Antologi .... Vol. 1 No.2 - Agustus 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI DAN PERUBAHANNYA Tiara Dewi Gustaviana, Hana Yunansah1 Program Studi PGSD Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi karena kurangnya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dan pembelajaran masih diterapkan secara konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan pretest postest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,012 yang < ½ α, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan tipe NHT dengan yang menggunakan metode konvensional. Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah positif. Hal tersebut didapat dari skor siswa yang seluruhnya berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pemaparan di atas, maka tipe NHT dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA.
Kata kunci: Numbered Heads Together, Hasil belajar, Energi. Abstract The background of this research due to the lack of active participation of students in the learning process and the learning is applied conventionally. This research was conducted in the fourth grade in the District of Bandung, Regency of Cileunyi using research methods to pretest posttest quasi experimental design. The results showed that the significance value is 0.012 which is obtained < ½ α, so it can be concluded that there are significant differences between the learning outcomes of students who use the type of Numbered Heads Together with the use of conventional methods. Students' response to cooperative learning Numbered Heads Together is positive. It is derived entirely from the scores of students who are in the high category. Based on the above explanation, the type of Numbered Heads Together can be used as an alternative in learning science. Keywords: Numbered Heads Together, Learning outcomes, Energy.
1
Penulis Penanggung Jawab
Gustaviana dan Yunansah. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ...
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia karena pendidikan merupakan salah satu pilar yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas. Adapun fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pada Bab II Pasal 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2011) Agar seluruh potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang dengan baik, maka dibutuhkan pula proses pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas harus dilaksanakan dalam semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan ilmu yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari karena IPA merupakan salah satu ilmu yang memberikan cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang alam, memahami kejadian dan fenomena tentang alam serta memberikan pemahaman tentang cara yang dapat dilakukan agar dapat hidup dengan menyesuaikan diri dengan alam. Dalam pembelajaran IPA siswa harus difasilitasi untuk menemukan pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan mereka akan lebih bermakna dan bermanfaat bagi kehidupan siswa itu sendiri dan bagi kualitas pendidikan pada umumnya.
Dewey (Karli dan Yuliariatiningsih, 2004: 7) mengemukakan bahwa ‘pengalaman seseorang melalui kerja merupakan hasil belajar yang tidak dilupakan, atau lebih dikenal dengan learning by doing.’ Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri siswa SD yang dikemukakan oleh Holt (Yuliariatiningsih dan Irianto, 2009: 7) seperti memiliki ‘rasa ingin tahu yang berlebih, mengeksplorasi, menemukan, mempelajari sesuatu yang baru, dan berkreasi.’ Sejalan dengan ciriciri siswa SD tersebut, guru dituntut untuk sekreatif mungkin menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pada kenyataannya, sistem teacher centre masih mendominasi pembelajaran dan penggunaan buku teks menjadi hal yang sering dilakukan sehingga pembelajaran cenderung monoton dan tidak sedikit siswa yang merasa bosan dan jenuh saat proses pembelajaran. Siswa kurang terangsang untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran atau penentuan strategi dalam pembelajaran menjadi hal yang harus sangat diperhatikan agar masalah-masalah empiris yang ditemukan dapat diminimalisir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pembelajaran kooperatif. Sejalan dengan hal tersebut, Slavin (Isjoni, 2011: 15) mengemukakan, ‘In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher.’ Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam pembelajaran. Tipe Number Head Together (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran yang berbasis student centre yang dapat memfasilitasi semua siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan saling membagikan ide-ide satu sama lain.
Antologi .... Vol. 1 No.2 - Agustus 2013
Agnafia (2011: 6) menjelaskan bahwa: Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan memiliki tanggung jawab penuh dalam memahami materi pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok. Pembelajaran dengan menggunakan tipe NHT ini dapat melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengar dengan cermat serta berbicara sesuai pendapat mereka masing-masing, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan penerapan pembelajaran NHT maka akan tercipta suasana koordinasi dimana siswa akan saling berkomunikasi, saling mendengarkan, saling berbagi, saling memberi dan menerima dan keadaan tersebut akan memupuk jiwa, sikap, dan perilaku yang pada akhirnya mampu membawa dampak positif berupa peningkatan hasil belajar sebagai salah satu indikator keberhasilan yang dilakukan. Pembelajaran dengan tipe NHT dilakukan dengan mengambil materi subjek energi meliputi konsep energi panas dan energi bunyi. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Lokasi tersebut dipilih oleh penulis karena lokasi tersebut dapat memberikan gambaran mengenai pembelajaran yang menggunakan tipe Numbered Heads Together dan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SD kelas IV di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012-2013. Sampel dipilih secara acak berdasarkan teknik purposive sampling sejumlah 60 siswa SD kelas IV yang terdiri dari 30 siswa di kelas eksperimen dan 30 siswa di kelas kontrol.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan pretes postes design. Perlakuan diberikan setelah masing-masing kelas diberi pretest. Selanjutnya, kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus yakni penggunaan model kooperatif tipe NHT pada pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tetap menggunakan metode konvensional. Pada tahap akhir kedua kelas ini dites kembali dan hasilnya dibandingkan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar angket dan lembar tes. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistika berupa uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan dua rerata dan uji gain ternormalisasi. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Respon Siswa Seluruh siswa memiliki skor pada kategori tinggi karena skornya berada pada rentang ≥ 50. Selain itu, rata-rata respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu sebesar 63. Artinya respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah positif karena berada pada rentang 60-75 yang interpretasinya adalah positif. Respon positif yang ditunjukkan oleh para siswa pertama-tama terlihat dari kehadiran siswa selama proses perlakuan (treatment) dilaksanakan. Seluruh siswa hadir saat perlakuan dilaksanakan. Siswa pun terlihat antusias dan bersemangat saat bekerja dalam kelompok dan saat melaksanakan percobaan yang tertera dalam LKS. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi dan bekerja sama satu sama lain. Mereka terlihat nyaman dengan teman satu kelompoknya. Proses tutor sebaya terlihat dalam diskusi kelompok dimana siswa yang lebih mengerti memberi penjelasan kepada yang belum mengerti sehingga tiap siswa dalam kelompok memahami jawaban dari tiap pertanyaan dalam LKS. Sesuai dengan pendapat Lie (2008) bahwa teknik NHT memberikan
Gustaviana dan Yunansah. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ...
kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan juga mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. Dalam proses pembelajaran, semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan saling bekerja sama satu sama lain untuk memecahkan masalah yang tertera dalam LKS, maka tidak salah jika respon yang diberikan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah positif. 2. Hasil Belajar Hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan rata-rata masing-masing 40,3 dan 38,1. Pengujian yang dilakukan terhadap data pretes menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Uji kesamaan dua rerata untuk data pretes menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf signifikansi 0,573. Hasil postes diperoleh setelah diberikan perlakuan berupa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada kelas ekeperimen dan penggunaan metode konvensional pada kelas kontrol dengan nilai rata-rata postes kelas eksperimen yaitu 65,1 sedangkan rata-rata postes kelas kontrol yaitu 52,4. Pengujian yang dilakukan pada data postes memperlihatkan bahwa data berdistribusi normal dan juga homogen. Grafik hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol diperlihatkan pada gambar berikut.
Uji kesamaan dua rerata untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT dan hasil belajar siswa kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional memperlihatkan taraf signifikansi 0,012 (< ½ α) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan tipe Numbered Heads Together dengan yang menggunakan metode konvensional. Artinya, penggunaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatig tipe NHT memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan pembelajaran dengan metode konvensional. Hal tersebut sesuai dengan teori Ausubel (Isjoni, 2011) karena menurut Ausubel bahan pelajaran yang akan dipelajari haruslah “bermakna”, artinya siswa tidak hanya diajak untuk menghafal bahan pelajaran tetapi juga diajak untuk mempraktekkan dan mempelajari langsung materi tersebut. Siswa diberi kebebasan secara penuh untuk mengeksplorasi pengetahuannya sendiri. Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dan berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diajukan Sekaitan dengan hal itu, Vygotsky (Isjoni, 2011) menyatakan bahwa tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan melalui pembelajaran kooperatif salah satunya yaitu tipe NHT. Kualitas berpikir siswa dibangun di ruang kelas sedangkan aktivitas sosialnya dibangun dan dikembangkan dalam bentuk kerjasama antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya di bawah bimbingan orang dewasa, yang dalam hal ini yaitu penulis. Dalam pembelajaran yang menggunakan tipe NHT pun siswa diajak untuk berdiskusi bersama anggota kelompoknya dan saling mengajarkan satu sama lain serta memastikan tiap anggota mengetahui
Antologi .... Vol. 1 No.2 - Agustus 2013
jawaban dari soal yang tertera dalam LKS dan penulis hanya bertugas sebagai pembimbing dan fasilitator. Vygotsky (Isjoni, 2011) berpendapat bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual, artinya keterlibatan orang lain akan memperbaiki pemahaman akan suatu materi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Lie (2008) mengemukakan bahwa teknik Numbered Heads Together memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan juga mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dari permasalahan yang diajukan oleh penulis. Pada pelaksanaannya, siswa saling berdiskusi untuk menemukan jawaban yang paling tepat. Tutor sebaya pun terlihat saat proses pembelajaran dimana siswa yang telah mengerti akan jawaban dari tiap soal yang diajukan oleh penulis bisa membagikan idenya atau pemahamannya kepada siswa yang belum mengerti sehingga adanya pemahaman yang baik mengenai materi yang dibelajarkan. Berdasarkan hal tersebut, maka pendapat Vygotsky dan pendapat Lie sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa keterlibatan orang lain dalam hal ini yaitu adanya proses pembelajaran secara kelompok akan memperbaiki pemahaman siswa dan hal tersebut berdampak pada hasil belajar yang baik pula. Penelitian yang dilaksanakan oleh Rizkiana (2012) yang menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari hasil tes yang dilaksanakan. Selanjutnya, Aprilianti (2012) pun dalam penelitannya menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan penalaran matematis siswa pada taraf sedang. Hal tersebut terlihat dari perhitungan gain ternormalisasi yang
diperoleh sebesar 0,59 yang berkisar pada x 0,3 < x ≤ 0,7 (interpretasi sedang). Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian diantaranya terkait manajemen waktu mengingat pada kegiatan inti dibutuhkan waktu yang lama karena siswa melakukan percobaannya sendiri dan pada saat itu pula siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarannya. Pengkondisian siswa di kelas pun harus dilakukan secara ekstra agar pembelajaran tetap kondusif meskipun sedang berada pada kondisi pencarian pegetahuannya sendiri. Pemberian penguatan perlu dialakukan saat proses pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dalam menentukan pengetahuannya sendiri. Pembelajaran kooperatif tipe NHT pun dapat diaplikasikan dan menjadi alternatif dalam proses pembelajaran IPA maupun mata pelajaran yang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lie yang menyebutkan bahwa teknik Numbered Heads Together dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan dalam semua tingkatan anak usia didik.
KESIMPULAN Berdasarkan paparan tersebut maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah positif. Hal tersebut terlihat dari 100% kehadiran siswa selama treatment dilaksanakan serta keantusiasan siswa saat proses pembelajaran. Siswa terlihat bersemangat saat diskusi kelompok maupun saat memaparkan hasil diskusi mereka. Respon positif tersebut diperkuat oleh skor angket siswa yang seluruhnya berada pada kategori tinggi dan jumlah rata-rata skor seluruh siswa yaitu 63. Angka 63 berada pada rentang 75-60 yang interpretasinya dinyatakan positif.
Gustaviana dan Yunansah. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif ...
2.
Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Hal tersebut terlihat dari hasil uji kesamaan dua rerata yang menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,012 < ½ α, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan tipe Numbered Heads Together dengan siswa yang menggunakan metode konvensional.
DAFTAR PUSTAKA Agnafia, D.N. (2011). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Melalui Media Cd Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas VIIIb SMP Negeri 1 Jaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta: Tidak diterbitkan.
Aprilianti, W.W. (2012). Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematis antara Siswa yang Memperoleh Pembelajaran
Melalui model Kooperatif Tipe NHT dan Model Konvensional. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Isjoni. (2011). Cooperative Bandung: Alfabeta.
Learning.
Karli, H dan Yuliariatiningsih, M.S. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: CV Bina Media Informasi. Lie, A.. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Rizkiana, H.. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Cahaya. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Depdiknas. (2011). Undang-Undang Republik Indonesia 2003 Tentang Sisdiknas. Bandung: Fokus Media. Yuliariatiningsih, M.S dan Irianto, D.M. (2009). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru.