PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (Pra Eksperimen di MTS Serpong)
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: Restu Ika Amalia NIM 108016300007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2016 M
ABSTRAK Restu Ika Amalia (108016300007). Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Terstruktur Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS berbasis inkuiri terstruktur terhadap hasil belajar fisika pada konsep cahaya. Penelitian ini dilakukan di MTs Serpong pada kelas VIII-1. Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan ditambah pretest dan posttest, dimulai pada tanggal 22 Oktober sampai 12 November tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif evaluatif pendekatan eksploratif dengan desain penelitian One Group pretest posttest design dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa test objektif pilihan ganda sebanyak 25 butir soal digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji N-gain terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 0,6266 berada pada kategori sedang dan 76,48% siswa mendapatkan nilai lebih dari KKM yang di tentukan sekolah (≥70). LKS berbasis inkuiri terstruktur telah melalui uji validitas isi oleh pembimbing I, II, dan konsultan ahli yang menyatakan LKS berbasis inkuiri terstruktur memenuhi syarat penyusunan LKS yaitu didaktik, konstruksi, dan teknis. Instrument non test menggunakan lembar observasi meliputi lembar aktivitas siswa selama pembelajaran mencapai persentase rata-rata sebesar 85,17%, lembar kemampuan guru mengelola pembelajaran mencapai persentase rata-rata sebesar 95,83% keduanya berada pada kategori tinggi yaitu baik sekali. Respon positif siswa terhadap mata pelajaran fisika sebesar 73,52% dan persentase respon 8 guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstruktur berdasarkan syarat pembuatan LKS mencapai 84,83% berada pada kategori baik sekali Kata kunci: penggunaan, lembar kegiatan siswa (LKS), pendekatan inkuiri terstruktur, hasil belajar siswa, cahaya.
i
ABSTRACT
Restu Ika Amalia (108 016 300 007). Use of Student Activity Sheet (LKS) Inquiry-Based Structured To Improve Learning Outcomes Physics Students On Light Concept. Thesis Program Physical Education Department of Special Education Faculty of Natural Sciences and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 This study aims to determine the use of inquiry-based LKS structured the learning outcomes of physics on the concept of light. This research was conducted in Serpong MTs in class VIII-1. This study was conducted during three meetings plus pretest and posttest, starting on 22 October to 12 November 2013. The research method used is descriptive evaluative approach to exploratory research design one group pretest posttest design and purposive sampling techniques. Instruments used in the form of multiple choice objective test of 25 items was used to determine the learning outcome. Based on the analysis using N-gain test occurs improving student learning outcomes at 0.6266 in middle category and 76.48% of students score more than the specified school KKM (≥70). LKS-based structured inquiry has tested the validity of the content by the supervisor I, II, and technical experts who stated LKS inquiry-based structured qualify LKS namely didactic preparation, construction, and technical. Instrument non test using observation sheet include student activity sheets for learning achieve an average percentage of 85.17%, sheets teachers' ability to manage learning reaches an average percentage of 95.83% both at the high category is excellent. The positive response of students to the physics of 73.52% and the percentage of responses 8 teachers to LKS inquiry-based structured based on the requirements of making LKS reached 84.83% in the excellent category Keywords: usage, student activity sheet (LKS), structured inquiry approach, student learning outcomes, light
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirraahim Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala
nikmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi, yang berjudul “efektifitas LKS berbasis problem solving terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep cahaya” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd). Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW yang membawa umatnya ke jalan yang diridhai Allah. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dra. Nurlena Rifa’i, MA. PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Iwan Permana Suwarna M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika.
4.
Ibu Kinkin Suartini, M.Pd selaku pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis, terimakasih atas kritiknya, kerendahan hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas budi baik ibu.
5.
Ibu Ai Nurlaela, M.Si selaku pembimbing II, terima kasih atas segala perhatian, kerendahan hati, keterbukaan pikiran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
iii
6.
Segenap dosen dan dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi pendidikan fisika, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di perguruan tinggi ini.
7.
Bapak Ahmad Najib, S.Pd.I selaku Kepala sekolah MTs Serpong dan seluruh dewan guru MTs Serpong. Terima kasih atas semua motivasi, dan semangatnya.
8.
Ayahanda Badri Sadian dan Ibunda Yuliana, yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas karunia yang Allah berikan melalui ibu dan bapak. Do’a, didikan, nasehat, dan semangat yang diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik untuk membuat ibu dan bapak bangga. Adik-adikku tercinta Rizki Ardian, dan Fikri Alfian, terimakasih atas segala do’a, cinta, harapan, motivasi dan semangat yang diberikan.
9.
Dinda Setiadi Rahman, S.Pd.I yang terus-menerus melimpahkan rasa cinta kasih dan semangatnya sehingga menjadi kekuatan bagi penulis untuk meraih impian.
10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2008, Mulia, Mere, Amel, Lulu, Sifa, Uci, Rahmi, Ammie, Witri, Retno, Angga, Titin, Dede, Safrina, Fera, Kahfi, Soleh, Wilda, Ifa, Rohim, Tajudin, Upi, Dinda, Bunyanah, Hilpan, Deni, Piki, Ema, dan Mela selalu semangat kawan-kawan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Jakarta,
2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii DAFTAR ISI .............................................................................................................. v DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5 D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ........................................................................................... 7 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................... 7 a. Pengertian LKS ...................................................................................... 7 b. Tujuan Penggunaan LKS ....................................................................... 7 c. Fungsi LKS ............................................................................................ 8 d. Manfaat Penggunaan LKS ...................................................................... 8 e. Teknik Penyusunan LKS ....................................................................... 9 f. Jenis-jenis LKS ......................................................................................10 2. Pendekatan Inkuiri .................................................................................14 a. Pengertian Pendekatan Inkuiri ................................................................14 b. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Inkuiri .........................................14 3. Pendekatan Inkuiri Terstruktur...............................................................15 a. Pengertian Inkuiri Terstruktur .................................................................15 v
b. Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur .....................................................16 c. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri Terstruktur ..................17 4. LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ...........................................................18 5. Belajar dan Hasil Belajar .......................................................................19 a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .....................................................19 b. Pengertian Hasil Belajar .........................................................................20 6. Konsep Cahaya .......................................................................................24 a. Pengertian Cahaya ...................................................................................24 b. Pemantulan Cahaya .................................................................................25 c. Cermin .....................................................................................................25 d. Pembiasan Cahaya ...................................................................................27 e. Lensa ........................................................................................................28 B. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................................29 C. Kerangka Berpikir ......................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................32 B. Metode Penelitian ........................................................................................32 C. Desain Penelitian .........................................................................................33 D. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................33 1. Populasi .................................................................................................33 2. Sampel ..................................................................................................34 E. Prosedur Penelitian .......................................................................................34 F. Teknik Pegumpulan Data .............................................................................35 1. Data Non Tes ..........................................................................................35 2. Data Tes ..................................................................................................36 G. Instrumen Penelitian ....................................................................................36 1. Instrumen Non Tes ................................................................................36 2. Instrumen Tes ........................................................................................39 H. Teknik Analisis Data ....................................................................................44 1. Data Non Test .........................................................................................45
vi
2. Data Test ................................................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................47 1. Lembar Judgment Expert .......................................................................47 2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran .....................................................47 3. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ..........................................48 4. Kemampuan Siswa Menggunakan LKS .................................................50 5. Respon Siswa Terhadap Mata Pel;ajaran Fisika .....................................50 6. Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ..................51 7. Peningkatan Hasil Belajar .......................................................................53 a. Hasil pretest ......................................................................................53 b. Hasil Posttest .....................................................................................54 c. Hasil Uji Normalitas ..........................................................................55 d. Hasil Uji N-Gain ................................................................................55 e. Rekapitulasi .............................................................................................. 56 B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................57 1. Analisis Lembar Judgment Expert ..........................................................57 2. Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran .......................................58 3. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran ................59 4. Analisis Kemampuan Siswa Menggunakan LKS ...................................60 5. Analisis Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika ........................60 6. Analisis Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ...62 7. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa ..............................................63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................65 B. Saran ............................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................67
vii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1
Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur ................................................ 16
Tabel 3.1
Desain Penelitian ................................................................................ 33
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Kuosioner Siswa .................................................. 37
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ........................................................... 37
Tabel 3.4
Kriteria Validitas .................................................................................. 40
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen .............................................................................. 40
Tabel 3.6
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen.......................................... 41
Tabel 3.7
Klasifikasi Taraf Kesukaran ............................................................... 42
Tabel 3.8
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ...................................... 42
Tabel 3.9
Interpretasi Daya Pembeda Soal ......................................................... 44
Tabel 3.10
Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ............................................ 44
Tabel 3.11
Interpretasi Skor ................................................................................... 45
Tabel 3.12
Kategori N-Gain ................................................................................... 46
Tabel 4.1
Persentase Tanggapan Lembar Judgment Expert ............................... 47
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ...................... 48
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ............ 49
Tabel 4.4
Kemampuan Siswa Menggunakan LKS .............................................. 50
Tabel 4.5
Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika .......................... 51
Tabel 4.6
Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ......... 52
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest ...................................................... 53
Tabel 4.8
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Preetest .............................. 53
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest ..................................................... 54
Tabel 4.10
Ukuran Pemusatan dan penyebaran Data posttest ............................... 54
Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Chi Square ..................................... 55
Tabel 4.12
Kategorisasi N-Gain ............................................................................. 56
Tabel 4.13
Rekapitulasi Data Penelitian ................................................................ 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran A. Perangkat Pembelajaran .................................................................. 71 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 72 2. LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ............................................................. 90
Lampiran B. Analisis Data Hasil Penelitian ........................................................... 115 1. Tabel Kisi-Kisi Instrumen ................................................................... 116 2. Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................. 117 3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ............................................... 135 b.
Validitas ........................................................................................ 134
c.
Reliabilitas .................................................................................... 135
d.
Daya Pembeda .............................................................................. 143
e.
Tingkat Kesukaran ....................................................................... 145
8. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ................................ 155 9. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid ......................................................... 156 10. Instrumen Valid ................................................................................... 157 11. Instrumen Non Tes .............................................................................. 161 a.
Penelitian Pendahuluan ................................................................ 160 1) Quosioner Respon siswa ........................................................... 161 2) Wawancara Guru ...................................................................... 161
b.
Lembar Observasi ......................................................................... 164 1) Lembar Judgment Expert .......................................................... 163 2) Lembar Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ........................ 165 3) Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ............................ 168 4) Kemampuan Siswa Menggunakan LKS ................................... 171 5) Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika ........................ 173 6) Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur .... 174
12. Rekapitulasi Penelitian Pendahuluan ................................................... 176 a.
Data Hasil Respon Siswa .............................................................. 176 ix
b.
Data Hasil wawancara ................................................................... 181
Lampiran C. Analisis Data Hasil Penelitian .......................................................... 190 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa .......................................................... 191 2. Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ............ 194 3. Hasil Belajar ......................................................................................... 195 a.
Hasil pretest .................................................................................. 195
b.
Hasil posttest................................................................................. 197
c.
Hasil Uji Normalitas Chi Square .................................................. 199
d.
Hasil N-Gain ................................................................................. 202
4. Hasil Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur .............................. 206 5. Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika ......................... 207 6. Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur ........ 208
x
BAB I PENDAHULUAN A
Latar Belakang Masalah Salah satu pokok masalah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), khususnya untuk mata pelajaran fisika yaitu rendahnya hasil belajar siswa.1 Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa baik faktor dari siswa maupun dari luar. Salah satunya adalah pembelajaran fisika berpusat pada guru (teacher center) yaitu pembelajaran lebih didominasi oleh guru, siswa hanya menerima dan
menyimak pembelajaran fisika tanpa dilibatkan secara
langsung dalam proses belajar.2 Akhirnya siswa merasa pembelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan
membosankan. Siswa tidak diberi
kesempatan untuk membangun pengetahuannya berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh baik berupa hasil kerja praktek, demonstrasi, maupun eksperimen. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kurangnya peran guru dalam mengembangkan dan memanfaatkan bahan ajar. Seharusnya guru mampu mengembangkan bahan ajar yang inovatif, variatif, kreatif, dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Agar kompetensi siswa dapat tercapai dan siswa lebih aktif dan makin termotivasi dalam belajar. Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Peraturan tersebut mengatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan
1
Eko Nurani Setiawan, Pengaruh Model Problem Posing Tipe Semi Terstruktur Dalam Pembelajaran Fisika Kelas XI IPA Di SMAN 3 Jember, Jurnal Pembelajaran Fisika Vol 1 No 3 (Desember 2012): h. 261 2 Prayekti. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Tentang Konsep Pesawat Sederhana Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas 5 Sekolah Dasar, dari: http://www.depdiknas.go.id/jurnal/39/Pendekatan%20Sains%20Teknologi.htm
1
2
kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar.3 Dengan demikian guru diharapkan dapat mengembangkan bahan ajar salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada dasar yang harus dicapai.4 Penggunaan LKS tidak hanya bermanfaat bagi siswa tapi juga bermanfaat bagi guru untuk mempermudah penyampaian materi yang rumit dengan panduan langkah-langkah yang sistematis.5 Menurut hasil wawancara dengan guru-guru di 6 SMPN dan 6 MTs se Kota Tangerang Selatan Sekarang ini banyak sekali LKS
yang diterbitkan oleh penerbit
yang tidak
relevan dengan kebutuhan siswa dan isinya pun tidak sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), tujuan dan Indikator yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat isi dari LKS hanya rangkuman materi dan rumus-rumus praktis yang menuntut siswa hanya sekedar menghafal saja tanpa harus mengetahui makna yang dicapai. Namun faktanya guru lebih mengandalkan LKS buatan penerbit dalam kegiatan pembelajaran. Seharusnya guru mampu merancang LKS untuk kegiatan pembelajaran agar sesuai dengan konsep yang diajarkan karena banyak LKS yang menggunakan satu model pembelajaran untuk diterapkan pada semua konsep, padahal tidak semua konsep cocok untuk model pembelajaran tertentu. Berdasarkan hasil observasi ke 6 SMPN dan 6 MTs di Kota Tangerang Selatan dengan akreditasi yang sama yaitu akreditasi A, bahwa semua sekolah menggunakan LKS dalam kegiatan pembelajarannya. 58 % menggunakan LKS yang disusun oleh tim MGMP, dan 42 % menggunakan LKS yang berasal dari
3
Panduan Bahan Ajar, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas tahun 2008. h.1 4 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI), 2011), hlm 205 5 Mahrizal, Pengaruh LKS Berbasis Reasoning And Problem Solving Terhadap Hasil Pembelajaran Fisika Sman 1 Lubuk Alung Kelas Xi Semester 1,Pillar Physic Education Vol 1 (April 2014): h. 170
3
penerbit. Adapun respon siswa terhadap LKS yang digunakan disekolah masingmasing adalah 37,26% siswa mengatakan LKS yang selama ini digunakan mudah dipahami dengan alasan materi LKS lengkap, rumusnya pun lengkap,dan beberapa jawaban soal hanya memindahkan dari materi. Namun 62,74% siswa berpendapat LKS yang digunakan saat ini
sulit dipahami dengan alasan
materinya kurang lengkap, terlalu banyak rumus, penyajian LKS kurang menarik, soal latihan yang terlalu sulit, bahasa LKS sulit dipahami, dan 0,14% siswa jarang
memakai
LKS
tersebut
karena
gurunya
pun
tidak
pernah
menggunakannya. Hal inilah yang akan mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. LKS yang baik adalah LKS yang mampu merangsang siswa untuk belajar lebih aktif. Karena fungsi LKS adalah sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa. Serta dapat mempermudah
siswa dalam memahami materi yang diberikan.6 Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru- guru di 12 sekolah yang di observasi menyatakan bahwa isi LKS harus sesuai dengan standar kompetensi, Kompetensi dasar, dan indikator, lebih banyak kegiatan pembelajaran siswa daripada materi yang telalu banyak, soal-soal evaluasi yang bervariasi karena siswa dapat memahami materi fisika melalui soal latihan, serta dianjurkan LKS tersebut dirancang atau disusun oleh guru itu sendiri karena lebih memahami karakter para siswanya sehingga membuat siswa lebih mudah memahami LKS yang digunakan. Salah satu upaya agar LKS yang dibuat dapat meningkatkan hasil belajar, penulis mencoba membuat LKS yang berintegrasi dengan model pembelajaran yaitu LKS berbasis inkuiri terstruktur. LKS inkuiri terstruktur adalah LKS yang disusun berdasarkan sintaks pembelajaran inkuiri terstruktur. LKS berbasis inkuiri terstruktur diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa karena belajar dengan
menggunakan
inkuiri
terstruktur
siswa
aktif
dalam
kegiatan
pembelajarannya dan lebih memahami suatu konsep sebab mengalami sendiri dalam proses penemuannya, sehinggadalam proses pembelajaran siswa
6
Andi Prastowo, op.cit, hlm 205
tidak
4
menghayal melainkan berhadapan langsung dengan dunia nyata sehingga siswa dapat menyerap pelajaran secara maksimal.7 Tidak semua materi fisika dapat dipelajari dengan belajar menggunakan inkuiri terstruktur. Artinya materi yang diambil harus disesuaikan dengan silabus bersifat konkret, dan cukup sulit untuk dipelajari siswa. salah satu yang mewakili karakteristik tersebut adalah cahaya. Bab tersebut mempelajari tentang sifat-sifat cahaya yang terdiri dari cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat dibiaskan. Materi tersebut akan sulit dipahami oleh siswa jika hanya sekedar membayangkan. Terlebih lagi bagi siswa yang kurang memiliki kemampuan berimajinasi. Kegiatan eksperimen perlu dilakukan agar materi tersebut dapat dipahami oleh siswa melalui proses inkuiri terstruktur. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin menerapakan penggunaan LKS berbasis inkuiri terstruktur pada pembelajaran fisika. Serta mengetahui peningkatan terhadap hasil belajar fisika siswa. untuk mendapatkan jawaban yang telah diuraikan di atas, maka penulis melakukan penelitian dan menuliskanya dalam skripsi yag berjudul: “PENGGUNAAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERSTUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP CAHAYA”.
B
Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1.
Hasil belajar fisika siswa yang masih sangat rendah.
2.
Pembelajaran fisika masih berpusat pada guru (teacher centered)
3.
Pembelajaran fisika masih bersifat menghafal.
4.
Guru cenderung menggunakan LKS dari penerbit
5.
LKS yang digunakan tidak sesuai dengan indikator dan karakteristik konsep
6.
LKS yang digunakan kurang lengkap dan sulit dipahami.
7
Mulyani Sumantri dan Johan Permana, Strategi Belajar Mengajar. (Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2000).
5
C
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, batasan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut: 1.
Hasil belajar fisika yang diukur hanya mencakup ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom
pada tingkatan C1 (mengingat), C2 (memahami),
C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). 2.
Konsep fisika yang digunakan adalah cahaya. Konsep fisika tersebut merupakan konsep yang memiliki karakteristik materi yang sesuai dengan pembelajaran inkuiri terstuktur.
D
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka dalam
penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan inkuiri terstuktur terhadap hasil belajar siswa?”. Secara operasional rumusan masalah di atas dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan di bawah ini: 1.
Bagaimana penilaian LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur berdasarkan syarat penyusunan LKS?
2.
Bagaimana
aktifitas siswa
dan kemampuan
guru
selama kegiatan
pembelajaran fisika menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur? 3.
Bagaimana kemampuan siswa memahami konsep dan peningkatan
hasil
belajar siswa setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur? 4.
Bagaimana respon siswa terhadap pelajaran fisika setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur?
5.
Bagaimana penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstruktur berdasarkan syarat penyusunan?
6
E
Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui penggunaan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep cahaya.
F
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain
sebagai berikut: 1.
Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada konsep cahaya.
2.
Bagi guru, yaitu dapat memberikan informasi bahwa penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan hasil belajar.
BAB II KAJIAN TEORI dan KERANGKA BERPIKIR
A
Kajian Teori
1.
Lembar Kerja Siswa
a.
Pengertian LKS LKS (Lembar Kegiatan Siswa) dapat didefinisikan sebagai lembaran –
lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.8 LKS merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa secara aktif baik kegiatan pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan 9. LKS merupakan salah satu jenis alat bantu atau perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang berupa lembaran kertas berisi informasi maupun soal-soal (pertanyaanpertanyaan) yang harus dijawab oleh siswa.10 Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS adalah salah satu alat pembelajaran berupa lembaran kertas informasi maupun tugas, berfungsi sebagai
pelengkap yang
memuat berbagai kegiatan pengamatan, eksperimen, maupun pengajuan pertanyaan.
b. Tujuan penggunaan LKS Penyusunan LKS dalam pembelajaran memiliki tujuan tertentu. Tujuan penyusunan lembar kegiatan siswa menurut Belawati dalam Andi Prastowo adalah sebagai berikut:11 1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.
8
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h.. 203 9 Trianto, Mengembangkan Model pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h 212 10 Wiwit A, Pengembangan Lembar Kerja Siswa ( LKS) dalam pembelajaran Matematika, dari : www.woedpress.com/2007/11/isi-LKS-berbasis-web.doc. 17/01/2012. h..5. 11 Andi Prastowo, op.cit, h. 206
7
8
2) Menyajikan tugas–tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. 3) Melatih kemandirian belajar siswa. 4) Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa. Tujuan penyusunan LKS berbasis inkuiri terstruktur ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika melalui proses inkuiri terstruktur agar menumbuhkan kemandirian pada siswa.
c.
Fungsi LKS Penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar dapat membantu siswa
untuk memperoleh hasil belajar yang baik pada mata pelajaran IPA Fisika. Hal ini karena LKS memiliki fungsi sebagai berikut:12 1)
Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa.
2)
Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.
3)
Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4)
Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
d. Manfaat penggunaan LKS Manfaat penggunaan LKS adalah :13 1) Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran 2) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep 3) Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses 4) Mengevaluasi keberhasilan proses belajar mengajar 5) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran 6) Membantu siswa untuk menambah informasi tentag konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar yang sistematis.
12 13
Andi Prastowo, op.cit, h. 205 Wiwit A, op.cit, h. 5.
9
7) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.
e.
Teknik Penyusunan LKS Dalam menyusun LKS terdapat prosedur yang harus dilakukan agara LKS
dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Langkah-langkah penyusunan LKS adalah sebagai berikut:14 1) Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu. 2) Menganalisis silabus dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator. 3) Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar (Pembukaan, Inti: eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan Penutup). Untuk mengembangkan LKS ada langkah–langkah yang dapat diikuti yaitu:15 1) Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar, indikator hasil belajarnya, dan sistematika keilmuannya. 2) Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan pada saat mempelajari materi tersebut. 3) Menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 4) Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan keterampilan proses yang akan dikembangkan. 5) Mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang menarik, mudah dibaca dan digunakan. 6) Menguji coba LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat kekurangan–kekurangannya. 7) Merevisi kembali LKS.
14
Slamet Suyanto,dkk, “ Lembar Kerja Siswa”, makalah disampaikan pada acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta tanggal 26 Nopember-6 Desember 2011. 15 Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, (PPPPTK IPA : 2009), h. 36
10
Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan yaitu sebagai berikut:16 1) Syarat Didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. 2) Syarat Konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS. 3) Syarat Teknik, menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS.
f.
Jenis-jenis LKS Ada dua jenis LKS untuk pembelajaran IPA yakni LKS untuk eksperimen
dan LKS non eksperimen atau lembar kerja diskusi.17 1) LKS eksperimen LKS untuk eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat dan bahan – bahan. Sistematika Penulisan terdiri dari: a)
Pengantar, Pengantar LKS berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan pelajaran (berupa konsep-konsep IPA) yang dicakup dalam kegiatan praktikum.
b) Tujuan, memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang diungkapkan di pengantar. c)
Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan.
d) Langkah kegiatan, merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan yang mempermudah siswa melakukan praktikum, langkah kerja ini dibuat secara 16
Endang Widjajanti, “Kualitas Lembar Kerja Siswa”, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan Lks Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22Agustus 2008. 17 Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, (PPPPTK IPA : 2009), h. 32-36
11
sistematis. Bila perlu menggunakan nomor urut dan menambah tampilan sketsa gambar. e)
Tabel pengamatan, dapat berupa tabel–tabel data untuk mencatat data hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum.
f)
Pertanyaan, berupa pertanyaan yang jawabannya dapat membantu siswa mendapatkan
konsep
yang
dikembangkan
atau untuk
mendapatkan
kesimpulan. 2) LKS non eksperimen LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang menuntun siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pelajaran. Kegiatan menggunakan lembar kegiatan ini dikenal dengan istilah DART dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan teks atau wacana. Ada dua jenis DART yaitu model reconstruction dan model analysis. (1) Bentuk LKS reconstruction DART Bentuk LKS ini terdiri dari: (a) Text completion (melengkapi teks) Pada bentuk LKS untuk kegiatan melengkapi teks harus disajikan teks sains atau wacana yang berisi konsep-konsep sains. Pada bagian–bagian tertentu dari teks dikosongkan untuk diisi oleh siswa sehingga menghasilkan teks sains yang bermakna. (b) Diagram Completion (melengkapi diagram atau menyempurnakan gambar) Pada bentuk LKS ini disajikan gambar yang belum lengkap, kemudian siswa melengkapinya baik oleh tanda panah, tulisan atau gambar. Gambar atau diagram harus jelas sehingga memudahkan siswa melengkapinya. (c) Tabel Completion (melengkapi tabel) Pada bentuk LKS ini disajikan tabel yang belum lengkap, dan data-data yang akan dimasukan kedalam tabel. Selanjutnya ada perintah agar siswa mengisi tabel dengan data-data yang ada sesuai dengan konsep yang sesuai dengan topiknya. (d) Prediction (meramalkan)
12
Pada LKS ini disajikan beberapa fakta atau kejadian misalnya dalam bentuk gambar. Selain itu tertera pertanyaan–pertanyaan yang memancing siswa untuk melakukan keterampilan prediksi. (e) Completion Activites With Disordered Text (menyempurnakan teks yang tidak teratur) (f)
Diagram Cut And Paste (potong dan tempelkan gambar) Pada LKS ini disajikan beberapa bentuk potongan berisi gambar atau tulisan dan ada perintah yang mengajak siswa untuk memotongnya. Kemudian menyusunnya kembali sesuai dengan konsep yang ditanyakan, agar potongan-potongan menjadi susunan yang bermakna dapat disajikan suatu bagan yang dapat membantu siswa menemukan konsep yang sedang dipelajari.
(g) Scrambel ( mengacak) Pada LKS bentuk ini disajikan beberapa kata atau huruf acak, selajutnya ada instraksi agar siswa menyusun kata – kata atau huruf – huruf tersebut menjadi sesuatu yang bermakna. Huruf atau kata –kata sebaiknya ditempatkan dalam suatu kotak atau lingkaran dan sajian yang menarik. Selain itu ada instruksi agar siswa menyusun huruf – huruf menjadi kata – kata, sedangkan kata-kata menjadi suatu kalimat. (2) Bentuk LKS analisis D.A.R.T Bentuk LKS ini terdiri dari: (a) Underlaying (menggaris bawahi) Pada LKS ini disajikan suatu teks. Selanjutnya tertera perintah agar siswa membaca teks dan memberi garis bawah pada kata-kata penting atau kata kunci. Setelah memberi garis bawah pada kunci selanjutnya siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan kata-kata kunci yang didapat menjadi suatu teks lain atau bagian. (b) Labelling (memberi label) Pada LKS bentuk ini dapat disajikan gambar-gambar yang tidak memiliki nama dan label-label yang sesuai dengan gambar-gambar. Selanjutnya ditulis
13
instruksi yang meminta siswa untuk memberikan label pada gambar–gambar yang belum memiliki nama tetapi harus sesuai dengan konsep atau materinya. (c) Segmenting (memotong / menggolongkan) Pada LKS bentuk ini disajikan suatu teks atau kumpulan gambar. Selanjutnya tertera perintah agar siswa memotong atau menggolongkan teks atau gambar yang sejenis. Setelah itu kegiatan dapat dikembangkan lagi misalnya hasil potongan disusun kembali menjadi suatu teks atau susunan gambar yang bermakna. (d) Bentuk LKS recording dapat berupa Diagramatic Representation, Tabulator, Question, dan Summary. (e) Diagramatic representation (membuat diagram) Pada LKS bentuk ini disajikan instruksi yang mengajak siswa membuat diagram dalam bentuk gambar, grafik, diagram alur proses atau bagan. agar diagram yang terbentuk sesuai dengan konsep yang diminta, pada LKS diberikan data atau komponen–komponen diagram. (f) Tabulator (membuat daftar yang tersusun) Pada LKS bentuk ini disajikan data suatu konsep yang tidak teratur, biasanya data dalam bentuk kuantitatif. Selanjutnya ada instruksi yang mengarahkan siswa agar membuat tabulator dengan terarah. (g) Question (membuat pertanyaan-pertanyaan) Pada LKS ini disajikan suatu teks atau wacana, dan instruksi yang meminta siswa untuk membuat pertanyaan–pertanyaan yang jawabannya dapat diambil dari teks yang tersedia. (h) Summary (membuat rangkuman) Pada LKS bentuk ini disajikan suatu teks atau wacana dan intruksi yang meminta siswa untuk membuat rangkuman dari teks yang tersedia. Pada LKS ini harus disediakan tempat kosong untuk rangkuman yang dibuat siswa.
14
2.
Pendekatan Inkuiri
a.
Pengertian Pendekatan Inkuiri Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipercayakan.18 Piaget menyatakan bahwa inkuiri adalah teknik yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lainnya. Inkuiri sebagai teknik pengajaran mengandung arti bahwa dalam proses kegiatan mengajar berlangsung harus dapat mendorong dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam belajar.19 Inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa merumuskan masalah sendiri, merancang eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.20 Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan dapat menjadikan siswa belajar aktif dengan cara menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah melalui proses merumuskan masalah sendiri, merancang eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
b. Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Dalam Standard For Science Teacher Preparation terdapat 3 tingkatan inkuiri, yakni:21
18
Wina Sanjaya, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 194 19 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h. 108-109 20 Moh Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery dan “Inquiry”, ( Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h. 127 21 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains. ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 121
15
1) Discovery/Structured Inquiry (Inkuiri Terstruktur) Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil. 2) Guided Inquiry Tahap guided inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah. Siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan ajar, guru hanya berperan sebagai fasilitator. 3) Open Inquiry Tindakan utama pada open inquiry ialah guru memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. 3.
Pendekatan Inkuiri Terstruktur
a.
Pengertian Inkuiri Terstruktur Inkuiri terstruktur atau discovery inquiry adalah salah satu model
pembelajaran inkuiri dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam model ini guru memberikan bimbingan terhadap siswa, sedangkan siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya, model inkuiri terstruktur ini digunakan siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Dengan metode ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada model ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.22
22
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h.109
16
Inkuiri terstruktur masih memegang peranan guru dalam menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur. Sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Inkuiri terstruktur menuntut siswa mengikuti dengan seksama setiap langkah kerja dalam kegiatan hands-on yang telah disusun oleh guru melalui lembar kerja siswa (LKS) jenis guided worksheet activity.23 Inkuiri terstruktur merupakan salah satu pendekatan inkuiri dimana guru menyediakan tujuan, petunjuk dan prosedur kegiatan tetapi tidak memberitahukan hasil. Siswa diharapkan menemukan sendiri hubungan antar variabel ataupun menggeneralisasikan data. Menurut Zulfiani dalam tingkatan discovery/structured inquiry tindakan utama guru adalah mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif hasil.24 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan inkuiri terstruktur adalah kegiatan pembelajaran dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk sedangkan siswa menganalisis hasil dan kesimpulan.
b. Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur Tahap pelaksanaan pendekatan inkuiri terstruktur terdiri dari empat fase, yaitu penyajian masalah, berhipotesi, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan.25 Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan Inkuiri Terstruktur Fase
Perilaku Guru
Menyajikan pertanyaan Guru atau masalah
membimbing
mengidentifikasi
masalah
siswa dan
masalah dituliskan di papan tulis. Guru
membagi
siswa
dalam
kelompok
23
Nengsih Juanengsih, Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 1, h.28. 24 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.121 25 Sri Anggraeni, Hakikat Pembelajaran IPA. Pengajar Jurusan Pendidikan Biologi F-MIPA UPI Bandung
17
Berhipotesis
Guru
memberikan
kesempatan
pada siswa untuk memberikan pendapat dalam bentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan
dan
memprioritaskan hipotesis mana yang
menjadi
prioritas
penyelidikan. Melakukan percobaan Guru untuk
membimbing
memperoleh mendapatkan
informasi
siswa melalui
informasi
percobaan.
Mengkomunikasikan
Guru memberi kesempatan kepada
Hasil percobaan
setiap
kelompok
untuk
menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Membuat Kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
c.
Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri Terstruktur. Menurut Suryosubroto dalam Henik Ismawati, ada beberapa kelebihan
pembelajaran inkuiri terstruktur, antara lain:26 1) Menerapkan pengetahuan dalam situasi yang berbeda. 2) Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi pengetahuan 3) Mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sehari-hari 4) Memperoleh dan menganalisa informasi menjadi lebih terampil Kekurangan dari pendekatan inkuiri terstruktur adalah:27 1) Diharuskan adanya persiapan mental 26
Henik Ismawati, Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sains Fisika Melalui Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. 2007. 27 Ibid, h.93
18
2) Pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas yang besar, misalnya sebagian waktu hilang karena membantu siswa menemukan teori-teori. 3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewaka siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional jika guru tidak menguasai pembelajaran inkuiri terstruktur ini.
4.
LKS berbasis Inkuiri Terstruktur LKS berbasis inkuiri terstruktur pada penelitian ini adalah LKS yang
disusun
berdasarkan
tahap-tahap
pembelajaran
inkuiri
terstruktur
yaitu
menyajikan masalah atau pertanyaan, berhipotesis, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. LKS ini di dalam penyusunannya sesuai dengan persyaratan penyusunan LKS yang dikemukakan oleh Hendro Darmodjo dan Jenny R.E yaitu didaktik, konstruksi, dan teknik.28 Dikembangkan berdasarkan pendapat Popy kamila yaitu mengkaji materi yang akan dipelajari siswa, mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan pada saat mempelajari materi tersebut, menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan keterampilan proses yang akan dikembangkan, mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang menarik, mudah dibaca dan digunakan, menguji coba LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat kekurangan–kekurangannya, merevisi kembali LKS.29 LKS inkuiri terstruktur merupakan LKS yang secara rinci menjelaskan kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan. LKS inkuiri terstruktur sudah tercantum judul dan tujuan praktikum, alat dan bahan, serta langkah kerja
28
Endang Widjajanti, “Kualitas Lembar Kerja Siswa”, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “PELATIHAN PENYUSUNAN LKS MATA PELAJARAN KIMIA BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PEN DIDIKAN BAGI GURU SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008. 29
Popy Kamila, dkk, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, (PPPPTK IPA : 2009), h. 36
19
praktikum. Siswa hanya dituntut untuk menuliskan hasil dan kesimpula kegiatan praktikum.30 Penggunaan LKS berbasis inkuiri terstruktur ini dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu menemukan suatu konsep fisika dengan proses memecahkan masalah. hal ini dikarenakan LKS ini sesuai dengan tahap pembelajaran inkuiri terstruktur. menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, serta terdapat gambar-gambar yang menarik untuk mempermudah siswa dalam memahami materi serta arahan yang ditulis secara lisan yang kurang dipahami apabila diarahkan menggunakan tulisan. LKS ini disusun berdasarkan langkah-langkah pembuatan LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, hanya dikembangkan dengan menerapkan karakteristik inkuiri terstruktur yang mengarahkan siswa untuk menemukan suatu konsep fisika.
5.
Belajar dan Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran Definisi belajar menurut Oemar Hamalik yaitu bahwa belajar merupakan
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman dan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.31 Ratna Wilis Dahar mengutip pendapat Gage bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalamannya.32
Menurut
Ausubel
yang
dikutip
Ratna
Wilis
Dahar
mengungkapkan bahwa belajar adalah belajar bermakna yang merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.33 Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga 30
Annis Novitsania “Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terstruktur Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS)Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis.” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, 2013. h.32, tidak dipublikasikan. 31 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2010), cetakan kesepuluh, h. 27-28 32 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, ( Bandung: PT Gelora Aksara Pratama, 1996), Cetakan kedua, h. 11 33 ibid, h. 112.
20
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.34 Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Proses belajar dengan perubahan memiliki keterkaitan yaitu belajar sebagai proses dan perubahan sebagai sebagai bukti dari hasil yang di proses. 35 Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua kesuksesan aktivitas dan kehidupan adalah hasil dari belajar.36 Berdasarkan pendapat tentang belajar peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah sebuah proses perkembangan hidup manusia yang ditandai dengan perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman yang diperoleh menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan hasil belajar tersebut dapat berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik yang penilaiannya melalui tes.37 Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu mengenai aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terlihat pada perubahan tingkah laku dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.38 Menurut Dimyati dan Mujiono hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar, dan tindak mengajar, sehingga pengertian hasil belajar dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi guru dan dari sisi siswa. Dari sisi guru mengajar diakhiri oleh proses evaluasi hasil 34
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, h. 13 Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2001), h. 82 36 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2004), h. 127 37 Maisaroh dan Rostrieningsih, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di Smk Negeri 1 Bogor, jurnal ekonomi dan pendidikan, Vol 8, 2010, h. 162 38 Nixon J. Gerung, CONCEPTUAL LEARNING AND LEARNING STYLE ( Kajian Konseptual tentang Belajar dan Gaya Belajar ) 35
21
belajar dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya dan puncak proses belajar.39 Berdasarkan pendapat tentang hasil belajar peneliti mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah proses akhir dari suatu kegiatan belajar untuk mengukur perubahan perilaku yang terdapat pada diri siswa berdasarkan aspek keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Gagne dalam Dahar, mengemukakan lima macam hasil belajar yaitu:40 1) Keterampilan intelektual, yang merupakan penampilan yang ditunjukan oleh siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dilakukannya seperti memecahkan masalah, menyusun eksperimen, dan memberikan nilai-nilai sains. 2) Strategi kognitif, penampilan siswa yang ditunjukkan secara kompleks dalam situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep
yang telah dipelajari
sebelumnya. 3) Sikap, sekumpulan sikap yang dapat ditujukan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains. 4) Informasi verbal, informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah. Selain itu, informasi verbal dapat diperoleh dari ucapan orang, membaca, radio, televisi, dan media lainnya. 5) Keterampilan motorik, tidak hanya kegiatan fisik melainkan kegiatan motorik yang digabungkan dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrumen musik atau instrumen dalam pelajaran sains. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
39
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2006), cet-3, h. 250-251 40 Ratna Wilis Dahar, op.cit, h. 135-140
22
belajar dari Benyamin Bloom yang sudah direvisi membaginya menjadi tiga ranah, yakni:41 1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan karya. 2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuaan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif, dan interatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi, yaitu: 42 1) Mengingat, merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003).h.162 42 Imam Gunawan dan Anggarini Retno Palupi, Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian, Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun. h.26-29
23
2) Memahami, berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami atau mengerti berkaitan
dengan
aktivitas
mengklasifikasikan
(classification)
dan
membandingkan (comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu. Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih objek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari objek yang diperbandingkan. 3) Menerapkan,
menunjuk
pada
proses
kognitif
memanfaatkan
atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing). 4) Menganalisis,
merupakan
memecahkan
suatu
permasalahan
dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). 5) Mengevaluasi, berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk. Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan
24
pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini. 6) Menciptakan, mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.
6.
Konsep Cahaya Cahaya merupakan konsep yang membutuhkan ketelitian dan kemampuan
matematis dalam mempelajarinya, karena pada konsep ini banyak terdapat hitungan yang rumit. Pada konsep cahaya siswa dituntut untuk mampu menerjemahkan gambar dan mengaplikasikan gambar tersebut ke dalam rumus. Cahaya merupakan konsep yang memiliki tingkat kesulitan sedang hal ini ditinjau berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di dalam materi cahaya mencapai ranah kognitif C3 yaitu menerapkan. a.
Pengertian Cahaya Cahaya adalah salah satu bentuk gelombang. Cahaya dapat merambat di
ruang hampa udara karena termasuk jenis gelombang elektromagnetik. Cahaya memiliki sifat antara lain, cahaya merambat dengan sistem radiasi (pancaran), merambat pada garis lurus tanpa medium, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat
25
membelok (bias) apabila melewati dua medium yang berbeda kepadatan molekulnya, dan cahaya dapat dipusatkan (difokuskan) oleh lensa.43 Benda-benda disekitar kita dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu sumber cahaya dan benda gelap. Sumber cahaya adalah benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri, sedangkan benda gelap adalah benda yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Ketika cahaya mengenai benda gelap yang tidak menerima cahaya, akan terbentuk bayang-bayang. Bayang-bayang yang tidak menerima cahaya sama sekali disebut umbra, sedangkan bayang-bayang yang menerima sedikit cahaya disebut penumbra.
b. Pemantulan Cahaya Hukum Snellius tentang pemantulan cahaya menyatakan bahwa:44 1) Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar. 2) Sudut datang, dan sudut pantul cahaya sama besar. Pemantulan ada dua macam, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi karena berkas sinar datang jatuh pada permukaan yang halus atau rata. Sedangkan pemantulan baur adalah pemantulan cahaya ke segala arah yang terjadi karena berkas sinar datang jatuh pada permukaan kasar atau tidak rata.45
c.
Cermin Cermin adalah benda padat yang salah satu sisinya halus dan mengkilap yang
dilapisi almagam perak sehingga memantulkan seluruh cahaya yang datang. cermin dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Cermin Datar Pemantulan pada cermin datar, sifat-sifat bayangan yag dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut:46
43
Purwoko, dkk. IPA Terpadu SMP Kelas VIII. (Jakarta: Penerbit Yudhistira, 2009). h. 212 Saeful Karim,dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008). h. 279 45 Ibid, h. 278 46 Ibid, h. 281 44
26
a) Bayangannya maya b) Bayangannya sama tegak dengan bendanya c) Bayangannya sama besar dengan bendanya. d) Bayangannya sama tinggi dengan bendanya 2) Cermin Cekung Cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan sinar). Cermin cekung disebut juga cermin positif karena jari-jari cermin berada di depan cermin. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung ada tiga macam, yaitu:47 a)
Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipatulkan melalui titik fokus.
b) Sinar datang yang melalui titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu utama.
c)
Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali ke titik pusat kelengkungan itu.
47
Ibid, h. 284
27
3) Cermin Cembung Cermin cembung bersifat divergen (menyebarkan sinar). Titik fokusnya bernilai negatif (-). Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung ada tiga macam, yaitu:48 a)
Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipatulkan seolah-olah dari titik fokus.
b) Sinar datang yang menuju titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu utama.
c)
Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan itu.
d. Pembiasan Cahaya Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya pada saat cahaya menembus dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Hukum Snellius tentang pembiasan menyatakan bahwa:49 1) Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
48 49
Ibid, h. 287-288 Ibid, h. 292
28
2) Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.
e.
Lensa Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang batas dengan salah
satu atau keduanya berupa bidang lengkung. Ada dua macam lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. 1) Lensa Cembung Lensa cembung adalah sebuah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dibandingkan dengan bagian pinggirnya. Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya (konvergen) dan titik fokus lensa bernilai positif (+). Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung ada tiga macam, yaitu:50 a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus. b) Sinar yang datang melalui titik pusat lensa akan diteruskan c) Sinar yang datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
2) Lensa cekung Lensa cekung memiliki sifat menyebarkan cahaya (divergen) dan fokusnya bernilai negatif (-). Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung juga ada tiga macam. Sinar-sinar istimewa tersebut adalah:51 50
Diana Puspita, Alam Sekitar IPA Terpadu, ( Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009). h. 239 51
Ibid, h. 240
29
a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus. b) Sinar yang datang melalui titik pusat lensa akan diteruska c) Sinar yang datang seolah-olah menuju ke titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.
B
Kajian Penelitian Relevan Penelitian penerapan inkuiri terstruktur serta penggunaan LKS pada
pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Adhitya Wahyu Sutomo dan Suparwoto dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Inkuiri Terstruktur Untuk Menuntaskan Aspek Psikomotor Siswa Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta”, didapatkan hasil bahwa penerapan LKS dengan pendekatan inkuiri terstruktur dapat diimplementasikan dengan baik dan dapat menuntaskan aspek psikomotor siswa.52 Penelitian yang dilakukan oleh Anita Maryati dengan judul “Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen Dan Non-Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia”. Didapatkan hasil keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS eksperimen berbasis inkuiri terstruktur mencapai 89,6% tergolong kategori sangat baik dan hasil keterlaksanan praktikum menggunakan LKS Non eksperimen berbasis inkuiri terstruktur mencapai 95,7%.53
52
Adhitya dan Suparwoto, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Inkuiri Terstruktur Untuk Menuntaskan Aspek Psikomotor Siswa Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, e Journal universitas Negeri Yogyakarta.Vol 2 nomor 5, 2013 53 Anita Maryati “Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen Dan NonEksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan
30
Penelitian yang dilakukan oleh Munajat Sudirman dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang Bernuansa Nilai”. Didapatkan hasil nilai pada kelompok eksperimen sebesar 5,82 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 6,61. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran inkuiri terstruktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa.54 Penelitian yang dilakukan oleh Nur Jamilah Mufarihhah dengan judul “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada Konsep Bunyi”. Didapatkan hasil bahwa kelas yang menggunakan model inkuiri terstruktur lebih unggul dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model direct interaction. Hal tersebut terlihat dari rerata skor posttest 70,20, dan kelas yang diterapkan model direct interaction memiliki rerata skor posttest sebesar 62,83.55
C
Kerangka Berpikir Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran
IPA adalah rendahnya hasil belajar siswa. banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. salah satunya adalah guru masih mendominasi pembelajaran IPA dengan pengajaran klasikal menggunakan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru atau teacher center. Sehingga dalam pembelajaran siswa kurang aktif dan mandiri. Guru banyak menggunakan LKS dalam membantu proses pembelajaran. Namun guru lebih mengandalkan LKS yang berasal dari penerbit yang tidak relevan dengan kebutuhan siswa serta isinya tidak sesuai dengan indikator yang harus dicapai oleh siswa. kebanyakan LKS yang beredar bermuatan rumus-rumus Kimia”Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2012. h.i, tidak dipublikasikan. 54 Munajat Sudirman “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang Bernuansa Nilai” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, 2012. h.i, tidak dipublikasikan. 55 Nur Jamilah Mufarrihah “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada Konsep Bunyi” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, 2014. h.iii, tidak dipublikasikan.
31
praktis dan isinya hanya berupa rangkuman dari suatu materi pelajaran, sehingga mengarahkan siswa hanya menghafal. Selain itu siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal latihan tanpa memahami isi dan makna materi terlebih dahulu. Ini yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA Fisika siswa. LKS berbasis inkuiri terstruktur diharapkan dapat mengatasi masalah yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. LKS ini terintegrasi dengan model inkuiri terstruktur. LKS ini dapat membantu siswa dalam proses penemuan dengan bimbingan dari guru melalui perantara LKS. LKS inkuiri terstruktur terlebih dahulu menampilkan suatu masalah berupa fenomena
yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari siswa. selanjutnya siswa berhipotesis, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. LKS inkuiri terstruktur diharapkan dapat merubah pola pembelajaran dari teacher center menjadi student center sehingga siswa yang akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat. Kerangka berpikir ini dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Rendahnya hasil belajar siswa
Pembelajaran siswa kurang aktif dan mandiri
Pembelajaran berpusat pada guru (teacher center)
LKS berbasis inkuiri terstruktur
Hasil Belajar meningkat
LKS yang digunakan guru tidak sesuai dengan indikator.
BAB III Metodologi Penelitian
A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Penelitian
pendahuluan
bertujuan
untuk
mengetahui
pendapat
terhadap
penggunaan LKS dan untuk mengetahui kriteria LKS yang baik dan benar menurut guru IPA. Penelitian pendahuluan dilakukan di 12 sekolah yang berada di Tangerang Selatan yang mempunyai akreditasi A berdasarkan BAN (Badan Akreditasi Nasional). Sekolah tersebut terdiri dari 6 SMP Negeri dan 6 MTs, yaitu SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 10, SMPN 11, SMPN 12, MTs Serpong, MTsN Pamulang, MTs Soebono Mantofani, MTs Yaspina, MTs Khazanah Kebajikan, MTs Nur Sholihat. Penelitian selanjutnya yaitu untuk menguji penggunaan LKS yang telah didesain untuk meningkatkan hasil belajar, dilaksanakan di MTs Serpong pada kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan November 2013.
B Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur, oleh karena itu jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif yang menggunakan pendekatan metode eksploratif. Deskriptif evaluatif adalah metode yang merupakan pendekatan yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati.56 Pendekatan eksploratif adalah pendekatan
56
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). h.3
32
33
penelitian yang tidak memerlukan hipotesis untuk suatu permasalahan dan hanya hanya menjawab pertanyaan penelitian.57
C Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest posttest design, yaitu desain yang hanya melibatkan satu kelompok yang dipilih secara random dan terhadap kelompok tersebut diberikan tes awal atau pretest sebelum diberikannya perlakuan (treatment), kemudian setelah itu diberikan perlakuan (treatment), dan diakhiri dengan pemberian tes akhir atau posttest. Desain ini digambarkan pada Tabel 3.1:58
Tabel 3.1 Desain Penelitian Pretest
Perlakuan O1
Posttest
X
O2
Keterangan: O1 = Tes awal (pretest) sebelum diberikan perlakuan. X = Perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelas eksperimen O2 = Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan
D Populasi dan Sampel Populasi dan sampel yang digunakan adalah: 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.59 Terdapat dua macam
populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam
57
R.M. Lolowang, “Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) Di Sekolah Dasar Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bolaang Mongondow,” Varia Pendidikan Vol. 20 Nomor 1, Juni 2008. h. 19 58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011). h.75 59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 130
34
penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Serpong, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Serpong.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 60 Sampel dalam
penelitian ini adalah kelas VIII sebanyak satu kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.61 Dalam penelitian ini, pertimbangan yang terjadi yaitu karena adanya rekomendasi guru bidang study IPA Fisika yang mengajar di kelas VIII, maka sampel penelitian yang digunakan adalah kelas VIII.8 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang mengikuti kegiatan penelitian mulai dari pretest hingga posttest.
E Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan mulai dari tahapan persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan terdiri dari : a. Survei pendahuluan ke 6 sekolah SMPN dan 6 sekolah MTs se Tangerang Selatan. b. Merumuskan masalah hasil survei. c. Menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, dan LKS berbasis inkuiri terstuktur d. Menyusun instrumen tes dan non tes e. Melakukan kalibrasi terhadap instrumen tes dan instrumen non tes. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan terdiri dari: a. Melakukan pretest atau tes awal kepada siswa yang dijadikan sampel sebelum diberikan perlakuan. 60 61
ibid, h. 131 Sugiyono, Statistik Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.38
35
b. Mengimplementasikan LKS berbasis inkuiri terstuktur sekaligus melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa dan guru. c. Melakukan posttest atau tes akhir sekaligus memberikan angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. 3. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian terdiri dari: a. Menganalisis data hasil penelitian b. Menarik kesimpulan
F Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Non tes Data non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar permasalahan yang akan ditanyakan dan tergantung dari pewawancara.62 Wawancara dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk menelaah penggunaan LKS di sekolah. Wawancara ini ditujukan kepada guru fisika di 6 SMPN dan 6 MTs seTangerang Selatan. Lembar wawancara dapat dilihat pada lampiran B b. Survei Survei merupakan penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh faktafakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual. Survei pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang LKS penerbit yang digunakan di sekolah. Koresponden dalam teknik survei ini adalah siswa di 6 SMPN dan 6 MTs se Tangerang Selatan.
62
Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 227
36
c. Observasi Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.63 Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengukur instrumen efektivitas. Objek yang di observasi pada penelitian ini adalah siswa dan guru. 2. Data tes Data tes dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran dengan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai. Soal-soal tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda pada konsep cahaya.
G Instrumen Penelitian Instrumen menurut Arikunto adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data.64 Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur prestasi belajar dan non tes untuk mengukur sikap.65 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Instrumen Non Tes Pada penelitian ini digunakan dua instrumen non tes, yakni kuosioner dan
lembar wawancara sebelum dilakukan penelitian dan lembar observasi. a.
Kuosioner dan Lembar Wawancara Sebelum Dilakukan Penelitian 1) Kuosioner Kuosioner ini diberikan kepada salah satu kelas IX yang diambil secara acak untuk mengetahui respon dan pemahaman siswa tentang penggunaan LKS IPA. Responden dalam kuosiner ini adalah siswa-siswi yang berasal dari 12 sekolah yang berada di Tangerang Selatan yang terdiri dari enam
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011). h.145 Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), cet ke 8, h. 149 65 Sugiyono, op.cit., h.122 64
37
SMPN dan enam MTs. Adapun kisi-kisi lembar kuosioner terdapat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kuosioner Siswa No Indikator No Pertanyaan Penggunaan LKS dalam 1. 1 dan 2 pembelajaran fisika Respon siswa terhadap 2. 3 LKS yang digunakan 3. LKS yang digunakan 4 2) Lembar Wawancara Lembar wawancara ini diberikan kepada guru fisika yang berasal dari 12 sekolah yang berada di Tangerang Selatan yang terdiri dari enam SMPN dan enam MTs. Lembar wawancara ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan LKS IPA yang digunakan selama ini di sekolah. Adapun kisikisi lembar wawancara terdapat pada Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara No Indikator No Pertanyaan 1, 2, 3, 4 1. Pendapat Guru tentang LKS 5 2. Sistematika LKS yang digunakan Integrasi Pendekatan/Model/Metode 6, 7 3. Pembelajaran dalam LKS b. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Lembar Judgment Expert Lembar judgment expert adalah lembar penilaian oleh ahli atau dosen yang sesuai dengan bidang penelitian. Lembar judgment expert digunakan untuk menilai LKS berbasis inkuiri terstuktur berdasarkan aspek didaktik, konstruksi, dan teknis. Lembar judgment expert terdapat pada lampiran halaman 163.
38
2) Lembar Aktivitas Siswa dan Lembar Kegiatan Mengajar Guru Lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru. Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terstruktur. Pengamatan kegiatan mengajar guru dilakukan oleh guru bidang study IPA yang berasal dari sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Lembar aktivitas siswa terletak pada lampiran 165 dan lembar observasi guru terletak pada lampiran halaman 168.
3) Lembar Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur Lembar penilaian LKS berbasis inkuiri terstruktur bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menggunakan LKS berbasis inkuiri terstruktur dalam proses belajar mengajar. Penilaian berdasarkan tahapan pendekatan inkuiri terstruktur yang terdiri dari tahapan menyajika masalah, berhipotesis, melakukan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan, dan membuat kesimpulan. Lembar penilaian LKS berbasis inkuiri terstruktur dapat dilihat pada lampiran halaman 171.
4) Lembar Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur Lembar penilaian guru digunakan untuk mengetahui respon guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur. Penilaian meliputi aspek didaktik, konstruksi, dan teknis. Penilaian dilakukan oleh guru bidang study IPA yang berasal dari SMPN dan MTs di Tangerang Selatan. Lembar penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstruktur terdapat pada lampiran halaman 174.
39
5) Lembar Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika Lembar respon siswa bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap mata pelajaran fisika setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terstruktur. Lembar respon siswa terhadap mata pelajaran fisika terdapat pada lampiran halaman 173.
2.
Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa 25 soal pilihan
ganda untuk mengukur hasil belajar fisika siswa pada konsep Cahaya dengan empat alternatif jawaban (a,b,c, dan d). Untuk mengukur kualitas instrumen, maka diperlukan kalibrasi instrumen yang meliputi: a.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen.66 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Validitas tes yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor siswa untuk tiap butir soal dengan skor total. Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi point biserial γpbi sebagai berikut:67
pbi
M p Mt St
p q
Keterangan: γpbi : Koefisien korelasi biserial Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt : Rerata skor total St : Standar deviasi dari skor total p : Proporsi siswa yang menjawab benar q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p) Adapun kriteria penafsiran indeks validitasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut: 66
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 168 67 Ibid, h. 79
40
Tabel 3.4 Kriteria Validitas Interval Koefisien 0,800 – 1,000 0,600 – 0,800 0,400 – 0,600 0,200 – 0,400 0,000 – 0,200
Tingkat Hubungan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada lampiran B halaman 148. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh 26 soal yang valid dari 40 soal yang uji cobakan. Berdasarkan kesepakatan peneliti dengan dosen pembimbing, hanya 25 soal yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini ditunjukan pada Tabel 3.5
No 1
2
3
4
5
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Aspek yang diukur C1 C2 C3 Merancang dan 1*, 2* 3*,4,5 melakukan percobaan menunjukkan perambatan cahaya. Menjelaskan hukum 6 7*, 8* 11*, 12* pemantulan cahaya yang 9*, 10* diperoleh berdasarkan percobaan. Mendeskripsikan proses 13 14, 15, 16* 20,21,22* pembentukan dan sifat 17, 18*, 19 23*, 24 bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung. Menyimpulkan hukum 25* 27, 28* 31* pembiasan yang 26* 29, 30* diperoleh melalui percobaan. Mendeskripsikan proses 32* 34* 37*,38 pembentukan dan sifat 33* 35* 39*, 40 bayangan pada lensa 36* cekung dan cembung. Indikator
Jumlah Ket: * = Instrumen yang valid
7
16
10
Jumlah 5
7
12
7
9
40
41
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas tes adalah keajegan atau konsistensi dari serangkaian pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek pada situasi yang berbeda. artinya skor yang di peroleh subjek yang sama ketika diuji dalam tes tidak berubah-ubah walaupun di teskan dalam kondisi yang berbeda-beda. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang berbentuk pilihan ganda maka digunakan rumus K-R 20, berikut rumus yang dimaksud:68
(
)(
)
Keterangan: R11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan
Vt
= Varians total
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1- p)
Ʃpq
= jumlah hasil perkalian p dan q
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat dari kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada Tabel 3.6 berikut ini:69
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Realibilitas Instrumen Koefisien korelasi 1,00 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 - 0,70 0,21 – 0,40 < 0,20
Kriteria Reliabilitas Sempurna Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Kecil
68
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 188 69
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cetakan ke-10, h.196.
42
Berdasarkan perhitungan pada lampiran halaman 136-138 diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0.86. nilai ini termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.
c.
Taraf Kesukaran Analisis taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
dalam suatu instrumen, apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar. Taraf kesukaran adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan: 70
Keterangan: P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js
= jumlah seluruh peserta tes Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
diperoleh digunakan Tabel 3.7 berikut ini:71 Tabel 3.7 Klasifikasi Taraf Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang ujicobakan terdapat pada Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria Mudah Sedang
Nomor Soal 4, 11, 12, 16, 17, 22, 25, 28, 37 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 18, 30, 33, 34, 38.
Jumlah 9 12
70
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), cet ke 8, h. 208
71
ibid, h. 210
43
Sukar
5, 6, 13, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 29, 31, 32, 35, 36, 39, 40.
19
Berdasarkan Tabel 3.8 sesuai perhitungan tingkat kesukaran butir soal pada lampiran halaman 146-147, diketahui bahwa terdapat 9 soal mudah, 12 soal sedang, dan 19 soal sukar . d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).72 Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan ganda yaitu:73
D
B A BB JA JB
Keterangan: D
: Daya Pembeda
BA
: Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
BB
: Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
JA
: Jumlah peserta kelompok atas
JB
: Jumlah peserta kelompok bawah : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun kriteria untuk daya pembeda soal terdapat pada Tabel 3.9 adalah sebagai berikut:74
72
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), cet ke 8, h. 211 Ibid, h. 213 74 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (jakarta: Rineka Cipta, 2010) cet-14, h. 218 73
44
Tabel 3.9 Interpretasi Daya Pembeda Soal Indeks Daya Pembeda Negatif 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,70 – 1,00
Kriteria Daya Pembeda Sangat Buruk, sebaiknya dibuang saja Buruk Cukup Baik Sangat Baik
Kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diujicobakan terdapat pada Tabel 3.10 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Kriteria Sangat Buruk Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Nomor Soal 21 4, 5, 6, 13,14, 15, 19, 20, 27, 29, 38, 39, 40 1, 9, 11, 31, 33, 35, 36 2, 3, 7, 8, 10, 12, 16, 18, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 32, 34, 37, 17, 30 Jumlah
Jumlah 1 13 7 17 2 40
Berdasarkan Tabel 3.10, diketahui bahwa terdapat 1 soal yang memiliki daya pembeda sangat buruk, 13 soal dalam kategori jelek, 7 soal dalam kategori cukup, 17 soal dalam kategori baik, dan 2 soal dalam kategori baik sekali.
H Teknik Analisis Data Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif evaluatif dengan tujuan untuk mengidentifikasi penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah implementasi LKS berbasis pendekatan inkuiri terstuktur diuji dengan N-Gain. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
45
1.
Data Non Test Data non test dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan persentase sebagai berikut:
Kriteria penafsiran skor dapat di interpretasikan pada Tabel 3.11 sebagai berikut: Tabel 3.11 Interpretasi Skor Rentang Skor (%) 0 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100 2.
Kategori Sangat Lemah Lemah Cukup Kuat Sangat Kuat
Data Test Data test dianalisis menggunakan N-gain untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa minimal 75% siswa mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 70 dan nilai N-gain siswa berkategori tinggi.75 a.
Uji Normalitas Data hasil belajar berupa pretest dan posttest sebelum dilakukan uji N-
gain terlebih dahulu dilakukan uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sampel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square, yaitu:76 X2
75
Oi E1 2 Ei
Sugiono dan Zulhelmi, “Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kreatif Model Instruksional DDFK Problem Solving Dengan Teknik Nominal Group Di Kelas XI IPA1 MAN 2 MODEL PEKANBARU, Jurnal Geliga Sains 3, 2009, h.27 76 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2006). H.71
46
Keterangan:
2 hitung : Harga chi kuadrat yang diperoleh dari hasil perhitungan Oi : Frekuensi observasi atau hasil pengamatan Ei : Frekuensi harap (ekspektasi) Setelah itu dibandingkan antara harga 2 hitung dengan 2 tabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut : 1) Jika harga 2hitung < 2 tabel, maka data berdistribusi normal. 2) Jika harga 2hitung < 2 tabel, maka data berdistribusi tidak normal. b.
Uji N-Gain Uji N-Gain digunakan untuk melihat peningkatan pretest ke posttest
sekaligus untuk mengukur indikator input. Nilai N-Gain dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 77
Dengan kategori perolehan sebagai berikut: Tabel 3.11 Kategori N-Gain Nilai N-Gain g > 0,7 g < 0,3
77
Ibid, H.71
Kategori Tinggi Sedang Rendah
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A
Hasil Penelitian
1.
Lembar Judgment Expert Lembar judgment expert, yaitu lembar penilaian oleh ahli tentang LKS
berbasis inkuiri terstuktur. LKS berbasis inkuiri terstuktur dalam penelitian ini dinilai oleh dosen ahli yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Aspek yang dinilai meliputi aspek didaktik, konstruksi, dan teknis, dengan alternatif jawaban ya atau tidak. Tabel 4.1 adalah hasil penilaian berupa perhitungan persentase pilihan jawaban ya atau tidak untuk setiap pertanyaan pada lembar judgment. Tabel 4.1 Persentase Tanggapan Lembar Judgment Expert No Aspek 1 2 3
Didaktik Konstruksi Teknis Rata-rata
Persentase Alternatif Tanggapan Positif Negatif 100 % 0% 62,5% 37,5% 75% 25% 79,2% 31,25%
Keterangan Sangat Kuat Kuat Kuat
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa persentase rata-rata tanggapan positif sebesar 79,2% dengan kategori baik sekali. Aspek didaktik memiliki persentase tanggapan positif di atas rata-rata sebesar 100%. Sedangkan aspek konstruksi dan teknis memiliki persentase tanggapan positif di bawah rata-rata yaitu sebesar 62,5% dan 75%. Walaupun persentasenya di bawah rata-rata tetapi masih termasuk dalam kategori baik.
2.
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran diukur berdasarkan lembar
observasi pengamatan yang terdiri dari aspek persiapan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, keterampilan diskusi dengan kelompok, penggunaan LKS, dan kegiatan akhir eksperimen. Observasi aktivitas siswa dilakukan oleh observer berpedoman pada lembar observasi dengan memberikan penilaian yang sesuai
47
48
dengan aspek yang diamati pada lembar observasi. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran No 1.
Aspek yang diobservasi
I
Pertemuan II
Persiapan 91,67% 91,67% Eksperimen 2. Pelaksanaan 83,3% 83,3% Eksperimen 3. Keterampilan 67% 75% Diskusi dengan Kelompok 4. Penggunaan 83,3% 91,67% LKS 5. Kegiatan 83,3% 91,67% Akhir Eksperimen Persentase rata-rata aspek 82% 86,7% Persentase rata-rata Sangat Sangat Kategori Kuat Kuat
III
Ratarata
Kategori
100%
94,5%
Sangat Kuat
91,67%
86,09%
Sangat Kuat
83,3%
75%
Kuat
91,67%
88,9%
Sangat Kuat
91,67%
88,9%
Sangat Kuat
86,7%
Sangat Kuat
91,7% Sangat Kuat
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata dan persentase aktivitas siswa mengalami peningkatan di setiap pertemuannya. Persentase rata-rata siswa pada pertemuan pertama sebesar 82 %, pertemuan kedua sebesar 86,7%, dan pertemuan ketiga sebesar 91,7%. Persentase rata-rata untuk aspek persiapan eksperimen sebesar 94,5%, aspek pelaksanaan eksperimen sebesar 75%, aspek keterampilan diskusi dengan kelompok sebesar 86,09%, aspek penggunaan LKS sebesar 88,9%, dan persentase untuk aspek kegiatan akhir eksperimen sebesar 88,9%. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran dengan LKS berbasis inkuiri terstuktur pada kategori sangat kuat.
3.
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui keterampilan guru dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru yang menerapkan pembelajaran
49
menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Penilaian kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diukur berdasarkan lembar observasi yang bersifat observasi terstruktur dengan menggunakan sistem rating scale. Observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di observer oleh guru IPA fisika yang berpedoman pada lembar observasi dengan memberikan tanda cheklist pada kolom nilai yang sesuai dengan aspek yang diamati. Aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika penilaian di setiap aspek berkategori tinggi. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran No
Aspek Keterampilan Membuka Pelajaran Keterampilan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran problem solving yang dipadu dengan LKS dalam mengajarkan materi. Penguasaan materi pembelajaran Keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS. Kualitas Penjelasan materi
1 2
3 4
5
Keterampilan menutup pelajaran Rata-rata
6
Observasi ke1 2 3 3 3 3
RataKategori rata (%) 100 % Sangat Kuat 91,67% Sangat Kuat
2
3
3
3
3
3
100%
2
3
3
91,67%
2
3
3
91,67%
3
3
3
100% 95,83%
Sangat Kuat Sangat Kuat
Sangat Kuat Sangat Kuat Sangat Kuat
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran secara keseluruhan pada semua aspek sebesar 95,83% pada kategori sangat kuat. 3 aspek dari 6 aspek yang ada yaitu aspek keterampilan membuka
pembelajaran,
penguasaan
materi
pembelajaran,
dan
aspek
keterampilan menutup pembelajaran memiliki nilai persentase rata-rata yaitu 100% dengan kategori sangat kuat, sedangkan untuk 3 aspek lainnya seperti aspek
50
keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS, aspek kualitas
penjelasan
materi,
dan
aspek
keterampilan
guru
dalam
mengimplementasikan pembelajaran inkuiri terstuktur yang dipadu dengan LKS dalam mengajarkan materi memiliki nilai dibawah rata-rata yaitu 91,67% tetapi tetap berada pada kategori sangat kuat.
4.
Kemampuan Siswa Menggunakan LKS Observasi kemampuan siswa menggunakan LKS bertujuan untuk
mengetahui keterampilan siswa dalam menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur pada proses belajar. Teknik penilaian yang digunakan adalah memberikan nilai pada setiap tahapan inkuiri terstuktur yang terdapat didalam LKS dengan menggunakan skala 3, 2, dan 1 sesuai kriteria penilaian yang terdapat pada lampiran halaman 172. Hasil kemampuan siswa menggunakan LKS dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.4 Tabel Kemampuan Siswa Menggunakan LKS LKS
LKS I LKS II LKS III LKS IV LKS V Rata-rata Kategori
Prinsip Problem Solving Berhipotesis Melakukan Mengkomunikasikan Percobaan Hasil Percobaan 75% 100% 83,33% 91,67% 83,3% 91,67% 83,33% 83,33% 83,33% 91,67% 83,3% 83,33% 83,33% 75% 83,33% 85% 84,9 % 84,9% Sangat kuat Sangat kuat Sangat kuat
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa persentase terendah terdapat pada prinsip berhipotesis sebesar 84,9% pada kategori sangat kuat. Sedangkan persentase tertinggi terdapat pada kategori melakukan percobaan sebesar 85% pada kategori sangat kuat.
5.
Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika Angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap
mata pelajaran fisika setelah belajar menggunakan LKS berbasis inkuiri
51
terstuktur. Hasil respon di bawah ini berdasarkan hasil data angket berupa perhitungan persentase pilihan jawaban ya atau tidak pada setiap pertanyaan di lembar respon siswa. hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika No. 1. 2. 3.
4.
Alternatif Tanggapan Positif Negatif Saya menjadi tertarik untuk mempelajari 82,3% 17,7% konsep fisika yang lainnya. Saya menjadi senang belajar fisika. 70,6% 29,4% Saya merasa konsep fisika tetap sulit dipelajari 64,7% 35,3% sehingga tidak memungkinkan nilai raport saya pada mata pelajaran fisika dapat meningkat. Saya di SMA nanti tetap tidak tertarik masuk 76,5% 23,5% jurusan IPA karena tidak ingin mempelajari konsep fisika lebih lanjut. 73,52% 26,47% Rata-Rata Pernyataan
Pada Tabel 4.5 terlihat bahwa persentase tanggapan positif tertinggi sebesar 82,3% terdapat pada pernyataaan “saya menjadi tertarik untuk mempelajari konsep fisika yang lainnya”. Sedangkan persentase tanggapan positif terendah terdapat pada pernyataan “saya merasa konsep fisika tetap sulit dipelajari sehingga tidak memungkinkan nilai raport saya pada mata pelajaran fisika dapat meningkat” sebesar 64,7%. Persentase rata-rata tanggapan positif tertinggi dibandingkan persentase rata-rata tanggapan negatif yaitu 73,52%.
6.
Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstuktur Penilaian respon guru diukur berdasarkan lembar observasi yang terdiri dari
aspek didaktik, konstruksi, dan teknis. Penilaian bertujuan untuk mengetahui respon dan pendapat guru terhadap LKS berbasis inkuiri tertuktur. Penilaian dilakukan oleh delapan guru IPA yang berasal dari sekolah SMP dan Mts di Tangerang Selatan. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
52
Tabel 4.6 Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstuktur No 1.
Aspek Didaktik
2. 3.
4.
Konstruksi
5. 6. 7. 8. 9. 10.
11.
12. 13. 14. 15.
Teknis
Butir Penilaian Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep. Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa. Persentase Rata-Rata Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. Bahasa yang digunakan mengajak siswa interaktif Menggunakan struktur kalimat yang jelas. Menggunakan kalimat sederhana dan pendek. Kalimat yang digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda. LKS dapat digunakan oleh anak dengan kecepatan belajar bervariasi. Menyediakan ruang yang cukup pada LKS sehingga siswa dapat menulis atau menggambarkan sesuatu pada LKS. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat. Persentase Rata-Rata LKS menggunakan huruf cetak. Keberadaan gambar di dalam LKS dapat menyampaikan pesan. Kombinasi antar gambar dan tulisan adalah menarik. Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. Persentase Rata-Rata Rata-Rata
Persentase 80% 92.5% 85%
85,83% 87,5% 87,5% 82,5% 92,5% 77,5% 70% 80%
90% 83,43% 92,5% 80% 82,5% 92,5%
86,87% 84,83%
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase terendah terdapat pada aspek konstruksi sebesar 84,83% dan persentase tertinggi terdapat pada aspek teknis sebesar 86,87%. Rata-rata persentase secara keseluruhan adalah 84,83% termasuk dalam kategori sangat kuat.
53
7.
Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar dapat dilihat berdasarkan hasil
preetest dan
posttest. a.
Hasil pretest Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data pretest sebelum
pemberian perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur pada siswa kelas VIII-1 sekolah MTs Serpong diperoleh data pada Tabel 4.7sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Interval Nilai 18 – 21 22 – 25 26 – 29 30 – 33 34 – 37 38 – 41 Jumlah
Frekuensi 3 3 6 2 2 1 17
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai pretest terbanyak terdapat pada interval nilai 26-29 sebanyak 6 orang. Sedangkan perolehan nilai pretest terendah terdapat pada interval 38-41 sebanyak 1 orang. Ukuran pemusatan dan penyebaran data pretest ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Preetest Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai terbesar Nilai terkecil Rentang Kelas Mean Median Modus Standar Deviasi
Nilai 38 18 20 27,5 27,2 27,2 5,65
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai terkecil yang diperoleh sebesar 18, sedangkan skor terbesar adalah sebesar 38. Nilai rata-rata (mean) yang diperoleh sebesar 27,5, sedangkan nilai tengah (median) sebesar 27,2, nilai yang paling banyak muncul (modus) adalah 27,2, dan standar deviasi sebesar 5,65.
54
b. Hasil Posttest Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data posttest setelah pemberian perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis problem solving pada siswa kelas VIII-1 sekolah MTs Serpong diperoleh data pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Interval Nilai 45 – 52 53 – 60 61 – 68 69 – 76 77 – 84 85- 92 Jumlah
Frekuensi 2 1 1 5 4 4 17
Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai posttest terbanyak terdapat pada interval nilai 69-76 sebanyak 5 orang. Sedangkan perolehan nilai posttest terendah terdapat pada interval 53-60 dan interval 61-68 sebanyak 1 orang.
Ukuran
pemusatan dan penyebaran data pretest ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Posttest Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai terbesar Nilai terkecil Rentang Kelas Mean Median Modus Standar Deviasi
Nilai 85 45 40 73,91 67,5 74,9 12,65
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai terkecil yang diperoleh sebesar 45, sedangkan skor terbesar adalah sebesar 85. Nilai rata-rata (mean) yang
55
diperoleh sebesar 73,91, sedangkan nilai tengah (median) sebesar 67,5, nilai yang paling banyak muncul (modus) adalah 74,9 dan standar deviasi sebesar 12,65.
c.
Hasil Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square
dengan kriteria jika 2hitung < 2 tabel, maka data berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi terdistribusi normal atau tidak. Perhitungan lengkap uji normalitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran. Adapun rekapitulasi hasil pengujian normalitas data pretest dan posttest terdapat pada Tabel 4.11 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Chi Square Statistik X2hitung X2tabel Kesimpulan
Nilai Pretest 2,6742 11,070
Posttest 6,7425 11,070 Normal
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, terlihat bahwa nilai pretest dan posttest terdistribusi normal. Nilai 2hitung data pretest sebesar 2,6742 sedangkan nilai posttest sebesar 6,7425 dan X2tabel sebesar 11,070. Terlihat bahwa nilai pretest 2,6742 < 11,070 (2hitung < 2 tabel ) dan nilai posttest 6,7425 < 11,070 (2hitung < 2 tabel
). Hal ini menunjukkan bahwa nilai pretest dan posttest dapat disimpulkan
terdistribusi normal.
d. Hasil Uji N-Gain Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang dilakukan maka perlu diadakan perbandingan pretest dan posttest melalui nilai N-gain. Nilai N-gain terbagi menjadi tiga kategori yaitu: rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini adalah Tabel 4.10 yang menunjukkan frekuensi
56
dari ketiga kategori nilai N-Gain tersebut berdasarkan perhitungan pada lampiran halaman 202-205.
Tabel 4.12 Kategorisasi N-Gain No 1 Tinggi 2 Sedang 3 Rendah Jumlah
Jumlah 7 8 2 17
Berdasarkan kategori perolehan skor gain normalisasi menunjukkan bahwa N-gain memiliki kategori sedang dengan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,6266.
e.
Rekapitulasi Berikut ini adalah rekapitulasi data yang diperoleh selama penelitian
Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Penelitian Data Mean Median Modus Standar Deviasi Posttest Mean Median Modus Standar Deviasi Pretest
Nilai 27,5 27,2 27,2 5,65 73,91 67,5 74,9 12,65
Berdasarkan Tabel 4.13 Bahwa nilai rata-rata (mean) mengalami peningkatan dari nilai 27,5 menjadi 73,91. Hal ini diikuti dengan peningkatan nilai tengah (median) sebesar dari 27,2 menjadi 67,5 , kemudian peningkatan nilai yang banyak muncul (modus) dari 27,2 menjadi 74,9 dan standar deviasinya meningkat dari 5,65 menjadi 12,65.
57
B
Pembahasan
1. Analisis Lembar Judgment Expert Lembar LKS berbasis inkuiri terstuktur yang telah diuji validitas isi oleh pembimbing dan konsultan ahli melalui lembar judgment. Aspek-aspek yang ditelaah di dalam lembar judgment meliputi didaktik, konstruksi dan teknis. Hasil persentase tanggapan positif pada aspek didaktik terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur mencapai 100%, sehingga LKS berbasis inkuiri terstuktur telah memenuhi syarat penyusunan LKS pada syarat didaktik yaitu LKS mampu mengajak siswa aktif dalam pembelajaran, lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan LKS mengutamakan pada pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan estetika pada diri siswa.78 Hasil persentase tanggapan positif pada aspek konstruksi mencapai 62,5% sehingga LKS berbasis inkuiri terstuktur telah memenuhi syarat penyusunan LKS pada syarat konstruksi yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS.79 Sedangkan untuk aspek teknis persentase tanggapan positif terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur mencapai 75%, sehingga LKS telah memenuhi syarat penyusunan LKS pada syarat teknis yang menekankan penyajian LKS, yaitu berupa tulisan, gambar dan penampilannya dalam LKS.80 Berdasarkan aspek didaktik, konstruksi, dan teknis LKS berbasis inkuiri terstuktur memperoleh persentase rata-rata kelayakan keseluruhan sebesar 79,2% dengan kategori kuat. Sehingga dapat dikatakan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) inkuiri terstuktur telah layak untuk diuji cobakan. Kelayakan tersebut menunjukkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) telah memenuhi syarat-syarat penyusunan LKS yang baik serta telah memenuhi komponen-komponen dari aspek-aspek penilaian meliputi aspek didaktik, konstruksi, dan teknis.
78
Endang widjajanti, Kualitas Lembar Kerja Siswa, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008 h. 3 79 Ibid, h.3 80 Ibid, h.3
58
2. Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan data yang diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Persentase pada pertemuan pertama sebesar 82% pertemuan kedua sebesar 86,7% dan pertemuan ketiga sebesar 91,7%. Pertemuan pertama memiliki persentase lebih rendah dibandingkan pertemuan kedua dan ketiga. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa belajar menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur karena selama ini siswa belajar hanya mendengarkan penjelasan materi dari guru saja tanpa pernah belajar diawali dengan sebuah masalah lalu dipecahkan dengan berdiskusi atau melakukan eksperimen. Akibatnya siswa menghadapi kesulitan dalam penggunaan LKS inkuiri terstuktur. Kesulitan yang dihadapi siswa dalam penggunaan LKS, siswa merasa sulit dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS. Siswa merasa sulit karena jawaban tugas-tugas yang terdapat dalam
LKS berbasis
inkuiri terstruktur diperoleh berdasarkan hasil eksperimen, jadi jika siswa ingin mengetahui jawaban tugas-tugas yang terdapat di dalam LKS siswa harus melakukan eksperimen terlebih dahulu. Persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk seluruh aspek sebesar 86,7% dengan kategori sangat kuat. Persentase terendah terdapat pada aspek keterampilan diskusi dengan kelompok hal ini dikarenakan hanya beberapa siswa saja yang aktif berdiskusi, selain itu siswa kurang menghargai pendapat orang lain ketika salah satu siswa sedang berbicara mengemukakan pendapatnya siswa yang lain tidak memperhatikan dan mengobrol. Selain itu siswa pun merasa kesulitan dalam mempresentasikan hasil pengerjaan tugas yang diberikan
dalam
LKS.
Karena
ketika
pembelajaran
berlangsung
pada
pembelajaran sebelumnya siswa hanya sebagai pendengar sehingga mereka merasa gugup dan bingung ketika dituntut untuk presentasi di depan kelas, pada akhirnya cenderung hanya salah satu dari mereka yang aktif menyampaikan hasil eksperimen dan menjawab pertanyaan kelompok lain.
3. Analisis Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
59
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa persentase pada setiap aspek termasuk dalam kategori sangat kuat. Seluruh aspek mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama aspek nomor 2 yaitu, keterampilan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran inkuiri
yang dipadu dengan
LKS dalam mengajarkan materi, aspek nomor 4 yaitu keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS, dan aspek nomor 5 yaitu kualitas penjelasan materi memiliki nilai lebih rendah dibandingkan pertemuan 2 dan 3. Hal ini disebabkan pada pertemuan pertama guru belum terbiasa mengimplementasikan pembelajaran inkuiri terstuktur yang dipadu dengan LKS dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru kurang dapat mengkondisikan siswa akibatnya penjelasan materi yang disampaikan oleh guru kurang dimengerti oleh siswa selain itu guru pun merasa kesulitan dalam membimbing kegiatan eksperimen berdasarkan LKS inkuiri terstuktur dikarenakan banyak siswa yang melakukan kegiatan eksperimen diluar panduan LKS, dan banyak siswa kurang aktif dalam melakukan eksperimen. Persentase pada aspek keterampilan membuka pelajaran, penguasaan materi, dan aspek keterampilan menutup pelajaran mencapai 100%. Persentase aspek keterampilan membuka pelajaran mencapai 100% dikarenakan pada setiap pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3 dalam kegiatan membuka pelajaran guru melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sedangkan pada aspek penguasaan materi pembelajaran persentasenya mencapai 100% karena guru mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan pengetahuan lain yang relevan, dan mampu mengkaitkan materi pelajaran dengan realitas kehidupan sehari-hari. Pada aspek keterampilan menutup pelajaran persentasenya mencapai 100% dikarenakan pada setiap pertemuannya baik pertemuan 1, 2 dan 3 dalam kegiatan menutup pelajaran guru selalu merangkum kembali pelajaran yang disampaikan, menyuruh siswa membuat rangkuman, dan melakukan evaluasi. Persentase rata-rata kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 95,83% pada kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik.
60
4. Analisis Kemampuan Siswa Menggunakan LKS Berdasarkan data yang diperoleh bahwa persentase terendah pada tahapan Berhipotesis sebesar 75% terdapat pada LKS I yaitu LKS perambatan cahaya. Hal ini disebabkan pemahaman awal siswa tentang materi rambatan cahaya sangat kurang, ini dibuktikan adanya ketidaksesuaian antara hipotesis siswa terhadap masalah dengan konsep yang ada. Persentase terendah pada tahapan melakukan percobaan sebesar 75% terdapat pada LKS V yaitu pembiasan pada lensa. Hal ini disebabkan data yang diperoleh pada hasil eksperimen tidak tepat dan
tidak
sesuai, ini diakibatkan salah pengukuran yang dilakukan oleh siswa. sedangkan persentase tertinggi pada tahapan melakukan percobaan terdapat pada LKS I yaitu LKS perambatan cahaya sebesar 100%. Hal ini dikarenakan penyelesaian yang dilakukan siswa melalui kegiatan eksperimen semuanya sudah sesuai dengan konsep. Persentase tertinggi tahapan mengkomunikasikan
hasil percobaan
terdapat pada LKS II yaitu pemantulan cahaya sebesar 91,67%. Hal ini disebabkan jawaban siswa terhadap pertanyaan yang berdasarkan hasil percobaan sudah sesuai dengan konsep. Ini membuktikan bahwa siswa sudah memahami konsep pemantulan cahaya. Persentase rata-rata tertinggi terdapat pada tahapan memahami masalah sebesar 85% pada kategori sangat kuat.
5. Analisis Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika Berdasarkan data yang diperoleh, persentase ketertarikan siswa untuk mempelajari konsep fisika sebesar 82,3% dan persentase siswa senang belajar fisika sebesar 70,6%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa merasa tertarik dan senang untuk mempelajari fisika dan akan mempelajari fisika lebih lanjut pada konsep yang lain setelah belajar dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Namun siswa yang tidak tertarik mempelajari konsep fisika dan tidak senang belajar fisika beranggapan bahwa fisika itu merupakan pelajaran yang sulit dan susah dipelajari. Persentase kepercayaan diri siswa bahwa nilai .pelajaran fisika di raport akan meningkat sebesar 64,7%. Persentase ini merupakan persentase paling rendah karena siswa merasa kurang percaya diri bahwa nilai pelajaran fisika di raport akan meningkat disebabkan siswa
61
memperoleh nilai kecil pada ujian formatif bab sebelumnya yaitu bab bunyi. Namun siswa yang memberikan tanggapan positif pada indikator ini optimis nilai yang diperoleh akan meningkat setelah belajar cahaya menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Ketertarikan siswa akan masuk jurusan IPA di SMA dan akan mempelajari fisika lebih lanjut sebesar 76,5%. berarti sebagian siswa sangat tertarik untuk masuk jurusan IPA dan ingin mempelajari konsep fisika lebih lanjut jika di SMA nanti. Berdasarkan data nilai rata-rata tanggapan positif indikator outcome sebesar 73,52% berada pada kategori kuat.
6. Analisis Penilaian Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstuktur Berdasarkan hasil penilaian oleh delapan guru IPA yang berasal dari sekolah SMP dan Mts di Tangerang Selatan terhadap LKS
berbasis inkuiri
terstuktur diperoleh persentase rata-rata keseluruhan sebesar 83,84% termasuk dalam kategori baik sekali. Artinya penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur sangat baik dan LKS layak untuk diuji cobakan kepada siswa. penilaian guru terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur menggunakan lembar penilaian yang terdiri dari tiga aspek yaitu daktik, konstruksi, dan teknis. Berdasarkan hasil penilaian persentse tertinggi terdapat pada aspek teknis sebesar 86,87%. Menurut delapan guru IPA hal ini dikarenakan LKS berbasis inkuiri terstuktur telah memenuhi semua syarat teknis yaitu tulisan di dalam LKS menggunakan huruf cetak, tulisan di dalam LKS menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik bukan huruf biasa yang diberi garis bawah, kombinasi antara gambar dan tulisan di dalam LKS sangat menarik, dan gambar yang terdapat di dalam LKS dapat menyampaikan pesan.81 Berdasarkan hasil penilaian delapan guru IPA terhadap LKS berbasis inkuiri terstuktur bahwa persentase pada aspek konstruksi sebesar 83,84%. Persentase pada aspek konstruksi merupakan aspek terendah dibandingkan dengan aspek didaktik, dan teknis. Walaupun terendah namun aspek konstruksi masih termasuk dalam kategori baik sekali. Berdasarkan nilai persentase pada aspek 81
Endang widjajanti, op.cit, h. 4-5
62
konstruksi dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri terstuktur telah memenuhi syarat konstruksi hal itu dikarenakan bahasa yang digunakan di dalam LKS sesuai dengan tingkat kedewasaan anak dan dapat mengajak siswa interaktif, kalimat yang digunakan di dalam LKS menggunakan kalimat sederhana dan pendek, selain itu LKS menggunakan struktur kalimat yang jelas dan kalimat yang digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda, di dalam LKS tersedia ruang yang cukup untuk siswa dapat menulis atau menggambarkan sesuatu pada LKS, dan yang terpenting LKS memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat.82 Hasil persentase penilaian LKS berbasis inkuiri terstuktur oleh delapan guru IPA pada aspek didaktik sebesar 85,83% termasuk dalam kategori baik sekali. Hal ini merupakan bahwa LKS berbasis inkuiri terstuktur telah memenuhi syarat didaktik dalam penyusunan LKS dikarenakan LKS berbasis inkuiri terstuktur dapat memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep. LKS berbasis inkuiri terstuktur dapat mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran, dan dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa.83 LKS berbasis inkuiri terstuktur menuntun siswa untuk menemukan konsep yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya secara mandiri. LKS berbasis inkuiri terstuktur disusun berdasarkan sintaks pembelajaran inkuiri terstuktur yang bertujuan agar siswa dapat belajar mandiri dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Munajat Sudirman yang menyatakan bahwa penerapan pendekatan inkuiri terstuktur melalui LKS dapat meningkatkan kompetensi hasil belajar.84
7. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa
82
Ibid, h. 3-4 Ibid, h. 3 84 Munajat Sudirman “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang Bernuansa Nilai” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, 2012. h.i, tidak dipublikasikan. 83
63
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai tertinggi 85 dan nilai terendah sebesar 45. Siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar 76,48% sedangkan yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar sebesar 23,52%. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) di Mts Serpong sebesar 70 maka siswa yang mencapai nilai KKM lebih dari 75%. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang belajar menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur dapat menjawab tes dengan baik. Berdasarkan hasil perolehan N-gain terjadi peningkatan hasil belajar dari preetest ke posttest dengan rata-rata N-gain sebesar 0,6266 dan berada pada kategori sedang. Salah satu yang menyebabkan hasil belajar dapat meningkat karena penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir dalam belajar.85 Penggunaan LKS berbasis inkuiri terstuktur dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam bentuk, ide, gagasan, prakarsa, pemikiran kritis, dan sikap kritis. Salah satu kriteria indikator output telah dicapai yaitu ≥ 75% siswa mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang telah ditentukan.86 Selain itu hasil belajar siswa berdasarkan uji N-gain mengalami mengalami peningkatan sebesar 11,67% jika dibandingkan dengan nilai sebelum menggunakan LKS berbasis inkuiri terstuktur. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengukuran lembar observasi dan hasil belajar fisika siswa bahwa LKS berbasis inkuiri terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa dan layak untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anita Maryati bahwa keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS eksperimen berbasis inkuiri terstruktur mencapai 89,6% tergolong kategori sangat baik dan hasil keterlaksanan praktikum menggunakan LKS Non eksperimen berbasis inkuiri terstruktur mencapai 95,7%.87 85
Pipit Anita, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Problem Solving Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia Untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. 86 Sugiono dan Zulhelmi, “Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kreatif Model Instruksional Ddfk Problem Solving Dengan Teknik Nominal Group Di Kelas XI IPA1 MAN 2 MODEL PEKANBARU, Jurnal Geliga Sains 3, 2009, h.27 87
Anita Maryati “Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen Dan NonEksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan
64
Kimia”Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia dipublikasikan.
(UPI) Bandung, 2012. h.i, tidak
BAB V PENUTUP
A
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat
penggunaan LKS berbasis inkuiri terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada konsep cahaya di MTs Serpong. Hal ini berdasarkan hasil pengukuran lembar observasi dan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 1.
LKS berbasis pendekatan inkuiri terstruktur memenuhi syarat didaktik, konstruksi, dan teknis sebesar 79,2 % sehingga pada kategori kuat.
2.
Aktivitas siswa selama pembelajaran memperoleh 85,17% dan kemampuan guru mengelola pembelajaran menggunakan LKS berbasis pendekatan inkuiri terstruktur memperoleh 95,83 % sehingga berada pada kategori sangat kuat.
3.
Rata-rata persentase kemampuan siswa memahami konsep menggunakan LKS inkuiri terstruktur adalah berhipotesis 85%, melakukan percobaan 84,9%, mengkomunikasikan hasil percobaan sebesar 84,9% termasuk dalam kategori sangat kuat. Sedangkan hasil belajar siswa 76,48 % berada diatas KKM dan mengalami peningkatan 11, 67% dari hasil belajar sebelumnya.
4.
Rata-rata persentase respon positif siswa terhadap mata pelajaran fisika lebih dari 73,52 % sehingga berada pada kategori kuat.
5.
Penilaian guru terhadap LKS berbasis pendekatan inkuiri terstruktur berdasarkan syarat pembuatan LKS 84,83% berada pada kategori sangat kuat.
B Saran Berdasarkan
pengalaman yang diperoleh selama penelitian, penulis
mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang yaitu: 1.
Sebaiknya sebelum penyusunan LKS yang akan dijadikan bahan materi LKS.
65
dianalisis terlebih dahulu konsep
66
2.
Sebaiknya lebih banyak dilakukan pengembangan LKS Fisika dengan pendekatan inkuiri terstruktur untuk materi lain agar dapat berimplikasi pada peningkatan hasil belajar yang lebih baik lagi.
3.
Sebaiknya LKS diberikan dan disosiaisasikan pada hari sebelum proses pembelajaran agar siswa paham dan
tidak terlalu banyak bertanya.
Sehingga saat hari berlangsungnya proses pebelajaran dengan menggunakan LKS pendekatan inkuiri terstruktur alokasi waktu cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi Dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta Adhitya dan Suparwoto. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Inkuiri Terstruktur Untuk Menuntaskan Aspek Psikomotor Siswa Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, e Journal universitas Negeri Yogyakarta.Vol 2 nomor 5 Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery dan “Inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arikunto, Suharsimi, 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka cipta. Djaafar, Tengku Zahara. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang Gunawan, Imam dan Retno Palupi, Anggarini. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian, Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi aksara Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidyatullah Jakarta Ismawati, Henik. 2007. Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Sains Fisika Melalui Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. dipublikasikan J.Moleong, Lexy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
67
68
Juanengsih, Nengsih. Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Terstruktur Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas X Pada Konsep Bioteknologi, Metamorfosa, Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 1 Kamila, Popy, dkk. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk Guru SMP, PPPPTK IPA . Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Maisaroh dan Rostrieningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di Smk Negeri 1 Bogor, jurnal ekonomi dan pendidikan, Vol 8 Maryati, Anita. 2012. “Hasil Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Eksperimen Dan Non-Eksperimen Berbasis Inkuiri Terstruktur Pada Subpokok Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia”Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Mufarrihah, Nur Jamilah. 2014. “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada Konsep Bunyi” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Mulyani Sumantri dan Johan Permana. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyasa. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Nixon J. Gerung, CONCEPTUAL LEARNING AND LEARNING STYLE ( Kajian Konseptual tentang Belajar dan Gaya Belajar ) Novitsania, Annis. 2013.“Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terstruktur Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis.” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta
69
Panduan Bahan Ajar. 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dsar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Prastowo, Andi. 2011. Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI) Prayekti. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Tentang Konsep Pesawat Sederhana Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas 5 Sekolah Dasar, dari: http://www.depdiknas.go.id/jurnal/39/Pendekatan%20Sains%20Teknologi. htm, diakses 1 Maret 2015 Purwoko, dkk. 2009. IPA Terpadu SMP Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Yudhistira R.M. Lolowang. Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) Di Sekolah Dasar Lingkungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bolaang Mongondow, Varia Pendidikan Vol. 20 Nomor 1, Juni 2008. Rachmadiarti, Firda. 2014. “Kelayakan Teoritis Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Pemecahan Masalah Pada Materi Pengolahan Limbah”, Bio Edu. Vol 3 Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Sudirman, Munajat. 2012. “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Wujud Zat Yang Bernuansa Nilai” Skripsi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2011. Statistik Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suyanto, Slamet. 2011 “ Lembar Kerja Siswa”, makalah disampaikan pada acara Pembekalan guru daerah terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. 26 Nopember-6 Desember. Yogyakarta: UNY. Syaodih, Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka
70
Widjajanti, Endang. 2008. “Kualitas Lembar Kerja Siswa”, Makalah ini disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia FMIPA UNY. 22 Agustus. Yogyakarta: UNY. Wilis Dahar, Ratna. 1996. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama Wiwit. Pengembangan Lembar Kerja Siswa ( LKS) dalam pembelajaran Matematika, dari : www.woedpress.com/2007/11/isi-LKS-berbasisweb.doc. 17/01/2012. hlm.5, 17 Januari 2012. Zulfiani.2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta
71
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN
A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran B Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Problem Solving
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:MTs Serpong
Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Kelas /Semester
:VIII / 2
Pertemuan Ke-
: Satu
Alokasi Waktu
:2 X 40 menit
Standar kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk tekhnologi sehari-hari Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. I. Indikator Pencapaian 1.
Menjelaskan perambatan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan.
2.
Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan
II. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1.
Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukan sifat-sifat perambatan cahaya.
2.
Mengetahui hukum pemantulan cahaya yang diperoleh melalui kegiatan eksperimen.
73
3.
Menerapkan persamaan sudut datang = sudut pantul secara matematis.
III. Materi Pembelajaran Cahaya adalah salah satu bentuk gelombang. Cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa udara sebesar 3 x 108 m /s. Cahaya dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah. Cahaya seperti gelombang pada umumnya, akan dipantulkan apabila mengenai permukaan suatu benda. Pemantulan cahaya ketika cahaya mengenai objek mengikuti suatu aturan tertentu disebut hukum pemantulan cahaya. Proses ini dapat diamati melalui pemantulan pada cermin datar. Dalam pemantulan cahaya terdapat Sinar datang dan sinar pantul. sinar datang adalah sinar berasal dari sumber cahaya yang mengenai permukaan cermin datar, sedangkan sinar pantul adalah sinar yang dipantulkan oleh cermin datar.
IV. Strategi Pembelajaran Pendekatan : Problem Solving Metode
: Eksperimen, diskusi, dan penugasan
74
V.
Langkah-Langkah Kegiatan
Tahapan Pendahuluan (10 menit)
Penyampaian Tujuan Apersepsi
Motivasi Inti (60 menit)
Memahami masalah
Kegiatan
Karakter
Guru a. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Meminta siswa duduk berkelompok
Siswa a. Mendengarkan penjelasan guru b. Duduk berkelompok, 1 kelompok terdiri dari empat orang a. Mengapa cahaya matahari sampai ke Menjawab pertanyaan apersepsi bumi? b. apa yang terjadi jika cahaya mengenai cermin datar? Sifat apa saja yang dimiliki cahaya?
Menjawab pertanyaan motivasi
Guru membimbing siswa memahami masalah Siswa memahami masalah yang pada LKS terdapat di dalam LKS
Merencanakan Guru memonitoring siswa dalam kegiatan merencanakan penyelesaian pada LKS penyelesaian Menyelesaikan Guru memonitoring siswa dalam kegiatan menyelesaikan masalah pada LKS masalah Melakukan Guru membimbing siswa dalam kegiatan melakukan pengecekkan pada LKS pengecekan
Tekun Rasa Hornat Kerja sama Tekun Keberanian
Rasa Hormat Tekun Kreatif
Siswa merencanakan penyelesaian masalah pada LKS
Tekun
Siswa melakukan kegiatan penyelesaian masalah pada LKS
Kerja sama
Siswa melakukan tahap pengecekkan pada LKS
Ketelitian
75
Penutup (10 menit)
Kesimpulan
Evaluasi
Guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan kesimpulan akhir di depan kelas. Guru meluruskan pendapat siswa dan menjelaskan konsep yang telah dibangun siswa. Membagikan soal latihan yang berkaitan dengan indikator pelajaran hari ini untuk dikerjakan.
Siswa membacakan kesimpulan akhir didepan kelas Siswa memperhatikan penjelesan guru
Siswa mengerjakan latihan soal dari Tekun Rasa guru Hormat
VI. Sumber Belajar Sumber
: Buku inspirasi sains untuk SMP, Grafindo kelas VIII Buku belajar alam sekitar IPA terpadu, pusat perbukuan depdiknas kelas VIII. Buku Referensi yang relevan.
VII. Media Pembelajaran Alat dan bahan eksperimen perambatan cahaya dan pemantulan cahaya (tercantum dalam LKS).
VIII. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian
:Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes Uraian
Percaya diri Keberanian Tekun Rasa hormat
76
PENILAIAN No 1
Indikator Pembelajaran Menjelaskan cahaya
Teknis
perambatan Tes tertulis
yang
Bentuk Uraian
Instrumen Perhatikan gambar dibawah ini!
diperoleh
berdasarkan percobaan.
Jika kertas karton B digeser ke kanan apakah cahaya akan terlihat oleh mata?mengapa! 2
Menjelaskan hukum
Tes
pemantulan yang diperoleh
Tertulis
Uraian
Perhatikan diagram pemantulan di bawah ini!
melalui percobaan
i
r
400 Berapakah besarnya sudut r?
77
Penyelesaian: Dik: θ = 400 Dit : r =......? Jawab: sudut datang = sudut pantul i= r 500= r
i = 900 - 400 = 500
Jakarta, 27 September 2013 Peneliti
Restu Ika Amalia
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:MTs Serpong
Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Kelas /Semester
:VIII / 2
Pertemuan Ke-
: Dua
Alokasi Waktu
:2 X 40 menit
Standar kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk tekhnologi sehari-hari Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. I. Indikator Pencapaian 1. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar. 2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin cekung dan cembung.
II. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1.
Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada cermin datar
2.
Menjelaskan sifat bayangan pada cermin cekung dan cembung
79
3.
Membuktikan perumusan pada cermin cekung dan cembung
III. Materi Pembelajaran Cermin datar adalah cermin yang memiliki bidang pemantul datar dan licin yang dilapisi bahan berupa amalgam sehingga tidak tembus cahaya. Sifat bayangan yang dimiliki cermin datar adalah maya, tegak, dan sama besar. Cermin cekung adalah cermin positif yang permukaan pantulnya merupakan bidang cekung. Cermin cekung memiliki sifat yang dapat mengumpulkan cahaya (konvergen). Cermin cembung adalah cermin negatif yang permukaan pantulnya merupakan bidang .cembung Cermin cembung memiliki sifat yang dapat menyebarkan cahaya (divergen). Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.
Dengan: so = jarak benda ke cermin si = jarak bayangan ke cermin F= jarak fokus
80
perbesaran bayangan yang dirumuskan sebagai berikut:
IV. Strategi Pembelajaran Pendekatan : Problem Solving Metode
V.
: Eksperimen, diskusi, dan penugasan
Langkah-Langkah Kegiatan Tahapan Pendahuluan (10 menit)
Penyampaian Tujuan
Kegiatan Guru a. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Meminta siswa duduk berkelompok
Karakter Siswa a. Mendengarkan penjelasan guru b. Duduk berkelompok, 1 kelompok terdiri dari empat orang
Apersepsi
apa yang terjadi jika cahaya mengenai sebuah Menjawab pertanyaan apersepsi cermin cekung dan cembung?
Motivasi
Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung?
Menjawab pertanyaan motivasi
Tekun Rasa Hornat Kerja sama Tekun Keberanian Rasa Hormat
81
Inti (60 menit)
Memahami masalah
Guru membimbing siswa memahami masalah Siswa memahami masalah yang pada LKS terdapat di dalam LKS
Merencanakan Guru memonitoring siswa dalam kegiatan merencanakan penyelesaian pada LKS penyelesaian Menyelesaikan Guru memonitoring siswa dalam kegiatan menyelesaikan masalah pada LKS masalah Melakukan Guru membimbing siswa dalam kegiatan melakukan pengecekkan pada LKS pengecekan Penutup
Kesimpulan
Evaluasi
Siswa merencanakan penyelesaian masalah pada LKS
Tekun
Siswa melakukan kegiatan penyelesaian masalah pada LKS
Kerja sama
Siswa melakukan tahap pengecekkan pada LKS
Ketelitian
Guru meminta perwakilan kelompok untuk Siswa membacakan kesimpulan Percaya diri Keberanian membacakan kesimpulan akhir di depan akhir didepan kelas Tekun kelas. Siswa memperhatikan penjelesan Rasa guru Guru meluruskan pendapat siswa dan Hormat menjelaskan konsep yang telah dibangun siswa. Tekun Memberikan latihan soal Siswa mengerjakan latihan soal dari Rasa guru Hormat
VI. Sumber Belajar Sumber
Tekun Kreatif
: Buku inspirasi sains untuk SMP, Grafindo kelas VIII Buku belajar alam sekitar IPA terpadu, pusat perbukuan depdiknas kelas VIII. Buku Referensi yang relevan.
82
VII. Media Pembelajaran Alat dan bahan eksperimen pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung (tercantum dalam LKS).
VIII. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian
:Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes Uraian
PENILAIAN No 1
Indikator dan Tujuan Mendeskripsikan proses
Teknis
Bentuk
Tes tertulis
Uraian
pembentukan dan sifat bayangan
Instrumen Jelaskan sifat bayangan yang dibentuk pada cermin datar?
pada cermin datar.
3
Mendeskripsikan
proses Tes tertulis
Uraian
Sebuah benda diletakkan 25 cm di depan cermin
pembentukan dan sifat bayangan
cekung. Jarak bayangan benda tersebut adalah 100
pada
cm di depan cermin. Jarak fokus cermin adalah....
cermin
cembung.
cekung
dan
Penyelesaian: Dik: so = 25 cm
83
si = 100 cm Dit: f =.......? Jawab:
Jakarta, 27 September 2013 Peneliti
Restu Ika Amalia
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
:MTs Serpong
Mata Pelajaran
:IPA Fisika
Kelas /Semester
:VIII / 2
Pertemuan Ke-
: Tiga
Alokasi Waktu
:2 X 40 menit
Standar kompetensi :Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk tekhnologi sehari-hari Kompetensi Dasar :Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. I. Indikator Pencapaian Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada lensa cekung dan lensa cembung.
II. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1.
Menjelaskan sifat bayangan pada lensa cekung
2.
Menjelaskan sifat bayangan pada lensa cembung
85
3.
Menerapkan persamaan
pada lensa cekung dan lensa cembung
III. Materi Pembelajaran Lensa cekung (lensa negatif) memiliki sifat menyebarkan cahaya (divergen). Lensa cembung adalah lensa positif yang memiliki sifat mengumpulkan cahaya (konvergen). Persamaan Pembiasan Pada Lensa:
Dengan so = jarak benda ke lensa si = jarak bayangan ke lensa F= jarak fokus Dimana:so terletak didepan lensa akan bernilai negatif dan bernilai positif jika terletak di belakang lensa si terletak didepan lensa akan bernilai negatif dan bernilai positif jika terletak di belakang lensa. F bernilai negatif untuk lensa cekung dan benilai positif untuk lensa cembung. Kuat lensa adalah kemampuan sebuah lensa untuk mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar. Kuat lensa memiliki satuan dioptri, berbanding terbalik dengan jarak fokus lensa dalam satuan meter. Sehingga dapat dirumuskan:
Dengan: P = kuat lensa (dioptri) F= jarak fokus lensa (meter)
86
IV. Strategi Pembelajaran Pendekatan : Problem Solving Metode
V.
: Eksperimen, diskusi, dan penugasan
Langkah-Langkah Kegiatan Tahapan Pendahuluan (10 menit)
Penyampaian Tujuan Apersepsi
Motivasi Inti (60 menit)
Memahami masalah
Kegiatan
Karakter
Guru a. Menyampaikan tujuan pembelajaran b. Meminta siswa duduk berkelompok
Siswa a. Mendengarkan penjelasan guru b. Duduk berkelompok, 1 kelompok terdiri dari empat orang apa yang terjadi jika cahaya mengenai lensa Menjawab pertanyaan apersepsi cekung dan cembung? Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung dan lensa cembung?
Menjawab pertanyaan motivasi
Guru membimbing siswa memahami masalah Siswa memahami masalah yang pada LKS terdapat di dalam LKS
Merencanakan Guru memonitoring siswa dalam kegiatan merencanakan penyelesaian pada LKS penyelesaian Menyelesaikan Guru memonitoring siswa dalam kegiatan menyelesaikan masalah pada LKS masalah
Tekun Rasa Hornat Kerja sama Tekun Keberanian Rasa Hormat Tekun Kreatif
Siswa merencanakan penyelesaian masalah pada LKS
Tekun
Siswa melakukan kegiatan penyelesaian masalah pada LKS
Kerja sama
87
Penutup (10 menit)
Melakukan pengecekan
Guru membimbing siswa dalam kegiatan melakukan pengecekkan pada LKS
Kesimpulan
Guru meminta perwakilan kelompok untuk Siswa membacakan kesimpulan Percaya diri Keberanian membacakan kesimpulan akhir di depan akhir didepan kelas Tekun kelas. Siswa memperhatikan penjelesan Rasa guru Guru meluruskan pendapat siswa dan Hormat menjelaskan konsep yang telah dibangun siswa. Tekun Memberikan latihan soal Siswa mengerjakan latihan soal dari Rasa guru Hormat
Evaluasi
Siswa melakukan tahap pengecekkan pada LKS
VI. Sumber Belajar Sumber
: Buku inspirasi sains untuk SMP, Grafindo kelas VIII Buku belajar alam sekitar IPA terpadu, pusat perbukuan depdiknas kelas VIII. Buku Referensi yang relevan.
Ketelitian
88
VII. Media Pembelajaran Alat dan bahan eksperimen pembiasaan pada lensa (tercantum dalam LKS)
VIII. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian
:Tes tertulis
Bentuk Instrumen
: Tes Uraian
PENILAIAN No 1.
Indikator Mendeskripsikan
Teknis proses Tes tertulis
Bentuk Uraian
Instrumen Sebuah paku terletak pada jarak 15 cm di depan lensa
pembentukan dan sifat bayangan
cembung. Ternyata membentuk bayangan nyata pada
pada lensa cekung dan lensa
jarak 30 cm. Berapakah jarak fokus lensa tersebut?
cembung.
Penyelesaian: Dik: s = 15 cm s’= 30 cm Dit: f = ......? Jawab:
89
Jakarta, 27 September 2013 Peneliti
Restu Ika Amalia
90
Lembar kegiatan Siswa 1 Perambatan Cahaya Standar Kompetensi
:Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar
:Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator
:Menjelaskan perambatan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan
Tujuan Pembelajaran
:Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukan sifat-sifat perambatan cahaya.
Waktu
: 1 X 40 menit
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII (delapan) I.
Informasi Pendukung
Cahaya
adalah
salah
satu
bentuk
gelombang. Cahaya dapat merambat di ruang hampa udara karena termasuk jenis gelombang elektromagnetik. Cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa udara
sebesar 3 x 108 m /s.
Cahaya dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah. Dengan adanya cahaya kita bisa melihat benda-benda disekitar kita.
91
II.
Memahami Masalah Mengapa manusia jika terkena sinar matahari,
Apakah ketika cahaya
akan timbul bayangan?
mengenai setiap benda yang tidak dapat ditembus, akan menghasilkan bayangan?
Apakah cahaya Mengapa kita bisa
dapat menembus
melihat benda-benda
benda bening?
yang berada di luar jendela?
Hipotesis
III.
Merencanakan Penyelesaian
A Petunjuk Siswa: 1. Selesaikanlah masalah diatas dengan melakukan eksperimen di bawah ini! 2. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
92
IV.
Menyelesaikan Masalah A Alat dan Bahan
No
Alat dan Bahan
Jumlah
1
Senter berukuran sedang
1 buah
2
Kardus kotak sepatu
1 buah
3
Gunting
1 buah
4
Kertas karton manila
1 lembar
5
Plastik
1 buah
B Langkah Kerja 1.
Lubangilah salah satu bagian kotak sepatu dengan gunting.
2.
Letakkan lampu senter di dalam kotak sepatu, dan arahkan nyala lampu senter ke lubang .
3.
Tangkaplah sinar yang keluar dari lubang dengan buku tulis.
4. Buatlah aneka gambar seperti bulan, dan bintang dengan kertas karton manila. 5.
Tutuplah lubang dengan gambar yang telah kamu buat, amatilah apa yang terjadi.
6. Gantilah penutup lubang dengan plastik, amatilah apa yang terjadi C Tabel Pengamatan No
Lubang
1
Tidak ditutupi gambar
2.
Ditutupi gambar
3.
Ditutupi kaca bening
Hasil Pengamatan
93
V.
Melakukan Pengecekan Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini! 1. Bagaimanakah sinar yang ditangkap oleh layar jika lubang pada kotak ditutupi dan tidak ditutupi gambar? Jawab:…………………………………………………………………………................................................................. .......................................................................................................................................................... 2. Bagaimanakah sinar yang ditangkap layar jika lubang pada kotak ditutup plastik? Jawab:............................................................................................................................................ ......................................................................................................................................................... 3. Berdasarkan eksperimen diatas maka dapat disimpulkan bahwa sifat yang dimiliki cahaya adalah Jawab:............................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................
94
Lampiran
Kerjakan Soal di bawah ini! 1.
Benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut....
2. Cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium, cahaya termasuk ke dalam gelombang.... 3. Salah satu sifat yang dimiliki oleh cahaya adalah.........
95
Lembar kegiatan Siswa 2 Pemantulan Cahaya Standar Kompetensi
:Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar
:Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator
:Menyimpulkan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan
Tujuan pembelajaran
:Siswa dapat menyimpulkan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan.
Waktu
: 1 x 40 menit
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII (delapan) I.
Informasi Pendukung: .
Cahaya akan dipantulkan jika pada saat merambat terhalang K a j i a n
oleh benda yang tidak dapat ditembusnya. Peristiwa pemantulan
T e o r i
mengenai permukaan cermin datar, sedangkan sinar pantul adalah
cahaya dapat dibedakan menjadi pemantulan baur (acak) dan pemantulan teratur. Dalam pemantulan cahaya terdapat sinar datang dan sinar pantul. Sinar datang adalah sinar berasal dari sumber cahaya yang sinar yang dipantulkan oleh cermin datar.
96
II.
Memahami Masalah Apakah sinar datang, sinar
Apakah besar
pantul, dan garis
sudut datang
normal terletak
dan sudut pantul
pada bidang yang
adalah sama?
III.
sama?
Merencanakan Penyelesaian
A. Petunjuk: 1.
Untuk menyelesaikan masalah diatas lakukanlah kegiatan eksperimen di bawah ini.
2. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang. IV.
Menyelesaikan Masalah A. Alat dan Bahan No 1
Alat dan Bahan Jumlah Cermin datar untuk bercermin ukuran 1 buah sedang
2
Lampu senter berukuran sedang
1 buah
3
Lem selotip berwarna hitam
1 gulungan kecil
97
4
Kertas HVS berwarna putih
1 lembar
6
Busur derajat
1 buah
B. Langkah Kerja 1.
Sediakan alat dan bahan.
2. Nyalakan lampu senter dan arahkan ke cermin. Amatilah apa yang terjadi? 3. Buatlah celah pada bagian depan senter dengan plester hitam seperti pada gambar.
4. Berilah garis horizontal dan vertikal pada kertas HVS dan letakkan cermin diatas salah satu garis.
5. arahkan senter yang telah diberi celah ke arah cermin. Amatilah perjalanan sinar yang terjadi. 6. Tandai perjalanan sinar dengan pensil. Berilah tanda i dan dan r pada masingmasing sudut. 7. Ukurlah besar sudut i dan sudut r dengan menggunakan busur derajat. 8. Ulangi kegiatan diatas dengan mengubah-ubah besar sudut i. C. Tabel Pengamatan
NO 1 2 3
Sudut Datang (i)
Sudut Pantul (r)
98
V.
Melakukan Pengecekan
Berdasarkan percobaan diatas, selesaikan pertanyaan di bawah ini! 1.
Berdasarkan tabel pengamatan, bagaimanakah sudut datang dan sudut pantul yang dihasilkan pada cermin datar?
Jawab:....................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... 2. Gambarkanlah skema perjalanan sinar datang dan sinar pantul berdasarkan percobaan? Jawab........................................................................................................................................ ................................................................................................................................................... 3. Berdasarkan skema gambar dari pemantulan cahaya, apakah sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada bidang yang sama? Jawab:.................................................................................................................................. 4. Berdasarkan eksperimen diatas dapat disimpulkan bahwa bunyi dari hukum pemantulan adalah Jawab:....................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................
99
Lampiran Kerjakanlah Soal di bawah ini? 1. Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar sudut datang dan sudut pantul yang didapatkan? Jawab:.................................................................................................................................... ................................................................................................................................................. 2. Berdasarkan besar sudut datang dan sudut pantul pada tabel pengamatan, tentukanlah nilai sudut X ( sudut antara sudut datang dan sudut pantul) pada gambar di bawah ini!
X
Jawab:.................................................................................................................................... ................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................
3. Berdasarkan besar sudut datang dan sudut pantul pada tabel pengamatan, tentukanlah sudut P pada gambar dibawah ini!
P
Jawab:......................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................
100
Lembar kegiatan Siswa 3 Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar Standar Kompetensi
: Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar
: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator
: Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung.
Tujuan Pembelajaran
: Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar.
Waktu:
: 1 X 40 menit
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII (delapan) Waktu
: 1 x 40 menit
Kajian Teori
Cermin datar adalah cermin yang memiliki bidang pemantul datar dan licin
yang
dilapisi
bahan
berupa
amalgam (campuran perak dan raksa) sehingga tidak dapat tembus cahaya. jika cahaya mengenai cermin datar akan mengalami pemantulan.
101
I.
Memahami Masalah
Apakah jarak bayangan pada cermin datar memiliki jarak yang sama dengan jarak benda?
Apakah bayangan benda pada cermin datar memiliki ukuran sama besar dengan ukuran benda?
Apakah posisi bayangan sama tegak dengan posisi benda?
Apakah tinggi bayangan sama dengan tinggi benda?
Hipotesis
II.
Merencanakan Penyelesaian B. Petunjuk:
3. Selesaikanlah masalah diatas dengan melakukan eksperimen. 4. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
102
III.
Menyelesaikan Masalah A. Alat dan Bahan No Alat dan Bahan 1 Cermin datar
Jumlah 1 buah
2
Jarum Pentul
1 buah
3
Penggaris 20 cm
1 buah
4
kertas HVS
1 lembar
5
Kertas kardus
1 lembar
B. Langkah Kerja 1.
Sediakan alat dan bahan.
2. Simpanlah kertas HVS diatas sebuah lembaran kardus 3. Buatlah garis di tengah-tengah kertas HVS sehingga memotong kertas menjadi dua bagian yang sama. Letakkan cermin datar tepat pada garis tersebut. 4.
Tusukan
sebuah jarum pantul di depan cermin tersebut. Amati
bayangannya. 5. Ukurlah jarak benda yaitu jarak jarum patul terhadap cermin dan jarak bayangan yaitu jarak jarum pentul yang terdapat di dalam cermin terhadap cermin datar. 6. Catat hasilnya didalam tabel.
103
7. Ulangi kegiatan diatas dengan mengubah-ubah jarak jarum pentul terhadap cermin. 8. C. Tabel Pengamatan
No
Jarak benda (cm)
Jarak bayangan (cm)
1 2 3
IV.
Melakukan Pengecekan
Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini! 1. Bagaimanakah hubungan jarak benda dan jarak bayangan? Jawab:................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................. 2. Bagaimanakah sifat bayangan yang di bentuk cermin datar? Jawab:................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................... ............................................................................................................................................................
104
Lampiran
Kerjakan soal di bawah ini! 1.
Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar nilai jarak benda dan jarak bayangan?
Jawab:........................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................... 2. Dengan menggunakan data pada tabel pengamatan, tentukan nilai X pada gambar di bawah ini! Cermin
S
S’
s’ X Jawab:........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................ .......................................................................................................................................................
105
Lembar kegiatan Siswa 4 Pembentukan Bayangan Pada Cermin Lengkung Standar Kompetensi
: Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar
: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator
: Mendiskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung.
Tujuan Pembelajaran
: Membuktikan perumusan pada cermin cekung dan cembung
Waktu:
: 1 X 40 menit
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII (delapan) Waktu I. Informasi Pendukung
: 1 x 40 menit
Cermin lengkung adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang lengkung. Cermin lengkung dibagi menjadi dua jenis, yaitu cermin cekung dan cermin cembung
cermin cembung (cermin konveks atau cermin negatif) yang permukaan pantulnya merupakan bidang cembung.
cermin cekung (cermin konkaf atau cermin positif) yang permukaan pantulnya merupakan bidang cekung,
106
II.
Memahami Masalah Sandra sedang belajar mengendarai motor, sekali-sekali dia melihat ke arah spion. Menggunakan prinsip apakah kaca spion bekerja? Dapatkah sandra menentukan titik fokus dari spion tersebut? menentukan titik fokus dari spion tersebut? Bagaimanakah kita menghitung panjang fokus spion?
Hipotesis
III.
Merencanakan Penyelesaian A. Petunjuk Siswa: 1.
Selesaikanlah masalah diatas dengan melakukan eksperimen.
2. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang. IV.
Penyelesaian Masalah A. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan 1 Kertas HVS
Jumlah 1 lembar
2
Cermin cekung
1 buah
3
Penggaris 20 cm
1 buah
107
4
Lilin
1 buah
5
cermin cembung
1 buah
B. Langkah Kerja
1.
Susunlah layar, lilin yang menyala, dan cermin cekung dengan sejajar.
2. Geser-geserlah letak layar atau lilin sampai terlihat bayangan yang jelas pada layar. 3. Ukurlah jarak bayangan (si), yaitu jarak layar ke cermin dan jarak benda (so), yaitu jarak lilin ke cermin dengan menggunakan penggaris. 4. Ulangilah kegiatan 2 tetapi dengan jarak benda yang berbeda-beda. 5.
Lakukan percobaan ini dengan menggunakan cermin cembung.
C Tabel Pengamatan Cermin Cekung No
So (jarak benda)
Si (jarak bayangan)
1
+
2
+
3
+
1/s0
1/si
f
108
Cermin Cembung No
V.
So (jarak benda)
Si (jarak bayangan)
1
-
2
-
3
-
1/s0
1/si
f
Melakukan Pengecakan
Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini! 1.
Apabila kita ingin mencari titik fokus pada suatu cermin lengkung, variabel apa saja yang harus kita ketahui?
Jawab:............................................................................................................................................................... 2.
Bagaimanakah rumus untuk memperoleh nilai titik fokus dari suatu cermin lengkung?
Jawab:............................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... 3.
Buatlah grafik hubungan antara 1/so dan 1/si ?
Jawab:............................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................................ 4.
Apakah anda dapat menentukan titik fokus dari sebuah spion? Berikan alasannya?
Jawab:............................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................................
1.
109
Lampiran Kerjakan soal di bawah ini! 1.
Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar nilai jarak fokus (f) ?
Jawab:.............................................................................................................................................................. ........................................................................................................................................................................... 2.
Berdasarkan tabel pengamatan, hitunglah perbesaran pada cermin cekung?
Jawab:.............................................................................................................................................................. ........................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................
110
Lembar kegiatan Siswa 5 Pembiasan pada lensa Standar Kompetensi
:
Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi.
Kompetensi Dasar
: Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator
: Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada lensa cekung dan cembung.
Tujuan Pembelajaran
: membuktikan perumusan pada lensa cekung dan lensa cembung
Waktu
: 1 x 40 menit Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII (delapan)
I.
Informasi Pendukung Lensa merupakan benda bening yang memiliki batas dua bidang sferis. Lensa dibagi menjadi dua jenis, yaitu lensa cembung (lensa positif) dan lensa cekung (lensa negatif).
Lensa cekung memiliki Lensa cembung memiliki sifat yang dapat mengumpulkan cahaya (konvergen).
sifat yang dapat menyebarkan cahaya (Divergen).
111
II.
Memahami Masalah Dapatkah kita menghitung titik fokus lensa kacamata?
Bagaimanakah cara menghitung titik fokus lensa kacamata?
Hipotesis
III.
Merencanakan Penyelesaian A. Petunjuk Siswa: 5. Untuk menyelesaikan masalah diatas lakukanlah kegiatan eksperimen di bawah ini. 6. Untuk melakukan eksperimen buatlah kelompok yang terdiri dari 4 orang.
IV.
Menyelesaikan Masalah A. Alat dan bahan NO 1
Alat dan Bahan Lilin
2
Jumlah 1 buah
1 buah
3
Lensa cekung Lensa cembung
1 buah
4
Penggaris (20 cm)
1 buah
112
5
Kertas HVS
1 lembar
B. Langkah Kerja
6. Susunlah layar, lensa cekung, dan lilin yang menyala dengan sejajar. 7. Geser-geserlah letak layar atau lilin sampai terlihat bayangan yang jelas pada layar. 8. Ukurlah jarak bayangan, yaitu jarak layar ke cermin dan jarak benda, yaitu jarak lilin ke cermin dengan menggunakan penggaris. 9. Ulangilah kegiatan 2 tetapi dengan jarak benda yang berbeda-beda. 10. Lakukan percobaan ini dengan menggunakan lensa cembung. C.
Tabel Pengamatan Lensa Cembung No
So (jarak benda)
Si (jarak bayangan)
1
+
2
+
3
+
1/so
1/si
f
1/so
1/si
f
Lensa Cekung No
So (jarak benda)
Si (jarak bayangan)
1
-
2
-
3
-
113
V.
Melakukan pengecekan
Setelah melakukan percobaan diatas, selesaikanlah pertanyaan di bawah ini! 5.
Apabila kita ingin mencari titik fokus pada suatu kaca mata, variabel apa saja yang harus kita ketahui?
Jawab:............................................................................................................................................................... 6.
Bagaimanakah rumus untuk memperoleh nilai titik fokus dari suatu cermin lengkung?
Jawab:............................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... 7.
Buatlah grafik hubungan antara 1/so dan 1/si ?
Jawab:............................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................................ 8.
Apakah anda dapat menentukan titik fokus dari sebuah kaca mata? Berikan alasannya?
Jawab:............................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................................
114
Lampiran Kerjakan soal di bawah ini! 3.
Berdasarkan tabel pengamatan, berapakah besar nilai jarak fokus (f) pada lensa cekung dan lensa cembung?
Jawab:.............................................................................................................................................................. ........................................................................................................................................................................... 4.
Berdasarkan tabel pengamatan, hitunglah perbesaran pada lensa cembung?
Jawab:.............................................................................................................................................................. ........................................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................................... 5.
Berdasarkan tabel pengamatan, hitunglah kekuatan lensa pada lensa cekung?
Jawab:.................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................... ...............................................................................................................................................................................
115
LAMPIRAN B ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes B Kisi-kisi Instrumen Tes Per Indikator Soal C Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 1. Validitas 2. Realibilitas 3. Daya Pembeda 4. Tingkat Kesukaran D Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen E Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid F Instrumen Valid G Instrumen Non Tes 1. Penelitian Pendahuluan: a. Quosioner Respon Siswa b. Wawancara 2. Lembar Observasi a. Lembar Judgment Expert b. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran c. Kemampuan Guru mengelola Pembelajaran d. Kemampuan siswa menggunakan LKS e. Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika f. Penilaian Guru terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur H Rekapitulasi Penelitian Pendahuluan 1. Data Hasil Respon Siswa 2. Data Hasil Wawancara
116
A. Tabel Kisi-Kisi Instrumen No
Uraian
Indikator
Aspek yang diukur
Materi 1
Cahaya Merambat Lurus
2
Pemantulan Cahaya
3
4
5
Pembiasan Cahaya
C1 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan perambatan cahaya. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan. Mendiskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung. Menyimpulkan hukum pembiasan yang diperoleh melalui percobaan. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada lensa cekung dan cembung.
Jumlah
C2
Jumlah
C3
1, 2
3, 4, 5
-
5
6
7,8,9,10
11,12
7
13
14,15,16, 20,21,22, 12 17,18,19
25,26
23,24
27,28,29, 31
7
30 32,33
34,35,36
37,38,39, 9 40
7
16
10
40
117
B. Kisi-Kisi Instrumen Satuan Pendidikan : SMP Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Mata Pelajaran : IPA Fisika Jumlah Soal : 40 butir Kelas / Semester : VIII/ II Bentuk Soal : Pilihan Ganda Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk teknologi sehari-hari. Kompetensi Dasar Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa
Konsep
Indikator
Cahaya
Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan perambatan cahaya
Indikator Soal Menjelaskan cahaya termasuk gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan medium.
Menentukan sifat yang bukan termasuk sifat-sifat yang terdapat pada cahaya.
Butir Soal 1. Cahaya tidak memerlukan medium untuk perambatannya sehingga cahaya termasuk.... A. gelombang mekanik B. gelombang elektromagnetik C. gelombang transversal D. gelombang longitudinal
Kunci Jawaban B
Aspek C1
2. Benda yang memancarkan cahaya sendiri A adalah...... A. sumber cahaya C. benda baur B. benda gelap D. benda bening
C1
3. Berikut yang bukan termasuk sifat cahaya adalah.... A. merambat menurut garis lurus B. merupakan salah satu bentuk energi C. merupakan gelombang longitudinal D. sinar yang tampak oleh mata
C2
C
118
Menjelaskan bukti atau peristiwa bahwa cahaya dapat merambat lurus
4. Jika sinar matahari masuk ke dalam rumah melalui celah sempit, maka cahaya matahari tersebut terlihat seperti.... A garis terang yang lurus B bayangan hitam C garis hitam yang lurus. D lingkaran
A
C2
Menunjukan jika cahaya terhalang oleh kertas karton maka cahaya tidak terlihat oleh mata melaui percobaan
5. Perhatikan gambar di bawah ini!
B
C2
Jika kertas karton B digeser ke kanan, maka cahaya akan..... A. tetap terlihat oleh mata B. tidak terlihat oleh mata C. dipantulkan ke kertas karton A D. dipantulkan kembali ke lampu
119
Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan.
Menjelaskan besarnya sudut pantul pada peristiwa pemantulan cahaya.
6. Pada peristiwa pemantulan cahaya, besarnya sudut patul akan.... A. sama dengan sudut datang B. lebih besar dari sudut datang C. lebih kecil dari sudut datang D. sama dengan sudut normal
Menjelaskan terjadinya pemantulan baur
7. Jika sinar matahari mengenai dinding tembok yang permukaannya kasar, maka akan terjadi.... A. pemantulan teratur B. pemanturan baur C. pemantulan divergen D. pemantulan konvergen
Menganalisis jalannya sinar datang dan sinar pantul yag sesuai dengan hukum pemantulan
8. gambar manakah yang menunjukan hukum pemantulan cahaya? A.
B.
A
C1
B
C2
B
C2
120
C.
D.
Menentukan letak sudut datang dan garis normal
9. Perhatikan gambar dibawah ini! 3 1
2
4 5 i
r
Pada gambar diatas nomor yang menunjukan sudut datang dan garis normal adalah.... A. 1 dan 2 C. 2 dan 3 B. 1 dan 3 D. 2 dan 5
C
C2
121
Menentukan besar sudut datang jika yang diketahui sudut pantulnya.
10. Perhatikan diagram pemantulan dibawah ini!
A
C2
B
C3
300
P
Besarnya sudut P adalah.... A. 300 C. 400 B. 500 D. 600 Menentukan jumlah besar sudut antara sudut datang dan sudut pantul jika salah satu sudut tersebut diketahui.
11.
Perhatikan gambar dibawah ini!
i r 300
Berkas sinar jatuh ke cermin dengan membentuk sudut datang = 300. Besar sudut antara sinar datang dan sinar pantul adalah.... A. 900 C. 450 B. 600 D. 300
122
Meghitung besarnya sudut 12. Perhatikan diagram pemantulan di bawah D pantul jika besarnya sudut ini antara sinar datang dan cermin diketahui.
i
r
600 Besarnya sudut r adalah.... A. 500 C. 450 B. 900 D. 300
C3
123
Mendiskripsikan .Menentukan sifat cermin proses cembung yaitu divergen. pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung.
13. Cermin cembung bersifat divergen, yaitu.... A. mengumpulkan sinar-sinar datang yang dipantulkan B. menyebarkan sinar-sinar yang dipantulkan C. membiaskan sinar-sinar yang dipantulkan D. membelokkan sinar-sinar yang dipantulkan
Menentukan pembentukan 14. Berikut ini sinar-sinar istimewa cermin bayangan pada cermin cekung, kecuali.... cekung A.
B.
C.
B
C1
D
C2
124
D.
Menentukan sifat bayangan pada cermin cekung jika nomor ruangan benda diketahui.
15. Perhatikan gambar di bawah ini!
2F
F
B
C2
B
C2
O
Bayangan benda yang dibentuk cermin tersebut adalah.... A. B. C. D. Mendeskripsikan sifat bayangan pada cermin datar
maya, diperkecil, dan tegak maya, diperbesar, dan tegak nyata, diperkecil, dan terbalik nyata, diperbesar, dan tegak
16. Berikut ini sifat dari bayangan yang dihasilkan cermin datar, kecuali.... A. sama besar C. maya B. nyata D. tegak
125
Menghitung banyaknya bayangan pada dua buah cermin datar jika sudut pembentuknya diketahui.
17. Dua buah cermin datar membentuk sudut 400 di antara kedua cermin itu ada benda, maka jumlah bayangannya adalah.... A. 8 C.9 B. 7 D. 10
Menghitung jarak fokus cermin cekung jika jarak 18. Sebuah benda diletakkan 25 cm di depan benda dan jarak bayangan cermin cekung. Jarak bayangan benda diketahui. tersebut adalah 100 cm di depan cermin. jarak fokus cermin tersebut adalah.... A. 25 cm C. 10 cm B. 20 cm D. 15 cm Menentukan jarak benda dengan jarak bayangan 19. Indra mengamati bayangan pada cermin pada cermin datar jika datar, jarak dia terhadap cermin 1,2 m. jarak benda terhadap Jarak indra dengan bayangan adalah.... cermin diketahui. A. 2,4 m C. 2,2 m B. 1,2 m D. 2,8 m Menghitung jarak benda yang diletakkan di depan 20. Sebuah benda diletakkan didepan cermin cermin cembung jika jarak cembung yang jarak fokus nya 30 cm. bayangan dan jarak fokus Benda tersebut memiliki jarak bayangan diketahui. 12 cm dibelakang cermin cembung. Berapakah jarak benda terhadap cermin.... A. 15 cm C.30 cm B. 25 cm D. 20 cm
A
C2
B
C2
A
C2
D
C3
126
Menghitung jarak fokus pada cermin cekung jika 21. Sebuah paku diletakkan 4 cm di depan jarak benda dan perbesaran cermin cekung. Paku tersebut mengalami diketahui perbesaran 3 kali. maka jarak fokus cermin adalah.... A. 3 cm C. 6 cm B. 1 cm D. 2 cm Menghitung jarak bayangan pada cermin 22. Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan cembung jika jarak benda cermin cembung yang jari-jari dan jari-jari kelengkungan kelengkungannya 8 cm. Berapakah jarak cermin diketahui. bayangan yang dihasilkan? A. - 12 cm C. + 12 cm B. - 2,4 cm D. +2,4 cm Menganalisis sifat bayangan benda yang 23. Sebuah benda diletakkan di depan terdapat pada cermin cermin cekung pada jarak 60 cm. Jika cekung jika diketahui jarak fokus cermin tersebut 20 cm, maka sifat benda, dan fokus cermin bayangan yang dibentuk oleh cermin diketahui. tersebut adalah.... A. nyata, diperbesar, tegak B. maya, diperbesar, tegak C. nyata, diperkecil, terbalik D. maya, diperkecil, terbalik .
A
C3
B
C3
C
C3
127
Menyimpulkan hukum pembiasan yang diperoleh melalui percobaan.
Menganalisis sifat 24. Sebuah benda berada pada jarak 30 cm di D bayangan pada cermin depan cermin cembung yang jari-jari cembung jika jarak benda, kelengkungannya 30 cm. maka sifat dan jari-jari bayangan yang dibentuk oleh cermin kelengkungannya tersebut adalah.... diketahui A. nyata, diperbesar, tegak B. nyata, diperkecil, terbalik C. maya, diperbesar, terbalik D. maya, diperkecil, tegak
C3
Mengidentifikasi peristiwa 25. Cahaya yang melewati dua medium yang yang terjadi apabila cahaya berbeda kerapatan optiknya akan melewati dua medium mengalami.... yang berbeda. A. pemantulan C. pembiasan B. penguraian D. lenturan
C
C1
Mengidentifikasi hukum yang berlaku dalam pembiasan cahaya.
26. Dalam pembiasan berlaku hukum.... A. newton C. archimedes B. coulomb D. snellius
D
C1
Menjelaskan contoh dari pembiasan
27. Berikut ini yang bukan Peristiwa pembiasan adalah.... A. fatamorgana B. dasar kolam yang jernih tampak lebih dalam C. kilauan berlian D. sedotan yang dimasukan ke dalam gelas berisi air jernih tampak patah.
B
C2
128
Menjelaskan peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari.
28. Dasar kolam yang airnya jernih tampak lebih dangkal. Peristiwa ini disebabkan karena adanya.... A. pemantulan cahaya dari udara ke air mendekati garis normal. B. pembiasan cahaya dari udara ke air mendekati garis normal. C. pemantulan cahaya dari air ke udara mendekati garis normal D. pembiasan cahaya dari air ke udara mendekati garis normal.
B
C2
Menentukan jalannya 29. Berikut lukisan pembiasan cahaya yang pembiasan sinar yang benar, kecuali.... datang dari medium A. renggang ke medium rapat udara
C
C2
air
B. kaca air
129
C. air kaca
D. udara kaca
Menentukan pembiasan cahaya yang mendekati garis normal
30. Berikut ini pembiasan cahaya yang menjauhi garis normal, kecuali.... A. kecepatan rendah ke yang tinggi B. optik yang lebih rapat ke optik yang kurang rapat C. dari kaca ke udara atau dari air ke udara D. dari udara ke kaca atau dari air ke kaca
D
C2
130
Menghitung kecepatan cahaya pada media jika cepat rambat cahaya dan indeks bias diketahui.
Mendeskripsikan Menentukan jenis lensa proses yang memiliki sifat dapat pembentukan dan menyebarkan cahaya. sifat bayangan pada lensa cekung dan cembung Menentukkan sifat lensa cembung.
Menentukan lukisan yang bukan termasuk sinar istimewa lensa cembung.
31. Cahaya merambat dari udara ke kaca. C Cepat rambat cahaya di udara 3x108 m/s dan indeks bias kaca , sehingga kecepatan cahaya dalam kaca adalah.... A. 4,5 x 108 m/s C. 2 x 108 m/s 8 B. 3 x 10 m/s D. 0,2 x 108 m/s
C3
32. Lensa yang bersifat menyebarkan cahaya adalah…. A. bikonveks C. cekung cembung B. cembung D. cekung
D
C1
33. Sifat lensa cembung adalah.... A. mengumpulkan cahaya B. menyebarkan cahaya C. mensejajarkan cahaya D. membengkokkan cahaya
A
C1
34. Lukisan yang bukan sinar istimewa pada D lensa cembung adalah.... A. +
C2
F
F
131
B.
+
F
C.
F
+
F D.
F +
F
F
132
Menghitung jarak fokus pada lensa cembung jika jarak bayangan dan jarak benda diketahui
35. Sebuah paku terletak pada jarak 15 cm di depan lensa cembung. Ternyata membentuk bayangan nyata pada jarak 30 cm. Jarak fokus lensa tersebut adalah.... A. 10 cm C. 30 cm B. 15 cm D. 25 cm
A
C2
Menghitung kekuatan 36. Sebuah benda diletakkan 12,5 cm lensa jika jarak benda dan didepan lensa cembung. Ternyata jarak bayangan diketahui bayangan terbentuk pada jarak 25 cm di depan lensa. Kekuatan lensa tersebut adalah...... A. – 4 D C. - 12 D B. + 4 D D. +12 D
B
C2
Menghitung jarak 37. Sebuah pensil diletakkan 20 cm di depan bayangan benda pada lensa lensa cekung yang memiliki jarak fokus cekung jika diketahui jarak 5 cm. Maka jarak bayangan benda benda dan jarak fokus. tersebut adalah.... A. 7 cm C. 4 cm B. 5 cm D. 10 cm
C
C3
133
Menghitung kekuatan 38. Sebuah benda diletakan didepan lensa lensa pada lensa cembung cembung yang kekuatan lensanya 5 D. jika jarak benda dan jarak benda tersebut memiliki jarak bayangan bayangan diketahui. 60 cm dibelakang lensa. Maka jarak benda terhadap lensa adalah.... A. 20 cm C. 15 cm B. 4 cm D. 30 cm
D
C3
Menghitung perbesaran 39. Sebuah benda diletakkan 20 cm didepan bayangan jika jarak benda lensa cekung yang memiliki jarak fokus dan fokus diketahui. 30 cm. maka perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah..... A. kali C. kali
C
C3
B
C3
B. Menentukan sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung jika jarak benda dan fokus diketahui.
kali
D. kali
40. Sebuah benda terletak 25 cm di depan lensa cembung yang memiliki jarak fokus 20 cm.maka sifat bayangan yang akan di bentuk oleh lensa tersebut adalah...... A. nyata, diperkecil, terbalik B. nyata, diperbesar, terbalik C. maya, diperkecil, tegak D. maya, diperbesar, tegak
134
SKOR DATA DIBOBOT =================
Jumlah Subyek
= 26
Butir soal
= 40
Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA No Urt No Subyek Kode/NamaBenar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1
12 Nada
21
19
0
21
21
2
1 Haety
20
20
0
20
20
3
10 Afini
20
20
0
20
20
4
13 Nurwina
20
20
0
20
20
5
16 Adhali...
20
20
0
20
20
6
26 Dandi
20
20
0
20
20
7
3 Radiah
19
21
0
19
19
8
11 Riya
19
21
0
19
19
9
14 Afifah
19
21
0
19
19
10
17 Shaqila
19
21
0
19
19
11
19 Sinatun
19
21
0
19
19
12
2 Cici P...
18
22
0
18
18
13
6 Nur Aida
17
23
0
17
17
14
15 Indi
17
23
0
17
17
135
15
18 Inda M...
17
23
0
17
16
8 Jamaludin
16
24
0
16
16
17
4 Sahrul...
12
28
0
12
12
18
20 Wahyu
12
28
0
12
12
19
7 Listia...
11
29
0
11
11
20
5 fabio
10
30
0
10
10
21
21 Lutfi
10
30
0
10
10
22
25 Muhamm...
9
31
0
9
9
23
9 Rully
8
32
0
8
8
24
23 Ilham
6
34
0
6
6
25
24 Adam
5
35
0
5
5
26
22 Ahmad ...
2
38
0
2
2
RELIABILITAS TES ================
Rata2
= 14,85
Simpang Baku = 5,59 KorelasiXY
= 0,76
Reliabilitas Tes = 0,86 Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
17
136
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1
12 Nada
11
10
21
2
1 Haety
8
12
20
3
10 Afini
9
11
20
4
13 Nurwina
9
11
20
5
16 Adhaliasih
9
11
20
6
26 Dandi
8
12
20
7
3 Radiah
8
11
19
8
11 Riya
9
10
19
9
14 Afifah
9
10
19
10
17 Shaqila
11
8
19
11
19 Sinatun
8
11
19
12
2 Cici Paramida
9
9
18
13
6 Nur Aida
9
8
17
14
15 Indi
9
8
17
15
18 Inda Maulida
8
9
17
16
8 Jamaludin
6
10
16
17
4 Sahrul Ramadhan
7
5
12
18
20 Wahyu
5
7
12
19
7 Listiawati
3
8
11
20
5 fabio
4
6
10
21
21 Lutfi
5
5
10
22
25 Muhammad Iqbal
4
5
9
23
9 Rully
5
3
8
24
23 Ilham
3
3
6
137
25
24 Adam
3
2
5
26
22 Ahmad Fauzi
0
2
2
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ======================
Kelompok Unggul Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
1 2 3 4 5 6 7
1
12 Nada
21
1 1 1 1 - - -
2
1 Haety
20
1 1 1 1 - - 1
3
10 Afini
20
- 1 1 1 1 1 1
4
13 Nurwina
20
- 1 1 - - - -
5
16 Adhaliasih
20
1 1 1 1 - - 1
6
26 Dandi
20
- 1 1 1 - - 1
7
3 Radiah
19
1 - - 1 - - 1
Jml Jwb Benar
4 6 6 6 1 1 5
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
8 9 10 11 12 13 14
1
12 Nada
21
1 - 1 1 1 -
2
1 Haety
20
- 1 1 1 1 - -
3
10 Afini
20
1 - 1 1 1 1 1
-
138
4
13 Nurwina
20
1 1 - 1 1 1 1
5
16 Adhaliasih
20
1 - 1 1 1 - -
6
26 Dandi
20
1 1 - 1 1 - 1
7
3 Radiah
19
1 - - - 1 1 -
Jml Jwb Benar
6 3 4 6 7 3 3
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
15 16 17 18 19 20 21
1
12 Nada
21
1 1 1 - - - -
2
1 Haety
20
- 1 1 - 1 - -
3
10 Afini
20
1 - 1 1 - - -
4
13 Nurwina
20
1 1 1 1 - - -
5
16 Adhaliasih
20
- 1 1 - - - -
6
26 Dandi
20
- 1 1 1 - - -
7
3 Radiah
19
- 1 1 1 - - -
Jml Jwb Benar
3 6 7 4 1 0 0
22 23 24 25 26 27 28 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
22 23 24 25 26 27 28
1
12 Nada
21
1 - - 1 - 1 -
2
1 Haety
20
1 - 1 - - - 1
3
10 Afini
20
- - - - - - -
4
13 Nurwina
20
- 1 1 - 1 - 1
5
16 Adhaliasih
20
1 1 - 1 1 - -
139
6
26 Dandi
20
- 1 1 1 1 - 1
7
3 Radiah
19
1 - - 1 - - 1
Jml Jwb Benar
4 3 3 4 3 1 4
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
29 30 31 32 33 34 35
1
12 Nada
21
-
1 -
1
1 -
1
2
1 Haety
20
-
- -
1
- -
-
3
10 Afini
20
-
1 1 -
- 1
-
4
13 Nurwina
20
-
1
- -
1 1 -
5
16 Adhaliasih
20
-
1 1 -
- 1 -
6
26 Dandi
20
-
- - -
- 1 -
7
3 Radiah
19
-
1 - 1 1 - 1
0
5 2 3 3 4 2
Jml Jwb Benar
36 37 38 39 40 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
1
12 Nada
21
1 1
2
1 Haety
20
1 1 1
3
10 Afini
20
- 1 1 -
4
13 Nurwina
20
- 1 - - -
5
16 Adhaliasih
20
- 1 1 - -
6
26 Dandi
20
- 1 1 - -
7
3 Radiah
19
1 1 - - 1
Jml Jwb Benar
36 37 38 39 40 - 1 - 1 -
3 7 4 1 2
140
Kelompok Asor Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1
5 fabio
10 - 1 1 1 - - -
2
21 Lutfi
10 1 - 1 1 - - -
3
25 Muhammad Iqbal
9 - - 1 1 - - -
4
9 Rully
8 1 1 - 1 - - -
5
23 Ilham
6 - - - 1 - - 1
6
24 Adam
5 - - - - - - -
7
22 Ahmad Fauzi
2 - - - 1 - - -
Jml Jwb Benar
2 2 3 6 0 0 1
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
8 9 10 11 12 13 14 1 1 -
1
5 fabio
10
2
21 Lutfi
10
- - 1 1 - - -
3
25 Muhammad Iqbal
9
- - - - 1 - -
4
9 Rully
8
- - - - 1 1 -
5
23 Ilham
6
- - - 1 1 - -
6
24 Adam
5
1 - - 1 - 1 1
7
22 Ahmad Fauzi Jml Jwb Benar
2
1 1
- 1
- - - - - - 2 1 1 4 4 2 2
141
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
15 16 17 18 19 20 21
1
5 fabio
10
- 1 1 - - - -
2
21 Lutfi
10
1 - - - - - -
3
25 Muhammad Iqbal
9
1 1 1 - - - -
4
9 Rully
8
- - - - - - 1
5
23 Ilham
6
1 - - - - - -
6
24 Adam
5
7
22 Ahmad Fauzi
2
- - - - - - -
Jml Jwb Benar
- 1 - - - - 3 3 2 0 0 0 1
2 2 23 24 25 26 27 28 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
22 23 24 25 26 27 28
1
5 fabio
10
- - - - - - -
2
21 Lutfi
10
1 - - - - - -
3
25 Muhammad Iqbal
9
- - - - - - -
4
9 Rully
8
- - - - - - -
5
23 Ilham
6
- - - - - - -
6
24 Adam
5
- - - - - - -
7
22 Ahmad Fauzi
2
Jml Jwb Benar
- - - - - - 1 0 0 0 0 0 0
142
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
29 30 31 32 33 34 35
1
5 fabio
10
2
21 Lutfi
10
3
25 Muhammad Iqbal
9
4
9 Rully
8
- - - - 1 - -
5
23 Ilham
6
- - - - - - -
6
24 Adam
5
- - - - - - -
7
22 Ahmad Fauzi
2
Jml Jwb Benar
- - - - - - - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - 0 0 0 0 1 0 0
36 37 38 39 40 No.Urut
No Subyek Kode/Nama Subyek
Skor
36 37 38 39 40
1
5 fabio
10
- - - - -
2
21 Lutfi
10
1 1 1 - -
3
25 Muhammad Iqbal
9
- 1 1 - 1
4
9 Rully
8
- 1 - - -
5
23 Ilham
6
- - 1 - -
6
24 Adam
5
- 1 - - -
7
22 Ahmad Fauzi
2
- - - - -
Jml Jwb Benar
1 4 3 0 1
143
DAYA PEMBEDA ============
Jumlah Subyek
= 26
Klp atas/bawah(n)
=7
Butir Soal
= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1
1
4
2
2
28,57
2
2
6
2
4
57,14
3
3
6
3
3
42,86
4
4
6
6
0
0,00
5
5
1
0
1
14,29
6
6
1
0
1
14,29
7
7
5
1
4
57,14
8
8
6
2
4
57,14
9
9
3
1
2
28,57
10
10
4
1
3
42,86
11
11
6
4
2
28,57
12
12
7
4
3
42,86
13
13
3
2
1
14,29
14
14
3
2
1
14,29
15
15
3
3
0
0,00
16
16
6
3
3
42,86
144
17
17
7
2
5
71,43
18
18
4
0
4
57,14
19
19
1
0
1
14,29
20
20
0
0
0
0,00
21
21
0
1 -1
-14,29
22
22
4
1
3
42,86
23
23
3
0
3
42,86
24
24
3
0
3
42,86
25
25
4
0
4
57,14
26
26
3
0
3
42,86
27
27
1
0
1
14,29
28
28
4
0
4
57,14
29
29
0
0
0
0,00
30
30
5
0
5
71,43
31
31
2
0
2
28,57
32
32
3
0
3
42,86
33
33
3
1
2
28,57
34
34
4
0
4
57,14
35
35
2
0
2
28,57
36
36
3
1
2
28,57
37
37
7
4
3
42,86
38
38
4
3
1
14,29
39
39
1
0
1
14,29
40
40
2
1
1
14,29
145
TINGKAT KESUKARAN =================
Jumlah Subyek= 26 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1
1
15
57,6
Sedang
2
2
16
61,54
Sedang
3
3
17
65,38
Sedang
4
4
21
80,77 Mudah
5
5
3
11,54 Sangat Sukar
6
6
3
11,54 Sangat Sukar
7
7
13
50,00 Sedang
8
8
16
61,54 Sedang
9
9
10
38,46 Sedang
10
10
13
50,00 Sedang
11
11
22
84,62 Mudah
12
12
21
80,77 Mudah
13
13
7
26,92 Sukar
14
14
7
26,92 Sukar
15
15
7
26,92 Sukar
16
16
19
73,08 Mudah
17
17
19
73,08 Mudah
146
18
18
11
42,31 Sedang
19
19
2
7,69 Sangat Sukar
20
20
2
7,69 Sangat Sukar
21
21
2
7,69 Sangat Sukar
22
22
8
30,77 Sangat Mudah
23
23
6
23,08 Sukar
24
24
4
15,38 Sukar
25
25
8
30,77 Sangat Mudah
26
26
6
23,08 Sukar
27
27
3
11,54 Sangat Sukar
28
28
8
30,77 Sangat Mudah
29
29
2
7,69 Sangat Sukar
30
30
10
38,46 Sedang
31
31
6
23,08 Sukar
32
32
7
26,92 Sukar
33
33
9
34,62 Sedang
34
34
11
42,31 Sedang
35
35
5
19,23 Sukar
36
36
7
26,92 Sukar
37
37
19
73,08 Mudah
38
38
10
38,46 Sedang
39
39
4
15,38 Sukar
40
40
7
26,92 Sukar
147
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL =================================
Jumlah Subyek= 26 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli
Korelasi Signifikansi
1
1
0,430 Sangat Signifikan
2
2
0,583 Sangat Signifikan
3
3
0,481 Sangat Signifikan
4
4
0,111 -
5
5
0,142 -
6
6
0,142 -
7
7
0,463 Sangat Signifikan
8
8
0,425 Sangat Signifikan
9
9
0,325 Signifikan
10
10
0,393 Signifikan
11
11
0,416 Sangat Signifikan
12
12
0,431 Sangat Signifikan
13
13
0,064 -
14
14
0,112 -
15
15
16
16
0,378 Signifikan
17
17
0,584 Sangat Signifikan
-
0,094 -
148
18
18
0,422 Sangat Signifikan
19
19
0,192 -
20
20
0,219 -
21
21
-0,255 -
22
22
0,368 Signifikan
23
23
0,398 Sangat Signifikan
24
24
0,226 -
25
25
0,399 Sangat Signifikan
26
26
0,415 Sangat Signifikan
27
27
0,274 -
28
28
0,444 Sangat Signifikan
29
29
0,166 -
30
30
0,383 Signifikan
31
31
0,415 Sangat Signifikan
32
32
0,444 Sangat Signifikan
33
33
0,345 Signifikan
34
34
0,379 Signifikan
35
35
0,388 Signifikan
36
36
0,333 Signifikan
37
37
0,473 Sangat Signifikan
38
38
0,051 -
39
39
0,323 Signifikan
40
40
0,270 -
149
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01
df (N-2) P=0,05 P=0,01
10
0,576 0,708
60
0,250 0,325
15
0,482 0,606
70
0,233 0,302
20
0,423 0,549
80
0,217 0,283
25
0,381 0,496
90
0,205 0,267
30
0,349 0,449
100
0,195 0,254
40
0,304 0,393
125
0,174 0,228
50
0,273 0,354
>150
0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH =================
Jumlah Subyek = 26 Butir Soal
= 40
Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
No Butir Baru No Butir Asli
a
b
c
d
*
1
1
0-- 15** 3++ 8---
0
2
2
16** 0--
0
3
3
1-
4
4
21** 2++ 2++
2+ 8---
5- 17** 3++
0 1+
0
150
5
5
8++ 3** 15-- 0--
0
6
6
3** 11+ 9++
3-
0
7
7
3+ 13**
6+ 4++
0
8
8
5+ 16**
1- 4++
0
9
9
1-- 11--- 10**
10
10
11
4+
0
13** 1--
3+ 9---
0
11
0-- 22**
2+
0
12
12
1+ 2++ 2++ 21**
0
13
13
8+ 7** 5++ 6++
0
14
14
5++ 7++ 7++ 7**
0
15
15
8+ 7**
8+
3-
16
16
3+ 19**
1-
3+
17
17
19** 2++
18
18
9-- 11**
3+
0
19
19
2** 21--- 1-- 2--
0
20
20
13-
0
21
21
2** 12+ 8++
4-
0
22
22
5++ 8** 5++
8+
0
23
23
5+ 10+ 6**
24
24
7++ 7++ 8++ 4**
25
25
8+ 7++ 8**
26
26
10+
27
27
9++ 3** 11+
5+
2+
0 0
3+ 2++ 3+
6+ 2**
5+
3-
4+ 6++ 6** 3-
0
0 0 0 0 0
151
28
28
11-- 8** 5++
29
29
8++ 9++ 2** 7++
30
30
4+
31
31
10+ 8++ 6**
32
32
1-- 16---
33
33
9** 12---
34
34
6++ 5++ 4++ 11**
35
35
5** 15---
36
36
4+ 7** 5++ 10-
37
37
2++
38
38
1--
4+ 11--- 10**
0
39
39
7++ 15--- 4** 0--
0
40
40
6++ 7**
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk
4+
2-
0 0
8+ 10**
2-
2- 7** 2-
4+
0
0 0
3+
2-
0 0 0 0
3+ 19** 2++
4+
9+
0
0
152
REKAP ANALISIS BUTIR =====================
Rata2
= 14,85
Simpang Baku = 5,59 KorelasiXY
= 0,76
Reliabilitas Tes = 0,86 Butir Soal
= 40
Jumlah Subyek = 26 Nama berkas: D:\SKRIPSI\SKRIPSI\DATA FIX.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%)
T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1
1
28,57 Sedang
0,430 Sangat Signifikan
2
2
57,14 Sedang
0,583 Sangat Signifikan
3
3
42,86 Sedang
0,481 Sangat Signifikan
4
4
0,00 Mudah
0,111 -
5
5
14,29 Sangat Sukar
0,142 -
6
6
14,29 Sangat Sukar
0,142 -
7
7
57,14 Sedang
0,463 Sangat Signifikan
8
8
57,14 Sedang
0,425 Sangat Signifikan
9
9
28,57 Sedang
0,325 Signifikan
10
10
42,86 Sedang
0,393 Signifikan
11
11
28,57 Mudah
0,416 Sangat Signifikan
12
12
42,86 Mudah
0,431 Sangat Signifikan
13
13
14,29 Sukar
0,064 -
153
14
14
14,29 Sukar
0,112 -
15
15
0,00 Sukar
- 0,094 -
16
16
42,86 Mudah
0,378 Signifikan
17
17
71,43 Mudah
0,584 Sangat Signifikan
18
18
57,14 Sedang
0,422 Sangat Signifikan
19
19
14,29 Sangat Sukar
0,192 -
20
20
0,00 Sangat Sukar
0,219 -
21
21
-14,29 Sangat Sukar
-0,255 -
22
22
42,86 Sangat Mudah
0,368 Signifikan
23
23
42,86 Sukar
0,398 Sangat Signifikan
24
24
42,86 Sukar
0,226 -
25
25
57,14 Sangat Mudah
0,399 Sangat Signifikan
26
26
42,86 Sukar
0,415 Sangat Signifikan
27
27
14,29 Sangat Sukar
0,274 -
28
28
57,14 Sangat Mudah
0,444 Sangat Signifikan
29
29
0,00 Sangat Sukar
0,166 -
30
30
71,43 Sedang
0,383 Signifikan
31
31
28,57 Sukar
0,415 Sangat Signifikan
32
32
42,86 Sukar
0,444 Sangat Signifikan
33
33
28,57 Sedang
0,345 Signifikan
34
34
57,14 Sedang
0,379 Signifikan
35
35
28,57 Sukar
0,388 Signifikan
36
36
28,57 Sukar
0,333 Signifikan
37
37
42,86 Mudah
0,473 Sangat Signifikan
38
38
14,29 Sedang
0,051 -
154
39
39
14,29 Sukar
0,323 Signifikan
40
40
14,29 Sukar
0,270 -
155
D. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Item No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Validitas Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Sangat Valid Sangat Valid Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Sangat Valid Tidak Valid Sangat Valid Sangat Valid Tidak Valid Sangat Valid Tidak Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Valid Valid Valid Valid Sangat Valid Tidak Valid valid Tidak Valid
Derajat Kesukaran Sedang Sedang Sedang Mudah Sangat Sukar Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sukar Sukar Sukar Mudah Mudah Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Mudah Sukar Sukar Sangat Mudah Sukar Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Mudah Sedang Sukar Sukar
Daya Pembeda Cukup Baik Baik Jelek Jelek Jelek Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Jelek Jelek Jelek Baik Baik Sekali Baik Jelek Jelek Sangat Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Jelek Baik Jelek Baik Sekali Cukup Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik Jelek Jelek Jelek
Keputusan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan
Penetapan keputusan di atas, didasarkan pada kriteria-kriteria tersebut dan juga didasarkan pada keterpenuhan indikator, artinya setiap indikator diwakili oleh satu soal atau lebih
156
E. Tabel Kisi-Kisi Instrumen Valid
No
Uraian
Indikator
Aspek yang diukur
Materi 1
Cahaya Merambat Lurus
2
Pemantulan Cahaya
3
4
5
Pembiasan Cahaya
C1 Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan perambatan cahaya. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya yang diperoleh berdasarkan percobaan. Mendiskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada cermin datar, cekung, dan cembung. Menyimpulkan hukum pembiasan yang diperoleh melalui percobaan. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat bayangan pada lensa cekung dan cembung.
Jumlah Ket: * = Instrumen yang valid
C2
Jumlah
C3
1*, 2*
3*, 4, 5
-
6
7*,8*,9*, 11*,12*
5
7
10* 13
14,15
20,21,
12
16*,17
22*,23*,
18*,19
24
25*
27,28*
31*
7
26*
29,30*
32*
34*,35*
37*,38
9
33*
36*
39*,40
7
16
10
40
157
F. Instrumen Valid TES HASIL BELAJAR
Nama : Kelas : Nama Sekolah : Petunjuk: 1. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jawaban yang anda anggap paling benar 2. Kerjakan soal yang paling mudah terlebih dahulu dalam menjawab. 3. Pilih satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D. 1. Cahaya tidak memerlukan medium untuk perambatannya sehingga cahaya termasuk.... A. gelombang mekanik B. gelombang elektromagnetik C. gelombang transversal D. gelombang longitudinal 2. Benda yang memancarkan cahaya sendiri adalah...... A. sumber cahaya C. benda baur B. benda gelap D. benda bening 3. Berikut yang bukan termasuk sifat cahaya adalah.... A. merambat menurut garis lurus B. merupakan salah satu bentuk energi C. merupakan gelombang longitudinal D. sinar yang tampak oleh mata 4. Jika sinar matahari mengenai dinding tembok yang permukaannya kasar, maka akan terjadi.... A. pemantulan teratur B. pemanturan baur C. pemantulan divergen D. pemantulan konvergen 5. gambar manakah yang menunjukan hukum pemantulan cahaya? A.
B.
C.
D.
6. Perhatikan gambar dibawah ini! 3 2
4 i
1
r 5
Pada gambar diatas nomor yang menunjukan sudut datang dan garis normal adalah.... A. 1 dan 2 C. 2 dan 3 B. 1 dan 3 D. 2 dan 5
158
7. Perhatikan diagram dibawah ini!
pemantulan
300
P
Besarnya sudut P adalah.... A. 300 C. 400 0 B. 50 D. 600 8. Perhatikan gambar dibawah ini!
i
13. Sebuah benda diletakkan di depan cermin cekung pada jarak 60 cm. Jika fokus cermin tersebut 20 cm, maka sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin tersebut adalah.... A. nyata, diperbesar, tegak B. maya, diperbesar, tegak C. nyata, diperkecil, terbalik D. maya, diperkecil, terbalik
r
300
9.
12. Sebuah benda diletakkan 6 cm di depan cermin cembung yang jari-jari kelengkungannya 8 cm. Berapakah jarak bayangan yang dihasilkan? A. - 12 cm C. + 12 cm B. - 2,4 cm D. +2,4 cm
Berkas sinar jatuh ke cermin dengan membentuk sudut datang = 300. Besar sudut antara sinar datang dan sinar pantul adalah.... A. 900 C. 450 0 B. 60 D. 300 Perhatikan diagram pemantulan di bawah ini!
i
r
0
60
Besarnya sudut r adalah.... A. 500 C. 450 0 B. 90 D. 300 10. Berikut ini sifat dari bayangan yang dihasilkan cermin datar, kecuali.... A. sama besar C. maya B. nyata D. tegak 11. Sebuah benda diletakkan 25 cm di depan cermin cekung. Jarak bayangan benda tersebut adalah 100 cm di depan cermin. jarak fokus cermin tersebut adalah.... A. 25 cm C. 10 cm B. 20 cm D. 15 cm
14. Cahaya yang melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya akan mengalami.... A. pemantulan C. pembiasan B. penguraian D. lenturan 15. Dalam pembiasan berlaku hukum.... A. newton C. archimedes B. coulomb D. snellius 16. Dasar kolam yang airnya jernih tampak lebih dangkal. Peristiwa ini disebabkan karena adanya.... A. pemantulan cahaya dari udara ke air mendekati garis normal. B. pembiasan cahaya dari udara ke air mendekati garis normal. C. pemantulan cahaya dari air ke udara mendekati garis normal D. pembiasan cahaya dari air ke udara mendekati garis normal. 17. Berikut ini pembiasan cahaya yang menjauhi garis normal, kecuali.... A. kecepatan rendah ke yang tinggi B. optik yang lebih rapat ke optik yang kurang rapat C. dari kaca ke udara atau dari air ke udara D. dari udara ke kaca atau dari air ke kaca
159
18. Cahaya merambat dari udara ke kaca. Cepat rambat cahaya di udara 3x108 m/s dan indeks bias kaca , sehingga kecepatan cahaya dalam kaca adalah.... A. 4,5 x 108 m/s C. 2 x 108 m/s B. 3 x 108 m/s D. 0,2 x 108 m/s 19. Lensa yang bersifat menyebarkan cahaya adalah…. A. bikonveks C. cekung cembung B. cembung D. cekung 20. Sifat lensa cembung adalah.... A. mengumpulkan cahaya B. menyebarkan cahaya C. mensejajarkan cahaya D. membengkokkan cahaya 21. Lukisan yang bukan sinar istimewa pada lensa cembung adalah.... A. +
F
B.
F
+
F
F
C.
+
F
D.
F
+
F
F
22. Sebuah paku terletak pada jarak 15 cm di depan lensa cembung. Ternyata membentuk bayangan nyata pada jarak 30 cm. Jarak fokus lensa tersebut adalah.... A. 10 cm C. 30 cm B. 15 cm D. 25 cm 23. Sebuah pensil diletakkan 20 cm di depan lensa cekung yang memiliki jarak fokus 5 cm. Maka jarak bayangan benda tersebut adalah.... A. 7 cm C. 4 cm B. 5 cm D. 10 cm 24. Sebuah benda diletakkan 20 cm didepan lensa cekung yang memiliki jarak fokus 30 cm. maka perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah..... A. kali C. kali B.
kali
D. kali
25. Sebuah benda diletakkan 12,5 cm didepan lensa cembung. Ternyata bayangan terbentuk pada jarak 25 cm di depan lensa. Kekuatan lensa tersebut adalah...... A. – 4 D C. - 12 D B. + 4 D D. +12 D
160
G. Instrumen Non Tes 1. Penelitian Pendahuluan a. Quosioner Respon siswa Quosioner Penggunaan LKS di Sekolah Nama : Jenis Kelamin: Sekolah : Waktu : Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah terlebih dahulu dengan teliti setiap pertanyaan yang tersedia. 2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas.
1. Dalam pembelajaran fisika, apakah disekolahmu menggunakan LKS? Ya
Tidak
2. Jika jawaban pertanyaan no 1 “ya”, maka apa jenis LKS yang digunakan? ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ 3. Apa pendapatmu tentang LKS yang kamu gunakan dalam pembelajaran fisika? (Pilih salah satu) a. LKS yang digunaka mudah dipahami. Alasan.................................................. .................................................................................................................................... b. LKS yang digunakan sulit dipahami. Alasan...................................................... .................................................................................................................................. 4. Berdasarkan tabel dibawah ini, manakah dinatara A dan Bkriteria dan urutan LKS yang baik?(pilih salah satu) A B No 1. 2. 3. 4.
Bagian-Bagian LKS SK, KD, dan Indikator Rangkuman materi Kegiatan siswa Soal-soal latihan
No 1. 2. 3. 4. 5.
Bagian-bagian LKS SK, KD, dan Indikator Petunjuk Belajar Siswa Kegiatan Siswa Kesimpulan Materi Soal-soal latihan
161
b. Wawancara Guru Wawancara Penggunaan LKS di Sekolah Narasumber Sekolah Waktu
1.
: : :
Apakah Bapak/Ibu menggunakan LKS dalam pembelajaran fisika? Ya
Tidak
Jika jawaban no 1”ya”, silahkan lajutkan ke pertanyaan dibawah ini!
2.
3.
4.
5.
Apa jenis LKS yang digunakan? .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... Apakah LKS tersebut membantu mempermudah proses pembelajaran sehingga siswa semakin mudah memahami materi yang diajarkan? .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... Apa kriteria LKS yang baik menurut Bapak/Ibu yang tepat digunakan dalam pembelajaran fisika?. .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... Bagaimana sistematika LKS yang Bapak/Ibu gunakan? Bagian-bagian LKS Judul Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa) SK, KD, dan Indikator yang akan dicapai Informasi Pendukung (Materi) Langkah kerja Evaluasi
Keterangan
No.Urut Bagian
162
6.
Apakah LKS yang digunakan Bapak/Ibu terintegrasi dengan pendekatan/model/metode pembelajaran? Ya
7.
Tidak
Jika jawaban no 6 “ya”, maka pendekatan/model/metode apa yang digunakan? .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
163
2. Lembar Observasi a. Lembar Judgment Expert Lembar Penilaian Ahli Lembar Kegiatan Siswa Cahaya Berbasis Inkuiri Terstruktur Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII
Petunjuk Pengisian: Mohon berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cara memberi tanda check (√) pada alternatif tanggapan yang telah tersedia. .No
1.
Aspek
Didaktik
Butir Penilaian
Memberi proses
penekanan untuk
Alternatif Tanggapan Ya Tidak pada
menemukan
konsep. 2.
Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran
3.
Dapat
mengembangkan
kemampuan
komunikasi
sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa. 4.
Konstruksi Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
5.
Bahasa
yang
digunakan
mengajak siswa interaktif 6.
Menggunakan
struktur
kalimat yang jelas.
7.
Menggunakan sederhana dan pendek.
kalimat
Komentar
164
8.
Kalimat
yang
digunakan
mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda. 9.
LKS dapat digunakan oleh anak
dengan
kecepatan
belajar bervariasi. 10.
Menyediakan ruang yang cukup pada LKS sehingga siswa dapat menulis atau menggambarkan sesuatu pada LKS. Memiliki tujuan belajar yang
11.
jelas serta bermanfaat. 12.
Teknis
LKS
menggunakan
huruf
cetak. 13.
Keberadaan gambar di dalam LKS dapat menyampaikan pesan.
14.
Kombinasi antar gambar dan tulisan adalah menarik.
15.
Menggunakan
huruf
tebal
yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. Jakarta,
September 2013 Penilai
(
)
165
b. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Kelompok Persiapan Eksperimen 1 1 2 3 4 Jumlah Persentase Rata-rata
2
3
Pelaksanaan Eksperimen 1
2
3
Aspek yang Diobservasi Ketermpilan Penggunaan LKS Diskusi dengan Kelompok 1 2 3 1 2 3
Kegiatan Akhir Eksperimen 1
2
3
166
Panduan Penilaian
1. Persiapan Eksperimen 3 = Memenuhi tiga aspek yaitu, 2. Pelaksanaan Eksperimen 3 = Memenuhi tiga aspek yaitu a. Merangkai alat sesuai dengan petunjuk kegiatan b. Ketelitian dalam pengukuran dan perekaman data c. Keaktifan dalam kegiatan eksperimen 2 = Memenuhi dua aspek 1 = Memenuhi satu aspek 3. Keterampilan Diskusi dengan Kelompok 3= Memenuhi tiga aspek yaitu a. Keaktifan dalam berdiskusi kelompok b. Terampil dalam mengemukakan pendapat c. Kualitas isi pendapat relevan dengan topik masalah yang dibahas 2 = Memenuhi dua aspek 1 = Memenuhi 1 aspek
167
4. Penggunaan LKS 3= a. Relevansi antara prosedur kerja dalam LKS dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan b. Seluruh siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS dengan benar dan sesuai konsep 2= a. Cukup relevansi antara prosedur kerja dalam LKS dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan b. Sebagian besar siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS dengan benar dan sesuai konsep 1= a. Kurang relevansi antara prosedur kerja dalam LKS dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan b. Sebagian kecil dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam LKS dengan benar dan sesuai konsep
5. Kegiatan Akhir Eksperimen 3 = Memenuhi tiga aspek yaitu a. Siswa dapat mempersentasikan hasil eksperimen dengan tepat dan baik b. Siswa dapat menyimpulkan materi dengan benar dan sesuai konsep c. Membereskan seluruh alat dan bahan 2 = Memenuhi dua aspek 1 = Memenuhi satu aspek
168
c. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Lembar Observasi Kegiatan Guru
Petunjuk Pengisian : Mohon memberi tanda check (√) pada kolom yang dianggap sesuai dengan aspek penilaian yang ada. Kriteria Penilaian No
: 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Tidak Baik
Aspek yang diobservasi
Skor 3
1.
Keterampilan membuka pelajaran
2.
Keterampilan guru dalam
2
1
mengimplementasikan pembelajaran problem solving yang dipadu dengan LKS dalam mengajarkan materi. 3.
Penguasaan materi pembelajaran
4.
Keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS.
5.
Kualitas Penjelasan materi
6.
Keterampilan menutup pelajaran
Serpong,
2013 Penilai
( NIP.
)
169
Panduan Penilaian 1.
Keterampilan Membuka Pembelajaran 3 = menyampaikan 3 aspek meliputi Apersepsi Motivasi Meyampaikan tujuan pembelajaran 2= menyampaikan 2 aspek 1= menyampaikan 1 aspek
2.
Keterampilan
Guru
Dalam
Mengimplementasikan
Pembelajaran
Problem Solving Yang Dipadu Dengan LKS Dalam Mengajarkan Materi. 3 = memenuhi tiga apek yaitu adanya hirarki konsep konsep yang disampaikan tidak miskonsepsi memiliki kemampuan dalam memperdalam dan memperluas materi 2= memenuhi 2 aspek 1= memenuhi 1 aspek
3.
Penguasaan Materi Pembelajaran 3 = memenuhi tiga apek yaitu adanya hirarki konsep konsep yang disampaikan tidak miskonsepsi memiliki kemampuan dalam memperdalam dan memperluas materi 2= memenuhi 2 aspek 1= memenuhi 1 aspek
170
4.
Keterampilan
Guru
Dalam
Memandu
Kegiatan
Eksperimen
Berdasarkan LKS. 3 = memenuhi tiga apek yaitu Membimbing siswa merumuskan hipotesis Menunjukkan keahlian dalam menggunakan alat-alat eksperimen Memiliki kemampuan dalam memperdalam dan memperluas materi 2= memenuhi 2 aspek 1= memenuhi 1 aspek 5.
Kualitas Penjelasan Materi 3 = memenuhi tiga apek yaitu Penjelasan yang sistematis Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar Mendeskripsikan konsep secara jelas dan tepat 2= memenuhi 2 aspek 1= memenuhi 1 aspek
6.
Keterampilan Menutup Pelajaran 3 = memenuhi tiga apek yaitu Menyimpulkan materi yag telah disampaikan Memberikan evaluasi diakhir pembelajaran Memberikan tindak lanjut pembelajaran 2= memenuhi 2 aspek 1= memenuhi 1 aspek
171
d. Kemampuan Siswa Menggunakan LKS
Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Memahami Masalah = A
NO
LKS A
1 2 3 4 5
LKS I LKS II LKS III LKS IV LKS V
I B
C
Menyelesaikan Masalah= B
Penilaian Kelompok II III A B C A B C
A
IV B C
Melakukan pengecekan=C
Memahami Masalah
Menyelesaikan Masalah
Melakukan Pengecekkan
172
Pedoman penilaian LKS berbasis Inkuiri Terstruktur
NO Prinsip Inkuiri Terstruktur 1 Memahami Masalah
3 Konsep utama telah dipahami
2
Menyelesaikan Masalah
Data di jawab dengan tepat, lengkap, dan sesuai konsep
3
Melakukan Pengecekan
Jawaban siswa terhadap pertanyaan sesuai dengan konsep dan benar
Penilaian 2 Memahami beberapa konsep utama tetapi belum lengkap Data di jawab kurang tepat, kurang lengkap, dan ada beberapa data yang kurang sesuai dengan konsep Jawaban siswa terhadap pertanyaan kurang sesuai dengan konsep
1 Konsep tidak tepat dalam memahami masalah Data di jawab tidak tepat, tidak lengkap, dan seluruh data yang diperoleh tidak sesuai dengan konsep. Jawaban siswa terhadap pertanyaan tidak sesuai dengan konsep
173
e. Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika
Kuesioner Tanggapan Siswa
Nama Siswa: __________________________________ Kelas
: __________________________________
Sekolah
: __________________________________
Setelah kamu mengikuti pembelajaran fisika pada konsep Cahaya dengan menggunakan LKS berbasis Inkuiri Terstruktur, maka berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cara memberi tanda check (√) pada alternatif tanggapan yang telah tersedia.
No.
Pernyataan
1.
Saya menjadi tertarik untuk mempelajari konsep fisika yang lainnya.
2.
Saya menjadi senang belajar fisika.
3.
Saya merasa konsep fisika tetap sulit dipelajari sehingga tidak memungkinkan nilai raport saya pada mata pelajaran fisika dapat meningkat.
4.
Saya di SMA nanti tetap tidak tertarik masuk jurusan IPA karena tidak ingin mempelajari konsep fisika lebih lanjut.
** TERIMA KASIH **
Alternatif Tanggapan Ya Tidak
174
f. Penilaian Guru terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur Petunjuk Pengisian: Mohon berilah tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cara memberi tanda check (√) pada alternatif tanggapan yang telah tersedia. .No
Aspek
16.
Didaktik
Butir Penilaian
Memberi proses
penekanan untuk
Alternatif Tanggapan Ya Tidak pada
menemukan
konsep. 17.
Mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran
18.
Dapat
mengembangkan
kemampuan
komunikasi
sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa. 19.
Konstruksi Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.
20.
Bahasa
yang
digunakan
mengajak siswa interaktif 21.
Menggunakan
struktur
kalimat yang jelas.
22.
Menggunakan
kalimat
sederhana dan pendek. 23.
Kalimat
yang
digunakan
mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna ganda. 24.
LKS dapat digunakan oleh anak
dengan
kecepatan
Komentar
175
belajar bervariasi. 25.
Menyediakan ruang yang cukup pada LKS sehingga siswa dapat menulis atau menggambarkan sesuatu pada LKS. Memiliki tujuan belajar yang
26.
jelas serta bermanfaat. 27.
Teknis
LKS
menggunakan
huruf
cetak. 28.
Keberadaan gambar di dalam LKS dapat menyampaikan pesan.
29.
Kombinasi antar gambar dan tulisan adalah menarik.
30.
Menggunakan
huruf
tebal
yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. Jakarta,
September 2013 Penilai
(
)
176
H. Rekapitulasi Penelitian Pendahuluan 1. Data Hasil Respon Siswa a. Data Jawaban Pertanyaan No.1 Pertanyaan
Dalam Pembelajaran fisika, apakah disekolahmu menggunakan LKS?
Nama Sekolah SMPN 1 Tangerang Selatan SMPN 2 Tangerang Selatan SMPN 3 Tangerang Selatan SMPN 10 Tangerang Selatan SMPN 11 Tagerang Selatan SMPN 12 Tangerang Selatan MTs Nur Asholihat MTs Yaspina MTsN Pamulang MTs Serpong MTs Soebono Mantofani MTs Khazanah Kebajikan Jumlah
Ya 37
Jawaban Tidak
37 40 36 42 30 27 23 18 29 32 14 365
b. Data Jawaban Pertanyaan No. 2 Pertanyaan
Nama Sekolah SMPN 1 Tangerang Selatan
Jika jawaban pertanyaan no 1 “ya”,maka apa jenis LKS yang digunakan?
SMPN 2 Tangerang Selatan
SMPN 3 Tangerang Selatan
Jawaban Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang.
177
SMPN 10 Tangerang Selatan
SMPN 11 Tangerang Selatan
SMPN 12 Tangerang Selatan
MTs Nur Asholihat
MTs Yaspina MTsN Pamulang
MTs Serpong
MTs Soebono Mantofani
MTs Khazanah Kebajikan
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Progresif, Ilmu Pengetahuan Alam Tim Penyusun:Asih Suroso, dkk Penerbit: PT Widya Duta Grafika Judul: Smart, Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Penyusun: Siti Wahyuni S.Pd Penerbit: PT Swadaya Murni Judul: Ilmu Pengetahuan Alam Tim Penyusun: MGMP IPA MTsN Pamulang Judul: Tegar (Tekun Belajar) Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Tim Penyusun: Drs. Moulyono Penerbit: Dino Mandiri, Solo. Judul: Intensif Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Tim Penyusun: Sugeng Yuli Irianto Penerbit: Usaha Makmur Solo. Judul: Cakrawala Ilmu Pengetahuan Tim Penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: Putra Nugraha. Tanggerang. Tim penyusun: MGMP IPA SMP
178
c. Data Jawaban Pertanyaan No.3 Jawaban Pertanyaan
Nama Sekolah
Apa pendapatmu tentang LKS yang kamu gunakan dalam pembelajaran fisika? (Pilih salah satu) a. LKS yang digunakan mudah dipahami. Alasan........ b. LKS yang digunakan sulit dipahami.Alas an......
SMPN 1 Tangerang Selatan
SMPN 2 Tangerang Selatan
SMPN 3 Tangerang Selatan SMPN 10 Tangerang Selatan SMPN 11 Tangerang Selatan
A Alasan -Materinya lengkap dan mudah dipaahami - Bahasa dan materi jelas dan mudah dipahami - Menjawab soal latihan hanya memindahkan dari materi LKS - Materinya mudah dipahami - Materinya mudah dipahami
-Materinya mudah dipahami
SMPN 12 Tangerang Selatan
MTs Nur Asholihat
-
B Jumlah (orang) 7
19
Alasan Materinya kurang lengkap dan sulit dipahami Jarang dipakai - Materinya kurang lengkap
Jumlah (orang) 22
8 12
- Soal latihannya terlalu sulit 4
2
37
- Materinya kurang lengkap
3
23
- Materinya kurang lengkap
13
14
-
- Materinya mudah dipahami
2
- Rumusnya lengkap
1
- Soal latihan terlalu sulit - Materi kurang lengkap - Terlalu banyak rumus dan sulit dipahami - Penampilan LKS kurang menarik - Ada, namun tidak pernah dipakai - Terlalu banyak rumus dan sulit dipahami - Materi kurang lengkap -
4 14 6
4
30
14
8
179
MTs Yaspina - Materi mudah dipahami
1
MTsN Pamulang -Materinya ringkas, dan mudah dipahami
4
MTs Khazanah - Materinya Kebajikan mudah dipahami -
14
MTs serpong
MTs Soebono Mantofani
- Materinya mudah dipahami
- Materi mudah dipahami
- Penjelasan kurang menarik - Jawaban soal tidak ada di pilihan - Materi kurang jelas dan kurang lengkap - Soalnya terlalu sulit -Gambar Kurang Jelas dan materi tidak lengkap, jawaban yang tidak sesuai dan rumus-rumus yang kurang lengkap -
1
1
20 2 14
-
5
4
- Terlalu banyak rumus dan sulit dipahami - Materi kurang lengkap - LKS sangat susah untuk dipahami dan dimengerti - Fisika pelajaran sulit - Bahasanya sulit untuk dipahami - Soalnya sulit - Materi kurang lengkap - LKS sulit dipahami
8
6 7
3 8
4 6 10
180
Jumlah 135 Persentase 37% JUMLAH Seluruh Siswa
Jumlah 63%
230 365
d. Data Jawaban Pertanyaan No.4 Pertanyaan
Nama Sekolah
Berdasarkan tabel dibawah ini, manakah diantara A atau B kriteriadan urutan LKS yang baik?(pilih salah satu) A No 1. 2. 3. 4.
Bagian-Bagian LKS SK, KD, dan Indikator Rangkuman materi Kegiatan siswa Soal-soal latihan
B No
Bagian-bagian LKS
1.
SK, KD, dan Indikator
2.
Petunjuk Belajar Siswa
3.
Kegiatan Siswa
4.
Kesimpulan Materi
5.
Soal-soal latihan
SMPN 1 Tangerang Selatan SMPN 2 Tangerang Selatan SMPN 3 Tangerang selatan SMPN 10 Tangerang Selatan SMPN 11 Tangerang Selatan SMPN 12 Tangerang Selatan MTs Nur Asholihat MTs Yaspina MTsN Pamulang MTs Serpong MTs Soebono Mantofani MTs Khazanah Kebajikan
Jumlah
Jawaban A B 5 32 33 4 10 30 26 10 7 35 30 27 1 22 2 16 8 21 32 3 11
95
270
181
2. Data Hasil Wawancara Pertanyaan ke 1 Nama Sekolah Apakah Bapak/Ibu SMPN 1 Tangerang Selatan menggunakan LKS SMPN 2 Tangerang Selatan dalam pembelajaran SMPN 3 Tangerang Selatan fisika? SMPN 10 Tangerang Selatan SMPN 11 Tangerang Selatan SMPN 12 Tangerang Selatan MTsN Pamulang MTs Serpong MTs Khazanah Kebajikan MTs Soebono Mantofani MTs Yaspina MTs Nur Asholihat Pertanyaan ke 2 Nama Sekolah Apakah Jenis LKS SMPN 1 Tangerang Selatan yang digunakan?
SMPN 2 Tangerang Selatan
SMPN 3 Tangerang Selatan
SMPN 10 Tangerang Selatan
SMPN 11 Tangerang Selatan
Jawaban Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Jawaban Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka
182
Surya Tanggerang. SMPN 12 Tangerang Selatan
MTsN Pamulang
MTs Serpong
MTs Soebono Mantofani
MTs Khazanah Kebajikan
MTs Yaspina
MTs Nur Asholihat
Judul: Ilmu Pengetahuan Alam. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Penerbit: CV Pustaka Surya Tanggerang. Judul: Ilmu Pengetahuan Alam Tim Penyusun: MGMP IPA MTsN Pamulang Judul: Tegar(Tekun Belajar) Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Penyusun: Drs .Moulyono Penerbit: Dino Mandiri, Solo. Judul: Intensif Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Penerbit Usaha Makmur Solo. Penyusun Sugeng Yuli Irianto S.pd Judul: Cakrawala. Penerbit: Putra Nugraha. Tanggerang. Tim penyusun: MGMP IPA SMP Judul: Smart, Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Penyusun: Siti Wahyuni S.Pd Penerbit: PT Swadaya Murni Judul: Progresif, Ilmu Pengetahuan Alam Tim Penyusun:Asih Suroso, dkk Penerbit: PT Widya Duta Grafika
183
Pertanyaan ke 3 Apakah LKS tersebut membantu mempermudah proses pembelajaran sehingga siswa semakin mudah memahami materi yang diajarkan?
Nama Sekolah SMPN 1 Tangerang Selatan SMPN 2 Tangerang Selatan
SMPN 3 Tangerang Selatan SMPN 10 Tangerang Selatan
SMPN 11 Tangerang Selatan SMPN 12 tangerang Selatan
MTsN Pamulang
MTs Serpong
MTs Soebono Mantofani
MTs Khazanah Kebajikan MTs Yaspina MTs Nur Asholihat
Pertanyaan ke 4 Apa kriteria LKS yang baik menurut Bapak/Ibu yang tepat digunakan dalam pembelajaran fisika?
Nama Sekolah SMPN 1 Tangerang Selatan SMPN 2 Tangerang Selatan
SMPN 3 Tangerang Selatan
SMPN 10 Tangerang Selatan
Jawaban Sangat membantu, untuk latihan soal Ya, siswa memahami materi melalui soal-soal, semakin banyak variasi soal, semakin mudah anak memahami materi Ya Ya, tetapi tergantung input dari anak itu sendiri Sangat membantu, untuk penguatan di rumah Tidak terlalu membantu karena materi terlalu singkat Mempermudah, tetapi tidak otomatis siswa lebih mudah mudah memahami Sangat Membantu, karena anak kurang tertarik pada buku paket Sangat membantu, karena tidak ada media pembelajarn yang lain Ya Ya Ya, secara praktek dan teoritis namun kurang lengkap Jawaban Sesuai dengan indikator, dan tujuan pembelajaran Adanya: - Praktikum sederhana Soal yang bervariasi Ada banyak latihan dan mempunyai materi yang jelas Yang disusun oleh guru tersebut dengan panduan
184
silabus dan RPP SMPN 11 Tangerang Selatan
SMPN 12 Tangerang Selatan
MTsN Panulang
MTs Serpong MTs Soebono Mantofani
MTs Khazanah Kebajikan
MTs Yaspina
MTs Nur Asholihat
Pertanyaan ke 5 Bagaimana Sistematika LKS Bapak/Ibu gunakan? Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai
Keterangan
No urut Bagian
Nama Sekolah SMPN 1 Tangerang Selatan
Harus sesuai silabus, cantumkan buku sumber, dan banyak terdapat kegiatan praktikum. Adanya: - Materi sesuai SK, KD, Indikator Contoh dalam kahidupan sehari-hari Materi sesuai SK dan KD, mempunyai langkah kerja dan evaluasi Sesuai dengan kurikulum Urutan dalam LKS sesuai dengan kurikulum, terdapat variasi materi, dan soal. Banyak pedoman untuk praktikum, singkat, padat, jelas dan sesuai SK/KD Lebih banyak kegiatan pembelajaran untuk siswa Adanya : - Dasar teori - Soal - Paket kerja Anak harus belajar fortofolio Jawaban Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah
Keterangan
ada Tidak
No urut Bagian 1 -
Ada
2
Ada
3
Ada
4
185
Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi
SMPN 2 Tangerang Selatan
SMPN 3 Tangerang Selatan
SMPN 10 Tangerang Selatan
Kerja Evaluasi Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi
Ada Keterangan
5
ada Tidak
No urut Bagian 1 3
Ada
4
Ada
2
Ada
5
Ada Keterangan
6
ada Tidak
No urut Bagian 1 4
Ada
2
Ada
3
Ada
5
Ada
6
Keterangan
ada Tidak
No urut Bagian 1 2
Ada
3
Ada
4
Ada
5
Ada
6
186
SMPN 11 Tangerang Selatan
SMPN 12 Tangerang Selatan
MTsN Pamulang
Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi
Keterangan
ada Tidak
No urut Bagian 1 -
Ada
2
Ada
3
Ada
4
Ada Keterangan
5
ada Tidak
No urut Bagian 1 3
Ada
4
Ada
2
Ada
5
Ada Keterangan
6
ada Tidak
No urut Bagian 1 2
Ada
3
Ada
4
Ada
5
Ada
6
187
MTs Serpong
MTs Soebono Mantofani
MTs Khazanah Kebajikan
Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi
Keterangan
Ada Ada
No urut Bagian 1 3
Ada
2
Ada
4
Ada
5
Ada
6
Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi
Keterangan
Ada Ada
No urut Bagian 1 3
Ada
2
Ada
4
Ada
5
Ada Keterangan
6
ada Tidak
No urut Bagian 1 -
Ada
2
Ada
3
Ada
4
Ada
5
188
MTs Yaspina
MTs Nur Asholihat
Pertanyaan ke 6 Apakah LKS yang digunakan bapak /ibu terintegrasi dengan pendekatan/model/metode pembelajaran?
Nama Sekolah SMPN 1 Tangerang Selatan SMPN 2 Tangerang Selatan SMPN 3 Tangerang Selatan SMPN 10 Tangerang Selatan SMPN 11 Tangerang Selatan
Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi Bagianbagian LKS Judul Petunjuk Belajar (petunjuk siswa) SK. KD, indikator yang akan di capai Informasi pendukung (materi) Langkah Kerja Evaluasi
Keterangan
ada Tidak
No urut Bagian 1 2
Ada
3
Ada
4
Ada
5
Ada Keterangan
6
ada Tidak
No urut Bagian 1 3
Ada
4
Ada
2
Ada
5
Ada
6
Jawaban Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
189
Pertanyaan ke 7 Jika Jawaban no 6 “ya”, maka pendekatan/model/metode apa yang digunakan?
SMPN 12 Tangerang Selatan MTsN Pamulang MTs Serpong MTs Soebono Mantofani MTs Khazanah Kebajikan MTs Yaspina MTs Nur Asholihat Nama Sekolah SMPN 1 Tangerang Selatan SMPN 2 Tangerang Selatan SMPN 3 Tangerang Selatan SMPN 10 Tangerang Selatan SMPN 11 Tangerang Selatan SMPN 12 Tangerang Selatan MTsN Pamulang MTs Serpong Mts Soebono Mantofani MTs Khazanah Kebajikan MTs Yaspina MTs Nur Asholihat
Tidak
Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Jawaban -
-
-
-
-
-
Pemahaman Konsep dan Eksperimen Kontekstual, Inquiry, dan kooperatif Pendekatan kontekstual dan eksperimen Inquiri
190
LAMPIRAN C ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A Hasil Observasi Aktivitas Siswa B Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran C Hasil Belajar a. Hasil Pretest b. Hasil Posttest c. Hasil Uji Normalitas Chi Square d. Hasil N-Gain D Hasil Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur E Hasil Respon Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fisika F Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
191
A Hasil Observasi Aktivitas Siswa Observasi pertemuan ke-1
Kelompok Persiapan Eksperimen 1 1 2 3 4 Jumlah Persentase Rata-rata
2
3 √ √ √
√ 11 91,67%
Pelaksanaan Eksperimen 1
2
3 √
√ √ √ 10 83,3%
Aspek yang Diobservasi Ketermpilan Penggunaan LKS Diskusi dengan Kelompok 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ 8 10 67% 83,33%
Kegiatan Akhir Eksperimen 1
2 √ √ 10 83,3%
3 √ √
192
Observasi pertemuan ke-2
Kelompok Persiapan Eksperimen 1 1 2 3 4 Jumlah Persentase Rata-rata
2
3 √
Pelaksanaan Eksperimen 1
2 √
√ √ √ 11 91,67%
3 √ √
√ 10 83,3%
Aspek yang Diobservasi Keterampilan Penggunaan LKS Diskusi dengan Kelompok 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ 9 11 75% 91,67%
Kegiatan Akhir Eksperimen 1
2
3 √ √
√ √ 11 91,67%
193
Observasi pertemuan ke-3
Kelompok Persiapan Eksperimen 1 1 2 3 4 Jumlah Persentase Rata-rata
2
12 100%
3 √ √ √ √
Pelaksanaan Eksperimen 1
2
3 √
√ √ √ 11 91,67%
Aspek yang Diobservasi Keterampilan Penggunaan LKS Diskusi dengan Kelompok 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ 10 11 83,3% 91,67%
Kegiatan Akhir Eksperimen 1
2
√ 11 91,67%
3 √ √ √
194
B
Hasil Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran
Pertemuan
Aspek yang Diukur Keterampilan membuka pelajaran
1 3 2 3 3 3 Jumlah 9 Persentase 100% Rata-rata Kategori Baik Sekali
Keterampilan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran problem solving yang dipadu dengan LKS dalam mengajarkan materi.
Penguasaan Materi Pembelajaran
2 3 3 8
3 3 3 9
Keterampilan guru dalam memandu kegiatan eksperimen berdasarkan LKS.
91,67%
100%
2 3 3 8 91,67%
Baik Sekali
Baik Sekali
Baik Sekali
Kualitas Penjelasan materi
Keterampilan menutup pelajaran
2 3 3 8 91,67%
3 3 3 9 100%
Baik Sekali
Baik Sekali
195
C a.
Hasil Belajar Hasil Pretest No. Resp Skor 1 25 2 20 3 28 4 28 5 33 6 30 7 18 8 25 9 20 10 28
No. Resp 11 12 13 14 15 16 17
Skor 25 28 28 30 38 35 28
Dari hasil diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 38 dan nilai minimum (Xmin) adalah 18. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. 1) Rentang (R) R = Xmax - Xmin = 38 – 18 = 20 2)
Banyaknya Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 17 = 1 + 3,3 x 1,2 = 1+ 4,06 = 5,06 Sehingga banyaknya kelas adalah 6
3)
Panjang Kelas (P)
Sehingga panjang kelas adalah 4
196
Tabel distribusi frekuensi No Interval f Fk 1 18 - 21 3 3 2 22 - 25 3 6 3 26 - 29 6 12 4 30 - 33 2 14 5 34 - 37 2 16 6 38 - 41 1 17 Jumlah (Ʃ) 17 68
x 19,5 23,5 27,5 31,5 35,5 39,5 177
x2 380,25 552,25 756,25 992,25 1260,25 1560,25 5501,5
f.x 58,5 70,5 165 63 71 39,5 467,5
f.x2 1140,75 1656,75 4537,5 1984,5 2520,5 1560,25 13400,25
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ̅ ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. 1) Mean ( ̅ ̅ 2) Median (Me)
Kelas median berada pada interval 26-29 (
=
(
)
)
= 3) Modus (Mo) Kelas Modus = frekuensi terbanyak yang berada pada interval 26-29 ( =
(
)
= 25,5 + 1,7 = 27,2
4) Standar Deviasi (SD) √
(
)
)
197
=√ =√
(
)
(
=√
√
b. Hasil Posttest No. Resp Skor No. Resp Skor 1 80 11 75 2 85 12 80 3 75 13 45 4 70 14 50 15 80 5 80 16 70 6 85 7 85 17 85 8 65 9 60 10 70 Dari hasil diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 85 dan nilai minimum (Xmin) adalah 45. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. 1) Rentang (R) R = Xmax - Xmin = 85 – 45 = 40 2)
Banyaknya Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 17 = 1 + 3,3 x 1,2 = 1+ 4,06 = 5,06 Sehingga banyaknya kelas adalah 6
3)
Panjang Kelas (P)
Sehingga panjang kelas adalah 8
198
Tabel distribusi frekuensi No Interval f Fk 1 45 - 52 2 2 2 53 - 60 1 3 3 61 - 68 1 4 4 69 - 76 5 9 5 77 - 84 4 13 6 85 - 92 4 17 Jumlah (Ʃ) 17 48
x 48,5 56,5 64,5 72,5 80.5 88,5 411
x2 2352,25 3192,25 4160,25 5256,25 6480,25 7832,25 29273,5
f.x 48,5 56,5 64,5 72,5 80.5 88,5 1256,5
f.x2 4704,5 3192,25 4160,25 26281,25 25921 31329 95588,25
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ̅ ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. 1) Mean ( ̅ ̅ 2) Median (Me)
Kelas median berada pada interval 69 -76 (
=
(
)
)
= 3) Modus (Mo) Kelas Modus = frekuensi terbanyak yang berada pada interval 69-76 (
(
=
)
=68,5 + 6,4 = 74,9 4) Standar Deviasi (SD) √
(
)
)
199
=√ =√ =√
(
)
( √
c.
Uji Normalitas Chi Square
1.
Uji Normalitas Nilai Pretest
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (Chi square), yaitu: X2
Oi E1 2 Ei
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. Jika X2 hitung
X2 tabel, data berdistribusi normal
b. Jika X2 hitung > X2 tabel, data tidak berdistribusi normal Tabel Perhitungan Uji Normalitas Nilai Pretest No Interval x f.x f.x2 Batas Z Luas Kelas Batas Z Kelas Tabel 1 18 - 21 19,5 58,5 1140,75 17,5 -1,76 0,1054 2 22 - 25 23,5 70,5 1656,75 21,5 -1,06 0,2186 3 26 - 29 27,5 165 4537,5 25,5 -0,35 0,2736 4 30 - 33 31,5 63 1984,5 29,5 0,35 0,2186 5 34 - 37 35,5 71 2520,5 33,5 1,06 0,1054 6 38 - 41 39,5 39,5 1560,25 37,5 1,76 0,0324 41,5 2,47 Jumlah (Ʃ) 177 467,5 13400,25 X2
Et
1,7918 3,7162 4,6512 3,7162 1,7918 0,5508
Ot (
3 3 6 2 2 1
Data pada tabel diatas diperoleh melalui langkah-langkah perhitungan sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus: ̅̅̅̅̅ Dimana ̅ adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
0,814 0,2862 0,3911 0,7925 0,0241 0,3663 2,6742
200
3. Menentukan luas z tabel. -1,76 -1,06 -0,35 0,35 1,06 Z Batas kelas 0,4608 0,3554 0,1368 0,1368 0,3554 Luas z tabel Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut a. Kelas 18 – 21 z = 0,4608 – 0,3554 = 0,1054 b. Kelas 22 – 25 z = 0,3554 – 0,1368 = 0,2186 c. Kelas 26 – 29 z = 0,1368+ 0,1368 = 0,2736 d. Kelas 30 – 33
1,76
2,47
0,4608
0,4932
z = 0,3554 – 0,3168 = 0,2186 e. Kelas 34 – 37 f. z = 0,4608 – 0,3554 = 0,1054 g. Kelas 38 – 41 z = 0,4932 – 0,4608 = 0,0324 4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus: ∑
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini X2
Oi E1 2 Ei
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) )=6-1=5 adalah 11,070. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2 tabel. Didapat bahwa X2 hitung < X2tabel .Sehingga data berdistribusi normal.
201
2.
Uji Normalitas Nilai Posttest
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (Chi square), yaitu: X2
Oi E1 2 Ei
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini. a. Jika X2 hitung
X2 tabel, data berdistribusi normal
b. Jika X2 hitung > X2 tabel, data tidak berdistribusi normal No Interval
1 2 3 4 5 6
45 - 52 53 - 60 61 - 68 69 - 76 77 - 84 85 - 92
Jumlah (Ʃ)
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Nilai Posttest x f.x f.x2 Batas Z Luas Kelas Batas Z Kelas Tabel 48,5 48,5 4704,5 44,5 -2,32 0,0353 56,5 56,5 3192,25 52,5 -1,69 0,0991 64,5 64,5 4160,25 60,5 -1,06 0,1926 72,5 72,5 26281,25 68,5 -0,42 0,2421 80.5 80.5 25921 76,5 0,20 0,2174 88,5 88,5 31329 84,5 0,83 0,1312 92,5 1,46 411 1256,5 95588,25 X2
Ot (
Et
0,6001 1,6847 3,2742 4,1157 3,6958 2,2304
2 1 1 5 4 4
6,7425
Data pada tabel diatas diperoleh melalui langkah-langkah perhitungan sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus: ̅̅̅̅̅ Dimana ̅ adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar. 3. Menentukan luas z tabel. -2,32 -1,69 -1,06 -0,42 0,20 0,83 Z Batas kelas 0,4898 0,4545 0,3554 0,1628 0,0793 0,2967 Luas z tabel Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut a. Kelas 45 – 52 z = 0,4898 – 0,4545 = 0,0353 b. Kelas 53 – 60 z = 0,4545 – 0,3554 = 0,0991
3,2656 0,2782 1,5796 0,1900 0,0250 1.4041
1,46 0,4279
202
c. Kelas 61 – 68 z = 0,3554- 0,1628 = 0,1926 d. Kelas 69 – 76 z = 0,1628+ 0,0793 = 0,2421 e. Kelas 77 – 84 f. z = 0,2967 – 0,0793 = 0,2174 g. Kelas 85 – 92 z = 0,4279 – 0,2967= 0,1312 4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus: ∑
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini X2
Oi E1 2 Ei
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk)=6-1=5 adalah 11,070. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2 tabel. Didapat bahwa X2 hitung < X2tabel .Sehingga data berdistribusi normal.
d. Uji Ngain
No. Resp
Nilai
N-Gain
Keterangan
Pretest
Posttest
1
25
80
0,7333
Tinggi
2
20
85
0,8125
Tinggi
3
28
75
0,6527
Sedang
4
28
70
0,5833
Sedang
5
33
80
0,7014
Tinggi
203
6
30
85
0,7857
Tinggi
7
18
85
0,8170
Tinggi
8
25
65
0,5333
Sedang
9
20
60
0,5000
Sedang
10
28
70
0,5833
Sedang
11
25
75
0,6667
Sedang
12
28
80
0,7222
Tinggi
13
28
45
0,2361
Rendah
14
30
50
0,2857
Rendah
15
38
80
0,6774
Sedang
16
35
70
0,6923
Sedang
17
28
85
0,7917
Tinggi
Dari hasil di atas diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 0,8125 dan nilai minimum (Xmin) adalah 0,2361. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. 1) Rentang (R) R = Xmax - Xmin = 0,8125 – 0,2361 = 0,5764 2)
Banyaknya Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 17 = 1 + 3,3 x 1,2 = 1+ 4,06 = 5,06 Sehingga banyaknya kelas adalah 6
3)
Panjang Kelas (P)
204
Tabel distribusi frekuensi No Interval f 1 0,2360 – 2 0,335 2 0,336 – 0,435 0 3 0,436 – 0,535 2 4 0,536 – 0,635 2 5 0,636 – 0,735 7 6 0,736 – 0,835 4 Jumlah (Ʃ) 17
2
x 0,2855
x2 0,0815
f.x 0,571
f.x2 0,1630
2 4 6 13 17 44
0,3855 0,4855 0,5855 0,6855 0,7855 3,213
0,1486 0,2357 0,3428 0,4699 0,6170 1,8955
0 0.971 1,171 4,7985 3,142 10,6535
0 0,4714 0,6856 3,2893 2,468 7.0773
Fk
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ̅ ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. 1) Mean ( ̅ ̅ 2) Median (Me)
Kelas median berada pada interval 0,636 - 0,735 (
(
= =
)
)
(
3) Modus (Mo) Kelas Modus = frekuensi terbanyak yang berada pada interval 0,636 – 0,735 (
=
(
)
=0,136 + 0,0625 = 0,1985
)
205
4) Standar Deviasi (SD)
=√ =√
√
(
=√
(
) )
( √
206
D
Hasil Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Penilaian LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur
Memahami Masalah = A NO
1 2 3 4 5
Menyelesaikan Masalah= B
LKS
LKS I LKS II LKS III LKS IV LKS V
A 3 3 3 3 3
I B 3 2 3 3 2
C 2 3 2 3 3
Penilaian Kelompok II III A B C A B C 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2
A 2 3 2 3 2
Melakukan pengecekan=C IV B 3 2 3 2 3
C 3 3 2 3 2
Memaha mi Masalah 75% 91,67% 83,33% 91,67% 83,33%
Menyelesai kan Masalah 100% 83,33% 83,33% 83,33% 75%
Melakukan Pengecekkan 83,33% 91,67% 83,33% 83,33% 83,33%
207
E
Hasil Respon Siswa Terhadap Pelajaran Fisika
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 JML
Tujuan 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 14 12 26
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
Motivasi 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 4 8
Jumlah 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 0 2 1 34
No.
Pernyataan
1.
Saya menjadi tertarik untuk mempelajari konsep fisika yang lainnya.
2.
Saya menjadi senang belajar fisika.
3.
Saya merasa konsep fisika tetap sulit dipelajari sehingga tidak memungkinkan nilai raport saya pada mata pelajaran fisika dapat meningkat. Saya di SMA nanti tetap tidak tertarik masuk jurusan IPA karena tidak ingin mempelajari konsep fisika lebih lanjut.
4.
Alternatif Tanggapan Ya Tidak
208
F
Hasil Respon Guru Terhadap LKS Berbasis Inkuiri Terstruktur No 1.
Aspek Didaktik
2. 3.
4.
Konstruksi
5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14.
Teknis
Butir Penilaian 5 Memberi penekanan pada proses untuk 2 menemukan konsep. Mengajak siswa aktif dalam proses 5 pembelajaran Dapat mengembangkan kemampuan 3 komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa. Menggunakan bahasa sesuai dengan tingkat 3 kedewasaan anak. Bahasa yang digunakan mengajak siswa 4 interaktif. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. 3 Menggunakan kalimat sederhana dan pendek. 5 Kalimat yang digunakan mudah dipahami 2 dan tidak menimbulkan makna ganda. LKS dapat digunakan oleh anak dengan kecepatan belajar bervariasi. Menyediakan ruang yang cukup pada LKS 2 sehingga siswa dapat menulis atau menggambarkan sesuatu pada LKS. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta 4 bermanfaat. LKS menggunakan huruf cetak. 5 Keberadaan gambar di dalam LKS dapat 3 menyampaikan pesan. Kombinasi antar gambar dan tulisan adalah 3
Penilaian 4 3 2 4 2 3 4
1
5
1
Jumlah Nilai 32
Nilai Tertinggi 40
Persentase 80%
37
40
92.5%
34
40
85%
35
40
87,5%
3
1
35
40
87,5%
3 3 5
2 1
33 37 31
40 40 40
82,5% 92,5% 77,5%
4
4
28
40
70%
4
2
32
40
80%
36
40
90%
4 3 4
1
37 32
40 40
92,5% 80%
3
2
33
40
82,5%
209
15.
menarik. Menggunakan huruf tebal yang agak besar 5 untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. Rata-Rata
3
37
40
92,5%
84,83%