HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ALAT-ALAT OPTIK (Di Kelas VIII SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten Tahun Ajaran 2012/2013)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh RIAN INDRA GUNAWAN NIM. 107016302361
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Rian Indra Gunawan, NIM 107016302361, “Hubungan antara Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat-alat Optik” (Di SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten). Skripsi, Program Studi Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penilaian proses (ratarata penilaian kinerja dan penilaian produk) dan hasil belajar siswa terutama pada konsep alat-alat optik. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Daar El-Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten pada tanggal 27 April sampai dengan 11 Mei 2013. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana, yaitu metode yang digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen (Y) dan satu variabel independen (X). Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian adalah kelas VIII-B putri sebanyak 27 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes kinerja untuk mengamati kegiatan diskusi dan eksperimen peserta didik, tes produk untuk menilai kualitas suatu produk (laporan kegiatan eksperimen), dan tes tulis untuk menilai hasil belajar siswa ranah kognitif. Dari hasil analisis regresi linier sederhana didapat nilai R Square sebesar 0,682. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang linier antara penilaian proses dan hasil belajar siswa sebesar 68,2%, sedangkan sisanya sebesar 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Kunci : Penilaian Proses, Penilaian Kinerja, Penilaian Produk, Hasil Belajar Siswa, Alat-alat Optik
iii
ABSTRACT Rian Indra Gunawan. NIM 107016302361. “Correlation Between Process Of Assessment And Result Of Student Learning On Optical Instruments” (at Daar el Falaah Junior High School Mandalawangi Pandeglang Banten). Research, Study of Physics Program, Natural science Course, Teaching And Education Science Faculty. Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta. The research is aimed to find out correlation between process of assessment and result of student learning on optical instruments (at Daar El Falaah Junior High School Mandalawangi Pandeglang Banten). The research is held at Daar El Falaah Junior High School Mandalawangi Pandeglang Banten on 27th April to 11th Mei 2013. The research used simple regression analysis method, which is used to examine correlation between one dependent (Y) and one independent variable (X). The subject of research is class VII B of female on 27 students. The instrument is performance test to observe discussion activities and experiment of learner. The test is to assess quality some product (experiment activity report). Dan writing test to assess student output learning of cognitive aspect. The result of simple linier regression analysis is obtained value of R Square in amount of 0,682. It Shows linier correlation between process of assessment and result of student learning is amount of 68,2%, while the rest of 31,8% is influenced another factors. Keywords : Assessment Process, Perfomance Assessment, Product Assessment, Result of Student Learning Optical Instruments.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia yang tak terhingga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat-alat Optik”. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasul tercinta Muhammad SAW sebagai manusia sempurna pemimpin umat dan panutan terbaik. Keselamatan atas keluarga, sahabat serta bagi kita selaku pengikut ajarannya yang lurus. Peneliti menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari berbagai pihak yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas inspirasi, ilmu, didikan, arahan, dan dukungan yang diberikan dalam penyelesaian penulisan skripsi. 4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan skripsi, serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran. 5. Bapak Hasian Pohan, M.Si., selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi. Terima kasih pula atas berbagai masukan sehingga dapat membuka cakrawala pengetahuan penulis.
v
6. Segenap dosen dan staf jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi pendidikan fisika, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama proses perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah. 7. Segenap guru dan staf di SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten. Terima kasih atas sambutan, kebersamaan, serta kesempatan untuk melakukan penelitian. 8. Bapakku Rahman dan mamahku Muslihah, yang telah memberikan kasih sayang yang tak terbatas dan tak akan lekang dimakan waktu. Terima kasih atas didikan, nasihat, dukungan, dan do’a yang diberikan kepada ananda. Semua dukungan yang diberikan kepada ananda senantiasa menjadi pengobat lara, letih dan menjadi pemicu agar dapat melakukan segala yang terbaik untuk membanggakan bapak dan mamah, Allahumma irhamhumaa kamaa rabbayaanii shogiira. Untuk adik-adikku tersayang Indri Aprianti, Andri Darmawan, dan Rai Wijaksana terima kasih atas segala do’a, dukungan, dan kasih sayang, kalianlah sumber inspirasi bagiku. 9. Kawan-kawan keluarga besar Physics Family ’07, terima kasih atas segala kebersamaan yang telah kita lalui bersama di kampus tercinta UIN Syarif Hidayatullah. 10. Sahabat-sahabatku, Mas Anwar, Yogie, Rizal, Ziaul, Jideng, Fitri, Tahdia, terima kasih atas dukungan dan bantuan yang kalian berikan. Semoga segala bentuk bantuan, dukungan, saran, bimbingan, dan do’a yang diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang baik di sisi Allah SWT.
Jakarta, 22 April 2014
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................
ii
ABSTRAK ....................................................................................................
iii
ABSTRACT ...................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................
v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
3
C. Batasan Masalah ...........................................................................
3
D. Rumusan Masalah ........................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................
4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA BERPIKIR ...........
5
A. Penilaian Pembelajaran dalam KTSP ...........................................
5
1. Pengertian Penilaian (Assesment) .................................................
5
2. Fungsi dan Tujuan Penilaian (Assesment) ....................................
7
3. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ...................................................
9
a. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ............................
9
b. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .................................. 10 c. Manfaat Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ................................. 12 d. Fungsi Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .................................... 12 e. Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK) ....................... 13 f. Karakteristik Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .......................... 14
vii
g. Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas (PBK) .............................. 15 4. Assessmen Autentik ..................................................................... 24 B. Penilaian Kinerja (Performance Assesment) ................................ 25 1. Pengertian Penilaian Kinerja (Performance Assesment) .............. 25 2. Langkah-langkah Penerapan Penilaian Kinerja ............................ 26 3. Teknik Penilaian Kinerja .............................................................. 27 C. Penilaian Produk ........................................................................... 32 1. Pengertian Penilaian Produk ......................................................... 32 2. Teknik Penilaian Produk .............................................................. 33 D. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 34 1. Ranah Kognitif ............................................................................. 34 2. Ranah Afektif ............................................................................... 36 3. Ranah Psikomotorik ..................................................................... 38 E.
Kajian Materi Tentang Alat-alat Optik ......................................... 39
1. Pengertian Alat-alat Optik ............................................................ 41 2. Macam-macam Alat Optik ........................................................... 41 F.
Penelitian Yang Relevan .............................................................. 45
G. Kerangka Berpikir ........................................................................ 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 49 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 49 B. Metode Penelitian ......................................................................... 49 C. Subjek Penelitian .......................................................................... 49 D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 50 E.
Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 51
F.
Instrumen Penelitian ...................................................................... 51
1. Instrumen Tes Penilaian Kinerja .................................................. 52 2. Instrumen Tes Penilaian Produk .................................................... 53 3. Instrumen Tes Tulis ...................................................................... 54 G. Kalibrasi Instrumen ...................................................................... 55 1. Validitas ........................................................................................ 55
viii
2. Reliabilitas .................................................................................... 57 3. Taraf Kesukaran ........................................................................... 58 4. Daya Pembeda .............................................................................. 59 H. Teknik Deskriptif Analitis ............................................................ 60 1. Nilai Kinerja Siswa ....................................................................... 61 2. Nilai Produk Siswa ....................................................................... 61 3. Nilai Kinerja dan Produk Siswa (Nilai Proses) ............................ 62 4. Hasil Belajar Siswa ....................................................................... 62 5. Uji Regresi Penilaian Proses dan Penilaian Hasil Belajar ............ 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 65 A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 65 1. Nilai Kinerja Siswa ....................................................................... 65 2. Nilai Produk Siswa ....................................................................... 67 3. Nilai Kinerja dan Nilai Produk (Nilai Proses) .............................. 68 4. Nilai Hasil Belajar Siswa .............................................................. 68 5. Hasil Analisis Regresi Linearitas Penilaian Proses dan Hasil Belajar ................................................................................. 70 B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 70 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 74 A. Kesimpulan .................................................................................... 74 B. Saran .............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75 LAMPIRAN .................................................................................................. 79
ix
DAFTAR TABEL
No Tabel
Tabel 2.1
Judul Tabel
Halaman
Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Menggunakan Model Chek-list pada Lompat Jauh Gaya Menggantung ...................... 29
Tabel 2.2
Contoh 1 Penilaian Kinerja dengan Menggunakan Model Skala Penilaian (Rating Scale) ................................................... 30
Table 2.3
Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Menggunakan Model Skala Penilaian (Rating Scale) ................................................... 31
Tabel 2.4
Contoh Lembar Penilaian Pembacaan Teks UUD 1945 dengan Model Skala Penilaian (Rating Scale) ........................... 31
Tabel 2.5
Contoh Lembar Penilaian Kinerja Olahraga pada Ekstrakulikuler Silat ................................................................... 32
Tabel 2.6
Contoh Instrumen Penilaian Produk Penskoran Tugas Untuk Penilaian Produk ............................................................. 33
Tabel 3.1
Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Kinerja .............................. 53
Tabel 3.2
Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Produk ............................... 54
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Tulis .................................................... 55
Tabel 3.4
Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................... 57
Tabel 3.5
Interpretasi Indeks Kesukaran .................................................... 58
Tabel 3.6
Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal ................................ 59
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................... 60
Tabel 3.8
Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal .................................. 60
Tabel 3.9
Klasifikasi Kategori Penilaian Kinerja Siswa ........................... 61
Tabel 3.10 Klasifikasi Kategori Penilaian Produk Siswa ............................. 62 Tabel 3.11 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Belajar .............................. 63 Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................... 64 Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Penilaian Kinerja ........................................... 66
Tabel 4.2
Rekapitulasi Data Penilaian Produk .......................................... 67
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Proses ........................................................... 68
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ............................................... 69
x
DAFTAR GAMBAR
No Tabel
Judul Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Peta Konsep Alat-alat Optik ...................................................... 40 Gambar 2.2 Mata dan Bagiannya .................................................................. 41 Gambar 2.3 Pembentukan Bayangan pada Mata Miopi ................................ 42 Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Mata Miopi setelah Menggunakan Kacamata Lensa Negatif .................................... 43 Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi .................... 43 Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi setelah Menggunakan Kacamata Lensa Positif ..................................... 43 Gambar 2.7 Bagian-bagian Kamera .............................................................. 44 Gambar 2.8 Pembentukan Bayangan pada Lup ............................................ 44 Gambar 2.9 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................... 48 Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian ............................................................ 51
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
Judul Lampiran
Halaman
Lampiran 1
Silabus ................................................................................... 79
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 83
Lampiran 3
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ............................................. 109
Lampiran 4
Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis........................................... 122
Lampiran 5
Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis dan Alternatif Jawaban .... 123
Lampiran 6
Kalibrasi Uji Instrumen Tes Tulis .......................................... 140
Lampiran 7
Instrumen Penelitian Tes Tulis .............................................. 150
Lampiran 8
Instrumen Penilaian Kinerja................................................... 154
Lampiran 9
Instrumen Penilaian Produk .................................................. 156
Lampiran 10 Kelompok Kelas Subjek Penelitian ........................................ 160 Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Tes Tulis .................................................. 161 Lampiran 12 Rekapitulasi Penilaian Kinerja ............................................... 163 Lampiran 13 Rekapitulasi Penilaian Produk .............................................. 164 Lampiran 14 Rekapitulasi Penilaian Proses (Rata-rata Penilaian Kinerja dan Produk) ........................................................................... 165 Lampiran 15 Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi Tes Tulis ........ 166 Lampiran 16 Uji Normalitas Tes Tulis ........................................................ 167 Lampiran 17 Analisis Regresi Linier Sederhana ........................................ 168 Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ..................... 169 Lampiran 19 Uji Referensi ......................................................................... 170
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.1 Artinya, penilaian merupakan salah satu aspek penting yang harus ada dalam
sebuah
pendidikan
formal
yang
bertujuan
untuk
mengetahui
perkembangan, kemajuan dan hasil belajar siswa selama program pendidikan. Penilaian dalam KTSP menganut prinsip berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri. Karena itu, penilaian dilakukan dengan penilaian berbasis kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dalam suatu pembelajaran harus bersifat heterogen (tidak boleh satu jenis penilaian), hal ini disebabkan satu jenis penilaian tidak dapat menilai kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap), kelengkapan cakupan yang ingin dicapai, dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat pencapaian prestasi peserta didik. Oleh sebab itu, jika kita menggunakan satu jenis penilaian saja hasil penilaian yang didapat kurang autentik. Autentik assesmen adalah teknik evaluasi belajar yang sengaja dirancang agar penilaian yang diberikan kepada pesera didik dijamin keasliannya, kejujurannya dan hasilnya dapat terpercaya.2 Penilaian autentik merupakan jenis penilaian yang memicu peserta didik berperan aktif membangun pengetahuan dan membentuk kompetensi seperti yang ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), maupun indikator. Penerapan penilaian autentik dapat membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk
1
Sarwiji Suwandi, Model Assesmen Dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h. 7. 2 Yuham Nuram Sujiono, Mengajar dengan Portofolio: Praktis Dilaksanakan di Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD yang sederajat, serta TK dan Kelompok Bermain, (Jakarta: PT Indeks, 2010), h. 8.
1
2
tujuan tertentu. Selain itu penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi para peserta didik untuk dapat menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar. Terdapat beberapa penilaian autentik yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, antara lain penilaian dengan tes, penilaian kinerja, penilaian sikap, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian diri. Penilaian kinerja dan penilaian produk merupakan jenis penilaian yang mengutamakan kepada penilaian proses belajar mengajar. Kedua jenis penilaian ini dapat digunakan untuk menilai keterampilan atau ranah psikomotorik siswa. Sehingga dengan diterapkannya penilaian kinerja dan penilaian produk ini diharapkan dapat dilihat hubungan antara ranah kognitif dengan ranah psikomotorik. Penilaian kinerja (unjuk kinerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.3 Jenis penilaian ini sangat cocok untuk menilai siswa dalam melaksanakan tugas diantaranya: praktikum, presentasi, diskusi, demonstrasi, dan lain-lain. Dengan adanya penilaian semacan ini, guru dapat melihat secara langsung kinerja siswa yang sebenarnya serta dapat memperbaiki juga mengoreksi jika ada kinerja siswa yang kurang tepat dari suatu kompetensi. Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produkproduk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik dan logam.4 Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam, khususnya interaksi antara materi dan energi. Di dalam fisika banyak terdapat konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan mudah untuk ditemui dalam penerapannya. Diantaranya konsep pengukuran, gerak, gaya, energi, pesawat sederhana, tekanan, getaran, gelombang, bunyi, cahaya, alat optik. 3
Ibid., h. 72. Hamzah B Uno, Satria Koni, Assesment Pembelajaran, Ed. 1, Cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) h. 22-23. 4
3
Dalam penelitian ini dicoba untuk menerapkan penilaian kinerja dan penilaian produk pada konsep alat-alat optik. Alasannya pemilihan konsep alatalat optik karena pada konsep ini terdapat kegiatan untuk melakukan eksperimen dan pembuatan laporan setelah melakukan kegiatan eksperimen. Kegiatan eksperimen dapat dinilai dengan penilaian kinerja, sedangkan laporan dapat dinilai dengan menggunakan penilain produk. Pada kenyataanya penilaian jarang dilakukan pada proses dan produk pembelajaran karena penilaian lebih terpaku kepada penilaian hasil belajar saja, berdasarkan kenyataan tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ALAT-ALAT OPTIK”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Penilaian yang diterapkan di sekolah lebih cenderung kepada penilaian hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja, namun kurang memperhatikan ranah psikomotorik dan ranah afektif 2. Setiap jenis penilaian autentik memiliki kelebihan tersendiri, namun tidak semua jenis penilaian cocok diterapkan pada suatu konsep fisika. Oleh sebab itu diperlukan peran seorang guru untuk menentukan jenis penilaian yang sesuai dengan kriteria keterampilan yang hendak dicapai.
C. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah dan mendalam, maka penulis memberikan batasan, yaitu: 1. Penilaian yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran adalah dengan menggunakan penilaian kinerja dan penilaian produk peserta didik meliputi diskusi siswa, melakukan kegiatan eksperimen dan pengambilan data, serta pembuatan produk berupa laporan hasil kegiatan eksperimen.
4
2. Penilaian hasil belajar yang digunakan adalah dalam bentuk tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, dengan tingkat berfikir mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3). 3. Konsep yang digunakan pada penelitian adalah konsep alata-alat optik yang meliputi pengertian alat-alat optik, dan macam-macam alat optik yang disajikan dengan pembelajaran diskusi dan eksperimen.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimanakah hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik?”
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik.
F.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, bagi:
1. Siswa, diharapkan dengan adanya penerapan penilaian autentik dapat mendorong
mereka
mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi,
memecahkan masalah, melakukan kegiatan sesuai dengan arahan guru, mengoperasikan alat, dan lain-lain. 2. Guru, diharapakan menjadi informasi tentang jenis penilaian autentik yang dapat diterapkan dalam pelajaran fisika khususnya pada konsep alat-alat optik.
BAB II KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Penilaian Pembelajaran dalam KTSP 1.
Pengertian Penilaian (Assesment) Assesment berasal dari bahasa Inggris “Assessment” yang berarti
penilaian, keputusan mengenai nilai/harga, penentu hasil ujian/ulangan. 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penilaian berasal dari kata nilai yang diberi imbuhan pe-an. Pe.ni.lai.an: proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilai (biji, kadar mutu, harga): penelaahan dan ~ yang lengkap.2 Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan.3 Arnie Fajar menjelaskan pengertian assesmen adalah sebagai berikut: “Assesmen dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang dilakukan secara sistematis, untuk mengungkap kemajuan siswa secara individu untuk menentukan pencapaian hasil belajar dalam rangka pencapaian kurikulum. Adapun maksud dari assesmen adalah : a) melacak kemajuan siswa (keeping track), b) mengecek ketercapaian kemajuan (checking up), c) mendeteksi kesalahan (finding out), d) menyimpulkan (summing up).”4 Sumarna dan Hatta mengemukakan pengertian penilaian sebagai berikut: “Penilaian merupakan proses menyimpulkan dan menafsirkan fakta-fakta dan membuat pertimbangan dasar yang profesional untuk mengambil kebijakan pada sekumpulan informasi, yaitu informasi tentang peserta didik”.5 Sarwiji menjelaskan bahwa assesmen adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai
1
Kamus Populer Inggris-Indonesia/ Rayner Hardjono. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 21. 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia/ Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Ed. 4. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 963. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah DasarI. Power Point. (Jakarta: Januari 2007), h. 210. 4 Arnie Fajar, Portofolio dalam Pelajaran IPS. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 218. 5 Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 3.
5
6
dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.6 Muslich menyatakan bahwa asesmen yaitu proses pengumpulan berbagai informasi dan data pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan keputusan profesional tentang program dan pelaksanaan pembelajaran serta memberikan balikan terhadap perkembangan siswa.7 Sedangkan Anwar dan Harmi menyatakan bahwa: “penilaian merupakan suatu proses untuk menggambarkan perubahan diri siswa setelah mengikuti pembelajaran”.8 Penilaian juga dapat diartikan sebagai proses mendapakan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah, maupun kebijakan-kebijakan sekolah.9 Lebih terperinci Kusaeri dan Suprananto menyatakan penilaian adalah suatu prosedur sistematis dan mencakup kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpretasikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek.10 Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa assesmen (penilaian) adalah proses pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk mengetahui perkembangan, kemajuan
dan
menilai
kompetensi
siswa
selama
program
pendidikan
dilaksanakan.
6
Sarwiji Suwandi, Model Assesmen Dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010),
h. 7. 7
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Cet. 6, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 94. 8 Kasful Anwar, Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 130. 9 Hamzah B Uno, Satria Koni, Assesment Pembelajaran, Ed. 1, Cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 2. 10 Kusaeri dan Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 8.
7
2.
Fungsi dan Tujuan Penilaian (Assesment) Suatu penilaian (assesment) memiliki fungsi penting dalam membantu
menilai kemampuan siswa, baik dilihat dari proses maupun hasil yang didapat siswa. Fungsi penilaian menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut: 11 a. Selektif Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain: 1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu. 2) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya. 3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa. 4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya. b. Diagnostik Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui pula sabab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya. c. Penempatan Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih 11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 11, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 10-11.
8
bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar. d. Pengukur keberhasilan Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Bexter dalam Sarwiji mengemukakan alasan mengenai pentingnya penilaian dalam pembelajaran. Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya. Kedua, untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu. Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Guru perlu menilai pada bagian mana siswa memerlukan lebih banyak bantuan. Berdasarkan hasil analisis tersebut guru dapat memberi bantuan pembelajaran secara efektif. Keempat, untuk mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya. Penilaian atau tes ini dimaksudkan untuk menganalisis kesalahan yang secara umum dilakukan para siswa sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk memutuskan perlu tidaknya mengubah program pendidikan atau program pembelajaran yang dilakukan.12 Arnie Fajar mengungkapkan tujuan penilaian adalah untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dikembangkan
dan
ditanamkan
di
sekolah
serta
dapat
dihayati,
diamalkan/diterapkan, dan dipertahankan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penilaian bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang digunakan sebagai feed back/umpan balik bagi guru dalam merencanakan proses pembelajaran selanjutnya. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan, memperbaiki dan menyempurnakan proses pembelajaran yang dilaksanakan.13
12 13
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 9. Arnie Fajar, Op. Cit., h. 220.
9
Berdasarkan beberapa fungsi tersebut, seorang guru, pengajar, dan lembaga yang berkepentingan dapat memilih dan menyesuaikan fungsi berdasarkan kebutuhan dari sebuah penilaian. 3.
Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
a.
Pengertian Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi
oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar.14 Menurut Surapranata dan Hatta
penilaian berbasis kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum.15 Selanjutnya, Sarwiji Suwandi mengungkapkan penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum. Penilaian berbasis kelas ini dapat dilaksanakan di dalam dan/atau di luar kelas seperti di laboratorium maupun lapangan.16 Muslich menyatakan bahwa PBK merupakan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten (sebagai akuntabilitas publik).17 Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidikan yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau
14
Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., h. 210. Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 5. 16 Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 12. 17 Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 32. 15
10
hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran.18 Dalam melaksanakan penilaian kelas, ada beberapa proses yang harus dilaksanakan melalui langkahlangkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada penilaian berbasis kelas ini, hasil belajar siswa yang telah dilakukan pada periode tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki siswa tersebut sebelumnya, tetapi pada penilaian ini tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan siswa yang lain agar mereka tidak merasa dihakimi. Berdasarkan definisi penilaian berbasis kelas dapat dipahami sebagai proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru secara terus menerus selama kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas dengan mengambil keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama proses pembelaran. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah sebagai berikut: 19 1) Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran 2) Mengembangakan strategi pembelajaran yang mendorong dan memperkuat proses penilaian sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri dan pengalaman belajar) 3) Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa. 4) Mengakomodasi kebutuhan khusus siswa 5) Mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan cara yang bervariasi dalam pengamatan belajar siswa 6) Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa. b.
Tujuan Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Secara umum semua jenis penilaian berbasis kelas bertujuan untuk menilai
hasil belajar peserta didik di sekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan 18 19
Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 4. Masnur Masnur Muslich, Op. Cit., h. 92.
11
pendidikan kepada masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan secara umum. Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses pembelajaran, penentuan kenaikan kelas; dan memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. Kasful Anwar Us dan Hendra Harmi menyebutkan beberapa tujuan penting dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut: 20 1) Grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja siswa dibandingkan dengan siswa lain. Fungsi penilaian grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain, sehingga mengacu kepada penilaian acuan norma. 2) Alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara siswa yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Siswa yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. 3) Untuk menggambarkan sejauh mana seorang siswa telah menguasai kompetensi. 4) Bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. 5) Alat diagnosis, penilaian bertujuan untuk menunjukkan kesulitan belajar yang dialami siswa dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remediasi atau pengayaan. 6) Alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja siswa pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.
20
Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 132.
12
c.
Manfaat Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Sumarna dan Hatta mengungkapkan beberapa manfaat dari penilaian
berbasis kelas, diantaranya: 21 1) Memberikan umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan peserta didik dan guru dalam kegiatan proses belajar sehingga memungkinkan pembuatan koreksi hasil penilaian. 2) Memberi kegunaan hasil pembelajaran peserta didik dengan melibatkan peserta didik secara maksimal. 3) Membantu pembuatan laporan lebih bagus dan meningkatkan efisiensi pembelajaran, dan 4) Mendorong pembelajaran sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan banyak waktu untuk melakukan umpan balik dan perbaikan hasil peserta didik. Bagi peserta didik, penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat untuk: 1) Memantau pembelajaran dirinya secara lebih baik. 2) Menitikberatkan pada kebutuhan perubahan kemampuan, keterampilan dan nilai. Sementara itu, bagi orang tua penilaian berbasis kelas sangat bermanfaat untuk: 1) Mengetahui kelemahan dan peringkat anaknya. 2) Mendorong orang tua peserta didik untuk melakukan bimbingan kepada anaknya, dan 3) Melibatkan orang tua peserta didik untuk melakukan diskusi dengan guru/sekolah dalam hal perbaikan kelemahan peserta didik. d.
Fungsi Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Fungsi penilaian berbasis kelas yang dilaksanakan oleh guru memiliki
berbagai fungsi, beberapa fungsi dari penilaian berbasis kelas tersebut diantaranya: 22 1) Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi. 21 22
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 5-6. Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 36.
13
2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membantu keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan). 3) Menemukan
kesulitan
belajar
dan
kemungkinan
prestasi
yang
bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. 4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. 5) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembanga peserta didik. Jadi fungsi penilaian berbasis kelas diantaranya untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi, evaluasi hasil belajar, menemukan kesulitan dan kemungkinan prestasi yang dapat dikembangkan dari peserta didik serta sebagai alat diagnosis, menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajara, dan sebagai alat kontrol bagi guru dan sekolah. e.
Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Prinsip penilaian berbasis kelas yang perlu diperhatikan oleh guru. Prinsip
umum Penilaian Berbasis Kelas (PBK) meliputi: 23 1) Valid (penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat ukur yang dapat dipercaya dan sahih). 2) Mendidik (penilaian harus memberi sumbangan yang positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa: dirasakan sebagai penghargaan yang memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningakatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil). 3) Berorientasi pada kompetensi (mampu menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum). 4) Adil dan objektif (penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa).
23
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 21-22.
14
5) Terbuka (kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak yang berkepentingan). 6) Berkesinambungan (penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa). 7) Menyeluruh (penilaian terhadap hasil belajar siswa hendaknya dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajara siswa). 8) Bermakna (penilaian hendaknya mudah dipahami dan mudah ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan). Menurut Uno dan Koni, penilaian kelas meliputi: (1) valid, (2) reliabel, (3) total, (4) kontinu, (5) objektif, dan (6) membelajarkan peserta didik.24 Sedangkan menurut Surapranata dan Hatta prinsip-prinsip dasar yang harus digunakan dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah: (1) motivasi, (2) validitas, (3) adil, (4) terbuka, (5) berkesinambungan, (6) bermakna, (7) menyeluruh, dan (8) edukatif.25 f.
Karakterisrik Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Penilaian berbasis kelas (PBK) memiliki karakteristik istimewa sebagai
berikut: 26 1) Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada perbaikan mengajar melainkan pada perhatian guru dan peserta didik dalam perbaikan hasil belajar. Adapun apabila guru melakukan perbaikan program pengajaran sebagaimana diuraiakan di atas, tujuannya tidak lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas dapat memberikan informasi dan petunjuk bagi guru dan peserta didik dalam membuat pertimbangan yang tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki hasil belajar. Sebagai contoh misalnya ketika seorang peserta didik memiliki
24
Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 37-38. Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 8-11. 26 Ibid., h. 13-15. 25
15
nilai yang kurang baik dari suatu mata pelajaran, maka yang harus diperbaiki adalah bukan cara mengajar melainkan menekankan pada bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik tersebut. Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk membangun proses pembelajaran yang lebih baik salah satunya dengan melakukan umpan balik pada belajar peserta didik lebih sistematik, fleksibel, dan efektif. Guru atara lain harus bertanya kepada peserta didik tentang konsep-konsep yang harus dikuasai peserta didik, memonitor bahasa badan dan ekspresi wajah peserta didik. Hal yang juga sangan penting adalah guru harus selalu bertanya apakah peserta didik mengerjakan pekerjaan rumah. Penilaian berbasis kelas memberi suatu cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh dan sistematik dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, penilaian berbasis kelas senantiasa berakar dalam proses pembelajaran. Karena difokuskan pada belajar, maka penilaian berbasis kelas memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Dalam hal ini guru terus menerus memotivasi peserta didik agar hasil belajar mereka meningkat. 2) Umpan Balik Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu alur proses umpan balik (feedback up) di kelas. Guru maupun peserta didik dapat dengan cepat dan mudah menggunakan penilaian berbasis kelas sebagai umpan balik. Dari hasil penilaian berbasis kelas guru maupun peserta didik dapat melakukan saran perbaikan belajar. Melalui umpan balik ini seluruh pihak yang berkepentingan di sekolah baik kepala sekolah, guru, dan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai alat untuk formatif. Penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk memberi nilai atau skor (grading) peserta didik, tetapi juga untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan mutu belajar peserta didik. g.
Jenis-jenis Penilaian Berbasis Kelas Penilaian
merupakan
hal
mutlak
dilakukan
dalam
mengetahui
perkembangan dan pencapaian siswa dalam proses belajar mengajar. Secara
16
umum penilaian berbasis kelas antara lain terdiri atas ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum. Ada berbagai bentuk dan teknik yang biasa dilakukan dalam penilaian berbasis kelas antara lain penilaian dengan tes, penilaian kinerja, penilaian sikap, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio dan penilaian diri. 1) Penilaian dengan Tes Tes merupakan suatu pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang dites. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai masukan penting untuk mempertimbangakan siswa.27 Senada dengan di atas Hamzah dan Satria menyatakan tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik umtuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu.28 Jadi tes merupakan tugas atau pertanyaan yang diberikan guru terhadap siswa yang harus dijawab dan dikerjakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang yang diajarkan. Ada beberapa tujuan penggunaan penilaian tes tertulis, diantaranya: 29 a) Mendiagnosis siswa (kekuatan dan kelemahan). b) Menilai kemampuan siswa (keterampilan, pengetahuan dan sikap). c) Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai d) Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. e) Monitoring standar pendidikan. Kegiatan penilaian dengan tes dapat dilaksanakan jika ada seperangkat alat tes seperti tugas, pertanyaan, atau latihan. Perangkat tugas, pertanyaan, atau latihan itulah yang kemudian dikenal sebagai alat tes atau instrumen tes. Beberapa bentuk alat penilaian tes tertulis diantaranya: (1) pilihan ganda 27
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 39. Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 3. 29 Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 138 28
17
(objektif), (2) dua pilihan benar-salah, ya-tidak (objektif), (3) menjodohkan (objektif), (4) isian atau melengkapi (non objektif), (5) jawaban singkat atau pendek (objektif), soal uraian, dan (6) pertanyaan lisan.30 2) Penilaian Unjuk Kinerja (Performance Assesment) Penilaian unjuk kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.31 Sarwiji menyatakan penilaian kinerja (unjuk kerja) merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.32 Penilaian unjuk kinerja menurut Hamzah dan Satria adalah penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Lebih jauh lagi mereka menerangkan bahwa penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kinerja. Unjuk kinerja yang dapat diamati seperti bermain peran,
memainkan
alat
musik,
bernyanyi,
membaca
puisi/deklarasi,
menggunakan alat laboratorium, dan mengopersikan suatu alat.33 3) Penilaian Sikap Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau masalah. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara, diantaranya: (1) Observasi perilaku, misalnya tentang kerja sama, inisiatif, perhatian, (2) Pertanyaan langsung, misalnya tanggapan terhadap tata tertib sekolah baru, (3) Laporan pribadi, misalnya menulis pandangan tentang “kerusuhan antar etnis”.34 Menurut Sarwiji objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut: (1) Sikap terhadap materi pelajaran, (2) Sikap terhadap guru/pengajar, (3) Sikap terhadap proses pembelajaran, (4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi pelajaran.35 30
Ibid., h. 139-143. Masnur Muslich, Op. Cit., h. 95. 32 Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 72. 33 Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 19. 34 Masnur Muslich, Op. Cit., h. 125. 35 Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 80-81. 31
18
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 36 a) Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan, misalnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. b) Memilih dan membantu daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek penilaian sikap. Misalnya menarik, penting, menyenangkan, dan mudah dipelajari. c) Memilih kata sikap yang tepat dan akan digunakan dalam skala. d) Menentukan rentang skala dan penskorannya. 4) Penilaian Proyek Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung investigasi harus selesai dalam waktu tertentu. Investigasi dalam penugasan memuat beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk menilai:
37
Keterampilan
menyelidiki secara umum, pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan, kemampuan menginformasikan subjek secara jelas. Menurut Sarwiji penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
investigasi
sejak
dari
perencanaan,
pengumpulan
data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.38 Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangakan, yaitu: a) Kemampuan pengelolaan Kemapuan peserta didik dalam mimilih topik dan mencari informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
36
Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 153. Masnur Muslich, Op. Cit., h. 105-106. 38 Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 86. 37
19
b) Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajaran. c) Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik, dalam hal ini petunjuk atau dukungan.39 Kasful Anwar dan Hendra Harmi menjelaskan lebih lanjut tentang langkahlangkah pengembangan penilaian proyek, langkah-langkah tersebut ialah: 40 a) Merencanakan penilaian. Melihat kesesuaiannya dengan kompetensi yang dituntut kurikulum, misal: i. Kerja ilmiah ii. Berpikir dan bekerja sistematik iii. Menggunakan alat sains iv. Kerja matematik v. Mengumpulkan data a) Dapat dikelola i. Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ii. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit a) Merancang spesifikasi proyek yang berfokus pada proses i. Memilih topik (dapat dipilih oleh siswa dari topik-topik yang disediakan guru) ii. Memetakan area yang akan dicakup (dapat ditempuh dengan curah pendapat, jaring area yang akan dicakup) iii. Merancang rincian langkah; contoh:
39 40
Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 25. Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 148-149.
20
Pertanyaan penelitian: ………………………………………………………. Hipotesis: ………………………………………………………. Referensi yang akan digunakan ………………………………………………………. ………………………………………………………. Bahan yang diperlukan: ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. Prosedur yang akan ditempuh: 1. ………………………………………………………. 2. ………………………………………………………. 3. ………………………………………………………. 4. ………………………………………………………. 5) Penilaian Produk Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam mengontrol
proses
dan
memanfaatkan/menggunakan
bahan
untuk
menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari suatu yang mereka produksi. Contohnya: kerja artistik (menggambar, melukis, kerajinan), makanan, pakaian, produk yang terbuat dari kayu, metal, plastik, keramik.41 Senada dengan Masnur, Sarwiji menyatakan bahwa penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.42 6) Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya 41 42
Masnur Muslich, Op. Cit., h. 115. Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 90.
21
peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.43 Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksikan) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa.44 Sedangkan Sumarna
dan
Hatta menyatakan bahwa portofolio merupakan kumpulan hasil evidence atau hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke pelajaran lain.45 Selanjutnya, Hamzah dan Satria mengemukakan bahwa penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan peserta didik dalam satu periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa pengertian assesmen portofolio dari teori-teori diatas adalah penilain yang dilakukan terus-menerus berdasarkan informasi yang terkumpul dari karya, tugas dan pekerjaan untuk menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam periode tertentu. Sebagai kumpulan karya yang akan dinilai, portofolio mempunyai karakteristik khas sebagai berikut: 46 a) Portofolio dapat menggambarkan perkembangan atau kemajuan kemampuan seseorang dalam satu bidang. Misalnya, perkembangan kemampuan seseorang dalam menulis dapat dilihat dari kemampuan tulisannya dalam portofolio. b) Portofolio merupakan bukti autentik dari kemampuan seseorang. c) Portofolio dapat menggambarkan kemampuan seseorang secara lebih komprehensif, lebih-lebih jika portofolio direncanakan untuk menilai kemampuan siswa secara utuh.
43
Ibid., h. 93. Masnur Muslich, Op. Cit., h. 118. 45 Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta, Op. Cit., h. 27. 46 Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 95-96. 44
22
d) Portofolio menggambarkan refleksi dari suatu tujuan pembelajaran yang tergambar dalam tahapan pengalaman siswa dalam mencapai tujuan. Penilaian portofolio memiliki beberapa tujuan untuk: 47 a) Penilaian formatif dan diagnostik, untuk memonitor perkembangan siswa dari hari ke hari, berfokus pada proses perkembangan siswa. b) Memberi eviden (bukti) penilaian formal c) Mengikuti perkembangan pekerjaan siswa, berfokus pada proses dan hasil. d) Mengoleksi hasil pekerjaan yang telah selesai, berfokus pada penilaian sumatif. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan portofolio di sekolah, yaitu: 48 a) Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa. b) Kerahasiaan bersamaan antara guru dan siswa. c) Milik bersama antara guru dan murid. d) Kepuasan. e) Kesesuaian. f) Penilaian proses hasil. Proses penyusunan penilaian portofolio dilakukan beberapa tahap sebagai berikut: koleksi, mengumpulkan hasil kerja siswa yang menunjukkan pertumbuhan, kemajuan, hasil belajarnya. g) Organisasi: mengorganisasikan berbagai hasil kerja siswa. h) Refleksi: merenungkan/memikirkan kembali apa yang telah dikoleksi dan diorganisasi. i) Penyajian: mempresentasikan hasil kerja siswa. Langkah-langkah penentuan penilaian portofolio. Dalam pemberian skor terhadap kumpulan portofolio siswa, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan guru. j) Membuat kerangka konseptual berupa kriteria tentang tingkat kualitas yang menggambarkan materi dan proses penampilan yang akan dinilai. k) Kembangkan rincian pedoman yang menggambarkan urutan-urutan materi dan proses dari awal sampai akhir. 47 48
Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 154. Ibid., h. 155-156.
23
l) Kembangkan cara penskoran secara umum yang sesuai dengan pedoman terperinci dan terfokus pada aspek-aspek penting menyangkut materi dan proses untuk dinilai melalui tugas-tugas berbeda. 7) Penilaian Diri (Self Assesment) Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, diantaranya:49 a) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri, b) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, c) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Langkahlangkah untuk melakukan penilaian diri sebagai berikut: 50 a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai. b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian. d) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri. e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
49 50
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 114-115. Loc. Cit., h. 115.
24
f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak. Jadi penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh peserta didik terhadap dirinya sendiri terhadap aspek-aspek yang dapat dinilai dari kompetensi yang dicapainya. 4.
Asesmen Autentik Asesmen yang relevan (autentik) adalah jenis-jenis assesmen yang gayut
dengan ciri peserta didik aktif membangun pengetahuan, hingga terbentuk kompetensi seperti yang ditetapkan dalam SKL, SK, KD, maupun indikator.51 Menurut Masnur Muslich penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan guru dalam kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat pencapaian prestasi peserta didik.52 Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa asesmen autentik merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap siswa dalam pencapaian kompetensi dan hasil belajar siswa. Masnur Muslich menerangkan secara garis besar suatu asesmen dikatakan autentik apabila memiliki sifat-sifat berikut:53 a. Sasaran penilaiannya mengarah kepada kompetensi yang ingin dicapai. b. Penilaian yang melibatkan peserta didik pada tugas-tugas atau kegiatan yang bermanfaat, penting, dan bermakna. c. Penilaian yang mampu menantang peserta didik menerapkan informasi keterampilan akademik baru pada situasi nyata dan untuk maksud yang jelas. d. Penilaian yang mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang sebenarnya atas kompetensi pada suatu mata pelajaran. e. Penilaian yang mampu mengukur penguasaan peserta didik terhadap kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat. 51
A.A. Istri N. Nurhaeni, Assesmen Otentik dalam Rangka KTSP Suatu Upaya Pemberdayaan Guru dan Siswa, Makalah Disampaikan pada Pelatihan KTSP bagi Guru SMP/MTS di Kabupaten Tabanan Tanggal 10 – 14 September (Universitas Pendidikan Ganesha : 2007), h. 2. 52 Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Op. Cit., h. 2. 53 Loc. Cit., h. 2 - 3.
25
f. Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan kolektif peserta didik dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah dipelajarinya. g. Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung perbuatan/prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak, dan h. Penilaian yang melibatkan peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dalam suatu konteks kehidupan nyata. Sedangkan menurut Nurhaeni assesmen autentik memiliki sifat: a. Berbasis kompetensi, yaitu assesmen yang mampu memantau kompetensi seseorang. b. Individual, kompetensi tidak dapat disamaratakan pada semua orang, tetapi bersifat personal. Karena itu, assesmen harus dapat mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan individual dan juga kekurangannya untuk bisa dilakukan perbaikan. c. Berpusat pada peserta didik. d. Terintegrasi dengan proses pembelajaran. e. Otentik (nyata, riil seperti kehidupan sehari-hari) dan sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan, dan f. Berkelanjutan. Dalam praktiknya, asesmen autentik mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Bagian tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas. b. Merupakan cermin dunia nyata. c. Menggunakan banyak ukuran/metode kriteria. d. Bersifat komprehensif dan holistik.
B. Penilaian Kinerja (Performance Assesment) 1.
Pengertian Penilaian Kinerja (Performance Assesment) Penilaian
kinerja
(performance
assesment)
merupakan
penilaian
berdasarkan hasil pengamatan penilaian terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian biasanya digunakan untuk menilai kemampuan siswa
26
dalam berpidato, pembacaan puisi, diskusi, pemecahan masalah, partisipasi siswa dalam diskusi, menari, memainkan alat musik, aktivitas olahraga, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, dan aktivitas lain yang bisa diamati/diobservasi.54 Sedangkan Hamzah dan Satria menyatakan bahwa penilaian unjuk kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.55 Selain itu, menurut Kasful Anwar dan Hendra Harmi penilaian unjuk kinerja (performance assesment) merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahamannya dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam serta keterampilan dalam berbagai konteks.56 Dapat kita pahami bahwa penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaan penilaian kinerja ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya: 57 a. Langkah-langkah
kinerja
diharapkan
dilakukan
peserta
didik
untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. d. Upayakan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati. e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati. 2.
Langkah-langkah Penerapan Penilaian Kinerja Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian kinerja
adalah sebagai berikut: 58 54
Masnur Muslich, Op. Cit., h. 95. Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 19. 56 Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 144. 57 Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 72. 58 Masnur Muslich, Op. Cit., h. 96. 55
27
a. Identifikasi semua aspek penting b. Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan c. Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak d. Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati e. Apabila menggunakan rating scale perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (misalnya: baik apabila …, cukup apabila …, kurang apabila …). 3.
Teknik Penilaian Kinerja Penilaian kinerja dapat menggunkan dua kemungkinan instrumen, yaitu:
a. Daftar cek (Chek-list) Penilaian unjuk kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (yatidak, baik-tidak baik, dll). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak dapat memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah hanya mempunyai dua pilihan mutlak, seperti benar-salah, ya-tidak, baik-tidak baik, dapat diamati-tidak dapat diamati.59 Dengan demikian, tidak dapat diamati nilai tengah, namun kelebiahan daftar cek ini lebih praktis digunakan untuk mengamati subjek dalam jumlah besar.
59
Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 20.
28
Contoh instrumen penilaian kinerja dengan model Chek-list Contoh 1 Penilaian Kinerja dengan model chek-list Petunjuk: Beri tanda centang (√) di belakang huruf di mana kemapuan siswa teramati pada waktu praktek membaca al-Qur’an.
I.
Nama
: …………………….
Kelas
: …………………….
Persiapan saat ingin membaca al-Qur’an …..A. Berwudhu terlebih dahulu. …..B. Pakaian yang digunakan menutup aurat. …..C. Membaca Ta’udz dan surat al-Fatihah
II. Makharijul huruf dan teknik membaca. …..A. Huruf dibaca dengan jelas. …..B. Tidak mencuri nafas saat ditengah bacaan …..C. Lancar dalam membaca dan tidak terbata-bata. III. Hukum Tajwid …..A. Panjang dan pendek sudah sesuai dengan hukum tajwid. …..B. Berhenti dan meneruskan bacaan sudah sesuai dengan hukum tajwid. …..C. Dapat membedakan antara hukum nun sukun dan mim sukun. …..D. Qalqalah dibaca dengan jelas. IV. Penutup …..A. Membaca “Shadaqallahuladzim” …..B. Membaca do’a setelah membaca al-Qur’an.
29
Tabel 2.1 Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Model Chek-List pada Lompat Jauh Gaya Menggantung Nama Peserta didik: -----------------No Aspek yang Dinilai 1 Teknik awalan 2 Teknik tumpuan 3 Sikap/posisi tubuh saat di udara 4 Teknik mendarat Skor yang dicapai Skor maksimum
Kelas: --------Baik
Tidak Baik
Keterangan: - Baik mendapat skor 1 - Tidak baik mendapat skor 0 b. Skala rentang (Rating Scale) Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna dampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten, dan 4 sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.60
60
Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 74.
30
Contoh instrumen penilaian kinerja dengan model Skala Penilaian (Rating Scale) Tabel 2.2 Contoh 1 Penilaian Kinerja dengan Model Skala Penilaian (Rating Scale) Petunjuk: Beri lingkaran pada angka yang sesuai untuk setiap kemampuan yang teramati. 1. Apabila tidak kompeten 2. Apabila cukup kompeten 3. Apabila kompeten 4. Apabila sangat kompeten Nama : ……………………. Kelas
: …………………….
Aspek yang Dinilai II. Ekspresi fisik (physical expression) III. Ekspresi suara (vocal expression)
III. Ekspresi verbal (verbal expression)
Deskriptor A. Berdiri tegak melihat penonton. B. Mengubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan yang disajikan. C. Mata melihat kepada penonton A. Berbicara dengan kata-kata yang jelas. B. Nada suaranya berubah-ubah sesuai dengan pernyataan yang ditekankan. C. Berbicara cukup keras untuk didengar penonton. A. Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti. B. Tidak mengulang-ulang pernyataan. C. Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan suatu pikiran. D. Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting.
Skala Nilai 1 2 1 2
3 3
4 4
1 2 1 2 1 2
3 3 3
4 4 4
1 2
3
4
1 2
3
4
1 2 1 2
3 3
4 4
1 2
3
4
31
Tabel 2.3 Contoh 2 Penilaian Kinerja dengan Model Skala Penilaian (Rating Scale) Nama Peserta didik: -----------------No
Kelas: ---------
Aspek yang Dinilai
Nilai 1
2
1 Teknik awalan 2 Teknik tumpuan 3 Sikap/posisi tubuh saat di udara 4 Teknik mendarat Skor yang dicapai Skor maksimum
3
4
16
Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten
3 = kompeten
2 = cukup kompeten
4 = sangat kompeten
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Jika seorang siswa memperoleh skor 14 - 16 dapat ditetapkan sangat kompeten 2) Jika seorang siswa memperoleh skor 9 -13 dapat ditetapkan kompeten 3) Jika seorang siswa memperoleh skor 5 - 8 dapat ditetapkan cukup kompeten 4) Jika seorang siswa memperoleh skor 0 - 4 dapat ditetapkan tidak kompeten
Tabel 2.4 Contoh Lembar Penilaian Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 dengan Model Skala Penilaian (Rating Scale) No
Nama
Aspek yang Dinilai Kefasihan Konsentrasi Jeda Intonasi A B C A B C A B C A B C
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan: A = amat baik, B = baik, C, = cukup
32
Tabel 2.5 Contoh Lembar Penilaian Kinerja Olahraga pada Ekstrakulikuler Silat
1 1 1 1 1 1 1
Kontinum Penilaian 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kriteria Unjuk Kinerja Posisi Kuda-kuda Sikap Pasang Teknik Pukulan Teknik Tendangan Sikap Push up Sikap Situp Teknik Pernapasan
C. Penilaian Produk 1.
Pengertian Penilaian Produk Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa dalam
mengontrol proses dan memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari suatu yang mereka produksi. Contohnya: kerja artistik (menggambar, melukis, kerajinan), makanan, pakaian, produk yang terbuat dari kayu, metal, plastik, keramik.61 Senada dengan Masnur, Sarwiji menyatakan bahwa penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni.62 Selanjutnya, Hamzah dan Satria mengemukakan bahwa penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja, tetapi juga proses pembuatannya.63 Jadi penilaian produk merupakan penilaian yang dilakukan kepada siswa untuk mengontrol suatu proses untuk menghasilkan suatu produk dan kualitasnya serta laporan pada suatu kegiatan. Hal-hal yang dinilai dalam penilaian produk diantaranya: Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain, memilih bahan-bahan yang tepat, 61
Masnur Muslich, Op. Cit., h. 115. Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 90. 63 Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 22. 62
33
menggunakan alat, menunjukkan inovasi dan kreasi, memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.64 Ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam menghasilkan produk, yaitu: 65 a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. 2.
Teknik Penilaian Produk Teknik penilaian yang digunakan pada penilaian produk biasanya
menggunakan cara holistik dan analitik. Kedua metode penilaian tersebut dijelaskan sebagai berikut: 66 a. Holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilkakukan pada tahap appraisal. b. Analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Tabel 2.6 Contoh Instrumen Penilaian Produk Penskoran Tugas untuk Penilaian Produk No 1 2 3
Kriteria Ada gambar rancangan model Bahan tertulis dalam model Spesifikasi bahan
B B B
Skor C C C
K K K
Kriteria penskoran: B = Baik; gambar proporsional, bahan tertulis lengkap, spesifikasi bahan jelas. 64
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Op. Cit., h. 115. 65 Kasful Anwar, Hendra Harmi, Op. Cit., h. 146 - 147. 66 Sarwiji Suwandi, Op. Cit., h. 91.
34
C = Cukup; gambar kurang proporsional, bahan tertulis kurang lengkap, spesifikasi bahan kurang jelas K = Kurang; gambar tidak proporsional, bahan tertulis tidak lengkap, spesifikasi bahan tidak jelas
D. Hasil Belajar Siswa Hasil merupakan sesuatu yang diadakan oleh usaha.67 Berarti hasil adalah suatu istilah yang untuk menunjukkan suatu pencapaian seseorang setelah melakukan sebuah usaha. Jika kita kaitkan dengan proses belajar, berarti merujuk kepada suatu pencapaian seseorang dalam waktu tertentu pada proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar.68 Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan kemampuan dan pengalaman yang didapat siswa setelah melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar memiliki cakupan yang begitu luas, namun cakupan yang ada tersebut dibagi kedalam tiga kelompok besar. Sebagaimana Benyamin S Bloom membaginya kedalam tiga ranah yang biasa disebut dengan Taksonomi Bloom, ketiga (kawasan) ranah tersebut yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor. Berikut ini merupakan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl: 1.
Ranah Kognitif Hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni mengingat
(remember), memahami (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis
67
Kamus Besar Bahasa Indonesia/ Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Ed. 4. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 486. 68 Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Op. Cit., h. 38.
35
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create). Keenam ranah tersebut sebagai berikut:69 a. Mengingat (Remember)/ C1 Remembering involves retrieving relevant knowledge from long-term memory. The two associated cognitive processes are regognizing and recalling. Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari ingatan yang telah lampau, baik yang baru maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat meliputi mengenali dan memanggil kembali.
b. Memahami (Understand)/C2 Student are said to understand when they are able to contruct meaning from instructional messages, including oral, written, and graphic communication. Seorang siswa dikatakan memahami saat mereka dapat membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, termasuk berbicara, bacaan dan komunikasi. c. Menerapkan (Apply)/C3 Apply involves using procedures to perform exercises or solve problem. Thus, apply is closely linked with procedural knowledge. Menerapkan
menunjuk
pada
proses
kognitif
memanfaatkan
atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan
permasalahan.
Menerapkan
berkaitan
dengan
dimensi
pengetahuan prosedural. d. Menganalisis (Analyze)/C4 Analyze involves breaking material into its constituent parts and determining how the parts are related to one another and to an overall structure. This process category includes the cognitive processes of differentiating, organizing, and attributing. Menganalisis yaitu memutuskan suatu material ke dalam unsur-unsur pokok dan menentukan bagaimana hubungan suatu unsur dengan unsur lain dan ke
69
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, (New York: Addison Wesley Longman, 201), h. 66 – 84.
36
dalam struktur umum dari suatu materi. Proses kognitif yang dilalui adalah: membedakan, mengorganisir, dan menemukan makna tersirat. e. Mengevaluasi (Evaluate)/C5 Evaluated is defined as making judgments based on criteria and standards. The criteria most often used are quality, effectiveness, efficiency, and consistency. The category Evaluate includes the cognitive processes of cheking (judgments about the internal consistency) and critiquing (judgments based on external criteria) Evaluasi didefinisikan sebagai memberikan keputusan (penilaian) berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori Evaluasi meliputi mengecek (penilaian terhadap konsistensi diri) dan mengkritisi (penilaian berdasarkan standar eksternal). f. Mencipta (Create) Create involves putting elements together to form a coherent or functional whole. Objectives classified as create have students make a new product by mentality reorganizing some elements or part into a pattern or structure not clearly present before. That create is associated with three cognitive processes: generating, planning, and producing. Mencipta yaitu mengambil semua unsur pokok untuk membuat sesuatu yang memiliki fungsi atau mengorganisasikan kembali element yang ada ke dalam stuktur
atau
pola
yang
baru.
proses
ini
meliputi
:
merumuskan,
merencanakan/mendesain, memproduksi. 2.
Ranah Afektif Pembelajaran pada ranah afektif sangat berkaitan erat dengan sikap atau
perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang, perasaan sedih atau bahagia, perasaan bangga atau malu, dan lainnya.70 Secara singkat Masnur
70
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 67.
37
Muslich menyatakan bahwa ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.71 Hasil belajar pada ranah ini nilai yang nampak terletak pada tingkah laku, sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatkan afektif ini ada lima, dari yang paling sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut:72 a. Kemauan Menerima/Reciving atau Attending (A1) Kemauan menerima merupakan kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang dari peserta didik dalam membentuk masalah, situasi, atau gejala. Yang termasuk dalam tipe ini adalah kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi atas gejala atau rangsangan dari luar. b. Kemauan Menanggapi/Responding (A2) Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Yang termasuk dalam tipe ini mancakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya. c. Penilaian/Valuing (A3) Penilaian yaitu nilai dan kepercayaan terhadap stimulasi yang datang kepadanya. Yang termasuk dalam tipe ini adalah kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d. Mengorganisasi/Organization (A4) Organisasi yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, skala prioritas nilai, dan sebagainya. e. Tingkat Karakteristik/Pembentukan Pola Yaitu keterpaduan semua sisten nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 71
Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Op.
Cit., h. 46. 72
Loc.Cit., h. 46 – 47.
38
3.
Ranah Psikomotor Hasil belajar psikomotoris menampak dalam bentuk keterampilan (skill)
dan kemampuan bertindak individu.73 Kawasan psikomotor ini dibagi ke dalam enam ranah, yaitu:74 a. Persepsi (P1) Persiapan berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu. Dimensi dari persepsi adalah: 1) Sensori stimuli, yakni berhubungan dengan sebuah stimuli yang berkaitan dengan organ tubuh, yaitu: (1) auditori, (2) visual, (3) taktile (“ancangancang” untuk bertindak), (4) taste (rasa), (5) smell (bau), (6) kinestetik. 2) Seleksi isyarat yakni menetapkan bagian isyarat sehingga orang harus merespon untuk melakukan tugas tertentu dari suatu kinerja. Pemilihan isyarat meliputi identifikasi isyarat dan mengasosiasikannya dengan tugas yang akan dilakukan. 3) Translasi yakni berhubungan dengan persepsi terhadap aksi dalam membentuk gerakan. Ini merupakan proses mental dalam menentukan arti dari isyarat yang diterima untuk melakukan aksi. Translasi meliputi translasi simbolik, yaitu memiliki image atau menjadi teringat akan sesuatu, memiliki ide, sebagai hasil dari isyarat yang diterima. Trasnlasi juga mencakup insight yang amat esensial dalam memecahkan masalah dengan mencari faktorfaktor esensial yang berhubungan dengan penyelesaian. Translasi sensori merupakan satu aspek dari level ini. Translasi sensori meliputi umpan balik, yaitu pengetahuan tentang efek dari suatu proses. Translasi merupakan bagian kontinyu dari gerakan yang sedang dilakukan b. Kesiapan (P2) Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan atau pengalaman tertentu. Teramsuk di dalamnya adalah kesiapan mental set (kesiapan mental), 73 74
Ibid,. h. 48. Hamzah B Uno, Satria Koni, Op. Cit., h. 64-67.
39
physical set (kesiapan fisik) atau emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan. c. Gerakan Terbimbing (P3) Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu model, kemudian meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai dapat menguasai dengan benar suatu gerakan. d. Gerakan Terbiasa (P4) Gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan
suatu
kemahiran.
Seperti
menulis
halus,
menari
atau
mengatur/menata laboratorium e. Gerakan yang Kompleks (P5) Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada pada tingkat ketrampilan yang tinggi. Gerakan itu menampilkan suatu tindakan motorik yang menuntut pola tertentu dengan tingkat kecermatan, dan atau keluwesan, serta efesiensi yang tinggi. f. Penyesuaian dan Keaslian Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingga ia sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang menuntut persyaratan
tertentu.
Individu
sudah
dapat
mengembangkan
tindakan/ketrampilan baru untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.
E. Kajian Materi Tentang Alat-alat Optik Konsep alat-alat optik pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SMP diajarkan di kelas VIII. Standar kompetensi (SK) pada konsep ini yaitu: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi sehari-hari. Kompetensi dasar (KD) pada konsep ini adalah mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari standar kompetensi dan kompetensi di atas, konsep alat-alat optik memiliki karakteristik sebagai berikut: melibatkan peserta didik pada kegiatan, menerapkan informasi keterampilan akademik baru pada situasi nyata, memeriksa
40
kemampuan
kolektif
peserta
didik,
melibatkan
peserta
didik
untuk
mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dalan suatu konteks kehidupan nyata. Dari beberapa karakteristik tersebut, maka dibutuhkan suatu penilaian yang bersifat autentik dan tepat untuk diterapkan pada konsep alat-alat optik, karena penilaian autentik merupakan jenis penilaian dengan ciri peserta didik aktif membangun pengetahuan, hingga terbentuk kompetensi seperti yang ditetapkan dalam SKL, SK, KD, maupun indikator. Gambar 2.1 berikut merupakan peta konsep pada alat-alat optik.
Alat Optik Mata dan Kaca mata
Kamera
Mikroskop
Lup
Mata dapat menderita Miopi, diatasi dengan lensa cekung (-)
Astigmatisma, diatasi dengan lensa silindris
Bayangan bersifat: Nyata, terbalik, dan diperkecil
Hipermetropi, diatasi dengan lensa cembung (+) Mata terdiri atas Presbiopi, diatasi dengan lensa rangkap
Teropong
Kornea Cairan Aqueous
Retina Lensa Kristalin
Iris
Gambar 2.1 Peta Konsep Alat-alat Optik
Periskop
41
1.
Pengertian Alat-alat Optik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menerangkan alat merupakan
benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu.75 Sedangkan optik, adalah hal yang berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, mata, dsb). 76 Menurut Surawan Martinus “alat optik merupakan alat yang berhubungan dengan masalah penglihatan, sebagainya”.
seperti 77
kacamata/lensa/teropong/kamera/mikroskop,
dan
Alat optik merupakan alat yang cara kerjanya memanfaatkan
prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya disebut alat optik.78 Jadi, alat optik merupakan alat-alat bantu penglihatan yang dimanfaatkan dengan menggunakan prinsip pemantulan dan pembiasan cahaya. 2.
Macam-macam Alat Optik Ada beberapa macam alat optik, diantaranya:
a. Mata dan Kacamata Eye, atau mata merupakan bagian tubuh untuk melihat.79 Mata merupakan indra penglihatan berupa alat optik alamiah.
Gambar 2.2 Mata dan Bagiannya 1) Bagian-bagian Mata dan Fungsinya, diantaranya: 75
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 36. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit., h. 985. 77 Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan,Cet 2, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 418. 78 Saeful Karim, dkk, Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 307. 79 J. Danusantoso, A Concise Dictionary Of Physic, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995), h. 150. 76
42
a) Kornea, yaitu selaput tipis dan tembus cahaya yang kuat. Berfungsi melindungi mata dari gangguan luar.80 b) Cairan Aqueous, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terfokus ke lensa mata. Cairan ini sebagai pengisi antara kornea dan lensa mata. c) Iris atau Selaput Pelangi, merupakan lapisan tipis di depan lensa mata yang berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya celah pupil dan memberi warna pada mata. d) Pupil merupakan bagian mata yang terletak di tengah-tengah iris. Iris dapat membesar dan mengecil seperti fungsi diafragma pada kamera. e) Retina, merupakan layar tempat bayangan mata, retina biasa diebut juga dengan selaput jala. f) Lensa Kristalin atau lensa mata, merupakan bahan bening, berserat, dan kenyal dan berbentuk cembung. Berfungsi untuk membiaskan cahaya sehingga menghasilkan bayangan yang tajam dan jatuh di retina. g) Syaraf optik, syaraf mata yang berfungsi meneruskan sinyal optik ke otak untuk diproses sebagai sinyal penglihatan. h) Otot siliari: bagian mata yang berfungsi mengatur jarak fokus lensa mata. 2) Jenis-jenis Cacat Mata a) Rabun Jauh (Miopi) merupakan mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jaraknya jauh. Cacat mata ini terjadi karena bola mata terlalu cembung dan tidak dapat memipih, sehingga menyebabkan bayangan benda yang terbentuk jatuh di depan retina. Cacat mata miopi bisa dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif).
Gambar 2.3 Pembentukan Bayangan pada Mata Mopi 80
H. Moch. Agus Krisno, dkk, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 306.
43
Gambar 2.4 Pembentukan Bayangan pada Mata Miopi setelah Menggunakan Kacamata Lensa Negatif b) Rabun Dekat (Hipermetropi) adalah cacat mata yang dialami seseorang dimana si penderita tidak dapat melihat jelas benda dekat. Rabun dekat ini terjadi karena bola mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang retina.
Gambar 2.5 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi
Gambar 2.6 Pembentukan Bayangan pada Mata Hipermetropi setelah Menggunakan Kacamata Lensa Positif c) Mata Tua (Presbiopi), adalah mata yang mengalami rabun jauh dan rabun dekat secara bersamaan. Untuk menolong penderita cacat mata presbiopi ini digunakan kacamata rangkap. d) Astigmatisma (Silindris), merupakan cacat mata dimana penderita tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan vertikal secara bersamaan. Hal tersebut terjadi karena kornea mata penderita tidak berbentuk lengkungan bola, melainkan melengkung pada satu bidang daripada bidang lainnya artinya kelengkungan bola mata tidak teratur. Cacat mata astigmatisma dapat
44
diatasi dengan menggunakan kacamata lensa silindris sehingga dapat terbentuk bayangan yang jelas pada retina. b. Kamera Kamera merupakan alat optik yang berguna untuk mengabadikan suatu kejadian dimana hasil bayangan yang terbentuk dapat dicetak dengan bentuk foto.
Gambar 2.7 Bagian-bagian Kamera c. Lup (Kaca Pembesar) Lup atau kaca pembesar (magnifiying glass) merupakan alat optik yang terdiri atas sebuah senca cembung (biasanya lensa bikonveks). Lup dapat digunakan untuk memperbesar sudut pandang mata sehingga benda-benda kecil tampak menjadi lebih besar dan lebih jelas.81
Gambar 2.8 Pembentukan Bayangan pada Lup d. Mikroskop Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil yang tak dapat dilihat dengan mata biasa.
81
Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008), h. 199.
45
e. Teropong Teropong (teleskop) merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas.82 f. Periskop Periskop merupakan teropong yang digunakan pada kapal selam. Periskop berfungsi untuk melihat permukaan laut tanpa memunculkan badan kapal selam.83
F.
Penelitian Yang Relevan Penelitian yang dilakukan ini dilatar belakangi oleh penelitian-penelitian
yang telah dilakukan oleh peniliti sebelumnya. Di bawah ini beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis: 1. Tatag Y. E. Siswono (2002). Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual. Penilaian autentik merupakan bagian dari penilaian performance (alternatif) yang berusaha mengukur atau menunjukkan pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan itu pada kehidupan nyata. Sedang penilaian performance merupakan kegiatan penilaian yang meminta siswa untuk mengkontruksi respon, menghasilkan produk atau menunjukkan hasil suatu kegiatan (demonstrasi). Karena penilaian performance umumnya tidak memiliki jawaban benar atau salah saja, tetapi juga tentang apa yang diketahui dan apa yang akan dilakukan siswa, maka penilaian ini sangat sesuai untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses dalam pembelajaran. Dalam evaluasi penilaian performance didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria merupakan petunjuk, aturan-aturan atau prinsipprinsip yang digunakan untuk menilai atau mengambil keputusan terhadap respon, hasil-hasil tes atau performance (kinerja) siswa.84 2. Syahrul. Keefektifan Penerapan Model Asesmen Autentik Terintegrasi dalam Pembelajaran Praktikum pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT82
Joko Untoro, Buku Pintar Fisika SMA, (Jakarta: WahyuMedia, 2009), h. 360. H. Moch. Agus Krisno, dkk, Op. Cit., h. 317. 84 Tatag Y. E. Siswono, Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual, (FMIPA UNESA Surabaya, 2002). 83
46
Universitas Negeri Makassar. Hasil penilaian ini menunjukkan bahwa (a) terdapat perbedaan unjuk kinerja (prestasi) praktikum mesin listrik mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan model Asesmen Autentik Terintegrasi (ModelAAT) pada jurusan Pendidikan Teknik Elektro; (b) dengan penerapan model Asesmen Autentik Terintegrasi (Model-AAT) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran mahasiswa dalam mata kuliah Praktik pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-Universitas Negeri Makassar; (c) mahasiswa memberi respon positif terhadap penerapan asesmen teman sejawat, karena mereka merasa memperoleh pengalaman yang berharga tentang bagaimana menerapkan model tersebut dalam pembelajaran, sehingga kelak mereka dapat menerapkannya di kelas bilamana akan menjadi guru.85 3. Yuni Pantiwati, Hakekat Assesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi. Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip pelaksanaan penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilain dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilain sehingga keputusan yang diambil memiliki dasar yang objektif. Penilaian secara autentik dalam pembelajaran dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan dan memutuskan hasil belajar secara akurat.86 4. Indah Nurcahyani, dkk, Pengembangan Penilaian Autentik Guna Mengukur Pengetahuan dan Kreativitas dalam Pembelajaran Fisika pada Peserta Didik SMA Negeri 6 Purworejo. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketercapaian batas ketuntasan minimal peserta didik untuk masing-masing aspek dan nilai yang didapat lebih besar dari KKM yang ditentukan sekolah. Keunggulan pengembangan penilaian autentik adalah dapat membantu guru dalam mengukur segala aktivitas peserta didik SMA, sedangkan kelemahan yang dimiliki penilaian autentik terdapat pada proses melakukan penilaian yang sulit
85
Syahrul. Keefektifan Penerapan Model Asesmen Autentik Terintegrasi dalam Pembelajaran Praktikum pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT-Universitas Negeri
Makassar,(Jurnal Medtek, 2009). 86
Yuni Pantiwati, Hakekat Assesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi, (Jurnla Edukasi Matematika dan Sains, 2013).
47
dilakukan jika jumlah peserta didik besar serta membutuhkan waktu yang relatif lama.87 Dari penelitian-penelitian yang relevan di atas peneliti memiliki asumsi bahwa penelitian autentik merupakan penelitian yang tepat untuk menilai segala aktivitas peserta didik di sekolah, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Penilaian autentik yang dilakukan dalam pembelajaran sebagai upaya
untuk mendapatkan dan memutuskan hasil belajar secara akurat. Selain itu, penilaian autentik ini mengubah peran dari sifat pasif menjadi partisipan aktif dalam mengevaluasi kemajuan yang dicapainya.
G. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar saat ini menuntut para siswa untuk berperan aktif dalam aktivitas belajar di kelas, sehingga diharapkan para peserta didik dapat menemukan konsep melalui pembelajaran. Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang menuntut peserta didik untuk berperan aktif dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran dan kerja illmiah sehingga diperlukan pula penilaian yang dapat mencakup seluruh kegiatan tersebut. Assesmen (penilaian) adalah proses pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk mengetahui perkembangan, kemajuan dan menilai kompetensi siswa selama program pendidikan dilaksanakan. Penilaian berbasis kelas dapat dipahami sebagai proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru secara terus menerus selama kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas dengan mengambil keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Penilaian kinerja yang dilakukan guru terhadap peserta didik harus berdasarkan segala aktivitas siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian produk merupakan penilaian yang dilakukan kepada siswa untuk mengontrol suatu proses untuk 87
Indah Nurcahyani, Eko Setyadi, Sriyono, Pengembangan Penilaian Autentik Guna Mengukur Pengetahuan dan Kreativitas dalam Pembelajaran Fisika pada Peserta Didik SMA Negeri 6 Purworejo.
48
menghasilkan suatu produk dan kualitasnya serta laporan pada suatu kegiatan. Dengan adanya kedua penilaian tersebut diharapkan kita dapat melihat hubungan antara ranah kognitif dan ranah psikomotorik dalam suatu proses pembelajaran terutama pada konsep alat-alat optik. Berikut ini gambar bagan kerangka berpikir yang peneliti sajikan: Sistem Penilaian dalam KBM
Mata Pelajaran Fisika
KTSP
PBK Terdiri dari
Penilaian dengan Tes Penilaian Sikap Penilaian Proyek Penilaian Portofolio Penilaian Diri (Self Assesment) Penilaian Unjuk Kinerja Penilaian Produk (laporan)
memerlukan Proses
Produk
Banyak diabaikan
Kognitif
Peran Aktif Siswa
Fakta di lapangan: penilaian hanya berdasarkan hasil ahir dan aspek kognitif saja
Diperlukan penilaian yang mencakup ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Pada penelitian ini, yang dinilai adalah ranah kognitif dan psikomotorik saja, penilaiannya berupa tes tulis dan penilaian proses
dominan
Diperlukan analisis agar dapat mengetahui hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa
Diharapkan dapat melihat hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa
Gambar 2.9 Bagan Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini di SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten kelas VIII-B putri semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Sedang waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 April sampai dengan 11 Mei 2013.
B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana. Yaitu suatu metode yang digunakan untuk melakukan pengujian hubungan antara satu variabel dependen (Y) dan satu variabel independen (X). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah penilaian proses (penilaian kinerja dan penilaian produk) dan variabel dependennya adalah hasil belajar siswa. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.1
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-B putri SMP Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten semester genap tahun ajaran 2012/2013 dan konsep yang diajarkan adalah alat-alat optik. Peran subjek penelitian adalah untuk memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.
1
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Jakarta, 2008), h. 10.
49
50
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian dimana ketiga tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Langkah awal pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian adalah membuat proposal penelitian, melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan penelitian, langkah selanjutnya adalah survei tempat untuk uji coba instrumen dan penelitian. Setelah melaksanakan survei tempat, langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi penelitian. Setelah langka-langkah di atas dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah melakukan konsultasi dengan pihak sekolah terutama dengan guru mata pelajaran fisika untuk menyusun dan melaksanakan uji coba instrumen. Hal terahir yang dilakukan pada tahap persiapan adalah menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan KTSP. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahap kedua pada prosedur penelitian adalah tahap pelaksanaan penelitian. Penelitian dilakukan dengan memberikan penilaian kinerja (performance assesment) dan penilaian produk. Proses pembelajaran dan penilaian berlangsung sebanyak tiga kali pertemuan, setelah itu dilaksanakan tes hasil belajar. 3. Tahap Akhir Penelitian Tahap akhir penelitian adalah melaksanakan analisis data dari hasil penilaian kinerja, penilian produk, dan hasil belajar siswa dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana yang didapat dari penelitian. Setelah menganalisis data, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan. Gambar 3.1 berikut alur prosedur penelitian yang dilakukan:
51
TAHAP PERSIAPAN 1. Pembuatan proposal penelitian 2. Melakukan telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan penelitian. 3. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian. 4. Menentukan Lokasi Penelitian 5. Melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran fisika. 6. Menyusun instrumen 7. Uji coba instrumen 8. Penyusunan perangkat pembelajaran
TAHAP PELAKSANAAN Penilaian terhadap subjek penelitian dengan menggunakan penilaian kinerja, penialan produk, dan hasil belajar siswa.
TAHAP AKHIR 1. Analisis data 2. Pembahasan hasil penelitian 3. Penarikan kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes kinerja untuk mengamati kegiatan peserta didik, tes produk untuk menilai proses pembuatan dan kualitas suatu produk, dan tes tulis pilihan ganda.
F.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
52
diolah.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu: instrumen lembar penilaian kinerja, instrument lembar penilain produk, dan instrumen tes tulis. Instrumen tes penilaian kinerja untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai konsep fisika yang diajarkan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu baik di dalam kelas maupun di luar kelas, instrumen tes penilain produk digunakan untuk menilai kualitas laporan suatu kegiatan, dan instrument tes tulis pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar terhadap konsepkonsep fisika yang diajarkan di dalam kelas. Penggunaan instrumen tes penilaian kinerja dan penilaian produk bertujuan agar kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini lebih valid dan objektif dibandingkan jika hanya menggunakan satu instrumen tes saja. Sebagaimana instrumen tes tulis, instrumen tes penilaian kinerja dan penilaian produk juga harus memenuhi kriteria kelayakan, hanya saja kriteria yang dipernuhi oleh kedua instrumen ini berbeda dengan instrumen tes tulis. Begitu pula dengan pengujiannya, dimana pada instrumen tes penilaian kinerja dan penilaian produk pegujian kelayakannya cukup dengan pertimbangan ahli. Uji kelayakan ini dilakukan oleh dosen pembimbing dengan pertimbangan kajian teoritis yang dilakukan penulis. 1.
Instrumen Tes Penilaian Kinerja Instrumen penilaian kinerja merupakan pedoman penilaian yang dilakukan
guru terhadap peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada instrument penilaian kinerja ini terdapat aspek-aspek yang dinilai serta kriteria yang dinilai dari kegiatan siswa. Bentuk instrumen penilaian kinerja yang digunakan pada penelitian ini adalah model skala penilaian (rating scale), dimana guru akan memberikan nilai jika kriteria yang ditentukan dilakukan siswa. Pada penelitian ini, peneliti membuat penilaian dari kegiatan diskusi dan beberapa kegiatan eksperimen yang dilaksanakan oleh para siswa. Adapun kriteria unjuk kerja yang akan dinilai dapat dilihat pada lampiran 9, 10, dan 11. 2
Ibid., h. 160.
53
Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, bahwa tes penilaian kinerja harus memenuhi kriteria kelayakan. Uji kelayakan dilakukan oleh dosen pembimbing disesuaikan dengan konsep yang diteliti. Uji kelayakan penilaian kinerja ditunjukkan seperti pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Kinerja No 1 2 3 4 5 2.
Aspek yang uji
Kriteria Baik
Cukup
Kurang
Kejelasan format instrument penilaian kinerja. Kesesuaian skor dengan kriteria yang dinilai pada aspek kinerja siswa. Kesesuaian kriteria dengan aspek kinerja siswa yang dinilai. Keterwakilan semua tahap eksperimen oleh aspek kinerja siswa yang dikembangkan dalam instrument. Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan pada instrumen.
Instrumen Tes Penilaian Produk Penilaian produk merupakan penilaian yang dilakukan kepada siswa untuk
digunakan untuk menilai kualitas laporan suatu kegiatan. Pada instrument penilaian produk, terdapat aspek-aspek yang dinilai serta kriteria yang dinilai dari kualitas laporan kegiatan eksperimen siswa. Bentuk instrumen penilaian produk adalah model skala penilaian (rating scale). Pada penelitian ini, peneliti membuat penilaian dari kegiatan diskusi dan beberapa kegiatan eksperimen yang dilaksanakan oleh para siswa. Adapun kriteria unjuk kerja yang akan dinilai dapat dilihat pada lampiran 12, 13, dan 14. Seperti tes penilaian kinerja, tes penilaian produk juga harus memenuhi kriteria kelayakan. Uji kelayakan dilakukan oleh dosen pembimbing disesuaikan dengan kriteria kualitas pembuatan laporan kegiatan pada konsep yang diteliti. Uji kelayakan penilaian produk ditunjukkan seperti pada Tabel 3.2 berikut:
54
Tabel 3.2 Uji Kelayakan Ahli pada Penilaian Produk No 1 2 3 4 5 3.
Aspek yang uji
Kriteria Baik
Cukup
Kurang
Kejelasan format instrument penilaian produk. Kesesuaian skor dengan kriteria yang dinilai pada aspek kualitas laporan siswa. Kesesuaian kriteria dengan aspek kualitas laporan siswa yang dinilai. Keterwakilan semua tahap pembuatan laporan yang dikembangkan dalam instrument. Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan pada instrumen.
Instrumen Tes Tulis Instrumen tes tulis pada penelitian yang dilakukan ini menggunakan
instrumen objekif pilihan ganda dengan empat pilihan, yaitu a, b, c, dan d sebanyak 20 soal. Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai sesuai dengan KTSP. Instrumen yang dibuat ini mencakup ranah kognitif pada aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan aspek mengaplikasikan (C3). Berikut ini merupakan langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian: a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian. b. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi penelitian. c. Instrumen yang telah dibuat dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. d. Uji coba instrument.
55
Kisi-kisi instrumen penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Tulis Indikator Soal Menyebutkan contoh alat-alat optik. Menggambarkan pembentukan bayangan benda di retina dan menyebutkan bagian-bagian mata serta fungsinya. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata untuk sebagai alat bantu bagi penderitanya. Menjelaskan ciri-ciri kamera sebagai alat optik. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti: kacamata, mikroskop, berbagai jenis teropong, dan periskop. Jumlah
Aspek Kognitif C1 C2 C3 1 3, 7 2, 8
4, 5,
6, 9, 14
34 18
12, 13
25, 29
19, 20, 26, 30, 31, 33
9
13
Jumlah 1 4
10, 11
7
35
2
15, 16, 17, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 32
6
13
15
35
G. Kalibrasi Instrumen Tes Tulis Kalibrasi instrumen bertujuan agar dapat mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan. Telah dijelaskan di atas, bahwa pada penelitian ini instrumen yang digunakan ada tiga macam yaitu instrument tes tulis, instrument tes penilaian kinerja, dan instrument tes penilaian produk. Untuk instrumen tes tulis dapat diuji dengan menghitung validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Penjelasan tentang keempatnya sebagai berikut: 1.
Validitas Validitas tes merupakan tes yang mampu mengukur apa yang hendak
diukur.3 Arikunto mengatakan bahwa: “Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.4 Uji 3
Kusaeri, Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 74. 4 Arikunto, Op. Cit., h. 168.
56
validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity). Dimana untuk mengetahui validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap butir-butir soal oleh dosen pembimbing. Pengujian validitas pada instrumen tes ini berpatokan kepada pengujian validitas setiap butir soal. Pengujiannya dapat dhitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial, persamaannya dinyatakan sebagai berikut: 5
=
√
Keterangan : rpbi = angka indeks korelasi point biseral Mp = mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. Mt = mean skor, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes SDt = deviasi standar total p
= proporsi pesera tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
q
= proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.
Nilai rpbi dibandingkan dengan nila ttabel pada tingkat signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka kaidah keputusannya: jika thitung > ttabel berarti valid dan jika thitung < ttabel berarti butir soal tidak valid. Perhitungan uji validitas instrumen menggunakan program anates dan terdapat pada lampiran. Dari hasil perhitungan, diperoleh 23 soal yang valid dari jumlah total 35 soal yang diujikan. Buti-butir soal tersebut adalah soal nomor 1, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34. Semua soal yang valid ini selanjutnya disaring kembali hingga berjumlah 20 soal sesuai dengan indikator.
5
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. 10, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 258.
57
2.
Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada konsistensi dari suatu pengukuran.6 Sedangkan
menurut Arikunto bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.7 Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dengan rumus sebagai berikut:8
r11 = (
)(
∑
)
Keterangan : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Jika instrumen yang diujikan reliable, maka dilihat dari kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 1,00
Kriteria Reliabilitas Kecil Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran bersama dengan uji validitas dengan menggunakan program anates. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai reliabilitas instrument tes sebesar 0,80. Nilai ini termasuk kategori 6
Kusaeri, Suprananto, Op. Cit., h. 82. Arikunto, Op. Cit., h. 178. 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cet. 11. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 100 – 101. 7
58
tinggi yang artinya bahwa instrumen ini reliable. Oleh karena itu, instrumen ini layak digunakan dalam penelitian. 3.
Taraf Kesukaran Taraf kesukaran suatu butir soal menjelaskan ukuran dari jumlah siswa
yang menjawab soal dengan benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.9 Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. 10 Taraf kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:11
P= Keterangan : P
= indeks kesukaran
B
= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Tolak ukur untuk menginterpretasikan taraf kesukaran butir soal yang diperoleh adalah seperti pada tabel 3.5 berikut:12 Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran 0,00 s.d 0,30 0,30 s.d 0,70 0,70 s.d 1,00
Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah
Berikut ini kriteria taraf kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisi terhadap 35 soal yang diujicobakan.
9
Ibid., h. 207. Loc. Cit. h. 207. 11 Ibid., h. 208. 12 Ibid., h. 210. 10
59
Tabel 3.6 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Kriteria Mudah Sedang Sukar Jumlah
No. Soal 9, 20, 24, 25, 28, 29, 31 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 23, 26, 30, 33, 34 6, 8, 14, 15, 18, 19, 21, 22, 27, 32, 35
Jumlah 7 17 11 35
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 7 soal mudah, 17 soal sedang, dan 11 soal sukar. 4.
Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang panda (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).13 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi (daya pembeda) adalah:14 D=
-
Keterangan : D = daya pembeda butir soal BA= banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB= banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = banyaknya peserta kelas atas JB = banyaknya peserta kelas bawah Setelah indeks daya pembeda dihitung dan diketahui, maka nilainya diklasifikasikan dengan kriteria daya pembeda seperti pada tabel 3.7 berikut:15
13
Ibid., h. 211. Ibid., h. 213-214. 15 Ibid., h. 218. 14
60
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda 0,00 - 0,20 0,20 - 0,40 0,40 - 0,70 0,70 - 1,00 Negatif
Kriteria Daya Pembeda Jelek (poor) Cukup (satisfactory) Baik (good) Baik sekali (excellent) Sangat buruk, sebaiknya dibuang
Hasil uji coba menunjukkan bahwa dari 35 soal terdapat 4 yang termasuk sangat buruk, 4 soal termasuk kategori jelek, 11 soal termasuk kategori cukup, 14 soal termasuk kategori baik, 2 soal termasuk kategori baik sekali. Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 35 soal yang diuji cobakan dengan menggunakan program anates. Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Kategori Sangat buruk (Drop) Jelek Cukup Baik Baik Sekali Jumlah
No. Soal Jumlah 2, 8, 25, 35 4 5, 14, 21, 22 4 4, 10, 12, 13, 18, 20, 24, 27, 29, 31, 32 11 1, 3, 6, 9, 11, 15, 16, 17, 19, 23, 26, 28, 33, 34 14 7, 30 2 35
Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian adalah 20 soal, pemilihan 20 soal ini disamping didasarkan pada keempat kriteria di atas juga didasarka pada keterwakilan semua indikator materi pembelajaran. Kedua puluh soal tersebut sebagai berikut: 1, 3, 6, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 26, 28, 30, 32, 33, 34.
H. Teknik Deskriptif Analitis Terdapat tiga buah data yang diperoleh, yaitu data tes penilaian kinerja, data tes penilaian produk, dan data tes tulis (hasil belajar siswa). Penilaian kinerja dan penilaian produk sebagai penilain proses selanjutnya akan dijumlahkan dan diambil rata-rata dari keduanya. Kemudian penilaian proses (penilaian kinerja dan penilaian produk) sebagai variabel independen (X) dan hasil belajar sebagai
61
variabel dependen (Y) akan dianalisis menggunakan perhitungan regresi linier sederhana, dengan mencari koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) yang akan menentukan ada tidaknya hubungan atara kedua variabel yang sedang dicari. Perhitungan analisis regresi linier sederhan ini menggunakan program SPSS 16.0 lalu dideskripsikan untuk mengetahui hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik yang dipelajari di kelas. 1.
Nilai Kinerja Siswa Pengolahan data pada nilai kinerja siswa pada kegiatan diskusi dan
eksperimen yang dilakukan berdasarkan langkah-langkah berikut: a. Menghitung nilai mentah yang didapat siswa pada kegiatan diskusi dan eksperimen yang telah dilakukan. b. Menghitung rata-rata yang diperoleh tiap kelompok c. Mengklasifikasikan nilai yang didapat tiap kelompok dengan kategori sebagai berikut: Tabel 3.9 Klasifikasi Kategori Penilaian Kinerja Siswa Nilai < 70 = 70 71 – 80 > 80 2.
Kategori Kurang Baik Cukup Baik Baik Amat Baik
Nilai Produk Siswa Pengolahan data pada nilai produk siswa beradasarkan pada penilaian
pembuatan laporan kegiatan yang sesuai dengan lembar kegiatan siswa, langkahlangkah pengolahan data seperti berikut: a. Menghitung nilai mentah yang didapat siswa dari laporan yang dibuat siswa b. Menghitung rata-rata yang diperoleh tiap kelompok c. Mengklasifikasikan nilai yang didapat tiap kelompok dengan kategori sebagai berikut:
62
Tabel 3.10 Klasifikasi Kategori Penilaian Produk Siswa Nilai < 70 = 70 71 – 80 > 80 3.
Kategori Kurang Baik Cukup Baik Baik Amat Baik
Nilai Kinerja dan Produk Siswa (Nilai Proses) Pengolahan data pada nilai kinerja dan penilaian produk siswa yang
didapat dari kegiatan diskusi, kegiatan eksperimen, dan pembuatan laporan yang didapat kelompok siswa, dengan cara:
NP = Keterangan: NP = nilai proses yang diperoleh kelompok PK = nilai kinerja yang diperoleh kelompok PP = nilai produk yang diperoleh kelompok 2 4.
= bilangan tetap
Hasil Belajar Siswa Pengolahan data tes hasil belajar siswa yang didapat dari tes tulis pilihan
ganda dengan cara menggunakan persamaa:
N=SX5 Keterangan: N = nilai yang diperoleh S = skor yang didapat 5 = bilangan tetap Nilai yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar siswa lalu diklasifisikan dengan kategori sebagai berikut:
63
Tabel 3.11 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Belajar Kategori Kurang Baik Cukup Baik Baik Amat Baik
Nilai < 70 = 70 71 – 80 > 80
70 adalah nilai KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah tempat penelitian.
5.
Uji Regresi Linieritas Penilaian Proses dan Penilaian Hasil Belajar Uji regresi digunakan untuk mengukur pengaruh satu atau beberapa
variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Secara umum persamaan regresi sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai berikut:16
∑ √[ ∑
(∑ )(∑ ) (∑ ) ][ ∑
(∑ ) ]
Keterangan: rxy = koefisien kerelasi X = jumlah variabel independen Y = jumlah variabel dependen
n
= jumlah responden
Setelah nilai koefisien korelasi diketahui, maka nilainya diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:17
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 256. 17 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Jakarta, 2008), h. 38.
64
Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya Nilai Koefisien Korelasi 0.00 – 0.20 0.20 – 0.40 0.40 – 0.60 0.60 – 0.80 0.80 – 1.00
Interpretasi Sangat rendah (tak berkorelasi) Rendah Agak rendah Cukup Tinggi
Apabila diperoleh angka negatif, maka korelasinya negatif dan indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Daar El Falah Pandeglang Banten pada kelas VIII-B putri, diperoleh tiga data hasil penilaian. Penilaian pertama yaitu penilaian kinerja pada saat kegiatan diskusi dan eksperimen konsep alat-alat optik, penilaian kedua yaitu penilaian produk berupa laporan dari hasil kegiatan eksperimen dan yang ketiga adalah penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang diberikan setelah pembelajaran selesai. Adapun rincian dari masing-maing pengolahan data hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut. 1.
Nilai Kinerja Siswa Penilaian kinerja yang dilaksanakan terhadap siswa berdasarkan kriteria
unjuk kerja yang sudah divalidasi. Penilaian kinerja dalam kegiatan pembelajaran dilakukan
berdasarkan
silabus,
rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
dan
disesuaikan dengan lembar kegiatan siswa yang dibuat. Dalam penilaian ini, siswa dituntut untuk menunjukkan kemampuan berdiskusi dan melakukan kegitan eksperimen berdasarkan pengetahuan fisika yang dimiliki dan sesuai dengan petunjuk pada lembar kegiatan siswa Penilaian unjuk kerja yang dilakukan melibatkan dua orang penilai menggunakan model skala penilaian (Rating Scale) dengan menilai kemampuan diskusi siswa dan kegiatan yang dilakukan siswa pada kegiatan eksperimen. Dari hasil penilaian kinerja tiap kelompok diperoleh Tabel 4.1 rekapitulasi data penilaian kinerja berikut:
65
66
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Penilaian Kinerja Kelompok Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
Kode Objek Penelitian A15 A26 A27 A3 A7 A24 A17 A18 A23 A10 A13 A21 A2 A9 A11 A19 A20 A22 A4 A14 A25 A5 A6 A8 A1 A12 A16
Rata-rata Kelompok
*PK1
*PK2
*PK3
66,7
75
75
72,23
71,4
67,8
78,6
72,6
71,4
64,3
71,4
69,03
78,6
73,8
73,8
75,4
85,7
91,7
88,1
88,5
71,4
69,04
76,2
72,21
71,4
67,8
78,6
72,6
73,8
79,7
71,4
74,97
71,4
75
73,8
73,4
Rata-rata
Jumlah
74,55
*PK = Penilaian Kinerja Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa skor rata-rata penilaian kinerja untuk setiap kelompok selama tiga pertemuan berada pada kategori baik dengan ratarata 74,55. Dari sembilan kelompok, rata-rata berkategori baik sebanyak tujuh kelompok yaitu kelompok 1, 2, 4, 6, 7, 8, dan 9. Satu kelompok yang termasuk dalam kategori kurang baik yaitu kelompok 3, dan satu kelompok yang termasuk dalam kategori amat baik yaitu kelompok 5.
67
2.
Nilai Produk Siwa Penilaian produk yang dilaksanakan terhadap siswa menuntut mereka
untuk menunjukkan kemampuan membuat suatu produk berupa laporan kegiatan eksperimen. Penilaian produk ini menggunakan model skala penilaian (Rating Scale) dengan menilai kualitas laporan siswa berdasarkan kegiatan eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil penilaian produk tiap kelompok diperoleh Tabel 4.2 rekapitulasi data penilaian produk berikut: Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Penilaian Produk Kelompok Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
Kode Objek Penelitian A15 A26 A27 A3 A7 A24 A17 A18 A23 A10 A13 A21 A2 A9 A11 A19 A20 A22 A4 A14 A25 A5 A6 A8 A1 A12 A16
Rata-rata ** PP = Penilaian Produk
Rata-rata Kelompok
**PP1
**PP2
**PP3
71,67
72,22
68,52
70,80
70,00
68,52
74,07
70,86
70,00
70,37
70,37
70,25
65,00
61,11
68,52
64,88
81,67
77,78
83,33
80,93
71,67
70,37
62,96
68,33
68,33
75,93
66,67
70,31
71,67
74,07
75,93
73,89
68,33
68,52
74,07
70,31
Jumlah
71.17
68
Tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa skor rata-rata penilaian produk kelompok siswa selama tiga pertemuan berada pada kategori baik dengan rata-rata 71,17. Dari sembilan kelompok, rata-rata berkategori kurang baik sebanyak dua kelompok, yaitu kelompok 4, dan 6. Kelompok dengan kategori cukup baik sebanyak lima kelompok yaitu kelompok 1, 2, 3, 7, dan 9. Satu kelompok yang termasuk kategori amat baik adalah kelompok 5. 3.
Nilai Kinerja dan Nilai Produk (Nilai Proses) Nilai proses yang didapat siswa merupakan nilai rata-rata dari nilai kinerja
dan nilai produk setiap kelompok, Tabel 4.3 berikut adalah rekapitulasi nilai proses pada masing-masing kelompok: Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Proses No
Kelompok
Nilai Kinerja Siswa
Nilai Produk Siswa
72,23 72,6 69,03 75,4 88,5 72,21 72,6 74,97 73,4
70,80 70,86 70,25 64,88 80,93 68,33 70,31 73,89 70,31
1 Kelompok 1 2 Kelompok 2 3 Kelompok 3 4 Kelompok 4 5 Kelompok 5 6 Kelompok 6 7 Kelompok 7 8 Kelompok 8 9 Kelompok 9 Rata-rata
Nilai Proses (
) 71,52 71,73 69,64 70,14 84,72 70,27 71,46 74,43 71,86 72,86
Tabel 4.3 di atas, menunjukkan skor rata-rata nilai proses kelompok siswa yang berada pada kategori baik dengan nilai 72,86. Kelompok dengan kategori baik berjumlah lima kelompok, yaitu kelompok 1, 2, 7, 8, dan 9. Satu kelompok yang berkategori kurang baik yaitu kelompok 3, satu kelompok berkategori cukup baik yaitu kelompok 6 dan kelompok 5 berkategori amat baik. 4.
Nilai Hasil Belajar Siswa Selain penilaian kinerja dan penilaian produk peserta didik, dalam
penelitian ini juga terdapat penilaian hasil belajar siswa yang telah dipelajari
69
melalui metode eksperimen dan pembuatan laporan kegiatan. Tabel 4.4 berikut adalah rekapitulasi penilaian hasil belajar pada masing-masing kelompok peserta didik. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Kelompok Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9 Rata-rata
Kode Objek Penelitian A15 A26 A27 A3 A7 A24 A17 A18 A23 A10 A13 A21 A2 A9 A11 A19 A20 A22 A4 A14 A25 A5 A6 A8 A1 A12 A16
Nilai Tes Tulis 70 80 60 85 75 80 65 70 60 70 65 75 90 80 85 65 75 70 60 70 85 65 85 75 75 65 70
Jumlah
Rata-rata Kelompok 70
80
65
70
85
70
71,67
75
70 72,86
Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa skor rata-rata hasil belajar berkategori baik sebesara 72,96. Dengan jumlah kelompok yang berkategori kurang baik yaitu kelompok 3, kelompok dengan kategori cukup baik sebanyak empat kelompok yaitu kelompok 1, 4, 6, dan 9. Jumlah kelompok dengan kategori
70
baik berjumlah 3 kelompok, yaitu kelompok 2, 7, dan 8, serta satu kelompok yang termasuk dalam kategori amat baik yaitu kelompok 5. 5.
Hasil Analisis Regresi Linearitas Penilaian Proses dan Hasil Belajar Uji regresi linearitas dilakukan untuk melihat hubungan antara penilaian
proses (rata-rata penilaian kinerja dan penilaian produk) penilaian hasil belajar siswa. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dengan menggunakan program SPSS 16.0. Hasil analisis regresi linier sederhana dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 18. Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat nilai R Square (r2) sebesar 0,682. Artinya ada hubungan yang “linier” antara penilaian proses dan hasil belajar siswa sebesar 68,2%, sedangkan sisanya sebesar 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu dapat dikatakan penilaian proses berhubungan dengan hasil belajar siswa. Dengan demikian, jika penilain proses meningkat maka hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas ataupun di luar kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada penelitian ini, penilaian yang dilakukan terhadap siwa berupa kegiatan berdiskusi dan melakukan eksperimen yang disesuaikan dengan petunjuk pada lembar kegiatan siswa. Penilaian yang melibatkan dua orang penilai ini menggunakan model skala penilaian (Rating Scale) sebagai pedoman dalam menilai seluruh kegiatan siswa. Berdasarkan rekapitulasi data nilai kinerja siswa, diketahui bahwa rata-rata kelompok siswa berkategori baik berjumlah tujuh kelompok, satu kelompok berkategori kurang baik, dan satu kelompok amat baik. Penilaian produk merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap kualitas suatu produk yang dilakukan siswa. Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan siswa berupa laporan kegiatan eksperimen yang dilakukan masingmasing kelompok siswa. Sama seperti penilaian kinerja, instrumen yang
71
digunakan berupa model skala penilaian (Rating Scale). Berdasarkan penilaian produk yang dilakukan, nilai rata-rata kelompok siswa selama tiga pertemuan berada pada kategori baik. Dengan dua kelompok berkategori kurang baik, lima kelompok cukup baik, dan satu kelompok berkategori amat baik. Penilaian kinerja dan penilaian produk sebagai penilaian proses menuntut peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan penilaian proses ini memberikan peluang agar para siswa dapat mengembangkan keterampilan, kreativitas, serta sikap ilmiah dalam merekonstruksi pengetahuan masing-masing individu. Penilaian jenis ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian proses pendidikan dan mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa dengan cara menerapkan pengetahuan yang mereka miliki pada kehidupan nyata, kegiatan eksperimen, berdiskusi, ataupun membuat suatu produk yang berguna. Dari penilaian proses yang diberikan kepada siswa, skor rata-rata yang diperoleh berkategori baik. Hasil belajar ranah kognitif yang didapat dari hasil tes tulis yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Tes tulis berupa pilihan ganda diujikan untuk menilai ranah kognitif siswa pada tingkat mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3). Dari penilaian hasil belajar yang dilakukan, didapat rata-rata hasil belajar siswa berkategori baik. Penilaian tes tulis biasanya lebih cenderung melibatkan kemampuan siswa pada ranah kognitif saja. Ranah kognitif berhubungan dengan aktivitas otak atau mental. Pada ranah ini erat dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan mengahapal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Penerapan penilaian proses melibatkan kemampuan siswa pada ranah psikomotorik, dimana pada ranah ini keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu serta kelompok. Dengan adanya penilaian ini, diharapkan para siswa dapat mengembangkan keterampilan, keaktifan, serta kreativitas sebagai cerminan dari pengetahuan yang didapat dari proses pembelajaran, sehingga diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar pada ranah kognitif. Hasil analisis data penelitian yang dibuktikan melalui analisis uji statistik dengan bantuan software SPSS 16.0 menunjukkan bahwa hubungan antara
72
penilaian proses (rata-rata penilaian kinerja dan penilaian produk) dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik menunjukkan hasil yang linier. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai R Square (r2) sebesar 0,682. Artinya nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan yang linier antara penilain proses dan hasil belajar siswa yang didapat melalui tes tulis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan penilaian proses dapat diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Kesimpulan penelitian ini sesuai dengan pendapat Indah Nurcahyani dan kawankawan yang menyatakan tingkat ketercapaian batas minimal peserta didik lebih besar dari KKM yang ditentukan sekolah. Selain Indah dan kawan-kawan, Syahrul mengungkapkan tentang hasil penelitiannya yaitu (a) terdapat perbedaan unjuk kinerja (prestasi) praktikum mesin listrik mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan model Asesmen Autentik Terintegrasi (Model-AAT), (b) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran mahasiswa dalam mata praktik kuliah, (c) mahasiswa memberi respon positif terhadap penerapan asesmen teman sejawat, karena mereka merasa memperoleh pengalaman yang berharga tentang bagaimana menerapkan model tersebut dalam pembelajaran. Zainal Ruma dalam jurnal penelitiannya menyimpulkan bahwa: (a) Hasil belajar ekonomi siswa setelah dinilai dengan penilaian kinerja, (b) nilai rata-rata mengalami peningkatan pada akhir tes, minat siswa untuk mempelajari lebih mendalam sangat tinggi, dan (c) penyelesaian soal kontekstual siswa setelah penerapan assesmen kinerja cukup baik. Tatag Y. E. Siswono menuturkan dalam jurnalnya bahwa penilaian kinerja merupakan kegiatan penilaian yang meminta siswa untuk mengkontruksi respon, menghasilkan produk atau menunjukkan hasil suatu kegiatan (demonstrasi), sehingga penilaian ini sangat sesuai untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses dalam pembelajaran. Dari uraian di atas terlihat bahwa hubungan antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik memiliki hubungan yang linier. Penilaian proses juga berkontribusi dalam mendorong siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga dengan adanya penilaian proses ini keterampilan siswa dapat meningkat seiring meningkatnya pengetahuan siswa pada ranah kognitif.
73
C. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan dalam pelaksanaannya, diantarnya ialah: 1. Penilaian proses merupakan penilaian yang lebih efektif diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang sedikit. Hal tersebut berkaitan dengan kontrol individu dan waktu yang tersedia untuk jam pelajaran fisika. 2. Jumlah siswa yang ideal untuk menerapkan penilaian kinerja adalah 5 orang siswa untuk masing-masing penialai. Pada penelitian ini, jumlah total siswa adalah 27 orang yang terbagi kedalam 9 kelompok, sedangkan jumlah penilai hanya dua orang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara penilaian proses dan hasil belajar siswa pada konsep alat-alat optik. Dengan demikian, pelaksanaan penilaian kinerja dan penilaian produk sebagai penilaian proses dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap perubahan hasil belajar siswa. Artinya, jika penilain proses meningkat,
maka hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
B. Saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut : 1. Penilaian proses hendaknya dilaksanakan sesuai dengan keterampilan yang hendak dicapai, baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik pada tujuan pembelajaran. 2. Hendaknya lebih menitik beratkan pada penilaian kinerja agar dapat melihat perkembangan siswa secara bertahap.
74
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin W. Krathwohl, David R., A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York: Addison Wesley Longman, 2001. Anwar, Kasful. Hendra Harmi., Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Bandung: Alfabeta, 2011. Arifin, Anwar., Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sisdiknas, Cet.3, Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003. Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rinneka Cipta, 2006. Arikunto, Suharsimi., Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Damari, Ari., Konsep Jitu Fisika untuk Kelas1, 2, dan 3, Jakarta: WahyuMedia, 2009. Danusantoso, J., A Concise Dictionary Of Physic, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995. Departemen Pendidikan Nasional., Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar I. Power Point. Jakarta: Januari, 2007. Fajar, Arnie., Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. Forum Tentor., Kupas Tuntas 1001 Soal Fisika SMP. Jakarta: Pustaka Widyatama, 2009. Hadi, Sulistyo., Ciamik Fisika SMA Kelas X, XI, dan XII, Yogyakarta: Penerbit Cabe Rawit, 2011. Hardjono, Rayner., Kamus Populer Inggris-Indonesia Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002. Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, Jakarta: UIN Jakarta, 2008.
75
76
Kamajaya., Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008. Karim, Saeful, dkk., Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Krisno, H. Moch. Agus, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kusaeri, Suprananto., Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Martinus, Surawan., Kamus Kata Serapan,Cet 2, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Muslich, Masnur., Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, Bandung: Refika Aditama, 2011. Muslich, Masnur., KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Cet. 6, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Mulyasa, E., Kurikulum Tingkata Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis, Cet. 3, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Nurcahyani, Indah, Setyadi, Eko, dan Sriyono, Pengembangan Penilaian Autentik Guna Mengukur Pengetahuan dan Kreativitas dalam Pembelajaran Fisika pada Peserta Didik SMA Negeri 6 Purworejo. Nurhaeni, A.A. Istri N., Assesmen Otentik dalam Rangka KTSP Suatu Upaya Pemberdayaan Guru dan Siswa, Makalah Disampaikan pada Pelatihan KTSP bagi Guru SMP/MTS di Kabupaten Tabanan Tanggal 10 – 14 September Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha, 2007. Pantiwati, Yuni., Hakekat Assesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi, Jurnla Edukasi Matematika dan Sains, 2013. Sahertian, Piet. A., Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1981 Siswono, Tatag Y. E., Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual, Surabaya: FMIPA UNESA, 2002.
77
Suastra, I Wayan. Pengembangan Sistem Assesmen Otentik dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA). Jurnal Subali, Bambang dan Paidi. Upaya Meningkatkan Kualitas Penilaian Mengarah ke Model Authentic Assesment. Jurnal Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. Sudjana, Nana., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Sugiyono., Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Cet. 11, Bandung: Alfabeta, 2010. Sujiono, Yuham Nuram., Mengajar dengan Portofolio: Praktis Dilaksanakan di Perguruan Tinggi, SMA, SMP, SD yang sederajat, serta TK dan Kelompok Bermain, Jakarta: PT Indeks, 2010. Surapranata, Sumarna dan Hatta, Muhammad., Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Rosdakarya, 2007. Suryabrata, Sumadi., Metodologi Penelitian. Cet. 22, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Suwandi, Sarwiji., Model Assesmen Dalam Pembelajaran, Pustaka, 2010.
Surakarta: Yuma
Suwandi, Sarwiji., Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka, 2010. Syahrul., Keefektifan Penerapan Model Asesmen Autentik Terintegrasi dalam Pembelajaran Praktikum pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FTUniversitas Negeri Makassar, Jurnal Medtek, 2009. Tim Penerbit Lentera Abadi., Ensiklopedia IPTEK Untuk Anak, Pelajar & Umum, Jakarta: PT Lentera Abadi, 2004. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008. Uno, Hamzah B, Satria Koni., Assesment Pembelajaran, Ed. 1, Cet. 1, Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Untoro, Joko., Buku Pintar Fisika SMA, Jakarta: WahyuMedia, 2009.
78
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. http://3.bp.blogspot.com_o_m5CnVTJFATTCHN8Ml9cIAAAAAAAAAGsPahF ew0vGTYs1600a8.png http://bebas.vlsm.orgv12sponsorSponsor-PendampingPrawedaBiologiImage210a-3.jpg http://belajar.kemdiknas.go.idfile_storagemateri_pokokMP_297Imagehal24.jpg http://holik62.webs.com/matasebagaialatoptik.htm http://kaita91.files.wordpress.com201111hal23.jpg http://rhosa0802612.files.wordpress.com201112miopi.jpgw=150 http://www.besoptik.comwp-contentthemesdt-chocolatethumb.phpsrc=wpcontentuploads201110hipermetropi.jpg&w=225&h=225&zc=1 http://www.fotografer.netimagesforum303131415.jpg
LAMPIRAN 1
Silabus Sekolah Kelas Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Alat-alat optik
: SMP Daar El Falaah : VIII (Delapan) : II (Dua) : Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi sehari-hari. : 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Menggali Menjelaskan informasi dari fungsi mata nara sumber dan sebagai alat studi pustaka optik. untuk memperoleh penjelasan tentang fungsi mata sebagai alat optik dan tentang cacat Menggambar-kan mata. pembentukan bayangan benda di retina.
Teknik Tes tulis
Penilaian Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes PG Suatu benda dapat terlihat jelas oleh mata jika bayangan jatuh pada … a. pupil b. lensa c. kornea mata d. retina
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
6 x 40’
Buku Fisika kelas VIII, buku referensi yang relevan, lingkungan, alat dan bahan praktikum.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata memiliki sifat … a. nyata, terbalik,dan 79
LAMPIRAN 1 diperkecil b. nyata, terbalik,dan diperbesar c. maya, terbalik, dan diperkecil d. maya, terbalik, dan diperbesar Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata untuk sebagai alat bantu bagi penderitanya.
Perhatikan pernyataan berikut : 1) Titik dekatnya kurang dari 25 cm 2) Tidak dapat melihat dengan jelas benda yang berjarak 25 cm 3) Dapat dibantu dengan kacamata positif 4) Bayangan benda berjarak 25 cm terletak di depan retina Dari peristiwa di
80
LAMPIRAN 1
Studi pustaka untuk membedakan kamera dan lup sebagai alat optik.
Menjelaskan ciriciri kamera sebagai alat optik
Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik.
Tes tulis
Tes PG
atas yang termasuk ciri-ciri orang mengalami rabun dekat adalah … a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. Semua benar Sifat bayangan yang dibentuk oleh kamera adalah … a. nyata, tegak, diperbesar b. nyata, terbalik, diperkecil c. maya, tegak, diperbesar d. maya, terbalik, diperkecil Agar mata tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, benda yang diamati harus diletakkan … a. yepat di titik fokus
81
LAMPIRAN 1 b. diantara F dan 2F c. diantara F dan O d. tepat di titik 2F Membentuk Menjelaskan cara kelompok untuk kerja beberapa menjelaskan cara produk teknologi kerja alat-alat yang relevan, optik yang seperti: kacamata, terdapat dalam mikroskop, kehidupan berbagai jenis sehari-hari. teropong, dan periskop.
Tes tulis, tes unjuk kerja dan produk
Eksperimen menggunakan alat-alat optik.
LKS
Pandeglang, ….......... Mengetahui Kepala Sekolah
Praktikan
Teguh Kurniyanto, M.Ed.
Rian Indra Gunawan
82
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Identitas Nama Sekolah
: SMP Daar El Falaah
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: Kelas VIII/II
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi seharihari.
Kompetensi Dasar
: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
B. Indikator 1. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik. 2. Menggambarkan pembentukan bayangan benda di retina. 3. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata untuk sebagai alat bantu bagi penderitanya. C. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan pengertian alat optik
83
LAMPIRAN 2 2. Menjelaskan fungsi bagian-bagian mata sebagai alat optik 3. Menggambarkan pembentukan bayangan benda pada retina 4. Menjelaskan daya akomodasi mata 5. Membedakan antara akomodasi maksimum dan tanpa akomodasi 6. Membedakan antara titik dekat (punctum proksimum) dan titik jauh (punctum remotum) 7. Menjelaskan beberapa cacat mata dan cara penanggulangannya 8. Menjelaskan keterbatasan mata D. Materi Pembelajaran Alat-alat Optik E. Metode Pembelajaran 1. Model : -
Cooperative Learning
2. Metode: -
Diskusi kelompok
-
Tanya jawab
-
Ceramah
84
LAMPIRAN 2 F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 : 2 x 40 menit Alokasi
Tahapan
Waktu
Pembelajaran
10 menit Pembukaan
Salam
Kegiatan pembelajaran Aktivitas guru Guru
Aktivitas siswa Siswa
Metode
Pertanyaan evaluasi
Ceramah
Media Papan
pembuka dan
mengucapkan
menjawab
tulis,
do’a .
salam dan
salam guru dan
buku,
memimpin do’a.
berdo’a.
spidol.
Orientasi
Guru membawa
Siswa
Ceramah &
- Anak-anak,
tanya jawab
siapa yang
alat-alat optik
memusatkan
seperti mikroskop,
perhatian
tahu alat apa
kacamata dan lup
tentang apa
yang saya
yang akan
bawa?
diperlajari. Apersepsi
Guru
Siswa
- Diantara
menyampaikan
mendengarkan
kalian ada
indikator yang
penjelasan
yang tahu bab
akan dicapai pada
guru.
apa yang akan kita pelajari
85
LAMPIRAN 2 pertemuan ini.
hari ini? Jawab : alat-alat optik.
Motivasi
Guru memberi
- Mengapa kita
memberikan
dapat melihat
pertanyaan
benda?
pembuka.
- Mengapa benda yang bisa kita lihat itu dapat terlihat dengan jelas dari berbagai jarak?
Prasyarat
- Apa yang dimaksud
pengetahuan
dengan daya akomodasi? 60 menit Inti
Eksploitasi
Guru membimbing
Peserta didik
Ceramah &
Papan
86
LAMPIRAN 2
Elaborasi
peserta didik dalam
dibimbing oleh
tanya jawab
tulis,
pembentukan
guru membentuk
buku,
kelompok dengan
kelompok.
spidol,
kemampuan yang
LKS, alat
berbeda.
peraga.
Guru meminta
Peserta didik
siswa untuk
dalam setiap
mendiskusikan
kelompok
tentang pengertian
berdiskusi
alat-alat optik
tentang
sesuai dengan
pengertian alat-
lembar kerja siswa
alat optik sesuai
(LKS) yang
dengan lembar
disediakan oleh
kerja siswa
guru.
(LKS) yang disediakan oleh guru.
Guru memberi kesempatan
Ada perwakilan dari siswa yang
87
LAMPIRAN 2 kepada perwakilan
mengajukan
siswa untuk
jawaban, dan
menjelaskan hasil
siswa lain
diskusi dari tiap
menyimak.
kelompok. Konfirmasi
10 menit Penutup
Kesimpulan dan penilaian kelas
Guru menjelaskan
Siswa
Demonstrasi,
kepada para siswa
menyimak
ceramah &
tentang pengertian
penjelasan dari
tanya jawab
alat-alat optik,
guru.
Guru membimbing Siswa
Ceramah
Siapakah yang
& memberi
mengemukakan
bisa
kesempatan
kesimpulan
memberikan
kepada siswa
tentang materi
kesimpulan
untuk
yang telah
terkait materi
menyimpulkan
dipelajarinya.
yang telah kita
materi yang telah
pelajari hari ini?
dipelajari secara keseluruhan.
88
LAMPIRAN 2 Evaluasi
Guru
Siswa
mengklarifikasi
memperhatikan
apabila ada
kesimpulan dari
kesimpulan yang
guru.
kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa. Guru memberi penilaian positif terhadap aktifitas siswa. Guru memberi
Siswa mencatat
tugas kepada siswa
tugas yang
untuk membuat
diberikan guru.
laporan tentang diskusi pada pertemuan pertama dan dikumpulkan pada
89
LAMPIRAN 2 pertemuan selanjutnya dalam bentuk karya tulis. Do’a penutup
Guru memimpin do’a.
Siswa dan guru berdo’a bersama.
G. Sumber Belajar - Buku pelajaran,. - Alat : Papan tulis, buku, spidol, LKS, mikroskop, lup, lensa dan alat-alat eksperimen lain yang dibutuhkan. H. Penilaian a. Teknik Penilaian: - Penilaian Kognitif - Penilaian Afektif - Penilaian Psikomotorik b. Bentuk Instrumen: - Tes Pilihan Ganda c. Contoh Instrumen:
90
LAMPIRAN 2 - Contoh tes Pilihan Ganda Berikut ini termasuk alat-alat optik, kecuali… a. mata, kamera, lup, dan kacamata
c. kacamata, mikroskop, teropong dan kamera
b. mata, lup, periskop, dan teropong
d. kacamata, mata, hipermetropi dan lup
Pandeglang, ……….
Mengetahui
Menyetujui
Kepala Sekolah
Guru Pamong (Guru Mata Pelajaran)
Praktikan
Teguh Kurniyanto, M.Ed.
Widi Asmuri Hakim, S.Pd.
Rian Indra Gunawan
.
91
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Identitas Nama Sekolah
: SMP Daar El Falaah
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: Kelas VIII/II
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi seharihari.
Kompetensi Dasar
: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
B. Indikator 1. Menjelaskan ciri-ciri kamera sebagai alat optik 2. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik. 3. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : kacamata, mikroskop, berbagai jenis teropong, dan periskop.
92
LAMPIRAN 2 C. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja kamera 2. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup 3. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop 4. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja teropong 5. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja periskop D. Materi Pembelajaran Alat-alat Optik E. Metode Pembelajaran 1. Model : -
Cooperative Learning
2. Metode: -
Diskusi kelompok
- Eksperimen
-
Ceramah
- Tanya jawab
93
LAMPIRAN 2 F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 2 : 2 x 40 menit Alokasi
Tahapan
Waktu
Pembelajaran
5 menit
Pembukaan
Salam
Kegiatan pembelajaran Aktivitas guru Guru
Aktivitas siswa
Metode
Pertanyaan evaluasi
Siswa menjawab Ceramah
Media Papan
pembuka dan
mengucapkan
salam guru dan
tulis,
do’a .
salam dan
berdo’a.
buku,
memimpin do’a. Apersepsi
Guru
spidol, Siswa
menyampaikan
mendengarkan
indikator yang
penjelasan guru.
Ceramah & tanya jawab
- Anak-anak,
dan LKS.
diantara kalian ada yang
akan dicapai pada
masih ingat
pertemuan ini.
pelajaran yang telah dipelari pada pertemuan sebelumnya?
Motivasi
Guru memberi
- Bagaimana cara
94
LAMPIRAN 2 memberikan
mengamati
pertanyaan
benda kecil
pembuka.
dengan menggunakan lup agar mata tidak cepat lelah? - Bagaimana
Prasyarat
prinsip kerja lup?
pengetahuan 70 menit Inti
Eksploitasi
Guru meminta
Peserta didik
Ceramah &
Papan
tanya jawab
tulis,
kepada para peserta
dibimbing oleh
didik untuk
guru membentuk
buku,
berkelompok
kelompok.
spidol,
sesuai dengan
LKS, alat
kelompok yang
peraga,
telah dibentuk pada
kit optik.
pertemuan sebelumnya.
95
LAMPIRAN 2 Elaborasi
Guru meminta
Setiap kelompok
kepada setiap
diminta untuk
kelompok untuk
mempresentasikan
mempresentasikan
hasil diskusinya di
hasil diskusinya di
depan kelompok
depan kelompok
yang lain.
lain. Konfirmasi
Guru menanggapi
Siswa menyimak
hasil diskusi
penjelasan dari
kelompok peserta
guru.
didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Elaborasi
Setelah
Peserta didik
memberikan
memperhatikan
Demonstrasi,
informasi yang
arahan guru
eksperimen,
sebenarnya, guru
untuk melakukan
ceramah &
membimbing
eksperimen
tanya jawab
96
LAMPIRAN 2 peserta didik untuk melaksanakan eksperimen tentang pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung sesuai dengan LKS. Guru memeriksa
Peserta didik
kegiatan
dalam setiap
eksperimen yang
kelompok
dilakukan peserta
melakukan
didik apakah sudah
eksperimen
dilakukan dengan
sesuai dengan
benar atau belum.
langkah kerja
Jika masih ada
pada LKS dan
peserta didik atau
yang telah
97
LAMPIRAN 2 kelompok yang
dijelaskan guru
belum dapat
serta mencatat
melakukannya
hasil pengamatan
dengan benar, guru
eksperimen.
dapat langsung memberikan bimbingan. 5 menit
Penutup
Evaluasi
Guru memberi
Penilaian kinerja
penilaian terhadap kinerja siswa. Guru memberi
Siswa mencatat
tugas kepada siswa
tugas yang
untuk membuat
diberikan guru.
laporan tentang eksperimen yang telah dilakukan dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
98
LAMPIRAN 2 Do’a penutup
Guru memimpin do’a.
Siswa dan guru berdo’a bersama.
G. Sumber Belajar - Buku pelajaran,. - Alat : Papan tulis, buku, spidol, LKS, mikroskop, lup, lensa dan alat-alat eksperimen lain yang dibutuhkan. H. Penilaian a. Teknik Penilaian: - Penilaian Kognitif - Penilaian Afektif - Penilaian Psikomotorik b. Bentuk Instrumen: - Tes Pilihan Ganda
c. Contoh Instrumen: - Contoh tes Pilihan Ganda Bayangan yang dibentuk oleh lup (kaca pembesar) adalah … a. nyata, diperbesar, dan tegak dari benda kecil c. maya, diperbesar, dan tegak dari benda kecil b. nyata, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil
d. maya, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil 99
LAMPIRAN 2
Pandeglang, ……….
Mengetahui
Menyetujui
Kepala Sekolah
Guru Pamong (Guru Mata Pelajaran)
Praktikan
Teguh Kurniyanto, M.Ed.
Widi Asmuri Hakim, S.Pd.
Rian Indra Gunawan
.
100
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Identitas Nama Sekolah
: SMP Daar El Falaah
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: Kelas VIII/II
Standar Kompetensi
: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi seharihari.
Kompetensi Dasar
: 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
B. Indikator 1. Menjelaskan ciri-ciri kamera sebagai alat optik 2. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik. 3. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : kacamata, mikroskop, berbagai jenis teropong, dan periskop. C. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat :
101
LAMPIRAN 2 1. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja kamera 2. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup 3. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop 4. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja teropong 5. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja periskop D. Materi Pembelajaran Alat-alat Optik E. Metode Pembelajaran 1. Model : -
Cooperative Learning
2. Metode: -
Diskusi kelompok
- Eksperimen
-
Ceramah
- Tanya jawab
102
LAMPIRAN 2 F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 3 : 2 x 40 menit Alokasi
Tahapan
Waktu
Pembelajaran
5 menit
Pembukaan
Salam
Kegiatan pembelajaran Aktivitas guru Guru
Aktivitas siswa
Metode
Pertanyaan evaluasi
Siswa menjawab Ceramah
Media Papan
pembuka dan
mengucapkan
salam guru dan
tulis,
do’a .
salam dan
berdo’a.
buku,
memimpin do’a. Apersepsi
Guru
spidol, Siswa
menyampaikan
mendengarkan
indikator yang
penjelasan guru.
Ceramah & tanya jawab
- Anak-anak,
dan LKS.
diantara kalian ada yang
akan dicapai pada
masih ingat
pertemuan ini.
pelajaran yang telah dipelari pada pertemuan sebelumnya?
Pra-eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan
103
LAMPIRAN 2 peralatan laboratorium 70 menit Inti
Eksploitasi
Guru meminta
Peserta didik
Ceramah &
Papan
tanya jawab
tulis,
kepada para peserta
dibimbing oleh
didik untuk
guru membentuk
buku,
berkelompok
kelompok.
spidol,
sesuai dengan
LKS, alat
kelompok yang
peraga,
telah dibentuk pada
kit optik.
pertemuan sebelumnya. Elaborasi
Guru meminta
Setiap kelompok
kepada setiap
mengumpulkan
kelompok untuk
laporan
mengumpulkan
eksperimen I
laporan
kepada guru.
eksperimen I sebagai syarat mengikuti
104
LAMPIRAN 2 eksperimen II. Guru membimbing
Peserta didik
peserta didik untuk
memperhatikan
melaksanakan
arahan guru
eksperimen
untuk melakukan
tentang pembiasan
eksperimen
cahaya pada lensa cembung sesuai dengan LKS. Guru memeriksa
Peserta didik
Demonstrasi,
kegiatan
dalam setiap
eksperimen,
eksperimen yang
kelompok
ceramah &
dilakukan peserta
melakukan
tanya jawab
didik apakah sudah
eksperimen
dilakukan dengan
sesuai dengan
benar atau belum.
langkah kerja
Jika masih ada
pada LKS dan
peserta didik atau
yang telah
kelompok yang
dijelaskan guru
105
LAMPIRAN 2 belum dapat
serta mencatat
melakukannya
hasil pengamatan
dengan benar, guru
eksperimen.
dapat langsung memberikan bimbingan. 5 menit
Penutup
Evaluasi
Guru memberi
Penilaian kinerja
penilaian terhadap kinerja siswa. Guru memberi
Siswa mencatat
tugas kepada siswa
tugas yang
untuk membuat
diberikan guru.
laporan tentang eksperimen II yang telah dilakukan dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya
106
LAMPIRAN 2 sebagai syarat mengikuti ulangan harian. Do’a penutup
Guru memimpin do’a.
Siswa dan guru berdo’a bersama.
G. Sumber Belajar - Buku pelajaran,. - Alat : Papan tulis, buku, spidol, LKS, mikroskop, lup, lensa dan alat-alat eksperimen lain yang dibutuhkan. H. Penilaian a. Teknik Penilaian: - Penilaian Kognitif - Penilaian Afektif - Penilaian Psikomotorik b. Bentuk Instrumen: - Tes Pilihan Ganda c. Contoh Instrumen: - Contoh tes Pilihan Ganda
107
LAMPIRAN 2 Berikut ini merupakan bagian-bagian dari kamera, kecuali … a. Diafragma
c. Lensa optik
b. Film
d. Lensa objektif
Pandeglang, ……….
Mengetahui
Menyetujui
Kepala Sekolah
Guru Pamong (Guru Mata Pelajaran)
Praktikan
Teguh Kurniyanto, M.Ed.
Widi Asmuri Hakim, S.Pd.
Rian Indra Gunawan
.
108
109 LAMPIRAN 3
Lembar Kegiatan Siswa ke-1 Diskusi tentang alat-alat optik Nama Kelompok : 1. ……………………….. 2. ……………………….. 3. ……………………….. 4. ……………………….. 5. ……………………….. A. Tujuan Kegiatan Kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat menjelaskan pengertian alat optik, fungsi bagian-bagian mata, menggambarkan pembentukan bayangan benda pada retina, menjelaskan daya akomodasi mata, membedakan antara akomodasi dan tanpa akomodasi, membedakan antara titik dekat (punctum proksimum) dan titik jauh (punctum remotum), menjelaskan beberapa cacat mata dan cara penanggulangannya, menjelaskan keterbatasan mata, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja kamera, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja lup, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja mikroskop, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja teropong, menjelaskan fungsi dan prinsip kerja periskop.
B. Sumber Pembelajaran Sumber pembelajaran yang diperlukan adalah buku-buku yang berkaitan dengan bahasan alat-alat optik.
C. Prosedur Kegiatan Untuk melakukan diskusi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Buatlah kelompok sesuai dengan arahan guru. 2. Bacalah teks berikut dengan seksama.
110 LAMPIRAN 3
Mata
Manusia diilhami dengan alat indra, alat indra merupakan alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui dan merasakan keadaan lingkungan. Alat-alat indra manusia sering disebut panca indra, diantaranya: indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pencium (hidung), indra perasa (lidah), dan indra peraba (kulit). Mata merupakan alat indra yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitar dalam bentuk gambar, sehingga kita mampu mengenali benda-benda disekitar dengan mudah. Setiap manusia memiliki satu pasang mata yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Ada beberapa bagian mata, diantaranya: kornea, cairan aqueous, iris atau selaput pelangi, pupil, retina, lensa mata, dan syaraf optik. Perlu kita ketahui bahwa jarak antara lensa pada mata dan retina selalu sama. Sehingga pada saat melihat benda dengan jarak tertentu mata perlu mengubah kelengkungan lensanya, yang berarti mengubah jarak titik fokus lensa. Hal tersebut terjadi agar bayangan yang dibentu oleh lensa mata selalu jatuh di retina. Pada saat mata melihat benda yang dekat lensa mata harus lebih cembung (otototot siliar menegang) dan pada saat melihat benda jauh, lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar mengendur). Kemampuan mata untuk menebal dan menipiskan lensanya disebut daya akomodasi. Mata dapat melihat dengan jelas apabila benda tersebut berada dalam jangkauan penglihatan, yaitu diantara titik dekat mata atau Punctum Proximum (PP) dan titik jauh mata atau Punctum Remotum (PR). Berkurangnya daya akomodasi pada mata seseorang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan mata untuk melihat benda pada jarak tertentu dengan jelas. Ada beberapa cacat mata yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), mata tua (presbiopi), dan astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu dengan menggunakan kacamata. Kacamata berfungsi untuk membantu penderita cacat mata agar dapat melihat benda dengan jelas.
111 LAMPIRAN 3
3. Carilah buku-buku sumber yang kalian butuhkan sebagai sumber yang relevan. 4. Diskusikan beberapa hal berikut: a. Apa yang dimaksud dengan alat-alat optik? b. Apa saja fungsi bagian-bagian mata? c. Apa yang dimaksud dengan daya akomodasi mata? d. Apa perbedaan antara akomodasi maksimum dan tanpa akomodasi? e. Sebutkan perbedaan antara titik dekat (punctum proksimum) dan titik jauh (punctum remotum)? f. Berapakah jarak titik dekat (punctum proksimum) dan jarak titik jauh (punctum remotum) pada mata normal? g. Sebutkan beberapa cacat mata dan cara penanggulangannya! 5. Catat sumber dan halamannya dengan format sebagai berikut: Penulis, judul buku, halaman. Contoh : Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h. 197. 6. Kerjakan tugas akhir yang terdapat di bagian bawah lembar kegiatan siswa ini. 7. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas. 8. Setelah selesai mempresentasikan hasil dikusi, kumpulkan hasil diskusi tersebut kepada guru.
D. Tugas Akhir 1. Sebutkan beberapa alat optik! 2. Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata memiliki sifat … 3. Seorang penderita miopi dapat melihat benda terjauh yang terletak 75 cm dari matanya. Jika ia ingin melihat benda yang jauh dengan jelas, maka harus memakai kacamata berkekuatan … 4. Seorang penderita hipermetropi dapat melihat dengan jelas paling dekat dengan jarak 200 cm di depan lensa matanya. Jika dia ingin membaca buku dengan jarak 25 cm maka harus memakai kacamata berkekuatan …
112 LAMPIRAN 3
E. Tugas Asrama 1. Diskusikan beberapa hal berikut: a. fungsi dan prinsip kerja kamera b. fungsi, prinsip kerja lup, dan rumusan yang digunakan c. fungsi, prinsip kerja mikroskop, dan rumusan yang digunakan d. macam-macam teropong, fungsi teropong, prinsip kerja teropong, dan rumusan yang digunakan e. fungsi dan prinsip kerja periskop 2. Catat sumber dan halamannya dengan format sebagai berikut: Penulis, judul buku, halaman. Contoh : Joko Untoro, Buku Pintar Fisika SMA, h. 357. 3. Kerjakan soal-soal berikut! - Lensa cembung yang digunakan untuk sebuah lup memiliki fokus 5 cm. Jika kita ingin melihat pada jarak 25 cm, maka perbesaran angular benda yang dilihat adalah … (karena bayanan berjarak 25 cm, maka mata berakomodasi maksimum, gunakan, M =
+ 1)
- Lup dengan fokus 6 cm digunakan untuk melihat benda kecil. Benda tersebut
diletakkan dengan jarak 6 cm dari lup, maka akan menghasilkan perbesaran angular sebesar … (gunakan, M =
)
- Perbesaran lensa objektif 4 kali dan perbesaran lensa okuler 30 kali, tentukan
perbesaran total mikroskop! (gunakan, M = Mob x Mok) - Sebuah mikroskop memiliki jarak fokus lensa objektif 5 cm dan lensa okuler
2,5 cm, digunakan untuk mengamati benda kecil yang terletak 5,5 cm dari lensa objektif. Jika pengamat memiliki mata normal dan tak berakomodasi maka perbesaran yang dihasilkan mikroskop tersebut adalah … (gunakan rumus, M =
x
dan M = (
–
) x (
))
113 LAMPIRAN 3
- Teropong bumi disusun dari tiga lensa positif. Jarak titik api lensa objektif
adalah 100 cm, lensa okuler 10 cm, dan lensa pembaliknya 5 cm. Maka jarak fokus lensa pembaliknya adalah … (gunakan, d
= fob + fok + 4fp)
- Sebuah teropong panggung memilik fokus lensa objektif 100 cm dan fokus
lensa okuler 50 cm. Berapakah panjang teropong tersebut jika dilihat tanpa berakomodasi? (gunakan, d = fob - fok) - Teropong bintang dengan perbesaran anguler 7 kali. Bila jarak titik api
objektifnya 70 cm maka panjang teropong adalah … (gunakan, d =
+
)
4. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas pada pertemuan selanjutnya. 5. Setelah selesai mempresentasikan hasil dikusi, kumpulkan hasil diskusi tersebut kepada guru sebagai syarat mengikuti eksperimen alat-alat optik.
114 LAMPIRAN 3
Lembar Kegiatan Siswa ke-2 Pembiasan Cahaya pada Lensa Cekung Nama Kelompok : 1. ……………………….. 2. ……………………….. 3. ……………………….. 4. ……………………….. 5. ……………………….. A. Tujuan Eksperimen Eksperimen ini bertujuan 1. Agar siswa dapat memahami hubungan jarak benda( ), jarak bayangan ( ) dengan fokus lensa dengan menggunakan rumus :
=
+
Keterangan: f = jarak fokus (cm) = jarak benda (cm) = jarak bayangan (cm) 2. Siswa dapat menentukan perbesaran dari suatu lensa yang memiliki fokus tertentu, dengan rumus : M =| Keterangan: M = perbesaran = jarak benda (cm) = jarak bayangan (cm) = tinggi benda (cm) = tinggi bayangan (cm)
|
| |
115 LAMPIRAN 3
B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang perlu disediakan sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Alat dan Bahan Kotak cahaya Catu daya Diafragma anak panah Kabel Penghubung Pemegang kotak cahaya Rel presisi Kaki rel Penyambung rel Layar putih Pemegang slaid diafragma Tumpukan berpenjepit Lensa f = - 100 mm bertangkai Lensa f = - 50 mm bertangkai
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
C. Rangakaian Eksperimen
D. Prosedur Eksperimen Untuk melakukan eksperimen, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Siswa menyiapkan peralatan sesuai dengan daftar. 2. Susun rangkaian perlatan seperti pada gambar.Gunakanlah kotak cahaya agar dapat menghasilkan berkas sinar yang menyebar.
116 LAMPIRAN 3
3. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 V DC. 4. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya. 5. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan. 6. Pilih lensa yang akan ditentukan besar fokusnya. 7. Letakkan benda (diafragma anak panah) pada jarak tertentu ( ). 8. Gunakan layar putih untuk menangkap bayangan yang dihasilkan. 9. Geserlah posisi layar putih, sehingga diperoleh bentuk bayangan yang jelas, tajam, dan baik. Ukur posisi layar terhadap lensa ( ). 10. Catat hasil eksperimen pada tabel pengamatan. 11. Ulangi langkah 9 dan 11 untuk fokus yang berbeda sebanyak 7 kali. 12. Lengkapi table dengan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan yang disediakan dan data hasil ekseprimen.
E. Data Hasil Eksperimen Fokus 1 No.
+
M =|
|
|
|
+
M =|
|
|
|
1 2 3 4 5 6 7 Fokus 2 No. 1 2 3 4 5 6 7
117 LAMPIRAN 3
F.
Kesimpulan Buatlah kesimpulan dari eksperimen yang telah kamu lakukan.
G. Tugas Akhir 1. Dari eksperimen yang telah kamu lakukan, berapakah jarak fokus lensa pertama dan kedua? Berapa perbesaran rata-ratanya? 2. Bagaiman sifat bayangan yang tertangkap oleh layar putih? Mungkinkah bayangan yang dihasilkan sama besar dengan benda yang diamati? Jelaskan jawabanmu!
118 LAMPIRAN 3
Lembar Kegiatan Siswa ke-3 Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung Nama Kelompok : 1. ……………………….. 2. ……………………….. 3. ……………………….. 4. ……………………….. 5. ……………………….. A. Tujuan Eksperimen Eksperimen ini bertujuan 1. Agar siswa dapat memahami hubungan jarak benda( ), jarak bayangan ( ) dengan fokus lensa dengan menggunakan rumus :
=
+
Keterangan: f = jarak fokus (cm) = jarak benda (cm) = jarak bayangan (cm) 2. Siswa dapat menentukan perbesaran dari suatu lensa yang memiliki fokus tertentu, dengan rumus : M =| Keterangan: M = perbesaran = jarak benda (cm) = jarak bayangan (cm) = tinggi benda (cm) = tinggi bayangan (cm)
|
| |
119 LAMPIRAN 3
B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang perlu disediakan sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Alat dan Bahan Kotak cahaya Catu daya Diafragma anak panah Kabel Penghubung Pemegang kotak cahaya Rel presisi Kaki rel Penyambung rel Layar putih Pemegang slaid diafragma Tumpukan berpenjepit Lensa f = + 100 mm bertangkai Lensa f = + 50 mm bertangkai
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
C. Rangakaian Eksperimen
D. Prosedur Eksperimen Untuk melakukan eksperimen, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Siswa menyiapkan peralatan sesuai dengan daftar. 2. Susun rangkaian perlatan seperti pada gambar.Gunakanlah kotak cahaya agar dapat menghasilkan berkas sinar yang menyebar.
120 LAMPIRAN 3
3. Pilih tegangan keluaran catu daya pada 12 V DC. 4. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya. 5. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan. 6. Pilih lensa yang akan ditentukan besar fokusnya. 7. Letakkan benda (diafragma anak panah) pada jarak tertentu ( ). 8. Gunakan layar putih untuk menangkap bayangan yang dihasilkan. 9. Geserlah posisi layar putih, sehingga diperoleh bentuk bayangan yang jelas, tajam, dan baik. Ukur posisi layar terhadap lensa ( ). 10. Catat hasil eksperimen pada tabel pengamatan. 11. Ulangi langkah 9 dan 11 untuk fokus yang berbeda sebanyak 7 kali. 12. Lengkapi table dengan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan yang disediakan dan data hasil ekseprimen.
E. Data Hasil Eksperimen Fokus 1 No.
+
M =|
|
|
|
+
M =|
|
|
|
1 2 3 4 5 6 7 Fokus 2 No. 1 2 3 4 5 6 7
121 LAMPIRAN 3
F.
Kesimpulan Buatlah kesimpulan dari eksperimen yang telah kamu lakukan.
G. Tugas Akhir 1. Dari eksperimen yang telah kamu lakukan, berapakah jarak fokus lensa pertama dan kedua? Berapa perbesaran rata-ratanya? 2. Bagaiman sifat bayangan yang tertangkap oleh layar putih? Mungkinkah bayangan yang dihasilkan sama besar dengan benda yang diamati? Jelaskan jawabanmu!
122 LAMPIRAN 4
Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis Sekolah Kelas Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: SMP Daar El-Falaah : VIII (Delapan) : 1 (Satu) : Ilmu Pengetahuan Alam : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik dalam produk teknologi sehari-hari. : 6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Soal Menyebutkan contoh alat-alat optik. Menggambarkan pembentukan bayangan benda di retina dan menyebutkan bagian-bagian mata serta fungsinya. Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata untuk sebagai alat bantu bagi penderitanya. Menjelaskan ciri-ciri kamera sebagai alat optik. Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik. Menjelaskan cara kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti: kacamata, mikroskop, berbagai jenis teropong, dan periskop. Jumlah
C1 1
Aspek Kognitif C2
C3
Jumlah 1
3, 7
2, 8
4, 5,
6, 9, 14
34
4
10, 11
7
35
2
18
12, 13
15, 16, 17,
6
25, 29
19, 20, 26, 30, 31, 33
21, 22, 23, 24, 27, 28, 32
15
9
13
13
35
LAMPIRAN 5 Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Tulis dan Alternatif Jabawan
Sekolah
: SMP Daar El Falaah
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: II (Dua)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kurikulum
: KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Jenis Instrumen
: Tes Pilihan Ganda dengan empat pilihan jawaban
Jumlah Soal
: 35 soal
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optik terkait produk teknologi sehari-hari. Kompetensi Dasar
: 6.4. Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalan kehidupan sehari-hari.
123
LAMPIRAN 5 Indikator Soal
No
Soal
Menyebutkan contoh alat-alat optik.
1
Menggambarkan pembentukan bayangan benda di retina dan menyebutkan bagian-bagian mata serta fungsinya.
2
Berikut ini termasuk alat-alat optik adalah … a. mata, kamera, lup, dan kacamata b. mata, lup, dioptri, dan teropong c. kacamata, retina, teropong dan kamera d. kacamata, mata, hipermetropi dan lup Penglihatan seseorang disebut normal jika … a. titik dekat kurang dari 25 cm dan titik jauh tak hingga b. titik dekat di 25 cm – 100 cm dan titik jauh tak hingga c. titik dekat berada di 25 cm dan titik jauh tak hingga d. titik dekat berada pada jarak baca dan titik jauh berada di 100 cm Bagian dari mata yang berada di belakang kornea dan berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke mata adalah … a. pupil c. iris b. lensa mata d. retina
3
Jawaban
Aspek kognitif
Pilihan: a C1 Alat-alat optik: Menyebutkan Mata, kacamata, lup, mikroskop, teropong, kamera, periskop Pilihan: c C2 Mata normal yang Mengkategorikan dimiliki seseorang dapat melihat titik dekat dengan jarak 25 cm, sedangkan jarak terjauhnya tak hingga Pilihan: b - Pupil merupakan bagian mata yang terletak di tengahtengah iris. - Lensa mata, merupakan bahan bening, berserat, dan kenyal dan berbentuk cembung. Berfungsi
C1 Menjelaskan
124
LAMPIRAN 5
7
8
untuk membiaskan cahaya sehingga menghasilkan bayangan yang tajam dan jatuh di retina. - Iris merupakan lapisan tipis di depan lensa mata yang berfungsi untuk mengatur besarkecilnya celah pupil dan memberi warna mata. - Retina, merupakan layar tempat bayangan mata. Kemampuan lensa mata untuk menipis dan menebal Pilihan: b sesuai dengan jarak benda agar bayangan benda tepat Daya akomodasi di retina disebut … merupakan kemampuan a. daya lensa c. titik dekat lensa mata untuk b. daya akomodasi d. titik jauh menebal dan menipis sesuai dengan jarak benda yang dilihat agar bayangannnya tepat jatuh di retina. Seorang siswa yang dapat melihat jelas paling jauh 120 Pilihan: b cm, berarti siswa tersebut … Orang yang dapat
C1 Menjelaskan
C2 Menyimpulkan
125
LAMPIRAN 5
a. b. c. d.
Menjelaskan beberapa cacat mata dan penggunaan kacamata untuk sebagai alat bantu bagi penderitanya.
memiliki titik dekat 120 cm memiliki titik jauh 120 cm tidak dapat melihat benda kurang dari 120 cm mengalami presbiopi
melihat dengan jelas paling jauh 120 cm, berarti tidak dapat melihat benda yang berjarak lebih dari 120 cm dengan jelas. Keadaan seperti ini memiliki titik jauh (PR) 120 cm. Pilihan: b Presbiopi (mata tua) adalah mata yang mengalami rabun jauh dan dekat.
4
Mata presbiopi memiliki ciri-ciri … a. tidak dapat melihat benda yang jauh b. tidak dapat melihat benda yang jauh dan dekat c. hanya dapat melihat benda yang dekat d. hanya dapat melihat benda yang jauh
5
Bayangan yang dibentuk oleh penderita cacat mata Pilihan: b miopi ditunjukkan oleh … Bayangan benda yang dibentuk oleh penderita cacat mata miopi berada a. c. di depan retina. b.
6
C1 Mengingat
C1 Menggambarkan
d.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : 1) Titik dekatnya kurang dari 25 cm
Pilihan: b Ciri-ciri rabun dekat:
C2 Mencirikan
126
LAMPIRAN 5
9
10
2) Tidak dapat melihat dengan jelas benda yang - Tidak dapat melihat berjarak 25 cm benda dekat (kurang 3) Dapat dibantu dengan kacamata positif dari 25 cm) dengan 4) Bayangan benda berjarak 25 cm terletak di depan jelas retina - Bayangan benda Dari peristiwa di atas yang termasuk ciri-ciri orang berada di belakang mengalami rabun dekat adalah … retina a. 1 dan 2 c. 3 dan 4 - Tidak dapat b. 2 dan 3 d. Semua benar berakomodasi maksimum Dibantu dengan kacamata positif Seorang penderita miopi dapat melihat benda terjauh Pilihan: d yang terletak 50 cm dari matanya. Jika ia ingin melihat Dik: PR = 50 cm benda yang jauh dengan jelas, maka harus memakai Dit : kekuatan kacamata berkekuatan … kacamata? a. 50 dioptri c. 2 dioptri Jawab: b. – 50 dioptri d. - 2 dioptri P= Titik jauh seorang penderita miopi adalah 2,5 meter di depan matanya. Agar ia mampu melihat benda jauh dengan jelas, maka ia harus memakai lensa dengan fokus … a. 250 cm c. – 250 cm b. 0,4 cm d. – 0,4 cm
P= = - 2 dioptri Pilihan: c Dik: PR = 2,5 m = 250 cm Dit: fokus lensa? P= =
C2 Menerapkan
C3 Menghitung
127
LAMPIRAN 5
11
14
Menjelaskan ciriciri kamera sebagai alat optik.
34
Seorang penderita miopi memiliki kacamata dengan kekuatan dioptri. Tentukan titik terjauh yang dapat dilihat! a. 100 cm c. 50 cm b. 200 cm d. ½ cm
Seorang penderita hipermetropi dapat melihat dengan jelas paling dekat dengan jarak 100 cm di depan lensa matanya. Jika dia ingin membaca buku dengan jarak normal, maka harus memakai kacamata berkekuatan … a. 2500 dioptri c. 3 dioptri b. 125 dioptri d. 4 dioptri Sifat bayangan yang dibentuk oleh kamera adalah … a. nyata, tegak, diperbesar b. nyata, terbalik, diperkecil c. maya, tegak, diperbesar d. maya, terbalik, diperkecil
f = - PR = - 250 cm Pilihan: b Dik: P = dioptri Dit: PR Jawab: P=- = PR = 200 cm Pilihan: c Dik: PP = 100 cm Dit : kekuatan kacamata? Jawab: P=4
C3 Menghitung
C2 Menerapkan
P=4 P = 4 – 1 = 3 dioptri Pilihan: b Sifat bayangan yang dibentuk oleh kamera sama dengan sifat bayangan yang dibentuk oleh mata, yaitu: Nyata, terbalik, dan diperkecil
C1 Menyebutkan
128
LAMPIRAN 5
35
Lensa kamera yang jarak fokusnya 50 mm akan digunakan untuk memotret benda dengan berjarak 5 m di depan kamera. Berapakah jarak bayangannya? a. 50,50 mm c. 100 mm b. 250.000 mm d. 00,1 mm
Pilihan: a Dik: f = 50 mm so = 5 m = 5000 mm Dit : s1 = ? Jawab: = +
C3 Menghitung
= =
-
= = Menjelaskan konsep lup sebagai alat optik.
12
13
Agar mata tidak cepat lelah ketika menggunakan lup, benda yang diamati harus diletakkan … a. tepat di titik fokus c. diantara F dan O b. tepat di titik 2F d. diantara F dan 2F Sebuah lup digunakan untuk melihat benda dengan akomodasi maksimum, hal ini berarti … a. bayangan yang dibentuk tidak diperbesar (tetap) b. benda berada tepat di titik fokus c. bayangan benda berada di titik dekat mata d. bayangan benda berada di titik jauh mata
s1 = = 50,50 mm Pilihan: a Benda harus berada di ruang I, yaitu di antara F dan O Pilihan: c Mata berakomodasi maksimum jika mata melihat bayangan lup berada di titik dekat mata.
C2 Memperkirakan
C2 Memperkirakan
129
LAMPIRAN 5
15
Lensa cembung yang digunakan untuk sebuah lup memiliki fokus 2,5 cm. Jika kita ingin melihat bayangan pada jarak 25 cm, maka perbesaran angular benda yang dilihat adalah … a. 10 kali c. 62,5 kali b. 11 kali d. 63,5 kali
Pilihan: b Dik: f = 2,5 cm si = sn = 25 cm Dit: perbesaran angular? Jawab: Karena bayanan berjarak 25 cm, maka mata berakomodasi maksimum, maka : M= +1 M=
16
Lup dengan fokus 5 cm digunakan untuk melihat benda kecil. Benda tersebut diletakkan dengan jarak 5 cm dari lup, maka perbesaran akomodasi minimumnya sebesar … a. 5 kali c. 625 kali b. 6 kali d. 1 kali
C3 Menghitung
+ 1 = 11 kali
Pilihan: a Dik: f = 5 cm s0 = 5 cm Dit: perbesaran angular Jawab: Karena jarak benda sama dengan jarak titik fokus. s0 = f, berarti mata berakomodasi minimum, maka : M =
C3 Menghitung
130
LAMPIRAN 5
17
Seorang siswa mengamati benda kecil dengan menggunakan lup yang mempunyai jarak fokus 10 cm. jika benda kecil tersebut terletak 4 cm dari lup, maka: 1) Jarak bayangan yang terjadi - 6,33 cm 2) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali 3) Bayangan besifat maya Pernyataan yang benar adalah … a. 1 dan 2 c. semua benar b. 1 dan 3 d. 2 dan 3
M = = 5 kali Pilihan: c Dik: f = 10 cm so = 4 cm Dit : s1, M, dan sifat bayangan ? Jawab: - Jarak bayangan = +
C3 Menentukan
= =
-
= =s1 = - = - 6,33 cm - Perbesaran bayangan M= M = = 2,5 kali - Sifat bayangan lup
131
LAMPIRAN 5
18
Menjelaskan cara
19
kerja beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : kacamata, mikroskop, berbagai jenis teropong, dan periskop.
20
Maya Pilihan: d Lup merupakan alat optik yang digunakan untuk melihat bendabenda kecil. Sifat bayangannya adalah : Maya, tegak, diperbesar Perhatikan pernyataan berikut! Pilihan: c 1) Disusun dari dua buah lensa Ciri-ciri mikroskop: 2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan - Disusun dari dua lensa lensa yang dekat mata disebut lensa okuler cembung 3) Lensa objektif bersifat seperti lensa biasa, sedang - Lensa yang dekat lensa okuler memiliki sifat seperti lup dengan benda disebut 4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung lensa objektif dan yang Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan dekat dengan mata ciri mikroskop adalah … disebut lensa okuler a. 1 dan 2 c. 1, 2 dan 3 - Lensa objektif bersifat b. 1 dan 4 d. 1, 2 dan 4 seperti lensa biasa, lensa okuler bersifat seperti lup - Jara fokus lensa objektif lebih kecil daripada lensa okuler. Perbesaran mikroskop 40 kali. Jika perbesaran lensa Pilihan: c okuler 4 kali, tentukan perbesaran lensa objektif! Dik: Bayangan yang dibentuk oleh lup (kaca pembesar) adalah … a. nyata, diperbesar, dan tegak dari benda kecil b. maya, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil c. nyata, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil d. maya, diperbesar, dan tegak dari benda kecil
C1 Mengingat
C2 Mencirikan
C2 Menghitung
132
LAMPIRAN 5
a. 160 kali b. 44 kali
21
c. 10 kali d. 0,1 kali
M = 40 kali Mok = 4 kali Dit: Mob = ….? Jawab: M = Mob x Mok Mob =
Mob = = 10 kali Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dengan Pilihan: c titik fokus 5 cm. Sebuah benda renik diletakkan 5,4 cm Dik: di bawah objektif. Jika perbesaran okuler 10 kali maka fob = 5 cm perbesaran total mikroskop itu adalah … so = 5,4 cm a. 50 kali c. 125 kali = 10 kali b. 54 kali d. 270 kali Dit: perbesaran total mikroskop? Jawab: M= x Ingat! ( )
C3 Menghitung
–
M=( M=( 22
Sebuah mikroskop memiliki jarak fokus lensa objektif
–
)
x
) . 10
M = 125 kali Pilihan: a
C3
133
LAMPIRAN 5
2 cm dan lensa okuler 5 cm, digunakan untuk mengamati benda kecil yang terletak 2,5 cm dari lensa objektif. Jika pengamat memiliki mata normal dan tak berakomodasi maka perbesaran yang dihasilkan mikroskop tersebut adalah … a. 20 kali c. 25 kali b. 24 kali d. 30 kali
Dik: fob = 2 cm fok = 5 cm so = 2,5 cm Dit: perbesaran total mikroskop? Jawab: M= x Mata berakomodasi minimum, berarti = ( ) M= M=( M=(
23
Panjang sebuah mikroskop adalah 20 cm dan jarak bayangan lensa objektif 14 cm, tentukan jarak benda okuler a. 34 cm c. 0,7 cm b. 1,43 cm d. 6 cm
x ) x ( – –
Menghitung
)
) x ( )
M = 4 x 5 = 20 kali Pilihan: d Dik: d = 20 cm s’ob = 16 cm Dit: sok = …? Jawab: d = s’ob + sok
C3 Menghitung
134
LAMPIRAN 5
24
Perhatikan tabel di bawah ini! No. Alat Optik Lensa Lensa Keterangan Objektif Okuler fok < fob 1 Mikroskop + + fok < fob 2 Teropong + + bintang 3 Teropong + panggung Lensa 4 Teropong + + pembalik (+) bumi Dari tabel di atas, pernyataan yang benar adalah … a. a. 1, 2 dan 3 c. 2 dan 3 b. b. 1 dan 3 d. semua benar
25
Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang adalah … a. maya, tegak, diperkecil
sok = d – s’ob sok = 20 – 14 = 6 cm Pilihan: c - Mikroskop terdiri dari dua lensapositif, dengan jarak fokus okuler lebih besar dari jarak objektif. - Teropong bintang - terdiri dari dua lensa positif, dengan jarak fokus objektif lebih besar dari jarak lensa okuler. - Teropong panggung - terdiri dari lensa objektif positif dan lensa okuler negative - Teropong bumi - terdiri dari tiga lensa positif: lensa objektif, lensa okuler dan lensa pembalik Pilihan: c Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong
C3 Mengkategorikan
C1 Mengingat
135
LAMPIRAN 5
26
27
28
b. nyata, tegak, diperkecil c. maya, terbalik, diperbesar d. nyata, terbalik, diperbesar Teropong bintang dengan fokus okuler 5 cm dan panjang fokus objektifnya 10 m. Bagi mata tak berakomodasi perbesaran angulernya adalah … a. 0.5 kali c. 50 kali b. 2 kali d. 200 kali
Teropong bintang memiliki jarak fokus objektif 2 m dan jarak fokus okuler 4 cm. Perbesaran sudut yang dihasilkan untuk mata yang tak berakomodasi adalah… a. 8 kali c. 50 kali b. 800 kali d. ½ kali
Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali.
bintang : Maya, terbalik, diperbesar Pilihan: d Dik: = 5 cm = 10 m = 1000 cm Dit: perbesaran anguler tanpa akomodasi Jawab: M= M= = 200 kali Pilihan: c Dik: = 4 cm = 2 m = 200 cm Dit: perbesaran sudut tanpa akomodasi Jawab: M= M= = 50 kali Pilihan: c
C2 Menghitung
C3 Menghitung
C3
136
LAMPIRAN 5
Bila jarak titik api objektifnya 60 cm maka panjang teropong adalah … a. 600 cm c. 66 cm b. 6 cm d. 70 cm
Dik: M = 10 kali fob = 60 cm Dit: panjang teropong Jawab: Jarak fokus okuler: M= maka
Menghitung
=
29
30
= = 6 cm Maka panjang teropong: d= + d = 60 + 6 = 66 cm Sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bumi dan Pilihan: b teropong panggung adalah … Sifat bayangan yang a. nyata, tegak, diperbesar dibentuk oleh teropong b. maya, tegak, diperbesar bintang : Maya, tegak, c. nyata, terbalik, diperkecil diperbesar d. maya, terbalik, diperkecil Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati Pilihan: a benda tak hingga. Jarak fokus lensa objektif 50 cm, Dik: lensa pembalik 5 cm, dan lensa okulernya 10 cm. fob = 50 cm Tentukan panjang teropong tersebut jika mata tak fp = 5 cm berakomodasi. fok = 10 cm a. 80 cm c. 2500 cm Dit : d = ?
C1 Mengingat
C2 Menghitung
137
LAMPIRAN 5
b. 65 cm
d. 35 cm
31
Sebuah teropong panggung memilik fokus lensa objektif 150 cm dan fokus lensa okuler 30 cm. Berapakah panjang teropong tersebut jika dilihat tanpa berakomodasi? a. 4500 cm c. 120 cm b. 180 cm d. 5 cm
32
Teropong bumi disusun dari tiga lensa positif. Jarak titik api lensa objektif adalah 120 cm dan lensa okulernya 5 cm. Jika panjang teropong tersebut 165 cm, maka jarak fokus lensa pembaliknya adalah … a. 5 cm c. 20 cm b. 40 cm d. 10 cm
Jawab: d = fob + fok + 4fp d = 50 + 10 + (4 x 5) d = 50 + 10 + 20 d = 80 cm Pilihan: c Dik: fob = 150 cm fok = 30 cm Dit : d = ? Jawab: d = fob - fok d = 150 – 30 = 120 cm Pilihan: d Dik: fob = 120 cm fok = 5 cm d = 165 cm Dit : fp = ? Jawab: d = fob + fok + 4fp d = 120 + 5 + 4fp 4fp = 125 + fok 4fp = 165 - 125 4fp = 40
C2 Menerapkan
C3 Menghitung
138
LAMPIRAN 5
33
Perbedaan periskop dengan alat optik lain terletak pada… a. lensa cekung sebagai okuler b. sepasang lensa cembung c. sepasang lensa cekung d. sepasang prisma siku-siku
fp = = 10 cm Pilihan: d Sebutan lain dari periskop adalah teropong prisma, yaitu teropong yang terdiri dari 1 lensa objektif, 2 prisma siku-siku sama kaki dan 1 lensa okuler.
C2 Membedakan
139
140 LAMPIRAN 6
SKOR DATA DIBOBOT Jumlah Subyek
= 25
Jumlah butir
= 35
Bobot jwb benar = 1 Bobot jwb salah = 0 Nama berkas: INSTRUMEN.ANA
F:\MY
SKRIPSI\VALIDITAS
BUTIR
No No Kode/Nama Benar Salah Kosong Urt Subyek 1 1 Anggun Rahayu 26 9 0 Anindia 2 2 22 13 0 Mawaddati 3 3 Atin Yuliani 17 18 0 Aulia Dewi 4 4 20 15 0 Purbasari Divya Dwika 5 5 19 16 0 Pramesti Egi Cahyatun 6 6 19 16 0 Nufus 7 7 Filila Sari 22 13 0 8 8 Gina Maulidiyah 20 15 0 Ilma Nafia 9 9 18 17 0 Mubarok 10 10 Irfiani Shafira 19 16 0 11 11 Iva Nurjanah 21 14 0 Laila Nur 12 12 16 18 1 Habibah 13 13 Lisa Amaliya 13 22 0 Myeka Fitri 14 14 15 20 0 Swarnadwi Nabila 15 15 19 16 0 Maolidania Nadea Rafika 16 16 19 16 0 Fikri 17 17 Nidaan Khofia 12 23 0 Putri 18 18 17 18 0 Nuroktavia J 19 19 Reni Awaliyah 17 18 0 20 20 Riza Nurandini 17 18 0 21 21 Rizqa Nurul 14 21 0
SOAL
Skr Asli 26
Skr Bobot 26
22
22
17
17
20
20
19
19
19
19
22 20
22 20
18
18
19 21
19 21
16
16
13
13
15
15
19
19
19
19
12
12
17
17
17 17 14
17 17 14
141 LAMPIRAN 6
22
22
23
23
24
24
25
25
Aulia Sarah Ayu R Siti Uswatun Hasanah U. Mutiara Syami Ummu Hani
11
24
0
11
11
5
30
0
5
5
12
23
0
12
12
26
9
0
26
26
RELIABILITAS TES Rata2
= 17.44
Simpang Baku
= 4.66
KorelasiXY
= 0.67
Reliabilitas Tes = 0.80 Nama berkas: INSTRUMEN.ANA
No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
No Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18
18
19
19
F:\MY
SKRIPSI\VALIDITAS
Kode/Nama Anggun Rahayu Anindia Mawaddati Atin Yuliani Aulia Dewi Purbasari Divya Dwika Pramesti Egi Cahyatun Nufus Filila Sari Gina Maulidiyah Ilma Nafia Mubarok Irfiani Shafira Iva Nurjanah Laila Nur Habibah Lisa Amaliya Myeka Fitri Swarnadwi Nabila Maolidania Nadea Rafika Fikri Nidaan Khofia Putri Nuroktavia Jauhari Reni Awaliyah
BUTIR
SOAL
Skor Ganjil 12 11 10 9 8 12 9 10 9 8 9 7 6 7 8 9 6
Skor Genap 14 11 7 11 10 7 13 10 9 11 12 9 6 7 11 9 6
Skor Total 26 22 17 20 18 19 22 20 18 19 21 16 12 14 19 18 12
8
9
17
7
9
17
142 LAMPIRAN 6
20 21 22 23 24 25
20 21 22 23 24 25
Riza Nurandini Rizqa Nurul Aulia Sarah Ayu Rahmaningrum Siti Uswatun Hasanah U. Mutiara Syami Ummu Hani
8 6 6 2 8 12
8 8 5 3 4 14
16 14 11 5 12 26
BUTIR
SOAL
KEL. UNGGUL & ASOR Kelompok Unggul Nama berkas: INSTRUMEN.ANA No Urut 1 2 3 4 5 6 7
F:\MY
Kode/Nama Subyek Anggun Rahayu Ummu Hani Anindia Mawad... Filila Sari Iva Nurjanah Aulia Dewi Pu... Gina Maulidiyah Jml jwb benar
No.Urut
Kode/Nama Subyek 1 Anggun Rahayu 2 Ummu Hani 3 Anindia Mawad... 4 Filila Sari 5 Iva Nurjanah 6 Aulia Dewi Pu... 7 Gina Maulidiyah Jml jwb benar
SKRIPSI\VALIDITAS
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
26 26 22
1 1 1
-
1 1 1
1 1
1 -
1 -
1 1
-
1 1 1
1 1 -
1 1 -
22 21 20
1 1
1 1 -
1 1
1 1
1 1 1
1 1
1 1 1
1 -
1 1
1 1
1 1 -
20
-
1
-
1
1
1
1
-
1
1
1
5
3
5
5
5
4
6
1
6
5
5
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 1 1
1 1 -
1 1 -
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
-
1 -
1 1 -
1
1 1 1
-
1 -
1 1
1 1 -
-
1 1
1 1 1
-
1 -
1 1
1
1
-
-
1
-
-
-
1
1
-
1
5
6
2
4
6
4
3
5
7
1
2
5
143 LAMPIRAN 6
No.Urut
Kode/Nama Subyek 1 Anggun Rahayu 2 Ummu Hani 3 Anindia Mawad... 4 Filila Sari 5 Iva Nurjanah 6 Aulia Dewi Pu... 7 Gina Maulidiyah Jml jwb benar
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 1 1
1 1 -
1 1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
-
1 1 -
1 1 1
1 -
1 -
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
-
1 1 -
1 1
-
1
-
-
-
1
1
-
1
-
1
1
-
6
5
4
3
7
7
6
6
2
5
6
0
KELOMPOK ASOR Nama berkas: INSTRUMEN.ANA No Urut 1 2 3 4 5 6 7
No Urut 1 2 3 4
F:\MY
SKRIPSI\VALIDITAS
BUTIR
SOAL
Kode/Nama Subyek Myeka Fitri S... Rizqa Nurul A... Lisa Amaliya Nidaan Khofia U. Mutiara Syami Sarah Ayu Rah... Siti Uswatun ... Jml jwb benar
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11
15
1
-
-
1
-
1
-
-
1
1
-
14
1
1
-
-
1
-
-
-
1
-
-
13 12 12
-
1 1
1 1
1 -
1 1
-
-
1 1
1 -
1 1
1
11
-
1
-
1
1
-
-
-
-
-
-
5
-
1
-
-
1
-
-
-
-
-
-
2
5
2
3
5
1
0
2
3
3
1
Kode/Nama Subyek Myeka Fitri S... Rizqa Nurul A... Lisa Amaliya Nidaan Khofia
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 -
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
1
-
1
-
-
1
1
-
-
1
-
-
1
-
1 1
1 -
-
1
-
-
-
1
-
1
-
144 LAMPIRAN 6
5
U. Mutiara Syami 6 Sarah Ayu Rah... 7 Siti Uswatun ... Jml jwb benar No Urut 1 2 3 4 5 6 7
Kode/Nama Subyek Myeka Fitri S... Rizqa Nurul A... Lisa Amaliya Nidaan Khofia U. Mutiara Syami Sarah Ayu Rah... Siti Uswatun ... Jml jwb benar
1
-
-
-
-
-
1
-
1
-
-
-
1
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
3
4
1
0
3
1
1
1
5
0
1
2
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 -
1
-
-
1
1
-
1
-
-
1
1
1
1
-
-
1
-
-
1
-
1
1
-
1 1
1 1
1 -
1 -
1 1 -
1 1 1
-
1 1 -
-
-
1
1 -
1
1
-
-
-
1
1
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
6
1
1
4
5
1
4
0
2
3
2
DAYA PEMBEDA Jumlah Subyek
= 25
Klp atas/bawah(n) Butir Soal
= 35
Nama berkas: INSTRUMEN.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8
= 7
F:\MY
Kel. Atas 5 3 5 5 5 4 6 1
SKRIPSI\VALIDITAS
Kel. Bawah 2 5 2 3 5 1 0 2
Beda 3 -2 3 2 0 3 6 -1
BUTIR
SOAL
Indeks DP (%) 42.86 -28.57 42.86 28.57 0.00 42.86 85.71 -14.29
145 LAMPIRAN 6
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
6 5 5 5 6 2 4 6 4 3 5 7 1 2 5 6 5 4 3 7 7 6 6 2 5 6 0
3 3 1 3 4 1 0 3 1 1 1 5 0 1 2 4 6 1 1 4 5 1 4 0 2 3 2
3 2 4 2 2 1 4 3 3 2 4 2 1 1 3 2 -1 3 2 3 2 5 2 2 3 3 -2
42.86 28.57 57.14 28.57 28.57 14.29 57.14 42.86 42.86 28.57 57.14 28.57 14.29 14.29 42.86 28.57 -14.29 42.86 28.57 42.86 28.57 71.43 28.57 28.57 42.86 42.86 -28.57
TINGKAT KESUKARAN Jumlah Subyek
= 25
Butir Soal
= 35
Nama berkas: INSTRUMEN.ANA No Butir 1 2 3 4 5
F:\MY
SKRIPSI\VALIDITAS
BUTIR
Jml Betul
Tkt. Kesukaran(%)
Tafsiran
13 15 14 14 16
52.00 60.00 56.00 56.00 64.00
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
SOAL
146 LAMPIRAN 6
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
7 16 6 20 17 12 11 13 4 5 15 8 7 7 20 2 7 16 21 19 10 6 20 22 11 18 6 16 15 7
28.00 64.00 24.00 80.00 68.00 48.00 44.00 52.00 16.00 20.00 60.00 32.00 28.00 28.00 80.00 8.00 28.00 64.00 84.00 76.00 40.00 24.00 80.00 88.00 44.00 72.00 24.00 64.00 60.00 28.00
Sukar Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Mudah Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah Sangat Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Sukar
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL Jumlah Subyek
= 25
Butir Soal
= 35
Nama berkas: INSTRUMEN.ANA No Butir 1 2 3
F:\MY
SKRIPSI\VALIDITAS
Korelasi 0.443 -0.332 0.367
BUTIR
SOAL
Signifikansi Sangat Signifikan Signifikan
147 LAMPIRAN 6
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
0.226 0.128 0.349 0.601 -0.095 0.573 0.347 0.451 0.073 0.198 0.340 0.543 0.400 0.347 0.330 0.349 0.376 0.133 0.174 0.492 0.424 -0.130 0.439 0.253 0.573 0.466 0.479 0.274 0.335 0.327 0.364 -0.060
Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N2) 10 15 20 25 30
P=0,05
P=0,01
0,576 0,482 0,423 0,381 0,349
0,708 0,606 0,549 0,496 0,449
df (N2) 60 70 80 90 100
P=0,05
P=0,01
0,250 0,233 0,217 0,205 0,195
0,325 0,302 0,283 0,267 0,254
148 LAMPIRAN 6
40 50
0,304 0,393 0,273 0,354 Bila koefisien = 0,000
125 0,174 0,228 >150 0,159 0,208 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH Jumlah Subyek
= 25
Butir Soal
= 35
Nama berkas: INSTRUMEN.ANA No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
a 13** 3++ 4++ 3++ 16** 8+ 6-7++ 1+ 5-5++ 6+ 8-10+ 10+ 15** 4+ 7++ 6++ 1+ 11+ 7** 7--1+ 3+
F:\MY
SKRIPSI\VALIDITAS
b 4++ 3++ 14** 14** 3++ 7** 16** 6** 0-3++ 12** 3+ 26++ 5** 16++ 34+ 1+ 10+ 1-11+ 1-
c 5++ 15** 2+ 5+ 4+ 6++ 2+ 8+ 4--17** 211** 13** 4** 7++ 3++ 8** 8+ 7** 20** 2** 15--121** 19**
d 3+ 4++ 5+ 3++ 2+ 4+ 14+ 20** 0-6+ 5++ 25+ 36-7++ 7** 8+ 3-2216** 2+ 2++
BUTIR
SOAL
* 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
149 LAMPIRAN 6
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
28+ 0-1++ 11** 3+ 112+ 5+ 7**
6++ 8+ 1+ 22** 83+ 6++ 2+ 15** 8+
Keterangan : **
: Kunci Jawaban
++
: Sangat Baik
+
: Baik
-
Kurang Baik
--
: Buruk
---
: Sangat Buruk
7+ 6** 20** 0-4++ 18** 252+ 6++
10** 34--1++ 216** 16** 3++ 4+
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
150 LAMPIRAN 7
Instrument Tes Tulis Mata Pelajaran Materi Pokok Nama Kelas Sekolah
: IPA (Fisika) : Alat – alat Optik : : : SMP Daar El Falaah
Petunjuk Pengerjaan Soal : 1. Bacalah do’a sebelum mengisi identitas dan lembar soal 2. Isi identitas Anda pada lembar soal yang tersedia 3. Kerjakan soal – soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap benar. 4. Beri tanda silang ( x ) pada jawaban Anda. 5. Jika ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan ( = ) pada jawaban yang telah Anda beri silang ( x ) kemudian beri tanda silang ( x ) kembali pada jawaban yang Anda yang baru 6. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ujian 1. Berikut ini termasuk alat-alat optik adalah … a. mata, kamera, lup, dan kacamata b. mata, lup, dioptri, dan teropong c. kacamata, retina, teropong dan kamera d. kacamata, mata, hipermetropi dan lup 2. Bagian dari mata yang berada di belakang kornea dan berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke mata adalah … a. pupil
c. iris
b. lensa mata
d. retina
3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : 1) Titik dekatnya kurang dari 25 cm 2) Tidak dapat melihat dengan jelas benda yang berjarak 25 cm 3) Dapat dibantu dengan kacamata positif 4) Bayangan benda berjarak 25 cm terletak di depan retina Dari peristiwa di atas yang termasuk ciri-ciri orang mengalami rabun dekat adalah … a. 1 dan 2
c. 3 dan 4
b. 2 dan 3
d. Semua benar
151 LAMPIRAN 7
4. Seorang penderita miopi dapat melihat benda terjauh yang terletak 50 cm dari matanya. Jika ia ingin melihat benda yang jauh dengan jelas, maka harus memakai kacamata berkekuatan … a. 50 dioptri
c. 2 dioptri
b. – 50 dioptri
d. - 2 dioptri
5. Titik jauh seorang penderita miopi adalah 2,5 meter di depan matanya. Agar ia mampu melihat benda jauh dengan jelas, maka ia harus memakai lensa dengan fokus … a. 250 cm
c. – 250 cm
b. 0,4 cm
d. – 0,4 cm
6. Seorang penderita miopi memiliki kacamata dengan kekuatan
dioptri.
Tentukan titik terjauh yang dapat dilihat! a. 100 cm
c. 50 cm
b. 200 cm
d. ½ cm
7. Seorang penderita hipermetropi dapat melihat dengan jelas paling dekat dengan jarak 100 cm di depan lensa matanya. Jika dia ingin membaca buku dengan jarak normal, maka harus memakai kacamata berkekuatan … a. 2500 dioptri
c. 3 dioptri
b. 125 dioptri
d. 4 dioptri
8. Lensa cembung yang digunakan untuk sebuah lup memiliki fokus 2,5 cm. Jika kita ingin melihat pada jarak 25 cm, maka perbesaran angular benda yang dilihat adalah … a. 10 kali
c. 62,5 kali
b.
d. 63,5 kali
11 kali
9. Seorang siswa mengamati benda kecil dengan menggunakan lup yang mempunyai jarak fokus 10 cm. jika benda kecil tersebut terletak 4 cm dari lup, maka: 1) Jarak bayangan yang terjadi - 6,33 cm 2) Perbesaran bayangan yang terjadi 2,5 kali 3) Bayangan besifat maya Pernyataan yang benar adalah …
152 LAMPIRAN 7
a. 1 dan 2
c. semua benar
b. 1 dan 3
d. 2 dan 3
10. Bayangan yang dibentuk oleh lup (kaca pembesar) adalah … a. nyata, diperbesar, dan tegak dari benda kecil b. maya, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil c. nyata, diperkecil, dan terbalik dari benda kecil d. maya, diperbesar, dan tegak dari benda kecil 11. Perhatikan pernyataan berikut! 1) Disusun dari dua buah lensa 2) Lensa yang dekat benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat mata disebut lensa okuler 3) Lensa objektif bersifat seperti lensa biasa, sedang lensa okuler memiliki sifat seperti lup 4) Kedua lensanya merupakan lensa cekung Dari pernyataan-pernyataan di atas, yang merupakan ciri mikroskop adalah… a. 1 dan 2
c. 1, 2 dan 3
b. 1 dan 4
d. 1, 2 dan 4
12. Perbesaran mikroskop 40 kali. Jika perbesaran lensa okuler 4 kali, tentukan perbesaran lensa objektif! a. 160 kali
c. 10 kali
b. 44 kali
d. 0,1 kali
13. Panjang sebuah mikroskop adalah 20 cm dan jarak bayangan lensa objektif 14 cm, tentukan jarak benda okuler! a.
34 cm
c. 0,7 cm
b.
1,43 cm
d. 6 cm
14. Perhatikan tabel di bawah ini! No.
Alat Optik
Lensa Lensa Objektif Okuler 1 Mikroskop + + 2 Teropong bintang + + 3 Teropong panggung + 4 Teropong bumi + + Dari tabel di atas, pernyataan yang benar adalah …
Keterangan fok < fob fok < fob Lensa pembalik (+)
153 LAMPIRAN 7
a.
1, 2 dan 3
c. 2 dan 3
b.
1 dan 3
d. semua benar
15. Teropong bintang dengan fokus okuler 5 cm dan panjang fokus objektifnya 10 m. Bagi mata tak berakomodasi perbesaran angulernya adalah … a.
0.5 kali
c. 50 kali
b.
2 kali
d. 200 kali
16. Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api objektifnya 60 cm maka panjang teropong adalah … a.
600 cm
c. 66 cm
b.
6 cm
d. 70 cm
17. Sebuah teropong bumi digunakan untuk mengamati benda tak hingga. Jarak fokus lensa objektif 50 cm, lensa pembalik 5 cm, dan lensa okulernya 10 cm. Tentukan panjang teropong tersebut jika mata tak berakomodasi. a.
80 cm
c. 2500 cm
b.
65 cm
d. 35 cm
18. Teropong bumi disusun dari tiga lensa positif. Jarak titik api lensa objektif adalah 120 cm dan lensa okulernya 5 cm. Jika panjang teropong tersebut 165 cm, maka jarak fokus lensa pembaliknya adalah … a.
5 cm
c. 20 cm
b.
40 cm
d. 10 cm
19. Perbedaan periskop dengan alat optik lain terletak pada… a.
lensa cekung sebagai okuler
c. sepasang lensa cekung
b.
sepasang lensa cembung
d. sepasang prisma siku-siku
20. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kamera adalah … a.
nyata, tegak, diperbesar
c. maya, tegak, diperbesar
b.
nyata, terbalik, diperkecil
d. maya, terbalik, diperkecil
154 LAMPIRAN 8
Instrumen Penilaian Kinerja
Kriteria Unjuk Kerja Siswa pada Kegiatan Diskusi No 1
Kriteria Unjuk Kerja Penguasaan materi yang dipresentasikan
2
Sistematika presentasi
3
Penggunaan bahasa
4
Volume/suara
5
Intonasi
6
Artikulasi
7
Kemampuan mempertahankan dan menanggapi pertanyaan atau sanggahan
Indikator Keterampilan 3. menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan sangat baik 2. menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan cukup baik 1. menunjukkan penguasaan materi presentasi dengan kurang baik 3. materi presentasi disajikan secara runtut 2. materi presentasi disajikan secara kurang runtut 1. materi presentasi disajikan secara tidak runtut 3. bahasa Indonesia yang digunakan sangat sesuai dengan EYD 2. bahasa Indonesia yang digunakan kurang sesuai dengan EYD 1. bahasa Indonesia yang digunakan tidak sesuai dengan EYD 3. suara terdengar dengan jelas oleh seluruh siswa 2. suara terdengar jelas oleh sebagian besar siswa 1. suara terdengar jelas oleh sebgian kecil siswa 3. penyampaian materi disampaikan dengan intonasi yang tepat 2. penyampaian materi disampaikan dengan intonasi yang kurang tepat 1. penyampaian materi disampaikan dengan intonasi yang tidak tepat 3. penyampaian materi disampaikan dengan artikulasi/lafal yang jelas 2. penyampaian materi disampaikan dengan artikulasi/lafal yang kurang jelas 1. penyampaian materi disampaikan dengan artikulasi/lafal yang tidak jelas 3. mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan baik 2. mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik 1. kurang mampu mempertahankan dan menanggapi pertanyaan/sanggahan tidak baik
1
Skor 2
3
155 LAMPIRAN 8
Kriteria Unjuk Kerja Siswa pada Kegiatan Eksperimen 1 dan 2 No
Kriteria Unjuk Kerja
1
Cara merangkai alat eksperimen
2
Tahap pelaksanaan eksperimen
3
Kemampuan membedakan jarak benda ( ) dan jarak bayangan ( )
4
Kemampuan membedakan sinar datang dan sinar bias
5
Kemampuan membedakan tinggi benda ( ) dan tinggi bayangan ( )
6
Cara merekap data hasil eksperimen
7
Ketepatan waktu melaksanakan eksperimen
Skor Indikator Keterampilan 3. merangkai alat sesuai dengan gambar pada LKS 2. merangkai alat cukup sesuai dengan gambar pada LKS 1. merangkai alat kurang sesuai dengan gambar pada LKS 3. melaksanakan eksperimen sesuai dengan tahapan ekperimen 2. melaksanakan eksperimen cukup sesuai dengan tahapan ekperimen 1. melaksanakan eksperimen kurang sesuai dengan tahapan ekperimen 3. mampu membedakan antara jarak benda ( ) dan jarak bayangan ( ) 2. kurang mampu membedakan antara jarak benda ( ) dan jarak bayangan ( ) 1. tidak mampu membedakan antara jarak benda ( ) dan jarak bayangan ( ) 3. mampu membedakan antara sinar datang dan sinar bias 2. kurang mampu membedakan antara sinar datang dan sinar bias 1. tidak mampu membedakan antara sinar datang dan sinar bias 3. mampu membedakan antara tinggi benda ( ) dan tinggi bayangan ( ) 2. kurang mampu membedakan antara tinggi benda ( ) dan tinggi bayangan ( ) 1. tidak mampu membedakan antara tinggi benda ( ) dan tinggi bayangan ( ) 3. mengisi data hasil eksperimen sesuai dengan fakta 2. mengisi data hasil eksperimen kurang sesuai dengan fakta 1. mengisi data hasil eksperimen tidak sesuai dengan fakta 3. menyelesaikan eksperimen tepat waktu 2. menyelesaikan eksperimen kurang tepat waktu (terlambat 5 menit dari waktu yang ditentukan) 1. tidak menyelesaikan eksperimen tepat waktu (terlambat lebih dari 5 menit dari waktu yang ditentukan)
1
2
3
156 LAMPIRAN 9
Instrumen Penilaian Produk
Kriteria Penilaian Produk Siswa pada Kegiatan Diskusi Kriteria penilaian No produk (laporan) 1 Sistematika laporan
Skor Indikator Keterampilan 1.1
1.2
2
Ketepatan waktu pengumpulan
2.1
3
Kejelasan laporan
3.1
4
Kebenaran isi laporan
4.1
4.2
3. judul laporan sesuai dengan tema 2. judul laporan kurang sesuai dengan tema 1. judal laporan tidak sesuai dengan tema 3. laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas dan benar 2. laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas 1. laporan dibuat dengan sistematika yang salah 3. siswa mengumpulkan laporan satu hari sebelum proses belajar pertemuan ke-2 2. siswa mengumpulkan laporan pada hari proses belajar ke-2 1. siswa mengumpulkan laporan setelah proses belajar ke-2 3. laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut 2. laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan keruntutan penulisan 1. laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan 3. isi laporan menggunakan data dari buku yang relevan dengan menyertakan sumbernya. 2. isi laporan menggunakan data dari buku yang relevan tanpa menyertakan sumbernya. 1. isi laporan tidak menggunakan data dari buku dan sumbernya. 3. isi laporan sesuai dengan data diskusi/eksperimen 2. isi laporan kurang sesuai dengan data diskusi/eksperimen 1. isi laporan tidak sesuai dengan data
1
2
3
157 LAMPIRAN 9
4.3
5
Kelengkapan laporan
5.1
5.2
5.3
diskusi/eksperimen 3. konsep yang dipaparkan tepat, benar, dan sesuai dengan teori 2. konsep yang dipaparkan kurang tepat 1. konsep yang dipaparkan tidak tepat 3. laporan berisi hasil diskusi secara lengkap 2. laporan hasil diskusi kurang lengkap (ada satu pertanyaan yang tidak dijawab) 1. laporan hasil diskusi tidak lengkap (ada lebih dari satu pertanyaan yang tidak dijawab). 3. tugas akhir dikerjakan dengan lengkap dan benar. 2. tugas akhir dikerjakan dengan lengkap, namun ada jawaban yang kurang tetap. 1. tugas akhir dikerjakan dengan tidak lengkap. 3. tugas asrama dikerjakan dengan lengkap dan benar. 2. tugas asrama dikerjakan dengan lengkap namun ada jawaban yang kurang tetap. 1. tugas asrama dikerjakan dengan tidak lengkap.
158 LAMPIRAN 9
Kriteria Penilaian Produk Siswa pada Kegiatan Eksperimen 1 dan 2 Kriteria penilaian No produk (laporan) 1 Sistematika laporan
Skor Indikator Keterampilan 1.1
1.2
2
Ketepatan waktu pengumpulan
2.1
3
Kejelasan laporan
3.1
4
Kebenaran isi laporan hasil eksperimen
4.1
4.2
4.3
3. judul laporan sesuai dengan tema 2. judul laporan kurang sesuai dengan tema 1. judal laporan tidak sesuai dengan tema 3. laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas dan benar 2. laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas 3. laporan dibuat dengan sistematika yang salah 3. siswa mengumpulkan laporan satu hari sebelum proses belajar pertemuan ke-2 2. siswa mengumpulkan laporan pada hari proses belajar ke-2 1. siswa mengumpulkan laporan setelah proses belajar ke-2 3. laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut 4. laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan keruntutan penulisan 3. laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan 3. gambar rangkaian eksperimen yang dibuat sesuai dengan petunjuk LKS 2. gambar rangkaian eksperimen yang dibuat kurang sesuai dengan petunjuk LKS 1. gambar rangkaian eksperimen yang dibuat tidak sesuai dengan petunjuk LKS 3. mengisi data hasil eksperimen dengan lengkap 2. mengisi data hasil eksperimen kurang lengkap 1. tidak mengisi data hasil eksperimen 3. mengisi laporan sesuai dengan data hasil eksperimen 2. mengisi laporan kurang sesuai dengan
1
2
3
159 LAMPIRAN 9
5
Kelengkapan laporan
5.1
5.2
data hasil eksperimen 1. mengisi laporan tidak sesuai dengan data hasil eksperimen 3. laporan berisi hasil diskusi secara lengkap 2. laporan hasil diskusi kurang lengkap (ada satu pertanyaan yang tidak dijawab) 1. laporan hasil diskusi tidak lengkap (ada lebih dari satu pertanyaan yang tidak dijawab). 3. tugas akhir dikerjakan dengan lengkap dan benar. 2. tugas akhir dikerjakan dengan lengkap, namun ada jawaban yang kurang tetap. 1. tugas akhir dikerjakan dengan tidak lengkap.
160 LAMPIRAN 10
Kelompok Kelas Subjek Penelitian
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Salma Rana Maharani
Annisa Firdaus
Nafa Almaushofia
Mufidah Hayati
Dika Julpiani
Najmi Bias Aysa
Yusifa Shafira Apriani
Rizka Maulina
Risky Putri
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Fitra Aini
Annida Hasna Fadhillah
Nidaul Hasanah
Khairunnisa
Femy Ismiati Kasum
Nihayatul Masykuroh
Putri Rahmawati
Fitri Firdausi Amalia
Restu Kurnia Cintani
Kelompok 7
Kelompok 8
Kelompok 9
Berliani Utami
Eriva Adelia
Aninda Tri Fahira
Laili Noor Rohmah
Dara Savira Priatna
Imelda Apriliani
Salma Latifah
Destiana Salsabilla
Nabila Fitriani Derajat
LAMPIRAN 11
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Tes Tulis No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Aninda Tri Fahira Annida Hasna Fadhillah Annisa Firdaus Berliani Utami Dara Savira Priatna Destiana Salsabilla Dika Julpiani Eriva Adelia Femy Ismiati Kasum Fitra Aini Fitri Firdausi Amalia Imelda Apriliani Khairunnisa Laili Noor Rohmah Mufidah Hayati Nabila Fitriani Derajat Nafa Almaushofia Najmi Bias Aysa Nidaul Hasanah Nihayatul Masykuroh Putri Rahmawati Restu Kurnia Cintani Risky Putri
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
8 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
Xt
Nilai
15 18 17 12 13 17 15 15 16 14 17 13 13 14 14 14 13 14 13 15 15 14 12
75 90 85 60 65 85 75 75 80 70 75 65 65 70 70 70 65 70 65 75 75 70 60
161
LAMPIRAN 11
24 25 26 27
Rizka Maulina Salma Latifah Salma Rana Maharani Yusifa Shafira Apriani
1 1 1 1
1 1 1 0
1 1 1 1
1 1 1 0
1 1 1 1
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1
1 1 1 0
0 0 1 1
1 0 1 0
0 1 0 1
1 1 1 1
0 0 0 1
1 1 1 0
0 1 1 1
1 1 0 0
1 1 1 1
1 1 1 0
1 1 1 1
16 17 16 12
162
80 85 80 60
163 LAMPIRAN 12
Rekapitulasi Penilaian Kinerja
Ratarata
No
Nama
Kelompok
1
Aninda Tri Fahira Annida Hasna Fadhillah Annisa Firdaus Berliani Utami Dara Savira Priatna Destiana Salsabilla Dika Julpiani Eriva Adelia Femy Ismiati Kasum Fitra Aini Fitri Firdausi Amalia Imelda Apriliani Khairunnisa Laili Noor Rohmah Mufidah Hayati Nabila Fitriani Derajat Nafa Almaushofia Najmi Bias Aysa Nidaul Hasanah Nihayatul Masykuroh Putri Rahmawati Restu Kurnia Cintani Risky Putri Rizka Maulina Salma Latifah Salma Rana Maharani Yusifa Shafira Apriani Jumlah Rata-rata
9
Penilaian Kinerja I II III 71,4 75 73,8
5
85,7
91,7
88,1
88,5
2 7 8 8 2 8 5 4 5 9 4 7 1 9 3 3 6 6 4 6 3 2 7 1 1
71,4 71,4 73,8 73,8 71,4 73,8 85,7 78,6 85,7 71,4 78,6 71,4 66,7 71,4 71,4 71,4 71,4 71,4 78,6 71,4 71,4 71,4 71,4 66,7 66,7 1985.4 73.5
67,8 67,8 79,7 79,7 67,8 79,7 91,7 73,8 91,7 75 73,8 67,8 75 75 64,3 64,3 69,04 69,04 73,8 69,04 64,3 67,8 67,8 75 75 1992.42 73.8
78,6 78,6 71,4 71,4 78,6 71,4 88,1 73,8 88,1 73,8 73,8 78,6 75 73,8 71,4 71,4 76,2 76,2 73,8 76,2 71,4 78,6 78,6 75 75 2060.7 76.3
72,6 72,6 74,97 74,97 72,6 74,97 88,5 75,4 88,5 73,4 75,4 72,6 72,23 73,4 69,03 69,03 72,21 72,21 75,4 72,21 69,03 72,6 72,6 72,23 72,23 2012.82 74.55
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
73,4
164 LAMPIRAN 13
Rekapitulasi Penilaian Produk
9
Penilaian Produk I II III 68,33 68,52 74,07
Ratarata 70,31
5
81,67
80,93
No
Nama
Kelompok
1
Aninda Tri Fahira Annida Hasna Fadhillah Annisa Firdaus Berliani Utami Dara Savira Priatna Destiana Salsabilla Dika Julpiani Eriva Adelia Femy Ismiati Kasum Fitra Aini Fitri Firdausi Amalia Imelda Apriliani Khairunnisa Laili Noor Rohmah Mufidah Hayati Nabila Fitriani Derajat Nafa Almaushofia Najmi Bias Aysa Nidaul Hasanah Nihayatul Masykuroh Putri Rahmawati Restu Kurnia Cintani Risky Putri Rizka Maulina Salma Latifah Salma Rana Maharani Yusifa Shafira Apriani Jumlah Rata-rata
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
2 7 8 8 2 8 5 4 5 9 4 7 1 9 3 3 6 6 4 6 3 2 7 1 1
77,78
83,33
70,00 68,52 74,07 70,86 68,33 75,93 66,67 70,31 71,67 74,07 75,93 73,89 71,67 74,07 75,93 73,89 70,00 68,52 74,07 70,86 71,67 74,07 75,93 73,89 81,67 77,78 83,33 80,93 65,00 61,11 68,52 64,88 81,67 77,78 83,33 80,93 68,33 68,52 74,07 70,31 65,00 61,11 68,52 64,88 68,33 75,93 66,67 70,31 72,22 72,22 68,52 70,80 68,33 68,52 74,07 70,31 70,00 70,37 70,37 70,25 70,00 70,37 70,37 70,25 71,67 70,37 62,96 68,33 71,67 70,37 62,96 68,33 65,00 61,11 68,52 64,88 71,67 70,37 62,96 68,33 70,00 70,37 70,37 70,25 70,00 68,52 74,07 70,86 68,33 75,93 66,67 70,31 72,22 72,22 68,52 70,80 72,22 72,22 68,52 70,80 1915,00 1916,67 1933,33 1921,67 70,93 70,99 71,60 71,17
165 LAMPIRAN 14
Rekapitulasi Penilaian Proses (Rata-rata Penilaian Kinerja dan Produk)
No
Nama
Kelompok
1
Aninda Tri Fahira Annida Hasna Fadhillah Annisa Firdaus Berliani Utami Dara Savira Priatna Destiana Salsabilla Dika Julpiani Eriva Adelia Femy Ismiati Kasum Fitra Aini Fitri Firdausi Amalia Imelda Apriliani Khairunnisa Laili Noor Rohmah Mufidah Hayati Nabila Fitriani Derajat Nafa Almaushofia Najmi Bias Aysa Nidaul Hasanah Nihayatul Masykuroh Putri Rahmawati Restu Kurnia Cintani Risky Putri Rizka Maulina Salma Latifah Salma Rana Maharani Yusifa Shafira Apriani Jumlah Rata-rata
9
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Penilaian Penilaian Penilaian Proses Kinerja Produk ( ) 73,4 70,31 71.86
5
88,5
80,93
84.72
2 7 8 8 2 8 5 4 5 9 4 7 1 9 3 3 6 6 4 6 3 2 7 1 1
72,6 72,6 74,97 74,97 72,6 74,97 88,5 75,4 88,5 73,4 75,4 72,6 72,23 73,4 69,03 69,03 72,21 72,21 75,4 72,21 69,03 72,6 72,6 72,23 72,23 2012.82 74.55
70,86 70,31 73,89 73,89 70,86 73,89 80,93 64,88 80,93 70,31 64,88 70,31 70,80 70,31 70,25 70,25 68,33 68,33 64,88 68,33 70,25 70,86 70,31 70,80 70,80 1921,67 71,17
71.73 71.46 74.43 74.43 71.73 74.43 84.72 70.14 84.72 71.86 70.14 71.46 71.52 71.86 69.64 69.64 70.27 70.27 70.14 70.27 69.64 71.73 71.46 71.52 71.52 1967,25 72,86
166 LAMPIRAN 15
Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi Tes Tulis Statistics hbs N
Valid
27
Missing
0
Mean
72.5926
Median
70.0000 70.00a
Mode Std. Deviation
8.24742
Minimum
60.00
Maximum
90.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Uji statistik dalam penelitian ini dianalisis dengan mengggunakan Software SPSS 16.0. Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditentukan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi sebagai berikut: 1. Nilai minimum
= 60.00
2. Nilai maksimum
= 90.00
3. Nilai rata-rata (mean)
= 72.59
4. Median
= 70.00
5. Modus
= 70.00
6. Standar Deviasi
= 8.25
167 LAMPIRAN 16
Uji Normalitas Tes Tulis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test hbs N Normal Parametersa Most Extreme Differences
27 Mean
72.5926
Std. Deviation
8.24742
Absolute
.142
Positive
.142
Negative
-.096
Kolmogorov-Smirnov Z
.737
Asymp. Sig. (2-tailed)
.649
a. Test distribution is Normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dianalisis dengan mengggunakan Software SPSS 16.0. Berdasarkan tabel di atas, maka dapat kita ketahui nilai sig (p) hasil belajar siswa sebesar 0,649.
Kriteria pengujian nilai sig (p) adalah sebagai berikut: 1. Data normal bila sig (p) > 0,05 2. Data tidak normal bila sig (p) < 0,05
Karena nilai sig (p) 0,649 > 0,05, maka data terdistribusi normal
168 LAMPIRAN 17
Analisis Regresi Linier Sederhana Correlations hbs Pearson Correlation
hbs
Sig. (1-tailed)
hbs
1.000
.826
.826
1.000
.
.003
.003
.
hbs
9
9
p.proses
9
9
p.proses p.proses
N
p.proses
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan regresi untuk variabel yang dianalisis karena pada dasarnya untuk analisis dengan regresi harus dicek terlebih dahulu besar korelasinya. Besar korelasi antara penilaian proses (X) dan hasil belajar siswa (Y) adalah 0,825 dengan signifikansi (p) 0,003.
Kriteria pengujian korelasi nilai sig (p) adalah sebagai berikut: 1. Data tidak normal bila sig (p) > 0,05 2. Data normal bila sig (p) < 0,05
Karena nilai sig (p) 0,003 < 0,05, maka terdapat korelasi antara penilaian proses dengan hasil belajar siswa. Model Summary Model
R
1
.826a
R Square
Adjusted R Square
.682
.637
Std. Error of the Estimate 3.68264
a. Predictors: (Constant), p.proses Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R2 = 0,682, dengan pengertian bahwa 68,2% sumbangan penilaian proses (X) terhadap hasil belajar siswa (Y), sedangkan sisanya sebesar 31,8% dipengaruhi oleh faktor lain. R square berkisar
169 LAMPIRAN 17
pada angka 0 sampai 1. Dengan catatan bahwa semakin besar angka R square, menunjukkan semakin besarnya hubungan antara variabel X dan Y.
LAMPIRAN 18
169
SURAT KETERANGAN Nomor : 07/Kep-Sek/SMP/m/V/2013
Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Daar El-Falaah Mandalawangi Pandeglang Banten dengan ini menerangkan bahwa :
Nama
: RIAN INDRA GUNAWAN
Tempat Tanggal Lahir
: Pandeglang, 08 Nopember 1988
NIM
: 107016302361
Program Study
: Pendidikan Fisika
Mahasiswa
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Telah menyelesaikan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Daar El Falaah Mandalawangi Pandeglang dari tanggal 27 April s/d 11 Mei tahun 2013, dalam rangka penulisan skripsi dengan judul : Hubungan antara Penilaian Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat-alat Optik.
Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk diketahui sebagaimana mestinya.
Mandalawangi, 25 Mei 2013 Kepala Sekolah
Teguh Kurniyanto, M.Ed