PENERAPAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KONSEP ENERGI DAN PERUBAHANNYA Taufan Faizal Muslim1, Dede Margo Irianto2, Ai Sutini3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] ABSTRAK Krisis energi yang melanda sebagian besar negara didunia disebabkan oleh pemakaian yang kurang bijak oleh penggunanya. Hal ini mengaharuskan penghematan yang dilakukan secara berkelanjutan sedini mungkin. Maka materi energi dan perubahannya yang dibelajarkan di sekolah dasar adalah salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan mengenai energi kepada siswa. Diharapkan untuk kedepannya siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dan menggunakan energi secara bijak. Namun pada kenyataannya, pembelajaran yang dilakukan belum dilakukan secara maksimal hal ini terlihat pada nilai yang didapat oleh siswa pada materi pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang dilakukan secara konvensional dengan media yang kurang memadai, serta proses pembelajaran yang dilakukan dengan mencatat materi dan mengerjakan soal pada buku pegangan siswa menjadi penyebab permasalahan prestasi belajar siswa yang masih rendah. Maka berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT), dengan metode pembelajaran pengamatan dan percobaan yang dilakukan siswa, serta penggunaan media visual berupa gambar, audio visual berupa video edukataif, dan benda konkrit yang sesuai materi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya, dengan tahapan pembelajaran yaitu; prestasi kelas, team, games Tournament, dan rekognisi team. Namun tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya dengan penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Subjek penelitian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Margasari dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12 perempuan. Metode dan desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas model Elliot yang terdapat tiga tindakan pada tiga siklus yang dilakukan. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar digunakan lembar observasi, catatan lapangan, tes evaluasi, lembar wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang didapatkan yaitu siklus ke-1 nilai rata-rata 65, siklus ke-2 nilai ratarata 75, dan siklus ke-3 nilai rata-rata 80. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan penerapan model Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kata kunci: Energi dan perubahannya, Prestasi belajar, Team Games Tournament (TGT)
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101440 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Taufan Faizal Muslim, Dede Margo Irianto, Ai Sutini Penerapan Model Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya
THE APPLICATION OF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) MODEL TO INCREASE STUDENT’ LEARNING ACHIEVEMENT ON THE CONCEPT OF ENERGY AND CHANGES
ABSTRACT The energy crisis that hit most countries in the world are caused by the use of unjustified by the user. This requires the savings made on an ongoing basis as early as possible. The energy of matter and the changes that learned in elementary school is one of the efforts to give the students knowledge about energy. This could make the students apply the knowledge and use energy wisely. But in fact, the learning process is not maximal and it seen from the students’s test result. Learning process is done conventionally with inadequate media, as well as the learning process is carried out by writing the materials and answer the question in the student handbook be the cause of student’s achievement that still low. So based on these problems, the researchers used Team Games Tournament (TGT) model, the learning method experimental and observation of the student, as well as the use of visual media such as images, audio-visual form of educational video, and concrete objects that appropriate with learning materials. This study aims to determine the learning process using Team Games Tournament (TGT) model on learning the concept of energy and its changes, to the stages of learning, namely; class presentation, team, Tournament games, and team recognition. But the main purpose of this research is to improve student achievement in learning the concept of energy and its amendements with the application of Team Games Tournament (TGT) model. The subject of research in the fourth grade of SDN Margasari are 21 students consist of 9 boys and 12 girls. The method and research design that used in this research is classroom action research model of Elliot that there are three actions in three cycles. To determine the increase in learning achievement are used observation, field notes, test evaluation, the questionnaires, and documentation. Research results obtained namely 1st cycle of the average score is 65, 2nd cycle average score is 75, and the 3rd cycle average score is 80. Based on these results, it can be concluded that the application of the Team Games Tournament (TGT) model on learning concepts of energy and its changes can improve student achievement. Keywords: Energy and its changes, Student achievement, Team Games Tournament (TGT)
1) 2) 3)
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101440 Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
3 | Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
Pendidikan merupakan proses sepanjang hayat manusia, dari sejak dalam kandungan dan nantinya berakhir saat manusia tersebut masuk kedalam liang lahatnya. Banyak sekali proses yang dilalui oleh sesorang dalam pendapatkan pendidikan dimulai dari awal kandungan sampai nantinya seseorang tersebut dewasa dan dapat menjalankan kehidupannya secara mandiri. Dengan pendidikan seseorang dapat lebih bermanfaat bagi lingkungan dan dengan bijak bisa melakukan kegiatan yang berguna bagi sekitarnya. Pendidikan akan membawa seseorang mencapai keinginan dan cita-citanya untuk mendapatkan kesuksesan dalam kehidupannya, bertindak sesuai aturan dan norma, serta terus belajar agar bisa menjadi manusia seutuhnya dan berakhlak mulia. Adapun definisi dari pendidikan secara tertulis terdapat pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, hlm. 2, yang berbunyi : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Apabila definisi di atas dimaknai dengan seksama, maka terdapat empat komponen penting dalam pendidikan yaitu; komponen pertama adanya usaha yang terencana yang dalam hal ini dilakukan guru dalam bentuk pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), selain ada perencanaan dalam isi undang undang tersebut juga menyebutkan adanya proses pembelajaran yaitu sebagai komponen kedua. Komponen ketiga yaitu guru, dan yang keempat yaitu siswa. Dalam memberikan pendidikan salah satu caranya dengan pelaksanaan
proses pembelajaran dalam kegiatan proses pembelajaran banyak yang harus dipersiapkan guru agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Pada proses pembelajaran guru harus memperhatikan penggunaan pendekatan, model, metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa. Selain rencana pembelajaran dan proses pembelajaran, aspek penting yang harus ada dalam pendidikan adalah guru dan siswa. Guru sebagai pemegang kendali berperan penting dalam kesuksesan pendidikan, guru tidak hanya bertugas untuk mentrasfer ilmu kepada siswa melainkan guru juga harus memahami karakteristik siswa agar pendidikan yang diberikan melalui pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Peran dari siswa juga sangat penting agar pendidikan berjalan dengan baik, siswa diharapkan tidak hanya pasif menerima ilmu dari guru juga ikut aktif agar ilmu yang didapat bermakna bagi kehidupan siswa. Dari keempat komponen tersebut diharapkan dapat bersinergi dengan baik agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai harapan. IPA adalah suatu studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan. Bundu (2006, hlm. 11) menyatakan bahwa IPA atau sains mengandung tiga komponen utama yaitu ; IPA sebagai produk, IPA sebagai proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. IPA sebagai produk mengandung arti bahwa di dalam IPA terdapat fakta-fakta, hukum- hukum, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya dan hal tersebut sudah diterima kebenarannya. IPA sebagai proses atau
Taufan Faizal Muslim, Dede Margo Irianto, Ai Sutini Penerapan Model Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya
disebut juga keterampilan proses IPA adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan caracara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Dengan keterampilan proses siswa dapat mempelajari IPA sesuai dengan apa yang para ahli IPA lakukan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis, dan melakukan eksperimen atau percobaan. IPA sebagai sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para ilmuan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya sikap obyektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu teliti, tekun, dan jujur. Jika IPA mengandung ketiga komponen tersebut, maka dalam pendidikan IPA di sekolah seyogyanya siswa harus mendapatkan ketiga komponen tersebut sehingga pemahaman siswa terhadap IPA menjadi utuh dan dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan siswa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006. hlm.485), bahwa Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA sangatlah penting bagi kehidupan. Dengan pengetahuan IPA yang didapat, siswa diharapkan dapat memecahkan permasalahan kehidupan terlebih lagi yang berhubungan dengan alam. Namun faktanya setelah peneliti melakukan observasi disalah satu Sekolah Dasar yaitu SD Negeri Margasari untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA yang telah dirumuskan tersebut sangatlah sulit, terdapat kendala yang dihadapi baik dari guru, siswa ataupun dari kurikulumnya itu sendiri. Nilai dari siswa juga kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM pada mata pelajaran IPA adalah 70. Masih terdapat nilai rata-rata siswa yang di bawah 70. Dari pengamatan penulis permasalahan tersebut berawal dari guru di sekolah tersebut dalam melakukan pembelajaran IPA masih berpusat pada guru dengan menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materinya. Guru juga tidak menggunakan media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang diajarkan. Sehingga dari kesalahan guru tersebut menyebabkan kebermaknaan dan proses yang benar dalam kegiatan belajar mengajar IPA pun tidak terlaksana dengan baik. Pada akhirnya dari masalah tersebut menyebabkan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran, siswa lebih
5 | Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
senang ngobrol dengan temannya atau melakukan aktifitas lain yang tidak sesuai dengan pembelajaran. Nilai siswa dalam pembelajaran IPA jadi kurang dari KKM yang telah ditentukan karena siswa kurang senang dalam pembelajaran, itu disebabkan karena kegiatan yang dirancang guru tidak melibatkan siswa. Siswa hanya duduk pasif mendengarkan penjelasan materi dari guru. Tidak ada motivasi untuk siswa lebih memperhatikan pembelajaran karena pembelajaran yang membosankan sehingga penguasaan materi siswa rendah. Dari temuan ini pula penulis beranggapan bahwa perbaikan sikap siswa sangatlah penting selain tentunya inteltual siswa yang harus ditingkatkan. Jangan sampai sikap kerja sama atau gotong royong yang sudah menjadi ciri khas dari masyarakat Indonesia memudar bahkan hilang. Jangan sampai nanti Indonesia terpecah belah karena semua masyarakatnya lebih mementingkan kepentingan pribadinya, karena Indonesia yang beragam ini baik dari suku, bahasa, warna kulit, jenis kelamin disatukan oleh kebersamaan dalam bekerja sama atau gotong royong. Jangan sampai semboyan bhineka tunggal ika malah menjadi sejarah karena masyarakatnya tidak melakukan kerja sama lagi dalam kegiatannya. Maka dari itu, mari kita bentuk siswa SD yang masih dalam usia dini ini agar lebih memelihara sikap kerja sama, mengahragai orang lain, saling membantu, gotong royong demi kesuksesan bersama. Semoga dengan dilatih dan diajarkan sejak dini sikap baik tersebut akan melekat pada diri siswa untuk selamanya. Selain pembentukan yang penting bagi siswa, peningkatan inteltual siswa juga harus segera dilakukan melihat dari nilai siswa yang rata-rata masih kurang dari KKM. Maka diperlukan pembelajaran yang menyenangkan, menantang, dan bermakna bagi siswa.
Pembelajaran harus meliputi tiga aspek keterampilan siswa yaitu kognitif, psikomotor, dan motorik. Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan ketiga ketermpilan tersebut adalah dengan pembelajaran kelompok yang menyenangkan. Guru harus melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif agar siswa tidak bosan dan merasa senang dalam melakukan pembelajaran. Model yang dipilih harus mencakup peningkatan ketiga aspek, pembelajaran harus bermakna agar pemagaman siswa juga meningkat yang nanti berimbas pada nilai yang didapat siswa. Pembelajaran juga harus mengajarkan karakter-karakter baik pada siswa sebagai bekal nantinya siswa berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan. Selain itu siswa usia SD juga senang untuk bergerak maka model pembelajaran harus melibatkan motorik anak, agar siswa tidak merasa jenuh. Maka dari itu berdasarkan latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan model Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya”. Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana model Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar”. Adapun permasalahan khusus fokus peniltian meliputi : 1. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya di kelas IV SDN Margasari? 2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya di kelas IV SDN Margasari dengan
Taufan Faizal Muslim, Dede Margo Irianto, Ai Sutini Penerapan Model Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya
menggunakan model Team Games Tournament (TGT)? Adapun tujuan penelitian secara khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah model Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya. 2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT). Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang dan dilaksanakan guru untuk dapat membangun dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan siswa sebagai upaya penguasaan yang baik terhadap materi yang dipelajari siswa. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan disetiap tingkat pendidikan, tanpa terkecuali pada tingkat SD. Pembelajaran IPA di SD menjadi upaya dini dalam mempersiapkan siswa untuk dapat mengetahui, memahami serta menyesuaikan diri dengan fenomena dan gejala alam. Rutherford dan Ahlegren (dalam Yuliariatiningsih dan Irianto, 2008, hlm. 5) mengemukakan beberapa alasan mengapa IPA layak dijadikan sebagai mata pelajaran dasar dalam pendidikan. Menurut Rutherford dan Ahlegren, IPA memberikan pengetahuan mengenai alam sekitar dan komponenkomponennya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan alam secara efektif baik permasalahan lama ataupun permasalahan baru, IPA mengarahkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan perilaku sosial dalam memperlakukan alam. IPA menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah yang berguna bagi manusia dalam mengambil keputusan tentang permasalahan alam
yang berkaitan dengan bukti, pertimbangan kauntitatif, alasan logis, dan ketidak pastian. IPA juga meletakan prinsip-prinsip dasar teknologi yang membantu penggunaan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari sehingga penggunaan teknologi dapat berjalan dengan bijaksana. Pada pelaksanaan pembelajaran model Team Games Tournament (TGT) pada konsep energi dan perubahannya dilakukan melalui empat tahapan yaitu: 1. Presentasi Kelas (Penyajian Materi) Pada tahap penyajian materi atau presentasi kelas, tahapan ini dilakukan oleh guru. Dimana guru melakukan berbagai stimulus agar dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam pembelajaran. Guru akan menyampaikan terlebih dahulu materi mengenai konsep energi dan perubahannya. Penyampaian materi dari guru merupakan bekal awal agar siswa dapat memahami konsep yang akan dipelajari selajutnya. Dalam penyampaian materi guru dapat menggunakan berbagai media agar dapat memudahkan siswa memahami konsep yang diajarkan. Media yang digunakan seperti media visual yaitu gambar ataupun tanyangan viseo edukatif. Berbagai kegiatan tersebut agar siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. 2. Team (Kelompok) Pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen, berdasarkan dari aspek tingkat prestasi siswa, jenis kelamin, sosial dan ekonomi siswa. Semua kelompok berkumpul dan berdiskusi mempelajari materi yang diberikan. Guru akan memberikan lembar materi ataupun lembar kerja siswa untuk dipelajari dan dikerjakan secara berkelompok. Kegiatan tersebut akan menambah pemahaman setiap kelompok mengenai materi yang
7 | Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
diajarkan. Setiap siswa bertanggung jawab untuk memahami semua konsep agar dapat menjadikan kelompoknya tim dengan skor terbanyak dalam kegiatan selanjutnya. 3. Games Tournament (Permainan Kuis) Setelah kegiatan kelompok selesai dan siswa sudah memahami konsep yang diajarkan, selanjutnya perwakilan kelompok siswa maju ke meja Tournament untuk melakukan games berupa kuis dari guru. Sementara itu siswa yang tidak menjadi wakil kelompoknya bertugas sebagai penonton dan membantu guru mengkoreksi jawaban dari siswa yang melakukan kuis. Kuis yang dilakukan dibuat semenarik mungkin agar siswa senang mengikuti pmbelajaran. Kuis dapat mengadopsi kegiatan kuis yang sudah terkenal misal rangking 1, kuis cerdas cermat, kartu bernomor, kuis siapa takut, dan super team. Pada kegiatan kuis dibacakan soalsoal mengenai materi konsep energi dan perubahannya. Siswa harus menjawab soal yang dibacakan guru, dan menjadikan kelompoknya paling unggul dengan mendapat skor paling banyak. 4. Rekognisi Team (Penghargaan Kelompok) Setelah kegiatan kuis dilaksanakan, guru bersama siswa yang lain menghitung skor yang didapat setiap kelompok. Setelah didapat kelompok yang paling unggul. Guru memberikan pengahargaan kepada setiap kelompok, kelompok pertama mendapat SUPER TEAM, kelompok dengan nilai tertinggi kedua GREAT TEAM, dan yang ketiga mendapat GOOD TEAM. Pengahargaan tersebut diharapkan akan memberikan motivasi lebih kepada siswa agar dapat mendapat nilai yang lebih besar pada kegiatan kuis selanjutnya. Setelah keempat tahapan tersebut dilaksanakan, guru bersama siswa
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Selanjutnya guru memberikan soal evaluasi yang harus dikerjakan secara individu oleh siswa. Evaluasi akhir diberikan kepada siswa untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa mengenai konsep energi dan perubahannya. METODE Pada penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK digunakan dalam penelitian ini dengan alasan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian dapat memecahkan permasalahan yang ada di dalam kelas, yang bersangkutan dengan interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran. Suharsimi (Dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi., 2009, hlm. 58) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan metodologi tertentu untuk memperoleh data atua informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam kurun waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru. Desain penelitian PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Elliot. Model Elliot cocok digunakan dalam penelitian ini, karena materi yang terdapat di dalamnya tidak dapat diajarkan hanya dengan sekali
Taufan Faizal Muslim, Dede Margo Irianto, Ai Sutini Penerapan Model Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya
tindakan di tiap siklusnya. Model Elliot (Abidin, 2011, hlm. 238) terdiri dari tiga siklus yang tiap siklusnya dilaksanakan dalam tiga tindakan, sehingga secara keseluruhan tindakan yang dilakukan sejumlah sembilan kali. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, lembar evaluasi, dan dokumentasi foto. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, catatan lapangan, tes evaluasi, dan dokumentasi foto. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif yaitu uraian hasil data yang diperoleh secara deskriptif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa pada konsep energi dan perubahannya yang diperoleh dari tes evaluasi, games edukatif dan LKS. HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan Penelitian Siklus pertama dilakukan dalam tiga tindakan. Sebelum melakukan tindakan, kegiatan yang dilakukan yaitu dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media pembelajaran, dan menyusun instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara, lembar catatan lapangan, lembar evaluasi serta kamera digital yang digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Pada setiap pertemuan peneliti dibantu oleh observer yang bertugas mengamati kegiatan peneliti serta kegiatan siswa dengan menggunakan lembar observasi selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan prestasi belajar siswa setelah kegiatan belajar selesai.
Materi yang dibelajarkan selama penelitian adalah mengenai konsep energi dan perubahannya. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-1 Kegiatan pembelajaran siklus ke-1 tindakan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 April 2015 di kelas IV SD Negeri Margasari, selama dua jam pelajaran (2x35 menit) pada pukul 07.30 WIB – 08.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu 21 siswa (hadir semua). Materi yang disampaikan yaitu sumber energi panas. Kegiatan awal pada tindakan pertama yaitu pengkondisian siswa agar siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan kondusif, serta dilanjutkan dengan berdo’a. Guru mengecek kehadiran siswa, dilanjutkan dengan guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilakukan berdasarkan tahapan model pembelajaran Team Games Tournament. Presentasi kelas dilakukan dengan siswa mengamati video edukatif yang ditayangkan peneliti dan dilakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman siswa. Selanjutnya pada tahap Team guru membagi siswa kedalam empat kelompok yang setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang siswa. Pada kegiatan kelompok siswa dibagikan LKS yang berisi beberapa pertanyaan mengenai pengamatan yang dilakukan pada saat penayangan video edukatif mengenai sumber energi panas. Siswa mengalami kesulitan pada saat pengerjaan LKS yang dilakukan karena pada saat penayangan video masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan baik video edukatif. Setelah tahap Team dilaksanakan peneliti melaksanakan tahap Games Tournament pada kegiatan tersebut setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk menjadi peserta kuis. Kuis yang
9 | Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
dilakukan pada siklus ke-1 adalah kuis cerdas cermat. Tahap terakhir adalah rekoginisi Team yaitu pemberian penghargaan setelah dilakukan permainan kuis.Pemberian penghargaan diberikan kepada tiga kelompok yang menjadi kelompok terbaik. Kegiatan akhir dilakukan dua kegiatan penting yaitu menyimpulkan pembelajaran dan melakukan tes evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dengan model Team Games Tournament untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada tindakan ini prestasi yang diukur mengenai materi sumber perpindahan panas. Tindakan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 April 2015, selama dua jam pelajaran pada pukul 08.40 WIB – 09.50 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu sebanyak 21 siswa. Materi yang diajarkan yaitu perpindahan energi panas. Pembelajaran dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebelumnya. Bedanya, pada kegiatan inti siswa diberikan tayangan video mengenai pengamatan percobaan perpindahan energi panas. Tindakan 3 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 April 2015 pada pukul 10.30 WIB – 11.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu sebanyak 21 siswa. Materi yang diajarkan adalah mengenai sumber energi bunyi. Pembelajaran tindakan 3 dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebelumnya. Bedanya pada kegiatan inti untuk lebih memahami pemahaman siswa peneliti membawa benda konkrit pada saat percobaan. Refleksi Siklus Ke-1 Berdasarkan hasil analisis siklus ke-1 maka perlu diadakan perbaikan sebagai berikut. 1. Peneliti akan lebih mengkondisikan siswa, agar kondisi pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.
2.
Peneliti akan menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik, agar menarik perhatian siswa. Agar tidak ada lagi siswa yang mengobrol ataupun melakukan aktivitas sendiri diluar proses pembelajaran. 3. Peneliti akan memberi motivasi lebih kepada siswa agar siswa tidak malumalu dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. 4. Peneliti akan memberikan peraturan kepada siswa yang akan menjawab supaya mengangkat tangan terlebih dahulu sebelum menjawab, agar siswa tidak lagi menjawab secara serempak atau bersamaan. 5. Peneliti akan memberi motivasi dan penguatan agar siswa mau berkelompok dan bekerjasama dengan siapapun temannya. 6. Peneliti akan memberi motivasi kepada siswa agar tidak lagi saling mengandalkan dalam mengerjakan tugas kelompok dari peneliti. 7. Peneliti akan lebih menjelaskan peraturan atau cara pengerjaan tugas kelompok kepada siswa agar tidak ada lagi kelompok yang kebingungan dalam mengerjakan tugas. 8. Peneliti akan lebih memotivasi siswa agar mau dan siap untuk menjadi peserta turnamen, supaya tidak ada lagi saling tunjuk ketika pemilihan peserta turnamen. 9. Peneliti akan memberikan peraturan lebih jelas lagi sebelum turnamen dimulai, agar siswa tidak lagi kebingungan dalam melakukan turnamen. 10. Peneliti akan memberikan nasihat kepada siswa yang menyalahkan ataupun marah kepada temannya yang kalah dalam turnamen, siswa diarahkan agar bisa menerima kekalahan dan menghormati perbedaan.
Taufan Faizal Muslim, Dede Margo Irianto, Ai Sutini Penerapan Model Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya
11. Peniliti juga akan memberikan motivasi agar siswa lebih rajin untuk belajar agar mendapatkan prestasi yang lebih baik. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-2 Kegiatan pembelajaran siklus ke-2 tindakan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 di kelas IV SD Negeri Margasari, selama dua jam pelajaran (2x35 menit) pada pukul 10.30 WIB – 11.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu 16 siswa, terdapat 5 siswa yang tidak hadir. Materi yang disampaikan yaitu perambatan bunyi. Kegiatan awal pada tindakan pertama yaitu pengkondisian siswa agar siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan kondusif, serta dilanjutkan dengan berdo’a. Guru mengecek kehadiran siswa, dilanjutkan dengan guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilakukan berdasarkan tahapan model pembelajaran Team Games Tournament. Presentasi kelas dilakukan dengan tanya jawab mengenai materi yang dipelajari. Selanjutnya pada tahap Team guru membagi siswa kedalam empat kelompok yang setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang siswa. Pada kegiatan kelompok siswa dibagikan LKS yang berisi langkah-langkah kegiatan percobaan mengenai perambatan bunyi dan beberapa pertanyaan mengenai percobaan yang telah dilakukan. Setelah tahap Team dilaksanakan peneliti melaksanakan tahap Games Tournament pada kegiatan tersebut setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk menjadi peserta kuis. Kuis yang dilakukan pada siklus ke-2 adalah kuis ranking 1. Tahap terakhir adalah rekoginisi Team yaitu pemberian penghargaan setelah dilakukan permainan kuis.Pemberian penghargaan diberikan
kepada tiga kelompok yang menjadi kelompok terbaik. Kegiatan akhir dilakukan dua kegiatan penting yaitu menyimpulkan pembelajaran dan melakukan tes evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dengan model Team Games Tournament untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada tindakan ini prestasi yang diukur mengenai materi perambatan bunyi. Tindakan 2 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 Mei 2015, selama dua jam pelajaran pada pukul 07.30 WIB – 08.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu sebanyak 20 siswa. Materi yang diajarkan yaitu mengenai energi alternatif matahari dan angin dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran sebelumnya. Bedanya, pada kegiatan inti siswa diberikan tayangan video mengenai contoh dari pemanfaatan energi alternatif matahari dan angin. Setelah itu siswa menjawab beberapa pertanyan mengenai video yang ditayangkan. Tindakan 3 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 9 Mei 2015 pada pukul 10.30 WIB – 11.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu sebanyak 21 siswa. Materi yang diajarkan adalah mengenai energi alternatif air. Pembelajaran dilakukan dengan mengikuti tahapan pembelajaran Team Games Tournament. Terdapat perbedaan dari tindakan sebelumnya, pada tindakan 3 siswa diberi tanyangan mengenai cara kerja pemanfaatan air yang digunakan sebagai energi cadangan. Setelah melihat video siswa mendapat LKS yang berisi pertanyaan mengenai video yang ditayangkan. Refleksi Siklus Ke-2 Berdasarkan hasil analisis siklus ke-2 maka perlu diadakan perbaikan sebagai berikut.
11 | Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
1. Peneliti akan menciptakan suasana yang lebih kondusif agar siswa dapat nyaman dan fokus pada saat pembelajaran. Dengan cara mengkondisikan siswa agar lebih tertib pada saat pembelajaran. 2. Peneliti akan memberi motivasi lebih kepada siswa yang kurang untuk berani dan percaya diri pada saat menjawab pertanyaan dari peneliti, agar semua siswa mendapatkan kesempatan untuk menjawab secara merata. Sehingga mendapatkan pemahaman akan materi secara lebih mendalam. 3. Peneliti akan memberi motivasi dan penguatan agar semua siswa dapat berperan aktif dalam kelompok. Siswa harus lebih bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh peneliti. 4. Peneliti akan lebih menuliskan peraturan pengerjaan LKS dalam lembaran yang dibagikan kepada siswa, agar siswa tidak kebingungan lagi untuk mengerjakan tugas dari peneliti. 5. Peneliti akan memberikan penguatan dan latihan kepada siswa agar siswa siap untuk menjadi perwakilan kelompok sebagai peserta permainan kuis. 6. Peneliti akan memberikan peraturan agar tidak ada yang melakukan kecurangan pada saat pelaksanaan kuis, karena akan merugikan kelompoknya sendiri. 7. Peneliti akan memberikan nasihat kepada siswa yang menyalahkan ataupun marah kepada temannya yang kalah dalam turnamen, siswa diarahkan agar bisa menerima kekalahan dan menghormati perbedaan. 8. Peneliti juga akan memberikan reward agar siswa lebih termotivasi dan mendapatkan prestasi yang baik untuk pembelajaran berikutnya.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-3 Kegiatan pembelajaran siklus ke-3 tindakan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Mei 2015 di kelas IV SD Negeri Margasari, selama dua jam pelajaran (2x35 menit) pada pukul 07.30 WIB – 08.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu 18 siswa, terdapat 3 siswa yang tidak hadir. Materi yang disampaikan yaitu mengenai energi alternatif panas bumi. Kegiatan awal pada tindakan pertama yaitu pengkondisian siswa agar siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan kondusif, serta dilanjutkan dengan berdo’a. Guru mengecek kehadiran siswa, dilanjutkan dengan guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilakukan berdasarkan tahapan model pembelajaran Team Games Tournament. Presentasi kelas dilakukan dengan memberikan tayangan video edukatif mengenai panas bumi dan dilanjutkan dengan bertanya jawab mengenai video yang ditayangkan. Selanjutnya pada tahap Team guru membagi siswa kedalam empat kelompok yang setiap kelompok beranggotakan empat sampai lima orang siswa. Pada kegiatan kelompok siswa dibagikan LKS mengenai langkah pengamatan dan beberapa pertanyaan mengenai pertanyaan video yang ditayangkan.. Setelah tahap Team dilaksanakan peneliti melaksanakan tahap Games Tournament pada kegiatan tersebut setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk menjadi peserta kuis. Kuis yang dilakukan pada siklus ke-3 adalah kuis bay buk. Tahap terakhir adalah rekoginisi Team yaitu pemberian penghargaan setelah dilakukan permainan kuis.Pemberian penghargaan diberikan kepada tiga kelompok yang menjadi kelompok terbaik. Kegiatan akhir dilakukan dua kegiatan penting yaitu menyimpulkan
Taufan Faizal Muslim, Dede Margo Irianto, Ai Sutini Penerapan Model Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya
pembelajaran dan melakukan tes evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dengan model Team Games Tournament untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada tindakan ini prestasi yang diukur mengenai materi energi alternatif panas bumi. Tindakan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 Mei 2015, selama dua jam pelajaran pada pukul 08.40 WIB – 09.50 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu sebanyak 20 siswa. Materi yang diajarkan yaitu mengenai perubahan energi gerak akibat pengaruh udara dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah pembelajaran sebelumnya. Bedanya, pada kegiatan inti siswa melakukan percobaan dan membuat karya untuk diuji coba. Kegiatan tersebut dilakukan mengikuti langkah-langkah yang terdapat dalam LKS. Tindakan 3 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Mei 2015 pada pukul 10.30 WIB – 11.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir yaitu sebanyak 21 siswa. Materi yang diajarkan adalah mengenai perubahan energi bunyi pada alat musik. Pembelajaran dilakukan dengan mengikuti tahapan pembelajaran Team Games Tournament. Terdapat perbedaan dari tindakan sebelumnya, pada tindakan 3 dalam kegiatan inti siswa melakukan percobaan dengan membuat terompet yang membuktikan adanya pengaruh energi bunyi pada alat musik. Refleksi Siklus Ke-3 Tahap-tahap dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran IPA konsep energi dan perubahan telah diterapkan pada siklus ke-3 tindakan 1, 2, dan 3. Berdasarkan analisis yang dilakukan maka pembelajaran pada siklus ini relatif berhasil dengan prestasi belajar siswa sudah mncapai KKM. Selain itu pada siklus ke 3 tindakan 3, sudah tidak ada
lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Hal ini disebabkan karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran Team Games Tournament (TGT), pembelajaran juga semakin kondusif, siswa sangat antusias dalam kegiatan kuis yang akan dilakukan, dan rasa keberanian, tanggung jawab, kerja sama, serta percaya diri siswa muncul yang ditandai dengan banyak siswa yang berani menjawab pertanyaan dari peneliti. Analisis Hasil Penelitian Keberhasilan dari penggunaan model Team Games Tournament (TGT) dapat terlihat juga dalam peningkatan prestasi belajar yang diraih siswa setiap siklus pembelajaran. Prestasi siswa setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan yang mencerminkan keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan peneliti. Berikut grafik presatasi belajar siswa.
Rata Rata 80 70 60 50 40 30 20 10 0
65
75
Siklus 1 Siklus 2
80
Siklus 3
Grafik 1 Prestasi Belajar Siswa dengan Model Team Games Tournament (TGT) pada Konsep Energi dan Perubahannya Berdasarkan grafik 1 di atas dapat terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) pada konsep energi dan perubahannya sudah memberikan
13 | Antologi, Vol … , Nomor … , Juni 2015
pengaruh pada prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata siswa selalu meningkat dari siklus ke-1 sampai siklus ke-3. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus ke-1 sebesar 65, dengan 62% siswa masih mendapat nilai di bawah KKM dan hanya 38% siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Pada siklus ke-2 nilai rata-rata prestasi belajar siswa naik menjadi 75, dengan 24% siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dan 76% siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Sedangkan pada siklus ke-3 nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 80, dengan 14% siswa mendapat nilai di bawah KKM dan 86% siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Keberhasilan penerapan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran konsep energi dan perubahannya dapat terlihat dari nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang relatif meningkat setiap siklusnya. Selain itu dalam proses pembelajaran siswa menjadi lebih semangat, fokus dan antusias dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa. Berdasarkan prestasi belajar yang diperoleh siswa, menunjukan bahwa model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian mengenai penerapan model Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya, yang dilaksanakan pada siswa kelas IV sekolah dasar peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal berkaitan dengan hasil penelitian. Adapun simpulannya adalah sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model Team Games
Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya, dapat menghasilkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan yang cukup signifikan pada proses pembelajaran di setiap siklusnya. Siswa menjadi lebih termotivasi dan berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran ini, siswa belajar dalam kelompok dan melatih kerja sama siswa dalam pembelajaran. Adapun proses pembelajaran yang menggunakan model Team Games Tournament (TGT) dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut; Pada kegiatan awal, peneliti melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari. Pemahaman siswa pada saat apersepsi dibantu juga dengan penggunaan media, baik media konkrit maupun gambar ataupun video. Kemudian untuk memperdalam pemahaman konsep mengenai materi yang dipelajari setelah penayangan video, peneliti bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai isi dari video yang ditayangkan. Setelah itu peneliti memabagi siswa kedalam empat kelompok, pada kegiatan kelompok siswa melakukan pengamatan dan percobaan yang ada pada LKS yang dibagikan oleh peneliti. Setiap kelompok harus menyelesaikan tugas yang ada pada LKS, setelah selesai pengerjaan dan siswa sudah paham mengenai materi yang diajarkan. Peneliti melakukan turnamen dengan permainan kuis, kuis yang dilakukan adalah kartu bernomor, ranking satu, dan kuis bay buk. Siswa sangat antusias mengikuti jalannya permainan kuis, setiap kelompok diwakili oleh seorang siswa yang menjadi peserta dalam permainan kuis. Setelah permainan kuis berakhir peneliti menghitung skor yang didapat setiap
Taufan Faizal Muslim, Dede Margo Irianto, Ai Sutini Penerapan Model Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya
kelompok. Maka setelah didapatkan pemenang dari permainan kuis, kelompok mendapatkan penghargaan dari peneliti. Untuk juara pertama peneliti memberikan gelar super team, lalu untuk juara kedua peneliti memberikan gelar great team, dan untuk juara ketiga peneliti memberikan gelas good team. Pembelajaran diakhiri dengan kegiatan siswa bersama peneliti menyimpulkan pembelajaran serta siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. 2. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar siswa dari tiap siklusnya. Ratarata prestasi belajar siswa pada pembelajaran konsep energi dan perubahannya dengan menggunakan model Team Games Tournament (TGT) adalah sebagai berikut; siklus ke-1 nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 65, siklus ke-2 nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 75, dan siklus ke-3 nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 80. REFERENSI Abidin, Y. (2011). Penelitian pendidikan dalam gamitan pendidikan dasar dan PAUD. Bandung: Rizqi Press. Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SD-MI. Jakarta: Depdiknas. Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia. Jakarta. Yuliariatiningsih, M.S. dan Irianto, D.M. (2008). Pendidikan IPA di sekolah dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.