PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION(GI) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJARKOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KAYANGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 1
Asita, 2Ismail Efendi, dan 3Siti Rabiatul Fajri Program Studi Pendidikan Biologi
[email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif. Jenis penelitian ini adalah kuasi ekperimen. Teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan angket motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang berupa angket motivasi dan soal pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Uji-t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa model Group Investigation (GI) berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar biologi siswa dengan nilai rata-rata motivasi 87,53 pada kelas ekperimen, 85,70 pada kelas kontrol, t-hiting 0,422 dan t-tabel 1,684 dari signifikan 5% dan derajat kebebasanN β 1 = 51 β 1 = 50 dan dapat pula dilihat dari hasil Uji-t yang menunjukkan bahwa thitung < ttabel yaitu 0,422 < 1,684, artinya hipotesis alternatif (Ha) di tolak, dan hipotesis nihil (H0) di terima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan siswa yang di ajarkan dengan model model pembelajaran Group Investigation (GI)dan siswa yg di ajarkan dengan cara diskusi terhadap motivasi dan hasil belajar kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kayangan Tahun pelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Model pembelajaran group investigation (GI), motivasi dan hasil belajar. PENDAHULUAN Pendidikanadalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan (Djamarah, 1994). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003). Berdasarkan hasil observasi serta wawancara dengan guru dan siswa di SMP Negeri 2 Kayangan tahun pelajaran 2013/2014, diperoleh informasi bahwa guru lebih banyak menggunakan metode berdiskusi khususnya pada mata pelajaran biologi. Metode mengajardiskusi ini menyebabkan siswa tidak terlalu memperhatikan guru menjelaskan di depan dan siswa menjadi tidak aktif. Akibatnya nilai yang diperoleh tidak memuaskan. Hal iniditunjukkan dari hasil ulangan semester ganjil pada mata pelajaran IPA Biologi, siswa kelas VIII Tahun Pelajaran2013/2014. Adapun nilai rata-rata ulangansemester ganjil pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VIII SMP Negeri 2Kayanganpada tahun pelajaran 2013/2014 diperlihatkan pada tabel berikut: Tabel 1 Nilai Rata-Rata Ulangan Semester 1 Kelas VIII MataPelajaranBiologi No Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata-rata 1. VIII.1 26 62,64 2. VIII.2 25 60,47 3. VIII.3 23 49,67 (Sumber : Guru Mata Pelajaran IPA SMPN 2 Kayangan)
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwadi kelas VIII SMP Negeri 2 Kayangan terdapat 3 kelas dengan jumlah keseluruhan 64 siswa. Dimana kelas VIII.1 memiliki jumlah siswa 26, dengan nilai rata-rata 62,64, kelas VIII.2 memiliki jumlah siswa 25, dengan nilai rata-rata 60,47 dan kelas VIII.3 memiliki jumlah siswa 23, dengan nilai rata-rata 49,67. Sehingga nilai ulangan semester masih di bawah nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), untuk mata pelajaran IPA Biologi. Sedangkan batasan krikteria ketuntasan minimum (KKM) untuk mata pelajaran IPA Biologi adalah73. Salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki motivasi dan hasil belajar siswa adalah dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), model pembelajaran kooperatiftipe Group Investigation (GI) adalah model pembelajaran yang mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat mengajak siswa satu dan siswa yang lainnya saling berinteraksi, serta aktif dalam bertukar pengetahuan dalam kelompok, sedangakan model Group Investigation (GI)adalah merupakan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa di libatkan dari awal pelajaran dan bekerja dalam kelompok kecil. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation (GI) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Kelas VIII Tahun Pelajaran 2013/2014. KAJIAN LITERATUR Menurut John Dewey (1970), tetapi telah diperbaharui dan diteliti pada beberapa tahun terahir ini oleh Shlomo dan Yeal Sharan (dalam Slavin, 2009), kesuksesan implementasi dari Group Investigation sebelumnya menuntut pelatihan dalam kemampuan berkomunikasi dan social. Fase ini sering disebut sebagai meletakkan landasan kerja atau pembentukan tim. Guru dan siswa melasanakan sejumlah kegiatan akademik dan nonakademik. Group Investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi yang berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis, dan mensintesiskan informasi sehubungandengan upayah menyelesaikan masalah. Para guru yang mengunakan GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 - 6 siswa dengan karateristik yang heterogen. Pembegian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Tujuan atau misi dari model Group Investigation(GI) ini adalah untuk mengembangkan kemempuan siswa dalam rangka berpartisipasi dalam proses sosial demokratik dengan mengkombinasi perhatian-perhatian pada kemempuan antar-personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin atau akademis. Aspek-aspek dari pengembangan diri merupakan hasil perkembangan yang utama dari model ini (Sutikno, 2003). Menurut Aqib, (2013) mengemukakan bahwa ada beberapa langkah dalam pelaksanaan model Group Investigation (GI) adalah sebagai berikut: 1) Guru membagikan siswa dalam beberapa kelompok heterogen. 2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. 3) Guru membagi ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat satu materi/sub bab yang berbeda dari kelompok lain. 4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan. 5) Setelah selsai diskusi bersama kelompok, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok. 6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan. 7) Evaluasi dapat dilakukan secara individu atau kelompok. 8) Penutup.
KelebihandankekuranganModel Group Investigation ((GI) Pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran group investigation juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut: 1) Kelebihan pembelajaran model group investigation: a) Pembelajaran dengan model Group Investigation(GI) memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. b) Penerapan model pembelajaranGroup Investigation (GI) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. c) Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerja sama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang. d) Model pembelajaran group investigation (GI) melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya. e) Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. 2) Kelemahan pembelajaran dengan model Group Investigation: Model pembelajaran group investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation (GI) juga membutuhkan waktu yang lama. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian quasi exsperiment (eksperimen semu). Penelitian ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi. Disebut penelitian semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki rancangan eksperimen yang sebenarnya, yaitu sulit untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2006). Karakteristik eksperimen semu dalam penelitian ini baik kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan kelas yang heterogen kondisi kelasnya, terdapat pre-tes dan post-tes, menggunakan random, dan kedua kelompok sama-sama dimanipulasi.. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain jenis pre-tes pos-tes group desing, yaitu penelitian yang melibatkan duakelompok sampel, masing-masing ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Arikunto, 1998). Rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:. Tabel 2 Rancangan Penelitian Kelas Pre-test Perlakuan Post-test E (Eksperimen)
O1
X
O2
C (Kontrol)
O3
C
O4
(Riyanto, 2011) Keterangan: E K O1 O2 O3 O4 X C
= Kelompokekperimen = Kelompok control = Pre-teskelompokekperimen = Pos-teskelompokekperimen = Pre-teskelompokkontrol = Pos-teskelompokkontrol = PerlakuandenganmetodeGI =Pembelajarandenganpenerapanmetodekonvensional (Riyanto, 2011)
Seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kayangan Tahun Pelajaran 2013/2014, yang terdiri atas 3 kelas dengan jumlah keseluruhan yaitu 74 siswa.
Tehnik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel secara acak pada kelompok-kelompok populasi (berdasar pada kelompok/perkelas bukan individu), di mana setiap kelas mempunyaidijadikan sampel penelitian. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut: (1) Memilih dua kelas secara acak dengan teknik undi kelas dari tigakelas (VIII1, VIII2, VIII3); (2) Memilih salah satu dari dua kelas terpilih dengan cara undi untuk dijadikan sebagai kelaseksperimen (yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)dan satukelas lainnya sebagai kelas kontrol (yang diajar dengan menggunakan pembelajaran langsung dan kooperatif). Dari hasil undian diperoleh dua kelas, yaitukelas VIII1 dan kelas VIII2. Dimana kelas VIII1 sebagi kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI), sedangkan kelas VIII2sebagai kelas kontrol diberi metode (diskusi). Instrumen penelitian Dalam penelitian ini, data-data penelitian diambil dengan menggunakan instrument penelitian sebagai berikut: Menurut Riduwan (2005), lembar observasi adalah catatan penelitian mengenai segala sesuatu yang terjadi pada saat pengamatan berlagsung yang berisikan tentang komponenkomponen yang akan diamati. Adapun penggunaan lembar observasi yaitu untuk mengetahui motivasi dengan menggunakan angket. Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal (Arifin, 2010). Sedangkan menurut Riyanto (2011), angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis yang akan menajidi angka. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam belajar biologi dan langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung, yang menjadi observer (pengamat) adalah guru mata pelajaran Biologi di kelas VIII SMPNegeri 2 Kayangan Sesait Lombok Utara. Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tesebut (Purwanto, 2011). Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 30 soal, yang sudah di ketahui valid, sehingga penelititidak perlu melakukan uji validitas, di duga bahwa soal tersebut sudah valid yang di adopsi dari buku-buku paket IPA Biologi kelas VIII. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengalami proses pembelajaran, untuk kelas ekperimen menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil tes akan digunakan dalam variabel terikat dimana akan meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan datadalampenelitian ini adalahAngket motivasi dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh motivasi siswa dalam mempelajari materi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI). Data angket motivasi. Angket adalah alat untuk mngumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis (Riyanto, 2011). Angket motivasi dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh motivasi siswa dalam mempelajari materi dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI). Data angket motivasi. Angket adalah alat untuk mngumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis (Riyanto, 2011). Data hasil belajar didapat dari tes evaluasi dengan menggunakan pre-tes dan post-tes. Pre-tes dilakukan sebelum di beri perlakuan apapun, baik itu kelas eksperimen dan kelas kotrol. Sedangkan post-tes di lakukan setelah menerima perlakuan, kelas ekperimen dengan menggunakan modelpembelajaranGroup Investigation (GI) dan kelas kontrol dengan mengunakan metode diskusi. Data hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 30
soalsudah valid, sehingga peneliti tidak perlu melakukan uji validitas, di duga bahwa soal tersebut sudah valid yang di adopsi dari buku-buku paket IPA Biologi kelas VIII. Hal ini untuk mengetahui hasil belajar siswa. Teknik analisisdata observasi anket motivasi Untuk mengetahui meningkat atau tidak motivasi siswa dapat diketahui dengan melihat hasil yang telah diberikan, yaitu berupa angket yang disertai dengan pertayaan-pertanyaan. Karena di setiap pertanyaan memiliki nilai tersendiri, tergantung dari jawaban, disana terdapat 5 item, jika menjawab deskriptor sangat setuju maka skor yang diberikan 5, jika menjawab deskriptor setuju maka skor yang diberikan 4, jika menjawab deskriptor ragu-ragu maka skor yang diberikan 3, jika menjawab deskriptor tidak setuju maka skor yang diberikan 2, dan jika menjawab deskriptor sangat tidak setuju maka skor yang diberikan 1. Data respon siswa tentang motivasi siswa dianalisis dengan ratarata jawaban siswa yang telah disediakan pada angket motivasi belajar siswa untuk menentukan motivasi belajar siswa digunakan persentasi sebagai berikut: 1) Menentukan Skor Skor setiap individu tergantung banyaknya prilaku yang dilakukanoleh siswa dari sejumlah indikator yang diamati. Skor 5 diberikan jika menjawab deskriptor Sangat setuju Skor 4 diberikan jika menjawab deskriptor Setuju Skor 3 diberikan jika menjawab deskriptor Ragu-ragu Skor 2 diberikan jika menjawab deskriptor Tidak setuju Skor 1 diberikan jika menjawab deskriptor Sangat tidak setuju Keterlaksanaan RPP dihitung dengan rumus : ππ’πππ βπ πππ % Aktivitas Guru = x 100%...................(Rumus 1) π πππππππ πππ’π
Tingkat keterlaksanaan langkah pembelajaran dapat diketahui, dengan cara Persentase keterlaksanaan dicocokkan demgam krikteria yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Krikteria ketuntasan pembelajaran Persentase Keterlaksanaan Krikteria >85 % Sangat baik 71 -84 % Baik 56 β 70 % Cukup baik <55 % Tidak baik (Sumber : Purwanto, 2010) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data keterlaksanaan RPP dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu (5x40 menit) setiap pertemuan setiap pertemuan memiliki waktu yang berbeda, pertemuan pertama 3 jam pelajaran dan pertemuan kedua 2 jam pelajaran, baikpada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)maupun pada kelas kontrol yang menggunakan (diskusi). Secara umum proses pembelajaran pada pertemuan pertama cukup maksimal dan mengalami peningkatan pada pertemuan berikutnya. Hasil observasi keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada Tabel 4, berikut ini: Tabel 4 Data keterlaksanaan RPP kelas eksperimen dan kontrol % No Kelas Pertemuan Keterlaksan Persentase aan RPP I 93,75% Sangat Baik Ekperimen 1 (VIII1) II 100% sangat Baik
No
2
Kelas
Kontrol (VIII2)
Pertemuan Rata-rata Keterlaksanaa I II Rata-rata Keterlaksanaa
% Keterlaksan aan RPP 96,88% 94,44% 95%
Sangat Baik Sangat Baik sangat Baik
94,72%
Sangat Baik
Persentase
Berdasarkan Hasil pre-test dan post-test yang telah dilakukanpeneliti pada kelas VIII1 (Eksperimen) dan kelasVIII2Kontrol), diperoleh data hasil belajar biologi siswa dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6, berikut: Tabel 5 Data hasil belajar biologi siswa Rata-rata Kelompok Pree-test Post-test Eksperimen 58,8 88,20 Kontrol 44,05 76,25
Tabel 6 Nilai tes hasil belajar biologi (Post-test) No Data Eksperimen 1 Nilai tertinggi 96,7 2 Nilai terendah 76,7 3 Nilai rata-rata 88,20 4 Jumlah siswa tuntas 26 5 Persentasi KK 88,20%
Selisih 29,4 32,2
Control 86,7 63,3 76,25 23 70,79%
Data hasil angket motivasi siswa diperoleh dari hasil angket motivasi baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen menunjukkan motivasi siswa sangat tingghal ini dapat di tunjukkan dengan angka 87,53 pada kelas ekperimen dan 85,70 pada kelas kontrol. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini: Tabel 7 Data hasil analisis angket motivasi siswa Setelah perlakuan Data Eksperimen Kontrol Nilai tertinggi 94 93 Nilai terendah 80 80 Rata-rata 87,53 85,70 Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Analsis data dalam penelitian ini menggunakan rumus statistik uji-t pada tarafsignifikan 5% (0,05). Sebelum melakukan uji-t terlebih dahuludilakukananalisis normalitas sampel dan analisis homogenitas varianssebagai prasyarat untuk menguji hipotesis. Sudah dilakukan uji normalitas, dan hasilnya tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas dianalisis denganmenggunakan program SPSS versi 16.0, diperoleh data sepeti mana pada Tabel 8 berikut :
Tabel 8 Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Kelas
Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig. Statistic df
Sig.
nilai post kelas test eksperime n
.276
26
.000
.841
26
.001
kelas kontrol
.202
24
.013
.932
24
.106
a. Lilliefors Significance Correction
Setelah dilakukan uji homogenitas, dan hasilnya tidak homogen, dengan menggunakan progam SPSS versi 16.0,diperoleh data sebagai mana pada Tabel 9 berikut : Tabel 9 Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene Statist ic nilai post Based on Mean test Based on Median
df1
df2
Sig.
9.886
1
48
.003
4.376
1
48
.042
Based on Median and with adjusted df
4.376
1 40.076
.043
Based mean
9.599
1
.003
on
trimmed
48
Uji normalitas angket motivasisudah dilakukan uji normalitas, dan hasilnyanormal dianalisis denganmenggunakan program SPSS versi 16.0, diperoleh data sepeti mana pada Tabel 10 berikut : Table 10 Uji Normalitas Angket Motivasi Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Kelas
Statistic
angket kelas motiv ekperimen asi kelas kontrol
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
.199
26
.009
.958
26
.346
.158
24
.127
.945
24
.206
a. Lilliefors Significance Correction
Sudah dilakukan uji normalitas, dan hasilnyahomogen dengan menggunakan progam SPSS versi 16.0,diperoleh data sebagai mana pada Tabel 11 berikut : Tabel 11 Uji Homogenitas Angket Motivasi Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic angket motivasi
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.792
1
48
.378
Based on Median
.639
1
48
.428
Based on Median and with adjusted df
.639
1 42.168
.429
Based on mean
.782
1
.381
trimmed
48
Berdasarkan Tabel 11 di atas yang dilihat pada kolom Levene's Statistic, diperoleh nilai signifikan varians keseluruhan adalah 0,378. Karena signifikan (0,378) Λ tarafsignifikan (0,05), maka dapat disimpulkan varians kedua sampel homogen. secara rinci dapat dilihat pada uji-t. Analisis Hipotesis Data hasil dari uji normalitas dan uji homogenitas selanjutnya dilakukan uji Hipotesis, yakni dengan menggunakan U-test untuk hasil belajar dan t-test untuk hasil angket motivasi siswa. a. U-test (uji hipotesis hasil belajar biologi) Dari hasil perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan modelGroup Investigation (GI) diperoleh nilai Zhitung sebesar 4,988 dengan nilai Ztabel pada taraf signifikan 5% sebesar 1,96. Setelah dibandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel, maka diperoleh nilai Zhitung lebih besar dari nilai Ztabel (4,988Λ 1,96 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. Hipotesis alternatif (Ha) berbunyi,βAda pengaruh model pembelajaranGroup Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa (Lampiran 24). b. T-tes (uji hipotesis motivasi siswa) Dari hasil perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan metode Independent Samples T Testpada kolom leveneβs for equality of variancesdiperoleh nilai signifikan sebesar 0,988 dengan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% sebesar 1,678 (lampiran 30). Setelah dibandingkan nilai thitung dengan nilaittabel, maka diperoleh nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (0,988<1,678), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterimadan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Hipotesis nol` (H0) berbunyi,βTidak Terdapat perbedaan motivasi siswa yang di belajarkan dengan model pembelajaran Group Investigation (GI) siswa yang dibelajarkan dengan carapembelajaran langsung dan kooperatifβ. Penilaianhasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari hasil post-test pada pokok bahasan Sistem gerak pada manusia. Hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan analisis hipotesis diperoleh bahwa ZhitungΛ Ztabel yang menunjukkan bahwa ada pengaruh hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan teorinya bahwa kelebihan dari model Group Investigation (GI)memiliki dampak pisitif terhadap motivasi dan hasil belajar, membuat suasana saling bekerjasama, dan melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi. Proses pembelajaran dengan menggunakan modelGroup Investigation (GI) ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap hasil belajar biologi dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan (diskusi), dan tidak terdapat perbedaan pengaruh motivasi belajar siswa yang diajarkan denganmodel pembelajaranGroup Investigation (GI)dan(diskusi), dapat dilihat pada angket atau quisioner tentang hasil angket motivasi siswa dimana untuk angket motivasi siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran Group Investigation (GI)(VIII1) sebesar 87,53 yang berarti motivasi siswa sangat tinggi sedangkan untuk angket motivasi siswa pada kelas kontrolyang diajarkan dengan diskusi (VIII2)sebesar 85,70 yang berarti motivasi siswa sangat tinggi. Berdasarkan analisis hasil penelitian, pengaruh model pembelajaran Group Investigation (GI)berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada ranah
kognitif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol secara statistik melalui uji-Z. Dapat dilihat dari nilai rata-rata untuk kelas eksperimen yaitu 88,20 dengan ketuntasan klasikal sebesar 88,20% dan untuk kelas kontrol yaitu 76,25 dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,79%. Dari penjelasan yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruh hasil belajar siswa pada ranah kognitif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol namun proses belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berlangsung dengan baik.Hasil ini juga diperkuat dalam PenelitianHidayah (2008), dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses belajar berbanding lurus pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat dalam penelitian ini hasil belajar siswa pada keduakelas, dengan nilai rata-rata KKM (73), kelas ekperimen sudah di atas KKM sedangkan pada kelas kontrol kurang bagus atau bisa dibilang masih di bawah nilairata-rata KKM. Oleh karena itu, setiap guru perlu memperhatikan pendekatan dan media pembelajaran yang digunakan sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dan suasana belajar yang membosankan dalam proses belajar siswa yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Pembelajaran yang selalu bergantung padametode ceramah menyebabkan siswa mengasumsikan peranannya di kelas hanya sebagai penonton. Banyak siswa merasa bahwa pengajar akan memberikan pengetahuan hanya jika hadir di dalam kelas. Mereka kurang menyadari seberapa besar usaha yang harus dilakukan untuk berhasil dalam belajar,dibandingkan hanya mendengarkan ceramah, siswa yang belajar sambil bertindak dan terlibat aktif akan lebih memahami dan menguasai pelajaran. KESIMPULAN Ada pengaruh model pembelajaranGroup Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihal dari data hasil nilai kognitif diperoleh Zhitung sebesar 4,988Λ Ztabel sebesar 1,96. Terdapat perbedaan motivasi siswa yang di ajarkan dengan model Group Investigation (GI) dan siswa yang elajarkan dengan cara model pembelajaran diskusi. Pada proses pembelajaran pada kedua kelas sama-sama mempunyai motivasi yang sangat tinggi dengan skor motivasi kelas eksperimen yaitu 87,53 dan kelas kontrol 85,70 dengan kriteria sangat tinggi. Saran Model pembelajaran Group Investigation (GI)perlu terus diterapkan dan dikembangkan pada materi yang lain khususnya pada materi yang bisa dihubungkan dengan aplikasi dalam kehidupan.Bagi para peneliti selanjutnya dapat mencoba menggunakan Model pembelajaran Group Investigation (GI) untuk mengukur keterampilan proses, berpikir kritis. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. 2013. Model-model, Media danStrategi-strategi pembelajaran kontekstual (inovatif.) Bandun: yrama widya. Arifin, Z. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 1998. Prosedur penelitian suatu pensdekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta : Pustaka Kurikulum Balitbang Depdiknas. Dimyati dkk. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, S. 1994. Prestasi Belajar dan Kompotensis Guru. Jakarta: Usaha Nasional. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan. 2005. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Riyanto, Y. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIG. Slavin, R.E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alpabeta. Suprijono. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaBelajar. Sutikno, S. 2003. Model Pembelajaran Interaksi Sosial Pembelajaran Efektif Dan Retorika. Mataram : Nusa Tenggara Pratama Press.