HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KONSEP TEKANAN (Penelitian Survey di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd) Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh: MUHAMAD SOLIHIN NIM: 104 016 30 476
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA KONSEP TEKANAN”, disusun oleh Muhamad Solihin, NIM 104016300476 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Juni 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Fisika. Jakarta, 16 Juni 2011 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Prodi Fisika ) Iwan Permana Suwarna, M.Pd NIP. 19780504 200901 1 013 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 19790510 200604 2 001
............
Penguji I Drs. Zamris Habib, M.Si NIP. 130 695 192
............
Penguji II Iwan Permana Suwarna, M.Pd NIP. 19780504 200901 1 013
............
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 198703 1 003
Tanda Tangan
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri pada Konsep Tekanan di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang, yang disusun oleh M.Solihin, NIM 104 016 300 476, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Fisika, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Yang Mengesahkan, Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Hasian Pohan, S. Pd, M.Si NIP 196501151987031020
Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd NIP 197903092008012016
LEMBAR PERSEMBAHAN
Waktu kadang lambat bagi yang menunggu, tetapi terlalu cepat bagi yang terburu-buru. Terlalu panjang bagi yang gundah, tetapi terlalu pendek bagi yang bahagia. Bagi yang selalu bersyukur waktu senantiasa adalah kebahagaiaan. Bersyukur membuka kekayaan hidup. Bersyukur mengubah apa yang di miliki jadi cukup. Nikmatilah lelah proses pembuatan skripsi ini dengan bersyukur. Selamat berjuang. Semoga hari esok tetap semangat dalam mencapai titian Ridha- Nya
ABSTRAK Muhamad Solihin, “Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Siswa melalui Pembelajaran Inkuiri pada Konsep Tekanan”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan hasil belajar melalui pembelajaran Inkuiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang dengan melibatkan 33 siswa kelas VIII (1). Data konsep diri dikumpulkan dengan angket (kuesioner), sedangkan data hasil belajar dikumpulkan dengan tes tertulis kognitif dalam bentuk pilihan ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstribusi kecenderungan konsep diri dengan hasil belajar ditunjukkan oleh hasil koefesien korelasi sebesar 0.2835, atau konsep diri memberikan kontribusi sebesar 8,04% terhadap hasil belajar fisika siswa dan 91.96% ditentukan oleh faktor lain. Analisis regresi yang dihasilkan dengan model regresi Y = 25.43 + 0.65X dan setelah uji taraf signifikansi 5% ternyata model tersebut linier. Berdasarkan data penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri korelasinya terletak antara 2,00-3,00 termasuk dalam kategori yang lemah/rendah. Kata kunci : Konsep Diri, Hasil Belajar, Pembelajaran Inkuiri
i
ABSTRACT
Muhamad Solihin, "Relationships Self Concept and Student Achievment Through inquiry learning on Pressure Concepts." Skripsi, Physical Education, Natural Sciences Education, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This study aims to determine the relationship between self concept and learning through inquiry learning. The method used in this research is method survey was conducted in the MTs Islamiyah Ciputat Tangerang, involving 33 students of class VIII (1). Data were collected by self-concept questionnaire (questionnaire), while data collected with the learning outcomes of cognitive written test in multiple choice form. The results of this study indicate that the contribution of the trend of scientific attitude to the learning result is indicated by the results of the correlation coefficient of 0.2835. This means that the scientific attitude contributed 8.04% of physics student learning outcomes and 91.96% determined by other factors. Regression analysis yielded a regression model Y = 25.43 0.65X and after a 5% significance level test of the model was linear. Based on research data above, we can conclude that there is a positive relationship between self concept and student learning outcomes through inquiry learning correlation lies between 2.00 to 3.00 are included in the category of weak / low. Keywords: Self-concept, result of learning, inquiry learning
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan. syukur atas kasih sayang dan bimbingan Allah Azza Wa Jalla Rabb yang telah memberikan kenikmatan dunia menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan. Allahumma shalli’ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk sebaik-baik mahluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibrahim, tongkat penuntun Musa, kasih sayang Isya, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar AlIslam. Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Si, Kepala Prodi Pendidikan Fisika 4. Ibu Erina Hertanti, M. Si, penasehat akademik 5. Bapak Drs. Hasian Pohan, M.Si., Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini. 6. Ibu Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd, Dosen Pembimbing II juga telah banyak memberikan pemikiran dan waktu sehingga tuntasnya skripsi ini. 7. Bapak, Ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan. 8. Kepala Sekolah MTs Islamiyah Bapak Drs Oding, M. Hartato selaku guru bidang studi fisika di MTs Islamiyah telah banyak membantu selama proses penelitian. Siswa kelas VIII (1) yang telah bersedia di jadikan sampel penelitian.
iii
9. Kepala Sekolah SMP Djojoredjo Pamulang, Ibu Trijiptaning Lestari dan dewan guru ( Ibu Hj. Sri sukarni, Ibu Siti Samrotun, S.Ag, Ibu Nursamsiah, S.P, Ibu Nurhayati, S.Pd, Ibu Oom, S.Pd, Ibu Epi, S.Pd, Ibu Rina Kurniawati, S.Pd, Ibu Fuji, Bapak Ilham, Bapak M. Yahya, S.Ag, Bapak Giman, S.Pd, serta Bapak Sugiharto, S.E) serta siwa-siswi SMP Djojoredjo Pamulang, Tangerang Selatan terimakasih atas kebersamaannya dalam keharmonisan dalam perbedaan agama, pendapat dan pemikiran, dalam toleransi yang begitu indah. 10. Teristimewa Ayahanda dan Ibunda segenap kasih dan sayangnya yang tak henti-hentinya mendo’akan, dalam setiap waktu. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik. 11. Teman-teman Fisika angkatan 2004; terimakasih untuk kebersamaannya yang menginspirasi selalu menjadi lebih baik setiap harinya dan semua keceriaan selama kuliah, sampai jumpa dalam kesuksesan. 12. Teman-teman terbaik (Deden Suhendar, Munajat Sudirman, Makhbub, Heru Abdul Hamid, Syaipul Arifin,Heru Siswoko, Ahmad Fahmi, M. Hartato, Dwi Enggal, Irwan Yulistiawan, Misbahudin, Ka Akhyat, Arafat, Ahmad Haedar, Pak Pudin, Kholik, Titing, Mama Gio, Mama Oca, Mama Dimas) dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasama, bantuan, doa, dan motivasi. 13. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat UIN Jakarta, BEMJ IPA,IRMAFA Fathullah UIN Jakarta, Lembaga Psikologi Pesona Laras, BIMBEL Cahaya Pena Situ Gintung, BIMBEL Epsilon, SMP AL-Hidayah Lebak Bulus. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudamudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya. Jakarta, Juni 2011 Penyusun
Muhamad Solihin
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A.
Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C.
Pembatasan Masalah .............................................................................. 6
D.
Perumusan Masalah ............................................................................... 6
E.
Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
F.
Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
BAB II
DESKRIPSI
TEORITIS,
KERANGKA
BERPIKIR
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ....................................................... 8 A.
Deskripsi Teoritis ................................................................................... 8 1.
Konsep Diri ................................................................................... 8 a)
Pengertian Konsep Diri .......................................................... 8
b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri .................. 10 c)
Pembagian Konsep Diri ........................................................ 11
d) Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif ........................ 20 e)
Masa Remaja .......................................................................... 21
f)
Pembentukan Konsep Diri Remaja ........................................ 26
v
2.
Pembelajaran Konstruktivisme ........................................................ 27 a)
Pengeretian Pembelajaran Konstruktivisme .......................... 27
b) Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktivisme ............................... 29 c)
Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika… ..... 30
d) Metode Pembelajaran Inkuiri ................................................. 31
3.
4.
1)
Pengertian Pembelajaran Inkuiri................................... 31
2)
Jenis-Jenis Metode Inkuiri ........................................... 32
3)
Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri ............................. 33
4)
Metode Inkuiri Terstruktur ........................................... 34
Hasil Belajar .................................................................................... 38 a)
Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ........................... 38
b)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 40
Konsep Tekanan .............................................................................. 45 a)
5.
Pengertian Tekanan ...................................................... 45 1)
Tekanan Pada Zat Padat...................................... . 45
2)
Tekanan Pada Zat Cair......................................... 46
3)
Tekanan Pada Zat Gas......................................... . 50
Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran inkuiri Pada Konsep Tekanan...................... 52
B.
Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................................. 55
C.
Kerangka Berpikir ................................................................................. 59
D.
Pengajuan Hipotesis ............................................................................... 60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 60
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 60
B.
Metode Penelitian .................................................................................. 60
C.
Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 60 1.
Populasi Penelitian ....................................................................... 60
2.
Sampel Penelitian ......................................................................... 61
D.
Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 61
E.
Variabel Penelitian ................................................................................. 61 vi
F.
Metode Pengumpulan Data .................................................................... 64
G.
Instrumen Penelitian .............................................................................. 64
H.
1.
Instrumen Konsep Diri ................................................................. 65
2.
Instrumen Hasil Belajar ................................................................ 69
Uji Coba Instrumen Penelitian .............................................................. 71 1.
Uji Coba Instrumen Konsep Diri ................................................. 71
2.
Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ................................................ 72 a.
Uji Validitas ........................................................................ 72
b.
Uji Reliabilitas .................................................................... 73
c.
Tingkat Kesukaran .............................................................. 73
d.
Daya Pembeda .................................................................... 74
I.
Prosedur Penelitian ................................................................................ 75
J.
Teknik Aalisis Data ............................................................................... 77 1.
2.
3.
BAB IV
Uji Prasyarat Analisi Data ............................................................ 77 a.
Uji Normalitas .................................................................... 77
b.
Uji Homogenitas ................................................................. 77
c.
Uji Linieritas ....................................................................... 77
Pengujian Hipotesis ...................................................................... 78 a.
Uji Korelasi ......................................................................... 79
b.
Uji Signifikansi ................................................................... 79
c.
Koefisien Determinasi ........................................................ 79
Interpretasi Data ........................................................................... 80
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 82
A.
Konsep Diri siswa ............................................................................... 82
B.
Hasil Belajar ........................................................................................ 85
C.
Hubungan Konsep Diri dengan Hasil Belajar ..................................... 88 1.
Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................. 88 a.
Uji Normalitas .................................................................... 88
b.
Uji Homogenitas ................................................................. 89
c.
Uji Linearitas ...................................................................... 89 vii
2.
Pengujian Hipotesis ................................................................... 90
3.
Pembahasan ............................................................................... 91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 95
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 95
B.
Saran .................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ........................... 11 Tabel 2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Diri ...................... 12 Tabel 2.3 Gangguan pada Gambaran Diri ..................................................... 13 Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Gambaran Diri ..... 16 Tabel 2.5 Konsep Diri positif dan Konsep Diri Negatif ................................. 20 Tabel 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Diri ...................... 21 Tabel 2.7 Karakteristik Remaja menurut Hurlock .......................................... 22 Tabel 2.8 Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri ............................................... 33 Tabel 2.9 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstrukutur.................................... 34 Tabel 2.10 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur ..................................... 35 Tabel 2.11 Pengajaran Inkuiri Secara Langsung dan Ringan ........................... 37 Tabel 3.1 Identitas Konsep Diri ...................................................................... 63 Tabel 3.2 Deskripsi Konsep Variabel Penelitian ............................................ 64 Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 66 Tabel 3.4 Identitas Konsep Diri ...................................................................... 63 Tabel 3.4 Penskoran Skala Likert Konsep Diri ............................................... 67 Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri .................................................... 68 Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar ................................................... 72 Tabel 3.7 Uji Validitas Ahli ........................................................................... 73 Tabel 3.8 Interpretasi Product Moment .......................................................... 82 Tabel 4.1
Data Konsep diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa .......................... 83
Tabel 4.2 Data konsep diri yang diperoleh dari data yang Terkecil ............... 84 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa ........................................ 85 Tabel 4.4 Distribusi Ketercapaian aspek Konsep diri Siswa .......................... 86 Tabel 4.5 Hasil Belajar Fisika siswa yang diperoleh dari Data yang Terkecil.. 87 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa ............................ 88 Tabel 4.7 Analisis hasil belajar Fisika Siswa pada Konsep Tekanan ............. 89
viii
Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas Konsep Diri ................................................... 90 Tabel 4.9 Hasil uji Normalitas Hasil Belajar Siswa ....................................... 91 Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Dua Varian .............................................. 91
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Metode Pembelajaran dengan Hasil Pembelajaran .... 37 Gambar 2.2 Bagan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 41 Gambar 2.3 Bejana Berhubungan ................................................................... 46 Gambar 2.4 Bejana Berhubungan .................................................................... 46 Gambar 2.5 Hukum Pascal ............................................................................... 48 Gambar 2.6 Hukum Archimedes ...................................................................... 49 Gambar 2.7 Hukum Toricelli ........................................................................... 49 Gambar 2.8 Manometer Terbuka ..................................................................... 50 Gambar 2.9 Manometer Logam ....................................................................... 50 Gambar 2.10 Hukum Boyle ............................................................................... 50 Gambar 2.11 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................. 58 Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa .......................... 83 Gambar 4.2 Grafik Analisis Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa ............ 84 Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa ........................ 85 Gambar 4.4 Grafik Analisis Ketercapaian Konsep Tekanan pada Hasil Belajar Siswa ............................................................................... 86
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Silabus ..................................................................................... 105
Lampiran 2
Rencana Proses Pembelajaran (RPP) ...................................... 106
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................... 117
Lampiran 4
Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri ............................................... 138
Lampiran 5
Angket Sikap Konsep Diri ........................................................ 142
Lampiran 6
Lembar Uji Validasi Isi Konsep Diri ........................................ 147
Lampiran 7
Perhitungan Sikap Konsep Diri ................................................. 148
Lampiran 8
Analisis Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa .................... 153
Lampiran 9
Perhitungan Uji Normalitas Konsep Diri .................................. 161
Lampiran 10
Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar .............................................. 164
Lampiran 11
Instrumen Uji Coba Hasil Belajar Siswa ................................. 165
Lampiran 12
Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar Siswa .................. 208
Lampiran 13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar Siswa .............. 209
Lampiran 14
Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar Siswa ..................... 211
Lampiran 15
Daya Pembeda Instrumen Hasil Belajar Siswa ........................ 212
Lampiran 16
Kriteria Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ............................... 218
Lampiran 17
Kisi-kisi Instrumen Setelah Validasi ........................................ 220
Lampiran 18
Instrumen Penelitian Hasil Belajar ........................................... 222
Lampiran 19
Perhitungan Hasil Belajar ........................................................ 238
Lampiran 20
Analisis Ketercapaian Konsep Hasil Belajar ........................... 240
Lampiran 21
Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar ................................ 245
Lampiran 22
Uji Homogenitas Konsep Diri dan Hasil Belajar ..................... 248
Lampiran 23
Uji Linearitas Konsep Diri dan Hasil Belajar .......................... 251
Lampiran 24
Perhitungan ANAVA Untuk Regresi Linier Sederhana .......... 253
Lampiran 25
Perhitungan Korelasi Konsep Diri dan Hasil Belajar .............. 255
Lampiran 26
Perhitungan Uji Signifikansi .................................................... 257
Lampiran 27
Perhitungan Koefisien Determinasi ......................................... 258
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan pendidikan formal yang merupakan wadah untuk mencetak generasi-generasi penerus bangsa.Pendidikan disekolah diwujudkan melalui berbagai mata pelajaran yang diterima siswa. Sekolah mempunyai tugas untuk mengembangkan dan menumbuhkan pengetahan aspek kognitif, apektif, dan psikomotor. Selain itu sekolah mempunyai tujuan membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bab II pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan yaitu: Pendidikan nasional berpungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Selain itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyampaikan harapannya terhadap dunia pendidikan di Indonesia yaitu “Kedepan bangsa ini harus meningkatkan kemandirian, daya saing, peradaban bangsa, untuk itu pendidikan harus bertujuan mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi serta membentuk nilai dan karakter bangsa yang unggul yang dicirikan antara lain ulet, sanggup menghadapi tantangan, saling menyayangi, menghormati dan toleransi,” 2 Rendahnya hasil belajar fisika siswa masih menjadi sorotan banyak pihak di masyarakat. Hasil observasi dan analisis terhadap pembelajaran fisika yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa prestasi belajar untuk mata pelajaran fisika belum memenuhi apa yang diharapkan. Salah satu faktor yang dapat mengarah pada penyebab rendahnya hasil belajar fisika siswa adalah penerapan 1 2
2008
Redaksi Sinar Grafika, UU Sisdiknas 2003, (Jakarta:Sinar Grafika, 2003), hal. 5 Aswandi,” Membangun Karakter Bangsa”. Dari www. Pontianakpost.com, 3 Juli
2
pengajaran konvensional dalam pembelajaran fisika kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta kesempatan untuk menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya.3 Pusat Kurikulum menggariskan bahwa tujuan pembelajaran fisika di sekolah adalah memahami konsep-konsep fisika juga dituntut untuk mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.4 S. Karim Karhami yang mengatakan bahwa mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang memperluas wawasan pengetahuan tentang materi dan energi, meningkatkan keterampilan ilmiah, menumbuhkan sikap ilmiah dan kesadaran atau kepedulian pada produk teknologi melalui penerapan teori atau prinsip fisika yang sudah diketahui sebelumnya, serta kesadaran pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dan dengan adanya interaksi tersebut, akan timbul sikap dan nilai yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Hal yang sama dinyatakan oleh Johari Surif, Yusof Haji dan Hasniza dalam era globalisasi masyarakat Saintifik menjaga kesinambungan peradaban dan memacu ketamadunan sebuah negara. Masyarakat saintifik merupakan teras pembangunan bangsa yang dalam dirinya memiliki ciriciri sikap saintifik.5 Manusia dalam kehidupannya mengalami beberapa fase perkembangan, berbeda pengalaman dan perubahan perilaku individu agar dapat berperan dan diterima oleh masyarakat. Fase perkembangan tersebut meliputi masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa usia lanjut batasan usia pada setiap masanya. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-
3
IB Putu Mardana, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA Siswa K elas II SLTP Negeri I Singaraja, (Aneka Widya STKIP Singaraja, No.3 TH.XXXIII Juli 2000), h. 148. 4 Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), (http://www.puskur.net/inc/si/sma/fisika.pdf.15 Juli 2008), h. 443. 5 Johari Surif, Mohammad Yusof Haji Arshad dan Nor Hasniza Ibrahim, Membangunkan Sikap Saintifik Melaui Proses Inkuiri, makalah disampaikan dalam International Seminar On Development of Value In Mathematics And Science Education, Faculty of Education, University of Malaya, 3 Agustus 2007, h.1.
3
kanak. 6 Apa yang dialami di masa kanak-kanak akan mempengaruhi masa remaja sampai dewasa. Dari masa kanak-kanak ke masa remaja, meninggalkan yang bersifat kekanak-kanakan, pola perilaku yang lama seperti perubahan fisik, pola emosi, sosial, minat, moral, dan kepribadian. Pada masa ini terjadi penyesuaian diri terhadap lingkungan sosialnya yang cenderung mencari identitas dirinya, peranannya dalam masyarakat, bergaul, mencari informasi dan pengetahuan yang seluas-luasnya. Konsep diri yang ada pada remaja juga akan mengalami perubahan, menentukan perilaku yang akan dilakukan, mempengaruhi kegiatan pembelajaran di sekolah dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa, hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, faktor yang terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain (Ritandiyono dan Retnaningsih, 1996).7 Dalam pencarian identitas diri diharapkan remaja dapat membentuk konsep positif karena akan berpengaruh terhadap pemikirannya, perilakunya, serta pendidikan juga bagaimana pencapaian hasil belajarnya berpengaruh terhadap pendidikan yang dilakukan remaja. Pada remaja konsep diri dan hasil belajar pada remaja berbeda-beda. Bagaimana mengatasi agar konsep diri positif individu perlu bimbingan dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, teman serta masyarakat. Konsep diri positif dan hasil belajar lebih tinggi karena ia menerima apapun tentang dirinya baik kelebihan, kekurangan atau baik positif maupun negatif tentang dirinya. Misalnya bakat A dibidang Fisika tidak mampu dibidang Ekonomi merasa gagal tanpa melupakan bersosialisasi pengalaman yang ia miliki serta konsep diri remaja (positif) maka akan menunjang hasil belajar yang tinggi sebaliknya konsep diri negatif hasil belajar rendah karena individu akan merasa cemas terus-menerus, tidak dapat diterimanya dengan baik dan mengancam konsep dirinya. Siswa Menengah Pertama SMP/MTs merupakan masa
remaja yang perlu mendapat penanganan yang serius sebagai generasi penerus 6
Ilmu Psikologi, http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-masa-remaja.html, 21 Juli 2010 7 Nina Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka,1999. Hal.34
4
bangsa. sebab konsep diri sedang berkembang dan merupakan dasar bagi perkembangan fase dewasa. Seperti yang dikemukakan Erick Erikson dikutip La Sulo yang menyatakan bahwa remaja dihadapkan kepada tugas mengembangkan konsep diri yang dapat diterima, stabil dan fungsional. Mereka yang berhasil akan membangun kesadaran identitas dan yang gagal akan menderita kekacauan peranan (role confusion).
8
Siswa yang konsep diri tinggi akan menggunakan
segala potensi dan kemampuannya seoptimal mungkin dengan jalan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, mengadakan hubungan baik dengan teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Sebaliknya siswa yang konsep diri rendah tidak akan menggunakan potensi dan kemampuannya dengan optimal karena mereka tidak memahami segala potensinya sehingga mengganggu teman, sengaja mencari perhatian yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
9
Pendidikan fisika
yang merupakan salah satu cabang sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk
memecahkan
menumbuhkan masalah
kemampuan
didalam
berpikir
kehidupan
yang
sehari-hari,
berguna
untuk
serta
dapat
mengembangkan ilmu dan teknologi dan memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat dikatakan seyogyanya pembelajaran fisika yang diberikan dengan berbagai bentuk hukumnya memberikan sikap kepatuhan juga atas hukum-hukum Tuhan untuk digunakan siswa dalam kehidupannya. Pembelajaran fisika akan lebih efektif dan menarik bagi siswa. Menjadi penting artinya mengingat tujuan pendidikan adalah membuat siswa mengerti dan 8
9
-----, Menata Kepribadian Anak, http://www.scribd.com/doc/11771514/BK, 21 Juli 2010 ----, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2006, Mata Pelajaran IPA
5
percaya. Seiring dengan tujuan peningkatan pembelajaran fisika, berbagai pendekatan dan metode pengajaran kini mulai diperkenalkan dan diterapkan di sekolah-sekolah baik dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Metode dan pendekatan yang banyak mengaktifkan siswa diantaranya ialah metode discoveri, inkuiri, eksperimen, pemecahan masalah, keterampilan proses, penugasan dan diskusi10. Tuntutan yang tercantum dalam Kurikulum Pelajaran Fisika yaitu pembelajaran yang dilaksanakan secara inkuiri ilmiah, yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Maka metode inkuiri dijadikan salah satu metode yang dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran fisika. Menurut Soewarso, bahwa sejak adanya penataran Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) tahun 1979, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menegaskan kepada guru untuk mengembangkan dan menggunakan metode inkuiri dalam proses belajar-mengajar di kelas.11 Menurut Soerwarso metode inkuiri penting artinya, karena metode inkuiri merupakan suatu cara mengajar yang menarik terutama dengan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Pengembangan metode pembelajaran ini, penelitian yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran inkuiri banyak dilakukan dan dikembangkan. Wirtha dan Rapi dalam Jurnalnya mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa di bandingkan dengan metode pembelajaran konvensional12. Beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri memiliki arti penting dalam pengaktifan siswa atau mengambil satu bagian
10
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h.27. 11
Soewarso, Peranan Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. (Semarang: Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, No.2 Tahun XXIX, 2000), h.128. 12 I Made Wirtha dan Ni Ketut Rapi., Pengaruh Pembelajaran dan Penalaran Formal terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja, (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008), h.27.
6
atas pencapaian mutu pendidikan, karena dari pembelajaran ini dapat menghasilkan pembentukan konsep diri dan hasil belajar yang lebih baik. Dalam penelitian ini dipilih konsep tekanan. Merupakan salah satu bagian penting karena bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan nyata, namun hasil belajar siswa pada konsep tersebut masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini digunakan pembelajaran inkuiri dengan berbagai macam percobaan sederhana sehingga siswa dapat menemukan sendiri aplikasi tekanan pada benda padat, cair, dan gas dalam kehidupan sehari-hari. Pada konsep ini terkandung indikator dan pengalaman belajar yang sama yaitu mengedepankan kerja ilmiah, yang kemudian dari bekerja ilmiah ini terjadi proses pembentukan konsep diri yang baik dan hasil belajar siswa dapat lebih baik. Murmanto, D Melanie dalam jurnalnya mengatakan pembentukan konsep diri siswa di mulai dengan terlibatnya siswa dalam seluruh proses kegiatan belajar, berarti siswa jadi lebih menguasai materi pelajaran dan siswapun akan mendapat pengalaman berharga saat berinteraksi dengan guru dan teman-temannya, sehingga sosialisasi dan konsep diri siswa dapat terbentuk secara positif13. Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud melakukan studi penelitian lebih lanjut apakah terdapat Hubungan Konsep Diri Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan.
B. Identifikasi Masalah Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal sangat berhubungan pada proses belajar mengajardan hasil belajar. Dari uraian diatas, beberapa permasalahan yang dapat dikaji adalah: 1.
Mengapa hasil belajar fisika siswa masih rendah?
2.
Mengapa siswa belum bisa mengembangkan kosep dirinya secara positif?
3. 13
Mengapa pembelajaran fisika tidak menarik?
Melanie D. murmanto., Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Partisipatif (sebuah alternatif pendekatan pembelajaran di sekolah dasar), (Jurnal Pendidikan Penabur-No 08/Th.VI/Juni 2007
7
4.
Apakah dominanya pembelajaran konvensional mempengaruhi konsep diri dan hasil belajar fisika siswa?
5.
Apakah konsep diri dapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa?
6.
Seberapa besar konsep diri siswa melalui pembelajaran inkuiri?
7.
Apakah metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa?
8.
Apakah ada hubungan antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan?
9.
Seberapa besar hubungan yang terjadi?
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah yang berkaitan antara konsep diri dan hasil belajar Fisika melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat. Konsep diri siswa yang dijadikan acuan dalam penelitian ini berdasarkan studi psikologi meliputi gambaran diri (body image), ideal diri dan harga diri. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan kognitif siswa pada konsep tekanan melalui pembelajaran inkuiri terstruktur.
D. Rumusan Masalah Latar belakang, identifikasi dan batasan masalah di atas. maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan?”
E. Tujuan Operasional Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat. F. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat atau kegunaan, antara lain:
8
1.
Institusi, model pembelajaran ini merupakan masukan yang dapat memperluas wawasan tentang pengembangan model pembelajaran, dengan diterapkannya model alternatif dalam mengajarkan sains
2.
Guru, diharapkan dapat menyusun rencana pembelajaran konstruktivisme sehingga dapat mengembangkan konsep diri siswa yang lebih positif.
3.
Siswa, dapat membantu belajar sains fisika dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya serta meningkatkan rasa kepercayaan dirinya khususnya dalam pembelajaran fisika.
4.
Stakeholder, dapat menjadi upaya inovasi pembelajaran, penelitian ini dapat menjadi masukan untuk mengembangkan model pembelajaran pada pelajaran lain yang jenjang pendidikannya berbeda sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak didik.
8
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis 1. Konsep Diri a.
Pengertian Konsep Diri Menurut Baron dan Byrne mengatakan konsep diri merupakan sekumpulan
pungsi yang kompleks yang berbeda yang dipegang oleh seseorang tentang dirinya1. Menurut William D. Broks mendefinisikan konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang kita, yang bersifat psikologi, social, dan fisis 2. Menurut Sulaeman Konsep diri adalah keseluruhan ide-ide dan sikap-sikap seseorang sebagai apa dan siapa dia3.
Suryabrata menyatakan kosep diri
mempunyai empat aspek yaitu, bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya sendiri, bagaimana berusaha dengan berbagai cara untuk menyampaiakan dan mempertahankan diri4. Calhoun dan Acocela (1990) konsep diri adalah gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuannya tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap diri sendiri5. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998)6. Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Sedangkan 1
Avin Fadilla Helmi, Gaya Kelekatan dan Konsep Diri, Jurnal Psikologi 1999 UGM
2
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Penerbit Rosda Karya, h.99-
Hal. 9 100 3
Rina oktaviana, Hubungan Antara Penerimaaan Diri Terhadap cara-cara Perkembangan Sekunder dengan Konsep diri pada Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta,h.3-4 4 Rina Oktaviana, Ibid, h. 4 5 Lita H Wulandari & Pasti Rola; Konsep Diri dan Motivasi berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, hal 8182 6 -----, Modul Pelatihan Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa, Memahami Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Hal.21
9
menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) 7 menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri didalam Islam, Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat At-Taghabun:16: yang artinya: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orangorang yang beruntung.” Allah mengetahui keterbatasan manusia berislam. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Allah merahmati orang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya. “ Dengan mengetahui kadar kemampuan, bisa memposisikan diri secara tepat dalam berbagai situasi kehidupan. Manusia memiliki 2 ciri keterbatasan: 1) Sifat parsial (artinya kita tidak bisa memiliki/menguasai segala bidang) 2) Dalam lingkar yang sangat parsial kemampuan kita juga terbatas. Misalnya dalam bidang kedokteran, memiliki kelebihan dibanding lainnya. Dalam konteks keterbatasan Allah mengatakan dalam QS.Al Baqarah 2:286: ”Allah tidak kesanggupannya.”
membebani
seseorang
melainkan
sesuai
Ibadah yang sudah tetap waktu dan kapasitasnya seperti shalat lima waktu, Allah mengukur kemampuan manusia dan pada dasarnya manusia sanggup melakukannya. Sebab perintah yang sifatnya wajib khususnya fardhu ain dan waktunya
sudah
ditentukan,
dalam
perhitungan
Allah
manusia
bisa
melakukannya. Oleh karena itu perintah-perintah dibuat dalam urutan-urutannya. Sabda Rasulullah di atas berguna untuk : 1) Menentukan fokus-fokus nilai Islam yang akan diperkuat 2) Memahami diri kita dan membantu dalam menentukan posisi kehidupan sosial. 7
-----, Modul Pelatihan Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa, Memahami Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Ibid hal.1
10
Kesalahan orang dalam bergaul adalah ketidakmampuan dalam memposiskan dirinya dalam kehidupan sosial merupakan kesalahan umum. Dengan memahami keterbatasan diri adalah bagian dari perintah Islam. Konsep diri juga membantu bersifat tawadhu. Tawadhu berarti kemampuan memposisikan diri sewajarnya. Bukan berarti tawadhu itu tidak memilki apa-apa. konsep diri juga merupakan salah satu langkah untuk menyerap Islam ke dalam diri. Ada 3 langkah dalam menyerap Islam, yaitu: 1)
Memiliki konsep diri yang jelas
2)
Memahami Islam sebagai pengisi wadah tersebut
3)
Melakukan pengadaptasian antara konsep diri dengan konsep Islam. Menurut Ibnul Qayyim ada 2 pengetahuan terpenting dalam pengenalan diri
yaitu: ma’rifatullah dan Ma’rifatunafs. Mengetahui Allah berarti mengetahui tujuan hidup, mengetahui diri sendiri berarti mengantar bagaimana sampai ketujuan8. Dari uraian diatas dapat disimpulkan konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual terhadap masyarakat, lingkungan maupun terhadap tuhan yang Maha Esa. b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Menurut
Stuart
dan
Sudeen
ada
beberapa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri)9.
8 9
Aina’s Room, , Konsep Diri dan Menata Visi Hidup.htm, h. 21 Juli 2010 Nina mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 Hal.101
11
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri No
c.
Konsep Diri
Pengaruhnya
1
Teori Perkembangan
Konsep diri berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau, pengenalan tubuh, nama panggilan pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2
Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat)
Konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi Persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif
3
Self Perception (persepsi diri sendiri)
Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu. Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri.dapat di lihat berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu respon adaptif, respon maladaptif, aktualisasi konsep diri, harga diri, kekacauan, depersonalisasi diri , dan positif rendah identitas
Pembagian Konsep Diri Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian Konsep diri tersebut
di kemukakan oleh Stuart and Sundeen (1991), yang terdiri dari 10: 10
Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006.
12
1) Gambaran Diri (Body Image) Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen, 1991)11. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat, 1992)12. Gambaran diri (Body Image) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992)13. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses dalam kehidupan. Banyak Faktor dapat yang mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti, munculnya Stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa: Tabel 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gambaran Diri No
Gambaran diri
Pengaruhnya
1
Operasi.
Seperti: mastektomi, amputsi, luka operasi yang semuanya mengubah gambaran diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain –lain.
2
Kegagalan fungsi tubuh
Balik dengan penggunaan lntensif care dipandang Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tidak mengkui atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf.
Hal. 6 11 12 13
Salbiah Ibid Hal.6 Salbiah Ibid Hal 6 Salbiah Ibid hal. 6
13
No
Gambaran diri
Pengaruhnya
3
Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh
Seperti sering terjadi pada klien gangguan jiwa, klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan Seperti: klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya tubuh sangat berbeda dengan kenyataan sukar.mendapatkan informasi umpan sebagai gangguan
4
Tergantung pada mesin.
Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.
5
Perubahan tubuh berkaitan
Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.
6
Umpan balik interpersonal yang negative
7
Standard sosial budaya
Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap pada setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder.
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala, seperti: Tabel 2.3 Gangguan pada Gambaran Diri Gangguan Gambaran Diri
Gejala
Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
14
Gangguan Gambaran Diri
Gejala
Menarik diri.
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan, tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru
Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu: a)
Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah
b) Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh. c)
Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
d) Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh. e)
Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
f)
Mengungkapkan keputusasaan.
g) Mengungkapkan ketakutan ditolak. h) Depersonalisasi. i)
Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.
2) Ideal Diri Ideal diri iri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart and Sundeen ,1991)14.Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai . Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan. Ideal diri mulai berkembang pada 14
Salbiah, Konsep Diri,KDK, dan Sal Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Hal.4
15
masa kanak–kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Menurut Ana Keliat (1998).15 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri yaitu: a)
Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya.
b) Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri. c)
Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasan cemas dan rendah diri.
d) Kebutuhan yang realistis. e)
Keinginan untuk menghindari kegagalan .
f)
Perasaan cemas dan rendah diri. Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara
persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992 ). 16 3) Harga diri . Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa
jauh
prilaku
memenuhi
ideal
diri
(Stuart
and
Sundeen,1991)17. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992)18. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan 15 16 17 18
Salbiah Ibid Hal. 4 Salbiah, Ibid Hal. 5 Salbiah Ibid Hal. 5 Salbiah Ibid Hal. 5
16
skizofrenia. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata). Menurut Stuart and Sundeen dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti19: Tabel 2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Harga Diri Gangguan Harga Diri
Faktornya
Perkembangan individu
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain. Pada saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu tidak dipercaya untuk mandiri, memutuskan sendiri akan bertanggung jawab terhadap prilakunya. Sikap orang tua
Ideal Diri tidak realistis Gangguan fisik dan mental
yang terlalu mengatur dan mengontrol, membuat anak merasa tidak berguna. Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standart yang tidak dapat dicapai, seperti cita –cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Yang padakenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang.
Sistem keluarga yang tidak berfungsi
Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan seksual. Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik, emosi, peperangan, bencana alam, kecelakan atau perampokan. Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma, mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.
19
Just For Child, Konsep Diri, http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26,21Juli 2010
17
Gangguan Harga Diri
Faktornya
Penganiayaan
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992 )20. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan (Keliat, 1992)21. Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak.
Identitas Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991)22. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat,1992) 23.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus di lakukan menurut Stuart and sundeen, 1998 adalah : a)
Kejelasan prilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran.
b) Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan . c)
Kesesuain dan keseimbangan antara peran yang di emban.
d) Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran. e)
Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidak sesuain perilaku peran.
20
21 22 23
Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 3 Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 4 Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 4 Just For child, Konsep Diri, Ibid, h. 4
18
Menurut Stuart and Sunden Penyesuaian individu terhadap perannya dipengaruhi oleh beberapan faktor, yaitu: a) b) c) d)
Kejelasan prilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang spesifik tentang peran yang diharapkan. Konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya. Kejelasan budaya dan harapannya terhadap prilaku perannya. Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidak selarasan. Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-
perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini, biasanya disebut dengan transisi peran. Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti : (a)
Transisi Perkembangan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.
Setiap perkembangan harus di lalui individu dengan menjelaskan tugas perkembangan yang berbeda – beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep diri. (b) Transisi Situasi. Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan. (c) Transisi sehat sakit. Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat di cetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien terhadap ancaman. Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, penyebab atau faktor-faktor ganguan peran tersebut dapat di akibatkan oleh:
19
(1). Konflik peran interpersonal. Individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras. (2). Contoh peran yang tidak adekuat. (3). Kehilangan hubungan yang penting (4). Perubahan peran seksual (5). Keragu-raguan peran (6). Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan denganproses menua (7). Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran (8). Ketergantungan obat (9). Kurangnya keterampilan sosial (10). Perbedaan budaya (11). Harga diri rendah (12). Konflik antar peran yang sekaligus di perankan Identitas jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis kelamin tersebut. Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat ditandai dengan: (1). Memandang dirinya secara unik (2). Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain (3). Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima diri dan dapat mengontrol diri. (4). Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri (5). Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari prilaku dan perasaan seseorang, seperti : (6). Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda dengan orang lain (7). Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya (8). Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran, nilai dan prilaku secara harmonis (9). Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan lingkungan sosialnya (10). Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang (11). Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan di realisasikan (Meler dikutip Stuart and Sudeen, 1991) 24
24
Salbiah, Konsep Diri,KDK, dan Sal Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Hal.7
20
d. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif Menurut Calhoun dan Acocela (1990),25 dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Tabel 2.5 Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif Konsep Diri Positif
Konsep Diri Negatif
1) Konsep diri positif lebih kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggan yang besar tentang diri. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya.
Calhoun dan Acocela (1990)26 membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu: Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau cara hidup yang tepat. Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri yang negatif terdiri dari 2 tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.
2) Individu dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang sangat bermacammacam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. 3) Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan di depannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan. Singkatnya, individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan dan kekurangan, evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas
25
Lita H Wulandari & Pasti Rola; Konsep Diri dan Motivasi berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, hal 83 26 Pasti Rola, Konsep Diri dengan Motivasi berprestasi Remaja , Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, Hal. 13-14
21
e.
Masa Remaja
1) Pengertian Remaja Hurlook (1993) mengartikan remaja (adolescence) berasal dari bahasa latin adolescence yang bearti untuk tumbuh atau kembang menjadi dewasa27. Menurut Piaget secara psikologi masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dirinya dibawah orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak28. Papalia dan Olds Tidak mendefinisikan pengertian remaja secara ekplisit melainkan ecara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence), masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai dari usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau duapuluh tahun29. Pada masa ini remaja sedang mencari jati dirinya. Hal ini ditandai dengan hubungan yang erat dengan teman sebayanya, mulai menemukan nilai-nilai baru dan adanya perkembangan kepribadian dan terbentuknya identitas diri menjadi seorang dewasa. Piaget memandang adolescence sebagai suatu fase hidup, dengan perubahan-perubahan
penting
dalam
fungsi
inteligensi,
tercakup
dalam
perkembangan aspek kognitif. Erickson mengemukakan keadaan fisik pada masa remaja merupakan sumber pembentukan identitas diri dan konsep diri30. Terbentuknya gaya hidup tertentu sehubungan dengan penempatan dirinya, yang tetap dapat dikenal oleh lingkungannya, walaupun mengalami perubahan pada dirinya maupun kehidupan sehari-hari. Umur 15-20 tahun adalah masa kesempurnaan (adoolescence proper) dan merupakan puncak perkembangan 27
Indri Kemala nasution, Perilaku Merokok Pada Remaja,2007, USU Repository@2008, Hal. 7 28 Indri Kemala nasution, Stres pada Remajas,2007, USU Repository@2008, Hal. 5 29 -----, Rumah belajar psikologi, , http://file.upi.edu/direktori/a%20%20fip/jur.%20psikologi%20pend%20dan%20bimbingan/nanda ng%20budiman/perkembangan%20remaja%20dan%20permasalahannya%20jadi%20%5bcompati bility%20mode%5d.pdffile.upi.edu/ai.php?dir=direktori/a%20-%20fip/jur.../&file...5. 21 juli 2010 30 Psikologi Remaja, Universitas Kristen Vetra, Library, http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=18&submit=next& qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F2006%2Fjiunkpe-ns-s12006-31402001-9239-apparel-chapter2.pdf, h.14, 21 Juli 2010
22
emosi. Tahap ini terjadi perubahan dari kecenderungan mementingkan diri sendiri kepada
kecenderungan
memperhatikan
kepentingan
orang
lain
dan
memperhatikan harga diri dan bangkitnya dorongan seks (Muss,1968:27)31. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah awal masa transisi atau masa peralihan dimana seseorang sedang mengalami penyesuaian diri, baik secara fisik, psikis, emosi, minat maupun lingkungan sosialnya, serta adanya perubahan peran dalam dirinya untuk dapat membentuk identitas diri dan konsep diri. 2) Karakteristik Remaja Berdasarkan definisi remaja diatas, maka karakteristik remaja menurut Hurlock (1990) adalah:32 Tabel 2.7 Karakteristik Remaja menurut Hurlock Pengertian Remaja
Hurlock
Definisi 1) Ciri-ciri masa remaja menurut ahli psikologi remaja Hurlock (1992). Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. 2) Periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya Periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan. 3) Masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat
31 32
Psikologi Remaja, Ibid, h. 15 Indri Kemala Nasution, Stres pada Remaja, 2007, USU Repository, 2008, Hal. 25
23
Pengertian Remaja
Definisi
Hurlock
4) Masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut. 5) Masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita. 6) Masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. 7) Mereka menganggap bahwa perilaku ini akanmemberikan citra yang mereka inginkan Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab
Dalam pertumbuhan dapat menimbulkan masalah-masalah pada tinmgkah laku. Pertumbuhan yang terlalu cepat juga dapat menimbulkan problem dalam pengajaran juga dalam pergaulan dengan teman sebayanya akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri pada lingkungannya. Remaja dinamis, artinya bahwa remaja akan mengalami perkembangan atau pertumbuhan yang berkenaan dengan tubuhnya. Tubuh yang mereka miliki tidak lagi seperti pada masa kanak-kanak. Remaja tumbuh semakin cepat membentuk tubuh yang indah atau proposional yang didambakan oleh setiap remaja dan sering menjadi sebuah impian. Zakiah Daradjat mengatakan remaja adalah usia transisi. Seseorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa
24
transisi ini tergantung keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana dia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannyat33. Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi. Ada dua fase perkembangan yang unik bagi remaja, yaitu fase pra pubertas (13-15 tahun)
dan fase pubertas (16-19 tahun). Masa pra pubertas
dinamakan juga masa negatif karena kebanyakan ciri-ciri tingkah lakunya mengarah pada tendensi negatif. Ciri-ciri negatif pada pra pubertas akan sedikit berkurang, dan diganti dengan timbulnya ide-ide baru tentang hidup, berdiri sendiri, ingin melepaskan diri dari orang tua, kebebasan dalam memilih jalan hidup sendiri. Yang paling menonjol pada masa pubertas adalah bekerjanya kelenjar seks dengan aktif sehingga dari tampak dari perubahan tingkah lakunya seperti cinta birahi terhadap jenis kelamin lain. 3) Tugas Perkembangan Remaja Menurut William Kay tugas perkembangan remaja meliputi: 34 a) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. b) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. c) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupin kelompok. d) Menemukan manusia model yang dijadikan identiasnya. e) Menerima
dirinya
sendiri
dan
memilki
keprcayaan
terhadap
kemampuannya sendiri.
33
-----, Kenakalan Remaja, http://dapenra2.blogdetik.com/2009/06/11/3/ November
2010 34
Kasturi82: Journal Psychology “Remaja dan pacaran ,(http://kasturi82.blogspot.com/2009/02/journal-psychology-remaja-dan-pacaran.html), h. 4, 21 juli 2010
25
f) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung) g) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. h) Menerima keadaan fisiknya Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus diterima sebagaimana adanya. Kekecewaan karena kondisi fisik tertentu tidak lagi terlalu mengganggu dan sedikit demi sedikit mulai menerima keadaan dirinya. Masalah seks yang berkaitan dengan kematangan fisiologik tidak lagi terlalu mengganggu dan mulai bisa diatasi. i) Memperoleh kebebasan emosional Seseorang pada masa remaja adalah proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang dekat dalam hidupnya (orang tua). Kehidupan emosi yang sebelumnya banyak mendominasi sikap dan tindakannya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lain., sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Ia mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan kebebasan emosionalnya. j) Mampu bergaul Masa remaja mulai mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan sosial yang baik dengan teman sebayanya maupun orang lain, yang berbeda adalah tingkat kematangan sosialnya dengan orang yang lebih tua, ia mampu menyesuaikan dan memperlihatkan kemampuan bersosialisasi dalam tingkat kematangan sesuai dengan norma sosial yang ada. k) Menemukan model untuk identifikasi Dalam proses kerah kematangan pribadi, tokoh identifikasi menjadi faktor yang penting untuk diperoleh. Tanpa tokoh identifikasi seringkali timbul kekaburan akan model yang ingin dan yang memberikan penghargaan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sebaik-baiknya.
26
l)
Mengetahui dan menerima kemampuan diri Pengertian dan penilaian yang objektif mengenai keadaan diri
sendiri sedikit demi sedikit akan terpupuk. Kekurangan dan kegagalan yang bersumber pada keadaan kemampuan tidak lagi mengganggu berfungsinya kepribadian dan menghambat prestasi yang ingin dicapai. Bila hal ini dikaitkan dengan remaja, maka remaja yang memiliki konsep diri positif adalah remaja yang dapat memanfaatkan peningkatan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya atau dapat mengembangan persepsi positif pada dirinya sendiri.
f.
Pembentukan Konsep Diri Remaja Remaja akhir mempunyai konsep diri yang ideal dan lebih stabil. Pada saat
remaja akhir, tingkat kecemasan dan kebingungan lebih rendah pada saat remaja awal. Oleh sebab itu remaja akhir lebih merasa aman dan nyaman akan dirinya. Remaja awal transisi dari periode anak ke dewasa (menurut allport dalam wirawan, 2005) 35. 1) Pemekaran diri sendiri (Extention of the self) yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menganggap orang tau hal lain sebagai bagian dirinya sendiri. Perasaan egoisme berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki salah satu tanda yang khas adalah tubuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola, dan sebagainya yang menggambarkan bagaimana wujud ego (diri sendiri) di masa depan. 2) Self objetivication. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif di tandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sndiri (self insight) dan menangkap humor (sense of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. 3) Unifying philosophy of life. Memiliki falsafah hidup tertentu Orang yang sudah dewasa atau dengan tepat tempatnya dalam rangka-rangka susunan 35
Isna Asyri Syahrina, Psikologi Pekembangan II**, Fakultas Psikologi UPI”YPTK” Padang 2008, h. 1
27
objek-objek
kedudukannya dalam masyarakat. Ia bertingkah laku dalam
kedudukan tersebut dan berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Bagi remaja yang telah memiliki konsep diri yang kuat, mampu menghadapi berbagai perubahan tersebut dan bersikap positif terhadap diri lingkungannya. Berbeda dengan halnya yang tidak memiliki konsep diri, diombang ambingkan oleh ketidakpastian, menghadapi perubahan-perubahan dalam dirinya, sehingga memiliki sikaf negatif terhadap dirinya sendiri. 2.
Pembelajaran Konstruktivisme
a.
Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme Pembelajaran Konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang
berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada penemuan makna (meaningfulness). Perolehan pengetahuan tersebut melalui informasi dalam struktur kognitif yang telah ada hasil perolehan sebelumnya yang tersimpan dalam memori dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan baru.36 Menurut paradigma konstruktivistik, ilmu pengetahuan bersifat sementara terkait dengan perkembangan yang dimediasi baik secara social maupun cultural, sehingga cenderung subyektif. Belajar menurut pandangan ini lebih sebagai proses regulasi diri dalam menyelesaikan konflik kognitif yang sering muncul melalui pengalaman konkrit, wacana kolaboratif, dan interfretasi 37. “Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai”.38
36
Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains, (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 8 37 I Wayan Santyasa, Model-Model Pembelajaran Inovatif, disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas Guru SMP dan SMA Nusa Penida, 29 Juni s.d Juli 2007, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, h. 1 38 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2006) h. 13
28
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Para pendukung konstruktivis percaya bahwa anak didik akan belajar banyak tentang sains jika mereka melakukan percobaan sendiri.39 Dasar pemikiran para konstruktivis lebih menekankan pada peran aktif peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna, serta menekankan pada pentingnya membuat kaitan antara gagasan peserta didik dalam pengkonstruksian secara bermakna dan mengaitkan gagasan peserta didik dengan informasi baru dikelas.40 Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyongkonyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. “Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa menginterpretasi pengalaman baru dan memperoleh pengetahuan baru berdasar realitas yang telah terbentuk di dalam pikiran siswa”.41 Kemudian dalam kelas konstruktivis, guru memotivasi murid untuk menyampaikan pendapat mereka tentang fenomena sains. Anak didik bisa menyanggah pendapat guru jika mereka berbeda pendapat dengan guru, karena
39
-----, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Interaktif Pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia, http://arymlb.multiply.com/journal, November 2010, h. 29 40 Wawan Setiawan, Pengembangan Mutimedia Interaktif Berbasis Pandangan Pendagogi Materi Subjek, Pendidikan Imu Komputer FPMIPA UPI
[email protected], h. 4 41 Johar Maknun, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 29
29
apa yang disampaikan dan dipercaya “benar” oleh guru bisa saja “salah”. Guru dapat memberikan “tangga” agar mereka memperoleh pemahaman lebih baik 42. Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Sehingga memberikan semangat kepada ahli pendidikan
untuk
menggunakan
prinsip-prinsip
konstruktivisme
dalam
pembaharuan pendidikan. b. Ciri-Ciri Pembelajaran Konstruktivisme Untuk mewujudkan kelas konstruktivis ternyata harus mempersiapkan kelas dengan baik. “Guru harus menyiapkan perlengkapan dan lembaran kerja demi mendukung terwujudnya kelas konstruktivis”. Guru hanya sebagai fasilitator atau pencipta kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik secara aktif mencari sendiri informasi, mengasimilasi, dan mengadaftasi sendiri informasi dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki masing-masing43 Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya dan menggalakkan ide yang dimulai oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan merancang pengajaran. Menyokong pembelajaran secara kooperatif, mengambil sikap dan pembawaan murid mengenai suatu ide guna menggalakkan dan menerima daya usaha. Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid dan guru menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran. Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen. c.
Implikasi Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika Implikasi model pembelajaran konstruktivisme adalah siswa melakukan
proses aktif dalam mengkonstruksi gagasan-gagasan menuju konsep yang bersifat
42
-----, Pembelajaran Dalam Pandangan Konstruktivistik http://luthfiyahnurlaela.wordpress.com, November 2010, h. 36 43
-----, Keterampilan November 2010, h. 35
Dasar Mengajar,
dan Behavioristik,
http://badarudinalbanna.wordpress.com/,
30
ilmiah. Siswa menyeleksi dan mentransformasi informasi sendiri, mengkonstruksi hipotesis dan membuat suatu keputusan dalam struktur kognitifnya. Transformasi pengetahuan dalam konstruktivisme adalah pergeseran siswa sebagai penerima pasif informasi menjadi pengkonstruksi aktif dalam proses pembelajaran.44 Sehingga pengetahuan dalam pikiran siswa dapat membentuk struktur kognitif yang telah ada sebelumnya, dan diharapkan siswa dapat membedakan antara belajar secara bermakna dengan belajar secara hafalan. Berdasarkan beberapa paham konstruktivisme diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat dipindahkan (transfer) dari seorang guru kepada siswa dalam bentuk yang serba sempurna, melainkan bertahap sesuai dengan pengalaman masing-masing siswa.45 d. Metode Pembelajaran Inkuiri 1) Pengertian Pembelajaran Inkuiri “Metode pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam metode ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran”.46 metode pembelajaran latihan inkuiri menuntut guru untuk melibatkan siswa untuk memulai inkuiri sedapat mungkin. Peran guru adalah menyeleksi atau menciptakan situasi masalah, mewasiti prosedur inkuiri, memberikan respon terhadap inkuiri yang ditunjukkan siswa, membantu siswa memulai inkuiri, dan memfasilitasi diskusi siswa. Pelaksanaan inkuiri dalam kelas yaitu guru membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas47. Proses pembelajaran secara inkuiri-penemuan adalah satu proses yang dinamik. Seperti yang dikutip oleh Thangavelo Marimuthu, Azman Jusoh, dan Rodziah Ismail bahwa menurut Dewey “inkuiri-penemuan adalah hubungan dialectical antara guru dan murid. Penggunaan soalan adalah 44
Johar Maknun, op cit., h. 33 Ahmad Sofyan, op. cit., h. 14 46 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 197 47 Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin pada Materi Pokok Hidrolis Garam Siswa Kelas XI SMP YP UNILA. Hal. 3 45
31
sangat penting dan merupakan ciri utama proses pembelajaran secara inkuiripenemuan. Oleh yang demikian, guru perlu merancang persoalan secara sistematik untuk menggalakkan murid berfikir secara induktif atau deduktif”.48 National Science Teacher Association Amerika Serikat seperti dikutip oleh Thangavelo Marimuthu, Azman Jusoh, dan Rodziah Ismail mencirikan inkuiri sebagai berikut: a) Penyoalan dan penyediaan masalah yang boleh diselesaikan (Questioning and formulating solvable problems) b) Membuat refleksi dan membina pengetahuan daripada data (Reflecting on, and constructing knowledge from data) c) Berkolaborasi dan menukar maklumat untuk mencari jawaban (Collaborating and exchanging information while seeking solutions) d) Membina konsep dan perkaitan daripada data empirikal (Developing concepts and relationships from empirical data).49 Secara umumnya, inkuiri-penemuan merupakan proses yang aktif terlibat dalam pemikiran sains (scientific thinking), penyiasatan dan membina pengetahuan.50 “Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator, penanya soalan dan pembimbing murid untuk memahami konsep sains berkenan”.51 2) Jenis-Jenis Metode Inkuiri Trowbridge dalam metode pembelajaran mipa mengajukan tiga tahap pembelajaran berbasis inkuiri, yaitu: a) Tahap pertama adalah belajar discoveri, yaitu guru menyususn masalah dan proses tetapi memberi kesempatan siswa utuk mengidentifikasi hasil alternatif. b) Tahap kedua inkuiri terbimbing (guided inquiry), yaitu guru mengajukan masalah dan siswa menentukan penyelesaian dan prosesnya.
48
Thangavelo Marimuthu, dkk, Amalan dan Masalah Pelaksanaaan Strategi InkuiriPenemuan di Kalangan Guru Pelatih Sains Semasa Praktikum: Satu Kajian Kes, (Presiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 3 49 Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2 50 Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2 51 Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 6
32
c) Tahap ketiga adalah inkuiri terbuka (open inquiry) yaitu guru hanya memberikan konteks masalah sedangkan siswa mengidentifikasi dan memecahkannya.52 Townbridge dan Bybee membincangkan tiga peringkat pembelajaran yang terdapat dalam inkuiri-penemuan. Peringkat pertama pembelajaran melibatkan pembelajaran secara penemuan (discovery learning) dimana guru menyediakan masalah dan prosesnya manakala murid mencari pelbagai cara penyelesaian alternatif. Inkuiri-penemuan tingkat kedua pula lebih kompleks dan dikenali sebagai inkuiri-penemuan terbimbing (guided inkuiry). Dalam inkuiri-penemuan terbimbing, guru menyediakan masalah dan murid akan menentukan proses dan penyelesaiannya. Manakala inkuiri-penemuan tingkat ketiga adalah semakin mencabar dimana guru menyediakan konteks sesuatu masalah dan murid pula akan mengenal pasti masalah serta cara penyelesainnya.53 Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis inkuiri di atas, dapat disimpulkan bahwa pembagaian inkuiri menjadi tiga jenis berdasarkan pada peranan guru dan siswa dalam pembelajaran inkuiri. 3) Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri Tabel 2.8 Keunggulan dan Kelemahan Metode Inkuiri Keunggulan Inkuiri a) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-
Kelemahan Inkuiri Jika
Metode
inkuiri
concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat
digunakan sebagai strategi
mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih
pembelajaran,
baik.
sulit
b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang seru.
maka
mengontrol
akan
kegiatan
dan keberhasilan siswa a) Strategi
ini
sulit
dalam
c) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atau
merencanakan pembelajaran
inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan
oleh karena terbentur dengan
terbuka.
kebiasaan siswa
52
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran MIPA, (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h. 24 53 Thangavelo Marimuthu, op.cit., h. 7
33
Keunggulan Inkuiri
Kelemahan Inkuiri
d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
dalam belajar. b) Kadang-kadang
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
dalam
mengimplementasikannyame
e) Situasi proses belajar menjadi merangsang.
merlukan waktu yang
f) Dapat mengembangakan bakat atau kecakapan
panjang sehingga sering guru
individu.
sulit
menyesuikannya
g) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
dengan waktu yang telah
h) Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar
ditentukan
yang tradisional.
c) Guru harus tepat memilih
Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya
masalah
sehingga
dikemukakan
untuk
membantu
siswa
mereka
dapat
mengasimilasi
dan
mengakomodasi informasi.54
yang
akan
menemukan konsep. d) Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswanya.55
4) Metode Inkuiri Terstruktur Inkuiri terstruktur masih memegang peranan guru dalam menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur. Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Inkuiri terstruktur menuntut siswa mengikuti dengan seksama setiap langkah kerja dalam kegiatan hand-on yang telah disusun oleh guru melalui LKS jenis guided worksheet activity.56 Adapun tahapan dalam metode pembelajaran inkuiri terstruktur terbagi menjadi empat fase yaitu: 54
Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati, Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin pada Materi Pokok Hidrolis Garam Siswa Kelas XI SMP YP UNILA. Hal. 2 55 Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati, Ibid. Hal. 2 56 Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Terstruktur terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, (Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA) Vol. 1, h. 28
34
Tabel. 2.9 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Fase
Keterangan
Fase pertama,
Guru menyajikan area penyelidikan
Menyajikan,
yang dimulai dengan kegiatan
Penyelidikan
pembagian kelompok dan LKS Guru membimbing siswa dalam
Fase kedua,
kegiatan penyelidikan, siswa mengamati
Perumusan Masalah
permasalahan dalam praktikum yang tercantum dalam LKS Siswa melakukan kegiatan pengamatan
Fase ketiga, Mengenali Masalah Penyelidikan
yang sebelumnya dilakukan proses percobaan yang melalui serangkain langkah kerja yang tertera dalam LKS sebagai pedoman belajar Siswa mencari pemecahan masalah,
Fase keempat, Pemecahan Masalah
pada fase ini kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi
Pada saat terakhir dalam metode pembelajaran inkuiri terstruktur, kegiatan yang berlangsung adalah mengemukakan enam fase dalam inkuiri terstruktur, yaitu sebagai berukut: Tabel 2.10 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Fase
Keterangan
Fase pertama, Planning (perencanaan)
Guru menyajikan permasalahan mengenai tekanan pada zat padat, cair, dan gas yan terkait dengan kehidupan sehari-hari, kemudian menentukan prosedur untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan praktikum yang langkah-langkahnya sudah ditentukan oleh guru.
35
Fase
Keterangan
Fase kedua, Retrieving (Mendapatkan Informasi)
Siswa mencari dan mengumpulkan data mengenai masalah yang diajukan oleh guru dari berbagai sumber.
Fase ketiga, Processing (Memproses Informasi)
Siswa menguji dan membuktikan hopotesisnya sendiri dengan melakukan praktikum dan menganalisa hasil pengamatannya pada eksperimen
Fase keempat, Creating (Menciptakan Informasi)
Siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatannya dan membuat laporan dari hasil eksperimennya
Fase kelima, Sharing (Mengkomunikasikan Informasi)
Siswa mempresentasikan hasil pengamatannya. Guru mengomentari jalannya diskusi dan memberikan penguatan serta meluruskan hal-hal yang kurang tepat. Selain itu juga guru menanamkan nilai religius yang terkandung dalam materi yang telah dipelajari
Fase keenam, Evaluating (Mengevaluasi)
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok yang telah memberikan presentasinya, kemudian memberikan tugas individu mengenai materi yang telah dipraktikumkan.
Berdasarkan uraian diatas, metode inkuiri terstruktur (structured inquiry) dapat diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran inkuiri yang berbasis masalah. Pertanyaan dan prosedur percobaan untuk menyelesaiakn masalah ditentukan oleh guru. Masalah dan pertanyaan ini yang mendorong siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan jawabannya. Kegiatan siswa dalam pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah yang telah diajukan
36
oleh guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan, menganalisa hasil, membuat kesimpulan dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan. Pembelajaran inkuiri terstruktur mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode pembelajaran ini diantaranya sebagai berikut: a)
Menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda
b)
Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi pengetahuan
c)
Mengkaitkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan seharihari
d)
Memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebih terampil
e)
Menghindari siswa dari cara belajar yang tradisional
Adapun kelemahan dari metode pembelajaran ini sebagai adalah berikut: a)
Metode inkuiri memerlukan waktu yang relatif banyak
b)
Metode inkuiri tidak bisa digunakan pada semua bidang mata pelajaran
c)
Siswa lebih suka dengan metode tradisional
Berdasarkan tahapan diatas, metode pembelajaran inkuiri terstruktur dan inkuiri terbimbing, tampak jelas perbedaan antara kualitas metode inkuiri terstruktur dengan inkuiri terbimbing. Maka metode ini mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa yang akan diperoleh. Ini artinya bahwa makin banyak skala penggunaan metode ini maka akan semakin tinggi hasil belajar siswa. Apabila digambarkan akan tampak seperti diagram dibawah ini
37
X Metode Pembelajaran
Z
Y
Hasil Belajar Gambar 2.1 Hubungan metode pembelajaran dengan hasil pembelajaran Keterangan: X= Metode pembelajaran inkuiri terstruktur Y= Hasil belajar dengan metode inkuiri terstruktur Z= Input metode inkuiri dengan hasil belajar Sehingga metode pembelajaran inkuiri terstruktur adalah pembelajaran dimana permasalahan yang harus diselidiki siswa diberikan oleh guru melalui kegiatan hand-on, selain itu guru juga memberikan prosedur dan materi yang harus dikerjakan oleh siswa tanpa memberitahukan hasil apa yang diperoleh dari percobaan tersebut. Adapun dampak pengajaran inkuiri secara langsung dan ringan seperti dalam bagan berikut 57. Tabel 2.11 Pengajaran Inkuiri Secara Langsung Dan Ringan Model Latihan Inkuiri
Dampak Pengajaran Langsung
Menyadari bahwa
1. Keterampilan
pengetahuan itu bersifat
proses sains
sementara
2. Strategi penyelidikan kreatif
57
Dampak Pengajaran Ringan
1. Semangat berkreatifitas 2. Kebebasan
untuk
atau
otonomi daerah 3. Toleran
terhadap
pendapat yang berbeda
-----, Model- Model Pembelajaran IPA. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendreral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam, 2000, h. 23-24
38
3.
Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.58 Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.59 Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Dalam psikologi proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.60 Suparno menyatakan belajar merupakan proses aktif pelajar untuk mengkonstruksikan arti teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannnya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut: 1)
Belajar membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah dipunyai.
2)
Konstruksi arti adalah proses secara terus-menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah. 58
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mampengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-4, h. 2 59 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-10, h. 85 60 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.113
39
3)
Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan
fakta, melainkan suatu
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan perkembangan itu sendiri, suatu perkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang. 4)
Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.61 O. Whitaker mendefinisikan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Belajar adalah suatu proses adaftasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow.62 Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah suatu transformasi ilmu pengetahuan dan juga merupakan proses pengembangan intelektualitas seseorang. Pemaksimalan hasil belajar dapat dicapai apabila setiap individu dapat memperluas jangkauan pola berpikirnya.63 Dalam
bukunya
berjudul
Psikologi
Pengajaran,
W.
S.
Winkel
menyebutkan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap”.64 H.M. Arifin menyatakan bahwa belajar adalah “Sesuatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi, serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak 61
Muhibbin Syah, Ibid, h. 113 Muhibbin Syah, Ibid, h. 90 63 Asmin, Konsep dan Metode Pembelajaran untuk Orang Dewasa (Andragogi) PPS UNJ Jakarta, h. 12 64 -----, Kontribusi Intelegensi dan Kemandirian Belajar terhadap hasil Belajar http://geocities/guruvalah November 2010, h. 13 62
40
menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu”.65 Dengan demikian, perubahanperubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha seseorang dengan menggunakan potensi yang dimilikinya untuk mengadakan perubahan fisik, mental juga tingkah laku yang harus didukung oleh lingkungannya. Oleh karenanya belajar merupakan kegiatan manusia yang terpenting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Hasil belajar didefinisikan sebagai hasil pengetahuan kognitif siswa selama terjadi proses pembelajaran berlangsung. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung wajar. Kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat kadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian diantara kenyataan yang sering kita jumpa pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar mengajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak sekali jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.66
65
-----, Landasan Teori Belajar, http://nurmakrifat.blogspot.com/ November 2010
66
Musbar, hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Penguasaan Kompetensi Gambar Bukaan/Bentangan pada Siswa Kelas II Teknik Pembentukan SMK Karya Padang Panjang, Jurnal guru, No. 1, Vol.3 Juli 2006, h. 53
41
Lingkungan
Luar/ Eksternal
Instrumental
Alam Sosial
Kurikulum / Bahan Pelajaran Guru / Pengajar Sarana & Fasilitas Administrasi / Manajemen
Faktor Hasil Belajar
Fisiologi Dalam/ Internal
Psikologi
Kondisi Fisik Kondisi Panca Indera
Bakat Minat Kecerdasan Motivasi Kemampuan Kognitif, apektif, psikomotor
Gambar 2.2 Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar67 Hasil belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor-faktor intelegensi, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin prestasi yang tinggi atau keberhasilan dalam belajar. Muhibin Syah membagi faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar menjadi dua, yaitu: 1) Faktor internal siswa yaitu sikap, bakat, minat, motivasi siswa dan 2) Faktor eksternal siswa yaitu lingkungan social dan lingkungan non social.68 Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut.
67
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), cet. Ke-21, h. 107. 68 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 1134-139
42
1.
Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini
dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a) Faktor Fisiologis Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Jasmani yang sehat akan berbeda pengaruhnya terhadap belajar dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat. Kondisi fisiologi siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi panca inderanya, terutama sekali indera penglihatan dan pendengaran. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.69 b) Faktor Psikologis Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minatdan bakat, motif dan motifasi, dan kognitif dan daya nalar70. Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang termasuk ke dalam faktor psikologis diantaranya adalah: tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.71 Apabila seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila keadaan individunya seperti kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.
69
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cet I, h. 32 70 Yudhi Munadi, Ibid. h.. 26 71 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.139
43
2.
Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini
terdiri dari faktor-faktor Lingkungan dan faktor-faktor Intsrumental.72 a) Faktor-Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu: (1) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial ini dapat kita rinci menjadi
lingkungan sosial
sekolah dan lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seseorang baik positif maupun negatif. Misalnya, guru yang
menunjukan sikap dan prilaku yang simpati maka hal itu akan menjadi daya dorong positif bagi kegiatan belajar siswa. Kemudian lingkungam sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa tersebut di luar pendidikan formal. Namun lingkungan sosial yang paling banyak berpengaruh pada siswa adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.73 Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar persis di depan kelas tersebut, apalagi obrolan itu diiringi dengan gelak tawa yang keras dan teriakan. Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan lain-lain juga akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itu sekolah hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.74 (2) Lingkungan Non Sosial Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak terhitung jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, siang
72
Yudhi Munadi, Opcit. h.. 31-32 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h. 136 74 Yudhi Munadi, Ibid, h 32 73
44
atau malam), gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut.75 (3) Instrumental Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.76 Dengan mengetahui adanya pengaruh dari dalam diri siswa merupakan hal yang logis dan wajar, karena hakikat perbuatan belajar adalah perbuatan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, maka siswa harus berusaha mengerahkan seluruh daya dan upaya untuk dapat mencapainya. Selama proses belajar mengajar berlangsung, terjadilah interaksi antara guru dan siswa, namun interaksi ini bercirikan khusus, karena siswa menghadapi tugas belajar dan guru harus mendampingi siswa dalam belajarnya.77 Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar yang bermakna bagi dirinya sendiri akan lebih lama bertahan, membentuk sikap kepribadian yang baik, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain yang mampu mengembangkan kreativitasnya, dengan demikian siswa akan lebih giat dalam belajar. Hal ini akan membuat hasil belajar yang peroleh siswa akan semakin tinggi. Artinya semakin tinggi kemauan belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar yang akan diperoleh oleh siswa tersebut.
75
Muhibbin Syah, Ibid, h.138 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.138 76 Yudhi Munadi, Ibid, h 32 77 Yudhi Munadi, Ibid, h 34
45
4. Konsep Tekanan a. Pengertian Tekanan Tekanan atau dalam bahasa Inggris pressure diartikan besar gaya yang bekerja setiap satuan luas bidang dimana gaya tersebut bekerja. .78 P
F A
Keterangan: P = tekanan (N/m2) F = gaya tekan (N) A= luas bidang (m2) 1) Tekanan Pada Zat Padat. Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut P
F A
Keterangan: P = tekanan (N/m2) F = gaya tekan (N) A= luas bidang (m2) Di mana F adalah gaya dalam satuan newton, A singkatan area adalah luas penampang dalam satuan m2 dan P adalah tekanan dalam satuan N/m2 atau pascal (dalam sistem SI, sedangkan dalam sistem CGS satuan tekanan adalah dyne/cm2). 2) Tekanan pada zat cair Karena gaya gravitasi, tekanan didalam zat cair bertambah sesuai kedalamannya. Semakin besar kedalaman zat cair, semakin besar pula tekanannya. Tekanan yang diakibatkan oleh zat cair yang diam pada suatu kedalaman tertentu disebut tekanan hidrostatis. Besarnya tekanan zat cair tergantung pada ketinggian zat cair, massa jenis zat cair dan percepatan gravitasi bumi. Yang dirumuskan dengan:
78
Omang W. dkk, Kurikulum dan Materi Fisika SLTP, Buku Materi Pokok, PFIS4421/3SKS?Modul 1-9, Universitas Terbuka, h. 3.25
46
P gh
Keterangan :
= massa jenis (kg/m3) g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) h = kedalaman zat cair (m) Titik-titik di dalam suatu zat cair yang kedalamannya sama mempunyai tekanan yang sama. (pada kedalaman yang sama tekanan zat cair sama besar kesegala arah. a)
Bejana Berhubungan Bejana berhubungan adalah dua tau lebih bejana yang bagian bawahnya
berhubungan satu sama lainnya. Jika bejana berhubungan diisi dengan zat air, maka permukaan zat cair pada setiap bejana selalu terletak pada satu bidang datar.
Gambar 2.3 Bejana berhubungan Bunyi hukum berhubungan: Bila bejana diisi oleh zat cair yang sama dalam keadaan seimbang maka permukaan zat cair tersebut terletak pada satu bidang datar.
Gambar 2.4 Bejana berhubungan Permukaan air pada bejana A, B, C selalu mendatar. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku bila: (1) Bejana diisi lebih satu jenis zat cair (2) Tekanan dipermukaan zat cair tidak sama rata (3) Salah satu pipa dalam bejana tersebut pipa kapiler
47
Manfaat bejana berhubungan antara lain: (1) Air mancur (2) Air dalam cerek/teko (3) Air ledeng (PAM) (4) Zat cair dalam pipa U, dan (5) Alat ukur kedataran tempat (waterpass) Dua zat cair yang tidak sejenis didalam bejana berhubungan.
Gambar 2.4 Bejana berhubungan Zat cair yang tidak sejenis (tidak bercampur) dan kaki-kaki bejana berhubungan, permukaannnya tidak sama tinggi. Menurut hukum hidrostatis dinyatakan bahwa: tekanan yang dilakukan oleh zat cair yang sejenis pada kedalaman yang sama adalah sama besar. Secara matematis :
P1 P2 atau 1 h1
b) Hukum Pascal dan Hukum archimedes Blaise Pascal (1623-1662) mengemukakan suatu hukum yang berlaku untuk zat cair yang berbeda dalam ruang tertutup yang dikenal dengan hukum pascal yang berbunyi: tekanan yang diberikan kepada zat cair didalam ruang tertutup diteruskan kesegala arah dengan sama besar. Alat-alat yang memanfaatkan prinsip hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari antara lain: (1)
Dongkrak hidrolik
(2)
Mesin hidrolik pengangkat mobil
(3)
Rem hidrolik
(4)
Meja operasi, kursi dokter gigi
(5)
Asas dongkrak hidrolik
48
PA PB
FA F B Aa AB
Gambar 2.5 Hukum Pascal Keterangan:
c)
PA
= tekanan pada A dengan satuan (N/m2)
PB
= tekanan pada B dengan satuan (N/m2)
FA
= gaya pada A dengan satuan Newton
FB
= gaya pada B dengan satuan Newton
AA
= luas penampang piston A satuan m2
AB
= luas penampang piston B satuan m2
Hukum Archimedes Ditemukan seorang sarjana fisika bernama Archimedes (287-212 SM)
bahwa besarnya gaya keatas pada suatu benda yang dicelupkan kedalam zat cair dikenal dengan hukum archimedes yang berbunyi:suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang sama besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Maka secara matematis hukum Archimedes dapat dirumuskan:
PA PB Keterangan: FA= gaya ke atas dengan satuan Newton = massa jenis zat cair dengan satuan kg/m3 V = volume benda yang tercelup (volume zat pindahkan) satuan m
3
cair yang
49
g = percepatan gravitasi bumi satuan m/s2 (dalam equator g = 9,8 m/s2) Benda yang dimasukan ke dalam zat cair mengalami hal di bawah ini yaitu terapung, tenggelam dan melayang. Ciri-ciri benda tersebut adalah:
Gambar 2.6 Hukum Archimedes (1)
Benda terapung : benda zat cair
(2)
Benda melayang : benda zat cair
(3)
Benda tenggelam : benda zat cair
Hukum Archimedes diterapkan pada: (1) Kapal laut dan kapal selam (2) Jembatan ponton (jembatan apung) (3) Balon udara (4) Hidrometer 3) Tekanan udara Evangelista
Torriceli
(1608-1647)
seorang
ilmuan
Italia
dalam
percobaannya bahwa permukaan air laut mempunyai tekanan udara sebesar 1 atmosfer = 76 cmHg. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa setiap kenaikan 10 m dari permukaan air laut tekanan udara berkurang mmHg. Secara matematis dirumuskan: hA ( Pbar PA ) x100 m
Gambar 2.7 Hukum Toricelli
50
Keterangan: hA
= tinggi tempat A dengan satuan meter (m)
Pbar
= tekanan udara barometer = 76 cmHg
PA
= tekanan udara di tempat A dengan satuan cmHg
Tekanan gas dalam ruang tertutup dapat diukur menggunakan alat yang disebut manometer. Jenis manometer: a)
Manometer terbuka (manometer air raksa)
Gambar 2.8 Manometer Terbuka b)
Manometer logam
Gambar 2.9 Manometer Logam Manometer yang digunakan oleh Boyle menemukan kesimpulan dalam percobaannya di kenal dengan hukum Boyle yang bunyinya:
Hasil kali tekanan dan volume gas tertutup adalah tetap.
Gambar 2.10 Hukum Boyle P xV C
51
Keterangan: P= Tekanan gas satuan(N/m2) x V = C V= volume gas satuan m3 C= bilangan tetap satuan N meter. Jika gas ruang tertutup mengalami perubahan volume pada suhu tetap, maka berlaku rumus: P1 .V1 P2 V2
Keterangan: P1= Tekanan mula-mula satuan N/m2 (atm) V1= Volume mula-mula satuan m3 P2= Tekanan setelah perubahan satuan (N/m2) V2= Volume setelah berubah satuan m3
5.
Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran inkuiri Pada Konsep Tekanan Fisika merupakan bagian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Fisika merupakan mata pelajaran yang berpungsi untuk memperluas wawasan pengetahuan tentang materi dan energi, meningkatkan keterampilan ilmiah, menumbuhkan sikap ilmiah dan kesadaran/kepedulian terhadap produk teknologi melalui penerapan teori/prinsip Fisika yang sudah dikuasainya sebelumnya., serta kesadaran pada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Atas dasar pertimbangan ini, tujuan pembelajaran Fisika di SLTP dimaksudkan agar siswa dapat: 79 a.
Meningkatkan kesadaran perlunya pelestarian lingkungan, kebanggaan nasional, dan kesadaran terhadap kebesaran Tuhan Yang maha Esa
b.
Memahami konsep-konsep Fisika dan saling keterkaitannya
c.
Meningkatkan daya nalar untuk memecahkan masalah sehari-hari terutama yang berkaitan dengan prinsip Fisika
79
-----, Strategi Pembelajaran MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008
52
d.
Meningkatkan keterampilan proses sebagai alat (tool) untuk membangun gagasan baru dan menyempurnakan gagasan naif yang cenderung miskonsepsi;
e.
Menerapkan konsep/teori untuk memahami dan menghasilkan suatu karya teknologi yang berkaiatan dengan kebutuhan umat manusia, dalam hal ini dapat berkaitan dengan kebutuhan siswa.
Untuk mencapai sasaran ini, pelajaran Fisika tidak mungkin hanya dipandang sebagai sosok pengetahuan yang pejal (body of knowledge) sehingga pelajar diarahkan ”tukang pengumpul” (kolektor) temuan ahli Fisika. Dalam GBPP disebutkan pengertian IPA, termasuk Fisika yaitu sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi, tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Batasan ini memiliki beberapa kata kunci antara lain: 1) Hasil kegiatan manusia, 2) Alam sekitar, 3) Pengalaman, 4) Proses ilmiah Makna dari ungkapan ini mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran Fisika mencakup dua dimensi, yaitu proses dan hasil. Siswa dituntut untuk melakukan kegiatan praktis sebagai upaya untuk memperoses perolehan sementara/gagasan awal dan melakukan inferensi logis (menyusun kesimpulan dari data/informasi yang terbatas) sampai ditemukan konsep/aturan/prinsip Fisika meski hanya menurut pandangan siswa. Artinya, konsep Fisika yang diketahui siswa tidak sekedar ingatan semata akan tetapi konsepsi yang disertai alasan logis. Kesemua ini diperoleh melalui perangkat yang lazim ditemui didunia siswa, seperti pengalaman, lingkungan, sekitar, dan kegiatan/proses ilmiah sehari-hari melalui kegiatan coba-coba (trial and erorr). Dengan pengetahuan IPA yang baik diharapkan tertanam sikap yang positif pada siswa terhadap lingkungannya dengan melibatkan berbagai metode jadi tidak hanya interaksi satu arah dan
53
menekankan hafalan (rote learning) tetapi belajar yang sesungguhnya (meaningful learning) 80. Proses belajar mengajar salah satunya mempelajari fisika merupakan suatu proses yang kompleks yang memerlukan perhatian khusus, keuletan, dan kerajinan, disamping itu juga memerlukan kesiapan siswa dalam memandang dirinya secara utuh, bisa memposisikan dirinya sebagai siswa yang tugas utamanya adalah belajar dituntut untuk dapat berpikir lurus, tepat, dan terampil. Oleh karena karena itu hasil belajar siswa akan diketahui setelah proses belajar mengajar berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu faktor dari luar anak dan faktor internal yaitu faktor dari dalam anak. Jika kedua faktor ini saling bertentangan maka akan menimbulkan masalah bagi anak. Bila proses belajar terganggu hasil belajarnya pun cenderung dibawah standar. Pembelajaran dengan inkuiri menjadi alternatif pembelajaran karena dapat mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan lainnya seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berasal dari keingintahuan mereka81.. Dalam belajar, semakin baik perkembangan tingkan konsep diri positif yang dialami anak, maka
semakin baik penguasaan anak terhadap bahan
pelajaran yang dikuasai. Seiring dengan bertambahnya usia anak, maka cara memandang dirinya pun semakin berkembang dari hal-hal yang konkret ke hal-hal yang abstrak. Keberhasilan siswa satu dengan siswa yang lainnya akan mendapat hasil yang berbeda. Perbedaan ini diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain kemampuan konsep diri yang negatif. Oleh karena itu konsep diri yang positif diperlukan dalam memahami konsep-konsep fisika, mengingat banyak konsep fisika yang dibahas secara abstrak. Apbila siswa belum dapat memiliki konsep diri
80
Arif Sholahudin, Pemberdayaan Mata Pelajaran IPA dalam Upaya Menumbuhkembangkan Sikap Positif Terhadap Lingkungan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 32 tahun ke-7 November 2001, h. 618 81 Mila Listiawati dkk, Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Kerja Ilmiah dengan Pendekatan Inkuiri pada Konsep Bioteknologi di SMP Kelas XI, Jurnal Metamorfosa, Vol. 2 No. 1, April 2007
54
yang positif maka siswa akan mendapatkan kesulitan dalam memahami dan memecahkan masalah secara tepat dan benar. 6.
Hasil Penelitian Yang Relevan Beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara konsep diri
dan hasil belajar fisika siswa diantaranya: 1. Studi korelasi antara konsep diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 4 METRO menunjukan terdapat hubungan positif yang signifikan dengan koefisien
sebesar ry,3 = 0,477 dan koofisien
determinasi r2y,3 = 0,2275 atau 22,75%. Variasi hasil belajar matematika (Y) dapat ditentukan oleh konsep diri siswa (X). Dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya hasil belajar matematika dapat dijelaskan oleh variansi nilai konsep diri82 2. Studi korelasi konsep diri dengan hasil belajar pendidikan agama Islam kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung
menunjukan terdapat
hubungan positif yang signifikan dengan koofisien korelasinya sebesar 0,518 dan koofisien determinasi sebesar 0,268, bahwa dapat dikatakan bahwa sekitar 26,8% varian skor hasil belajar PAI siswa ditentukan oleh variabel konsep diri melalui persamaan regresi Y = -1,795 + 0,207Xi. 83 3. Studi korelasi hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar pada siswa SMUN 100 Jakarta Timur. Yang diambil kelas 2 sore sebanyak 160 siswa yang diambil secara random dengan undian sebanyak 80 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan skala konsep diri dan hasil rapor siswa. Hasil penelitian, analisis item terhadap skala konsep diri yang menggunakan 60 item menghasilkan 49 item yang valid dengan tingkat korelasi antara 0, 258-0,620 dengan taraf signifikansi >5% dengan item yang valid dilakukan terhadap uji terhadap siswa sebanyak 80 siswa yang kemudian dilakukan korelasi antar faktor dan perhitungan reliabilitas skala konsep diri dengan koefisien reliabilitas = 0,6671, yang menunjukan skala 82
Rumyati, Korelasi antara Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 METRO, Tesis Universitas Lampung, 2004 83 Ridzal Efendi, Korelasi Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung
55
konsep diri memiliki keajegan yang baik sebagai alat ukura penelitian. Data penelitian yang dihitung menghasilkan koefisien korelasi = 0,518 dengan taraf signifikansi 0,01. yang dikonsultasikan pada tabel product momen dengan N= 80 pada taraf signifikansi 5%= 0,220 dari hasil tersebut diketahui bahwa Ho yang mengatakan tidak ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar pada siswa SMUN 100 Jakarta Timur, ditolak dan Ha yang berbunyi ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar pada siswa SMUN 100 Jakarta Timur, diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar pada siswa SMUN 100 cipinang Jakarta Timur. 84 4. Pengaruh model pembelajaran terhadap konsep diri dan prestasi belajar matematika studi kasus di kelas VIII SMPN Tanjungraja Lampung Utara 2004 dengan sampel penelitian sebanyak 64 orang. Tes untuk mengukur prestasi belajar matematika diperoleh reliabilitas r= 0,8996 sedangkan tes konsep diri diperoleh reliabilitas r= 0,852. Data yang terkumpul dianalisis dengan ANOVA dua jalur, Uji t, dan Uji Tuckey pada taraf signifikansi = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep diri siswa yang berkemampuan awal tinggi lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang berkemampuan rendah. 85 5. Pengaruh konsep diri, sikap siswa pada matematika dan kecemasan siswa terhadap hasil belajar matematika (survey pada SMP di wilayah DKI Jakarta). Metode yang digunakan simpel random sampling sebanyak 30 item. Data hasil belajar merujuk pada nilai raport siswa. Di peroleh pengaruh konsep diri terhadap prestasi dengan nilai koefisien sebesar 0,0707. 86 84
Maryati, Studi Korelasi Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMUN100 Jakarta Timur (Skripsi Universitas Azzahra) 85 Aan Sururi, Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Konsep Diri Dan Prestasi Belajar Matematika Studi Kasus Di Kelas Viii Smpn Tanjungraja Lampung Utara 2004, Tesis UNILA 86
Leonard, Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa pada Matematika dan Kecemasan Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika (survey pada SMP di wilayah DKI Jakarta) Universitas Indraprasta PGR, 2008
56
Dari beberapa penelitian diatas diperlukan suatu penelitian lanjutan untuk mengetahui tentang hubungan antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan. 7.
Kerangka Berpikir Berdasarkan
deskrifsi
teoreti
diketahui
bahwa
salah
satu
yang
mempengaruhi proses belajar mengajar adalah individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual. Fisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam serta interaksinya. Kompleksitas konsep-konsep yang dipelajari pada mata pelajaran fisika memerlukan pemikiran dan tingkat penalaran tertentu. Contohnya Gaya dan hukum Newton, Usaha, Daya dan Pesawat Sederhana, Tekanan, Cahaya dan Optika Geometri dan lain sebagainya. Siswa diharapkan dapat memahami setiaf fakta, konsep-konsep yang terdapat dalam mata pelajaran fisika, oleh karenanya diperlukan adanya proses psikis atau mental seperti proses mengingat, memahami, mengaplikasi, menghubungkan, menganalisis, mengklasifikasi, dan lain sebagainya. Siswa yang telah memiliki konsep diri positif selain dapat memikirkan halhal yang bersifat konkret juga dapat memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak seperti pemikiran-pemikiran, menyusun ide-ide, dan berpikir tentang apa yang terjadi kemudian. Dengan konsep diri yang positif tersebut siswa diharapkan dapat menangkap dan memahami baik fakta, konsep, prinsip, maupun teori-teori pada pelajaran fisika sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Konsep diri siswa dapat di bentuk melalui pembelajaran inkuiri. Di mana pembelajaran inkuiri menitiberatkan pada proses penemuan yang dilakukan siswa ketika proses belajar berlangsung. Pembelajaran inkuiri terstruktur menekankan kepada siswa secara individu untuk mengobservasi, meneliti, menyimpulkan, menganalisis permasalahan yang ada. Hasil perumusan yang disampaikan siswa didalamnya berlangsung penguasaan konsep dirinya terhadap materi yang
57
dipelajarinya sehingga menciptakan kepuasan kerja dan terbentuk konsep diri yang positif. Siswa Sekolah Mengengah Pertama secara teori sudah mencapai tingkat konsep diri yang baik, setiap siswa memiliki perbedaan dalam perkembangan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan demikian, siswa yang memiliki konsep diri positif akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajarnya. Sedangkan siswa yang memiliki konsep diri yang negatif
kemungkinan mengalami kesulitan dan hasil belajar fisikanya rendah. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan konsep diri dan hasil belajar Fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan.
58
BAGAN KERANGKA BERPIKIR Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Masih Rendah
Siswa belum bisa mengembangkan konsep dirinya secara positif
Dominannya pembelajaran konvensional
Fisika tidak menarik
Pembelajaran Inkuiri
Konsep Tekanan
Hasil Belajar
Konsep diri Lembar Pedoman Observasi dengan Dimensi Konsep Diri Siswa
Skala Konsep Diri
Buku Paket Fisika dan Panduan Kegiatan (LKS)
Tes Kinerja (Performa)
Angket (Kuesioner)
Tes Hasil Belajar Kognitif Bloom C1, C2, C3, C4
Rating Scale
Skala Likert
Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Inkuiri pada Konsep Tekanan
Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Inkuiri pada Konsep Tekanan
Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan
Gambar 2.11Bagan Konstelasi Hubungan Konsep Diri dan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan
59
8.
Asumsi Dasar Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut; “Terdapat hubungan positif antara konsep diri dan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan” Adapun rumusan hipotesis statistik sebagai berikut; Besarnya ”r” Product Moment (rxy ) 0,0-0,20
Interpretasi:
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan. (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan variabel Y)
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah dan rendah
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi sangat kuat atau sangat tinggi
60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Islamiyah Ciputat tangerang. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun pelajaran 2010-2011 bulan Maret sampai April 2010.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pemberian perlakuan sebelum proses kegiatan pembelajaran. Survey adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.1 Metode ini mempunyai tujuan utama yaitu mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Metode survei mempunyai tiga karakteristik dalam penelitiannya yaitu: 1) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek/karakteristik tertentu; 2) Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (tertulis atau lisan) dari suatu populasi; 3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi.2
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah semua anggota kelompok manusia yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir penelitian.3 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Islamiyah Ciputat Tangerang berjumlah 215 siswa dengan rata-rata perkelas berjumlah 30-35 siswa. Populasi terjangkau dalam penelitian ini 1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet.
Ke-4, h. 29. 2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 54. 3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 53.
61
adalah seluruh siswa kelas VIII MTs
Islamiyah Ciputat Tangerang yang
terdaftar pada semester II (genap) tahun ajaran 2008/2009. 2. Sampel Sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data 4. Salah satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah dari populasi terjangkau. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat dua kelas untuk kelas VIII, yaitu kelas VIII (1) dan kelas VIII (2). Setiap kelas VIII berjumlah rata-rata 33 orang. Jadi dapat dikatakan dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah berjumlah 33 orang. D. Teknik Pengambilan Sampel Sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili)5, karena penempatan sampel yang representatif akan dapat mencerminkan seluruh populasi yang diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling yaitu mengambil sampel pada kelas yang telah tersedia tanpa melakukan random sampling melainkan berdasarkan pertimbangan atau tujuan tertentu.6 Dalam penentuan pengambilan sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah. E. Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk sipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.7 Variabel dalam penelitian ini adalah: Variabel Independen (X) berupa konsep diri siswa dan Variabel Dependen (Y) berupa Hasil Belajar siswa. Sedangkan pembelajaran inkuiri merupakan indikator dari kedua variabel. 4 5 6 7
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 54. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.118. Sukardi, op. cit.,h. 64. Sugiyono, op. cit., h.61.
62
Adapun Definisi Operasional penelitian ini adalah: 1.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain Konsep diri di peroleh siswa melalui pengalamannya serta orang-orang disekitarnya meliputi keluarga, sekolah maupun masyarakat. Konsep diri meliputi a) Gambaran diri (body image). b) Ideal diri c) Harga diri
Konsep diri yang dikembangkan berdasarkan standar skala tes konsep diri meliputi : Tabel 3.1 Identitas Konsep Diri No
2.
Faktor
Indikator
1
Internal
a. Identitas diri b. Diri Pelaku c. Diri penilai
2
Eksternal
a. b. c. d. e.
Diri fisik Diri etik-moral Diri Pribadi Diri keluarga Diri sosial
Hasil Belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan perubahan kepandaian, kecakapan, dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar siswa adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran fisika setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir materi. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah pada ranah kognitif
63
berdasarkan klasifikasi Benjamin S. Bloom yang meliputi jenjang-jenjang pengetahuan meliputi: Hafalan / Ingatan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5), dan Evaluasi (C6). Dan dalam penelitian ini jenjang kognitif yang digunakn dibatasi hanya pada C1 – C4. Tabel 3.2 Deskripsi Konsep Variabel Penelitian No 1.
Variabel Penelitian Konsep diri
Definisi Konsep
Variabel Konsep
Indikator Konsep
Meliputi gambaran diri
1. Gambaran diri (body image) yaitu sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar
Persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu Individu berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi Kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajarinya. Kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterimanya. Kemampuan menggunakan prinsip, sturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau konkrit Kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi kompnenkomponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar
(body image), Ideal diri, dan Harga diri
2. Ideal diri
3. Harga diri
2.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicpai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan perubahan kepandaian, kecakapan, dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri Benjamin S. Bloom, mendifinisikan hasil belajar pada ranah kognitif yang berorientasi kepada kemampuan berpikir, mencakup kemampuan yang lebih sederhana sampai dengan kemampuan untuk
Hafalan / Ingatan (C1)
Pemahaman (C2)
Penerapan (C3)
Analisis (C4)
64
No
Variabel Penelitian
Definisi Konsep
Variabel Konsep
memecahkan suatu masalah. Ranah kognitif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jenjang kognisi; Hafalan/Tingkatan (C1); Pemahaman (C2); Penerapan (C3); Analisis (C4).
Indikator Konsep komponen informasi tersebut menjadi jelas.
F. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data didasarkan pada variabel yang akan diukur yaitu Tes konsep diri siswa melalui lembar pedoman observasi dan hasil belajar siswa melalui tes tertulis kognitif. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan instrumen yang digunakan. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel. Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Siswa
Siswa
Jenis Data Respon pembentukan konsep diri siswa setelah terlibat dalam pembelajaran inkuiri Hasil belajar siswa setelah terlibat dalam pembelajaran inkuiri
Teknik Pengumpulan Data Mengisi Angket
Melaksanakan tes soal kognitif
Instrumen Penelitian Angket / Kuesioner
Tes Kognitif
G. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat mengumpulkan data, dengan instrumen inilah data penelitian akan terkumpul kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk kemudian disimpulkan.8 Sesuai metode pengumpulan data maka dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian adalah tes dan non test. Pada instrumen tes
8
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN Syarif Hidayatullah, Maret 2008), h. 24.
65
menggunakan tes hasil belajar pada aspek kognitif, dan pada instrumen non tes menggunakan lembar pedoman observasi dan angket (kuesioner).
1.
Instrumen Konsep diri siswa
a.
Lembar Pedoman Observasi Instrumen yang digunakan untuk mengukur Konsep diri siswa adalah lembar
pedoman observasi berupa Rating Scale atau Skala Lajuan. Rating Scale hampir mirip dengan Check List, hanya saja pada skala rating digunakan derajat atau peringkat.9 Rating Scale yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe Numerical Rating Scale. Numerical Rating Scale menggambarkan suatu karakateristik atau kualitas tertentu yang akan diukur keberadaanya dengan menggunakan angka dengan skor 1 – 5 b.
Angket (Kuesioner) Angket merupakan salah satu jenis instrumen pengumpul data yang
disampaikan kepada responden / subjek penelitian melalui sejumlah pertanyaan atau pernyataan10. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk menanyakan tentang respon siswa terhadap sikap konsep diri yang dimiliki siswa. Angket yang digunakan didesain berdasarkan skala model Likert yang berisi 60 pernyataan. Penskoran dengan model skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada 4 alternatif jawaban, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Penskoran Skala Likert Konsep Diri (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
Positif
5
4
3
2
1
Negatif
1
2
3
4
5
Pernyataan
Keterangan: SS
= Sangat sesuai dengan keadaan saya
S
= Sesuai dengan keadaan saya
9
Ibid., h. 28. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Rosda Karya, 2008), h.219. 10
(Bandung: Remaja
66
R
= Sulit saya menentukan pilihan
TS
= Tidak sesuai dengan keadaan saya
STS
= Sangat tidak sesuai dengan keadaan saya
Skala konsep diri ini berisi pandangan atau penilaian anak terhadap gambaran diri (body image), Ideal diri, dan Harga diri siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Konsep diri No
Faktor
Internal
Aspek Sikap
Indikator Sikap
1. Saya pandai dalam pelajaran fisika 2. Saya rajin dalam pelajaran fisika Identitas 3. Saya sungguh-sungguh dalam pelajaran fisika diri 4. Saya seorang yang
periang 5. Saya seorang yang beruntung
No No Item Item Nega Positif tif 1
3 49 50
7
Internal
Diri pelaku
6. Saya sulit belajar fisika
5
8 9 55
pemurung 10. Saya seorang yang tidak beruntung 1. Saya dapat belajar fisika dengan baik 2. Orang tua bangga terhadap hasil belajar fisika saya 3. Saya yakin dengan kemampuan diri sendiri 4. Saya pembaca yang baik 5. Saya seorang yang patuh di rumah
5
2
6. Saya bodoh dalam pelajaran fisika 7. Saya seorang pemalas dalam pelajaran fisika 8. Saya tidak serius dalam pelajaran fisika 9. Saya seorang yang
Internal
Jumlah Item
56 4
5
5 6 51 52
13
5
67
dengan tekun 7. Orang tua acuh saja (cuek) terhadap kemajuan belajar yang
No
Faktor
Aspek Sikap
Indikator Sikap
14
No No Item Item Nega Positif tif
saya capai 8. Saya ragu dengan kemampuan sendiri 9. Saya seorang yang malas membaca 10. Saya seorang pembantah dirumah 1.
2.
Eksternal
Diri penilai
3.
4. 5.
Saya merasa berperilaku baik dalam kehidupan Teman-teman suka sama saya dalam belajar Orang tua bangga terhadap cara saya dalam belajar Saya merasa berguna Saya merasa akan menjadi orang penting dalam kehidupan saya
15 57 58
10
12
53 54
Saya orang yang tidak baik 7. Teman-teman membenci saya 8. Orang tua tidak peduli terhadap hasil belajar saya 9. Saya orang yang tidak berguna 10. Saya menjadi orang yang terlupakan dalam kehidupan saya
Eksternal
Diri fisik
5
11
6.
1. Saya memiliki tubuh yang sehat 2. Saya seorang yang menarik 3. Saya menjaga kesehatan sebaik-
Jumlah Item
16
5
17 18
59
60
19 20 21
3
68
baiknya dengan rajin berolahraga
No
Faktor
Eksternal
Aspek Sikap
Diri etikmoral
Indikator Sikap 4. Saya sering sakit 5. Saya seorang yang kurang menarik 6. Saya malas untuk berolahraga 1. Saya mudah percaya 2. Saya jujur 3. Saya seorang yang bertanggung jawab
No No Item Item Nega Positif tif
Jumlah Item
25 26 27 22
3
23 24
Eksternal Diri pribadi
4. Saya seorang yang tidak mudah percaya 5. Saya seorang yang tidak jujur 6. Saya seorang yang tidak bertanggung jawab. 1. Saya percaya diri 2. Saya seorang yang gembira 3. Saya seorang yang rajin belajar 4. Saya suka bersedih dan pemurung 5. Saya malas belajar
28
3
29 30
31
3
32 33 41 42
1. Saya diharapkan oleh keluarga 2. Saya seorang yang penting bagi temanEksternal Diri teman dan keluarga keluarga 3. Hubungan saya dengan teman-teman dan keluarga memuaskan 4. Saya diabaikan oleh keluarga 5. Saya disisihkan oleh keluarga dan temanteman 6. Saya tidak akrab dengan teman-teman dan keluarga
34
3
35
36 43 44
45
3
69
1. Saya seorang yang populer diantara temanteman
Eksternal
No
Faktor
Aspek Sikap Diri sosial
Indikator Sikap 2. Saya seorang yang sangat toleran (tenggang rasa) 3. Saya mudah bergaul dengan orang lain 4. Saya tidak dikenal oleh teman-teman 5. Saya mau menang sendiri 6. Saya sukar bergaul dengan orang lain
37
3
No No Item Item Nega Positif tif 38
Jumlah Item
39 46
3
47
48 Σ (Jumlah)
30
30
60
2. Instrumen Hasil Belajar Instrumen hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan sdangkan raport adalah catatan hasil penilaian terhadap siswa biasanya satu semester. 11 Instrumen untuk hasil belajar dibuat dalam bentuk tes hasil belajar berupa tes tertulis yang diberikan kepada responden yang termuat dalam bentuk soal objektif dengan lima option. Tes pengetahuan ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada subkonsep perpindahan kalor melalui kegiatan inkuiri. Tes kognitif yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 soal dalam bentuk pilihan ganda meliputi jenjang kognitif C1 (Hafalan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan) dan C4 (Analisis). Langkah penyusunan tes kognitif adalah penyusunan kisi-kisi , konsultasi dengan pembimbing, dan uji coba soal. Kisi-kisi yang disusun mencakup materi, indikator, dan jenjang kognisi.
11
Yanti Herlanti, Tanya jawab seputar penelitian pendidikan sains, (Jurusan P.IPA UIN Jakarta: Maret. 2008), h.31.
70
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Siswa Aspek Kompetensi
Indikator
Dasar
Menyelidiki
Menentukan hubungan
tekanan pada
antara gaya, tekanan, dan
benda padat,
luas daerah yang dikenai
cair, dan gas
gaya.
serta
Mengaplikasikan konsep
penerapannya
tekanan benda padat, cair,
dalam
dan gas pada perristiwa
kehidupan
yang relevan
sehari-hari.
Mendeskripsikan hukum
Jumlah C1
C2
C3
C4
1,6
-
2,5
3,4
6
8
7
2
Soal
10,
Pascal dan Archimides melalui percobaan
9,
11,
11,
sederhana serta
15,
12,
13,
penerapannya dalam
8
14,
kehidupan sehari-hari Menunjukan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari
16
sehubungan dengan
18,
17,
3
konsep benda terapung, melayang, tenggelam Mengaplikasikan konsep bejana berhubungan dalam kehidupan seharihari.
20, 24,
21,
19, 23, 25, 26, 27,
22, 28,
10
71
Melakukan percobaan yang dapat menunjukan
29,
tekanan atmosfer
32,
30 31 33
7
34 35 Menjelaskan hubungan
36
antara ketinggian tempat
37
dengan tekanan udaranya
40
38 39
5
Jumlah
8
9
16
8
40
Persentase
20
22,5
40
20
100%
\ H. Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh istrumen yang valid dan reliabel. 1 Uji Coba Instrumen Sikap konsep diri Dalam penelitian untuk uji coba instrumen sikap konsep diri adalah dengan uji validitas ahli atau isi. Pada uji validitas ahli kisi-kisi instrumen yang telah tersusun divalidasi kepada ahli bidang validitas yang dilakukan, yaitu validitas kesuaian konsep dan validitas bahasa. Bagi mahasiswa pendidikan sains ahli bidang studi bisa melibatkan guru mata pelajaran, dosen pembimbing, atau dosen mata kuliah sains (sesui topik yang diteliti).
72
Tabel 3.6 Uji Validitas Ahli Kesesuaian
Pertanyaan
Baik
Cukup
Kurang
1) Apakah indikator-indikator yang dipakai pada instrumen ini mewakili aspek sikap konsep diri yang dipakai? Kesesuaian Konsep
2) Apakah instrumen ini mencakup sikap konsep diri dari teori-teori yang ada? 3) Apakah butir penilaian yang digunakan instrumen ini memenuhi pencapaian indikator sikap konsep diri? 1) Apakah bahasa yang digunakan
Kesesuaian Bahasa
instrumen ini sudah cukup jelas? 2) Apakah bahasa yang digunakan pada instrumen ini sudah efektif?
SARAN
2
Uji Coba Instrumen Hasil Belajar
a.
Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur12. Dengan kata lain uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
12
2006), h.65.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
73
Dalam penelitian ini uji validitas untuk soal hasil belajar, yaitu validitas butir soal atau validitas item dengan menggunakan rumus Anava. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu butir item, maka hasil perhitungan rpbi dibandingkan dengan rtabel yaitu 0.444. Jika hasil perhitungan rpbi > rtabel, maka butir soal tersebut dintakan valid, sedangkan jika hasil perhitungan rpbi < rtabel, maka butir item dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen tes diperoleh informasi bahwa rhitung yang dikorelasikan dengan rtabel untuk N = 17 didapat sebanyak 20 butir soal valid.13 b.
Uji Reliabilitas Selain kevalidan, instrumen juga harus melakukan uji reliabilitas. Uji
reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.14 Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Suatu alat evaluasi (tes atau non tes) dikatakan baik jika antara lain reliabilitasnya tinggi. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Tes Anava. hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai rtabel, Jika r11 > rtabel maka instrumen reliabel tapi jika r11 < rtabel maka instrumen tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes di dapat ratarata 17,53, simpangan baku 5,03, Korelasi XY 0,46, reliabilitas tes 0,63.15 c.
Tingkat Kesukaran Melihat tingkat kesukaran butir soal berdasarkan pada kelompok atas dan
kelompok bawah siswa yang telah disusun dengan menggunakan rumus Anava:16 P=
13 14 15 16
2006), h.208.
B JS
Lampiran 12, h. 356 – 357 Suharsimi Arikunto, op. cit.,h. 86. Lampiran 13, h. 358 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
74
Dengan : P
= indeks tingkat kesukaran
B
= jumlah siswa yang menjawab soal itu benar
JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran adalah: 0,00 < P < 0,30
Soal sukar
0,30 < P < 0,70
Soal Sedang
0,70 < P < 1,00
Soal Sukar
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal didapatkan 1 butir soal termasuk kategori sangat mudah, 10 butir soal termasuk kategori mudah, 11 butir soal kategori sedang, dan 11 butir soal termasuk kategori sukar, 4 soal termsuk kategori sangat sukar. d.
Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan anatara
siswa yang pandai (prestasi tinggia) dengan siswa yang kurang pandai (prestasi rendah). Cara perhitungan daya pembeda setiap butir soal menggunakan rumus berikut:17 D=
B A BB = PA - PB JA JB
Dengan : J
=
banyaknya peserta kelompok atas (A) dan bawah (B)
B =
banyaknya peserta kelompok atas (A) atau bawah (B) yang menjawab soal itu benar
P =
proporsi peserta kelompok atas (A) dan bawah (B)
yang menjawab benar
17
2006), h.213.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
75
Kriteria daya pembeda adalah: D : 0,00 – 0,20
jelek
D : 0,20 - 0,40
cukup
D : 0,40 – 0,70
baik
D : 0,70 - 1,00
baik sekali
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda instrumen tes diperoleh data dengan klasifikasi daya pembeda sebanyak 12 butir soal termasuk kategori baik sekali,8 butir soal baik, 2, dan 20 butir soal buruk (jelek).
I. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan meliputi tiga tahap yaitu: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan, diantaranya adalah kegiatan penelaahan kepustakaan meliputi buku teks, jurnal, majalah serta sumber bacan lain yang berkaitan dengan peneliian yang hendak dilakukan. Selain itu, peneliti juga menentukan tujuan penelitian, perumusan hipotesis, identifikasi variabel, penentuan populasi dan sampel, penentuan tempat dan waktu perizinan untuk melakukan penelitian, penyusunan rencana pembelajaran inkuiri serta penyusunan instrumen yang akan digunakan. Bersamaan dengan kegiatan diatas, dilakukan juga observasi berupa pengamatan secara langsung proses belajar mengajar di kelas VIII Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan wawancara singkat dengan guru bidang studi bersangkutan mengenai penerapan model pembelajaran yang selama ini digunakan. Dari kegiatan ini dipeoleh bahwa guru fisika telah memergunakan berbagai macam cara untuk memperbaiki kualitas hasil belajar fisika siswa. Diataranya penerapan pembelajaran inkuiri yang didalamnya melibatkan berbagai metode lain seperti praktikum dan diskusi. Diskusi mendapatkan tanggapan atau respon aktif mengenai model pembelajaran inkuiri, dan diterapkannya masuk ke dalam konsep tekanan melalui berbagai percobaan sederhana.
76
2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melakukan penerapan model pembelajaran inkuiri (terstruktur) bersamaan dengan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan belajar yang berlangsung melalui lima fase model pembelajaran menurut Indrawati yaitu: Fase Pertama: Berhadapan dengan masalah, berupa penyajian area investigasi yang dilakukan guru yang diawali dengan pembagian kelompok dan LKS. Dilanjutkan dengan guru membimbing siswa mengenali salah satu aplikasi konsep tekanan melalui serangkain pertanyaan dan diakhiri dengan pengenalan pembentukaan konsep diri yang terkait dalam percobaan.; Fase Kedua: Pengumpulan data untuk verifikasi, pada fase ini siswa mulai berinkuiri, sedangkan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator saja.; Fase Ketiga: Pengumpulan data dalam eksperimen, pada fase ini merupakan kegiatam inti dari proses inkuiri, yaitu fase dimana siswa melakukan beberapa percobaan sederhana tekanan meliputi hukum archimides, hukum hidrostatika.; Fase Keempat: Merumuskan penjelasan, pada fase ini siswa diajarkan untuk dapat merumuskan data-data yang sudah dihasilkan.; Fase Kelima: Menganalisis proses inkuiri, pada fase ini guru membimbing siswa melalui metode diskusi untuk memecahkan masalah-masalah yang menjadi kendala dalam melakukan praktikum atau percobaan. Bersamaan dengan kegiatan ke 5 fase tersebut, dilakukan pengisian lembar pedoman observasi oleh guru untuk melihat kemampuan konsep diri siswa. Lembar observasi yang digunakan berupa Numerical Rating Scale yang telah dibuat berdasarkan indikator yang melandasinya. Kegiatan terakhir pada tahap ini adalah pengumpulan data bersumber dari siswa atau pelaksanaan evaluasi kegiatan berupa adalah tes hasil belajar kognitif. Setelah data terkumpul kemudian dilanjutkan dengan pengolahan sesuai dengan pengujian dan analisis data yang telah ditentukan. Serta pengisian angket konsep diri oleh siswa. 3. Tahap Pelaporan Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian, pada tahap ini dikemukakan proses penelitian dan pengalaman peneliti.
77
J. Teknik Analisis Data Data kuantitatif sikap konsep diri berupa Rating Scale dan Likert serta data hasil belajar tes kognitif kemudian diolah secara statistika dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat Analisis Data Prasyarat analisis data yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas yang secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Uji Normalitas Konsep diri Data kuantitatif yang dihasilkan dari rating scale dan likert dijumlahkan kemudian dirata-ratakan. Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji liliefors dengan rumus:
Lo F Zi S Zi b. Uji Normalitas Hasil Belajar Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data hasil belajar yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang dilakukan adalah uji liliefors dengan rumus:
Lo F Zi S Zi c. Uji Homogenitas Sikap konsep diri dan Hasil Belajar (Kesamaan Varians) Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas (kesamaan) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang dilakukan asalah uji Fisher. Rumus yang digunakan adalah: n X 2 X S 2 Varians terbesar , dimana S 2 F 12 n(n 1) S 2 Varians terkecil
2
d. Uji Linieritas Konsep diri dan Hasil Belajar Uji linieritas menggunakan Regresi linier sederhana yang didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu variabel bebas dengan satu
78
variabel terikat. Persamaan umum regresi linier sederhana sebagai berikut.18
Y a bX Dimana: Y:
Subjek dalam variabel bebas yang diprediksikan
a :
Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b:
Angka
arah
menunjukkan
atu
koefesien
angka
regresi,
peningkatan
yang ataupun
penurunan variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Bila b(+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai (konstan) dan nilai (koefesien regresi) adalah sebagai berikut: b
nXY X Y
n X 2 X
2
a Y bX
Dimana: a :
Nilai Konstanta
Y:
Rata-rata nilai variabel hasil belajar
X:
Rata-rata nilai variabel sikap ilmiah
2. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sikap konsep diri dengan hasil belajar siswa signifikan. Teknik pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji korelasi, uji signifikansi dan koefesien determinasi.
18
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.261.
79
a. Uji Korelasi Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antar variabel yang dianalisis, yaitu seberapa besar hubungan antara konsep diri dan hasil belajar. Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus Product Moment dari Pearson yaitu sebagai berikut. 19 rxy
nX
nXY X Y 2
X
2
nY
2
Y
2
b. Uji Signifikansi Uji signfikansi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara variabel konsep diri dan hasil belajar benar-benar signifikan. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus “t” atau yang dikenal dengan uji t, yaitu: t hitung
r n2 1 r2
Setelah didapatkan nilai thitung melalui rumus diatas, maka untuk menginterprestasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: 1)
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak (ada hubungan yang signifikan)
2)
Jika thitung < ttabel
maka H0 diterima (tidak ada hubungan yang
signifikan) Untuk mengetahui t-tabel digunakan ketentuan n-2 pada level of significance (a) sebesar 5% (tingkat kesalahan 5 % atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5% berarti variabel tersebut tidak signifikan. c. Koefisien Determinasi Koefesien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan atau kontribusi variabel X terhadap variabel Y. koefesien determinasi dapat dinyatakan dengan rumus:
KD rxy 100% 2
19
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.274.
80
Keterangan: KD : rxy:
Kontribusi variabel X terhadap Y Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y kemudian decari taraf signifikansi korelasi 0,05%
Jika rhitung > rtabel maka tolak Ho brarti korelasi signifikan.
3. Interpretasi Data Cara lain yang juga bisa digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel setelah mengujinya dengan teknik korelasi product moment menggunakan rumus angka kasar adalah dengan menginetrpretasi koefesien korelasi yang diperoleh ataupun nilai r. Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut:
81
Tabel 3.7 Interpretasi Product Moment Besarnya “r” Product Moment (rxy)
Interpretasi
0.0 – 0.20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat rendah sehinga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0.20 – 0.40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0.40 – 0.70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0.70 – 0.90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0.90 – 1.00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
82
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Konsep Diri Siswa Dari hasil perhitungan statistik dapat dilihat secara lengkap pada grafik dibawah ini: Tabel 4.1 Data Konsep Diri Siswa 77 78 62 83 82 82 72 80 76 69 69
75 76 78 72 79 67 76 75 71 72 73
76 74 61 68 75 74 69 90 72 64 67
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa No
Kelas Interval
f
F relatif %
1
61
-
65
3
9,09
2
66
-
70
6
18,8
3
71
-
75
11
33,3
4
76
-
80
8
24,2
5
81
-
85
3
9,09
6
86
-
90
2
6,06
33
100
Σ
83
Grafik Frekuensi Konsep Diri Siswa Frekuensi Absolut
12 10 8 6 4 2 0 63
68
73
78
83
88
Titik Tengah
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa Dari gambar 4.1 dapat diinterpretasikan bahwa skor konsep diri siswa yang paling banyak diperoleh siswa berada pada titik tengah 73 atau pada interval 71 – 75 yaitu sebanyak 11 siswa atau sebesar 33,3%, dengan harga rata-rata sebesar 74.2%. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 13 siswa atau sebesar 39.4%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 9 orang atau sebesar 28%. Hasil penelitian konsep diri siswa menunjukkan bahwa aspek-aspek konsep diri siswa pada kelas tersebut sudah menyatakan hal yang positif. Perhatikan gambar 4.3 di bawah ini, berdasarkan gambar tersebut diperoleh persentase ketercapaian konsep diri siswa yang dimunculkan siswa. Persentase tertinggi terlihat pada aspek diri keluarga mencapai 81.93% dengan rata-rata dari keseluruhan nilai mencapai 74.14% (lampiran 9)1,
1
Lampiran 8, h.305-308.
84
Tabel 4.3 Distribusi Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa Identitas Diri
Aspek Nilai ratarata
70,12
Diri Pelaku
Diri Penilai
Diri Fisik
Diri Etikmoral
Diri Pribadi
Diri Keluarga
Diri Sosial
ratarata
70,91
76,67
73,43 73,54
73,64
81,92
72,93
74,14
ra ta ra
ta -
os S iri
D
el D
iri
K
iri D
ia l
ga ua r
rib P
-m t ik E
iri
ad i
al or
is i F iri D D
D
iri
P
en
ila
i
ak u el
D
iri
P
as nt it Id e
k
84,00 82,00 80,00 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00
D iri
nilai rata-rata
Grafik Analisis Ketercapaian Konsep Diri Siswa
Indikator Konsep Diri
Gambar 4.2 Grafik Analisis Ketercapaian Aspek Konsep Diri Siswa Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsep diri yang dimiliki siswa kelas VIII (1) baik. . Hal ini terlihat dari keseriusan siswa dalam menjalankan percobaan dengan baik dan keaktifan siswa. Besarnya aspek diri keluarga bagi siswa dalam membantu kepercayaan dan sikap tanggung jawab memaparkan fakta yang terjadi. selain itu didukung dengan kepercayaan dan tanggung jawab kelompok menyerahkan tugas laporan praktikum tepat waktu. Aspek terendah dapat diperlihatkan pada aspek identitas diri dan diri pelaku, karena sebagian anggota kelompok masih bergantung terhadap ketua kelompok. Respon siswa terhadap aspek diri pelaku positif. Hal ini diperlukan oleh siswa dalam mengembangkan aspek tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena aspek diri pelaku dituntut untuk melihat perubahan sikap dalam setiap keadaan.
85
B. Hasil Belajar Dari hasil perhitungan statistik dapat diinterpretasikan bahwa skor terendah yang diperoleh siswa yaitu 45, sedangkan skor tertingi sebesar 90. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa 70 70 55 60 90 60 50
90 90 65 85 45 50 75
70 80 60 90 90 90 85
80
60
90
75 75 80
65 70 50
90 90 65
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Interval
No
f
f relatif %
1
45
-
52
4
12,1
2
53
-
60
5
15,2
3
61
-
68
3
9,1
4
69
-
76
7
21,2
5
77
-
84
3
9,1
6
85
-
92
11
33,3
33
100
Σ
Frekuensi Absolut
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
8 7 6 5 4 3 2 1 0 48,5
56,5
64,5
72,5
80,5
88,5
Titik Tengah
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
86
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa skor yang paling banyak diperoleh siswa berada pada titik tengah 72.5 atau pada interval 69 - 76 yaitu sebanyak 7 siswa atau sebesar 21,2 %, dengan harga rata-rata sebesar 72,5. Sedangkan siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 14 siswa atau sebesar 42,4 %. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 12 orang atau sebesar 36.4 %. Hasil belajar siswa pada konsep tekanan berdasarkan perhitungan statistik memiliki nilai rata-rata sebesar 72,5% termasuk dalam kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Terlihat dari jumlah siswa yang mencapai belajar tuntas adalah 21 dari 33 atau sebesar 62.5%. Tabel 4.5 Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Pada konsep Tekanan Konsep Materi
Tekanan pada zat Padat
Tekanan pada Zat Cair
Tekanan pada zat Gas
Nilai Ratarata
87,000
73,600
68,000
Nilai Rata-rata
Grafik Analisis Hasil Belajar siswa pada Konsep Tekanan
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tekanan Pada Zat Tekanan Pada zat Padat Cair
Tekanan Pada zat gas
Materi Perpindahan Kalor
Gambar 4.4 Grafik Analisis Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Dari grafik 4.4 di atas terlihat bahwa 68% siswa menguasai konsep tekanan pada zat gas, sedangkan konsep tekanan pada zat cair jumlah siswa yang
87
menguasai konsep hanya sebesar 73.6%. Jumlah tertinggi terdapat pada konsep tekanan pada zat padat dengan jumlah persentase 87% siswa yang menguasai konsep (lampiran 20)2. Terkait dengan studi ini, hasil belajar yang merupakan hasil dari proses belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sikap ilmiah sebagai pendorong utamanya, dan faktor eksternal-internal lain sebagai penentu berikutnya. Satu kelemahan yang diamati selama proses belajar mengajar berlangsung diperoleh bahwa konsep diri dimiliki siswa cukup baik, hanya saja belum terbiasanya pembelajaran secara inkuiri diterapkan dalam proses belajar akibatnya kurangnya waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Colburn bahwa jika kegiatan terlalu menantang, siswa tidak akan belajar konten secara efektif, akan tetapi jika kegiatan terlalu mudah, siswa tidak akan mengembangkan keterampilan berpikir lebih baik.3 Berdasarkan data-data statistik dan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep tekanan melalui pembelajaran inkuiri dapat tercapai dengan baik. Hasil penelitian yang dilakukan Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp Unila dalam penelitiannya disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap hasil belajar siswa di bandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.4 Sriyanti Mustafa dalam tesisnya Penerapan Strategi Inkuiri sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Parepare menunjukan pembelajaran inkuiri siswa
2
Lampiran 20, h.400-401 Alan Colburn, What Teacher Educators Need To Know about Inquiry-Based Instruction. (http://www.csulb.edu/~acolburn/AETS.htm. 11 Juli 2009), h.2. 4 Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp Unila 3
88
mengalami peningkatan, yaitu persentase aktivitas siswa berada pada kategori baik. 5 C. Hubungan Konsep Diri Siswa dan Hasil Belajar 1.
Pengujian Prasyarat Analisis Data Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis perlu pemeriksaan terlebih
dahulu terhadap data penelitian. Adapun persyaratan analisis data yang perlu dipenuhi yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah data konsep diri yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini menggunakan Uji Liliefors pada taraf signifikansi 5%, adapun kriterianya adalah sebagai berikut: Lo < Lt :
Ho diterima, data berdistribusi normal
Lo > Lt :
Ho ditolak, data tidak berditribusi normal
Pengujian normalitas sikap konsep diri siswa pada lampiran 106 menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Konsep diri Variabel
Banyaknya Sampel
L hit (Lo)
L tab (Lt)
Konsep diri siswa
33
0.0979
0.1566
Kesimpulan Data Data Berdistribusi Normal
Pengujian normalitas hasil belajar siswa pada lampiran 217 menunjukkan hasil sebagai berikut:
5
Sriyanti Mustafa, Penerapan Strategi Inkuiri sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Parepare, Pascasarjana UM, 2010 6 Lampiran 9, h.309-311 7 Lampiran 21, h.402-404
89
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Variabel
Banyaknya Sampel
Hasil Belajar Siswa
33
L hit (Lo) L tab (Lt)
0.1130
0.1566
Kesimpulan Data Data Berdistribusi Normal
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan berdasarkan ujia kesamaan dua varian dari variabel konsep diri siswa dan hasil belajar siswa. Uji homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi sebesar 5% dengan kriteria pengujian: Fhit < Ftab :
Ho diterima, kedua data homogen
Fhit > Ftab :
Ho ditolak, kedua data tidak homogen
Uji homogenitas kedua varian pada lampiran 238 menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Dua Varian Varian Terbesar
Varian Terkecil
67.71
39.49
F hit
F tab
5.2674 1.788
Kesimpulan Data Kedua data tidak homogen
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data konsep diri dan hasil belajar siswa, keduanya bersifat tidak homogen. Hal ini dikarenakan kedua data mengukur kedua aspek yang berbeda dengan waktu dan subjek yang bersamaan, yaitu diakhir kegiatan pembelajaran. c. Uji Linearitas Uji linearitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Regresi Linier Sederhana. Uji regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel konsep diri dengan hasil belajar siswa. Dari hasil perhitungan statistik didapatkan persamaan regresi Y = 25,43 + 0,65X. Persamaan ini berarti perubahan Y atas X sebesar 0,65 pada konstanta 25,43. Karena b bernilai 8
Lampiran 22, h.405- 407
90
positif (+) maka menunjukkan angka peningkatan. Hal ini dapat memberikan informasi bahwa setiap kenaikan konsep diri (variabel X) akan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan hasil belajar siswa (variabel Y) 0,65 satuan dengan harga a konstan. 2.
Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, maka dilanjutkan dengan uji
hipotesis. Hipotesis penelitian yang dirumuskan menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri. Adapun kekuatan hubungan yang diperoleh sebesar 0.2853 (lihat lampiran 25)9 antara konsep diri dan hasil belajar siswa dengan signifikansi 5% yang telah didapat dari nilai r tabel product moment dan sebesar 33, didapat 0.35 terletak antara 0.20-0,40. Jadi dapat disimpulkan bahwa rhitung < rtabel sehingga terdapat hubungan konsep diri yang lemah/rendah dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri . Signifikansi data yang dihasilkan melalui perhitungan uji-t sebesar 1,716 (lihat lampiran 26)10 ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 1.697. Artinya terdapat hubungan yang lemah/rendah.
antara konsep diri
dan hasil belajar siswa melalui
pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan. Koefesien determinasi yang didapat jika r = 0,2835 maka r2 = (0,2835)2 = 0.0803 atau 8%. Hal ini berarti nilai rata-rata hasil belajar siswa 8,04% ditentukan oleh nilai konsep diri siswa, melalui persamaan regresi Y = 25,43 + 0,65X. Sisanya 91,96% ditentukan oleh faktor lain (lampiran 27)11.
9 10 11
Lampiran 25, h.413-414 Lampiran 26, h.415 Lampiran 27, h.416
91
3.
Pembahasan Berdasarkan uraian data statistik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan yang lemah/rendah antara konsep diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri sebesar 8,04%. Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa kegiatan pembelajaran inkuiri ini dapat memunculkan berbagai jenis aspek konsep diri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Dapat dikatakan bahwa konsep diri yang digunakan siswa dalam memproses pengetahuannya melalui berbagai tahapan kegiatan inkuiri memiliki keterkaitan dengan pembentukan hasil belajar siswa yang baik. Konstribusi tersebut disebabkan karena konsep diri yang dimiliki siswa untuk dapat meningkatkan pengetahuan fisika siswa, sehingga hasil belajar fisika siswa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian-penelitian yang dilakukan Ridzal Efendi dalam tesisnya mengatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konsep diri dengan hasil belajar siswa.12 Nandang Kosasih Ananda, Motivasi, Sikap Terhadap Mengajar Dan Konsep Diri Mahasiswa Fkip Universitas Lampung Tahun 2001, menyimpulkan konsep diri berkaitan dengan perilaku mahasiswa yang mungkin perlu memperhatikan kondisi sekolah yang lebih menyenangkan, meminimalkan ketidak nyamanan lingkungan sekolah, jam mengajar yang proporsional sehingga dimungkinkan adanya waktu untuk santai (kebutuhan dasar), (b) ketaatan pada peraturan sekolah, rencana belajar, dan pemenuhan terhadap otoritas (kebutuhan rasa aman), dan (c) aturan di
kelas
yang memungkinkan bagi pertumbuhan personal, perolehan hasil
belajar, dan kepuasan, (kebutuhan aktualisasi diri).13 Sebagaimana yang telah dimandatkan dalam kurikulum pelajaran sains, bahwa pembelajaran yang ada melibatkan scientific inqury yang didalamnya tidak terlepas dari konsep diri, untuk itu pembelajaran yang digunakan mengunggulkan jenis penyelidikan atau pemecahan masalah, salah satunya adalah metode inkuiri, 12
Ridzal Efendi, Kontribusi Konsep Diri, Peran Orang Tua, Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Al-kautsar Bandar Lampung, Unila 2007 13 Nandang Kosasih Ananda, Motivasi, Sikap Terhadap Mengajar Dan Konsep Diri Mahasiswa, Universitas Lampung tahun 2001
92
karena dalam serangkaian kegiatan pembelajaran inkuiri, siswa sebagai subjek belajar dapat menemukan sendiri informasi atau pengetahuannya. Dari hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan sebelumnya, yaitu bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh konsep diri siswa. Hal ini memberikan implikasi bahwa hubungan keduanya terbentuk secara linear sinergis, dalam arti jika konsep diri ditingkatkan maka hasil belajar siswa juga meningkat. Implikasi praktis yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan konsep diri siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Konsep diri siswa dapat terbentuk jika pembelajaran yang ada menjadikan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran (student centered). Sebagaimana yang diketahui bahwa hakikat belajar pada umumnya adalah segala aktivitas dengan melibatkan serangkaian pengelaman langsung. Untuk itu, setiap orang yang belajar harus aktif berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, karena belajar hanya dapat terjadi jika pengalaman secara langsung tersebut dilalui dengan penemuan atau penyelidikan akan pengetahuan yang ada. Karena pada dasarnya pengetahuan yang didapat dari pengideraan terhadap suatu objek merupakan hasil organisasi secara selektif dari sejumlah fakta, informasi, serta prinsip-prinsip yang dimiliki dan diperoleh dari pengalaman.
D. Penerapan Pembelajaran Inkuiri di MTs Islamiyah Ciputat Berkaitan dengan proses pembelajaran fisika, inkuiri merupakan satu pembelajaran pendidikan sains yang dapat mereflesikan karakteristik sains sebagai salah satu kesatuan yang sistematis. Model inkuiri yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah model inkuiri terstruktur yang dalam pelaksanaannya sama-sama menggunakan LKS sebagai pedoman belajar, hanya saja LKS yang digunakan memiliki karakteristik yang berbeda dengan model inkuiri lainnya. Dalam inkuiri terstruktur guru memberikan dasar teori dalam prosedur kerja yang akan dijalankan oleh siswa, hal ini bertujuan agar kegiatan menjadi lebih terarah dan terbimbing.
93
Dari proses pembelajaran fase terakhir ini dapat dikatakan bahwa kegiatan inkuiri di kelas VIII (1) yang telah berlangsung selama 7 kali pertemuan ini menunjukkan hasil bahwa: 1.
Kegiatan pembelajaran melalui inkuiri yang terdiri dari 5 fase yaitu 1) Berhadapan dengan masalah, 2) Pengumpulan data untuk verikasi, 3) Pengumpulan data dalam eksperimen, 4) Merumuskan penjelasan 5) Menganalisis proses inkuiri, dapat membuat siswa terlatih bekerja secara ilmiah seperti mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, melakukan pengamatan, mengolah data percobaan dan menarik kesimpulan.
2.
Kegiatan pembelajaran inkuiri ini dapat mengembangkan aspek-aspek konsep diri yang telah dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran fisika sebagai pendorong untuk meningkatkan hasil belajar fisika yang lebih baik.
3.
Pembelajaran inkuiri ini dapat menjadikan siswa berfungsi sebagai student centered atas pemerolehan informasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan berdasarkan kebutuhan akan masa depan. Mereka tidak hanya belajar konsep namun menekuni proses untuk membuktikan konsep atau penemuan konsep baru sehingga dari proses ini mereka belajar ke tingkat yang lebih tinggi bukan hanya ingatan dan pemahaman melainkan analisis dan evaluasi.
4.
Pembelajaran ini menjadikan guru merubah paradigma lama dengan cara menggeser
perannya
sebagai
organisator
belajar
menjadi
fasilitator
pembelajaran, atau dengan kata lain kegiatan belajar bukan lagi bersifat teacher centered. Hal ini juga merupakan pembenahan bagi pendidikan dengan bertitik tolak pada tujuan pendidikan yang pada hakikatnya adalah membuat siswa mengerti bukan membuat siswa percaya. Sehingga telah nyata peranan pendidik khususnya guru-guru sains yang tepat adalah mempromosikan pengertian ilmiah, artinya mengarahkan agar siswa dapat mengerti tentang metode, konsep, teori dan fakta ilmiah dalam IPA. Dari hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran inkuiri ini diperoleh bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala atas penentu keberhasilan kegiatan pembelajaran, seperti: Pengelolaan kelas belum optimal. Selain itu juga terdapat faktor-faktor lain yaitu keterampilan-keterampilan ilmiah dalam proses
94
pembelajaran inkuiri belum terbiasa atau terlatih oleh siswa, sehingga akan berimplikasi pada efisiensi waktu yang ditetapkan sebelumnya dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil ini sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan oleh Juanengsih dalam jurnalnya mengatakan bahwa pembelajaran secara inkuiri memerlukan waktu yang relatif lebih lama.14
14
Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal Metamorfosa Vol.1 No 2, Oktober 2006, h. 32.
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari penelitian serta pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa proses konsep diri siswa dalam pembelajaran fisika pada konsep tekanan melalui pembelajaran inkuiri menghasilkan konsep diri siswa yang baik, karena dengan pembelajaran inkuiri siswa menjadi lebih aktif. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata konsep diri siswa adalah sebesar 8.04% dengan nilai tertinggi pada aspek diri keluarga sebesar 81.93%. Sebanyak 74.14% siswa mempunyai respon positif terhadap konsep diri. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran fisika pada konsep tekanan tercapai dengan baik. Terlihat dari jumlah siswa yang mencapai belajar tuntas adalah 21 dari 33 atau sebesar 81.25%. dengan nilai rata-rata hasil belajar adalah 62.5% dan jumlah penguasaan konsep tertinggi terdapat pada materi tekanan pada zat padat sebesar 87%. Terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri yang telah dipraktekan dalam percobaan tekanan pada zat padat, cair, dan gas. Terlihat konstribusi kecenderungan konsep diri siswa dan hasil belajar ditunjukkan oleh hasil koefesien korelasi sebesar 0.2835 dengan kontribusi sebesar 8.04% terhadap hasil belajar fisika siswa dan 91.96% ditentukan oleh faktor lain. Analisis regresi dan korelasi sederhana, dengan model regresi Y = 25.43 + 0.65X dan setelah uji taraf signifikansi 5% ternyata model tersebut linier. Korelasinya terletak antara 2,00-3,00 termasuk dalam kategori yang lemah/rendah. Pembelajaran inkuri yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan konsep diri dan hasil belajar fisika siswa dapat tercapai dengan tuntas.
96
B. Saran Dari hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran antara lain: 1.
Diharapkan guru menerapkan metode pembelajaran inkuiri pada konsep fisika, karena dapat meningkatkan konsep diri dan hasil belajar siswa.
2.
Mengingat penelitian ini masih sangat sederhana, maka apa yang didapat dari hasil penelitian ini bukan merupakan hasil akhir. Adanya keterbatasan dalam penelitian ini, dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel lain.
97
DAFTAR PUSTAKA Ananda, Nandang Kosasih, Motivasi, Sikap Terhadap Mengajar Dan Konsep Diri Mahasiswa, Universitas Lampung tahun 2001 Aina’s Room, , Konsep Diri dan Menata Visi Hidup.htm, h. 21 Juli 2010 Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006) Asmin, Konsep dan Metode Pembelajaran untuk Orang Dewasa (Andragogi) PPS UNJ Jakarta Colburn, Alan, What Teacher Educators Need To Know about InquiryBased Instruction. (http://www.csulb.edu/~acolburn/AETS.htm) -----,
Definisi
Ilmu
Jiwa
Belajar,
http://rumahmakalah.wordpress.com/2010/05/14/defenisi-ilmu-belajar/ -----, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran MIPA, (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) Efendi, Ridzal, Kontribusi Konsep Diri, Peran Orang Tua, Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Al-kautsar Bandar Lampung, Unila 2007 Efendi, Ridzal, Korelasi Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung -----,
Ekoph,
IBSN
Hambatan
Belajar,
http://ekoph.wordpress.com/2008/11/12/ibsn-hambatan-belajar -----,
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Belajar,
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5395 Helmi, Avin Fadilla, Gaya Kelekatan dan Konsep Diri, Jurnal Psikologi 1999 UGM Herlanti, Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN Syarif Hidayatullah, Maret 2008)
98
-----, Ilmu Psikologi, http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/ciri-ciri-masa-remaja.html Ibrahim R dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Juanengsih, Nengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Terstruktur terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, (Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA) Vol. 1 -----,
Just
For
child,
konsep
diri,
http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26 Juanengsih, Nengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal Metamorfosa Vol.1 No 2, Oktober 2006, -----, Kenakalan Remaja, http://dapenra2.blogdetik.com/2009 Kasturi82: Journal Psychology “Remaja dan pacaran (http://kasturi82.blogspot.com/2009/02/journal-psychology-remaja-danpacaran.html) -----, Kontribusi Intelegensi dan Kemandirian Belajar terhadap hasil Belajar http://geocities/guruvalah ------, Landasan Teori Belajar, http://nurmakrifat.blogspot.com/ Listiawati, Mila dkk, Peningkatan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Kerja Ilmiah dengan Pendekatan Inkuiri pada Konsep Bioteknologi di SMP Kelas XI, Jurnal Metamorfosa, Vol. 2 No. 1, April 2007 Lestari, Puji, Film Based Learning, Upaya Peningkatan Motivasi Mahasiswa
dalam
Pembelajaran
di
Perguruan
Tinggi,
Jurnal
Ilmiah
Kependidikan, Vol.1 No.2 (Maret 2009) Leonard, Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa pada Matematika dan Kecemasan Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika (survey pada SMP di wilayah DKI Jakarta) Universitas Indraprasta PGR, 2008
99
-----,
Menata
Kepribadian
Anak,
http://www.scribd.com/doc/11771514/BK, 21 Juli 2010 Mardana, IB Putu, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA Siswa K elas II SLTP Negeri I Singaraja, (Aneka Widya STKIP Singaraja, No.3 TH.XXXIII Juli 2000) Melanie D. murmanto., Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Partisipatif (sebuah alternatif pendekatan pembelajaran di sekolah dasar), (Jurnal Pendidikan Penabur-No 08/Th.VI/Juni 2007 -----, Modul Pelatihan resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa, Memahami Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri. -----,
Serial
tokoh
Islam,
http://www.acehforum.or.id/forum.php?s=4c16dc82082b5725eac660df0fab2eb1. -----, Memahami Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep Diri, Modul Pelatihan Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa Mutmainah, Nina ,Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 Maknun, Johar,
Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) -----,
Model Pembelajaran Fisika Interaktif melalui Propgram
Macromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu alternatif dalam Pembelajaran
Fisika,
http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-
pembelajaran-fisika-interaktif.html Marimuthu, Thangavelo dkk, Amalan dan Masalah Pelaksanaaan Strategi Inkuiri-Penemuan di Kalangan Guru Pelatih Sains Semasa Praktikum: Satu Kajian Kes, (Presiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3 Musbar, hubungan Hasil Belajar Matematika dengan Penguasaan Kompetensi
Gambar
Bukaan/Bentangan
pada
Siswa
Kelas
II
Teknik
Pembentukan SMK Karya Padang Panjang, Jurnal guru, No. 1, Vol.3 Juli 2006
100
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cet I -------,
MGMP
IPA
SMP
Kabupaten
Blitar,
http://mgmpipablitar.blogspot.com/2009/03/model-model-pembelajaran.html Maryati, Studi Korelasi Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMUN 100 Jakarta Timur, Skripsi Univ. Azzahra Jakarta Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4 Mustafa,
Sriyanti,
Penerapan
Strategi
Inkuiri
sebagai
Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Parepare, Pascasarjana UM, 2010 Nasution, Indri Kemala, Perilaku Merokok Pada Remaja,2007, USU Repository@2008 Omang W. dkk, Kurikulum dan Materi Fisika SLTP, Buku Materi Pokok, PFIS4421/3SKS. Modul 1-9, Universitas Terbuka Oktaviana, Rina, Hubungan Antara Penerimaaan Diri Terhadap caracara Perkembangan Sekunder dengan Konsep diri pada Remaja Puteri SLTPN 10 Yogyakarta,h.3-4 -----, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Interaktif Pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia, http://arymlb.multiply.com/journal, November 2010 -----, Pusat Kurikulum Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah
Aliyah
(MA),
(http://www.puskur.net/inc/si/sma/fisika.pdf.15 Juli 2008) -----, Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2006, Mata Pelajaran IPA -----, Psiklogi Remaja, Universitas Kristen Vetra, Library, http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=15&submit.y=18&submit =next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feman%2F20 06%2Fjiunkpe-ns-s1-2006-31402001-9239-apparel-chapter2.pdf
101
-----,
Pembelajaran
Dalam
Pandangan
Konstruktivistik
dan Behavioristik, http://luthfiyahnurlaela.wordpress.com Keterampilan Dasar Mengajar http://badarudinalbanna.wordpress.com/ -----, Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran
Geometri
Dengan
Pendekatan Konstruktivisme
http://widyastuti2406.wordpress.com/ Purwanto, M. Ngalim ,Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), cet. Ke-21 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-10 Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Penerbit Rosda Karya -----,
Rumah
Belajar
Psikologi,
http://file.upi.edu/direktori/a%20%20fip/jur.%20psikologi%20pend%20dan%20bi mbingan/nandang%20budiman/perkembangan%20remaja%20dan%20permasalah annya%20jadi%20%5bcompatibility%20mode%5d.pdffile.upi.edu/ai.php?dir=dir ektori/a%20-%20fip/jur.../&file...5. Rumyati, Korelasi antara Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 METRO, Tesis Universitas Lampung, 2004 Santyasa, I Wayan, Model-Model Pembelajaran Inovatif, disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas Guru SMP dan SMA Nusa Penida, 29 Juni s.d Juli 2007, FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, h. 1 Surif, Johari ,Mohammad Yusof Haji Arshad dan Nor Hasniza Ibrahim, Membangunkan Sikap Saintifik Melaui Proses Inkuiri, makalah disampaikan dalam International Seminar On Development of Value In Mathematics And Science Education, Faculty of Education, University of Malaya, 3 Agustus 2007 Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Sholahudin, Arif, Pemberdayaan Mata Pelajaran IPA dalam Upaya Menumbuhkembangkan Sikap Positif Terhadap Lingkungan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 32 tahun ke-7 November 2001
102
Soewarso, Peranan Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. (Semarang: Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, No.2 Tahun XXIX, 2000) -----, Strategi Pembelajaran MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008 Syahrina, Isna Asyri,
Psikologi Pekembangan II**Fakultas Psikologi
UPI”YPTK” Padang 2008 Sofyan, Ahmad, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains, (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) Setiawan, Wawan,
Pengembangan Mutimedia Interaktif Berbasis
Pandangan Pendagogi Materi Subjek, Pendidikan Imu Komputer FPMIPA UPI
[email protected] Sofya, Emmawaty dan Ila Rosilawati, Penerapan Model pembelajaran Inkuiri Terpimpin pada materi pokok Hidrolis Garam Siswa kelas XI SMA YP UNILA Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mampengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-4 -----, Strategi Pembelajaran MIPA, Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional 2008 Sururi, Aan ,Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Konsep Diri Dan Prestasi Belajar Matematika Studi Kasus Di Kelas Viii Smpn Tanjungraja Lampung Utara 2004, Tesis UNILA Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008) Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007) Sofya, Emmawaty dan Ila Rosilawati. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp Unila
103
Trianto,
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik, (Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2006) Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) Wirtha, I Made dan Ni Ketut Rapi., Pengaruh Pembelajaran dan Penalaran Formal terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja, (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008) Wulandari, Lita H & Pasti Rola; Konsep Diri dan Motivasi berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2 Zulfatas, Arwin , Pokok-Pokok Materi Perkuliahan Psikologi Pendidikan
108 LAMPIRAN 1
SILABUS
Nama Sekolah
:
MTs Islamiyah
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Program :
VIII (1)/ -
Semester
2 (dua)
:
109 LAMPIRAN 1
Materi Kompetensi Pembelaja Dasar ran 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tekanan
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Melakukan Menemukan percobaan tentang hubungan antara tekanan sampai gaya, tekanan, dan menemukan konsep luas daerah yang tekanan. dikenai gaya melalui percobaan.
Melakukan percobaan bejana berhubungan.
Melakukan percobaan tentang hukum Pascal dan hukum Archimides
Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
Alok Penilaian asi Sumber Bentuk Belajar Teknik Instrum Contoh Instrumen Wakt Tes Ujien petik Eksperimen 10x40’ Buku IPA unjuk kerja menyelidiki kaitan u Fisika Jl.2 kerja
Tes tertulis
Mendeskripsikan Tes hukum Pascal dan unjuk hukum Archimedes kerja melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
prosedur antara luas permukaan dan massa benda dengan tekanan Permukaan air Tes isian bendungan harus lebih tinggi dari permukaan sawah yang akan dialiri. Prinsip yang digunakan adalah .... a. hukum Pascal b. hukum Archimedes c. efek bejana berhubungan Uji petik d. efek kapilaritas kerja prosedur Eksperimen menyelidiki besar gaya angkat
(Esis) buku referensi yang relevan, alat dan bahan praktikum.
110 LAMPIRAN 1
Mencari informasi Menunjukkan Tes Tes uraian melalui lingkungan tertulis beberapa produk mengenai alat-alat teknologi dalam yang prinsip kehidupan sehari-hari kerjanya sehubungan dengan berdasarkan hukum konsep benda Pascal dan hukum terapung, Archimides. melayangdan tenggelam.
Studi lapangan untuk menemukan konsep tekanan.
Tes Mengaplikasikan konsep tekanan benda tertulis padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari).
Mengapa sebuah kapal selam dapat mengapung, melayang, dan tenggelam?
Tes isian Pada kedalaman yang sama, tekanan di dalam air sungai lebih kecil daripada tekanan di dalam air laut karena ....
Jakarta, Januari 2010 Mengetahui, Kepala Sekolah MTs Islamiyah
Drs. Oding, M.Pd NIP: 196.411.122.009.101.001
Guru Mata Pelajaran
M. Hartato NIP:--------
111
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I Nama Sekolah Kelas / Program Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Tema Pertemuan
: : : : : : :
MTs Islamiyah VIII/A Fisika Genap (2 / dua) 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Tekanan 1 (Pertama)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator: 1. Menentukan hubungan antara gaya, tekanan dan luas daerah yang dikenai gaya 2. Siswa mampu menggunakan metode ilmiah dalam melakukan percobaan sederana tekanan pada zat padat seperti melakukan pengamatan, membuat prediksi, mengidentifikasi masalah dan mengkomunikasikan hasil percobaan melalui lisan dan tulisan. D. Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan pengertian tekanan. 2. Menyelidiki kaitan antara luas permukaan benda dengan tekanan melalui percobaan sederhana. 3. Menyelidiki kaitan antara massa benda dengan tekanan. 4. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan. 5. Menghitung besarnya tekanan yang diberikan suatu benda. 6. Menjelaskan aplikasi konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari 7. Peserta didik dapat menggunakan berbagai sikap ilmiah dari setiap percobaan yang dilakukan seperti: jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain
112
LAMPIRAN 2 E. Materi Pelajaran: Tekanan Pada Zat Padat F. Pendekatan & Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur) 2. Pendekatan Parsitipatif Siswa 3. Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
G. Langkah Pembelajaran: Indikator No
Definisi Konsep
Pemahaman Konsep
1.
Tekanan Pada Zat Padat Tekanan atau dalam bahasa Inggris pressure diartikan sebagai gaya tiap satuan luas penampang, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut. P =
F A
dimana F
adalah gaya dalam satuan newton, A singkatan area adalah luas penampang dalam satuan m2 dan P adalah tekanan dalam satuan N/m2 atau pascal (dalam
Dengan melakukan percobaan sederhana yang dilakukan, siswa dapat mengetahui kaitan antara luas permukaan dengan tekanan, faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan, besarnya tekanan yang diberikan suatu benda, dan mengaplikasikan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu Tahapan Apersepsi (15 Menit)
Tahapan Eksplorasi (55 Menit)
Guru menarik perhatian siswa dengan gambaran sederhana sebagai berikut: “Misalkan seekor ayam dan seekor itik/bebek mempunyai berat yang sama sedang berjalan di atas tanah yang gembur. Manakah yang mempunyai kedalaman terbesar ayam/itik?
Guru menjelaskan mengenai konsep tekanan, pengertian, serta hukum-hukumnya dikuti siswa secara partisipatif dan beberapa contoh tekanan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian guru menanyakan: “Bagaimana pengaruh permukaan benda terhadap besarnya tekanan? Kita akan mengetahuinya dengan
Siswa menjawab pertanyaan guru.
Siswa bersiap-siap melakukan percobaan
untuk
Indikator No
Definisi Konsep
Pemahaman Konsep
sistem SI, sedangkan dalam sistem CGS satuan tekanan adalah dyne/cm2). Dalam sistem statis satuan tekanan dinyatakan dalam Kgf/m2 atau gf/cm2. Tekanan yang dihasilkan oleh gaya sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan luas daerah yang dikenai gaya. Dengan gaya yang sama akan menghasilkan tekanan yang lebih besar bila luas penampangnya kecil.
Dengan melakukan percobaan sederhana yang dilakukan, siswa dapat mengetahui kaitan antara luas permukaan dengan tekanan, faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan, besarnya tekanan yang diberikan suatu benda, dan mengaplikasikan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu Pra eksperimen
melakukan percobaan!
Berhati-hatilah menggunakan alat dan bahan praktikum.
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian tekanan.
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempersiapkan bahan-bahan praktikum yang sudah disiapkan sebelumnya.
Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru
Indikator No
Definisi Konsep
Pemahaman Konsep
Tekanan Pada Zat Padat Tekanan atau dalam bahasa Inggris pressure diartikan sebagai gaya tiap satuan luas penampang, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut. P =
F A
dimana F
adalah gaya dalam satuan newton, A singkatan area adalah luas penampang dalam satuan m2 dan P adalah tekanan dalam satuan N/m2 atau pascal (dalam sistem SI, sedangkan dalam sistem CGS
Dengan melakukan percobaan sederhana yang dilakukan, siswa dapat mengetahui kaitan antara luas permukaan dengan tekanan, faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan, besarnya tekanan yang diberikan suatu benda, dan mengaplikasikan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu
Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen menyelidiki kaitan antara luas permukaan dan massa benda dengan tekanan
Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan dan menentukan rumusannya Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan tekanan dari suatu benda yang disampaikan oleh guru Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan aplikasi konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
Indikator No
Definisi Konsep
Pemahaman Konsep
satuan tekanan adalah dyne/cm2). Dalam sistem statis satuan tekanan dinyatakan dalam Kgf/m2 atau gf/cm2. Tekanan yang dihasilkan oleh gaya sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan luas daerah yang dikenai gaya. Dengan gaya yang sama akan menghasilkan tekanan yang lebih besar bila luas penampangnya kecil.
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu Tahapan Diskusi dan Penjelasan Konsep Sebagai bagian penutup. (20 Menit)
Guru memberikan beberapa soal menentukan tekanan dari suatu benda untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
116
H. Sumber Belajar: 1. Buku TIM Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga 2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain. 3. Lingkungan belajar: sekolah (kelas, laboratorium, perpustakaan), dan luar sekolah (perpustakaan umum, warnet). I. Penilaian Hasil Pembelajaran: 1. Penilaian diambil dari cara siswa 2. Latihan dan tugas yang diberikan guru. 3. Serta berdasarkan tes hasil belajar pada akhir pembahasan konsep.
Jakarta, Januari 2010
Mengetahui, Kepala MTs Islamiyah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding NIP: 196.411.122.009.101.001
M.Hartato NIP -
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2 Nama Sekolah Kelas / Program Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Tema Pertemuan
: : : : : : :
MTs Islmiyah VIII/I Fisika Genap (2 / dua) 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Tekanan 2 (Kedua)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan seharihari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator: 1. Menyelidiki pengaruh kedalaman air terhadap besarnya tekanan 2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan D. Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan tekanan dalam zat cair. 2. Mengamati sifat tekanan dalam zat cair. 3. Menyebutkan sifat-sifat tekanan dalam zat cair. 4. Menentukan tekanan zat cair. E. Materi Pelajaran:
Tekanan
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran: No
1.
Definisi Konsep
Tekanan Pada Zat Cair Hukum Hidrostatika: Titik-titik di dalam suatu zat cair yang kedalamannya sama mempunyai tekanan yang sama (pada kedalaman yang sama tekanan zat cair sama besar kesegala arah) yang di sebut tekanan Hidrostatis. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:.
P .g .h
Indikator Pemahaman Konsep Dengan
Tahap Pembelajaran dan
Motivasi
percobaan sederhana yang
Apersepsi
dilakukan,
(15Menit)
dalam
siswa
zat
dapat
dan
cair,
Aktivitas Siswa
Guru mengkondisikan lingkungan belajar dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali percobaan tekanan pada zat padat yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya.
Mengapa pada kaleng ringsek yang diisi air dan dilubangi, air akan keluar dari setiap lubang?
Bagaimana cara menentukan tekanan dalam zat cair
Apakah sifat-sifat tekanan dalam zat cair?
tekanan sifat
tekanan dalam zat cair, menyebutkan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
melakukan
mengetahui
Deskripsi Pembelajaran
sifat-sifat
tekanan dalam zat cair dan
mengaplikasikan
Prasyarat
konsep
tekanan
Pengetahuan
dalam
kehidupan sehari-hari
2..
Tahapan
Faktor apakah yang mempengaruhi tekanan dalam zat cair? Guru memberikan kesimpulan atau
Siswa mendengarkan dan
relaksasi/penutp
rangkuman hasil diskusi.
mencatat hasil tersebut.
(20Menit)
Guru memberikan tes untuk mengukur
Siswa mengerjakan tes hasil
hasil
belajar
belajar
siswa
pembelajaran inkuiri.
sebagai
hasil
tersebut
perpindahan kalor.
tentang
120
LAMPIRAN 2 H. Sumber Belajar: 1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan, Jakarta: Erlangga 2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain. I. Penilaian Hasil Pembelajaran: 1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda 2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri siswa MTs Islamiyah Kelas VIII/1
Jakarta, Januari, 2010 Mengetahui, Kepala MTs Islamiyah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding NIP : 196.411.122.009.101.001
M. Hartato NIP -
121
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3 Nama Sekolah Kelas / Program Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Tema Pertemuan
: : : : : : :
MTs Islamiyah VIII/A Fisika Genap (2 / dua) 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Tekanan 3 (Ketiga)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan seharihari.
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator: 1. Mengaplikasikan prinsip bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa mampu menggunakan metode ilmiah dalam melakukan percobaan sederana tekanan pada zat padat seperti melakukan pengamatan, membuat prediksi, mengidentifikasi masalah dan mengkomunikasikan hasil percobaan melalui lisan dan tulisan. D. Tujuan Pembelajaran: 1. Mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan. 2. Menjelaskan pemanfaatan sifat permukaan zat cair yang selalu mendatar dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengamati tinggi permukaan zat cair 4. Menjelaskan hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair
122
LAMPIRAN 2 E. Materi Pelajaran:
Bejana Berhubungan
F. Pendekatan & Metode Pembelajaran: 1. Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur) 2. Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
G. Langkah Pembelajaran: Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu 1.
Zat Dengan melakukan percobaan
Tahapan
Cair
sederhana yang dilakukan, siswa
Motivasi
Bejana Berhubungan:
dapat
Apersepsi
sederhana sebagai berikut:
Bila bejana diisi oleh
permukaan zat cair dalam bejana
(15 Menit)
“Mengapa pancuran teko
zat cair yang sama
berhubungan,pemanfaatan
dalam
keadaan
permukaan zat cair yang selalu
maka
mendatar, tinggi permukaan zat
Prasyarat
cair
cair, hubungan antara massa
pengetahuan
Tekanan Pada
seimbang permukaan
zat
memahami
posisi
tersebut terletak pada
jenis dan tinggi zat cair
satu
dalam kehidupan sehari-hari
bidang
Hukum berhubungan
datar.
sifat
menarik
perhatian
siswa
dengan
gambaran
tidak boleh lebih rendah daripada posisi tutupnya?
Apakah
manfaat
sifat
permukaan zat cair yang selalu mendatar?
bejana
Bagaimana antara
tidak
berlaku apabila:
dan
Guru
hubungan
massa jenis dan
tinggi zat cair ?
Kita akan mengetahuinya
Bejana diisi lebih
dengan
satu jenis zat cair
percobaan!
melakukan
Siswa pertanyaan guru.
menjawab
Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu
Tekanan permukaan
di
Pra eksperimen
zat Tahapan
rata
Eksplorasi
Salah satu pipa
(55 Menit)
tersebut kapiler.
sederhana yang dilakukan, siswa dapat
memahami
alat
dan
bahan praktikum.
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
bejana Dengan melakukan percobaan pipa
Berhati-hatilah menggunakan
cair tidak sama
dalam
kelompok.
posisi
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan
permukaan zat cair dalam bejana
posisi permukaan zat cair.
Peserta didik melakukan eksperimen
Guru
mempresentasikan
langkah
kerja
untuk
melakukan
eksperimen
mengamati
posisi
Siswa bersiap-siap untuk melakukan percobaan
Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu Tekanan Pada
Zat berhubungan,pemanfaatan
sifat
permukaan zat cair dalam
Cair
permukaan zat cair yang selalu
Bejana Berhubungan:
mendatar, tinggi permukaan zat
Bila bejana diisi oleh
cair, hubungan antara massa
kelompok
zat cair yang sama
jenis dan tinggi zat cair
eksperimen sesuai dengan
eksperimen sesuai dengan
dalam
dalam kehidupan sehari-hari
langkah kerja yang telah
langkah kerja yang telah
dijelaskan oleh guru.
dijelaskan oleh guru
keadaan
seimbang permukaan
bejana berhubungan
maka zat
cair
Peserta didik dalam setiap
Guru
melakukan
Peserta didik dalam setiap kelompok
melakukan
memeriksa
tersebut terletak pada
eksperimen yang dilakukan
satu
peserta didik apakah sudah
memperhatikan penjelasan
dilakukan
guru
bidang
Hukum berhubungan
datar. bejana tidak Dengan melakukan percobaan
benar
didik
mengenai
faktor-
atau belum. Jika masih ada
faktor yang mempengaruhi
sederhana yang dilakukan, siswa
peserta
didik
atau
tekanan dan menentukan
Bejana diisi lebih
dapat
kelompok
yang
belum
satu jenis zat cair
permukaan zat cair dalam bejana
dapat
melakukannya
berlaku apabila:
dengan
Peserta
Tekanan
di
memahami
posisi
dengan benar, guru dapat
rumusannya
Peserta
didik
memperhatikan contoh soal
Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu permukaan
zat berhubungan,pemanfaatan
sifat
langsung
memberikan
cair tidak sama
permukaan zat cair yang selalu
rata
mendatar, tinggi permukaan zat
Salah satu pipa
cair, hubungan antara massa
membuat kesimpulan dari
dalam
jenis dan tinggi zat cair
eksperimen
dalam kehidupan sehari-hari
dilakukan.
tersebut kapiler.
bejana pipa
bimbingan.
suatu
Peserta didik diminta untuk
disampaikan oleh guru
yang
benda
yang
Peserta didik dalam setiap kelompok aplikasi
mendiskusikan konsep
tekanan
Peserta
didik
dalam kehidupan sehari-
mempresentasikan
hasil
hari
klasikal. Guru
menanggapi
hasil
diskusi kelompok peserta didik
dan
memberikan
informasi yang sebenarnya.
telah
diskusi kelompok secara
menentukan tekanan dari
Peserta
didik
memperhatikan penjelasan
Peserta
didik
mempresentasikan
hasil
diskusi kelompok secara klasikal
Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu Tekanan Pada
Zat Dengan melakukan percobaan
guru
mengenai
Cair
sederhana yang dilakukan, siswa
pemanfaatan
Bejana Berhubungan:
dapat
permukaan zat cair yang
Bila bejana diisi oleh
permukaan zat cair dalam bejana
selalu
zat cair yang sama
berhubungan,
kehidupan sehari-hari.
memahami
posisi
keadaan pemanfaatan sifat permukaan zat
dalam seimbang
sifat
mendatar
dalam
Guru memberikan instruksi
maka
cair yang selalu mendatar, tinggi
kepada peserta didik untuk
cair
permukaan zat cair, hubungan
melakukan
eksperimen
tersebut terletak pada
antara massa jenis dan tinggi zat
mengamati
tinggi
satu
cair
permukaan zat cair
permukaan
zat
bidang
Hukum berhubungan
datar. bejana
dalam kehidupan sehari-hari
tidak
eksperimen
berlaku apabila:
Peserta didik melakukan secara
berkelompok
Bejana diisi lebih
Guru memeriksa kegiatan
satu jenis zat cair
eksperimen yang dilakukan
Tekanan
peserta didik apakah sudah
di
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu permukaan
zat Dengan melakukan percobaan
dilakukan
dengan
benar
cair tidak sama
sederhana yang dilakukan, siswa
atau belum. Jika masih ada
rata
dapat
peserta
didik
atau
Salah satu pipa
permukaan zat cair dalam bejana
kelompok
yang
belum
dalam
berhubungan,
dapat
melakukannya
bejana
memahami
posisi
tersebut
pipa pemanfaatan sifat permukaan zat
kapiler.
cair yang selalu mendatar, tinggi
langsung
permukaan zat cair, hubungan
bimbingan.
antara massa jenis dan tinggi zat
dengan benar, guru dapat
Peserta
memberikan
didik
cair
memperhatikan penjelasan
dalam kehidupan sehari-hari
guru menentukan hubungan antara
massa jenis dan
tinggi zat cair
Peserta
didik
memperhatikan contoh soal
Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu Tekanan Pada
Zat Dengan melakukan percobaan
menentukan massa jenis zat
Cair
sederhana yang dilakukan, siswa
cair
Bejana Berhubungan:
dapat
disampaikan oleh guru.
Bila bejana diisi oleh
permukaan zat cair dalam bejana
zat cair yang sama
berhubungan,
memahami
posisi
seimbang
yang
Guru memberikan beberapa soal
keadaan pemanfaatan sifat permukaan zat
dalam
yang
jenis
menentukan zat
cair
untuk
maka
cair yang selalu mendatar, tinggi
dikerjakan
cair
permukaan zat cair, hubungan
didik.
tersebut terletak pada
antara massa jenis dan tinggi zat
satu
cair
peserta didik apakah sudah
dalam kehidupan sehari-hari
benar atau belum. Jika
permukaan
zat
bidang
Hukum berhubungan
datar. bejana tidak
berlaku apabila:
oleh
massa
peserta
Guru mengoreksi jawaban
masih ada peserta didik yang
belum
dapat
Bejana diisi lebih
menjawab dengan benar,
satu jenis zat cair
guru
Tekanan
memberikan bimbingan.
di
dapat
langsung
Tahap No
Definisi Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Alokasi
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu permukaan
zat
Tahapan
Guru
memberikan
cair tidak sama
Diskusi dan
penghargaan
rata
Penjelasan
kelompok yang memiliki
Salah satu pipa
Konsep Sebagai
kinerja dan kerjasama yang
dalam
bagian penutup.
baik.
tersebut
bejana pipa
(20 Menit)
kapiler.
kepada
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
Guru
memberikan
tugas
rumah berupa latihan soal.
137
H. Sumber Belajar: 1. Buku TIM Abdi Guru, IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga 2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain. 3. Lingkungan belajar: sekolah (kelas, laboratorium, perpustakaan), dan luar sekolah (perpustakaan umum, warnet).
I. Penilaian Hasil Pembelajaran: 1. Penilaian diambil dari cara siswa 2. Latihan dan tugas yang diberikan guru. 3. Serta berdasarkan tes hasil belajar pada akhir pembahasan konsep.
Jakarta, Januari 2010 Mengetahui, Kepala MTs Islamiyah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding NIP : 196.411.122.009.101.001
M. Hartato NIP -
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4 Nama Sekolah Kelas / Program Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Tema Pertemuan
: : : : : : :
MTs Islamiyah VIII/I Fisika Genap (2 / dua) 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Tekanan 4 (Keempat)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan seharihari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator: 1. Mendeskripsikan hukum Pascal melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan D. Tujuan Pembelajaran: 1. Menyebutkan bunyi hukum Pascal. 2. Menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik. 3. Menyebutkan peralatan yang menggunakan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik. E. Materi Pelajaran:
Tekanan Pada Zat Cair
A. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
B. Langkah Pembelajaran: No
1.
Indikator
Definisi Konsep
Blaise
Pemahaman
Konsep
Pascal
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Berdasarkan percobaan
Motivasi dan
Aktivitas Siswa
Guru mengkondisikan lingkungan
mengemukakan
yang dilakukan siswa
Apersepsi
belajar
suatu hukum yang
diharapkan memahami
(15 Menit)
untuk mengingat kembali percobaan
berlaku
hukum pascal, serta
tekanan pada zat padat yang telah
cair yang berbeda
penerapannya
dilakukan
dalam ruang tertutup
kehidupan sehari-hari.
untuk
zat
dalam
berbunyi:Tekanan
diberikan
tertutup kesegala
ruang diteruskan arah
dengan sama besar
PA PB FA FB AA AB
pada
siswa
pertemuan
Mengapa ketika berada di dalam air kita merasakan sakit pada mata?
kepada zat cair di dalam
mengajak
sebelumnya.
yang
yang
dengan
Prasyarat Pengetahuan
Sebutkan bunyi hukum Pascal
No
2.
Indikator
Definisi Konsep
Blaise
Pemahaman
Konsep
Pscal
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Berdasarkan percobaan
Tahapan Eksplorasi
Guru membimbing peserta didik
mengemukakan
yang dilakukan siswa
suatu hukum yang
diharapkan memahami
berlaku
hukum pascal, serta
diminta untuk mempersiapkan alat-
cair yang berbeda
penerapannya
alat percobaan sederhana untuk
dalam ruang tertutup
kehidupan sehari-hari.
untuk
zat
diberikan
Berdasarkan percobaan
kepada zat cair di
yang dilakukan siswa
dalam
ruang
diharapkan memahami
diteruskan
hukum pascal, serta
kesegala
arah
dengan sama besa
penerapannya
menyiapkan
percobaan
Perwakilan
dipresentasikan dalam
dari
tiap
kelompok
Guru
mempresentasikan
untuk
pembelajaran.
Setiap
kelompok
langkah
merumuskan data-data
kerja untuk melakukan eksperimen
hasil percobaan dan
mengamati
mempresentasikan
Percobaan
sederhana
tentang hukum Pascal
hasil percobaannya di depan kelas.
dalam
Peserta didik dalam setiap
kehidupan sehari-hari.
kelompok
melakukan eksperimen
PA PB FA FB AA AB
Siswa
dalam pembentukan kelompok
mengetahui Hukum Pascal
berbunyi:Tekanan
tertutup
dalam
yang
yang
(55 Menit)
Aktivitas Siswa
sesuai dengan langkah kerja
yang
telah
dijelaskan oleh guru.
Siswa diskusi
melakukan untuk
No
Indikator
Definisi Konsep
Blaise
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Siswa
Pscal
membahas
hasil
Berdasarkan percobaan
percobaan
setiap
suatu hukum yang
yang dilakukan siswa
kelompok
dan
berlaku
zat
diharapkan memahami
melakukan
cair yang berbeda
hukum pascal, serta
jawab
dalam ruang tertutup
penerapannya
kelompok.
yang
kehidupan sehari-hari.
mengemukakan
untuk
dalam
berbunyi:Tekanan yang
diberikan
Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan
peserta
didik
apakah
kepada zat cair di
sudah dilakukan dengan benar atau
dalam
ruang
belum. Jika masih ada peserta didik
diteruskan
atau kelompok yang belum dapat
arah
melakukannya dengan benar, guru
tertutup kesegala
dengan sama besar
PA PB FA FB AA AB
Berdasarkan percobaan
dapat
yang dilakukan siswa
langsung
memberikan
bimbingan.
diharapkan memahami hukum pascal, serta penerapannya
dalam
kehidupan sehari-hari.
Peserta hasil
didik diskusi
klasikal.
mempresentasikan kelompok
secara
antar
tanya tiap
No
Definisi Konsep
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Guru
menanggapi
kelompok
hasil
peserta
memberikan
Aktivitas Siswa diskusi
didik
informasi
dan yang
sebenarnya.
Guru memberikan beberapa soal menentukan hukum Pascal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar,
guru
dapat
langsung
memberikan bimbingan. 3.
Berdasarkan percobaan
Tahapan relaksasi
yang dilakukan siswa
dan penutup.
diharapkan memahami
(20 Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau rangkuman hasil diskusi.
Guru
memberikan
tes
untuk
belajar
siswa
mengukur
penerapannya
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
kehidupan sehari-hari.
hasil
Siswa dan
hukum pascal, serta dalam
mendengarkan mencatat
hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes hasil belajar tersebut tentang
perpindahan
No
Definisi Konsep
Indikator Konsep
Pemahaman
Tahap Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa kalor.
145
C. Sumber Belajar: 1.
Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan, Jakarta: Erlangga
2.
Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
D. Penilaian Hasil Pembelajaran: 1.
Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda
2.
Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri siswa
Jakarta, Januari 2010 Mengetahui, Kepala MTs Islamiyah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding NIP : 196.411.122.009.101.001
M. Hartato NIP -
146
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 5 Nama Sekolah Kelas / Program Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Tema Pertemuan
: : : : : : :
MTs Islamiyah VIII/I Fisika Genap (2 / dua) 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Hukum Archimedes 5 (Lima)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan seharihari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator: 1. Mendeskripsikan hukum
hukum Archimedes melalui percobaan
sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan D. Tujuan Pembelajaran: 1. Menyebutkan bunyi hukum Archimedes. 2. Menyelidiki dan menentukan besar gaya angkat. 3. Menjelaskan konsep tenggelam, melayang, dan terapung. 4. Menjelaskan pengaruh massa jenis pada peristiwa tenggelam, melayang, dan terapung. 5. Menyebutkan pemanfaatan gaya Archimedes dalam kehidupan seharihari.
147
E. Materi Pelajaran:
Tekanan Pada Zat Cair (hukum Archimedes)
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran: No
1.
Indikator
Definisi Konsep
1.
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Hukum Archimedes
Berdasarkan percobaan
menjelaskan: Suatu
yang dilakukan siswa
Apersepsi
belajar
benda
diharapkan memahami
(10 Menit)
untuk mengingat kembali percobaan
yang
dicelupkan sebagian
hukum
atau seluruhnya ke
serta
dalam zat cair akan
dalam
mengalami gaya ke
sehari-hari..
Motivasi
dan
Archimedes,
Guru mengkondisikan lingkungan dengan
mengajak
siswa
hukum Pascal yang telah dilakukan
penerapannya
pada pertemuan sebelumnya.
kehidupan
Bagaimana kalau kamu berjalan di dalam air kolam terasa lebih ringan
atas yang besarnya
atau justru lebih berat?
sama dengan berat
mengapa sewaktu berenang kamu
berat zat cair yang
dapat mengambang, melayang, atau
pindahkan
tenggelam
oleh
benda tersebut.dapat
Sebutkan bunyi hukum Archimedes
dirumuskan:
Bagaimana
FA .V .g 2.
Aktivitas Siswa
Untuk benda yang dimasukan ke dalam zat cair mengalami terapung, tenggelam,
konsep
suatu
benda
dikatakan tenggelam, melayang, dan Prasyarat Pengetahuan
terapung?
No
Indikator
Definisi Konsep
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Siswa
dan melayang:
benda zat cair
benda zat cair benda zat cair 2.
1.
Hukum Archimedes
Tahapan Eksplorasi
menjelaskan: Suatu
(35 Menit)
benda
yang
Guru membimbing peserta didik
menyiapkan
percobaan
Perwakilan
dipresentasikan dalam
dari
tiap
kelompok
diminta untuk mempersiapkan alat-
atau seluruhnya ke
alat percobaan sederhana untuk
dalam zat cair akan
mengetahui Hukum Archimedes
Siswa
dalam pembentukan kelompok
dicelupkan sebagian
mengalami gaya ke
Setiap
kelompok
merumuskan data-data
atas yang besarnya
kerja untuk melakukan eksperimen
hasil percobaan dan
sama dengan berat
mengamati
mempresentasikan
pindahkan
Berdasarkan percobaan
oleh
yang dilakukan siswa
benda tersebut.dapat
diharapkan memahami
dirumuskan:
hukum
FA .V .g
serta
Archimedes, penerapannya
mempresentasikan
pembelajaran.
langkah
berat zat cair yang
Guru
untuk
Percobaan
sederhana
tentang hukum Archimedes
hasil percobaannya di depan kelas.
Peserta didik dalam setiap
kelompok
melakukan eksperimen
No
Definisi Konsep
2.
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Untuk benda yang
dalam
dimasukan ke dalam
sehari-hari..
Aktivitas Siswa
kehidupan
sesuai dengan langkah kerja
zat cair mengalami
telah
dijelaskan oleh guru.
terapung, tenggelam,
Siswa
melakukan
dan melayang:
diskusi
benda zat cair
membahas
hasil
benda zat cair
percobaan
setiap
kelompok
dan
benda zat cair 1.
yang
Hukum Archimedes menjelaskan: Suatu benda
yang
dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat
Berdasarkan percobaan
untuk
melakukan
yang dilakukan siswa
jawab
diharapkan memahami
kelompok.
hukum serta
Archimedes, penerapannya
dalam sehari-hari..
kehidupan
Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan
peserta
didik
apakah
sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat
langsung
memberikan
antar
tanya tiap
No
Indikator
Definisi Konsep
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
berat zat cair yang pindahkan
bimbingan.
oleh
benda tersebut.dapat dirumuskan:
FA .V .g 2.
Aktivitas Siswa
Untuk benda yang dimasukan ke dalam zat cair mengalami terapung, tenggelam, dan melayang:
Berdasarkan percobaan
benda zat cair
didik
yang dilakukan siswa
hasil
diharapkan memahami
klasikal.
hukum serta
Archimedes,
penerapannya
dalam
Guru
diskusi
kehidupan
kelompok
secara
hasil
peserta
memberikan
sehari-hari..
mempresentasikan
menanggapi
kelompok
diskusi
didik
informasi
dan yang
sebenarnya.
Guru memberikan beberapa soal menentukan hukum Pascal untuk
benda zat cair
benda zat cair
Peserta
dikerjakan oleh peserta didik.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar,
guru
dapat
memberikan bimbingan.
langsung
No
3.
Definisi Konsep
Indikator Konsep
Pemahaman
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu Tahapan relaksasi
dan penutup. (45 Menit)
Aktivitas Siswa
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru
memberikan
mengukur
hasil
Siswa dan
tes
untuk
belajar
siswa
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
mendengarkan mencatat
hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes hasil belajar tersebut.
155
H. Sumber Belajar: 1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan, Jakarta: Erlangga 2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran: 1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda 2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri siswa
Jakarta, Januari 2010 Mengetahui, Kepala MTs Islamiyah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding NIP: 196.411.122.009.101.001
M. Hartato NIP -
156
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 6 Nama Sekolah Kelas / Program Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Tema Pertemuan
: : : : : : :
MTs Islamiyah VIII/I Fisika Genap (2 / dua) 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Tekanan Udara 6 (Keenam)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan seharihari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator: 1. Siswa mampu merumuskan tekanan pada udara (Atmosfir) 2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan
D. Tujuan Pembelajaran: 1. Mendemontrasikan adanya tekanan udara. 2. Mengukur tekanan udara. 3. Menyebutkan jenis-jenis barometer. 4. Menjelaskan hubungan antara ketinggian suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara.
E. Materi Pelajaran:
Hukum Torriceli
157
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran: No
1.
Definisi Konsep
1. Evangelista Torricelli
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Berdasarkan
Motivasi dan
Aktivitas Siswa
Guru mengkondisikan lingkungan
dalam percobaannya
percobaan
yang
Apersepsi
belajar
1 atmosfer 76 cmHg
dilakukan
pada
(15 Menit)
untuk mengingat kembali percobaan
2. Setiap kenaikan 10 m
pertemuan
dari permukaan air laut
sebelumnya.
tekanan
dapat
udara
berkurang 1 mmHg
hukum siswa
mengajak
Archimedes
dilakukan
menjelaskan,
mengukur
dengan
yang
pada
siswa
telah
pertemuan
sebelumnya.
tekanan
udara, menyebutkan macam-macam
Prasyarat
barometer,
Pengetahuan
hubungan
antara
ketinggian
suatu
tempat
dengan
perbedaan
tekanan
udara,
sesuai
dengan
hasil
percobaan.
Mengapa di wilayah dataran tinggi kadar oksigennya menipis?
Bagaimana
hubungan
ketinggian suatu tempat perbedaan
tekanan udara
antara dengan
No
2.
Definisi Konsep
Indikator
Pemahaman
Konsep
Pembelajaran dan
Tahapan Eksplorasi
Deskripsi Pembelajaran Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
1. Evangelista Torricelli dalam percobaannya
Tahap
Berdasarkan
(55 Menit)
1 atmosfer 76 cmHg
percobaan
yang
2. Setiap kenaikan 10 m
dilakukan
pada
dari permukaan air
pertemuan
laut tekanan udara
sebelumnya.
berkurang 1 mmHg
dapat
Aktivitas Siswa
Guru membimbing peserta didik
Siswa
menyiapkan
dalam pembentukan kelompok
percobaan
Perwakilan
dipresentasikan dalam
dari
tiap
kelompok
diminta untuk mempersiapkan alat-
untuk
pembelajaran.
alat percobaan sederhana untuk siswa
menjelaskan,
mengetahui tekanan udara
merumuskan data-data
kerja untuk melakukan eksperimen
hasil percobaan dan
udara, menyebutkan
mengamati
mempresentasikan
macam-macam
tentang tekanan udara
tekanan
mempresentasikan
kelompok
langkah
mengukur
Guru
Setiap
Percobaan
sederhana
hasil percobaannya di
barometer,
depan kelas.
hubungan
antara
ketinggian
suatu
Peserta didik dalam setiap
kelompok
tempat
dengan
melakukan eksperimen
perbedaan
tekanan
sesuai dengan langkah
udara,
sesuai
dengan
hasil
percobaan
kerja
yang
telah
dijelaskan oleh guru.
Siswa diskusi
melakukan untuk
No
Indikator
Definisi Konsep
1.
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Siswa
Evangelista
membahas
hasil
Torricelli dalam
percobaan
setiap
percobaannya
kelompok
dan
1 atmosfer 76 cmHg 2.
melakukan
Setiap kenaikan
jawab
10
kelompok.
m
dari
permukaan laut
air
tekanan
Guru memeriksa eksperimen yang
udara berkurang
dilakukan
1 mmHg
sudah dilakukan dengan benar atau
Berdasarkan
peserta
didik
apakah
belum. Jika masih ada peserta didik
percobaan
yang
atau kelompok yang belum dapat
dilakukan
pada
melakukannya dengan benar, guru
pertemuan
dapat
sebelumnya. dapat
siswa
langsung
memberikan
bimbingan.
menjelaskan,
mengukur
tekanan
Peserta
didik
udara, menyebutkan
hasil
diskusi
macam-macam
klasikal.
mempresentasikan kelompok
secara
antar
tanya tiap
No
Indikator
Definisi Konsep
1.
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Evangelista
barometer,
Torricelli dalam
hubungan
antara
percobaannya
ketinggian
suatu
memberikan
tempat
dengan
sebenarnya.
Setiap kenaikan
perbedaan
tekanan
10
dari
udara,
sesuai
air
dengan
hasil
1 atmosfer 76 cmHg 2.
Pemahaman
m
permukaan laut
tekanan
Guru
menanggapi
kelompok
Aktivitas Siswa
hasil
peserta
diskusi
didik
informasi
dan yang
Guru memberikan beberapa soal menentukan hukum Pascal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
percobaan
Guru mengoreksi jawaban peserta
udara berkurang
didik apakah sudah benar atau
1 mmHg
belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar,
guru
dapat
langsung
memberikan bimbingan. 3.
Tahapan relaksasi
dan penutup. (20 Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru
memberikan
mengukur
hasil
Siswa dan
tes
untuk
belajar
siswa
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
mendengarkan mencatat
hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes hasil belajar tersebut tentang
hukum
No
Definisi Konsep
Indikator Konsep
Pemahaman
Tahap Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Deskripsi Pembelajaran Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa Toricelli Atmosfir)
(tekanan
164
H. Sumber Belajar: 1. Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan, Jakarta: Erlangga 2. Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran: 1. Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda 2. Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri siswa
Jakarta, Januari 2010 Mengetahui, Kepala MTs Islamiyah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding NIP: 196.411.122.009.101.001
M. Hartato NIP -
165
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 7 Nama Sekolah Kelas / Program Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Tema Pertemuan
: : : : : : :
MTs Islamiyah VIII/I Fisika Genap (2 / dua) 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) Hukum Boyle 2 (Ketujuh)
A. Standar Kompetensi:
Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan seharihari
B. Kompetensi Dasar:
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Indikator: 1. Siswa mampu merumuskan tekanan pada ruang tertutup 2. Siswa mampu memberikan interpretasi dari data hasil percobaan kemudian menyimpulkannya. Serta dapat mengkomunikasikan hasil percobaan tersebut baik secara lisan maupun tulisan D. Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan tekanan gas dalam ruang tertutup.
E. Materi Pelajaran:
Hukum Boyle
F. Pendekatan & Matode Pembelajaran:
Pendekatan: Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur)
Metode: Praktikum, Tanya Jawab dan Penugasan
Metode: Diskusi
G. Langkah Pembelajaran: No
1.
Definisi Konsep
1.
2.
Hukum
Boyle
Indikator
Pemahaman
Konsep
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Berdasarkan
Motivasi
dan
Aktivitas Siswa
Guru mengkondisikan lingkungan
percobaan
yang
Apersepsi
belajar
tekanan dan Volume
dilakukan
pada
(10Menit)
untuk mengingat kembali percobaan
gas tertutup adalah
pertemuan
tetap;
sebelumnya
P xV C
dapat
dengan
mengajak
siswa
tekanan udara yang telah dilakukan siswa
pada pertemuan sebelumnya.
memahami
Ban sepeda yang sudah lama tidak di
hukum boyle serta
pompa akan kempis juga walaupun
tertutup mengalami
aplikasinya
dalam
tidak
perubahan
kehidupan
sehari-
mengapa hal itu terjadi? Kemana
Jika
gas
suhu
ruang
volume
hari .sesuai dengan
tetap,
hasil percobaan.
maka berlaku rumus:
Hukum
Boyle
bocor.
Tahukah
kamu,
udara dalam ban pergi? Prasyarat
Sebutkan bunyi hukum Boyle
Guru membimbing peserta didik
Pengetahuan
P1 x V1 P2 x V2 1.
Deskripsi Pembelajaran
berbunyi: Hasil kali
pada
2.
Tahap
Berdasarkan
Tahapan Eksplorasi
berbunyi: Hasil kali
percobaan
yang
tekanan dan Volume
dilakukan
pada
gas tertutup adalah
pertemuan
tetap;
sebelumnya dapat
(50 Menit)
memahami
menyiapkan
dalam pembentukan kelompok
percobaan
Perwakilan
dipresentasikan dalam
dari
tiap
kelompok
diminta untuk mempersiapkan alatsiswa
Siswa
untuk
pembelajaran.
alat percobaan sederhana untuk mengetahui Hukum Boyle
Setiap
kelompok
No
Definisi Konsep
Indikator Konsep
P xV C
2.
Pemahaman
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Siswa
hukum boyle serta
merumuskan data-data
aplikasinya
dalam
hasil percobaan dan
kehidupan
sehari-
mempresentasikan
hari .sesuai dengan
hasil percobaannya di
hasil percobaan
depan kelas.
Berdasarkan
Guru
mempresentasikan
langkah
Peserta didik dalam
percobaan
yang
kerja untuk melakukan eksperimen
setiap
ruang
dilakukan
pada
mengamati
melakukan eksperimen
tertutup mengalami
pertemuan
perubahan
sebelumnya
Jika
pada
gas
volume
suhu
dapat
tetap,
P1 x V1 P2 x V2
sederhana
tentang hukum Boyle
sesuai dengan langkah
siswa
kerja
memahami
hukum boyle serta
maka berlaku rumus:
Percobaan
kelompok
yang
dijelaskan oleh guru.
Siswa
melakukan
aplikasinya
dalam
diskusi
untuk
kehidupan
sehari-
membahas
hasil
hari .sesuai dengan
percobaan
setiap
hasil percobaan
kelompok
dan
melakukan jawab
telah
Berdasarkan
antar
kelompok.
tanya tiap
No
Definisi Konsep
1.
Hukum
Indikator
Pemahaman
Konsep
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Boyle
percobaan
yang
berbunyi: Hasil kali
dilakukan
pada
tekanan dan Volume
pertemuan
gas tertutup adalah
sebelumnya
tetap;
dapat
P xV C
hukum boyle serta
Aktivitas Siswa
siswa
memahami
Guru memeriksa eksperimen yang
aplikasinya
dalam
dilakukan
peserta
didik
apakah
kehidupan
sehari-
sudah dilakukan dengan benar atau
hari .sesuai dengan
belum. Jika masih ada peserta didik
hasil percobaan
atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat
2.
Berdasarkan yang
ruang
dilakukan
pada
tertutup mengalami
pertemuan
perubahan
sebelumnya
pada
gas
suhu
volume tetap,
maka berlaku rumus:
dapat
memberikan
bimbingan.
percobaan Jika
langsung
Peserta hasil
siswa
memahami
hukum boyle serta
didik diskusi
mempresentasikan kelompok
secara
klasikal.
Guru
menanggapi
kelompok
peserta
hasil didik
diskusi dan
No
Definisi Konsep
Indikator
Pemahaman
Konsep
P1 x V1 P2 x V2
Tahap
Deskripsi Pembelajaran
Pembelajaran dan
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
aplikasinya
dalam
memberikan
kehidupan
sehari-
sebenarnya.
hari .sesuai dengan hasil percobaan
Aktivitas Siswa
informasi
yang
Guru memberikan beberapa soal menentukan hukum Pascal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Berdasarkan
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
percobaan
yang
belum. Jika masih ada peserta didik
dilakukan
pada
yang belum dapat menjawab dengan
pertemuan sebelumnya
benar, siswa
guru
dapat
langsung
memberikan bimbingan.
dapat memahami 3.
hukum boyle serta
Tahapan relaksasi
aplikasinya
dalam
dan penutup.
kehidupan
sehari-
(30 Menit)
Guru memberikan kesimpulan atau
rangkuman hasil diskusi.
Guru
memberikan hasil
Siswa dan
tes
untuk
belajar
siswa
hari .sesuai dengan
mengukur
hasil percobaan
sebagai hasil pembelajaran inkuiri.
mendengarkan mencatat
hasil
tersebut.
Siswa mengerjakan tes hasil belajar tersebut tentang hukum Boyle
172
H. Sumber Belajar: 1.
Buku sumber Fisika SMA untuk kelas X, Marthen Kanginan, Jakarta: Erlangga
2.
Lembar Kerja Siswa dan buku referensi lain.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran: 1.
Kognitif: tes tertulis berupa tes pilihan ganda
2.
Afektif: berupa lembar observasi rating scale untuk konsep diri siswa
Jakarta, Januari 2010 Mengetahui, Kepala MTs Islamiyah
Guru Mata Pelajaran
Drs. Oding NIP: 196.411.122.009.101.001
M. Hartato NIP -
173
LAMPIRAN 3
173
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN LUAS PERMUKAAN DAN TEKANAN MTs Islamiyah Ciputat
Hari / Tanggal
:
...................................
Kelompok
:
...................................
Nama Anggota
:
1. ...............................
5. ........................................
2. ...............................
6. ........................................
3. ...............................
7. ........................................
4. ...............................
8. ........................................
Konsep
:
Tekanan
Sub Konsep
:
Tekanan Pada Zat Cair
Waktu
:
45 Menit
Cobalah berjalan dengan sepatu di atas tanah yang lembek. Apa yang kamu lihat pada bagian tanah bekas sepatumu? Bagaimana apabila ukuran dan bentuk sepatu yang kamu gunakan untuk menginjak tanah tersebut berbeda-beda? Untuk melihat hubungan antara luas permukaan bidang yang ditekan dan massa benda terhadap tekanan, eksperimen berikut dapat membantumu.
LAMPIRAN 3
174
Percobaan
1
Tujuan Menyelidiki pengaruh permukaan benda terhadap besarnya tekanan Rumusan masalah Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas. 1.
...................................................................................................................
2.
...................................................................................................................
3.
...................................................................................................................
Alat dan Bahan 1. 2 buah lilin mainan/ plastisin 2. 2 buah uang logam seribu rupaih 3. Penggaris Langkah Kerja 1. letakan
2
plastisin
diatas
meja
praktek/lantai yang sudah diberi alas. 2. Letakan 1 buah uang logam diatas plastisin
A
dengan
posisi
horizontal/kelihatan permukaan salah satu ujungnya. 3. Letakan uang logam berikutnya diatas plastisin B posisi berdiri (vertikal) terlihat dua permukannnya dari samping kiri dan kanan ? 4. Tekanlah kedua uang logam diatas plastisin dengan besar tekanan yang sama. 5. Ukurlah lekukan manakah yang lebih dalam? Plastisin A atau B? 6. mengapa terjadi demikian? Berikan kesimpulan percobaan di atas?
LAMPIRAN 3
175
Hasil Pengamatan Tuliskan hasil percobaanmu dalam tabel di bawah ini! No
Peristiwa
Luas Bidang tekan cm)
1.
Logam A
……
2.
Logam B
……
Pembahasan Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan yang kalian peroleh. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Isilah Pertanyaan Dibawah ini ! 1. Mengapa logam A memberikan tekanan lebih kecil dibanding logam B? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. Dari percobaan tersebut faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besarnya tekanan ? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
LAMPIRAN 3
176
Kesimpulan Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3
177
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN BERAT BENDA DAN TEKANAN MTs Islamiyah Ciputat
Hari / Tanggal
:
...................................
Kelompok
:
...................................
Nama Anggota
:
1. ...............................
5. ........................................
2. ...............................
6. ........................................
3. ...............................
7. ........................................
4. ...............................
8. ........................................
Konsep
:
Tekanan
Sub Konsep
:
Berat benda dan Tekanan
Waktu
:
45 Menit
Pernahkah kamu melihat atlet lopmat jauh? Pada saat atlet lompat jauh jatuh pada pasir tumpuan terjadilah perubahan pada bak pasir. Pasir yang sebelumnya tertata rapih menjadi berserakan. Hal tersebut akibat tekanan atlet. Samakah akibatnya jika yang meloncat seorang atlet yang bertubuh lebih besar?
LAMPIRAN 3
178
Percobaan
2
Tujuan Setelah melakukan percobaan ini kamu diharapkan dapat: 1. Menganalisis jenis perpindahan kalor secara konveksi yang terjadi dalam percobaan. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju perpindahan kalor secara konveksi. Rumusan masalah Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas. 1.
...................................................................................................................
2.
...................................................................................................................
Alat dan Bahan 1. Plastisin/tanah liat 2. Wadah 3. Kubus kayu dan kubus besi ( ukuran dan volumenya sama) 4. Mistar
Langkah Kerja 1. Memasukan tanah/plastisin kedalam wadah hingga setebal 2 cm 2. Menjatuhkan kedua kubus dari ketinggian yang sama di atas tanah liat. 3. Mengangkat liat/plastisin,
kedua
kubus
dari
kemudian
tanah
mengukur
kedalaman pada tanah liat yang ditimbulkan oleh jatuhan kedua kubus tersebut.
LAMPIRAN 3
179
Hasil Pengamatan Jenis Kubus
Kedalaman tanah (cm)
Kayu Besi
Pembahasan Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan yang kalian peroleh. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. Isilah Pertanyaan Dibawah ini ! 1. Kubus manakah yang menimbulkan kedalaman terbesar?mengapa? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
Kesimpulan Nyatakan kesimpulanmu tentang pengaruh massa benda terhadap besar tekanan ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3
180
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN TEKANAN PADA ZAT CAIR MTs Islamiyah Ciputat
Hari / Tanggal
:
...................................
Kelompok
:
...................................
Nama Anggota
:
1. ...............................
5. ........................................
2. ...............................
6. ........................................
3. ...............................
7. ........................................
4. ...............................
8. ........................................
Konsep
:
Tekanan
Sub Konsep
:
Tekanan Pada zat Cair
Waktu
:
45 Menit
Pada saat kamu berenang di air? Pernahkah kamu mencoba untuk
meyelam? Apakah yang kamu
rasakn? Kamu
akan
merasakan adanya tekanan yang menekan tubuhmu dan telingamu merasa kurang nyaman. Hal ini terjadi karena adanya gaya gravitasi yang menarik zat cair ke bawah sehingga terdapat tekanan. Untuk lebih memahami hal ini, eksperimen berikut dapat membantumu.
LAMPIRAN 3
Percobaan
181
3
Tujuan Menyelidiki pengaruh kedalaman air terhadap besarnya tekanan. . Rumusan masalah Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas. 1. .......................................................................................................... 2. .......................................................................................................... 3. .......................................................................................................... Alat dan Bahan 1. Botol bekas air aqua 2. botol air A (berbentuk tabung) 3. botol air B 4. Paku payung 5. pita isolasi (plester) 6. Air 7. Ember Langkah Kerja 1. Dalam keadaan kosong, lubangi botol plastik aqua bekas minuman dengan paku payung 2. Tutuplah lubang-lubang tersebut dengan pita isolasi (plester) 3. Isilah botol tersebut dengan air hingga tinggi permukaan air melebihi tabung di aias ember. 4. Angkatlah botol tersebut 5. Lepaslah Pita isolasi secara serentak 6. Perhatikan pancaran air yang keluarmelalui lubang-lubang tersebut.
LAMPIRAN 3
182
Hasil Pengamatan Buatlah hasil pengamatan kamu di bawah ini! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. Pembahasan Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan yang kalian peroleh. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Isilah Pertanyaan Dibawah ini ! 1. Dari percobaan tersebut tekanan terbesar ditujukan oleh lubang mana? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. Bagaimana hubungan antar lubang A1 dengan A2? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 3. Jika bentuk wadah A (botol aqua) diganti wadah B apakah tekananya berbeda? ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
LAMPIRAN 3
183
Kesimpulan Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3
184
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES (TENGGELAM, TERAPUNG DAN MELAYANG MTs Islamiyah Ciputat
Hari / Tanggal
:
...................................
Kelompok
:
...................................
Nama Anggota
:
1. ...............................
5. ........................................
2. ...............................
6. ........................................
3. ...............................
7. ........................................
4. ...............................
8. ........................................
Konsep
:
Tekanan
Sub Konsep
:
Tekanan Pada Zat Cair ( Hukum Archimedes)
Waktu
:
45 Menit
Bila kamu sedang berada di sungai/kolam isilah ember dengan air. Angkat ember berisi air tersebut. Bagaimanakah rasanya berat/ringan. Setelah itu angkat ember berisi air ke darat dan jingjinglah. Apa yang kamu rasakan?
LAMPIRAN 3
Percobaan
185
1
Tujuan Menyelidiki peristiwa tenggelam, melayang dan terapung Rumusan masalah Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas. 1.
...................................................................................................................
2.
...................................................................................................................
3.
...................................................................................................................
Alat dan Bahan 1. 3 buah gelas yang bentuknya sama 2. 3 buah telur ayam 3. garam dapur 4. Air Langkah Kerja 1. Letakan ke tiga gelas masing-masing A, B, dan C 2. Masukan air secukupnya (setengah isi gelas) ke dalam tiga wadah tersebut 3. Masukan garam ke wadah B sampai berbentuk encer 4. Masukan garam ke wadah C sampai berbentuk pekat 5. Masukan ketiga telur yam tersebut ke dalam wadah A, B, dan C 6. Perhatikanlah percobaan diatas
LAMPIRAN 3
186
Hasil Pengamatan Tuliskan hasil percobaanmu dalam tabel di bawah ini! Wadah
Air
A
Air
B
Garam encer
C
Garam pekat
Peristiwa (tenggelam, melayang, terapung)
Pembahasan Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan yang kalian peroleh. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Isilah Pertanyaan Dibawah ini ! 1. Apa yang terjadi pada telur A, tuliskan persamannya seuai Hukum archimedes ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 2. Apa yang terjadi pada telur B, tuliskan persamannya seuai Hukum archimedes ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
LAMPIRAN 3
187
3. Apa yang terjadi pada telur C, tuliskan persamannya seuai Hukum archimedes ....................................................................................................................... Kesimpulan Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3
188
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN HUKUM PASCAL MTs Islamiyah Ciputat
Hari / Tanggal
:
...................................
Kelompok
:
...................................
Nama Anggota
:
1. ...............................
5. ........................................
2. ...............................
6. ........................................
3. ...............................
7. ........................................
4. ...............................
8. ........................................
Konsep
:
Tekanan
Sub Konsep
:
Hukum Pascal
Waktu
:
45 Menit
Di rumahmu mungkin ada alat penyemprot serangga. Ketika cairan dalam semprotan diberi gaya maka molekulmolekul cairan akan meneruskan tekanan kesegala arah dengan sama besar.
LAMPIRAN 3
189
Percobaan
2
Tujuan
Membuktikan bahwa tekanan air sama besar kesegala arah.
Rumusan masalah Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas. 1. .............................................................................................................. 2. .................................................................................................... Alat dan Bahan 1. pipa paralon ( satu ujung tertutup) 2. Penghisap dari gabus 3. tongkat pendorong 4. Isolasi 5. Air
Langkah Kerja 1. Menyiapkan pipa paralon yang salah satu ujungnya tertutup 2. membuat beberapa lubang kecil dekat ujung bagian ujungnya seperti pada gambar 3. melengkapi penghisap
pipa dari
dengan
gabus
dan
sebuah tongkat
pendorong seperti sebuah pompa 4. menutup lubang-lubang kecil dengan isolasi kemudian mengisi pipa dengan air
LAMPIRAN 3
190
5. menekan tongkat pendorong sehingga gabus akan meneruskan tekanan ke dalam
air
dan
melepaskan
isolasi
penutup lubang 6. mengamati semburan air yang terjadi.
Kesimpulan Nyatakan kesimpulanmu tentang eksperimen ini. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Selamat Bekerja
LAMPIRAN 3
191
LEMBAR KERJA SISWA KEGIATAN PERCOBAAN TEKANAN GAS MTs Islamiyah Ciputat
Hari / Tanggal
:
...................................
Kelompok
:
...................................
Nama Anggota
:
1. ...............................
5. ........................................
2. ...............................
6. ........................................
3. ...............................
7. ........................................
4. ...............................
8. ........................................
Konsep
:
Tekanan
Sub Konsep
:
Tekanan Udara
Waktu
:
45 Menit
Mengapa hidung kita dapat mengeluarkan darah ketika berada di tempat yang tinggi (pegunungan)?
LAMPIRAN 3
Percobaan
192
3
Tujuan Menyelidiki pengaruh tekanan udara (gas) . Rumusan masalah Tulislah beberapa masalah yang kamu dapati dari uraian di atas. 1.
.............................................................................................................
2. .................................................................................................... 3. .................................................................................................... Alat dan Bahan 1. Gelas 2. Karton 3. Air Langkah Kerja 1. Isilah gelas dengan air sampai penuh 2. Tutup rapat-rapat dengan karton 3. Peganglah karton dengan kuat kemudian botol di balik 4. Lepaskan pegangan tangan terhadap karton 5. amati yang terjadi
Hasil Pengamatan Buatlah hasil pengamatan kamu di bawah ini! ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
LAMPIRAN 3
193
Pembahasan Dari hasil percobaan, apakah yang dapat dibahas dari data hasil pengamatan yang kalian peroleh. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Kesimpulan Setelah melakukan kegiatan di atas, apa yang dapat kamu simpulkan. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
Selamat Bekerja
194
LAMPIRAN 4 Kisi-kisi Instrumen Konsep diri No
Faktor
Internal
Internal
Internal
No No Jumlah Indikator Sikap Item Item Item Positif Negatif 1. Saya adalah seorang 1 5 yang pandai dalam pelajaran fisika 2 2. Saya adalah seorang yang rajin dalam Identitas pelajaran fisika diri 3. Saya adalah seorang 3 yang sungguh-sungguh dalam pelajaran fisika 4. Saya seorang yang 49 periang 5. Saya seorang yang 50 beruntung 6. Saya adalah seeorang 7 5 yang bodoh 7. Saya adalah seorang 8 yang pemalas 8. Saya adalah seorang 9 yang kurang serius 9. Saya seorang yang 55 pemurung 10. Saya seorang yang 56 beruntung (gagal) Aspek Sikap
Diri pelaku
1. Saya dapat belajar dengan baik 2. Orang tua saya bangga terhadap prestasi saya 3. Saya yakin dengan kemampuan diri sendiri 4. Saya seorang pembaca yang baik 5. Saya seorang yang patuh di rumah 6. Saya sulit belajar dengan tekun 7. Orang tua acuh saja terhadap kemajuan yang saya capai 8. Saya merasa ragu dengan kemampuan saya
4
5
5 6 51 52 13 14
15
5
195
LAMPIRAN 4 No
Faktor
Aspek Sikap
Indikator Sikap
No No Jumlah Item Item Item Positif Negatif
9. Saya seorang yang malas membaca 10. Saya seorang pembangkang dirumah
Eksternal
Diri penilai
1. Saya merasa berperilaku baik dalam kehidupan 2. Teman-teman suka sama saya 3. Orang tua bangga terhadap cara belajar saya 4. Saya merasa seorang yang berguna 5. Saya merasa akan menjadi orang penting dalam kehidupan saya 6. Saya merasa sebagai orang yang kurang baik 7. Teman-teman membenci saya 8. Orang tua tidak peduli terhadap hasil belajar saya
57
58 10
11 12
53 54
16
Eksternal
Diri fisik
5
17 18
9. Saya merasa sebagai orang yang tidak berguna 10. Saya merasa akan menjadi orang yang terlupakan dalam kehidupan saya 1. Saya memiliki tubuh yang sehat 2. Saya seorang yang menarik 3. Saya menjaga kesehatan sebaikbaiknya dengan rajin berolahraga
5
59
60
19 20 21
3
196
LAMPIRAN 4
No
Faktor
Eksternal
Aspek Sikap
Diri etikmoral
Diri pribadi
Eksternal
No No Jumlah Indikator Sikap Item Item Item Positif Negatif 4. Saya sering sakit25 3 sakitan 5. Saya seorang yang 26 kurang menarik Saya malas untuk 27 berolahraga
1. Saya seorang yang mudah percaya 2. Saya adalah seorang yang jujur
22
3
23 24
3. Saya adalah seorang yang bertanggung jawab 4. Saya seorang yang kurang dapat dipercaya 5. Saya seorang yang tidak jujur 6. Saya adalah seorang yang kurang bertanggung jawab. 1. Saya seorang yang percaya diri 2. Saya seorang yang gembira 3. Saya adalah seorang yang rajin belajar
28 29 30
31
3
32 33
4. Saya seorang yang suka bersedih dan pemurung 5. Saya seorang yang malas belajar Diri 1. Saya yang di harapkan keluarga oleh keluarga 2. Saya adalah seorang yang penting bagi teman-teman dan Eksternal keluarga 3. Hubungan saya dengan teman-teman dan keluarga memuaskan
3
41 42
34 35
36
3
197
LAMPIRAN 4
No
Faktor
Aspek Sikap
Diri sosial
Eksternal
Σ (Jumlah)
No No Jumlah Indikator Sikap Item Item Item Positif Negatif 4. Saya seorang yang di 43 3 abaikan oleh keluarga 5. Saya seorang yang 44 disisihkan oleh keluarga dan teman-teman Saya merasa kurang akrab 45 dengan teman-teman dan keluarga 1. Saya seorang yang 37 3 populer diantara temanteman
2. Saya seorang yang sangat toleran (tenggang rasa) 3. Saya adalah seorang yang mudah bergaul dengan orang lain 4. Saya adalah seorang yang tidak dikenal oleh teman-teman 5. Saya seorang yang mau menang sendiri 6. Saya seorang yang sukar bergaul dengan orang lain
38
39
46
3
47
48 30
30
60
198
Lampiran 5 Blue Print Konsep Diri
No 1
2
Faktor Internal
Eksternal
Indikator
Positif
Negatif
Total
a. Identitas diri
1,2,3,49,50
7,8,9,55,56
10
b. Diri Pelaku
4,5,6,51,52
13,14,15,57,58
10
c. Diri penilai
10,11,12,53,54
16,17,18,59,60
10
a. Diri fisik
19,20,21
25,26,27
6
b. Diri etik-
22,23,24,
28,29,30
6
moral
31,32,33
40,41,42
6
c. Diri Pribadi
34,35,36
43,44,45
6
d. Diri keluarga
37,38,39
46,47,48
6
30
30
60
e. Diri sosial
Jumlah
199
Lampiran 5 I IDENTITAS : Nama
:
Jenis kelamin : Perempuan/Pria Kelas II
:
PETUNJUK PENGGUNAAN 1.
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia pada setiap pertanyaan, dengan memberi tanda silang (X) dengan ketentuan sebagai berikut : SS
: Sangat sesuai dengan keadaan saya
S
: Sesuai dengan keadaan saya
R
: Sulit saya menentukan pilihan
TS
: Tidak sesuai dengan keadaan saya
STS
: Sangat tidak sesuai dengan keadaan saya
2.
Jawaban yang anda berikan tidak ada yang benar atau salah
3.
Pilihlah jawaban yang tepat menggambarkan keadaan diri anda
4.
Usahakan semua nomor terjawab dan jangan ada yang terlewatkan
5.
SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMAKASIH
200
Lampiran 5 ANGKET KONSEP DIRI NO
PERNYATAAN
JAWABAN
1
Saya pandai dalam pelajaran fisika
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
2
Saya rajin dalam pelajaran fisika
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
3
Saya
sungguh-sungguh dalam pelajaran [SS] [S] [R] [TS] [STS]
fisika 4
Saya dapat belajar fisika dengan baik
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
5
Orang tua bangga terhadap hasil belajar [SS] [S] [R] [TS] [STS] fisika saya
6
Saya yakin dengan kemampuan diri sendiri
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
7
Saya bodoh dalam pelajaran fisika
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
8
Saya seorang pemalas dalam pelajaran fisika
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
9
Saya tidak serius dalam pelajaran fisika
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
10
Saya
merasa
berperilaku
baik
dalam [SS] [S] [R] [TS] [STS]
kehidupan 11
Teman-teman suka sama saya dalam belajar
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
12
Orang tua bangga terhadap cara saya dalam [SS] [S] [R] [TS] [STS] belajar
13
Saya sulit belajar fisika dengan tekun
14
Orang
tua
acuh
saja
(cuek)
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
terhadap [SS] [S] [R] [TS] [STS]
kemajuan belajar yang saya capai 15
Saya ragu dengan kemampuan sendiri
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
16
Saya orang yang tidak baik
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
17
Teman-teman membenci saya
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
18
Orang tua tidak peduli terhadap hasil belajar [SS] [S] [R] [TS] [STS] saya
19
Saya memiliki tubuh yang sehat
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
20
Saya seorang yang menarik
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
21
Saya
menjaga
kesehatan
dengan rajin berolahraga
sebaik-baiknya [SS] [S] [R] [TS] [STS]
201
Lampiran 5 22 Saya mudah percaya
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
23
Saya jujur
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
24
Saya seorang yang bertanggung jawab
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
25
Saya sering sakit
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
26
Saya seorang yang kurang menarik
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
27
Saya malas untuk berolahraga
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
28
Saya seorang yang tidak mudah percaya
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
29
Saya seorang yang tidak jujur
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
30
Saya seorang yang tidak bertanggung jawab
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
31
Saya percaya diri
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
32
Saya seorang yang gembira
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
33
Saya seorang yang rajin belajar
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
34
Saya diharapkan oleh keluarga
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
35
Saya seorang yang penting bagi teman-teman [SS] [S] [R] [TS] [STS] dan keluarga
36
Hubungan saya dengan teman-teman dan [SS] [S] [R] [TS] [STS] keluarga memuaskan
37
Saya seorang yang populer diantara teman- [SS] [S] [R] [TS] [STS] teman
38
Saya seorang yang sangat toleran (tenggang [SS] [S] [R] [TS] [STS] rasa)
39
Saya mudah bergaul dengan orang lain
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
40
Saya rendah diri
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
41
Saya suka bersedih dan pemurung
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
42
Saya malas belajar
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
43
Saya diabaikan oleh keluarga
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
44
Saya disisihkan oleh keluarga dan teman- [SS] [S] [R] [TS] [STS] teman
45
Saya tidak akrab dengan teman-teman dan [SS] [S] [R] [TS] [STS] keluarga
46
Saya tidak dikenal oleh teman-teman
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
202
Lampiran 5 47 Saya mau menang sendiri
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
48
Saya sukar bergaul dengan orang lain
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
49
Saya seorang yang periang
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
50
Saya seorang yang beruntung
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
51
Saya pembaca yang baik
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
52
Saya seorang yang patuh di rumah
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
53
Saya merasa berguna
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
54
Saya merasa akan menjadi orang penting [SS] [S] [R] [TS] [STS] dalam kehidupan saya
55
Saya seorang yang pemurung
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
56
Saya seorang yang tidak beruntung
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
57
Saya seorang yang malas membaca
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
58
Saya seorang pembantah dirumah
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
59
Saya orang yang tidak berguna
[SS] [S] [R] [TS] [STS]
60
Saya menjadi orang yang terlupakan dalam [SS] [S] [R] [TS] [STS] kehidupan saya
203
LAMPIRAN 6 LEMBAR UJI VALIDASI ISI / AHLI INSTRUMEN KONSEP DIRI
Kesesuaian
Pertanyaan
Baik
Cukup Kurang
1) Apakah indikator-indikator yang dipakai pada instrumen ini mewakili aspek konsep diri yang dipakai? 2) Apakah instrumen ini mencakup Kesesuaian Konsep
konsep diri dari teori-teori yang ada? 3) Apakah butir penilaian yang digunakan instrumen ini memenuhi pencapaian indikator konsep diri? 1) Apakah bahasa yang digunakan
Kesesuaian Bahasa
instrumen ini sudah cukup jelas? 2) Apakah bahasa yang digunakan pada instrumen ini sudah efektif?
SARAN
Jakarta, ........................................ Dosen Pembimbing I
Drs.Hasian Pohan, M.Si NIP.
204
LAMPIRAN 6 LEMBAR UJI VALIDASI ISI / AHLI INSTRUMEN KONSEP DIRI
Kesesuaian
Pertanyaan
Baik
Cukup Kurang
1) Apakah indikator-indikator yang dipakai pada instrumen ini mewakili aspek konsep diri yang dipakai? 2) Apakah instrumen ini mencakup Kesesuaian Konsep
konsep diri dari teori-teori yang ada? 3) Apakah butir penilaian yang digunakan instrumen ini memenuhi pencapaian indikator konsep diri? 4) Apakah bahasa yang digunakan
Kesesuaian Bahasa
instrumen ini sudah cukup jelas? 5) Apakah bahasa yang digunakan pada instrumen ini sudah efektif?
SARAN
Jakarta, ........................................ Dosen Pembimbing II
Diah Mulhaytiah, M.Pd NIP. 197903092008012016
205
LAMPIRAN 6 LEMBAR UJI VALIDASI ISI / AHLI INSTRUMEN KONSEP DIRI
Kesesuaian
Pertanyaan
Baik
Cukup Kurang
1) Apakah indikator-indikator yang dipakai pada instrumen ini mewakili aspek konsep diri yang dipakai? 2) Apakah instrumen ini mencakup Kesesuaian Konsep
konsep diri dari teori-teori yang ada? 3) Apakah butir penilaian yang digunakan instrumen ini memenuhi pencapaian indikator konsep diri? 4) Apakah bahasa yang digunakan
Kesesuaian Bahasa
instrumen ini sudah cukup jelas? 5) Apakah bahasa yang digunakan pada instrumen ini sudah efektif?
SARAN
Jakarta, ........................................ Guru Fisika MTs Islamiyah
M. Hartato NIP.-
Lampiran 7 TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
Respon den
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3
4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 1 4 3 4 4 2 2 4 3
4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4
5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4
5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3
5 5 2 5 5 5 4 4 4 2 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3
4 2 2 3 5 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3
3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4
5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5
5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 4
4 2 2 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 4 4 3
5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 2 4 5 4 4 4 4 3
4 5 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2
5 5 2 5 4 4 4 4 2 5 4 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 2
5 5 3 5 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 1
5 5 4 5 3 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 4 5 1
5 4 5 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 5
4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 5 3 3 4 3 3 3
4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 5 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4
4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
4 5 3 5 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3
4 4 4 5 4 4 3 5 4 3 2 3 3 4 3 5 3 3 4 3 3 4 4 4
2 5 3 5 4 5 3 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4
5 4 2 3 3 2 4 2 4 3 3 3 4 3 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4
2 2 1 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 2 4 3 5 4 3 3 4 4 3
4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
Lampiran 7 TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
25 26 27 28 29 30 31 32 33
3 2 3 3 3 4 2 2 4
30 0 10 0
4 3 4 4 4 4 2 2 2 10 2 30 0 10 0
3 2 4 4 2 4 3 1 1 10 7 30 0 10 0
4 3 4 4 2 3 3 4 4 12 0 30 0 10 0
3 4 2 3 2 5 2 1 2 11 3 30 0 10 0
3 4 4 3 5 5 2 4 5 12 3 30 0 10 0
4 3 4 1 4 4 4 4 5 13 0 30 0 10 0
3 4 4 3 4 4 4 2 3 12 5 30 0 10 0
3 3 4 2 4 5 2 1 2 10 7 30 0 10 0
3 3 4 3 2 5 4 3 5 11 8 30 0 10 0
2 2 3 4 4 5 4 2 3 12 7 30 0 10 0
3 2 3 5 4 5 3 4 2 12 6 30 0 10 0
4 3 2 4 4 4 2 1 4 10 0 30 0 10 0
3 3 3 4 4 4 4 4 3 12 6 30 0 10 0
29
34
36
40
38
41
43
42
36
39
42
42
33
42
88 Skor Total 100% Keterang an
1 3 4 4 3 5 2 2 2
30 0 10 0
3 4 4 4 4 2 3 3 11 2 30 0 10 0
4 5 5 4 5 4 4 3 1 12 7 30 0 10 0
3 5 5 5 4 5 4 4 4 13 6 30 0 10 0
5 3 4 4 4 5 4 5 4 12 8 30 0 10 0
3 4 3 4 4 5 3 2 3 11 3 30 0 10 0
32
37
42
45
43
38
96
2 3 3 4 3 5 4 1 11 4 30 0 10 0
3 3 3 3 3 5 4 5 1 11 2 30 0 10 0
5 3 4 3 2 5 3 2 3 11 7 30 0 10 0
4 3 4 5 2 5 4 3 5 12 3 30 0 10 0
4 5 3 3 4 5 5 4 4 13 2 30 0 10 0
4 4 3 4 4 5 2 4 4 11 7 30 0 10 0
4 4 3 4 4 5 5 4 5 12 3 30 0 10 0
3 5 4 3 4 5 4 3 3 11 8 30 0 10 0
38
37
39
41
44
39
41
39
Lampiran 7 TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
29 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4
30 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
31 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 4
32 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5
33 4 2 2 3 4 4 3 5 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4
34 5 5 5 4 4 5 3 4 4 2 4 3 4 5 3 5 5 4 5 4 4 4 3 5
35 5 5 5 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 5 3 4 4 4 4 4 3 5
36 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4
37 4 5 4 5 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 3 5
38 4 4 2 5 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2
39 2 5 2 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 5 5 3 2 4 4 4 4 2 2
40 4 2 2 3 2 3 4 4 2 2 3 4 4 5 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4
41 4 4 1 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4
42 5 3 2 3 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
43 5 5 4 5 5 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
44 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5
45 5 5 1 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 3 5 3 4 4 5 4 3 4 4 5
46 2 2 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 2 4 4 4 5
47 2 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 2
48 2 5 2 5 5 4 4 4 4 5 2 5 5 2 1 3 4 4 1 2 5 4 4 2
49 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 3 5 4 4 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4
50 4 2 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
51 4 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3
52 4 4 5 3 4 4 3 5 4 4 4 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4
53 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4
54 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4
55 4 2 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4
Lampiran 7 TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
4 5 5 4 4 5 4 4 3 130 300 100 43
3 4 5 4 4 5 4 4 2 128 300 100 43
1 4 3 4 4 5 4 1 5 128 300 100 43
3 4 3 5 2 5 4 4 5 134 300 100 45
3 3 5 3 4 5 3 3 2 111 300 100 37
3 4 3 5 4 5 4 3 5 135 300 100 45
1 4 3 3 2 5 4 4 3 121 300 100 40
3 4 3 3 2 5 4 4 5 136 300 100 45
2 2 2 3 2 4 4 2 2 106 300 100 35
3 3 3 3 2 5 4 2 5 110 300 100 37
2 4 3 5 3 5 4 4 5 122 300 100 41
3 3 2 3 2 5 3 4 3 110 300 100 37
4 3 5 4 4 5 4 2 5 124 300 100 41
3 5 3 4 3 4 3 4 122 300 100 41
4 3 4 5 4 5 4 4 5 138 300 100 46
4 4 4 4 4 5 4 4 3 145 300 100 48
2 4 5 4 4 5 4 4 4 136 300 100 45
3 4 5 4 4 5 5 5 3 137 300 100 46
4 3 5 4 5 5 5 4 4 140 300 100 47
2 2 3 4 3 4 4 1 107 300 100 36
2 3 3 4 2 4 3 5 5 128 300 100 43
3 3 3 3 3 4 4 4 3 113 300 100 38
3 3 3 3 3 4 4 4 3 106 300 100 35
4 3 5 3 2 3 4 5 2 123 300 100 41
4 3 3 3 3 4 4 1 3 115 300 100 38
4 4 4 4 2 5 4 4 3 127 300 100 42
5 4 5 4 5 4 3 1 5 129 300 100 43
Lampiran 7 TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
56
57
58
59
60
4 4 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 3
4 2 1 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 3 5 3 4
4 4 1 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 5 4 4
4 4 1 5 5 5 4 5 4 3 3 4 5 5 4 4 4 5 5 4
4 5 1 5 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 5 4
skor 232 233 185 250 247 247 216 239 227 208 208 225 227 234 215 236 202 228 225 212
Skor Total
300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
100% 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Nilai 77 78 62 83 82 82 72 80 76 69 69 75 76 78 72 79 67 76 75 71
Lampiran 7 TABEL HASIL PERHITUNGAN KONSEP DIRI SISWA
4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 4 128 300 100 43
4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 4 4 3 125 300 100 42
4 4 5 5 2 3 5 4 4 4 4 4 129 300 100 43
4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 137 300 100 46
4 4 5 5 3 3 5 5 5 4 4 5 3 140 300 100 47
216 220 229 222 182 204 224 222 206 271 216 192 200
300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
72 73 76 74 61 68 75 74 69 90 72 64 67
302
LAMPIRAN 8 PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU NILAI KONSEP DIRI SISWA
DATA KONSEP DIRI SISWA 77 78 62 83 82 82 72 80 76 69 69
75 76 78 72 79 67 76 75 71 72 73
76 74 61 68 75 74 69 90 72 64 67
Membuat daftar distribusi frekuensi: 1. Mengurutkan data yang diperoleh dari data yang terkecil 61 62 64 67 67 68 69 69 69 71 72
72 72 72 73 74 74 75 75 75 76 76
76 76 77 78 78 79 80 82 82 83 90
2. Menentukan rentang (range), dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar dengan data terkecil R R R
= = =
xt 90 29
-
xr 61
303
LAMPIRAN 8 3. Menentukan banyaknya jumlah kelas interval, dengan rumus Sturges
K K K K K
= = = = ≈
1 1 1 6,01 6
+ + +
. . .
3,3 3,3 3,3
Log n Log 33 1,51
4. Menentukan panjang kelas p
=
p p
= ≈
R K 4,83 5
=
29 6
5. Menyusun interval kelas dan membuat tabel distribusi frekuensi Tabel Distribusi Konsep Diri Siswa
No
Kelas f Interval
Bb Ba
titik tengah x
f.x
fk(a)
fk(b)
x²
f.x²
F relatif %
1
61 -
65 3
60,5 65,5
63
189
33
3
3969
11907
9,09
2
66 -
70 6
65,5 70,5
68
408
30
9
4624
27744
18,8
3
71 -
75 11 70,5 75,5
73
803
24
20
5329
58619
33,3
4
76 -
80 8
75,5 80,5
78
624
13
28
6084
48672
24,2
5
81 -
85 3
80,5 85,5
83
249
5
31
6889
20667
9,09
6
86 -
90 2
85,5 90,5
88
176
2
33
7744
15488
6,06
34639
183097
100
Σ
33
2449
6. Menentukan mean
=
∑f.x ∑f
7. Menentukan median 1 n fkb 2 i Me fi Me 73,8
=
2449 33
=
74,2
304
LAMPIRAN 8 8. Menetukan modus Mo
fa
fa fb
i
Mo 73.5
9. Menentukan simpangan baku
f X 2 f X SD N SD 6,4
2
Grafik Frekuensi Konsep Diri Siswa Frekuensi Absolut
12 10 8 6 4 2 0 63
68
73
78
Titik Tengah
83
88
305
LAMPIRAN 8 TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN KONSEP DIRI SISWA
Identitas Diri
Diri Pelaku
Diri Penilai
Aspek Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Ratarata
Skor
∑Skor
35 32 31 40 41 41 39 34 36 34 32 39 37 42 33 32 32 37 38 36 32 31 38 35 33 31 39 32 35 41 30 25 34
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
% 70 64 62 80 82 82 78 68 72 68 64 78 74 84 66 64 64 74 76 72 64 62 76 70 66 62 78 64 70 82 60 50 68 70,1
Skor
∑Skor
38 36 27 39 43 40 36 43 38 35 36 37 34 36 35 36 30 36 35 34 35 38 40 37 32 32 36 35 32 40 31 30 28
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
% 76 72 54 78 86 80 72 86 76 70 72 74 68 72 70 72 60 72 70 68 70 76 80 74 64 64 72 70 64 80 62 60 56 70,91
Skor
∑Skor
44 45 29 45 42 44 36 43 38 37 33 37 38 42 37 45 37 38 40 38 36 37 41 35 29 34 40 42 37 45 37 33 31
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
% 88 90 58 90 84 88 72 86 76 74 66 74 76 84 74 90 74 76 80 76 72 74 82 70 58 68 80 84 74 90 74 66 62 76,67
306
LAMPIRAN 8
TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN KONSEP DIRI SISWA
Skor
Diri EtikMoral ∑Skor
24 25 23 25 23 24 21 21 23 20 17 22 20 25 20 23 20 18 21 20 22 23 24 22 22 23 25 22 19 30 23 21 17
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Diri Fisik Skor
∑Skor
22 21 17 23 20 23 21 22 24 18 24 21 23 23 21 26 18 28 20 20 22 23 21 23 22 23 19 23 23 30 23 19 21
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Ratarata
% 73 70 57 77 67 77 70 73 80 60 80 70 77 77 70 87 60 93 67 67 73 77 70 77 73 77 63 77 77 100 77 63 70 73
Diri Pribadi
% 80 83 77 83 77 80 70 70 77 67 57 73 67 83 67 77 67 60 70 67 73 77 80 73 73 77 83 73 63 100 77 70 57 74
Skor
∑Skor
25 19 17 24 23 23 22 26 22 20 21 22 23 25 23 25 21 25 22 21 20 24 21 25 14 20 23 22 20 28 22 17 24
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
% 83 63 57 80 77 77 73 87 73 67 70 73 77 83 77 83 70 83 73 70 67 80 70 83 47 67 77 73 67 93 73 57 80 74
307
LAMPIRAN 8 TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN KONSEP DIRI SISWA
Skor
Diri Keluarga ∑Skor
28 30 23 26 28 29 20 25 24 20 25 24 26 24 25 26 23 24 29 26 23 24 23 28 17 23 22 24 20 30 24 23 25
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Ratarata
% 93 100 77 87 93 97 67 83 80 67 83 80 87 80 83 87 77 80 97 87 77 80 77 93 57 77 73 80 67 100 80 77 83 82
Skor
Diri sosial Skor
16 26 18 30 27 23 21 25 22 25 21 24 26 19 21 24 21 21 20 17 26 22 21 18 14 18 20 22 20 27 26 21 20
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
% 53 87 60 100 90 77 70 83 73 83 70 80 87 63 70 80 70 70 67 57 87 73 70 60 47 60 67 73 67 90 87 70 67 73
308
LAMPIRAN 8
Aspek
Identitas Diri
Diri Pelaku
Diri Penilai
Diri Fisik
Nilai rata-rata
70,12
70,91
76,67
73,43
Diri Etikmoral
Diri Pribadi
Diri Keluarga
Diri Sosial
73,54
73,64
81,92
72,93
ratarata 74,14
Pe ni la i Di ri Fi Di sik ri Et ik -m or al Di ri Pr ib ad Di i ri Ke lu ar ga Di ri So sia l ra ta - ra ta
Di ri
Pe la ku
Di ri
as
Di ri
84,00 82,00 80,00 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00
Id en t it
nilai rata-rata
Grafik Analisis Ketercapaian Konsep Diri Siswa
Indikator Konsep Diri
161 LAMPIRAN 9 UJI NORMALITAS KONSEP DIRI
Uji normalitas variabel penelitian menggunakan uji liliefors dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Kolom Xi Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar 2. Kolom Zi Pada kolom ini diisi dengan angka-angka melalui perhitungan dengan rumus
Zi
X x SD
3. Kolom Zt Nilai Zt dikonsultasikan pada kurva normalitas 4. Kolom F(Zi) Pada kolom ini diisi dengan mengacu pada ketentuan Jika nilai Zi positif maka F(Zi) = 0.5 –Zt Jika nilai Zi negatif maka F(Zi) = 0.5 + Zt 5. Kolom S (Zi) Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: S(Zi) = Nomor Responden : Jumlah Responden 6. Kolom F (Zi) – S (Zi) Pada kolom ini dicantumkan harga nilai mutlak dari selisih F(Zi) – S(Zi) 7. Mencari L hitung L hitung adalah jumlah terbesar dari selisih F(Zi) – S(Zi) 8. Mencari L tabel L tabel diperoleh dari nilai tabel uji liliefors L tabel untuk n = 33 pada taraf signifikan α = 0.05 adalah
0.886 33
9. Mengajukan hipotesis Ho = jika Lhitung < Ltabel Ha = jika Lhitung > Ltabel
0.1566 .
162 LAMPIRAN 9 TABEL PENGUJIAN NORMALITAS KONSEP DIRI SISWA
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
61 62 64 67 67 68 69 69 69 71 72 72 72 72 73 74 74 75 75 75 76 76 76 76 77 78 78 79 80 82 82 83 90
-13,2 -12,5 -10,2 -7,5 -6,9 -6,2 -5,5 -4,9 -4,9 -3,5 -2,5 -2,2 -2,2 -2,2 -0,9 -0,2 -0,2 0,5 0,8 0,8 1,5 1,5 1,8 2,1 2,8 3,5 4,5 4,5 5,5 8,1 8,1 9,1 16,1
Zi
Zt
F(Zi)
S(Zi)
[F(Zi) S(Zi)]
-2,06 -1,96 -1,59 -1,18 -1,07 -0,97 -0,86 -0,76 -0,76 -0,55 -0,40 -0,34 -0,34 -0,34 -0,14 -0,03 -0,03 0,07 0,13 0,13 0,23 0,23 0,28 0,33 0,44 0,54 0,70 0,70 0,85 1,27 1,27 1,43 2,52
0,4808 0,4750 0,4441 0,3810 0,3577 0,3340 0,3051 0,2764 0,2764 0,2088 0,1554 0,1331 0,1331 0,1331 0,0557 0,0120 0,0120 0,0279 0,0517 0,0517 0,0910 0,0910 0,1103 0,1293 0,1700 0,2054 0,2580 0,2580 0,3023 0,3960 0,3960 0,4222 0,494
0,0192 0,0250 0,0559 0,1190 0,1423 0,1660 0,1949 0,2236 0,2236 0,2912 0,3446 0,3669 0,3669 0,3669 0,4443 0,4880 0,4880 0,5279 0,5517 0,5517 0,5910 0,5910 0,6103 0,6293 0,6700 0,7054 0,7580 0,7580 0,8023 0,8960 0,8960 0,9222 0,9940
0,03030 0,06061 0,09091 0,12121 0,15152 0,18182 0,21212 0,24242 0,27273 0,30303 0,33333 0,36364 0,39394 0,42424 0,45455 0,48485 0,51515 0,54545 0,57576 0,60606 0,63636 0,66667 0,69697 0,72727 0,75758 0,78788 0,81818 0,84848 0,87879 0,90909 0,93939 0,96970 1,00000
0,01110 0,03561 0,03501 0,00221 0,00922 0,01582 0,01722 0,01882 0,04913 0,01183 -0,01127 -0,00326 0,02704 0,05734 0,01025 -0,00315 0,02715 0,01755 0,02406 0,05436 0,04536 0,07567 0,08667 0,09797 0,08758 0,08248 0,06018 0,09048 0,07649 0,01309 0,04339 0,04750 0,00600
Nilai Terbesar
0,09797
163 LAMPIRAN 9 Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari hargaharga mutlak yang ada, nilai Lo = 0.09797. Kemudian membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis Liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 33 pada taraf signifikan α = 0.05 adalah
0.886
0.1566 . Karena harga Lo = 0.09797 dan
33 harga Lt = 0.1566, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel hasil pengisian nilai konsep diri berasal dari populasi berdistribusi normal.
312
LAMPIRAN 10 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Aspek Kompetensi
Indikator
Dasar
Menyelidiki
Menentukan
tekanan
pada
antara gaya, tekanan, dan
padat,
luas daerah yang dikenai
benda cair,
dan
gas
Jumlah
C1
C2
C3
C4
1,6
-
2,5
3,4
6
8
7
2
Soal
hubungan
gaya.
serta
Mengaplikasikan konsep
penerapannya
tekanan benda padat, cair,
dalam
dan gas pada perristiwa
kehidupan
yang relevan
sehari-hari.
Mendeskripsikan hukum
10,
Pascal dan Archimides
9,
melalui percobaan sederhana penerapannya
serta 15,
11,
11,
12,
13,
dalam
8
14,
kehidupan sehari-hari Menunjukan
beberapa
produk teknologi dalam kehidupan sehubungan
sehari-hari dengan
konsep benda terapung, melayang, tenggelam
16 18,
17,
3
313
LAMPIRAN 10 Kompetensi
Indikator
Dasar
Mengaplikasikan konsep bejana
berhubungan
dalam kehidupan sehari-
Jumlah
Aspek
20, 24,
hari.
Soal
19, 23, 25,
28,
21, 22,
10
26, 27,
Melakukan percobaan yang dapat menunjukan
29,
tekanan atmosfer
32,
30 31 33
7
34 35 Menjelaskan hubungan antara ketinggian tempat
36
dengan tekanan udaranya
37 40
8 Jumlah
38 39
9
16
8
40
20
22,5
40
20
5
100%
314
LAMPIRAN 10 KISI-KISI SOAL DAN JENJANG KOGNISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR PADA KONSEP TEKANAN
Jenis Pendidikan : SMP/MTs Kelas
: VIII
Mata Pelajaran
: Fisika
Semester
: Genap (2/dua)
Konsep
: Tekanan Pada Zat Padat, Cair, dan Gas
Bentuk soal
: Pilihan Ganda
Jumlah Soal
: 40 Soal
A. Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
315
LAMPIRAN 10
Aspek Kompetensi
Materi
Dasar
Pokok
Indikator
Butir Soal
Jawaban
yang di Ukur
Menyelidiki
Tekanan Menentukan
hubungan
1. Besaran gaya yang bekerja pada seluruh luas
tekanan pada
antara gaya, tekanan, dan
permukaan dinamakan….
benda padat,
luas daerah yang dikenai
a.
Gaya tekan
cair, dan gas
gaya.
b.
Tekanan
serta
c.
Gaya sentuh
penerapannya
d.
Usaha
dalam kehidupan sehari-hari.
B
C1
316
LAMPIRAN 10 2. Bila bidang seluas 4 cm 2 bekerja gaya sebesar
Menyelidiki tekanan pada
200 Pa
b.
17,5 Pa
serta
c.
12,5 Pa
penerapannya
d.
7,5 Pa
cair, dan gas
C3
D
C4
50 N , maka tekanan pada bidang sebesar
a.
benda padat,
C
dalam kehidupan
3. Perhatikan gambar berikut!
sehari-hari.
Buku 200 N 200 N Meja
200
N m2
Sebuah benda beratnya 200 N akan diletakan di atas meja. Bila tekanan pada meja itu tidak boleh 200
melebihi
N m2 ,
maka
luas
maksimum
317
LAMPIRAN 10 permukaan benda itu adalah...
a.
4 m2
b.
3 m2
2 m2
cair, dan gas
c.
serta
d.
1 m2
Menyelidiki tekanan pada benda padat,
penerapannya dalam
4. Perhatikan gambar berikut!
B
kehidupan sehari-hari. II
I
II I
IV
Jika diberikan gaya yang sama pada masingmasing balok, maka yang mempunyai tekanan terbesar pada bidang tekan adalah nomor... a.
I
b.
II
c.
III
d.
IV
C4
318
LAMPIRAN 10 5. Untuk menancapkan paku ke tembok, diperlukan
tekanan pada
dyne . Jika gaya yang dipakai untuk cm 2
benda padat,
memukul paku 50 N , maka luas penampang paku
cair, dan gas
supaya dapat menancap ketembok adalah…
serta
a.
10 13 cm 2
b.
10 12 cm 2
c.
10 8 cm 2
d.
10 3 cm 2
Menyelidiki
penerapannya
tekanan 5.109
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Hubungan antar gaya dan tekanan adalah.... a.
Makin besar gaya, makin kecil tekanan pada luas bidang yang sama
b.
Makin besar luas bidang, makin besar tekanan pada gaya tekan sama
c.
Makin besar luas bidang makin kecil tekanan pada gaya tekan yang sama
d.
Makin besar gaya tekan, tekanan makin kecil maka luas penampang tetap
D
C3
C
C1
319
LAMPIRAN 10 Menyelidiki
Mengaplikasikan
tekanan pada
konsep tekanan benda
benda padat,
padat, cair, dan gas
cair, dan gas
pada perristiwa yang
serta
relevan
7. Perhatikan gambar posisi balok besi berikut! A
B
penerapannya dalam kehidupan
C
sehari-hari. Sepotong balok besi yang mempunyai luas permukaan berbeda. Jika dijatuhkan pada tanah Lumpur yang memberikan tekanan paling dalam adalah….. a.
Luas permukaan A
b.
Luas permukaan C
c.
Luas permukaan B
d.
Luas permukaan A,B, dan C sama
A
C4
320
LAMPIRAN 10 2 8. Sebuah perahu layar memiliki layar seluas 10 m .
Menyelidiki
Bila kekuatan dorongan angin pada layar 200 N,
tekanan pada
maka tekanan yang diterima oleh layar adalah…..
benda padat, 20.000
cair, dan gas
a.
serta
2000
penerapannya
b.
dalam c.
sehari-hari.
20 d.
hukum
Pascal
Archimides percobaan serta
dan
melalui sederhana
penerapannya
dalam sehari-hari
kehidupan
C
C1
N m3
N m3
N m3
9. Tekanan yang dikerjakan pada zat cair dalam
Mendeskripsikan
C3
N m3
20 0
kehidupan
D
ruang tertutup akan diteruskan secara merata kesegala arah. Pernyataan ini dikenal dengan sebagai…. a.
Hukum Archimedes
b.
Hukum Boyle
c.
Hukum Pascall
d.
Hukum hidrostatika
321
LAMPIRAN 10 e.
Menyelidiki tekanan pada benda padat,
10. Agar kedua penghisap seimbang, maka besar F2 adalah…… 40 N
cair, dan gas serta penerapannya
100 cm
dalam kehidupan
20 cm
sehari-hari. a.
200 N
b.
100 N
c.
80 N
d.
50 N
A
C4
322
LAMPIRAN 10 Menyelidiki
11. Perhatikan gambar berikut!
A
tekanan pada benda padat,
FA= 400 N
FB...?
cair, dan gas serta penerapannya A= 50 Cm
dalam
B=0,5 M
kehidupan sehari-hari.
Bila luas katup
A 50 cm 2 dan luas katup
B 0,5 m 2 , maka gaya sebesar… a.
4.00 newton
b.
1.000 newton
c.
4.000 newton
d.
10.000 newton
Fb yang dihasilkan
C3
323
LAMPIRAN 10 12. Kegunaan
hukum
Pascal
adalah
untuk
Menyelidiki
mendapatkan….
tekanan pada
a.
Tekanan yang besar dengan gaya yang besar
benda padat,
b.
Gaya yang besar dengan gaya yang besar
cair, dan gas
c.
Tekanan yang besar dengan gaya yang kecil
serta
d.
Gaya yang besar dengan gaya yang kecil
C
C2
C
C3
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
13. Perhatikan gambar alat pengangkat hidrolik pada gambar dibawah ini. F1= 20 N
A1=0,02 N
F2...?
A2= 0,03
Supaya kedua pengisap seimbang, maka besar gaya F2 adalah…
324
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas
a.
0,75 N
b.
13,3 N
c.
300 N
d.
600 N
serta penerapannya
C
14. Perhatikan gambar!
dalam
F1=6000 N
F2=..?
kehidupan sehari-hari.
A1=1000 N
A2=...?
Apabila berat mobil pada penghisap besar 6000 N, maka gaya yang mendorong kepenghisap besar menjadi… a.
0,016 N
b.
0,16 N
c.
60 N
C3
325
LAMPIRAN 10 Menyelidiki
d.
100 N
tekanan pada benda padat,
15. Peralatan di bawah ini bekerja berdasarkan hukum
C1
C
C2
Pascal, kecuali…
cair, dan gas
beberapa
a.
Pompa sepeda
penerapannya
produk teknologi dalam
b.
Dongkrak hidrolik
dalam
kehidupan
sehari-hari
c.
Jembatan angkat
kehidupan
sehubungan
dengan
d.
Pompa hidrolik
sehari-hari.
konsep benda terapung,
serta
A
Menunjukan
melayang, tenggelam
16. Sebuah benda akan terapung dalam air bila... a.
Massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis air
b.
Massa jenis benda sama dengan massa jenis air
c.
Massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis air
17. Bila kita menyelam di laut terlalu dalam maka pernapasan kita terasa semakin sesak, hal ini disebabkan oleh…
B
C4
326
LAMPIRAN 10 Menyelidiki
a.
Kita terlalu menahan panas
tekanan pada
b.
Makin dalam tekanan zat cair makin besar
benda padat,
c.
Air yang mendesak pernapasan kita terlalu luas
cair, dan gas d.
serta
Suhu air di dalam sangat rendah
penerapannya dalam
Mengaplikasikan
18. Kapal terapung di air, sedangkan sebuah balok
kehidupan
konsep
bejana
besi yang kecil, tenggelam di air, hal ini…
sehari-hari.
berhubungan
dalam
a.
Karena balok besi tidak mempunyai ruangan
b.
Karena berat jenis balok besi lebih besar
kehidupan sehari-hari.
daripada jenis zat cair c.
Karena berat air yang didesak oleh balok besi lebih kecil dari berat balok besi
d.
Karena
balok
melengkung
besi
bentuknya
tidak
C
C2
327
LAMPIRAN 10 19. Sebuah kapal berlayar dari sungai menuju laut.
Menyelidiki
Bagian kapal yang berada dibawah permukaan air
tekanan pada
akan...
benda padat,
a.
Berkurang
cair, dan gas
b.
Bertambah
serta
c.
Tetap
penerapannya
d.
Nol
A
C2
A
C1
dalam kehidupan sehari-hari.
20. Tekanan
yang
ditimbulkan
disebut….. a.
Tekanan hidrostatik
b.
Tekanan atmosfer
c.
Tekanan udara
d.
Tekanan hidrolik
oleh
zat
cair
328
LAMPIRAN 10
Menyelidiki
21. Perhatikan gambar tabung berisi air. Jika tiap
tekanan pada
lubang besarnya sama, maka air memberikan
benda padat,
tekanan terbesar pada lubang…
cair, dan gas serta penerapannya dalam D
kehidupan A
sehari-hari.
C
a.
A
b.
B
c.
C
d.
D
B
B
C4
329
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada
22. Jika bejana berhubungan berikut diisi air raksa,
benda padat,
maka urutan permukaan raksa dari tinggi ke
cair, dan gas
rendah adalah….
C
C4
A
C2
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
a.
1-2-3-4
b.
3-4-1-2
c.
2-1-4-3
d.
4-2-1-3
23. Gaya tekan yang dikerjakan zat cair pada dasar bejana bergantung pada faktor berikut, kecuali a.
luas dasar bejana
b.
massa jenis zat cair
c.
tinggi zat cair
d.
volume zat cair
330
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada
24. Tekanan hidrostatik pada dasar bejana bergantung
benda padat,
pada…
cair, dan gas
a.
Massa jenis zat cair dalam bejana
serta
b.
Bentuk dasar bejana
penerapannya
c.
Luas dasar bejana
dalam
d.
Bentuk bejana
A
C1
C
C2
kehidupan sehari-hari.
25. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku bila… a.
Bentuk bejana yang berhubungan berbedabeda
b.
Luas bejana yang berhubungan berbeda-beda
c.
Zat cair yang mengisi bejana mengalir
d.
Bejana yang berhubungan lebih dari dua
331
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada benda padat,
26. Perhatikan
gambar
di
bawah
ini
tekanan
hidrostatik pada benda di titik P dan Q adalah…
cair, dan gas serta penerapannya
P Q
dalam kehidupan sehari-hari.
a.
Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dalam
b.
Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dangkal
c.
Di P lebih kecil daripada di Q sebab P lebih dangkal
d.
Di P sama dengan di Q sebab zat cairnya sama
C
C2
332
LAMPIRAN 10 Menyelidiki 27. Bendungan air yang manakah paling tepat
tekanan pada
dibangun berdasarkan teori tekanan air?
benda padat, cair, dan gas serta
Melakukan
percobaan
penerapannya
yang dapat menunjukan
dalam
tekanan atmosfer
a.
kehidupan sehari-hari. b.
c.
d.
A
C2
333
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan
28. Tekanan kolom raksa setinggi 60 cm Hg (
raksa
13.600 kg / m 3
A
C3
D
C1
) dan g = 10 m/s2 )
nilainya sama dengan.... a.
81.600 pa
b.
8.160 pa
c.
2.267 pa
d.
22.666 pa
sehari-hari. 29. salah satu alat yang prinsip kerjanya menggunakan hukum Boyle adalah... a.
kapal laut
b.
galangan kapal
c.
pompa hidrolik’
d.
pompa sepeda
334
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada
30. Jika volume sebuah gas dalam tabung tertutup
benda padat,
ditambah menjadi dua kali lebih besar, maka
cair, dan gas
tekanan gas dalam tabung itu menjadi....
serta
a.
Dua kali lebih besar
penerapannya
b.
Dua kali lebih kecil
dalam
c.
½ kali lebih besar
kehidupan
d.
½ kali lebih kecil
A
C3
C
C3
sehari-hari. 31. Dalam suatu ruang tertutup terdapat 4 m3 gas yang
mempunyai
tekanan
2
atm,
supaya
tekanannya menjadi 0,5 atm, pada suhu tetap volumenya harus diubah menjadi.... a.
1m3
b.
8m3
c.
16 m3
d.
32 m3
335
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada
32. Tekanan gas dalam tabung di bawah ini. ini dapat
P
cair, dan gas
A
C3
P (76 h) cm Hg b.
P (76 x h) cm Hg
kehidupan sehari-hari.
76 cm Hg h
a.
penerapannya dalam
C1
ditentukan dengan persamaan…
benda padat,
serta
D
c.
P (76 h)cm Hg d.
33. Udara dalam ruang tertutup mempunyai volume 3
4 m , dengan tekanan 6 atm . Bila tekanan udara diperkecil menjadi 1,5 atm , maka volim udara yang harus dipompakan ke dalam ruang tersebut bila suhu tetap adalah….. a.
16 m 3
336
LAMPIRAN 10 Menyelidiki tekanan pada
b.
10 m 3
c.
7,5 m3
d.
5,5 m 3
benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam
Menjelaskan hubungan
kehidupan
antara
sehari-hari.
tempat dengan tekanan udaranya
ketinggian
34. Tinggi suatu tempat 400 m di atas permukaan laut, tekanan udara ditempat itu adalah…
76 cmHg
a. 72 cmHg
b. 80 cmHg
c. 78 cmHg
d.
B
C3
337
LAMPIRAN 10 Menyelidiki
35. Perhatikan gambar
D
tekanan pada Pipa Air
benda padat, cair, dan gas
8Cm
serta penerapannya dalam
Minyak tanah
kehidupan sehari-hari.
U mula-mula diisi air yang massa jenisnya
1 g / cm3 didalam salah satu kakinya dituangkan minyak tanah setinggi 10 cm, sehingga selisih tinggi permukaan air pada kedua kaki 8 cm, massa jenis minyak yang dituangkan menjadi……. a.
0,8 gr / cm3
b.
1,25 gr / cm3
c.
2,0 gr / cm3
d.
80,0 gr / cm3
C3
338
LAMPIRAN 10 Menyelidiki
36. Raksa dalam pipa U terbuka dari manometer, lebih
tekanan pada
tinggi 10 cm dari kaki luarnya. Barometer
benda padat,
menunjukan 76 cmHg. Dengan demikian, besar
cair, dan gas
tekanan gas yang diukur adalah…..cmHg
serta
a.
66
penerapannya
b.
81
dalam
c.
76
kehidupan
d.
86
A
C3
C
C3
sehari-hari.
37. Perhatikan gambar berikut!
1000 M
339
LAMPIRAN 10 Gambar diatas menunjukan percobaan Toricelli. Pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut, ketinggian raksa pada tabung maksimal adalah….cm a.
100
b.
76
c.
66
d.
24
340
LAMPIRAN 10 38. Perhatikan gambar berikut! B
A
B
C
D
Balon yang tekanannya paling besar adalah…. a.
1
b.
2
c.
3
d.
4
C4
341
LAMPIRAN 10 39. Suatu daerah X dipuncak gunung menunjukan
B
C4
B
C3
tinggi kolom raksa pada pipa. Toricelli setinggi 58 cm, berapakah tekanan udara pada daerah tersebut? (dalam atm dan N/m2 4
N / m2
5
N / m2
4
N / m2
4
N / m2
7,7 x 10 a.
7,6 x 10 b.
8,8 x 10 c.
8,6 x 10 d.
40. Jika tekanan udara disuatu tempat 65 cm Hg, maka ketinggian tempat itu diatas permukaan laut adalah…. a.
11.000 m
b.
1.100 m
c.
110 m
d.
11
342
LAMPIRAN 10
342
LAMPIRAN 11 Instrumen Tes Hasil Belajar Fisika Konsep Tekanan MTs Islamiyah Ciputat SKOR Nama
:
Kelas
:
PETUNJUK UMUM: 1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal! 2. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum anda
menjawabnya! 3. Dahulukan soal-soal yang Anda anggap mudah 4. Pilihlah salah satu jawaban a,b,c,d, dengan memberi tanda silang
(X) pada jawaban yang paling tepat! 5. Apabila ada jawaban yang dianggap salah maka tandai X ,
kemudian tandai silang jawaban yang dianggap benar. 1. Besaran gaya yang bekerja pada seluruh luas permukaan dinamakan…. a.
Gaya tekan
b.
Tekanan
c.
Gaya sentuh
d.
Usaha
2. Bila bidang seluas 4 cm 2 bekerja gaya sebesar 50 N , maka tekanan pada bidang sebesar a.
200 Pa
b.
17,5 Pa
c.
12,5 Pa
d.
7,5 Pa
343
LAMPIRAN 11 3. Perhatikan gambar berikut! Buku 200 N Meja
200
N m2
Sebuah buku beratnya 200 N akan diletakan di atas meja. Bila tekanan pada meja itu tidak boleh melebihi 200
N , maka luas maksimum permukaan m2
buku itu adalah... a.
4 m2
b.
3 m2
c.
2 m2
d.
1 m2
4. Perhatikan gambar berikut!
II
I
III
IV
Jika diberikan gaya yang sama pada masing-masing balok, maka yang mempunyai tekanan terbesar pada bidang tekan adalah nomor... a.
I
b.
II
c.
III
d.
IV
344
LAMPIRAN 11 5. Untuk menancapkan paku ke tembok, diperlukan tekanan 5.109
dyne . Jika cm 2
gaya yang dipakai untuk memukul paku 50 N , maka luas penampang paku supaya dapat menancap ke tembok adalah… a.
10 13 cm 2
b.
10 12 cm 2
c.
10 8 cm 2
d.
10 3 cm 2
6. Hubungan antar gaya dan tekanan adalah.... a.
Makin besar gaya, makin kecil tekanan pada luas bidang yang sama
b.
Makin besar luas bidang, makin besar tekanan pada gaya tekan sama
c.
Makin besar luas bidang makin kecil tekanan pada gaya tekan yang sama
d.
Makin besar gaya tekan, tekanan makin kecil maka luas penampang tetap
7. Perhatikan gambar posisi balok besi berikut! A
B
C
Sepotong balok besi yang mempunyai luas permukaan berbeda. Jika dijatuhkan pada tanah Lumpur yang memberikan tekanan paling dalam adalah….. a.
Luas permukaan A
b.
Luas permukaan C
345
LAMPIRAN 11 c. Luas permukaan B d.
Luas permukaan A,B, dan C sama
8. Sebuah perahu layar memiliki layar seluas 10 m 2 . Bila kekuatan dorongan angin pada layar 200 N, maka tekanan yang diterima oleh layar adalah….. a.
20.000
b.
2000
c.
20 0
d.
20
N m3
N m3
N m3
N m3
9. Tekanan yang dikerjakan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan secara merata kesegala arah. Pernyataan ini dikenal dengan sebagai…. a.
Hukum Archimedes
b.
Hukum Boyle
c.
Hukum Pascall
d.
Hukum hidrostatika
10. Agar kedua penghisap seimbang, maka besar F2 adalah…… 40 N
100 cm
20 cm
346
LAMPIRAN 11 200 N a. b.
100 N
c.
80 N
50 N d. 11. Perhatikan gambar berikut! FB…?
FA= 400 N
B 0,5 m 2
A 50 cm 2
Bila luas katup A 50 cm 2 dan luas katup B 0,5 m 2 , maka gaya
Fb yang dihasilkan sebesar… a.
4.00 newton
b.
1.000 newton
c.
4.000 newton
d.
10.000 newton
12. Aplikasi hukum Pascal adalah untuk mendapatkan…. a.
Tekanan yang besar dengan gaya yang besar
b.
Gaya yang besar dengan gaya yang besar
c.
Tekanan yang besar dengan gaya yang kecil
d.
Gaya yang besar dengan gaya yang kecil
347
LAMPIRAN 11 13. Perhatikan gambar alat pengangkat hidrolik pada gambar dibawah ini. A2 0,03 N
A1 0,02 N F1= 20 N
Supaya kedua pengisap seimbang, maka besar gaya F2 adalah…
a.
0,75 N
b.
13,3 N
c.
300 N
d.
600 N
14. Perhatikan gambar! F2 =…?
F1= 6000 N
A 1 = 1000 N
A2= 10 N
Apabila berat mobil pada penghisap besar 6000 N, maka gaya yang mendorong kepenghisap besar menjadi… a.
0,016 N
b.
0,16 N
c.
60 N
d.
100 N
348
LAMPIRAN 11 15. Peralatan di bawah ini bekerja berdasarkan hukum Pascal, kecuali… a.
Pompa sepeda
b.
Dongkrak hidrolik
c.
Jembatan angkat
d.
Pompa hidrolik
16. Sebuah benda akan terapung dalam air bila... a.
Massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis air
b.
Massa jenis benda sama dengan massa jenis air
c.
Massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis air
17. Bila kita menyelam di laut terlalu dalam maka pernapasan kita terasa semakin sesak, hal ini disebabkan oleh… a.
Kita terlalu menahan panas
b.
Makin dalam tekanan zat cair makin besar
c.
Air yang mendesak pernapasan kita terlalu luas
d.
Suhu air di dalam sangat rendah
18. Kapal terapung di air, sedangkan sebuah balok besi yang kecil, tenggelam di air, hal ini… a.
Karena balok besi tidak mempunyai ruangan
b.
Karena berat jenis balok besi lebih besar daripada jenis zat cair
c.
Karena berat air yang didesak oleh balok besi lebih kecil dari berat balok besi
d.
Karena balok besi bentuknya tidak melengkung
19. Sebuah kapal berlayar dari sungai menuju laut. Bagian kapal yang berada dibawah permukaan air akan... a.
Berkurang
b.
Bertambah
c.
Tetap
d.
Nol
349
LAMPIRAN 11 20. Tekanan yang ditimbulkan oleh zat cair disebut….. a.
Tekanan hidrostatik
b.
Tekanan atmosfer
c.
Tekanan udara
d.
Tekanan hidrolik
21. Perhatikan gambar tabung berisi air. Jika tiap lubang besarnya sama, maka air memberikan tekanan terbesar pada lubang...
D A C
a.
A
b.
B
c.
C
d.
D
B
22. Jika bejana berhubungan berikut diisi air raksa, maka urutan permukaan raksa dari tinggi ke rendah adalah...
a.
A-B-C-D
b.
B-A-C-D
c.
B-A-D-C
d.
A-B-D-C
350
LAMPIRAN 11 23. Gaya tekan yang dikerjakan zat cair pada dasar bejana bergantung pada faktor berikut, kecuali a.
luas dasar bejana
b.
massa jenis zat cair
c.
tinggi zat cair
d.
volume zat cair
24. Tekanan hidrostatik pada dasar bejana bergantung pada… a.
Massa jenis zat cair dalam bejana
b.
Bentuk dasar bejana
c.
Luas dasar bejana
d.
Bentuk bejana
25. Hukum bejana berhubungan tidak berlaku bila… a.
Bentuk bejana yang berhubungan berbeda-beda
b.
Luas bejana yang berhubungan berbeda-beda
c.
Zat cair yang mengisi bejana mengalir
d.
Bejana yang berhubungan lebih dari dua
26. Perhatikan gambar di bawah ini tekanan hidrostatik pada benda di titik P dan Q adalah… Air Laut
P Q
a.
Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dalam
b.
Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dangkal
c.
Di P lebih kecil daripada di Q sebab P lebih dangkal
d.
Di P sama dengan di Q sebab zat cairnya sama
351
LAMPIRAN 11 27. Bendungan air yang manakah paling tepat dibangun berdasarkan teori tekanan air?
a.
b.
c.
d.
28. Tekanan kolom raksa setinggi 60 cm Hg (
raksa
13.600 kg / m 3
) dan g =
10 m/s2 nilainya sama dengan.... a.
81.600 pa
b.
8.160 pa
c.
2.267 pa
d.
22.666
29. salah satu alat yang prinsip kerjanya menggunakan hukum Boyle adalah... a.
kapal laut
b.
galangan kapal
c.
pompa hidrolik’
d.
pompa sepeda
352
LAMPIRAN 11 30. Jika volume sebuah gas dalam tabung tertutup ditambah menjadi dua kali lebih besar, maka tekanan gas dalam tabung itu menjadi.... a.
Dua kali lebih besar
b.
Dua kali lebih kecil
c.
½ kali lebih besar
d.
½ kali lebih kecil
31. Dalam suatu ruang tertutup terdapat 4 m3 gas yang mempunyai tekanan 2 atm, supaya tekanannya menjadi 0,5 atm, pada suhu tetap volumenya harus diubah menjadi.... a.
1 m3
b.
8 m3
c.
16 m3
d.
32 m3
32. Tekanan gas dalam tabung di bawah ini. ini dapat ditentukan dengan persamaan…
a.
b.
c.
d.
P
76 cm Hg h
P (76 h) cm Hg P (76 x h) cm Hg
P (76 h)cm Hg
353
LAMPIRAN 11 33. Udara dalam ruang tertutup mempunyai volume 4 m 3 , dengan tekanan 6 atm . Bila tekanan udara diperkecil menjadi 1,5 atm , maka volume udara
yang harus dipompakan ke dalam ruang tersebut bila suhu tetap adalah….. a.
16 m 3
b.
10 m 3
c.
7,5 m3
d.
5,5 m 3
34. Tinggi suatu tempat 400 m di atas permukaan laut, tekanan udara ditempat itu adalah…
a.
b.
c.
d.
76 cmHg
72 cmHg
80 cmHg
78 cmHg
35. Perhatikan gambar! Air
8 Cm
Minyak tanah
3 Pipa U mula-mula diisi air yang massa jenisnya 1 g / cm didalam salah
satu kakinya dituangkan minyak tanah setinggi 10 cm, sehingga selisih
354
LAMPIRAN 11 tinggi permukaan air pada kedua kaki 8 cm, massa jenis minyak yang dituangkan menjadi……. a.
0,8 gr / cm3
b.
1,25 gr / cm3
c.
2,0 gr / cm3
d.
80,0 gr / cm3
36. Raksa dalam pipa U terbuka dari manometer, lebih tinggi 10 cm dari kaki luarnya. Barometer menunjukan 76 cmHg. Dengan demikian, besar tekanan gas yang diukur adalah…..cmHg
a.
66
b.
81
c.
76
d.
86
37. Perhatikan gambar berikut!]
1000 M
Gambar diatas menunjukan percobaan Toricelli. Pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut, ketinggian raksa pada tabung maksimal adalah….cm a.
100
b.
76
c.
66
d.
24
355
LAMPIRAN 11 38. Perhatikan gambar berikut!
1
2
3
4
Balon yang tekanannya paling besar adalah…. a.
1
b.
2
c.
3
d.
4
39. Suatu daerah X dipuncak gunung menunjukan tinggi kolom raksa pada pipa. Toricelli setinggi 58 cm, berapakah tekanan udara pada daerah tersebut? (dalam atm dan N/m2 4
N / m2
5
N / m2
4
N / m2
4
N / m2
7,7 x 10 a.
7,6 x 10 b.
8,8 x 10 c.
8,6 x 10 d.
40. Jika tekanan udara disuatu tempat 65 cm Hg, maka ketinggian tempat itu diatas permukaan laut adalah…. a.
11.000 m
b.
1.100 m
c.
110 m
d.
11 m
356
LAMPIRAN 11
LAMPIRAN 12
356 TABEL HASIL UJI COBA VALIDITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR
LAMPIRAN 12
357
LAMPIRAN 12
358
LAMPIRAN 13
358 HASIL UJI COBA RELIABILITAS INSTRUMEN HASIL BELAJAR
LAMPIRAN 13
358
359 LAMPIRAN 14 TABEL HASIL UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN HASIL BELAJAR
360 LAMPIRAN 14
361 LAMPIRAN 15 TABEL HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN HASIL BELAJAR
362 LAMPIRAN 15
363 LAMPIRAN 16 TABEL KRITERIA UJI COBA INSTRUMEN HASIL BELAJAR
Korelasi Skor Butir dengan Skor Total
364 LAMPIRAN 16
Korelasi Skor Butir dengan Skor Total
365 LAMPIRAN 16
Kualitas Pengecoh
366 LAMPIRAN 16
Kualitas Pengecoh
367 LAMPIRAN 16
Kualitas Pengecoh
368 LAMPIRAN 17 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Setelah Validasi
Aspek Kompetensi
Indikator
Dasar
C1
Menyelidiki
Menentukan
tekanan
pada
antara gaya, tekanan, dan
padat,
luas daerah yang dikenai
benda cair,
dan
gas
C2
C3
C4
-
2
3,4
Jumlah Soal
hubungan
-
3
gaya.
serta
Mengaplikasikan konsep
penerapannya
tekanan
dalam
cair,
kehidupan
perristiwa yang relevan
sehari-hari.
Mendeskripsikan hukum
benda
dan
padat,
gas
8
pada
Pascal dan Archimides
10,
melalui percobaan sederhana penerapannya
serta dalam
1
12,
13,
4
14,
kehidupan sehari-hari Menunjukan
beberapa
produk teknologi dalam kehidupan sehubungan
sehari-hari dengan
konsep benda terapung, melayang, tenggelam
17,
1
369 LAMPIRAN 17 Kompetensi
Indikator
Aspek
Jumlah
Dasar
Soal
Mengaplikasikan konsep bejana
20,
berhubungan
23,
dalam kehidupan sehari-
28,
21, 5
26,
hari. Melakukan percobaan yang dapat menunjukan
30
tekanan atmosfer
33
3
34
Menjelaskan hubungan antara ketinggian tempat
36
dengan tekanan udaranya
37
1 Jumlah
38 3
3
11
5
20
5%
15%
55%
25%
100%
KISI-KISI, SOAL DAN JENJANG KOGNISI INSTRUMEN HASIL BELAJAR PADA KONSEP TEKANAN
Jenis Pendidikan : SMP/MTs Kelas
: VIII
Mata Pelajaran
: Fisika
Semester
: Genap (2/dua)
Konsep
: Tekanan Pada Zat Padat, Cair, dan Gas
Bentuk soal
: Pilihan Ganda
Jumlah Soal
: 20 Soal
A. Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kompetensi Dasar: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Aspek Kompetensi
Materi
Dasar
Pokok
Indikator
Butir Soal
Jawaban
yang di Ukur
Menyelidiki
Tekanan Menentukan
hubungan
tekanan pada
antara gaya, tekanan, dan
benda padat,
luas daerah yang dikenai
cair, dan gas
gaya.
1. Bila bidang seluas 4 cm 2 bekerja gaya sebesar 50 N , maka tekanan pada bidang sebesar
a.
200 Pa
b.
17,5 Pa
penerapannya
c.
12,5 Pa
dalam
d.
7,5 Pa
serta
kehidupan sehari-hari.
C
C3
Menyelidiki
2. Perhatikan gambar berikut!
tekanan pada
D
Buku 200 N
benda padat, 200 N
cair, dan gas serta
Meja
penerapannya
200
dalam
N m2
kehidupan sehari-hari.
Sebuah benda beratnya 200 N akan diletakan di atas meja. Bila tekanan pada meja itu tidak boleh 200
melebihi
N m2 ,
maka
permukaan benda itu adalah... a.
4 m2
b.
3 m2
c.
2 m2
d.
1 m2
luas
maksimum
C4
Menyelidiki
3. Perhatikan gambar berikut!
B
tekanan pada benda padat, cair, dan gas
II
I
serta
II I
penerapannya
IV
dalam
Jika diberikan gaya yang sama pada masing-
kehidupan
masing balok, maka yang mempunyai tekanan
sehari-hari.
terbesar pada bidang tekan adalah nomor... a.
I
b.
II
c.
III
d.
IV
C4
Menyelidiki
2 4. Sebuah perahu layar memiliki layar seluas 10 m .
Mengaplikasikan
tekanan pada
konsep tekanan benda
benda padat,
padat, cair, dan gas
cair, dan gas
pada perristiwa yang
serta
relevan
penerapannya
2000 b.
kehidupan
20 0 c.
20 d.
hukum
Pascal
Archimides percobaan serta
dan
melalui
N m3
N m3 N m3
adalah…… 40 N
sederhana penerapannya
dalam
C4
N m3
5. Agar kedua penghisap seimbang, maka besar F2
Mendeskripsikan
A
maka tekanan yang diterima oleh layar adalah…..
a.
sehari-hari.
C3
Bila kekuatan dorongan angin pada layar 200 N,
20.000
dalam
D
100 cm
kehidupan
sehari-hari 20 cm
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya
a.
200 N
b.
100 N
c.
80 N
d.
50 N
dalam kehidupan sehari-hari.
Menunjukan
beberapa
produk teknologi dalam kehidupan sehubungan
sehari-hari dengan
konsep benda terapung, melayang, tenggelam
6. Aplikasi
hukum
Pascal
adalah
untuk
mendapatkan…. a.
Tekanan yang besar dengan gaya yang besar
b.
Gaya yang besar dengan gaya yang besar
c.
Tekanan yang besar dengan gaya yang kecil
d.
Gaya yang besar dengan gaya yang kecil
C
C2
Menyelidiki
Mengaplikasikan
7. Perhatikan gambar alat pengangkat hidrolik pada
tekanan pada
konsep
bejana
benda padat,
berhubungan
dalam
cair, dan gas
kehidupan sehari-hari
gambar dibawah ini. F1= 20 N
F2...?
serta penerapannya dalam kehidupan A1=0,02 N
sehari-hari.
A2= 0,03
Supaya kedua pengisap seimbang, maka besar gaya F2 adalah…
a.
0,75 N
b.
13,3 N
c.
300 N
d.
600 N
C
C3
Menyelidiki
8. Perhatikan gambar! F1=6000 N
tekanan pada
C F2=..?
benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam A1=1000 N
kehidupan sehari-hari.
A2=...?
Apabila berat mobil pada penghisap besar 6000 N, maka gaya yang mendorong kepenghisap besar menjadi… a.
0,016 N
b.
0,16 N
c.
60 N
d.
100 N
C3
beberapa
9. Bila kita menyelam di laut terlalu dalam maka
tekanan pada
produk teknologi dalam
pernapasan kita terasa semakin sesak, hal ini
benda padat,
kehidupan
disebabkan oleh…
cair, dan gas
sehubungan
serta
konsep benda terapung,
a.
Kita terlalu menahan panas
penerapannya
melayang, tenggelam
b.
Makin dalam tekanan zat cair makin besar
c.
Air yang mendesak pernapasan kita terlalu
Menyelidiki
Menunjukan
sehari-hari
B
C4
B
C4
dengan
dalam
luas
kehidupan d.
sehari-hari.
Mengaplikasikan
Suhu air di dalam sangat rendah
10. Tekanan
yang
ditimbulkan
konsep
bejana
disebut…..
berhubungan
dalam
a.
Tekanan hidrostatik
b.
Tekanan atmosfer
c.
Tekanan udara
d.
Tekanan hidrolik
kehidupan sehari-hari
oleh
zat
cair
Menyelidiki
11. Perhatikan gambar tabung berisi air. Jika tiap
tekanan pada
lubang besarnya sama, maka air memberikan
benda padat,
tekanan terbesar pada lubang…
cair, dan gas serta penerapannya dalam A
kehidupan sehari-hari.
D C
a.
A
b.
B
c.
C
d.
D
B
A
C2
Menyelidiki
12. Gaya tekan yang dikerjakan zat cair pada dasar
tekanan pada
bejana bergantung pada faktor berikut, kecuali
benda padat,
a.
luas dasar bejana
cair, dan gas
b.
massa jenis zat cair
serta
c.
tinggi zat cair
penerapannya
d.
volume zat cair
C
C2
A
C3
dalam kehidupan sehari-hari.
13. Perhatikan
gambar
di
bawah
ini
tekanan
hidrostatik pada benda di titik P dan Q adalah…
P Q
a.
Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dalam
b.
Di P lebih besar daripada di Q sebab Q lebih dangkal
c.
Di P lebih kecil daripada di Q sebab P lebih
dangkal
Menyelidiki d.
tekanan pada
Di P sama dengan di Q sebab zat cairnya sama
benda padat,
14. Tekanan kolom raksa setinggi 60 cm Hg
cair, dan gas serta
(
penerapannya
raksa
13.600 kg / m 3
A
C3
A
C3
) dan g = 10 m/s2 )
nilainya sama dengan....
dalam kehidupan sehari-hari.
Melakukan
percobaan
yang dapat menunjukan tekanan atmosfer
a.
81.600 pa
b.
8.160 pa
c.
2.267 pa
d.
22.666 pa
15. Jika volume sebuah gas dalam tabung tertutup ditambah menjadi dua kali lebih besar, maka tekanan gas dalam tabung itu menjadi.... a.
Dua kali lebih besar
b.
Dua kali lebih kecil
c.
½ kali lebih besar
d.
½ kali lebih kecil
nyelidiki
16. Udara dalam ruang tertutup mempunyai volume
tekanan pada
4 m 3 , dengan tekanan 6 atm . Bila tekanan udara
benda padat,
diperkecil menjadi 1,5 atm , maka volim udara
cair, dan gas serta penerapannya
B
C3
A
C3
yang harus dipompakan ke dalam ruang tersebut bila suhu tetap adalah…..
dalam
a.
16 m 3
kehidupan
b.
10 m 3
sehari-hari.
c.
7,5 m3
d.
5,5 m 3
17. Tinggi suatu tempat 400 m di atas permukaan laut, tekanan udara ditempat itu adalah…
76 cmHg
a. 72 cmHg
b.
80 cmHg
Menyelidiki tekanan pada
c. 78 cmHg
benda padat, cair, dan gas
d.
serta penerapannya dalam
Menjelaskan hubungan
18. Raksa dalam pipa U terbuka dari manometer, lebih
kehidupan
antara
ketinggian
tinggi 10 cm dari kaki luarnya. Barometer
sehari-hari.
tempat dengan tekanan
menunjukan 76 cmHg. Dengan demikian, besar
udaranya
tekanan gas yang diukur adalah…..cmHg a.
66
b.
81
c.
76
d.
86
C
C3
Menyelidiki
19. Perhatikan gambar berikut!
tekanan pada 1000 M
benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar diatas menunjukan percobaan Toricelli. Pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut, ketinggian raksa pada tabung maksimal adalah….cm a.
100
b.
76
c.
66
d.
24
B
C4
20. Perhatikan gambar berikut!
A
B
C
D
Balon yang tekanannya paling besar adalah…. a.
1
b.
2
c.
3
d.
4
386
LAMPIRAN 19 TABEL HASIL PERHITUNGAN HASIL BELAJAR SISWA Jumlah soal No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Skor
1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1` 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 `1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 `1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1` 0 0 0 0 1 1 1 1
14 14 11 12 18 12 10 16 15 15 16 18 18 13 17 8 10 15 12 13 14 10 14 16 12 18 18 18 17
skor Total
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
100%
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Nilai
70 70 55 60 90 60 50 80 75 75 80 90 90 65 85 45 50 75 60 65 70 50 70 80 60 90 90 90 85
387
LAMPIRAN 19 30 31 32 33 Jumlah Skor Total 100% Keterangan
1 1 1 1 26 33 100 79
1 1 1 1 27 33 100 82
1 1 1 1 32 33 100 97
1 1 1 1 29 33 100 88
1 1 1 0 23 33 100 70
1 1 1 1 12 33 100 36
1 1 1 1 18 33 100 55
1 1 1 0 31 33 100 94
1 1 1 1 30 33 100 91
0 1 0 0 21 33 100 64
1 1 1 0 29 33 100 88
1 1 1 24 33 100 73
1 1 0 1 24 33 100 73
0 0 1 0 20 33 100 61
1 1 1 0 19 33 100 58
1 1 1 1 29 33 100 88
1 1 1 1 30 33 100 91
1 1 1 1 26 33 100 79
1 0 1 1 16 33 100 48
1 1 1 1 15 33 100 45
18 18 18 13
20 20 20 20
100 100 100 100
90 90 90 65
388
LAMPIRAN 20 PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS, DAN SIMPANGAN BAKU NILAI HASIL BELAJAR SISWA
DATA HASIL BELAJAR SISWA 70 70 55 60 90 60 50
90 90 65 85 45 50 75
70 80 60 90 90 90 85
80
60
90
75 75 80
65 70 50
90 90 65
Membuat daftar distribusi frekuensi: 1. Mengurutkan data yang diperoleh dari data yang terkecil 45 50 50 50 55 60 60 60 60 65 65
65 70 70 70 70 75 75 75 80 80 80
85 85 90 90 90 90 90 90 90 90 90
2. Menentukan rentang (range), dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar dengan data terkecil
R xt x r R 90 45 R 45 3. Menentukan banyaknya jumlah kelas interval, dengan rumus Sturges
389
LAMPIRAN 20 K 1 3.3 Log n K 1 3.3 Log 33 K 1 3.3 1.51 K 5.97 K 6 4. Menentukan panjang kelas R 45 7,54 K 6 P 8 P
5. Menyusun interval kelas dan membuat tabel distribusi frekuensi Tabel Distribusi Hasil Belajar Siswa
No
Kelas f Interval
Bb
Ba
Titik tengah x
f.x
fk(a) fk(b)
x²
f.x²
f relatif %
1
45 - 52 4 44,5 52,5
48,5
194
33
4 2352,25 9409
12,1
2
53 - 60 5 52,5 60,5
56,5
282,5
29
9 3192,25 15961,25
15,2
3
61 - 68 3 60,5 68,5
64,5
193,5
24
12 4160,25 12480,75
9,1
4
69 - 76 7 68,5 76,5
72,5
507,5
21
19 5256,25 36793,75
21,2
5
77 - 84 3 76,5 84,5
80,5
241,5
14
22 6480,25 19440,75
9,1
6
85 - 92 11 84,5 92,5
88,5
973,5
11
33 7832,25 86154,75
33,3
Σ
33
6. Menentukan mean
f x f 2393 x 72,5 33 x
7. Menentukan median 1 n fkb 2 i Me fi Me 80,73
2393
100
100
390
LAMPIRAN 20 8. Menetukan modus Mo
fa
fa fb
i
Mo 87,68
9. Menentukan simpangan baku
Frekuensi Absolut
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
8 7 6 5 4 3 2 1 0 48,5
56,5
64,5
72,5
Titik Tengah
80,5
88,5
400
LAMPIRAN 20 TABEL ANALISIS KETERCAPAIAN ASPEK HASIL BELAJAR SISWA Tekana n Pada zat Padat
Materi Subjek 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Ratarata
skor
∑Skor
Tekana n Pada zat Cair Ket%
Skor
∑Skor
Tekana n pada zat gas Ket%
Skor
∑skor
Ket %
3
3
100
7
10
70,0
4
7
57
3 2 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
100 67 100 100 33 33 67 100 100 100 100 67 100 100 67 100 100 100 67 100 67 100 100 67 33 100 100 100 100 100 100 100
6 5 5 9 7 5 8 7 7 8 8 9 6 8 6 6 7 8 7 6 7 7 8 9 10 9 8 8 9 10 8 5
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
60,0 50,0 50,0 90,0 70,0 50,0 80,0 70,0 70,0 80,0 80,0 90,0 60,0 80,0 60,0 60,0 70,0 80,0 70,0 60,0 70,0 70,0 80,0 90,0 100,0 90,0 80,0 80,0 90,0 100,0 80,0 50,0
5 4 4 6 4 4 6 5 5 5 7 7 4 6 2 2 5 1 4 6 1 4 5 1 7 6 7 6 6 5 7 5
7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
71 57 57 86 57 57 86 71 71 71 100 100 57 86 29 29 71 14 57 86 14 57 71 14 100 86 100 86 86 71 100 71
87
73,6
68
401
LAMPIRAN 20 Konsep Materi
Tekanan Pada zat Padat
Tekanan Pada Zat Cair
Tekanan Pada Zat Gas
Nilai Ratarata
87
73,6
68
Nilai Rata-rata
Grafik Analisis Hasil Belajar siswa pada Konsep Tekanan
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Tekanan Pada Zat Tekanan Pada zat Padat Cair
Tekanan Pada zat gas
Materi Perpindahan Kalor
245 UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR
Uji normalitas variabel penelitian menggunakan uji liliefors dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Kolom Xi Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar 2. Kolom Zi Pada kolom ini diisi dengan angka-angka melalui perhitungan dengan rumus
Zi
X x SD
3. Kolom Zt Nilai Zt dikonsultasikan pada kurva normalitas 4. Kolom F(Zi) Pada kolom ini diisi dengan mengacu pada ketentuan Jika nilai Zi positif maka F(Zi) = 0.5 –Zt Jika nilai Zi negatif maka F(Zi) = 0.5 + Zt 5. Kolom S (Zi) Kolom ini dicantumkan nilai yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut: S(Zi) = Nomor Responden : Jumlah Responden 6. Kolom F (Zi) – S (Zi) Pada kolom ini dicantumkan harga nilai mutlak dari selisih F(Zi) – S(Zi) 7. Mencari L hitung L hitung adalah jumlah terbesar dari selisih F(Zi) – S(Zi) 8. Mencari L tabel L tabel diperoleh dari nilai tabel uji liliefors L tabel untuk n = 33 pada taraf signifikan α = 0.05 adalah
0.886 33
9. Mengajukan hipotesis Ho = jika Lhitung < Ltabel Ha = jika Lhitung > Ltabel
0.1566 .
246 TABEL PENGUJIAN NORMALITAS HASIL BELAJAR SISWA
Zi
Zt
F(Zi)
S(Zi)
1 2 3 4 5
45 50 50 50 55
-27,50 -22,5 -22,5 -22,5 -17,5
-1,92 -1,57 -1,57 -1,57 -1,22
0,4719 0,4419 0,4419 0,4419 0,3888
0,0281 0,0581 0,0581 0,0581 0,1112
0,03030 0,06061 0,09091 0,12121 0,15152
6 7 8 9
60 60 60 60
-12,5 -12,5 -12,5 -12,5
-0,87 -0,87 -0,87 -0,87
0,3078 0,3078 0,3078 0,3078
0,1922 0,1922 0,1922 0,1922
0,18182 0,21212 0,24242 0,27273
10 11
65 65
-7,5 -7,5
-0,52 -0,52
0,1950 0,1950
0,3050 0,3050
0,30303 0,33333
12
65
-7,5
-0,52
0,1950
0,3050
0,36364
13
70
-2,5
-0,17
0,0675
0,4325
0,39394
14 15 16
70 70 70
-2,5 -2,5 -2,5
-0,17 -0,17 -0,17
0,0675 0,0675 0,0675
0,4325 0,4325 0,4325
0,42424 0,45455 0,48485
17
75
2,5
0,17
0,0675
0,5675
0,51515
18 19
75 75
2,5 2,5
0,17 0,17
0,0675 0,0675
0,5675 0,5675
0,54545 0,57576
20
80
7,5
0,52
0,1950
0,6950
0,60606
21
80
7,5
0,52
0,1950
0,6950
0,63636
22
80
7,5
0,52
0,1950
0,6950
0,66667
23
85
12,5
0,87
0,3078
0,8078
0,69697
24
85
12,5
0,87
0,3078
0,8078
0,72727
25
90
17,5
1,22
0,3869
0,8869
0,75758
26
90
17,5
1,22
0,3869
0,8869
0,78788
27
90
17,5
1,22
0,3869
0,8869
0,81818
28
90
17,5
1,22
0,3869
0,8869
0,84848
29 30 31 32 33
90 90 90 90 90
17,5 17,5 17,5 17,5 17,5
0,3869 0,3869 0,3869 0,3869 0,3869
0,8869 0,8869 0,8869 0,8869 0,8869
0,87879 0,90909 0,93939 0,96970 1,00000
No
1,22 1,22 1,22 1,22 1,22 Nilai Terbesar
[F(Zi) S(Zi)] 0,00220 0,00251 0,03281 0,06311 0,04032 0,01038 0,01992 0,05022 0,08053 0,00197 0,02833 0,05864 0,03856 0,00826 0,02205 0,05235 0,05235 0,02205 0,00826 0,08894 0,05864 0,02833 0,11083 0,08053 0,12932 0,09902 0,06872 0,03842 0,00811 0,02219 0,05249 0,08280 0,11310 0,11310
247
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari hargaharga mutlak yang ada, nilai Lo = 0.1130. Kemudian membandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis Liliefors. Dari tabel didapat harga Lt untuk n = 33 pada taraf signifikan α = 0.05 adalah
0.886
0.1566 . Karena harga Lo = 0.1130 dan
33 harga Lt = 0.1566, maka Lo < Lt, hal ini berarti bahwa data sampel hasil pengisian nilai hasil belajar berasal dari populasi berdistribusi normal.
405 LAMPIRAN 22
UJI HOMOGENITAS KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR
Uji homogenitas penelitian ini menggunakan uji fisher dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung rata-rata
2. Menentukan selisih x1 x x 2 x........ 3. Menjumlahkan kuadrat tersebut 4. Jumlah tersebut dibagi n -1 5. Menentukan F hitung 6. Menentukan derajat kebebasan
7. Menentukan F tabel (0.05) F tabel = (α)(db1.db2) 8. Interpretasi data 9. Ho = jika F hitung < F tabel maka data tersebut bersifat homogen Ha = jika F hitung > F tabel maka data tersebut bersifat tidak homogen
406 LAMPIRAN 22 TABEL PERSIAPAN UJI HOMOGENITAS KONSEP DIRI (X) DAN HASIL BELAJAR (Y)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
61 62 64 67 67 68 69 69 69 71 72 72 72 72 73 74 74 75 75 75 76 76 76 76 77 78 78 79 80 82 82 83 90
74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2 74,2
-13,2 -12,5 -10,2 -7,5 -6,9 -6,2 -5,5 -4,9 -4,9 -3,5 -2,5 -2,2 -2,2 -2,2 -0,9 -0,2 -0,2 0,5 0,8 0,8 1,5 1,5 1,8 2,1 2,8 3,5 3,8 4,5 5,5 8,1 8,1 9,1 16,1
∑
2433
2448,6
-15
( Y )
( ) 2
174,24 157,08 104,04 56,75 47,15 38,44 30,62 23,68 23,68 12,48 6,42 4,84 4,84 4,84 0,75 0,04 0,04 0,22 0,64 0,64 2,15 2,15 3,24 4,55 7,84 12,02 14,44 19,95 29,88 66,15 66,15 83,42 260,28
45 50 50 50 55 60 60 60 60 65 65 65 70 70 70 70 75 75 75 80 80 80 85 85 90 90 90 90 90 90 90 90 90
72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5 72,5
-27,5 -22,5 -22,5 -22,5 -17,5 -12,5 -12,5 -12,5 -12,5 -7,5 -7,5 -7,5 -2,5 -2,5 -2,5 -2,5 2,5 2,5 2,5 7,5 7,5 7,5 12,5 12,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5 17,5
756,25 506,25 506,25 506,25 306,25 156,25 156,25 156,25 156,25 56,25 56,25 56,25 6,25 6,25 6,25 6,25 6,25 6,25 6,25 56,25 56,25 56,25 156,25 156,25 306,25 306,25 306,25 306,25 306,25 306,25 306,25 306,25 306,25
1263,7
2410
2392,5
17,5
6656,25
2
407 LAMPIRAN 22
X X 1. S n 1 2 x
2
S x2 39,49
2. S y2
Y Y n 1
S y2 208,01 3. Menentukan derajat kebebasan Penyebut : dk2
= n-1 = 33 – 1 = 32
Pembilang : dk1
= n-1 = 33 – 1 = 32
4. Menentukan F hitung F
S y2 S
2 x
208,01 5,2674 39,49
5. Menetukan F tabel Untuk dk penyebut 31 dan dk pembilang 31 pada taraf signifikan α = 0.05 dari tabel distribusi F tidak dapat, maka dilakukan interpolasi: Dari tabel F(0.05;dk=30:31) adalah 1.82 dan F(0.05;dk= 40;31) adalah 1.78, maka: Ftabel F0.05;dk 31:31 Ftabel
2 1.82 8 1.78 28
3.64 14.24 1.788 10
Jadi Ftabel = 1.788 Karena Fhitung < Ftabel, maka Ho ditolak yang berarti bahwa kedua data tidak memiliki variansi populasi yang tidak homogen.
408 LAMPIRAN 23 TABEL PERSIAPAN UJI LINEARITAS KONSEP DIRI (X) DAN HASIL BELAJAR (Y)
61 62 64 67 67 68 69 69 69 71 72 72 72
2 3721 3803 4096 4444 4534 4624 4715 4807 4807 4994 5136 5184 5184
70 70 55 60 90 60 50 80 75 75 80 90 90
4900 4900 3025 3600 8100 3600 2500 6400 5625 5625 6400 8100 8100
4270 4317 3520 4000 6060 4080 3433 5547 5200 5300 5733 6480 6480
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
72 73 74 74 75 75 75 76 76 76 76 77 78 78 79 80 82 82 83 90
5184 5378 5476 5476 5575 5625 5625 5725 5725 5776 5827 5929 6032 6084 6188 6347 6779 6779 6944 8160
65 85 45 50 75 60 65 70 50 70 80 60 90 90 90 85 90 90 90 65
4225 7225 2025 2500 5625 3600 4225 4900 2500 4900 6400 3600 8100 8100 8100 7225 8100 8100 8100 4225
4680 6233 3330 3700 5600 4500 4875 5297 3783 5320 6107 4620 6990 7020 7080 6772 7410 7410 7500 5872
∑
2433
180684
2410
182650
178518
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2
409 LAMPIRAN 23 Perhitungan Uji Linearitas Konsep Diri dengan Hasil Belajar
Diketahui: ΣX
= 2433
ΣY
= 2410
ΣXY = 178516
ΣX2
= 180684
ΣY2
= 182650
n
Rumus:
Y a bx Untuk nilai a
Y X 2 X XY a 2 nX 2 X a
182650.180684 2433.178518
33.180684 2433 2 a 25,43
Untuk nilai b
b
nXY X Y
n X 2 X 33.178516 2433.2410 b 33.180684 2433 2 b 0,65
Maka, Y a bX Y 25,43 0,65 X
2
=33
410 LAMPIRAN 24 Perhitungan Anava untuk Regresi Linier Sederhana Diketahui: ΣX
= 2433
ΣY
= 2410
ΣXY = 178518
ΣX2
= 180684
ΣY2
= 182650
n
=
33
Perhitungan: 1. Jumlah kuadrat total
Jk.(T ) Y 2 182650 2. Jumlah kuadrat total regresi a Jk .(a)
Y 2 24102 n
33
176003
3. Jumlah kuadrat regresi b
X Y Jk .(b / a) b XY n 2433 2410 Jk .(b / a) 0,65 178518 33 Jk .(b / a) 0,65 178518 177682,7 835,30 JK .(b / a) 0.65.835,30 542,94 4. Jumlah kuadrat sisa / residu Jk .(res ) Jk (T ) Jk (a) Jk (b / a) Jk .(res ) 182650 176003 542,94 Jk .(res ) 6104,06
5. Jumlah kuadrat galat Jk.(E )
2 Yi 2 = Yi = n
70 70 55 60 90 60 50 80 75 2 2 2 2 2 2 2 2 2 70 70 55 60 90 60 50 80 75 8 75 80 90 65 85 45 50 90 2 2 2 2 2 2 2 2 75 80 90 90 65 85 45 50 8 75 60 65 70 50 70 80 60 2 2 2 2 2 2 2 2 75 60 65 70 50 70 80 60 8 90 90 90 85 90 90 90 65 2 2 2 2 2 2 2 2 90 90 90 85 90 90 90 65 8
412 LAMPIRAN 24
= 42650 41344,4 44200 42050 35750 35112,5 60050 59512,5 = 1305,6 2150 637,5 537,5 =4630,6 6. Jk (TC) Jk (res ) Jk ( E ) 6104,06 4630,6 1473,46
7. Rjk (a) Jk (a ) 176003
8. Rjk (b/a) Jk (b / a) 542,94
9. Rjk (res)
Jk (res ) 6104,06 196,905 n2 33 2
10. Rjk (TC)
Jk (TC ) 1473,46 36,87 k 2 62
11. Rjk (E)
Jk ( E ) 4630,6 171,504 nk 33 6
12. F hitung
Rjk .(TC ) 36,87 0,21498 RJk .( E ) 171,504
13. F tabel
F k 2 n k F 0.05 (6 2) 33 6 F 0.05 4 27 5,4
413 LAMPIRAN 24 Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria pengujian diterima hipotesis model regresi linier jika F hit < F tab yaitu 0,215 < 5,40 maka regresi Y = 25,43+0,65X merupakan model regresi linier.
413 LAMPIRAN 25 PERHITUNGAN KORELASI KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR
2
61 62 64 67 67 68 69 69 69 71 72 72 72
2 3721 3803 4096 4444 4534 4624 4715 4807 4807 4994 5136 5184 5184
70 70 55 60 90 60 50 80 75 75 80 90 90
4900 4900 3025 3600 8100 3600 2500 6400 5625 5625 6400 8100 8100
4270 4317 3520 4000 6060 4080 3433 5547 5200 5300 5733 6480 6480
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
72 73 74 74 75 75 75 76 76 76 76 77 78 78 79 80 82 82 83 90
5184 5378 5476 5476 5575 5625 5625 5725 5725 5776 5827 5929 6032 6084 6188 6347 6779 6779 6944 8160
65 85 45 50 75 60 65 70 50 70 80 60 90 90 90 85 90 90 90 65
4225 7225 2025 2500 5625 3600 4225 4900 2500 4900 6400 3600 8100 8100 8100 7225 8100 8100 8100 4225
4680 6233 3330 3700 5600 4500 4875 5297 3783 5320 6107 4620 6990 7020 7080 6772 7410 7410 7500 5872
∑
2433
180684
2410
182650
178518
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
414 LAMPIRAN 25 PERHITUNGAN KORELASI KONSEP DIRI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS PRODUCT MOMENT PEARSON
Diketahui: ΣX
= 2433
ΣY
= 2410
ΣXY = 178518
ΣX2
= 180684
ΣY2
= 182650
n
rxy rxy r xy rxy rxy
= 33
nXY X Y
nX X nY Y 2
2
2
2
33178518 2433 2410
33 180684 2433 33 182650 2410 2
2
5891094 5863530
5962572 5919489 6027450 5808100 27564 43083.219350 27564
9450256050 27564 rxy 97212,4 rxy 0,2835
rtabel = 0.349 (5%) r hitung< rtabel Seharusnya rhitung > rtabel Terdapat hubungan antara konsep diri dan hasil belajar jika dikonsultasikan pada Interpretasi Product Moment korelasinya terletak antara 2,00-3,00 termasuk dalam kategori yang lemah/rendah.
415 LAMPIRAN 26 PERHITUNGAN UJI SIGNIFIKANSI
Untuk mengetahui uji
keberartian hubungan dapat
diketahui
dengan
menggunakan uji-t dengan rumus: t t
r n2 1 r2 0.2835 33 2
1 0.2835 0.2835.5,567 t 1 (0,080372) 1,58 t 0,92 t 1,716 2
Dengan kriteria pengujian: Jika thitung > ttabel : maka Ho ditolak Jika thitung > ttabel : maka Ho diterima Maka dapat diketahui harga thitung (1,716) ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 1.697. Artinya terdapat hubungan yang lemah/rendah antara konsep diri dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran inkuiri pada konsep tekanan.
416 LAMPIRAN 27 PERHITUNGAN KOEFISIEN DETERMINASI
Untuk
melihat berapa besar konstribusi yang diberikan oleh konsep diri
terhadap hasil belajar siswa maka dicari koefesien determinasi dengan cara mengkudratkan korelasi yang sudah didapat. rxy = 0,2835 maka rxy 0,2835 0,080372 2
2
dalam persen (%) rxy 100% 0,080372 100% 8,04 2
Jadi besar konstribusi konsep diri yang diberikan terhadap hasil belajar dilihat dari koefesien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 8,04%
FOTO-FOTO PENELITIAN DI MAN 11 JAKARTA
UJI REFERENSI Nama
: M.Solihin
NIM
: 104 016 300 476
Judul
: Hubungan Konsep Diri Dan Hasil Belajar Fisika Siswa
Skripsi
Melalui Pembelajaran Inkuiri Pada Konsep Tekanan
Pembimbing : 1. Drs. Hasian Pohan, M.Si 2. Diah Mulhayatiah, M.Pd
No 1.
2.
Referensi BAB I Ilmu Psikologi, http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/12/ciri-cirimasa-remaja.html, 21 Juli 2010. Nina Mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka,1999. Hal.34
3.
Nina Mutmainah, Ibid Hal.34
4.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi komunikasi ( Edisi Revisi) 1996 hal 106
5.
AhyarWahyudi, http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2010/02/11/kons ep-diri-dan-mekanisme-koping-dalam-proseskeperawatan/ 21 Juli 2010
6.
Jalaludin Rakhmat, Opcit hal 105
7.
Menata Kepribadian Anak, http://www.scribd.com/doc/11771514/BK, 21 Juli 2010
8.
Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2006, Mata Pelajaran IPA
9.
IB Putu Mardana, Intensifikasi Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Meningkatkan Minat, Sikap Ilmiah, dan Prestasi Belajar IPA Siswa K elas II SLTP
Keterangan Pembimbing I Pembimbing II
Negeri I Singaraja, (Aneka Widya STKIP Singaraja, No.3 TH.XXXIII Juli 2000), h. 148. 10. Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), (http://www.puskur.net/inc/si/sma/fisika.pdf.15 Juli 2008), h. 443. 11. Johari Surif, Mohammad Yusof Haji Arshad dan Nor Hasniza Ibrahim, Membangunkan Sikap Saintifik Melaui Proses Inkuiri, makalah disampaikan dalam International Seminar On Development of Value In Mathematics And Science Education, Faculty of Education, University of Malaya, 3 Agustus 2007, h.1. 12. I Nyoman Subratha dan I Nengah Kariasa, Upaya Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Kualitas Hasil Belajar Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Keterampilan Proses, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.2. TH XXXV, April 2002), h.3. 13. R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.27. 14. Soewarso, Peranan Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah. (Semarang: Jurnal Lembaran Ilmu Kependidikan, No.2 Tahun XXIX, 2000), h.128. 15. I Made Wirtha dan Ni Ketut Rapi., Pengaruh Pembelajaran dan Penalaran Formal terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja, (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008), h.27. 16. Melanie D. murmanto., Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Partisipatif (sebuah alternatif pendekatan pembelajaran di sekolah dasar), (Jurnal Pendidikan Penabur-No 08/Th.VI/Juni 2007 BAB II 1. Avin Fadilla Helmi, Gaya Kelekatan dan Konsep Diri, Jurnal Psikologi 1999 UGM Hal. 9
2.
Modul Pelatihan resolusi Konflik untuk Pemimpinj Desa, Memahami Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Hal.21
3.
Ibid hal.1
4. 5.
Nina mutmainah, Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, 1999 Hal.101 Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Hal. 6
6.
Salbiah Ibid Hal.6
7.
Salbiah Ibid Hal 6
8.
Salbiah Ibid hal. 6
9.
Salbiah, Konsep Diri,KDK, dan Sal Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Hal.4
10. Salbiah Ibid Hal. 4 11. Salbiah, Konsep Diri,KDK dan Sal. Program Studi Ilmu Keperawatan, USU Repository 2006. Hal. 5 12. Salbiah Ibid Hal. 5 13.
Salbiah Ibid Hal. 5
14. Just For Child, Konsep Diri, http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26,21Juli 2010 15. Ekoph, IBSN Hambatan Belajar, http://ekoph.wordpress.com/2008/11/12/ibsnhambatan-belajar, 20 Juli 2010 16. Just For child, konsep diri, http://qyonglee.multiply.com/journal/item/26, 20 Juli 2010
17. Memahami Konsep Diri,Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep Diri, Modul Pelatihan Resolusi Konflik untuk Pemimpin Desa
18. Ekoph,IBSN Hambatan Belajar, http://ekoph.wordpress.com/2008/11/12/ibsnhambatan-belajar, 20 Juli 2010 19. Ekoph,IBSN Hambatan Belajar, Ibid Hal.3 20. Lita H Wulandari & Pasti Rola; Konsep Diri dan Motivasi berprestasi Remaja Penghuni Panti Asuhan, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Mei 2004, Volume 3, Nomor 2, hal 74-80 21.
Lita H Wulandari, Ibid Hal. 74-80
22. http://www.acehforum.or.id/forum.php?s=4c16dc820 82b5725eac660df0fab2eb1, 21 Juli 2010 23. Indri Kemala nasution, Perilaku Merokok Pada Remaja,2007, USU Repository@2008, Hal. 7 24. Indri Kemala nasution, Stres pada Remajas,2007, USU Repository@2008, Hal. 5 25. Muhammadmuna, http://muhammadmunadi.blogspot.com/2010/02/rem aja-ada-apa.html, 21 Juli 2010 26. Rumah belajar, http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.h tml, 21 Juli 2010 27. Universitas Kristen Vetra, Library, http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit. x=15&submit.y=18&submit=next& qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2 Fs1%2Feman%2F2006%2Fjiunkpe-ns-s1-21 Juli 2010 28. Indri Kemala Nasution, Stres pada Remaja, 2007, USU Repository, 2008, Hal. 25 29. Brahma Hemera,Kecemasan Remaja yang Sering Pindah Rumah,UGM Repository, Hal.7 30. Kasturi82: Journal Psychology “Remaja dan pacara ,(http://kasturi82.blogspot.com/2009/02/journalpsychology-remaja-dan-pacaran.html) , 21 juli 2010 31. Isna Asyri Syahrina Psikologi Pekembangan II**Fakultas Psikologi UPI”YPTK” Padang 2008
32. Ahmad Sofyan, Konstruktivisme Pembelajaran IPA/Sains, (Prosiding Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 8
dalam Seminar
33. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2006) h. 13 34. Munasprianto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme, (Metamorfosa: Jurnal Pendidikan IPA) Vol 1, h. 51 35. Zulfiani, Model Pembelajaran Inkuiri Bioteknologi Kesehatan untuk Meningkatkan Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah (KDBI) Mahasiswa (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 30 36. Johar Maknun, Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 29 37. Munasprianto Ramli, op.cit., Vol 1, h. 51 38. 39.
Munasprianto Ramli, Ibid., Vol 1, h. 53 Johar Maknun, op cit., h. 29
40. Johar Maknun, op cit., h. 33 41. Ahmad Sofyan, op. cit., h. 14 42. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 197 43. Indrawati, Model-model Pembelajaran IPA (Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam, 1999/2000), h. 22 44. Thangavelo Marimuthu, dkk, Amalan dan Masalah Pelaksanaaan Strategi Inkuiri-Penemuan di Kalangan Guru Pelatih Sains Semasa Praktikum: Satu Kajian Kes, (Presiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 3
45. Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2 46. 47.
Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 2 Thangavelo Marimuthu, Ibid., h. 6
48. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Strategi Pembelajaran MIPA, (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h. 24 49.
Thangavelo Marimuthu, op.cit., h. 7
50. Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) h. 76-77 51.
Wina Sanjaya, op. cit., h. 208-209
52. Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Terstruktur terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, (Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA) Vol. 1, h. 28 53. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mampengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-4, h. 2 54. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. Ke-10, h. 85 55. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.111 56. Muhibbin Syah, Ibid, h. 91 57. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1997), Cet. 1, h.49 58. Ali Imron, Strategi Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya 1996), Cet. 1, h. 2. 59. W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), Cet. 5, h.53. 60. H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan dan Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), h. 5 61. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mampengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-4, h. 54 62. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), cet. Ke-21, h. 107. 63. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-21, h. 102 64. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cet I, h. 24 65. Yudi Munadi, Ibid, h. 26 66. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 3, h.133 67. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 59 68. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h. 132-138. 69. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cet I, h. 32 70. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002), Cet. 11, h.232 71. Alisuf Sabri, loc.cit., h. 59 72. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cet I, h. 34 73.
Lita H Wulandari, Ibid Hal. 74-80
74. Rumyati, Korelasi antara Konsep Diri dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 METRO, Tesis Universitas Lampung, 2004 75. Ridzal Efendi, Korelasi Konsep Diri dengan Hasil Belajar PendidikanAagama Islam kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung 76. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah
pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cet I, h. 34 77. Leonard, Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa pada Matematika dan Kecemasan Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika (survey pada SMP di wilayah DKI Jakarta) Universitas Indraprasta PGR, 2008 78. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2008), Cet I, h. 34
1.
2.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
BAB III S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4, h. 29. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 54 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 53. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 54. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.118 Sukardi, op. cit.,h. 64. Sugiyono, op. cit., h.61. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (FITK IPA UIN Syarif Hidayatullah, Maret 2008), h. 24. Yanti Herlanti, Ibid., h. 28..
10. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), h.219. 11. Yanti Herlanti, Tanya jawab seputar penelitian pendidikan sains, (Jurusan P.IPA UIN Jakarta: Maret. 2008), h.31. 12. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.65. 13. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.79.
14. 15.
Lampiran 13, h. 144 – 145. Suharsimi Arikunto, op. cit.,h. 86.
16. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.100. 17.
Lampiran 14, h. 146 – 147
18. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.208. 19. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006), h.213. 20. Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.261
21. Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.274.
1.
BAB IV Modul Pelatihan resolusi Konflik untuk Pemimpinj Desa, Memahami Konsep Diri, Beberapa Terminologi Penting Tentang Konsep diri, Hal.21
2.
Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 359-360
3.
Arif Sholahuddin, Pemberdayaan Mata Pelajaran IPA Dalam Upaya Menumbuhkembangkan Sikap Positif Terhadap Lingkungan, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.032. Tahun Ke-7, 2001), h.619. Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal Metamorfosa Vol.1 No 2, Oktober 2006, h.33. Aan Sururi , Pengaruh Model Pembelajaran Memberikan Kontribusi Yang Positif Terhadap Konsep Diri dan Prestasi Belajar Matematika, tesis FKIP UNILA Lampung 2005
4.
5.
6.
Suryanto, Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa
7.
Melalui Pembelajaran Puzzle pada Konsep Biologi.( Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Universitas Terbuka 2007)h.11 Pudjiono, Kecerdasan, Konsep Diri, Sikap dan bimbingan terhadap Prestasi Belajar, (studi tahun 1985-1986)Mengenai Siswa SMA Negeri di Kotamadya Surabaya)
8.
Rahmawati, Ika (2009) Peran Prestasi Belajar Matematika Terhadap Konsep Diri Akademik Pada Siswa Smp. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 9. Alan Colburn, What Teacher Educators Need To Know about Inquiry-Based Instruction. (http://www.csulb.edu/~acolburn/AETS.htm. 11 Juli 2009), h.2. 10. Emmawaty Sofya dan Ila Rosilawati. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Siswa Kelas Xi Sma Yp Unila 11. Sriyanti Mustafa, Penerapan Strategi Inkuiri sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Parepare, Pascasarjana UM, 2010 12. Ridzal Efendi, Kontribusi Konsep Diri, Peran Orang Tua, Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Alkautsar Bandar Lampung, Unila 2007 13. Nandang Kosasih Ananda, Motivasi, Sikap Terhadap Mengajar Dan Konsep Diri Mahasiswa, Universitas Lampung tahun 2001 14. Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Jurnal Metamorfosa Vol.1 No 2, Oktober 2006, h. 32.
Jakarta, Agustus 2010
Yang Mengesahkan, Pembimbing I
Drs.. Hasian Pohan, M.Si NIP 130 805 861
Pembimbing II
Diah Mulhayatiah M.Pd NIP 197903092008012016
BIODATA PENULIS Muhamad Solihin lahir di Rangkasbitung Banten pada tanggal 06 Maret 1984, anak dari pasangan Bapak H. Imam dan Ibu Siti Atiah. Alamat asal. Jln. CilelesGunung Kencana KM.2, Kp. Kaum Ds. Cileles Kec. Cileles Kab. Lebak Banten, Kode Pos 42353, HP. 085697647375. Saat ini tinggal di Jl. WR.Supratman Rt.001
Rw.05
No.34
Cempaka
Putih
Ciputat
Tangerang Selatan 15412. Menamatkan pendidikan dasar di SDN Cileles II pada tahun 1998, lalu melanjutkan di MTs GUPPI Cileles dan lulus pada tahun 2001, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di MAN Rangkasbitung dan lulus pada tahun 2004. Dan menamatkan S1 (Sarjana Pendidikan) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika.