PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP FLUIDA DINAMIS (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Kelas XI-IPA SMAN 3 Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
FITRIAH NIM 106016300647
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/ 2011 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NTIMBERED HEAD TOGETHER(NHT) TERIIADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP FLUIDA DINAMIS (Penelitian Kuasi Eksperimen pada Kelas
xI-IpA SMAN
3 Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan universitas Islam Negeri Syarif Hidayatuilah Jakafta
Oleh:
FITRIAH NIM: 106016300647
Di bawah Bimbingan: Pembimbing I
mbimbing II
.!t!/144 Dr. Nada Marnada, M.Eng NrP.195
8. 1208. 1983 03.
1
.006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432Ht2011 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH Skripsi yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head '[ogether (NHT) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Fluida Dinamis (Eksperimen
di SMAN 3 Tangerang Selatan)" disusun oleh Fitriah NIM.
106016300647,
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS dalam ujian munaqasah pada tanggal 27 September 2011 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada bidang Pendidikan Fisika.
Jakarta, 27 September 2011 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti. M.Sc t\ - \a- gou
NrP.1970 0209 200003 2 001 Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih. M.Pd 1o -
NrP.19790s10 2006 0420
q'
*ort
Penguji I
Dr. Sujiyo Miranto. M.Pd NIP. 1 968 1 228200003
1
004
Penguji II
Diah Mulha)'atiah. M.Pd NIP. 1 97 9030920080
1
20 1 6
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman
UIN Syarif Hidayatullah Jakarla
a\ a
M.A.
Prof.Dr.
e Rosyada,
NIP. i 957
0s 198703 I 003
1'*'
{d;fu ix eFm I ry699.J
I
KEMENTERIAN AGAMA urN JAKARTA FITK Jt.
tr.
: Tgl. Terbit : No. Revisi: '.
01
Hal
111
No.
FoRM (FR)
H. Juanda Na 95 Ciputat 15412 tndonesia
Dokumen
FITK-FR-AKD-0B9 1 Maret 20'10
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah
Nama
ini,
'.TtmU.H..............
rempat/rgt. Lahir' .TAYfi.?5 A.,. . \.!. . ..9g.sS.y.gl ...nV b
, \99919 ?ee 4J
NIM
Judul Skripsi
(W
l\SygEep? 99np S9IETH9S (1Hr_) Tprrl ptq Pf\rlf -t!:ttr $tlyl ?tp+ He$:rv t\u,on
f
nosen
pembimbing i. h,.\JSlt....M4g.ttAg.f , Y...9!.g.. ' z ha-P-til SuffiTl*\, \t!,pd
ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya berlanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
dengan
Jakafta, Mahasiswa Ybs. TENI.PEL ^/lETERAI F/'T MEilBANEUN BINOE^ 2A
TGL
141
4ffi'ffiffi< \1rt1. 1g5g
lV,W
q
enravr5
ABSTRAKSI Fitriah, “Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Fluida Dinamis (Penelitian Kuasi Eksperimen SMAN 3 Tangerang Selatan)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengtahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pemahaman siswa pada konsep fluida dinamis. Model penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan melibatkan 34 siswa kelas XI-5 sebagai kelas eksperimen dan 34 siswa kelas XI-7 sebagai kelas kontrol. Penelitian dilakukan di SMAN 3 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2011. Instrumen yang digunakan berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan NHT berpengaruh terhadap pemahaman siswa pada konsep fluida dinamis. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji hipotesis melalui uji-t pada taraf signifikansi 5% dan dk = 66, diperoleh nilai ttabel ≤ thitung yaitu 2 ≤ 2,37, maka pada penelitian ini dapat dinyatakan bahwa thitung ≥ ttabel, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) di tolak dan hipotesis penelitian (Ha) di terima.
Kata kunci : Pembelajaran kooperatif, Pemahaman konsep fisika, Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
i
ABSTRACT Fitriah,”The Influence of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together Type to Improving the Understanding Of Student At The Subject Fluida Dynamic (this eksperiment in the SMAN 3 Tangerang Selatan)”. Thesis, Program Study Physics Education, Majors of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The research aim to know the Influence of Cooperative Learning Model Numbered Heads Together Type to Improving the Understanding Of Student At The concept Fluida Dynamic. The research mothod used was a quasi-experiment involving 34 student of class XI IPA-5 as a group experiment and 34 student XI IPA-7 as a group control. This research is conducted is SMAN 3 Tangerang Selatan of school years periode 2011. The multiple choise is the instrument of this theysis get the result. The multiple choise have been tested with validation and reliabitation ways. The result of this research can be conclude, the implementation of teaching model of Cooperative Learning Numbered Heads Together Type effect on improve the understanding of student physics concept at the subject fluida dynamic. This can be seen from the calculation of hypothesis testing by t test, in the significant level 5% at dk = 66, the result is ttable ≤ tcount or 2 ≤ 2,37 So that the null hypothesys (H0) are rejected and hypothesys of research (Ha) are accepted.
Keyword : Cooperative Learning, Understanding of Physics Concept, Model of Cooperative Learning Numbered Heads Together Type
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., Ketua Prodi Fisika yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis hingga selesai dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Bapak Dr. Nada Marnada, M.Eng Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam menyikapi semua permasalahan dalam skripsi ini. 6. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Drs. H. Sujana, M.Pd., Kepala SMAN 3 Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan observasi dan penelitian skripsi.
iii
8. Serta ibu Eli Aisyah, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan observasi dan penelitian skripsi. 9. Seluruh guru, karyawan dan siswa-siswi SMAN 3 Tangerang Selatan yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan observasi dan penelitian skripsi. 10. Ayahanda H. Sapri dan Ibunda Hj. Hamdah yang senantiasa mencurahkan cinta, kasih dan sayangnya dikala sakit maupun sehat, dikala susah maupun senang, dikala sulit maupun mudah, serta membantu penulis dengan segenap kemampuan dan doa-doanya dalam setiap sholat, serta tak henti-hentinya mengingat dan memberi semangat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. 11. Kakak (Arsudin, Ahmad Fathony) dan Adik (Nuraini, Ika dan Mimi Jamilah) yang luar biasa dengan sabar membantu dan mendukung keberhasilan penulis. 12. Nina Nurinayah, Lulu, Mimin, Sinta, Sis Dharma, Ade Yusman, Riska serta teman-teman Fisika angkatan 2005 dan 2006 yang mungkin disebutkan satu persatu yang juga selalu memberikan semangat dan doanya. Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya.
Jakarta, Agustus 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................
iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
v
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR
.............................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1
A.
Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B.
Identifikasi Masalah ..............................................................
4
C.
Pembatasan Masalah .............................................................
5
D.
Perumusan Masalah ..............................................................
5
E.
Tujuan Penelitian ..................................................................
5
F.
Manfaat Penelitian ................................................................
6
BAB II KAJIAN TEORITIS ....................................................................
7
A.
Kajiani Teoritis
...............................................................
7
1. Teori Pembelajaran Kooperatif ........................................
7
a. Tujuan Pembelajaran Kooperatif..................................
8
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Koperatif .......................
9
c. Perbedaan Kelas Tradisional dan Kooperatif ...............
9
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ......................
10
3. Hasil Belajar ......................................................................
12
4. Pemahaman Konsep ..........................................................
16
a. Menginterpretasi (Interpreting) ....................................
20
b. Mencontohkan (Exemplifying) ....................................
20
c. Mengklasifikasi (Classifying).......................................
21
d. Membuat Kesimpulan (Summarizing)..........................
21
e. Meringkas (Inferring) ...................................................
22
f. Menjelaskan (Explaining) ............................................
22
v
5. Fluida Dinamika ................................................................
23
6. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................
29
B. Kerangka Berpikir ...............................................................
31
C. Hipotesis Penelitian ...............................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................
33
A. Metode Penelitian......................................................................
33
B. Disain Penelitian .......................................................................
33
C. Prosedur Penelitian....................................................................
34
D. Tempat dan Waktu ....................................................................
36
E. Populasi dan Sampel penelitian ...............................................
37
F. Variabel Penelitian ....................................................................
37
G. Teknik Pengambilan Sampel.....................................................
37
H. Teknik Pengambilan Data ........................................................
37
I. Instrumen Penelitian..................................................................
38
J. Instrumen Tes Hasil Pemahaman Belajar .................................
39
1. Validitas Instrumen .............................................................
39
2. Reliabilitas Instrumen ..........................................................
40
3. Taraf Kesukaran .................................................................
41
4. Daya Pembeda ....................................................................
42
K. Teknik Analisis Data .................................................................
42
1. Uji Prasyarat Analisis ..........................................................
42
a. Uji Normalitas ...............................................................
43
b. Uji Homogenitas .............................................................
44
c. Uji Hipotesis ...................................................................
45
d. Uji Normal Gain .............................................................
46
2. Teknik Analisis Data Hasil Observasi .................................
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................
47
A. Deskripsi Data .................................................................
47
B. Analisis Data
49
...................................................................
vi
1. Uji Normalitas ............................................................
49
2. Uji Homogenitas ........................................................
50
3. Uji Hipotesis .................................................................
51
C. Hasil Pengujian Hipotesis...................................................
51
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................
52
E. Hasil Observasi ...................................................................
55
PENUTUP ............................................................................
57
A. Kesimpulan ......................................................................
57
B. Saran ................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
59
BAB V
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Perbedaan antara Kelas Tradisional dan Kelas Kooperatif ...... 10
Tabel 2.2
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif NHT ................. 11
Tabel 3.1
Desain Penelitian ..................................................................... 34
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen ................................................................. 39
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas ............................................................. 41
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Hasil Penelitian (Pretes, Postes dan N-Gain) ..................................................... 48
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat ........................ 50
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ......................................... 50
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji t ............................................................. 51
Tabel 4.5
Uji-t........................................................................................... 52
Tabel 4.6
Data Hasil Observasi ................................................................ 55
Tabel 4.7
Keterampilan Proses Pembelajaran pada Setiap Pertemuan .... 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir ........................................................... 32
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian ................................................................ 36
Gambar 4.1
Histogram Rekapitulasi Data Penelitian Tes Hasil Pemahaman Belajar Kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol .... 49
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 2 Instrumen Nontes Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 4 Validitas Instrumen Lampiran 5 Hasil Pretes Kelas Eksperimen Lampiran 6 Hasil Pretes Kelas Kontrol Lampiran 7 Hasil Postes Kelas Eksperimen Lampiran 8 Hasil Postes Kelas Kontrol Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas Lampiran 10 Perhitungan Uji Homogenitas Lampiran 11 Perhitungan Uji Hipotesis Lampiran 12 Perhitungan Uji Normal Gain Eksperimen Lampiran 13 Perhitungan Uji Normal Gain Kontrol Lampiran 13 Data Hasil Observasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar orang beranggapan belajar merupakan kegiatan yang tidak menarik dan membosankan. Padahal dengan belajar manusia akan terbuka pemahamannya terhadap hakikat segala sesuatu. Dengan belajar manusia akan dapat memahami hakikat diri, lingkungan, dan hakikat pencipta diri dan lingkungannya. Proses pembelajaran diartikan sebagai kegiatan belajar yang dapat terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas, dengan bantuan guru atau tanpa bantuan guru. Selain itu, proses yang terjadi dalam kegiatan belajar-mengajar sebaiknya merupakan proses yang membuat nyaman siswa dan guru, dengan memperhatikan proses interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan. Dengan demikian diharapkan terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Proses pembelajaran juga merupakan proses yang difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Peran guru yang utama dalam kegiatan belajar adalah menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga siswa nyaman dalam belajar. Oleh sebab itu, diperlukan guru yang kreatif, guru yang mampu memilih model, metode, serta pendekatan yang tepat dengan kondisi siswanya. Proses pembelajaran seperti ini merupakan proses pembelajaran yang berkualitas, efisien, dan mempunyai daya tarik bagi siswa sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang menyenangkan. Pada akhirnya, pemahaman konsep yang mereka capai dapat menjadi optimal. Pada dasarnya, siswa belajar mulai melalui hal-hal yang konkrit yang selanjutnya dapat diikuti dengan hal-hal yang abstrak secara bertahap sesuai dengan perkembangan siswa yang bersangkutan. Materi-materi dalam fisika sebagian besar merupakan materi yang abstrak ditambah lagi jika materi itu telah
1
sampai ke tingkat materi SMA, tidak semua siswa SMA mampu memahami materi-materi
abstrak
sehingga
mengalami
kesulitan
dalam
proses
pembelajarannya. Salah satu cara yang baik untuk menyerap konsep (sebagai gambaran mental) dapat dilakukan dengan cara memahami wujud konkrit tentang hal yang dikonsepkan tersebut. Salah satu konsep fisika yang dianggap sulit dipahami adalah konsep fluida dinamis. Pada konsep Fluida dinamis ini banyak sekali konsep yang diajarkan, salah satunya mereka agak kesulitan dalam menentukan kecepatan aliran fluida, persamaan kontinuitas, tekanan pada energi potensial fluida dan aplikasi azas Bernoulli. Hal ini umumnya terjadi karena model pengajaran yang digunakan hanya model pembelajaran yang monoton, jarang sekali menggunakan model yang bervariasi. Sudah sejak lama fisika menjadi materi pelajaran yang kurang diminati oleh sebagian besar siswa di Indonesia, tidak terkecuali siswa yang telah masuk ke dalam jurusan IPA di sekolahnya. Jika melihat kenyataan bahwa fisika merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sains dan sekaligus memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi di dunia, sehingga ketidaktertarikan sebagian besar siswa perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan kualitas maupun kuantitasnya Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar fisika yang sering ditemukan, yaitu proses pembelajaran fisika yang secara umum lebih menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian materi semata daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun karakter individu siswa. Selain itu, rendahnya hasil belajar fisika siswa adalah sebagian guru belum mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan masih merasa terbebani dalam pembelajaran fisika, dan tidak kalah penting penyebab rendahnya hasil belajar fisika adalah siswa itu sendiri, misalnya ketidakmampuan siswa dalam memahami dan menarik kesimpulan dari konsep yang disampaikan guru sehingga siswa kurang mampu dalam menyelesaikan soal-soal dan memberi jawaban dengan asal-asalan. Fenomena yang terjadi adalah siswa menjadi enggan belajar
2
fisika karena mereka menganggap bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit. Berdasarkan masalah di atas, maka untuk mengatasinya diperlukan adanya suatu model yang dapat menarik minat untuk mempelajari ilmu fisika. Modelmodel tersebut mengharuskan adanya suatu perubahan lingkungan belajar. Kurang tepatnya menggunakan model pembelajaran, dapat menimbulkan kebosanan, monoton atau bahkan siswa kesulitan dalam memahami konsep yang diajarkan. Untuk itu model yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep fisika khususnya pada konsep fluida dinamis yaitu model pembelajaran cooperative learning NHT yang akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya sehingga siswa memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu belajar dan dapat memanfaatkan potensi seluas-luasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara, guru tidak lagi menjadi pusat pengetahuan dalam proses belajarmengajar. Materi yang diajarkan menjadi materi yang dapat dikembangkan sendiri oleh siswa sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki. Hal inilah yang nantinya membentuk siswa yang mandiri dan cerdas memproses informasi yang mereka terima menjadi informasi yang lebih berguna. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Menurut Spencer Kagan (1992)1, model NHT melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengukur pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Model ini selain mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama juga merupakan cara pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa untuk menjadi kritis, analisis argumentatif
dalam mencari jawaban-jawaban
berbagai masalah yang dihadapi, melalui pengalaman-pengalaman dan sumber lainnya. Model pembelajaran NHT
dirancang untuk mengajak siswa secara
langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang singkat. Hasil penelitian Noor 1
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 82
3
Azizah, menunjukkan bahwa model pembelajaran NHT ini dapat mempengaruhi pemahaman sains, produktifitas dalam berfikir kreatif, dan menjadi terampil dalam memperoleh informasi. Model pembelajaran dengan model NHT ini cocok diterapkan dalam pembelajaran fisika. Hal ini karena model NHT lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar, siswa terlebih dahulu mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ilmiah setelah itu siswa mendiskusikan hasil ilmiah pada kelompok masing-masing kemudian mempresentasikannya dengan kelompok lain dan kelompok lain juga sebaliknya. Hal itu akan lebih membuat belajar fisika menjadi lebih menyenangkan dan lebih berkesan, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Fisika merupakan generalisasi dari gejala alam yang tidak perlu dihapal tetapi perlu dimengerti, dipahami dan diterapkan. Pemahaman yang diukur dalam penelitian ini adalah pemahaman yang menjadi dasar fundamental berpikir siswa untuk bisa memahami konsep yang lebih tinggi, sehingga siswa diharapkan dapat lebih mudah memahami konsepkonsep fisika, khususnya pada konsep fluida dinamis. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis terdorong untuk mencoba menerapkan model pembelajaran tipe NHT agar dapat berpengaruh terhadap pemahaman
konsep
mengklasifikasi,
siswa
membuat
dalam
hal
kesimpulan,
menginterpretasi, meringkas,
mencontohkan,
membandingkan,
dan
menjelaskan. Oleh karena itu, judul dalam skripsi ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Fluida Dinamis”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa masih menghadapi kesulitan dalam memahami konsep fisika 2. Kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran yang menimbulkan kebosanan, monoton dan kesulitan siswa dalam memahami konsep 4
3. Minat siswa terhadap pembelajaran fisika relatif masih rendah 4. Proses pembelajaran fisika selama ini lebih menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan pencapaian materi semata, sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika 5. Model pembelajaran kurang melibatkan siswa untuk aktif dan kreatif yang selama ini diterapkan.
C. Pembatasan Masalah Mengacu pada masalah-masalah yang muncul diatas, maka penulis membatasi hasil belajar fisika siswa hanya pada ranah kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yaitu pada C2 (memahami) yang terdiri dari menginterprestasi (interpreting), mencontohkan (exemplifying), mengklasifikasi (classifying),
menyimpulkan
(summarizing),
meringkas
(inferring),
dan
menjelaskan (explaining).2
D. Perumusan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap hasil belajar siswa.
2
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing, (New York: Longman, 2001), h.70 – 76.
5
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi peneliti, dapat memberikan penjelasan dan mengembangkan hasilnya khususnya tentang model pembelajaran tipe NHT
2.
Bagi siswa, dapat membantu meningkatkan minat dan hasil belajar mereka pada konsep fluida dinamis
3.
Bagi guru, dapat memberikan masukan tentang alternatif model pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek produk.
6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis 1. Teori Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif atau Cooperative learning mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.1 Pembelajaran koooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan
kelompok
kecil
siswa
untuk
bekerja
sama
dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Setiap manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena perbedaan itulah manusia dapat saling asah, asih, dan asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan interaksi yang saling asah, asih, dan asuh sehingga terciptalah masyarakat belajar (learning community).2 Siswa tidak hanya belajar dari buku, namun juga dari sesama teman. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.3 Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : 4 1. Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka ”sehidup sepenanggungan bersama”;
1
Rusman, Manajemen Kurikulum,…h.199 Heri Damhudi, Pengaruh Metode Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem. (Jakarta: UIN. 2007). h. 15 3 Heri Damhudi, Pengaruh Metode Numbered Head Together…., hal.15 4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konse, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, (Jakarta : Kencana,2009), h. 50 2
7
8
2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompok, seperti milik mereka sendiri; 3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompok memiliki tujuan yang sama.; 4. Siswa haruslah membagi tugas dan bertanggung jawab yang sama diantara anggota kelompok yang sama; 5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau penghargaan yang juga akan dikenakan oleh anggota kelompok; 6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya; 7. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
a. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individual maupun secara kelompok.5 Manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. 6 Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda-beda latar belakangnya.7 Jadi siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.
5
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Kencana, 2009), Cetakan 1, h.57 6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif,… h. 57 7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Proresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTSP, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 58
9
b. Prinsip- Prinsip Pembelajaran Kooperatif Ada empat prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu8: 1. Prinsip
ketergantungan
positif
(positif
interpendence),
yaitu
dalam
pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantunng pada usaha yang dilakukan oleh kelomppok tersebut 2. Tanggungjawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. 3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain; 4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk
dapat
berpartisipasi
aktif dan berkomunikasi
dalam kegiatan
pembelajaran. Dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif lebih menekankan siswa untuk bertanggung jawab pada kelompok bukan hanya intelektualitas yang diperlukan dalam kelompok tetapi kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan.
c. Perbedaan Kelas Tradisional dan Kooperatif Pembelajaran kooperatif dapat diwujudkan dengan cara mudah yaitu dengan cara menjalankan pembelajaran secara bersama dimana guru dapat mengawal lebih banyak di dalam kelas. 9 Apabila siswa membiasakan diri dengan cara bekerjasama, saling bergatung antara satu sama lain untuk memperoleh ilmu, maka mereka akan berkembang untuk menjadi siswa yang kooperatif.
8 9
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta : Rajawali, 2009), h.198 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains , (Jakarta : UIN 2009), h.157
10
2.1 Tabel Perbedaan antara Kelas Tradisional dan Kelas Kooperatif Kelas Tradisional
Kelas Kooperatif
Pelajar hanya mendengar, memperhatikan dan mencatat
Pelajar secara aktif menyelesaikan masalah dan bertukar pikiran secara bersama
Pelajar tidak ikut terlibat di kelas
Pelajar perlu membuat persediaan untuk menyumbang secara aktif dalam proses pengajaran di kelas
Pelajar hanya duduk diam dan tanpa interaksi dengan pelajar lain
Pelajar mengambil bagian secara aktif
Pelajar mengambil resiko rendah
Pelajar mesti mengambil resiko
Perlombaan menjadi foku motivasi
Kesediaan dan kefahaman kumpulan menjadi titik tumpuan
Pelajar belajar dengan cara bebas
Pelajar belajar saling kebergantungan
Pelajar menetapkan secara individu tanggungjawabnya
Individu dalam kumpulan menetapkan tanggung jawab bersama
Pelajar secara tersendiri mengenal pasti apa yang hendak dicapai
Hal yang hendak dicapai ditentukan bersama
Sumber pengetahuan yang utama dari guru dan buku
Pengetahuan dari buku teks, guru, teman sekelompok, teman sekelas di lihat sebagai sumber informasi dan ilmu
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) a. Pengertian Model Pembelajaran Numbered Heads Together NHT Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal, sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif. 10 NHT merupakan pendekatan struktural pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Spencer Kagan, Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada 10
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ,…h. 21
11
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.11 NHT adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas.12
Tabel 2. 2 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif NHT Fase Fase I Pendahuluan : Persiapan
Fase II Kegiatan inti : Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
Tingkah Laku a) Guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran c) Guru melakukan apersepsi d) Guru memberikan motivasi pada siswa Tahap pertama 1) Penomoran : Guru membagi siswa dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5 2) Guru menjelaskan secara singkat tentang materi yang akan dipelajari. 3) Siswa bergabung dengan tim atau anggotanya yang telah ditentukan Tahap kedua Mengajukan pertanyaan : Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Tahap ketiga Berpikir bersama
11
bersama : Siswa berfikir menyatukan pendapatnya
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta : Kencana 2009), h.82 12 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep….h.82
12
terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Tahap keempat 1. Menjawab : Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Dalam memanggil suatu nomor guru secara acak menyebut nomor dari 1 sampai x (x adalah banyaknya kelompok dalam kelas siswa). Anak yang terpilih dari tahap 4 dalam kelompok x adalah anak yang diharapkan menjawab 2. Guru mengamati hasil yang diperoleh oleh masing-masing kelompok yang berhasil baik, dan memberikan semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik (jika ada). Fase 3 Penutup : Evaluasi
1) Dengan bimbingan guru siswa mebuat rangkuman 2) Siswa diberi PR dari buku paket atau buku panduan lain. 3) Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri.13
3. Hasil Belajar Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar-mengajar.14
13
Noor Azizah, Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together ) dengan Pemanfaatan LKS pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balik) Siswa Kelas VIII SMPN 6 Semarang, (Semarang :UNS 2007), h.21-24 14 Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2008), h.3
13
Belajar adalah merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan sendiri atau kelompok, baik mandiri maupun dibimbing.15 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.16 Belajar adalah salah satu proses atau upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat memperoleh pengalaman dari interaksi tersebut. Perubahan yang diperoleh dari hasil belajar diharapkan dapat membawa pada perubahan yang lebih baik. Dalam buku teori-teori belajar, Ratna Wilis Dahar menulis: menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.17 Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.18 Hasil belajar sendiri adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.19 Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom). Kemampuan hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Pada penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar pada ranah kognitif saja.
15
Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran Kimia,…. 4 Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.(Jakarta: Rieneka Cipta. 2010), h.2. 17 Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar,… h.11 18 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 13. 19 Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya. h.22. 16
14
Hasil belajar pada aspek kognitif merupakan suatu kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Hasil belajar pada aspek kognitif dibagi kedalam enam jenjang, yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Adapun aspek kognitif yaitu: 20 1) Pengetahuan/ingatan – knowledge 2) Pemahaman – comprehension 3) Penerapan – application 4) Analisis – analysis 5) Sintesis – synthesis 6) Evaluasi - evaluation Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri sendiri, faktor internal ini meliputi dua aspek : 1. Aspek fisiologis Spek fisiologi ini merupakan kondisi umum jasmani dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. 2. Aspek psikologis Kejiwaan seseorang mempengaruhi aktiviatas belajar seseorang. Aspek kejiwaan ini terdiri dari : a.
Inteligensi siswa merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang 20
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung persada, 2006), h.14
15
tepat. Tingkat keberhasilan siswa ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ). b.
Sikap adalah gejala internal yang bedimensi afektif. Sikap seseorang dalam melakukan suatu kegiatan sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan yang dilakukan. Bagaimana seseorang dapat menyikapi semua kegiatan yang dilakukannya tergantung dari motivasi melakukan kegiatan tersebut. Sikap seorang siswa dalam belajar khususnya dalam pembelajaran fisika harus selalu menyikapinya dengan pemahan yang positif, karena jika kita menyikapinya dengan sikap yang negatif maka akankah tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai.
c.
Bakat adalah kemampuam yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan memiliki bakat terhadap suatu kegiatan tertentu akan mudah untuk lebih mengembangkan bakat tersebut.
d.
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu
e.
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi ini dapat mendorong seseorang lebih maju dalam
melakukan
suatu
kegiatan.
Penemuan-penemuan
penelitian
menunjukan bahwa basil belajar pada umumnya akan meningkat jika motivasi belajar bertambah.21 Selain faktor intern belajar juga dipengaruhi oleh faktor ekstern. Adapun faktor-faktor ekstern dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.22
1. Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga 21 22
h. 60
Syaipul Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 157 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi . (Jakarta: Rieneka Cipta. 2010)
16
2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah 3. Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh tersebut dapat berasal dari kegiatan siswa dalam massyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.23 Faktor yang terakhir adalah pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang efektivitas dan proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Dari pendapat diatas, diketahui bahwa strategi merupakan salah salah satu faktor yang menentukan dalam pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna apabila diimbangi dengan strategi belajar yang tepat, dalam hal ini pemilihan metode dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sebagai alat hasil belajar siswa. Pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, terlebih lagi jika mereka dapat bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Pemahaman Konsep Pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman keseluruhan kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkunganya.24 tanpa pemahaman individu sulit untuk berinteraksi dan bersosial dengan orang lain (siswa) dengan baik. 23
Slameto. Belajar dan Faktor-fakto, …h. 70 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), h.215 24
17
Dua tujuan utama dari pendidikan adalah untuk meningkatkan ingatan dan transfer. Ingatan adalah kemampuan untuk mengingat materi untuk beberapa waktu kemudian, dan apa yang diingat itu tetap sama seperti apa yang dihadirkan selama proses pembelajaran sebelumnya. Transfer adalah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah baru, menjawab pertanyaan baru, atau untuk memfasilitasi pembelajaran pada materi yang baru dan rmengingat apa yang telah siswa pelajari, sedangkan transfer menghendaki siswa tidak hanya untuk mengingat tetapi juga untuk membuat arti dan selanjutnya dapat digunakan oleh mereka berdasarkan apa yang telah mereka pelajari.25 Jika dua hal tersebut terlaksana, maka pembelajaran yang tersebut termasuk ke dalam pembelajaran bermakna. Belajar bermakna merupakan cara belajar memotivasikan siswa. Kebermaknaan itu bersifat personal, dimana materi tersebut terasa penting dan prinsip bagi diri siswa.26 Penyajian materi oleh guru mengandung makna bagi seluruh siswa, guru menyampaikan materi yang berkaitan dengan masa lampau, dan mengantisipasi untuk masa depan. Dapat disimpulkan bahwa ingatan lebih fokus pada apa yang terjadi sebelumnya sedangkan transfer lebih menekankan pada apa yang terjadi kemudian. Sebagai contoh, setelah siswa membaca buku pelajaran tentang fluida dinamis, tes ingatan hanya akan meminta siswa mengingat kembali isi materi seperti menentukan volum fluida yang mengalir per satuan waktu, menyatakan jumlah tekanan energi kinetik per satuan volum dan energi potensial per satuan volum. Pada tes transfer siswa diminta untuk menganalisis soal-soal yang lebih kompleks dengan menggunakan rumusan awal mengenai fluida dinamis, seperti menentukan besar debit pada suatu aliran air yang mengalir melalui sebuah pipa dengan luas penampang dan kecepatan tertentu. Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari. Kemampuan internal yang dituntut dalam pemahaman antara lain:27 25
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy...,
h.63. 26
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada, 2004), h. 90 27 Zainal Abidin, “Pemahaman Konseptual dan Prosedural Dalam Belajar Matematika”, dalam JurnalPendidikan dan Pembelajaran, No. 2 Tahun Ke-17, Agustus 2004, h.57.
18
a. Translasi, yaitu kemampuan menterjemahkan atau mengubah ide-ide dari bentuk yang satu ke bentuk lain yang ekivalen. b. Interpelasi, yaitu kemampuan mengidentifikasikan atau memahami ide-ide utama yang tercakup dalam suatu komunikasi permasalahan maupun pengertian tentang hubungan antara ide-ide tersebut. c. Ekstrapolasi, yaitu kemampuan memperluas kecenderungan atau tendensi di luar data yang diketahui. Dapat disimpulkan pemahaman merupakan kemampuan siswa untuk memaknai suatu masalah dengan cara menghubungkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya. Konsep merupakan suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan yang dapat digeneralisasikan. Suatu konsep akan terbentuk apabila dua atau lebih objek dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri umum, bentuk atau sifat-sifatnya. Konsep dapat dianggap sebagai suatu unit pikiran atau gagasan. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu konsep tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan satu sama lain dalam suatu sistem dinamik yang disebut sistem konseptual. 28 Dalam pengertian lain, konsep dapat didefinisikan dalam berbagai hal seperti berikut:29 a. Atribut. Setiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda, seperti atribut relevan maupun yang tidak relevan atau atribut yang berupa fisik maupun berupa fungsional. b. Struktur. Struktur menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut itu. Ada tiga macam struktur yang dikenal yaitu konsep konjunktif, konsep disjunktif dan konsep relasional c. Keabstrakan. Konsep-konsep dapat dliihat dan konkret, atau konsep-konsep itu sendiri dari konsep-konsep lain d. Keinklusifan (inclusiveness). Ini ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam konsep itu.
28 29
Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto, “Pemahaman Murid…, h.63. Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h.79-80
19
e. Generalitas dan keumuman. Bila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinat subordinatnya. f. Ketepatan. Ketepatan suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-aturan untuk membedakan contoh suatu konsep. Klausmeier (1977) mengemukakan empat tingkat pencapaian konsep (concept attainment), mulai dari tingkat konkret ke tingkat formal. Konsep-konsep pada tingkat formal yang paling tepat, sebab pada tingkat ini atribut-atribut yang dibutuhkan konsep dapat didefinisikan. g. Kekuatan (power). Kekuatan suatu konsep ditentukan oleh sejauh mana orang setuju, bahwa konsep itu penting Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu definisi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekolompok objek pada suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya. Siswa tidak selamanya dapat belajar konsep langsung dari apa yang ada pada definisi, misalnya siswa yang masih berada di bawah taraf berfikir normal. Oleh karena itu, diperlukan contoh-contoh dalam rangka memahami suatu konsep yang ada pada suatu definisi. Konsep-konsep yang berorde lebih tinggi dari konsep yang dimiliki seseorang tidak dapat selalu dikomunikasikan dengan baik kepada orang tersebut melalui suatu definisi, tetapi perlu terlebih dahulu memberikan kepadanya sekumpulan contoh-contoh konsep tersebut.30 Menurut Ausubel seperti dikutip dalam Dahar, konsep dapat diperoleh dengan dua cara yaitu pembentukan konsep dan asimilasi konsep. Menurut Gagne, pembentukan konsep dapat dipandang sebagai belajar konsep-konsep konkret, sedangkan asimilasi konsep relevan dengan belajar konsep-konsep abstrak. 31 Bentuk revisi teori kognitif yang dikemukakan oleh Bloom terhadap enam kategori proses, yaitu satu kategori yang berhubungan dengan ingatan
30 31
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h.82 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta : Erlangga, 1989), h. 81
20
(mengingat) dan lima kategori lainnya yang berhubungan dengan transfer (memahami, menerapkan, menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta). Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep dalam proses kognitif terutama yang berhubungan dengan salah satu bagian dari kategori transfer yaitu memahami. “Memahami, membangun pengertian dari pesan instruksional termasuk pesan secara lisan, tulisan, dan komunikasi secara grapis”.32 Siswa dianggap paham ketika mereka telah mampu membangun hubungan antara pengetahuan “baru” yang mereka dapat dengan pengetahuan yang siswa miliki sebelumnya (prior knowledge). Proses
kognisi
mencontohkan,
pada
kategori
mengklasifikasi,
memahami membuat
termasuk:
menginterpretasi,
kesimpulan,
meringkas,
membandingkan, dan menjelaskan.
a. Menginterpretasi (Interpreting) Menginterpretasi (Interpreting) terjadi ketika siswa dapat mengganti satu bentuk informasi ke bentuk informasi lainnya. Menginterpretasi termasuk mengganti suatu bentuk tulisan ke bentuk tulisan lainnya, suatu bentuk gambar ke bentuk tulisan, suatu bentuk tulisan ke bentuk gambar, bentuk angka ke bentuk tulisan, bentuk tulisan ke bentuk angka, dan sebagainya. Dalam menginterpretasi, jika siswa diberikan satu bentuk informasi mereka dapat merubahnya ke dalam bentuk yang lain. Dalam bidang sains misalnya, suatu bentuk objektif dari berbagai fenomena alam dapat dipelajari dengan menghadirkan bentuk objektif tersebut dalam bentuk gambar. Item soal evaluasi yang cocok adalah dengan meminta siswa untuk menggambarkan suatu ilustrasi, misalnya menggambarkan ilustrasi letak posisi planet pada tata surya.
b. Mencontohkan (Exemplifying) Mencontohkan (Exemplifying) terjadi ketika siswa diberikan contoh yang spesifik dari konsep atau aturan yang bersifat umum. Mencontohkan termasuk 32
h.70.
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit Peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy...,
21
mengidentifikasi yang dibatasi oleh tanda-tanda dari konsep atau aturan yang bersifat umum. Siswa diberikan konsep atau aturan dan diharuskan memilih atau membuat contoh yang spesifik dari konsep atau aturan tersebut yang tidak diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam sains, sebagai contoh yang objektif, siswa harus dapat memberikan contoh dari beberapa macam perubahan wujud suatu benda. Tes yang diberikan meminta siswa untuk dapat membedakan perubahan wujud fisika atau perubahan wujud kimia (reaksi kimia) dalam studi lapang yang dilakukan dan menjelaskan mengapa perubahan wujud benda tersebut termasuk ke dalam perubahan wujud fisika atau kimia.
c. Mengklasifikasi (Classifying) Mengklasifikasi (Classifying) terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu termasuk ke dalam kategori tertentu, sebagai contoh konsep atau aturan. Mengklasifikasi termasuk mendeteksi tanda-tanda relevan yang “cocok” dengan dua hal yaitu contoh spesifik atau dengan konsep (aturan). Mengklasifikasi merupakan pelengkap dari proses mencontohkan (exemplifying). Mencontohkan (exemplifying) dimulai dengan konsep atau aturan umum dan menuntut siswa untuk menemukan contoh-contoh spesifik, mengklasifikasi (classifying) dimulai dari contoh spesifik dan kemudian menuntut siswa untuk menemukan konsep atau aturan yang lebih umum.
d. Membuat Kesimpulan (Summarizing) Membuat kesimpulan (Summarizing) terjadi ketika siswa menyarankan sebuah pertanyaan yang menggambarkan informasi yang ada atau gambaran dari tema umum. Membuat kesimpulan termasuk di dalamnya membangun suatu penggambaran dari informasi, seperti pengertian dari adegan dalam suatu pertunjukan, dan penggambaran dari menyimpulkan itu sendiri seperti menentukan sebuah tema atau pikiran utamanya. Bentuk alternatif dari menyimpulkan adalah menggeneralisasi (generalizing) dan penggambaran (abstracting). Contoh objektif dalam sains, menyimpulkan kontribusi utama dari ilmuwan terkenal setelah membaca beberapa karya tulis mereka. Item evaluasi
22
yang sesuai, meminta siswa untuk membaca karya tulis yang ditentukan misal tentang Daniel Bernoulli dan meyimpulkan pikiran utamanya.
e. Meringkas (Inferring) Meringkas (Inferring) termasuk di dalamnya menemukan suatu bentuk dari
suatu
kumpulan
contoh.
Meringkas
terjadi
ketika
siswa
dapat
menggambarkan sebuah konsep atau aturan yang berupa data hitung dari seperangkat contoh dengan memasukkan kode (encoding) tanda-tanda yang relevan dari setiap contoh dan yang paling penting adalah dengan mencatat hubungan antara mereka. Proses dari meringkas termasuk membuat perbandingan antara contoh sampai hubungan antar kalimat dari seluruh set. Sebagai contoh, untuk menentukan nomor berapa
yang
akan muncul nantinya, siswa
harus
mengidentifikasi pola-pola bilangannya terlebih dahulu.
f. Menjelaskan (Explaining) Menjelaskan (Explaining) terjadi ketika siswa dapat membangun dan menggunakan prinsip sebab-akibat dari suatu sistem. Dalam menjelaskan, ketika diberikan penggambaran dari suatu sistem, siswa mengembangkan dan menggunakan model sebab-akibat dari sistem tersebut. Sebagai contoh dalam sains, suatu objek dapat dijelaskan prinsip kerjanya berdasarkan hukum fisika. Penilaian yang berhubungan meminta siswa yang telah belajar asas Bernoulli untuk menjelaskan apa yang terjadi pada sayap burung ketika terbang mengepakngepakkan sayapnya, udara yang bergerak melalui sayap burung menghasilkan gaya angkat, atau meminta siswa untuk melakukan percobaan dengan memegang lembar kertas folio yang disejajarkan kemudian meniup dengan kuat di sisi atas selembar folio yang dipegang mendatar, kemudian siswa menjelaskan terjadinya dua pristiwa tersebut.
23
5. Fluida Dinamis 1. Konsep Fluida Ideal Fluida dinamis adalah fluida bergerak atau fluida mengalir, fluida disebut mengalir jika fluida itu bergerak pada lingkungannya. Secara umum fluida ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Tak kompresibel (tak termampatkan), artinya tidak mengalami perubahan massa jenis. b. Aliran fluida tidak turbulen. atau dengan kata lain aliran fluida dianggap laminar (streamline). c. Aliran fluida terjadi secara stasioner, artinya kecepatan pada setiap titik dalam fluida adalah konstan (tetap). d. Fluida tidak kental, sehingga semua gesekan yang muncul akibat viskositas fluida diabaikan. Dengan asumsi, fluida tidak termampatkan, tidak kental, dan memiliki aliran tunak inilah kemudian diturunkan semua persamaan yang berkaitan dengan fluida dinamis.
2. Konsep Aliran Fluida Setiap partikel dalam fluida dinamis, akan bergerak menurut jenis aliran tertentu. Lintasan yang ditempuh oleh satu partikel dalam fluida yang mengalir dinamakan garis alir (flow line). Ada dua jenis aliran fluida: (a) aliran laminer /aliran garis arus (streamline), dan (b) aliran turbulen. Pada aliran tunak kecepatan aliran partikel fluida pada setiap titik konstan terhadap waktu, sehingga partikelpartikel fluida yang lewat pada suatu titik akan bergerak dengan kecepatan dan arah yang sama, lintasan yang ditempuh oleh aliran fluida ini dinamakan garis arus. Nama lain dari garis arus adalah aliran berlapis atau aliran laminer. Pada aliran turbulen ditandai dengan adanya aliran yang berputar, adanya partikel yang bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah laju fluida secara keseluruhan.
24
3. Konsep Debit Fluida Debit fluida didefinisikan sebagai besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Debit fluida adalah nama lain dari laju aliran fluida, dan secara matematis dirumuskan sebagai berikut: Debit =
volume fluida selang waktu
𝑉
atau 𝑄 = ∆𝑡 𝑚3 /𝑠
…..……………..(2.1)
Fluida mengalir melalui penampang pipa seluas A dan setelah selang waktu t menempuh jarak S, maka volume fluida adalah V = A.S sedang jarak S = v t, sehingga debit fluida yang mengalir lewat pipa tersebut adalah: Q = A . v (m3/s) Dimana:
. …..……………(2.2)
A: luas penampang pipa (m2) v: laju aliran (m/s)
4. Konsep Kecepatan Aliran Fluida Tinjau aliran fluida tunak, massa fluida yang masuk ke satu ujung pipa adalah sama dengan massa fluida yang keluar pada ujung yang lainnya dalam selang waktu yang sama. Pada aliran tunak tidak ada fluida yang keluar melalui dinding-dinding pipa. lihat gambar (1.2) aliran fluida pada suatu pipa. Jika di lihat daerah (1) dan daerah (2) sebagai tempat pengukuran laju fluida dan massa fluida yang mengalir, maka: _ A1 dan A2 adalah luas penampang pipa pada (1) dan (2). _ ρ1 dan ρ2 adalah massa jenis fluida pada (1) dan (2). _ v1 dan v2 adalah laju partikel-partikel fluid pada (1) dan (2). Selama selang waktu t, fluida pada (1) bergerak kekanan menempuh jarak x1 = v1 t, dan fluida pada (2) bergerak kekanan menempuh jarak x2 = v2 t. Sehingga volume fluida yang mengalir masuk lewat (1) pada pipa adalah v1 = A1. x1 = A1. v1 t, dan volume fluida yang mengalir keluar lewat (2) pada pipa adalah V2= A2. x2 = A2 .v2. t.
25
Massa fluida yang masuk pada bagian (1) selama selang waktu t: m1
= ρ1. V1 = ρ1. A1.X1 = ρ1. A1.v1.t1
…………..…….(2.3)
Dengan cara yang sama, massa fluida yang keluar bagian (2) selama selang waktu m2
= ρ2. V2 = ρ2. A2.X2 = ρ2. A2.v2.t2
……………..…(2.4)
Karena massa fluida yang masuk pada bagian (1) sama dengan fluida yang keluar pada bagian (2), maka dari persamaan (2.3) dan (2.4), diperoleh: ρ1. A1.v1 = ρ2. A2.v2
……….….……(2.5)
Dan persamaan (2.5) dikenal dengan persamaan kontinuntas. Karena fluida yang kita bahas adalah fluida tak termampatkan (non-compresible), maka massa jenis fluida tidak mengalami perubahan selama perjalanan mengalirnya, dengan kata lain untuk kasus ini berlaku ρ1 = ρ2, sehingga persamaan (2.5) dapat disederhanakan menjadi: A1.v1 = ρ2. A2.v2= konstan
……...……….…(2.6)
Jadi pada fluida yang tak termampatkan, berlaku hasil kali luas penampang dengan laju fluida adalah konstan. Dan karena terdahulu telah dinyatakan bahwa debit fluida Q = A v, maka ungkapan lain dari persamaan (2.6) adalah:Persamaan debit konstan. Q1 = Q2 = konstan
…………...……(2.7)
Jadi pada fluida tak termampatkan,berlaku: debit fluida di setiap bagian adalah konstan. Persamaan kontinuitas pada persamaan (2.6), dapat dimodifikasi menjadi bentuk lain, yaitu:
26
(1). Perbandingan kecepatan fluida dengan luas penampang: 𝑣1 𝑣2
=
𝐴2
…………………(2.8)
𝐴1
(2). Perbandingan kecepatan dengan diameter penampang 𝑣1 𝑣2
=
𝑟22 𝑟12
=
𝐷22 𝐷12
………..………..(2.9)
Jadi kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari atau diameter penampang pipa.
5. Konsep Tekanan a. Pengertian tekanan Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang dibagi dengan luas bidang itu. Dan secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
……………..…(2.10) b. Satuan dan dimensi tekanan Satuan SI untuk gaya adalah N dan luas adalah m2, sehingga sesuai dengan persamaan (1.9), maka: satuan tekanan = N/m2 dan untuk menghormati Blaise Pascal, seorang ilmuwan berkebangsaan Prancis yang menemukan prinsip Pascal, maka satuan tekanan dalam SI dinamakan juga dalam Pascal (disingkat Pa), 1 Pa = 1 Nm-2. Untuk keperluan lain dalam pengukuran, besaran tekanan juga biasa dinyatakan dengan: atmosfere (atm), cm-raksa (cmHg), dan milibar (mb), (1 Pa = 1 N/m2, 1 atm = 76 cm Hg, 1 mb = 0,001 bar, 1 bar = 105 Pa, 1 atm = 1,01x105 Pa = 1,01 bar). Dalam hal ini perlu dipertegas bahwa istilah tekanan dan gaya jelas berbeda, konsep tekanan dalam fisika (khususnya dalam bahasan fluida: hidrostatika dan hidrodinamika), kedua istilah tersebut menjelaskan besaran yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda. Tekanan fluida bekerja
27
tegak lurus terhadap permukaan apa saja dalam fluida tidak perduli dengan orientasi permukaan (tegak, mendatar atau miring). Tekanan tidak memiliki arah tertentu dan termasuk besaran skalar. Tetapi gaya adalah besaran vektor, yang berarti memiliki arah tertentu.
6. Konsep Energi Potensial Fluida Peristiwa air terjun, bagaimana menghitung energi yang dihasilkan oleh air terjun yang mengalir dengan debit Q dari ketinggian h. Dari konsep energi, bahwa massa pada ketinggian h akan mempunyai energy potensial: Ep = m.g.h
……………..…(2.11)
Begitu juga air yang jatuh dari ketinggian h (air terjun juga memiliki energy potensial karena dia juga punya massa m).
Daya P yang dibangkitkan oleh energi potensial air setinggi h dengan debit air Q adalah: ……………(2.12) 7. Azas Bernoulli a. Hukum Bernoulli
28
Pada gambar diatas, maka berdasarkan konsep: usaha–energy mekanik yang melibatkan besaran tekanan p (usaha), besaran kecepatan aliran fluida v (mewakili energi kinetik), dan besaran ketinggian (mewakili energi potensial), Bernoulli menurunkan persamaan matematis, yang dikenal dengan Persamaan Bernoulli, sebagai berikut: ………………..(2.13) ………………..(2.14) Dimana : 1 2
ρ.𝑣2 = energy kinetik persatuan volume
ρ .g.h = energy potensial persatuan volume Jadi persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan, energy kinetik persatuan volume, dan energi potensial persatuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
8. Aplikasi Hukum Bernoulli Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum Bernoulli yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini. Meskipun kenyataannya, tak ada jenis fluida yang memiliki kecairan dan kekentalan seperti yang disyaratkan dalam konsep dasar tersebut, yaitu kecairan yang merata dan sedikit kekentalan. Berikut ini beberapa contoh aplikasi hukum Bernoulli tersebut.
Hukum Bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
Hukum Bernoulli dipakai pada penggunaan mesin karburator yang berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk. Salah satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan bermotor, seperti mobil.
29
Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung menuju
bak-bak
penampung.
Biasanya
digunakan
di
rumah-rumah
pemukiman.
Hukum Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.
6. Hasil Penelitian Yang Relevan Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman hasil belajar siswa, dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa adanya peningkatan pemahaman hasil belajar siswa melalui penerapan model NHT. Diantara Penelitian yang pernah dilakukan adalah : 1. Nyoman subratha Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Undiksha, dalam penelitiannya menyimpulkan : Rendahnya kualitas proses dan hasil belajar yang ditunjukan oleh fakta-fakta yang telah dilakukan, dua orang guru fisika dan dosen LPTK melakukan diskusi untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan tersebut. Dari diskusi tersebut terungkap beberapa faktor-faktor yang dipandang sebagai penyebab masalah adalah seperti berikut. (1) Metode pembelajaran yang digunakan guru sangat monoton. Metode ceramah merupakan metode yang secara konsisten digunakan oleh guru dengan urutan menjelaskan, memberi contoh, latihan, dan kerja rumah. Tidak ada variasi metode pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan karakteristik materi pelajaran yang diajarkannya, (2) Guru jarang sekali memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintraksi dengan teman sejawat atau dengan guru dalam upaya mengembangkan pemahaman konsep-konsep dan prinsip-prinsip penting. (3) Pengajaran yang dilakukan oleh guru lebih menekankan pada manipulasi matematis, mereka mulai dengan difinisi konsep, kemudian menyatakannya dengan matematis. Hal ini teramati pula dari catatan-catatan fisika siswa yang tidak jauh berbeda dengan catatan matematik, karena isinya hanya kumpulan rumus-rumus fisika. (4) Guru tidak memahami metode penyelesaian soal-soal secara sistematis. Ketika mengajarkan pemecahan
30
masalah,
guru
tidak
mendeskripsikannya
mulai
dalam
dengan
deskripsi
menganalisis fisika,
tidak
masalah,
tidak
berusaha
untuk
mengambarkannya dalam diagram-diagram, namun lebih menekan pada pencocokan soal-soal dengan rumus yang dihafalkan. (5) Guru lebih tertarik pada jawaban siswa yang benar tanpa menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dan prosedur penyelesaiannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa yang belajar melalui model kooperatif lebih baik daripada siswa yang belajar melalaui model pembelajaran konvensional. Dan terdapat perbedaan model pembelajaran kooperatif dan konvensional dalam mengembangkan sikap ilmiah. 33 2. Heri Damhudi, dengan judul skripsi pengaruh metode numbered head together terhadap hasil belajar biologi pada konsep ekosistem. tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode NHT terhadap hasil belajar biologi pada konsep ekosistem. Dari hasil penelitiannya dikatakan bahwa metode NHT terdapat pengaruh yang signifikan terhadap ekosistem.
hasil belajar biologi pada konsep
34
3. Ferani Puteri Habibi, dengan judul efektivitas pembelajaran metode TGT (Team Games Tournament) dan NHT (Numbered Head Together ) terhadap belajar kimia siswa MAN 9 Pondok Bambu Jakarta. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah efektivitas pembelajaran metode TGT dan metode NHT terhadap belajar kimia siswa MAN 9 Pondok Bambu Jakarta. Hasil penelitian mengatakan bahwa metode TGT tidak lebih efektif daripada metode NHT, tetapi kedua metode tersebut memiliki keunggulan masing-masing.35
33
Nyoman subratha. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar “, dalam jurnal penelitian dan pengembangan Undiksha, Desember 2007. h.136-138 34 Heri Damhudi, Pengaruh Metode Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Ekosistem. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. 35 Ferani Puteri Habibi, Efektivitas Pembelajaran Metode Tgt (Team Games Tournament) Dan Nht (Numbered Head Together ) Terhadap Belajar Kimia Siswa Man 9 Pondok Bambu Jakarta. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. h.70
31
4. Ubaidillah, dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pembelajaran kooperatif dengan teknik Kepala bernomor (Numbered Head Together) terhadap hasil belajar fisika. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh teknik NHT terhadap hasil belajar fisika pada pokok bahasan kalor, dari hasil penelitiannya terdapat pengaruh metode NHT terhadap hasil belajar fisika siswa yang signifikan.36 5. Ika Nurhikmawati, dengan judul skripsi pengaruh pembelajaran kooperatif metode numbered together (NHT) terhadap penguasaan konsep energy dan daya listrik. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh metode NHT terhadap pengusaan konsep energy dan daya listrik. Hasil penelitiannya mengatakan terdapat pengaruh yang signifikan metode NHT terhadap penguasaan konsep fisika energy dan daya listrik.37
B. Kerangka Pikir Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika belum mampu mengembangkan pemahaman yang dimiliki siswa pada umumnya, fisika dianggap sulit karena dalam pembelajarannya hanya mengembangkan potensi matematis ilmiah siswa. Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang membuat siswa dapat menyukai fisika, sehingga dapat berpengaruh positif terhadap pemahaman belajarnya. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan potensi berpikir (pemahaman) yang dimiliki siswa yaitu model pembeajaran kooperatif tipe Numbered Head Together, pembelajaran ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan mengembangkan interaksi komunikasi (diskusi aktif) antar siswa yang terjadi di dalam kelas. Guru akan lebih berhasil dalam memberikan materi di kelas secara optimal. Keberhasilan guru dalam menerapkan NHT 36
bergantung pada guru dalam
Ubaidillah, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Fisika. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. h. 67 37 Ika Nurhikmawati, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Together (Nht) Terhadap Penguasaan Konsep Energy Dan Daya Listrik. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
32
mentransfornasikan pesan kapada siswa. Keberhasilan peneliti dalam menerapkan NHT diinterprestasikan melalui lembar observasi aktivitas siswa yang memuat keterlaksanaan NHT. Peneliti menduga penerapan NHT akan berpengaruh positif terhada pemahaman belajar siswa pada konsep fluida dinamis. Pemahaman belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT akan lebih tinggi daripada pemahaman fisika siswa yang tidak diberi perlakuan model pembelajaran NHT. Pemahaman siswa yang belum dikembangkan secara optimal
Fisika sulit dipahami Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pemahaman konsep fisika siswa Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Pikir C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho : Model pembelajaran NHT
tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
(pemahaman) fisika siswa. Ha : Model pembelajaran NHT berpengaruh terhadap terhadap hasil belajar (pemahaman) fisika siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu adalah untuk memperoeh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variable yang relevan.1 Metode quasi eksperiment berbeda dengan eksperimen sejati, penempatan subjek pada kelompok yang dibandingan dalam metode quasi eksperiment tidak dilakukan secara acak. Pada metode quasi eksperiment, individu subjek sudah berada dalam kelompok yang dibandingkan sebelum adanya penelitian yang tidak dimaksudkan untuk tujuan eksperimen.2
B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design, dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelas yang dibandingkan, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui randomisasi.3 Kelas eksperimen diberikan perlakuan untuk jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan dan pengaruh dari perlakuan diukur berdasarkan perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir kedua kelas. Desain penelitian Nonequivalent control group pretest-posttest design tampak dalam tabel berikut :4
1
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers,2010), h. 92 Ibnu Hadjar. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), h. 117. 3 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 102 4 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan…,h. 103 2
33
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design Kelas Eksperimen Kontrol
Pretest O1 O1
Perlakuan XE XK
Posttest O2 O2
Keterangan : O1 = Tes awal yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dan diberikan kepada kelas ekperimen dan kelas kontrol. XE = Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran tipe NHT. XK =
Perlakuan
terhadap
kelas
kontrol
berupa
metode
pembelajaran
konvensional. O2 = Tes akhir yang diberikan setelah proses belajar mengajar dan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan, meliputi : a. Pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Survei tempat untuk uji coba instrumen dan penelitian. c. Membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbing., Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), skenario pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran yang diujikan. Kemudian mempersiapkan modul, desain alat evaluasi serta segala hal yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran di kelas eksperimen. d. Menguji coba instrumen, menganalisis hasil uji coba instrumen, dan memperbaiki instumen. 2. Tahap Pelaksanaan, meliputi : a. Mengelompokkan subjek penelitian menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
34
b. Memberikan tes awal (pre-tes) pada kelas eksperimen dan kelas control untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang akan disampaikan. c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran tipe NHT. d. Melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
di
kelas
kontrol
dengan
menggunakan model konvensional. e. Memberikan tes akhir (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah pembelajaran berakhir untuk mengetahui hasil belajar siswa. f. Membandingkan antara hasil pretest dengan posttest untuk menentukan apakah ada perbedaan yang muncul. Jika sekiranya perbedaan itu ada, maka hal itu tidak lain disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. 3. Tahap Akhir, meliputi : a
Analisis data
b
Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data
35
Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas pada gambar 3.1. Perumusan Masalah Mengurus surat izin PPpenelitian Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian Tahap Persiapan
Membuat instrumen penelitian, RPP, LKS, dll Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba instrumen, dan perbaikan instrumen
Tahap Pelaksanaan
Pre test
Pelaksanaan Pembelajaran
Post test
Kelas eksperimen : Menggunakan Model Pembelajaran tipe NHT Kelas kontrol : Menggunakan model pembelajaran konvensional
Analisis Data Tahap Akhir
Hasil Penelitian Kesimpulan Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMAN 3 Tangerang Selatan. Adapun penelitian ini dilakukan pada semester genap bulan April-Mei 2011
36
E. Populasi dan Sampel penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 3 Tangerang Selatan. Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.6 Sampel yang diambil sebanyak dua kelas, yaitu kelas XI-5 dan XI-7.
F. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu varibel bebas dan terikat. Variabel
bebas
(independent
variabel)
adalah
variabel
yang
bersifat
mempengaruhi dependent variable (variabel terikat) sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang bersifat dipengaruhi oleh independent variable (variabel bebas). Variabel bebas variabel terikat itu adalah: a. Variabel bebas
: Model pembelajaran tipe NHT
b. Variabel terikat
: Pemahaman belajar fisika
G. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Purposive Sample” atau disebut juga dengan sampel bertujuan. Pada purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daera tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.7 Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh siswa di kelas tertentu sebagai sampel penelitian.8
H. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data adalah cara memperoleh data atau disebut juga metode pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), h. 108 6 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara , 1995), h.55 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 117. 8 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta : Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarfi Hidayatullah, 2008), h. 23.
37
metode yang terdiri dari pretest dan posttest. Metode tes yang terdiri dari pretest yaitu tes yang disusun atau yang dirancang untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dilakukan. Posttest adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi dasar atau indikator
yang
disampaikan pada pembelajaran telah dikuasai oleh peserta didik. Posttest juga dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara tes yang dilakukan pada awal pembelajaran dengan tes yang dilakukan setelah pembelajaran. Terdapat dua buah data pada penelitian ini, data utama adalah hasil belajar fisika yang diperoleh dari pelaksanaan pretest dan posttest. Data penunjang penelitian adalah data hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil belajar diperoleh dengan menggunakan instrumen tes objektif sedangkan data hasil observasi diperoleh dengan menggunakan instrumen non test berupa lembar observasi.
I.
Instrumen Penelitian Instrumen yang akan dijadikan pada penelitian ini adalah berupa tes hasil
belajar. Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan untuk pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah oleh testee sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tetrtentu.9 Desain kisi-kisi instrumen penelitian pembelajaran multimedia interaktif dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
9
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta :Subangsih Offset), h. 67
38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Materi Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Fluida dinamik
Menerapka n konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesai kan masalah
Menganalis is hukumhukum yang berhubunga n dengan fluida statistik dan dinamik serta penerapann ya dalam kehidupan sehari-hari
Jumlah
Indikator Menginterpretasi Memformul asikan hukum dasar fluida dinamik.
Menerapka n hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari.
Mencontohkan
Tingkatan C2 Mengklasifikasi Menyimpulkan
1, 2, 3
4, 5
6, 7
8, 9, 10*, 11
16, 17
18, 19*
20, 21
22, 23*, 24*, 25
5
4
4
8
Meringkas
Menjelaskan
Σ So al
12, 13
14, 15
15
28*, 29, 30
15
5
30
26, 27
4
Keterangan : * Soal-soal yang tidak valid
J.
Instrumen Tes Hasil Pemahaman Belajar Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya.
1) Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen di dalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation yang ditulis oleh Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.10 Pengujian validitas yang digunakan adalah validitas isi, sebuah tes dikatakan
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), h. 64.
39
validitas isi apabila tes tersebut mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi dan isi pelajaran yang diberikan.11 Pada uji validitas ini digunakan teknik Korelasi Point Biserial, yaitu skor tiap butir soal dikorelasikan dengan skor total hasil tes. Rumus korelasi point biserial sebagai berikut:12
M p M t P rpbi St q Keterangan : Rpbi
= Koefisien korelasi point biserial
Mp
= Mean (nilai rata-rata) skor peserta tes yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes
Mt
= Mean (nilai rata-rata) skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes)
St
= Standar deviasi skor total
p
= Proporsi peserta tes yang menjawab item tersebut
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah (p =1- p)
2) Reliabilitas Instrumen Selain pengujian validitas, sebuah tes juga harus memilki reliabilitas. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen atau tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.13 Reliabilitas dalam penelitian menggunakan metode belah dua yang
diuji dengan menggunakan rumus Spearman-Brown
sebagai berikut:14
r11
2r1 / 21/ 2 (1 r1 / 21/ 2 )
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan. 67 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan..., h.78 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan..., h. 86 14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan..., h. 93 12
40
Keterangan: r1/21/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r11
= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh
digunakan tabel 3.4.15 Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,90 - 1,00 0,70 - 0,90 0,40 - 0,70 0,20 - 0,40 0,00 - 0,20
Kriteria Reliabilitas Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Kecil
3) Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan:16 P
B JS
Dimana: P = indeks kesukaran B = banyak siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran:17 0,00 ≤ P ≤ 0,30 = soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 = soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 = soal mudah
15
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar…, h. 38 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar…, h. 208. 17 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar…, h. 210. 16
41
4). Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:18
D
B A BB PA PB JA JB
Dimana : D
= daya pembeda
BA
= jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB
= jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
JA
= jumlah peserta kelompok atas
JB
= jumlah peserta kelompok bawah
PA =
BA JA
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB =
BB JB
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda:19 D : 0,00 – 0,20 = jelek (poor) D : 0,21 – 0,40 = cukup (satisfactory) D : 0,41 – 0,70 = baik (good) D : 0,71 – 1,00 = sangat baik (excellent) D : negatif
= semuanya tidak baik (sebaiknya dibuang saja)
K. Teknis Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotes terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis, yaitu:
18 19
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar…, h. 213 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar…, h. 218.
42
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah-langkah uji normalitas menurut Riduwan dalam skripsi Ahmad Sandy adalah sebagai berikut:20 1) Mencari skor terbesar dan terkecil 2) Mencari nilai Rentangan (R)
R skor terbesar skor terkecil 3) Mencari Banyaknya Kelas ( BK ) BK 1 3,3 Log N (Rumus Sturgess)
4) Mencari nilai panjang kelas ( i ) i
R BK
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong No.
Kelas Interval Jumlah
f
Nilai Tengah ( xi )
xi
Σf=
-
-
2
2
f . xi
f .xi
Σ f .xi =
Σ f .xi =
2
6) Mencari rata-rata (mean) x
fx
i
n
7) Mencari simpangan baku (standard deviasi)
fixi fixi fi fi 1
2
2
S
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
20
Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan Dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, (Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: t. d., 2008), h. 51-52.
43
a). Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5. b). Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: Z
Batas Kelas x s
c). Mencari luas Z tabel dari tabel distribusi normal luas Z tabel. d). Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka luas Z tabel, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda tanda ditambah. e). Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 9) Mencari chi-kuadrat hitung (χ2hitung)
2
Oi Ei 2 Ei
10) Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria: Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal. b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji kehomogenitasannya. Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.21 Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan Fisher, dengan rumus:
21
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, (Jakarta: 2006, Pustaka Setia), h. 294.
44
Fhit
S 2 terbesar S 2 terkecil
Keterangan: Fhit
= Uji homogenitas dengan uji Fisher
S2
=
Varians
Tentukan kriteria pengujian Jika Fhitung ≤
Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua populasi
homogen Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen c.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap peningkatan pemahaman hasil belajar fisika siswa. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus ”t” test. Rumusan Hipotesis: H0 : 𝜇1 =𝜇2 Ha : 𝜇1 > 𝜇2 Uji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:22 x1 x2 t 1 1 Sg n1 n2 Dengan
Keterangan :
Sg
n1 1S12 n2 1S 2 2 n1 n2 2
x1 = rata-rata skor kelompok eksperimen x 2 = rata-rata skor kelompok kontrol S g = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol) 2
S1 = varians kelompok eksperimen 22
Sudrajat et.all., Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 171.
45
2
S 2 = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol Pengujian uji t ini dilakukan dengan tabel pada tahap signifikansi 5 % atau 0.05, apabil harga t perhitungan lebih kecil dari harga t pada tabel atau t hitung < ttabel maka Ho ditolak, sebalinya jika harga hasil perhitungan lebih besar dari harga t pada tabel atau thitung > ttabel maka Ha diterima.
d. Uji Normal Gain
“Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru”. Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normal gain.Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:23
N gain
skor posttest skor pretest skor ideal skor pretest
kategorisasi perolehan Gain adalah: g-tinggi: nilai (
) > 0,70,
g-sedang
:
nilai 0,70 e”()e” 0,30, g-rendah: nilai () < 0,30
2. Teknik Analisis Data Hasil Observasi Data hasil observasi akan dianalisis secara kuantitatif deskriftif. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas selama diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran NHT.
23
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar…., h. 71
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan pada kelompok eksperimen maupun kontrol. Kelas XI-5 sebagai kelas eksperimen dan XI-7 sebagai kelas kontrol. Materi Fisika yang diajarkan pada penelitian ini adalah fluida dinamis. Pada penelitian ini dilakukan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana kepemahaman siswa pada konsep yang akan dipelajari, setelah itu diberi perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lalu kedua kelompok tersebut diberikan posttest. Sebelum tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu kepada kelas selain kelas eksperimen dan kontrol yang berjumlah 37 siswa. Setelah diuji coba dan dilakukan uji validitas (lampiran ), dari 30 soal pilihan ganda yang diuji cobakan terdapat 25 soal yang valid diantaranya 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 30 sedangkan yang tidak valid lima diantaranya 10, 19, 23, 24, dan 28. Data pemahaman belajar fisika pada materi fluida dinamis dengan model pembelajaran NHT dan pembelajaran konvensional disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, dan histogram.
47
Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil pretestposttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ata
Pretest
Posttest
N-Gain
Skor Max Skor Min Mean Median Modus Deviasi Standar Skor Max Skor Min Mean Median Modus Deviasi Standar Skor Max Skor Min Mean Median Modus Deviasi Standar
Kelas XI.5 (NHT) 60 20 40,5 45,89 41,27 8,99 92 60 82,26 87,1 86,62 7,32 0,86 0,29 0,685 5,935 5,065 70,77
Kelas XI.7 (KONVENSIONAL) 64 24 40,79 49,26 47,3 10,55 88 56 77,56 79,74 78 8,79 0,84 0,15 0,6 4,885 3,025 62,44
Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil Pretest untuk kelompok eksperimen yaitu: skor terbesar 60 dan skor terendah 20, rata-rata (mean) sebesar 40,5, median sebesar 45,89, modus 41,27 dan setandar deviasi sebesar 8,99. Sedangkan data hasil Posttest skor tetinggi 92 dan skor terendah 60, rata-rata (mean) 82,26, median sebesar 87,1, modus sebesar 86,62, dan standar deviasi 7,23. Data sebagai penguat hasil belajar dengan N-Gain yaitu nilai tertinggi 0,86 dan nilai terendah 0,29, mean sebesar 0,685, median sebesar 45,89, modus 5,065 dan standar deviasi sebesar 70,77. Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil Pretest untuk kelompok kontrol yaitu: skor terbesar 64 dan skor terendah 24, rata-rata (mean) sebesar 40,79, median sebesar 49,26, modus 47,3 dan setandar deviasi sebesar 10,55. Sedangkan data hasil Posttest skor tetinggi 88 dan skor terendah 56, rata-rata (mean) 77,56, median sebesar 79,74, modus sebesar 78, dan standar deviasi 8,79. 48
Data sebagai penguat hasil belajar dengan N-Gain yaitu nilai tertinggi 0,84 dan nilai terendah 0,15, mean sebesar 0,6, median sebesar 4,885, modus 3,025 dan standar deviasi sebesar 62,44. Berikut rekapitulasi data pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat di lihat pada diagram batang berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Kelas XI.5 (NHT)
Skor Max Skor Min Mean Median Modus Deviasi Standar Skor Max Skor Min Mean Median Modus Deviasi Standar Skor Max Skor Min Mean Median Modus Deviasi Standar
Kelas XI.7 (KONVENSIONAL)
Pretest
Posttest
N-Gain
Gambar 4.1 Histogram Rekapitulasi Data Penelitian Tes Hasil Pemahaman Belajar Kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol B. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai posttest Kelas XI.5 sebagai kelas eksperimen dan data nilai posttest Kelas XI.7 sebagai kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada Lampiran 9. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
49
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat No
Data
1
Nilai Posttest Kelas XI.5 (Kelas eksperimen) Nilai Posttest Kelas XI.7 (Kelas kontrol)
2
Nilai Nilai Keputusan X2hitung X2tabel 7,271 11,34 Data berdistribusi normal 6,651
11,34 Data berdistribusi normal
Nilai X2tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X2hitung ≤ X2tabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2hitung > X2tabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2hitung kedua data lebih kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai posttest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji F yang disajikan pada Lampiran 10. Berikut ini adalah hasilnya. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas No
Data
1
Nilai Posttest Kelas XI.5 (Kelas eksperimen) Nilai Posttest Kelas XI.7 (Kelas kontrol)
2
Nilai Varians 53,5824
Nilai Fhitung
Nilai Ftabel
Keputusan
0,69
1,835
Kedua data homogen
77,2641
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan 50
tersebut nilai Fhitung < Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen.
3. Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji t Taraf signifikansi
thitung
1%
ttabel 2,659
2,37 5%
2
Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada Lampiran 11. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai thitung adalah 2,37. Nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah 2,659 sedangkan pada taraf signifikansi 5% adalah 2. Berdasarkan perolehan nilai tersebut, tampak bahwa nilai thitung< ttabel pada taraf kepercayaan 95% terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe NHT dengan yang menggunakan model konvensional, namun pada taraf kepercayaan 99% tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe NHT dengan yang menggunakan model konvensional. Sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran tipe NHT dapat mempengaruhi pemahaman belajar siswa hanya pada taraf 95% saja, tidak pada taraf kepercayaan 99%.
C. Hasil Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa data pemahaman kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogeny, sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji hipotesis yaitu uji-t 51
dengan kriteria pengujian, yaitu jika thitung < ttabel maka HO diterima, Ha ditolak. Jika thitung > ttabel maka HO ditolak, Ha diterima. Untuk menentukan thitung digunakan rumus berikut :
t
X1 X 2 dsg
1 1 n1 n 2
Tabel 4.5 Uji-t db
thitung
ttabel
Kesimpulan
66
2,37
2
HO ditolak
Pada tabel diatas terlihat thitung > ttabel , hal ini menjelaskan bahwa Ho ditolak datau Ha diterima. Berarti terdapat pengaruh model pembelajaran tipe NHT terhadap pemahaman fisika siswa lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Temuan yang diperoleh selama penelitian adalah bahwa terdapat perbedaan yang positif antara hasil belajar siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Siswa Kelas Eksperimen yang menggunakan model tipe NHT lebih baik dalam beberapa hal dibandingkan dengan siswa kelas Kontrol yang menggunakan model konvensional/ceramah. Kelas Eksperimen lebih baik dalam hal perolehan rata-rata nilai posttest, rata-rata nilai N-Gain, dan rata-rata kualitas pembelajaran yang ditunjukkan oleh data hasil observasi. NHT dan konvensional dianggap sebagai model pembelajaran yang masing-masing memiliki keunggulan tertentu. Namun NHT lebih menarik bagi siswa. Hal ini yang diduga menjadi salah satu penyebab bahwa hasil uji hipotesis menyatakan bahwa perbedaan hasil pemahaman belajar kedua kelas signifikan. NHT unggul dalam hal pemahaman hasil belajar siswa. 52
Keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat dilihat juga dari hasil observasi. Nilai observasi adalah nilai keterlaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan apakah dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Berdasarkan observasi, pelaksanaan pembelajaran dikelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berlangsung dengan baik, hal ini dapat dilihat dari persentase pencapaian indikator pada setiap pertemuan. Pencapaian indikator pada pertemuan ke-2 yaitu sebesar 50 %, banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ini hanya 8 indikator saja. Pada pertemuan ini dapat dikatakan pembelajaran yang telah dilakukan kurang begitu baik karena pencapaian indikatornya baru menapai 50 %, hal ini di duga karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, sehingga kurang begitu baik hasilnya. Pada pertemuan ke-3 persentase pencapaian yaitu sebesar 81,25 % . Pada pertemuan ini mengalami peningkatan sekitar 31,25 % dari pertemuan sebelumnya. Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ke-3
yaitu
sebanyak 13, indikator yang tidak tercapai sebayak 3 pada pertemuan ini. Pada pertemuan ketiga ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator sebesar 81,25 %. Hal ini dikarenakan siswa sudah sedikit terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Pada pertemuan ke-4 persentase pencapaian yaitu sebesar 87,5 % . Pada pertemuan ini mengalami peningkatan lagi dari pertemuan sebelumnya sebanyak sekitar 6,26 %. Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ini yaitu sebanyak 14, indikator yang tidak tercapai sebayak 2 pada pertemuan ini. Pada pertemuan ke empat ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator sebesar 81,25 %. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Pada pertemuan ke-5 persentase pencapaian yaitu sebesar 87,5 % . Banyaknya indikator pada pertemuan kelima sama seperti pertemuan keempat yaitu sebanyak 14, indikator yang tidak tercapai sebayak 2 pada pertemuan ini.
53
Pada pertemuan ke lima ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator sebesar 81,25 %. Hal ini dikarenakan siswa sudah benar-benar terbiasa dan sudah memahami kegiatan-kegiatan apa saja yang harus mereka lakukan selama pembelajaran. Pada pertemuan ke-6, persentase pencapaian yaitu sebesar 93,75 %. Pada pertemuan ini mengalami peningkatan lagi dari pertemuan sebelumnya sebesar 6,25 %. Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ini yaitu sebanyak 15, indikator yang tidak tercapai sebayak 1 pada pertemuan ini. Pada pertemuan ke enam ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator sebesar 93,75%. Hal ini dikarenakan siswa sudah menikmati dan tidak kaku lagi dengan model pembelajaran yang diterapkan. Pada pertemuan ke-7, persentase pencapaian yaitu sebesar 93,75 %. Pada pertemuan ini mengalami pencapaian yang sama dengan pertemuan ke enam sebesar 6,25 %. Banyaknya indikator yang tercapai pada pertemuan ini yaitu sebanyak 15, indikator yang tidak tercapai sebayak 1 indikator pada pertemuan ini. Pada pertemuan ke enam ini dapat dikatakan proses pembelajaran yang telah dilakukan berlangsung dengan baik karena pencapaian indikator sebesar 93,75%. Hal ini dikarenakan siswa sudah menikmati dan memahami penerapan model pembelajaran NHT ini. Dari ketujuh pertemuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pencapaian indikator berlangsung meningkat dan stabil. Hal ini dapat terlihat dari presentase ketercapaian indikator dari angka 50% pada pertemuan kedua meningkat menjadi 93,75 % pada pertemuan kelima. Walaupun demikian ada beberapa hal yang menjadi evaluasi dari pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tersebut, yaitu kekurangoptimalan proses pembelajaran dikarenakan alokasi waktu jam pelajaran yang sangat singkat dan belum terbiasanya siswa dalam proses belajar menggunakan model pembelajaran NHT. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif NHT terhadap pemahaman siswa pada konsep 54
fluida pada kelas eksperimen, hal ini dapat di lihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. E. Hasil Observasi Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan observasi untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran. Oleh karena itu, semua indikator yang diobservasikan dalam penelitian ini dikembangkan menjadi lima tahap pembelajaran. Berdasarkan lima tahap tersebut dikembangkan menjadi 16 indikator ketercapaian pembelajaran yang akan diobservasi. Pengembangan indikator ini terdapat pada Lampiran 2 sedangkan data observasinya pada Lampiran 14.
Pengembangan indikator ini bergantung kepada lima tahap
pembelajaran dibawah ini. Tabel 4.6 Data Hasil Observasi No
Tahap Pembelajaran
Jumlah Indikator yang tercapai
Jumlah Indikator yang tidak tercapai
1
Perhatian siswa pada masalah
10
2
2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
9
3
3
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
30
6
4
Keaktifan siswa dalam memberikan pendapat
15
3
5
Menganalisis dan mengevaluasi proses tugas dalam kelompok
15
3
79
17
(82,29 %)
(17,71 %)
Jumlah
Jika disajikan dalam setiap pertemuan, maka data hasil observasi tentang ketercapaian
proses
pembelajaran
berdasarkan
ketercapaian
indikatornya
ditampilkan pada table 4.10. Nilai presentase diperoleh dari perbandingan jumlah indikator yang tercapai dengan jumlah indikator seluruhnya. 55
Tabel 4.7 Ketercapaian Proses Pembelajaran pada Setiap Pertemuan Model Pembelajaran
Tipe NHT
Pertemuan Ke
Jumlah
2
3
4
5
6
7
8
13
14
14
15
15
79
50 %
81,25
87,5
87,5
93,75
93,75
82,29%
%
%
%
%
%
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pemahaman belajar fisika siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil Posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil Posttest kelas kontrol dan pada uji-t di dapat nilai thitung adalah 2,37. Nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah 2,659 sedangkan pada taraf signifikansi 5% adalah 2. Hasil observasi juga menunjukkan pelaksanaan pembelajaran dikelas yang menggunakan model pembelajaran model NHT berlangsung dengan berhasil, ini dikarenakan presentase pencapaian indikator keseluruhan total pertemuan sebesar 81,23 %.
B. Saran Berdasarkan temuan selama penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pada kelas eksperimen yang akan diberikan penerapan model pembelajaran tipe NHT sebaiknya sebelum penelitian, pada kelas tersebut dilakukan pembiasaan penerapan NHT terlebih dahulu. Misalnya, dalam beberapa pertemuan sebelum penelitian, pada kelas tersebut di terapkan NHT sehingga pada waktu pembelajaran kelas siswa akan terbiasa, lebih nyaman dan tidak kesulitan mengikuti proses pembelajaran. 2. Tujuan dan langkah kerja model pembelajaran ini harus diinformasikan kepada siswa secara jelas dan terarah, agar siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan baik. 3. Agar siswa dapat terlatih untuk membangun pengetahuan dan pemahaman konsep fisika, sebaiknya frekuensi penggunaan model pembelajaran NHT lebih ditingkatkan dalam proses belajar mengajar sehingga hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
57
4. Para Peneliti diharapkan melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran lainnya pada tingkat dan kelas yang berbeda untuk menguji kehandalan model pembelajaran tipe NHT.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. Pemahaman Konseptual dan Prosedural Dalam Belajar Matematika, dalam JurnalPendidikan dan Pembelajaran, No. 2 Tahun Ke17, Agustus 2004 Anderson, Lorin W, David R. Krathwol; whit Peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing, New York: Longman, 2001 Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar, Jakarta : Erlangga, 1996 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2006 Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008 Feronika, Tonih. Strategi Pembelajaran Kimia, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2008) Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksana, 2009 Harefa, Andrias, Mejadi Manusia Pembelajar Pemberdayaan Diri, Transformasi Organisasi dan Masyarakat Lewat Proses Pembelajaran,
Jakarta :
Kompas, 2006 Haris, Abdul dan Asep Jihad. Evalusi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008
59
I Ketut Mahardika, “Membekali Kemampuan Mahasiswa Fisika dalam Mengevaluasi Kemampuan Belajar Siswa dengan Model Tes Bergambar Kartun Kejadian Fisika”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 064 Tahun Ke-13, Januari 2007, h. 2 Iska, Neni Zikri. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi Brother’s, 2006 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara , 1995 Mudjiono dan Dimyati. Belajar dan Pembeljaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006 Nyoman subratha. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar “, dalam jurnal penelitian dan pengembangan Undiksha, Desember 2007. h.136-138 Pasaribu, Amudi. Pengantar Statistik, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983 Prawiradilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design Principle, Jakarta : Kencana, 2007 R. Knapp, Thomas. Statistics for Educational Measurement, London : Intext Educational Publishers College Division Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta : Rajawali, 2009
Sadiman, Arif S (dkk). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006 Sofyan, Ahmad dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung persada, 2006 60
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Jakarta: Pustaka Setia, 2006 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005 Sudrajat (dkk). Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia Sudrajat et.all., Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005 Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: Subangsih Offset, 1997 Sudijono, Anas. PengantarStatistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007 Supriyatno, Triyo. dkk, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, Malang : UIN Malang, 2006 Supriyono, Widodo dan Abu Ahmad. Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali, 2010 Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 2010 Sutjipto, “Pemahaman Siswa Sekolah Dasar terhadap Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Masih Rendah”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 059 Tahun Ke-12, Maret 2006, h.318. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana, 2009 61
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Proresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada KTSP, (Jakarta : Kencana, 2009) Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 137 Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan,Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991 Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung Persada, 2004, h. 90
62
LAMPIRAN 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Materi Pelajaran Fluida dinamik
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaik an masalah
Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statistik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Menginterpretasi Memformu lasikan hukum dasar fluida dinamik.
Menerapka n hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari.
Jumlah
Keterangan : * Soal-soal yang tidak valid
1, 2, 3
Mencontohkan
4, 5
Tingkatan C2 Mengklasifikasi Menyimpulkan
6, 7
8, 9, 10*, 11
Meringkas
Menjelaskan
12, 13
14, 15
Σ Soal
%
15 50%
16, 17
18, 19*
20, 21
22, 23*, 24*, 25
26, 27
28*, 29, 30
15 50%
5
4
4
8
4
5
30
LAMPIRAN 2 KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN Sekolah
: SMAN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: IPA-Fisika
Jumlah Soal
: 30
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statistik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Sub Konsep Fluida dinamis
Indikator Memformula sikan hukum dasar fluida dinamis.
Butir Soal
Jawaban
Aspek yang di ukur
1. Besar debit dari suatu aliran air yang melewati sebuah pipa dengan luas penampang 1,256 x10-3 m2 dengan dengan kecepatan rata-rata 4 m/s adalah…. a. 5,024 x 10-3 m3/s c. 5,025 x 10-3 m3/s b. 5,034 x 10-3 m3/s d. 5,023 x 10-3 m3/s -3 3 e. 5,004 x 10 m /s
A
C2 (Interpreting/memaknai)
2. Berapa luas penampang 1 jika luas penampang 2 = 14,56 cm2, dengan kecepatan aliran di bagian pipa yang luas penampang 1 =10 cm/s dan kecepatan aliran penampang 2 = 4 cm/s adalah…. a. 5,830 cm2 c. 6,830 cm2 e. 58,30 cm2 2 2 b. 68,30 cm d. 5,824 cm
D
C2 (Interpreting)
3. Luas total sayap sebuah pesawat terbang adalah 18 m2. Udara mengalir pada bagian atas sayap dengan kecepatan 50 m/s, sedangkan kecepatan aliran udara bagian bawah adalah 40 m/s. Jika pesawat dalam keadaan seimbang, maka gaya angkat pesawat adalah….(𝜌udara =1,29 kg/m3) a. 9872 N c. 10449 N e. 11070 N b. 10499 N d. 11075 N
C
C2 (Interpreting)
4. Andi dengan pamannya sedang bermain diatas 2 perahu boat dengan kecepatan tinggi, saat perahu tersebut sejajar dan berdekatan perahu yang di tumpangi keduanya berbenturan. Contoh tersebut merupakan peristiwa …. a. asas Black c. asas Bernoulli e. asas Prescott b. asas pascal d. asas Archimedes
C
C2 (Exemplifying/mencontoh kan)
5. Terkadang kalau angin bertiup kencang, pintu rumah bisa ketutup sendiri. Padahal anginnya bertiup di luar rumah, sedangkan daun pintu ada di dalam rumah. Dari contoh tersebut merupakan…. a. tekanan udara di luar sama dengan di dalam b. tekanan udara di dalam lebih kecil dari pada di luar c. tekanan udara di luar lebih besar dari pada di dalam d. tekanan udara di luar lebih kecil dari pada di dalam e. tekanan udara di dalam lebih besar dari pada di luar
D
C2 (Exemplifying)
6. I. puting beliung II. naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar III. pusaran air IV.aliran tinta di dalam yang melengkung membentuk pusaran Yang termasuk garis arus atau aliran laminar adalah…. a. I dan II b. I danIII e. III dan IV c. II dan III d. II dan IV
B
C2 (Classifying/mengklasifik asi)
7. Kecepatan terminal sebuah kelereng yang dimasukkan ke dalam suatu fluida kental sebanding dengan: (1) diameter kelereng (2) koefisien viskositas fluida (3) jari-jari kelereng (4) percepatan gravitasi bumi Pernyataan yang benar adalah..... a.1, 2, dan 3 c. 2 dan 4 e. 1,2,3, dan 4 b.1 dan 3 d. 4 8. Pesawat terbang tersebut memiliki sayap mirip sayap burung, yaitu melengkung dan lebih tebal di bagian depan daripada di bagian belakang. Tidak seperti sayap burung, sayap pesawat tidak dapat dikepak-kepakkan. Karena udara dipertahankan mengalir melalui kedua sayap pesawat terbang. Peristiwa di atas, menunjukkan bahwa…. a. tekanan di bawah sayap lebih kecil dari tekanan di atas sayap b. gaya yang timbul di bawah sayap lebih kecil dari gaya yang timbul di atas sayap c. kecepatan aliran udara di bawah sayap lebih kecil dari kecepatan aliran udara di atas sayap d. tekanan di atas sayap sama besar dengan tekanan di bawah sayap e. gaya angkat tidak dipengaruhi oleh tebal tipisnya lapisan udara 9. Pada aliran stasioner, dari tabung yang digambarkan berikut ini maka….
a. va = vb = vc b. va < vb < vc c. partikel penyusun air melalui garis alir yang sama
D
C2 (Classifying)
C
C2 (Summarizing/menyimpul kan)
A
C2 (Summarizing)
d. a, b dan c benar e. a, b dan c salah 10. Pada penyemprot hama menggunakan hukum Bernoulli yang memiliki tahapan tertentu, maka tahap yang benar pada gambar dibawah ini…
a. p + ρ gh + ½ ρ v2 =
A
C2 (Summarizing)
B
C2 (Inferring/meringkas)
v = √2 gh
p2 = po + ρ g
c. p + ½ v2 = gh d. (½
C2 *(Summarizing)
p1 - p2 = ½ ρ (v22 - v21)
b. pB + ρ gh + pB + ½ ρ v2 mv21
A
2
– ½ mv 2) + (mgh2 – mgh1)
p1 v1 – p2 v2 = ½ m
(v21 – v22) + mg (h2 – h1) e. p1 + ρ gh1 + ½ ρ v21 = p2 + ρ gh2 + ½ ρ v22
p1 + ½ ρ v21 =
p2 + ½ ρ v22 11. Pesawat Lion akan memberangkatkan penumpang menuju Bali. Saat pesawat berada pada ketinggian tertentu, pesawat tersebut perlu mempertahankan ketinggiannya yang sedang terbang di udara, maka kelajuan pesawat perlu diatur sehingga gaya pesawat sama dengan berat pesawat. Diantara pernyataan tersebut tahapan di bawah yang benar berdasarkan pada pernyataan di atas ialah …. a. F1 – F2 = Wpesawat c. F1 - F2 > W pesawat b. F2 – F1 = m.g d. F2 – F2 < m.g e. F1 = F2 > Wpesawat 12. Obat nyamuk cair mula-mula diam sehingga v1 = 0, sedangkan udara bergerak dengan kecepatan v2 karena
didorong oleh pengisap. Tekanan p1 sama dengan p2 yaitu tekanan udara luar Berdasarkan pernyataan di atas yang benar adalah…. a. cairan obat nyamuk naik setinggi h dan akan tersemprot oleh pengaruh kecepatan gravitasi b. cairan obat nyamuk naik setinggi h dan akan tersemprot oleh pengaruh kecepatan v2. c. cairan obat nyamuk naik dengan luas penampang A dan akan tersemprot oleh pengaruh kecepatan v2. d. cairan obat nyamuk naik setinggi h dan akan tersemprot oleh pengaruh kecepatan gravitasi. e. cairan obat nyamuk naik dengan kecepatan v2 dan akan tersemprot oleh pengaruh luas penampang A Sebuah pesawat terbang modern dirancang untuk gaya angkat F1-F2 penampang sayap, udara mengalir melalui sayap sebuah pesawat terbang dengan garis arus aliran udara. Jika kecepatan aliran udara melalui bagian yang lebih rendah adalah V1 dan kecepatan aliran udara di sisi atas sayap adalah V2 pada tiap sayap dengan massa pesawat M dan massa jenis udara 𝜌 untuk menghasilkan gaya angkat sebesar F1-F2. Berdasarkan pengamatan di atas dapat di ketahui…. a. gaya angkat pesawat lebih besar daripada berat pesawat b. gaya angkat pesawat sama dengan berat pesawat c. gaya angkat pesawat lebih kecil daripada berat pesawat d. berat pesawat lebih besar dari gaya angkat pesawat e. berat pesawat lebih kecil daripada gaya angkat pesawat
A
C2 (Inferring)
14. Saat Ibu memakai kran untuk menyiram bunga di kebun, ibu menyemprotkan air kran dengan sedikit ditutup sehingga air tersebut keluar dengan cepat. Hal ini dikarenakan … a. tekanan paling besar pada kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil pada kelajuan alirnya paling besar
A
C2 (Explaining/menjelaskan )
13.
b. tekanan paling besar pada kelajuan alirnya paling besar, dan tekanan paling kecil pada kelajuan paling kecil c. tekanan paling kecil pada kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling besar pada kelajuan paling besar d. tekanan paling besar pada kelajuan alirnya bagian paling menyempit, dan tekanan paling kecil pada kelajuan paling besar e. tekanan paling besar pada kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil pada kelajuan alirnya bagian paling menyempit 15. Saat ayah mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi bagian belakang baju yang dipakai kembung ke belakang, hal ini karena…. a. tekanan udara di dalam lebih besar dari pada di luar b. tekanan udara di dalam lebih kecil dari pada di luar c. tekanan udara di luar lebih besar dari pada di di dalam d. tekanan udara di luar lebih kecil dari pada di dalam e. tekanan udara di luar sama dengan di dalam 16. Sebuah selang mengalir fluida dari titik 1 yang posisinya lebih rendah dan luas penampangnya lebih besar daripada titik 2 yang posisinya lebih tinggi dan luas penampangnya lebih kecil ini berarti energi potensial fluida 1 lebih kecil daripada energi potensial fluida 2 (EP=mgh), sedangkan kecepatan aliran fluida 2 lebih besar daripada fluida 1 ini berarti energi kinetik fluida di 1 lebih besar dari energi kinetik fluida di 2 (EK=1/2mv2). Ringkasan yang dapt dirumuskan dari pernyataan diatas yang benar adalah…. a. P + ½ 𝜌v2 + 𝜌gh = konstan c. p1 – p2 = ρ gh b. p2 = po + ρ gh d. ½ ρ v2 = ρ gh e. p1 + ½ ρ v21 = p2 + ½ ρ v22 17. Untuk menyiram kebun bunga seorang anak menggunakan selang dengan debit air yang mengalir sebesar 1,25 x 10-4 m3/s, kecepatan aliran air 5/π m/s. Berapa besar luas
A
C2 (Explaining)
A
C2 (Interpreting)
B
C2 (Interpreting)
penampang kran tersebut…. a. 12,65 x 10-5 m3/s c. 1,256 x 10-5 m3/s b. 12,56 x 10-5 m3/s d. 12,56 x 10-4 m3/s e. 1,265 x 105 3 m /s 18. Andi menghisap rokok yang terbakar ketika asap rokok naik secara teratur, beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah menjadi lingkaranlingkaran kecil dan menyerupai pusaran. Contoh aliran tersebut merupakan…. a. arus laminar b. aliran viscous dan aliran non viscous c. aliran rotational dan irrotational d. aliran steady dan non steady e. aliran turbulen 19. Aliran air yang lewat bejana seperti pada gambar di bawah ini, apabila penghisap dalam pipa ditekan maka di P….
1) untuk tekanan air yang kecil maka kelajuan gerakan air akan besar 2) untuk tekanan air yang kecil maka kecepatan gerak air akan kecil 3) untuk tekanan air yang besar maka kelajuan gerak air akan kecil Pernyataan di atas yang benar adalah… a. 1 dan 2 benar c. 2 dan 3 benar e. 1, 2, dan 3 salah b. 1 dan 3 benar d. 1, 2, dan 3 benar 20. Aliran air yang lewat bejana seperti pada gambar di bawah ini, apabila penghisap dalam pipa ditekan maka di P!
E
C2 (Exemplifying)
B
C2* (Exemplifying)
A
C2 (Classifying)
1) untuk tekanan air yang kecil maka kelajuan gerakan air akan besar 2) untuk tekanan air yang kecil maka kecepatan gerak air akan kecil 3) untuk tekanan air yang besar maka kelajuan gerak air akan kecil Pernyataan di atas yang tidak sesuai adalah… a. (1) b. (1) dan (2) c. (2) dan (3) d. (2 e. (3) 21. Benda yang dapat melayang di dalam air, dapat disimpulkan…. a. massa air sama dengan massa benda b. massa jenis air lebih besar dari massa jenis benda c. massa jenis air lebih kecil dari massa jenis benda d. massa jenis air sama dengan massa jenis benda e. masa air sama dengan massa jenis benda 22. Di bawah ini diperlihatkan bejana dengan luas penampang A dan lubang pengaliran air seperti terlihat dalam gambar. Agar air dapat meluah melalui lubang peluahan yang tersedia, maka….
a. tinggi permukaan air dalam tabung akan mempengaruhi besarnya tekanan air pada lubang tersebut b. tingginya permukaan air dalam tabung akan menentukan
B
C2 (Classifying)
B
C2 (Summarizing)
debit air c. tingginya permukaan air akan mempengaruhi kecepatan aliran air melalui lubang d. tingginya permukaan air mempengaruhi jarak jatuhnya air melalui lubang e. tingginya permukaan air memperlambat aliran air melalui lubang 23. Air mengalir melalui penampang pipa yang memiliki luas penampang yang berbeda, yakni pada bagian ujung kiri memiliki luas penampang lebih besar daripada penampang bagian kanan. Pada pipa yang memiliki penampang lebih kecil ternyata air mengalir lebih cepat daripada air yang mengalir melalui pipa yang memiliki penampang lebih besar. Dalam keadaan demikian maka akan berlaku…. a. A1 V1 > A2 V2 c. A1 V1 = A2 V2 e. A1 V1 ≤ A2 V2 b. A1 V1 < A2 V2 d. A1 V1 ≥ A2 V2
B
C2* (Summarizing)
24. Fluida I dan fuida II sama mengisi bejana. Kalau massa jenis fluida I sebesar ρ1 dan fluida II sebesar ρ2, maka berlaku hubungan… a. ρ1 : ρ2 = h1: h2 c. tekanan di P1 lebih besar dari P2 b. ρ1 : ρ2 = h2: h1 d. tekanan di P1 lebih kecil dari di P2 e. tekanan di P1 sama dengan di P2
C
C2* (Summarizing)
25. Air mengalir melalui sebuah pipa yang berbentuk corong. Garis tengah lubang corong dimana air itu masuk 30 cm. Dan garis tengah lubang corong dimana air itu keluar 15 cm. Letak pusat lubang pipa yang kecil lebih rendah 60 cm daripada pusat lubang yang besar, cepat aliran air dalam pipa itu 140 liter/det, sedangkan tekanannya pada lubang yang besar 77,5 cm Hg maka tekanan pada lubang yang kecil 59,9 cm Hg Berdasarkan pengamatan di atas dapat di ketahui….
A
C2 (Summarizing)
a. air akan mengalir dengan kecepatan 140 liter/det jika tekanan pada lubang kecil 59,9 cm Hg b. air yang mengalir di pusat lubang besar lebih cepat daripada pusat lubang kecil c. air akan mengalir dengan kecepatan 140 liter/det jika tekanan pada lubang besar 59,9 cm Hg d. air yang mengalir di pusat lubang kecil lebih cepat daripada pusat lubang besar e. kecepatan air mengalir sama-sama besar pada setiap lubang 26. Massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan dalam aliran air massa diterapkan dalam suatu proses terisolasi yakni bahwa dalam suatu daerah yang terisolasi tidak ada partikel yang hilang, sehingga jumlah massa keseluruhan akan selalu tetap. Hal ini berarti air yang mengalir tidak meninggalkan tabung aliran tersebut hingga jumlah massa tetap Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui…. a. massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan b. massa tidak memiliki ruang dan waktu c. massa memiliki ruang dan waktu d. massa selalu berubah e. massa memiliki sifat tetap 27. Dalam zat padat gesekan yang terjadi antara dua benda padat tersebut ditentukan oleh gaya yang bekerja pada benda itu, sedangkan pada zat cair gaya gesekan yang terjadi dalam zat cair tersebut dikarenakan oleh…. a. gerakan partikel penyusun zat cair b. bentuk dan jenis alirannya c. kecepatan partikel penyusun zat cair d. kecepatan gerak partikel e. jenis gerak partikel penyusun zat cair
E
C2 (Classifying)
A
C2 (Classifying)
28. Dua buah bola pingpong yang digantungkan dengan seutas benang dan diletakkan berdekatan satu sama lain, kemudian dihembuskan udara di antara dua bola pingpong tersebut. Bola pimpong tersebut akan saling membentur karena… a. bola pingpong bergerak menuju tekanan lebih tinggi b. bola pingpong bergerak karena hukum gravitasi c. kedua bola pingpong menuju arah tekanan yang sama d. kedua pingpong menuju arah yang berlawanan e. bola pingpong akan bergerak pada daerah yang memiliki tekanan lebih rendah.
E
C2 (Explaining)
29. Tikus membuat lubang di bawah tanah dengan tinggi yang berbeda, hal ini dikarenakan…
A
C2 (Explaining)
a. udara yang masuk ke tempat yang tekanan udara-nya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya rendah maka laju udara meningkat tekanan udara menurun. b. agar tikus bisa keluar-masuk dengan mudah c. dengan adanya 2 lubang tikus dapat leluasa bergerak d. agar tikus dapat bernapas dengan oksigen yang masuk ke dalam dua lubang e. udara yang masuk ke tempat yang tekanan udara-nya rendah ke tempat yang tekanan udaranya tinggi maka laju udara menurun tekanan udara meningkat
30. Saat ayah mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi bagian belakang baju yang dipakai kembung ke belakang, hal ini karena…. a. tekanan udara di dalam lebih besar dari pada di luar b. tekanan udara di dalam lebih kecil dari pada di luar c. tekanan udara di luar lebih besar dari pada di di dalam d. tekanan udara di luar lebih kecil dari pada di dalam e. tekanan udara di luar sama dengan di dalam
A
C2 (Explaining)
LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelompok Eksperimen Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SMAN 3 Tangerang Selatan : Fisika
Kelas / Semester Alokasi Waktu
: XI-II/ Gasal : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mekanik C. Indikator – Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. – Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran - Siswa dapat memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. -
Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika sehari-hari.
-
Memahami konsep aliran fluida
-
Memahami konsep debit
-
Memahami konsep kecepatan aliran fluida
E. Materi Pembelajaran - Fluida Ideal - Konsep Aliran
F. Model Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe NHT G. Metode Pembelajaran Diskusi Interaktif, Demonstrasi H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-1 Pengantar pembelajaran Pre-test Pertemuan Ke-2 Tahapan Kegiatan Pendahuluan (70 menit)
Inti Menerapkan pembelajaran (50 menit) kooperatif tipe NHT, yaitu : Membagi siswa menjadi 5 kelompok (terdiri dari 5-6 orang) dan memberi nomor (numbering)
Memberikan pertanyaan
Peranan Guru Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran serta membawa siswa pada materi pendahuluan dengan mengungkapkan aplikasi materi ini dalam kehidupan Motivasi : Memberikan pengertian kepada siswa bahwa belajar Fisika tidak sesulit yang mereka bayangkan. Belajar Fisika sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sains dan teknologi dunia
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Menugaskan dan membimbing siswa
Peranan Siswa
Menguji kemampuan siswa Siswa mencatat point-point penting yang harus diketahui dalam pembelajaran
Secara teratur duduk membentuk kelompok dan menerima nomor yang dibagikan guru, kemudian segera melakukan diskusi
(questioning) dalam bentuk lembar kerja kelompok mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan konsep Fluida Dinamis temukanlah beberapa contoh kegiatan dalam keseharian dimana fluida ideal dapat diterapkan.
untuk melakukan diskusi
Guru memperhatikan jalannya diskusi
pembelajaran dengan tipe NHT yang berkaitan dengan konsep Fluida Dinamis
Siswa berdiskusi dengan teman groupnya
Siswa mempersentasikan hasil pendapatnya di depan kelompoknya Kelompok lain memberikan komentar Memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan konsep pembelajaran
- Membedakan jenis-jenis fluida baik yang bersifat kompresibel, fluida turbulen, fluida stasioner, dan fluida tidak kental - menetukan debit aliran - Q = V/∆t - Q = (A v t)/t - Q = A.V
Guru menjelaskan materi berkaitan fluida ideal, kecepatan aliran, dan konsep debit
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Bertanya/memberikan pendapat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
Judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Pemahaman Siswa pada Skripsi Konsep Fluida dinamik Penutup Mengerjakan latihan-latihan soal Mengerjakan tugas (15 menit) yang tersedia Memberikan penghargaan terhadap anggota terbaik dalam kelompok Siswa menerima hadiah dengan kelompok terbaik lainnya
I. Alat/ Media pembelajaran a. LKS b. White board c. Spidol d. Penghapus J.Referensi a. Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta Penilaian 1. Teknik instrument : Tes tertulis 2. Bentuk instrument : Uraian 3. Contoh instrument 1) Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi agar aliran memiliki aliran yang laminier?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelompok Eksperimen Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SMAN 3 Tangerang Selatan : Fisika
Kelas / Semester Alokasi Waktu
: XI-II/ Gasal : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mekanik C. Indikator – Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. – Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari. D. Tujuan Pembelajaran - Siswa dapat memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. -
Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika sehari-hari.
-
Memahami konsep aliran fluida
-
Memahami konsep debit
-
Memahami konsep kecepatan aliran fluida
E. Materi Pembelajaran - Fluida Ideal - Konsep Aliran F. Model Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe NHT G. Metode Pembelajaran
Diskusi Interaktif, Demonstrasi
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-3 Tahapan Kegiatan Pendahuluan (70 menit)
Inti Menerapkan pembelajaran (50 menit) kooperatif tipe NHT, yaitu : Membagi siswa menjadi 5 kelompok (terdiri dari 5-6 orang) dan memberi nomor (numbering)
Memberikan pertanyaan (questioning) dalam bentuk lembar kerja kelompok mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan konsep Fluida Dinamis temukanlah beberapa
Peranan Guru Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran serta membawa siswa pada materi pendahuluan dengan mengungkapkan aplikasi materi ini dalam kehidupan Motivasi : Memberikan pengertian kepada siswa bahwa belajar Fisika tidak sesulit yang mereka bayangkan. Belajar Fisika sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sains dan teknologi dunia
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Menugaskan dan membimbing siswa untuk melakukan diskusi
Guru memperhatikan jalannya diskusi
Peranan Siswa
Menguji kemampuan siswa Siswa mencatat pointpoint penting yang harus diketahui dalam pembelajaran
Secara teratur duduk membentuk kelompok dan menerima nomor yang dibagikan guru, kemudian segera melakukan diskusi pembelajaran dengan tipe NHT yang berkaitan dengan konsep Fluida Dinamis
Siswa berdiskusi dengan teman groupnya
contoh kegiatan dalam keseharian dimana fluida ideal dapat diterapkan.
- Membedakan jenis-jenis fluida baik yang bersifat kompresibel, fluida turbulen, fluida stasioner, dan fluida tidak kental - menetukan debit aliran - Q = V/∆t - Q = (A v t)/t - Q = A.V - menentukan kecepatan aliran fluida ρ1. A1.v1 = ρ2. A2.v2 dan perbandingan kecepatan fluida dengan luas penampang 𝑣1 𝐴2 = 𝑣2 𝐴1
Guru menjelaskan materi berkaitan fluida ideal, kecepatan aliran, dan konsep debit
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Siswa mempersentasikan hasil pendapatnya di depan kelompoknya Kelompok lain memberikan komentar Memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan konsep pembelajaran Bertanya/memberikan pendapat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
Judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Pemahaman Siswa pada Skripsi Konsep Fluida dinamik Penutup Mengerjakan latihan-latihan soal yang Mengerjakan tugas (15 menit) tersedia Memberikan penghargaan terhadap anggota terbaik dalam kelompok Siswa menerima hadiah dengan kelompok terbaik lainnya
I. Alat/ Media pembelajaran a. LKS b. White board c. Spidol d. Penghapus
J. Referensi a. Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta Penilaian 1. Teknik instrument : Tes tertulis 2. Bentuk instrument : Uraian 3. Contoh instrument 1) Sebuah pipa dengan diameter 12 cm ujungnya menyempit dengan diameter 8 cm. jika kecapatan aliran di bagian pipa yang berdiameter besar 10 cm/s, kecapatannya di ujung yang kecil? Jawab. Diket : d1=12 cm = r1=6 cm d2 = 8 cm = r2= 4 cm v1=10 cm/s 2 A1= 𝜋𝑟1 = 3,14. 62 = 113,04 cm2 A2= 𝜋𝑟22 = 3,14. 42 = 50,24 cm2 A1 . V1 = A2 . V2 113,04 . 10 = 50,24 . V2 1130 ,4 = 22,5 V2= 50,24
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Sekolah
: SMAN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI
Semester
: II
Materi Pokok
: Fluida Dinamis
A. Indikator Memahami aplikasi hukum kontinuitas aliran fluida. B. Tujuan Pembuktian bahwa untuk penampang selang lebih sempit, maka laju aliran semakin besar, dan sebaliknya. C. Alat dan Bahan 1) Bahan: Air PAM (mengalir) 2) Alat _ Selang air 1 (dengan penampang luas A1) _ Selang air 2 (dengan penampang luas A2) _ Penggaris D. Langkah kerja 1. Atur posisi selang air secara horisontal 2. Alirkan air dalam selang dari sumber air PAM 3. Amati kelajuan air yang keluar diujung selang 4. Hitung debit air 5. Tentukan kecepatan air yang keluar dari ujung selang 6. Apa kesimpulan anda untuk dua jenis selang yang berbeda. E. Pertanyaan 1. Tinjau sebuah pipa berbentuk leher botol, jika diameter penampang D1 adalah 5 kali diameter penampang D2 dan kelajuan aliran air dalam penampang kecil adalah 81 m/s, tentukan kelajuan aliran air pada penampang besar.
2. Tinjau sebuah selang menyemprotkan air vertikal keatas, sehingga air mencapai ketinggian 5 m. Jika luas ujung selang adalah 0,5 cm2, tentukan: (a) debit air yang keluar dari selang, (b) volume air yang keluar dari selang selama 0,5 menit. 3. Tinjau sebuah bejana besar berisi air setinggi 20 m. Jika disisi bak dibuat dua lubang yang masing-masing berjarak 3 m dari permukaan dan dasar bejana. Tentukan perbandingan jauh jarak air yang dipancarkan dari lubang-lubang tersebut. 4. Tinjau sebuah bejana besar berisi air setinggi 20 m. Jika disisi bak dibuat dua lubang yang masing-masing berjarak 3 m dari permukaan dan dasar bejana. Tentukan perbandingan jauh jarak air yang dipancarkan dari lubang-lubang tersebut. 5. Tinjau sebuah akuarium yang diisi air melalui sebuah keran yang debitnya 0,4 liter persekon. Jika terdapat lubang yang luasnya 0,2 cm2 tepat didasar kaca akuarium. Perkirakan berapa tinggi maksimum air yang dapat diisikan pada akuarium.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelompok Eksperimen Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SMAN 3 Tangerang Selatan : Fisika
Kelas / Semester Alokasi Waktu
: XI-II/ Gasal : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator – Menjelaskan dan memformulasikan tekanan. – Menjelaskan dan memformulasikan energi potensial fluida. D. Tujuan Pembelajaran - Siswa dapat memahami konsep tekanan -
Siswa dapat memahami energi potensial fluida.
-
Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran - Konsep Tekanan - Energi Potensial Fluida F. Model Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe NHT G. Metode Pembelajaran Diskusi Interaktif, Demonstrasi
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-4 Tahapan Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Inti (110 menit)
Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu : Membagi siswa menjadi 5 kelompok (terdiri dari 5-6 orang) dan memberi nomor (numbering)
Memberikan pertanyaan (questioning) dalam bentuk lembar kerja kelompok mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan konsep tekanan dan energi potensial fluida temukanlah beberapa
Peranan Guru Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran serta membawa siswa pada materi pendahuluan dengan mengungkapkan aplikasi materi ini dalam kehidupan Motivasi : Memberikan pengertian kepada siswa bahwa belajar Fisika tidak sesulit yang mereka bayangkan. Belajar Fisika sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sains dan teknologi dunia
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Menugaskan dan membimbing siswa untuk melakukan diskusi
Guru memperhatikan jalannya diskusi
Peranan Siswa
Siswa mencatat point-point penting yang harus diketahui dalam pembelajaran
Secara teratur duduk membentuk kelompok dan menerima nomor yang dibagikan guru, kemudian segera melakukan diskusi pembelajaran dengan tipe NHT yang berkaitan dengan konsep viskositas Siswa berdiskusi dengan teman groupnya Siswa mempersentasikan hasil pendapatnya di depan kelompoknya
contoh tekanan yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari - hari Menjelaskan materi pembelajaran konsep tekanan. 𝐹 𝑔𝑎𝑦𝑎 Tekanan = luas atau 𝑃 = 𝐴 Energi potensial Ep = m.g.h
Guru menjelaskan materi berkaitan konsep tekanan
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan melakukan diskusi kelas
Judul Skripsi Penutup (15 menit)
Kelompok lain memberikan komentar
Memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan konsep pembelajaran Bertanya/memberikan pendapat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Fluida Mengerjakan latihan-latihan soal Mengerjakan tugas yang tersedia Memberikan penghargaan terhadap anggota terbaik dalam kelompok Siswa menerima hadiah dengan kelompok terbaik lainnya I. Alat/ Media pembelajaran a. LKS b. White board c. Spidol d. Penghapus
J.Referensi a. Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta K. Penilaian 1. Teknik penilaian 2. Bentuk instrument 3. Contoh instrument
: Tertulis : Uraian
1. Jika air terjun 20 m dimanfaatkan untuk memutar turbin listrik, sehingga dapat membangkitkan generator dengan daya sebesar 140 kW. Jika efisiensi generator adalah 15%, tentukan debit air tersebut? jaawab Plistrik = 15 % Pair ρ.Q.g.h = 0,15 . 140000 Q = 0,15 . 140000/1000 . 10 . 20 = 4,67 m3/s
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelompok Eksperimen Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SMAN 3 Tangerang Selatan : Fisika
Kelas / Semester Alokasi Waktu
: XI-II/ Gasal : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator – Menjelaskan dan memformulasikan tekanan. – Menjelaskan dan memformulasikan energi potensial fluida. D. Tujuan Pembelajaran - Siswa dapat memahami konsep tekanan -
Siswa dapat memahami energi potensial fluida.
-
Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran - Konsep Tekanan - Energi Potensial Fluida F. Model Pembelajaran Model Cooperative Learning tipe NHT G. Metode Pembelajaran Diskusi Interaktif, Demonstrasi
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-5 Tahapan Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Inti (110 menit)
Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu : Membagi siswa menjadi 5 kelompok (terdiri dari 5-6 orang) dan memberi nomor (numbering)
Memberikan pertanyaan (questioning) dalam bentuk lembar kerja kelompok mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan konsep tekanan dan energi potensial fluida temukanlah beberapa contoh tekanan yang
Peranan Guru Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran serta membawa siswa pada materi pendahuluan dengan mengungkapkan aplikasi materi ini dalam kehidupan Motivasi : Memberikan pengertian kepada siswa bahwa belajar Fisika tidak sesulit yang mereka bayangkan. Belajar Fisika sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sains dan teknologi dunia
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Menugaskan dan membimbing siswa untuk melakukan diskusi
Guru memperhatikan jalannya diskusi
Peranan Siswa
Siswa mencatat point-point penting yang harus diketahui dalam pembelajaran
Secara teratur duduk membentuk kelompok dan menerima nomor yang dibagikan guru, kemudian segera melakukan diskusi pembelajaran dengan tipe NHT yang berkaitan dengan konsep viskositas Siswa berdiskusi dengan teman groupnya Siswa mempersentasikan hasil pendapatnya di depan kelompoknya Kelompok lain memberikan
sering kita temukan dalam kehidupan sehari - hari Menjelaskan materi pembelajaran konsep tekanan. 𝑔𝑎𝑦𝑎
komentar
Guru menjelaskan materi berkaitan konsep tekanan 𝐹
Tekanan = luas atau 𝑃 = 𝐴 Energi potensial Ep = m.g.h
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan melakukan diskusi kelas
Judul Skripsi Penutup (15 menit)
Memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan konsep pembelajaran Bertanya/memberikan pendapat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Fluida Mengerjakan latihan-latihan soal Mengerjakan tugas yang tersedia Memberikan penghargaan terhadap anggota terbaik dalam kelompok Siswa menerima hadiah dengan kelompok terbaik lainnya I. Alat/ Media pembelajaran a. LKS b. White board c. Spidol d. Penghapus
J.Referensi a. Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta K. Penilaian 1. Teknik penilaian 2. Bentuk instrument 3. Contoh instrument
: Tertulis : Uraian
1. Sebuah pompa air 80 W menyedot air dari kedalaman 15 m. Air disalurkan oleh pompa melalui sebuah pipa dan ditampung dalam bak yang berukuran 0,6 m3. Bak tersebut penuh berisi air setelah dialiri selama 15 menit. Tentukan efisiensi pompa air tersebut ? Jawab : Plistrik = Pair 𝑃 Pair 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 Pair
𝜂 𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝜌𝑔𝑄 ℎ
X 100 %
80
Pair 1000 .10.10 −2 .15 X 100 % = 80%
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Sekolah
: SMAN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI
Semester
: II
Materi Pokok
: Aplikasi Hukum Bernoulli
A. Indikator Memahami konsep Azas Bernoulli: B. Tujuan Pembuktian bahwa tekanan fluida pada ketinggian yang sama adalah berbeda. dan tekanan fluida besar pada daerah dengan fluida kelajuan rendah. C. Alat dan Bahan _ Bahan: Air _ Alat: 1. Penyemprot serangga / nyamuk, 2. Penyemprot parfum. D. Langkah Kerja: 1. Masukan air kedalam alat penyemprot 2. Lakukan penekanan sehingga keluar air seperti kabut 3. E. Pertanyaan 1. Jelaskan bagaimana prinsip kerja dari: penyemprot parfum dan penyemprot serangga. Apa perbedaannya. 2. Bila angin keras bertiup kenapa jendela yang terbuka sebaiknya dibiarkan terbuka, jelaskan dengan menggunakan azas Bernoulli 3. Laju semburan air yang keluar dari lubang yang terletak di kedalaman h dari permukaan air dalam bejana adalah sama besar dengan kecepatan benda jatuh bebas, 𝑣 2𝑔ℎ. (teorema Torricelli) Bisakah anda menjelaskan. 4. Bagaimana anda bisa menjelaskan, kenapa pesawat bisa terbang (di angkasa), mengatur ketinggian dan bagaimana pesawat turun kembali (di bumi).
5. Sebuah pipa penyemprot air mempunyai dua macam penampang. Pipa penyemprot tersebut diletakkan secara horisontal, sedangkan air di dalamnya mengalir dari arah penampang besar dengan tekanan 2 atm dan laju 10 m/detik. Penampang kecil dihubungkan dengan tabung vakum bertekanan 1/15 atm (1 atm = 1 x 105 N/m2). Maka perbandingan luas penampang besar dan penampang kecil adalah....
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelompok Eksperimen Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SMAN 3 Tangerang Selatan : Fisika
Kelas / Semester Alokasi Waktu
: XI-II/ Gasal : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator - Menjelaskan dan memformulasikan Hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari D. Tujuan Pembelajaran - Siswa memahami konsep azas Bernoulli -
Siswa memahami konsep hukum Bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
E. Materi Pembelajaran - Azas Bernoulli - Aplikasi Hukum Bernoulli F. Model Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe NHT G. Metode Pembelajaran Demontrasi, Diskusi Interaktif
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-6 Tahapan Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Inti (110 menit)
Peranan Guru Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran serta membawa siswa pada materi pendahuluan dengan mengungkapkan aplikasi materi ini dalam kehidupan Motivasi : Memberikan pengertian kepada siswa bahwa belajar Fisika tidak sesulit yang mereka bayangkan. Belajar Fisika sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sains dan teknologi dunia
Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu : Membagi siswa menjadi 5 kelompok (terdiri dari 5-6 orang) dan memberi nomor (numbering)
Memberikan pertanyaan (questioning) dalam bentuk lembar kerja kelompok mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan konsep Aplikasi Hukum Bernoulli temukanlah beberapa contoh aliran kental dalam kehidupan sehari -
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Menugaskan dan membimbing siswa untuk melakukan diskusi Guru memperhatikan jalannya diskusi
Peranan Siswa Siswa mencatat point-point penting yang harus diketahui dalam pembelajaran
Secara teratur duduk membentuk kelompok dan menerima nomor yang dibagikan guru, kemudian segera melakukan diskusi pembelajaran dengan tipe NHT yang berkaitan dengan konsep Aplikasi Hukum Bernoulli Siswa berdiskusi dengan teman groupnya
hari
Menjelaskan materi pembelajaran konsep Aplikasi Hukum Bernoulli Venturimeter dirumuskan:
Guru menjelaskan materi berkaitan Aplikasi Hukum Bernoulli
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan melakukan diskusi kelas
Siswa mempersentasikan hasil pendapatnya di depan kelompoknya Kelompok lain memberikan komentar Memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan konsep pembelajaran Bertanya/memberikan pendapat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
Aplikasi Hukum bernoulli Fluida teak bergerak Fluida engalir dalam pipa datar - Teorema Torricelli - Tabung venturi - Tbung pitot - Gaya Angkat pesawat Judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Pemahaman Siswa pada Skripsi Konsep Fluida Penutup Mengerjakan latihan-latihan soal yang Mengerjakan tugas (10 menit) tersedia Memberikan penghargaan terhadap anggota terbaik dalam kelompok dengan Siswa menerima hadiah kelompok terbaik lainnya I. Alat/ Media pembelajaran a. LKS b. White board c. Spidol d. Penghapus -
J.Referensi a. Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta K.Penilaian 1. Teknik penilaian : Tertulis 2. Bentuk instrument : Uraian 3. Contoh instrument Bagaimana sayap pesawat bisa melakukan penerbangan?
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Sekolah
: SMAN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI
Semester
: II
Materi Pokok
: Hukum Bernoulli
A. Indikator Memahami konsep Azas Bernoulli: B. Tujuan Pembuktian bahwa tekanan fluida pada ketinggian yang sama adalah berbeda. Dan tekanan fluida besar pada daerah dengan fluida kelajuan rendah. C. Alat dan Bahan 1. Bahan _ Zat cair (mengalir) 2. Alat _ Pipa gelas mendatar dengan luas penampang serba sama _ Pipa gelas dengan luas penampang tidak sama _ Penggaris D. Langkah Kerja 1. Atur posisi pipa gelas agar horisontal 2. Alirkan air dalam pipa 3. Amati ketinggian air dalam masing-masing gelas vertikal 4. Catat ketinggian air dalam gelas vertikal 5. Simpulkan hasil pengamatan anda. E. Pertanyaan 1. Tinjau sebuah venturimeter yang dilengkapi dengan monometer digunakan untuk mengukur laju aliran zat cair dalam sebuah tabung, jika diketahu beda tekanan diantara pipa utama dengan pipa yang menyempit 12,5 x 104 Pa, dan jika luas penampang pipa utama dan menyempit masing-masing 2 x 10-2 m2 dan 0,5 x 10-2 m2. Tentukan: (a)
kelajuan air yang mengalir pada pipa yang menyempit, (b) debit air yang lewat pipa yang menyempit. 2. Air mengalir dengan kecepatan 12 m/s melalui sebuah selang berdiameter 5 cm. Selang ini terletak mendatar. Tentukan: (a) debit massa air, (b) kecepatan air yang keluar dari ujung selang jika diameter nya 2 cm, 3. Air yang mengalir keluar dari sebuah pipa dengan kecepatan 6 m/s digunakan untuk mengisi suatu wadah berukuran 2,0 m x 0,8 m x 1,6 m. Jika diketahui luas penampang pipa adalah 12 cm2, berapa waktu yang dibutuhkan hingga wadah tersebut penuh berisi air. 4. Tinjau sebuah pesawat terbang yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Jika diketahui daya angkat terhadap pesawat tersebut adalah 100.000 N, dan luas total sayap A = 60 m2, massa jenis udara 1,3 kg/m3, dan kecepatan udara dibawah pesawat 250 m/s. Tentukan laju udara persis diatas pesawat. 5. Pada saat pesawat akan tinggal landas (terbang), apakah sebaiknya pesawat menantang arah angin atau searah dengan arah angin. Jelaskan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelompok Eksperimen Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SMAN 3 Tangerang Selatan : Fisika
Kelas / Semester Alokasi Waktu
: XI-II/ Gasal : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah B. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator - Menjelaskan dan memformulasikan Hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari D. Tujuan Pembelajaran - Siswa memahami konsep azas Bernoulli -
Siswa memahami konsep hukum Bernoulli dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
E. Materi Pembelajaran - Azas Bernoulli - Aplikasi Hukum Bernoulli F. Model Pembelajaran Model Cooperative Learning Tipe NHT G. Metode Pembelajaran Diskusi Interaktif, Demonstrasi
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke-7 Tahapan
Peranan Guru
Peranan Siswa
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Inti (110 menit)
Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran serta membawa siswa pada materi pendahuluan dengan mengungkapkan aplikasi materi ini dalam kehidupan Motivasi : Memberikan pengertian kepada siswa bahwa belajar Fisika tidak sesulit yang mereka bayangkan. Belajar Fisika sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sains dan teknologi dunia
Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu : Membagi siswa menjadi 5 kelompok (terdiri dari 5-6 orang) dan memberi nomor (numbering)
Memberikan pertanyaan (questioning) dalam bentuk lembar kerja kelompok mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan konsep Aplikasi Hukum Bernoulli temukanlah beberapa contoh aliran kental dalam kehidupan sehari - hari
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Menugaskan dan membimbing siswa untuk melakukan diskusi
Siswa mencatat point-point penting yang harus diketahui dalam pembelajaran
Secara teratur duduk membentuk kelompok dan menerima nomor yang dibagikan guru, kemudian segera melakukan diskusi pembelajaran dengan tipe NHT yang berkaitan dengan konsep Aplikasi Hukum Bernoulli
Guru memperhatikan jalannya diskusi Siswa berdiskusi dengan teman groupnya Siswa mempersentasikan hasil pendapatnya di depan kelompoknya Kelompok lain memberikan komentar
Menjelaskan materi pembelajaran konsep Aplikasi Hukum Bernoulli Venturimeter dirumuskan:
Guru menjelaskan materi berkaitan Aplikasi Hukum Bernoulli
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan melakukan diskusi kelas
Memperhatikan dan mencatat halhal penting yang berkaitan dengan konsep pembelajaran Bertanya/memberikan pendapat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran
Aplikasi Hukum bernoulli - Fluida teak bergerak - Fluida engalir dalam pipa datar - Teorema Torricelli - Tabung venturi - Tbung pitot - Gaya Angkat pesawat Judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) terhadap Pemahaman Siswa pada Skripsi Konsep Fluida Penutup Mengerjakan latihan-latihan soal yang Mengerjakan tugas (10 menit) tersedia Memberikan penghargaan terhadap anggota terbaik dalam kelompok dengan Siswa menerima hadiah kelompok terbaik lainnya Pertemuan Ke-8 Post-test I. Alat/ Media pembelajaran a. LKS b. White board c. Spidol d. Penghapus J.Referensi
a. Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta K.Penilaian 1. Teknik penilaian : Tertulis 2. Bentuk instrument : Uraian 3. Contoh instrument Semakin tinggi cerobong asap, semakin baik sirkulasi asap yang berbondong-bondong kabur dari tempat perapian, jelaskan?
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Sekolah
: SMAN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI
Semester
: II
Materi Pokok
: Aplikasi Hukum Bernoulli
A. Indikator Memformulasikan hukum dasar fluida B. Tujuan Agar siswa dapat mengetahui cara kerja penyemprot yang sering digunakan dalam kehidupan-sehari C. Alat dan Bahan 1. Bahan - air - minyak 2. Alat - 2 selang kecil transparan/ tabung berlubang tanpa tutup dengan ukuran yang berbeda! - ember - tutup gelas terbuat dari logam - corong - cangkir D. Langkah kerja 1.
Isi ember dengan air sampai kira-kira 2/3 volumenya!
2.
Masukkan tutup gelas kedalam air dan amati!
3.
Gunakan tutup gelas untuk menutup lubang salah satu pada tabung 1!
4.
Masukkan bagian tabung1 yang tertutup kedalam air dengan hati-hati sampai kedalaman tertentu dan amati!
5.
Tuangkan air pada bagian tabung1 yang terbuka secara perlahan dan amati!
6.
Isi ember dengan air sampai kira-kira 2/3 volumenya!
7.
Gunakan tutup gelas untuk menutup lubang salah satu pada tabung2!
8.
Masukkan bagian tabung 2 yang tertutup kedalam air dengan hati-hati sampai kedalaman tertentu dan amati!
9.
Tuangkan air pada bagian tabung2 yang terbuka secara perlahan dan amati!
10. Isi ember dengan air sampai kira-kira 2/3 volumenya! 11. Gunakan tutup gelas untuk menutup lubang salah satu pada tabung1 atau tabung2! 12. Masukkan bagian tabung 1 atau tabung 2 yang tertutup kedalam air dengan hati-hati sampai kedalaman tertentu dan amati! 13. Tuangkan minyak pada bagian tabung2 yang terbuka secara perlahan dan amati!
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
: – Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. – Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari.
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika seharihari. II. Materi Ajar – Fluida Ideal – Konsp Aliran Fluida III. Model Pembelajaran 1. Self learning / belajar mandiri IV. Metode Pembelajaran 1. Demonstrasi 2. Diskusi dan Tanya jawab V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1 Pre-test Pertemuan ke-2
Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanya jawab berkaitan dengan fluida dinamik.
Kegiatan Inti – Guru memberikan ceramah yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan fluida bergerak dan hukum-hukum yang mendasarinya. – Siswa melakukan demonstrasi di depan kelas untuk mengamati sifat-sifat fluida bergerak. – Siswa melakukan identifikasi dan mengklasifikasikan sifat fluida dalam kehidupan sehari-hari. – Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.
Kegiatan Akhir Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan materi fluida dinamik, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, membaca dan memahami materi berikutnya.
VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan : Air, kertas, pipa venturi, tabung pitot Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B Sarana/Media : Papan tulis, chart, model
VII. Penilaian – Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan demonstrasi dan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas – Presentasi di depan kelas – Tes Keterampilan (psikomotorik) – Kuis – Tugas Jakarta, April 2011
Guru Fisika Fitriah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
: – Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. – Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari.
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika seharihari. II. Materi Ajar – Fluida Ideal – Konsp Aliran Fluida
III. Model Pembelajaran 1. Self Learning / belajar mandiri IV. Metode 1. Informasi/ceramah
2. Demonstrasi 3. Tanya jawab V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ke-3
Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanya jawab berkaitan dengan fluida dinamik. Kegiatan Inti – Guru memberikan ceramah yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan fluida bergerak dan hukum-hukum yang mendasarinya. – Siswa melakukan demonstrasi di depan kelas untuk mengamati sifat-sifat fluida bergerak. – Siswa melakukan identifikasi dan mengklasifikasikan sifat fluida dalam kehidupan sehari-hari. – Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Kegiatan Akhir Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan materi fluida dinamik, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, membaca dan memahami materi berikutnya. VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan : Air, kertas, pipa venturi, tabung pitot Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B Sarana/Media : Papan tulis, chart, model VII. Penilaian – Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan demonstrasi dan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas – Presentasi di depan kelas – Tes Keterampilan (psikomotorik) – Kuis – Tugas
Jakarta, April 2011 Guru Fisika Fitriah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kelas Kontrol) Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
Indikator
: – Menjelaskan dan memformulasikan konsep tekanan. – Menjelaskan dan memformulasikan energi potensial fluida.
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan dan memformulasikan tekanan. Siswa dapat menjelaskan dan memformulasikan energi potensial fluida. Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika seharihari.
II. Materi Ajar – Konsep Tekanan – Konsep Energi potensial Fluida
III. Model Pembelajaran 1. Self Learning / belajar mandiri IV. Metode Pembelajaran 1. Informasi/ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-4
Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanya jawab untuk mengingatkan pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan keterkaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan Inti – Guru memberikan ceramah yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan konsep tekanan. – Siswa melakukan demonstrasi tekanan di depan kelas dengan alat yang telah disediakan dan siswa lain mengamati – Siswa melakukan pengamatan dan memberikan hasil pengamatan – Siswa diminta untuk menjelaskan beberapa peristiwa keseharian yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. – Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Kegiatan Akhir Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan materi pada pertemuan ini, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, membaca dan memahami materi berikutnya. VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan : Bejana kerucut, minyak, stopwatch, bola logam atau kelereng, dan air
Sumber : Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta Sarana/Media : Papan tulis, chart, model VII. Penilaian – Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan demonstrasi dan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas – Presentasi di depan kelas – Tes Keterampilan (psikomotorik) – Kuis – Tugas Jakarta,
Mei 2011
Mengetahui, Guru Fisika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kelas Kontrol) Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
Indikator
: – Menjelaskan dan memformulasikan tekanan. – Menjelaskan dan memformulasikan energi potensial fluida.
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan dan memformulasikan tekanan. Siswa dapat menjelaskan dan memformulasikan energi potensial flluida.
Siswa dapat menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada permasalahan fisika seharihari.
II. Materi Ajar – Konsep Tekanan – Konsep Energi potensial Fluida
III. Model Pembelajaran 1. Self Mandiri/ belajar mandiri IV. Metode Pembelajaran 1. Informasi/ceramah 2. Demonstrasi 3. Diskusi dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-5
Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanya jawab untuk mengingatkan pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan keterkaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan Inti – Guru memberikan ceramah yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan konsep tekanan. – Siswa melakukan demonstrasi tekanan di depan kelas dengan alat yang telah disediakan dan siswa lain mengamati – Siswa melakukan pengamatan dan memberikan hasil pengamatan – Siswa diminta untuk menjelaskan beberapa peristiwa keseharian yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. – Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru.
Kegiatan Akhir Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan materi pada pertemuan ini, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, membaca dan memahami materi berikutnya. VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan : Bejana kerucut, minyak, stopwatch, bola logam atau kelereng, dan air Sumber : Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta Sarana/Media : Papan tulis, chart, model VII. Penilaian – Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan demonstrasi dan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas – Presentasi di depan kelas – Tes Keterampilan (psikomotorik) – Kuis – Tugas
Jakarta,
Mei 2011
Mengetahui,
Guru Fisika Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kelas Kontrol) Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari- hari
Indikator
: – Menjelaskan dan memformulasikan Hukum Bernoulli. – Menjelaskan dan memformulasikan aplikasi Hukum Bernoulli.
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan dan memformulasikan Hukum Bernoulli. Siswa dapat menerapkan Aplikasi Hukum Bernoulli pada permasalahan fisika sehari-hari.
II. Materi Ajar – Azas Bernoulli – Aplikasi Azas Bernoulli
III. Model Pembelajaran 1. Self Mandiri/ belajar mandiri IV. Metode Pembelajaran 1. Informasi/ceramah 2. Demonstrasi 3. Diskusi dan tanya jawab
V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-6 Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanya jawab untuk mengingatkan pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan keterkaitannya dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan Inti – Guru memberikan ceramah yang disertai dengan tanya jawab untuk menjelaskan Hukum Bernoulli. – Siswa melakukan demonstrasi azas Bernoulli pada semprotan di depan kelas dengan alat yang telah disediakan dan siswa lain mengamati – Siswa melakukan pengamatan dan mengeluarkan pendapat – Siswa diminta untuk menjelaskan beberapa peristiwa keseharian yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. – Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Kegiatan Akhir
Dengan cara tanya jawab, siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan materi pada pertemuan ini, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas kelompok, membaca dan memahami materi berikutnya. VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan : Bejana kerucut, minyak, stopwatch, bola logam atau kelereng, dan air Sumber : Kanginan, Marthen. 2006, Fisika SMA untuk kelas XI, Erlangga: Jakarta Sarana/Media : Papan tulis, chart, model VII. Penilaian – Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan demonstrasi dan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas – Presentasi di depan kelas – Tes Keterampilan (psikomotorik) – Kuis – Tugas Jakarta,
Mei 2011
Mengetahui, Guru Fisika
Fitriah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Kelas Kontrol)
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/2 (dua)
Pertemuan Ke-
: VII dan VIII
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran ( 2 × 45 menit)
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar
: Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari Indikator
: – Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik. – Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari.
I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menunjukkan dan memformulasikan hukum dasar fluida dinamis dengan eksperimen. II. Materi Ajar – Fluida Dinamis
III. Model Pembelajaran 1. Self Mandiri/ belajar mandiri IV. Metode Pembelajaran 1. Informasi/ceramah 2. Demonstrasi 3. Diskusi dan tanya jawab
V. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-7 Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan memberikan informasi tentang kegiatan laboratorium dan persiapan sebelum melakukan praktikum. Kegiatan Inti – Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. – Guru memberikan lembar kegiatan praktikum sebelum para siswa melakukan praktikum. – Siswa mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan praktikum. – Siswa melakukan praktikum sesuai konsep atau tema yang diberikan oleh guru. – Siswa melakukan presentasi di hadapan teman-temannya dari hasil percobaan yang telah dilakukan. – Siswa membuat hasil laporan ilmiah untuk dikumpulkan. Kegiatan Akhir
– Guru memberi informasi bahwa dalam membuat laporan ilmiah sesuai dengan data yang diperoleh serta memberi penekanan tujuan diadakannya praktikum. – Guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa dan memberi tugas untuk mempersiapkan materi pada pertemuan selanjutnya.
VI. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat-Alat/Bahan : Minyak, stopwatch, bola logam atau kelereng, dan air Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B Sarana/Media : OHP, papan tulis, chart, dan slide
VII. Penilaian – Pengamatan keaktifan siswa dalam diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan percobaan dan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam laboratorium – Laporan percobaan – Presentasi –
Pretest dan postest Jakarta, Mei 2011 Mengetahui, Guru Fisika
Fitriah Catatan: Untuk pertemuan berikutnya, yaitu pertemuan ke-8 diadakan Post-tes untuk mengetahui penguasaan materi dalam bab Fluida.
LAMPIRAN 4 Uji Validitas Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasional point biserial berdasarkan rumus berikut :
M p M t P rpbi St q Keterangan : rpbi
= Koefisien korelasi point biserial
Mp
= Mean (nilai rata-rata) skor yang di jawab benar oleh peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan
Mt
= Mean (nalai rata-rata) skor yang di jawab salah oleh peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan
St
= Standar deviasi skor total
p
= Proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya
q
= Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya (p =1- p) Untuk keperluan perhitungan nilai point biserial tersebut maka dibuatlah
table bantu perhitungan uji validitas. Berikut ini adalah ringkasan table perhitungan untuk menguji validitas instrumen
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Perhitungan Reliabilitas No soal Nama Subjek A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Jumlah
Skor untuk item no. 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 32
24 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
11 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
26 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 23
X2 196 121 169 169 196 100 81 81 169 121 81 225 121 169 81 121 100 64 100 100 100 121 144 121 100 49 49 81 100 100 169 81 81 36 3897
Y2 100 81 100 100 100 64 144 81 121 169 81 100 64 144 81 81 64 64 100 100 121 81 144 121 49 25 100 81 64 64 81 121 16 100 3107
Korelasi Product Moment Nama Subjek A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Jumlah r1/2 1/2 rn
X 14 11 13 13 14 10 9 9 13 11 9 15 11 13 9 11 10 8 10 10 10 11 12 11 10 7 7 9 10 10 13 9 9 6 357 0.350 0.518
Y 10 9 10 10 10 8 12 9 11 13 9 10 8 12 9 9 8 8 10 10 11 9 12 11 7 5 10 9 8 8 9 11 4 10 319
XY 140 99 130 130 140 80 108 81 143 143 81 150 88 156 81 99 80 64 100 100 110 99 144 121 70 35 70 81 80 80 117 99 36 60 3395 0.350
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
19 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 12
20 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 10
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 11
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 32
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 21
Jumlah 14 11 13 13 14 10 9 9 13 11 9 15 11 13 9 11 10 8 10 10 10 11 12 11 10 7 7 9 10 10 13 9 9 6 357
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 27
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 17
25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 26
12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13
5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 32
6 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 20
9 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 17
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9
4 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 24
Jumlah 10 9 10 10 10 8 12 9 11 13 9 10 8 12 9 9 8 8 10 10 11 9 12 11 7 5 10 9 8 8 9 11 4 10 319
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Perhitungan Reliabilitas Skor untuk item no Ganjil
No SUBJEK AHMAD TAUFIQ ALTOS NOVEMBHARMA ASTY V.H AYESTA CAHYA VIONITA BERI RASSTYO DANU K DWIKA MAULYDIA C EGGI TRIE PUTRA ELY SETYA WIDIANTI FANI SETIANINGSIH FITRI ARIESA H GILANG RAHARJO S INEZA RACHMA PUTRI IQRI'AH KALIM ISTIHARROH MIFTAH ISTI DESTRIANI KARINA M LOTAR MATHIUS LUTHFIYAH M. ABDILLAH M. ANDRI IRYANTO M. REZA NURDENA MORIYANA REGINA M NENO DWI WAHYURINI NIKEN YANUARTI NURUL FAJRIA ELHAWA OKTAVIA M OSI ISTIFARI RETRA VITARA WIMAR PUTRIANI RETHA SUCI P RIA CAROLINA RIZKI RIYAN CITRA P RIYAN BUDI KUSUMA Σ
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 32
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 17
5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
9 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 17
XY 144 99 132 130 143 77 108 77 143 143 77 156 84 156 80 100 81 60 96 100 110 99 140 120 72 35 72 81 80 81 121 99 40 63 3399
X2 144 121 144 169 169 121 144 121 169 169 121 169 144 169 100 100 81 100 144 100 121 121 196 144 81 49 81 81 100 81 121 81 64 49 4069
Y2 144 81 121 100 121 49 81 49 121 121 49 144 49 144 64 100 81 36 64 100 100 81 100 100 64 25 64 81 64 81 121 121 25 81 2927
Korelasi Product Moment Subjek AHMAD TAUFIQ ALTOS NOVEMBHARMA ASTY V.H AYESTA CAHYA VIONITA BERI RASSTYO DANU K DWIKA MAULYDIA C EGGI TRIE PUTRA ELY SETYA WIDIANTI FANI SETIANINGSIH FITRI ARIESA H GILANG RAHARJO S INEZA RACHMA PUTRI IQRI'AH KALIM ISTIHARROH MIFTAH ISTI DESTRIANI KARINA M LOTAR MATHIUS LUTHFIYAH M. ABDILLAH M. ANDRI IRYANTO M. REZA NURDENA MORIYANA REGINA M NENO DWI WAHYURINI NIKEN YANUARTI NURUL FAJRIA ELHAWA OKTAVIA M OSI ISTIFARI RETRA VITARA WIMAR PUTRIANI RETHA SUCI P RIA CAROLINA RIZKI RIYAN CITRA P RIYAN BUDI KUSUMA Σ r1/2 1/2 rn
X 12 11 12 13 13 11 12 11 13 13 11 13 12 13 10 10 9 10 12 10 11 11 14 12 9 7 9 9 10 9 11 9 8 7 367
Y 12 9 11 10 11 7 9 7 11 11 7 12 7 12 8 10 9 6 8 10 10 9 10 10 8 5 8 9 8 9 11 11 5 9 309
0.56 0.72
0.56
11 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 32
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 32
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
Skor untuk item no Genap
Jumlah 19 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 12
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 26
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
12 11 12 13 13 11 12 11 13 13 11 13 12 13 10 10 9 10 12 10 11 11 14 12 9 7 9 9 10 9 11 9 8 7 367
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
4 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 24
6 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 20
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9
12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 21
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
Jumlah 20 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 10
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 27
24 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
26 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 23
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 11
12 9 11 10 11 7 9 7 11 11 7 12 7 12 8 10 9 6 8 10 10 9 10 10 8 5 8 9 8 9 11 11 5 9 309
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Perhitungan Reliabilitas No soal Nama Subjek A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Jumlah
Skor untuk item no. 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 32
24 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
11 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
26 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 23
X2 196 121 169 169 196 100 81 81 169 121 81 225 121 169 81 121 100 64 100 100 100 121 144 121 100 49 49 81 100 100 169 81 81 36 3897
Y2 100 81 100 100 100 64 144 81 121 169 81 100 64 144 81 81 64 64 100 100 121 81 144 121 49 25 100 81 64 64 81 121 16 100 3107
Korelasi Product Moment Nama Subjek A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Jumlah r1/2 1/2 rn
X 14 11 13 13 14 10 9 9 13 11 9 15 11 13 9 11 10 8 10 10 10 11 12 11 10 7 7 9 10 10 13 9 9 6 357 0.350 0.518
Y 10 9 10 10 10 8 12 9 11 13 9 10 8 12 9 9 8 8 10 10 11 9 12 11 7 5 10 9 8 8 9 11 4 10 319
XY 140 99 130 130 140 80 108 81 143 143 81 150 88 156 81 99 80 64 100 100 110 99 144 121 70 35 70 81 80 80 117 99 36 60 3395 0.350
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
19 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 12
20 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 10
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 11
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 32
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 21
Jumlah 14 11 13 13 14 10 9 9 13 11 9 15 11 13 9 11 10 8 10 10 10 11 12 11 10 7 7 9 10 10 13 9 9 6 357
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 27
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 17
25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 26
12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13
5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 32
6 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 20
9 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 17
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9
4 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 24
Jumlah 10 9 10 10 10 8 12 9 11 13 9 10 8 12 9 9 8 8 10 10 11 9 12 11 7 5 10 9 8 8 9 11 4 10 319
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Perhitungan Reliabilitas No soal Nama Subjek A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Jumlah
Skor untuk item no 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 32
24 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 12
11 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
26 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 23
X2 225 144 196 196 225 121 144 144 225 196 121 289 144 196 100 121 100 100 144 144 144 144 225 144 121 49 64 81 100 100 169 121 64 81 4882
Y2 81 64 81 81 81 49 81 36 81 100 49 64 49 121 64 81 64 36 64 64 81 64 81 100 36 25 81 81 64 64 81 81 25 49 2304
Korelasi Product Moment Nama Subjek A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI
Jumlah Rata-rata
X 15 12 14 14 15 11 12 12 15 14 11 17 12 14 10 11 10 10 12 12 12 12 15 12 11 7 8 9 10 10 13 11 8 9 400 11.76
r1/2 1/2 : 0.538 rn : 0.700 Keputusan : Cukup
Y 9 8 9 9 9 7 9 6 9 10 7 8 7 11 8 9 8 6 8 8 9 8 9 10 6 5 9 9 8 8 9 9 5 7 276 8.12 0.538
XY 135 96 126 126 135 77 108 72 135 140 77 136 84 154 80 99 80 60 96 96 108 96 135 120 66 35 72 81 80 80 117 99 40 63 3304
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 32
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 17
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
20 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 10
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 21
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31
12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13
Jumlah 15 12 14 14 15 11 12 12 15 14 11 17 12 14 10 11 10 10 12 12 12 12 15 12 11 7 8 9 10 10 13 11 8 9 400
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 27
19 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 12
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 32
25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 26
5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
6 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 20
9 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 17
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 11
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9
4 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 24
Jumlah 9 8 9 9 9 7 9 6 9 10 7 8 7 11 8 9 8 6 8 8 9 8 9 10 6 5 9 9 8 8 9 9 5 7 276
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Perhitungan Reliabilitas
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Taraf Kesukaran NO SUBYEK AHMAD TAUFIQ ALTOS NOVEMBHARMA ASTY V.H AYESTA CAHYA VIONITA BERI RASSTYO DANU K DWIKA MAULYDIA C EGGI TRIE PUTRA ELY SETYA WIDIANTI FANI SETIANINGSIH FITRI ARIESA H GILANG RAHARJO S INEZA RACHMA PUTRI IQRI'AH KALIM ISTIHARROH MIFTAH ISTI DESTRIANI KARINA M LOTAR MATHIUS LUTHFIYAH M. ABDILLAH M. ANDRI IRYANTO M. REZA NURDENA MORIYANA REGINA M NENO DWI WAHYURINI NIKEN YANUARTI NURUL FAJRIA ELHAWA OKTAVIA M OSI ISTIFARI RETRA VITARA WIMAR PUTRIANI RETHA SUCI P RIA CAROLINA RIZKI RIYAN CITRA P RIYAN BUDI KUSUMA SAFIRA AMALIA TRI SINATA TRI SURYA ANGGASARI Σ TK Keputusan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 34
2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 33
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 19
5 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 33
6 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 20
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 33
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 33
9 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 18
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 10
11 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 14
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 33
Skor untuk item no 14 15 16 17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 22 34 35 35
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 35
19 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 13
20 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 12
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 35
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 29
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
24 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 14
25 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 27
26 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 25
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 11
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 34
30 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 12
0.92 0.89 0.51 0.68 0.89 0.54 0.89 0.89 0.49 0.27 0.24 0.38 0.89 0.59 0.92 0.95 0.95 0.95 0.35 0.32 0.95 0.78 0.08 0.38 0.73 0.65 0.68 0.30 0.92 0.32 Mdh Mdh Sdg Sdg Mdh Sdg Mdh Mdh Sdg Skr Skr Sdg Mdh Sdg Mdh Mdh Mdh Mdh Sdg Sdg Mdh Mdh Skr Sdg Mdh Sdg Sdg Skr Mdh Sdg
Keputusan Sukar Sedang Mudah
4 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 25
: TK = 0,00 - 0,30 : TK = 0,31 - 0,70 : TK = 0,71 - 1,00
Skor Total (Xt) 24 20 23 23 24 18 21 18 24 24 18 25 19 25 18 20 18 16 20 20 21 20 24 22 17 12 17 18 18 18 22 20 13 16 26 10 2 714
ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN TES Daya Pembeda
Kelompok Atas
No Skor untuk item no Subjek 1 2 3 1 2 3 4 31 1 1 0 33 1 1 0 25 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 0 16 1 1 1 20 1 1 1 5 1 1 1 7 1 1 1 11 1 1 1 27 1 1 0 32 1 1 1 6 1 1 1 10 0 1 0 3 1 1 0 9 1 1 0 26 1 1 0 34 1 0 0 12 1 1 0 13 1 1 1 15 1 1 0 19 1 1 0 29 1 1 0 2 1 1 1 8 1 0 1 17 1 1 1 18 1 1 1 21 1 1 1 28 1 1 1 14 1 1 0 22 1 1 1 23 1 1 0 24 0 1 0 30 1 1 0
Tidak dimasukkan dalam perhitungan Kelompok Bawah
0.00
0.11
0.00
0.00
0.44
buruk
buruk
buruk
baik
5 1
buruk
9 9
-0.22
2 2
drop
7 6
0.00
5 5
buruk
7 9
0.11
4 4
buruk
2 1
0.33
9 6
cukup
9 9
0.00
3 2
buruk
3 2
0.11
9 9
buruk
9 9
0.11
9 9
buruk
9 9
0.00
7 6
buruk
9 8
0.00
5 3
buruk
2 4
0.00
2 4
buruk
5 6
0.00
9 8
buruk
9 8
0.11
6 7
buruk
9 7
0.11
7 7
buruk
30 31 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0.22
29 30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
cukup
28 29 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
-0.22
27 28 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
drop
26 27 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
-0.22
25 26 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
drop
24 25 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
-0.11
23 24 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
drop
22 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
0.11
21 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
buruk
20 21 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
0.11
19 20 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
buruk
18 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-0.11
17 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
drop
16 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0.22
15 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
cukup
14 15 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
0.00
13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
buruk
12 13 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
0.11
11 12 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
buruk
10 11 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
0.00
9 10 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0
buruk
8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0.11
6 5
7 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
buruk
9 9
6 7 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
Daya Beda
9 8
5 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
Keputusan
WH WL
4 5 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
Keputusan drop : TK < 0 Buruk : 0,00 ≤TK <0,20 Cukup: 0,20 ≤TK <0,40 Baik : 0,40 ≤TK <0,70 Baik Sekali : 0,70 ≤TK <1,00
Σ 42 22 20 24 23 18 25 18 24 21 18 18 25 22 18 16 13 18 16 12 19 20 21 20 20 23 24 20 24 24 18 18 20 17 17
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN Reliabilitas Item No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0.720 Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Taraf Kesukaran Mdh Mdh Sdg Sdg Mdh Sdg Mdh Mdh Sdg Skr Skr Sdg Mdh Sdg Mdh Mdh Mdh Mdh Sdg Sdg
Daya Pembeda buruk buruk buruk buruk cukup drop buruk buruk drop drop drop cukup buruk buruk buruk buruk buruk buruk buruk buruk
Item No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Validitas Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Taraf Kesukaran Mdh Mdh Skr Sdg Mdh Sdg Sdg Skr Mdh Sdg
Daya Pembeda buruk cukup buruk buruk drop buruk buruk buruk buruk baik
Soal yang tidak digunakan adalah 10, 19, 23, 24, dan 28 Soal yang digunakan adalah soal-soal valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 25, 26, 27, 29, 30
LAMPIRAN 5 Hasil Pretest Kelas Eksperimen Hasil pretest dari kelas XI IPA 5 (eksperimen) adalah sebagai berikut. 20
20
28
28
28
32
32
36
36
36
36
36
40
40
40
40
40
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
48
48
52
56
56
60
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 60 dan nilai minimum (Xmin) adalah 20. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R) R
X max X min 60 20 40
b. Banyaknya Kelas (K) K
1 3,3 log n 1 3,3 log 34 1 3,3 1,53 1 5,049 6,049 6
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
c. Panjang Kelas (P) P
R K 40 6 6,7
7
Sehingga panjang kelasnya adalah 7
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut Kelas
Batas Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi
fi . xi2
20 - 26 27 - 33 34 - 40 41 - 47 48 - 54 55 - 61 Jumlah (∑)
19,5 26,5 33,5 40,5 47,5 54,5 222
23 30 37 44 51 58 243
2 5 10 11 3 3 34
46 150 370 484 153 174 1377
1058 4500 13690 21296 7803 10092 58439
Basarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X ) X
f x f i
i
i
1377 34 40,5
b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1 nF b P 2 f
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 40,5
P = panjang kelas
= 7
n = banyaknya data
= 34
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2 + 5+ 10 = 17 f = nilai frekuensi kelas median
= 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1 .34 17 40,5 7 2 11 40,5 7 0,77 40,5 5,39 45,89
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
Mo
b1 b P b1 b2
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 40,5
P = panjang kelas
= 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 11 – 10 = 1
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 11– 3 = 8
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Mo
1 40,5 7 1 8 40,5 7 0,11 40,5 0,77 41,27
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
f .x f .x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
58439
1377 2
34 34 1 1896129 34 33
58439
58439 55768,5 33
2670,5 33
80,92 8,99
LAMPIRAN 6 Hasil Pretest Kelas Kontrol Hasil pretest dari kelas XI IPA 7 (Kontrol) adalah sebagai berikut. 24
24
28
28
28
28
28
28
32
32
32
32
32
36
40
40
40
40
44
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
50
52
56
60
64
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 64 dan nilai minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R) R
X max X min 64 24
c. Panjang Kelas (P) P
40
b. Banyaknya Kelas (K) K
1 3,3 log n 1 3,3 log 34 1 3,3 1,53 1 5,049 6,049 6
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
R K 40 6 6,7
7
Sehingga panjang kelasnya adalah 7.
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut. Kelas
Batas Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi
fi . xi2
24 - 30 31 - 37 38 - 44 45 - 51 52 - 58 59 - 65 Jumlah (∑)
23,5 30,5 37,5 44,5 51,5 58,5 246
27 34 41 48 55 62 267
8 6 5 11 2 2 34
216 204 205 528 110 124 1387
5832 6936 8405 25344 6050 7688 60255
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X )
X
f x f i
i
i
1387 34 40,79
b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1 nF b P 2 f
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 44,5
P = panjang kelas
= 7
n = banyaknya data
= 34
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 8 + 6 + 5 = 19 f = nilai frekuensi kelas median
= 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1 .34 19 44,5 7 2 11 44,5 7 0,68 44,5 4,76 49,26
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
Mo
b1 b P b1 b2
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 44,5
P = panjang kelas
= 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 11 – 5 = 6
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 11 – 2 = 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Mo
6 44,5 7 69 44,5 7 0,4 44,5 2,8 47,3
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
f .x f .x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
60255
1387 2
34 34 1 1923769 34 33
60255
60255 56581,44 33
3673,56 33
111,32 10,55
LAMPIRAN 7 Hasil Posttest Kelas Eksperimen Hasil posttest dari kelas XI IPA 5 (Eksperimen) adalah sebagai berikut. 60
68
72
72
76
76
76
76
76
76
76
80
80
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
88
88
88
88
88
88
92
92
92
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 92 dan nilai minimum (Xmin) adalah 60. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. a. Rentang (R) R
X max X min 92 60
c. Panjang Kelas (P) P
32
b. Banyaknya Kelas (K) K
1 3,3 log n 1 3,3 log 34 1 3,3 1,53 1 5,05 6,05 6
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
R K 32 6 5,3
7
Sehingga panjang kelasnya adalah 6.
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut. Batas Kelas 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 447
Kelas 60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 Jumlah (∑)
Nilai Tengah Frekuensi (xi) (fi) 62,5 1 68,5 1 74,5 9 80,5 2 86,5 18 92,5 3 465 34
fi . xi 62,5 68,5 670,5 161 1557 277,5 2797
fi . xi2 3906,25 4692,25 49952,25 12960,5 134680,5 25668,75 231860,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X )
X
f x f i
i
i
2797 34 82,26
b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1 nF b P 2 f
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 83.5
P = panjang kelas
= 6
n = banyaknya data
= 34
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1+ 1 + 9 + 2 = 13 f = nilai frekuensi kelas median
= 18
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1 .34 13 83,5 6 2 18 83,5 6 0,6 83,5 3,6 87,1
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
Mo
b1 b P b1 b2
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 83,5
P = panjang kelas
= 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 18 – 2 = 16
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 18 – 3 = 15
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Mo
16 83,5 6 16 15 83,5 6 0,52 83,5 3,12 86,62
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
f .x f .x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
231860,5
2797 2
34 1 231860,5
34
7823209 34
33
231860,5 230094,38 33
1766,12 33
53,52 `7,32
LAMPIRAN 8 Hasil Posttest Kelas Kontrol Hasil posttest dari kelas XI IPA 7 (Kontrol) adalah sebagai berikut
56
56
60
60
60
64
72
72
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
80
80
82
82
82
84
84
84
86
86
86
88
88
88
88
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 88 dan nilai minimum (Xmin) adalah 56. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini. a. Rentang (R) R
X max X min 88 56
c. Panjang Kelas (P) P
32
b. Banyaknya Kelas (K) K
1 3,3 log n 1 3,3 log 34 1 3,3 1,53 1 5,049 6,049 6
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
R K 32 6 5,3
6
Sehingga panjang kelasnya adalah 6.
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut. Kelas
Batas Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi
fi . xi2
56 - 61 62 - 67 68 - 73 74 - 79 80 - 85 86 - 91 Jumlah (∑)
55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 447
58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 88,5 441
2 4 2 11 8 7 34
117 258 141 841,5 660 619,5 2637
6844,5 16641 9940,5 64374,8 54450 54825,8 207077
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X )
X
f x f i
i
i
2637 34 77,56
b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1 nF b P 2 f
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 73,5
P = panjang kelas
= 6
n = banyaknya data
= 34
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2 + 4 + 2 = 8 f = nilai frekuensi kelas median
= 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
Me
1 .34 11 73,5 6 2 11 73,5 6 1,04 73,5 6,24 79,74
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
Mo
b1 b P b1 b2
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 73,5
P = panjang kelas
= 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 11 – 2 = 9
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 11 – 8 = 3
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut. Mo
9 73,5 6 9 3 73,5 6 0,75 73,5 4,5 78
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
f .x f .x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
207077
2637 2
34 1
34
6953769 34 33
207077
207077 204522.62 33
2554.38 33
77.40 `8,79
LAMPIRAN 9 Uji Normalitas Data yang diperoleh dari posttest kedua kelas Kelas XI.5 60
68
72
72
76
76
76
76
76
76
76
80
80
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
84
88
88
88
88
88
88
92
92
92
Kelas XI.7 56
56
60
60
60
64
72
72
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
76
80
80
82
82
82
84
84
84
86
86
86
88
88
88
88
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu: X2
keterangan: Oi Ei
Oi
E1 Ei
2
= frekuensi observasi = frekuensi ekspektasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah: -
jika X2hitung < X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi normal)
-
jika X2hitung > X2tabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidakberdistribusi normal)
118
Berdasarkan data yang diperoleh dari posttest maka dapat dibuat tabel bantu untuk menentukan nilai kai kuadrat seperti pada tabel berikut ini. Kelas XI- 5 Kelas
60
-
fi.xi
65
62,5
Xi
62,5
fi. Xi2
batas kelas
Z batas kelas
59,5
-3,11
3906,25
-
71
68,5
68,5
-
77
670,5
74,5
-
83
161
80,5
-
89
1557
86,5
-
95
277,5
92,5
2797
465
1,18
2,023
1
0,52
6,358
9
1,098
0,1783
6,0622
2
2,722
0,404
13,736
18
1,324
0,1284
4,3656
3
0,427
-0,65
12960,5 0,17
134680,5 0,98
25668,75 95,5
Jumlah
1
0,187
89,5 90
0,3536
-1,47
49952,25
83,5 84
(Oi Ei)^2/Ei
0,0595
77,5 78
Oi
-2,28
4692,25 71,5
72
Ei
0,0104 65,5
66
luas Z tabel
1,81 X2
231860,5
7,271
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut. 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran IV, V, VI, dan VII. 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus berikut ini. z
Batas Kelas - X S
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah deviasi standar. 3. Menentukan luas z tabel. z batas kelas Luas z tabel
3,11
2,28
1,47
0,65
0,17
0,98
0,4991 0,4887 0,4292 0,2422 0,0675 0,3365
119
1,81 0,4649
Masing-masing luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut. a. Kelas 60 – 65 z 0,4991 0,4887 0,0104
b. Kelas 66 – 71 z = 0,4887 – 0,4292 = 0,0595 c. Kelas 72 – 77 z = 0,4292 – 0,2422 = 0,187 d. Kelas 78 – 83 z = 0,2422 - 0,0639= 0,1783 e. Kelas 84 – 89 z = 0,3365 + 0,0675= 0,404 f. Kelas 90 – 95 z = 0,4649- 0,3365= 0,1284 4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus berikut ini.
Ei f i luas z tabel 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini. X2
Oi E i 2 Ei
6. Menentukan jumlah kai kuadrat dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiaptiap kelas. Nilai ini adalah nilai kai kuadrat hitung (X2hitung) yang selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai X2tabel. 7. Menguji hipotesis normalitas. Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 5 adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung < X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
120
Kelas XI.7 Kelas
fi.xi
xi
Z batas kelas
batas kelas
fi. Xi2
55,5 56
-
61
117
58,5
-
67
258
64,5
6844,5
0,0276
-
73
141
70,5
16641
0,0935
-
79
841,5
76,5
9940,5
0,1957
-
85
660
82,5
64374,8
0,2643
-
91
619,5
88,5
54450
0,2288
2637
441
1,127
3,179
4
0,212
6,6538
2
3,255
8,9862
11
0,451
7,7792
8
0,006
4,3588
7
1,600
0,90
54825,8
0,1282 91,5
Jumlah
2
0,22
85,5 86
0,9384
-0,46
79,5 80
(Oi Ei)^2/Ei
-1,14
73,5 74
Oi
-1,83
67,5 68
Ei
-2,51
61,5 62
luas Z table
1,59 X2
207077
6,651
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran IV, V, VI, dan VII. 2. Menentukan z batas kelas dengan rumus berikut ini. z
Batas Kelas - X S
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah deviasi standar. 3. Menentukan luas z tabel. z batas kelas Luas z tabel
2,51
1,83
1,14
0,46
0,22
0,90
0,4940 0,4664 0,3729 0,1772 0,0871 0,3159
121
1,59 0,4441
Masing-masing luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut. a. Kelas 56 – 61 z = 0,4940 – 0,4664 = 0,0276 b. Kelas 62 – 67 z = 0,4664 – 0,3729 = 0,0935 c. Kelas 68 – 73 z = 0,3729 – 0,1772 = 0,1957 d. Kelas 74 – 79 z = 0,1772 + 0,0871 = 0,2643 e. Kelas 80 – 85 z = 0,3159 – 0,0871= 0,2288 f. Kelas 86 – 91 z = 0,4441– 0,3159 = 0,1282 4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus berikut ini.
Ei f i luas z tabel 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini. X 2
Oi E i 2 Ei
6. Menentukan jumlah kai kuadrat dengan menjumlahkan nilai kai kuadrat tiaptiap kelas. Nilai ini adalah nilai kai kuadrat hitung (X2hitung) yang selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai X2tabel. 7. Menguji hipotesis normalitas. Nilai X2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 5 adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data dibandingkan X2hitung dengan X2tabel . Didapat bahwa X2hitung < X2tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
122
LAMPIRAN 10 Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan uji F berdasarkan rumus berikut ini.
F
V1 V2
keterangan: V1
= varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang mempunyai deviasi standar terbesar.
V2
= varians kecil
atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempuyai deviasi standar terkecil.
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: -
jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians yang homogen)
-
jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians yang tidak homogen).
Untuk menentukan varians kedua data, maka dibuat tabel bantu berikut ini. Kelas Eksperimen (Kelas XI -5)
60 66 72 78 84 90
Kelas -
65 71 77 83 89 95
Jumlah (∑)
Batas Kelas 59,5 65,5 71,5 77,5 83,5 89,5 447
Nilai Tengah Frekuensi (xi) (fi) 62,5 1 68,5 1 74,5 9 80,5 2 86,5 18 92,5 3 465
34
123
fi . xi 62,5 68,5 670,5 161 1557 277,5
fi . xi2 3906,25 4692,25 49952,25 12960,5 134680,5 25668,75
2797
231860,5
f .x f .x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
231860,5
2797 2
34 1 231860,5
34
7823209 34
33
231860,5 230094,38 33
1766,12 33
53,52 `7,32
Kelas Kontrol ( XI -7) Kelas
Batas
Nilai Tengah
Frekuensi
Kelas
(xi)
(fi)
56
-
61
55,5
62
-
67
61,5
68
-
73
67,5
74
-
79
73,5
80
-
85
79,5
86
-
91
85,5
Jumlah (∑)
447
2
58,5
4
64,5
2
70,5
11
76,5
8
82,5
7
88,5 441
34
124
fi . xi
fi . xi2
117
6844,5
258
16641
141
9940,5
841,5
64374,8
660
54450
619,5 2637
54825,8 207077
Deviasi standar kelas kontrol ini ditentukan dengan rumus berikut ini.
f .x f . x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
207077
2637 2
34 1
34
6953769 34 33
207077
207077 204522.62 33
2554.38 33
77.40 `8,79
Sehingga didapat nilai Fhitung
S V 1 1 2 V2 S 2 2
Fhitung
7,32 2 8,79 2 53,5824 77,2641 0,69
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (34;34), sehingga nilai Ftabel = 1,835. Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (kedua data memiliki varians yang homogen).
125
LAMPIRAN 11 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji prasyarat statistik berupa uji normalitas dan uji homogentias, maka untuk keperluan uji hipotesis digunakan uji t untuk data normal. Hal ini sesuai dengan hasil kedua uji prasyarat tersebut yang menyatakan bahwa kedua data yang akan dicari perbedaanya bersifat normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t yang ditentukan dengan rumus berikut ini.
X1 X 2
t
dsg
1 1 n1 n 2
keterangan:
X 1 = rata-rata data kelas Eksperimen X 2 = rata-rata data kelas Kontrol dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelas Eksperimen dan kelas Kontrol n1
= jumlah data kelas Eksperimen
n2
= jumlah data kelas Kontrol
Kriteria pengujian uji t adalah: -
jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
-
jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut. 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui. Dari nilai posttest diperoleh: X1 =
82,26
X2 =
77,56
V1 = SD12 = (7,32)2 = 53,6 V2 = SD22 = (8,79)2 =77,3
127
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini. dsg
n1 1V1 n2 1V2 n1 n 2 2
34 153,6 34 177,3 34 34 2
1768,8 2550,9 66
4319,7 66
65,45 8,09
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh. t hitung
X1 X 2 dsg
82,26 77,56 8,09
1 1 n1 n 2 1 1 34 34 4,7
8,09 0,03 0,03
4,7 8,09 0,245 4,7 1,98205 2,371
4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah: dk = n1 + n2 – 2 = 34 + 34 – 2 = 66 pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi. t(0,95)(60)
= 2,000
t(0,95)(120)
= 1,980
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk=66 sebagai berikut.
128
1 (2,000 1,980) 60 2,000 0,0033
t 0,9561 2,000 1,99967
Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1% adalah: t(0,99)(60)
= 2,660
t(0,99)(120)
= 2,617
jadi nilai ttabel dengan dk = 66 diperoleh
1 (2,660 2,617) 60 2,660 0,0007
t 0,9966 2,660 2,659
5. Menguji Hipotesis Pada taraf signifikansi 1% nilai thitung < ttabel , maka Ho diterima Ha ditolak. Namun pada taraf signifikansi 5% nilai thitung > ttabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Tipe NHT dengan yang menggunakan metode konvensional. Namun pada taraf kepercayaan 99% tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Tipe NHT dengan yang menggunakan metode konvensional, sehingga dapat dikatakan bahwa Model Pembelajaran Tipe NHT dapat mempengaruhi pemahaman hasil belajar siswa hanya pada taraf 95% saja, tidak pada taraf kepercayaan 99%.
129
LAMPIRAN 12 Uji Normal Gain Eksperimen N- Gain =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 –𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Abrar Alifiaan Epsa Adelia Anggraeni Adi Dharma Dwi R Aditya Sukma S Ahmad Caesar Yulyawan Aji Wahyu N Andi Sofia Karina Andra Hendria Anestia Rendy C Anggita Prima Maurizka Aninda Aghnia Isnaini Anita Fildzah Anjani Naka M Annisa Prilya Sari Annisa Qonita Firda Aprilia Tri Utami Aziz Bagas Aswara Bachtiar Rafli Bella Tahlia Casandra Indira Hapsari Dias Restugustias Dimas Dzulfi K Dini Harum P Dita Anggraeni Fahri Ardianto Ferry S. B Firda Umala Fiska Rahmi P Fitri Dewi Haryanti Ghina Ghaliya Hafiz Mulyahadi Jenny Yolanda St. Insyirah Fadhilah Yulia Rahmawati Rata-rata
Nilai Pretes Postes 40 84 56 92 52 76 44 84 44 84 48 76 36 84 56 76 44 88 44 92 36 84 36 84 28 76 32 84 36 76 20 84 44 88 44 92 44 84 28 84 48 84 20 88 44 76 40 84 44 88 36 88 28 72 32 84 40 68 40 72 44 76 44 60 60 80 40 80 40,35 81,35
Gain (G) 0,73 0,82 0,50 0,71 0,71 0,54 0,75 0,45 0,79 0,86 0,75 0,75 0,67 0,76 0,63 0,80 0,79 0,86 0,71 0,78 0,69 0,85 0,57 0,73 0,79 0,81 0,61 0,76 0,47 0,53 0,57 0,29 0,50 0,67 0,71
Kategori Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi
Skor terbesar
= 0,86
Skor terkecil
= 0,29
Rentang (R)
= Skor terbesar – Sekor terkecil = 0,86 – 0,29 = 0,57
Banyaknya Kelas (K) K
1 3,3 log n 1 3,3 log 34 1 3,3 1,53 1 5,049 6,049 6
Panjang Kelas (P) P
R K 0,57 6 0,095
0,1
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut. Kelas
Batas Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi
fi . xi2
0,29 - 0,38 0,39 - 0,48 0,49 - 0,58 0,59 - 0,68 0,69 - 0,78 0,79 - 0,88 Jumlah (∑)
0,285 0,385 0,485 0,585 0,685 0,785 3,21
0,335 0,435 0,535 0,635 0,735 0,835 3,51
1 2 6 4 12 9 34
0,335 0,87 3,21 2,54 8,82 7,515 23,29
0,112225 0,37845 1,71735 1,6129 6,4827 6,275025 16,57865
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai NGaint ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Rata-rata ( X )
X
f x f i
i
i
23,29 34 0,685
b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1 nF b P 2 f
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 0,685
P = panjang kelas
= 6
n = banyaknya data
= 34
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1 + 2 + 6 +4 = 13 f = nilai frekuensi kelas median
= 12
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari NGaint ini adalah sebagai berikut.
Me
1 .34 13 0,685 6 2 12 0,685 6 0,875 0,685 5,25 5,935
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
Mo
b1 b P b1 b2
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 0,685
P = panjang kelas
= 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 12 – 4= 8
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 12 – 9 = 3
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil N-Gaint ini adalah sebagai berikut.
Mo
8 0,685 6 8 3 0,685 6 0,73 0,685 4,38 5,065
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
f .x f .x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
16,57865
23,292
34 1
34
542,4241 34 33
16,57865
165298 15,95365 33
165282,05 33
5008,55 `70,77
Varian (S2) = (70,77)2 = 5008
LAMPIRAN 13 Uji Normal Gain Kontrol N- Gain =
No
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 –𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Nama
1 2 3 4
Aji Panunggal Fasya Febriandini M. Luthfi Aziz Melisa Andriana
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Muhammad Bani Pratama Muhammad Faisal Noval Hudiya Nurmala Damayanti Nyoman R Safira Ajeng P Putri Amellia Putri Maharanni Putu Leonaldy P.P Rahdianov Fikri S Rifay Maulana Putera Rina Febriana Rizka Ardiana Rizka Diana Irfin Putri Rizky harry setiawan Rizqi Koesoema A S. Dewi Fatimah Sarah Febriyanti Sindi Mulya Kuntamanik Siti Rizka Amalia Therry Bilal Esa F Tiera Atta Meilani Tiffany Deanidia Tri Surya Maharori P Trisna Tarmizi Ulfiyani Hilmyyatunnisa Via Ardhya Garini Lintang Winda Shintawati Yohanes Yudha bhakti permana Yurino S Rata-rata
Nilai Pretest Postes 80 48 76 32 84 50 76 52 48 64 48 32 48 28 36 56 40 40 32 48 60 28 48 48 48 24 48 28 48 32 32 28 44 28 40 28 40 24 40,53
56 80 76 72 88 76 82 82 76 76 82 72 84 64 88 88 84 88 86 76 86 76 76 76 76 86 60 60 60 56 76,59
Gain (G)
Kategori
0,62 0,65 0,68 0,50
Sedang Sedang Sedang Sedang
0,15 0,44 0,54 0,59 0,77 0,67 0,72 0,59 0,60 0,60 0,74 0,46 0,60 0,50 0,77 0,77 0,69 0,84 0,73 0,67 0,73 0,65 0,65 0,67 0,57 0,81 0,33 0,44 0,33 0,42 0,65
Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Skor terbesar
= 0,84
Skor terkecil
= 0,15
Rentang (R)
= Skor terbesar – Sekor terkecil = 0,84 – 0,15 = 0,69
Banyaknya Kelas (K) K
1 3,3 log n 1 3,3 log 34 1 3,3 1,53 1 5,049 6,049 6
Panjang Kelas (P) P
R K 0,69 6 0,115
0,12
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
Kelas
Nilai Tengah (xi)
Frekuensi (fi)
fi . xi
fi . xi2
0,205 0,325 0,445 0,565 0,685 0,805
1 2 6 8 12 5 34
0,205 0,65 2,67 4,52 8,22 4,025 20,29
0,042025 0,21125 1,18815 2,5538 5,6307 3,240125 12,8661
0,15 - 0,26 0,27 - 0,38 0,39 - 0,50 0,51 - 0,62 0,63 - 0,74 0,75 - 0,86 Jumlah (∑) a. Rata-rata ( X ) X
f x f i
i
i
20,29 34 0,6
b. Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
Me
1 nF b P 2 f
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 0,625
P = panjang kelas
= 6
n = banyaknya data
= 34
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 1 + 2 + 6 + 8 = 17 f = nilai frekuensi kelas median
= 12
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil N-Gaint ini adalah sebagai berikut.
Me
1 .34 17 0,625 6 2 12 0,625 6 0,71 0,625 4,26 4,885
c. Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
Mo
b1 b P b1 b2
Dimana: b = batas bawah kelas median
= 0,625
P = panjang kelas
= 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
= 12 – 8 = 4
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
= 12 – 5 = 7
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil N-Gaint ini adalah sebagai berikut.
Mo
4 0,625 6 47 0,625 6 0,4 0,625 2,4 3,025
d. Deviasi Standar (S) Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
f .x f .x f f 1
2
i
S
i
2 ii
i
i
i
12,8661
20,292
34 1
34
411,6841 34 33
12,8661
12,8661 12,11 33
128648,89 33
3898,5 `62,44
Varian (S2) = (0,15)2 = 0,023
LAMPIRAN 14 DATA HASIL OBSERVASI MODEL PEMBELAJARAN NHT KELAS XI. 5 (KELOMPOK EKSPERIMEN) NO
TAHAPAN PEMBELAJARAN
SKOR PERTEMUAN KE 2
3
4
5
Jumlah
6
7
Persentase
1
Siswa memahami tujuan pembelajaran
0
1
1
1
1
1
5
83,3 %
2
Siswa menunjukkan minat dan motivasi terhadap model
0
1
1
1
1
1
5
83,3 %
pembelajaran yang diberikan 3
Siswa memahami masalah yang disajikan
0
1
1
1
1
0
4
66,7 %
4
Mendefinisikan tugas-tugas belajar yang berhubungan
1
1
0
1
1
1
5
83,3 %
dengan masalah-masalah yang disajikan 5
Melakukan diskusi bersama-sama dalam kelompok
1
1
1
0
1
1
5
83,3 %
6
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai
0
1
1
1
1
1
5
83,3 %
1
1
1
1
1
1
6
100 %
0
1
0
1
1
1
4
66,7%
persiapan diskusi kelompok 7
Melakukan penyelidikan dalam upaya memecahkan masalah
8
Saling bertukar infomasi dengan teman dalam kelompoknya
9
Tidak merasa bosan dengan pelatihan yang diberikan
0
1
1
1
1
1
5
83,3 %
10
Mengumpulkan tugas (laporan penyelidikan) dengan baik
1
0
1
1
1
1
5
83,3%
dan tepat waktu
11
Menunjukkan pemahaman terhadap materi pelajaran
0
1
1
1
0
1
4
66,7
dengan merespon pertanyaan guru dengan benar 12
Menerima umpan balik yang diberikan guru
1
1
1
1
1
1
6
100 %
13
Lebih memusatkan perhatiannya pada proses bukan pada
1
1
1
0
1
1
5
83,3%
0
0
1
1
1
1
4
66,7%
hasil 14
Melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil diskusi kelompok
15
Keaktifan kelompok dalam berjalannya proses diskusi
1
1
1
1
1
1
6
100%
16
Menyimpulkan hasil pemahaman pembelajaran
1
0
1
1
1
1
5
83,3%
Jumlah
8
13
14
14
15
15
80
81,23%
Persentase (%)
50
81,25
87,5
87,5
93,75
93,75
81,23
berdasarkan pada diskusi yang dilakukan oleh semua kelompok
Keterangan : Penskoran dilakukan berdasarkan ketentuan berikut: 1. Frekuensi kurang dari 50% dari frekuensi yang diharapkan diberi nilai 0 2. Frekuensi lebih dari atau sama dengan 50% frekuensi yang diharapkan diberi nilai 1 3. skor total setiap pertemuan adalah16 4. skor total setiap indikator yaitu 6 5. skor total keseluruhan dari 16 indikator dikali 6 pertemuan adalah 96.
im. l_See x
No,
KEfT,IENTERIAN AGANfiA UIN JAKARTA
Dokumen
Tgl. Terbii
: :
FITK-FR-AKD-082 1
April 2011
FITK Jl. lr. H. Jua}da No 95 Cbtnat 154i2 lndoresia
1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN 1/F. liKM .01 3 /.1W.ZAI Lamp. :Outline/Proposal I{al : Perrnohonan lzin Penelitian
l.{omor : Un.0
Jakafta, 07 Aprii 201i
1
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMAN 3 Tangerang Selatan
di Ternpat Assalamu' al aikum wr'.v'b, Dengan hormat kami sampaikan bahw4
Naina
Ei I I *-!-lti t<{r
NIM
105016300647
Jurnsan
Pendidikan IPA-F!sika
Semester
X
Judui Skripsi
"Implementasi Model Pernbelajaran Kooperati{ Tipe NHT {Numbered llead *tgether) untuk *Ieniugkafkan Femahaman Sisw* pada Konsep Fluida Dinamis"
Adalah benar matlasiswazi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi,
dan akan
instansi/seko I al,Jmadrasah,vang
auclara pimp in.
S
mengadakan penelitian
(riset)
di
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas pei'hatian da:r kerja saina Saudara" kami ucapkar.r terima kasih. Wassalamu' alaikum wr.wh.
fi, M.sc 200003 2 001 Tembusan: Dekan FITK Pernbantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan
l. 2. 3.
..
j.1
KEMENTERTAN AGAMA
,ffi.,
l;;r%"
utN JAKARTA FITK
L
Jt. tr. H. Juanda No
I X SJ
FORM (FR)
ss ciputat ts4l2
Dokumen : Tgl.Terbit : No. Revisi: :
02
Hal
1
No.
tndonesia
FITK-FR-AKD-082
1April2011 1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F. 1/KM.o | 3 lfu7::ttzOt t Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 07
April
2011
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SMAN 3 Tangerang Selatan
di Tempat As
salomu' alaiktm tt r.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahrva,
Nama
Fitriah
NIM
106016300647
Jurusan
Pendidikan iPA-Fisika
Semester
X
Judul Skripsi
"Implementasi N{odel Fembelajaran Kooperatif Tipe NIIT (Numbered Head Togetlrer) untuk Meningkatkan Pemahaman Sislva padr Konsep Fluida Dinamis"
Adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/rnadrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kanri nrohon Sauclala dapat rurengizinkarr niahasisr.r'a iersebut rrelaksanakalr penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja [4/as s o
I
san-ra Sar"rclara.
kami ucapkatr teriura kasih.
amu' ol ctiku m v,r. fi,b. a.n. Dekan
-'Kabag. Tata Usaha
,/ _.-\enr'*'{'
d^
.'Ji)m,r;;)\%. $rioi,'.
rta.na
t.198103.1.005 Tembusan:
1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akadernik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
a-
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DINAS PDNDIDIKAN SMA NEGERI3 KOTA TANGERANG SELATAN )G Komp. Pamulang Permai 2, Tangerang Selatan 15416 Telp. (021) 74633772 Fax (021) 74637117 //wtvw. on e p am. com, email: sm an 3 t an g s e l@J)ah o o. c ont
Jt. Benda Timur
Website:
h ttp
:
SURAT KETERANGAN
Nomor : 800 / 421.3 /222|SMAN3TANGSEL/V/20 I I
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, menerangkan bahwa:
FITRIAH
Nama
:
NIM
:106016300647
Fakultas/Jurusan
: FlTK./Pendidikan
Semester
:X
IPA Fisika
Yang bersangkutan adalah benar telah melakukan Penelitian di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatarl dari Bulan April s.d Mei 2011 dengan judul ulmplementasi Model Pembelojaran
Kooperatd Tipe NHT (Numbered Head Together) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Konsep Fluida Dinomis'.
Demikian surat keterangan
ini kami buat untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana
mestinya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
LEMBAR REFERENSI Nama : Fitriah
NIM Judul
2106016300647 : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Betajar Fisika Siswa Pada Konsep Fluida Dinnmis
Trianto, Mendesain Model frmbttaiaron- trnrattf Pro gr
e
sif,
(J akarta :
Kencana, 2009), h. 82
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing, C{ew York: Longman,2001), h.70 -76 BAB
II
Rusman, Manajemen Kurikulum,...h.lgg
Heri Damhudi, Pengaruh Metode Wu*bnred neoa
Together Terhadap Hasil Belajar Biologi pada Konsep Ekosistem. (Jakarta: UIN.2007). h. 15
Heri Damhudi, Pengaruh Metode Numbered
Head
Together...., hal.15
Trianto, Mendesain Model pembelajaron tnoratifProgresif Konse, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTS4, (Jakirta : Kencana,2009), h. 50 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTS?), (Jakarta : Kencana, 2009), Cetakan 1, h.57
6
Trianto, Mendesain Uod@
Progresif ... h. 57 7
I
nanro, iwendesatn Model pembelajaran Inovatif-
!!::rtrf Konsep, Landasan, dan Implementasinya paia KTSP, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 5g 8
Rusman, M,najemen
Kurikulun@
z.urrranr, ctKK, btrategt pembelajaran Sains
UIN 2009),h.t57 10
r
11
,
nanro, twendesatn Model pembelajaran
Progresif , ...h. 21
(Jakarta
/,
fi<
Inovatif_
rrranro, tvtendesam Model pembelajaran Inovatif_
Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, (Jakarta
:
Kencana 2009),h.82 12
Trianto, Mendesain Model Progr
13
t4
es
if Kons
ep
pe@
....h.82
Noor Azizah, Keefektifan penggunaa"
Modet Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together ) dengan Pemanfaatan LKS pada pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Batik) Siswa Kelas VIII SMPN 6 Semarang, (Semarang :[INS 2007),h.21-24
Dewi S alma Prawirad ilaga, p r i ns ip D t s atnF e mb e I ai ar an Ins truc ti onal D e s i gn P r inc ipl e, (I akarta : Kencana, iOOl1,
h.4 15
"fu
\/
v
w
#{ *v ,/g V #r-
h
Trianto, Mendesain Model p"mbetaiaian Tnovatif
v
{A \) pn*biloiara;,7i'/*u:',i ,& w
Progre s if, (Jakarta:Kencana 2009),
h.l7
t6
Oemar Hamalik, Kurikulum don Bumi Aksara ), h . 55
t7
Rusman, Manajemen Kurikulum. 1.tat<arta 2009), h.1 5 I
18
$\r
{a
,("& \y
2009), h.1 9g 9
.& w
:
Rajawali
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Betaiar, (Jakam Erlangga, 1989),h.112
,fu ,fu
\v
..
(
\l/ \\t,z
t9
Andrias Harefa, Mejadi @
Pemberdayaan Diri, Transformasi Organisasi aon Masyarakat Lewat Proses pembelajaran, (Jakarta : Kompas, 2006),h.37 20
Arief S.
Sadiman,
?ENDW
21
Arief S. Sadiman, dkk, MEDIA
22
I Ketut Mahardika, "Membekali Kemampuan Mahasirwa
Fisika dalam Mengevaluasi Kemampuan Belajar Siswa dengan Model Tes Bergambar Kartun Kejadian Fisika,', dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaaz, No. 064 Tahun Ke-i3, Januari 2007,h.2. 23
Oemar Hamalik, Kurikulum dan pembetajaraa
24
Hamzah
B. fJno,
dkk, Strat@ di Perguruan Tinggi, (Malang :
Supriyatno,
Partisipatori
Malang, 2006), h. 26
IL7%n
Orientasi Baru dok;-psl-idolog, Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 137
Triyo
UIN
18
Tonih Feronika, Strategi pembelaja,oo FITK UIN Jakarta, 2008), h.3
Ki*ia,
Kfun*
gakarta,
Tonih Feronika, Strategi Pembelajaran
28
Slameto. Belajar Dan Foktor-fokti-
h. 4
yong
M e mp e n g ar uhi ny a. (J akarta : Ri eneka Cipta. 20 1 0), h.2 29
Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar,...
30
Syaiful Bahri Djamarah, psikologi AebiarlJakartu Rineka Cipta, 2008), h. 13
31
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil frorns nulai*
hJl
Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.h.22
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi ft-brloioran IfA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung persada, 2006\, h.14
,fu
v
,a w {^b
"t(re \,,
& \1
lal V
Av
v {e v ,{< w ,dq
27
32
V
dkk, UgbM.
Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.1 1.
25
&<
\/
/^
,k
v
&w AV
33
Syaipul Bahri Djamarah,
fstko@
Rineka Cipta, 2008), h. 157 34
Dramero. r;etaJar dan I. aktor_Jaktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rieneka Cipta. 2010) h. 60
35
Slameto. Belaj ar dan Faktor-fakto
36
Nana Syaodih Sukmadinata, Londoton Fikolog pro*s Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), h.2t5
37
38
*h.
.
7n
Lorin W. Anderson, David R. Kffi Airasian (et.al), A Taxonomy..., h.63
Martinis Yamin, Strategi
pemb,effi
Zainal Abidin, "Pemahaman Konseptnal da., p.oredural Dalam Belajar Matematika',, dalam Jurnalpendidikan dan Pembelajaran, No. 2 Tahun Ke-17, Agustus 2004, h.s7
40
4l
Yuni Tri Hewindati dan Murid...,h.63
Adi
Su.yattto,-;Ferrraharrran
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Aehiarllakmu Erlangga, 1996), h.79-80
42
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Erlangga, I996),h.82
43
,fu
V
Y/
v \ry ,K v ,k
/< w ,fu \Y
v v ,k v Av v ,(L v
/fu Aehiarllakmu rJ
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakafta Erlangga,1989), h. 81
44
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol; whit peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy..., h.7 0
45
Nyoman subratha. Pengembangan Model fembekiara" Kooperatif Dan Strategi Pemecahan Masalah (Intuk Meningkatkan Hasil Belajar", dalam jurnal penelitian dan pengembangan Undiksha, Desemb er 2007 h. I 3 6- 1 3 g
46
/d"
l/rl t/e<
Kompetensi, (Jakwta: Gaung persada, 2004),h. g0 39
(< .\V
Heri Damhudi, Pengaruh Metode Numbered nrid Together Terhadap Hasil Belajar Biologi pada Konsep Efroslslen. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2007
r)
/^
47
Ferani Puteri Habibi, Efektivitas@ TGT (Team Games Tournament) Dan Nht Q{umberea Head Together ) Terhadap Belajar Kimia Siswa Man 9 Pondok Bambu Jakarta. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
s,
Jakarta,2006. h.70 4A
Ubardrllah, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Fisika. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. h. 67
49
lka Nurhikmawati, Pengaruh pembelajaron KoopuratiJ Metode Numbered Together (Nht) Terhadap pengiasqan Konsep Energ,t Dan Daya Listrik. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008
BAB
)umaol
.,
Ibnu Hadjar. Dasar-Dasar Metodologi pr"rlirion
JuryaDrata, Metodologi penelitian, (Jakarta Rajawali Pers,201 0), h. 92
:
Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali pers, 1e96).h. n7 3
Emzir, Me t o do I o gi P e ne I i t i an p e ndi di kanV"a"ti t rt lf da" Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 200g), h. 102
4
Emzir, Metodologi
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suan
enelitian
p
endidikan
..,
lr- 1 03
Pendekatan Praktek, (Jakarta : pT Rineka Cipta, 2006),
h.108 6
Mardalis, Meto de P eneliti an Suatu p endekaianFropo s at, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.55
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian..., h.
8
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar penetttian Pendidikan Sains, (Jakarla : Jurusan pendidikan IpA,
ln.
FITK, UIN Syarfi Hldayatullah, Z00B),h.23
9
v
lt
III
I
P
kv
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi (Yogyakarta :Subangsih Offset), h. 67
pendidikan,
f"q
\
A
k,fu v
,k
& A $' \
v & s,
10 11
t2
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasa, E alusl-Fendiiikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), h. 64 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi h.78 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi h. 86
Fr"didiko^. prndidik
/^
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi h. 93
t4
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar..., h.38
l5
,6 A
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar..., h. 276
17
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar..., h. 2I3.
18
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar..., h. 2lB.
t9
Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan D e n g a n P e m anfa at an Mu I t i m e d i a p e mb e I aj ar an, (Sk rip si Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: t. d., 2008), h.5r-52.
20
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, Apllkart
Statistika Dalam Penelitian, (Jakarta: 2006, pustaka Setia), h.294. Amudi Pasaribu, Pengantar Statistik, (Iakarta : Ghalia Indonesia, 1983), h. 291
23
,fu ,fu ,6^
16
22
-#-
^.
peidnikan.
13
2l
.& \2
Sudrajat et.all., Statistik Pendidikan, (Bandung: pustalii Setia, 2005). h. 171. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar...., h. 7 7
{,A-
w
\3
vv \v
,t
\J)
v
\./
v
,A w
tt v ,(A v tu \3,
Jakafta,10 Agustus 2011
Pembimbing
I
z2
/a-[l. Z 'v\l v'*-/,/
Dr. Nada Marn5da. M.Ens
mbing II