PENGARUH MEDIA MOBILE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP ALAT OPTIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh DENNY RISMANTO NIM 1112016300045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
1
i
ii
iii
DENNY RISMANTO 1112016300045. Pengaruh Media Mobile Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Alat Optik. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017 Permasalahan utama dalam penelitian ini siswa kesulitan dalam bidang sains khususnya pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone yang disalahgunakan oleh siswa dapat berdampak buruk terhadap hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning berbantuan android terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Penelitian dilaksanakan di SMK AL-HASRA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu, dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X TKJ 1 sebagai kelas eksperimen dan X TKJ 2 sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes berupa angket. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Temuan yang menarik dari penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas konstruk dengan content validity index (CVI) untuk menentukan kesesuaian pada instumen tes. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif menggunakan uji analisis statistik nonparametrik dengan Mann-Whitney U, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh bahwa >sig.(2-tailed). Artinya, terdapat pengaruh aplikasi latihan aplikasi alat optik terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Selain itu, pembelajaran menggunakan aplikasi berbantuan android lebih tinggi dalam meningkatkan ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Hasil analisis data nontes menunjukkan respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik secara keseluruhan memperoleh hasil dengan kategori baik. Kata kunci: Aplikasi berbantuan android, Hasil Belajar, Mobile learning, Alat optik.
iv
DENNY RISMANTO 1112016300045. The Effect of Media Mobile Learning Android Assisted Of Student Learning Outcomes On the Concept of Optical Tools . Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
The main problem in this research that students have difficulty in science, especially physics lesson, and the use of smartphones that are abused by students can adversely affect the learning outcomes. This research aims to determine the effect of optical learning tools application by mobile learning android assisted on student learning outcomes. The research was conducted at SMK AL-HASRA. The research method used is quasi experimental, with nonequivalent control group design. The sample in this research was X TKJ 1 as experiment class and X TKJ 2 as control class. Sample is determined by purposive sampling technique. Instrument used is test instrument in the form of multiple choice and questionnaire. This research has never been done before. An interesting finding from this research, the researchers done the validity test of the constructs with content validity index (CVI) to determine the suitability of the test instrument. The test instrument result data was analyzed quantitatively using nonparametric statistical analysis test with Mann-Whitney U, while nontest instrument result data was analyzed quantitatively obtaining data in percentage, then was converted to qualitative data. Based on the analysis of test data,it was found that >sig.(2tailed). It means, there is effect of optical learning tools application by mobile learning android assisted on student learning outcomes. In addition, learning using android assisted application is higher in improving cognitive domain C1 (remember), C2 (understand), C3 (apply), and C4 (analyze). Nontest analysis data result showed students’ responses to the optical learning tools application obtained good category results overall. Key words: android assisted application, learning outcomes, mobile learning, optical tools
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Aplikasi Latihan Alat Optik berbasis mobile learning berbantuan android terhadap hasil belajar”. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1.
Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dwi Nanto, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan, dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4.
Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik.
5.
Seluruh dosen, staff, dam karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6.
Drs. Cik Hakim, selaku kepala madrasah SMK Al-Hasra.
7.
Baihaki Ari Nugraha, S.Pd., selaku guru bidang studi fisika SMK Al-Hasra yang telah memberikan izin penelitian dan membimbing selama penelitian berlangsung.
8.
Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswa SMK Al-Hasra khususnya X TKJ I dan X TKJ II yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.
vi
9.
Keluarga tercinta Ayahanda Triyono, dan Ibunda Sariyem, serta semua keluarga yang selalu mendoakan dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. Skripsi ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu.
10. Teman sejawat Pendidikan Fisika angkatan 2012 beserta kakak-kakak tingkat pendidikan Fisika yang telah memberikan inspirasi dan motivasi. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih bayak kekurangan. Sehingga, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, 15 Juni 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B.
Identifikasi Masalah .................................................................................... 3
C.
Pembatasan Masalah ................................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4 E.
Tujuan Penelitian......................................................................................... 4
F.
Kegunaan Penelitian .................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 6 A. Deskripsi Teoritik ........................................................................................ 6 1.
Media pembelajaran .............................................................................. 6
2.
Hakikat android .................................................................................. 10
3.
Hasil belajar ........................................................................................ 15
4.
Materi alat optik .................................................................................. 17
B.
Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 35
C.
Kerangka Berpikir ..................................................................................... 36
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 38 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 38 B.
Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 38
C.
Prosedur Penelitian .................................................................................... 39 1.
Tahap Persiapan .................................................................................. 39
2.
Tahap Pengambilan Data .................................................................... 39
3.
Tahap Analisis dan Pelaporan............................................................. 40
D. Variabel Penelitian .................................................................................... 43
viii
E.
Populasi dan Sampel ................................................................................. 43
F.
Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 43 1.
Instrumen Tes ..................................................................................... 44
2.
Instrumen Nontes ................................................................................ 48
3.
Kalibrasi instrument tes ...................................................................... 50
4.
Kalibrasi Instrumen nontes ................................................................. 58
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 58 1.
Analisis Data Tes ................................................................................ 58
2.
Analisis Data Nontes .......................................................................... 63
I.
Hipotesis Statistika .................................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 65 A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 65 1. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penerapan Aplikasi Latihan Alat Optik .................................................................................................. 65 2. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Penerapan Aplikasi Latihan Alat Optik.......................................................................................................... 67 3.
Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ...................................... 70
4. Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................................................................................................... 72 5. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Aplikasi Latihan Alat Optik ...................................................................... 74 6. B.
Hasil Uji Prasyarat .............................................................................. 75 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85 A. Kesimpulan................................................................................................ 85
ix
B.
Saran-saran ................................................................................................ 85
Daftar Pustaka ......................................................................................................86 Lampiran ..............................................................................................................89
x
Daftar Gambar Gambar 2. 1 Pemantulan teratur............................................................................ 18 Gambar 2. 2 Pemantulan baur ............................................................................... 19 Gambar 2. 3 Hukum pemantulan cahaya .............................................................. 19 Gambar 2. 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar .................................... 20 Gambar 2. 5 Sinar istimewa pada cermin cekung ................................................. 20 Gambar 2. 6 Sinar istimewa pada cermin cembung .............................................. 21 Gambar 2. 7 Pemantulan sempurna ...................................................................... 22 Gambar 2. 8 Pembiasan pada kaca plan paralel .................................................... 23 Gambar 2. 9 Pembiasan pada prisma .................................................................... 23 Gambar 2. 10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung ..................................... 24 Gambar 2. 11 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa ..................................... 24 Gambar 2. 12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung......................................... 25 Gambar 2. 13 Anotomi mata ................................................................................. 26 Gambar 2. 14 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung .................................. 27 Gambar 2. 15 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung ............................... 27 Gambar 2. 16 Lup ................................................................................................. 28 Gambar 2. 17 Bagian-bagian mikroskop .............................................................. 30 Gambar 2. 18 Teleskop Pembias ........................................................................... 32 Gambar 2. 19 Bagian-bagian kamera .................................................................... 35 Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen .............................................................................................................65 Gambar 4. 2 Diagram pretest berdasarkan jenjang kognitif ..................................67 Gambar 4. 3 Diagram distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ....................................................................................................................68 Gambar 4. 4 Diagram posttest berdasarkan jenjang kognitif .................................70 Gambar 4. 5 Diagram posttest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif .............71 Gambar 4. 6 Diagram perbandingan hasil belajar siswa berdasarkan N-gain .......73
xi
Daftar Tabel Tabel 3. 1 Desain Penelitian.................................................................................. 38 Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen tes ......................................................................... 44 Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen nontes ................................................................... 49 Tabel 3. 4 Kategori Validitas ................................................................................ 51 Tabel 3. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ................................................. 52 Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ........................................................ 52 Tabel 3. 7 Kategori Content Validity Index (CVI) ............................................... 54 Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Konstruk ................................................................ 54 Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas ............................................................. 55 Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 55 Tabel 3. 11 Indeks Kesukaran ............................................................................... 56 Tabel 3. 12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran.............................................................. 56 Tabel 3. 13 Daya Pembeda.................................................................................... 57 Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda .................................................................... 57 Tabel 3. 15 Uji Validitas Instrumen Nontes ......................................................... 58 Tabel 3. 16 Pennilaian Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket ............................ 63 Tabel 3. 17 Kategori angket siswa ........................................................................ 63 Tabel 4. 1 Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol .................................66
Tabel 4. 2 Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................69 Tabel 4. 3 Tabel Rekapitulasi Data Pretest – Posttest ...........................................70 Tabel 4. 4 Hasil Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.....................72 Tabel 4. 5 Respons Siswa Pada Aplikasi Latihan Alat Optik ................................74 Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ...................................................75 Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest ................................76 Tabel 4. 8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ....................................... 89 Lampiran A 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan .......................89 Lampiran A 2 RPP Kelas Eksperimen ...................................................................91 Lampiran A 3 RPP Kelas Kontrol........................................................................145 LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ............................................... 198 Lampiran B 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................... 198 Lampiran B 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .............................................. 201 Lampiran B 3 Analisis Validasi Materi .............................................................. 234 Lampiran B 4 Analisis Validasi Konstruk .......................................................... 238 Lampiran B 5 Analisis Validasi Bahasa.............................................................. 244 Lampiran B 6 Validitas Instrumen Tes ............................................................... 248 Lampiran B 7 Reliabilitas Instrumen Tes ........................................................... 249 Lampiran B 8 Daya Pembeda Instrumen Tes ..................................................... 250 Lampiran B 9 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ............................................... 251 Lampiran B 10 Lembar Soal ............................................................................... 252 Lampiran B 11 Kisi-kisi Nontes ......................................................................... 266 Lampiran B 12 Instrumen Nontes ....................................................................... 268 Lampiran B 13 Uji Validasi Nontes .................................................................... 269 Lampiran B 14 Uji Validasi Media ..................................................................... 270 LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN.........................................280 Lampiran C 1 Hasil PreTest.................................................................................280 Lampiran C 2 Hasil PostTest ...............................................................................282 Lampiran C 3 Analisis Kemampuan Kognitif .....................................................284 Lampiran C 4 Perhitungan N-Gain ......................................................................288 Lampiran C 5 Uji Normalitas...............................................................................290 Lampiran C 6 Uji Homogenitas ...........................................................................290 Lampiran C 7 Uji Hipotesis .................................................................................292 Lampiran C 8 Analisis Data Respon Siswa .........................................................294
xiii
LAMPIRAN D TAMPILAN APLIKASI LATIHAN ALAT OPTIK ...........295 LAMPIRAN E SURAT-SURAT PENELITIAN .............................................296 Lampiran E 1 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................296 Lampiran E 2 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................297 Lampiran E 3 Lembar Uji Refrensi ......................................................................298 Lampiran E 4 Biodata Penulis..............................................................................304
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat menciptakan kultur baru dalam dunia pendidikan. Di era perkembangan teknologi ini, user lebih cepat dalam mencari informasi dan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret. Pada kurikulum 2013 menekankan media yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran diantaranya dengan berbantuan teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi pada setiap mata pelajaran, maka kualitas sumber daya manusia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat ditingkatkan guna menghadapi tantangan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Guru dapat menggunakan fasilitas teknologi dalam pembelajaran fisika, karena konsep fisika banyak yang bersifat matematis dan sulit dipahami oleh siswa. Fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat dari hasil PISA tahun 2015 yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara untuk bidang sains. 1 Selain itu, berdasarkan hasil Ujian Nasional pada SMK swasta tahun 2015/2016 diperoleh informasi bahwa nilai rerata UN pada mata pelajaran fisika 57,48. Sementara hasil wawancara pada studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa persentase tingkat ketuntasan siswa sangat kecil, salah satunya pada konsep alat optik sebesar 50%. Dengan kata lain, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran fisika, khususnya pada konsep alat optik. 2 Kesulitan siswa dalam memahami fisika disebabkan oleh beberapa hal. Menurut Byun, Ha& Lee, siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran fisika karena mereka tidak suka dengan mata pelajarannya.3 Siswa tidak dapat memahami, menyimpulkan, dan tidak mampu merespons apa yang ditanyakan pada
1
Programme For International Student Assassment (PISA), Result From PISA 2015 Pemaparan hasil ujian nasional 2016 3 Susana Anggraheni, Analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal materi pokok cahaya pada siswa kelas VIII SMPN 1 Wonosegoro tahun ajaran 2011/2012, Skripsi pada Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012, h.2 2
1
2
soal fisika, khususnya materi optik yang disajikan guru.4 Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal dan mendapat hasil yang kurang maksimal. Selain itu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa kurang maksimal, salah satunya adalah penggunaan gadget yang disalahgunakan. Gadget digunakan hanya untuk bermain game online, mengakses berbagai media sosial, dan mereka cenderung memiliki gadget untuk mengikuti trend yang ada saat ini. Berdasarkan pemaparan di atas, penggunaan gadget belum digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan, hasil belajar fisika tidak akan meningkat, menyebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran di kelas, serta rendahnya pemahaman konsep siswa.5 Upaya untuk memperbaiki kondisi pembelajaran fisika dengan bantuan gadget salah satunya adalah penggunaan mobile learning. Penggunaan mobile learning yang dilakukan melalui perangkat komunikasi nirkabel di perkirakan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran fisika.6 Mobile learning memiliki karakteristik yang praktis dibawa kemanapun. Salah satu media yang dapat digunakan dalam mobile learning adalah Smartphone. Smartphone memiliki fungsi multimedia yang menyajikan suara, gambar, teks, video, dan dapat digunakan untuk mengakses internet. Mobile learning dengan menggunakan smartphone bersistem operasi android juga dapat memfasilitasi siswa agar dapat belajar dimana saja dan kapan saja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem operasi android ini memiliki kelebihan, yaitu platform terbuka (open source) sehingga semua aplikasi android dapat diunduh secara gratis. Pengembangan dari media ini dengan yang lain, yaitu media yang dibuat lebih ditekankan kepada 4 Anik Surnarsih, Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi solo, Skripsi pada Universitas Jember, 2002, h.33 5 Beauty Manupil dkk, Hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi siswa di sma negeri 9 manado, ejoural keperawatan Volume 3 Nomor 2, 2015, h.1 6 Hafizul, dan Khairulanuar, Mobile Learning Environment System (MLES): The Case of Android-based Learning Application on Undergraduates’ Learning, International Journal of Advanced Computer Science and Applications Vol 3 No 3, 2012, h.1
3
latihan soal-soal. Beberapa latihan soal berupa video agar siswa lebih memahami fenomena terkait materi alat optik yang bersifat abstrak, lalu media dilengkapi penjelasan jawaban melalui suara agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal pemahaman maupun perhitungan, dan disediakan video pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut diharapkan dapat mengurangi kesalahan siswa dalam mengerjakan soal, dapat melatih keterampilan siswa dalam mengerjakan soal, meningkatkan minat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Mobile Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Alat Optik”.
B. Identifikasi Masalah Dengan mengacu dari latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa khususnya materi optik 2. Kurangnya minat belajar siswa dalam pembelajaran di kelas 3. Siswa belum mampu memanfaatkan smartphone secara maksimal untuk proses pembelajaran khususnya fisika 4. Siswa kurang terlatih dalam mengerjakan latihan soal-soal 5. Rendahnya pemahaman siswa terhadap rumus karena siswa hanya menghafal rumus-rumus yang disajikan guru di dalam kelas. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, permasalahan tersebut tidak mungkin untuk diteliti semua karena keterbatasan penelitian ini. Sebagai berikut: 1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom dimulai dari tahap mengingat (C1) hingga menganalisis (C4) saja.
4
2. Mobile Learning dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berupa aplikasi latihan alat optik (LAO) dengan berbantuan smartphone yang memiliki system operasi android. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, peneliti ingin membuktikan apakah media pembelajaran dengan menggunakan android ini dapat memberikan pengaruh dalam hasil belajar siswa, serta melihat respon siswa terhadap media pembelajaran untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari penelitian ini. Sehingga dibuat beberapa rumusan masalah dalam penelitian, sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh media mobile learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep alat optik? 2. Bagaimana respon siswa terhadap media mobile learning dengan berbantuan android pada konsep alat optik? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning berbantuan android terhadap hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap media mobile learning. F. Kegunaan Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan, sebagai berikut: 1. Bagi siswa, aplikasi latihan alat optik dapat digunakan untuk belajar atau berlatih mengerjakan soal-soal oleh siswa. 2. Bagi siswa, aplikasi latihan alat optik dapat membantu siswa untuk belajar secara mandiri. 3. Bagi guru, aplikasi latihan alat optik dapat digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar pada materi alat optik guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika. 4. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
5
memberikan informasi yang bermanfaat tentang penggunaan android dalam proses pembelajaran fisika. 5. Bagi pembaca dan peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan guna mengembangkan penelitian lebih lanjut.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.
Deskripsi Teoritik
1.
Media pembelajaran
a) Definisi media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’.7 Menurut Gerlach & Ely dalam bukuya Azhar Arsyad, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.8 Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.9 Hal tersebut diartikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pada dunia pendidikan, guru memberikan informasi kepada siswa mengenai materi pelajaran dengan menggunakan suatu alat bantu atau media perantara. Dalam hal ini, dapat dikatakan guru menggunakan media dalam proses pembelajaran di kelas. Media yang digunakan dalam proses pembelajaran merupakan media pendidikan atau media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
7
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hal 3 Ibid hal 3 9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:Kencana Prenada Group, 2013 ) hal 162 8
6
7
sumber secara terencana sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.10 b) Fungsi media pembelajaran Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan informasi. Melalui media pembelajaran hal yang sifat abstrak bisa menjadi lebih kongkret. Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi, sebagai berikut:11 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu 3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa Pendapat lain fungsi media pembelajaran diantaranya: 12 1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Meningkatkan motivasi dan efisiensi penyampaian informasi. 3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi. 4. Menambah variasi penyajian materi. 5. Pemilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar. 6. Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan siswa. 7. Memberikan pengalaman yang lebih kongkrit bagi hal yang mungkin abstrak. 8. Meningkatkan keingintahuan (curiousity) siswa. 9. Memberikan stimulus dan mendorong respon siswa.
10 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta:Gaung Persada Press, 2008), hal 7 11 Wina Sanjaya, op.cit. hal 169-171 12 Azhar Arsyad, op.cit. hal 26-27
8
Menurut Encyclopedia of Educational Reasearch, nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut: 13 1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi “Verbalisme” , 2. Memperbesar perhatian para siswa, 3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, 4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup 6. Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa 7. Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh cara lain secara membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. c)
Praktik dan latihan (Drills) Metode praktik dan latihan cocok digunakan untuk pemecahan masalah dan
latihan seperti matematika, statistik, fisika, dll.14 Metode drills merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret melalui penyediaan latihan-latihan soal yang bertujuan untuk menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan.15 Secara umum, tahapan materi aplikasi drills, sebagai berikut: 1. Masalah-masalah yang disajikan dalam bentuk latihan soal pada tingkat tertentu 2. Siswa mengerjakan soal-soal latihan
13
Ibid, hal 25 Karim Q Hussein, Authoring System Of Drill & Practice E-Learning Modules For Hearing Impaired Students, Journal of Computer Science & Information Technology(IJCSIT) Vol. 7 No.1, 2015, h.132 15 Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012) hal 105-106 14
9
3. Aplikasi merekam pekerjaan siswa, kemudian memberikan umpan balik 4. Jika jawaban siswa benar, maka aplikasi menyajikan materi berikutnya dan jika jawaban salah, maka aplikasi menyediakan fasilitas pembahasan soal, dan mengulangi latihan. d) Mobile learning Mobile learning didefinisikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan perangkat tanpa kabel seperti handphone, personal digital assistants (PDAs), atau laptop.16 Mobile learning adalah salah satu alternatif bahwa layanan pembelajaran harus dilaksanakan di mana pun dan kapan pun. Pemikiran dalam mengembangkan mobile learning ini didasari oleh alasan-alasan pokok, yaitu: (1) Dapat digunakan kapan pun dan dimana pun (2) Cangkupannya luas (3) Lebih banyak digunakan daripada PC (4) Lebih mudah dioperasikan dari pada PC (5) Perangkat mobile dapat digunakan sebagai media belajar Untuk mampu memanfaatkan mobile learning ini dapat diklasifikasikan berdasarkan kegunaan, yaitu: 17 (1) Jenis perangkat yang digunakan (2) Teknologi komunikasi nirkabel yang digunakan (3) Tipe informasi yang dapat diakses (4) Tipe pengaksesan (online/offline) (5) Lokasi (6) Tipe komunikasi (7) Dukungan standar mobile learning.
16 Claire O’Maley, Guidelines for Learning/Teaching/Tutoring in a Mobile Enviroment, MOBllearn, 2005, h.6 17 Deni Darmawan. Teknologi Pembelajaran. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2012) hal 15-17
10
2.
Hakikat android
a) Sistem operasi android Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara pemakai komputer dan perangkat keras komputer.18 Pendapat lain sistem operasi merupakan perangkat lunak yang dibuat untuk mempermudah pengguna atau program aplikasi dalam mengakses sumber daya komputer mobile device.19 Android merupakan sebuah software yang digunakan pada perangkat mobile yang mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi kunci yang dirilis oleh Google.20 Pendapat lain, android merupakan sebuah sistem operasi perangkat mobile berbasis Linux yang mencangkup sistem operasi, middleware dan aplikasi.21 Jadi, sistem operasi android adalah sebuah program yang digunakan dalam perangkat smartphone. Fungsinya sama seperti sistem operasi symbian di Nokia, iOS di Apple dan Blackberry OS. b) Versi android Hingga saat ini, terdapat beberapa versi dari sistem operasi android, antara lain: 1) Android versi 1.0-1.1 Pada 9 Maret 2009, Google merilis android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam alarm, voice search (pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.22 2) Android versi 1.2-1.5 (Cupcake) Pada pertengahan Mei 2009, Google kembali merilis seluler dengan menggunakan android dan SDK (Software Development Kit) dengan versi 1.5 (Cupcake). Terdapat pembaruan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam seluler versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus
18
Bambang Hariyanto, Sistem Operasi, (Bandung: Informatika Bandung, 2009), cet. 4,
h.1 19
Kusnadi, dkk, Sistem Operasi, (Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2008), h.v Tim EMS, Pemrograman Android dalam Sehari, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2015), h.1 21 Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR, (Yogyakarta: CV Andi OFFSET, 2014), hal 2 22 Nazaruddin Safaat H, Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC berbasis Android Revisi Kedua, (Bandung: Informatika Bandung,2015), h.10 20
11
kamera, men upload video ke youtube dan gambar ke picasa langsung dari telpon, dukungan bluetooth A2DP, kemampuan terhubung secara otomatis ke headset bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.23 3) Android versi 1.6 (Donut) Donut (versi 1.6) dirilis pada September 2009 dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder, dan galeri yang diintegrasikan, CDMA/EVDO, 802.IX, VPN, gestures, dan text-to-speech engine, kemampuan dial ponsel, pengadaan resolusi VWGA.24 4) Android versi 2.0-2.1 (Eclair) Pada 3 Desember 2009 kembali diluncurkan ponsel android dengan versi 2.0/2.1 (Eclair), perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware dukungan HTML5, daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3,2 MP, digital zoom, dan bluetooth 2.1.25 5) Android versi 2.2-2.2.3 (Froyo: Frozen Yoghurt) Pada bulan Mei 2010 android versi 2.2 rev 1 diluncurkan. Fitur yang tersedia di android versi ini sudah kompleks diantaranya, yaitu kerangka aplikasi memungkinkan pengguna dan penghapusan komponen yang tersedia; dalvik virtual machine dioptimalkan untuk perangkat mobile; grafis 2D dan grafis 3D berdasarkan libraries openGL; SQLite: untuk menyimpan data; mendukung media: audio, video, dan berbagai format gambar(MPEG4, H264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF); GSM, bluetooth, EDGE, 3G, dan wifi (hardware independent), kamera, Global Positioning System (GPS), kompas, dan accelerometer(tergantung hardware).26 6) Android versi 2.3-2.4 (Gingerbread) Android versi 2.3 diluncurkan pada Desember 2010, hal-hal yang direvisi dari versi sebelumnya adalah kemampuan seperti berikut: SIP-based VolP, Near 23
Ibid, h.10 24 Ibid, h.11 25 Ibid, h.11 26 Ibid, h.11
12
Field Communications (NFC), gyroscope dan sensor, multiple cameras support, mixable audio effect, download manager.27 7) Android versi 3.0-3.2 (Honeycomb) Nama honeycomb diambil dari nama sereal manis yang terbuat dari jagung dengan rasa madu yang terbentuk sarang lebah, makanan ini yang populer sejak tahun 1965. Untuk versi ini merupakan versi yang ditujukan untuk gadget tablet. Android honeycomb rilis pada Februari 2011, kemudian upgrade ke versi 3.1 dan 3.2.28 8) Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich) Android ice cream sandwich atau biasa dikenal dengan android 4.0 ICS adalah versi terbaru android yang sangat mendukung baik untuk smartphone, tablet, dan lainnya. Android ini rilis pada 19 Oktober 2011. Fitur baru dalam android ini adalah perubahan interface dari android sebelumnya, antara lain pengoptimalan multitasking, versi layar beranda yang bisa disesuaikan dan interaktivitas mendalam serta cara baru yang ampuh untuk berkomunikasi dan berbagi konten.29 9) Android versi 4.1-4.3 (Jelly Bean) Android 4.1 jelly bean secara resmi dikenal ke publik sekitar Oktober 2012. Versi ini yang tercepat dan terhalus dari semua versi android. Android 4.2 jelly bean juga menawarkan peningkatan kecepatan dan kemudahan android 4.1 serta mencakup semua fitur baru seperti photo sphere dan desain baru aplikasi kamera, keyboard gesture typing, google now, dan lainnya.30 10) Android versi 4.4 (Kitkat) Pada Oktober 2013 Google merilis kitkat sebagai generasi android berikutnya. Android versi ini memiliki banyak fitur & semakin memanjakan para pengguna android. Diantaranya: immersive mode, akses kontak langsung dari
27
Ibid, h.11 Aan, Mengenal Android, 19 September 2016 (www.aan.my.id) 29 Ibid, h.1 30 Ibid, h.1 28
13
aplikasi telpon, google now launcher, dan pastinya memiliki interface UI yang baru.31 11) Android versi 5.0 (Lolipop) Android versi 5.0 merupakan versi paling baru dari sistem operasi android. Android versi 5.0 sendiri dianggap membawa update yang fantastis, banyak perubahan yang disertakan google di dalamnya.32 (gambar) c)
Kelebihan android Menurut TIM EMS berikut kelebihan android, sebagai berikut:33
1) Multitasking, artinya android bisa menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan. Seperti ber-facebook-an sambil whatsapp-an dan bbm-an. Plus sambil menerima telpon dari teman. 2) Terdapat notifikasi ketika ada panggilan/sms, ketika ada sms dan email yang masuk, akan terdapat notifikasi pada home screen di layar ponsel diikuti dengan indikator yang berkedip-kedip, atau bunyi, sehingga tidak akan ketinggalan ketika ada pesan/email yang masuk 3) Dukungan ribuan aplikasi terpercaya melalui situs Google Play, Google menyediakan situs Google Play(Android Market) bagi para pengguna android untuk mendapatkan berbagai aplikasi yang diperlukan 4) Penggunaan widget pada home screen, sehingga akan memudahkan dan mempercepat penggunaan ketika membuka aplikasi. d) Kelemahan android Menurut TIM EMS berikut kelemahan android, sebagai berikut:34 1) Boros pada penggunaan baterai, hal ini karena banyakanya fitur android, seperti 3G, maps, lattitude, GPS, gmail, dan seterusnya. 2) Sentralisasi Google, karena android merupakan produk open source dari Google, maka aplikasi yang berjalan pada android kebanyakan menyatu dengan layanan Google 31
Ibid, h.1 Ibid, h.1 33 Tim EMS, op.cit, h.6 34 Tim EMS, op.cit, h.7 32
14
3) Tidak mendukung penggunaan J2ME, hal ini berakibat pada seorang programmer java harus belajar dari awal lagi. Bagi pengguna, aplikasi yang disukai tidak akan dapat berjalan pada android. Disebabkan android hanya menggunakan bahasaya saja. sedangkan library dan user interface-nya berbeda dengan yang ada di J2ME. 4) Security yang masih tergolong rendah, banyaknya malware yang menyerang aplikasi. Sehingga beberapa produsen antivirus menyediakan aplikasi antivirus mereka dalam versi android, seperti AVG, Lookout, Security, Super Security, dan Smartguard Security. e)
Adobe flash CS6 Flash adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk membuat animasi dan
game dengan mudah. Perangkat lunak ini diperkenalkan pertama kali oleh Macromedia Flash pada tahun 1996, sebagai perangkat lunak komputer yang digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi. Pada tahun 2005, Adobe mengakuisisi Macromedia Flash semua produk-produknya, sehingga yang sebelumnya adalah Macromedia Flash berubah menjadi Adobe Flash. 35 Adobe flash CS 6 merupakan salah satu produk yang dikembangkan Adobe yang menambahkan beberapa fitur, sehingga proses pembuatan menjadi lebih mudah dan mendapat hasil yang lebih baik. Fitur-fitur yang tersedia di Adobe Flash CS6, yaitu: pertama, GUI (Graphical User Interface) yang lebih menarik dan lebih mudah. Kedua, Simulasi perangkat mobile, merupakan fitur tambahan di Adobe Flash CS6 berfungsi untuk membantu Anda dalam menggambarkan bentuk ponsel yang akan digunakan. Ketiga, Mendukung Adobe AIR versi 3.4 dan iOS dengan Adobe Flash Player terbaru. Keempat, Toolkit untuk CreateJS berfungsi untuk membantu pengguna Flash Pro untuk membuat transisi ke HTML 5.36 f)
Adobe Integrated Runtime (AIR) Adobe AIR adalah sebuah cross operating system runtime yang
dikembangkan oleh Adobe sehingga memungkinkan pengembang memanfaatkan
35 Ardy Saputro, Membuat Game Adventure Adobe Flash CS 6 ActionScript 3.0 (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2016), h.5 36 Ibid, h.5
15
keterampilan mereka (seperti Flash, Flex, HTML, Javascript, dan PDF) untuk membangun Rich Internet Application(RIA), dan kontennya kedalam platform baru. Adobe AIR merupakan fitur pengembangan adobe flash cs6, yang berfungsi untuk memungkinkan penggunaan tools yang dimiliki Adobe Flash dapat dikembangkan kedalam aplikasi berbasis android. Aplikasi ini hanya mendukung OS Android 2.2(Froyo) ke atas, serta perangkat dengan prosessor ARMv7 atau lebih tinggi. AIR untuk android tidak dapat bekerja pada versi sebelumnya.37 3.
Hasil belajar Definisi hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.38 Sedangkan, proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, maka dalam proses pembelajaran selalu menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri, sebagai berikut: a)
Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa
b) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya c)
Hasil belajar diperoleh dari kemampuan dan kemauannya sendiri, sehingga dapat bermakna bagi dirinya
d) Hasil belajar diperoleh secara komprehensif e)
Kemampuan siswa untuk mengontrol dan mengendalikan diri dalam menilai hasil yang dicapainya. Sehingga, siswa sadar bahwa tinggi-rendahnya hasil belajar yang dicapainya begantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya sendiri. Benyamin S.Bloom mengklarifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.39 Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang sering dijadikan bahan penilaian bagi guru di
37
Tim Litbang Wahana Komputer, Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2014), h.3 38 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hal. 22 39 Ibid, hal. 22
16
sekolah karena berhubungan langsung dengan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru selama di dalam kelas. Ranah kognitif meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) yang terdiri dari enam aspek, sebagai berikut:40 a)
Mengingat (C1), yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang disampaikan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali dan mengingat kembali.
b) Memahami (C2), yaitu mengkonstruksi makna dari materi atau pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. c)
Mengaplikasikan (C3), yaitu menerapkan atau menggunakan suatu prosedur untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengeksekusi dan mengimplementasikan merupakan kategori dari proses-proses kognitif dalam kategori mengaplikasikan.
d) Menganalisis (C4), yaitu memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses-proses kognitif dalam kategori menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, mengatribusikan. e)
Mengevaluasi (C5), yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standard. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik.
f)
Mencipta (C6), yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil. Mencipta
melibatkan
proses
menyusun
elemen-elemen
jadi
sebuah
keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kategori mencipta meliputi tiga proses kognitif, diantaranya merumuskan, merencanakan dan memproduksi. 40
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet. 1, h.99-128
17
Ranah afektif meliputi ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai terbagi menjadi lima kategori, yaitu: penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan peneranan.41 Ranah psikomotorik meliputi ranah yang berkaitan dengan keterampilan terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu: persepsi, persiapan, repon terpimpin, mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta.42 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua golongan, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yaitu:43 a)
Faktor fisiologis (bersifat jasmaniah)
b) Faktor psikologis (yang bersifat rohaniah) c)
Faktor kelelahan. Faktor ekternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor
eksternal dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: a)
Faktor keluarga
b) Faktor sekolah c)
Faktor masyarakat.44
4.
Materi alat optik Konsep alat optik mempelajari sifat pemantulan cahaya, dan pembiasan
cahaya dalam penerapan kehidupan sehari-hari.
41
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67-68 42 Ibid, h. 68-69 43 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), h. 54-60 44 Ibid, h.60-72
18
a) Pemantulan cahaya Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah. 45 1) Jenis pemantulan cahaya Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:46 (a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.
Gambar 2. 1 Pemantulan teratur (b) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata),
45 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga,2013), hal.376 46 Ibid, h.376-377
19
sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan baur adalah pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai karpet.
Gambar 2. 2 Pemantulan baur 2) Hukum Snellius untuk pemantulan Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:47 (1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. (2) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.
Gambar 2. 3 Hukum pemantulan cahaya 3) Pemantulan cahaya pada cermin datar Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:48 (1) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin (2) Bayangannya maya (3) Bayangan yang terbentuk tegak (4) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda (5) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
47 48
Ibid., h.377 Ibid., h.379
20
Gambar 2. 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah: n=
𝟑𝟔𝟎𝐎 𝛂
–1
Persamaan 2. 1 4) Pemantulan cahaya pada cermin cekung Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:49 (1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F). (2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. (3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut.
Gambar 2. 5 Sinar istimewa pada cermin cekung
49
Ibid., h.383
21
5) Pemantulan cahaya pada cermin cembung Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:50 (1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F). (2) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. (3) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
Gambar 2. 6 Sinar istimewa pada cermin cembung b) Pembiasan cahaya Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu medium menuju medium lain. 1) Hukum Snellius untuk pembiasan Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal, sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada pembiasan cahaya berlaku:51 𝒔𝒊𝒏 𝒊 𝒔𝒊𝒏 𝒓
50 51
Ibid., h.388 Ibid., h.394
𝒗
𝒏
= 𝒗 𝟏 = 𝟏 = 𝒏𝟏 𝟐
𝟐
𝟐
22
Persamaan 2. 2 2) Indeks bias Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya pada medium.52 𝒄
n=𝒗 Persamaan 2. 3 Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain 𝒗
𝒏
n21 = 𝒗𝟏 = 𝒏𝟏 𝟐
𝟐
Persamaan 2. 4 3) Pemantulan sempurna Bila seberkas sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut batasnya maka sinar-sinar itu tidak akan dibiaskan melainkan dipantulkan. Peristiwa pemantulan ini dinamakan pemantulan sempurna. Syarat terjadinya pemantulan sempurna:53 1. Dua cahaya datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat. 2. Sudut bias lebih besar dari sudut kritis.
Gambar 2. 7 Pemantulan sempurna 4) Pembiasan pada kaca plan parallel Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar dengan sinar yang masuk.
52 53
Ibid., h.396 Ibid., h.408
23
Gambar 2. 8 Pembiasan pada kaca plan paralel Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan: t=
𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓) 𝒄𝒐𝒔 𝒓
5) Pembiasan pada prisma Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.54
Gambar 2. 9 Pembiasan pada prisma
Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku: 𝟏
𝒏𝒑
𝟏
sin = 𝟐 ( + 𝒎 ) = 𝒏 x sin 𝟐 𝒎
Persamaan 2. 5 54
Ibid., h.403
24
6) Pembiasan pada lensa Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung atau satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:55 (a) Pembiasan pada Lensa Cembung Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa konvergen. Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
Gambar 2. 10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus F1. (2) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. (3) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan). Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut
Gambar 2. 11 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa 55
Ibid., h.412
25
(1) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut. Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima). (2) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan diperbesar. (3) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan diperkecil. (4) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik. (5) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak. (b) Pembiasan pada Lensa Cekung Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik. Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen. Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut: (1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1. (2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. (3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
Gambar 2. 12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu: (1) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung.
26
(2) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di belakang lensa. s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan di depan lensa. c) Alat optik 1) Mata Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Gambar 2. 13 Anotomi mata (a) Daya akomodasi Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi. Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat bendabenda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi.
27
(b) Cacat mata Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga, maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata. Berikut penjelasan cacat mata. (1) Rabun jauh (miopi) Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar, sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak seperti pada gambar:
Gambar 2. 14 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung (2) Rabun dekat (Hipermetropi) Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:
Gambar 2. 15 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung (3) Mata Tua (Presbiopi)
28
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia. Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu positif dan negatif). (4) Astigmatisma Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang berbeda.56 2) Lup
Gambar 2. 16 Lup Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.57
56 57
Ibid., h.425-432 Ibid., h.433
29
(1) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi adalah: M=
𝒔𝒏 𝒇
Persamaan 2. 6 Keterangan: M
= Perbesaran total
f
= Jarak fokus lensa
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
(2) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang berakomodasi maksimum adalah: M=
𝒔𝒏 𝒇
+1
Persamaan 2. 7 Keterangan: M
= Perbesaran total
f
= Jarak fokus lensa sn = Jarak titik dekat mata pengamat
30
3) Mikroskop
Gambar 2. 17 Bagian-bagian mikroskop Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi Perbesaran dari lensa objektif: MOB =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
Persamaan 2. 8 Perbesaran dari lensa okuler: MOK =
𝐬′𝐎𝐊 𝐬𝐎𝐊
Persamaan 2. 9 Perbesaran mikroskop:
𝐬
atau MOK = 𝐟 𝐧
𝐎𝐊
31
𝐬′
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 𝐎𝐁
𝐬𝐧 𝐟𝐎𝐊
|
Persamaan 2. 10 Panjang mikroskop: Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler: d = s’OB + sOK
d = s’OB + fOK
Persamaan 2. 11 Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa objektif
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum Perbesaran dari lensa objektif: MOB =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
Persamaan 2. 12 Perbesaran dari lensa okuler: 𝐬
MOK = 𝐟 𝐧 + 1 𝐎𝐊
Persamaan 2. 13 Perbesaran mikroskop: MTOT = |MOB x MOK| MTOT =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
Persamaan 2. 14 Panjang mikroskop:
𝐬
x 𝐟 𝐧 + 1) 𝐎𝐊
32
Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler d = s’OB + sOK Persamaan 2. 15 Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa objektif
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.58
4) Teropong Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong, yaitu: (1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin. (2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.
Gambar 2. 18 Teleskop Pembias
58
Ibid., h.437-439
33
(a) Teropong bintang Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Persamaan 2. 16 Panjang teropong: d = fOB + fOK Persamaan 2. 17 Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn 𝐟
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐎𝐊 𝐎𝐊
𝐬𝐧
𝐟
M = 𝐬𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐁 (
Persamaan 2. 18 Panjang teropong d = fOB + sOK Persamaan 2. 19 Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa okuler
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.
)
34
(b) Teropong bumi Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi Perbesaran teropong, s’OK = - 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Persamaan 2. 20 Panjang teropong d = fOB + 4 fpb + fOK Persamaan 2. 21 Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁 = (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐎𝐊
𝐬𝐧
)
Persamaan 2. 22 Panjang teropong d = s’OB + 4 fpb + sOK Persamaan 2. 23 Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa okuler
fpb
= Jarak fokus lensa pembalik
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.59 59
Ibid., h.441-448
35
5) Kamera
Gambar 2. 19 Bagian-bagian kamera Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera, sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan diperkecil.60 B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan mobile learning dan pembelajaran berbantuan android, sebagai berikut: 1.
2.
3.
Gwo-Jen Hwang, yang berjudul A formative assessment-based mobile learning approach to improving the learning attitudes and achievements of students, menyimpulkan bahwa mobile learning selain dapat meningkatkan minat belajar dan sikap siswa, juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.61 M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, menunjukkan respon positif dengan presentase rata-rata sebesar 84,88% yang dikategorikan sangat layak, dan menunjukkan ketertarikan siswa dalam menggunakan media belajar.62 Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, menyimpulkan 60
Ibid., h.432 Gwo-Jen Hwang, A formative assessment-based mobile learning approach to improving the learning attitudes and achievements of students, Computers & Education 56 (2011), h.1023-1031 62 M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei 2015, h.183 61
36
keunggulan aplikasi mobile learning pada kemampuan kognitif siswa berada pada jenjang C3 (Mengaplikasikan) dan kelemahan aplikasi m-learning ini pada jenjang C4(Menganalisis). Penggunaan media mobile learning mampu meningkatkan jenjang kognitif siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.63 4. Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, Development of Mobile Learning Using Android Platform, menunjukkan mobile learning dapat dikembangkan untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran mobile learning secara individual.64 5. Hafizul, dan Khairulanuar, Mobile Learning Environment System (MLES): The Case of Android-based Learning Application on Undergraduates Learning International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Penggunaan media mobile learning menunjukkan respon yang sangat baik terhadap interaktivitas, aksesibilitas, dan kenyamanan sistem dalam penggunaannya. C. Kerangka Berpikir Permasalahan dalam pembelajaran fisika terletak pada kurangnya pemahaman siswa. Kurangnya pemahaman siswa pada pelajaran fisika karena siswa hanya menghafal rumus yang disajikan oleh guru. Selain itu siswa tidak suka pelajaran fisika karena mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan fisika. Penggunaan smartphone belum dimanfaatkan secara optimal kepada hal-hal yang positif, sehingga berdampak buruk bagi nilai akademis atau hasil belajar siswa. Masalah dalam pembelajaran
fisika
tersebut
dapat
diatasi
dengan
memanfaatkan aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan smartphone bersistem operasi android untuk sarana belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan begitu siswa dapat belajar di dalam maupun di luar sekolah. Di dalam aplikasi latihan alat optik terdapat video pembelajaran yang dapat menarik minat siswa pada pelajaran fisika. Selain itu juga terdapat latihan-latihan soal yang dilengkapi penjelasan jawaban melalui suara yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika. Aplikasi latihan alat optik ini juga memiliki
63
Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, h. 55 64 Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9 Number 1 Issue on May/June 2013, h. 105
37
alat evaluasi berupa kuis disetiap akhir pembelajaran dan seluruh materi optik agar setiap tugas siswa dapat terkoreksi dengan baik. Apabila siswa menggunakan aplikasi latihan alat optik dengan baik akan meningkatkan pemahaman dalam mempelajari pelajaran fisika, menarik minat siswa pada pelajaran fisika, dan penggunaan smartphone dioptimalkan dengan baik . Dengan begitu, hasil belajar siswa akan meningkat.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh media mobile learning terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep alat optik.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Al-Hasra yang beralamat di Jl. Ciputat, Bojongsari Baru, Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama sepuluh bulan, sedangkan pengambilan data dilakukan mulai tanggal 15 Februari 2017 hingga 2 Maret 2017 pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Eksperimen semu merupakan metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Pemilihan metode ini dikarenakan kelas yang jadikan objek penelitian sulit untuk dikontrol dari variablevariabel lain yang diukur dalam penelitian.65 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design.66 Tabel 3. 1 Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
K
T1
X1
T2
E
T1
X2
T2
Keterangan: K
= kelompok kontrol
E
= kelompok eksperimen
T1
= tes awal (pretest) terhadap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)
T2
= tes akhir (posttest) terhadap kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)
X1
= perlakuan terhadap kelas kontrol yaitu pembelajaran konvensional.
65
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kulitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2011),
66
Ibid, hal. 79
hal 77
38
39
X2
= perlakuan terhadap kelas eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning dengan berbantuan android. Desain ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen yang tidak dipilih secara acak. Kedua dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep alat optik. Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional, sedangkan kelas
eksperimen
diberikan
pembelajaran
dengan
menggunakan
media
pembelajaran dengan berbantuan android yang di dalamnya dilengkapi soal-soal. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep alat optik. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yang meliputi: 1.
Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian. Tahap persiapan di
dalamnya meliputi: merumuskan masalah yang akan diteliti, melakukan studi pendahuluan, pengambilan sampel, penyusunan RPP, pembuatan intrumen tes dan intrumen nontes. Intrumen yang disusun kemudian dianalisis untuk dipergunakan pada pretest dan posttest sebagai tes pengukuran variabel yang akan dicapai. Kemudian, peniliti akan menguji kelayakan instrumen yang telah dibuat kepada beberapa para ahli. Sebelum melakukan uji instrumen, peneliti terlebih dahulu akan membuat surat perizinan untuk melakukan uji instrumen penelitian dan perizinan untuk melakukan penelitian. 2.
Tahap Pengambilan Data Tahap pengambilan data dimulai dengan memberikan pretest pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk megetahui kemampuan awal peserta didik terhadap konsep yang akan dipelajari. Kemudian, dilanjutkan dengan memberi perlakuan kepada kelas eksperimen menggunakan aplikasi latihan alat
40
optik berbantuan android, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran dan pemberian perlakuan selesai, peserta didik diberikan posttest untuk mengetahui adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran fisika khususnya materi alat optik. Angket dibagikan kepada peserta didik untuk mengetahui respon terhadap aplikasi latihan alat optik yang telah diterapkan selama proses pembelajaran. 3.
Tahap Analisis dan Pelaporan Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini,
peneliti akan melakuan pengelolaan dan analisis terhadap data yang dihasilkan. Kemudian akan diuji hipotesis penelitian sampai pada penarikan kesimpulan.
41
Tahap penelitian
Alur penelitian
Subyek
Instrumen
Guru dan siswa
Angket dan panduan wawancara
Guru, siswa, ahli media, dan ahli materi
Angket
Merumuskan hipotesis
Studi pendahuluan Menyusun RPP, instrumen (tes dan nontes), dan pembuatan aplikasi LAO Tahap persiapan
Menyelesaikan perizinan uji instrumen, validasi aplikasi LAO dan penelitian
Uji coba instrumen, dan validasi aplikasi LAO
Menganalisis data hasil uji coba instrumen
42
Tahap penelitian
Tahap pengambilan data
Alur penelitian
Subyek
Instrumen
Pretest
Siswa
Tes
Kelas eksperimen: Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik berbantuan android Kelas kontrol: Pembelajaran konvensional
Siswa
Posttest dan membagikan angket respon siswa
Siswa
Menganalisis data hasil penelitian Tahap analisis dan
Menguji hipotesis
pelaporan Penarikan kesimpulan penelitian
Tes dan nontes
43
D. Variabel Penelitian Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). variabel bebas dan variabel terikat itu sebagai berikut: 1.
Variabel bebas (X) yaitu media mobile learning dengan berbantuan android.
2.
Variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa.
E. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi pada penelitian yang saya rencanakan, yaitu seluruh siswa kelas X di SMK Al-Hasra yang berjumlah sekitar 142 siswa. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 72 siswa.67 Sampel ini terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sampling diambil secara purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan sampel melihat dari hasil studi pendahuluan yang mempertimbangkan kelompok siswa yang memiliki android. Jumlah sampel kelas kontrol terdiri dari 36 siswa dan kelas eksperimen terdiri dari 36 siswa. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan nontes yang telah diujicobakan atau sudah memenuhi prasyarat instrumen tes yang baik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar. Nontes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan aplikasi latihan alat optik. Tes digunakan pada saat pretest dan posttest bertujuan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan (diberi perlakuan). Nontes digunakan pada saat setelah pelaksanaan pemberian perlakuan. G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.68
67 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2005), hal.115 68 Sugiono, op.cit., hal 102
44
1.
Instrumen Tes Instrumen tes dalam penelitian ini adalah untuk mengukur hasil belajar
siswa pada ranah kognitif. Instrumen yang digunakan berupa tes objektif dengan lima pilihan jawaban. Instrumen tes ini untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif, yaitu mengingat(C1), memahami(C2), menerapkan(C3), dan menganalisis(C4). Tes dilakukan sebelum(pretest) dan setelah (posttest) diberikan perlakuan. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen tes Sub Konsep
Aspek Kognitif
Jumlah
Indikator C1
Pemantula
Menyebutkan
n cahaya
definisi
C2
C3
1*,2
C4
Soal 2 soal
pemantulan cahaya Menjelaskan
3,4,5*
2 soal
pemantulan cahaya secara teratur dan baur berdasarkan hukum pemantulan Menghitung
6*
1 soal
7*,8
2 soal
pemantulan cahaya pada bidang datar Menghitung pemantulan
45
Sub Konsep
Aspek Kognitif
Jumlah
Indikator C1
C2
C3
C4
Soal
cahaya pada bidang lengkung Menganalisis
9*
2 soal
Menganalisis
10*,
3 soal
pemantulan
11
pemantulan cahaya pada bidang datar
cahaya pada bidang lengkung Pembiasan Menyebutkan
12*,
cahaya
13
definisi
1 soal
pembiasan cahaya Menjelaskan
14
pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
15*
1 soal
46
Sub Konsep
Aspek Kognitif
Jumlah
Indikator C1 Menunjukkan
C2
C3
C4
Soal
16
pembiasan cahaya pada prisma Menghitung
18*
2 soal
pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan Menganalisis
19*
2 soal
20*
2 soal
21*
5 soal
pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma Menganalisis
17*
pembiasan cahaya pada lensa Alat
Mengenal
optik(mata kembali bagianbagian alat optik
22, 23
29
3 soal
47
Sub Konsep
Aspek Kognitif
Jumlah
Indikator C1
, kamera,
(mata, kamera,
dan lup)
dan lup) Menjelaskan
25*
C2
C3
C4
24
Soal
2 soal
macam-macam cacat mata Menghitung
26,
kekuatan lensa
27,
dan perbesaran
28*
3 soal
pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup) Menganalisis
30*,
kekuatan lensa
31*
2 soal
dan perbesaran pada alat optik(kacamata, kamera, dan lup) Alat-alat
Mengenal
32*,
optik(mikr
kembali bagian
33*,
oskop dan
alat optik
34
teropong)
(mikroskop, dan
1 soal
teropong) dan fungsinya; Menjelaskan
35*,
kembali bagian
36*
alat optik
2 soal
48
Sub Konsep
Aspek Kognitif
Jumlah
Indikator C1
C2
C3
C4
Soal
(mikroskop, dan teropong) dan fungsinya; Menghitung
37*,
perbesaran pada
38*
2 soal
alat-alat optik (mikroskop, dan teropong); Menganalisis
39*,
perbesaran pada
40*
3 soal
alat-alat optik (mikroskop, dan teropong). Jumlah soal
10
10
10
10
soal
soal
soal
soal
40 soal
Keterangan: (*) = butir soal yang valid 2.
Instrumen Nontes Instrumen non tes yang digunakan berupa angket. Angket merupakan teknik
pengumpulan data secara tidak langsung berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.69 Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan android. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala likert yang berbentuk chek list. Siswa dapat memberi respon terhadap pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban, yaitu: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), Netral (N), TS
69
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 219
49
(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen nontes No
1
2
Kondisi
Perhatian (Attention)
Relevansi (Relevance)
Indikator
Nomor pertanyaan Positif Negatif
Penggunaan 1 aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam belajar secara mandiri Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam peningkatan hasil belajar Penggunaan 3 aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif mengamati (C1) Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif memahami (C2) Penggunaan 5 aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam
Jumlah soal
2 2
4 4
50
3
4
3.
Percaya diri (Confidence)
Kepuasan (Satisfaction)
ranah kognitif menerapkan (C3) Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif menganalisis (C4) Dampak latihan 7 soal dalam aplikasi latihan alat optik pada siswa Penyajian aplikasi latihan alat optik dalam mengerjakan soal Penyajian audio 9 dalam aplikasi latihan alat optik Aplikasi latihan 10 alat optik dapat digunakan dengan mudah
6
2 8
2
Kalibrasi instrument tes Sebelum instrumen ini diberikan kepada sampel, maka instrumen tes ini
akan diuji coba kepada siswa yang sudah mempelajari materi tersebut. Uji coba ini bermaksud untuk menganalisis kualitas setiap butir soal. Dalam penelitian ini menggunakan bantuan anatest versi empat untuk menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Berikut ini persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain:
51
Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.70 Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara dua tahap yaitu validitas lapangan dan validitas konstruk. Berikut merupakan penjaabaran dari kedua validitas tersebut. 1) Validitas Lapangan Validitas lapangan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan instumen berdasarkan uji coba kepada responden yang memahami konsep yang diujikan. Dalam pengukuran instrumen tes ini peneliti menggunakan cara validitas korelasi biserial. Rumus yang digunakan: 71 𝑟𝑥𝑦 =
𝑛∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) √(𝑛∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 )(𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 ) Persamaan 3. 1
Keterangan: rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N: banyaknya peserta didik X: nilai butir soal Y: nilai total Uji validitas lapangan dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan 𝑟𝑥𝑦 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Ketentuan kategori validitaas lapangan didasarkan pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3. 4 Kategori Validitas Ketentuan nilai 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
70 71
87
Kategori Valid
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta:Rineka Cipta, 2013), hal 211 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta:Bumi Aksara, 2012), h.
52
Ketentuan nilai 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Kategori Tidak valid
Kriteria nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:72 Tabel 3. 5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00
Sangat baik
0,60 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,80
Baik
0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,60
Cukup
0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40
Rendah
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20
Kecil
Hasil uji validitas lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini: Tabel 3. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
Jumlah Soal
40
Jumlah Siswa
52
Nomor Soal yang Digunakan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
72
Jumlah Soal yang Digunakan
40
Presentase Soal yang Digunakan
100%
Ibid., h. 75
53
Tabel 3.6 menunjukan butir soal yang akan digunakan sebagai pretest dan posttest setelah melalui proses validasi lapangan. Jumlah soal yang digunakan yaitu 40 soal, sehingga seluruh soal digunakan sebagai pretest dan posttest. Korelasi yang dimunculkan pada data rekapitulasi hasil anates. Rekapitulasi data anates dapat dilihat secara rinci pada lampiran b6. 2) Validitas Konstruk Validitas konstruk dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian judggement / ahli dalam menilai kesesuiannya antara instrumen dengan beberapa aspek yang diukur. Validitas konstruk dalam penilitan ini memiliki tiga aspek yang diukur yaitu pertama aspek konten, mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan konten fisika yang digunakan yaitu alat optik. Kedua aspek konstruksi, mengukur kesesuaian badan instrumen soal yaitu diantaranya kesesuaian antara indikator ranah kognitif, dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan di dalam RPP. Ketiga aspek bahasa, mengukur bahasa yang digunakan di dalam soal berdasarkan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Ketiga aspek tersebut masingmasing memiliki indikator yang akan diukur, sehingga soal di dalam instrumen harus menunjukan indikator yang representatif dengan aspek-aspek yang hendak dicapai. Hasil validitas konstruk dapat diolah dengan menggunakan content validity index (CVI), namun sebelum menghitung nilai CVI terlebih dahulu menentukan content validity ratio (CVR) untuk merekap data nilai yang diberikan oleh masingmasing ahli atau judgement pada tiap nomor soal. Rumus untuk menentukan CVR dengan cara:73 𝑁 𝑛𝑒 − 2 𝐶𝑉𝑅 = 𝑁 2 Persamaan 3. 2
73 Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan “ Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada Progrema Studi Pendidikan Fisika”, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 50
54
Keterangan: CVR = ratio validitas konstruk 𝑛𝑒 = jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial) N = jumalah ahli atau judgement. Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+) menunjukkan bahwa setidaknya setengah panelis menilai sebagai penting/esensial. Semakin lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dam semakin tinggi validitasnya. Setelah telah ditentukan CVR tiap nomor soal, selanjutnya mencari nilai CVI. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR.74 𝐶𝑉𝐼 =
∑𝐶𝑉𝑅 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙
Persamaan 3. 3 Kategori hasil perhitungan CVI: Tabel 3. 7 Kategori Content Validity Index (CVI) Rentang nilai
Kategori
0,00 – 0,33
Tidak sesuai
0,34 – 0,67
Sesuai
0,68 – 1,00
Sangat sesuai
Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini: Tabel 3. 8 Hasil Uji Validitas Konstruk Aspek yang Dinilai
74
Nilai CVI
Kategori
Konten materi
0,91
Sangat sesuai
Konstruksi
0,91
Sangat sesuai
Bahasa
0,96
Sangat sesuai
Ibid.,h. 51
55
Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen yang dapat dipercaya, sehingga akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.75 Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah menggunakan formula Alpha Cronbach, yaitu:76 𝑟11
∑ 𝜎𝑖2 𝑛 =( ) (1 − 2 ) 𝑛−1 𝜎𝑡 Persamaan 3. 4
Keterangan: 𝑟11
: reliabilitas yang dicari
𝜎𝑡2
: varians total
∑ 𝜎𝑖2
: jumlah varians nilai tiap-tiap item Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi
Koefisien Reliabilitas
0,80 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 1,00
Sangat baik
0,60 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,80
Baik
0,40 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,60
Cukup
0,20 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,40
Rendah
0,00 < 𝒓𝟏𝟏 ≤ 0,20
Kecil
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini: Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas
75 76
Statistik
Reliabilitas Soal
𝑟11
0,88
Kesimpulan
Sangat Baik
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, loc.cit. , hal 221 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, loc. cit.,h. 122
56
Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu sukar sehinga memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk menjawab soal. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index).77 Rumusan yang digunakan untuk mencari taraf kesukaran butir-butir soal adalah sebagai berikut: 𝑃=
𝐵 𝐽𝑆
Persamaan 3. 5 Keterangan: P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes. 78
Tabel 3. 11 Indeks Kesukaran Interval P
Kriteria soal
0,00 – 0,30
Sukar
0,31 – 0,70
Sedang
0,71 – 1,00
Mudah
Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut ini: Tabel 3. 12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Kriteria Soal Mudah Sedang Sukar Jumlah
77 78
Ibid, hal 222 Ibid, hal 223
Butir Soal Jumlah Soal Presentase 11 23% 21 60% 8 17% 30 100%
57
Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemapuan rendah.79 Rumus yang digunakan: 𝐷=
𝐵𝐴 𝐵𝐵 − 𝐽𝐴 𝐽𝐵
Persamaan 3. 6 Keterangan: D
= Daya Pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar JA = Banyaknya peserta kelopok atas BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JB = Banyakanya perata kelompok bawah.80 Tabel 3. 13 Daya Pembeda Interval D
Kriteria soal
Bernilai Negatif
Drop
0,00 – 0,20
Jelek
0,21 – 0,40
Cukup
0,41 – 0,70
Baik
0,71 – 1.00
Sangat Baik
Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut ini: Tabel 3. 14 Hasil Uji Daya Pembeda Kriteria Soal Drop Buruk Cukup Baik Sangat Baik Jumlah
79 80
Ibid., hal 226 Ibid, hal 228
Butir Soal Jumlah Soal 5 6 10 13 6 30
Persentase 12,5% 15% 25% 32,5% 15% 100%
58
4.
Kalibrasi Instrumen nontes Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan
ahli. Pertimbangan-pertimbangan tesebut terlihat pada Tabel 3.7, sebagai berikut: Tabel 3. 15 Uji Validitas Instrumen Nontes No 1
2
3
4
Aspek yang Diuji
Baik
Kriteria Cukup
Kurang
Pengembangan indikor dari setiap tahap pembelajaran Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh indikator yang dikembangkan Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan indikator Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan
H. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Teknik analisis data tes dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 22 mulai dari uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis. Teknik analisis data nontes menggunakan analisis data skala likert. Perhitungan teknik analisis data tes dan nontes menggunakan cara sebagai berikut: 1.
Analisis Data Tes
a.
Uji Normalitas Uji
normalitas
merupakan
salah
satu
cara
untuk
memeriksa
keabsahan/normalitas sampel.81 Perhitungan uji normalitas pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:
81
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466.
59
1) Menyusun hipotesis H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi nomal H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal 2) Tingkat signifikan = 5% 3) Persamaan uji Shapiro-Wilk, sebagai berikut:
Keterangan: G = Indentik dengan nilai Z T3 = Nilai T3 bn,cn,dn = Kontersi statistik Shapiro-Wilk pendekatan distribusi. 4) Jika: Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1 ditolak Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.82 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansivariansi dua buah distribusi atau lebih.83 Perhitungan uji homogenitas(uji Levene) pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menyusun hipotesis H0 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen H1 = Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen 2) Tingkat signifikan = 5% = 0,05 3) Persamaan uji homogenitas variansi Levene, sebagai berikut:
82 Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2015), hal 24-28 83 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan, (Bandung:IKIP Bandung Press, 1998), hal 294
60
k
W
( N k ) N i ( Z i. Z ... ) 2 i 1 k ni
(k 1) ( Z ij Z i .) 2 i 1 j 1
Keterangan: Zi = median data pada kelompok ke-i Z.. = median untuk keseluruhan data. 4) Jika: Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi SPSS, maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi SPSS, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.84 c.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan pengujian untuk menjawab rumusan
masalah. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang digunakannya: 1) Untuk data yang berdistribusi normal dan homogen Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik yaitu uji t.85 Perhitungan uji independent samples t-test pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut: a)
Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut: Group Statistics Siswa Hasil belajar
Std Deviation
Std.Error Mean
125.22
12.11053
1.71269
133.24
10.661681
1.50144
N
Mean
Siswa kelas A 50 Siswa kelas B
50
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari tabel di atas maka siswa kelas B memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari siswa kelas A.
84 85
Pramesti, op.cit, hal 28 Sudjana, op.cit., h.239.
61
b) Perhatikan tabel output hasil signifikansi, sebagai berikut: Independent Samples Test t-test of Equality of Means
Hasil Belajar
t
c)
df
Sig.(2 tailed)
Mean Differen ce
Std.Error Differen ce
95% Confidence interval of the Difference Lower
Upper
Equal variance assumed
-3.521 98
.001
-8.02000
2.27764
12.539 9
3.500 1
Equal variance s not assumed
-3.521 96.3 5
.001
-8.02000
2.27764
12.540 8
3.499 1
Jika: Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1 diterima.86
2) Untuk data yang jika salah satu atau keduanya tidak berdistribusi normal atau homogen Uji Mann-Whitney adalah uji nonparametrik yang cukup kuat sebagai pengganti uji-t, dalam hal asumsi distribusi-t tidak terpenuhi.87 Perhitungan uji Mann-Whitney pada software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut: a)
Perhatikan tabel output SPSS statistik deskriptif data, sebagai berikut:
86 Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), hal 115-121 87 Ruseffendi, Statistika Dasar untuk Penelitian dan Pendidikan, CV Andira, Bandung, 1998, hlm. 398
62
Group Statistics Mean Rank
Sum of Ranks
Siswa kelas A 120 129.92
15591.00
Siswa kelas B
13329.00
Siswa Hasil belajar
N
120 111.08
Tabel output SPSS untuk mengetahui mana hasil belajar yang lebih baik antara siswa kelas A dan siswa kelas B dengan melihat nilai mean. Kesimpulan dari tabel di atas maka siswa kelas A memiliki rata-rata hasil belajar lebih besar dari siswa kelas B. b) Perhatikan tabel output hasil signifikansi, sebagai berikut: Test Statistics Hasil belajar Mann-Whitney U
6069.000
Asymp.Sig.(2-tailed) .032
c)
Jika: Tingkat signifikansi() > Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima, dan H1 ditolak. Tingkat signifikansi() < Nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak, dan H1 diterima.88
d. Uji N-gain Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa, uji N-gain memiliki persamaan: 𝑵 − 𝒈𝒂𝒊𝒏 =
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒐𝒔𝒕𝒕𝒆𝒔𝒕 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒊𝒅𝒆𝒂𝒍 − 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
N-gain dikatakan tinggi jika N-gain≥ 0,7. Jika N-gain besarnya antara 0,3 sampai 0,7 maka termasuk ke dalam kategori sedang, sedangkan nilai N-gain < 0,3 maka termasuk ke dalam kategori rendah.
88
Sufren dan Yonathan Natanael, op.cit, hal. 122-127
63
2.
Analisis Data Nontes Analisis data instrumen nontes pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis data dengan skala Likert. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua, yaitu: penyataan positif dan pernyataan negatif. Analisis dilakukan melalui tahap pengumpulan data dari angket. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bergradasi 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif jawaban. Tabel 3. 16 Penilaian Alternatif Jawaban Pertanyaan Angket Jawaban Sangat setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak setuju (S) Sangat tidak setuju (STS)
Nilai Pernyataan positif Pernyataan negatif 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
Kemudian, data dari angket diolah secara kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 7 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.89 Data yang diperoleh selanjutnya diubah ke dalam bentuk persentase, kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori berikut ini:90 Tabel 3. 17 Kategori angket siswa Rentang Nilai 0 − 20%
Kategori Sangat kurang
89 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika,(Bandung: Alfabeta, 2013), hal 16-17 90 Ibid, hal. 18
64
Rentang Nilai 21 − 40% 41 − 60% 61 − 80% 81 − 100%
Kategori Kurang Cukup Baik Baik Sekali
I. Hipotesis Statistika Hipotesis statistik dari penelitian ini terdiri dari: Ho
= Tidak terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa
Ha
= Terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning dengan berbantuan android terhadap hasil belajar siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum data penelitian yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas eksperimen. 1. Kondisi Kemampuan Awal Siswa Sebelum Penerapan Aplikasi Latihan Alat Optik Kemampuan awal siswa diketahui dari hasil pretest. Hasil perhitungan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dari 36 siswa, disajikan data sebagai berikut: 16
14
14
Jumlah Siswa
12 9
10 8
6
10
9
8
7
6
4
4
2
2
2
0
1
0 17,5-21,5
22,5-26,5
27,5-31,5
32,5-36,5
37,5-41,5
42,5-46,5
Interval nilai Kelas kontrol
Kelas Eksperimen
Gambar 4. 1 Diagram distribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen Nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda. Pada kelas kontrol, perolehan nilai siswa pada interval 17,5-21,5 sebanyak enam siswa, interval 22,5-26,5 sebanyak 14 siswa, interval 27,5-31,5 sebanyak 10 siswa, interval 32,5-36,5 sebanyak empat siswa, interval 37,5-41,5 sebanyak dua
65
66
siswa, dan tidak seorang pun siswa pada interval 42,5-46,5 sebanyak 0 siswa. Sedangkan pada kelas eksperimen, perolehan nilai siswa pada interval 17,5-21,5 sebanyak tujuh siswa, interval 22,5-26,5 sebanyak sembilan siswa, interval 27,531,5 sebanyak sembilan siswa, interval 32,5-36,5 sebanyak delapan siswa, pada interval 15-16 sebanyak dua siswa, dan interval 42,5-46,5 sebanyak satu siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada interval tinggi kelas eksperimen lebih unggul dibanding dengan kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data nilai pretest yang ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4. 1 Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Pemusatan dan Penyebaran Data
No.
Pretest Kontrol
Eksperimen
1.
Nilai tertinggi
38,00
45,00
2.
Nilai terendah
17,50
17,50
3.
Rata-rata
26,39
27,99
4.
Median
25,50
29,00
5.
Modus
25,00
30,00
6.
Standar Deviasi
05,29
06,73
Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol pada saat pretest, yaitu 38,00, sementara pada kelas eksperimen, yaitu 45,00. Nilai terendah kelas kontrol yaitu 17,50, sedangkan kelas eksperimen sebesar 17,50. Rata-rata kelas kontrol sebesar 26,39 dan kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 27,99. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas kontrol adalah 25,50, sedangkan kelas eksperimen sebesar 29,00. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas kontrol adalah 25,00 dan pada kelas eksperimen sebesar 30,00. Pada kelas kontrol diperoleh standar deviasi sebesar 05,29 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 06,73. Berikut analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif:
67
100% 90%
Persentase(%)
80% 70% 60% 50%
52% 42%
36%
40% 30%
27% 16%
20% 10%
10%
17% 14%
0% C1
C2
C3
C4
Ranah kognitif Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Gambar 4. 2 Diagram pretest berdasarkan jenjang kognitif Persentase hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda. Persentase kemampuan siswa kelas kontrol untuk jenjang kognitif mengingat (C1), dan menerapkan(C3) kelas eksperimen lebih unggul dari kelas kontrol. Sedangkan memahami (C2), dan menganalisis (C4) kelas kontrol lebih unggul dibandingkan siswa kelas eksperimen. Persentase terbesar terdapat pada kelas eksperimen untuk jenjang kognitif mengingat (C1), yaitu 52%, sedangkan persentase terkecil terdapat pada kelas kontrol untuk jenjang kognitif menerapkan (C3), yaitu 10%.
2. Kondisi Kemampuan Akhir Siswa Setelah Penerapan Aplikasi Latihan Alat Optik Kemampuan akhir siswa diketahui dari hasil postest. Berdasarkan hasil perhitungan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari 36 siswa, disajikan data sebagai berikut:
68
18
16
16
14
Jumlah siswa
14 12
10
10
10
8
8
6 5
6 4
2 1
2
0
0
0
0 47,5-53,5
54,5-60,5
61,5-67,5
68,5-74,5
75,5-81,5
82,5-88,5
Interval nilai Kelas kontrol
Kelas Eksperimen
Gambar 4. 3 Diagram distribusi frekuensi nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Terdapat perbedaan hasil posttest kelas eksperimen dan kontrol pada beberapa interval nilai. Pada kelas eksperimen pada interval 47,5-53,5 sebanyak satu siswa, interval 54,5-60,5 sebanyak lima siswa, interval 61,5-67,5 sebanyak delapan siswa, interval 68,5-74,5 sebanyak 14 siswa, interval 75,5-81,5 sebanyak enam siswa, dan interval 82,5-88,5 sebanyak dua siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, tidak terlihat perolehan nilai siswa pada interval 47,5-53,5 sebanyak 0 siswa, interval 54,5-60,5 sebanyak 16 siswa, interval 61,5-67,5 sebanyak 10 siswa, interval 68,7-74,5 sebanyak 14 siswa, tidak terdapat seorang pun pada interval 75,581,5 dan pada interval 82,5-88,5 sebanyak 0 siswa. Perbedaan yang sangat mencolok pada kedua kelas tersebut adalah pada interval 31-33 dan interval 34-36 (interval tinggi), siswa di kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada interval tersebut, yaitu enam dan dua siswa, sedangkan pada kelas kontrol tidak terdapat siswa pada interval tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pada interval tinggi kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest tersebut yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
69
Tabel 4. 2 Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol No.
Pemusatan dan Penyebaran Data
Posttest Kontrol
Eksperimen
1.
Nilai tertinggi
73,00
85,00
2.
Nilai terendah
55,00
47,50
3.
Rata-rata
62,71
70,07
4.
Median
63,00
70,00
5.
Modus
55,00
67,50
6.
Standar Deviasi
06,30
08,69
Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen pada saat posttest, yaitu 47,50, sementara nilai terendah kelas kontrol, yaitu 55,00. Selanjutnya, nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen, yaitu 85,00 sedangkan nilai tertinggi kelas kontrol, yaitu 73,00. Nilai rata-rata kelas eksperimen, yaitu 70,07, sementara nilai rata-rata kelas kontrol, yaitu 62,71. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 70,00, sedangkan median kelas kontrol sebesar 63,00. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 67,50 dan pada kelas kontrol sebesar 55,00. Pada kelas eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar 08,69 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 06,30. Adapun analisis data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif dapat digambarkan pada grafik berikut:
70
100% 90%
Persentase(%)
80%
73%
72%
78%
72%
75%
70% 55%
60%
50%
55%
50% 40% 30% 20%
10% 0% C1
C2
C3
C4
Ranah kognitif Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Gambar 4. 4 Diagram posttest berdasarkan jenjang kognitif Persentase posttest siswa kelas eksperimen untuk jenjang kognitif mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) lebih unggul dibandingkan siswa kelas kontrol. Persentase terbesar terdapat pada kelas eksperimen untuk ranah kognitif menerapkan (C3), yaitu 78%, sedangkan persentase terkecil terdapat pada kelas kontrol untuk ranah kognitif memahami (C2), yaitu 50%.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari 36 siswa, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut: Tabel 4. 3 Tabel Rekapitulasi Data Pretest – Posttest
No.
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pretest Posttest Distribusi Frekuensi Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
1.
Nilai tertinggi
38,00
45,00
73,00
85,00
2.
Nilai terendah
17,50
17,50
55,00
47,50
3.
Rata-rata
26,39
27,99
62,71
70,07
71
Distribusi Frekuensi
No.
Pretest
Posttest
Kontrol Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
4.
Median
25,50
29,00
63,00
70,00
5.
Modus
25,00
30,00
55,00
67,50
6.
Standar deviasi
05,29
06,73
06,30
08,69
Sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Berdasarkan hasil pretest diperoleh rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 27,99 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 26,39. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang hampir sama sebelum diberikan perlakuan. Kemampuan akhir siswa dapat dilihat setelah diberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa aplikasi latihan soal alat optik menggunakan smartphone dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional, data di atas memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perubahan terbesar terjadi pada rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu 27,99 menjadi 70,07. Pada kelas kontrol perubahan rata-rata hasil belajar yaitu 26,39 menjadi 62,71. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berikut ini analisis data pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif: 100% 80% 60%
78%
73% 52%
55%
55% 42%
40%
27%
75%
72%
72%
50% 36% 16%
20%
10%
14%
17%
0% C1
C1
C2
C2
C3
C3
Pretest kelas eksperimen
Posttest kelas eksperimen
Pretest kelas kontrol
Posttest kelas kontrol
C4
C4
Gambar 4. 5 Diagram posttest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif
72
Kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada jenjang ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis) mengalami peningkatan. Hasil pretest dan posttest yang persentasenya meningkat jauh, yaitu pada kemampuan menerapkan (C3) dan menganalisis (C4). Pada jenjang ranah kognitif C3 (menerapkan), perolehan persentase pretest untuk kelas eksperimen sebesar 16%, sedangkan kelas kontrol sebesar 10%. Pada saat posttest, persentase kemampuan menerapkan (C3) untuk kelas eksperimen sebesar 78%, sedangkan kelas kontrol sebesar 72%. Pada jenjang ranah kognitif C4 (menganalisis), perolehan pretest persentase untuk kelas kelas eksperimen sebesar 14%, sedangkan kelas kontrol sebesar 17%. Pada saat posttest, persentase kemampuan menganalisis (C4) untuk kelas eksperimen sebesar 75%, sedangkan kelas kontrol 72%. 4. Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol Normal gain (N-Gain) digunakan untuk menunjukkan peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Berikut nilai rata-rata N-Gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4. 4 Hasil Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol N-Gain
Eksperimen
Kontrol
Rata-rata
0,59
0,49
Kategori
Sedang
Sedang
Nilai N-gain untuk kelas eksperimen dan kontrol diperoleh rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,59 dengan kategori sedang sedangkan kelas kontrol 0,49 dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-Gain siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik berbantuan smartphone lebih tinggi dari pada nilai rata-rata N-Gain siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan aplikasi alat optik berbantuan smartphone lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa tanpa menggunakan aplikasi latihan alat
73
optik berbantuan smartphone, pengaruh tersebut telah memberikan konstribusi yang maksimal terhadap hasil belajar siswa. 1,00 0,69 0,73
Nilai
0,80 0,60
0,44
0,71
0,38
0,40 0,22
0,66
0,22
0,20 0,00 C1
C2
C3
C4
Jenjang Kognitif Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Gambar 4. 6 Diagram perbandingan hasil belajar siswa berdasarkan N-gain kelas eksperimen dan kontrol Berdasarkan hasil nilai N-gain, terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk setiap jenjang kognitifnya. Pada jenjang kognitif C1 (mengingat) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,44 dalam kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,22 dalam kategori rendah. Kelas eksperimen mengalami peningkatan dua kali lipat dari kelas kontrol pada kemampuan mengingat. Pada jenjang kognitif C2 (memahami) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,38 dalam kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,22 dalam kategori rendah. Pada jenjang kognitif C3 (menerapkan) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan sebesar 0,73 dalam kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,69 dalam kategori sedang. Dan untuk jenjang kognitif C4 (menganalisis) pada kelas eksperimen terjadi peningkatan 0,71 dalam kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol 0,66 dalam kategori sedang.
74
5. Respons Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Aplikasi Latihan Alat Optik Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan nilai masing-masing untuk setiap indikator. Nilai yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan data angket dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4. 5 Respons Siswa Pada Aplikasi Latihan Alat Optik Indikator Angket
Kelas Eksperimen Persentase
Kriteria
Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam belajar secara mandiri Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam peningkatan hasil belajar Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif mengamati (C1) Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif memahami (C2) Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif menerapkan (C3) Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif menganalisis (C4) Penggunaan latihan soal dalam aplikasi latihan alat optik Penyajian aplikasi latihan alat optik dalam mengerjakan soal Penyajian audio dalam aplikasi latihan alat optik
79%
Baik
74%
Baik
82%
Baik Sekali
69%
Baik
70%
Baik
76%
Baik
78%
Baik
75%
Baik
76%
Baik
Aplikasi latihan soal optik dapat digunakan dengan mudah Rata-rata
92%
Baik sekali
77%
Baik
Secara keseluruhan penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam pembelajaran pada konsep alat optik mendapatkan respons baik dari siswa dengan rata-rata persentase keseluruhan indikator sebesar 77%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan aplikasi latihan alat optik berbantuan
75
android pembelajaran dapat membuat siswa aktif dan antusias dalam mengerjakan latihan soal pada materi alat optik yang diberikan. 6. Hasil Uji Prasyarat Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut ini adalah uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus uji liliefors atau pada SPSS disebut Shapiro-Wilk pada taraf signifikansi (α) = 0,05. Kriteria pengujian data adalah jika tingkat signifikansi() < nilai signifikansi SPSS, data berdistribusi normal dan jika tingkat signifikansi() > nilai signifikansi SPSS, data berdistribusi tidak normal. Hasil pengujian normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Pretest
Posttest
Shapiro-Wilk
Kesimpulan
Statistic
df
Sig.
Kelas eksperimen
0,956
36
0,16
Normal
Kelas Kontrol
0,955
36
0,15
Normal
Kelas eksperimen
0,971
36
0,44
Normal
Kelas kontrol
0,880
36
0,00
Tidak Normal
76
Nilai signifikansi pada posttest kelas kontrol lebih kecil tingkat signifikansi() atau 0,05, sehingga data tersebut tidak berdistribusi normal. Data berdistribusi normal, jika nilai signifikansi lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi() atau 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Sedangkan posttest kelas eksperimen berdistribusi normal, dan kelas kontrol terdistribusi tidak normal. Hal ini disebabkan peneliti mengasumsikan data kedua kelas tidak terdistribusi dengan normal, oleh karena itu peneliti menggunakan uji normalitas untuk memastikan sebaran data sama atau tidak. Uji Homogenitas Setelah data kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan untuk uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai pretest dan posttest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan uji Levene dengan menggunakan SPSS yang disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4. 7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik
Test of Homogenity of Variance Pretest
Posttest
Levene statistic
3,291
1,112
Df1
1
1
Df2
70
70
Sig.
0,07
0,29
Kesimpulan
Homogen
Homogen
Data pretest diperoleh nilai signifikansi = 0,07 dan data posttest = 0,29. Dari kedua data diperoleh nilai signifikansi SPSS lebih besar dibandingkan dengan
77
tingkat signifikansi(), maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen. Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pretestposttest mempunyai varians yang sama atau homogen. Data pretest pada kelas kontrol maupun eksperimen berdistribusi normal, akan tetapi untuk posttest pada kelas eksperimen berdistribusi normal sedangkan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, karena peneliti mengasumsikan kelompok memiliki sebaran data yang normal, lalu menggunakan uji normalitas untuk memastikan kelompok memiliki sebaran data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian hipotesis jika data tidak terdistribusi normal adalah dengan menggunakan Mann-Whitney U (statistik non parametrik).91 Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan kriteria pengujian, yaitu jika tingkat signifikansi() lebih besar nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika tingkat signifikansi() lebih kecil nilai signifikansi(2-tailed), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil pengujian sebagai berikut: Tabel 4. 8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik
Pretest
Posttest
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
N
36,00
36,00
36,00
36,00
Mean rank
38,72
34,28
45,88
27,13
Sum of Ranks
1394,00
1234,00
1651,00
976,50
Sig.(2tailed)
0,36
0,00
0,05
0,05
Kesimpulan
Tidak Terdapat Perbedaan
Terdapat Perbedaan
91
Sufren dan Yonathan Natanael, Mahir menggunakan SPSS secara otodidak,(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 122
78
Hasil pretest siswa sebelum diberikan perlakuan, terlihat bahwa >sig.(2tailed), yaitu 0,36>0,05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian, kedua kelas memiliki kemampuan yang sama dan kedua kelas layak untuk dijadikan sampel penelitian. Setelah kedua kelas diberikan perlakuan pembelajaran, dimana kelas eksperimen menggunakan aplikasi latihan alat optik menggunakan smartphone sementara kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional, terlihat perbedaan hasil belajar antara kedua kelas tersebut. Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5% diperoleh 0,00<0,05, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji kebenaran hipotesis, yaitu terdapat pengaruh aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Hal ini dapat ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol. B. Pembahasan Hasil Penelitian Kondisi kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan masih rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pretest pada kedua kelas. Rata-rata nilai pretest pada kedua kelas masih sangat rendah yaitu 26,39 pada kelas kontrol dan 27,99 pada kelas ekperimen. Rendahnya nilai pretest disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya: Pertama, kesiapan siswa sebelum menghadapi pretest; Kedua, pembelajaran fisika yang menjenuhkan; Ketiga, siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran fisika yang terlalu banyak dengan rumus. Nilai terendah kelas eksperimen dan kontrol sama. Nilai tertinggi kelas eksperimen lebih tinggi tiga poin dibandingkan kelas kontrol. Faktor yang mempengaruhinya yaitu kemungkinan menebakan jawaban cukup besar, dan proses berpikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata.92
92
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), hal. 22
79
Hasil kemampuan awal siswa pada ranah kognitif mengingat (C1), dan menerapkan (C3) kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: daya ingatan siswa dalam memperoleh informasi dan tingkat kemampuan intelektual siswa dalam menangani persoalanpersoalan kuantitatif.93 Contohnya pada soal tes nomor 12 siswa mampu menyebutkan benda-benda yang dapat membiasan cahaya. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil analisis butir soal nomor 12 menunjukkan 30 siswa yang menjawab dengan benar. Ranah kognitif memahami (C2) dan menganalisis (C4) kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu persepsi siswa dalam memahami materi alat optik, dan tingkat kemampuan intelektual siswa dalam memecahkan masalah secara logis.94 Contohnya pada soal tes nomor 11 siswa belum mampu menelaah pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil analisis butir soal nomor 11 menunjukkan tidak ada siswa yang menjawab dengan benar. Kondisi kemampuan akhir siswa dilakukan setelah kedua kelas diberikan perlakuan pembelajaran. Kelas eksperimen pembelajaran berbasis mobile learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai posttest pada kedua kelas yaitu 62,71 pada kelas kontrol dan 70,07 pada kelas ekperimen. Hal tersebut menunjukkan aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan perbedaan sebesar lima. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu siswa aktif ketika pembelajaran, memperhatikan guru ketika pembelajaran berlangsung, dan siswa dapat belajar secara mandiri melaui smartphone. Nilai terendah pada kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol dengan perbedaan sebesar tiga. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu siswa pasif ketika pelajaran, dan kurang
93 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015), h. 102-130 94 Ibid, h. 102-130
80
memperhatikan guru karena membuka aplikasi lain (BBM, whatss app, dll) pada smartphone ketika pembelajaran. Hasil kemampuan akhir siswa berdasarkan ranah kognitif secara keseluruhan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Ranah kognitif tersebut meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Fitur-fitur pada aplikasi LAO yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ranah kognitif C1 yaitu tersedia video pembelajaran berupa fenomena fisika terkait alat optik, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam mengingat pelajaran. Ranah kognitif C2 yaitu tersedia latihan soal berupa video sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi alat optik. Ranah kognitif C3 yaitu tersedia soal-soal hitungan berikut pembahasan yang dapat digunakan secara berulang-ulang sehingga siswa dapat berlatih mengerjakan soal dimana pun dan kapan pun. Dan ranah kognitif C4 yaitu tersedia soal-soal berupa fenomena terkait alat optik berikut pembahasan yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Hasil persentase terbesar diantara empat ranah kognitif tersebut yaitu pada ranah mengingat (C3) sebesar 78%. Hal tersebut membuktikan, bahwa pembelajaran berbasis mobile learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Hal ini membuktikan bahwa dengan menyediakan aplikasi mobile learning siswa dapat mengulang kembali materi dan melakukan latihan berulang-ulang yang berada pada aplikasi dimana saja dan kapan saja.95 Dalam aplikasi latihan alat optik juga menyediakan beberapa menu: menu latihan soal yang menjadi terlatih dalam mengerjakan soal-soal yang bersifat perhitungan karena pada aplikasi terdapat latihan soal yang bervariatif dan terkategorikan berdasarkan sub materi pada alat optik, dan menu pembahasan berupa audio agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal hitungan. Hal ini didukung dengan respons siswa pada indikator penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif menerapkan (C3) sebesar 70% dengan kategori baik.
95 Hartanto, Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016, h. 53
81
Kondisi peningkatan kemampuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan pada jenjang kognitif mengingat (C1) memiliki perbedaan nilai N-gain tertinggi sebesar 0,22. Aplikasi latihan alat optik terdapat video pembelajaran dan sehingga siswa lebih mengerti karena video yang disajikan berupa fenomena terkait alat optik. Didukung dengan respons siswa pada indikator penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif mengamati (C1) sebesar 82% dengan kategori baik sekali. Peningkatan pada jenjang kognitif menerapkan (C3) memiliki perbedaan nilai N-gain terendah sebesar 0,04. Aplikasi latihan alat optik terdapat latihan soal sehingga siswa dapat melatih siswa dalam mengerjakan soal. Didukung dengan respons siswa pada indikator penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif mengamati (C3) sebesar 70% dengan kategori baik. Hasil uji hipotesis menggunakan Mann-Whitney U bahwa, terdapat perbedaan nilai posstest pada kedua kelas, yaitu nilai posttest kelas eksperimen dan nilai posttest kelas kontrol. Rata-rata N-Gain kelas eksperimen 0,59 (kategori sedang) sedangkan kelas kontrol 0,49 (kategori sedang). Hal ini menunjukkan aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning berbantuan android berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep alat optik. Hasil angket respons siswa terhadap penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android memperoleh persentase rata-rata sebesar 77%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android pada konsep alat optik memperoleh respons pada kategori baik dari siswa. Hasil persentase respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam belajar secara mandiri sebesar 79% dengan kategori baik. Media yang dikembangkan praktis, ditinjau dari siswa dapat mengoperasikan secara mandiri dan lancar.96
96 M.Ali Alfian, dan Rudy Kustijono, Pengembangan Software Fisika Berbasis Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No.2 Mei 2015, h.183
82
Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dengan rata-rata sebesar 74% dalam kategori baik, sesuai pada penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar berdasarkan hasil rata-rata nilai N-gain sebesar 0,59 dengan kriteria sedang. Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk dampak latihan soal dalam aplikasi latihan alat optik sebesar 78% dalam kategori baik. Dalam aplikasi latihan alat optik tersebut terdapat latihan soal. Latihan soal pada aplikasi tersebut diberikan pembahasan, sehingga siswa dapat mengetahui prosedur penyelesaian soal dengan jelas. Dengan adanya latihan soal tersebut siswa menjadi terbiasa untuk mengerjakan soal dan membuat siswa menjadi percaya diri dalam menjawab soalsoal yang diberikan oleh guru. Latihan soal pada aplikasi latihan alat optik dikaitkan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui penerapan dari materi tersebut. Pembelajaran menggunakan pendekatan mobile learning mendorong siswa untuk memecahkan masalah mereka sendiri, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar, dan prestasi belajar.97 Respons siswa pada aplikasi latihan alat optik untuk penyajian aplikasi latihan alat optik dalam mengerjakan soal pada siswa sebesar 75% dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan dengan siswa mengetahui nilai tugas-tugasnya dengan cepat, maka siswa akan melakukan latihan soal secara berulang-ulang dan membuat siswa menjadi terbiasa dalam mengerjakan soal. Sedangkan, hasil persentase respons siswa pada aplikasi latihan alat optik pada indikator penyajian audio dalam aplikasi latihan alat optik sebesar 76% dalam kategori baik. Dalam hal ini dapat meningkatkan
motivasi
siswa
untuk
memperbaiki
kesalahannya
dalam
mengerjakan soal, dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa ketika mengerjakan soal agar tidak terjadi kesalahan kembali. Dan hasil persentase respons siswa pada aplikasi latihan alat optik pada indikator aplikasi latihan alat optik optik dapat digunakan dengan mudah sebesar 92% dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan aplikasi latihan alat optik dengan berbantuan android sangat efektif
97 Gwo-Jen Hwang, “A formative assessment-based mobile learning approach to improving the learning attitudes and achievements of students”, Computers & Education 56 (2011), h.1023-1031
83
digunakan pada saat pembelajaran. Mobile learning memungkinkan siswa untuk mencari informasi secara langsung, dan melakukan pembelajaran dimana dan kapan saja sesuai kebutuhan masing-masing. Media pembelajaran menggunakan android suatu perangkat nikabel sehingga proses pembelajaran dan informasi dapat diakses dengan cepat. Selain itu, informasi yang dipelajari dalam proses belajar mengajar menjadi lebih luas, otentik, dan kontekstual.98 Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Secara
keseluruhan
pembelajaran
dengan
menggunakan
android
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Artinya, dapat dikatakan aplikasi latihan alat optik memiliki beberapa kelebihan: Pertama, latihan soal dilengkapi pembahasan berupa audio agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal; Kedua siswa menjadi terbiasa untuk mengerjakan soal dan membuat siswa menjadi percaya diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru; Ketiga siswa dapat belajar secara mandiri menggunakan aplikasi sebagai sumber belajar; Keempat siswa dapat mengetahui nilai tugas-tugasnya dengan cepat, maka siswa akan melakukan latihan soal secara berulang-ulang, sehingga membuat siswa menjadi terbiasa dalam mengerjakan soal; Kelima meningkatkan motivasi belajar siswa untuk memperbaiki kesalahannya dalam mengerjakan soal; Keenam dapat digunakan kapan pun dan dimana pun. Ketujuh, aplikasi menyediakan fitur-fitur yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, diantaranya video pembelajaran berupa fenomena fisika terkait alat optik, latihan soal berupa video, dan pembahasan soal berupa audio Adapun kekurangan pada aplikasi latihan alat optik: Pertama, guru harus melakukan pegawasan yang lebih ekstra, agar pembelajaran berjalan dengan baik; Kedua, aplikasi ini hanya dapat digunakan untuk smartphone bersistem operasi android, sehingga bila ada siswa yang menggunakan smartphone bersistem operasi seperti iOS, BlackBerry, dll tidak masuk kedalam penelitian;
98 Chirtianne Lynnette G, dan Cabanban, “Development of Mobile Learning Using Android Platform”, Journal of information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9 Number 1 Issue on May/June 2013, h. 99
84
Ketiga, transfer file antara guru dengan siswa terbatas dikarenakan aplikasi harus dikirim satu per satu kepada siswa, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aplikasi latihan alat optik berbantuan android berpengaruh dalam meningkatan hasil belajar siswa SMK pada kelas X di SMK Al-Hasra. Pengaruh tersebut dapat terlihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan antara nilai posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan aplikasi latihan alat optik lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional. Respons siswa terhadap aplikasi latihan alat optik berbasis mobile learning berkategori baik (77%). Siswa memberikan respons yang positif terhadap aplikasi latihan alat optik dalam pembelajaran.
B. Saran-saran Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penulis mengajukan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Aplikasi latihan alat optik hanya dapat digunakan untuk smartphone bersistem operasi android, sehingga peneliti selanjutnya bisa mengembangkan aplikasi agar dapat digunakan pada smartphone bersistem operasi seperti iOS, BlackBerry, dll. 2. Aplikasi hanya membahas pada materi alat optik, sehingga dapat dilakukan penelitian serupa dengan materi yang berbeda. 3. Peneliti harus melakukan pengawasan yang lebih ekstra, agar pembelajaran berjalan dengan baik. 4. Transfer file memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga diperlukan waktu sebelum penelitian untuk menyebar aplikasi.
85
86
Daftar Pustaka Aan. (2016, September 19). Mengenal Android. Retrieved Agustus 25, 2016, from http://www.aan.my.id Alfian, M. A., & Kustijono, R. (2015). Pengembangan Softwere Fisika Berbasis Android Sebagai Media Belajar Listrik Dinamis. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol.04 No. 2, 183. Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Anggraheni, S. (2012). Analisis dalam menyelesaikan soal materi pokok cahaya pada siswa kelas VII SMPN 1 Wonosegoro tahun ajaran 2011/2012. Skripsi pada Universitas Sebelas Maret, 2. Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Bungin, B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Darmawan, D. (2012). Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. G, C. L., & Cabanban. (2013). Development of Mobile Learning Using Android Platform. Journal of Information Technology & Computer Science (IJITCS) Volume 9 Number 1, 105. H., N. S. (2015). Android Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC berbasis Android Revisi Kedua. Bandung: Informatika Bandung. Hanafi, H. F., & Samsudin, K. (2012). Mobile Learning Environment System (MLES): The Case of Android Based Learning Application on Undergraduates' Learning. International Journal of Advanced Computer Science and Applications Vol.3 No.3, 1. Hariyanto, B. (2009). Sistem Operasi. Bandung: Informatika Bandung.
87
Hartanto. (2016). Pengemebangan Media Pembelajaran Mobile Learning Android Pada Konsep Dinamika Newton Untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , 55. Hussein, K. Q. (2015). Authoring System Of Drill & Practice E-Learning Modules For Hearing Impaired Student. Journal of Computer Science & Information Technology (IJCSIT) Vol. 7 No.1, 132. Hwang, G.-J. (2011). A Formative Assesment-Based Mobile Learning Approach To Improving The Learning Attitudes and Achivement of Sutudents. Computer & Education 56, 1023-1031. Kanginan, M. (2013). Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga. Kusnadi, Anindito, K., & Purnomo, Y. (2008). Sistem Operasi. Yogyakarta: CV Andi OFFSET. Manupil, B., Ismanto, Y., & Onibala, F. (2015). Hubungan penggunaan gadget dengan tingkat prestasi siswa di SMA Negeri 9 Manado. eJoural Keperawatan Vol.3 No.2, 1. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada. O'Maley, C. (2005). Guidelines for Learning /Teaching/Tutoring in a Mobile Enviroment. MOBllearn, 6. Pramesti, G. (2015). Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Riduwan, & Akdon. (2013). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Russefendi. (1998). Statistika Dasar untuk Pendidikan . Jakarta: CV Andira. Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.
88
Saputro, A. (2016). Membuat Game Adventure Adobe Flash CS 6 ActionScript 3.0. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sufren, & Natanael, Y. (2013). Mahir Menggunakan SPSS secara otodidak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Surnarsih, A. (2002). Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi solo. Skripsi pada Universitas Jember, 33. Suwarna, I. P. (2016). Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika. Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. TIM EMS. (2015). Pemrograman Android Dalam Sehari. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Tim Litbang Wahana Komputer. (2014). Mudah Membuat Game Android Berbasis Adobe AIR. Yogyakarta: CV Andi OFFSET. Zulfiani, Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
89
Lampiran A (Perangkat Pembelajaran) Lampiran A 1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan
90
91
Lampiran A 2 RPP Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI Peminatan : IPA Materi Pokok : Alat-alat optik Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemuan ke :1 A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator 1. Menyebutkan definisi pemantulan cahaya 2. Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum pemantulan 3. Menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum pemantulan
92
4. 5. 6. 7. D. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
E.
Menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan pengertian dari pemantulan cahaya dengan benar setelah melihat video tentang pemantulan cahaya pada aplikasi latihan alat optik . yang berbantuan android. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. Materi Ajar Optika adalah bagian ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Ada dua cabang optika, yaitu optik geometris dan optik fisis. Dalam materi alat optik terdapat sifat pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. 99 Pemantulan cahaya Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah.100
a) Jenis pemantulan cahaya Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:101 99
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga), hal.375 100 Ibid., h.376 101 Ibid., h.376-377
93
(c) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.
Gambar 1 Pemantulan teratur (d) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata), sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan baur adalah pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai karpet.
Gambar 2 Pemantulan Baur b) Hukum pemantulan cahaya Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:102 (3) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. (4) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.
Gambar 3 Hukum pemantulan cahaya c) Pemantulan cahaya pada cermin datar
102
Ibid., h.377
94
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:103 (6) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin (7) Bayangannya maya (8) Bayangan yang terbentuk tegak (9) Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda (10) Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
Gambar 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah: n=
𝟑𝟔𝟎𝐎 𝛂
-1
d) Pemantulan cahaya pada cermin lengkung a. Pemantulan cahaya pada cermin cekung Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:104 (4) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F). (5) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. (6) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut.
103 104
Ibid., h.379 Ibid., h.383
95
Gambar 5 Sinar istimewa pada cermin cekung b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:105 (4) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F). (5) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. (6) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
Gambar 6 Sinar istimewa pada cermin cembung F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru Siswa Apersepsi Menggali Menjawab pengetahuan awal pertanyaan siswa dengan yang diberikan memberikan oleh guru. Pendahuluan pertanyaan, “Apa yang kalian ketahui mengenai pemantulan cahaya?”
105
Ibid., h.388
Waktu 3 menit
96
Tahap Pembelajaran
Mengamati
Inti
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Guru menunjuk Siswa yang beberapa orang ditunjuk siswa untuk menjawab menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut yang dikemukakan oleh guru Menyampaikan Menyimak tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran yang disampaikan oleh guru Menyajikan video Memperhatika melalui aplikasi n video melaui latihan alat optik aplikasi latihan yang berbantuan alat optik yang android berkaitan berbantuan dengan materi android pemantulan cahaya berkaitan pada bidang datar dengan materi dan lengkung pemantulan cahaya pada bidang datar dan lengkung Memberikan Mengamati contoh soal terkait contoh soal pemantulan cahaya terkait pada bidang datar pemantulan dan lengkung pada cahaya pada aplikasi latihan alat bidang datar optik berbantuan dan lengkung android pada aplikasi latihan alat optik berbantuan android
Waktu
2 menit
10 menit
15 menit
97
Tahap Pembelajaran Menanya
Mengumpulk an informasi
Mengasosiasi
Mengkomuni kasikan
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Memberikan Mengajukan kesempatan kepada pertanyaan siswa untuk terkait materi bertanya terkait pemantulan materi pemantulan cahaya pada cahaya pada bidang bidang datar datar dan lengkung dan lengkung yang disajikan pada aplikasi latihan alat optik berbantuan android Guru memberikan Mengajukan kesempatan untuk pertanyaan mengajukan terkait contoh pertanyaan terkait soal tentang contoh soal tentang pemantulan pemantulan cahaya cahaya Guru meminta Melalukan siswa berdiskusi diskusi dengan dengan teman teman sebangkunya sebangkunya terkait alat optik Guru meminta Menjawab siswa menjawab latihan-latihan pertanyaansoal mengenai pertanyaan latihan pemantulan soal pada aplikasi cahaya pada latihan alat optik bidang datar berbantuan android dan lengkung terkait pemantulan yang disajikan cahaya pada bidang pada aplikasi datar dan lengkung latihan alat optik berbantuan android Guru bertanya Siswa yang kepada siswa yang merasa nilai memiliki nilai paling tinggi paling tinggi mengakat tangan
Waktu 2 menit
3 menit
5 menit
25 menit
10 menit
98
Tahap Pembelajaran
Menarik Kesimpulan
Penutup
Evaluasi
Langkah-langkah Kegiatan Waktu Guru Siswa Guru meminta Menjelaskan siswa yang pertanyaan memiliki nilai terkait paling besar untuk pemantulan maju cahaya pada mengkomunikasika bidang datar n jawabannya. dan lengkung, siswa lain memperhatika n pejelasan dari siswa tersebut Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit untuk hasil menyimpulkan pembelajaran materi materi pembelajaran pemantulan terkait pemantulan cahaya pada cahaya pada bidang bidang datar datar dan lengkung. dan lengkung. Memberikan quiz Mengerjakan 10 melalui android quiz melalui menit sebanyak 7 soal android terkait pemantulan sebanyak 7 cahaya pada bidang soal terkait datar dan lengkung. pemantulan cahaya pada bidang datar dan lengkung.
H. Penilaian Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir) I. Media Pembelajaran Smartphone(android) dan aplikasi latihan alat optik J. Sumber Belajar 1. Aplikasi latihan alat optik 2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
99
Guru mata pelajaran fisika
Jakarta, 02 Maret 2017 Mahasiswa Peneliti
Baihaki Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
100
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 8 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
101
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 9 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
102
Evaluasi No Soal 1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar adalah.... Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga adalah .... . Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam 2. kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (1) Spion mobil (2) Cermin cembung (3) Bercermin (4) Pensil di dalam gelas berisi air (5) Kaca plan paralel Pernyataan yang benar adalah…. a. (1) dan (2) b. (2) dan (5) c. (1), (2) dan (3) d. (1), (3) dan (5) e. (2), (3) dan (4) Dua buah cermin datar ditempatkan 3. sedemikian rupa sehingga satu dengan yang lainnya membentuk sudut 90 derajat, sebuah benda berada diantara kedua cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . . a. 3 buah b. 4 buah c. 5 buah d. 6 buah e. 7 buah Seorang pengendara yang berada di dalam 4. mobil yang diam melihat bayangan mobil pada spion berada pada jarak 20 m dan mobil tersebut nampak sedang bergerak mendekat dengan kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus cermin yang dipakainya adalah -25m, maka posisi mobil yang di belakang yang sebenarnya adalah . . . . a. 50 m b. 100 m
Jawaban A Pemantulan baur B Pemantulan teratur
Nilai
1
C (1), (2), dan (3)
1
A 3 buah
1
B 100 m
1
103
5.
6.
c. 150 m d. 200 m e. 400 m Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti pada gambar, maka:
(1) Cermin tersebut adalah cermin cekung (2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari kelengkungan cermin (3) Jarak fokus cermin negatif (4) Jarak bayangan lebih besar dari jarijari kelengkungan cermin Pernyataan yang benar adalah….. a. (1) dan (3) b. (2) dan (4) c. (1) dan (2) d. (1), (2) dan (4) e. (1), (3) dan (4) Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian kemudian disusun kembali menjadi cermin datar. Jumlah bayangan yang akan dihasilkan cermin yang baru adalah….. a. 1 buah b. 2 buah c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-pisah e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan kaca nya
D (1), (2) dan (4)
1
A 1 buah
Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
1
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI Peminatan : IPA Materi Pokok : Alat-alat optik Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemuan ke :2 A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi penge-tahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator 1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya 2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan 3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa 4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma 5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan 6. Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
105
7. Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma 8. Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan definisi pembiasan cahaya dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan android. 2. Siswa dapat menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan android. 3. Siswa dapat mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan soal alat optik yang berbantuan android 4. Siswa dapat menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan soal alat optik yang berbantuan android 5. Siswa dapat menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan android. 6. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan android. 7. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada prisma dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan android. 8. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada lensa dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan soal optik yang berbantuan android. E. Materi Ajar a) Hukum Snellius untuk pembiasan Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu medium menuju medium lain. Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal, sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada pembiasan cahaya berlaku:106
106
Ibid., h.394
106
𝒔𝒊𝒏 𝒊 𝒔𝒊𝒏 𝒓
𝒗
𝒏
= 𝒗 𝟏 = 𝟏 = 𝒏 𝟏 𝟐
𝟐
𝟐
b) Indeks bias Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya pada medium.107 𝒄
n=𝒗 Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain 𝒗
𝒏
n21 = 𝒗𝟏 = 𝒏𝟏 𝟐
𝟐
c) Pembiasan pada kaca plan parallel Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar dengan sinar yang masuk.
Gambar 7 Pembiasan pada kaca plan paralel Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan: t=
𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓) 𝒄𝒐𝒔 𝒓
d) Pembiasan pada prisma Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.108
107 108
Ibid., h.396 Ibid., h.403
107
Gambar 2.11 Pembiasan pada prisma
Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku: 𝟏
𝒏𝒑
𝟏
sin = 𝟐 ( + 𝒎 ) = 𝒏 x sin 𝟐 𝒎
e) Pembiasan pada lensa Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung atau satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:109 (a) Pembiasan pada Lensa Cembung Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa konvergen. Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
109
Ibid., h.412
108
Gambar 2.12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (4) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus F1. (5) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. (6) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan). Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut
Gambar 2.13 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa
(6) Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut. Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima). (7) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan diperbesar. (8) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan diperkecil. (9) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik. (10) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
(b) Pembiasan pada Lensa Cekung Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik. Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen. Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut: (4) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1. (5) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. (6) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
109
Gambar 2.14 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu: (3) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung. (4) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di belakang lensa. s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan di depan lensa. F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru Siswa Apersepsi Menggali Menjawab pengetahuan awal pertanyaan siswa dengan yang diberikan memberikan oleh guru pertanyaan, “Apa yang kalian ketahui mengenai pembiasan cahaya?” Pendahuluan
Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut Menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh guru Menyimak penjelasan guru
Waktu 3 menit
2 menit
110
Tahap Pembelajaran Mengamati
Menanya Inti
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menyajikan video Memperhatika melalui aplikasi n video latihan alat optik aplikasi latihan yang berbantuan alat optik yang android berkaitan berbantuan dengan materi android pembiasan cahaya berkaitan dengan materi pembiasan cahaya Memberikan Mengamati contoh soal contoh soal terkait pembiasan terkait cahaya pada pembiasan aplikasi latihan cahaya pada alat optik aplikasi latihan berbantuan alat optik android berbantuan android Memberikan Mengajukan kesempatan pertanyaan kepada siswa terkait materi untuk bertanya pembiasan terkait materi cahaya pada pembiasan cahaya cermin, kaca berdasarkan plan parallel, hukum lensa, dan pembiasan, prisma yang pembiasan cahaya disajikan pada pada cermin, kaca aplikasi latihan plan parallel, alat optik lensa, dan prisma berbantuan android Guru memberikan Mengajukan kesempatan untuk pertanyaan mengajukan terkait contoh pertanyaan terkait soal tentang contoh soal pembiasan tentang cahaya pada pembiasan cahaya cermin, kaca pada cermin, kaca plan parallel, plan parallel, lensa, dan lensa, dan prisma prisma
Waktu 10 menit
15 menit
2 menit
3 menit
111
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Mengumpulkan Guru meminta Melalukan informasi siswa berdiskusi diskusi dengan dengan teman teman sebangkunya sebangkunya terkait alat optik Mengasosiasi Guru meminta Menjawab siswa menjawab latihan-latihan pertanyaansoal mengenai pertanyaan pembiasan latihan soal pada cahaya pada aplikasi latihan cermin, kaca alat optik plan parallel, berbantuan lensa, dan android terkait prisma yang pembiasan cahaya disajikan pada pada cermin, kaca aplikasi latihan plan parallel, alat optik lensa, dan prisma berbantuan android Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang kepada siswa merasa nilai yang memiliki paling tinggi nilai paling tinggi mengakat tangan Guru meminta Menjelaskan siswa yang pertanyaan memiliki nilai terkait paling besar pembiasan untuk maju cahaya pada mengkomunikasi cermin, kaca kan jawabannya. plan parallel, lensa, dan prisma Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpulkan siswa untuk hasil menyimpulkan pembelajaran materi materi pembelajaran pembiasan terkait pembiasan cahaya pada cahaya pada cermin, kaca cermin, kaca plan plan parallel, parallel, lensa, lensa, dan dan prisma prisma
Tahap Pembelajaran
Penutup
Waktu 5 menit
25 menit
10 menit
5 menit
112
Tahap Pembelajaran Evaluasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Memberikan quiz Mengerjakan melalui android quiz melalui sebanyak 6 soal android terkait pembiasan sebanyak 6 cahaya pada soal terkait cermin, kaca plan pembiasan parallel, lensa, cahaya pada dan prisma cermin, kaca plan parallel, lensa, dan prisma
Waktu 10 menit
H. Penilaian Tes dengan kuis melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir) I. Media Pembelajaran Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik J. Sumber Belajar 1. Aplikasi latihan alat optik 2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Guru mata pelajaran fisika
Jakarta, 02 Maret 2017 Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
113
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 10 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
114
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 11 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
115
Evaluasi No Soal 1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (1) Spion mobil (2) Cermin cembung (3) Bercermin (4) Pensil di dalam gelas berisi air (5) Kaca plan paralel Pernyataan yang benar adalah…. a. (1) dan (2) b. (3) dan (5) c. (4), dan (5) d. (1), (3) dan (5) e. (2), (3) dan (4) Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca 2. masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . a.Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar tidak pada bidang datar b.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II, sinar mendekati garis normal c.Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis normal d.Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar menjauhi garis normal e.Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mendekati normal 3.
b. c.
C Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis normal
1
2
1 2 1 2 2 1 3 2
d. 2 e. 2 Perhatikan gambar di bawah ini!
Nilai
1
Berkas cahaya datang dari medium A ke medium C B dengan sudut datang 300 dan dibiaskan dengan sudut sebesar 450. Indeks bias relatif medium A terhadap medium B adalah . . . . a.
4.
Jawaban C (4), dan (5)
1
D Lebih dekat, dan sifat
1
116
bayangan maya
5.
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata siswa yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis diatasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah . ... a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata c. Sama persis dan sifat bayangan nyata d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata Gambar berikut ini menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya monokromatis pada prisma. Berikut ini adalah kemungkinan data yang diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu: (1) Sudut pembias prisma 60 derajat (2) Indeks bias bahan prisma = akar 2 (3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30 derajat (4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50 derajat Pernyataan yang benar mengenai pembiasa prisma cahaya monokromatis pada prisma tersebut adalah . . . . a. (1) dan (2) b. (3) dan (5) c. (4), dan (5) d. (1), (3) dan (5) e. (1), (2) dan (3)
E (1), (2) dan (3)
Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
1
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI Peminatan : IPA Materi Pokok : Alat-alat optik Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemuan ke :3 A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator 8. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup) 9. Menjelaskan macam-macam cacat mata 10. Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
118
11. Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optik(kacamata, kamera, dan lup) D. Tujuan Pembelajaran 8. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup) dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 9. Siswa dapat macam-macam cacat mata dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 10. Siswa dapat menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 11. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optik(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. E. Materi Ajar 1) Mata Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Gambar 2.15 Anotomi mata (c) Daya akomodasi Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi. Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat bendabenda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada
119
keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi. (d) Cacat mata Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga, maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata. Berikut penjelasan cacat mata. (1) Rabun jauh (miopi) Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar, sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak seperti pada gambar:
Gambar 2.16 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung (2) Rabun dekat (Hipermetropi) Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:
Gambar 2.17 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung (3) Mata Tua (Presbiopi)
120
Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia. Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu positif dan negatif). (4) Astigmatisma Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang berbeda.110 2) Lup
Gambar 2.18 Lup Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.111 (3) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka
110
Ibid., h.425-432 Ibid., h.433
111
121
benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi adalah: M=
𝒔𝒏 𝒇
Keterangan: M
= Perbesaran total
f
= Jarak fokus lensa
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
(4) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang berakomodasi maksimum adalah: M=
𝒔𝒏 𝒇
+1
Keterangan: M
= Perbesaran total
f
= Jarak fokus lensa
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
3) Kamera
Gambar 2.21 Bagian-bagian kamera Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera,
122
sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan diperkecil.112 F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Apersepsi
Pendahuluan
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali Menjawab pengetahuan awal pertanyaan siswa dengan yang diberikan memberikan oleh guru pertanyaan, “Apa yang kalian ketahui mengenai alat optik (mata, kamera, dan lup)?” Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengamati
Inti
112
Ibid., h.432
Menyajikan video melalui aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android berkaitan dengan materi alat optik (mata, kamera, dan lup)
Waktu 3 menit
Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh guru Menyimak 2 penjelasan guru menit Memperhatikan 10 video melaui menit aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android berkaitan dengan materi alat optik (mata, kamera, dan lup)
123
Tahap Pembelajaran
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Memberikan Mengamati contoh soal contoh soal terkait alat optik terkait alat (mata, kamera, optik (mata, dan lup) melalui kamera, dan aplikasi latihan lup) pada alat optik yang aplikasi latihan berbantuan alat optik android berbantuan android Memberikan Mengajukan kesempatan pertanyaan kepada siswa terkait materi untuk bertanya alat optik terkait materi (mata, kamera, alat optik (mata, dan lup) yang kamera, dan disajikan pada lup) aplikasi latihan alat optik berbantuan android Guru Mengajukan memberikan pertanyaan kesempatan terkait contoh untuk soal tentang mengajukan alat optik pertanyaan (mata, kamera, terkait contoh dan lup) soal tentang alat optik (mata, kamera, dan lup) Guru meminta Melalukan siswa berdiskusi diskusi dengan dengan teman teman sebangkunya sebangkunya terkait alat optik Guru meminta Menjawab siswa menjawab latihan-latihan pertanyaansoal mengenai pertanyaan alat optik latihan soal pada (mata, kamera, aplikasi latihan dan lup) yang alat optik disajikan pada
Waktu 15 menit
2 menit
3 menit
5 menit
25 menit
124
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa berbantuan aplikasi latihan android terkait alat optik alat optik (mata, berbantuan kamera, dan android lup) Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang kepada siswa merasa nilai yang memiliki paling tinggi nilai paling mengakat tinggi tangan Guru meminta Menjelaskan siswa yang pertanyaan memiliki nilai terkait alat paling besar optik (mata, untuk maju kamera, dan mengkomunikas lup) ikan jawabannya. Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpulkan siswa untuk hasil menyimpulkan pembelajaran materi materi alat pembelajaran optik (mata, terkait alat optik kamera, dan (mata, kamera, lup) dan lup) Evaluasi Memberikan Mengerjakan quiz melalui quiz melalui android android sebanyak 4 soal sebanyak 4 soal terkait alat optik terkait alat (mata, kamera, optik (mata, dan lup) kamera, dan lup)
Tahap Pembelajaran
Penutup
Waktu
10 menit
5 menit
10 menit
H. Penilaian Tes dengan quiz melaui android sebanyak 4 butir soal pilihan ganda (terlampir) I. Media Pembelajaran Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik J. Sumber Belajar 1. Aplikasi latihan alat optik 2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
125
Guru mata pelajaran fisika
Jakarta, 02 Maret 2017 Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
126
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 12 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
127
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 13 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
128
Evaluasi No Soal 1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jawaban B2
Nilai
1
2.
3.
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya cahaya ditunjukkan pada nomer . . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 Mata miopi memiliki ciri . . . . a. Tidak dapat melihat benda jauh b. Tidak dapat melihat benda dekat c. Hanya dapat melihat benda dekat d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis horizontal secara bersamaan Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah .... a. b. c. d. e.
4.
A Tidak dapat melihat benda jauh 1
B
2 3
3 2 2 3
1
4 3
3 4 1 4
Seseorang yang sudah tua biasanya memakai kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu
E 50 cm 1
129
hari karena terlupa tidak membawa kacamata, dia meminjam kacamata +1 dari temannya. Pada hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . . a. 10 cm b. 20 cm c. 30 cm d. 40 cm e. 50 cm Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI Peminatan : IPA Materi Pokok : Alat-alat optik Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemuan ke :4 A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator 1. Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan fungsinya; 2. Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong) 3. Menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya; 4. Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong);
131
5. Menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong); 6. Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong). D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan fungsinya dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 2. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong) dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 3. Siswa dapat menjelaskan bagian alat optik (mikroskop, dan teropong), dan fungsinya dengan benar setelah melihat video pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 4. Siswa dapat menghitung panjang pada alat optik (mikroskop, dan teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 5. Siswa dapat menghitung perbesaran pada alat optik (mikroskop, dan teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. 6. Siswa dapat menganalisis perbesarannya pada alat (mikroskop, dan teropong) setelah mengamati permasalahan fisika disertain gambar dan koreksi jawaban secara langsung pada aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android. E. Materi Ajar 1) Mikroskop
Gambar 2.19 Bagian-bagian mikroskop
132
Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi Perbesaran dari lensa objektif: MOB =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler: MOK =
𝐬′𝐎𝐊 𝐬𝐎𝐊
atau MOK =
𝐬𝐧 𝐟𝐎𝐊
Perbesaran mikroskop: 𝐬′
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 𝐎𝐁
𝐬𝐧 𝐟𝐎𝐊
|
Panjang mikroskop: Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler: d = s’OB + sOK
d = s’OB + fOK
Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa objektif
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
133
(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum Perbesaran dari lensa objektif: MOB =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler: MOK =
𝐬𝐧 𝐟𝐎𝐊
+1
Perbesaran mikroskop: MTOT = |MOB x MOK| MTOT =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
𝐬
x 𝐟 𝐧 + 1) 𝐎𝐊
Panjang mikroskop: Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler d = s’OB + sOK Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa objektif
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.113
2) Teropong Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong, yaitu:
113
Ibid., h.437-439
134
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin. (2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.
Gambar 2.20 Teleskop Pembias (1) Teropong bintang Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Panjang teropong: d = fOB + fOK Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn 𝐟
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐎𝐊 𝐎𝐊
𝐬𝐧
𝐟
M = 𝐬𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐁 ( Panjang teropong
d = fOB + sOK Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa okuler
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
)
135
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.
(2) Teropong bumi Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi Perbesaran teropong, s’OK = - 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Panjang teropong d = fOB + 4 fpb + fOK Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁 = (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐎𝐊
𝐬𝐧
)
Panjang teropong d = s’OB + 4 fpb + sOK Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa okuler
fpb
= Jarak fokus lensa pembalik
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.114
114
Ibid., h.441-448
136
F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Apersepsi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali Menjawab pengetahuan pertanyaan awal siswa yang dengan diberikan memberikan oleh guru pertanyaan, “Apa yang kalian ketahui mengenai alat (mikroskop, dan teropong)?”
Waktu 3 menit
Pendahuluan Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengamati
Inti
Menyajikan video melalui aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android berkaitan dengan materi alat (mikroskop, dan teropong)
Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang dikemukaka n oleh guru Menyimak penjelasan guru Memperhati kan video melalui aplikasi latihan alat optik yang berbantuan android berkaitan dengan materi alat (mikroskop, dan teropong)
2 menit
10 menit
137
Tahap Pembelajaran
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Memberikan Mengamati contoh soal contoh soal terkait alat terkait alat (mikroskop, dan (mikroskop, teropong) pada dan aplikasi latihan teropong) alat optik pada berbantuan aplikasi android latihan alat optik berbantuan android Memberikan Mengajukan kesempatan pertanyaan kepada siswa terkait alat untuk bertanya (mikroskop, terkait materi dan alat (mikroskop, teropong) dan teropong) yang disajikan pada aplikasi latihan alat optik berbantuan android Guru Mengajukan memberikan pertanyaan kesempatan terkait untuk contoh soal mengajukan tentang alat pertanyaan (mikroskop, terkait contoh dan soal tentang alat teropong) (mikroskop, dan teropong) Guru meminta Melalukan siswa berdiskusi diskusi dengan teman dengan sebangkunya teman terkait alat optik sebangkuny a Guru meminta Menjawab siswa menjawab latihan-
Waktu 15 menit
2 menit
3 menit
5 menit
25 menit
138
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa pertanyaanlatihan soal pertanyaan mengenai latihan soal pada alat aplikasi latihan (mikroskop, alat optik dan berbantuan teropong) android terkait yang alat (mikroskop, disajikan dan teropong) pada aplikasi latihan alat optik berbantuan android Mengkomunikasikan Guru bertanya Siswa yang kepada siswa merasa nilai yang memiliki paling nilai paling tinggi tinggi mengakat tangan Guru meminta Menjelaska siswa yang n memiliki nilai pertanyaan paling besar terkait alat untuk maju (mikroskop, mengkomunikas dan ikan teropong) jawabannya. Menarik Kesimpulan Membimbing Menyimpul siswa untuk kan hasil menyimpulkan pembelajara materi n materi alat pembelajaran (mikroskop, terkait alat dan (mikroskop, dan teropong) teropong) Evaluasi Memberikan Mengerjaka quiz melalui n quiz android melalui sebanyak 6 soal android terkait alat sebanyak 6 (mikroskop, dan soal terkait teropong) alat (mikroskop,
Tahap Pembelajaran
Penutup
Waktu
10 menit
5 menit
10 menit
139
Tahap Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa dan teropong)
Waktu
H. Penilaian Tes dengan quiz melaui android sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir) I. Media Pembelajaran Smartphone(android) dan aplikasi tentang alat-alat optik J. Sumber Belajar 1. Aplikasi latihan alat optik 2. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Guru mata pelajaran fisika
Jakarta, 02 Maret 2017 Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
140
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 14 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
141
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 15 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
142
Evaluasi No Soal 1. Perhatikan gambar berikut ini!
Jawaban Nilai C Lensa okuler
1
2.
3.
Bagian yang ditunjukan pada gambar adalah . ... a. Cermin b. Diafragma c. Lensa okuler d. Pemutar kasar e. Lensa objektif Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop adalah . . . . a. maya, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperbesar c. maya, tegak, dan diperbesar d. nyata, terbalik, dan diperkecil e. nyata, terbalik, dan diperbesar Perhatikan gambar berikut ini!
E nyata, terbalik, dan diperbesar 1
D Memperbesar bayangan dari lensa objektif agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata 1
Jelaskan fungsi bagian mikroskop yang ditunjukan pada gambar di atas . . . . a. Menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima b. Mengatur cahaya yang masuk dan mengenai preparat
143
4.
5.
6.
c. Memperbesar bayangan benda agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata d. Memperbesar bayangan dari lensa objektif agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata e. Menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kelelasan dari gambaran objek yang diinginkan Sebuah teropong bintang digunakan untuk C 35 cm mengamati benda pada jarak tak terhingga. Jika mata tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif, dan lensa okuler masingmasing 30cm, dan 5cm maka panjang teropong adalah . . . . a. 15 cm b. 25 cm c. 35 cm d. 50 cm e. 60 cm A 10x Panjang fokus lensa objektif dan okuler sebuah mikroskop berturut-turut adalah 10 cm dan 5 cm. Jika untuk mata tak berakomodasi jarak antara lensa objektif dan okuler adalah 35 cm, maka perbesaran total mikroskop itu adalah . . . . a. 10x b. 12x c. 15x d. 18x e. 20x Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di D 1, 3, dan 4 bawah objektif mikroskop yang jarak titik apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan berakomodasi maksimum maka pernyataan dibawah ini yang benar: 1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata 2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 8 cm di depan okuler 3) Perbesarannya 63 kali 4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 23 cm
1
1
1
144
Pernyataan yang tepat adalah….. a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 4 e. 1, 2, dan 4 Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
145
Lampiran A 3 RPP Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI Peminatan : IPA Materi Pokok : Alat-alat optik Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemuan ke :1 A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator 1. Menyebutkan pengertian pemantulan cahaya
146
2. Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum pemantulan 3. Menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum pemantulan 4. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar 5. Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung 6. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar 7. Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan pengertian dari pemantulan cahaya dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 2. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur berdasarkan hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 3. Siswa dapat menjelaskan pemantulan cahaya secara baur berdasarkan hukum pemantulan dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 4. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor. 5. Siswa dapat menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor. 6. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor. 7. Siswa dapat menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor. E. Materi Ajar Optika adalah bagian ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Ada dua cabang optika, yaitu optik geometris dan optik fisis. Dalam materi alat optik terdapat sifat pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. 115 1.
Pemantulan cahaya Pemantulan cahaya adalah peristiwa dimana cahaya mengenai suatu penghalang sehingga arah gerak cahaya berubah.116
a)
Jenis pemantulan cahaya Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:117
115
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013 (Jakarta: Erlangga), hal.375 116 Ibid., h.376 117 Ibid., h.376-377
147
(a) Pemantulan teratur, adalah pemantulan cahaya yang terjadi apabila suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan mengkilap, sehingga arah pemantulan cahaya tersebut teratur menuju ke suatu arah tertentu. Contoh pemantulan teratur, adalah pemantulan pada permukaan cermin dan pada permukaan air yang tenang.
Gambar 1 Pemantulan teratur (b) Pemantulan baur (difus), adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata), sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur. Contoh pemantulan baur adalah pemantulan pada permukaan kertas dan pada permukaan lantai karpet.
Gambar 2 Pemantulan Baur
b) Hukum pemantulan cahaya Pada pemantulan cahaya, berlaku hukum Snellius, yaitu:118 (1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. (2) Sudut datang besarnya sama dengan sudut pantul.
Gambar 3 Hukum pemantulan cahaya
c) Pemantulan cahaya pada cermin datar
118
Ibid., h.377
148
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah bidang datar. Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,adalah:119 (1) (2) (3) (4) (5)
Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin Bayangannya maya Bayangan yang terbentuk tegak Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda Bayangan yang terbentuk menghadap berlawanan arah terhadap bendanya.
Gambar 4 Pembentukkan bayangan pada cermin datar Bila terdapat 2 buah cermin datar yang membentuk sudut α, maka banyaknya bayangan yang terbentuk (n) adalah: n=
𝟑𝟔𝟎𝐎 𝛂
-1
d) Pemantulan cahaya pada cermin lengkung a. Pemantulan cahaya pada cermin cekung Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:120 (1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F). (2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu utama. (3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut.
119 120
Ibid., h.379 Ibid., h.383
149
Gambar 5 Sinar istimewa pada cermin cekung b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola. Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut:121 (1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F). (2) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. (3) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
Gambar 6 Sinar istimewa pada cermin cembung F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru Siswa Apresepsi Menggali Menjawab pengetahuan awal pertanyaan siswa dengan yang diberikan memberikan oleh guru pertanyaan, “Apa yang kalian ketahui mengenai Pendahuluan pemantulan cahaya?” Guru menunjuk Siswa yang beberapa orang ditunjuk siswa untuk menjawab menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut yang 121
Ibid., h.388
Waktu 3 menit
150
Tahap Pembelajaran
Mengamati
Langkah-langkah Kegiatan Siswa dikemukakan oleh guru Menyampaikan Menyimak tujuan penjelasan pembelajaran guru Guru
Menyajikan video melalui LCD proyektor berkaitan dengan materi pemantulan cahaya
Memberikan contoh soal terkait pemantulan cahaya melalui LCD proyektor Menanya
Inti
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi pemantulan cahaya pada bidang datar dan lengkung
Guru memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait contoh soal tentang pemantulan cahaya Mengumpu Guru meminta lkan siswa berdiskusi informasi dengan teman sebangkunya terkait alat optik Mengasosia Memberikan si pertanyaan kepada siswa dengan latihan-latihan soal berupa hardcopy terkait dengan materi pemantulan
Waktu
2 menit
Memperhatika n video melaui LCD proyektor berkaitan dengan materi pemantulan cahaya Mengamati contoh soal yang disajikan guru
10 menit
Mengajukan pertanyaan terkait dengan materi pemantulan cahaya pada bidang datar dan lengkung Mengajukan pertanyaan terkait contoh soal tentang pemantulan cahaya Melalukan diskusi dengan teman sebangkunya
2 menit
Menjawab pertanyaan mengenai pemantulan cahaya pada bidang datar dan lengkung.
25 menit
15 menit
3 menit
5 menit
151
Langkah-langkah Kegiatan Waktu Guru Siswa cahaya pada bidang datar dan lengkung. Mengkomu Meminta siswa Menjelaskan 10 menit nikasikan untuk menjelaskan jawaban yang jawaban terkait sudah pemantulan cahaya dikerjakan pada bidang datar terkait dan lengkung. pemantulan cahaya pada bidang datar dan lengkung. Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan 5 menit Kesimpulan untuk hasil menyimpulkan pembelajaran materi materi pembelajaran pemantulan terkait pemantulan cahaya pada cahaya pada bidang bidang datar datar dan lengkung. dan lengkung. Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan 10 menit sebanyak 6 soal quiz sebanyak terkait pemantulan 6 soal terkait cahaya pada bidang pemantulan datar dan lengkung. cahaya pada bidang datar dan lengkung.
Tahap Pembelajaran
Penutup
H. Penilaian Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir) I. Media Pembelajaran 1. LCD Proyektor 2. Papan tulis 3. Spidol 4. Buku mata pelajaran fisika J. Sumber Belajar 1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
152
Guru mata pelajaran fisika
Jakarta, 02 Maret 2017 Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
153
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 16 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
154
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 17 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
155
Evaluasi No Soal 1. Definisi jenis pemantulan cahaya yang benar adalah.... Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan tidak teratur adalah .... . Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga adalah .... . Sebutkan contoh pemantulan cahaya dalam 2. kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (1) Spion mobil (2) Cermin cembung (3) Bercermin (4) Pensil di dalam gelas berisi air (5) Kaca plan paralel Pernyataan yang benar adalah…. a. (1) dan (2) b. (2) dan (5) c. (1), (2) dan (3) d. (1), (3) dan (5) e. (2), (3) dan (4) Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian 3. rupa sehingga satu dengan yang lainnya membentuk sudut 90 derajat, sebuah benda berada diantara kedua cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . . a. 3 buah b. 4 buah c. 5 buah d. 6 buah e. 7 buah Seorang pengendara yang berada di dalam mobil 4. yang diam melihat bayangan mobil pada spion berada pada jarak 20 m dan mobil tersebut nampak sedang bergerak mendekat dengan kelajuan 2 m/s. Jika jarak focus cermin yang dipakainya adalah -25m, maka posisi mobil yang di belakang yang sebenarnya adalah . . . . a. 50 m b. 100 m c. 150 m d. 200 m e. 400 m
Jawaban A Pemantulan baur B Pemantulan teratur
Nilai
1
C (1), (2), dan (3)
1
A 3 buah
1
B 100 m
1
156
5.
6.
Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti pada gambar, maka:
D (1), (2) dan (4)
(1) Cermin tersebut adalah cermin cekung (2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari kelengkungan cermin (3) Jarak fokus cermin negatif (4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari kelengkungan cermin Pernyataan yang benar adalah….. a. (1) dan (3) b. (2) dan (4) c. (1) dan (2) d. (1), (2) dan (4) e. (1), (3) dan (4) Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian A 1 buah kemudian disusun kembali menjadi cermin datar. Jumlah bayangan yang akan dihasilkan cermin yang baru adalah….. a. 1 buah b. 2 buah c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-pisah e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan kaca nya
Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
1
1
157
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI Peminatan : IPA Materi Pokok : Alat-alat optik Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit Pertemuan ke :2 A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator 1. Menyebutkan definisi pembiasan cahaya 2. Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan 3. Mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa 4. Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma 5. Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
158
6. Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan 7. Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma 8. Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan definisi pembiasan cahaya dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 2. Siswa dapat menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 3. Siswa dapat mengklasifikasi pembiasan cahaya pada lensa dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 4. Siswa dapat menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 5. Siswa dapat menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan dengan benar setelah diberikan contoh soal dengan LCD proyektor. 6. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor. 7. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada prisma dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor. 8. Siswa dapat menganalisis pembiasan cahaya pada lensa dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor. E. Materi Ajar a) Hukum Snellius untuk pembiasan Pembiasan cahaya adalah pembelokkan arah rambat cahaya dari suatu medium menuju medium lain. Hukum pembuiasan I yang berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang. Hukum pembiasan II (Hukum Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal, sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada pembiasan cahaya berlaku:122 𝒔𝒊𝒏 𝒊
𝒗
𝒏
= 𝒗 𝟏 = 𝟏 = 𝒏 𝟏 𝒔𝒊𝒏 𝒓 𝟐
b) Indeks bias
122
Ibid., h.394
𝟐
𝟐
159
Indeks bias mutlak adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya pada medium.123 𝒄
n=𝒗 Indeks bias relatif adalah perbandingan cepat rambat cahaya dalam medium satu terhadap cepat rambat cahaya dalam medium yang lain n21 =
c)
𝒗𝟏 𝒗𝟐
=
𝒏𝟏 𝒏𝟐
Pembiasan pada kaca plan parallel Jika seberkas sinar dari medium dengan indek bias n1 ke suatu kaca plan
paralel dengan indek bias n2 dimana n2 > n1, maka sinar yang keluar akan sejajar dengan sinar yang masuk.
Gambar 7 Pembiasan pada kaca plan paralel Besarnya pergeseran (t) dihitung dengan persamaan: t=
𝒅 .𝒔𝒊𝒏 (𝒊 − 𝒓) 𝒄𝒐𝒔 𝒓
d) Pembiasan pada prisma Prisma adalah benda bening (transparan) yang terbuat dari bahan gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.124
123 124
Ibid., h.396 Ibid., h.403
160
Gambar 2.11 Pembiasan pada prisma
Jika indeks bias prisma = np dan indek bias medium = nm berlaku: 𝟏
𝒏𝒑
𝟏
sin = 𝟐 ( + 𝒎 ) = 𝒏 x sin 𝟐 𝒎
e)
Pembiasan pada lensa Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung atau
satu satu buah bidang lengkung dan satu buah bidang datar. Berdasarkan kelengkungannya lensa digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:125 (a) Pembiasan pada Lensa Cembung Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan sebuah lensa cembug, maka sinar-sinar pantulnya akan berpotongan atau mengumpul pada satu titik. Berdasarkan hal tersebut, maka lensa cembung disebut juga dengan lensa konvergen. Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut:
125
Ibid., h.412
161
Gambar 2.12 Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus F1. (2) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. (3) Sinar yang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan). Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa, khususnya lensa cembung dapat ditentukan dengan menggunakan dalil Esbach sebagai berikut:
Gambar 2.13 Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa
Aturan pemakaian ruang benda dan bayangan adalah sebagai berikut: (1) Jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5 (lima).
(2) Jika nomor ruang bayangan lebih besar dari ruang benda, bayangan akan diperbesar. (3) Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada ruang benda, bayangan akan diperkecil. (4) Jika bayangan berada di belakang lensa, sifatnya nyata dan terbalik. (5) Jika bayangan berada di depan lensa, sifatnya maya dan sama tegak.
(b) Pembiasan pada Lensa Cekung Apabila berkas sinar-sinar sejajar mengenai permukaan lensa cekung, maka sinar-sinar pantulnya akan menyebar dan seolah-olah berasal pada satu titik. Berdasakan hal tersebut, maka lensa cekung disebut juga lensa divergen. Sama seperti pemantulan cahaya pada cermin, pembiasan cahaya pada lensa juga memiliki sinar-sinar istimewa sebagai berikut: (1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1. (2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama. (3) Sinar datang melalui pusat lensa O akan diteruskan.
162
Gambar 2.14 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung Pada persamaan cermin lengkung terdapat perjanjian tanda, yaitu: (1) f (+) untuk lensa cembung dan f (-) untuk lensa cekung. (2) s positif (+) jika benda di depan lensa dan s negatif (-) untuk benda di belakang lensa. s’ positif (+) jika bayangan berada di belakang lensa dan s’ negatif (-) jika bayangan di depan lensa. F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Apresepsi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali Menjawab pengetahuan awal pertanyaan yang siswa dengan diberikan oleh guru memberikan pertanyaan, “Apa yang kalian ketahui mengenai pembiasan cahaya?”
Waktu 3 menit
Pendahuluan Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut Menyampaikan tujuan pembelajaran
Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan oleh guru Menyimak penjelasan guru
2 menit
163
Tahap Pembelajaran Mengamati
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menyajikan video Memperhatikan melalui LCD video melaui LCD proyektor berkaitan proyektor berkaitan dengan materi dengan materi pembiasan cahaya pembiasancahaya Memberikan contoh soal terkait pembiasan cahaya melalui LCD proyektor
Menanya
Inti
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan, pembiasan cahaya pada cermin, kaca plan parallel, lensa, dan prisma Guru memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait contoh soal tentang pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan, pembiasan cahaya pada cermin, kaca plan parallel, lensa, dan prisma Mengumpulk Guru meminta an informasi siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya terkait alat optik Mengasosias Memberikan i pertanyaan kepada siswa dengan latihan-latihan soal
Waktu 10 menit
Mengamati contoh soal yang disajikan guru
15 menit
Mengajukan pertanyaan terkait dengan materi pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan, pembiasan cahaya pada cermin, kaca plan parallel, lensa, dan prisma
2 menit
Mengajukan pertanyaan terkait contoh soal tentang pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan, pembiasan cahaya pada cermin, kaca plan parallel, lensa, dan prisma
3 menit
Melalukan diskusi dengan teman sebangkunya
5 menit
Menjawab pertanyaan mengenai pembiasan cahaya
25 menit
164
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa berupa hardcopy berdasarkan hukum terkait dengan pembiasan, materi pembiasan pembiasan cahaya cahaya berdasarkan pada cermin, kaca hukum pembiasan, plan parallel, lensa, pembiasan cahaya dan prisma pada cermin, kaca plan parallel, lensa, dan prisma Mengkomuni Meminta siswa Menjelaskan kasikan untuk menjelaskan jawaban yang jawaban kepada sudah dikerjakan siswa terkait terkait pembiasan pembiasan cahaya cahaya berdasarkan berdasarkan hukum hukum pembiasan, pembiasan, pembiasan cahaya pembiasan cahaya pada cermin, kaca pada cermin, kaca plan parallel, lensa, plan parallel, lensa, dan prisma dan prisma Menarik Membimbing siswa Menyimpulkan Kesimpulan untuk hasil pembelajaran menyimpulkan materi pembiasan materi cahaya berdasarkan pembelajaran hukum pembiasan, terkait pembiasan pembiasan cahaya cahaya berdasarkan pada cermin, kaca hukum pembiasan, plan parallel, lensa, pembiasan cahaya dan prisma pada cermin, kaca plan parallel, lensa, dan prisma Evaluasi Memberikan quiz Mengerjakan quiz sebanyak 6 soal sebanyak 6 soal terkait pembiasan terkait pembiasan cahaya berdasarkan cahaya berdasarkan hukum pembiasan, hukum pembiasan, pembiasan cahaya pembiasan cahaya pada cermin, kaca pada cermin, kaca plan parallel, lensa, plan parallel, lensa, dan prisma dan prisma
Tahap Pembelajaran
Penutup
H. Penilaian Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir)
Waktu
10 menit
5 menit
10 menit
165
I. 1. 2. 3. 4. J. 1.
Media Pembelajaran LCD Proyektor Papan tulis Spidol Buku mata pelajaran fisika Sumber Belajar Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Guru mata pelajaran fisika
Jakarta, 02 Maret 2017 Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
166
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 18 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
167
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 19 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
168
Evaluasi No Soal 1. Sebutkan contoh pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut: (1) Spion mobil (2) Cermin cembung (3) Bercermin (4) Pensil di dalam gelas berisi air (5) Kaca plan paralel Pernyataan yang benar adalah…. a. (1) dan (2) b. (3) dan (5) c. (4), dan (5) d. (1), (3) dan (5) e. (2), (3) dan (4) Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca 2. masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar tidak pada bidang datar b. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II, sinar mendekati garis normal c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis normal d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar menjauhi garis normal e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mendekati normal 3.
Berkas cahaya datang dari medium A ke medium B dengan sudut datang 300 dan dibiaskan dengan sudut sebesar 450. Indeks bias relatif medium A terhadap medium B adalah . . . . a. b. c.
4.
Jawaban C (4), dan (5)
1
C Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi garis normal
C
1
2
1 2 1 2 2 1 3 2
d. 2 e. 2 Perhatikan gambar di bawah ini!
Nilai
1
D Lebih dekat, dan sifat
1
169
bayangan maya
5.
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata siswa yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis diatasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah . . .. a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata c. Sama persis dan sifat bayangan nyata d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata Gambar berikut ini menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya monokromatis pada prisma. Berikut ini adalah kemungkinan data yang diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu: (1) Sudut pembias prisma 60 derajat (2) Indeks bias bahan prisma = akar 2 (3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30 derajat (4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50 derajat Pernyataan yang benar mengenai pembiasa prisma cahaya monokromatis pada prisma tersebut adalah .... a. (1) dan (2) b. (3) dan (5) c. (4), dan (5) d. (1), (3) dan (5) e. (1), (2) dan (3)
E (1), (2) dan (3)
Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
1
170
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI
Peminatan
: IPA
Materi Pokok
: Alat-alat optik
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
Pertemuan ke
:3
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator 1. Mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
171
2. Menjelaskan macam-macam cacat mata 3. Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup) 4. Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optic(kacamata, kamera, dan lup) D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat optik (mata, kamera, dan lup) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam cacat mata dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 3. Siswa dapat menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor. 4. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optic(kacamata, kamera, dan lup) dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor. E. Materi Ajar 1) Mata Mata merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa.
Gambar 2.15 Anotomi mata (a) Daya akomodasi Untuk dapat melihat benda didepan mata dengan jelas, maka bayangan benda tersebut harus berebntuk di retina dengan sifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Agar bayangan selalu jatuh tepat di retina, maka lensa mata harus mempunyai kemampuan untuk memfokuskan cahya. Kemampuan lensa mata untuk menipis dan menebal sesuai dengan jarak benda yang dilihat disebut daya akomodasi.
172
Daya akomodasi mata diatur oleh otot siliaris. Ketika mata melihat bendabenda di kejauhan, otot siliaris mengendur sehingga lensa mata menipis dan pada keadaan demikian, mata dikatakan tak berakomodasi. Sementaar itu, ketika mata melihat benda-benda yang dekat, otot siliaris menegang, sehingga lensa mata menebal dan pada keadaan demikian mata dikatakan berakomodasi. (b) Cacat mata Jika jangkauan penglihatan seseorang tidak diantara 25cm dan tak hingga, maka dapat di katakan, bahwa mata seseorang tersebut mengalami cacat mata. Berikut penjelasan cacat mata. (1) Rabun jauh (miopi) Mata miopi atau rabun jauh adalah mata yang hanyadapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Titik jauh mata (PR) tidak berada pada tak berhingga tetapi jarak yang lebih dekat, sehingga benda jauh tidak terlihat jelas. Rabun jauh atau miopi biasanya disebabkan oleh lensa mata yang terlalu cembung, sehingga bayangan benda yang jauh terfokus (jatuh) di depan retina. Dengan menggunakan lensa divergen (cekung), dapat menyebabkan berkas sinar sejajar menyebar, sehingga memungkinkan berkas-berkas sinar biasnya terfokus pada retina, tampak seperti pada gambar:
Gambar 2.16 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cekung (2) Rabun dekat (Hipermetropi) Hipermetropi atau rabun dekat adalah mata yang tidak dapat memfokuskan benda pada jarak dekat. Walaupun benda-benda jauh biasanya terlihat jelas, titik dekat (PP) agak lebih besar dari mata normal 25 cm, yang menyebabkan sulit membaca. Kelainan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda yang dilihat terbentuk di belakang retina. Cacat mata ini dapat ditolong dengan lensa konvergen (cembung), tampak seperti pada gambar:
173
Gambar 2.17 Mata rabun jauh yang dibantu lensa cembung (3) Mata Tua (Presbiopi) Cacat mata yang sama dengan hipermetropi adalah presbiopi, yaitu mata yang tidak dapat melihat dengan jelas pada jarak yang jauh maupun jarak baca mata normal. Hal ini karena daya akomodasinya sudah lemah akibat bertambahnya usia. Mata tua dapat ditolong dengan kacamata bifokal (kacamata berfokus dua, yaitu positif dan negatif). (4) Astigmatisma Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya. Lensa untuk mata yang rabun jauh atau rabun dekat serta astigmatisma dibuat dengan permukaan sferis dan silindris yang bertumpuk, sehingga radius kelengkungan lensa korektif berbeda pada bidang yang berbeda.126 2) Lup
Gambar 2.18 Lup Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak
126
Ibid., h.425-432
174
lebih besar dan jelas. Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.127 (5) Pengamatan lup dengan mata tak berakomodasi Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik jauh. Untuk mata normal s’=-~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka benda harus diletakkan di titik fokus. Jadi untuk mata yang tak berakomodasi, s=f dan s’= -~. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang tak berakomodasi adalah: M=
𝒔𝒏 𝒇
Keterangan: M
= Perbesaran total
f
= Jarak fokus lensa
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
(6) Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum Untuk mata yang berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik dekat s’=sn. Perbesaran sudut (anguler) lup untuk mata yang berakomodasi maksimum adalah: M=
𝒔𝒏
Keterangan: M
= Perbesaran total
f
= Jarak fokus lensa
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
3) Kamera
127
Ibid., h.433
𝒇
+1
175
Gambar 2.21 Bagian-bagian kamera Untuk memperoleh foto benda tertentu, biasanya kita menggunakan alat optik yang disebut kamera. Pada dasranya sebuah kamera terdiri dari tiga bagian utama, yaitu lensa cembung, film dan diafragma. Lensa cembung berfungsi untuk memfokuskan bayangan ke film, celah diafragma berfungsi untuk mengatur ukuran pembukaan (celah) lensa yang menetukan intensitas cahaya yang masuk ke kamera, sedangkan film berfungsi untuk menangkap banyangan nyata, terbalik, dan diperkecil.128 F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Apresepsi
Pendahuluan
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali Menjawab pengetahuan awal pertanyaan siswa dengan yang memberikan diberikan pertanyaan, “Apa oleh guru yang kalian ketahui mengenai alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)?” Guru menunjuk Siswa yang beberapa orang ditunjuk siswa untuk menjawab
128
Ibid., h.432
Waktu 3 menit
176
Tahap Pembelajaran
Mengamati
Inti Menanya
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa menjawab pertanyaan pertanyaan yang tersebut dikemukakan oleh guru
Waktu
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyimak penjelasan guru
2 menit
Menyajikan video melalui LCD proyektor berkaitan dengan materi alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
Memperhatik an video melaui LCD proyektor berkaitan dengan materi alatalat optik (kacamata, kamera, dan lup) Mengamati contoh soal yang disajikan guru
10 menit
Memberikan contoh soal terkait alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup) melalui LCD proyektor Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
15 menit
Mengajukan 2 menit pertanyaan terkait dengan materi alatalat optik (kacamata, kamera, dan lup) Guru memberikan Mengajukan 3 menit kesempatan untuk pertanyaan mengajukan terkait contoh pertanyaan terkait soal tentang contoh soal alat-alat optik tentang alat-alat (kacamata, optik (kacamata, kamera, dan kamera, dan lup) lup)
177
Tahap Pembelajaran Mengumpulka n informasi
Mengasosiasi
Mengkomunik asikan
Menarik Kesimpulan
Penutup
Evaluasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Guru meminta Melalukan siswa berdiskusi diskusi dengan teman dengan teman sebangkunya sebangkunya terkait alat optik Memberikan Menjawab pertanyaan pertanyaan kepada siswa mengenai dengan latihanalat-alat optik latihan soal (kacamata, berupa hardcopy kamera, dan terkait dengan lup) materi alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup) Meminta siswa Menjelaskan untuk jawaban yang menjelaskan sudah jawaban kepada dikerjakan siswa terkait alat- terkait alatalat optik alat optik (kacamata, (kacamata, kamera, dan lup) kamera, dan lup) Membimbing Menyimpulk siswa untuk an hasil menyimpulkan pembelajaran materi materi alatpembelajaran alat optik terkait alat-alat (kacamata, optik (kacamata, kamera, dan kamera, dan lup) lup) Memberikan quiz Mengerjakan sebanyak 4 soal quiz terkait alat-alat sebanyak 4 optik (kacamata, soal terkait kamera, dan lup) alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
H. Penilaian Tes tertulis sebanyak 4 butir soal pilihan ganda (terlampir) I. Media Pembelajaran
Waktu 5 menit
25 menit
10 menit
5 menit
10 menit
178
1. LCD Proyektor 2. Papan tulis 3. Spidol 4. Buku mata pelajaran fisika J. Sumber Belajar 1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Jakarta, 02 Maret 2017 Guru mata pelajaran fisika
Mahasiswa Peneliti
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
179
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 20 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
180
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 21 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
181
Evaluasi No 1.
Soal Perhatikan gambar di bawah ini!
Jawaban
Nilai
B2
1
2.
3.
Bagian dari mata yang berfungsi tempat jatuhnya cahaya ditunjukkan pada nomer . . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 Mata miopi memiliki ciri . . . . A Tidak dapat melihat benda a. Tidak dapat melihat benda jauh jauh b. Tidak dapat melihat benda dekat c. Hanya dapat melihat benda dekat d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis horizontal secara bersamaan 2 Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat B dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. 3 Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah .... a. b. c. d. e.
4.
3 2 2 3 4 3 3 4 1 4
Seseorang yang sudah tua biasanya memakai E 50 cm kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari
1
1
1
182
mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari karena terlupa tidak membawa kacamata, dia meminjam kacamata +1 dari temannya. Pada hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . . a. b. c. d. e.
10 cm 20 cm 30 cm 40 cm 50 cm
Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI
Peminatan
: IPA
Materi Pokok
: Alat-alat optik
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
Pertemuan ke
:4
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2.1 Menunjukan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah 3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa 4.11 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa C. Indikator
184
1. Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan fungsinya; 2. Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong) 3. Menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya; 4. Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong); 5. Menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong); 6. Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong). D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengenal kembali bagian-bagian alat-alat optik (mikroskop, dan teropong) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 2. Siswa dapat menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong) dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 3. Siswa dapat menjelaskan bagian alat optik (mikroskop dan teropong), dan fungsinya dengan benar setelah melihat video dengan LCD proyektor. 4. Siswa dapat menghitung panjang pada alat optik (mikroskop dan teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor. 5. Siswa dapat menghitung perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong) dengan benar setelah mengamati contoh soal dengan LCD proyektor. 6. Siswa dapat menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong) dengan benar setelah diberikan permasalahan-permasalahan fisika dengan LCD proyektor. E. Materi Ajar 1) Mikroskop
Gambar 2.19 Bagian-bagian mikroskop
185
Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang sangat dekat, sehingga jarak benda sangat kecil. Mikroskop memiliki lensa objektif dan okuler. Lensa objektif adalah lensa yang berhadapan dengan objek yang diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa yang langsung berhadapan dengan mata pengamat. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Sedangkan bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
(1) Pengamatan mikroskop tanpa akomodasi Perbesaran dari lensa objektif: MOB =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler: MOK =
𝐬′𝐎𝐊 𝐬𝐎𝐊
atau MOK =
𝐬𝐧 𝐟𝐎𝐊
Perbesaran mikroskop: 𝐬′
MTOT = |MOB x MOK| MTOT = | 𝐬 𝐎𝐁 𝐱 𝐎𝐁
𝐬𝐧 𝐟𝐎𝐊
|
Panjang mikroskop: Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler: d = s’OB + sOK
d = s’OB + fOK
Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa objektif
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat
186
(2) Pengamatan mikroskop dengan akomodasi maksimum Perbesaran dari lensa objektif: MOB =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
Perbesaran dari lensa okuler: MOK =
𝐬𝐧 𝐟𝐎𝐊
+1
Perbesaran mikroskop: MTOT = |MOB x MOK| MTOT =
𝐬′𝐎𝐁 𝐬𝐎𝐁
𝐬
x 𝐟 𝐧 + 1) 𝐎𝐊
Panjang mikroskop: Panjang mikroskop adalah jarak lensa objektif dengan lensa okuler d = s’OB + sOK Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa objektif
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.129
2) Teropong Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk membantu melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas. Ada dua jenis teropong, yaitu:
129
Ibid., h.437-439
187
(1) Teropong pantul (cermin), yang terdiri dari beberapa lensa dan cermin. (2) Teropong bias (lensa), yang terdiri dari beberapa lensa. Teropong bias meliputi teropong bintang, teropong bumi, teropong prisma, dan teropong panggung.
Gambar 2.20 Teleskop Pembias (3) Teropong bintang Pengamatan teropong dengan mata tak berakomodasi Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan sOK = fOK 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Panjang teropong: d = fOB + fOK Pengamatan teropong dengan mata berakomodasi maksimum Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn 𝐟
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐎𝐊 𝐎𝐊
𝐬𝐧
𝐟
M = 𝐬𝐎𝐁 𝐟𝐎𝐁 ( Panjang teropong
d = fOB + sOK Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa okuler
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
)
188
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.
(4) Teropong bumi Pengamatan teropong bumi dengan mata tak berakomodasi Perbesaran teropong, s’OK = - 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁
𝐎𝐊
Panjang teropong d = fOB + 4 fpb + fOK Pengamatan teropong bumi dengan mata berakomodasi maksimum Perbesaran teropong, s’OB = fOB dan s’OK = -sn 𝐟
M = 𝐟𝐎𝐁 = (
𝐬𝐧+ 𝐟𝐎𝐊
𝐎𝐊
𝐬𝐧
)
Panjang teropong d = s’OB + 4 fpb + sOK Keterangan: MOB
= Perbesaran dari lensa objektif
MOK
= Perbesaran dari lensa okuler
MTOT = Perbesaran total pada mikroskop fOB
= Jarak fokus lensa objektif
fOK
= Jarak fokus lensa okuler
fpb
= Jarak fokus lensa pembalik
sOB
= Jarak benda terhadap lensa objektif
s’OB
= Jarak bayangan terhadap lensa objektif
sOK
= Jarak benda terhadap lensa okuler
s’OK
= Jarak bayangan terhadap lensa okuler
189
sn
= Jarak titik dekat mata pengamat.130
F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan saintifik Metode : Konvensional G. Langkah-langkah Pembelajaran Tahap Pembelajaran Apresepsi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Menggali Menjawab pengetahuan pertanyaan awal siswa yang dengan diberikan memberikan oleh guru pertanyaan, “Apa yang kalian ketahui mengenai alatalat optik (mikroskop, dan teropong) ?”
Waktu 3 menit
Pendahuluan
Mengamati
Inti
130
Ibid., h.441-448
Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut
Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan yang dikemukaka n oleh guru
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyimak penjelasan guru
Menyajikan video melalui LCD proyektor berkaitan dengan materi alat-alat optik (mikroskop, dan teropong)
Memperhati 10 menit kan video melaui LCD proyektor berkaitan dengan materi alatalat optik (mikroskop,
2 menit
190
Tahap Pembelajaran
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa dan teropong)
Memberikan contoh soal terkait alat-alat optik (mikroskop, dan teropong) melalui LCD proyektor Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi alat-alat optik (mikroskop, dan teropong) Guru memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait contoh soal tentang alat-alat optik (mikroskop, dan teropong) Guru meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya terkait alat optik Memberikan pertanyaan kepada siswa
Mengamati contoh soal yang disajikan guru
Waktu
15 menit
Mengajukan 2 menit pertanyaan pada terkait dengan materi alatalat optik (mikroskop, dan teropong) Mengajukan 3 menit pertanyaan terkait contoh soal tentang alatalat optik (mikroskop, dan teropong)
Melalukan diskusi dengan teman sebangkuny a Menjawab pertanyaan mengenai
5 menit
25 menit
191
Tahap Pembelajaran
Mengkomunikasi kan
Menarik Kesimpulan
Penutup
Evaluasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa dengan latihan- alat-alat latihan soal optik berupa hardcopy (mikroskop, terkait dengan dan materi alat-alat teropong) optik (mikroskop, dan teropong) Meminta siswa Menjelaska untuk n jawaban menjelaskan yang sudah jawaban kepada dikerjakan siswa terkait terkait alatalat-alat optik alat optik (mikroskop, dan (mikroskop, teropong) dan teropong) Membimbing Menyimpul siswa untuk kan hasil menyimpulkan pembelajara materi n materi pembelajaran alat-alat terkait alat-alat optik optik (mikroskop, (mikroskop, dan dan teropong) teropong) Memberikan Mengerjaka quiz sebanyak 3 n quiz soal terkait alat- sebanyak 3 alat optik soal terkait (mikroskop, dan alat-alat teropong) optik (mikroskop, dan teropong)
H. Penilaian Tes tertulis sebanyak 6 butir soal pilihan ganda (terlampir) I. 1. 2. 3. 4.
Media Pembelajaran LCD Proyektor Papan tulis Spidol Buku mata pelajaran fisika
Waktu
10 menit
5 menit
10 menit
192
J. Sumber Belajar 1. Kanginan, Marthen. 2013, Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Jakarta, 02 Maret 2017 Guru mata pelajaran fisika
Mahasiswa Peneliti \
Baihaqi Ari Nugraha, S.Pd
Denny Rismanto
193
Penilaian spiritual No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu 2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah 3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi 4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Allah saat melihat kebesaran Allah 5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Allah saat mempelajari ilmu pengetahuan Jumlah Skor Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 22 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
1
2
Skor 3 4
5
194
Penilaian sikap No
Melakukan
Sikap yang diamati 1
1 2 3 4 5 6
Masuk kelas tepat waktu Mengumpulkan tugas tepat waktu Memakai seragam sesuai tata tertib Mengerjakan tugas yang diberikan Tertib dalam mengikuti pembelajaran Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 7 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 8 Membawa buku teks mata pelajaran Jumlah Indikator skor: 1 Buruk sekali 2 Buruk 3 Sedang 4 Baik 5 Sangat baik Pengolahan data: 𝑷=
𝑭 × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵
Persamaan 3. 23 Keterangan: 𝑃 = angka persentase 𝐹 = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah individu.
2
3
4
5
195
Evaluasi No 1.
Soal Perhatikan gambar berikut ini!
Jawaban
Nilai
C Lensa okuler
1 Bagian yang ditunjukan pada gambar adalah . ...
2.
3.
a. Cermin b. Diafragma c. Lensa okuler d. Pemutar kasar e. Lensa objektif Sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop E nyata, adalah . . . . terbalik, dan diperbesar a. maya, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperbesar c. maya, tegak, dan diperbesar d. nyata, terbalik, dan diperkecil e. nyata, terbalik, dan diperbesar Perhatikan gambar berikut ini!
Jelaskan fungsi bagian mikroskop yang ditunjukan pada gambar di atas . . . .
D Memperbesar bayangan dari lensa objektif agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata
1
1
196
a. Menerima dan mengarahkan cahaya yang diterima b. Mengatur cahaya yang masuk dan mengenai preparat c. Memperbesar bayangan benda agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata d. Memperbesar bayangan dari lensa objektif agar dapat terlihat dengan jelas oleh mata e. Menaikkan atau menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kelelasan dari gambaran objek yang diinginkan 4.
5.
6.
Sebuah teropong bintang digunakan untuk C 35 cm mengamati benda pada jarak tak terhingga. Jika mata tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif, dan lensa okuler masingmasing 30cm, dan 5cm maka panjang teropong adalah . . . .
1
a. 15 cm b. 25 cm c. 35 cm d. 50 cm e. 60 cm Panjang fokus lensa objektif dan okuler sebuah A 10x mikroskop berturut-turut adalah 10 cm dan 5 cm. Jika untuk mata tak berakomodasi jarak antara lensa objektif dan okuler adalah 35 cm, maka perbesaran total mikroskop itu adalah . . ..
1
a. 10x b. 12x c. 15x d. 18x e. 20x Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di D 1, 3, dan 4 bawah objektif mikroskop yang jarak titik apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan berakomodasi maksimum maka pernyataan dibawah ini yang benar: 1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata
1
197
2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 8 cm di depan okuler 3) Perbesarannya 63 kali 4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 23 cm Pernyataan yang tepat adalah….. a. b. c. d. e.
1 dan 3 2 dan 4 1, 2, dan 3 1, 3, dan 4 1, 2, dan 4
Nilaing: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
198
Lampiran B (Instrumen Penelitian) Lampiran B 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian KISI-KISI INSTRUMEN TES Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Alat-alat optik
Kompetensi Dasar
: Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
Kelas / Semester
: XI / Genap
Bentuk Soal
: Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal
: 40 Soal
Nomer Soal Sub Konsep
C1 Pemantulan cahaya
Jumlah
Indikator
Menyebutkan
C2
C3
C4
definisi 1,2
Soal 2 soal
pemantulan cahaya Menjelaskan pemantulan cahaya secara
teratur
dan
3,4,5
3 soal
baur
berdasarkan hukum pemantulan Menghitung pemantulan cahaya
6
1 soal
7,8
2 soal
pada bidang datar Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung Menganalisis pemantulan cahaya
9
1 soal
10,11
2 soal
pada bidang datar Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
199
Nomer Soal Sub Konsep
C1 Pembiasan cahaya
Jumlah
Indikator C2
C3
C4
Menyebutkan definisi pembiasan 12,13
Soal 2 soal
cahaya Menjelaskan pembiasan cahaya
14
1 soal
15
1 soal
16
1 soal
berdasarkan hukum pembiasan Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma Mengklasifikasi
pembiasan
cahaya pada lensa Menghitung pembiasan cahaya
18
1 soal
berdasarkan hukum pembiasan Menganalisis pembiasan cahaya
19
1 soal
20
2 soal
21
3 soal
berdasarkan hukum pembiasan Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma Menganalisis pembiasan cahaya
17
pada lensa Alat
optik(mata, Mengenal kembali bagian-bagian 22, 23
kamera, dan lup)
2 soal
alat optik (mata, kamera, dan lup) Membedakan
macam-macam 25
cacat mata
24,
3 soal
29
Menghitung kekuatan lensa dan
26,27,
perbesaran pada alat-alat optik
28
(kacamata, kamera, dan lup).
3 soal
200
Nomer Soal Sub Konsep
Jumlah
Indikator C1
C2
C3
Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran
pada
alat
C4 30,31
Soal 2 soal
optik
(kacamata, kamera, dan lup). Alat-alat
Mengenal kembali bagian alat 33, 34
optik(mikroskop
optik (mikroskop, dan teropong)
dan teropong)
dan fungsinya. Menyebutkan
sifat
1 soal
bayangan 32
1 soal
pada alat optik (mikroskop dan teropong). Menjelaskan bagian alat optik
35,
(mikroskop, dan teropong) dan
36
2 soal
fungsinya. Menghitung panjang pada alat
37
1 soal
38
1 soal
optik (mikroskop dan teropong) Menghitung perbesaran pada alat optik (mikroskop, dan teropong). Menganalisis perbesaran pada
39,40
3 soal
alat-alat optik (mikroskop, dan teropong). Jumlah soal
10
10
10
10
soal
soal
soal
soal
40 soal
201
Lampiran B 2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR (Alat-alat Optik)
Indikator Pembelajaran 3.11.1 Menyebutkan definisi pemantulan cahaya
Mata pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester
: XI / 2 (Genap)
Alokasi waktu
: 4 x 45 menit
Jumlah Soal
: 40
Bentuk soal
: Pilihan ganda
Indikator Soal Disajikan gambar pemantulan cahaya. Peserta didik mampu menunjukkan gambar yang sesuai berdasarkan hukum pemantulan.
Soal dan Nomor Soal 1. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban Kunci Jawaban: A Gambar yang paling tepat, yaitu gambar 3 karena sesuai dengan Hukum Snellius, bahwa sinar datang sama dengan sinar pantul
Gambar yang menunjukkan hukum pemantulan cahaya adalah . . . . a. 3* b. 1, dan 2
Ranah Indikator kognitif Kognitif C1 Menunjuk kan
Komentar
202
Indikator Pembelajaran
3.11.1 Menyebutkan definisi pemantulan cahaya
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal c. d. e. 2.
1 dan 4 1, 3, dan 4 1, 2, dan 4 Perhatikan gambar berikut ini!
Disajikan sebuah gambar cermin cembung. Peserta didik mampu menyebutkan contoh Proses yang terjadi pada gambar adalah . . . . peristiwa a. Dispersi pemantulan b. Polarisasi cahaya dalam c. Interferensi kehidupan d. Pembiasan cahaya sehari-hari. e. Pemantulan cahaya * 3.11.2 Disajikan 3. Pengemudi mobil harus lebih berhati-hati di Menjelaskan sebuah malam hari saat jalanan masih basah dibandingkan pemantulan pertanyaan. dengan jalan kering. Alasannya adalah . . . . cahaya secara Peserta didik a. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup teratur dan dapat oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan baur mengidentifi halus dan memantulkan cahaya lampu mobil berdasarkan kasi jenissecara teratur, cahaya ini tidak menyilaukan hukum jenis pengemudi pemantulan pemantulan
Kunci Jawaban
Kunci Jawaban: E
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C1
Menyebut kan
C2
Mengiden tifikasi
Gambar berikut merupakan pemantulan cahaya pada cermin cembung
Kunci Jawaban: B Pengemudi mobil akan lebih berhatihati mengendarai mobilnya pada malam hari pada saat jalan basah dibandingkan dengan jalan kering. Hal ini terjadi karena pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga
Komentar
203
Indikator Pembelajaran
3.11.2 Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur dan baur berdasarkan
Indikator Soal dengan meninjau hukum pemantulan cahaya.
Disajikan sebuah gambar peristiwa pemantulan cahaya pada jam. Peserta didik mampu
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
b. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi * c. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan kasar dan memantulkan cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi d. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan kasar dan menyerap cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi e. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan halus dan menyerap cahaya lampu mobil secara baur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
4. Diagram berikut ini menunjukkan bayangan dari sebuah jam di depan sebuah cermin datar. Jam sebenarnya menunjukkan angka . . . .
Kunci Jawaban: B Sifat-sifat bayangan pada cermin datar,yaitu: 1. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin 2. Bayangannya maya
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C2
Menafsirk an
Komentar
204
Indikator Indikator Pembelajaran Soal hukum menafsirkan pemantulan sifat bayangan cermin datar.
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C2
Menjelask an
3. Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda 4. Bayangan yang terbentuk tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya a. 09: 00 b. 11: 45 * c. 14: 30 d. 20: 30 e. 21: 30
3.11.2 Menjelaskan pemantulan cahaya secara teratur dan baur berdasarkan hukum pemantulan
Disajikan pertanyaan. Peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis pemantulan pada hukum pemantulan cahaya.
5. Pemantulan baur adalah….. a. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan kesegala arah dan tidak teratur * b. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan kesegala arah dan tidak teratur c. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan sebagai berkasberkas sinar sejajar juga d. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan sebagai berkasberkas sinar sejajar juga
Kunci Jawaban: A Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata), sehingga arah pemantulan cahaya tidak teratur.
Komentar
205
Indikator Pembelajaran
3.11.3 Menghitung pemantulan cahaya pada bidang datar
3.11.4 Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
Indikator Soal
Disajikan sebuah kasus tentang pemantulan cahaya pada cermin datar. Peserta didik dapat menghitung jumlah bayangan pada cermin datar. Diberikan sebuah kasus pemantulan cahaya pada cermin cekung. Peserta didik dapat menghitung
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
e. Medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan sudut datang yang lebih besar dan sudut batasnya maka sinar itu tidak akan dibiaskan melainkan dipantulkan 6. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian rupa sehingga satu dengan yang lainnya membentuk sudut 60o, sebuah benda berada diantara kedua cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . . a. 4 buah b. 5 buah * c. 6 buah d. 7 buah e. 8 buah
a. Pemantulan teratur b. Pemantulan baur
7. Sebuah benda terletak 15 cm di depan cermin cekung. Bayangan terbentuk di depan cermin pada jarak 60 cm. Panjang jari-jari kelengkungan cermin tersebut adalah ….. a. 2,0 cm b. 6,0 cm c. 12 cm d. 18 cm e. 24 cm *
Kunci Jawaban: E
Kunci Jawaban: B
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C3
Menghitu ng
C3
Menghitu ng
Dik: α = 60o Dit: n ? Jawab: 360 n= 𝛼 –1 360
= 60 – 1 =6–1 =5
Dik: s = 15 cm s’ = + 60 cm Dit: f ? Jawab: 1 1 1 + s′ = f s 1
15
1
+ 60 =
1 f
Komentar
206
Indikator Pembelajaran
3.11.4 Menghitung pemantulan cahaya pada bidang lengkung
3.11.5 Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang datar
Indikator Soal panjang jarijari pada cermin cekung
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban 4
1
60 5
+ 60 = 1
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C3
Menghitu ng
C4
Menganal sis
1 f
=f f = 12 R = 2f = 2(12) = 24 cm 60
Disajikan sebuah kasus tentang pemantulan cahaya pada cermin cembung Peserta didik mampu menghitung jarak benda pada cermin cembung
8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8 cm. Jika jarak bayangan ke cermin 6 cm, maka jarak benda ke cermin adalah ….. a. -24 cm b. -12 cm c. 8,0 cm d. 12 cm e. 24 cm *
Disajikan sebuah peristiwa bercermin pada cermin
9. Perhatikan ilustrasi gambar Obama yang sedang bercermin !
Kunci Jawaban: E Dik: f = -8 cm (cermin cembung) s’= -6 cm (bayangan maya) Dit: s ? Jawab: 1 1 1 + = s s′ f 1 s 1 s 1 s 1
=-
1
s′ 1
1
- (− )
=-8+6 3
f
1 4
= - 24 + 24 1
= 24 s = 24
s
Kunci Jawaban: A Sesuai rumus bayangan cermin: 360 ( ∝ )-1 = n
Komentar
207
Indikator Pembelajaran
3.11.6 Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
Indikator Soal datar. Peserta didik dapat menafsirkan jumlah bayangan pada cermin datar
Disajikan contoh kasus tentang pemantulan cahaya pada cermin cekung. Peserta didik
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C4
Menganal sis
Bagaimana pun bentuk cermin itu, baik pecah atau tidak, bayangan yang dihasilkan akan berjumlah 1 buah bayangan.
Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian kemudian disusun kembali menjadi cermin datar. Jumlah bayangan akan dihasilkan cermin yang baru adalah….. a. 1 buah * b. 2 buah c. 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali d. 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisahpisah e. 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan kaca nya 10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung yang jari-jarinya 30 cm. Pernyataan berikut yang benar adalah: 1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin 2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula 3) Bayangan bersifat maya 4) Bayangan bersifat terbalik Pernyataan yang benar adalah…..
Hal ini karena cermin memiliki sudut 180o. 360 ( ∝ ) -1 = n 360
(180) -1 = 1 buah
Kunci Jawaban: A Dik: s = 7,5 cm r = 30 cm f = 15 cm Jawab: 1 1 1 1) f = s + s′
Komentar
208
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal dapat menelaah pembentukan bayangan pada cermin cekung
Soal dan Nomor Soal a. b. c. d. e.
1 dan 3 * 2 dan 4 1, 2, dan 3 1, 3, dan 4 1, 2, dan 4
Kunci Jawaban 1 15 1
1
1
2
1
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C4
Menelaah
- 7,5 = s′
- = s′ 15 15 1
1
= - 15 s′ s’ = -15 cm s′ 15 2) M = s = 7,5 = 2 kali
3) Karena memiliki nilai minus, maka bayangan yang terbentuk bersifat maya. 4) Terlihat pada gambar bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, di perbesar 3.11.6 Menganalisis pemantulan cahaya pada bidang lengkung
Disajikan peristiwa sebuah bayangan lilin yang ditangkap layar. Peserta didik dapat
11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti pada gambar, maka:
Kunci Jawaban: B 1) Benda di depan cermin bayangan terbalik (nyata) merupakan cermin cekung (salah)
Komentar
209
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal menelaah pembentukan bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung.
3.11.7 Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
Disajikan sebuah pertanyaan. Siswa dapat menyebutkan pembiasan cahaya pada kehidupan sehari-hari.
3.11.7
Disajikan peristiwa
Soal dan Nomor Soal (1) Cermin tersebut adalah cermin cembung (2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari kelengkungan cermin (3) Jarak fokus cermin negatif (4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari kelengkungan cermin Pernyataan yang benar adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 * c. 1 dan 2 d. 1,2, dan 3 e. 1, 3, dan 4 12. Benda yang dapat membiaskan cahaya adalah . . . . a. Air, kaca, dan berlian * b. Air, cermin, dan lensa c. Lensa, batu, dan berlian d. Air, meja kayu, dan batu e. Cermin, lensa, dan berlian
13. Perhatikan gambar berikut ini!
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
Jawaban: A
C1
Menyebut kan
Karena air, kaca, dan berlian merupakan suatu benda yang dapat membias. Dikarenakan ketika kita mengarahkan cahaya ke benda tersebut, maka cahaya datang dari udara (medium kurang rapat) menuju air (medium lebih rapat) sehingga pensil terlihat membelok mendekati garis normal. Kunci Jawaban: E
C1
Menyebut kan
Kunci Jawaban 2) Bayangan nyata diperbesar maka benda berada diruang 2 lebih kecil dari jari-jari kelengkungan (benar) 3) Cermin cekung memiliki jarak fokus positif (salah) 4) Bayangan diruang 3 maka lebih besar dari jari-jari kelengkungan (benar)
Komentar
210
Indikator Pembelajaran Menyebutkan definisi pembiasan cahaya
3.11.8 Menjelaskan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
Indikator Soal pembiasan pensil pada air. Peserta didik dapat menyebutkan nama proses peristiwa optik.
Soal dan Nomor Soal
Proses optik apa yang terjadi pada gambar adalah. . . .. a. Dispersi b. Polarisasi c. Interferensi d. Pemantulan cahaya e. Pembiasan cahaya * Disajikan 14. Jelaskan bila cahaya yang merambat dari kaca pertanyaan masuk ke udara, maka akan mengalami . . . . ketika cahaya a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum yang masuk Snellius I sinar tidak pada bidang datar ke udara. b. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Peserta didik Snellius II, sinar mendekati garis normal dapat c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum menjelaskan Snellius II sinar mengalami pembiasan menjauhi proses garis normal * pembiasan d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar menjauhi garis normal e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mendekati normal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C2
Menjelask an
Gambar berikut merupakan pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan cahaya
Kunci Jawaban: C Hukum pembiasan ke II (Hukum Snellius II) berbunyi: sinar yang datang dari medium yang kerapatannya rendah menuju medium yang kerapatannya tinggi akan dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya sinar yang datang dari medium yang kerapatannya lebih tinggi menuju medium yang kerapatannya lebih rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal. Kaca merupakan
Komentar
211
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C2
Menunjuk kan
medium yang kerapatannya tinggi dan udara merupakan medium yang kerapatannya rendah, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. 3.11.11 Menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma
Disajikan pertanyaan. Peserta didik dapat menunjukkan pembiasan pada prisma
15. Gambar yang menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma adalah . . . .
a.
b.
c.
d.
e.
*
Kunci Jawaban: D Proses pembiasan Cahaya pada Prisma Cahaya yang datang dari udara menuju bidang pembias 1 pada prisma cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Selanjutnya cahaya akan sampai pada bidang pembias kedua pada prisma maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal, sebelum pada akahirnya cahaya keluar meninggalkan prisma. Proses pembiasan cahaya pada prisma ditunjukkan oleh gambar
Komentar
212
Indikator Pembelajaran 3.11.12 Mengklasifik asi pembiasan cahaya pada lensa
3.11.12 Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa
Indikator Soal Disajikan lima gambar alat optik dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik dapat mengklasifik asikan sifat bayangan pada lensa cembung.
Disajikan sebuah gambar lensa cembung. Peserta didik dapat menghitung kekuatan
Soal dan Nomor Soal 16. Di bawah ini merupakan gambar pemanfaatan lensa dalam kehidupan sehari-hari:
Kunci Jawaban Kunci Jawaban: E
Ranah Indikator kognitif Kognitif C2 Mengklasi fikasi
Pemanfaatan lensa cembung dalam kehidupan sehari-hari yaitu kaca mata, lupa, dan mikroskop.
Gambar yang benar mengenai pemanfaatan lensa cembung adalah….. a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 3 e. 1, 3, dan 4* 17. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban: D Dik: f = 50 cm = 0,5 m Dit: P ? Jawab: 1 P=f 1
= 0,5 = 2 dioptri
C3
Menghitu ng
Komentar
213
Indikator Pembelajaran
3.11.9 Menghitung pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
Indikator Soal pada lensa cembung
Disajikan peristiwa melaser dari udara ke air dengan sudut datang tertentu. Peserta didik dapat menghitung sudut bias sinar
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C3
Menghitu ng
Kekuatan lensa pada gambar berikut adalah . . . . a. 0,5 dioptri b. 1,0 dioptri c. 1,5 dioptri d. 2,0 dioptri * e. 2,5 dioptri 18. Perhatikan gambar berikut ini!
Jika diketahui nair =
4
Dik: i = 30o 4 nair = 3 nudara = 1 Dit: r ? Jawab: sin i . nudara = sin r . nair 4 sin 30 (1) = sin r 3 , nudara = 1, maka besarnya
3
sudut bias sinar adalah . . . . 3 3 8 3 b. Arcsin * 8 4 c. Arcsin 6
a. Arcsin
Kunci Jawaban: B
1
3
sin r = 2 x 4 3
r = arcsin 8 Sebagai pengecoh bila sudut datangnya bernilai 600, sebagai berikut: Dik: i = 60o 4 nair = 3 nudara = 1
Komentar
214
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal 4 3 6 4 e. Arcsin 3
d. Arcsin
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C4
Menganal sis
Dit: r ? Jawab: sin i . nudara = sin r . nair 4 sin 60 (1) = sin r 3 1
3
sin r = 2 √3 x 4 3
r = arcsin 8 √3
3.11.10 Menganalisis pembiasan cahaya berdasarkan hukum pembiasan
Disajikan sebuah gambar ketika siswa mengamati sebuah koin berisi air. Peserta didik
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban: D Pembentukkan bayangan yang diterima mata adalah oleh sinar-sinar yang datang dari koin dan jatuh dimata pengamat. Perjalanan sinarsinar tersebut ditunjukkan oleh gambar di bawah ini
Komentar
215
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal dapat menganalisis jarak yang terbentuk pada benda mengalami pembiasan
Soal dan Nomor Soal Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata siswa yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis diatasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah . . . . a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata c. Sama persis dan sifat bayangan nyata d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya* e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
Kunci Jawaban
Dari sisi-sisi benda cukup diambil dua sinar datang kedua sinar datang tersebut pada bidang atas dibiaskan menjauhi normal. Sedangkan kesan mata mengamati benda berupa garis lurus. Pembelokkan sinar oleh posisi mata seperti itu tidak teramati dan seaka-akan mata mengamati benda asli. Jika diperpanjang ke belakang, sinar-sinar bias akan berpotongan di suatu titik. Di situlah tempat bayangan, dan bayangan itulah yang diterima mata menjadi lebih dekat dari jarak sebenarnya. Perhatikan bahwa bayangan yang terbentuk adalah tempat perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias, jadi benda yang teramati adalah bayangan maya.
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
Komentar
216
Indikator Pembelajaran 3.11.11 Menganalisis pembiasan cahaya pada prisma
Indikator Soal Disajikan peristiwa pembiasan monokromati s pada prisma. Peserta didik dapat menganalisis pembiasan cahaya pada prisma
Soal dan Nomor Soal 20. Perhatikan gambar di bawah ini !
Kunci Jawaban Kunci Jawaban: D
1) Sudut pembias = 180o – (60o + 60o) = 60o (benar) Gambar di atas menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya monokromatis pada prisma. Berikut ini adalah kemungkinan data yang diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu: 1) Sudut pembias prisma 60o 2) Indeks bias bahan prisma = 2 3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30o 4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50o Pernyataan yang benar mengenai pembiasan cahaya monokromatis pada prisma tersebut adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 3 * e. 1, 2, 3, dan 4
2) Pada deviasi minimum berlaku i2 = r1. Maka, = i2 + r1 60 = 2r1 r1 = 30 sin 𝑖
sin 45𝑜
n = sin 𝑟 = sin 30𝑜 =
1 √2 2 1 2
= √2 (benar)
3) Karena sudut datang i1 sama dengan sudut bias r2 maka terjadi deviasi minimum = 2i1 - = 2(45o) – 60o = 30o (benar) 4) Sudut kritis (ik)
Ranah kognitif C4
Indikator Kognitif Menganal sis
Komentar
217
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban 𝑛
Sin (ik) = 𝑛𝑘 = 𝑝
1 √2
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C4
Meganalis is
1
= 2 √2 = 45o
(salah) 3.11.12 Menganalisis pembiasan cahaya pada lensa
Disajikan sebuah kasus pada lensa cembung. Peserta didik dapat menganalisis jarak bayangan, jarak benda, dan sifat bayangan lensa
21. Lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan 3 indeks bias 2. Sebuah benda terletak di depan lensa dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran 2 kali, maka: 1) Letak benda 60 cm di depan lensa 2) Jarak fokus lensa 60 cm 3) Letak bayangan 120 cm di belakang lensa 4) Bayangan bersifat tegak Pernyataan yang benar adalah . . . . a. 1 dan 3 * b. 2 dan 4 c. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 4 e. 1, 2, dan 3
Kunci Jawaban: A Dik: R = 20 cm 3 i=2 M = 2 kali 1) Bayangan nyata M = +2 s′ = +2 s s′ = 2 s 1 1 1 + = s 1
s 2
+
2s 3
s′ 1
f
2s 1
=
1
40 1
+ 2s = 40 1
= 40 2s = 120 s = 60 cm benda terletak 60 cm di depan lensa (benar) 2s
2)
1 f
n
1
= (n2 − 1) (R + 1
1
1 R2
)
Komentar
218
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban 1 f
1,5
1
= ( 1 − 1) ( +
1
1
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C1
Menginga t kembali
)
20
= (1,5 – 1) (0 + 20) 1
= 0,5 x 20 f = 40 cm (salah) 3) Bayangan terletak pada jarak s = 2s = 2 x 60 = 120 cm di belakang lensa (benar) 4) Bayangan terbalik karena benda terletak di ruang kedua (antara f dan 2f) (salah) 3.11.13 Mengenal kembali bagianbagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
Disajikan sebuah pernyataan beserta alasannya. Peserta didik dapat Mengingat kembali alat optik (mata).
22. Tempat jatuhnya bayangan pada mata, di . . . . a. Retina* b. Kornea c. Saraf mata d. Lensa mata e. Cairan mata
Kunci Jawaban: A Pada permukaan belakang mata terdapat bagian yang disebut selaput jala atau retina yang berfungsi menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata.
Komentar
219
Indikator Pembelajaran 3.11.13 Mengenal kembali bagianbagian alat optik (mata, kamera, dan lup)
Indikator Soal Disajikan gambar bagian mata. Peserta didik dapat menunjukkan bagianbagian mata serta fungsinya
3.11.14 Membedakan macammacam cacat mata
Disajikan pernyataan dan alasannya berupa tabel.
Soal dan Nomor Soal 23. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban Kunci Jawaban: C
Pupil merupakan bagian mata yang terletak di tengah-tengah iris - Lensa mata merupakan bahan bening, berserat, kenyal, dan berbentuk cembung. Berfungsi untuk membiaskan cahaya sehingga menghasilkan bayangan Bagian dari mata yang berfungsi membiaskan cahaya yang tajam dan jatuh di retina ditunjukkan pada nomor . . . . - Iris merupakan lapisan tipis di a. 1 depan lensa mata yang berfungsi b. 2 untuk mengatur besar kecilnya c. 3* celah pupil dan memberi warna d. 4 - Retina merupakan layar tempat e. 5 bayangan mata - Sklera merupakan jaringan kuat, dengan serat yang kuat, berwarna putih buram (tidak tembus cahaya). Berfungsi melindungi mata 24. Gambar yang menunjukkan penglihatan orang Kunci Jawaban: C dalam keadaan normal adalah . . . . Mata normal yang dimiliki seseorang dapat melihat titik dekat dengan jarak 25 cm, sedangkan jarak
Ranah kognitif C1
Indikator Kognitif Menunjuk kan
C2
Menggam barkan
-
Komentar
220
Indikator Pembelajaran
3.11.14 Membedakan macammacam cacat mata
Indikator Soal Peserta didik dapat menggambar kan pembentukan bayangan pada mata.
Disajikan sebuah pertanyaan. Peserta didik dapat menyebutkan ciri cacat mata.
Soal dan Nomor Soal Titik Jauh
Titik Dek at
a.
100 cm
10 cm
b.
~
10 cm
c.
~
25 cm*
d.
~
25 cm
e.
~
50 cm
Gambar
25. Mata presbiopi memiliki ciri. . . a. Tidak dapat melihat benda jauh b. Tidak dapat melihat benda dekat c. Hanya dapat melihat benda dekat d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat * e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis horizontal secara bersamaan
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C1
Menyebut kan
terjauhnya tak hingga, dan bayangan terbalik
Kunci Jawaban: D Presbiopi disebabkan karena gaya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan baik akibatnya tidak dapat memfokuskan cahaya ke titik kuning dengan tepat, sehingga mata tidak bisa melihat benda jauh maupun dekat
Komentar
221
Indikator Pembelajaran 3.11.15 Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
Indikator Soal Disajikan kasus penderita miopi. Peserta didik dapat menghitung kekuatan lensa pada kacamata.
Soal dan Nomor Soal 26. Seorang anak penderita miopi memiliki titik jauh 50 cm, supaya dapat melihat dengan normal harus menggunakan kacamata berkekuatan . . . . a. -2,0 dioptri * b. -1,0 dioptri c. 1,0 dioptri d. 2,0 dioptri e. 2,5 dioptri
Kunci Jawaban Kunci Jawaban: A
Ranah kognitif C3
Indikator Kognitif Menghitu ng
C3
Menghitu ng
Dik: s’ = PR = -50 cm sn = Dit: P ? Jawab: 1 1 1 = s + s′ f 1
1
= ~ + (− 50) 1
= 0 + (− 50) 1
= (− 50) = - 50 cm 100 100 P = f = − 50 = - 2 dioptri 3.11.15 Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
Disajikan sebuah kasus penderita miopi. Peserta didik dapat menghitung kekuatan lensa kacamata.
27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2 meter. Agar orang tersebut dapat melihat seperti orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah . . . . a. -1/2 dioptri* b. -1 dioptri c. 1/2 dioptri d. 1 dioptri e. 2 dioptri
Kunci Jawaban: A Dik: s’ = -2 m s= Dit: P ? Jawab: 1 1 1 = s + s′ f 1
1
= ~ + (− 2) 1
= 0 −2
Komentar
222
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C3
Menghitu ng
=-2m 1 1 P = f = − 2 dioptri 3.11.15 Menghitung kekuatan lensa dan perbesaran pada alat-alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
Disajikan berupa gambar seorang fotografer yang sedang melakukan pemotretan. Peserta didik dapat menghitung perbesaran pada kamera
28. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban: A Dik: h’ = 75 mm = 0.075 m h = 150 m Dit: h ? Jawab: h′ M= h M=
Seorang fotografer sedang melakukan pemotretan gedung dengan tinggi 150 m. Bayangan dari foto sebuah gedung yang tercetak pada film memiliki tinggi 75 mm. Jika jarak antara pemotret dengan gedung 100 m, maka perbesaran kamera tersebut adalah . . . . a. 5,0 x 10-4 kali * b. 10 x 10-4 kali c. 15 x 10-4 kali d. 20 x 10-3 kali e. 25 x 10-3 kali
0,075 150
= 5 x 10-4 x
Komentar
223
Indikator Pembelajaran 3.11.14 Membedakan macammacam cacat mata
Indikator Soal Disajikan sebuah pernyataan dan alasannya. Peserta didik mampu membedakan sifat akomodasi lup pada mata
3.11.16 Menganalisis kekuatan lensa dan perbesaran pada alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
Disajikan sebuah kasus seorang penderita hipermetropi. Peserta didik dapat menganalisis kekuatan
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
29. Seorang mengamati benda kecil dengan kaca pembesar (lup). Agar mata seorang pengamat tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, maka: 1. Mata tidak berakomodasi 2. Mata berakomodasi 3. Benda yang dilihat harus terletak antara titik fokus dan titik pusat sumbu lensa 4. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup Penyataan yang benar adalah….. a. 1 dan 2 b. 3 dan 4 c. 1 dan 3 d. 1 dan 4* e. 1 , 2, dan 3
Kunci Jawaban: D
30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari karena terlupa tidak membawa kacamata, dia meminjam kacamata +2 dari temannya. Maka jarak dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . . a. 15 cm b. 33 cm * c. 40 cm d. 50 cm
Kunci Jawaban: B Dik: x = 100 cm sn = 25 cm Kekuatan kacamata orang tua = +3 D Dit: P untuk orang tua peminjam kacamata ? Jawab: 100 Jarak fokus f1 = P cm
Ranah kognitif C2
Indikator Kognitif Membeda kan
C4
Menganal sis
Menggunakan lup dengan mata yang tidak berakomodasi maka lup harus membentuk bayangan tak berhingga, sehingga benda harus diletakkan tepat pada titik fokus lup. Dengan begitu mata tidak akan cepat lelah.
Komentar
224
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal lensa pada kacamata
Soal dan Nomor Soal e. 66 cm
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C4
Menganal sis
Secara umum jarak fokus lensa: f2 = f xs = x− sn n
f1 = f2 x sn 100 = P x− s n
x (25)
100
= 3 3 (25x) = 100 (x-25) 75x = 100x – 2500 75x - 100x = 2500 x = 100 Ketika orang tua meminjam kacamata temannya, dengan p = +2 dioptri dan x = 100 cm (tetap). Jarak fokus kacamata teman: 100 100 f = P cm = 2 = 50 cm x−25
100s
50 cm = 100− ns
n
50 (100-sn ) = 100sn 5000 - 50sn = 100sn 5000 = 150sn 5000 sn = 150 = 33,33 cm 3.11.16 Menganalisis kekuatan
Disajikan pernyataan dan
31. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak baca minimumnya 25 cm) mengamati benda kecil melalui
Kunci Jawaban: B Dik: sn = s’= -PP = -25 cm
Komentar
225
Indikator Pembelajaran lensa dan perbesaran pada alat optik (kacamata, kamera, dan lup)
3.11.18 Menyebutkan sifat bayangan pada alat optik (mikroskop dan teropong)
Indikator Soal alasannya. Peserta didik dapat menganalisis jarak fokus, kekuatan lensa dan perbesaran bayangan pada lup.
Disajikan pertanyaan. Peserta didik dapat menyebutkan sifat bayangan teropong bintang
Soal dan Nomor Soal lup dengan berakomodasi maksimum. Jika benda itu 10 cm di depan lup maka: 2 1) Jarak fokus lensa di depan lup adalah 163 cm 2) Kekuatan lensa lup adalah 8 dioptri 3) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali 4) Perbesaran bayangan menjadi 2 kali dibandingkan dengan pengamatan tanpa akomodasi Pernyataan yang benar adalah . . . . a. 2 dan 4 b. 1 dan 3 * c. 1 dan 4 d. 1,2, dan 3 e. 1, 2, 3, dan 4 32. Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang adalah . . . . a. maya, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperbesar c. maya, tegak, dan diperbesar d. nyata, terbalik, dan diperkecil e. nyata, terbalik, dan diperbesar *
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C1
Menyebut kan
s = 10 cm Jawab: 1 1 1 1) f = s + s′ 1 f 1 f
1
1
= 10 + (− 25) 5
2
= 50 - 50
f=
50 3
2) P =
2
cm = 163 cm (benar) 100 f
=
3) Mmax =
100
50 3 sn
f
= 6 dioptri (salah)
+1=
25 50 3
+ 1 = 2,5
dioptri (benar) s 25 4) Mmin = fn = 50 = 1,5 dioptri 3
(salah) Kunci Jawaban: E Pada teropong bintang membentuk sifat bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar
Komentar
226
Indikator Pembelajaran 3.11.17 Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong) dan fungsinya.
3.11.17 Mengenal kembali bagian alat optik (mikroskop, dan teropong)
Indikator Soal Disajikan gambar sebuah mikroskop yang menunjukkan suatu bagian pada titik X. Peserta didik dapat menunjukkan bagianbagian dari mikroskop
Disajikan suatu kasus yang ingin membeli sebuah teropong dengan kriteria tertentu.
Soal dan Nomor Soal 33. Perhatikan gambar berikut ini!
Kunci Jawaban Kunci Jawaban: E
Ranah kognitif C1
Indikator Kognitif Menunjuk kan
C1
Menyebut kan
Karena lensa objektif merupakan bagian terdekat dari benda atau objek yang akan diamati
Sebutkan bagian apakah yang ditunjukan pada gambar di atas . . . . a. Cermin b. Diafragma c. Lensa okuler d. Pemutar kasar e. Lensa objektif * 34. Nani ingin membeli sebuah teropong yang memiliki ciri khas terdapat cermin dalam bagiannya, ketika sudah di toko penjual teropong menanyakan “jenis teropong bias apa yang ingin kamu beli?”, jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah . . . . a. Teropong bumi b. Teropong pantul* c. Teropong prisma
Kunci Jawaban: B Karena pada teropong pantul terdiri dari cermin dan lensa. Cermin berfungsi untuk memantulan cahaya, sedangkan lensa berfungi untuk membiaskan cahaya
Komentar
227
Indikator Indikator Pembelajaran Soal dan Peserta didik fungsinya. dapat menyebutkan macammacam teropong 3.11.19 Disajikan Menjelaskan pernyataan bagian alat dan alasan. optik Peserta didik (mikroskop, dapat dan mengklasifik teropong) asi ciri-ciri dan mikroskop fungsinya.
3.11.19 Menjelaskan bagian alat optik
Disajikan tabel perbedaan antara
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C2
Mengklasi fikasi
C2
Membeda kan
d. Teropong bintang e. Teropong panggung
35. Perhatikan pernyataan berikut! 1) Disusun dari dua buah lensa 2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat mata disebut lensa okuler 3) Lensa objektif bersifat seperti lensa, sedangkan lensa okuler memiliki sifat seperti lup 4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan ciri-ciri mikroskop adalah . . . . a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 1, 2, dan 3* d. 1, 2, dan 4 e. 1, 3, dan 4 36. Perhatikan tabel perbedaan antara binokuler dengan teropong bintang berikut ini!
Kunci Jawaban: C -
-
-
Disusun dari dua lensa cembung Lensa yang dekat dengan benda disebut lensa objektif dan yang dekat dengan mata disebut lensa okuler Lensa objektif bersifat seperti lensa biasa, lensa okuler bersifat seperti lup Kedua lensa mikroskop merupakan lensa cembung
Kunci Jawaban: B 1. Binokuler memiliki sepasang lensa cembung sedangkan
Komentar
228
Indikator Pembelajaran (mikroskop, dan teropong) dan fungsinya.
Indikator Soal binokuler dengan teropong bintang. Peserta didik dapat membedakan bagianbagian yang terdapat pada teropong.
Soal dan Nomor Soal No 1
2
3
4
5
Binokuler Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cembung, dan menghasilkan bayangan tegak Memiliki cermin untuk memantulkan cahaya Memiliki sepasang lensa cembung dan menyisipkan dua prisma siku-siku Memiliki sepasang lensa cekung
Teropong bintang Memiliki sepasang lensa cekung Memiliki sepasang lensa cembung, dan menghasilkan bayangan yang terbalik Memiliki sepasang lensa cekung Memiliki sepasang lensa cembung dan tidak menyisipkan dua prisma siku-siku Memiliki lensa cembung dan
Kunci Jawaban teropong bintang meliliki lensa cekung (salah). Karena binokuler dan teropong bintang keduanya memiliki sepasang lensa cembung. 2. Binokuler memiliki sepasang lensa cembung, dan menghasilkan bayangan tegak sedangkan teropong bintang memiliki sepasang lensa cembung, dan menghasilkan bayangan terbalik (salah). Karena binokuler menggunakan dua prisma untuk membalikan cahaya agar bayangan menjadi tegak. 3. Binokuler menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya, dan teropong bintang memiliki sepasang lensa cekung (salah). Karena binokuler dan teropong bintang keduanya memiliki sepasang lensa cembung. 4. Binokuler memiliki sepasang lensa cembung dan menyisipkan dua prisma siku-siku, dan
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
Komentar
229
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal dan menyisipkan dua menyisipkan prisma siku-siku dua prisma siku-siku Pernyataan yang paling tepat dari tabel perbedaan antara binokuler dengan teropong bintang pada nomer. . . . a. 1 saja b. 4 saja* c. 1 dan 4 d. 1 dan 5 e. 2 dan 4
3.11.20 Menghitung panjang pada alat optik (mikroskop
Disajikan sebuah pertanyaan tentang panjang
37. Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati benda pada jarak tak terhingga. Jika mata tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler masing-masing
Kunci Jawaban teropong bintang memiliki sepasang lensa cembung dan tidak menyisipkan dua prisma siku-siku (benar). Karena binokuler menggunakan dua prisma untuk membalikan cahaya agar bayangan menjadi tegak sedangkan teropong bintang tidak memiliki dua prisma siku-siku. 5. Binokuler memiliki sepasang lensa cekung dan menyisipkan dua prisma siku-siku, dan teropong bintang memiliki sepasang lensa cekung dan menyisipkan dua prisma sikusiku (salah). Karena binokuler tidak memiliki sepasang lensa cekung, dan teropong bintang tidak memiliki dua prisma sikusiku. Kunci Jawaban: D Dik: fob = 40 cm fok = 5 cm fpb = 3 cm
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C3
Menghitu ng
Komentar
230
Indikator Indikator Pembelajaran Soal dan teropong. teropong) Peserta didik dapat menghitung panjang teropong
3.11.21 Menghitung perbesaran pada alat optik (mikroskop, dan teropong).
Disajikan sebuah pertanyaan tentang perbesaran total pada mikroskop. Peserta didik dapat menghitung perbesaran total pada mikroskop
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
40cm, 3cm, dan 5cm maka panjang teropong adalah . ... a. 5,0 cm b. 32 cm c. 48 cm d. 57 cm* e. 70 cm
Dit: d ? Jawab: d = fob + 4 fpb + fok = 40 + 4 (3) + 5 = 57 cm
38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan mata tak berakomodasi. Jarak fokus lensa objektif adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler adalah 9 cm. jika jarak lensa objektif dan okuler adalah 27 cm, maka perbesaran totalnya adalah . . . . a. 17 kali b. 18 kali c. 19 kali* d. 20 kali e. 21 kali
Kunci Jawaban: C Dik: fob = 2 cm fok = 9 cm Dit: M ? Jawab: d = s’ob + fok 27 = s’ob + 9 s’ob = 18 cm 1 1 1 = s + s′ f ob
1
1
1
1
ob
1
ob
= s + 18 2 1
- =s 2 18 sob = 2,67 cm s′
PP
M = ( s ob ) (f ) ob
ok
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C3
Menghitu ng
Komentar
231
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban 18
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C4
Menganali sis
25
M = (2,67) ( 9 ) = 19 kali 3.11.22 Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong).
Disajikan pernyataan dan alasan tentang perbesaran, jarak bayangan, jarak antara lensa objektif dan okuler pada mikroskop. Peserta didik dapat menganalisis perbesaran, jarak bayangan, jarak antara lensa objektif dan okuler pada mikroskop
39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah objektif mikroskop yang jarak titik apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan berakomodasi maksimum maka pernyataan dibawah ini yang benar: 1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata 2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 8 cm di depan okuler 3) Perbesarannya 63 kali 4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm Pernyataan yang tepat adalah . . . . a. 1 dan 3* b. 2 dan 4 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 4 e. 1, 2, dan 4
Kunci Jawaban: A Dik: fob = 1,8 cm fok = 6 cm sob = 2 cm sn = 30 cm Jawab: 1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata (benar) 2) Dik: s’ok = -sn = -30 cm (berakomodasi maksimum) 1 1 1 = s + s′ f ok
1
1
1
1
= 6 s 6
ok
ok
1
ok
- 30
+ 30 = s
1
ok
sok = 5 cm (salah) 3) 1 1 1 + = s s′ f ob
1
sob
1
ob
1
+ 2 = 1,8
ob
Komentar
232
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal
Kunci Jawaban
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
C4
Menganali sis
s’ob = 18 cm 𝑠′ 𝑠 M = 𝑠 𝑜𝑏 (𝑓 𝑛 + 1) =
3.11.22 Menganalisis perbesaran pada alat-alat optik (mikroskop, dan teropong).
Disajikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya. Peserta didik dapat menganalisis perbesaran pada teropong
40. Perhatikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya ! No 1
2
3
4
Ciri-ciri teropong Jarak titik fokus objektif 100 cm dan jarak fokus okuler 10 cm Jarak titik fokus objektif 80 cm dan jarak fokus okuler 2 cm Jarak titik fokus objektif 70 cm dan jarak fokus okuler 2 cm Jarak titik fokus objektif 45 cm dan
18 2
𝑜𝑏
𝑜𝑘
30
( 5 + 1) = 63 kali (benar)
4) d = s’ob + sok = 18 + 5 = 23 cm (salah) Kunci Jawaban: D
Harga Rp. 50.000,-
1.
Rp. 48.000,-
yang relatif murah, dan terlalu panjang untuk digunakan 3. M f ob 70 35x , memiliki harga
Rp.60.000,-
yang relatif mahal, akan tetapi terlalu panjang untuk digunakan 4. M f ob 45 450 x , memiliki harga
Rp.55.000,-
yang relatif murah, akan tetapi nyaman untuk digunakan
M
f ob 100 10 x f ok 10
, memiliki
harga yang relatif murah, dan terlalu panjang untuk digunakan 2. M f ob 80 40 x , memiliki harga f ok
f ok
f ok
2
2
0,1
Komentar
233
Indikator Pembelajaran
Indikator Soal
Soal dan Nomor Soal 5.
jarak fokus okuler 1 mm 5
Jarak titik fokus objektif 50 cm dan jarak fokus okuler 2 mm
Kunci Jawaban
Rp.70.000,-
Seorang teman memiliki uang sebesar Rp.75.000,ingin membeli sebuah teropong bintang yang memiliki perbesaran tinggi, nyaman, dan murah. Anda merekomendasikan teropong pada nomer. . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4* e. 5
M
f ob 50 250 x f ok 0,2
, memiliki harga
yang mahal, dan nyaman untuk digunakan
Ranah kognitif
Indikator Kognitif
Komentar
234
Lampiran B 3 Analisis Validasi Materi Validator
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
Ai Nurlaela, M.Si. B C 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Taufiq Alfarizi, M.Pfis A B C D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rata-rata CVR 1 1 1 0,25 1 1 1 0,75 1 1 1 1 1 1 0,25 0 1 1 1 1
235
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jumlah CVR CVI Kategori
1 1 1 0,25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36,5 0,91 Sangat sesuai
236
237
238
Lampiran B 4 Analisis Validasi Konstruk Validator
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Najiullah, M.Pd. C D E F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Diah Mulhayatiah, M.Pd. C D E F G 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
H 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rata-rata CVR 0,89 0,89 0,89 1,00 0,78 0,89 0,89 0,89 0,89 0,89 0,78 0,89 0,89 0,89 0,89 0,78 0,89 0,78 0,89 0,78 1,00 1,00 0,89 0,89
239
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 Jumlah CVR CVI Kategori
1,00 0,89 0,89 0,89 0,89 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,89 1,00 1,00 1,00 0,89 1,00 36,5 0,91 Sangat sesuai
240
241
242
243
244
Lampiran B 5 Analisis Validasi Bahasa Validator
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Najiullah, M.Pd B C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nani Kartini, S.Pd B C 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Rata-rata CVR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
245
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jumlah CVR CVI Kategori
1 1 1 1 1 1 0,5 1 1 0,5 1 1 0,5 1 1 1 1 1 1 1 38,5 0,96 Sangat sesuai
246
247
248
Lampiran B 6 Validitas Instrumen Tes
249
Lampiran B 7 Reliabilitas Instrumen Tes
250
Lampiran B 8 Daya Pembeda Instrumen Tes
251
Lampiran B 9 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
252
Lampiran B 10 Lembar Soal Mata Pelajaran : FISIKA Kelas : XI / 2 (Genap) Februari 2017
Alokasi waktu : 120 menit Hari/Tgl. : Jum’at, 2
PETUNJUK UMUM 1. Periksalah naskah soal yang anda terima meliputi: a. Kelengkapan jumlah halaman beserta urutannya. b. Kelengkapan nomor soal beserta urutannya. 2. Laporkan kepada pengawas apabila terdapat lembar soal, nomor soal yang tidak lengkap atau tidak urut. 3. Naskah terdiri dari 40 butir soal yang masing-masing dengan 5 (lima) pilihan jawaban. 4. Gunakan pensil 2B untuk mengisi Lembar Jawab Tes 5. Berikan tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E di kolom jawaban yang tersedia dengan baik dan benar! 6. Dilarang menggunakan kalkulator, HP, tabel matematika atau alat bantu hitung lainnya. 7. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas ruang. 8. Soal tidak boleh dicoret dan dibawa pulang. 1.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar yang menunjukkan hukum pemantulan cahaya adalah . . . . a. 3 b. 1, dan 2 c. 1, dan 4 d. 1, 3, dan 4 e. 1, 2, dan 4 2.
Perhatikan gambar berikut ini!
253
Proses yang terjadi pada gambar adalah . . . . a. Dispersi b. Polarisasi c. Interferensi d. Pembiasan cahaya e. Pemantulan cahaya 3.
Pengemudi mobil harus lebih berhati-hati di malam hari saat jalanan masih basah dibandingkan dengan jalan kering. Alasannya adalah . . . . a. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini tidak menyilaukan pengemudi b. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan halus dan memantulkan cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi c. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan kasar dan memantulkan cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi d. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan kasar dan menyerap cahaya lampu mobil secara teratur, cahaya ini menyilaukan pengemudi e. Pada saat jalanan basah, jalan yang kasar ditutup oleh air sehingga berkelakuan sebagai permukaan halus dan menyerap cahaya lampu mobil secara baur, cahaya ini menyilaukan pengemudi
4. Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar berikut ini menunjukkan bayangan dari sebuah jam di depan sebuah cermin datar. Jam sebenarnya menunjukkan angka . . . . a. 09: 00 b. 11: 45 c. 12: 15 d. 14: 30 e. 21: 30 5. Pemantulan baur adalah . . . . a. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan ke segala arah dan tidak teratur b. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan ke segala arah dan tidak teratur
254
c. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan halus dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga d. Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan kasar dipantulkan sebagai berkas-berkas sinar sejajar juga e. Medium lebih rapat ke medium kurang rapat dengan sudut datang yang lebih besar dan sudut batasnya maka sinar itu tidak akan dibiaskan melainkan dipantulkan 6. Dua buah cermin datar ditempatkan sedemikian rupa sehingga satu dengan yang lainnya membentuk sudut 60o, sebuah benda berada diantara kedua cermin. Jumlah bayangan yang terbentuk oleh kedua cermin adalah . . . . a. 4 buah b. 5 buah c. 6 buah d. 7 buah e. 8 buah 7. Sebuah benda terletak 15 cm di depan cermin cekung. Bayangan terbentuk di depan cermin pada jarak 60 cm. Panjang jari-jari kelengkungan cermin tersebut adalah . . . . a. 2,0 cm b. 6,0 cm c. 12 cm d. 18 cm e. 24 cm 8. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 8 cm. Jika jarak bayangan ke cermin 6 cm, maka jarak benda ke cermin adalah . . . . a. -24 cm b. -12 cm c. 8,0 cm d. 12 cm e. 24 cm 9. Perhatikan ilustrasi gambar Obama yang sedang bercermin !
Jika cermin tersebut pecah menjadi 5 bagian kemudian disusun kembali menjadi cermin datar. Jumlah bayangan yang akan dihasilkan cermin yang baru adalah . . . .
255
a. b. c. d. e.
1 buah 2 buah 0 atau tidak terbentuk bayangan sama sekali 5 buah, dengan kondisi bayangan yang terpisah-pisah 5 buah karena bergantung pada jumlah pecahan kaca nya
10. Benda berada 7,5 cm di depan cermin cekung yang jari-jarinya 30 cm. Pernyataan berikut yang benar adalah: 1) Letak bayangan 15 cm di belakang cermin 2) Bayangan diperbesar 3 kali dari benda semula 3) Bayangan bersifat maya 4) Bayangan bersifat terbalik Pernyataan yang benar adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 4 e. 1, 2, dan 4 11. Sebuah lilin digeser mendekati suatu cermin sehingga bayangan dapat ditangkap layar, seperti pada gambar, maka:
(1) Cermin tersebut adalah cermin cembung (2) Jarak benda ke cermin lebih kecil dari jari-jari kelengkungan cermin (3) Jarak fokus cermin negatif (4) Jarak bayangan lebih besar dari jari-jari kelengkungan cermin Pernyataan yang benar adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 3 e. 1, 3, dan 4 12. Benda yang dapat membiaskan cahaya adalah . . . . a. Air, kaca, dan berlian b. Air, cermin, dan lensa c. Lensa, batu, dan berlian d. Air, meja kayu, dan batu e. Cermin, lensa, dan berlian 13. Perhatikan gambar berikut ini!
256
Proses optik apa yang terjadi pada gambar adalah . . . . a. Dispersi b. Polarisasi c. Interferensi d. Pemantulan cahaya e. Pembiasan cahaya 14. Cahaya yang merambat dari kaca masuk ke udara, maka akan mengalami peristiwa . . . . a. Pemantulan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar tidak pada bidang datar b. Pembiasan cahaya sesuai dengan Hukum Snellius II, sinar mendekati garis normal c. Pembiasan cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar menjauhi garis normal d. Dispersi cahaya, sesuai dengan Hukum Snellius I sinar menjauhi garis normal e. Polarisasi, sesuai dengan Hukum Snellius II sinar mendekati normal 15. Gambar yang menunjukkan pembiasan cahaya pada prisma adalah . . . .
a.
b.
c.
d.
e.
257
16. Di bawah ini merupakan gambar pemanfaatan lensa dalam kehidupan seharihari:
Gambar yang benar mengenai pemanfaatan lensa cembung adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 3 e. 1, 3, dan 4 17. Perhatikan gambar di bawah ini!
Kekuatan lensa pada gambar berikut adalah . . . . a. 0,5 dioptri b. 1,0 dioptri c. 1,5 dioptri d. 2,0 dioptri e. 2,5 dioptri
258
18. Perhatikan gambar berikut ini!
Jika diketahui nair = 4/3, nudara = 1, maka besarnya sudut bias sinar adalah . . . . 3 3 8 a. Arcsin 3 b. Arcsin 8 4 c. Arcsin 6 4 3 d. Arcsin 6 4 e. Arcsin 3
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Seorang siswa mengamati sebuah koin yang berada di dasar bejana berisi air. Jika posisi mata siswa yang diarahkan untuk mengamati koin tersebut persis di atasnya. Maka jarak dan sifat bayangan yang diterima oleh mata siswa adalah . . . . a. Lebih jauh dan sifat bayangan maya b. Lebih jauh, dan sifat bayangan nyata c. Sama persis dan sifat bayangan nyata d. Lebih dekat, dan sifat bayangan maya e. Lebih dekat, dan sifat bayangan nyata
259
20. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar di atas menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya monokromatis pada prisma. Berikut ini adalah kemungkinan data yang diperoleh dari percobaan tersebut, yaitu: 1) Sudut pembias prisma 60o 2) Indeks bias bahan prisma = 2 3) Deviasi minimum terjadi pada sudut 30o 4) Sudut kritis prisma terhadap udara 50o Pernyataan yang benar mengenai pembiasan cahaya monokromatis pada prisma tersebut adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 3 e. 1, 2, 3, dan 4 3
21. Sebuah lensa plan konveks dengan jari-jari 20 cm dan indeks bias 2. Sebuah benda terletak di depan lensa dan dibentuk bayangan nyata dengan perbesaran 2 kali, maka: 1) Letak benda 60 cm di depan lensa 2) Jarak fokus lensa 60 cm 3) Letak bayangan 120 cm di belakang lensa 4) Bayangan bersifat tegak Pernyataan yang benar adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1 dan 2 d. 1, 2, dan 4 e. 1, 2, dan 3 22. Tempat jatuhnya bayangan pada mata, di . . . .
260
a. b. c. d. e.
Retina Kornea Saraf mata Lensa mata Cairan mata
23. Perhatikan gambar di bawah ini!
Bagian dari mata yang berfungsi membiaskan cahaya ditunjukkan pada nomor . . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 24. Gambar yang menunjukkan penglihatan orang dalam keadaan normal adalah . ... Titik Jauh
Titik Dekat
a.
100 cm
10 cm
b.
~
10 cm
c.
~
25 cm
Gambar
261
Titik Jauh
Titik Dekat
d.
~
25 cm
e.
~
50 cm
Gambar
25. Mata presbiopi memiliki ciri. . . a. Tidak dapat melihat benda jauh b. Tidak dapat melihat benda dekat c. Hanya dapat melihat benda dekat d. Tidak dapat melihat benda jauh maupun dekat e. Tidak dapat melihat garis vertical dan garis horizontal secara bersamaan 26. Seorang anak penderita miopi memiliki titik jauh 50 cm, supaya dapat melihat dengan normal harus menggunakan kacamata berkekuatan . . . . a. -2,0 dioptri b. -1,0 dioptri c. 1,0 dioptri d. 2,0 dioptri e. 2,5 dioptri 27. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2 meter. Agar orang tersebut dapat melihat seperti orang normal, maka kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah . . . . a. -1/2 dioptri b. -1 dioptri c. 1/2 dioptri d. 1 dioptri e. 2 dioptri 28. Perhatikan gambar di bawah ini!
262
Seorang fotografer sedang melakukan pemotretan gedung dengan tinggi 150 m. Bayangan dari foto sebuah gedung yang tercetak pada film memiliki tinggi 75 mm. Jika jarak antara pemotret dengan gedung 100 m, maka perbesaran kamera tersebut adalah . . . . a. 5,0 x 10-4 kali b. 10 x 10-4 kali c. 15 x 10-4 kali d. 20 x 10-3 kali e. 25 x 10-3 kali 29. Seorang mengamati benda kecil dengan kaca pembesar (lup). Agar mata seorang pengamat tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, maka: 1. Mata tidak ber akomodasi 2. Mata ber akomodasi 3. Benda yang dilihat harus terletak antara titik focus dan titik pusat sumbu lensa 4. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup Penyataan yang benar adalah . . . . a. 1, dan 2 b. 3, dan 4 c. 1, dan 3 d. 1, dan 4 e. 1 , 2, dan 3 30. Seseorang yang sudah tua biasanya memakai kacamata +3 untuk membaca dengan jarak dari mata ke bahan bacaan sejauh 25 cm. Pada suatu hari karena terlupa tidak membawa kacamata, dia meminjam kacamata +2 dari temannya. Pada hal ini maka jarak dia dapat membaca bahan bacaannya adalah . . . . a. 15 cm b. 33 cm c. 40 cm d. 50 cm e. 66 cm 31. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak baca minimumnya 25 cm) mengamati benda kecil melalui lup dengan berakomodasi maksimum. Jika benda itu 10 cm di depan lup maka: 1) 2) 3) 4)
2
Jarak fokus lensa di depan lup adalah 163 cm Kekuatan lensa lup adalah 8 dioptri Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali Perbesaran bayangan menjadi 2 kali dibandingkan dengan pengamatan tanpa akomodasi Pernyataan yang benar adalah . . . . a. 2 dan 4
263
b. c. d. e.
1 dan 3 1 dan 4 1, 2, dan 3 1, 2, 3, dan 4
32. Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang adalah . . . . a. maya, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperbesar c. maya, tegak, dan diperbesar d. nyata, terbalik, dan diperkecil e. nyata, terbalik, dan diperbesar 33. Perhatikan gambar berikut ini!
Sebutkan bagian apakah yang ditunjukkan pada gambar di atas . . . . a. Cermin b. Diafragma c. Lensa okuler d. Pemutar kasar e. Lensa objektif 34. Nani ingin membeli sebuah teropong yang memiliki ciri khas terdapat cermin dalam bagiannya, ketika sudah di toko penjual teropong menanyakan “jenis teropong bias apa yang ingin kamu beli?”, jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah . . . . a. Teropong bumi b. Teropong pantul c. Teropong prisma d. Teropong bintang e. Teropong panggung 35. Perhatikan pernyataan berikut! 1) Disusun dari dua buah lensa 2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat mata disebut lensa okuler 3) Lensa objektif bersifat seperti lensa, sedangkan lensa okuler memiliki sifat seperti lup 4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung
264
Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan ciri-ciri mikroskop adalah . . . . a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 2, dan 4 e. 1, 3, dan 4
36. Perhatikan tabel perbedaan antara binokuler dengan teropong bintang berikut ini! No Binokuler Teropong bintang 1 Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cekung 2 Memiliki sepasang lensa cembung, Memiliki sepasang lensa cembung, dan dan menghasilkan bayangan tegak menghasilkan bayangan yang terbalik 3 Memiliki cermin untuk Memiliki sepasang lensa cekung memantulkan cahaya 4 Memiliki sepasang lensa cembung Memiliki sepasang lensa cembung dan dan menyisipkan dua prisma sikutidak menyisipkan dua prisma siku-siku siku 5 Memiliki sepasang lensa cekung Memiliki lensa cembung dan dan menyisipkan dua prisma sikumenyisipkan dua prisma siku-siku siku Pernyataan yang paling tepat dari tabel perbedaan antara binokuler dengan teropong bintang pada nomor. . . . a. 1 saja b. 4 saja c. 1 dan 4 d. 1 dan 5 e. 2 dan 4 37. Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati benda pada jarak tak terhingga. Jika mata tak berakomodasi dengan jarak fokus lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler masing-masing 40cm, 3cm, dan 5cm maka panjang teropong adalah . . . . a. 5,0 cm b. 32 cm c. 48 cm d. 57 cm e. 70 cm
265
38. Sebuah mikroskop digunakan untuk keadaan mata tak berakomodasi. Jarak fokus lensa objektif adalah 2 cm sedangkan jarak fokus lensa okuler adalah 9 cm. jika jarak lensa objektif dan okuler adalah 27 cm, maka perbesaran totalnya adalah . . . . a. 17 kali b. 18 kali c. 19 kali d. 20 kali e. 21 kali 39. Suatu preparat berada pada jarak 2 cm di bawah objektif mikroskop yang jarak titik apinya 1,8 cm sedang jarak titik api okulernya 6 cm. seseorang dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan itu dan berakomodasi maksimum maka pernyataan dibawah ini yang benar: 1) Lensa okuler adalah lensa cembung yang dekat dengan mata 2) Bayangan yang dibentuk lensa objektif berada 8 cm di depan okuler 3) Perbesarannya 63 kali 4) Jarak antara objektif dan okuler sejauh 24 cm Pernyataan yang tepat adalah . . . . a. 1 dan 3 b. 2 dan 4 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 4 e. 1, 2, dan 4 40. Perhatikan tabel ciri-ciri teropong dan harganya ! No Ciri-ciri teropong 1 Jarak titik fokus objektif 100 cm dan jarak fokus okuler 10 cm 2 Jarak titik fokus objektif 80 cm dan jarak fokus okuler 2 cm 3 Jarak titik fokus objektif 70 cm dan jarak fokus okuler 2 cm 4 Jarak titik fokus objektif 45 cm dan jarak fokus okuler 1 mm 5 Jarak titik fokus objektif 50 cm dan jarak fokus okuler 2 mm Seorang teman memiliki uang sebesar Rp.75.000, - ingin membeli sebuah teropong bintang yang memiliki perbesaran tinggi, nyaman, dan murah. Anda merekomendasikan teropong pada nomor. . . . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
Harga Rp. 50.000,Rp. 48.000,Rp.60.000,Rp.55.000,Rp.70.000,-
266
Lampiran B 11 Kisi-kisi Nontes Kisi-Kisi Instrumen Nontes No
1
2
Kondisi
Perhatian (Attention)
Relevansi (Relevance)
Indikator
Nomor pertanyaan Positif Negatif
Penggunaan 1 aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam belajar secara mandiri Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android dalam peningkatan hasil belajar Penggunaan 3 aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif mengamati (C1) Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif memahami (C2) Penggunaan 5 aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam
Jumlah soal
2 2
4 4
267
No
3
4
Kondisi
Percaya diri (Confidence)
Kepuasan (Satisfaction)
Indikator
Nomor pertanyaan Positif Negatif
ranah kognitif menerapkan (C3) Penggunaan aplikasi latihan alat optik berbantuan android terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif menganalisis (C4) Dampak latihan 7 soal dalam aplikasi latihan alat optik pada siswa Penyajian aplikasi latihan alat optik dalam mengerjakan soal Penyajian audio 9 dalam aplikasi latihan alat optik Aplikasi latihan 10 alat optik dapat digunakan dengan mudah
Jumlah soal
6
2 8
2
268
Lampiran B 12 Instrumen Nontes
269
Lampiran B 13 Uji Validasi Nontes
270
Lampiran B 14 Uji Validasi Media
271
272
273
274
275
276
277
278
279
\
280
Lampiran C (Analisis Hasil Penelitian) Lampiran C 1 Hasil PreTest Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah Rata-rata SD
Pretest Eksperimen 7 7 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 10 10 10 10 11 11 12 12 12 12 12 12 12 13 13 13 14 14 14 14 14 15 16 18 403 10,56 2,69
PretestKontrol 7 7 7 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 13 13 14 14 15 15 340 11,19 2,11
281
Descriptives Std. KELAS PRETEST
Kelas Eksperimen
Statistic Mean
11,19
95% Confidence Interval for
Lower Bound
10,28
Mean
Upper Bound
12,11
5% Trimmed Mean
11,10
Median
11,50
Modus
12
Variance
7,247
Std. Deviation
2,692
Minimum
7
Maximum
18
Range
11
Interquartile Range
,449
4
Skewness
Kelas Kontrol
Error
,376
,393
Kurtosis
-,371
,768
Mean
10,56
,353
95% Confidence Interval for
Lower Bound
9,84
Mean
Upper Bound
11,27
5% Trimmed Mean
10,51
Median
10,00
Modus
10
Variance
4,483
Std. Deviation
2,117
Minimum
7
Maximum
15
Range
8
Interquartile Range
3
Skewness Kurtosis
,320
,393
-,259
,768
282
Lampiran C 2 Hasil PostTest Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah Rata-rata SD
Pretest Eksperimen 19 22 22 23 24 24 25 25 26 27 27 27 27 27 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 30 30 30 30 31 31 31 32 33 33 34 34 1009 28,03 3,48
PretestKontrol 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 23 23 24 24 24 24 25 25 25 26 26 26 26 26 26 27 28 28 28 28 28 28 28 29 29 29 903 25,08 2,52
283
Descriptives Std. KELAS POSTTEST
Kelas Eksperimen
Statistic Mean
28,03
95% Confidence Interval for
Lower Bound
26,85
Mean
Upper Bound
29,20
5% Trimmed Mean
28,12
Median
28,00
Modus
27,00
Variance
3,476
Minimum
19
Maximum
34
Range
15
Interquartile Range
4
Skewness Kurtosis Mean
-,470
,393
,198
,768
25,08
,420
95% Confidence Interval for
Lower Bound
24,23
Mean
Upper Bound
25,94
5% Trimmed Mean
25,04
Median
25,00
Modus
22,00
Variance
6,364
Std. Deviation
2,523
Minimum
22
Maximum
29
Range
7
Interquartile Range
6
Skewness Kurtosis
,579
12,085
Std. Deviation
Kelas Kontrol
Error
,093
,393
-1,452
,768
284
Lampiran C 3 Analisis Kemampuan Kognitif Perhitungan Data PreTest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF Nomor
Mengingat (C1)
Memahami(C2)
Menghitung(C3)
Menganalisis(C4)
1
2
12
13
22
23
25
32
33
34
3
4
5
14
15
16
24
29
35
36
6
7
8
17
18
26
27
28
37
38
9
10
11
19
20
21
30
31
39
40
A
E
B
B
A
B
E
E
A
A
B
A
E
C
D
E
D
B
D
D
A
A
C
C
D
A
A
A
D
B
B
E
E
B
C
B
D
C
A
D
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
8
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
9
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
11
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
13
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
14
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
15
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
17
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
18
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
19
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
20
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
22
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
23
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
24
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
27
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
28
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
29
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
31
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
32
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
33
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
34
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
35
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
36
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
Jumlah
30
26
34
25
29
21
8
1
10
1
16
30
6
3
6
12
6
7
3
9
12
0
19
10
3
5
1
2
3
4
9
10
0
12
1
0
9
2
2
7
Rata-rata
0,8
0,7
0,9
0,7
0,8
0,6
0,2
0
0,3
0
0,4
0,8
0,2
0,1
0,2
0,3
0,2
0,2
0,1
0,3
0,3
0
0,5
0,3
0,1
0,1
0
0,1
0,1
0,1
0,3
0,3
0
0,3
0
0
0,3
0,1
0,1
0,2
Presentase
83% 72% 94% 69% 81% 58% 22%
3%
6%
8% 11% 25% 28%
6%
6% 19%
Presentase per Indikator
51%
3% 28%
3% 44% 83% 17%
8% 17% 33% 17% 19% 27%
8% 25% 33%
0% 53% 28%
8% 14% 16%
0% 33%
3%
0% 25%
14%
285
Perhitungan Data PreTest Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah Rata-rata Presentase Presentase per Indikator
1 2 12 A E B 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 14 29 14 0,4 0,8 0,4 39% 81% 39%
Mengingat (C1) 13 22 23 25 32 33 B A B E E A 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 21 21 15 1 12 7 0,6 0,6 0,4 0 0,3 0,2 58% 58% 42% 3% 33% 19% 42%
34 3 4 A B A 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 18 22 27 0,5 0,6 0,8 50% 61% 75%
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF Memahami(C2) Menghitung(C3) 5 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 28 37 38 9 E C D E D B D D A A C C D A A A D B B 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 10 17 11 7 11 3 13 2 2 6 0 4 6 6 0 4 5 9 0,2 0,3 0,5 0,3 0,2 0,3 0,1 0,4 0,1 0,1 0,2 0 0,1 0,2 0,2 0 0,1 0,1 0,3 22% 28% 47% 31% 19% 31% 8% 36% 6% 6% 17% 0% 11% 17% 17% 0% 11% 14% 25% 36% 10%
10 E 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10 0,3 28%
Menganalisis(C4) 11 19 20 21 30 31 39 40 E B C B D C A D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 15 2 11 2 1 6 1 5 0,4 0,1 0,3 0,1 0 0,2 0 0,1 42% 6% 31% 6% 3% 17% 3% 14% 17%
286
Perhitungan Data PostTest Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah Rata-rata Presentase Presentase per Indikator
1 2 12 A E B 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 33 32 32 0,9 0,9 0,9 92% 89% 89%
Mengingat (C1) 13 22 23 25 B A B E 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36 34 23 25 1 0,9 0,6 0,7 100% 94% 64% 69% 73%
32 E 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 0,9 86%
33 A 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 14 0,4 39%
34 3 4 5 A B A E 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 3 26 35 24 0,1 0,7 1 0,7 8% 72% 97% 67%
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF Memahami(C2) Menghitung(C3) 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 C D E D B D D A A C C D A A 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 19 34 13 2 23 9 35 33 5 31 35 20 26 0,4 0,5 0,9 0,4 0,1 0,6 0,3 1 0,9 0,1 0,9 1 0,6 0,7 36% 53% 94% 36% 6% 64% 25% 97% 92% 14% 86% 97% 56% 72% 55% 78%
28 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1 97%
37 D 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 0,9 86%
38 9 10 11 B B E E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 28 33 3 35 0,8 0,9 0,1 1 78% 92% 8% 97%
Menganalisis(C4) 19 20 21 30 B C B D 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27 32 26 23 0,8 0,9 0,7 0,6 75% 89% 72% 64% 75%
31 C 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31 0,9 86%
39 A 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 0,9 92%
40 D 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28 0,8 78%
287
Perhitungan Data PostTest Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jumlah Rata-rata Presentase Presentase per Indikator
1 A 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11 0,3 31%
Mengingat (C1) 2 12 13 22 23 25 32 33 E B B A B E E A 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 34 34 36 32 2 15 5 26 0,9 0,9 1 0,9 0,1 0,4 0,1 0,7 94% 94% 100% 89% 6% 42% 14% 72% 55%
34 3 4 5 A B A E 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 2 10 34 32 0,1 0,3 0,9 0,9 6% 28% 94% 89%
INDIKATOR KEMAMPUAN KOGNITIF Memahami(C2) Menghitung(C3) 14 15 16 24 29 35 36 6 7 8 17 18 26 27 C D E D B D D A A C C D A A 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 5 30 8 10 11 31 9 34 32 26 34 28 0 28 0,1 0,8 0,2 0,3 0,3 0,9 0,3 0,9 0,9 0,7 0,9 0,8 0 0,8 14% 83% 22% 28% 31% 86% 25% 94% 89% 72% 94% 78% 0% 78% 50% 72%
28 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0,8 75%
37 D 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 24 0,7 67%
Menganalisis(C4) 38 9 10 11 19 20 21 30 B B E E B C B D 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 27 23 32 35 4 34 33 26 0,8 0,6 0,9 1 0,1 0,9 0,9 0,7 75% 64% 89% 97% 11% 94% 92% 72% 72%
31 C 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0,7 69%
39 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0,8 78%
40 D 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 18 0,5 50%
288
Lampiran C 4 Perhitungan N-Gain N-gain Kelas Eksperimen a) Mengingat(C1) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 263 − 186 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 186 77 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 174 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,44 Kategori: Sedang b) Memahami(C2) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 198 − 98 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 98 100 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 262 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,38 Kategori: Sedang c) Menerapkan(C3) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 279 − 59 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 59 220 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 301 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,73 Kategori: Tinggi d) Menganalisis(C4) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 271 − 52 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 52 219 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 308 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,71 Kategori: Tinggi
289
N-gain Kelas Kontrol a) Mengingat(C1) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 197 − 152 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 152 45 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 208 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22 Kategori: Rendah b) Memahami(C2) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 180 − 130 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 130 50 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 230 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,22 Kategori: Rendah c) Menerapkan(C3) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 260 − 35 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 35 225 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 325 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,69 Kategori: Sedang d) Menganalisis(C4) 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 258 − 62 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 360 − 62 196 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 298 𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 0,66 Kategori: Sedang
290
Lampiran C 5 Uji Normalitas Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas: 1.
Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: H0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2.
Tingkat signifikan 𝜶 = 𝟓%
3.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh significance pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan data.
4.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika 𝜶 = 𝟓% = 𝟎, 𝟎𝟓 < 𝒔𝒊𝒈, maka H0 diterima H1 ditolak. Jika 𝜶 = 𝟓% = 𝟎, 𝟎𝟓 > 𝒔𝒊𝒈, maka H0 ditolak H1 diterima. Tests of Normality KolmogorovSmirnova
KELAS
Statistic PRETEST
POSTTEST
df
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
df
Sig.
Kelas Eksperimen
,13
36
,16
,96
36
,16
Kelas Kontrol
,16
36
,02
,96
36
,15
Kelas Eksperimen
,13
36
,10
,97
36
,44
Kelas Kontrol
,17
36
,01
,88
36
,00
Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan: Pretest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,16, maka H0 diterima H1 ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal. Pretest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,15, maka H0 diterima H1 ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal. Posttest Kelas Eksperimen 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,44, maka H0 diterima H1 ditolak, sehingga sampel berdistribusi normal. Posttest Kelas Kontrol 𝛼 = 5% = 0,05 < 𝑠𝑖𝑔. = 0,00, maka H0 diterima H1 ditolak, sehingga sampel berdistribusi tidak normal. Lampiran C 6 Uji Homogenitas Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
291
1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, seperti halnya pada perhitungan secara manual yaitu: H0 = varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok sama atau homogen. H1 = varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok berbeda atau tidak homogen. 2) Tingkat signifikan 𝜶 = 𝟓% 3) Untuk memutuskan hipoesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh significance pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”. 4) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika signifikansi (𝒑) ≤ (𝜶 = 𝟎, 𝟎𝟓) maka H0 ditolak, yaitu varian kedua kelompok berbeda atau tidak homogen. Jika signifikansi (𝑝) ≥ (𝛼 = 0,05) maka H0 diterima, yaitu varian kedua kelompok sama atau homogen Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic PRETEST
df2
Sig.
Based on Mean
3,30
1
70
,07
Based on Median
3,45
1
70
,068
3,45
1
70,00
,068
Based on trimmed mean
3,33
1
70
,072
Based on Mean
1,11
1
70
,29
Based on Median
1,12
1
70
,29
1,12
1
53,62
,29
1,15
1
70
,29
Based on Median and with adjusted df
POSTTEST
df1
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Kesimpulan: Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,07 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen. Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,29 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak, sehingga kedua kelas dinyatakan homogen.
292
Lampiran C 7 Uji Hipotesis Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas: 1.
Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: H0 = Rata-rata kemapuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol. H1 = Rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol.
2.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh Sig. (2-tailed) pada output yang dihasilkan setelah pengolahan data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”.
3.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika signifikansi (p) ≤ (𝛼 = 0,05) maka H0 ditolak H1 diterima. Jika signifikansi (p) ≥ (𝛼 = 0,05) maka H0 diterima H1 ditolak. Ranks KELAS
PRETEST
POSTTEST
N
Mean Rank
Kelas Eksperimen
36
38,72
1394,00
Kelas Kontrol
36
34,28
1234,00
Total
72
Kelas Eksperimen
36
45,88
1651,50
Kelas Kontrol
36
27,13
976,50
Total
72
Test Statisticsa PRETEST Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Kesimpulan:
Sum of Ranks
POSTTEST
568,000
310,500
1234,000
976,500
-,909
-3,826
,363
,000
293
Pretest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,363 > 𝛼 = 5% = 0,05, maka hipotesis ditolak. Posttest, hasil tersebut menunjukan bahwa, 𝑠𝑖𝑔. = 0,000 ≤ 𝛼 = 5% = 0,05, maka hipotesis diterima.
294
Lampiran C 8 Analisis Data Respon Siswa No
Jenis kelamin
1 L 2 L 3 L 4 L 5 P 6 P 7 L 8 L 9 L 10 L 11 L 12 L 13 L 14 L 15 L 16 L 17 L 18 L 19 L 20 L 21 L 22 L 23 L 24 L 25 L 26 L 27 L 28 L 29 L 30 L 31 L 32 L 33 L 34 L 35 L 36 L Jumlah Persentase Rata-rata
1
2
3
4
4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 4 4 5 3 4 5 4 3 3 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 142 79 %
2 4 2 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 5 4 1 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 134 74 %
5 5 3 3 4 5 3 4 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 147 82 %
4 4 4 3 3 3 3 4 5 5 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 125 69 %
5
6
4 5 3 4 4 4 4 3 3 5 4 3 3 3 2 5 4 5 4 5 3 3 3 3 2 3 3 5 4 1 3 3 4 2 4 2 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 126 136 70 76 % % 77%
7
8
9
10
3 5 3 4 3 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 3 2 5 3 5 3 3 4 4 5 3 3 4 3 5 5 140 78 %
4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 3 5 5 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4 135 75 %
5 3 3 3 3 5 4 5 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 5 4 2 5 4 4 5 5 4 3 5 3 137 76 %
5 5 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 165 92 %
295
Lampiran D Tampilan Aplikasi Latihan Alat Optik
296
Lampiran E (Surat-surat Penelitian) Lampiran E 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
297
Lampiran E 2 Surat Keterangan Penelitian
298
Lampiran E 3 Lembar Uji Refrensi
299
300
301
302
303
304
Lampiran E 4 Biodata Penulis DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DENNY RISMANTO. Anak tunggal pasangan Triyono dan Sariyem. Lahir di Jakarta pada tanggal 06 Juli 1995 dan bertempat tinggall di Jalan Kemiri IX No.79 RT 04/04 Kel. Pondok Cabe Udik, Kec. Pamulang. Kota Tangerang Selatan. Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SD Negeri 1 Cikuya lulus pada 2006, SMP Negeri 3 Pamulang lulus pada 2009, SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan lulus pada 2012. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Fisika melalui jalur ujian mandiri.