ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA MICROSOFT POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS DI KELAS X MIA 1 SMAN 8 MUARO JAMBI
OLEH: 1. MISLINA 2. Dra. JUFRIDA, M.Si 3. HAERUL PATHONI, S.Pd, M.PFis
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER, 2014
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Artikel ilmiah berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Media Microsoft Power Point untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gerak Lurus di Kelas X MIA I SMAN 8 Muaro Jambi” yang disusun oleh Mislina A1C309005 telah diperiksa dan disetujui.
Jambi, Desember 2014 Pembimbing I
Dra. Jufrida, M.Si NIP 19660809 199303 2 002
Jambi, Desember 2014 Pembimbing II
Haerul Pathoni, S.Pd, M.PFis NIP 19851101 201212 1 001
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
2
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Media Microsoft Power Point untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gerak Lurus di Kelas X MIA I SMAN 8 Muaro Jambi Mislina, Dra. Jufrida, M.Si, Haerul Pathoni, S.Pd, MPFis ABSTRAK Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation, Microsoft Power Point. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa di kelas X MIA 1 SMAN 8 Muaro Jambi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika SMAN 8 Muaro Jambi, aktivitas belajar siswa kelas X MIA dalam kegiatan belajar mengajar di lapangan banyak ditemukan siswa cenderung pasif, takut salah, malu, tidak serius dan enggan mengikuti aktivitas-aktivitas yang diarahkan guru selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika di kelas menjadi rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan upaya dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dengan media Microsoft Power Point. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan media Microsoft Power Point dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa di kelas X MIA 1 SMAN 8 Muaro Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu pada siklus I 69,85%, terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 79,46% dan pada siklus III meningkat menjadi 80,80%. Peningkatan hasil belajar pada aspek penilaian pengetahuan yang didapat siswa tiap akhir siklusnya, dimana siklus I nilai rata-ratanya 59,26%, siklus II 72,80% dan siklus III 80,25%. Aspek sikap sosial didapat siklus I nilai rata-ratanya 2,5 %, siklus II 2,7%, siklus III 3,2%, untuk sikap spiritual nilai yang didapat dari siklus I,II dan III yaitu 100%. Hasil belajar aspek keterampil didapat nilai rata-ratanya siklus I 2,56%, siklus II 3,3% dan siklus III 3,66%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dengan media Microsoft Power Point dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa di kelas X MIA 1 SMAN 8 Muaro Jambi pada pokok bahasan Gerak Lurus.
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
3
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam proses atau kegiatan belajar mengajar prestasi yang diraih siswa haruslah senantiasa menjadi prioritas untuk selalu ditingkatkan. Dalam meningkatkan prestasi, tidak terlepas dari peningkatan kualitas pembelajaran disekolah seperti kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, respon siswa dalam menerima materi yang disampaikan. Tidak semua siswa mampu aktif dan berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, daya serap siswa terhadap pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada pula yang lambat. Terhadap daya serap siswa, diperlukan penilaian bagi guru dalam penyusunan kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika SMAN 8 Muaro Jambi, Aktivitas belajar siswa kelas X MIA dalam mengikuti pelajaran fisika di sekolah masih tergolong rendah. Dalam kegiatan belajar mengajar dilapangan banyak ditemukan siswa cenderung pasif, takut salah, malu, tidak serius dan enggan mengikuti aktivitas-aktivitas yang diarahkan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu model yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menerima mata pelajaran fisika adalah dengan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Group Investigation. Menurut Isjoni (2012), “Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi”. Kemajuan teknologi memungkinkan pengajaran disajikan dengan cara yang lain dari biasanya. Media komputer microsoft power point misalnya, meskipun media ini sering digunakan, kemampuannya untuk menyajikan presentasi materi sedikit lebih menarik karena terdapat teks, gambar, suara, video dan animasi. Menurut Suarna (2009) “Microsoft Power Point adalah sebuah program aplikasi presentasi yang dirancang khusus untuk membuat slide presentasi”. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan media Microsoft power point merupakan model dan media yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dimana siswa dapat menjadi siap untuk mengajukan pertanyaan dan menjelaskan apa yang telah diajarkan guru. Untuk itulah dalam uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dengan media microsoft power point untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X MIA I di SMAN 8 Muaro Jambi. Rumusan Masalah “Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dengan Media Microsoft Power Point Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Gerak Lurus di Kelas X MIA 1 SMAN 8 Muaro Jambi”.
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
4
Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana Aktivitas dan hasil belajar Fisika siswa ada Materi Gerak Lurus untuk SMAN 8 Muaro Jambi Kelas X MIA 1 setelah diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Media Microsoft Power Point. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Guru mata pelajaran fisika, sebagai masukan dalam memilih model pembelajaran dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Siswa, dapat meningkatkan motivasi dalam aktivitas belajar. 3. Peneliti, dapat menambah pengetahuan/pengalaman sebagai bekal untuk menjadi seorang guru yang professional. 4. Sekolah, sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar fisika pada masa yang akan datang. Ruang Lingkup Keterbatasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di kelas X MIA 1 semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 pada pokok bahasan Gerak Lurus di SMAN 8 Muaro Jambi. 2. Hasil belajar yang akan diteliti pada aspek kognitif melalui test objektif yang tertulis yang diberikan pada setiap siklus. Definisi / Istilah Operasional 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa didalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang siswa miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang dikembangkan oleh Sharan dan Sharan ini lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. 3. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan objek yang sedang dipelajari seluas mungkin. 4. Hasil Belajar Perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar. Hal ini biasanya dicerminkan dengan adanya nilai tes mata pelajaran yang bersangkutan. KAJIAN PUSTAKA Belajar dan Pembelajaran Slameto (2003) dalam bukunya mengatakan, “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
5
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hamalik (2001) menyatakan, “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Proses Belajar Mengajar Menurut Hamalik (2001): Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Penting bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya mengenai proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswanya. Dalam penerapan Kurikulum 2013, guru akan menggunakan pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik (ilmiah) ini bercirikan penonjolan dengan istilah 5M, yaitu: (1) mengamati (observing), (2) menanya (quesening), (3) menalar (assosiating), (4) mencoba (eksperimenting), dan (5) membentuk jejaring (networking). Model Pembelajaran Menurut Suprijono (2010) bahwa:
1. 2. 3. 4.
Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode ataupun prosedur. Adapun ciri-ciri tersebut adalah: Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangan. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana dengan berhasil. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Johnson dalam Isjoni (2012), “Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama laim dalam kelompok tersebut”. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Menurut Isjoni (2012), Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi . Langkah-langkah model Group Investigation yaitu: 1. 2. 3. 4.
Siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran. Secara berkelompok siswa membahas materi yang telah di beri dengan sumber yang ada. Guru membimbing siswa pada saat diskusi berlangsung. Setiap kelompok membuat hasil akhir berupa ringkasan untuk dipresentasikan.
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
6
5.
6.
Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk melakukan presentasi di depan kelas sesuai dengan hasil diskusi. Setelah presentasi, guru memberikan waktu pada siswa kelompok lain untuk bertanya pada kelompok penyaji mengenai materi yang belum di mengerti. Guru mengarahkan pertanyaan siswa agar dapat di jawab oleh kelompok lain, sehingga antar kelompok terjadi interaksi Tanya jawab. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama siswa terhadap hasil yang telah dipresentasikan oleh kelompok penyaji.
Menurut Widyatun (2012), model pembelajaran group investigation juga mempunyai kelebihan dan kelemahan, kelebihannya yaitu: 1. Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang. 4. Model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya. 5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Sedangkan kelemahan dari model group investigation ini, yaitu: 1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan. 2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal. 3. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif. Microsoft Power Point Menurut Suarna (2009), “Microsoft Power Point adalah sebuah program aplikasi presentasi yang dirancang khusus untuk membuat slide presentasi”. Microsoft power point digunakan untuk mempresentasikan atau merancang sebuah animasi dalam bentuk slide”. Microsoft power point lebih mudah pengoperasiannya di bandingkan dengan software sejenis lainnya seperti: storyboard, ulied studio, dan lain-lain. Selain itu, microsoft power point digunakan untuk keperluan dalam pembuatan presentasi seminar, siding dan lain-lain. Aktivitas Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan objek yang sedang dipelajari seluas mungkin. Data aktivitas siswa diperoleh dari obsevasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan siswa yang terdapat dalam lembar obsevasi. Dalam penelitian ini lembar observasi aktivitas siswa diamati oleh observer. MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
7
Aspek yang diamati yaitu prilaku yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1. Memperhatikan penjelasan guru. 2. Berdiskusi/bertanya antara siswa dalam kelompok. 3. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). 4. Menanggapi pertanyaan siswa/kelompok lain pada saat presentasi. 5. Bertanya kepada siswa/kelompok yang presentasi. Hasil Belajar Suprijono (2010), “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Materi Pembelajaran tentang Gerak Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan awal. Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya senantiasa berubah terhadap suatu titik acuan tertentu. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati. Jarak dan Perpindahan Jarak adalah panjang lintasan yang dilalui suatu benda. Jarak merupakan besaran skalar. Besaran fisika yang hanya mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Satuan internasional jarak adalah meter, disingkat m lambang jarak adalah s . Sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda. Perpindahan merupakan besaran vektor, besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Arah perpindahan dapat dinyatakan dengan arah mata angin (timur, utara, selatan, barat dll) atau menggunakan kata kekiri kekanan, keatas kebawah. Kelajuan dan Kecepatan Istilah laju dan kecepatan dalam kehidupan sehari-hari sering disamakan. Tetapi dalam fisika, pengertian dua istilah tersebut dibedakan, yaitu kelajuan (speed) dan kecepatan (velocity). Kelajuan merupakan besaran skalar sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Satuan internasional kecepatan dan kelajuan adalah meter persekon, disingkat m s . Lajurata rata
jaraktempuh waktutempuh
s t Keterangan : v = laju rata-rata (m/s), tanda garis diatas v menunjukkan rata-rata. s = jarak yang ditempuh (m) t = waktu yang diperlukan (s) v
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
8
Percepatan Percepatan merupakan besaran vektor, besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Percepatan memiliki besar dan arah. Lambang percepatan adalah (acceleration). Satuan internasional percepatan adalah meter persekon kuadrat disingkat . Keterangan: = percepatan ( = kecepatan (
)
= waktu (s) Gerak Lurus Beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus yang dalam waktu sama benda menempuh jarak yang sama. Gerak lurus beraturan (GLB) juga dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dengan kelajuan tetap. Keterangan: = kecepatan (m/s) = jarak yang ditempuh (m) = waktu tempuh (s) Gerak Vertikal ke Bawah Gerak Vertikal ke bawah adalah gerak suatu benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal dan dipengaruhi oleh percepatan. vt v0 gt
1 2 g 2 t 2 2 vt v0 2gh h v0 t
Gerak Jatuh Bebas Gerak jatuh bebas adalah gerak bendayang dijatuhkan dari suatu ketinggian diatas tanah tanpa kecepatan awal dan dalam geraknya hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi (gaya tarik bumi).
Keterangan: v = kecepatan di permukaan tanah g = gravitasi bumi h = tinggi dari permukaan tanah
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
9
t = lama benda sampai di tanah Gerak Vertikal ke Atas Gerak vertikal keatas merupakan salah satu contoh gerak lurus diperlambat dengan perlambatan gerak vertikal keatas dapat ditulis dengan persamaan = –
Keterangan: = ketinggian benda (m) = kecepatan awal (m/s) = percepatan gravitasi ( ) = waktu (s) = kecepatan pada saat t (m/s) Pada saat benda sampai dititik tertinggi, kecepatannya nol ( = 0), maka:
t
maks
h
v
v
0
g
2 0
2g
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jika dilihat dari masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Rancangan Penelitian 1) Penyusunan perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi (pengamatan) dan evaluasi, 4) Refleksi. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMAN 8 Muaro Jambi dikelas X MIA I pada semester I tahun ajaran 2014/2015. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 SMAN 8 Muaro Jambi. Dengan jumlah siswa 25 orang siswa, dimana 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
10
Pengumpulan Data 1. Data kualitatif Menurut sugiono (2008), data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Adapun data kualitatif dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang dapat diukur langsung. Adapun data kuantitatif dalam penelitian ini adalah tentang tes hasil belajar siswa setiap akhir siklus. Analisis Data Analisis kualitatif diambil dari data hasil observasi tentang situasi belajar mengajar, yaitu untuk data hasil observasi aktivitas siswa dihitung dengan menggunakan persamaan: A=
x 100%
Keterangan: A = Aktivitas siswa Na = Jumlah siswa yang Aktif N = Jumlah siswa keseluruhan Dimana perhitungan penilaiannya sebagai berikut: 0 – 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100
= Tidak Aktif = Kurang Aktif = Cukup Aktif = Aktif = Sangat Aktif
Selanjutnya penilaian sikap dan penilaian keterampilan dilakukan setiap pertemuan dalam setiap siklus saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar format penilaian sikap dan keterampilan yang dilengkapi rubrik penilaian dengan menggunakan rating skala 1 – 4. Nilai akhir untuk penilaian sikap dan keterampilan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Kurniasih (2013), sebagai berikut :
Tabel 3.4. Konversi nilai keterampilan dan sikap Predikat A
Nilai Kompetensi Keterampilan 4
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
Sikap SB
11
AB+ B BC+ C CD+ D
3,66 3,33 3 2,66 2,33 2 1,66 1,33 1
B
C K Sumber : Kurniasih (2014)
Analisis kuantitatif untuk hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pemberian tes pada tahap evaluasi dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh Purwanto (2008), dengan menggunakan persamaan berikut: S=∑(R-
) x Wt
Keterangan : S
= Skor
R
= Jumlah jawaban yang benar
Wt
= Bobot
W
= Jumlah jawaban yang salah
n
= Jumlah option ( banyaknya pilihan jawaban )
nilai rata-rata kelas dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2008), sebagai berikut: M= Keterangan: M = Nilai rata-rata u X = Jumlah nilai ulangan siswa N = Jumlah siswa Untuk menghitung persentase tingkat keberhasilan belajar digunakan persamaan yang dikemukakan oleh Arikunto (2003) sebagai berikut: S=
x 100%
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
12
Keterangan: S = Skor R = Jumlah jawaban yang benar N = banyak butir soal HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Rincian peningkatan hasil belajar siswa dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan media Microsoft power point mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa Jumlah atau persentase No
Variabel yang diamati
1
Nilai rata-rata siswa
2
Jumlah siswa yang berhasil
No 1 2 3 4 5
No 1 2 3 4 5 6 7
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
59,26
72,80
80,25
12 orang
17orang
20 orang
48,00%
68,00%
80,00%
Tabel Peningkatan Penilaian Sikap Sosial Siswa Setiap Siklus Jumlah atau Persentase (%) Variabel yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III Nilai rata-rata siswa 2,5 2,7 3,2 Jumlah siswa yang bersikap kategori Sangat Baik (SB) 8 12 32,00% (48,00%) Jumlah siswa yang bersikap kategori Baik (B) 14 12 13 (56,00%) (48,00%) (52,00%) Jumlah siswa yang bersikap kategori Cukup (C) 11 5 (44,00%) (20,00%) Jumlah siswa yang bersikap kategori Kurang (K) Tabel Peningkatan Penilaian Keterampilan Siswa Setiap Siklus Jumlah atau Presentase (%) Variabel yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III Nilai rata-rata siswa 2,56 3,30 3,36 Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 11 14 berpredikat A (44,00%) (56,00%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 4 berpredikat A(16,00%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 7 berpredikat B+ (28,00%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 7 12 berpredikat B (28,00) (48,00%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan 10 berpredikat B(40,00%) Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C+ -
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
13
8 9 10 11
Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat C Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat CJumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D+ Jumlah siswa yang mempunyai nilai keterampilan berpredikat D
8 (32,00%) -
2 (8,00%) -
-
Berdasarkan ketiga tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dinilai dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada setiap siklus. Jadi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan media microsoft power point pada materi gerak lurus dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berikut peningkatan aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran : Tabel 4.20 Peningkatan Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran No
Aktivitas yang diamati
Siklus I JS %
Siklus II JS %
Siklus III JS %
25 25 25
100 100 100
25 25 16
100 100 64
24 24 16
96 96 64
25 25
100 100
21 25
84 100
17 24
68 96
20
80
25
100
24
96
25
100
23
92
24
96
18 10 10
72 40 40
25 20 12
100 80 48
20 20 16
80 80 64
10 15 15
40 60 60
12 12 16
48 48 64
16 16 18
64 64 72
0
0
20
80
20
80
Pendahuluan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Siswa memasuki ruang kelas tepat pada waktunya. Siswa menjawab salam dari guru. Siswa menjawab pertanyaan seputar materi terdahulu yang ditanyakan oleh guru. Siswa yang siap dan termotivasi untuk mulai belajar. Siswa yang memperhatikan guru sewaktu guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa yang memperhatikan guru sewaktu guru menginformasikan model pembelajaran menggunakan kooperatif tipe group investigation. Kegiatan Inti
7.
8. 9. 10. 11. 12. 13.
Siswa yang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dalam bentuk power point. Siswa duduk berdasarkan kelompok masing-masing. Siswa membahas LKS yang telah di beri guru. Siswa yang aktif mengadakan interview (tanya jawab). Siswa yang aktif mengeluarkan pendapat. Siswa yang memberi saran kepada kelompok lain. Siswa yang aktif menyimpulkan hasil diskusi masingmasing kelompok. Penutup
14.
Siswa yang menulis pekerjaan rumah dari guru.
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
14
15.
Siswa yang memperhatikan sewaktu menyampaikan informasi materi selanjutnya.
guru
15
60
21
84
24
96
Pembahasan Hasil Penelitian Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa secara individu dapat terlihat seperti tabel hasil di atas. Dari gambar hasil di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan pada motivasi siswa secara individu pada setiap siklus. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan media Microsoft power point dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X MIA I SMAN 8 Muaro Jambi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat dilihat dari rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I adalah 69,85%, siklus II 79,46%, dan siklus III 80,80%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa terjadi peningkatan setiap siklus. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek pengetahuan dari siklus I adalah 59,26 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 12 orang (48,00%), siklus II 72,80 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 17 orang (68,00%) dan untuk siklus III meningkat menjadi 80,25 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai KKM yaitu 75 sebanyak 20 orang (80,00%) tetapi ada 5 orang (20,00%) yang belum berhasil mencapai nilai KKM. Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek sikap dari siklus I adalah 2,5 dengan jumlah siswa yang berhasil 14 orang (56,00%), siklus II 2,7 dengan jumlah siswa yang berhasil 20 orang (80,00%) dan untuk siklus III meningkat menjadi 3,2 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai KKM yaitu ≥ 2,66 sebanyak 25 orang (100%). Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada aspek keterampilan dari siklus I adalah 2,56 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 17 orang ( 68,00%), siklus II adalah 3,33 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 20 orang (80% ) dan untuk siklus III adalah 3,66 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 25 orang (100% ). Untuk itu dilihat dari aspek keterampilan semua siswa sudah mencapai nilai KKM yaitu ≥ 2,66. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model group investigation dengan media microsoft power point dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa yang dinilai dari aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan pada materi Gerak Lurus di SMAN 8 Muaro Jambi. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan hasil belajar fisika siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal:
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
15
1). Guru fisika dapat menggunakan model pembelajaran tipe group investigation dengan media microsoft power point untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar fisika siswa, terutama pada materi Gerak Lurus. 2). Karena penelitian ini hanya dilakukan pada materi Gerak Lurus, maka diharapkan penelitian yang serupa dapat pula dilaksanakan pada materi yang lain. Penelitian ini masih terbatas pada model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran tipe group investigation dengan media microsoft power point, maka diharapkan penelitian yang serupa dapat pula dilaksanakan dengan DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta. . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani, Dedy. 2009. Model Pembelajaran Group Investigation. Bengkulu: Universitas Bengkulu. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2012. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Jalaludin, Dudung. 2007. Pelajaran Fisika untuk SMA/MA Kelas X, Depok: CV. Arya Duta . Jihad, A dan Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Multi Presindo. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika SMA Kelas X. Bandung : Erlangga. Kurniasih, I dan Sani, B. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Maesaroh, Siti. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation. Jakarta: UNN Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
16
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suarna, Nana. 2009. Pedoman Panduan Praktikum Microsoft Office 2007. Bandung: Yrama Widya. Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasi Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar . 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Widyatun, Diah. 2012. Model Pembelajaran Group Investigation. Yasri. 2014. Penilaian Otentik dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
MISLINA : S1 PENDIDIKAN FISIKA
17