploid yang berbeda jenis Sebagi bahan makanan, sebagai pembuat obat
Jika jawaban tidak diisi
0
Jika menjawab 2 jawaban dengan tepat Jika hanya menjawab 1 jawaban Jawaban tidak diisi
2 1 0
\
145
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Group Investigation)
Sekolah
: SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Materi Pokok
: Fungi
Pertemuan
: Kedua
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
146
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator : 3.6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri jamur Basidiomycota 3.6.2 Membuat sketsa tubuh jamur basidiomycota berdasarkan hasil pengamatan dan kajian pustaka 3.6.3 Menampilkan data mengenai hasil praktikum struktur tubuh jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka 3.6.4 Menyelediki informasi mengenai pemanfaatan jamur basidiomycota berdasarkan kajian pustaka 3.6.5 Mendeskripiskan cara reproduksi jamur Basidiomycota
147
4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator : 4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis 4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung 4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri tubuh jamur Basidiomycota 2. Cara hidup dan habitat jamur Basidiomycota 3. Reproduksi jamur Basidiomycota 4. Klasifikasi jamur Basidiomycota 5. Peranan jamur Basidiomycota dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran
: Scientific
2. Model Pembelajaran
: Group investigation
3. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
148
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar Alat
White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media
Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber Belajar
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu : 3 x 45 menit a. Kegiatan Awal (10 menit) Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Pembukaan ο· Memberi salam, mengecek absensi,
ο· Menjawab salam, berdoa,
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
mengeluarkan buku pelajaran
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Biologi.
2 menit
Motivasi ο· Guru memotivasi peserta didik dengan menampilkan gambar spesies jamur
ο· Siswa memperhatikan gambar yang 4 menit disajikan guru, sehingga siswa
149
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Guru
waktu
Siswa
basidiomycota
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 4 menit
Apersepsi ο· Guru menanyakan hal yang berhubungan
ο· Siswa menjawab pertanyaan guru
dengan jamur berdasarkan gambar yang telah disajikan, seperti:Apakah jenis jamur yang kalian lihat sama dengan yang kalian amati pada pertemuan sebelumnya? Apa saja ciriciri yang membedakan pada jenis jamur ini?
c. Kegiatan Inti (110 menit) Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Memilih topik
ο· Guru menyebutkan
Siswa ο· Siswa dan
Sikap Ilmiah Aspek ο· Berpikir
Indikator ο· Berpartisipasi
tujuan pembelajaran
mendengarkan
terbuka dan
aktif dalam
yang harus dicapai
penjelasan guru
kerjasama
kelompok
Alokasi waktu 15 menit
150
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
dalam belajar ο· Membimbing siswa
ο· Siswa membentuk
dalam pembentukan
kelompok kecil,
kelompok kecil yang
maksimal anggota
heterogen, maksimal
kelompok terdiri
anggota kelompok
dari 6 orang.
terdiri dari 6 orang. ο· Menginformasikan
ο· Siswa
bahwa materi yang
mendengarkan dan
akan dipelajari yaitu :
memperhatikan
Klasifikasi divisi
penjelasan guru
jamur berdasarkan bentuk morfologi (makroskopis), ciriciri, reproduksi dan peranannya ο· Guru membagikan
ο· Siswa menerima
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
151
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap Ilmiah
Siswa
Aspek
lembaran LKS yang
lembaran LKS
berisi tugas kepada
yang berisi tugas
masing-masing
dari guru
Indikator
kelompok. ο· Guru menjelaskan
ο· Siswa
petunjuk yang
memperhatikan
terdapat pada LKS
penjelasan
yang
disampaikan
oleh
guru petunjuk
terkait yang
terdapat pada LKS (Observasi) ο· Guru meminta siswa
ο· Siswa membaca
untuk membaca dan
dan
memperhatikan
memperhatikan
gambar serta wacana
gambar serta
yang terdapat pada
wacana yang
ο· Rasa ingin tahu
ο· Perhatian pada objek yang diamati
Alokasi waktu
152
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru LKS
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
terdapat pada LKS
(Questioning) ο· Guru meminta siswa
Perencanaan kooperatif
ο· Siswa menuliskan
mengajukan beberapa
beberapa
pertanyaan tentang
pertanyaan tentang
topik yang akan di
topik yang akan
bahas dan
dibahas di LKS
menuliskannya ke
yang sudah di
dalam LKS
sediakan
ο· Guru meminta
ο· Siswa dalam
ο· Rasa ingin tahu
ο· Antusias
individu dalam
kelompok saling
mencari
kelompok untuk
bertukar pendapat
saling berpendapat
dalam menjawab
dan membantu
pertanyaan yang
objek yang
kelompok untuk
telah diajukan dan
diamati
menjawab pertanyaan
merencanakan
ο· Berpartisipasi
yang telah diajukan
praktikum yang
aktif dalam
jawaban ο· Perhatian pada
10 menit
153
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru dan merencanakan
Siswa akan dilakukan .
Sikap Ilmiah Aspek ο· Berpikir
praktikum yang akan
terbuka dan
dilakukan .
kerjasama
Indikator
Alokasi waktu
kelompok ο· Menerima saran dari teman
Implementasi (Melaksanakan investigasi)
55
(Eksperimen) ο· Guru membimbing
ο· Siswa mencari
ο· Ketekunan
ο· Mengulangi
siswa dalam mencari
referensi baik dari
kegiatan
referensi terkait
buku paket
meskipun
dengan praktikum
maupun internet
berakibat
jamur makroskopis
terkait dengan
kegagala
yang akan dilakukan
praktikum jamur
ο· Guru membimbing
ο· Melengkapi
makroskopis yang
satu kegiatan
akan dilakukan
meskipun teman
ο· Siswa
siswa dalam
mempersiapkan
mempersiapkan alat
alat dan bahan
dan bahan yang akan
yang akan
sekelas selesai lebih awal ο· Respek
ο· Objektik/jujur
terhadap data ο· Tidak
menit
154
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
dan fakta
memanipulasi
digunakan serta
digunakan serta
membuat langkah
membuat langkah
kerja untuk kegiatan
kerja untuk
praktikum jamur
kegiatan praktikum ο· Berpikir
makroskopis
jamur makroskopis
ο· Guru mengawasi siswa dalam
kritis
ο· Tidak mengabaikan data meskipun
kegiatan praktikum
kecil ο· Rasa ingin
praktikum
waktu
data
ο· Siswa melakukan
melakukan kegiatan
Alokasi
tahu
ο· Perhatian pada objek yang diamati ο· Antusias mencari jawaban
Menyiapkan laporan akhir
ο· Guru membimbing
ο· Siswa menentukan
ο· Berpikir
ο· Berpartisipasi
siswa dalam
pesan-pesan
terbuka dan
aktif dalam
merencanakan apa
esensial serta hasil
kerjasama
kelompok
yang akan siswa
dari data yang
ο· Menerima
10 menit
155
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
laporkan, dan
mereka dapat
saran dari
bagaimana siswa
selama investigasi
teman
membuat presentasi.
dilakukan yang akan
(Asosiasi) ο· Guru meminta siswa
dipresentasikan. ο· Siswa
menuliskan
menyimpulkan
kesimpulan dari
hasil pengamatan
pengamatan dan
dan penyelesaian
penyelesaian yang
yang telah
telah di didiskusikan
didiskusikan
bersama kelompok
bersama dalam
dan menuliskannya
kelompok dan
dalam LKS
menuliskannya
ο· Respek
Alokasi waktu
ο· Objektif
terhadap data dan fakta
dalam LKS Presentasi laporan akhir
10
(Communication) ο· Guru meminta
ο· Masing-masing
ο· Berpikir
ο· Menghargai
menit
156
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
perwakilan dari
kelompok
terbuka dan
pendapat/temu
masing-masing
mengirim salah
kerjasama
an orang lain
kelompok untuk
satu anggotanya
mempresentasikan
untuk
hasil pengamatannya.
mempresentasikan
Alokasi waktu
hasil pengamatanya Evaluasi
ο· Guru dan siswa mengevaluasi tiap
ο· Siswa memperhatikan
kontribusi kelompok terhadap kerja ο· Guru mempersilahkan
ο· Siswa dari
siswa dari kelompok
kelompok lain
lain untuk
dipersilahkan
menanggapi atau
menanggapi atau
bertanya.
bertanya.
ο· Berpikir
ο· Menerima
terbuka dan
saran dari
kerjasama
teman
10 menit
157
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap Ilmiah
Siswa
Aspek
ο· Selesai
Indikator
ο· Peka
Alokasi waktu
ο· Menjaga
pembelajaran
terhadap
lingkungan
siswa
lingkungan
sekitar
membersihkan dan
sekitar
merapikan ruangan
c. Kegiatan Akhir (15 menit) Tahapan
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Evaluasi ο· Guru memberikan penguatan berupa
ο· Siswa memperhatikan dan
penjelasan sebagai penyempurnaan
menyimak penjelasan yang
kesimpulan yang dihasilkan siswa
disampaikan oleh guru
2 menit
Penutup ο· Guru memberikan pengahargaan kepada kelompok yang paling memuaskan pada
ο· Siswa mendapatkan penghargaan karena telah
13 menit
158
Tahapan
Aktivitas pembelajaran Guru saat presentasinya. ο· Guru memberikan beberapa soal essay terkait konsep hari ini.
Alokasi Siswa
memberikan presentasi hasil praktikum dengan baik. ο· Siswa mengerjakan soal
ο· Guru memberi pesan untuk belajar mengenai simbiosis jamur ο· Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
G. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran
ο· Siswa menjawab salam
waktu
159
Jenis
Teknik
Bentuk Instrumen
Penilaian
Pedoman Penskoran
Sikap
Observasi
Skala penilaian yang dilengkapi rubrik
Terlampir
Pengetahuan
Tes tulis
Soal essay
Terlampir
Keterampilan
Observasi
Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
Terlampir
dilengkapi rubrik
Jakarta,
Januari 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd
Nurhasanah
NIP.
NIM. 1111016100040
160
SOAL ESSAY PERTEMUAN II 1. Sebutkan 3 ciri-ciri jamur Basidiomycota! 2. Sebutkan dan gambarkan bagian-bagian/ struktur tubuh jamur Basidiomycota! 3. Sebutkan 5 contoh dari jenis jamur Basidiomycota! 4. Jelaskan reproduksi dari jamur Basidiomycota! 5. Sebutkan 2 keuntungan dan 2 kerugian jamur Basidiomycota dalam kehidupan sehari-hari! Kunci Jawaban dan Rubrik No Kunci Jawaban Kriteria Penilaian 1 a. Hifa bersekat Jika menyebutkan 3 jawaban dengan benar b. Mempunyai tubuh buah yang disebut Jika menyebutkan 1 jawaban dengan benar basidiokarp Jika jawaban tidak diisi c. berdaging dan bersifat saproba 2 Jika menggambar dan menyebutkan struktur tubuh jamur Jika hanya menyebutkan struktur tubuh jamur Jika jawaban tidak diisi
3
4
Volvariela volvaceae, Auricularia polytricha, Pleurotus ostreatus, Agaricus bisporus, Amanita muscaria Vegetatif dengan membentuk konidiospora dan reproduksi generatif dengan peleburan antara hifa berbeda
Jika menyebutkan 5 jenis jamur Jika hanya menyebutkan 2 jenis jamur Jika jawaban tidak diisi Jika jawaban benar dan lengkap Jika jawaban benar tapi kurang lengkap Jika jawaban tidak diisi
Skor 2 1 0 2 1 0
2 1 0 2 1 0
161
5
jenis yang akan menghasilkan spora generatif basidiospora Keuntungan = sebagai bahan makanan dan bahan obat Kerugian = Sebagai parasit dan menyababkan kerusakan pada kayu
Jika menjawab dengan lengkap dan benar Jika hanya menjawab keuntungan saja Jika jawaban tidak diisi
2 1 0
162
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Group investigation)
Sekolah
: SMAN 32 Jakarta Selatan
Kelas/Semester
: X/2
Alokasi Waktu
: 3 x 45 menit
Materi Pokok
: Fungi
Pertemuan
: Ketiga
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
163
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri- ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator : 3.6.1 Menganalisis informasi mengenai simbiosis jamur 3.6.2 Membuat sketsa tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum 3.6.3 Mendeskripsikan organisme penyusun liken dan mikoriza 3.6.4 Menjelaskan simbiosis yang terjadi pada liken dan mikoriza
164
3.6.5 Menampilkan data mengenai struktur tubuh liken dan mikoriza berdasarkan kajian pustaka dan praktikum. 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator : 4. 6.1 Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop 4.6.2 Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 4.6.3 Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4.6.4 Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
C. Materi Pembelajaran 1. Ciri-ciri dari simbiosis jamur 2. Cara hidup dan habitat liken dan mikoriza 3. Reproduksi liken dan mikoriza 4. Peranan liken dan mikoriza dalam kehidupan manusia
D. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan Pembelajaran
: Scientific
2. Model Pembelajaran
: Inkuiri Terbimbing
165
3. Metode Pembelajaran
: Diskusi kelompok, tanya jawab, eksperimen, Studi literatur, kerja kelompok
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar Alat
White board, laptop, LCD, VCD/CD dan spidol
Media
Power point, video pembelajaran, dan LKS
Sumber Belajar
Buku Biologi Kelas X SMA Kurikulum 13, buku sumber lain, Internet
F. Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu : 3 x 45 menit a. Kegiatan Awal (10 menit) Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Pembukaan ο· Memberi salam, mengecek absensi,
ο· Menjawab salam, berdoa,
membimbing berdoa, mengecek kesiapan
mengeluarkan buku pelajaran
siswa dan menyiapkan buku ajar.
Biologi.
2 menit
Motivasi ο· Guru memotivasi peserta didik dengan
ο· Siswa memperhatikan gambar
4 menit
166
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
menampilkan gambar spesies liken dan
yang disajikan guru, sehingga
mikoriza
siswa termotivasi untuk
waktu
mengikuti proses pembelajaran. Apersepsi ο· Guru menanyakan hal yang berhubungan dengan dengan liken dan mikoriza berdasarkan gambar yang telah disajikan, seperti:apakah kalian pernah melihat liken dan mikoriza? Apakah liken dan mikoriza termasuk ke dalam jenis jamur? Apa peranan liken dan mikoriza bagi lingkungan?
ο· Siswa menjawab pertanyaan guru
4 menit
167
b. Kegiatan Inti (105 menit) Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Memilih topik ο· Guru menyebutkan
Siswa ο· Siswa dan
Sikap Ilmiah Aspek ο· Berpikir
Indikator
waktu
ο· Berpartisipasi
10 menit
tujuan pembelajaran
mendengarkan
terbuka dan
aktif dalam
yang harus dicapai
penjelasan guru
kerjasama
kelompok
dalam belajar ο· Membimbing siswa
ο· Siswa membentuk
dalam pembentukan
kelompok kecil,
kelompok kecil yang
maksimal anggota
heterogen, maksimal
kelompok terdiri
anggota kelompok
dari 6 orang.
terdiri dari 6 orang. ο· Menginformasikan
ο· Siswa
bahwa materi yang
mendengarkan dan
akan dipelajari yaitu
memperhatikan
: Simbiosis yang
penjelasan guru
terjadi pada jamur (liken dan mikoriza)
Alokasi
168
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap Ilmiah
Siswa
Aspek
Indikator
dan peranannya ο· Guru membagikan
ο· Siswa menerima
lembaran LKS yang
lembaran LKS yang
berisi tugas kepada
berisi tugas dari
masing-masing
guru
kelompok. ο· Guru menjelaskan
ο· Siswa
petunjuk yang
memperhatikan
terdapat pada LKS
penjelasan
yang
disampaikan
oleh
guru terkait petunjuk yang terdapat pada (Observasi) ο· Guru meminta siswa
LKS ο· Siswa membaca dan
untuk membaca dan
memperhatikan
memperhatikan
gambar serta wacana
gambar serta wacana
yang terdapat pada
ο· Rasa ingin tahu
ο· Perhatian pada objek yang diamati
Alokasi waktu
169
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru yang terdapat pada
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
Alokasi waktu
LKS
LKS (Questioning) ο· Guru meminta siswa
ο· Siswa menuliskan
mengajukan
beberapa pertanyaan
beberapa pertanyaan
tentang topik yang
tentang topik yang
akan dibahas di LKS
akan di bahas dan
yang sudah di
menuliskannya ke
sediakan
dalam LKS Perencanaan kooperatif
ο· Guru meminta
ο· Siswa dalam
ο· Rasa ingin tahu
ο· Antusias
individu dalam
kelompok saling
mencari
kelompok untuk
bertukar pendapat
saling berpendapat
dalam menjawab
dan membantu
pertanyaan yang
objek yang
kelompok untuk
telah diajukan dan
diamati
menjawab
merencanakan
jawaban ο· Perhatian pada
ο· Berpikir
ο· Berpartisipasi
10 menit
170
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Implementasi (Melaksanaka n investigasi)
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
Indikator
pertanyaan yang
praktikum yang
terbuka dan
aktif dalam
telah diajukan dan
akan dilakukan .
kerjasama
kelompok
merencanakan
ο· Menerima
praktikum yang
saran dari
akan dilakukan .
teman ο· Siswa mencari
ο· Ketekunan
ο· Mengulangi
siswa dalam mencari
referensi baik dari
kegiatan
referensi terkait
buku paket maupun
meskipun
dengan praktikum
internet terkait
berakibat
liken dan mikoriza
dengan praktikum
kegagala
yang akan dilakukan
jamur dan liken
ο· Melengkapi
yang akan dilakukan ο· Guru membimbing
waktu
55 menit
(Eksperimen) ο· Guru membimbing
Alokasi
satu kegiatan
ο· Siswa
meskipun teman
siswa dalam
mempersiapkan alat
sekelas selesai
mempersiapkan alat
dan bahan yang
lebih awal
dan bahan yang
akan digunakan
ο· Respek
ο· Objektik/jujur
171
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
akan digunakan
serta membuat
terhadap data
serta membuat
langkah kerja untuk
dan fakta
langkah kerja untuk
kegiatan praktikum
kegiatan praktikum
liken dan mikoriza
ο· Guru mengawasi siswa dalam
ο· Siswa melakukan
memanipulasi
ο· Tidak
data meskipun ο· Rasa ingin
praktikum
ο· Tidak
mengabaikan
kegiatan praktikum
melakukan kegiatan
waktu
data ο· Berpikir kritis
liken dan mikoriza
Indikator
Alokasi
tahu
kecil ο· Perhatian pada objek yang diamati ο· Antusias mencari jawaban
Menyiapkan laporan akhir
ο· Guru membimbing
ο· Siswa menentukan
ο· Berpikir
ο· Berpartisipasi
siswa dalam
pesan-pesan esensial
terbuka dan
aktif dalam
merencanakan apa
serta hasil dari data
kerjasama
kelompok
10 menit
172
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Siswa
Sikap Ilmiah Aspek
yang akan siswa
yang mereka dapat
ο· Menerima
laporkan, dan
selama investigasi
saran dari
bagaimana siswa
dilakukan yang akan
teman
membuat presentasi.
dipresentasikan. ο· Respek
(Asosiasi) ο· Guru meminta siswa
Presentasi laporan akhir
Indikator
waktu
ο· Objektif
terhadap data ο· Siswa
menuliskan
menyimpulkan hasil
kesimpulan dari
pengamatan dan
pengamatan dan
penyelesaian yang
penyelesaian yang
telah didiskusikan
telah di didiskusikan
bersama dalam
bersama kelompok
kelompok dan
dan menuliskannya
menuliskannya
dalam LKS
dalam LKS
dan fakta
10 menit
(Communication) ο· Guru meminta
Alokasi
ο· Masing-masing
ο· Berpikir
ο· Menghargai
173
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap Ilmiah
Siswa
Aspek
Indikator
perwakilan dari
kelompok mengirim
terbuka dan
pendapat/temu
masing-masing
salah
kerjasama
an orang lain
kelompok untuk
anggotanya
mempresentasikan
mempresentasikan
hasil
hasil pengamatanya
satu
Alokasi waktu
untuk
pengamatannya. Evaluasi
ο· Guru dan siswa mengevaluasi tiap
ο· Siswa memperhatikan
kontribusi kelompok
ο· Berpikir
ο· Menerima
terbuka dan
saran dari
kerjasama
teman
terhadap kerja ο· Guru
ο· Siswa dari
mempersilahkan
kelompok lain
siswa dari kelompok
dipersilahkan
lain untuk
menanggapi atau
menanggapi atau
bertanya.
bertanya. ο· Selesai
ο· Peka terhadap
ο· Menjaga
10 menit
174
Tahapan
Kegiatan pembelajaran Guru
Sikap Ilmiah
Siswa
Aspek
Indikator
pembelajaran siswa
lingkungan
lingkungan
membersihkan dan
sekitar
sekitar
Alokasi waktu
merapikan ruangan
c. Kegiatan Akhir (20 menit) Tahapan
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
waktu
Evaluasi ο· Guru memberikan penguatan berupa penjelasan sebagai
ο· Siswa memperhatikan dan menyimak
2 menit
penjelasan yang disampaikan oleh guru
penyempurnaan kesimpulan yang dihasilkan siswa Penutup ο· Guru memberikan pengahargaan
ο· Siswa mendapatkan penghargaan karena
kepada kelompok yang paling
telah memberikan presentasi hasil
memuaskan pada saat
praktikum dengan baik.
presentasinya.
ο· Siswa mengerjakan soal
18 menit
175
Tahapan
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi waktu
Siswa
ο· Guru memberikan beberapa soal essay terkait konsep hari ini. ο· Guru memberi angket sikap ilmiah ο· Guru menutup kelas dengan mengucapkan salam.
ο· Siswa menjawab salam
G. Penilaian 1. Jenis/ teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Jenis Sikap Pengetahuan Keterampilan
Teknik Penilaian Observasi Tes tulis Observasi
Bentuk Instrumen Skala penilaian yang dilengkapi rubrik Soal essay Daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik
Pedoman Penskoran Terlampir Terlampir Terlampir
176
Jakarta Selatan,
Januari 2016
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Dwi Suwartini, S.Pd NIP.
Nurhasanah NIM. 1111016100040
177
SOAL ESSAY PERTEMUAN III 1. Sebutkan 2 simbiosis yang terjadi pada jamur! 2. Sebutkan organisme penyusun dari liken dan mikoriza! 3. Jelaskan simbiosis mutualisme yang terjadi pada liken! 4. Mengapa liken berwarna biru kehijauan! 5. Sebutkan manfaat liken dan mikoriza dalam kehidupan dan lingkungan!
No 1
2
3
4
Kunci Jawaban dan Rubrik Kriteria Penilaian Jika menjawab 2 jawaban Jika hanya menjawab 1 jawaban Jika jawaban tidak diisi Liken merupakan gabungan antara dua Jika jawaban benar dan lengkap organisme yaitu ganggang hijau atau ganggang Jika jawaban benar tapi kurang lengkap biru dengan jamur dan Mikoriza merupakan Jika jawaban tidak diisi jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman Simbiosis mutualisme yang terjadi yaitu Jika jawaban benar dan lengkap ganggang mampu menyediakan makanan untuk Jika jawaban benar tapi kurang lengkap jamur. Ganggang biru dapat memfiksasi Jika jawaban tidak diisi nitrogen bebas. Kemudian menyediakan nitrogen organik untuk jamur. Sementara itu, Jamur dapat memberikan lingkungan dan perlindungan untuk kehidupan ganggang. Karena lumut kerak (lichen) adalah organisme Jika jawaban benar dan lengkap yang terdiri atas simbiosis ganggang hijau-biru Jika jawaban benar tapi kurang lengkap dan fungi. Jadi, warna biru kehijauan tersebut Jika jawaban tidak diisi disebabkan oleh pigmen klorofil/pigmen fotosintesis pada ganggang. Kunci Jawaban Liken dan Mikoriza
Skor 2 1 0 2 1 0 2 1 0
2 1 0
178
5
ο· Lumut kerak sebagai bahan pembuat obat, Jika menyebutkan manfaat liken dan mikoriza indikator pencemaran udara, dan di daerah Jika hanya menyebutkan manfaat liken batu-batuan lumut kerak dapat Jika jawaban tidak diisi melapukkan batuan sebagai awal pembentukan tanah. ο· Mikoriza berguna untuk membantu kesuburan tanah, membantu perkecambahan anggrek, melawan patogen akar
2 1 0
179
INSTRUMEN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM No
Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
Merangkai Alat Pengamatan Data yang diperoleh Kesimpulan
1
Penilaian 2
3
Rubrik: No
Aspek yang Dinilai
1
Merangkai Alat
1 Rangkaian alat tidak benar
2
Pengamatan
Pengamatan tidak cermat
3
Data yang diperoleh
Data tidak lengkap
4
Kesimpulan
Tidak benar atau tidak sesuai tujuan
Penilaian 2 Rangkaian alat benar, tapi tidak rapi atau tidak memperhatikan keselamatan kerja Pengamatan cermat tetapi tidak mendukung interpretasi Data lengkap, tetapi tidak terorganisir atau ada yang salah tulis Sebagian besar kesimpulan ada yang salah atau tidak sesuai tujuan
3 Rangkaian alat benar dan memperhatikan keselamatan kerja Pengamatn cermat mendukung interpretasi Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan benar Semua benar atau sesuai tujuan
180
LembarKerjaSiswa Fungi (Jamur)
LKS Inkuiri Terbimbing
181
Mengamati Jamur Mikroskopis Kompetensi Dasar: 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan: 1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis 2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 3. Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
LKS Inkuiri Terbimbing
182
Jamur (Fungi) merupakan organisme bersel satu dan bersel banyak. Jamur merupakan organisme eukariotik, tidak berklorofil dan dinding selnya tersusun atas kitin. Karena sifatsifatnya tersebut sehingga jamur dipisahkan dari Kingdom Protista dan membentuk Kingdom tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Karena tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof yaitu menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit yaitu menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik. Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan bersimbion membentuk lichen (lumut kerak). Beberapa jamur makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah, sedangkan pada jamur yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium, sporangiosfor, rizoid dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel (uniseluler). Jamur mikroskopis misalnya Saccharomyces sp., Rhodotorula, Candida sp. Neurospora, dan Rhizopus sp.
183
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas! β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
Merumuskan Hipotesis Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat! β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
184
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai pengamatan jamur mikroskopis dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini!
Alat:
Bahan:
- Mikroskop
- Aquades
- Cover glass
- Jamur pada tempe
- Objek glass
- Jamur pada oncom
- Tusuk gigi
- Jamur pada roti
- Pipet tetes
-preparat awetan penicilium
β Tulislah langkah kerja dalam pengamatan jamur mikroskopis!
185 Hasil Pengamatan Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!
186
Tabel hasil pengamatan Hal yang diamati
Pengelompokkan
Tidak bersekat
Ascomycota
Bersekat
Basidiomycota
Hifa/miselium
Zygomycota
Habitat
sporangium
Nama Jamur
Sporangiosfor
No
Tubuh buah
dalam divisi
Keterangan: beri tanda β jika terlihat dalam pengamatan
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang kalian baca?
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
187
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang diamati? Jawab:........................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 2. Perbedaan apa yang dapat kamu temukan dari hasil pengamatanmu? Jawab:........................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan lingkungan! Jawab: .......................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ......................................................................................................................................
188
LembarKerjaSiswa Fungi (Jamur)
LKS Inkuiri Terbimbing
189
Mengamati Jamur Makroskopis Kompetensi Dasar 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
.
Tujuan: 1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis 2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 3. Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung. 4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan
191
kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidiokarp. Siklus hidup basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan satu inti. Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-msaing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masing-masing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing basidium memiliki dua inti (2n). Kemudian inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Salah satu contoh spesies basidiomycota adalah Volvariella volvacea, Auricularia auricula.
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas! β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
192
Merumuskan Hipotesis Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat! β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai pengamatan jamur makroskopis dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini! Alat:
Bahan:
- Mikroskop
- Jamur tiram dan preparat awetan
-Silet/cutter
- Jamur kuping
- lup
- Jamur kancing - Jamur merang
193
βTulislah langkah kerja dalam pengamatan jamur makroskopis!
194 Hasil Pengamatan Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!
Tabel hasil pengamatan
195
Tabel hasil pengamatan Hal yang diamati No
Nama Jamur
Habitat
Bentuk Warna tubuh
tubuh
buah
buah
Hifa
Pengelompokkan dalam divisi Zygomycota
Basidiomycota Ascomycota
Keterangan: beri tanda β jika terlihat dalam pengamatan
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang kalian baca?
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
196
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang diamati? Jawab: .......................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 2. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur yang kalian amati? Jawab:........................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan lingkungan! Jawab:........................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ......................................................................................................................................
197
LembarKerjaSiswa Fungi (Jamur)
LKS Inkuiri Terbimbing
198
Mengamati Simbiosis jamur Kompetensi Dasar: 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan: 1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop 2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 3. Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
199
Jamur dapat bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, seperti ganggang hijau. Simbiosis ini disebut dengan lumut kerak. Selain lumut kerak, simbiosis jamur pun dapat menghasilkan mikoriza. Pada dasarnya Lichenes (lumut kerak) merupakan asosiasi simbiosis mutualisme antara jamur mikobion dan alga fikobion. Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria). Sebagian besar lumut kerak terdiri dari hifa jamur yang terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat. Hifa khusus, yaitu rhizoid dari jamur, berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu atau tanah. Talusnya seperti spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini alga memperoleh air dan unsur esensial dari jamur, dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada jamur. Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan dan diatas tanah. Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin, dan kering luar biasa. Oleh karena itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer). Reproduksi lumut kerak dilakukan dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa sel alga yang terbungkus rapat oleh hifa jamur. Jika soredium terlepas atau terbawa angin atau air ke tempat lain akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Beberapa lumut kerak juga menghasilkan askospora, yang terbentuk di apotesium. Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman. Jamur tersebut biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota. Ada dua tipe Mikoriza, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Ektomikoriza
200
Jamur ini tubuh buahnya sepeti payung, bulat, hifanya hanya menembus epidermis akar dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa simbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya, jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainnya, sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak. Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti payung. Endomikoriza Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit dan berbagai pohon. Endomikoriza dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah dan tidak memiliki inang khusus. Pada tanaman polong-polongan, jamur ini dapat merangsang pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium.
Buatlah rumusan masalah berdasarkan tujuan dan bacaan di atas! β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦
201
Merumuskan Hipotesis Buatlah hipotesis (jawaban sementara) berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat! β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
Untuk membuat langkah kerja, kalian harus mencari referensi mengenai pengamatan simbiosis jamur (licken dan mikoriza) dari buku paket Biologi Kelas X ataupun internet yang sesuai dengan alat dan bahan yang sudah tercantum di bawah ini! Alat:
Bahan:
- Mikroskop
- preparat awetan lichen dan mikoriza
202
βTulislah langkah kerja dalam pengamatan simbiosis jamur!
Hasil Pengamatan Gambarlah hasil yang kalian amati dan berikan keterangan yang lengkap!
203
Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan! Sesuai atau tidakkah hasil yang didapat pada saat melakukan percobaan dengan referensi relevan yang kalian baca?
204
1. Mengapa Liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis? Jawab:β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ 2. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakan sebagai tumbuhan pionir? Jawab:β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian liken dan mikoriza yang kalian amati dalam kehidupan dan lingkungan! Jawab:β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
205
LembarKerjaSiswa Fungi (Jamur)
Group investigation
206
Mengamati Jamur Mikroskopis Kompetensi Dasar: 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan: 1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur mikroskopis 2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur mikroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 3. Merancang kegiatan praktikum jamur mikroskopis untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
207
Jamur (Fungi) merupakan organisme bersel satu dan bersel banyak. Jamur merupakan organisme eukariotik, tidak berklorofil dan dinding selnya tersusun atas kitin. Karena sifatsifatnya tersebut sehingga jamur dipisahkan dari Kingdom Protista dan membentuk Kingdom tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Karena tidak berklorofil maka jamur hidup secara heterotrof yaitu menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit yaitu menguraikan sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk menjadi bahan anorganik. Jamur dengan sifat ini berperan sebagai dekomposer (pengurai) sehingga bumi terhindar dari tumpukan sampah materi organik. Adapula yang hidup parasit yaitu mendapatkan bahan organik dari inangnya dan bersimbion membentuk lichen (lumut kerak). Beberapa jamur makroskopis struktur tubuh terdiri atas tudung dan badan buah, sedangkan pada jamur yang mikroskopis struktur tubuh umumnya memiliki sporangium, sporangiosfor, rizoid dan stolon. Tubuh jamur mikroskopis hanya terdiri atas satu sel (uniseluler). Jamur mikroskopis misalnya Saccharomyces sp., Rhodotorula, Candida sp. Neurospora, dan Rhizopus sp. Jamur mikroskopis juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obatobatan. Sebagai contoh jamur yang termasuk kelompok Zygomycota, misalnya Rhizopus dapat digunakan secara komersial pada pembuatan tempe. Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging. Adapula jenis lain
208
yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada margarin. Beberapa jenis jamur juga ada yang merugikan karena menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Misalnya beberapa jamur mikroskopis menghasilkan racun, seperti aflatoksin yang dhasilkan oleh sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat bersifat parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Contohnya adalah Ustilago maydis sebagai parasit pada tanaman jagung dan tembakau, Helminthospium oryzae sebagai parasit dan merusak kecambah dan tubuh buah serta menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada inangnya.
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!
209
Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!
210
1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan jamur mikroskopis dari buku paket biologi kelas X ataupun internet! 2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan pengamatan! 3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil pengamatan dengan benar dan lengkap!
211
Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah dilakukan bersama kelompokmu!
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang diamati? Jawab:........................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 2. Termasuk ke dalam divisio apa jenis jamur yang kamu amati? Jawab:........................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan lingkungan! Jawab: ..........................................................................................................................
212
LembarKerjaSiswa Fungi (Jamur)
Group investigation
213
Mengamati Jamur Makroskopis Kompetensi Dasar 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
.
Tujuan: 1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan jamur makroskopis 2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan jamur makroskopis melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 3. Merancang kegiatan praktikum jamur makroskopis untuk diamati secara langsung. 4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur makroskopis berdasarkan hasil pengamatan
215
kemudian menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidiokarp. Siklus hidup basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan satu inti. Hifa tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa (+) dan hifa (-), bersinggungan pada masing-msaing ujungnya dan melebur diikuti dengan larutnya masing-masing dinding sel. Kemudian inti sel dari salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp). Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing basidium memiliki dua inti (2n). Kemudian inti tersebut mengalami meiosis dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau disebut juga spora seksual. Salah satu contoh spesies basidiomycota adalah Volvariella volvacea, Auricularia auricula.
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!
216
Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!
217
1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan jamur makroskopis dari buku paket biologi kelas X ataupun internet! 2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan pengamatan! 3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil pengamatan dengan benar dan lengkap!
218
Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah dilakukan bersama kelompokmu!
1. Dari hasil percobaan ciri-ciri apa saja yang ditemukan pada jenis jamur yang diamati? Jawab: .......................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 2. Bagaimana ciri-ciri hifa pada jamur yang kalian amati? Jawab:........................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian jamur yang kalian amati dalam kehidupan dan lingkungan! Jawab:........................................................................................................................... ......................................................................................................................................
219
LembarKerjaSiswa Fungi (Jamur)
Group investigation
220
Mengamati Simbiosis jamur Kompetensi Dasar: 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
Tujuan: 1. Menyelidiki informasi mengenai rancangan percobaan pengamatan liken dan mikoriza secara langsung dengan mikroskop 2. Menganailis informasi mengenai percobaan pengamatan liken dan mikoriza melalui pengamatan langsung dengan mikroskop. 3. Merancang kegiatan praktikum liken dan mikoriza untuk diamati secara langsung dengan mikroskop. 4. Menyimpulkan ciri-ciri jamur mikroskopis berdasarkan hasil pengamatan
221
Jamur dapat bersimbiosis dengan makhluk hidup lain, seperti ganggang hijau. Simbiosis ini disebut dengan lumut kerak. Selain lumut kerak, simbiosis jamur pun dapat menghasilkan mikoriza. Pada dasarnya Lichenes (lumut kerak) merupakan asosiasi simbiosis mutualisme antara jamur mikobion dan alga fikobion. Mikobion biasanya Ascomycota dan fikobionnya alga hijau (Chlorophyta) atau alga hijau-biru (Cyanobacteria). Sebagian besar lumut kerak terdiri dari hifa jamur yang terdiri dari hifa jamur yang terjalin rapat. Hifa khusus, yaitu rhizoid dari jamur, berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu atau tanah. Talusnya seperti spora dan menyerap air. Pada simbiosis ini alga memperoleh air dan unsur esensial dari jamur, dan sebaliknya alga memberikan makanan hasil fotosintesis kepada jamur. Lumut kerak tumbuh pada batang pohon, kayu busuk, bebatuan dan diatas tanah. Lumut kerak dapat bertahan dalam keadaan panas, dingin, dan kering luar biasa. Oleh karena itu, lumut kerak dianggap sebagai vegetasi perintis (pioneer). Reproduksi lumut kerak dilakukan dengan fragmentasi atau dengan soredium. Soredium terdiri dari satu atau beberapa sel alga yang terbungkus rapat oleh hifa jamur. Jika soredium terlepas atau terbawa angin atau air ke tempat lain akan tumbuh menjadi lumut kerak baru. Beberapa lumut kerak juga menghasilkan askospora, yang terbentuk di apotesium. Mikoriza adalah simbiosis antara hifa jamur dengan akar suatu tanaman. Jamur tersebut biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota atau Basidiomycota. Ada dua tipe Mikoriza, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Ektomikoriza
222
Jamur ini tubuh buahnya sepeti payung, bulat, hifanya hanya menembus epidermis akar dan tidak sampai menembus korteks. Jamur ektomikoriza tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa simbiosis dengan akar tumbuhan inangnya. Dari tumbuhan inangnya, jamur memperoleh bahan makanan seperti gula, vitamin, asam amino, dan makanan lainnya, sedangkan tumbuhan inangnya mendapatkan air dan unsur-unsur dari tanah lebih banyak. Jamur ektomikoriza yang bersimbiosis dengan tanaman pinus bentuknya seperti payung. Endomikoriza Jamur ini bersimbiosis pada akar yang hifanya menembus sampai pada sel-sel korteks. Terdapat pada akar tanaman anggrek, kol, bit dan berbagai pohon. Endomikoriza dapat hidup tanpa bersimbiosis dan terdapat pada berbagai jenis pohon, di tanah dan tidak memiliki inang khusus. Pada tanaman polong-polongan, jamur ini dapat merangsang pertumbuhan bintil-bintil akar yang bersimbiosis dengan Rhizobium.
Ajukan beberapa pertanyaan tentang topik yang akan dibahas!
223
Buatlah jawaban dari pertanyaan yang kalian ajukan!
224
1. Carilah data dan referensi mengenai pengamatan liken dan mikoriza dari buku paket biologi kelas X ataupun internet! 2. Tentukan langkah kerja serta alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan pengamatan! 3. Buatlah tabel hasil pengamatan yang akan di lakukan! Catatlah dan gambarlah hasil pengamatan dengan benar dan lengkap!
225
Tuliskan kesimpulan dari pengamatan dan penyelesaian masalah yang telah dilakukan bersama kelompokmu!
1. Mengapa Liken dapat dikatakan sebagai organisme perintis? Jawab:β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. 2. Kapan dan bagaimana liken dapat dikatakan sebagai tumbuhan pionir? Jawab:β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian liken dan mikoriza yang kalian amati dalam kehidupan dan lingkungan! Jawab:β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦
226
Lampiran 5 Kisi-kisi angket Sikap Ilmiah Siswa Nomor Soal + -
Aspek Sikap Ilmiah A. Rasa ingin tahu 1. `Perhatian pada objek yang diamati 1* 2. Antusias mencari jawaban 3, 5* B. Respek terhadap data/fakta 1. Objektif/jujur 6*, 7* 2. Tidak memanipulasi data 10* C. Berpikir kritis 1. Meragukan temuan teman 12* 2. Mengulangi kegiatan yang dilakukan 14* 3. Tidak mengabaikan data meskipun kecil 16*,17* D. Berpikir terbuka dan kerja sama 1. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 19 2. Menghargai pendapat/temuan orang lain 21, 24* 3. Menerima saran dari teman 25*, 26* E. Ketekunan 1. Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan 28* 2. Menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas 31* 3. Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya 33* selesai lebih awal F. Peka terhadap lingkungan sekitar 1. Perhatian terhadap peristiwa sekitar 35* 2. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar 37*, 38* 21 Jumlah Keterangan * = butir pernyataan yang valid
Jumlah
2* 4
2 3
8 9, 11*
3 3
13 15*
2 2 2
18*, 20 22*, 23 27*
3 4 3
29* 30*,32* 34
2 3 2
36* 39*, 40* 19
2 4 40
227
Lampiran 6 Angket Sikap Ilmiah Siswa Nama : Kelas : Kelompok : Petunjuk pengisian angket 1. Tulislah nama, kelas, dan kelompok di kolom yang sudah tersedia 2. Pilihlah dengan jujur satu alternative jawaban yang sesuai dengan pendapat kamu 3. Berikan tanda ceklis (β) pada kolom jawaban respon kamu Keterangan jawaban: SS : sangat setuju S
: setuju
TS : tidak setuju STS: sangat tidak setuju No 1
Butir Pernyataan
SS
Saya mengamati objek dengan sungguh-sungguh saat melakukan praktikum
2
Saya tidak tahu langkah-langkah
yang dilakukan,
sehingga
terdiam
saya
hanya
duduk
sambil
memperhatikan teman-teman sibuk melakukan praktikum 3
Jika menemukan perbedaan antara teori dan praktik, maka saya berusaha mencari jawabannya
4
Dalam membuat kesimpulan percobaan, dengan objektif saya akan mempertimbangkan hasil analisis data dan pembahasannya
5
Saya akan berkata jujur jika ada alat-alat yang rusak
S
TS
STS
228
No
Butir Pernyataan ketika saat melakukan praktikum
6
Saya tidak merubah data praktikum, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan hipotesis/teori
7
Saya akan sedikit merubah data praktikum, agar hasilnya sesuai dengan hipotesis/teori
8
Sebelum menerima kesimpulan dari hasil pengamatan, saya melakukan analisis kembali dengan bukti-bukti yang kuat
9
Jika masih ada waktu yang tersisa, maka akan saya gunakan untuk mengulangi percobaan yang hasilnya agak meragukan
10
Saya tidak akan mengulangi percobaan apabila terjadi kegagalan
11
Saya akan menentukan alat, bahan dan membuat cara kerja pengamatan sesuai hipotesis yang telah dibuat sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum
12
Saya selalu mencatat hasil praktikum dengan lengkap, jelas, dan rapi
13
Dalam praktikum saya mendominasi setiap pekerjaan
14
Pendapat orang lain menurut saya tidak penting
15
Menghargai
temuan/pendapat
kelompok lain, tidak
merasa kelompok saya selalu benar 16
Saya bersedia menerima saran yang disampaikan oleh teman/ kelompok lain
17
Saya bersedia memperbaiki hasil percobaan berdasarkan saran/ masukan dari guru maupun teman
18
Saya hanya percaya dengan pendapat dan diri saya sendiri
SS
S
TS
STS
229
No
Butir Pernyataan
19
Saya melakukan pengamatan dengan sangat teliti hingga tidak terjadi kesalahan dan kegagalan
20
Saya akan tetap melaporkan hasil pengamatan walaupun mengalami kegagalan dalam praktikum dan tidak mengulangi percobaan.
21
Saya tidak memikirkan tugas yang belum saya selesaikan
22
Tidak melihat hasil praktikum milik teman, jika pengamatan kelompok saya belum selesai
23
Saya meminta teman kelompok untuk menyelesaikan pengamatan/praktikum agar mendapatkan hasil yang maksimal
24
Saya akan mengembalikan/ merapikan alat dan bahan yang telah digunakan saat praktikum meskipun teman sudah banyak yang keluar lab
25
Saya berupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi seperti melakukan reboisasi
26
Saya hanya melihat dan memperhatikan ketika orang membuang sampah tidak pada tempatnya
27
Saya membuang sampah dan limbah dari kegiatan praktikum pada tempat yang benar
28
Setelah melakukan praktikum saya dan teman kelompok membersihkan alat-alat dan merapikan ruang lab
29
Saya tidak perlu membersihkan alat-alat yang digunakan saat praktikum karna terlihat masih bersih dan layak digunakan kembali
30
Saya tidak perlu merapikan ruang lab karena sudah ada petugas kebersihan sekolah yang merapikannya
SS
S
TS
STS
230
Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa Kelompok
:
Anggota Kelompok
: 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Petunjuk: 1. Isilah nama anggota kelompok sesuai dengan kelompok yang anda amati. 2. Tulislah nama/nomor siswa pada kolom yang sesuai dengan kriteria skor yang ada. 3. Isilah lembar observasi sesuai pengamatan anda dengan sebenar-benarnya. Aspek sikap ilmiah Rasa ingin tahu Respek terhadap data dan fakta Berpikir kritis Berpikir terbuka dan kerjasama Ketekunan Peka terhadap lingkungan sekitar
Indikator
7
6
5
Perhatian pada objek yang diamati Antusias mencari jawaban Objektif/jujur Tidak memanipulasi data Meragukan temuan teman Mengulangi kegiatan yang dilakukan Tidak mengabaikan data meskipun kecil Berpartisipasi aktif dalam kelompok Menghargai pendapat/temuan orang lain Menerima saran dari teman Mengulangi kegiatan meskipun berakibat kegagalan Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelas selesai lebih awal Menjaga kebersihan lingkungan sekitar Jakarta, β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..2016 Observer
(β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦)
231
Lampiran 8 Rubrik Lembar Observasi Sikap Ilmiah Siswa Aspek sikap ilmiah
Indikator
Perhatian pada objek yang diamati
Skor
Keterangan
7
Fokus dalam mengamati objek yang diamati dengan tidak bermain-main atau melakukan aktivitas di luar kegiatan praktikum serta mencatat hasil pengamatan dengan lengkap Siswa mengamati objek/peristiwa, tetapi mencatat tidak sesuai dengan yang mereka amati Siswa tidak ikut mengamati objek dan melakukan aktivitas di luar kegiatan praktikum Siswa aktif mencari informasi dari sumber lain (internet, buku paket, dll), jika data telah terkumpul Siswa hanya menunggu informasi/jawaban dari teman kelompoknya Siswa hanya berdiam diri dan tidak mencari informasi dari sumber lain 1.Objektif terhadap hasil pengamatan (mempertimbangkan hasil analisis data dan pembahasannya) 2. Berkata jujur atau melapor jika ada alatalat yang rusak saat melakukan praktikum 1.Tidak Objektif terhadap hasil pengamatan (mempertimbangkan hasil analisis data dan pembahasannya) 2. Berkata jujur atau melapor jika ada alatalat yang rusak saat melakukan praktikum
6
5
Rasa ingin tahu
7 Antusias mencari jawaban
6 5 7
6 Objektif/jujur Respek terhadap data/fakta 5
7 Tidak memanipulasi data
Tidak melapor kepada guru jika terdapat alat-alat yang rusak saat melakukan praktikum 1.Mengkomunikasikan data hasil praktikum sesuai dengan pengamatan saat presentasi 2. Membuat laporan praktikum didukung
232
Aspek sikap ilmiah
Indikator
Skor
6 5 7
Meragukan temuan teman 6 5 7
Berpikir kritis
Mengulangi kegiatan yang dilakukan
6 5
7 Tidak mengabaikan data meskipun kecil 6 5 7
Berpikir terbuka dan kerja sama
Berpartisipasi aktif dalam kelompok
Menghargai pendapat/temu an orang lain
6 5 7
Keterangan dengan data yang akurat 3. Mencantumkan referensi data Kriteria point 7 dikurangi 1 Kriteria point 7 dikurangi 2 1.Menerima kesimpulan mengenai konsep/materi dengan bukti yang kuat 2. Menguji kembali apabila terdapat hasil percobaan yang berbeda. 3.Mencari kejelasan pernyataan atau pertanyaan Kriteria point 7 dikurangi 1 Kriteria point 7 dikurangi 2 Mengulangi percobaan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori dan konsep Mengulangi percobaan dengan tergesagesa dan tidak teliti Tidak mengulangi percobaan walaupun hasilnya tidak sesuai dengan teori dan konsep 1. Menggambar objek yang diamati dengan lengkap dan jelas 2.Memberikan keterangan dari setiap bagian yang diamati dengan lengkap 3.Menguji kembali apabila terdapat hasil percobaan yang berbeda Kriteria point 7 dikurangi 1 Kriteria point 7 dikurangi 2 1.Ikut serta memantau kinerja kelompoknya 2. Ikut serta dalam diskusi kelompok 3.Aktif bekerja sama (membagi dan mengerjakan tugas yang sudah di bagi) dengan teman sekelompoknya Kriteria point 7 dikurangi 1 Kriteria point 7 dikurangi 2 1.Dapat menerima pendapat, pandangan, atau kritik 2.Membuat pendapat berdasarkan teori dan bukti
233
Aspek sikap ilmiah
Indikator
Skor
6 5 7
Menerima saran dari teman
6
5 7 Mengulangi kegiatan meskipun berakibat kegagalan Ketekunan
6 5
7 Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelas selesai lebih awal
6
5
7 Peka terhadap lingkungan sekitar
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
6
5
Keterangan 3.memberikan pendapat yang luas lebih dari konsep yang diajarkan 4. merespon pendapat orang lain Kriteria point 7 dikurangi 1 Kriteria point 7 dikurangi 2 Bersedia menerima saran yang disampaikan oleh teman, guru, dan kelompok lain Bersedia menerima saran yang disampaikan oleh teman, guru, dan kelompok lain tetapi dengan ucapan yang tidak sopan Tidak menerima saran yang disampaikan oleh teman, guru, dan kelompok lain Mengulangi percobaan hingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori meskipun mengalami kegagalan Mengulangi percobaan dengan tidak teliti dan tergesa-gesa Tidak mengulangi percobaan dan menunggu teman kelompok yang menyelesaikannya Tetap melakukan pengamatan dan merapikan alat dan bahan yang digunakan walaupun kelompok lain selesai lebih awal Tetap melakukan pengamatan dan merapikan alat dan bahan yang digunakan tidak sesuai dengan tempatnya Tidak merapikan alat dan bahan yang digunakan karena terburu-buru melihat kelompok lain selesai lebih awal Membuang semua sampah dan limbah selama kegiatan praktikum pada tempatnya walaupun tanpa disuruh guru Membuang semua sampah dan limbah selama kegiatan praktikum pada tempatnya hanya jika disuruh guru Tidak membuang sampah dan limbah pada tempatnya
234 Lampiran 9 PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK PETUNJUK PENILAIAN 1. Penilaian sikap ilmiah ini berlaku untuk seluruh perilaku siswa selama berada di sekolah/madrasah (di dalam atau di luar kelas), yakni antara lain: a. Terhadap guru, siswa dan warga sekolah/madrasah b. Terhadap aturan yang berlaku dalam pembelajaran dan sekolah/madrasah 2. Berilah nilai angka sesuai dengan pengamatan anda: 5 = Sangat Baik; 4 = Baik; 3 = Sedang/Cukup; 2 = Kurang; 1 = Sangat Kurang No
1 2 3 4 5 6
Nama Rasa Ingin tahu
Respek terhadap data dan fakta
1
1
2
3
2
Indikator Sikap Ilmiah Berpikir Berpikiran kritis terbuka dan kerjasama 1
2
3
1
2
Peduli terhadap lingkungan sekitar 1
Ketekunan
1
2
3
235 RUBRIK LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT Aspek yang dinilai
No Sikap Rasa Ingin Tahu 1
Bertanya jika ada yang belum dipahami dalam proses pembelajaran/praktikum
2
Aktif mencari informasi dari sumber lain seperti buku paket, imternet, dll
3
Melakukan pengamatan dengan sungguh-sungguh Sikap Respek Terhadap Data dan Fakta
1
Tidak memanipulasi data hasil praktikum
2
Mencantumkan referensi data dalam membuat laporan praktikum Sikap Berpikir Kritis
1
Tidak mengabaikan data meskipun kecil (mencatat, menggambar, dan memberikan keterangan hasil pengamatan)
2
Mengulangi percobaan jika terjadi kesalahan
3
Menerima kesimpulan mengenai konsep/ materi dengan bukti yang kuat Sikap Berpikir Terbuka dan Kerjasama
1
Mau menerima pendapat, pandangan atau kritik serta merespon pendapat kelompok lain
2
Ikut serta memantau kinerja dan diskusi kelompok Sikap Peka Terhadap Lingkungan Sekitar
1
Membuang sampah dan limbah sisa praktikum pada tempatnya Sikap Ketekunan
1
Mengulangi percobaan jika terjadi kesalahan dalam melakukan pengamatan
2
Tetap melakukan percobaan walaupun gagal
3
Tetap melakukan pengamatan dan merapikan alat dan bahan yang digunakan walaupun kelompok lain selesai lebih awal
246
Lampiran 15 Uji Normalitas Data Hasil Angket Sikap ilmiah Kelompok Eksperimen I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 74.17 73.33 71.67 69.17 72.5 78.33 65 71.67 71.67 67.5
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X 73.33 70.83 67.5 75.83 72.5 70 60.83 70.83 76.67 70
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X 67.5 80.83 75 79.17 70 69.17 67.5 74.17 75 65.83
Skor Terbesar
= 80.83
Skor Terkecil
= 60.83
Rentang (R)
= Skor Terbesar β Skor Terkecil = 80.83 β 60.83 = 20
Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 34 = 1 + 3,3 (1,53) = 1 + 5,04 = 6,04 ο» 6
Panjang Kelas (i)
=
ο»4
No 31 32 33 34
X 74.17 68.33 79.17 68.33
247
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Interval
f
Nilai Tengah (Xi)
Xi2
f.Xi
f.Xi2
60.00 - 63.00
1
61.5
3782.25
61.5
3782.25
64.00 - 67.00
2
65.5
4290.25
131
8580.5
68.00 - 71.00
13
69.5
4830.25
903.5
62793.25
72.00 - 75.00
12
73.5
5402.25
882
64827
76.00 79.00
5
77.5
6006.25
387.5
30031.25
80.00 - 83.00
1
81.5
6642.25
81.5
6642.25
Jumlah
34
2447
176656.5
Rata-rata ( Μ
) Μ
=β Simpangan baku (standar deviasi) s=β
β
β
β
=β =β
β
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan a. Menentukan batas kelas, yaitu: 59,5
63,5
67,5
71,5
75,5
79,5
83,5
248
b. Mencari nilai Z-score Μ
-3.07 -2.08 -1.10 -0.11 0.86 1.85 2.83 C. Mencari luas 0 βZ dari tabel kurva normal dari 0 β Z, didapat: 0.4989
0.4812
0.3643
d. Mencari luas kelas interval 0.4989 β 0.4812 = 0.0177 0.4812 β 0.3643= 0.1169 0.3643 β 0.0438= 0.3205 0.0438+ 0.3051= 0.3489 0.4678 β 0.3051= 0.1627 0.4977 β 0.4678 = 0.0299
0.0438
0.3051
0.4678
0.4977
249
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) 0.0177 x 34 = 0.6018 0.1169 x 34 = 3.9746 0.3205 x 34 = 10.897 0.3489 x 34 = 11.8626 0.1627 x 34 = 5.5318 0.0299 x 34 = 1.0166 No 1 2 3 4 5 6 7
Batas kelas 59.5 63.5 67.5 71.5 75.5 79.5 83.5
Z-score -3.07 -2.08 -1.10 -0.11 0.86 1.85 2.83
Tabel Z 0.4989 0.4812 0.3643 0.0438 0.3051 0.4678 0.4977
Luas tiap kelas interval 0.0177 0.1169 0.3205 0.3489 0.1627 0.0299
Menghitung Chi-Kuadrat hitung (
fe 0.6018 3.9746 10.897 11.863 5.5318 1.0166
f0 1 2 13 12 5 1
)
β
0.263 + 0.981 + 0.406 + 0.002 + 0.051 + 0.0003 1.70 Nilai
untuk ο‘ = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k β 1 = 6 β 1 = 5 pada
tabel Chi-Kuadrat didapat
11.07
250
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika
ο³
maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika maka data terdistribusi normal,
Dari perhitungan didapat Jadi,
1.70 dan
11.07
artinya Data Terdistribusi Normal,
251
Uji Normalitas Data Hasil Angket Sikap Ilmiah Kelompok Eksperimen II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 67.5 71.67 70 75 60 71.67 76.67 73.33 76.67 71.67
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X 77.5 68.33 68.33 73.33 69.17 74.17 70 70 74.17 70.83
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X 66.67 69.17 68.33 73.33 73.33 71.67 73.33 67.5 77.5 74.17
Skor Terbesar
= 77.50
Skor Terkecil
= 60
Rentang (R)
= Skor Terbesar β Skor Terkecil
No 31 32 33 34 35
= 78.33 β 60 = 17.33 Banyak Kelas (BK)
= 1 + 3,3 Log 35 = 1 + 3,3 (1,54) = 1 + 5,08
= 6,08 ο» 6 Panjang Kelas (i) = Tabel Distribusi Frekuensi KELAS INTERVAL 60.00 - 62.00 63.00 -65.00 66.00 - 68.00 69.00 - 71.00 72.00 - 74.00 75.00 - 77.00 Jumlah
f 1 0 7 9 13 5 35
Nilai Tengah (Xi) 61 64 67 70 73 76
ο»
Xi2 3721 4096 4489 4900 5329 5776
f.Xi 61 0 469 630 949 380 2489
f.Xi2 3721 0 31423 44100 69277 28880 177401
X 67.5 72.5 70 70 69.17
252
Rata-rata ( Μ
) x=
β
Simpangan baku (standar deviasi) s=β
β
β
β
=β =β
β
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan a. Menentukan batas kelas, yaitu: 59,5
62,5
65,5
b. Mencari nilai Z-score Μ
68,5
71,5
74,5
77,5
253
C. Mencari luas 0 βZ dari tabel kurva normal dari 0 β Z, didapat: 0.4997
0.4941
0.4495
0.2764
d. Mencari luas kelas interval 0.4997β 0.4941= 0.0056 0.4941β 0.4495= 0.0446 0.4495 - 0.2764= 0.1731 0.2764+ 0.0438= 0.3202 0.3389 β 0.0438= 0.2951 0.4693 β 0.3389= 0.1304 e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) 0.0056 x 35 = 0.196 0.0446 x 35 = 1.561 0.1731 x 35 = 6.0585 0.3202 x 35 = 11.207 0.2951 x 35 = 10.3285 0.1304 x 35 = 4.564
0.0438
0.3389
0.4693
254
1
Batas kelas 59.5
2
62.5
-2.52
0.4941
0.0446
1.561
0
3
65.5
-1.65
0.4495
0.1731
6.0585
7
4
68.5
-0.77
0.2764
0.3202
11.207
9
5
71.5
0.11
0.0438
0.2951
10.3285
13
6
74.5
0.99
0.3389
0.1304
4.564
5
7
77.5
1.87
0.4693
No
fe
f0
0.4997
Luas tiap kelas interval 0.0056
0.196
1
Z-score
Tabel Z
-3.40
Menghitung Chi-Kuadrat hitung (
)
β
3.298 + 1.561 + 0.146 + 0.435 + 0.691 + 0.042
Nilai
untuk ο‘ = 0.05 dan derajat kebebasan (dk) = k β 1 = 6 β 1 = 5 pada
tabel Chi-Kuadrat didapat
11,07
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika
ο³
maka data terdistribusi tidak normal, sedangkan jika maka data terdistribusi normal,
Dari perhitungan didapat Jadi,
dan
11,07
artinya Data Terdistribusi Normal,
255
Lampiran 16
Uji Homogenitas Data Kelompok Eksperimen I dan Kelompok Eksperimen II Kelompok Eksperimen I Eksperimen II ο₯=2
dk(k-1) 5 5
Si2 16.48 11.62
dkpembilang = 5 dkpenyebut = 5 Ftabel dengan dkpembilang = 5 dan dkpenyebut = 5 serta taraf signifikansi ο‘ = 0,05, maka diperoleh Ftabel = 5,05 Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika Jika
ο³ Ftabel maka distribusi data tidak homogen, dan Ftabel maka distribusi data homogen.
Dari perhitungan didapat Jadi
Ftabel atau 1,41
dan Ftabel = 5,05 5.05 artinya Distribusi Data Homogen.
256
Lampiran 17 UJI HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan: Ho :ο1 = ο2 Tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation Ha : ο1 > ο2 Sikap ilmiah dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan penggunaan model pembelajaran group investigation. Kriteria pengujian sebagai berikut: Jika -ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima pada tingkat kepercayaan 95% Jika thitung -ttabel atau ttabel
thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan
95% Uji β t:
Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
β Dengan : β
β β
β
β
Sehingga: Μ
Μ
Μ
β
Μ
Μ
Μ
β
Ttabel untuk (dk) = (n1-1)+(n2-1) = 67 dengan ο‘= 0,05 didapat ttabel = 1,996
257
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa thitung sebesar 0.999 dan ttabel sebesar 1,996. Ternyata memenuhi kriteria pengujian thitung < ttabel atau 0.999 < 1,996. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikasi 95%. Hal ini menunjukkan bahwa Tidak terdapat perbedaan sikap ilmiah yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran investigation
inkuiri terbimbing dan group
258
Lampiran 18 LEMBAR WAWANCARA GURU 1. Dalam proses pembelajaran di kelas ibu sering menggunakan model apa? Jawab: Model pembelajaran Discovery, Cooperatif (Kerja Kelompok) 2. Mengapa model pembelajaran tersebut sering digunakan? Jawab: Karena membuat anak aktif, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 3. Pelajaran apakah yang sering ibu temukan pada siswa kelas X pada mata pelajaran biologi? Jawab: Siswa banyak yang belum membaca materi biologi ketika guru sudah dikelas, keinginan membacanya rendah 4. Apakah ibu pernah menilai sikap siswa? Jawab: Sikap dinilai dari semua guru, jadi nilai dari semua guru di rata-ratakan itulah nilai sikap yang digunakan 5. Bagaimana dengan penilaian sikap ilmiah, apakah pernah menilai selama proses pembelajaran? Jawab: Sepertinya jarang ya, karena dikejar-kejar waktu untuk membahas semua materi 6. Menurut ibu apakah sikap ilmiah siswa berpengaruh pada hasil belajar? Jawab: iya berpengaruh, dari rasa ingin tahu mereka bisa mencari banyak informasi dari yang dipelajari Jakarta, 28 Januari 2016 Peneliti
Narasumber
Nurhasanah
Dwi Suwartini, S.Pd
Nim. 1111016100040
NIP.
259
Lampiran 19 LEMBAR WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana cara guru mengajar di kelas? Jawab: Biasanya dijelasin, bikin kelompok, ngerjain tugas, presentasi 2. Apakah sering melakukan praktikum di lab atau di luar kelas? Jawab: Pernah praktikum di lab 3. Biasanya apa saja yang dilakukan saat praktikum di lab? Jawab: Bikin kelompok, pengamatan,, diskusi kelompok, kalau udah selesai beresin ruangan lab karena kita pernah ditegur sama petugas lab 4. Bagaimana nilai biologi di kelas? apakah sudah mencapai KKM? Jawab: Masih banyak yang kurang KKM, Karena masih banyak bingung sama materinya, kebanyakan hafalan dan nama latin, tapi kalau yang kurang KKM kan bisa remedial.
264
Lampiran 22 FOTO PENELITIAN Kelas Eksperimen I
Praktikum jamurmikroskopis
Praktikum jamur makroskopis
Observer saat mengobservasi
Ruang lab yang tidak dibersihkan setelah praktikum
PresentasiKelompok
Kelas Eksperimen II
Diskusi Kelompok
Presentasi kelompok
Observer
Hasil praktikum simbiosis jamur
Praktikum di lingkungan sekolah