Jurnal EduMatSains, 1 (1) Juli 2016, 61-72
Penggunaan Media Power Point pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Nova Irawati Simatupang* Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Kristen Indonesia Jln. Mayjend Sutoyo, No.2, Cawang, Jakarta Timur, 13630 *e-mail:
[email protected] Abstract Various types of models student-centered learning has increase for this time. In addition to appropriate learning models, use media for learning is expected to improve student achievement. The purpose of this research is to determine whether the learning achievement student by using media power point in cooperative learning NHT better than just using cooperative learning NHT without media on the subject of hydrocarbons. The study population was the whole class X SMA Teladan with totaling 3 class. Samples were taken at random as much as 2 class and consists of 72 students. The data of student achievement in Chemistry obtained by providing multiple-choice test with 20 questions. Hypothesis testing is done right part t-test at a significance level of = 0.05. Results of data analysis obtained by the average value of the students taught using media power point and a model cooperative pembelajran NHT (class eksperimen1) was 72.08 ± 13.80 with an increase of 56.67%, while the average value of the students taught by implementing cooperative learning NHT (class eksperimen2) was 65.28 ± 9.41 to 40.56% increase. The results showed that an treatment by using media power point on cooperative learning model NHT better than the treatment only implement cooperative learning model NHT to improve student’s achievement in Chemistry, with t-test (2.739) > t table (1.66883) for α = 0.05 and df = 68. Keywords: Realistic Cooperative, Numbered Head Together, Power Point, Student Achievement
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
suatu
hal untuk menghantarkan seorang peserta didik
penting dalam kehidupan. Sekolah menjadi ke salah
satu
pendidikan
tempat formal
untuk sebagai
tujuan
memperoleh menyediakan lembaga
belajarnya
dengan
cara
situasi
kondisi
serta
dan
fasilitas yang kondusif sehingga lahirlah
pendidikan. Di sekolah, guru dan siswa
suatu interaksi edukatif yang harmonis.
memiliki peranan penting dalam proses
Slameto (2008) menyatakan belajar
belajar mengajar baik guru sebagai pihak
adalah
proses
usaha
yang memberikan pengajaran dan siswa
seseorang
sebagai pihak yang diajar. Herdian (2009)
perubahan tingkah laku yang baru secara
untuk
yang
dilakukan
memperoleh
suatu
menyatakan bahwa proses pendidikan dan keseluruhan, sebagai hasil pengalaman di pengajaran yang ideal pada hakikatnya
dalam diri seseorang yang mengubah tingkah
merupakan suatu ajakan seorang pendidik
laku dalam berfikir, bersikap dan berbuat. 61
Nova Irawati Simatupang
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
Untuk membangkitkan minat belajar peserta belajar
siswa
dapat
dilakukan
dengan
didik, setiap guru sebaiknya memiliki rasa
penggunaan media belajar. Media dapat
ingin tahu mengapa dan bagaimana anak
mewakili apa yang kurang mampu guru
belajar dan menyesuaikan dirinya dengan ucapkan melalui kata-kata atau kalimat kondisi-kondisi belajar dalam lingkungannya.
tertentu (Djamarah, S.B; 2008). Sadiman,
Menurut Nasution (2007) suatu hal yang
Arif S., (2007) mengatakan bahwa media
sangat
menyulitkan
pengajaran
adalah adalah berbagai jenis komponen dalam
perbedaan individual diantara anak-anak
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
yang akan diajarkan di dalam satu kelas yang
dalam
sama. Oleh karena itu, guru harus mampu
berpendapat bahwa media adalah segala alat
belajar.
Sementara
itu
Briggs
menunjukkan keahlian dalam merencanakan fisik yang dapat menyajikan pesan serta pengajaran yang
baik dengan tujuan agar
merangsang siswa untuk belajar.
siswa dapat menguasai materi pengajaran
Menurut Lie, A., (2009) pembelajaran
yang diberikan. Rancangan pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang dapat
dimulai dengan
memilih
metode memberi kesempatan kepada siswa untuk
pengajaran tepat untuk digunakan.
bekerja sama dengan sesama siswa dalam
Selain metode/ teknik mengajar yang
tugas-tugas yang terstruktur.
tepat, untuk lebih mengoptimalkan hasil Tabel 1. Fase Pembelajaran Kooperatif Tingkah Laku Guru Fase-Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan Informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar Fase 4 Membantu kerja kelompok dalam belajar Fase 5 Mengetes materi Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru menjelaskan dan menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut. Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan bagaimana caranya membentuk kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas. Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaaan mereka. Guru memberikan cara-cara untuk merespon upaya pencapaian hasil belajar individu kelompok. 62
Penggunaan Media Power Point Pembelajaran kooperatif dapat mendorong 2. Pengakuan adanya keragaman seluruh siswa lebih aktif belajar, sedangkan
Bertujuan untuk memberi peluang kepada
peran guru adalah sebagai pengelola aktivitas
siswa yang berbeda latar belakang dan
kelompok
penerapan
kondisi untuk bekerja sama dan saling
pembelajaran kooperatif, dua atau lebih
tergantung satu sama lain sehingga
individu saling bergantung satu sama lain
tercipta sikap saling menghargai.
untuk mencapai suatu penghargaan bersama
3. Pengembangan keterampilan sosial
tersebut.
Dalam
apabila mereka berhasil sebagai kelompok. Slavin,
R.E.,
(2009)
lebih
Bertujuan
untuk
mengembangkan
lanjut
keterampilan sosial siswa. Keterampilan
mengemukakan suatu rumusan bahwa ada 6
yang dimaksud antara lain berbagi tugas,
fase atau langkah-langkah dalam belajar
aktif
kooperatif seperti yang terdapat pada tabel 1.
orang lain, mau menjelaskan ide atau
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered
bertanya,
menghargai pendapat
pendapat, bekerja dalam kelompok dan
Head Together (NHT) atau penomoran
sebagainya.
berpikir secara bersama merupakan bagian Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT dari pembelajaran kooperatif yang pada
merujuk pada konsep Kagen dengan tiga
umumnya digunakan untuk melibatkan siswa
langkah yaitu :
dalam penguatan pemahaman pembelajaran a. Pembentukan kelompok atau mengecek pemahaman siswa terhadap
b. Diskusi masalah
materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif c. Tukar jawaban antar kelompok. tipe NHT menggunakan struktur langkah,
Lebih lanjut diungkapkan bahwa kelebihan
yaitu: penomoran, pengajuan pertanyaan,
dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berfikir bersama dan menjawab pertanyaan ini adalah sebagai berikut: (Lie, A., (2009).
1.
Lie, A., (2009) mengemukakan tiga tujuan
yang
hendak
dicapai
Siswa
dapat
berinteraksi
dalam
memecahkan masalah untuk menetukan
dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT
konsep yang dikembangkan. 2.
yaitu :
Dapat
meningkatkanperolehan
isi
akademik dan keterampilan social.
1. Hasil belajar akademik stuktural Bertujuan untuk meningkatkan kinerja
3.
Setiap siswa memiliki kesiapan belajar.
4.
Meningkatkan
keterampilan
berfikir
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
siswa baik secara individual maupun
akademik.
kelompok. 63
Nova Irawati Simatupang 5.
Melatih
siswa
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
untuk
meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
animasi teks maupun animasi gambar atau foto.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Khairida 2. Lebih
merangsang
siswa
untuk
menunjukkan bahwa implementasi model
mengetahui lebih jauh informasi tentang
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
bahan ajar yang tersaji.
meningkatkan hasil belajar kimia pada pokok 3. Pesan informasi secara visual mudah bahasan termokimia yaitu sebesar 21,88% (Khairida, 2009). Ada
dipahami peserta didik. 4. Tenaga
banyak
media
yang
dapat
pendidik tidak perlu banyak
menerangkan bahan ajar yang sedang
digunakan oleh guru untuk meningkatkan
disajikan.
ketertarikan atau motivasi siswa dalam
a. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan,
mempelajari materi yang akan diajarkan.
dan dapat dipakai secara berulang-
Salah satunya adalah media grafis power
uang
point
yang
dapat
untuk
b. Dapat disimpan dalam bentuk data
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
optik atau magnetik. (CD / Disket /
pesan
Flashdisk), sehingga paraktis untuk di
yang
digunakan
berkaitan
dengan
indera
penglihatan. Seluruh tampilan dari program
bawa ke mana-mana (Hidayat, 2008).
power point ini dapat diatur sesuai keperluan,
Hidrokarbon sebagai salah satu pokok
apakah akan berjalan sendiri sesuai timing
bahasan yang diajarkan dalam pelajaran
yang kita inginkan, atau berjalan secara
kimia SMA merupakan materi yang bersifat
manual, yaitu dengan mengklik tombol teori dan sarat akan konsep yang saling mouse.
Biasanya
jika digunakan untuk berhubungan. Namun meskipun bersifat teori,
penyampaian bahan ajar yang mementingkan materi hidrokarbon sesungguhnya sangat terjadinya interaksi antara peserta didik dengan
tenaga
operasinya
dekat dengan kehidupan siswa. Hidrokarbon
pendidik,
maka
kontrol digolongkan
menggunakan
cara
manual karbon dan jenis ikatannya. Berdasarkan
(Hidayat, 2008).
bentuk
Penggunaan program ini pun
menarik
rantai
karbonnya,
bentuk
rantai
hidrokarbon
memiliki digolongkan ke dalam hidrokarbon alifatik,
kelebihan sebagai berikut: 1. Penyajiannya
berdasarkan
alisiklik atau aromatik. Hidrokarbon alifatik karena
ada
adalah hidrokarbon rantai terbuka, sedangkan
permainan warna, huruf dan animasi, baik
hidrokarbon alisiklik dan aromatik memiliki rantai lingkar (cincin). 64
Penggunaan Media Power Point Berdasarkan
jenis
ikatan
antara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
karbonnya, hidrokarbon alifatik dan alisiklik
dan membantu siswa memperoleh hasil
dibedakan atas jenuh dan tidak jenuh.
belajar yang optimal.
Senyawa
dengan
ikatan
jenuh
artinya
senyawa hidrokarbon yang hanya mempunyai METODE PENELITIAN ikatan
tunggal
antar
atom
karbonnya,
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa
sedangkan senyawa dengan ikatan tak jenuh kelas X semester genap di SMA Swasta yaitu senyawa hidrokarbon yang memiliki Teladan Medan yang terdiri dari 3 kelas. ikatan rangkap dua atau tiga pada rantai Sampel yang digunakan terdiri dari 2 kelas, karbonnya. hidrokarbon,
Selain
jenis-jenis
pada
materi ini
senyawa ini
dimana salah satu kelas sebagai kelas
juga
eksperimen 1, dan satu kelas lainnya sebagai
diajarkan tata cara penamaan senyawa dan kelas eksperimen 2. Pengambilan sampel keisomeran senyawa hidrokarbon.
dilakukan dengan teknik simple random
Oleh karena itu alangkah baiknya jika
sampling.
kita mengajak siswa untuk lebih menyenangi Beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam materi
ini
dengan
memberikan
model penelitian ini, yaitu:
pembelajaran yang menarik bagi siswa.
1. Tahap Persiapan
Dalam penelitian Wulan Fitria Ningsih,
a. Menetapkan jadwal penelitian
media
b. Menyiapkan perangkat
pembelajaran
berbasis
komputer
dengan microsoft office Power Point layak
mengajar
digunakan sebagai media pembelajaran kimia
c. Menyiapkan media pengajaran
pada pokok bahasan Hidrokarbon dengan uji
d. Menyiapkan instrument test
kelayakan sebesar 79,5% (Wulan, 2009).
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam pembuatan media belajar, media
a. Pemilihan populasi dan
Power Point didesain dengan tampilan
pengambilan sampel
menarik dengan tujuan membuat siswa
b. Membagi sampel menjadi kelas
menjadi lebih mudah dan tertarik dalam
eksperimen
belajar kimia.
eksperimen 2
Oleh
karena
itu,
secara
umum
eksperimen
pembelajaran
eksperimen 2
tipe
Numbered
Head Together (NHT) dapat membantu guru 65
dan
kelas
c. Memberikan pre- test pada kelas
penggunaan media Power Point pada model kooperatif
1
1
dan
kelas
Nova Irawati Simatupang d. Pada
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
kelompok
eksperimen
kelas
1
memberikan
e. Setelah
memberi
perlakukan
peneliti
berbeda pada masing-masing
yaitu
kelas eksperimen, selanjutnya
perlakuan
pengajaran melalui penerapan
post-test
media power point dan model
kelompok kelas eksperimen1
belajar kooperatif tipe NHT
dan
sedangkan pada kelompok kelas
eksperimen2 untuk mengetahui
eksperimen
peningkatan hasil belajar siswa
2
melaksanakan melalui kooperatif
peneliti pengajaran
penerapan tipe
NHT
diberikan
kelompok
pada
kelas
3. Melakukan pengolahan data
model
4. Menganalisis hasil yang diperoleh
tanpa
dari pengolahan data
media power point. Pengajaran
5. Menyimpulkan hasil peneliti
dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Populasi
Sampel
Kelas Eksperimen 1
Kelas Eksperimen 2
Pre-test
Pre-test
Pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe NHT dengan media power point
Pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe NHT tanpa media power point
Post- Test
Pengolahan Data Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 1. Skema Pelaksanaan Penelitian
66
Penggunaan Media Power Point menggunakan uji Kuder dan Richardson
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum
penelitian,
20
uji
coba
0,857dimana rtabel = 0,320. Karena rhitung >
instrument test penelitian. Uji instrument test
rtabel , maka secara keseluruhan test
yang pertama dilakukan oleh validator ahli
dinyatakan reliabel.
yaitu ibu Drs. Destria Roza M.Si yang
c. Tingkat Kesukaran
terlebih
bertujuan
melaksanakan
dahulu
dilaksanakan
untuk
memvalidasi
isi
(KR-20),
diperoleh
rhitung
=
dari
Dari 27 soal yang telah valid tingkat
instrument test yang digunakan. Selanjutnya
kesukaran masing-masing soal adalah 8
uji instrument tes juga dilaksanakan juga
soal dengan kategori mudah, 16 soal
pada siswa kelas XI IPA1 SMA Swasta
kategori sedang dan 3 soal dengan
Teladan Medan untuk mengetahui tingkat
kategori sukar.
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan d. Daya Beda Test daya beda test.
Dari 27 soal yang valid terdapat 10 soal
Berdasarkan uji coba test tersebut diketahui
yang daya bedanya baik, 16 soal yang
bahwa:
daya bedanya cukup dan 1 soal yang daya
a. Validitas Test
bedanya buruk.
Perhitungan dilakukan
validasi dengan
korelasi
instrument product
Penelitian melibatkan dua kelas yaitu
moment. Dari 40 soal yang dipersiapkan X-1 sebagai kelas eksperimen2 yang diajar terdapat 27 soal yang valid dan dianggap
dengan model pembelajaran kooperatif tipe
layak untuk digunakan sebagai instrumen Numbered Head Together (NHT) dan kelas test pada penelitian. Dalam penelitian ini,
X-2 sebagai kelas eksperimen1 yang diajar
soal yang diujikan untuk pengumpulan dengan model pembelajaran kooperatif tipe data adalah sebanyak 20 soal dari 27 soal NHT Numbered Head Together (NHT) dan yang valid. Adapun kriteria pemilihan 20
media Power Point. Kedua kelas terlebih
soal adlah dengan pertimbangan bahwa
dahulu diberikan test awal (pre-test) yang
soal-soal telah dapat mewakili setiap
bertujuan untuk mengetahui kemampuan
indikator yang ingin dicapai setelah awal masing-masing kelas. Test awal (premelaksanakan proses belajar mengajar.
test) dilakukan dengan menggunakan 20 soal
b. Reliabilitas Test
dari 27 soal yang dinyatakan valid dan
Terhadap 27 instrumen test yang telah reliabel yang diperoleh dengan menguji 40 valid dilakukan uji reliabilitas tes dengan soal instrumen test kepada validator ahli dan 67
Nova Irawati Simatupang
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
kepada siswa kelas XI IPA di SMA Swasta Power Point yang telah disiapkan peneliti Teladan Medan. Berdasarkan hasil yang
ternyata mampu membangun motivasi belajar
diperoleh dari pre-test siswa diketahui bahwa
siswa dan membuat siswa lebih tertarik untuk
rata-rata pre-test dari kedua kelas sampel menyimak materi yang disampaikan guru, secara umum tidak terlalu berbeda atau selain itu apabila siswa masih mengalami dengan kata lain kemampuan awal dari kedua
kesulitan dalam memahami materi pelajaran
kelas hampir sama.
terkait
Setelah memberikan perlakuan yang
sampel
penelitian,
mengalami
menyelesaikan
berbeda pada masing-masing kelas yang dijadikan
atau
soal-soal
kendala yang
dalam
diberikan
dalam diskusi kelompok, maka siswa dapan
peneliti menayangkan kembali media Power Point
melakukan test akhir. Berdasarkan hasil yang
yang memuat materi. Sedangkan pada kelas
diperoleh siswa melalui test diketahui bahwa eksperimen 2 pengajaran dilakukan tanpa nilai rata-rata post-test siswa pada kelas
menggunakan media Power Point diskusi
eksperimen 1 lebih tinggi dibandingkan nilai kelompok dilakukan dengan mengandalkan rata-rata pada kelas eksperimen 2. Hal ini sumber seadanya. menunjukkan pada kelas eksperimen 1 pemberian pelajaran yang dilakukan dengan 1. menerapkan
media
power
point
Perhitungan Rata-rata Hasil Belajar
pada a. Kelas Eksperimen 1
pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk
Untuk kelas eksperimen 1 diperoleh rata-
materi
rata
penggolongan
dan
keisomeran
hidrokarbon memberi dampak yang lebih
hasil
belajar
kimia
siswa
72,08±13,80.
baik dibandingkan dengan kelas eksperimen b. Kelas Eksperimen 2 2. Pada kelas eksperimen 1 siswa dibagi
Untuk kelas eksperimen 2 diperoleh rata-
dalam beberapa kelompok, hal ini dapat
rata hasil belajar kimia siswa 65,28±9,41.
membangun komunikasi yang baik antara
Hasil analisis data diperoleh nilai rata-
sesama siswa, membiasakan siswa agar dapat
rata kelas eksperimen1 adalah 72,08 dengan
bekerja sama dalam memecahkan suatu persen peningkatan hasil belajar sebesar masalah dan dapat saling berbagi ilmu atau 56,67% dan nilai rata-rata kelas eksperimen 2 informasi antara yang satu dengan yang
adalah 65,28 dengan persen peningkatan hasil
lainnya.
belajar sebesar 40,56%. Hal ini menunjukkan
Selain itu penyampaian materi yang dilakukan
dengan
menggunakan
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen
media
yang diberikan pengajaran dengan model 68
Penggunaan Media Power Point pembelajaran NHT dan media power point
4.
Pengujian Hipotesis
adalah lebih baik.
Setelah diketahui bahwa kedua sampel penelitian
2.
berdistribusi
normal
dan
mempunyai varians yang sama atau homogen,
Pengujian Normalitas Data
Dari hasil perhitungan uji normalitas dengan demikian dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan uji Liliefors dari kedua hipotesis
dengan
uji-t
pihak
kanan.
kelas eksperimen diperoleh harga nilai kritis Berdasarkan perhitungan pada lampiran 19 data pre-test untuk kelas eksperimen 1 Lhitung diperoleh bahwa thitung = 2,739. Selanjutnya = 0,1079, sedangkan untuk kelas eksperimen nilai tersebut dibandingkan dengan harga ttabel 2 Lhitung = 0,1328. Data post-test untuk kelas pada dk = 68 dan taraf α = 0,05. Harga eksperimen 1 Lhitung =0,10706, dan kelas ttabel=1,66883. eksperimen 2 Lhitung = 0,1223. Dengan α=0,05
dan
eksperimen,
n=36
untuk
diperoleh
Ltabel
kedua =
Dengan kriteria pengujian adalah Ha
kelas
diterima apabila harga thitung > ttabel yang
0,1477.
sekaligus menolak Ho. Dari data diperoleh
Berdasarkan kriteria Lhitung < Ltabel maka data harga thitung (2,739) > ttabel (1,66883). Hal ini pre-test dan post-test kedua kelompok sampel menunjukkan bahwa berdistribusi normal.
belajar kimia siswa yang diajar dengan menerapkan
3.
peningkatan hasil
media
power
point
pada
pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik
Pengujian Homogenitas
Harga F diproleh dari tabel nilai kritis dibanding hasil belajar kimia siswa yang untuk kesamaan dua varians dengan taraf diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe nyata α= 0,05 atau Fα(v1, v2) adalah F0,05(34, 34).
NHT tanpa media power point. Perolehan
Berdasarkan
harga
perhitungan
Fhitung
yang
thitung yang
masih
rendah
dapat
diperoleh dari hasil pre-test siswa adalah disebabkan karena siswa yang masih tidak 1,126 dan Fhitung yang diperoleh dari hasil tebiasa dengan perlakuan yang diberikan baik post test siswa adalah 1,507 sedangkan nilai pada kelas eksperimen 1 maupun kelas Ftabel adalah 1.76. Karena Fhitung < Ftabel, maka
ekaperimen 2, sehingga siswa juga masih
data pre-test dan post-test untuk kedua kelas
membutuhkan waktu untuk lebih beradaptasi
eksperimen dinyatakan memiliki varians dengan model pembelajaran yang dilakukan. yang seragam (homogen).
Dengan
adanya
peningkatan
hasil
belajar pada siswa yang diketahui dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa 69
penerapan
Nova Irawati Simatupang media
power
point
pada
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1 pembelajaran dilakukan guru untuk meningkatkan hasil
kooperatif tipe NHT dapat dijadikan sebagai belajar siswa. salah satu alternatif pembelajaran yang baik diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil UCAPAN TERIMAKASIH belajar. Walaupun demikian, berdasarkan 1.
Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si; Prof.
pengalaman peneliti dalam melaksanakan
Dr. Ramlan Silaban, M.Si; Dr. Zainudin
penelitian ini pembelajaran dengan penerapan
Muchtar, M.Si; Dra. Murniaty
media power point pada model kooperatif
Simorangkir, M.S
tipe NHT memiliki beberapa kelemahan,
2.
Destria Roza, S.Si, M.Si (Validator ahli)
seperti kelas yang mudah ribut apablia guru 3.
Drs. Kasto Nadir (Kepala Sekolah SMA
tidak bisa mengontrol diskusi kelompok yang
Swasta Teladan Medan); Nurhafni SPd
dilakukan siswa dengan baik. Selain itu,
dan Bapak Jubpri Sibuea, S.Si (Guru
padamnya aliran listrik yang sewaktu-waktu
Kimia SMA Swasta Teladan Medan)
dapat terjadi juga menjadi kendala yang dapat menghambat pembelajaran karena bahan ajar
DAFTAR PUSTAKA
yang telah disiapkan dalam power point tidak
Djamarah, S.B. 2008. Guru dan Anak Didik
dapat ditayangkan apabila listrik padam.
dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Herdian, 2009. Model Pembelajaran NHT
KESIMPULAN Berdasarkan
pengolahan
data
dan
(Numbered Head Together),
pengujian hipotesis yang diperoleh dari hasil
Wordpress.
penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa
http://herdy07.wordpress.com/2009/0
peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
4/22
diajar dengan menerapkan media power point
Hidayat, J. 2007. KIMIA untuk SMA/MA
pada pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih
kelas X , Jakarta: Arya Duta.
baik dibanding hasil belajar kimia siswa yang
Hidayat, J. 2008. Penggunaan Microsoft
diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe
Power Point Atau Camtasia Sebagai
NHT tanpa media power point. Penggunaan
Media
media Power Point sebagai media ajar yang
http://media.diknas.go.id/media/docu
dikombinasikan dengan model pembelajaran
ment/5540.pdf/ akses April 2009
Pembelajaran
Tik,
kooperatif tipe NHT dapat dijadikan sebagai Khairida. 2009. Implementasi Model salah satu bentuk variasi mengajar yang dapat Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 70
Penggunaan Media Power Point (Numbered Head Together) Dalam Silitonga, P. M. 2008. Statistik, Medan: Meningkatkan Hasil Belajar Kimia
FMIPA Unimed.
Siswa Kelas XI MAN 2 Model Medan Slameto. 2008. Belajar dan Faktor-Faktor Pada Pokok Bahasan Termokimia,
yang
Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Rineka Cipta.
Lie, Anita. 2009. Cooperative Learning:
Mempengaruhinya,
Slavin, Robert E. 2009.
Jakarta:
Cooperative
Mempraktikkan Cooperatif Learning
Learning: Teori, Riset dan Praktik,
di Ruang-Ruang Kelas , Jakarta:
Bandung: Nusa Media
Grasindo
Sudarmo,U. 2009. Kimia Untuk SMA Kelas X,
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan
Jakarta: Erlangga
Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2010. Metode Statistik, Bandung:
Nasution, S. 2007. Berbagai Pendekatan
Wulan, Fitria Ningsih. 2009. Perancangan
dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Media
Jakarta: Bumi Aksara. Sadiman, Arif, S. 2007. Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan
Pemanfaatannya,
Jakarta:
Penerbit Tarsito.
dan
Pembelajaran
Komputer Dengan Microsoft Office Powerpoint Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon,
Raja
Unimed, Medan.
Grafindo Persada.
71
Berbasis
Skripsi,
FMIPA
Nova Irawati Simatupang
Jurnal EduMatSains, Juli 2016 | Vol. 1 | No. 1
72