PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KONSEP SUHU DAN KALOR (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Disusun Oleh : EVA AFIATUN NUFUS NIM. 109016300033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
EVA AFIATUN NUFUS (109016300033). Pengaruh Media Pembelajaran Video terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Penelitian ini dilakukan di kelas X-2 dan X-8 SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada bulan Mei 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket. Data hasil instrumen tes dan nontes dianalisis secara kuantitatif, namun hasil data nontes dikonversi ke dalam bentuk kualitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh nilai , sehingga ditolak. Artinya, terdapat pengaruh media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran video lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media powerpoint. Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih unggul pada jenjang kognitif C1, C2, C3, dan C4. Pembelajaran menggunakan media pembelajaran video memiliki daya dukung terhadap proses pembelajaran pada kategori baik dengan persentase sebesar 78%. Kata kunci
: media pembelajaran video, Suhu dan Kalor, Hasil Belajar Suhu dan Kalor.
iii
ABSTRACT
EVA AFIATUN NUFUS (109016300033). Instructional Media Video Effect on Learning Achievment of 10th Grade Students on Heat and Temperature Concept. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. This research aims to determine the effect of instructional media video on learning achievment of 10th grade students on Heat and Temperature concept. This research was done in class X-2 and X-8 in SMAN 4 South Tangerang. The research was done in May 2014. The method used in this research is a quasi experimental with nonequivalent control group design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrumen were used in this research are test instrument which is multiple choices and nontest instrument which is questionaire. Test instrumen and nontest instrument data will be analized quantitatively, but nontest instrument data will be converted to qualitative. Based on data analysis, the result obtained that there is an effect of instructional media video on learning achievment of 10th grade students on Heat and Temperature concept, where higher than so is rejected. Average of student’s learning achievment that uses instructional media video is higher than the average of student learning achievment that uses conventional learning. The result of the experimental group student’s learning is superior in C1, C2, C3, and C4 cognitive levels. Instructional media video has carrying capacity of the learning process in good category with a percentage of 78%. Key words
: Instructional Media Video, Heat and Temperature Concept, Learning Achievment on Heat and Temperature.
iv
KATA PENGANTAR
Asalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang telah mengajarkan manusia segala sesuatu yang belum diketahuinya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengeluarkan kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang. Juga kepada keluarga, sahabat serta umatnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Skripsi ini dapat terselesaikan bukan semata-mata atas kemampuan penelitian saja. Atas ridho yang Allah SWT berikan serta ilham dari-Nya yang membuat penulis mendapatkan ide untuk menulis skripsi berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Video terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor”. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terimakasih tersebut disampaikan kepada: 1. 2. 3.
4. 5.
6.
7.
8.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ibu Erina Hertanti, M. Si, selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku dosen Pembiming II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan. Bapak Suhermin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMAN 4 Tangerang Selatan. Telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian disekolah yang bapak pimpin. Bapak Priono, S. Pd dan Ibu Esty, S. Pd, selaku guru bidang studi fisika SMAN 4 Tangerang Selatan.
v
vi
9.
Ayahanda Afifi Asnawi, Ibunda Eha Roihatul Janah, S. Pd, yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu. Do’a, didikan, nasehat, dan semangat yang diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik untuk membuat Ibu dan Bapak bangga. Semoga Allah selalu menyayangi keduanya. Kakakku Andri Hidayatullah dan seluruh keluarga, terimakasih atas segala doa, cinta, harapan, dan semangat yang diberikan, terimakasih atas segalanya. 10. Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2009, adik-adik Fisika angkatan 2010 yang telah memberi bantuan, inspirasi, semangat, cinta, do’a, dan motivasi, terimakasih untuk semuanya. Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran, dan bimbinga yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Aamiin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini sangat dinantikan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakrta, Desember 2014
Eva Afiatun Nufus
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ ii ABSTRAK ........................................................................................................ iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... v DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………. 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................. 3 C. Pembatasan Masalah ............................................................. 4 D. Perumusan Masalah ............................................................. 4 E. Tujuan Penelitian ................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS …...…….…….…….…….…….…….……. 7 A. Kajian Teoritis ...................................................................... 7 1. Hakikat Media Pembelajaran .......................................... 7 a. Pengertian Media Pembelajaran ................................. 7 b. Ciri-ciri media pembelajaran ...................................... 9 c. Fungsi dan manfaat media pembelajaran .................... 10 2. Media Video .................................................................... 12 a. Pengertian media video ............................................... 12 b. Karakteristik dan unsur-unsur media video ................ 15 c. Tujuan media video dalam pembelajaran ................... 16 d. Kelebihan dan keterbatasan media video ................... 17
vii
e. Langkah-langkah pemanfaatan video ......................... 20 3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar siswa ......................... 21 a. Pengertian Belajar ..................................................... 21 b. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 22 c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ........ 25 4. Kajian Materi Subjek ....................................................... 26 a. Karakteristik konsep suhu dan kalor.......................... 26 b. Peta konsep suhu dan kalor........................................ 26 c. Materi konsep suhu dan kalor .................................... 27 5. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 31 B. Kerangka Berpikir ................................................................. 32 C. Hipotesis ............................................................................... 34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN……………………………... 35 A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 35 B. Metode Penelitian ................................................................. 35 C. Desain Penelitian .................................................................. 35 D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 36 E. Variabel Penelitian ............................................................... 36 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 37 G. Instrumen Penelitian............................................................. 37 1. Instrumen Tes ................................................................. 37 2. Instrumen Nontes ........................................................... 39 H. Kalibrasi Instrumen ............................................................. 39 1. Kalibrasi Instrumen Tes ................................................. 39 a. Uji Validasi............................................................... 40 b. Uji Reliabilitas .......................................................... 41 c. Taraf Kesukaran ....................................................... 42 d. Daya Pembeda .......................................................... 43 2. Kalibrasi Instrumen Nontes ............................................ 44 I.
Teknik Analisis Data ........................................................... 45
viii
1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes...................................... 45 a. Uji Normalitas .......................................................... 45 b. Uji Homogenitas....................................................... 46 2. Uji N-gain ....................................................................... 46 3. Analisis Data Tes............................................................ 47 a. Data terdistribusi normal dan homogen .................. 47 b. Data terdistribusi normal dan tidak homogen ......... 48 4. Analisis Data Non Tes .................................................... 48 J.
BAB IV
Hipotesis Statistik ................................................................. 50
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….. 51 A. Hasil Penelitian ................................................................... 51 1. Hasil Pretest ................................................................... 51 2. Hasil Posttest.................................................................. 52 3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar ..................................... 54 a. Nilai rata-rata ........................................................... 54 b. Hasil pretest dan posttest .......................................... 55 c. Kemampuan berpikir kognirif .................................. 57 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis ........................................... 60 a. Uji Normalitas .......................................................... 60 b. Uji Homogenitas ...................................................... 61 5. Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 61 6. Hasil Analisis Data Angket ........................................... 62 B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 67 A. Kesimpulan ........................................................................... 67 B. Saran ..................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68 LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Peta Konsep Suhu dan Kalor....................................................... 27
Gambar 2.2
Skema Proses Perubahan Wujud Zat .......................................... 30
Gambar 4.1
Diagram nilai rata-rata kelas kontrol dan eksperimen ................ 55
Gambar 4.2
Diagram persentase kelas kontrol dan eksperimen pada jenjang kognitif .......................................................................... 57
Gambar 4.3
Diagram peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas kontrol dan eksperimen ............................................................... 58
Gambar 4.4
Diagram N-gain jenjang kognitif kelas kontrol dan kelas eksperimen .................................................................. 63
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Desain Penelitian ............................................................................. 36
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes .................................................................... 37
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Nontes .............................................................. 39
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ............................................. 40
Tabel 3.5
Hasil Uji Validasi Instrumen Tes..................................................... 41
Tabel 3.6
Kategori Reliabilitas ........................................................................ 41
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................................ 42
Tabel 3.8
Kategori Indeks Kesukaran .............................................................. 42
Tabel 3.9
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ....................................... 43
Tabel 3.10 Kategori Daya Pembeda .................................................................. 44 Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes .......................................... 44 Tabel 3.12 Uji Validasi Instrumen Nontes ........................................................ 45 Tabel 3.13 Kategori Uji Normalitas................................................................... 46 Tabel 3.14 Kategori Uji Homogenitas Berdasarkan Uji Fisher ......................... 46 Tabel 3.15 Kategori N-Gain .............................................................................. 47 Tabel 3.16 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) .......................................................... 48 Tabel 3.17 Kategori Angket Siswa .................................................................... 49 Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............................................. 51
Tabel 4.2
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.................................. 52
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen ............................................... 53
Tabel 4.4
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....................... 54
Tabel 4.5
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran data Pretest dan Posttest ........ 55
Tabel 4.6
Hasil Uji N-Gain Hasil Belajar Siswa ............................................. 56
Tabel 4.7
Hasil Uji N-Gain Setiap Jenjang Kognitif ....................................... 59
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest .................... 60
xi
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ................................................ 61
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ...................................................... 61 Tabel 4.11 Hasil Angket Respon Siswa ............................................................. 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN ......................................71 1.
RPP Kelas Eksperimen ......................................................71
2.
RPP Kelas Kontrol .............................................................108
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN ................................................148 1.
2.
Instrumen Tes .....................................................................148 a.
Kisi-kisi Instrumen......................................................148
b.
Instrumen Tes..............................................................150
Analisis Hasil Uji Instrumen ..............................................173 a.
Uji Validitas Butir Soal ...............................................173
b.
Uji Reliabilitas Instrumen ...........................................174
c.
Uji Taraf Kesukaran ...................................................175
d.
Uji Daya Pembeda ......................................................176
3.
Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen .......................................177
4.
Soal Instrumen Penelitian ..................................................179
5.
Lembar jawaban .................................................................183
6.
Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) .................................184
7.
Instrumen Nontes (Angket) ................................................185
8.
Lembar Validasi Ahli Media..............................................186
9.
Lembar Validasi Ahli Materi .............................................188
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ....................................................190 1.
Hasil Pretest .........................................................................190 a. Rekapitulasi pretest kelas kontrol....................................190 b. Rekapitulasi pretest kelas eksperimen .............................191 c. Hasil pretest kelas kontrol ...............................................192 d. Hasil pretest kelas eksperimen ........................................195
2.
Hasil Posttest ........................................................................196 a. Rekapitulasi Posttest Kelas kontrol .................................198
xiii
b. Rekapitulasi Posttest Kelas eksperimen ..........................199 c. Hasil Posttest Kelas kontrol.............................................200 d. Hasil Posttest Kelas eksperimen......................................203 3.
Uji Normalitas Hasil Pretest ................................................206 a. Uji Normalitas Pretest Kelas kontrol ..............................206 b. Uji Normalitas Pretest Kelas eksperimen........................208
4. Uji Normalitas Hasil Posttest ...............................................210 a. Uji Normalitas Posttest Kelas kontrol .............................211 b. Uji Normalitas Posttest Kelas eksperimen ......................213 5. Uji Homogenitas Hasil Pretest .............................................216 6. Uji Homogenitas Hasil Posttest ...........................................219 7. Uji Hipotesis Hasil Pretest ...................................................222 8. Uji Hipotesis Hasil Posttest ..................................................224 9. Data Persentase Ranah Kognitif ...........................................226 10. Data Hasil Angket Respon Siswa .........................................230 Lampiran D Print screen Media Video ...........................................................231 Lampiran E Surat-surat Penelitian .................................................................238 1. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................238 2. Lembar Uji Referensi ..............................................................................239 3. Biodata Penulis .......................................................................................246
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA yang mempelajari tentang fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Fenomena-fenomena alam dalam fisika sangat kompleks dan kebanyakan bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena-fenomena dalam ilmu fisika ada yang mengalami proses yang sangat cepat adapula yang mengalami proses yang sangat lambat. Hal tersebut membuat fenomena-fenomena alam tersebut menjadi sulit untuk diamati secara langsung oleh siswa. Dalam proses pembelajaran, guru biasanya menjelaskan fenomena tersebut hanya dengan menggunakan metode ceramah dan hanya menggunakan media papan tulis dan spidol. Akibatnya siswa kurang paham dengan fenomena-fenomena yang terjadi, sehingga gambaran siswa terhadap suatu fenomena menjadi tidak seragam dan pemahaman siswa terhadap konsepnya menjadi tidak utuh. Hal ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar fisika siswa. Salah satu konsep yang sangat terkait dengan adanya fenomena – fenomena alam tersebut adalah konsep suhu dan kalor. Konsep suhu dan kalor sangat aplikatif dan hampir semua fenomena-fenomenanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena-fenomena yang terdapat pada konsep suhu dan kalor ada yang mengalami proses yang cepat dan ada yang lambat. Fenomena dalam suhu dan kalor yang mengalami proses yang cepat contohnya adalah pada proses menguap. Menguap merupakan proses perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas). Ketika kita meneteskan sedikit alkohol atau spiritus pada tangan, alkohol menguap dengan cepat dan tangan akan menjadi dingin. Sebagian siswa mengatakan bahwa spiritus yang dituangkan ke tangan menghilang begitu saja, padahal yang terjadi adalah spiritus berubah wujud dari cair menjadi gas. Karena prosesnya yang cepat, siswa akan sulit memahami bagaimana terjadinya proses penguapan.
1
2
Fenomena dalam suhu dan kalor yang prosesnya lambat contohnya adalah proses pemuaian panjang yang terjadi pada rel kereta api. Celah pada rel kereta api sengaja dibuat, karena pada siang hari rel kereta api akan memuai ketika terkena panas dari sinar matahari. Jika tidak diberi celah, maka rel akan bengkok. Pemuaian pada rel kereta api terjadi cukup lama, karena rel akan memuai hanya ketika terkena panas matahari. Proses-proses tersebut menjadi sulit untuk dipahami siswa karena prosesnya yang lambat serta keterbatasan jarak dan waktu siswa untuk mengamatinya secara langsung. Hal tersebut menyebabkan diperlukannya suatu media yang cocok untuk bisa menampilkan fenomena-fenomena tersebut di dalam kelas, sehingga siswa lebih mudah untuk memahaminya. Upaya yang dapat dilakukan agar siswa dapat memahami fenomena-fenomena tersebut adalah dengan menggunakan media video, yaitu media visual gerak (motion pictures) yang dapat diatur percepatan gerakannya (gerak dapat dipercepat atau diperlambat).1 Salah satu karakteristik dari media video adalah dapat mempercepat dan memperlambat suatu proses. Selain itu, media video sangat berpotensi dalam menarik minat dan perhatian siswa (sangat kuat mempengaruhi emosi siswa), karena selain terdapat gambar-gambar (visual) yang menarik juga terdapat suara (audio) yang membuat siswa lebih semangat untuk belajar. Karakteristik lain yang dimiliki media video adalah dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat ditampilkan langsung di dalam kelas.2 Selain itu, dengan tampilan video yang menarik ditambah penjelasan yang sesuai akan menyeragamkan gambaran siswa terhadap fenomena yang terjadi. Berdasarkan karakteristik media video tersebut, maka fenomena-fenomena pada konsep suhu dan kalor yang prosesnya terjadi sangat cepat dan sangat lambat dapat dijelaskan. Misalnya ketika menjelaskan fenomena rel kereta api, melalui video dapat ditampilkan proses pemuaiannya, yaitu menampilkan kondisi rel pada saat 1
Bambang Warsita, Teknologi pembelajaran landasan & aplikasinya, ( Jakarta : Rineka cipta, 2008), h. 30. 2 Yudhi Munadi, Media pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta : Gaung persada press, 2010), h. 127.
3
sebelum memuai, saat memuai pada siang hari, dan saat kembali menyusut pada malam hari. Fenomena ini dapat disajikan pada siswa melalui video dalam waktu yang singkat. Selain itu, dapat juga ditambahkan animasi pergerakan partikel di dalam besi rel kereta api agar siswa memahami bahwa proses pemuaian terjadi karena ketika suatu benda terkena panas, partikel-partikel di dalamnya akan bergetar lebih cepat, sehingga lama kelamaan partikel-partikel tersebut akan saling menjauh dan benda akan memuai. Dengan menggunakan media video, kita dapat mempersingkat waktu terjadinya proses pemuaian pada rel kereta api tersebut. Proses pemuaian bisa ditampilkan dengan cepat dan siswa pun akan dengan mudah memahaminya. Selain menampilkan proses pemuaian, pada video dapat juga ditampilkan proses perubahan wujud zat, yaitu proses membeku, mencair, menguap, mengembun, menyublim dan mengkristal. Materi perpindahan kalor seperti konduksi, konveksi dan radiasi
juga cocok disampaikan dengan menggunakan video, karena dapat
mengembangkan imajinasi peserta didik dan memberikan gambaran yang lebih realistis tentang perpindahan kalor terebut. Penggunaan media pembelajaran video ini diharapkan dapat memberikan suatu proses pembelajaran yang baru dan menyenangkan bagi siswa, khususnya dalam mempelajari konsep suhu dan kalor. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Konsep Suhu dan Kalor.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan jarak dan waktu membuat siswa sulit mengamati fenomena fisika yang terjadi terlalu cepat dan lambat.
4
2. Fenomena fisika sulit diamati secara langsung oleh siswa, sehingga siswa tidak paham dengan fenomena-fenomena yang terjadi. 3. Ketidakpahaman siswa menyebabkan gambaran yang tidak seragam pada siswa sehingga bisa menimbulkan miskonsepsi 4. Kesalahan konsep (miskonsepsi) mengenai fenomena yang terjadi berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan diteliti dibatasi hanya pada hasil belajar fisika siswa, dengan aspek-aspek berikut : 1. Media video yang digunakan adalah beberapa video yang terkait dengan konsep suhu dan kalor yang diambil dari situs youtube dan digabungkan dengan beberapa video yang dibuat sendiri. Video tersebut telah dimodifikasi dengan software Windows Movie Maker dan Ulead, untuk disesuaikan dengan indikator pembelajaran. 2. Penggunaan media video diterapkan khusus dalam pembelajaran suhu dan kalor untuk tingkat SMA/MA. 3. Kajian konsep suhu dan kalor yang terdapat pada video meliputi penggunaan termometer, proses pemuaian, proses perubahan wujud zat, asas black, dan proses perpindahan kalor. 4. Hasil belajar yang diukur pada aspek kognitif berdasarkan taksonomi Bloom edisi revisi. Aspek kognitif tersebut hanya mencakup jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis).
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :
5
1. Apakah terdapat pengaruh media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor? 2. Bagaimana hasil belajar siswa di setiap ranah kognitif setelah diberi perlakuan menggunakan media video? 3. Bagaimana
peningkatan
hasil
belajar
siswa
setelah
diberi
perlakuan
menggunakan media video? 4. Bagaimana respon siswa terhadap media video dalam pembelajaran suhu dan kalor?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di setiap ranah kognitif setelah diberi perlakuan menggunakan media video. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan menggunakan media video. 4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap media video dalam pembelajaran suhu dan kalor.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian ini diharapkan
dapat
memberikan sejumlah manfaat khususnya dalam dunia pendidikan diantaranya: 1. Menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor meningkat. 2. Menjadi bahan rujukan bagi para guru untuk memilih media yang tepat dalam mempelajari konsep suhu dan kalor.
6
3. Menjadi bukti konkret keefektifan penggunaan media video dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga menjadi rekomendasi bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas. 4. Memberikan informasi dalam pengembangan media pembelajaran, khususnya
media pembelajaran video, sehingga dapat digunakan untuk menilai dan meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada konsep suhu dan kalor.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1. Hakekat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.1 Heinich mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.2 Assosiation for Education and Communication Technology (AECT) di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.3 Sedangkan National Education Assosiation (NEA) mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.4 Sementara itu, Gagne dan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan
1
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaataannya, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 6 2 Cecep Kustandi,dkk, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 9 3 Arief S. Sadiman, dkk, Op.cit, h. 6 4 Ibid, h.7
7
8
isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain, buku, tape recorder, kaset, video, film, slide, foto, gambar grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.5 Miarso mengatakan bahwa media yang dirancang dengan baik dalam batasbatas tertentu dapat merangsang timbulnya dialog internal dalam diri siswa dengan media atau antara siswa dengan guru sebagai sumber belajar. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.6 Sejalan dengan itu, Hamidjojo dalam Latuhero memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.7 Hamalik mengemukakan bahwa media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.8 Rudi Bertz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu : suara, visual dan gerak. Visual sendiri dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : gambar atau grafis, garis (line graphic) dan simbol.9 Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
5
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 4 Ibid, h. 5 7 Cecep Kustandi,dkk, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 9 8 Azhar Arsyad, Op cit, h. 15 9 Arief S. Sadiman,dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembagan, dan Pemanfaataannya, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 20 6
9
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.10 Media pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape atau kaset, video recorder).11
b. Ciri-ciri media pembelajaran Gerlach dan Elly mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya.12 1) Ciri fiksatif (fixative property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. 2) Ciri manipulatif (manipulative property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. 3) Ciri distributif (distributive property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
10
Cecep Kustandi,dkk, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 9 11 Azhar Arsyad, Op cit., h. 7 12 Cecep Kustandi,dkk, Op cit., h. 13
10
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran dalam Pendidikan di Sekolah Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.13 Menurut Kemp dan Dayton, media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok yang besar jumlahnya, yaitu dalam hal (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa.14 Kemp dan Dayton dalam Cecep juga mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung, sebagai berikut :15 1) Penyampaian pembelajaran tidak kaku 2) Pembelajaran bisa lebih menarik 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang dapat diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
13
Azhar Arsyad, Op.cit, h. 15 Cecep Kustandi, dkk, Op.cit, h. 23 15 Ibid, h. 24 14
11
4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesanpesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih besar 5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas 6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja diinginkan atau diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu 7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut :16 1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme 2) Memperbesar perhatian siswa 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap 4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa 5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, terutama melalui gambar hidup 6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa 7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
16
Ibid., h. 25
12
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :17 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendirisendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum dan kebun binatang.
2. Media Video a.
Pengertian media video Video adalah teknologi pemrosesan sinyal elektronik meliputi gambar gerak
dan suara. Piranti yang berkaitan dengan video adalah play back, storage media (seperti pita magnetic dan disc), dan monitor.18 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Prastowo, video diartikan sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan pesawat televisi. Atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.19 Bahan ajar noncetak, video kaya informasi dan lugas untuk dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat sampai ke hadapan siswa secara 17
Ibid., h. 26 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2010), h. 132 19 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta : Diva Press, 2012), h. 300 18
13
langsung. Selain itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Siswa dapat melihat gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program audio. Tetapi dalam video siswa bisa memperoleh keduanya, yakni gambar bergerak beserta suara yang menyertainya. Sehingga, siswa seperti berada di suatu tempat yang sama dengan program yang ditayangkan dalam video.20 Bambang memaparkan bahwa media video adalah media visual gerak (motion pictures) yang dapat diatur percepatan gerakannya (gerak dipercepat atau diperlambat). Hal ini memungkinkan media video efektif bila digunakan untuk membelajarkan pengetahuan yang berhubungan dengan unsur gerak (motion). Misalnya pada mata pelajaran fisika, dapat digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan gerak, seperti gerak partikel pada peristiwa konduksi, konveksi, gerak jatuh bebas, dan lain sebagainya.21 Menurut Paul Bosner dalam Warsita menjelaskan bahwa video pembelajaran merupakan aplikasi dari berbagai metode dan teknologi audiovisual yang dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Media video pembelajaran adalah program video yang dirancang, dikembangkan, dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Video termasuk dalam kategori bahan ajar audiovisual atau bahan ajar pandang
dengar.
Bahan
ajar
audiovisual
merupakan
bahan
ajar
yang
mengombinasikan dua materi, yaitu materi visual dan materi auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indera pendengaran, sedangkan materi visual untuk merangsang indera penglihatan. Dengan kombinasi dua materi ini, guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih berkualitas, karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif.22 Hal itu berdasarkan pandangan bahwa siswa cenderung akan lebih mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka tidak hanya menggunakan satu jenis indera saja, apalagi jika hanya indra pendengaran. Seperti kata Confucius 20
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 29 21 Ibid, h. 30 22 Ibid
14
(seorang filosof besar cina), “apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham”. Maka dari itu, kalau siswa hanya menerima penjelasan materi auditif semata, sangat dimungkinkan materi akan kurang dipahami. Berbeda halnya jika penjelasan melalui suara juga dikombinasikan dengan gambar, maka siswa akan lebih meningkat kemampuan mengingatnya.23 Hal serupa juga diungkapkan pakar lain, seperti Mell Silberman yang mengungkapkan suatu hasil penelitian bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbaikan hingga 200% ketika kosakata diajarkan dengan menggunakan alat visual. Bahkan, waktu yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai berkurang 40% ketika visual digunakan untuk menambah persentase verbal.24 Menurut Arsyad, media video merupakan sebuah alat bantu yang dapat menggambarkan sebuah objek bergerak disertai dengan efek suara. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan dikombinasikan dengan suara, menjadikan media ini memiliki daya tarik bagi siswa selama belajar.25 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media video merupakan serangkaian gambar bergerak dan juga dilengkapi dengan suara, yang dijadikan alat bantu belajar bagi siswa. Media ini memberikan efek terhadap pendengaran dan penglihatan, sehingga membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan belajar.
b. Karakteristik dan Unsur-unsur media video Seperti halnya media lain, video sebagai salah satu jenis media audiovisual juga memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik video banyak kemiripannya dengan media film, diantaranya adalah :26 23
Ibid, h. 31 Andi Prastowo, Op cit, h. 302 25 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 49 26 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2010), h. 127 24
15
1) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu 2) Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan 3) Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat 4) Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa 5) Mengembangkan imajinasi siswa 6) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistis 7) Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang 8) Sangat baik menjelaskan suatu proses dan keterampilan; mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa 9) Semua siswa dapat belajar dari video, baik yang pandai maupun yang kurang pandai 10) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar Menurut Diknas dalam Prastowo, struktur bahan ajar video atau film meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian. Kalau kita cermati, unsur-unsur bahan ajar video atau film ini memiliki sejumlah perbedaan dengan jenis bahan ajar audiovisual lainnya, karena pada jenis bahan ajar selain video dan film, strukturnya hanya meliputi judul, kompetensi dasar atau materi pokok, dan informasi pendukung. Sementara, komponen latihan dan penilaian terdapat pada lembaran kertas lain.27
c. Tujuan media video dalam pembelajaran Dewasa ini, video atau video animasi telah banyak dikembangkan sebagai media untuk keperluan pembelajaran. Anderson memaparkan beberapa tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media video atau video animasi, diantaranya :28
27
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta : Diva Press, 2012), h. 310 28 Ibid, h.308
16
1) Tujuan kognitif a)
Dapat mengembangkan mitra kognitif yang menyangkut kemampuan mengenal kembali
dan
kemampuan
memberikan
rangsangan
dalam
membangun
pengetahuan siswa. b) Dapat menunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagai media foto dan film bingkai untuk menunjang pengembangan kemampuan berpikir c)
Melalui video atau video animasi dapat pula diajarkan pengetahuan tentang hukum-hukum atau prinsip-prinsip tertentu
d) Video atau video animasi dapat digunakan untuk menunjukkan contoh dan cara bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi siswa. 2) Tujuan psikomotorik a)
Video atau video animasi merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh keterampilan yang menyangkut gerak. Melalui media ini, penjelasan yang ditampilkan dapat digerakkan secara lambat maupun cepat.
b) Melalui video atau video animasi, siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka, sehingga mampu mencoba keterampilan yang menyangkut gerakan yang ditayangkan. 3) Tujuan afektif a)
Video atau video animasi merupakan media yang baik untuk menyampaikan informasi dalam mitra afektif.
b) Dapat menggunakan efek dan teknik, sehingga video atau video animasi menjadi media yang sangat tepat dalam mempengaruhi sikap dan emosi.
d. Kelebihan dan keterbatasan media video Media video memiliki potensi yang cukup besar jika digunakan dalam pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media video dalam pembelajaran dapat memberikan pengalaman secara tidak langsung bagi siswa. Dalam hal ini, siswa dapat mengamati proses suatu kejadian yang terjadi pada kehidupan sehari-hari, misalnya
17
proses perubahan wujud zat, proses pemuaian, dan sebagainya. Kemampuan video dalam menayangkan materi-materi pelajaran, mampu membuat kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan lebih menyenangkan.29 1) Kelebihan dan keterbatasan video menurut American Hospital Assosiation Dari hasil penelitian American Hospital Assosiation (1978), ditemukan bahwa bahan ajar video memiliki sejumlah kelebihan serta keterbatasan tertentu. Adapun kelebihan-kelebihannya, antara lain bermanfaat untuk menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak terhadap topik yang dibahas, dapat diputar ulang. Selain itu, gerakan mulut dapat direkam dengan video, dapat dimasukkan teknik film lain, seperti animasi, dapat dikombinasikan antara gambar diam dengan gerakan, dan projektor standar dapat ditemukan dimana-mana. Keterbatasan-keterbatasannya yaitu ongkos produksinya mahal dan tidak kompatibel untuk beragam format video. Namun, untuk dua keterbatasan ini, kalau kita amati dari kondisi sekarang, kelihatannya sudah tidak relevan lagi. Sebab, saat ini kita bisa menemukan berbagai alat perekam video dengan harga murah, misalnya dengan menggunakan peralatan telekomunikasi (terutama hand phone) atau peralatan digital multimedia player (misalnya MP5, MP6, dan MP7). Dari sisi format videonya, untuk saat ini juga lebih kompatibel, bahkan dengan peralatan dan software yang tersedia di pasaran maupun di internet, kita bisa mengubah-ubah formatnya ke berbagai jenis format video yang kita inginkan. Caranya yakni dengan menjalankan software konversi video yang kita inginkan. Beberapa contoh format video digital, antara lain mpeg, avi, flv, 3gp, dan sebagainya.30 2) Kelebihan dan keterbatasan video menurut Anderson Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Anderson dalam Prastowo. Ia mengatakan bahwa video sebagai bahan ajar, meskipun memiliki sejumlah keunggulan dibanding bahan ajar cetak ataupun bahan ajar audio, ternyata juga masih 29
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 32 30 Andi Prastowo, Op cit, h. 303-304
18
memiliki keterbatasan. Anderson mengemukakan beberapa kelebihan video, antara lain : 31 a)
Kita dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerakan yang ditunjukkan tersebut dapat berupa rangsangan yang serasi atau berupa respons yang diharapkan dari siswa. Semisal, program pendek (vignette) yang memperlihatkan interaksi orang-orang. Dengan melihat program ini, siswa dapat melihat apa yang harus atau tidak dilakukan.
b)
Penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi. Caranya
yaitu
dengan
merekam
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
pengembangan keterampilan interpersonal, seperti teknik mewawancarai, memimpin sidang, memberi ceramah, dan sebagainya. Semua ini dimaksudkan untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap suatu keterampilan sebelum terjun ke arena yang sebenarnya. c)
Dengan menggunakan efek tertentu, dapat memperkokoh proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut. Beberapa jenis efek visual yang bisa didapat dengan video antara lain penyingkatan atau perpanjangan waktu, gambaran dari beberapa kejadian yang berlangsung bersamaan split atau multiple screen image (pada layar terlihat dua atau tiga kejadian), perpindahan yang lembut dari satu gambar atau babak ke gambar atau babak berikutnya, dan penjelasan gerak (diperlambat atau dipercepat).
d)
Kita akan mendapatkan isi dan susunan yang masih utuh dari materi pelajaran atau latihan, yang dapat digunakan secara interaktif dengan buku kerja, buku petunjuk, buku teks, serta alat atau benda lain yang biasanya digunakan di lapangan.
e)
Informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan jumlah penonton (peserta) yang tidak terbatas. Caranya yaitu dengan menempatkan monitor (pesawat televisi) di kelas-kelas.
31
Ibid, 304
19
f)
Suatu kegiatan pembelajaran mandiri, dimana siswa belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan komputer atau bahan cetak. Sedangkan keterbatasan dari video antara lain :32
a) Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di tempat penggunaan serta harus cocok ukuran dan formatnya dengan pita video atau piringan video (VCD/DVD) yang akan digunakan. b) Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah, selain menyita banyak waktu. c) Biaya produksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya. (Keterbatasan ini tampaknya sudah tidak relevan lagi dengan perkembnagn teknologi digital dan informasi yang begitu pesat saat ini, karena kita bisa memperoleh alat perekaman video dengan harga yang murah. Selain itu, kita juga bisa dengan mudah membuat atau mengedit video tersebut dengan software yang bisa diperoleh dibanyak tempat ataupun melalui sarana dunia maya). d) Apabila gambar pada pita video ditransfer ke film, hasilnya tidak bagus. e) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem projeksi video diperbanyak. f) Jumlah grafis pada garis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah huruf grafis untuk film atau gambar diam. g) Perubahan yang pesat dalam teknologi menyebabkan keterbatasan sistem video menjadi masalah yang berkelanjutan.
32
Ibid., h.305
20
e.
Langkah-langkah pemanfaatan video Pemanfaatan video dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut :33 1) Program video harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan program video dengan tujuan pembelajaran menurut Anderson, yaitu : a)
Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi. Umpamanya, pengamatan terhadap kecepatan relatif suatu objek atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam gerak interaksi antara objek dan benda. Mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep serta mengajarkan aturan-aturan dan nilai.
b) Pemakaian
video
untuk
tujuan
psikomotorik
dapat
digunakan
untuk
memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Melalui media ini, siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka mencobakan keterampilan yang menyangkut gerakan tadi. c)
Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi seseorang.
2) Guru harus mengenal program video yang tersedia dan terlebih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran 3) Sesudah program video dipertunjukkan, perlu diadakan diskusi, yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Di sini siswa melatih diri untuk mencari pemecahan masalah, membuat dan menjawab pertanyaan 4) Adakalanya program video tertentu perlu diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu 5) Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan belaka, sebelumnya perlu ditugaskan untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu
33
Yudhi Munadi, Op cit., h. 127
21
6) Sesudah itu dapat dites berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari program video itu.
3.
Hakekat Belajar dan Hasil Belajar Siswa
a.
Pengertian Belajar Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.34 Belajar juga merupakan tindakan dan perilaku individu yang bersifat kompleks.35 Skinner dalam Dimyati berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.36 Selain itu, belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.37 Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, dan lain-lain. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya, apresiasi, dan sebagainya.38 Belajar juga didefinisikan
sebagai
proses
seseorang
memperoleh
berbagai
kecakapan,
keterampilan, dan sikap.39 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang diperoleh 34
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2 Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), cet. 4, h. 7 36 Ibid, h. 8 37 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 18, h. 68 38 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 85 39 Margaret E. Bell, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), cet. 2, h. 1. 35
22
dari serangkaian pengalaman yang dialaminya, sehingga merubah cara berpikir dan cara berinteraksi dengan orang lain.
b. Pengertian Hasil Belajar Sudjana memaparkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.40 Pengalaman belajar
memberikan
pengaruh
terhadap
meningkatnya
kemampuan
siswa.
Sukmadinata menambahkan bahwa hasil belajar merupakan realisasi pengembangan kemampuan yang dimiliki oleh seorang siswa. Penguasaan hasil belajar dapat ditunjukkan dari perubahan perilakunya, baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan motorik, serta sikap siswa.41 Selain itu, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.42 Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan peningkatan kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar, yang terlihat dari perubahan pengetahuan, keterampilan serta sikap, dibandingkan sebelum melakukan kegiatan belajar. Meningkatnya kemampuan siswa, mencerminkan bahwa kegiatan belajar berlangsung secara optimal. Gagne dalam Dahar membagi lima macam hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan motorik.43 Berbeda dengan Gagne, Horward Kingsley dalam
40
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 11, h. 22. 41 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandunng : Remaja Rosdakarya, 2007), cet. 4, h. 102-103. 42 Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), cet. 4, h. 3 43
h. 118
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar & pembelajaran, (Jakarta : Erlangga, 2011), cet. 14,
23
Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.44 Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar kedalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif saja. Kategori – kategori dalam ranah kognitif ini adalah:45 1) Mengingat (Knowledge) Mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah mengenali (mengidentifikasi) dan mengingat kembali (mengambil). Proses mengenali adalah mengambil pengetahuan yang dibuatkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Sedangkan proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya menghendaki demikian. 2) Memahami (Comprehension) Memahami adalah mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses kognitif yang dilakukan siswa
adalah
menafsirkan,
mencontohkan,
mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3)
Mengaplikasikan (Application) Mengaplikasikan adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah mengeksekusi atau melaksanakan dan mengimplementasikan. 4)
Menganalisis (Analysis)
44
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 11, h. 22. 45 Lorin W Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet ke-1, h. 99.
24
Menganalisis
adalah
memecah-mecah
materi
jadi
bagian-bagian
penyusunannya menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusi. 5)
Mengevaluasi (Evaluation) Mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan criteria atau standar.
Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah memeriksa dan mengkritik. Memeriksa ini dengan cara mengkoordinasi, mendeteksi, memonitor, dan menguji. 6)
Mencipta Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah merumuskan atau membuat hipotesis, merencanakan atau mendesain, dan memproduksi atau mengkontruksi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, yaitu receiving atau attending, responding atau jawaban, penilaian, organisasi, dan karakteristik nilai. Sedangkan hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni gerakan reflek, keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, keterampilan perseptual, kemampuan fisik, gerakan-gerakan skill, dan kemampuan berkomunikasi. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah. Hal ini dikarenakan ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.46 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa hasil belajar adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan keterampilan yang
46
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) cet 12, h 23.
25
dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:47 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) Faktor yang berasal dalam diri siswa, yaitu: a)
Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kegubagaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) Banyak
faktor
yang
mempengaruhi
aspek
psikologis
yang
dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) Faktor eksternal siswa terdapat dua macam, yaitu: a)
Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selain itu yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Dan lingkungan yang lebih
47
136
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 3, h. 129-
26
banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. b) Lingkungan nonsosial Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) Pendekatan belajar ini dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
4.
Kajian Materi subjek
a. Karakteristik Konsep Suhu dan Kalor Karakteristik dari konsep ini adalah memiliki cakupan materi yang luas dan padat, sehingga penyampaian konsep ini harus menarik dan mudah dipahami. Selain itu, materi ini bersifat aplikatif artinya konsep ini mudah ditemukan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk divisualisasikan. Serta, materi ini juga bersifat matematis karena pada materi ini terdapat banyak rumus dan perhitungan matematis. b. Peta Konsep Suhu dan Kalor Suhu dan kalor yang dipelajari pada tingkat SMA kelas X mencakup materi antara lain suhu, pemuaian, kalor, perubahan wujud zat, asas black, dan perpindahan kalor. Peta konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
27
Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor
c. Materi Konsep Suhu dan Kalor 1) Suhu Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda.48 Alat yang dirancang untuk dapat mengukur suhu atau temperatur disebut termometer. Pada pembuatan termometer memerlukan titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Saat ini kita mengenal ada 4 macam skala termometer, yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit, skala Reamur, dan skala Kelvin. 2) Pemuaian Jika sebuah benda dipanasi, partikel-partikel di dalamnya bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Kita katakan bahwa benda memuai. Jika benda didinginkan, getaran-getaran partikel lebih lemah dan partikel-partikel saling mendekat. Sebagai 48
155
Wawan Setiawan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Lauser Citra Pustaka, 2009), h.
28
hasilnya benda menyusut.49 Pemuaian merupakan berubahnya ukuran suatu benda karena adanya kenaikan suhu atau karena menerima kalor. a)
Pemuaian Zat Padat Pemuaian pada zat pada pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
perubahan suhu benda, karakteristik bahan, dan ukuran awal benda. Pemuaian yang dialami zat padat diantaranya pemuaian panjang, luas, dan volume. Secara matematis pemuaian panjang dapat dinyatakan sebagai:50 ΔL = Pertambahan panjang (m) Atau
α = Koefisien muai panjang bahan(°C-1) L0 = Panjang mula-mula (m) L = Panjang akhir (m) ΔT = Perubahan suhu (°C)
Benda padat juga mengalami pemuaian luas yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai: β = Koefisien muai luas (°C-1) Pemuaian volum berbagai zat secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: γ = Koefisien muai volume (°C-1) b) Pemuaian Zat Cair Zat cair mengalami pemuaian volume lebih besar dibandingkan pemuaian volume zat padat. Untuk menghitung pemuaian volume zat cair digunakan persamaan-persamaan pada pemuaian volume zat padat, hanya koefisien muai volume yang digunakan adalah koefisien muai volume zat cair.51
49
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 96. Wawan Setiawan, Op cit., h. 161 51 Ibid., h. 163 50
29
c)
Pemuaian Zat Gas Seperti halnya zat padat dan cair, zat gas juga mengalami pemuaian.
Pemuaian pada gas dipengaruhi oleh variabel-variabel suhu (T), volume (V), dan tekanan (P). 3) Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya karena adanya temperatur52. Satuan kalor dalam satuan SI adalah joule. a)
Kalor Jenis Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan kemampuannya
untuk menyerap kalor. Secara matematis dapat ditulis dalam bentuk persamaan:53 Q = kalor (joule) m = massa benda (kg) c = kalor jenis benda (J/kgoC) b) Kapasitas Kalor Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk dilepaskan untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:54 C = Kapasitas kalor (J/oC)
c)
Perubahan Wujud Zat Wujud zat ada tiga, yaitu padat, cair, dan gas. Dalam kehidupan sehari-hari
benda dapat berubah wujud bila dipengaruhi kalor. Proses perubahan wujud dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.55
52
Giancoli, Fisika Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001) cet 5, h. 490 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 110 54 Ibid., h. 112 55 Wawan Setiawan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Lauser Citra Pustaka, 2009), h. 53
167
30
Gambar 2.2. skema proses perubahan wujud zat Proses perubahan wujud secara fisika dibagi dua, yaitu Proses perubahan wujud yang memerlukan kalor: 1) Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi cair 2) Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas 3) Menyublim/melenyap adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi gas. Proses perubahan wujud yang melepaskan kalor adalah: 1) Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi padat 2) Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi cair 3) Menyublim adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi padat. d) Asas Black Menurut Josep Black seorang ilmuwan asal Inggris, dua zat yang berbeda suhunya dicampurkan, maka suhu zat yang memiliki suhu lebih tinggi akan melepas kalor yang besarnya sama dengan kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah. Pernyataan ini disebut dengan Asas Black dan dapat ditulis dalam bentuk persamaan.56
56
Ibid, h. 169
31
e)
Perpindahan Kalor Kalor berpindah dari benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda atau sistem
bersuhu rendah. Kalor dapat berpindah melalui 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.57
5.
Hasil penelitian yang relevan Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang
berhubungan dengan media video antara lain sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Febrian Eko Priandono, dkk, dengan judul “Pengembangan media audio-visual berbasis kontekstual dalam pembelajaran fisika di SMA (2012)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat, respon siswa baik, pembelajaran menjadi mudah untuk dimengerti dan menarik. Dari 23 siswa yang mengikuti posttest, ada 4 siswa yang nilainya dibawah 75 dan 19 siswa nilainya di atas 75. Hal ini menunjukkan bahwa ada kenaikan nilai siswa setelah menggunakan media audio-visual.58 Penelitian yang dilakukan oleh Ika Nurhayati, dkk (2011) dengan judul “Penerapan media pembelajaran video pada pokok bahasan fungi terhadap kemampuan kognitif siswa SMA Negeri 2 Karanganyar”, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai rata-rata untuk ranah kognif kelompok kontrol adalah 73,71 dan untuk kelompok eksperimen adalah 75,14. Perbandingan rata-rata nilai kognitif kelompok kontrol dan kesperimen menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan tambahan media pembelajaran lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa tambahan video.59 Penelitian yang dilakukan oleh I.G Winaya, dkk (2013) yang berjudul “Penerapan pembelajaran kontekstual berbantuan video untuk meningkatkan prestasi 57
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 130 Febrian Eko Priandono, dkk, Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual dalam Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika, vol.1, 2012, h. 247 59 Ika Nurhayati, dkk, Penerapan Media Pembelajaran Video Pada Pokok Bahasan Fungi Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar, Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, vol.3, 2011, h. 36 58
32
belajar menulis narasi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Banjar Tahun 2012/2013”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kontekstual berbantuan media video adalah 79 berada pada kategori positif. Berdasarkan skor yang diperoleh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dengan berbantuan media video dapat meningkatkan prestasi belajar menulis narasi.60 Pada penelitian yang dilakukan oleh Babalola Isiaka (2007) yang berjudul ”Effectiveness of video as an instructional medium in teaching rural children agricultural and environmental science”. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan video sangat efektif digunakan untuk pengajaran. Video juga sangat potensial digunakan sebagai media instruksional untuk berbagai kalangan yaitu anakanak, remaja dan orang dewasa pada sistem sekolah formal.61 Pada penelitian yang dilakukan oleh Dongsong Zhang, dkk, (2008) yang berjudul ”Instructional video in e-learning: Assessing the impact of interactive video on learning effectiveness”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penggunaan video untuk keefektifan pembelajaran bergantung pada ketentuan interaktivitasnya. Siswa yang menggunakan pembelajaran e-learning menunjukkan pencapaian hasil video interaktif yang lebih signifikan daripada siswa yang menggunakan video noninteraktif. Penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan instruksional video interaktif pada sistem pembelajaran e-learning.62
60
I.G Winaya, dkk, Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Video untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Banjar Tahun 2012/2013, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, vol. 3, 2013. 61 Babalola Isiaka, Effectiveness of Video as an Instructional Medium in Teaching Rural Children Agricultural and Environmental Science, International Journal of Education and Development Using Information and Communication Technology (IJEDICT), vol.3, 2007. 62 Dongsong Zhang, dkk, Instructional Video in e-learning: Assessing The Impact of Interactive Video on Learning Effectiveness, Jurnal ELSEVIER Science Direct, 2007.
33
B. Kerangka Berpikir Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, diantaranya adalah penggunaan media pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik konsep yang diajarkan. Berdasarkan pola pembelajaran yang mengarah kepada siswa (student centered), maka penggunaan media pembelajaran menempati posisi yang cukup strategis dalam mewujudkan kegiatan belajar secara optimal. Media pembelajaran merupakan segala alat bantu dalam menyampaikan pesan atau informasi pelajaran dari guru kepada siswanya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Fisika sebagai ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di alam, memiliki banyak karakteristik konsep diantaranya fenomena-fenomena dalam fisika ada yang mengalami proses yang sangat cepat dan sangat lambat. Karakteristik ini harusnya dijelaskan dengan menggunakan media yang tepat agar siswa dapat dengan mudah memahaminya. Akan tetapi, selama ini guru hanya menjelaskannya dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini mengakibatkan sebagian besar siswa menjadi tidak paham terhadap konsep yang diajarkan, sehingga gambaran pengamatan siswa menjadi tidak seragam . Pada masalah tersebut di atas, salah satu solusi yang dianggap tepat untuk mengatasinya adalah menggunakan media video. Media video mempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapat menampilkan fenomena-fenomena fisika yang berlangsung sangat cepat dan sangat lambat, karena dapat diatur percepatan tampilannya. Artinya melalui video pengamatan siswa terhadap suatu fenomena dapat menjadi seragam, sehingga pemahaman siswa terhadap konsep menjadi utuh. Pada penelitian ini selama proses pembelajaran, siswa tidak hanya melihat video yang ditayangkan, namun siswa juga mengisi lembar kerja sebagai bentuk umpan balik setelah melihat tayangan video tersebut. Kegiatan belajar tidak menjadikan siswanya pasif, dalam arti hanya sekedar melihat tayangan video saja. Memaksimalkan video sebagai bagian dalam pembelajaran di kelas, menjadi salah satu alternatif bagaimana siswa bisa memahami konsep yang dipelajari, sehingga
34
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Menggunakan video sebagai media dalam pembelajaran suhu dan kalor, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada konsep suhu dan kalor.
C. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan, yang beralamat di Jl. W.R. Supratman Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat Timur Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, yaitu pada bulan Mei 2014. . B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu dengan menggunakan satu sampel eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Metode ini merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui adanya perlakuan dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut.
C. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian di laksanakan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah nonequivalent control group design, dimana penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.2 Hal ini dilakukan agar kedua kelompok memiliki homogenitas yang relatif sama. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa pada konsep yang bersangkutan, yaitu
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet.13, h.114 2 Ibid, h. 116
35
36
konsep suhu dan kalor. Selanjutnya keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan media video, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran secara konvensional dengan menggunakan media Powerpoint. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok akan dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep yang bersangkutan. Gambaran mengenai desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol
Pretest
Perlakuan
Postest
O1 O1
X1 X2
O2 O2
Keterangan : O1 : Tes awal (pretest) untuk kelas eksperimen dan kontrol O2 : Tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kontrol X1 : Perlakuan menggunakan media video X2 : Perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau melalui teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.5
E. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 130 4 Ibid, h.131. 5 Sugiyono, Op.cit, h. 140
37
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.6 Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran video, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan nontes. Untuk tes berupa tes objektif pilihan ganda (pretest dan posttest pembelajaran), sedangkan non tes menggunakan angket untuk mengetahui hasil respon siswa terhadap penggunaan media video dalam pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor.
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian.7 Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan nontes. 1. Instrumen tes Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda yang mengukur aspek kognitif, meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Indikator Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah thermometer 6 7
Ibid, h. 60. Ibid, h. 148.
C1 1*
Aspek Kognitif C2 C3 C4 2* 3*
Jumlah soal
% soal
3
7,5 %
38
Menerapkan termometer dengan menggunakan skala sembarang Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktorfaktor yang mempengaruhinya Menganalisiss besar pemuaian panjang, luas dan volume pada berbagai zat Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas Menerapkan dan memformulasikan pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soalsoal Menerapkan konsep perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis grafik suhu kalor, kalor lebur, dan kalor didih zat pada soal Menerapkan konsep Asas Black dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenisjenis perpindahan kalor pada suatu zat Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi. Jumlah
4*
5* 6
9*
3
10
11 12 13*
4
15 16*
3
7,5 %
3
7,5 %
18 19*
17*
20*
35*
25*
21 22* 23*
26* 27*
4
28*
4
32* 33
34
3
36* 37*
8
4
29 30* 31*
38* 4
7,5 %
7* 8
14*
24
3
13
7,5 %
10 %
10 %
10 %
10 %
7,5 %
3
7,5 %
39 40*
3
7,5 %
15
40
100%
39
2. Instrumen nontes Instrumen nontes yang digunakan berupa angket. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.8 Angket digunakan untuk mengetahui respon atau persepsi siswa terhadap penggunaan media video dalam pembelajaran fisika pada konsep suhu dan kalor. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert yang berbentuk ratingscale, dimana siswa menjawab pernyataan-pernyataan dengan pilihan sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), cukup (C), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Kisikisi instrumen nontes dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Intrumen Nontes (Angket) No
Indikator Angket
1
Tampilan desain dan ilustrasi pada media pembelajaran video
2
Penyajian materi pada media
Media Video
Jumlah
Positif
Negatif
Soal
1,3
4
3
2,6
5,7
4
8
9,10
3
5
5
10
pembelajaran video 3
Penggunaan media video dalam proses pembelajaran Jumlah Soal
H. Kalibrasi Instrumen 1.
Kalibrasi Instrumen Tes Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu
diujicobakan pada siswa kelas XI SMAN 4 Tangerang Selatan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal, dimana soal tersebut harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, maupun daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen tes dalam penelitian. 8
Ibid, h. 199
40
a. Uji Validitas Suatu instrumen dapat dipergunakan dalam penelitian apabila telah dinyatakan valid. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (yang hendak diukur) atau dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. 9 Dalam penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar fisika siswa, khususnya pada konsep suhu dan kalor. Untuk menguji validitas soal dalam penelitian ini digunakan koefisien point biserial10 sebagai berikut:
Keterangan : rpbis : Koefisien korelasi point biserial Mp : Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul Mt : Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah p : proporsi siswa yang menjawab benar. q : proporsi siswa yang menjawab salah Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.11 Tabel 3.4 Interprestasi koefisien korelasi nilai r Interval koefisien korelasi
Tingkat hubungan
0,80 < rxy ≤ 1,00 0,60 < rxy ≤ 0,80 0,40 < rxy ≤ 0,60 0,20 < rxy ≤ 0,40 0,00 < rxy ≤ 0,20
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini: 9
Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 168. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 9, h. 79 11 Ibid, h. 75 10
41
Tabel 3.5 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Statistik Butir Soal Jumlah Soal 40 Jumlah Siswa 30 1, 2, 5, 7, 9, 12, 13, 16, Nomor Soal Valid 17, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28, 29, 33, 35, 39 Jumlah soal valid 27 Persentase (%) 67,5 % Berdasarkan Tabel 3.5 di atas terlihat bahwa dari 40 soal yang diujikan terdapat 27 soal yang dinyatakan valid setelah diuji validitasnya.
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpulan data dan apabila digunakan akan memberikan hasil yang tetap meskipun diteskan berulang kali. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Kuder – Richardson yaitu rumus K-R 20, adalah sebagai berikut.12 2 n s pq r11 s2 n 1
Keterangan: r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item. = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar p = proporsi subjek yang menjawab item salah q 1 p q Σ pq = jumlah hasil perkalian p dan q k = banyaknya item penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas
12
Ibid, h. 95
Rentang nilai r11
Kategori
0,70 ≤ r11 < 1,00 0,50 ≤ r11 < 0,70 0,00 ≤ r11 < 0,50
Tinggi Sedang Rendah
42
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik r11 Kesimpulan
Butir Soal 0,78 Reliabilitas Tinggi
BerdasarkanTabel 3.7 di atas, terlihat bahwa hasil uji reliabilitas instrumen tes yang didapat sebesar 0,78 dan termasuk dalam kategori tinggi.
c.
Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau sukar. Soal yang
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. 13 Untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:14
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun penentuan kategori indeks kesukaran soal didasarkan pada Tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran
13 14
Ibid, h. 207. Ibid, h. 208.
Rentang nilai P
Kategori
0,00 ≤ P < 0.30 0,30 ≤ P < 0.70 0,70 ≤ P < 1,00
Sukar Sedang Mudah
43
Hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini: Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kriteria Soal Mudah Sedang Sukar Jumlah
Butir Soal Jumlah Soal 3 20 17 40
Persentase 7,5% 50% 42,5% 100%
Berdasarkan Tabel 3.9 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji taraf kesukaran soal menunjukan kriteria sedang lebih banyak dibandingkan dengan kriteria lainnya, yaitu sebanyak 20 soal (50%). Untuk kriteria mudah hanya terdapat 3 soal (7,5%) dan 17 soal (42,5%) termasuk dalam kriteria sukar.
d. Daya Pembeda Daya pembeda tes adalah kemampuan tes dalam memisahkan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.15 Rumus untuk membedakan daya pembeda adalah:16
Keterangan: D : Daya Pembeda BA : Jumlah kelompok atas yang menjawab dengan benar BB : Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar JA : Jumlah peserta kelompok atas JB : Jumlah peserta kelompok bawah PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar PB : Proporsi peserta kelmpok bawah yang menjawab dengan benar Adapun penentuan kategori daya pembeda soal didasarkan pada tabel berikut :17
15
Ibid, h. 211 Ibid, h. 213. 17 Ibid, h. 218. 16
44
Tabel 3.10 Kategori Daya Pembeda Rentang Nilai
Kriteria
Bernilai negatif 0,00 ≤ D < 0,20 0,20 ≤ D < 0,40 0,40 ≤ D < 0,70 0,70 ≤ D < 1,00
Drop Buruk Cukup Baik Baik Sekali
Hasil uji daya pembeda instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kriteria Soal Drop Buruk Cukup Baik Baik Sekali Jumlah
Butir Soal Jumlah Soal 7 11 8 14 0 40
Persentase 17,5% 27,5% 20% 35 % 0% 100%
Berdasarkan Tabel 3.11 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji daya pembeda soal menunjukan kriteria baik lebih banyak dibandingkan dengan kriteria lainnya, yaitu sebanyak 14 soal (35%). Untuk kriteria drop hanya terdapat 7 soal (17,5%), 11 soal (27,5%) termasuk kriteria buruk, dan 8 soal (20%) termasuk dalam kriteria cukup.
2.
Kalibrasi Instrumen Nontes Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan
para ahli. Pertimbangan ini berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan dengan butir-butir pernyataan dalam angket yang akan diajukan kepada siswa.18 Pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat terlihat pada Tabel 3.12 berikut ini.
18
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta, 2008), h. 32.
45
Tabel 3.12 Uji Validitas Instrumen Nontes No
Aspek yang Diuji
Kriteria Baik
Cukup
Kurang
Pengembangan indikator dari setiap tahap pembelajaran Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh indikator yang dikembangkan Penskoran terhadap tiap-tiap indikator Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan indikator Kejelasan dan keefektifan bahan yang digunakan
1 2 3 4 5
Saran ..........................................................................................................................
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. a. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat (kai kuadrat), yaitu :
Keterangan : = nilai tes kai kuadrat f0 = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan Penentuan kategori uji normalitas berdasarkan pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada Tabel 3.13 berikut ini.
46
Tabel 3.13 Kategori uji normalitas Rentang nilai Xh2
Kategori
hitung
>
tabel
distribusi data tidak normal
hitung
<
tabel
distribusi data normal
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus :19
Dimana
Keterangan : S1 : standar deviasi data kelompok eksperimen S2 : standar deviasi data kelompok kontrol Penentuan kategori uji homogenitas berdasarkan uji Fisher didasarkan pada Tabel 3.14 berikut ini. Tabel 3.14 Kategori Uji Homogenitas berdasarkan Uji Fisher
2.
Rentang nilai F
Kategori
Fhitung < Ftabel Fhitung > Ftabel
data dinyatakan homogeny data dinyatakan tidak homogeny
Uji N-Gain Apabila hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol menunjukan
kemampuan yang sama, maka data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa adalah melalui uji rata-rata data posttest. Apabila hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan kemampuan yang berbeda maka 19
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. 7, h. 120
47
data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa adalah melalui uji rata-rata data gain yang dinormalisasi atau N-Gain (normalized gain). Nilai N-Gain ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:20 N-Gain = Kategori perolehan N-Gain dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut. Tabel 3.15 Kategori N-Gain Nilai N-Gain g > 0,7 0,3 g 0,7 g < 0,3 3.
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Analisis Data Tes Analisis data tes menggunakan uji hipotesis yang dilakukan untuk
mengetahui adanya pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kelompok yang berbeda dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kontrol) tersebut. Sebelum melakukan uji hipotesis, diharuskan melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu, karena hasil kedua uji tersebut yang akan menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Akan ada beberapa kondisi yang dihasilkan setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas. Berikut ini beberapa kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians serta uji hipotesis yang harus digunakan. a.
Data terdistribusi normal dan homogen Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis
dengan analisis tes statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:21
20
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta, 2008), h. 35. 21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet.13, h.181.
48
Dimana
Keterangan : = rata-rata data kelompok eksperimen = rata-rata data kelompok kontrol dsg = standar deviasi gabungan data kedua kelompok S1 = standar deviasi data kelompok eksperimen S2 = standar deviasi data kelompok kontrol n1 = jumlah data kelompok eksperimen n2 = jumlah data kelompok kontrol b. Data terdistribusi normal dan tidak homogen Untuk data yang terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametrik. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:22
Penentuan kategori uji hipotesis berdasarkan uji t didasarkan pada Tabel 3.16 berikut ini : Tabel 3.16 Kategori Uji Hipotesis (Uji t)
4.
Rentang nilai t
Kategori
thitung > ttabel thitung < ttabel
Ha diterima dan H0 ditolak Ha diterima dan H0 ditolak
Analisis Data Nontes Dalam penelitian ini, analisis data instrumen nontes menggunakan teknik
analisis data deskriptif. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Menganalisis data angket yang 22
Ibid, h. 273
49
menggunakan skala Likert dengan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dilakukan dengan cara memberikan skor pada setiap jawaban. Kategori pemberian skor angket siswa dapat dilihat pada Tabel 3.17 di bawah ini.23 Tabel 3.17 Kategori Angket Siswa Pernyataan Positif Jawaban
Pernyataan Negatif Skor
Jawaban
Skor
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sangat Tidak Setuju (STS)
5
Tiidak Setuju (TS)
2
Tidak Setuju (TS)
4
Cukup (C)
3
Cukup (C)
3
Setuju (S)
4
Setuju (S)
2
Sangat Setuju (SS)
5
Sangat Setuju (SS)
1
Selanjutnya, menggunakan rumus :
data
dari
angket
diolah
secara
kuantitatif
dengan
24
Keterangan : P = angka persentase F = frekuensi yang sedang dicari frekuensinya N = jumlah individu Persentase nilai angket yang sudah didapatkan, kemudian dikonversi ke dalam nilai kualitatif sesuai dengan tabel 3.18 di bawah ini.25 Tabel 3.18 Kategori Angket Siswa
23
Rentang Nilai
Kategori
0-20%
Sangat kurang
21-40%
Kurang
41-60%
Cukup
61-80%
Baik
81-100%
Baik sekali
Ibid, h. 135-136 Ibid, h. 137 25 Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 55-56. 24
50
J.
Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Hipotesis alternatif (Ha)
: Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar fisika siswa SMA pada konsep suhu dan kalor
Hipotesis nol (H0)
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar fisika siswa SMA pada konsep suhu dan kalor
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Subbab hasil penelitian menjelaskan mengenai gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta data hasil angket dari kelas eksperimen. 1. Hasil Pretest Hasil pretest diperoleh dari siswa kelas X-8 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas X-2 sebagai kelas eksperimen. Hasil pretest kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Interval Nilai Eksperimen Kontrol 5 – 13 0 2 14 – 22 8 3 23 – 31 19 10 32 – 40 8 15 41 – 49 3 5 50 – 58 0 1 Jumlah 38 36 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.1 di atas terdapat pada lampiran C. Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil pretest yang didapat kelas kontrol dan eksperimen pada beberapa interval nilai. Pada interval nilai 5 sampai 31, terdapat 15 siswa pada kelas kontrol dan 27 siswa pada kelas eksperimen. Pada interval nilai 32 sampai 58, terdapat 21 siswa pada kelas kontrol dan 11 siswa pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan pada saat pretest kelas eksperimen banyak memperoleh nilai pada interval nilai yang rendah, sedangkan pada interval nilai yang tinggi lebih banyak diperoleh pada kelas kontrol. Perbedaan perolehan nilai yang cukup jauh terlihat pada interval
51
52
nilai 23 sampai 31, yaitu pada kelas kontrol hanya terdapat 10 siswa, sedangkan pada kelas eksperimen terdapat 19 siswa. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Pemusatan dan Penyebaran Data Eksperimen Kontrol Nilai Terendah 15 5 Nilai Tertinggi 45 55 Rata-rata 30,94 32,25 Median 33,3 Modus 34,5 Standar Deviasi 9,95 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.2 di atas terdapat pada lampiran C. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai terendah dan nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas kontrol nilai terendah yang didapat sebesar 5 sementara nilai tertinggi sebesar 55. Sedangkan, pada kelas eksperimen nilai terendah yang didapat sebesar 15 sementara nilai tertinggi sebesar 45. Nilai rata-rata pada kelas kontrol lebih besar dibandingkan kelas eksperimen. Nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu sebesar 32,25 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 30,94. Standar deviasi yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 9,95 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 7,64.
2. Hasil Posttest Hasil posttest diperoleh dari siswa kelas X-8 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas X-2 sebagai kelas eksperimen. Berikut hasil posttest kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini:
53
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Interval Eksperimen Kontrol 60 – 64 0 3 65 – 69 2 6 70 – 74 2 10 75 – 79 5 9 80 – 84 15 6 85 – 89 10 2 90 – 94 4 0 Jumlah 38 36 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.3 di atas terdapat pada lampiran C. Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada beberapa interval nilai. Berbeda dari hasil pretest sebelumnya, hasil posttest ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih banyak mendapatkan nilai pada interval nilai yang tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada interval nilai yang rendah yaitu interval nilai dari 60 sampai 74, terdapat perbedaan yang cukup jauh yang didapatkan oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ada 4 siswa pada kelas eksperimen dan 19 siswa pada kelas kontrol yang mendapatkan nilai pada interval tersebut. Untuk interval nilai yang tinggi yaitu interval nilai dari 75 sampai 94, lebih banyak diperoleh kelas eksperimen daripada kelas kontrol. Ada 34 siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan nilai pada interval 75 sampai 94, sedangkan pada kelas kontrol hanya 17 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang diperoleh kelas eksperimen berada pada interval nilai yang tinggi, sedangkan pada interval nilai yang rendah banyak diperoleh pada kelas kontrol. Perbedaan perolehan nilai yang cukup jauh antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terjadi pada interval nilai 80 sampai 84, yaitu pada kelas kontrol sebanyak 6 siswa, sedangkan pada kelas eksperimen sebanyak 15 siswa. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini:
54
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Pemusatan dan Penyebaran Data Eksperimen Kontrol Nilai Terendah 65 60 Nilai Tertinggi 90 85 Rata-rata 82,39 74,08 Median 82,83 74 Modus 82,83 73,5 Standar Deviasi 6,19 6,69 Perhitungan untuk menentukan Tabel 4.4 di atas terdapat pada lampiran C. Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai terendah dan nilai tertinggi yang didapat kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol yaitu sebesar 60, sementara kelas eksperimen sebesar 65. Untuk nilai tertinggi diperoleh nilai 85 oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen memperoleh nilai 90. Nilai rata-rata yang dihasilkan kelas kontrol lebih kecil dibandingkan nilai-rata-rata pada kelas eksperimen. Nilai ratarata kelas kontrol yaitu sebesar 74,08 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 82,39. Adapun nilai standar deviasi yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 6,69 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 6,19.
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar a. Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka didapatkan beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest & Posttest Pemusatan Dan Penyebaran Data Nilai Terendah Nilai Tertinggi Median Modus Standar Deviasi Rata-Rata
Kelas Kontrol (X-8) Pretest Posttest 5 60 55 85 33,3 74 34,5 73,5 9,95 6,69 32,25 74,08
Kelas Eksperimen (X-2) Pretest Posttest 15 65 45 90 30,86 82,83 31,64 82,83 7,64 6,19 30,94 82,39
55
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa pada kelas kontrol nilai terendah yang diperoleh saat pretest 5 dan nilai terendah saat posttest 60. Pada kelas eksperimen nilai terendah saat pretest 15 dan saat posttest 65. Selanjutnya, nilai tertinggi saat pretest pada kelas kontrol 55 dan saat posttest 85. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai pretest sebesar 45 menjadi 90 saat posttest. Standar deviasi pada kelas kontrol ketika pretest sebesar 9,95 dan berubah menjadi 6,69 saat posttest. Standar deviasi pada kelas eksperimen sebesar 7,64 saat pretest dan 6,19 saat posttest. Nilai rata-rata pada kelas kontrol saat pretest yaitu sebesar 32,25 sementara pada kelas eksperimen yaitu 30,94. Pada saat posttest nilai rata-rata kelas kontrol mencapai 74,08 sedangkan kelas eksperimen sebesar 82,39. Artinya, pada saat pretest kelas kontrol memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Namun, ketika posttest nilai rata-rata kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 41,83 dan pada kelas eksperimen sebesar 51,45. Artinya, peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol. Untuk lebih jelas melihat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada saat pretest dan posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji N-Gain Hasil Belajar Siswa Kategori NGain Tinggi Sedang Rendah
Kelas Eksperimen 25 siswa 13 siswa 0 siswa
Banyak Siswa Kelas % Kontrol 65,8 5 siswa 34,2 30 siswa 0 1 siswa
% 13,9 83,3 2,8
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat hasil uji N-Gain menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada kategori tinggi kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol yaitu dengan nilai N-Gain g > 0,70. Sedangkan pada kategori sedang
56
yaitu dengan nilai N-Gain 0,3
g
0,7, kelas kontrol lebih ungggul dibandingkan
kelas eksperimen. b. Hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil belajar fisika siswa untuk setiap jenjang kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini: 100% 90%
92% 82%
90% 84%
81% 74%
80% 60% 49% 50% 40%
70% 64%
70% 40% 43% 30%
26% 25%
30%
31% 25%
20% 10% 0% C1 Pretest Kontrol
C2 Posttest Kontrol
C3 Pretest Eksperimen
C4 Posttest Eksperimen
Gambar 4.2 Diagram Persentase Kelas Kontrol dan Eksperimen pada Jenjang Kognitif Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa persentase kemampuan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam menjawab soal pada setiap jenjang kognitif mengalami peningkatan. Pada saat pretest, persentase kemampuan mengingat siswa (C1) pada kelas kontrol sebesar 49%, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 30%. Selanjutnya, persentase kemampuan memahami siswa (C2) pada kelas kontrol sebesar 40% sementara pada kelas eksperimen sebesar 43%. Pada kelas kontrol, persentase kemampuan menerapkan siswa (C3) sebesar 26% sementara pada kelas eksperimen sebesar 25%. Terkait kemampuan
menganalisis siswa (C4), persentase siswa yang diperoleh kelas
kontrol sebesar 31% sementara pada kelas eksperimen sebesar 25%. Pada saat posttest, persentase kemampuan mengingat siswa (C1) pada kelas kontrol sebesar 82%, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 92%. Selanjutnya, persentase
57
kemampuan memahami siswa (C2) pada kelas kontrol sebesar 81% sementara pada kelas eksperimen sebesar 90%. Pada kelas kontrol, persentase kemampuan menerapkan siswa (C3) sebesar 74% sementara pada kelas eksperimen sebesar 84%. Terkait kemampuan
menganalisis siswa (C4), persentase siswa yang
diperoleh kelas kontrol sebesar 64% sementara pada kelas eksperimen sebesar 70%. Peningkatan hasil belajar fisika siswa pada setiap jenjang kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini: 70%
62%
59%
60% 47% 41%
Presentase
50% 40%
48%
33%
45% 33%
30%
Kontrol Eksperimen
20% 10% 0%
C1
C2
C3
C4
Jenjang Kognitif Gambar 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelas kontrol pada kemampuan mengingat (C1) sebesar 33%, memahami (C2) sebesar 41%, menerapkan (C3) sebesar 48%, dan menganalisis (C4) sebesar 33%. Sementara peningkatan hasil belajar kelas eksperimen pada semua ranah kognitif (C1-C4) lebih unggul dari kelas kontrol. Kemampuan mengingat (C1) sebesar 62%, memahami (C2) sebesar 47%, menerapkan (C3) sebesar 59%, dan menganalisis (C4) sebesar 45%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap jenjang kognitif kelas eksperimen mengalami pengingkatan yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Peningkatan jenjang kognitif yang paling berbeda jauh antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah pada jenjang kognitif mengingat (C1), yaitu pada kelas kontrol sebesar 33% sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 62%.
58
Untuk lebih jelas melihat perbedaan jenjang kognitif mana saja yang mengalami kenaikan secara nyata, berikut Tabel 4.7 menunjukkan hasil N-Gain pada setiap jenjang kognitif. Tabel 4.7 Hasil N-Gain setiap jenjang kognitif Jenjang Kognitif C1 C2 C3 C4
Eksperimen
Kontrol Kategori
%
Sedang
33
N-Gain 0,88
Kategori Tinggi
% 62
N-Gain 0,65
0,82
Tinggi
47
0,68
Sedang
41
0,78 0,60
Tinggi sedang
59 45
0,65 0,48
Sedang Sedang
48 33
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa hasil belajar akhir (posttest) kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Pada kelas kontrol dalam mengingat pada hasil uji N-Gain (C1) 0,65 dengan persentase peningkatan 33%, memahami (C2) uji N-Gain 0,68 dengan persentase peningkatan 41%, menerapkan (C3) 0,65 dengan persentasi peningkatan 48%, dan menganalisis (C4) hasil uji N-Gain 0,48 dengan persentase peningkatan 33%. Sementara kemampuan kelas eksperimen dalam hal mengingat (C1) hasil uji NGain 0,88 dengan persentase peningkatan 62%, memahami (C2) uji N-Gain 0,82 dengan persentase peningkatan 47%. Menerapkan (C3) uji N-Gain 0,78 dengan persentase peningkatan 59%, dan menganalisis (C4) uji N-Gain 0,60 dengan persentase peningkatan 45%. Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa hasil uji N-gain kelas eksperimen pada semua jenjang kognitif lebih unggul dari kelas kontrol. Pada jenjang kognitif C1 sampai C3 termasuk kategori tinggi dan C4 termasuk kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol nilai N-Gain termasuk dalam kategori sedang untuk semua jenjang kognitifnya. Peningkatan dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini:
59
1 Nilai N-Gain
0,8
0,88 0,65
0,82
0,78 0,65
0,68
0,6
0,60 0,48 Kontrol
0,4
Eksperimen 0,2 0 C1
C2
C3
C4
Jenjang Kognitif
Gambar 4.4 Diagram N-gain jenjang kognitif kelas kontrol dan eksperimen.
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua buah data, yaitu data pretest dan posttest kedua kelas, dengan menggunakan rumus uji kai kuadrat (chi square). Hasil yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8: Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Pretest Statistik Nilai X2hitung Nilai X2tabel Keputusan
Kelas Kontrol 3,41 Data terdistribusi normal
Posttest
Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 7,61 7,06 11,07 Data Data terdistribusi terdistribusi normal normal
Kelas Eksperiemn 6,65 Data terdistribusi normal
Perhitungan uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C. Nilai X2tabel diambil dari Tabel 4.8 nilai kai kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Nilai X2tabel yang didapat sebesar 11,07. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas jika X2hitung
X2tabel, maka dinyatakan
data terdistribusi normal. Pada Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa nilai X2hitung semua data lebih kecil dibandingkan nilai X2tabel, sehingga dinyatakan bahwa data pretest maupun posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen terdistribusi normal.
60
b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan pada data pretest dan posttest. Hasil yang diperoleh dari uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini: Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Statistik
Posttest
Kelas Kontrol 9,95
Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperiemn Nilai Varians 7,64 6,69 6,19 Nilai Fhitung 1,69 1,17 Nilai Ftabel 1,72 Keputusan Homogen Homogen Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C. Nilai Ftabel diambil dari Tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%. Nilai Ftabel yang didapat sebesar 1,72. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian homogenitas yaitu jika Fhitung
Ftabel, maka kedua kelas dinyatakan
homogen. Pada Tabel 4.9 di atas terlihat bahwa nilai Fhitung kedua data baik pretest maupun posttest lebih kecil dibandingkan nilai Ftabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa kemampuan kedua kelas homogen, artinya kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun saat posttest.
5. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat statistik, diperoleh bahwa kedua data terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis tes statistik parametrik. Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada lampiran C. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah ini: Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Pretest Posttest 0,63 4,20 thitung 2,003 ttabel Ha ditolak Ha diterima Keputusan Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.
61
Nilai ttabel diambil dari tabel t statistik pada taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika thitung ttabel, maka dinyatakan H1 diterima. Pada Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa nilai thitung hasil pretest lebih kecil dibandingkan nilai ttabel, sehingga disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh media pembelajaran video sebelum diberikan perlakuan. Sementara nilai thitung hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai ttabel, sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. 6. Hasil Analisis Data Angket Hasil data angket yang telah diperoleh selanjutnya dihitung secara kuantitatif dan menghasilkan data berupa persentase. Data tersebut kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan data angket dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Angket Respon Siswa No. 1. 2. 3.
Indikator Angket Tampilan desain dan ilustrasi pada media pembelajaran video. Penyajian materi pada media pembelajaran video. Penggunaan media video dalam proses pembelajaran Rata-rata
Media Video Persentase Kesimpulan 80% Baik 78%
Baik
77%
Baik
78%
Baik
Perhitungan data angket secara rinci dapat dilihat pada lampiran 8. Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa secara keseluruhan penggunaan media video dalam pembelajaran fisika konsep suhu dan kalor mendapatkan respon yang baik dari para siswa. Artinya, penggunaan media video menarik bagi para siswa dan mampu membantu siswa dalam memahami materi. Hal tersebut bisa dilihat dari rata-rata hasil angket respon siswa terhadap penggunaan media video mendapatkan persentase sebesar 78% dan tergolong pada kategori baik.
62
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 diperoleh nilai rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 82,39, sedangkan kelas kontrol sebesar 74,08. Hal ini tentunya tidak terjadi secara kebetulan, akan tetapi disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kedua kelas. Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata posttest siswa, kelas eksperimen memiliki nilai ratarata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Selisih nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 8,31. Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran video pada konsep suhu dan kalor lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan media powerpoint. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ika Nurhayati, dkk yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dengan tambahan media pembelajaran video lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa tambahan video.1 Setelah masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan media video, maka dilakukan analisis data dengan menggunakan uji hipotesis (uji t). Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menggunakan uji t terhadap data posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil thitung > ttabel (4,20 > 2,003). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Jika dilihat dari setiap jenjang pada ranah kognitif, hasil posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan untuk setiap jenjangnya. Namun, penggunaan media pembelajaran video lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada semua jenjang kognitif dibandingkan dengan media powerpoint. Hal ini didukung oleh data hasil peningkatan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen menunjukkan bahwa media video dapat meningkatkan kemampuan mengingat (C1) sebesar 57%, memahami (C2) sebesar 1
Ika Nurhayati, dkk, Penerapan Media Pembelajaran Video Pada Pokok Bahasan Fungi Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar, Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, Vol. 3, 2011, h. 39
63
59%, menerapkan (C3) sebesar 57%, dan menganalisis (C4) sebesar 46%. Hasil belajar kognitif yang dicapai siswa ini tidak terlepas juga dari penggunaan media. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Febrian Eko Priandono yang menyatakan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat, respon siswa baik, pembelajaran menjadi mudah untuk dimengerti dan menarik. Hal ini menunjukkan bahwa ada kenaikan nilai siswa setelah menggunakan media audiovisual.2 Penggunaan media pembelajaran video dalam pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan mengingat (C1). Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif untuk jenjang C1 (mengingat), untuk kelas eksperimen meningkat sebesar 57%, sedangkan pada kelas kontrol hanya meningkat sebesar 33%. Seperti yang diungkapkan Mell Siberman dalam Prastowo bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%.3 Hal ini didukung oleh hasil angket respon siswa pada pernyataan “tampilan video terlihat dengan jelas (tidak berbayang atau blur)” dengan perolehan persentase sebesar 74% atau berada pada kategori baik. Media video merupakan sebuah alat bantu yang dapat menggambarkan sebuah objek bergerak disertai dengan efek suara. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan dikombinasikan dengan suara, menjadikan media ini memiliki daya tarik bagi siswa selama belajar.4 Hal tersebut menyebabkan kelas eksperimen yang menggunakan media ini memiliki peningkatan kemampuan dalam memahami (C2) yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan media powerpoint. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh W. Iwantara, dkk yang menyatakan bahwa Semakin banyak indera
2
Febrian Eko Priandono, dkk, Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.1, 2012, h. 247 3 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta : Diva Press, 2012), h. 302 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 49
64
yang dilibatkan dalam pembelajaran, semakin banyak informasi yang didapat, sehingga berpengaruh pada semakin tingginya pemahaman konsep siswa.5 Kemampuan
menerapkan
(C3)
juga
dapat
ditingkatkan
dengan
menggunakan media pembelajaran video. Hal ini disebabkan karena media video memuat unsur latihan soal dan evaluasi. Selain itu cuplikan video juga berisi fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan konsep suhu dan kalor. Dengan adanya gambaran terhadap fenomena tersebut disertai dengan latihan soal dan disajikan dengan tampilan yang menarik, siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari konsep tersebut, sehingga siswa mampu menerapkan konsep yang dipelajarinya ketika mengerjakan soal dan kasus-kasus yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung dengan hasil angket respon siswa yang menolak pernyataan “Media video tidak dapat membantu mengaitkan aplikasi materi suhu dan kalor dalam kehidupan sehari-hari”, artinya 74% siswa beranggapan bahwa media video dapat membantu siswa mengaitkan aplikasi materi suhu dan kalor dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan di atas sejalan dengan hasil penelitian G. Winaya, dkk yang berjudul
“penerapan
pembelajaran
kontekstual
berbatuan
video
untuk
meningkatkan prestasi belajar menulis narasi siswa kelas VII 5 SMP Negeri 3 Banjar tahun 2013/2014”, yang menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual berbantuan media video membantu guru untuk mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.6 Dalam pembelajaran dengan menggunakan media video ini, siswa diberikan kesempatan untuk menonton video tentang konsep suhu dan kalor kemudian diberikan soal-soal untuk dipecahkan dalam kelompoknya. Pemberian soal-soal untuk dipecahkan dalam kelompoknya ini akan membangun kondisi lingkungan 5
W Iwantara,dkk, Pengaruh Penggunaan Media Video Youtube Dalam Pembelajaran IPA Terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.4, 2014, h. 8 6 G Winaya,dkk, Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbatuan Video untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Narasi Siswa Kelas VII 5 SMP Negeri 3 Banjar tahun 2013/2014, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.3, 2013, h. 11
65
belajar yang kondusif, karena siswa akan memecahkan permasalahan berdasarkan pengalaman belajar yang mereka dapat dari menonton video tersebut. Dengan memberikan umpan balik berupa soal-soal diskusi siswa mampu menganalisis soal-soal baik hitungan maupun kasus-kasus dalam kehidupan sehari-hari pada konsep tersebut. Hal itu yang menyebabkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam tingkatan menganalisis (C4) yang menggunakan media video lebih unggul daripada siswa yang menggunakan media powerpoint. Berdasarkan menggunakan
penjelasan media
di
atas,
pembelajaran
secara
video
keseluruhan
memiliki
pembelajaran
banyak
kelebihan
dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Oleh sebab itu dapat diambil kesimpulan
bahwa penggunaan media pembelajaran video dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Namun penggunaan media pembelajaran video ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu masih terbatasnya video mengenai fenomena suhu dan kalor yang digunakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan media pembelajaran video memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. 2. Hasil belajar siswa pada setiap ranah kognitif (C1-C4) untuk kelas eksperimen dan kontrol keduanya mengalami peningkatan. Kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. 3. Semua siswa mengalami peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari nilai N-gain. Kelas eksperimen lebih mendominasi pada kategori N-gain tinggi, sedangkan kelas kontrol lebih mendominasi pada kategori N-gain sedang. 4. Hasil angket menunjukkan bahwa siswa merespon positif penggunaan media pembelajaran video dengan kategori baik.
B. Saran Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penelitian ini memiliki kelemahan, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran akan lebih efektif jika durasi video yang dibuat tidak terlalu lama tetapi sudah mencakup keseluruhan materi. 2. Video yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat terbatas, sehingga perlu ditambahkan beberapa video, seperti video proses mengkristal, proses mengembun dan Asas Black. 3. Berdasarkan karakteristik video tidak hanya konsep suhu dan kalor yang dapat diterapkan, tetapi juga konsep fisika lainnya seperti konsep elastisitas, gerak lurus berubah beraturan (GLB), dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
66
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W dkk. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Bell, Margaret E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Dimyati dan Mudjono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Herlanti, Yanti. 2008. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta. Isiaka, Babalola. 2007. Effectiveness of Video as an Instructional Medium in Teaching Rural Children Agricultural and Environmental Science, International Journal of Education and Development Using Information and Communication Technology (IJEDICT), Volume 3. Iwantara, W dkk. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Video Youtube Dalam Pembelajaran IPA Terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, volume 4. Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Kustandi, Cecep dkk. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada Press.
67
68
Nurhayati, Ika dkk. 2011. Penerapan Media Pembelajaran Video Pada Pokok Bahasan Fungi Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar, Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS, Volume 3. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : Diva Press. Priandono, Febrian Eko dkk. 2012. Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika, Volume 1. Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Sadiman, Arief S, dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaataannya. Jakarta : Rajawali Pers. Setiawan, Wawan. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Lauser Citra Pustaka. Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandunng : Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. Winaya, I.G dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Video untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Banjar Tahun 2012/2013, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, volume 3. Zhang, Dongsong dkk. 2007. Instructional Video in e-learning: Assessing The Impact of Interactive Video on Learning Effectiveness, Jurnal ELSEVIER Science Direct.
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
I.
Satuan Pendidikan
: SMA N 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/Semester
: X/2
Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
:1
Standar Kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
II.
Kompetensi Dasar Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
III. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, serta penentuan skala batas atas dan batas bawah termometer. 2. Menerapkan termometer dengan menggunakan skala sembarang.
72
3. Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 4. Menganalisis besar pemuaian panjang, luas, dan volume pada berbagai zat. 5. Menganalisis pemuaian zat padat, zat cair, dan zat gas pada soal.
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik zat, serta menentukan skala batas atas dan batas bawah termometer dengan benar setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui tayangan video mengenai konsep suhu. 2. Siswa dapat menerapkan penggunaan termometer dengan skala sembarang dengan tepat setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui tayangan video mengenai penggunaan termometer. 3. Siswa dapat menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhinya setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui tayangan video tentang pemuaian panjang, luas dan volume (pemuaian zat padat). 4. Siswa dapat menganalisis besar pemuaian panjang, luas, dan volume pada berbagai zat dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai formulasi rumus melalui tayangan video. 5. Siswa dapat menganalisis pemuaian zat padat, zat cair, dan zat gas pada soal dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai pemuaian zat (padat, cair , dan gas) serta formulasi rumusnya melalui tayangan video.
73
V.
Materi Pembelajaran
1.
Materi pokok Suhu dan pemuaian zat 2. Uraian Materi Suhu adalah derajat panas dingin suatu benda. Pada hakikatnya suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekulmolekul suatu benda.Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer bekerja memanfaatkan sifat termometrik zat, yaitu sifat zat yang dapat berubah jika dipanaskan.
Pemuaian adalah bertambahanya ukuran suatu benda karna adanya kenaikan suhu. Pemuaian terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pemuain pada zat padat ini terjadi pada muai panjang, luas, dan volume. a. Pemuaian panjang Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan:
dengan: L = panjang benda saat dipanaskan (m) L0 = panjang benda mula-mula (m)
α= koefisien muai linier/panjang (/oC) Δ T = perubahan suhu (oC)
74
b.
Pemuaian luas Benda yang berbentuk pipih atau plat mempunyai ukuran luas, bila dipanaskan akan memuai pada arah panjang dan lebar sehingga menyebabkan pertambahan luas. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
dengan: A = luas benda saat dipanaskan (m2) A0 = luas benda mula-mula (m2)
β= 2 α = koefisien muai luas (/oC) Δ T = perubahan suhu (oC)
c.
Pemuaian volume Benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal (mempunyai volum) bila dipanaskan benda tersebut akan memuai pada semua arah sehingga menyebabkan pertambahan volume. Volume benda setelah dipanaskan dapat dirumuskan sebagai berikut :
dengan: V = volume benda saat dipanaskan (m3) V0 = volume benda mula-mula (m3)
γ = 3 α = koefisien muai volume (/oC) ΔT = perubahan suhu (oC)
Zat cair memuai jika dipanaskan dan besarnya pemuaian tiap-tiap zat berbeda-beda. zat cair hanya dikenal mempunyai muai volume tidak ada muai panjang dan muai luas. Pemuaian volume zat cair lebih besar daripada pemuaian volume zat padat untuk kenaikan suhu yang sama. Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu 0 oC dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4 oC. Kemudian, suhu diatas 4 oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap bertambahnya suhu. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Pemuaian zat gas terjadi saat pergerakan partikel gas dalam wadah semakin cepat karena suhu yang semakin tinggi. Pemuaian gas pada ruang tertutup terbagi menjadi 3 macam, yaitu pemuaian gas secara isotermal, isobarik, dan isokhorik.
75
VI. Metode Pembelajaran Metode : Tanya Jawab Demonstrasi Diskusi Kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Langkah-Langkah Kegiatan Guru 1. Mengkondisikan keadaan kelas dan mengabsen siswa 2. Bertanya kepada siswa, “ pernahkan kamu memegang balok-balok es batu? apa yang kamu rasakan?”
Siswa
Berinteraksi dengan guru
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Berpikir Logis
5 menit
76
Tahap Pembelajaran
2. Motivasi
1. Eksplorasi
B. Inti 2. Elaborasi
3. Konfirmasi
Langkah-Langkah Kegiatan Guru Bertanya kepada siswa, “apakah tangan kita bisa digunakan untuk mengukur suhu?” Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui video Menyajikan inti materi mengenai suhu dan pemuaian melalui video Membagi siswa menjadi 8 kelompok Memberikan pertanyaan/studi kasus kepada masing-masing kelompok Memanggil perwakilan kelompok untuk menjelaskan jawaban masing-masing Membahas soal yang telah dikerjakan siswa
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Percaya Diri
5 menit
Memperhatikan video
Rasa Ingin Tahu
3 menit
Memperhatikan video
Rasa Ingin Tahu
25 menit
Komunikatif
5 menit
Berpikir Logis
12 menit
Percaya Diri
10 menit
Cinta Ilmu
10 menit
Siswa Mengemukakan pendapat masing-masing
Berkumpul dengan kelompoknya Menyelesaikan pertanyaan/studi kasus yang diberikan oleh guru Tiap perwakilan menjelaskan jawaban masing-masing Bersama-sama guru mengoreksi jawaban dari
77
1. Kesimpulan
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2. Penilaian
Memberikan penilaian akhir berupa tes tertulis kepada siswa
C. Penutup
temannya yang sudah maju Bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari Mengerjakan tes tertulis yang diberikan oleh guru
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. B. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Video
2. Alat dan Bahan
:-
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Proses Soal diskusi kelompok (Lampiran ke-1)
Percaya Diri
5 menit
Mandiri
10 menit
78
B. Penilaian Akhir Tes tertulis berupa essay sebanyak 3 buah soal (Lampiran ke-2)
Jakarta, Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Esty, S.Pd NIP. 197906052000032003
Peneliti
Eva Afiatun Nufus NIM 109016300033
79
Lampiran 1 Soal Diskusi Kelompok
No. 1.
Indikator
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Teknik Penskoran
Menerapkan pengertian dan
saat terkena panas matahari, volume
perbedaan pemuaian
udara dalam ban bertambah , sehingga
dengan kunci
panjang, luas, dan volume
udara menekan dinding ban semakin
jawaban
serta faktor-faktor yang
kuat. Pemuaian terjadi karena suhu
mempengaruhinya.
diluar ban pada saat itu tinggi. Jelaskan mengapa ban sepeda yang terkena terik sinar matahari dalam waktu yang lama dapat meletus?
Sehingga, menyebabkan ban dalam
100 = jawaban sama
80 = jawaban benar namun 100
menggunakan
sepeda tidak mampu menahan udara
struktur kalimat
yang semakin meluas, akibat dari
yang berbeda
pertambahan tekana dan volume udara
(bahasa sendiri)
didalam ban. Sehingga ban meletus 2.
Menganalisis pemuaian zat
Ban mobil tersebut meletus karena
100 = jawaban sama
padat, zat cair, dan zat gas
terjadi pemuaian udara atau gas di
dengan kunci
pada soal.
dalam ban. Pemuaian tersebut terjadi
jawaban
karena adanya kenaikan suhu udara di
Pernahkah kalian melihat mobil yang
100
80 = jawaban benar
ban mobil akibat gesekan roda dengan
namun
aspal.
menggunakan struktur kalimat
80
sedang melaju kencang di jalan raya
yang berbeda
tiba-tiba ban mobil tersebut mengalami
(bahasa sendiri)
pecah ban/meletus meskipun cuaca mendung? Mengapa bisa terjadi demikian?
3.
Menganalisis besar
Batang mula-mula panjangnya
pemuaian panjang, luas, dan
dipanaskan dari suhu
volume pada berbagai zat.
,
100 = jawaban sama
Diket :
persis dengan
menjadi
kunci jawaban
. Jika koefisien muai panjang batang adalah , berapakah
Dit : Jawab :
80 = langsung mengerjakan rumus
pertambahan panjang batang tersebut? 100
dan jawaban tepat 70 = rumus benar namun jawaban kurang tepat 60 = rumus dan jawaban kurang tepat
81
Lampiran 2 Tes Tertulis (Penilaian Akhir) No. 1.
Indikator
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Teknik Penskoran
Menjelaskan pengertian
Apakah tangan/kulit dapat dijadikan
Tidak, kulit hanya dapat merasakan
30 = jawaban sama
suhu dan sifat
sebagai alat ukur suhu suatu benda?
panas dinginnya suatu benda namun
dengan kunci
tidak dapat mengukur derajat panas
jawaban
termometrik suatu zat
dinginnya suatu benda.
20 = jawaban benar 30
namun menggunakan struktur kalimat yang berbeda (bahasa sendiri)
2.
Menganalisis pemuaian zat
Gas dalam ruang tertutup volumenya 5
padat, zat cair, dan zat gas
liter, jika tekanannya diubah 2 kali
pada soal.
semula pada suhu yang sama, berapakah
Dit
volume gas tersebut sekarang?
Jawab :
30 = jawaban sama
Diket :
persis dengan kunci jawaban
: 30
20 = langsung mengerjakan rumus dan jawaban tepat 10 = rumus benar namun jawaban
82
kurang tepat 3.
Menganalisis besar pemuaian panjang, luas, dan volume pada berbagai zat.
Sebuah kaca dengan panjang 4 m dan
Diket :
0
× 0,2 =
lebar 20 cm bersuhu 20 C. Jika kaca
persis dengan
C
kunci jawaban
= 20 0C
suhu 40 0C, berapakah luas kaca setelah dipanaskan? (α = 12 × 10 / C)
0,8 m
0
tersebut dipanaskan hingga mencapai -6 0
40 = jawaban sama 2
30 = langsung
α = 12 × 10-6 /0C
mengerjakan rumus
→ β = 24 × 10-6 /0C Dit
dan jawaban tepat
:
20 = rumus benar
Jawab :
40
namun jawaban
= (24 × 10-6 /0C.
kurang tepat
0,8 m2. 20 0C)
10 = rumus dan
= 384 × 10-6 m2. -3
jawaban kurang 2
= 0,384 × 10 m A= = (800 × 10-3) + (0,384 × 10-3 m2) = 800,384 × 10-3 m2 = 0,800384 m2
tepat
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
I.
Satuan Pendidikan
: SMA N 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/Semester
: X/2
Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
:2
Standar Kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
II.
Kompetensi Dasar 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat. 2. Menerapkan asas black dalam pemecahan masalah
III. Indikator Pencapaian 1. Menerapkan dan memformulasikan pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari
84
2. Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal. 3. Menerapkan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari 4. Menganalisis grafik suhu kalor, kalor lebur, dan kalor didih zat pada soal. 5. Menerapkan konsep asas black dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menerapkan dan memformulasikan pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan seharihari dengan tepat setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui tayangan video mengenai konsep kalor. 2. Siswa dapat menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal dengan tepat setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui tayangan video mengenai soal-soal yang berkaitan dengan kalor. 3. Siswa dapat menerapkan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta membrikan contoh dalam kehidupan seharihari setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui tayangan video tentang peristiwa perubahan wujud zat.. 4. Siswa dapat menganalisis grafik suhu kalor, kalor lebur, dan kalor didihzat pada soal dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai grafik suhu kalor melalui tayangan video. 5. Siswa dapat menerapkan konsep asas black dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai asas black serta formulasi rumusnya melalui tayangan video.
85
V.
Materi Pembelajaran
1.
Materi pokok Kalor, perubahan wujud zat, dan asas Black 2. Uraian Materi Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya usaha atau kerja yang dilakukan pada sistem. Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan suhunya O 1 C. Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule.Ka lor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1kg massa benda dan setiap 1 °C kenaikan suhu. Kapasitas kalor ( C ) adalah banyaknya ka lor yang digunakan untuk menaikkan suhu benda setiap 1 °C. Q= m.c. Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai Hukum Kekekalan Energi Kalor, yang berbunyi: Kalor yang dilepas = Kalor yang diserap
Q1 = Q 2 Persamaan tersebut berlaku pada pertukaran kalor,yang selanjutnya disebut Asas Black. Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Ketika suatu zat berubah wujud dari padat ke cair, atau dari cair ke gas, sejumlah energi terlibat pada perubahan wujud zat tersebut. Kalor lebur dan kalor penguapan suatu zat juga mengacu pada jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat tersebut ketika berubah dari cair ke padat, atau dari gas ke uap air. Q= m. L dengan: Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama perubahan wujud ( J) m = massa zat (kg)
86
L = kalor laten ( J/kg) Perubahan wujud suatu zat terbagi atas 6 macam, yaitu mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal. VI. Metode Pembelajaran Metode : Tanya Jawab Demonstrasi Diskusi Kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Langkah-Langkah Kegiatan Guru 1. Mengkondisikan keadaan kelas dan mengabsen siswa 2. Bertanya kepada siswa, “ pernahkan kamu melihat es krim yang dibiarkan di tempat terbuka lama-lama mencair? Mengapa es krim bisa mencair?”
Siswa
Berinteraksi dengan guru
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Berpikir Logis
5 menit
87
Tahap Pembelajaran
2. Motivasi
1. Eksplorasi
B. Inti
2. Elaborasi
Langkah-Langkah Kegiatan Guru Bertanya kepada siswa, “Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu? Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui video Menyajikan inti materi mengenai kalor, perubahan wujud zat, dan asas black melalui video Membagi siswa menjadi 8 kelompok Memberikan pertanyaan/studi kasus kepada masing-masing kelompok Memanggil perwakilan kelompok untuk menjelaskan jawaban masing-masing
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Percaya Diri
5 menit
Memperhatikan video
Rasa Ingin Tahu
3 menit
Memperhatikan video
Rasa Ingin Tahu
25 menit
Komunikatif
5 menit
Berpikir Logis
12 menit
Percaya Diri
10 menit
Siswa Mengemukakan pendapat masing-masing
Berkumpul dengan kelompoknya Menyelesaikan pertanyaan/studi kasus yang diberikan oleh guru Tiap perwakilan menjelaskan jawaban masing-masing
88
3. Konfirmasi
Membahas soal yang telah dikerjakan siswa
1. Kesimpulan
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2. Penilaian
Memberikan penilaian akhir berupa tes tertulis kepada siswa
C. Penutup
Bersama-sama guru mengoreksi jawaban dari temannya yang sudah maju Bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari Mengerjakan tes tertulis yang diberikan oleh guru
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. 3. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan B. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Video
2. Alat dan Bahan
:-
Cinta Ilmu
10 menit
Percaya Diri
5 menit
Mandiri
10 menit
89
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Proses Soal diskusi kelompok (Lampiran ke-1)
B. Penilaian Akhir Tes tertulis berupa essay sebanyak 3 buah soal (Lampiran ke-2)
Jakarta, Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Esty, S.Pd NIP. 197906052000032003
Peneliti
Eva Afiatun Nufus NIM 109016300033
90
Lampiran 1 Soal Diskusi Kelompok
No. 1.
Indikator
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Teknik Penskoran
Menganalisis kalor, Perhatikan animasi berikut!
Perubahan suhu suatu zat berbanding
kalor
terbalik dengan massa zat tersebut.
menyebutka
Sesuai dengan rumus
n masing-
dalam
Q = m.c.ΔT
masing 3
menyelesaikan soal-
Massa yang lebih sedikit akan
contoh
soal.
mengalami perubahan suhu yang lebih
jenis
kapasitas
dan kalor
100 =
80 =
besar, begitupun sebaliknya.
menyebutka 100
n masing-
Mengapa terdapat perbedaan kenaikan
masing 2
suhu pada kedua wadah tersebut?
contoh
Jelaskan !
60 = menyebutka n masingmasing 1 contoh
2.
Menerapkan peristiwa perubahan
Perhatikan gambar berikut !
Bintik-bintik air tersebut berasal dari peristiwa pengembunan udara yang
100
100 = jawaban sama dengan
91
wujud
dan
berada di sekitar dinding gelas.
kunci
karakteristiknya
Udara mengalami pengembunan
jawaban
serta
karena udara di sekeliling gelas
90 = jawaban
memberikan
contoh
dalam
melepaskan kalor kepada es dalam
benar namun
kehidupan
sehari-
gelas sebab suhu udara lebih besar
menggunaka
daripada suhu es dalam gelas. Karena
n struktur
udara melepaskan kalor makanya
kalimat yang
udara berubah wujud menjadi air,
berbeda
Mengapa dinding luar gelas yang berisi es
yang kita lihat berupa titik-titik air di
(bahasa
timbul titik-titik air seperti pada gambar
luar gelas.
sendiri)
hari
70 = jawaban
di atas? Jelaskan !
benar namun kurang lengkap 50 = jawaban kurang tepat 3.
Menerapkan
dan Es sebanyak 2 kg bersuhu -10°C berubah
memformulasikan pengertian kalor
jenis,
menjadi air bersuhu 20°C. Berapakah
kalor, kalor yang dibutuhkan oleh es untuk dan berubah menjadi air?
100 = jawaban
Diket : 100 Dit : Jawab :
sama persis dengan kunci jawaban
92
kapasitas dalam
kalor (ces=2100 J/kg°C, cair=4186 J/kg°C,
80 = langsung
kehidupan Lair=333 J/kg)
mengerjakan
sehari-hari
rumus dan jawaban tepat 70 = rumus benar namun jawaban kurang tepat Qtot = Q1 + Q2 + Q3 = m.c.ΔT + m.L + m.c. ΔT = 2 kg. 2.100 J/kg°C. 10°C + 2 kg. 333 J/kg + 2 kg. 4186 J/kg°C . 20°C = 42.000 + 666 + 167.440 = 210. 106 J
60 = rumus dan jawaban kurang tepat
93
Lampiran 2 Tes Tertulis (Penilaian Akhir) No. 1.
Indikator Menerapkan
dan Seratus gram benda yang
memformulasikan pengertian
2.
Soal
kalor,
kalor jenisnya 3.600 J/kg.K kalor dipanaskan sehingga suhunya
Kunci Jawaban Diket : m = 100 gr = 0,1 kg
dengan kunci
c = 3.600 J/kg.K
jawaban
ΔT = (100-25) °C=75 °C
dalam kehidupan sehari- °C. Maka berapakah besar
Dit : C = .....?
hari
kapasitas kalor benda
Jawab :
tersebut ?
C = m.c
20 = jawaban benar 30
namun menggunakan struktur kalimat
= 0,1 kg . 3.600 J/kg°C
yang berbeda
= 360 J/°C
(bahasa sendiri)
Diket :
30 = jawaban sama
jenis dan kapasitas kalor dibutuhkan untuk
persis dengan
dalam menyelesaikan soal- memanaskan 100 gr es yang soal.
Teknik Penskoran 30 = jawaban sama
jenis, dan kapasitas kalor naik dari 25 °C menjadi 100
Menganalisis kalor, kalor Berapakah kalor yang
Skor
T2 = 100 °C
suhunya -10°C sehingga
Dit
menjadi uap yang suhunya
Jawab :
:
30
kunci jawaban 20 = langsung mengerjakan rumus
94
100 °C?
dan jawaban tepat
(ces=0,6 kal/gr°C,
10 = rumus benar
cair=1kal/gr°C, Lair=80 kal/gr,
namun jawaban
Luap=540 kal/gr)
kurang tepat
Q1= m .c. ΔT = 100 . 0,6 . 10 = 600 kal Q2 = m.L = 100 . 80 = 8.000 kal Q3 = m.c. ΔT = 100 . 1 . 100 = 10.000 kal Q4 = m. L = 100 . 540 = 54.000 kal
Qtot = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 = 600 + 8.000 + 10.000 + 54.000 = 72.600 kal = 72,6 kkal.
95
Q 3.
Menerapkan konsep asas Selembar alumunium black
dalam
sehari-hari.
Diket : m1 = 36 gr T1 = 15 °C
kehidupan bermassa 36 gr dan bersuhu 15°C dimasukkan ke dalam
m2 = 18 gr
bejana yang berisi
T2 = 7,5 °C
alumunium bermassa 18 gr
c = 0,22 kal/gr°C
dan bersuhu 7,5°C. Kalor
Dit
jenis alumunium 0,22
Jawab :
kal/gr°C, maka suhu akhir campuran tersebut adalah ....
40 = jawaban sama persis dengan kunci jawaban 30 = langsung mengerjakan rumus
:
dan jawaban tepat 20 = rumus benar Q lepas = Q terima
m1 . c. ΔT1 = m2 . c. ΔT2
36 . 0,22 ( 15-Tc) = 18.0,22(Tc-7,5) 7,92(15-Tc) = 3,96 (Tc-7,5) 118,8-7,92 Tc = 3,96 Tc-29,7 148,5 = 11,88 Tc Tc = 12,5 °C
40
namun jawaban kurang tepat 10 = rumus dan jawaban kurang tepat
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
I.
Satuan Pendidikan
: SMA N 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/Semester
: X/2
Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
:3
Standar Kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
II.
Kompetensi Dasar Menganalisis cara perpindahan kalor.
III. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor pada suatu zat 2. Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.
97
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor pada suatu zat dengan benar setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui tayangan video mengenai konsep perpindahan kalor. 2. Siswa dapat menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi serta formulasi rumusnya melalui tayangan video.
V. 1.
Materi Pembelajaran
Materi pokok Perpindahan kalor : konduksi, konveksi, dan radiasi 2. Uraian Materi Kalor berpindah secara alamiah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Ada 3 cara perpindahan kalor, yaitu konduksi(hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). a. Konduksi Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya. Perpindahan energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu sebanding dengan luas penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding terbalik dengan panjang mediumnya serta tergantung pada jenis mediumnya. Dari penjelasan ini dapat diperoleh perumusan sebagai berikut:
98
dengan : = kalor yang pindah tiap detik (watt) K A l ΔT
= koefisien konduktifitas bahan = luas penampang (m2) = panjang bahan (m) = perubahan suhu (K)
b. Konveksi
Konveksi merupakan cara perpindahan kalor dengan diikuti oleh mediumnya. proses konveksi banyak terjadi pada medium gas dan cair. Besarnya energi (kalor) yang dipindahkan memenuhi persamaan berikut:
dengan : = kalor yang pindah tiap detik (watt) h = koefisien konveksi A = luas penampang (m ) ΔT = perubahan suhu (K) 2
c. Radiasi Radiasi merupakan cara perpindahan kalor tanpa menggunakan medium. Radiasi suatu benda dipengaruhi oleh suhu benda, sehingga setiap benda yang suhunya lebih tinggi dari sekelilingnya akan mengalami radiasi. Dalam eksperimennya Stefan Boltzman menemukan hubungan daya radiasi dengan suhunya, yaitu memenuhi persamaan berikut:
99
dengan : P = daya radiasi (watt) e = koefisien emisititas = konstanta Stefan Boltzman T = suhu mutlak (K) A = luas penampang (m ) 2
VI. Metode Pembelajaran Metode : Tanya Jawab Demonstrasi Diskusi Kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran Tahap Pembelajaran
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Langkah-Langkah Kegiatan Guru 1. Mengkondisikan keadaan kelas dan mengabsen siswa 2. Bertanya kepada siswa, “Pipa besi yang dipanaskan ujungnya ujung yang lain
Siswa
Berinteraksi dengan guru
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Berpikir Logis
5 menit
100
2. Motivasi
1. Eksplorasi
B. Inti 2. Elaborasi
3. Konfirmasi
dipegang, apa yang dirasakan tangan setelah beberapa saat kemudian?” Bertanya kepada siswa, “bagaimana proses terjadinya angin darat dan angin laut ?” Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui video Menyajikan inti materi mengenai perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi melalui video Membagi siswa menjadi 8 kelompok Memberikan pertanyaan/studi kasus kepada masing-masing kelompok Memanggil perwakilan kelompok untuk menjelaskan jawaban masing-masing Membahas soal yang telah dikerjakan siswa
Mengemukakan pendapat masing-masing
Percaya Diri
5 menit
Memperhatikan video
Rasa Ingin Tahu
3 menit
Memperhatikan video
Rasa Ingin Tahu
25 menit
Komunikatif
5 menit
Berpikir Logis
12 menit
Percaya Diri
10 menit
Cinta Ilmu
10 menit
Berkumpul dengan kelompoknya Menyelesaikan pertanyaan/studi kasus yang diberikan oleh guru Tiap perwakilan menjelaskan jawaban masing-masing Bersama-sama guru mengoreksi jawaban dari temannya yang sudah
101
1. Kesimpulan
Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2. Penilaian
Memberikan penilaian akhir berupa tes tertulis kepada siswa
C. Penutup
maju Bersama-sama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari Mengerjakan tes tertulis yang diberikan oleh guru
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. 3. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan B. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Video
2. Alat dan Bahan
:-
Percaya Diri
5 menit
Mandiri
10 menit
102
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Proses Soal diskusi kelompok (Lampiran ke-1) B. Penilaian Akhir Tes tertulis berupa essay sebanyak 3 buah soal (Lampiran ke-2)
Jakarta, Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Esty, S.Pd NIP. 197906052000032003
Peneliti
Eva Afiatun Nufus NIM 109016300033
103
Lampiran 1 Soal Diskusi Kelompok
No. 1.
Indikator
Menganalisis
Soal Perhatikan gambar dibawah ini
Kunci Jawaban
Skor
No 1 memiliki kesamaan
perpindahan kalor secara !
dengan peristiwa radiasi, karena
konduksi, konveksi dan
tidak ada medium perantara dan
radiasi.
air langsung dipancarkan dari sumber air untuk memadamkan Ilustrasi di atas menggambarkan upaya masyarakat memadamkan api saat terjadi kebakaran. Ada tiga cara untuk memadamkan api. Ketiga cara tersebut ada kesamaan dengan peristiwa perpindahan kalor yaitu Konduksi, Konveksi dan Radiasi. Maka : No. 1. adalah peristiwa….. No. 2. adalah peristiwa….. No. 3. adalah peristiwa…..
Teknik Penskoran
100 = menyebutkan
api.
masing-masing 3
No 2 memiliki kesamaan
contoh 80 = menyebutkan
dengan peristiwa konduksi, karena air yang digunakan untuk memadamkan api dipindahkan dengan memalui
100
masing-masing 2 contoh 60 = menyebutkan
perantara (orang), tetapi orang
masing-masing 1
tersebut tidak berpindah-pindah
contoh
tempat. No 3 merupakan peristiwa konveksi, karena perpindahan air menggunakan pernata orang
104
dan oorang tersbut berpindah tempat untu memadamkan api tersbut. 2.
Menganalisis
Perhatikan gambar berikut!
perpindahan kalor secara
saat tangan memegang
dengan kunci
konduksi, konveksi dan
gagang dan terasa panas
jawaban
radiasi.
pada air yng mendidih
namun
Peristiwa radiasi dari panas
menggunakan
Pada saat memasak air dan nampak air mendidih (seperti gambar di atas). Maka kalian dapat menentukan bahwa Peristiwa Konduksi terjadi saat…. Peristiwa Konveksi terjadi saat …. Peristiwa Radiasi terjadi saat ….
Menganalisis
100
struktur kalimat yang berbeda (bahasa sendiri) 70 = jawaban benar namun kurang lengkap 50 = jawaban kurang tepat
Diket :
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan
90 = jawaban benar
Peristiwa konveksi terjadi
yang dipancarkan api.
3.
100 = jawaban sama
Peristiwa konduksi terjadi
100 = jawaban sama 100
Dit : Jawab :
persis dengan kunci jawaban
105
80 = langsung
radiasi. Untuk sambungan berlaku :
logam
mengerjakan rumus dan jawaban tepat 70 = rumus benar namun jawaban kurang tepat
Batang logam P dan Q
60 = rumus dan
disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi logam Q setengah kali koefisien konduksi logam P, serta panjang AC=2CB. Maka suhu akhir pada sambungan logam adalah ....
jawaban kurang
3/2 Ts = 120 Ts = 80
tepat
106
Lampiran 2 Tes Tertulis (Penilaian Akhir) No. 1.
Indikator
Menjelaskan
Soal
konsep Jelaskan proses perpindahan
perpindahan kalor dan kalor secara konveksi pada jenis-jenis
Kunci Jawaban
Skor
Pada peristiwa angin darat dan
30 = jawaban sama
angin laut
dengan kunci
perpindahan peristiwa angin darat dan
kalor pada suatu zat
Teknik Penskoran
jawaban
angin laut!
20 = jawaban benar 30
namun menggunakan struktur kalimat yang berbeda (bahasa sendiri)
2.
Menjelaskan
konsep Batang besi homogen yang
Diket :
30 = jawaban sama
perpindahan kalor dan salah satu ujungnya dipanasi, jenis-jenis
persis dengan
perpindahan memiliki luas penampang 17
kalor pada suatu zat
kunci jawaban
cm2 dengan konduktivitas
l=1m ΔT = 20 °C
termal 4.105 `J/ms panjang batang 1 m dan
t = 2 sekon
perbedaan suhu kedua
Dit
ujungnya 20 . Kalor yang
Jawab :
:
30
20 = langsung mengerjakan rumus dan jawaban tepat 10 = rumus benar namun jawaban
107
merambat dalam batang besi
kurang tepat
selama 2 sekon sebesar...
3.
Menjelaskan
konsep Seutas kawat spiral lampu
perpindahan kalor dan pijar memiliki luas jenis-jenis
2 perpindahan permukaan kira-kira 50 mm
kalor pada suatu zat
dan suhu 1.127
. Jika
Diket :
40 = jawaban sama 2
-5
2
A = 50 mm = 5×10 m
persis dengan
T = 1.127
kunci jawaban
.= 1400 K
30 = langsung
e=1
kawat pijar dianggap sebagai
Dit
benda hitam sempurna, maka
Jawab :
berapakah kalor yang
P = eτAT4 P = (1)(1,38×10-23)( 5×10-5) (1400)4 P = 265070,4×10-20 J
diradiasikan oleh kawat tersebut?
mengerjakan rumus
: P = ............. ? 40
dan jawaban tepat 20 = rumus benar namun jawaban kurang tepat 10 = rumus dan jawaban kurang tepat
108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL)
I.
Satuan Pendidikan
: SMA N 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/Semester
: X/2
Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
:1
Standar Kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
II.
Kompetensi Dasar Menjelaskan pengaruh kalor terhadap suatu zat.
III. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, serta pnentuan skala batas atas dan batas bawah thermometer. 2. Menerapkan termometer dengan menggunakan skala sembarang.
109
3. Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta factor-faktor yang mempengaruhinya. 4. Menganalisis besar pemuaian panjang, luas, dan volume pada berbagai zat. 5. Menganalisis pemuaian zat padat, zat cair, dan zat gas pada soal.
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik zat, serta menentukan skala batas atas dan batas bawah termometer dengan benar setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui media powerpoint mengenai konsep suhu. 2. Siswa dapat menerapkan penggunaan termometerdengan skala sembarang dengan tepat setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui media powerpoint mengenai penggunaan termometer. 3. Siswa dapat menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhinya setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui media powerpoint tentang pemuaian panjang, luas dan volume (pemuaian zat padat). 4. Siswa dapat menganalisis besar pemuaian panjang, luas, dan volume pada berbagai zat dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai formulasi rumus melalui media powerpoint. 5. Siswa dapat menganalisis pemuaian zat padat, zat cair, dan zat gas pada soal dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai pemuaian zat (padat, cair , dan gas) serta formulasi rumusnya melalui media powerpoint.
110
V.
Materi Pembelajaran Suhu dan pemuaian zat
1.
Materi pokok Suhu dan pemuaian pada zat padat, cair, dan gas. 2. Uraian Materi Suhu adalah derajat panas dingin suatu benda. Pada hakikatnya suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekulmolekul suatu benda.Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer bekerja memanfaatkan sifat termometrik zat, yaitu sifat zat yang dapat berubah jika dipanaskan.
Pemuaian adalah bertambahanya ukuran suatu benda karna adanya kenaikan suhu. Pemuaian terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pemuain pada zat padat ini terjadi pada muai panjang, luas, dan volume. a. Pemuaian panjang Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan:
dengan: L = panjang benda saat dipanaskan (m) L0 = panjang benda mula-mula (m)
α= koefisien muai linier/panjang (/oC) Δ T = perubahan suhu (oC)
111
b.
Pemuaian luas Benda yang berbentuk pipih atau plat mempunyai ukuran luas, bila dipanaskan akan memuai pada arah panjang dan lebar sehingga menyebabkan pertambahan luas. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
dengan: A = luas benda saat dipanaskan (m2) A0 = luas benda mula-mula (m2)
β= 2 α = koefisien muai luas (/oC) Δ T = perubahan suhu (oC)
c.
Pemuaian volume Benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal (mempunyai volum) bila dipanaskan benda tersebut akan memuai pada semua arah sehingga menyebabkan pertambahan volume. Volume benda setelah dipanaskan dapat dirumuskan sebagai berikut :
dengan: V = volume benda saat dipanaskan (m3) V0 = volume benda mula-mula (m3)
γ = 3 α = koefisien muai volume (/oC) ΔT = perubahan suhu (oC)
Zat cair memuai jika dipanaskan dan besarnya pemuaian tiap-tiap zat berbeda-beda. zat cair hanya dikenal mempunyai muai volume tidak ada muai panjang dan muai luas. Pemuaian volume zat cair lebih besar daripada pemuaian volume zat padat untuk kenaikan suhu yang sama. Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu 0 oC dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4 oC. Kemudian, suhu diatas 4 oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap bertambahnya suhu. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Pemuaian zat gas terjadi saat pergerakan partikel gas dalam wadah semakin cepat karena suhu yang semakin tinggi. Pemuaian gas pada ruang tertutup terbagi menjadi 3 macam, yaitu pemuaian gas secara isotermal, isobarik, dan isokhorik.
112
VI. Metode Pembelajaran Metode : Tanya Jawab Demonstrasi Diskusi Kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran
Guru
Siswa
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Berpikir Logis
5 menit
Mengkondisikan keadaan kelas dan mengabsen siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Bertanya kepada siswa, “ pernahkan kamu memegang balok-balok es batu? apa yang kamu rasakan?”
Berinteraksi dengan guru
113
Langkah-Langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran
Guru Bertanya kepada siswa, 2. Motivasi
“apakah tangan kita bisa digunakan untuk mengukur suhu?” Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui media powerpoint
1. Eksplorasi Menyajikan inti materi suhu
B. Inti
dan pemuaian melalui media powerpoint
2. Elaborasi
Siswa
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Percaya Diri
5 menit
Rasa Ingin Tahu
3 menit
Rasa Ingin Tahu
25 menit
Komunikatif
5 menit
Berpikir Logis
12 menit
Mengemukakan pendapat masingmasing Memperhatikan informasi yang diberikan guru melalui powerpoint Memperhatikan informasi yang diberikan guru melalui powerpoint
Membagi siswa menjadi 8
Berkumpul dengan
kelompok
kelompoknya
Memberikan pertanyaan/studi
Menyelesaikan
114
kasus kepada masing-masing
pertanyaan/studi kasus
kelompok
yang diberikan oleh guru
Memanggil perwakilan
Tiap perwakilan
kelompok untuk menjelaskan
menjelaskan jawaban
jawaban masing-masing
masing-masing
Percaya Diri
10 menit
Cinta Ilmu
10 menit
Percaya Diri
5 menit
Mandiri
10 menit
Bersama-sama guru 3. Konfirmasi
Membahas soal yang telah
mengoreksi jawaban
dikerjakan siswa
dari temannya yang sudah maju
1. Kesimpulan C. Penutup 2. Penilaian
Membimbing siswa untuk
Bersama-sama guru
menyimpulkan materi yang
menyimpulkan materi
telah dipelajari
yang telah dipelajari
Memberikan penilaian akhir
Mengerjakan tes
berupa tes tertulis kepada
tertulis yang diberikan
siswa
oleh guru
115
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. B. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Media Powerpoint
2. Alat dan Bahan
: Termometer
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Proses Soal diskusi kelompok (Lampiran ke-1) B. Penilaian Akhir Tes tertulis berupa essay sebanyak 3 buah soal (Lampiran ke-2)
116
Jakarta, Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Peneliti
Esty, S.Pd
Eva Afiatun Nufus
NIP. 195806051992031003
NIM 109016300033
117
Lampiran 1 Soal Diskusi Kelompok
No. 1.
Indikator
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Teknik Penskoran
Menerapkan pengertian dan
saat terkena panas matahari, volume
perbedaan pemuaian
udara dalam ban bertambah , sehingga
dengan kunci
panjang, luas, dan volume
udara menekan dinding ban semakin
jawaban
serta faktor-faktor yang
kuat. Pemuaian terjadi karena suhu
mempengaruhinya.
diluar ban pada saat itu tinggi. Jelaskan mengapa ban sepeda yang terkena terik sinar matahari dalam waktu yang lama dapat meletus?
Sehingga, menyebabkan ban dalam
100 = jawaban sama
80 = jawaban benar namun 100
menggunakan
sepeda tidak mampu menahan udara
struktur kalimat
yang semakin meluas, akibat dari
yang berbeda
pertambahan tekana dan volume udara
(bahasa sendiri)
didalam ban. Sehingga ban meletus 2.
Menganalisis pemuaian zat
Ban mobil tersebut meletus karena
100 = jawaban sama
padat, zat cair, dan zat gas
terjadi pemuaian udara atau gas di
dengan kunci
pada soal.
dalam ban. Pemuaian tersebut terjadi
jawaban
karena adanya kenaikan suhu udara di
Pernahkah kalian melihat mobil yang
100
80 = jawaban benar
ban mobil akibat gesekan roda dengan
namun
aspal.
menggunakan struktur kalimat
118
sedang melaju kencang di jalan raya
yang berbeda
tiba-tiba ban mobil tersebut mengalami
(bahasa sendiri)
pecah ban/meletus meskipun cuaca mendung? Mengapa bisa terjadi demikian?
3.
Menganalisis besar
Batang mula-mula panjangnya
pemuaian panjang, luas, dan
dipanaskan dari suhu
volume pada berbagai zat.
,
100 = jawaban sama
Diket :
persis dengan
menjadi
kunci jawaban
. Jika koefisien muai panjang batang adalah , berapakah
Dit : Jawab :
80 = langsung mengerjakan rumus
pertambahan panjang batang tersebut? 100
dan jawaban tepat 70 = rumus benar namun jawaban kurang tepat 60 = rumus dan jawaban kurang tepat
119
Lampiran 2 Tes Tertulis (Penilaian Akhir) No. 1.
Indikator
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Teknik Penskoran
Menjelaskan pengertian
Apakah tangan/kulit dapat
Tidak, kulit hanya dapat
30 = jawaban sama
suhu dan sifat termometrik
dijadikan sebagai alat ukur
merasakan panas dinginnya
dengan kunci
suatu zat
suhu suatu benda?
suatu benda namun tidak dapat
jawaban
mengukur derajat panas dinginnya suatu benda.
20 = jawaban benar 30
namun menggunakan struktur kalimat yang berbeda (bahasa sendiri)
2.
Menganalisis pemuaian zat
Gas dalam ruang tertutup
padat, zat cair, dan zat gas
volumenya 5 liter, jika
pada soal.
tekanannya diubah 2 kali
Dit
semula pada suhu yang sama,
Jawab :
Diket :
30 = jawaban sama persis dengan kunci
:
jawaban 30
20 = langsung
berapakah volume gas tersebut
mengerjakan rumus
sekarang?
dan jawaban tepat 10 = rumus benar namun
120
jawaban kurang tepat 3.
Menganalisis besar pemuaian panjang, luas, dan volume pada berbagai zat.
Sebuah kaca dengan panjang 4
Diket :
40 = jawaban sama 2
× 0,2 =
m dan lebar 20 cm bersuhu 20
0,8 m
persis dengan kunci
0
C
0
C. Jika kaca tersebut
jawaban
0
= 20 C
dipanaskan hingga mencapai 0
suhu 40 C, berapakah luas kaca setelah dipanaskan? (α = 12 × 10-6 /0C)
30 = langsung
α = 12 × 10-6 /0C
mengerjakan rumus
→ β = 24 × 10-6 /0C Dit
dan jawaban tepat
:
Jawab : = (24 × 10-6 /0C. 0,8 m2. 20 0C) = 384 × 10-6 m2. = 0,384 × 10-3 m2 A= = (800 × 10-3) + (0,384 × 10-3 m2) = 800,384 × 10-3 m2 = 0,800384 m2
20 = rumus benar namun 40
jawaban kurang tepat 10 = rumus dan jawaban kurang tepat
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL)
I.
Satuan Pendidikan
: SMA N 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/Semester
: X/2
Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
:2
Standar Kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
II.
Kompetensi Dasar 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat. 2. Menerapkan asas black dalam pemecahan masalah
III.
Indikator Pencapaian 1.
Menerapkan dan memformulasikan pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari
122
2.
Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal.
3.
Menerapkan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
4.
Menganalisis grafik suhu kalor, kalor lebur, dan kalor didih zat pada soal.
5.
Menerapkan konsep asas black dalam kehidupan sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menerapkan dan memformulasikan pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui media powerpoint mengenai konsep kalor. 2. Siswa dapat menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal dengan tepat setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui media powerpoint mengenai soal-soal yang berkaitan dengan kalor. 3. Siswa dapat menerapkan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta membrikan contoh dalam kehidupan seharihari setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui media powerpoint tentang peristiwa perubahan wujud zat. 4. Siswa dapat menganalisis grafik suhu kalor, kalor lebur, dan kalor didihzat pada soal dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai grafik suhu kalor melalui media powerpoint. 5. Siswa dapat menerapkan konsep asas black dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai asas black serta formulasi rumusnya melalui media powerpoint.
V.
Materi Pembelajaran
1. Materi pokok
123
Kalor, perubahan wujud zat, dan asas Black 2. Uraian Materi Kalor atau bahang adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya usaha atau kerja yang dilakukan pada sistem. Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan suhunya O 1 C. Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule.Ka lor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1kg massa benda dan setiap 1 °C kenaikan suhu. Kapasitas kalor ( C ) adalah banyaknya ka lor yang digunakan untuk menaikkan suhu benda setiap 1 °C. Q= m.c. Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai Hukum Kekekalan Energi Kalor, yang berbunyi:
Kalor yang dilepas = Kalor yang diserap Q1 = Q 2 Persamaan tersebut berlaku pada pertukaran kalor,yang selanjutnya disebut Asas Black. Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Ketika suatu zat berubah wujud dari padat ke cair, atau dari cair ke gas, sejumlah energi terlibat pada perubahan wujud zat tersebut. Kalor lebur dan kalor penguapan suatu zat juga mengacu pada jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat tersebut ketika berubah dari cair ke padat, atau dari gas ke uap air. Q= m. L dengan: Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama perubahan wujud ( J) m = massa zat (kg) L = kalor laten ( J/kg)
124
VI.
Metode Pembelajaran Metode : Tanya Jawab Demonstrasi Diskusi Kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran
Guru
Siswa
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Berpikir Logis
5 menit
Mengkondisikan keadaan kelas dan mengabsen siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Bertanya kepada siswa, “pernahkan kamu melihat
Berinteraksi dengan
es krim yang dibiarkan di
guru
tempat terbuka lama-lama mencair? Mengapa es krim bisa mencair?”
125
Langkah-Langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran
Guru Bertanya kepada siswa, “Apa 2. Motivasi
yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi satu?” Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui media powerpoint
1. Eksplorasi B. Inti
Menyajikan inti materi suhu dan pemuaian melalui media powerpoint
2. Elaborasi
Siswa
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Percaya Diri
5 menit
Rasa Ingin Tahu
3 menit
Rasa Ingin Tahu
25 menit
Komunikatif
5 menit
Mengemukakan pendapat masingmasing Memperhatikan informasi yang diberikan guru melalui powerpoint Memperhatikan informasi yang diberikan guru melalui powerpoint
Membagi siswa menjadi 8
Berkumpul dengan
kelompok
kelompoknya
126
Memberikan pertanyaan/studi kasus kepada masing-masing kelompok
Menyelesaikan pertanyaan/studi kasus yang diberikan oleh
Berpikir Logis
12 menit
Percaya Diri
10 menit
Cinta Ilmu
10 menit
Percaya Diri
5 menit
Mandiri
10 menit
guru
Memanggil perwakilan
Tiap perwakilan
kelompok untuk menjelaskan
menjelaskan jawaban
jawaban masing-masing
masing-masing Bersama-sama guru
3. Konfirmasi
Membahas soal yang telah
mengoreksi jawaban
dikerjakan siswa
dari temannya yang sudah maju
1. Kesimpulan C. Penutup 2. Penilaian
Membimbing siswa untuk
Bersama-sama guru
menyimpulkan materi yang
menyimpulkan materi
telah dipelajari
yang telah dipelajari
Memberikan penilaian akhir
Mengerjakan tes
berupa tes tertulis kepada
tertulis yang diberikan
siswa
oleh guru
127
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. 3. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan B. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Media Powerpoint
2. Alat dan Bahan
: Termometer
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Proses Soal diskusi kelompok (Lampiran ke-1) B. Penilaian Akhir Tes tertulis berupa essay sebanyak 3 buah soal (Lampiran ke-2)
128
Jakarta, Mei 2014 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Guru Peneliti
Esty, S.Pd
Eva Afiatun Nufus
NIP. 195806051992031003
NIM 109016300033
129
Lampiran 1 Soal Diskusi Kelompok
No. 1.
Indikator
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Teknik Penskoran
Menganalisis kalor, Perhatikan animasi berikut!
Perubahan suhu suatu zat berbanding
kalor
terbalik dengan massa zat tersebut.
menyebutka
Sesuai dengan rumus
n masing-
dalam
Q = m.c.ΔT
masing 3
menyelesaikan soal-
Massa yang lebih sedikit akan
contoh
soal.
mengalami perubahan suhu yang lebih
jenis
kapasitas
dan kalor
100 =
80 =
besar, begitupun sebaliknya.
menyebutka 100
n masing-
Mengapa terdapat perbedaan kenaikan
masing 2
suhu pada kedua wadah tersebut?
contoh
Jelaskan !
60 = menyebutka n masingmasing 1 contoh
2.
Menerapkan
Perhatikan gambar berikut !
Bintik-bintik air tersebut berasal dari
100
100 = jawaban
130
peristiwa perubahan
peristiwa pengembunan udara yang
sama dengan
wujud
berada di sekitar dinding gelas.
kunci
karakteristiknya
Udara mengalami pengembunan
jawaban
serta
karena udara di sekeliling gelas
90 = jawaban
dan
memberikan
contoh
dalam
melepaskan kalor kepada es dalam
benar namun
kehidupan
sehari-
gelas sebab suhu udara lebih besar
menggunaka
daripada suhu es dalam gelas. Karena
n struktur
udara melepaskan kalor makanya
kalimat yang
udara berubah wujud menjadi air,
berbeda
Mengapa dinding luar gelas yang berisi es
yang kita lihat berupa titik-titik air di
(bahasa
timbul titik-titik air seperti pada gambar
luar gelas.
sendiri)
hari
70 = jawaban
di atas? Jelaskan !
benar namun kurang lengkap 50 = jawaban kurang tepat 3.
Menerapkan
dan Es sebanyak 2 kg bersuhu -10°C berubah
memformulasikan pengertian
Diket :
menjadi air bersuhu 20°C. Berapakah
kalor, kalor yang dibutuhkan oleh es untuk
100 = jawaban 100
Dit : Jawab :
sama persis dengan kunci
131
kalor
jenis,
kapasitas dalam
dan berubah menjadi air?
jawaban
kalor (ces=2100 J/kg°C, cair=4186 J/kg°C,
80 = langsung
kehidupan Lair=333 J/kg)
mengerjakan
sehari-hari
rumus dan jawaban tepat 70 = rumus benar namun jawaban Qtot = Q1 + Q2 + Q3 = m.c.ΔT + m.L + m.c. ΔT = 2 kg. 2.100 J/kg°C. 10°C + 2 kg. 333 J/kg + 2 kg. 4186 J/kg°C . 20°C = 42.000 + 666 + 167.440 = 210. 106 J
kurang tepat 60 = rumus dan jawaban kurang tepat
132
Lampiran 2 Tes Tertulis (Penilaian Akhir) No. 1.
Indikator Menerapkan
dan Seratus gram benda yang
memformulasikan pengertian
2.
Soal
kalor,
kalor jenisnya 3.600 J/kg.K kalor dipanaskan sehingga suhunya
Kunci Jawaban Diket : m = 100 gr = 0,1 kg
dengan kunci
c = 3.600 J/kg.K
jawaban
ΔT = (100-25) °C=75 °C
dalam kehidupan sehari- °C. Maka berapakah besar
Dit : C = .....?
hari
kapasitas kalor benda
Jawab :
tersebut ?
C = m.c
20 = jawaban benar 30
yang berbeda
= 360 J/°C
(bahasa sendiri)
30 = jawaban sama
Diket :
persis dengan kunci jawaban
T2 = 100 °C
suhunya -10°C sehingga
Dit
menjadi uap yang suhunya
Jawab :
(ces=0,6 kal/gr°C,
menggunakan
= 0,1 kg . 3.600 J/kg°C
dalam menyelesaikan soal- memanaskan 100 gr es yang
100 °C?
namun
struktur kalimat
jenis dan kapasitas kalor dibutuhkan untuk
soal.
Teknik Penskoran 30 = jawaban sama
jenis, dan kapasitas kalor naik dari 25 °C menjadi 100
Menganalisis kalor, kalor Berapakah kalor yang
Skor
:
30
20 = langsung mengerjakan rumus dan jawaban tepat 10 = rumus benar
133
cair=1kal/gr°C, Lair=80 kal/gr,
namun jawaban
Luap=540 kal/gr)
kurang tepat
Q1= m .c. ΔT = 100 . 0,6 . 10 = 600 kal Q2 = m.L = 100 . 80 = 8.000 kal Q3 = m.c. ΔT = 100 . 1 . 100 = 10.000 kal Q4 = m. L = 100 . 540 = 54.000 kal
Qtot = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 = 600 + 8.000 + 10.000 + 54.000 = 72.600 kal = 72,6 kkal.
134
Q 3.
Menerapkan konsep asas Selembar alumunium black
dalam
sehari-hari.
Diket : m1 = 36 gr T1 = 15 °C
kehidupan bermassa 36 gr dan bersuhu 15°C dimasukkan ke dalam
m2 = 18 gr
bejana yang berisi
T2 = 7,5 °C
alumunium bermassa 18 gr
c = 0,22 kal/gr°C
dan bersuhu 7,5°C. Kalor
Dit
jenis alumunium 0,22
Jawab :
kal/gr°C, maka suhu akhir campuran tersebut adalah ....
40 = jawaban sama persis dengan kunci jawaban 30 = langsung mengerjakan rumus
:
dan jawaban tepat 20 = rumus benar Q lepas = Q terima
m1 . c. ΔT1 = m2 . c. ΔT2
36 . 0,22 ( 15-Tc) = 18.0,22(Tc-7,5) 7,92(15-Tc) = 3,96 (Tc-7,5) 118,8-7,92 Tc = 3,96 Tc-29,7 148,5 = 11,88 Tc Tc = 12,5 °C
40
namun jawaban kurang tepat 10 = rumus dan jawaban kurang tepat
135
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS KONTROL)
I.
Satuan Pendidikan
: SMA N 4 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/Semester
: X/2
Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
:3
Standar Kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
II.
Kompetensi Dasar Menganalisis cara perpindahan kalor.
III. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor pada suatu zat. 2. Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.
136
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor pada suatu zat dengan benar setelah mendengar penjelasan dan melihat demonstrasi melalui media powerpoint mengenai konsep perpindahan kalor. 2. Siswa dapat menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dengan tepat setelah mendengar penjelasan mengenai perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi serta formulasi rumusnya melalui media powerpoint.
V.
Materi Pembelajaran
1.
Materi pokok Perpindahan kalor : konduksi, konveksi, dan radiasi 2. Uraian Materi Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke tempat atau benda lainnya dengan tiga cara, yaitu konduksi(hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). a. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya. Perpindahan energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu sebanding dengan luas penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding terbalik dengan panjang mediumnya serta tergantung pada jenis mediumnya. Dari penjelasan ini dapat diperoleh perumusan sebagai berikut:
137
dengan : = kalor yang pindah tiap detik (watt) K A l ΔT
= koefisien konduktifitas bahan = luas penampang (m2) = panjang bahan (m) = perubahan suhu (K)
b. Konveksi
Konveksi merupakan cara perpindahan kalor dengan diikuti oleh mediumnya. proses konveksi banyak terjadi pada medium gas dan cair. Besarnya energi (kalor) yang dipindahkan memenuhi persamaan berikut:
dengan : = kalor yang pindah tiap detik (watt) h = koefisien konveksi A = luas penampang (m ) ΔT = perubahan suhu (K) 2
c. Radiasi Radiasi merupakan cara perpindahan kalor tanpa menggunakan medium. Radiasi suatu benda dipengaruhi oleh suhu benda,
sehingga setiap benda yang suhunya lebih tinggi dari sekelilingnya akan mengalami radiasi. Dalam eksperimennya Stefan Boltzman menemukan hubungan daya radiasi dengan suhunya, yaitu memenuhi persamaan berikut:
138
dengan : P = daya radiasi (watt) e = koefisien emisititas = konstanta Stefan Boltzman T = suhu mutlak (K) A = luas penampang (m ) 2
VI. Metode Pembelajaran Metode : Tanya Jawab Demonstrasi Diskusi Kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-Langkah Kegiatan
Tahap Pembelajaran
Guru A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Siswa
Nilai Karakter yang dikembangkan
Alokasi Waktu
Berpikir Logis
5 menit
Mengkondisikan keadaan kelas dan mengabsen siswa
Berinteraksi dengan
Bertanya kepada siswa,
guru
“Pipa besi yang dipanaskan
139
ujungnya ujung yang lain dipegang, apa yang dirasakan tangan setelah beberapa saat kemudian?”
2. Motivasi
Bertanya kepada siswa,
Mengemukakan
“bagaimana proses terjadinya
pendapat masing-
angin darat dan angin laut?”
masing
Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai melalui media powerpoint Eksplorasi
B. Inti
5 menit
Rasa Ingin Tahu
3 menit
Rasa Ingin Tahu
25 menit
Komunikatif
5 menit
Berpikir Logis
12 menit
Memperhatikan informasi yang diberikan guru melalui powerpoint
Menyajikan inti materi
Memperhatikan
perpindahan kalor secara
informasi yang
konduksi, konveksi dan radiasi diberikan guru melalui
1. Elaborasi
Percaya Diri
melalui media powerpoint
powerpoint
Membagi siswa menjadi 8
Berkumpul dengan
kelompok
kelompoknya
Memberikan pertanyaan/studi
Menyelesaikan
140
kasus kepada masing-masing
pertanyaan/studi kasus
kelompok
yang diberikan oleh guru
Memanggil perwakilan
Tiap perwakilan
kelompok untuk menjelaskan
menjelaskan jawaban
jawaban masing-masing
masing-masing
Percaya Diri
10 menit
Cinta Ilmu
10 menit
Percaya Diri
5 menit
Mandiri
10 menit
Bersama-sama guru 2. Konfirmasi
Membahas soal yang telah
mengoreksi jawaban
dikerjakan siswa
dari temannya yang sudah maju
1. Kesimpulan C. Penutup 2. Penilaian
Membimbing siswa untuk
Bersama-sama guru
menyimpulkan materi yang
menyimpulkan materi
telah dipelajari
yang telah dipelajari
Memberikan penilaian akhir
Mengerjakan tes
berupa tes tertulis kepada
tertulis yang diberikan
siswa
oleh guru
141
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. 3. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan B. Media Pembelajaran 1. Media Presentasi
: Media Powerpoint
2. Alat dan Bahan
:-
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Proses Soal diskusi kelompok (Lampiran ke-1) B. Penilaian Akhir Tes tertulis berupa essay sebanyak 3 buah soal (Lampiran ke-2)
142
Jakarta, Mei 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Guru Peneliti
Esty, S.Pd
Eva Afiatun Nufus
NIP. 195806051992031003
NIM 109016300033
143
Lampiran 1 Soal Diskusi Kelompok
No. 1.
Indikator
Menganalisis
Soal Perhatikan gambar dibawah ini
Kunci Jawaban
Skor
No 1 memiliki kesamaan
perpindahan kalor secara !
dengan peristiwa radiasi, karena
konduksi, konveksi dan
tidak ada medium perantara dan
radiasi.
air langsung dipancarkan dari sumber air untuk memadamkan Ilustrasi di atas menggambarkan upaya masyarakat memadamkan api saat terjadi kebakaran. Ada tiga cara untuk memadamkan api. Ketiga cara tersebut ada kesamaan dengan peristiwa perpindahan kalor yaitu Konduksi, Konveksi dan Radiasi. Maka : No. 1. adalah peristiwa….. No. 2. adalah peristiwa….. No. 3. adalah peristiwa…..
Teknik Penskoran
100 = menyebutkan
api.
masing-masing 3
No 2 memiliki kesamaan
contoh 80 = menyebutkan
dengan peristiwa konduksi, karena air yang digunakan untuk memadamkan api dipindahkan dengan memalui
100
masing-masing 2 contoh 60 = menyebutkan
perantara (orang), tetapi orang
masing-masing 1
tersebut tidak berpindah-pindah
contoh
tempat. No 3 merupakan peristiwa konveksi, karena perpindahan air menggunakan pernata orang
144
dan oorang tersbut berpindah tempat untu memadamkan api tersbut. 2.
Menganalisis
Perhatikan gambar berikut!
perpindahan kalor secara
saat tangan memegang
dengan kunci
konduksi, konveksi dan
gagang dan terasa panas
jawaban
radiasi.
pada air yng mendidih
namun
Peristiwa radiasi dari panas
menggunakan
Pada saat memasak air dan nampak air mendidih (seperti gambar di atas). Maka kalian dapat menentukan bahwa Peristiwa Konduksi terjadi saat…. Peristiwa Konveksi terjadi saat …. Peristiwa Radiasi terjadi saat ….
Menganalisis
100
struktur kalimat yang berbeda (bahasa sendiri) 70 = jawaban benar namun kurang lengkap 50 = jawaban kurang tepat
Diket :
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan
90 = jawaban benar
Peristiwa konveksi terjadi
yang dipancarkan api.
3.
100 = jawaban sama
Peristiwa konduksi terjadi
100 = jawaban sama 100
Dit : Jawab :
persis dengan kunci jawaban
145
80 = langsung
radiasi. Untuk sambungan berlaku :
logam
mengerjakan rumus dan jawaban tepat 70 = rumus benar namun jawaban kurang tepat
Batang logam P dan Q
60 = rumus dan
disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi logam Q setengah kali koefisien konduksi logam P, serta panjang AC=2CB. Maka suhu akhir pada sambungan logam adalah ....
jawaban kurang
3/2 Ts = 120 Ts = 80
tepat
146
Lampiran 2 Tes Tertulis (Penilaian Akhir) No. 1.
Indikator
Menjelaskan
Soal
konsep Jelaskan proses perpindahan
perpindahan kalor dan kalor secara konveksi pada jenis-jenis
Kunci Jawaban
Skor
Pada peristiwa angin darat dan
30 = jawaban sama
angin laut
dengan kunci
perpindahan peristiwa angin darat dan
kalor pada suatu zat
Teknik Penskoran
jawaban
angin laut!
20 = jawaban benar 30
namun menggunakan struktur kalimat yang berbeda (bahasa sendiri)
2.
Menjelaskan
konsep Batang besi homogen yang
Diket :
30 = jawaban sama
perpindahan kalor dan salah satu ujungnya dipanasi, jenis-jenis
persis dengan
perpindahan memiliki luas penampang 17
kalor pada suatu zat
kunci jawaban
cm2 dengan konduktivitas
l=1m ΔT = 20 °C
termal 4.105 `J/ms panjang batang 1 m dan
t = 2 sekon
perbedaan suhu kedua
Dit
ujungnya 20 . Kalor yang
Jawab :
:
30
20 = langsung mengerjakan rumus dan jawaban tepat 10 = rumus benar namun jawaban
147
merambat dalam batang besi
kurang tepat
selama 2 sekon sebesar...
3.
Menjelaskan
konsep Seutas kawat spiral lampu
perpindahan kalor dan pijar memiliki luas jenis-jenis
2 perpindahan permukaan kira-kira 50 mm
kalor pada suatu zat
dan suhu 1.127
. Jika
Diket :
40 = jawaban sama 2
-5
2
A = 50 mm = 5×10 m
persis dengan
T = 1.127
kunci jawaban
.= 1400 K
30 = langsung
e=1
kawat pijar dianggap sebagai
Dit
benda hitam sempurna, maka
Jawab :
berapakah kalor yang
P = eτAT4 P = (1)(1,38×10-23)( 5×10-5) (1400)4 P = 265070,4×10-20 J
diradiasikan oleh kawat tersebut?
mengerjakan rumus
: P = ............. ? 40
dan jawaban tepat 20 = rumus benar namun jawaban kurang tepat 10 = rumus dan jawaban kurang tepat
148
KISI-KISI INSTRUMEN TES Standar Kompetensi : Menerapkan Konsep Kalor dan Prinsip Konservasi Energi pada berbagai perubahan energi Kompetensi Dasar : 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap 2. Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah 3. Menganalisis cara perpindahan kalor Materi Pokok : Suhu dan Kalor Kelas : X (Sepuluh) Jenis Tes : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban Jumlah Soal : 40 soal A. Kisi-kisi Instrumen Tes Indikator Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer Menerapkan termometer dengan menggunakan skala sembarang Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya Menganalisiss besar pemuaian panjang, luas dan volume pada berbagai zat Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas Menerapkan dan memformulasikan pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam
Aspek Kognitif C2 C3
C1 1*
2*
3* 4*
5* 7* 8 10
14* 17*
C4
6 9* 11 12 13* 15 16*
18 19* 20*
21
Jumlah soal
% soal
3
7,5 %
3
7,5 %
3
4
7,5 %
10 %
3
7,5 %
3
7,5 %
4
10 %
149
menyelesaikan soal-soal Menerapkan konsep perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis grafik suhu kalor, kalor lebur, dan kalor didih zat pada soal Menerapkan konsep Asas Black dalam kehidupan seharihari Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor pada suatu zat Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi. Jumlah % Soal Keterangan : *) Butir Soal yang Valid
22* 23* 24
25*
28* 32* 33 35*
29 30* 31* 34
8 20%
13 32,5%
4 3
10 % 10 % 7,5 %
3
7,5 %
39 40*
3
7,5 %
15 37,5%
40
36* 37* 38*
4 10%
4
26* 27*
100%
150
INSTRUMEN TES
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi Pokok Kelas Jenis Tes Jumlah Soal
: Menerapkan Konsep Kalor dan Prinsip Konservasi Energi pada berbagai perubahan energi : 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 2. Menerapkan Asas Black dalam pemecahan 3. Menganalisis cara perpindahan kalor : Suhu dan Kalor : X (Sepuluh) : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban : 40 soal
A. Soal Kunci Jawaban
Aspek Kognitif
Suhu merupakan Derajat/ukuran panas dinginnya suatu benda. Secara mikroskopik suhu merupakan ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda.
A
C1
Diketahui : TF = 62 °F Ditanya : Tc = ................. °C? Jawab : TF – 32)
C
Indikator Soal
Butir Soal
Penyelesaian
Mengingat kembali pengertian suhu
1. Derajat panas dinginnya suatu benda disebut…. a. Suhu b. Energi c. Kalor d. Usaha e. Kerja 2. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukan angka 62 °F. Bila suhu benda tersebut diukur dengan termometer Celcius menunjukan angka…. a. 16,7 °C b. 22,2 °C
Mengeksekusi besar suhu pada skala Fahrenheit dengan skala Celcius
= 62 – 32) = 16,7 °C
C3
151
c. 34,2 °C d. 54,2 °C e. 54,0 °C Mengklasifikasikan 3. Pernyataan berikut ini yang merupakan sifat sifat termometrik termometrik suatu benda adalah .... dari suatu benda a. Panjang logam dan hambatan listrik b. Tekanan gas dan pancaran inframerah c. Volume zat cair dan massa jenis d. Warna pijar kawat dan arus e. Volume dan pancaran inframerah Membandingkan 4. Pada termometer X, titik beku air adalah besar suhu pada -10 °X dan titik didih air adalah 140 °X. termometer X Bila sebuah benda diukur dengan dengan termometer termometer Celcius suhunya 60 °C, maka Celcius suhu benda saat diukur dengan termometer X adalah.... a. 15 °C b. 36 °C c. 54 °C d. 72 °C e. 80 °C
Menerapkan
Sifat termometrik zat merupakan sifat fisis zat yang berubah terhadap perubahan suhu. Yang termasuk dalam sifat termometrik zat adalah volume zat cair, panjang logam, hambatan listrik seutas kawat platina, tekanan gas pada volume tetap, dan warna pijar kawat (filamen) lampu.
A
C2
E
C3
E
C3
Diketahui : Tdx = 140 °X Tbx = -10 °X Tdc = 100 °C Tbc = 0°C Tc = 60 °C Ditanya : Tx = ..................... °X? Jawab :
5. Suatu termometer mempunyai dua skala, X Diketahui :
152
termometer dengan menggunakan skala sembarang
dan Y. Pada skala X, titik lebur es menunjukkan 40 °X dan titik didih 160 °X. Pada skala Y nilai-nilai tersebut -20 °Y dan 180 °Y. Ini berarti 10 °X sama dengan ….
Tdx = 160 °X Tbx = 40 °X Tdy = 180 °Y Tby = -20°Y Tx = 70 °X Ditanya : Ty = ........................ °Y? Jawab :
Menerapkan termometer dengan menggunakan skala sembarang
a. 70 °Y b. 60 °Y c. 50 °Y d. 40 °Y e. 30 °Y 6. Suhu air mendidih menurut pengukuran Diketahui : termometer A adalah 140, sedangkan TdA = 140 °A menurut termometer B suhunya 90. TbA = -10 °A Termometer A menunjuk angka -10 TdB = 90 °B sedangkan termometer B menunjuk angka TbB = 10°B 10 ketika keduanya digunakan untuk TB = 34 °B mengukur suhu air membeku. Bila suatu benda suhunya 34 °B, berapakah suhu Ditanya : benda tersebut menurut pengukuran Jawab :
D
C3
153
termometer A?
a. 76 °A b. 52 °A c. 47 °A d. 35 °A e. 20 °A Mengeksekusi 7. Panjang kawat listrik pada suhu 20 °C persamaan adalah 80,0 cm. jika dipanaskan sampai 70 pemuaian panjang °C, panjangnya menjadi 81,5 cm. jika untuk menentukan dipanaskan sampai 200 °C, panjang kawat panjang kawat listrik listrik tersebut akan menjadi ….
Diketahui : T0 = 20 °C , l0 = 80 cm T = 70 °C, l = 81,5 cm Ditanya : saat T = 200 °C, maka l = ........ cm? Jawab : *mencari α dengan menggunakan T0 = 20 °C dan T1 = 70 °C Δl = l0.α.ΔT 1,5 = 80. α . 50 α = 0,000375 *menghitung panjang akhir kawat listrik saat dipanaskan sampai 200°C (T0 = 20 °C)
A
C3
154
l = l0 (1 + α . ΔT) l = 80 (1 + 0,000375 . 180) l = 80 (1 + 0,0675) l = 80 (1,0675) = 85,4 cm
a. b. c. d.
85,4 cm 85,0 cm 84,5 cm 83,2 cm e. 82,5 cm Menerapkan 8. Diketahui : persamaan T0 = 10 °C pemuaian panjang l0 = 16 cm = 160 mm untuk menentukan l = 160,243 mm Pada suhu 10 °C, panjang batang perunggu Ditanya : T1 = ................... °C ? suhu akhir batang adalah 16 cm. Kemudian batang perunggu Jawab : perunggu dipanaskan hingga panjangnya menjadi Δl = l0.α.ΔT 160,243 mm. Maka suhu akhir batang 0,243 mm = 160 mm . 19x10-6 /°C (T1- 10 °C) adalah…. (α=19x10-6 /°C) 0,243 mm = 304 . 10-5 mm/°C (T1- 10 °C) o a. 70 C 80 °C = (T1- 10 °C) b. 80 oC T1 = 90 °C c. 90 oC d. 100 oC e. 110 oC Membedakan pemuaian panjang pada dua batang rel kereta api untuk menentukan jarak
9.
Dua buah batang rel kereta api mempunyai Diketahui : l0 = 10 m panjang yang sama yaitu sebesar 10 m, T0 = 20 °C, T1 = 30 °C dipasang pada suhu 20 °C. Diharapkan α = 12 × 10-6 /°C pada suhu 30 °C rel tersebut saling Ditanya : jarak rel saat T = 30 °C? bersentuhan. Koefisien muai batang rel Jawab :
C
C3
D
C4
155
kedua batang rel
Mengeksekusi persamaan pemuaian panjang untuk menentukan suhu akhir batang baja
Membedakan pemuaian panjang baja yang mengalami perubahan suhu yang berbeda
kereta api adalah 12×10–6 /°C. Berapakah jarak antara kedua batang pada suhu 30 °C Δl = l0 . α .ΔT ? Δl = 10 m.12 × 10-6 /°C.10 °C a. 0,6 mm Δl = 12 × 10-4 m b. 0,8 mm c. 1,2 mm *jarak antar rel saat T = 30 °C d. 2,4 mm e. 3,6 mm d = 2. Δl d = 2.12 × 10-4 m d = 24.10-4 m = 2,4 mm 10. Sebatang baja (koefisien muai linier 10-5 Diketahui : /°C) panjangnya 100,0 cm pada suhu 30 α = 10-5 /°C °C. bila panjang batang baja itu 100,1 cm, l0 = 100 cm maka suhunya adalah …. T0 = 30 °C a. 70 °C l = 100,1 cm b. 100 °C Ditanya : T1= .........................? c. 130 °C Jawab : d. 1.000 °C Δl = l0 . α .ΔT e. 1.030 °C 0,1 cm = 100 cm.10-5 /°C.(T1-30 °C) 100 cm = T1-30 °C T1 = 130 °C 11. Karena suhunya dinaikkan dari 0 °C menjadi 100 °C, suatu baja yang panjangnya 1 m bertambah panjang 1 mm. berapa pertambahan panjang batang baja yang mula-mula panjangnya 60 cm, bila dipanaskan dari 0 °C sampai 120 °C? a. 0,50 mm b. 0,60 mm c. 0,72 mm d. 1,20 mm
C
C3
C
C4
Diketahui : ΔT1 = 100 °C l0 = 1 m ΔL = 1 mm Ditanya : ΔL , jika l0 = 60 cm dan ΔT = 120 °C? Jawab : *Mencari α untuk ΔT = 100 °C Δl = l0 . α .ΔT 1 mm = 1000 mm . α . 100 °C α = 1 mm/ 105 mm °C
156
α = 10-5 /°C
e. 2,40 mm
*pertambahan panjang baja untuk l0 = 60 cm dan ΔT = 120 °C Δl = l0 . α .ΔT Δl = 600 mm.10-5 /°C.120 °C Δl = 0,72 mm
Menganalisis pertambahan yang terjadi permukaan berongga
luas pada bola
Menganalisis pemuaian volume suatu zat untuk menentukan perbandingan volume zat pada suhu tertentu
12. Sebuah bola berongga terbuat dari besi (koefisien muai panjang 1,2 × 10-5 /°C) pada suhu 10 °C jari-jarinya 1 m. jika bola tersebut dipanaskan sampai 90 °C, maka pertambahan luas permukaan bola adalah sebesar …. m2 a. 1,92 ×10-3 π b. 2,56 ×10-3 π c. 3,84 ×10-3 π d. 7,68 ×10-3 π e. 9,6 ×10-3 π
Diketahui : α = 1,2 × 10-5 /°C ΔT = 80 °C r=1m Ditanya : Jawab : β= 2α β = 2 (1,2 × 10-5 /°C) = 2,4 × 10-5 /°C *Luas bola pada T0 = 10 °C A0 = 4πr02 = 4π(1m)2 = 4πm2 *Pertambahan luas ΔA = β. A0. ΔT = (2,4 × 10-5 /°C) (4πm2) (80 °C) = 7,68 ×10-3 π m2
13. Pada suhu 283 K, zat A mempunyai Diketahui : koefisien muai panjang 1,5 × 10-5 /K dan T = 283 K ---- α = 1,5 × 10-5 /K (untuk A) zat B mempunyai koefisien muai volume γ = 4,5 × 10-5/K (untuk B) 4,5 × 10-5/K. Volume kedua zat adalah V0A = V0B sama. Perbandingan volume zat A dan zat Ditanya : VA : VB, saat T = 300 K? B pada suhu 300 K adalah …. Jawab : a. 3:1 V = V0 (1 + γ. ΔT)
D
C4
E
C4
157
b. c. d. e.
Mengklasifikasikan konsep pemuaian panjang dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seharihari.
1:3 2:1 1:2 1:1
14. Hal-hal berikut ini berhubungan dengan pemuaian panjang 1)
(1) = Pemuaian gas (balaon udara) (2) = Pemuaian panjang (kawat listrik) (3) = Pemuaian luas (jendela) (4) = Pemuaian panjang (rel kereta api)
D 2)
3)
C2
158
4)
Mengorganisasikan pemuaian volume pada bejana kaca dan air raksa untuk menentukan volume air raksa yang tumpah
pernyataan yang benar adalah …. a. 1,2 dan 3 b. 2,3 dan 4 c. 1 dan 3 d. 2 dan 4 e. Semua benar 15. Pada suhu 20 °C volume tabung kaca 200 cm3. Tabung diisi penuh air raksa. Volume air raksa yang tumpah jika dipanaskan sampai suhu 120 °C adalah …. cm3. (koefisisen muai panjang kaca 3×10-6 /°C dan koefisien muai volume raksa 5,4×10-4 /°C a. 10,56 b. 10,62 c. 10,80 d. 10,86 e. 10,98
Diketahui : T0 = 20 °C T1 = 120 °C V0 tabung kaca = 200 cm3 (= volume raksa) αkaca = 3×10-6 /°C ----- γkaca = 9×10-6 /°C γraksa = 5,4×10-4 /°C Ditanya : Volume air raksa yang tumpah (ΔV) ? Jawab : *raksa ΔV = V0.γ. ΔT ΔV = 200 cm3. 5,4×10-4 /°C.100 °C ΔV = 10,8 cm3
B
C4
159
Mengeksekusi persamaan Boyle (isotermis) untuk menentukan tekanan gas helium
Mengingat kembali pengertian kalor jenis
16. Dalam ruang tertutup berisi gas helium. Gas helium dipanaskan pada proses isotermis, ternyata volumenya diperkecil menjadi ¼ kali semula. Tekanan gas helium tersebut akan menjadi …. a. tetap b. 8 kali c. 4 kali d. ¼ kali e. 1/8 kali
*tabung kaca ΔV = V0.γ. ΔT ΔV = 200 cm3. 9×10-6 /°C.100 °C ΔV = 0,18 cm3 *volume raksa dan kaca pada suhu 120 °C Vraksa = V0,raksa + ΔVraksa = 200 cm3 + 10,8 cm3 = 210,8 cm3 Vkaca = V0,kaca + ΔVkaca = 200 cm3 + 0,18 cm3 = 200,18 cm3 Maka, volume raksa yang tumpah adalah ΔV = Vraksa – Vkaca ΔV = 210,8 cm3 – 200,18 cm3 ΔV = 10,62 cm3 Diketahui : V1 = V V2 = ¼ V P1 = P Proses Isotermis Ditanya : P2 = ........... P? Jawab : Isotermis --- P1.V1 = P2.V2 P.V = P2 . ¼ V P2 = 4V
17. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 Kg zat sebesar 1 K atau menaikkan suhu 1 Kg zat sebesar 1 K atau 1 °C 1 °C disebut …. merupakan definisi kalor jenis. a. Kalor b. Kalor jenis
C
C3
B
C1
160
c. Kalor lebur d. Kalor didih e. Kapasitas kalor Menggunakan 18. Bila kalor jenis es = 0,5 kal/gr °C, maka Diketahui : persamaan kalor untuk menaikkan suhu 800 gram es dari ces = 0,5 kal/gr °C untuk menghitung -12 °C sampai 0 °C dibutuhkan kalor mes = 800 gram besar kalor yang sebanyak …. ΔT = 12 °C -4 dibutuhkan untuk a. 2,08 × 10 kal Ditanya : Q = ..................... kal? menaikkan suhu zat b. 1,50 ×10-2 kal Jawab : c. 3,33 × 10 kal Q = m.c. ΔT d. 4,80 × 103 kal Q = 800 gr . 0,5 kal/gr °C . 12 °C e. 1,92 × 104 kal Q = 4.800 kal = 4,8 ×103 kal Mengimplementasik an persamaan kalor untuk menghitung kalor jenis zat
19. Suatu zat yang massanya 2 kg dipanaskan Diketahui : dari suhu 10 °C sampai 50 °C. Apabila m = 2 Kg kalor yang diperlukan sebesar 42.000 J, ΔT = 40 °C maka kalor jenis zat tersebut adalah …. Q = 42.000 J a. 1.400 J/kg °C Ditanya : c = .................... J/kg °C? b. 800 J/kg °C Jawab : c. 700 J/kg °C c= d. 650 J/kg °C e. 525 J/kg °C c
D
C3
E
C3
D
C3
=
° c = 525 J/kg °C
Menerapkan persamaan kalor untuk menentukan massa zat
20. Suatu zat memiliki kapasitas kalor Diketahui : 5 kal/°C. Jika zat tersebut memiliki kalor C = 5 kal/°C jenis 0,5 kal/gr °C dan suhunya naik c = 0,5 kal/gr °C sebesar 10 °C. Maka massa zat tersebut ΔT = 10 °C adalah... Ditanya : m = ........................?
161
a. b. c. d. e.
0,01 gr 0,10 gr 1,00 gr 10,0 gr 100 gr
Jawab : C=m.c m=
m= Mengeksekusi persamaan asas black untuk menentukan suhu akhir sistem
21. Sebatang tembaga bermassa 100 g, mulamula bersuhu 95 °C dijatuhkan ke dalam 20 g air yang terdapat dalam wadah alumunium 280 g. Air dan wadah mulamula bersuhu 15 °C. Berapakah suhu akhir sistem? (kalor jenis tembaga 390 J/Kg K dan kalor jenis alumunium 900 J/Kg K) a. 29,3 °C b. 25,0 °C c. 23,7 °C d. 17,7 °C e. 16,8 °C
Mengeksekusi 22. Sebuah bejana kaca (c=840 J/kg K) berisi persamaan asas 500 gram air dengan suhu 10 °C. black untuk Kemudian bejana tersebut diberikan kalor menentukan massa sebesar 66.000 J, sehingga suhunya bejana menjadi 40 °C (cair = 4180 J/kg K). Maka massa bejana kaca tersebut adalah... a. 0,121 kg
= 10 gram
Diketahui : mtembaga = 100 gr = 0,1 kg T0 tembaga = 95 °C = 368 K mair = 20 gr = 0,02 kg malumunium = 280 gr = 0,28 kg T0 (air + alumunium) = 15 °C = 288 K ctembaga = 390 J/Kg K calumunium = 900 J/Kg K Ditanya : T akhir sistem = ................. °C? Jawab : Qlepas = Qterima mt.ct.ΔT = m(air+al).c(air+al). ΔT 0,1.390.(368 K – Tc) = 0,3.900.(Tc-288 K) 39.(368 K – Tc) = 270.(Tc-288 K) 14352 – 39 Tc = 270 Tc – 77760 309 Tc = 92112 Tc = 298,097 K = 25,09 °C Diketahui : mair = 500 gr = 0,5 kg cbejana = 840 J/kg K T0 = 10 °C Qlepas = 66.000 J Takhir = 40 °C Ditanya : massa bejana = ............... kg ?
B
C3
B C4
162
b. c. d. e.
Menganalisis grafik suhu dan kalor untuk mengetahui besar kalor total untuk mengubah es menjadi uap
0,131 kg 0,141 kg 0,151 kg 0,161 kg
23. Perhatikan gambar dibawah ini !
Jawab : Qlepas = Qterima 66.000 J = (mair.cair+mbejana.cbejana). ΔT 66.000 J = (0,5.4180 + mbejana.840).30 K 66.000 J = (2090 + mbejana.840).30 K 2.200 = 2090 + mbejana.840 110 = mbejana.840 mbejana = 0,131 kg Diketahui : mes = 1 kg Tes = -20 °C Ditanya : Q total es menjadi uap=............? Jawab :
Sebuah balok es bermassa 1 kg dipanaskan dari suhu -20 °C sampai 100 °C. Berapakah kalor yang diperlukan untuk merubah es menjadi uap ? (ces= 2050 J/kg °C, Llebur= 334000 J/kg, cair = 4180 J/kg °C, Luap= 2260 J/kg) a. 700000 J b. 795260 J c. 800000 J d. 845620 J e. 895260 J Mengingat kembali pengertian
24. Menyublim merupakan proses perubahan wujud zat dari fase…ke …
Qtotal = Q1+Q2+Q3+Q4 = mes.ces. Δtes + mes.Les + mes.cair. Δtair + mes.Luap = 1.2050.20 + 1.334.000 + 1.4180.100 + 1.2260 = 41.000 + 334.000 + 418.000 + 2260 = 795.260 J
Menyublim merupakan proses perubahan wujud zat dari zat padat menjadi zat gas.
B
B
C4
C1
163
menyublim
Mengklasifikasikan peristiwa dalam kehidupan seharihari yang termasuk dalam proses perubahan wujud zat yang melepas kalor
a. b. c. d.
Cair ke padat Padat ke gas Gas ke padat Cair ke gas e. Gas ke cair 25. Perhatikan gambar-gambar di bawah ini! 1) 4)
2)
5)
3)
6)
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Membeku --- Melepas kalor Menguap --- Menerima kalor Mencair --- Menerima kalor Mengkristal --- Melepas kalor Menyublim --- Menerima kalor Mengembun --- melepas kalor
Jadi, proses perubahan wujud zat yang melepas kalor adalah membeku, mengkristal, dan mengembun.
Proses perubahan wujud zat yang melepas kalor adalah…. a. 1 dan 3 b. 1, 4 dan 6 c. 2, 3 dan 5 d. 1,2,3, dan 4 e. Semua benar Menggunakan 26. 500 gram es bersuhu 0 °C akan dicairkan Diketahui : persamaan kalor hingga menjadi air. Jika kalor jenis es mes = 500 gram = 0,5 kg
B
A
C2
C3
164
untuk menentukan besar kalor suatu zat
Mengimplementasi kan persamaan kalor untuk menentukan jumlah kalor suatu zat berdasarkan grafik
Menerapkan persamaan
kalor
ΔT = 0 °C ces = 2100 J/kg °C Les = 334000 J/kg Ditanya : Q = ................... J ? Jawab : Q = mes . c . ΔT + m . Les Q = 0,5 kg . 2100 J/kg °C . 0 °C + 0,5 kg. 334000 J/kg Q = 167.000 J 27. Perhatikan grafik di bawah ini ! Diketahui : mes = 500 gr = 0,5 kg Les = 340.000 J kg-1 ces = 2.100 J kg-1 0C cair = 4.200 kg-1 0C Ditanya : Q = ....................... ? Jawab : *Jumlah kalor dari A ke C QAC = QAB + QBC = m . c . ΔT + m . L = 0,5 kg . 2.100 J kg-1 0C . 5°C + 0,5 kg bila 500 gam es dipanaskan , dan kalor 340.000 J kg-1 lebur es = 340.000 J Kg-1, kalor jenis es = 5.250 J + 170.000 J 2.100 J Kg-1 0C,kalor jenis air 4.200 JKg-1 0 = 175.250 J C, dan tekanan udara 1 atmosfer, maka jumlah kalor yang diperlukan pada proses dari A ke C adalah sebesar …. a. 5.250 joule b. 170.000 joule c. 175.250 joule d. 217.250 joule e. 275.250 joule 28. Sebongkah es yang bersuhu 0 °C Diketahui : membutuhkan kalor 30000 kal untuk Q = 30.000 kal adalah 2100 J/kg °C, dan kalor lebur es adalah 334000 J/kg, maka banyak kalor yang dibutuhkan adalah.… a. 167000 J b. 160000 J c. 16700 J d. 16000 e. 1670 J
C
C3
D
C3
165
merubah es menjadi air. Jika kalor lebur es ΔT = 0 °C adalah 60 kal/gr, maka massa bongkahan Les = 60 kal/gr es tersebut adalah... Ditanya : m = .......................gram? Jawab : Q=m.L
lebur zat untuk menentukan massa es yang melebur
m=
m= a. b. c. d. e.
Menganalisis grafik suhu dan kalor untuk mengetahui besar kalor didih air
29.
200 gram 300 gram 400 gram 500 gram 600 gram
m = 500 gram
Diketahui : Qlebur = 500 -100 kal = 400 kal = 1680 J Quap/didih = 11.340 J Les = 80 kal/gr = 3360 J/kg Ditanya : Kalor didih air = ............ J/kg ? Jawab : *menentukan massa es dengan menggunakan kalor lebur Qlebur = m.L
D
C4
166
Menganalisis grafik suhu dan kalor untuk mengetahui besar kalor uap zat padat
Menganalisis pencampuran 2 zat
Perhatikan grafik kalor terhadap suhu di atas, apabila kalor lebur es = 80 kal/gr dan 1 kalori = 4,2 joule, maka kalor didih air …. a. 4,200 × 103 J/Kg b. 8,400 × 104 J/Kg c. 3,360 × 104 J/Kg d. 2,268 × 104 J/Kg 6 e. 2,772 × 10 J/Kg 30. Perhatikan grafik di bawah ini!
1680 J = m.3360 J/kg m = 0,5 kg *Besar kalor didih air Quap/didih = m.Ldidih 11340 J = 0,5 kg . Ldidih Ldidih = 22.680 J/kg = 2,268 × 104 J/Kg
Diketahui : m = 1 gram QA = 60 kal QB = 140 kal Ditanya : Luap = ..................... kal/gr ? Jawab : QAB = m . Luap 80 kal = 1 gr . Luap Luap = 80 kal/gr
Grafik di atas menyatakan hubungan antara suhu (T) dengan kalor (Q) yang diberikan pada 1 gram zat padat. Besar kalor uap zat padat dari grafik A-B adalah…. a. 60 kal/gram b. 70 kal/gram c. 80 kal/gram d. 120 kal/gram e. 140 kal/gram 31. Dalam sebuah bejana yang massanya Diketahui : diabaikan terdapat a gram air 42 °C mair = a gram
C
C4
A
C4
167
(air dan es) dan menentukan perbandingan dari massa es dan air
Mengimplementasi kan persamaan asas black untuk menentukan suhu campuran dua aluminium
Mengimplementasi
dicampur dengan b gram es -4 °C. setelah Tair = 4 °C diaduk ternyata 50% es melebur. Jika titik mes = b gram lebur es = 0 °C, kalor jenis es = 0,5 kal/gr Tes = -4 °C °C, kalor lebur es = 80 kal/gr, maka Les = 80 kal/gr perbandingan a dan b adalah …. ces = 0,5 kal/gr °C a. 1 : 1 Ts = 0°C b. 1 : 2 cair = 1 kal/gr °C c. 1 : 4 Ditanya : perbandingan a dan b = ....? d. 2 : 1 Jawab : e. 4 : 1 Qlepas = Qterima mair.cair. ΔTair = mes.ces.ΔTes + mes.Les a.(1).(42) = b.(0,5).(4) + 0,5 b . 80 42a = 42 b a:b=1:1 32. Sepotong besi bermassa 36 gram dan Diketahui : bersuhu 15 °C dimasukkan ke dalam mal1 = 36 gr bejana berisi alumunium bermassa 18 Tal1 = 15 °C gram dan bersuhu 7,5 °C. Kalor jenis mal2 = 18 gr alumunium = 0,22 kalori/gr °C, maka suhu Tal2 = 7,5 °C akhir campuran tersebut adalah… cal = 0,22 kalori/gr °C (Anggap kalor jenis besi dan alumunium Ditanya : Tcamp = ......................... °C ? sama). Jawab : o a. 10,0 C Qlepas = Qterima b. 10,5 oC mal1 . cal1 . ΔT = mal2 . cal2 . ΔT ( cal1 = cal2 ) c. 11,5 oC 36 gr . (15 °C - Tc) = 18 gr . (Tc - 7,5 °C ) d. 12,0 oC 30 °C – 2 Tc = Tc - 7,5 °C o e. 12,5 C 37,5 °C = 3 Tc Tc = 12,5 °C
33. Dalam secangkir gelas, terdapat 200 gram
Diketahui :
B
C3
D
C3
168
kan persamaan asas black dalam soal untuk mencari suhu setimbang pencampuran kopi panas dan susu
Menganalisis besaran yang terdapat pada kalorimeter untuk menentukan massa zat yang dituangkan
kopi panas dengan temperatur 90 0C. Kemudian ke dalam cangkir ditambahkan susu sebanyak 25 gram dengan temperatur 20 0C. berapakah temperatur akhir dari campuran kopi dan susu? (anggap kalor jenis dari air, kopi, dan susu tidak jauh berbeda)
mkopi = 200 gr T0kopi = 90 0C msusu = 25 gr T0susu = 20 0C ckopi = csusu Ditanya : Tcamp= ................. 0C ? Jawab : Qlepas = Qterima mkopi . ckopi . ΔT = msusu . csusu . ΔT 200 gr . (90 0C – Tc) = 25 gr . (Tc - 20 0C) 18000 gr.0C – 200 Tc = 25 Tc – 500 gr.0C 225 Tc = 18.500 Tc = 82,22 °C
a. 52,22 °C b. 62,42 °C c. 72,52 °C d. 82,22 °C e. 85,32 °C 34. Suatu kalorimeter memiliki kapasitas kalor Diketahui : sebesar 27 kal/ K, berisi es sebanyak 36 Ckal = 27 kal/K gram pada suhu –6 °C. Kemudian, mes = 36 g alkohol dituangkan ke dalam kalorimeter t0 es = -6 0C = 267 K pada suhu 50 °C yang menyebabkan talkhl = 50 0C = 323 K temperatur akhir menjadi 8 °C. Massa tc = 8 0C = 281 K alkohol yang dituangkan sebesar .... (ces = ces = 0,5 kal/gr K, 0,5 kal/gr K, Les = 80 kal/gr, dan calkhl = Les = 80 kal/gr 0,58 kal/gr K) calkhl = 0,58 kal/gr K a. 108 gr b. 150 gr Ditanya : malkohol = ?
B
C4
169
c. 200 gr d. 288 gr e. 300 gr
Jawab : Qlepas = Qterima mal.cal. ΔTal = mes.ces.ΔTes+mes.Les+Ckal. ΔTal mal.0,58.42 = (36.0,5.6) + (36.80) + (27.14) 24,36 mal = 108 + 2880 + 378 24,36 mal = 3654 Mal = 150 gr
Meningat kembali 35. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi Konveksi merupakan proses perpindahan kalor konsep konveksi pada …. dengan disertai perpindahan partikel-partikel kalor a. Hanya dalam zat padat mediumnya. b. Hanya dalam zat cair Konveksi terjadi dalam fluida, yaitu pada zat cair c. Hanya dalam gas dan zat gas. d. Hanya dalam zat cair dan gas e. Dalam zat padat, cair dan gas Mencontohkan 36. Yang merupakan contoh dari perpindahan peristiwa yang kalor secara konduksi adalah …. termasuk a. perpindahan kalor secara konduksi
b.
a. Radiasi --- perpindahan kalor pada api unggun b. Konveksi --- prepindahan kalor saat memasak air c. Konveksi --- pepindahan kalor pada alat pengering rambut d. Konduksi --- perpindahan kalor dari kopi sampai ke tangan melalui sendok. e. Radiasi --- perpindahan kalor dari cahaya lampu
B
C1
D
C2
170
c.
d.
e.
Merangkum 37. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Radiasi merupakan proses perpindahan kalor karakteristik yang konsep radiasi kalor adalah …. tanpa medium perantara (dalam ruang hampa) . termasuk konsep a. Kalor berpindah dalam bentuk beberapa karakertistik dari radiasi kalor adalah : radiasi kalor gelombang mekanik Kalor berpindah dalam bentuk gelombang b. Kalor berpindah melalui zat perantara elektromagnetik. c. Benda hitam lebih mudah menyerap Permukaan benda yang hitam dan kusam kalor daripada memancarkan kalor adalah penyerap dan pemancar kalor d. Laju kalor yang diterima benda lebih radiasi yang baik,sedang permukaan putih besar dari yang dipancarkannya dan mengkilat merupakan penyerap dan e. Energi total yang dipancarkan benda pemancar kalor yang buruk. tergantung suhunya Energi yang dipancarkan benda sebanding
E
C2
171
dengan luas permukaan dan pangkat empat suhu mutlak permukaan tersebut. Menyimpulkan apa 38. Jika kita berada di dekat api unggun, kalor Ketika kita berada di dekat api unggun, maka yang dilihat dari akan merambat dari api unggun ke tubuh kalor dari api unggun akan merambat ke tubuh gambar mengenai kita melalui proses …. kita sehingga tubuh kita terasa panas. Kalor dari peristiwa radiasi api unggun tersebut merambat melalui proses kalor radiasi, karena tidak memerlukan medium hanya berupa pancaran.
a. Radiasi dan konveksi b. Radiasi dan konduksi c. Konduksi dan konveksi d. Radiasi e. Konveksi Menganalisis laju 39. Sebuah ruang dengan pendingin ruang Diketahui : konduksi kalor pada (AC) memiliki kaca jendela yang luasnya Luas kaca = 2,0 m × 1,75 m ruangan 2,0 m × 1,75 m dan tebalnya 3,2 mm. jika Tebal kaca = 3,2 mm suhu pada permukaan dalam kaca 25 °C T0 = 25 °C dan suhu pada permukaan luar kaca 31 °C, T1 = 31 °C maka laju konduksi kalor yang masuk ke Ditanya : ruang itu adalah …. Jawab : a. 4.750 J/s b. 5.000J/s c. 5.250 J/s d. 5.750 J/s e. 6.250 J/s
D
C2
C
C4
172
Membedakan konduksi kalor yang terjadi pada dua loga yang disambungkan untuk menentukan suhu pada sambungan logam
40. Dua batang logam P dan Q disambungkan Diketahui : dengan suhu ujung-ujungnya berbeda (lihat gambar berikut ini) Ditanya : Tsambungan = .......... °C ? A C B Jawab : P 110 °C
Q 40 °C
Apabila koefisien konduktivitas logam P ½ kali koefisien konduktivitas logam Q, serta AC = 2CB, maka suhu di C adalah …. a. 35 °C b. 40 °C c. 54 °C d. 70 °C e. 80 °C
Untuk sambungan logam berlaku :
3/2 Ts = 120 Ts = 80
E
C4
VALIDITAS
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S Mp Mt St p validitas
q
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
4 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1
5 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
8 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
9 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
10 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
11 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
14 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
17 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0
14 16 14,3 5,62 0,47 0,53 0,28 1 *
20 16,6 14,3 5,62 0,67 0,33 0,56 2 *
21 16,3 14,3 5,62 0,7 0,3 0,53 3 *
11 16,7 14,3 5,62 0,37 0,63 0,32 4 *
8 17,5 14,3 5,62 0,27 0,73 0,34 5 *
5 15 14,3 5,62 0,17 0,83 0,05 6
7 19,6 14,3 5,62 0,23 0,77 0,51 7 *
7 14,4 14,3 5,62 0,23 0,77 0,01 8
10 17,4 14,3 5,62 0,33 0,67 0,39 9 *
9 14,8 14,3 5,62 0,3 0,7 0,05 10
13 13,6 14,3 5,62 0,43 0,57 -0,1 11
8 13,3 14,3 5,62 0,27 0,73 -0,1 12
1 22 14,3 5,62 0,03 0,97 0,25 13 *
20 16,8 14,3 5,62 0,67 0,33 0,61 14 *
4 12,3 14,3 5,62 0,13 0,87 -0,1 15
10 18,9 14,3 5,62 0,33 0,67 0,57 16 *
13 17,2 14,3 5,62 0,43 0,57 0,45 17 *
Keterangan : Proporsi p siswa : yang menjawab benar proporsi q siswa : yang menjawab salah Rerata skor dari subjek yang Mp menjawab : benar bagi item yang dicari validitasnya Mt Rerata : skor total St Standar: deviasi dari skor total Koefisien Validitas point : biserial (nilai validitas)
18 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
NOMOR SOAL 19 20 21 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
22 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
23 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
26 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
27 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
28 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1
29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
10 15 8 5 8 8 30 9 18 11 17 3 14 13,9 18,6 13,8 19 17,8 14,3 19,6 16,7 18,5 16,4 15 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 14,3 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 5,62 0,33 0,5 0,27 0,17 0,27 0,27 1 0,3 0,6 0,37 0,57 0,1 0,67 0,5 0,73 0,83 0,73 0,73 0 0,7 0,4 0,63 0,43 0,9 -0 -0,1 0,46 -0 0,5 0,37 0 0,61 0,52 0,57 0,41 0,04 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 * * * * * * *
30 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
31 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
32 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
34 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
35 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
36 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
37 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1
38 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
39 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
40 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
12 17,3 14,3 5,62 0,4 0,6 0,42 30 *
4 20,5 14,3 5,62 0,13 0,87 0,43 31 *
12 16,6 14,3 5,62 0,4 0,6 0,33 32 *
6 16,5 14,3 5,62 0,2 0,8 0,19 33
6 15,7 14,3 5,62 0,2 0,8 0,12 34
11 17,9 14,3 5,62 0,37 0,63 0,48 35 *
13 16,9 14,3 5,62 0,43 0,57 0,4 36 *
10 18,7 14,3 5,62 0,33 0,67 0,55 37 *
13 17,9 14,3 5,62 0,43 0,57 0,56 38 *
14 14,7 14,3 5,62 0,47 0,53 0,06 39
6 19,8 14,3 5,62 0,2 0,8 0,49 40 *
xt
(xt)2
jml siswa
12 13 11 12 14 21 10 22 26 18 11 18 17 15 2 11 8 15 5 17 6 15 12 26 15 13 22 15 11 17 430
144 169 121 144 196 441 100 484 676 324 121 324 289 225 4 121 64 225 25 289 36 225 144 676 225 169 484 225 121 289 7080
30
RELIABILITAS
Siswa
2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
4 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1
5 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
8 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
9 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
10 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
11 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
14 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
17 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0
18 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
19 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
NOMOR SOAL 20 21 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
S P Q St
14 0,467 0,533 5,516
20 21 0,667 0,7 0,333 0,3 5,516 5,5157
11 0,367 0,633 5,516
8 0,267 0,733 5,516
5 0,167 0,833 5,516
7 0,233 0,767 5,516
7 0,233 0,767 5,516
10 0,333 0,667 5,516
9 0,3 0,7 5,516
13 0,433 0,567 5,516
8 0,267 0,733 5,516
1 0,033 0,967 5,516
20 0,667 0,333 5,516
4 0,133 0,867 5,516
10 0,333 0,667 5,516
13 0,433 0,567 5,516
10 0,333 0,667 5,516
15 0,5 0,5 5,516
8 0,267 0,733 5,516
5 0,167 0,833 5,516
8 0,267 0,733 5,516
8 0,267 0,733 5,516
30 1 0 5,516
9 0,3 0,7 5,516
18 0,6 0,4 5,516
11 0,367 0,633 5,516
17 0,567 0,433 5,516
3 0,1 0,9 5,516
12 0,4 0,6 5,516
4 0,133 0,867 5,516
12 0,4 0,6 5,516
6 0,2 0,8 5,516
6 0,2 0,8 5,516
11 0,367 0,633 5,516
13 0,433 0,567 5,516
10 0,333 0,667 5,516
13 14 0,433 0,4667 0,567 0,5333 5,516 5,5157
6 0,2 0,8 5,516
St^2 30,42 PQ 0,249 St^2-PQ 23,74 r11 0,78
30,42 30,423 0,222 0,21
30,42 0,232
30,42 0,196
30,42 0,139
30,42 0,179
30,42 0,179
30,42 0,222
30,42 0,21
30,42 0,246
30,42 0,196
30,42 0,032
30,42 0,222
30,42 0,116
30,42 0,222
30,42 0,246
30,42 0,222
30,42 0,25
30,42 0,196
30,42 0,139
30,42 0,196
30,42 0,196
30,42 0
30,42 0,21
30,42 0,24
30,42 0,232
30,42 0,246
30,42 0,09
30,42 0,24
30,42 0,116
30,42 0,24
30,42 0,16
30,42 0,16
30,42 0,232
30,42 0,246
30,42 0,222
30,42 30,423 0,246 0,2489
30,42 0,16
Tinggi
Keterangan : P Q PQ St r11
: Proporsi siswa yang menjawab benar : Proporsi siswa yang menjawab salah : Hasil perkalian P dan Q : Standar Deviasi : Reliabilitas Tes
22 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
23 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
26 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
27 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
28 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1
29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
30 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
31 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
32 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
34 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
35 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
36 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
37 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1
38 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
39 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
40 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
X
X^2
12 13 11 12 14 21 10 22 26 11 11 18 17 15 2 11 8 15 5 17 6 15 12 26 15 13 22 15 11 17 423
144 169 121 144 196 441 100 484 676 121 121 324 289 225 4 121 64 225 25 289 36 225 144 676 225 169 484 225 121 289 6877
6,68
JML SISWA
30
TARAF KESUKARAN
SISWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S TK Ket
1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
14 20 0,467 0,667 SD SD
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 21 0,7 SD
4 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1
5 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
8 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
9 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
11 8 5 7 7 10 0,367 0,267 0,167 0,233 0,233 0,333 SD SK SK SK SK SD
Keterangan : TK : Taraf Kesukaran
10 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9 0,3 SK
11 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
12 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
14 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
17 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0
18 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
13 8 1 20 4 10 13 10 0,433 0,267 0,033 0,667 0,133 0,333 0,433 0,333 SD SK SK SD SK SD SD SD
19 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 15 0,5 SD
NOMOR SOAL 20 21 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
22 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
23 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
8 5 8 8 0,267 0,167 0,267 0,267 SK SK SK SK
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 1 MD
25 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9 0,3 SK
26 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 18 0,6 SD
27 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
28 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1
11 17 0,367 0,567 SD SD
29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 0,1 SK
30 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 12 0,4 SD
31 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 4 0,133 SK
32 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 12 0,4 SD
33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 6 0,2 SK
34 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 6 0,2 SK
35 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1
36 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
37 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1
38 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
39 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
11 13 10 13 14 0,367 0,433 0,333 0,433 0,467 SD SD SD SD SD
40 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 6 0,2 SK
X
X^2
12 13 11 12 14 21 10 22 26 18 11 18 17 15 2 11 8 15 5 17 6 15 12 26 15 13 22 15 11 17 430
144 169 121 144 196 441 100 484 676 324 121 324 289 225 4 121 64 225 25 289 36 225 144 676 225 169 484 225 121 289 7080
JML SISWA
30
DAYA PEMBEDA SIS WA
9 24 8 27 6 10 12 13 20 30 14 18 22 25 28
1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
4 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
5 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
7 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
8 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
9 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
10 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
11 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
12 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
13 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
18 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
NOMOR SOAL 19 20 21 22 23 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
27 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
29 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0
31 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
32 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
33 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
34 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
35 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0
36 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1
37 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
38 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
39 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
40 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Xt Xt^2 26 26 22 22 21 18 18 17 17 17 15 15 15 15 15
676 676 484 484 441 324 324 289 289 289 225 225 225 225 225
14 13 13 12 12 12 11 11 11 11 10 8 6 5 2
196 169 169 144 144 144 121 121 121 121 100 64 36 25 4
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0,333
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,533
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0,667
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0,533
1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
0,6
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,533
0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
0,2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0,333
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0,2
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0,6
1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0,067
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0,6
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0
0,667
1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0,8
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0,6
0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,333
1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0,467
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,4
0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
0,133
1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0
0,533
1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
0,6
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
0,333
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,6
0,4
0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1
0,2
0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0,2
0,467
1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0,067
0,267
0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
0,467
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0
0,133
0,867
0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0,4
0,867
5 2 26 1 4 23 3 11 16 29 7 17 21 19 15
0,333
Pa
0,667
Ba 10 13 13 6 5 2 7 4 7 3 6 3 1 15 0 9 9 5 8 6 2 7 5 15 9 12 9 10 1 9 3 9 5 3 9 8 8 10 8 5
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan : 0,133
0,2
0,4
0,067
0,4
0,467
0,133
0,267
0,333
0,067 0,267
0,2
0,2 0,4
0,2
0,067 0,133
0,133
0,2 0,4
0
0,133 -0,07
0,467
0,467
0,2 -0,07
0,2
0,133 0,267
0,4
0,467 0,067
0,133
0,333 0
0,4
0,267 0,333
0,467
0,067 0,533
0
0,267 -0,27
0,6
0,333 0,667
1
0 0,067
0
0,333 -0,13
0,2
0,467 -0,07
0,067
0,4 -0,2
0,4
0,2 0,267
0,133
0,2
0,2 0,133
0,067
0,333 0,067
0
0,533 0,333
0,2
0,467 0,4
-0,07
0,267
DP
0,467
Pb
0,4
Bb 4 7 8 5 3 3 0 3 3 6 7 5 0 5 4 1 4 5 7 2 3 1 3 15 0 6 2 7 2 3 1 3 1 3 2 5 2 3 6 1
Ket CK CK CK BR BR DR BK BR CK DR DR DR BR BK DR BK CK BR BR CK DR CK BR BR BK CK BK BR DR CK BR CK CK BR BK BR CK BK BR CK
Ba : Jumlah kelompok atas yang menjawab benar Pa : Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar Bb : Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Pb : Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar DP : Daya pembeda
177
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES Nomor Soal
Validitas
1
Nilai 0,28
2 3
0,56 0,53
Cukup Cukup
4
0,32
Rendah
5
0,34
Rendah
6
0,05
7 8
0,51 0,01
9
0,39
Sangat Rendah Cukup Sangat Rendah Rendah
10
0,05
11
-0,11
Sangat Rendah -
12
-0,12
-
13
0,25
Rendah
14 15
0,61 -0,14
Tinggi -
16 17 18
0,57 0,45 -0,04
Cukup Cukup -
19
-0,08
-
20 21
0,46 -0,04
Cukup -
22 23
0,50 0,37
Cukup Rendah
24
0
25 26
0,61 0,52
Sangat Rendah Tinggi Cukup
27 28 29
0,57 0,41 0,04
Kategori Nilai Rendah
0,78
Cukup Cukup Sangat Rendah
Taraf Daya Pembeda Kesukaran Keputusan Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 0,47 0,4 Sedang Baik Digunakan (Revisi) 0,67 0,4 Sedang Baik Digunakan 0,7 Sedang 0,33 Cukup Tidak Digunakan 0,37 Sedang 0,07 Rendah Tidak Digunakan 0,27 0,13 Rendah Digunakan Sukar (Revisi) 0,17 Sukar -0,1 Drop Tidak Digunakan 0,23 0,47 Sukar Baik Digunakan 0,71 Mudah 0,07 Rendah Tidak Digunakan 0,33 0,27 Sedang Cukup Digunakan (Revisi) 0,3 Sukar -0,2 Drop Tidak Digunakan 0,72 Mudah -0,1 Drop Tidak Digunakan 0,27 Sukar -0,1 Drop Tidak Digunakan 0,03 0,07 Rendah Digunakan Sukar (Revisi) Tinggi 0,67 0,67 Sedang Baik Digunakan 0,13 Sukar -0,3 Drop Tidak Digunakan 0,33 0,53 Sedang Baik Digunakan 0,43 0,33 Sedang Cukup Digunakan 0,33 Sedang 0 Rendah Tidak Digunakan 0,5 Sedang 0,07 Rendah Tidak Digunakan 0,27 0,27 Sukar Cukup Digunakan 0,17 Sukar -0,1 Drop Tidak Digunakan 0,27 0,4 Sukar Baik Digunakan 0,27 0,13 Rendah Digunakan Sukar (Revisi) 1 Mudah 0 Rendah Tidak Digunakan 0,3 0,6 Sukar Baik Digunakan 0,6 Sedang 0,4 Baik Tidak Digunakan 0,37 0,47 Sedang Baik Digunakan 0,57 0,2 Sedang Cukup Digunakan 0,1 Sukar -0,1 Drop Tidak Digunakan
Reliabilitas
178 30 31 32
0,42 0,43 0,33
Cukup Cukup Rendah
0,4 0,13 0,4
Sedang Sukar Sedang
0,4 0,13 0,4
Baik Rendah Baik
33
0,19
0,2
Sukar
0,27
Cukup
34
0,12
0,2
Sukar
0
Rendah
35 36 37
0,48 0,40 0,55
Sangat Rendah Sangat Rendah Cukup Cukup Cukup
0,37 0,43 0,33
Sedang Sedang Sedang
0,47 0,2 0,4
Baik Cukup Baik
38
0,56
Cukup
0,43
Sedang
0,47
Baik
39
0,06
0,47
Sedang
0,13
Rendah
40
0,49
Sangat Rendah Cukup
0,2
Sukar
0,27
Cukup
Digunakan Digunakan Digunakan (Revisi) Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan
179
LEMBAR SOAL Mata Pelajaran Sat. Pendidikan Kelas Pokok Bahasan Alokasi Waktu
: Fisika : SMA : X (Sepuluh) : Suhu dan Kalor : 90 Menit
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan memberikan silang (X) pada lembar jawaban ! 1. Ukuran energi kinetik rata-rata suatu benda disebut…. a. Suhu b. Energi c. Kalor d. Usaha e. Kerja 2. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Fahrenheit menunjukkan angka 62 °F. Bila suhu benda tersebut diukur dengan termometer Celcius menunjukkan angka…. a. 16,7 °C b. 22,2 °C c. 34,2 °C d. 54,2 °C e. 54,0 °C 3. Suatu termometer mempunyai dua skala, X dan Y. Pada skala X, titik lebur es menunjukkan 40 °X dan titik didih 160 °X. Pada skala Y nilai-nilai tersebut -20 °Y dan 180 °Y. Ini berarti 10 °X sama dengan ….
a. 20 °Y b. 30 °Y c. 40 °Y d. 50 °Y e. 60 °Y 4. Panjang kawat listrik pada suhu 20 °C adalah 80,0 cm. Jika dipanaskan sampai 70 °C, panjangnya menjadi 81,5 cm. Jika dipanaskan sampai 200 °C, panjang kawat listrik tersebut akan menjadi ….
a. 85,4 cm b. 85,0 cm c. 84,5 cm d. 83,2 cm e. 82,5 cm 5. Dua buah batang rel kereta api mempunyai panjang yang sama yaitu sebesar 10 m, dipasang pada suhu 20 °C. Diharapkan pada suhu 30 °C rel tersebut saling bersentuhan. Koefisien muai batang rel kereta api adalah 12×10–6 /°C. Jarak antara kedua batang pada suhu 30 °C adalah ….
a. b. c. d.
0,6 mm 0,8 mm 1,2 mm 2,4 mm
e. 3,6 mm
180 6. Pada suhu 283 K, zat A mempunyai koefisien muai panjang 1,2 × 10-5 /K dan zat B mempunyai koefisien muai volume 3,6 × 10-5/K. Volume kedua zat adalah sama. Perbandingan volume zat A dan zat B pada suhu 300 K adalah …. a. 3:1 b. 1:3 c. 2:1 d. 1:2 e. 1:1 7. Hal-hal berikut ini berhubungan dengan pemuain panjang 1)
2)
a. tetap b. 8 kali c. 4 kali d. ¼ kali e. 1/8 kali 9. Suatu zat memiliki kapasitas kalor 5 kal/°C. Jika zat tersebut memiliki kalor jenis 0,5 kal/gr °C dan suhunya naik sebesar 10 °C. Massa zat tersebut adalah.... a. 0,01 gr b. 0,10 gr c. 1,00 gr d. 10,0 gr e. 100 gr 10. Sebuah bejana kaca (c=840 J/kg K) berisi 500 gram air dengan suhu 10 °C. Kemudian bejana tersebut diberikan kalor sebesar 66.000 J, sehingga suhunya menjadi 40 °C (cair = 4180 J/kg K). Massa bejana kaca tersebut adalah... a. 0,121 kg b. 0,131 kg c. 0,141 kg d. 0,151 kg e. 0,161 kg 11. Perhatikan gambar dibawah ini !
3)
4)
8.
pernyataan yang benar adalah …. a. 1,2 dan 3 b. 2,3 dan 4 c. 1 dan 3 d. 2 dan 4 e. Semua benar Dalam ruang tertutup berisi gas helium. Gas helium dipanaskan pada proses isotermis, ternyata volumenya diperkecil menjadi ¼ kali semula. Tekanan gas helium tersebut akan menjadi ….
Sebuah balok es bermassa 1 kg dengan suhu -20 °C, dipanaskan pada tekanan 1 atm. Berapakah kalor yang diperlukan untuk merubah es menjadi uap ? (ces= 2050 J/kg °C, Llebur= 334000 J/kg, cair = 4180 J/kg °C, Luap= 2260 J/kg) a. 700.000 J b. 795.260 J c. 800.000 J d. 845.620 J e. 895.260 J
181 12. Perhatikan gambar-gambar di bawah ini! 1) 4)
2)
3)
e. 275.250 J
14.
5)
6)
Proses perubahan wujud zat yang melepas kalor adalah…. a. 1 dan 3 b. 1, 4 dan 6 c. 2, 3 dan 5 d. 1,2,3, dan 4 e. Semua benar 13. Perhatikan grafik di bawah ini !
Sebanyak 500 gram es dipanaskan pada tekanan udara 1 atmosfer. Jumlah kalor yang diperlukan pada proses dari A ke C sebesar …. (Les = 340.000 J kg-1, ces 2.100 J kg-1 0C, cair 4.200 J kg-1 0C) a. 5.250 J b. 170.000 J c. 175.250 J d. 217.250 J
Perhatikan grafik kalor terhadap suhu di atas, apabila kalor lebur es = 80 kal/gr dan 1 kalori = 4,2 joule, maka kalor didih air adalah ..... 50 kkal a. 4,200 × 103 J/Kg b. 8,400 × 104 J/Kg c. 3,360 × 104 J/Kg d. 2,268 × 104 J/Kg e. 2,772 × 106 J/Kg 15. Perhatikan grafik di bawah ini!
Grafik di atas menyatakan hubungan antara suhu (T) dengan kalor (Q) yang diberikan pada 1 gram zat padat. Besar kalor uap zat padat dari grafik A-B adalah…. a. 60 kal/gram b. 70 kal/gram c. 80 kal/gram d. 120 kal/gram e. 140 kal/gram 16. Dalam sebuah bejana yang massanya diabaikan terdapat a gram air 42 °C dicampur dengan b gram es -4 °C. setelah diaduk ternyata 50% es melebur. Jika titik lebur es = 0 °C, kalor jenis es = 0,5 kal/gr, kalor lebur es = 80 kal/gr, maka perbandingan a dan b adalah …. a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 1 : 4 d. 2 : 1 e. 4 : 1
182 17. Sepotong aluminium bermassa 36 gram dan bersuhu 15 °C dimasukkan ke dalam bejana berisi alumunium bermassa 18 gram dan bersuhu 7,5 °C. Kalor jenis alumunium 0,22 kalori/gr °C, maka suhu akhir campuran tersebut adalah… a. 10,0 oC b. 10,5 oC c. 11,5 oC d. 12,0 oC e. 12,5 oC 18. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada …. a. Hanya dalam zat padat b. Hanya dalam zat cair c. Hanya dalam gas d. Hanya dalam zat cair dan gas e. Dalam zat padat, cair dan gas 19. Yang merupakan contoh dari perpindahan kalor secara konduksi adalah …. a.
d.
e.
20. Dua batang logam P dan Q disambungkan dengan suhu ujung-ujungnya berbeda (lihat gambar berikut ini )
A
C P
b.
110 °C
B Q
40 °C
Apabila koefisien konduktivitas logam P ½ kali koefisien konduktivitas logam Q, serta AC = 2CB, maka suhu di C adalah …. a. 35 °C b. 40 °C c. 54 °C d. 70 °C e. 80 °C c.
Selamat Mengerjakan ^_^
183
LEMBAR JAWABAN
Nama : Kelas : Berilah tanda (X) sesuai jawaban anda! No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
A
B
C
D
E
184
KISI-KISI INSTRUMEN NONTES (ANGKET)
Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/ Semester
: X/ 2
Media
: Video
No
Indikator Angket
1
Tampilan desain dan ilustrasi pada media pembelajaran video
2
Penyajian materi pada media pembelajaran video
3
Penggunaan Media video dalam proses pembelajaran Jumlah Soal
Media Video
Jumlah
Positif
Negatif
Soal
1,3
4
3
2,6
5,7
4
8
9,10
3
5
5
10
185
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO KONSEP SUHU DAN KALOR Hari/Tanggal Jenis Kelamin
: : P/L *
Petunjuk Pengisian: 1. Angket ini terdiri dari 10 butir pernyataan. Perhatikan baik-baik setiap butir pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran menggunakan media video. 2. Berilah tanda checklist () pada jawaban yang tepat sesuai dengan pendapat Anda pada kolom yang telah disediakan. 3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar. Keterangan Pilihan Jawaban: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju C : Cukup S : Setuju SS : Sangat Setuju No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pernyataan Tampilan video terlihat dengan jelas (tidak berbayang atau blur). Penyampaian sangat jelas, sehingga materi suhu dan kalor mudah dipahami. Tampilan media menarik sehingga tidak membosankan. Backsound musik terlalu tinggi, sehingga mengganggu konsentrasi. Narasi tidak sesuai dalam menjelaskan konsep suhu dan kalor. Penjelasan mengenai formulasi rumus dalam konsep suhu dan kalor lebih jelas jika disampaikan menggunakan media. Media video tidak dapat membantu mengaitkan aplikasi materi suhu dan kalor dalam kehidupan sehari-hari Penggunaan media dalam pembelajaran fisika konsep suhu dan kalor lebih disukai dibandingkan dengan ceramah. Media video tidak memberikan informasi baru yang belum pernah didapatkan dari media pembelajaran lain. Cuplikan video tidak dapat menggambarkan konsep suhu dan kalor secara nyata.
STS
TS
C
S
SS
HASIL PRETEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 5 25 30 35 40 45
10 25 30 35 40 45
15 30 30 35 40 45
20 30 35 35 40 45
20 30 35 35 40 45
25 30 35 35 40 55
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 36
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 55
3. Nilai minimal (Xmin)
:5
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 55 - 5 = 50
5. Banyak Kelas (k)
: k= 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 36 = 6,13
6. Interval Kelas (I)
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Interval
Batas kelas
Nilai Tengah (xi)
5-13 14-22 23-31 32-40 41-49 50-58
4,5 13,5 22,5 31,5 40,5 49,5
9 18 27 36 45 54
Jumlah
xi2 81 324 729 1296 2025 2916 7371
Frekuensi (fi) 2 3 10 15 5 1 36
fi.xi 18 54 270 540 225 54 1161
fi.xi2 162 972 7290 19440 10125 2916 40905
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas
= 31.5 = 36 = 15 = 15 =9
Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus : tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= 31,5 =5 = 10
: interval kelas Maka
4. Standar Deviasi
=9
HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 15
15
20
20
20
20
20
20
25
25
25
25
25
25
25
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
35
35
35
35
35
35
35
35
40
45
45
45
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 38
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 45
3. Nilai minimal (Xmin)
: 15
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 45 - 15 = 30
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 38 = 6,21 7
6. Interval Kelas (I)
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Interval 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 Jumlah
Batas kelas
Nilai Tengah (xi)
14,5 19,5 24,5 29,5 34,5 39,5 44,5
17 22 27 32 37 42 47
xi2
Frekuensi (fi)
289 484 729 1024 1369 1764 2209 7868
2 6 8 11 7 1 3 38
fi.xi 34 132 216 352 259 42 141 1176
fi.xi2 578 2904 5832 11264 9583 1764 6627 38552
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas
= 29,5 = 38 = 16 = 11 =5
Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus : tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= 29,5 =3 =4
: interval kelas Maka
4. Standar Deviasi
=5
HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
60
60
60
65
65
65
65
65
65
70
70
70
70
70
70
70
70
70
70
75
75
75
75
75
75
75
75
75
80
80
80
80
80
80
85
85
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 36
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 85
3. Nilai minimal (Xmin)
: 60
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 85 - 60 = 25
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 36 = 6,13
6. Interval Kelas (I)
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Interval 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
Jumlah
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
3 6 10 9 6 2 36
59,5 64,5 69,5 74,5 79,5 84,5
62 67 72 77 82 87
xi2 3844 4489 5184 5929 6724 7569 33739
fi . xi 186 402 720 693 492 174 2667
fi . xi2 11532 26934 51840 53361 40344 15138 199149
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus
= 69,5 = 36 =9 = 10 =5
: tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya : interval kelas Maka
4. Standar Deviasi
= 69,5 =4 =1 =5
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
65 75 80 80 85 90
65 75 80 80 85 90
70 80 80 80 85 90
70 80 80 85 85 90
75 80 80 85 85
75 80 80 85 85
75 80 80 85 90
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 38
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 90
3. Nilai minimal (Xmin)
: 65
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 90 - 65 = 25
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 38 = 6,21
6. Interval Kelas (I)
6
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Interval 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94
Jumlah
Titik Frekuensi Batas Tengah (fi) Kelas (xi) 2 2 5 15 10 4 38
64,5 69,5 74,5 79,5 84,5 89,5
67 72 77 82 87 92
xi2 4489 5184 5929 6724 7569 8464 38359
fi . xi 134 144 385 1230 870 368 3131
fi . xi2 8978 10368 29645 100860 75690 33856 259397
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas
= 79,5 = 38 =9 = 15 =5
Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus : tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= 79,5 = 10 =5
: interval kelas = 5 Maka
4. Standar Deviasi
206
Uji Normalitas Hasil Belajar (Pretest) A. Kelas X-8 (Kontrol) Perolehan Nilai Pretest Kelas X-8 5 25 30 35 40 45
10 25 30 35 40 45
15 30 30 35 40 45
20 30 35 35 40 45
20 30 35 35 40 45
25 30 35 35 40 55
Tabel Bantu Kai Kuadrat (Chi Square) Kelas X-8
Interval
Xi
fi,xi
Batas
fi,xi2
kelas
Z Batas kelas
luas Z tabel
f0
ft
5-13
9
18
162
4,5
-2,78
0,0274
2
0,9864
1,04155
14-22
18
54
972
13,5
-1,88
0,1336
3
4,8096
0,13628
23-31
27
270
7290
22,5
-0,98
0,3084 10
32-40
36
540
19440
31,5
-0,07
0,3218
15
41-49
45
225
10125
40,5
0,82
0,1643
5
50-58
54
54
2916
49,5
1,73
0,0375
1
58,5
2,63
Jumlah
189
1161
40905
11,102 4
0,000944
11,584 8
0,216801
5,9148 0,001227 1,35
2,016667
Xhitung 3,413469
Langkah – langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1.
Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran
2.
Menentukan Z batas kelas dengan menggunakan rumus: z= Keterangan:
207
: nilai rata-rata S : nilai standar deviasi 3.
Menentukan Z tabel Z Batas kelas Luas Z Tabel
-2,78
-1,88
-0,98
-0,07
0,82
1,73
2,63
0,4973 0,4699 0,3363 0,0279 0,2939 0,4582 0,4957
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 5 – 13 0,4973– 0,4699 = 0,0274 b. Kelas 14 – 22 0,4699 - 0,3363 = 0,1336 c. Kelas 23 – 31 0,3363– 0,0279 = 0,3084 d. Kelas 32 – 40 0,0279+ 0,2939 = 0,3218 e. Kelas 41 – 49 0,4582–0,2939= 0,1643 f. Kelas 50 – 58 0,4957– 0,4582 = 0,0375
4.
Menghitung nilai ft (frekuensi yang diharapkan) dengan menggunakan rumus: ft = Ʃ f x luas z tabel
5.
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: Xt2 = Ʃ
Keterangan: Xt2: nilai tes kai kuadrat f0 : frekuensi yang diobservasi ft : frekuensi yang diharapkan 6.
Menentukan jumlah kai kuadrat hitungan (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas.
208
7.
Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka dapat dibandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel, Didapatkan nilai X2hitung < X2tabel, artinya Ha diterima (data terdistribusi normal).
B. Kelas X-2 (Eksperimen) Perolehan Nilai Pretest Kelas X-2 15
15
20
20
20
20
20
20
25
25
25
25
25
25
25
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
35
35
35
35
35
35
35
35
40
45
45
45
Tabel Bantu Kai Kuadrat (Chi Square) Kelas X-2
Interval
xi
fi,xi
fi,xi
2
Batas kelas
Z Batas kelas
luas Z tabel
f0
ft
15-19
17
34
578
14,5
-2,15 0,0523
2
1,9874
7,99005
20-24
22
132
2904
19,5
-1,49 0,1324
6
5,0312
0,211356
25-29
27
216
5832
24,5
-0,84 0,2281
7
8,6678
0,821103
30-34
32
352
11264
29,5
-0,18 0,2486
11
9,4468
1,336456
35-39
37
259
9583
34,5
0,46 0,1893
8
7,1934
0,453722
40-44
42
42
1764
39,5
1,11 0,0951
1
3,6138
1,890517
45-49
47
141
6627
44,5
1,77 0,0306
3
1,1628
2,902738
49,5 Jumlah
224
1176
38552
2,42 Xhitung
7,615972
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut:
209
1.
Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran
2.
Menentukan Z batas kelas dengan menggunakan rumus: z= Keterangan: : nilai rata-rata S : nilai standar deviasi
3.
Menentukan Z tabel
Z Batas Kelas Luas Tabel
Z
-2,15
-1,49
-0,84
-0,18
0,46
1,11
1,77
2,42
0,4842 0,4319 0,2995 0,0714 0,1772 0,3665 0,4616 0,4922
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 15 - 19 0,4842– 0,4319= 0,0523 b. Kelas 20 - 24 0,4319– 0,2995= 0,1324 c. Kelas 25 - 29 0,2995 -0,0714= 0,2281 d. Kelas 30 - 34 0,0714 +0,1772= 0,2486 e. Kelas 35 - 39 0,3665- 0,1772= 0,1893 f. Kelas 40 - 44 0,4616- 0,3665= 0,0951 g. Kelas 45 – 49 0,4922 – 0,4616 = 0,0306
4.
Menghitung nilai ft (frekuensi yang diharapkan) dengan menggunakan rumus: ft = Ʃ f x luas z tabel
5.
Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
210
x2 = Ʃ Keterangan: x2 : nilai tes kai kuadrat f0 : frekuensi yang diobservasi ft : frekuensi yang diharapkan 6.
Menentukan jumlah kai kuadrat hitungan (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas.
7.
Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 5 pada taraf signifikansi 5% adalah 12,592. Untuk menguji normalitas data, maka dapat dibandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel, Didapatkan nilai X2hitung < X2tabel, artinya Ha diterima (data terdistribusi normal)
216
UJI HOMOGENITAS HASIL PRETEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan: F = koefisien F tes = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus :
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika
, maka data dinyatakan homogen.
2) Jika
, maka data dinyatakan tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol
Interval
Batas kelas
Nilai Tengah
xi2
(xi)
Frekuensi (fi)
fi.xi
fi.xi2
5-13
4,5
9
81
2
18
162
14-22
13,5
18
324
3
54
972
23-31
22,5
27
729
10
270
7290
32-40
31,5
36
1296
15
540
19440
41-49
40,5
45
2025
5
225
10125
50-58
49,5
54
2916
1
54
2916
36
1161
40905
Jumlah
7371
217
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen
Interval
Batas kelas
Nilai Tengah
xi2
(xi)
Frekuensi (fi)
fi.xi
fi.xi2
15-19
14,5
17
289
2
34
578
20-24
19,5
22
484
6
132
2904
25-29
24,5
27
729
8
216
5832
30-34
29,5
32
1024
11
352
11264
35-39
34,5
37
1369
7
259
9583
40-44
39,5
42
1764
1
42
1764
45-49
44,5
47
2209
3
141
6627
7868
38
1176
38552
Jumlah
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1. Kelas Kontrol
9,95
218
2. Kelas Eksperimen
7,64
C. Menentukan Nilai
dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai
adalah
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai dengan
. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai
adalah sebesar 1,72. Maka terlihat nilai dan H0 ditolak (data dinyatakan homogen).
(38;36)
, sehingga Ha diterima
219
UJI HOMOGENITAS HASIL POSTTEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan: F = koefisien F tes = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus :
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika
, maka data dinyatakan homogen.
2) Jika
, maka data dinyatakan tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol Interval
Batas kelas
Nilai Tengah (xi)
xi2
Frekuensi (fi)
fi.xi
fi.xi2
60-64
59,5
62
3844
3
186
11532
65-69
64,5
67
4489
6
402
26934
70-74
69,5
72
5184
10
720
51840
75-79
74,5
77
5929
9
693
53361
80-84
79,5
82
6724
6
492
40344
85-89
84,5
87
7569
2
174
15138
220
33739
Jumlah
36
2667
199149
fi.xi2
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen xi2
Frekuensi(fi)
fi.xi
64,5
Nilai Tengah (xi) 62
4489
2
134
8978
70-74
69,5
67
5184
2
144
10368
75-79
74,5
72
5929
5
385
29645
80-84
79,5
77
6724
15
1230
100860
85-89
84,5
82
7569
10
870
75690
90-94
89,5
87
8464
4
368
33856
3131
259397
Interval
Batas kelas
65-69
38359
Jumlah
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1. Kelas Kontrol
6,69
38
221
2. Kelas Eksperimen
6,19
C. Menentukan Nilai
dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai
adalah
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai dengan
. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai
adalah sebesar 1,72. Maka terlihat nilai dan H0 ditolak (data dinyatakan homogen).
(38;36)
, sehingga Ha diterima
222
UJI HIPOTESIS HASIL PRETEST
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
dimana Keterangan : = rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1 = varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2 Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: 1) Jika
, maka
diterima dan
ditolak.
2) Jika
, maka
diterima dan
ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai 1.
adalah sebagai berikut:
Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: 32,25, 30,94 (9,95)2 98,9357 7,64)2= 58,3214
2.
Menentukan nilai standar deviasi gabungan (
)
223
dsg =
8,90 3.
Menentukan nilai
4.
Menentukan nilai Derajat kebebasan untuk mencari
Pada taraf signifikansi 5% nilai 5.
untuk
adalah 2,000
Menguji Hipotesis Karena
6.
adalah
, maka
diterima dan
ditolak.
Memberikan Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor.
224
UJI HIPOTESIS HASIL POSTTEST
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
dimana Keterangan : = rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1 = varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2 Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: 1) Jika
, maka
2) Jika
diterima dan
, maka
Langkah-langkah menentukan nilai 1.
diterima dan
ditolak. ditolak.
adalah sebagai berikut:
Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil posttest diperoleh: 82,39 74,08 (6,19)2 38,35 6,69)2= 44,82
2.
Menentukan nilai standar deviasi gabungan (
)
225
dsg = 6,44166904 6,44
3.
Menentukan nilai
4.
Menentukan nilai Derajat kebebasan untuk mencari
Pada taraf signifikansi 5% nilai
5.
untuk
adalah 2,000
Menguji Hipotesis Karena
6.
adalah
, maka
diterima dan
ditolak.
Memberikan Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor.
Data Persentase Ranah Kognitif Pretest Kelas Eksperimen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Jml persentse
C1
C2
C3
C4
1
19
2
7
12
18
3
4
9
13
14
17
5
6
8
10
11
15
16
20
0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32
53
34
45
39
21
32
24
32
24
21
21
32
29
18
37
21
24
18
29
30%
43%
25%
25%
Jml Nilai 7 6 9 5 7 5 9 5 6 4 3 4 5 4 9 4 7 6 5 6 6 7 8 6 5 7 7 4 6 4 7 6 5 7 3 6 6 6
35 30 45 25 35 25 45 25 30 20 15 20 25 20 45 20 35 30 25 30 30 35 40 30 25 35 35 20 30 20 35 30 25 35 15 30 30 30
Data Persentase Ranah Kognitif Pretest Kelas Kontrol
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml persentase
C1
C2
C3
C4
1
19
2
7
12
18
3
4
9
13
14
17
5
6
8
10
11
15
16
20
0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
39
58
50
44
28
39
36
19
28
31
19
25
36
25
50
19
14
31
31
39
49%
40%
26%
31%
Jml
Nilai
7 8 5 9 9 8 6 3 2 6 7 6 9 9 7 8 4 8 1 7 5 11 7 6 6 7 9 7 8 4 6 7 5 6 7 8
35 40 25 45 45 40 30 15 10 30 35 30 45 45 35 40 20 40 5 35 25 55 35 30 30 35 45 35 40 20 30 35 25 30 35 40
Data Persentase Ranah Kognitif Pretest Kelas Eksperimen Siswa
C1
C2
C3
C4
Jml Nilai
1
19
2
7
12
18
3
4
9
13
14
17
5
6
8
10
11
15
16
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
16 18 15 17 17 16 16 17 16 16 16 16 17 14 16 15 18 17 16 15 17
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Jml
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
15 13 16 15 16 18 13 16 17 14 18 16 17 16 17 16 17
87
92
97
97
92
82
87
89
95
79
79
74
68
76
55
92
45
74
71
76
persentase
92%
90%
84%
70%
80 90 75 85 85 80 80 85 80 80 80 80 85 70 80 75 90 85 80 75 85 75 65 80 75 80 90 65 80 85 70 90 80 85 80 85 80 85
Data Persentase Ranah Kognitif Posttest Kelas Kontrol Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jml persentase
C1
C2
C3
C4
1
19
2
7
12
18
3
4
9
13
14
17
5
6
8
10
11
15
16
20
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
78
86
83
83
83
75
64
81
86
42
89
80,56
50
67
53
78
64
81
36
83
82%
81%
74%
64%
Jml Nilai 12 13 14 15 14 12 17 16 14 16 14 13 15 14 14 17 13 15 16 14 12 13 13 15 15 13 16 14 15 14 15 15 14 15 16 16
60 65 70 75 70 60 85 80 70 80 70 65 75 70 70 85 65 75 80 70 60 65 65 75 75 65 80 70 75 70 75 75 70 75 80 80
Data Hasil Angket Respon Siswa Responden
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Jumlah
1
3
4
2
6
5
7
8
9
10
1
3
4
4
5
5
3
3
4
4
4
39
2
3
4
4
5
4
4
4
3
3
5
39
3
5
4
2
4
3
4
3
4
3
3
35
4
4
3
3
4
3
5
3
4
4
5
38
5
5
5
4
3
5
4
5
5
5
4
45
6
4
4
4
3
3
5
3
5
3
3
37
7
4
5
5
5
4
3
3
2
4
3
38
8
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
37
9
5
3
3
4
5
4
3
3
3
4
37
10
4
4
4
5
4
2
4
3
5
3
38
11
4
5
4
4
3
5
3
3
5
3
39
12
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
36
13
4
5
4
4
4
2
4
3
4
4
38
14
5
3
3
4
3
4
4
4
4
3
37
15
5
4
4
3
3
5
3
3
4
3
37
16
4
3
4
4
3
5
4
3
5
4
39
17
4
4
4
3
3
3
4
4
5
4
38
18
5
3
4
4
3
3
3
3
3
5
36
19
5
5
4
4
5
5
4
5
4
4
45
20
4
4
3
3
3
3
3
2
5
4
34
21
3
5
4
4
4
4
4
5
4
5
42
22
4
4
4
5
4
3
5
4
4
3
40
23
5
4
3
4
4
4
5
3
5
4
41
24
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
42
25
4
4
5
5
4
3
4
3
4
5
41
26
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
40
27
3
4
4
3
4
4
5
3
4
4
38
28
4
3
5
4
4
3
4
4
3
4
38
29
5
4
5
3
3
4
3
4
4
4
39
30
5
3
4
4
5
3
5
5
3
3
40
31
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
37
32
4
3
4
3
4
5
4
3
4
5
39
33
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
42
34
5
3
3
4
4
5
4
4
4
4
40
35
3
4
4
4
5
4
4
4
4
3
39
36
4
4
5
4
4
5
4
4
3
1
38
37
5
5
4
5
5
4
3
5
5
4
45
38
3
4
5
3
4
4
4
4
4
4
39
Jumlah
157
150
149
150
146
148
145
142
151
144
Skor
83%
79%
78%
79%
77%
78%
76%
75%
79%
76%
Rata-Rata
80%
78% 78%
77%
231
PRINT SCREEN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO
Pertemuan 1
232
233
234
Pertemuan 2
235
236
Pertemuan 3
237
246
BIODATA PENULIS
EVA AFIATUN NUFUS. Anak kedua dari dua bersaudara pasangan Afifi Asnawi dan Eha Roihatul Janah. Lahir di Serang pada tanggal 18 Oktober 1991, bertempat tinggal di Jalan Ciptayasa Km. 5 Kp. Karang Anyar Desa Tirem Kecamatan ciruas Kabupaten Serang Banten.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SD Negeri 1 Tirem lulus tahun 2003, SMP Negeri 2 Ciruas lulus tahun 2006, dan MA Negeri 2 Serang lulus tahun 2009. Penulis kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2009 melalui jalur UMB.