PENGARUH MODUL DIGITAL INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR Penelitian Eksperimen SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh: Iin Safrina NIM: 109016300022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Modul Interaktif terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor disusun oleh Iin Safrina, NIM 109016300022, htrvnnPendidikan Fisik4 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Iakartu Mei2Al4
Yang mengesahkan,
Pembimbing
t9
-l
I
199903 2 002
Pembimbing
II
NIP. 19780504 200901 I 013
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor disusun oleh Iin
Safrina,
109016300A22, diajrt&.an kepada Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Kegunran (FITK)
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 Juni 20tr4 dihadapan dewan penguji. Karena
itq
penulis memperoleh gelar sarjana
Sl (S.Pd)
dalam bidaag pendidikan Fisika.
Jakarta,l0 Juni 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jumsan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti, M.Sc
NrP. 19700209 200003 2 001 Penguji I Kinkin Suartini. M.Pd NrP. 19780406 200604 2 003 Penguji
TandaTangan
ll[o[.rotl
?*
?P
:?:tt
II
Ai Nurlaela. M.Si NIP. 19791 tt2 200912 2 008
|r-rt-totQ ,4,\*t Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UI N Syarif Hidayatullah Jakarta
Nurlena Rifa'1. MA.. Ph.D. NrP. 19591020 198603 2 001
\-
: Terbit :
Dokumen
KEMENTERIAN AGAMA
No.
UIN JAKARTA
Tgl. No. Revisi:
FORM (FR)
FITK Jl-
t.
H. Juanda No 95 Ciputat 15412
lntunesia
Hal
:
FITK-FR-AKD-081
1 Maret O2
1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama
Iin Safrina
Tempat/Tanggal Lahir
Cilegon, 25 November 1991
NIM
109016300022
JurusanlProdi
Pendidikan IPA/Fisika
Judul Slaipsi
Pengaruh Modul Interaktif terhadap
Hasil Belajar fisika siswa pada Konsep Suhu dan kalor Dosen Pembimbing
1. Erina Hertanti,
M.Si
2.Iwan Permana Suwama, M.Pd Dengan
ini
menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab s€cara akademis atas apa yang saya tulis. l
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakart4
Iin NIM. 10901$0a022
:
ii
2010
ABSTRAK IIN SAFRINA 109016300022. Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Suhu Dan Kalor. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul digital interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Penelitian ini dilakukan di kelas X-1 dan X-3 SMAN 10 Tangerang Selatan. Penelitian ini berlangsung pada Maret 2014. Metode penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes berupa pilihan ganda dan instrumen non tes berupa angket. Data hasil instrumen tes dan nontes dianalisis secara kuantitatif, namun hasil data nontes dikonversi ke dalam bentuk kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap data posttest. Hasilnya adalah nilai thitung sebesar 2,82 dan nilai ttabel sebesar 1,994. Terlihat bahwa thitung > ttabel, sehingga Ha ditolak. Selain itu, rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan modul digital interaktif lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan buku paket. Hasil belajar siswa kelas eksperimen juga lebih unggul pada ranah kognitif tingkatan C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Selanjutnya, berdasarkan analisis data nontes dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan modul digital interaktif dalam pembelajaran fisika konsep suhu dan kalor memperoleh respon positif siswa. Kata kunci : Modul digital interaktif, hasil belajar, angket.
iii
ABSTRACT
IIN SAFRINA (109016300022). Interactive Digital Module Effect on Learning Results Physics Students on the Temperature and Heat Concept. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. This research aims to determine the effect of interactive module on learning result on the temperature and heat concept. This research was done in class X-1 and X3 in SMAN 10 Tangerang Selatan. The research was done in Maret 2014. The method used in this research is a quasi experimental with nonequivalent control group design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrumen were used in this research are test instrument which is multiple choices and nontest instrument which is questionaire. Test instrumen and nontest instrument data will be analized quantitatively,but nontest instrument data will be converted to qualitative. Based on data analysis, the result obtained that there is an effect of interactive digital module on learning result on the temperature and heat concept. The result of hypothesis testing against posttest data showed that value of is 2,82 and value of is 1,994. This showed that is higher than , so is rejected. Average of student’s learning result that uses interactive digital module is higher than the average of student learning result that uses book. The result of the experimental class student’s learning is superior in C1 (recalling), C2 (comprehension), C3 (application), and C4 (analyze) cognitive levels. Furthermore, based on analysis nontest instrument could summerized that all of aplicated interactive digital module on learning physics on the temperature and heat concept in good response’s student. Key words
: Intercative digital module, learning result, questionaire.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modul Digital Interaktif terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor”. Skripsi ini menggambarkan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan modul interaktif. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1.
Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan selama proses perkuliahan dan pembuatan skripsi.
4.
Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi.
5.
Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan pendidikan IPA yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6.
Bapak Mukhlas, S.Pd, selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 10 Tangerang Selatan.
7.
Dewan guru, staf, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 10 Tangerang Selatan yang telah memberikan bantuannya selama penelitian berlangsung.
v
8.
Ayahanda M. Ali, Ibunda Muhibah, nenekku Sufah, kakakku (Iwan, Lina, Iis, Itoh, Lia, Lisa, Azizi) dan adikku (Asma dan Alfi) yang tiada henti memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
9.
Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2009, adik-adik Fisika angkatan 2010 dan 2011, serta keluarga KAHFI 12 yang telah memberi bantuan, inspirasi dan motivasi.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan terbaik dari Allah SWT. Aamiin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini sangat dinantikan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta,
Mei 2014
Iin Safrina
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................
ii
ABSTRAK ....................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
v
DAFTAR ISI ................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
3
C. Batasan Masalah
..................................................................
4
...............................................................
4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .................................................................
5
D. Rumusan Masalah
BAB II
KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS ......................................................................
6
A. Kajian Teoretis ......................................................................
6
1. Hakikat Modul ..................................................................
6
a.
Pengertian Modul .......................................................
6
b.
Fungsi Modul .............................................................
8
c.
Manfaat Modul ...........................................................
8
d.
Tujuan Modul .............................................................
9
e.
Karakteristik Modul ...................................................
10
f.
Keunggulan dan Keterbatasan Modul ........................
12
vii
g.
Komponen-Komponen Modul ...................................
12
h.
Syarat Modul yang Baik.............................................
14
2. Interaktif ............................................................................
15
3. Modul Interaktif .................................................................
16
4. Hakikat Hasil Belajar.........................................................
19
a.
Pengertian Belajar ......................................................
19
b.
Pengertian Hasil Belajar.............................................
20
c.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......
22
5. Pembelajaran Fisika ...........................................................
23
a. Karakteristik Konsep Suhu dan Kalor .........................
23
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
BAB III
Konsep Suhu dan Kalor ..............................................
23
c. Peta Konsep Suhu dan Kalor ........................................
24
d. Materi Konsep Suhu dan Kalor ....................................
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................
27
C. Kerangka Berpikir .................................................................
29
D. Hipotesis Penelitian ...............................................................
30
METODOLOGI PENELITIAN ..............................................
31
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................
31
B. Metode Penelitian ..................................................................
31
C. Desain Penelitian ..................................................................
31
D. Variabel Penelitian ................................................................
32
E. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................
32
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
33
G. Instrumen Penelitian ..............................................................
33
1. Instrumen Tes ........................................................... .......
33
2. Instrumen Nontes ...................................................... ......
35
H. Kalibrasi Instrumen ..............................................................
35
1. Kalibrasi Instrumen Tes ..................................................
35
a. Uji Validitas ................................................................
36
viii
BAB IV
BAB V
b. Uji Reliabilitas ............................................................
37
c. Taraf Kesukaran ...........................................................
38
d. Daya Pembeda ............................................................
39
2. Kalibrasi Instrumen Nontes .............................................
40
I. Teknik Analisis Data Tes .....................................................
41
1. Prasyarat Analisis Data .....................................................
41
a. Uji Normalitas .............................................................
41
b. Uji Homogentias...........................................................
43
2. Analisis Data ....................................................................
43
a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen.....................
43
b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen .........
45
3. Analisis Data Nontes ........................................................
45
J. Hipotesis Statistik .................................................................
46
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
47
A. Hasil .....................................................................................
47
1. Hasil Pretest ....................................................................
47
2. Hasil Posttest ...................................................................
48
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ..................
50
c.
Hasil Pretest dan Posttest .........................................
50
d.
Kemampuan Berpikir Kognitif .................................
52
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ............................................
53
a. Uji Normalitas ............................................................
53
b. Uji Homogenitas ........................................................
54
3. Hasil Uji Hipotesis ..........................................................
55
4. Hasil Analisis Data Angket .............................................
56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................
56
PENUTUP ..................................................................................
61
A. Kesimpulan ..........................................................................
61
B. Saran .....................................................................................
61
ix
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….... LAMPIRAN
x
62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Peta Konsep Suhu dan Kalor ..................................................
24
Gambar 2.2
Proses Perubahan Wujud .........................................................
27
Gambar 4.1
Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pada Jenjang Kognitif ........................................
Gambar 4.2
52
Diagram Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas pada Ranah Kognitif .......................................................................
xi
53
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Desain Penelitian ....................................................................
32
Tabel 3.2
Teknik Pengumpulan Data .....................................................
33
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen tes ...........................................................
34
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Nontes ......................................................
35
Tabel 3.5
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ..................................
36
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ..........................................
37
Tabel 3.7
Interprestasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes ....................
38
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ......................................
38
Tabel 3.9
Kriteria Taraf Kesukaran ........................................................
39
Tabel 3.10
Hasil Uji Taraf Kesukaran ......................................................
39
Tabel 3.11
Kategori Daya Beda ...............................................................
40
Tabel 3.12
Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes
.....................................
40
Tabel 3.13
Uji Validitas Instrumen Nontes ................................................
41
Tabel 3.14
Kriteria Nilai t...........................................................................
45
Tabel 3.15
Kriteria Interval Data Nontes ...................................................
46
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol....................................................................................... 47
Tabel 4.2
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest ....................
48
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol......................................................................................
49
Tabel 4.4
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest ...................
50
Tabel 4.5
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol...........................................................
Tabel 4.6
50
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttes ......................................................................................
54
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas .......................................
54
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ..............................................
55
Tabel 4.9
Hasil Angket Respon Siswa ....................................................
56
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ......................................................
64
1. RPP Kelas Eksperimen ......................................................
64
2. RPP Kelas Kontrol .............................................................
95
Lampiran B Instrumen Penelitian .............................................................
123
1. Instrumen Tes ....................................................................
123
a.
Kisi-Kisi Instrumen Tes ..............................................
123
b.
Instrumen Tes .............................................................
125
c.
Instrumen Tes Paket A .................................................
136
d.
Instrumen Tes Paket B..................................................
141
2. Analisis Hasil Uji Instrumen .............................................
147
a.
Uji Validasi Butir Soal ................................................
147
b.
Uji Reliabilitas Instrumen ...........................................
149
c.
Uji Taraf Kesukaran ...................................................
151
d.
Uji Daya Pembeda ......................................................
153
3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen .......................................
155
4. Instrumen Tes Valid ..........................................................
158
5. Soal Instrumen Penelitian ..................................................
165
6. Lembar Jawaban ................................................................
170
7. Kisi-Kisi Instrumen Nontes (Angket) ................................
171
8. Instrumen Nontes (Angket) ...............................................
172
9. Lembar Validasi Ahli Media .............................................
174
10. Lembar Validasi Ahli Materi .............................................
176
11. Rekap Hasil Wawancara......................................................
180
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ..............................................
183
1. Hasil Pretest .......................................................................
183
a.
Rekapitulasi pretest kelas eksperimen.........................
xiii
183
b.
Rekapitulasi pretes kelas kontrol..................................
184
c.
Hasil pretes kelas eksperimen ......................................
185
d.
Hasil pretes kelas kontrol .............................................
188
2. Hasil Posttest .....................................................................
191
a.
Rekapitulasi posttest kelas eksperimen ........................
191
b.
Rekapitulasi posttest kelas kontrol ...............................
192
c.
Hasil posttest kelas eksperimen ...................................
193
d.
Hasil posttest kelas kontrol..........................................
196
3. Uji Normalitas Hasil Pretest ..............................................
199
e.
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ...................
199
f.
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ........................
202
4. Uji Normalitas Hasil Posttest ............................................
205
a.
Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen .................
205
b.
Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol .......................
208
5. Uji Homogenitas Hasil Pretest ..........................................
211
6. Uji Homogenitas Hasil Posttest .........................................
214
7. Uji Hipotesis Hasil Pretest ................................................
217
8. Uji Hipotesis Hasil Posttest ...............................................
219
9. Data Hasil Angket Respon Siswa ......................................
221
Lampiran D Print Screen Media ...............................................................
222
Lampiran E Surat-Surat Penelitian .........................................................
225
1. Surat Keterangan Pernyataan Wawancara...........................
225
2. Surat Keterangan Penelitan ................................................
228
3. Lembar Uji Validitas Instrumen Non tes.............................
229
4. Lembar Uji Referensi ........................................................
231
5. Biodata Penulis ..................................................................
238
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penyampaian informasi sangat penting untuk membentuk pola pemikiran siswa akan suatu materi. Apabila siswa tidak mampu untuk menguasai materi, maka hasil belajar siswa pun rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menyajikan materi yang mudah dipahami dan enak dibaca. Pada umumnya guru menyajikan materi hanya melalui buku paket. Namun, buku paket sendiri sulit untuk dipahami oleh siswa, karena bahasa yang sulit dimengerti dan tidak menarik. Hal ini menyebabkan tingkat keterbacaan siswa kurang, sehingga hasil belajar siswa pun rendah. Berdasarkan hasil wawancara terkait penggunaan buku paket di tiga sekolah, diperoleh informasi adanya beberapa kekurangan pada buku paket tersebut. Pertama, siswa di sekolah kurang menyukai belajar dengan buku paket karena materi yang padat, kurang jelas dan banyak penurunan rumus, sehingga mereka merasa bingung dan sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Kedua, siswa kurang suka membaca buku karena kalimat yang digunakan sulit dimengerti dan gambar yang disajikan tidak berwana. Ketiga, siswa malas untuk mengerjakan soal yang tersedia dari buku, karena contoh soal dan latihan soal yang ada di buku paket susah dipahami dan penulisannya tidak dimulai dari tingkat soal yang mudah sampai yang susah. Keempat, siswa yang sudah melakukan kegiatan percobaan dari buku paket masih bingung dengan hasilnya, karena tidak adanya kesimpulan hasil percobaan. Kelima, siswa merasa bosan dan tidak fokus saat kegiatan pembelajaran berlangsung, karena penyampaian materi dari buku oleh guru secara konvensional saja tanpa penggunaan media. Diperoleh informasi juga bahwa buku paket yang disukai sebagian besar siswa adalah buku paket yang bahasanya mudah dipahami, materi yang ringkas dan jelas, adanya rangkuman rumus, gambar dan tulisan yang berwarna, penjelasan aplikasi untuk kehidupan sehari-hari, rangkuman materi, rumus beserta contoh soal, latihan soal dan kegiatan eksperimen. Oleh karena itu diperlukan
1
2
kreativitas dan ide baru dalam mengembangkan buku paket terkait konsep yang tingkat keterbacaannya masih kurang, yaitu dalam bentuk modul. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membuat modul yang dapat melengkapi kekurangan dari buku paket yang telah digunakan siswa. Menurut Munawar, modul sebagai satu bahan ajar memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan buku paket. Kelebihannya terletak pada komunikasi dua arah, bisa digunakan untuk pendidikan dan pelatihan jarak jauh, interaktif dan dialogis, strukturnya jelas, bersahabat dan memotivasi, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang baru didapatkan, materi terbagi dalam penggalan-penggalan kecil, ada penugasan dan umpan balik.1 Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai hasil yang diharapkan.2 Modul yang baik memiliki beberapa karakteristik yaitu self instruction, self contained, stand alone, adaptif, dan user friendly.3 Karakteristik adaptif pada modul adalah isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu dan penggunaanya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Pembuatan modul yang biasanya cetak ini dapat diinovasikan dengan modul digital yang interaktif. Modul digital interaktif adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi atau subkompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. 4 Pada modul digital interaktif ditampilkan gambar serta animasi yang akan membantu memvisualisasikan materi ajar yang disampaikan, sehingga pembaca modul 1
Meilinda, E-Modul Interaktif Berbasis Kontruktivisme pada Materi Genetika untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Biologi SLTP Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana (Bandung: Univerisitas Pendikan Indonesia), h. 19. 2 Ibid, hal. 4. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Penulisan Modul. Jakarta: Dierektorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2008, h. 3-5. 4 Abdullah, Herpratiwi, dan Tarkono, Pengembangan Bahan Ajar Modul Interaktif Konsep Dasar Kerja Motor 4 Lnagkah Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Karang (Artikel FKIP UNILA), h. 5
3
terbantu untuk memahami isi modul dengan lebih mudah. Oleh karena itu, penggunaan modul digital interaktif berguna baik bagi guru maupun bagi siswa karena dapat memperkuat ingatan tentang materi yang disajikan di dalam modul. Agar modul digital interaktif dapat digunakan secara efektif, maka pemilihan materi yang sesuai sangat diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa materi yang memiliki tingkat keterbacaan rendah, sehingga sulit dipahami oleh siswa, yaitu listrik dinamis, suhu dan kalor, dan alat optik. Dalam penelitian ini, materi yang dipilih adalah suhu dan kalor, karena menurut siswa, kesulitan pada materi ini adalah materinya padat, soalnya sulit, dan banyak penggunaan rumus (matematis). Selain itu, alasan lain pemilihan materi tersebut dikarenakan karakteristik dari materi yaitu, cukup aplikatif, dapat disampaikan dengan bahasa sederhana, dan mudah divisualisasikan. Artinya materi ini akan mudah dipahami oleh siswa, jika disajikan dengan modul digital interaktif. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menerapkan penggunaan modul interaktif pada pembelajaran fisika dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar fisika siswa. Untuk mendapatkan jawaban ini, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah, yaitu: 1.
Guru menyajikan materi hanya melalui sumber buku (paket)
2.
Bahasa dalam buku paket susah dipahami, sehingga tingkat keterbacaan kurang
3.
Buku paket yang digunakan memiliki materi yang banyak, penggunaan rumus yang banyak, serta contoh soal yang susah dan latihan soal yang tingkat kesulitannya tinggi.
4.
Bahan ajar yang disajikan belum memanfaatkan perkembangan teknologi
5.
Hasil belajar fisika siswa yang masih rendah
4
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah hasil belajar dengan kriteria sebagai berikut: 1.
Hasil belajar fisika yang diukur hanya mencakup aspek kognitif pada tingkat C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis).
2.
Materi fisika yang digunakan adalah suhu dan kalor. Berdasarkan hasil wawancara, materi tersebut merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa.
3.
Modul digital interaktif adalah modul yang dikembangkan dengan teknologi komputer yang menyajikan materi, gambar, tampilan yang menarik dan animasi dengan tujuan memudahkan siswa dalam belajar. Modul digital interaktif dikemas dengan menggunakan aplikasi macromedia flash 8.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan modul digital interaktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X pada Materi Suhu dan Kalor?” Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut: a.
Bagaimana nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan?
b.
Bagaimana hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap jenjang kogntif?
c.
Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul digital interaktif pada konsep suhu dan kalor?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi suhu dan kalor.
5
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Memberi informasi tentang desain modul pembelajaran.
2.
Memberi informasi tentang inovasi perangkat pembelajaran yang dapat dikembangkan pada pengajaran fisika.
3.
Mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan modul digital interaktif.
4.
Informasi bagi pihak sekolah dalam memilih perangkat pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan keadaan lingkungannya.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoritis 1.
Hakikat Modul
a.
Pengertian Modul Menurut Russel (1974) modul sebagai suatu paket pembelajaran yang
berisi satu unit konsep tunggal. Sedangkan Houston dan Howson (1992) mengemukakan modul pembelajaran meliputi seperangkat aktivitas yang bertujuan mempermudah siswa untuk mencapai seperangkat tujuan pembelajaran. Dari pengertian tersebut dapat dilihat unsur-unsur sebuah modul pembelajaran yaitu :1 1) Modul merupakan seperangkat pengalaman belajar yang berdiri sendiri, 2) Modul dimaksudkan untuk mempermudah siswa mencapai seperangkat tujuan yang telah ditetapkan, 3) Modul merupakan unit-unit yang berhubungan satu dengan yang lain secara hirearkis. Modul juga dapat dipahami sebagai paket program yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari pihak guru.2 Menurut Jerrold E, Kemp (1978) modul diartikan sebagai paket pembelajaran mandiri berisi satu topik atau unit materi pelajaran dan memerlukan waktu belajar beberapa jauh untuk satu minggu.3 Modul dirumuskan sebagai salah satu unit lengkap yang beridiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai sejumlah tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik.4 Selain itu, sebuah modul adalah pernyataan satuan
1
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), Cet ke-2, h. 230. 2 Cece Wijaya, dkk, Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), Cet ke-4, h. 88. 3 Made Wena, Op. Cit, h. 231. 4 Basyrudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2002), Cet ke-1, h. 63.
6
7
pembelajaran dengan tujuan-tujuan, pretes aktivitas belajar yang memungkinkan peserta didik memperoleh kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai dari hasil pretes, dan mengevaluasi kompetensinya untuk mengukur keberhasilan belajar.5 Modul juga adalah suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa.6 Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. 7 Diketahui juga, pengertian lainnya bahwa modul adalah salah satu perangkat bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.8 Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Yang dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.9 Dalam pengertian lain, modul merupakan unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri. Modul juga dapat berarti kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid di penyelesaian pelajaran. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar. Dari satu paket program modul terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi.10 5
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 148. 6 Rusman, Model-model Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 375. 7 Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet ke-13, h. 205. 8 Daryanto, Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar) (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 9. 9 Ibid, h. 16. 10 Cece Wijaya,dkk, Op. Cit, h. 97.
8
b. Fungsi Modul Melalui pengajaran dengan modul, ada beberapa fungsi dari modul yaitu: 1) Adanya peningkatn motivasi belajar secara maksimal 2) Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alata dan bahan yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih mantap 3) Dapatnya mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas 4) Dapatnya mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi Selain itu, sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul juga memiliki fungsi sebagai berikut:11 1) Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam poses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk blajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik. 2) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. 3) Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhada materi yang dipelajari. 4) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksdunya, karena modul mengandung berbagai materi yang harus dipeajari oleh peserta didik, maaka modul juga memlih fungsi sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. c. Manfaat Modul Modul memiliki banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Manfaat modul antara lain :12 1) Dapat membimbing orang yang membacanya untuk mengarahkan proses belajarnya.
11
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), Cet ke-3, h.107-108. 12 Meilinda, E-Modul Interaktif Berbasis Kontruktivisme pada Materi Genetika untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Biologi SLTP Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana (Bandung: Univerisitas Pendikan Indonesia), h. 18.
9
2) Membantu peserta pendidik anda dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi ketika memahami materi yang disajikan. 3) Dapat memotivasi peserta didik dan latihan jarak jauh agar senantiasa aktif dalam belajar. 4) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta. 5) Untuk membelajarkan orang secara efektif dan efisien sehingga bisa mencapai tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Selain itu, manfaat modul bagi siswa adalah:13 1) Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri; 2) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar jam pembelajaran; 3) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan mengerjakan latihan yang disajikan dlama modul; 4) Mampu membelajarkan diri sendiri; 5) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya. Bagi guru, penyusunan modul bermanfaat karena: 1) Mengurangi kebergantungan terhadap kesediaan buku teks; 2) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai referensi; 3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis bahan ajar; 4) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan siswa karena pembelajaran tidak harus berjalan secara tatap muka. d. Tujuan Modul Menurut
S.
Nasution
ada
beberapa
tujuan
pembelajaran
yang
menggunakan modul, yaitu:14 1) Modul memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut kesempatan masing-masing. 13 14
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 220. Basyrudin Usman, Op. Cit, h. 64.
10
2) Modul memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara mereka masing-masing 3) Dalam pengajaran modul terdapat alternatif atau pilihan dari sejumlah topik bidang studi yang atau disiplin ilmu yang lainnya, karena siswa tidak mempunyai pola atau minat yang sama untuk topik yang sama. 4) Pengajaran modul memberikan kesempatan terhadap murid untuk mengenal kelebahan dan kekurangannya, dan memperbaiki kelemahan mereka melalui remedial, ulangan atau variasi dalam belajar. Selain itu, tujuan pembelajaran dengan modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. e. Karakteristik Modul Agar menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas hasil belajr peserta didik, maka modul harus memperhatikan karakteristiknya. Berikut penjelasan setiap karakteristik dalam modul:15 1) Self Instruction Melalui
modul
tersebut
seseorang
atau
peserta
didik
mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memnuhi karakter self instructional,maka modul harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas; terdapat materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kegiatan spesifik sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas; tersedia contoh soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya; kontekstual yaitu materi yang terkait dengan suasana atau konteks tugas; menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; terdapat rangkuman materi pembelajaran; terdapat instrument penilaian; terdapat instrument yang dapat digunakan menetapkan tingkat penguasaan materi; dan tersedia informasi rujukan atau referensi yang mendukung materi pembelajaran. 2) Self Contained 15
Departemen Pendidikan Nasional, Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendiidkan dn Tenaga Kependidikan Depdiknas, 2008, h. 3-5.
11
Self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan guru mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas menjadi satu kesatuan yang untuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. 3) Stand alone (Berdiri sendiri) Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. 4) Adaptif (kontekstual) Modul
hendaknya
memiliki
daya
adaptif
yang tinggi
terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika media tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di berbagai tempat. Modul dikatakan adaptif jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu. 5) User Friendly Modul hendaknya juga memenuhi kaidah ‘user friendly’, artinya bersahabat atau akrab dengan pemakainya. Instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly. Sebagai bahan ajar, modul memiliki karakteristik tertentu, yang membedakannya dengan bahan ajar yang lain. Menurut Russel (1974) karakteristik modul mencakup :16 a)
Self contain,
b) Bersandar pada perbedaan individu, 16
Made Wena, Op. Cit, h. 230.
12
c)
Adanya asosiasi,
d) Pemakaian bermacam-macam media, e)
Partisipasi aktif siswa,
f)
Penguatan langsung, dan
g) Pengawasan strategi evaluasi. f. Keunggulan dan Keterbatasan Modul Beberapa
keunggulan
pembelajaran
dengan
sistem
modul
dapat
dikemukakan sebagai berikut :17 1) Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. 2) Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik. 3) Relevansi
kurikulum
ditunjukkan
dengan
adanya
tujuan
dan
cara
pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya. Adapun di samping memiliki keunggulan, modul juga memiliki keterbatasan sebagai berikut : 1) Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu. Sukses atau gagalnya suatu modul bergantung pada penyusunnya. 2) Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari pembelajaran konvensional, karena setiap peserta didik menyelesaikan modul dalam waktu yang berbedabeda, bergantung pada kecepatan dan kemampuan masing-masing. 3) Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri. g. Komponen-Komponen Modul Bahan ajar yang baik harus memperhatikan komponen-komponen yang harus ada di bahan ajar. Salah satu contoh bahan ajar adalah modul. Cara 17
E. Mulyasa, Op. Cit, h. 152.
13
penyajian modul diusahkan dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan mudah dimengerti, mudah dijangkau, serta menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Komponen-komponen yang ada di bahan ajar atau modul adalah:18 a)
Petunjuk belajar yang dicantumkan harus jelas
b) Kompetensi yang akan dicapai berupa standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang harus dikuasai peserta didik c)
Konsep-konsep yang disajikan harus jelas
d) Informasi pendukung e)
Latihan-latihan, tugas yang diberikan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka.
f)
Petunjuk kerja atau lembar kerja, berisi kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik.
g) Evaluasi, terdapat sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, ada beberapa pendapat lain mengenai komponen-komponen yang ada di modul yaitu:19 a)
Judul modul; menggambarkan materi yang akan dituangkan di dalam modul;
b) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul; c)
Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul;
d) Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik; e)
Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul;
f)
Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik; 18 19
Andi prastowo, Op. Cit, h. 28-29. Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit, h. 13.
14
g) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul; h) Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian Draft modul yang dihasilkan dalam kegiatan penyusunan modul, diharapkan berisi beberapa hal, antara lain: a)
Judul modul yang menggambarkan materi yang akan dituangkan dalam modul,
b) Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul, c)
Tujuan terdiri atas tujuan yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul,
d) Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik, e)
Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul,
f)
Soal-soal, latihan, dan/atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik,
g) Evaluasi atau penilaian berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul, kunci jawaban dari soal, latihan, dan atau pengujian.20 h. Syarat modul yang baik Modul yang baik harus memperhatkan prinsip-prinsip beajar mandiri dan dengan pertimbangan-pertimbangan karakteristik pembacanya yang sudah ditentukan. Cara penyajian modul, diusahakan dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan mudah dimengerti, mudah dijangkau, serta menggunakan ejaan abahsa indonesia yang baik dan benar. Menurut Munawar, modul yang baik harus memenuhi berbagai syarat dan kriteria tertentu, yaitu: 21 1) Petunjuk yang dicantumkan dalam modul harus jelas 2) Konsep-konsep yang disajikan dalam modul harus jelas 20
Chomsin S. Widodo, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), h. 47. 21 Setiono, Peningkatan Kompetensi Guru Biologi SMP Melalui Modul Interaktif pada Materi Bioteknologi (Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, 2009), h. 11.
15
3) Menjelaskan tujuan dan materi pelajaran yang akan dipelajari 4) Memungkinkan pembelajaran mandiri 5) Materi modul hendaknya mengulang materi yang telah lalu sebgai penguatan 6) Menjelaskan materi baru 7) Memberikan contoh, latihan, dan kegiatan yang mendukung materi 8) Menyajikan petunjuk mengenai cara menggunakan modul 9) Dapat mengarahkan pembaca modul agar belajar secara efektif dan efisien 10) Dapat membimbing pembaca modul untuk mengarah ke proses belajar 11) Membubuhkan kesimpulan
2.
Interaktif Interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-
komponen komunikasi. Komponen komunikasi dalam multimedia interaktif (berbasis computer) adalah hubungan antara manusia (sebagai user/ pengguna produk) dan computer (software/aplikasi/ produk dalam format file tertentu, biasanya dalam bentuk CD). Dengan demikian produk/ CD/ aplikasi yang diharapkan memiliki hubungan dua arah/ timbale balik antara software/ aplikasi dengan usernya. Interaktifitas dalam multimedia meliputi:22 a. Pengguna (user) dilibatkan untuk berinteraksi dengan program aplikasi b. Aplikasi informasi interaktif bertujuan agar pengguna bisa mendapatkan hanya informasi yang diinginkan saja tanpa harus “melahap” semuanya. Interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Berarti, proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.23 22
Munir, Multimedia Konsep Dan Aplikasi Dalam Pendidikan (Bandung: ALFABETA, 2012), h. 110. 23 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. 6, h. 131.
16
3.
Modul Interaktif Modul interaktif yang dikembangkan menggunakan teknologi multimedia
memungkinkan menyisipkan teks, grafik, gambar, video, dan animasi sehingga memberikan kondisi interaktif. Tampilan gambar serta animasi dalam modul interaktif akan membantu memvisualkan materi ajar yang disampaikan, sehingga pembaca modul terbantu untuk memahami isi modul dengan mudah dalam memahami konsep yang sulit. Kondisi interaktif akan meningkatkan nilai komunikasi yang snagat tinggi, artinya innformasi tidak hanya dapat dilihat sebagai cetakan, melainkan juga dapat didengar, serta membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan semangat dan memiliki nilai grafis yang tinggi dalam penyajiannya.24 Modul multimedia interaktif atau modul interaktif adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi/ subkompetensi
mata pelajaran
yang diharapkan sesuai
dengan
tingkat
kompleksitasnya.25 Dikatakan interaktif karena pengguna akan mengalami interaksi dan bersikap aktif misal aktif memperhatikan gambar, memperhatikan tulisan yang bervariasi warna atau bergerak, suara, animasi bahkan video dan film. Multimedia adalah peraduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar, grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital digunakan untuk mneyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik.26 Multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi
24
Setiono, Peningkatan Kompetensi Guru Biologi SMP Melalui Modul Interaktif pada Materi Bioteknologi (Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung, 2009), h. 15. 25 Abdullah, Herpratiwi, dan Tarkono, Pengembangan Bahan Ajar Modul Interaktif Konsep Dasar Kerja Motor 4 Lnagkah Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Karang (Artikel FKIP UNILA), h. 5 26 Munir, Op. Cit, h. 2.
17
fungsi
menginformasikan
penggunanya.
pesan
dan
memiliki
interaktifitas
kepada
27
Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik.28 Pada penggunaan multimedia interaktif ini siswa dapat merencanakan kegiatan yang diperlukan untuk dilanjutkan kemudian sehingga siswa dapat belajar dengan cepat, tetapi untuk siswa yang lambat dalam pembelajaran maka dia dapat mengulang kegiatan yang sudah dilalui sehingga dapat memahami apa yang dipelajari. Kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran adalah:29 a. Program multimedia interaktif ini diprogram atau dirancang untuk dipakai oleh siswa secara individual. Saat siswa mengaplikasikan program ini,siswa diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik sehingga keterlibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti. b. Memberikan iklim afeksi secara individual c. Meningkatkan motivasi belajar d. Memberikan umpan balik e. Multimedia interaktif diprogram untuk pembelajaran mandiri, maka control pemanfaatannya sepenuhnya berada pada penggunanya. Di samping keunggulan diatas, multimedia interktif juga memiliki kelemahan, diantaranya: a. Pengembangannya memerlukan adanya tim yang professional b. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama Keunggulan modul interaktif atau modul multimedia interaktif dalam proses pembelajaran adalah:30 a. Daya coba tinggi dan latihan b. Menumbuhkan kreatifitas siswa c. Visualisasi informasi
27
Ibid, h. 110. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h. 152. 29 Ibid, h. 152-153. 30 Abdullah, Herpratiwi, dan Tarkono, Op. Cit, h. 6 28
18
d. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu e. Ada stimulus-respon f. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik g. Visualisasi relevan dengan materi h. Perbandingan teks, visual, dan audio i. Kemasan modul interaktif Dari keunggulan tersebut penggunaan modul interaktif ini sangat berguna baik bagi guru maupun bagi siswa karena dapat memperkuat ingatan tentang materi ajar yang disajikan di dalam modul. Beberapa kemampuan software pembelajaran fisika multimedia interaktif antara lain:31 a. Dapat memberikan informasi secara audio-video serta interaktif sehingga mampu mengakomodir pengguna (siswa) dengan gaya belajar yang beraneka ragam b. Mampu menampilkan berbagai macam demonstrasi fisika, demonstrasi yang dilakukan lebih bersifat mudah, mengurangi kesulitan dalam penyiapan alat, dan mengatasi kelemahan kesalahan alat c. Mampu mensimulasikan berbagai konsep-konsep fisika termasuk konsepkonsep yang unobservable dalam bentuk audio video sehingga menciptakan suasana belajar yang lebih nyata d. Praktis karena berupa software komputer yang dapat disimpan dalam sebuah compact disk sehingga dapat digunakan di mana saja dan kapan saja e. Mampu menciptakan animasi-animasi maupun tampilan-tampilan menarik lainnya serta permainan sehingga menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari fisika.
31
I Nyoman P Suwindra, Rai Sujanem, Dan Iwan Suswandi, Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, Volume 4, Nomor 3, Desember 2010.
19
4.
Hakikakat Belajar dan Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar juga adalah proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.32 Selain itu, belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.33 Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisas berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.34 Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu kativitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, dan lainlain. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya, apresiasi, dan sebagainya.35 Dalam buku Strategi Pembelajaran, Wina Sanjaya menulis: Menurut Hilgard, belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Sehingga belajar dianggap sebagai proses perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.36 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu, sehingga perubahan inilah yang merupakan hasil belajar. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang
32
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2, h. 1. 33 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 3, h. 68. 34 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 1. 35 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 85. 36 Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 110.
20
diperoleh dari serangkaian pengalaman yang dialaminya, sehingga merubah cara berpikir dan cara berinteraksi dengan orang lain. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkn manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1996:51).37 Selain itu, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. 38 Hasil belajar ini seringkali digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.39 Selain itu, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Pada hakikatnya, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku seperti bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.40 Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan seperti pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika), sikap, dan lain-lain.41 Benyamin Bloom, mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar kedalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif saja. Kategori –kategori dalam ranah kognitif ini adalah:42 1) Mengingat (Knowledge) Mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah mengenali (mengidentifikasi) dan mengingat kembali (mengambil). pengetahuan
37
yang
dibuatkan
Proses mengenali adalah mengambil dari
memori
jangka
panjang
untuk
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 45. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 3. 39 Rusman, Op. Cit, h. 123. 40 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 3. 41 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 38. 42 Lorin W Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Jakarta: PustakaPelajar, 2010), Cet ke-1, h. 99. 38
21
membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Sedangkan proses menginga tkembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memeori jangka panjang ketika soalnya menghendaki demikian. 2) Memahami (Comprehension) Memahami adalah mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3)
Mengaplikasikan (Application) Mengaplikasikan adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu. Proses kognitif yang dilakukan siswa dalah mengeksekusi atau melaksanakan dan mengimplementasikan. 4)
Menganalisis (Analysis) Menganalisis
adalah
memecah-mecah
materi
jadi
bagian-bagian
penyusunannya menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah membedakan, mengorganisasikan, dan mendekontruksikan. 5)
Mengevaluasi (Evaluation) Mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan criteria dan/
standar. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah memeriksa dan mengkritik. Memeriksa ini dengan cara mengkoordinasi, mendeteksi, memonitor, dan menguji. 6)
Mencipta Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Proses kognitif yang dilakukan siswa adalah merumuskan atau membuat hipotesis, merencanakan atau mendesain, dan memproduksi atau mengkontruksi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, yaitu Receiving atau attending, responding atau jawaban, valuing (penilaian), organisasi, dan karakteristik nilai. Sedangkan hasil belajar
22
psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni gerakan refleks, keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, keterampilan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan-gerakan skill, dan kemampuan berkomunikasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa hasil belajar adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:43 1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) Faktor yang berasal dalam diri siswa, yaitu: a)
Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kegubagaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas. b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) Banyak faktor yang mempengauhi aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran adalah: tingkat kecerdasan /intelegnsi siswa,sikap siswa,bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) Faktor eksternal siswa terdapat dua macam, yaitu: a)
Lingkungan sosial
43
Muhibbin Syah, Op. Cit, h. 144-156.
23
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan temanteman sekelas dapat mempengaruhi semanagt belajar seorang siswa. Selain itu yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Dan lingkungan yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluaga siswa itu sendiri. b) Lingkungan nonsosial Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) Pendekatan belajar ini dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisisensi proses pembelajaran materi tertentu.
5.
Pembelajaran Fisika
a.
Karakteristik Konsep Suhu dan Kalor Karakteristik dari konsep ini adalah memiliki materi yang padat, sehingga
penyampaian konsep ini harus menarik, mudah dipahami, dan enak dibaca. Selain itu, materi ini bersifat aplikatif artinya konsep ini mudah ditemukan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk divisualisasikan. Serta, materi ini juga bersifat matematis karena pada materi ini terdapat banyak perhitungan matematis.
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Suhu dan Kalor Standar kompetensi pada konsep suhu dan kalor adalah menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. Adapun kompetensi dasar pada konsep ini, yaitu menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah, dan menganalisis cara perpindahan kalor.
24
c.
Peta Konsep Suhu dan Kalor Suhu dan kalor yang dipelajari pada tingkat SMA kelas X mencakup
materi antara lain suhu, pemuaian, kalor, perubahan wujud zat, asas black, dan perpindahan kalor. Seperti yang ditunjukkan oleh peta konsep dibawah ini: Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor
d. Materi Konsep Suhu dan Kalor 1) Suhu Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda atau ukuran jumlah kalor yang terkandung pada benda.44 Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan. Alat yang dirancang untuk dapat mengukur suhu atau temperatur disebut termometer. 45 Termometer yang tergolong kedalam termometer zat cair adalah termometer klinis, termometer dinding, dan termometer maksimum/ minimum. Pada pembuatan termometer memerlukan titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Saat ini kita
44 45
134.
M. Achya Arifudin, Fisika Pelajaran Untuk SMA/MA (Jakarta: Interplus, 2007), h. 122. Joko Sumarsono, Fisika Untuk SMA/ MA Kelas X (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), h.
25
mengenal ada 4 macam skala termometer, yaitu skala celcius, skala Fahrenheit, skala Reamur, dan skala Kelvin. a) Pemuaian i.
Pemuaian Zat Padat Pemuaian pada zat pada pada umumnya dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
perubahan suhu benda, karakteristik bahan, dan ukuran awal benda. Pemuaian yang dialami zat padat diantaranya: Pemuaian panjang berbagai zat bergantung pada koefisien muai panjang. Secara matematis pemuaian panjang dapat dinyatakan sebagai: ∆ =
=
∆
(1 + ∆ )
Keterangan: ∆ = Pertambahan panjang (m) = Koefisien muai panjang bahan (oC-1) ∆ = Perubahan suhu (oC)
= Panjang mula-mula (m) = Panjang akhir (m)
Bila benda padat berbentuk persegi panjang dipanaskan, terjadi pemuaian
dalam arah memanjang dan arah melebar. Pemuaian luas berbagai zat bergantung pada koefisien muai luas. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai:
Keterangan: ∆ = Pertambahan luas (m2) = luas mula-mula (m2)
∆ =
∆
= koefisien muai luas (oC-1) atau = 2
Bila benda padat berbentuk balok dipanaskan, akan terjadi pemuaian dalam
arah memanjang, melebar, dan meninggi. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: ∆ = Pertambahan volume (m3) = volume mula-mula (m3)
ii. Pemuaian Zat Cair
∆ =
∆
= koefisien muai volum (oC-1) atau = 3
Zat cair mengalami pemuaian volume lebih besar dibandingkan pemuaian volume zat padat.
26
iii. Pemuaian Zat Gas Seperti halnya zat padat dan cair, Zat gas juga mengalami pemuaian. Pemuaian pada gas dipengaruhi oleh variabel-variabel suhu (T), volume (V), dan tekanan (P).
2) Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya karena adanya temperature.46 Satuan kalor dalam satuan SI adalah joule. a) Kalor Jenis Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan kemampuannya untuk menyerap kalor. Secara matematis dapat ditulis dalam bentuk persamaan:
Keterangan: = kalor (joule) = massa benda (kg)
=
b) Kapasitas Kalor
.∆
=
. .∆
= kalor jenis benda (J/kgoC) ∆ = perubahan suhu (oC)
Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu benda sebesar 1oC. secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: =
∆
Keterangan: = kalor (joule) = massa benda (kg) = kalor jenis benda (J/kgoC)
46
= .∆
=
.
= kapasitas kalor (J/oC) ∆ = perubahan suhu (oC)
Giancoli, Fisika Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001), cet ke-5, h. 490.
27
c)
Perubahan Wujud Zat
Gambar 2.2 Proses Perubahan Wujud d) Kalor Laten Kalor laten ada dua jenis, yaitu kalor lebur dan kalor didih atau kalau penguapan. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari zat padat menjadi cair. Sedangkan kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu zat dari fase cair ke uap.
Keterangan: Q = kalor (joule) L = kalor laten (J/kg.Co)
e)
=
.
m = massa (kg)
Asas Black Pernyataan Asas Black dan dapat ditulis dalam bentuk persamaan.
f)
Perpindahan Kalor
=
Kalor berpindah dari benda/ sistem bersuhu tinggi ke benda/sistem bersuhu rendah. Kalor dapat berpindah melalui 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan modul interaktif antara lain sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Gunawan dengan penelitiannya yang berjudul “Modul Pembelajaran Interaktif Elektronika Dasar Untuk Program
28
Keahlian Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Menggunakan Macromedia Flash 8”. Penelitian ini melakukan uji penerapan program pada siswa kelas 1 TAV (Teknik Audio video) di SMK Muhammadiyah 1 sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program modul pembelajaran interaktif ini dapat dipakai dan mudah dipahami oleh siswa.47 Penelitian yang dilakukan oleh Rai Sujanem, I Nyoman Puu Suwindra, & I Ketut Tika dengan penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA”. Penelitian ini melakukan penelitian kuasi eksperimen dengan model unequivalence pretestposttest control group design. Hasil penelitiannya adalah nilai rata-rata pemahaman konsep dan hasil belajar fisika kelompok modul kontekstual interaktif berbasis web lebih tinggi dibandingkan kelompok dengan modul kontekstual konvensional.48 Penelitian yang dilakukan oleh Sunyoto dengan penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin”. Penelitian ini dilakukan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan modul pembelajaran interaktif (MPI) dan kelompok kontrol yang tanpa menggunakan modul pembelajaran interaktif. Hasil penelitian ini didapat prestasi belajar siswa SMK bidang keahlian Teknik Mesin yang menggunakan MPI dalam pembelajaran lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang memperoleh materi pelajaran sama tetapi tanpa menggunakan MPI.49 Pada penelitian yang dilakukan oleh Tien Tien Lee dan Kamisah Osman yang berjudul “Interactive Multimedia Module with Pedagogical Agents: 47
Dedi Gunawan, Modul Pembelajaran Interaktif Elektronika Dasar Untuk Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Menggunakan Macromedia Flash 8, jurnal KomuniTi, Vol. 2, No. 1, Juni 2010. 48 Rai Sujanem, I Nyoman Puu Suwindra, & I Ketut Tika Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, ISSN 1979-7109, Volume 3, Nomor 1, April 2009. 49 Sunyoto, Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin, Jurnal PTM, Volume 6,No.1, Juni 2006.
29
Formative Evaluation” didapatkan suatu kesimpulan bahwa hasil belajar dan motivasi belajar siswa rata-rata meningkat.50 Pada penelitian yang dilakukan oleh Nicola Massy-Westropp, Susan Gilbert
Hunt, Shylie
Mackintosh, and
Michael
Lewis
yang berjudul
“Development of an Interactive Online Module to Prepare Students for Learning to Measure Joint Range of Motion” didapatkan suatu kesimpulan bahwa pemahaman siswa tentang materi ini meningkat sehingga hasil belajar pun meningkat.51
C. Kerangka Berpikir Dalam dunia pendidikan selalu dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, agar informasi yang disampaikan mudah diterima oleh keduanya. Penyampaian informasi ini akan membentuk pemahaman siswa terhadap materi. Materi ini disampaikan oleh guru dengan menggunakan buku paket. Namun, guru menyampaikan materi secara konvensional saja tanpa menggunakan media teknologi yang sedang berkembang sekarang, sehingga siswa tidak tertarik untuk memperhatikan. Selain itu, buku paket yang digunakan memiliki materi yang padat, penjabaran rumus yang panjang, tulisan yang tidak berwarna, dan bahasa yang sulit untuk dipahami oleh siswa. Ketika siswa belajar sendiripun siswa sulit untuk mengerti, karena bahasa dari buku paket susah untuk dipahami. Hal ini menyebabkan tingkat keterbacaan siswa terhadap materi sangat kurang. Pada akhirnya, hasil belajar siswa pun menjadi rendah. Oleh karena itu, ide kreativitas baru diperlukan dalam mengembangkan buku paket terkait konsep yang tingkat keterbacaanya masih kurang, yaitu dalam bentuk modul. Dalam penelitian ini, peneliti akan menginovasikan pembuatan modul yang biasanya cetak menjadi modul yang interaktif.
50
Tien Tien Lee dan Kamisah Osman yang berjudul “Interactive Multimedia Module with Pedagogical Agents: Formative Evaluation”, International Education Studies, 2012, h. 50. 51 Nicola Massy-Westropp, Susan Gilbert Hunt, Shylie Mackintosh, and Michael Lewis yang berjudul “Development of an Interactive Online Module to Prepare Students for Learning to Measure Joint Range of Motion”, MERLOT Journal of Online Learning and Teaching, 2011, h. 185.
30
Modul interaktif adalah sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi atau subkompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul interaktif ini dapat membantu siswa untuk memahami materi baik ketika dijelaskan oleh guru maupun belajar sendiri. Dalam modul interaktif siswa dapat melihat animasi mengenai aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu dalam memahami materi. Selain itu, modul tersebut memiliki tampilan yang menarik, sehingga siswa tidak bosan untuk belajar. Kegiatan belajar yang biasanya monoton bisa digantikan dengan kegiatan pembelajaran yang bervariasi. Penjelasan setiap materi akan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan penyajian latihan soal yang dapat dikerjakan oleh siswa, sehingga dapat memenuhi pemahaman siswa terhadap materi. Dengan menggunakan modul interaktif ini diharapkan siswa lebih aktif, keinginan membaca siswa meningkat dan tertarik untuk belajar sendiri, sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.
D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir dan deskripsi teoritis di atas, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah terdapat pengaruh penggunaan modul interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui modul yang diinginkan guru dan siswa, dilakukan di tiga sekolah yang berada di daerah Tangerang Selatan pada 18 Juli-26 Juli 2013. Sekolah tersebut adalah SMA 2 Mei, SMAN 10 Tangerang Selatan, dan SMAN 1 Tangerang Selatan. Penelitian selanjutnya yang bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan modul digital interaktif yang telah didesain terhadap hasil belajar, dilaksanakan di SMAN 10 Tangerang Selatan.
B. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.1 Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi ekperimen (Quasi-experimental) karena melibatkan penggunaan kelompok subjek utuh yang secara alami sudah terbentuk kemudian memberikan perlakuan eksperimen.2
C. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”.3 Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum perlakuan diberikan, pretest dilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang suhu dan kalor. Kemudian perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen berupa penggunaan modul interaktif dalam pembelajaran, sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan diberikan,
1
Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 160. 2 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hal. 334. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 116.
31
32
posttest dilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep ini. Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol
Pretest O1 O1
Perlakuan Postest X1 O2 X2 O2
Keterangan : O1 : Tes awal (pretest) untuk kelas eksperimen dan kontrol O2 : Tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kontrol X1 :Perlakuan menggunakan modul digital interaktif X2 : Perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.4 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: Variabel bebas
: pembelajaran dengan menggunakan modul digital interaktif
Variabel terikat
: hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor
E. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 10 Tangerang Selatan, dengan populasi sasarannya adalah seluruh siswa kelas X di sekolah yang sama. Sampel dalam penelitian ini diambil melalui teknik “purposive sampling”. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.6 Sampel ini terdiri dari dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran secara konvensional, dan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan modul interaktif. 4
Ibid, h. 60. Suharisimi Arikunto, Op. Cit, h. 130. 6 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan peneliti Pemula (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 63. 5
33
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah caracara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Sumber Data Kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas eksperimen
Jenis Data Hasil belajar siswa sebelum diterapkan modul insteraktif dan pembelajaran konvensional Hasil belajar siswa setelah diterapkan modul insteraktif dan pembelajaran konvensional Persepsi siswa mengenai penggunaaan modul interaktif dalam pembelajaran
Teknik Pengumpulan Data Melaksanakan tes awal (pretest)
Instrumen Butir soal pilihan ganda
Melaksanakan tes akhir (posttest)
Butir soal pilihan ganda
Pemberian angket
Angket
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya baik.7 Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes. 1. Instrumen tes Instrumen yang akan digunakan adalah tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal terdiri dari 5 option atau pilihan jawaban. Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai. Instrumen ini mencakup ranah kognitif pada aspek pengetahuan (C1) sampai analisis (C4). Adapun skor yang digunakan untuk [ilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar 7
Suharisimi Arikunto, Op. Cit, h. 160.
34
dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Berikut kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Indikator Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah thermometer Menerapkan termometer dengan skala sembarang Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktorfaktor yang mempengaruhinya Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal
C1
Aspek Kognitif C2 C3 C4
1*
2 3*
4*
5 6*
7* 8*
10 11*
9*
12 13
16
17* 18*
19,
23*
Menerapkan asas Black dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan 35* kalor Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. Jumlah 6 Keterangan: *=butir soal yang valid
24*
14* 15*
31* 32*
20* 21* 22
8
14
3
7,5 %
3
7,5 %
5
12,5 %
4
4
4 28 29* 30* 33* 34
36 37* 38
% soal
3
25* 26* 27*
Jumlah soal
4 4
10 %
7,5 %
10 %
10 %
10 % 10 %
3
7,5 %
39 40*
3
7,5 %
12
40
100%
35
2. Instrumen non tes Instrumen non tes yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket atau skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu.8 Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert yang berbentuk rating-scale, dimana siswa memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan dengan pilihan, yaitu: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), C (Cukup), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju). Adapun kisikisi intrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
No
Indikator Angket
1
Penggunaan modul digital interaktif dalam proses pembelajaran Penyajian materi pada modul digital interaktif Tampilan desain dan ilustrasi modul digital interaktif Jumlah Soal
2 3
Modul Digital Interaktif Positif Negatif
Jumlah Soal
1, 3, 5
2, 4
5
6, 8
7
3
9, 11
10, 12
4
7
5
12
H. Kalibrasi Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk memenuhi kriteria kelayakan atau kualitas suatu instrumen. Ada dua jenis kalibrasi instrumen, yaitu: 1. Kalibrasi Instrumen Tes Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, maka harus memiliki empat kriteria kelayakan yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal. Pemenuhan keempat kriteria tersebut harus melalui pengujian dan perhitungan terlebih dahulu. Berikut ini adalah pengujian dan perhitungan berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian:
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-13, h. 80.
36
a. Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.9 Suatu instrument dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila intrumen tersebut telah dapat mengukur apa yang diukur. Validitas dapat diukur dengan rumus:10 =
−
Keterangan : rpbis :Koefisien korelasi biseral Mp :rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicaari validitasnya Mt : rerata skor total St : standar deviasi dari skor total p : proporsi siswa yang menjawab benar ( = ) q : proporsi siswa yang menjawab salah ( = 1− )
Adapun kriteria penafsiran indeks validitasnya sebagai berikut: 11 Tabel 3.5 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien 0,80-1,00 0,60-0,79 0,40-0,59 0,20-0,39 0,00-0,19
9
Tingkat Hubungan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Nana Sudjana, Op. Cit, h. 12. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
10
79. 11
Ibid, h. 75.
37
Hasil uji validitas instrumen tes dengan menggunakan perhitungan Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
Jumlah Soal
40
Jumlah Siswa
31
Nomor Soal Valid
1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 37, 40
Jumlah Soal Valid
27
Persentase (%)
67,5 %
b. Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran.12Suatu intrumen memiliki tingkat realibilitas yang memadai, bila instrument tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Kuder – Richardson yaitu rumus K-R 20, adalah sebagai berikut:13 =
(
∑
)
Keterangan: r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab item yang benar q : proporsi subjek yang menjawab item yang salah (q = 1-p) Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q n : banyaknya item dalam tes S : standar deviasi dari tes
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cetakan ke-6, hal. 229. 13 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 100.
38
Kriteria reliabilitas terdapat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Interprestasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi 0,70≤ < 1,00 0,50≤ < 0,70 0,00≤ < 0,50
Kriteria Realibilitas Tinggi Sedang Rendah
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan perhitungan Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
r11
0,7
Kesimpulan
Reliabilitas tinggi
c. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:14 =
Keterangan : P : indeks Kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar Js : jumlah seluruh peserta tes
14
Ibid, h. 208.
39
Adapun penentuan kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:15 Tabel 3.9 Kriteria Taraf Kesukaran Interprestasi Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah
Nilai P 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
Hasil perhitungan derajat kesukaran dengan menggunakan Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Butir Soal
Kriteria Soal
Jumlah Soal
Persentase
Mudah
-
0%
Sedang
10
25%
Sukar
30
75%
Jumlah
40
100%
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tingg dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:16 =
−
=
−
Keterangan: D : Daya Pembeda JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah BA : peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Banyaknyakelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar PB : Proporsi peserta kelmpok bawah yang menjawab dengan benar Adapun penentuan kriteria daya pembeda soal didasarkan pada ketentuan berikut :17 15 16
Nana Sudjana, Op. Cit, h. 137. Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 213.
40
Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda Rentang Nilai 0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,70 0,71-1,00
Kriteria Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Hasil uji daya pembeda instrumen tes dengan menggunakan Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kriteria Soal
Butir Soal Jumlah Soal
Persentase
Drop
1
2,5%
Buruk
5
12,5%
Cukup
15
37,5%
Baik
19
47,5%
Baik Sekali
0
0%
Jumlah
40
100%
2. Kalibrasi Instrumen Non tes Pengujian kelayakan intrumen non tes dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Pertimbangan ini berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan dengan butir-butir pernyataan dalam angket yang akan diajukan kepada siswa.18 Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat terlihat pada tabel berikut:
17
Ibid, h. 218. Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitin Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta, 2008), h. 32. 18
41
Tabel 3.13 Uji Validitas Instrumen Non tes No
Aspek yang Diuji
Baik
Kriteria Cukup
Kurang
1
Pengembangan indikator dari setiap tahap pembelajarannya 2 Penskoran terhadap tiap-tiap indikator 3 Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan indikator 4 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan Saran: ................................................................................................ I. Teknik Analisis Data Tes Analisis data bertujuan untuk memperoleh makna dari data tes yang telah terkumpul. Teknik analisis data tes terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji analisis. 1. Prasyarat Analisis Data Sebelum melakukan uji analisis yang berupa uji hipotesis, maka dilakukan beberapa uji prasyarat analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. Uji prasyarat analisis ini mempersyaratkan dua uji yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas data pretest maupun posttest yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan uji Chi-kuadrat dengan langkah perhitungan sebagai berikut: 1) Mencari skor terbesar dan terkecil. 2) Mencari nilai rentangan (R) R= skor terbesar-skor terkecil 3) Mencari banyaknya kelas (BK) = 1 + 3,3 log
(Rumus Sturgess)
4) Mencari nilai panjang kelas (i)
42
=
5) Membuat daftar frekuensi observasi 6) Mencari rat-rata (mean)
=
∑
7) Menentukan simpangan baku (standard deviasi) ∑
=
− (∑ ( − 1)
)
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5. b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: −
=
c) Mencari luas 0–Z dari tabel kurva normal dari 0–Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda padabaris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 9) Mencari chi-kuadrat hitung (
10) Membandingkan
ℎ
ℎ
=
kebebasan (dk) = n-1, dengan criteria: Jika
ℎ
≥
)
(
−
) untuk
= 0,05 dan derajat
,asrtinya distribusi data tidak normal dan
43
Jika
ℎ
≤
,asrtinya distribusi data normal
b. Uji Homogenitas Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji kehomogenitasannya. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji fisher, dengan rumus:19
Dimana S2 =
∑
(
(∑
)
)
=
Membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel untuk kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria sebagai berikut:
= 0,05 dan derajat
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima, yang berarti varians kedua populasi homogen. 2) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua populasi tidak homogen.
2. Analisis Data Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka data akan terbagi menjadi beberapa kondisi, diantaranya adalah data yang terdistribusi normal dan homogen, serta data yang terdistribusi normal dan tidak homogen. Selanjutnya, data ini akan dianalisis dengan uji hipotesis, yaitu uji t. Prinsip uji t adalah membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok. Data yang terdistribusi normal dan homogen menggunakan perhitungan statistik yang berbeda dengan data yang terdistribusi normal dan tidak homogen. a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:20
19 20
M. Subhan, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 161. Sugiyono, Op. Cit, h. 181
44
−
=
1
dimana : =
(
− 1)
+
1
+ ( − 1) + −2
Keterangan: : rata-rata skor kelompok eksperimen 1 : rata-rata skor kelompok kontrol 2 Sg : varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol) S12 : varians kelompok eksperimen S22 : varians kelompok kontrol n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol Adapun langkah-langkah uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut: 1) Mengajukan hipotesis Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan modul digital interaktif terhadap hasil belajar. Ha : Ada pengaruh yang signifikan modul digital interaktif terhadap hasil belajar. 2) Menghitung nilai t hitung dengan rumus uji t 3) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) 4) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05 5) Menguji hipotesis Jika –ttabel
45
b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen Untuk data yang terdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:21 =
1
−
+
2
Penentuan kategori uji hipotetsis berdasarkan uji t didasarkan pada tabel berikut: Tabel 3.14 Kriteria Nilai t Rentang Nilai t thitung > ttabel thitung < thitung
Kategori Ha diterima dan H0 ditolak H0 diterima dan Ha ditolak
J. Analisis Data Non tes Analisis data instrumen non tes pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif. Instrumen non tes berupa angket ini memiliki pernyataan yang terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket berskala 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif jawaban. Untuk makna pernyataan positif, yaitu:22 a) Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 1 b) Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 2 c) Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3 d) Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 4 e) Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 5 Sementara, untuk makna pernyataan negatif, yaitu: a) Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 5 b) Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 4 c) Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3 21 22
Sugiyono, Op. Cit, h. 273 Ibid, 135-136.
46
d) Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 2 e) Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 1 Selanjutnya, data dari angket diolah secara kualitatif menggunakan rumus: P=
100%
Keterangan: P : Persentase respon siswa F : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N : Jumlah responden Penentuan kriteria interval data non tes didasarkan pada tabel 3.15 sebagai berikut:23 Tabel 3.15 Kriteria Interval Data Nontes Interval (%) 81-100% 61-80% 41-60% 21-40% 0-20%
Kriteria Baik sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang
K. Hipotesis Statistik Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Hipotesis alternatif (Ha) :
Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modul digital interaktif terhadap belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
Hipotesisi nol (H0)
:
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep suhu dan kalor.
23
Piet A. Sahertian, Prinsisp dan Teknik Supervisi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 55-56.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada subbab hasil penelitian ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest, posttest, dan angket. 1.
Hasil Pretest Hasil pretest yang diperoleh siswa kelas X-3 sebagai kelas kontrol dan
kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dari penelitian ini dapat disajikan pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Interval Kontrol Eksperimen 5-9 1 2 10 - 14 3 6 15 - 19 6 5 20 - 24 3 7 25 - 29 10 4 30 - 34 7 5 35 - 39 8 6 Jumlah 38 35 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi tersebut terdapat pada lampiran 4A. Dari tabel di atas, diketahui bahwa pada interval nilai 5 – 9 terdapat 1 siswa (2,63%) dikelas kontrol, sementara 2 siswa (5,71%) di kelas eksperimen. Pada interval 10 - 14, di kelas kontrol terdapat 3 siswa (7,89%) dan di kelas eksperimen terdapat 6 siswa(17,14%). Selanjutnya, terdapat 6 siswa (15,78%) di kelas kontrol dan 5 siswa (14,28%) di kelas eksperimen pada interval 15 - 19. Kemudian, pada interval nilai 20 – 24 terdapat 3 siswa (7,89%) di kelas kontrol dan 7 siswa (20%) di kelas eksperimen. Terdapat 10 siswa pada kelas kontrol (26,31%) dan 4 siswa pada kelas ekperimen (11,42%) yang mendapatkan nilai
47
48
25 - 29. Selanjutnya, terdapat 7 siswa (18,42%) dari kelas kontrol yang memperoleh nilai 30 – 34 dan 5 siswa (14,28%) dari kelas eksperimen. Pada interval terakhir untuk hasil pretest yaitu 35 – 39 diperoleh 8 siswa pada kelas kontrol (21,05%) dan 6 siswa pada kelas eksperimen (17,14%). Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai permuasatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Pemusatan dan Penyebaran data Nilai terendah Nilai tertinggi Median Modus Standar deviasi Rata-rata
Kelas Kontrol (X – 3) Eksperimen (X – 1) 5 5 35 35 27,5 22,71 28 21,5 8,55 9,49 26,84 23,78
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi tersebut terdapat pada lampiran 4A. Dari tabel di atas, diketahui bahwa pada kelas kontrol dan kelas ekperimen diperoleh nilai terendah sebesar 5. Untuk nilai tertinggi pada kelas kontrol dan kelas ekperimen sebesar 35. Selain itu, median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 27,5 sementara median untuk kelas eksperimen sebesar 22,71. Di kelas kontrol diperoleh modus atau nilai yang sering muncul yaitu 28, sementara di kelas ekperimen diperoleh modus yaitu 21,5. Nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 26,84 sedangkan rata-rata kelas ekperimen sebesar 23,78.
2.
Hasil Posttest Hasil posttest yang diperoleh siswa kelas X-3 sebagai kelompok kontrol
dan kelas X-1 sebagai kelas ekperimen dari penelitian ini disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
49
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Interval Kontrol Eksperimen 44 – 49 2 0 50 – 55 3 3 56 – 61 5 9 62 – 67 10 5 68 – 73 6 6 74 – 79 7 4 80 – 85 5 8 Jumlah 38 35 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi tersebut terdapat pada lampiran C2. Dari tabel di atas, diketahui bahwa pada interval 44 – 49 terdapat 2 siswa (5,26%) dari kelas kontrol dan 0 siswa (0%) dari kelas eksperimen. Pada interval 50 – 55, di kelas kontrol terdapat 3 siswa (7,89%) dan di kelas ekperimen terdapat 3 siswa (8,57%). Selanjutnya, terdapat 5 siswa (13,15%) di kelas kontrol dan 9 siswa (25,71%) di kelas eksperimen pada interval 56 - 61. Kemudaian, pada interval 62 – 67 terdapat 10 siswa (26,31%) di kelas kontrol dan 5 siswa (14,28%) di kelas eksperimen. Terdapat 6 siswa pada kelas kontrol (15,78%) dan 6 siswa pada kelas ekperimen (17,14%) yang mendapatkan nilai 68 - 73. Selanjutnya, terdapat 7 siswa (18,42%) di kelas kontrol yang memperoleh nilai 74 – 79 dan 4 siswa (11,42%) di kelas ekperimen. Pada interval terakir untuk hasil posttest yaitu 80-85 diperoleh 5 siswa pada kelas kontrol (13,15%) dan 8 siswa pada kelas ekperimen (22,85%). Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai permuasatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini:
50
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest Kelas
Pemusatan dan Penyebaran data Nilai terendah Nilai tertinggi Median Modus Standar deviasi Rata-rata
Kontrol (X – 3) 45 75 64 62,27 8,44 64,36
Eksperimen (X – 1) 50 85 68 59,1 10,28 68,44
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi tersebut terdapat pada lampiran 4B. Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh oleh kelas kontrol sebesar 45, sementara untuk kelas ekperimen sebesar 50. Untuk nilai tertinggi pada kelas kontrol yaitu 7, sedangkan pada kelas ekperimen sebesar 85. Selain itu, median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 64 sementara median untuk kelas eksperimen sebesar 68. Di kelas kontrol diperoleh modus atau nilai yang sering muncul yaitu 62,27, sementara di kelas ekperimen diperoleh modus yaitu 59,1. Nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 64,36 sedangkan rata-rata kelas ekperimen sebesar 68,44.
3.
Rekapitulasi Data Hasil Belajar
a.
Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas kontrol dan
eksperimen, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut: Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest & Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Pemusatan dan Penyebaran data Nilai terendah Nilai tertinggi Median Modus Standar deviasi Rata-rata
Kelas Kontrol (X-3) Pretest Posttest 5 45 35 75 27,5 64 28 62,27 8,55 8,44 26,84 64,36
Kelas Eksperimen (X-1 Pretest Posttest 5 50 35 85 22,71 68 27,50 59,10 9,49 10,28 23,78 68,44
51
Dari tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai terendah saat pretest pada kelas kontrol 5 dan nilai terendah saat posttest 45. Pada kelas eksperimen nilai terendah saat pretest 5 dan nilai terendah saat posttest 50. Selanjutnya, pada kelas kontrol nilai tertinggi saat pretest sebesar 35 dan nilai tertinggi saat posttest 75. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai pretest sebesar 35 menjadi 85 saat posttest. Kemudian, pada kelas kontrol diperoleh median atau nilai tengah saat pretest 27,5 dan saat posttest 64. Pada kelas eksperimen diperoleh median atau nilai tengah saat pretest 22,71 dan saat posttest 68. Nilai yang sering muncul atau modus saat pretest di kelas kontrol sebesar 28 dan saat posttest 62,27. Modus saat pretest di kelas eksperimen sebesar 27,5 dan saat posttest 59,10. Selanjutnya, standar deviasi pada kelas kontrol ketika pretest sebesar 8,55 dan berubah menjadi 8,44 saat posttest. Standar deviasi pada kelas eksperimen sebesar 9,49 saat pretest dan 10,28 saat posttest. Nilai rata-rata pada kelas kontrol saat pretest sebesar 26,84 sementara pada kelas eksperimen sebesar 23,78. Pada saat posttest nilai rata-rata kelas kontrol mencapai 64,36 sedangkan kelas ekperimen sebesar 68,44. Artinya, kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen saat pretest. Namun, ketika posttest nilai rata-rata kelas eksperimen menjadi lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini berarti terjadinya peningkatan nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 37,52 dan pada kelas ekperimen sebesar 44,66. Artinya, peningkatan nilai rata-rata pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol.
52
b. Kemampuan Berpikir Kognitif Hasil belajar fisika siswa untuk setiap jenjang kognitif dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini: 90% 80%
76%
82%
79%
84% 67%
Persentase (%)
70%
57% 58%
60%
55% Pretest Kontrol
50% 40% 30% 20%
Posttest Kontrol
33% 31%
31%
20% 22%
18%
23%
Pretest Eksperimen 18%
Posttest Eksperimen
10% 0%
C1
C2
C3
C4
Ranah Kognitif
Gambar 4. 1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pada Jenjang Kognitif Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa persentase hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Pada saat pretest, persentase siswa pada kelas kontrol untuk kemampuan mengingat (C1) sebesar 31%, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 18%. Untuk kemampuan memahami (C2) persentase siswa pada kelas kontrol sebesar 33%, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 31%. Pada kelas kontrol persentase siswa untuk kemampuan menerapkan (C3) sebesar 20%, sedangkan persentase siswa pada kelas eksperimen sebesar 22%. Persentase kemampuan menganalisis (C4) siswa pada kelas kontrol sebesar 23% dan 18% pada kelas eksperimen. Selanjutnya, pada saat posttest presentase kemampuan mengingat (C1) siswa pada kelas kontrol sebesar 76%, sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 82%. Untuk kemampuan memahami (C2) persentase siswa pada kelas kontrol sebesar 79%, sedangkan pada kelas eksperimen meningkat sebesar 84%. Persentase kemampuan menerapkan (C3) siswa pada kelas kontrol sebesar 57%,
53
sedangkan persentase siswa pada kelas eksperimen sebesar 58%. Persentase siswa pada kelas kontrol untuk kemampuan menganalisis (C4) sebesar 55% dan 67% pada kelas eksperimen. Adapun peningkatan hasil belajar fisika siswa pada setiap jenjang kognitif dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 70%
64%
60%
Persentase (%)
50%
53% 45%
49%
46% 37% 36%
40%
32%
30%
Kontrol Eksperimen
20% 10% 0%
C1
C2
C3
C4
Ranah Kognitif
Gambar 4. 2 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pada Ranah Kognitif Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa hasil belajar kelas kontrol meningkat pada kemampuan mengingat (C1) sebesar 45%, memahami (C2) sebesar 46%, menerapkan (C3) sebesar 37%, dan menganalisis (C4) sebesar 32%. Sementara hasil belajar kelas ekperimen meningkat pada kemampuan mengingat (C1) sebesar 64%, memahami (C2) sebesar 53%, menerapkan (C3) sebesar 36%, dan menganalisis (C4) sebesar 49%.
4.
Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a.
Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji kai kuadrat (chi square) digunakan untuk
pengujian normalitas dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest kedua kelas. Berikut adalah hasil yang diperoleh dari uji normalitas:
54
Statistik Nilai X2 hitung Nilai X2tabel Keputusan
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Pretest Posttest Kelas Kelas Kelas Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen 6,92 5,71 3,73 6,05 12,59 12,59 11,07 Data Data Data Data terdistribusi terdistribusi terdistribusi terdistribusi normal normal normal normal
Perhitungan uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai X2 2
nilai kai kuadrat pada taraf signifikan 5%. Nilai X
tabel
hitung
diambil dari tabel
data pretest di kelas
kontrol sebesar 6,92 dan kelas eksperimen sebesar 5,71 sementara nilai X2
tabel
sebesar 12,59. Sehingga diambil keputusan bahwa pengujian hipotesis normalitas untuk data pretest yaitu X2
hitung
< X2
tabel,
maka dinyatakan data terdistribusi
normal. Sedangkan nilai X2 hitung data posttest di kelas kontrol sebesar 3,73 dengan X2
tabel
sebesar 12,59 dan X2
hitung
kelas eksperimen sebesar 6,05 dengan X2
tabel
sebesar 11,07. Sehingga diambil keputusan bahwa pengujian hipotesis normalitas untuk data posttest yaitu X2
hitung
< X2
tabel,
maka dinyatakan data terdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas Dalam penelitian ini, uji Fisher (Uji F) digunakan untuk pengujian homogenitas dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest kedua kelas. Berikut adalah hasil yang diperoleh dari uji homogenitas: Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Statistik Nilai Varians Nilai Fhitung Nilai Ftabel Keputusan
Posttest Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen 9,49 8,44 10,28 1,23 1,48 1,79 Homogen Homogen
Kelas Kontrol 8,55
55
Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 6. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai Ftabel diambil dari tabel F statistik pada taraf signifikan 5%. Nilai Fhitung data pretest di kelas kontrol dan eksperimen sebesar 1,23 sementara nilai Ftabel sebesar 1,79. Sehingga diambil keputusan pengujian hipotesis homogenitas untuk data pretest yaitu Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan kedua data homogen. Sedangkan nilai Fhitung data posttest di kelas kontrol dan eksperimen sebesar 1,48 dengan Ftabel sebesar 1,79. Sehingga diambil keputusan pengujian hipotesis homogentas untuk data posttest yaitu Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan kedua data homogen. Artinya,kedua kelas memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun saat posttest.
5.
Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data
terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis tes parametrik. Hasil perhitungan nilai thitung dapat dilihat pada tabel 4. 7 berikut: Tabel 4. 8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Statistik thitung ttabel Keputusan
Pretest 1,48
Posttest 2,82 1,994
ditolak
diterima
Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran 7. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai ttabel diambil dari tabel t statistik pada taraf signifikan 5%. Nilai thitung data pretest sebesar 1,48 sementara nilai ttabel sebesar 1,994. Sehingga diambil keputusan pengujian hipotesis untuk data pretest yaitu thitung < ttabel, maka dinyatakan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat pengaruh modul interaktif sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan nilai thitung data posttest sebesar 2,82 sementara nilai ttabel sebesar 1,994. Sehingga diambil keputusan pengujian hipotesis homogentas untuk data posttest yaitu thitung > ttabel, maka dinyatakan Ha diterima. Artinya, terdapat pengaruh modul digital interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor.
56
6.
Hasil Analisis Data Angket Hasil data angket rekapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa
untuk setiap indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4. 8 berikut ini: Tabel 4. 9 Hasil Angket Respon Siswa No 1 2 3
Indikator Angket Penggunaan modul digital interaktif dalam proses pembelajaran Penyajian materi pada modul digital interaktif Tampilan desain dan ilustrasi modul digital interaktif Rata-rata
Modul Digital Interaktif Persentase Kesimpulan 70%
Baik
69%
Baik
73%
Baik
71%
Baik
Perhitungan data angket secara rinci dapat dilihat pada lampiran 8. Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penggunaan modul digital interaktif pada pembelajaran fisika konsep suhu dan kalor memperoleh hasil baik. Artinya, siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan modul digital interaktif dalam pembelajaran fisika.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini terlihat dari data posttest yang memiliki nilai thitung sebesar 2,82 dan ttabel sebesar 1,994, sehingga nilai thitung > ttabel. Selain itu, peningkatan nilai rata-rata (mean) siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, dimana peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 44,66 dan kelas kontrol sebesar 37,52. Keadaan ini menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan modul digital interaktif memiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan siswa yang menggunakan buku paket. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anjar kustantoro, Soesanto dan Heri Yudiono yang berjudul “Pengaruh Modul Interaktif
57
terhadap Hasil Belajar Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan Siswa Teknik Otomotif”, menunjukkan bahwa penggunaan modul interaktif saat pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.1 Pembelajaran menggunakan modul digital interaktif membuat siswa tertarik untuk belajar fisika. Hal ini dikarenakan pembahasan materi dalam modul digital interaktif mudah untuk dipahami, sehingga tingkat keterbacaan siswa meningkat. Ini terbukti dengan adanya peningkatan pada hasil posttest kelas eksperimen untuk setiap jenjang kognitif yaitu, kemampuan mengingat (C1) meningkat 82%, memahami (C2) meningkat 84%, menerapkan (C3) meningkat 58%, dan menganalisis (C4) meningkat 67%. Hal ini sejalan dengan penelitian Wijayanti yang menyatakan bahwa keinginan siswa untuk membaca merupakan faktor penting untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang lebih baik. 2 Penggunaan modul digital interaktif dapat meningkatkan kemampuan mengingat (C1). Di dalam modul digital interaktif terdapat penjelasan materi yang jelas, video dan gambar yang membantu siswa untuk mengingat materi yang telah dibaca. Adanya interaksi antara siswa dan modul digital interaktif membuat siswa cepat menangkap apa yang telah disajikan. Hal ini didukung dari hasil angket, dimana pada indikator penggunaan modul digital interaktif dalam proses pembelajaran terkategori baik. Senada dengan hasil penelitian Mell Silberman yang mengungkapkan bahwa dengan menambah audio-visual pada pembelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Bahkan, waktu yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai 40% ketika visual digunakan untuk menambah presentasi verbal.3 Penggunaan modul digital interaktif juga dapat meningkatkan kemampuan memahami (C2). Di dalam modul digital interaktif terdapat ilustrasi dan animasi yang membantu siswa dalam memahami materi. Hal ini mendukung pendapatnya 1
Anjar kustantoro, Soesanto dan Heri Yudiono, Pengaruh Modul Interaktif terhadap Hasil Belajar Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan Siswa Teknik Otomotif, Automotive Science and Education Journal, 2012, h. 14. 2 Wijayanti, Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II pada Mahasiswa Semester Iii Akbid Mitra Husada Karanganyar, Jurnal Kesmadaska Volume 2 Nomor 1, Januari 2011, h. 53. 3 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), h. 302.
58
Utami bahwa animasi menjadi pilihan untuk menunjang proses belajar yang menyenangkan,
menarik dan
memperkuat
motivasi
siswa, serta untuk
menanamkan pemahaman pada siswa tentang materi yang diajarkan.4 Selain itu, Lee dan Owens menyatakan bahwa pelajaran yang dibuat visualisasi ke dalam bentuk gambar animasi lebih bermakna dan menarik, lebih mudah diterima dan dipahami.5 Pembelajaran di kelas dengan modul digital interaktif kurang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menerapkan (C3). Hal ini dikarenakan pada modul interaktif penjelasan rumus terlalu singkat dan latihan soal untuk mengasah kemampuan menerapkan ini kurang banyak, sehingga siswa kurang mampu untuk menerapkan rumus yang ada dalam soal. Keadaan ini terlihat saat pembelajaran di kelas, siswa sebentar saja untuk mengerjakan soal yang menerapkan rumus tanpa mencoba untuk mengerjakan soal yang lain lagi. Selain itu, siswa kurang mengaitkan antara penerapan rumus dengan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari, dibandingkan dengan penjelasan yang terdapat dalam buku paket. Buku paket selalu mengaitkan antara penerapan rumus dengan aplikasi materi, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menerapkan rumus dalam soal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Suharyadi, Anna Permanasari, dan Hernani menyatakan bahwa hampir seluruh guru
mengakui
buku
paket
telah
mengaplikasikan konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari.6 Kemampuan menganalisis (C4) siswa juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan modul digital interaktif. Materi dan latihan soal analisis yang disajikan dalam modul digital interaktif membuat siswa terbiasa untuk mengerjakan soal yang diberikan dan pemberian evaluasi setelah pembelajaran mampu mengaktifkan siswa untuk menghasilkan cara yang terbaik untuk 4
Indra Sakti, Pengaruh Media Animasi Fisika Dalam Model Pembelajaran Langsung (direct instruction) Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri Kota Bengkulu, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013, h. 494. 5 Kadek Sukiyasa dan Sukoco, Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif, Jurnal Pendidikan Vokasi, Volume 3 Nomor 1, Februari 2013, h. 128. 6 Suharyadi, Anna Permanasari, dan Hernani, Pengembangan Buku Ajar Berbasis Konstektual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Volume 1 Nomor 1, Mei 2013, h. 63.
59
menjawab soal dan bertukar informasi dengan sesama teman. Selain itu, di dalam modul digital interaktif terdapat animasi dan grafik yang membantu siswa untuk memvisualisasikan keadaan fisika, sehingga siswa mampu menganalisis keadaan tersebut pada sebuah soal. Hal tersebut terlihat dari hasil angket, dimana pada indikator penyajian materi dan tampilan desain dalam modul digital interaktif termasuk dalam kategori baik. Artinya, selama proses pembelajaran siswa mampu menyelesaikan persoalan dengan baik dan ide pengerjaan untuk setiap masalah berhasil untuk dianalisis dan selesai dikerjakan. Hasil pengamatan sepintas saat di kelas, setiap siswa yang sudah selesai belajar dengan modul akan mengulang untuk mengerjakan soal jika belum selesai. Jadi, pengajaran modul cocok digunakan untuk melatih kemandirian siswa karena pada umumnya pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru.7 Penggunaan modul digital interaktif dalam pembelajaran juga memiliki kelebihan lain, yaitu: pertama, pemanfaatan waktu dengan modul digital interaktif lebih efektif. Penyajian materi dalam modul interaktif membuat siswa cepat untuk paham, sehinga mengefisiensikan alokasi waktu untuk pembelajaran. Kedua, tampilan dan background modul digital interaktif menarik siswa untuk belajar fisika, sehingga termotivasi untuk membaca dan belajar. Hal ini terlihat dari angket siswa yang menunjukkan bahwa tampilan desain dan ilustrasi modul digital interaktif termasuk dalam kategori baik. Ketiga, interaktivitas siswa dengan modul digital interaktif selalu ada setelah melihat animasi materi. Pada animasi materi selalu ada pertanyaan singkat yang menunjukkan siswa paham dengan animasi tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran dengan modul digital interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, inovasi bahan ajar modul digital interaktif ini lebih baik dibandingkan penggunaan buku paket biasa. Tetapi penggunaan modul interaktif juga terdapat kelemahan dibandingkan dengan buku paket biasa, yaitu ketersediaan fasilitas komputer di sekolah. Hal ini terlihat saat proses 7
Dwito Purnomo, Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Biologi, h. 3.
60
pembelajaran di sekolah, setiap komputer digunakan oleh dua siswa. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian M. Zumar Arifin yang menyatakan bahwa penggunaan satu komputer untuk dua atau lebih siswa mengakibatkan proses pembelajaran kurang berjalan lancar.8
8
M. Zumar Arifin, Hubungan Persepsi tentang Fasilitas Laboratorium Komputer dan Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas XI SMA Negeri 1 Gamping, Jurnal Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, h. 2.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan modul digital interaktif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. Hal ini terlihat dari data posttest yang memiliki nilai thitung > ttabel. Selain itu, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol. Pembelajaran menggunakan modul digital interaktif terbukti lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Ditinjau dari hasil angket siswa yang berada pada kategori baik (71%) diketahui bahwa siswa memberikan respon positif terhadap penggunaan modul digital interaktif saat pembelajaran.
B. Saran Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan, untuk pengembangan ke depan saran yang dapat diberikan adalah: 1.
Pada
tombol
navigasi
media
didesain
lebih
efektif,
agar
dapat
mempermpermudah penggunaan modul interaktif. 2.
Pada modul digital interaktif diperbanyak latihan soal, agar kemampuan menerapkan (C3) siswa lebih baik.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Herpratiwi, dan Tarkono, Pengembangan Bahan Ajar Modul Interaktif Konsep Dasar Kerja Motor 4 Lnagkah Kelas X di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Karang (Artikel FKIP UNILA) Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Jakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, M. Zumar. Hubungan Persepsi tentang Fasilitas Laboratorium Komputer dan Keaktifan Belajar dengan Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas XI SMA Negeri 1 Gamping, Jurnal Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Riduwan, 2011. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Arifudin, M. Achya. 2007. Fisika Pelajaran Untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus. Arikunto, Suharisimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Daryanto. 2013. Menyusun Modul (Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar). Yogyakarta: Gava Media. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Dierektorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendiidkan dn Tenaga Kependidikan Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Giancoli. 2011. Fisika Jilid 1, Jakarta: Erlangga. Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Gunawan, Dedi. 2010. Modul Pembelajaran Interaktif Elektronika Dasar Untuk Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Menggunakan Macromedia Flash 8, Jurnal KomuniTi, Vol. 2, No. 1.
62
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Herlanti, Yanti. 2008. Tanya Jawab Seputar Penelitin Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta. Kustantoro, Anjar, Soesanto dan Heri Yudiono. 2012. Pengaruh Modul Interaktif terhadap Hasil Belajar Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan Siswa Teknik Otomotif, Automotive Science and Education Journal. Lee, Tien Tien dan Kamisah Osman yang berjudul. 2012. Interactive Multimedia Module with Pedagogical Agents: Formative Evaluation”, International Education Studies. Westropp, Nicola Massy, Susan Gilbert Hunt, Shylie Mackintosh, and Michael Lewis. 2011. Development of an Interactive Online Module to Prepare Students for Learning to Measure Joint Range of Motion”, MERLOT Journal of Online Learning and Teaching. Meilinda. 2009. E-Modul Interaktif Berbasis Kontruktivisme pada Materi Genetika untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Biologi SLTP, ( Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung). Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Munir. 2012. Multimedia Konsep Dan Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press. Purnomo, Dwito. Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan
63
Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Biologi. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sahertian, Piet A. 2008. Prinsisp dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sakti, Indra. 2013. Pengaruh Media Animasi Fisika Dalam Model Pembelajaran Langsung (direct instruction) Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri Kota Bengkulu, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Setiono. 2009. Peningkatan Kompetensi Guru Biologi SMP Melalui Modul Interaktif pada Materi Bioteknologi (Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung). Subhan, M. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharyadi, Anna Permanasari, dan Hernani. 2013. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Konstektual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Volume 1 Nomor 1. Sujanem, Rai. 2009. I Nyoman Puu Suwindra, & I Ketut Tika. Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, ISSN 19797109, Volume 3, Nomor 1.
64
Sukiyasa, Kadek dan Sukoco. 2013. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif, Jurnal Pendidikan Vokasi, Volume 3 Nomor 1. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan. Sunyoto. 2006. Efektivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin, Jurnal PTM, Volume 6, No.1. Suwindra, I Nyoman P, Rai Sujanem, Dan Iwan Suswandi. 2010. Pengembangan Modul Software Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Volume 4, Nomor 3. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Usman, Basyrudin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta : PT Bumi Aksara. Widodo, Chomsin S. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wijaya, Cece, dkk. 1992. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wijayanti. 2011. Hubungan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II pada Mahasiswa Semester III Akbid Mitra Husada Karanganyar, Jurnal Kesmadaska Volume 2 Nomor 1.
65
Lampiran A Perangkat Pembelajaran
1. RPP Kelas Eksperimen 2. RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan Materi Pelajaran Materi Pokok Kelas/ Semester Waktu Pertemuan Ke-
: SMA Negeri 10 Tangerang Selatan : Fisika : Suhu dan Kalor : X/ 2 : 2 x 45 menit :1
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B.
Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
C. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer 2. Menerapkan termometer dengan skala sembarang 3. Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya 4. Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
66
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui modul interaktif, siswa dapat menjelaskan pengertian suhu 2. Melalui modul interaktif, siswa dapat mengkonversi skala setiap jenis termometer dengan skala sembarang 3. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat memahami pengertian pemuaian 4. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat membedakan antara pemuaian panjang, luas, dan volume. 5. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat membedakan pemuaian zat cair dan gas. 6. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian panjang 7. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian luas 8. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan pemuaian volume E. 1.
Materi Pembelajaran Materi pokok Suhu dan pemuaian pada zat padat, cair, dan gas. 2. Uraian Materi Suhu adalah derajat panas dingin suatu benda. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer ini memiliki sifat termometrik zat yang berubah jika dipanaskan.
Pemuaian adalah bertambahanya ukuran suatu benda karna adanya kenaikan suhu. Pemuain ini terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pemuain pada zat padat ini terjadi pada muai panjang, luas, dan volume.
67
a.
Pemuaian panjang Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan: ∆ = . .∆ ∆ = (1 + . ∆ ) dengan: L = panjang benda saat dipanaskan (m) α= koefisien muai linier/panjang (/oC) L0 = panjang benda mula-mula (m) Δ T = perubahan suhu (oC)
b.
Pemuaian luas Apabila suatu benda berbentuk bidang atau luasan, misalnya bujur sangkar tipis dengan sisi L0, dipanaskan hingga suhunya naik sebesar ΔT , maka bujur sangkar tersebut akan memuai pada kedua sisinya. Diperoleh luas benda saat dipanaskan seperti berikut ini: ∆ = . .∆ = (1 + . ∆ ) dengan: A = luas benda saat dipanaskan (m2) β= 2 α = koefisien muai luas (/oC) A0 = luas benda mula-mula (m2) Δ T = perubahan suhu (oC) c.
Pemuaian volume Apabila suatu benda berbentuk volume atau padatan, misalnya kubus dengan sisi L0 dipanaskan hingga suhunya naik sebesar ΔT , maka kubus tersebut akan memuai pada setiap sisinya. perubahan volume akibat pemuaian, yaitu: ∆ = . .∆ = (1 + . ∆ ) dengan: V = volume benda saat dipanaskan (m3) γ = 3 α = koefisien muai volume (/oC) V0 = volume benda mula-mula (m3) ΔT = perubahan suhu (oC)
68
Pemuaian zat cair terjadi saat adanya bertambahnya ukuran zat cair pada sutau wadah ketika suhunya naik. Sebagian besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu. Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu 0 oC dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4 oC. Kemudian, suhu diatas 4 oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap bertambahnya suhu. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Pemuaian zat gas terjadi saat pergerakan partikel gas dalam wadah semakin cepat karena suhu yang semakin tinggi. F.
Metode Pembelajaran Metode: ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan pembelajaran Tahap Pembelajaran
Apersepsi Pendahuluan (10 menit)
Motivasi
Inti (60 menit)
Eksplorasi Elaborasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru 1. Membuka pelajaran 2. Melalui modul interaktif, guru menyajikan video, disertai beberapa pertanyaan untuk menggugah keingintahuan siswa “mengapa rel kereta api harus dipasang renggang? mengapa kabel listrik juga dipasang kendur?” 1. Melalui modul interaktif, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa 2. Mengintruksikan siswa untuk membuka modul interaktif 1. Melalui modul interaktif, guru memberikan tes prasyarat kemampuan sebagai syarat untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya 1. Mengintruksikan kepada siswa untuk membaca modul interaktif tentang suhu dan pemuaian
Siswa 1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas memimpin berdoa 2. Mengamati video yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan guru
Nilai Karakter Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
1. Menyimak penjelasan gru dan merasa termotivasi untuk mulai belajar 2. Mulai membuka modul interaktif untuk dipelajari
Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
1. Menjawab tes prasyarat kemampuan untuk dapat melanjutkan materi berikutnya 1. Mencoba memahami teori tentang suhu dan pemuaian yang terdapat dalam
Mandiri, percaya diri Mandiri, rasa ingin tahu, aktif
69
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan Penutup (20 menit) Evaluasi
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami 1. Melalui modul digital interaktif, guru mengintruksikan siswa untuk mengerjakan latihan soal 2. Setelah siswa menjawab pertanyaan, maka otomatis layar akan menampilkan penyelesaian soalnya, dan siswa diminta untuk mencatat halhal yang dianggap penting. 3. Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran 1. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran 1. Memberikan soal kepada siswa sebagai indikator keberhasilan siswa dan sebagai review pelajaran hari ini. 2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran
2. 1. 2. 3.
modul interaktif Mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami Mencoba mengerjakan contoh soal yang terdapat dalam modul interaktif Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting Menerima hadiah yang diberikan guru
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
1. Mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memperdalam pemahaman siswa 2. Mendengarkan infomasi dari guru dan menutup pelajaran
Mandiri, jujur, percaya diri
Mandiri, percaya diri, aktif, cinta ilmu Mandiri, percaya diri, jujur
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga b. Kanginan, Marthen. 1995. Fisika 2000. Jakarta: Erlangga c. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika utuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan d. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan e. Modul interaktif
70
2. Media Pembelajaran a. Perlengkapan KBM dan komputer I.
J.
Evaluasi 1. Jenis Evaluasi : Tes Tertulis 2. Bentuk tes : pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Proses a. Bagan Partisipasi (Psikomotorik dan Afektif) 2. Penilaian Akhir
Ciputat, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Mukhlas, S. Pd NIP.19711106 200604 1 010
Maret 2014
Peneliti
Iin Safrina NIM. 109016300022
71
Lampiran 1 Penilaian Proses (Psikomotorik) BAGAN PARTISIPASI Nama : …………………………………… Kelas : …………………………………… No. 1. 2. 3. 4. Keterangan: Kriteria skala penilaian :
Aspek yang Dinilai
1
2
Skor 3
4
5
Tekun dalam belajar Menggunakan waktu sangat efektif Aktif dalam bertanya dan berpendapat Memperhatikan penjelasan guru
5 = kegiatan sangat baik 4 = kegiatan baik 3 = kegiatan cukup 2 = kegiatan kurang 1 = kegiatan sangat kurang Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skor sesuai dengan kriteria skala penilaian. =
72
Lampiran 2 Penilaian Proses (Afektif) BAGAN PARTISIPASI Nama : ………………………………. Kelas : ………………………………. No.
Aspek yang Dinilai
1.
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan Disiplin dalam mengikuti pembelajaran Sopan santun dalam mengemukakan pendapat
2. 3. 4.
A
Skala Penilaian B C D
E
Keterangan: Kriteria skala penilaian :
A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang E = kurang sekali
Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skala penilaian sesuai dengan kriteria skala penilaian.
73
Lampiran 3 Penilaian Akhir (Kognitif) Penilaian Akhir (Melalui Modul Interaktif) No 1.
2.
3.
4.
5.
Soal Pada termometer X, titik beku air adalah 20oX dan titik didih air adalah 220oX. Bila sebuah benda diukur dengan termometer celcius suhunya 40oC, maka bila diukur dengan termometer X, maka suhunya adalah... a. 80 oX d. 90 oX o b. 100 X e. 130 oX o c. 120 X Bertambah panjang dan lebar ukuran suatu benda akibat kenaikan suhu disebut… a. Pemuaian d. pemuaian ruang b. pemuaian luas e. Pemuaian volume c. Pemuaian panjang Sebatang baja dengan panjang 2 m dipanasi dari suhu 290 K sampai 540 K, dengan koefisien muai panjang baja adalah 1,2x10-5 K-1. Maka Pertambahan panjang baja adalah…
a. 0,006 m d. 1,006 m b. 0,008 m e. 1,008 m c. 0,003 m Panjang sebuah batang perunggu adalah 12 cm pada suhu 20oC. batang itu dipanasi hingga panjanya menjadi 120,136 mm. maka suhu batang pada akhir pemanasan adalah… (α=19x10-6/oC) a. 70 oC d. 100 oC o b. 80 C e. 110 oC o c. 90 C Salah satu contoh pemanfaatan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari adalah, kecuali… a. Pemasangan rel kereta d. setrika
Jawaban
Skor
B
20
C
20
A
20
B
20
C
20
74
b. c.
bel listrik Pemasangan kerangka pesawat terbang
e. Pemasangan kabel listrik Total Skor
100
75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan Materi Pelajaran Materi Pokok Kelas/ Semester Waktu Pertemuan Ke-
: SMA Negeri 10 Tangerang Selatan : Fisika : Suhu dan Kalor : X/ 2 : 2 x 45 menit :2
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B.
Kompetensi Dasar 4.2 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.
C. Indikator Pencapaian 1. Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari 2. Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal 3. Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari 4. Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal 5. Menerapkan asas Black dalam kehidupan sehari-hari
75
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui modul interaktif, siswa dapat menyebutkan pengertian kalor dan kalor jenis 2. Melalui modul interaktif, siswa dapat menyebutkan pengertian kapasitas kalor 3. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan soal kalor dan kapasitas kalor 4. Melalui animasi modul interaktif, siswa dapat menjelaskan perubahan wujud dalam kehidupan sehari-hari 5. Melalui modul interaktif, siswa dapat memformulasikan perhitungan kalor lebur dan kalor didih 6. Melalui modul interaktif, siswa dapat menganalisis soal asas Black dalam kehidupan sehari-hari E. 1. 2.
Materi Pembelajaran Materi pokok Kalor, kapasitas kalor, dan asas Black Uraian Materi
Kalor atau bahang adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya usaha atau kerja yang dilakukan pada sistem. Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan suhunya O 1 C. Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule.Ka lor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1kg massa benda dan setiap 1 °C kenaikan suhu. Kapasitas kalor ( C ) adalah banyaknya ka lor yang digunakan untuk menaikkan suhu benda setiap 1 °C. Q= m.c.∆ Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai Hukum Kekekalan Energi Kalor, yang berbunyi:
Kalor yang dilepas = Kalor yang diserap Q1 = Q 2 Persamaan tersebut berlaku pada pertukaran kalor,yang selanjutnya disebut Asas Black.
76
Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Ketika suatu zat berubah wujud dari padat ke cair, atau dari cair ke gas, sejumlah energi terlibat pada perubahan wujud zat tersebut. Kalor lebur dan kalor penguapan suatu zat juga mengacu pada jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat tersebut ketika berubah dari cair ke padat, atau dari gas ke uap air. Q= m. L dengan: Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama perubahan wujud ( J) m = massa zat (kg) L = kalor laten ( J/kg) F.
Metode Pembelajaran Metode: ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan pembelajaran Tahap Pembelajaran
Apersepsi Pendahuluan (10 menit)
Motivasi
Langkah-langkah Kegiatan 1. Membuka pelajaran 1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas 2. Melalui modul interaktif, guru memimpin berdoa menyajikan video, disertai beberapa 2. Mengamati video yang diberikan guru pertanyaan untuk menggugah dan menjawab pertanyaan guru keingintahuan siswa “bagaimana bisa air mendidih? Bagaimana bisa terjadi es mencair di daerah kutub ? bagaimana balon bisa meletus ketika dipanaskan?” 1. Melalui modul interaktif, guru 1. Menyimak penjelasan gru dan merasa menyampaikan tujuan pembelajaran termotivasi untuk mulai belajar yang hendak dicapai dan memotivasi 2. Mulai membuka modul interaktif untuk siswa dipelajari
Nilai Karakter Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
77
Eksplorasi
Elaborasi Inti (60 menit)
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan Penutup (20 menit) Evaluasi
2. Mengintruksikan siswa untuk membuka modul interaktif 1. Melalui modul interaktif, guru memberikan tes prasyarat kemampuan sebagai syarat untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya 1. Mengintruksikan kepada siswa untuk membaca modul interaktif tentang kalor, perubahan wujud, dan asas Black 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami 1. Melalui modul interaktif, guru mengintruksikan siswa untuk mengerjakan latihan soal 2. Setelah siswa menjawab pertanyaan, maka otomatis layar akan menampilkan penyelesaian soalnya, dan siswa diminta untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. 3. Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran 1. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran 1. Memberikan soal kepada siswa sebagai indikator keberhasilan siswa dan sebagai review pelajaran hari ini. 2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran
1. Menjawab tes prasyarat kemampuan untuk dapat melanjutkan materi berikutnya
Mandiri, percaya diri
1. Mencoba memahami teori tentang kalor, Mandiri, rasa perubahan wujud, dan asas Black yang ingin tahu, aktif terdapat dalam modul interaktif 2. Mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami 1. Mencoba mengerjakan contoh soal yang terdapat dalam modul interaktif 2. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting 3. Menerima hadiah yang diberikan guru
Mandiri, jujur, percaya diri
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
Mandiri, percaya diri, aktif, cinta ilmu Mandiri, percaya diri, jujur
1. Mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memperdalam pemahaman siswa 2. Mendengarkan infomasi dari guru dan menutup pelajaran
78
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga b. Kanginan, Marthen. 1995. Fisika 2000. Jakarta: Erlangga c. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika utuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan d. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan e. Modul Interaktif 2. Media Pembelajaran a. Perlengkapan KBM dan komputer I.
Evaluasi 1. Jenis Evaluasi : Tes Tertulis 2. Bentuk tes : pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
79
J.
Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Proses a. Bagan Partisipasi Psikomotorik (Terlampir) b. Bagan Partisipasi Afektif (Terlampir) 2. Penilaian Akhir (Terlampir)
Ciputat, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Mukhlas, S. Pd NIP.19711106 200604 1 010
Maret 2014
Peneliti
Iin Safrina NIM. 109016300022
80
Lampiran 1 Penilaian Proses (Psikomotorik) BAGAN PARTISIPASI Nama : …………………………………… Kelas : …………………………………… No. 1. 2. 3. 4. Keterangan: Kriteria skala penilaian :
Aspek yang Dinilai
1
2
Skor 3
4
5
Tekun dalam belajar Menggunakan waktu sangat efektif Aktif dalam bertanya dan berpendapat Memperhatikan penjelasan guru
5 = kegiatan sangat baik 4 = kegiatan baik 3 = kegiatan cukup 2 = kegiatan kurang 1 = kegiatan sangat kurang Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skor sesuai dengan kriteria skala penilaian. =
81
Lampiran 2 Penilaian Proses (Afektif) BAGAN PARTISIPASI Nama : ………………………………. Kelas : ………………………………. No.
Aspek yang Dinilai
1.
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan Disiplin dalam mengikuti pembelajaran Sopan santun dalam mengemukakan pendapat
2. 3. 4.
Keterangan: Kriteria skala penilaian :
A
Skala Penilaian B C D
E
A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang E = kurang sekali
Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skala penilaian sesuai dengan kriteria skala penilaian. 82
Lampiran 3 Penilaian Akhir (Kognitif) Penilaian Akhir (Melalui Modul Interaktif) No 1.
2.
3.
Soal
Sebuah benda massanya 100 gram dan suhunya 30 oC didinginkan hingga suhunya menjadi 0 oC. Jika kalor jenis benda itu 2.100 J/kgoC, maka kalor yang dilepaskan benda itu sebesar … a. 6300 J d. 63000 kal b. 6300 kal e. 630000 J c. 63000 J Sebongkah es yang bersuhu 00C membutuhkan kalor 30000 kal untuk merubah es menjadi air. Jika kalor lebur es adalah 60 kal/gram, mkaa massa bongkahan es adalah... a. 200 gram d. 500 gram b. 300 gram e. 600 gram c. 400 gram Perhatikan gambar dibawah ini !
Jawaban
Skor
A
20
D
20
D
20
Dari grafik diatas, perubahan wujud pada nomor 6 dan 3 dinamakan …. a. Menguap, dan membeku b. Mencair, dan menyublim
83
4.
5.
c. Menguap dan menyublim d. Membeku dan menyublim e. Mengembun dan menguap Grafik di bawah ini menyatakan hubungan antara suhu (T) dengan kalor (Q) yang diberikan pada 1 gram zat padat. Besar kalor uap zat padat dari grafik A-B adalah…
a. 60 kal/gram b. 70 kal/gram c. 80 kal/gram d. 120 kal/gram e. 140 kal/gram Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi pada suhu 90oC. Dalam botol tersebut ditambhkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5oC. Dengan cair=ckopi=csusu= 1 kal/goC, maka suhu campuran yang terjadi adalah... a. 40 oC b. 50 oC c. 47oC d. 83 oC e. 90 oC Total Skor
C
20
D
20
100
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan Materi Pelajaran Materi Pokok Kelas/ Semester Waktu Pertemuan Ke-
: SMA Negeri 10 Tangerang Selatan : Fisika : Suhu dan Kalor : X/ 2 : 2 x 45 menit :3
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B.
Kompetensi Dasar
4. 3 Menganalisis cara perpindahan kalor C. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor
2. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi.
85
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui modul interaktif, siswa dapat menyebutkan macam-macam perpindahan kalor 2. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi 3. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor secara konveksi 4. Melalui animasi dalam modul interaktif, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor secara radiasi 5. Melalui modul interaktif, siswa dapat menganalisis aplikasi perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari E. 1.
Materi Pembelajaran Materi pokok Tiga macam perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi 2. Uraian Materi Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke tempat atau benda lainnya dengan tiga cara, yaitu konduksi(hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). a. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya. Perpindahan energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu sebanding dengan luas penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding terbalik dengan panjang mediumnya serta tergantung pada jenis mediumnya. Dari penjelasan ini dapat diperoleh perumusan sebagai berikut: =
dengan :
∆
= kalor yang pindah tiap detik (watt) K A l
= koefisien konduktifitas bahan = luas penampang (m2) = panjang bahan (m) 86
ΔT = perubahan suhu (K) b. Konveksi
Konveksi merupakan cara perpindahan kalor dengan diikuti oleh mediumnya. proses konveksi banyak terjadi pada medium gas dan cair. Besarnya energi (kalor) yang dipindahkan memenuhi persamaan berikut: = ℎ. . ∆
dengan : = kalor yang pindah tiap detik (watt) h = koefisien konveksi A = luas penampang (m ) ΔT = perubahan suhu (K) 2
c. Radiasi Radiasi merupakan cara perpindahan kalor tanpa menggunakan medium. Radiasi suatu benda dipengaruhi oleh suhu benda,
sehingga setiap benda yang suhunya lebih tinggi dari sekelilingnya akan mengalami radiasi. Dalam eksperimennya Stefan Boltzman menemukan hubungan daya radiasi dengan suhunya, yaitu memenuhi persamaan berikut: dengan : P = daya radiasi (watt) e = koefisien emisititas = konstanta Stefan Boltzman T = suhu mutlak (K) A = luas penampang (m )
= . .
.
2
87
F.
Metode Pembelajaran Metode: ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan pembelajaran Tahap Pembelajaran 1. 2.
Apersepsi Pendahuluan (10 menit) 1. Motivasi 2. 1. Eksplorasi Inti (60 menit)
1. Elaborasi 2.
Langkah-langkah Kegiatan Guru Siswa Membuka pelajaran 1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas Melalui modul interaktif, guru memimpin berdoa menyajikan video, disertai beberapa 2. Mengamati video yang diberikan guru pertanyaan untuk menggugah dan menjawab pertanyaan guru keingintahuan siswa “bagaimana perpindahan kalor pada pembuatan pedang? Bagaimana terjadinya peristiwa angin? Bagaimana api unggun itu bisa terasa panas ke kita?” Melalui modul interaktif, guru 1. Menyimak penjelasan gru dan merasa menyampaikan tujuan pembelajaran termotivasi untuk mulai belajar yang hendak dicapai dan memotivasi 2. Mulai membuka modul interaktif untuk siswa dipelajari Mengintruksikan siswa untuk membuka modul interaktif Melalui modul interaktif, guru 1. Menjawab tes prasyarat kemampuan memberikan tes prasyarat kemampuan untuk dapat melanjutkan materi sebagai syarat untuk melanjutkan ke berikutnya pelajaran berikutnya Mengintruksikan kepada siswa untuk 1. Mencoba memahami teori tentang membaca modul interaktif tentang perpindahan kalor yang terdapat dalam perpindahan kalor modul interaktif Memberikan kesempatan kepada siswa 2. Mengungkapkan dan menanggapi
Nilai Karakter Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Mandiri, percaya diri
Mandiri, rasa ingin tahu, aktif
88
1.
2. Konfirmasi
3. Penarikan Kesimpulan Penutup (20 menit) Evaluasi
1.
untuk mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami Melalui modul interaktif, guru mengintruksikan siswa untuk mengerjakan latihan soal Setelah siswa menjawab pertanyaan, maka otomatis layar akan menampilkan penyelesaian soalnya, dan siswa diminta untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran
1. Memberikan soal kepada siswa sebagai indikator keberhasilan siswa dan sebagai review pelajaran hari ini. 2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran
materi yang telah dipahami 1. Mencoba mengerjakan contoh soal yang terdapat dalam modul interaktif 2. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting 3. Menerima hadiah yang diberikan guru
Mandiri, jujur, percaya diri
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
Mandiri, percaya diri, aktif, cinta ilmu Mandiri, percaya diri, jujur
1. Mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memperdalam pemahaman siswa 2. Mendengarkan infomasi dari guru dan menutup pelajaran
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga b. Kanginan, Marthen. 1995. Fisika 2000. Jakarta: Erlangga c. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika utuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan d. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan e. Modul interaktif
89
2. Media Pembelajaran a. Perlengkapan KBM dan komputer I.
J.
Evaluasi 1. Jenis Evaluasi : Tes Tertulis 2. Bentuk tes : pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Proses a. Bagan Partisipasi Psikomotorik (Terlampir) b. Bagan Partisipasi Afektif (Terlampir) 2. Penilaian Akhir (Terlampir)
Ciputat, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Mukhlas, S. Pd NIP.19711106 200604 1 010
Maret 2014
Peneliti
Iin Safrina NIM. 109016300022
90
Lampiran 1 Penilaian Proses (Psikomotorik) BAGAN PARTISIPASI Nama : …………………………………… Kelas : …………………………………… No. 1. 2. 3. 4. Keterangan: Kriteria skala penilaian :
Aspek yang Dinilai
1
2
Skor 3
4
5
Tekun dalam belajar Menggunakan waktu sangat efektif Aktif dalam bertanya dan berpendapat Memperhatikan penjelasan guru
5 = kegiatan sangat baik 4 = kegiatan baik 3 = kegiatan cukup 2 = kegiatan kurang 1 = kegiatan sangat kurang Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skor sesuai dengan kriteria skala penilaian. =
91
Lampiran 2 Penilaian Proses (Afektif) BAGAN PARTISIPASI Nama : ………………………………. Kelas : ………………………………. No.
Aspek yang Dinilai
1.
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan Disiplin dalam mengikuti pembelajaran Sopan santun dalam mengemukakan pendapat
2. 3. 4.
Keterangan: Kriteria skala penilaian :
A
Skala Penilaian B C D
E
A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang E = kurang sekali
Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skala penilaian sesuai dengan kriteria skala penilaian. 92
Lampiran 3 Penilaian Akhir (Kognitif)
Penilaian Akhir (Melalui Modul Interaktif) No
1.
2.
3.
Soal
Dari gambar diatas adalah salah satu contoh perpindahan kalor secara…. a. Konduksi b. Konveksi c. Radiasi d. Isolator e. Konduktor Dibawah ini yang merupakan contoh peristiwa dari perpindahan kalor secara konduksi adalah …. a. Menyetrika pakaian b. Aliran asap pada cerobong pabrik c. Terjadinya angina darat dan angina laut d. Pengering rambut e. Sinar matahari sampai ke bumi Yang menyebabkan laju kalor konduksi semakin cepat adalah... a. Semakin besar suhu diantara kedua benda b. Semakin kecil luas permukaan benda c. Semakin tebal dinding benda
Jawaban
Skor
B
20
A
20
D
20
93
d. Semakin besar luas permukaan benda e. Suhu yang tetap diantara kedua benda Batang logam A dan B dengan ukuran panjang dan luas penampang yang sama disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi kalor logam B adalah 4 kali koefisien konduksi kalor A, maka suhu akhir pada sambungan logam adalah…
4.
5.
a. 90 0C b. 95 0C c. 100 0C d. 105 0C e. 110 0C Permukaan dalam suatu dinding dijaga agar bersuhu tetap 28 0C pada saat suhu udara luar 18 0C . Maka banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding yang berukuran 10 m x 6 m selama 4 jam adalah... (h = 3,5 J s-1 m-2 K-1) a. 504 x 103 b. 50,4 x 103 c. 5,04 x 103 d. 504 x 102 e. 50,4 x 102 Total Skor
B
20
A
20
100
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Satuan Pendidikan Materi Pelajaran Materi Pokok Kelas/ Semester Waktu Pertemuan Ke-
: SMA Negeri 10 Tangerang Selatan : Fisika : Suhu dan Kalor : X/ 2 : 2 x 45 menit :1
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B.
Kompetensi Dasar 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
C. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer 2. Menerapkan termometer dengan skala sembarang 3. Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya 4. Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
95
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penggunaan buku paket, siswa mampu menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer 2. Melalui penggunaan buku paket, siswa mampu menerapkan termometer dengan skala sembarang 3. Melalui penggunaan buku paket, siswa mampu menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas dan volume serta faktorfaktor yang memperngaruhinya 4. Melalui penggunaan buku paket, siswa mampu menganalisis pemuaian zat padat, zat cair dan zat gas E. 1.
Materi Pembelajaran Materi pokok Suhu dan pemuaian pada zat padat, cair, dan gas. 2. Uraian Materi Suhu adalah derajat panas dingin suatu benda. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer ini memiliki sifat termometrik zat yang berubah jika dipanaskan.
Pemuaian adalah bertambahanya ukuran suatu benda karna adanya kenaikan suhu. Pemuain ini terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pemuain pada zat padat ini terjadi pada muai panjang, luas, dan volume. a. Pemuaian panjang Besarnya perubahan panjang dapat dituliskan dalam suatu persamaan:
96
dengan: L = panjang benda saat dipanaskan (m) L0 = panjang benda mula-mula (m) α= koefisien muai linier/panjang (/oC) Δ T = perubahan suhu (oC)
∆ = . .∆ ∆ = (1 + . ∆ )
b.
Pemuaian luas Apabila suatu benda berbentuk bidang atau luasan, misalnya bujur sangkar tipis dengan sisi L0, dipanaskan hingga suhunya naik sebesar ΔT , maka bujur sangkar tersebut akan memuai pada kedua sisinya. Diperoleh luas benda saat dipanaskan seperti berikut ini: ∆ = . .∆ = (1 + . ∆ ) dengan: A = luas benda saat dipanaskan (m2) A0 = luas benda mula-mula (m2) β= 2 α = koefisien muai luas (/oC) Δ T = perubahan suhu (oC) c.
Pemuaian volume Apabila suatu benda berbentuk volume atau padatan, misalnya kubus dengan sisi L0 dipanaskan hingga suhunya naik sebesar ΔT , maka kubus tersebut akan memuai pada setiap sisinya. perubahan volume akibat pemuaian, yaitu: ∆ = . .∆ = (1 + . ∆ ) 97
dengan: V = volume benda saat dipanaskan (m3) V0 = volume benda mula-mula (m3) γ = 3 α = koefisien muai volume (/oC) ΔT = perubahan suhu (oC) Pemuaian zat cair terjadi saat adanya bertambahnya ukuran zat cair pada sutau wadah ketika suhunya naik. Sebagian besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu. Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu 0 oC dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4 oC. Kemudian, suhu diatas 4 oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap bertambahnya suhu. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Pemuaian zat gas terjadi saat pergerakan partikel gas dalam wadah semakin cepat karena suhu yang semakin tinggi. F.
Metode Pembelajaran Metode: ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan pembelajaran Tahap Pembelajaran
Apersepsi Pendahuluan (10 menit) Motivasi Inti
Eksplorasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru 1. Membuka pelajaran 2. Menyajikan video, disertai beberapa pertanyaan untuk menggugah keingintahuan siswa “mengapa rel kereta api harus dipasang renggang ? mengapa kabel listrik juga dipasang kendur?” 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa 2. Mengintruksikan siswa untuk membuka buku paket yang digunakan di sekolah 1. Memberikan tes prasyarat kemampuan
Siswa 1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas memimpin berdoa 2. Mengamati video yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan guru
1. Menyimak penjelasan gru dan merasa termotivasi untuk mulai belajar 2. Mulai membuka buku paket untuk dipelajari di sekolah 1. Menjawab tes prasyarat kemampuan
Nilai Karakter Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Mandiri,
percaya
98
(60 menit) 1. Elaborasi
2.
1. 2. Konfirmasi 3. Penarikan Kesimpulan Penutup (20 menit) Evaluasi
1.
sebagai syarat untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya Memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca buku paket tentang suhu dan pemuaian Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapan dan mnenanggapi materi yang telah dipahami Memberikan contoh soal tentang suhu dan pemuaian pada kehidupan sehari-hari Memberikan penjelasan untuk membimbing dan meningkatkan pemahaman siswa Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran
1. Memberikan soal kepada siswa sebagai indikator keberhasilan siswa dan sebagai review pelajaran hari ini. 2. Memberitahukan materi yang akan dipelaajri pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran
untuk dapat melanjutkan materi berikutnya 1. Mencoba memahami teori tentang suhu dan pemuaian yang terdapat dalam buku paket 2. Mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami
diri
1. Mengerjakan contoh soal yang diberikan guru 2. Memahami penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting 3. Menerima hadiah yang diberikan guru
Mandiri, percaya diri
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
Mandiri, percaya diri, aktif, cinta ilmu Mandiri, percaya diri, jujur
1. Mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memperdalam pemahaman siswa 2. Mencoba mengkngat materi yang sudah dipeajari
Mandiri, rasa ingin tahu, aktif
jujur,
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga b. Kanginan, Marthen. 1995. Fisika 2000. Jakarta: Erlangga c. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika utuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
99
d. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan 2. Media Pembelajaran a. Perlengkapan KBM I.
J.
Evaluasi 1. Jenis Evaluasi : Tes Tertulis 2. Bentuk tes : pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Proses a. Bagan Partisipasi Psikomotorik (Terlampir) b. Bagan dan Afektif (Terlampir) 2. Penilaian Akhir (Terlampir)
Ciputat, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Mukhlas, S. Pd NIP.19711106 200604 1 010
Maret 2014
Peneliti
Iin Safrina NIM. 109016300022
100
Lampiran 1 Penilaian Proses (Psikomotorik) BAGAN PARTISIPASI Nama : …………………………………… Kelas : …………………………………… No. 1. 2. 3. 4. Keterangan: Kriteria skala penilaian :
Aspek yang Dinilai
1
2
Skor 3
4
5
Tekun dalam belajar Menggunakan waktu sangat efektif Aktif dalam bertanya dan berpendapat Memperhatikan penjelasan guru
5 = kegiatan sangat baik 4 = kegiatan baik 3 = kegiatan cukup 2 = kegiatan kurang 1 = kegiatan sangat kurang Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skor sesuai dengan kriteria skala penilaian. =
101
Lampiran 2 Penilaian Proses (Afektif) BAGAN PARTISIPASI Nama : ………………………………. Kelas : ………………………………. No.
Aspek yang Dinilai
1.
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan Disiplin dalam mengikuti pembelajaran Sopan santun dalam mengemukakan pendapat
2. 3. 4.
Keterangan: Kriteria skala penilaian :
Lampiran 3 Penilaian Akhir (Kognitif)
A
Skala Penilaian B C D
E
A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang E = kurang sekali
Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skala penilaian sesuai dengan kriteria skala penilaian. 102
Penilaian Akhir (Melalui Modul Interaktif) No 1.
2.
3.
4.
5.
Soal Pada termometer X, titik beku air adalah 20oX dan titik didih air adalah 220oX. Bila sebuah benda diukur dengan termometer celcius suhunya 40oC, maka bila diukur dengan termometer X, maka suhunya adalah... a. 80 oX d. 90 oX o b. 100 X e. 130 oX o c. 120 X Bertambah panjang dan lebar ukuran suatu benda akibat kenaikan suhu disebut… a. Pemuaian d. pemuaian ruang b. pemuaian luas e. Pemuaian volume c. Pemuaian panjang Sebatang baja dengan panjang 2 m dipanasi dari suhu 290 K sampai 540 K, dengan koefisien muai panjang baja adalah 1,2x10-5 K-1. Maka Pertambahan panjang baja adalah…
a. 0,006 m d. 1,006 m b. 0,008 m e. 1,008 m c. 0,003 m Panjang sebuah batang perunggu adalah 12 cm pada suhu 20oC. batang itu dipanasi hingga panjanya menjadi 120,136 mm. maka suhu batang pada akhir pemanasan adalah… (α=19x10 -6/oC) a. 70 oC d. 100 oC o b. 80 C e. 110 oC o c. 90 C Salah satu contoh pemanfaatan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari adalah, kecuali… a. Pemasangan rel kereta d. setrika b. bel listrik e. Pemasangan kabel listrik c. Pemasangan kerangka pesawat terbang Total Skor
Jawaban
Skor
B
20
C
20
A
20
B
20
C
20 100
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Satuan Pendidikan Materi Pelajaran Materi Pokok Kelas/ Semester Waktu Pertemuan Ke-
: SMA Negeri 10 Tangerang Selatan : Fisika : Suhu dan Kalor : X/ 2 : 2 x 45 menit :2
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B.
Kompetensi Dasar 4.2 Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.
C. Indikator Pencapaian 1. Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari 2. Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal 3. Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari 4. Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal 5. Menerapkan asas Black dalam kehidupan sehari-hari
104
D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menyebutkan pengertian kalor dan kalor jenis 2. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menyebutkan pengertian kapasitas kalor 3. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat memformulasikan soal kalor dan kapasitas kalor 4. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menjelaskan perubahan wujud dalam kehidupan sehari-hari 5. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat memformulasikan perhitungan kalor lebur dan kalor didih 6. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menganalisis soal asas Black dalam kehidupan sehari-hari E.
Materi Pembelajaran 1. Materi pokok Kalor, kapasitas kalor, dan asas Black 2. Uraian Materi
Kalor atau bahang adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya usaha atau kerja yang dilakukan pada sistem. Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan suhunya O 1 C. Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule.Ka lor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1kg massa benda dan setiap 1 °C kenaikan suhu. Kapasitas kalor ( C ) adalah banyaknya ka lor yang digunakan untuk menaikkan suhu benda setiap 1 °C. Q= m.c.∆ Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai Hukum Kekekalan Energi Kalor, yang berbunyi:
Kalor yang dilepas = Kalor yang diserap Q1 = Q 2 Persamaan tersebut berlaku pada pertukaran kalor,yang selanjutnya disebut Asas Black.
105
Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Ketika suatu zat berubah wujud dari padat ke cair, atau dari cair ke gas, sejumlah energi terlibat pada perubahan wujud zat tersebut. Kalor lebur dan kalor penguapan suatu zat juga mengacu pada jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat tersebut ketika berubah dari cair ke padat, atau dari gas ke uap air. Q= m. L dengan: Q = kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama perubahan wujud ( J) m = massa zat (kg) L = kalor laten ( J/kg) F.
Metode Pembelajaran Metode: ceramah dan tanya jawab
G. Kegiatan pembelajaran Tahap Pembelajaran
Apersepsi Pendahuluan (10 menit)
Motivasi
Inti
Eksplorasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru 1. Membuka pelajaran 2. Menyajikan video, disertai beberapa pertanyaan untuk menggugah keingintahuan siswa “bagaimana bisa air mendidih? Bagaimana bisa terjadi es mencair di daerah kutub ? bagaimana balon bisa meletus ketika dipanaskan?” 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa 2. Mengintruksikan siswa untuk membuka buku paket yang digunakan di sekolah 1. Memberikan tes prasyarat kemampuan sebagai
Siswa 1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas memimpin berdoa 2. Mengamati video yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan guru
1. Menyimak penjelasan gru dan merasa termotivasi untuk mulai belajar 2. Mulai membuka buku paket untuk dipelajari di sekolah 1. Menjawab tes prasyarat kemampuan
Nilai Karakter Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
Mandiri, 106
(60 menit) 1. Elaborasi
2.
1. 2. Konfirmasi 3.
Penarikan Kesimpulan Penutup (20 menit) Evaluasi
syarat untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya Memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca buku paket tentang kalor, perubahan wujud, dan asas Black Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapan dan mnenanggapi materi yang telah dipahami Memberikan contoh soal tentang suhu dan pemuaian pada kehidupan sehari-hari Memberikan penjelasan untuk membimbing dan meningkatkan pemahaman siswa Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif dalam pembelajaran
1. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran 1. Memberikan soal kepada siswa sebagai indikator keberhasilan siswa dan sebagai review pelajaran hari ini. 2. Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran
untuk dapat melanjutkan materi berikutnya 1. Mencoba memahami teori tentang kalor, perubahan wujud, dan asas Black yang terdapat dalam 2. Mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami
percaya diri
1. Mengerjakan contoh soal yang diberikan guru 2. Memahami penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting 3. Menerima hadiah yang diberikan guru 1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
Mandiri, jujur, percaya diri
1. Mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memperdalam pemahaman siswa 2. Mencoba mengkngat materi yang sudah dipeajari
Mandiri, rasa ingin tahu, aktif
Mandiri, percaya diri, aktif, cinta ilmu Mandiri, percaya diri, jujur
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga b. Kanginan, Marthen. 1995. Fisika 2000. Jakarta: Erlangga c. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika utuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
107
d. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan e. Modul interaktif 2. Media Pembelajaran a. Perlengkapan KBM I.
J.
Evaluasi a. Jenis Evaluasi : Tes Tertulis b. Bentuk tes : pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Proses a. Bagan Partisipasi Psikomotorik (Terlampir) b. Bagan Partisipasi Afektif (Terlampir) 2. Penilaian Akhir (Terlampir) Ciputat, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Mukhlas, S. Pd NIP.19711106 200604 1 010
Maret 2014 Peneliti
Iin Safrina NIM. 109016300022
108
Lampiran 1 Penilaian Proses (Psikomotorik) BAGAN PARTISIPASI Nama : …………………………………… Kelas : …………………………………… No. 1. 2. 3. 4. Keterangan: Kriteria skala penilaian :
Aspek yang Dinilai
1
2
Skor 3
4
5
Tekun dalam belajar Menggunakan waktu sangat efektif Aktif dalam bertanya dan berpendapat Memperhatikan penjelasan guru
5 = kegiatan sangat baik 4 = kegiatan baik 3 = kegiatan cukup 2 = kegiatan kurang 1 = kegiatan sangat kurang Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skor sesuai dengan kriteria skala penilaian. =
109
Lampiran 2 Penilaian Proses (Afektif) BAGAN PARTISIPASI Nama : ………………………………. Kelas : ………………………………. No.
Aspek yang Dinilai
1.
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan Disiplin dalam mengikuti pembelajaran Sopan santun dalam mengemukakan pendapat
2. 3. 4.
Keterangan: Kriteria skala penilaian :
A
Skala Penilaian B C D
E
A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang E = kurang sekali
Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skala penilaian sesuai dengan kriteria skala penilaian. 110
Lampiran 3 Penilaian Akhir (Kognitif) Penilaian Akhir (Melalui Modul Interaktif) No 1.
2.
3.
Soal
Sebuah benda massanya 100 gram dan suhunya 30 oC didinginkan hingga suhunya menjadi 0 oC. Jika kalor jenis benda itu 2.100 J/kgoC, maka kalor yang dilepaskan benda itu sebesar … a. 6300 J d. 63000 kal b. 6300 kal e. 630000 J c. 63000 J Sebongkah es yang bersuhu 00C membutuhkan kalor 30000 kal untuk merubah es menjadi air. Jika kalor lebur es adalah 60 kal/gram, mkaa massa bongkahan es adalah... a. 200 gram d. 500 gram b. 300 gram e. 600 gram c. 400 gram Perhatikan gambar dibawah ini !
Jawaban
Skor
A
20
D
20
D
20
Dari grafik diatas, perubahan wujud pada nomor 6 dan 3 dinamakan …. a. Menguap, dan membeku b. Mencair, dan menyublim
111
4.
5.
c. Menguap dan menyublim d. Membeku dan menyublim e. Mengembun dan menguap Grafik di bawah ini menyatakan hubungan antara suhu (T) dengan kalor (Q) yang diberikan pada 1 gram zat padat. Besar kalor uap zat padat dari grafik A-B adalah…
a. 60 kal/gram b. 70 kal/gram c. 80 kal/gram d. 120 kal/gram e. 140 kal/gram Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi pada suhu 90oC. Dalam botol tersebut ditambhkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5oC. Dengan cair=ckopi=csusu= 1 kal/goC, maka suhu campuran yang terjadi adalah... a. 40 oC b. 50 oC c. 47oC d. 83 oC e. 90 oC Total Skor
C
20
D
20
100
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Satuan Pendidikan Materi Pelajaran Materi Pokok Kelas/ Semester Waktu Pertemuan Ke-
: SMA Negeri 10 Tangerang Selatan : Fisika : Suhu dan Kalor : X/ 2 : 2 x 45 menit :3
A. Standar Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. B.
Kompetensi Dasar
4. 3 Menganalisis cara perpindahan kalor C. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor 2. Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menyebutkan macam-macam perpindahan kalor 2. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor secara konduksi 3. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor secara konveksi 113
4. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menjelaskan perpindahan kalor secara radiasi 5. Melalui penggunaan buku paket, siswa dapat menganalisis aplikasi perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari E. 1.
Materi Pembelajaran Materi pokok Perpindahan kalor 2. Uraian Materi Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke tempat atau benda lainnya dengan tiga cara, yaitu konduksi(hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). a. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya. Perpindahan energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat. Besarnya kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu sebanding dengan luas penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding terbalik dengan panjang mediumnya serta tergantung pada jenis mediumnya. Dari penjelasan ini dapat diperoleh perumusan sebagai berikut: =
dengan :
∆
= kalor yang pindah tiap detik (watt) K A l ΔT
= koefisien konduktifitas bahan = luas penampang (m2) = panjang bahan (m) = perubahan suhu (K)
114
b. Konveksi
Konveksi merupakan cara perpindahan kalor dengan diikuti oleh mediumnya. proses konveksi banyak terjadi pada medium gas dan cair. Besarnya energi (kalor) yang dipindahkan memenuhi persamaan berikut: = ℎ. . ∆
dengan : = kalor yang pindah tiap detik (watt) h = koefisien konveksi A = luas penampang (m ) ΔT = perubahan suhu (K) 2
c. Radiasi Radiasi merupakan cara perpindahan kalor tanpa menggunakan medium. Radiasi suatu benda dipengaruhi oleh suhu benda,
sehingga setiap benda yang suhunya lebih tinggi dari sekelilingnya akan mengalami radiasi. Dalam eksperimennya Stefan Boltzman menemukan hubungan daya radiasi dengan suhunya, yaitu memenuhi persamaan berikut: dengan : P = daya radiasi (watt) e = koefisien emisititas = konstanta Stefan Boltzman T = suhu mutlak (K) A = luas penampang (m )
= . .
.
2
F.
Metode Pembelajaran Metode: ceramah dan tanya jawab
115
G. Kegiatan pembelajaran Tahap Pembelajaran
Apersepsi Pendahuluan (10 menit)
Motivasi
Eksplorasi
Elaborasi Inti (60 menit)
Konfirmasi
Langkah-langkah Kegiatan Guru 1. Membuka pelajaran 2. Menyajikan video, disertai beberapa pertanyaan untuk menggugah keingintahuan siswa “bagaimana perpindahan kalor pada pembuatan pedang? Bagaimana terjadinya peristiwa angin? Bagaimana api unggun itu bisa terasa panas ke kita?” 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memotivasi siswa 2. Mengintruksikan siswa untuk membuka buku paket yang digunakan di sekolah 1. Memberikan tes prasyarat kemampuan sebagai syarat untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya 1. Memberikan instruksi kepada siswa untuk membaca buku paket tentang perpindahan kalor 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapan dan mnenanggapi materi yang telah dipahami 1. Memberikan contoh soal tentang suhu dan pemuaian pada kehidupan sehari-hari 2. Memberikan penjelasan untuk membimbing dan meningkatkan pemahaman siswa 3. Memberikan hadiah kepada siswa yang
Siswa 1. Membuka pelajaran dengan ketua kelas memimpin berdoa 2. Mengamati video yang diberikan guru dan menjawab pertanyaan guru
Nilai Karakter Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
1. Menyimak penjelasan gru dan merasa termotivasi untuk mulai belajar 2. Mulai membuka buku paket untuk dipelajari di sekolah 1. Menjawab tes prasyarat kemampuan untuk dapat melanjutkan materi berikutnya 1. Mencoba memahami teori tentang perpindahan kalor yang terdapat dalam buku paket 2. Mengungkapkan dan menanggapi materi yang telah dipahami
Rasa ingin tahu, mandiri, aktif
1. Mengerjakan contoh soal yang diberikan guru 2. Memahami penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting 3. Menerima hadiah yang diberikan
Mandiri, jujur, percaya diri
Mandiri, percaya diri Mandiri, rasa ingin tahu, aktif
116
Penarikan Kesimpulan Penutup (20 menit) Evaluasi
aktif dalam pembelajaran 1. Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran
guru 1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
1. Memberikan soal kepada siswa sebagai indikator keberhasilan siswa dan sebagai review pelajaran hari ini. 2. Memberitahukan materi yang akan dipelajrai pada pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran
1. Mengerjakan soal latihan yang diberikan guru untuk memperdalam pemahaman siswa 2. Mencoba mengingat materi yang sudah dipelajari
Mandiri, percaya diri, aktif, cinta ilmu Mandiri, percaya diri, jujur
H. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar a. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga b. Kanginan, Marthen. 1995. Fisika 2000. Jakarta: Erlangga c. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika utuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan d. Karyono. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan e. Modul interaktif 2. Media Pembelajaran a. Perlengkapan KBM I.
Evaluasi 1. Jenis Evaluasi : Tes Tertulis 2. Bentuk tes : pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.
117
J.
Penilaian Pembelajaran 1. Penilaian Proses a. Bagan Partisipasi Psikomotorik (Terlampir) b. Bagan Partisipasi Afektif (Terlampir) 2. Penilaian Akhir (Terlampir)
Ciputat, Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Mukhlas, S. Pd NIP.19711106 200604 1 010
Maret 2014
Peneliti
Iin Safrina NIM. 109016300022
118
Lampiran 1 Penilaian Proses (Psikomotorik) BAGAN PARTISIPASI Nama : …………………………………… Kelas : …………………………………… No. 1. 2. 3. 4. Keterangan: Kriteria skala penilaian :
Aspek yang Dinilai
1
2
Skor 3
4
5
Tekun dalam belajar Menggunakan waktu sangat efektif Aktif dalam bertanya dan berpendapat Memperhatikan penjelasan guru
5 = kegiatan sangat baik 4 = kegiatan baik 3 = kegiatan cukup 2 = kegiatan kurang 1 = kegiatan sangat kurang Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skor sesuai dengan kriteria skala penilaian. =
119
Lampiran 2 Penilaian Proses (Afektif) BAGAN PARTISIPASI Nama : ………………………………. Kelas : ………………………………. No.
Aspek yang Dinilai
1.
Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan Disiplin dalam mengikuti pembelajaran Sopan santun dalam mengemukakan pendapat
2. 3. 4.
Keterangan: Kriteria skala penilaian :
A
Skala Penilaian B C D
E
A = baik sekali B = baik C = cukup D = kurang E = kurang sekali
Pedoman Penilaian : Ceklis kolom skala penilaian sesuai dengan kriteria skala penilaian. 120
Lampiran 3 Penilaian Akhir (Kognitif)
Penilaian Akhir (Melalui Modul Interaktif) No
1.
2.
3.
Soal
Dari gambar diatas adalah salah satu contoh perpindahan kalor secara…. a. Konduksi b. Konveksi c. Radiasi d. Isolator e. Konduktor Dibawah ini yang merupakan contoh peristiwa dari perpindahan kalor secara konduksi adalah …. a. Menyetrika pakaian b. Aliran asap pada cerobong pabrik c. Terjadinya angina darat dan angina laut d. Pengering rambut e. Sinar matahari sampai ke bumi Yang menyebabkan laju kalor konduksi semakin cepat adalah... a. Semakin besar suhu diantara kedua benda b. Semakin kecil luas permukaan benda c. Semakin tebal dinding benda
Jawaban
Skor
B
20
A
20
D
20
121
d. Semakin besar luas permukaan benda e. Suhu yang tetap diantara kedua benda Batang logam A dan B dengan ukuran panjang dan luas penampang yang sama disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi kalor logam B adalah 4 kali koefisien konduksi kalor A, maka suhu akhir pada sambungan logam adalah…
4.
5.
a. 90 0C b. 95 0C c. 100 0C d. 105 0C e. 110 0C Permukaan dalam suatu dinding dijaga agar bersuhu tetap 28 0C pada saat suhu udara luar 18 0C . Maka banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding yang berukuran 10 m x 6 m selama 4 jam adalah... (h = 3,5 J s-1 m-2 K-1) a. 504 x 103 b. 50,4 x 103 c. 5,04 x 103 d. 504 x 102 e. 50,4 x 102 Total Skor
B
20
A
20
100
122
Lampiran B Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes a. Kisi-Kisi Instrumen Tes b. Instrumen Tes c. Instrumen Tes Paket A d. Instrumen Tes Paket B 2. Analisis Hasil Uji Instrumen a. Uji Validasi Butir Soal b. Uji Reliabilitas Instrumen c. Uji Taraf Kesukaran d. Uji Daya Pembeda 3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen 4. Instrumen Tes Valid 5. Soal Instrumen Penelitian 6. Lembar Jawaban 7. Kisi-Kisi
Instrumen
Nontes
(Angket) 8. Instrumen Nontes (Angket) 9. Lembar Validasi Ahli Media 10. Lembar Validasi Ahli Materi 11. Rekap Hasil Wawancara
123
KISI-KISI INSTRUMEN Standar Kompetensi : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubagan energi Kompetensi Dasar
: 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 2. Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah 3. Menganalisis cara perpindahan kalor
Materi
: Suhu dan Kalor Aspek Kognitif
No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
C1
C2
Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer Menerapkan termometer dengan skala sembarang
1
2, 3
Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
7,8
Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari
4 9
C3
3 5,6
3
10,11
5
12, 13 16
24
14, 15
17,18 19
23
C4
Jumlah Soal
25,26
4 3
20,21,22
4 4
124
8
Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal
27
28,29,30
4
9
Menerapkan asas Black dalam kehidupan sehari-hari
31, 32
33,34
4
10
Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor
11
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi.
Jumlah Presentasi
35
36,37
3
38
39,40
3
6
8
14
12
40
15%
20%
35%
30%
100%
125
INSTRUMEN TES Indikator
Butir Soal
Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer
1. Berikut ini adalah sifat termometrik zat yang dipengaruhi oleh suhu, kecuali .... a. Volume, wujud zat, dan warna b. Warna, panjang, dan wujud zat c. Volume, panjang, dan hambatan d. Daya hantar listrik, volume, dan massa jenis e. Panjang logam, volume, dan Daya hantar listrik 2. Cairan yang ada di laboratorium berada pada suhu ruangan 25 0C. Suhu ini bila dinyatakan dalam skala Fahrenheit adalah .... a. 15 0F b. 32 0F c. 47 0F d. 62 0F e. 77 0F 3. Pada tekanan 1 atm, suhu titik didih air pada derajat Celcius dan Fahrenheit adalah .... a. 80 0C dan 212 0F b. 100 0C dan 80 0F c. 100 0C dan 212 0F d. 100 0C dan 373 0F e. 373 0C dan 212 0F 4. Suatu termometer X memiliki titik beku sebesar 32 0X, termometer tersebut menggunakan skala .... a. Kelvin b. Celcius c. Reamur d. Alkohol e. Fahrenheit 5. Pada sebuah termometer X, titik beku air adalah 10 0X dan titik didih air adalah 70 0X. Bila sebuah benda diukur dengan termometer X suhunya 25 0X, maka suhu benda saat diukur dengan termometer Celcius adalah
Menerapkan termometer dengan skala sembarang
Kunci Jawaban
Aspek Kognitif
D
C1
C
C2
C
C2
E
C1
E
C3
126
Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
…. a. 15 0C b. 18 0C c. 20 0C d. 24 0C e. 25 0C 6. Pada termometer X, titik beku air adalah 40 0X dan titik didih air adalah 240 0X. Bila sebuah benda diukur dengan termometer Celcius suhunya 50 0C, maka suhu benda saat diukur dengan termometer X adalah.... a. 80 0X b. 90 0X c. 110 0X d. 120 0X e. 140 0X 7. Peristiwa bertambah panjang dan lebar ukuran suatu benda akibat kenaikan suhu disebut…. a. Pemuaian b. Pemuaian luas c. Pemuaian ruang d. Pemuaian volume e. Pemuaian panjang 8. Salah satu contoh aplikasi pemuaian dalam kehidupan sehari-hari, kecuali…. a. setrika b. bel listrik c. Pemasangan rel kereta d. Pemasangan kabel listrik e. Pemasangan kerangka pesawat terbang 9. Sebatang rel kereta mempunyai panjang 1 m pada suhu 20 0C. Pertambahan panjang rel kereta bila dipanaskan pada suhu 60 oC adalah…. (α=11x10-6 /0C) a. 0,00044 m b. 0,00064 m c. 0,10044 m d. 1,00044 m e. 1,00064 m
E
C3
B
C1
E
C1
A
C2
127
Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
10. Pada suhu 10 0C, panjang batang perunggu adalah 16 cm. Kemudian batang perunggu dipanaskan hingga panjangnya menjadi 160,243 mm. Suhu akhir batang adalah…. (α=19x10-6 /0C) a. 70 oC b. 80 oC c. 90 oC d. 100 oC e. 110 oC 11. Sebuat pot alumunium memiliki volume 1000 cm3 pada suhu 20 0C, dan volumenya menjadi 1006 cm3 pada suhu 100 0C. Jadi koefisien muai panjang alumunium adalah.... a. 1,3 x10-5 /0C b. 2,5x10-5 /0C c. 25x10-5 /0C d. 2,5 x10-4 /0C e. 7,5 x10-4 /0C 12. Pada suhu 0 0C, lempeng persegi panjang yang terbuat dari alumunium memiliki panjang 15 cm dan lebar 28 cm. Koefisien muai panjang alumunium adalah 2,4x10-5 /0C, maka luas lempeng tersebut saat suhunya dinaikkan menjadi 100 0C adalah.... a. 421,000 cm2 b. 421,016 cm2 c. 422,000 cm2 d. 422, 015 cm2 e. 422,016 cm2 13. Suatu batang baja sepanjang 1 m bertambah panjang sebesar 10 mm ketika suhunya ditingkatkan dari 0 0C menjadi 100 0C. Berapakah pertambahan panjang batang baja dengan panjang 6 cm, bila dipanaskan 0 0C sampai 120 0C....
C
C3
B
C3
E
C3
C
C3
128
a. 0,0072 mm b. 0,072 mm c. 0,720 mm d. 0,800 mm e. 7,200 mm 14. Dua buah batang tembaga P dan Q yang panjangnya sama tetapi memiliki diameter dengan perbandingan 1:3, dipanaskan bersama-sama hingga mengalami kenaikan suhu yang sama. Pernyataan yang sesuai adalah.… a. Panjang kedua batang sama b. Panjang batang P lebih besar dari Q c. Panjang batang Q lebih besar dari P d. Pertambahan panjang P = 1/3 kali pertambahan panjang Q e. Pertambahan panjang P = 3 kali pertambahan panjang Q 15. Dua buah batang rel kereta api mempunyai panjang yang sama yaitu sebesar 10 m, dipasang pada suhu 20 0C. Diharapkan pada suhu 30 0C rel tersebut saling bersentuhan. Koefisien muai batang rel kereta api adalah 12×10–6 /0C, maka jarak antara kedua batang pada suhu 30 0C adalah...
Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari
a. 0,6 mm b. 0,8mm c. 1,2mm d. 2,4mm e. 3,6mm 16. 300 gram es yang 0 bersuhu 0 C dipanaskan menjadi 80 0C dengan kalor jenis es 2100 J/kg K. Banyaknya kalor yang diperlukan adalah.... a. 40400 J b. 50000 J c. 50200 J d. 50300 J e. 50400 J
A
C4
D
C4
D
C2
129
Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal
17. Suatu zat yang massanya 2 kg dipanaskan dari suhu 10 0C sampai 50 0C. Apabila kalor yang diperlukan sebesar 42.000 J, maka kalor jenis zat tersebut adalah …. a. 1.400 J/kg 0C b. 800 J/kg 0C c. 700 J/kg 0C d. 650 J/kg 0C e. 525 J/kg 0C 18. Untuk menurunkan suhu tembaga dari suhu 70 0C menjadi 20 0C dilepaskan kalor sebanyak 0,00017 Joule. Jika kalor jenis tembaga adalah 17x10-6 /0C, massa tembaga tersebut adalah… a. 0,02 kg b. 0,20 kg c. 0,30 kg d. 2,00 kg e. 20,0 kg 19. Suatu zat memiliki kapasitas kalor 5 kal/0C. Jika zat tersebut memiliki kalor jenis 0,5 kal/gr 0C dan suhunya naik sebesar 10 0C, maka massa zat itu adalah... a. 0,01 gr b. 0,10 gr c. 1,00 gr d. 10,0 gr e. 100 gr 20. Sebuah bejana dengan kapasitas kalor 150 J/K, berisi 0,5 kg air bersuhu 20 0C dipanaskan oleh sebuah pemanas listrik 2000 W. Jika dianggap tidak ada kalor yang hilang ke lingkungan, maka lama waktu diperlukan pemanas listrik untuk menaikkan suhu air sampai 100 0C adalah.... (cair= 4200 J/kg K) a. 70 s b. 80 s c. 90 s d. 100 s e. 110 s
E
C3
B
C3
D
C3
C
C4
130
21. Sebuah bejana kaca (c=840 J/kg K) berisi 500 gram air dengan suhu 10 0C. Kemudian bejana tersebut diberikan kalor sebesar 66000 J, sehingga suhunya menjadi 40 0C (cair = 4180 J/kg K). Massa bejana kaca adalah... a. 0,121 kg b. 0,131 kg c. 0,141 kg d. 0,151 kg e. 0,161 kg 22. Seperti gambar dibawah ini !
Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari
Sebuah balok es bermassa 1 kg dengan suhu -20 0C, dipanaskan pada tekanan 1 atm. Maka kalor yang diperlukan untuk merubah es menjadi uap adalah.... (ces= 2050 J/kg 0C, Llebur= 334000 J/kg, cair = 4180 J/kg 0C, Luap= 2260 J/kg) a. 700000 J b. 795260 J c. 800000 J d. 845620 J e. 895260 J 23. Kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat padat menjadi cair disebut... a. Kalor uap b. Kalor laten c. Kalor lebur d. Kalor didih e. Kalor beku
B
C4
B
C4
C
C1
131
24. Perhatikan gambar dibawah ini !
CAIR
3
PADAT
6
1
2
4
GAS
5
Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal
Dari grafik diatas, nomor proses perubahan wujud yang melepas kalor adalah.... a. 1, 2, dan 4 b. 2, 3, dan 6 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 4, dan 5 e. 1, 2, dan 6 25. 500 gram es bersuhu 0 0C akan dicairkan hingga menjadi air. Jika kalor jenis es adalah 2100 J/kg 0C, dan kalor lebur es adalah 334000 J/kg, maka banyak kalor yang dibutuhkan adalah.… a. 167000 J b. 160000 J c. 16700 J d. 16000 J e. 1670 J 26. Sebuah pemanas listrik 24 W disimpan dalam sebuah balok es bersuhu 0 0C. Setelah pemanas dinyalakan selama 672 s diperoleh bahwa 48 gram es telah melebur menjadi air pada 0 0C. Kalor laten lebur es adalah... a. 3,26 x 102J/kg K b. 336 x 102J/kg K c. 3,36 x 103J/kg K d. 326 x 103J/kg K e. 336 x 103J/kg K 27. Sebongkah es yang bersuhu 0 0C membutuhkan kalor 30000 kal untuk merubah es menjadi air. Jika kalor lebur es adalah 60 kal/gr, maka massa bongkahan es itu adalah... a. 200 gram b. 300 gram c. 400 gram d. 500 gram
D
C2
A
C3
E
C3
D
C3
132
e. 600 gram 28. Masukkan air dingin pada sebuah pemanas air listrik adalah 25 0C da keluarannya adalah air panas 30 0C (lihat gambar). Laju alir (debit) aiar adalah 1,5x10-4 m3/s, maka spesifikasi daya minimum dari pemanas air listrik adalah... (cair = 4200 J/kg 0C, = 1000 kg/m3)
C
C4
B
C4
A
C4
a. 1850 watt b. 2200 watt c. 3150 watt d. 4100 watt e. 5250 watt 29. Banyak kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 0C menjadi uap air pada suhu 100 0C adalah.... (cair = 4,2 J/g 0C, Llebur = 336 x 103 J/g, dan Luap = 2.260 J/g)
a. 677460 J b. 677360 J c. 677,460 J d. 677,360 J e. 6773,60 J 30. Dua buah bola sejenis yang bermassa 10 gram dan 40 gram memiliki suhu yang sama yaitu sebesar 40 0C. Kedua bola dimasukan ke dalam suatu fluida, sehingga suhu kedua bola naik menjadi 60 0C. Apabila kalor jenis bola 2 kal/gr 0C dan 1 kalori = 4,2 Joule. Selisih kalor yang
133
Menerapkan asas Black dalam kehidupan seharihari
31.
32.
33.
34.
diserap oleh masing-masing bola adalah… a. 5,04 x 103 Joule b. 7,50 x 103 Joule c. 10,6 x 103 Joule d. 40 x 103 Joule e. 42 x 103 Joule Pada sebuah botol termos terdapat 230 gram kopi bersuhu 90 0C. Dalam botol tersebut ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 0C. Dengan cair=ckopi=csusu= 1 kal/gr 0 C, maka suhu akhir campuran antara kopi dan susu adalah... a. 40 0C b. 50 0C c. 47 0C d. 83 0C e. 90 0C Selembar aluminium bermassa 36 gram dan bersuhu 15 0C dimasukkan ke dalam bejana berisi aluminium bermassa 18 gram dan bersuhu 7,5 0C. Kalor jenis aluminium = 0,22 kalori/gr 0C, maka suhu akhir campuran tersebut adalah… a. 10,0 oC b. 10,5 oC c. 11,5 oC d. 12,0 oC e. 12,5 oC Sepotong es bersuhu 0 0C dimasukkan ke dalam 600 gram air bersuhu 40 0C. Setelah terjadi keseimbangan, diperoleh suhu akhir 0 oC. Apabila kalor jenis air = 1 kal/gr 0C, kalor lebur es = 80 kal/gram, maka massa es yang melebur seluruhnya adalah... a. 0,40 kg b. 0,30 kg c. 0,25 kg d. 0,20 kg e. 0,15 kg Suatu kalorimeter memiliki kapasistas kalor sebesar 27 kal/ K, berisi es sebanyak
D
C3
C
C3
B
C4
B
C4
134
Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor
36 gram pada suhu –6 0C. Kemudian, alkohol dituangkan ke dalam kalorimeter pada suhu 50 0C yang menyebabkan temperatur akhir menjadi 8 0C. Massa alkohol yang dituangkan sebesar.... (ces = 0,5 kal/gr K, Les = 80 kal/gr, dan calkhl = 0,58 kal/gr K) a. 108 gr b. 150 gr c. 200 gr d. 288 gr e. 300 gr 35. Perhatikan gambar di bawah ini !
Perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya seperti gambar di atas disebut …. a. Konduksi b. Konveksi c. Konduktor d. Radiasi e. Isolator 36. Dibawah ini yang merupakan contoh peristiwa dari perpindahan kalor secara konduksi adalah …. a. Pengering rambut b. Menyetrika pakaian c. Sinar matahari sampai ke bumi d. Aliran asap pada cerobong pabrik e. Terjadinya angina darat dan angina laut 37. Suhu kulit seseorang kira-kira 32 0C. Jika orang tersebut memiliki luas permukaan tubuh kira-kira 1,6 m2 dan berada dalam ruang bersuhu 22 0C, maka kalor yang dilepaskan tubuh orang itu melalui konveksi selama 5 menit adalah.... (h = 7,0 Wm-2K-1) a. 102 J b. 336 J c. 1020 J d. 33600 J e. 168000 J
B
C1
B
C2
D
C2
135
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi.
38. Daya konduksi kalor dipengaruhi oleh... a. Makin tebal dinding, makin cepat perpindahan kalor b. Makin tebal dinding, makin lambat perpindahan kalor c. Makin besar nilai konduktifitas termal zat,makin lambat perpindahan kalor d. Makin besar beda suhu, makin lambat perpindahan kalor e. Makin besar luas permukaan, makin lambat prepindahan kalor 39. Ketika besi dan tembaga dipanaskan diatas kompor, maka akan adanya pergerakan partikel yang tejadi pada keduanya. Ternyata tembaga menghantarkan kalor lebih cepat dari pada besi. Hal ini disebabkan karena... a. konduktivitas termal keduanya berkurang b. konduktivitas temal keduanya bertambah c. konduktivitas termal besi sama dengan konduktivitas termal alumunium d. konduktivitas termal besi lebih besar dari pada konduktivitas termal alumunium e. konduktivitas termal alumunium lebih besar dari pada konduktivitas termal besi 40. batang logam P dan Q dengan ukuran panjang dan luas penampang yang sama disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi kalor logam Q dua kali koefisien konduksi kalor P, maka suhu akhir pada sambungan logam adalah… 0
360 C
a. b. c. d. e.
300oC 260oC 160oC 96oC 80oC
P
Q
0
60 C
B
C2
E
C4
C
C4
136
INSTRUMEN TES PAKET A Indikator
Butir Soal
Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer
1. Berikut ini adalah sifat termometrik zat yang terjadi pada suhu, kecuali .... a. Volume, wujud zat, dan warna b. Warna, panjang, dan wujud zat c. Volume, panjang, dan hambatan d. Daya hantar listrik, volume, dan massa jenis e. Panjang logam, volume, dan Daya hantar listrik 2. Suhu titik didih air pada derajat Celcius dan Fahrenheit adalah .... a. 80 0C dan 212 0F b. 100 0C dan 80 0F c. 100 0C dan 212 0F d. 100 0C dan 373 0F e. 373 0C dan 212 0F 3. Pada sebuah termometer X, titik beku air adalah 10 0X dan titik didih air adalah 70 0X. Bila sebuah benda diukur dengan termometer X suhunya 25 0X, maka suhu benda saat diukur dengan termometer Celcius adalah …. a. 15 0C b. 18 0C c. 20 0C d. 24 0C e. 25 0C 4. Salah satu contoh aplikasi pemuaian dalam kehidupan sehari-hari, kecuali…. a. setrika b. bel listrik c. Pemasangan rel kereta d. Pemasangan kabel listrik e. Pemasangan kerangka pesawat terbang 5. Sebatang rel kereta mempunyai panjang 1 m pada suhu 20 0C. Pertambahan panjang rel kereta bila dipanaskan pada suhu 60 oC adalah…. (α=11x10-6 /0C) a. 0,00044 m
Menerapkan termometer dengan skala sembarang
Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Kunci Jawaban
Aspek Kognitif
D
C1
C
C2
E
C3
E
C1
A
C2
137
Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari
b. 0,00064 m c. 0,10044 m d. 1,00044 m e. 1,00064 m 6. Sebuat pot alumunium memiliki volume 1000 cm3 pada suhu 20 0C, dan volumenya menjadi 1006 cm3 pada suhu 100 0C. Jadi koefisien muai panjang alumunium adalah.... a. 1,3 x10-5 /0C b. 2,5x10-5 /0C c. 25x10-5 /0C d. 2,5 x10-4 /0C e. 7,5 x10-4 /0C 7. Suatu batang baja sepanjang 1 m bertambah panjang sebesar 10 mm ketika suhunya ditingkatkan dari 0 0C menjadi 100 0C. Berapakah pertambahan panjang batang baja dengan panjang 6 cm, bila dipanaskan 0 0C sampai 120 0C....
a. 0,0072 mm b. 0,072 mm c. 0,720 mm d. 0,800 mm e. 7,200 mm 8. Dua buah batang tembaga P dan Q yang panjangnya sama tetapi memiliki diameter dengan perbandingan 1:3, dipanaskan bersama-sama hingga mengalami kenaikan suhu yang sama. Pernyataan yang sesuai adalah.… a. Panjang kedua batang sama b. Panjang batang P lebih besar dari Q c. Panjang batang Q lebih besar dari P d. Pertambahan panjang P = 1/3 kali pertambahan panjang Q e. Pertambahan panjang P = 3 kali pertambahan panjang Q 9. Suatu zat yang massanya 2 kg dipanaskan dari suhu 10 0C sampai 50 0C. Apabila kalor yang diperlukan sebesar 42.000 J, maka kalor jenis zat tersebut adalah …. a. 1.400 J/kg 0C b. 800 J/kg 0C c. 700 J/kg 0C
B
C3
C
C3
A
C4
E
C3
138
d. 650 J/kg 0C e. 525 J/kg 0C Menganalisis kalor, 10. Suatu zat memiliki kapasitas kalor kalor jenis dan 5 kal/0C. Jika zat tersebut memiliki kalor kapasitas kalor jenis 0,5 kal/gr 0C dan suhunya naik dalam sebesar 10 0C, maka massa zat itu adalah... menyelesaikan a. 0,01 gr soal-soal b. 0,10 gr c. 1,00 gr d. 10,0 gr e. 100 gr 11. Sebuah bejana kaca (c=840 J/kg K) berisi 500 gram air dengan suhu 10 0C. Kemudian bejana tersebut diberikan kalor sebesar 66000 J, sehingga suhunya menjadi 40 0C (cair = 4180 J/kg K). Massa bejana kaca adalah... a. 0,121 kg b. 0,131 kg c. 0,141 kg d. 0,151 kg e. 0,161 kg Menerapkan 12. Perhatikan gambar dibawah ini ! konsep perubahan 3 PADAT 6 wujud, kalor lebur dan kalor didih 4 dalam kehidupan 1 2 CAIR GAS sehari-hari
D
C3
B
C4
D
C2
A
C3
5
Dari grafik diatas, nomor proses perubahan wujud yang melepas kalor adalah.... a. 1, 2, dan 4 b. 2, 3, dan 6 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 4, dan 5 e. 1, 2, dan 6 13. 500 gram es bersuhu 0 0C akan dicairkan hingga menjadi air. Jika kalor jenis es adalah 2100 J/kg 0C, dan kalor lebur es adalah 334000 J/kg, maka banyak kalor yang dibutuhkan adalah.… a. 167000 J b. 160000 J c. 16700 J
139
Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal
Menerapkan asas Black dalam kehidupan seharihari
d. 16000 J e. 1670 J 14. Banyak kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 0C menjadi uap air pada suhu 100 0C adalah.... (cair = 4,2 J/g 0C, Llebur = 336 x 103 J/g, dan Luap = 2.260 J/g)
a. 677460 J b. 677360 J c. 677,460 J d. 677,360 J e. 6773,60 J 15. Dua buah bola sejenis yang bermassa 10 gram dan 40 gram memiliki suhu yang sama yaitu sebesar 40 0C. Kedua bola dimasukan ke dalam suatu fluida, sehingga suhu kedua bola naik menjadi 60 0C. Apabila kalor jenis bola 2 kal/gr 0C dan 1 kalori = 4,2 Joule. Selisih kalor yang diserap oleh masing-masing bola adalah… a. 5,04 x 103 Joule b. 7,50 x 103 Joule c. 10,6 x 103 Joule d. 40 x 103 Joule e. 42 x 103 Joule 16. Pada sebuah botol termos terdapat 230 gram kopi bersuhu 90 0C. Dalam botol tersebut ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 0C. Dengan cair=ckopi=csusu= 1 kal/gr 0 C, maka suhu akhir campuran antara kopi dan susu adalah... a. 40 0C b. 50 0C c. 47 0C d. 83 0C e. 90 0C
B
C4
A
C4
D
C3
140
Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi.
17. Suatu kalorimeter memiliki kapasistas kalor sebesar 27 kal/ K, berisi es sebanyak 36 gram pada suhu –6 0C. Kemudian, alkohol dituangkan ke dalam kalorimeter pada suhu 50 0C yang menyebabkan temperatur akhir menjadi 8 0C. Massa alkohol yang dituangkan sebesar.... (ces = 0,5 kal/gr K, Les = 80 kal/gr, dan calkhl = 0,58 kal/gr K) a. 108 gr b. 150 gr c. 200 gr d. 288 gr e. 300 gr 18. Dibawah ini yang merupakan contoh peristiwa dari perpindahan kalor secara konduksi adalah …. a. Pengering rambut b. Menyetrika pakaian c. Sinar matahari sampai ke bumi d. Aliran asap pada cerobong pabrik e. Terjadinya angina darat dan angina laut 19. Daya konduksi kalor dipengaruhi oleh... a. Makin tebal dinding, makin cepat perpindahan kalor b. Makin tebal dinding, makin lambat perpindahan kalor c. Makin besar nilai konduktifitas termal zat,makin lambat perpindahan kalor d. Makin besar beda suhu, makin lambat perpindahan kalor e. Makin besar luas permukaan, makin lambat prepindahan kalor 20. Batang logam P dan Q dengan ukuran panjang dan luas penampang yang sama disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi kalor logam Q dua kali koefisien konduksi kalor P, maka suhu akhir pada sambungan logam adalah… 0
360 C
a. b. c. d. e.
300oC 260oC 160oC 96oC 80oC
P
Q
0
60 C
B
C4
B
C2
B
C2
C
C4
141
INSTRUMEN TES PAKET B Indikator
Butir Soal
Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer
1. Cairan yang ada di laboratorium berada pada suhu ruangan 25 0C. Suhu ini bila dinyatakan dalam skala Fahrenheit adalah .... a. 15 0F b. 32 0F c. 47 0F d. 62 0F e. 77 0F 2. Suatu termometer X memiliki titik beku sebesar 32 0X, termometer tersebut menggunakan skala .... a. Kelvin b. Celcius c. Reamur d. Alkohol e. Fahrenheit 3. Pada termometer X, titik beku air adalah 40 0X dan titik didih air adalah 240 0X. Bila sebuah benda diukur dengan termometer Celcius suhunya 50 0C, maka suhu benda saat diukur dengan termometer X adalah.... a. 80 0X b. 90 0X c. 110 0X d. 120 0X e. 140 0X 4. Bertambah panjang dan lebar ukuran suatu benda akibat kenaikan suhu disebut…. a. Pemuaian b. Pemuaian luas c. Pemuaian ruang d. Pemuaian volume e. Pemuaian panjang
Menerapkan termometer dengan skala sembarang
Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang
Kunci Jawaban
Aspek Kognitif
C
C2
E
C1
E
C3
B
C1
142
mempengaruhinya
Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
Pada suhu 10 0C, panjang batang perunggu adalah 16 cm. Kemudian batang perunggu dipanaskan hingga panjangnya menjadi 160,243 mm. Suhu akhir batang adalah…. (α=19x10-6 /0C) a. 70 oC b. 80 oC c. 90 oC d. 100 oC e. 110 oC 6. Pada suhu 0 0C, lempeng persegi panjang yang terbuat dari alumunium memiliki panjang 15 cm dan lebar 28 cm. Koefisien muai panjang alumunium adalah 2,4x10-5 /0C, maka luas lempeng tersebut saat suhunya dinaikkan menjadi 100 0C adalah.... a. 421,000 cm2 b. 421,016 cm2 c. 422,000 cm2 d. 422, 015 cm2 e. 422,016 cm2 7. Dua buah batang rel kereta api mempunyai panjang yang sama yaitu sebesar 10 m, dipasang pada suhu 20 0C. Diharapkan pada suhu 30 0C rel tersebut saling bersentuhan. Koefisien muai batang rel kereta api adalah 12×10–6 /0C, maka jarak antara kedua batang pada suhu 30 0C adalah... 5.
a. b. c. d. e.
0,6 mm 0,8mm 1,2mm 2,4mm 3,6mm
C
C3
E
C3
D
C4
143
Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari
8.
300 gram es yang 0 bersuhu 0 C dipanaskan menjadi 80 0C dengan kalor jenis es 2100 J/kg K. Banyaknya kalor yang diperlukan adalah.... a. 40400 J b. 50000 J c. 50200 J d. 50300 J e. 50400 J 9. Untuk menurunkan suhu tembaga dari suhu 70 0C menjadi 20 0C dilepaskan kalor sebanyak 0,00017 Joule. Jika kalor jenis tembaga adalah 17x10-6 /0C, massa tembaga tersebut adalah… a. 0,02 kg b. 0,20 kg c. 0,30 kg d. 2,00 kg e. 20,0 kg Menganalisis kalor, 10. Sebuah bejana dengan kapasitas kalor kalor jenis dan 150 J/K, berisi 0,5 kg air bersuhu 20 0C kapasitas kalor dipanaskan oleh sebuah pemanas listrik dalam 2000 W. Jika dianggap tidak ada kalor menyelesaikan yang hilang ke lingkungan, maka lama soal-soal waktu diperlukan pemanas listrik untuk menaikkan suhu air sampai 100 0C adalah.... (cair= 4200 J/kg K) a. 70 s b. 80 s c. 90 s d. 100 s e. 110 s 11. Seperti gambar dibawah ini !
D
C2
B
C3
C
C4
B
C4
144
Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari
12.
13.
Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal
14.
15.
Sebuah balok es bermassa 1 kg dengan suhu -20 0C, dipanaskan pada tekanan 1 atm. Maka kalor yang diperlukan untuk merubah es menjadi uap adalah.... (ces= 2050 J/kg 0C, Llebur= 334000 J/kg, cair = 4180 J/kg 0C, Luap= 2260 J/kg) a. 700000 J b. 795260 J c. 800000 J d. 845620 J e. 895260 J Kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat padat menjadi cair disebut... a. Kalor uap b. Kalor laten c. Kalor lebur d. Kalor didih e. Kalor beku Sebuah pemanas listrik 24 W disimpan dalam sebuah balok es bersuhu 0 0C. Setelah pemanas dinyalakan selama 672 s diperoleh bahwa 48 gram es telah melebur menjadi air pada 0 0C. Kalor laten lebur es adalah... a. 3,26 x 102J/kg K b. 336 x 102J/kg K c. 3,36 x 103J/kg K d. 326 x 103J/kg K e. 336 x 103J/kg K Sebongkah es yang bersuhu 0 0C membutuhkan kalor 30000 kal untuk merubah es menjadi air. Jika kalor lebur es adalah 60 kal/gr, maka massa bongkahan es itu adalah... a. 200 gram b. 300 gram c. 400 gram d. 500 gram e. 600 gram Masukkan air dingin pada sebuah pemanas air listrik adalah 25 0C da keluarannya adalah air panas 30 0C (lihat gambar). Laju alir (debit) aiar adalah 1,5x10-4 m3/s, maka spesifikasi daya minimum dari pemanas air listrik adalah... (cair = 4200 J/kg 0C, = 1000 kg/m3)
C
C1
E
C3
D
C3
C
C4
145
Menerapkan asas Black dalam kehidupan seharihari
Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor
a. 1850 watt b. 2200 watt c. 3150 watt d. 4100 watt e. 5250 watt 16. Selembar aluminium bermassa 36 gram dan bersuhu 15 0C dimasukkan ke dalam bejana berisi aluminium bermassa 18 gram dan bersuhu 7,5 0C. Kalor jenis aluminium = 0,22 kalori/gr 0C, maka suhu akhir campuran tersebut adalah… a. 10,0 oC b. 10,5 oC c. 11,5 oC d. 12,0 oC e. 12,5 oC 17. Sepotong es bersuhu 0 0C dimasukkan ke dalam 600 gram air bersuhu 40 0C. Setelah terjadi keseimbangan, diperoleh suhu akhir 0 oC. Apabila kalor jenis air = 1 kal/gr 0C, kalor lebur es = 80 kal/gram, maka massa es yang melebur seluruhnya adalah... a. 0,40 kg b. 0,30 kg c. 0,25 kg d. 0,20 kg e. 0,15 kg 18. Perhatikan gambar di bawah ini !
Perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya seperti gambar di atas disebut …. a. Konduksi b. Konveksi
C
C3
B
C4
B
C1
146
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi.
c. Konduktor d. Radiasi e. Isolator 19. Suhu kulit seseorang kira-kira 32 0C. Jika orang tersebut memiliki luas permukaan tubuh kira-kira 1,6 m2 dan berada dalam ruang bersuhu 22 0C, maka kalor yang dilepaskan tubuh orang itu melalui konveksi selama 5 menit adalah.... (h = 7,0 Wm-2K-1) a. 102 J b. 336 J c. 1020 J d. 33600 J e. 168000 J 20. Ketika besi dan tembaga dipanaskan diatas kompor, maka akan adanya pergerakan partikel yang tejadi pada keduanya. Ternyata tembaga menghantarkan kalor lebih cepat dari pada besi. Hal ini disebabkan karena... a. konduktivitas termal keduanya berkurang b. konduktivitas temal keduanya bertambah c. konduktivitas termal besi sama dengan konduktivitas termal alumunium d. konduktivitas termal besi lebih besar dari pada konduktivitas termal alumunium e. konduktivitas termal alumunium lebih besar dari pada konduktivitas termal besi
D
C2
E
C4
Validitas Instrumen Soal PAKET A
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P P P L L L L P P P L P L P L P P P L P P L L L L L L P P P L
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
jumlah(s) Mp Mt SD p q validitas
7 10,7143 5,48387 3,64116 0,22581 0,77419 0,77578
10 8,8 5,48387 3,64116 0,32258 0,67742 0,62847
15 6,06667 5,48387 3,64116 0,48387 0,51613 0,15498
6 10,6667 5,48387 3,64116 0,19355 0,80645 0,69732
7 9,57143 5,48387 3,64116 0,22581 0,77419 0,60627
6 8,16667 5,48387 3,64116 0,19355 0,80645 0,36096
7 7 5,48387 3,64116 0,22581 0,77419 0,22487
5 8,2 5,48387 3,64116 0,16129 0,83871 0,32712
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan: Mp :rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicaari validitasnya Mt : rerata skor total St p q
: standar deviasi dari skor total : proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah
8
NOMOR SOAL 10 11 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 jumlah(s) 14 10 2 7,71429 5,4 9,5 5,48387 5,48387 5,48387 3,64116 3,64116 3,64116 0,45161 0,32258 0,06452 0,54839 0,67742 0,93548 0,55589 -0,0159 0,28966 9
12
13
14
15
16
0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
6 8,16667 5,48387 3,64116 0,19355 0,80645 0,36096
6 9,5 5,48387 3,64116 0,19355 0,80645 0,54035
7 9,14286 5,48387 3,64116 0,22581 0,77419 0,54271
12 7,33333 5,48387 3,64116 0,3871 0,6129 0,40366
17 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
18
19
XT
20
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 5 8,5 4,6 5,48387 5,48387 3,64116 3,64116 0,25806 0,16129 0,74194 0,83871 0,48853 -0,10645
20 6,05 5,48387 3,64116 0,64516 0,35484 0,20965
10 8,5 5,48387 3,64116 0,32258 0,67742 0,57161
7 10 5,48387 3,64116 0,22581 0,77419 0,66984
9 3 3 11 8 6 10 6 8 3 6 4 10 12 8 13 12 2 5 2 1 3 2 2 2 4 2 6 3 2 2 170
XT2 81 9 9 121 64 36 100 36 64 9 36 16 100 144 64 169 144 4 25 4 1 9 4 4 4 16 4 36 9 4 4 28900
jml siswa 31
Validitas Instrumen Soal PAKET B
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P P P L L L L P P P L P L P L P P P L P P L L L L L L P P P L
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
jumlah(s) Mp Mt SD p q validitas
9 9,55556 5,29032 3,54207 0,29032 0,70968 0,74923
3 5,66667 5,29032 3,54207 0,09677 0,90323 0,03383
3 12 5,29032 3,54207 0,09677 0,90323 0,60317
6 5,5 5,29032 3,54207 0,19355 0,80645 0,02821
7 7,71429 5,29032 3,54207 0,22581 0,77419 0,35953
9 6,33333 5,29032 3,54207 0,29032 0,70968 0,18321
6 7,66667 5,29032 3,54207 0,19355 0,80645 0,31972
7 5,85714 5,29032 3,54207 0,22581 0,77419 0,08407
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan: Mp :rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicaari validitasnya Mt : rerata skor total St p q
: standar deviasi dari skor total : proporsi siswa yang menjawab benar : proporsi siswa yang menjawab salah
8
NOMOR SOAL 10 11 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 jumlah(s) 7 9 5 10,4286 8,44444 10 5,29032 5,29032 5,29032 3,54207 3,54207 3,54207 0,22581 0,29032 0,16129 0,77419 0,70968 0,83871 0,76211 0,55405 0,56722 9
12
13
14
0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
15 7,46667 5,29032 3,54207 0,48387 0,51613 0,57873
4 10,75 5,29032 3,54207 0,12903 0,87097 0,57713
15 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
16
17
18
19
(XT)
20
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
7 10 9,42857 4,2 5,29032 5,29032 3,54207 3,54207 0,22581 0,32258 0,77419 0,67742 0,61379 -0,20664
8 9,125 5,29032 3,54207 0,25806 0,74194 0,62111
7 8,42857 5,29032 3,54207 0,22581 0,77419 0,46547
9 7,33333 5,29032 3,54207 0,29032 0,70968 0,35887
14 6 5,29032 3,54207 0,45161 0,54839 0,17687
19 5,68421 5,29032 3,54207 0,6129 0,3871 0,13612
3 10 4 3 3 10 5 4 5 3 9 1 4 5 13 2 7 11 13 4 7 4 4 3 1 8 3 1 1 3 10 164
(XT)2 9 100 16 9 9 100 25 16 25 9 81 1 16 25 169 4 49 121 169 16 49 16 16 9 1 64 9 1 1 9 100 26896
Reliabilitas Instrumen Soal
PAKET A
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P P P L L L L P P P L P L P L P P P L P P L L L L L L P P P L
N P Q St St^2 PQ St^2-PQ St^2-PQ/St^2 Reliabilitas
1
2
3
4
5
6
7
8
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0,2258 0,7742 3,582 12,83 0,1748 9,1904 0,7163 0,72
10 0,3226 0,6774 3,582 12,83 0,2185
15 0,4839 0,5161 3,582 12,83 0,2497
6 0,1935 0,8065 3,582 12,83 0,1561
7 0,2258 0,7742 3,582 12,83 0,1748
6 0,1935 0,8065 3,582 12,83 0,1561
7 0,2258 0,7742 3,582 12,83 0,1748
5 0,1613 0,8387 3,582 12,83 0,1353
Keterangan: N = banyaknya item P = proporsi subjek yang menjawab item yang benar q = proporsi subjek yang menjawab item yang salah St = standar deviasi dari tes
NOMOR SOAL 10 11 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 14 10 2 0,4516 0,3226 0,0645 0,5484 0,6774 0,9355 3,582 3,582 3,582 12,83 12,83 12,83 0,2477 0,2185 0,0604 9
12
13
14
15
16
17
18
19
X
20
0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0,1935 0,8065 3,582 12,83 0,1561
6 0,1935 0,8065 3,582 12,83 0,1561
7 0,2258 0,7742 3,582 12,83 0,1748
12 0,3871 0,6129 3,582 12,83 0,2373
8 0,2581 0,7419 3,582 12,83 0,1915
5 0,1613 0,8387 3,582 12,83 0,1353
20 0,6452 0,3548 3,582 12,83 0,2289
10 0,3226 0,6774 3,582 12,83 0,2185
7 0,2258 0,7742 3,582 12,83 0,1748
X^2
9 81 3 9 3 9 11 121 8 64 6 36 10 100 6 36 8 64 3 9 6 36 4 16 10 100 12 144 8 64 13 169 12 144 2 4 5 25 2 4 1 1 3 9 2 4 2 4 2 4 4 16 2 4 6 36 3 9 2 4 2 4 170 28900
3,64
JMLH SISWA 31
Reliabilitas Instrumen Soal PAKET B
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P P P L L L L P P P L P L P L P P P L P P L L L L L L P P P L
N P Q St St^2 PQ St^2-PQ St^2-PQ/St^2 Reliabilitas
1
2
3
4
5
6
7
8
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
9 0,290323 0,709677 3,484468 12,14152 0,206035 8,563996 0,705348 0,71
3 0,096774 0,903226 3,484468 12,14152 0,087409
3 0,096774 0,903226 3,484468 12,14152 0,087409
6 0,193548 0,806452 3,484468 12,14152 0,156087
7 0,225806 0,774194 3,484468 12,14152 0,174818
9 0,290323 0,709677 3,484468 12,14152 0,206035
6 0,193548 0,806452 3,484468 12,14152 0,156087
7 0,225806 0,774194 3,484468 12,14152 0,174818
Keterangan: N = banyaknya item P = proporsi subjek yang menjawab item yang benar q = proporsi subjek yang menjawab item yang salah St = standar deviasi dari tes
NOMOR SOAL 10 11 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Jumlah 7 9 5 0,225806 0,290323 0,16129 0,774194 0,709677 0,83871 3,484468 3,484468 3,484468 12,14152 12,14152 12,14152 0,174818 0,206035 0,135276 9
12
13
14
15
16
17
18
19
X
20
0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
15 0,483871 0,516129 3,484468 12,14152 0,24974
4 0,129032 0,870968 3,484468 12,14152 0,112383
7 0,225806 0,774194 3,484468 12,14152 0,174818
10 0,322581 0,677419 3,484468 12,14152 0,218522
8 0,258065 0,741935 3,484468 12,14152 0,191467
7 0,225806 0,774194 3,484468 12,14152 0,174818
9 0,290323 0,709677 3,484468 12,14152 0,206035
14 0,451613 0,548387 3,484468 12,14152 0,247659
19 0,612903 0,387097 3,484468 12,14152 0,237253
X^2 3 10 4 3 3 10 5 4 5 3 9 1 4 5 13 2 7 11 13 4 7 4 4 3 1 8 3 1 1 3 10 164
3,57752
9 100 16 9 9 100 25 16 25 9 81 1 16 25 169 4 49 121 169 16 49 16 16 9 1 64 9 1 1 9 100 26896
Jmlh Siswa 31
Taraf Kesukaran Instrumen Soal PAKET A
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P P P L L L L P P P L P L P L P P P L P P L L L L L L P P P L N P Ket.P
1
2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
4 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 10 15 6 7 6 7 5 0,22581 0,32258 0,48387 0,19355 0,22581 0,19355 0,22581 0,16129 SK SD SD SK SK SK SK SK
Keterangan: N = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar P = indeks Kesukaran
NOMOR SOAL 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 Jumlah 14 10 2 6 6 7 12 8 5 20 10 7 0,45161 0,32258 0,06452 0,19355 0,19355 0,22581 0,3871 0,25806 0,16129 0,64516 0,32258 0,22581 SD SD SK SK SK SK SD SK SK SD SD SK 9
X
X^2 9 3 3 11 8 6 10 6 8 3 6 4 10 12 8 13 12 2 5 2 1 3 2 2 2 4 2 6 3 2 2 170
81 9 9 121 64 36 100 36 64 9 36 16 100 144 64 169 144 4 25 4 1 9 4 4 4 16 4 36 9 4 4 28900
JMLH SISWA 31
Taraf Kesukaran Instrumen Soal PAKET B
NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P P P L L L L P P P L P L P L P P P L P P L L L L L L P P P L
B P Ket.P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NOMOR SOAL 10 11
X
X^2
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
3 10 4 3 3 10 5 4 5 3 9 1 4 5 13 2 7 11 13 4 7 4 4 3 1 8 3 1 1 3 10
9 100 16 9 9 100 25 16 25 9 81 1 16 25 169 4 49 121 169 16 49 16 16 9 1 64 9 1 1 9 100
Jumlah 9 3 3 6 7 9 6 7 7 9 5 15 4 7 10 8 7 9 14 19 0,29 0,097 0,097 0,194 0,226 0,29 0,194 0,226 0,226 0,29 0,161 0,484 0,129 0,226 0,323 0,258 0,226 0,29 0,452 0,613 SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SK SD SK SK SD SK SK SK SD SD
164
26896
Keterangan:
N = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar P = indeks Kesukaran
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Jmlh Siswa 31
Daya Pembeda Instrumen Soal Paket A
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
P P P L L L P L P L L P L P L P
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
Ba Pa
7 0,4375
9 0,5625
10 0,625
6 0,375
7 0,4375
5 0,3125
5 0,3125
4 0,25
11 0,6875
L P P P L P P P L L L L P L P
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
Bb Pb Pa-Pb
0 0 0,4375 BK
NOMOR SOAL 10 11 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
12
13
14
15
16
17
18
19
X
20
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
5 0,3125
2 0,125
6 0,375
6 0,375
7 0,4375
8 0,5
6 0,375
3 0,1875
12 0,75
8 0,5
7 0,4375
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 5 0 0 1 2 1 3 5 0 0 0 0 4 2 2 8 2 0 0,06667 0,33333 0 0 0,06667 0,13333 0,06667 0,2 0,33333 0 0 0 0 0,26667 0,13333 0,13333 0,53333 0,13333 0 0,49583 0,29167 0,375 0,4375 0,24583 0,17917 0,18333 0,4875 -0,02083 0,125 0,375 0,375 0,4375 0,23333 0,24167 0,05417 0,21667 0,36667 0,4375 BK CK CK BK CK BR BR BK DR BR CK CK BK CK CK BR CK CK BK
Keterangan: D = Daya Pembeda BA = Peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB = Peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
X^2 13 12 12 11 10 10 9 8 8 8 6 6 6 6 5 4
169 144 144 121 100 100 81 64 64 64 36 36 36 36 25 16
4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1
16 9 9 9 9 9 4 4 4 4 4 4 4 4 1
Daya Pembeda Instrumen Soal PAKET B
NAMA L L L P L L P L P P L P P P P L Ba Pa L P P P L P P P L L L L P L P Bb Pb Pa-Pb
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
5 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
6 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
7 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0
8 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
9 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
NOMOR SOAL 10 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 3 3 6 6 5 5 7 7 0,5 0,063 0,188 0,188 0,375 0,375 0,313 0,313 0,438 0,438 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 2 0,067 0,133 7 -1 BS DR BS
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
3 1 3 1 2 0,2 0,067 0,2 0,067 0,133 0 5 3 4 3 BR BS BS BS BS BS
Keterangan: D = Daya Pembeda BA = Peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB = Peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
4 0,25
12 0,75
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 2 1 3 0 0,133 0,067 0,2 7 5 3 9 BS BS BS BS
13 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
15 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
16 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
17 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
18 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
19 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
20 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
X
X^2 13 13 11 10 10 10 9 8 7 7 5 5 5 4 4 4
169 169 121 100 100 100 81 64 49 49 25 25 25 16 16 16
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1
16 16 16 9 9 9 9 9 9 9 4 1 1 1 1
4 7 6 7 7 6 10 11 0,25 0,438 0,375 0,438 0,438 0,375 0,625 0,688 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 4
0 4 1 0 0,267 0,067 7 2 6 BS BS BS
BS
1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0
3 4 8 0,2 0,267 0,533 3 6 3 BS BS BS
155
REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN Nomor Soal
Validitas
1 2
Nilai 0,78 0,03
3 4 5
0,63 0,74 0,16
6 7
0,60 0,36
8 9 10
0,70 0,60 0,02
11
0,36
12
0,18
13
Taraf Daya Pembeda Kesukaran Keputusan Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Tinggi 0,23 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,29 Sukar 0,4 Baik Tidak digunakan Tinggi 0,32 Sedang 0,5 Baik Digunakan Tinggi 0,1 Sukar -0,1 Rendah Digunakan Tinggi 0,48 Sedang 0,3 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,1 Sukar 0,2 Cukup Digunakan Tinggi 0,19 Sukar 0 Rendah Tidak digunakan Tinggi 0,19 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,19 Sukar 0,3 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,19 Sukar 0,2 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,2 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,2 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,16 Sukar 0,2 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,29 Sukar 0,2 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,19 Sukar 0,2 Cukup Tidak digunakan Tinggi 0,45 Sedang 0,5 Baik Tidak digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,32 Sedang 0 Rendah Tidak digunakan Tinggi 0,29 Sukar 0,3 Cukup Digunakan Tinggi 0,06 Sukar 0,1 Rendah Tidak digunakan Tinggi 0,16 Sukar 0,2 Cukup Digunakan Tinggi 0,48 Sedang 0,6 Baik Digunakan Tinggi 0,19 Sukar 0,4 Baik Tidak digunakan Tinggi 0,19 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,13 Sukar 0,3 Cukup Digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,1 Rendah Tidak digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,39 Sedang 0,2 Cukup Digunakan Tinggi 0,26 Sukar 0,2 Cukup Digunakan Tinggi 0,23 Sukar 0,4 Baik Digunakan Tinggi 0,26 Sukar 0,4 Baik Digunakan
Reliabilitas
Kategori Nilai Tinggi 0,70 Sangat 0,70 Rendah Tinggi 0,70 Tinggi 0,70 Sangat 0,70 Rendah Tinggi 0,70 Rendah 0,70 Tinggi Tinggi Sangat Rendah Rendah
0,70 0,70 0,70
0,70
0,22
Sangat Rendah Rendah
14
0,33
Rendah
0,70
15
0,32
Rendah
0,70
16
0,08
0,70
17
0,56
Sangat Rendah Cukup
18 19
0,77 -0,02
Tinggi Rendah
0,70 0,70
20 21
0,55 0,29
Cukup Rendah
0,70 0,70
22 23 24
0,57 0,58 0,37
Cukup Cukup Rendah
0,70 0,70 0,70
25 26 27 28
0,54 0,58 0,61 -0,12
0,70 0,70 0,70 0,70
29 30 31 32 33
0,54 0,4 0,49 0,62 0,46
Cukup Cukup Tinggi Sangat Rendah Cukup Cukup Cukup Tinggi Cukup
0,70
0,70
0,70
0,70 0,70 0,70 0,70 0,70
156 34
-0,11
-
0,70
Tinggi
0,16
Sukar
0,1
Rendah
35
0,36
Rendah
0,70
Tinggi
0,29
Sukar
0,2
Cukup
36
0,21
Rendah
0,70
Tinggi
0,65
Sedang
0,2
Baik
37
0,12
0,70
Tinggi
0,45
Sedang
0,4
Baik
38 39
0,57 0,13
0,70 0,70
Tinggi Tinggi
0,32 0,61
Sedang Sedang
0,4 0,2
Baik Baik
40
0,7
Sangat Rendah Cukup Sangat Rendah Tinggi
0,70
Tinggi
0,23
Sukar
0,4
Baik
Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan
157
INSTRUMEN TES Kompetensi Dasar
Materi/ Kelasa Jenis Tes Jumlah Soal
: 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 2. Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah 3. Menganalisis cara perpindahan kalor : Suhu dan Kalor : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban : 40 soal
Kisi-kisi Instrumen Tes Indikator Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer Menerapkan termometer dengan skala sembarang Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktorfaktor yang mempengaruhinya Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan seharihari Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal Menerapkan asas Black dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenisjenis perpindahan kalor Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. Jumlah
C1 1*
Aspek Kognitif C2 C3
% soal
3
7,5 %
5 6*
3
7,5 %
10 11*
5
9*
12 13
16
24*
31* 32*
6
20* 21 22*
8
14
4
4 28 29* 30* 33* 34
36 37* 38
4
3
25* 26*
27*
35*
14* 15*
17* 18*
19,
23*
C4
2 3*
4* 7* 8*
Jumlah soal
4 4
12,5 %
10 %
7,5 %
10 %
10 %
10 % 10 %
3
7,5 %
39 40*
3
7,5 %
12
40
100%
158
158
INSTRUMEN TES YANG VALID Indikator
Butir Soal
Menjelaskan pengertian suhu, sifat termometrik, skala batas atas dan batas bawah termometer
1. Berikut ini adalah sifat termometrik zat yang terjadi pada suhu, kecuali .... a. Volume, wujud zat, dan warna b. Warna, panjang, dan wujud zat c. Volume, panjang, dan hambatan d. Daya hantar listrik, volume, dan massa jenis e. Panjang logam, volume, dan Daya hantar listrik 2. Suhu titik didih air pada derajat Celcius dan Fahrenheit adalah .... a. 80 0C dan 212 0F b. 100 0C dan 80 0F c. 100 0C dan 212 0F d. 100 0C dan 373 0F e. 373 0C dan 212 0F 3. Suatu termometer X memiliki titik beku sebesar 32 0X, termometer tersebut menggunakan skala .... a. Kelvin b. Celcius c. Reamur d. Alkohol e. Fahrenheit 4. Pada termometer X, titik beku air adalah 40 0X dan titik didih air adalah 240 0X. Bila sebuah benda diukur dengan termometer Celcius suhunya 50 0C, maka suhu benda saat diukur dengan termometer X adalah.... a. 80 0X b. 90 0X c. 110 0X d. 120 0X e. 140 0X 5. Bertambah panjang dan lebar ukuran suatu benda akibat kenaikan suhu disebut…. a. Pemuaian b. Pemuaian luas c. Pemuaian ruang d. Pemuaian volume e. Pemuaian panjang 6. Salah satu contoh aplikasi pemuaian dalam kehidupan sehari-hari, kecuali….
Menerapkan termometer dengan skala sembarang
Menerapkan pengertian dan perbedaan pemuaian panjang, luas, dan volume serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Kunci Jawaban
Aspek Kognitif
D
C1
C
C2
E
C1
E
C3
B
C1
E
C1
159
Menganalisis pemuaian zat padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas
a. setrika b. bel listrik c. Pemasangan rel kereta d. Pemasangan kabel listrik e. Pemasangan kerangka pesawat terbang 7. Sebatang rel kereta mempunyai panjang 1 m pada suhu 20 0C. Pertambahan panjang rel kereta bila dipanaskan pada suhu 60 oC adalah…. (α=11x10-6 /0C) a. 0,00044 m b. 0,00064 m c. 0,10044 m d. 1,00044 m e. 1,00064 m 8. Sebuat pot alumunium memiliki volume 1000 cm3 pada suhu 20 0C, dan volumenya menjadi 1006 cm3 pada suhu 100 0C. Jadi koefisien muai panjang alumunium adalah.... a. 1,3 x10-5 /0C b. 2,5x10-5 /0C c. 25x10-5 /0C d. 2,5 x10-4 /0C e. 7,5 x10-4 /0C 9. Dua buah batang tembaga P dan Q yang panjangnya sama tetapi memiliki diameter dengan perbandingan 1:3, dipanaskan bersama-sama hingga mengalami kenaikan suhu yang sama. Pernyataan yang sesuai adalah.… a. Panjang kedua batang sama b. Panjang batang P lebih besar dari Q c. Panjang batang Q lebih besar dari P d. Pertambahan panjang P = 1/3 kali pertambahan panjang Q e. Pertambahan panjang P = 3 kali pertambahan panjang Q 10. Dua buah batang rel kereta api mempunyai panjang yang sama yaitu sebesar 10 m, dipasang pada suhu 20 0C. Diharapkan pada suhu 30 0C rel tersebut saling bersentuhan. Koefisien muai batang rel kereta api adalah 12×10–6 /0C, maka jarak antara kedua batang pada suhu 30 0C adalah...
A
C2
B
C3
A
C4
D
C4
160
Menerapkan dan menghitung pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor dalam kehidupan sehari-hari
11.
12.
Menganalisis kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor dalam menyelesaikan soal-soal
13.
14.
a. 0,6 mm b. 0,8mm c. 1,2mm d. 2,4mm e. 3,6mm Suatu zat yang massanya 2 kg dipanaskan dari suhu 10 0C sampai 50 0C. Apabila kalor yang diperlukan sebesar 42.000 J, maka kalor jenis zat tersebut adalah …. a. 1.400 J/kg 0C b. 800 J/kg 0C c. 700 J/kg 0C d. 650 J/kg 0C e. 525 J/kg 0C Untuk menurunkan suhu tembaga dari suhu 70 0C menjadi 20 0C dilepaskan kalor sebanyak 0,00017 Joule. Jika kalor jenis tembaga adalah 17x10-6 /0C, massa tembaga tersebut adalah… a. 0,02 kg b. 0,20 kg c. 0,30 kg d. 2,00 kg e. 20,0 kg Sebuah bejana dengan kapasitas kalor 150 J/K, berisi 0,5 kg air bersuhu 20 0C dipanaskan oleh sebuah pemanas listrik 2000 W. Jika dianggap tidak ada kalor yang hilang ke lingkungan, maka lama waktu diperlukan pemanas listrik untuk menaikkan suhu air sampai 100 0C adalah.... (cair= 4200 J/kg K) a. 70 s b. 80 s c. 90 s d. 100 s e. 110 s Seperti gambar dibawah ini !
Sebuah balok es bermassa 1 kg dengan suhu -20 0C, dipanaskan pada tekanan 1 atm. Maka kalor yang diperlukan untuk
E
C3
B
C3
C
C4
161
Menerapkan konsep perubahan wujud, kalor lebur dan kalor didih dalam kehidupan sehari-hari
merubah es menjadi uap adalah.... (ces= 2050 J/kg 0C, Llebur= 334000 J/kg, cair = 4180 J/kg 0C, Luap= 2260 J/kg) a. 700000 J b. 795260 J c. 800000 J d. 845620 J e. 895260 J 15. Kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat padat menjadi cair disebut... a. Kalor uap b. Kalor laten c. Kalor lebur d. Kalor didih e. Kalor beku 16. Perhatikan gambar dibawah ini !
CAIR
1
2
C1
D
C2
A
C3
E
C3
3
PADAT
6
C
4
GAS
5
Dari grafik diatas, nomor proses perubahan wujud yang melepas kalor adalah.... a. 1, 2, dan 4 b. 2, 3, dan 6 c. 1, 2, dan 3 d. 1, 4, dan 5 e. 1, 2, dan 6 17. 500 gram es bersuhu 0 0C akan dicairkan hingga menjadi air. Jika kalor jenis es adalah 2100 J/kg 0C, dan kalor lebur es adalah 334000 J/kg, maka banyak kalor yang dibutuhkan adalah.… a. 167000 J b. 160000 J c. 16700 J d. 16000 J e. 1670 J 18. Sebuah pemanas listrik 24 W disimpan dalam sebuah balok es bersuhu 0 0C. Setelah pemanas dinyalakan selama 672 s diperoleh bahwa 48 gram es telah melebur menjadi air pada 0 0C. Kalor laten lebur es adalah... a. 3,26 x 102J/kg K b. 336 x 102J/kg K c. 3,36 x 103J/kg K d. 326 x 103J/kg K e. 336 x 103J/kg K
162
Menganalisis kalor lebur atau kalor didih dalam soal
Menerapkan asas Black dalam kehidupan seharihari
19. Sebongkah es yang bersuhu 0 0C membutuhkan kalor 30000 kal untuk merubah es menjadi air. Jika kalor lebur es adalah 60 kal/gr, maka massa bongkahan es itu adalah... a. 200 gram b. 300 gram c. 400 gram d. 500 gram e. 600 gram 20. Banyak kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 0C menjadi uap air pada suhu 100 0C adalah.... (cair = 4,2 J/g 0C, Llebur = 336 x 103 J/g, dan Luap = 2.260 J/g)
a. 677460 J b. 677360 J c. 677,460 J d. 677,360 J e. 6773,60 J 21. Dua buah bola sejenis yang bermassa 10 gram dan 40 gram memiliki suhu yang sama yaitu sebesar 40 0C. Kedua bola dimasukan ke dalam suatu fluida, sehingga suhu kedua bola naik menjadi 60 0C. Apabila kalor jenis bola 2 kal/gr 0C dan 1 kalori = 4,2 Joule. Selisih kalor yang diserap oleh masing-masing bola adalah… a. 5,04 x 103 Joule b. 7,50 x 103 Joule c. 10,6 x 103 Joule d. 40 x 103 Joule e. 42 x 103 Joule 22. Pada sebuah botol termos terdapat 230 gram kopi bersuhu 90 0C. Dalam botol tersebut ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 0C. Dengan cair=ckopi=csusu= 1 kal/gr 0 C, maka suhu akhir
D
C3
B
C4
A
C4
D
C3
163
Menjelaskan konsep perpindahan kalor dan jenis-jenis perpindahan kalor
Menganalisis perpindahan kalor dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi.
campuran antara kopi dan susu adalah... a. 40 0C b. 50 0C c. 47 0C d. 83 0C e. 90 0C 23. Selembar aluminium bermassa 36 gram dan bersuhu 15 0C dimasukkan ke dalam bejana berisi aluminium bermassa 18 gram dan bersuhu 7,5 0C. Kalor jenis aluminium = 0,22 kalori/gr 0C, maka suhu akhir campuran tersebut adalah… a. 10,0 oC b. 10,5 oC c. 11,5 oC d. 12,0 oC e. 12,5 oC 24. Sepotong es bersuhu 0 0C dimasukkan ke dalam 600 gram air bersuhu 40 0C. Setelah terjadi keseimbangan, diperoleh suhu akhir 0 oC. Apabila kalor jenis air = 1 kal/gr 0C, kalor lebur es = 80 kal/gram, maka massa es yang melebur seluruhnya adalah... a. 0,40 kg b. 0,30 kg c. 0,25 kg d. 0,20 kg e. 0,15 kg 25. Perhatikan gambar di bawah ini !
Perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya seperti gambar di atas disebut …. a. Konduksi b. Konveksi c. Konduktor d. Radiasi e. Isolator 26. Daya konduksi kalor dipengaruhi oleh... a. Makin tebal dinding, makin cepat perpindahan kalor b. Makin tebal dinding, makin lambat perpindahan kalor c. Makin besar nilai konduktifitas termal zat,makin lambat perpindahan kalor d. Makin besar beda suhu, makin lambat
C
C3
B
C4
B
C1
B
C2
164
perpindahan kalor Makin besar luas permukaan, makin lambat prepindahan kalor 27. Batang logam P dan Q dengan ukuran panjang dan luas penampang yang sama disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi kalor logam Q dua kali koefisien konduksi kalor P, maka suhu akhir pada sambungan logam adalah… e.
0
360 C
a. b. c. d. e.
300oC 260oC 160oC 96oC 80oC
P
Q
0
60 C
C
C4
165
LEMBAR SOAL ULANGAN Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Alokasi Waktu
: Fisika :X : Suhu dan Kalor : 2 JP (Jam Pelajaran)
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada lembar jawabn ! 1. Yang bukan termasuk sifat termometrik zat yang terjadi pada suhu adalah .... a. Volume b. Wujud zat c. Hambatan Listrik d. Massa jenis e. Panjang logam 2. Suhu titik didih air pada derajat Celcius dan Fahrenheit adalah .... a. 80 0C dan 212 0F b. 100 0C dan 80 0F c. 100 0C dan 212 0F d. 100 0C dan 373 0F e. 373 0C dan 212 0F 3. Pada termometer X, titik beku air adalah 40 0X dan titik didih air adalah 240 0X. Bila sebuah benda diukur dengan termometer Celcius suhunya 50 0C, maka suhu benda saat diukur dengan termometer X adalah.... a. 80 0X b. 90 0X c. 110 0X d. 120 0X e. 140 0X 4. Bertambah panjang dan lebar ukuran suatu benda akibat kenaikan suhu disebut…. a. Pemuaian b. Pemuaian luas c. Pemuaian ruang d. Pemuaian volume e. Pemuaian panjang 5. Sebatang rel kereta mempunyai panjang 1 m pada suhu 20 0C. Pertambahan panjang rel kereta bila dipanaskan pada suhu 60 oC adalah…. (α=11x10-6 /0C) a. 0,00044 m b. 0,00064 m c. 0,10044 m d. 1,00044 m e. 1,00064 m
166
6.
7.
8.
9.
10.
Sebuat pot alumunium memiliki volume 1000 cm3 pada suhu 20 0C, dan volumenya menjadi 1006 cm3 pada suhu 100 0C. Jadi koefisien muai panjang alumunium adalah.... a. 1,3 x10-5 /0C b. 2,5x10-5 /0C c. 25x10-5 /0C d. 2,5 x10-4 /0C e. 7,5 x10-4 /0C Dua buah batang tembaga P dan Q yang panjangnya sama tetapi memiliki diameter dengan perbandingan 1:3, dipanaskan bersama-sama hingga mengalami kenaikan suhu yang sama. Pernyataan yang sesuai adalah.… a. Panjang kedua batang sama b. Panjang batang P lebih besar dari Q c. Panjang batang Q lebih besar dari P d. Pertambahan panjang P = 1/3 kali pertambahan panjang Q e. Pertambahan panjang P = 3 kali pertambahan panjang Q Dua buah batang rel kereta api mempunyai panjang yang sama yaitu sebesar 10 m, dipasang pada suhu 20 0C. Diharapkan pada suhu 30 0C rel tersebut saling bersentuhan. Koefisien muai batang rel kereta api adalah 12×10–6 /0C, maka jarak antara kedua batang pada suhu 30 0C adalah... a. 0,6 mm b. 0,8mm c. 1,2mm d. 2,4mm e. 3,6mm Suatu zat yang massanya 2 kg dipanaskan dari suhu 10 0C sampai 50 0C. Apabila kalor yang diperlukan sebesar 42.000 J, maka kalor jenis zat tersebut adalah …. a. 1.400 J/kg 0C b. 800 J/kg 0C c. 700 J/kg 0C d. 650 J/kg 0C e. 525 J/kg 0C Seperti gambar dibawah ini !
Sebuah balok es bermassa 1 kg dengan suhu -20 0C, dipanaskan pada tekanan 1 atm. Maka kalor yang diperlukan untuk merubah es menjadi uap adalah.... (ces= 2050 J/kg 0C, Llebur= 334000 J/kg, cair = 4180 J/kg 0C, Luap= 2260 J/kg) a. 700000 J
167
b. 795260 J c. 800000 J d. 845620 J e. 895260 J 11. 500 gram es bersuhu 0 0C akan dicairkan hingga menjadi air. Jika kalor jenis es adalah 2100 J/kg 0C, dan kalor lebur es adalah 334000 J/kg, maka banyak kalor yang dibutuhkan adalah.… a. 167000 J b. 160000 J c. 16700 J d. 16000 J e. 1670 J 12. Sebuah pemanas listrik 24 W disimpan dalam sebuah balok es. Setelah pemanas dinyalakan selama 672 s diperoleh bahwa 48 gram es telah melebur menjadi air. Kalor laten lebur es adalah... a. 3,26 x 102J/kg K b. 336 x 102J/kg K c. 3,36 x 103J/kg K d. 326 x 103J/kg K e. 336 x 103J/kg K 13. Banyak kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 0C menjadi uap air pada suhu 100 0C adalah.... (cair = 4,2 J/g 0C, Llebur = 336 x 103 J/g, dan Luap = 2.260 J/g)
a. 677460 J b. 677360 J c. 677,460 J d. 677,360 J e. 6773,60 J 14. Dua buah bola sejenis yang bermassa 10 gram dan 40 gram memiliki suhu yang sama yaitu sebesar 40 0C. Kedua bola dimasukan ke dalam suatu fluida, sehingga suhu kedua bola naik menjadi 60 0C. Apabila kalor jenis bola 2 kal/gr 0C dan 1 kalori = 4,2 Joule. Selisih kalor yang diserap oleh masing-masing bola adalah… a. 5,04 x 103 Joule b. 7,50 x 103 Joule c. 10,6 x 103 Joule d. 40 x 103 Joule e. 42 x 103 Joule
168
15. Pada sebuah botol termos terdapat 230 gram air panas bersuhu 90 0C. Dalam botol tersebut ditambahkan air dingin sebanyak 20 gram bersuhu 5 0C. Dengan cair panas=cair dingin= 1 kal/gr 0C, maka suhu akhir campuran antara kopi dan susu adalah... a. 40 0C b. 50 0C c. 47 0C d. 83 0C e. 90 0C 16. Selembar aluminium bermassa 36 gram dan bersuhu 15 0C dimasukkan ke dalam bejana berisi aluminium bermassa 18 gram dan bersuhu 6 0C. Kalor jenis aluminium = 0,22 kalori/gr 0C, maka suhu akhir campuran tersebut adalah… a. 7 oC b. 8 oC c. 9 oC d. 10 oC e. 11 oC 17. Sepotong es bersuhu 0 0C dimasukkan ke dalam 600 gram air bersuhu 40 0C. Setelah terjadi keseimbangan, diperoleh suhu akhir 0 oC. Apabila kalor jenis air = 1 kal/gr 0C, kalor lebur es = 80 kal/gram, maka massa es yang melebur seluruhnya adalah... a. 0,40 kg b. 0,30 kg c. 0,25 kg d. 0,20 kg e. 0,15 kg 18. Perhatikan gambar di bawah ini !
Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara seperti gambar di atas disebut …. a. Konduksi b. Konveksi c. Konduktor d. Radiasi e. Isolator 19. Daya konduksi kalor dipengaruhi oleh... a. Makin tebal dinding, makin cepat perpindahan kalor b. Makin tebal dinding, makin lambat perpindahan kalor c. Makin besar nilai konduktifitas termal zat,makin lambat perpindahan kalor d. Makin besar beda suhu, makin lambat perpindahan kalor
169
e. Makin besar luas permukaan, makin lambat prepindahan kalor 20. batang logam P dan Q dengan ukuran panjang dan luas penampang yang sama disambungkan seperti pada gambar. Jika koefisien konduksi kalor logam Q dua kali koefisien konduksi kalor P, maka suhu akhir pada sambungan logam adalah… 0
360 C
a. b. c. d. e.
P
Q
300oC 260oC 160oC 96oC 80oC
SELAMAT MENGERJAKAN ^_^
0
60 C
159
Nama : Kelas :
LEMBAR JAWABAN Nomor
1
Jawaban
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A B C D E
Nama : Kelas :
LEMBAR JAWABAN Nomor
Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A B C D E
Nama : Kelas :
LEMBAR JAWABAN Nomor
Jawaban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A B C D E
Nama : Kelas :
LEMBAR JAWABAN Nomor
Jawaban
A B C D E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
160
Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) Satuan Pendidikan
: SMA/ MA
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Suhu dan Kalor
Kelas/ Semester
: X/ 2
Standar Kompetensi
: Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubagan energi
Kompetensi Dasar
: 1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 2. Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah 3. Menganalisis cara perpindahan kalor
No 1
Indikator Angket Penggunaan modul interaktif dalam proses pembelajaran
2
Penyajian materi pada modul interaktif
3
Tampilan desain dan ilustrasi modul interaktif Jumlah Soal
Modul Interaktif
Jumlah
Positif
Negatif
Soal
1, 3, 5
2, 4
5
6, 8
7,9
4
10, 12
11, 13
4
7
6
13
161
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MODUL DIGITAL INTERAKTIF FISIKA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR
Nama Kelas Sekolah
: ____________________________ : ____________________________ : ____________________________
Petunjuk pengisian : 1. Pada angket ini terdapat 13 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran menggunakan modul digital interaktif. 2. Tentukan pilihan anda atas pernyataan yang telah tersedia dengan memberikan checklist (√) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan pendapat anda. 3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar.
Keterangan Pilihan Jawaban: STS
: Sangat tidak setuju
TS
: Tidak setuju
C
: Cukup
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
162
Pilihan Jawaban No.
Pernyataan
1
Modul interaktif mudah dioperasikan
2
Isi modul sulit untuk dimengerti
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Motivasi belajar fisika bertambah ketika menggunakan modul interaktif Pengerjaan soal dalam modul tidak mampu dilakukan sendiri Modul interaktif dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran untuk belajar mandiri Materi yang disajikan dengan modul jelas dan menjadi antusias untuk belajar Teori suhu dan kalor pada modul ini sulit untuk dipelajari Modul interaktif dapat membantu mengaitkan aplikasi materi suhu dan kalor dalam kehidupan sehari-hari Sulit menemukan ide ketika belajar dengan modul interaktif Gambar dan animasi di dalam modul menjadi daya tarik untuk belajar fisika Ilustrasi dan video dalam modul mempersulit dalam memahami materi. background dan warna pada modul menarik, sehingga menyenangkan saat mempelajari dan membaca Suara/audio dalam modul mengganggu pembelajaran
SS
S
C
TS
STS
174
LEMBAR VALIDASI AHLI DESAIN MODT]L INTERAKTIF PADA MATERI ST]IIU DAN KALOR SMA KELAS X Petunjuk: 1. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek desain
2. Penilaian diberikan dengan rentangan
I = Tidak
sebagai berikut:
baik
2 = Kurang baik
: Cukup 4 : Baik 3
5
:
Sangat
baik
.
3. Mohon diberikan tanda (/) pada"kolom
l,
2, 3,
4
atau 5 sesuai dengan pendapat penilai
secara objektif, Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada tempat yang disediakan.
No
Skor
Aspek 1
I 2 3
4 5 6 7 8
9
10
1l
l2
2
3
Kesesuaian ukuran lal,ar atau resolusi modul
4
V
interaktif Ketepatan tata letak menu utama (tombol honte, exit, evaluasi, dll) Keseirnbangan (ukuran tampilan program modul interaktif dan teks yang disaiikan) Kesesuaian tata letak materi pembelajaran
1/ l./
v
dengan isi pokok pembelajaran
Ketepatan komposisi warna tampilan modui
interaktif Kesesuaian background dan warna pada modul interaktif Ketepatan tata letak navigasi dasar (tombol next, bach_close, dll) Kemudahan penggunaan navigasi tombol pada modul interaktif Kesesuaian ukuran dan bentuk huruf tulisan yang digunakan dalam modul pembelajaran Kesesuaian kombinasi wama di dalam animasi dan gambar yang disajikan Kesesuaian gambar dan animasi di dalam modul interaktif Kesesuaian suara/ audio dalam modul
\-/
L. t/
5
175
t3
t4 15
t6
L/
interaktif Ketepatan ilustrasi dan video yang disajikan dalam modul interaktif Kerapihan modul yang dikembangkan Tampilan modul interaktif yang memotivasi siswa untuk belajar Kemudahan dalam mengoperasikan modul
v t/
v
Komentar/ Saran
lakarta, Iebru"il AhliDesain
tll r
tr Y*rL
A^^r^^,\'
2014
L76
LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI
MoouI,INTERAKTIF PADA KoNsEP SUHU DAI\ KALoR SMA KELAS X
Petunjuk: 1. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek materi
2. Penilaiandiberikan dengan rentangan
sebagai berikut:
I :Tidak baik
: Kurang baik 3 : Cukup 4 : Baik 5 : Sangat baik 2
3. Mohon dibErikan tanda
({) pada kolom 1,2,3, 4
atau 5 sesuai dengan pendapat penilai
seeara objektif, Korrrentar atau saran mohon dapat diberikan pada tempat yang disediakan.
NO
INDIKATOR
I
Suhu dan Pemuaian pembahasan Ketepatan materi secara teori dan konsep Ketepatan penggunaan istilah fisika dalam konsep suhu
2
1
dan pemuaian J
Kedalaman materi yang disajikan dalam modul
4
Kesesuaian materi yang disajikan dengan kaidah
interaktif
5
6
keilmuan fisika Kesesuaian materi dengan indikator pembelaiaran Kelengkapan contoh dan latihan soal yang relevan dengan indikator yang harus dicapai siswa Ketersediaan pembahasan soal yang ielas Kemudahan memahami kalimat pada konsep suhu dan pemuaian
8
Kesesuaian animasi dan video dalam konsep suhu dan pemuaian
9
Representasi animasi terhadap obiek yane sebenarnya
10
Ketepaian pembahasan materi secara teori dan konsep
Kalor kalor 11
Ketepatan penggunaan istilah fisika dalam konsep kalor
12
Kedalaman materi yang disajikan dalam modul
13
Kesesuaian materi yang disajikan dengan kaidah
interaktif keilmuan fisika
)
SKOR 3
4
5
L77
l4 'ts I6 t7 18
t9
Kesesuaian materi dengan indikator pembelaiaran Kelengkapan contoh dan latihan soal yang relevan denqan indikator yanq harus dicapai siswa Ketersediaan pembahasan soal yang ielas Kemudahan memahami kalimat pada konsep kalor Kesesuaian animasi dan video dalam konsep kalor Representasi animasi terhadap obiek yang sebenarnya
Perpindahan Kalor 20 21
22 23
24 25
26 27 2$
29 30
31
Ketepatan pembahasan materi secara teori dan konsep perpindahan kalor Ketepatan penggunaan istilah fisika dalam konsep perpindahan kalor Kedalaman materi yang disajikan dalam modul
interaktif Kesesuaian materi yang disajikan dengan kaidah keilmuan fisika Kesesuaian materi dengan indikator pembelaiaran Kelengkapan contoh dan latihan soal yang re]evan dengan indikator yang harus dicapai siswa Ketersediaan pembahasan soal yang ielas Kemudahan memahami kalimat pada konsep perpindahan kalor Kesesuaian animasi dan video dalam konsep perpindahan kalor Representasi animasi terhadap obiek yane sebenarnya Kelengkapan identitas penlusunan dan daftar rujukan/ referensi yang dizunakan Apakah modul dapat memudahkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang tersaji dengan gambar, animasi, pencetakan huruf tebal, miring, dan warna yang sesuai untuk memudahkan
Komentar/ Saran
Iakafia,
T fsbnu^"i
2014
Ahli Materi
Ntf
:
t7H ll st(4*o6or/
toto
'
178
LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI
'
*oDuL TNTERAKTTF *ADA KoNsEp suHU rlAr{ K
LOR
SMA KELAS X l
Petunjuk :
1. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek matet
2. Penilaian diberikan denganrentangan sebagai berikut: 1
: Tidak baik
2: 3
: Cukup
4: 5
Kurang baik
Baik
: Sangat baik
3. Mohon diberikan secara
2 J
({)
paAa
kolom 1,2,3, 4 atav 5 sesuai deng
objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada teml
INDIKATOR
NO 1
tarLda
1
Suhu dan Pemuaian Ketepatan pembahasan materi secara teori dan konsep Ketepatan penggunaim istilah fisika dalam konsep suhu dan pemuaian Kedalaman materi yang disajikan dalam modul
interaktif 4 5
6
7 8
9
Kesesuaian materi yang disajikan dengan kaidah
keilmuan fisika Kesesuaian materi dengan indikator pembelai aran Kelengkapan contoh dan latihan soal yang relevan densan indikator yang harus dicapai siswa Ketersediaan pembahasan soal yang jelas Kemudahan memahami kalimat pada konsep suhu dan pemuaian Kesesuaian animasi dan video dalam konsep suhu dan oemuaian Representasi animasi terhadap obiek yang sebenamya
Kalor 10
l1 t2 13
Ketepatan pembahasan materi secara teori dan konsep
kalor Ketepakn pengguna:m istilah fisika dalam konsep kalor Kedalaman materi yang disajikan dalam modul interaktif Kesesuaian materi yarg disajikan dengan kaidah keilmuan fisika
penilai
L79
14 15
l6 l7 18 19
Kesesuaian materi dengan indikator pembelalaran Kelengkapan contoh dan latihan soal yang relevan densan indikator yang harus dicapai siswa Ketersediaan pembahasan soal yang ielas Kemudahan memahami kalimat pada konsep kalor Kesesuaian animasi dan video dalam konsep kalor Representasi animasi terhadap obiek yang sebenarnya
Perpindahan Kalor 20
2l 22 23
24 25
26
2l 28
29 30
31
Ketepatan pembahasan materi secara teori dan konsep perpindahan kalor [etepatan penggunaarl istilah fisika dalam konsep oemindahan kalor Kedalaman mateii yang disajikan dalam modul
interaktif Kesesuaian materi yang disajikan dengan kaidah
keilmuan fisika Kesesuaian materi dengan indikator pembelai aran Kelengkapan contoh dan latihan soal yang relevan dengan indikator yang harus dicapai siswa Ketersediaan pembahasan soal yang ielas Kemudahan memahami kalimat pada konsep oerpindahan kalor Kesesuaian animasi dan video dalam konsep pemindahan kalor ReDresentasi animasi terhadap obiek yang sebenafiiya Keiengkapan identitas penyusunan dan daftar rujukan/ referensi yang digunakan Apakah modul dapat memudahkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang tersaji dengan gambar, animasi, pencetakan huruf tebal, miring, dan warna yang sesuai untuk memudahkan
a
Komentar/ Saran
Jakart4
L :f'*bw^i
&_Ahli Materi
2Al4
Y'fu'F AUe anit E/oDRr
180
REKAPAN HASIL WAWANCARA No
Pertanyaan Wawancara
1.
Apa saja sumber belajar yang digunakan? Apakah buku paket, LKS atau modul ? Buku paket yang digunakan terbitan dan pengarangnya siapa ?
2.
3.
Apakah buku paket tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran ?
4.
Adakah kelebihan dan kekurangan dari buku paket tersebut ? contohnya bagaimana ?
Jawaban Narasumber Kota Tangerang Selatan SMAN 1 SMAN 10 SMA 2 Mei Sumber belajar yang Sumber belajar yang Sumber belajar yang digunakan adalah buku digunakan adalah buku paket digunakan adalah buku paket dan LKS penerbit dan LKS penerbit paket dan LKS penerbit Ya, menggunakan buku Ya, menggunakan buku paket Ya, menggunakan buku paket terbitan Erlangga terbitan Erlangga karangan paket terbitan Erlangga karangan Marthen kanginan Marthen kanginan karangan Marthen kanginan Ya, sudah lumayan mampu Ya, mungkin hanya sebagian Kurang mencapai tujuan untuk mencapai tujuan yang dapat dikatakan mencapai pembelajaran, karena hasil pembelajaran, tapi siswa tujuan pembelajaran, karen belajar siswa masih rendah masih merasa belum paham hasil belajar siswa masih apabila siswa membaca rendah sendiri Menurut siswa: penulisan Menurut siswa: bahasa yang Menurut siswa: penjelasan dari buku yang berwarna masih sulit untuk dipahami, rumus tidak singkat, hitam putih, bahasa yang materi yang belum jelas saat penerapan rumus dengan sulit untuk dipahami, materi dibaca makanya harus contoh soal yang kadang belum jelas, contoh soal dijelaskan, dan contoh serta tidak sesuai, bahasa yang lebih sulit dari pada latihan latihan soal yang lumayan sulit sulit dipahami, materi yang soal, penurunan rumus yang untuk dikerjakan tidak singkat. membut sulit untuk dipahmi. Menurut guru: ada beberapa Menurut guru: penyampaian kelebihan dari buku paket ini materi dengan bahasa yang Menurut guru: belum ada yaitu contoh soal antara satu lebih mudah untuk kesimpulan dalam soal yang satu dengan yang dipahami.
181
5.
6.
7.
percobaan. Apa saja materi fisika yang sulit untuk Aada, seperti alat optik, dipahami? suhu dan kalor, dan hukum Newton Besaran dan satuan Gerak lurus Gerak melingkar beraturan Hukum Newton tentang gerak Alat-alat optik Suhu dan kalor Listrik Elektromagnetik Bagaimana kesulitan dari materi fisika Materi alat optik sulit tersebut ? dipahami tentang peletakan bayangan tiap ruang. Suhu dan kalor itu terdapat banyak rumus.
Bagaimana caranya agar materi tersebut menjadi mudah dan asyik untuk dibaca ? Dan keinginan sumber belajar seperti apa yang akan dibuat agar siswa menjadi paham untuk belajar fisika ?
Menurut siswa: terdapat gambar yang berwarna, materi yang singkat dan jelas, penulisan rumus yang singkat, terdapat kegiatan praktikum, dan rangkuman materi serta rangkuman rumus. Menurut guru: latihan soal
lainnya berkaitan. Ada, seperti materi suhu dan kalor, listrik, dan alat optik
Suhu dan kalor itu sulit untuk menerapkan rumus dalam berbagai keadaan. Materi listrik itu sulit dalam rangkaian campuran listrik, dan alat optik sulit dalam pembentukan bayangan. Menurut siswa: sumber beajar yang full color, contoh dan latihan soal dipermudah, materi yang singkat dan jelas, penggunaan bahasa yang mudah dipahami,ada kegiatan praktikum, penjelasan yang berurutan, gambar yang menarik, rangkuman rumus dan materi.
Ada, seperti alat optik, hukum Newton, suhu dan kalor, serta alat optik
Materi alat optik sulit dalam perhitungannya. Materi suhu dankalor sulit untuk penjelasan pemuaian serta asas black.
Menurut siswa: materi yang singkat dan jelas, penerapan rumus dan latihan soal yang sesuai, bahasa yang mudah dipahami, terdapat rangkuman materi dan rumus, penulisan contoh dan latihan soal dari yang mudah sampai yang susah.
182
yang mudah dikerjakan dan materi yang singkat.
8.
Apakah belajar fisika akan lebih mudah Ya, dapat membantu siswa dipelajari apabila menggunakan media dalam memahami materi elektronik atau dengan ceramah saja ? fisika. penggunaan media elektronik ini seperti Power Point, simulasi virtual, Modul interaktif, atau laboratorium virtual.
9.
Apa saja sarana pembelajaran yang Terdapat lab fisika, lab tersedia di sekolah ? komputer, dll.
10.
Bagaiamana pembelajaran di kelas agar Penyampaian rumus yang fisika itu menjadi mudah untuk mudah dipahami, serta dipahami ? anggapn sisw bahwa fisika masih sulit.
Menurut guru: ada contoh soal dan pembahasan soal penurunan rumus yang singkat, dan materi yang singkat. Ya, karena akan membantu siswa dalam memvisualisasikan materi fisika yang abstrak, seperti video, power point, dll. Sedangkan apabila dengan ceramah saja, siswa menjadi bosan dan tidak fokus untuk belajar. Terdapat lab fisika dengan ukuran mini dan peralatan lab yang sedikit jumlahnya. Selain itu terdapat lab komputer serta proyektir yang cukup lengkap. Guru harus aktif saat pembelajaran dan bisa memuat media atau bahan ajar yang mempermudah siswa untuk belajar sendiri.
Menurut guru: penjelasan materi yang mudah dipahami, perunutan contoh dan latihan soal dari yang mudah sampai yang susah. Ya, tetapi dalam pembelajaran tidak terlalu menggunakan alat media dan cukup dengan media yang sederhana saja.
Belum terdapat lab fisika serta media elektronik seperti proyektor.
Anggapan siswa bahwa fisika susah, peggunaan rumus yyang dianggap harus dihapal, dan siswa belum paham untuk penerapan aplikasi materi dalam kehidupan seharihari.
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest 2. Hasil Posttest 3. Uji Normalitas Hasil Pretest 4. Uji Normalitas Hasil Posttest 5. Uji
Homogenitas
Hasil
Homogenitas
Hasil
Pretest 6. Uji
Posttest 7. Uji Hipotesis Hasil Pretest 8. Uji Hipotesis Hasil Posttest 9. Data Hasil Angket Respon Siswa
REKAPITULASI PRETEST KELAS EKSPERIMEN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Leo Leryan Shandy Ade Wahyudi Renaldi Zakaria Ratu Sofia Iftahiyah Mulya Aji Abdul Haffizh Morro Taruna A S P Fitri Handayani Rulita Tariska Firda Khairunnis Adlda Afrilia Intan Danvir Nurjiyanti Utami Sihol Marito Manalu M. Anarky C Meti Anggraeni Dita Nurul K Satria Adiguna Dahlia Diah N Nanda Eka Maharani Kintan Anisya Z Silvy Diniati Arais Sastra Muhammad Kurnia R Pratiwi Iswandari Adinda Julia Kristi Fikri Rapdianta A Yosevan Yonanta Eko Apriandy Ringga Azwar Said Veliani Rachmadanti Dika Dwi Septian Sri Wahyuningsih Ambar Jati Rivaldy R Ferdiansyah Jumlah Persentase
1
4
18
2
5
19
3
6
9
0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 11,43 17,14 25,71 57,14 14,29 22,86 17,14 11,43 37,14 18% 31%
Butir Soal Jumlah 11 12 15 16 7 8 10 13 14 17 20 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 7 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 3 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 5 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 6 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 6 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 7 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 6 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 7 25,71 11,43 22,86 31,43 17,14 14,29 22,86 20 28,57 11,43 8,571 22% 18%
Nilai 15 15 35 10 25 25 15 35 25 20 15 15 5 35 15 35 20 15 25 30 20 30 35 10 10 10 30 15 10 20 30 5 25 30 35
REKAPITULASI PRETEST KELAS KONTROL
No
Nama 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Dita Renil Sofia Agrina Desi Oktaviani Muthia Nurul Wilda Krisbert Shella Kustiawati Anita Mediawaty Ahmad Rezha I Saniki Fajri Leri Prameliyanti Gladis Ayu Arune Rata Bila Arifah Zuhrina Aditya Hendrawan Rocky Febrianto M. Bagus M. Ghulam Ghozy Dandi Prastomo Muhammad Aditya Macica Anggraini Rizki Adi Raenaldi Sulistio Sukarya Ahmad Nugraha Sultan Rafi Desyanti Aprilia Yuniar Dewanti Ezra Fairiz Rela Putri S Andika M Wayan R Galih Aditya Warman Syarah Muhammad Nur R Muhammad Husni T Guritno Al-Hafiz Danang Satria Jumlah Presentase
C1 4
0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 2,632 39,47 31%
18
2
C2 5
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 50 23,68 26,32 33%
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 50
3
6
9
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 7,895 28,95
Butir Soal Jumlah C3 C4 11 12 15 16 7 8 10 13 14 17 20 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 5 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 7 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 7 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 5 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 6 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 6 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 5 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 6 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 5 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 4 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 5 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 5 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 7 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 6 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 5 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 6 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 21,05 5,263 47,37 26,32 2,632 18,42 26,32 21,05 23,68 7,895 57,89 20% 23%
Nilai 25 35 35 25 25 35 35 30 30 35 30 25 30 15 35 25 25 15 20 20 25 20 25 35 10 30 35 15 15 10 15 10 30 15 25 30 25 5
185
HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
5 10 15 20 30 35
5 10 20 20 30 35
10 15 20 25 30 35
10 15 20 25 30 35
10 15 20 25 30 35
10 15 20 25 35
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 35
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 35
3. Nilai minimal (Xmin)
:5
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 35 - 5 = 30
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 35 = 6,09 7
6. Interval Kelas (I)
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Interval 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 Jumlah
Batas kelas
Nilai Tengah (xi)
4,5 9,5 14,5 19,5 24,5 29,5 34,5
7,5 12,5 17,5 22,5 27,5 32,5 37,5
xi2
Frekuensi (fi)
56,25 156,25 306,25 506,25 756,25 1056,25 1406,25 4243,75
2 6 5 7 4 5 6 35
fi.xi 15 75 87,5 157,5 110 162,5 225 832,5
fi.xi2 112,5 937,5 1531,25 3543,75 3025 5281,25 8437,5 22868,75
186
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas
= 19,5 = 35 = 13 =7 =5
Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus : tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= 19,5 =2 =3
187
: interval kelas Maka
4. Standar Deviasi
=5
188
HASIL PRETEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 5 15 20 25 30 35 35
10 15 25 25 30 35 35
10 15 25 25 30 35
10 15 25 25 30 35
15 20 25 25 30 35
15 20 25 30 30 35
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 38
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 35
3. Nilai minimal (Xmin)
:5
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 35 - 5 = 30
5. Banyak Kelas (k)
: k= 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 38 = 6,21
6. Interval Kelas (I)
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Interval
Batas kelas
Nilai Tengah (xi)
5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39
4,5 9,5 14,5 19,5 24,5 29,5 34,5
7,5 12,5 17,5 22,5 27,5 32,5 37,5
Jumlah
xi2 56,25 156,25 306,25 506,25 756,25 1056,25 1406,25 4243,75
Frekuensi (fi) 1 3 6 3 10 7 8 38
fi.xi 7,5 37,5 105 67,5 275 227,5 300 1020
fi.xi2 56,25 468,75 1837,5 1518,75 7562,5 7393,75 11250 30087,5
189
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas
= 24.5 = 38 = 13 = 10 =5
Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus : tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= 24,5 =7 =3
190
: interval kelas Maka
4. Standar Deviasi
=5
REKAPITULASI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Leo Leryan Shandy Ade Wahyudi Renaldi Zakaria Ratu Sofia Iftahiyah Mulya Aji Abdul Haffizh Morro Taruna A S P Fitri Handayani Rulita Tariska Firda Khairunnis Adlda Afrilia Intan Danvir Nurjiyanti Utami Sihol Marito Manalu M. Anarky C Meti Anggraeni Dita Nurul K Satria Adiguna Dahlia Diah N Nanda Eka Maharani Kintan Anisya Z Silvy Diniati Arais Sastra Muhammad Kurnia R Pratiwi Iswandari Adinda Julia Kristi Fikri Rapdianta A Yosevan Yonanta Eko Apriandy Ringga Azwar Said Veliani Rachmadanti Dika Dwi Septian Sri Wahyuningsih Ambar Jati Rivaldy R Ferdiansyah Jumlah Persentase
1
4
18
2
5
19
3
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 71,43 82,86 91,43 85,71 77,14 88,57 91,43 82% 84%
6
9 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 40
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 80
Butir Soal 11 12 15 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 85,71 28,57 42,86 58%
16 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 40
7
8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 60
10
13
14
17
20
0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 80 77,14 82,86 28,57 62,86 77,14 67%
Jumlah
Nilai
12 12 12 12 11 14 14 16 15 15 15 12 17 17 14 14 17 14 13 13 14 16 16 17 16 15 11 12 12 13 13 13 12 12 10
60 60 60 60 55 70 70 80 75 75 75 60 85 85 70 70 85 70 65 65 70 80 80 85 80 75 55 60 60 65 65 65 60 60 50
REKAPITULASI POSTTEST KELAS KONTROL
No
Nama 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Dita Renil Sofia Agrina Desi Oktaviani Muthia Nurul Wilda Krisbert Shella Kustiawati Anita Mediawaty Ahmad Rezha I Saniki Fajri Leri Prameliyanti Gladis Ayu Arune Rata Bila Arifah Zuhrina Aditya Hendrawan Rocky Febrianto M. Bagus M. Ghulam Ghozy Dandi Prastomo Muhammad Aditya Macica Anggraini Rizki Adi Raenaldi Sulistio Sukarya Ahmad Nugraha Sultan Rafi Desyanti Aprilia Yuniar Dewanti Ezra Fairiz Rela Putri S Andika M Wayan R Galih Aditya Warman Syarah Muhammad Nur R Muhammad Husni T Guritno Al-Hafiz Danang Satria Jumlah Persentase
C1 4
18
2
C2 5
19
3
6
9
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 60,53 81,58 86,84 81,58 73,68 81,58 84,21 39,47 63,16 76% 79%
Butir Soal Jumlah C3 C4 11 12 15 16 7 8 10 13 14 17 20 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 11 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 9 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 10 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 14 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 14 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 12 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 14 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 13 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 13 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 12 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 11 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 12 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 12 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 10 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 14 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 15 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 11 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 13 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 12 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 12 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 14 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 15 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 13 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 15 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 13 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 12 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 11 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 12 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 12 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 13 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 42,11 50 39,47 81,58 52,63 44,74 78,95 42,11 47,37 42,11 73,68 57% 55%
Nilai 55 45 50 70 70 75 60 70 65 65 60 55 75 60 60 50 70 75 60 55 55 65 60 60 70 75 65 75 65 60 55 60 65 60 60 50 50 70
193
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
50 60 65 70 75
55 60 65 70 75
80 85
55 60 65 70 75 85
60 60 65 70 80 85
60 60 65 70 80
60 60 70 75 80
85
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 35
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 85
3. Nilai minimal (Xmin)
: 50
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 85 - 50 = 35
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 31 = 6,09
6. Interval Kelas (I)
6
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Titik Frekuensi Batas Interval Tengah (fi) Kelas (xi) 50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85
Jumlah
3 9 5 6 4 8 35
49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5
52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5
xi2
fi . xi
2756,25 157,5 3422,25 526,5 4160,25 322,5 423 4970,25 306 5852,25 660 6806,25 27967,5 2395,5
fi . xi2 8268,75 30800,25 20801,25 29821,5 23409 54450 167550,75
194
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas
= 67,5 = 35 = 17 =6 =6
Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus : tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
= 55,5 =6 =4
195
: interval kelas Maka
4. Standar Deviasi
=6
196
HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
45 55 60 60 65
45 55 60 60 65
50 55 60 65 70
70 75
70 75
70 75
50 55 60 65 70
50 60 60 65 70 75
55 60 60 65 70 75
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak data (N)
: 38
2. Nilai maksimal (Xmaks)
: 75
3. Nilai minimal (Xmin)
: 45
4. Jangkauan (J)
: Xmaks- Xmin = 75 - 45 = 30
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1+ 3,3 log 33 = 6,21
6. Interval Kelas (I)
:
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Interval 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79
Jumlah
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
2 3 5 10 6 7 5 38
44,5 49,5 54,5 59,5 64,5 69,5 74,5
47 52 57 62 67 72 77
xi2 2209 2704 3249 3844 4489 5184 5929 27608
fi . xi 94 156 285 620 402 504 385 2446
fi . xi2 4418 8112 16245 38440 26934 36288 29645 160082
197
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1. Rata-rata ( )
2. Median (Me):
Dimana : median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : frekuensi kumulatif sebelum kelas median : frekuensi kelas median : interval kelas Maka
3. Modus (Mo):
Dimana : modus
= 59,5 = 38 = 10 = 10 =5
198
: tepi bawah kelas modus : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya : interval kelas Maka
4. Standar Deviasi
= 59,5 =5 =4 =5
199
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR PRETEST
A. Kelas X-1 (Kelas Eksperimen) Perolehan Nilai pretest Kelas X-1 5 10 15 20 30
5 10 20 20 30
10 15 20 25 30
10 15 20 25 30
10 15 20 25 30
35
35
35
35
35
10 15 20 25 35
Tabel Bantu Kai Kuadrat (chi-kuadrat) Kelas X-1 xi
xi2
5-9
7,5
56,2 5
15
112,5
10-14
12, 5
156, 25
75
937,5
15-19
17, 5
306, 25
87,5
1531,2 5
14,5
20-24
22, 5
506, 25
157, 5
3543,7 5
19,5
25-29
27, 5
756, 25
110
3025
30-34
32, 5
105 6,25
162, 5
5281,2 5
35-39
37, 5
140 6,25
fi.xi
225
fi.xi2
Batas Kelas
Interval
8437,5
4,5
9,5
24,5
29,5
34,5
40,5 Jumlah
424 3,8
832, 5
22868, 75
Z batas kelas
Luas Z tabel
fe
fi
(fi-fe)2
X2hitung
0,10226 6
-2,03
0,0456
1,596
2
0,1632 16
-1,50
0,0992
3,472
6
6,3907 84
1,84066 4
5
0,3769 96
0,06715 3 0,00039 1
-0,97
0,1604
5,614
-0,45
0,2015
7,0525
7
0,0027 5625
0,075
0,1978
6,923
4
8,5439 29
1,23413 7
5
2,25E06
4,5E-07
6
7,8652 2025
2,46134 3
Xhitung
5,70595 3
0,601
1,128
0,1429
0,0913
5,0015
3,1955
1,75 35
200
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran 4, 5, 6, 7 2. Menentukan Z batas kelas dengan enggunakan rumus:
dimana: nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
3. Menentukan Z tabel Z Batas -2,03 -1,5 -0,97 -0,45 0,07 Kelas Luas Z 0,4788 0,4332 0,334 0,1736 0,0279 tabel Luas Z batas masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 5-9 0,4788-0,4332 = 0,0456 b. Kelas 10-14 0,4332-0,334=0,0992 c. Kelas 15-19 0,0,334-0,1736=0,0,1604 d. Kelas 20-24 0,0279+0,1736=0,2015 e. Kelas 25-29 0,2257-0,0279=0,1978 f. Kelas 30-34 0,0,3686-0,2257=0,1429 g. Kelas 35-39 0,4599-0,3686=0,0913
0,6
1,12
1,75
0,2257
0,3686
0,4599
201
4. Menghitung nilai ft (frekuensi yang diharapkan) dengan menggunakan rumus:
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelasberdasarkan rumus:
Keterangan: X2 = nilai tes chi-kuadrat fo
= frekuensi yang diobservasi
fe
= frekuensi yang diharapkan
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2hitung dengan derajat kebebasan (dk) = 6 pada taraf signifikan 5% adalah 12,59. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung < X2tabel. Artinya data terdistribusi normal.
202
B. Kelas X-3 (Kelas Kontrol) Perolehan Nilai pretest Kelas X-3 5 15 20 25 30
10 15 25 25 30
10 15 25 25 30
10 15 25 25 30
15 20 25 25 30
15 20 25 30 30
35 35
35 35
35
35
35
35
Tabel Bantu Kai Kuadrat (chi-kuadrat) Kelas X-3
Interval
xi
xi2
fi.xi
fi.xi2
Batas Kelas
Z batas kelas
Luas Z tabel
fe
fi
(fi-fe)2
X2hitung
5-9
7,5
56,2 5
7,5
56,25
4,5
-2,61
0,017
0,6536
1
0,1199 93
0,183588
10-14
12, 5
156, 25
37,5
468,75
9,5
-2,02
0,053
2,0216
3
0,9572 67
0,473519
15-19
17, 5
306, 25
105
1837,5
14,5
-1,44
0,122
4,6664
6
1,7784 89
0,381127
20-24
22, 5
506, 25
67,5
1518,7 5
19,5
-0,85
0,197
7,5126
3
20,363 56
2,710587
25-29
27, 5
756, 25
275
7562,5
24,5
-0,27
0,226
8,5994
10
1,9616 8
0,228118
30-34
32, 5
105 6,25
227,5
7393,7 5
29,5
0,31
0,191
7,2808
7
0,0788 49
0,01083
35-39
37, 5
140 6,25
300
11250
34,5
0,89
0,115
4,4042
8
12,929 78
2,935783
39,5
1,47 38
Xhitung
6,923552
Jumlah
424 3,8
1020
30088
203
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran 4, 5, 6, 7 2. Menentukan Z batas kelas dengan enggunakan rumus:
dimana: nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
3. Menentukan Z tabel Z Batas -2,61 -2,02 -1,44 -0,85 -0,27 Kelas Luas Z 0,4955 0,4783 0,4251 0,3023 0,1046 tabel Luas Z batas masing-masing kelas adalah sebagai berikut:
0,31
0,89
1,47
0,1217 0,3133 0,4292
a. Kelas 5-9 0,4955-0,4783 = 0,0172 b. Kelas 10-14 0,4783-0,4251=0,0532 c. Kelas 15-19 0,4251-0,3023=0,1228 d. Kelas 20-24 0,3023-0,1046=0,1977 e. Kelas 25-29 0,1046+0,1217=0,2263 f. Kelas 30-34 0,3133-0,1217=0,1916 g. Kelas 35-39 0,4292-0,3133=0,1159
4. Menghitung nilai ft (frekuensi yang diharapkan) dengan menggunakan rumus:
204
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelasberdasarkan rumus:
Keterangan: X2 = nilai tes chi-kuadrat fo
= frekuensi yang diobservasi
fe
= frekuensi yang diharapkan 6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2hitung dengan derajat kebebasan (dk) = 6 pada taraf signifikan 5% adalah 12,59. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung < X2tabel. Artinya data terdistribusi normal.
211
UJI HOMOGENITAS HASIL PRETEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan: F = koefisien F tes = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus :
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika
, maka data dinyatakan homogen.
2) Jika
, maka data dinyatakan tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol Interval
Batas kelas
Nilai Tengah (xi)
5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39
4,5 9,5 14,5 19,5 24,5 29,5 34,5
7,5 12,5 17,5 22,5 27,5 32,5 37,5
Jumlah
xi2 56,25 156,25 306,25 506,25 756,25 1056,25 1406,25 4243,75
Frekuensi (fi) 1 3 6 3 10 7 8 38
fi.xi 7,5 37,5 105 67,5 275 227,5 300 1020
fi.xi2 56,25 468,75 1837,5 1518,75 7562,5 7393,75 11250 30087,5
212
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen Interval 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 Jumlah
Batas kelas
Nilai Tengah (xi)
4,5 9,5 14,5 19,5 24,5 29,5 34,5
7,5 12,5 17,5 22,5 27,5 32,5 37,5
xi2
Frekuensi (fi)
56,25 156,25 306,25 506,25 756,25 1056,25 1406,25 4243,75
2 6 5 7 4 5 6 35
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1. Kelas Kontrol
2. Kelas Eksperimen
fi.xi 15 75 87,5 157,5 110 162,5 225 832,5
fi.xi2 112,5 937,5 1531,25 3543,75 3025 5281,25 8437,5 22868,75
213
C. Menentukan Nilai
dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai
adalah
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai dengan
. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai
adalah sebesar 1,79. Maka terlihat nilai dan H0 ditolak (data dinyatakan homogen).
(38;35)
, sehingga Ha diterima
205
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR POSTTEST
A. Kelas X-1 (Kelas Eksperimen) Perolehan Nilai pretest Kelas X-1 50 60 65 70 75 80
55 60 65 70 75 85
55 60 65 70 75 85
60 60 65 70 80 85
60 60 65 70 80 85
60 60 70 75 80
Tabel Bantu Kai Kuadrat (chi-kuadrat) Kelas X-1 Batas Kelas
Z batas kelas
49,5
1,8419 7
55,5
1,2585 4
0,1458
61,5
0,6751 1
67,5
0,0916 8
23409
73,5
0,4917 47
0,1698
54450
79,5
1,0751 76
0,0928
85,5
1,65
Interval
xi
xi2
fi.xi
fi.xi2
50-55
52, 5
275 6,2 5
157, 5
8268,7 5
56-61
58, 5
342 2,2 5
526, 5
30800, 25
64, 5
416 0,2 5
68-73
70, 5
497 0,2 5
74-79
76, 5
585 2,2 5
306
80-85
82, 5
680 6,2 5
660
62-67
Jumlah
279 67,5
322, 5
423
2395 ,5
20801, 25 29821, 5
16755 0,8
Luas Z tabel
(fi-fe)2
X2hitung
3
2,1184 8
0,83257 2
5,103
9
15,186 61
2,97601 6
0,2127
7,4445
5
2,0865 8
0,28028 5
0,2238
7,833
6
8,0258 89
1,02462 5
5,943
4
0,0032 49
0,00054 7
3,248
8
3,0695 04
0,94504 4
Xhitung
6,05908 9
0,0727
fe
2,5445
fi
35
206
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran 4, 5, 6, 7 2. Menentukan Z batas kelas dengan enggunakan rumus:
dimana: nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
3. Menentukan Z tabel Z Batas -1,84 -1,25 -0,67 -0,09 0,49 Kelas Luas Z 0,4671 0,3944 0,2486 0,0359 0,1879 tabel Luas Z batas masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 50-55 0,4671-0,3944 = 0,0727 b. Kelas 56-61 0,3994-0,2486=0,1458 c. Kelas 62-67 0,2486-0,0359=0,2127 d. Kelas 68-73 0,0359+0,1879=0,2238 e. Kelas 74-79 0,3577-0,1879=0,1698 f. Kelas 80-85 0,4505-0,3577=0,0928
1,07
1,65
0,3577
0,4505
207
4. Menghitung nilai fe (frekuensi yang diharapkan) dengan menggunakan rumus:
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelasberdasarkan rumus:
Keterangan: X2 = nilai tes chi-kuadrat fo
= frekuensi yang diobservasi
fe
= frekuensi yang diharapkan
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2hitung dengan derajat kebebasan (dk) = 5 pada taraf signifikan 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung < X2tabel. Artinya data terdistribusi normal.
208
B. Kelas X-3 (Kelas Kontrol) Perolehan Nilai pretest Kelas X-3 45 55 60 60 65 70 75
45 55 60 60 65 70 75
50 55 60 65 70 70
50 55 60 65 70 75
50 60 60 65 70 75
55 60 60 65 70 75
Tabel Bantu Kai Kuadrat (chi-kuadrat) Kelas X-3
fi.xi2
Batas Kelas
Z batas kelas
Luas Z tabel
94
4418
44,5
2,35354
0,0298
1,13 24
156
8112
49,5
1,76126
0,0838
3,18 44
57
324 9
285
1624 5
54,5
1,16898
60-64
62
384 4
620
3844 0
59,5
65-69
67
448 9
402
2693 4
70-74
72
518 4
75-79
77
592 9
Interval
xi
xi2
45-49
47
220 9
50-54
52
270 4
55-59
Jumlah
276 08
(fi-fe)2
X2hitung
2
0,7527 3
0,66472 1
3
0,0340 03
0,01067 8
0,1613
6,12 94
5
1,2755 44
0,20810 3
-0,5767
0,2117
8,04 46
10
3,8235 89
0,47529 9
64,5
0,01558 6
0,2297
8,72 86
6
7,4452 58
0,85297 3
504
3628 8
69,5
0,60786 9
0,1592
6,04 96
7
0,9032 6
0,14930 9
385
2964 5
74,5
1,20015 1
0,0784
2,97 92
5
4,0836 33
1,37071 5
79,5
1,79 Xhitung
3,7318
fi.xi
2446
1600 82
fe
fi
38
209
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran 4, 5, 6, 7 2. Menentukan Z batas kelas dengan enggunakan rumus:
dimana: nilai rata-rata S = nilai standar deviasi
3. Menentukan Z tabel Z Batas -2,35 -1,76 -1,16 -0,57 0,01 Kelas Luas Z 0,4906 0,4608 0,377 0,2157 0,004 tabel Luas Z batas masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 45-49 0,4906-0,4608 = 0,0298 b. Kelas 50-54 0,4608-0,377=0,0838 c. Kelas 55-59 0,377-0,2157=0,1613 d. Kelas 60-64 0,2157-0,004=0,2117 e. Kelas 65-69 0,004+0,0,2257=0,2297 f. Kelas 70-74 0,3849-0,2257=0,1592 g. Kelas 75-79 0,4633-0,3849=0,0784
0,6
1,2
1,79
0,2257
0,3849
0,4633
210
4. Menghitung nilai fe (frekuensi yang diharapkan) dengan menggunakan rumus:
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelasberdasarkan rumus:
Keterangan: X2 = nilai tes chi-kuadrat fo
= frekuensi yang diobservasi
fe
= frekuensi yang diharapkan 6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2hitung dengan derajat kebebasan (dk) = 6 pada taraf signifikan 5% adalah 12,59. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung < X2tabel. Artinya data terdistribusi normal.
214
UJI HOMOGENITAS HASIL POSTEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan: F = koefisien F tes = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus :
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika
, maka data dinyatakan homogen.
2) Jika
, maka data dinyatakan tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol Interval 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79
Jumlah
Batas kelas 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5 69,5 74,5
Nilai Tengah (xi) 47 52 57 62 67 72 77
xi2 2209 2704 3249 3844 4489 5184 5929 27608
Frekuensi (fi) 2 3 5 10 6 7 5 38
fi.xi 94 156 285 620 402 504 385 2446
fi.xi2 4418 8112 16245 38440 26934 36288 29645 160082
215
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen Interval
Titik Frekuensi Batas Tengah (fi) Kelas (xi)
50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85
Jumlah
3 9 5 6 4 8 35
49,5 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1. Kelas Kontrol
2. Kelas Eksperimen
52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5
xi2
fi . xi
fi . xi2
8268,75 2756,25 157,5 3422,25 526,5 30800,25 4160,25 322,5 20801,25 423 29821,5 4970,25 306 23409 5852,25 660 54450 6806,25 27967,5 2395,5 167550,75
216
C. Menentukan Nilai
dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai
adalah
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai dengan
. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai
adalah sebesar 1,79. Maka terlihat nilai dan H0 ditolak (data dinyatakan homogen).
(38;35)
, sehingga Ha diterima
217
UJI HIPOTESIS HASIL PRETEST
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
dimana Keterangan : = rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1 = varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2 Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: 1) Jika
, maka
diterima dan
ditolak.
2) Jika
, maka
diterima dan
ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai 1.
adalah sebagai berikut:
Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: 26, 84 23,64 8,80)2= 77,59 (9,55)2
2.
Menentukan nilai standar deviasi gabungan (
)
218
dsg =
3.
Menentukan nilai
4.
Menentukan nilai Derajat kebebasan untuk mencari
Pada taraf signifikansi 5% nilai
5.
untuk
adalah 1.994
Menguji Hipotesis Karena
6.
adalah
, maka
diterima dan
ditolak.
Memberikan Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh modul interaktif terhadap hasil belajar fisika pada konsep suhu dan kalor.
219
UJI HIPOTESIS HASIL POSTEST
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
dimana Keterangan : = rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1 = varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2 Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: 3) Jika
, maka
diterima dan
ditolak.
4) Jika
, maka
diterima dan
ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai 1.
adalah sebagai berikut:
Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: 68,61 62,36 (10,47)2 8,44)2= 71,266
2.
Menentukan nilai standar deviasi gabungan (
)
220
dsg =
3.
Menentukan nilai
4.
Menentukan nilai Derajat kebebasan untuk mencari
Pada taraf signifikansi 5% nilai
5.
untuk
adalah 1.994
Menguji Hipotesis Karena
6.
adalah
, maka
diterima dan
ditolak.
Memberikan Interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh modul interaktif terhadap hasil belajar fisika pada konsep suhu dan kalor.
Data Hasil Angket Respon Siswa Penggunaan Modul Interaktif pada Konsep Suhu dan Kalor
No
Jenis Kelamin
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
P P P P P P P P L P P 1 P L L P L L L L L L L L P P P P P P L P L L L JUMLAH SKOR RATA-RATA
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 5 2 5 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 5 4 5 1 3 4 3 2 3 3 5 3 4 5 4 5 1 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 2 5 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 5 3 4 3 4 5 3 4 5 4 4 5 3 4 4 4 3 1 4 2 3 4 4 1 5 5 5 5 3 5 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 5 3 3 4 4 2 5 4 2 4 3 3 4 3 4 1 4 1 4 3 3 3 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 5 5 5 5 5 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 5 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 5 3 5 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4 3 4 4 3 4 3 5 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 5 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 4 2 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 4 3 4 2 2 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 5 5 4 4 131 118 127 112 126 120 114 133 119 135 124 133 116 75% 67% 73% 64% 72% 69% 65% 76% 68% 77% 71% 76% 66% 70% 69% 73% 71%
Lampiran D Print Screen Media
Modul Interaktif
222
PERTEMUAN 1
223
224
Lampiran E Surat-Surat Penelitian
1. Surat Keterangan Pernyataan Wawancara 2. Surat Keterangan Penelitian 3. Lembar Uji Validitas Instrumen Non tes 4. Lembar Uji Referensi 5. Biodata Penulis
225
SURAT KETERANGAN PERNYATAA}{ WAWANCARA
Saya yang bertanda tangan dibawah
ini:
Nama '
llld kl.at, S'P.L
-
,
?r- rt*n*
.
Profesi
Menyatakan bahwa
Nama Profesi
:
Iin Safrina
:Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan/Prodi : Pendidikm IPA/ Fisika
NrM
: tosu6ia0022
Telah melakukan wawancara langsung kepada pihak SMAN 10 Tangerang Selatan pada tanggal 26 Juli 2013 untuk kepentingan perolehan informasi terkait penyelesaian skripsi. Demikian, surat pemyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Pewawancara
Pihak Yang Diwawancarai
lutuk!^ac. s'P4';t ltltf : tgTltl
.
0lo
,
226
SURAT KETERANGAn PERNYATAATI WAWANCARA
,
Saya yang bertanda tangan dibawah
Nama Profesi
ini:
:
:
Menyatakan bahwa
Nama Profesi
:
Iin Safrina
:Mahasiswa UIN Syarif Hidayahrllah Jakafia
JurusanProdi : Pendidikan IpA/ Fisika
Nhrf
:10901ff0A022
Telalr melakukan 'qrilwancara langsung kepada pihak SMA 2 Mei pada tanggat 2013 untuk kepentingan perolehan infonnasi terkait penyelesaian skripsi.
I
Agustus
Demikiarq surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana naestinya.
Pewawancara
M
Iin Safrina
Pihak Yang Diwawancarai
227
SURAT KETERANGAII PER}IYATAAII WAWAIICARA
,
Saya yang bertanda tangan dibawah
Nama
:
Profesi
:
ini:
Menyatakan bahwa
Nama
:
Profesi
: Mahasiswa
Iin Sa&ina UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
JurusanlProdi :Pendidikan IPA/ Fisika
NIM
:109016300022
'
Telah melakukan wawancara langsung kepada pihak SMAN
I
Tangerang Selatan pada tanggal 8 Agustus 2013 untuk kepentingan perolehan infonnasi terkait penyelesaian skripsi. Demikian, surat pernyataan ini dibuat
Pewawancara
untuk
mestinya.
Pihak Yang Diwawancarai c
M,
Iin Safrina
Kt!!!N.n.y.
228
PEMERINTAI{ KOTA TANGERANG SELATAN
DIT{AS PET{DIDIKA]\{
SMA I\[EGtrRI
10
JL Raya Tegal Rotan Bintaro Sektor 9 Dest Sawah Boru Telp. (021) 74862423 Cipatat 15413
SURAT KqTERANGAN PENELITIAN MENYU.SUN SKRIPSI Nomor z 070 I 071I AD / SMAN.l0 I lV /2014
Yang bertanda tangan menerangkan bahwa
di
bawah
ini
Kepala SMA Negeri
l0
Kota Tangerang Selatan,
:
Nama
IIN SAFRINA
NIM
1
Status
Ivlahasiswi
Universitas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarla
Program Studi
IPA / Pendidikan Fisika
Semester
X (Sepuluh)
Jenjang Pendidikan
Strata Satu (S 1)
Tahun Akademik
2013 I 2014
Telah melaksanakan penelitian (riset)
17 Februari s.d
090 I 6300022
di SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan pada tanggal
04 Apnl2014 dengan judul Skripsi "Pengaruh Motlul Interaktif
Terhadop
Hasil Belajar Fisika Siswa Pads Konsep Suhu dan Kalor"Demikian surat keterangan ini kami berikan, agar dapat dipergturakan sebagairnana perlunya.
Selatan,23
rer 4tr*frLI''I *tl |
-*\ \f.t .
April}}l4
229
LEMBAR UJI VALIDITAS INSTRT]MEN NON TES MODUL INTERAKTIF'
No I 2 a J
4
Aspekyang Diuji
Kriteria Baik
Cukup
Kurang
Pengembangan indikator dari setiap tahap pembelajarannya Penskoran terhadap tiap-tiap indikator Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan indikator
Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan
Saran
Jakarta, Januai2074
Pembimbing
I
19 1999032 A02
7
\ 23A
LEMBAR UJI VALIDITAS INSTRUMEN NON TES MODUL INTERAKTIF No 1
2 J
4
Aspekyang Diuji Pengembangan indikator dari setiap
tahap pembelaiarannya Penskoran terhadap tiap-tiap indikator Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan indikator Kejelasan dan keefektifan bahasa yang dizunakan
Kriteria Baik
Cukup
Kurans
lr/
Saran:
Jakarta
Pembimbing
Januart2014
II
Permana Suwarna, M. Pd NrP. 1780504200901 I 013
231
UJI REFERENSI
Nama
Iin Safrina
NIM
109016300022
Prodi/Semester
Pendidikan Fisika.D(
Judul Skripsi
Pengaruh Modul Interaktif terhadap Hasil
,
I
Belajar Fisika Siswapada Konsep Suhu dan Kalor
1
2
a
J
4
1
2
J
4
BAB I Meilirrda, E-Modut Interaktif Berbasis Kontruktivisme pada Materi Genetika untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Biologi SLTP Tesis S-2 Sekolah Pasca Sariana (Bandung: Univerisitas Pendikan Indonesia), h. 19. Meilirrda, E-Modul Interaklif Berbasis Kontruhivisme pada Materi Genetika untuk Meningl
5
Paraf Pembimbing
Referensi
No.
Jakarta
:
P
erpustakaan Nasional, 20 02), Cet
kqL!.!1--
E.l7"br"*, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Iakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2oo6),h. 148
I
II
ry,
?v
q ai @.
k
k
k
c T ft'
q
*
?
a
tr
@
?
232
6
Paraf Pembimbing
Referensi
No
I (Jakarta: PT Raja
@*belajaran
Grafindo Persada, 2012), h- 37 5
7
Dalam Proses Belaiar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet ke-13, h'
@katan
o^ o^
205 8
Modul (Bahan Aiar untuk Persiapan Guiu datam Mengaiar) (Yogyakarta: Gava Media, 2013),
@n h.9
9
l0
11
Modul (Bahan Aiar untuk Persiapan Guiu dalam Mengaiar) (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 16 (Jpaya PembaharYan Dalam ffi, Pendidikan dan Pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarv a. 1992\. Cet ke-4, b. 97 Kreatif Membuat Bahan Aiar @nduan
@n
I n o v at i f
t2
(Jo
gi akarta: D IVA
Pt"@
@t
Meningkatkan Kompetensi pada 'Guru Materi Genetika unluk Biologi SLTP Tesis S-2 Sekolah Pasca Sarjana
Milaiar Pustaka Setia,
Mengajar (Bandung:
cv
20ll), h. 220
(Jakarta: Perpustakaan Nasioral, 2002), Cet ke-1, h
t6
t7
Nasional, Penulisan Modul' Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendiidkan dn Tenaga
@n
Kependidikan Depdiknas, 2008, h. 3-5 Mrd" W.tr, Strategi Pembelaiaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional (Iakarta : PT Bumi Aksara, 2009), C.t k.-2,.h. 230 Kurikulum 2oo4 Panduan
@"tati
Pembelaiaran 2000, h.152
i8
a: @.
G
t
7( \
t
te
KBK (Jakafia: PT Remaja Rosdakarya,
Arai Ptrtt"*"=anduan Kreatif Membuat Bahan Ajar I nov at f fi o si akarta: D IVA Press, 20 t2), C ke-3-, h' 28 2 "t Nasional, Penulisan Modul' Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendiidkan dn Tenaga
'h
@
k
G
k
e'
k
(d
k
(d
13
+
t \
@;n
Kependidikan DePdiknas, 2008, h.
k
@
i
19
t v
i Pembelajaran Agama* Islam
t4
15
(d:
t
Interaktif Berbasis Kontruktivisme
(Bandung: Univerisitas P"n 13
a'
II
(d
234
Paraf Pembimbing
No
Referensi
35
Rusman" Belaiar dan Pembelaiaran Berbasis Komputer (Bandung: Alfabeta, 201'2), h. 85
36
Wina
Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. 6, h. 110 Prrr**t", E A""ti Hasil Belaiar (Yogyakarta: Pustaka Pelaiar, 201l), h. 45 San; aya,
.
37 38
39
40
1t 42
43
44 45
46 47
48
Dfiftt -4il-ludjiono, Belaiar dan Pembelaiaran
(Iakarta; Rineka Cipta" 2009), h. 3 R"tr"arr" Brlajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: Alfabeta, 2012), Nan'u Sua; ana, Penilaian Hasil Proses Belaiar mengaiar (Banduns: PT Remaia Rosdakarya,2008), h. 3 =Oer"ar ffat"Alk, Kurikulum dan Pembelaiaran (Iakarta: Bumi Aksara, 2012),h. 38 L""i" W A"de*on dan David R' Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelaiaran, Pengajaran, dan Asesmen ( J akarta: PustakaPel ajat, 20 1 0), C@ -Belaiar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 3, tr{.-Ac,hya Atifudin, Fisika Pelojaran Untuk SMA/MA $ akarta: Interplus, 20AT, h. 122 Joko Srrmatsono, Fisika Untuk SMA/ MA Kelas X (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), h. L34 Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2001), cet ke-5,
@lod
h.laa-179---
@Ftttk
h.490 D"di Gu"^"at" Modul Pembelajaran Interaktif Elektronika Dasar Untuk Program Keahliair Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Menggunakan Macromedia Flash S, jurnal Kom Puu Suwindra, &,I Ketut Tika ffioman Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, ISSN 1979-7109,Volume 3, Nomor 1, April2009 S*y"to, Ef.ktivitas Penggunaan Modul Pembelajaran Interaktif Unluk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin, Jurnal PTM, Volume 6,No.l, Juni 2006 Tie, Tien Lee dan Kamisah Osman yang berjudul "Interactive Multimedia Module with Pedagogical Agents: Formative Evaluation", International Education Studies, 2012,h.50
e o o o
50
Y
1r
r
t,
,/
@.
?
G
x-
@.
ai
e 0 q ai
Ir
t xI
7_ I
I
I U
ff G
,
49
II
I
t t
a
T
a.
k
235
No 51
Paraf Pembimbing
Referensi
I
II
Gilbert Hunt, Shylie
@Susan
Mackintosh, and Michael Lewis yang
berjudul ..Development of an Interactive online Module to Prepare Students for Learning to Measure Joint Range of Motion", MERLOT Journal of Online Learning and Teaching,20ll, h. l8s
o
BAB III
1
2
1
J
Prosedur Penelitian
ffio,
suotu Cipta, Pendekntan Fraktik Edisi Revisi VI (Jakarta: Rineka 2006), h. 160 Metodologi Penelitian @-dasar Kuantitatif-Dalam Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,1996),h Penelitian Pendidikan (Bandung: @ Alfabeta, 20l1),h.
4
@Penelitian
Alfabeta, 2011),h.60
5
-
.1
6
ffinto,
8
9 10 11
Prosedur Penelitian
Suatu C'ptq (Jakafia: Rineka Pendekatan Proldik Edisi Revisi VI 2006),h. 130 Mudah Penelitian Untuk GuruXiau*u", Karyawan dan peneliti Pemula (Bandung: Alfabeta, 2011),
Piiio,
h. 63
7
Pendidikan' (Bandung:
ffito,
Prosedur Penelitian
Suatu Cipta, Rineka (Jakafia: VI Pendekatan Pratdik Edisi Revisi 2006). h. 160 Penilaian Hasil Proses Belaiar Mengaiar, N"r" (Ranrlrrnp: PT Remaia Rosdakarva,2009), cet ke-13, h. 80 Nara Sudjila, Penilaian Hasil Proses Belaiar Mengajar, (Randuns: PT Remaia Rosdakarya,2009), cet ke-13, h' 12 Evaluasi Pendidikan Q akarta: Bumi Aksara, 2009), h. 7 9 Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan
Sidjilt
ffir-dasar
ffi,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009),h.75
t2
13 14
ata, Metode enelitian P endidikan @ (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cetakan ke-6, hal.229 S.rhatsi-i Atikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Iakarta Rumi Aksara. 2009). h. 100 Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 208 P
e
.o
k
k
0,
\-
ai
+
o
I
ft o (}
(t o
ff c
T k-
Y
k
k
r \
rY t
@
r \
ffi
ai
236
Referensi
No 15
t6 t7 18
l9 20
21
Nana Sudj ana, Penilaian Hasil Proses Belaiar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-13, h' t37 Srh"*r*i Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Iakarta: Rumi Aksara. 2009). h.213 Su.harsimi Atikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ( J akarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2IS Y".rti l{ert"ntl, Tanya Jowab Seputar Penelitin Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Jakarta, 2008). h. 32 M. Subhan, Dasar-dasar Penelitian llmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 161
Sugiyono, Metod" Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta,20ll),h. 181
Sugiyon"! Metode Penelitian Pendidikan @andung: Alfabeta,2011), h.273
22 23
1
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikon @andung: Alfabeta. 2011). h. 135-136 Tiet A. Sahertian, Prinsisp dan Teknik Supervisi
Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 20QJ) !.IIl9BAB IV Heri Yudiono, Pengaruh dan Soesanto a.rjar t "stantoro, Modul Interaktif terhadap Hasil Belajar Sistem Penerangan dan Wiring Kelistrikan Siswa Teknik Otomotif, Automotive
Wry"yartt, Hrb"ngan Antara Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan II pada Mahasiswa Semester Iii Akbid Mitra Husada Karanganyar, Jurnal Kesmadaska Volume 2 Nomor 1, Januari 2011, h.
Paraf Pembimbing
I
II
o^
q-
G
0
0
4
5
Arrdi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Aiar Inov atif, (Jogi akarta: DIVA Press, 20 1 1), h. 3 02
lrd* S"kttPengaruh Media Animasi Fisika Dalam Model Pembelajaran Langsung (direct instruction) Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Negeri Kota Bengkulu, Prosiding Semirata FMIPA (Jniver sitas Lampung, 2013, h. 49L K"d"k S"kty"sa dan Sukoco, Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif Jurnal Pendidikan Vokasi, Volume 3 Nomor 1, Februari 2013, h. 128
1r
t
rd \-
0
e q ft
? (--
p
Y \
ft
r
ft
k
fr"
T
ft
d
53
J
r
q
r
237
1'
Paraf Pembimbi
atati, dan
Hernani'
pengembangan Buku Ajar Berbasis Konstektual Pada pokot< Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Prahik Pendidikan Kimia Volume I Nomor 1, Mei 2013, h' 63
Penggunaan Modul Hasil penelitian Pencemaran di Sungai Pepe surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal
M. Zrffi-Atifr;, Hrbrngat Persepsi tentang Fasilitas Laboratorium Komputer dan Keaktifan Belajar dengan prestasi Belajar Tiknologi informasi dan Komunikasi Kelas XI SMA Negeri 1 Gamping, Jurnal Slvipsi lL
niv er s itas N e ger
i
Yo gtakar
t
a, h. 2
Jakart4
Mei 2014
Yang mengesahkan, c
-{
r!
Pembimbing I
,ry{ r Hertanti. M.
9720419 199903 2 002
,.
6'
Pembimbing
II