KONTRIBUSI MEDIA CHART TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA PADA KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN (Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)
Oleh : HALIMATUS SADIYAH NIM : 106015000461
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
ABSTRAK HALIMATUS SADIYAH, 2010, “Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawawaran” (Studi Eksperimen Di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor), Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM. Kata Kunci: Hasil Belajar, Ekonomi, Permintaan, Penawaran, Media, Chart. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi, mengenai penggunaan media di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol diketahui terdapat kekurangan fasilitas media untuk menunjang pembelajaran ekonomi. Untuk mengatasinya, peneliti menggunakan media chart. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kontribusi media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran. Siswa kelas XB sebagai kelompok eksperimen (menggunakan media chart) dan kelas XA sebagai kelas kontrol (tanpa menggunakan media chart) di MAN Jonggol. Perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dan kontrol menyebabkan perbedaan hasil belajar Ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran, untuk kelompok eksperimen meningkat lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Adapun indikator keberhasilannya adalah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) Ekonomi siswa kelas X indikator keberhasilannya adalah 70% sebesar 65. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa pretes dan postes, serta instrumen nontes berupa hasil wawancara, dan lembar kuesioner. Berdasarkan hasil Normal Gain, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 0,52 dan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol sebesar 0,37. Selain itu berdasarkan hasil uji “t” postes pada kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai nilai thitung postes = 3,27 > ttabel = 1,99 (taraf signifikan 5%). Sedangkan indikator keberhasilan nilai ekonomi kedua kelompok telah mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar 65, nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar 73,75 lebih tinggi dari kolempok kontrol sebesar 65,9. Hal ini menujukkan bahwa terdapat kontribusi media chart terhadap hasil belajar Ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran di MAN Jonggol. Ini berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima karena terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Berdasarkan hasil analisis kuesioner respon pembelajaran Ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran kedua kelompok adalah baik untuk kelompok kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 29,65 dan sangat baik untuk kelompok eksperimen dengan nilai rata-rata sebesar 31,8. Setelah pembelajaran ekonomi diketahui bahwa media chart bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran. Siswa senang terhadap pembelajaran menggunakan media chart. ii
ABSTRACT HALIMATUS SADIYAH, 2010, “The contribution of Media Chart toward students’ achievement of economic learning on the concept of demand and supply” (An Experiment Research at Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor), Skripsi, Department fo social science education, the Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM. Kata Kunci: Learning Achievement, Economy, Demand, Supply, Media, Chart. Based on the result of interview with the economy teacher about the use of media at Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, it was found that the teacher lack of learning facilities to support economic media. The writer uses the chart media to overcome this problem. The aim of tis research is to know how is the contribution of chart media toward the students’ achievement of economy on demand and supply concept. Students of XB class as an experiment group (use chart media) and XA class as control class (without the use of chart media) at MAN Jonggol. Treatment differences between experimental and control groups led to differences in learning achievement of Economics on the concept of demand and supply, for the experimental group increased higher than the control group. The criterion of success of the study was 70% of the students’ score of economy subject at X Economy class achieve the Minimum Mastery Criterion- Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sixty five (65). The Method used in this research was experimental research. The instruments used were pretest, posttest, interview sheet and questionnaire. Based on the result of Normal Gain, the mean score of the students’ achievment of experiment group was 0,52 and higher than the control group that gain the score 0,37. Besides, based on the test result of “t” posttest in both groups showed a significant difference between experimental group and control group with the score of tcount = 3,27 > ttable = 1,99 (significant level 5%). Meanwhile the score of the students’ economy achievement in both groups has achieved the criterion of success proved by achieving the score of the Minimum Mastery Criterion- Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sixty five (65). The mean score of the experiment group was 73,75. It was higher than the control group that gain the score 65,9. It was showed tah there was a contribution of chart media toward the students’ achievement of economy on the concept of demand and supply at MAN Jonggol. It meant that the alternative hypothesis (Ha) was accepted because there was a significant difference on both groups. Based on the result of questionnaire from both groups, the students’ response toward the teaching and learning economy on the concept of demand and supply was good. The mean score of control group was 29,65 and the score of experimental group was 31,8.
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim Assalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul “Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar
Ekonomi Siswa Pada
Konsep Permintaan dan Penawaran”, dapat terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga hari akhir nanti, amin. Selesainya skripsi ini tak luput dari do’a, kesungguhan hati, kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak, baik saran bimbingan maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih saya ucapkan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Dosen pembimbing skripsi, yang selalu memberikan bimbingan, arahan nasihat, saran, ilmu, waktu, sabar serta motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat hingga masa mendatang. 5. Kedua Orang tua ku, Abi (Saepudin) serta Umi (Sopiah) tercinta yang selalu bersabar dan tak henti mendoakan penulis serta memberikan dorongan moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Kakak-kakak ku Kang Dasep, Kang Agus, Kang Saepulloh, Kang Wahyu, Kang Abu, Teteh-teteh Ipar, serta Teh Neneng Fadhillah, terimakasih atas kasih sayang dan selalu memberikan motivasi untuk penulis. iv
7. Bapak Drs H. Husin Abbas, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, Ibu Tanti Sopianti S.Pd guru bidang studi Ekonomi, serta seluruh guru dan staf MAN Jonggol yang telah banyak membantu memberikan bimbingan serta motivasi selama penelitian berlangsung. 8. Sahabat-sahabat ku Nia Mariana, Kak Fay, Rosmiati, Nur Azizah, , dan Supendi, yang selalu memberikan bantuan, dukungan semangat, menghibur dan bertukar fikiran. 9. Sahabat-sahabat ku seperjuangan P.IPS 2006, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 10. Nur el Qolby, yang selalu memberikan curahan perhatian dan dukungan serta mendampingi penulis saat resah, lelah dan bahagia. 11. Para Anggota, Pengurus, DPO dan seluruh keluarga besar HIQMA (Himpunan Qori Qoriah Mahasiswa) UIN Jakarta, khususnya anggota angkatan 2007 yang telah memberikan banyak pengalaman yang berkesan dan bermanfaat bagi penulis. 12. Rental BJ yang selalu siap membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dengan tanpa pengurangi rasa termakasih yang sangat. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal, Amin. Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Alhamdulillahirobbil ‘Aalamiin Wassalaamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.
Jakarta, 3 Desember 2010
Penulis
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR......................................................................................... iii DAFTAR ISI........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 8 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 8 D. Perumusan Masalah ...................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori .................................................................................. 10 1. Hakikat Media......................................................................... 10 2. Media Chart ............................................................................ 20 3. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 26 4. Hakikat Ekonomi .................................................................... 34 5. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................. 45 B. Kerangka Berfikir.......................................................................... 45 C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 47 1. Tempat Penelitian.................................................................... 47 vi
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 47 B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 47 C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 48 D. Instrumen Penelitian...................................................................... 49 E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 51 F. Uji Coba Soal ................................................................................ 52 G. Uji Pra Syarat Analisis Data ........................................................ 55 H. Analisis Data dan Interpretasi Hasil analisis................................. 56 J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol....... 60 B. Deskripsi Data dan Analisis Data ................................................ 61 1. Peningkatan Hasil Belajar ...................................................... 61 2. Kontribusi Media Chart .......................................................... 71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 88 B. Saran.............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1
Tingkat harga dan jumlah barang yang diminta Pada setiap tingkat harga ................................................................................................ 40
Tabel. 2.2
Jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai macam tingkat harga ............................................................................................... 43
Tabel 3.1
Kisi-kisi Hasil Belajar Ekonomi ...................................................... 50
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Media Chart ..................................................... 51
Tabel. 4.1
Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen .............................. 62
Tabel. 4.2
Konversi Skor ................................................................................. 63
Tabel. 4.3
Distribusi Frekuensi Presest Kelompok Eksperimen ..................... 63
Tabel 4.4
Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen .............................. 64
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen ...................... 65
Tabel 4.6
Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ..................................... 66
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol ............................. 66
Tabel 4.8
Deskripsi Data Postest Kelompok Kontrol ..................................... 67
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol ............................ 68
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rata-rata Pretest, Postest dan Selisih, yang menggunakan Media Chart dan Tidak Menggunakan Media Chart. .................................................................................... 69 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemapuan Kelompok Eksperimen ...................................................................................... 71 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelompok Kontrol .......................................................................... 72 Tabel 4.13 Perhitungan Uji Homogenitas ......................................................... 73 Tabel. 4.14 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test .............................................. 73 Tabel. 4.15 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test .............................................. 74 Tabel. 4.16 Tertarik Terhadap Pelajaran Ekonomi Terutama Konsep Permintaan Dan Penawaran ................................................................................ 75 Tabel 4.17 Kesulitan Dalam Memahami Pelajaran Ekonomi ........................... 76 Tabel 4.18 Dapat Memahami Konsep Permintaan Dan Penawaran ................. 76 viii
Tabel.4.19 Media Dalam Pembelajaran Sering Disajikan Dalam Pelajaran Ekonomi .......................................................................................... 77 Tabel.4.20 Berharap Guru Lebih Sering Memakai Media Dalam Pembelajaran, Terutama Ekonomi .......................................................................... 78 Tabel 4.21 Penggunaan Media Membuat Siswa Lebih Fokus Dalam Belajar Dikelas ............................................................................................. 78 Tabel 4.22 Media Chart (Bagan) Sangat Membantu Siswa Untuk Memahami Konsep Permintaan Dan Penawaran ............................................... 79 Tabel 4.23 Senang Terhadap Pembelajaran Ekonomi Menggunakan Media Chart (Bagan) ................................................................................. 80 Tabel 4.24 Penggunaan Media Chart (Bagan) Dalam Pembelajaran Ekonomi Tidak Bermanfaat ............................................................................ 81 Tabel 4.25 Media Chart (Bagan) Sangat Sesuai Digunakan Pada Konsep Permintaan Dan Penawaran ............................................................ 81 Tabel.4.26 Frekuensi respon siswa pada pembelajaran Ekonomi ................... 82 Tabel 4.27 Konversi Skor Angket ..................................................................... 84
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kurva Permintaan.......................................................................... 41
Gambar 2.2
Kurva Penawaran Berdasarkan Hukum Penawaran...................... 44
Gambar 4.1
Histogram Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ......... 63
Gambar 4.2
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelompok Eksperimen.................................................................. 65
Gambar 4.3
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol .......................................................................................... 67
Gambar 4.4
Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelompok Kontrol .......................................................................................... 68
Gambar 4.5
Histogram Hasil Belajar Koginif Siswa Yang Menggunakan Media Chart Dan Yang Tidak Menggunakan Media Chart ......... 70
Gambar 4.6
Histogram Gain Hasil Belajar Kognitif Siswa .............................. 71
x
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Lampiran 1
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran
2.
Lampiran 2
RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran)
3.
Lampiran 3
Contoh Media Chart (Bagan)
4.
Lampiran 4
Instrumen Tes hasil belajar
5.
Lampiran 5
Pedoman Wawancara
6.
Lampiran 6
Kunci Jawaban
7.
Lampiran 7
Instrumen Kuesioner Respons Siswa
8.
Lampiran 8
Tabel DataUji Validitas dan Reliabilitas Soal
9.
Lampiran 9
Tabel Uji Daya Beda
10. Lampiran 10 Tabel Uji Tingkat Kesukaran 11. Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 12. Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 13. Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas 14. Lampiran 14 Daftar Nilai Hasil Tes Hasil Belajar 15. Lampiran 15 Data Hasil Kuesioner 16. Lampiran 16 Hasil Wawancara 17. Lampiran 17 Profil MAN Jonggol 18. Lampiran 18 Visi, Misi dan Tujuan MAN Jonggol 19. Lampiran 19 Perhitungan Uji Hipotesis 20. Lampiran 20 Tabel Nilai “t” Derajat Kebebasan (dk) 21. Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian 22. Lampiran 22 Surat Pengajuan Proposal 23. Lampiran 23
Surat Bimbingan Skripsi
24. Lampiran 24 Surat Izin Wawancara 25. Lampiran 25 Surat Permohonan Penelitian 26. Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 27. Lampiran 27 Uji Referensi
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang yang diperhitungkan kedudukan dan kemampuannya di masyarakat adalah yang memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan, maka lahirlah manusia yang menjadi sumber daya dari suatu Negara dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Hal tersebut tercantum dalam undangundang RI No. 20 tahun 2003, tentang pendidikan nasional dinyatakan sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara1 Begitu pentingnya pendidikan dalam suatu Negara ini dikarenakan suatu Negara akan berhasil jika memiliki masyarakat yang mampu bersaing dengan dunia luar yang tentunya dengan pendidikan yang sangat baik. Dalam hal ini, belajar merupakan proses penting dalam pendidikan.
1
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (Bandung : CV Citra Umbara, 2003), h. 3
1
Menurut Slameto belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”2 Menurut Faturrohman dan Sutikno belajar pada hakikatnya adalah “perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.”3 Perubahan itu bersifat secara relatif konstan. Kemudian Hamalik mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.4 Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi karena adanya interaksi pada diri disetiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar ini terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja di mana saja, salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya proses belajar yang mampu merubah pola pemikirannya. Dalam peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki peran yang kuat karena sebagai transformator pendidikan kepada siswanya (peserta didik), oleh karena itu guru harus mempersiapkan perencanaan yang baik dalam proses pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan dan hasil pada setiap anak didiknya. Guru dalam Undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik,
membimbing,
mengarahkan,
melatih
menilai
dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”5 Dengan guru yang
2
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Renika Cipta, 2010), cet ke-5 h. 2 3 Pupuh Faturrohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama), cet ke-1 h. 6 4 Indra Maulana, “ Pengertian Belajar” dari http://www.siaksoft.net, 18 Juni 2010 5 Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005), cet ke-1 h. 2
2
professional maka dapat dihasilkan pula siswa yang memiliki kompetensi yang baik dan dapat bersaing dengan dunia luar. Adapun peran guru menurut E. Mulyasa, yakni: guru sebagai “pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan kulminator”.6 Dengan peran-peran di atas diharapkan guru mampu menjadi pendidik yang baik bagi siswa, dan juga mampu menghasilkan peserta didik dengan hasil yang baik pula, karena guru sebagai motivator agar siswa termotivasi untuk berhasil. Interaksi yang baik antara guru dan murid akan mampu menjadikan proses pembelajaran yang baik dan aktif sehingga murid menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik pula. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, sebagai pemegang peran utama dalam menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Maka dari itu perbaikan kualitas guru salah satunya pengembangan kompetensi harus ditunjang sebaik mungkin. Menurut Jalal dan Mustafa, menyimpulkan bahwa “komponen guru sangat mempengaruhi kualitas pengajaran melalui (1) penyediaan waktu lebih banyak pada peserta didik, (2) interaksi dengan peserta didik yang lebih intensif/sering, (3) tingginya tanggung jawab mengajar dari guru. Karena itu, baik buruknya sekolah sangat bergantung pada peran dan fungsi guru”.7 Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa peserta didik akan mampu belajar dan mendapatkan hasil belajar yang baik jika ditunjang dengan kemampuan guru sebagai pembangkit dan motivator yang baik. Dalam kaitannya mengenai hasil belajar, menurut Suharsimin Arikunto hasil belajar 6
E. Mulyasa Menjadi Guru Professional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-8, h. 37-63 7 E. Mulyasa, M.Pd, Standari Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet ke-1 h. 9
3
adalah, “Hasil akhir setelah mengalami proses belajar, di mana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang diamati dan diukur”.8 Sedangkan Nana Sudjana menjelaskan bahwa “pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”9 Hasil belajar sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dapat merubah pengalaman dan perilaku seseorang terhadap sesuatu dengan perubahan perilaku dan pengalaman tergantung kepada proses belajar di dalam kelas, hasil belajar yang baik akan tercapai jika penggunaan metode yang tepat yang diberikan oleh guru dalam mengajar sesuai dengan materi dan karakter siswa. Dalam proses pembelajaran yang menentukan suksesnya suatu pembelajaran salah satunya ditunjang oleh media. Menurut Heinich, media merupakan “alat saluran komunikasi”.10 media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Sedangkan menurut Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video recoder, film slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik televisi, dan komputer”.11 Secara sederhana media merupakan alat komunikasi berupa fisik dari guru kepada peserta didik. Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan media pembelajaran yang digunakan adalah media Chart atau bagan. Menurut Ahmad Sabri, bagan adalah “gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis gambar”.12 Sedangkan Usman dan Asnawir berpendapat media Chart adalah “suatu media pengajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga orang, keluarga ditinjau dari 8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) cet ke-4, h. 43 9 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Remaja Rosda Karya,1992).h.22 10 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: CV Wacana Prima, 2008) cet ke-2, h.6 11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : PT Remaja Rosda Karya,2010), cet ke13 h.4 12 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: PT . Ciputat Press, 2010), cet ke-3, h. 109
4
sudut waktu dan ruang.”13 Media ini terdiri dari bagan yang berisi gambar ataupun materi pokok yang dibahas, yang diharapkan mampu membangkitkan minat siswa. Berdasarkan pengamatan banyak pihak masih dirasakan bahwa pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh para guru di sekolah, lebih didasarkan pada kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa, akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
para guru terkesan lebih
merupakan
belum
pekerjaan
administratif,
dan
berperan
dalam
mengembangkan potensi siswa secara optimal. Keadaan dan fenomena seperti ini kemungkinan tidak dapat dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai pelaksana kurikulum dan pengajar sangatlah kompleks dan sulit. Numan Sumantri mengatakan bahwa “pembelajaran IPS yang diberikan di sekolah-sekolah sangat menjemukan, membosankan. Hal ini disebabkan penyajiannya bersifat monoton dan ekspositoris, sehingga siswa kurang antusias yang dapat mengakibatkan pelajaran kurang menarik”.14 Kelemahankelemahan
tersebut diperberat lagi oleh beberapa kondisi yang ada, di
antaranya masih berlakunya sistem guru kelas harus mengajarkan beberapa mata pelajaran. Masing-masing mata pelajaran itu mempunyai karakteristik atau ciri tersendiri. Bukan tidak mungkin belum terkuasai sepenuhnya oleh guru, baik substansi maupun metodologi. Penelitian yang dilakukan oleh Suyanto tahun 1999 mengungkapkan bahwa dalam Pembelajaran Pendidikan Ekonomi di SLTP ditemukan ada beberapa permasalahan, yaitu: 1.
2.
Masih ada guru yang mengeluh dalam mengajar ekonomi di sekolah karena mereka memandang bahwa pelajaran ekonomi kurang menarik dan membosankan bagi siswa yang diajarnya. Mitos siswa bahwa guru ekonomi kurang berwibawa jika dibandingkan dengan guru matematika, IPA maupun bahasa Inggris, karena menurut siswa pelajaran ekonomi kurang
13
M. Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet ke-1, h. 34 14 Numan Sumantri, Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet ke-1,. H. 165
5
3.
mendukung untuk melanjutkan ke SMU bagian IPA sehingga dirasakan kurang penting. Pelajaran ekonomi dianggap sukar oleh siswa sehingga akibat kurang adanya kepastian empiris yang mudah dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari15.
Fenomena yang digambarkan di atas, baik menyangkut rendahnya kualitas prestasi akademik/hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, serta layanan pembelajaran yang belum dapat mengapresiasi dan mengakomodasi perbedaan individual siswa serta sikap yang kurang positif dari siswa dan masyarakat terhadap mata pelajaran IPS termasuk di dalamnya mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini merupakan suatu tantangan yang harus diahadapi oleh guru. Seorang guru harus menguasai model-model pembelajaran sebagai pilihan yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Seiring dengan pentingnya sebuah media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan alat-alat atau pun media dalam pembelajaran. Guru memegang peranan penting di dalam proses pendidikan. Salah satu kode etik yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional mampu menggunakan alat atau media pembelajaran. Fungsi utama media pembelajaran adalah “sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”.16 Kebutuhan akan media yang baru saat ini dirasakan sangat penting. Media dirancang untuk membantu untuk menyukseskan keberhasilan dunia pendidikan menjadi satu hal yang penting saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya, menyatakan “bahwa para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan di sekolah, dan 15
Neti Budiwati, Pembelajaran Ekonomi SMA dan SMK, dalam http://netibudiwati.blogspot.com. Pada 30 Nopember 2010. 16 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke13, h.15
6
tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman”.17 Paradigma pendidikan yang telah berganti dari teacher oriented (terfokus pada guru) menjadi student oriented (fokus pada siswa) membuat para praktisi pendidikan bekerja keras membuat media pembelajaran semenarik mungkin. Dahulu ada anggapan guru adalah orang yang paling tahu. Paradigma itu berubah menjadi guru lebih tahu dahulu. Namun sekarang bukan saja pengetahuan guru bisa sama dengan murid, bahkan murid bisa lebih dahulu tahu dari gurunya. Semua itu akibat perkembangan media informasi di sekitar kita yang dapat diakses dengan mudah.
Menyikapi hal tersebut,
sekurang-kurangnya yang guru harus lakukan ialah guru mampu menggunakan media yang menjadi keharusan dalam mencapai tujuan. Media pembelajaran sebagai alat perantara tidak bisa berbuat lebih, media pembelajaran dapat efektif jika didukung oleh guru yang mampu kreatif dan efektif menggunakan media yang ada, walaupun sederhana. Penggunaan media pada penelitian ini adalah dengan menggunakan media chart atau bagan. Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai media chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Selain itu media chart juga memberikan kemudahan pada para siswa untuk mengetahui inti pokok pembahasan dalam pembelajarannya. Penggunaan media chart ini semata ingin memberikan penyajian yang baik dan mudah di mengerti siswa sehingga dalam hasil belajarnya menjadi lebih baik. Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul skripsi mengenai “KONTRIBUSI MEDIA CHART TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA PADA KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN (Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor)”
17
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran……………….h. 2
7
B. Identifikasi Masalah Dari berbagai macam latar belakang masalah yaitu banyak sekali media yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa dalam belajar ekonomi. Maka timbul pertanyaan yang mendasari penelitian ini antara lain: 1. Belum diketahui besarnya kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor. 2. Belum diketahui peningkatan hasil belajar ekonomi siswa setelah menggunakan media chart di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor 3. Belum diketahui tingkat hasil belajar ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran siswa saat ini 4. Belum diketahui media yang tepat dalam pembelajaran ekonomi 5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran ekonomi.
C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan penulis dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi permasalah pada: 1. Peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran setelah menggunakan media chart di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor 2. Kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penwaran di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan: 1. Bagaimanakah
peningkatan
hasil
belajar
ekonomi
siswa
setelah
menggunakan media chart di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.
8
2. Bagaimana kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penwaran di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.
E. Tujuan Penelitian Untuk mendapat gambaran tentang bagaimana kontribusi media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran di kelas X MAN Jonggol Bogor Jawa barat.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat diantaranya : 1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pemanfaatan media dalam pembelajaran. 2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi. 3. Bagi pembaca, dapat menjadi bahan baca yang menambah wawasan mengenai salah satu bagian dari dunia pendidikan.
9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Hakikat Media a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni “medius secara harfiahnya berarti tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab, media disebut perantara (wasail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.18 Media
Menurut
Heinich
merupakan
“alat
saluran
komunikasi”.19 Sedangkan AECT (Association for Education and Communication Technology) mendefenisikan media merupakan “segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.”20 Media pun erat kaitannya dalam dunia pendidikan, di mana komunikasi itu berlangsung secara efektif terutama antara guru dan siswa, karena guru sebagai sumber pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Menurut Hamalik media pendidikan adalah “metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan 18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.5.
h. 3 19
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: CV Wacana Prima, 2008) cet ke-2, h.6 20 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,……………h. 3
10
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”.21 Dalam media pembelajaran, Gagne menyatakan bahwa media adalah “berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang merangsang untuk belajar. Sementara Brigs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.22 Sedangkan menurut Arsyad media adalah “komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”.23 Heinich mencontohkan media ini seperti “film, televisi, diagram,
bahan
tercetak
(printed
materials),
komputer
dan
instruktur”.24 Media dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai alat-alat visual, audio, audio-visual dan elektronis atau sebagai mediator untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Munadi, media pembelajaran merupakan “sumber-sumber belajar selain guru yang disebut penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan oleh para guru atau pendidik”.25 Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan meningkatkan performance siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dari batasan yang disampaikan para ahli mengenai media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran 21
Oemar Hamalik, Media Pendidikan. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994) cet ke-7
h. 12. 22
Arif S. Sadiman dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009) h. 6 23 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…………….h.4 24 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian………...h.6 25 Yudhi Munadi. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru,( Jakarta: Gaung Persada Press, 2008) h.5
11
adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan menyampaikan informasi dari sumber kepada peserta didik yang bertujuan untuk merangsang pikiran, perasaan dan kemauan mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media selain digunakan untuk
mengantarkan
pembelajaran
secara
utuh
dapat
juga
dimanfaatkan, untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan motivasi.
b. Fungsi-fungsi Media Menurut Susilana dan Riyana Media digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena memiliki kegunaan untuk: a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan daya indera. c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran dapat ditekankan beberapa hal berikut: a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif. b. Merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. c. Dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. d. Bukan sebagai alat hiburan. e. Untuk mempercepat proses belajar. f. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. g. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.26 Menurut Yudhi Munadi fungsi media pembelajaran terbagi menjadi 5 yaitu : 1. Sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. 26
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. …………………..h. 9-10
12
2. Fungsi Semantik, yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik. (tidak verbalistik). 3. Fungsi manipulatif, media memiliki dua kemampuan, yang mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. 4. Fungsi psikologis, fungsi ini terdiri dari fungsi atensi (perhatian), afektif, kognitif, imajinatif, dan motivasi. 5. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosiokultural antar peserta komunikasi pembelajaran.27 Fungsi utama media pembelajaran adalah “sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.”28 Agar proses pembelajaran ekonomi berjalan dengan baik, menarik dan mudah dipahami oleh siswa, guru baiknya menggunakan media karena media menurut Hamalik mempunyai beberapa fungsi yakni “edukatif, sosial, ekonomi, politis dan seni budaya”.29 Media pembelajaran dapat merangsang minat anak, meningkatkan motivasi belajar anak dan dapat juga menanamkan konsep secara konkrit. Proses belajar yang demikian juga dapat meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar. Media dapat menjadi penting dalam pembelajaran ekonomi karena media dapat menjelaskan sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh siswa dengan mudah. Dapat di simpulkan fungsi-fungsi media sebagai berikut: 1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif. Untuk meningkatkan kualitas proses belajarmengajar. 2. Dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. 3. Fungsi semantik, yakni memperjelas pesan (tidak verbalistik). 27
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru………………h. 37-48 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ……………. h.15 29 Oemar Hamalik, Media Pendidikan……………..h. 12 28
13
4. Fungsi manipulatif, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan daya indera 5. Fungsi psikologis, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya. 6. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Dengan fungsi-fungsi tersebut di atas diharapkan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran Media harus dirancang dengan baik dalam batas-batas tertentu yang dapat merangsang timbulnya dialog internal dalam diri siswa dengan media atau antara siswa dengan guru. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kita dapat mempergunakan bermacam-macam bentuk media pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai, macam-macam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut: Rudi Bertz dan Basyiruddin Usman mengelompokkan media dalam 5 klasifikasi diantaranya: a. Media audio visual gerak seperti film suara, video kaset, TV, dan lain-lain. b. Media audio visual diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara dan lain-lain. c. Media visual gerak seperti film strip, dan lain-lain. d. Media visual diam seperti gambar, chart, transparansi, OHP, dan lain-lain. e. Media audio seperti tape recorder, kaset rekaman, dan radio dan lain-lain. 30
30
Basyirudidin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), cet ke-1, h.
27
14
Dengan
penggunaan
berbagai
macam
media
dalam
pembelajaran diharapkan mampu mendorong motivasi serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang memuaskan sebagaimana tujuan akhir proses pembelajaran. Salah
satu
pendekatan
yang
dapat
diterapkan
untuk
meningkatkan kognitif siswa adalah penggunaan media dalam setiap pembelajaran karena media merupakan salah satu sumber belajar yang bermanfaat untuk mengatasi perbedaan gaya belajar, minat interaksi, dan keterbatasan daya indera. Media memiliki peranan penting dalam mencapai keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran. Seperti yang penelitian dilakukan oleh Paivio seorang pakar pendidikan, ia menyatakan bahwa “informasi yang diterima seseorang diproses melalui salah satu dari dua channel, yaitu channel verbal seperti teks dan suara, dan channel visual (nonverbal image) seperti diagram, gambar, dan animasi. Kedua channel ini dapat berfungsi baik secara independen, secara paralel,
atau
juga
secara
terpadu
bersamaan”.31
Dari
hasil
penelitiannya mengindikasikan bahwa dengan memilih perpaduan media yang tepat, kegiatan belajar dari seseorang dapat ditingkatkan. Dengan perpaduan informasi, dari verbal (lisan) dan non verbal (non lisan) yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami daripada informasi yang menggunakan teks saja, suara saja, perpaduan teks dan suara saja, atau ilustrasi saja. Begitu juga Dyah Dwihastuti dalam penelitiannya menyatakan bahwa “hasil belajar IPS dengan menggunakan media grafis lebih baik daripada tidak menggunakan media grafis”.32 Hal ini dikarenakan siswa akan lebih tertarik pada suatu hal yang membuatnya lebih fokus
31
Joko Sutrisno, “Dual Coding Theory” dari http://joko.tblog.com, 11 November 2010 Dyah Dwihastuti Hubungan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogosari Wetan 01 – 02 Kecamatan Pedurungan. (Semarang: Jurnal Pendidikan Iswara Manggala, 2005) Vol 1 No. 5 h. 14 32
15
memahami dan mempelajari suatu pelajaran karena informasi yang diberikan tidak hanya secara verbal, namun juga non verbal. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa antara kedua sistem yakni sistem teori verbal (lisan) dan sistem teori non verbal (non lisan) dapat saling menguatkan satu sama lain jika keduanya dipadukan, sistem verbal yang dijelaskan oleh pendidik dapat mudah dimengerti oleh siswa dengan penjelasan melalui media pembelajaran. Hal tersebut dapat terbukti sukses jika antara materi dan media ini sesuai dalam penyajiannya. Menurut Gardner telah menekankan bahwa pemikiran visual adalah dasar dan bagian yang unik dari proses pemahaman. Visualisasi juga merupakan bagian dari sistem verbal dan simbol (non verbal) untuk mengungkapkan ide dan pemikiran. Format pengajaran visual bergambar memiliki kentungan terhadap keterampilan yaitu: 1. “Kemampuan untuk menunjukan suatu hubungan 2. Hubungan yang sebanding dengan suatu objek 3. Mempermudah pemahaman terhadap kesimpulan”.33 Media visual “merupakan penyajian baru dalam strategi belajar yang mengedepankan pemahaman secara utuh, ketika siswa mengkonstruksi
jaringan
kerja
visual
mereka
menyimbolkan
pengetahuan sains dengan gambar-gambar yang menonjol dalam mengidentifikasikan kata, warna dan bentuk.”34 Menurut Susilana dan Riyana, media visual atau media grafis adalah “yang menyajikan fakta, idea atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.”35 33
Catherine McLoughin, “Visual Thinking and Telepededagy”. Dalam http://www.Nature.com/eye/journal/V17/N6/Full/6700500a.html, h. 2, 14 Juni 2010 34 Palma J Longo, Visual Tinking Networking PromotesProblem Solving Achievement For th 9 Grade Earth Science Students, dalam elektronik Journal of Science Education, No 1 Vol 7, September 2002. H 3 35 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran…… h. 13
16
Dari paparan teori di atas bahwa media visual sangat mengedepankan pemahaman serta memiliki keuntungan keterampilan untuk menunjukan hubungan pada suatu objek. Media grafis atau media visual memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya, yaitu: “a). dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan. b). dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa. c). pembuatannya mudah dan harganya murah. Sedangkan kelemahannya, membutuhkan keterampilan khusus danlam pembuatannya, terutama untuk grafis yang kompleks dan penyajian pesan hanya berupa unsure visual.” 36 Dari beberapa sumber eksperimen diantaranya yang dilakukan oleh Moreno dan Mayer tentang “siswa yang memakai media visual dalam proses belajarnya tidak menjamin memperoleh pemahaman yang mendalam dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan media visual namun setidaknya dapat mengaplikasikan pemahaman dalam proses belajar.”37 Berdasarkan pendapat para ahli dapat di simpulkan bahwa siswa yang memakai media visual dalam proses belajar mengajarnya, belum tentu mendapatkan pemahaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media visual. Media visual dapat diukur keberhasilannya dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa setelah belajar dengan menggunakan media visual, apakah terdapat perbedaan bagi siswa yang memakai media visual dengan siswa yang belajar tanpa memakai media sama sekali. Media visual memiliki fungsi yang penting bukan hanya sebagai pelengkap semata dalam proses belajar-mengajar namun fungsinya dapat memperdalam pemahaman siswa dalam menerima 36
Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran…… h. 14 Roxana Moreno dan Richard E Mayer. Pedagogival Agents in Constructivist Multimedia Environments: The Role of Images and Languge in The Instructional Communication. Dalam Elektronic Journal of Science Education. 2000 h. 3 37
17
informasi dalam proses belajarnya. Baik media visual yang diberikan oleh guru ataupun yang didapat dari pengalaman secara personal dari lingkungan. Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kegiatan pembelajaran, hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah. Media
merupakan
komponen
sumber
belajar
yang
mengandung materi pembelajaran di bangku sekolah yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Secara implisit media pembelajaran meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran sperti buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide, gambar, grafik, televisi, komputer dan lain-lain.
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar, karena beranekaragamnya media tersebut maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbedabeda untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat secara tepat guna. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, oleh karena itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan menurut Sadiman antara lain : 1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. 2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media, sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran. 18
3) Kondisi audiens (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak, faktor umur, intelegensi, latarbelakang pendidikan. 4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesian sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. 5) Media dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat dan berhasil guna. 38 Begitu juga Menurut Dick dan Carey dalam pemilihan media setidaknya ada empat faktor yang harus diperhatikan antara lain: 1. Ketersediaan sumber setempat, maksudnya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. 2. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga fasilitasnya, 3. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media. 4. Efektifitas biayanya dalam jangka waktu panjang. 39 Media dapat dipilih sesuai kebutuhan yang diintegrasikan dengan materi yang diajarkan agar tercapai suatu tujuan akhir dalam proses pembelajaran yakni hasil belajar. Dapat disimpulkan dalam pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut: 1) Media yang dipilih hendaknya selaras dengan tujuan 2) Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media 3) Ketersediaan media di sekolah memudahkan guru dapat mendesain sendiri, atau membeli media. 4) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat dan berhasil guna. 5) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media. 38 39
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, ……………..h. 15-16 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan,… ………………..h.86
19
2. Media Chart a. Pengertian Media Chart Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (receiver), dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sadiman “simbol-simbol tersebut harus dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien”40. Selain itu fungsi umum itu secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghasilkan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan, atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Salah satu media grafis adalah chart. Menurut Asnawir dan Usman Chart atau bagan adalah “gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis dan kata-kata.”41 Maksudnya untuk memperagakan suatu pokok pelajaran yang menunjukkan adanya hubungan, perkembangan atau perbandingan sesuatu. Chart pada umumnya digunakan untuk menggambarkan sebuah peristiwa secara kronologis, jumlah kuantitas secara kronologis. Lebih lanjut Menurut Asnawir dan Usman bahwa Media bagan/chart adalah “suatu media pembelajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan ide, objek lembaga, orang keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang”.42 Bagan hampir sama dengan diagram, namun “bagan lebih menekankan kepada suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi”.43 Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur
40 41
Arif S. Sadiman Media Pendidikan …………..h 28 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Pers 2003),
h.11 42 43
Asnawir dan Basyiruddin Usman Media Pembelajaran.,…………………….. h. 33 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran :Sebuah Pendekatan Baru……………. h. 94
20
organisasi. Dengan kemampuan tersebut chart merupakan cara untuk memvisualisasikan informasi atau materi yang rumit dengan cara yang sederhana dan singkat. Untuk merancang sebuah chart yang efektif dapat dimanfaatkan berbagai jenis grafis seperti gambar, sketsa, grafik, diagram atau bahkan bentuk verbal. Ada beberapa pertimbangan penting mengapa media chart dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh bagan secara efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadiman bahwa “seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap”.44 Dari sejumlah media grafis, chart merupakan jenis yang paling banyak digunakan, mudah dikenali dan mudah dimengerti secara langsung tanpa memerlukan interpretasi. Chart sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan pelajaran materi lainnya. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media chart, pembuatan chart disusun sesuai tujuan pelajaran yang ditentukan secara jelas. Bagi siswa suatu chart yang disajikan berisi satu konsep atau gambaran konsep. Sebaiknya “chart itu ditekan hingga hanya berisi informasi verbal dan visual yang minimum untuk dapat dipahami, jika ingin mengungkapkan beberapa gagasan atau konsep.”45 Bagan atau chart termasuk media visual fungsi yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit
jika hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan yang mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.
44 45
Arif S Sadiman Media Pendidikan …………… h. 36 Arif S Sadiman Media Pendidikan …………… h. 35
21
Pembelajaran ekonomi dengan menggunakan media chart yaitu sebuah media pembelajaran yang penyajiannya secara diagramatik yang menggunakan lambang-lambang visual. Fungsi pokoknya adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan, secara visual, suatu proses perkembangan atau hubungan-hubuangan penting. Sebagai media yang baik media chart harus: 1. Dapat dimengerti anak. 2. Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit. 3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tidak kehilangan daya tarik.46 Fungsi tersebut diharapkan mampu memberikan hasil yang baik untuk para siswa, itu membuktikan pentingnya sebuah media chart dalam pembelajaran bukan hanya sebuah alat namun juga media diharapkan
mampu
menjadi
tranformator
yang
efektif
dalam
kemampuan berpikir siswa. Dari pembahasan media chart di atas dapat disimpulkan bahwa media chart merupakan gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis dan kata-kata. Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur organisasi dan dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu
konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh
bagan secara efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik. Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap.
46
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,…………..h. 135
22
b. Jenis-jenis Media Chart Heinich membedakan chart dalam berbagai jenis yang sangat berkaitan dengan jenis materi yang akan disampaikan yaitu: 1. Bagan Organisasi Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan struktur sebuah organisasi. Dalam bagan ini dapat dilihat dengan jelas bidang-bidang yang terdapat didalamnya. 2. Bagan Arus Bagan arus dapat diartikan sebagai beberapa anak sungai yang menuju kesatu arah yang sama untuk bersama-sama melahirkan sebuah sungai yang baru. 3. Bagan Pohon Bagan pohon digunakan untuk menjelaskan bahwa dari satu benda dapat dihasilkan berbagai benda yang lain. 4. Bagan Proses/arus Bagan proses menggambarkan tahap-tahap pembuatan sesuatu.47 Menurut Sadiman beberapa jenis bagan/chart secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. 1. Chart yang menyajikan pesan bertahap a) Flip chart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi. Apabila urutan informasi yang disajikan tersebut sulit ditunjukkan dalam selembar chart, bagan balikan dapat dipakai. b) Bagan tertutup (hidden chart) disebut juga strips charts. Pesan yang dikomunikasikan mula-mula dituangkan kedalam suatu chart. Kemudian ditutup dengan potongan kertas yang mudah untuk dilepas. 2. Chart yang menyajikan pesan sekaligus Chart atau bagan yang menyajikan pesan secara sekaligus, antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart) dan stream chart.48 Dapat disimpulkan jenis-jenis chart (bagan) adalah sebagai berikut:
47
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. …..h. 94-95 Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya…….h. 36-37 48
23
1. Chart (bagan) sesuai pembuatannya yaitu: bagan organisasi, bagan arus dan bagan pohon 2. Chart yang menyajikan pesan bertahap yaitu: flip chart, dan bagan tertutup (hidden chart). 3. Chart yang menyajikan pesan sekaligus antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart) dan stream chart.
c. Cara Penggunaan Media Chart Media digunakan dengan perencanaan sistematis, media digunakan jika media itu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi pembelajaran yang telah dirumuskan. a. Persiapan sebelum menggunakan media chart Agar penggunaan media dapat berjalan dengan baik, kita perlu membuat persiapan yang baik pula, pertama dipelajari buku petunjuk yang telah disediakan untuk membuat media chart, karena untuk memudahkan belajar dengan media itu. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga
perlu
dipersiapkan,
dengan
demikian
pada
saat
menggunakannya nanti tidak ada gangguan. Peralatan media perlu ditempatkan dengan baik sehingga siswa dapat melihat atau mendengar program dengan enak, lebih-lebih media itu kita gunakan secara kelompok. b. Kegiatan selama menggunakan media chart. Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah suasana ketenangan, gagasan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan, seorang guru dapat mempersilahkan muridnya apabila terdapat bagian-bagian dari media chart yang disajikan terdapat ketidak jelasan.
24
c. Kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk melihat apakah tujuan telah tercapai, untuk itu soal tes yang disediakan perlu dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa program media chart yang disajikan, kemudian kita cocokkan jawaban apabila masih terdapat banyak kesalahan berarti sajian program media harus diulang kembali.
Dapat disimpulkan penggunaan media chart dilakukan secara sistematis dan terencana sebelum disajikan didalam kelas. Pertama dilakukan persiapan dengan mempelajari buku dan peralatan yang diperlukan. Kedua, Kegiatan selama menggunakan media chart dalam keadaan suasana ketenangan. Ketiga Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan soal tes.
d. Cara Pembuatan Media Chart Dengan menggunakan media chart, proses pembelajaran Ekonomi akan lebih menarik dan mengasyikan, dan diharapkan dapat mengubah pandangan negatif siswa terhadap IPS khususnya ekonomi serta pada akhirnya akan menghasilkan penguasaan ekonomi yang baik. Media chart memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Benyamin S. Bloom, “kelebihan Media chart diantaranya: murah dan dapat dipersiapan terlebih dahulu serta dapat dipakai dalam berbagai situasi. Sedangkan kekurangannya, kurang flesksibel, perlu waktu banyak untuk mempersiapkannnya. Perlu keterampilan tertentu untuk membuatnya”.49 Pembuatan media chart dapat dilakukan dengan teknik menggambar. Pembuatan media chart yang dimaksud dalam penulisan ini terbatas pada media yang dibuat dengan manual (tangan) dan bukan 49
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem SKS. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet ke-1 H. 120
25
dengan pemanfaatan alat. Sebuah chart yang dibuat secara manual dengan perbadingan ukuran warna, bentuk seperti benda wajarnya akan menghasilkan benda menunjukkan adanya hubungan yang jelas. Media chart yang disajikan menggunakan bahan karton, dan kertas warna untuk menarik perhatian siswa. Media chart yang disajikan berupa media bagan Arus, bagan organisasi dan bagan tertutup (hidden chart). Menurut Sadiman, “bagan tertutup (hidden chart) disajikan dengan pesan yang akan dikomunikasikan mula-mula dituangkan ke dalam satu chart. Misalnya pesan tersebut berupa jenis chart. Setiap jenis kemudian ditutup dengan potongan kertas yang mudah untuk dilepas. Potongan selain murah juga menarik perhatian. Pada saat penyajian satu persatu tutup itu dibuka.50 Cara pembuatan media chart dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, mempersiapkan alat atau bahan media seperti karton, spidol, kertas warna, gunting. Kedua, Menuliskan materi pada kertas warna. Ketiga, menggambar bagan sesuai dengan materi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara pembuatan media chart harus memiliki keahlian seperti menggambar dan menghabiskan waktu dalam pembuatan dan penggunaannya, akan tetapi media chart dapat di pakai berbagai situasi. 3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Pendapat lain, bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-ketrampilan tertentu. Menurut pengertian secara psikologi, belajar adalah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.51 50
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan………………….h. 36 Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta : Reneka Cipta. 1991).h.119-121 51
26
Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pula sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa “belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.52 Menurut Suharsimi Arikunto hasil belajar adalah, “hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang diamati dan diukur”.53 Nana Sudjana menjelaskan bahwa “pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”54 Sedangkan menurut E. Mulyasa “pengertian keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran.”55. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi standar kompetensi dari bahan tersebut. Hasil belajar merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, yang dinilai dan diamati dari perubahan tingkah laku, proses belajar dapat dinyatakan berhasil jika telah sesuai dengan standar kompetensi dari bahan ajarnya. Untuk mengetahui hasil akhir dalam pembelajaran, maka dilakukan penilaian terhadap kemampuan siswa. Penilaian adalah
“proses memperoleh informasi untuk tujuan
pengambilan keputusan tentang kegiatan belajar siswa. Evaluasi dalam
52
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2004) cet. H.90 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) cet ke-4, h. 43 54 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1992).h.22 55 E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005).h.121 53
27
pembelajaran sosial studies dilakukan secara kontinu, utuh dan menyeluruh, baik evaluasi berupa tes nontes.” 56 Penilaian hasil belajar diatur pula dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/U/2002 tentang Kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah BAB II (Penilaian Hasil Belajar) pasal 10 yang berisi: “1. Ulangan harian dan ulangan umum merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang diselenggarakan oleh sekolah. 2. Ulangan umum dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran setelah ujian akhir.”57 Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dengan mengevaluasi dan menilai hasil belajar siswa secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu melalui tes, tes adalah “alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian”58. Selain tes dapat dilakukan
non tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Dengan teknik nontes, penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan “cara: observasi, daftar cek (cheklist) temu wicara, catatan harian, hasil karya siswa, rangkuman pengalaman, daftar catatan harian.”59 Dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil akhir dalam proses belajar yang dinilai dan diamati perkembangannya. Penilaian hasil belajar dilakukan baik secara harian, bulanan, semesteran dan tahunan oleh guru. b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Lebih lanjut suatu keberhasilan ataupun ketidak berhasilan suatu proses belajar memiliki faktor yang mempengaruhinya. Adapun
56
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Bumi Aksara : Jakarta, 2008) cet ke-2, h. 43 57 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Sinar Grafika : Jakarta, 2003) h. 148 58 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1996) Ed. 1, cet ke-1 h. 66 59 Etin Solihatin dan Raharjo,…………., h. 47-48.
28
menurut Yudi Munadi, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar sebagai berikut: 1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Demikian juga saraf pengontrol kesadaran dan panca indera yang dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. b) Faktor Psikologis Setiap anak didik pada dasarnya memiliki kondisi fisiologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis diantaranya: intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar. 2) Faktor eksternal a. Faktor lingkungan Lingkungan ini dapat berupa lingkungan alam dan pula berupa lingkungan sosial. b. Faktor instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.60 Hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun ekternal. Faktor yang mempunyai proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu : 1) Bahan atau materi yang dipelajari 2) Lingkungan 3) Instrumen 4) Kondisi peserta didik Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat dikatakan bahwa memang sangatlah mempengaruhi keberhasilan dalam belajar siswa dan saling berhubungan, khususnya faktor eksternal seperti udara atau keadaan cuaca yang berubah-ubah dapat berpengaruh dengan kesehatan 60
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. ……..h. 24-35
29
siswa dalam hal ini faktor internal. Kedua faktor tersebut seharusnya diperhatikan oleh orang tua dan siswa itu sendiri agar dalam proses belajar baik dan hasilnya pun akan baik.
c. Gaya Belajar Belajar dan berfikir merupakan 2 (dua) proses yang tidak dapat dapat dipisahkan. Menurut Zikri Neni belajar atau learning, adalah “perubahan secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman, tetapi berfikir tidak selalu menghasilkan perubahan perilaku”.61 Keterpaduan keduanya sebagai dasar untuk mengetahui cara belajar atau gaya belajar pada setiap individu. Dengan mengetahui gaya belajar, seseorang dapat lebih meningkatkan hasil belajarnya, ini karena ia akan melakukan cara menurut karakter dalam dirinya. Akhir-akhir ini timbul pemikiran baru dalam pendidikan di sekolah, yaitu guru sebaiknya memperhatikan gaya belajar (Learning Style) siswa. Oleh karena itu mengetahui gaya belajar setiap siswa serta berupaya memperbaiki gaya belajar siswa yang kurang baik bagi seorang guru merupakan suatu usaha yang sangat penting artinya dalam upaya mewujudkan keberhasilan mengajar. Gaya belajar atau modalitas belajar dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a. Gaya belajar visual Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat. b. Gaya belajar auditorial Cara belajar mereka melalui apa yang mereka dengar. c. Cara belajar kinestetik Cara belajar dengan belajar, bekerja dan menyentuh. 62
61
Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman diri dan lingkungan. (Jakarta: Kizi Brothers, 2006) cet ke-1. H. 77. 62 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005) Cet ke-22 h. 113
30
Walaupun
masing-masing
dari
kita
belajar
dengan
menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Setelah mengenali gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik, seorang guru pasti tahu cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki gaya belajar unik dan berharga ini. Seorang guru harus mempunyai
cara
yang
digunakan
untuk
membantu
siswa
memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing antara lain: 1. Menjelaskan kepada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua cara yang sama baiknya, setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri dan kenyataannya kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya yang mendominasi. 2. Buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing. 63 Tipe belajar siswa di sekolah dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis antara lain: 1. Gaya belajar pada permulaan belajar Gaya belajar ini dibagi menjadi dua macam yaitu field dependence dan field independence. Gaya belajar field dependence ialah gaya belajar siswa yang mau memulai belajar apabila ada pengaruh atau perintah dari orang lain (guru/orang tua). Sebaliknya gaya belajar field independence ialah siswa mau belajar tanpa disuruh atau dipengaruhi oleh orang lain. 2. Gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran. Ada dua macam gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran yaitu gaya perceptive dan gaya receptive. Gaya perceptive ialah kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran/ informasi atau dalam mengumpulkan informasi atau dalam dalam belajar dilakukan dalam beraturan yaitu dengan menggunakan organisasi/ hubungan terhadap hal-hal atau konsep-konsep. Sedangkan pada gaya belajar receptive kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran yang dilakukan dengan menerima informasi (yang disampaikan guru/disesuaikan oleh buku secara detail).
63
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Teaching, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005) Cet ke I, h. 165
31
3. Gaya belajar siswa dalam menyerap pelajaran Gaya belajar siswa pada waktu menyerap pelajaran ada dua macam yaitu gaya impulsive dan reflective. Gaya belajar impulsive ialah gaya siswa dalam menyerap pelajaran cenderung untuk cepat-cepat mengembil keputusan tanpa memikirkan secara mendalam untuk mengambil konsepkonsep informasi yang diterimanya. Sedangkan gaya belajar reflective ialah siswa cenderung untuk memikirkan dan memahami semua konsep informasi yang disampaikan. 4. Gaya belajar siswa dalam memecahkan masalah Dalam memecahkan masalah atau dalam menjawab soal/permasalahan yang digunakan ada dua macam yaitu gaya intuitif dan gaya sistematis. Pada gaya intuitif siswa dalam memecahkan/menjawab soal dilakukan hanya secara intuisi atau menurut perasaan saja, sedangkan pada siswa yang sistematis gaya belajarnya gaya belajarnya dalam menjawab permasalahan tidak dilakukan secara trial dan error tetapi dengan cara yang sistematis yaitu dimulai dengan melihat struktur permasalahannya. 64 Cara dan gaya dalam belajar terbagi menjadi tiga tipe utama yaitu: visual, auditory, dan kinestetik. Setiap orang bisa saja memiliki salah satu dari ketiganya. Manusia visual menerima dan memproses informasi dengan cara melihat dan menciptakan gambaran mentalnya secara khas, orang visual akan menggunakan kata-kata seperti: tunjukan pada saya, atau perhatikan ini. Manusia auditori menerima dan memproses informasi dengan mendengarkan kata-kata dan suara-suara. Orang auditori cenderung menggunakan kata-kata seperti: ceritakan pada saya, pendengarannya seperti…. Manusia kinestetik menerima dan memproses informasi melalui perasaan dan sensasi biasanya cepat berkata rasanya seperti…, bagi saya rasanya enak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar setiap siswa berbeda-beda termasuk dalam proses belajar di 64
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Pendidkan Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke-2 h. 102-105
32
sekolah. Secara mudah dan mendasar dalam mengetahui gaya belajar siswa dapat di lihat apakah siswa tersebut termasuk gaya visual (melihat),
auditorial
(mendengar),
kinstetik
(bekerja).
Dalam
pembelajaran di sekolah pun setiap siswa berbeda-beda cara meresponnya ataupun gaya belajarnya, seperti pada saat permulaan belajar,
menerima
pelajaran,
menyerap
pelajaran
dan
dalam
pemecahaan masalah. Oleh karena itu gaya belajar merupakan cara seseorang dalam memproses, menyerap dan mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang dilaluinya. Seluruh siswa perlu ditangani dengan baik oleh guru dengan berbagai ragam jenis gaya belajar yang dimiliki para siswa, guru harus mampu mempadu-padankan cara mengajar agar mampu diserap seluruh siswa. Hal ini tidak lah mudah, namun jika ada kerjasama antara guru, siswa dan orang tua dalam mengetahui gaya belajar, mungkin permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik jika semua pihak menyadari dan mengerti mengatasi situasi tersebut.
d. Hubungan Belajar dengan Hasil Belajar Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat
fundamental.
Sebagian
besar
dari
proses
perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar, belajar yang di sadari atau tidak sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru, belajar dari buku atau media elektronika, belajar disekolah, dirumah, lingkungan kerja atau masyarakat. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik, atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal ini yang selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungan. Mengenali perubahan yang sudah dijelaskan di atas bahwa mempunyai arti sangat luas, menyangkut semua aspek kepribadian 33
individu, perubahan tersebut dapat berupa penguasaan dan penambahan pengetahuan, kecakapan sikap, nilai motivasi, kebiasaan, minat dan lain-lain. Demikian juga dengan pengalaman berkenaan dengan segala bentuk pengalaman atau hal-hal yang pernah dialami, pengalaman karena membaca, mendengar, merasakan, melakukan, menghayati, melaksanakan, menilai, menganalisis dan lain-lain. Dengan belajar seseorang tersebut akan memperoleh kecakapan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu, perubahan tingkah laku terjadi sebagai proses belajar pada diri siswa inilah yang disebut dengan hasil belajar. Oleh karena itu hasil belajar dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan (capability) yang diperoleh seorang akibat belajar.
4. Hakikat Pembelajaran Ekonomi Sebelum pembahasan tentang hakikat ekonomi terlebih dahulu dijelaskan pengertian dan tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai induk dari pembelajaran Ekonomi.
a. Pengertian IPS Istilah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. IPS adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah. Adapun pengertian IPS menurut beberapa ahli yakni: a) Menurut Muhammad Numan Somantri, IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideology, dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.65.
65
Nu’man Sumantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, (PT Remaja Rosda Karya: Bandung, 2001) cet ke-1 h.74
34
b) Menurut Sapriya mata pelajaran IPS “merupakan sebuah nama mata pelajaran dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.”66 c) Menurut
Martorella,
bahwa
pembelajaran
IPS
“lebih
menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.”67 Dari beberapa pendapat tentang pengertian IPS di atas dapat dikemukakan bahwa IPS adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial didukung dan berdasarkan pada bahan kajian geografis, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata Negara dan sejarah, namun IPS bukan merupakan penjumlahan, himpunan atau penumpukan, bahanbahan ilmu sosial.
b. Tujuan Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Kemudian dalam berbagai buku social studies, sering dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkannya pada usaha mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang baik. Tujuan pembelajaran IPS adalah “untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai
66
Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep Dan Pembelajaran, (PT Remaja Rosda Karya: Bandung, 2009), Cet ke-1 h. 7 67 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS, (Bumi Aksara: Jakarta, 2008), ed. 1 Cet ke-2 h. 14
35
dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.”68 Menurut Bloom, maka secara garis besar terdapat tiga sasaran pokok dari pembelajaran IPS, yaitu: a) Pengembangan aspek pengetahuan (cognitive) b) Pengembangan aspek nilai ian kepribadian (affective), dan c) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotoric). Dengan tercapainya tiga pokok tersebut diharapkan akan tercipta manusia yang berkualitas, bertanggung jawab atas pernbangunan bangsa dan negara serta ikut bertanggung jawab terhadap perdamaian dunia, seperti diinginkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.69 Pengembangan aspek
kognitif dapat diupayakan melalui
penguasaan materi (Substansi) mata pelajaran IPS yang berasal dari ilmu-ilmu sosial, seperti; sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan tata negara. Oleh karena itu, pemilihan materi IPS yang bersumber pada ilmu-ilmu sosial bukan didasarkan atas pemikiran bahwa materi itu penting dilihat dari disiplin ilmunya, tapi karena penting dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan untuk pengembangan aspek nilai dan kepribadian dalam pembelajaran IPS perlu diperhatikan tentang bagaimana keterkaitan antara murid atau siswa (pendidikan) dengan masyarakat. Oleh karena itu, baik aspek nilai dan kepribadian, pengetahuan, maupun keterampilan yang dibina dan dikembangkan di sekolah tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu sehingga menjadi anggota masyarakat, yang nantinya mampu hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik sesuai dengan minat bakat dan kemampuannya.
68
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS,…………h. 15 69 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,… Hal. 58-59
36
c. Pengertian Pembelajaran Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos, atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.70 Menurut Sapriya, ilmu ekonomi adalah “suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas”.71 Pembahasan ini dimulai dengan “menerapkan analisis ilmu ekonomi (ilmu ekonomi positif). Sedangkan ilmu sosial ekonomi bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi kedalam dua bagian utama yaitu: ekonomi mikro dan ekonomi makro”.72 1) Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro) dapat diartikan belajar sebagai ilmu ekonomi kecil. Teori ekonomi mikro diartikan “sebagai bagian dari ilmu yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individu-individu, persoalan rumah tangga, perusahaan dan pasar. Para ahli ini tertarik dengan bagaiman harga barang dan pelayanan/jasa itu ditetapkan, bagaimana harga dapat menentukan pola produksi, dan bagaimana pola ditentukan oleh pasar dan tindakan pemerintah. 2) Teori ekonomi makro Ekonomi makro sesuai dengan namaya makro yang berbarti besar. Teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perkonomian, bersifat global dan
70
Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September 2010 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, (PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: 2009) h. 24 72 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, …..h. 24 71
37
tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.73 Dari pembahasan ekonomi di atas, para ahli tertarik khususnya “dengan pengeluaran dan pendapatan ekonomi, tingkat pekerjaan, dan pergeseran-pergeseran dalam tingkat harga rata-rata”.74 Hal-hal tersebut dianggap merupakan suatu kegiatan penting dalam proses kegiatan ekonomi bagi para pelaku usaha serta bagi para ekonomi. Sedangkan mata pelajaram ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di tingkat SMA/MA. Mata pelajaran ekonomi diberikan pada kelas X, dan Pada Program IPS kelas XI dan XII. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatann ekonomi mengenai kebutuhan manusia yang tidak terbatas untuk mencapai kepuasan, baik secara individual maupun global.
d. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan seharihari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara 2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi 3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan Negara 4) Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional75.
73
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi,.. h. 11-12 74 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, …..h. 25 75 Tedjo, Tujuan Pelajaran Ekonomi dalam http://tedjo21.files.wordpress.com. Pada 24 Juni 2010.
38
e. Konsep Permintaan dan Penawaran Menurut Sapriya, konsep merupakan “pokok pengertian yang bersifat abstrak yang menghubungkan orang dengan kelompok benda, peristiwa atau pemikiran (ide)”.76 Suatu konsep dibahas dalam suatu kelas dalam pembelajaran setiap harinya. Konsep-konsep yang ditentukan dalam proses pembelajaran dapat diperoleh dari konsep disiplin ilmu atau dari konsep lain yang telah biasa digunakan di lingkungan kehidupan siswa atau masyarakat setempat. Salah satu dari isi mata pelajaran ekonomi di kelas X adalah konsep Permintaan dan Penawaran. Konsep pemintaan dan penawaran diberikan pada pertengahan semester ganjil sesuai dengan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi dasar). 1) Permintaan Rahardja dan Manurung menjelaskan Permintaan adalah “keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu”.77Sedangkan menurut Putong, permintaan adalah “jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu”.78 a) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Menurut Prathama dan Manurung Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu: (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Harga Barang itu sendiri Harga barang lain Tingkat pendapatan perkapita Selera atau kebiasaan Jumlah penduduk Perkiraan harga di masa mendatang Distribusi Pendapatan Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.79
76
Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep Dan Pembelajaran……h. 63 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung,……..h. 24 78 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002) Ed, ke-2, cet ke-1, h. 32 79 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi,.. h. 13 77
39
b) Hukum Permintaan Sebagaimana konsep asli dari penemunya (Alfred Marshal), “maka perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan disebut hukum permintaan”.80 Dengan demikian, hukum permintaan adalah “bila harga suatu barang naik, maka permintaan barang tersebut akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaannya akan naik”. Ingatlah bahwa hukum permintaan ini hanya berlaku bila asumsinya terpenuhi, yaitu cateris paribus. c) Skedul permintaan dan kurva permintaan Skedul permintaan atau juga disebut dengan tabel permintaan, atau daftar permintaan. Menurut Sugiarto dkk, daftar permintaan merupakan “hubungan antara harga suatu komoditas yang mau dibayar pembeli dengan jumlah komoditas tersebut yang diminta pada berbagai tingkat harga yang tersusun”.81 Tabel. 2.1 Tingkat Harga dan Jumlah Barang Yang Diminta Pada Setiap Tingkat Harga Harga persatuan (ribuan Rp)
Jumlah yang diminta
Titik/Periode
1000 800 600 400 200
80 120 160 200 240
A B C D E
80
Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …………… h. 33 Sugiarto dkk, Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. (Jakarta: PT Gramedia, 2002) Ed, ke-2. H. 39 81
40
Gambar. 2.1 Kurva Permintaan Harga (ribuan Rp) 1000 _ _ _ _A 800 _ _ _ _¦_ _ _ B 600 _ _ _ _¦_ _ _¦_ _ _ C 400 _ _ _ _¦_ _ _¦_ _ _ ¦_ _ _ D 200 _ _ _ _¦_ _ _¦_ _ _ ¦_ _ _¦_ _ _ E
0
¦
¦
80
120
¦
¦
¦
160 200 240 Kuantitas.82
Dapat dilihat bahwa “kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga slopenya negatif. Hal ini dikarenakan hubungan terbalik antara permintaan terhadap harga. Bila Q maka P , dan bila Q , maka P “.83 Dalam melakukan analisis permintaan perlu disadari perbedaan istilah permintaan dan jumlah komoditas yang diminta. Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan jumlah komoditas yang diminta. Kurva permintaan (demand curve) menyatakan berapa banyak para konsumen bersedia membeli harga per unit yang harus mereka bayar. 84 d) Kasus Pengecualian Adakalanya hukum permintaan tidak berlaku, yaitu kalau harga barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat. Paling tidak ada tiga kelompok barang dimana hukum permintaan tidak berlaku. (1) Barang yang memiliki unsur spekulasi Misalnya saja emas, saham, dan tanah (di kota). Barang-barang itu dapat menyebabkan orang akan menambah pembeliannya pada saat harganya 82
Sugiarto dkk, Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif……h.39-40 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …………… ……h. 34 84 Sugiarto dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif………………... 39-40 83
41
naik, karena ada unsur spekulasi. Mereka mengharap harga akan naik lagi pada saat harga barang itu naik, dengan demikian mereka mengharapkan keuntungan. (2) Barang prestise Barang-barang yang dapat menambah prestise seseorang yang memiliki umumnya berharga mahal sekali. Kalau barang tersebut naik harganya, boleh jadi menyebabakan permintaan terhadap barang itu meningkat, karena bagi orang yang membeli berarti gengsinya naik. Contoh: mobil mewah, lukisan dari pelukis terkenal. (3) Barang Giffen Untuk barang giffen (giffen good), apabila harganya turun menyebabkan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang negatif dari barang giffen lebih besar daripada naiknya jumlah barang yang diminta karena berlakunya efek substitusi yang selalu positif.85 2) Penawaran Menurut Rahardja dan Manurung, penawaran adalah “jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu”. 86 a) Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran Menurut Putong beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran suatu barang, yaitu: (1) Harga barang itu sendiri. (2) Harga barang yang terkait. (3) Ongkos dan biaya produksi. (4) Tujuan produksi. (5) Teknologi yang digunakan.87 b) Hukum Penawaran Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran dianggap tetap (konstan) selain harga barang itu sendiri. “Maka penawaran hanya ditentukkan oleh harga artinya 85
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi,….. ……….h. 15 86 Prathama Rahardja. Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi,…..h. 16 87 Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro ……………h.38
42
besar kecilnya perubahan penawaran dideterminasi/ ditentukkan oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran disebut hukum penawaran”.88 Dengan
demikian
hukum
penawaran
adalah
“perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan, yaitu apabila hrga naik maka penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila harga turun penawaran akan turun”.89
c) Skedul dan kurva penawaran Besar kecilnya jumlah jumlah barang ditawarkan pada masing-masing tingkat harga atau sebaliknya pada periode tertentu dapat dilihat pada skedul penawaran, tabel atau daftar penawaran. Daftar penawaran menurut Sugiarto dkk, yaitu hubungan antara harga satuan dan jumlah komoditas X yang dihasilkan dan ditawarkan di pasar secara selayang pandang dapat digambarkan dalam suatu tabel yang menunjukkan jumlah yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga90. Tabel. 2.2 Jumlah Barang Yang Ditawarkan Pada Berbagai Macam Tingkat Harga. Harga (P)
Jumlah yang ditawarkan
Periode/titik
2000 1200 700
600 500 300
A B C
88
Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro ……………h.38 Iskandar putong , Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …..h.38 90 Sugiarto dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. ………….h.50 89
43
Gambar. 2. 2 Kurva Penawaran Berdasarkan Hukum Penawaran Harga (ribuan Rp)
2000
A
1200
B C
200
0
300
500
600 Kuantitas
Pada gambar di atas tampak bahwa kurva penawaran bergerak dari kiri bahwa kurva penawaran bergerak dari kiri bawah kekanan atas atau sebaliknya dari kanan atas kekiri bawah. Berdasarkan kondisi ini maka kurva penawaran memiliki kemiringan / slope positif sehingga : Bila P maka Q dan bila P maka Q .91 f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 1) Standar Kompetensi Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran harga keseimbangan, dan pasar.92 2) Kompetensi dasar -
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
-
Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya.93
91 92
Iskandar putong , Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro …..h.39 Tedjo, Tujuan Pelajaran Ekonomi dalam http://tedjo21.files.wordpress.com. Pada 24
Juni 2010. 93
Tedjo, Tujuan Pelajaran Ekonomi dalam http://tedjo21.files.wordpress.com. Pada 24
Juni 2010.
44
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi merupakan salah satu sub bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial, yang bertujuan agar para siswa dapat mengetahui dan memahami berbagai konsep ekonomi, memiliki keterampilan dan melakukan kegiatan ekonomi dengan lebih baik lagi.
5. Kajian Penelitian Yang Relevan Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Winarti yang berjudul: Pengaruh Penggunaan Media Chart Terhadap Hasil Belajar Bologi Siswa Pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia. Penelitiannya dilakukan di MTs Sawahan Nganjuk Jawa Timur, hasil penelitian terswebut menunjukkan “bahwa dengan menggunakan media chart dapat meningkatkan penguasaan konsep dan pemahaman siswa”.94 B. Kerangka Berfikir Belajar merupakan suatu proses. Hasil nyata yang diperoleh dari berlangsungnya proses belajar, yakni berupa perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, sikap, kebiasaan, maupun tingkah laku. Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kejadian satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut sama. Peranan konsep juga memiliki keterkaitan dalam model pembelajaran yang biasanya digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai seperti media chart merupakan salah satu media visual yang penyajiannya secara diagramatik
dengan
menggunakan
lambang-lambang
visual
serta
memvisualisasikan satu hubungan, kejadian, atau kronologis sesuatu atau media gambar adalah salah satu faktor penting guna menunjang keberhasilan siswa dalam penguasaan konsep ekonomi terhadap suatu materi yang diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Biasanya dengan tampilan media gambar yang menarik, terperinci, dan jelas akan membuat perasaan seseorang senang sehingga dia tertarik untuk melakukan aktivitas 94
Sri Winarti, Pengaruh Penggunaan Media Chart terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pernaasan Manusia (Skripsi UIN Jakarta, 2009), h. 79
45
yang berkaitan dengan penggunaan media gambar tersebut. Selain itu dengan penggunaan media yang memiliki beragam warna dan bervariasi bentuknya dapat memotivasi siswa sehingga peningkatan penguasaan konsep siswa akan mencapai hasil yang maksimal. Diduga dari pernyataan di atas terdapat hubungan positif antara penggunaan media gambar dalam meningkatkan penguasaa konsep siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, seseorang telah belajar jika telah terjadi perubahan tingkah laku dalam diri sorang tersebut atau dalam hal ini siswa, perubahan tersebut terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungan, bukan arena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan atau kedewasaan, perubahan tersebut harus bersifat permanen atau tetap tidak berlangsung sesaat saja. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, namun guru memiliki peran sangat penting dalam proses pembelajaran berlangsung. Apalagi dengan kemajuan teknologi dan dunia pendidikan, guru hendaknya mampu menyesuaikan kebutuhan peserta didik dengan keadaan yang berbeda-beda. Penggunaan media dalam suatu pembelajaran menjadi hal yang penting dilakukan atau disampaikan oleh guru. Karena media memiliki fungsi sebagai penyalur pesan ata informasi kepada anak didik. Dengan menggunakan media bahan ajar yang sulit akan terlihat mudah oleh pesert didik. Namun, disesuaikan pula dengan materi yang akn diajarkan. Ini berguna untuk menghasikan hasil akhir yang baik. C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian adalah terdapat kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa. H0 : Tidak ada kontribusi antara media chart terhadap hasil belajar ekonomi Ha : Terdapat kontribusi antara media chart terhadap hasil belajar ekonomi.
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol. Yang bealamat di Jl. Rawa Gumbira No 39. Kp. Nyalindung, Desa. Menan Kecamatan Jonggol, Bogor Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan OktoberNovember 2010 pada semester I tahun pelajaran 2010-2011 di MAN Jonggol Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan mengacu pada kalender akademik sekolah. Tabel 3.1 Waktu Penelitian No
Kegiatan
Jun
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Pembuatan 1 Proposal Penelitian Pengajuan 3 Proosal Acc Dosen 4 Pembimbing 5 Revisi Bab 47
6
7
8 9 10
11 12
13
14
I,II,III Menyusun Instrumen Penelitian Menysun Prosedur penelitian dan RPP Menyerahkan surat penelitian kepada sekolah Uji coba soal di kelas XI Wawancara Guru Bid. Studi Kegiatan penelitian di kelas Penyebaran angket Pengmpulan dan pengolahan data Penysunan Laporan penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I, maka metode ini menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen semu) karena kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Dalam metode ini terdapat kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan media chart dan
kelompok
kontrol
menggunakan
perlakuan
biasa
yaitu
tanpa
menggunakan media, keduanya dibandingkan hasilnya dengan eksperimen.
48
Desain penelitian yang digunakan yaitu Nonrandomized Kontrol Group Pretest-Posttest Design,95 di mana rancangan
ini dilibatkan
dua
kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain ini digunakan agar penelitian yang dilaksanakan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran di sekolah, tanpa mengabaikan prosedur penelitian yang telah diatur. Tabel 3.2 Rancangan Pelaksanaan Penelitian Kelompok Group Pretest Treatment E T1 XE K T1 XK
Posttest T2 T2
Keterangan: E
: kelas eksperimen
K
: kelas kontrol
T1
: hasil pretest
XE
: perlakuan kelas dengan menggunakan media chart
XK
: perlakuan kelas tanpa media chart
T2
: hasil posttest
C. Populasi dan Sampel Populasi
merupakan
“seluruh
subyek
penelitian
atau
jumlah
keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan diduga”.96 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, Bogor tahun ajaran 2010-2011. Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, Bogor tahun ajaran 2010-2011. Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.97 Sampel diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau 95
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).h.186 96 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial : Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2008 ) , cet ke-1, h.68 97 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). Cet ke-15, h. 131
49
bagian kecil yang diamati. Sampel diambil dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas, kelas pertama adalah kelas eksperimen (XB) dan kelas kedua sebagai kelas kontrol (XA). Sampel yang diambil dari setiap kelas adalah 40 siswa setiap kelas. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan “tata cara atau langkah-langkah peneliti untuk mendapatkan data penelitian”.98 1. Wawancara Berkaitan dengan hal ini maka wawancara dilakukan dengan guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, yaitu: Ibu Tanti Sopianti S. Pd. Selaku guru mata pelajaran ekonomi kelas X (sepuluh), untuk mengetahui keadaan siswa sebelum diberi perlakuan. 2. Kuesioner/Angket Kuesioner/angket untuk mengumpulkan data tentang respon siswa dalam pembelajaran permintaan dan penawaran dengan menggunakan media chart. 3. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar yang digunakan dengan pretest untuk mengetahui kemampuan awal dan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, setelah pembelajaran ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran menggunakan media chart untuk kelompok eksperimen dan tidak menggunakan media chart untuk kelompok kontrol. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam penelitiannya”.99 1. Defenisi Konseptual Media chart merupakan gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis dan kata-kata. Chart atau bagan mampu memvisualisasikan 98 99
Iskandar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial……………h. 178 Suharsimi Arikuto Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik …………h. 160
50
sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur organisasi dan dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh bagan secara efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik. seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Hasil belajar merupakan hasil akhir dalam proses belajar yang dinilai dan diamati perkembangannya. Penilaian hasil belajar dilakukan baik secara harian, bulanan, semesteran dan tahunan oleh guru. 2. Defenisi Operasional Media chart yang dimaksud merupakan penggunaan media chart dalam pembelajaran ekonomi tentang konsep permintaan dan penawaran. Hasil belajar adalah hasil tes kompetensi pada mata pelajaran ekonomi tentang permintaan dan penawaran. 3. Kisi-kisi Instrumen a. Kisi-kisi Wawancara Wawancara
yaitu
“suatu
dialog
yang
dilakukan
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.
oleh
100
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Wawancara No Indikator 1 Standar kemampuan kognitif siswa 2 3
Kegiatan pembelajaran di dalam kelas Penggunaan media dalam pembelajaran
No Soal 1
Jumlah 1
2, 3, 4
3
5
1
b. Kisi-kisi Kuesioner Media chart Kuesioner atau angket yaitu “beberapa pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, 100
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik…… h.155
51
disuse, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan”101. Pada penelitian ini, skala sikap digunakan untuk mengetahui persepsi siswa tentang penggunaan media Chart pada konsep permintaan dan penawaran.
Kuesioner atau angket yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah model skala Likert yang berbentuk rating-scale, dimana siswa memberikan respon terhadap pernyataan-pertanyaan dengan pilihan sebagai berikut: STS
= Sangat Tidak Setuju
TS
= Tidak Setuju
S
= Setuju
SS
= Sangat Setuju
Untuk pernyataan yang bersifat positif, masing-masing pilihan diberi skor 4, 3, 2, 1 secara berurut-urut untuk SS, S, TS, dan STS. Begitupun sebaliknya, bagi pernyataan yang bersifat negatif, masingmasing pilihan diberi skor 4, 3, 2, 1 secara berurut-urut untuk STS, TS, S, dan SS. Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Media Chart No. 1. 2.
Indikator Angket Pembelajaran Ekonomi Penggunaan media dalam pembelajaran ekonomi Penggunaan media Chart dalam pembelajaran ekonomi Konsep Permintaan dan Penawaran menggunakan media chart
3. 4.
Butir Pernyataan Positif Negatif 1, 3 2 4, 5, 6 7, 10 8
Jumlah 3 3 2
9
2
c. Kisi-kisi Penilaian Tes Hasil Belajar Tes ini dapat digunakan untuk “mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.102 Tes ini dilakukan dengan mengukur tes hasil belajar yaitu “tes yang dipergunakan guru untuk menilai hasil101 102
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan….. h. 76 Suharsimi Arikuto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik…… , h. 223
52
hasil pelajaran yang diberikan oleh guru kepada murid-murindnya”.103 Tes hasil belajar yang digunakan melalui Pretest (tes awal) dan Posttest (tes akhir). Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Ekonomi Kompetensi dasar
Materi pembelajaran Mengidentifikasi • Pengertian faktor-faktor yang Permintaan mempengaruhi permintaan dan • Pengertian penawaran. penawaran
Indikator
Jml
Mendeskripsikan pengertian permintaan
No Soal 1,2,3, 4
Mendeskripsikan pengertian penawaran
7, 24
2
• Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Mengidentifikasi 5,6, faktor-faktor yang 9, mempengaruhi 13, permintaan
• Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Mengidentifikasi faktor-faktor yang 8,10, mempengaruhi 11,1, penawaran 21,22
Menjelaskan • Hukum hukum permintaan permintaan dan hukum dan penawaran penawaran serta asumsi yang mendasarinya
Mengintepretasikan 14,16 hukum permintaan ,17,1 dan penawaran 9, 23,25 , 26 Menyebutkan contoh penerapan hukum 15,18 permintaan dan , penawaran dalam 20,27 kehidupan sehari-hari , 28,29 , 30 Jml
103
4
4
6
7
7
30
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), cet ke-11, h. 33
53
F. Uji Coba Soal Sebelum tes hasil belajar ini diberikan, terlebih dahulu uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. 1. Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang diukur, dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah shahih.104 Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas prediksi yaitu “derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan”.105 Validitas ini digunakan untuk mengetahui soal yang layak untuk di uji cobakan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perhitungan validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial sebagai berikut:106
rpbis =
Mp − Mt SDt
p q
Keterangan: rpbis
= Angka indeks korelasi point biserial
Mp
= Mean responden yang menjawab benar
Mt
= Mean secara keseluruhan
SDt
= Standar deviasi total
P
= Standar deviasi total
P
= Proporsi responden yang menjawab benar
q
= Proporsi responden yang menjawab salah Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir item, maka hasil
perhitungan rbis dibandingkan rtabel product momen yaitu 0.250, jika hasil perhitungan rbis > rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid, sedngkan jika perhitungan rbis < r tabel, maka butir item dinyatakan tidak valid. 104
Suharsimi Arikuto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet ke-5, h. 65 105 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan….. h. 125 106 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ………..h. 283-284.
54
2. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur adalah “ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya”.107 Maka pengertian reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau seandainya hasilnya berubah perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Reliabilitas instrumen hasil belajar pada pokok bahasan Permintaan dan penawaran dihitung dengan menggunakan KR-20 sebagai berikut : 108 rii =
k ∑ pi qi 1− k − 1 st 2
Keterangan : rII
= koefisien reliabilitas tes
k
= jumlah butir
piqi
= varians skor butir
pi
= proporsi jawaban benar untuk butir nomor i
qi
= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
st 2
= varians skor total
Hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai r table, jika r hitung > rtabel maka instrument hasil belajar reliable atau jika rhitung < rtabel maka instrument hasil belajar tidak reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah “soal yang tidak terlalu mudah dan tidak sukar, soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
107
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. (Bandung: Sinar Baru, 1989), cet ke-1 h. 121 108 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Lemlit UIN Jakarta Press, 2006), cet ke-1, h. 113
55
semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.”109
Rumus
yang digunakan untuk menetukan taraf kesukaran adalah : 110 P=
B Js
Keterangan : P : proporsi (indeks kesukaran) B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes Kriteria indeks kesukaran 0,00 - 0,30
= soal sukar
0,30 – 0,70
= soal sedang
0,70 – 0, 100 = soal mudah
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah “kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai”.111 Rumus yang dipakai adalah:
D=
BA
BB
JA
JB
= PA - PB
Keterangan : D
: Daya pembeda soal
PA
: proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB
: proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
BA
: banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
: banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA
: banyaknya peserta kelas atas
JB
: banyaknya peserta kelas bawah
109
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan …….h. 207 Suharhimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ……..h. 208 111 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ……h. 21 110
56
Klasifikasi daya pembeda 0,00 – 0,20
= jelek/buruk
0,20 – 0,40
= cukup
0,40 – 0,70
= baik
0, 70 – 1,00
= baik sekali
G. Uji Pra Syarat Analisis Data Analisis data yang digunakan mencakup uji normalitas dan uji homogenitas, sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang diteliti berdistribusi normal/tidak. Pengujian yang dilakukan ini dilakukan dengan menggunkan rumus liliefors L0 = F (Zi) – S (Zi) Keterangan : L0/Lobserbasi : harga mutlak tersebar F(Zi)
: peluang angka baku
S (Zi)
: proporsi angka baku
Kriteria pengujian : Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Untuk mengetahui apakah data sampel tersebut bersifat homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas. Dengan menggunakan uji fisher maka taraf siginifikan 0,05 dengan rumus sebagai berikut : F=
var iasi terbesar var iasi terkecil
57
Dengan kriteria: Fhitung < Ftabel, maka data homogen Fhitung > Ftabel, maka data tidak homogeny (heterogen)
H. Analisis Data Dan Interpretasi Hasil Analisis Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar wawancara dan kuesioner respon siswa terhadap pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.
a. Analisis Data Aspek Kognitif Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek koginif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari hasil pretes dan postes dengan menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain meunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Normalized Gain.112 Skor postes – skor pretes
g=
Skor ideal – skor pretes
Dengan Kategori: g tinggi
: nilai (g) > 0,7
g sedang
: 0,70> (g) > 0,3
g rendah
: nilai (g)< 0,3
112
Hilda Rizqiani, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). H. 41
58
b. Pengujian Hipotesis Setelah diketahui hasil uji syarat analisis, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu “merupakan teknik statistika yang digunakan untuk menentukan berapa besar tingkat perbedaan antara dua ubahan atau grup data”,113 dengan rumus sebagai berikut: 114 a) Pengujian hipotesis data pretest kedua kelompok, dengan rumus t0 =
M1 − M 2 SE M1 − M 2
Dimana, SE M 2 − M1 = SE M1 + SE M 2 2
2
Keterangan : : Standar Eror gabungan M1
: Nilai rata-rata sampel pertama
M2
: Nilai rata-rata sampel kedua
b) Pengujian hipotesis data posttest kedua kelompok, dengan rumus: t0 =
M1 − M 2 SE M1 − M 2
Dimana, SE M 2 − M1 = SE M1 + SE M 2 2
2
Keterangan : : Standar Eror gabungan M1
: Nilai rata-rata sampel 1
M2
: nilai rata-rata sampel 2
113
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan…………... h. 99 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), Ed I, h. 282-283 114
59
c. Analisis Data Kuesioner Sedangkan untuk menghitung respon siswa melalui kuesioner (angket) yang terlebih dahulu dilakukan adalah: 1. Mengecek (checking) Untuk menganalisis data yang pertama kali yang harus dilakukan ialah melakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus dilteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, dan kesalah dalam mendapatkan informasi. 2. Tabulasi Tabulasi bertujuan unuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap bagian angket dari hasil survey. Hasil survey merupakan data yang diproleh melalui survey, di input dalam excell sheet untuk kemudian diolah hasil pengolahan data tersebut berupa
presentasi
siswa menjawab tiap soal. Angka presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden di kali 100% dengan rumus statistik (presentase) sebagai berikut: P=
F x100% n
Keterangan: P = Presentase jawaban F = Frekuensi N = Jumlah responden 100 = Bilangan tetap (rumus presentase)
J. Hipotesis Statistik Hipotesis stastistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Hipotesis ststistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H0 = µ 1 = µ 2 H1 = µ 1> µ 2 60
Keterangan : µ 1 : rata-rata hasil nilai belajar siswa yang menggunakan media chart µ 2 : rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan media chart
61
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol Bogor yang beralamat di Jl. Rawagumbira no 39 Desa Sukamaju Jonggol Kab. Bogor. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol saat ini dipimpin oleh Drs. H. Husin Abbas dengan masa jabatan 2007-2012, sedangkan tenaga pendidik dan kependidikan berjumlah 36 orang. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut: a. Visi Terwujudnya peserta didik yang berkualitas, berprestasi dan berakhlaqul karimah berdasarkan iman dan taqwa. b. Misi 1) Menyelenggarakan
pendidikan
yang
berkualitas
dalam
pencapaian prestasi akademik dan non akademik 2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam menjalankan ajaran agama secara utuh 3) Mewujudkan pembentukan karakter ummat yang mampu mengkatualisasikan diri dalam masyarakat 4) Meningkatkan pengetahuan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan 62
5) Menjadikan Madrasah Aliyah Negeri Jonggol sebagai madrasah unggul dalam pengembangan pembelajaran IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknilogi) 6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. c. Tujuan 1) Meningkatkan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat dan peserta didik 2) Meningkatkan mutu layanan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol 3) Menghasilkan lulusan yang siap bersaing pada jenjang perguruan tinggi 4) Berprestasi optimal dalam mencapai tujuan pendidikan nasional 5) Meningkatkan kuantitas siswa dari tahun ke tahun.
B. Deskripsi Data dan Analisis Data 1. Peningkatan Hasil Belajar Sebelum dilakukan penelitian di dalam kelas, penulis melakukan uji coba soal, dari data uji coba dikelas XI dengan jumlah soal 30 butir, ternyata setelah dilakukan dengan menggunakan perhitungan Microsoft Excel dan SPSS 16.00. Dari data yang telah di uji coba tersebut, ada 16 soal yang valid sedang sisanya 14 soal invalid. Sehingga instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar Ekonomi pada konsep Permintaan dan Penawaran dalam penelitian ini berjumlah 16 butir soal. Sampel yang diambil kelas XA dan kelas X B yang masing-masing jumlah setiap kelas 40 siswa, kelas XA sebagai kelompok kontrol yaitu yang belajar tanpa menggunakan media chart
dan kelas XB sebagai
kelompok eksperimen yaitu yang belajar belajar menggunakan media chart.
63
Sebelum
pemberian
perlakukan
pada
kelompok
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, penulis memberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal tentang konsep permintaan dan penawaran, soal pretest terdiri dari 16 soal valid dan 4 soal tambahan. Jenis pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Setelah memberikan perlakuan yang berbeda terhadap kedua kelas tersebut, penulis memberikan posttest dengan soal-soal yang sama dengan pretest. Setelah pemberian posttest penulis memberikan
kuesioner
untuk
mengetahui
respon
siswa
terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut ini disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian yang diambil dari pretest, posttest dan kuesioner.
a. Deskripsi Data Kelompok Eksperimen 1) Data pretest Berdasarkan
nilai
pretest
kelompok
eksperimen
yang
menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran diperoleh data sebagai berikut: Tabel. 4.1 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen N
Valid
40
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
0 43,5938 1.65189 43,7500 43,75 10,4475 25,00 68,75 1743,75
Dari tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada kelompok eksperimen adalah 43,75 rata-rata pretest pada 64
kelompok eksperimen termasuk kategori kurang. Kategori nilai rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Angka 100
Tabel. 4.2 Konversi Skor Angka 10
80 – 100
Huruf
Keterangan
8,0 - 10,0
A
Baik Sekali
66 – 79
6,6 - 7,9
B
Baik
56 – 65
5,6 - 6,5
C
Cukup
40 – 55
4,0 – 5,5
D
Kurang
30 – 39
3,0 – 3,9
E
Gagal
Maka tabel distribusi frekuensi pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut :
Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi Presest Kelompok Eksperimen
Valid
25 31,25 37,5 43,75 50 56,25 62,5 68,75 Total
Frequency Percent Valid Percent 4 10 10 3 7,5 7,5 8 20 20 10 25 25 8 20 20 5 12.5 12,5 1 2.5 2,5 1 2.5 2,5 40 100 100
Cumulative Percent 10 17,5 37,5 62,5 82,5 95, 97,5 100
Dari tabel 4.3 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram sebagai berikut:
65
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen
Dari histogram di atas (gambar 4.1), terlihat bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai 43,75 sebanyak 10 siswa atau sebesar 25% nilai tertinggi terletak 68,5 sebanyak 5 siswa atau sebesar 2,5%, sedangkan nilai terendah terletak antara 25 sebanyak 4
siswa atau
sebesar 10%. 2) Data Postest Berdasarkan
nilai
postest
kelompok
eksperimen
yang
menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4 Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
66
40 0 73,75 1,58557 75 62,50a 10,0280 56,25 93,75 2950
Dari tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai Postest pada kelompok eksperimen adalah 73,75 rata-rata posest pada kelompok eksperimen termasuk kategori baik . Maka tabel distribusi frekuensi postest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Eksperimen
Valid
56,25 62,5 68,75 75 81,25 87,5 93,75 Total
Frequency Percent Valid Percent 2 5 5 10 25 25 5 12,5 12.5 7 17,5 17.5 10 25 25.0 5 12,5 12.5 1 2,5 2.5 40 100.0 100.0
Cumulative Percent 5 30 42,5 60 85 97,5 100.0
Dari tabel 4.5 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram sebagai berikut: Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelompok Eksperimen
Dari histogram (gambar 4.2) di atas, terlihat bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai 62,5 dan 81,25 sebanyak 10 siswa atau sebesar 67
25% nilai tertinggi terletak 93,75 sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,5%, sedangkan nilai terendah terletak 56,25 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5%.
b. Deskripsi Data Kelompok Kontrol 1) Data Pretest Berdasarkan nilai pretest kelompok kontrol yang tidak menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6 Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol N
Valid Missing
40 0 43,75 2,02647 43,75 37,50 12,8165 25 68,75
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
1750
Dari tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada kelompok kontrol adalah 43,75 rata-rata pretest pada kelompok kontrol termasuk kategori kurang. Maka tabel distribusi frekuensi pretest kelompok kontrol adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol Frequency Valid
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
25
5
12,5
12,5
12,5
31.25
5
12,5
12,5
25,0
37.5
9
22,5
22,5
47,5
68
43.75
5
12,5
12,5
60
50
5
12,5
12,5
72,5
56.25
7
17,5
17,5
90
62.5
1
2,5
2,5
92,5
68.75
3
7,5
7,5
100
40
100
100
Total
Dari tabel 4.7 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram sebagai berikut: Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol
Dari histogram (gambar 4.3) di atas, terlihat bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai 37,5 sebanyak 9 siswa atau sebesar 22,5% nilai tertinggi terletak 68,75 sebanyak 3 siswa atau sebesar 7,5%, sedangkan nilai terendah terletak 25 sebanyak 5 siswa atau sebesar 12,5%.
2) Data Postest Berdasarkan nilai postest kelompok kontrol yang tidak menggunakan media chart pada konsep permintaan dan penawaran diperoleh data sebagai berikut: 69
Tabel 4.8 Deskripsi Data Postest Kelompok Kontrol N Valid 40 Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
0 65,9375 1,8035 68,75 62,50a 11,4065 43,75 87,50 2637,50
Dari tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai Postest pada kelompok kontrol adalah 65,93 rata-rata posest pada kelompok kontrol termasuk kategori baik. Maka tabel distribusi frekuensi postest kelompok Kontrol adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol
Valid 43.75 50 56.25 62.5 68.75 75 81.25 87.5 Total
Frequency Percent 2 5 5 12,5 4 10 8 20 7 17,5 8 20 5 12,5 1 2,5 40 100
Valid Percent 5 12,5 10 20 17,5 20 12,5 2,5 100.0
Cumulative Percent 5 17,5 27,5 47,5 65,0 85,0 97,5 100
Dari tabel 4.9 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram sebagai berikut:
70
Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Postest Kelompok Kontrol
Dari histogram (gambar 4.4) di atas, terlihat bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai 62,5 dan 75 sebanyak 8 siswa atau sebesar 20% nilai tertinggi terletak 87,5 sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,5%, sedangkan nilai terendah terletak 43,75 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5%.
c. Hasil Belajar Ekonomi Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, data hasil belajar ekonomi siswa yang dikumpulkan penulis dalam penelitian dengan pemberian soal tes kemampuan awal (Pretest) dan tes kemampuan akhir (Postest) siswa dari dua kelompok dapat dilihat dengan menggunakan NGain, data yang diperoleh sebagawi berikut: Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rata-rata Pretest, Postest dan Selisih, yang menggunakan Media Chart dan Tidak Menggunakan Media Chart. Kelompok Eksperimen N
Kelas Kontrol
_ X
Nilai
_ X
N
Pretest Posttest
40 40
1743,75 2950
43,59 73,75
Pretest Postest
40 40
1750 2693,75
43,75 65,9
Selisih
40
1206,25
30,2
Selisih
40
887,5
22,2
N-Gain
40
20,8
0,52
N-Gain 40
14,88
0,372
71
Untuk lebih mudah mengetahui hasil belajar kogitif siswa, maka dari tabel diatas dapat disederhanakan dalam histogram sebagai berikut:
Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Koginif Siswa Yang Menggunakan Media Chart Dan Yang Tidak Menggunakan Media Chart
Pada histogram (gambar 4.5) di atas memperlihatkan bahwa nilai rata-rata tes awal (pretest) pada kelompok eksperimen sebesar 43,59 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 43,75 Nilai rata-rata tes akhir (Postest) pada kelompok eksperimen 73,37. Sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 65,9. Dari data di atas terdapat rata-rata selisih hasil belajar mengalami peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan media chart sebesar 30,2 atau sebesar 69% dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan media chart sebesar 22,2 . atau sebesar 50,7%. Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok ekperimen yang menggunakan media chart mengalami perubahan yang sigifikan, antara nilai pretest dan posttest. Nilai rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sebesar 0.5 sedangkan N-Gain pada kelompok kontrol sebesar 0,4. Histogram perbandingan N-Gain hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan media chart dan yang tidak menggunakan media chart dapat dilihat dengan menggunakan histogram sebagai berikut:
72
Gambar 4.6 Histogram Gain Hasil Belajar Kognitif Siswa
Histogram di atas memperlihatkan bahwa pada kelompok eksperimen nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,52 sedangkan nilai rata-rata N-Gain pada kelompok kontrol sebesar 0,37. Jadi selisih rata-rata antara yang menggunakan media chart dengan yang tidak menggunakan chart sebesar 0,15.
2. Kontribusi Media Chart a. Pengujian Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas skor hasil belajar dilakukan dengan menggunakan statistik KolmogorovSmirnov (KS). Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.00 For Windows. Hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemapuan Kelas Eksperimen Nilai
Asymp.sig
Taraf signifikansi 5%
Keputusan
Pretest
0,499
0,05%
Normal
Postest
0,184
0,05%
Normal
73
Pada tabel 4.11 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk nilai pretest kelas eksperimen sebesar 0,499 dan nilai postest sebesar 0,184 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel diatas (media chart terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Sedangkan hasil pengujian normalitas data dengan rumus liliefors untuk nilai pretest dan posttest
kelompok eksperimen
terlihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelas Kontrol Nilai
Asymp.sig
Pretest Postest
0,244 0,445
Taraf signifikansi 5% 0,05 0,05
Keputusan Normal Normal
Pada tabel 4.12 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk nilai pretest kelompok eksperimen sebesar 0,244 dan nilai postest sebesar 0,219 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.
2) Uji Homogenitas Uji Homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas skor hasil belajar dilakukan dengan menggunakan statistik Anova. Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.00 For Windows. Hasil pengujian homogenitas data dengan rumus fisher untuk nilai pretest dan postest pada kedua kelompok terlihat pada tabel berikut:
74
Tabel 4.13 Perhitungan Uji Homogenitas Nilai
Asymp.sig
Pretest Postest
0,466 0,429
Taraf signifikansi 5% 0,05 0,05
Keputusan Homogen Homogen
Pada tabel 4.13 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk nilai pretest pada kedua kelas sebesar 0,466 dan nilai postest sebesar 0,449 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel diatas (Media Chart Terhadap Hasil Belajar siswa) lebih besar dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelas tersebut bersifat homogen.
b. Pengujian Hipotesis Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa kedua kelompok berdistribusi normal dan Varians Homogen, maka pengujian hipotesis menggunkan “t” tes. “t” tes dilakukan bertujuan untuk mengetahui kontribusi penggunaan media chart. Terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep Permintaan dan Penawaran dengan membadingkan hasil pretest dan nilai postest pada kedua kelompok. Tabel. 4.14 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test Kelompok
Jumlah
Dk
Eksperimen
NA=40
78
Kontrol
NB=40
_ X 43,59 43,75
thitung
ttabel
Keputusan
0,06
1,99
Ho diterima
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk membandingkan nilai pretest kedua kelompok sebesar 0,06 Dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 78 (40 + 40 -2) maka diperoleh ttabel pada taraf 75
signifikasi 0,05 sebesar 1,99. Berdasarkan perhitungan di atas nilai pretest kedua kelompok sehingga Ha ditolak dan Ho diterima jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran. Tabel. 4.15 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test Kelompok
Jumlah
dk
Eksperimen
NA=40
78
Kontrol
NB=40
_ X 73,75
thitung
ttabel
Keputusan
3,27
1,99
Ha
65,9
diterima
Dari tabel 4.15 di atas hasil perhitungan diperoleh thitung untuk membandingkan nilai prostest kedua kelompok sebesar 3,27. Dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 78 (40 + 40 -2) maka diperoleh ttabel pada taraf signifikasi 0,05 sebesar 1,99. Berdasarkan perhitungan di atas nilai postest kedua kelompok sehingga Ha diterima dan Ho ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran
c. Deskripsi Data dan Analisa Data Kuesioner 1) Deskripsi Data Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan baik yang menggunakan media chart maupun tidak menggunakan media chart pada mata pelajaran ekonomi, penulis telah melakukan penyebaran angket kepada siswa yang diambil penulis sebanyak 40 orang dari kelonpok eksperimen dan 40 orang dari kelompok kontrol. Pada kelompok diberikan pemahaman mengenai media chart.
76
Kontrol sebelumnya
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyeleksi data. Langkah selanjutnya adalah mengolah data yang menggunakan tabulasi sehingga frekuensi setiap kemungkinan jawaban dapat diketahui, frekuensi tersebut dituangkan dalam bentuk presentase. Dengan begitu berarti setiap item pertanyaan menggunakan satu tabel yang langsung dibuat presentasenya, jawaban hasil angket yang telah disebar dianalisa dan dinterpretasikan dalam bentuk per item. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini.
Tabel. 4.16 Tertarik Terhadap Pelajaran Ekonomi Terutama Konsep Permintaan Dan Penawaran No
1
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 11 27 27 67.5 2 5 0 0 40 100
Kelas Kontrol F % 5 12,5 31 77.5 0 0 0 0 40 100
Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa 11 responden dari kelas eksperimen (27%) menyatakan sangat setuju bahwa tertarik terhadap pelajaran ekonomi terutama konsep permintaan dan penawaran, 27 responden (67,5%) menyatakan setuju, 2 responden (5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 5 responden (12,5%) menyatakan sangat setuju tertarik terhadap pelajaran ekonomi terutama konsep permintaan dan penawaran, 33 responden (50%) menyatakan setuju, 0 responden (23,3%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kontrol tertarik terhadap pelajaran ekonomi terutama konsep permintaan dan penawaran.
77
Tabel 4.17 Kesulitan Dalam Memahami Pelajaran Ekonomi No 2
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 3 7.5 13 32.5 23 57.5 1 2.5 40 100
Kelas Kontrol F % 4 10 24 60 11 27.5 1 2.5 40 100
Tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa 3 responden dari kelas eksperimen (7,5%) menyatakan sangat setuju bahwa siswa kesulitan dalam memahami pelajaran ekonomi, 13 responden (32,5%) menyatakan setuju, 23 responden (57,5%) menyatakan tidak setuju. 2 responden (7,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada
kelas kontrol menunjukkan bahwa 4 responden (10%)
menyatakan sangat setuju bahwa siswa kesulitan dalam memahami pelajaran ekonomi, 24 responden (60%) menyatakan setuju, 11 responden (27,5%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen sebagian besar siswa menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam pelajaran ekonomi. Sedangkan pada kelas kontrol sebagian besar siswa kesulitan dalam memahami pelajaran ekonomi. Tabel 4.18 Dapat Memahami Konsep Permintaan Dan Penawaran No
Alternatif Jawaban
3
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 7 17.5 31 77.5 2 5 0 0 40 100
78
Kelas Kontrol F % 4 10 28 70 8 20 0 0 40 100
Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa 7 responden dari kelas eksperimen (17,5%) menyatakan sangat setuju bahwa dapat memahami konsep permintaan dan
penawaran, 31 responden
(77,5%) menyatakan setuju, 2 responden (5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 4 responden (10%) menyatakan sangat setuju dapat memahami konsep permintaan dan penawaran, 28 responden (70%) menyatakan setuju, 8 responden (20%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat memahami konsep permintaan dan penawaran. Tabel 4.19 Media Dalam Pembelajaran Sering Disajikan Dalam Pelajaran Ekonomi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No Alternatif Jawaban F % F % 4 Sangat Setuju 8 20 6 15 Setuju 19 47.5 27 67.5 Tidak Setuju 9 22.5 7 17.5 Sangat Tidak Setuju 4 10 0 0 Jumlah 40 100 40 100 Tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa 8 Responden dari kelas eksperimen (20%) menyatakan sangat setuju bahwa media dalam pembelajaran sering dilakukan dalam pelajaran ekonomi, 19 responden (47,5%) menyatakan setuju, 9
responden (22,5%)
menyatakan tidak setuju. 4 responden (10%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 6 responden (15%) menyatakan sangat setuju media dalam pembelajaran sering dilakukan dalam pelajaran ekonomi, 27 responden (67,5%) menyatakan setuju, 7 Responden (20%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan
79
kontrol berpendapat bahwa media dalam pembelajaran sering disajikan dalam pelajaran ekonomi. Tabel 4.20 Berharap Guru Lebih Sering Memakai Media Dalam Pembelajaran, Terutama Ekonomi No 5
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 16 40 18 45 5 12.5 1 2.5 40 100
Kelas Kontrol F % 12 30 22 55 5 12.5 0 0 40 100
Tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa 16 responden dari kelas eksperimen (40%) menyatakan sangat setuju berharap pada guru lebih sering memakai media dalam pembelajaran, terutama ekonomi, 18 responden (45%) menyatakan setuju, 5 responden (12,5%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 12 responden (30%) menyatakan sangat setuju berharap pada guru lebih sering memakai media dalam pembelajaran, terutama ekonomi, 22 responden (55%) menyatakan setuju, 5 responden (12,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kontrol berharap pada guru lebih sering memakai media dalam pembelajaran, terutama ekonomi. Tabel 4.21 Penggunaan Media Membuat Siswa Lebih Fokus Dalam Belajar Dikelas No
6
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 13 32.5 24 60 3 7.5 0 0 40 100 80
Kelas Kontrol F % 6 15 27 67.5 5 12.5 2 5 40 100
Tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa 13 responden dari kelas eksperimen (32,5%) menyatakan sangat setuju bahwa penggunaan media membuat siswa lebih fokus dalam belajar dikelas, 24 responden (60%) menyatakan setuju, 3
responden
(7,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 6 responden (15%) menyatakan sangat setuju bahwa penggunaan media membuat siswa lebih fokus dalam belajar dikelas, 27 responden (67,5%) menyatakan setuju, 5 responden (12,5%) menyatakan tidak setuju. 2 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kontrol menyatakan bahwa penggunaan media membuat siswa lebih fokus dalam belajar dikelas. Tabel 4.22 Media Chart (Bagan) Sangat Membantu Siswa Untuk Memahami Konsep Permintaan Dan Penawaran No
7
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 12 30 27 67.5 0 0 1 2.5 40 100
Kelas Kontrol F % 4 10 31 77.5 4 10 1 2.5 40 100
Tabel 4.22 di atas menunjukkan bahwa 12 responden dari kelas eksperimen (30%) menyatakan sangat setuju bahwa media chart (bagan) sangat membantu siswa untuk memahami konsep permintaan dan penawaran, 27 responden (67,5%) menyatakan setuju, 0 responden (22,5%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada
kelas kontrol
menunjukkan bahwa media chart (bagan) sangat membantu siswa untuk memahami konsep permintaan dan penawaran, 4 responden (10%)
menyatakan
sangat 81
setuju,
31
responden
(77,5%)
menyatakan setuju, 4 responden (10%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kontrol bahwa media chart (bagan) sangat membantu siswa untuk memahami konsep permintaan dan penawaran. Tabel 4.23 Senang Terhadap Pembelajaran Ekonomi Menggunakan Media Chart (Bagan) No
8
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 8 20 31 77.5 1 2.5 0 0 40 100
Kelas Kontrol F % 7 17.5 32 80 1 2.5 0 0 40 100
Tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa 8 Responden dari kelas eksperimen (20%) menyatakan sangat setuju bahwa siswa senang terhadap pembelajaran ekonomi menggunakan media chart (bagan), 31 responden (77,5%) menyatakan setuju, 1 responden (2,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 7 Responden (17,5%) menyatakan sangat setuju bahwa siswa senang terhadap pembelajaran ekonomi menggunakan media chart (bagan), 32 responden (80%) menyatakan setuju, 1 responden (2,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kontrol senang terhadap pembelajaran ekonomi menggunakan media chart (bagan).
82
Tabel 4.24 Penggunaan Media Chart (Bagan) Dalam Pembelajaran Ekonomi Tidak Bermanfaat No
9
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 1 2.5 0 0 18 45 21 52.5 40 100
Kelas Kontrol F % 0 0 2 5 30 75 8 20 40 100
Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa 1 responden dari kelas eksperimen (2,5%) menyatakan sangat setuju penggunaan media
chart
(bagan)
dalam
pembelajaran
ekonomi
tidak
bermanfaat, 0 responden (0%) menyatakan setuju, 18 Responden (45%) menyatakan tidak setuju. 21 responden (52,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 0 responden (0%) menyatakan sangat setuju
penggunaan media
chart (bagan) dalam pembelajaran ekonomi tidak bermanfaat, 2 responden (5%) menyatakan setuju, 30 responden (75%) menyatakan tidak setuju. 8 responden (20%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan kontrol menyatakan tidak setuju bahwa penggunaan media chart (bagan) dalam pembelajaran ekonomi tidak bermanfaat. Tabel 4.25 Media Chart (Bagan) Sangat Sesuai Digunakan Pada Konsep Permintaan Dan Penawaran No 10
Alternatif Jawaban Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Jumlah
Kelas Eksperimen F % 15 37.5 24 60 0 0 1 2.5 40 100 83
Kelas Kontrol F % 8 20 29 72.5 3 7.5 0 0 40 100
Tabel 4.25 di atas menunjukkan bahwa 15 responden dari kelas eksperimen (37,5%) menyatakan sangat setuju bahwa media chart (bagan) sangat sesuai digunakan pada konsep permintaan dan penawaran, 24 responden (60%) menyatakan setuju, 0 responden (0%) menyatakan tidak setuju. 1 responden (2,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 8 Responden (20%) menyatakan media chart (bagan) sangat sesuai digunakan pada konsep permintaan dan penawaran, 29 responden (72,5%) menyatakan setuju, 3 Responden (7,5%) menyatakan tidak setuju. 0 responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen dan control menyatakan bahwa media chart (bagan) sangat sesuai digunak an pada konsep permintaan dan penawaran.
2) Analisa Data Dari deskripsi hasil angket dapat di analisis dan diinterpretasikan frekuensi nilai-nilai rata-rata respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada mata pelajaran Ekonomi di MAN Jonggol sebagai berikut: Tabel.4.26 Frekuensi respon siswa pada pembelajaran Ekonomi Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
No Responden
Jumlah
No Responden
Jumlah
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13
33 28 29 33 28 29 26 28 33 34 28 33 28
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13
28 25 29 35 26 29 29 32 29 37 30 30 29
84
A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38 A39 A40 Jumlah
31 35 26 29 28 33 31 31 28 29 32 29 34 30 31 36 34 34 33 33 35 30 37 37 28 35 36 1255
B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 Jumlah
30 25 26 30 28 32 29 37 31 33 29 33 31 29 29 30 28 32 29 26 26 29 31 32 26 29 28 1186
Data respon siswa pada mata pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan Media Chart pada mata pelajaran Ekonomi diperoleh melalui pengisian kuesioner dengan skala likert oleh 40 siswa Kelompok eksperimen di peroleh skor terendah 26 dan skor tertinggi 37 nilai rata-rata 31,38. Sedangkan 40 siswa kelompok Kontrol di peroleh skor terendah 25 dan skor tertinggi 37 nilai ratarata 29,65. Dari tabel 4.25 di atas, diketahui bahwa rata-rata nilai kuesioner pada kelompok eksperimen adalah 31,8 rata-rata nilai kuesioner termasuk kategori sangat baik. Sedangkan rata-rata nilai kuesioner pada kelompok kontrol adalah 29,65 rata-rata nilai kuesioner termasuk kategori baik Kategori nilai rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: 85
Tabel 4. 27 Konversi Skor Angket Alternatif Jawaban
Interval
Kurang baik Cukup Baik Sangat baik
1 - 10 11 – 20 21 – 30 31 – 40
Ini berarti Respon siswa Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol MAN Jonggol merespon baik pembelajaran dengan menggunakan media chart yang telah dilaksanakan. Berdasarkan tes hasil belajar Ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar dengan menggunakan media chart mempunyai nilai lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang belajar tanpa menggunakan media chart. Selain itu selisih n-Gain dan pretest dan postest yang di hitung dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terjadi perubahan yang signifikan. Ini menujukkan bahwa peningkatan yeng terjadi pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol.
Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan pemberian perlakuan bukan terjadi secara kebetulan. Nilai rata-rata posttest yang diperoleh pada kelompok eksperimen adalah 73,75 sedangkan pada kelompok kontrol adalah 65,9 atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) dari guru mata pelajaran sebesar 65. Dari hasil belajar kognitif siswa yang tidak menggunakan media chart lebih rendah daripada siswa yang menggunakan media chart. Hal ini disebabkan karena peran guru yang lebih dominan dibandingkan dengan siswa sehingga terkesan terjadi proses pembelajaran satu arah. Pembelajaran seperti ini menimbulkan kejenuhan
86
pada siswa dan cenderung pasif, sehingga suasana kelas kurang hidup, dan hasil belajarnya pun kurang memuaskan. Perbandingan hasil kognitif siswa pembelajaran Ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran dengan menggunakan media chart lebih baik daripada pembelajaran yang tidak menggunakan media chart. Siswa yang pembelajarannya menggunakan media chart mengalami peningkatan
sebesar 69% sedangkan yang tidak menggunakan media
chart peningkatannya sebesar 50,7% sehingga selisih antara keduanya sebesar 18,3 %. Hal ini menunjukkan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan ditolaknya Ho dari hasil pengujian hipotesis “t” pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai thitung (3,27) > ttabel (1,99) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil kognitif yang signifikan antara
kelompok
kontrol
dangan
kelompok
eksperimen
yang
menggunakan media chart. Dilihat dari nilai rata-rata kedua kelas diketehui bahwa nilai rata-rata tertinggi diperoleh kelas eksperimen, sehinga disimpulkan bahwa Media chart memiliki kontribusi terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran.Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya kontribusi yang signifikan antara kedua pretest pada kedua kelompok dan kedua postest pada kedua kelompok. Hasil penelitian tersebut karena adanya perbedaan perlakuan, hal ini terbukti pada kelompok yang belajar dengan menggunakan media chart siswa langsung berhadapan dengan media yang sudah disajikan oleh guru, dan guru tidak perlu menjelaskan panjang lebar karena semuanya telah h tergantikkan oleh media chart, karena media chart (bagan) adalah suatu media pembelajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, dengan warna ataupun simbolsimbol yang disajikan baik secara langsung maupun tersembunyi untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan ide, objek, lembaga, orang, keluarga di tinjau dari sudut waktu dan ruang. Media chart (bagan) mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti 87
kronologi sebuah kejadian, atau struktur organisasi. Dengan kemampuan tersebut chart merupakan cara untuk memvisualisasikan informasi atau materi yang rumit dengan cara yang sederhana dan singkat. Untuk merancang sebuah chart yang efektif dapat dimanfaatkan berbagai macam jenis grafis, sketsa, grafik, diagram atau bahkan bentuk verbal. Hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran dengan menggunakan media chart sangat bermanfaat dan efektif karena siswa ikut berperan langsung dalam proses pembelajaran. Sedangkan proses pembelajaran pada konsep permintaan dan penawaran dengan tanpa media chart terjadi kejenuhan pada siswa. Penyajian media bagi siswa sangatlah penting untuk membangun keaktifan dan peningkatan hasil belajar. Media chart termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan (receiver) dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sadiman simbol-simbol tersebut harus difahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikkan atau menghasilkan fakta yang mungkin akan cepat dilupakkan, atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Sebagai salah satu dari beberapa macam media grafis, chart merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena mudah dikenali dan dimengerti secara langsung tanpa memerlukan interpretasi. Karena chart adalah gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar dan kata-kata. Maksudnya memperagakan suatu pokok pelajaran suatu pokok pelajaran yang menunjukkan adanya hubungan perkembangan atau perbandingan sesuatu. Selain itu dari hasil penyebaran kuesioner secara umum menunjukkan respon yang baik terhadap pembelajaran, 77,5 % siswa tertarik pada pelajaran ekonomi dan dapat memahami konsep permintaan dan penawaran, 60 % siswa kelas control kesulitan memahami konsep 88
tersebut, 67% siswa menyatakan bahwa media sering digunakan dalam pembelajaran ekonomi, pernyataan tersebut berbeda dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi yang menyatakan bahwa fasilitas media yang berada disekolah kurang memadai dan hanya beberapa kali saja disajikan, perbedaan tersebut mungkin karena pemahaman siswa tentang media kurang, namun 55% siswa berharap media sering disajikan dalam pembelajaran, 67,5% siswa setuju bahwa media membuat belajar lebih fokus, 77% siswa setuju bahwa media chart membantu siswa lebih memahami konsep permintaan dan penawara, 80% siswa senang terhadap pembelajaran ekonomi mernggunakan media chart, 75% siswa setuju bahwa media chart bermanfaat dalam pembelajaran, 72,5% siswa setuju bahwa media chart sesuai digunakan pada konsep permintaan dan penawaran. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ada perbedaan penggunaan media chart dan tanpa media chart pada hasil belajar ekonomi siswa tentang konsep permintaan dan penawaran. Penggunaan media chart memberikan hasil yang tinggi atau lebih baik terhadap hasil belajar ekonomi siswa daripada tanpa menggunakan media. Sehingga dapat dikatakan bahwa media chart sangat efektif digunakan untuk pembelajaran ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi pada kontribusi media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran MAN Jonggol Bogor, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran yang menggunakan media chart dengan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,52 .Sedangkan hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran yang tidak menggunakan media chart dengan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,37. Selisih nilai rata-rata N-gain antara kelompok eskperimen dan kelompok kontrol adalah 1,5. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media chart. Sedangkan pada kelompok kontrol tanpa menggunakan media chart peningkatan yang terjadi tidak terlalu sigifikan. 2. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t, menunjukkan ditolaknya hipotesis nol (Ho), dan diterimanya hipotesis alternatif (Ha). Karena thitung (3,27) > ttabel (1,99), yang berarti nilai rata-rata siswa yang menggunakan media chart lebih tinggi dari niai rata-rata siswa yang tidak menggunakan
90
menggunakan media chart. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran lebih baik dengan media chart daripada yang tidak menggunakan media chart. Jadi terdapat kontribusi dalam penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran.
B. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penulis memberikan masukan dan saran sebagai berikut: 1. Untuk pembelajaran ekonomi khususnya pada konsep permintaan dan penawaran perlu diadakannya variasi media dan pendekatan dalam proses pembelajaran yaitu salah satunya dengan menggunakan media chart. 2. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan agar diperoleh informasi yang lebih akurat mengenai media chart.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta. 1991. Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 cet ke-4 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006. Cet ke-15 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010 cet ke-13 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers 2003. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning,Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005 Cet ke-22 Dwihastuti, Dyah, Hubungan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogosari Wetan 01 – 02 Kecamatan Pedurungan. Semarang: Jurnal Pendidikan Iswara Manggala, 2005. Vol 1 No. 5 Faturrohman, Pupuh dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT. Refika Aditama, cet ke-1 Hamalik, Oemar, Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994 cet ke-7. Iska, Zikri Neni, Psikologi: Pengantar Pemahaman diri dan lingkungan. Jakarta: Kizi Brothers, 2006. cet ke-1. Longo, Palma J., Visual Tinking Networking PromotesProblem Solving Achievement For 9th Grade Earth Science Students, dalam elektronik Journal of Science Education, No 1 Vol 7, September 2002. Moreno, Roxana dan Richard E Mayer. Pedagogival Agents in Constructivist Multimedia Environments: The Role of Images and Languge in The Instructional Communication. Dalam Elektronic Journal of Science Education. 2000 Mulyasa, E., M.Pd, Standari Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet ke-1 92
Mulyasa, E., Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke-8. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008. Putong, Iskandar, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Ed, ke-2, cet ke-1 Rahardja, Prathama, dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi Dan Makro Ekonomi. Jakarta: FEUI, 2006 Rasyid, Harun, dan Mansur, penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima, 2008, cet ke-2. Rizqiani, Hilda, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Ciputat: PT . Ciputat Press, 2010, cet ke-3. Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Pendidkan Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet ke-2 Sadiman, Arif S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep Dan Pembelajaran, PT Remaja Rosda Karya: Bandung, 2009, Cet ke-1 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet ke-5 Sofyan, Ahmad, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,Jakarta: Lemlit UIN Jakarta Press, 2006, cet ke-1. Solihatin, Etin., dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Pembelajaran IPS, Bumi Aksara: Jakarta, 2008, ed. 1 Cet ke-2
Model
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1996. Ed. 1, cet ke-1 Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru, 1989, cet ke-1 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1992. 93
Sugiarto dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2000. Ed.ke-2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Sumantri, Nu’man, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung : PT Remaja Rosda Karya:, 2001. cet ke-1 Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima, 2008, cet ke-2 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2004 cet. Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem SKS. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet ke-1 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika , 2003 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung : CV Citra Umbara, 2003. Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005, cet ke-1 Usman, Basyirudidin, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press, 2002. cet ke1 Winarti, Sri, Pengaruh Penggunaan Media Chart terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pernaasan Manusia. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2009. Budiwati, Neti. “Pembelajaran Ekonomi SMA dan SMK”, http://netibudiwati.blogspot.com. Pada 30 Nopember 2010
dalam
Catherine McLoughin, “Visual Thinking and Telepededagy”. Dalam http://www.Nature.com/eye/journal/V17/N6/Full/6700500a.html, 14 Juni 2010 Maulana, Indra, “ Pengertian Belajar” dari http://www.siaksoft.net, 18 Juni 2010 Sutrisno, Joko, “Dual Coding Theory” dari http://joko.tblog.com, 11 November 2010 Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September 2010
94