PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP PROTISTA (Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nuri Shabania NIM. 1110016100046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN Skipsi berjudul Pengaruh Pembetajaran Model Advance OtganiTer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista (Eksperimen di SMAN 9 Kota Tangerang) disusun oleh Nuri Shabania, NIM 1110016100046, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 4 Juni 2015
di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta,
Panitia Uj ian Munaqosah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi) Dr. Zulfiani. M.Pd. NIP. 19760309 200501 2002 Penguji I Nenssih Juanenssih. M.Pd. NIP. 19790510 200604 2 001
b-L-i,
Penguji II Meiry Fadilah Noor, M.Si. NIP. 19800516 200710 2 001
Dekan F
UIN
S
9./-t.tls..
t-
] -Totf
Mengetahui, Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Hidayatullah J
NrP. 1955
198203 1007
Juni 2015
LEMBARPENGESAHAN PE}IGARUH PEMBELAJARAN MlODr,L ADYANCE ORGANIZER TERHADAP SASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP PROTISTA (Eksperimen di SNIAN 9 Kota Tangerang)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nuri Shabania NIM. 1110016100046
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing
II I
(d----9:.=F Yuke Mardiati. M.Si. NIP. 19760117 20070t 2 0t3
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Nuri Shabania
NIM
: 1110016100046
Jurusan
: Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Alamat
: Komplek Setneg blok E5/26 Kec. Pinang, Kota Tangerang.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing I : Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. NIP
: 19650115 198703 1 020
Nama Pembimbing II : Yuke Mardiati, M.Si. NIP
: 19760117 200701 2 013
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta,
Juni 2015
Yang Menyatakan
Nuri Shabania
.ffi.,
KEMENTERIAN ACAMA UIN JAKARTA
ffi
li.Y#^*r,r5ciputat
No.
Dokumen :
FORM (FR)
!5.tr2bdoncsia
FITK-FR-AKD-089
Terbit : No. Revisi: :
0l
ltal
Ul
Tgl.
"SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
I Maret 2010
19lt
Dosen Pembimbing
dengan
ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benarhasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya lulis.
Pernyataan
ini dibuat sebagai
salah satu syarat menempuh LljianMunaqasah.
Jakafta,
......
Me( )sl6
Nqir Shbcri
NIM,
tl
100161
00049
ABSTRAK Nuri Shabania (1110016100046), “Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Kota Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian berjumlah 40 orang untuk kelas eksperimen dan 40 orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes pilihan ganda dan angket. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata posttest kedua kelompok diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,087, sedangkan t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) = 78 sebesar 1,67, maka dapat dikatakan bahwa t-hitung > t-tabel yang berarti bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Kata Kunci: Model pembelajaran, advance organizer, hasil belajar biologi.
i
ABSTRACT Nuri Shabania (1110016100046), “The Influence of Using Advance Organizer Model to Students’ Biology Achievement in Protists Concept”. Undergraduate Thesis, Biology Education Program, Natural Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. This research purposed to know the influence of using advance organizer model to students’ biology achievement in protists concept. This research had been carried out in SMAN 9 Tangerang. This research was used quasi experiment method with pretest-posttest control group design. The sample was taken by using cluster random sampling technique. The amount of research sample was 40 persons for the experiment class and 40 persons for the control class. The data was taken by using multiple choice test instrument and questionnaire instrument. The data analysis was used t-test, from the result of calculating mean differentiation of posttest both groups, obtained the value of t-count was equal to 3,087, while t-table at the level of significant 5% with degree of freedom (df) = 78 that was equal to 1,67. So, it can be said that t-count > t-table that means the alternative hypothesis (Ha) was accepted and the zero hypothesis (H0) was refused. It showed that there was influence of using advance organizer model to students’ biology achievement in protists concept. Keywords: Teaching model, advance organizer, biology achievement.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT untuk segala rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, serta kepada keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi yang telah disusun penulis ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para staf jajarannya. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Yuke Mardiati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, memotivasi, dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan ilmunya selama penulis menjalankan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Hj. Chuzaimah HS, S.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 9 Kota Tangerang beserta para guru dan staf jajarannya yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam penelitian. 7. Ibu Siti Rodiah, S.Pd. selaku Guru Biologi di SMA Negeri 9 Kota Tangerang yang telah membimbing dan memberikan arahan serta motivasinya kepada penulis selama penelitian.
iii
8. Seluruh siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 3 di SMA Negeri 9 Kota Tangerang tahun ajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian. 9. Kedua orang tua tercinta, Bapak M. Soleh Lubis dan Ibu Neneng, serta kakak dan adik-adik tersayang, Bang Nendy, Nia, dan Tasha, yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Para sahabat seperjuangan, Hilda, Meriza, Ani, Vira, Ninta, Ara, yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya selama masa-masa perkuliahan serta rekan-rekan seperjuangan lainnya khususnya pada Program Studi Pendidikan Biologi 2010. 11. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap semoga Alloh SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan untuk keberhasilan penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Jakarta,
Mei 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7 C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 7 D. Perumusan Masalah .............................................................................. 8 E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8 F. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 9 1. Belajar dan Pembelajaran ................................................................. 9 a. Pengertian dan Hakikat Belajar ................................................... 9 b. Ciri-Ciri Belajar ........................................................................... 13 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................ 14 d. Pembelajaran ............................................................................... 18 2. Hasil Belajar Biologi Siswa ............................................................. 20 3. Model Pembelajaran Advance Organizer ........................................ 21 a. Model Pembelajaran .................................................................... 21 b. Advance Organizer (Pengatur Awal) .......................................... 23 4. Peta Konsep ...................................................................................... 27 B. Hasil Penelitan yang Relevan ............................................................... 30 C. Kerangka Berpikir ................................................................................. 32 D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34 B. Variabel Penelitian ................................................................................ 34 C. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 34 D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 35
v
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36 F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 39 G. Uji Coba Instrumen ............................................................................... 40 H. Teknik Analisis Data............................................................................. 44 I. Hipotesis Statistik ................................................................................. 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ....................................................................................... 49 1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................... 50 2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................................... 50 3. Deskripsi Normal Gain (N-Gain)..................................................... 51 B. Analisis Data ......................................................................................... 53 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................... 53 a. Uji Normalitas ............................................................................. 53 b. Uji Homogenitas .......................................................................... 54 2. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 55 3. Analisis Data Angket ....................................................................... 56 C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 58 1. Deskripsi Aktivitas Pembelajaran .................................................... 58 2. Interpretasi Data Penelitian .............................................................. 60 3. Pembelajaran Advance Organizer dan Hasil Belajar Biologi .......... 62 D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 65 B. Saran ..................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66 LAMPIRAN ....................................................................................................... 70
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ................................................. 17 2.2. Langkah-langkah membuat peta konsep .................................................... 28 3.1. Desain Penelitian ........................................................................................ 35 3.2. Kisi-kisi soal pilihan ganda setelah validasi .............................................. 37 3.3. Kisi-kisi angket respon siswa ..................................................................... 38 4.1. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest ............................... 50 4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest .............................. 51 4.3. Rekapitulasi hasil perhitungan n-gain ........................................................ 52 4.4. Rekapitulasi hasil pengujian normalitas dengan uji Liliefors .................... 53 4.5. Rekapitulasi hasil pengujian homogenitas dengan uji Fisher .................... 54 4.6. Hasil perhitungan uji-t data posttest........................................................... 55
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Proses belajar mengajar dan unsur-unsurnya ............................................. 15 2.2. Bagan kerangka pikir ................................................................................. 33 4.1. Grafik kategori n-gain kelompok eksperimen dan kontrol ........................ 52 4.2. Grafik persentase indikator ARCS ............................................................. 56 4.3. Grafik persentase indikator pemahaman dan keaktifan ............................. 57
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Data Hasil Pretest, Posttest, dan Perhitungan Normal Gain ...................... 70
2.
Perhitungan Statistik Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............. 73
3.
Perhitungan Uji Normalitas ........................................................................ 86
4.
Perhitungan Uji Homogenitas ..................................................................... 89
5.
Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................................... 91
6.
Perhitungan Data Angket ............................................................................ 94
7.
Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba ..................................................................... 96
8.
Soal Instrumen Uji Coba ............................................................................. 113
9.
Rekapitulasi Analisis Butir Soal ................................................................. 121
10. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................... 138 11. RPP Kelas Kontrol ...................................................................................... 151 12. Instrumen Penilaian Afektif, Psikomotor, dan Kognitif ............................. 162 13. Lembar Kerja Siswa (LKS)......................................................................... 173 14. Instrumen Tes Pilihan Ganda ...................................................................... 194 15. Instrumen Angket ........................................................................................ 198 16. Lembar Observasi Guru dan Siswa ............................................................. 201 17. Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer ....................................... 203
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.1 Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi dewasa atau mencapai penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.2 Dengan demikian, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting karena di dalamnya terjadi proses perubahan menuju kedewasaan sebagai penunjang kemajuan bangsa di masa depan. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Potensi-potensi tersebut merupakan ciri manusia dewasa dari hasil belajar dalam hidupnya. Peserta didik atau siswa dalam hal ini merupakan objek utama dari pendidikan yang diselenggarakan baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Belajar adalah proses berkesinambungan untuk membentuk konsep atau pengetahuan baru berdasarkan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya.4 Belajar merupakan istilah yang sangat penting dalam setiap usaha pendidikan, di mana jika tanpa adanya belajar maka tidak akan ada pendidikan. Belajar dalam perspektif agama Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat 1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 1. 2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 1. 3 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 92. 4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 118.
1
2
kehidupannya meningkat.5 Hal ini dinyatakan dalam potongan ayat Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11:
Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11)6
Studi pendahuluan menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas X di SMAN 9 Kota Tangerang dapat dikategorikan cenderung masih rendah. Siswa yang tidak mencapai nilai 76 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah lebih dari 50% dari total seluruh siswa kelas X pada tahun ajaran 2013/2014. Selain itu, beberapa siswa mengungkapkan sulit mengingat istilahistilah dalam ilmu biologi yang telah dipelajarinya. Hasil belajar biologi yang rendah dapat disebabkan oleh kesulitan siswa dalam memahami materi biologi. Kesulitan dalam memahami materi tersebut secara umum dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu siswa sebagai peserta didik, guru sebagai pendidik, dan materi yang dipelajari.7 Sebagian besar siswa menganggap materi biologi bersifat hafalan dan adanya ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran karena fasilitas belajar mengajar yang kurang memadai seperti laboratorium dan buku cetak. Kekeliruan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran serta materi biologi yang memiliki kajian cukup padat juga dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa. Dalam pelajaran biologi juga banyak mengandung istilah-istilah asing yang sebagian besar siswa mengeluhkannya karena sulit untuk diingat.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 94. 6 Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 801. 7 Liza Yulia Sari, “Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Protista di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”, Semirata 2013 FMIPA Unila, 2013, h. 54.
3
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa sebagai peserta didik dengan guru sebagai pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8 Interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran memegang peranan penting dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kemungkinan kegagalan guru dalam menyampaikan suatu pokok bahasan disebabkan pada saat proses pembelajaran guru kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Strategi maupun metode belajar yang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan dalam pembelajaran biologi. Keberhasilan yang dicapai siswa dalam hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar dalam tahap pembelajaran selanjutnya. Akan tetapi, metode konvensional seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan yang berpusat pada guru masih cukup mendominasi pembelajaran di sekolah saat ini. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa menjadi pasif dan lebih banyak menghafal materi biologi yang diberikan guru maupun yang tersedia di buku paket. Guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional agar tidak menghabiskan waktu terlalu banyak dan tidak menggunakan media pembelajaran. Penggunaan laboratorium sekolah pun masih terbatas yang disebabkan kurang lengkapnya peralatan laboratorium, kondisi alat yang tersedia tidak dapat berfungsi dengan baik, bahkan penggunaan laboratorium sebagai ruang kelas akibat kekurangan ruangan di sekolah yang bersangkutan. Data The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) menyebutkan siswa Indonesia hanya mampu menjawab konsep dasar atau hafalan dan tidak mampu menjawab soal yang memerlukan nalar dan analisis. Pada tahun 2007 Indonesia menempati peringkat 35 dari 49 negara. Rendahnya hasil TIMSS ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah.9 8
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2013, h. 3. (http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20 2003Sisdiknas.pdf). 9 Deo Demonta Panggabean dan Retno Dwi Suyanti, “Analisis Pemahaman Awal dan Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dan Model Pembelajaran Direct Instruction”, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 2, 2012, h. 14.
4
Karena itu, pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat ini di mana siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, baik dalam menalar maupun menganalisis, bukan menghafal materi pelajaran saja. Pendidikan modern yang diiringi dengan perubahan kurikulum yang baru tidak lagi memiliki sistem pembelajaran pada guru yang aktif, tetapi siswa sebagai objek maupun subjek pendidikan yang dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang komunikasinya dua arah, guru dan siswa harus ikut serta dalam proses pembelajaran di kelas, laboratorium, maupun di lingkungan sekitar sekolah. Semua itu dilakukan agar tujuan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu dan menimbulkan belajar biologi yang terpusat pada siswa. Tetapi, berdasarkan studi pendahuluan berupa wawancara langsung dengan guru diperoleh data bahwa padatnya materi ajar biologi tidak diimbangi dengan alokasi waktu yang tersedia. Protista merupakan salah satu dari materi biologi kelas X yang sulit dipahami siswa. Konsep-konsep pada materi protista sebagian besar bersifat abstrak sehingga siswa hanya dapat membayangkannya saja setelah melihat gambar. Materi kajian protista pun cukup padat sehingga saat menerima informasi ada kemungkinan siswa lebih cenderung menghafalkan informasi yang didapat tanpa mencoba mengaitkan dengan konsep yang pernah dimiliki sebelumnya. Berbagai hambatan akan timbul akibat ketidakpahaman siswa terhadap materi biologi seperti sulit memahami materi selanjutnya dan miskonsepsi pada konsep lain yang memiliki keterkaitan sehingga mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai serta rendahnya hasil belajar siswa.10 Pemahaman yang kurang terhadap konsep menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih dilandasi dengan metode transfer informasi yang hanya menyentuh ingatan siswa saja. Kondisi ini akan menyebabkan siswa tidak dapat melihat hubungan antara materi pelajaran yang telah dipelajarinya dengan materi yang sedang atau akan dipelajarinya sehingga pembelajaran tidak akan bermakna dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa.
10
Sari, loc. cit.
5
Siswa harus mengulangi pembelajaran sebelumnya yang berhubungan dengan pembelajaran baru yang akan dipelajarinya. Hal tersebut berlaku terutama pada mata pelajaran eksakta seperti ilmu pengetahuan alam (IPA).11 Pengetahuan yang telah dimiliki individu selanjutnya berfungsi sebagai dasar pengetahuan bagi masing-masing individu. Semakin baik cara penataan pengetahuan di dalam dasar pengetahuan, semakin mudah pengetahuan itu ditelusuri dan dimunculkan kembali pada saat diperlukan.12 Maka itu, dengan modal pengetahuan awal yang telah dimiliki, siswa akan lebih mudah memahami pengetahuan-pengetahuan selanjutnya yang berkaitan. Proses pembelajaran memiliki faktor yang sangat penting, yaitu apa yang telah diketahui oleh siswa berupa materi pelajaran yang telah dipelajarinya.13 Hal tersebut
dapat
dimanfaatkan
dan
dijadikan
sebagai
titik
tolak
dalam
mengkomunikasikan informasi atau ide baru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah dipelajari dengan informasi atau ide baru. Tetapi sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya. Dalam kegiatan seperti inilah sangat diperlukan adanya alat penghubung yang dapat menjembatani informasi atau ide baru dengan materi pelajaran yang telah diterima oleh siswa. Alat penghubung yang dimaksud dapat menggunakan pengatur awal atau advance organizer. Advance organizer mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajarinya dan memudahkan untuk mengingat kembali informasi yang berkaitan sehingga membantu menanamkan pengetahuan baru. Suatu pengatur awal dapat dianggap semacam pertolongan mental dan disajikan sebelum materi baru.14 Tujuan dari pengatur awal tersebut adalah untuk menjelaskan, mengintegrasikan, dan mengaitkan materi dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari serta untuk membantu peserta didik dalam membedakan materi baru dengan
11
Purwanto, loc. cit. C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 45-
12
46. 13
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.
100. 14
Ibid.
6
materi lama yang telah dipelajarinya.15 Advance organizer dapat dideskripsikan sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi daripada tugas pembelajaran itu sendiri. Usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengefektifkan penyajian materi dengan metode ceramah antara lain menggunakan model pembelajaran yang berbentuk advance organizer untuk membantu siswa belajar lebih aktif. Alat atau cara yang dapat digunakan sebagai pengatur awal tersebut salah satunya dengan peta konsep. Peta konsep dikembangkan untuk menggali struktur kognitif siswa dan untuk mengetahui apa yang telah diketahui pelajar.16 Seorang guru dituntut untuk dapat kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Usaha ini harus dilakukannya dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut tidaklah mudah. Tetapi, hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab guru agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan, dan apa yang diperolehnya merupakan sesuatu yang bermakna dalam hidupnya. Siswa yang menganggap biologi sebagai pelajaran berbentuk hafalan yang sulit diingat dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa dapat mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah. Dalam ilmu biologi, terdapat banyak istilahistilah asing yang harus diingat dan dipahami siswa. Dengan menerapkan model advance organizer ini diharapkan pandangan negatif siswa terhadap pelajaran biologi akan berubah menjadi positif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Metode dan model pembelajaran yang beraneka macam telah banyak diterapkan sebagai upaya memperbaiki mutu pendidikan biologi. Model pembelajaran advance organizer yang berbantukan peta konsep ini dapat memperkuat struktur kognitif siswa sehingga diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi protista yang padat dan kaya akan istilah asing. Model pembelajaran advance organizer perlu diterapkan guna mengetahui pengaruhnya 15
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 94. 16 Dahar, op. cit., h. 106.
7
terhadap hasil belajar siswa pada konsep protista. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pembelajaran Model Advance Organizer terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar biologi siswa yang rata-rata masih rendah. 2. Siswa menganggap biologi sebagai pelajaran berbentuk hafalan yang sulit diingat dan tidak bertahan lama dalam ingatan siswa. 3. Metode transfer informasi yang diterapkan pada pembelajaran umumnya hanya menyentuh ingatan saja, sehingga dianggap kurang bermakna. 4. Materi kajian protista yang padat tidak diimbangi dengan alokasi waktu yang tersedia di sekolah.
C. Pembatasan Masalah Penelitian yang dilaksanakan ini dibatasi pada hal-hal berikut, seperti: 1. Variabel X dalam penelitian ini adalah model pembelajaran advance organizer dan variabel Y adalah hasil belajar biologi siswa. 2. Ranah kognitif yang digunakan pada soal tes pilihan ganda meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). 3. Materi SMA yang dipilih adalah kingdom protista yang meliputi protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur.
8
D. Perumusan Masalah Masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh pembelajaran model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. 2. Respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran advance organizer.
F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Guru, sebagai pertimbangan dalam menggunakan model pembelajaran advance organizer sebagai salah satu cara belajar siswa aktif dan bermakna. 2. Siswa, sebagai sarana latihan untuk berperilaku rajin dan membiasakan diri aktif dalam pembelajaran. 3. Peneliti, sebagai pengalaman peneliti di bidang pendidikan serta bekal untuk menjadi pendidik di dunia sekolah.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1.
Belajar dan Pembelajaran
a.
Pengertian dan Hakikat Belajar “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.1 Ini menunjukkan bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik saat siswa berada di sekolah maupun di lingkungan sosial lain khususnya saat bersama keluarganya. Belajar memiliki beberapa pengertian di antaranya sebagai berikut: 1) “Belajar merupakan suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.2 2) “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”.3 3) “Belajar adalah modification of behavior through experience and training, artinya perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan”.4 4) “Belajar adalah setiap perbuatan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.5
Berdasarkan uraian mengenai pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses atau tahapan perubahan seluruh atau sebagian
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 87. 2 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 157. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 13. 4 Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993). h. 99. 5 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84.
9
10
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungan yang menetap pada tingkah laku merupakan faktor yang penting dalam belajar. Pengalaman dan latihan dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati berupa gejala mental, maupun yang tidak dapat diamati berupa proses mental. Belajar dapat terjadi akibat interaksi secara terus menerus antara peserta didik dan lingkungannya, baik secara sadar maupun tidak sadar. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tadi.6 Perubahan dalam belajar dapat berupa suatu penemuan informasi atau penguasaan suatu keterampilan yang telah ada, penambahan dari informasi atau pengetahuan atau keterampilan yang telah ada, dan menghilangkan sifat atau prilaku tertentu yang tidak dikehendaki.7 Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.8 Belajar memiliki tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional dan rumusan kualitatif. (1) Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa. (2) Secara institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materimateri yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui setelah proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. (3) Secara kualitatif (ditinjau dari mutu), belajar ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahamanpemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.9 6
Ibid. Makmun, op. cit., h. 158. 8 Syah, op. cit., h. 90. 9 Ibid. 7
11
Belajar memiliki beberapa elemen penting yang tersusun sehingga suatu kegiatan atau pekerjaan dapat dikatakan sebagai belajar. Elemen-elemen tersebut antara lain: 1) Belajar terdiri dari suatu perubahan dalam tingkah laku, yang dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik dan bahkan kepada tingkah laku yang lebih buruk. 2) Perubahan yang terjadi dalam belajar terjadi melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahanperubahan yang terjadi pada diri seorang bayi, orang yang mabuk karena meminum minuman keras, orang yang merasa jenuh saat berkegiatan, dan sebagainya. 3) Belajar dapat menyebabkan perubahan yang relatif menetap dan harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang. Hal tersebut menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi merupakan proses yang cukup panjang yang berlangsung hingga berhari-hari, berbulan-bulan, atau bertahuntahun. Hal-hal yang berlangsung sementara harus dikesampingkan seperti perubahan-perubahan tingkah laku akibat motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, karena perubahan yang terjadi tidak dalam periode yang cukup panjang. 4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar meliputi aspek fisik maupun aspek psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan berpikir atau analisis, kebiasaan, ataupun sikap.10 Arti penting belajar dalam Al-Qur’an yaitu: (1) Orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan di dunia. (2) Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Alloh sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai pertanggung jawabannya. (3) Dengan ilmu yang dimiliki, orang mampu mengangkat derajatnya di mata Alloh.11 10
Purwanto, op. cit., h. 84-85. Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 55. 11
12
Belajar merupakan proses yang terjadi dengan adanya perubahan atau penambahan informasi maupun keterampilan yang telah dimiliki. Unsur yang penting dalam belajar meliputi perubahan-perubahan dalam diri individu seperti perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman dan relatif menetap pada diri individu tersebut. Belajar merupakan proses yang berkesinambungan sehingga memerlukan waktu agar tujuan dari belajar tersebut dapat tercapai. Belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat dukungan dari fungsi ranah psikomotor. Fungsi psikomotor dalam hal ini meliputi: mendengar, melihat, mengucapkan.12 Belajar yang dimaksud merupakan koordinasi dari beberapa fungsi yang ada dalam diri manusia seperti pada ranah kognitif, psikomotor dan afektif, sehingga fungsi-fungsi tersebut saling berkoordinasi dan bekerja sama dalam melakukan proses belajar dalam diri seseorang. Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.13 Hakikat belajar sangat penting diketahui untuk dijadikan pegangan dalam memahami secara mendalam masalah belajar. Seseorang dikatakan belajar jika melakukan aktivitas belajar dan di akhir aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memiliki pengalaman baru.14 Hal terpenting dalam belajar adalah proses belajar, bukan hasil yang diperolehnya.15 Perubahan yang terjadi akibat aktivitas belajar adalah perubahan yang berhubungan dengan aspek kejiwaan (psikis) dan mempengaruhi tingkah laku, bukan sebagai hasil dari kematangan atau pertumbuhan seseorang.
12
Syah, op. cit., h. 92. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 6. 14 Djamarah, op. cit., h. 14. 15 Fathurrohman, loc. cit. 13
13
b. Ciri-Ciri Belajar Belajar dapat dicirikan dengan beberapa perubahan tertentu yang diuraikan sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar, di mana individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan pada dirinya. 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, yaitu perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan-perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan dan proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perbuatan belajar akan mengakibatkan
perubahan-perubahan
yang
selalu
bertambah
untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Karena itu, makin aktif usaha belajar yang dilakukan akan menghasilkan perubahan-perubahan yang makin baik (positif). 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan-perubahan yang bersifat sementara (temporer) hanya terjadi beberapa saat saja, seperti menangis, berkeringat, lelah, jenuh, dan sebaginya tidak dapat dikategorikan sebagai perubahan dalam pengertian belajar. Perubahan dalam belajar adalah perubahan yang relatif menetap pada individu, seperti kecakapan individu dalam memainkan piano setelah belajar. Hal tersebut akan terus dimiliki individu tersebut bahkan makin berkembang dengan adanya latihan secara terus menerus. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, di mana terjadinya perubahan tingkah laku disebabkan adanya tujuan yang ingin dicapai, seperti individu yang bertujuan ingin mahir bermain piano, maka dilakukannya latihan piano sebagai proses belajar menuju kemahirannya. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika individu belajar tentang sesuatu maka individu tersebut akan mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasilnya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat terjadi secara
14
menyeluruh seperti dalam kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.16
Belajar dicirikan dengan adanya perubahan-perubahan dalam diri individu. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku yang berkelanjutan, terarah, dan tidak bersifat sementara. Perubahan tingkah laku tersebut dapat bersifat positif maupun negatif akibat pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal dari individu yang bersangkutan.
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Perubahan yang terjadi akibat kegiatan belajar adalah hasil yang dicapai dari
suatu proses belajar. Hasil belajar tersebut diperoleh dengan adanya pengaruhpengaruh dari dalam individu maupun dari luar individu. Proses belajar yang terjadi secara psikis pada individu hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu. Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan/atau kecakapannya. Berhasil tidaknya belajar dapat tergantung kepada bermacam-macam faktor, yaitu: (1) faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri (faktor individu), yaitu kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan/inteligensi, latihan dan ulangan, motivasi, dan sifat pribadi seseorang, dan (2) faktor yang berasal dari luar individu (faktor sosial), yaitu keadaan keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat pelajaran, motivasi sosial, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia.17 Belajar terjadi akibat adanya unsur-unsur lain yang terlibat langsung di dalamnya. Masukan mentah (raw input) merupakan bahan pengalaman tertentu yang dimiliki seseorang sebagai bekal dalam proses belajar mengajar (learning teaching process). Proses tersebut diharapkan dapat berubah menjadi keluaran (output) dengan perubahan-perubahan yang diinginkan atau kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar tersebut ikut berpengaruh beberapa masukan,
16 17
Djamarah, op. cit., h. 15-17. Purwanto, op. cit., h. 102-105.
15
yaitu dari faktor lingkungan (environmental input) dan faktor instrumental (instrumental input) yang sengaja dirancang dan dimanipulasi guna menunjang tercapainya hasil belajar mengajar yang dikehendaki18 (Gambar 2.1).
Gambar 2.1. Proses belajar mengajar dan unsur-unsurnya
Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Karena itu, suksesnya belajar tergantung pada banyak faktor.19 Faktor yang mempengaruhi belajar terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 20 Pendapat lain mengenai faktor yang mempengaruhi belajar dikemukakan oleh Syah yang membagi faktor-faktor tersebut menjadi tiga macam, yaitu: (1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan jasmani dan 18
Djamarah, op. cit., h. 175-176. Thonthowi, op. cit., h. 103. 20 Slameto , Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 54-71. 19
16
rohani siswa. (2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. (3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.21 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terbagi menjadi faktor internal (aspek fisiologis dan aspek psikologis), faktor eksternal (lingkungan sosial dan nonsosial), dan faktor pendekatan belajar dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Aspek Fisiologis Faktor fisiologis yang dimaksud bersifat jasmiah seperti kondisi tonus atau tegangan otot dan organ-organ khusus seperti indera pendengar dan indera penglihat. Kemungkinan timbulnya masalah pada kondisi jasmani tersebut perlu diatasi dengan langkah bijaksana guru dan pihak terkait untuk mempertahankan self-esteem dan self confidence siswa. Kemerosotan selfesteem dan self confidence seorang siswa akan menimbulkan frustasi yang cepat atau lambat mengakibatkan siswa tersebut menjadi underachiever atau mungkin gagal, walaupun kapasitas kognitifnya normal atau lebih tinggi dari pada siswa yang lain. 2) Aspek Psikologis Faktor psikologis (bersifat rohaniah) yang umumnya dipandang lebih esensial di antaranya tingkat kecerdasan atau inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi. 3) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial dapat mencakup guru, tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya), teman sekelas siswa, masyarakat, tetangga, teman sepermainan di sekitar lingkungan tempat tinggal, orang tua, dan keluarga siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Dampak negatif yang dipengaruhi oleh faktor orang tua dan keluarga dapat menimbulkan dampak tidak mau
21
Syah, op. cit., h. 129.
17
belajar bahkan siswa cenderung berperilaku menyimpang yang berat seperti antisosial. 4) Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 5) Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan tinggi (speculative dan achieving), pendekatan sedang (analytical dan deep) dan pendekatan rendah (reproductive dan surface).22
Uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diperjelas dengan Tabel 2.1 sebagai berikut:23
Tabel 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Internal Siswa 1. Aspek Fisiologis - tonus jasmani - mata dan telinga 2. Aspek Psikologis - inteligensi - sikap - minat - bakat - motivasi
22
Ibid., h. 130-136. Ibid., h. 137.
23
Ragam Faktor dan Elemennya Eksternal Siswa Pendekatan Belajar Siswa 1. Lingkungan Sosial 1. Pendekatan Tinggi - keluarga - speculative - guru dan staf - achieving - masyarakat - teman 2. Pendekatan Sedang - analytical 2. Lingkungan Nonsosial - deep - rumah - sekolah 3. Pendekatan Rendah - peralatan - reproductive - alarm - surface
18
Faktor-faktor yang disebutkan di atas dapat menyebabkan munculnya siswasiswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan underachievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.24 Karena itu, seorang guru harus kompeten dan profesional
dalam
mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan
munculnya
kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa.
d. Pembelajaran “Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.25 Kegiatan pembelajaran adalah satu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi), yang dengan sistematik dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku.26 Pembelajaran dalam maknanya yang lebih kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna tersebut terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara guru dan peserta didik yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.27 Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sistematik dan terarah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Interaksi yang terjadi berupa interaksi dua arah dan merupakan interaksi yang dilakukan secara berkesinambungan. Pembelajaran yang efektif dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu: (1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap kegiatan 24
Ibid., h. 129-130. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2013, h. 3. (http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20 2003Sisdiknas.pdf). 26 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 117. 27 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 17. 25
19
belajar mengajar (KBM); (2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa; (3) Ketepatan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan (4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa mengabaikan butir (4).28 Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Tetapi dalam implementasinya masih banyak kegiatan pembelajaran yang mengabaikan aktivitas dan kreativitas peserta didik tersebut.29 Hal tersebut diakibatkan karena pembelajaran yang hanya terfokus pada kemampuan intelektualnya saja, sehingga mengabaikan aspek dan kemampuan siswa yang lain dalam proses pembelajaran. Pembelajaran memiliki ciri-ciri, di antaranya: (1) merupakan upaya sadar dan disengaja, (2) pembelajaran harus membuat siswa belajar, (3) tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, (4) pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.30 Pembelajaran juga memerlukan peran guru sebagai pendidik maupun fasilitator untuk menunjang terjadinya proses belajar siswa yang terarah dan memotivasi siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi beberapa faktor, di antanya: 1) Tujuan, yaitu pedoman arah yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar. 2) Guru, baik dari performance-nya, pandangan terhadap murid, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman belajar. 3) Peserta didik dengan segala macam perbedaannya, seperti motivasi, minat, bakat, perhatian, latar belakang sosio-kultural, tradisi keluarga, dan sebagainya.
28
Ibid., h. 20. Zurinal, op. cit., h. 117-118. 30 Nurochim, op. cit., h. 18. 29
20
4) Kegiatan Pengajaran di mana gaya mengajar guru akan mempengaruhi gaya dan cara belajar siswa. 5) Evaluasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang diajarkan, dan proses yang dilakukan.31
2.
Hasil Belajar Biologi Siswa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya”.32 Dalam sistem pendidikan nasional, pengklasifikasikasian hasil belajar menggunakan sistem klasifikasi dari Benjamin S. Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Berikut jenjang-jenjang pada setiap ranah: (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. (3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu derakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan interpretatif.33 Hasil belajar sebagai hasil pengorganisasian struktur kognitif yang baru, merupakan integrasi antara pengetahuan yang lama dengan yang baru. 34 Untuk mencapai hasil belajar yang ideal yang ditandai oleh munculnya pengalamanpengalaman psikologis baru yang positif, kemampuan para pendidik dalam membimbing belajar siswanya sangat dituntut.35 Biologi merupakan bagian dari sains yang memiliki dua dimensi yang bersifat mendasar, yakni dimensi produk dan dimensi proses. Biologi sebagai 31
Fathurrohman, op. cit., h. 115-117. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22. 33 Ibid., h. 22-23. 34 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 47. 35 Syah, op. cit., h. 94. 32
21
dimensi produk merupakan sumber fakta, sumber teori, sumber prinsip, dan sumber konsep. Biologi sebagai dimensi proses mengandung keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki seseorang atau siswa untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan biologi.36 Hasil belajar biologi dapat diperoleh setelah siswa mengalami proses pembelajaran biologi. Siswa akan mengalami proses pengintegrasian pengetahuan hasil pengalaman hidupnya sehingga terorganisir untuk memperoleh hasil belajar yang akan dicapai. Hasil belajar biologi dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dialami siswa setelah menjalani proses belajar. Baik dan buruknya hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi. Jika proses pembelajaran yang diikuti siswa semakin baik, maka seharusnya hasi belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan menentukan tujuan pembelajaran. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
3.
Model Pembelajaran Advance Organizer
a.
Model Pembelajaran “Model adalah suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan
dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang”.37 Model bermakna sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.38 “Model pembelajaran merupakan salah satu cara untuk menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan (intelligence-oriented education),
36
Nur Efendi, “Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”. Pedagogia, Vol. 2, No. 1, 2013, h. 85. 37 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 13. 38 Trianto, op. cit., h. 21.
22
dan memberikan keluasan pada siswa untuk mendidik dirinya sendiri”.39 Model pembelajaran mengarahkan seorang guru dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.40 Suatu model pembelajaran merupakan gambaran suatu lingkungan pembelajaran, yang juga meliputi perilaku guru saat model tersebut diterapkan.41 Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.42 Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar para ahli tertentu 2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu 3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas 4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan sistem pendukung 5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran (dampak pembelajaran dan dampak pengiring) 6) Membuat persiapan mengajar atau desain instruksional dengan model pembelajaran yang dipilihnya.43
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran
sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan dalam diri siswa yang merupakan tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai. Model pembelajaran yang ada saat ini sangat bervariasi sehingga guru harus pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu materi pembelajaran.
39
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 1. 40 Trianto, op. cit., h. 22. 41 Joyce, op. cit., h. 30. 42 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 52. 43 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 136.
23
b. Advance Organizer (Pengatur Awal) Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif sehingga belajar bermakna pun terjadi, tidak hanya menekankan pada belajar menghafal.44 Struktur kognitif yang ada dalam diri seseorang merupakan faktor utama yang menentukan apakah materi baru akan bermanfaat atau tidak dan bagaimana pengetahuan yang baru itu dapat diperoleh dan dipertahankan dengan baik.45 Upaya memperbaiki struktur kognitif dapat memudahkan peserta belajar memperoleh dan menguasai informasi baru yang merupakan salah satu tujuan utama model pembelajaran.46 Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.47 Jadi, struktur kognitif merupakan struktur terorganisir dalam ingatan seseorang yang mengorganisasi pengetahuan-pengetahuan yang diterima sehingga dapat tersusun dalam suatu unit konseptual. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang tertentu dan pada waktu tertentu. Jika struktur kognitif itu stabil, jelas, dan diatur dengan baik maka informasi baru akan timbul dan cenderung bertahan sehingga belajar bermakna terjadi.48 Terdapat dua prinsip dalam memprogramkan isi bidang studi sehingga konsep itu dapat menjadi bagian yang stabil dalam struktur kognitif peserta belajar dan materi tersebut mempunyai makna psikologis. Prinsip-prinsip 44
Budiningsih, op. cit., h. 43. Joyce, op. cit., h. 281. 46 Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 90. 47 Budiningsih, op. cit., h. 44. 48 Dahar, op. cit., h. 98-99. 45
24
tersebut adalah: (1) Diferensiasi progresif, yang berarti bahwa gagasan dan disiplin paling umum disajikan lebih dahulu, kemudian didiferensiasikan secara progresif dari segi perincian dan kekhususan. (2) Rekonsiliasi integratif, yang berarti bahwa gagasan baru direkonsiliasikan dan diintegrasikan dengan isi yang telah dipelajari terdahulu.49 Belajar bermakna merupakan inti dari teori Ausubel tentang belajar. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsepkonsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.50 Belajar bermakna berarti apa yang telah dipelajari, dihubungkan secara intelektual dan dipahami dalam konteks yang telah diketahui. Belajar bermakna dapat terjadi jika informasi yang baru diterima dapat dipertahankan dengan baik dalam struktur kognitif dalam diri seseorang. Hal-hal yang bersifat hafalan (subtansial-material) mudah dilupakan dibandingkan hasil proses mental (fungsional-struktural) yang lebih tinggi, atau hasil-hasil pengalaman praktik yang berarti (meaningful).51 Belajar dengan menghafal sebagai hasil belajar yang tidak bermakna, karena hasil itu tidak dikaitkan dengan isi dalam kerangka kognitif yang tersusun secara hierarkis.52 Belajar hafalan berciri kurangnya pendekatan kritis dan konseptual terhadap informasi
yang diperoleh. Biasanya hal itu tidak dipersiapkan untuk
mentransformasikan pengetahuan atau menerapkannya dalam konteks yang baru sehingga materi belajar hafalan mudah terlupakan.53 Belajar hafalan dapat terjadi jika siswa tidak dapat menggunakan konsepkonsep yang relevan dalam struktur kognitif untuk mengasimilasikannya dengan informasi atau pengetahuan yang baru diterimanya. Belajar hafalan dianggap tidak efektif karena materi yang diajarkan dalam pembelajaran tersebut mudah dilupakan. Pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hierarkis, yang berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak 49
Basleman, op. cit., h. 93. Dahar, op. cit., h. 95. 51 Makmun, op. cit., h. 169. 52 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), h. 405. 53 Basleman, op. cit., h. 91. 50
25
membawahi
pengetahuan
yang
lebih
spesifik
dan
konkret. 54
Cara
mengorganisasikan materi pelajaran dan cara pengorganisasian pengetahuan dalam ingatan seseorang tersebut memiliki kesamaan dalam struktur hierarkisnya. Tugas pokok dari guru pengampu bidang studi adalah membantu siswa untuk mengaitkan pengetahuan dan pemahaman baru (hal-hal yang akan dipelajari) dengan kerangka kognitif yang sudah dimiliki siswa.55 Faktor terpenting yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa yang telah diketahui siswa itu sendiri. Agar terjadi belajar bermakna, konsep atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.56 Informasi baru dapat dikaitkan dengan informasi yang sudah ada dalam ingatan seseorang dengan menggunakan suatu pengatur awal atau advance organizer. Advance organizer merupakan materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi dari pada tugas pembelajaran itu sendiri. Tujuannya adalah menjelaskan, mengintegrasikan, dan menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya (dan juga membantu pembelajar membedakan materi baru dari materi yang telah dipelajari sebelumnya).57 Model advance organizer dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa, yaitu pengetahuan tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik.58 Advance organizer dapat mengarahkan para siswa ke materi yang akan dipelajari dan menolong untuk mengingatkan kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru.59 Model advance organizer memiliki tiga tahap kegiatan, yaitu: 1) Presentasi advance organizer, yang terdiri dari mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran,
menyajikan
organizer,
mengidentifikasi
karakteristik-
karakteristik yang jelas atau konklusif, memberi contoh atau ilustrasi yang 54
Budiningsih, loc. cit. Winkel, loc. cit. 56 Dahar, op. cit., h. 100. 57 Joyce, op. cit., h. 286. 58 Ibid., h. 281. 59 Dahar, loc. cit. 55
26
sesuai, menyajikan konteks, mengulang, dan mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa. 2) Presentasi tugas atau materi pembelajaran, yang terdiri dari menyajikan materi,
mempertahankan
perhatian,
memperjelas
pengolahan,
dan
memperjelas aturan materi pembelajaran yang masuk akal. 3) Memperkuat pengolahan kognitif, yang terdiri dari menggunakan prinsipprinsip rekonsiliasi integratif (pengetahuan baru yang dihubungkan dengan materi yang telah dipelajari), menganjurkan pembelajaran resepsi aktif, membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran, dan mengklarifikasi.60 Terdapat dua jenis advance organizer, yaitu ekspositori dan komparatif. organizer ekspositori menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi atau beberapa konsep yang lebih kecil. Organizer ini mempresentasikan perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan informasi baru yang ditemuinya. organizer ini khususnya berguna karena dapat menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi asing/tidak biasa. Sedangkan organizer komparatif biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Organizer ini dirancang untuk membedakan antara konsep baru dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antar keduanya.61 Siswa kemungkinan membutuhkan advance organizers yang berbeda-beda, tergantung pada pengetahuan sebelumnya dan keterampilan membacanya.62 Penggunaan advance organizer pada siswa dapat membantu mengaktifkan pengetahuan terdahulu sebelum penugasan atau pelajaran.63 Jadi, Advance organizer merupakan materi awal atau pengenalan yang berguna untuk membantu siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajarinya. Advance organizer dapat memperkuat struktur kognitif dan meningkatkan penyimpanan informasi baru dalam diri seseorang. Hasil belajar dan retensi akan dapat ditingkatkan jika pengetahuan baru
60
Joyce, op. cit., h. 289-291. Ibid., h. 287. 62 Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 251. 63 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, ( Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 259. 61
27
diasimilasikan dengan pengetahuan yang sudah ada dengan bantuan advance organizer. Advance organizer mengarah pada pembembelajaran bermakna sebagai lawan dari pembelajaran dengan cara menghafal. Advance organizer dapat berupa pengantar ringkas tentang apa yang akan dipelajari yang berhubungan dengan informasi dalam struktur kognitif siswa. Pembelajaran oleh guru harus sedemikian rupa sehingga siswa dapat membangun pemahaman dalam struktur kognitifnya dan pembelajaran pun menjadi bermakna. Setelah diterapkannya suatu pengatur awal, siswa diharapkan telah siap menerima materi pelajaran baru sehingga siswa tidak jatuh kembali ke pembelajaran dengan pola hafalan.
4.
Peta Konsep Pengorganisasian awal (advance organizer) merupakan suatu alat untuk
mengaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki.64 Salah satu alat yang dapat digunakan sebagai advance organizer dalam pembelajaran adalah peta konsep. “Peta konsep merupakan suatu bentuk bantuan untuk mengembangkan pikiran siswa atau merupakan hubungan-hubungan yang bermakna antara konsepkonsep dalam bentuk proposisi-proposisi”.65 Konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian.66 Sedangkan proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.67 Dengan menguasai konsep, siswa akan dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu, misalnya menurut warna, bentuk, besar, jumlah dan sebagainya. Terdapat tiga gagasan dalam teori belajar kognitif Ausubel yang mendasari pembentukan peta konsep. Pertama, struktur kognitif itu tersusun secara hierarkis dengan konsep dan proposisi yang lebih inklusif superordinal terhadap konsep dan proposisi yang kurang inklusif dan lebih khusus. 64
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 157. 65 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), h. 117. 66 Trianto, op. cit., h. 158. 67 Yamin, loc. cit.
28
Kedua, konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif, yaitu belajar bermakna merupakan suatu proses kontinu di mana konsep-konsep baru meningkat, artinya konsep-konsep tersebut tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih eksplisit dan lebih inklusif karena konsep-konsep itu secara progresif mengalami diferensiasi. Ketiga, penyesuaian integratif merupakan salah satu prinsip belajar yang mengemukakan bahwa belajar bermakna meningkat jika pelajar mengenal hubungan-hubungan yang baru antara satu set konsep atau proposisi yang berhubungan.68 “Peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hierarkis konsep”.69 Penyusunan konsep secara hierarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, makin ke bawah konsep-konsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif.70 Peta konsep juga memuat konsep dalam kategori superordinat dan mencakup contoh yang termasuk di dalamnya dan contoh yang bukan termasuk di dalamnya.71 Peta konsep dapat disusun dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain.72 Peta konsep dapat dibuat dengan langkah-langkah seperti pada Tabel 2.2 berikut ini:73
Tabel 2.2. Langkah-langkah membuat peta konsep Langkah 1 Langkah 2
Langkah 3 Langkah 4
68
Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Contoh ekosistem. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. Contoh individu, populasi dan komunitas. Menempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut. Mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Dahar, op. cit., h. 106. John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 353. 70 Trianto, op. cit., h. 159. 71 Santrock, 353-354. 72 Trianto, loc. cit. 73 Ibid., 160. 69
29
Peta konsep memiliki beberapa ciri yang di antaranya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Berbentuk konsep-konsep atau proposisi-proposisi agar lebih jelas dan bermakna 2) Berupa gambar berbentuk dua dimensi yang memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep 3) Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antara satu dengan lainnya 4) Berbentuk hierarkis, di mana terdapat suatu konsep yang membawahi konsepkonsep lainnya.74
Peta konsep memiliki beberapa kegunaan, yaitu: (1) menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, (2) mempelajari cara belajar siswa, (3) mengungkapkan miskonsepsi yang terjadi pada siswa, dan (4) sebagai alat evaluasi.75 Karena peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep lain dalam satu peta konsep.76 Peta konsep dapat digunakan untuk mengintegrasikan unsurunsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau sebagai tempat untuk mengaitkan pengetahuan baru.77 Berdasarkan uraian di atas, peta konsep merupakan presentasi visual yang menghubungkan antara suatu konsep dengan konsep lainnya secara hierarkis. Peta konsep dalam ilmu biologi dapat membantu mengolah informasi yang abstrak menjadi konkret dan sangat bermanfaat untuk mengingatkan pada suatu konsep pembelajaran. Pemetaan yang jelas dari informasi atau pengetahuan dapat membantu siswa dalam menghindari ketidakpahaman ataupun miskonsepsi pada siswa.
74
Yamin, op. cit., h. 125. Dahar, op. cit., h. 110-111. 76 Trianto, op. cit., h. 165. 77 Budiningsih, op. cit., h. 44-45. 75
30
B. Hasil Penelitian yang Relevan Salah satu penelitian yang relevan mengenai model advance organizer pada pembelajaran biologi adalah Neneng Salmiah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi” menjelaskan bahwa penguasaan konsep awal setelah pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan, tetapi setelah posttest peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Respon siswa yang diperoleh melalui angket menunjukkan bahwa kelas kontrol merespon secara negatif pada beberapa aspek, sedangkan kelas eksperimen rata-rata merespon positif. Jadi, terdapat pengaruh belajar bermakna melalui model pembelajaran advance organizer terhadap penguasaan konsep siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi.78 Penelitian tindakan kelas yang dilakukan Dwi Imawati dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui Strategi Elaborasi” memaparkan bahwa keberhasilan penelitian ini ditunjukkan oleh keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran biologi menggunakan model pembelajaran advance organizers melalui strategi elaborasi dapat terlaksana dengan baik sesuai sintaks pembelajaran advance organizers melalui strategi elaborasi berdasarkan peningkatan aktivitas siswa dan peningkatan nilai posttest dari siklus I dan siklus II. Aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 20,54 % pada siklus II. Ratarata nilai pretest sebesar 4,83, rata-rata nilai posttest siklus I adalah 7,44, dan ratarata nilai posttest siklus II adalah 8,00.79 Penelitian relevan lainnya mengenai pengaruh advance organizer terhadap motivasi belajar biologi adalah Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro dalam jurnalnya yang berjudul “Using Advance Organizers to Enhance Students Motivation in Learning Biology” dengan topik bahasan polusi menjelaskan bahwa 78
Neneng Salmiah, “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi”, Skripsi pada UPI, Bandung, 2013, h. ii, tidak dipublikasikan. 79 Dwi Imawati, “Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui Strategi Elaborasi”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011, h. ii, tidak dipublikasikan.
31
pengajaran dengan advance organizer memiliki level motivasi yang lebih tinggi dibandingkan pengajaran konvensional. Penemuan lebih jauh mengindikasikan bahwa siswa laki-laki memiliki motivasi yang signifikan lebih tinggi dibanding siswa perempuan sebayanya.80 Penelitian tesis yang dilakukan Nirmala Sari Nasution dengan judul “Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli” memaparkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan pemberian advance organizer bentuk skema lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan pemberian advance organizer bentuk narasi. Siswa dengan kemampuan mengingat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan mengingat rendah. Adapun siswa yang memiliki kemampuan mengingat rendah akan memperoleh hasil belajar lebih tinggi jika diajar dengan advance organizer bentuk narasi dibanding jika diajar dengan advance organizer bentuk skema.81 Penelitian relevan lain dilakukan oleh William B. Cutrer, Danny Castro, Kevin M. Roy, dan Teri L. Turner dengan judul penelitiannya “Use of An Expert Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratory Failure”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan peta konsep yang bersifat expert sebagai advance organizer dapat meningkatkan organisasi pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman lebih jauh mengenai ilmu medis di antara para dokter.82
80
Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students’ Motivation in Learning Biology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol. 5, No. 4, 2009, h. 413. 81 Nirmala Sari Nasution, “Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli”, Skripsi pada Universitas Negeri Medan, Medan, 2008, h. ii, tidak dipublikasikan. 82 William B. Cutrer, Danny Castro, Kevin M. Roy, Teri L. Turner, Use of An Expert Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratory Failure, Medical Teacher, Vol. 33, No. 12, 2011, h. 1018.
32
C. Kerangka Berpikir Materi Protista merupakan salah satu kajian materi dalam pembelajaran biologi.
Protista
merupakan
organisme
eukariot
mikroskopis
maupun
makroskopis, yang sudah menyerupai ciri-ciri dari tumbuhan, hewan, maupun jamur. Bahan kajian materi ini cukup padat dan sulit dipahami oleh siswa karena memiliki objek abstrak yang tidak dapat dilihat secara langsung. Siswa cenderung menghafal materi dan pasif saat proses pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi protista sehinggga hasil belajar pun cenderung rendah. Pembelajaran di beberapa sekolah saat ini masih banyak didominasi oleh pembelajaran konvensional melalui metode ceramah maupun penugasan. Tetapi dalam pelaksanaannya, metode ini membuat siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran. Seharusnya dalam proses pembelajaran siswa dituntut agar aktif dan guru pun harusnya memfasilitasi agar terjadi komunikasi dua arah sehingga siswa tidak mengalami salah persepsi. Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan tujuan utama dari proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini tentu sangat diinginkan oleh setiap guru sebagai pelaksana dari proses pembelajaran. Sebagai seorang guru, sudah seharusnya memiliki kemampuan untuk mentransfer informasi dan mengarahkan siswa serta memfasilitasi proses pembelajaran. Seorang guru harus mengupayakan pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan ditransferkan kepada siswanya guna tercapainya keberhasilan dari proses pembelajaran. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan biologi adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu model pembelajaran untuk memperkuat struktur kognitif siswa dan menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap informasi yang bersifat baru adalah model pembelajaran Advance Organizer. Model pembelajaran advance organizer adalah suatu model yang mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajarinya dan memudahkan untuk mengingat kembali informasi yang berkaitan sehingga membantu menanamkan pengetahuan baru. Alat yang digunakan sebagai organizer tersebut dapat berupa
33
peta konsep. Dalam model ini, siswa dituntut aktif untuk dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas agar hasil yang diperoleh siswa dapat bermanfaat dan pembelajaran menjadi bermakna. Model pembelajaran advance organizer terdiri dari tiga fase atau tahapan, yaitu penyajian advance organizer, penyajian materi, dan memperkuat struktur kognitif. Berdasarkan tahapan dan kegunaan dari model ini serta hasil penelitian yang relevan dapat diduga bahwa pembelajaran model advance organizer memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa, di mana dengan menerapkan model ini, hasil belajar biologi siswa akan meningkat. (Gambar 2.2)
Gambar 2.2. Bagan kerangka pikir
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang, Jl. H. Jali No. 9, Pinang, Kota Tangerang. Penelitian dilaksanakan di kelas X pada bulan November – Desember semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
B. Variabel Penelitian Variabel memiliki arti “ubahan”, “faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah”.1 Variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi. 2 Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (variabel X) dan variabel terikat (variabel Y). Variabel bebas adalah variabel yang akan dilihat efeknya, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang muncul atau berubah karena perlakuan dari variabel bebas.3 Variabel X dalam penelitian ini adalah model pembelajaran advance organizer ekspositori dan variabel Y adalah hasil belajar biologi siswa.
C. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment (eksperimen semu). Quasi eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya
untuk
mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.4 Karena berbagai hal, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel,
sulit
kemungkinan digunakan
eksperimen murni.5 Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kelompok. Dalam pelaksanaan penelitian, sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok 1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 36. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010), h. 159. 3 Sudjarwo MS dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung: CV Mandar Maju, 2009), h. 170. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 114. 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 207.
34
35
eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran advance organizer dan kelompok kontrol yang tanpa diberikan model pembelajaran advance organizer. Desain penelitian yang digunakan berupa pretest-posttest control group design.6 Dalam desain ini dipilih dua kelompok secara acak untuk menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kemudian diberikan pretest guna mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal pengajaran pada masing-masing kelompok.7 Setelah itu, masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional seperti ceramah dan diskusi
(tanpa
advance
organizer),
sedangkan
kelompok
eksperimen
menggunakan pembelajaran advance organizer. Pada tahap akhir, kedua kelompok diberikan posttest guna mengetahui tingkat kemajuan kemampuan yang telah dicapai siswa setelah perlakuan yang diberikan.8 Adapun desain penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:9
Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen Kontrol
T1 T1
X -
T2 T2
Keterangan: X : perlakuan dengan model pembelajaran advance organizer T1 : pretest untuk mengetahui hasil belajar biologi sebelum pemberian perlakuan T2 : posttest untuk mengetahui hasil belajar biologi setelah pemberian perlakuan
D. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.10 Populasi target dalam penelitian ini 6
Sugiyono, op. cit., h. 112-113. Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h. 414. 8 Ibid., h. 415. 9 Sudjarwo, op. cit., h. 95. 10 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 118 7
36
adalah seluruh siswa SMA Negeri 9 Kota Tangerang dan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 9 Kota Tangerang. Sampel merupakan sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi.11 Teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak atau random yang populasinya tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.12 Kelompok-kelompok individu tersebut terdiri dari 2 unit kelas dari beberapa kelas yang ada yaitu kelas X MIA 1 dan X MIA 3. Dari 2 kelas tersebut diundi untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga diperoleh X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk variabel penelitian ini menggunakan teknik test dan nontest. Teknik test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada tingkat kognitif yaitu berupa soal pretest dan posttest. Sedangkan teknik nontest digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran menggunakan model advance organizer yaitu berupa angket respon siswa terhadap pembelajaran advance organizer dan lembar observasi kegiatan pembelajaran. Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah tes pilihan dengan 5 alternatif jawaban. Tes pilihan ganda merupakan tes objektif tertulis yang tidak dipengaruhi oleh sikap subjektivitas.13 Tes tersebut diberikan saat pretest dan posttest. Masing-masing item soal diberi bobot skor 1 jika jawaban betul dan skor 0 jika jawaban salah. Ranah kognitif yang diukur dalam tes ini meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta).14 Dari 55 soal pilihan ganda yang diujicobakan, 25 soal dinyatakan valid dan
11
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 250. 12 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 124. 13 Margono, op.cit., h. 170-171. 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22.
37
reliabel berdasarkan perhitungan ANATES. Soal-soal tersebut mewakili masingmasing indikator soal dengan kisi-kisi pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2. Kisi-kisi soal pilihan ganda setelah validasi No
Indikator
1.
Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari kingdom protista berdasarkan kajian literatur dan pengamatan Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik yang dimiliki Mengidentifikasi macam-macam protista dari gambar Membandingkan protista dengan makhluk hidup lain Mendeskripsikan ciri-ciri umum protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Mengklasifikasikan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan anggota dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan habitat, cara hidup, dan reproduksi dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Menyebutkan peranan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur dalam kehidupan ∑
2.
3. 4. 5.
6.
7.
8.
9.
Tingkat Pengetahuan dan Butir Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6 1
∑
1 11 1 2 18
2 8
1
3 20
2 9 10
4 3
5
12 16 21
14
13 24
19
4
7
15 6
23
8
6
6 22 25
17
3
5
5 2
1
25
38
Instrumen nontest yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan angket (kuesioner). Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.15 Lembar observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan model advance organizer (variabel X). Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden guna memperoleh informasi yang dibutuhkan. 16 Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket tertutup dengan skala bertingkat (ratting scale) seperti sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.17 Angket tersebut diberikan kepada siswa setelah pembelajaran advance organizer untuk
mengetahui
bagaimana
tanggapan
atau
respon
siswa
mengenai
pembelajaran dengan model tersebut. Angket yang digunakan menggunakan angket model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfation)18 yang diperkaya dengan indikator pemahaman dan keaktifan dengan kisi-kisi pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3. Kisi-kisi angket respon siswa No
Indikator Motivasi
Nomor Pernyataan
Nomor Pernyataan
Positif
Negatif
1, 3, 6
2, 4, 5
6
Jumlah
1.
Perhatian (Attention)
2.
Relevansi (Relevance)
7, 10, 12
8, 9, 11
6
3.
Percaya Diri
13, 14, 17
15, 16 ,18
6
19, 21, 22
20, 23
5
(Confidence) 4.
Kepuasan (Satisfation)
5.
Pemahaman
24, 25
26, 27
4
6.
Keaktifan
28, 30
29
3
16
14
30
Jumlah
15
Margono, op. cit., h. 158. Sudjarwo, op. cit., h. 143. 17 Arikunto, op. cit., h. 195. 18 Calisa Ari Pranata, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-GamesTournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA di SMPN 1 Ngaglik Sleman”, Skripsi pada UNY, Yogyakarta, h. 156-158, tidak dipublikasikan. 16
39
F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dapat diuraikan dengan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan atau prosedur penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Tahap Perencanaan / Persiapan a. Menentukan masalah penelitian dan studi pendahuluan. b. Melakukan observasi ke sekolah. c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan LKS materi protista. d. Menyusun instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda, angket dan lembar observasi. e. Melakukan uji coba instrumen penelitian. f. Mengolah data hasil uji coba instrumen dan menentukan soal-soal yang valid yang akan digunakan untuk penelitian. g. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak menggunakan teknik cluster random sampling (pengambilan sampel menurut kelompok).
2.
Tahap Pelaksanaan a. Memberikan pretest kepada seluruh siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model advance organizer pada kelas eksperimen dan metode konvensional (seperti ceramah dan diskusi) pada kelas kontrol. c. Memberikan posttest kepada seluruh siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. d. Memberikan angket kepada seluruh siswa di kelas eksperimen.
3.
Tahap Akhir a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest, hasil posttest dan data angket. b. Mengolah data hasil tes pilihan ganda dengan analisis statistik.
40
c. Mengolah data angket dengan persentase dan kategorisasi. d. Menganalisis hasil perhitungan data penelitian. e. Menarik kesimpulan.
G. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan pada soal tes terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal yang diberikan. Uji coba dilakukan dengan bantuan software ANATES. Soal tes tersebut terdiri dari 55 soal pilihan ganda yang diujicobakan kepada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas XI MIA dengan jumlah siswa 30 orang. Adapun uraian uji coba instrumen adalah sebagai berikut.
1.
Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen.19 Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas jika instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek yang akan diukur dalam penelitian.20 Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi biserial sebagai berikut:21 ̅
√
Keterangan : r bis (i) = koefisien korelasi point biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total Xi
= rerata skor dari subjek yang menjawab benar pada nomor i
Xt
= rerata skor total
St
= standar deviasi dari skor total
pi
= proporsi subjek yang menjawab benar untuk butir nomor i
qi
= proporsi subjek yang menjawab salah untuk butir nomor i 19
Arikunto, op. cit., h. 211. Sukmadinata, op. cit., h. 228. 21 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 109-110. 20
41
Dengan kriteria sebagai berikut:22 0,80 – 1,00 = validitas sangat tinggi 0,60 – 0,80 = validitas tinggi 0,40 – 0,60 = validitas cukup 0,20 – 0,40 = validitas rendah 0,00 – 0,20 = validitas sangat rendah
Hasil uji validitas instrumen menunjukkan terdapat 25 soal yang valid dari 55 soal pilihan ganda yang diujicobakan.23
2.
Reliabilitas Instrumen Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki reliabilitas atau reliabel (dapat
dipercaya) jika instrumen tersebut dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama juga. 24 Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:25
[
∑
]
Keterangan : rii
= koefisien reliabilitas tes
pi
= proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi
= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
piqi
= varians skor butir
k
= jumlah butir soal
St2
= varians skor total
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h.
75. 23
Lampiran 9, h. 132. Sudjarwo, op. cit., h. 242. 25 Sofyan, op.cit., h. 113. 24
42
Dengan kriteria sebagai berikut:26 0,80 ≤ rii ≤ 1,00 = reliabilitas sangat tinggi 0,60 ≤ rii ≤ 0,80 = reliabilitas tinggi 0,40 ≤ rii ≤ 0,60 = reliabilitas sedang 0,20 ≤ rii ≤ 0,40 = reliabilitas rendah -1,00 ≤ rii ≤ 0,20 = reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel) Hasil uji reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa dari 25 soal pilihan ganda yang valid dan diujicobakan pada 30 siswa diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,90 (tergolong reliabilitas sangat tinggi).27
3.
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang
menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.28 Tingkat kesukaran dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut:29
P
B JS
Keterangan: P
=
Indeks kesukaran
B
=
Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
=
Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:30 0,00 – 0,30
= soal sukar
0,30 – 0,70
= soal sedang
0,70 – 1,00
= soal mudah
26
Bambang Avip Priatna, Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan Ms. Excel dan SPSS, 2015, h. 16, (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/ 196412051990031- BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November_2008.pdf). 27 Lampiran 9, h. 138. 28 Sofyan, op. cit., h. 103. 29 Arikunto, op. cit., h. 208. 30 Ibid., h. 210.
43
Perhitungan tingkat kesukaran pada 55 soal pilihan ganda menunjukkan terdapat 4 soal sangat mudah, 7 soal mudah, 26 soal sedang, 6 soal sukar, dan 12 soal sangat sukar.31
4.
Daya Beda Daya beda suatu soal adalah kemampuan soal itu dalam membedakan siswa-
siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).32 Untuk menentukan daya beda digunakan rumus sebagai berikut:33 D
Ba Bb 0,5 N
Keterangan: D
= daya beda soal
Ba
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
N
= jumlah peserta tes
Dengan klasifikasi sebagai berikut:34 < 0,00 (negatif)
= tidak baik (diabaikan)
0,00 – 0,20
= buruk (poor)
0,20 – 0,40
= cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70
= baik (good)
0,70 – 1,00
= sangat baik (excellent)
Perhitungan daya pembeda pada 55 soal pilihan ganda menunjukkan terdapat 8 soal sangat baik, 9 soal baik, 12 soal cukup, 11 soal buruk, dan 15 soal tidak baik.35 31
Lampiran 9, h. 130. M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remadja Karya CV, 1986), h. 153. 33 Sofyan, op. cit., h. 104. 34 Arikunto, op. cit., h. 218. 35 Lampiran 9, h. 129. 32
44
H. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Analisis data dilakukan pada data yang bersifat kualitatif, yaitu data angket, dan data yang bersifat kuantitatif, yaitu data hasil tes pilihan ganda. Untuk menganalisis data angket, digunakan cara persentase rata-rata dari setiap aspek atau butir angket dengan rumus:36
̅
Secara rinci dapat ditulis sebagai berikut: ̅
Keterangan: ̅
= persentase hasil angket
JKS
= jumlah keseluruhan skor pada setiap indikator
BNB = banyak nomor butir indikator n
= banyak siswa
Dengan kategori persentase angket sebagai berikut: 25% - 43%
= kurang
44% - 62%
= cukup
63% - 81%
= baik
82% - 100%
= baik sekali
Data hasil pretest dan posttest selanjutnya akan dianalisis. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, perlu dilakukan uji prasyarat analisis 36
Erni Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda, “Penerapan Model Pembelajaran ARCS pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh”, Jurnal Peluang, Vol. 1, No. 2, 2013, h. 15.
45
terlebih dahulu. Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data. Penganalisaan data untuk tes pilihan ganda melalui beberapa tahap, yaitu: 1.
Dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah uji Liliefors adalah sebagai berikut:37
a) Data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. b) Ditentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus: ̅ Keterangan: Zi = skor baku ̅ = mean Xi = skor data S = simpangan baku / standar deviasi (SD) c) Ditentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka F (Zi) 0.5 + nilai tabel, jika Zi < 0, maka F (Zi) 0.5 – nilai tabel. d) Selanjutnya dihitung proporsi Zi. Jika proporsi Z1, Z2, Z3…Zn lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka: S (Zi) = banyaknya Z1, Z2, Z3…Zn ≤ Zi N e) Dihitung selisih nilai F (Zi) – S (Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya. f) Diambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo. g) Diberikan interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang diambil tabel harga kritis uji Liliefors. h) Diambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat, apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal.
37
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467.
46
2.
Dilakukan uji homogenitas dengan uji Fisher. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki varians homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah data normalitas terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal. Rumus uji Fisher adalah sebagai berikut:38
∑
∑
Keterangan: F
= homogenitas
S12
= varians terbesar atau data pertama
S22
= varians terkecil atau data kedua
Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua sampel homogen Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua sampel tidak homogen. 3.
Setelah data terbukti normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t. Pengujian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa. Pengujian hipotesis dengan uji-t dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:39
a) Dicari Mean, yaitu M =
∑
b) Dicari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √
∑
c) Dicari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
∑
√
d) Dicari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2), yaitu (SEM1-M2) = √ e) Dicari thitung atau t0, yaitu t0 =
38 39
Ibid., h. 249. Sudijono, op. cit., h. 346-353.
47
f)
Diberikan interpretasi terhadap t0 dan mencari harga t dari tabel “t”, dengan = 0,05 dan df = n1+n2-2 Keterangan: n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
g) Ditarik kesimpulan
4.
Setelah didapat hasil dari pengaruh penggunaan model advance organizer terhadap hasil belajar siswa yang telah terbukti dengan uji-t, kemudian dapat dilanjutkan dengan melakukan uji n-gain. Gain merupakan selisih antara nilai pretest dan posttest. Uji n-gain dilakukan untuk memperkuat hasil kesimpulan dan untuk mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Rumus untuk mencari normal gain adalah sebagai berikut:40 N-Gain = Skor posttest – Skor pretest Skor ideal – Skor pretest Dengan kategorisasi sebagai berikut:41 g-tinggi
: nilai (g) > 0,70
g-sedang : nilai 0,70 > (g) > 0,30 g-rendah : nilai (g) < 0,30
40
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores, 2014, h. 3, (http://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_gain.pdf). 41 Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics Indiana University, 2014, h. 1. (http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf).
48
I.
Hipotesis Statistik Hipotesis statistik untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H0 : μ1 ≤ μ2 Ha : μ1 > μ2 Keterangan : H0
= Hipotesis nol atau nihil
Ha
= Hipotesis alternatif
μ1
= Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (advance organizer)
μ2
= Rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini difokuskan pada hasil belajar (aspek kognitif) siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Kota Tangerang dengan menggunakan kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen terdiri dari 40 siswa dengan perlakuan pembelajaran model advance organizer, sedangkan kelas kontrol terdiri dari 40 siswa dengan pembelajaran konvensional tanpa perlakuan pembelajaran model advance organizer. Penelitian dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan materi pelajaran protista. Materi protista tersebut mencakup sub konsep berupa protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berupa tes pilihan ganda (PG) dengan 25 butir soal yang sebelumnya telah diuji validitas dan realibilitasnya. Tes tersebut diberikan kepada siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada awal pembelajaran sebagai pretest dan pada akhir pembelajaran sebagai posttest. Pretest bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum adanya perlakuan, sedangkan posttest bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah adanya perlakuan. Selain instrumen tes, digunakan instrumen lain berupa angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran model advance organizer. Angket tersebut hanya diberikan kepada kelas eksperimen setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan.
49
50
1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Deskripsi data hasil pretest dari masing-masing kelompok pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:1
Tabel 4.1. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest No 1 2 3 4 5 6 7
Deskripsi Xmin Xmax Rata-rata (Mean) Median Modus Varians Standar Deviasi
Eksperimen 12 60 36,68 35,23 33 133,15 11,54
Kontrol 12 68 35,80 34,50 28 183,60 13,55
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata maupun nilai tertinggi dari hasil pretest masing-masing kelompok tersebut belum mencapai skor 76 yang merupakan skor kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada sekolah dilakukannya penelitian. Perbandingan skor pretest tersebut menujukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul 0,88 poin dibanding dengan nilai rata-rata kelompok kontrol. Perolehan skor pretest terbanyak di kelas eksperimen adalah skor pada interval 30 – 36 dengan persentase sebesar 27,5% siswa dan perolehan skor terendah adalah skor pada interval 58 – 64 dengan persentase 2,5% siswa. Sedangkan skor pretest terbanyak yang diperoleh di kelas kontrol adalah skor pada interval 21 – 29 dengan persentase sebesar 25% siswa dan yang terendah adalah skor pada interval 57 – 65 dan 66 – 74 dengan persentase masing-masing sebesar 2,5% siswa.
2. Deskripsi Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Deskripsi data hasil posttest dari masing-masing kelompok pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:2
1 2
Lampiran 2, h. 74-77 dan h. 81-83. Ibid., h. 78-80 dan h. 84-86.
51
Tabel 4.2. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest No 1 2 3 4 5 6 7
Deskripsi Xmin Xmax Rata-rata (Mean) Median Modus Varians Standar Deviasi
Eksperimen 44 92 70,70 71,76 72,50 127,34 11,29
Kontrol 24 84 62 62,07 50,34 182,31 13,50
Perbandingan nilai rata-rata kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan sekolah. Tetapi, terdapat beberapa siswa yang telah mencapai nilai KKM, di antaranya 13 siswa pada kelas eksperimen dan 10 siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan data-data yang diperoleh tersebut, dapat dilihat bahwa hasil posttest kelompok eksperimen lebih baik dari hasil posttest kelompok kontrol. Siswa-siswa yang belum mencapai nilai KKM pada kedua kelompok diinstruksikan untuk mengerjakan kembali soal posttest mengenai materi protista sebagai tes remedial sehingga nilai KKM dapat tercapai. Perolehan skor posttest terbanyak di kelas eksperimen adalah skor pada interval 68 – 75 dengan persentase sebesar 37,5% siswa dan perolehan skor terendah adalah skor pada interval 92 – 99 dengan persentase sebesar 2,5% siswa. Sedangkan skor posttest terbanyak yang diperoleh di kelas kontrol adalah skor pada interval 44 – 53 dengan persentase sebesar 32,5% siswa dan yang terendah adalah pada interval 24 – 33 dan 84 – 93 dengan persentase masing-masing sebesar 2,5% siswa.
3. Deskripsi Normal Gain Uji normal gain (n-gain) dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan antara guru dan siswa. Uji n-gain dilakukan dengan cara menghitung nilai gain yaitu selisih antara
52
nilai pretest dan nilai posttest yang dinormalisasikan. Hasil perhitungan n-gain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.3
Tabel 4.3. Rekapitulasi hasil perhitungan n-gain Normal Gain Terendah Tertinggi Rata-Rata Kategori
Kelas Eksperimen 0,18 0,89 0,51 sedang
Kelas Kontrol 0,07 0,71 0,40 sedang
Hasil uji n-gain kelompok eksperimen menunjukkan bahwa rata-rata n-gain yang diperoleh sebesar 0,51 sehingga dikategorikan sedang. Secara rinci, siswa dengan kategori tinggi sebanyak 4 orang, kategori sedang sebanyak 30 orang, dan kategori rendah sebanyak 6 orang. Sedangkan pada hasil uji n-gain kelompok kontrol menunjukkan bahwa rata-rata n-gain yang diperoleh sebesar 0,40 sehingga dikategorikan sedang. Secara rinci, siswa dengan kategori tinggi sebanyak 2 orang, kategori sedang sebanyak 24 orang, dan kategori rendah sebanyak 14 orang. Perbandingan pengkategorian n-gain dari masing-masing kelompok tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Gambar 4.1).4
35 Jumlah Siswa
30 25 20 15
Eksperimen
10
Kontrol
5 0 Tinggi
Sedang
Rendah
Kategori N-Gain
Gambar 4.1. Grafik kategori n-gain kelompok eksperimen dan kontrol
3 4
Lampiran 1, h. 73. Ibid., h. 71 dan h. 72
53
B. Analisis Data Data-data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini selanjutnya diolah atau dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan yang diujicobakan pada sampel yang diteliti. Analisis data tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Pengujian prasyarat analisis data dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dapat dilakukan beberapa uji sebagai berikut. a. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal memiliki kriteria L0 < Lt yang diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Hasil perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua data baik pretest maupun posttest pada kelompok eksperimen maupun kontrol berdistribusi normal (Tabel 4.4).5
Tabel 4.4. Rekapitulasi hasil pengujian normalitas dengan uji Liliefors L0 Deskripsi α = 0,05 Kesimpulan
Eksperimen Pretest Posttest 0,0859 0,1209 Normal Normal
Kontrol Pretest Posttest 0,1198 0,1017 Normal Normal
Lt 0,14
Data pretest kelompok eksperimen yang telah diuji normalitasnya menghasilkan Lhitung (L0) sebesar 0,0859. Dengan jumlah sampel 40 siswa dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka diperoleh Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,0859) < Lt (0,14), sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan uji normalitas posttest kelompok eksperimen diperoleh Lhitung (L0) sebesar 0,1209 dan 5
Lampiran 3, h. 88-89.
54
Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,1209) < Lt (0,14), maka disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Data pretest kelompok kontrol yang telah diuji normalitasnya menghasilkan Lhitung (L0) sebesar 0,1198. Dengan jumlah sampel 40 siswa dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka diperoleh Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,1198) < Lt (0,14), sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal. Sedangkan perhitungan uji normalitas posttest kelompok kontrol diperoleh Lhitung (L0) sebesar 0,1017 dan Ltabel (Lt) sebesar 0,14. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa L0 (0,1209) < Lt (0,14), maka disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Sampel yang telah dinyatakan berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan menguji homogenitasnya. Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher. Uji homogenitas tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians sampel homogen atau tidak. Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.5.6
Tabel 4.5. Rekapitulasi hasil pengujian homogenitas dengan uji Fisher Deskripsi α = 0,05 Kesimpulan
Fhitung Pretest 1,379 Homogen
Posttest 1,432 Homogen
Ftabel 1,69
Data pretest kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) yang diuji homogenitasnya menghasilkan Fhitung sebesar 1,379. Dengan jumlah sampel 40 siswa pada masing-masing kelompok dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) maka diperoleh Ftabel sebesar 1,69. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Fhitung (1,379) < Ftabel (1,69), maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel bersifat homogen. Sedangkan pada uji homogenitas posttest kedua kelompok diperoleh Fhitung sebesar 1,432 dan Ftabel sebesar 1,69. Dari data tersebut dapat diketahui 6
Lampiran 4, h. 91.
55
bahwa Fhitung (1,432) < Ftabel (1,69), sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua sampel bersifat homogen.
2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan pada data hasil pretest maupun posttest kedua kelompok yang terbukti berdistribusi normal dan bersifat homogen. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen (pembelajaran model advance organizer) dan kelompok kontrol (pembelajaran konvesional) pada konsep protista. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t (t-test). Hasil uji-t data posttest kedua kelompok menunjukkan bahwa perhitungan untuk thitung sebesar 3,087 dengan ttabel 1,67 (α = 0,05; n1 = 40; n2 = 40). Dari data tersebut diketahui thitung (3,087) > ttabel (1,67) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran advance organizer. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.7
Tabel 4.6. Hasil perhitungan uji-t data posttest Kelompok
Mean
SD
Eksperimen
70,7
11,285
Kontrol
62
13,502
7
Lampiran 5, h. 94.
thitung
3,087
ttabel (df = 78) α = 0,05
α = 0,01
1,67
2,38
Kesimpulan
H0 ditolak
56
3. Analisis Data Angket Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa pada kelompok eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran model advance organizer. Instrumen angket bersifat kualitatif yang digunakan sebagai instrumen pelengkap pada penelitian ini. Angket yang dibuat terdiri dari indikator perhatian, relevansi, percaya diri, kepuasan, pemahaman, dan keaktifan. Angket tersebut merupakan adaptasi dari angket ARCS (Attention, Relevance, Confidende, and Satisfation) yang dimodifikasi. Hasil angket yang diperoleh dari 40 siswa lalu dianalisis sehingga menghasilkan data seperti pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3.8 Untuk jumlah pernyataan pada setiap indikator dapat diuraikan sebagai berikut: 1) perhatian sebanyak 6 butir, 2) relevansi sebanyak 6 butir, 3) percaya diri sebanyak 6 butir, 4) kepuasan sebanyak 5 butir, 5) pemahaman sebanyak 4 butir, dan 6) keaktifan sebanyak 3 butir.
80.00
77.75
78.00 76.00
75.08
74.00
71.60
72.00 70.00
68.50
68.00 66.00 64.00 62.00
%
Perhatian
Relevansi
Percaya Diri
Kepuasan
Indikator
Gambar 4.2. Grafik persentase indikator ARCS
Hasil persentase rata-rata dari tiap indikator ARCS tersebut menunjukkan persentase pada interval 63% - 81% sehingga semua indikator berkategori baik.
8
Lampiran 6, h. 95-96.
57
Persentase tertinggi diperoleh pada indikator relevansi sedangkan persentase terendah diperoleh pada kategori percaya diri.
77.50
77.17
77.00 76.50 76.00 75.50 74.88
75.00 74.50 74.00 73.50
%
Pemahaman
Keaktifan
Indikator
Gambar 4.3. Grafik persentase indikator pemahaman dan keaktifan
Hasil persentase rata-rata dari indikator pemahaman dan keaktifan tersebut menunjukkan persentase pada interval yang sama dengan indikarot ARCS, yaitu 63% - 81% sehingga kedua indikator tersebut juga dapat dikategorikan baik. Persentase tertinggi diperoleh pada indikator keaktifan yang berselisih sebesar 2,29% dengan indikator pemahaman. Berdasarkan hasil analisis data pada indikator ARCS maupun indikator pemahaman dan keaktifan dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki persentase pada interval 63% – 81%, sehingga semua indikator dikategorikan baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran model advance organizer mendapatkan respon yang baik dan memberikan dampak positif bagi para siswa yang telah melaksanakannya.
58
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Deskripsi Aktivitas Pembelajaran Peneliti bertindak sebagai guru dalam pembelajaran di sekolah, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Kelas eksperimen di sini menggunakan pembelajaran advance organizer dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan dengan konsep protista. Kelas yang digunakan merupakan kelas X MIA 1 (eksperimen) dan kelas X MIA 3 (kontrol) yang masing-masing kelas terdiri dari 40 siswa. Pembelajaran konvensional yang digunakan pada kelas kontrol dilakukan dengan metode seperti ceramah dan diskusi. Pembelajaran diawali dengan pemaparan materi dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan pengerjaan LKS protista secara berkelompok. Dengan jumlah sampel 40 siswa yang heterogen, diskusi kelompok dianggap baik untuk pembelajaran yang lebih efektif. Pembelajaran konvensional tersebut dilakukan selama tiga kali pertemuan termasuk dengan praktikum protista. Pembelajaran dengan model advance organizer dilakukan selama tiga kali pertemuan yang di dalamnya termasuk praktikum protista. Advance organizer (pengatur awal) merupakan materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menghubungkan materi baru dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.9 Penelitian dengan advance organizer tersebut dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu presentasi advance organizer, presentasi tugas atau materi pembelajaran, dan penguatan struktur kognitif.10 Pada penelitian ini, advance organizer yang digunakan berupa peta konsep yang mencakup materi protista secara umum. Pembelajaran advance organizer pada pertemuan pertama membahas tentang materi protista secara umum dan dilakukan praktikum protista. Pembelajaran diawali dengan penyajian peta konsep sebagai advance organizer. Peta konsep tersebut disajikan dengan media OHP yang ditayangkan di depan 9
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 286. 10 Ibid., h. 289-291.
59
kelas. Sebelum penyajian tersebut, guru membacakan tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tentang protista. Pada saat penyajian advance organizer, guru beberapa kali melakukan apersepsi mengenai materimateri sebelumnya yang berkaitan dengan tanya jawab. Hal tersebut dilakukan sebagaimana sintaksnya dan diharapkan dapat membangun pengetahuan dasar dalam diri siswa mengenai materi protista. Pada tahap penyajian materi pembelajaran, guru memaparkan secara singkat tentang materi protista secara umum. Guru juga menayangkan berbagai foto protista guna membangun rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi untuk bertanya. Pada tahap penguatan struktur kognitif, siswa melakukan tugas yang diberikan guru. Pada pertemuan ini, dilakukan pengamatan terhadap protista dari berbagai habitatnya di alam. Pengamatan dilakukan secara berkelompok dengan berpedoman pada LKS yang dibagikan guru. Siswa terlihat sangat semangat dalam melakukan pengamatan terhadap
protista
menggunakan
mikroskop.
Siswa
secara
berkelompok
mengerjakan LKS dan menyusun laporan hasil pengamatan protista tersebut. Tahapan-tahapan pembelajaran di kelas eksperimen pada pertemuan kedua dan ketiga tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Pokok bahasan pada pertemuan kedua mengenai klasifikasi protista dan pokok bahasan pada pertemuan ketiga mengenai peranan protista dalam kehidupan. Pada pertemuan kedua dan ketiga juga dilakukan pembelajaran model advance organizer dengan bantuan peta konsep di awal pembelajaran. Bedanya, pada tahap penguatan struktur kognitif di pertemuan ketiga diadakan kuis cepat-tepat untuk memperkuat struktur kognitif siswa mengenai materi protista.11 Siswa diinstruksikan untuk mengisi kotak-kotak kosong pada skema/bagan konsep yang dibuat guru di papan tulis. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan kegunaan dari peta konsep itu sendiri, yaitu untuk menyelidiki apa yang telah diketahui siswa, mempelajari cara belajar siswa, mengungkapkan miskonsepsi pada siswa, dan sebagai alat evaluasi.12
11
Neneng Salmiah, “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi”, Skripsi pada UPI, Bandung, 2013, h. 80, tidak dipublikasikan. 12 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h.110-111.
60
Siswa diharapkan termotivasi untuk belajar lebih aktif lagi. Hasilnya, siswa-siswa dengan antusias mengajukan diri untuk mengisi peta konsep tersebut.
2. Interpretasi Data Penelitian Hasil analisis data kuantitatif menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa pada konsep protista antara yang diajarkan melalui pembelajaran model advance organizer dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 36,68 dan kelompok kontrol sebesar 35,80. Hasil pretest yang memiliki selisih 0,88 tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan awal yang signifikan sebelum dilakukan pembelajaran pada masing-masing kelompok. Karena itu, tingkat kognitif siswa dianggap sama dan tepat untuk dijadikan sampel penelitian. Nilai rata-rata yang masih rendah dianggap wajar karena kedua kelompok masih belum melaksanakan pembelajaran dengan konsep protista. Tetapi, terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di atas nilai rata-rata pretest yang mungkin dikarenakan siswa tersebut telah mempelajari materi yang akan diajarkan atau memiliki pengetahuan awal hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Nilai rata-rata posttest kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar yang cukup signifikan. Berdasarkan perhitungan, nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata posttest kelompok kontrol, yaitu sebesar 70,7 dan 62, dengan selisih sebesar 8,7. Jika hasil posttest tersebut dibandingkan dengan hasil pretest masing-masing kelompok, maka dapat dilihat adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh hasil perhitungan normal gain (n-gain) dengan rata-rata n-gain kelompok eksperimen sebesar 0,51 dan kelompok kontrol sebesar 0,40 yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan masingmasing kelompok dengan kategori sedang. Perbedaan hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar maupun pengetahuan pada kelompok eksperimen dengan model advance organizer lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
61
Pengujian
hipotesis
dilakukan
setelah
data
diuji
normalitas
dan
homogenitasnya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh data yang berdistribusi normal dan bersifat homogen, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji hipotesis pada hasil posttest kedua kelompok membuktikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan setelah dilakukan pembelajaran model advance organizer. Dengan ttabel sebesar 1,67 (α = 0,05 dan df = 78) dan thitung sebesar 3,087, sehingga thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut berarti bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan melalui pembelajaran model advance organizer lebih tinggi dari pada yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional. Penelitian ini juga dilengkapi dengan instrumen angket. Angket yang digunakan terdiri dari indikator-indikator seperti perhatian, relevansi, percaya diri, kepuasan, pemahaman, dan keaktifan. Data angket yang diperoleh dianalisis sehingga berbentuk persentase, lalu dikategorikan sesuai besarnya persentase yang diperoleh. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa masing-masing indikator dikategorikan baik dengan berada pada interval 63% – 81%. Hal tersebut berarti pembelajaran dengan model advance organizer mendapatkan respon baik dan membawa pengaruh positif dari para siswa yang telah melaksanakannya. Indikator dengan persentase tertinggi ditunjukkan pada indikator relevansi yang memperoleh 77,75% yang berarti bahwa pembelajaran advance organizer membantu siswa dalam memahami materi protista yang abstrak dengan mengaitkannya informasi yang telah diketahuinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berarti telah terjadi belajar bermakna di mana terjadi suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terjadi dalam struktur kognitifnya.13 Belajar bermakna dapat dilakukan jika terdapat relevansi antara apa yang akan dipelajari dengan kebutuhan siswa pada saat itu. Jika tidak ada relevansinya, maka belajar hafalanlah yang akan terjadi. Materi-materi biologi dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal-hal yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sebelum siswa mempelajari hal-hal baru seperti materi protista 13
Ibid., h. 95.
62
ini, siswa menganggap dirinya tidak mengetahui apa yang akan dipelajarinya. Tetapi setelah siswa mempelajari protista, dan menyadari bahwa protista merupakan mikroorganisme yang dekat dengan kehidupannya, maka siswa pun akan lebih tertarik dalam mempelajari materi tersebut.
3. Pembelajaran Advance Organizer dan Hasil Belajar Biologi Beberapa siswa masih mengeluhkan materi protista yang sulit dipahami karena tingkat keabstrakannya yang cukup tinggi dan objek protista yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata manusia. Menurut studi pendahuluan, rata-rata nilai biologi siswa kelas X masih di bawah nilai KKM. Hal ini mungkin dikarenakan pandangan siswa yang menganggap biologi sebagai materi hafalan yang sulit diingat, apalagi jika ditemukan istilah-istilah asing. Berbagai macam permasalahan tersebut dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar biologi siswa, salah satunya pada materi protista. Data penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran advance organizer belum memenuhi 50% siswa yang lulus nilai KKM. Tetapi, hal itu masih unggul jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional, di mana pengetahuan awal dari kedua kelompok hampir sama. Selain itu, rata-rata hasil posttest, n-gain, dan hasil uji hipotesis yang diperoleh dari kedua kelompok menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model advance organizer lebih baik jika dibanding dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan advance organizer berbasis mind map dapat meningkatkan hasil belajar siswa.14 Advance organizer yang digunakan dalam belajar bermakna dapat berfungsi untuk memudahkan siswa mempelajari materi baru serta hubungannya dengan materi yang telah dipelajarinya.15 Karena itu, penggunaan advance organizer dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena 14
Karya Sinulingga dan Denny Munte, “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Besaran Satuan di Kelas X SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 1, No. 2, 2012, h. 5. 15 C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 44.
63
merupakan kerangka yang berisikan konsep-konsep dasar dan umum yang berkaitan dengan seluruh materi yang akan dipelajarinya. Hal tersebut akan lebih mudah dipelajari dan diingat siswa dibandingkan jika tanpa disajikan advance organizer terlebih dahulu di awal pembelajaran baru. Pembelajaran model advance organizer berbantukan peta konsep ini dianggap dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa.16 Hal ini karena siswa dapat melihat keterkaitan antara konsep-konsep atau informasi yang baru diterimanya dengan yang telah dimiliki sebelumnya. Setelah dikaitkan, maka siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat bahwa apa yang baru dipelajarinya merupakan hal yang berkelanjutan dari apa yang telah diketahuinya. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu di mana model pembelajaran advance organizer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.17 Karena merasa telah memahami apa yang baru dipelajarinya, motivasi siswa untuk belajar pun akan meningkat sehingga menimbulkan keaktifan pada siswa. Hal tersebut sesuai dengan penelitian advance organizer sebelumnya yaitu pengajaran dengan advance organizer memiliki level motivasi yang lebih tinggi dibandingkan pengajaran konvensional.18 Model advance organizer ini menekankan pada pembelajaran yang melibatkan struktur kognitif siswa. Struktur kognitif tersebut berkaitan erat dengan perolehan dan retensi pengetahuan baru siswa. Pada fase ketiga yang berupa penguatan struktur kognitif ini, siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Pada penelitian ini, siswa terlihat aktif pada fase ketiga tersebut di mana terdapat diskusi kelompok maupun kuis cepat-tepat. Hasil penelitian yang relevan menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran advance organizer berbasis peta konsep dapat meningkatkan aktivitas belajar 16
Pitriyani, Siti Wahidah Arsyad, dan Kaspul, “Meningkatkan Hasil Belajar dan Proses Pembelajaran Siswa Kelas VIII.2 SMPN 10 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah melalui Strategi Peta Konsep Tahun Ajaran 2008/2009”, Jurnal Wahana-Bio, Vol. 3, 2010, h. 50. 17 I Kadek Budiartawan, Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff, 2013, h. 14, (http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/download/3412 /3388). 18 Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students’ Motivation in Learning Biology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol. 5, No. 4, 2009, h. 413.
64
siswa.19 Penelitian relevan lain juga menunjukkan adanya korelasi positif antara aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran advance organizer.20
D. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan ini memiliki beberapa kendala dan keterbatasan, di antaranya: 1. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas (n = 40) mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang efektif sehingga pengawasan guru saat proses pembelajaran di kelas harus lebih intensif. 2. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran sangat terbatas sehingga dirasa kurang untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap konsep protista yang dianggap masih sulit dipahami.
19
Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, “Efek Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, Vol. 4, No. 2, 2012, h. 37. 20 Sri Rahayu, Antonius Tri Widodo, Supartono, “Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, h. 505.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan pada penerapan model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil perhitungan uji-t yang diperoleh, yaitu thitung > ttabel (3,087 > 1,67) pada taraf signifikansi 5%. Hasil belajar biologi siswa pada konsep protista yang diperoleh setelah pembelajaran dengan model advance organizer terbukti lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar biologi siswa tanpa menggunakan model advance organizer. Pembelajaran biologi melalui model advance organizer juga memberikan dampak positif terhadap siswa terutama pada aspek relevansi antara materi protista dengan kehidupan sehari-hari.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang diajukan peneliti untuk perbaikan di masa mendatang. Saransaran tersebut di antaranya adalah guru diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup dalam memilih metode ataupun teknik pembelajaran agar sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, guru dapat menggunakan model pembelajaran advance organizer sebagai alternatif model pembelajaran khususnya untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran advance organizer dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik lagi khususnya untuk mata pelajaran biologi. Peneliti juga berharap agar pembelajaran advance organizer selanjutnya dapat diterapkan untuk mengetahui pengaruhnya pada variabel-variabel lain selain hasil belajar siswa. 65
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1999. ---------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010. Ath-Thabari, Abu Ja’far Muhammad bin Jarir. Tafsir Ath-Thabari. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. Basleman, Anisah & Mappa, Syamsu. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Budiartawan, I Kadek. “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff”. http://kim.ung.ac.id/ index.php/KIMFMIPA/article/download/3412/3388, 2013. Budiningsih, C. Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Cutrer, William B. et. al. Use of An Expert Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratory Failure. Medical Teacher. 33 (12), 2011. Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011. Efendi, Nur. Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA. Pedagogia, 2 (1), 2013. Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama, 2007. Gredler, Margaret E. Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Hake, Richard R. “Analyzing Change/Gain Scores”. http://www.physics.indiana. edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, 2014.
66
67
Hakiim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009. Harahap, Rofiqoh Hasan & Harahap, Mara Bangun. Efek Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika. 4 (2), 2012. Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008. Imawati, Dwi. “Implementasi Model Pembelajaran Advance Organizers melalui Strategi Elaborasi”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2011. tidak dipublikasikan. Joyce, Bruce et. al. Models of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Maidiyah, Erni & Fonda, Cut Zulisna. Penerapan Model Pembelajaran ARCS pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Aceh. Jurnal Peluang. 1 (2), 2013. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Meltzer, David E. “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”. http://physicseducation.net/docs/Addendum_on _normalized_gain.pdf, 2014. Nasution, Nirmala Sari. “Pengaruh Pemberian Advance Organizer dan Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli”, Skripsi pada Universitas Negeri Medan: 2008. tidak dipublikasikan. Nurochim. Perencanaan Pembelajaran RajaGrafindo Persada, 2013.
Ilmu-Ilmu
Sosial.
Jakarta:
PT
Panggabean, Deo Demonta & Suyanti, Retno Dwi. Analisis Pemahaman Awal dan Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dan Model Pembelajaran Direct Instruction. Jurnal Online Pendidikan Fisika. 1 (2), 2012. Pitriyani dkk. Meningkatkan Hasil Belajar dan Proses Pembelajaran Siswa Kelas VIII.2 SMPN 10 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah melalui Strategi Peta Konsep Tahun Ajaran 2008/2009. Jurnal Wahana-Bio. 3, 2010.
68
Pranata, Calisa Ari. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TeamsGames-Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA di SMPN 1 Ngaglik Sleman”, Skripsi pada UNY, Yogyakarta: 2012. tidak dipublikasikan. Priatna, Bambang Avip. “Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan Ms. Excel dan SPSS”. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND. _MATEMATIKA/196412051990031-BAMBANG_AVIP_ PRIATNA_M/ Makalah_November_2008.pdf, 2015. Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remadja Karya CV, 1986. ---------. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Rahayu, Sri dkk. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 4 (1), 2010. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011. Salmiah, Neneng. “Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi”, Skripsi pada UPI Bandung: 2013. tidak dipublikasikan. Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Sari, Liza Yulia. “Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Protista di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”, Semirata 2013 FMIPA Unila, 2013. Shihusa, Hudson & Keraro, Fred N. Using Advance Organizers to Enhance Students’ Motivation in Learning Biology. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 5 (4), 2009. Sinulingga, Karya & Munte, Denny. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Besaran Satuan di Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. 1 (2), 2012. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks, 2008.
69
Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Sudjarwo & Basrowi. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV Mandar Maju, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Thonthowi, Ahmad. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa, 1993. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. ---------. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20_2003 Sisdiknas.pdf, 2013. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2004. Wuryani, Sri Esti. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo, 2009. Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press, 2009. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. Zurinal & Sayuti, Wahdi. Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
70 Lampiran 1 A. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Normal Gain Kelas Eksperimen No. Siswa
Pretest
Posttest
Gain
N-Gain
Kategori
1
36
68
32
0.50
sedang
2
16
76
60
0.71
tinggi
3
52
76
24
0.50
sedang
4
24
92
68
0.89
tinggi
5
52
72
20
0.42
sedang
6
40
68
28
0.47
sedang
7
56
84
28
0.64
sedang
8
56
64
8
0.18
rendah
9
60
88
28
0.70
sedang
10
40
56
16
0.27
rendah
11
20
64
44
0.55
sedang
12
32
80
48
0.71
tinggi
13
28
64
36
0.50
sedang
14
44
56
12
0.21
rendah
15
36
68
32
0.50
sedang
16
20
60
40
0.50
sedang
17
36
76
40
0.63
sedang
18
24
48
24
0.32
sedang
19
32
72
40
0.59
sedang
20
40
52
12
0.20
rendah
21
28
72
44
0.61
sedang
22
48
76
28
0.54
sedang
23
48
68
20
0.38
sedang
24
32
72
40
0.59
sedang
25
32
60
28
0.41
sedang
26
20
76
56
0.70
sedang
27
36
76
40
0.63
sedang
28
48
80
32
0.62
sedang
29
36
88
52
0.81
tinggi
30
28
76
48
0.67
sedang
31
44
72
28
0.50
sedang
32
40
68
28
0.47
sedang
33
32
72
40
0.59
sedang
34
40
72
32
0.53
sedang
35
32
44
12
0.18
rendah
36
24
44
20
0.26
rendah
37
52
68
16
0.33
sedang
38
16
56
40
0.48
sedang
39
40
68
28
0.47
sedang
40
44
72
28
0.50
sedang
Total
1464
2764
1300
20.23
Rata-Rata
36.6
69.1
32.5
0.51
71 Lampiran 1 B. Data Hasil Pretest, Posttest, dan Normal Gain Kelas Kontrol No. Siswa
Pretest
Posttest
Gain
N-Gain
Kategori
1
44
80
36
0.64
sedang
2
28
52
24
0.33
sedang
3
36
52
16
0.25
rendah
4
48
72
24
0.46
sedang
5
44
84
40
0.71
tinggi
6
32
72
40
0.59
sedang
7
40
44
4
0.07
rendah
8
32
52
20
0.29
rendah
9
12
68
56
0.64
sedang
10
24
52
28
0.37
sedang
11
28
60
32
0.44
sedang
12
48
64
16
0.31
sedang
13
40
56
16
0.27
rendah
14
24
60
36
0.47
sedang
15
28
44
16
0.22
rendah
16
32
48
16
0.24
rendah
17
20
64
44
0.55
sedang
18
68
76
8
0.25
rendah
19
28
56
28
0.39
sedang
20
16
52
36
0.43
sedang
21
48
72
24
0.46
sedang
22
36
56
20
0.31
sedang
23
16
44
28
0.33
sedang
24
60
64
4
0.10
rendah
25
48
76
28
0.54
sedang
26
28
60
32
0.44
sedang
27
40
68
28
0.47
sedang
28
52
68
16
0.33
sedang
29
44
80
36
0.64
sedang
30
28
48
20
0.28
rendah
31
28
44
16
0.22
rendah
32
32
56
24
0.35
sedang
33
44
76
32
0.57
sedang
34
32
80
48
0.71
tinggi
35
12
24
12
0.14
rendah
36
36
52
16
0.25
rendah
37
32
76
44
0.65
rendah
38
48
76
28
0.54
sedang
39
28
44
16
0.22
rendah
40
48
76
28
0.54
sedang
Total
1412
2448
1036
16.02
Rata-Rata
35.3
61.2
25.9
0.40
72 Lampiran 1
Uji Normal Gain (N-Gain) Uji normal gain dilakukan untuk memperkuat hasil kesimpulan dan untuk mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Rumus untuk mencari normal gain adalah sebagai berikut: N-Gain = skor posttest – skor pretest skor ideal – skor pretest Dengan kategorisasi sebagai berikut: g-tinggi
: nilai (g) > 0,70
g-sedang
: nilai 0,30 < (g) < 0,70
g-rendah
: nilai (g) < 0,30
Rekapitulasi Normal Gain Normal Gain
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Terendah
0,18
0,07
Tertinggi
0,89
0,71
Rata-Rata
0,51
0,40
Kategori
sedang
sedang
73 Lampiran 2 Perhitungan Mean, Median, Modus, Standar Deviasi, dan Varians
A. Kelas Eksperimen Advance Organizer 1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Responden L1 L2 P1 P2 P3 L3 P4 L4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 L5 P11 P12 L6 P13 P14
Nilai 36 16 52 24 52 40 56 56 60 40 20 32 28 44 36 20 36 24 32 40
No. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Responden P15 P16 L7 P17 P18 P19 L8 L9 P20 L10 P21 L11 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 L12
Nilai 28 48 48 32 32 20 36 48 36 60 44 40 32 40 32 24 52 16 40 44
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 60 dan nilai minimum adalah 16, sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (r), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya dapat diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini:
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar 16, 16, 20, 20, 20, 24, 24, 24, 28, 28, 28, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 36, 36, 36, 36, 36, 40, 40, 40, 40, 40, 40, 44, 44, 44, 48, 48, 48, 52, 52, 52, 56, 56, 60
b. Menentukan rentangan/range (r) r = skor terbesar – skor terkecil r = 60 – 16 r = 44
74 Lampiran 2 c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40 K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 40 K = 1 + 3,3 (1,602) K = 1 + 5,287 K = 6,287 ≈ 6 atan 7
d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈7
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval 16 – 22 23 – 29 30 – 36 37 – 43 44 – 50 51 – 57 58 – 64 ∑
Batas Kelas 15.5–22.5 22.5–29.5 29.5–36.5 36.5–43.5 43.5–50.5 50.5–57.5 57.5–64.5
Nilai Tengah (x) 19 26 33 40 47 54 61 280
f. Menentukan rata-rata/mean ̅
∑
Frekuensi (f)
Frekuensi Kumulatif (fk)
5 6 11 6 6 5 1
5 11 22 28 34 39 40 40
f.x 95 156 363 240 282 270 61 1467
x2 361 676 1089 1600 2209 2916 3721 12572
f.x2 1805 4056 11979 9600 13254 14580 3721 58995
75 Lampiran 2 g. Menentukan median Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. (
)
dimana: b
= batas bawah kelas median
= 29,5
p
= panjang kelas
=7
n
= banyak data
= 40
F
= nilai frekuensi sebelum kelas median
= 11
f
= nilai frekuensi kelas median
= 11
maka: )
(
h. Menentukan modus Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. (
)
dimana: b
= batas bawah kelas modus
= 29,5
p
= panjang kelas
=7
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
=5
b2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
=5
maka: (
)
76 Lampiran 2 i. Menentukan varians (Si2) ∑(
) (
(
(∑ ) )
(
)
(
) )
j. Menentukan simpangan baku (standar deviasi) √ √
∑(
) (
(∑ )
)
77 Lampiran 2 2. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Advance Organizer
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Responden L1 L2 P1 P2 P3 L3 P4 L4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 L5 P11 P12 L6 P13 P14
Nilai 68 76 76 92 72 68 84 64 88 56 64 80 64 56 68 60 76 48 72 52
No. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Responden P15 P16 L7 P17 P18 P19 L8 L9 P20 L10 P21 L11 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 L12
Nilai 72 76 68 72 60 76 76 80 88 76 72 68 72 72 44 44 68 56 68 72
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 92 dan nilai minimum adalah 44.
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar 44, 44, 48, 52, 56, 56, 56, 60, 60, 64, 64, 64, 68, 68, 68, 68, 68, 68, 68, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 80, 80, 84, 88, 88, 92
b. Menentukan rentangan (r) r = skor terbesar – skor terkecil r = 92 – 44 r = 48
c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40 K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 40 K = 1 + 3,3 (1,602) K = 1 + 5,287 K = 6,287 ≈ 6 atan 7
78 Lampiran 2 d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈8
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval 44 – 51 52 – 59 60 – 67 68 – 75 76 – 83 84 – 91 92 – 99 ∑
Nilai Tengah (x)
Batas Kelas 43.5–51.5 51.5–59.5 59.5–67.5 67.5–75.5 75.5–83.5 83.5–91.5 91.5–99.5
47.5 55.5 63.5 71.5 79.5 87.5 95.5 500.5
Frekuensi (f)
Frekuensi Kumulatif (fk)
3 4 5 15 9 3 1
3 7 12 27 36 39 40
142.5 222 317.5 1072.5 715.5 262.5 95.5 2828
40
f. Menentukan rata-rata/mean ̅
∑
g. Menentukan median Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. (
f.x
)
dimana: b
= batas bawah kelas median
= 67,5
p
= panjang kelas
=8
n
= banyak data
= 40
F
= nilai frekuensi sebelum kelas median
= 12
f
= nilai frekuensi kelas median
= 15
x2
f.x2
2256.25 3080.25 4032.25 5112.25 6320.25 7656.25 9120.25 37577.75
6768.75 12321 20161.25 76683.75 56882.25 22968.75 9120.25 204906
79 Lampiran 2 maka: (
)
h. Menentukan modus Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. (
)
dimana: b
= batas bawah kelas modus
= 67,5
p
= panjang kelas
=8
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 10
b2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
=6
maka: (
)
i. Menentukan varians (Si2) ∑(
) (
(
(∑ ) )
(
j. Menentukan simpangan baku (SD)
)
(
√ )
)
√
∑(
) (
(∑ )
)
80 Lampiran 2 B. Kelas Kontrol 1. Hasil Pretest Kelas Kontrol
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Responden L1 L2 L3 P1 P2 P3 P4 P5 P6 L4 L5 P7 P8 P9 L6 L7 P10 P11 L8 P12
Nilai 44 28 36 48 44 32 40 32 12 24 28 48 40 24 28 32 20 68 28 16
No. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Responden L9 P13 P14 P15 P16 P17 P18 L10 L11 P19 P20 P21 P22 L12 P23 P24 P25 L13 P26 L14
Nilai 48 36 16 60 48 28 40 52 44 28 28 32 44 32 12 36 32 48 28 48
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 68 dan nilai minimum adalah 12.
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar 12, 12, 16, 16, 20, 24, 24, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 28, 32, 32, 32, 32, 32, 32, 36, 36, 36, 40, 40, 40, 44, 44, 44, 44, 48, 48, 48, 48, 48, 48, 52, 60, 68
b. Menentukan rentangan (r) r = skor terbesar – skor terkecil r = 68 – 12 r = 56
c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40 K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 40 K = 1 + 3,3 (1,602) K = 1 + 5,287 K = 6,287 ≈ 6 atan 7
81 Lampiran 2 d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈9
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval
12 – 20 21 – 29 30 – 38 39 – 47 48 – 56 57 – 65 66 – 74 ∑
Nilai Tengah (x)
Batas Kelas 11.5–20.5 20.5–29.5 29.5–38.5 38.5–47.5 47.5–56.5 56.5–65.5 65.5–74.5
16 25 34 43 52 61 70
Frekuensi (f)
Frekuensi Kumulatif (fk)
5 10 9 7 7 1 1
5 15 24 31 38 39 40
301
40
f. Menentukan rata-rata/mean ̅
∑
g. Menentukan median Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. (
)
dimana: b
= batas bawah kelas median
= 29,5
p
= panjang kelas
=9
n
= banyak data
= 40
F
= nilai frekuensi sebelum kelas median
= 15
f
= nilai frekuensi kelas median
=9
f.x
80 250 306 301 364 61 70 1432
x2
256 625 1156 1849 2704 3721 4900 15211
f.x2
1280 6250 10404 12943 18928 3721 4900 58426
82 Lampiran 2 maka: (
)
h. Menentukan modus Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. (
)
dimana: b
= batas bawah kelas modus
= 20,5
p
= panjang kelas
=9
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
=5
b2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
=1
maka: (
)
i. Menentukan varians (Si2) ∑(
) (
(
(∑ ) )
(
j. Menentukan simpangan baku (SD)
)
(
√ )
)
√
∑(
) (
(∑ )
)
83 Lampiran 2 2. Hasil Posttest Kelas Kontrol
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Responden L1 L2 L3 P1 P2 P3 P4 P5 P6 L4 L5 P7 P8 P9 L6 L7 P10 P11 L8 P12
Nilai 80 52 52 72 84 72 44 52 68 52 60 64 56 60 44 48 64 76 56 52
No. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Responden L9 P13 P14 P15 P16 P17 P18 L10 L11 P19 P20 P21 P22 L12 P23 P24 P25 L13 P26 L14
Nilai 72 56 44 64 76 60 68 68 80 48 44 56 76 80 24 52 76 76 44 76
Dari data tersebut, diperoleh bahwa nilai maksimum adalah 84 dan nilai minimum adalah 24.
a. Mengurutkan data terkecil ke data terbesar 24, 44, 44, 44, 44, 44, 48, 48, 52, 52, 52, 52, 52, 52, 56, 56, 56, 56, 60, 60, 60, 64, 64, 64, 68, 68, 68, 72, 72, 72, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 80, 80, 80, 84
b. Menentukan rentangan (r) r = skor terbesar – skor terkecil r = 84 – 24 r = 60
c. Menentukan banyak kelas (K) dengan data (n) = 40 K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 40 K = 1 + 3,3 (1,602) K = 1 + 5,287 K = 6,287 ≈ 6 atan 7
84 Lampiran 2 d. Menentukan panjang kelas/interval (i)
≈ 10
e. Menentukan distribusi frekuensi
Interval 24 – 33 34 – 43 44 – 53 54 – 63 64 – 73 74 – 83 84 – 93 ∑
Nilai Tengah (x)
Batas Kelas 23.5–33.5 33.5–43.5 43.5–53.5 53.5–63.5 63.5–73.5 73.5–83.5 83.5–93.5
28.5 38.5 48.5 58.5 68.5 78.5 88.5 409.5
Frekuensi (f)
Frekuensi Kumulatif (fk)
1 0 13 7 9 9 1
1 1 14 21 30 39 40 40
f. Menentukan rata-rata/mean ̅
∑
g. Menentukan median Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini. (
)
dimana: b
= batas bawah kelas median
= 53,5
p
= panjang kelas
= 10
n
= banyak data
= 40
F
= nilai frekuensi sebelum kelas median
= 14
f
= nilai frekuensi kelas median
=7
f.x 28.5 0 630.5 409.5 616.5 706.5 88.5 2480
x2
f.x2
812.25 1482.25 2352.25 3422.25 4692.25 6162.25 7832.25 26755.75
812.25 0 30579.25 23955.75 42230.25 55460.25 7832.25 160870
85 Lampiran 2 maka: (
)
h. Menentukan modus Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini. (
)
dimana: b
= batas bawah kelas modus
= 43,5
p
= panjang kelas
= 10
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 13
b2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
=6
maka: (
)
i. Menentukan varians (Si2) ∑(
) (
(
(∑ ) )
(
j. Menentukan simpangan baku (standar
) ( )
deviasi) )
√ √
∑(
) (
(∑ )
)
86 Lampiran 3
Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan rumus: Lo = F (Zi) – S (Zi) Langkah-langkah perhitungan uji Liliefors adalah sebagai berikut: 1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar (kolom Xi). 2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (kolom Zi) dengan rumus: ̅ Keterangan: Zi = skor baku ̅ = mean Xi = skor data S = simpangan baku / standar deviasi (SD)
3) Nilai Zi dikonsultasikan pada daftar F (kolom Zt). 4) Untuk kolom F (Zi): Jika Zi negatif, maka F (Zi) = 0,5 – Zt Jika Zi positif, maka F (Zi) = 0,5 + Zt 5) Untuk kolom S (Zi): S (Zi) =
Nomor Responden Jumlah Responden
6) Kolom |F(Zi) – S(Zi)| merupakan harga mutlak dari selisih F(Zi) – S(Zi). 7) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk mendapatkan Lo hitung. 8) Apabila L hitung < L tabel berarti data tersebut berdistribusi normal.
87 Lampiran 3
A. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen 1. Hasil Pretest Kelas Eksperimen No.
Xi
f
Zn
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
2 3 3 3 6 5 6 3 3 3 2 1
2 5 8 11 17 22 28 31 34 37 39 40
̅ = 36,6
X
(
̅) -20.6 -16.6 -12.6 -8.6 -4.6 -0.6 3.4 7.4 11.4 15.4 19.4 23.4
Zi
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi) – S(Si)|
-1.79 -1.44 -1.09 -0.75 -0.40 -0.05 0.29 0.64 0.99 1.33 1.68 2.03
0.4633 0.4251 0.3621 0.2734 0.1554 0.0199 0.1141 0.2389 0.3389 0.4082 0.4535 0.4788
0.0367 0.0749 0.1379 0.2266 0.3446 0.4801 0.6141 0.7389 0.8389 0.9082 0.9535 0.9788
0.05 0.125 0.2 0.275 0.425 0.55 0.7 0.775 0.85 0.925 0.975 1
0.0133 0.0501 0.0621 0.0484 0.0804 0.0699 0.0859 0.0361 0.0111 0.0168 0.0215 0.0212
SD = 11,539
Lo = 0,0859
untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
√
Karena Lo < Lt (0,0859 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
2. Hasil Posttest Kelas Eksperimen No.
Xi
f
Zn
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
44 48 52 56 60 64 68 72 76 80 84 88 92
2 1 1 3 2 3 7 8 7 2 1 2 1
2 3 4 7 9 12 19 27 34 36 37 39 40
̅ = 69,1
X
(
̅) -25.1 -21.1 -17.1 -13.1 -9.1 -5.1 -1.1 2.9 6.9 10.9 14.9 18.9 22.9
Zi
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi) – S(Si)|
-2.22 -1.87 -1.52 -1.16 -0.81 -0.45 -0.10 0.26 0.61 0.97 1.32 1.67 2.03
0.4868 0.4693 0.4357 0.3770 0.2910 0.1736 0.0398 0.1026 0.2291 0.3340 0.4066 0.4525 0.4788
0.0132 0.0307 0.0643 0.123 0.21 0.3264 0.4602 0.6026 0.7291 0.834 0.9066 0.9525 0.9788
0.05 0.075 0.1 0.175 0.225 0.3 0.475 0.675 0.85 0.9 0.925 0.975 1
0.0368 0.0443 0.0357 0.0520 0.0160 0.0264 0.0148 0.0724 0.1209 0.0660 0.0184 0.0225 0.0212
SD = 11,285 √
Lo = 0,1209
untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
Karena Lo < Lt (0,1209 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
88 Lampiran 3
B. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol 1. Hasil Pretest Kelas Kontrol No.
Xi
f
Zn
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 60 68
2 2 1 2 8 6 3 3 4 6 1 1 1
2 4 5 7 15 21 24 27 31 37 38 39 40
̅ = 35,3
X
(
̅) -23.3 -19.3 -15.3 -11.3 -7.3 -3.3 0.7 4.7 8.7 12.7 16.7 24.7 32.7
Zi
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi) – S(Si)|
-1.72 -1.42 -1.13 -0.83 -0.54 -0.24 0.05 0.35 0.64 0.94 1.23 1.82 2.41
0.4573 0.4222 0.3708 0.2967 0.2054 0.0948 0.0199 0.1368 0.2389 0.3264 0.3907 0.4656 0.4920
0.0427 0.0778 0.1292 0.2033 0.2946 0.4052 0.5199 0.6368 0.7389 0.8264 0.8907 0.9656 0.992
0.05 0.1 0.125 0.175 0.375 0.525 0.6 0.675 0.775 0.925 0.95 0.975 1
0.0073 0.0222 0.0042 0.0283 0.0804 0.1198 0.0801 0.0382 0.0361 0.0986 0.0593 0.0094 0.008
SD = 13,55
Lo = 0,1198 untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
√
Karena Lo < Lt (0,1198 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
2. Hasil Posttest Kelas Kontrol No.
Xi
f
Zn
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24 44 48 52 56 60 64 68 72 76 80 84
1 5 2 6 4 3 3 3 3 6 3 1
1 6 8 14 18 21 24 27 30 36 39 40
̅ = 61,2
X
(
̅) -37.2 -17.2 -13.2 -9.2 -5.2 -1.2 2.8 6.8 10.8 14.8 18.8 22.8
Zi
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi) – S(Si)|
-2.76 -1.27 -0.98 -0.68 -0.39 -0.09 0.21 0.50 0.80 1.10 1.39 1.69
0.4971 0.3980 0.3365 0.2517 0.1517 0.0359 0.0832 0.1915 0.2881 0.3643 0.4177 0.4545
0.0029 0.102 0.1635 0.2483 0.3483 0.4641 0.5832 0.6915 0.7881 0.8643 0.9177 0.9545
0.025 0.15 0.2 0.35 0.45 0.525 0.6 0.675 0.75 0.9 0.975 1
0.0221 0.0480 0.0365 0.1017 0.1017 0.0609 0.0168 0.0165 0.0381 0.0357 0.0573 0.0455
SD = 13,502 √
Lo = 0,1017
untuk n = 40 pada taraf signifikan 5%.
Karena Lo < Lt (0,1017 < 0,14) maka dapat disimpulkan bahwa sampel berdistribusi normal.
89 Lampiran 4
Uji Homogenitas Data Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansivariansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, yaitu uji Fisher. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis Ho : data yang memiliki varians homogen Ha : data yang memiliki varians tidak homogen
2. Kriteria pengujian a. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua varians homogen b. Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua varians tidak homogen
3. Menentukan df pembilang (varians terbesar) dan df penyebut (varians terkecil) dengan n = 40 df1 = n – 1= 40 – 1= 39 df2 = n – 1= 40 – 1 = 39
4. Menentukan nilai Ftabel Untuk df penyebut 39 dan df pembilang 39 pada taraf signifikan α = 0,05 (0,05;39,39) tidak terdapat pada tabel distribusi F sehingga digunakan df yang terdekat yaitu df penyebut 40 dan df pembilang 40 (0,05;40,40). Adapun nilai yang ditunjukkan pada tabel F dengan df tersebut adalah 1,69.
5. Menentukan nilai Fhitung
Keterangan: Fhitung
= uji Fisher (Homogenitas)
S12
= varians terbesar atau data pertama
S22
= varians terkecil atau data kedua
90 Lampiran 4
A. Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Diketahui
: S terbesar S terkecil
= 183,6
(Kelas Kontrol)
= 133,148
(Kelas Eksperimen)
Karena Fhitung < Ftabel ( 1,379 < 1,69) maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua data
tersebut memiliki varians homogen.
B. Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Diketahui
: S terbesar
= 182,308
(Kelas Kontrol)
S terkecil
= 127,344
(Kelas Eksperimen)
Karena Fhitung < Ftabel ( 1,432 < 1,69) maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua data
tersebut memiliki varians homogen.
91 Lampiran 5
Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t (t-test) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis H0 = μ1 ≤ μ2 Ha = μ1 > μ2 Keterangan: H0 = Hipotesis nihil Ha = Hipotesis alternatif μ1 = Hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen dengan advance organizer μ2 = Hasil belajar biologi siswa pada kelas kontrol
b. Menentukan kriteria pengujian Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
c. Uji signifikansi dengan uji-t Pengujian hipotesis dengan uji-t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencari Mean, yaitu M =
∑
(∑
∑
2. Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = √
3. Mencari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM =
)
√
4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2), yaitu (SEM1-M2) = √ 5. Mencari thitung atau t0, yaitu t0 =
92 Lampiran 5 A. Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 1. Mencari Mean Diketahui:
M1 = 36,675
(Kelas Eksperimen)
M2 = 35,8
(Kelas Kontrol)
2. Mencari Standar Deviasi (SD) Diketahui:
SD1 = 11,539 SD2 = 13,55
3. Mencari Standar Error Mean (SEM) √
√
√
√
4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2) (SEM1-M2) = √ = √ = √ =√ = 2,85 5. Mencari thitung atau t0
Dengan derajat kebebasan (df) = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 (konsultasi tabel nilai “t”) diperoleh harga titik “t” pada tabel (ttabel) sebagai berikut: Pada taraf signifikan 5%
= 1,67
Pada taraf signifikan 1%
= 2,38
Dengan demikian t0 lebih kecil dari pada ttabel, yaitu: 1,67 > 0,307 < 2,38 Dengan demikian hipotesis nihil (H0) diterima. Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh yang signifikan sebelum menggunakan model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.
93 Lampiran 5 B. Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 1. Mencari Mean Diketahui:
M1 = 70,7
(Kelas Eksperimen)
M2 = 62
(Kelas Kontrol)
2. Mencari Standar Deviasi (SD) Diketahui:
SD1 = 11,285 SD2 = 13,502
3. Mencari Standar Error Mean (SEM) √
√
√
√
4. Mencari Standar Error Perbedaan Mean (SEM1-M2) (SEM1-M2) = √ = √ = √ =√ = 2,818 5. Mencari thitung atau t0
Dengan derajat kebebasan (df) = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 (konsultasi tabel nilai “t”) diperoleh harga titik “t” pada tabel (ttabel) sebagai berikut: Pada taraf signifikan 5%
= 1,67
Pada taraf signifikan 1%
= 2,38
Dengan demikian t0 lebih besar dari pada ttabel, yaitu: 1,67 < 3,087 >2,38 Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak. Kesimpulan: terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan model pembelajaran advance organizer terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep protista.
94 Lampiran 6 No. Siswa
Perhatian
Relevansi
Percaya Diri
Kepuasan
Pemahaman
Keaktifan
1
27
30
28
22
17
14
2
17
21
21
19
9
12
3
25
26
24
19
19
11
4
18
21
16
13
14
11
5
25
28
28
24
20
15
6
18
25
17
21
19
12
7
22
23
21
16
16
12
8
26
26
27
20
17
14
9
23
23
22
19
15
12
10
25
29
15
18
9
8
11
19
20
20
17
17
11
12
20
22
17
15
15
9
13
28
28
26
20
15
13
14
25
23
21
22
16
12
15
23
18
18
13
16
11
16
20
18
19
19
12
10
17
27
21
23
20
17
12
18
21
16
19
17
15
10
19
25
30
27
24
20
15
20
22
23
16
16
14
11
21
25
28
25
22
14
13
22
24
24
20
16
9
12
23
26
27
25
21
18
14
24
20
23
20
18
15
10
25
21
23
19
18
16
12
26
20
23
21
20
15
12
27
16
16
16
10
11
11
28
26
25
24
21
20
15
29
23
21
21
16
14
10
30
25
26
22
20
15
12
31
24
22
13
13
10
12
32
22
21
20
19
14
10
33
23
26
19
19
15
12
34
21
23
20
18
14
11
35
20
19
20
15
13
9
36
23
22
19
15
17
12
37
21
25
20
17
15
11
38
22
22
19
10
14
11
39
21
23
14
14
13
8
40
22
23
20
20
15
11
Total
901
933
822
716
599
463
Jml Pernyataan
6
6
6
5
4
3
95 Lampiran 6
Perhitungan Data Angket Rumus: ̅ Keterangan: ̅
= persentase hasil angket
JKS
= jumlah keseluruhan skor pada setiap indikator
BNB = banyak nomor butir indikator n
= banyak siswa
Dengan kategori persentase angket sebagai berikut: 25% - 43%
= kurang
44% - 62%
= cukup
63% - 81%
= baik
82% - 100%
= baik sekali
Perhatian
Kepuasan
̅
̅ (baik)
(baik)
Relevansi
Pemahaman
̅
̅ (baik)
(baik)
Percaya Diri
Keaktifan
̅
̅ (baik)
(baik)
96 Lampiran 7 KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA Mata Pelajaran / Materi Satuan Pendidikan Kelas / Semester Tahun Ajaran
Kompetensi Dasar
Indikator
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Mendeskripsikan ciriciri umum dari kingdom protista berdasarkan kajian literatur dan pengamatan
Jenjang Kognitif
C2
C2
: Biologi / Protista : SMA : X / Ganjil : 2014/2015
Butir Soal Berikut ini adalah ciri-ciri organisme: 1) Bersifat eukariotik 2) Bersifat prokariotik 3) Respirasi secara aerobik 4) Dinding sel terbentuk dari peptidoglikan 5) Respirasi secara anaerob 6) Bersifat uniseluler dan multiseluler Berdasarkan keterangan di atas, yang menjadi ciri-ciri protista adalah nomor .... A. 1, 3, 6 B. 1, 4, 5 C. 2, 3, 6 D. 2, 4, 5 E. 2, 5, 6 Jawaban: A Protista memiliki karakteristik sebagai organisme eukariotik, yaitu .... A. tidak memiliki membran inti sel B. tidak memiliki membran plasma C. memiliki membran inti sel D. tidak memiliki membran plasma E. memiliki kemampuan berfotosintesis Jawaban: C
Nomor Soal
31
1
97 Lampiran 7 Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik yang dimiliki
C4
C2
C1
Seorang peneliti sedang mengamati suatu mikrooganisme menggunakan mikroskop. Mikroorganisme tersebut berbentuk seperti sandal dengan rambut-rambut kecil yang disebut silia di sekeliling tubuhnya, memiliki makronukleus dan mikronukleus, serta tidak terdapat kloroplas. Mikroorganisme tersebut termasuk ke dalam protista golongan .... A. protozoa B. alga C. jamur protista D. archaebacteria E. oomycota Jawaban: A Berikut ini ciri-ciri suatu organisme: 1) Tidak terdapat metagenesis 2) Dominan bersifat parasit 3) Memiliki klorofil 4) Fotoautotrof 5) Vakuola makanan sebagai gudang makanan Nomor yang menunjukkan ciri dari alga adalah .... A. 1 dan 2 B. 2 dan 4 C. 3 dan 4 D. 2 dan 5 E. 3 dan 5 Jawaban: C Berikut ini yang merupakan filum dengan contoh organisme yang tepat adalah .... Filum Contoh A. protozoa Spirogyra B. protozoa Phytium sp. C. alga Chlorella D. alga Amoeba proteus E. protozoa Macrocystis pyrifera Jawaban: C
46
2
18
98 Lampiran 7 Mengidentifikasi macam-macam protista dari gambar
Perhatikan gambar berikut ini!
C1
3 Mikroorganisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan .... A. alga B. jamur protista C. sianobakteri D. oomycota E. protozoa Jawaban: E Perhatikan gambar di bawah ini!
C1
Membandingkan protista dengan makhluk hidup lain C2
32 Organisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan .... A. alga B. jamur protista C. sianobakteri D. oomycota E. protozoa Jawaban: A Protista yang memiliki pigmen dominan sama dengan sianobakteri adalah .... A. alga keemasan B. diatom C. euglenoid D. alga cokelat E. alga merah Jawaban: E
54
99 Lampiran 7
C2
Mendeskripsikan ciriciri umum protista mirip hewan C1
C1
Mengklasifikasikan protista mirip hewan berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan
C1
C5
Anggota kingdom protista merupakan organisme .... yang membedakannya dengan kingdom archaebacteria dan eubacteria. A. prokariot B. anaerob C. heterotrof D. autotrof E. eukariot Jawaban: E Protozoa dapat diklasifikasikan berdasarkan .... A. pigmentasi B. alat gerak C. bentuk tubuh D. cara hidup E. ekologi Jawaban: B Pada lingkungan yang kurang menguntungkan, protozoa akan bertahan hidup dengan cara mengubah dirinya menjadi sel tidak aktif yang disebut .... A. makrogamet B. ciri C. kinetoplas D. trikosis E. sista Jawaban: E Berikut ini yang merupakan kelompok protozoa adalah .... A. sarcodina dan rhodophyta B. diatom dan euglenoid C. rhizopoda dan sporozoa D. sarcodina dan diatom E. euglenoid dan rhodophyta Jawaban: C Jika dibandingkan antara organisme Amoeba, Paramecium, Trypanosoma gambiense, Vorticella, dan Plasmodium, maka yang termasuk golongan ciliata adalah .... A. Paramecium, Vorticella B. Paramecium, Trypanosoma gambiense C. Amoeba, Trypanosoma gambiense D. Vorticella, Plasmodium E. Paramecium, Plasmodium Jawaban: A
14
4
34
5
6
100 Lampiran 7 Menjelaskan anggota protista mirip hewan berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan
Perhatikan gambar di bawah ini!
C2
7 Protozoa di atas merupakan .... A. sarcodina B. ciliata C. flagelata D. rhizopoda E. sporozoa Jawaban: B Perhatikan gambar jasad renik dan tabel ciri-ciri makhluk hidup berikut!
C2
C4
55 Ciri-ciri jasad renik pada gambar di atas ditunjukkan oleh nomor .... A. 1 dan 3 B. 3 dan 4 C. 1, 2, dan 3 D. 1, 4, dan 5 E. 2, 3, dan 5 Jawaban: C Pada uji laboratorium terhadap feses manusia, ditemukan mikroorganisme uniseluler tidak berklorofil, berambut getar, dan menyebabkan diare. Organisme tersebut adalah .... A. Paramecium caudatum B. Balantidium coli C. Stentor roeseli D. Didinium E. Vorticella Jawaban: B
35
101 Lampiran 7 Perhatikan gambar berikut ini!
C1
Menyebutkan peranan protista mirip hewan dalam kehidupan
C3
C3
8
Nomor yang menunjukkan silia dan vakuola kontraktil adalah .... A. 1 dan 6 B. 6 dan 5 C. 1 dan 5 D. 1 dan 4 E. 12 dan 9 Jawaban: C Rhizopoda yang fosilnya dimanfaatkan sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi adalah .... A. Globigerina B. Radiolaria C. Difflugia D. Heliozoa E. Arcella Jawaban: A Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium sp. dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina umumnyaditunjukkan dengan gejala .... A. kerusakan pada gigi dan gusi B. kejang-kejang pada usus C. demam berulang-ulang atau tidak menentu D. nyeri pada otot dan sendi E. tubuh lemah dan kurus Jawaban: C
36
9
102 Lampiran 7
C3
Menjelaskan habitat, cara hidup, dan reproduksi protista mirip hewan
C2
C2
C3
C2
Trypanosoma gambiense dapat menyebabkan penyakit .... yang menyerang orang-orang Afrika. A. malaria tropikana B. influenza C. malaria tertiana D. penyakit tidur E. diare Jawaban: D Amoeba bergerak secara ameboid, yaitu gerak .... A. berpindah tempat dengan membuat kaki B. membuat semacam akar C. membuat aliran sitoplasma D. membuat lekukan protoplasma E. membuat tonjolan protoplasma disertai aliran protoplasma ke satu arah Jawaban: E Gerakan fototropisme yang terjadi pada Euglena viridis disebabkan oleh .... A. makanan B. oksigen C. zat asam D. zat lemas E. sinar matahari Jawaban: E Perhatikan tahapan reproduksi Plasmodium pada tubuh manusia berikut ini. 1) merozoit 2) sporozoit 3) tropozoit Urutan proses reproduksi yang tepat adalah .... A. 1 - 2 - 3 B. 1 - 3 - 2 C. 2 - 1 - 3 D. 2 - 3 - 1 E. 3 - 1 - 2 Jawaban: C Bagian yang bertindak sebagai osmoregulator pada protozoa adalah .... A. plasma gel B. plasma sol C. plasmodesma D. vakuola nonkontraktil E. vakuola kontraktil Jawaban: E
37
10
47
12
11
103 Lampiran 7
C5
C4
C1
Mendeskripsikan ciriciri umum protista mirip tumbuhan
C2
Protozoa dapat digolongkan berdasarkan alat geraknya menjadi rhizopoda, flagellata, ciliata, dan sporozoa. Tetapi, sporozoa dapat dikatakan berbeda dengan protozoa lainnya karena .... A. sporozoa hanya berperan sebagai parasit dalam kehidupan B. sporozoa merupakan mikroorganisme dengan ukuran tubuh hanya beberapa mikron C. sporozoa memerlukan inang sementara berupa nyamuk D. sporozoa memiliki beberapa fase dalam siklus hidupnya E. sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus Jawaban: E Mula-mula dua Paramecium saling berdekatan. Kemudian makronukleus melebur, sedangkan mikronukleus membelah. Selanjutnya terjadi pertukaran salah satu mikronukleus. Lalu Paramecium memisahkan diri dan nukleusnya membelah sehingga menghasilkan Paramecium baru. Cara yang digunakan oleh Paramecium dalam melakukan proses reproduksi tersebut adalah .... A. oogami B. singami C. konjugasi D. kariogami E. plasmogami Jawaban: C Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam sporozoa adalah .... A. Trypanosoma B. Plasmodium C. Euglena D. Fucus E. Paramecium Jawaban: B Protozoa dan alga termasuk ke dalam kingdom protista. Protozoa berbeda dengan alga, karena alga bersifat .... A. heterotrof B. fotoautotrof C. eukariotik D. kemoautotrof E. tidak memiliki alat gerak Jawaban: B
13
38
33
15
104 Lampiran 7
C1
Mengklasifikasikan protista mirip tumbuhan berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan
C2
Dilihat dari cara memperoleh makanan (nutrien), alga diklasifikasikan sebagai protista .... A. saprofit B. heterotrof C. autotrof D. parasit E. epifit Jawaban: C Berikut ini merupakan pengelompokan alga berdasarkan pigmen yang dominan adalah .... A. chlorophyta, phaeophyta, euglenophyta B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta D. rhodophyta, chrysophyta, euglenophyta E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta Jawaban: C Ganggang pada gambar di bawah ini merupakan Laminaria sp. dari golongan ....
C2
Menjelaskan anggota dari protista mirip tumbuhan berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan
C1
39
16
17 A. phaeophyta B. rhodophyta C. chlorophyta D. chrysophyta E. pyrrophyta Jawaban: A Pigmen dominan pada alga merah adalah .... A. klorofil B. fukosantin C. fikoeritrin D. karoten E. santofil Jawaban: C
48
105 Lampiran 7
C2
C4
C4
Menyebutkan peranan protista mirip tumbuhan dalam kehidupan C3
Berikut ini ganggang yang memiliki globul dan nukul sebagai alat reproduksinya adalah .... A. Volvox B. Euglena viridis C. Spirogyra D. Hydrodictyon E. Chara braunii Jawaban: E Sekelompok siswa MA Aulia sedang mengamati mikroorganisme yang diambil dari air sawah di sekitar sekolah mereka. Setelah diamati di bawah mikroskop ternyata ditemukan mikroorganisme yang berbentuk seperti benang, berwarna hijau, dan kloroplasnya berbentuk pita spiral. Mikroorganisme yang dimaksud adalah .... A. Euglena sp. B. Spirogyra C. Ulva D. Chlorella E. Volvox Jawaban: B Berikut pernyataan yang benar adalah .... A. Euglena dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang karena ada tidaknya vakuola B. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena merupakan protozoa C. Euglena memiliki flagel dan klorofil sehingga dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang D. Euglena tidak mempunyai alat gerak karena merupakan ganggang uniseluler E. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil Jawaban: C Chlorella sebagai protein sel tunggal (PST) berpotensi sebagai .... karena memiliki kandungan protein dan amilum yang tinggi. A. bahan pembuat agar-agar B. antibiotik C. obat malaria D. sumber makanan baru E. bahan pembuat pupuk kompos Jawaban: D
49
40
19
41
106 Lampiran 7
C3
C3
Menjelaskan habitat, cara hidup, dan reproduksi protista mirip tumbuhan
C3
Ganggang yang menyebabkan terjadinya pasang merah (red tide) di laut adalah .... A. Noctiluca scintillans B. Sargassum C. Macrocystis D. Corralina E. Vaucheria Jawaban: A Ganggang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan agar-agar adalah .... A. Macrocystis B. Eucheuma spinosum C. Laminaria D. Fucus E. Chlorella Jawaban: B Susunan reproduksi seksual: 1. Terjadi peleburan inti sel (kariogami) 2. Pembentukan zigospora (inti 2n) 3. Peleburan plasma sel (plasmogami) 4. Zigospora mengalami meiosis menjadi 4 sel haploid 5. 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru Susunan reproduksi konjugasi pada Spirogyra adalah .... A. 1-2-3-4-5 B. 2-1-3-4-5 C. 3-1-2-4-5 D. 3-2-1-4-5 E. 4-5-3-2-1 Jawaban: C
50
20
23
107 Lampiran 7 Perhatikan gambar berikut ini!
C2
C1
C5
Mendeskripsikan ciriciri umum protista mirip jamur C2
21 Gambar di atas merupakan Spirogyra yang sedang melakukan .... A. konjugasi B. fragmentasi C. singami D. anisogami E. pembelahan biner Jawaban: A Alga hijau memiliki pigmen dominan yang dikandungnya. Pigmen tersebut adalah .... A. pirenoid B. karoten C. klorofil D. laminarin E. fikoeritrin Jawaban: C Pembagian protista berdasarkan sifat uniseluler tidak dapat dilakukan pada alga karena .... A. Seluruh anggota alga merupakan multiseluler B. Alga merupakan organisme makroskopis yang bergerak menggunakan flagel C. Alga memiliki sel yang banyak yang disebut pirenoid D. Sebagian anggota alga merupakan multiseluler E. Sel-sel alga telah berdiferensiasi menjadi sel berukuran besar Jawaban: D Berikut yang merupakan karakteristik dari protista mirip jamur adalah .... A. prokariotik dan heterotrof B. fotoautotrof dan eukariotik C. menghasilkan spora dan heterotrof D. fotoautotrof dan prokariotik E. menghasilkan spora dan prokariotik Jawaban: C
22
42
24
108 Lampiran 7
C2
Mengklasifikasikan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan
C4
C1
Menjelaskan anggota dari protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan
C2
Ciri mendasar dari jamur protista adalah .... A. reproduksi dengan singami B. menghasilkan spora C. dinding sel dari selulosa D. parasit pada tumbuhan lain E. hidup di tempat lembab Jawaban: B Pernyataan berikut yang benar adalah ..... A. Fuligo septica merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut plasmodium B. Amoeba bergerak secara ameboid sehingga digolongkan sebagai myxomycota C. Saprolegnia digolongkan sebagai myxomyxota karena merupakan parasit pada ikan D. Phytophthora sp. tidak bersifat senositik sehingga termasuk dalam myxomycota E. Didymium sp. merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut amoeba Jawaban: A Berikut yang merupakan contoh organisme dari myxomycota atau jamur lendir plasmodial adalah .... A. Eucheuma spinosum B. Phytium sp. C. Saprolegnia sp. D. Fuligo septica E. Volvox Jawaban: D Perhatikan data berikut! 1. Benang hifa tidak bersekat 2. Benang hifa bersekat 3. Dinding sel dari selulosa 4. Dinding sel dari zat kitin 5. Reproduksi aseksual dengan zoospora 6. Reproduksi aseksual dengan plasmodium Ciri-ciri jamur air ditunjukkan oleh nomor .... A. 1, 3, 6 B. 2, 3, 5 C. 2, 4, 5 D. 1, 3, 5 E. 2, 4, 6 Jawaban: D
51
43
25
44
109 Lampiran 7
C4
Menyebutkan peranan protista mirip jamur dalam kehidupan
C3
C4
Pernyataan berikut yang benar tentang jamur lendir (myxomycota) adalah .... A. termasuk kingdom fungi karena reproduksinya mirip fungi B. termasuk kingdom fungi karena tidak berklorofil C. termasuk kingdom protista karena membran sel terdiri dari zat kitin D. termasuk kingdom protista karena reproduksinya mirip Amoeba E. termasuk kingdom protista karena gerak pada fase vegetatifnya mirip Amoeba Jawaban: E Penyakit rebah semai yang mematikan bibit tanaman disebabkan oleh .... A. Phytophthora infestans B. Plasmopara viticola C. Saprolegnia sp. D. Phytium sp. E. Fuligo septic Jawaban: D Seorang siswa mengambil sampel potongan kayu membusuk yang basah, kemudian mengamatinya di bawah mikroskop. Dia menemukan organisme dengan ciri-ciri : 1. Tubuh terdiri dari benang-benang tidak bersekat (senositik) 2. Inti sel banyak dan membentuk zoospora berflagel 2 Dapat ditentukan bahwa organisme tersebut adalah .... A. phaeophyta B. rhodophyta C. myxomycota D. oomycota E. acrasiomycota Jawaban: D Gambar berikut merupakan hifa dari protista yang menyebabkan infeksi pada kulit ikan. Protista tersebut adalah ....
C1
26
28
27
29 A. Phytium sp. B. Phytophthora sojae C. Phytophthora infestans D. Fuligo septica E. Saprolegnia sp. Jawaban: E
110 Lampiran 7
C1
C6
Menjelaskan habitat, cara hidup, dan reproduksi protista mirip jamur
C1
C1
Berikut ini merupakan contoh protista dari kelompok oomycota, yaitu .... A. jamur karat putih B. jamur merang C. jamur kuping D. jamur lendir plasmodial E. jamur lendir selular Jawaban: A Penyebaran penyakit late blight pada tanaman kentang yang disebabkan oleh jamur air Phytophthora dapat menyebabkan gagal panen pada tanaman tersebut. Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, para petani dapat melakukan .... A. pemberian insektisida secara rutin B. penyemprotan fungisida C. pemberian urea untuk menyuburkan tanah D. pengasapan pada kentang E. penyemprotan air secara teratur Jawaban: B Saat bereproduksi aseksual, acrasiomycota membentuk .... A. tunas B. nukleus C. flagela D. tubuh buah E. sitoplasma Jawaban: D Fase vegetatif jamur lendir yang dapat bergerak seperti Amoeba sp. disebut .... A. amoeba B. plasmodium C. myxoamoeba D. sporangium E. anteridium Jawaban: B
45
53
52
30
111 Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA Tingkat Pengetahuan dan Butir Soal No.
1.
2.
3.
4. 5.
6.
7.
Indikator
C1
C2
Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari kingdom protista berdasarkan kajian literatur dan pengamatan Mengklasifikasikan macam- 18** macam protista berdasarkan karakteristik yang dimiliki Mengidentifikasi macam3**, macam protista dari gambar 32**
1**, 31
Membandingkan protista dengan makhluk hidup lain Mendeskripsikan ciri-ciri umum protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Mengklasifikasikan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan anggota dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan
14**, 54 4**, 34,
2
C3
C4
C5
C6
Soal
Jumlah Soal yang Valid
2
1
3
1
2
2
2
1
6
2
6
3
10
4
46
15, 24, 51
39*
5, 25
Jumlah
16**,
43
6**
17**
8**, 48
7, 44, 49,
19**,
55
26**, 35, 40**
112 Lampiran 7
8.
9.
protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan habitat, cara hidup, dan reproduksi dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Menyebutkan peranan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur dalam kehidupan
33, 22**,
10, 11,
30, 52
21**,
* = Signifikan ** = Sangat signifikan
38*
13**, 42 13
6
11
5
55
25
47** 29, 45**
9**, 20, 28, 36, 37, 41**,
27**
53
50** Jumlah
Keterangan soal yang valid :
12, 23**
113 Lampiran 8
SOAL INSTRUMEN UJI COBA Nama Siswa Mata Pelajaran / Materi Kelas / Semester Hari, Tanggal
: : Biologi / Protista : X SMA / Ganjil :
Bacalah soal-soal berikut ini dengan seksama lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling tepat! 1.
2.
3.
Protista memiliki karakteristik sebagai organisme eukariotik, yaitu .... A. tidak memiliki membran inti sel B. tidak memiliki membran plasma C. memiliki membran inti sel D. tidak memiliki membran plasma E. memiliki kemampuan berfotosintesis Berikut ini ciri-ciri suatu organisme: 1) Tidak terdapat metagenesis 2) Dominan bersifat parasit 3) Memiliki klorofil 4) Fotoautotrof 5) Vakuola makanan sebagai gudang makanan Nomor yang menunjukkan ciri alga adalah .... A. 1 dan 2 B. 2 dan 4 C. 3 dan 4 D. 2 dan 5 E. 3 dan 5 Perhatikan gambar berikut ini!
4.
5.
6.
Mikroorganisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan .... A. alga B. jamur protista C. sianobakteri D. oomycota E. protozoa Protozoa dapat diklasifikasikan berdasarkan .... A. pigmentasi B. alat gerak C. bentuk tubuh D. cara hidup E. ekologi Berikut ini yang merupakan kelompok protozoa adalah .... A. sarcodina dan rhodophyta B. diatom dan euglenoid C. rhizopoda dan sporozoa D. sarcodina dan diatom E. euglenoid dan rhodophyta Jika dibandingkan antara organisme Amoeba, Paramecium, Trypanosoma gambiense, Vorticella, dan Plasmodium, maka yang termasuk golongan ciliata adalah .... A. Paramecium, Vorticella B. Paramecium, Trypanosoma gambiense C. Amoeba, Trypanosoma gambiense D. Vorticella, Plasmodium E. Paramecium, Plasmodium
114 Lampiran 8
7.
Perhatikan gambar di bawah ini! 10.
8.
Protozoa di atas merupakan .... A. sarcodina B. ciliata C. flagelata D. rhizopoda E. sporozoa Perhatikan gambar berikut ini!
11.
12.
9.
Nomor yang menunjukkan silia dan vakuola kontraktil adalah .... A. 1 dan 6 B. 6 dan 5 C. 1 dan 5 D. 1 dan 4 E. 12 dan 9 Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium sp. dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina umumnya ditunjukkan dengan gejala .... A. kerusakan pada gigi dan gusi B. kejang-kejang pada usus C. demam berulang-ulang atau tidak menentu
13.
D. nyeri pada otot dan sendi E. tubuh lemah dan kurus Amoeba bergerak secara ameboid, yaitu gerak .... A. berpindah tempat dengan membuat kaki B. membuat semacam akar C. membuat aliran sitoplasma D. membuat lekukan protoplasma E. membuat tonjolan protoplasma disertai aliran protoplasma ke satu arah Bagian yang bertindak sebagai osmoregulator pada protozoa adalah .... A. plasma gel B. plasma sol C. plasmodesma D. vakuola nonkontraktil E. vakuola kontraktil Perhatikan tahapan reproduksi Plasmodium pada tubuh manusia berikut ini. 1) merozoit 2) sporozoit 3) tropozoit Urutan proses reproduksi yang tepat adalah .... A. 1 - 2 - 3 B. 1 - 3 - 2 C. 2 - 1 - 3 D. 2 - 3 - 1 E. 3 - 1 - 2 Protozoa dapat digolongkan berdasarkan alat geraknya menjadi rhizopoda, flagellata, ciliata, dan sporozoa. Tetapi, sporozoa dapat dikatakan berbeda dengan protozoa lainnya karena ....
115 Lampiran 8
A. sporozoa hanya berperan sebagai parasit dalam kehidupan B. sporozoa merupakan mikroorganisme dengan ukuran tubuh hanya beberapa mikron C. sporozoa memerlukan inang sementara berupa nyamuk D. sporozoa memiliki beberapa fase dalam siklus hidupnya E. sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus 14. Anggota kingdom protista merupakan organisme .... yang membedakannya dengan kingdom archaebacteria dan eubacteria. A. prokariot B. anaerob C. heterotrof D. autotrof E. eukariot 15. Protozoa dan alga termasuk ke dalam kingdom protista. Protozoa berbeda dengan alga, karena alga bersifat .... A. heterotrof B. fotoautotrof C. eukariotik D. kemoautotrof E. tidak memiliki alat gerak 16. Berikut ini merupakan pengelompokan alga berdasarkan pigmen yang dominan adalah .... A. chlorophyta, phaeophyta, euglenophyta B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta D. rhodophyta, chrysophyta, euglenophyta E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta
17. Ganggang berikut merupakan Laminaria sp. dari golongan ....
A. phaeophyta B. rhodophyta C. chlorophyta D. chrysophyta E. pyrrophyta 18. Berikut ini yang merupakan filum dengan contoh organisme yang tepat adalah .... Filum Contoh A. protozoa Spirogyra B. protozoa Phytium sp. C. alga Chlorella D. alga Amoeba proteus E. protozoa Macrocystis pyrifera 19. Berikut pernyataan yang benar adalah .... A. Euglena dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang karena ada tidaknya vakuola B. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena merupakan protozoa C. Euglena memiliki flagel dan klorofil sehingga dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang D. Euglena tidak mempunyai alat gerak karena merupakan ganggang uniseluler E. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil 20. Ganggang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan agar-agar adalah .... A. Macrocystis B. Eucheuma spinosum C. Laminaria
116 Lampiran 8
D. Fucus E. Chlorella 21. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan Spirogyra yang sedang melakukan .... A. konjugasi B. fragmentasi C. singami D. anisogami E. pembelahan biner 22. Alga hijau memiliki pigmen dominan yang dikandungnya. Pigmen tersebut adalah .... A. pirenoid B. karoten C. klorofil D. laminarin E. fikoeritrin 23. Susunan reproduksi seksual: 1) Terjadi peleburan inti sel (kariogami) 2) Pembentukan zigospora (inti 2n) 3) Peleburan plasma sel (plasmogami) 4) Zigospora mengalami meiosis menjadi 4 sel haploid 5) 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru Susunan reproduksi konjugasi pada Spirogyra adalah .... A. 1-2-3-4-5 B. 2-1-3-4-5 C. 3-1-2-4-5 D. 3-2-1-4-5 E. 4-5-3-2-1
24. Berikut yang merupakan karakteristik dari protista mirip jamur adalah .... A. prokariotik dan heterotrof B. fotoautotrof dan eukariotik C. menghasilkan spora dan heterotrof D. fotoautotrof dan prokariotik E. menghasilkan spora dan prokariotik 25. Berikut yang merupakan contoh organisme dari myxomycota atau jamur lendir plasmodial adalah .... A. Eucheuma spinosum B. Phytium sp. C. Saprolegnia sp. D. Fuligo septica E. Volvox 26. Pernyataan berikut yang benar tentang jamur lendir (myxomycota) adalah .... A. termasuk kingdom fungi karena reproduksinya mirip fungi B. termasuk kingdom fungi karena tidak berklorofil C. termasuk kingdom protista karena membran sel terdiri dari zat kitin D. termasuk kingdom protista karena reproduksinya mirip Amoeba E. termasuk kingdom protista karena gerak pada fase vegetatifnya mirip Amoeba 27. Seorang siswa mengambil sampel potongan kayu membusuk yang basah, kemudian mengamatinya di bawah mikroskop. Dia menemukan organisme dengan ciri-ciri : 1) Tubuh terdiri dari benang-benang tidak bersekat (senositik) 2) Inti sel banyak dan membentuk zoospora berflagel 2 Dapat ditentukan bahwa organisme tersebut adalah ....
117 Lampiran 8
A. phaeophyta B. rhodophyta C. myxomycota D. oomycota E. acrasiomycota 28. Penyakit rebah semai yang mematikan bibit tanaman disebabkan oleh .... A. Phytophthora infestans B. Plasmopara viticola C. Saprolegnia sp. D. Phytium sp. E. Fuligo septic 29. Gambar berikut merupakan hifa dari protista yang menyebabkan infeksi pada kulit ikan. Protista tersebut adalah ....
A. Phytium sp. B. Phytophthora sojae C. Phytophthora infestans D. Fuligo septica E. Saprolegnia sp. 30. Fase vegetatif jamur lendir yang dapat bergerak seperti Amoeba sp. disebut .... A. amoeba B. plasmodium C. myxoamoeba D. sporangium E. anteridium 31. Berikut ini adalah ciri-ciri organisme: 1) Bersifat eukariotik 2) Bersifat prokariotik 3) Respirasi secara aerobik 4) Dinding sel terbentuk dari peptidoglikan 5) Respirasi secara anaerob 6) Bersifat uniseluler dan multiseluler
Berdasarkan keterangan di atas, yang menjadi ciri-ciri protista adalah nomor .... A. 1, 3, 6 B. 1, 4, 5 C. 2, 3, 6 D. 2, 4, 5 E. 2, 5, 6 32. Perhatikan gambar di bawah ini!
Organisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan .... A. alga B. jamur protista C. sianobakteri D. oomycota E. protozoa 33. Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam sporozoa adalah .... A. Trypanosoma B. Plasmodium C. Euglena D. Fucus E. Paramecium lingkungan yang kurang 34. Pada menguntungkan, protozoa akan bertahan hidup dengan cara mengubah dirinya menjadi sel tidak aktif yang disebut .... A. makrogamet B. ciri C. kinetoplas D. trikosis E. sista
118 Lampiran 8
35. Pada uji laboratorium terhadap feses manusia, ditemukan mikroorganisme uniseluler tidak berklorofil, berambut getar, dan menyebabkan diare. Organisme tersebut adalah .... A. Paramecium caudatum B. Balantidium coli C. Stentor roeseli D. Didinium E. Vorticella 36. Rhizopoda yang fosilnya dimanfaatkan sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi adalah .... A. Globigerina B. Radiolaria C. Difflugia D. Heliozoa E. Arcella gambiense dapat 37. Trypanosoma menyebabkan penyakit .... yang menyerang orang-orang Afrika. A. malaria tropikana B. influenza C. malaria tertiana D. penyakit tidur E. diare 38. Mula-mula dua Paramecium saling berdekatan. Kemudian makronukleus melebur, sedangkan mikronukleus membelah. Selanjutnya terjadi pertukaran salah satu mikronukleus. Lalu Paramecium memisahkan diri dan nukleusnya membelah sehingga menghasilkan Paramecium baru. Cara yang digunakan oleh Paramecium dalam melakukan proses reproduksi tersebut adalah .... A. oogami B. singami C. konjugasi
D. kariogami E. plasmogami 39. Dilihat dari cara memperoleh nutrien, alga diklasifikasikan sebagai protista .... A. saprofit B. heterotrof C. autotrof D. parasit E. epifit 40. Sekelompok siswa MA Aulia sedang mengamati mikroorganisme yang diambil dari air sawah di sekitar sekolah mereka. Setelah diamati di bawah mikroskop ternyata ditemukan mikroorganisme yang berbentuk seperti benang, berwarna hijau, dan kloroplasnya berbentuk pita spiral. Mikroorganisme tersebut adalah .... A. Euglena sp. B. Spirogyra C. Ulva D. Chlorella E. Volvox 41. Chlorella sebagai protein sel tunggal (PST) berpotensi sebagai .... karena memiliki kandungan protein dan amilum yang tinggi. A. bahan pembuat agar-agar B. antibiotik C. obat malaria D. sumber makanan baru E. bahan pembuat pupuk kompos 42. Pembagian protista berdasarkan sifat uniseluler tidak dapat dilakukan pada alga karena ....
119 Lampiran 8
A. Seluruh anggota alga merupakan multiseluler B. Alga merupakan organisme makroskopis yang bergerak menggunakan flagel C. Alga memiliki sel yang banyak yang disebut pirenoid D. Sebagian anggota alga merupakan multiseluler E. Sel-sel alga telah berdiferensiasi menjadi sel berukuran besar 43. Pernyataan berikut yang benar adalah ..... A. Fuligo septica merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut plasmodium B. Amoeba bergerak secara ameboid sehingga digolongkan sebagai myxomycota C. Saprolegnia digolongkan sebagai myxomyxota karena merupakan parasit pada ikan D. Phytophthora sp. tidak bersifat senositik sehingga termasuk dalam myxomycota E. Didymium sp. merupakan myxomycota yang fase vegetatifnya disebut amoeba 44. Perhatikan data berikut! 1) Benang hifa tidak bersekat 2) Benang hifa bersekat 3) Dinding sel dari selulosa 4) Dinding sel dari zat kitin 5) Reproduksi aseksual dengan zoospora 6) Reproduksi aseksual dengan plasmodium Ciri-ciri jamur air ditunjukkan oleh nomor ....
45.
46.
47.
48.
A. 1, 3, 6 B. 2, 3, 5 C. 2, 4, 5 D. 1, 3, 5 E. 2, 4, 6 Berikut ini merupakan contoh protista dari kelompok oomycota, yaitu .... A. jamur karat putih B. jamur merang C. jamur kuping D. jamur lendir plasmodial E. jamur lendir selular Seorang peneliti sedang mengamati suatu mikrooganisme menggunakan mikroskop. Mikroorganisme tersebut berbentuk seperti sandal dengan rambutrambut kecil yang disebut silia di sekeliling tubuhnya, memiliki makronukleus dan mikronukleus, serta tidak terdapat kloroplas. Mikroorganisme tersebut termasuk ke dalam Protista golongan .... A. protozoa B. alga C. jamur protista D. archaebacteria E. oomycota Gerakan fototropisme yang terjadi pada Euglena viridis disebabkan oleh .... A. makanan B. oksigen C. zat asam D. zat lemas E. sinar matahari Pigmen dominan pada alga merah adalah .... A. klorofil B. fukosantin C. fikoeritrin
120 Lampiran 8
49.
50.
51.
52.
53.
D. karoten E. santofil Berikut ini ganggang yang memiliki globul dan nukul sebagai alat reproduksinya adalah .... A. Volvox B. Euglena viridis C. Spirogyra D. Hydrodictyon E. Chara braunii Ganggang yang menyebabkan terjadinya pasang merah (red tide) di laut adalah .... A. Noctiluca scintillans B. Sargassum C. Macrocystis D. Corralina E. Vaucheria Ciri mendasar dari jamur protista adalah .... A. reproduksi dengan singami B. menghasilkan spora C. dinding sel dari selulosa D. parasit pada tumbuhan lain E. hidup di tempat lembab Saat bereproduksi secara aseksual, acrasiomycota membentuk .... A. tunas B. nukleus C. flagela D. tubuh buah E. sitoplasma Penyebaran penyakit late blight pada tanaman kentang yang disebabkan oleh jamur air Phytophthora dapat menyebabkan gagal panen pada tanaman tersebut. Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, para petani dapat melakukan ....
A. pemberian insektisida secara rutin B. penyemprotan fungisida C. pemberian urea untuk menyuburkan tanah D. pengasapan pada kentang E. penyemprotan air secara teratur 54. Protista yang memiliki pigmen dominan sama dengan sianobakteri adalah .... A. alga keemasan B. diatom C. euglenoid D. alga cokelat E. alga merah 55. Perhatikan gambar jasad renik dan tabel ciri-ciri makhluk hidup berikut.
Ciri-ciri jasad renik pada gambar di atas ditunjukkan oleh nomor .... A. 1 dan 3 B. 3 dan 4 C. 1, 2, dan 3 D. 1, 4, dan 5 E. 2, 3, dan 5
121 Lampiran 9 REKAPITULASI ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN UJI COBA (55 SOAL PG) SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 30 Butir soal = 55 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode/Nama ALFIAN... IVAN A... MOCHAM... NAURA ... ZIADHA... AJENG ... RODELL... REZA A... NIA AN... AYU SA... INEZ J... QORI L. SUHAND... MUHAMM... AJI SO... ROSI H... MEGA S... FAIRUZ... MARHAT... RETNO ... KURNIA... SITI M... CINDY ... FERNANDO M. ROZ... MITA M... DWIYAN... DHIMAS... YOHANA... STELLA...
Benar 17 22 26 11 13 22 20 17 20 21 31 21 30 30 30 27 21 24 26 24 31 29 25 26 26 34 33 25 29 31
Salah 38 33 29 44 42 33 35 38 35 34 24 34 25 25 25 28 34 31 29 31 24 26 30 29 29 21 22 30 26 24
Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skr Asli 17 22 26 11 13 22 20 17 20 21 31 21 30 30 30 27 21 24 26 24 31 29 25 26 26 34 33 25 29 31
Skr Bobot 17 22 26 11 13 22 20 17 20 21 31 21 30 30 30 27 21 24 26 24 31 29 25 26 26 34 33 25 29 31
122 Lampiran 9
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 24.73 Simpang Baku= 5.73 KorelasiXY= 0.65 Reliabilitas Tes= 0.79 Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode/Nama Subyek ALFIANTY K. IVAN ARMAYN MOCHAMAD DANDI NAURA SALSABILA ZIADHATURRAHMA AJENG NURUL H. RODELLA PRADITA REZA ANUGRAH Y. NIA ANUARI T. AYU SARASWATI M. INEZ J.M.P. QORI L. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P. ROSI HANDAYANI MEGA SAFIRA FAIRUZ NABILA MARHATUN AWALIAH RETNO WATI KURNIA ADITYA R. SITI MUTIARA ... CINDY M.K. FERNANDO M. ROZZAK FARHAN MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. DHIMAS BAGUS ... YOHANA MARGARETH STELLA M.I.
Skor Ganjil 10 14 15 6 6 12 13 13 13 14 20 11 18 18 18 16 12 16 16 14 19 18 14 16 18 18 21 13 17 20
Skor Genap 7 8 11 5 7 10 7 4 7 7 11 10 12 12 12 11 9 8 10 10 12 11 11 10 8 16 12 12 12 11
Skor Total 17 22 26 11 13 22 20 17 20 21 31 21 30 30 30 27 21 24 26 24 31 29 25 26 26 34 33 25 29 31
123 Lampiran 9
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No Subyek 26 27 11 21 30 13 14 15 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
Skor 34 33 31 31 31 30 30 30
1 1 1 1 1 1 1 1 6
2 2 1 1 1 3
3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8
4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8
5 5 1 1 1 1 1 1 1 7
6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 8
7 7 1 1 1 1 1 1 1 7
8 8 1 1 1 1 1 1 6
9 9 1 1 1 1 1 1 1 1 8
10 10 1 1
11 11 1 1 1 3
12 12 1 1 2
13 13 1 1 1 1 1 1 1 1 8
14 14 1 1 1 1 1 1 6
15 15 1 1 -
16 16 1 1 1 1 1
17 17 1 1 1 1 1
18 18 1 1 1 1 1 1
19 19 1 1 1 1 1 1
20 20 -
21 21 1 1 1 1 1 1
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No Subyek 26 27 11 21 30 13 14 15 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
Skor 34 33 31 31 31 30 30 30
No.Urut 1 2 3 4 5 6
No Subyek 26 27 11 21 30 13
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR
Skor 34 33 31 31 31 30
124 Lampiran 9 7 8
14 15 Jml Jwb Benar
MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
30 30
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No Subyek 26 27 11 21 30 13 14 15 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No Subyek 26 27 11 21 30 13 14 15 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No Subyek 26 27 11 21 30 13 14 15 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
1 3
1 1 7
1 1 7
1 1 8
1 1 8
0
1 1 8
Skor 34 33 31 31 31 30 30 30
22 22 1 1 1 1 1 1 1 1 8
23 23 1 1 1 1 1 1 1 1 8
24 24 1 1 1 1 1 5
25 25 0
26 26 1 1 1 1 1 5
27 27 1 1 1 1 1 1 6
28 28 0
Skor 34 33 31 31 31 30 30 30
29 29 1 1 2
30 30 1 1
31 31 1 1
32 32 1 1 1 1 1 1 1 1 8
33 33 1 1 1 1 1 1 1 1 8
34 34 1 1 1 3
35 35 1 1 1 1 1 1 1 7
Skor 34 33 31 31 31 30 30 30
36 36 0
37 37 1 1 1 1 1 1 6
38 38 1 1 1 3
39 39 1 1 1 1 1 1 1 1 8
40 40 1 1 1 1 1 1 1 7
41 41 1 1 1 1 1 1 1 1 8
42 42 0
125 Lampiran 9
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No Subyek 26 27 11 21 30 13 14 15 Jml Jwb Benar
No Subyek 26 27 11 21 30 13 14 15 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
Kode/Nama Subyek MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. INEZ J.M.P. KURNIA ADITYA R. STELLA M.I. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P.
Skor 34 33 31 31 31 30 30 30
43 43 1 1
44 44 0
45 45 1 1 1 1 1 1 1 1 8
46 46 1 1 2
47 47 1 1 1 1 1 1 1 1 8
48 48 1 1 1 3
Skor 34 33 31 31 31 30 30 30
50 50 1 1 1 3
51 51 1 1 1 3
52 52 1 1
53 53 1 1 1 1 1 5
54 54 0
55 55 0
Skor 21 21 20 20 17 17 13 11
1 1 1 1 2
2 2 1 1 1 1 4
3 3 1 1 1 1 4
4 4 1 1 2
5 5 1 1 1 1 1 1 6
6 6 1 1 1 1 1 1 6
49 49 0
Kelompok Asor Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No Subyek 12 17 7 9 1 8 5 4 Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek QORI L. MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K. REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
7 7 1 1 1 1 1 5
126 Lampiran 9
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No.Urut 1
No Subyek 12 17 7 9 1 8 5 4 Jml Jwb Benar
No Subyek 12 17 7 9 1 8 5 4 Jml Jwb Benar
No Subyek 12 17 7 9 1 8 5 4 Jml Jwb Benar
No Subyek 12
Kode/Nama Subyek QORI L. MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K. REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
Kode/Nama Subyek QORI L. MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K. REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
Kode/Nama Subyek QORI L. MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K. REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
Kode/Nama Subyek QORI L.
Skor 21 21 20 20 17 17 13 11
8 8 0
9 9 1 1 1 1 1 5
10 10 1 1 2
11 11 1 1
12 12 1 1
13 13 1 1 2
14 14 1 1
Skor 21 21 20 20 17 17 13 11
15 15 1 1 1 1 4
16 16 1 1 2
17 17 1 1
18 18 0
19 19 1 1
20 20 1 1 1 1 4
21 21 1 1 1 1 1 1 6
Skor 21 21 20 20 17 17 13 11
22 22 1 1 1 1 1 5
23 23 1 1 1 3
24 24 1 1 1 1 1 5
25 25 1 1
26 26 1 1
27 27 1 1 1 3
28 28 1 1 2
29 29 -
30 30 1
31 31 -
32 32 -
33 33 -
34 34 1
35 35 1
Skor 21
127 Lampiran 9 2 3 4 5 6 7 8
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8
No.Urut 1 2 3 4 5
17 7 9 1 8 5 4 Jml Jwb Benar
No Subyek 12 17 7 9 1 8 5 4 Jml Jwb Benar
No Subyek 12 17 7 9 1 8 5 4 Jml Jwb Benar
No Subyek 12 17 7 9 1
MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K. REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
Kode/Nama Subyek QORI L. MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K. REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
Kode/Nama Subyek QORI L. MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K. REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
Kode/Nama Subyek QORI L. MEGA SAFIRA RODELLA PRADITA NIA ANUARI T. ALFIANTY K.
21 20 20 17 17 13 11
1 1 2
1
0
1 1 1 3
1 1 1 1 1 1 1 7
1
1 1 1 1 1 6
Skor 21 21 20 20 17 17 13 11
36 36 1 1
37 37 1 1 1 1 1 5
38 38 0
39 39 1 1 1 1 4
40 40 1 1
41 41 1 1 1 1 4
42 42 0
Skor 21 21 20 20 17 17 13 11
43 43 0
44 44 1 1
45 45 0
46 46 1 1 1 1 1 5
47 47 1 1 1 1 1 1 6
48 48 1 1 1 1 1 5
49 49 0
50 50 -
51 51 1
52 52 -
53 53 1 1 1
54 54 1 1 -
55 55 -
Skor 21 21 20 20 17
128 Lampiran 9 6 7 8
8 5 4 Jml Jwb Benar
REZA ANUGRAH Y. ZIADHATURRAHMA NAURA SALSABILA
17 13 11
0
1 2
1 1
3
2
1 1
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 30 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 55 Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kel. Atas 6 3 8 8 7 8 7 6 8 1 3 2 8 6 3 7 7 8 8 0 8 8 8 5 0 5 6
Kel. Bawah 2 4 4 2 6 6 5 0 5 2 1 1 2 1 4 2 1 0 1 4 6 5 3 5 1 1 3
Beda 4 -1 4 6 1 2 2 6 3 -1 2 1 6 5 -1 5 6 8 7 -4 2 3 5 0 -1 4 3
Indeks DP (%) 50.00 -12.50 50.00 75.00 12.50 25.00 25.00 75.00 37.50 -12.50 25.00 12.50 75.00 62.50 -12.50 62.50 75.00 100.00 87.50 -50.00 25.00 37.50 62.50 0.00 -12.50 50.00 37.50
129 Lampiran 9 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
0 2 1 1 8 8 3 7 0 6 3 8 7 8 0 1 0 8 2 8 3 0 3 3 1 5 0 0
2 2 1 0 3 7 1 6 1 5 0 4 1 4 0 0 1 0 5 6 5 0 0 2 1 3 2 1
-2 0 0 1 5 1 2 1 -1 1 3 4 6 4 0 1 -1 8 -3 2 -2 0 3 1 0 2 -2 -1
-25.00 0.00 0.00 12.50 62.50 12.50 25.00 12.50 -12.50 12.50 37.50 50.00 75.00 50.00 0.00 12.50 -12.50 100.00 -37.50 25.00 -25.00 0.00 37.50 12.50 0.00 25.00 -25.00 -12.50
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 55 Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA No Butir Baru 1 2 3 4
No Butir Asli 1 2 3 4
Jml Betul 16 16 25 21
Tkt. Kesukaran(%) 53.33 53.33 83.33 70.00
Tafsiran Sedang Sedang Mudah Sedang
130 Lampiran 9 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
22 26 19 14 26 7 10 12 19 14 18 18 14 15 18 5 26 27 23 14 3 10 17 3 8 3 3 16 25 7 24 2 21 7 23 12 20 1 3 4 10 13 23
73.33 86.67 63.33 46.67 86.67 23.33 33.33 40.00 63.33 46.67 60.00 60.00 46.67 50.00 60.00 16.67 86.67 90.00 76.67 46.67 10.00 33.33 56.67 10.00 26.67 10.00 10.00 53.33 83.33 23.33 80.00 6.67 70.00 23.33 76.67 40.00 66.67 3.33 10.00 13.33 33.33 43.33 76.67
Mudah Sangat Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sangat Sangat Mudah Sedang Sangat Sedang Sedang Sangat Sukar Sangat Sangat Sedang Mudah Sukar Mudah Sangat Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sangat Sangat Sangat Sedang Sedang Mudah
Mudah
Mudah
Mudah Mudah
Sukar
Sukar Sukar Sukar
Sukar
Sukar Sukar Sukar
131 Lampiran 9 48 49 50 51 52 53 54 55
48 49 50 51 52 53 54 55
14 0 4 14 3 15 5 4
46.67 0.00 13.33 46.67 10.00 50.00 16.67 13.33
Sedang Sangat Sangat Sedang Sangat Sedang Sukar Sangat
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 55 Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Korelasi 0.489 0.027 0.566 0.628 0.199 0.330 0.148 0.626 0.556 -0.002 0.172 0.099 0.615 0.554 0.010 0.505 0.566 0.686 0.698 -0.550 0.417 0.458 0.645 -0.134
Signifikansi Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan -
Sukar Sukar Sukar
Sukar
132 Lampiran 9 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
-0.181 0.473 0.412 -0.359 0.029 0.055 0.114 0.347 0.011 0.222 0.080 -0.248 0.046 0.292 0.296 0.570 0.469 0.042 0.134 -0.068 0.736 -0.197 0.380 -0.098 NAN 0.349 0.092 -0.024 0.237 -0.058 -0.225
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Sangat Signifikan -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449
df (N-2) 60 70 80 90 100
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254
133 Lampiran 9 40 50
0,304 0,273
0,393 0,354
Bila koefisien = 0,000
125 >150
0,174 0,159
0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 30 Butir Soal= 55 Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
a 11--4++ 0-15--26** 4+ 9--0-6++ 4++ 3+ 11-9--7--14** 0-11-26** 0-39--15--3+ 16++ 4+ 2-
b 12+ 1++ 21** 2++ 1++ 19** 0-2-4+ 21-3++ 8-18** 3++ 10--2+ 4+ 5** 1++ 2--1+ 6+ 5+ 3+ 3++ 10+ 10-3**
c 16** 16** 22++ 22** 0-2+ 14** 26** 210-12** 7--3+ 2+ 18** 215** 18** 7++ 2-27** 23** 14** 5+ 88--36++ 18---
d 18--26--0-3--2+ 4++ 2-11-4++ 12--0-4++ 0-2+ 211--4+ 14--0-0-1+ 0-3** 6++ 17** 3** 27++
e 10-25** 0-10-3++ 3+ 0-7** 10** 219** 14** 10-22+ 3++ 31++ 1+ 2++ 1-210** 18++ 8** 0--
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
134 Lampiran 9 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
3** 16** 3--4+ 4--2** 0-94--5++ 6--0-3** 310** 13** 2++ 10--11+ 4** 4++ 22--2+ 310-
18--8--25** 3+ 24** 15--8--5++ 312** 2++ 1-10+ 0-21-2++ 3+ 317--14** 0-15** 6++ 3-
4+ 0-1++ 15--0-4+ 17** 23** 3+ 121--6++ 20--10-9--1+ 14** 7++ 34++ 23++ 8+ 4**
33++ 0-1-1+ 1-21** 8+ 0-4++ 20** 1** 4+ 4** 6++ 1-2++ 0-9++ 5++ 3+ 3** 9--8+ 8++
23++ 1++ 7** 1+ 8++ 0-1-0-6+ 17++ 7++ 326+ 23** 3+ 0** 1-5++ 315** 5++
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
135 Lampiran 9 REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 24.73 Simpang Baku= 5.73 KorelasiXY= 0.65 Reliabilitas Tes= 0.79 Butir Soal= 55 Jumlah Subyek= 30 Nama berkas: D:\AO PROTISTA.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
D.Pembeda(%) 50.00 -12.50 50.00 75.00 12.50 25.00 25.00 75.00 37.50 -12.50 25.00 12.50 75.00 62.50 -12.50 62.50 75.00 100.00 87.50 -50.00 25.00 37.50 62.50 0.00 -12.50 50.00 37.50 -25.00 0.00 0.00 12.50
T. Kesukaran Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sangat Sukar Sedang Sedang Sangat Sukar Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar
Korelasi 0.489 0.027 0.566 0.628 0.199 0.330 0.148 0.626 0.556 -0.002 0.172 0.099 0.615 0.554 0.010 0.505 0.566 0.686 0.698 -0.550 0.417 0.458 0.645 -0.134 -0.181 0.473 0.412 -0.359 0.029 0.055 0.114
Sign. Korelasi Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan -
136 Lampiran 9 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
62.50 12.50 25.00 12.50 -12.50 12.50 37.50 50.00 75.00 50.00 0.00 12.50 -12.50 100.00 -37.50 25.00 -25.00 0.00 37.50 12.50 0.00 25.00 -25.00 -12.50
Sedang Mudah Sukar Mudah Sangat Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sangat Sangat Sangat Sedang Sedang Mudah Sedang Sangat Sangat Sedang Sangat Sedang Sukar Sangat
Sukar
Sukar Sukar Sukar
Sukar Sukar Sukar
Sukar
0.347 0.011 0.222 0.080 -0.248 0.046 0.292 0.296 0.570 0.469 0.042 0.134 -0.068 0.736 -0.197 0.380 -0.098 NAN 0.349 0.092 -0.024 0.237 -0.058 -0.225
Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Sangat Signifikan -
137 Lampiran 9 UJI RELIABILITAS INSTRUMEN (25 SOAL PG) RELIABILITAS TES ================ Rata2= 14.80 Simpang Baku= 6.25 KorelasiXY= 0.82 Reliabilitas Tes= 0.90 Nama berkas: D:\NS SKRIPSI NS\BAHAN ANATES PENELITIAN NS\AO PROTISTA.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode/Nama Subyek ALFIANTY K. IVAN ARMAYN MOCHAMAD DANDI NAURA SALSABILA ZIADHATURRAHMA AJENG NURUL H. RODELLA PRADITA REZA ANUGRAH Y. NIA ANUARI T. AYU SARASWATI M. INEZ J.M.P. QORI L. SUHANDI JAFAR MUHAMMAD FAIA F. AJI SOKO P. ROSI HANDAYANI MEGA SAFIRA FAIRUZ NABILA MARHATUN AWALIAH RETNO WATI KURNIA ADITYA R. SITI MUTIARA ... CINDY M.K. FERNANDO M. ROZZAK FARHAN MITA MUSTAHIDAH DWIYANTI F. DHIMAS BAGUS ... YOHANA MARGARETH STELLA M.I.
SKRIPSI
NS\BAHAN
Skor Ganjil 1 3 5 0 2 5 4 1 4 5 12 4 11 9 11 8 5 8 4 8 9 10 9 8 6 10 12 4 12 12
INSTRUMEN\VALIDASI
Skor Genap 4 7 8 3 4 4 6 7 6 6 12 5 12 10 12 6 6 5 9 6 10 11 9 10 9 10 12 9 12 12
Skor Total 5 10 13 3 6 9 10 8 10 11 24 9 23 19 23 14 11 13 13 14 19 21 18 18 15 20 24 13 24 24
138 Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMAN 9 Kota Tangerang
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas / Semester
: X (Sepuluh) / 1
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit (Pertemuan 1, 2, dan 3)
I.
Kompetensi Inti (KI) : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II.
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator : Kompetensi Dasar (KD) 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup. 2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
Indikator Mengagumi salah satu ciptaan Tuhan, yaitu protista yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Menerapkan prilaku ilmiah saat proses pembelajaran protista.
139 Lampiran 10
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
1.
2.
3. 4. 5.
6.
7.
8.
9.
Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari Kingdom Protista berdasarkan kajian literatur dan pengamatan Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik yang dimiliki Mengidentifikasi macam-macam protista dari gambar Membandingkan protista dengan makhluk hidup lain Mendeskripsikan ciri-ciri umum protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Mengklasifikasikan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan anggota dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan habitat, cara hidup, dan reproduksi dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Menyebutkan peranan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur dalam kehidupan
140 Lampiran 10
4.5. Merencanakan dan melaksanan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.
1.
2.
3.
4.
Menyusun laporan tertulis hasil pengamatan dan hasil diskusi untuk memahami konsep keanekaragaman protista Menyusun laporan pengamatan yang berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri protista dalam kehidupan Menulis laporan hasil praktikum dan hasil diskusi tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan Mempresentaasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan
III. Tujuan Pembelajaran Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat: 1.
Mengidentifikasi macam-macam protista.
2.
Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik (alat gerak, cara mencari makan, dan sebagainya).
3.
Mengidentifikasi protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan gambar dan karakteristik yang dimiliki.
4.
Mengklasifikasikan organisme-organisme yang termasuk protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki.
5.
Menjelaskan ciri-ciri protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
6.
Menjelaskan tentang reproduksi, cara hidup, dan habitat dari protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
7.
Menyebutkan peranan protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur dalam kehidupan.
8.
Membuat laporan pengamatan berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri protista.
9.
Menulis laporan hasil praktikum tentang ciri-ciri protista.
10. Mempresentasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan. 11. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses serta responsif dan proaktif dalam observasi dan eksperimen. 12. Mengagumi dan menyadari besarnya kuasa Tuhan atas makhluk hidup yang ada di dunia.
141 Lampiran 10
IV. Materi Ajar Fakta 1.
Berbagai gambar tentang protista (klasifikasi, cara hidup, reproduksi, contoh organisme).
2.
Teks peran berbagai protista dalam kehidupan.
Konsep 1.
Ciri-ciri umum protista
2.
Protista mirip hewan atau protozoa (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
3.
Protista mirip tumbuhan atau alga (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
4.
Protista mirip jamur (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
Prinsip Perbedaan antara protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur. Prosedur
V.
1.
Pembuatan medium untuk menumbuhkan Paramaecium
2.
Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami dan sebagainya
Model dan Metode Pembelajaran Model
: Advance organizer model ekspositori
Metode
: Ceramah, diskusi kelompok, pengamatan, praktikum
142 Lampiran 10
VI.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1
Langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Kegiatan Awal (7 menit) Orientasi Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah Melakukan absensi Melakukan pengkondisian kelas seperti mengecek kebersihan kelas dan kerapihan siswa Mengulas sekilas tentang (Fase 1: penyajian advance klasifikasi makhluk hidup organizer) Memberi pertanyaan awal, “Apa yang kalian ketahui Apersepsi tentang protista?” Motivasi Memberi motivasi siswa untuk belajar aktif dalam materi protista Membacakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (70 menit) Menyajikan advance organizer berupa peta konsep yang berisi kerangka umum materi protista dengan OHP Menyebutkan setiap atribut di dalam advance organizer yang ditayangan Menyampaikan fokus dari materi yang akan dipelajari mengenai ciri umum protista dan keanekaragamannya Mengingatkan kembali dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari Menayangkan berbagai foto atau gambar berbagai macam protista
Memotivasi siswa untuk bertanya setelah penayangan foto/gambar
(Fase 2:
Menyajikan materi
Kegiatan Siswa
Menjawab salam dan membaca basmalah Menyatakan hadir atau tidak Membersihkan kelas sesuai jadwal piket dan merapihkan pakaian serta tempat duduk Siswa mendengarkan penjelasan awal guru Siswa menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui tentang protista Memperhatikan arahan dan motivasi yang diberikan guru
Nilai Karakter
Religius Disiplin Perhatian Rasa ingin tahu Proaktif Responsif
Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dibacakan guru Memperhatikan dengan seksama peta konsep yang ditayangkan Memperhatikan penjelasan guru dengan seksama Mendengarkan dan menyimak dengan baik
Menjawab pertanyaan guru dengan aktif
Mengamati dengan seksama berbagai foto atau gambar berbagai macam protista yang ditampilkan guru (mengamati) Menanyakan tentang: Nama organisme dalam gambar Nama kelompok organisme Habitatnya (menanyakan) Memperhatikan dengan
Disiplin Proaktif Responsif Berani Santun Gotong royong Kerja sama Teliti Jujur
143 Lampiran 10 penyajian materi pembelajaran)
(Fase 3: penguatan organisasi kognitif)
pembelajaran sesuai peta konsep yang telah ditayangkan (keanekaragaman protista dan ciri umumnya) Menarik dan mempertahankan perhatian siswa dengan menginformasikan manfaat materi yang dipelajari Mengajukan pertanyaan dan menunjuk siswa secara acak untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pemaparan materi Membagi siswa menjadi 8 kelompok dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok Menginstruksikan siswa untuk melakukan pengamatan mikroskopis air kolam/selokan/sawah, dan air rendaman jerami (medium Paramecium) untuk menemukan karakteristik protista Membimbing siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum serta memfasilitasi kegiatan praktikum siswa Menginstruksikan siswa untuk mencatat data-data yang diperoleh dari pengamatan dan menggambar hasil pengamatan mikroskopis Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil pengamatan dan mengidentifikasi jenis protista yang ditemukan sesuai kajian literatur Membimbing siswa dalam mendiskusikan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur menggunakan gambar/foto berbagai jenis protista Mengarahkan siswa untuk membandingkan hasil pengamatan dengan
seksama penjelasan materi dari guru
Melakukan apa yang diminta guru untuk tetap memperhatikan
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
Berkumpul sesuai dengan kelompok yang dibentuk dan mempelajari LKS Memperhatikan instruksi guru dan mempersiapkan diri untuk memulai praktikum ( mengumpulkan data/eksperimen / mengeksplorasi)
Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum serta melaksanakan praktikum sesuai arahan guru dan instruksi di LKS Mencatat data-data yang diperoleh dari pengamatan serta menggambar hasil pengamatan mikroskopis
Mendiskusikan hasil pengamatan dan mengidentifikasi jenis protista yang ditemukan sesuai kajian literatur (mengasosiasikan) Mendiskusikan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur menggunakan gambar/foto berbagai jenis protista Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar/foto berbagai
144 Lampiran 10 gambar/foto berbagai organisme golongan protista Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tentang ciri protista Menginstruksikan siswa untuk menyusun laporan tertulis hasil pengamatan dan hasil diskusi Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas Mengklarifikasi hasil presentasi siswa serta menarik kesimpulan bersama mengenai konsep keanekaragaman protista dan dasar pengelompokannya Kegiatan Akhir (13 menit) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami Memberikan evaluasi kelompok dengan menunjuk secara acak siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan Memberikan tugas mandiri dalam bentuk tes tertulis Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
organisme golongan protista Membuat kesimpulan tentang ciri protista Menyusun laporan tertulis hasil pengamatan dan hasil diskusi (mengkomunikasikan) Mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas
Memperhatikan klarifikasi guru dan menyimpulkan bersama-sama materi yang telah dipelajari
Menanyakan tentang materi yang kurang dipahami
Gotong royong Jujur Disiplin
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru Menyimak kesimpulan yang dipaparkan guru Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Membaca hamdalah dan menjawab salam guru
Pertemuan 2 Langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Kegiatan Awal (5 menit) Orientasi Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah Melakukan absensi Melakukan pengkondisian
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Menjawab salam dan membaca basmalah Menyatakan hadir atau tidak Membersihkan kelas sesuai
Religius Disiplin Perhatian
145 Lampiran 10 kelas seperti mengecek kebersihan kelas dan kerapihan siswa Mengingatkan kembali (Fase 1: penyajian advance tentang ciri umum protista berdasarkan hasil organizer) pengamatan dan diskusi Apersepsi pertemuan sebelumnya Memberi pertanyaan awal, “Setelah mempelajari ciri umum protista, tahukah kalian tentang klasifikasi dari masing-masing kelompok protista? bagaimana cara hidupnya?” Motivasi Memberikan arahan agar siswa lebih giat dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas Membacakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (33 menit) Menyajikan advance organizer berupa peta konsep yang berisi kerangka umum materi protista dengan OHP Menyebutkan setiap atribut di dalam advance organizer yang ditayangan Menyampaikan fokus dari materi yang akan dipelajari mengenai berbagai kelompok protista dan klasifikasinya Mengingatkan kembali dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari
Menayangkan foto atau gambar berbagai protista berdasarkan klasifikasinya Memotivasi siswa untuk bertanya setelah penayangan foto/gambar
jadwal piket dan merapihkan pakaian serta tempat duduk Siswa memperhatikan dengan seksama paparan dari guru
Rasa ingin tahu Proaktif Responsif
Siswa menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui terkait pertanyaan awal dari guru
Memperhatikan dengan seksama arahan yang disampaikan oleh guru Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dibacakan guru Memperhatikan dengan seksama peta konsep yang ditayangkan Memperhatikan hal-hal yang disampaikan guru Mendengarkan dan menyimak dengan baik
Menjawab pertanyaan guru dengan aktif
Mengamati foto atau gambar berbagai macam protista yang ditayangkan (mengamati) Mengajukan pertanyaan tentang: Nama organisme dalam gambar Nama kelompok organism Cara hidup, reproduksi, habitat (menanyakan)
Disiplin Proaktif Responsif Berani Santun Gotong royong Kerja sama Teliti Jujur
146 Lampiran 10 (Fase 2: penyajian materi pembelajaran)
(Fase 3: penguatan organisasi kognitif)
Menyajikan materi pembelajaran sesuai peta konsep yang telah ditayangkan (masing-masing kelompok protista) Menarik dan mempertahankan perhatian siswa dengan menginformasikan manfaat materi yang dipelajari Mengajukan pertanyaan dan menunjuk siswa secara acak untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pemaparan materi Membagi siswa menjadi 8 kelompok dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok Menginstruksikan siswa untuk berdiskusi mengenai pertanyaan-pertanyaan di LKS dengan berdasarkan kajian literatur Menginstruksikan siswa untuk mencari data relevan dari berbagai sumber mengenai bahan diskusi
Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam proses diskusi di kelas
Menginstruksikan siswa untuk membandingkan hasil diskusi dengan data-data relevan yang diperoleh Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tentang berbagai kelompok protista (mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur) Menginstruksikan siswa untuk menyusun laporan tertulis mengenai hasil diskusi Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas Mengklarifikasi hasil
Memperhatikan dengan seksama penjelasan materi dari guru
Melakukan apa yang diminta guru untuk tetap memperhatikan
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
Berkumpul sesuai dengan kelompok yang dibentuk dan mempelajari LKS Memperhatikan instruksi guru untuk berdiskusi mengenai pertanyaanpertanyaan di LKS Mencari data relevan dari berbagai sumber mengenai bahan diskusi ( mengumpulkan data/eksperimen / mengeksplorasi) Melakukan diskusi secara berkelompok dan bertanya jika terdapat hal yang kurang dimengerti (mengasosiasikan) Membandingkan hasil diskusi dengan data-data relevan yang diperoleh Membuat kesimpulan tentang berbagai kelompok protista (mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur) Menyusun laporan tertulis mengenai hasil diskusi (mengkomunikasikan) Mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas
Memperhatikan klarifikasi
147 Lampiran 10 presentasi siswa serta menarik kesimpulan bersama mengenai berbagai kelompok protista dan contoh organisme anggotanya Kegiatan Akhir (7 menit) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami Memberikan evaluasi kelompok dengan menunjuk secara acak siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan Memberikan tugas mandiri dalam bentuk tes tertulis Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
guru dan menyimpulkan bersama-sama materi yang telah dipelajari
Menanyakan tentang materi yang kurang dipahami
Gotong royong Jujur Disiplin
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru Menyimak kesimpulan yang dipaparkan guru Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Membaca hamdalah dan menjawab salam guru
Pertemuan 3 Langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Kegiatan Awal (5 menit) Orientasi Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah Melakukan absensi Melakukan pengkondisian kelas seperti mengecek kebersihan kelas dan kerapihan siswa Mengingatkan kembali (Fase 1: penyajian advance tentang materi sebelumnya (pengelompokan protista) organizer) Mengingatkan kembali Apersepsi tentang materi sebelumnya dan memberi pertanyaan awal, “Adakah peranan dari protista dalam kehidupan manusia? bermanfaat atau merugikan?” Motivasi Memberikan motivasi agar lebih serius dan giat
Kegiatan Siswa
Menjawab salam dan membaca basmalah Menyatakan hadir atau tidak Membersihkan kelas sesuai jadwal piket dan merapihkan pakaian serta tempat duduk Siswa memperhatikan dengan seksama paparan dari guru Siswa menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui terkait pertanyaan awal dari guru
Memperhatikan dengan seksama motivasi yang
Nilai Karakter
Religius Disiplin Perhatian Rasa ingin tahu Proaktif Responsif
148 Lampiran 10 mempelajari materi protista untuk persiapan ulangan harian Membacakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (33 menit) Menyajikan advance organizer berupa peta konsep yang berisi kerangka umum materi protista dengan OHP Menyebutkan setiap atribut di dalam advance organizer yang ditayangan Menyampaikan fokus dari materi yang akan dipelajari mengenai peranan protista dalam kehidupan Mengingatkan kembali dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari Menayangkan foto atau gambar beberapa contoh protista dan peranannya Menginstruksikan siswa agar membaca teks di berbagai literatur tentang peran berbagai protista Memotivasi siswa untuk bertanya setelah penayangan foto/gambar
(Fase 2: penyajian materi pembelajaran)
(Fase 3: penguatan
Menyajikan materi pembelajaran sesuai peta konsep yang telah ditayangkan (peranan protista dalam kehidupan) Menarik dan mempertahankan perhatian siswa dengan menginformasikan manfaat materi yang dipelajari Mengajukan pertanyaan dan menunjuk siswa secara acak untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pemaparan materi Membagi siswa menjadi 10 kelompok dan membagikan
disampaikan oleh guru
Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dibacakan guru Memperhatikan dengan seksama peta konsep yang ditayangkan Memperhatikan hal-hal yang disampaikan guru Mendengarkan dan menyimak dengan baik
Menjawab pertanyaan guru dengan aktif
Memperhatikan foto atau gambar beberapa contoh protista dan peranannya (mengamati) Membaca teks di berbagai literatur tentang peran berbagai protista Mengajukan pertanyaan: Apa saja peran protista dalam kehidupan Menguntungkan atau merugikan (menanyakan) Memperhatikan dengan seksama penjelasan materi dari guru
Melakukan apa yang diminta guru untuk tetap memperhatikan
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru
Berkumpul sesuai dengan kelompok yang dibentuk dan
Disiplin Proaktif Responsif Berani Santun Gotong royong Kerjasama Teliti Jujur
149 Lampiran 10 organisasi kognitif)
artikel tentang peranan protista dalam kehidupan Menginstruksikan siswa untuk mencari informasi melalui buku pelajaran, buku referensi, maupun internet
Menginstruksikan kelompok untuk berdiskusi dan menganalisis artikel yang dibagikan Mengarahkan siswa agar mencatat informasi-informasi yang didapatkan dari sumber relevan Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam proses diskusi di kelas
Menginstruksikan siswa untuk mengaitkan berbagai penyakit dan fenomena alam seperti malaria, penyakit tidur, fosil minyak bumi dengan peran berbagai jenis protista Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tentang peran protista Menginstruksikan siswa untuk menyusun laporan tertulis mengenai hasil diskusi Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas Mengklarifikasi hasil presentasi siswa serta menarik kesimpulan bersama mengenai peranan protista dalam kehidupan Kegiatan Akhir (7 menit) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami Memberikan pertanyaan dan menunjuk secara acak siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan
mempelajari artikel yang dibagikan guru Mencari informasi melalui buku pelajaran, buku referensi maupun internet ( mengumpulkan data/eksperimen / mengeksplorasi) Memperhatikan instruksi guru serta memulai diskusi dan menganalisis artikel yang dibagikan Mencatat informasiinformasi yang didapatkan dari sumber relevan Melakukan diskusi secara berkelompok dan bertanya jika terdapat hal yang kurang dimengerti (mengasosiasikan) Mengaitkan berbagai penyakit dan fenomena alam seperti malaria, penyakit tidur, fosil minyak bumi dengan peran berbagai jenis protista Membuat kesimpulan tentang peran protista Menyusun laporan tertulis mengenai hasil diskusi (mengkomunikasikan) Mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas
Memperhatikan klarifikasi guru dan menyimpulkan bersama-sama materi yang telah dipelajari
Menanyakan tentang materi yang kurang dipahami
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
Gotong royong Jujur Disiplin
150 Lampiran 10 Memberikan tugas mandiri dalam bentuk tes tertulis Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran Menginformasikan kegiatan ulangan harian pada pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru Menyimak kesimpulan yang dipaparkan guru Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Membaca hamdalah dan menjawab salam guru
VII. Media/Alat/Sumber Pembelajaran 1.
D.A. Pratiwi dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2.
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
3.
Internet
4.
LKS
5.
Air rendaman jerami, air kolam, air sawah, air selokan
6.
Mikroskop, kaca objek
7.
Laptop, LCD, OHP
8.
Sumber lain yang relevan
VIII. Penilaian Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik
Bentuk Instrumen
Observasi (sikap)
Pedoman observasi sikap
Tes tertulis (pengetahuan)
LKS, tes essay
Portofolio (keterampilan)
Skala penilaian dan rubrik
151 Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Sekolah
: SMAN 9 Kota Tangerang
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas / Semester
: X (Sepuluh) / 1
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit (Pertemuan 1, 2, dan 3)
I.
Kompetensi Inti (KI) : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
II.
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator : Kompetensi Dasar (KD) 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup. 2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
Indikator Mengagumi salah satu ciptaan Tuhan, yaitu protista yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Menerapkan prilaku ilmiah saat proses pembelajaran protista.
152 Lampiran 11
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
1.
2.
3. 4. 5.
6.
7.
8.
9.
Mendeskripsikan ciri-ciri umum dari kingdom protista berdasarkan kajian literatur dan pengamatan Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik yang dimiliki Mengidentifikasi macam-macam protista dari gambar Membandingkan protista dengan makhluk hidup lain Mendeskripsikan ciri-ciri umum protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Mengklasifikasikan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan anggota dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur berdasarkan karakteristik yang dimiliki dan pengamatan Menjelaskan habitat, cara hidup, dan reproduksi dari protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur Menyebutkan peranan protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan dan protista mirip jamur dalam kehidupan
153 Lampiran 11
4.5. Merencanakan dan melaksanan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.
1.
2.
3.
4.
Menyusun laporan tertulis hasil pengamatan dan hasil diskusi untuk memahami konsep keanekaragaman protista Menyusun laporan pengamatan yang berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri protista dalam kehidupan Menulis laporan hasil praktikum dan hasil diskusi tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan Mempresentaasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan
III. Tujuan Pembelajaran Pembelajaran ini bertujuan agar siswa dapat: 1.
Mengidentifikasi macam-macam protista.
2.
Mengklasifikasikan macam-macam protista berdasarkan karakteristik (alat gerak, cara mencari makan, dan sebagainya).
3.
Mengidentifikasi protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan gambar dan karakteristik yang dimiliki.
4.
Mengklasifikasikan organisme-organisme yang termasuk protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki.
5.
Menjelaskan ciri-ciri protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
6.
Menjelaskan tentang reproduksi, cara hidup, dan habitat dari protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur.
7.
Menyebutkan peranan protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur dalam kehidupan.
8.
Membuat laporan pengamatan berbentuk gambar dan ulasan tentang ciri-ciri protista.
9.
Menulis laporan hasil praktikum tentang ciri-ciri protista.
10. Mempresentasikan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan. 11. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses serta responsif dan proaktif dalam observasi dan eksperimen. 12. Mengagumi dan menyadari besarnya kuasa Tuhan atas makhluk hidup yang ada di dunia.
154 Lampiran 11
IV. Materi Ajar Fakta 1.
Berbagai gambar tentang protista (klasifikasi, cara hidup, reproduksi, contoh organisme).
2.
Teks peran berbagai protista dalam kehidupan.
Konsep 1.
Ciri-ciri umum protista
2.
Protista mirip hewan atau protozoa (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
3.
Protista mirip tumbuhan atau alga (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
4.
Protista mirip jamur (ciri-ciri umum, klasifikasi, habitat, cara hidup, reproduksi, peranan dalam kehidupan).
Prinsip Perbedaan antara protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur. Prosedur
V.
1.
Pembuatan medium untuk menumbuhkan Paramaecium
2.
Pengamatan mikroskopis air kolam, air rendaman jerami dan sebagainya
Model dan Metode Pembelajaran Model
: Cooperative learning
Metode
: Ceramah, diskusi kelompok, pengamatan, praktikum
155 Lampiran 11
VI.
Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1
Langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Kegiatan Awal (10 menit) Orientasi Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah Melakukan absensi Melakukan pengkondisian kelas seperti mengecek kebersihan kelas dan kerapihan siswa Apersepsi Mengulas sekilas tentang klasifikasi makhluk hidup Memberi pertanyaan awal, “Apa yang kalian ketahui tentang protista?” Motivasi Memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam materi protista Membacakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (60 menit) 1.Mengamati Menayangkan foto atau gambar berbagai macam protista Menyampaikan garis besar cakupan materi protista 2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk bertanya setelah penayangan gambar dan penjelasan materi
3.Mengumpulkan Data (Eksperimen / Mengeksplorasi)
Membagi siswa dalam 8 kelompok kerja dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok Menginstruksikan siswa untuk melakukan pengamatan mikroskopis air kolam/selokan/sawah, dan air rendaman jerami (medium Paramecium) untuk menemukan karakteristik protista Membimbing siswa dalam mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum serta memfasilitasi kegiatan praktikum siswa
Kegiatan Siswa
Menjawab salam dan membaca basmalah Menyatakan hadir atau tidak Membersihkan kelas sesuai jadwal piket dan merapikan pakaian serta tempat duduk
Nilai Karakter a. b. c. d.
Religius Disiplin Perhatian Rasa ingin tahu e. Proaktif f. Responsif
Mendengarkan penjelasan awal guru Menyebutkan hal-hal yang diketahui tentang protista Memperhatikan arahan dan motivasi yang diberikan guru Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Mengamati foto atau gambar berbagai macam protista yang ditayangkan Memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru Mengajukan pertanyaan tentang: Nama organisme dalam gambar Nama kelompok organisme Habitatnya Berkumpul sesuai kelompok yang ditentukan serta mempelajari LKS Memperhatikan instruksi guru dan mempersiapkan diri untuk memulai praktikum
Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum serta melaksanakan praktikum sesuai arahan guru dan instruksi di LKS
a. Disiplin b. Proaktif c. Responsif
a. b. c. d.
Berani Santun Responsif Proaktif
a. Proaktif b. Responsif c. Kerja sama d. Teliti e. Disiplin f. Jujur
156 Lampiran 11 Menginstruksikan siswa untuk mencatat data-data yang diperoleh dari pengamatan dan menggambar hasil pengamatan mikroskopis 4.Mengasosiasikan Membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil pengamatan dan mengidentifikasi jenis protista yang ditemukan sesuai kajian literatur Membimbing siswa dalam mendiskusikan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur menggunakan gambar/foto berbagai jenis protista Mengarahkan siswa untuk membandingkan hasil pengamatan dengan gambar/foto berbagai organisme golongan protista Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tentang ciri protista 5.Mengkomunikasi Menginstruksikan siswa kan untuk menyusun laporan tertulis hasil pengamatan dan hasil diskusi Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas Membimbing siswa dalam menarik kesimpulan bersama mengenai konsep keanekaragaman protista dan dasar pengelompokannya Kegiatan Akhir (20 menit) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami Memberikan evaluasi kelompok dengan menunjuk secara acak siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan Memberikan tugas mandiri dalam bentuk tes tertulis Menyimpulkan kegiatan
Mencatat data-data yang diperoleh dari pengamatan serta menggambar hasil pengamatan mikroskopis
Mendiskusikan hasil pengamatan dan mengidentifikasi jenis protista yang ditemukan sesuai kajian literatur Mendiskusikan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur menggunakan gambar/foto berbagai jenis protista
a. Jujur b. Gotong royong c. Teliti d. Jujur e. Responsif f. Proaktif
Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar/foto berbagai organisme golongan protista Membuat kesimpulan tentang ciri protista Menyusun laporan tertulis hasil pengamatan dan hasil diskusi Mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas
a. Kerja sama b. Responsif c. Proaktif d. Berani e. Santun f. Disiplin
Menarik kesimpulan bersama mengenai konsep keanekaragaman protista dan dasar pengelompokannya
Menanyakan tentang materi yang kurang dipahami
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru Menyimak kesimpulan yang
a. Gotong royong b. Jujur c. Disiplin
157 Lampiran 11 yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
dipaparkan guru Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Membaca hamdalah dan menjawab salam guru
Pertemuan 2 Langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Kegiatan Awal (5 menit) Orientasi Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah Melakukan absensi Melakukan pengkondisian kelas seperti mengecek kebersihan kelas dan kerapihan siswa Apersepsi Mengingatkan kembali tentang ciri umum protista berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi pertemuan sebelumnya Memberi pertanyaan awal, “Setelah mempelajari ciri umum protista, tahukah kalian tentang klasifikasi dari masing-masing kelompok protista? bagaimana cara hidupnya?” Motivasi Memberikan arahan agar siswa lebih giat dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas Membacakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (30 menit) 1.Mengamati Menayangkan foto atau gambar berbagai protista berdasarkan klasifikasinya Menyampaikan penjelasan materi tentang masingmasing kelompok protista (protista mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur) 2.Menanyakan Memotivasi siswa untuk bertanya setelah penayangan
Kegiatan Siswa
Menjawab salam dan membaca basmalah Menyatakan hadir atau tidak Membersihkan kelas sesuai jadwal piket dan merapihkan pakaian serta tempat duduk
Nilai Karakter a. b. c. d.
Religius Disiplin Perhatian Rasa ingin tahu e. Proaktif f. Responsif
Memperhatikan dengan seksama paparan dari guru
Menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui terkait pertanyaan awal dari guru
Memperhatikan dengan seksama arahan yang disampaikan oleh guru Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru Mengamati foto atau gambar berbagai macam protista yang ditayangkan Memperhatikan dengan seksama penjelasan yang disampaikan guru
a. Disiplin b. Proaktif c. Responsif
Mengajukan pertanyaan tentang:
a. Berani b. Santun
158 Lampiran 11 gambar dan penjelasan materi
Nama organisme dalam gambar Nama kelompok organisme Cara hidup, reproduksi, habitat
c. Responsif d. Proaktif
Berkumpul sesuai kelompok yang ditentukan serta mempelajari LKS
a. Proaktif b. Responsif c. Kerja sama d. Teliti e. Disiplin f. Jujur
3.Mengumpulkan Data (Eksperimen / Mengeksplorasi)
4.Mengasosiasikan
Membagi siswa dalam 8 kelompok kerja dan membagikan LKS kepada masing-masing kelompok Menginstruksikan siswa untuk berdiskusi mengenai pertanyaan-pertanyaan di LKS dengan berdasarkan kajian literatur Menginstruksikan siswa untuk mencari data relevan dari berbagai sumber mengenai bahan diskusi Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam proses diskusi di kelas
Menginstruksikan siswa untuk membandingkan hasil diskusi dengan data-data relevan yang diperoleh Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tentang berbagai kelompok protista (mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur) 5.Mengkomunikasi Menginstruksikan siswa kan untuk menyusun laporan tertulis mengenai hasil diskusi Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya ke depan kelas Membimbing siswa dalam menarik kesimpulan bersama mengenai berbagai kelompok protista dan contoh organisme anggotanya Kegiatan Akhir (10 menit) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami Memberikan evaluasi kelompok dengan menunjuk secara acak siswa untuk
Memperhatikan instruksi guru untuk berdiskusi mengenai pertanyaanpertanyaan di LKS Mencari data relevan dari berbagai sumber mengenai bahan diskusi Melakukan diskusi secara berkelompok dan bertanya jika terdapat hal yang kurang dimengerti Membandingkan hasil diskusi dengan data-data relevan yang diperoleh
a. Jujur b. Gotong royong c. Teliti d. Jujur e. Responsif f. Proaktif
Membuat kesimpulan tentang berbagai kelompok protista (mirip hewan, mirip tumbuhan, dan mirip jamur) Menyusun laporan tertulis mengenai hasil diskusi
Mempersentasikan hasil diskusi ke depan kelas
a. Kerja sama b. Responsif c. Proaktif d. Berani e. Santun f. Disiplin
Menarik kesimpulan bersama mengenai berbagai kelompok protista dan contoh organisme anggotanya
Menanyakan tentang materi yang kurang dipahami
Menjawab pertanyaan yang diajukan guru secara lisan
a. Gotong royong b. Jujur c. Disiplin
159 Lampiran 11 menjawab pertanyaan secara lisan Memberikan tugas mandiri dalam bentuk tes tertulis Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru Menyimak kesimpulan yang dipaparkan guru Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Membaca hamdalah dan menjawab salam guru
Pertemuan 3 Langkah Kegiatan Guru Pembelajaran Kegiatan Awal (5 menit) Orientasi Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah Melakukan absensi Melakukan pengkondisian kelas seperti mengecek kebersihan kelas dan kerapihan siswa Apersepsi Mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya (pengelompokan protista) Memberi pertanyaan awal, “Adakah peranan dari protista dalam kehidupan manusia? bermanfaat atau merugikan?” Motivasi Memberikan motivasi agar lebih serius dan giat mempelajari materi protista untuk persiapan ulangan harian Membacakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (30 menit) 1.Mengamati Menayangkan foto atau gambar beberapa contoh protista dan peranannya Memberikan paparan singkat tentang peranan protista dalam kehidupan Menginstruksikan siswa agar membaca teks di berbagai literatur tentang peran
Kegiatan Siswa
Menjawab salam dan membaca basmalah Menyatakan hadir atau tidak Membersihkan kelas sesuai jadwal piket dan merapihkan pakaian serta tempat duduk
Nilai Karakter a. b. c. d.
Religius Disiplin Perhatian Rasa ingin tahu e. Proaktif f. Responsif
Mendengarkan penjelasan awal guru Menyebutkan hal-hal yang mereka ketahui terkait pertanyaan awal dari guru
Memperhatikan dengan seksama motivasi yang disampaikan oleh guru
Menyimak paparan guru dengan baik Memperhatikan foto atau gambar beberapa contoh protista dan peranannya Memperhatikan pemaparan materi yang disampaikan guru Membaca teks di berbagai literatur tentang peran berbagai protista
a. Disiplin b. Proaktif c. Responsif
160 Lampiran 11 2.Menanyakan
3. Mengumpulkan Data (Eksperimen / Mengeksplorasi)
4.Mengasosiasikan
5.Mengkomunikasi kan
berbagai protista Memotivasi siswa untuk bertanya setelah penayangan gambar dan pemaparan materi Membagi siswa menjadi 10 kelompok dan membagikan artikel tentang peranan protista dalam kehidupan Menginstruksikan kelompok untuk berdiskusi dan menganalisis artikel yang dibagikan Menginstruksikan siswa untuk mencari informasi melalui buku pelajaran, buku referensi, maupun internet Mengarahkan siswa agar mencatat informasi-informasi yang didapatkan dari sumber relevan Membimbing dan memfasilitasi siswa dalam proses diskusi Menginstruksikan siswa untuk mengaitkan berbagai penyakit dan fenomena alam seperti malaria, penyakit tidur, fosil minyak bumi dengan peran berbagai jenis protista Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan tentang peran protista Menginstruksikan siswa untuk menyusun laporan tertulis hasil diskusinya
Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya ke depan kelas Menarik kesimpulan bersama siswa mengenai peranan protista dalam kehidupan Kegiatan Akhir (10 menit) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami Memberikan pertanyaan dan
Mengajukan pertanyaan: Apa saja peran protista dalam kehidupan Menguntungkan atau merugikan Berkumpul sesuai kelompok yang ditentukan dan mempelajari artikel yang dibagikan guru Memperhatikan instruksi guru untuk berdiskusi dan menganalisis artikel yang dibagikan Mencari informasi melalui buku pelajaran, buku referensi maupun internet
a. b. c. d.
Berani Santun Responsif Proaktif
a. Proaktif b. Responsif c. Kerja sama d. Teliti e. Disiplin f. Jujur
Mencatat informasiinformasi yang didapatkan dari sumber relevan Melakukan diskusi secara berkelompok dan bertanya jika terdapat hal yang kurang dimengerti Mengaitkan berbagai penyakit dan fenomena alam seperti malaria, penyakit tidur, fosil minyak bumi dengan peran berbagai jenis protista
a. Jujur b. Gotong royong c. Teliti d. Jujur e. Responsif f. Proaktif
Membuat kesimpulan tentang peran protista Menyusun laporan tertulis hasil diskusi
Mempersentasikan hasil diskusi ke depan kelas
a. Kerja sama b. Responsif c. Proaktif d. Berani e. Santun f. Disiplin
Menarik kesimpulan bersama mengenai peranan protista dalam kehidupan Menanyakan tentang materi yang kurang dipahami
Menjawab pertanyaan yang
a. Gotong royong b. Jujur c. Disiplin
161 Lampiran 11 menunjuk secara acak siswa untuk menjawab pertanyaan secara lisan Memberikan tugas mandiri dalam bentuk tes tertulis Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran Menginformasikan kegiatan ulangan harian pada pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
diajukan guru secara lisan
Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru Menyimak kesimpulan yang dipaparkan guru Memperhatikan informasi yang disampaikan guru Membaca hamdalah dan menjawab salam guru
VII. Media/Alat/Sumber Pembelajaran 1.
D.A. Pratiwi dkk. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
2.
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
3.
Internet
4.
LKS
5.
Air rendaman jerami, air kolam, air sawah, air selokan
6.
Mikroskop, kaca objek
7.
Laptop, LCD, OHP
8.
Sumber lain yang relevan
VIII. Penilaian Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik
Bentuk Instrumen
Observasi (sikap)
Pedoman observasi sikap
Tes tertulis (pengetahuan)
LKS, tes essay
Portofolio (keterampilan)
Skala penilaian dan rubrik
162 Lampiran 12
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF) Performa saat pengamatan/praktikum
Format Lembat Observasi : No Nama Siswa 1 Adi
Kerja Tanggung Keras Jawab 4 4
Disiplin
Toleransi
4
3
Jumlah Skor 15
Nilai
Predikat
(15/16) x100 = 94
SB
2 dst Rubrik Penilaian : No.
Aspek yang dinilai
1
Kerja Keras
2
Tanggung Jawab
Skor 1 Tidak ikut serta dalam praktikum, hanya menyaksikan temannya bekerja Tidak mengumpulkan laporan Tidak mengikuti praktikum dengan tertib
3
4
Disiplin
Toleransi
2 Menyelesaikan sebagian tahapan dengan benar, pasif bertanya
3 Menyelesaikan sebagian tahapan dengan benar, aktif bertanya, tidak mengulang pengamatan
4 Menyelesaikan semua tahapan dengan benar, aktif bertanya, mengulangi pengamatan berkali-kali
Mengumpulkan laporan, kurang rapi dan kurang tepat Mengikuti praktikum dengan tertib, mengerjakan tugas tidak tepat waktu.
Mengumpulkan laporan, kurang rapi tapi tepat waktu Mengikuti praktikum dengan tertib, mengerjakan tugas tepat waktu, tapi tidak mengembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya
Mengumpulkan laporan dengan benar, rapi, dan tepat waktu Mengikuti praktikum dengan tertib, mengerjakan tugas tepat waktu, dan mengembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya
Menerima kritik temannya, tidak membantu teman yang kurang paham
Menerima kritik temannya, membantu teman yang kurang paham
Menerima Tidak kritik temannya menerima dengan kritik temannya terpaksa
163 Lampiran 12
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat berikut. PREDIKAT Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 80 ≤ AB ≤ 100 70 ≤ B ≤ 79 60 ≤ C ≤ 69 <60
Aktivitas dalam diskusi dan presentasi Format Lembar Observasi : No 1
Nama Siswa Adi
Santun
Toleransi
4
4
Menghargai Pendapat 4
Menerima Kritik 3
Kreatif 3
Jumlah Skor 18
Nilai
Predikat
(18/20) x100 = 90
SB
2 dst
Rubrik Penilaian : No.
Aspek yang dinilai
1
Santun
2
Toleransi
3
Menghargai Pendapat
Skor 1 Menyampaikan pendapat dan sanggahan dengan bahasa yang tidak baik, tidak benar dan tidak sopan
2 Menyampaikan pendapat dan sanggahan dengan bahasa yang baik, tetapi tidak benar dan kurang sopan
Tidak menghargai kerja teman kelompoknya
Kurang menghargai kerja teman kelompoknya
Tidak menerima pendapat
Menerima pendapat temannya
3 Menyampaikan pendapat dan sanggahan dengan bahasa yang baik, sopan, tetapi kurang benar
4 Menyampaikan pendapat dan sanggahan dengan bahasa yang baik, benar dan sopan
Menghargai kerja teman kelompoknya, tidak membantu teman yang kurang paham Menerima pendapat temannya tanpa
Menghargai kerja teman kelompoknya, membantu teman yang kurang paham Menerima pendapat temannya dan
164 Lampiran 12
temannya
Menerima Kritik
4
5
Kreatif
dengan terpaksa Kurang menghargai kritik saat diskusi/ presentasi
Tidak mau menerima kritik saat diskusi/ presentasi Ide dan gagasan tidak menarik
berterima kasih
Ide dan gagasan kurang menarik
mengucapkan terima kasih
Menerima kritik tetapi sedikit acuh
Menerima Kritik saat mengikuti diskusi / presentasi
Ide dan gagasan menarik, namun kurang inovatif
Memunculkan semua ide, gagasan secara menarik, dan inovatif
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus dan predikat berikut. PREDIKAT Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 80 ≤ AB ≤ 100 70 ≤ B ≤ 79 60 ≤ C ≤ 69 <60
Penilaian Sikap Spiritual Format Lembar Observasi : No
Nama
A
B
C
D
E
Siswa 1
Adi
Jumlah
Nilai
Predikat
(18/20) x4
SB
Skor 4
4
4
3
3
15
= 3,6 2 dst
165 Lampiran 12
Keterangan : Aspek yang diamati A B C D E
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi Mengungkapakan kekaguman terhadap kebesaran Tuhan Memelihara hubungan baik dengan sesama makhluk Tuhan Kriteria Skor
4 3 2 1
Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran : Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Contoh : Skor diperoleh 14, skor tertinggi 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
Peserta didik memperoleh nilai : Sangat Baik
: apabila memperoleh skor 3,20 – 4,00 (80 – 100)
Baik
: apabila memperoleh skor 2,80 – 3,19 (70 – 79)
Cukup
: apabila memperoleh skor 2.40 – 2,79 (60 – 69)
Kurang
: apabila memperoleh skor kurang 2.40 (kurang dari 60%)
166 Lampiran 12
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (PSIKOMOTOR) Laporan Pengamatan/Praktikum
Format Penilaian :
Kesimpulan
Gambar dan Ulasan
Data dan Analisis Data
Langkah Kegiatan
Tujuan
Nama Siswa
No.
Alat dan Bahan
Laporan Praktikum/Pengamatan
Jumlah Skor
Nilai
1 2 dst Rubrik Penilaian : Poin
Kriteria 4
3
2
1
Tujuan
Ditulis dengan kalimat baku, rinci, terkait dengan topik yang ditugaskan
Ditulis dengan kalimat baku, terkait dengan topik yang ditugaskan
Ditulis kurang fokus, kalimat tidak baku, sebagian tidak terkait dengan topik yang ditugaskan
Alat dan Bahan
Mencantumkan semua alat dan bahan yang diperlukan percobaan Langkah kegiatan lengkap, urut, rinci, dan benar Data ditabulasi secara logis dan dianalisis dengan tepat dan rinci Gambar mirip dan jelas, ulasan tepat, rinci, dan benar Ditulis berdasarkan hasil analisis dan akurat
Mencantumkan sebagian besar alat dan bahan yang diperlukan percobaan Langkah kegiatan lengkap dan urut
Mencantumkan sebagian kecil alat dan bahan yang diperlukan percobaan
Ditulis kurang spesifik, kalimat tidak baku, tidak terkait dengan topik yang ditugaskan Tidak mencantumkan alat dan bahan yang digunakan
Langkah kegiatan tidak urut dan/atau tidak lengkap
Tidak ada langkah kegiatan
Data ditabulasi secara logis dan dianalisis dengan tepat
Data ditabulasi sembarangan dan dianalisis kurang tepat
Data tidak ditabulasi dan tidak dianalisis
Gambar jelas, ulasan tepat
Gambar dan ulasan kurang lengkap
Gambar dan ulasan tidak tepat
Ditulis berdasarkan hasil analisis
Ditulis tidak berdasarkan hasil analisis
Tidak ada kesimpulan
Langkah kegiatan
Data dan Analisis Data
Gambar dan Ulasan
Kesimpulan
Skor
167 Lampiran 12
Kriteria penilaian : 4= sangat baik, 3= baik, 2= sedang, 1=kurang
Teknik penskoran : Nilai = Keterangan : 1. Perolehan skor adalah skor yang diperoleh peserta didik dari kriteria yang ada 2. Skor maksimal adalah hasil dari banyaknya kriteria dikalikan skor tertinggi
Performa/Kinerja Praktikum
Format Penilaian :
Tampilan laporan
Kesimpulan
Data
Keselamatan Kerja
Langkah Kerja
Nama Siswa
Rangkaian Alat
No.
Alat dan Bahan
INDIKATOR
Jumlah Skor
Nilai
1. 2. dst
Rubrik Penilaian : KRITERIA Persiapan Skor maks 3 Pelaksanaan Skor Maks 9
SKOR 3 2 1 3 2 1 3 2 1
INDIKATOR Pemilihan alat dan bahan tepat Pemilihan alat saja yang tepat / pemilihan bahan saja yang tepat Pemilihan alat dan bahan tidak tepat Rangkaian alat tepat dan rapi Rangkaian alat tepat atau rapi Rangkaian alat tidak tepat dan tidak rapi Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat
168 Lampiran 12
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
Hasil Skor maks 6
Laporan Skor maks 3
Memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan Memperhatikan keselamatan kerja atau kebersihan Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan kebersihan Data akurat Data kurang akurat Data tidak akurat Kesimpulan tepat Kesimpulan kurangtepat Kesimpulan tidak tepat Tampilan menarik dan bahasa sesuai kaidah Tampilan menarik atau bahasa sesuai kaidah Tampilan tidak menarik dan bahasa tidak sesuai kaidah
Teknik penskoran :
Laporan Diskusi/Presentasi
Format Penilaian :
No.
Aspek yang dinilai
Skor maksimal
1. 2. 3. 4.
Sistematika laporan Kelengkapan laporan Kejelasan dan keruntutan penulisan Kebenaran konsep ide yang dipaparkan Ketepatan pemilihan kosakata Kemampuan siswa menjelaskan isi laporan Usaha siswa dalam menyusun laporan Presentasi laporan diskusi
4 4 4
5. 6. 7. 8.
4 4 4 4 4
Skor yang diperoleh
169 Lampiran 12
Rubrik Penilaian : Poin
Kriteria 4
3
laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas dan benar laporan dibuat secara lengkap sesuai petunjuk pembuatan laporan laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut konsep/ide yang dipaparkan tepat, benar, dan sesuai dengan teori menggunakan kata-kata yang tepat, menggunakan kalimat aktif
laporan dibuat dengan benar tetapi kurang jelas
laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas
laporan dibuat tanpa kesimpulan
laporan dibuat tanpa diskusi, kesimpulan, daftar pustaka
laporan dibuat dengan sistematika yang salah laporan dibuat tidak lengkap (mencakup 3 unsur saja)
laporan jelas, tetapi penulisan kurang runtut
laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan keruntutan penulisan konsep/ide yang dipaparkan kurang tepat
laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan konsep/ide yang dipaparkan tidak tepat
menggunakan katakata yang kurang tepat, tidak menggunakan kalimat aktif
menggunakan kosakata yang salah
Kemampuan siswa menjelaskan isi laporan
menguasai latar belakang, metode, diskusi, kesimpulan
menguasai latar belakang, metode, dan diskusi
menguasai latar belakang dan metode
menguasai latar belakang saja
Usaha siswa dalam menyusun laporan
berusaha melengkapi isi laporan dengan sungguh-sungguh, berusaha memperbaiki isi, tulisan rapi, mudah dibaca semua anggota kelompok aktif dan berusaha menjawab pertanyaan dengan benar
sesuai aspek yang tercantum pada nomor 1, kecuali ada 1 aspek yang tidak dilakukan
sesuai aspek yang tercantum pada nomor 1, kecuali ada 2 aspek yang tidak di lakukan
tidak berusaha melengkapi dan memperbaiki isi laporan.
semua anggota kelompok aktif akan tetapi kurang berusaha menjawab pertanyaan dengan benar
beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun ada usaha untuk menjawab pertanyaan dengan benar.
beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun kurang berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan benar.
Sistematika Laporan
Kelengkapan laporan
Kejelasan laporan
Kebenaran konsep
Ketepatan pemilihan kosakata
Presentasi laporan percobaan
konsep/ide yang dipaparkan sesuai dengan teori tetapi kurang jelas menggunakan katakata yang kurang tepat, menggunakan kalimat aktif
Skor Maksimal = 32/32 x 100 = 100
2
1
Skor
170 Lampiran 12
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN (KOGNITIF) Ter Tertulis Indikator Pencapaian Menyampaikan pemahaman pada suatu konsep
Teknik Uraian
Bentuk Instrumen Tes Essay
Uraian
Tes Essay
Menjelaskan alasan pengelompokan / dasar klasifikasi
Uraian
Tes Essay
Merefleksikan pemahaman dari suatu gambar
Uraian
Tes Essay
Butir Soal 1. Sebutkan minimal 5 protista dengan peranannya dalam kehidupan manusia! Jawaban: 1) Globigerina: fosilnya sebagai petunjuk pencarian minyak bumi 2) Chlorella: sebagai protein sel tunggal 3) Eucheuma spinosum: sebagai bahan agar-agar 4) Plasmodium falciparum: penyebab penyakit malaria tropikana 5) Trichomonas vaginalis: penyebab keputihan pada wanita 2. Jelaskan perbedaan pigmen yang dimiliki antara alga cokelat, alga merah, alga keemasan, alga hijau, dan diatom menurut pemahanmu! Jawaban: 1) Alga cokelat (phaeophyta): klorofil a dan c, fukosantin, karoten, santofil 2) Alga merah (rhodophyta): klorofil a dan b, karoten, fikosianin, fikoeritrin 3) Alga keemasan (chrysophyta): klorofil a dan c, karoten, santofil 4) Alga hijau (chlorophyta): klorofil a dan b, karoten, santofil 5) Diatom: klorofil a dan c, karoten, fukosantin, diatoksantin, diadinoksantin 3. Mengapa kingdom protista digolongkan menjadi protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur? Jelaskan! Jawaban: Kingdom protista digolongkan menjadi protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur karena dasar pengelompokannya adalah kemiripan organisme tersebut dengan kingdom yang lebih tinggi, seperti hewan (animalia), tumbuhan (plantae) dan jamur (fungi). Pengelompokan protista juga dapat dilakukan dengan dasar cara memperoleh makanannya. 4. Gambar di bawah merupakan proses konjugasi pada Spirogyra. Jelaskan proses konjugasi tersebut menurut pemahamanmu!
171 Lampiran 12
Menyebutkan informasi dan menjelaskan data yang didapat dari tabel
Uraian
Tes Essay
Jawaban: Konjugasi Spirogyra: 1) Filamen haploid (n) yang berbeda jenis saling berdekatan 2) Sel-sel yang saling berdekatan membentuk tonjolan yang merupakan jembatan konjugasi 3) 3.Protoplasma dari sel yang satu (+) berpindah/mengalir ke sel pasangannya (-) 4) Terjadi plasmogami, diikuti dengan kariogami 5) Konjugasi menghasilkan zigospora yang diploid (2n) 6) Zigospora diploid (2n) membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid (n) 7) Dari empat sel haploid yang dihasilkan, biasanya hanya satu yang tumbuh menjadi benang Spirogyra baru 5. Menurut tabel berikut, jelaskan cara rhizopoda bergerak dan bereproduksi dalam bentuk paragraf!
Jawaban: Rhizopoda bergerak menggunakan kaki semu atau pseudopodia yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Bagian protoplasma yang kental (plasmogel) mencair sementara menjadi plasmosol, sehingga mudah bergeral membentuk penjuluran. Kemudian, jika plasmosol mengental maka penjuluran tertarik kembali, demikian seterusnya. Rhizopoda bereproduksi dengan membelah diri. Proses perkembangbiakan ini diawali dengan pembelahan inti menjadi dua (kariokinesis) dan diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Dua sel hasil pembelahan tersebut bersifat sama dengan induknya.
172 Lampiran 12
Rubrik Penilaian Tes Tertulis (Kognitif) : No. Soal 1, 2, 3, 4, 5
Kriteria Penilaian
Skor Penilaian
Tidak mengerjakan
0 @ jawaban
Menjawab soal tetapi tidak benar
max. 5 @ jawaban
Menjawab soal tetapi hanya setengahnya yang benar
max. 15 @ jawaban
Menjawab dengan benar
- max. 30 @ jawaban (soal no. 4, 5) - max. 15 @ jawaban (soal no. 1, 2) - max. 10 @ jawaban (soal no. 3) 100
Skor Maksimal
Nilai Kognitif = (skor perolehan / skor maksimal) x 100
Lembar Kerja Siswa (LKS) Terlampir
173 Lampiran 13
LEMBAR KERJA SISWA 1 PENGAMATAN PROTISTA
A. Tujuan Mengamati dan menjelaskan ciri-ciri berbagai jenis protista yang hidup bebas di alam.
B. Alat dan Bahan Alat 1.
Mikroskop
2.
Kaca objek (cekung dan datar)
3.
Kaca penutup
4.
Pipet tetes
5.
Alat gambar
Bahan 1.
Air dari berbagai macam sumber (kolam, sawah, selokan)
2.
Air rendaman jerami
C. Cara Kerja 1.
Air kolam yang terlihat kotor, keruh, atau berwarna hijau diambil menggunakan pipet tetes.
2.
Air kolam tersebut ditetesi pada bagian cekung dari kaca objek, kemudian ditutup dengan kaca penutup dan diamati menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat.
3.
Diamati ciri tubuh dan cara bergerak yang terlihat. Ciri tubuh meliputi bentuk, warna, uniseluler (bersel satu) atau multiseluler (bersel banyak), jenis alat gerak, dan lainnya.
4.
Hasil pengamatan tersebut digambar dan dicatat ke dalam tabel, kemudian dibandingkan dengan gambar/foto dari literatur.
5.
Dengan cara yang sama, pengamatan dilakukan terhadap protista yang terdapat di air sawah, air selokan, dan air rendaman jerami.
6.
Jika ditemukan ganggang/alga berbentuk benang (seperti rambut), maka diletakkan di kaca objek datar dan diamati bentuk kloroplasnya.
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
174 Lampiran 13
D. Tabel dan Hasil Pengamatan
No.
Gambar
Ciri
protista
tubuh
Bergerak/ tidak
Habitat
bergerak
Nama protista
Keterangan
1. 2. dst.
E. Pertanyaan 1.
Bandingkan hasil dari kegiatan yang telah Anda lakukan dengan gambar berikut ini atau dengan menggunakan sumber literatur lainnya! Jawablah pada tabel sesuai dengan poin D! (skor 70)
2.
Di habitat manakah paling banyak ditemukan protista? Mengapa? (skor 25) jawaban: Protista paling banyak ditemukan pada habitat yang keruh dan tidak terdapat arus/aliran pada air seperti air rendaman jerami. Semakin lama perendaman, maka akan semakin banyak protista yang hidup di air tersebut.
3.
Berdasarkan literatur, sebutkan contoh organisme protista lainnya! (skor 5) jawaban: Chlamydomonas, Chlorella, Spirogyra, Vorticella, Didinium, dan sebagainya Nilai = (skor perolehan / 100) x 100 LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
175 Lampiran 13
LEMBAR KERJA SISWA 2 PROTISTA MIRIP HEWAN, PROTISTA MIRIP TUMBUHAN, DAN PROTISTA MIRIP JAMUR
A. Tujuan Menjelaskan karakteristik dari masing-masing anggota kelompok protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur.
Setelah membaca dan mempelajari konsep protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan, dan protista mirip jamur, kerjakanlah LKS berikut ini sesuai tugas masingmasing dalam kelompok kemudian diskusikanlah hasil pekerjaanmu!
B. Pertanyaan 1.
Jelaskan karakteristik dari ciliata, rhizopoda, flagelata dan sporozoa dalam bentuk tabel! (skor 30) jawaban:
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
176 Lampiran 13
2.
Jelaskan karakteristik dari anggota dari kelompok alga dalam bentuk tabel! (skor 30) jawaban:
3.
Jelaskan karakteristik dari masing-masing anggota protista mirip jamur yang terdiri dari jamur lendir plasmodial, jamur lendir seluler, dan jamur air! (skor 25) jawaban: jamur lendir plasmodial: hifa tidak bersekat, bersifat heterotrof fagosit, memiliki fase massa ameboid (plasmodium). jamur lendir seluler: hifa bersekat, fase makan berbentuk soliter tapi setelah makanan habis berbentuk koloni, berkromosom haploid dan hanya zigotnya yang diploid, reproduksi aseksual membentuk tubuh buah. jamur air: memiliki dinding sel dari selulosa, berbulu halus (jamur karat putih), tidak bersekat, memiliki banyak inti (senositik). LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
177 Lampiran 13
4.
Mengapa pembagian protista berdasarkan sifat uniseluler tidak dapat dilakukan pada alga? (skor 5) jawaban: Karena terdapat beberapa dari anggota alga yang merupakan organisme multiseluler, seperti alga merah dan alga cokelat.
5.
Ada beberapa organisme kingdom protista (jamur protista) yang mirip dengan kingdom fungi. Ciri apakah yang menjadi persamaannya? (skor 10) jawaban: 1) hidup sebagai saprofit, yaitu pengurai organisme yang sudah mati, 2) bersifat heterotrof, 3) ada yang berupa parasit, 4) tidak memiliki klorofil, 5) menghasilkan spora, dan 6) bersifat eukariotik.
Nilai = (skor perolehan / 100) x 100
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
178 Lampiran 13
LEMBAR KERJA SISWA 3 PERANAN PROTISTA DALAM KEHIDUPAN
A. Tujuan Menjelaskan peranan protista yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan.
Setelah membaca dan mempelajari artikel peranan protista dalam kehidupan, diskusi dan kerjakanlah LKS berikut ini secara berkelompok!
B. Pertanyaan 1.
Berdasarkan artikel, apakah nama protista tersebut? Dari kelompok protista manakah? (skor 2) jawaban: - Artikel 1: Plasmodium sp. dari kelompok protozoa - Artikel 2: Chlorella dari kelompok alga - Artikel 3: Plasmopara viticola dari kelompok jamur protista
2.
Jelaskan peranan protista tersebut dalam kehidupan! (skor 2) jawaban: - Artikel 1: Plasmodium sp. menyebabkan penyakit malaria melalui nyamuk Anopheles - Artikel 2: Chlorella sebagai alat detoksifikasi, obat berbagai penyakit, penyeimbang pH tubuh, sumber energi bagi tubuh, meningkatkan regenerasi sel, memperkuat sistem imum dan sebagainya. Chlorella juga dapat dijadikan sumber makanan baru bagi manusia karena merupakan protein sel tunggal (PST) yang mengangdung protein dan amilum cukup tinggi. - Artikel 3: Plasmopara viticola menyebabkan penyakit downy mildew pada tanaman anggur dengan gejala daun memiliki bercak-bercak kuning.
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
179 Lampiran 13
3. No. 1
Lengkapilah tabel berikut ini! (skor 20) Gambar Protista
Filum Protista jawaban: Chlorophyta (alga)
Peranan jawaban: Sebagai protein sel tunggal (PST) yang diproduksi menjadi suplemen makanan dan kosmetik
jawaban: Flagellata (protozoa)
jawaban: Menyebabkan diare dan kejang usus (giardiasis)
jawaban: Rhizopoda (protozoa)
jawaban: Fosilnya sebagai penanda untuk batuan sedimen dan petunjuk pencarian sumber minyak bumi
jawaban: Diatom (alga)
jawaban: Fosil tanahnya sebagai bahan pasta gigi, bahan penggosok, medium penyaring, campuran semen, isolasi, dan penyerap nitrogliserin pada bahan peledak
jawaban: Sporozoa (protozoa)
jawaban: Penyebab toksoplasmosis membahayakan ibu hamil
Chlorella 2
Giardia lamblia 3
Globigerina globularis 4
Navicula sp. 5
yang
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
180 Lampiran 13 Toxoplasma gondii 6
jawaban: Flagellata (protozoa)
jawaban: Penyebab penyakit keputihan pada wanita
jawaban: Flagellata (protozoa)
jawaban: Penyebab penyakit tidur dengan vektor lalat tse-tse
jawaban: Oomycota (jamur protista)
jawaban: Parasit pada ikan, menyebabkan kematian ikan air tawar
jawaban: Chlorophyta (alga)
jawaban: Sebagai bahan sayuran
jawaban: Rhodophyta (alga)
jawaban: Sebagai bahan agar-agar, jeli, es krim, dan campuran kue kering; diolah menjadi makanan dan minuman
Trichomonas vaginalis 7
Trypanosoma gambiense 8
Saprolegnia sp. 9
Ulva lactuca 10
Gelidium robustum
Nilai = (skor perolehan + 1) x 4
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
181 Lampiran 13
Rubrik Penilaian LKS (Kognitif) Kriteria Penilaian
Tidak mengerjakan atau menjawab soal
Skor Penilaian 0 @ jawaban
tetapi tidak benar
Menjawab soal tetapi kurang benar atau
setengah dari skor max. @ jawaban
hanya setengahnya yang benar
(skor max/2)
Menjawab dengan benar
skor max. @ jawaban
Skor Maksimal
100
LKS Protista Kelas X Semester Ganjil
182 Lampiran 13 MALARIA, INFEKSI TROPIS ENDEMIS DI INDONESIA Kata Malaria berasal dari Italia abad ke-18, mala yang berarti “buruk” dan aria yang berarti “udara”. Kemungkinan besar, istilah ini pertama kali digunakan oleh Dr. Francisco Torti, Italia, ketika orang mengira penyakit itu disebabkan oleh udara kotor di daerah berawa. Sebelum 1880, para ilmuwan menemukan bahwa malaria adalah penyakit parasit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk ini menginfeksi host dengan parasit bersel satu yang disebut Plasmodium. Tidak lama setelahnya mereka menemukan bahwa Malaria ditularkan dari manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk betina, yang membutuhkan darah untuk telur-telurnya. Sekitar 40% dari total populasi global beresiko terinfeksi Malaria. Selama abad ke-20 penyakit ini efektif dihilangkan di sebagian besar negara non-tropis. Malaria menyebabkan lebih dari 350 juta penyakit pada manusia, serta setidaknya satu juta kematian setiap tahunnya. Nyamuk Anopheles terdapat di sebagian besar negara tropis dan sub-tropis, serta banyak negara Amerika Latin dan Karibia, Afrika, Oceania, dan Asia. Menurut WHO (World Health Organization), sebagian besar kematian malaria yang terjadi pada anakanak di sub-Sahara Afrika, membunuh seorang anak Afrika setiap 30 detik. Tidak hanya terkait dengan kemiskinan, Malaria juga merupakan penyebab kemiskinan dan hambatan penting untuk pembangunan ekonomi. Terdapat lima jenis Malaria: 1. Plasmodium vivax (P. vivax) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, orang yang terinfeksi masih perlu pengobatan karena bila tidak diobati mereka juga bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Tipe ini memiliki distribusi geografis global terluas. Sekitar 60% infeksi di India disebabkan oleh P. vivax. Parasit ini memiliki stadium hati dan dapat menetap di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menyebabkan penyakit. Jika pasien tidak diobati, tahap hati mungkin dapat aktif kembali dan menyebabkan kambuhnya serangan malaria setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahuntahun tanpa gejala. 2. Plasmodium malariae (P. malariae) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, manusia terinfeksi masih perlu pengobatan karena tidak adanya perawatan juga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Jenis parasit ini telah dikenal tinggal dalam darah sebagian orang selama beberapa dekade.
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
183 Lampiran 13 3. Plasmodium ovale (P. ovale) - bentuk ringan dari penyakit, umumnya tidak fatal. Namun, manusia terinfeksi masih perlu ditangani karena dapat berkembang dan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Parasit ini memiliki stadium hati dan dapat tetap di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menyebabkan sakit. Jika pasien tidak diobati, tahap hati mungkin dapat aktif kembali dan menyebabkan kambuhnya serangan malaria setelah berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun tanpa gejala. 4. Plasmodium falciparum (P. falciparum) - bentuk yang paling serius dari penyakit. Penyakit ini paling umum di Afrika, terutama Afrika sub-Sahara. Data saat ini menunjukkan bahwa dari kasus-kasus yang sekarang sedang dilaporkan di berbagai wilayah di dunia, jenis ini dianggap telah diberantas. 5. Plasmodium knowlesi (P. knowlesi) - menyebabkan malaria pada kera tetapi juga dapat menginfeksi manusia.
Nyamuk Anopheles betina mentransmisikan parasit terhadap manusia ketika menggigit manusia untuk mengisap darah. Hanya nyamuk Anopheles betina dapat menularkan malaria, dan harus telah terinfeksi melalui mengisap darah sebelumnya diambil dari manusia yang terinfeksi. Ketika nyamuk menggigit orang yang terinfeksi dalam beberapa menit parasit malaria (plasmodium) dalam darah diambil. Sekitar satu minggu kemudian nyamuk yang terinfeksi mengambil darah berikutnya. Parasit Plasmodium bercampur dengan air liur nyamuk dan disuntikkan ke dalam host (manusia).
Sebagai parasit yang terdapat dalam sel darah merah manusia, malaria dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui transplantasi organ, penggunaan bersama jarum / jarum suntik, dan transfusi darah. Seorang ibu yang terinfeksi juga bisa menularkan malaria ke bayinya pada saat persalinan (melahirkan) hal ini disebut malaria kongenital.
-Gejala Malaria tahap awal antara lain: Demam Panas dingin Sakit kepala Berkeringat Kelelahan
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
184 Lampiran 13 Mual Muntah -Gejala umum lainnya meliputi: Batuk kering Nyeri punggung Sakit otot Pembesaran limpa -Gejala yang sangat langka di antaranya: Penurunan fungsi otak Penurunan fungsi saraf tulang belakang Kejang Kehilangan kesadaran
Orang yang terinfeksi dengan parasit P. falciparum dan menjadi sakit umumnya memiliki gejala yang lebih serius, yang mungkin menjadi fatal. Masa inkubasi mengacu pada berapa lama waktu yang dibutuhkan dari infeksi awal untuk munculnya gejala. Hal ini umumnya tergantung pada jenis parasit: P. falciparum - 9 sampai 14 hari P. vivax - 12 sampai 18 hari P. ovale - 12 sampai 18 hari P. malariae - 18 sampai 40 hari Namun, periode inkubasi dapat bervariasi dari hanya dalam 7 hari, hingga beberapa bulan untuk P. vivax dan P. ovale. Jika kita minum obat untuk mencegah infeksi (kemoprofilaksis) masa inkubasi biasanya lebih lama. Menurut WHO, di daerah endemis ART harus dimulai dalam 24 jam setelah gejala pertama muncul. Seseorang dengan malaria tanpa komplikasi bisa diobati sebagai pasien rawat jalan, sementara mereka dengan malaria berat perlu dirawat di rumah sakit. Di daerah non-endemik WHO merekomendasikan bahwa pasien dengan malaria dengan komplikasi atau berat harus diobservasi secara klinis jika memungkinkan.
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
185 Lampiran 13 Menurut CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), obat-obatan berikut ini sering digunakan untuk mengobati malaria: artemisin derivat (tidak berlisensi di Amerika Serikat, yang umum di tempat lain) atovakuon-proguanil (Malarone) klorokuin doksisiklin mefloquine (Lariam) kina sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar) Juga, primakuin efektif terhadap hypnozoites (bentuk tidak aktif parasit hati) dan mencegah kekambuhan (relaps). Primakuin tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, atau pasien yang kekurangan glukosa-6-fosfat dehidrogenase G6PD. Cara utama untuk mencegah malaria adalah menghindari gigitan nyamuk, hal ini dapat dicapai dengan pengendalian vektor - ini berarti mencoba mengurangi kontak antara manusia dan vektor penyakit. Vektor adalah organisme, seperti nyamuk, atau kutu yang membawa mikroorganisme penyebab penyakit dari satu host ke yang lain. Pengendalian nyamuk dapat secara signifikan mengurangi kejadian malaria, serta lainnya nyamuk penular penyakit. Menyingkirkan malaria di suatu daerah tidak berarti menghilangkan semua nyamuk Anopheles yang mungkin menularkan penyakit. Nyamuk Anopheles masih ada di Amerika Utara dan Eropa - namun, parasit tidak lagi di sana. Perbaikan dalam standar hidup rakyat, seperti pemasangan kawat nyamuk, AC, bersama dengan strategi untuk mengurangi populasi vektor sangat efektif, dan telah menyebabkan penghapusan total malaria tanpa sepenuhnya menyingkirkan nyamuk. Kelambu yang berinsektisida dapat mengurangi kejadian infeksi malaria, dan juga kematian, di daerah endemik yang jauh. Kelambu yang tidak diobati secara signifikan kurang efektif karena nyamuk bisa menggigit tuan rumah melalui jaring jika orang tersebut berdiri di sebelahnya. Juga, bahkan lubanglubang kecil di jaring biasanya cukup bagi nyamuk untuk menemukan jalan masuk, sehingga kelambu yang telah diobati dengan insektisida jauh lebih protektif. Jika kelambu berinsektisida banyak digunakan di daerah endemik, populasi nyamuk mungkin turun drastis. Sumber: http://medicalplanology.blogdetik.com/2012/12/22/malaria-infeksi-tropis-endemis-di-indonesia/
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 1 (PROTOZOA)
186 Lampiran 13 MENGENAL LEBIH JAUH ALGA HIJAU (Chlorella pyrenoidosa)
Chlorella pyrenoidosa adalah alga hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, air laut, dan pada tempat-tempat yang basah. Alga ini memiliki tubuh seperti bola. Di dalam tubuhnya terdapat kloroplas yang berbentuk mangkuk. Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif dengan membelah diri. Setiap selnya mampu membelah diri dan menghasilkan empat sel baru yang tidak mempunyai flagel. Alga ini digunakan di laboratorium untuk penyelidikan fotosintesis.
Chlorella adalah whole food, sumber paling bagus bagi protein, karbohidrat, seluruh jenis vitamin B, C, E, dan mineral langka (dengan zat besi dan zat seng dalam jumlah yang cukup untuk dianggap sebagai suplemen). Hampir-hampir chlorella merupakan makanan yang paling lengkap dan mengandung vitamin B12 yang tinggi. Chlorella lebih banyak mengandung klorofil per-gramnya dari pada tumbuhan manapun di dunia.
PERBEDAAN ALGA SPIRULINA DENGAN ALGA CHLORELLA Kandungan pigmen/zat warna Alga Spirulina adalah klorofil (hijau), Karotenoid (jingga), Betakatoten (jingga kemerahan), dan Phycocianin (biru). Secara garis besar kandungan nutrisi pada Alga Spirulina adalah sebagai berikut:
Protein 60-70%,
Karbohidrat 15-25%,
Lemak 6-8%,
Mineral dan vitamin 7-13%,
Serat 8-10%.
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
187 Lampiran 13 Sementara, Alga Chlorella hanya mengandung pigmen klorofil (hijau) dan kandungan nutrisinya secara umum adalah:
Protein 45%,
Karbohidrat 20%
Lemak 20%
Mineral dan vitamin 10%.
Serat 5%
Alga Chlorella pyrenoidosa juga digunakan untuk menghilangkan nutrient dan logam berat pada air limbah. Mikroalga ini dapat diaplikasikan dalam bidang budidaya terutama untuk menjaga kualitas air terhadap kandungan amonia, nitrat dan meningkatkan kandungan oksigen dalam air, khususnya pada kolam ikan.
CIRI ALGA CHLORELLA Bentuk sel Chlorella bulat atau bulat telur, merupakan alga bersel tunggal (uniseluler), dan kadang-kadang bergerombol. Chlorella memiliki diameter sel berkisar antara 2 − 8 mikron, berwarna hijau karena klorofil merupakan pigmen yang dominan. Dinding selnya keras terdiri dari selulosa dan pektin. Sel ini mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan. Chlorella dapat bergerak tetapi sangat lambat sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak bergerak.
HABITAT ALGA CHLORELLA Menurut habitat hidupnya, ada dua macam Chlorella yaitu Chlorella yang hidup di air tawar dan Chlorella yang hidup di air laut. Chlorella bersifat kosmopolit yang dapat tumbuh dimana-mana, kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupan.
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
188 Lampiran 13 BEBERAPA MANFAAT ALGA CHLORELLA UNTUK KESEHATAN MANUSIA : 1. Kandungan klorofil yang tinggi menjadikan Alga Chlorella sebagai alat detoksifikasi yang hebat yang dengan izin Allah Ta’ala dapat membuang logam berat (merkuri, kadmium, timah, dsb) dan pestisida dari dalam tubuh. Detoksifikasi logam berat dan racun kimia lain dalam tubuh akan membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan untuk memulai proses ini tergantung berapa banyak chlorella yang dikonsumsi. Aksi pembersihan chlorella pada sistem pencernaan dan sistem pembuangan yang lain membantu darah tetap bersih. Darah yang bersih dapat memastikan bahwa sampah hasil metabolisme akan terbuang dari jaringan secara efisien. 2. Kandungan klorofil yang tinggi dari chlorella dapat membantu menghilangkan bau mulut dan bau badan kronis hanya dalam beberapa hari. 3. Chlorella dapat membantu mengatasi konstipasi/sembelit, memperbaiki sistem imunitas pencernaan, menawarkan racun dari tubuh, mempercepat penyembuhan, melindungi tubuh dari radiasi, membantu mencegah penyakit degeneratif, membantu penanganan infeksi jamur Candida albicans, menangani penyakit radang sendi, dan membantu program penurunan berat badan. 4. Klorofil dalam chlorella efektif melawan penyakit Anemia dan menstimulasi produksi sel darah merah dalam tubuh. Chlorella juga membantu membawa oksigen ke seluruh tubuh dan otak. Karena hal inilah maka mengapa chlorella sering disebut sebagai makanan otak. 5. Membantu melawan kanker yang meliputi kemampuan memperbaiki kerusakan DNA dan mempengaruhi ekspresi gen. 6. Chlorella bersifat basa, sehingga membantu menyeimbangkan pH tubuh. Penting bagi kita untuk menyeimbangkan pH tubuh sekitar 7,2 – 7,4 pH netral. Diet atau pola makan yang terdiri dari makanan yang bersifat asam seperti junk food, makanan olahan, daging merah olahan, dan soft drink yang memiliki pH 2,7 adalah awal dari kebanyakan penyakit. Pada umumnya bakteri dan virus tidak dapat hidup dengan baik dalam kondisi basa.
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
189 Lampiran 13 7. Chlorella melindungi tubuh dari radiasi sinar ultraviolet, menormalkan gula darah dan tensi. 8. Chlorella yang mengandung Chlorella Growth Factor (CGF) dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan berpotensi sebagai nutrisi anti kanker. Chlorella juga membantu memperbaiki jaringan saraf dalam tubuh dan sangat bernilai dalam mengatasi penyakit otak dan kelainan saraf. 9. Chlorella membantu proses pencernaan makan menjadi lebih baik, dan memberikan energi bagi tubuh. 10. Chlorella
membantu
meningkatkan
regenerasi
sel,
sehingga
hal
ini
dapat
memperlambat proses penuaan. 11. Chlorella dapat membuat tulang dan pembuluh darah menjadi kuat.
EFEK SAMPING : Beberapa efek samping dari alga chlorella telah dilaporkan dalam bentuk gangguan lambung dan
usus.
Apabila
anda
telah
mendapatkan
reaksi
alergi,
maka
berhenti
dulu
mengonsumsinya sampai gejala alergi telah hilang, kemudian mulailah lagi dengan dosis yang lebih rendah.
Sumber: http://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.com/2014/01/mengenal-lebih-jauh-alga-hijauchlorella-pyrenoidosa.html
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 2 (ALGA)
190 Lampiran 13
HAMA DAN PENYAKIT ANGGUR (JAMUR)
Anggur adalah tanaman yang sangat mudah tumbuh, tidak banyak menuntut unsur hara pada media tumbuhnya walaupun dengan pemberian pupuk yang tepat pastinya akan memberikan hasil yang memuaskan. Yang dibutuhkan hanyalah media yang porous dan cahaya matahari yang optimal. Namun demikian dalam perawatannya pasti akan muncul gangguan baik dari hama maupun gangguan berupa penyakit, seperti yang diuraikan di bawah ini:
POWDERY MILDEW (Erysiphe necator burr.) Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang bisa menyerang seluruh bagian tanaman anggur yang berwarna hijau. Jamur powdery mildew mudah menyebar ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
191 Lampiran 13
terbawa hembusan angin, berjangkitnya serangan jamur ini biasanya dipicu oleh kelembaban udara yang tinggi dan sirkulasi udara yang buruk, terutama pada musim hujan saat mendung di siang hari yang hangat. Serangan pada daun terjadi pada permukaan daun bagian atas, jamur tumbuh membentuk bercak-bercak putih keabu-abuan yang menyebar makin meluas, daun yang terserang akan mengering atau gugur sebelum waktunya. Serangan pada cabang yang masih hijau akan terlihat seperti luka tipis berwarna coklat kehitaman, dan saat cabang berkayu bercak luka tersebut akan berubah menjadi coklat kemerahan. Cabang yang terserang tidak akan mengalami gangguan, hanya saja jamur yang menempel pada batang akan tumbuh hingga menghasilkan spora yang bisa membuat serangan ulang berkali-kali jika tidak segera diatasi. Serangan pada buah yang masih muda akan terlihat jelas berupa jamur putih yang menyelimuti permukaan buah, serangan yang berlanjut akan membuat kulit buah berubah menjadi kecoklatan dan bertekstur kasar, biasanya buah yang terinfeksi tidak bisa matang sempurna bahkan membusuk sebelum sempat menjadi besar. Untuk menghindari penggunaan obat-obatan berbahan dasar kimia sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan dengan penjarangan daun dan cabang secara berkala pada area yang tumbuh lebat dan terlalu rapat supaya sirkulasi udara membaik dan penetrasi cahaya matahari meningkat sehingga pertumbuhan dan penyebaran jamur bisa diredam. Untuk serangan skala kecil sebaiknya bagian yang terinfeksi segera dipotong dan dibuang jauh-jauh atau dibakar.
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
192 Lampiran 13
DOWNY MILDEW (Plasmopara viticola) Gejala yang ditimbulkan oleh serangan jamur ini bervariatif tergantung pada usia permukaan daun yang terserang. Pada umumnya spora jamur downy mildew ini menempel pada bagian bawah daun, berbentuk butiran-butiran kecil yang berwarna kuning-orange. Gejala serangan yang terjadi pada daun muda biasanya berupa perubahan warna pada permukaan atas daun yang menjadi bercak-bercak kekuningan mengkilap seperti berminyak, pada daun yang lebih tua daerah yang terserang biasanya berubah warna menjadi kuning kemerahan seperti hampir mengering dan sedikit berkerut ke atas. Memperbaiki drainase media tumbuhnya dan kebersihan sekitar tanaman dari rumput bisa mengurangi resiko terjangkitnya downy mildew. Selain itu sebaiknya tidak memberikan kompos/bahan organik terlalu banyak pada media tanam di sekitarnya, daun yang gugur dan sampah pruning sebaiknya tidak ditimbun di sekitar, terutama sampah yang telah terinfeksi downy mildew ini. Keterlambatan pengandalian serangan jamur ini akan membuatnya berkembang dan mask ke mata tunas, sehingga pada saat tunas bersemi setelah pemangkasan bisa terserang kembali dengan cepat. Jamur downy mildew sangat mudah menjadi kebal terhadap fungisida yang diaplikasikan terus menerus, sebaiknya gunakan beberapa fungisida secara ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
193 Lampiran 13
bergantian. Serangan yang tidak terkendali dan telah meluas bisa menyebabkan sebagian besar daun gugur sebelum waktunya dan membuat tanaman menjadi stress, hal ini membuat tanaman anggur menjadi lemah terhadap serangan penyakit yang lain.
BLACK ROT / BUSUK HITAM
Sumber: http://www.thomasgrape.com/detailnews/136/hama-dan-penyakit-anggur-jamur.html
ARTIKEL PERANAN PROTISTA 3 (JAMUR PROTISTA)
194 Lampiran 14
SOAL PRETEST & POSTTEST PROTISTA Nama Siswa Mata Pelajaran / Materi Kelas / Semester Hari, Tanggal
: : Biologi / Protista : X SMA / Ganjil :
Bacalah soal-soal berikut ini dengan seksama lalu berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling tepat! 4. 1.
2.
Protista memiliki karakteristik sebagai organisme eukariotik, yaitu .... A. tidak memiliki membran inti sel B. tidak memiliki membran plasma C. memiliki membran inti sel D. tidak memiliki membran plasma E. memiliki kemampuan berfotosintesis Perhatikan gambar berikut ini! 5.
3.
Mikroorganisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan .... A. alga B. jamur protista C. sianobakteri D. oomycota E. protozoa Protozoa dapat diklasifikasikan berdasarkan .... A. pigmentasi B. alat gerak C. bentuk tubuh D. cara hidup E. ekologi
Jika dibandingkan antara organisme Amoeba, Paramecium, Trypanosoma gambiense, Vorticella, dan Plasmodium, maka yang termasuk golongan ciliata adalah .... A. Paramecium, Vorticella B. Paramecium, Trypanosoma gambiense C. Amoeba, Trypanosoma gambiense D. Vorticella, Plasmodium E. Paramecium, Plasmodium Perhatikan gambar berikut ini!
Nomor yang menunjukkan silia dan vakuola kontraktil adalah .... A. 1 dan 6 B. 6 dan 5 C. 1 dan 5 D. 1 dan 4 E. 12 dan 9
195 Lampiran 14
6.
7.
8.
9.
Penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium sp. dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina umumnya ditunjukkan dengan gejala .... A. kerusakan pada gigi dan gusi B. kejang-kejang pada usus C. demam berulang-ulang atau tidak menentu D. nyeri pada otot dan sendi E. tubuh lemah dan kurus Protozoa dapat digolongkan berdasarkan alat geraknya menjadi rhizopoda, flagellata, ciliata, dan sporozoa. Tetapi, sporozoa dapat dikatakan berbeda dengan protozoa lainnya karena .... A. sporozoa hanya berperan sebagai parasit dalam kehidupan B. sporozoa merupakan mikroorganisme dengan ukuran tubuh hanya beberapa mikron C. sporozoa memerlukan inang sementara berupa nyamuk D. sporozoa memiliki beberapa fase dalam siklus hidupnya E. sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus Anggota kingdom protista merupakan organisme .... yang membedakannya dengan kingdom archaebacteria dan eubacteria. A. prokariot B. anaerob C. heterotrof D. autotrof E. eukariot Berikut ini merupakan pengelompokan alga berdasarkan pigmen yang dominan adalah .... A. chlorophyta, phaeophyta, euglenophyta B. phaeophyta, rhodophyta, flagelata
C. chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta D. rhodophyta, chrysophyta, euglenophyta E. chrysophyta, flagelata, chlorophyta 10. Ganggang berikut merupakan Laminaria sp. dari golongan ....
A. phaeophyta B. rhodophyta C. chlorophyta D. chrysophyta E. pyrrophyta 11. Berikut ini yang merupakan filum dengan contoh organisme yang tepat adalah .... Filum Contoh A. protozoa Spirogyra B. protozoa Phytium sp. C. alga Chlorella D. alga Amoeba proteus E. protozoa Macrocystis pyrifera 12. Berikut pernyataan yang benar adalah .... A. Euglena dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang karena ada tidaknya vakuola B. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena merupakan protozoa C. Euglena memiliki flagel dan klorofil sehingga dapat digolongkan sebagai protozoa maupun ganggang
196 Lampiran 14
D. Euglena tidak mempunyai alat gerak karena merupakan ganggang uniseluler E. Euglena tidak dapat berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil 13. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas merupakan Spirogyra yang sedang melakukan .... A. konjugasi B. fragmentasi C. singami D. anisogami E. pembelahan biner 14. Alga hijau memiliki pigmen dominan yang dikandungnya. Pigmen tersebut adalah .... A. pirenoid B. karoten C. klorofil D. laminarin E. fikoeritrin 15. Susunan reproduksi seksual: 1) Terjadi peleburan inti sel (kariogami) 2) Pembentukan zigospora (inti 2n) 3) Peleburan plasma sel (plasmogami) 4) Zigospora mengalami meiosis menjadi 4 sel haploid 5) 1 sel tumbuh menjadi Spyrogyra baru Susunan reproduksi konjugasi pada Spirogyra adalah .... A. 1-2-3-4-5 B. 2-1-3-4-5 C. 3-1-2-4-5
D. 3-2-1-4-5 E. 4-5-3-2-1 16. Pernyataan berikut yang benar tentang jamur lendir (myxomycota) adalah .... A. termasuk kingdom fungi karena reproduksinya mirip fungi B. termasuk kingdom fungi karena tidak berklorofil C. termasuk kingdom protista karena membran sel terdiri dari zat kitin D. termasuk kingdom protista karena reproduksinya mirip Amoeba E. termasuk kingdom protista karena gerak pada fase vegetatifnya mirip Amoeba 17. Seorang siswa mengambil sampel potongan kayu membusuk yang basah, kemudian mengamatinya di bawah mikroskop. Dia menemukan organisme dengan ciri-ciri : 1) Tubuh terdiri dari benang-benang tidak bersekat (senositik) 2) Inti sel banyak dan membentuk zoospora berflagel 2 Dapat ditentukan bahwa organisme tersebut adalah .... A. phaeophyta B. rhodophyta C. myxomycota D. oomycota E. acrasiomycota 18. Perhatikan gambar di bawah ini!
Organisme pada gambar di atas merupakan protista dari golongan ....
197 Lampiran 14
A. alga B. jamur protista C. sianobakteri D. oomycota E. protozoa 19. Mula-mula dua Paramecium saling berdekatan. Kemudian makronukleus melebur, sedangkan mikronukleus membelah. Selanjutnya terjadi pertukaran salah satu mikronukleus. Lalu Paramecium memisahkan diri dan nukleusnya membelah sehingga menghasilkan Paramecium baru. Cara yang digunakan oleh Paramecium dalam melakukan proses reproduksi tersebut adalah .... A. oogami B. singami C. konjugasi D. kariogami E. plasmogami 20. Dilihat dari cara memperoleh nutrien, alga diklasifikasikan sebagai protista .... A. saprofit B. heterotrof C. autotrof D. parasit E. epifit 21. Sekelompok siswa MA Aulia sedang mengamati mikroorganisme yang diambil dari air sawah di sekitar sekolah mereka. Setelah diamati di bawah mikroskop ternyata ditemukan mikroorganisme yang berbentuk seperti benang, berwarna hijau, dan kloroplasnya berbentuk pita spiral. Mikroorganisme tersebut adalah .... A. Euglena sp. B. Spirogyra C. Ulva
22.
23.
24.
25.
D. Chlorella E. Volvox Chlorella sebagai protein sel tunggal (PST) berpotensi sebagai .... karena memiliki kandungan protein dan amilum yang tinggi. A. bahan pembuat agar-agar B. antibiotik C. obat malaria D. sumber makanan baru E. bahan pembuat pupuk kompos Berikut ini merupakan contoh protista dari kelompok oomycota, yaitu .... A. jamur karat putih B. jamur merang C. jamur kuping D. jamur lendir plasmodial E. jamur lendir selular Gerakan fototropisme yang terjadi pada Euglena viridis disebabkan oleh .... A. makanan B. oksigen C. zat asam D. zat lemas E. sinar matahari Ganggang yang menyebabkan terjadinya pasang merah (red tide) di laut adalah .... A. Noctiluca scintillans B. Sargassum C. Macrocystis D. Corralina E. Vaucheria
198 Lampiran 15
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER Nama Siswa: Kelas:
Mata Pelajaran: Biologi / Protista Hari, Tanggal:
Petunjuk: Bacalah dengan teliti semua pernyataan. Pertimbangkan baik-baik pernyataan yang berkaitan dengan materi biologi “Protista” yang telah kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Pilihlah salah satu jawaban dengan “jujur” pada kolom yang tersedia dengan memberi tanda checklist (√). Keterangan pilihan jawaban: - Tabel 1 1. STS = Sangat Tidak Setuju 2. TS = Tidak Setuju 3. RR = Ragu-Ragu 4. S = Setuju 5. SS = Sangat Setuju
- Tabel 2 1 = Tidak ada sama sekali 2 = Sebagian kecil 3 = Sebagian 4 = Sebagian besar 5 = Seluruhnya Tabel 1 PILIHAN
No
PERNYATAAN SS Perhatian
1 2 3 4 5 6
7 8
Saya sangat tertarik pada proses pembelajaran dengan model advance organizer yang digunakan guru. Materi biologi yang diajarkan guru sangat membosankan bagi saya. Diskusi dan kerja kelompok dalam pembelajaran ini sangat menarik bagi saya. Pelajaran ini sangat abstrak atau sulit dibayangkan sehingga sulit bagi saya untuk mempertahankan perhatian. Saya tidak bersemangat bekerja kelompok pada pembelajaran ini. Dari awal hingga akhir pelajaran ini, saya fokus hanya pada pelajaran ini. Relevansi Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran dengan hal yang telah saya lihat, saya lakukan atau saya pikirkan di dalam kehidupan sehari-hari. Saya merasa isi dari pembelajaran ini kurang bermanfaat bagi saya.
S
RR
TS
STS
199 Lampiran 15 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23
Pelajaran ini tidak ada hubungannya dengan kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui. Saya merasa pembelajaran ini membuat rasa ingin tahu saya tumbuh. Saya tidak melihat hubungan antara isi pelajaran dengan sesuatu yang telah saya ketahui. Pembelajaran ini bermanfaat bagi saya di kehidupan sehari-hari. Percaya Diri Saat memulai pembelajaran ini saya percaya bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya. Tugas dan soal biologi yang diberikan guru, mudah untuk saya selesaikan. Saya tidak dapat bekerja sendiri tanpa dibantu teman saat mengerjakan soal dan tes. Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang saya harapkan. Saya percaya diri dengan hasil pekerjaan yang saya kerjakan sendiri. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya tidak yakin akan lulus nilai KKM. Kepuasan Saya merasa puas karena telah menyelesaikan pembelajaran dengan model advance organizer ini. Saya kecewa terhadap hasil yang saya dapat setelah pembelajaran ini. Komentar-komentar dari guru pada pembelajaran ini membuat saya merasa mendapat penghargaan bagi upaya saya. Saya merasa puas dan bahagia saat menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini. Saya merasa ada ketidakpuasan dengan pembelajaran ini.
Tabel 2 No
PERNYATAAN Pemahaman
24 25
Dengan bantuan peta konsep membuat saya lebih mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran biologi. Saya lebih mudah memahami isi materi biologi menggunakan model advance organizer daripada model-model pembelajaran yang lain.
PILIHAN 5
4
3
2
1
200 Lampiran 15 26 27
28 29 30
Sedikitpun saya tidak dapat memahami materi dalam pembelajaran ini. Pembelajaran dengan model ini tidak membantu saya dalam mengingat materi biologi yang telah diajarkan. Keaktifan Saya merasa pembelajaran ini membuat saya semakin aktif dan kreatif. Saya tidak terpacu untuk belajar lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Saya merasa lebih bersemangat untuk mengemukakan pendapat karena dengan bantuan advance organizer ini, saya merasakan belajar menjadi lebih mudah dan bermakna.
Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Advance Organizer
No.
1.
Indikator Motivasi Perhatian
Nomor
Nomor
Pernyataan
Pernyataan
Positif
Negatif
1, 3, 6
2, 4, 5
6
7, 10, 12
8, 9, 11
6
13, 14, 17
15, 16 ,18
6
19, 21, 22
20, 23
5
Jumlah
(Attention) 2.
Relevansi (Relevance)
3.
Percaya Diri (Confidence)
4.
Kepuasan (Satisfation)
5.
Pemahaman
24, 25
26, 27
4
6.
Keaktifan
28, 30
29
3
16
14
30
Jumlah
201 Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU No.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
19. 20. 21. 22. 23.
Kegiatan
Penilaian Ya Tidak
Catatan
Kegiatan Pendahuluan Membuka pelajaran dengan salam dan basmalah Melakukan absensi dan pengkondisian kelas Melakukan apersepsi dan motivasi Membacakan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti Menyajikan advance organizer berupa peta konsep dan menyebutkan atribut-atributnya Menyampaikan fokus materi yang akan dipelajari Melakukan tanya jawab untuk mengingatkan materi sebelumnya Menayangkan berbagai foto/gambar dan memotivasi siswa untuk bertanya Menyajikan materi pembelajaran sesuai peta konsep yang telah ditayangkan Mempertahankan perhatian siswa dengan menginformasikan manfaat materi yang dipelajari Mengajukan pertanyaan dan menunjuk siswa secara acak untuk menjawab Membagi siswa dalam kelompok dan membagikan LKS/artikel Menginstruksikan siswa untuk melakukan praktikum/diskusi dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran Menginstruksikan siswa untuk mencatat dan menggambar hasil pengamatan/hasil diskusi Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan Menginstruksikan siswa untuk menyusun laporan tertulis hasil pengamatan/hasil diskusi Memberikan kesempatan kelompok untuk mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas Mengklarifikasi hasil presentasi siswa serta menarik kesimpulan bersama Kegiatan Penutup Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami Melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan lisan dan memberi tugas mandiri/PR Menyimpulkan kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran Menginformasikan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
Observer
202 Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA No.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
20. 21. 22. 23. 24.
Kegiatan
Penilaian Ya Tidak
Catatan
Kegiatan Pendahuluan Menjawab salam dan membaca basmalah Menyatakan hadir/tidak, melaksanakan piket dan kerapihan di kelas Menjawab apersepsi dan memperhatikan motivasi Memperhatikan tujuan pembelajaran yang dibacakan Kegiatan Inti Memperhatikan dengan seksama peta konsep Menyimak fokus materi yang akan dipelajari Menjawab pertanyaan saat kegiatan tanya jawab Mengamati berbagai foto/gambar dan bertanya Memperhatikan penjelasan materi dari guru Memperhatikan guru dengan seksama Menjawab pertanyaan guru saat ditunjuk Berkumpul sesuai kelompok dan mempelajari LKS/artikel Melakukan praktikum/diskusi atas instruksi guru Mencatat dan menggambar hasil pengamatan/hasil diskusi Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru Menyusun laporan tertulis hasil pengamatan/hasil diskusi Mempersentasikan hasil pengamatan dan diskusi ke depan kelas Memperhatikan klarifikasi hasil presentasi serta menarik kesimpulan bersama Kegiatan Penutup Bertanya tentang materi yang kurang dipahami Menjawab pertanyaan evaluasi dari guru dan mengerjakan tugas mandiri/mencatat PR Menyimak kesimpulan kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru Memperhatikan informasi guru tentang kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam
Observer
203 Lampiran 17
Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Pertama
Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Kedua
Foto Kegiatan Pembelajaran Advance Organizer Pertemuan Ketiga
PEMERI NTAH KOTA TANGERANG
Ii;;ffifiI
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMA NEGERI 9 TANGERANG Jl.H.JaliNo.gKelurahanKunciranJayaKecamatanPinangTelepon(021)28939727, 70285041 Kode Pos 15144 Kota Tangerang Provinsi Banten email : smangtanqeranqkota@vahoo'com
SURAT KETERANGAN
Nomor'.ffiu-
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 9 Kota Tangerang menerangkan bahwa:
Nama
: Nuri Shabania
NIM
:
1110016100046
Instansi
:
Universitas Islam Negeri (JIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas
:
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Jurus*a
: Pendidikan IPA - Biologi : D( (Sembilan)
Semester
Bahwa nama tersebut di atas benar telah melaksanakan penelitian di SMA Negeri 9 Kota
Tangerang pada bulan November sampai dengan Desember 2014, dalam rangka penyusunan
skipsi dengan judul '?engaruh Pembelajaran Model Adtance Organizer
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Protista'.
Demikiardah surat keterangan ini, dibuat dengan sebenamya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
27
f-i*
lzllluzri20li
t.v/
#J lto+,
b* MP. 19551224
198903 2 001
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
Nuri Shabania
NIM
1110016100046
Jurusan/Prodi
Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
Pengaruh Pembelajaran Model
,4
dvance Organizer terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kousep Protista Pembimbing I Pembimbing
II
Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. Yuke lvfardiati, M.Si.
Paraf Pembimbing
Referensi
No
I 1
BAB I Trianto, Mendes ain Mod el Pembelaj aran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, 201 1), h.
2
(J
akarla:
1.
{'
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
{
Persada, 2008), h. 1. 3
4
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 118.
5
6
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tofsir Ath-Thabai, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 801.
7
8
9
Liza Yulia Sari, "Analisis Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Protista di Kelas X SMA Negeri 1 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman", Semirata 2013 FMIPA Unila,2013,h. 54. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Si s tem P endidihtn N es io nal, 20 13, h. 3. (http:/iwww.dikti. go.id/fil es/
/
o,-
f
ftL--
/
ftLct>-
aturAJU20 2003Sisdiknas.pdf).
/
Deo Demonta Panggabean dan Retno Drvi Suyanti, "Analisis Pemahaman Awal dan Kemampuan Berpikir Kritis Bidang Studi
p
Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer dan Model Pembelajaran Direct Instruction", Jurnal Online Pendidikan Fisika,Y ol. l, No. 2. 201 2, h. 14. 10
Sari,, loc. cit.
1l
P.uffwanlo, loc. cit.
12
C. Asri Budiningslh, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarla: PT Rineka Cipta,2005),h. 45-46.
(>,-
(h-(tz-'
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010),h. 94.
ftL-
{ :(
Lukmanul HakJim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CY Wacana Prima, 2A09),h. 92.
II
/-l
t/
tv(t
'/
(dz-
ta^ ldL.-
/t-,--
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 100.
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 201l), h. 94. Dahar, op.
cit.,h. 106.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan tlengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakar,va, 2010), h. 87.
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2A0$, h. 157
Syaiful Bahri Dlarr,arah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011). h. 13.
Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandng'. Argkasa, t 993)
h.99. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Barrdung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84.
Ibid. Makmun, op. cit.,h. 158. Syah, op. cit.,h. 90. Purwanto, op. cit., h. 84-85. Nurochim, Perencanaan Pembelajaran llmu-Ilmr Sosial, (Jakarla: PT RajaGralindo Perseda. 2013). h. 55. Syah, op.
cit.,h.92.
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Stllkno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum tlan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama,2007),h. 6. Djamarah, op.
ci..h.
14.
Fathurrolunan, /oc. ciL Djamarah, op. cit.,h. 15-17.
cit.,h. 102-105. cit.,h. 175-176. Thonthowi, op. cit.,h. 103. Slameto , Belajar d.cn Faktor-Fcktor (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 54-7i. Syah, op. cit.,h. 129. Ibid.,h. 130-136. Ibid.,h. 137. Ibitl.,h. 129-130.
Purwarrto, op.
Dj amalah, op.
tang
iempengaruhinya,
Undang-(Jndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2043 rcntang Sistem Pendidikan Nasional, 2A1.3, h. 3. (http://www.dikti.go.id/liles/ atur,{JU2O 2003 Sisdiknas.pdf).
i;rrrinal Z. dan Wahdi Saluti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Penditlikan, (Jakafia: UIN Jakarta Press,
2
2006), h. l 17. 27
Tianto, Mendesain Model Pembel aj aran Inovatif-Progresif,
(J
akarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 17. 28
Trianto, op. cit., h. 20.
30
Zllinal, op. cit.,h. 117-118. Nurochim, op. cit.,h. 18.
31
Fathurrohman, op. cit., h. 115-117.
3L
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010),h. 22.
33
Nana Sudjana, op. cit.,h.22-23.
34
29
35 36
37
w
l/ /p
( dt..-
VL-
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajara;t, (Jakarta: PT Rineka
,(
Ctpra,2005),h. 47 . Syah, op. cit.,h. 94. Nur Efendi, "Pendekatan Pengajaran Reciprocal Teaching Berpotensi Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA'. Pedagogia,Yo1.2, No. 1,2013, h. 85. Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (lakarta: Erlangga, 2011), h. 13.
t
(v
39
Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 1.
40
Tianlo, op. cit.,h.22. Joyce, op. cit.,h.30. Tianlo, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
tv lvt/'-
[dr''
r 1""
t,/
Rusman,
Pembelajaran: Mengembangkan Model-Model (J P rofes i o n ali s me Guru, akarta: PT RajaGrahndo Persada, 201 1), h. 136.
44 45
46
Budiningsih, op. cit., h. 43. Joyce, op. cit.,h. 281. Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasq (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 90.
48
Budiningsih, op. cit.,h. 44. Dahar, op. cit., h. 98-99.
49
Basleman, op. cit.,h. 93.
50
Dahar, op. cit.,h. 95.
5i
Makmun, op. cit.,h. 169.
52
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004),h.405. Basieman, op. cit.,h. 91. Budiningsih, /oc. clr Winkel loc. cit.
47
53 54 55 55
51 58
cit.,h. cit.,h.286. Ibid.,h.281. Dahar, op. Joyce, op.
(b\v-
f &/ fl ,/
h.52. 43
d1-.-
/>L
Tianlo, op. cit.,h.21.
42
"f {
f
J6
41
'd-r--
_t1-'-
Itu-
ft-
f
F"-
fI
/{v
t
/dL
ft,-
I ,4
/rL-
t\-
l>.-
4
1---
/l
n--
r (+'Y\-{ {
f
100.
,l
Tr--
h.r-
r> rta'f\-
J"r-..-
59
Daha\ loc. cit.
60
Joyce, op. cit., h. 289-291.
61
Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi,
/'k
(Jakarla: Kencana Prenada N{edia Group, 2011), h. 251. 62 63 64
Robert E. Slavin, Psikologi Pendiclikan: Teori dan Praktik, ( Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 259. Tnanlo, Mendes ain Mo del P embe I tj aran Inott atif- Pro gresif, (! akarta'. Kencana Prenada Media Group, 201 1), h. 157.
llartinis Yamin, Strategi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
(Jakarla: Gaung PerSada Press, 2009),h.
lll.
65
Tianto, op. cit.,h. 158.
66
Yamin, loc. cit.
61
Dahar, op.
68
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Pienada Media Group, 2008), h. 353.
69
Tianto, op. cit.,h. 159.
70
Santrock, 353-354.
7t,
Tianta, loc. cit.
72
rbid.,1.60. Yamin, op. cit.,h. 125. Dahal op. cil, h. 110-111
73
74
cit.,h. 106.
(
ft.-
f.
t?'--
d
fh-
(J
f n
,T'
(>-,--
t"
f>-t--
v
t)*
^f
dw.'
>-\-/
/k, v
t a
cit.,h. 165.
75
Tiar]1.o, op.
76
Budiningsih, op. cit., h. 44-45.
i7
Neneng Salrniah, "Pengaruh Belajar Bermakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi",
&
(
Skripsi padaUPI, Bandung, 2013, h. ii, tidak dipublikasikan. 78
79
80
81
o> C>1-<
h-*L"
td/
t V
Dwi Imawati,
"Implementasi l,[oclel Pembelajaran Advence Organizers melalui Strategi Elaborasi", Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 201 1, h. ii, tidak dipubliL,asikan. Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students' Motivation in Learrring Brology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Techru-,logt Etlucution, Vol. 5, No. 4, 2009,h.41.3. Nirrnala Sari Nasution, "Pengamh P emberiat Advance Orgcnizer dart Kemampuan Mengingat terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Negeri 1 Labuan Deli ", Skripsi pada Universitas Negeri Medan, Medan, 2008, h. ii, tidak dipublikasikan. William B. Cutrer, Danny Castro, Kevin M. Roy, 1.ti L. Turner, Use of An Expert Concept Map as An Advance Organizer to Improve Understanding of Respiratcry Failure, Medical Teacher, Y ol. 33, No.
w 6t,'
r V tP
(1/
3r'
/
12, 2011, h. 1018
I
BAB III Arras Sudijono, Pengantar Statistik Pentiidikar, (Jakafia: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 36.
f
..,--
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010), h. 159.
3
4 5
Sudjarwo MS dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung:
CV Mandar Maju, 2009), h. 170. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pentlekatan Kua titotif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),h. 111Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendiclikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,20l2),h. 207.
ct.,h.
112-113.
/ t)
{>> afL-
t,
ft.-
{ /
(h-t1-.
6
Sugiyono, op.
7
!, G.la--
9
Sri Esti Wuryani D., Psikologi Pendidikan, (Jakarla: PT Grasindo, 2009),h.414. Ibid.,h.415. Sudjarwo, op. cit., h.95.
10
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT funeka
,/,
td.-(7-z-
f
(b,-
8
Cipta, 2010), h. 118.
1l
Zainal Arifin, Pcnelitian Penditlikan: Metocle dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 250.
12 13
\4
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Penrlidikan: TeoriAplikasi, (lakarta: PT Bumi Aksara,2007),h. 124. Margono, op. cit., h. 17 0 -17 1. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22.
Margono, op. cit.,h. 158.
16
l9
cit.,h. 143. Arikunto, op. cit.,h. 195. John Keller, "How to Integrate Leamer Motivation Planning into Lesson Planning: The ARCS Model Approach", Makalah disampaikan pada VII Semanar-io,Santiago-Cuba, Febmari 2000, h. 4. Arikunto, op. cit.,h. 211
20
Sukmadinata, op. cit., h. 228.
18
21
22
a/ 25
26
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 109-110. Suharsimi Arikunto, Dasar- Das ar Ev aluas i Pend i rii kan, (J akarta: Bumi Aksara, 1999), h. 75. Sudjarwo, op. cit., h. 242. Sofyan, op.cil., h. 113. Bambang Avip Priatna, Uji Coba Instrumen Penelitian dengan Menggunakan Ms. Excel dan 5P55,2015, h. 16, (http://file.upi. 003
1
1
9 64 1
-BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/Makalah_November,
pd0 Sofyan, op.
cit.,h. 't03.
29
Arikunto, op.
30
Ibid.,h.2t0.
ci t.,
h. 208.
f\-
'dr-'
fb>
(
Sudjarwo, op.
edu/D irektorVFPMIPA/JL'R._PEND._MATEMATIKA"/
28
ttv.
I
15
l7
v
I
20 5
1
9
9
I 11
:n
,-t
tL-
{Et-/ dz:
kI
o7-
(t-,-
(
"(,
G-
r ftrr
ti-
t
{bu^
f
(h-
2008.
f
( t1-
ry
ftL-
tdL,,
32 33
34 36
M. Ngalim Purwanto.
Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remadja Karya CV, 1986), h. 153. Sofyan, op. cit.,h. 104. Arikunto, op. cit., h.218. Emi Maidiyah dan Cut Zulisna Fonda, "Penerapan Model Pembelajaran ARCS pada Materi Statistika di Kelas XI SMA Negeri 2 RSBI Banda Ac eh", Jurnal Peluairg, Vol. 1 , No. 2,201,3,h. 15. Stdjana, Metoda Statistika, (Bandtsng: Tarsito, 2005), h. 466-467
Jd
Ibid.,h.249.
39
Sudijono, op. cit., h. 346-353.
40
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Leanting Gains in Physics: A Possible
in
Diagnostic Pretest Scores, 2074,
v
(,
.
h.
3,
pdf).
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics Indiana Universjly, 2014, h. 1. (http://www.physics.indiana.edu/
Cnt n-f h--
fil'd>_"
ty ,t
(http ://physicseducation.net/docs/Addendum_on_normalized_giin.
4t
a
/
37
Hidden Variable
r
d.-
o-.-
I
I ("
it-.--
W
-sdi/AnalyzingChange-Gain.pd{). 12
l3 t4
15
BAB IV Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun, Models of Teaching, (Yogyakarla: Pustaka Pelajar, 2011), h. 286. Ibid.,h.289-291. Neneng Salmiah, "Penganrh Belajar Betmakna melalui Model Pembelajaran Pengaturan Awal (Advance Organizer) terhadap Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Sistem Ekskresi",
1
',I
a
Pt
l.
16
Ibid.,b.95.
17
Karya Sinulingga dan Denny Niunte, "Pengaruh Model Pembelajaran Adyance Organizer Berbasis Mind Map terhadap Hasil Belajar Fisika
19
v
Skripsi padaIJPI, Bandung, 2013, h. 80, tidak dipublikasikan. Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajarar, (Jakafia: Erlangga, 201 1), h.1 l0-1
18
t /h-
t t
Siswa pada Materi Pckok Besaran Satuan di Kelas X SMA", Jurnal Pendidikan Fisika, Vcl. 1, No. 2,2012,h. 5. C. Asri Budiningslh, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 44.
Pitriyani, Siti Wahidah Arsyad, dan Kaspul, "Meningkatkan Hasil Belajar dan Proses Pembelajaran Siswa Kelas VIII.2 SMPN 10 Banjarmasin pada Konsep Sistem Peredaran Darah melalui Strategi Peta Konsep Tahun Ajaran 200812009". Jurnal ll/ahana-Bto, Yol. 3,
( 81,'
(v M l,6w'
(kat-
fM
/
2010, h. 50.
i
Kadek Budiartawan, Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Httkum Ohm dan l{ukum Kirchhoff,
2013,
h. 14,
(http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/aticle/
download3412 /33 88).
(\-v
Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Using Advance Organizers to Enhance Students' Motivation in Leaming Biology, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technologt Education, Vol. 5, Nc. 4, 2009.h.413. Rofiqoh Hasan Harahap dan Mara Bangun Harahap, "Efek Model Pembelaiarart Advance Organizer Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa", Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisifra, Vol. 4, No. 2,2012,h. 37. Sri Rahayu, Antonius Tri Widodo, Supartono, "Pengembangan Model Pembelalaran Advance Organizer .urlfLuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa", Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,Yol. 4,No.1, 2010, h. 505.
Jakarta,
Mei 2015
Menyetujui,
Pembimbing I
e--'+ 196s01
Yuke Mardiati. l&Si. NIP. 19760117 200701 2013