PENGARUH PEMBELAJARAN BERBANTUKAN MEDIA ONLINE FACEBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA KONSEP TERMODINAMIKA Kuasi Eksperimen Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh: FINA ARIYANI NIM : 103016327157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBANTUKAN MEDIA ONLINE FACEBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA KONSEP TERMODINAMIKA
Kuasi Eksperimen kelas XI-IPA Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : FINA ARIYANI NIM 103016327157 Di bawah Bimbingan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Skripsi berjudul ”Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika” (Kuasi eksperimen Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) disusun oleh Fina Ariyani, NIM 103016327157 telah disajikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian munaqasah tanggal 26 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), program studi pendidikan fisika. Jakarta, 26 Agustus 2010 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
………..
………………
………...
………………
………….
……………...
…………..
……………...
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 150 299 475 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA) Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 197905102006042001 Penguji I Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd NIP.196812282000031004 Penguji II Erina Hertanti, M.Si NIP. 150 293 288
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP.195710051987031003
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran fisika berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep termodinamika. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan jenis quasi eksperimen yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta dengan rancangan nonequivalent control group desain. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobabilty sampling dengan teknik purposive sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas XI IPA, kelas A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 22 siswa dan kelas B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 21 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal tentang konsep termodinamika dan angket untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data, uji fisher untuk menguji homogenitas data, uji-t untuk menguji hipotesis, dan normal gain untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan pemahaman siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis diperoleh t-hitung sebesar 3, 22 dengan derajat kebebasan (dk) = 41 dan harga t-tabel sebesar 2,08, maka t-hitung > t-tabel. Dengan demikian terdapat pengaruh pembelajaran fisika berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika siswa.
Kata Kunci: Hasil Belajar Fisika, Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook
i
ABSTRACT
This research aims to know whether there is impact of physics learning assisted by online media Facebook to student’s physics study outcome on the topics of thermodynamics. Methods that is used in this research is experimental method with quasi experiment which is held in Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta using program of nonequivalent control group design. Technique of sample selection using nonprobabilty sampling with purposive sampling technique. Sample of this research are two XI class of natural sciences, class A as a experiment class with 22 students and class B as control class with 21 students. Research instrument that is used are multiple choice test which was tested its validity and reliability, comprise of 20 questions about concept of thermodynamics, and questionnaire to know the respond of students concerning physics learning assisted by online media Facebook. Technique of data analysis in this research using liliefors test to examine normality of data, fisher test to examine homogeneity of data, t-test to testing hypothesis, and normal gain to examine whether there is differences of student’s study outcome and understanding between experiment class and control class. From calculation result of testing hypothesis, it can be obtained that t-counting is 3,22 with degree of freedom = 41 and t-table is 2,08, then t-counting > t-table. Thereby there is impact of physics learning assisted by online media facebook to student’s physics study outcome.
Keywords: physics study outcome, learning assisted by online media facebook
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam yang selalu melimpahkan karunia yang tak terhitung. Hanya karena kasih sayang dan pertolongan Allah penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan untuk kekasih Allah, yang begitu mencintai umatnya melebihi dirinya, kepada para sahabat Rasulullah SAW yang berjuang menegakkan Islam hingga sampai kepada kita saat ini, kepada tabiin, ulama, orang-orang shalih, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof . Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam negeri syarif Hidayatullah Jakarta 2. Baiq Hana susanti, Ketua Jurusan pendidikan IPA 3. Drs. Zamris Habib, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Iwan permana S. M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang memberi bimbingan, arahan dan motivasi 4. H. Darul Janin, S.Ag, Kepala Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta, atas kesediaannya menyediakan tempat, sarana dan prasarana untuk penelitian skripsi ini 5. Seluruh siswa dan siswi kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Jakarta, atas kesempatan dan kerjasama yang diberikan 6. Yusuf Wibisono, atas semua kebaikan dan dukungan baik moril maupun materil, serta Shafwan dan Syamil yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi
iii
7. Almarhum Bapak, Mamah, Pipit, dan Nazli, yang selalu mengingatkan dan ikut membantu dalam menyelesaikan amanah ini 8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terimakasih dan penghormatan saya. Semoga Allah SWT yang Maha Melihat membalas dengan balasan yang terbaik. Amin
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
iv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Realitas dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada permasalahan yang cukup kompleks.
Mulai dari kualitas pendidikan yang masih dipertanyakan
hingga standar nilai ujian nasional yang masih banyak menuai kontroversi. Banyak hal yang melatar belakangi permasalahan tersebut sehingga tujuan pendidikan sulit untuk diwujudkan. Begitupun dengan mata pelajaran fisika. Pembelajaran fisika di Indonesia masih memiliki banyak permasalahan. Permasalahan yang sama dan masih dibicarakan hingga saat ini adalah momok pelajaran fisika sebagai pelajaran yang sulit, penuh rumus, dan tidak menarik membuat siswa merasa malas, bosan, dan tidak bersemangat dalam mempelajari pelajaran fisika. Kecenderungan yang umum terjadi dalam pengajaran fisika dewasa ini adalah penekanan yang terlalu besar pada pengerjaan soal-soal kuantitatif (melalui hitungan matematis). Padahal permasalahan pokok dalam fisika bersifat kualitatif (pemahaman perilaku alam). Kalaupun dilakukan perhitungan, hasil perhitungan itu harus dapat diterjemahkan arti fisisnya. Semua rumus yang dipakai memiliki cerita yang melatarbelakangi suatu konsep atau hukum. Rumus-rumus itu bukanlah sekumpulan simbol-simbol matematik tak bermakna yang mengerikan 1 . Secara umum yang melatarbelakangi permasalahan tersebut diantaranya: Pertama, kurangnya kemampuan guru; kemampuan guru mencakup pemahaman guru terhadap materi pelajaran, penguasaan kelas (mengetahui psikologi siswa), kemampuan berkomunikasi (proses penyampaian materi pelajaran), dan memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas. Kedua, metode pengajaran yang kurang efektif, metode yang biasa digunakan dalam proses pengajaran saat ini adalah metode ceramah yang cenderung membosankan dan kurang menarik, membuat siswa lebih pasif, tidak kritis, dan kurang mampu mengmbangkan ilmu 1
Sugata Pikatan dalam artikel yang berjudul Bagaimana Seharusnya Pengajaran Fisika?di unduh pada tanggal 10 Juni 2010 dari http://www.scribd.com/
1
2
pengetahuan yang diperolehnya. Ketiga, kurangnya fasilitas ( media ) pengajaran yang mendukung. media pengajaran yang digunakan masih sangat sederhana dan terbatas pada penggunaan media di dalam kelas. Padahal media pengajaran semakin bervariatif dan berkembang serta sangat membantu jika digunakan secara tepat dalam proses pengajaran. Selain itu ada juga permasalahan manajemen, kurikulum dan lain sebagainya. Keseluruhan permasalahan tersebut menyebabkan output atau hasil dari proses pembelajaran fisika masih rendah. Permasalahan ini tentunya akan menjadi semakin komplek jika tidak ditindaklanjuti dengan proses pembenahan yang bertahap, konsisten dan berkesinambungan. Harus ada satu langkah konkrit yang dilakukan yakni dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut menjadi lebih spesifiik. Salah satu faktor yang mungkin bisa memperbaiki permasalahan tersebut adalah pemanfaatan media pembelajaran. Secara umum, media berperan membuat pendidikan menjadi lebih produktif, berdaya mampu tinggi, aktual, dan menarik. Secara khusus, media bermanfaat untuk menyederhanakan materi pelajaran yang kompleks, menampakbesarkan yang kecil, menampakkecilkan yang besar, mempercepat dan memperlambat proses, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat, menunjukkan beroperasinya suatu proses, dan lain sebagainya 2 . Mengingat pentingnya media dalam pengajaran sebagaimana dibahas di atas, maka menjadi krusial dan mendesak bagi para pengajar untuk memiliki keterampilan mengolah media. Karena urgensi dari penggunaan media tersebut kegiatan belajar mengajar bahkan telah semakin bergeser dari sistem penyampaian materi melalui ceramah ke arah sistem penggunaan media. Di negara-negara maju, peranan media sangat dominan bahkan sampai mengancam posisi guru di kelas. Ada banyak media yang bisa digunakan dalam pembelajaran fisika. Namun, media internet dirasa lebih tepat digunakan di era teknologi canggih seperti sekarang ini, dimana informasi begitu mudah dan cepat diperoleh tidak terbatas ruang dan waktu. 2
Zainal Abidin, Media Internet Untuk Pembelajaran Fisika yang Menyenangkan, Makalah disampaikan pada Simposium Nasional 1, Inovasi pembelajaran dan Pengelolaan Sekolah, Jakarta, 2003, hal 1.
3
Salah satu media tercanggih abad ini adalah media internet. Internet merupakan salah satu hadiah media terbesar abad 20 dan juga merupakan jendela informasi dunia tanpa batas. Bahkan internet dapat juga dipandang sebagai perpustakaan yang tanpa batas cakupannya. Di internetlah kita peroleh beragam informasi global mulai dari dunia politik, ekonomi, hiburan, pariwisata, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sudah banyak universitas maupun sekolah tingkat atas di dunia, terutama di negara-negara maju, yang telah memanfaatkan internet tidak hanya sebagai jendela informasi, namun juga sebagai media pembelajaran yang interaktif 3 . Perkembangan teknologi internet yang paling menonjol saat ini adalah fenomena situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster, blogger dan lain-lain. Situs jejaring sosial facebook kini merupakan salah satu situs yang paling sering di akses dan merupakan situs nomor satu yang paling sering diakses diantara situs-situs sejenis. Semua orang baik muda maupun tua, kecil maupun besar mengetahui dan mengakses facebook. Tidak terkecuali pelajar, mahasiswa, guru, dosen, maupun kalangan akademisi lainnya. Kemudahan akses yang diberikan serta aplikasi menu yang bervariasi membuat orang tertarik untuk bergabung. Ada banyak kelebihan yang dimiliki situs jejaring social facebook 4 diantaranya: Pertama, facebook lebih informatif. Kedua, facebook memiliki kemudahan dalam pengecekan komunikasi dengan orang lain. Ketiga, kita dapat menampilkan foto, video atau tautan dari website internet sesuai yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas cakrawala berfikir siswa akan materi yang disampaikan. Keempat, sebagai media promosi dan membangun komunitas, hal ini sangat penting sebagai syarat terciptanya media pembelajaran yang efektif. Kelima, memiliki mekanisme pencegahan terhadap pengambilalihan akun facebook secara ilegal dengan kata lain sistem keamanan facebook cukup baik. Manfaat tersebut tentunya bisa menjadi terobosan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya pengajaran
jika dimanfaatkan secara tepat dan
efektif. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh UNESCO dan World Bank 3
Ibid, hal. 1. Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung: Yrama Widya, 2009, hal. 3.
4
4
yang menyatakan bahwa pada negara berkembang sangat diperlukan adanya perubahan pendekatan dan paradigma pembelajaran. Jika tidak demikian, negara berkembang tidak akan mampu bersaing di era ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan (knowledge-based economy). Era tersebut mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi yang diperlukan, menimbang dan mengevaluasi informasi tersebut agar memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan tidak bias, serta mempergunakan informasi tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi 5 . Pemanfaatan website jejaring social facebook sebagai media pembelajaran fisika khususnya pada konsep termodinamika terletak pada bentuk pembelajaran konsep termodinamika yang lebih menarik jika dibandingkan dengan metode ceramah. Konsep termodinamika yang merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari hubungan antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari energi dan perpindahannya hadir dalam situs web jejaring sosial facebook yang tidak lain merupakan situs website internet yang sering siswa akses dan sangat akrab dengan keseharian siswa. Dengan materi yang disajikan secara singkat, padat, dan jelas membuat siswa tidak malas untuk membaca materi tersebut. Kemudahan mengakses materi kapanpun dan dimanapun membuat siswa bisa menentukan sendiri kapan waktu yang tepat dan tempat yang nyaman untuk belajar sehingga lebih baik dalam menyerap pelajaran. Selain itu dengan tautan (materi tambahan) yang tampil difacebook siswa diharapkan mampu mengeksplor materi tersebut lebih luas tidak terbatas pada materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Termodinamika”.
5
Eti Rochaety, Pontjorini Rahayuningsih, dan Prima Gusti yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 , hal. 77.
5
B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini masalah dapat di identifikasikan menjadi: 1. Pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menarik 2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa 3. Kurangnya pemanfaatan media teknologi dalam proses pembelajaran fisika
C. Pembatasan Masalah Agar memudahkan dalam penyusunan skripsi ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini pada pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika, Hasil belajar siswa pada penelitian ini dalam bentuk penilaian kognitif siswa yang meliputi jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), dan sintesis (C5).
D. Perumusan Masalah Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika siswa? 2. Bagaimanakah perbedaan antara hasil belajar fisika siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil belajar fisika siswa yang belajar dengan metode ceramah? 3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media online facebook?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa
6
b. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan metode ceramah c. Respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media online facebook
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru, menambah pengetahuan guru akan pemanfaatan media pembelajaran secara efektif yakni media online facebook dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi 2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada pelajaran fisika sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar siswa 3. Bagi sekolah, Sebagai bahan evaluasi pembelajaran fisika agar lebih baik dan bermutu sekaligus menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan 4. Bagi Penulis, menjadi referensi bentuk pembelajaran yang baru yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran fisika dimasa yang akan datang dan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran fisika yang lebih baik.
7
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan 1 . Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan (Association of education and communication technology / AECT) di Amerika, membatasi pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi 2 . Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tipe recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar grafik, televise dan computer 3 . Sedangkan menurut asosiasi pendidikan nasional (National Education Association / NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatnnya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca 4 .
Diantara pengertian yang
berbeda tersebut terdapat persamaan tentang arti media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, berikut ciri-ciri umum media dapat diuraikan menjadi 5 :
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hal. 3. Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 6. 3 Arsyad, Op. Cit., hal.4. 4 Sadiman, Op. Cit., hal. 6. 5 Arsyad, Op. Cit., hal.6-7. 2
7
8
1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera 2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa 3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas 5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran 6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, computer, radio tape atau kaset, video recorder) 7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan menejemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. Menurut Gerlach dan Ely (1971) ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya, diantaranya: yang pertama, media pendidikan memiliki ciri fiksatif (fixative property);
ciri
ini
menggambarkan
kemampuan
merekam,
menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu waktu tertentu ditranportasikan tanpa mengenal waktu. Yang kedua, media memiliki ciri manipulatif (manipulative property) yaitu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Yang ketiga, media memiliki ciri distributif (distributive property); ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
9
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu 6 . Sedangkan manfaat media pengajaran dalam proses belajar antara lain 7 : 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semat-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai diperlukan ketelitian dalam memilih media pembelajaran, berikut ini merupakan kriteria-kriteria yang harus diperhatikan, diantaranya 8 : 1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran 2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa 3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar
6
Arsyad, Op. Cit., hal. 12-14. Nana Sudjana danAhmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2005, hal. 2. 8 Ibid, hal. 2. 7
10
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media, syarat utama yang diperlukan adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya 5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung 6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehigga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa
2. Pengertian Pembelajaran Online Media pembelajaran yang tepat digunakan pada masa sekarang ini adalah media berbasis teknologi. Pengertian teknologi sendiri merupakan perpaduan yang kompleks dari manusia dan mesin, ide, prosedur, pengelolaan (Hoban, dalam AECT,1977). Kata teknologi seolah tak lepas dari ilmu pengetahuan karena memang pada hakikatnya teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke tugas-tugas praktis (Galbraith, AECT, 1977). Teknologi adalah penerapan sistemik dan sistematik dari konsep ilmu perilaku dan ilmu fisika serta pengetahuan lain untuk memecahkan suatu masalah 9 . Teknologi
Informasi
dan
Telekomunikasi
(Information
and
Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Internet itu sendiri berasal dari kata interconnection networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan 9
Arief S. Sadiman, dalam artikel yang berjudul Peran Teknologi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar, pada Jurnal Teknodik No. 8/IV/TEKNODIK/MEI/2000, hal. 7.
11
berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit, dan lainnya 10 . Internet merupakan media teknologi yang multifungsi yang bisa dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Suatu pembelajaran yang memanfaatkan media internet sebagai alat bantu proses pembelajaran dinamakan pembelajaran online, atau juga bisa disebut e-education atau e-leaning atau secara spesifik dalam dunia pendidikan dinamakan model pembelajaran jarak jauh. Istilah elearning memiliki definisi yang sangat luas. e-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari elektronik dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik khususnya perangkat komputer. Istilah e-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk dunia maya 11 . Elearning juga dapat diartikan sebagai sebuah program aplikasi berbasis internet yang memuat semua informasi tentang pendidikan seputar pendidikan yang jelas, dinamis, akurat dan up to date serta memberikan kemudahan bagi para pembelajar untuk melakukan pembelajaran secara online 12 . Secara umum terdapat dua model pengajaran online, yaitu synchronous dan asynchronous. Pada model asynchronous, siswa belajar dengan langkahnya sendiri, melihat bahan kuliah dan catatan dan mengambil masukan dari pengajar ketika siswa memiliki waktu. Siswa berkomunikasi dengan pengajar dan sesama siswa melalui chatting, e-mail, dan mengikuti grup diskusi. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan belajar dan kesibukannya. Hanya tugas dan tes yang biasanya terjadwal mengikuti batas akhir. Sementara pada model synchronous, siswa belajar pada kelas maya dalam waktu yang sebenarnya seperti pada kelas konvensional. Pengajar memimpin kelas dengan menayangkan presentasi slide atau para siswa dapat melihat pengajar melalui video berbasis web secara langsung. Selain itu model synchronous mengandalkan fitur chatting yang 10
Teguh Handoko dalam artikel yang berjudul Sejarah perkembangan internet yang diunduh dari http://www.sejarah-internet.com/pengertian-internet/ diakses pada tanggal 1 Juni 2010. 11 Munir, Op. Cit., hal. 169. 12 Ibid, hal. 170.
12
memungkinkan
pengajar
dan
siswa
berinteraksi
sesamanya
dan
dapat
menggunakan saluran pribadi ketika membutuhkan bantuan tanpa mengganggu pengajaran yang berlangsung. Namun keharusan untuk mengikuti pengajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan seperti pada kelas konvensional menyebabkan
model
synchronous
kalah
populer
dibanding
model
asynchronous 13 . Pembelajaran online atau e-learning merupakan pengembangan dari sistem pembelajaran jarak jauh. Secara umum pendidikan jarak jauh didasarkan pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, pemanfaatan (paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, adanya komunikasi tidak terus-menerus (non-continous) antara siswa dengan siswa, tutor, dan organisasi pendidikan melalui beragam media, serta adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan 14 . Sistem pendidikan jarak jauh memiliki mempunyai dua komponen yaitu sistem belajar jarak jauh (distance learning) dan sistem pengajaran jarak jauh (distance teaching) (Keegan, 1990) Sistem belajar jauh memberikan penekanan kepada siswa dan proses belajar (learner-centered), sedangkan sistem pengajaran jarak jauh lebih berfokus pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya (teacher and system centered). Sementara itu, sistem pendidikan jarak jauh berfokus pada kedua sisi secara utuh, baik pada siswa dan proses belajarnya, maupun pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya 15 . Sedangkan unsur yang harus dimiliki oleh pembelajaran jarak jauh berbasis web diantaranya: 1.) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan siswa , dimana siswa dapat menambah kemampua, membaca materi pelajaran, mencari informasi dan sebagainya
13
Dragan dan Behr (2001) sebagaimana dikutip oleh Amir F. Sofyan, “Perkembangan Perangkat Lunak Pengelolaan Pengajaran Berbasis Web”, mimeo, diunduh dari http://journal.amikom.ac.id/index.php/informatika/article/download/92/44, diakses pada tanggal 10 Juni 2010. 14 Paulina Pannen,”Pengertian sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh”, dalam Tian Belawati (Editor, dkk), Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas terbuka, 1999, hal.17. 15 Ibid, hal. 12.
13
2.) Interaksi dalam grup; siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru. Guru dapat hadir dalam grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya 3.) Sistem administrasi siswa; dimana siswa dapat melihat informasi mengenai status siswa , prestasi siswa dan sebagainya 4.) Pendalaman materi dan ujian; biasanya guru sering mengadakan quiz singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan tes pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning 5.) Perpustakaan digital; pada bagian ini terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku, tetapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar, dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk data base. 6.) Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan diperlukan juga bahan bacaan dari web lain. Oleh karena itu pada bagian ini guru dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk dipublikasikan kepada mahasiswa lainnya melali web 16 . Metode belajar jarak jauh dan teknologi informasi bertemu dengan strategi belajar kelas sehingga menciptakan suatu lingkungan baru yang disebut dengan program belajar fleksibel (flexible learning) (Moran, 1997). Program belajar fleksibel ini perlu dicermati karena hal ini merupakan tantangan yang harus segera diwujudkan guna mengantisipasi masa depan 17 . e-learning
atau
pembelajaran
online
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan. Kelebihan dalam proses pembelajaran online menurut Bates dan Wulf pada tahun 1996 adalah: 1. Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchange interactivity)
16
Hamzah B. Uno, M. Pd, “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif”, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal. 39. 17 Aminudin Zuhairi,”Model – Model Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh”, dalam Tian Belawati, dkk (Editor), Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, hal. 57.
14
2. Mempermudah interaksi pembelajaran di mana dan kapan saja (time and place flexibility) 3. Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reach a global audience) 4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities) Kekurangan atau kelemahan dari e-learning adalah: 1. Terpisahnya antara pengajar siswa menyebabkan interaksi antara guru dan siswa kurang maksimal 2. Teknologi e-learning cenderung lebih terfokus pada aspek teknologinya bukan pada aspek pendidikannya 3. Proses pembelajarannya cenderung kearah pelatihan dan kurang memperhatikan aspek afektif 4. Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin belum dikuasai 5. Proses pembelajaran e-learning memerlukan motivasi belajar yang tinggi karena dalam praktek pembelajarannya dilakukan secara mandiri. Jika motivasi siswa kurang maka proses pembelajaran akan mengalami kegagalan dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai 6. Tidak semua siswa dapat memanfaatkan internet karena terbatasnya fasilitas yang dimiliki 7. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan (skill and knowledge) dalam mengoperasikan computer dan memanfaatkan internet secara maksimal 18 .
2. Pengertian Media Facebook Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbaharui profil
18
Munir, Op. Cit., hal. 174-177.
15
pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya 19 . Berikut ini merupaka tampilan halaman depan dari facebook.
Gambar 2.1. Tampilan halaman depan facebook Facebook atau disingkat FB diluncurkan pada tanggal 4 februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School. Pada awal masa berdirinya situs web jejaring sosial ini keanggotaannya masih dibatasi untuk siswa dari Harvard college. Dalam dua bulan selanjutnya keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston college, Boston Univercity, MIT, Tufts, rochester, stanford, Nyu, Northwestern) dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat elektronik (email) suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini. Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat elektronik apapun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Hingga juli 2007, facebook memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar diantara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta 19
SEAMOLEC, Facebook: Mobile Collaborative Learning, Jakarta: SEAMOLEC, 2009, hal. 1.
16
anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari september 2006 hingga september 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya 20 . Facebook memiliki banyak kelebihan, diantaranya: Tampilan facebook di design sedemikian rupa sehingga adanya iklan tidak menganggu pengguna facebook dalam proses penggunaannya, Tersedianya layanan jaringan atau network yang bisa di-sorting sesuai dengan dengan posisi pengguna (user). Dari start awal pembuatan account disesuaikan berdasarkan negara sehingga mempermudah pencarian jaringan atau teman, Adanya layanan group yang terfokus, foto album dengan kapasitas quota unlimited atau tidak terbatas, Layanan selling (penjualan/penawaran barang atau jasa) yang diperbolehkan antar user, Tersedianya layanan event, dengan mudah user bisa mengetahui, membuat suatu acara bersama sepeti reuni, pesta, ataupun launching suatu produk, Layanan status update bisa diisi kapan saja dan dimana saja dengan posisi menu yang mudah terlihat, Layanan mobile access yakni layanan untuk mobile dengan feature bisa melalui sms, Layanan mobile browsing dapat diakses melalui handphone dan disesuaikan dengan kondisi handphone sehingga lebih cepat diakses, Anti fake Account and spam (layanan security yang aman), Memiliki layanan develop your facebook widget yakni beragam aplikasi yang bisa digunakan seperti games, feed reader, dan macam-macam aplikasi lainnya, Tersedia layanan chatting, dan yang terakhir dapat mengirimkan gift kepada pengguna lain dengan berbagai macam jenis gift 21 . Beberapa elemen dasar facebook antara lain: 1. Temukan orang yang anda kenal, berfungsi untuk menemukan atau mencari teman yang sesuai dengan sekolah, daerah, dan lain sebagainya. 2. Lihat dan sunting profil anda, berfungsi untuk melengkapi data profil dalam akun facebook 20
Di unduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses tanggal 25 April 2010. Di unduh dari http://omdimas.com/tentang-facebook-dan-keunggulannya, diakses tanggal 25 april 2010.
21
17
3. Terhubung dengan teman-teman, berfungsi untuk menambahkan daftar teman Berikut ini merupakan tampilan facebook setelah pengguna facebook mendaftar sebagai anggota atau member facebook.
Gambar 2.2. Elemen dasar facebook Setelah melengkapi teman dalam facebook, maka dalam layar website facebook akan terlihat seperti gambar berikut:
Gambar 2.3. Tampilan layar facebook
18
Pada tampilan facebook dibagian atas terdapat beberapa menu diantaranya: 1. Menu beranda; menu ini berfungsi untuk berpindah secara cepat pada halaman pertama kali setelah pengguna login. Beranda ini berisi uraian status teman ditengah dinding, kiri berisi kabar berita dan sebelah kanan biasanya terdapat iklan 2. Menu profil; menu ini mengantarkan pengguna ke halaman profil. Halaman ini berisi profil pribadi, foto, informasi diri sekaligus status yang dibuat oleh pribadi pengguna facebook 3. Menu teman; menu ini berfungsi untuk menampilkan foto-foto teman yang sudah masuk dalam daftar pertemanan 4. Menu pesan masuk; menu ini berfungsi untuk membuka halaman pesanpesan terbaru yang dikirim oleh teman 5. Menu pengaturan; pada menu ini pengguna dapat leluasa mengatur informasi diri, jaringan, dan lain sebagainya 6. Menu keluar; menu ini berfungsi untuk keluar dan mengakhiri penggunaan facebook 7. Menu kotak pencarian; menu ini berfungsi untuk menacari teman atau jaringan yang sudah terdaftar dalam jaringan facebook Pada dinding facebook (Gambar 2.4) juga terdapat menu aplikasi yang merupakan fasilitas facebook yang siap digunakan. Menu aplikasi tersebut, terdiri dari: yang pertama, ikon koleksi foto; Aplikasi ini diarahkan pada pembuatan album foto dan penggunaan dan pengelolaan album foto tersebut. Yang kedua, ikon video; pada ikon video ini, pengguna dapat mengunduh (upload) video, menampilkan dan mengelolanya. Yang ketiga, ikon grup; pada ikon grup ini pengguna dapat bergabung kedalam group yang sudah ada dalam facebook atau membuat sendiri group baru sesuai dengan minat pengguna dan mengajak orang lain yang mempunyai minat yang sama. Yang keempat, ikon acara; pada ikon ini pengguna dapat membuat agenda kegiatan sendiri atau mengikuti agenda yang telah dibuat oleh orang lain.
Yang kelima, ikon
catatan; pada ikon ini pengguna dapat membuat catatan atau tulisan, artikel sendiri, atu meng-import artikel orang lain dalam blog tertentu. Yang ketujuh,
19
ikon tautan; pada ikon ini pengguna dapat membuat email (link) dari alamat website lain. Yang kedelapan, ikon obrolan; pada ikon ini pengguna dapat mengaktifkan atau mengnonaktifkan fasilitas chatting. Yang terakhir, ikon pemberitahuan; ikon ini berisi catatan-catatan aktivitas yang anda lakukan dalam facebook 22 . Menu aplikasi tersebut terdiri dari symbol-simbol yang sangat mudah dikenali, diantara seperti pada gambar simbolikon berikut ini:
Gambar 2.4 simbol ikon facebook Sedangkan manfaat facebook dalam dunia pendidikan, yakni 23 : 1. Bersifat sosial dan mobile collaborative learning, membangun ikatan sosial (antara teman sekelas/ sekantor, dsb) dan bersifat mobile. 2. Membuat kelompok/grup untuk studi / kerja, meningkatkan keterikatan antara siswa-siswa atau siswa-pengajar atau pengajar-pengajar 3. Ajang belajar menulis untuk menuangkan ide 4. Menembus ruang dan waktu 5. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif Secara khusus manfaat facebook yang bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran adalah layanan grup. Layanan grup ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki situs web jejaring social sejenis diantaranya kemampuan membangun jaringan suatu kelompok tertentu lebih cepat dan informatif. Pada fitur ini juga tersedia forum diskusi yang membuat proses pengajaran menjadi lebih interaktif dalam bentuk komentar antara guru dan siswa maupun diskusi 22
Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung: Yrama Widya, 2009, hal. 21-27. 23 SEAMOLEC, Op. Cit., hal. 2.
20
antara sesama siswa dalam membahas materi pelajaran yang telah ditampilkan pada forum diskusi tersebut. Kelebihan lain dilayanan grup ini adalah guru bisa menautkan materi tambahan yang diperoleh dari internet pada menu beranda grup, dengan bentuk tautan materi yang menarik seperti gambar-gambar bergerak dan penemuan terbaru mengenai materi yang diajarkan. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat suatu group difacebook, diantaranya: 1. Pastikan pengguna berada dalam jendela facebook atau beranda 2. Klik ikon group yang ada disebelah kiri jendela facebook 3. Dilayar jendela grup, klik “buat group” 4. Dilayar akan terlihat beberapa pilihan dan ketik kotak yang tersedia, Pilihan tersebut terdiri dari: a.
Nama group , berisi nama group yang diinginkan
b. Keterangan, berisi sesuatu yang menggambarkan tentang group yang akan dibuat c. Jenis group, pilih sesuai dengan group yang akan dibuat termasuk kedalam kelompok bisnis, music, akademik, atau yang lainnya d. Berita terbaru, info awal bisa berisi ajakan, atau himbauan kepada orang lain agar bergabung kedalam grup yang akan dibuat e. Kantor, alamat perusahaan atau alamat tempat tinggal pembuat group f. Email dan situs web, alamat email atau web yang dimiliki pembuat group g. Nama jalan, berisi alamat pengguna terbaru h. Kota/ daerah, berisi nama kota tau daerah tempat tinggal pembuat group 5. Terakhir klik tombol pembuat group Setelah selesai membuat group langkah selanjutnya adalah menyisipkan gambar atau logo yang sesuai dengan group yang telah dibuat . cara mengisi gambar grup ini sama dengan proses memindahkan gambar dari komputer ke semua bentuk website internet. Berikut ini merupakan contoh group facebook yang sudah diberi gambar.
21
Gambar 2.5. Contoh group facebook
3. Pengertian Belajar Fisika Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. “learning maybe defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience.”(Whittaker,1970: 1). Sedangkan menurut Howard l. Kingsley “Learning is the process by which behavior ( in the broadersense ) is originated or changed through practice or training.”(kingsley, 1957:12) yang artinya belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan 24 . Sedangkan definisi belajar menurut Spears, Gronbach, Hilgard, dan W. Stern dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, actual maupun potensial) b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha
24
Wasty Soemanto, M. Pd, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, hal.104.
22
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Arden N. Frandsen adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, terdiri dari: a. Faktor non sosial yaitu kondisi suhu, udara, waktu, tempat, alatalat yang digunakan untuk belajar yang dapat membantu atau mengganggu proses atau kegiatan belajar b. Faktor sosial yaitu manusia, atau orang lain yang bisa mempengaruhi atau tidak proses belajar tergantung dari tipe belajar masing-masing orang 2. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, terdiri dari: a. Faktor fisiologis yaitu terdiri dari tonus jasmani dan keadaan fungsi fisiologis tertentu, tonus jasmani terdiri dari: nutrisi yang cukup dan penyakit yang diderita. Sedangkan keadaan fungsi jasmani tertentu yaitu fungsi pancaindera yang berfungsi dengan baik akan sangat mempengaruhi proses belajar b. Faktor psikologis terdiri dari: (1) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas (2) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan uuntuk selalu maju (3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman (4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kerjasama maupun dengan kompetisi (5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran (6) adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada proses belajar Sedangkan Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah: 1. Adanya kebutuhan fisik 2. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran 3. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain 4. Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat
23
5. Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri 25 Kegiatan “belajar” adalah suatu proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Sebagai suatu proses, kegiatan belajar memproses input (masukan) dan menghasilkan output (keluaran). Dengan demikian, kita dapat menganalisis kegiatan belajar dengan pendekatan analisis sistem (gambar 2.1). Dengan pendekatan ini, kita dapat mengetahui
berbagai
faktor
yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Input Instrumenal
Input Mentah
Proses Belajar-Mengajar
Output
Input Lingkungan Gambar 2.6. Proses Belajar-Mengajar Input mentah adalah bahan baku yang perlu diolah dalam proses belajarmengajar dimana dalam proses ini berpengaruh pula sejumlah faktor yaitu input lingkungan dan sejumlah input yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (input instrumenal) guna menunjang tercapai-nya output yang dikehendaki. Input lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sedangkan yang termasuk input instrumenal adalah kurikulum, bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas, serta manajemen sekolah. Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, input mentah adalah siswa yang memiliki karakteristik fisiologis dan psikologis tertentu. Karakteristik fisiologis meliputi kondisi fisik dan panca indera. Sedangkan karakteristik
25
Sumadi Suryabrata, Ph. D, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal 232-237.
24
psikologis meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif. Semua faktor ini dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Di dalam keseluruhan sistem, input instrumenal adalah faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian output yang dikehendaki karena input instrumenal inilah yang menentukan bagaimana proses belajarmengajar itu akan terjadi di dalam diri si siswa 26 . Kualitas input menyangkut mutu input diukur dari kriteria penerimaan murid. Input rendah bila dibawah standar minimal, input itu berkualitas bila diatas standar yang telah ditetapkan. Standar itu sendiri sifatnya relatif atau arbitrary. Kualitas proses adalah mutu keseluruhan factor yang terlibat dalam proses pendidikan seperti murid, guru, kurikulum, fasilitas pendidikan, manajemen, sumber belajar, dan terbatasnya biaya untuk proses. Sedangkan kualitas output adalah menyangkut hasil proses sistem. Output itu rendah atau tinggi mutunya bilamana dibawah atau diatas standar yang telah ditetapkan. Bilamana standard itu memang ada 27 . Fisika adalah bidang ilmu yang yang banyak mempelajari konsep yang bersifat abstrak. Oleh karena itu dalam mempelajarinya menuntut banyak kemampuan dalam melakukan penggambaran mental tentang sesuatu yang dipelajari dengan beralasan bahwa IPA (Fisika) termasuk ilmu yang relatif sulit untuk dipelajari 28 . Akibatnya dilapangan banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran fisika. Padahal disisi lain fisika sangat diperlukan dalam dalam meningkatkan daya nalar siswa dan dapat melatih siswa agar mampu berfikir logis, kritis, sistemis dan kreatif.
4. Pengertian Konsep Termodinamika Termodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari hubungan antara antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari energi dan 26
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal 107. Muhammad Fakry Gaffar, Perencanaan Pendidikan: Teori dan metodologi, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1987 , hal 117118. 28 Indrawati, “Potensi Laboratorium Fisika di SMA Dalam Mendukung Pelaksanaan Pendidikan”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064 Tahun Ke-13, Januari 2007, hal. 109-110. 27
25
perpindahannya. Untuk mempelajari termodinamika siswa harus memahami beberapa definisi dari konsep termodinamika 29 , diantaranya: 1. Sistem dan lingkungan , sistem adalah suatu bagian terpisah yang menjadi pusat perhatian kita. Sebuah sistem dapat berupa ruang, benda, kuantitas bahan, dan lain-lain. Adapun lingkungan adalah sesuatu diluar sistem yang dapat mempengaruhi keadaan sistem secara langsung 2. Kalor merupakan energi yang berpindah akibat perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan. Sistem dapat melepaskan kalor ke lingkungan dan sebaliknya lingkungan dapat pula memberikan kalor kepada sistem. Kalor dilambangkan dengan Q 3.
Usaha, untuk setiap proses dengan volume (V) tetap usaha yang dilakukan sistem bernilai nol, sedangkan jika V2 >V
1
berarti usaha (W) dilakukan
oleh sistem dan bertanda positif. Sebaliknya jika usaha V2 < V
1
berarti
usaha (W) dilakukan pada sistem dan usaha ini bertanda negative 4. Energi dalam merupakan keadaan karakteristik gas yang tidak dapat diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara langsung langsung hanyalah perubahannya (∆U) yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (U1) ke keadaan akhir (U2) 5. Kapasitas (C) kalor merupakan kemampuan gas untuk menyerap atau melepaskan kalor persatuan suhu 6. Kalor jenis (c) adalah kapasitas kalor per satuan massa 7. Kapasitas kalor molar gas adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 mol gas sebesar 1 K. Kapasitas kalor molar terdiri dari kapasitas kalor pada volume tetap (Cv, m)dan kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp, m) Proses atau perubahan keadaan termodinamika dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses irreversible dan proses reversible . Proses irreversible merupakan proses yang berlangsung secara spontan pada satu arah dan tidak dapat terjadi dalam arah sebaliknya. Proses reversible adalah merupakan proses kesetimbangan. Sistem yang mengalami proses reversible selalu berada dalam 29
Purwoko dan Fendi H, Fisika 2 SMA Kelas XI, Jakarta: Yudhistira, 2009. Hal143-157.
26
keadaan setimbang termodinamik. Proses termodinamika dapat berlangsung secara isothermal (isotermik), isokhorik, isobarik, ataupun adiabatik. Proses isotermik adalah proses perubahan keadaan pada suhu tetap. Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan pada volume tetap. Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan pada tekanan tetap. Proses adiabatik adalah proses tanpa ada kalor yang masuk ataupun kalor yang keluar. Hukum I Termodinamika Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa “Ketika kalor (Q) diberikan pada sistem , sebagian kalor yang diberikan digunakan untuk menaikkan energi dalam sebesar (∆U), sedangkan sisanya keluar dari sistem ketika sistem itu melakukan usaha (W) terhadap lingkungannya”. Secara matematis, hukum I termodinamika dirumuskan sebagai berikut: Q = ∆U + W Keterangan: Q
: Perubahan kalor pada sistem
∆U : Perubahan energi dalam W
: Usaha yang dilakukan sistem
W bertanda positif ( +) jika usaha dilakukan oleh sistem terhadap lingkungan Q bertanda positif (+) jika sistem menyerap kalor W bertanda negative (-) jika usaha dilakukan oleh lingkungan terhadap sistem Q bertanda negative (-) jika sistem melepaskan kalor Berikut ini merupakan penerapan hukum I Termodinamika pada proses perubahan keadaan yang terjadi pada sistem, diantaranya: 1. Hukum I Termodinamika untuk proses isotermik Karena suhu tetap ∆T = 0 , maka tidak ada perubahan energi dalam ∆U = 0 Maka berlaku persamaan: Q = W = n R T (ln V2 / V1) 2. Hukum I Termodinamika untuk proses isokhorik Selama proses isokhorik ∆V = 0 sehingga sistem tidak melakukan kerja, W = 0 dan berlaku persamaan: Q = ∆U
27
3. Hukum I Termodinamika untuk proses isobarik Pada proses isobaric terjadi perubahan suhu pada sistem sehingga terjadi perubahan energi dalam ∆U. Usaha yang dilakukan oleh sistem pada proses isobarik adalah W = P . ∆V= P ( V2 - V 1) dan berlaku persamaan: ∆U = Q + P ( V2 - V 1) 4. Hukum I Termodinamika untuk proses adiabatik Pada proses ini tidak ada kalor yang masuk dan tidak ada kalor yang keluar sistem, Q = 0 dan berlaku persamaan: ∆U = -W Kapasitas kalor Kapasitas Kalor (C) merupakan kemampuan gas untuk menyerap dan melepaskan kalor per satuan suhu. C = Q / ∆T atau Q = C ∆T Ada 2 jenis kapasitas kalor, yaitu: Kapasitas kalor pada volume tetap Æ Cv = Qv / ∆T atau Cv = Qv / n ∆T Kapasitas kalor pada tekanan tetap Æ Cp = Qp / ∆T atau Cp = Qp / n ∆T Siklus Carnot Siklus Carnot ditemukan oleh ilmuan perancis bernama Sadi Carnot pada tahun 1824. Siklus ini merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang paling efisien yang selanjutnya disebut mesin carnot. Untuk usaha pada mesin carnot rumus yang digunakan adalah: W = Q2 – Q1 Efisiensi mesin Carnot: η = ( W / Q1) x 100%
atau
η = ( 1 - Q2 /Q1) x 100%
Untuk mesin ideal atau mesin carnot Efisiensi maksimumnya: η = ( 1 – T2/T1) x 100% Mesin Pendingin
28
Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan usaha pada sistem. Cara kerja seperi ini disebut cara kerja mesin pendingin ( refrigerator ) contoh mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC) Persamaannya:
K = Qc / W
Æ
W = QH – Qc
Keterangan: K : Koefisien kinerja ( Jangkauannya 2 – 6 ) Qc : Kalor dari bahan makanan W : usaha yang dilakukan QH : Kalor yang dilepas ke udara Hukum II Termodinamika Ada beberapa pernyataan tentang hukum II Termodinamika, diantaranya: 1. Perumusan Clausius ( tentang kalor) Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda besuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya 2. Perumusan Kevin dan Planck ( tentang mesin kalor ) Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengubah seluruh kalor yang diserapnya dari reservoir suhu tinggi menjadi kerja mekanik 3. Perumusan tentang entropi Total entropi jagat raya tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan bertambah ketika proses irreversible terjadi Entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yangtidak dapat diubah menjadi usaha . Sedangkan pada suatu sistem tertutup Entropi (S) dapat tetap atau berubah dengan harga ∆S positif. Berikut beberapa pernyataan tentang entropi (S), diantaranya: 1. Proses irreversible selalu menaikkan entropi jagat raya 2. Perubahan entropi (∆S) hanya bergantung pada keadaan akhir dan keadaan awal 3. Proses reversible tidak mengubah total entropi jagat raya
29
Persamaan Entropi: ∆S = Q / T Perubahan entropi semesta: (∆S)semesta = (∆S)H + (∆S)c 4. Pengertian Hasil belajar Hasil belajar
adalah
sesuatu yang diketahui, diperoleh, atau didapat
setelah melalui proses belajar, baik karena faktor eksternal maupun faktor internal siswa itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai hasil belajar. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat digolongkan menjadi tiga faktor, diantaranya 30 : 1.) Faktor stimulasi belajar, yakni segala hal diluar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar yang terdiri dari: panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal 2.) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Faktor ini terdiri dari: kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar bdengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitet indera (oral, visual, dan kinestetik) , bimbingan dalam belajar, dan kondisikondisi insentif 3.) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri pelajar itu sendiri. Faktor ini terdiri dari: kematangan, faktor usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesaharan rohani dan motivasi yang dimiliki Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan perubahan tingkah laku yang meliputi: pengamatan, pengenalan, pengertian, 30
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, hal. 131137.
30
parbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Secara garis besar Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada tiga tingkatan, yaitu: 1. Katergori tingkah laku yang masih verbal 2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan 3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tudas-tugas dalam pertanyaanpertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal Ada tiga ranah atau domain besar yang terletak pada tingkatan kedua yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu: 1. Ranah kognitif, ranah kognitif ini terdiri dari: a. Mengenal (recognition) Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atu lebih jawaban b. Pemahaman (comprehension) Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep c. Penerapan atau aplikasi (application) Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar d. Analisis (analysis) Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar e. Sintesis (synthesis) Sintesis ini digunakan untuk menggeneralisasi, yaitu siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali
(reorgenize) hal-hal yang
spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru
31
f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal 2. Ranah Afektif, ranah afektif terdiri dari: a. Pandangan atau pendapat Apabila guru hendak mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang melibatkan ekspresi, perasaan atu pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta b. Sikap atau nilai Dalam penilaian afektif tentang sikap ini siswa ditanya mengenai responnya yang melibatkan sikap atau nilai yang mendalam disanubarinya dan guru meminta siswa mempertahankan pendapatnya 3. Ranah Psikomotor Ranah ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke dalam klarifikasi gerak disini mulai dari gerak yang paling sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta computer 31 .
B. Kerangka Pikir Proses pembelajaran fisika yang tidak menarik membuat siswa merasa jenuh dan merasa kesulitan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi para guru atau pengajar untuk memberikan bentuk pengajaran yang berbeda dalam rangka meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar fisika. Dalam hal ini guru memiliki peran yang cukup penting, bagaimana mengidentifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan solusi yang terbaik dalam penyelesaian masalah tersebut. 31
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal.117121.
32
Di era modern seperti saat ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat. Ada beragam media yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara khusus pembelajaran fisika. Tentunya pemilihan media tersebut haruslah tepat dan efektif. Guru harus betul-betul memahami media pembelajaran yang digunakannya dan memiliki kemampuan mengelola media tersebut. Agar tujuan pembelajaran benar-benar dapat tercapai. Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan tekhnologi yang terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap proses penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapkan hasil belajar fisika siswa semakin baik. Pembelajaran fisika berbantukan media online facebook diharapkan mampu menjadi referensi bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan materi pelajaran fisika namun menyenangkan, dinamis dan interaktif sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (H0) dengan: Hipotesa alternatif (Ha) : Pembelajaran berbantukan media online facebook berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika Hipotesa nihil (H0) : Pembelajaran berbantukan media online facebook tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010 sampai tanggal 19 Mei 2010 dan bertempat di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Jl. Ibnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design dimana observasi yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum treatment dan sesudah treatment. Observasi yang dilakukan sebelum treatment disebut pre-test, dan observasi sesudah treatment di sebut post-test. Rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Pre-test
Treatment
Postest
A
T1
X1
T2
B
T1
X2
T2
Keterangan: A
: Kelas eksperimen
B
: Kelas kontrol
T1
: Pre-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen
T2
: Post-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen
X1
: Perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media online facebook
X2
: Perlakuan berupa pembelajaran fisika dengan metode ceramah Ada dua kelas yang akan dibandingkan pada penelitian ini, yakni kelas A
adalah kelas eksperimen dan kelas B adalah kelas kontrol. Kedua kelas tersebut di uji dengan pre-test untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi termodinamika yang belum mereka pelajari. Setelah itu, kedua kelas tersebut 33
34
diberikan perlakuan berupa bentuk pembelajaran yang berbeda. Kelas A diberikan perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media online facebook, dan kelas B diberikan perlakuan pembelajaran fisika dengan metode ceramah. Setelah pemberian treatment pada kedua kelas, kedua kelas tersebut di uji lagi dengan post-test untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 1 . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut 2 . Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah dua kelas yakni kelas XI A dan kelas XI B yang dipilih dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu 3 .
D. Alur Penelitian Tahap yang pertama kali dilakukan pada suatu penelitian adalah memilih masalah, pada tahap ini peneliti harus memilih dari mana masalah penelitian diperoleh. Apakah dari kehidupan sehari-hari atau dari buku atau literature yang lain. Tahap yang kedua adalah studi pendahuluan, tahap ini terdiri dari studi lapangan dan literature. Kedua hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dengan jelas permasalahan yang terjadi di lapangan, untuk mengetahui segala kemungkinan dilakukannya penelitian dan untuk mengetahui apa yang sudah orang lain hasilkan dari penelitian serupa dan bagaimana permasalahan yang belum terpecahkan. Tahap ketiga adalah merumuskan masalah, yaitu tahap menentukan atau menyusun pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data yang harus didasarkan pada masalah penelitian. Tahap yang 1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta Bandung, Cet ke-7, hal 117. 2 Ibid. hal. 118. 3 Sugiono, Op. Cit., hal 124.
35
keempat adalah merumuskan anggapan dasar yaitu menentukan asumsi dasar atau sesuatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti.
Tahap kelima adalah
merumuskan hipotesis yaitu merumuskan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Tahap keenam adalah memilih pendekatan, apakah penelitian yang dilakukan secara eksperimen atau non-ekperimen. Tahap ketujuh adalah menentukan variable yaitu tahap menentukan objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Tahap kedelapan adalah menentukan sumber data, yaitu tahap menentukan darimana data penelitian didapatkan. Tahap yang kesembilan adalah menentukan dan menyusun instrument, pada tahap ini peneliti harus menentukan jenis instrument apakan tes atau non tes. Instrument adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Sebelum digunakan instrument harus melalui tahap uji instrument dimana instrument tersebut dianalisa terlebih dahulu dengan beberapa uji, diantaranya uji validitas, uji reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Setelah tahap tersebut terlewati barulah instrument dapat digunakan dalam pengambilan data. Tahap kesepuluh adalah tahap mengumpulkan data, instrument yang sudah diuji tersebut diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pre-test sebelum diberikan treatment dan post-test setelah diberikan treatment yang berbeda, lalu kemudian dikumpulkan seluruhnya. Tahap kesebelas adalah analisis data, pada tahap in data yang sudah diperoleh tersebut diurutkan berdasarkan nilai terbesar sampai nilai terkecil, lalu diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji normal gain dan yang terakhir dicari t-hitung dan t-tabel yang biasanya dikenal dengan uji hipotesis sehingga dapat diketahui apakah H0 atau Ha diterima atau ditolak. Tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan, kesempulan penelitian harus dibuat berdasarkan data yang diperoleh dan harus sinkron dengan problematic yakni halhal yang ingin diketahui jawabannya melalui penelitian dan hipotesis yang dihasilkan haruslah sesuai dengan data yang dikumpulkan dan sudah dianalisis secara statistic. Tahap yang terakhir adalah tahap menyusun laporan penelitian, dalam proses penyusunan ini laporan penelitian harus sesuai dengan aturan penulisan dan format laporan serta mudah dipahami oleh pembaca 4 . 4
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 24-356
36
Alur penelitian secara singkat dapat dilihat pada bagan berikut: Memilih masalah
Studi pendahuluan Merumuskan masalah
Merumuskan anggapan dasar Menyusun hipotesis Memilih pendekatan penelitian
Menentukan variabel
Menentukan sumber
Menentukan dan menyusun instrumen Uji coba instrumen Mengumpulkan data
Analisis data Menarik kesimpulan dan rekomendasi /saran Menyusun laporan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
37
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010 sampai dengan 19 Mei 2010. Tahap yang pertama dilakukan adalah dengan memberikan pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk soal yang sama yaitu instrumen valid. Kemudian dilaksanakan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook di kelas eksperimen dan pembelajaran fisika dengan metode caramah (konvensional)
dikelas kontrol. Materi
yang
diajarkan adalah materi yang sama yakni konsep termodinamika antar kelas yang satu dengan kelas yang lain yang telah disesuaikan dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran disekolah. Setelah pemberian materi dianggap cukup, maka kelas eksperimen dan kelas kontrol akan berikan ujian post-test dengan soal yang sama yakni instrumen valid yang selanjutnya akan dikumpulkan untuk di analisa sebagai data hasil penelitian.
F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data 5 . Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes dan angket. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada aspek kognitif siswa. Sedangkan instrumen angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan. 6 Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dengan tipe tes yakni tes pilihan ganda (multiple choice test) serta ragam yang dipakai tes objektif ini adalah tes pilihan ganda biasa dengan jumlah tes 20 butir soal termodinamika yang disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang meliputi tingkat
pemahaman
kognitif
siswa
C1(pengetahuan),
C2(pemahaman),
C3(aplikasi), C4(analisis) dan C5(sintesis), taraf kesukaran yaitu mudah, sedang dan sulit, serta indikator pembelajaran materi termodinamika. Kemudian instrumen tersebut di uji coba, di analisa, sampai mendapatkan instrumen 5
Dr. Prasetya Irawan, M. Sc. 1999. Logika dan Prosedur Penelitian. STIA-LAN Press. Jakarta. Cet ke-1. hal 73. 6 Arikunto, Op. Cit., hal. 53.
38
penelitian yang valid. Instrumen soal pre-test dan post-test dibuat sama untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran yang berbeda dan apakah metode tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Tabel 3.2 kisi-kisi instrumen hasil belajar materi termodinamika Kompetensi Dasar Menganalisi s dan menerapkan hukum termodinam ika
Indikator
1.Memformula sikan hukum I Termodinamik a dan menerapkan dalam persoalan fisika seharihari
Tingkat Kesukaran Mdh Sdg Skr
Σ Soal
1, 2, 4
4
2.Memformula sikan hukum I termodinamika pada proses isobarik 3.Memformula sikan hukum I Termodinamik a pada proses isotermik 4.Memformula sikan hukum I Termodinamik a pada proses isokhorik 5.Memformula sikan hukum I Termodinamik a pada proses adiabatik
6
3
Tingkat pemahaman C1
C2
1, 2, 4
3
5
9, 12
2
9
10
2
6
1
C4
C5
3
5, 11, 15
13
C3
11
15
12
10
13
39
6.Menggambar kan perubahan keadaan gas dalam diagram P-V
16
7.Memformula sikan persamaan kapasitas kalor 8.Memformula sikan hukum carnot dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 9.Memformula sikan persamaan pada mesin pendingin 10.Mengaplika sikan hukum II termodinamika dalam masalah fisika seharihari Jumlah
1
16
17
1
17
19
1
19
18
18
14
2
7
8
20
3
7
8
5
10
5
20
4
4
14
20
4
4
4
Angket berisi pertanyaan mengenai pengaruh pembelajaran fisika berbantukan media online facebook dalam meningkatkan hasil belajar siswa sebanyak delapan butir pertanyaan yang diberikan hanya kepada kelas eksperimen setelah kelas tersebut diberikan perlakuan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook.
40
Tabel 3.3 Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Berbantukan Media Online Facebook No. Pertanyaan Penilaian Ya Tidak 1. Apakah kamu menyukai proses pembelajaran fisika online 2. Apakah kamu bebas mengemukakan pendapat dalam proses pembelajarn fisika online 3. Apakah interaksi antara guru dan siswa pada pembelajaran fisika online menjadi lebih dekat 4. Apakah proses pembelajaran fisika online mampu membangun kerjasama antara siswa dalam memahami materi yang ditampilkan 5. Apakah tautan (materi tambahan) yang ditampilkan menambah wawasan kamu akan materi pokok termodimika 6. Apakah kamu menjadi lebih kritis dalam pembelajaran fisika online 7. Apakah dengan pembelajaran fisika online kamu bisa mengakses materi pelajaran kapanpun dan dimanapun kamu berada 8. Apakah kamu memahami materi termodinamika dengan baik setelah mengikuti pembelajaran fisika online G. Uji Coba Instrumen Hasil Belajar Sebelum instrumen digunakan, instrumen terlebih dahulu diuji coba, instrumen tersebut dianalisis dengan tes validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, serta daya pembeda. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument 7 . Valid berarti instrument dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas tes objek adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar dibantu dengan software anates. Rumus ini digunakan karena skor tiap item sama yaitu item benar diberi skor satu dan item salah diberi skor nol 8 .
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-12 hal.144 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hal.75
41
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy = N
(∑ X ) − (∑ X ) .[N (∑ Y ) − (∑ Y ) ] 2
2
2
2
Keterangan : rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y ΣX = Skor tiap butir soal ΣY = Skor total N
= Jumlah siswa Untuk menguji signifikan tidaknya koefisien korelasi validitas digunakan
distribusi kurva normal dengan menggunakan uji skor-t. t hitung =
rxy N − 2 1 − rxy
2
Keterangan: t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy
= Koefisien korelasi tiap butir soal
N
= Jumlah siswa uji coba Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada
signifikansi
5 % (α = 0.05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah
keputusannya jika t-hitung > t-tabel berarti valid, sebaliknya jika t-hitung < ttabel berarti tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Korelasi Rentang
Keterangan
0,80 < r ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,60 < r ≤ 0,80
Tinggi
0,40 < r ≤ 0,60
Sedang
0,20 < r ≤ 0,40
Rendah
0,00 < r ≤ 0,20
Sangat Rendah
42
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas instrument menunjukkan keajegan soal dalam memberikan hasil pengukuran. Untuk mengukur reliabilitas soal rumus yang digunakan adalah Kuder Richardson-20 (KR-20) dengan bantuan software anates:
r11
⎡ n ⎤⎡ S = ⎢ ⎢ ⎣ n − 1 ⎥⎦ ⎣⎢
2
−
∑ S
2
pq ⎤ ⎥ ⎦⎥
Keterangan : r11
= Koefisien reliabilitas instrumen
p
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
Σpq
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= Banyaknya item
S
= Standar deviasi dari tes Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t dengan
rumus: t hitung =
rxy N − 2 1 − rxy
2
Keterangan: t hitung = Nilai hitung koefisien validitas rxy
= Koefisien korelasi tiap butir soal
N
= Jumlah siswa uji coba Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada
signifikansi
5 % (α = 0.05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah
keputusannya jika t-hitung > t-tabel maka instrumen dikatakan baik dan dapat dipercaya. Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya sebagai berikut:
43
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Rentang
Keterangan
0,80 < r11 ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80
Tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60
Sedang
0,20 < r11 ≤ 0,40
Rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20
Sangat Rendah
3. Taraf Kesukaran Soal Taraf kesukaran suatu tes digunakan untuk mengetahui kriteria tiap butir soal tergolong mudah, sedang atau sukar. Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus dengan bantuan software anates: p=
B JS
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun kriteria indeks taraf kesukaran soal tersebut adalah : Tabel 3.6 Indeks Taraf kesukaran Soal Rentang
Keterangan
0,00 – 0,30
Soal kategori sukar
0,31 – 0,70
Soal kategori sedang
0,71 – 1,00
Soal kategori mudah
44
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan dengan bantuan software anates:
D=
B A BB − JA JB
Keterangan: D
= Daya pembeda soal
BA
= Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas atas
BB
= Banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas bawah
JA
= Jumlah seluruh siswa kelas atas
JB
= Jumlah seluruh siswa pada kelas bawah Adapun klasifikasi dari daya pembeda: Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang
Keterangan
0, 00 - 0, 20
Jelek
0, 21 - 0, 40
Cukup
0, 41 - 0, 70
Baik
0, 71 - 1, 00
Baik Sekali
H. Teknik Analisis Data Hasil belajar Untuk menganalisis data berupa instrumen tes maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dilakukannya analisis data. 1. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Liliefors. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah 1.) Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
45
2.) Menentukan nilai Z dari tiap – tiap data dengan rumus Z =
X−X SD
3.) Menentukkan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dan sebut dengan F (Z) = 0,5± Z 4.) Menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z dan disebut dengan S (Z) 5.) Tentukan nilai Lo dengan rumus Lo = F(Z) – S(Z) 6.) Ambil nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga diperoleh nilai Lo 7.) Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt (nilai yang diambil dari tabel harga kritis uji Liliefors) dengan aturan: a) Hipotesis Ho
: Sampel berdistribusi normal
HI
: Sampel berdistribusi tidak normal
b) Jika Lo < Lt, maka sampel berdistribusi normal Jika Lo > Lt, maka sampel berdistribusi tidak normal
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua populasi. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher. Adapun rumus yang digunakan: Fhitung =
S12 X Varian terbesar = S 22 X Varian terkecil
Keterangan: S12 X = Nilai standar deviasi pre-test yang nilainya paling besar S22 X = Nilai standar deviasi post-test yang nilainya paling besar Adapun kriteria pengujiannya adalah: Jika Fhitung ≤ Ftabel artinya kedua sampel homogen Jika Fhitung > Ftabel artinya kedua sampel tidak homogen Untuk taraf signifikansi (α) = 0, 05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb – 1 serta penyebut dk = nk – 1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil.
46
3. Uji Hipotesis Menganalisis data pre-test dan postest secara statistik untuk mengetahui apakah kenaikkan hasil belajar fisika tersebut signifikan atau tidak. Dalam hal ini digunakan Uji-t karena data tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikansi α = 0,05. Untuk itu menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:
t hitung =
Χ1 − Χ 2 1 1 dsg + n1 n2
dengan
dsg =
(n1 − 1)V1 + (n2 − 1)V2 n1 + n2 − 2
Keterangan: X1
= Nilai rata-rata kelompok eksperimen
X2
= Nilai rata-rata kelompok kontrol
n1
= Jumlah siswa kelas eksperimen
n2
= Jumlah siswa kelas control
V1
= Standar deviasi nilai post-test kelas eksperimen yang dikuadratkan
V2
= Standar deviasi nilai post-test kelas kontrol yang dikuadratkan Adapun kriteria t tabel, jika:
thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
4. Uji Normal Gain Gain adalah selisih antara nilai post-test dan pre-test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. 9 Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pre-test kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normal gain.
9
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006). hal. 70.
47
Rumus normal Gain menurut Meltzer, yaitu: N gain = Skor post-test – skor pre-test Skor ideal – skor pre-test Tabel 3.8 Kategorisasi perolehan nilai Gain Rentang nilai
Keterangan
1 > 0,70
G - Tinggi
0,70 ≥ 0,30
G- Sedang
0 < 0,30
G- Rendah
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua kelompok dilakukan uji – t sebagai berikut :
t hitung
1 2 1 1 dsg
n1 n2
dengan
dsg =
(n1 − 1)V1 + (n2 − 1)V2 n1 + n2 − 2
Kemudian hasil t-hitung diatas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi 5 % (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 2). Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika t hitung < -t tabel atau t tabel < t hitung, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
I. Teknik Analisis Data Angket Uji analisis yang digunakan untuk menguji instrumen angket adalah menghitung jumlah jawaban ya dan tidak dalam bentuk prosentase dengan rumus sebagai berikut:
X=
NJ N
x 100%
Keterangan: X = Prosentase jawaban ya/tidak NJ = Jumlah siswa yang menjawab ya/tidak N = Jumlah siswa seluruhnya
48
J. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan adalah : Hipotesis alternatif ( Ha ) : Pembelajaran berbantukan media online facebook berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika Hipotesis Nihil ( H0 ) : Pembelajaran berbantukan media online facebook tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
pembelajaran
berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika kelas XI IPA Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada dua kelas yang diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook dan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan atau tidak menerapkan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Jumlah sampel pada kelas eksperimen sebanyak 22 siswa dan kelas kontrol sebanyak 21 siswa. Konsep fisika yang disampaikan pada penelitian ini adalah konsep termodinamika. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan. Pertemuan pertama diisi dengan pengarahan seputar materi yang akan disampaikan dan pemberian pretest dengan butir soal sebanyak 20 item pada kedua kelas eksperimen dan kontrol. Khusus
untuk
kelas
eksperimen
diberikan pengarahan seputar penjelasan
pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Siswa diwajibkan bergabung kedalam grup “Mari belajar termodinamika” yang sudah guru buat sebelumnya. Siswa juga dibagikan time schedule yang berisi jadwal materi yang harus dibaca dan tugas latihan mana saja yang harus dikumpulkan. Guru dan siswa memiliki buku panduan yang sama sehingga siswa bisa membuka buku panduan jika ada pertanyaan atau kurang memahami materi yang ditampilkan. Pertemuan kedua hingga pertemuan kelima siswa membaca, berdiskusi tentang materi yang ditampilkan dan kegiatan pembelajaran di sekolah hanya mengumpulkan tugas yang telah ditentukan sekaligus menanyakan materi yang belum difahami. Sedangkan untuk kelas kontrol, pertemuan ke-dua hingga pertemuan ke-lima pemberian materi disampaikan didepan kelas
49
50
dengan metode ceramah. Guru menyampaikan materi, contoh soal dan latihan, kemudian di akhir proses pembelajaran siswa wajib mengumpulkan latihan yang telah ditentukan. Pertemuan ke-enam baik kelas eksperimen maupun kelas control kembali diberikan tes akhir belajar berupa post-test dengan jenis instrumen yang sama seperti pre-test. Selain instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa diberikan juga instrumen angket yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media online facebook dalam proses pembelajaran fisika khususnya pada konsep termodinamika. Instrumen angket ini hanya diberikan kepada kelas eksperimen setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan.
1. Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: 8
7 7
7
6
6
Jumlah Siswa
6 5 4
4 4 3
3
3
Eksperimen Kontrol
2
1 1
1
1
0
0 15‐ 22
23‐30
31‐38
39‐46
47‐54
55‐62
Skor Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
51
Dari diagram batang di atas, hasil pre-test untuk kelas eksperimen yaitu sebanyak 4 siswa mendapatkan skor terendah pada interval 15-22 . Skor terbanyak berada pada interval 23-30 yaitu berjumlah 7 siswa dan skor tertinggi berada pada interval 55-62 sebanyak 1 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 4 siswa mendapatkan skor terendah pada interval 15-22. Sebanyak 7 siswa mendapat skor terbanyak pada interval 23-30 dan Sebanyak 1 siswa mendapat skor tertinggi pada interval 47-54. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa berupa rata-rata(mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini. 70 60
60 50
50 40.9
40 31.6 31.4
28.5
30
Eksperimen Kontrol
20
15.5
15 15
11.8
10.4 9.5
10 0 Nilai Nilai Maksimum Minimum
Mean
Median
Modus
Simpangan Baku
Gambar 4.2 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan diagram batang di atas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test untuk kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 60 dan nilai minimum 15. Mean sebesar 31.6, median sebesar 11.8, modus sebesar 28.5 dan simpangan baku sebesar 10.4. Sedangkan hasil pre-test untuk kelas kontrol
52
memperoleh nilai maksimum 50, nilai minimum 15. Mean sebesar 31.4, median sebesar 15.5, modus sebesar 40.9 dengan simpangan baku sebesar 9.5. 2. Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Hasil post-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam bentuk diagram batang berikut ini : 14 12
12
Jumlah Siswa
10
9
8 6 6
Eksperimen 4
4
3
2 0
0
0
45‐53
Kontrol
1
1 0
4 3
54‐62
63‐71
72‐80
81‐89
90‐98
Skor Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan diagram batang di atas, hasil post-test untuk kelas eksperimen sebanyak 9 siswa mendapatkan skor terendah pada interval 63-71. Skor terbanyak juga terdapat pada interval 63-71 sebanyak 9 siswa, dan skor tertinggi sebanyak 4 siswa pada interval 90-98. Sedangkan untuk kelas kontrol skor terendah senyak 1 siswa pada interval 45-53. Skor terbanyak sebanyak 12 siswa berada pada interval 63-71, dan skor tertinggi sebanyak 1 siswa pada interval 81-89. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil post-test kelas eksperimen dan kelas control berupa nilai rata-rata(mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku dapat dilihat dalam bentuk diagram batang seperti dibawah ini.
53
100
90
85
90
77.6
80
68.1 68.7
65
70
67.8 67.5
58
60 45
50
Eksperimen
40
Kontrol
30 20
9.1 8.4
10 0 Nilai Maksimum
Nilai Minimum
Mean
Median
Modus
Simpangan Baku
Gambar 4.4 Diagram Batang Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari data diagram batang di atas, post-test kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 90 dan nilai minimum 65. Mean sebesar 77.6, median sebesar 68.7, modus 67.8 dan simpangan baku nilainya sebesar 9.1. Sedangkan post-test untuk kelas kontrol memperoleh nilai maksimum 85, nilai minimum 45, Mean sebesar 68.1, nilai median sebesar 58, modus sebesar 67.5, dan simpangan baku sebesar 8,4. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data Nilai Tertinggi Nilai Terendah Mean Median Modus Simpangan Baku
Kelas Eksperimen Pre-test Post-test 60 90 15 65 31.6 77.6 11.8 68.7 28.5 67.8 10.4 9.1
Kelas Kontrol Pre-test Post-test 50 85 15 45 31.4 68.1 15.5 58 40.9 67.5 9.5 8.4
54
3. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar a. Uji Normalitas Pengujian normalitas skor hasil belajar dilakukan dengan uji Liliefors, dilakukan untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata semua data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari harga Lo pre-test dan post-test untuk kelompok kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebesar Lo pre-test 0, 180 dan Lo post-test sebesar 0,137. Sedangkan kelompok kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan memiliki Lo pre-test sebesar 0, 139 dan Lo post-test sebesar 0, 144, yang kesemuanya berada dibawah nilai kritis Lt pada uji Liliefors untuk α = 0,05 yaitu 0,190. Tabel 4.2 Uji Normalitas
Lo Deskripsi α = 0,05 Kesimpulan
Eksperimen Pre-test Post-test 0,180 0,137 Normal Normal
Lt
Kontrol Pre-test Post-test 0,139 0,144 Normal Normal
0,190
Karena Lo pada kedua hasil pengujian diatas lebih kecil dari L tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok kontrol dan eksperimen berjalan normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan uji Fisher. Dari hasil penghitungan ternyata menunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama dan bersifat homogen. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.3 Uji Homogenitas Deskripsi α = 0,05 Kesimpulan
Fhitung Pre-test 1, 198 Homogen
Postest 1, 174 Homogen
Ft 2,05
55
Dari hasil pengujian untuk hasil belajar pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga Fhitung = 1,198 dari tabel harga distribusi F dengan taraf signifikan α = 0,05 maka di dapat harga Ftabel = 2,05 Karena harga Fhitung < Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat homogen. Sedangkan pada hasil belajar post-test diperoleh Fhitung = 1, 174 dengan taraf siginifikansi yang sama dan harga Ftabel yang sama pula yaitu 2,05 maka dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat homogen.
c. Uji Hipotesis Dari hasil pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji homogenitas dan uji normalitas diketahui kedua kelompok berada pada distribusi normal dan homogen, sehingga dapat di uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. Berikut tabel hasil uji – t : Tabel 4.4 Hasil Uji – t Kelompok
N
Mean
Eksperimen
22
0,71
Kontrol
21
0,51
thitung
ttabel
Kesimpulan
3,2
2,08
H0 ditolak
Hasil perhitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga t-hitung sebesar 3,2 dan harga t-tabel sebesar 2,08. Karena thitung > t-tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok termodinamika.
d. Uji Normal Gain Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data berupa tes objektif pilihan ganda. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka
56
perlu diadakan perbandingan hasil pre-test dengan posstest dari kedua kelompok, serta membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil penghitungan untuk normal gain, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain Keterangan Jumlah sampel Rata-rata N-gain Kesimpulan
Kelompok eksperimen 22 0,71 Pemahaman tinggi
Kelompok kontrol 21 0,51 Pemahaman sedang
Peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep termodinamika siswa diperoleh dari nilai normal gain. Adapun nilai rata-rata normal gain dari pemahaman konsep termodinamika siswa kelompok eksperimen sebesar 0,71 dan kelompok kontrol 0,51. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kategori peningkatan pemahaman konsep fisika siswa diperoleh dai perhitungan normal gain. Peningkatan pemahaman fisika siswa pada kelompok
eksperimen
secara umum temasuk kategori tinggi ( 0,71 ), sedangkan pada kelompok kontrol peningkatan pemahaman konsep fisika siswa termasuk kategori sedang ( 0,51 ). Tabel 4.6 Data Rata-rata N-Gain Tes Hasil Belajar Siswa Kelompok
Rata-rata
Kategori
Gain
Gain
sampel
normal gain
peningkatan
terendah
tertinggi
pemahaman Eksperimen
0,71
Tinggi
0,30
0,85
Kontrol
0,51
Sedang
0,30
0,73
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok Kontrol.
57
4. Data Hasil Analisis Angket Berikut ini merupakan hasil angket yang telah diberikan kepada kelas eksperimen yang diberikan setelah kelas tersebut diberikan perlakuan pembelajaran berbantukan media online facebook. Tabel 4.7 Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook No Pertanyaan Penilaian (%) . Ya Tidak 1. Apakah kamu menyukai proses pembelajaran fisika online 95,45 4,55 2.
Apakah kamu bebas mengemukakan pendapat dalam proses pembelajarn fisika online
95,45
4,55
3.
Apakah interaksi antara guru dan siswa pada pembelajaran fisika online menjadi lebih dekat Apakah proses pembelajaran fisika online mampu membangun kerjasama antara siswa dalam memahami materi yang ditampilkan Apakah tautan (materi tambahan) yang ditampilkan menambah wawasan kamu akan materi pokok termodimika Apakah kamu menjadi lebih kritis dalam pembelajaran fisika online Apakah dengan pembelajaran fisika online kamu bisa mengakses materi pelajaran kapanpun dan dimanapun kamu berada Apakah kamu memahami materi termodinamika dengan baik setelah mengikuti pembelajaran fisika online
90,90
9,10
90,90
9,10
90,90
9,10
68,18
31,82
90,90
9,10
95,45
4,55
4.
5.
6. 7.
8.
Berdasarkan data dari tabel angket diatas dapat diperoleh siswa menjawab menyukai pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebanyak 95,45% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab bebas mengemukakan pendapat sebanyak 95,45% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab interaksi antara guru dengan siswa menjadi lebih dekat sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab mampu membangun kerjasama antara siswa dalam proses pembelajaran sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab tautan
58
atau materi tambahan yang ditampilkan cukup menambah pemahaman tentang materi termodinamika sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab lebih kritis dalam proses pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebanyak 68,18% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab bisa mengakses materi kapanpun dan dimanapun sebanyak 90,90% dan sisanya menjawab tidak. Siswa menjawab memahami materi dengan baik sebanyak 95,45% dan sisanya menjawab tidak. Agar mudah memahami data hasil angket diatas, perhatikan diagram batang dibawah ini. 120 100
95.45 95.45
90.9
90.9
90.9
80
90.9
95.45
68.18 Ya
60 40 20
Tidak
31.82 4.55
4.55
9.1
9.1
9.1
9.1
4.55
0 1
2
3
4
5
6
7
8
Gambar 4.5 Diagram Batang Prosentase Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook Keterangan: 1 : Kesukaan atau minat siswa terhadap pembelajaran fisika online facebook 2 : Kebebasan berpendapat pada pembelajaran fisika online facebook 3 : Interaksi atau kedekatan antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran 4 : Interaksi dan kerjasama antara siswa dalam proses pembelajaran 5 : Pengaruh tautan (materi tambahan) terhadap wawasan siswa 6 : Kemampuan berfikir kritis siswa pada proses pembelajaran 7 : Kemudahan mengakses materi pembelajaran fisika 8 : Pemahaman materi yang ditampilkan.
59
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas eksperimen 31,6 dan kelas kontrol 31,4. Hal tersebut menunjukkan pemahaman siswa akan konsep termodinamika masih sangat minim namun masih bisa difahami karena konsep termodinamika tersebut belum diajarkan oleh guru dan pre-test yang dilakukan hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman siswa secara umum berdasarkan sedikit pengetahuan yang diperolehnya. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol perolehan nilai rata-rata pre-testnya tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh, melainkan hanya sebesar 0,2. Untuk itu, tingkat kognitif atau pemahaman siswa dianggap sama dan tepat untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk nilai rata-rata post-test, kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas kontrol, yakni 76,6 dan 68,1. Setelah dikurangi dengan nilai pre-test masing-masing kelas diperoleh selisih nilai atau disebut peningkatan nilai rata-rata sebesar 45 untuk kelas eksperimen dan 36,7 untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh dari pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebagimana pendapat Dogmen tentang pembelajaran jarak jauh, pembelajaran jarak jauh adalah pembelajaran yang menekankan pada cara belajar mandiri (Self study). Sedangkan Mason berpendapat bahwa pendidikan pada masa yang akan datang lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung tempat belajar. Sedangkan Tony Bates menyatakan bahwa tekhnologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan 1 . Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang di uji dengan uji gain diperoleh nilai rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0, 71 yang termasuk pada kategori pemahaman tinggi, artinya siswa di kelas eksperimen yang berikan perlakuan pembelajaran fisika berbantukan media online facebook cukup memahami materi yang ditampilkan oleh guru melalui proses pembelajaran tersebut. Sedangkan 1
Munir, Pembelajaran Jarak JauhBerbasis Teknologi Informasi dan komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 19
60
kelas kontrol memperoleh nilai N-gain sebesar 0,51 yang termasuk pada kategoti pemahaman sedang, artinya siswa di kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran fisika dengan metode ceramah belum cukup memahami materi yang diajarkan oleh guru, hal tersebut dimungkinkan karena proses pembelajaran fisika dengan metode ceramah cenderung monoton, kurang menarik, dan mendorong siswa pasif dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan proses pembelajaran berbantukan media online facebook dimana siswa bebas mengungkapkan pendapat atau pertanyaan sehingga jarak atau kesenjangan antara guru dengan siswa hampir tidak ada. Dalam proses pembelajaran fisika berbantukan media online facebook siswa ditekankan mampu belajar mandiri, aktif, dinamis dan eksploratif. siswa mempelajari materi fisika khususnya konsep termodinamika dengan bentuk pembelajaran yang baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi dimana bentuk media teknologi informasi tersebut sangat dekat atau familiar dengan keseharian siswa. Terbukti siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa yang merasa sudah memahami konsep termodinamika yang ditampilkan, mengajarkan siswa yang lain yang belum memahami konsep tersebut, tanpa disadari yang menjadi learning centre adalah siswa, bukan guru. Semua hal itu dapat terjadi karena kelebihan yang dimiliki website jejaring sosial facebook, diantaranya facebook memiliki sifat sosial (membangun ikatan sosial), mampu membangun jaringan (kelompok belajar), ajang belajar menulis atau menuangkan ide, menembus ruang dan waktu, dan pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif 2 . Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbantukan media online facebook sangat ditentukan oleh partisipasi siswa. Hal tersebut sangat bergantung pada peran guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan proses pembelajaran. Jika proses ini gagal maka keseluruhan dari proses pembelajaran akan 2
SEAMOLEC, Facebook: Mobile Collaborative Learning, Jakarta: SEAMOLEC, 2009, hal. 2.
61
gagal dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Munir bahwa proses pembelajaran online
memerlukan
motivasi
belajar
yang
tinggi
karena
dalam
praktek
pembelajarannya dilakukan secara mandiri. Jika motivasi siswa kurang maka proses pembelajaran akan mengalami kegagalan dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai, Pengajar dituntut mengetahui dan menguasai strategi, metode, atau teknik pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin belum dikuasai 3 . Pada pelaksanaannya, pembelajaran berbantukan media online facebook tidak memiliki kendala yang berarti. Hanya saja sebagai bahan pertimbangan bahwasannya pembelajaran berbantukan media online hanya bisa dilaksanakan di sekolah-sekolah yang sudah memiliki akses internet juga siswa yang memiliki kemampuan dalam menggunakan fasilitas media teknologi informasi. Namun, popularitas facebook saat ini mampu mengalahkan keterbatasan pengadaan internet menjadi sesuatu yang mudah dan memungkinkan bagi siapa saja untuk mengakses situs tersebut. Seperti yang dilansir oleh kompas online terbitan tanggal 18 Agustus 2010 yang menyebutkan bahwa Indonesia ada diperingkat ketiga dengan 26 juta orang pengguna aktif facebook dari 500 juta pengguna facebook diseluruh dunia 4 . Hal tersebut menunjukkan popularitas facebook jauh di atas website jejaring sosial lain yang sejenis. Secara umum kendala yang dialami proses pembelajaran berbantukan media online adalah guru belum merubah metode pembejalaran dari teacher center learning menjadi student center learning sehingga penerapan teknologi informasi menjadi tidak optimal, selain itu kebijakan sekolah yang belum mendukung inovasi pengajaran tersebut dan infrastruktur teknologi informasi yang
3
Munir, Pembelajaran Jarak JauhBerbasis Teknologi Informasi dan komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2009, hal. 174-177 4 http://tekno.kompas.com/read/2010/08/18/14471684/Indonesia.Ranking.3.Pengguna.Facebook.Terba nyak.
62
belum terbangun, terkadang, kemampuan guru kalah dengan siswanya dalam mengoperasikan dan menggunakan internet 5 . Dari hasil angket diperoleh data sebagian besar siswa menyukai pembelajaran fisika berbantukan media online facebook hal tersebut dapat dilihat dari tingginya prosentase siswa yang menjawab ya pada pertanyaan apakah siswa menyukai pembelajaran berbantukan media online facebook. Pembelajaran ini juga membuat siswa bebas untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dengan bahasa yang santai dan tidak kaku. Selain itu siswa menjadi lebih aktif mulai dari membaca materi, memahami contoh soal dan mengerjakan latihan hingga berdiskusi bertanya atau menjawab mengenai konsep termodinamika. Interaksi antara guru dengan siswa menjadi lebih dekat karena suasana pembelajaran cenderung santai dan dinamis. Kerjasama antara siswa dalam proses belajar menjadi lebih baik, pada prakteknya dengan bahasa yang sederhana siswa satu sama lain saling berdiskusi, siswa yang cerdas memberi pemahaman kepada siswa yang belum memahami konsep termodinamika. Materi tambahan (tautan) yang ditampilkan sedikitnya membuka cakrawala baru berfikir siswa, sehingga gambaran tentang konsep termodinamika yang tampilkan tidak terpaku pada materi yang disajikan berdasarkan buku panduan yang sama yang dimiliki guru dan siswa. Siswa juga mampu mengakses materi termodinamika kapan saja dan dimana saja. Yang terakhir dan yang paling penting siswa mampu memahami materi termodinamika dengan baik setelah mengikuti proses pembelajaran fisika berbantukan media online facebook dan hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil perhitungan post-test yang diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
5
http://www.detikinet.com/read/2010/06/11/102051/1376129/398/guru-indonesia-sulit-terapkan-tidalam-proses-belajar
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
Pembangunan UIN Jakarta dengan judul penelitian
di
Madrasah
Aliyah
pengaruh pembelajaran
berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika, dapat disimpulkan pembelajaran berbantukan media online facebook berpengaruh terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan ujit pada taraf signifikansi 0,05 dengan hasil t-hitung > t-tabel yaitu 3,22 > 2,08 sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji N-gain dengan nilai rata-rata Ngain untuk kelas eksperimen sebesar 0,71 dan nilai rata-rata N-gain untuk kelas kontrol sebesar 0,51. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil angket yang berisi respon siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook menunjukkan respon yang positif dengan tingginya prosentase positif siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi guru, disarankan guru bidang studi fisika dapat menggunakan model pembelajaran fisika berbantukan media online facebook sebagai suatu alternatif proses pembelajaran fisika yang menarik. Guru wajib meningkatkan kemampuan menggunakan media teknologi sebagai sarana learning transfer yang efektif, menguasai strategi, metode, atau teknik
63
64
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi guna mengantisipasi era teknologi yang berkembang sangat cepat dimasa yang akan datang 2. Bagi sekolah, mengupayakan pengembangan pendekatan pengajaran belajar aktif dengan menitikberatkan pada pemberdayaan peserta didik agar kreativitas peserta didik semakin berkembang, dan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai khususnya pada mata pelajaran IPA. 3. Penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan. Oleh sebab itu disarankan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik dan melengkapi kekurangan dari penelitian ini. Salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah kelas kontrol yang dibandingkan dengan kelas eksperimen sebaiknya sama-sama menggunakan media. Hal tersebut dilakukan untuk mencari media pembelajaran yang paling tepat dalam meningkatkan minat dan motivasi siswa khususnya dalam pelajaran fisika.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Munir, M. IT, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2006. Rochaety, Eti, Pontjorini Rahayuningsih, dan Prima Gustiyanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Sadiman, Arief, et., al. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Azhar, Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali press, 2009. Sofyan, Amir F., “Perkembangan Perangkat Lunak Pengelolaan Pengajaran Berbasis
Web”,
mimeo.
diunduh
dari
http://journal.amikom.ac.id/index.php/informatika/article/download/92/44, diakses tanggal 10 Juni 2010. SEAMOLEC, Facebook: Mobile Collaborative Learning, Jakarta: SEAMOLEC, 2009. Gaffar, Mohammad Fakry, Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1987. Indrawati, “Potensi Laboratorium Fisika di SMA Dalam Mendukung Pelaksanaan Pendidikan”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064 Tahun Ke-13, Januari 2007. Ahmadi, Abu, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press, 1999.
64
Hamzah B. Uno, M. Pd, “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif”, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung: Yrama Widya, 2009. Tian Belawati, dkk (editor), Pendidikan Jarak jauh Dan Terbuka, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999. http://omdimas.com/tentang-facebook-dan-keunggulannya, diakses tanggal 25 april 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses tanggal 25 april 2010. Pikatan, Sugata,
Bagaimana Seharusnya Pengajaran Fisika?, di unduh dari
http://www.scribd.com/ pada tanggal 10 Juni 2010. Abidin, Zainal, Media Internet Untuk Pembelajaran Fisika yang Menyenangkan, Makalah disampaikan pada Simposium Nasional 1, Inovasi pembelajaran dan Pengelolaan Sekolah, Jakarta, 2003. Nana Sudjana danAhmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2005. Sadiman, S. Arief,
dalam artikel yang berjudul Peran Teknologi Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar, pada Jurnal Teknodik No. 8/IV/TEKNODIK/MEI/2000. Handoko, Teguh, Sejarah perkembangan internet,
yang diunduh dari
http://www.sejarah-internet.com/pengertian-internet/ diakses pada tanggal 1 Juni 2010. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
65
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………….........
i
KATA PENGANTAR…………………………………………......................
iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. vii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………………
1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………..
5
C. Pembatasan Masalah………………………………….........................
5
D. Perumusan Masalah…………………………………………………..
5
E. Tujuan penelitian……………………………………………………..
5
F. Manfaat Penelitian……………………………………………………
6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Media pembelajaran………………………………….
7
2. Pengertian Pembelajaran Online………………………………… 10 3. Pengertian Media Facebook……………………………………... 14 4. Pengertian Belajar Fisika…………………………….................... 21 5. Pengertian Konsep Termodinamika………………….................... 24 6. Pengertian hasil Belajar………………………………………….. 29 B. Kerangka Pikir……………………………………………. …………. 31 C. Pengajuan Hipotesis……………………………………….…………. 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian……………………………………….
v
33
B. Metode dan Desain Penelitian……………………………………….
33
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………
34
D. Alur penelitian……………………………………………. …………
34
E. Teknik Pengumpulan Data……………………………….. ………..
37
F. Instrumen penelitian……………………………………… …………
37
G. Uji Coba instrumen………………………………………. …………
40
1. Uji Validitas……………………….…………………. …………
40
2. Uji Reliabilitas………………………………………................... 42 3. Taraf kesukaran…………………………………………………. 43 4. Daya Pembeda………………………………………..................
44
H. Teknik Analisis Data……………………………………... ………...
44
1. Uji Normalitas…………………………………………………..
44
2. Uji Homogenitas………………………………………………..
45
3. Uji Hipotesis……………………………………………………
46
4. Uji Normal Gain………………………………………………..
46
I. Hipotesis Statistik………………………………………… ………..
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………………………………………………………
49
1. Hasil Pre-test kelas Eksperimen dan kontrol……………………
50
2. Hasil Post-test kelas Eksperimen dan Kontrol...………………..
51
3. Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar………………………
54
a. Uji normalitas……………………………………………...
54
b. Uji Homogenitas…………………………………………..
54
c. Uji Hipotesis………………………………………………
55
d. Uji Normal Gain……………………………………………
55
e. Data Hasil Analisis Angket………………………………...
57
B. Pembahasan………………………………………………………….
59
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………………..
63
B. Saran……………………………………………………................
63
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
65
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 3.1 Desain penelitian……………………………………………………. 33 Tabel 3.2 Kisi-kisi instrument hasil belajar……………………........................ 38 Tabel 3.3 Angket respon siswa………………………………………………... 40 Tabel 3.4 Kriteria indeks korelasi………………………………....................... 41 Tabel 3.5 Kriteria reliabilitas………………………………………………….. 43 Tabel 3.6 Indeks taraf kesukaran soal…………………………………………. 43 Tabel 3.7 Klarifikasi daya pembeda…………………………………………… 44 Tabel 3.8 Kategorisasi perolehan nilai gain…………………………………… 47 Tabel 4.1 Rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol………………………………………………………... 53 Tabel 4.2 Uji normalitas……………………………………………………….. 54 Tabel 4.3 Uji homogenitas…………………………………………………….. 54 Tabel 4.4 Hasil uji-t……………………………………………………………
55
Tabel 4.5 Uji kesamaan dua rata-rata normal gain…………………………….
56
Tabel 4.6 Data rata-rata N-gain tes hasil belajar siswa………………………... 56 Tabel 4.7 Hasil anaisis data angket respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media online facebook…………………. 57
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Tampilan halaman depan facebook…………….............................. 15 Gambar 2.2 Elemen dasar facebook…………………..……………………….. 17 Gambar 2.3 Tampilan layar facebook…………………………………………. 17 Gambar 2.4 Simbol ikon facebook……………………………………………. 19 Gambar 2.5 Contoh grup facebook……………………………………………. 21 Gambar 2.6 Proses belajar-mengajar…………………………………………... 23 Gambar 3.1 Alur penelitian…………………………………............................. 36 Gambar 4.1 Diagram batang hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol…………………………………………………... 50 Gambar 4.2 Diagram batang ukuran pemusatan dan penyebaran Data hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol………………………………………………….. 51 Gambar 4.3 Diagram batang hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol…………………………………………………. 52 Gambar 4.4 Diagram batang ukuran pemusatan dan penyebaran Data hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol…………………………………………………………….
53
Gambar 4.5 Diagram batang prosentase respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media online facebook………………………………………………………….. 58
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Rencana Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen………………….
67
2.
Time schedule pembelajaran termodinamika…………………………….
79
3.
Grup Mari Belajar Termodinamika di facebook…………….................
80
4.
Rencana Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol…………………….
101
5.
Materi pembelajaran konsep termodinamika…………………………..
112
6.
Soal pilihan ganda instrumen penelitian……………………………….
118
7.
Kunci jawaban soal instrumen penelitian………………………………
121
8.
Data skor hasil belajar………………………………………………….
122
9.
Perhitungan uji analisis data……………………………………………
123
10. Tabel distribusi frekuensi……………………………………...............
132
11. Tabel uji normalitas……………………………………………….........
133
12. Perhitungan uji homogenitas…………………………………...............
135
13. Perhitungan uji hipotesis……………………………………………….. 137 14. Tabel uji Normal Gain…………………………………………………..
139
15. Perhitungan reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan Validitas……………………………………………………………........
141
16. Uji referensi……………………………………………………………… 149 17. Surat-surat keterangan………………………………………………........ 154
x
DATA SKOR NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
KELAS EKSPERIMEN PRE-TEST POST-TEST 70 25 85 25 90 35 70 20 75 60 65 35 65 25 65 35 90 20 75 35 90 40 85 40 80 25 65 50 70 25 65 20 80 35 70 25 90 35 85 40 75 15 80 30
KELAS KONTROL PRE-TEST POST-TEST 65 20 70 25 30 70 60 40 25 65 65 30 60 25 55 20 70 15 40 75 65 30 70 40 75 25 70 15 70 40 80 35 70 40 70 50 45 35 75 35 85 45
PERHITUNGAN UJI ANALISIS DATA A. ANALISIS NILAI PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN 1. Distribusi frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen a. Data skor pre-test kelas eksperimen 15
20
20
20
25
25
25
25
25
25
30
35
35
35
35
35
35
40
40
40
50
60
b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil R = 60 – 15 = 45 c. Banyaknya kelas interval K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 4,5 = 5,5 = 6 d. Panjang kelas interval I
= Xmax - Xmin K = 60 – 15 6 = 7,5 = 8
2. Mean atau Rata-rata Mx
= Σ FX N = 695 22 = 31,6
3. Md
(d1) . i
= L+
(d1 + d2) = 22,5 +
3
.8
(3 + 1) = 22,5 + 6 = 28,5
4. Me
= L + (1/2 N – fkb ) . i F = 38,5 + (1/2 (22) – 21) . 8 3 = 38,5 – 26, 7 = 11,8
FX
5. SD
=
= ,
=
=
,
= √107,69 =
10,4
B. ANALISIS NILAI PRE-TEST KELAS KONTROL 1. Distribusi frekuensi pretest kelas kontrol a. Data skor pre-test kelas kontrol 15
15
20
20
25
25
25
25
30
30
30
35
35
35
40
40
40
40
40
45
50
b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil R
= 50 – 15 = 35
c. Banyaknya kelas interval K
= 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 21 = 1 + 4,5 = 6
d. Panjang kelas interval I
= Xmax - Xmin K = 50 – 15 6 = 5,8 = 6
2. Mean atau Rata-rata = Σ FX
Mx
N = 660 21 = 31,4
3. Md = L +
(d1) . i (d1 + d2)
= 38,5 +
2
. 6
(2 + 3) = 38,5 + 2,4 = 40,9
4. Me =
L + (1/2 N – fkb ) . i F = 32,5 + (1/2 (21) – 19) . 6 3 = 32,5 – 17 = 15,5
FX
5. SD =
=
,
=
,
=
= √90,82 =
9,5
C. ANALISIS NILAI POST-TEST KELAS EKSPERIMEN 1. Distribusi frekuensi nilai post-test kelas eksperimen a. Data skor post-test kelas eksperimen 65
65
65
65
65
70
70
70
70
75
75
75
80
80
80
85
85
85
90
90
90
90
b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil R = 90 – 65 = 25 c. Banyaknya kelas interval K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 22 = 1 + 4,5 =6
d. Panjang kelas interval I
= Xmax - Xmin K = 90 – 65 6 = 5
2. Mean atau Rata-rata Mx
= Σ FX N = 1685 22 = 76,6
3. Md = L
+
(d1)
.i
(d1 + d2) = 64,5 +
5
.5
(5+1) = 64,5 + 4,2 = 68,7
4. Me = L + (1/2 N – fkb ) . F = 79,5 + (1/2(22) – 18). 5 3 = 79,5 - 11,7 = 67,8
i
FX
5. SD =
=
,
=
,
=
= √82,69 =
9,1
D. ANALISIS NILAI POST-TEST KELAS KONTROL 1. Distribusi frekuensi post-test kelas kontrol a. Data skor post-test kelas control 45
55
60
60
65
65
65
65
70
70
70
70
70
70
70
70
75
75
75
80
85
b. Rentang adalah data terbesar dikurang data terkecil R
= 85 – 45 = 40
c. Banyaknya kelas interval K
= 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 21 = 1 + 4,5 = 6
d. Panjang kelas interval I
= Xmax - Xmin K = 85 – 45 6 = 6,7 = 7
2. Mean atau Rata-rata Mx
= Σ FX N = 1430 21 = 68
3. Md = L +
(d1)
.i
(d1 + d2) = 65,5 +
2
. 7
(2 + 5) = 65,5 + 2 = 67, 5
4. Me = L + (1/2 N – fkb ) . i F = 65,5 + (1/2 (21) – 19) . 7 8 = 65,5 – 7,4 = 58
FX
5. SD =
=
,
=
=
,
= √70,18 =
8,4
INSTRUMEN TERMODINAMIKA SOAL PILIHAN GANDA 1. Gas dalam ruang tertutup mengalami proses termodinamika menerima kerja dan menyerap kalor. Maka sistem akan mengalami… a. Energi dalam bertambah besar c. Suhu gas berkurang d. Kalor gas berkurang b. Volume gas berkurang d. Usaha gas bertambah 3 2. Suatu gas yang volumenya 0,5 m perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap hingga volumenya menjadi 2 m3. Jika usaha luar gas tersebut 3x105 joule. Maka tekanan gas menjadi… c. 3 x 105 N/m2 e. 5 x 105 N/m2 a. 1 x 105 N/m2 b. 2 x 105 N/m2 d. 4 x 105 N/m2 3. Perhatikan gambar suatu sistem dibawah ini!
Energi dalam sistem itu akan… a. Naik 1200 Joule c. Turun 2400 Joule e. Turun 4800 Joule b. Naik 2400 Joule d. Turun 3600 Joule 4. Dalam hukum termodinamika 1 berlaku: Q=ΔU+W Pernyataan dibawah ini benar kecuali… a. Proses adiabatik ΔW = ΔU b. proses isokhorik Δ W = 0 c. proses isobarik ΔW = P. ΔV d. proses isotermal Δ W = Δ Q e. proses adiabatik ΔQ = 0 5. Suatu gas ideal mengalami perubahan siklus seperti pada diagram P - V di bawah ini. Kerja yang dihasilkan pada siklus ini adalah…. a. 200 kJ b. 400 kJ c. 600 kJ d. 800 kJ e. 1000 kJ 6. Diantara pernyataan di bawah ini yang terjadi pada proses Isokhorik adalah…. a. Suhu gas tetap b. Volume gas tetap c. Tekanan gas tetap d. Jumlah kalor tetap e. Tidak ada kalor yang masuk dan tidak ada kalor yang keluar
7. Pengertian entropi dalam termodinamika adalah… a. Suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha b. Usaha yang dilakukan tiap satuan waktu c. Aliran yang berputar-putar d. Siklus yang berulang-ulang e. Perubahan bentuk energi 8. Bagaimanakah entropi (S) suatu sistem tertutup termodinamika… a. Tetap b. Berubah dengan penambahan ΔS berharga positif c. Berubah dengan penambahan ΔS berharga negatif d. Dapat tetap atau berubah dengan harga ΔS positif e. Dapat berubah dengan harga ΔS positif atau negatif tergantung dari macam prosesnya 9. Grafik P-V berikut, garis putus-putus menggambarkan proses isotermik. Sedangkan garis tegas menggambarkan proses adiabatik. Grafik yang paling sesuai dalam menggambarkan kedua proses tersebut adalah…
a. b. c. d. e. 10. Usaha yang dilakukan oleh gas ideal yang mengalami proses isokhorik dari tekanan P1 sampai P2 adalah… a. 0 c. P2 V2 e. (P1 – P2) V b. P1V1 d. P1 / P2 3 11. Gas helium dengan volume 2 m memiliki suhu 27°C. dipanaskan secara isobarik sampai 177°C. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/rn2, maka gas helium melakukan usaha luar sebesar… a. 2 x 105 J c. 6 x 105 J e. 10 x 105 J d. 8 x 105 J b. 4 x 105 J 12. Suatu sistem berupa 0,12 mol gas ideal dihubungkan dengan reservoir termal untuk menjaga suhu konstan (isothermal) pada 10oC. Sistem memiliki volume awal V1 = 1,3x10-3 m3 dan melakukan usaha W= 14 Joule. Berapakah volume akhir V2 gas tersebut… a. V2 = 1,1 x10-3 m3 c. V2 = 1,3 x10-3 m3 e. V2 = 1,5 x10-3 m3 b. V2 = 1,2 x10-3 m3 d. V2 = 1,4 x10-3 m3 13. Suatu gas monoatomik (γ = 1, 67 ) sebanyak 25 cm3 pada suhu 15oC dan tekanan 105 N / m2 secara tiba-tiba dimampatkan menjadi 5 cm3 (secara adiabatis). Maka tekanan pada keadaan akhir adalah…
a. 15,5 x 105 N/m2 c. 13,6 x 105 N/m2 e. 11,4 x 105 N/m2 b. 14,7 x 105 N/m2 d. 12,6 x 105 N/m2 14. Diantara rumus ini yang merupakan persamaan yang digunakan untuk mengetahui jumlah kalor yang dilepas lemari es ke udara luar adalah… a. QH = Qc + W c. Qc = Kc + W e. Qc = Kc + W d. Qc = KH+ W b. QH = TH + W 15. Suatu mesin kalor bekerja dengan siklus yang dibangun dari dua isobarik dan dua isokhorik seperti pada gambar di bawah ini digunakan untuk menggerakkan sebuah generator yang tegangan keluarannya 200 Volt. Apabila generator ini mendapat beban arus 5 A, maka mesin kalor tersebut dijalankan pada putaran permenit… a. 100 rpm b. 200 rpm c. 300 rpm d. 400 rpm e. 500 rpm 16. Suatu gas monoatomik sebanyak 36 m3 pada suhu 27oC dan tekanan 105 N/m2 dimampatkan menjadi 6 m3 (Secara adiabatis) Berapakah suhu gas tersebut pada keadaan akhir jika γ = 1,4. a. 254,5 K c. 421,1 K e. 614,3 K b. 381,5 K d. 512,2 K 17. Sebanyak 56 gram gas nitrogen dipanaskan dari suhu 360 K menjadi 480 K. Jika dipanaskan pada volume tetap, kalor yang diperlukan adalah 3 kJ. Jika massa molekul relatif nitrogen 28 g/mol. Berapakah kapasitas kalor gas tersebut pada volume tetap… a. 10,5 J/molK c. 12,5 J/molK e. 14,5 J/molK b. 11,5 J/molK d. 13,5 J/molK 18. Sejumlah makanan dilemari es menghasilkan kalor sebesar 2800 Joule. Jika lemari es memiliki koefisien kinerja K = 2. Berapakah kalor yang dilepaskan lemari es ke udara luar… a. 1200 J c. 4200 J e. 8200 J b. 2400 J d. 6400 J 19. Sebuah mesin carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 800 K mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%, maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi… a. 450 K c. 960 K e. 640 K b. 550 K d. 720 K 20. Reservoir panas bersuhu 600 K mengalirkan 1200 J kalor secara ireversibel ke reservoir dingin yang bersuhu 400 K. Tentukan perubahan entropi alam semesta. a. 1 J/K c. 3 J/ K e. 5 J/ K b. 2 J/K d. 4 J/ K
KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN Nomor Soal
Kunci Jawaban
Nomor Soal
Kunci Jawaban
1
A
11
A
2
B
12
E
3
C
13
B
4
A
14
A
5
B
15
C
6
B
16
E
7
A
17
C
8
D
18
C
9
E
19
C
10
A
20
A