PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP VIRUS (Kuasi Eksperimen di SMAN 9 Bekasi)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: KARINA KOESTIARTI NIM. 109016100046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H. / 2014 M
ABSTRAK
Karina Koestiarti, Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Virus (Kuasi Eksperimen di SMAN 9 Bekasi). Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain pretest posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dan Random Sampling. Sampel penelitian berjumlah 40 siswa untuk kelas eksperimen dan 40 siswa untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 26 soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok diperoleh hasil thitung sebesar 2,84, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% sebesar 1,99, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa.
Kata Kunci : Creative Problem Solving, Hasil Belajar Biologi
iii
ABSTRACT
Karina Koestiarti, Effects of Creative Problem Solving Model Learning on Student Learning Outcomes At the Biology Concept Virus (Quasi-Experiments in SMAN 9 Bekasi). Thesis. Biology Education Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This study aims to determine the effect of the Creative Problem Solving model of learning on learning outcomes of students to the concept of viral biology. This research was conducted at SMAN 9 Bekasi. The research method used is a quasi-experimental design with pretest-posttest control group design. Sampling was done using purposive sampling technique and random sampling technique. Sample was 40 students for grade 40 students to experimental and control classes. Retrieval of data using instruments achievement test multiple choice questions with the number 26, which has been tested for validity and reliability. Data analysis using t-test, the data calculation results posttest mean difference both groups tcount obtained results of 2.84, while ttable at 5 % significance level of 1.99, so tcount > ttable. This indicates that there are significant learning model to Creative Problem Solving biology student learning outcomes.
Keywords : Creative Problem Solving, Learning Outcomes Biology
iv
KATA PENGANTAR ﺑﺴﻡﺍﻠﻠﮫﺍﻟﺮّﺤﻤﻦﺍﻠﺮّﺤﻴﻡ Assalamu’alaikum wr.wb Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kesehatan, kekuatan, kesabaran, rahmat dan hidayahnya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Virus (Kuasi Eksperimen di SMAN 9 Bekasi)”. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang untuk menyempurnakan akhlak manusia, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis menyadari terselesaikannya skripsi, tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas bimbingan dan dukungan serta bantuan yang diberikan dalam penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas jasa dan memberikan rahmat-Nya kepada: 1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.d. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Syarif Hidayatullah Jakarta, juga sebagai Pembimbing II yang telah memberikan arahan, saran serta motivasi yang membangun bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. 4. Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis. 5. Dra. Hj. Etty Kusmiaty, MM selaku Kepala SMAN 9 Bekasi yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. v
6. Abdul Karim, M.Pd selaku Guru Bidang Studi Biologi Kelas X SMAN 9 Bekasi, yang telah membimbing dalam penelitian dan seluruh siswa yang terlibat, terima kasih atas bantuannya selama penelitian dilakukan. 7. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terimakasih banyak atas segala ilmu dan kebaikan bapak serta ibu sekalian selama penulis menuntut ilmu di program studi pendidikan biologi. 8. Keluarga tercinta, ayah dan ibu, adik-adikku tersayang, serta bude dan pakde terima kasih atas segala limpahan doa, kasih sayang, serta dukungan moral maupun materil yang diberikan selama penelitian berlangsung dan dalam menyelesaikan skripsi ini 9. Sahabat terbaikku Dwi, Unti, Isti, Nisa, Pipit terimakasih sudah menjadi tempat curahan isi hatiku dalam keadaan senang maupun duka serta keluarga besar BIOGOS HOT 2009 yang tidak dapat disebutkan satu per satu terimakasih atas kerjasamanya, bantuan, dan motivasi yang telah diberikan selama ini. 10. Ismi, Anggun dan Hani terima kasih atas semangat menyelesaikan studinya yang telah ditularkan kepada penulis, terimakasih atas kebaikannya dan dukungannya. Tiada
untaian
kata
terindah
dan
berharga
kecuali
ucapan
Alhamdulillahirabbil’alamiin atas rahmat dan Ridha-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin. Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, Januari 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH ......................................... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii ABSTRAK ............................................................................................................. iii ABSTRACT ............................................................................................................ iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 7 D. Perumusan Masalah ............................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8 F. Manfaat Penulisan .................................................................................. 8 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ........................................................................................... 9 1. Model Pembelajaran Creative Problem Solving .............................. 9 a. Konsep Pembelajaran Creative Problem Solving ......................... 9 vii
b. Karakteristik Creative Problem Solving........................................ 12 c. Tahap-tahap Creative Problem Solving ........................................ 12 2. Kreativitas ........................................................................................ 15 a. Hakikat Kreativitas ....................................................................... 15 b. Ciri-ciri Kreativitas....................................................................... 18 c. Tahapan Kreativitas ...................................................................... 21 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas ............................ 22 3. Belajar dan Hasil Belajar .................................................................. 22 a. Konsep Belajar ............................................................................. 22 b. Hasil Belajar ................................................................................. 24 B. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................ 25 C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 27 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 31 B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 31 C. Metode dan Desain Penelitian ............................................................... 31 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32 E. Instrumen Penelitian............................................................................... 33 F. Uji Coba Instrumen ................................................................................ 35 1. Uji Validitas........................................................................................ 35 2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 36 viii
3. Indeks Taraf Kesukaran ...................................................................... 38 4. Daya Pembeda .................................................................................... 39 G. Kalibrasi Instrumen ............................................................................... 40 1. Pengujian Validitas ............................................................................. 40 2. Pengujian Reliabilitas ......................................................................... 41 H. Teknik Analisis Data ............................................................................. 43 1. Uji Normalitas .................................................................................... 43 2. Uji Homogenitas ................................................................................. 44 3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ..................................................................................... 46 1. Nilai Lembar Kerja Siswa ................................................................. 46 2. Nilai Afektif Siswa ............................................................................ 46 3. Nilai Produk Model Virus ................................................................ 47 4. Nilai Hasil Belajar Siswa ................................................................... 47 5. Hasil Keterlaksanaan Creative Problem Solving .............................. 47 B. Pengujian Persyaratan Analisa Data ...................................................... 48 1. Uji Normalitas ................................................................................... 48 2. Uji Homogenitas ................................................................................ 49 C. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 50 D. Pembahasan ............................................................................................ 52
ix
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 60 B. Saran ...................................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 61 LAMIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1. Desain Penelitian ....................................................................................... 32 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 34 3.3. Konversi Skor ........................................................................................... 34 4.1. Nilai Lembar Kerja Siswa ......................................................................... 46 4.2. Nilai Afektif Siswa ................................................................................... 46 4.3. Nilai Produk Model Virus ......................................................................... 47 4.4. Nilai Hasil Belajar Siswa .......................................................................... 47 4.5. Hasil Keterlaksanaan Creative Problem Solving ...................................... 48 4.6. Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Liliefors ............................ 49 4.7. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher ........................... 50 4.8. Hasil Perhitungan Hipotesis dengan “t” tes .............................................. 51
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Kerangka Berpikir Penelitian .................................................................. 29 Foto Produk Model Virus ............................................................................... 218 Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Kontrol ............................................... 220 Foto Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen .......................................... 221
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rencana Perencanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................... 65 2. Penilaian LKS Kelas Eksperimen .............................................................. 82 3. Rencana Perencanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................. 85 4. Lembar Keterlaksanaan Model Creative Problem Solving ........................ 96 5. Perhitungan Lembar Keterlaksanaan Model Creative Problem Solving ... 102 6. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ....................................................... 104 7. Sebaran Instrumen ...................................................................................... 125 8. LKS Kelas Eksperimen .............................................................................. 126 9
Kunci Jawaban LKS Kelas Eksperimen .................................................... 143
10. LKS Kelas Kontrol ..................................................................................... 149 11. Soal Uji Validitas ....................................................................................... 170 12. Soal Hasil Validitas .................................................................................... 180 13. Rekapitulasi Analisis Butir Soal ................................................................ 184 14. Daya Pembeda............................................................................................ 185 15. Reliabilitas Tes ........................................................................................... 187 16. Kelompok Atas dan kelompok Bawah ...................................................... . 188 17. Pengecoh .................................................................................................... 189 18. Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Kontrol ............................................ 190 19. Distribusi Frekuensi Post-test Kelas Kontrol ............................................ 194 xiii
20. Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen ...................................... 198 21. Distribusi Frekuensi Post-test Kelas Eksperimen ..................................... 205 22. Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Kontrol ............................................. 206 23. Uji Normalitas Data Pre-test Kelas Eksperimen ...................................... 208 24. Uji Normalitas Data Post-test Kelas Kontrol ............................................ 210 25. Uji Normalitas Data Post-test Kelas Eksperimen ..................................... 212 26. Uji Homogenitas Pre-test .......................................................................... 214 27. Uji Homogenitas Post-test ........................................................................ 215 28. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 216
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1 Menurut Ramdani (dalam Lukmanul hakim) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya empiris dan pasti. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang sering dianggap sulit untuk dipahami bagi peserta didik, karena menyangkut materi-materi yang masih bersifat abstrak dan sulit untuk dicerna oleh pikiran peserta didik.2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatik untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Hal ini sejalan dengan pendapat Rustaman (dalam Zulfiani) yang menyatakan bahwa pelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang Biologi, Fisika merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah kepada peserta didik.3 Peran guru dalam pembelajaran Biologi adalah memberi semangat untuk melakukan penyelidikan, kepercayaan serta harapan kepada peserta didik 1
Undang-Undang Guru dan Dosen & Undang-Undang Sisdiknas, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), h. 50. 2 Lukmanul Hakim, “Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap Hasil Belajar Biologi”, Skripsi pada UIN SYarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 1, tidak dipublikasikan. 3 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 46.
1
2
sehingga peserta didik diajak untuk mampu memahami materi Biologi. Menurut Isjoni, ia mengatakan bahwa guru itu berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik, membina pengetahuan dan menyelesaikan masalah. Guru juga berperan sebagai pereka bentuk bahan pengajaran yang menyediakan peluang kepada peserta didik untuk membangun suatu pengetahuan yang baru.4 Tujuan hal ini adalah peserta didik yang secara aktif dapat memahami soal, menguji ide-idenya, membuat dugaan, memberi alasan dan menjelaskan hasil kerjanya. Dalam pengerjaan, peserta didik dapat secara berkelompok, berpasangan ataupun individu dalam berbagi ide ataupun berdiskusi. Menurut Suryani tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga tumbuh minat dan semangatnya untuk belajar. Namun kenyataannya, hingga saat ini masih banyak guru yang kurang mengkondisikan lingkungan belajar yang kondusif untuk siswa belajar dengan baik, yang akhirnya berpengaruh kurang baik pula terhadap hasil belajar siswa.5 Dalam proses pembelajaran, menurut Suryosubroto masih cenderung menggunakan model konvensional (ceramah) dengan tujuan untuk mengejar target penyelesaian bahan pengajaran.6 Guru yang selalu mengajar dengan model konvensional menyebabkan peserta didik menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan berfungsi sebagai notulis dari ucapan guru di muka kelas saja. Apalagi jika model pembelajaran tersebut hanya menekankan pada pemberian konsep semata, sehingga peserta didik tidak mampu memahami materi pelajaran secara penuh. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar Biologi akibat ketidaktepatan guru dalam memilih model pembelajaran.
4
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 48. 5 Suryani Agustina Putri, Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Di Kelas X Sma Swasta Prayatna Medan, (Medan: Universitas Negeri Medan, 2009), (http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMEDUndergraduate-22582-5.%20BAB%20I.pdf) 6 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 190.
3
Suryosubroto menyatakan kembali bahwa perlunya penerapan strategi pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat belajar secara mandiri dan melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran.7 Pembelajaran menurut Suyatno hendaknya dimulai dari masalahmasalah yang aktual, relevan dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran yang tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari biasanya kurang menarik perhatian peserta didik. Pembelajaran biasanya terlepas dari kejadian aktual di masyarakat sehingga peserta didik tidak mampu menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.8 Para
ahli
pembelajaran
telah
menyarankan
penggunaan
paradigma
pembelajaran konstruktivistik untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas. Perubahan paradigma
belajar
tersebut
terjadi
perubahan pusat
(fokus)
pembelajaran dari belajar berpusat pada guru kepada belajar berpusat pada siswa.9 Dengan kata lain, ketika mengajar di kelas, guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, dapat mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar dimana peserta
didik
hanya
menerima
materi
dari
pengajar,
mencatat,
dan
menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri), menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan). Untuk mencapai tujuan tersebut, pengajar dapat menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran inovatif. Perlu disadari bahwa di dalam hidup selalu diliputi berbagai masalah baik masalah yang datang dari diri kita maupun dari luar kita. Memecahkan masalah yang ada merupakan suatu keputusan yang tepat untuk dapat hidup lebih bermakna.manakala sekolah dipandang sebagai laboratrium masyarakat, maka 7 8
Ibid., h. 188. Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h.
9. 9
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah, (Malang: Tanpa Tahun), h. 1. (http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/195704081984031DADANG_SUP ARDAN/Pembelajaran_Berbasis_Masalah.pdf)
4
menjadi penting siswa dilatih mengenali permasalahan sampai dengan melakukan pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang terkait dengan tingkat perkembangan mental, jenjang pendidikan serta mata pelajaran atau bidang ilmu yang dipelajarinya. Perlunya siswa SMA mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah secara eksplisit telah dirumuskan dalam Permen 22 tahun 2006 tentang Standar Isi KTSP umtuk mata pelajaran Biologi SMA-MA, yaitu mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif
dilakukan
dengan
menggunakan
pemahaman
dalam
bidang
matematika, fisika, kimia, dan pengetahuan pendukung lainnya.10 Kemampuan berpikir kreatif dan memecahkan masalah peserta didik juga belum membudaya di Indonesia. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik di Indonesia menurut data PISA 2003 (dalam Asikin) masih sangat rendah yakni dari 100 peserta didik, 73 peserta didik berada di bawah level 1.11 Menurut Takwim, kemampuan memecahkan masalah dipandang perlu dimiliki siswa, terutama siswa SMA, karena kemampuan-kemampuan ini dapat membantu siswa membuat keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Sebaliknya, kurangnya kemampuankemampuan ini mengakibatkan siswa pada kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan alasan melakukannya.12 Menurut Krulik dan Rudnick, pemecahan masalah adalah tidak hanya sebagai sebuah proses pembelajaran, tetapi juga merupakan cara mengajar. Siswa untuk menjadi pemecah masalah yang baik (good problem solver), mereka harus terus Depdiknas, Sosialisasi KTSP. Jakarta: Ditjen PMPTK, 2006. Asikin dan Pujiadi, “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving (CPS) berbantukan CD Interaktif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SMA Kelas X”, (Semarang: UNNES, Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 3 No 1 Juni, 2008), h. 44. (http://journal.unnes.ac.id) 10 11
12
Bagus, Takwim, Mengajar Anak Berpikir Kritis, 2006. (Online). www.kompas.-com/-
kesehatan/news/0605/05/093521.htm,
5
menerus terpapar dan terlibat secara aktif dalam segala kegiatan pemecahan masalah. 13 Sebagian besar peserta didik terbiasa melakukan hafalan dalam memahami materi Biologi tanpa dibarengi dengan adanya pengembangan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah. Untuk menyikapi permasalahan ini, perlu diupayakan pembelajaran berdasarkan teori kognitif yang di dalamnya termasuk teori konstruktivisme. Menurut Sushkin (dalam Isjoni) dalam teori konstruktivisme, dirinya menyatakan bahwa perlu adanya penekanan kepada peserta didik daripada guru, hal ini disebabkan karena peserta didik yang berinteraksi dengan bahan dan peristiwa sehingga peserta didik dapat membangun sendiri konsep dan pembuatan penyelesaian kepada masalah.14 Menurut Gagne (dalam Suyatno), dirinya mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan hasil belajar yang paling tinggi.15 Guru dapat mengadopsi berbagai pendekatan terhadap pembelajaran yang akan mendorong penyelesaian masalah dan investigasi, membangkitkan keingintahuan alamiah anak-anak dan hasrat mereka untuk belajar. Kegiatan problem solving memberi kesempatan bagi anak-anak untuk menggunakan imajinasi mereka, mencoba mewujudkan ide-ide mereka, dan berpikir tentang berbagai macam kemungkinan. Agar proses pembelajaran Biologi dapat berhasil sesuai dengan harapan maka perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang dipandang sangat penting. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan materi pelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda dan beragam karakteristik peserta didik dilihat dari tipe belajar (visual, auditif dan kinestetis), serta menghindari kejenuhan saat belajar. Guru harus mampu berinovasi dalam hal model 13
Stephen Krulik dan Jesse Rudnick, Problem Solving: a Handbook for Senior High School Teachers, (Massachusetts: Gould Street Neidham Heights, 1989), h. 49. 14 Isjoni, op. cit., h. 48. 15 Suyatno, op. cit., h. 9.
6
pembelajaran sehingga penyampaian materi pelajaran menjadi lebih baik dan sangat mempengaruhi behavior change yang diharapkan untuk peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik berlatih memecahkan masalah secara kreatif adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Menurut Baer (dalam Ismiyanto), Creative Problem Solving (CPS) merupakan salah satu model pembelajaran yang dipandang efektif dapat membantu pemecahan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.16 Menurut Karen (dalam Zainab) model Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas.17 Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses, sebab dalam pemecahan masalah Biologi akan ditemukan dan digunakan kombinasi aturan-aturan yang telah diketahui untuk digunakan dalam memecahkan masalah itu. Membelajarkan Biologi dengan strategi pemecahan masalah secara kreatif akan memungkinkan peserta didik lebih kritis, kreatif dan analitis, dalam menanggapi suatu permasalahan yang muncul, baik permasalahan Biologi maupun permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti bermaksud menerapkan suatu model
pembelajaran
yang
melibatkan
peserta
didik
untuk
mencari
pengetahuannya sendiri serta dapat mengetahui hasil belajar Biologi dengan model pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah secara kreatif (Creative Problem Solving).
16
Ismiyanto, Implementasi Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Menggambar: Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar, (Semarang: Jurnal Kependidikan, Vol. VI No. 2, Juli 2010), h. 104. (http://journal.unnes.ac.id) 17 Zainab, Metode Creative Problem Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika, (Palembang: Himma, 2012), h. 3. (http://blog.unsri.ac.id/userfiles/METODE%20CREATIVE%20PROBLEM%20SOLVING.pdf)
7
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Mata Pelajaran IPA Biologi sering dianggap sulit bagi siswa karena menyangkut materi-materi yang masih bersifat abstrak dan sulit dicerna oleh pikiran siswa. 2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran cenderung hanya diam mendengarkan penjelasan guru, mencatat, dan sebagian besar siswa tampak kurang serius mengikuti proses pembelajaran, melamun serta merasa bosan dengan kegiatan belajar yang dilakukan bahkan tugas-tugas yang diberikan guru tidak dapat dikerjakan siswa dengan baik. 3. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih sangat rendah. 4. Rendahnya hasil belajar Biologi akibat ketidaktepatan guru dalam memilih model pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini akan dikaji secara ilmiah tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar Biologi siswa, untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang menyimpang maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas X SMAN 9 Bekasi Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Creative Problem Solving menurut Mitchell Kowalik. 3. Hasil belajar biologi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini hanya dibatasi pada aspek kognitif siswa dengan jenjang C1, C2, C3 dan C4 pada konsep virus.
8
D. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus?” E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah a. Memberikan sumbangan yang positif bagi sekolah dalam rangka memperbaiki program pengajaran. b. Sebagai
informasi
untuk
memotivasi
tenaga
kependidikan
agar
menerapkan metode yang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru a. Sebagai motivasi dalam meningkatkan variasi keterampilan mengajar dalam sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa. b. Mendapatkan strategi pembelajaran yang tepat saat menyampaikan materi yang diajarkan.
3. Bagi peneliti a. Mendapatkan pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) b. Dapat mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep virus.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Creative Problem Solving a. Konsep Pembelajaran Creative Problem Solving Model Creative Problem Solving pertama kali diperkenalkan oleh Alex Osborn, seorang creator of brainstorming, pendiri dari The Creative Education and Foundation (CEF) and co-founder of Highly Successful New York Advertising Agency. Pada tahun 1950-an, Alex Osborn dan Sidney Parnes (SUNY College at Buffalo) bekerja sama melakukan penelitian lebih mendalam untuk menyempurnakan model ini, sehingga model Creative Problem Solving ini lebih dikenal dengan nama The Osborn-Parnes Creative Problem Solving Models.1 Creative Problem Solving berasal dari kata creative, problem, dan solving. Menurut Mitchell dan Kowalik (dalam Isrok’atun), mengatakan bahwa creative artinya banyak ide baru dan unik dalam mengkreasi solusi serta mempunyai nilai dan relevan; problem artinya suatu situasi yang memberikan tantangan, kesempatan, yang saling berkaitan; sementara solving, artinya merencanakan suatu cara untuk menjawab atau menemukan jawaban dari suatu problem.2 Menurut Karen (dalam Zainab), model Creative Problem Solving (CPS) merupakan suatu metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan dalam pemecahan suatu masalah yang didukung oleh penguatan kerativitas dalam
1
Scott G. Isaksen dan Donald J. Treffinger, Creative Problem Solving: The History, Deevelopment, and Implication for Gifted Education and Talent Development, (The Evolution of CPS in Gifted Education, 2005), h. 342. http://www.cpsb.com/research/articles/creative-problemsolving/Creative-Problem-Solving-Gifted-Education.pdf 2 Isrok’atun, Creative Problem Solving Matematis, (Bandung: UPI, 2012), h. 4. (http://eprints.uny.ac.id/8094/1/P%20-%2047.pdf)
9
10
pemecahan masalah tersebut.3 Pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) ini dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan pengembangan dari implementasi kurikulum di kelas yang di mulai dengan menghadapkan siswa pada suatu masalah yang nyata atau masalah yang disimulasikan, siswa bekerja sama dalam satu kelompok untuk mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah tersebut, kemudian siswa mendiskusikan strategi untuk bernegosiasi untuk membangun pengetahuannya. Menurut Treffinger dan Isaksen, Creative Problem Solving adalah suatu model penyelesaian dalam memecahkan masalah dan mengatur perubahan kreatif. Creative Problem Solving ini sangat mudah untuk mempelajari prosesyang dapatdiaplikasikan oleh individu dan kelompok di berbagai kalangan usia, dalam berbagai organisasi, aturan dan budaya. Creative Problem Solving akan membantu seseorang untuk melepaskan bakat kreatifnya dan untuk fokus berpikir secara konstruktif.4 Suyatno pun mengatakan hal yang serupa bahwa Creative Problem Solving (CPS) ini merupakan sebuah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.5 Dalam proses pembelajaran, model Creative Problem Solving ini dirasakan penting sebab pada prinsipnya belajar menurut Muhibbin Syah merupakan proses memperoleh arti-arti, pemahaman serta cara untuk menafsirkan dunia di sekeliling siswa, yang difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini ataupun nanti dihadapi siswa.6 Menurut Rubino, Creative Problem Solving jika ditilik dari konsep dasarnya merupakan metode 3
Zainab, Metode Creative Problem Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika, (Palembang: Himma, 2012), h. 3. 4 Donald Treffinger, Scott G Isaksen, Creative Problem Solving a Temporary Framework for Managing Change, (New York: Creative Problem Solving Group, 2003), h. 1. (http://www.cpsb.com/resources/downloads/public/CPSVersion61B.pdf) 5
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h.
66. 6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 92.
11
pembelajaran yang mengacu kepada pendekatan heuristik, dengan konsep bahwa mengajar adalah upaya guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang dapat mengoptimalkan kegiatan siswa dalam belajar.7 Menurut Suryosubroto, strategi Creative Problem Solving ini berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai pelbagai alternatif dalam memecahakan suatu masalah.8 Guilford mengatakan (dalam Ismiyanto) bahwa berpikir divergen seseorang antara lain dapat diketahui dari kemampuannya dalam memecahkan suatu masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif terhadap pemecahan masalah tersebut, dan siswa memiliki kemampuan dalam mengemukakan serta membangun gagasannya yang baru.9 Oleh karena itu, berpikir divergen berpotensial sebagai pembimbing dalam pengembangan kreativitas siswa. Creative Problem Solving merupakan representasi dimensi-dimensi proses yang alami, bukan suatu usaha yang dipaksakan. Creative Problem Solving merupakan pendekatan yang dinamis, siswa mejadi lebih terampil sebab siswa mempunyai prosedur yang lebih tersusun dari awal. Ada banyak kegiatan yang melibatkan kreativitas dalam pemecahan masalah, seperti riset dokumen, pengamatan terhadap lingkungan sekitar, kegiatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, dan penulisan yang kreatif. Dengan Creative Problem Solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Berbeda dengan hafalan yang sedikit menggunakan pemikiran, Creative Problem Solving memperluas proses berpikir.
7
Rubino Rubiyanto dan Shodik Sunandar Muttaqin, Komparasi Antara Strategi Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) dengan Pembelajaran Invitation Into Inquiry terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SDN Tuban 01 Dan SDN Tuban 02 Tahun 2011 – 2012, (Surakarta: UMS, 2012), h. 133. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/1741/Rubino%20R.pdf?sequence=1 8
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 200. Ismiyanto, Implementasi Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Menggambar: Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar, (Semarang: Jurnal Kependidikan, Vol. VI No. 2, Juli 2010), h. 104. (http://journal.unnes.ac.id) 9
12
Dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan pendidik ialah sumbang saran (brainstorming) siswa dalam memecahkan masalah. Seperti yang dikatakan oleh Sutrisno, brainstorming adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan suatu daftar panjang yang berisi berbagai respon beragam terhadap membuat penilaian terhadap ide-ide individu.10 Hal ini menjadi penting bagi siswa tentang belajar bagaimana menghasilkan ide-ide tanpa melalukan penilaian awal. Tujuannya adalah mengeksplorasi kembali ide-ide yang muncul dan mengeliminasi ide-ide yang tidak dapat dikerjakan. Dalam mencari informasi ketika menyelesaikan masalah/menjawab pertanyaan, peserta didik diberi
kesempatan
untuk
memberikan
pendapat
(brainstorming),
baik
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa, membaca referensi, maupun mencari data/informasi dari lapangan. b. Karakteristik Creative Problem Solving (CPS) Menurut Steiner (dalam Isrok’atun), ada beberapa karakteristik Creative Problem Solving, adalah sebagai berikut: 1) Dalam menyelesaikan suatu problem, dimulai dari proses recursive (pengulangan), revised (peninjauan kembali), dan redefined (pendefinisian ulang). 2) Memerlukan proses berpikir divergen dan konvergen. 3) Menggagas suatu pemikiran yang bersifat prediktif serta dapat merangsang ke tahap berpikir logis selanjutnya.11 c. Tahap-tahap Creative Problem Solving (CPS) Menurut Osborn (dalam Isaksen), mengemukakan bahwa model Creative Problem Solving mempunyai tiga macam prosedur, antara lain: 1) Menemukan fakta, meliputi proses menjabarkan dan merumuskan masalah, mengumpulkan dan meneliti data serta informasi yang relevan. 10
Sutrisno, Menjadi Guru Kreatif agar Dicintai Murid Sampai Mati, (Yogyakarta: Golden Books, 2010), h. 37. 11 Isrok’atun, op. cit., h. 5
13
2) Menemukan
gagasan,
yaitu
berkaitan
dengan
memunculkan
dan
memodifikasi gagasan tentang bagaimana startegi yang dilakukan untuk memecahkan masalah. 3) Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak pemecahan masalah.12 Menurut Pepkin dalam thesis yang dibuat oleh Hideki Muneyoshi, pembelajaran Creative Problem Solving terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1) Klarifikasi masalah adaah tindakan guru memberikan penjelasan masalah yang diajukan. 2) Pengungkapan pendapat adalah kegiatan siswa mengungkapkan strategi penyelesaian masalah. Strategi penyelesaian masalah meliputi: identifikasi masalah,
menyajikan
masalah
dengan
bantuan
model
matematika,
menentukan penyelesaian masalah dan memeriksa ulang untuk mengetahui benar tidaknya penyelesaian. 3) Evaluasi adalah kegiatan meneliti, memeriksa prosedur dalam memperoleh penyelesaian masalah. Evaluasi dilakukan oleh siswa dengan difasilitasi oleh guru. 4) Implementasi adalah kegiatan menerapkan langkah-langkah penyelesaian masalah yang sementara dihadapi dan pada aplikasi yang lebih luas dalam penerapan strategi penyelesaian masalah.13
12
Isaksen, Transforming Dreams Into Reality: The Power of Creative Problem Solving, h. 1. (http://www.cpsb.com/research/articles/creative-problemsolving/Dreams-Power-of-CreativeProblem-Solving.pdf) 13
Hideki Muneyoshi, Identifying How School Teachers Use Creative Problem Solving, York: Buffalo State College, 2004), h. 22-24. (http://www.buffalostate.edu/orgs/cbir/readingroom/theses/Muneyht.pdf)
(New
14
Langkah-langkah dalam Creative Problem Solving (CPS) menurut Mitchell dan Kowalik adalah sebagai berikut: 1) Objective-finding (menemukan masalah) Tahap ini siswa mengidentifikasi tujuan, harapan maupun tantangan yang ingin dicapai. 2) Fact-finding (menemukan fakta) Pada tahap ini siswa mendaftar semua fakta, pertanyaan dan data yang dibutuhkan untuk memecahkan msalah. 3) Problem-finding (menemukan masalah) Pada tahap ini, siswa mengklarifikasi masalah dengan cara memfokuskan masalah yang benar-benar ingin dipecahkan atau diselesaikan. 4) Idea-finding (menemukan gagasan) Pada tahap ini, siswa diupayakan untuk menemukan sejumlah gagasannya yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 5) Solution-finding (menemukan solusi) Pada tahap penemuan solusi, ide dan gagasan yang telah diperoleh pada tahap idea-finding diseleksi untuk menemukan ide yang paling tepat untuk memecahkan masalah. 6) Acceptance-finding Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas suatu solusi masalah, menyusun rencana tindakan, dan mengimplementasikan solusi tersebut.14
14
William E. Mitchell & Thomas F. Kowalik, Creative Problem Solving, p. 5 (http://www.roe11.k12.il.us/GES%20Stuff/Day%204/Process/Creative%20Problem%20Solving/C PS-Mitchell%20&%20Kowalik.pdf)
15
Jika dibandingkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya (memahami masalah, merencanakan pemecahannya, menyelesaikan masalah sesuia rencana, dan memeriksa kembali hasil yng diperoleh)15, maka tidak ada perbedaan yang cukup signifikan dengan langkah-langkah Creative Problem Solving, hanya saja tujuan utama dari Creative Problem Solving menurut Parnes adalah membantu siswa mengembangkan: 1) Kesadaran akan pentingnya usaha kreatif dalam belajar, pekerjaan, mencari ilmu pengetahuan dan seni, serta kehidupan pribadi. 2) Motivasi untuk menggunakan potensi kreatif. 3) Percaya diri dalam kemampuan kreatif. 4) Meningkatkan kesensitifan terhadap masalah di lingkungan sekitar,suatu sikap “merasa tidak puas yang membangun”. 5) Terbuka terhadap ide-ide orang lain. 6) Rasa penasaran yang lebih besar, kesadaran terhadap banyak tantangan dan kesempatan dalam kehidupan.16
2. Kreativitas a. Hakikat Kreativitas Menurut Edward, kreativitas adalah kegiatan dinamis yang melibatkan proses mental sadar dan bawah sadar. Kreativitas melibatkan seluruh otak, bermain dengan imajinasi dan berbagai kemungkinan yang terjadi, mengarah kepada koneksi baru dan bermakna dan merupakan hasil interaksi dengan ide-ide, orang, dan lingkungan.17
15
I Wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah, (Malang: FMIPA UNM), h.
5. 16
David Gonzales, The Art of Solving Problems: Comparing the Similarities and Differences Between Creative Problem Solving (CPS), Lateral Thinking and Synectics, (New York: Buffalo State College International Centre for Studies In Creativity, h. 12. (http://www.buffalostate.edu/orgs/cbir/Readingroom/theses/Gonzadp.pdf). 17 Edward Lumsdaine, Creative Problem Solving, Thinking Skills for A Changing World, (Singapura: McGraw Hill, 1995), h. 14.
16
Menurut Munandar kreativitas adalah kemampuan untuk membawa kombinasi yang baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Dapat pula dikatakan kerativitas itu sebagai daya cipta dalam kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang merupakan kombinasi dari hal-hal yang sebelumnya sudah ada.18 Senada dengan Munandar, Ripple mendefinisikan kreativitas semata-mata sebagai sebuah kombinasi kemampuan, keterampilan, motivasi dan sikap.19 Salah
satu
hakikat
kreativitas
yang
dikemukakan
oleh
Ausuble
(dalam Hamalik) bahwa seseorang yang kreatif adalah orang yang memiliki kemampuan kapasitas dalam hal pemahaman, sensitivitas, dan apresiasi.20 Suryosubroto berpendapat bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya yang baru ataupun kombinasi menghasilkan suatu hal yang baru.21 Aptitude yaitu ciri-ciri yang berhubungan dengan ranah kognitif, sedangkan nonaptitude yaitu ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap dan perasaan. Lebih lanjut lagi Isaksen berpendapat bahwa kreativitas adalah proses menghasilkan produk unik dengan transformasi produk yang ada. Produk kreativitas ini dapat berwujud dan tidak berwujud, dan memiliki kriteria tujuan dan nilai bagi seseorang yang mampu berpikir kreatif tersebut.22 Florence mengatakan bahwa kreativitas melibatkan pengungkapan atau pengekspresian
18
gagasan
dan
penggunaan
berbagai
macam
cara
untuk
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 47. 19 Jamal Badhi dan Musthapa Tajdin, Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif berdasarkan Metode Qurani, (Bandung: Mizan Media Utama, 2007), h. 119. 20 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 179. 21 Suryosubroto, op. cit., h. 191. 22 Isaksen, On The Conceptual Foundations of Creative Problem Solving: A Response to Magyari Beck, (Basil Blackwell Ltd, Volume 4 Number 1 March 1995), h. 55. (http://personal.stevens.edu/~ysakamot/creativity/creative%20problem-solving.pdf)
17
melakukannya, misalnya melalui seni ekspresif.23 Kreativitas dapat dipandang sebagai sebuah bentuk intelejensi. Gardner dalam Florence memandang bahwa kreativitas itu sebagai salah satu multiple intelegence yang meliputi berbagai macam fungsi otak. Kreativitas merupakan sebuah komponen penting dan memang perlu.24 Berdasarkan paparan Matlin yang dikutip oleh Ali Mahmudi menyatakan bahwa kreativitas merujuk pada penggunaan kemampuan berpikir dalam pemecahan
masalah
berkemampuan
sehari-hari
biasa.25
yang
Sedangkan
dapat
menurut
dilakukan Treffinger,
oleh
individu
setiap
individu
mempunyai potensi kreatif. Kreativitas dapat dikembangkan tanpa memperhatikan level kreativitasnya. Pendapat terakhir ini menginformasikan bahwa level kreativitas individu berbeda-berbeda. Pengembangan kreativitas dimaksudkan untuk mengembangkan potensi kreatif individu sesuai levelnya.26 Masih banyak definisi tentang kreativitas, namun pada intinya kreativitas itu merupakan kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Selain itu juga kreativitas adalah daya pikir dan semangat yang memungkinkan seseorang untuk mengadakan sesuatu yang memiliki kegunaan, keindahan, tatanan atau arti penting dari sesuatu yang kelihatannya tidak ada. Kreativitas merupakan hubungan yang erat dengan kepribadian seseorang. Pengembangan kemampuan kreatif akan berpengaruh pada sikap mental atau kepribadian seseorang. Banyak kegiatan yang dapat dirancang oleh pendidik yang semuanya bersifat mengembangkan kreativitas anak. Tugas-tugas yang bersifat mengembangkan kreativitas anak selalu menuntut anak untuk memikirkan bermacam-macam
23
Florence Beetlestone, Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreativitas Siswa, (Bandung: Nusa Media, 2011), h. 3. 24 Ibid., h. 28. 25 Ali Mahmudi, Tinjauan Kreativitas dalam Pembelajaran Matematika (Yogyakarta: UNY, Volume 4, Nomor 2, Desember 2008), h. 3. 26 Donald Treffinger, Scott G Isaksen, op. cit., h. 23
18
kemungkinan jawaban, beragam gagasan dalam memecahkan suatu masalah yang tidak hanya satu, inilah yang disebut berpikir divergen. Menurut jamal badhi dan Musthapa Tajdin, berpikir konvergen melibatkan penerapan logika dan pengetahuan untuk mempersempit jumlah kemungkinan solusi dari satu msalah sehingga pemikiran kita menemukan pilihan yang paling tepat. Sedangkan berpikir divergen melibatkan kemampuan untuk membayangkan banyak cara untuk memecahkan masalah.27 b. Ciri-ciri Kreativitas Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif. William (dalam Munandar) membedakan antara ciri kognitf (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri-ciri kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.28 Berikut ini ciri-ciri kognitif (aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude) menurut William (dalam Munandar) akan diuraikan sebagai berikut: 1) Ciri-ciri Kognitif Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) dan memiliki lima ciri kognitif, yaitu kemampuan berpikir secara lancar (fluency), berpikir luwes (flexibelity), orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation) dan kemampuan memperinci/mendalam (elaboration). 27 28
Jamal Badhi dan Musthapa Tajdin, op. cit., h. 118. Utami Munandar, op. cit., h. 88.
19
a) Kemampuan berpikir lancar (fluency) Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan, mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah. b) Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility) Merupakan
kemampuan
untuk
menggunakan
bermacam-macam
pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir, mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang baru. c) Kemampuan berpikir orisinal (originality) Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan masalah dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. d) Kemampuan menilai (evaluation) Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. e) Kemampuan memperinci (elaboration) Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik.
20
2) Ciri-ciri afektif Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu: a) Rasa ingin tahu. Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. b) Bersifat imajinatif/fantasi Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang kenyataan. c) Merasa tertantang oleh kemajemukan Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugastugas yang sulit. d) Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan) Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani dalam mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau pendapatnya walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya dan berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal.
21
e) Sifat menghargai Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.29 c. Tahapan Kreativitas Menurut Wallas (dalam Suryosubroto), dalam analisis proses kreatif dibedakan menjadi empat fase, yaitu fase persiapan, fase inkubasi, fase inspirasi, dan fase revisi. Fase-fase tersebut diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: 1) Fase Persiapan Mempelajari latar belakang masalah dan mengenal permasalahan kemudian mengumpulkan data atau informasi dan pengetahuan terkait. 2) Fase Inkubasi Fase individu menyusun kembali dan mengetes ide-ide atau percobaannya, selain itu individu juga benar-benar melibatkan diri dan mengalami masalah yang dihadapi. 3) Fase Inspirasi Pada fase ini individu secara tiba-tiba muncul ide tentang tema atau hubungan bermacam-macam komponen dari masalah yang dihadapi. 4) Fase Revisi Pada fase ini individu memikirkan, mengevaluasi menyusun rencana penyelesaian secara kritis, jadi fase ini merupakan yang terakhir dari proses kreatif.30
29 30
Ibid., h. 93. Suryosubroto, op. cit., h. 222.
22
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Menurut Munandar (dalam Tarnoto dan Purnamasari), faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas terdiri dari: 1) Aspek kognitif adalah faktor kemampuan berpikir yang terdiri dari kecerdasan (intelegensi) dan memperbanyak
bahan berpikir berupa
pengalaman dan keterampilan. 2) Aspek non kognitif terdiri dari sikap, motivasi, nilai, dan ciri kepribadian yang berinteraksi dengan lingkungan tertentu.31 Sedangkan menurut Ariati (dalam Suryosubroto) mengemukakan adanya Sembilan faktor sosiokultural yang menunjang kreativitas, yaitu: 1) Tersedianya sarana-sarana kebudayaan, 2) Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan, 3) Penekanan pada tujuan yang ingin dicapai, 4) Pemberian kesempatan kepada semua warga Negara tanpa diskriminasi, 5) Timbulnya kebebasan setelah tekanan dan tindakan yang keras, 6) Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan budaya, 7) Toleransi dan minat terhadap pandangan yang divergen, 8) Ada interaksi antar pribadi yang berarti, 9) Ada insentif dan penghargaan yang memadai.32 3. Belajar dan Hasil Belajar a. Konsep Belajar Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Witherington (dalam Sukmadinata) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan 31
Nissa Tarnoto dan Alfi Purnamasari, Kreativitas Siswa SMPN Ditinjau dari Pendidikan Ibu, (Yogyakarta: UAD, Humanitas Vol. VI No. 2 Agustus, 2009), h. 195. (http://journal.uad.ac.id) 32 Suryosubroto, op. cit., h. 199.
23
kecakapan.33 Menurut Skinner (dalam Dalyono) berpendapat bahwa belajar adalah proses penyesuaian tingkah laku kea rah yang lebih maju.34 Selanjutnya, American Heritage Psychology (dalam Baharuddin) secara lebih luas memerinci belajar sebagai; 1) To gain knowledge, comprehension, or mastery through experience or study (bertambahnya pengetahuan dan keahlian melalui pengalaman belajar), 2) To fix in the mind or memory: memorize (perpaduan antara berpikir dan mengingat, menghafalkan), 3) To acquire through experience, kesiapan untuk memeperoleh pengalaman.35 Dalam teori belajar kognitif Purwanto menjelaskan bahwa seseorang hanya dapat dikatakan belajar apabila telah memahami keseluruhan persalan secara mendalam (Insightful).36 Menurut Biggs (dalam Muhibbin Syah) mengemukakan bahwa belajar bila ditinjau secara kualitatif (tinjauan mutu) adalah proses memeproleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.37 Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan para pakar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperlukan melalui proses latihan maupun pengalaman. Jadi perubahan tingkah laku yang tidak melalui proses atau tidak diperoleh melalui latihan maupun dari pengalaman bukanlah kegiatan belajar. Belajar merupakan prose perubahan tingkah laku secara keseluruhan setelah melakukan interaksi dengan lingkungan dan
melalui
tahapan
belajar,
yang
di
dalamnya
terkandung
pengalaman-pengalaman dan proses pembiasaan dalam upaya memperoleh perubahan tersebut. 33
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 155. 34 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2010), h. 212. 35 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), h. 163. 36 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 42. 37 Muhibbin Syah, op. cit., h. 92.
24
b. Hasil Belajar Menurut Ibrahim (dalam Efi) bahwa dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. 38 Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku) berarti belajar menentukan semua keterampilan, pengetahuan dan sikap yang juga didapat oleh setiap siswa dari proses belajarnya. Soedijanto (dalam Nugraheni) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.39 Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto bahwa proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda.40 Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan memalui proses belajar mengajar.41 Dengan memperhatikan berbagai definisi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan tersebut disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
38
Efi, “Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa yang Diajar Melalui Pendekatan Cooperatif Learning Teknik Jigsaw Dengan Teknik STAD”,Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2007, h. 33, tidak dipublikasikan. 39 Fitri Nugraheni, Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Umk), (Kudus: Univeristas Muria Kudus), h. 5. (http://eprints.umk.ac.id/144/1/HUBUNGAN_MOTIVASI_BELAJAR.pdf) 40 Purwanto, op. cit., h. 43. 41 Purwanto, op. cit., h. 47.
25
B. Hasil Penelitian Relevan Beberapa hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fariza Nurmaulana mengenai Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Pembelajaran Pencemaran Tanah Dengan Model Creative Problem Solving, menyimpulkan bahwa (1) Sebagian besar (95,55%) siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir lancar (fluency) dengan mengajukan banyak gagasan untuk mengatasi pencemaran tanah akibat sampah, (2) Sebesar 78,3% siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir luwes (fleksibility) dengan memberikan penafsiran gambar dan menggolongkan jenis-jenis sampah, (3) Sebagian besar (85%) siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir asli (originality) dengan memberikan ide-ide dalam pemanfaatan sampah, (4) 72,75% siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir merinci (elaboration) dengan menuliskan langkah kerja membuat produk dari sampah, (5) Nilai rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa adalah 82,9% termasuk ke dalam kategori sangat baik, (6) Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan model Creative Problem Solving.42 Penelitian yang dilakukan oleh Raden Endang Retno Ningsih mengenai Penerapan Model Pembelajaran Creative problem Solving dengan Media Autograph
untuk
Meningkatkan
Pemahaman
Matematik
Siswa
SMA,
menyimpulkan bahwa penerapan model Creative Problem Solving dengan menggunakan media Autograph efektif diterapkan pada materi volume benda putar. Hal ini diperoleh dari nilai rata-rata tes siswa pada siklus I adalah 68,78 dan rata-rata nilai tes siklus II siswa adalah 85,66 serta nilai rata-rata tes pemahaman matematik siswa adalah 88,56.43
42
Fariza Nurmaulana, Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Pembelajaran Pencemaran Tanah dengan Model Creative Problem Solving, (Bandung: UPI, 2011). (http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=7992) 43
Raden Endang Retno Ningsih, “Penerapan Model Pembelajaran Creative problem Solving dengan Media Autograph untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik Siswa SMA”,Skripsi pada Sarjana Universitas Negeri Medan, Medan, 2010, h. 1, Tidak Dipublikasikan.
26
Penelitian yang dilakukan oleh Su’eli (2011) mengenai Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan operasi hitung pecahan di kelas VII MTs. Muhammadiyah 1 Malang, menyimpulkan bahwa nilai rata–rata aktivitas belajar siswa dari pertemuan I sampai III selalu meningkat dengan prosentase rata–rata aktivitas belajar siswa setelah tiga kali pertemuan sebesar 70.08%. Prosentase kreativitas siswa dari pertemuan I sampai III selalu meningkat dengan prosentase rata-rata kreativitas siswa setelah tiga kali pertemuan berdasarkan komponen berpikir divergen siswa dalam satu kelas sebesar 64.39%. Nilai rata-rata tes akhir ketuntasan belajar siswa sebesar 77,78%.44 Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Asikin dan Pujiadi (2008) mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan CD Interaktif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa SMA Kelas X menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan model CPS berbantuan CD interaktif berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Besarnya pengaruh aktivitas siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 74 %. 45 Penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Hapriani (2012) mengenai Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbantuan LKS terhadap Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X SMA Karya Wisata Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan penerapan model pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) dengan model pembelajaran
44
Su’eli, “Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Pecahan di Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Malang”, 2011. h. 1. (http://eprints.umm.ac.id/1262/1/IMPLEMENTASI_MODEL_PEMBELAJARAN_CREATIVE_P ROBLEM_SOLVING.pdf) 45 Asikin dan Pujiadi, “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Creative Problem Solving (CPS) berbantukan CD Interaktif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Siswa SMA Kelas X”, (Semarang: UNNES, Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 3 No 1 Juni, 2008), h. 44.
27
Konvensional/ Langsung terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Karya Wisata Singaraja tahun pelajaran 2011/2012.46 C. Kerangka Berpikir Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dengan mudah. Tugas guru dalam proses pembelajaran menurut Rayandra adalah di samping menyampaikan informasi, ia juga bertugas mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi materi ajar, mensupervisi kegiatan belajar, mengembangkan dan menggunakan strategi dan metode.47 Keberhasilan siswa dalam belajar termasuk belajar Biologi dapat diukur dari prestasi atau hasil belajar yang dicapainya. Pada dasarnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar Biologi, selain karakteristik siswa dan materi Biologi yang diajarkan, faktor lain yang turut memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru. Pada prakteknya, pelajaran Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, dalam pembelajaran Biologi siswa tidak hanya diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsepkonsep maupun prinsip-prinsip saja melainkan merupakan suatu proses penemuan, sehingga dalam mengembangkan pembelajaran Biologi di kelas hendaknya ada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksinya dalam lingkungan. Menurut Suyitno, kemampuan pemecahan masalah merupakan tipe belajar yang paling tinggi tingkatannya dan kompleks.48 Kondisi dalam diri pelajar
46
Ni Kadek Hapriani,” Pengaruh Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) berbatukan LKS terhadap Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X SMA Karya Wisata Singaraja Tahun 2011/2012”, (Bali: Karmapati, Volume 1 Nomor 2, Juni, 2012), h. 190. (http://www.pti-undiksha.com/karmapati/vol1no2/2.pdf) 47
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2012),
h. 6. 48
Suyitno, dkk., Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, (Semarang:UNNES, 2001), h. 31.
28
merupakan kemampuan untuk mengingat kembali aturan-aturan yang telah dipelajari sebelumnya yang berkenaan dengan pemecahan masalah itu. Belajar pemecahan masalah menurut Dalyono pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti.49 Memecahkan masalah adalah metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya tanpa bantuan khusus. Dengan memecahkan masalah, menurut Nasution, dirinya mengemukakan bahwa seseorang dapat menjadi genius berkat kemampuannya memecahkan masalah pada tingkat tinggi yang belum dijangkau oleh orang lain.50 Kreativitas merupakan sebuah komponen penting dan memang perlu. Tanpa kreativitas pelajar hanya akan bekerja pada sebuah tingkat kognitif yang sempit. Aspek kreatif otak dapat membantu menjelaskan dan menginterpretasikan konsep-konsep yang abstrak, sehingga memungkinkan anak untuk mencapai penguasaan yang besar, khususnya dalam mata pelajaran seperti sains yang seringkali sulit dipahami. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) sangat sesuai diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, karena ini merupakan suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan belajar pada siswa (Student centered) dan keterampilan pemecahan masalah. Model Creative Problem Solving juga sangat tepat diterapkan untuk membantu dan melatih siswa mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah secara kreatif yang termasuk kedalam masalah-masalah yang berkaitan dengan alam. Dalam penerapannya, model Creative Problem Solving lebih menekankan keterlibatan siswa secara langsung dalam belajar dan menyelesaikan masalah, mulai dari keaktifan siswa mencari data, menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah sampai menarik kesimpulan. Fungsi guru dalam kegiatan pemecahan masalah adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam 49
Dalyono, op. cit., h. 226. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 174 50
29
proses pemecahannya. Dengan menggunakan model Creative Problem Solving ini siswa terbiasa menghadapi masalah serta terlatih dan terampil untuk menyelesaikan masalah yang ada dan akhirnya diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Membelajarkan Biologi dengan strategi pemecahan masalah secara kreatif akan memungkinkan peserta didik lebih kritis, kreatif dan analitis, dalam menanggapi suatu permasalahan yang muncul, baik permasalahan Biologi maupun permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari.
Model Pembelajaran Konvensional
Hasil Belajar Biologi Siswa rendah
Objective Finding
Pembelajaran Biologi
Fact Finding Problem Finding Idea Finding Model Creative Problem Solving N (CPS)
Solution Finding Acceptance Finding
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Penelitian
Hasil Belajar Biologi Siswa Meningkat
30
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang dapat diambil berdasarkan kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Bekasi. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pembelajaran 2013/2014. B. Populasi dan Sample Penelitian Populasi
1.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 9 Bekasi. 2.
Sampel Sampel diambil dari populasi terjangkau dengan teknik Purposive Sampling,
yaitu penarikan sampel berdasarkan tujuan, karena populasi dianggap mempunyai karekteristik dan kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.1 Lalu selanjutnya sampel diambil dengan teknik Random Sampling, dimana peneliti mengambil 2 kelas secara acak dari populasi terjangkau. Siswa yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 siswa yang terdiri dari 40 siswa dari kelas X MS 3 sebagai kelompok eksperimen dan 40 siswa dari kelas X MS 5 sebagai kelompok kontrol.
C. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai variabel perlakuan adalah model pembelajaran Creative Problem Solving dan hasil belajar siswa pada konsep virus sebagai variabel terikat. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (Kuasi eksperimen)2. Penelitian ini mempunyai karakteristik, yaitu membandingkan dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok 1 2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 128. Ibid., h. 112.
31
32
kontrol yang memiliki subyek-subyek yang setara. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design yang disajikan sebagai berikut.3 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
Keterangan: O1 = Tes awal (pretest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol O2 = Tes akhir (Postest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol X1 = Perlakuan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) X2 = Perlakuan pembelajaran konvensional
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes dan nontestes. Tes yang digunakan merupakan tes hasil belajar, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.4 Sedangkan teknik nontes yang digunakan berupa lembar observasi. Adapun tahap-tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Persiapan dilakukan yaitu berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah sesuai dengan satuan pelajaran atau alokasi waktu yang telah ditetapkan, juga berupa penyusunan materi yang akan diajarkan setelah itu dilakukan pembuatan dan pengujian instrumen penelitian.
3 4
Ibid., h. 100. Ibid., h. 170.
33
2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2013. Penelitian dilaksanakan oleh peneliti langsung untuk menguji penguasaan konsep yang dapat dilihat dari hasil belajar Biologi siswa antara pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving pada kelas eksperimen dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Tetapi sebelum dilakukan proses pembelajaran siswa diberikan tes terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran. 3. Tahap Penyelesaian Setelah materi pelajaran selesai diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda, maka diadakan tes hasil belajar pada kedua kelas tersebut dengan instrumen berupa soal pilihan ganda sebanyak 26 soal. Substansi materi tes tersebut meliputi pelajaran Biologi SMA/MA pokok bahasan virus yang telah disesuaikan dengan kurikulum 2013. Lalu memberikan lembar observasi sebagai data sekunder untuk melihat tercapai tidaknya kegiatan pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian 1.
Tes Objektif Tes objektif adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.5 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif yang berupa pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari lima alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar dengan jumlah soal sebanyak 26 soal pada konsep virus. Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.
5
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 39.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian6 Materi
C1
C2
C3
C4
Pengetahuan
Pemahaman
Aplikasi
Analisis
Ciri-ciri virus
1*, 2, 37*, 45
3*, 10, 15*
Struktur tubuh virus
4, 31*, 34, 48
6*, 30*
6
Reproduksi virus
35, 50, 58*
7, 16*, 19*, 13*, 26*, 38, 12, 18, 24, 23*, 49 56 32, 36*, 39, 46, 51, 57
21
29, 33*
Peranan dan 43*, 59 penyakit yang disebabkan oleh virus Klasifikasi virus
9*, 14, 40*
21*, 22, 25*. 11*, 17*, 41 28*, 44*, 55, 53
Jumlah
19
13
8*, 52
Jumlah
12
20, 54
60*
7
47
5, 27, 42
14
13
15
60
Keterangan : nomor soal yang bertanda bintang (*) adalah nomor soal yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan. Penentuan kategori nilai yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:7 Tabel 3.3 Konversi Skor
6
Angka 100
Angka 10
Huruf
Keterangan
80 – 100
8,0 – 10,0
A
Baik sekali
66 – 79
6,6 – 8,0
B
Baik
56 – 65
5,6 – 6,5
C
Cukup
40 – 55
4,1 – 5,5
D
Kurang
30 - 39
0 – 4,0
E
Gagal
Lampiran 7, h. 128. Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 88. 7
35
2. Lembar Observasi Teknik nontes dalam penelitian ini berupa observasi. Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti8, meliputi kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam belajar mengajar dengan menggunakan model Creative Problem Solving pada pembelajaran di kelas. Data yang diperoleh dari lembar observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan Creative Problem Solving.
F. Uji Coba Instrumen Kedua Instrumen tersebut terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitasnya. 1. Uji Validitas Validitas didefinisikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sehingga salah satu ciri tes yang baik adalah tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas.9 Dalam (content
penelitian
validity).
ini
Artinya
validitas validitas
yang yang
dipakai
adalah
diperoleh
validitas
setelah
isi
dilakukan
penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut10. Untuk mengukur validitas, maka instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan pada kelas lain yang telah memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran tersebut.
8
M. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 149. Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 50. 10 M. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 138. 9
36
Kemudian hasil dari uji instrumen tersebut dihitung dengan menggunakan rumus kolerasi product momen poin biserial11.
rpbi =
Mp Mt SD t
p q
Keterangan: rpbi : Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variabel I dengan variabel II Mp
: Skor rata-rata hitung yang dimiliki
Mt
: Skor rata-rata dari skor total
SDt
: Deviasi standar dari skor total
P : Proporsi yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. q : Proporsi yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
Setelah didapat hasil, maka ditentukan nilai validitas dengan merujuk pada tabel korelasi product momen, dengan melihat derajat kebasaannya. Jika rhitung > rtable maka item soal tersebut bersifat valid, dan jika rhitung < rtabel maka item soal tersebut bersifat tidak valid. 2.
Uji Reliabilitas Suatu Instrumen dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila
tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur12. Reliabilitas intrumen penelitian ini dicari dengan rumus Kuder Richadson 20. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:
n SD 2 pq r11 = 2 n 1) SD 11 12
Sumarna Surapranata, op. cit., h. 56. Ibid, h. 86.
37
Keterangan : r11
= Reliabilitas secara keseluruhan
n
= Banyaknya item soal
p
= Proporsi siswa yang menjawab benar
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq
= Jumlah perkalian p dan q
SD2
= Standar deviasi kuadrat
Adapun langkah-langkah dalam penentuan reliabilitas yaitu yang pertama ditentukan jumlah soal yag benar (∑X), setelah itu ditentukan jumlah soal yang benar dikuadratkan (∑X2), ditentukan jumlah perkalian p dan q (∑pq). Setelah didapatkan data, lalu langkah selanjutnya ditentukan standar deviasi dengan X 2 x . Setelah didapatkan nilai standar deviasi, maka N N 2
persamaan SD =
langkah selanjutnya ditentukan reliabilitas (K-R 20) dengan persamaan
n SD 2 pq . Langkah terakhir dalam penentuan reliabilitas adalah r11 = 2 n 1) SD data koefisien reliabilitas tersebut diklasifikasikan menurut Guilford, dengan r11= 0,91–1,00 termasuk dalam kategori korelasi sangat tinggi, r11 = 0,71–0,90 termasuk dalam kategori korelasi tinggi, r11= 0,41–0,70 termasuk dalam kategori korelasi cukup/sedang, r11 = 0,21 – 0,40 termasuk dalam kategori korelasi rendah, dan r11= < 0,20 termasuk dalam kategori tidak ada korelasi.
38
3.
Indeks Taraf Kesukaran Cara melakukan analisis untuk menentukan taraf kesukaran soal dengan
menggunakan rumus13 : P=
B JS
Dimana : P
= Indeks kesukaran
B
= Banyak siswa yang menjawab dengan benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut14:
Soal dengan P = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P = 0,30 sampai 0,700 adalah soal sedang Soal dengan P = 0,70 sampai 1 ,00 adalah soal mudah
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES, diperoleh soal kategori sukar berjumlah 5 soal yaitu nomor 2, 8, 39, 40 dan 44. Soal kategori sedang berjumlah 29 soal yaitu nomor 1, 3, 6, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 26, 29, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 41, 46, 47, 50, 52, 54, 55, 56, dan 59. Soal kategori mudah berjumlah 12 soal yaitu nomor 4, 11, 13, 16, 20, 25, 27, 30, 34, 42, 53 dan 57. Soal kategori sangat mudah berjumlah 14 soal yaitu nomor 5, 7, 9, 10, 22, 28, 33, 43, 45, 48, 49, 51, 58 dan 60.15
13
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993) h.
160. 14
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama, op. cit., h. 103. Lampiran 13, h. 182.
15
39
4.
Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Maka penelitian ini dipandang perlu untuk mengadakan uji daya pembeda. Rumus pengujian daya pembeda yaitu16: D=
Dimana :
BA BB PA PB JA JB D = Indeks diskriminasi J = Jumlah peserta tes JA = Banyak peserta kelompok atas JB = Banyak peserta kelompok bawah BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda adalah17: D = 0,00 – 0,20 : jelek D = 0,20 – 0,40 : cukup D = 0,40 – 0,70 : baik D = 0,70 – 1,00 : baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
16
Ibid., h. 104. M. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 120.
17
40
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda masing-masing butir soal dihitung menggunakan ANATES, diperoleh hasil daya pembeda terendah sebesar -22,22 termasuk dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 77,78 termasuk dalam kategori baik sekali.18 G. Kalibrasi Instrumen 1. Pengujian Validitas Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur19. Agar dapat diperoleh suatu data yang valid, maka setiap item soal yang digunakan sebagai alat untuk mengevaluasinya harus dihitung terlebih dahulu validitasnya. Validitas merupakan salah satu syarat yang penting untuk menguji suatu alat evaluasi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Dalam penelitian ini, digunakan validitas isi agar dapat diketahui apakah dari soal-soal yang telah disesuaikan dengan materi atau isi pelajaran yang telah diberikan. Sebuah tes memiliki validitas isi yang tinggi apabila tes yang diajukan dapat menangkap apa yang sudah diajarkan. Karena tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan virus berbentuk tes obyektif, maka pengujian validitas menggunakan korelasi point biserial dengan rumus20: rpbi
18
M p Mt SDt
p q
Keterangan lengkap pada lampiran 14, h. 184. Ibid., h. 137. 20 Sumarna Surapranata, op. cit., h. 61. 19
41
Keterangan : rpbi = Koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total SDt = standar deviasi dari skor total p
= proporsi siswa yang menjawab benar
q
= proporsi siswa yang menjawab salah
Adapun kriteria pengujiannya : rpbi ≥ rtabel = valid rpbi < rtabel = tidak valid Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dari 60 soal yang telah digunakan pada uji validitas, sebanyak 26 soal dinyatakan valid, yaitu soal nomor 1, 3, 6, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 28, 30, 31, 33, 36, 37, 40, 43, 44, 58 dan 60.21 2. Pengujian Reliabilitas Selain pengujian validitas, sebuah tes harus memenuhi syarat reabilitas. Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan atau ketetapan hasil tes. Tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut mampu memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada kelompok individu yang sama22. Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder dan Richardson (KR-20)23, yaitu : 2 n SD p.q r11 2 n 1 SD
21
Keterangan lengkap pada lampiran 13, h.182. S. Margono, op. cit., h. 181. 23 Sumarna Surapranata, op. cit., h. 91. 22
42
Keterangan: r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1-p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= banyaknya item
SD2 = standar deviasi dari tes.
Adapun langkah-langkah dalam penentuan reliabilitas yaitu yang pertama ditentukan jumlah soal yag benar (∑X), setelah itu ditentukan jumlah soal yang benar dikuadratkan (∑X2), ditentukan jumlah perkalian p dan q (∑pq). Setelah didapatkan data, lalu langkah selanjutnya ditentukan standar deviasi dengan X 2 x . Setelah didapatkan nilai standar deviasi, maka N N 2
persamaan SD =
langkah selanjutnya ditentukan reliabilitas (K-R 20) dengan persamaan
n SD 2 pq . Langkah terakhir dalam penentuan reliabilitas adalah r11 = 2 n 1) SD data koefisien reliabilitas tersebut diklasifikasikan menurut Guilford, dengan r11= 0,91–1,00 termasuk dalam kategori korelasi sangat tinggi, r11 = 0,71–0,90 termasuk dalam kategori korelasi tinggi, r11= 0,41–0,70 termasuk dalam kategori korelasi cukup/sedang, r11 = 0,21 – 0,40 termasuk dalam kategori korelasi rendah, dan r11= < 0,20 termasuk dalam kategori tidak ada korelasi. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes biologi menggunakan program Anates, diperoleh informasi bahwa n=60 reliabilitas dari 26 soal yang telah diujicobakan tergolong memiliki reliabilitas tinggi yaitu sebesar 0,72.24
24
Keterangan lengkap pada lampiran 15, h. 186.
43
H. Teknik Analisis Data 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Liliefors25. Adapun langkah-langkah dalam menghitung uji normalitas yaitu ditentukan hipotesis dengan Ho merupakan data sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal, Ha merupakan data samel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Langkah selanjutnya diurutkan data sampel dari yang kecil sampai data terbesar, dihitung nilai Z dari masing-masing data dengan menggunakan rumus Zi =
Xi X . S
Keterangan Xi = data X = rata-rata data tunggal
S = Simpangan baku Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, ditentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan table Z ditulis F(Z
banyaknya Z1 , Z 2 ,..., Z n yang Z t . Selanjutnya dihitung selisih n
absolut
F(Z) – S(Z) pada masing-masing data. Setelah dihitung selisih
absolut, langkah selanjutnya yaitu diambil harga Lhitung yang paling besar kemudian bandingkan dengan nilai Ltabel dari tabel Liliefors. Setelah didapatkan Lhitung, ditentukan kriteria pengujian. Adapun terdapat dua kriteria pengujian yakni jika Lo < Ltabel maka Ho diterima, yang berarti data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, dan jika Lo > Ltabel maka Ho 25
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
44
diterima, yang berarti data sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal. Uji Homogenitas
2.
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa (eksperimen dan kontrol) dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas dua varians atau uji Fisher26. Rumusnya sebagai berikut :
F=
S1
2
S2
2
nX 2 X dimana S = n n - 1
2
2
Keterangan: F
= Homogenitas
S12
= Varians data pertama/ varians terbesar
S22
= Varians data kedua/ varians terkecil
Adapun terdapat dua kriteria pengujian untuk uji homogenitas ini yaitu Ho = diterima jika Fh < Ft dimana Ho memiliki varians yang homogen, dan Ho = ditolak jika Fh > Ft dimana Ho memiliki varians yang tidak homogen.
3.
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini digunakan rumus uji–t sebagai
berikut: Data yang di dapat yaitu peningkatan penguasaan konsep pada masingmasing sampel berdasarkan hasil tes yang dilakukan akan diuji dengan uji “t” supaya diketahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran Creative Problem Solving. Adapun rumus uji “t” yang digunakan adalah :
26
Ibid., h. 249-251.
45
x1 x 2
t S
1 1 n1 n2
Dimana : (n1 1) S1 (n2 1) S 2 n1 n2 2 2
S
2
Keterangan :
x1 rata-rata hasil penguasaan konsep biologi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (kelompok eksperimen) x 2 rata-rata hasil penguasaan konsep biologi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (kelompok kontrol) n1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen A n2 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen B S1 = varians kelompok eksperimen A S2 = varians kelompok eksperimen B t = hasil hitung distribusi t
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum tentang data yang diperoleh dari hasil penelitian pada dua kelompok siswa dan hasil perhitungan beserta pembahasannya, terutama dalam kaitannya dengan pengujian hipotesis. A. Hasil Penelitian 1. Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Berikut ini disajikan data berupa nilai lembar kerja siswa pada pertemuan satu dan pertemuan dua di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 4.1 Nilai Lembar Kerja Siswa1 Nilai
Rata-Rata
LKS Pertemuan I
LKS Pertemuan II
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
79,69
81,5
81,5
82,5
Jumlah
80,6
82
2. Nilai Afektif Siswa Berikut ini disajikan data berupa nilai afektif siswa berupa rata-rata penilaian afektif selama proses pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 4.2 Nilai Afektif Siswa2 Nilai
Rata-Rata
1 2
Nilai Afektif Kontrol
Eksperimen
76,68
77,95
Perhitungan pada lampiran 2, h. 82. Perhitungan pada lampiran 1, h. 80.
46
47
3. Nilai Produk Model Virus Berikut ini disajikan data berupa nilai produk model virus yang telah dibuat oleh siswa baik itu di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Tabel 4.3 Nilai Produk Model Virus3 Nilai
Nilai Produk Kontrol
Eksperimen
79,68
94,44
Rata-Rata
4. Nilai Hasil Belajar Siswa Berikut ini disajikan nilai hasil belajar siswa berupa nilai pre-test dan nilai post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa4 Nilai
Pre-test
Post-test
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Nilai Maksimum
33
33
70
70
Nilai Minimum
73
77
90
93
Rata-Rata
50,77
53,5
78,72
82,9
5. Hasil Keterlaksanaan Creative Problem Solving Observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati berupa creative problem solving yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut disajikan dalam tabel 4.5.
3 4
Perhitungan pada lampiran 1, h. 76 dan lampiran 2, h. 95. Perhitungan pada lampiran 18-21, h. 190-205.
48
Tabel 4.5 Hasil Keterlaksanaan Creative Problem Solving5 Aspek Creative
Persentase
Persentase
Keterlaksanaan Keterlaksanaan
Problem
Pertemuan I
Pertemuan II
87,5 %
81,25 %
84,37 %
78,12 %
81,25 %
75 %
71,87 %
75%
78,12 %
81,25%
78,12 %
78,12 %
Solving Objective Finding Data Finding Problem Finding Idea Finding Solution Finding Acceptance Finding
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data penelitian, yaitu Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Adapun persyaratan analisis dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Pengujian uji normalitas dilakukan kepada dua buah data yaitu data nilai pre-test dan post-test kelas X MS 3 sebagai kelas eksperimen dan data nilai pre-test dan post-test kelas X MS 5 sebagai kelas kontrol. Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Lilliefors. Perhitungan uji normalitas ini
5
Perhitungan pada lampiran 5, h. 96.
49
disajikan pada lampiran. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas dengan Uji Liliefors6 Lo (L hitung) α
0,05
Kls Eksperimen Pretest
Posttest
0,052
0,128
Kls Kontrol
L tabel
Kesimpulan
Pretest Posttest 0,110
0,079
0,1498
Data normal
Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel nilai kritis L untuk uji liliefors pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika LO (Lhitung) < Ltabel mala dinyatakan data berdistribusi normal. sebaliknya jika LO (Lhitung) > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai LO (Lhitung) kedua data lebih kecil dari nilai Ltabel, sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai
pre-
test dan data nilai post-test. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada lampiran. Berikut ini adalah hasilnya.
6
Perhitungan lengkap pada lampiran 22-25, h. 209-215.
50
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas dengan Uji Fisher7
Α
Kelas
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
0,05
Pretest
1,63
1,70
Kedua
Posttest
1,10
Sampel Homogen
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Hasil perhitungan tersebut nilai Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis Setelah
melakukan
pengujian
prasyarat
analisis
(normalitas
dan
homogenitas), diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan bersifat homogen. Karena kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka hipotesis penelitian di uji dengan menggunakan ” t ” test. ” t ” test yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus dengan membandingkan hasil post-test kedua kelas dan membandingkan antara pre-test dan post-test pada masing-masing kelas. Dari hasil perhitungan, diperoleh t hitung untuk membandingkan pre-test kedua kelas. Dari hasil perhitungan, diperoleh t hitung sebesar 1,26. Dengan df sebesar 78 (40 + 40 – 2) maka diperoleh ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99. Karena thitung < ttabel (1,26 < 1,99), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat 7
Perhitungan Lengkap pada Lampiran 26-27, h. 217-218.
51
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar siswa pada konsep virus. Pengujian hipotesis selanjutnya adalah dengan membandingkan hasil post-test kedua kelas. Dari hasil perhitungan, diperoleh t
hitung
sebesar 2,84. Dengan df
sebesar 78 (40 + 40 – 2) maka diperoleh ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,99. Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa t hitung > t tabel, naik untuk membandingkan pre-test dan post-test kedua kelas maupun membandingkan post-test kedua kelas. Karena thitung > ttabel (2,84 > 1,99), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus. Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis dengan “t” test8 (t hitung)
0,05
8
df
Pre-test
Post-test
78
1,26
2,84
Perhitungan lengkap pada lampiran 28, h. 219.
t
tabel
Kesimpulan
1,99
Ha diterima
52
D. Pembahasan Pada penelitian ini, penulis bertindak sebagai guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving di SMAN 9 Bekasi. Penelitian ini dilakukan selama dua kali pertemuan pada konsep virus yang dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas X MS 3 berjumlah 40 siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving, dan kelas X MS 5 berjumlah 40 siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan fasilitator bagi kelas eksperimen dan kontrol, apabila terdapat hal-hal dari kegiatan belajar yang belum dimengerti oleh siswa dalam kelompok, sehingga setiap kelompok dapat memecahkan solusi dari permasalahan secara bersama. Penulis bertindak sebagai guru dalam model pembelajaran Creative Problem Solving yang diawali dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari lima siswa yang telah dibuat oleh guru secara heterogen, membagikan lembar kerja pada setiap kelompok dan memberikan artikel kepada setiap kelompok mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus, meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya dalam menjawab lembar kerja siswa dan mengkomunikasikannya. Melalui lembar kerja siswa yang disajikan oleh guru, siswa dituntut secara langsung dapat menyimpulkan tentang ciri-ciri virus, struktur tubuh virus dan replikasi virus sesuai dengan artikel yang mereka dapatkan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui pre-test, kedua kelas memiliki ratarata yang tidak jauh berbeda. Kelas eksperimen dengan rata-rata 53,65 dengan nilai tertinggi 77, dan nilai terendah 33. Sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata 50,77 dengan nilai tertinggi 73, dan nilai terendah 33. Setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh melalui post-test, kelas eksperimen dengan rata-rata 82,9 dengan nilai tertinggi 93, dan nilai terendah 70. Sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata 78,72 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70.
53
Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini dimungkinkan karena model pembelajaran Creative Problem Solving merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat kepada pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Berdasarkan pengujian hipotesis pre-test, menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dari itu pengujian hipotesis menggunakan “t” test. “t” test yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa. “t” test dilakukan dengan membandingkan posttest pada masing-masing kelas. Perbedaan rata-rata hasil belajar biologi antara kedua kelas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Creative Problem Solving lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Karena berdasarkan nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen (82,9) lebih tinggi daripada nilai rata-rata posttest kelas kontrol (78,72). Dengan menggunakan “t” test nilai posttest kedua kelas tersebut diperoleh juga thitung > ttabel, yaitu 2,84 > 1,99. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran Creative problem Solving terhadap hasil belajar biologi siswa, sehingga pada kelas eksperimen hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol.
54
Hasil belajar biologi siswa berupa post-test pada kelas eksperimen menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol. Hal tersebut juga didukung dari nilai LKS pertemuan I dan LKS pertemuan II, nilai afektif dan nilai produk di kelas eksperimen yang lebih baik daripada nilai di kelas kontrol. Berdasarkan data pada tabel 4.1 mengenai nilai LKS pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai LKS pertemuan I pada kelas kontrol sebesar 79,68 sedangkan nilai LKS pertemuan I pada kelas eksperimen sebesar 81,5. Hal yang membedakan adalah LKS pada kelas kontrol merupakan LKS yang biasa sedangkan LKS pada kelas eksperimen merupakan LKS yang sesuai dengan model pembelajaran Creative Problem Solving. Pada LKS Creative Problem Solving terdapat langkah-langkah dalam pemecahan masalah yang sesuai dengan aspek-aspek pada model pembelajaran Creative Problem Solving yaitu dimulai pada tahap Objective Finding, Data Finding, Problem Finding, Idea Finding, Solution Finding dan Acceptance Finding. Berdasarkan data pada tabel 4.3 mengenai nilai produk model virus, terlihat perbedaan yaitu nilai rata-rata produk pada kelas kontrol sebesar 79,68 sedangkan nilai produk pada kelas eksperimen sebesar 94,44. Peneliti menilai produk yang dibuat oleh kelas kontrol hanya mengenai kesesuaian model yang dibuat berdasarkan struktur dan bentuk tubuh virus T, sedangkan pada kelas eksperimen, peneliti menilai produk yang dibuat oleh kelas eksperimen berdasarkan rubrik penilaian kreatif yang telah dibuat sebelumnya. Produk model virus yang dibuat pada kelas eksperimen tergolong kreatif karena masing-masing kelompok membuat model virus tersebut dari bahan-bahan yang berbeda sehingga terihat kreativitas mereka dalam pembuatan model virus tersebut. Berdasarkan data pada tabel 4.2 mengenai nilai afektif siswa selama proses pembelajaran baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen, terlihat perbedaan nilai yaitu nilai afektif siswa pada kelas kontrol sebesar 76,68 dan nilai
55
afektif siswa pada kelas eksperimen sebesar 77,95. Nilai pada kedua kelas tersebut tergolong baik. Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari Biologi, dan diharapkan siswa tidak hanya akan menjadi seorang problem solver yang lebih baik tetapi juga akan menguasai kemampuan-kemampuan lainnya daripada siswa yang diarahkan untuk melakukan latihan saja. Creative
Problem
Solving
memiliki
karakteristik
utamanya
adalah
penggunaan berpikir divergen dan konvergen dalam langkah pembelajaran yang membentuk sistem yang dinamis dan fleksibel untuk program pemecahan masalah. Berpikir divergen memfasilitasi dalam menghasilkan banyak ide atau solusi kreatif dalam proses CPS (fakta, definisi masalah, ide, kriteria evaluasi, strategi
implementasi).9
Berpikir
konvergen
adalah
keterampilan
untuk
menghasilkan solusi atau ide yang paling menjanjikan untuk eksplorasi lebih lanjut.
Dengan
Creative
Problem
Solving,
siswa
dapat
memilih
dan
mengembangkan ide dan pemikirannya. Berbeda dengan hafalan yang sedikit menggunakan pemikiran, Creative Problem Solving memperluas proses berpikir.10 Pada tahap Objective finding, siswa dilatih agar terampil dalam merumuskan suatu permasalahan.11 Siswa bersama kelompoknya membaca berbagai kasus penyakit yang disebabkan oleh beberapa strain virus yang sering merebak di masyarakat. Pada tahap ini siswa mengidentifikasikan permasalahan dari kasus-kasus tersebut. Dalam hal ini guru berperan sebagai pembimbing dalam membantu siswa untuk merumuskan pertanyaan tentang penyebab berbagai 9
Jamal Badhi dan Musthapa Tajdin, Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif berdasarkan Metode Qurani, (Bandung: Mizan Media Utama, 2007), h. 119. 10 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 47. 11 William E. Mitchell & Thomas F. Kowalik, Creative Problem Solving, p. 5 (http://www.roe11.k12.il.us/GES%20Stuff/Day%204/Process/Creative%20Problem%20Solving/C PS-Mitchell%20&%20Kowalik.pdf)
56
penyakit pada kasus yang dibaca oleh siswa dan mekanisme penularan penyakit tersebut. Untuk dapat merumuskan masalah dengan tepat dan akurat, siswa harus menemukan dan memahami situasi serta kondisi dari suatu permasalahan. Nilai total kelompok dalam tahap ini pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 81,5. Pada tahap Data Finding, siswa bersama kelompoknya mengumpulkan data (eksplorasi) dengan mengamati karakteristik virus, struktur tubuh virus, reproduksi virus dan mendiskusikan penyebaran virus-virus yang sering menjadi wabah penyakit di masyarakat. Selanjutnya, siswa memilih informasi-informasi yang relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan sehingga siswa dapat menemukan kata kunci dari permasalahan tersebut. Selama tahap pencarian fakta dan informasi, para siswa diharapkan memperoleh pengetahuan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dimiliki siswa maupun oleh sekolah seperti buku teks, multimedia pembelajaran, informasi dari internet dan sumber belajar lainnya. Dari informasi yang diperoleh, selanjutnya dapat dipikirkan mengenai data apa yang diketahui dalam soal, hal apa yang ditanyakan dalam soal tersebut, adakah data yang harus dicari terlebih dahulu untuk menyelesaikan soal tersebut, dan sebagainya. Nilai rata-rata kelompok dalam tahap ini pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 87,5. Selanjutnya pada tahap Problem Finding, siswa bersama kelompoknya menyusun pernyataan-pernyataan masalah yang selanjutnya dipilih untuk dipecahkan melalui diskusi kelompok. Selain itu, guru membimbing siswa untuk menentukan permasalahan-permasalahan lain yang menarik untuk dicari penyelesaiannya yang berkaitan dengan virus. Nilai rata-rata kelompok dalam tahap ini pada pertemuan I sebesar 84,38 dan pertemuan II sebesar 81,25. Pada tahap Idea Finding, siswa menghasilkan beragam ide-ide/solusi pemecahan masalah mengenai penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus melalui diskusi kelompok. Guru berperan dalam membimbing siswa untuk mendiskusikan kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukan untuk membentuk sikap
57
positif pada generasi muda Indonesia. Setelah diskusi, siswa bersama kelompknya memodifikasi gagasan tentang bagaimana strategi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Nilai rata-rata kelompok tahap ini pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 81,25. Pada tahap pengungkapan gagasan, siswa diharapkan menjadi mahir dalam merepresentasikan masalah. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan dan mengungkapkan
berbagai
strategi
pemecahan
masalah
dengan
mempertimbangkan semua informasi dan kata kunci yang diperoleh dari tahap Objective Finding. Untuk dapat merepresentasikan sebuah permasalahan dengan baik, hal mendasar yang diperlukan oleh siswa adalah membangun gambaran berpikir logis dan kreatif. Pada tahap Solution Finding, siswa dilatih agar terampil dalam memilih dan mengembangkan metode penyelesaian yang paling efektif dalam menyelesaikan permasalahan tersebut disertai dengan adanya alasan-alasan yang logis terhadap strategi pemecahan masalah yang dipilih. Dengan bimbingan dan arahan dari guru, siswa mengevaluasi dan menyeleksi berbagai gagasan tentang strategi pemecahan masalah sehingga pada akhirnya dapat memperoleh suatu strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Nilai rata-rata kelompok pada pertemuan I sebesar 87,5 dan pertemuan II sebesar 93,75. Pada tahap Acceptance Finding, siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan dan menafsirkan jawaban dengan tepat. Nilai rata-rata kelompok pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 68,75. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah model yang melibatkan keaktifan siswa sehingga menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas dalam pemecahan masalah. Senada dengan penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Su’eli mengenai Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
58
terhadap kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan operasi hitung pecahan di kelas VII MTs. Muhammadiyah 1 Malang, menyimpulkan bahwa nilai rata–rata aktivitas belajar siswa dari pertemuan I sampai III selalu meningkat dengan prosentase rata–rata aktivitas belajar siswa setelah tiga kali pertemuan sebesar 70.08%. Prosentase kreativitas siswa dari pertemuan I sampai III selalu meningkat dengan prosentase rata-rata kreativitas siswa setelah tiga kali pertemuan berdasarkan komponen berpikir divergen siswa dalam satu kelas sebesar 64.39%. Nilai rata-rata tes akhir ketuntasan belajar siswa sebesar 77,78%.12 Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir.13 Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar dengan memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri melalui diskusi. Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving. Guru bidang studi biologi dan teman sebaya yang berperan sebagai observer atau pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui persentase hasil observasi keterlaksanaan creative problem solving pada kelas eksperimen, terlihat bahwa aspek
Idea
Finding
masih
tergolong
rendah
dibandingkan
persentase
pada aspek-aspek yang lain. Namun secara keseluruhan persentase aspek creative problem solving mempunyai hasil observasi yang baik. Berdasarkan hasil observasi pada tabel 4.5, dapat terlihat ketercapaian aspekaspek Creative Problem Solving dimana diperoleh rata-rata presentase nilai diatas 12
Su’eli, “Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Pecahan di Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Malang”, 2011. h. 1. (http://eprints.umm.ac.id/1262/1/IMPLEMENTASI_MODEL_PEMBELAJARAN_CREATIVE_P ROBLEM_SOLVING.pdf) 13 Sutrisno, Menjadi Guru Kreatif agar Dicintai Murid Sampai Mati, (Yogyakarta: Golden Books, 2010), h. 37.
59
nilai 70%, hal ini termasuk dalam kategori baik. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa aktif terlibat dalam pembelajaran. Guru hanya berperan sebagai fasilitator ataupun pembimbing dalam memecahkan masalah secara kreatif untuk mengkonstruk konsep oleh siswa sendiri. Oleh karena itu guru lebih baik menggunakan brainstorming (sumbang saran) sebagai salah satu teknik untuk berpikir divergen. Dengan sumbang saran, siswa diberikan kebebasan menghasilkan ide-ide beragam sehingga muncul ide-ide yang variatif, unik dan logis untuk meningkatkan kreativitas dalam menyelesaikan masalah. Kreativitas merupakan sebuah komponen penting dan memang perlu. Tanpa kreativitas pelajar hanya akan bekerja pada sebuah tingkat kognitif yang sempit.14 Aspek kreatif otak dapat membantu menjelaskan dan menginterpretasikan konsep-konsep yang abstrak, sehingga memungkinkan anak untuk mencapai penguasaan yang besar, khususnya dalam mata pelajaran seperti sains yang seringkali sulit dipahami. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) sangat sesuai diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, karena ini merupakan suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan belajar pada siswa (Student centered) dan keterampilan pemecahan masalah.15 Model Creative Problem Solving juga sangat tepat diterapkan untuk membantu dan melatih siswa mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah secara kreatif yang termasuk kedalam masalah-masalah yang berkaitan dengan alam. Dalam penerapannya, model Creative Problem Solving lebih menekankan keterlibatan siswa secara langsung dalam belajar dan menyelesaikan masalah, mulai dari keaktifan siswa mencari data, menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah sampai menarik kesimpulan. Fungsi guru dalam kegiatan pemecahan masalah adalah 14
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 47. 15 Scott G. Isaksen dan Donald J. Treffinger, Creative Problem Solving: The History, Deevelopment, and Implication for Gifted Education and Talent Development, (The Evolution of CPS in Gifted Education, 2005), h. 342. http://www.cpsb.com/research/articles/creative-problemsolving/Creative-Problem-Solving-Gifted-Education.pdf
60
memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Dengan menggunakan model Creative Problem Solving ini siswa terbiasa menghadapi masalah serta terlatih dan terampil untuk menyelesaikan masalah yang ada dan akhirnya diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus dengan t hitung > t table yaitu 2,84 > 1,99.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini. 1. Guru biologi diharapkan kreatif dan inovatif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Pembelajaran dengan model pembelajaran Creative Problem Solving memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep virus, dan diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving pada konsep-konsep biologi lain.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdul. Rachman. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993. Anon. Undang-Undang Guru dan Dosen & Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Asa Mandiri, 2006. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi, 2012. Badhi, Jamal dan Musthapa Tajdin. Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif berdasarkan Metode Qurani, Bandung: Mizan Media Utama, 2007. Baharuddin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009. Beetlestone, Florence. Creative Learning: Strategi Pembelajaran untuk Melesatkan Kreativitas Siswa. Bandung: Nusa Media, 2011. Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Dasna, I Wayan dan Sutrisno, Pembelajaran Berbasis Masalah, Malang: FMIPA UNM. Efi. “Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa yang Diajar Melalui Pendekatan Cooperatif Learning Teknik Jigsaw Dengan Teknik STAD”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2007. Tidak dipublikasikan. Gonzales, David. The Art of Solving Problems: Comparing the Similarities and Differences Between Creative Problem Solving (CPS), Lateral Thinking and Synectics. New York: Buffalo State College International Centre for Studies In Creativity. (http://www.buffalostate.edu/orgs/cbir/Readingroom/theses/Gonzadp.pdf), diakses pada tanggal 28 Desember 2012, pukul 19.50 WIB. Hakim, Lukmanul. “Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) terhadap Hasil Belajar Biologi”, Skripsi pada UIN SYarif Hidayatullah, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Tidak dipublikasikan. Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendidikan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005.
61
62
Isaksen. “On The Conceptual Foundations of Creative Problem Solving: A Response to Magyari Beck”. Basil Blackwell Ltd: Volume 4 Number 1 March 1995 (http://personal.stevens.edu/~ysakamot/creativity/creative%20problemsolving.pdf), diakses pada tanggal 28 Desember 2012, Pukul 19.47 WIB. Isaksen. “Transforming Dreams Into Reality: The Power of Creative Problem Solving”.(http://www.cpsb.com/research/articles/creativeproblemsolving/Dreams-Power-of-Creative-Problem-Solving.pdf),diakses pada Tanggal 28 Desember 2012, Pukul 19.50 WIB. Isaksen, Scott G. dan Treffinger Donald J., Creative Problem Solving: The History, Deevelopment, and Implication for Gifted Education and Talent Development. 2005. (http://www.cpsb.com/research/articles/creative-problemsolving/Creative-Problem-Solving-Gifted-Education.pdf), diakses pada tanggal 29 Desember 2012, Pukul 20.00 WIB. Isjoni. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Ismiyanto. “Implementasi Creative Problem Solving dalam Pembelajaran Menggambar: Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar”. Semarang: Jurnal Kependidikan, vol.6, no. 2, 2010 (http://journal.unnes.ac.id), diakses pada tanggal 28 Desember 2012, Pukul 21.00 WIB. Isrok’atun. “Creative Problem Solving Matematis”. Bandung: UPI, 2012. (http://eprints.uny.ac.id/8094/1/P%20-%2047.pdf), diakses pada Tanggal 28 Desember 2012, Pukul 20.47 WIB. Krulik, Stephen & Jesse Rudnick, Problem Solving: a Handbook for Senior High School Teachers. Massachusetts: Gould Street Neidham Heights, 1989. Lumsdaine, Edward. Creative Problem Solving, Thinking Skills for A Changing World. Singapura: McGraw Hill, 1995. Mahmudi, Ali. Tinjauan Kreativitas Yogyakarta: UNY, vol.4, no. 2, 2008.
dalam
Pembelajaran
Matematika.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Mitchell, William E. & Kowalik Thomas F. “Creative Problem Solving”. (http://www.roe11.k12.il.us/GES%20Stuff/Day%204/Process/Creative%20Pr oblem%20Solving/CPS-M`itchell%20&%20Kowalik.pdf), diakses pada Tanggal 28 Desember 2012, Pukul 19. 31 WIB. Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia, 1985.
63
Muneyoshi, Hideki. Identifying How School Teachers Use Creative Problem Solving. New York: Buffalo State College, 2004. (http://www.buffalostate.edu/orgs/cbir/readingroom/theses/Muneyht.pdf)
Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Ningsih, Raden Endang Retno. “Penerapan Model Pembelajaran Creative problem Solving dengan Media Autograph untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik Siswa SMA”. Skripsi pada Sarjana Universitas Negeri Medan, Medan, 2010. Nugraheni, Fitri. “Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMK)”. Kudus: Univeristas Muria Kudus. (http://eprints.umk.ac.id/144/1/HUBUNGAN_MOTIVASI_BELAJAR.pdf), diakses pada tanggal 13 Januari 2013, Pukul 15.45 WIB. Nurmaulana, Fariza. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada Pembelajaran Pencemaran Tanah Dengan Model Creative Problem Solving. Bandung: UPI, 2011. (http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=7992), diakses pada tanggal 26 Desember 2012, Pukul 21.00 WIB. Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Putri, Agustina Suryani. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan Di Kelas X Sma Swasta Prayatna Medan. Medan: Universitas Negeri Medan, 2009. (http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-225825.%20BAB%20I.pdf) Rubiyanto, Rubino dan Muttaqin Shodik Sunandar. “Komparasi Antara Strategi Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) dengan Pembelajaran Invitation Into Inquiry terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas V SDN Tuban 01 Dan SDN Tuban 02 Tahun 2011 – 2012” Surakarta: UMS, 2012. (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/1741/Rubino% 20R.pdf?sequence=1), diakses pada Tanggal 28 Desember 2012, Pukul 21.43 WIB. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
64
Sudijono, Anas. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada, 2006. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. Sudrajat dan Subana, M. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2001. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. Sutadipura, Balnadi. Aneka Problema Keguruan. Bandung: Angkasa, 1983.Suyitno, dkk,. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: UNNES, 2001. Sutrisno. Menjadi Guru Kreatif agar Dicintai Murid sampai Mati. Yogyakarta: Golden Books, 2010.Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Suyatno. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Mas Media Buana Pustaka, 2009. Tarnoto, Nissa dan Purnamasari, Alfi. “Kreativitas Siswa SMPN Ditinjau dari Pendidikan Ibu”. Yogyakarta: UAD, Humanitas vol.6 , no.2, 2009. (http://journal.uad.ac.id), diakses pada tanggal 13 Januari 2013, Pukul 15.00 WIB. Treffinger, Donald & Scott G Isaksen., Creative Problem Solving a Temporary Framework for Managing Change. New York: Creative Problem Solving Group, 2003. (http://www.cpsb.com/resources/downloads/public/CPSVersion61B.pdf), diakses pada tanggal 27 Desember 2012, Pukul 20.15 WIB. Zainab. “Metode Creative Problem Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika”. Palembang: Himma, 2012. (http://blog.unsri.ac.id/userfiles/METODE%20CREATIVE%20PROBLEM% 20SOLVING.pdf), diakses pada Tanggal 28 Desember 2012, Pukul 20.18 WIB. Zulfiani, dkk,. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: X / Semester 1
Sub Materi Pokok
: Virus
Alokasi Waktu
: 6 X 45’(2X Tatap Muka)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi
keteraturan
dan
kompleksitas
ciptaan
Tuhan
tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
66
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. 1) Memiliki rasa peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dalam melakukan kegiatan pengamatan tentang virus di dalam kelas dan di luar kelas. 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat 1) Mengamati karakteristik virus dari charta 2) Mengamati struktur tubuh virus 3) Mengamati proses perkembangbiakan pada organisme hidup 4) Mendiskusikan peranan virus dalam kehidupan 5) Mendiskusikan dampak ekonomi dan sosial akibat serangan virus 6) Mendiskusikan
apa
maksud
Tuhan
menciptakan
makhluk
yang
menyebabkan penyakit dikaitkan dengan perilaku yang tidak terpuji pada seseorang 7) Mendiskusikan Jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya 4.3 Menyajikan
data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek
kesehatan dalam bentuk model/charta. 1) Menyajikan sketsa model virus yang akan dibuatnya
67
C. Tujuan Pembelajaran 1) Siswa diberikan kesempatan mengamati bentuk tubuh virus melalui video, siswa
menunjukkan
kekaguman
terhadap
virus
sebagai
makluk
mikroskopis yang diciptakan oleh Tuhan. 2) Siswa diberikan kesempatan mengamati struktur tubuh virus melalui gambar maupun video, siswa menunjukkan rasa ingin tahu (curiosity) 3) Siswa menunjukkan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan menuliskan laporan mengenai struktur tubuh dan reproduksi pada virus. 4) Siswa menunjukkan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun kelompok 5) Siswa menunjukkan rasa komunikatif dan kreatif dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok 6) Siswa menunjukkan rasa kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang dikaitkan dengan perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh manusia. 7) Siswa mengamati karakteristik virus dari charta 8) Siswa mengamati proses perkembangbiakan pada organisme hidup 9) Siswa menunjukkan rasa kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang dikaitkan dengan perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh manusia. 10) Siswa mendiskusikan penyebaran virus HIV 11) Siswa mendiskusikan peranan virus dalam kehidupan 12) Siswa mendiskusikan dampak ekonomi dan sosial akibat serangan virus 13) Siswa mendiskusikan apa maksud Tuhan menciptakan makhluk yang menyebabkan penyakit dikaitkan dengan perilaku yang tidak terpuji pada seseorang 14) Siswa mendiskusikan Jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya
68
15) Siswa menyajikan sketsa model virus yang akan dibuatnya
D. Materi Pembelajaran 1) Ciri-ciri virus, struktur tubuh dan reproduksi virus 2) Struktur tubuh virus 3) Replikasi pada virus 4) Peran virus dalam aspek kesehatan
E. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Creative Problem Solving
Metode Pembelajaran
: Diskusi, ceramah, kerja kelompok, tanya jawab dan resitasi
F. Media Pembelajaran 1) Buku Biologi SMA Kelas X, Esis, Bab II dan III 2) Foto ultramikroskopis virus 3) Berbagai informasi tentang penyakit yang disebabkan virus 4) Charta virus 5) Foto/gambar berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus 6) Buku Biologi SMA Kelas X, Yudhistira 7) Slide Power Point 8) Video Pembelajaran mengenai virus
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengukur kemampuan awal siswa.
69
Kegiatan Awal (10 Menit) Kegiatan Pembukaan
Apersepsi
Motivasi
Aktivitas Pembelajaran
Guru Memberi salam, mengecek absensi, mengecek kesiapan siswa dan menyiapkan media pembelajaran. Apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan tentang virus dalam kehidupan seharihari, seperti penyakit apakah yang disebabkan oleh virus? Menurut kalian, apakah tujuan Tuhan menciptakan makhluk hidup paling terkecil seperti virus? Meluruskan jawaban siswa jika kurang tepat dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (90 Menit) Kegiatan Objective Finding Tahap ini merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi permasalahan yang dirasakan mengganggu
a.
b.
c.
d.
e.
Siswa Menjawab salam, mengeluarkan buku pelajaran Biologi.
Alokasi waktu 2 menit
Berpikir dan menjawab pertanyaan dari guru.
4 menit
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila merasa kurang jelas.
4 menit
Aktivitas Pembelajaran Guru / Siswa Siswa dikelompokkan menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima orang Siswa mengamati: membaca berbagai kasus penyakit yang merebak saat ini di masyarakat yang disebabkan oleh strain virus flu burung H7N9, HIV AIDS, Hepatitis, Influenza dan virus H1N1 dari suatu artikel yang disajikan oleh guru. Siswa bersama kelompoknya mengidentifikasi permasalahan dari kasuskasus tersebut. Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan pertanyaan (questioning) tentang penyebab berbagai penyakit pada kasus yang dibaca dan mekanisme penularan penyakit tersebut. Siswa bersama kelompoknya diberikan
Alokasi Waktu 20 menit
70
f.
g. Data Finding Tahap kedua dilakukan dengan mendaftar semua fakta yang diketahui dan berhubungan dengan situasi tersebut untuk menemukan suatu informasi yang tidak diketahui tetapi esensial pada situasi yang diidentifikasikan
a.
b.
c. d.
e. Problem Finding Tahap ini siswa menyusun pernyataanpernyataan masalah yang selanjutnya dipilih untuk dipecahkan melaui diskusi kelompok.
a. b.
c.
d. Idea Finding Pada tahap ini, siswa diupayakan untuk menemukan
a.
kesempatan untuk menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Guru memberikan kesempatan pada perwakilan kelompok untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data (eksperimen/eksplorasi): - Mengamati karakteristik virus dan struktur virus dari charta. - Mengamati proses perkembangbiakan virus pada organisme hidup - Mendiskusikan penyebaran virus flu burung H7N9, virus HIV, Influenza, Hepatitis dan virus H1N1 yang dikaitkan dengan ciri perkembangbiakannya. Siswa bersama kelompoknya mendaftar semua fakta-fakta yang berkaitan dengan artikel tersebut. Siswa menemukan suatu informasi yang relevan. Siswa menyimpulkan hal-hal penting yang berkaitan dengan permasalahan virus tersebut. Guru memberikan penguatan tentang halhal penting berkaitan dengan virus. Setiap kelompok diminta membaca dan mengerjakan tugas yang ada dalam LKS. Setiap kelompok dibimbing untuk menentukan permasalahan-permasalahan lain yang menarik untuk dicari permasalahannya berkaitan dengan virus Siswa menghasilkan sebanyak mungkin masalah dalam bentuk pernyataan masalah yang dituntun oleh guru dan lembar kerja siswa untuk mengakomodasi berpikir divergen dan konvergen. Permasalahan-permasalahan yang didapat dituliskan dalam LKS. Setiap kelompok diminta memilih suatu permasalahan yang menurutnya menarik untuk ditemukan solusinya dari beberapa permasalahan yang telah dikemukakan
20 menit
15 menit
15 menit
71
sejumlah gagasannya yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
Solution Finding Siswa memperkuat solusi, mengevaluasi dan memilih solusi yang tepat atas masalah yang ingin dipecahkan.
Acceptance Finding Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas suatu solusi masalah, menyusun rencana tindakan, dan mengimplementasik an solusi tersebut.
oleh masing-masing kelompok. b. Guru membimbing siswa untuk mengasosiasikan: mendiskusikan kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya untuk membentuk sikap positif pada generasi muda Indonesia. c. Siswa bersama kelompoknya menemukan sejumlah gagasan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. d. Siswa bersama kelompoknya memodifikasi gagasan tentang bagaimana strategi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. a. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja kelompok menemukan berbagai macam solusi yang memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. b. Alternatif solusi tersebut dapat dituliskan dalam LKS. c. Siswa mengkomunikasikan solusi atas pemecahan masalah tersebut kepada kelompok lain a. Guru memberikan kesempatan pada beberapa perwakilan kelompok untuk mempersentasikan tentang permasalahan yang diambil beserta alternatif solusi b. Kelompok lain diminta untuk memberi tanggapan tentang permasalahan dan alternatif solusi tersebut. c. Guru membimbing siswa untuk menemukan solusi terbaik atas permasalahan yang telah disampaikan melalui diskusi kelas. d. Guru membimbing siswa untuk mengelompokkan masalah dan solusi yang memiliki kesamaan e. Guru bersama dengan siswa mengkomunikasikan secara lisan: ciri dan karakter virus, perkembangbiakan dan cara penularan H7N9, HIV, Hepatitis, Influenza, dan virus H1N1.
10 menit
10 menit
72
Kegiatan Akhir (5 Menit) Kegiatan Evaluasi
Penutup
Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru melakukan evaluasi melalui Siswa hasil kerja siswa yaitu LKS. mengumpulkan LKS (jika Bersama siswa menyimpulkan hasil belum selesai pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas maka dijadikan kebesaran Tuhan menciptakan makhluk tugas mandiri). yang beranekaragam bentuknya Guru memberikan penghargaan Mendengarkan (misalnya pujian atau bentuk penjelasan guru. penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik. Menutup pembelajaran dan berpesan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
Pertemuan II Kegiatan Awal (10 Menit) Kegiatan Pembukaan
Apersepsi
Motivasi
Aktivitas Pembelajaran
Guru Memberi salam, mengecek absensi, mengecek kesiapan siswa dan menyiapkan media pembelajaran. Apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan virus dalam kehidupan seharihari, seperti apa peranan virus dalam kehidupan yang kamu ketahui? Serta menanyakan apakah yang ingin disampaikan oleh Tuhan kepada manusia berkaitan dengan penyakitpenyakit yang disebabkan oleh virus? Meluruskan jawaban siswa jika kurang tepat dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Siswa Menjawab salam, mengeluarkan buku pelajaran Biologi. Berpikir dan menjawab pertanyaan dari guru.
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila merasa kurang jelas.
Alokasi waktu 4 menit
1 menit
Alokasi waktu 2 menit
4 menit
4 menit
73
Kegiatan Inti (120 Menit) Kegiatan Objective Finding Tahap ini merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi permasalahan.
a.
b.
c. d.
e. f.
g. Data Finding Tahap kedua dilakukan dengan mendaftar semua fakta, pernyataan dan data yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Aktivitas Pembelajaran Guru / Siswa Siswa dikelompokkan menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima orang Siswa bersama kelompoknya mengamati berbagai gambar tentang hasil aktivitas virus pada hewan, tumbuhan, dan manusia. Siswa mengidentifikasi permasalahan dari hasil aktivitas virus tersebut. Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan pertanyaan (questioning) mengenai dampak dari aktivitas virus terhadap makhluk hidup dan cara menghindari serta pencegahan penyakit tersebut. Siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Guru memberikan kesempatan pada perwakilan kelompok untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data (eksperimen/eksplorasi), melalui diskusi secara berkelompok mengenai dampak ekonomi dan sosial akibat serangan virus serta hubungan antara cara reproduksi virus dengan penyebaran dalam tubuh dan penularan terhadap organisme lain. Mengumpulkan masalah-masalah yang menarik bagi siswa melalui teknik sumbang saran dalam diskusi kelompok. Guru membantu siswa menghubungkan masalah-masalah dengan konsep yang akan dipelajari dan mengorganisir tugas belajar Guru memfasilitasi penanaman konsep yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah melalui kegiatan demonstrasi, eksperimen. Siswa mengkonstruksi konsep dari berbagai sumber dan aktivitas siswa untuk memperkuat konsep yang diperlukan dalam pemecahan masalah Siswa bersama kelompoknya mendaftar semua
Alokasi Waktu 20 menit
20 menit
74
fakta-fakta yang berkaitan dengan artikel tersebut. g. Siswa menemukan suatu informasi h. Siswa menyimpulkan hal-hal penting yang berkaitan dengan permasalahan virus tersebut. i. Guru memberikan penguatan tentang hal-hal penting berkaitan dengan virus. Problem Finding Pada tahap ini, siswa mengklarifikasi masalah dengan cara mefokuskan masalah yang benar-benar ingin dipecahkan atau diselesaikan.
Idea Finding Pada tahap ini, siswa diupayakan untuk menemukan sejumlah gagasannya yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
a. Setiap kelompok diminta membaca dan 15 mengerjakan tugas yang ada dalam LKS. menit b. Setiap kelompok dibimbing untuk menentukan permasalahan-permasalahan lain yang menarik untuk dicari permasalahannya berkaitan dengan virus. c. Setiap kelompok dibimbing untuk menentukan permasalahan-permasalahan lain yang menarik untuk dicari permasalahannya berkaitan dengan virus. d. Siswa menghasilkan sebanyak mungkin masalah dalam bentuk pernyataan masalah yang dituntun oleh guru dan lembar kerja siswa yang mengakomodasi berpikir divergen dan konvergen. e. Permasalahan-permasalahan yang didapat dituliskan dalam LKS. a. Setiap kelompok diminta memilih suatu 25 permasalahan yang menurutnya menarik untuk menit ditemukan solusinya dari beberapa permasalahan yang telah dikemukakan oleh masing-masing kelompok. b. Guru membimbing siswa untuk mengasosiasikan melalui diskusi secara berkelompok mengenai ciri virus dengan dampak yang ditimbulkan antara lain dampak ekonomi dan sosial. c. Siswa bersama kelompoknya menemukan sejumlah gagasan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. d. Siswa mendaftarkan beragam alternatif ideide/solusi pemecahan masalah melalui diskusi kelompok. e. Siswa bersama kelompoknya memodifikasi gagasan tentang bagaimana strategi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.
75
Solution Finding Pada tahap penemuan solusi, ide dan gagasan yang telah diperoleh pada tahap ideafinding diseleksi untuk menemukan ide yang paling tepat untuk memecahkan masalah.
a. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja kelompok menemukan berbagai macam solusi yang memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. b. Siswa memperkuat solusi, mengevaluasi dan memilih solusi yang tepat atas masalah yang ingin dipecahkan kelompoknya. c. Guru membimbing siswa bersama kelompoknya untuk mengasosiasikan melalui diskusi untuk memecahkan masalah tesrebut. d. Alternatif solusi tersebut dapat dituliskan dalam LKS.
20 menit
Acceptance Finding Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas suatu solusi masalah, menyusun rencana tindakan, dan mengimplementa sikan solusi tersebut.
a. Guru memberikan kesempatan pada beberapa perwakilan kelompok untuk mempersentasikan tentang permasalahan yang diambil beserta alternatif solusi b. Kelompok lain diminta untuk memberi tanggapan tentang permasalahan dan alternatif solusi tersebut. c. Guru membimbing siswa untuk menemukan solusi terbaik atas permasalahan yang telah disampaikan melalui diskusi kelas. d. Guru bersama dengan siswa mengkomunikasikan tentang dampak positif dan negatif secara ekonomi dan sosial dengan terjangkitnya virus.
20 menit
Kegiatan Akhir (5 Menit) Kegiatan Evaluasi
Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Bersama siswa menyimpulkan hasil Siswa pembelajaran hari ini, serta mengumpulkan mendorong siswa untuk selalu LKS (jika bersyukur atas karunia Tuhan yang belum selesai telah memberikan nikmat sehat. maka dijadikan tugas mandiri).
Alokasi waktu 5 menit
76
H. Penilaian Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian kinerja (performance assessment) berupa produk model virus, tes tertulis, LKS dan penilaian afektif selama proses pembelajaran berlangsung.
Nilai Produk Siswa dalam Pembuatan Model Virus
Tahap Kelompok
1
Skor
2
3
4
a
b
c
a
b
a
b
a
b
I
2
3
3
3
2
3
3
3
3
25
II
3
2
3
3
3
3
3
3
3
26
III
3
3
3
3
2
3
2
3
3
25
IV
3
2
3
3
3
3
3
3
3
26
V
3
2
3
3
3
3
3
3
3
26
VI
2
3
3
3
2
3
3
3
3
25
VII
2
3
3
3
3
3
3
3
3
26
VIII
3
3
3
3
2
3
2
3
3
25
Nilai Produk dalam Pembatan Model Virus Kelas Eksperimen
Kelompok
Nilai
I
92,59
II
96,29
III
92,59
IV
96,29
77
V
96,29
VI
92,59
VII
96,29
VIII
92,59
Penilaian Produk Siswa Dalam Pembuatan Model Virus RUBRIK PENILAIAN HASIL KERJA SISWA No
Penilaian
1.
Tahap Persiapan
2.
Tahap Produksi
3.
Tahap Akhir
4.
Kerjasama
” Pembuatan Model Virus ” Kriteria yang diukur
Tingkat Kemampuan 1 2 3
- Ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat - Terampil dalam membuat perencanaan - Kreatif dalam mengembangkan ide - Jeli dan terampil dalam memilih dan menggunakan bahan peralatan - Terampil dalam teknik kerja - Produk yang dihasilkan mempunyai estetika tinggi (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, kerapian produk) - Terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya - Kekompakan anggota kelompok - Pembagian tugas secara merata
Keterangan Skor: Tahap Persiapan Skor 3 = Siswa mempunyai ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat, terampil dalam membuat perencanaan, kreatif dalam mengembangkan ide Skor 2 = Siswa mempunyai ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat, terampil dalam membuat perencanaan, tidak kreatif dalam mengembangkan ide Skor 1 = Siswa mempunyai ketelitian dalam mempersiapkan alat-alat, tidak terampil dalam membuat perencanaan, tidak kreatif dalam mengembangkan ide
78
Tahap Produksi Skor 3 = Siswa mempunyai kejelian dan terampil dalam memilih dan menggunakan bahan peralatan, terampil dalam teknik kerja. Skor 2 = Siswa mempunyai kejelian dan terampil dalam memilih dan menggunakan bahan peralatan, tidak terampil dalam teknik bekerja Skor
1 = Siswa
mempunyai
kejelian,
tidak
terampil
dalam memilih dan
menggunakan bahan peralatan, tidak terampil dalam teknik kerja
Tahap Akhir Skor 3 = Produk yang dihasilkan mempunyai estetika tinggi (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, kerapian produk), terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya Skor 2 = Produk yang dihasilkan mempunyai estetika tinggi (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, kerapian produk), tidak terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya Skor 1 = Produk yang dihasilkan mempunyai estetika (perpaduan warna, keserasian dalam penempatan objek, tidak mempunyai kerapian produk), tidak terampil dalam mengevaluasi hasil kerjanya.
Kerjasama Skor 3 = Anggota kelompok mempunyai kekompakan dalam bekerjasama, pembagian tugas dilakukan secara merata Skor 2 = Anggota kelompok mempunyai kekompakan dalam bekerjasama, pembagian tugas tidak dilakukan secara merata
79
Skor 1 = Anggota kelompok tidak mempunyai kekompakan dalam bekerjasama, pembagian tugas tidak dilakukan secara merata Skor Maksimum adalah 4 x 3 = 12 Skor perolehan Nilai = X 100 Aspek Sikap Ilmiah Di Kelas Skor setiap kelompok Aspek Penilaian NO.
Sangat Baik (5)
1.
Kesungguhan dalam melakukan kegiatan
2.
Kejujuran mengungkap fakta
3.
Ketelitian dalam bekerja
4.
Penggunaan waktu secara efektif
5.
Kerja sama
6.
Tanggung jawab
7.
Memperhatikan keselamatan kerja
Baik
Cukup
Kurang
(4)
(3)
(2)
Sangat Kurang (1)
dalam
Catatan : Berikan tanda () untuk setiap penampilan dari setiap tindakan yang dilakukan kelompok Nilai: N =
x 10
80
Penilaian Afektif di Kelas Kelompok 1 2 1 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 5 6 7 8
4 4 4 4
3 3 4 4
3 4 4 4 3
Aspek 4 4 4 4 4
Nilai 5 4 4 4 4
6 3 3 3 4
7 4 4 4 3
71,42 77,14 77,14 71,42
4 4 3 4
4 4 4 4
5 4 4 4
4 4 3 4
4 4 3 4
80 77,14 71,42 80
A. PENILAIAN AFEKTIF LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Berilah tanda check list (V) pada pilihan 1, 2, 3 atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam LKS! KELOMPOK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Keterangan :
1
Teliti 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √
4
1
: kurang
3: baik
2
: cukup
4: baik sekali
1
rapi 2 3 √
4 √
√ √ √ √ √ √
1
Disiplin 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Skor 75 83,3 75 83,3 83,3 83,3 75 83,3
81
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Aspek yang dinilai 1 Teliti
2 Rapi
3 Disiplin
Aturan penilaian 1. Tidak teliti dalam mengerjakan LKS. 2. Kurang teliti dalam mengerjakan LKS sehingga banyak yang salah 3. Teliti dalam mengerjakan LKS tetapi jawaban kurang lengkap. 4. Teliti dan sangat lengkap jawaban pada LKS. 1. Tidak rapi dan tidak jelas dalam mengerjakan LKS 2. Kurang rapi dan kurang jelas dalam mengerjakan LKS 3. Rapi dalam mengerjakan LKS tetapi kurang jelas. 4. Rapi dan sangat jelas dalam mengerjakan LKS. 1. Tidak mengumpulkan LKS 2. Waktu pengumpulan LKS tidak tepat waktu ketentuan. 3. Mengumpulkan tepat waktu ketentuan. 4. Mengumpulkan sebelum waktu ketentuan.
NILAI AFEKTIF = (Skor Perolehan/12) x 10 = 10 NILAI AKHIR = (Nilai LKS + Nilai Produk + Nilai Afektif) / 3
Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I No.
Kelompok
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1 2 3 4 5 6 7 8
Objective Finding (3) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Data Finding (3) 1
2
3 √
4 √
√ √ √ √ √ √
Problem Finding (5) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Idea Finding (5) 1
2
3 √ √ √
4
√ √ √ √ √
Solution Finding (5) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Acceptance Finding (4) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Total Skor
Solution Finding (5) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Acceptance Finding (4) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Total Skor
80 83 80 79 83 84 80 83
Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan II No.
Kelompok
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1 2 3 4 5 6 7 8
Objective Finding (3) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Data Finding (3) 1
2
3 √ √ √
4
√ √ √ √ √
Problem Finding (5) 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Idea Finding (5) 1
Keterangan: 1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik Sekali
2
3 √
4 √
√ √ √ √ √ √
80 84 80 83 83 83 83 84
Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen No. 1.
Indikator Creative Problem Solving Objective Finding
2.
(Bobot 3) Data Finding
3.
(Bobot 3) Problem Finding
4.
(Bobot 5) Idea Finding
5.
(Bobot 5) Solution Finding
Kriteria Penilaian 1. Jika pokok permasalahan yang diidentifikasikan dan rumusan pertanyaan tidak relevan, tidak jelas dan tidak logis. 2. Jika pokok permasalahan yang diidentifikasikan dan rumusan pertanyaan relevan, tidak jelas dan tidak logis. 3. Jika pokok permasalahan yang diidentifikasikan dan rumusan pertanyaan relevan, jelas namun tidak logis 4. Jika pokok permasalahan yang diidentifikasikan dan rumusan pertanyaan relevan, jelas dan logis 1. Jika fakta-fakta yang disebutkan tidak relevan, tidak jelas dan tidak sesuai dengan artikel tersebut. 2. Jika fakta-fakta yang disebutkan relevan, tidak jelas dan tidak sesuai dengan artikel. 3. Jika fakta-fakta yang disebutkan relevan, jelas namun tidak sesuai artikel. 4. Jika fakta-fakta yang disebutkan relevan, jelas dan sesuai dengan artikel.. 1. Jika point utama masalah dari artikel tersebut tidak dijelaskan, tidak relevan dan tidak sesuai. 2. Jika point utama masalah dari artikel tersebut dijelaskan, tidak relevan dan tidak sesuai 3. Jika point utama masalah dari artikel tersebut dijelaskan, relevan namun tidak sesuai. 4. Jika point utama masalah dari artikel tersebut dijelaskan, relevan dan sessuai.
1. Jika gagasan yang dikemukakan untuk menyelesaikan masalah tersebut hanya berisi 1 gagasan saja dan relevan 2. Jika gagasan yang dikemukakan untuk menyelesaikan masalah tersebut berisi 2 gagasan dan relevan 3. Jika gagasan yang dikemukakan untuk menyelesaikan masalah tersebut berisi 3 gagasan dan relevan 4. Jika gagasan yang dikemukakan untuk menyelesaikan masalah tersebut berisi lebih dari 4 gagasan dan relevan. 1. Jika solusi yang terpilih tidak relevan, tidak jelas dan tidak logis 2. Jika solusi yang terpilih relevan, tidak jelas dan tidak logis 3. Jika solusi yang terpilih relevan, jelas namun tidak logis
6.
(Bobot 5) Acceptance Finding
(Bobot 4)
4. Jika solusi yang terpilih relevan, jelas dan logis. 1. Jika rencana tindakan yang dikemukakan hanya berisi 1 tindakan saja untuk mengimplementasikan solusi tersebut. 2. Jika rencana tindakan yang dikemukakan berisi 2 tindakan untuk mengimplementasikan solusi tersebut. 3. Jika rencana tindakan yang dikemukakan berisi 3 tindakan untuk mengimplementasikan solusi tersebut. 4. Jika rencana tindakan yang dikemukakan berisi lebih dari 4 tindakan untuk mengimplementasikan solusi tersebut.
Nilai Maksimum = @ Skor dalam indikator x @ Bobot = 100
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: X / Semester 1
Sub Materi Pokok
: Virus
Alokasi Waktu
: 6 X 45’ (2X Tatap Muka)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. 1) Mengagumi virus sebagai makhluk terkecil yang diciptakan oleh Tuhan. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1) Memiliki rasa ingin tahu 2) Menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok. 3) Komunikatif dan kreatif dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok.
86
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 1) Memiliki rasa kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang dikaitkan dengan perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh manusia 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 1) Memiliki ketelitian dalam melakukan observasi dan eksperimen. 2) Memiliki kejujuran terhadap data dan fakta dalam observasi dan eksperimen. 3) Komunikatif dan argumentatif secara ilmiah dalam melakukan pengamatan tentang virus di dalam kelas ataupun di luar kelas. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. 1) Memiliki rasa peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dalam melakukan kegiatan pengamatan tentang virus di dalam kelas dan di luar kelas. 3.3 Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat 1) Mengamati karakteristik virus dari charta 2) Mengamati struktur tubuh virus 3) Mengamati proses perkembangbiakan pada organisme hidup 4) Mendiskusikan peranan virus dalam kehidupan 5) Mendiskusikan apa maksud Tuhan menciptakan makhluk yang menyebabkan penyakit dikaitkan dengan perilaku yang tidak terpuji pada seseorang 4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta. 1) Menyajikan model virus yang akan dibuatnya
C. Tujuan Pembelajaran 1) Siswa diberikan kesempatan mengamati bentuk tubuh virus melalui video, siswa menunjukkan kekaguman terhadap virus sebagai makluk mikroskopis yang diciptakan oleh Tuhan. 2) Siswa diberikan kesempatan mengamati struktur tubuh virus melalui gambar maupun video, siswa menunjukkan rasa ingin tahu (curiosity) 3) Siswa menunjukkan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan menuliskan laporan mengenai struktur tubuh dan reproduksi pada virus.
87
4) Siswa menunjukkan tanggung jawab dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun kelompok 5) Siswa menunjukkan rasa komunikatif dan kreatif dalam belajar dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok 6) Siswa menunjukkan rasa kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang dikaitkan dengan perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh manusia. 7) Siswa mengamati karakteristik virus dari charta 8) Siswa mengamati proses perkembangbiakan pada organisme hidup 9) Siswa menunjukkan rasa kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup yang berkaitan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus yang dikaitkan dengan perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh manusia. 10) Siswa mendiskusikan penyebaran virus 11) Siswa mendiskusikan peranan virus dalam kehidupan 12) Siswa mendiskusikan apa maksud Tuhan menciptakan makhluk yang menyebabkan penyakit dikaitkan dengan perilaku yang tidak terpuji pada seseorang 13) Siswa menyajikan model virus yang akan dibuatnya D. Materi Pembelajaran 1) Ciri-ciri virus, struktur tubuh dan reproduksi virus 2) Struktur tubuh virus 3) Replikasi pada virus 4) Peran virus dalam aspek kesehatan E. Metode Pembelajaran Pendekatan Model Pembelajaran Metode
: Konseptual Interaktif : Konvensional : Diskusi, ceramah, dan tanya jawab
F. Media Pembelajaran 1) Buku Biologi SMA Kelas X, Esis, Bab II dan III 2) Foto ultramikroskopis virus 3) Berbagai informasi tentang penyakit yang disebabkan virus 4) Charta virus 5) Foto/gambar berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus 6) Buku Biologi SMA Kelas X, Yudhistira 7) Slide Power Point 8) Video Pembelajaran mengenai virus
88
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengukur kemampuan awal siswa. a. Pendahuluan ( 10 menit ) 1) Pemusatan perhatian dan pemotivasian: mengilustrasikan kegiatan dengan menampilkan sebuah gambar tentang virus dan bakteri, kemudian menunjukkan dan menanyakan apakah perbedaan antara virus dengan bakteri? 2) Apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan tentang virus dalam kehidupan sehari-hari, seperti contoh sebagai berikut: - Penyakit apakah yang disebabkan oleh virus? - Menurut kalian, apakah tujuan Tuhan menciptakan makhluk hidup paling terkecil seperti virus? 3) Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti ( 115 menit ) 1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam kelompok. 2) Membagi siswa dalam kelompok (5-6 siswa/kelompok) dan mendistribusikan alat dan bahan kepada kelompok. 3) Siswa mengamati: membaca artikel kasus penyakit yang merebak saat ini di masyarakat yang disebabkan oleh strain virus flu burung H7N9 dari suatu artikel yang disajikan oleh guru. 4) Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan pertanyaan (questioning) tentang penyebab berbagai penyakit pada kasus yang dibaca dan mekanisme penularan penyakit tersebut. 5) Siswa bersama kelompoknya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 6) Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data (eksperimen/eksplorasi): - Mengamati karakteristik virus dan struktur virus dari charta. - Mengamati proses perkembangbiakan virus pada organisme hidup 7) Guru membimbing siswa untuk mengasosiasikan: mendiskusikan kaitan antara struktur dan reproduksi virus dengan penyebaran penyakit dan mengaitkan perilaku yang harus dilakukannya untuk membentuk sikap positif pada generasi muda Indonesia 8) Guru bersama dengan siswa mengkomunikasikan secara lisan: ciri dan karakter virus dan cara penularan virus. Catatan: ketika melakukan proses pembimbingan, guru melakukan penilaian sikap dengan dipandu instrumen lembar penilaian sikap
89
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) 1) Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas kebesaran Tuhan menciptakan makhluk yang beranekaragam bentuknya. 2) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik PERTEMUAN II a. Pendahuluan ( 10 menit ) 1) Pemotivasian: menunjukkan gambar virus dan menanyakan mengapa di bumi ini banyak makhluk yang berukuran mikroskopis? 2) Apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan tentang virus dalam kehidupan sehari-hari, seperti contoh sebagai berikut: - Apa peranan virus dalam kehidupan yang kamu ketahui? - Apakah yang ingin disampaikan oleh Tuhan kepada manusia berkaitan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus? 3) Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran b. Kegiatan Inti ( 115 menit ) 1) Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam kelompok (mengidentifikasikan penyakit dan penyebabnya, mendiskusikan cara mengatasinya, dll). 2) Membagi siswa dalam kelompok (5-6 siswa/kelompok) dan mendistribusikan alat dan bahan kepada kelompok. 3) Siswa mengamati berbagai daur perkembangbiakan virus. 4) Guru membimbing setiap kelompok untuk merumuskan pertanyaan (questioning) mengenai dampak dari aktivitas virus terhadap makhluk hidup dan cara menghindari serta pencegahan penyakit tersebut. 5) Siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). 6) Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data (eksperimen/eksplorasi), melalui diskusi secara berkelompok mengenai perkembangbiakan virus dengan daur litik dan daur lisogenik 7) Guru membimbing siswa untuk mengasosiasikan melalui diskusi secara berkelompok mengenai peranan virus yang menguntungkan dan merugikan serta menjelaskan penyebab penyakit yang disebabkan oleh virus. 8) Guru bersama dengan siswa mengkomunikasikan hasil diskusi mereka dan saling tanya jawab. Catatan: Ketika melakukan proses pembimbingan, guru melakukan penilaian sikap dengan dipandu instrumen lembar penilaian sikap.
90
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) 1) Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan yang telah memberikan nikmat sehat. 2) Memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
H. Penilaian Penilaian dilakukan secara individu atau kelompok yang meliputi penilaian kinerja (performance assessment) berupa produk model virus, tes tertulis, LKS dan penilaian afektif selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian LKS Pertemuan I Berilah tanda checklist (V) pada skor 1, 2, 3 atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam LKS! No. Kelompok Indikator Psikomotor Total Skor Membuat gambar Membuat tabel struktur tubuh perbedaan daur virus litik dan lisogenik 1 2 3 4 1 2 3 4 1. I √ √ 87,5 2. II √ √ 87,5 3. III √ √ 75 4. IV √ √ 75 5. V √ √ 75 6. VI √ √ 87,5 7. VII √ √ 75 8. VIII √ √ 75 Keterangan : 1 : kurang 3 : baik 2 : cukup 4 : baik sekali Rubrik Penilaian No. 1.
Indikator Psikomotor Membuat gambar struktur tubuh virus
2.
Membuat tabel perbedaan daur litik dan lisogenik
Kriteria Skor Penilaian 1. Tidak membuat gambar stuktur tubuh virus. 2. Membuat gambar struktur tubuh virus namun tidak ada keterangan. 3. Membuat gambar struktur tubuh virus namun keterangan masih kurang lengkap. 4. Membuat gambar struktur tubuh virus dengan dilengkapi keterangan gambar yang lengkap dan benar. 1. Tidak membuat tabel perbedaan antara daur litik dan lisogenik. 2. Membuat tabel perbedaan antara daur litik
91
dan lisogenik, namun kurang lengkap dan kurang tepat. 3. Membuat tabel perbedaan antara daur litik dan lisogenik dengan benar namun kurang lengkap. 4. Membuat tabel perbedaan antara daur litik dan lisogenik dengan benar dan lengkap.
Nilai = (Skor perolehan/8 ) x 10 = 10 RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Kelas Kontrol Kelompok
Nomor Soal 1
2
3
4
5
Total Skor
Nilai
a.
b.
1
5
5
5
10
7
8
40
80
2
4
5
4
10
7
8
38
76
3
4
4
4
15
7
10
44
88
4
4
4
4
10
7
7
37
74
5
5
5
4
10
10
7
41
82
6
4
4
5
10
7
8
43
86
7
4
4
4
15
10
7
44
88
8
5
5
5
10
7
7
39
78
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) No. Soal 1.
Kriteria Penilaian a. Menggambar struktur tubuh virus Menggambar struktur tubuh virus dengann benar dan disertai keterangan yang lengkap. Menggambar struktur tubuh virus dengann benar dan namun keterangan kurang lengkap. Hanya menggambar struktur tubuh virus tanpa keterangan. Menggambar struktur tubuh virus tapi tidak tepat atau salah. b. Menyebutkan ciri-ciri umum virus : Bisa menyebutkan 5 ciri-ciri umum virus
Skor
5 4 2 1
5
92
dengan lengkap dan benar Jika tiap jawaban masih kurang tepat Jika tiap jawaban tidak tepat Skor maksimal Dapat memasangkan kalimat dengan pasangan yang sesuai terkait dengan fungsi bagian-bagian tubuh virus. Jika pasangan kata yang dipilih kurang tepat/ salah. Skor maksimal Menjelaskan keadaan virus diluar dan di dalam sel tubuh organisme berikut dengan cara hidupnya dengan lengkap dan benar. Menjelaskan keadaan virus diluar dan di dalam sel tubuh organisme berikut denga cara hidupnya namun masih kurang lengkap. Menjelaskan keadaan virus diluar dan di dalam sel tubuh organisme berikut denga cara hidupnya namun masih tidak tepat/salah. Tidak mengerjakan. Skor maksimal Kriteria Penilaian
2.
3.
No. Soal
(@jawaban 1) @jawaban 0,5 @jawaban 0 10 5 (@jawaban 1) @jawaban 0 5 15
10
3
0 15 Skor
4 Mengisi tabel peranan virus yang menguntungkan kehidupan, dengan kriteria : 10 Menyebutkan 3 peranan menguntungkan virus dengan benar dan menjelaskannya dengan 7 lengkap dan jelas. Menyebutkan 3 peranan menguntungkan virus 4 dan menjelaskannya, namun belum lengkap. Menyebutkan 3 peranan menguntungkan virus, namun penjelasan tidak tepat. 0 Tidak mengerjakan. Skor maksimal 10 5 Mengisi tabel peranan virus yang merugikan kehidupan, dengan kriteria : 10 Menyebutkan 10 penyakit yang diakibatkan (@penyakit=1) virus. 10 Menuliskan virus penyebab penyakit yang (@virus=1) dicatat Jika salah menyebutkan atau menuliskan 0 penyakit atau penyebabnya. Skor maksimal 20 NILAI KOGNITIF = Total skor/5 = (10+5+15+10+10)/5 = 10*10
93
PENILAIAN AFEKTIF LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Berilah tanda check list (V) pada pilihan 1, 2, 3 atau 4 berdasarkan pekerjaan siswa dalam LKS 1! KELOMPOK 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Keterangan :
Teliti 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √
4
1
rapi 2 3 √
4 √ √
√ √ √ √ √
1
: kurang
3: baik
2
: cukup
4: baik sekali
Disiplin 1 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √
Skor 75 83,3 83,3 83,3 83,3 75 83,3 83,3
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Aspek yang dinilai 1 Teliti
2 Rapi
3 Disiplin
Aturan penilaian 1. Tidak teliti dalam mengerjakan LKS. 2. Kurang teliti dalam mengerjakan LKS sehingga banyak yang salah 3. Teliti dalam mengerjakan LKS tetapi jawaban kurang lengkap. 4. Teliti dan sangat lengkap jawaban pada LKS. 1. Tidak rapi dan tidak jelas dalam mengerjakan LKS 2. Kurang rapi dan kurang jelas dalam mengerjakan LKS 3. Rapi dalam mengerjakan LKS tetapi kurang jelas. 4. Rapi dan sangat jelas dalam mengerjakan LKS. 1. Tidak mengumpulkan LKS 2. Waktu pengumpulan LKS tidak tepat waktu ketentuan. 3. Mengumpulkan tepat waktu ketentuan. 4. Mengumpulkan sebelum waktu ketentuan.
NILAI AFEKTIF = (Skor Perolehan/12) x 10 = 10
94
Aspek Sikap Ilmiah di kelas Skor setiap kelompok Aspek Penilaian
Sangat Baik
NO.
Baik
Cukup
Kurang
(4)
(3)
(2)
(5) 1.
Kesungguhan melakukan kegiatan
dalam
2.
Kejujuran mengungkap fakta
dalam
3.
Ketelitian dalam bekerja
4.
Penggunaan efektif
5.
Kerja sama
6.
Tanggung jawab
7.
Memperhatikan keselamatan kerja
waktu
Sangat Kurang (1)
secara
Catatan : Berikan tanda () untuk setiap penampilan dari setiap tindakan yang dilakukan kelompok Nilai: N =
x 10
Kelompok
Aspek
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
1
3
3
4
4
4
3
4
71,42
2
4
3
3
4
4
3
3
68,57
3
4
3
3
4
4
3
4
71,42
4
3
4
3
4
4
4
3
71,42
5
3
3
4
4
4
3
3
68,57
6
4
3
4
4
4
4
4
77,14
7
4
4
3
4
4
3
3
71,42
8
4
4
3
4
4
3
4
77,14
95
Penilaian Pembuatan Model Virus Kelas Kontrol Kelompok
Struktur Tubuh Virus 1 2 3 4
1
√
2
√
3 4
Bentuk Tubuh Virus 1 2 3 4 √
Total Keterangan Skor 87,5
A
√
75
B
√
√
75
B
√
√
75
B
√
87,5
A
√
5 6
√
√
75
B
7
√
√
75
B
√
87,5
A
√
8
Keterangan : D = kurang
C = cukup
B = baik
A = baik sekali
Rubrik Penilaian Psikomotorik Sketsa Model Virus No. 1.
Indikator Psikomotor Membuat struktur tubuh virus
2.
Membuat bentuk tubuh virus
Kriteria Skor Penilaian 1. Tidak membuat model virus 2. Membuat model virus namun struktur tubuhnya tidak sesuai dan tidak tepat. 3. Membuat model virus dengan struktur tubuh yang benar namun kurang lengkap. 4. Membuat model virus dengan struktur tubuh yang benar dan tepat 1. Tidak membuat model virus 2. Membuat model virus namun bentuk tubuhnya tidak sesuai dan tidak tepat. 3. Membuat model virus dengan bentuk yang benar namun kurang lengkap 4. Membuat sketsa model virus dengan bentuk tubuh yang benar dan tepat.
LEMBAR KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)
Nama Observer
:
Pokok Bahasan
:
Pertemuan
:
Kelas
:
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom Ya jika pada aktivitas siswa dilaksanakan dalam pembelajaran dan berilah tanda (√) pada kolom Tidak jika poin aktivitas siswa tersebut tidak dilaksanakan dalam pembelajaran. NO 1.
Tahap Pembelajaran Objective Finding
2.
Data Finding
Aktivitas Siswa Siswa mengamati berbagai macam kasus penyakit yang disajikan oleh guru yaitu virus H7N9, virus HIV, Virus Influenza, Virus Hepatitis, virus Polio, Virus Ebola, Virus Cacar dan virus campak Siswa mengidentifikasi permasalahan dari kasus penyakit tersebut. Siswa menjabarkan dan merumuskan pertanyaan tentang penyebab berbagai penyakit pada kasus yang dibaca dan mekanisme penularan penyakit tersebut. Siswa mengumpulkan data (eksperimen/eksplorasi) berbagai hal mengenai virus, seperti karakteristik dan struktur tubuh virus, proses replikasi virus dan penyebaran virus dari artikel yang
Dilaksanakan Ya Tidak
Ket.
3.
Problem Finding
4.
Idea Finding
5.
Solution Finding
6.
Acceptance Finding
disajikan. Siswa mendaftar semua fakta yang berkaitan dengan artikel yang disajikan tersebut. Siswa menyimpulkan hal-hal penting yang berkaitan dengan permasalahan virus tersebut. Siswa menuliskan pokok masalah yang paling penting berdasarkan artikel. Siswa melakukan diskusi untuk menemukan permasalahanpermasalahan lain yang menarik untuk dicari permasalahannya yang berkaitan dengan virus. Siswa menghasilkan sebanyak mungkin masalah dalam bentuk pernyataan masalah yang dituntun oleh guru dan lembar kerja siswa yang mengakomodasi berpikir divergen dan konvergen. Siswa menentukan suatu permasalahan yang dianggap menarik untuk dicari solusinya Siswa mengemukakan berbagai gagasan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa mendaftarkan beragam alternatif ide-ide/solusi pemecahan masalah melalui diskusi kelompok. Siswa memodifikasi gagasan tentang bagaimana strategi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa mengemukakan berbagai solusi permasalahan berdasarkan ide yang telah dikemukakan Siswa mengkomunikasikan solusi tersebut kepada kelompok lain Siswa merencanakan tindakan untuk mengimplementasikan solusi tersebut.
Siswa mempresentasikan permasalahan dan solusi-solusi permasalahan yang telah dirancang Siswa berdiskusi untuk mencari solusi terbaik atas permasalahan yang dipresentasikan. Keterangan: A: Sangat Baik
B: Baik
C: Cukup
K: Kurang
Bekasi, .......................................... Observer
(..................................................)
LEMBAR KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) Nama Observer
:
Pokok Bahasan
:
Pertemuan
:
Kelas
:
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom Ya jika pada aktivitas guru dilaksanakan dalam pembelajaran dan berilah tanda (√) pada kolom Tidak jika poin aktivitas guru tersebut tidak dilaksanakan dalam pembelajaran. NO 1.
Tahap Pembelajaran Objective Finding
2.
Data Finding
Aktivitas Guru Guru membagi siswa dalam kelompok Guru menyajikan berbagai macam kasus penyakit seperti Virus H7N9, virus HIV, Virus Hepatitis, Virus Influenza dan Virus H1N1 Guru memberi siswa kesempatan untuk mengidentifikasi permasalahan dari kasus-kasus tersebut. Guru memberi siswa kesempatan untuk merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan virus. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendaftar semua fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang disajikan. Guru membimbing siswa menemukan suatu informasi yang
Dilaksanakan Ya Tidak
Ket.
relevan
3.
Problem Finding
4.
Idea Finding
5.
Solution Finding
6.
Acceptance Finding
Guru membimbing siswa menyimpulkan hal-hal penting yang berkaitan dengan permasalahan virus tersebut. Guru memberikan penguatan tentang hal-hal penting berkaitan dengan virus. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam kelompok untuk menuliskan pokok masalah yang paling penting berdasarkan artikel tersebut. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menentukan permasalahan-permasalahan lain yang menarik untuk dicari permasalahannya berkaitan dengan virus. Guru membimbing siswa setiap kelompok untuk memilih suatu permasalahan yang menurutnya menarik untuk ditemukan solusinya dari beberapa permasalahan yang telah dikemukakan oleh masing-masing kelompok. Siswa bersama kelompoknya menemukan sejumlah gagasan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Siswa bersama kelompoknya memodifikasi gagasan tentang bagaimana strategi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Guru membimbing siswa merancang berbagai macam solusi atas permasalahan yang dipilih. Guru membimbing siswa untuk menuliskan solusi-solusi tersebut pada lembar kegiatan yang telah disediakan Guru memberi kesempatan pada perwakilan siswa untuk mempresentasikan solusi yang ia dapat atas permasalahan yang
dihadapi Guru membimbing siswa untuk mengelompokkan masalah dan solusi yang memiliki kesamaan Guru membimbing siswa berdiskusi untuk mencari solusi terbaik atas permasalahan yang dipresentasikan. Keterangan: A: Sangat Baik
B: Baik
C: Cukup
K: Kurang
Bekasi, .......................................... Observer
(..................................................)
102
Perhitungan Lembar Keterlaksanaan Model Creative Problem Solving Pertemuan I
Aspek CPS
Objective Finding Data Finding Problem Finding Idea Finding Solution Finding Acceptance Finding
Pelaksanaan Kel Kel Kel Kel 3 4 5 6 4 3 4 3
Kel 1 4
Kel 2 3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
3
Jumlah Persentase Kel 7 4
Kel 8 3
28
87,5 %
3
3
3
27
84,37 %
3
4
3
3
26
81,25 %
3
3
3
3
3
23
71,87 %
3
3
3
3
3
3
25
78,12 %
3
4
3
3
3
3
25
78,12 %
Jumlah
Persentase
26
81,25 %
Pertemuan II Aspek CPS
Objective Finding Data Finding Problem Finding Idea Finding Solution Finding Acceptance Finding
Kel 1 4
Kel Kel Kel Kel Kel Kel Kel 2 3 4 5 6 7 8 3 4 3 3 3 3 3
3
3
3
3
4
3
3
3
25
78,12 %
3
3
3
3
3
3
3
3
24
75 %
3
3
3
3
3
3
3
3
24
75%
4
3
3
3
4
3
3
3
26
81,25%
3
3
3
4
3
3
3
3
25
78,12 %
103
Kesimpulan Keterlaksanaan Aspek Creative Problem Solving Aspek Creative Problem Solving Objective Finding Data Finding Problem Finding Idea Finding Solution Finding Acceptance Finding
Keterlaksanaan Persentase 84,5% 81,25% 76,56% 73,43% 79,69% 78,12%
Tabel 3.2 KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR BIOLOGI
Nama Sekolah
: SMAN 9 Bekasi
Materi Pelajaran
: Virus
Kelas
: X IPA
Tahun Pelajaran
: 2013-2014
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Kompetensi Inti
: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian.
Kompetensi Dasar No. 1.
: 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peran virus bagi kehidupan.
Indikator Soal Mengidentifikasi ciri-ciri virus
Soal Dibawah ini merupakan ciri-ciri virus yang benar, kecuali … a. memiliki DNA dan RNA b. memiliki membran sel c. dapat dikristalkan d. hidup spesifik e. aseluler
Nomor Soal 1
Dimensi Kognitif C1
Jawaban B
2.
3.
4.
Mengidentifikasi ciri-ciri virus
Berikut adalah ciri-ciri jasad renik: 1) inti prokariotik 2) berkembangbiak pada sel hidup 3) mempunyai protoplasma 4) dapat dikristalkan 5) resisten terhadap antibiotik Ciri-ciri virus adalah ... a. 1, 2 dan 3 d. 3, 4 dan 5 b. 1, 2 dan 4 e. 1, 2 dan 5 c. 2, 4 dan 5 Memberikan definisi mengenai Menilik kata virus berasal dari kata virion yang berarti asal kata virus ... a. racun b. partikel c. zat d. penyakit e. benda mati Mengkategorikan virus 5. Virus dapat dikelompokan sebagai makhluk peralihan, yaitu sebagai makhluk hidup maupun makhluk tak hidup, dikelompokkan sebagai makhluk hidup karena … a. tidak melakukan respirasi b. tubuhnya tersusun atas sel
3
C2
C
2
C1
B
5
C4
C
5.
Mengidentifikasi replikasi pada virus
6.
Mengidentifikasi struktur tubuh virus
7.
Menganalisis ciri-ciri virus yang benar
8.
Menganalisis akibat tahap litik virus di dalam tubuh manusia
c. dapat berkembangbiak pada sel/ jaringan hidup d. dapat membentuk kristal e. memiliki organel sel 7. Sintesis asam inti (DNA/RNA) dilakukan virus di dalam … a. tubuhnya sendiri b. di dalam hewan c. di alam bebas d. di dalam tumbuhan e. tubuh inangnya Asam nukleat yang terbungkus selubung protein disebut … a. virion b. kapsid c. phage d. Heliks e. RNA Manakah di antara pernyataan berikut yang benar? a. virus dapat melakukan reproduksi dengan membelah berkali-kali b. virus dapat melakukan metabolisme sendiri c. tubuh virus tidak dapat melakukan metabolisme sendiri d. tubuh virus mampu membuat protein sendiri e. virus tidak dapat dikristalkan Ketika virus barada pada tahap litik, mengapa tubuh kita akan terasa sakit? a. karena saat virus keluar dari sel, sistem imun tubuh
7
C2
E
4
C1
B
8
C4
C
12
C4
A
9.
10.
11.
12.
akan menganggap virus sebagai banda asing. b. karena sudah terlalu banyak sel yang rusak c. karena virus semakin berlipat ganda d. karena virus telah menngendalikan tubuh e. karena virus sedang bereplikasi diri Menggolongkan penyakit yang Kelompok penyakit berikut ini yang disebabkan oleh disebabkan oleh virus virus adalah … a. rabies, kolera, campak, dan disentri b. influenza, TBC, disentri, dan kolera c. cacar, campak, influenza, dan rabies d. demam berdarah, herpes, rabies, dan TBC e. kolera, disentri, tifus dan influenza Menjelaskan salah satu ciri dari Virus memiliki sifat seperti benda mati (benda tak virus sebagai makhluk tak hidup hidup) pada saat dalam fase … a. adsorpsi b. sintesis e. penetrasi c. perakitan d. Kristal Mengidentifikasi struktur tubuh Selubung (kulit) virus tersusun dari … virus a. Protein c. RNA e. DNA b. asam inti d. Lemak Menjelaskan tempat hidup virus Virus tidak dapat hidup mandiri melainkan harus hidup secara parasit. Karena itu untuk memelihara virus digunakan … a. medium agar b. embrio ayam
17
C2
C
10
C2
D
6
C2
A
15
C2
B
13.
14.
15.
c. medium air kelapa d. medium daging e. bangkai tikus Menganalisis ciri-ciri virus Mengapa virus tidak dianggap sebagai sel? a. ukurannya sangat kecil, tidak mempunyai sitoplasma dan membran sel serta dapar dikristalkan. b. tidak memiliki membran inti c. tidak dapat membelah diri d. dapat mengalami proliferasi e. tidak dapat mengkristalkan diri Menganalisis fase lisogenik pada Mengapa fase lisogenik sering disebut sebagai tahap virus opurtunis bagi virus? a. karena jika kondisi tubuh lemah virus akan masuk ke tahap litik dan memperbanyak diri. b. karena virus sedang memperbanyak diri c. karena virus sedang beristirahat d. karena materi genetik virus telah mengendalikan inangnya e. karena materi genetik virus belum mengendalikan inangnya Menganalisis tahap lisogenik Mengapa tubuh tidak mengalami sakit saat virus berada pada virus pada tahap lisogenik? a. karena virus masih didalam sel, sehingga tidak ada
9
C3
A
18
C4
A
13
C3
A
16.
Menjelaskan daur litik yang benar pada virus
17.
Mengidentifikasi cara pemisahan antara bakteri dan virus
18.
Mengidentifikasi pencegahan infeksi virus pada manusia
benda asing yang terdeteksi sistem imun b. karena virus dapat merusak sistem imun c. virus tidak dapat masuk ke fase litik d. virus belum cukup matang e. virus belum mensintesis protein Tahap-tahap daur litik yang benar adalah … a.adsorbsi-injeksi-sintesis-perakitan-lisis b.adsorbsi-sintesis-injeksi-perakitan-lisis c.adsorbsi-lisis-perakitan-sintesis-injeksi d.adsorbsi-perakitan-injeksi-sintesis-lisis e. adsorbsi-injeksi-perakitan-sintesis-lisis Jika dalam suatu larutan terdapat bakteri dan virus, bagaimana cara memisahkannya? a. membuat larutan tersebut menjadi miskin nutrien sehingga bakterinya mati b. menyaring larutan dengan saringan keramik c. menyaring larutan dengan saringan biasa d. memasukkan sel hidup sebagai inang untuk virus e. memasukkan sel hidup sebagai inang untuk bakteri Untuk mencegah infeksi penyakit virus dapat dilakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan kepada orang yang … a. sedang menderita sakit b. sedang terlihat gejala sakit c. sehat dan terjadi wabah penyakit
16
C2
A
14
C3
B
20
C3
C
19.
20.
21.
22.
d. sedang terjangkit penyakit e. sehat dan tidak terjadi wabah penyakit Menjelaskan virus yang hidup di Virus yang hidup di dalam bakteri Escherichia coli dalam bakteri adalah... a. virus hewan b. virus T c. virus mosaik d. virus influenza e. virus ebola Mengklasifikasikan virus Virus yang mengandung DNA dan RNA termasuk kedalam klasifikasi virus berdasarkan … a. tipe taksonomi b. tipe morfologi c. pembelahannya d. sel inangnya e. tipe asam nukleatnya Menyebutkan penyakit yang Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain … disebabkan oleh virus a. kolera b. diabetes c. tifus d. campak e. disentri Menyebutkan penyakit yang Penyakit flu burung disebabkan oleh … disebabkan oleh virus a. Avian Influenza Virus
19
C2
B
11
C2
E
21
C1
D
25
C1
A
23.
24.
25.
b. Arenavirus c. Coronavirus d. Lyzza Virus e. Swine Influenza Virus Menjelaskan reproduksi pada Virus hanya dapat berkembangbiak dalam sel inang, virus sebab virus … a. memerlukan DNA sel inang untuk transkripsi DNAnya b. memiliki RNA atau DNA pada tubuhnya c. termasuk makhluk subrenik yang belum terwujud sel d. dapat mengkristalkan diri diluar tubuh sel inang e. dapat mengkristalkan diri didalam tubuh sel inang Mengkategorikan penyakit yang Di bawah ini adalah penyakit yang disebabkan oleh menyerang tumbuhan virus: 1) New Castle Disease (NCD) 2) Citrus Vein Phloem Degeneration (CPVD) 3) Foot and Mouth Disease (FMD) 4) Tobacco Mozaik Virus (TMV) 5) Tungro Penyakit yang menyerang tumbuhan adalah … a. 1, 4, dan 5 d. 3, 4 dan 5 b. 2, 4, dan 5 e. 1, 2 dan 5 c. 2, 3, dan 4 Menyebutkan penyakit hewan Penyakit mulut dan kuku pada sapi disebabkan oleh …
23
C2
A
27
C4
B
22
C1
D
yang disebabkan oleh virus
26.
27.
a. TMV b. penyakit tetelo c. Virus tungro d. FMDV e. CPVD Menjelaskan cara replikasi virus Enzim Lisozim yang dikeluarkan oleh virus mempunyai peranan yang penting yaitu... a. menggandakan diri b. melubangi atau merusak dinding bakteri c. memproduksi DNA dan RNA d. membungkus materi genetik e. melindungi dinding bakteri Menganalisis reproduksi pada Proses adsorbsi pada reproduksi virus yaitu.. virus a. komponen-komponen virus akan disusun membentuk virus baru, hasilnya adalah ratusan ribu virus baru yang susunannya lengkap b. Profage bereplikasi bersamaan dengan replikasi DNA bakteri, sehingga pada hasil pembelahan bakteri terkandung profage c. sesudah virus dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis) sehingga virus yang baru akan keluar. d. suatu fase dimana virus melekat pada dinding sel bakteri e. suatu fase dimana virus melakukan sintesis protein
26
C3
B
24
C4
D
28.
29.
30.
Menyebutkan nama penyakit H5N1 merupakan strain virus yang dapat menyebabkan yang disebabkan oleh virus penyakit.. a. campak b. rabies c. cacar air d. influenza e. flu burung Menjelaskan struktur tubuh virus Kapsid pada virus berfungsi sebagai ... a. alat reproduksi b. penggandaan diri c. pembungkus materi genetik d. alat menempel pada inang e. merusak dinding bakteri Menjelaskan pengertian vaksin Pengertian vaksin yang paling tepat adalah... a. protein yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respon untuk melemahkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh b. zat organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme untuk membunuh mikroorganisme yang lain masuk ke dalam tubuh c. bibit penyakit yang dilemahkan atau tidak aktif yang jika diberikan kepada orang yang sehat akan membentuk kekebalan terhadap penyakit tertentu d. zat yang dibutuhkan tubuh dan terdapat pada banyak
28
C2
E
30
C2
C
29
C2
C
makanan, banyak yang bertindak sebagai koenzim di dalam sel tubuh. e. zat organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme untuk membunuh virus 31.
Menganalisis tujuan replikasi DNA pada virus
Tujuan virus mengambil alih fungsi DNA bakteri adalah …. a. menghancurkan dinding sel bakteri (lisis) b. melaksanakan sintesis protein dan membuat struktur tubuh virus baru c. membuat DNA virus baru d. mengaktifkan inti sel inang untuk memproduksi enzim baru e. melumpuhkan inang agar tidak dapat bereproduksi
39
C4
C
32.
Mengemukakan sifat-sifat yang dimiliki virus
40
C3
D
33.
Menyebutkan komponen yang terdapat di virus
Virus tidak memiliki sifat berikut .… a. hanya memiliki satu macam asam nukleat (DNA atau RNA) b. virus bukan sel, jadi tidak memiliki sitoplasma, inti, dan selaput plasma c. virus dapat aktif pada makhluk hidup spesifik d. virus dapat dibiarkan pada medium anorganik e. bentuk dan ukuran virus bervariasi Komponen yang terdapat dalam semua virus adalah.. a. DNA, RNA dan kapsid b. Kapsid dan asam nukleat
31
C1
C
34.
Menganalisis fungsi RNA virus
35.
Menunjukkan pemanfaatan virus di bidang kedokteran
36.
Menjelaskan pengertian bakteriofag
c. Selubung, kapsid dan asam nukleat d. Lipoprotein, asam nukleat dan glikoprotein e. RNA, kapsid, selubung, lemak dan karbohidrat Tubuh virus influenza tersusun atas RNA, kapsid dan kapsul pembungkus. Fungsi RNA pada virus tersebut adalah... a. Membungkus materi organik b. Sebagai tempat terdapatnya materi organik c. Sebagai penyedia cadangan makanan bagi virus d. Berkaitan dengan reseptor di permukaan sel inang e. Melindungi bagian dalam kapsid yang mengandung materi genetik Salah satu contoh pemanfaatan virus yang menguntungkan bagi manusia di bidang kedokteran adalah.. a. Pembuatan obat kanker b. Peningkatan sifat antigenitas pada vaksin c. Peningkatan sifat patigenitas pada vaksin d. Pemanfaatan profag untuk membuat vaksin e. Produksi interferon Salah satu contoh terbaik untuk memahami replikasi pada virus yaitu bakteriofage, yang dapat melakukan reproduksi melalui siklus litik dan siklus lisogenik. Bakteriofage adalah ...
32
C4
B
33
C2
E
35
C1
E
37.
Menyebutkan struktur tubuh virus
38.
Menyimpulkan replikasi pada virus
a. Bakteri yang menyerang manusia b. Virus yang menyerang manusia c. Virus yang mengakibatkan penyakit d. Bakteri yang menyerang virus e. Virus yang menyerang bakteri Asam nukleat yang diselubungi oleh kapsid dinamakan .. a. Nukleokapsid b. Kapsomer c. Kapsomerokapsid d. Glikokapsid e. Kapsid Kompleks Virus dalam produksinya memerlukan materi dan energi dari sel makhluk hidup yang menjadi inangnya, sehingga virus hanya dapat memproduksi bila berada dalam sel makhluk hidup. Kesimpulan apakah yang dapat anda kemukakan sehubungan dengan keadaan makhluk hidup yang ditumpanginya ... a. Sel-sel tubuh makhluk hidup yang menjadi inangnya segera mengalami lisis b. Makhluk hidup mengalami mutasi gen maupun mutasi kromosom c. Makhluk hidup yang menjadi inangnya mengalami banyak kerugian
34
C1
A
36
C4
C
39.
Menentukan tahapan replikasi virus
40.
Menyebutkan sejarah penemuan virus
41.
Menyebutkan penyakit yang disebabkan oleh virus
42.
Menyebutkan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh
d. Mahluk hidup segera mengalami kematian e. Protoplasma sel-sel tubuh makhluk hidup yang menjadi iangnya habis digunakan virus. Tahap saat kapsid yang terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor menjadi rangkaian kapsid yang utuh adalah tahap … a. sintesis d. Adsorbsi b. injeksi e. Melebur c. perakitan Ilmuwan yang mengemukakan bahwa virus tembakau dapat dikristalkan adalah …. a. Iwanovski b. M. Beijerinck c. Robert Hook d. Louis P. e. Wendell M. Stanley Penyakit cacar air disebabkan oleh virus …. a. E. coli b. Herpes zoster c. Varicella d. Variola e. Avian Influenza Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah
38
C3
C
37
C1
E
41
C1
C
43
C1
E
virus
43.
Mendiagnosis akibat dari penyakit yang disebabkan oleh virus
44.
Menjelaskan sifat-sifat virus
45.
Menyimpulkan tahapan pada replikasi virus
penyakit… a. demam berdarah b. trakom c. rabies d. cacar e. polio HIV sebagai penyebab AIDS akan mengakibatkan orang yang terinfeksi mengalami …. a. peningkatan leukosit b. kerusakan hati dan limpa c. peningkatan trombosit d. lemahnya sistem kekebalan e. penurunan kadar eritrosit Salah satu sifat dari virus adalah .... a. dapat hidup pada sel hidup b. memiliki inti sel dan organel sel c. hanya menginfeksi sel yang memiliki kesesuaian protein d. dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya e. selnya berbentuk coccus Suatu virus menginfeksi suatu sel, tetapi sel tersebut tidak mengalami gangguan. Aktivitas penggandaan virus juga tidak dapat tampak pada sel tersebut. Reproduksi virus yang berlangsung di dalam sel
42
C4
D
45
C1
A
46
C4
B
46.
Mengklasifikasi penyakit virus yang menyerang tumbuhan
47.
Menjelaskan cara penularan penyakit yang disebabkan oleh virus
48.
Menyebutkan sel darah manusia
merupakan siklus ... a. Litik b. Lisogenik c. Litik dan lisogenik d. Proliferasi e. Duplikasi Di bawah ini penyakit yang disebabkan oleh virus: 1. New Castle Diseases 2. Citrus Vein Phloem Degeneration 3. Foot and Mouth Diseases 4. Tobacco Mozaik Virus 5. Tungro Penyakit yang menyerang tumbuhan adalah... a. 1, 4, dan 5 d. 1, 2 dan 3 b. 2, 3, dan 4 e. 3, 4 dan 5 c. 2, 4, dan 5 Berikut ini cara-cara penularan yang bisa menularkan virus HIV, kecuali.. a. Transfusi darah dengan suntikan b. Hubungan seksual c. Bertukar handuk d. Ibu yang menurunkannya pada bayinya e. Penggunaan jarum suntik bersama Sel darah manusia yang diserang oleh virus HIV
47
C2
C
49
C2
C
50
C1
A
yang diserang oleh virus
49.
Menyebutkan enzim yang terdapat di virus HIV
50.
Menganalisis penyebaran virus yang menyerang tubuh manusia
adalah... a.Limfosit b. Eritrosit c. Trombosit d. Neutrofil e. Basofil Enzim yang menjadi ciri khas dari virus HIV adalah ... a. Lipase b. Katalase c. Hialuronidase d. Transkriptase e. Ligase Virus flu menyerang sel-sel saluran pernafasan atas dan tidak menyerang sel-sel yang lain karena … a. Virus lebih mudah untuk keluar tubuh lewat saluran pernafasan b. Virus lebih mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan c. Hanya saluran pernafasan yang mempunyai komponen-komponen yang diperlukan untuk replikasi virus d. Sel lain tidak mempunyai reseptor untuk virus flu e. Sel lain memiliki kekebalan yang lebih tinggi dibandingkan sel saluran pernafasan
48
C1
D
51
C4
B
51.
Menyimpulkan cara hidup virus
52.
Mengklasifikasi penyakit virus yang menyerang tumbuhan
53.
Menyesuaikan jenis virus dan penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh virus
Mengapa virus tidak dapat hidup di alam bebas, melainkan harus berada di dalam sel makhluk hidup lain? a. Karena ukuran virus ultramikroskopis b. Karena virus memiliki sistem enzim sehingga tidak dapat bermetabolisme c. Karena virus memiliki bentuk yang bermacam-macan dan bersifat autotrof d. Karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat bermetabolisme e. Karena virus tidak dapat dikristalkan Beberapa jenis virus: 1. TMV 3. Virus tetelo 2. Virus Tungro 4. Rabdovirus Virus yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan adalah... a. 1 dan 2 d. 2 dan 4 b. 1 dan 3 e. 2 dan 5 c. 2 dan 3 Berikut adalah jenis virus dan penyakit yang ditimbulkannya, yang benar adalah... a. Aedes Aegypti – demam berdarah b. Virus RNA – hepatitis A c. Rabdovirus – Rabies
52
C4
D
53
C2
A
54
C3
D
54.
Mengurutkan proses replikasi virus
55.
Menganalisis reproduksi pada virus
d. AIDS – HIV e. Virus DNA – Influenza Urutan yang benar dari proses replikasi virus secara litik adalah... a. Adsorbsi, penetrasi, replikasi, perakitan dan pembebasan b. Penetrasi, replikasi, pembebasan, adsorbsi dan perakitan c. Pembebasan, adsorbsi, perakitan, penetrasi dan replikasi d. Adsorbsi, replikasi, penetrasi, perakitan dan pembebasan e. Penetrasi, adsorbsi, perakitan, replikasi, perakitan dan pembebasan Proses penggabungan pada reproduksi virus adalah ... a. Virus merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai bahan replikasi dan sintesis b. Suatu fase dimana DNA virus menyatu dengan DNA bakteri dan membentuk profag (calon virus baru) c. Virus melekat pada dinding sel bakteri, daerah itu disebut reseptor dan khas bagi jenis virus tertentu d. Setelah sel virus dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis) sehingga virus yang baru akan keluar
56
C3
A
57
C4
B
56.
57.
58.
e. Virus menempel pada dinding bakteri dan merusak dinding bakteri dengan enzim lisozim Mengklasifikasi penyakit yang Dari kelompok penyakit di bawah ini yang disebabkan disebabkan oleh virus oleh virus adalah... a. Influenza, flu burung dan rabies b. Flu burung, tifus dan disentri c. Rabies, kolera, dan tifus d. Influenza, flu burung dan tifus e. Diabetes, asam urat dan rabies Mendiagnosis gejala penyakit Gejala penyakit yang disebabkan oleh strain virus H1N1 yang disebabkan oleh virus flu adalah ... babi a. Timbul gejala demam, pembengkakan kelenjar, kedinginan serta penurunan berat badan b. Muncul gejala demam, sakit pada tenggorokan, lemah, lesu, muntah-muntah dan sakit kepala c. Terjadi depresi mental, keresahan, kejangan otot pada tenggorokan, sakit kepala, dan keluar air liur d. Dimulai pada kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh e. Penderita akan merasa demam dan timbul gelembung-gelembung keluar berisi cairan dari mulut Menyebutkan senyawa yang Senyawa yang berperan dalam bidang kesehatan untuk berperan dalam melawan antigen melawan antigen dari virus adalah...
55
C2
A
60
C4
B
59
C1
B
virus
59.
Menyebutkan bagian darah manusia yang diserang oleh virus
60.
Mengklasifikasi virus DNA
a. Interleukin b. Interferon c. Antibiotik d. Beta endorphin e. Plasminogen Bagian darah manusia yang diserang oleh virus penyebab demam berdarah adalah ... a. eritrosit d. Hemoglobin b. leukosit e. Trombosit c. plasma Yang termasuk virus DNA adalah ... a. Herpes virus, hepatitis B virus b. Influenza virus, herpes virus c. Varicella virus, herpes virus d. Retrovirus, hepatitis B virus e. Retrovirus, Varicella virus
58
C1
E
44
C2
C
125
Sebaran Instrumen Indikator
C1
C2
Pengetahuan Pemahaman
C3
C4
Aplikasi
Analisis
Jumlah
Materi Ciri-ciri
1, 2, 37, 45
3, 10, 15
Struktur tubuh
4, 31, 34, 48
6, 30
6
Reproduksi
35, 50, 58
7, 16, 19, 13, 26, 38, 12, 18, 24,
21
23, 49
9, 14, 40
56
8, 52
12
32, 36, 39, 46, 51, 57
Peranan
dan 43, 59
29, 33
20, 54
60
7
47
5, 27, 42
14
penyakit Klasifikasi
21, 22, 25. 11, 17, 28, 41
Jumlah
44, 55, 53 19
13
13
15
60
LEMBAR KERJA SISWA KONSEP VIRUS
KELAS X MS.3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
SMAN 9 BEKASI SEMESTER I TH 2013-2014
127
PETA KONSEP
VIRUS
Page 127
128
LEMBAR KERJA SISWA 1
Indikator : 1. Mengidentifikasikan ciri-ciri virus 2. Membedakan struktur virus dengan makhluk lain 3. Menjelaskan cara hidup virus Tujuan Pembelajaran : 1. Mampu menjelaskan ciri-ciri virus 2. Mampu menjelaskan struktur tubuh virus dan membedakannya dengan makhluk lain 3. Mampu menjelaskan cara hidup virus
Virus bukanlah termasuk makhluk hidup karena tidak memiliki gejala hidup ketika tidak berada di dalam sel inang yang hidup. Namun karena memiliki asam nukleat, para ilmuwan memasukkannya ke dalam golongan makhluk hidup. Berikut ini disajikan artikel mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus. Diskusikan bersama teman sekelompok kamu mengenai artikel tersebut lalu kerjakan petunjuk pengerjaan dalam menyelesaikan LKS ini. Diskusikan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya. HIV menginfeksi dua tipe sel darah putih yaitu sel T4 dan makrofag (Gardner, dkk dalam Corebima 2008: 13). Sel T4 yang terinfeksi oleh HIV akan mati terbunuh sedangkan makrofag tidak mati terbunuh dan di dalam magrofag itu HIV berkembang baik. Oleh karena itu makrofag dipandang sebagai semacam reservoir HIV dalam tubuh. Struktur HIV AIDS disebabkan oleh sebuah virus. Ukuran virus penyebab AIDS berukuran sepersepuluh ribu milimeter. Virus penyebab AIDS pertama kali ditemukan oleh Luc Montagnier dari Institute Pasteur Paris di Prancis pada tahun 1983. Montagnier berhasil mengisyaratkan ada suatu virus di dalam darah penderita AIDS dan menamakan virus tersebut Limphadenopaty Associated Virus (LAV).Satu tahun kemudian, tepatnya pada bulan
VIRUS
Page 128
129
Mei 1984 seorang ahli dari Amerika Serikat yang bernama Robert Galo dari National Cancer Institute, berhasil menemukan virus serupa yang ia beri nama Human T Cell Lympotropic Virus (HTLV). (Morthesen dan Krier, 2007). Agar tidak terus-menerus menjadi pertentangan mengenai nama virus tersebut pada bulan Mei 1986 WHO melalui komite Taksonomi Internasional memberi nama virus penyebab AIDS ini dengan nama HIV (Human Immunodeviciency Virus), yang digolongkan dalam famili retroviridae, nama ini diberikan pada jenis virus yang mempunyai kemampuan yang ’unik’ yaitu mampu menstransfer informasi genetik dari RNA ke DNA dengan menggunakan enzim yang disebur reverse transcriptase(Sardjito, 1994). Lebih lanjut dijelaskan, karena HIV mempunyai kemampuan replikasi balik, menyebabkan virus mempunyai kemampuan ’menyandera’ sel inang untuk digunakan sebagai ’mesin replikatif’ dalam memproduksi dirinya sendiri, maupun zat yang diinginkan oleh virus itu sendiri (Volker, 1993). Menurut Volker (1993), secara umum struktur HIV dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian selubung (envelope) dan bagian inti (core). Pada bagian envelope tersusun oleh lapisan lipid bilayer yang serupa dengan plasma membran pada sel manusia, dan memang merupakan derivat dari plasma membran sel pada manusia. Lapisan membran ini terdiri dari tiga protein yang melengkapi bagian envelope yaitu; 1) trans-membrane protein, 2) the knob, seperti pada protein permukaan dan bagian luar, 3) matrik protein pada bagian dalam. Bagian kedua dari struktur HIV adalah bagian core (inti). Capsid, pada bagian dalam. Pada bagian ini berbentuk roughly bullet, dengan bagian luar ‘skin’ dibentuk dari protein ada dua molekul RNA, setiap RNA dilapisi oleh nucleocasid protein. Ada tiga enzim berasosiasi dengan RNA-NC complex, yaitu enzim transcriptase, integrase, virus juga mempunyai protein-protein lain yang fungsinya belum teridentifikasi. Daur Hidup HIV Proses infeksi HIV pada sel manusia diawali dengan pengikatan the knob (SU) protein pada reseptor sel inang CD4 (Cluster of Differentiation) (Volker, 1993). Protein SU mengandung delapan belas residu asam amino sistein. Residu asam amino ini dapat membentuk ikatan disulfida dengan sel inang, sehingga dapat membentuk ikatan yang sangat kuat antara HIV dengan sel inang (Putney dalam Senam, 1999). Selanjutnya trans membran protein (TM) menetrasi (penetrates) sel membran inang, dan kemudian proses selanjutnya terjadi membran fusi di antara keduanya, keadaan ini membuka jalan inti virus masuk ke dalam sel. Setelah inti virus masuk ke dalam sel, maka proses produksi DNA dari RNA viral dimulai. Langkah pertama yang dilakukan oleh HIV adalah, nucleocapsid (NC) protein harus dirubah (dipecah) untuk memberikan akses kepada RNA virus dengan reverse transcriptase (RT) enzim. Fakta secara invitro, menunjukkan ada hubungan antara pembelahan Nucleocapsid (NC) dengan kehadiran Protease Protein (PR). Langkah selanjutnya enzim reverse transcriptase mengkatalis terjadinya polimerisasi deoksinukleotida pada cetakan RNA, dan menghasilkan single strand DNA, setelah sintesis terjadi secara lengkap dihasilkan DNA strand lengkap (double strand DNA) yang kemudian
VIRUS
Page 129
130
ditransportasikan menuju inti sel inang. Pada saat ini enzim integrase (IN) juga ditransportasikan ke dalam inti sel inang, untuk membantu memasukkan (mengintegrasikan) DNA viral ke dalam DNA sel inang. Hasil akhir dari integrasi DNA viral dengan DNA sel inang disebut dengan provirus (Volker, 1993). Pada tahap selanjutnya adalah proses ‘sabotase’ sel inang oleh virus HIV. Sel inang ‘dimanfaatkan’ oleh virus sebagai ‘mesin replikatif’ untuk ‘memproduksi’ dirinya sendiri, yang kemudian meninggalkan sel inang untuk mencari ‘korban’ sel yang lain. Adapun proses penginfeksian HIV terhadap sel T antara lain: 1) Virus masuk ke dalam tubuh hospes. 2) Setelah masuk ke dalam tubuh pejamu, HIV terutama akan menginfeksi CD4 limfosit, juga menginfeksi makrofag, sel dendritik, serta sel mikroglia. Selubung protein memanfaatkan antigen CD4 sebagai reseptor untuk perlekatan awal. Kemudian terjadi perubahan bentuk dimana membutuhkan koreseptor (biasanya koreseptor chemokine CCR5), sehingga memungkinkan selubung protein kedua untuk berinteraksi dengan membran sel pejamu dan memungkinkan HIV masuk ke dalam sel. 3) RNA dari HIV kemudian akan membentuk DNA serat ganda oleh enzim reverse transcriptase. Setelah DNA virus yang dibentuk masuk ke dalam inti sel pejamu dan berintegrasi dengan DNA dari sel pejamu akan ikut mengalami replikasi pada setiap terjadi proliferasi sel. Setiap hasil replikasi DNA ini selanjutnya akan menghasilkan virus baru. Kemudian virus baru ini akan berkembang di dalam membran sel. 4) Setelah HIV masuk ke dalam tubuh, rangkaian terjadinya penyakit AIDS dimulai. Tahaptahap terjadinya penyakit AIDS meliputi infeksi primer, penyebaran virus ke organ limfoid, masa laten, penyakit klinis dan kematian. Sayangnya (melanjutkan penjelasan Nowak sebelumnya) HIV merupakan virus yang mempunyai kemampuan berubah (bermutasi) yang sangat tinggi, sehingga ia ’menemukan jalan’ menggagalkan proses ’penandaan’ yang berunjung pada proses ’pembantaian’ ini. Pada kenyataanya perubahan kecil saja akibat mutasi yang telah dijelaskan sebelumnya, sudah mampu merubah struktur dari peptida virus, dan perubahan ini akan merusak ’fit’ antara peptida dengan HLA sehingga terjadi kegagalan ’penandaan’. Hasilnya adalah petida viral menjadi tidak dikenali oleh killer sel karena bentuk dan strukturnya telah berubah.
VIRUS
Page 130
131
Virus bukanlah termasuk makhluk hidup karena tidak memiliki gejala hidup ketika tidak berada di dalam sel inang yang hidup. Namun karena memiliki asam nukleat, para ilmuwan memasukkannya ke dalam golongan makhluk hidup. Berikut ini disajikan artikel mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus. Diskusikan bersama teman sekelompok kamu mengenai artikel tersebut lalu kerjakan petunjuk pengerjaan dalam menyelesaikan LKS ini. Diskusikan
Rhabdovirus berasal dari bahasa Yunani yaitu Rhabdo yang berarti berbentuk batang dan Virus yang berarti virus. Jadi Rhabdovirus merupakan virus yang mempunyai bentuk seperti batang. Rabies merupakan infeksi akut dari susunan saraf pusat yang berakibat fatal. Virus ditularkan ke manusia melalui gigitan dan kadang melalui jilatan (air liur) hewan yang terinfeksi rabies. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies antara lain anjing, kucing, kera, dan kelelawar. Struktur Virus rabies atau Rhabdovirus merupakan salah satu virus yang mempunyai sifat morfologik dan biokimiawi yang lazim dengan virus somatis vesikuler sapi dan beberapa virus hewan, tanaman, dan serangga. Virus rabies dan jenis virus lainnya terdiri dari dua komponen dasar, yaitu sebuah inti dari asam nukleat yang disebut genom dan yang mengelilingi protein yang disebut kapsid.
Rhabdovirus merupakan partikel berbentuk batang atau peluru berdiameter 75 nm x panjang 180 nm. Partikel dikelilingi oleh selubung selaput dengan duri yang menonjol yang panjangnya 10 nm, dan terdiri dari glikoprotein tunggal. Genom beruntai tunggal, RNA negative-sense (12 kb; BM 4,6 x 106) yang berbentuk linear dan tidak bersegmen. Sebuah virus rabies yang lengkap diluar inang (virion) mengandung polimerase RNA. Komposisi dari virus rabies ini adalah RNA sebanyak 4%, protein sebanyak 67%, lipid sebanyak 26%, dan karbohidrat sebanyak 3%. Rhabdovirus melakukan replikasi dalam sitoplasma dan virion bertunas dari selaput plasma. Karakter yang menonjol dari Rhabdovirus ini merupakan virus yang bersusun luas dengan rentang inang yang lebar. Virus ini merupakan jenis virus uang mematikan. Kapsid melindungi genom dan juga memberikan bentuk pada virus.
Siklus Hidup Pertama-tama, virus rabies ini akan melekat atau menempel pada dinding sel inang. Virus rabies melekat pada sel melalui duri glikoproteinnya, reseptor asetilkolin nikotinat dapat bertindak sebagai reseptor seluler untuk virus rabies. Kemudian secara endositosis virus dimasukan ke
VIRUS
Page 131
132
dalam sel inang. Pada tahap penetrasi, virus telah masuk kedalam sel inang dan melakukan penyatuan diri dengan sel inang yang ia tempati. Lalu terjadilah transkripsi dan translasi. Genom RNA untai tunggal direkam oleh polimerase RNA terkait, virion menjadi lima spesies mRNA. mRNAs monosistronik ini menyandi untuk lima protein virion. Genom ini merupakan cetakan untuk perantara replikatif yang menimbulkan pembentukan RNA keturunan. RNA genomik berhubungan dengan transkriptase virus, fosfoprotein dan nukleoprotein. Setelah enkapsidasi, partikel berbentuk peluru mendapatkan selubung melalui pertunasan yang melewati selaput plasma. Protein matriks virus membentuk lapisan pada sisi dalam selubung, sementara glikoprotein virus berada pada selaput luar dan membentuk duri. Setelah bagian-bagian sel lengkap, sel virus tadi menyatukan diri kembali dan membentuk virus yang baru. Setelah itu virus keluar dari sel inang dan menginfeksi sel inang yang lainnya. Keseluruhan proses dalam siklus hidup virus rabies ini terjadi dalam sitoplasma. Virus rabies membelah diri dalam otot atau jaringan ikat pada tempat inokulasi dan kemudian memasuki saraf tepi pada sambungan neuromuskuler dan menyebar sampai ke susunan saraf pusat. Virus membelah diri disini dan kemudian menyebar melalui saraf tepi ke kelenjar ludah dan jaringan lain. Kepekaan terhadap infeksi dan masa inkubasinya bergantung pada latar belakang genetik inang, strain virus yang terlibat, konsentrasi reseptor virus pada sel inang, jumlah inokulum, beratnya laserasi, dan jarak yang harus ditempuh virus untuk bergerak dari titik masuk ke susunan saraf pusat. Terdapat angka serangan yang lebih tinggi dan masa inkubasi yang lebih pendek pada orang yang digigit pada wajah atau kepala.
Patofisiologi: Virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi, menularkan kepada hewan lainnya atau manusia melalui gigitan atau melalui jilatan pada kulit yang tidak utuh. Virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke medulla spinalis dan otak, yang merupakan tempat mereka berkembangbiak dengan kecepatan 3mm / jam. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Pada 20% penderita, rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak enak badan dan demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur. Kejang otot tenggorokan dan pita suara bisa menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Kejang ini terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa menyebabkan kekejangan ini. Oleh karena itu penderita rabies tidak dapat minum, gejala ini disebut hidrofobia (takut air). Lama-kelamaan akan terjadi kelumpuhan pada seluruh tubuh, termasuk pada otot-otot pernafasan sehingga menyebabkan depresi pernafasan yang dapat mengakibatkan kematian.
Perintah/Pertanyaan Pengarah 1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan terkandung di dalamnya! 2. Dari tiap pokok permasalahan yang kamu temukan itu, rumuskan menjadi pertanyaanpertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan kamu untuk menemukan jawabannya!
VIRUS
Page 132
133
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan, atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan jawaban-jawaban sementara kamu ini menjadi langkah-langkah solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah kamu rumuskan tersebut! 4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut! 5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang kamu miliki, temukan jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah kamu rumuskan pada nomer 2 tersebut. Ingat, gunakan waktu yang disediakan! 6. Tuliskan jawaban-jawaban kamu di tempat yang disediakan! Hasil Kegiatan Creative Problem Solving 1. (Objective Finding) a. Tuliskan pokok-pokok permasalahan/persoalan yang teridentifikasi: ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... ..................................................................................................................................... b. Tuliskan rumusan-rumusan pertanyaan berdasarkan wacana diatas! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 2. Data Finding a. Tuliskan fakta-fakta yang kalian temukan dalam artikel tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 3. Problem Finding Tuliskan pokok masalah yang paling penting berdasarkan wacana diatas! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 4. Idea Finding a. Tuliskan sejumlah gagasan kalian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... b. Berdasarkan wacana diatas, tulislah hasil diskusi kalian mengenai perilaku yang harus dilakukan untuk membentuk sikap positif generasi muda Indonesia!
VIRUS
Page 133
134
....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 5. Solution Finding Tuliskanlah kemungkinan berbagai macam solusi yang terpilih untuk menyelesaikan permasalahan tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 6. Acceptance Finding Diskusikanlah tindakan apa yang akan kamu lakukan untuk mengimplementasikan solusi tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 7. Pertanyaan setelah memecahkan masalah (setelah mengerjakan soal no. 1-6) a. Apakah Anda yakin bahwa jawaban-jawaban Anda tersebut benar? ..................., alasan: ................................................................................................................ ................................................................................................................................................. b. Apakah Anda merasa puas bahwa jawaban-jawaban Anda tersebut benar? Jawab: ..................., alasan: ................................................................................................................ ................................................................................................................................................. c. Berdasarkan hasil pemecahan masalah Anda tersebut, adakah rencana perbaikan diri? Jawab: ..................., alasan: .................................................................................................. ............................................................................................................................................. 8.Cari masalah lain yang menarik mengenai virus bersama teman sekelompokmu lalu diskusikan serta tuliskan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................
SELAMAT MENGERJAKAN
VIRUS
Page 134
135
LEMBAR KERJA SISWA 2 Indikator : 1) Mendiskusikan dan menjelaskan peranan virus dalam kehidupan 2) Mendiskusikan dan menjelaskan dampak ekonomi dan sosial akibat serangan virus 3) Mendiskusikan dan menjelaskan jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya
Tujuan Pembelajaran : 1) Siswa mampu mendiskusikan dan menjelaskan peranan virus dalam kehidupan 2) Siswa mendiskusikan dan menjelaskan dampak ekonomi dan sosial akibat serangan virus 3) Siswa mendiskusikan apa maksud Tuhan menciptakan makhluk yang menyebabkan penyakit dikaitkan dengan perilaku yang tidak terpuji pada seseorang 4) Siswa mendiskusikan dan menjelaskan jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi virus HIV dan lainnya.
Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Berikut ini disajikan artikel mengenai “Langkah-langkah kongkrit masyarakat dunia dalam rangka menembus batas eksistensi orang-orang yang terjangkit HIV-AIDS”. Diskusikan bersama dengan teman sekelompok kamu mengenai artikel tersebut, lalu selesaikanlah Lembar Kerja Siswa 2 ini sesuai dengan petunjuk dalam menyelesaikannya. Selamat Mengerjakan ! ^_^ Diskusikan
Drs. Robinson W.Saragih, M.Si Widyaiswara Kementerian Sosial RI. 1 Desember 2011. Langkah-langkah kongkrit masyarakat dunia dalam rangka menembus batas eksistensi orang-orang yang terjangkit HIV-AIDS. Sesuai dengan tema HAS 2011 ”UNIVERSAL ACCESS AND HUMAN RIGHT” A.
Pendahuluan.
HIV-AIDS, adalah virus dan penyakit yang mematikan dalam tubuh manusia, dimana saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan. Setiap orang bisa saja terjangkit oleh penyakit HIV-AIDS tanpa terkecuali, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua bahkan lanjut usia, apakah
VIRUS
Page 135
136
homoseksual, heteroseksual dan lesbian. Setiap orang yang terjangkit penyakit HIV-AIDS akan mengalami berbagai permasalahan besar, karena mempunyai dampak luas baik masalah medis, sosial maupun psikologis. Dampaknya bukan hanya kepada yang bersangkutan tetapi juga dengan keluarga, orang-orang terdekat dan seluruh masyarakat. Permasalahan yang paling mendasar adalah pemahaman orang terhadap penyakit HIV-AIDS sangat kurang, keadaannya sangat tertutup karena perlakuan orang terhadap penderita HIVAIDS atau lajim disebut ODHA masih sangat tidak manusiawi. Mereka mendapatkan isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, menjadi korban diskriminasi, korban kekerasan dikeluarga dan dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Mereka sering menjadi sasaran pelecehan dan penghinan masyarakat. Peringatan Hari HIV-AIDS 2011 merupakan langkah nyata bagi seluruh masyarakat dunia untuk menembus batas eksistensi orang-orang yang terjangkit HIV-AIDS. Sesuai dengan tema HAS 2011 ”UNIVERSAL ACCESS AND HUMAN RIGHT” semoga benar benar dapat diwujudkan. Lembaga-lembaga Internasional, Organisasi Organisasi Sosial pemerintah yang bergerak dibidang penanganan HIV-AIDS, dapat mengejawantahkan dalam kegiatan nyata. Memberikan contoh bagaimana perlakuan yang seharusnya terhadap mereka, agar mereka dapat akses terhadap berbagai kegiatan. Jangan mengucilkan mereka, perlakukan mereka dengan baik. Jangan separti pepatah yang sering di ucapkan ”Sudah jatuh ditimpa tangga pula”. Mereka sudah menderita secara fisik berkepanjangan dalam waktu yang tidak terbatas, ditambah lagi dengan sangsi sosial. B. Permasalahan HIV-AIDS HIV-AIDS merupakan suatu permasalahan yang sangat menarik, merupakan penyakit yang aneh dan mematikan. Para ahli berupaya menemukan obat dan sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan. ”HIV has not been cured, but the hope is offered that is becaming amanageable (albeit comlex) chronic disease” (Linsk & Keigher, 1997 dalam buku Brenda DuBois, p.327) Pendapat lain mengatakan ”Penemuan obat-obatan hanya membantu penderita HIV-AIDS untuk meningkatkan kualitas hidupnya, namun bukan untuk menyembuhkan” (UEM 2011). Sesuai data yang di keluarkan oleh Komisi Penaggulangan AIDS Nasional (KPAN) dalam Strategi dan Rencana Aksi/SRAN Penanggulangan HIV-AIDS 2010 -2014, per Juni 2011 data prevalensi HIV 66.693 kasus dan AIDS sebesar 26.483 kasus. Jika dilihat dari kelompok umur kasus AIDS terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun sebesar 46,4 %, kelompok umur 30-39 tahun 31,5 %, dan kelompok umur 40-49 tahun 9.8 %. (Bahan dialog Interaktif Kemensos, HAS 2011). Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan khususnya kelompok usia tahun sebagai penerus perjuangan bangsa dimasa mendatang. 20-29 Saat ini di seluruh dunia lebih dari 33 juta orang setiap harinya dihantui oleh virus dan penyakit yang mematikan HIV-AIDS (UEM, 2011) Nearly 25 million people have died from AIDS since the beginning of the epidemic ( Brenda DuBuis. p.327).
VIRUS
Page 136
137
Permasalahan yang sangat mendasar saat ini adalah pertama: dari sisi masyarakat atau orang orang diluar (yang tidak terjangkit HIV-AIDS), adalah masih kurang pemahaman tentang HIV-AIDS dan penyebarannya. Sebahagian masyarakat mempunyai stigma atau pendapat negatif terhadap orang orang yang terjangkit HIV-AIDS, bahkan ada yang ”phobi” sehingga tidak mau menerima keberadaan mereka disekitarnya. Anggota masyarakat khawatir kalau orang-orang yang terjangkit HIV-AIDS berada dilingkungan mereka, sewaktu-waktu dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Kedua: dari sisi orang orang yang terjangkit HIV-AIDS, banyak permasalahan yang dialami, al masalah sosial (diskriminasi dan isolasi), psikologis, masalah pengobatan dan masalah ekonomi. Akibatnya mereka yang terjangkit HIV-AIDS ”takut mengungkapkan keadaan yang sesungguhnya”. Ada perasaan khawatir atau takut apabila diungkapkan akan di isolasi, di diskriminasi, mengalami berbagai kesulitan dan merasa malu terhadap orang lain. Beberapa pendapat yang perlu dibenahi dalam masyarakat yakni ”orang- orang yang terjangkit HIV-AIDS dianggap al: aib karena mereka hidup dengan tidak benar, melanggar norma-norma masyarakat, melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangan hidupnya, pengguna obat jarum suntik dan merupakan hukuman Tuhan”. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar karena HIV-AIDS dapat terjangkit bagi siapa saja tanpa terkecuali, anak anak, remaja, orang tua bahkan lanjut usia, homoseksual, heteroseksual dan lesbian. Dapat juga terjangkit bagi mereka yang hudupnya tertib, tetapi pasangannya hidup bebas/berganti ganti parsangan.
C.
Penularan HIV-AIDS
HIV-AIDS pertama kali diketahui pada awal tahun 1970 han, diantara orang orang homoseksual dan bi seksual. Pada akhir tahun 1981 di Amerika Serikat ada 257 kasus yang terindikasi terjangkit HIV. Dari 257 kasus tersebut, 26 orang adalah homoseksual secara resmi dicacat, mereka terjangkit penomonia atau karposis sarkoma sejenis penyakit kanker. Pada saat itu penyakit ini disebut ”Gay Related Immune Defisiency” (GRID) yang akhirnya menjadi HIV-AIDS. Dengan demikian orang beranggapan bahwa HIV-AIDS merupakan penyakit para homoseksual, yang memiliki penyimpangan orientasi seksual. Pada tahun 1983 di Amerika Serikat berkembang menjadi 2.000 orang dan sepuluh tahun kemudian ditemukan 360.000 orang HIV-AIDS.(David M.Aronstein, 1997) Secara umum penularan HIV-AIDS diketahui melalui tiga cara yaitu:
1.
Hubungan seksual.
Pada awalnya dilaporkan bahwa penularan HIV-AIDS berkaitn dengan tingkahlaku seksual para homoseksual. Kemudian diketahui bahwa penularannya melalui hubungan seksual yang tidak baik, yang tidak dilindungi antara yang terjangkit dan yang tidak terjangkit baik keduaduanya laki-laki, atau kedua-duanya perempuan atau laki perempuan. Hubungan seks yang
VIRUS
Page 137
138
dilakukan baik melalui vagina, melalui anus maupun mulut yang tidak pakai alat pelindung atau kondum. Dalam tabel berikut digambarkan perilaku seks dan kemungkinan terjangkit HIV-AIDS: Perilaku Seks dan Kemungkinan Terjangkit HIV-AIDS. Hubungan Seks Sangat Aman. - Ciuman kering/kecupan. - Melalui Mulut dengan kondom /karet penghalang - Sama-sama beronani - Bermain dengan kondom - Pakai jari dengan sarung tangan karet - Berpantang/ Bertarak Hubungan Seks Aman. - Melalui Mulut tanpa kondom tetapi mulut sehat (tidak ada luka, tidak ada pendarahan) - Melalui vagina atau anus dengan kondom - Main Jari tanpa kondom Hubungan Seks Sangat Beresiko - Melalui vagina atau anus tanpa kondum - Melalui mulut tanpa kondum dan mulut luka. 2. Darah. Penularan yang sangat efektif ke dua melalui transfusi darah. Resikonya sangat tinggi antara 90 s/d 100 %. Penularan melalui darah dengan dua cara pertama: mentranfusikan darah yang telah terjangkit/transfusion of contaminated blood; kedua: menggunakan alat-alat suntik yang tidak bersih atau terkontaminasi HIV/Use of contaminated (dirty) needles and syringes. (Lifson, 1992 dari buku HIV and Social Work, p.7). 3. Ibu ke anak. Hasil penelitian data epidemiologi HIV selama lima belas tahun “there is about 25 percent chance that a Child born to an HIV-infected mother will be infected (Lloyd 1995, dari buku HIV and Social Work, p.8). Terjangkitnya HIV mulai masa hamil melalui aliran darah si Ibu terhadap janin, walupun janin dipisahkan oleh placenta/ari-ari, proses kelahiran dan pada saat menyusui. Deteksi HIV pada seorang bayi sangat sulit karena masih ada antibodi dari Ibu sampai bay berusia dua tahun. Di Indonesia berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan penularan kasus AIDS secara kumulatif melalui Heteroseksual 54,8%, IDU 36,2%, Lelaki suka Lelaki 2,9%, Perinatal 2,8%, Transfusi Darah 0,2% dan tidak diketahui 3.0%.(Bahan dialog Interaktif Kemensos, HAS 2011).
VIRUS
Page 138
139
Beberapa pendapat masih diperdebatkan hingga saat ini, HIV tidak akan menular melalui hubungan biasa seperti al.: bersin, berbatuk, kongsi peralatan rumah tangga, berenang bersama atau menggunakan toilet umum. Seperti virus-virus lainnya demikian juga HIV tidak dapat hidup diluar tubuh manusia, tidak dapat hidup di udara terbuka atau di dalam air. Pendek kata “HIV penyakit menular tetapi tidak gampang menular”/HIV is infectous, not contagious.( David M.Aronstein, HIV and Social Work, p.6) D.
Dampak HIV-AIDS.
Dampak HIV-AIDS bukan hanya kepada yang bersangkutan tetapi juga terhadap keluarga, sanak saudara, teman-teman maupun masyarakat sekitarnya. Beberapa dampak yang besar pengaruhnya al., terhadap fungsi fisik, emosi, keuangan dan hubungan sosial yang bersangkutan sbb: 1. Terhadap fungsi fisik. Fungsi fisik makin lama makin lemah karena kesehatan semakin lama semakin menurun dan akhirnya tidak berdaya. Manifestasi fisik akibat HIV-AIDS tidak sama bagi setiap orang. Gejala HIV-AIDS berjenjang dan mempunyai akibat yang berbeda bagi setiap orang, dalam penampilan, perasaan dan kemampuan melaksanakan tugas. Kebanyakan tanda-tanda awal infeksi HIV tidak kelihatan, namun setelah sekitar 18 bulan sampai 24 bulan, tidak dapat dihindari akan kelihatan gejala-gejalanya apabila tidak ditangani secara tepat misalnya lukaluka di kulit, karposis sarkoma, berat badan menurun. Seseorang yang terjangkit HIV secara sistimatis merusak sistim kekebalan tubuh, semakin sering sakit, lebih lama untuk sembuh kembali. Gejala terkena HIV bukan hanya penampilan tetapi perasaan sangat sakit, susah bernafas, sakit kepala sangat parah, filek tak berkesudahan, semakin hari semakin lemah, dapat mengakibatkan kebutaan dan akhirnya seluruhnya tergantung pada orang lain. 2.
Terhadap emosi
Dampak emosional yang dialami oleh orang-orang yang terinfeksi HIV dan AIDS beraneka ragam antara lain : a. Kehawatir. Kehawatiran yang paling menonjol yang dialami oleh orang-orang yang terjangkit HIV-AIDS terutama penurunan kekuatan fisik dan akhirnya tidak dapat berdaya sama sekali. Rasa sakit yang tidak dapat diungkapkan, serta perasaan belum siap untuk mati. Kehawatiran karena ketidakpastian tentang penyakit, bagaimana dan kapan berakhirnya penyakit tersebut. b. Merasa Takut. Bertitik tolak dari kenyataan yang terjadi bagi orang orang yang terjangkit HIV-AIDS, bahwa banyak dari mereka yang diterlantarkan dan ditolak oleh keluarga maupun masyarakat. Sementara manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dora Peyser mengatakan ” From the cradle to the grave” membutuhkan orang lain. Bahkan sesungguhnya “From womb to tomb” dari dalam kandungan sampai keliang kubur, kita memerlukan bantuan orang lain. Sebahagian orang yang terjangkit HIV-AIDS merasa ketakutan untuk ditinggalkan karena tidak dapat merawat
VIRUS
Page 139
140
diri sendiri. Mereka “lonely”/ kesepian. Mereka menjadi beban baik secara material maupun sosial, sementara kemampuan keluarga terbatas akhirnya sanak saudara, keluarga, temanteman akan meninggalkan mereka. c. Depresi. Orang yang terjangkit HIIV-AIDS akan kehilangan kemampuan fisik, kehilangan teman apakah karena mereka mengabaikan atau karena meninggal dunia, hilang kepercayaan diri, hilang pekerjaan dan hilangnya kehidupan. Merasa tidak berdaya akhirnya depresi. 3. Terhadap Keuangan. Orang-orang yang terjangkit HIV-AIDS, mau tidak mau akan mengalami perobahan keuangan akibat penyakitnya. Dana yang diperlukan untuk keperluan pengobatan dan perawatan semakin lama semakin besar, sementara penghasilan menetap atau bahkan mungkin semakin menurun. Kemungkinan besar akhirnya akan mengalami kesulitan untuk memperoleh dana. Perobahan ini dapat karena kehilangan mata pencaharian atau habisnya tabungan atau hilangnya sumber-sumber bantuan keluarga dll. Hal ini dapat terjadi bagi setiap orang karena penyakit HIV-AIDS datangnya tidak dapat diperkirakan dan belum ada penyembuhan. 4. Terhadap Hubungan Sosial. Dengan diketahuinya seseorang terjangkit HIV-AIDS maka dampaknya sangat luas dalam hubungan sosial: dengan keluarga, hubungan dengan temanteman, relasi dan jaringan kerja akan berobah baik kuantitas maupun kualitas. Orang orang yang terjangkit HIV-AIDS secara alamiah hubungan sosialnya akan berobah. Dampak yang paling berat dirasakan oleh keluarga dan orang-orang dekat lainnya. Perobahan hubungan sosial dapat berpengaruh positif atau negatif pada setiap orang. Reaksi masing-masing orang berbeda, tergantung sampai sejauh mana perasaan dekat atau jauh, suka dan tidak suka seseorang terhadap yang bersangkutan. E.
Aplikasi Tema “UNIVERSAL ACCESS AND HUMAN RIGHT”
Tema HAS Tahun 2011 secara Internasional adalah “UNIVERSAL ACCESS AND HUMAN RIGHT” yang diterjemahkan menjadi “AKSES UNIVERSAL DAN HAK ASASI MANUSIA”. Berdasarkan Tema Internasional, Sub Tema yang ditetapkan di Indonesia adalah “Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV dan AIDS”. Sub Tema dan sekaligus sebagai Slogan kampanye “Stop HIV dan AIDS, Hapuskan Stigma dan Diskriminasi di Dunia Kerja”. Dalam Sub Tema yang sekaligus slogan Kampanye merupakan himbauan untuk semua pihak, tetapi bagaimana mewujudkannya? Melalui peringatan HAS tahun 2011 ini, mari kita melangkah dengan membumi, tunjukan sikap positif terhadap mereka yang terjangkit HIV-AIDS. Sikap masyarakat yang anti pati, stigma, phobia dan diskriminasi terhadap mereka perlu dihapuskan. Dalam penanganan masalah HIV-AIDS perlu adanya suatu perobahan sikap yang mendasar dari sikap negatif kearah sikap positif yaitu dari sikap menolak kearah sikap menerima. Seseorang yang terjangkit HIV-AIDS memerlukan perawatan, perhatian, kasih sayang dari keluarga, temanteman dan orang-orang dekat disekitarnya.
VIRUS
Page 140
141
Disini perlu adanya kesaman persepsi antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat sehingga program dan pelayanan sosial dapat dilaksanakan langsung menjawab kebutuhan orang terjangkit HIV-AIDS misalnya: adanya jaminan pelayanan kesehtan, jaminan hidup, jaminan bekerja selama mereka masih mampu bekerja. Tanpa adanya persamaan persepsi dari semua pihak maka mustahil Tema HAS 2011 dapat di Aplikasikan dalam kehidupan nyata.
Perintah/Pertanyaan Pengarah 1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan terkandung di dalamnya! 2. Dari tiap pokok permasalahan yang kamu temukan itu, rumuskan menjadi pertanyaanpertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan kamu untuk menemukan jawabannya! 3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan, atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan jawaban-jawaban sementara kamu ini menjadi langkah-langkah solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah kamu rumuskan tersebut! 4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut! 5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang kamu miliki, temukan jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah kamu rumuskan pada nomer 2 tersebut. Ingat, gunakan waktu yang disediakan! 6. Tuliskan jawaban-jawaban kamu di tempat yang disediakan! Hasil Kegiatan Creative Problem Solving 1. (Objective Finding) c. Tuliskan pokok-pokok permasalahan/persoalan yang teridentifikasi: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................... b. Tuliskan rumusan-rumusan pertanyaan berdasarkan wacana diatas! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 2. Data Finding
VIRUS
Page 141
142
Tuliskan fakta-fakta yang kalian temukan dalam artikel tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
3. Problem Finding Tuliskan pokok masalah yang paling penting berdasarkan wacana diatas! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 4. Idea Finding a. Tuliskan sejumlah gagasan kalian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... b. Berdasarkan wacana diatas, tulislah hasil diskusi kalian mengenai perilaku yang harus dilakukan untuk membentuk sikap positif generasi muda Indonesia! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... c. Berdasarkan wacana diatas, tulislah hasil diskusi kalian mengenai dampak positif dan negatif secara ekonomi dan sosial! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... .......................................................................................................................................
VIRUS
Page 142
143
5. Solution Finding Tuliskanlah solusi yang paling cocok untuk menyelesaikan permasalahan tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 6. Acceptance Finding Diskusikanlah tindakan apa yang akan kamu lakukan untuk mengimplementasikan solusi tersebut. ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 7. Pertanyaan setelah memecahkan masalah (setelah mengerjakan soal no. 1-6) a. Apakah Anda yakin bahwa jawaban-jawaban Anda tersebut benar? ..................., alasan: ................................................................................................................ ................................................................................................................................................. b. Apakah Anda merasa puas bahwa jawaban-jawaban Anda tersebut benar? Jawab: ..................., alasan: ................................................................................................................ ................................................................................................................................................. c. Berdasarkan hasil pemecahan masalah Anda tersebut, adakah rencana perbaikan diri? Jawab: ..................., alasan: .................................................................................................. ..............................................................................................................................................
VIRUS
Page 143
144
Kunci Jawaban LKS Eksperimen 1. Objective Finding Pokok-pokok permasalahan: - HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. - HIV menginfeksi 2 tipe sel darah putih. - Ukuran HIV mikroskopis. - HIV termasuk Retrovirus (Virus RNA) yang mempunyai tahap DNA dengan memiliki suatu enzim yaitu enzim transkriptase balik. - Struktur tubuh HIV dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu bagian selubung dan bagian inti. - Virus memiliki enzim transkriptase balik yang dapat mengubah RNA menjadi salinan DNA. - Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi IFN oleh sel-sel terinfeksi; IFN berfungsi menghambat replikasi virus. - Kandidiasis Oral Eksudatifa, Sarkoma Kaposi dan Toksoplasmosis Serebral merupakan penyakit yang timbul akibat HIV. Rumusan-rumusan pertanyaan: -
Bagaimana HIV dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia? Apa yang diserang oleh HIV apabila dia berada dalam tubuh manusia? Tipe sel darah putih apa saja yang diinfeksi oleh HIV? Berapa ukuran virus HIV? Berdasarkan tipe asam nukleatnya, Termasuk jenis virus apa HIV itu? Bagaimana struktur tubuh HIV? Bagaimana daur hidup HIV? Bagaimana cara menghambat replikasi HIV? Penyakit apa saja yang timbul akibat HIV? Mengapa virus memiliki kemampuan bermutasi sangat tinggi? Bagaimanakah virus HIV tahu persis target mana yang harus difokuskan?
2. Data Finding - Virus menginfeksi dua tipe sel darah putih yaitu sel T4 dan Makrofag. Sel T4 yang terinfeksi oleh HIV akan mati terbunuh sedangkan makrofag tidak mati terbunuh dan di dalam mokrofag itu HIV berkembang baik. Oleh karena itu makrofag dipandang sebagai semacam reservoir HIV dalam tubuh. - Ukuran HIV sepersepuluh ribu milimeter. - Virus digolongkan dalam famili retroviridae yaitu virus yang memiliki kemapuan unik dalam menstrasfer informasi genetik dari RNA ke DNA dengan menggunakan enzim yang disebut enzim transkriptase balik. - Struktur HIV dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian selubung (envelope) dan bagian inti (core). Pada bagian selubung tersusun oleh lapisan lipid bilayer yang serupa dengan plasma membran pada sel manusia. Lapisan membran ini terdiri dari tiga protein. Sedangkan bagian kedua dari struktur HIV adalah bagian core (inti), yang dibentuk dari protein 2 molekul RNA, setiap RNA dilapisi oleh nucleocasid protein.
145
- Virus menempel pada membran plasma. Inti virus lepas ke dalam sitoplasma. Enzim transkriptase balik menghasilkan DNA, menggunakan RNA virus sebagai cetakan. DNA masuk ke dalam inti dan bergabung dengan kromosom inang. Selanjutnya membuat salinan mRNA kemudian bergerak menuju sitoplasma. Sintesa protein virus menggunakan mRNA. Perakitan virus dan RNA serta pembetukan tunas virus dari membran plasma. - Virus HIV juga mampu mengubah dirinya ke berbagai bentuk dalam upaya mencegah dirinya tertangkap oleh sistem pertahanan. Hal ini membuat virus HIV sampai saat ini kebal terhadap efek pengobatan yang ditujukan padanya. Obat modern telah menyerang virus dengan berbagai variasi pengobatan pada saat yang sama dan jarang berhasil dalam menangani resistansi virus. Meskipun sebagian virus telah dibasmi, hasil positifnya hanyalah berupa perpan-jangan hidup pasien dengan waktu yang terbatas 3. Problem Finding Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIVdan HIV memiliki kemampuan bermutasi yang sangat tinggi. 4. Idea Finding a. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), dapat dicegah dan diobati tetapi belum dapat disembuhkan. Manusia terinfeksi HIV melalui: - Hubungan seksual baik melalui vagina atau dubur atau mulut tidak aman dengan orang yang telah terinfeksi HIV - Penularan dari ibu yang terinfeksi HIV positif ke bayinya selama kehamilan, saat persalinan atau setelah melahirkan, dan melalui ASI - Darah dari jarum suntik yang tercemar HIV, jenis jarum atau peralatan yang tajam dan terinfeksi HIV, dan tranfusi darah yang tercemar HIV dan/atau nasihat tentang di mana dapat melakukan tes HIV, konseling, perawatan, dan dukungan b. Seseorang yang ingin mengetahui bagaimana mencegah infeksi HIV atau apakah dirinya terkena HIV harus menghubungi petugas kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan guna mendapat informasi tentang pencegahan HIV dan/atau nasihat tentang di mana dapat melakukan tes HIV, konseling, perawatan, dan dukungan. c. Semua ibu hamil harus mendapat informasi yang benar tentang HIV. Semua ibu hamil, pasangannya, atau anggota keluarga yang terinfeksi HIV, terpapar HIV, serta tinggal di lingkungan dengan penyebaran HIV yang meluas, harus menjalani tes HIV dan konseling tentang bagaimana melindungi dan merawat dirinya sendiri, anak-anak, pasangan, serta anggota keluarga mereka. d. Semua anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV positif atau orang tua dengan gejala dan tanda serta kondisi yang terkait dengan penularan infeksi HIV harus menjalani tes HIV. Jika ternyata HIV positif, mereka harus dirujuk untuk mendapat perawatan, pengobatan, serta dukungan. e. Orang tua atau pengasuh harus membicarakan kepada anak-anak mereka tentang pergaulan yang berisiko terhadap penularan HIV. Remaja puteri dan perempuan muda sangat rentan terhadap penularan HIV. Anak perempuan dan anak laki-laki perlu mengetahui bagaimana menghindari, menolak, atau mempertahankan diri dari penyimpangan seksual, kekerasan, dan tekanan kelompok sebaya. Mereka perlu mengerti pentingnya saling menghargai dalam pergaulan.
146
f. Orang tua, guru, pimpinan kelompok sebaya, dan tokoh panutan lain harus menyediakan lingkungan yang aman bagi remaja serta aktivitas yang dapat membantu mereka membuat pilihan yang sehat dan mempraktikkan perilaku sehat. g. Anak-anak dan remaja harus berperan aktif dalam membuat keputusan dan melaksanakan upaya pencegahan HIV, memberikan perhatian, dan dukungan yang berdampak terhadap mereka, keluarga, dan masyarakat. h. Keluarga yang terkena dampak HIV memerlukan dukungan dana dan layanan kesejahteraan sosial guna membantu mereka merawat anggota keluarga dan anak-anak yang sakit. Keluarga perlu dibimbing dan dibantu untuk mendapatkan layanan tersebut. i. Tidak boleh satu pun anak dengan HIV atau ODHA atau orang yang terkena dampak HIV dicap buruk dan didiskriminasi. Orang tua, guru, dan para pemimpin mempunyai peranan penting dalam pendidikan dan pencegahan dan dalam mengurangi ketakutan, cap buruk, dan diskriminasi. j. ODHA harus tahu hak dan kewajibannya. Perilaku yang harus dilakukan sebagai generasi muda Indonesia dalam menyikapi masalah terkait virus HIV ini adalah sebagai generasi muda harus menjaga akhlak dan tingkah laku dengan cara lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan positif yang berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat disekitarnya, menghindari pergaulan bebas yang menuju ke arah seks bebas, menghindari penggunaan narkotika, menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian serta menjaga pola hidup yang sehat. 5. Solution Finding Agar tidak terinfeksi virus HIV, tentunya kita harus menjunjung tinggi nilai norma agama yaitu dengan menjaga akhlak dan tingkah laku dari pergaulan bebas yang menuju ke arah seks bebas, hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan hal yang harus dilakukan ialah lebih banyak memperbanyak kegiatan-kegiatan positif yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat di sekitar. 6. Acceptance Finding Promosi perilaku seksual aman, penyediaan darah transfusi yang aman dari HIV, pemasaran kondom, pemeriksaan dan pengobatan IMS, surveilans HIV, surveilans AIDS, layanan VCT yang lebih pada RS tertentu dan LSM, pelatihan bagi petugas kesehatan serta lintas sektor (universal precaution, VCT), pengobatan dan perawatan ODHA yang harus ditingkatkan lagi, dan penelitian perilaku pada kelompok risiko tinggi. Pemerintah harus lebih menekankan pada pendidikan agama dari mulai tingkatan paling dasar sampai ke tingkat pendidikan paling tinggi. Sebagai generasi muda tindakan untuk mengimplementasikan solusi tersebut ialah dengan cara mengajak sebanyakbanyaknya teman agar lebih sering turut andil dalam kegiatan-kegiatan positif dan bernuansa agamis. Lebih sering mengingatkan kepada teman sebaya bahwa apabila terjerumus ke dalam pergaulan bebas akan lebih beresiko terinfeksi virus HIV. Tindakan lain salah satunya membuat suatu poster tentang bahaya, cara penularan dan pencegahan virus HIV/AIDS agar masyarakat awam yang tidak mengetahui tentang virus ini bisa lebih berhati-hati lagi.
147
Kunci Jawaban LKS Eksperimen 1. Objective Finding Pokok-pokok permasalahan - Pemahaman orang terhadap penyakit HIV-AIDS sangat kurang, keadaannya sangat tertutup karena perlakuan orang terhadap penderita HIV-AIDS atau lajim disebut ODHA masih sangat tidak manusiawi. Mereka mendapatkan isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, menjadi korban diskriminasi, korban kekerasan dikeluarga dan dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. Mereka sering menjadi sasaran pelecehan dan penghinan masyarakat. - Sisi masyarakat atau orang orang diluar (yang tidak terjangkit HIV-AIDS), adalah masih kurang pemahaman tentang HIV-AIDS dan penyebarannya. Sebahagian masyarakat mempunyai stigma atau pendapat negatif terhadap orang orang yang terjangkit HIV-AIDS, bahkan ada yang ”phobi” sehingga tidak mau menerima keberadaan mereka disekitarnya. Anggota masyarakat khawatir kalau orang-orang yang terjangkit HIV-AIDS berada dilingkungan mereka, sewaktu-waktu dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. - Dari sisi orang orang yang terjangkit HIV-AIDS, banyak permasalahan yang dialami, al masalah sosial (diskriminasi dan isolasi), psikologis, masalah pengobatan dan masalah ekonomi. Akibatnya mereka yang terjangkit HIV-AIDS ”takut mengungkapkan keadaan yang sesungguhnya”. Ada perasaan khawatir atau takut apabila diungkapkan akan di isolasi, di diskriminasi, mengalami berbagai kesulitan dan merasa malu terhadap orang lain.
2. Data Finding - Penemuan obat-obatan hanya membantu penderita HIV-AIDS untuk meningkatkan kualitas hidupnya, namun bukan untuk menyembuhkan. - Per Juni 2011 data prevalensi HIV 66.693 kasus dan AIDS sebesar 26.483 kasus. - Kelompok umur kasus AIDS terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun sebesar 46,4 %, kelompok umur 30-39 tahun 31,5 %, dan kelompok umur 40-49 tahun 9.8 %. - Secara umum penularan HIV-AIDS diketahui melalui tiga cara, yaitu melalui hubungan seksual, Transfusi darah dan dari ibu ke anak. - Di Indonesia berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan penularan kasus AIDS secara kumulatif melalui Heteroseksual 54,8%, IDU 36,2%, Lelaki suka Lelaki 2,9%, Perinatal 2,8%, Transfusi Darah 0,2% dan tidak diketahui 3.0%. 3. Problem Finding Pemahaman orang terhadap penyakit HIV-AIDS sangat kurang, keadaannya sangat tertutup karena perlakuan orang terhadap penderita HIV-AIDS atau lajim disebut ODHA masih sangat tidak manusiawi
148
4. Idea Finding - Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat bahwa HIV tidak akan menular melalui hubungan biasa seperti al.: bersin, berbatuk, kongsi peralatan rumah tangga, berenang bersama atau menggunakan toilet umum. Seperti virus-virus lainnya demikian juga HIV tidak dapat hidup diluar tubuh manusia, tidak dapat hidup di udara terbuka atau di dalam air. Pendek kata “HIV penyakit menular tetapi tidak gampang menular”/HIV is infectous, not contagious. - Tunjukan sikap positif terhadap mereka yang terjangkit HIV-AIDS. Sikap masyarakat yang anti pati, stigma, phobia dan diskriminasi terhadap mereka perlu dihapuskan. - Dalam penanganan masalah HIV-AIDS perlu adanya suatu perubahan sikap yang mendasar dari sikap negatif kearah sikap positif yaitu dari sikap menolak kearah sikap menerima. Seseorang yang terjangkit HIV-AIDS memerlukan perawatan, perhatian, kasih sayang dari keluarga, teman-teman dan orang-orang dekat disekitarnya. - Disini perlu adanya kesaman persepsi antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat sehingga program dan pelayanan sosial dapat dilaksanakan langsung menjawab kebutuhan orang terjangkit HIV-AIDS misalnya: adanya jaminan pelayanan kesehtan, jaminan hidup, jaminan bekerja selama mereka masih mampu bekerja. 5. Solution Finding Perlu diadakannya sosialisasi terhadap masyarakat luas mengenai berbagai hal seputar HIV, cara penyebarannya dan cara pencegahannya, supaya setelah masyarakat tahu tentang HIV, mereka tidak mendeskriminasi orang penderita HIV karena persepsi masyarakat terhadap penderita HIV adalah itu merupakan suatu aib karena mereka hidup dengan tidak benar, melanggar norma-norma masyarakat, melakukan hubungan seks dengan orang yang bukan pasangan hidupnya, pengguna obat jarum suntik dan merupakan hukuman Tuhan”. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar karena HIVAIDS dapat terjangkit bagi siapa saja tanpa terkecuali, anak anak, remaja, orang tua bahkan lanjut usia, homoseksual, heteroseksual dan lesbian. Dapat juga terjangkit bagi mereka yang hudupnya tertib, tetapi pasangannya hidup bebas/berganti ganti pasangan. Jangan mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas. 6. Acceptance Finding
149
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA KONSEP VIRUS
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
BIOLOGI KELAS X M.S 3 SEMESTER I SMAN 9 BEKASI
150
PETA KONSEP
151
LEMBAR KERJA SISWA I
Indikator : 1. Mengidentifikasi ciri-ciri virus 2. Menbedakan struktur virus dengan makhluk kain.. 3. Menjelaskan cara hidup virus. Tujuan Pembelajaran 1 Mampu menjelaskan ciri-ciri virus. 2 Mampu menjelaskan struktur tubuh virus dan membedakannya dengan makhluk lain. 3 Mampu menjelaskan cara hidup virus.
Kegiatan 1.1 Alat dan Bahan: 1.Buku paket biologi I 2.Buku-buku yang relevan Cara Kerja: a.Bacalah rangkuman pelajaran dalam buku siswa dan buku paket dengan baik, kemudian pahami isinya b.Diskusikanlah dan jawablah pertanyaan yang ada dalam LKS c.Presentasikanlah hasil pekerjaan kelompok anda di depan kelas. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan buku sumber / literatur yang anda miliki! 1. Gambarkan struktur tubuh virus lengkap dengan bagian-bagiannya!
2. Sebutkan Ciri-ciri umum virus! (minimal 5) ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
152
3. Pasangkanlah kalimat pada kolom A dengan pasangan kata yang sesuain pada kolom B : Kolom A
Kolom B
1. Bagian tubuh virus yang di dalamnya mengandung asam nukleat adalah ...... 2. Selubung pada virus yang tersusun atas molekul protein adalah ...... 3. Bagian virus yang berfungsi untuk menginfeksi organisme adalah ...... 4. Asam nukleat pada virus yang berupa rantai ganda adalah ...... 5. Asam nukleat pada virus yang berupa rantai tunggal adalah ......
A. Deoxyribonucleic acid (DNA) B. Ekor C. Leher D. Kapsomer E. Kepala F. Kapsid G. Ribonucleic acid (RNA)
4. Tuliskan bagian-bagian nama yang ditunjuk pada gambar A, B, C, D, E dan F pada struktur virus di bawah !
E.…… ……… ……… ………. F.…… . …..
A …………..
B .…………..
C .………….. D …………..
5. Bagaimanakah keadaan virus diluar dan di dalam tubuh organisme? Jelaskan pula cara hidupnya1 ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………….............................................
153
LEMBAR KEGIATAN SISWA II Indikator : 1. Menjelaskan cara replikasi virus 2. Mengidentifikasi virus yang berbahaya dan merugikan 3. Menjelaskan peranan virus yang menuntungkan dan merugikan Tujuan Pembelajaran 1 Mampu menjelaskan dengan gambar infeksi secara litik pada replikasi virus. 2 Mampu menjelaskan dengan gambar infeksi secara lisogenik pada replikasi virus. 3 Mampu menjelaskan peranan virus yang merugikan dalam kehidupan. 4.Mampu menjelaskan peranan virus yang menguntungkan dalam kehidupan.
Perhatikan gambar di bawah ini :
Jelaskan dan sebutkan virus yang
1. Jelaskan cara replikasi virus dengan daur litik dan daur lisogenik di atas secara urut sesuai fase-fasenya! …………………………………………………………………………………………......... …………………………………………………………………………………………......... …………………………………………………………………………………………......... …………………………………………………………………………………………......... ………………………………………………………………………………………............. ………………………………………………………………………………………............. ………………………………………………………………………………………............. ………………………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………….............
154
2. Isilah tabel perbedaan antara daur litik dan lisogenik di bawah ini : No.
Daur Litik
Daur Lisogenik
1.
2.
3.
4.
3. Isilah tabel peranan virus yang menguntungkan berikut : (minimal 3) Tabel Peranan Virus yang Menguntungkan No. Peranan Menguntungkan
Penjelasan
1.
2.
3.
4. Isilah tabel peranan virus yang merugikan berikut : (minimal 10) No. Penyakit 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Virus yang Menyebabkan
155
Perintah/Pertanyaan Pengarah 1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan terkandung di dalamnya! 2. Dari tiap pokok permasalahan yang Anda temukan itu, rumuskan menjadi pertanyaanpertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan Anda untuk menemukan jawabannya! 3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan, atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan jawaban-jawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah Anda rumuskan tersebut! 4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut! 5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang Anda miliki, temukan jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda rumuskan pada nomer 2 tersebut. Ingat, gunakan waktu yang disediakan! 6. Tuliskan jawaban-jawaban Anda di tempat yang disediakan! Hasil Kegiatan Creative Problem Solving 1. (Objective Finding) a. Tuliskan pokok permasalahan/persoalan yang teridentifikasi: ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................... b. Tuliskan rumusan-rumusan pertanyaan berdasarkan wacana diatas! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................... 2. Data Finding a. Tuliskan fakta-fakta yang kalian temukan dalam artikel tersebut! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ............................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ...............................................................................................................
b. Tuliskan pertanyaan-pertanyaan faktual berdasarkan pemikiran kalian! ....................................................................................................................................... .......................................................................................................................................
156
....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ............................................................................... 3. Problem Finding Identifikasikan kemungkinan-kemungkinan pernyataan masalah berdasarkan wacana diatas! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ...............................................................................4. Idea Finding a. Tuliskan sejumlah gagasan kalian yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut! ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ........................................................................... b. Berdasarkan wacana diatas, tulislah hasil diskusi kalian mengenai perilaku yang harus dilakukan untuk membentuk sikap positif generasi muda Indonesia! ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................ 5. Solution Finding Tuliskanlah kemungkinan berbagai macam solusi yang terpilih untuk menyelesaikan permasalahan tersebut!
6. Acceptance Finding (Penelusuran Beberapa Referensi/Literatur) ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
157
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ........................................................................... 6. Pertanyaan setelah memecahkan masalah (setelah mengerjakan soal no. 1-5) a. Apakah Anda yakin bahwa jawaban-jawaban Anda tersebut benar? ..................., alasan: ................................................................................................................ ................................................................................................................................................. b. Apakah Anda merasa puas bahwa jawaban-jawaban Anda tersebut benar? Jawab: ..................., alasan: ................................................................................................................ ................................................................................................................................................. c. Berdasarkan hasil pemecahan masalah Anda tersebut, adakah rencana perbaikan diri? Jawab: ..................., alasan: .................................................................................................. ..............................................................................................................................................
Diskusikan
Ini kabar buruk. Flu burung akibat virus H7N9 yang telah merenggut puluhan nyawa di China mulai menular antarmanusia. Para peneliti melaporkan kasus pertama transmisi strain baru flu burung yang menular dari manusia ke manusia. Seperti dimuat dalam British Medical Journal, pasien tersebut, perempuan berusia 32 tahun terinfeksi setelah merawat ayahnya yang menderita flu burung H7N9. Keduanya kemudian
158
meninggal dunia. Ia diketahui terinfeksi pada Maret lalu, setelah merawat ayahnya yang berusia 60 tahun di rumah sakit. Sebelumnya, belum ada bukti seseorang bisa mengidap H7N9 kecuali setelah kontak langsung dengan unggas. Tak seperti sang ayah, yang mengunjungi pasar unggas seminggu sebelum sakit, perempuan tersebut tidak melakukan kontak langsung dengan unggas hidup, tapi jatuh sakit enam hari setelah kontak terakhir dengan ayahnya. Keduanya meninggal dalam perawatan intensif akibat kegagalan sejumlah organ. Pengujian terhadap virus yang diambil dari kedua pasien menunjukkan strain hampir identik secara genetik, yang mendukung teori bahwa anak perempuan itu terinfeksi langsung dari ayahnya. Bukan dari sumber lain. Di sisi lain, uji kesehatan terhadap 43 orang yang kontak dekat dengan mereka menunjukkan hasil negatif. Ini menunjukkan bahwa kemampuan penyebaran virus tersebut terbatas. Para ilmuwan juga menekankan, meski mulai menular antarmanusia bukan berarti virus tersebut berkembang hingga mampu menyebar dengan mudah ke semua orang, seperti halnya flu biasa. Seperti dimuat BBC, Rabu (7/8/2013), data menyebut, hingga 30 Juni 2013, sudah ada 113 kasus flu burung H7N9 yang dilaporkan di wilayah timur China. Dari jumlah itu, 43 di antaranya meninggal dunia. Peringatan Waspada! Virus jenis baru ini dipertimbangkan sebagai Klik ancaman serius bagi kesehatan manusia. "Temuan kami memperkuat dugaan bahwa virus baru memiliki potensi pandemi," kata para peneliti. Dr James Rudge, dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, penyebaran terbatas flu burung H7N9 antarmanusia tidak mengejutkan. Hal serupa pernah dijumpai pada virus flu burung lain seperti H5N1. "Akan mengkhawatirkan jika kita mulai melihat rantai panjang penularan antara manusia. Ketika seseorang menginfeksi orang lain, yang pada gilirannya menginfeksi lebih banyak orang, dan seterusnya," kata dia. "Terutama jika setiap kasus yang terinfeksi terus menginfeksi orang lain, rata-rata lebih dari satu orang, ini akan menjadi tanda peringatan kuat bahwa kita mungkin berada dalam tahap awal epidemi." Sebuah editorial di BMJ yang ditulis oleh Dr Rudge, menyimpulkan bahwa meski penelitian ini mungkin tidak menunjukkan bahwa H7N9 bisa menimbulkan pandemi berikutnya, "kasus ini memberikan peringatan tentang perlunya untuk tetap sangat waspada." (Ein/Ism) INILAH.COM, KUNDUR (HK) - Virus Hepatitis A menyerang Desa Sebele, Kecamatan Belat Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Sejak 3 hari, sudah 44 orang diketahui kena virus tersebut. Jumlah 44 orang warga yang terserang Hepatitis A merupakan data terakhir yang didapat dari Puskesmas Kecamatan Kundur Utara, Jumat (27/9) pagi. Untuk diketahui, virus ini mudah
159
menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita. Kepala Puskesmas Kundur Utara, Bowo mengatakan, angka penderita Hepatitis tersebut masih suspect dan sejauh ini masih bisa ditangani. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Karimun pun sudah dilakukan, termasuk dengan Pemerintah Provinsi Kepri. Bowo menjelaskan, awalnya diketahui ada masyarakat di Desa Sebele yang terserang Hepatitis A pada Selasa (24/9/2013), namun jumlahnya baru enam orang. "Tapi virus itu terus menyebar yang akhirnya didapati sebanyak 44 orang warga setempat menderita sakit yang disebut juga dengan nama penyakit kuning ini," kata Bowo. Ia melanjutkan, sebagai bentuk penanganan dan antisipasi pihaknya telah menyiagakan dokter, bidan, dan perawat masing-masing berjumlah satu orang selama 24 jam di lokasi rawan serangan. "Sejauh ini situasi masih bisa dikendalikan," ucapnya. Ia memaparkan, bagi penderita virus ini telah diberikan curcuma untuk nafsu makan dan Vitamin B Kompleks. Tapi, yang paling penting masyarakat harus melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Sebab, diperkirakan jumlah penderita virus ini bisa saja meningkat dan untuk menuju proses penyembuhan paling lama dibutuhkan waktu sekitar dua minggu, dengan catatan sang penderita harus mengamalkan PHBS dan berobat intensif. Menurutnya, untuk ciri-ciri penderita Hepatitis A dapat dilihat dari anggota tubuhnya terutama mata akan berwarna kuning, seninya berwarna kuning pekat, bahkan hampir menyamai warna minuman teh. "Kalau saya lihat, penyebabnya adalah faktor lingkungan, makanan dan air yang dikonsumsi tidak higienis, sehingga terinveksi penyakit virus yang tergolong menyebar ini. Dari jumlah penderita yang didata terakhir tadi pagi, ternyata angkanya terus meningkat dan saat ini sudah mencapai 44 orang penderita," jelas Bowo. Ia mengemukakan, sejauh ini baru ada dua orang remaja yang dirawat di Puskesmas Kundur Utara. Namun satu orang atas nama Ardhi ternyata bukan terinveksi Hepatitis, melainkan sakit biasa. Sedangkan, satu lagi atas nama Suhendri memang benar terinveksi virus ini dan semuanya telah diizinkan pulang beberapa hari lalu. Di samping itu, Bowo mengatakan untuk menentukan apakah kondisi ini termasuk luar biasa tentu kewenangan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun. Sayangnya, Kepala Dinas Kesehatan Karimun Sensissiana belum bisa dikonfirmasi. Meski nomor handphone yang dihubungi terdengar nada sambung, namun wartawan koran ini tidak mendapat jawaban. Untuk diketahui, sebagai kecamatan yang baru saja dimekarkan dan terpisah dari Kecamatan Kundur Utara, Kecamatan Belat memang belum memiliki puskesmas sendiri. Sehingga kasus Hepatitis A tersebut ditangani oleh Puskesmas Kundur Utara dengan diperbantukan oleh tim dari Kabupaten Karimun.[ris]
160
3 Negara di Dunia Endemik Virus Polio Afganistan, Nigeria, dan Pakistan adalah negara-negara endemis virus polio yang perlu diwaspadai
Virus polio (thinkstockphoto)
161
Tiga negara di dunia yakni Afganistan, Nigeria, dan Pakistan masih mengancam negara lain dalam penyebaran virus polio. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan seperti intensifikasi imunisasi dan vaksinasi di semua negara. Hal ini dikemukakan oleh Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi dalam forum The 30rd Health Ministers Meeting, Rabu (5/9), di Daerah Istimewa Yogyakarta. Nafsiah mengatakan, meski Indonesia dan beberapa negara lain sudah bebas dari polio, virus ini bisa saja menyerang kembali. "Penularan virus polio adalah dengan kontak langsung. Virus ini bisa muncul kembali ketika ada warga dari ketiga negara endemik polio tersebut datang ke negara lain," paparnya. Kasus polio ini perlu diwaspadai dan mendapat perhatian penting dari semua pihak. Berdasarkan fakta yang terjadi di India, negara yang pernah menjadi reservoir polio terbesar di dunia- virus polio menyebabkan beban kecacatan pada rakyatnya. Bahkan, setiap tahunnya, 250.000 warga India menjadi cacat karena polio. Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan. Di antaranya meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan, mutu pengawasan, serta mempertahankan kekebalan terhadap polio pada balita melalui intensifikasi imunisasi rutin dan masa vaksinasi khusus jika diperlukan. "Negara bisa dikatakan bebas polio ketika selama tiga tahun berturut-turut tidak ada laporan tentang kasus tersebut. Di Indonesia sendiri memang sudah bebas polio sejak tahun 2007 lalu, namun kita tetap tidak boleh lengah," tambah Nafsiah. Sementara itu, menanggapi keadaan akhir tentang virus polio, Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan, Asia Tenggara siap mendeklarasikan bebas polio pada Januari 2014 mendatang. Hal ini akan diimplementasikan dengan mengirimkan tenaga kesehatan dari India, Bangladesh, dan Nepal untuk membantu negara-negara yang masih berjuang melawan virus polio. Negara-negara tersebut dinilai memiliki keahlian untuk memandu dunia dalam upaya tanggap darurat pada polio. Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India Sudip Bandopadhyay mengatakan, India memiliki beberapa pelajaran penting menuju eradikasi polio yang bisa digunakan untuk seluruh dunia. "Salah satu keberhasilan yang dilakukan India adalah kampaye vaksinasi polio. India berhasil memvaksinasi 172 juta anak melalui 2,3 juta vaksinator untuk 202 juta keluarga," katanya.
162
Kasus polio ini terjadi baik di negara maju maupun berkembang. Namun sejauh ini, negara maju lebih cepat mencapai status zero polio. (Olivia Lewi Pramesti)
Penyakit Flu babi atau Swine Flu Virus H1N1. Tidak ada kata terlambat dalam hal pengetahuan, meskipun Pandemi ini sudah cukup lama terjadi namun kita perlu juga untuk mengetahui apasih yang namanya Penyakit Flu babi atau Swine Flu serta Virus H1N1 itu. Flu babi Inggrisnya Swine influenza atau Swine Flu adalah kasus influenza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Flu babi pertama kali diisolasi dari seekor babi yang terinfeksi pada tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada perkembangannya, penyakit ini dapat berpindah ke manusia terutama menyerang mereka yang kontak dekat dengan babi.
Penyakit Flu babi atau Swine Flu merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini sebenarnya biasa menyerang ternak babi, namun virus ini telah mengalami perubahan dan mampu membuat manusia juga terinfeksi. Gejala yang timbul pada manusia pun mirip dengan apa yang terjadi pada babi. Pandemi 2009 H1N1 tidak hanya zoonosis flu babi, virus ditularkan dari hewan ke manusia, namun sudah ditularkan dari manusia ke manusia. Untuk membedakan flu babi hewan umum dari flu babi pada manusia, CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menyebutnya dengan influenza H1N1 atau H1N1 influenza. Virus H1N1 sudah menewaskan lebih dari ribuan nyawa selama pandemi di tahun 2009. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi influenza H1N1 karena kejadian tersebut sudah menyerang dibanyak tempat. Varian baru ini pertama kali menyerang manusia di Meksiko pada awal tahun 2009-an.Varian baru inilah yang sekarang dikenal dengan nama Virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu Hemagglutinin tipe 1 dan Neuraminidase tipe 1[h1n1,wikipedia]
163
Cacar Air, Penyakit Ringan yang Tidak Bisa Diremehkan Cacar air, pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit ini. Ya, bintil-bintil merah pada tubuh Anda merupakan tanda dari penyakit ini. Memang penyakit ini tergolong ringan dan dapat hilang dengan sendirinya, namun bila dibiarkan begitu saja, penyakit ini dapat menyebar hingga menutupi seluruh tubuh Anda. Deskripsi Seperti dilansir MayoClinic dan Webmd, Selasa (16/7/2013), cacar air merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster yang menimbulkan rasa gatal dan akhirnya melepuh dan memunculkan bintil merah pada kulit. Biasanya infeksi cacar air akan Anda alami selama 5 sampai 10 hari. Hampir semua orang dapat terinfeksi oleh virus ini. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat. Memang penyakit ini tergolong ringan, namun bila Anda membiarkannya begitu saja dan tidak diberi pengobatan, penyakit ini dapat semakin parah hingga seluruh tubuh Anda dipenuhi oleh cacar. Selain itu, cacar juga bisa terbentuk di tenggorokan, mata, selaput lendir uretra, anus, dan vagina. Supaya Anda dapat meminimalisir risiko terkena penyakit ini, Anda dapat melakukan vaksin cacar air. Ini merupakan cara yang aman dan efektif untuk dapat mencegah cacar air dan mengurangi kemungkinan timbulnya komplikasi. Vaksin cacar air hanya dianjurkan untuk anak-anak kecil, remaja yang belum pernah divaksinasi, dan orang dewasa yang belum pernah menderita cacar air namun pernah mendapatkan vaksinasi. Namun, bagi wanita hamil, orang yang memiliki kekebalan tubuh lemah, dan orang yang alergi terhadap gelatin atau neomycin antibiotik, tidak dianjurkan untuk melakukan vaksinasi. Beda halnya bila Anda pernah menderita cacar air, Anda tidak perlu mendapatkan vaksin cacar. Sebab, Anda akan kebal dengan sendirinya bila Anda pernah terkena penyakit ini. Namun, beberapa orang juga masih dapat mengalami penyakit lanjutan dari cacar air yang disebut dengan istilah herpes zoster. Setelah infeksi cacar air hilang, beberapa virus varicellazoster dapat tetap berada di dalam sel-sel saraf Anda. Dalam jangka waktu tertentu, virus tersebut dapat aktif kembali dan muncul sebagai penyakit herpes zoster. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi tersendiri yang sering disebut dengan istilah postherpetic neuralgia. Anda akan merasakan rasa nyeri dalam jangka waktu yang panjang setelah lepuh menghilang dan dapat semakin parah. Beberapa jenis komplikasi lain seperti berikut ini akan terjadi bila Anda tidak melakukan pengobatan: -
Infeksi bakteri pada kulit, jaringan lunak, tulang, sendi, atau bahkan aliran darah (sepsis) Pneumonia Radang otak (ensefalitis) Toxic shock syndrome
164
-
Sindrom Reye - akan dialami oleh mereka yang sering minum aspirin ketika mengalami cacar air
Komplikasi seperti yang telah disebutkan di atas lebih berisiko pada: -
-
Bayi yang dikandung oleh wanita yang belum pernah menderita cacar air dan tidak pernah mendapatkan vaksinasi. Hal ini akan berisiko bayi lahir cacat (mengalami kelainan pada anggota tubuh) dan berat badan si bayi sangat rendah Bayi yang dikandung oleh wanita yang mengalami cacar air seminggu sebelum kelahiran. Risiko yang akan dialami oleh bayi jauh lebih besar, yaitu bayi dapat mengalami penyakit serius dan jiwanya dapat terancam
Orang dewasa -
Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu oleh obat ataupun penyakit lain, seperti kanker dan HIV Orang yang sering mengkonsumsi obat steroid untuk menangani penyakit. Misalnya, anak-anak yang mengidap penyakit asma
Gejala Bintil-bintil merah pada kulit adalah gejala yang paling umum dari penyakit ini. Namun, ada gejala lain yang mungkin Anda alami dan menjadi pertanda dari penyakit ini, seperti: -
Demam Sakit kepala Kehilangan nafsu makan Merasa lelah dan tidak sehat
Bila Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, tidak ada salahnya bila Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Biasanya, dokter akan melihat tanda-tanda yang nampak di kulit Anda, misalnya dengan melihat apakah ada bintil-bintil merah di tubuh Anda. Namun, apabila masih ragu, dokter akan melakukan tes laboratorium, yaitu dengan tes darah untuk memastikan apakah Anda mengalami cacar air atau tidak. Penyebab Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dari virus yang bernama varicella-zoster. Selain itu, Anda juga dapat mengalami cacar air bila Anda terkena virus ini melalui udara ataupun jika Anda melakukan kontak langsung dengan pengidapnya. Bila orang yang mengalami cacar air bersin dan batuk di dekat Anda, virus tersebut dapat menyebar melalui udara yang Anda hirup. Selain itu, jika Anda memegang barang-barang yang sudah terkena infeksi virus ini, Anda mungkin dapat mengalami cacar air. Pengobatan Bagi Anda yang mengalami cacar air namun masih berada pada kondisi yang sehat, Anda mungkin tidak memerlukan perawatan medis. Cukup dengan minum antihistamin untuk mengurangi rasa gatal. Namun, beberapa orang juga perlu melakukan pengobatan untuk mengatasi penyakit ini. Bila Anda termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi akan penyakit ini, dokter akan memberikan obat antivirus, seperti asiklovir (Zovirax) atau obat lain yang disebut dengan istilah kekebalan globulin intravenous (IGIV). Jenis obat tersebut dapat mengurangi tingkat keparahan dari penyakit. Jika Anda sudah berada pada tahap munculnya
165
komplikasi akibat penyakit ini, dokter akan melakukan pengobatan dengan antibiotik. Namun, bila tidak memberikan efek, mungkin Anda memerlukan rawat inap di rumah sakit. Anda dapat melakukan beberapa hal untuk mengurangi kemungkinan penyakit Anda berkembang semakin parah. Misalnya dengan tidak menggaruk jaringan parut. Memang luka yang ditimbulkan oleh penyakit cacar air menimbulkan rasa gatal, namun apabila Anda menggaruknya sama saja Anda meningkatkan risiko luka akan terinfeksi. Penyembuhan pun menjadi lambat. (Mel/*) Dicuplik dari www.health.liputan6.com
China Pun Pusing dengan Wabah Demam Berdarah Dengue Oleh Abdi Susanto Posted: 05/09/2013 16:40 Jumlah kasus demam berdarah dengue yang dikonfirmasi dalam wabah penyakit tersebut di satu prefektur di Provinsi Yunnan di China Barat-Daya telah naik jadi 581, tapi para ahli mengatakan wabah itu telah dikendalikan. Tak ada kematian yang dilaporkan sejak penyakit tersebut pertama kali dilaporkan di Xishuangbanna, Prefektur Otonomi Dai, 15 Agustus, kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Yunnan. Kasus itu meliputi 14 kasus yang berasal dari negara tetangga termasuk Myanmar, Laos dan Thailand. Di antara kasus yang dikonfirmasi, 409 pasien telah sembuh, 116 masih dirawat di rumah sakit dan 56 lagi telah dikarantina untuk menjalani perawatan di rumah, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (5/9/2013). Demam berdarah dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit itu menyerang antara 50 dan 100 juta orang di wilayah tropis dan subtropis setiap tahun, menyebabkan demam dan sakit otot serta sendi. Reaksi darurat tingkat ketiga telah dilancarkan dan bermacam tindakan yang dilakukan bagi pengobatan pasien serta pencegahan dan pengendalian penyakit, kata beberapa sumber di Kantor Penerangan Xishuangbanna. Mereka menambahkan warga setempat telah dikerahkan untuk memerangi wabah tersebut. Banyak ahli memperingatkan wabah itu akan berlangsung pada tingkat yang relatif tinggi untuk cukup lama, meskipun kencendrungan peningkatan cepat pada awalnya telah dikendalikan.
166
(Abd) Penyakit Mematikan, 35 Juta Anak Akan Divaksin Liputan6.com, Nigeria siap memberi imunisasi campak kepada 35 juta anak pada tahun ini, kata seorang pejabat di Abuja. Pelaksanaan imunisasi tersebut akan dilakukan dalam dua tahap dan anak-anak yang berusia antara sembilan bulan dan lima tahun akan memperoleh manfaat dari program tersebut, kata Direktur Pelaksana Lembaga Pembangunan Perawatan Kesehatan Primer Nasional di Nigeria Ado Muhammad. Tahap pertama direncanakan dilancarkan di Ibu Kota Nigeria, Abuja, dan 19 negara bagian di negara Afrika Barat tersebut antara 5 Oktober dan 9 Oktober, katanya. "Antara 2 November dan 6 November, tahap kedua akan berlangsung di semua negara bagian di Nigeria Selatan," ia menambahkan. Kampanye itu akan mengurangi kasus campak di negeri tersebut, kata Muhammad. Vaksin polio oral dan antigen lain juga akan tersedia untuk imunisasi anak yang memenuhi syarat tak peduli status mereka sebelumnya, kata pejabat itu. "Sebanyak 20 juta dosis vaksin campak yang aman dan ampuh telah disebarkan untuk kegiatan tersebut di Nigeria Utara. Sementara itu, 15 juta vaksin yang sama dikeluarkan untuk diberikan di bagian selatan negeri tersebut," kata Muhammad, sebagaimana dikutip dari Xinhua Jumat (4/10/2013). Lebih dari 34.000 tim yang terdiri atas 10 orang per tim akan terlibat dalam kegiatan imunisasi dari Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF, Rotary International, mitra penting lain dan Pemerintah Nigeria. "Masing-masing tim terdiri atas penyelia tim, petugas imunisasi, penggerak masyarakat, pencatat dan pemberi pengumuman kota," kata pejabat tersebut. Campak, penyakit virus yang sangat menular, dapat mengakibatkan komplikasi serius, termasuk kebutaan dan bahkan kematian pada anak-anak. Kurang dari tujuh tahun lalu, Nigeria melancarkan kegiatan imunisasi dan program berikutnya diluncurkan pada 2008 serta 2011. Hingga September, negara Afrika Barat itu melaporkan 53.842 kasus campak, sebanyak 330 pasien meninggal, sehingga menandai peningkatan tajam dari setahun lalu, ketika terjadi 104 kematian dari 8.243 kasus yang dilaporkan. (Abd)
167
MB-003, Harapan Baru untuk Lawan Virus Ebola Peneliti di Amerika Serikat mengumumkan pengobatan eksperimental telah membantu primata melawan virus Ebola, bahkan setelah gejala awal ditetapkan seperti dikutip Channelnewasia, Senin (26/8/2013). "Temuan ini dapat membuka jalan bagi petugas medis melawan virus pada manusia," kata para ilmuwan, yang karyanya muncul secara online dalam JurnalScience Translational Medicine seperti dikutip dariChannnelnewsasia, Senin (26/8/2013). World Health Organization mengatakan sampai saat ini tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk Ebola, yang membunuh antara 25 dan 90 persen dari manusia tergantung pada strain virusnya. "MB-003 adalah antibodi yang telah melindungi 200 persen primata bila diberikan dalam waktu satu jam setelah terpapar Ebola," ujar Peneliti. Primata memerlukan perawatan setelah 48 jam terpapar ebola, sementara primata yang menerima MB-003 yang berjarak 104 sampai 120 jam mengalami pemulihan 43 persen. Ebola adalah penyakit yang paling mematikan di dunia, pertama kali ditemukan di Democratic Republic of Congo tahun 1976. Menurut peneliti, virus berkembang biak dengan cepat, menyerang kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi. "MB-003 dapat menonaktifkan virus dan memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel yang terinfeksi", kata para peneliti. Tidak ada efek samping yang ditemukan pada primata yang diobati. Perawatan ini merupakan hasil kolaborasi 10 tahun antara pemerintah AS dan sektor swasta. Pendanaan diberikan oleh entitas AS termasuk Defense Advanced Research Projects Agency, the National Institutes of Health and the Defense Threat Reduction Agency. "Dengan tidak ada vaksin atau terapi saat ini berlisensi untuk mengobati atau mencegah virus Ebola, MB-003 adalah kandidat yang menjanjikan untuk pengembangan lanjutan," kata Larry Zeitlin, president of Mapp Biopharmaceutical di San Diego. (Mia/Abd)
168
Pengidap HIV Kebanyakan Usia 20-49 Sebanyak 1.123 kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Sulawesi Utara (Sulut) diidap usia potensial 20-49 tahun pada Juni 2013. Data Dinas Kesehatan yang dipublikasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Sulut menyebutkan dari totalitas 1.123 kasus, sebanyak 406 kasus adalahh HIV dan sisanya 717 kasus adalah AIDS. Sebaran HIV/AIDS pada usia 20-29 tahun sebanyak 558 kasus, dimana sebanyak 237 kasus mengidap HIV dan sisanya 321 kasus adalah AIDS. Pada usia 30-39 tahun, sebanyak 393 kasus ditemukan, sebanyak 116 kasus diidentifikasi sebagai HIV dan 277 kasus lainnya adala AIDS. Sementara itu, pada rentang usia 40-49 tahun ditemukan sebanyak 172 kasus, sebanyak 53 kasus adalah HIV dan 119 kasus lainnya adalah AIDS. Kasus HIV/AIDS yang ditemukan pada usia potensial ini lebih dominan bila dibandingkan dengan usia kurang dari satu tahun ditemukan sebanyak 23 kasus, dimana positif HIV sebanyak 5 kasus dan AIDS sebanyak 18 kasus, pada usia 5-14 tahun ditemukan sebanyak 38 kasus dimana sebanyak 17 kasus adalah HIV dan sisanya 21 kasus adalah AIDS. Sedangkan pada usia 15-19 tahun kira kira kategori usia remaja, sebanyak 15 kasus ditemukan, 3 kasus adalah HIV dan 12 kasus sisanya adalah AIDS. Pada usia lanjut rentang 50-59 tahun ditemukan sebanyak kasus dengan sebaran HIV sebanyak 15 kasus, dan AIDS 35 kasus, di atas 60 tahun sebanyak enam kasus, satu kasus diidentifikasi adalah HIV dan lima kasus sisanya adalah AIDS, sedangkan yang tidak diketahui sebanyak 13 kasus. "Pengidap HIV sebanyak 471 orang sedangkan AIDS 830 orang atau bila ditotalkan sebanyak 1.301 orang," kata Sekretaris KPAP Sulut, dr Tangel Kairupan, di Manado, seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/9/2013). (Abd)
169
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan Kedua Diskusikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Perintah/Pertanyaan Pengarah 1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok mengenai dampak-dampak dari hasil aktivitas virus terhadap makhluk hidup yang terkandung di dalam artikel tersebut! 2. Dari tiap pokok permasalahan yang Anda temukan itu, rumuskan menjadi pertanyaanpertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan Anda untuk menemukan jawabannya! 3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan dugaan, atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut. Rumuskan jawaban-jawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah Anda rumuskan tersebut! 4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang kemungkinan paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut! 5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang Anda miliki, temukan jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda rumuskan pada nomer 2 tersebut. Ingat, gunakan waktu yang disediakan! 6. Tuliskan jawaban-jawaban Anda di tempat yang disediakan!
170 SOAL TES HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP VIRUS
Nama Kelas Sekolah Waktu Mata Pelajaran
: :X : SMAN 9 Bekasi : 2 x 40 Menit : Biologi
Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, dan atau e pada jawaban yang benar! 1. Dibawah ini merupakan ciri-ciri virus yang benar, kecuali … a. Memiliki DNA dan RNA d. Hidup spesifik b. Memiliki membran sel e. Aseluler c. Dapat dikristalkan 2. Menilik kata virus berasal dari kata virion yang berarti ... a. Racun b. Partikel c. Zat d. Penyakit e. Benda mati 3. Berikut ini adalah ciri-ciri jasad-jasad renik: 1) inti prokariotik 2) berkembangbiak pada sel hidup 3) mempunyai protoplasma 4) dapat dikristalkan 5) resisten terhadap antibiotik Ciri-ciri virus adalah ... d. 3, 4 dan 5 a. 1, 2 dan 3 b. 1, 2 dan 4 e. 1, 2 dan 5 c. 2, 4 dan 5 4. Asam nukleat yang terbungkus selubung protein disebut … a. Virion b. Kapsid c. Phage d. Heliks e. RNA 5. Virus dapat dikelompokan sebagai makhluk peralihan, yaitu sebagai makhluk hidup maupun makhluk tak hidup, dikelompokkan sebagai makhluk hidup karena … a. Tidak melakukan respirasi b. Tubuhnya tersusun atas sel c. Dapat berkembangbiak pada sel/ jaringan hidup d. Dapat membentuk kristal e. Memiliki organel sel 6. Selubung (kulit) virus tersusun dari … a. Protein b. asam inti c. RNA
d. Lemak
e. DNA
7. Sintesis asam inti(DNA/RNA)dilakukan virus di dalam … a. Tubuhnya sendiri d. Di dalam tubuh tumbuhan b. Di dalam hewan e. Tubuh inangnya c. Di alam bebas
171 8. Manakah di antara pernyataan berikut yang benar? a. Virus dapat melakukan reproduksi dengan membelah berkali-kali b. Virus dapat melakukan metabolisme sendiri c. Tubuh virus tidak dapat melakukan metabolisme sendiri d. Tubuh virus mampu membuat protein sendiri e. Virus tidak dapat dikristalkan 9. Mengapa virus tidak dianggap sebagai sel? a. Tidak mempunyai sitoplasma dan membran sel serta dapat dikristalkan. b. Tidak memiliki membran inti c. Tidak dapat membelah diri d. Dapat mengalami proliferasi e. Tidak dapat mengkristalkan diri 10. Virus memiliki sifat seperti benda mati (benda tak hidup) pada saat dalam fase... a. adsorpsi b. Sintesis c. Perakitan d. Kristal e. Penetrasi 11. Virus yang mengandung DNA dan RNA termasuk ke dalam klasifikasi virus berdasarkan … a. Tipe taksonomi d. Selinangnya b. Tipe morfologi e. Tipe asam nukleatnya c. Tipe Pembelahannya 12. Ketika virus barada pada tahap litik, mengapa tubuh kita akan terasa sakit? a. Karena saat virus keluar dari sel, sistem imun tubuh akan menganggap virus sebagai benda asing. b. Karena sudah terlalu banyak sel yang rusak c. Karena virus semakin berlipatganda d. Karena virus telah mengendalikan tubuh e. Karena virus sedang bereplikasi diri 13. Mengapa tubuh tidak mengalami sakit saat virus berada pada tahap lisogenik? a. Karena virus masih didalam sel, sehingga tidak ada benda asing yang terdeteksi sistem imun b. Karena virus dapat merusak sistem imun c. Virus tidak dapat masuk ke fase litik d. Virus belum cukup matang e. Virus belum mensintesis protein 14. Jika dalam suatu larutan terdapat bakteri dan virus, bagaimana cara memisahkannya? a. Membuat larutan tersebut menjadi miskin nutrien sehingga bakterinya mati b. Menyaring larutan dengan saringan keramik c. Menyaring larutan dengan saringan biasa d. Memasukkan sel hidup sebagai inang untuk virus e. memasukkan sel hidup sebagai inang untuk bakteri
172 15. Virus tidak dapat hidup mandiri melainkan harus hidup secara parasit. Karena itu untuk memelihara virus digunakan … a. Medium agar d. Medium daging b. Embrio ayam e. Bangkai tikus c. Medium air kelapa 16. Tahap-tahap daur litik yang benar adalah … a. Adsorbsi-injeksi-sintesis-perakitan-lisis b.Adsorbsi-sintesis-injeksi-perakitan-lisis c. Adsorbsi-lisis-perakitan-sintesis-injeksi d. Adsorbsi-perakitan-injeksi-sintesis-lisis e. Adsorbsi-injeksi-perakitan-sintesis-lisis 17. Kelompok penyakit berikut ini yang disebabkan oleh virus adalah … a. Rabies, kolera, campak, dan disentri b. Influenza, TBC, disentri, dan kolera c. Cacar, campak, influenza, dan rabies d. Demam berdarah, herpes, rabies, dan TBC e. Kolera, disentri, tifus dan influenza 18. Mengapa fase lisogenik sering disebut sebagai tahap opurtunis bagi virus? a. Karena jika kondisi tubuh lemah virus akan masuk ke tahap litik dan memperbanyak diri. b. Karena virus sedang memperbanyak diri c. Karena virus sedang beristirahat d. Karena materi genetik virus telah mengendalikan inangnya e. Karena materi genetik virus belum mengendalikan inangnya 19. Virus yang hidup di dalam bakteri Escherichia coli adalah... a. Virus hewan d. Virus Influenza b. Virus T e. Virus Ebola c. Virus mosaik 20. Untuk mencegah infeksi penyakit virus dapat dilakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan kepada orang yang … a. Sedang menderita sakit b. Sedang terlihat gejala sakit c. Sehat dan terjadi wabah penyakit d. Sedang terjangkit penyakit e. Sehat dan tidak terjadi wabah penyakit 21. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain … a. Kolera d. Campak b. Diabetes e. Disentri c. Tifus
173 22. Penyakit mulut dan kuku pada sapi disebabkan oleh … a. Tobacco Mozaik Virus (TMV) b. Penyakit tetelo c. Virus tungro d. Foot and Mouth Disease (FMD) e. Citrus Vein Phloem Degeneration (CPVD) 23. Virus hanya dapat berkembangbiak dalam sel inang, sebab virus … a. Memerlukan DNA sel inang untuk transkripsi DNAnya b. Memiliki RNA atau DNA pada tubuhnya c. Termasuk makhluk subrenik yang belum terwujud sel d. Dapat mengkristalkan diridiluar tubuh sel inang e. Dapat mengkristalkan diri didalam tubuh sel inang 24. Proses adsorbsi pada reproduksi virus yaitu.. a. komponen-komponen virus akan disusun membentuk virus baru, hasilnya adalah ratusan ribu virus baru yang susunannya lengkap b. Profage bereplikasi bersamaan dengan replikasi DNA bakteri, sehingga pada hasil pembelahan bakteri terkandung profage c. Sesudah virus dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis) sehingga virus yang baru akan keluar. d. Suatu fase dimana virus melekat pada dinding sel bakteri e. Suatu fase dimana virus melakukan sintesis protein 25. Penyakit flu burung disebabkan oleh … a. Avian Influenza Virus d. Lyzza Virus b. Arenavirus e. Swine Influenza Virus c. Coronavirus 26. Enzim Lisozim yang dikeluarkan oleh virus mempunyai peranan yang penting yaitu... a. Menggandakan diri b. Melubangi atau merusak dinding bakteri c. Memproduksi DNA dan RNA d. Membungkus materi genetik e. Melindungi dinding bakteri 27. Di bawah ini adalah penyakit yang disebabkan oleh virus: 1) New Castle Disease (NCD) 2) Citrus Vein Phloem Degeneration (CPVD) 3) Foot and Mouth Disease (FMD) 4) Tobacco Mozaik Virus (TMV) 5) Tungro
174 Penyakit yang menyerang tumbuhan adalah … a. 1,4, dan 5 d. 3, 4 dan 5 b. 2, 4, dan 5 e. 1, 2 dan 5 c. 2, 3, dan 4 28. H5N1 merupakan strain virus yang dapat menyebabkan penyakit.. a. Campak d. Influenza b. Rabies e. Flu burung c. Cacar air 29. Pengertian vaksin yang paling tepat adalah... a. Protein yang dihasilkan oleh tubuh sebagai respon untuk melemahkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh b. Zat organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme untuk membunuh mikroorganisme yang lain masuk ke dalam tubuh c. Bibit penyakit yang dilemahkan atau tidak aktif yang jika diberikan kepada orang yang sehat akan membentuk kekebalan terhadap penyakit tertentu d. Zat yang dibutuhkan tubuh dan terdapat pada banyak makanan, banyak yang bertindak sebagai koenzim di dalam sel tubuh. e. Zat organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme untuk membunuh virus 30. Kapsid pada virus berfungsi sebagai ... a. Alat reproduksi b. Penggandaan diri c. Pembungkus materi genetik d. Alat menempel pada inang e. Merusak dinding bakteri 31. Komponen yang terdapat dalam semua virus adalah.. a. DNA, RNA dan kapsid b. Kapsid dan asam nukleat c. Selubung, kapsid dan asam nukleat d. Lipoprotein, asam nukleat dan glikoprotein e. RNA, kapsid, selubung, lemak dan karbohidrat 32. Tubuh virus influenza tersusun atas RNA, kapsid dan kapsul pembungkus. Fungsi RNA pada virus tersebut adalah... a. Membungkus materi organik b. Sebagai tempat terdapatnya materi organik c. Sebagai penyedia cadangan makanan bagi virus d. Berkaitan dengan reseptor di permukaan sel inang e. Melindungi bagian dalam kapsid yang mengandung materi genetik
175 33. Salah satu contoh pemanfaatan virus yang menguntungkan bagi manusia di bidang kedokteran adalah.. a. Pembuatan obat kanker b. Peningkatan sifat antigenitas pada vaksin c. Peningkatan sifat patigenitas pada vaksin d. Pemanfaatan profag untuk membuat vaksin e. Produksi interferon 34. Asam nukleat yang diselubungi oleh kapsid dinamakan .. a. Nukleokapsid d. Glikokapsid b. Kapsomer e. Kapsid Kompleks c. Kapsomerokapsid 35. Salah satu contoh terbaik untuk memahami replikasi pada virus yaitu bakteriofage, yang dapat melakukan reproduksi melalui siklus litik dan siklus lisogenik. Bakteriofage adalah ... a. Bakteri yang menyerang manusia b. Virus yang menyerang manusia c. Virus yang mengakibatkan penyakit d. Bakteri yang menyerang virus e. Virus yang menyerang bakteri 36. Virus dalam produksinya memerlukan materi dan energi dari sel makhluk hidup yang menjadi inangnya, sehingga virus hanya dapat memproduksi bila berada dalam sel makhluk hidup. Kesimpulan apakah yang dapat anda kemukakan sehubungan dengan keadaan makhluk hidup yang ditumpanginya ... a. Sel-sel tubuh makhluk hidup yang menjadi inangnya segera mengalami lisis b. Makhluk hidup mengalami mutasi gen maupun mutasikromosom c. Makhluk hidup yang menjadi inangnya mengalami banyak kerugian d. Mahluk hidup segera mengalami kematian e. Protoplasma sel-sel tubuh makhluk hidup yang menjadi iangnya habis digunakan virus. 37. Ilmuwan yang mengemukakanbahwa virus tembakaudapatdikristalkanadalah …. a. Iwanovski d. Louis P. b. M. Beijerinck e. Wendell M. Stanley c. Robert Hook 38.Tahap saat kapsid yang terpisah-pisah antara kepala, ekor, dan serabut ekor menjadi rangkaian kapsid yang utuh adalah tahap … a. Sintesis d. Adsorbsi b. Injeksi e. Melebur c. Perakitan
176 39. Tujuan virus mengambil alih fungsi DNA bakteri adalah …. a. Menghancurkan dinding sel bakteri (lisis) b. Melaksanakan sintesis protein dan membuat struktur tubuh virus baru c. Membuat DNA virus baru d. Mengaktifkan inti sel inang untuk memproduksi enzim baru e. Melumpuhkan inang agar tidak dapat bereproduksi 40. Virus tidak memiliki sifat berikut .… a. Hanya memiliki satu macam asam nukleat (DNA atau RNA) b. Virus bukan sel, jadi tidak memiliki sitoplasma, inti, dan selaput plasma c. Virus dapat aktif pada makhluk hidup spesifik d. Virus dapat dibiarkan pada medium organik e. Bentuk dan ukuran virus bervariasi 41. Penyakitcacar air disebabkanoleh virus …. a. E. coli d. Variola b. Herpes zoster e. Avian Influenza c. Varicella 42. HIV sebagai penyebab AIDS akan mengakibatkan orang yang terinfeksi mengalami…. a. Peningkatan leukosit b. Kerusakan hati dan limpa c. Peningkatan trombosit d. Lemahnya sistem kekebalan e. Penurunan kadar eritrosit 43. Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit… a. Demam berdarah d. Cacar b. Trakom e. Polio c. Rabies 44. Yang termasuk virus DNA adalah ... a. Herpes virus, hepatitis B virus b. Influenza virus, herpes virus c. Varicella virus, herpes virus d. Retrovirus, hepatitis B virus e. Retrovirus, Varicella virus 45. Salah satu sifat dari virus adalah .... a. Dapat hidup pada sel hidup b. Memiliki inti sel dan organel sel c. Hanya menginfeksi sel yang memiliki kesesuaian protein d. Dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya e. Selnya berbentuk coccus
177 46. Suatu virus menginfeksi suatu sel, tetapi sel tersebut tidak mengalami gangguan. Aktivitas penggandaan virus juga tidak dapat tampak pada sel tersebut. Reproduksi virus yang berlangsung di dalam sel merupakan siklus ... a. Litik d. Proliferasi b. Lisogenik e. Duplikasi c. Litik dan lisogenik 47. Di bawah ini penyakit yang disebabkan oleh virus: 1. New Castle Diseases 2. Citrus Vein Phloem Degeneration 3. Foot and Mouth Diseases 4. Tobacco Mozaik Virus 5. Tungro Penyakit yang menyerang tumbuhan adalah... a. 1, 4, dan 5 d. 1, 2 dan 3 b. 2, 3, dan 4 e. 3, 4 dan 5 c. 2, 4, dan 5 48. Enzim yang menjadi ciri khas dari virus HIV adalah ... a. Lipase b. Katalase c. Hialuronidase d. Transkriptase e. Ligase 49. Berikut ini cara-cara penularan yang bisa menularkan virus HIV, kecuali.. a. Transfusi darah dengan suntikan b. Hubungan seksual c. Bertukar handuk d. Ibu yang menurunkannya pada bayinya e. Penggunaan jarum suntik bersama 50. Sel darah manusia yang diserang oleh virus HIV adalah... a.Limfosit b. Eritrosit c. Trombosit d. Neutrofil e. Basofil 51. Virus flu menyerang sel-sel saluran pernafasan atas dan tidak menyerang sel-sel yang lain karena … a. Virus lebih mudah untuk keluar tubuh lewat saluran pernafasan b. Virus lebih mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan
178 c. Hanya saluran pernafasan yang mempunyai komponen-komponen yang diperlukan untuk replikasi virus d. Sel lain tidak mempunyai reseptor untuk virus flu e. Sel lain memiliki kekebalan yang lebih tinggi dibandingkan sel saluran pernafasan 52. Mengapa virus tidak dapat hidup di alam bebas, melainkan harus berada di dalam sel makhluk hidup lain? a. Karena ukuran virus ultra mikroskopis b. Karena virus memiliki sistem enzim sehingga tidak dapat bermetabolisme c. Karena virus memiliki bentuk yang bermacam-macan dan bersifat autotrof d. Karena virus tidak memiliki sistem enzim dan tidak dapat bermetabolisme e. Karena virus tidak dapat dikristalkan 53. Beberapa jenis virus: 1. TMV 3. Virus tetelo 2. Virus Tungro 4. Rabdovirus Virus yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan adalah... a. 1 dan 2 d. 2 dan 4 b. 1 dan 3 e. 2 dan 5 c. 2 dan 3 54. Berikut adalah jenis virus dan penyakit yang ditimbulkannya, yang benar adalah... a. Aedes Aegypti – demam berdarah b. Virus RNA – hepatitis A c. Rabdovirus – Rabies d. AIDS – HIV e. Virus DNA – Influenza 55. Dari kelompok penyakit di bawah ini yang disebabkan oleh virus adalah... a. Influenza, flu burung dan rabies b. Flu burung, tifus dan disentri c. Rabies, kolera, dan tifus d. Influenza, flu burung dan tifus e. Diabetes, asam urat dan rabies 56. Urutan yang benar dari proses replikasi virus secara litik adalah... a. Adsorbsi, penetrasi, replikasi, perakitan dan pembebasan b. Penetrasi, replikasi, pembebasan, adsorbsi dan perakitan c. Pembebasan, adsorbsi, perakitan, penetrasi dan replikasi d. Adsorbsi, replikasi, penetrasi, perakitan dan pembebasan e. Penetrasi, adsorbsi, perakitan, replikasi, perakitan dan pembebasan
179 57. Proses penggabungan pada reproduksi virus adalah ... a. Virus merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai bahan replikasi dan sintesis b. Suatu fase dimana DNA virus menyatu dengan DNA bakteri dan membentuk profag (calon virus baru) c. Virus melekat pada dinding sel bakteri, daerah itu disebut reseptor dan khas bagi jenis virus tertentu d. Setelah sel virus dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis) sehingga virus yang baru akan keluar e. Virus menempel pada dinding bakteri dan merusak dinding bakteri dengan enzim lisozim 58. Bagian darah manusia yang diserang oleh virus penyebab demam berdarah adalah ... a. Eritrosit d. Hemoglobin b. Leukosit e. Trombosit c. Plasma 59. Senyawa yang berperan dalam bidang kesehatan untuk melawan antigen dari virus adalah... a. Interleukin b. Interferon c. Antibiotik d. Beta endorphin e. Plasminogen 60. Gejala penyakit yang disebabkan oleh strain virus H1N1 adalah ... a. Timbul gejala demam, pembengkakan kelenjar, kedinginan serta penurunan berat badan b. Muncul gejala demam, sakit pada tenggorokan, lemah, lesu, muntah-muntah dan sakit kepala c. Terjadi depresi mental, keresahan, kejangan otot pada tenggorokan, sakit kepala, dan keluar air liur d. Dimulai pada kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh e. Penderita akan merasa demam dan timbul gelembung-gelembung keluar berisi cairan dari mulut
SELAMAT MENGERJAKAN ^_^
180 SOAL POST TEST BIOLOGI PADA KONSEP VIRUS
Nama
:
Kelas
:X
Sekolah
: SMAN 9 Bekasi
Waktu
: 2 x 45 Menit
Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, dan atau e pada jawaban yang benar! 1. Di bawah ini merupakan ciri-ciri virus yang benar, kecuali … a. Memiliki DNA/RNA d. Hidup spesifik b. Memiliki membran sel e. Aseluler c. Dapat dikristalkan 2. Berikut ini adalah ciri-ciri jasad-jasad renik: 1) inti prokariotik 2) berkembangbiak pada sel hidup 3) mempunyai protoplasma 4) dapat dikristalkan 5) resisten terhadap antibiotik Ciri-ciri virus adalah ... a. 1, 2 dan 3 b. 1, 2 dan 4
d. 3, 4 dan 5 c. 2, 4 dan 5
e. 1, 2 dan 5
3. Manakah di antara pernyataan berikut yang benar? a. Virus dapat melakukan reproduksi dengan membelah berkali-kali b. Virus dapat melakukan metabolisme sendiri c. Tubuh virus tidak dapat melakukan metabolisme sendiri d. Tubuh virus mampu membuat protein sendiri e. Virus tidak dapat dikristalkan 4. Selubung (kulit) virus tersusun dari … a. Protein b. asam inti c. RNA d. Lemak
e. DNA
5. Mengapa virus tidak dianggap sebagai sel? a. Tidak mempunyai sitoplasma dan membrane sel serta dapat dikristalkan. b. Tidak memiliki membrane inti c. Tidak dapat membelah diri d. Dapat mengalami proliferasi e. Tidak dapat mengkristalkan diri 6. Mengapa tubuh tidak mengalami sakit saat virus berada pada tahap lisogenik? a. Karena virus masih didalam sel, sehingga tidak ada benda asing yang terdeteksi sistem imun b. Karena virus dapat merusak sistem imun c. Virus tidak dapat masuk ke fase litik d. Virus belum cukup matang e. Virus belum mensintesis protein
181
7. Virus yang mengandung DNA dan RNA termasuk ke dalam klasifikasi virus berdasarkan a. Tipe taksonomi d. Sel inangnya b. Tipe morfologi e. Tipe asam nukleatnya c. Tipe pembelahannya 8. Tahap-tahap daur litik yang benar adalah … a. Adsorbsi-injeksi-sintesis-perakitan-lisis b. Adsorbsi-sintesis-injeksi-perakitan-lisis c. Adsorbsi-lisis-perakitan-sintesis-injeksi d. Adsorbsi-perakitan-injeksi-sintesis-lisis e. Adsorbsi-injeksi-perakitan-sintesis-lisis 9. Virus tidak dapat hidup mandiri melainkan harus hidup secara parasit. Karena itu untuk memelihara virus digunakan … a. Medium agar b. Embrio ayam c. Medium air kelapa
d. Medium daging e. Bangkai tikus
10. Virus yang hidup di dalam bakteri Escherichia coli adalah... a. Virus hewan d. Virus Influenza b. Virus T e. Virus Ebola c. Virus mosaik 11. Kelompok penyakit berikut ini yang disebabkan oleh virus adalah … a. Rabies, kolera, campak, dan disentri b. Influenza, TBC, disentri, dan kolera c. Cacar, campak, influenza, dan rabies d. Demam berdarah, herpes, rabies, dan TBC e. Kolera, disentri, tifus dan influenza 12. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain … a. Kolera d. Campak b. Diabetes e. Disentri c. Tifus 13. Penyakit flu burung disebabkan oleh … a. Avian Influenza Virus d. Lyzza Virus b. Arenavirus c. Coronavirus
e. Swine Influenza Virus
14. H5N1 merupakan strain virus yang dapat menyebabkan penyakit ... a. Campak b. Rabies c. Cacar air d. Influenza e. Flu Burung 15. Virus hanya dapat berkembangbiak dalam sel inang, sebab virus … a. b. c. d. e.
Memerlukan DNA sel inang untuk transkripsi DNAnya Memiliki RNA atau DNA pada tubuhnya Termasuk makhluk subrenik yang belum terwujud sel Dapat mengkristalkan diri diluar tubuh sel inang Dapat mengkristalkan diri didalam tubuh sel inang
182 16. Kapsid pada virus berfungsi sebagai ... a. b. c. d. e.
Alat reproduksi Penggandaan diri Pembungkus materi genetik Alat menempel pada inang Merusak dinding bakteri
17. Enzim Lisozim yang dikeluarkan oleh virus mempunyai peranan yang penting yaitu... a. b. c. d. e.
Menggandakan diri Melubangi atau merusak dinding bakteri Memproduksi DNA dan RNA Membungkus materi genetik Melindungi dinding bakteri
18. Salah satu contoh pemanfaatan virus yang menguntungkan bagi manusia di bidang kedokteran adalah.. a. b. c. d. e.
Pembuatan obat kanker Peningkatan sifat antigenitas pada vaksin Peningkatan sifat patigenitas pada vaksin Pemanfaatan profag untuk membuat vaksin Produksi interferon
19. Komponen yang terdapat dalam semua virus adalah.. a. b. c. d. e.
DNA, RNA dan kapsid Kapsid dan asam nukleat Selubung, kapsid dan asam nukleat Lipoprotein, asam nukleat dan glikoprotein RNA, kapsid, selubung, lemak dan karbohidrat
20. Ilmuwan yang mengemukakan bahwa virus tembakau dapat dikristalkan adalah …. a. Iwanovski d. Louis P. e. Wendell M. Stanley b. M. Beijerinck c. Robert Hook 21. Virus dalam produksinya memerlukan materi dan energi dari sel makhluk hidup yang menjadi inangnya, sehingga virus hanya dapat memproduksi bila berada dalam sel makhluk hidup. Kesimpulan apakah yang dapat anda kemukakan sehubungan dengan keadaan makhluk hidup yang ditumpanginya ... a. b. c. d. e.
Sel-sel tubuh makhluk hidup yang menjadi inangnya segera mengalami lisis Makhluk hidup mengalami mutasi gen maupun mutasi kromosom Makhluk hidup yang menjadi inangnya mengalami banyak kerugian Mahluk hidup segera mengalami kematian Protoplasma sel-sel tubuh makhluk hidup yang menjadi inangnya habis digunakan virus.
22. Gejala penyakit yang disebabkan oleh strain virus H1N1 adalah ... a. Timbul gejala demam, pembengkakan kelenjar, kedinginan serta penurunan berat badan b. Muncul gejala demam, sakit pada tenggorokan, lemah, lesu, muntah-muntah dan sakit kepala c. Terjadi depresi mental, keresahan, kejangan otot pada tenggorokan, sakit kepala, dan keluar air liur d. Dimulai pada kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh
183 e. Penderita akan merasa demam dan timbul gelembung-gelembung keluar berisi cairan dari mulut 23. Virus tidak memiliki sifat berikut .… a. Hanya memiliki satu macam asam nukleat (DNA atau RNA) b. Virus bukan sel, jadi tidak memiliki sitoplasma, inti, dan selaput plasma c. Virus dapat aktif pada makhluk hidup spesifik d. Virus dapat dibiarkan pada medium organik e. Bentuk dan ukuran virus bervariasi
24. Bagian darah manusia yang diserang oleh virus penyebab demam berdarah adalah ... a. Eritrosit b. Leukosit c. Plasma
d. Hemoglobin e. Trombosit
25. Yang termasuk virus DNA adalah ... a. b. c. d. e.
Herpes virus, hepatitis B virus Influenza virus, herpes virus Varicella virus, herpes virus Retrovirus, hepatitis B virus Retrovirus, Varicella virus
26. Vaksin yang dapat diberikan secara oral (melalui mulut) adalah vaksin untuk mencegah wabah penyakit… a. Demam berdarah b. Trakhom c. Rabies
d. Cacar e. Polio
REKAP ANALISIS.txt REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 39.36 Simpang Baku= 5.60 KorelasiXY= 0.56 Reliabilitas Tes= 0.72 Butir Soal= 60 Jumlah Subyek= 33 Nama berkas: D:\VIRUS\BELUM_DIEDIT.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
D.Pembeda(%) 22.22 22.22 44.44 11.11 22.22 66.67 0.00 55.56 0.00 -11.11 33.33 22.22 33.33 11.11 33.33 11.11 77.78 11.11 33.33 11.11 55.56 -22.22 55.56 11.11 55.56 66.67 0.00 22.22 22.22 55.56 55.56 -11.11 77.78 22.22 0.00 33.33 55.56 22.22 -22.22 44.44 33.33 22.22 22.22 22.22 11.11 11.11 0.00 0.00 11.11 0.00 11.11 22.22 11.11 -11.11 -11.11 -11.11
T. Kesukaran Sedang Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah Sedang Sangat Mudah Sukar Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sangat Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah Sukar Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sangat Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Page 1
Korelasi 0.259 0.097 0.327 0.003 0.227 0.617 0.044 0.424 0.294 -0.213 0.486 0.127 0.411 -0.053 0.438 0.396 0.655 0.119 0.325 0.065 0.629 -0.167 0.541 0.199 0.666 0.559 0.216 0.288 0.134 0.546 0.303 -0.050 0.518 0.164 0.043 0.299 0.334 0.175 -0.312 0.354 0.248 0.178 0.327 0.329 0.109 0.188 0.045 0.008 0.108 -0.099 0.059 0.218 0.127 -0.149 0.008 -0.121
Sign. Korelasi Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan -
57 58 59 60
57 58 59 60
REKAP ANALISIS.txt -11.11 Mudah -0.111 11.11 Sangat Mudah 0.316 -11.11 Sedang 0.026 33.33 Sangat Mudah 0.344
Page 2
Signifikan Sangat Signifikan
DAYA PEMBEDA.txt DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 33 Klp atas/bawah(n)= 9 Butir Soal= 60 Nama berkas: D:\VIRUS\BELUM_DIEDIT.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Kel. Atas Kel. Bawah 6 4 3 1 5 1 8 7 9 7 8 2 9 9 5 0 7 7 8 9 8 5 7 5 9 6 5 4 8 5 6 5 9 2 6 5 6 3 7 6 9 4 7 9 8 3 6 5 9 4 8 2 7 7 9 7 7 5 9 4 6 1 2 3 7 0 8 6 6 6 5 2 8 3 8 6 1 3 4 0 6 3 8 6 9 7 3 1 9 8 5 4 5 5 8 8 9 8 6 6 9 8 6 4 7 6 4 5 4 5 5 6 8 9 9 8 4 5 Page 1
Beda 2 2 4 1 2 6 0 5 0 -1 3 2 3 1 3 1 7 1 3 1 5 -2 5 1 5 6 0 2 2 5 5 -1 7 2 0 3 5 2 -2 4 3 2 2 2 1 1 0 0 1 0 1 2 1 -1 -1 -1 -1 1 -1
Indeks DP (%) 22.22 22.22 44.44 11.11 22.22 66.67 0.00 55.56 0.00 -11.11 33.33 22.22 33.33 11.11 33.33 11.11 77.78 11.11 33.33 11.11 55.56 -22.22 55.56 11.11 55.56 66.67 0.00 22.22 22.22 55.56 55.56 -11.11 77.78 22.22 0.00 33.33 55.56 22.22 -22.22 44.44 33.33 22.22 22.22 22.22 11.11 11.11 0.00 0.00 11.11 0.00 11.11 22.22 11.11 -11.11 -11.11 -11.11 -11.11 11.11 -11.11
60
60
DAYA PEMBEDA.txt 9
Page 2
6
3
33.33
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\VIRUS\BELUM_DIEDIT.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
1 1 1 1 1 1 1 1 6
2 2 1 1 1 3
3 3 1 1 1 1 1 5
4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 8
7 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
8 8 1 1 1 1 1 5
9 9 1 1 1 1 1 1 1 7
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 8
11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 8
12 12 1 1 1 1 1 1 1 7
13 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
14 14 1 1 1 1 1 5
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
15 15 1 1 1 1 1 1 1 1 8
16 16 1 1 1 1 1 1 6
17 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
18 18 1 1 1 1 1 1 6
19 19 1 1 1 1 1 1 6
20 20 1 1 1 1 1 1 1 7
21 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
22 22 1 1 1 1 1 1 1 7
23 23 1 1 1 1 1 1 1 1 8
24 24 1 1 1 1 1 1 6
25 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
26 26 1 1 1 1 1 1 1 1 8
27 27 1 1 1 1 1 1 1 7
28 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
No.Urut 1 2 3 4 5 6
No Subyek 8 6 7 12 16 5
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS...
Skor 49 47 46 46 46 43
29 29 1 1 1 1 -
30 30 1 1 1 1 1 1
31 31 1 1 1 1
32 32 1 1
33 33 1 1 1 1 -
34 34 1 1 1 1 1 1
35 35 1 1 1 1 -
7 8 9
13 29 30 Jml Jwb Benar
M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
43 43 43
1 1 1 7
1 1 1 9
1 1 6
2
1 1 1 7
1 1 8
1 1 6
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
36 36 1 1 1 1 1 5
37 37 1 1 1 1 1 1 1 1 8
38 38 1 1 1 1 1 1 1 1 8
39 39 1 1
40 40 1 1 1 1 4
41 41 1 1 1 1 1 1 6
42 42 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
43 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
44 44 1 1 1 3
45 45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
46 46 1 1 1 1 1 5
47 47 1 1 1 1 1 5
48 48 1 1 1 1 1 1 1 1 8
49 49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
50 50 1 1 1 1 1 1 6
51 51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
52 52 1 1 1 1 1 1 6
53 53 1 1 1 1 1 1 1 7
54 54 1 1 1 1 4
55 55 1 1 1 1 4
56 56 1 1 1 1 1 5
No Subyek 8 6 7 12 16 5 13 29 30 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek RAHAYU MIRHAND TRI F... ERIN MAYLINA IFFAH MUTIARA INTAN WASIAH ATIKAH NURHAS... M. INU FADHIL LARAS ASIH ADHI WINARKO
Skor 49 47 46 46 46 43 43 43 43
57 57 1 1 1 1 1 1 1 1 8
58 58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
59 59 1 1 1 1 4
60 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 -
2 2 -
3 3 -
4 4 1
5 5 1
6 6 1 -
7 7 1 1
Kelompok Asor Nama berkas: D:\VIRUS\BELUM_DIEDIT.ANA No.Urut 1 2
No Subyek 27 1
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS...
Skor 38 36
3 4 5 6 7 8 9
17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
36 36 34 30 27 27 27
1 1 1 1 4
1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 7
1 2
1 1 1 1 1 1 1 9
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 27 1 17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS... TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
Skor 38 36 36 36 34 30 27 27 27
8 8 0
9 9 1 1 1 1 1 1 1 7
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
11 11 1 1 1 1 1 5
12 12 1 1 1 1 1 5
13 13 1 1 1 1 1 1 6
14 14 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 27 1 17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS... TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
Skor 38 36 36 36 34 30 27 27 27
15 15 1 1 1 1 1 5
16 16 1 1 1 1 1 5
17 17 1 1 2
18 18 1 1 1 1 1 5
19 19 1 1 1 3
20 20 1 1 1 1 1 1 6
21 21 1 1 1 1 4
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 27 1 17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS... TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
Skor 38 36 36 36 34 30 27 27 27
22 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
23 23 1 1 1 3
24 24 1 1 1 1 1 5
25 25 1 1 1 1 4
26 26 1 1 2
27 27 1 1 1 1 1 1 1 7
28 28 1 1 1 1 1 1 1 7
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 27 1 17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS... TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
Skor 38 36 36 36 34 30 27 27 27
29 29 1 1 1 1 1 5
30 30 1 1 1 1 4
31 31 1 1
32 32 1 1 1 3
33 33 0
34 34 1 1 1 1 1 1 6
35 35 1 1 1 1 1 1 6
No.Urut 1 2
No Subyek 27 1
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS...
Skor 38 36
36 36 1 -
37 37 -
38 38 1 1
39 39 -
40 40 -
41 41 -
42 42 1 1
3 4 5 6 7 8 9
17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
36 36 34 30 27 27 27
1 2
1 1 1 3
1 1 1 1 6
1 1 1 3
0
1 1 1 3
1 1 1 1 6
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 27 1 17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS... TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
Skor 38 36 36 36 34 30 27 27 27
43 43 1 1 1 1 1 1 1 7
44 44 1 1
45 45 1 1 1 1 1 1 1 1 8
46 46 1 1 1 1 4
47 47 1 1 1 1 1 5
48 48 1 1 1 1 1 1 1 1 8
49 49 1 1 1 1 1 1 1 1 8
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 27 1 17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS... TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
Skor 38 36 36 36 34 30 27 27 27
50 50 1 1 1 1 1 1 6
51 51 1 1 1 1 1 1 1 1 8
52 52 1 1 1 1 4
53 53 1 1 1 1 1 1 6
54 54 1 1 1 1 1 5
55 55 1 1 1 1 1 5
56 56 1 1 1 1 1 1 6
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 27 1 17 28 14 11 21 22 23 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek M. FAISAL CLARA PLAMNIS... TIARA AJI S.K ADARA AFIFAH F MAULIDIA PUTR... VIKA NURUL HI... PALUPI NURDIY... ANNISA AULIANI R SISKA WHYUNI ...
Skor 38 36 36 36 34 30 27 27 27
57 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
58 58 1 1 1 1 1 1 1 1 8
59 59 1 1 1 1 1 5
60 60 1 1 1 1 1 1 6
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 33 Butir Soal= 60 Nama berkas: D:\VIRUS\BELUM_DIEDIT.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
a 2++ 16--1-0-0-23** 1--14--29** 0-3+ 23** 26** 11--3++ 25** 0-17** 4++ 110-21** 5-25** 2+ 2+ 0-0-4-22--4++ 4+ 24** 5-9--510--24+ 2+ 0-0-13-31** 54++ 3--0-19** 1+ 5++ 25** 5+ 20** 21** 3-1-0-2--
b 23** 6** 18--27** 0-2++ 0-8** 4--1--0-2++ 316** 23** 2++ 53+ 18** 0-0-0-4+ 3++ 0-20** 27** 1+ 60-0-12** 6++ 4-2++ 4++ 3++ 116--14--8--6--2--12-1-20** 8--0-0-11--30** 5++ 3+ 2+ 3++ 127** 0-13** 29**
c 0-1-12** 0-29** 6--0-11-0-0-2++ 6--2++ 0-10-21** 1-5+ 24** 9--2--116--7--2+ 1+ 19** 24** 11** 3+ 1-2++ 2++ 16** 4++ 22** 9** 6++ 18** 11+ 7** 0-6-19** 1++ 32** 3++ 1+ 5++ 4-5+ 10-1+ 0-19--1++
d 110+ 1-0-4--0-0-0-0-32** 3+ 12++ 6+ 6--154++ 4++ 0-23** 31** 3++ 23** 0-11+ 1+ 2+ 5--0-1-12--2++ 11-10-4+ 9** 5+ 25** 0-0-1-2+ 129** 1--0-0-17** 0-18** 9--9--1+ 1-1-1++
e 7--0-1-6--0-2++ 32** 0-0-0-25** 10-0-0-5--2+ 8-2+ 8--0-0-4+ 12++ 3++ 1+ 30** 60-0-13--10** 123** 3+ 20** 0-20-0-130** 1-0-0-10-0-0-1+ 1-13++ 0-2+ 1+ 31** 0-0--
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk
190
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI KELAS KONTROL (PRETEST)
1. Distribusi Frekuensi Urutan Data Terkecil ke Data Terbesar
33 40 40 40 40 40 40 43 47 47 47 47 47 47 47 47 47 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 53 53 53 53 57 57 60 63 63 67 70 70 73
a. Rentang (r) = data terbesar dikurangi data terkecil r = 73 – 33 = 40
b. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,2867 = 6,2867 = 6
c. Panjang kelas interval (i) i=
r k
=
40 6
= 6,6 7
191
Tabel 4.3. DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL No Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6.
33 – 39 40 – 46 47 – 53 54 – 60 61 – 67 68 – 74
Titik Tengah (X) 36 43 50 57 64 71
X2
1296 1849 2500 3249 4096 5041
Batas Batas Frekuensi Nyata Nyata Absolut Relatif(%) Bawah Atas 32.5 39.5 1 2.5 39.5 46.5 7 17.5 46.5 53.5 23 57.5 53.5 60.5 3 7.5 60.5 67.5 3 7.5 67.5 74.5 3 7.5
Jumlah
N = 40
100%
Tabel 4.4. Analisis Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol Interval f X fX 68 – 74 3 71 213 61 – 67 3 64 192 54 – 60 3 57 171 47 – 53 23 50 (L) 1150 40 – 46 7 43 301 33 – 39 1 46 46 ∑X= ∑fX= 331 2031
1. Mean
X =
FX N 2031 40
=50,775
fKa 3 6 9 32 39 40
fkb 40 37 34 31 8 1
X’ +3 +2 +1 0 -1 -2
FX’ FX’’ +9 +27 +6 +12 +3 +3 0 0 -7 +7 -2 +4 ∑FX’= ∑FX’’= 9 53
192
2. Median Perhitungan median adalah dengan menggunakan rumus : Md L
1 / 2 N fkb i fi
46,5
20,0 8 x7 23
= 50,1521 Keterangan : Md L fkb
= Median = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval yang mengandung median = Frekuensi dari interval yang mengandung median = Kelas interval
fi i
3. Modus Perhitungan modus adalah dengan menggunakan rumus : Mo L
fa i fa fb
46.5
3 7 37
= 48.6
Keterangan : Mo L fa fb modus i
= Modus = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi yang terletak di atas intreval yang mengandung modus = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung = kelas interval
193
4. Simpangan baku
x - x
2
SD
=
n 1
Keterangan: SD x- x n
: Standar deviasi : Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah butir benar semua responden : Jumlah responden
x - x
2
SD
=
n 1
=
3184,975 40 1
=
3184,975 39
=
79,624
= 8,9232 = 8,92 5. Varians (S2) S2 = SD2 = 8,922 = 79,62
194
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI KELAS KONTROL (POSTTEST)
1. Distribusi Frekuensi Urutan Data Terkecil ke Data Terbesar
70
70
70
70
70
70
73
73
73
73
73
73
73
73
77
77
77
77
77
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
83
83
83
87
87
87
90
90
90
90
90
a. Rentang (r) = data terbesar dikurangi data terkecil r = 90 – 70 = 20
b. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,2867 = 6,2867 = 7
c. Panjang kelas interval (i) i=
r k
=
20 6
= 3,33 3
195
Tabel 4.6. DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK KONTROL POSTTEST No Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
88 – 90 85 – 87 82 – 84 79 – 81 76 – 78 73 – 75 70 – 72
Titik Tengah (X) 89 86 83 80 77 74 71
X2
7921 7396 6889 6400 5929 5476 5041
Batas Batas Frekuensi Nyata Nyata Absolut Relatif(%) Bawah Atas 87.5 90.5 5 12.5 84.5 87.5 3 7.5 81.5 84.5 3 7.5 78.5 81.5 10 25 75.5 78.5 5 12.5 72.5 75.5 8 20 69.5 72.5 6 15
Jumlah
N = 40
100%
Tabel 4.7. Analisis Hasil Belajar Biologi Kelompok Kontrol Interval f X fX 88 – 90 5 89 445 85 - 87 3 86 258 82 – 84 3 83 249 79 –81 10 80 (L) 800 76 – 78 5 77 385 73 – 75 8 74 592 70 – 72 6 71 426 ∑X= ∑fX= 560 3149
1. Mean
X =
FX N 3149 40
= 78,72
fKa 5 8 11 21 26 34 40
fkb 40 35 32 29 19 14 6
X’ +3 +2 +1 0 -1 -2 -3
FX’ FX’’ +15 +45 +6 +12 +3 +3 0 0 -5 +5 -16 +32 -18 +54 ∑FX’= ∑FX’’= -15 151
196
2. Median Perhitungan median adalah dengan menggunakan rumus : Md L
1 / 2 N fkb i fi
78,5
20,0 19 x3 10
= 78,8 Keterangan : Md L fkb
= Median = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval yang mengandung median = Frekuensi dari interval yang mengandung median = Kelas interval
fi i
3. Modus Perhitungan modus adalah dengan menggunakan rumus : Mo L
fa i fa fb
78.5
3 3 35
= 79,625
Keterangan : Mo L fa fb modus i
= Modus = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi yang terletak di atas intreval yang mengandung modus = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung = kelas interval
197
4. Simpangan baku
x - x
2
SD
=
n 1
Keterangan: SD
: Standar deviasi
x- x
: Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah butir benar semua responden
n
: Jumlah responden
x - x
2
SD
=
n 1
=
1645,976 40 1
=
1645,976 39
=
41,1494
= 6,41494 = 6,14 5. Varians (S2) S2 = SD2 = 6,142 = 41,14
198
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI KELAS EKSPERIMEN (PRETEST)
1. Distribusi Frekuensi Urutan Data Terkecil ke Data Terbesar
33
37
40
40
40
40
40
40
43
43
47
47
47
47
50
50
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
57
57
60
63
63
63
67
67
67
67
70
77
77
77
a. Rentang (r) = data terbesar dikurangi data terkecil r = 77 – 33 = 44
b. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,2867 = 6,2867 = 7
c. Panjang kelas interval (i) i=
r k
=
44 6
= 7,333 7
199
Tabel 8. DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN No Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
75 – 81 68 – 74 61 – 67 54 – 60 47 – 53 40 – 46 33 – 39
Titik Tengah (X) 78 71 64 57 50 43 36
X2
6084 5041 4096 3249 2500 1849 1296
Batas Batas Frekuensi Nyata Nyata Absolut Relatif(%) Bawah Atas 74.5 81.5 3 7.5 67.5 74.5 1 2.5 60.5 67.5 7 17.5 53.5 60.5 3 7.5 46.5 53.5 16 40 39.5 46.5 8 20 32.5 39.5 2 5
Jumlah
N = 40
100%
Tabel 9. Analisis Hasil Belajar Biologi Kelompok Eksperimen Interval f X fX 75 – 81 3 78 234 68 - 74 1 71 71 61 – 67 7 64 448 54 – 60 3 57 171 47 – 53 16 50 (L) 800 40 – 46 8 43 344 33 – 39 2 36 72 ∑X= ∑fX= 399 2140
1. Mean X
=
FX N
2140 40
= 53,5
fKa 3 4 11 14 30 38 40
fkb 40 37 36 29 26 10 2
X’ +4 +3 +2 +1 0 -1 -2
FX’ FX’’ +12 +48 +3 +9 +14 +28 +3 +3 0 0 -8 +8 -4 +8 ∑FX’= ∑FX’’= 20 104
200
2. Median Perhitungan median adalah dengan menggunakan rumus : Md L
1 / 2 N fkb i fi
46,5
20,0 10 x7 16
= 50,875 Keterangan : Md L fkb
= Median = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval yang mengandung median = Frekuensi dari interval yang mengandung median = Kelas interval
fi i
3. Modus Perhitungan modus adalah dengan menggunakan rumus : Mo L
fa i fa fb
46.5
3 7 38
= 48.4090 Keterangan : Mo L fa fb modus i
= Modus = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi yang terletak di atas intreval yang mengandung modus = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung = kelas interval
201
4. Simpangan baku
x - x
2
SD
=
n 1
Keterangan: SD
: Standar deviasi
x- x
: Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah butir benar semua responden
n
: Jumlah responden
x - x
2
SD
=
n 1
=
5197,1 40 1
=
5197,1 39
=
129,928
= 11,3986 = 11,4 5. Varians (S2) S2 = SD2 = 11,42 = 129,92
202
PERHITUNGAN DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI, MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI KELAS EKSPERIMEN (POSTTEST)
1. Distribusi Frekuensi Urutan Data Terkecil ke Data Terbesar
70
70
73
73
73
73
77
77
77
77
77
77
80
80
80
83
83
83
83
83
83
83
83
87
87
87
87
87
87
87
87
87
90
90
90
93
93
93
93
93
a. Rentang (r) = data terbesar dikurangi data terkecil r = 93 – 70 = 23
b. Banyaknya kelas interval (k) k = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,2867 = 6,2867 = 6
c. Panjang kelas interval (i) i=
r k
=
23 6
= 3,8333 4
203
Tabel 8. DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK EKSPERIMEN No Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6.
90 – 93 86 – 89 82 – 85 78 – 81 74 – 77 70 – 73
Titik Tengah (X) 91,5 87,5 83,5 79,5 75,5 71,5
X2
8372,25 7656,25 6972,25 6320,25 5700,25 5112,25
Batas Batas Frekuensi Nyata Nyata Absolut Relatif(%) Bawah Atas 89,5 93,5 8 20 85,5 89,5 9 22,5 81,5 85,5 8 20 77,5 81,5 3 7.5 73,5 77,5 6 15 69,5 73,5 6 15
Jumlah
N = 40
100%
Tabel 9. Analisis Hasil Belajar Biologi Kelompok Eksperimen Interval 90 – 93 86 - 89 82 – 85 78 – 81 74 – 77 70 – 73
F 8 9 8 3 6 6
1. Mean X
=
FX N
3308 40
= 82,7
X 91,5 87,5 83,5 (L) 79,5 75,5 71,5 ∑X= 489
fX 732 787.5 668 238.5 453 429 ∑fX= 3308
fKa 8 17 25 28 34 40
fkb 40 32 23 15 12 6
X’ +2 +1 0 -1 -2 -3
FX’ FX’’ +16 +32 +9 +8 0 0 -3 +3 -12 +24 -18 +54 ∑FX’= ∑FX’’= -8 121
204
2. Median Perhitungan median adalah dengan menggunakan rumus : Md L
1 / 2 N fkb i fi
81,5
20,0 15 x4 7
= 84,3571 Keterangan : Md L fkb
= Median = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval yang mengandung median = Frekuensi dari interval yang mengandung median = Kelas interval
fi i
3. Modus Perhitungan modus adalah dengan menggunakan rumus : Mo L
fa i fa fb
81,5
8 4 88
= 83,5 Keterangan : Mo L fa fb modus i
= Modus = Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median = Frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus = Frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung = kelas interval
205
4. Simpangan baku
x - x
2
SD
=
n 1
Keterangan: SD
: Standar deviasi
x- x
: Jumlah butir benar setiap responden dikurangi rata-rata jumlah butir benar semua responden
n
: Jumlah responden
x - x
2
SD
=
n 1
=
1771,796 40 1
=
1771,796 39
=
45,4307
= 6,7403 = 6,74 5. Varians (S2) S2 = SD2 = 6,742 = 45,43
206
UJI NORMALITAS DATA PRETEST KELAS KONTROL
Data Pretest Kelas Kontrol NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
X 33 40 40 40 40 40 40 43 47 47 47 47 47 47 47 47 47 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 53 53 53 53 57 57 60
f 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
fx 33 40 40 40 40 40 40 43 47 47 47 47 47 47 47 47 47 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 53 53 53 53 57 57 60
- )² 315,9506 116,1006 116,1006 116,1006 116,1006 116,1006 116,1006 60,45063 14,25063 14,25063 14,25063 14,25063 14,25063 14,25063 14,25063 14,25063 14,25063 0,600625 0,600625 0,600625 0,600625 0,600625 0,600625 0,600625 0,600625 0,600625 0,600625 4,950625 4,950625 4,950625 4,950625 38,75063 38,75063 85,10063
- )/s -1,9955157 -1,2107623 -1,2107623 -1,2107623 -1,2107623 -1,2107623 -1,2107623 -0,8744395 -0,426009 -0,426009 -0,426009 -0,426009 -0,426009 -0,426009 -0,426009 -0,426009 -0,426009 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 -0,0896861 0,24663677 0,24663677 0,24663677 0,24663677 0,69506726 0,69506726 1,03139013
F(z) = luas z 0,0229933 0,1129933 0,1129933 0,1129933 0,1129933 0,1129933 0,1129933 0,1909395 0,3350507 0,3350507 0,3350507 0,3350507 0,3350507 0,3350507 0,3350507 0,3350507 0,3350507 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,4642683 0,5974053 0,5974053 0,5974053 0,5974053 0,7564934 0,7564934 0,848821
S(z) 0,025 0,05 0,075 0,1 0,125 0,15 0,175 0,2 0,225 0,25 0,275 0,3 0,325 0,35 0,375 0,4 0,425 0,45 0,475 0,5 0,525 0,55 0,575 0,6 0,625 0,65 0,675 0,7 0,725 0,75 0,775 0,8 0,825 0,85
|F(z)-S(z)| -0,0020067 0,06299325 0,03799325 0,01299325 -0,0120067 -0,0370067 -0,0620067 -0,0090605 0,11005066 0,08505066 0,06005066 0,03505066 0,01005066 -0,0149493 -0,0399493 -0,0649493 -0,0899493 0,01426833 -0,0107317 -0,0357317 -0,0607317 -0,0857317 -0,1107317 -0,1357317 -0,1607317 -0,1857317 -0,2107317 -0,1025947 -0,1275947 -0,1525947 -0,1775947 -0,0435066 -0,0685066 -0,001179
207
35 36 37 38 39 40
63 63 67 70 70 73 Total
= S² = S=
1 63 1 63 1 67 1 70 1 70 1 73 40 2031
149,4506 1,367713 0,914299 149,4506 1,367713 0,914299 263,2506 1,8161435 0,9653258 369,6006 2,15246637 0,9843197 369,6006 2,15246637 0,9843197 493,9506 2,48878924 0,9935911 3184,975 -0,1121076 19,057615
0,875 0,9 0,925 0,95 0,975 1 20,5
0,03929904 0,01429904 0,04032582 0,03431968 0,00931968 -0,0064089 -1,4423849
50,775 79,624 8,9232
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung
= 0,110
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0,886 0,886 = = 0,140 6,32 40
Lhitung < Ltabel (0,130 < 0,140), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
208
UJI NORMALITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Data Pretest Kelas Eksperimen NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
X 33 37 40 40 40 40 40 40 43 43 47 47 47 47 50 50 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 57 57 60 63 63 63 67 67 67
f 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
fx 33 37 40 40 40 40 40 40 43 43 47 47 47 47 50 50 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 57 57 60 63 63 63 67 67 67
- )² 426,4225 277,2225 186,3225 186,3225 186,3225 186,3225 186,3225 186,3225 113,4225 113,4225 44,2225 44,2225 44,2225 44,2225 13,3225 13,3225 0,4225 0,4225 0,4225 0,4225 0,4225 0,4225 0,4225 0,4225 0,4225 0,4225 11,2225 11,2225 40,3225 87,4225 87,4225 87,4225 178,2225 178,2225 178,2225
- )/s -1,7566993 -1,4164185 -1,161208 -1,1617021 -1,1617021 -1,1617021 -1,1617021 -1,1617021 -0,906383 -0,906383 -0,5659574 -0,5659574 -0,5659574 -0,5659574 -0,3106383 -0,3106383 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 -0,0553191 0,28510638 0,28510638 0,54042553 0,79574468 0,79574468 0,79574468 1,13617021 1,13617021 1,13617021
F(z) = luas z 0,03948454 0,0783265 0,12277866 0,12267824 0,12267824 0,12267824 0,12267824 0,12267824 0,18236659 0,18236659 0,28571135 0,28571135 0,28571135 0,28571135 0,3780378 0,3780378 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,4779421 0,61221868 0,61221868 0,7055482 0,78690977 0,78690977 0,78690977 0,87205733 0,87205733 0,87205733
S(z) 0,025 0,05 0,075 0,1 0,125 0,15 0,175 0,2 0,225 0,25 0,275 0,3 0,325 0,35 0,375 0,4 0,425 0,45 0,475 0,5 0,525 0,55 0,575 0,6 0,625 0,65 0,675 0,7 0,725 0,75 0,775 0,8 0,825 0,85 0,875
|F(z)-S(z)| 0,0144845 0,0283265 0,0477787 0,0226782 -0,002322 -0,027322 -0,052322 -0,077322 -0,042633 -0,067633 0,0107114 -0,014289 -0,039289 -0,064289 0,0030378 -0,021962 0,0529421 0,0279421 0,0029421 -0,022058 -0,047058 -0,072058 -0,097058 -0,122058 -0,147058 -0,172058 -0,062781 -0,087781 -0,019452 0,0369098 0,0119098 -0,01309 0,0470573 0,0220573 -0,002943
209
36 37 38 39 40
67 70 77 77 77 Total
= S² = S=
1 67 1 70 1 77 1 77 1 77 40 2146
178,2225 267,3225 545,2225 545,2225 545,2225 5197,1
1,13617021 1,39148936 1,98723404 1,98723404 1,98723404 0,00184439
0,87205733 0,9 -0,027943 0,91796146 0,925 -0,007039 0,97655177 0,95 0,0265518 0,97655177 0,975 0,0015518 0,97655177 1 -0,023448 19,5236171 20,5 -0,976383
53,65 129,928 11,3986
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. = 0,052
Lhitung
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0,886 0,886 = = 0,140 6,32 40
Lhitung < Ltabel (0,052 < 0,140), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
210
UJI NORMALITAS DATA POSTEST KELAS KONTROL
Data Posttest Kelas Kontrol NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
X 70 70 70 70 70 70 73 73 73 73 73 73 73 73 77 77 77 77 77 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 83 83 83 87 87 87
f 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
fx 70 70 70 70 70 70 73 73 73 73 73 73 73 73 77 77 77 77 77 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 83 83 83 87 87 87
- )² 76,0384 76,0384 76,0384 76,0384 76,0384 76,0384 32,7184 32,7184 32,7184 32,7184 32,7184 32,7184 32,7184 32,7184 2,9584 2,9584 2,9584 2,9584 2,9584 1,6384 1,6384 1,6384 1,6384 1,6384 1,6384 1,6384 1,6384 1,6384 1,6384 18,3184 18,3184 18,3184 68,5584 68,5584 68,5584
- )/s -1,36037441 -1,36037441 -1,36037441 -1,36037441 -1,36037441 -1,36037441 -0,89235569 -0,89235569 -0,89235569 -0,89235569 -0,89235569 -0,89235569 -0,89235569 -0,89235569 -0,26833073 -0,26833073 -0,26833073 -0,26833073 -0,26833073 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,199687988 0,667706708 0,667706708 0,667706708 1,291731669 1,291731669 1,291731669
F(z) = luas z 0,086855735 0,086855735 0,086855735 0,086855735 0,086855735 0,086855735 0,186101155 0,186101155 0,186101155 0,186101155 0,186101155 0,186101155 0,186101155 0,186101155 0,394222376 0,394222376 0,394222376 0,394222376 0,394222376 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,579137695 0,747839586 0,747839586 0,747839586 0,901774957 0,901774957 0,901774957
S(z) 0,025 0,05 0,075 0,1 0,125 0,15 0,175 0,2 0,225 0,25 0,275 0,3 0,325 0,35 0,375 0,4 0,425 0,45 0,475 0,5 0,525 0,55 0,575 0,6 0,625 0,65 0,675 0,7 0,725 0,75 0,775 0,8 0,825 0,85 0,875
|F(z)-S(z)| 0,0618557 0,0368557 0,0118557 -0,013144 -0,038144 -0,063144 0,0111012 -0,013899 -0,038899 -0,063899 -0,088899 -0,113899 -0,138899 -0,163899 0,0192224 -0,005778 -0,030778 -0,055778 -0,080778 0,0791377 0,0541377 0,0291377 0,0041377 -0,020862 -0,045862 -0,070862 -0,095862 -0,120862 -0,145862 -0,00216 -0,02716 -0,05216 0,076775 0,051775 0,026775
211
36 37 38 39 40
90 90 90 90 90 Total
= S² = S=
1 90 1 90 1 90 1 90 1 90 40 3149
127,2384 1,75975039 127,2384 1,75975039 127,2384 1,75975039 127,2384 1,75975039 127,2384 1,75975039 1645,976 0,031201248
0,960774931 0,9 0,0607749 0,960774931 0,925 0,0357749 0,960774931 0,95 0,0107749 0,960774931 0,975 -0,014225 0,960774931 1 -0,039225 19,52515077 20,5 -0,974849
78,725 41,1494 6,41478
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. = 0,079
Lhitung
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0,886 0,886 = = 0,140 6,32 40
Lhitung < Ltabel (0,079 < 0,140), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
212
UJI NORMALITAS DATA POST TEST KELAS EKSPERIMEN
Data Post test Kelas Eksperimen NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
X 70 70 73 73 73 73 77 77 77 77 77 77 80 80 80 83 83 83 83 83 83 83 83 87 87 87 87 87 87 87 87 87 90 90 90
f 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
fx - )² - ) / s F(z) = luas z S(z) |F(z)-S(z)| 70 168,2209 -1,91394659 0,02781349 0,025 0,0028135 70 168,2209 -1,91394659 0,02781349 0,05 -0,022187 73 99,4009 -1,46884273 0,07093773 0,075 -0,004062 73 99,4009 -1,46884273 0,07093773 0,1 -0,029062 73 99,4009 -1,46884273 0,07093773 0,125 -0,054062 73 99,4009 -1,46884273 0,07093773 0,15 -0,079062 77 35,6409 -0,87537092 0,19068606 0,175 0,0156861 77 35,6409 -0,87537092 0,19068606 0,2 -0,009314 77 35,6409 -0,87537092 0,19068606 0,225 -0,034314 77 35,6409 -0,87537092 0,19068606 0,25 -0,059314 77 35,6409 -0,87537092 0,19068606 0,275 -0,084314 77 35,6409 -0,87537092 0,19068606 0,3 -0,109314 80 8,8209 -0,43026706 0,33350069 0,325 0,0085007 80 8,8209 -0,43026706 0,33350069 0,35 -0,016499 80 8,8209 -0,43026706 0,33350069 0,375 -0,041499 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,4 0,1059188 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,425 0,0809188 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,45 0,0559188 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,475 0,0309188 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,5 0,0059188 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,525 -0,019081 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,55 -0,044081 83 0,0009 0,014836795 0,50591881 0,575 -0,069081 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,6 0,1285086 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,625 0,1035086 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,65 0,0785086 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,675 0,0535086 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,7 0,0285086 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,725 0,0035086 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,75 -0,021491 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,775 -0,046491 87 16,2409 0,608308605 0,72850859 0,8 -0,071491 90 49,4209 1,053412463 0,853924 0,825 0,028924 90 49,4209 1,053412463 0,853924 0,85 0,003924 90 49,4209 1,053412463 0,853924 0,875 -0,021076
213
36 37 38 39 40
93 93 93 93 93 Total
= S² = S=
1 93 1 93 1 93 1 93 1 93 40 3316
100,6009 100,6009 100,6009 100,6009 100,6009 1771,796
1,49851632 1,49851632 1,49851632 1,49851632 1,49851632 -2,8866E-14
0,93300042 0,9 0,0330004 0,93300042 0,925 0,0080004 0,93300042 0,95 -0,017 0,93300042 0,975 -0,042 0,93300042 1 -0,067 20,3146982 20,5 -0,185302
82,9 45,4307 6,74023
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. = 0,128
Lhitung
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
=
0,886 0,886 = = 0,140 6,32 40
Lhitung < Ltabel (0,128 < 0,140), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas eksperimen berdistribusi normal.
214
UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
40
40
x
53,65
50,77
SD
11,4
8,92
Varians
129,92
79,62
2
S 1. F hitung = 1 2 S2
=
varians terbesar varians terkecil
=
varians terbesar varians terkecil
Hasil pengkuadratan SD
= 129,92 79,62
= 1,6317 = 1,63
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang
= n-1 = 40-1 = 39
db penyebut
= n-1 = 40-1 = 39
Ftabel adalah 1,70 Fhitung < Ftabel (1,63 < 1,70), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
215
UJI HOMOGENITAS DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
40
40
x
82,90
78,72
SD
6,74
6,41
Varians
45,43
41,14
2
S 1. F hitung = 1 2 S2
=
varians terbesar varians terkecil
=
varians terbesar varians terkecil
Hasil pengkuadratan SD
= 45,43 41,14
= 1,1042 = 1,10
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang
= n-1 = 40-1 = 39
db penyebut
= n-1 = 40-1 = 39
Ftabel adalah 1,70 Fhitung < Ftabel (1,10 < 1,70), sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
216
PENGUJIAN HIPOTESIS
Setelah dilakukan uji prasyarat, kemudian dilakukan pengujian hipotesis data dengan menggunakan uji t (t-test), dengan rumus:
x1 x 2
t S
1 1 n1 n2
(n1 1) S1 (n2 1) S 2 Dimana : S n1 n2 2 2
2
Berdasarkan dari data pretest yang telah diperoleh, diketahui:
x1 53,65
S1 = 11,3986
N1 = 40
x 2 50,775
S2 = 8,9232
N2 = 40
Dengan demikian S dapat ditentukan, yaitu: (n1 1) S1 (n2 1) S 2 n1 n2 2 2
S
2
(40 1).(11,3986)2 (40 1).(8,9232)2 S 40 40 2 5067,1951 3105,3164 78
= 10,236 = 10,24 Dari data di atas diperoleh t hitung :
x1 x 2
t S
1 1 n1 n2
53,65 50,775 1 1 10,24 40 40 2,875 2,2897 = 1,26 10,24 0,05
220
Interpretasi terhadap to: df atau db = (N1 + N2) – 2 = (40 + 40) – 2 = 78 ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1,99.
thitung
>
ttabel (1,26 < 1,99), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar siswa pada konsep virus.
Berdasarkan dari data posttest yang telah diperoleh, diketahui:
x1 82,9
S1 = 6,74
N1 = 40
x 2 78,72
S2 = 6,41
N2 = 40
Dengan demikian S dapat ditentukan, yaitu:
(n1 1) S1 (n2 1) S 2 S n1 n2 2 2
2
(40 1).(6,74)2 (40 1).(6,41)2 40 40 2
S
1771,6764 1602,4359 78
= 6,577 = 6,58 Dari data di atas diperoleh t hitung :
x1 x 2
t S
1 1 n1 n2
82,9 78,72 1 1 6,58 40 40
4,18 2,84 6,58 0,05
221
Interpretasi terhadap to: df atau db = (N1 + N2) – 2 = (40 + 40) – 2 = 78 ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1,99.
thitung
>
ttabel (2,84 > 1,99), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap hasil belajar siswa pada konsep virus.
219
FOTO PRODUK MODEL VIRUS
220
221
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS KONTROL
222
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS EKSPERIMEN
223