PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP TEKANAN (Kuasi Eksperimen di SMPN 2 Kelapa Dua-Tangerang)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: SITI JULIYANTI NIM 107016300447
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Siti Juliyanti (107016300447). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tekanan. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing antara kedua kelas pada kelompok A (kelompok kontrol) dengan kelompok B (kelompok eksperimen). Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kelapa Dua Kabupaten Tangerang pada kelas VIII.a (kelompok kontrol) dan kelas VIII.b (kelompok eksperimen) pada konsep tekanan. Penelitian ini dilakukan selama empat kali pertemuan, dimulai dari 21 September sampai dengan 18 Oktober 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi ekperimen dengan teknik Nonprobability Sampling/purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 butir dan instrumen nontes berupa pedoman observasi aktivitas siswa untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran. Data hasil instrumen tes dianalisis dengan uji analisis statistik berupa uji perbandingan nilai posttest kedua kelas, sedangkan data hasil instrumen nontes pedoman observasi dianalisis secara kualitatif. Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh rerata hasil belajar fisika pada kelompok A (kelompok kontrol) dengan kelompok B (kelompok eksperimen). Kelompok A memiliki rerata kelas sebesar 59,83, sedangkan kelompok B sebesar 66,32. Hal tersebut menunjukkan bahwa rerata kelas kelompok A lebih kecil daripada kelompok B. Perbedaan tersebut signifikan dilihat dari perolehan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 5% (2,71> 1,99). Pembelajaran yang dilaksanakan selama penelitian secara keseluruhan telah sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Hasil belajar fisika siswa pada aspek kognitif yang berkaitan dengan konsep tekanan, ditunjukan dengan nilai rerata hasil belajar baik pre-test maupun post-test antara kelompok A (kelompok kontrol) dengan menggunakan metode konvensional dibandingkan dengan kelompok B (kelompok eksperimen) menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berturut-turut adalah pretest kelompok A dan B(28,38 dan 24,01) dan post-test kelompok A dan B (59,83 dan 66,32).
Kata kunci
: hasil belajar fisika, inkuiri terbimbing, ketercapaian proses pembelajaran.
iii
ABSTRACT
SITI JULIYANTI (107016300447). Effect of Guided Inquiry Learning Model Of Student Result In Pressure Concept, S1 of Physics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. The aims this research was to determine differences of physics learning using guided inquiry learning model between the two classes in group A (Control group) with group B (experimental group). This research was conducted at SMP Negeri 2 Kelapa Dua district of Tangerang on VIII.A class (control group)and VIII.b (experimental group) on the concept of pressure. The research was done for four sessions, that was begun on September 21th and finished on October 18th 2014. The research method used is a quasi experiment with nonprobability sampling techniques/purposive sampling. The instrument used is an instrument in the form of multiple choice test as much as 25 points and observation instrument nontes a student activy to determine the level of achievement of learning process. Data were analyzed with the results of the test instrument in the form of statistical analysis of test score comparison test posttest both classes, while the data from the instrument nontes observation analyzed qualitatively. Result of testing the hypothesis states that there are significant mean physics learning outcomes in group A (control group) with group B (experimental group). Group A had a mean grade of 59,83, while group B was 66,32. It shows that the average class A smaller group than group B. the difference was significant views of the acquisition value of t greater thant t table at a significance level of 5% (2.71>1.99) lesson are conducted during the study as a whole has been in accordance with the steps in the Guided Inquiry Learning. Physic student learning outcomes in the cognitive aspects related to the concept of pressure, indicated by the mean value of learning outcomes both pre-test and pos-test between group A (control group) using conventional method compared with group B (experimental group) using inquiry learning model guided in a row is a pre-test group A and B (28.38 and 24.01) and post-test group Aand B (59.83 and 66.32)
Keywords process
: physics learning result, guided inquiry, achievement of learning
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah SWT yang telah mengajarkan manusia dengan qolam, yang mengajarkan manusia dengan segala sesuatu yang belum diketahuinya. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang dijadikan sebagai teladan terbaik bagi segenap manusia, juga kepada keluarga dan sahabatnya yang selalu menjaga kemurnian sunnah-nya. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya, disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1. Ibu Dra.Nurlena Rifa’i,MA.Ph.D selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK. 3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas ilmu, didikan, dedikasi, dan dorongan semangatnya selama penulis menyelesaikan studi di program studi fisika. 4. Bapak Dr.Nada Marnada, M.Eng, selaku dosen Pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas do’a, bimbingan dan arahan, serta dorongan semangatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd,selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas do’a, bimbingan dan arahan, serta dorongan semangatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
v
6. Segenap dosen dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi pendidikan fisika, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di perguruan tinggi ini. 7. Bapak Kasiman, S.pd selaku Kepala Sekolah dan segenap guru beserta staffnya di SMP Negeri 2 Kelapa Dua Kabupaten Tangerang. 8. Ayahanda Junaedi (Alm) dan Ibunda Siti Husnul Khotimah (Alm), yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas karunia yang Allah berikan melalui Ibu dan Bapak. Semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti dan Allah selalu memberikan tempat yang layak disisi mereka amin. 9. Adiku tercinta Muhammad Ery Ramdan, dan keluarga besar Hj. Halimah terimakasih atas segala doa, dukungan, harapan, motivasi dan semangat yang diberikan, terimakasih atas segalanya. 10. Keluarga besar Physics Family ‘07 tercinta terima kasih atas kebersamaannya dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis secara terbuka menerima setiap kasih dan saran yang bersikap membangun untuk kesempurnaan laporan penulis di masa mendatang walaupun demikian, penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pembaca semuanya.
Jakarta, April 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. ii ABSTRAK ......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... v DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 3 C. Batasan Masalah .............................................................................. 4 D. Rumusan Masalah............................................................................ 4 E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4 F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ..................................................................................... 6 A. Kajian Teoritis ............................................................................... 6 1. Model Pembelajaran Inkuiri........................................................... 6 a. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri............................... .......... 11 b. Keterbatasan Model Pembelajaran Inkuiri ............................ ........ 12 c. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri ......................................... 12 2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ....................................... 1 a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ..................... 16 b. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ................................... 17 3.
Hasil Belajar .................................................................................. 19
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................... 23
vii
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 25 D. Konsep Tekanan ............................................................................ 27 E. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 28 A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 28 B. Metode Penelitian........................................................................ 28 C. Desain Penelitian ........................................................................ 28 D. Variabel Penelitian ...................................................................... 29 E. Populasi dan Sampel ................................................................... 29 F. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 30 G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30 H. Instrument Penelitian .................................................................. 30 I. Prosedur Penelitian...................................................................... 33 J. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................... 34 1. Validitas Instrument .................................................................... 34 2. Reliabilitas ................................................................................. 35 3. Tingkat Kesukaran ...................................................................... 36 4. Daya Pembeda ............................................................................. 37 K. Teknik Analisis Data ................................................................... 39 1. Teknik Analisis Data Hasil Belajar .............................................. 40 a) Pengajuan Hipotesis ................................................................... 40 1) Uji Normalitas ............................................................................. 40 2) Uji Homogenitas ......................................................................... 40 3) Uji Hipotesis ............................................................................... 41 2. Teknik Analisis Instrument Non Tes .......................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 44 A. Hasil Penelitian ............................................................................. 44 1. Hasil Pret-test Kelompok A dan B (Kelas Eksperimen) ............. 44 2. Hasil Post-test) Kelompok A dan B (Kelas Kontrol) ................... 46 3. Rekapitulasi Data Pret-test dan Post-test .................................... 48 1. Analisis Data Tes ......................................................................... 50
viii
a. Uji Prasyarat Hipotesis ................................................................... 50 1) Uji Normalitas Data Postest Kelompok A dan B ........................... 50 2) Uji Homogenitas Data Postest Kelompok A dan B ....................... 51 b. Pengajuan Hipotesis ....................................................................... 52 2. Hasil Analisi Data Observasi ......................................................... 53 B. Pembahasan ................................................................................. 55 BAB V
PENUTUP .......................................................................................... 60 A. Kesimpulan .................................................................................... 60 B. Saran ............................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 67
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pre-test – Post-test Control Grup Design ........................................ 29 Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen ........................................................................ 32 Tabel 3.3 Kriteria Derajat Kesukaran Butir Soal ............................................. 37 Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal................................... 37 Tabel 3.5 Kategori Daya Pembeda ................................................................... 38 Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal................................... 39 Tabel 3.7 Skor Pernyataan Positif dan Negatif pada Skala Likert ................. 42 Tabel 3.8 Kategori Kuesioner .......................................................................... 43 Tabel 4.1 Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest Kelompok A dan B ........ 45 Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Post-test kelompok A dan B ....... 47 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Pre-test dan Post-test ......................................... 48 Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data Kelompok A dan B .......................................................................................... 51 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Homogenitas Data Posstest Kelompok A dan B .......................................................................... 52 Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ....................................................... 53 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan menggunakan Model Inkuiri Terbimbing........................
x
54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Pada Tekanan ......................................................... 27 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ..................................................................... 33 Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest Kelompok A dan B ................................. 44 Gambar 4.2 Diagram Hasil Posttest Kelompok A dan B ............................... 46 Gambar 4.3 Diagram Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif ........................ 49
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A: Instrumen Penelitian ............................................................
67
1. Tabel Kisi-kisi Instrumen.......................................................
68
2. Kisi-kisi Instrumen .................................................................
69
3. Instrument Penelitian ............................................................
88
4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ........................................
93
a. Validitas .................................................................................
93
b. Reliabilitas .............................................................................
94
c. Tingkat Kesukaran .................................................................
95
d. Daya Pembeda ........................................................................
96
e. Standard Deviasi ....................................................................
97
5. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ...................
98
6. Pedoman Observasi ................................................................
99
Lampiran B: Perangkat Pembelajaran ...................................................... 101 1. Silabus .................................................................................... 102 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 103 3. Lembar Kegiatan Siswa .......................................................... 116 Lampiran C: Analisis Data Hasil Penelitian ............................................. 123 1. Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen .................................... 124 2. Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen ..................... 129 3. Hasil Pre-test Kelompok Kontrol ........................................... 131 4. Uji Normalitas Pre-test Kelompok kontrol ............................ 134 5. Uji Homogenitas Pre-test ....................................................... 136 6. Hasil Post-test Kelompok Eksperimen ................................... 139 7. Uji Normalitas Post-test Kelompok Eksperimen ................... 142 8. Hasil Post-test Kelompok Kontrol ........................................ 144 9. Uji Normalitas Post-test Kelompok Kontrol .......................... 146 10. Uji Homogenitas Post-test ..................................................... 148 11. Uji Hipotesis .......................................................................... 151 Lampiran C: Surat-surat Penelitian
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1 Melalui proses pembelajaran IPA diharapkan siswa dapat memahami fenomena yang terjadi di alam sekitar, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi suatu produk yang bermanfaat. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.2 Pembelajaran IPA pada tingkat SMP ditekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penyelidikan untuk mencari kebenaran tentang suatu konsep. Oleh karena itu, pembelajaran IPA harus benarbenar dikelola dengan baik, sehingga proses belajar mengajar dapat bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA. Fisika merupakan cabang dari IPA yang mengkaji tentang berbagai fenomena alam dan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan sains, teknologi dan konsep hidup harmonis dengan alam.3 Oleh karena itu, pembelajaran fisika di sekolah harus benar-benar dikelola dengan baik dan mendapatkan perhatian yang lebih agar dapat menjadi landasan yang kuat bagi peranan tersebut. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran fisika adalah pemahaman yang dicapai siswa masih sangat rendah, sehingga nilai rata-rata yang 1
Depdiknas, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, h. 377. Tersedia: http://www.media.diknas.go.id/media/document/43366.Pdf. [19 November 2009] 2 Depdiknas, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, h. 377-338. Tersedia: http://www.media.diknas.go.id/media/document/43366.Pdf. [19 November 2009] 3 Depdiknas, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, h. 443. Tersedia: http://www.media.diknas.go.id/media/document/43366.Pdf. [19 November 2009]
1
2
diperoleh siswa masih dibawah KKM. Hal ini dikarenakan, oleh beberapa faktor, diantaranya: Pertama, model pembelajaran yang digunakan guru sangat monoton. Metode ceramah merupakan metode yang secara konsisten digunakan oleh guru dengan urutan menjelaskan, memberi contoh soal, latihan dan pekerjaan rumah. Kedua, guru jarang sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan teman sebaya atau dengan guru dalam upaya mengembangkan pemahaman konsep-konsep dan prinsip-prinsip penting.Ketiga, pengajaran yang dilakukan oleh guru lebih menekankan pada manipulasi matematis, mereka mulai dengan definisi konsep, kemudian menyatakan dengan matematis.
Hal ini
teramati pula dari catatan-catatan fisika siswa yang tidak jauh berbeda dengan catatan matematik, karena isinya hanya kumpulan rumus-rumus fisika. Keempat, guru tidak memahami model penyelesaian soal-soal secara sistematis. Ketika mengajarkan pemecahan masalah, guru tidak mulai dengan menganalisis masalah, tidak mendeskripsikannya dalam deskripsi fisika, tidak berusaha untuk menggambarkannya dalam diagram-diagram, namun lebih menekankan pada pencocokan soal-soal dengan rumus yang dihapalkan.Kelima, guru lebih tertarik pada jawaban siswa yang benar tanpa menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan prosedur penyelesaiannya. Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka perlu adanya suatu pembelajaran yang mengutamakan proses, berupa penyelidikan yang melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah. Salah satu pembelajaran yang cocok untuk tujuan
pembelajaran tersebut ialah model pembelajaran inkuiri karena
pembelajaran tersebut memiliki tujuan utama yaitu penyelidikan yang aktif, baik untuk pengetahuan maupun pemahaman untuk memenuhi keingintahuan siswa, penggunaan
model
pembelajaran
inkuiri
dalam
proses
pembelajaran
menghasilkan aspek-aspek yang baik. Pertama, meningkatkan intelektual siswa, karena mereka mendapat kesempatan untuk mencari tahu dan menemukan keteraturan dan aspek lainnya melalui observasi dan eksperimen mereka sendiri. Kedua, siswa memperoleh keputusan intelektual karena mereka berhasil dalam penyelidikan mereka.
3
Terdapat delapan macam
model pembelajaran inkuiri, yaitu Guided
Inquiry, Modified Inquiry, Free Inquiry, Inquiry Role Approach, Invitiation Into Inquiry, Pictorial Riddle, Synectic Lesson, dan Value Clarification.4 Namun, dalam penelitian ini hanya akan diterapkan jenis model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). Model ini merupakan dasar atau tahap awal dalam proses inkuiri, sehingga dianggap cocok untuk diterapkan pada tingkat SMP/MTs. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki enam karakteristik yaitu siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman, siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu, siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran melalui bimbingan, perkembangan siswa terjadi secara bertahap, siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran, siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain. Inkuiri membekali siswa dengan beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan siswa menjadi pembelajaran sepanjang hayat. Dari penjelasan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tekanan”, untuk mengetahui metode manakah yang lebih efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran fisika. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan masih bersifat monoton 2. Kurangnya keterlibatan siswa didalam proses belajar mengajar. 3. Nilai rata-rata siswa masih dibawah KKM. 4
Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry” (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h.. 136
4
4. Model pembelajaran masih berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya menerima pelajaran secara pasif, sehingga siswa kurang dibekali suatu pengalaman bagaimana cara menemukan sebuah kebenaran atau penyelidikan.
C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang
dan
identifikasi masalah yang telah
diiuraikan, hasil belajar fisika yang dimaksud dalam penelitian ini, merupakan hasil tes kognitif saja. Ranah kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Madaus, dkk.5 Ranah kognitif yang akan diukur dalam penelitian ini adalah mulai dari hafalan (C1) Sampai dengan analisis (C4).
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, sehingga dapat di rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep tekanan?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran siswa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada konsep tekanan.
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.117-121
5
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik yang terlibat langsung dalam penelitian ataupun tidak. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dalam melakukan proses pembelajaran sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran pada bab tekanan. 2. Untuk dapat memahami dan mempelajari efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dikelas, istilah model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi, metode dan prosedur. Model pembelajaran memiliki empat cirri khusus. Ciri-ciri tersebut adalah1. 1. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran luas dan menyeluruh. 2. Model-model
pembelajaran
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
tujuan
pembelajaran, sintaks dan sifat lingkungan belajarnya. 3. Sintaks dari model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. 4. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengolahan
dan
lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Kata inquiry. Dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Menurut Schmidt seperti yang dikutip Sofan Amri, menyatakan bahwa inkuiri berasal dari bahasa inggris inkuiri yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
1
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Jakarta/:Prestasi Pustaka)hal.6-8
6
7
diajukan. Pertanyaan ilmiah merupakan pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.2 Indarawati menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemprosesan informasi.3 Hal ini dikarenakan model-model pemprosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi. Menurut Downey dalam Joyce menyatakan “The core of good thinking is the ability to solve problems. The essence of problem solving is the ability to learn in puzzling situations. Thus, in the scholl of these particular dreams, learning how to learn pervades what is the taught, how it is taught, and the kind of place in which it is taught”.4 Pernyataan di atas menunjukan bahwa inti dari berpikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Dasar dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar meliputi apa yang di ajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh pandangan baru. Salah satu yang termasuk dalam model pemprosesan informasi adalah model pembelajaran inkuiri. Menurut Suchman model pembelajaran ini melatih siswa dalam proses untuk menginvestigasi dan menjelaskan suatu fenomena yang tidak biasa, model pembelajaran ini mengajak siswa untuk melakukan hal yang serupa seperti para ilmuwan dalam usaha mereka untuk mengorganisir pengetahuan dan membuat prinsip-prinsip.5 2
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet ke-1, hal 85. 3 Trianto, “Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukutivistik”. (Jakarta: PT.Prestasi Pustaka, 2007). h. 134 4 Trianto “Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukutivistik”. (Jakarta: PT.Prestasi Pustaka, 2007). h. 135 5
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet ke-1, hal 102.
8
Oemar Hamalik menyatakan bahwa model inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered strategi) dimana kelompok-kelompok siswa ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Carin (1975) mengemukakan bahwa inkuiri adalah the process of investigating a problem. Adapun Piaget mengemukakan bahwa model yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandigkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.6 Ciri-ciri model pembelajaran inkuiri , merupakan proses belajar mengajar dengan model inkuiri menurut kuslan dan stone ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Menggunakan keterampilan proses 2. Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu 3. Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah 4. Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri 5. Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau eksperimen. 6. Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data mengadakan pengamatan, membaca/menggunakan sumber lain. 7. Siswa melakukan penelitian secara individu/kelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut 8. Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.7
6
Dr.E.Mulyasa, M.Pd. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)hal 108. 7 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet ke-1, hal 104.
9
Inkuiri suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memcahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Menurut Sund menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inkuiry, atau inkuiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri dalam bahasa inggris inkuiri, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri dibentuk dan meliputi discovery karena siswa harus menggunakan kemampuan discovery dan lebih banyak lagi dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa, inkuiri mengandung proses yang lebih tinggi tingkatannyamisalnya merumuskan
problem,merancang
eksperimen,melakukan
eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data,menarik kesimpulan,mempunyai sikapsikap obyektif,jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.8 Sedangkan menurut Gulo menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis kritis, logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.9 Sasaran utama pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran. Kemudian mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam waktu yang relative singkat, latihan inkuir dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. 8
Dr.Moh.Amien MA,”Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inkuiri”hal.126-127 9 Trianto, “Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukutivistik”. (Jakarta: PT.Prestasi Pustaka, 2007). hal, 135-136
10
Dengan kata lain inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
mengobservasi,
merumuskan
pertanyaan
yang
relevan,
mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis
dan
menginterpretasi
data,
serta
membuat
prediksi
dan
mengkomunikasikan hasilnya.10 Sedangkan inkuiri menurut pendapat para ahli teori belajar adalah sistem pembelajaran dimana sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan suatu masalah (Inkuiri Discovery Learning).11 Menurut Sund seperti yang dikutip oleh Trianto, discovery adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep istilah asing yang sering digunakan untuk model ini ialah discovery yang berarti penemuan, atau inkuiriyang berarti mencari. Mengenai penggunaan istilah discovery dan inkuiripara ahli terbagi ke dalam dua pendapat, yaitu : 1) Istilah-istilah discovery dan inkuiri dapat diartikan dengan maksud yang sama dan digunakan saling bergantian atau keduanya sekaligus. 2) Istilah discovery, sekalipun secara umum menunjuk kepada pengertian yang sama dengan inkuiri, pada hakikatnya mengandung perbedaan dengan inkuiri Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki lima fase sebagai sintak pembelajarannya, antara lain konfrontasi dengan masalah dimana guru
10
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet ke-1, hal 104. 11 Djamarah, S. B dan Zain. Azwan (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
11
menjelaskan prosedur inkuiri dan menyajikan keadaan ganjil. Pengumpulan data untuk verifikasi dimana siswa menguji hakekat objek dan kondisi, kemudian siswa memverifikasi
kejadian
dari
suatu
masalah.
Pengumpulan
data
dalam
eksperimentasi, dimana siswa mengisolasi variabel-variabel yang relevan, membuat hipotesis dan menguji hubungan kausalitas. Mengorganisasi dan merumuskan penjelasan seperti merumuskan aturan atau penjelasan. Menganalisis proses inkuiri yaitu menganalisis strategi inkuiri dan mengembangkan strategi tersebut menjadi lebih efektif (Indrawati,2000)12. Mengenai kelebihan dan kekurangan model penemuan/inkuiri diuraikan sebagai berikut : a. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri Menurut Roestiyah seperti yang dikutip Nunung Nurjannah, model pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan yang dapat dikemukakan sebagai berikut:13 1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan siswa memiliki ideide yang lebih baik. 2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi dan proses belajar yang baru 3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. 4) Mendorong siswa untuk berpikirintuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. 5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 6) Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih menarik 7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. 12
Ali Pullaila, Sri Redjeki,dan Dadi Rusdiana,”Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi Suhu dan Kalor” (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA vol.I No.3, November 2007) 13 Nunung Nurjannah, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada Konsep Kalor, (Skripsi S1 Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010), h. 11
12
9) Guru dapat menghindari cara-cara belajar tradisional. 10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
b. Keterbatasan Model Pembelajaran Inkuiri Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran inkuiri juga mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut:14 1) Guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik. 2) Perencanaan pembelajaran dengan model ini sulit karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar. 3) Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan. 4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, model pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh guru. Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang-orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami
fenomena
alam,
dengan
memperjelas
pemahaman,
dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Jenis-jenis Model Inkuiri Moh. Amin menguraikan tentang tujuh jenis inkuiri sebagai berikut:15
1) Guided Inkuiri Lab. Lesson Pada model inkuiri jenis ini, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Guru memiliki peran penting untuk menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan masalah, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Dapat dikatakan pula bahwa pembelajaran dengan 14
Wina Sandjaya, Op. Cit., h. 206-207 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry” (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h.. 135 15
13
jenis model ini merupakan tahap awal sebelum siswa diberikan model pembelajaran inkuiri sesungguhnya. 2) Modified Inkuiri Model ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri, yaitu inkuiri terbimbing (guided inkuiri) dan inkuiri bebas (free inkuiri). Dalam model ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, masalah yang akan diselidiki ditentukan oleh guru, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Biasanya disediakan pula bahan atau alat-alat yang diperlukan. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara kelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, narasumber, dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa. Kegiatan-kegiatan siswa ditekankan pada eksplorasi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. Pada waktu siswa melakukan proses belajar untuk mencari jawaban dari masalah yang diajukan guru, bantuan yang dapat diberikan guru ialah dengan teknik pertanyaan-pertanyaan, bukan berupa penjelasan. Guru hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah yang sifatnya mengarah kepada pemecahan masalah yang perlu dilakukan siswa. Dalam model ini guru membatasi memberi bimbinganagar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.16 3) Free Inkuiri Dalam proses pembelajaran dengan jenis model ini, siswa melakukan penelitian sendiri sebagai seorang ilmuwan. Kegiatan free inkuiri dilakukan 16
Akhmad Sudrajat, Metode Pembelajaran Inkuiri, diakses dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri pada tanggal 23januari 2011
14
setelah siswa mempelajarai dan mengerti bagaimana memecahkan suatu problema dan telah memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang studi tertentu serta telah melakukan modified discovery-inkuiri. Perbedaan dengan jenis inkuiri lain adalah guru sama sekali tidak membantu siswa dalam merumuskan masalah serta memecahkan masalah, dengan kata lain siswa bertindak mandiri sepenuhnya. Dalam model ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang akan dipelajari atau dipecahkan. Dalam model pembealajaran ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan model ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.17
4) Invitation Into Inkuiri Dalam model pembelajaran jenis ini, siswa dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana cara-cara yang lazim dilakukan oleh para ilmuwan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada siswa, dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin, semua kegiatan sebagai berikut : merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, dan membuat grafik. 5) Inkuiri Role Approach Inkuiri Role Approach merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat anggota untuk memecahkan invitation into inkuiri. Masing-masing anggota tim diberi tugas suatu
17
Ibid.
15
peranan yang berbeda-beda sebagai berikut koodinator tim, penasihat teknis, pencatat data dan evaluator proses.18 6) Pictorial Riddle Pembelajaran dengan menggunakan Pictorial Riddle adalah salah satu teknik atau model untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar atau peragaan-peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa. Suatu ridlle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu trasparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan ridlle. 7) Synectics Lesson Pada dasarnya syntetics memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena metafora dapat membantu dalam melepaskan “ikatan struktur mental” yang melekat kuat dalam memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8) ValueClarification Simon, Howe dan Kirschenbaun dalam Moh. Amien menyatakan bahwa siswa yang dihadapkan pada proses-proses “value clarification’ di sekolah ternyata sikap apatisnya, bertingkahnya, dan sikap suka menolak menjadi berkurang. Mereka menjadi lebih bergairah, penuh semangat belajar/bekerja dan lebih kritis cara berpikirnya.19 “value clarification” telah membawa siswa yang mempunyai intelegensi rendah menjadi lebih berhasil studi di sekolahnya. Tujuan value clarification adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan prosesproses yang digunakan dalam menentukan nilai-nilai mereka sendiri
2. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 18
Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry” (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h.148 19 Moh. Amien., Op. Cit., h. 154
16
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Inkuiri terbimbing) Guided inqury atau inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran inkuiri dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa.20 Dalam model ini guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Model inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Dengan model ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada model ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.21 Pada dasarnya, selama proses belajar berlangsung siswa akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan oleh siswa.
20
Moh. Amien., Op. Cit., h. 137 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 109 21
17
b. Tahapan Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing Adapun tahapan dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:22 1)
Penyajian Masalah Pada tahap ini guru menunjukkan sebuah masalah (fenomena) kepada
siswa baik berupa demonstrasi, atau pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan teka-teki. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a)
Siswa memberi respon positif terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru.
b)
Siswa mengidentifikasi masalah.
c)
Siswa mengungkapkan ide awalnya.
2)
Pengumpulan dan verifikasi data Pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
masalah (fenomena) yang diajukan. Siswa dapat menghubungkannya dengan fenomena yang terjadi, kemudian membuat hipotesis. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a)
Siswa mengumpulkan informasi sambil berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang diajukan guru.
b)
3)
Siswa membuat dan mengemukakan hipotesis.
Melakukan eksperimen Pada tahap ini siswa melakukan percobaan berdasarkan petunjuk atau
arahan dari guru seperti yang terdapat dalam LKS yang telah disediakan oleh guru, kemudian siswa menuliskan hasil eksperimennya dalam LKS sehingga siswa dapat menjawab permasalahan yang diajukan guru diawal. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a)
Siswa melakukan percobaan berdasarkan petunjuk atau bimbingan dari guru, alat dan bahan serta langkah-langkah percobaan dirumuskan oleh guru. 22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Model-model Pembelajaran IPA (Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA, 2000), h. 23
18
b)
Siswa melakukan pengamatan dan kerjasama dalam pengumpulan data.
c)
Siswa mencatat data hasil percobaan.
4)
Merumuskan Penjelasan Pada tahap ini siswa diminta mengolah dan menganalisis data hasil
eksperimennya. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a)
Siswa mendiskusikan hasil penyelidikan secara berkelompok.
b)
Siswa menganalisis data hasil percobaan.
c)
Siswa merumuskan dan menarik kesimpulan hasil percobaan.
5) Mengadakan Analisis Terhadap Proses Inkuiri Pada tahap ini siswa membuat dan mengemukakan kesimpulan yang sekaligus dapat menjawab pertanyaan guru diawal. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a)
Siwa mempresentasikan hasil percobaan.
b)
Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelas sehingga dapat menganalisis pola penemuan mereka. Selain itu, David M. Hanson and Richard S. Moog membagi tahapan
inkuiri terbimbing ke dalam 5 (lima) tahapan, yaitu:23 a. Orientasi Pada tahap ini guru menyiapkan siswa untuk belajar, yaitu memberikan motivasi kepada siswa untuk beraktivitas, membangkitkan rasa keingintahuan, dan membuat hubungan dengan pengetahuan sebelumnya. Pada tahap ini juga dilakukan pengenalan terhadap tujuan pembelajaran da kriteria keberhasilan guna memgokuskan siswa untuk menghadapi persoalan penting dan menentukan tingkat penguasaan yang diharapkan. b. Eksplorasi
23
David Hanson & Richard S. Moog, Process Oriented Inkuiri terbimbing Learning, diakses dari http://cetl.matcmadison.edu/efgb/3/3_3_3.htm pada tanggal 04 aktober 2012
19
Pada tahap ini, siswa mempunyai kesempatan untuk mengadakan observasi, mendesain eksperimen, mengumpulkan, menguji, dan mennganalisa data, menyelidiki hubungan, serta mengemukakan pertanyaan dan menguji hipotesis. c. Pembentukan konsep Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan dibentuk. Pemahaman konseptual dikembagkan oleh keterlibatan siswa dalam proses penemuan, bukan penyampaian informasi melalui naskah atau ceramah. d. Aplikasi Apllikasi melibatkan penggunaan pengetahuan baru dalam latihan, masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan kesempatan bagi siswa untuk membentuk kepercayaan diri pada situasi yang sederhana dan konteks yang akrab. Pemahaman dan pembelajaran yang sebenarnya diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan siswa untuk mentransfer pengetahuan baru ke dalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia.
e. Penutupan Tahap ini merupakan tahap terakhir pada proses inkuiri. Kegiatan ini diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang diperoleh siswa, dan melakukan refleksi terhadap apa yang mereka pelajari serta penilaian penampilan mereka. 3.
Hasil Belajar Hasil belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan perilaku. Dalam buku teoriteori belajar, Ratna Wilis Dahar menulis: menurut Gagne, belajar dapat
20
didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman24. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya25. Belajar melibatkan tahap masukan, proses, dan keluaran. Belajar juga merupakan proses yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mampu menjadi mampu, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan hasil belajar, yaitu perubahan perilaku yang menyatakan perbedaan dari masukan dan keluaran. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap, bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali, akan tetapi perubahan yang terjadi relatif permanen, yaitu berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan setelah melakukan proses belajar. Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat, hasil belajar akan menemukan beberapa teoti yait : 1) Teori disiplin formal (The formal discipline theory) Teori ini menyatakan, bahwa sikap, pertimbangan, ingatan,imajinasi, dan sebagainya dapat di perkuat melalui latihan-latihan akademis mata pelajaran seperti geometri, bahasa latin sangat penting dalam melatih daya pikir seseorang demikian pula halnya dengan daya pikir kritis, ingatan,pengalaman,pengamatan, dan sebagainya dapat dikembangkan melalui latihan-latiham akademis. 2) Teori unsur-unsur yang identik (The identical element theory) Transfer terjadi apabila di antara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsur-unsur yang bersamaan (identik). Latihan di dalam satu situasi 24 25
Ratna Wilis. D, h. 11. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 13.
21
mempengaruhi perbuatan, tingkah laku dalam situasi yang lainnya. Teori ini banyak digunakan dalam kursus latihan jabatan, dimana kepada siswa di berikan respon-respon yang diharapkan diterapkan dalam situasi kehidupan yang sebenarnya.para ahli psikologi, banyak menekankan kepada persepsi para siswa terhadap unsur-unsur yang identik ini. 3) Teori generalisasi (The generalization theory) Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsu-unsur yang identik. Tetapi generalisasi menekankan kepada kompleksitas dari apa yang dipelajari. Internalisasi dari pada pengertian-pengertian, keterampilan, sikap-sikap dan apresiasi dapat mempengaruhi kelakuan seseorang. Teori ini menekankan kepadsa pembentukan pengertian (concept formation) yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman lain. Transfer terjadi apabaila siswa menguasai pengertian umum untuk kesimpulan-kesimpulan umum. Dengan demikian belajar merupakan proses menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom). Pada penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar pada ranah kognitif saja dalam penerapan model pembelajaran inkuiri ( guided inkuiry). Ranah kognitif berikut ini merupakan ranah kognitif pada Taksonomi Bloom yang sudah direvisi, yaitu meliputi kemampuan pengembangan keterampilan
intelektual
(knowledge)
dengan
tingkatan-tingkatan
sebagai
26
berikut : 1.
Menghafal/mengingat (Remember): menarik kembali informasi yang
tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas 26
Ari Widodo, Taksonomi Tujuan Pembelajaran (Bandung: Didaktis, 2005), h. 5
22
dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling). 2.
Memahami
(Understand):
mengkonstruk
makna
atau
pengertian
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), (classifying),
memberikan meringkas
contoh
(exemplifying),
(summarizing),
menarik
mengklasifikasikan
inferensi
(inferring),
membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). 3.
Mengaplikasikan (Applying): mencakup penggunaan suatu prosedur guna
menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup
dua
macam
proses
kognitif:
menjalankan
(executing)
dan
mengimplementasikan (implementing). 4.
Menganalisis (Analyzing): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke
unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: menguraikan
(differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan
pesan tersirat 5.
Mengevaluasi: membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan
standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing). 6.
Membuat/menghasilkan karya (create): menggabungkan beberapa unsur
menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing). Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objective) berupa meteri-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip
23
utama.27 Dalam hal ini, peneliti membatasi ranah kognitif tersebut hanya sampai kepada tingkat C4.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya: 1.
Munawaroh dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa” diperoleh bahwa ratarata hasil belajar fisika siswa yang diberikan pembelajaran model inkuiri sebesar 77,93 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar fisika yang tidak diberikan model pembelajaran inkuiri sebesar 65,27, sedangkan uji hipotesis diperoleh sebesar 4,664 dan
sebesar 2,045 (
), maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar siswa antara siswa yang di ajar dengan
model
konvensional. 2.
pembelajaran
inkuiri
dan
yang
menggunakan
model
28
Yusran (2003) mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis
inkuiri pada konsep Fluida Tak Bergerak untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis inkuiri lebih tinggi daripada siswa yang terlibat dalam pembelajaran biasa pada taraf signifikasi 5%, dengan peningkatan rata-rata kelas eksperimen 21% dan kemas kontrol 13%.29 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Nunung Nurjannah, yang berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada Konsep Kalor, menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains (KPS) siswa. Hal tersebut 27
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), cetakan ke-1, h. 14 28 Munawaroh “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa” (Jakarta : UIN, 2009). h.60 29 Nuryani Y. Rustaman., Loc. Cit
24
diperoleh dari nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (4,348>2,00). Selain itu, aktivitas siswa selama proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dan aspek KPS yang dimiliki siswa secara umum dalam kategori tinggi. 30 4.
Laporan penelitian yang disusun oleh Subagyo, et. al27 dengan judul
“Pembelajaran
Sains
Dengan
Pendekatan
Keterampilan
Proses
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” dengan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan pendekatan keterampilan proses pada bokok bahasan suhu dan pemuaian. Selain itu, juga dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung pada siswa melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. 5.
Jurnal Penelitian Pendidikan yang disusun oleh I Made Wirtha dan Ni
Ketut Rapi. April 2008, dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja” dengan kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran konvensional dalam meningkatkan pemahaman konsep fisika, model pembelajran inkuiti lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional, hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis (F= 10, 790 : p<0,05) dan nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa yang belajar melalui model pembelajaran inkuiri adalah 64,38 dan nilai rata-rata pemahaman konsep fisika siswa yang belajar melalui model pembelajaran konvensional adalah 57,04. 6.
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. I No, 3. November 2007 yang
disusun oleh Ali Pullaila, Sri Redjeki, dan Dadi Rusdiana yang berjudul “ Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa SMA Pada Materi Suhu dan Kalor”
menyimpulkan analisis N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep suhu dan kalor, bagi siswa yang memperoleh pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi jika di bandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran laboratorium verifikasi. Keterampilan berpikir kreatif siswa pada 30
Nunung Nurjannah, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada Konsep Kalor (Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010)
25
kelas yang memperoleh perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari kelas laboratorium verifikasi. Tanggapan siswa dan guru yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat baik, siswa dan guru merasakan bahwa model seperti ini sangat menarik dan perlu dikembangkan lebih lanjut pada materi pelajaran yang lainnya. 7.
Ibrahim Bilgin, dengan penelitiannya yang berjudul membandingkan
pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan LKS kelompok dan LKS individu. Penelitian ini terdiri dari kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan lembar kerja kelompok berbasis inkuiri dan kelas kontrol dengan menggunakan lembar kerja individu. Penelitian ini pada konsep asam dan basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen memiliki pemahaman yang lebih baik pada konsep asam dan basasikap yang lebih positif terhadap pembelajaran inkuiri dengan menggunakan LKS kelompok. 8.
Yopi Nurhasanah pada skripsi dengan judul Penerapan Metode invitation
into inquiry untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika. diperoleh kesimpulan bahwa metode invitation into inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa.
C.
Kerangka Pikir Pembelajaran fisika saat ini masih berpusat pada guru atau pembelajaran
satu arah. Dalam hal ini, siswa hanya menerima informasi dari guru tanpa dilibatkan langsung dalam proses belajar. Dalam pembelajaran satu arah, pengetahuan yang diterima siswa tidak diperoleh dari diri mereka sendiri atau pembelajarannya tidak memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga materi pelajaran yang didapat tidak tahan lama, mudah lupa dan susah diaplikasikan pada keadaan yang berbeda sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Berdasarkan permasalahan yang ada, pembelajaran fisika memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, sehingga proses belajar yang diberikan kepada siswa
26
seharusnya berdasarkan penemuan siswa atau pengalaman langsung siswa terhadap materi pelajaran sehingga siswa dapat memahami lebih dalam. Kurangnya pengembangan kemampuan berpikir siswa akan menjadikan siswa hanya sebagai subjek pembelajar yang cenderung pasif dan kurang memahami esensi dari pembelajaran fisika itu sendiri, sehingga secara tidak langsung akan menjadikan fisika hanya dikenal sebagai serangkaian sejarah IPA. Oleh
karena
itu,
penggunaan pendekatan, strategi, dan model
pembelajaran yang tepat dan bervariasi sangatlah diperlukan untuk pembelajaran fisika yang lebih baik. Konsep yang mendasar dari model pembelajaran ini adalah bahwa pengetahuan itu tidak diberikan langsung dari pikiran guru ke pikiran siswa secara utuh, melainkan pengetahuan tersebut dibangun sendiri oleh siswa. Dalam model inkuiri terbimbing (guided inkuiri) ini guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya, biasanya disediakan pula bahan atau alat-alat yang diperlukan. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara kelompok atau perseorangan, guru berperan sebagai pendorong, narasumber, dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa.
27
D. Konsep Tekanan Dalam penelitian ini, konsep fisika yang akan diteliti adalah salah satu konsep yang terdapat di kelas VIII semester ganjil, yaitu konsep tekanan . Berikut adalah peta konsep tekanan. Tekanan
Terjadi pada Benda Cair
Benda padat contoh
Gas Udara
Yang tetap dipengaruhi
Pijatan telapak Kaki
Tekanan hidrostatis
Bejana berhubungan
diukur ketinggian n
Hukum Hukum archimedes pascal contoh
contoh
Barometer
meter Barometer Torricelli,barometer Fortin,dan Barometer logam
Pompa hidrolik
Kapal selam
Gambar 2.1 Peta Konsep pada Tekanan
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada konsep tekanan. Ha: Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada konsep tekanan .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Kelapa Dua Tangerang. Lokasi ini
dipilih sebagai tempat penelitian dengan maksud tertentu (purposive), yaitu adanya dukungan dari guru fisika yang mengajar disekolah tersebut, sekolah dapat menyediakan ruang dan laboratorium yang akan digunakan selama penelitian, dan lokasi sekolah mudah dijangkau sehingga memudahkan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, pada bulan september – oktober 2013.
B.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (quasi experiment), yaitu metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen1. Kemudian pemilihan metode penelitian ini juga dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak memungkinkan pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian.
C.
Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah nonequivalent control groups design. Desain
ini hampir sama dengan Pretest-Posttest Control Grup Design,2 hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak terpilih secara
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 114 2
Ratna.Wilis. Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga)
28
29
random. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat diperhatikan pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Grup Design Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen
Y1
X1
O1
Kontrol
Y1
X2
O1
Berdasarkan desain di atas, dapat dijelaskan bahwa Y1 merupakan pengamatan awal dengan pretest sebelum diberikan perlakuan, X1 merupakan perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing , X2 merupakan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. O1 dan O1 merupakan pengamatan akhir dengan posttest setelah diberikan perlakuan X1 atau pun X2.
D.
Variabel penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut: Variabel Bebas (X) : Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar Siswa
E.
Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Terdapat dua macam
populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam peneltian ini adalah seluruh siswa SMPN 2 Kelapa Dua Tangerang, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII.a dan kelas VIII.b. Penelitian terhadap seluruh populasi siswa yang terdapat di SMPN 2 kelapa dua merupakan hal yang sangat sulit dan menyita banyak waktu karena terdapat banyak kelas. Oleh sebab itu, diperluka sampel dalam sebuah peneltian. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.a sebagai kelas kontrol
30
yang mendapatkan pembelajaran dengan metode konvensional dan siswa kelas VIII.b kelas eksperimen mendapatkan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
F.
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
menggunakan
teknik
Nonprobability Sampling/purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi, sampel dalam penelitian SMP Negeri 2 Kelapa Dua yaitu kelas VIII.a sebagai kelompok kontrol dan kelas VIII.b sebagai kelompok eksperimen yang diambil. Yaitu untuk melihat apakah terdapat pengaruh dalam menggunakan model inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa di SMPN 2 kelapa Dua, kelas ini dipilih sebagai sampel penelitian karena kelas ini dinilai lebih baik diantara kelas-kelas lainnya dilihat dari segi minat dan motivasi belajarnya.
G.
Teknik Pengumpulan Data Terdapat dua buah data dalam penelitian ini. Data utama dalam penelitian
ini adalah hasil belajar fisika yang diperoleh dari pelaksanaan posttest yang berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Data pretest hanya digunakan sebagai informasi awal pada kedua kelas yang akan diteliti. Data pretest digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut sama atau tidak dalam hal kemampuan kognitifnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa tes objektif dan nontes berupa lembar observasi.
H.
Instrumen Penelitian Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu, tes hasil belajar dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran di kelas. Tes hasil belajar diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
dalam
topik
yang
diajarkan.
Observasi
keterlaksanaan
pembelajaran digunakan untuk melengkapi data penelitian. Lembar observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran pada setiap tahapan pembelajaran selama menggunakan inkuiri terbimbing. Lembar observasi disusun
31
dari kisi-kisi observais tahapan pembelajaran berdasarkan kajian teori yang dilakukan peneliti. Instrumen tes pada penelitian ini menggunakan instrument tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan yaitu, a,b,c dan d sebanyak 25 soal. Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai. Instrumen ini mencakup ranah kognitif pada aspek pengetahuan (C1) dan sampai analisis (C4). Tes hasil belajar ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Soal-soal yang digunakan pada pretest dan posttest merupakan soal yang sama, hal ini dimaksudkan agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrument terhadpa perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi. Adapun kisi-kisi instrument tes kognitif pada konsep tekanan dapat dilihat pada tabel 3.2.
32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
No
1
2
3
4
5
Indikator Pembelajaran Menjelaskan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya
C1 1
Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubungan dengan konsep benda terapung, melayangdan tenggelam. Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari). Jumlah
Aspek Kognitif C2 C3
C4
2
3,4
7,8,9
10,11
13,14
15,16
20,21
8
Jumlah Soal 2
5,6
4
12
6
17
18,19
7
22
23,24
25
6
8
5
4
25
33
I.
Prosedur Penelitian
TAHAP PERSIAPAN 1. Pembuatan proposal penelitian 2. Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahsan yang dijadikan penelitian 3. Survey tempat uji coba instrumen dan penelitian 4. Menentukan lokasi penelitian 5. Melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran fisika 6. Menyusun instrument 7. Uji coba instrument 8. Penyusunan perangkat pembelajaran
TAHAP PELAKSANAAN Perlakuan terhadap Sampel penelitian Pretest
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Penerpan model pembelajaran konvensional Posttest
TAHAP AKHIR 1. Analisis data 2. Pembahasan hasil penelitian 3. Penarikan kesimpulan Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
34
J.
Uji coba Instrument Penelitian Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian.
Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data, instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.3
1.
Validitas Instrumen Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
berupa soal pilihan ganda. Pengujian instrumen tes ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Validitas istrumen adalah validitas yang dilihat dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diujikan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas istrumen jika mampu mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.4 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.: √ ………………… (3.1)
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta 1998, h.159. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta 1998,h.160.
35
Keterangan: rpbi = indeks point biserial Mp = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. Mt = Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) padabutir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. SDt = Deviasi standar skor total. p
= proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.
q
= proporsi test-tee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. Perhitungan pengujian validitas instrument tes ini terdapat pada lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40 soal yang diuji cobakan terdapat 25 soal yang dinyatakan valid. Butir-butir soal tersebut adalah soal nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 18, 21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 30, 32, 34, 36, 38, 39, 40. Semua soal yang valid ini selanjutnya akan disaring kembali berdasarkan kriteria yang lainnya untuk dapat digunakan dalam penelitian ini. 2.
Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih-memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Seperti yang diuraikan pada bagian uji validitas, didapat bahwa dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 25 soal yang dinyatakan valid.Oleh karena itu, yang dihitung koefisien reliabilitasnya adalah 25 soal tersebut. Salah satu cara
36
yang dapat digunakan untuk menunjukkan reliabilitas suatu instrument tes adalah rumus KR-20 yang ditunjukkan dengan rumus berikut ini. (
)(
∑
) .…………………….. (3.2)
Keterangan: r11 = nilai koefisien reliabilitas instrumen KR-20 k
= jumlah testee
p
= proporsi jumlah testee yang menjawab betul
q
= proporsi jumlah testee yang menjawab salah
SD = nilai deviasi standar Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran bersama dengan uji validitas. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrument tes ini adalah 0,7315. Nilai ini termasuk kategori cukup (r11> 0,70) atau dengan kata lain bahwa instrument ini reliabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan instrument ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini. 3.
Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar
derajat suatu kesukaran suatu soal.Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik.Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini.5 ( (
) )
…..……………… (3.3)
Keterangan: WL = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu WH= jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu nL = jumlah kelompok bawah nH = jumlah kelompok atas
5
ZaenalArifin. EvaluasiPembelajaran..PT. RemajaRosdakarya. Bandung. 2009, hlm, 266.
37
Penentuan kriteria tingkat kesukaran soal didasarkan pada ketentuan berikut ini: Tabel 3.3 Kriteria Derajat Kesukaran RentangNilai
Kategori
0% - 27%
Mudah
28 % - 72%
Sedang
73% - 100%
Sukar
Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diujicobakan. Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria Mudah
No. Soal 5, 6, 8, 19, 21, 23, 24,
Jumlah 12
26, 29, 31, 33, 38 Sedang
1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11,
20
13, 14, 16, 22, 25, 27, 28, 30, 32, 35, 39, 40 Sukar
12, 15, 17, 18, 20, 34,
8
36, 37 Jumlah
40
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 12 soal mudah, 20 soal sedang, dan 8 soal sukar. 4.
Daya pembeda Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat
diketahui dari derajat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil pelajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir yang baik, apabila derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Menghitung digunakan formula sebagai berikut: ………………………… (3.4)
38
Keterangan : DB = Daya Beda (discriminating power, DP) WL = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu WH = jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu n
= jumlah kelompok atas atau kelompok bawah Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan kelompok
atas (WH) dan kelompok bawah (WL). a.
Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar (disimpan paling atas) sampai yang terkecil (disimpan paling bawah).
b.
Mengambil 27 % dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas.
c.
Mengambil 27 % dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok bawah.
d.
Sisanya yakni bagian yang 46 % disisihkan, karena tidak perlu diikutkan dalam
analisis.
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan berikut ini. Tabel 3.5 Kategori Daya Pembeda RentangNilai DB Kategori < 0,00
Drop
0,00 ≤ DB < 0,20
Buruk
0,20 ≤ DB < 0,40
Cukup
0,40 ≤ DB < 0,70
Baik
0,70 ≤ DB ≤ 1,00
baik sekali
Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 40 soal terdapat 4 soal yang termasuk kategori drop, 17 soal termasuk kategori buruk, 4 soal termasuk kategori cukup, dan 10 soal termasuk kategori baik, dan 5 soal termasuk kategori baik sekali. Berikut criteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diuji cobakan.
39
Tabel 3.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kategori No Soal Jumlah Drop 1, 3, 11, 26 4 Buruk 5, 6, 12, 14, 15, 16, 17, 17 19, 20, 21, 24, 28, 29, 31, 33, 35, 37 Cukup 2, 13, 38, 39 4 Baik 4, 7, 9, 18, 22, 23, 25, 10 34, 36, 40 baik sekali 8, 10, 27, 30, 32 5 Jumlah 40
Keseluruhan soal yang diuji cobakan, jumlah soal yang digunakan dalam penelitian adalah 20 soal. Pemilihan 20 soal ini di samping didasarkan pada keempat kriteria di atas juga didasarkan pada keterwakilan semua indicator materi pembelajaran. Soal-soal yang dipiilih dianggap memiliki kriteria yang paling baik berdasarkan keempat kriteria yang disyaratkan. Di samping itu, 20 soal yang digunakan ini dianggap telah mewakili setiap indicator pembelajaran sehingga ketercepaian tujuan pembelajaran dapat diukur dengan 20 soal ini. Kedua puluh soal tersebut adalah soal nomor 4, 7, 8, 9, 10, 13, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 30, 32, 34, 36, 38, 39, 40.
K.
Teknik Analisis Data Karena terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari
instrumen tes dan data dari instrumen nontes, maka terdapat pula dua buah teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis untuk mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar dan menguji hipotesis. Data yang dihasilkan dari lembar kuesioner akan dianalisis untuk mengukur kualitas pembelajaran selama diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas ekperimen.
40
1.
Teknik Analisis Data Hasil Belajar Teknik analisis data instrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis dan
pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut: a.
Pengajuan Hipotesis Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dalam beberapa
tahap. Sebelum melakukan uji hipotesis, diperlukan untuk melakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul
berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas akan diketahui sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.Apabila pengujian normal,maka hasil perhitungan statistik dapat digeneralisasi pada populasinya. Uji
normalitas
dilakukan
dengan
baik
secara
manual
maupun
menggunakan Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat), yaitu: ∑
(
)
……………………….
(3.5)
Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan symbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria pengujian nilai kai kuadrata dalah sebagai berikut: a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Hoditolak (data terdistribusi normal). b. jika X2
hitung>
X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi
normal).
2.
Uji Homogenitas Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varianspopulasi yang
berdistribusi normal. Uji-homogenitas menggunakan uji Barletts. Menurut
41
Singgih, jika nilai probalitasnya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang varians nya sama atau homogen. Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut : 1). Menghitung varians gabungan S
nx.Sxny.Sy nx ny
2). Menghitung Log S 3). Menghitung B = (Log S) x Σ (n – 1) 4). Menghitung χ2 – hitung : χ2 – hitung = (lon 10) X (B – Σ (db) Log S) 3.
Uji Hipotesis Pengujian statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji sampel
berhubungan (paired sample t- test). Uji t adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis yang menyatakan bahwa diantara dua mean sampel dari populasi yang sama terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian uji t ini bertujuan untk membandingkan rata-rata variabel dalam satu kelompok yang saling berhubungan yaitu nilai normal gain siswa. Rumus yang digunakan untuk uji t adalah sebagai berikut : ̅̅̅
̅̅̅
√ Dengan
Sg
n1 1S1 2 n2 1S 2 2 n1 n 2 2
42
Keterangan: ̅̅̅ = rata-rata data kelompok A ̅̅̅ = rata-rata data kelompok B Sg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B n1 = jumlah data kelompok A n2 = jumlah kelompok B
4.
Teknik Analisis Instrument Nontes Berikut ini adalah tahapan analisis data lembar observasi untuk tanggapan
siswa didalamnya memuat tentang tanggapan positif maupun negatif terhadap model pembelajaran yang telah diimplimentasikan selama proses pembelajaran berlangsung. Angket terdiri dari 14 pernyataan yang bersifat langsung dan tertutup dengan kode sebagai berikut: SS
= Sangat Setuju
S
= Setuju
TS
= Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju Tabel 3.7 Skor Pernyataan Positif dan Negatif pada Skala Likert NNo
Pernyataan
Kategori SS
S
TS
TS
1
Pernyataan Positif
4
3
2
1
2
Pernyataan Negatif
1
2
3
4
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah diimplementasikan, digunakan cara sebagai berikut: 1.
Membuat tabel frekuensi dan kemudian dilengkapi dengan persentase, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut, ……………….………….. (3.9)
43
Keterangan P = Persentase F = Frekuensi N = Number of Cases 2. Menentukan tingkat kriteria tanggapan siswa a. Menentukan angka persentase tertinggi Skor maksimal untuk 10 butir soal dan 30 responden adalah 30 x 4 = 120
b. Menentukan angka persentase terendah Skor minimal unuk 10 butir soal dan 30 responden adalah 30 x 1 = 30 %
c. Rentang persentase : 100% - 25% = 75 % d. Interval kelas persentase : 75% : 4 = 18,75% Rata-rata nilai butir6:
Tabel 3.8 Kategori Kuesioner
6
Interval Skor
Kategori
81,26% - 100%
Sangat Baik
62,51% - 81,25%
Baik
43,76% - 62,50%
Cukup
25% - 43,75%
Kurang Baik
Suharsimi Arikunto, op. cit., hal.243
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Hasil Pre-test Kelompok A (kelas kontrol) dan kelompok B (kelas Eksperimen). Berdasarkan analisis hasil pre-test pada kelompok A (kelas VIII-a) dan
kelompok B (kelas VIII-b), diperoleh data yang disajikan pada diagram berikut:
12 10
Frekuensi
8 6
kelompok A (kelas kontrol)
4
kelompok B (kelas eksperimen)
2 0 10 – 17 18 – 25 26 – 32 33 – 40 41 – 48 49 – 56 Interval kelas
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest Kelompok A dan B Gambar di atas menunjukkan statistik perolehan nilai Pretest siswa pada kelompok A (kelas kontrol) dan B (kelas eksperimen). Pada kelompok A (kelas kontrol), diketahui bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada interval 10 sampai 17 adalah sebanyak 4 siswa, interval 18 sampai 25 sebanyak 10 siswa, interval 26 sampai 32 sebanyak 11 siswa, interval 33 sampai 40 sebanyak 6 siswa, interval 41 sampai 48 sebanyak 1 siswa, dan sebanyak 4 siswa.
44
interval 49 sampai 56
45
Sedangkan pada kelompok B (kelas eksperimen), diketahui bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada interval 10 sampai 16 adalah sebanyak 7 siswa, interval 17 sampai 23 sebanyak 8 siswa, interval 24 sampai 30sebanyak 9 siswa, interval 31 sampai 37 sebanyak 5 siswa, interval 38 sampai 44 sebanyak 1 siswa, dan interval 45 sampai 51 sebanyak 4 siswa. Ukuran pemusatan dan penyebaran data pada kedua kelas kelompok A dan B tersebut ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.1 Pemusatan dan Penyebaran Data Pada Kelas Kelompok A dan B No.
Pemusatan dan Penyebaran Data
Kelompok
A Kelompok B
(kelas kontrol)
(kelas eksperimen)
1.
Nilai maksimum
55
50
2.
Nilai minimum
10
10
3.
Rata-rata (Mean, X )
29,94
26,38
4.
Median (Median, Me)
28,38
24,01
5.
Modus (Mode, Mo)
26,86
27,00
11,46
10,94
6.
Deviasi
Standar
(Standar Deviation, S)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwa nilai maksimum yang
diperoleh kelompok A adalah sebesar 55, sedangkan kelompok B adalah 50. Nilai minimun yang diperoleh kelompok A adalah sebesar 10, sedangkan kelompok B adalah 10. Rata-rata (mean) pada kelompok A adalah sebesar 29,94, sedangkan kelompok B adalah 26,38. Nilai tengah (median) pada kelompok A adalah 28,38, sedangkan kelompok B adalah 24,01. Nilai yang paling banyak muncul atau modus (mode) pada kelompok A adalah sebesar 26,86, sedangkan pada kelompok B adalah 27,00. Standar deviasi pada kelompok A adalah 11,46, sedangkan kelompok B adalah 10,94.
46
2.
Hasil Posttest kelompok A (kelas kontrol) dan Kelompok B (kelas eksperimen) Berdasarkan analisis hasil Posttest pada kelompok A (kelas VIII-a) dan
kelompok B (kelas VIII-b), diperoleh data yang disajikan pada diagram berikut: 10 9 8 Frekuensi
7 6 5
kelompok A (kelas kontrol)
4
kelompok B (kelas eksperimen)
3 2 1 0 45 – 51 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 Interval Kelas
Gambar 4.2 Histogram Hasil Posttest Kelompok A dan B
Gambar di atas menunjukkan statistik perolehan nilai Posttest siswa pada kelompok A (kelas kontrol) dan B (kelas eksperimen). Pada kelompok A (kelas kontrol), diketahui bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada interval 45 sampai 50 adalah sebanyak 4 siswa, interval 51 sampai 56 sebanyak 9 siswa, interval 57 sampai 62 sebanyak 10 siswa, interval 63 sampai 68 sebanyak 9 siswa, interval 69 sampai 74 sebanyak 2 siswa, dan interval 75 sampai 80 sebanyak 2 siswa. Sedangkan pada kelompok B (kelas eksperimen), diketahui bahwa siswa yang perolehan nilainya berada pada interval 45 sampai 51 adalah sebanyak 4 siswa, interval 52 sampai 58 sebanyak 5 siswa, interval 59 sampai 65 sebanyak 10 siswa, interval 66 sampai 72 sebanyak 3 siswa, interval 73 sampai 79 sebanyak 5 siswa, dan interval 80 sampai 86 sebanyak 7 siswa.Ukuran pemusatan dan penyebaran data padakelas kelompok A dan kelompok B tersebut ditunjukkan pada tabel berikut:
47
Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest Kelompok A dan B Pemusatan dan
Kelompok A
Kelompok B
Penyebaran Data
(kelas kontrol)
(kelas eksperimen )
1.
Nilai maksimum
80
85
2.
Nilai minimum
45
45
3.
Rata-rata (Mean, X )
59,83
66,32
4.
Median (Median, Me)
58,9
64,1
5.
Modus (Mode, Mo)
59,5
62,87
7,84
11,81
No.
6.
Deviasi Standar (Standar Deviation, S)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwa nilai maksimum yang
diperoleh kelompok A adalah sebesar 80, sedangkan kelompok B adalah 85. Nilai minimun yang diperoleh kelompok A dan B adalah sama-sama 45. Rata-rata (mean) pada kelompok A adalah sebesar 59,83, sedangkan kelompok B adalah 66,32. Nilai tengah (median) pada kelompok A adalah58,9, sedangkan kelompok B adalah 64,1. Nilai yang paling banyak muncul atau modus (mode) pada kelompok A adalah sebesar 59,5, sedangkan pada kelompok B adalah 62,87. Standar deviasi pada kelompok A adalah 7,84, sedangkan kelompok B adalah 11,81.
48
3.
Rekapitulasi Data Data Hasil Pretest dan Posttest Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data yang diperoleh selama penelitian. Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Data
Kelompok A
Kelompok B
(kelas kontrol)
(kelas Eksperimen)
Pretest
Posttest
Nilai maksimum
55
50
Nilai minimum
10
10
Rata-rata (mean)
29,94
26,38
Nilai tengah (median)
28,38
24,01
Modus (mode)
26,86
27,00
Standar Deviasi (SD)
11,46
10,94
Nilai maksimum
80
85
Nilai minimum
45
45
Rata-rata (mean)
59,83
66,32
Nilai tengah (median)
58,9
64,1
Modus (mode)
59,5
62,87
Standar Deviasi (SD)
7,84
11,81
Tabel di atas menunjukkan rekapitulasi data hasil Pretest dan Posttest pada kedua kelompokyang diperoleh selama penelitian. Untuk data hasil Pretest , nilai maksimum pada kelompok A (Kelas kontrol) adalah 55, nilai minimum sebesar 10, rata-rata kelas (mean) sebesar 29,94, Nilai tengah (median) sebesar 28,38, (mode) sebesar 26,86, dan standar deviasi sebesar 11,46. Sedangkan pada kelompok B (Kelas eksperimen), skor maksimum yang diperoleh siswa adalah sebesar 50, nilai minimum sebesar 10, rata-rata kelas (mean) sebesar 26,38, Nilai tengah (median) sebesar 24,01, Modus (mode) sebesar 27,0, dan standar deviasi sebesar 10,94. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel pada kedua kelas tersebut memiliki kemampuan kognitif yang tidak jauh berbeda/sama,
49
sehingga kedua kelas tersebut dapat dijadikan sampel untuk membandingkan dua jenis metode pembelajaran yang berbeda. Untuk data hasil Posttest, skor maksimum pada kelompok A (Kelas kontrol) adalah 80, nilai minimum sebesar 45, rata-rata kelas (mean) sebesar 59,83, Nilai tengah (median) sebesar58,9, Modus (mode) sebesar 59,5, dan standar deviasi sebesar 7,84. Sedangkan pada kelompok B (Kelas eksperimen), skor maksimum yang diperoleh siswa adalah sebesar 85, skor minimum sebesar 45, rata-rata kelas (mean) sebesar 66,32, Nilai tengah (median) sebesar 64,1, Modus (mode) sebesar 62,87, dan standar deviasi sebesar 11,81. Adapun analisis posttest kelompok A dan B berdasarkan jenjang kognitif ditunjukkan pada diagram berikut
Gambar 4.3 Diagram Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Berdasarkan Gambar 4.3 menunjukkan persentase butir soal pada kelompok A dan B berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelompok A, persentase butir soal C1 adalah sebesar 81,5%, C2 sebesar 57,34%, C3 sebesar 33,12%, sedangkan pada kelompok B, persentase butir soal C1 adalah sebesar 65%, C2 sebesar 65,16%, C3 sebesar 59%.
50
1.
Analisis Data Tes Berdasarkan pengajuan hipotesis penelitian, analisis data hanya dilakukan
pada nilai hasil Posttest yang diperoleh dari kedua kelompok kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis pengaruh model pembelajaran Inkuiri Tembimbing terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran yang diterapkan di kelas eksperimen. Berikut adalah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini.
a.
Uji Prasyarat Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan
uji prasyarat hipotesis yang berupa uji normalitas dan uji homogenitas data. Berikut adalah uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini.
1.)
Uji Normalitas Data Posttest Kelompok A dan B Dalam penelitian
ini, uji normalitas diperoleh dengan menggunakan
ujichi-kuadrat. Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria x2hitung ≤ x2tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Perhitungan lengkap uji normalitas kedua data dapat dilihat pada lampiran Berikut adalah rekapitulasi hasil pengujian normalitas data pada kedua kelompok eksperimen.
51
Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data Kelompok A dan B Data hasil post-test Statistik
Kelompok A
Kelompok B
(Kelaskontrol)
(Kelaseksperimen)
N
36
34
̅
59,83
66,32
SD
7,84
11,81
2,40
8,01 11,07
Kesimpulan
Data terdistribusi normal
Data terdistribusi normal
Dari tabel di atas, terlihat bahwa kedua data terdistribusi normal pada taraf signifikasi 5% (α dengan nilai
dengan derajat kebebasan(
pada kelompok A (Kelas kontrol) adalah sebesar 2,40, dan
kelompok B (Kelas eksperimen) adalah sebesar 8,01.
2.)
Uji Homogenitas Data Posttest Kelompok A dan B Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga
diperlukan untuk uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai pretest dan posttest. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas terhadap kedua data dilakukan dengan menggunakan Uji F (Fisher). Kedua kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel. Perhitungan lengkap uji homogenitas kedua data dapat dilihat pada lampiran D.4. Berikut adalah rekapitulasi hasil pengujian homogenitas data pada kedua kelompok A dan kelompok B.
52
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Homogenitas Data Posttest Kelompok A dan B Data hasil post-test Statistik
Kelompok A
Kelompok B
(kelaskontrol)
(kelas eksperimen)
N
36
34
̅
59,83
66,32
SD
7,84
11,81
Varians
61,6
139,63 1,26 1,80
Kesimpulan
Homogen
Dari tabel di atas, terlihat bahwa kedua kelompok memiliki varians yang homogen pada taraf signifikasi 5%
dan derajat kebebasan 35;34 (dk =
n–1) dengan nilai F hitungsebesar 1,26, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel penelitian berdistribusi normal karena memenuhi kriteria x2hitung <x2tabel.
b. Pengujian Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data prettest dan posttest berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji t. Perhitungan lengkap hasil pengujian hipotesis data posttest kedua kelompok dapat dilihat pada lampiran D.5. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai thitungsebesar 2,71, sedangkan nilai ttabelpada taraf signifikansi 5% adalah 1,99. Berikut adalah tabel pengujian hipotesis pada penelitian ini.
53
Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian 2 t tabel α=0,05
Keputusan
t tabel α=0,01
t hitung> t tabel Ha diterima Ho ditolak
Dari tabel pengujian hipotesis terlihat bahwa t
pada taraf
signifikasi 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh positif yang signifikan yang menunjukan pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada konsep tekanan”.
2.
Hasil Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Model Inkuiri Terbimbing Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi
langsung terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, semua indikator yang di observasi dalam penelitian ini dikembangkan dari setiap tahapan inkuiri. Penilaian keterlaksanaan pembelajaran ini, dilakukan oleh dua observer. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil data keterlaksanaan pembelajaran.
54
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Dengan menggunakan Model Inkuiri Terbimbing
Penemuan No 1
2 3 4 5
6
Tahapan
1 Observer 1 2
Mengajukan pertanyaan atau 100 % masalah Membuat hipotesis 100 % Merancang percobaan 100 % Melakukan percobaan 100 % Mengumpulkan dan menganalisis 50% data Membuat kesimpulan 100 % 91,67 % Rata-rata Rata-rata Kesimpulan
2 Observer 1 2
100 %
100 %
100 %
50%
100 %
100 %
3 Observer 1 2
4 Observer 1 2
50%
100 %
100 %
100 %
50%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
50%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
50 %
50%
100 %
50%
50%
50%
50%
50% 66,67 %
100 % 91,67 %
50% 75 %
100 % 91,67 %
100 % 83,3%
100 % 100 % 91,67% 91,67 %
79,17%
83,33 %
87,48%
91,67%
Tabel 4.7 menunjukan presentase keterlaksanaan model inkuiri terbimbing selama proses pembelajaran. Dari hasil rata-rata observer 1 dan observer 2 ketercapaian pembelajaran dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-4 mengalami peningkatan
55
B.
Pembahasan Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data prettest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol, artinya kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Kelompok A memiliki rerata kelas sebesar 59,83, sedangkan kelompok B sebesar 66,32. Hal tersebut menunjukkan bahwa rerata kelas kelompok A lebih kecil daripada kelompok B. Perbedaan tersebut signifikan dilihat dari perolehan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 5% (2,71> 1,99). Pembelajaran yang dilaksanakan selama penelitian secara keseluruhan telah sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri terbimbing Hasil belajar fisika pada siswa aspek kognitif yang berkaitan dengan konsep tekanan, ditunjukan dengan nilai rerata hasil belajar baik pre-test maupun post-test antara kelompok A (kelompok kontrol) dengan menggunakan metode konvensional dibandingkan dengan kelompok B
(kelompok eksperimen)
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berturut-turut adalah pretest kelompok A dan B(28,38 dan 24,01) dan post-test kelompok A dan B (59,83 dan 66,32). Selain dari rata-rata skor post-test, keunggulan metode inkuiri terbimbing juga ditunjukkan oleh persentase butir soal pos-ttest berdasarkan jenjang kognitif. Model inkuiri terbimbing unggul pada jenjang kognitif C2 (memahami) dan C3 (menerapkan), yaitu sebesar 65,16% pada jenjang C3 dan 59%, sedangkan pada metode konvensional hanya 57,34% untuk jenjang C2 dan 33,12% untuk jenjang C3. Dengan demikian, model inkuiri terbimbing lebih mampu mengembangkan kemampuan intelektual, yaitu pada jenjang C2 dan C3. Hal ini menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada kelompok B (kelas eksperimen) yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. peningkatan hasil belajar ini dapat terjadi karena strategi siklus belajar inkuiri terbimbing dalam pembelajaran fisika dapat menciptakan iklim yang kondusif dalam pembelajaran Fisika, mempelajari konsep-konsep yang esensial dan strategis, pembelajaran yang kontekstual dengan isu-isu sosial dan teknologi,
56
mengarahkan para siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan dalam membantu menanamkan pengetahuan baru yang dapat mengaitkan antara sains dan teknologi masyarakat, dan lingkungan. Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu pada hasil observasi tingkat ketercapaian proses pembelajaran yang menunjukkan bahwa pada indikator siswa mengungkapkan ide awalnya, memiliki tingkat ketercapaian terendah dibandingkan indikator lainnya, yaitu 25%. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa siswa belum terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya karena pola pembelajaran yang dikembangkan guru selama ini berupa pola pembelajaran konvensional. Seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya yang menyatakan bahwa salah satu kesulitan dalam implementasi metode inkuiri adalah pola pembelajaran yang dikembangkan selama ini, selama ini guru sudah terbiasa mengembangkan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan pada hasil belajar. Dalam pembelajaran dengan metode modified inquiry, siswa diberi kebebasan untuk bereksperimen dan menentukan prosedur kerjanya sendiri, namun masih dalam pengawasan dan bimbingan guru, kreativitas siswa dapat dikembangkan.1 Guru berperan dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa siswa melakukan penyelidikan dengan tidak ada rasa putus asa atau mengalami kegagalan.2 Guru memberikan bantuan dalam bentuk pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk memikirkan prosedur penyelidikan yang mungkin dilakukan. Pertanyaan tersebut diberikan sebagai stimulan bagi siswa untuk dapat memecahkan permasalahan dengan ide penyelidikan yang kreatif.3 Dengan demikian, kemampuan menganalisis siswa akan lebih berkembang.
1
Ibid. Asri Widowati, Peningkatan Kemapuan Divergent Thinking dengan Menerapkan Pendekatan Modified Free Inquiry dalam Pembelajaran Sains, (Jurnal Penelitian dan Evaluasi: 2008). Hal. 116 3 Ibid., 2
57
Pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
inkuiri
terbimbing yaitu dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberikan pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Model inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan model ini siswa lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada model ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan dikurangi sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menuntun siswa agar dapat memahami konsep pelajaran. Muijs dan Reynolds secara eksplisit menyatakan bahwa inkuiri merupakan pembelajaran yang sistematis. Pada inkuiri, materi pelajaran terstruktur dengan jelas, penyampaian presentasi yang jelas dan teratur, serta langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan secara sitematis. Pada awal pembelajaran guru memberikan pret-test untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum diberikan pelajaran. Setelah selesai, guru memberikan apersepsi dan motivasi, serta tujuan dari pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap mengahadapi bahan pelajaran dan mempunyai rasa keingintahuan yang kuat terhadap materi yang akan dibahas. Kegiatan pendahuluan tersebut diikuti dengan kegiatan inti, kegiatan inti dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Kegiatan penutup dalam pembelajaran ini berupa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Dalam kegiatan ini siswa
58
diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang kurang jelas untuk dipahami, sedangkan guru menyatukan kerangka berpikir siswa dengan menjelaskan bagian-bagian penting. Kemudian dilakukan post-test untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari. Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran dapat mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsep ilmiah meskipun proporsinya masih kecil, dapat meningkatkan aktifitas siswa, dapat meningkatkan hasil belajar fisika, dan respon siswa termasuk kategori posistif. Inkuiri
Terbimbing
(Guided
inquiry)
dianggap
sebagai
model
pembelajaran yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Sun and Trowbridge (1973) yang dikutip oleh E. Mulyasa yang menyatakan bahwa perbedaan mendasar dari model inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan modified inquiry ini adalah terletak pada kuantitas peran guru sebagai pembimbing.4 Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry), siswa menemukan jawaban terhadap suatu masalah dibawah bimbingan intensif guru.5 Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa siswa belum terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya karena pola pembelajaran yang dikembangkan guru selama ini berupa pola pembelajaran konvensional. Seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya yang menyatakan bahwa salah satu kesulitan dalam implementasi metode inkuiri adalah pola pembelajaran yang dikembangkan selama ini, selama ini guru sudah terbiasa mengembangkan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan pada hasil belajar. Dalam penelitian ini, model inkuiri terbimbing memperlihatkan hasil yang lebih baik, sehingga baik untuk diterapkan. Dengan model inkuiri terbimbing, guru dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang bervariasi dan terencana 4
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 109 5 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: Pustaka Publisher, 2010), hal. 89
59
untuk memudahkan dalam mengarahkan dan membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan pembelajaran.6 Berdasarkan hasil penemuan tersebut, peneliti menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas guna
memberikan
suatu
inovasi
dalam
proses
pembelajaran
untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kemandirian siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna, bukan hanya sekedar transfer pengetahuan.
6
Supartin, Studi Deskriptif Hasil Belajar Fisika, (Jurnal Penelitian Pendidikan: Universitas Negeri Semarang, 2006)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data tes yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa model inkuiri terbimbing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep tekanan. Hal ini terlihat dari uji t pada taraf signifikasi kelas
eksperimen
t hitung > t tabel (1,99 > 2,38). Kualitas pembelajaran relatif
stabil
dan
cenderung
meningkat,
sedangkan
perkembangan kualitas pembelajaran kelas kontrol tidak stabil dan cenderung menurun, sehingga dapat ditarik kesimpulan pembelajaran inkuiri terbimbing terlaksana dengan baik.
B.
Saran Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan penelitian, saran yang dapat disampaikan adalah:
1.
Model inkuiri merupakan model pembelajaran aktif di sekolah yang mampu mengaktifkan siswa dalam keterlibatannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, model inkuiri sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran sains.
2.
Agar pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat berjalan dengan efektif guru perlu memberikan batasan waktu yang jelas dalam pelaksanaan setiap tahapan pembelajarannya.
3.
Model
inkuiri
terbimbing
membutuhkan
kecermatan
guru
dalam
memperhitungkan dan memprediksi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4.
Pembagian waktu untuk tiap tahap pembelajaran harus benar-benar diperhatikan karena model inkuiri terbimbing membutuhkan kecermatan guru dalam
60
61
memperhitungkan dan memprediksi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 5.
Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan pedoman observasi guru selama proses pembelajaran berlangsung, dan menganalisis instrument tes ditinjau dari Kata Kerja Operasional (KKO) yang dikembangkan.
62
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA BerbasisKompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2006 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Cet. II. Jakarta: Bumi Aksara.2010 Bruce Joyce, et all, Models Of Teaching. United State of America: A Pearson Education Academy, 2000. Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teoriBelajar. Jakarta: Erlangga David Hanson & Richard S. Moog, Process Oriented Guided Inquiry Learning, diaksesdarihttp://cetl.matcmadison.edu/efgb/3/3_3_3.htm padatanggal 05 November 2011 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Model-model Pembelajaran IPA. Bandung: Depdiknas, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, h. 377. Tersedia: http://www.media.diknas.go.id/media/document/43366.Pdf di akses pada 19 November 2009 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA, 2000. Djamarah, S. B dan Zain. Azwan Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. E. S, Robert. Cooperative Learning Teori Riset da nPraktiknya. Bandung: Nusa Media. 2008 Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.2008 Hassoubah, Z. I..Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa .2008 Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008
63
Ismawati, Astri. Implikasi Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 (Skripsi Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta,
2010),
diakses
http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/10.015
dari pada
tanggal 23 Juli 2012 Jurnal .2007. Penelitian Pendidikan IPA Vol. I No.3, November Kathy Cabe Trundle, et all. The Effect of Guided Inquiry-Based Instruction on Middle School Students’ Understanding of Lunar Concepts. The Ohio State University: Research Science Education. 2010 Khoiriyah, Siti. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Strategi Inkuiri Pada Materi Tumbuhan Berbiji Untuk Meningkatkan Keaktivan Siswa di MTs Al-asror, Gunung Pati, Semarang (Skipsi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang, 2006 Meador, Greanger. Bartlesville
Inquiry Physics: A modified Learning Cycle Curriculum. High
School,
2010),
p.
6,
diakses
dari
http://inquiryphysics.org pada tanggal 29 November 2013 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1987 Mulhayatiah, Diah. Hubungan Peningkatan hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif dengan Ranah Psikomotorik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium (Jakarta: Jurnal Edu Sains Center for Science Education Jurusan Pendidikan IPA, Vol. 3 No. 1 Juni 2010 Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009 National Research Council, Inquiry and the National Science Education Standard: A Guide for Teaching and Learning. Washington D. C: National Academy Press. 2000
64
National Science Foundation, Science as Inquiry (BSCS Center for Professional Development, 2010), p. 23, diakses dari http://science.education.nih.gov pada tanggal 29 November 2013 Nurjannah,
Nunung.
Pengaruh
Model
Pembelajaran
Inkuiri
Terhadap
Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada Konse pKalor, (Skripsi S1 PendidikanFisikaUniversitas Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta. 2010 Nurrohmah, “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Melalui Model Cooperative Learning Teknik Investigasi Kelompok”,Skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). Online Ebook. Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis. [online]. Tersedia: http ://www.linkpdf.com/ebookviewer.php?undip=http//www.fk.undip.ac.id/Pd f/pengembangan-pendidikan/pembelajaran-kemampuan-berpikirkritis.Pdf. [27 Februari 2013]. Ph.D, Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Yogyakarta: Bumi Aksara.1997 Remziye, et all. The Effect of Inquiry Based Science Teaching on Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes (Bulgarian Juornal of Science Education Policy, Volume 5, Number 1, 2011) diakses dari http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/ pada tanggal 29 November 2012 Rustaman, Nuryani Y. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan Sains: Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati IPA Indonesia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2005. S. Khanafiyah & A. Rusilowati, Penerapan Pendekatan Modified Free Inquiry Sebagai Upaya Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Dalam Mengembangkan Jenis Eksperimen dan Pemahaman Terhadap Materi Fisika (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2010) diakses dari
65
http://journal.unnes.ac.id/index.php/JPP/article/view/179/185
pada
tanggal 29 November 2013 Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008 Santoso, Gempur. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2007 Sari, F.K danHoliwami. Betty. (2008). “Penerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Proses Keterampilan Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Kelas XI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura “. Jurnal Pendidikan. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PrestasiPustaka. 2010 Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2000 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009 Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. 2005 Sudrajat,
Akhmad.
Metode
Pembelajaran
Inkuiri,
diakses
dari
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri pada tanggal 03 April 2011 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2007 Supartin. Studi Deskriptif Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian Pendidikan: Universitas Negeri Semarang. 2006
66
Suryani. 2009. “Pengaruh Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis” (Jakarta : UIN, 2009) Syah, Muhibbin.
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1997 Tonih Feronika & BurhanMilama. 2010. Analisis Pemahaman Konsep Kimia dengan Pembelajaran Hands-On Teknik Guided Worksheet Activity. Jakarta: Jurnal Edu Sains Center For Science Education Jurusan Pendidikan IPA UIN SyarifHidayatullah ), Vol. 3 No.2 Desember 2010 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009 Widodo, Arie. (2008). “Perbandingan Pembelajaran Berbasis Inkuiri Melalui Metode eksperimen dan Metode Demonstrasi Pada Topik Alat Indera Di SMA”. Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPA. Vol. II, No. 3. Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. 2009
67
LAMPIRAN A Instrumen Penelitian
A. B. C. D.
Tabel Kisi-kisi Instrumen Kisi- kisi Instrumen Instrument Penelitian Analisis Hasil Uji Coba 1. Validitas 2. Reliabilitas 3. Taraf Kesukaran 4. Daya Pembeda 5. Standar Deviasi E. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen F. Tabel Kisi-kisi non tes
68
Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes No
Indikator Pembelajaran
C1
Menjelaskan antara gaya, 1 1 tekanan, dan luas daerah yang Page | 67 dikenai gaya 2
3
4
5
Aspek Kognitif C2 C3 2,3,4* 5*,6*,
Mengaplikasikan prinsip 8*,9*,10*, 11,12, bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubungan dengan konsep benda terapung, melayangdan tenggelam. Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari). Jumlah
7*
Jumlah Soal 7
14
7
C4
13*
15,16*, 17*,18*, 19,
20,21*, 24*,25*, 27*,28, 22*,23*, 26*, 29,
15
30*,31
32*,33, 34*
35,36*
7
37,38*,
39*
40*
4
13
13
9
Keterangan: *= Nomor butir soal yang valid (25 soal)
5
40
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah
:
SMP
Kelas
:
VIII
Kurikulum
:
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Jumlah Soal
:
40 soal
Konsep
:
Tekanan
Jenis Instrumen
:
Tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban
Jumlah Soal
:
40 soal
Standar Kompetensi
:
5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
:
5.5Menyelidiki tekananpada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
69
Indikator Pembelajaran •Menjelaskan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya
Soal 1. Tekanan yang terbesar ditunjukkan oleh gambar ... a.
b.
c.
d.
Kunci Jawaban
Aspek Kognitif
B Karena tekanan itu berbanding lurus dengan massa benda dan berbanding terbalik dengan luas permukaan benda, jadi semakin besar tekanan semakin kecil luas permukaan bendanya.
C1 Mengingat
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
C 100 N = 0,001
C2 Memahami
=? = 0,1
= Jika luas penampang = 0,001 dan maka besar gaya tekanan di adalah ... a. 100 N b. 1.000 N c. 10.000 N d. 100.000 N
= 0,1
3. Tinggi suatu daerah adalah 300 m dari permukaan air laut. Tekanan atmosfer di tempat tersebut adalah .... a. 73 cmHg b. 72 cmHg c. 80 cmHg d. 79 cmHg
, = = 10.000 N
A Setiap kenaikan 100 cm, tekanan udara luar turun 1 cm. Kota A 300 m dari muka laut, sehingga tekanan udaranya turun 3 cm, P = 76 cm Hg – 3 cm = 73 cm Hg
C2 Memahami
4. Perhatikan gambar berikut
Keempat balok di atas diletakkan di atas meja dan diberi gaya yang sama. Tekanan yang paling besar diberikan oleh balok nomor .... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
C Semakin kecil permukaan suatu benda, maka semakin besar tekanan yang diberikan
C2 Memahami
5. Sebuah balok berukuran 10 cm × 5 cm ×4 cm terletak di lantai. Tekanan yangdiberikanakan besar, jika bagian yangmenyentuh lantai adalah .... a. 10 cm × 5cm b. 10 cm × 4 cm c. 5 cm × 4 cm d. 15 cm x 4 cm
C Diketahui: p = 10 cm l = 5 cm t = 4 cm Ditanyakan: tekanan yang yang paling besar diberikan senilai? Jawaban: p x l = 10 x 5 = 50 cm2 l x t = 5 x 4 = 20 cm2 p x t = 10 x 4 = 40 cm2 nilai permukaan yang paling kecil adalah 20 cm2 maka tekanan yang diberikan sangat besar jika dibandingkan dengan permukaan lain.
C3 Menerapkan
6.
Dari kejadian berikut, manakah yang akan merusak sebuah lantai kayu jika lantai ini dapat menahan tekanan (2000 kN/m2) 1) Sebuah balok dengan berat 2000 kN berdiri pada luas 2 m2 2) Seekor gajah dengan berat 200 kN berdiri pada luas 0,2 m2 dan 3) Seorang anak perempuan dengan berat 0,5 kN yang menggunakan sepatu hak tinggi berdiri pada luas 0,0002 m2 a. b. c. d.
Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan
C Tekanan ke 3 yang diberikan lebih besar, yaitu: P
C3 Menerapkan
=
Sedangkan tekanan pada 1 dan 2 adalah P = 1000.000 Pa
(1), (2) (1), (2), (3) (3) (2), (3)
7. Besar tekanan pada zat padat adalah .... A a. sebanding dengan gaya yang bekerjadan Berdasarkanrumus: berbanding terbalik dengan luasbidang sentuh b. sebanding dengan luas bidang sentuh c. berbanding terbalik dengan gaya yangbekerja dan sebanding dengan luasbidang sentuh d. sebanding dengan massa benda 8.Sebuah tabung diisi penuh dengan air. Jikatabung B diberi 3 lubang, gambar yang benaradalah …. Pancaran air yang terjauh adalah terdapat pada lubang yang paling bawah karena tekanan yang yang
C4 Menerapkan
C1 Mengingat
sehari-hari.
diberikan oleh air sangat besar dibandingkan lubang - lubang sebelumnya
9. Permukaan air bendungan harus lebih tinggi dari permukaan sawah yang akan dialiri. Prinsip yang digunakan adalah .... a. hukum Pascal b. hukum Archimedes c. efek bejana berhubungan d. efek kapilaritas 10. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika.... a. bentuk bejana berbeda b. jumlah bejana lebih dari dua c. luas penampang bejana tidak sama d. dalam bejana terdapat pipa kapiler 11. Perhatikan gambar berikut!
C Dalam bejana berhubungan yang diisi dengan satu jenis zat cair, dalam keadaan setimbang, permukaan zat cair terletak dalam satu bidang datar.
C1 Mengingat
D Dalam bejana terdapat pipa kapiler
C1 Mengingat
C2 Pemahaman
D Posisi I : P = =
=
60 N / Posisi II : P = =
=
=
= 100 N / A B C D
Posisi I 30 N / m² 20 N / m² 50 N / m² 60 N / m²
Posisi II 50 N / m² 60 N / m² 100 N / m² 100 N / m²
Sebuah benda yang terbuat dari besi pejal beratnya 30 newton diletakkan di atas lantai seperti pada posisi (I). Kemudian benda tersebut kedudukannya diubah menjadi seperti posisi (II). Dari perubahan kedudukan tersebut, maka tekanan yang diberikan oleh benda terhadap lantai adalah … a. A b. B c. C d. D 12. Tekanan pada zat cair berubah sesuai kedalaman .... a. volume b. prinsip Archimedes c. gravitasi d. hukum Boyle
C Tekanan dalam zat cair disebabkan adanya gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair, besar tekanan itu bergantung pada kedlaman; makin dalam letak suatu bagian zat cair makinbesar tekanan pada bagian itu
C2 Mengingat
Mendeskripsikan hukum Pascal dan hukum Archimedes melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan
13. Tekanan yang diberikan pada zat akan diteruskan ke segala arah oleh zat cair itu sama besar. Pernyataan tersebut menyatakan bunyi .... a. hukum Boyle b. hukum Archimedes c. hukum Pascal d. hukum Newton 14. Jika botol bekas air mineral diisi dengan air panas, kemudian dikosongkan, ditutup dan didiamkan akan penyok karena .... a. tekanan udara di luar botol lebih kecil daripada di dalam b. tekanan udara di luar botol lebih besar daripada tekanan udara di dalam c. tekanan udara di luar botol sama dengan di dalam d. tidak ada hubungannya dengan tekanan 15. Sebuah benda di dalam zat cair akanmengapung jika .... a. Fa < w b. Fa = w c. Fa > w d. Fa ‡ w
C Tekanan yang diadakan dari luar kepada zat cair yang ada di dalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah yang sama rata
C1 Mengingat
A Tekanan udara diluar botol yang lebih kecil dari pada di dalam botol.
C3 memahami
C Pada saat terapung, besarnya gaya apung Falebih besar dari berat benda wb= m.g
C1 Mengingat
16. Sebuah benda beratnya 30 N (ditimbangdi udara). A Ketika benda tersebut ditimbangdi dalam air, Diketahui : wu = 30 N
C1 Memahami
sehari-hari
beratnya 20 N. Gayaapung yang diterima benda wf = 20 N tersebutadalah .... ditanyakan : Fa= ...? Fa= wu - wf a. 10 N = 30 – 20 = 10N b. 20 N c. 30 N d. 40 N 17. Sebuah benda ditimbang di udara beratnya 50 N. C Setelah ditimbang di dalam air beratnya menjadi 30 Diketahui : wu = 50 N N. Benda tersebut mendapat gaya angkat sebesar …. wf = 30 N a. 50 N ditanyakan : Fa= ...? b. 30 N Fa= wu - wf c. 20 N = 50 – 30 = 20N d. 10 N 18. Sebuah tabung gas yang volumenya 40 cm3 memiliki B tekanan 3 atm. Jika gas tersebut dimampatkan sehingga V1 . P1 = V2 . P2 tekanannya menjadi setengah kali semula pada suhu 40 . 3 = P2 tetap, maka volume gas sekarang adalah … . P2 = 80 cm a. 40 cm3 b. 80 cm3 c. 120 cm3 d. 240 cm3 19. Pada gambar di bawah ini, diperlihatkan sebuah balok B yang mengapung di atas air. Balok ini mengapung karena .... Benda terapung jika massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair.
C1 Menerapkan
C1 Menerapkan
C1 Memahami
a. gaya apung pada balok sama dengan berat balok b. benda terapung jika massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair c. massa jenis balok sama dengan massa jenis air d. massa jenis balok lebih besar daripada massa jenis air 20. Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau C seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya Fa= Wb apung yang besarnya ... dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. a. lebih kecil b. lebih besar c. sama d. bisa sama bisa tidak 21. Bila diketahui massa jenis air laut 1,03 g/cm3 dan A 3 massa jenis air tawar 1,00 g/cm , sebuah kapal akan Karena massa jenis air lebih kecil dari mengapung di atas.... pada air laut a. lebih rendah dalam air tawar daripada dalam air laut. b. lebih tinggi dalam air tawar daripada dalam air laut.
C2 Memahami
C2 Memahami
c. pada ketinggian yang sama dalam air tawar dan air laut. d. setiap pernyataan di atas bergantung pada bentuk kapal 22. Sebuah eksperimen membandingkan massa jenis D ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Bahan yang air raksa lebih besar dari bahan yang memiliki massa jenis terbesar adalah .... lainnya
a. minyak b. air c. besi d. raksa 23. Balon yang telah diisi gas tertentu dapat naik ke udara a. massa jenis gas mengisi balon lebih besar dari pada jenis udara dan gaya ke atas pada balon oleh udara lebih kecil dari pada berat balon b. massa jenis gas mengisi balon lebih kecil dari pada massa jenis udara dan gaya ke atas pada balon
B massa jenis gas mengisi balon lebih kecil dari pada massa jenis udara dan gaya ke atas pada balon oleh udara lebih besar daripada berat balon
C2 Memahami
C2 Memahami
oleh udara lebih besar dari pada berat balon c. gaya ke atas pada balon oleh udara lebih kecil dari pada berat balon d. gaya ke atas pada balon oleh udara lebih besar daripada berat balon
24. Mesin-mesin hidrolik berdasarkan pada …. a. hukum Archimedes b. hukum Charles c. hukum Boyle d. prinsip Pascal 25. Alat untuk mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup adalah ….. a. barometer b. manometer c. hygrometer d. anemometer 26. Kegunaan dari pompa hidrolik adalah .... a. mengangkat barang berat b. memompa air c. memeras biji-bijan d. memotong barang berat 27. Alat yang prinsip kerjanya berdasarkan Hukum Pascal adalah .... a. alat pengangkat mobil
D
C3 Memahami
B Manometer
C3 Memahami
A Memompa air
C3 Memahami
A alat pengangkat mobil
C4 Menerapkan
b. galangan kapal c. balon udara d. kapal selam 28. Sebuah dongkrak hidrolik dengan skema seperti pada gambar dibawah ini … Dik :
A = 10 N
C4 Menerapkan
Jawab : = 40 = 2 = 20 N Dari data yang tertera pada gambar, kita dapat memperoleh gaya sebesar …. a. 20 N b. 25 N c. 40 N d. 75 N 29. Sebuah mesin hidrolik pengangkat mobil, dengan B 2 2 luas pengisap masing-masing 1000 cm dan 200 cm . Dik : = 15000 N Berapakah besar gaya yang harus diberikan pengisap 1000 cm2 kecil agar dapat mengangkat mobil yang beratnya = 200 cm2 15000 N? Jawab : a. 450 N = b. 3000 N 3000 N
C4 Menerapkan
c. 2000 N d. 100 N Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan seharihari sehubungan dengan konsep benda terapung, melayangdan tenggelam.
C 30. Sebuah balok bermassa 300 kg dengan ukuran Luas alas balok adalah: panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,5 m. Maka A = p x l tekanannya adalah… A = 1,5 x 1 = 1,5 m2 a. 1000 pa Gaya yang bekerja pada meja adalah b. 5000 pa gaya berat balok, c. 2000 pa F = W = m x g = 300 x 10 = 3000N d. 1500 pa Tekanan P = F/A = 3000/1,5 = 2000 Pascal 31. Fenomena dibawah ini yang menunjukkan bahwa gas memiliki tekanan adalah ... a. lilin yang menyala menjadi padam ketika ditutup gelas b. balon yang berisi udara lebih berat dari balon kosong c. balon yang berisi udara naik ke angkasa d. meletusnya balon atau ban sepeda
D karena meletusnya balon atau ban sepedaudara memiliki tekanan, dinding balon atau ban tidak mampu menahan gaya tekan sehingga meletus.
C1 Mengingat
C1 Mengingat
C2 Memahami
C 32. Terdapat dua benda dengan permukaan berturut turut = 5 cm2dan 50 cm2Jika berat beban adalah W = 1800, = tentukan besar gaya F yang diperlukan untuk menaikkan beban W! F= a. 157 N b. 180 N c. 200 N d. 186 N 33. Sebuah pipa U diisi air dengan massa jenis 1.000 kg/m3. Jika di sisi kanan diberi minyak dengan massa jenis 800 kg/m3 setinggi 8 cm maka tinggi air di sisi kiri relatif terhadap permukaan atas air pada sisi sebelah kanan setinggi . . . . a. 3,4 cm b. 6,4 cm c. 8 cm d. 10 cm
x 5 = 180 Newton
C3 Memahami
B Dik : air : 1000kg/m3 3
h minyak = 8cm Dit: h air … Jawab: air . h air = 1000. h air = 800 . 8 h air =
= 6,4 cm
. h minyak
34. Diagram berikut memperlihatkan sebuah pipa U D berisi dua jenis zat cair yang tidak bercampur, yaitu Dik : Hg = 13,6 g cm-3 raksa (massa jenis 13,6 g/cm3) dan zat cair lain. hf = 14 cm Massa jenis zat cair lain tersebut adalah .... hHg = 2 cm Dit : f = …. Hg . hHg = f . hf
C3 Memahami
f=
= 1,9 g/cm3
a. 2,6 g/cm3 b. 9,4 g/cm3 c. 11,7 g/cm3 d. 1,9 g/cm3 35. Perhatikan gambar berikut
C Ρ = ρ. g. h = 1 g/ cm3. 10 N/kg . 85 cm = 1.000 kg/ cm3 . 10 N/kg . 0,85 m = 8.500 N/
C4 Menerapkan
Jika percepatan gravitasi di tempat ini sebesar 10 N/kg, maka tekanan hidrostatis tepat di mulut ikan tersebut sebesar…. a. 1.000 N b. 1.500 N c. 8.500 N d. 10.000 N
36. Pada ruang tertutup yang volumenya 0,2 berisi gas dengan tekanan 60.000 Pa. Jika tekanan gas di jadikan 80,000 Pa, maka volume gas tersebut … a. b. c. d.
0,1 m3 0,15 m3 0,2 m3 0,25 m3
B
C4 Menerapkan
C
C1 Mengingat
Pa Pa Ditanya : Jawab : x =
? x
= = = 0,15 m3
37. Pada tekanan kedalaman 50 cm, suatu zat cair memiliki tekanan 600 N/m3berat jenis zat cair tersebut ….. a. 3.000 N/m3c. 120 N/m3 b. 300 N/m3 d. 1.200 N/m3
38. Makin kecil volume gas dalam ruang tertutup, maka … a. Makin kecil teakanan gas b. Makin besar tekanan gas c. Tekanan gas tertutup d. Tekanan gas berubah-ubah
A
C1 Mengingat
39. Tekanan udara di puncak 61 cmHg, perkiraan ketinggian puncak dari permukaan laut adalah…
A
C2 Memahami
D
C4 Menerapkan
a. 1,5 km b. 1,6 km 40. 1 atm = ... a. 1 mmHg b. 1 cmHg
c. 1,7 km d. 1,8 km
c. 76 mmHg d. 76 cmHg
88 Petunjuk Pengerjaan Soal : 1. Kerjakan soal-soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap paling benar. 2. Beri tanda silang (x) pada jawaban Anda. 3. Jika Anda ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah Anda beri tanda silang (x) kemudian beri tanda silang (x) kembali pada jawaban Anda yang baru. Misal : a. b. c. d. e.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Tekanan yang terbesar ditunjukkan oleh gambar ! a.
c.
b.
d.
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika luas penampang
= 0,001
dan
= 0,1
a. b.
100 N 1000 N
, maka besar gaya tekanan di
adalah ...
3. berikut !
Keempat balok di atas diletakkan di atas meja dan yang paling besar diberikan oleh balok nomor ....
c. 10.000 N d. 100.000 N
Perhatikan
gambar
diberi gaya yang sama. Tekanan
89
a. 1 b. 2
c. 3 d. 4
4. Sebuah balok berukuran 10 cm × 5 cm × 4 cm terletak di lantai. Tekanan yang diberikan akan besar, jika bagian yang menyentuh lantai adalah .... a. 10 cm × 5 cm c. 5 cm x 4 cm b. 10 cm × 4 cm d. 15cm x 4 cm 5. Dari kejadian berikut, manakah yang akan merusak sebuah lantai kayu jika lantai ini dapat menahan tekanan (2000 kN/m2) 1) 2) 3)
Sebuah balok dengan berat 2000 kN berdiri pada luas 2 m2 Seekor gajah dengan berat 200 kN berdiri pada luas 0,2 m2 dan Seorang anak perempuan dengan berat 0,5 kN yang menggunakan sepatu hak tinggi berdiri pada luas 0,0002 m2
a. (1),(2) b. (1),(2),(3)
c. (3) d. (2), (3)
6. Besar tekanan pada zat padat adalah .... a. sebanding dengan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan luas bidang sentuh b. sebanding dengan luas bidang sentuh
c.berbanding terbalik dengan gaya d. sebanding dengan masa benda
7. Permukaan air bendungan harus lebih tinggi dari permukaan sawah yang dialiri. Prinsip yang digunakan adalah … a. Hukum Pascal c. efek bejana berhubungan b. Hukum Archimedes d. efek kapilaritas 8. Sebuah benda beratnya 30 N (ditimbang di udara). Ketika benda tersebut ditimbang di dalam air, beratnya 20 N. Gaya apung yang diterima benda tersebut adalah .... a. 10 N c. 30 N b. 20 N d. 40 N 9. Sebuah benda ditimbang di udara beratnya 50 N. Setelah ditimbang di dalam air beratnya menjadi 30 N. Benda tersebut mendapat gaya angkat sebesar …. a. 50 N c. 20 N b. 30 N d. 10 N 10. Sebuah tabung gas yang volumenya 40 cm3 memiliki tekanan 3 atm. Jika gas tersebut dimampatkan sehingga tekanannya menjadi setengah kali semula pada suhu tetap, maka volume gas sekarang adalah … .
90 a. 40 cm3 b. 80 cm3
c. 120 cm3 d. 240 cm3
11. Pada gambar di bawah ini, diperlihatkan sebuah balok yang mengapung di atas air. Balok ini mengapung karena ....
a. gaya apung pada balok sama dengan berat balok b. benda terapung jika massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair
c. massa jenis balok sama dengan massa dengan massa jenis air d.massa jenis balok lebih besar dari pada massa jenis air
12. Mesin-mesin hidrolik berdasarkan pada …. a. hukum Archimedes c. hukum Boyle b. hukum Charles d. prinsip Pascal 13. Alat untuk mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup adalah ….. a. barometer c. hygrometer b. manometer d. anemometer 14. Kegunaan dari pompa hidrolik adalah .... a. mengangkat barang berat c. memeras biji-bijan b. memompa air d. memotong barang berat 15. Alat yang prinsip kerjanya berdasarkan Hukum Pascal adalah .... a. alat pengangkat mobil c. balon udara b. galangan kapal d. kapal selam 16. Sebuah dongkrak hidrolik dengan skema seperti pada gambar dibawah ini …
91
Dari data yang tertera pada gambar, kita dapat memperoleh gaya sebesar …. a. 20 N c. 40 N b. 25 N d. 75 N 17. Sebuah mesin hidrolik pengangkat mobil, dengan luas pengisap masing-masing 1000 cm2 dan 200 cm2. Berapakah besar gaya yang harus diberikan pengisap kecil agar dapat mengangkat mobil yang beratnya 15000 N … a. 450 N c. 2000 N b. 3000 N d. 100 N 18. Sebuah balok bermassa 300 kg dengan ukuran panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,5 m. Maka tekanannya adalah …. a. 1000 pa c. 2000 pa b. 5000 pa d. 1500 pa 19. Fenomena dibawah ini yang menunjukkan bahwa gas memiliki tekanan adalah ... a. lilin yang menyala menjadi padam c. balon yang berisi udara naik ke angkasa ketika ditutup gelas b. balon yang berisi udara lebih berat d. meletusnya balon atau ban sepeda dari balon kosong 20. Terdapat dua benda dengan permukaan berturut turut 5 cm2 dan 50 cm2 Jika berat beban adalah W = 1800, tentukan besar gaya F yang diperlukan untuk menaikkan beban W! a. 157 N c. 200 N b. 180 N d. 186 N 21. Sebuah pipa U diisi air dengan massa jenis 1.000 kg/m3. Jika di sisi kanan diberi minyak dengan massa jenis 800 kg/m3 setinggi 8 cm maka tinggi air di sisi kiri relatif terhadap permukaan atas air pada sisi sebelah kanan setinggi . . . . a. 3,4 cm c. 8 cm b. 6,4 cm d. 10 cm
92 22. Perhatikan gambar berikut !
Jika percepatan gravitasi di tempat ini sebesar 10 N/kg, maka tekanan hidrostatis tepat di mulut ikan tersebut sebesar…. a. 1.000 N c. 8.500 N b. 1.500 N d. 10.000 N 23. Pada ruang tertutup yang volumenya 0,2 berisi gas dengan tekanan 60.000 Pa. Jika tekanan gas di jadikan 80,000 Pa, maka volume gas tersebut … a. 0,1 m3 c. 0,2 m3 d. 0,25 m3 b. 0,15 m3 24. Pada tekanan kedalaman 50 cm, suatu zat cair memiliki tekanan 600 N /m3 massa jenis zat cair tersebut … a. 3.000 N /m3 c. 120 n /m3 b. 300 n /m3 d. 1.200 n /m3 25. Makin kecil volume gas dalam ruang tertutup, maka .... a. makin kecil tekanan gas c. tekanan gas tetap b. makin besar tekanan gas
SUKSES YA ,
d. tekanan gas berubah-ubah
SEMANGAT !!!
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TESVALIDITAS BUTIR SOAL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
1 Abdul Aziz 1 Alisa 1 Andika Septiadji 1 Annita Rahmah 1 Asmawati 1 Bambang 0 Bagaskoro 0 Denis saputra 0 Dika Putra 0 Eka Putri 0 Ervin. R 0 Farah Kusuma W 1 Fikri Razif H 1 Hary Imam Utama 1 Herzia Putri R 0 Ilyas Oktasy 1 Linda Eka S 1 M. Agung Fauzan 1 M. Ritz A 1 Maharani N 1 Nabila Chandra 1 Nadia Safira 1 Rafi Febian 1 Resano Tyo P 1 Shabrina A R 1 Surya. N.E 1 Talita 0 Teddy Hartono 0 Walyasa 1 Zakkiyah H.N 1
2 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
5 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
7 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Nomor Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
40 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Xt Xt2 23 14 25 23 25 23 23 23 28 25 24 23 25 23 27 14 22 15 22 25 25 22 25 22 17 24 25 25 16 23
529 196 625 529 625 529 529 529 784 625 576 529 625 529 729 196 484 225 484 625 625 484 625 484 289 576 625 625 256 529
93
Mp-Mt/SDt
rpbi
r tabel 0.66 0.659 0.9 0.65 0.325 0.65 0.492 0.9 0.65 0.325 0.54 0.408 0.65 0.325 0.28 0.825 0.52 0.686 0.3
0.16 0.325 0.52 0.519 0.11 0.408 0.46 1.02 #### 0.325 0.16 0.325 0.97 0.325 0.47 0.853 0.74 0.408 0.83 0.325 0.66 0.297 0.6
0.63 0.825 0.3
valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid
#### 0.325 0.31 0.436 0.36 0.798 0.21 0.297 0.74 0.408 0.89 0.492 0.73 0.325
tidak valid valid tidak valid valid valid valid
valid
0.41 1.048
0.59 0.77
tidak valid
valid
#### 6.595
valid
tidak valid
#### 0.325 0.85 0.38
tidak valid
0.603
0.269
0.547
0.352
0.352
0.09 0.186
0.29 0.38
valid
0,361
tidak valid
tidak valid
SDt 1.167
1.767
1.467
1.067
2.867
1.567
3.767
1.167
2.767
1.167
1.367
1.167
2.167
2.967
0.967
1.067
1.167
1.467
3.067
1.167
1.167
1.167
3.667
1.467
1.867
1.167
1.967
2.467
2.967
1.167
1.467
1.167
1.267
1.767
1.167
1.267
2.367
0.667
1.367
0.121
Mp-Mt
0.05 0.034 3.6
p q P/q √p/q Mp Mt
tidak valid
15620
676
25
23
23
10
5
10
4
30
11
30
25
30
6
11
25
25
26
23
7
27
6
30
5
2
15
6
7
11
3
24
19
24
26
19
24
26
15
6
11
21
∑
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0.8 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0.2 2 1 0 1 7 4 2 7 4 2 4 0 1 0 0 1 0 0 ## 0 9 0 3 7 5 5 1 0 ## 5 ## 1 ## 0 1 0 1 3 3 5 2 1 1 1 3 2 1 3 2 1 2 0 1 1 1 1 0 0 ## 1 3 1 2 3 2 2 1 1 ## 2 ## 1 ## 0 1 0 1 2 2 2.2 23 24 23 25 24 24 24 24 24 24 24 26 25 25 24 24 24 26 24 24 24 26 24 24 24 24 26 25 24 24 24 25 24 26 24 25 24 24 24 24 23
90
90
Perhitungan Reliabilitas Perhitungan reliabilitas menggunakan KR-20 yang dinyatakan dengan rumus berikut ini. (
∑
)(
)
dimana: k
: jumlah testee p : proporsi jumlah testee yang menjawab benar
q
: proporsi jumlah testee yang menjawab salah
0,1
0,77
0,23
0,13
0,17
0,17
0,63
0,17
0,63
0,87
0,83
0,23
0,23
0,17
0,09
0,18
0,18
0,12
0,14
0,14
0,23
0,14
0,23
0,12
0,14
0,18
0,18
0,14
(
)(
)
= 0,7315
94
Skor total Xt
Xt2
468
219024
Jumlah
25
0,83 0,14
0,83
23
0,5 0,25
0,77
23
0,63 0,23
0,77
5
0,2 0,16
0,17
4
0,37 0,23
0,13
11
0,2 0,16
0,37
25
0,13 0,12
0,83
11
0,37 0,23
0,87
0,2
0,77
40
0,16
0,23
39
0,13
0,9
38
0,37
5
36
25
15
34
0,83
11
32
25
24
30
0,83
19
26
24
23
26
7
19
27
24
27
0,12
0,17
26
26
0,5 q p,q
25
0,25
p
0,5
16
0,37
13
0,8
11
0,63
10
0,8
9
0,87
8
0,63
7
0,8
6
0,87
5
0,5
∑
4
Skor Item nomor 18 21 22 23 24
15
No
Berikut ini adalah tabel ringkasan perhitungan nilai-nilai yang bersangkutan:
4,24
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Tingkat Kesukaran Butir Soal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama
1 2 Dika Putra 0 1 Herzia Putri 0 0 Maharani N 0 0 Nabila Chandra 0 1 Nadia Safira 0 0 Rafi Febian 1 1 Talitha 1 1 Teddy Hartono 1 0 Eka Putri 1 0 Fikri Razif 1 1 Andika Septiadji 1 0 Ervin.R 0 0 Surya N.E 1 1 Bambang 0 0 Bagaskoro 0 0 Denis Saputra0 1 Farah Kusuma.W 1 1 Harry Imam.U1 1 Zakkiyah, H,N1 0 Annita Rahmah 1 0 Abdul Aziz 1 0 M. Ritz , A 1 0 Nadia Safira 1 0 Resano Tyo 1 0 Linda Eka,S 1 0 Shabrina A.R1 0 Walyasa 1 0 M.Agung Fauzan 1 0 Alissa 1 1 Ilyas Oktasy 1 1
3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
6 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
7 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
11 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
14 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
16 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nomor Butir Soal 18 19 20 21 22 23 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
26 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
36 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
38 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
39 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
40 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
Xt 28 27 25 25 25 25 25 25 25 25 25 24 24 23 23 23 23 23 23 23 23 22 22 22 22 17 16 15 14 14
95
mudah sedang sukar Keputusan
: : : 31.3
37.5
25
75
81.3
68.8
81.3
0
50
0
31.3
0
68.8
62.5
12.5
31.3
18.8
18.8
68.8
6.25
87.5
0
81.3
100
56.3
81.3
62.5
50
93.8
31.3
50
31.3
25
56.3
25
12.5
56.3
68.8
62.5
31.3
TK
sedang sedang sedang sedang mudah mudah sedang mudah sedang sedang sedang sukar sedang sedang sukar sedang sukar sukar mudah sukar mudah sedang mudah mudah sedang mudah sedang sedang mudah sedang mudah sedang mudah sukar sedang sukar sukar mudah sedang sedang
∑ 21 11 6 15 26 24 19 26 24 19 24 3 11 7 6 15 2 5 30 6 27 7 23 26 25 25 11 6 30 25 30 11 30 4 10 5 10 23 23 25 ##
keterangan
0% - 27 % 28% - 72% 73% - 100%
93
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Daya Pembeda
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Dika Putra Herzia Putri
Nomor Butir Soal Xt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 0 1 0 1 1 1 0 Maharani N 1 1 0 0 Nabila Chandra 1 0 1 0 Nadia Safira 1 1 1 0 Rafi Febian 0 0 0 1 Talitha 0 0 1 1 Teddy Hartono 0 1 1 0 Eka Putri 0 1 1 0 Fikri Razif 0 0 1 1 Andika Septiadji 0 1 1 1 Ervin.R 1 1 1 1 Surya N.E 0 0 1 1 Bambang 1 1 1 0 Bagaskoro 1 1 0 0 Denis Saputra 1 0 1 0 Farah Kusuma.W0 0 1 0 Harry Imam.U 0 0 1 0 Zakkiyah, H,N 0 1 1 1 Annita Rahmah 0 1 1 0 Abdul Aziz 0 1 1 1 M. Ritz , A 0 1 1 0 Nadia Safira 0 1 0 1 Resano Tyo 0 1 1 1 Linda Eka,S 0 1 1 0 Shabrina A.R 0 1 1 1 Walyasa 0 1 0 1 M.Agung Fauzan0 1 0 1 Alissa 0 0 1 1 Ilyas Oktasy 0 0 1 1 9 19 24 15 ∑
0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 6 11
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 4
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 6 11
0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 6 27 19 23 24 15 28 25
0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 24
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 3 23
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 7
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5
0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 5 19 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 19
0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 26 20 25 20
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 7
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 7
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 5
12 13 15 15 15 15 15 15 15 15 15 16 16 17 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18 18 23 24 25 26 26 524
96
5 3 2 8 5 5 0 8 0.375 0 0 0.125 0.375 0.375 0.125 0.375 -0.25 0.75 0.125 0 0.625 0 0.5 0 0.375 0.125 0.375 0
good poor poor poor good good poor good poor excellent poor poor excellent poor excellent poor good poor good poor
0.125
poor
8 7 1 8 0
-0.13
poor
6 2 2 3 4 -1 8 8
poor
0.5
excellent
5 0 5 8 -0.13
0.625
good
4 0 4 8
poor
0.5
exellent
6 3 3 8 0.125
0.375
good
2 2 0 8
poor
0
poor
1 1 0 8 0
0
poor
7 2 5 8
poor
0.625
good
6 5 4 6 2 -1 8 8
satisfactory 0.25
-0.13
poor
0 5 -5 8
satisfactory 0.25
-0.63
DP
poor
keputusan
WL WH WL - WH n 7 4 6 5 1 -1 8 8 8 8 0 8 8 5 3 8 0 0 0 8 7 7 0 8 1 0 1 8 7 4 3 8 3 0 3 8 2 1 1 8 4 0 1 2 3 -2 8 8 8 2 6 8 6 5 1 8 0 0 0 8 5 0 5 8 0 0 0 8 6 2 4 8 0 0 0 8 8 5 3 8 6 5 1 8 8 5 3 8 4 2 2 8 4 1 3 8
satisfactory 0.25 good
0.375
3 1 2 8
satisfactory 0.25
6 6 0 8
95
97
Standar Deviasi total (SDt) n (responden) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ∑
Xt 28 27 25 25 25 25 25 25 25 25 25 24 24 23 23 23 23 23 23 23 23 22 22 22 22 17 16 15 14 14 676
Xt2 784 729 625 625 625 625 625 625 625 625 625 576 576 529 529 529 529 529 529 529 529 484 484 484 484 289 256 225 196 196 15620
∑ √
∑
=√
= 3,59
∑
∑
Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian Reliabilitas: 0.731 Validitas No rpbi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 36 37 38 39 40
-0,2 0,29 0,09 0,66 0,9 0,65 0,65 0,9 0,65 0,54 0,65 0,28 0,52 0,3 0,16 0,52 0,11 0,46 0,24 0,16 0,97 0,47 0,74 0,83 0,66 0,6 0,63 0,3 0,22 0,85 #### 0,59 0,41 0,31 0,36 0,21 0,74 0,89 0,73
Uji Hipotesis tidak valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak valid valid tidak valid valid tidak valid valid tidak valid valid valid valid
Taraf Kesukaran TK Kriteria % 31,25 sedang 62,5 sedang 68,75 sedang 56,25 sedang 12,5 mudah 25 mudah 56,25 sedang 25 mudah 31,25 sedang 50 sedang 31,25 sedag 93,75 sukar 50 sedang 62,5 sedang 81,25 sukar 56,25 sedang 100 sukar 81,25 sukar 0 mudah 87,5 sukar 6,25 mudah 68,75 sedang 18,75 mudah 18,75 mudah 31,25 sedang 12,5 mudah 62,5 sedang 68,75 sedang 0 mudah 31,25 sedang 0 mudah 50 sedang 0 mudah 81,25 sukar 68,75 sedang 81,25 sukar 75 sukar 25 mudah 37,5 sedang 31,25 sedang
Daya Pembeda DB
Kriteria
-0,625 0,25 -0,125 0,625 0 0 0,375 0,5 0,625 0,5 -0,125 0,125 0,25 0 0,125 0,125 0 0,375 0 0 0,125 0,375 0,375 0,125 0,375 -0,25 0,75 0,125 0 0,625 0 0,5 0 0,375 0,125 0,375 0 0,25 0,25 0,375
poor Satisfactory poor good poor poor good excellent good excellent poor poor Satisfactory poor poor poor poor good poor poor poor good good poor good poor excellent poor poor excellent poor excellent poor good poor good poor Satisfactory Satisfactory good
98
Keterangan
Keputusan
tidak diterima tidak diterima tidak diterima diterima diterima diterima diterima diterima diterima diterima diterima tidak diterima diterima tidak diterima tidak diterima diterima tidak diterima diterima tidak diterima tidak diterima diterima diterima diterima diterima diterima diterima diterima tidak diterima tidak diterima diterima diterima diterima diterima diterima tidak diterima diterima tidak diterima diterima diterima diterima
tidak digunakan tidak digunakan tidak digunakan dipakai tidak digunakan tidak digunakan dipakai dipakai dipakai dipakai tidak digunakan tidak digunakan Digunakan tidak digunakan tidak digunakan tidak digunakan tidak digunakan Digunakan tidak digunakan tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan tidak digunakan Digunakan tidak digunakan tidak digunakan Digunakan tidak digunakan Digunakan tidak digunakan Digunakan tidak digunakan Digunakan tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
98
v I
I a
LEMBAR OBSERVASI KeterlaksanaanPembelajaranDenganMenggunakan Model Inkuiri Terbimbing
TanggalObservasi NamaSekolahA(elas Konsep Waktu yangtersedia Pertemuanke Keteransan No
Tahapan
UraianKegiatan
<50% >50%
Menyimakdanmencatatmasalahyang disampaikanoleh guru ataumasalahyang Mengajukanpertanyaan I
ataumasalah
tertulisdalamLKS yang Memahamiprosedurpermasalahan adadalamLKS
2
Membuathipotesis
Berdiskusiuntukmembuathipotesis Membuatr ancangan Percobaan Menyimakpenjelasanguru tentangcata
a J
percobaan Merancang
dan yangdisaranl
Melakukanpercobaan A a
untuk memperoleh
Melakukanpercobaanuntuk masalah memecahkan
informasi 5
Mengumpulkandan
Mendiskusikandatahasil percobaany ang
data mensanalisis
telahdiperoleh
99
hasilpemecahan Mempresentasikan masalahyangdilakukankelompoknya didepankelas Membuatkesimpulan Mendiskusikankesimpulan Tangerang, 20L3 Observer,
1 00
I0l
LAMPIRANB PerangkatPembelajaran
A. B. C. D.
Silabus RencanaPelaksanaan Pembelajaran(Kelas Eksperimen) RencanaPelaksanaan Pembelajaran(Kelas Konfrol) LembarKerja Siswa
v 1
_'
'B
-
.! b L-t-
-
G)
ln. t-
i-
T'
^rX t:
>,N
=
a =
F c
-t!3 =5'; : -d tr?t-52 9 9 9 F ag - i 5 ' 5 =ry;l *
sl
!
ir
-j{
tL
u
r+
a1
x
q)
L a
o Q
ql
{) vq)
g E sFE
E-F cEd
tlts =-itr tr
E
",.:.
$Egr b.cqE
F
(1)!
6
0
Eg
6
ru F q
#H g_e
-Ha' )F
k
c)
3.v F
() o
F
ef
.AF
Ec= agt =-=
:.€ Hg tss
c)' !#
6l L
* p6 E)l t"
bo {)
E=
F€t
t:
e
c
€Fq €s [E€ [E e-i: F
eF
gi iFrE sEgd ss
_ g| : Xr F 2,-ct€
;
ct!;:
ct
E+(+=
ag.9t
Ea
)
vt q
o .c)
ru F.
q
q
E
r
0)
0)
o G)
o F
F
6
Ece** ';r$g€egg s*FE.
E€gE"EFESE e€gFEFgecg ct
cF
6l
q
to ; ' ,f(^) =4. - - -
F
't::r $
s*Ha sr*
G)
f s.+S
"h
g
I
Xd-o
E5'*
|.
5
**se €$:
€)
j r,;t 5.h o E
J
x
=
F SF
Ei F-F
F
sri
i5E
q;, J=
-v=
:EA E€
5
g X
g€Egs Ef*il*:tt $&s
c6 ii
L
;
€'= -.,.i
l€EEE Ec*Es5ggFFE *Htr gEE:
.l
tr
$
-o ra0 (t d tr
Er;;i EsB€x icE Eu;
5
'ltq)
E
F:Fqe59;t= E5sa E
r a = eR t!L
i
-
E!e
€tr€ bEE r*E j'q<
-?se (gdJ
g EH
g* *E,
$gE€ ,E Eg
$€ EecEE * 3 i( € -5o t 5 € z=
E E*
u)eE
lt-
.=.
Escg q)
z:
(,)
J
F
c)
ah
E;csi
I
._ *o
>.:l
S €E€F Y F o c€ 1n
{)
#€
FoF;
* 6s f E
c{
103 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
:
SMPN 2 Kelapa Dua
Mata Pelajaran
:
Fisika
Waktu
:
2 jam pelajaran (2 X 40 menit)
Pertemuan ke
:
1
Standar Kompetensi
:
5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
:
5.5 menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep
:
Tekanan
Indikator
:
1. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan. 2. Mendeskripsikan Hukum Pascal melalui percobaan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengaplikasikan
prinsip
bejana
berhubungan
dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian tekanan 2. Menyelidiki kaitan antara luas permukaan benda dengan tekanan. 3. Menyelidiki kaitan antara massa benda dengan tekanan.
Model Pembelajaran
:
Guided Inquiry ( Inkuiri Terbimbing)
Materi Pembelajaran
:
Tekanan adalah suatu besaran dalam fisika yang mengaitkan gaya dengan luas permukaan. Rumus yang digunakan untuk mencari tekanan : P=
104 Langkah-Langkah
:
Pembelajaran
Pertemuan Pertama Tahap KBM
Fase Apersepsi
Kegiatan Guru • Mengucapkan salam
•Menjawab salam
• Mengecek kehadiran siswa
•Aktif mengikuti pengecekan
• Menyajikan peta konsep
Kegiatan
• Memotivasi siswa dan apersepsi
Pendahuluan
Motivasi
mengenai tekanan dengan
beberapa pertanyaan guru,salah
mengajukan beberapa pertanyaan
satu siswa menjawab
kepada siswa. Misalnya :
pertanyaan:
Pernahkah kalian memperhatikan kaki Pernah bu, tanah yang becek itu ayam dan bebek pada tanah yang becek terdapat jejak kaki bebek. ? Apa yang terjadi pada tanah tersebut setelah dilewati ayam dan bebek ? • Mengapresiasi jawaban siswa. • Seluruh siswa bertepuk tangan
siswa yang lain untuk menambahkan atau memperbaiki jawaban temannya • Menjelaskan
dan
menambahkan
tentang pengertian tekanan
Inti
• Dengan tertib siswa mengikuti pelajaran dengan menyimak
Berdasarkan jawaban yang diuraikan apa yang dimaksud dengan tekanan ? Dengan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. • Dan memberikan kesempatan kepada
Guided inquiry
kehadiran.
sebelum pembelajaran dimulai, yaitu
• Memberikan pertanyaan kembali
Kegiatan
Kegiatan Siswa
• Menyimak kembali pertanyaan yang di berikan guru.
• Siswa yang lain ikut memberikan argumen dengan menunjuk tangan. • Bersama-sama menyimpulkan
pengertian tekanan. Tekanan merupakan besarnya gaya yang dikenakan pada suatu bidang dengan luas tertentu. 1. Penyajian masalah Pengumpulan dan verifikasi Guru menunjukan sebuah masalah data, menuliskan hipotesis (fenomena) percobaan di LKS.
105 Tahap KBM
Fase
Penarikan kesimpulan Evaluasi
Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
2. Pengumpulan dan verifikasi data Guru memberi instruksi dan membimbing siswa
Melakukan percobaan secara berkelompok sesuai dengan langkah kerja yang ada di dalam LKS Percobaan
3. Melakukan Percobaan Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan, memberikan arahan jika petunjuk yang ada
Merumuskan penjelasan Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam LKS dan bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti. Menganalisis proses inkuiri dan mempresentasikan hasil percobaan siswa terlibat aktif dalam diskusi di kelas
4. Merumuskan penjelasan Guru membimbing siswa dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab pertanyaan 5. Menganalisis proses inkuiri Guru mengadakan analisis terhadap proses inkuiri Guru menginstrusikan siswa untuk memberikan kesimpulan terhadap percobaan yang telah di lakukan Guru meluruskan pendapat masingmasing kelompok dengan menjelaskan jawaban yang sebenarnya
Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yag telah di lakukan Memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila ada hal yang kurang di pahami
Menginstruksikan siswa untuk Mengumpulkan LKS dan mengumpulkan LKS sesuai dengan merapihkan kembali alat dan kelompoknya masing-masing, bahan yang telah digunakan. merapihkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. Memberikan penghargaan kepada Siswa memberikan applause kelompok yang telah membacakan hasil kepada kelompok tersebut. percobaannya dengan mengintruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Mengajak siswa untuk merefleksi terhadap seluruh proses pembelajaran dari hasil belajar hari ini. Menutup pembelajaran hari ini dengan membaca Hamdalah dan mengucapkan salam.
Mendengarkan informasi yang telah diberikan oleh guru Membaca Hamdalah dan menjawab salam untuk menutup pelajaran.
106
Sumber Belajar 1. Buku IPA Terpadu Pegangan Guru 2.
Buku IPA Fisika yang relevan: a. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). b. Suartini, Kinkin. 2007. Rangkuman Fisika SMP . Jakarta: Gagas Media. c. Sebagian materi di akses dari internet.
3.
Alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
4.
Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS)
Penilaian Hasil Belajar 1. 2.
Teknik : Tes tertulis dan Tes unjuk kerja (Performance assessment) Bentuk : Tes PG dan Uji petik kerja proses (Terlampir) Jakarta,
Guru Mata Pelajaran IPA
Peneliti
Siti Julianti NIM: 107016300447
NIP: Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 2 Kelapa Dua
NIP:
November 2013
107 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
:
SMPN 2 Kelapa Dua
Mata Pelajaran
:
Fisika
Waktu
:
2 jam pelajaran (2 X 40 menit)
Pertemuan ke
:
2
Standar Kompetensi
:
5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
:
5.5 menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep
:
Tekanan
Indikator
:
1. Menjelaskan
hukum
Pascal
dan
hukum
Archimedes melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 2. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubungan dengan konsep benda terapung, melayangdan tenggelam.
Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan. 2. Mengamati sifat tekanan dalam zat cair
Model Pembelajaran
:
Materi Pembelajaran
:
Guided Inquiry ( Inkuiri Terbimbing)
Tekanan pada zat cair biasa disebut tekanan hidrostatis Tekanan hidrostatis adalah tekanan pada zat cair yang disebabkan oleh beratnya besarnya tekanan hidrostatis.
108 Langkah-Langkah
:
Pembelajaran Pertemuan Kedua Tahap KBM
Fase Apersepsi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
• Mengucapkan salam
•Menjawab salam
• Mengecek kehadiran siswa
•Aktif mengikuti pengecekan kehadiran.
Kegiatan
• Menjelaskan tujuan pembelajaran
•Memperhatikan penjelasan yang
Pendahuluan
dan prosedur kegiatan yang akan
guru sampaikan dan mencatat
dilakukan dalam pembelajaran.
penjelasan penting yang diberikan guru.
• Mengulang pembelajaran
• Siswa memberikan jawaban
sebelumnya untuk mengingatkan kembali memori para siswa. • Memberikan pertanyaan seperti, Apa yang dimaksud dengan tekanan ? Berikan contoh sederhana yang
berusaha untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Salah satu siswa menjawab
kalian ketahui ? Motivasi
• Menyimak pertanyaan guru dan
• Memotivasi siswa dan apersepsi sebelum pembelajaran dimulai,
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
yaitu mengenai tekanan pada zat cair dan Hukum Pascal. • Menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
pada
hari
itu
yaitu
mengenai tekanan pada zat cair.
Kegiatan Inti
Guided Inquiry
• Mendengarkan
penjelasan
materi yang disampaikan oleh guru
1. Penyajian masalah Pengumpulan dan verifikasi Guru menunjukan sebuah masalah data, menuliskan hipotesis (fenomena)
percobaan di LKS.
109 Tahap KBM
Fase
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
2. Pengumpulan dan verifikasi data Melakukan percobaan secara Guru memberi instruksi dan berkelompok sesuai dengan membimbing siswa
langkah kerja yang ada di dalam LKS Percobaan
3. Melakukan Percobaan Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan, memberikan arahan jika petunjuk yang ada
Merumuskan penjelasan Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam LKS dan bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti. Menganalisis proses inkuiri dan dalam mempresentasikan hasil untuk percobaan siswa terlibat aktif dalam diskusi di kelas
Kegiatan Penutup
4. Merumuskan penjelasan Guru membimbing siswa merumuskan penjelasan menjawab pertanyaan 5. Menganalisis proses inkuiri Guru mengadakan analisis terhadap proses inkuiri Penarikan Guru menginstrusikan siswa untuk kesimpulan memberikan kesimpulan terhadap percobaan yang telah di lakukan. Evaluasi Guru meluruskan pendapat masingmasing kelompok dengan menjelaskan jawaban yang sebenarnya Menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan LKS sesuai dengan kelompoknya masing-masing, merapihkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. Memberikan penghargaan kepadakelompok yang telah membacakan hasil percobaannya dengan mengintruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Mengajak siswa untuk merefleksi terhadap seluruh proses pembelajaran dari hasil belajar hari ini. Menutup pembelajaran hari ini dengan membaca Hamdalah dan mengucapkan salam.
Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yag telah di lakukan Memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila ada hal yang kurang di pahami Mengumpulkan LKS dan merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
Siswa memberikan applause kepada kelompok tersebut.
Mendengarkan informasi yang telah diberikan oleh guru Membaca Hamdalah dan menjawab salam untuk menutup pelajaran.
110 Sumber Belajar 1. Buku IPA Terpadu Pegangan Guru 2.
Buku IPA Fisika yang relevan: a. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). b. Suartini, Kinkin. 2007. Rangkuman Fisika SMP . Jakarta: Gagas Media. c. Sebagian materi di akses dari internet.
3.
Alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
4.
Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS)
Penilaian Hasil Belajar 1. 2.
Teknik : Tes tertulis dan Tes unjuk kerja (Performance assessment) Bentuk : Tes PG dan Uji petik kerja proses (Terlampir) Jakarta, November 2013
Guru Mata Pelajaran IPA
Peneliti
Siti Julianti NIM: 107016300447
NIP:
Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 2 Kelapa Dua
NIP:
111 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMPN 2 KelapaDua
Mata Pelajaran : Fisika Waktu
: 2 jam pelajaran (2 X 40menit)
Pertemuanke
: 3
Standar
: 5. Memahamiperananusaha, gaya, danenergidalamkehidupansehari-hari.
Kompetensi Kompetensi
: 5.5menyelidikitekananpadabendapadat,
Dasar
cair,
dan
gas
sertapenerapannyadalamkehidupansehari-hari.
Konsep
: Tekanan
Indikator
: 1. Menerapkankonsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari).
TujuanPembel
1. Mengamatiprinsiptekanandanmengukurtekananpadatabungsilinder.
ajaran
2. Menjelaskan Hukum Pascal dalamterapantekananfluida.
Model
: Guided Inquiry ( InkuiriTerbimbing)
Pembelajaran
Materi
: Prinsippascal
Pembelajaran
yang
bebunyi
“
tekanan
yang
diberikanpadasuatucairandalamsuaturuangtertutupakanditeruskankesetia ptitiktanpaadanyapengurangan” Atmosfirmerupakanlapisanudara Lapisanudaratetapberada
yang di
karenaadanyagayagravitasi yang cukupbesar.
LangkahLangkah
:
mengelilingibumi. ataspermukaanbumi,
112 Pembelajaran
PertemuanKetiga Tahap KBM
Fase Apersepsi
Kegiatan Guru • Mengucapkan salam
•Menjawab salam
• Mengecek kehadiran siswa
•Aktif mengikuti pengecekan
• Menyajikan peta konsep
KegiatanPenda
• Memotivasi siswa dan apersepsi
huluan
Motivasi
KegiatanSiswa
kehadiran. • Dengantertibsiswamengikutipelajara
sebelum pembelajaran dimulai, yaitu
ndenganmenyimakbeberapapertanya
mengenai tekanan dengan
anguru,salah
mengajukan beberapa pertanyaan
• satusiswamenjawabpertanyaan:
kepada siswa. Misalnya :
Air akan mengikuti posisi botol air tersebut akan ikut miring
Apa yang akan terjadi saat botol yang berisi air dimiringkan? • Memberikan pertanyaan kembali • Menyimak kembali pertanyaan yang Berdasarkan jawaban yang diuraikan di di berikan guru. apa yang dimaksud dengan Bejana berhubungan Dengan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. • Dan memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk
• Siswa yang lain ikut memberikan argumen dengan menunjuk tangan
menambahkanatau memperbaiki jawaban temannya
. • Bersama-sama menyimpulkan
Menjelaskan
dan
menambahkan
tentang pengertian tekanan
pengertian tekanan.
113 Tahap KBM
Fase
Kegiatan Guru
KegiatanSiswa
Kegiatan Inti
Guided Inquiry
Penarikank esimpulan Evaluasi
1. Penyajianmasalah Guru menunjukansebuahmasalah (fenomena)
Pengumpulandanverifikasi data, menuliskanhipotesispercobaan diLKS.
2. Pengumpulandanverifikasi data Guru memberiinstruksidanmembimbingsis wa 3. MelakukanPercobaan Guru membimbingsiswadalammelakukanperc obaan,memberikanarahanjikapetunjuk yang ada
Melakukanpercobaansecara berkelompoksesuaidenganlangkahkerj a yang ada di dalam LKS Percobaan
4. Merumuskanpenjelasan Guru membimbingsiswadalammerumuskanpe njelasanuntukmenjawabpertanyaan 5. Menganalisis proses inkuiri Guru mengadakananalisisterhadap proses inkuiri
Menganalisis proses inkuiridanmempresentasikanhasilperc obaansiswaterlibataktifdalamdiskusi di kelas
Guru menginstrusikansiswauntukmemberikan kesimpulanterhadappercobaan yang telah di lakukan Guru meluruskanpendapatmasingmasingkelompokdenganmenjelaskanjaw aban yang sebenarnya Menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan LKS sesuai dengan kelompoknya masing-masing, merapihkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
Membuatkesimpulandarihasilpercobaa nyagtelah di lakukan
Merumuskanpenjelasan Menjawabpertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamLKS danbertanyaapabilaadahal yang kurangdimengerti.
Memperhatikanpenjelasan guru danbertanyaapabilaadahal yang kurang di pahami Mengumpulkan LKS dan merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
114 Tahap KBM
Fase
Kegiatan Guru
KegiatanSiswa
Memberikan penghargaan kepada Siswa memberikanapplause kepada kelompok yang telah membacakan hasil kelompok tersebut. percobaannya dengan mengintruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan.
KegiatanPenut up
Mengajak siswa untuk merefleksi Mendengarkan informasi yang telah terhadap seluruh proses pembelajaran diberikan oleh guru dari hasil belajar hari ini. Menutup pembelajaran hari ini dengan membaca Hamdalah dan mengucapkan salam.
Membaca Hamdalah dan menjawab salam untuk menutup pelajaran.
Sumber Belajar 1. Buku IPA Terpadu Pegangan Guru 2.
Buku IPA Fisika yang relevan: a. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). a. Suartini, Kinkin. 2007. RangkumanFisikaSMP . Jakarta: Gagas Media. b. Sebagianmateri di aksesdari internet.
3.
Alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
4.
Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS)
Penilaian Hasil Belajar 1. 2.
Teknik : Tes tertulis dan Tes unjuk kerja (Performance assessment) Bentuk : Tes PG dan Uji petik kerja proses (Terlampir)
115
Jakarta, November 2013 Guru Mata Pelajaran IPA
Peneliti
SitiJulianti NIM: 107016300447
NIP: Mengetahui Kepala Sekolah SMPN 2 KelapaDua
NIP:
116
Lembar Kerja Siswa Ke 1 Tekanan pada zat padat Nama Kelompok
: .............................................................................
Kelas
: ………………………………………………….
A. Tujuan : menyelidiki tekanan pada zat padat B. Alat dan Bahan
No
Alat dan Bahan
jumlah
1
Plastisin (lilin mainan)
2 buah
2
Koin uang logam Rp 500
2 buah
C. Prosedur Kerja 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Letakkan kedua koin tersebut pada masing-masing plastisin dengan posisi seperti pada Gambar
3. Tekanlah kedua uang logam tersebut dengan gaya yang sama. 4. Pindahkan kedua uang logam tersebut dari plastisin, lalu amati kedalaman bekas uang logam itu. 5. Ulangi kegiatan di atas, tetapi posisi kedua uang logam sama dalam keadaan berdiri.
117
6. Tekanlah kedua uang logam tersebut dengan gaya yang berbeda. 7. Amati kembali kedalamam bekas kedua uang logam tersebut. 8. Kembalikan semua peralatan ke tempat semula! Bersihkan meja kerja kalian!
D. Hasil percobaan
No.
Posisi Koin
1.
Koin 1
2.
Koin 2
3.
Koin 3
4.
Koin 4
Kedalaman Lilin Gaya Sama
Gaya Berbeda
E. Kesimpulan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................
118
F. Pertanyaan
1. Ketika kamu menekan kedua uang logam pada posisi yang berbeda dengan gaya yang sama, uang logam pada posisi
manakah yang bekasnya lebih dalam? Mengapa
demikian? .............................................................................................................................................. ....................................................................................................................................
2. Ketika kamu menekan kedua uang logam yang posisinya sama, tetapi dengan gaya yang berbeda, yang manakah bekas uang logam yang lebih dalam? Mengapa demikian? .............................................................................................................................................. ....................................................................................................................................
3. Posisi uang logam manakah yang memerlukan gaya yang lebih besar? .............................................................................................................................................. ....................................................................................................................................
4. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya tekanan? .............................................................................................................................................. ....................................................................................................................................
Selamat mengerjakan dan hati-hati dalam melakukan percobaan ! Lembar Kerja Siswa Ke 3
119
Lembar Kerja Siswa Ke 2 Tekanan Hidrostatis Nama Kelompok
: .............................................................................
Kelas
: ………………………………………………….
A. Tujuan : mampu memanfaatkan bahan-bahan disekelilingnya untuk memahami konsep Tekanan Hidrostatis. B. Alat dan Bahan No
Alat dan Bahan
jumlah
1
Gelas Ukur
3 buah
2
Pipet 15 cm
3 buah
3
Permen Karet
3 buah
4
Air
secukupnya
6
Garam
secukupnya
7
Minyak goreng
secukupnya
C. Prosedur Kerja 1.
Siapkan alat – alat yang akan digunakan pada eksperimen
2.
Tuangkan masing-masing air larutan garam dan minyak goring pada ketiga gelas ukur dengan volume yang sama.
3.
Tempelkan permen karet pada salah satu ujung sedotan yang membentuk sebuah bandul
4.
Celupkan sedotan 1 tersebut ke dalam air hingga melayang ( Agar sedotan melayang, aturlah banyaknya permen yang menempel )
5.
Tandai sedotan dengan spidol tepat pada permukaan air
6.
Kemudian celupkan sedotan itu pada larutan garam, amati letak tanda tadi, di atas atau di bawah larutan kah tanda itu
7.
Kemudian celupkan sedotan itu ke dalam gelas berisi minyak goreng, amati letak tanda tadi, di atas atau dibawah larutan kah tanda tersebut
8.
Pada zat cair manakah sedotan tercelup paling dalam
120 D.
Pertanyaan Diskusikanlah pertanyaan berikut dengan temanmu
1.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan tekanan hidrostatis ? …………………………………………………………………………………….
2.
Pada zat cair manakah sedotan tercelup paling dalam? …………………………………………………………………………………….
3.
Bagaimana penjelasanmu dari percobaan tersebut? …………………………………………………………………………………….
Selamat mengerjakan dan hati-hati dalam melakukn Lembar Kerja Siswa Ke 1 percobaan !
121
Lembar Kerja Siswa Ke 3 Hukum Archimedes Nama Kelompok :……………………………………………………………………… Kelas :…………………………………………………………………….. A. Tujuan : Mengidentifikasi gaya ke atas pada benda yang berada di dalam air B. Alat dan Bahan No
Alat dan Bahan
jumlah
1
Gelas ukuran 1.000 ml
1
2
Neraca pegas
1
3
Air
1
C. Prosedur Kerja 1.
Siapkan alat dan bahan
2.
Isilah gelas ukur dengan air kira-kira setengah gelas sampai pada skala yang mudah dibaca, catat volume air tersebut
3.
Ukurlah berat benda di udara dengan neraca pegas , kemudia catac hasilnya ada di bukumu.
4.
Ukurlah berat benda di dalam air menggunakn neraca pegas dengan memasukannya secara perlahan ke dalam air sampai bendanya tenggelam, catat pula hasilnya
5.
Amati volume air ketika benda tersebut di masukkan secara perlahan ke dalam air, catac volume air ketika benda sudah tenggelam seluruhnya.
D. Pertanyaan 1.
Bandingkan antara berat benda di udara dan berat benda di dalam air, bagaimanakah hasilnya? Mengapa demikian ……………………………………………………………………………………………
2.
Ketika benda di masukkan secara perlahan ke dalam air, bagaimana berat benda tersebut? ……………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………….
122
3.
Berilah kesimpulan dari hasil pengamatannmu degan menggunakan tabel di bawah ini? No
Jenis Benda
Volume
Berat di udara
Berat didalam
(wu)
air (wa)
wu – wa
1 2 3 4 5
Selamat mengerjakan dan hati-hati dalam melakukan percobaan !
123
LAMPIRAN C ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A.
Hasil Pretest Kelompok A dan B 1. Kelompok A (kelas VIII.b Eksperimen) a. Uji Normalitas Kelompok A (kelas VIII.b Eksperimen : ChiSquare) 2. Kelompok B (kelas X-1 Kontrol) a. Uji Normalitas Kelompok B (kelas VIII.a Kontrol : ChiSquare) 3. Uji Homogenitas Kelompok A dan B: Uji Fisher B. Hasil Posttest Kelompok A dan B 1. Kelompok A (kelas VIII.b Eksperimen) b. Uji Normalitas Kelompok A (kelas VIII.b Eksperimen : ChiSquare) 2. Kelompok B (kelas VIII.a Kontrol) b. Uji Normalitas Kelompok B (kelas VIII.a Kontrol : ChiSquare) 3. Uji Homogenitas Kelompok A dan B: Uji Fisher C. Uji Hipotesis: Uji-t
124
Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen
Hasil Pretest dan posttest Kelas VIII –a (Eksperimen) Nilai No Nama Pretest Posttest 1 Afwa Hayati 20 60 2 Ahmad Rizky 20 55 3 Aida Rahmawati 30 75 4 Aodrey Amelia 20 60 5 Ansyira Fitriani 10 60 6 Audina Zihan 10 70 7 Ayurisma Pratiwi 35 80 8 Ayu Novita 45 60 9 Berlia Roschania 45 75 10 Davidri meining 30 75 11 Desi Nurfitriyana 25 80 12 Elsa Amelia 50 85 13 Enisa Nabila 15 50 14 Hani Nurul F 20 65 15 Intan Soraya 20 75 16 Khoirunnisa 15 70 17 Komang Bayu 35 55 18 Leila Karima 35 45 19 Manda Risma 10 80 20 Mesya Nurul 30 80 21 Mutiara Dewi 15 75 22 Nadia Herlina 30 55 23 Nadia Ananda 35 60 24 Nanda David 25 50 25 Nurfarida 35 55 26 Putri Indah Sari 40 65 27 Rahma Nur’aziz 25 35 28 Silvy Dwi. A 45 85 29 Siska 25 65 30 Syifa Fauziah 20 70 31 Syafiratunazah 15 60 32 Widya Aurelly 20 55 33 Winda Maulidina 25 80 34 Yulan Sari 20 65
Hasil Pretest dan posttest Kelas VIII-b (kontrol) No Nama Nilai pretest posttest 1 Adi Pratama 25 55 2 Adika Afdal 25 60 3 Ahmad Romario 30 70 4 Aldi raza 25 80 5 Alfian 55 55 6 Dedi Alfandro 30 70 7 Denis Farhat 15 65 8 Devi Yulianti 15 75 9 Dina Suci 55 60 10 Dimas Andrea 10 65 11 Elsa Wati 45 55 12 Eni Maryanti 50 60 13 Farid Maulana 25 65 14 Firyal maulida 30 65 15 Kusnanto 35 55 16 M. Bagas 30 60 17 M. Farhan. R 30 60 18 M.Doni.Adi.P 30 55 19 M.Deni 30 55 20 M.Sarwan 30 60 21 Munaroh 15 60 22 Noval Pradipta 30 50 23 Nurayu Putri 35 55 24 Perdiyansyah 35 65 25 Putra Ramadhan 25 65 26 Rahmat Wijaya 25 65 27 Rahmaniar 30 50 28 Reksa Maulana 30 45 29 Regi Fauzan 25 55 30 Rini Aulia 40 60 31 Riski Ananda 50 65 32 Rizkiyah 25 55 33 Shofwatun Nida 40 65 34 Susilowati 25 60 35 Temmi Randi 20 60 36 Tika Miawati 35 50
125
Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Data Pretest
Posttest
Skor maksimum Skor minimum Rata-rata (mean) Nilai tengah (median) Modus (mode) Standar Deviasi (SD) Skor maksimum Skor minimum Rata-rata (mean) Nilai tengah (median) Modus (mode) Standar Deviasi (SD)
Kelompok A (kelas kontrol) 55 10 29,94 28,38 26,86 11,46 80 45 59,83 58,9 59,5 7,84
Pengujian Hipotesis Penelitian 2 t tabel α=0,05
Keputusan
t hitung> t table Ha diterima Ho ditolak
Kelompok B (kelas Eksperimen) 50 10 26,38 24,01 27,00 10,94 85 45 66,32 64,1 62,87 11,81
126
Hasil Pre-test Kelas VIII- a (Kelas Eksperimen)
Hasil pre-test dari kelas VIIII-a adalah sebagai berikut, 20
35
15
10
35
15
20
45
20
30
40
20
30
45
20
15
25
25
20
30
15
30
45
20
10
25
35
35
25
10
50
35
25
20
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 50 dan nilai minimum (Xmin) adalah 10, Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P), Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini, a. Rentang (R) R
= Xmax- Xmin
P
=
= 50 – 10
=
= 40
= 6,67
b. Banyaknya kelas (K) K
c. Panjang Kelas (P)
≈7
= 1 + 3,3 log n
Sehingga panjang kelasnya
= 1 + 3,3 log 37
adalah 7
= 1 + 3,3 x 1,57 = 1 + 5,15 = 6,17 ≈6
127
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
10 – 16
Batas Kelas 9,5
17 – 23
16,5
24 – 30
23,5
31 – 37
30,5
38 – 44
37,5
45 – 51
44,5
Kelas
Nilai Tengah (xi)
Jumlah ( ∑ ) 213,5 a. Nilai Rata-rata ( ̅ ) ̅
=
Frekuensi (fi)
fi , xi
13
7
91
1183
20
8
160
3200
27
9
243
6561
34
5
170
5780
41
1
41
1681
48
4
192
9216
183
34
897
27621
fi , xi2
∑ ∑
= = 26,38 b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini, Me
=b+P(
)
Dimana : b
= batas bawah kelas median
= 23,5
P
= panjang kelas
=7
n
= banyaknya data
= 34
F
= nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 7 + 8 =15
f
= nilai frekuensi kelas median
=9
Berdasakan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut, Me
= 23,5 + 7 (
= 23,5 + (7 x 0,22) = 23,5+ 1,56 = 25,05
)
128
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistic berikut ini, =b+P(
Mo
)
Dimana: b
= batas bawah kelas median
= 23,5
P
= panjang kelas
=7
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
=9–8=1
kelas sebelumnya b2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
=9–5=4
kelas sesudahnya Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut, = 23,5 + 7 (
Mo
)
= 23,5 + 7 (0,5) = 23,5 + 3,5 = 27,0 d. Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini: SD
=√
=√ =√ =√ =√
∑
∑
∑
∑
129
= 10,94
Uji Normalitas Pre-test Kelas VIII – a (Kelas Eksperimen) Daftar frekuensi observasi ( 𝒐) dan frekuensi ekspektasi ( 𝑬) Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: ∑ dengan: 𝑜 = frekuensi observasi 𝑒 = frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini, a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi normal), b. jika X2hitung> X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (Data tidak berdistribusi normal). Nilai Z -
1,54 0,90
-
0,26
Luas tiap Kelas interval (L) 0,1271
Frekuensi Observasi (fo)
0,1636 0,1647
+ 0,52
0,1396
+ 1,01
0,1046
+ 1,65
0,0642
+ 2,29 Jumlah
7
4,1582
1,942145
8
8,4762
0,0267533
9
10,2374
0,1495652
5
4,9402
0,0007239
1
3,6278
1,9034492
4
1,2988
5,6178638
34
nilai Z ̅ ̅
=
̅
∑
x2hitung = 9,64
keterangan
Frekuensi Ekpektasi (fE)
̅
= -1,54
=
= -0,90
=
= -0,26 = +0,52
130 ̅
= + 1,01 ̅
= + 1,65 ̅
= +2,29
Luas tiap kelas interval (L): L1
= - 1,54 – (- 0,90 ) = 0,4382 – 0,3159 = 0,1223
L2
= - 0,90 – ( -0,26) = 0,3159 – 0,1026 = 0,2493
L3
= - 0,26 – (+ 0,52) = 0,1026 + 0,1985 = 0,3011
L4
= + 0,52 – (+ 1,01) = 0,1985 – 0,3438 = 0,1453
L5
= + 1,01 – (+ 1,65) = 0,3438 - 0,4505 = 0,1067
L6
= + 1,65 – (+2,29) = 0,4505 – 0,4887 = 0,0382
Frekuensi ekspektasi ( 𝑬=𝑳× ): fE1
= 0,1223 × 34 = 4,1582
fE2
= 0,2493 × 34 = 8,4762
fE3
= 0,3011 × 34 = 10,2374
fE4
= 0,1453 × 34 = 4,9402
fE5
= 0,1067 × 34 = 3,6278
fE6 Diperoleh
= 0,0382 × 34 = 1,2988 2
sebesar 9,64
Pengujian hipotesis normalitas dengan cara membandingkan
x2tabel α = 0,05 11,070
9,64
terdistribusi normal.
dengan
2
𝒂𝒃 𝒍
dk = k – 1 = 6 – 1 = 5
x2hitung
Dari tabel di atas terlihat bahwa
2
2
h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<
2
𝑡𝑎𝑏𝑒l
x2tabel α = 0,01 15,086
, maka dapat disimpulkan bahwa data
131
Hasil Pre-test Kelas VIII-b (Kelompok Kontrol) Hasil pretest dari kelas X-1 adalah sebagai berikut, 25
15
25
30
25
50
25
15
30
30
25
25
30
55
35
15
30
40
25
10
30
30
30
25
55
45
30
35
25
20
30
50
30
35
40
35
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 55 dan nilai minimum (Xmin) adalah 10, Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P), Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini, a.
Rentang (R)
c. Panjang Kelas (P)
R
= Xmax- Xmin
P
=
= 55 – 10
=
= 45
= 7,5
b.
Banyaknya kelas (K)
≈8
K
= 1 + 3,3 log n
Sehingga panjang kelasnya
= 1 + 3,3 log 36
adalah 8,
= 1 + 3,3 x 1,56 = 1 + 5,15 = 6,15 ≈6
132
Sehingga banyaknya kelas adalah 6 Batas Kelas
Kelas 10 – 17
Nilai Tengah (xi)
17.5
Frekuensi (fi) 4 13.5 10 21.5
25.5
29.5
11
324.5
9572.75
33.5
37.5
6
225
8437.5
41.5
45.5
1
45.5
2070.25
49.5
53.5
4
214
11449
9.5
18 – 25 26 – 33 34 – 41 42 – 49 50 – 57
fi , xi2
fi , xi 54
729
215
4622.5
Jumlah ( ∑ )
36 177 201 1078 36881 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata- rata ( ̅ ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini, Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut: a. Rata-rata ( ̅ ) ̅=∑
∑
= = 29,94 b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini, Me = b + P (
)
Dimana : b
= batas bawah kelas median
= 25,5
P = panjang kelas
=8
n = banyaknya data
= 36
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 4 + 10 =14
f
= 11
= nilai frekuensi kelas median
Berdasakan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut, Me
= 25,5 + 8 (
)
133
= 25,5 + (8 x 0,36) = 25,5+ 2,88 = 28,38 c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistic berikut ini, =b+P(
Mo
)
Dimana: b
= batas bawah kelas median
= 25,5
P
= panjang kelas
=8
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
= 11 – 10 = 1
kelas sebelumnya b2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
= 11 – 6 = 5
kelas sesudahnya Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut, = 25,5 + 8 (
Mo
)
= 25,5 + 8 (0,17) = 25,5 + 1,36 = 26,86 d. Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini, SD
=√
=√ =√ =√
∑
∑
∑
∑
134
=√ =√ = 11,46
Uji Normalitas Pre-test Kelas VIII-b (Kelompok Kontrol) Daftar frekuensi observasi ( 𝒐) dan frekuensi ekspektasi ( 𝑬) Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: ∑ dengan: 𝑜 = frekuensi observasi 𝑒 = frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini, a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi normal), b. jika X2hitung> X2tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (Data tidak berdistribusi normal) Nilai Z - 1,78 - 1,08
Luas tiap Kelas interval (L) 0,1026
Frekuensi Observasi (fo) 4
Frekuensi Ekpektasi (fE) 3,6936
∑ 0.025
0,2042
10
7,3512
0.954
-0,39
0,2734
11
9,8424
0.136
0,31
0,2221
6
7,9956
0.498
1,01
0,1126
1
4,0536
2.3
1,71
0,0332
4
1,1952
6.582
2,31 Jumlah
36
Keterangan Nilai Z :
̅ ̅
= =
= - 1,78 = - 1,08
x2hitung = 10,5
135 ̅
= ̅
= 0,31 ̅
= 1,01 ̅
= 1,71 ̅
= -0,39
= 2,31
Luas tiap kelas interval (L): L1
= - 1,78 – (- 1,08) = 0,4625 – 0,3599 = 0,1026
L2
= - 1,08 – (- 0,39) = 0,3599 – 0,1517 = 0,2042
L3
= - 0,39 – (+0,31) = 0,1517 + 0,1217 = 0,2734
L4
= (+0,31) – (+1,01) = 0,1217 – 0,3438 = 0,2221
L5
= (+1,01) – (+1,71) = 0,3438 – 0,4564 = 0,1126
L6
= (+1,71) – (+2,31) = 0,4564 – 0,4896= 0,0332
Frekuensi ekspektasi ( 𝑬=𝑳× ): fE1
= 0,1026 × 36 = 3,6936
fE2
= 0,2042 × 36 = 7,3512
fE3
= 0,2734 × 36 = 9,8424
fE4
= 0,2221 × 36 = 7,9956
fE5
= 0,1126 × 36 = 4,0536
fE6
= 0,0332 × 36 = 1,1952
Diperoleh
2
sebesar
Pengujian hipotesis normalitas dengan cara membandingkan
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdistribusi normal.
dengan
𝒂𝒃 𝒍
dk = k – 1 = 6 – 1 = 5
x2hitung 10,5
2
2
x
2
tabel α
= 0,05 11,070
h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<
2
x2tabel α = 0,01 15,086
, maka dapat disimpulkan bahwa data
136
Uji Homogenitas Pretest
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan uji F berdasarkan rumus berikut ini.
dengan: V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai deviasi standar terbesar. V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempuyai deviasi standar terkecil. Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang homogen) b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang tidak homogen). 1) Berikut adalah tabel distribusi frekuensi hasil pretest kelompok kontrol Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
fi , xi2
fi , xi
10 – 17
9.5
13.5
4
54
729
18 – 25
17.5
21.5
10
215
4622.5
26 – 33
25.5
29.5
11
324.5
9572.75
34 – 41
33.5
37.5
6
225
8437.5
42 – 49
41.5
45.5
1
45.5
2070.25
50 – 57
49.5
53.5
4
214
11449
Jumlah ( ∑ )
177
201
36
1078
36881
Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini,
137
=√
SD
∑
∑
∑
∑
=√ =√ =√ =√ =√ = 11,46 Varians kelompok kontrol: 1 = 𝑆𝐷𝐴2 = (11,46)2= 131,3316
2) Berikut adalah tabel distribusi frekuensi hasil pretest kelompok eksperimen Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
fi , xi
fi , xi2
10 – 16
9,5
13
7
91
1183
17 – 23
16,5
20
8
160
3200
24 – 30
23,5
27
9
243
6561
31 – 37
30,5
34
5
170
5780
38 – 44
37,5
41
1
41
1681
45 – 51
44,5
48
4
192
9216
183
34
897
27621
Jumlah ( ∑ ) 213,5 Standar Deviasi (SD)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini: SD
=√
=√
∑
∑
∑
∑
138
=√ =√ =√ =√ = 10,94 Varians kelompok eksperimen : 2 = 𝑆𝐷𝐴2 = (10,94)2= 119,6836 Berdasarkan nilai varians kedua kelompok, diperoleh nilai = =
=
h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔sebagai
berikut.
= 1,09
𝑭 𝒂𝒃 𝒍diperoleh dari tabel distribusi F, dengan ketentuan sebagai berikut: dk pembilang (kanan) = n – 1 = 36 – 1 = 35 (untuk varians terbesar) dk penyebut (bawah) = n – 1 = 34 – 1 = 33 (untuk varians terkecil) Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh 𝑭 𝒂𝒃 𝒍 dengan derajat kebebasan 35;33 sebagai berikut: dk = n – 1 = 36 – 1 = 34
Fhitung 1,09
F tabel α = 0,05
Dari tabel di atas terlihat bahwa memiliki varians yang homogen
1,76
hitung<
Ftabel α = 0,01 2,23
, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data
139
Hasil Post-test Kelas VIII-a (kelas Eksperimen)
Hasil post-test dari kelas VIII-a adalah sebagai berikut: 60
80
50
80
55
60
55
60
65
80
65
55
75
75
75
75
45
80
60
75
70
55
85
65
60
80
55
60
65
70
85
45
50
70
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 85 dan nilai minimum (Xmin) adalah 45, Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P), Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini: a. Rentang (R)
c. Panjang Kelas (P)
R
P
= Xmax- Xmin = 85 – 45
=
= 40
= 6,67 ≈7
b. Banyaknya kelas (K) K
=
= 1 + 3,3 log n
Sehingga panjang kelasnya
= 1 + 3,3 log 34
adalah 7,
= 1 + 3,3 x 1,54 = 1 + 5,082 = 6,082 ≈6 Sehingga banyaknya kelas adalah 6 Kelas 45 – 51 52 – 58
Batas Kelas 44.5 51.5
Nilai Tengah Frekuensi (xi) (fi) 48 4 55 5
fi , xi 192 275
fi , xi2 9216 15125
140 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 Jumlah ( ∑ )
58.5 65.5 72.5 79.5 372
62 69 76 83 393
10 3 5 7 34
620 207 380 581 2255
38440 14283 28880 48223 154167
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ̅ ) dan standar deviasi (SD) nilai postest ini, Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut, d. Rata-rata ( ̅ ) ̅
=
∑ ∑
= = 66,32
e. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini, Me
=b+P(
)
Dimana : b
= batas bawah kelas median
= 58,5
P
= panjang kelas
=7
n
= banyaknya data
= 34
F
= nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 4 + 5 =9
f
= nilai frekuensi kelas median
= 10
Berdasakan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut, Me
= 58, 5 + 7 (
= 58,5 + (7 x 0,8) = 58,5+ 5,6 = 64,1
)
141
f. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistic berikut ini, =b+P(
Mo
)
Dimana: b
= batas bawah kelas median
= 58,5
P
= panjang kelas
=7
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
= 10 – 5 = 5
kelas sebelumnya b2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
= 10 – 3 = 7
kelas sesudahnya Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Mo
= 58,5 + 7 (
)
= 58,5 + 7 (0,625) = 58,5 + 4,375 = 62,87 g.
Standar Deviasi (SD)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini, SD
=√
∑
∑
∑
∑
=√ =√ =√ =√ =√ = 11,81
–
142
Uji Normalitas Post-test kelas VIII-a (kelas eksperimen)
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: ∑ dengan: 𝑜 = frekuensi observasi 𝑒 = frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini, a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi normal). b. jika X2hitung> X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (Data tidak berdistribusi normal). Nilai Z
Luas tiap Kelas interval (L) 0,0727 0,149 0,3207 0,1232 0,168 0,0809
Frekuensi Observasi (fo)
- 1,84 - 1,25 - 0,66 + 0,19 + 0,52 + 1,11 + 1,62 Jumlah Keterangan:
4 5 10 3 5 7 34
Nilai Z
̅ ̅
̅
̅
=
= - 1,84
=
= - 1,25
=
= - 0,66
̅
= + 0,19 = +0,52
Frekuensi Ekpektasi (fE) 2.4718 5.066 10.9038 4.1888 5.712 2.7506
∑
x2hitung = 8,01
0.944816 0.00086 0.074915 0.337387 0.088751 6.564895
143 ̅
= + 1,11 ̅
= +1,62
Luas tiap kelas interval (L): L1 = - 1,84 – (- 1,25 ) = 0,4671 – 0,3944 = 0,0727 L2 = - 1,25 – ( -0,66) = 0,3944 – 0,2454 = 0,149 L3 = - 0,66 – (+0,19) = 0, 2454 + 0,0753 = 0,3207 L4 = + 0,19 – (+ 0,52) = 0,0753 – 0,1985 = 0,1232 L5 = + 0,52 – (+ 1,11) = 0,1985 – 0,3665 = 0,168 L6 = + 1,11 – (+1,62) = 0,3665 – 0,4474 = 0,0809 Frekuensi ekspektasi ( 𝑬=𝑳× ): fE1 = 0,0727 × 34 = 2,4718 fE2 = 0,149 ×34 = 5,066 fE3 = 0,3207 × 34 = 10,9038 fE4 = 0,1232 × 34 = 4,1888 fE5 = 0,168 × 34 = 5,712 fE56 Diperoleh
= 0,0809 × 34 = 2,7506 2
sebesar 8,01
Pengujian hipotesis normalitas dengan cara membandingkan
x2tabel α = 0,05
8,01
terdistribusi normal.
dengan
2
𝒂𝒃 𝒍
dk = k – 1 = 6 – 1 = 5
x2hitung
Dari tabel di atas terlihat bahwa
2
2
x2tabel α = 0,01
11,070
15,086
2
, maka dapat disimpulkan bahwa data
h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<
𝑡𝑎𝑏𝑒l
144
Hasil Postest Kelas VIII-a kelompok kontrol
Hasil post-test dari kelas X-1 adalah sebagai berikut, 55
65
55
55
65
65
60
75
65
60
55
55
70
60
55
60
50
65
80
65
60
50
45
60
55
55
60
55
55
60
70
60
55
65
60
50
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 80 dan nilai minimum (Xmin) adalah 45, Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P), Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini, c. Rentang (R)
c. Panjang Kelas (P)
R
P
= Xmax- Xmin = 80 - 45
=
= 35
= 5,83 ≈6
d. Banyaknya kelas (K) K
=
= 1 + 3,3 log n
Sehingga panjang kelasnya
= 1 + 3,3 log 36
adalah 6,
= 1 + 3,3 x 1,56 = 1 + 5,15 = 6,15 ≈6 Sehingga banyaknya kelas adalah 6 Kelas 45 – 50 51 – 56 57 – 62
Batas Kelas 44,5 50,5 56,5
Nilai Tengah Frekuensi (xi) (fi) 47,5 4 53,5 9 59,5 10
fi , xi 190 481.5 595
fi , xi2 9025 25760.3 35402.5
145 63 – 68 69 - 74 75 – 80 Jumlah ( ∑ )
62,5 68,5 74,5 347
65,5 71,5 77,5 375
9 2 2 36
589.5 12.3 143 10224.5 155 12012.5 2154 131037
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata- rata ( ̅ ), dan standar deviasi (SD) nilai post-test ini, Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut: d. Rata-rata ( ̅ ) ̅
=
∑ ∑
= = 59,83
e. Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini, SD
=√
∑
∑
=√ =√ =√ =√ =√ = 7,84
∑
∑
146
Uji Normalitas Post-test kelas VIII-b (Kelas Kontrol)
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: ∑ dengan: 𝑜 = frekuensi observasi 𝑒 = frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini, 2
a. jika X
hitung
≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi normal),
b. jika X2hitung> X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (Data tidak berdistribusi normal).
Nilai Z
Luas tiap
Frekuensi
Frekuensi
Kelas interval
Observasi
Ekpektasi
(L)
(fo)
(fE)
∑
- 1,95
0.0914
4
3.7548
0.016012
- 1,19
0.2202
9
8.46
0.034468
- 0,42
0.2959
10
10.6524
0.039956
+ 0,34
-0.2312
9
8.3232
0.055034
+ 1,10
-0.105
2
3.78
0.838201
+ 1,87
-0.0245
2
0.882
1.417147
+ 2,50 Jumlah
36
Keterangan: Nilai Z
̅ ̅
̅
=
= - 1,95
=
= - 1,19
=
= - 0,42
x2hitung = 2,40
147 ̅
= + 0,34 ̅
= + 1,10 ̅
= + 1,87 ̅
= + 2,50
Luas tiap kelas interval (L): L1 = - 1,95 – (- 1,19 ) = 0,4744 – 0,3830 = 0,0914 L2 = - 1,19 – ( -0,42) = 0,3830 - 0,1628 = 0,2202 L3 = - 0,42 – (+ 0,34) = 0,1628 - 0,1331 = 0,2959 L4 = +0,34 – (+1,10) = 0,1331 – 0,3643 = 0,2312 L5 = + 1,10 – (+ 1,87) = 0,3643 – 0,4693 = 0,1050 L6 = + 1,87 – (+2,50) = 0,4693 – 0,4938 = 0,0245 Frekuensi ekspektasi ( 𝑬=𝑳× ): fE1 = 0,0914 × 36 = 3,7548 fE2 = 0,2202 × 36 = 8,46 fE3 = 0,2959 × 36 = 10,6524 fE4 = 0,2312 × 36 =8,3232 fE5 = 0,1050 × 36 =3,78 fE6 = 0,0245 × 36 =0,882 Diperoleh
2
sebesar 2,40
Pengujian hipotesis normalitas dengan cara membandingkan x2hitung 2,40
dengan
2
𝒂𝒃 𝒍
dk = k – 1 = 6 – 1 = 5 x2tabel α = 0,05 11,070
Dari tabel di atas terlihat bahwa bahwa data terdistribusi normal.
2
2
h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<
x2tabel α = 0,01 15,086 2
𝑡𝑎𝑏𝑒l
, maka dapat disimpulkan
148
Uji Homogenitas Postest
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan uji F berdasarkan rumus berikut ini.
dengan: V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai deviasi standar terbesar. V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempuyai deviasi standar terkecil. Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang homogen) b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang tidak homogen). 1) Berikut adalah tabel distribusi frekuensi hasil post-test kelompok kontrol Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
fi , xi
fi , xi2
45 – 50
44,5
47,5
4
190
9025
51 – 56
50,5
53,5
9
481.5
25760.3
57 – 62
56,5
59,5
10
595
35402.5
63 – 68
62,5
65,5
9
589.5
38612.3
69 - 74
68,5
71,5
2
143
10224.5
75 – 80
74,5
77,5
2
155
12012.5
Jumlah ( ∑ )
347
375
36
2154
131037
Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini, S
=√
∑
∑
∑
∑
149
=√ =√ =√ =√ =√ = 7,84 Varians kelompok kontrol: 1 = 𝑆𝐷𝐴2 = (7,84)2= 61,4656
2) Berikut adalah tabel distribusi frekuensi hasil posttest kelompok eksperimen Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
fi , xi
fi , xi2
45 – 51
44.5
48
4
192
9216
52 – 58
51.5
55
5
275
15125
59 – 65
58.5
62
10
620
38440
66 – 72
65.5
69
3
207
14283
73 – 79
72.5
76
5
380
28880
80 – 86
79.5
83
7
581
48223
Jumlah ( ∑ )
372
393
34
2255
154167
Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini: SD
=√
∑
∑
∑
∑
=√ =√
–
150
=√ =√ =√ = 11,81 Varians kelompok eksperimen :2 = 𝑆𝐷𝐴2 = (11,81)2= 139,4761 Berdasarkan nilai varians kedua kelompok, diperoleh nilai Fhitung sebagai berikut. = =
=
= 1,26
𝑭 𝒂𝒃 𝒍diperoleh dari tabel distribusi F, dengan ketentuan sebagai berikut: dk pembilang (kanan) = n – 1 = 36 – 1 = 35 (untuk varians terbesar) dk penyebut (bawah) = n – 1 = 34 – 1 = 33 (untuk varians terkecil) Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh 𝑭 𝒂𝒃 𝒍 dengan derajat kebebasan 35;33 sebagai berikut: dk = n – 1 = 36 – 1 = 35
Fhitung 1,26
F tabel α = 0,05
Dari tabel di atas terlihat bahwa memiliki varians yang homogen
1,76
hitung<
Ftabel α = 0,01 2,23
, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data
151
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ujit, karena Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuiperbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan menggunakan konvensional.Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbandingan atau kesamaan dua kondisi atau perlakuan pada dua kelompok yang berbeda dengan rata-rata (mean) kedua kelompok atau perlakukan itu. Berikut adalah rumus uji-t yang digunakan: dsg=√ dengan: n = rata-rata data kelompok 1 n = rata-rata data kelompok 2 V1= varians data kelompok 1 (SD1)2 V2= varians data kelompok 2 (SD2)2 Berikut adalah kriteria penentuan keputusan uji t. a. jika thitung > ttabelmaka Ha diterima dan Ho ditolak b. jika thitung< ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun langkah-langkah menentukan nilai thitungadalah sebagai berikut: 1. Menentukan rata-rata (mean) kelompok Tabel distribusi frekuensi hasil posttest kelas kontrol: Kelas 45 – 50 51 – 56 57 – 62 63 – 68 69 - 74 75 – 80 Jumlah ( ∑ )
Batas Kelas 44,5 50,5 56,5 62,5 68,5 74,5 347
Nilai Tengah Frekuensi (xi) (fi) 47,5 4 53,5 9 59,5 10 65,5 9 71,5 2 77,5 2 375 36
fi , xi 190 481.5 595 589.5 143 155 2154
fi , xi2 9025 25760.3 35402.5 38612.3 10224.5 12012.5 131037
152 a. Rata-rata ( ̅ ) ̅
=
∑ ∑
= = 59,83 b. Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini,
SD
∑ =√
(∑
) ∑
∑
=√ =√ =√ =√ =√ = 7,84 Tabel distribusi frekuensi hasil posttest kelas eksperimen: Kelas 45 – 51 52 – 58 59 – 65 66 – 72 73 – 79 80 – 86 Jumlah ( ∑ )
Batas Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi , xi
fi , xi2
44.5
48
4
192
9216
51.5
55
5
275
15125
58.5
62
10
620
38440
65.5
69
3
207
14283
72.5
76
5
380
28880
79.5
83
7
581
48223
372
393
34
2255
154167
153 c. Rata-rata ( ̅ ) ̅
=
∑ ∑
= = 66,32 d. Standar Deviasi (SD) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini, =√
SD
∑
∑
∑
∑
=√ –
=√ =√ =√ =√ = 11,81
1. Uji T Mencari deviasi standar gabungan (dsg) Rumusnya: Dsg
=√ = √ =√
=√ =√
= 9,96
154
2. Menentukan t hitung 𝑡
̅
̅
𝑔√
√
√
√
√
50
3. Menentukan derajat kebebasan (db) Rumusnya : db = n1 + n2 – 2 db = 34 + 36 – 2 = 70 – 2= 68
4. Menentukan ttabel Untuk hipotesis satu ekor, ttabel= t(1 – α)(db) Untuk hipotesis dua ekor, ttabel= t (1 -
α)(db)
Karena hipotesisnya (H1) dirumuskan terarah (satu ekor – ujung kanan), yaitu kelompok eksperrimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol maka ttabel= t(1 – α)(db)
155 Dengan taraf signifikan (α) = 0,01 dan db = 68, akan dicari t(0,99) (68) dalam daftar statistik t. Nilai t(0,99) (68) dicari dengan interpolasi, yaitu: t(0,99) (60) = 2,39 (0,03) = 2,39 – 0,004=2,386
t(0,99) (68) = t(0,99) (120) = 2,36
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dan db = 68, akan dicari t
(0,95) (68)
dalam
daftar statistik t. Nilai t(0,99) (68) dicari dengan interpolasi, yaitu: t(0,95) (60) = 2,000 t(0,99) (68) =
(0,03) = 2,000– 0,004= 1,996
t(0,95) (120) = 1,980 Membandingkan nilai Tabel Pengujian Hipotesis
dengan
𝒂𝒃 𝒍.
thitung
t tabel α = 0,05
2,7150
1,996 Kesimpulan: Ha diterima
5. Menarik kesimpulan. Dari tabel pengujian hipotesis terlihat bahwa 𝑡h𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikasi 5% dan 1%.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tekanan”.
vt I
K E ME N T E R IAANGAMA UINJAKARTA F IT K 'a:i2
Ji 1t -
--2'1a
,l 95 4:J:e:
No. Dokumen : Tgl. Terbit : No.Revisi: :
FORM(FR)
^:a.es)a
Hal
FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2O10 01 1t1
I Z I NP E N E L I T I A N S U R A TP E R M O H O N A N Jakarta,4 Sept 2013
N o m o r: U n . 0 1 / F . 1 / K M . 30 1 . . . . . . . . 112 0 1 Lamp.'. Outline/Proposal Hal : P e r m o h o n a nl z i n P e n e l i t i a n KepadaYth. Bapak/lbuKepalaSekolah SMPN2 KelapaDua di Tempat Assalamu'alaikum wr.wb. Denganhormatkamisampaikanbahwa, Nama
: Siii .lutianti
NIM
:107016300447
Jurusan
: Pend.Fisika
S e me ste r
:X l l l
Terhadap Hasil InkuiriTerbimbing ModelPembelajaran JudulSkripsi : " Pengaruh Belajar SiswaPadaKonsepTekanan" dan Keguruan UINJakartayang Fakultas llmuTarbiyah adalahbenarmahasiswa/i sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakanpenelitian(riset) di pimpin. yangSaudara instansi/sekolah/madrasah Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswatersebut yangdimaksud. penelitian melaksanakan Atasperhatian dan kerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih. Wassalam u'alaikum wr.wb. a , n .D e k a n K e t u aj
BaiqHanaS
Tembusan: 1. DekanFITK 2. Pembantu DekanBidangAkademik yangbersangkutan 3. Mahasiswa
N I P .1 9 7 0 0 2 0 9
il I
PEMERINTAH KABUPATEN TANGBRANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 2 KELAPA DUA
Jl. PendidikanKavling KelapaDua.Kab. Tangerang- Banten Telp. 021 - 32834185. 021- 54203538 co.id Email : smpnegerikelapadua@yahoo. com http : II smpnegeri2kelapaduablogspot.
SURAT KETERANGAIY Negeri2 KelapaDua Nomor:4221421.31256/SMP
FiepalaSekolah MenengahPertama(SMP) Negeri 2 KelapaDua KecamatanKelapaDua KabupatentangerangProvinsi Banten,MenerangkandenganSesungguhnyabahwa : Nama
SITI JULIYANTI
Nim
107016300447
Fisika IPA/Pendidikan Jurusan/Program Studi: Pendidikan Semester
XIII (TigaBelas)
Jenjang
(S-l) Sarjana
yangtelahmelakukanpenelitianpadatanggal Namatersebutdiatasadalahbenarmahasiswa " 2l September s.dl8 Oktober2013dalamrangkapenelitianskripsiyangberjudul ..PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINKUIRI TERBIMBINGTERHADAPHASIL BELAJARSISWAPADA KONSEPTEKANAN''
Demikian SuratKeteranganini dibuat agardapatdipergunakansebagaimanamestinya.
Tu"g.g{lng,l4 November2013
r{a,S$N
2tg}9RaDua
t7 199003| 007
r I
UJI REFERENSI
[.r
Nama NIM ProgramStudi/semester Judul Skripsi
Siti Julianti r07016300447 PendidikanFisikaDilIII (empatbelas) ooPengaruh Model Pembelajaran Inkuiri TerbimbingTerhadapHasil Belajar Siswa Pada KonsepTekanan"
BAB I
I
Isrp Budiman, Model pembelaiaran Multimedia Interaktif (JurnalPenelitianPendidikanIPA) Vol. II No.l, Maret2008,h. 49
,4
Depdiknas,StandarKompetensidan KompetensiDasar, go.id/media/do 2 . h.3TT.Tersedia:http://www.media.diknas' cument/43366.Pdf. pada tanggall9 Novembet2012
.(A
Depdiknas,StandarKompetensidan KompetensiDasar, 3 . h.377-378 iknas.go.id/media/docume Tersedia:http://www.media.d pada tanggal19Novembet2012 ntl43366.Pdf. Depdiknas,StandarKompetensidan KompetensiDasar, 4.
h.433.
v v V
,h-
A
diknas.go.id/media/docume Tersedia:http://www.media.
\
ntl43366.Pdf. pada tanggal19November2012 TAhmad Sofuan,Konstruktivismedalam Pembelajaran 5.
IPA/Sains (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, disajikan dalan
Prosiding Seminar
lb
\
IntemasionalIPA 2007)"h. 3
6 . Moh. Amien, Mengajarkan llmu PengetahuanAlam (IPA) Dengan MenggunakanMetode "Discovery" dan
,6
\
I
I
l'
Inquiry",
(Jakarta: Departemen Pendidikan dan
1987),h.136 Kebudayaan,
BAB II
tll*,i;;"::11 ;!,...,j.1,.
*o.'i
"::i::itti
SofanAmri & Iif Khoiru Ahmadi, ProsesPembelaiaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan
I
Teor it i k-Pr aktis dan Pener apannya. (Jakarta:PT Prestasi cetke-l, hal 85. Pustakaraya,2010),
Trianto,
'oModel-model Pembelajaran
Inovatif
2 . Berorientasi Konstruh,ttivistiH'. (Jakarta: PT.Prestasi Pustaka, 2007).h.134 Trianto
"Model-model
Pembelaiaran
v ,6 ,(&
\
Inovatif
Berorientasi KonstrukutivistiV'. (Jakarta: PT.Prestasi Pustaka,2007).h. 135
,6 V
SofanAmri & Iif Khoiru Ahmadi, ProsesPembelaiaran 4.
Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teor i ti k-Pr aktis dan Pener apannya. (Jakarta:PT Prestasi
6
\
Pustakaraya,20t0), cet ke-1, hal 102.
Dr.E.Mulyasa,M.Pd. Menjadi Guru Profesional
A \Y b v
Kreatifdan Menyenangkan Pembelajaran Menciptakan f.
6.
108. (Bandung: PT RemajaRosdakarya)hal SofanAmri & Iif Khoiru Ahmadi, ProsesPembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan
v
1
i eor it i k-Pr aktis dan Penerapannya. (Jakarta:PT Prestasi cetke-l, hal 104. Pustakaraya,2010), Dr.Moh.Amien MA,o'MengaiarkanIlmu Pengetahuan 7.
Alam (IPA) Dengan MenggunakanMetode Discovery
,At
dan Inkuiri "hal.126-127 Trianto,
"Model-model
Pembelaiaran
Inovatif
,6 V
8 . Berorientasi KonstrukutivistiV'. (Jakarta: PT.Prestasi Pustaka,2007).hal, I 35-136 SofanAmri & Iif Khoiru Ahmadi, ProsesPembelaiaran 9.
Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan
,h
Teor i ti k-Pr aktis dan Pener apannya. (Jakarta:PT Prestasi 2010),cetke-1,hal 104 Pustakaraya,
10.
V
Djamarah, S. B dan Zain. Azwan (2006). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:PT. RinekaCipta
/.
v v
Ali Pullaila, Sri Redjeki,dan Dadi Rusdiana,"Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk meningkatkan l1
PenguasaanKonsep dan KeterampilanBerpikir Kreatif Siswa SW pada Materi Suhu dan Kalof'
(Jurnal
,6
v
PenelitianPendidikanIPA vol.I No.3,November2007) Nunung Nurjannah, Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS)
12. Pada Konsep Kalor, (Skripsi Sl Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
V ,6
2010).h. 1I
1 3 . Wina Sandjaya,Op. Cit.,h.206-207
r7
\
Moh. Amien, Mengajarkan llmu PengetahuanAlam 14.
(IPA) Dengan MenggunakanMetode "Discovery" dan Inquiry"
(Jakarta: Departemen Pendidikan dan
16
\
Kebudayaan,1987),h.. 135 1 5 . AkhmadSudrajat,MetodePembelajaranInkuiri, diakses
A
\*,
U I
dari ml20| | I09I 12I pembe at.wordpress.co http://akhmadsudraj lajaran-inkuiripadatanggal23ianuari201|
t 6 . Ibid. Uon.
17.
lmien,
,(L
\w
,(+
V
Mengaiarkan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) Dengan Menggunakan Metode "Discovery" dan Inquiry"
Departemen
(Jakarta:
Pendidikan
dan
h.148 1987), Kebudayaan,
,a
1 8 . Moh. Amien.,Op. Cit,, h. 154
,6
1 9 . Moh.Amien.,Op.Cit.,h. 137 E. V
\\"
yasa, Menjadi Guru Profesional:Menciptakan
20 PembelajaranKreatif dan Menyenangkan(Bandung: h. 109 RemajaRosdakarya,2009),
6 N
DepartemenPendidikandan Kebudayaan,Model-model
21,
Pembelajaran IPA
(Bandung: Direktorat Jenderal
PendidikanDasar dan MenengahPusat Pengembangan Guru IPA, 2000),h.23 Penataran
AV
naviO Hanson& Richard S. Moog, ProcessOriented
22.
Inkuiri
terbimbing
Learning,
diakses
3 3.htm http://cetl.matcmadison.edu/ef'gb/3/3
dari pada
,L \s^
tanggal04 Oktober2012 LJ.
24. 25.
RatnaWilis.D, h. 11
,(?^
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RinekaCipta,2008),h. 13 Ari
Widodo,
Talcsonomi Tuiuan
Pembelaiaran
(Bandung:Didaktis,2005),h. 5 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA
26. BerbasisKompetensi(Jakarta:LembagaPenelitianUIN cetakanke-1,h. 14 Jakarta,2006), Inkuiri Terbimbing 2 7 . Munawaroh"PengaruhPembelajaran
V
trv
bV
6 /'1-
\ \^,
ItI
TerhadapHasil BelajarFisika Siswa"(Jakarta: UIN, 2009).h.60
(<
Loc.Cit 28. Nurvani Y. Rustaman..
\h/
NunungNurj annah,PengaruhModel PembeIajaran Inkuiri TerhadapKeterampilan
A V
29. ProsesSains(KPS)PadaKonsepKalor (Skripsi PendidikanFisika UIN Svarif Hidavatullah Jakarta,2010)
3 0 . Depdiknas.,Op. Cit.,h. 22
,(q
\P
,6
\"
/,h
\*
SofanAmri & Iif Khoiru Ahmadi, ProsesPembelaiaran
3 1 . Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta:PrestasiPustaka,2010),h. 2l a^ JZ.
Depdiknas.,Op. Cit., h. 2l
aa JJ.
Tonih Feronika& BurhanMilama, Analisis Pemahaman KonsepKimia dengan Pembelajaran Hands-On Teknik Guided Worlcsheet Activity (Jakarta:Jurnal Edu Sains Center ForScience Education Jurusan Pendidikan IPA
UIN
Syarif
2010,h.159 Hidayatullah ), Vol. 3 No.2Desember
b
\
'{
BAB III
Sugiyo"q Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan I
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung:Alfabeta, 2007),ha1.114
2. 3.
Ratna.Witis" Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga) EvaluasiPendidikan(
ffiar-dasar
Jakarta:PT. Bumi Aksara2010)h. 115
Praktek.Jakarta:PT RinekaCipta 1998, 4 . Pendekatan hlm.137 Arikunto,op.cit.,hlm. 159. 5 . Suharsimi Sufiarsimi Arikunto,
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta 1998,h.160.
7. 8.
ffiffi
\\"
,d V ,6 \t/
Prosedur Penelitian Suatu
ffi,
6.
,6
embeIaiaran..PT. Remaja Jv qluasiP
A ,{L
\
\r
A v
Bandung.2009,hlm,266. Rosdakarya.
,A
\
SuharsimiArikunto, Op. Cit., hal.243
,/b
\./
_f,i
li. I
BAB IV
,';"l'ffii;*:
No.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan I
Pembelajaran
Kreatif
dan
Menyenangkan,
hal. 109 (Bandung:PT RemajaRosdakarya,2009),
a
\
SofanAmri & Iif Khoiru Ahmadi,ProsesPembelaiaran
2 . Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: Pustaka 2010),hal.89 Publisher, Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi 4 J.
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), hal.195
4.
E. Mulyasa.,Loc.Cit
5.
Wina Sanjaya.,Op. Cit, hal 206
A
\
Av /^
,L
V \;
Jaknta,April 2014 Yang Mengesahkan:
PembimbingI ,
/l/J-vt^{/ Nakfiarnada tra.png 1208 198303 1006 NrP.1958