Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19(1): 19 -27, 2013
ISSN 0852-0151
PENGARUH METODE PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMA NEGERI 2 TEBING TINGGI Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan, Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221 Diterima 10 Nopember 2012, disetujui untuk publikasi 25 Januari 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode peta pikiran terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa kelas X pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi yang terdiri dari 6 kelas berjumlah 240 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 38 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal dan untuk mengamati aktivitas belajar siswa digunakan lembar observasi. Hasil penelitian nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 51,4 dengan standar deviasi 9,9 dan nilai rata-rata kelas kontrol 51,1 dengan standar deviasi 12,6. Hasil uji t data pretest diperoleh kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama. Di kelas eksperimen diajar dengan metode peta pikiran dan kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Pada saat diberikan perlakuan dilakukan juga pengamatan aktivitas belajar siswa dengan peningkatan aktivitas belajar dari pertemuan I dan pertemuan II sebesar 71,2 termasuk kategori aktif. Setelah pembelajaran selesai maka dilakukan postest dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 74,9 dengan standar deviasi 9,6 dan kelas kontrol 64,2 dengan standar deviasi 10,6, pengujian data postest dari kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Dari uji statistik t diperoleh kesimpulan ada pengaruh yang signifikan metode peta pikiran terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Tebing Tinggi.
Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha untuk membimbing anak menjadi orang dewasa maksudnya anak dilatih untuk berpikir dengan melihat ke masa yang akan datang. Terutama anak di tingkat remaja yaitu memacu pemikiran tentang pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari - hari. Pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Menurut Jean Piaget dalam Sagala (2005) “Pendidikan sebagai penghubung dua sisi lain nilai sosial, intelektual dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
Kata kunci: metode, peta pikiran, hasil belajar, suhu, kalor
tersebut”. Perkembangan individu bersifat kausal. Namun terdapat komponen normatif, juga karena pendidikan menuntut nilai. Nilai ini adalah norma yang berfungsi sebagai petunjuk dalam mengidentifikasi apa yang diwajibkan, diperbolehkan dan dilarang. Jadi, pendidikan adalah hubungan normatif antara individu dan nilai. Pandangan tersebut memberi makna pendidikan bahwa segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Sedangkan para ahli psikologi 19
Rappel Situmorang
memandang pendidikan adalah pengaruh orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosialnya dalam bermasyarakat. Pelaksanaan pemberian pendidikan terhadap anak diperlukan trik dalam perlakuan otak anak agar mudah memperoleh pelajaran. Perlakuan yang salah terhadap otak akan menyebabkan gangguan-gangguan dalam belajar dan bekerja. Pada anak akan timbul masalah yang bermacam-macam, namun sudah dikenal polanya selama ini adalah : tidak bisa konsentrasi, tidak paham apa yang dipelajarinya, mudah lupa apa yang sudah diingat sebelumnya, otak merasa penuh sehingga tidak bisa belajar lebih baik lagi. Inilah masalah yang sering muncul dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus lebih kreatif dan bijak dalam menggunakan metode dalam pembelajaran untuk mengurangi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Namun, kebanyakan guru hanya menggunakan metode konvensional yaitu memberi ceramah, tanya jawab dan tugas. Hal ini membuat siswa jenuh dan penat sehingga tidak dapat menerima pelajaran dengan baik. Masalah ini ditemukan juga pada SMA Negeri 2 Tebing Tinggi dimana guru juga hanya menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Hal ini dilihat dari observasi dan studi pendahuluan ke sekolah tersebut. Observasi dan studi pendahuluan yang dilakukan adalah dengan mewawancarai guru dan melihat guru mengajar di kelas. Oleh sebab itu, peneliti hendak mengurangi sedikit kesulitan yang dialami oleh siswa dengan mengoptimalkan keseimbangan kerja otak. Metode Peta Pikiran diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974, seorang ahli pengembangan potensi manusia dari Inggris. Menurut Tony Buzan dalam Wikipedia (http://id.wikipedia.org/) Peta Pikiran (bahasa Inggris Mind Mapping) adalah yaitu suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya 20
secara simultan. Wikipedia menjelaskan tentang peta pikiran bahwa:“Mind maps provide an effective study technique when applied to written material. However before mind maps are generally adopted as a study technique, consideration has to be given towards ways of improving motivation amongst users.” Peneliti sebelumnya Seri Asmaidah (2007) diperoleh ada perbedaan hasil belajar siswa mengggunakan peta pikiran dengan tidak menggunakan peta pikiran pada materi pokok Listrik Dinamis dimana hasil belajar mengggunakan peta pikiran lebih tinggi. Rista Handayani Dalimunthe (2008) juga meneliti tentang peta pikiran pada materi pokok wujud zat dan perubahannya di SMP Prayatna Medan, diperoleh kesimpulan bahwa peta pikiran yang dibuat siswa pada setiap siklus terjadi peningkatan dan memperoleh nilai diatas ketuntasan untuk siklus II. Penelitian sebelumnya hanya memberikan kesempatan siswa untuk membuat peta pikiran secara individu sehingga kegiatan siswa dalam pembelajaran kurang terarah. Sedangkan, kegiatan pembelajaran hendaknya disusun terarah agar dapat membimbing dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Perbedaan proses pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan penyampaian materi menggunakan gambar, di mana gambar dibuat dalam kertas filchart dan ditempelkan pada papan tulis agar semua siswa dapat melihatnya kemudian mengajak siswa berdiskusi kelompok dan membuat peta pikiran bersama. Peneliti berharap dengan menggandengkan metode peta pikiran dengan diskusi berkelompok menjadikan siswa lebih aktif dan mampu bekerja sama dengan teman sejawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode peta pikiran terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor sebelum dan sesudah pembelajaran. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode peta pikiran pada materi pokok Suhu dan Kalor. Penelitian memberi manfaat bagi guru dalam
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 19 Nomor 1
Maret 2013
Pengaruh Metode Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu Dan Kalor di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi
memilih metode yang sesuai meningkatkan hasil belajar siswa
untuk
Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 di Jl. K.L. Yos Sudarso Tebing Tinggi yang terdiri dari 6 kelas. Sampel dalam penelitian terdiri dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang melibatkan dua kelas yang diberikan dua perlakuan yang berbeda. Pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X4 sebagai kelas kontrol pada SMA Negeri 2 Tebing Tinggi dengan jumlah siswa 38 orang satu kelas. Penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel terikat adalah hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor. Hasil belajar yang dimaksudkan adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah diberikan perlakuan yang diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian.Variabel bebas adalah metode peta pikiran yang dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode peta pikiran terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Two Group Pre-test Post-test. Rancangan ini dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pre-test digunakan untuk menyetarakan pengetahuan awal kedua kelompok sedangkan post-test digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.
Keterangan : X = metode peta pikiran O = metode ceramah T1 = pre-test T2 = post tes (tes diagnostik) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berbentuk tes objektif dan non tes yang berbentuk pengamatan (observasi). Test tertulis memiliki indikator meliputi : penalaran kombinatorial, proporsi, koordinasi, keseimbangan mekanik, probability, korelasi, kompensasi dan konservasi. Soal berbentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan. Bobot soal yang dijawab benar = 1 dan yang dijawab salah = 0, dengan alokasi waktu selama 90 menit dengan jumlah soal sebanyak 20 buah. Melalui tes ini diharapkan mampu mengungkap kemampuan berpikir yang dimiliki siswa dalam berpikir abstrak dan sistematis terhadap suatu obyek. Tetapi sebelumnya tes hasil belajar divalidkan kepada validator selanjutnya digunakan pada sampel. Tipe soal adalah pilihan ganda. Tes ini digunakan sebagai tes awal untuk melihat prior knowledge siswa dan tes akhir untuk mengetahui pengaruh peta pikiran terhadap hasil belajar siswa. Untuk menjamin validitas isi (content validity) dilakukan dengan menyusun kisi-kisi soal, sehingga akan tersusun secara proporsional. Dalam penyusunan tes ini digunakan validitas isi dan validitas empirik untuk menyesuaikan soalsoal tes dengan berpedoman pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan materi pokok Suhu dan Kalor.Instrumen yang telah disusun kemudian divalidasikan kepada ahli (dosen atau guru).
Tabel 1. Rancangan Eksperimen Kelompok Eksperimen Kontrol
Pre Tes T1 T1
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Treatment X O Volume 19
Post Tes T2 T2 Nomor 1
Maret 2013
21
Rappel Situmorang
Tabel 2. Kisi-Kisi Tes Materi Pokok Suhu dan kalor Kategori No
Materi pokok
1.
Suhu dan kalor
2. 3. 4.
C1
C2
1, 8
Kalor jenis dan kapasitas panas Perubahan wujud dan kalor laten Perpindahan panas
4, 15
3
14 3
3
C5
C6
Jumlah soal
C3
C4
20
16, 19
5
5, 11
17
6
18
13
7 5
4
2, 10 12 3
6
5
9 2
4 20
Keterangan: C1 = Pengetahuan
C3 = Penerapan
C 5 = Sintesis
C2 = Pemahaman
C4 = Analisis
C 6 = Evaluasi
Validitas yang tinggi apabila skor tes mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan sebagai korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Validitas empirik akan dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Tebing Tinggi Jl. K.L Yos Sudarso. Dengan Rumus Korelasi adalah sebagai berikut : N r xy {N
X
2
XY (
(
X )(
2
X ) }{ N
Y
2
(
r11
22
(
S
)( 2 n 1 S (Arikunto, 2007)
p dan q n = Banyaknya item S = Standar deviasi dari tes
pq )
2
Y) }
N = Jumlah item soal X = Nilai untuk setiap item Y = Nilai total untuk setiap item Untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20): n
pq = Jumlah hasil perkalian antara
Y)
(Arikunto, 2007) Keterangan : r xy = Koefisien korelasi
2
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
Untuk menentukan tingkat kesukaran masing-masing item digunakan rumus, yaitu : B P (Arikunto, 2007) JS Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar J = Jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk menetukan daya beda tes masing-masing tes digunakan rumus yaitu:
D
BA
BB
JA
JB
(Arikunto, 2007)
Keterangan :
Keterangan : D = Daya beda tes B A = Banyaknya peserta kelompok atas
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
yang menjawab soal benar
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 19 Nomor 1
Maret 2013
Pengaruh Metode Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu Dan Kalor di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi
BB =
Banyaknya
peserta
kelompok
bawah yang menjawab soal benar
J
A
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB=
Banyaknya
peserta
untuk menguji ada tidaknya pengaruh karena adanya perbedaan kedua perlakuan.
kelompok
bawah
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Setelah data diperoleh kemudian diolah dengan teknik analisa data sebagai berikut: dihitung rata-rata, simpangan baku, kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Liliefors dan uji homgen dengan uji F. Uji statistik t dua pihak untuk menguji kemampuan awal dan uji t satu pihak
Pada awal penelitian dilakukan pretest pada kedua kelas yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data pretest pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Ekperimen Kelas Kontrol Standar Rata Nilai Frekuensi Rata - rata Nilai Frekuensi Deviasi rata 25 1 35 3 35 1 40 2 40 7 45 8 45 1 50 9 50 12 55 7 51,1 51,4 9,9 55 5 60 5 60 6 65 4 65 3 70 2 Σ = 38 Σ = 38
Standar Deviasi
8,4
Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
15
Frekuensi
Maka diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 51,4 dengan standar deviasi 9,9 dan nilai rata-rata kelas kontrol 51,1 dengan standar deviasi 8,4. Untuk melihat secara rinci hasil pretes kedua kelas dapat dilihat pada diagram batang berikut :
10 5 0
25
40
50
60
70
Nilai Gambar 1. Diagram batang data pretes Kelas Eksperimen kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret 2013 23 Kontrol
Rappel Situmorang
Setelah diperoleh data hasil pretes dari kedua kelas berdistribusi pretest siswa dari kelas eksperimen dan normal. kelas kontrol, maka dilakukan terlebih Pengujian homogenitas dahulu pengujian analisa data berupa dilakukan untuk mengetahui apakah uji normalitas dan uji homogenitas data kelas sampel berasal dari populasi yang pretest untuk mengetahui kelayakannya homogen atau tidak, artinya apakah sebelum diberikan perlakuan. sampel yang dipakai dalam penelitian Sebelum dilakukan uji hipotesis ini dapat mewakili seluruh populasi terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang ada. Pengujian homogenitas data data yaitu uji normalitas menggunakan dilakukan dengan uji F. Hasil uji uji liliefors. Hasil uji normalitas yang homogenitas data yang diperoleh dapat diperoleh Lhitung = 0,1346 dan Ltabel = dilihat pada Tabel 4 berikut : 0,1437. Sesuai syarat uji, bahwa data Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data No. 1. 2.
Data Pretes kelas eskperimen Pretes kelas kontrol
Dari Tabel 4 nilai Fhitung < F tabel
Varians 70,48
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
1,416
1,798
Homogen
99,87 yang
pada kelas kontrol diterapkan metode konvensional maka kedua kelas selanjutnya diberikan postest dengan soal yang sama seperti soal pretest. Hasil yang diperoleh adalah nilai ratarata postest kelas eksperimen setelah diterapkan metode peta pikiran sebesar 74,9 dengan standar deviasi 9,6. Sedangkan di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata postes siswa sebesar 64,2 dengan standar deviasi 10,6. Data yang diperoleh dari postest yang diberikan pada kedua kelas seperti pada Tabel 5 berikut :
berarti bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan homogen atau dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Hasil uji beda kemampuan awal siswa diperoleh bahwa untuk nilai pretest thitung < ttabel yaitu 0,6 < 1,9 maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol. Setelah kedua sampel diterapkan perlakuan yang berbeda di mana pada kelas eksperimen diterapkan metode peta pikiran dan Tabel 5. Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rata – Standar Rata Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi rata Deviasi rata 60 5 50 6 65 4 55 6 70 7 60 5 74,9 9,6 64,2 75 6 65 8 80 8 70 5 85 4 75 3 90 3 80 2 95 1 85 3 Σ = 38 Σ = 38 24
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Standar Deviasi
10,6
Volume 19 Nomor 1
Maret 2013
Pengaruh Metode Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu Dan Kalor di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi
disimpulkan bahwa data postes dari kedua kelas berdistribusi normal. Pengujian homogenitas data postes dilakukan dengan uji F. Hasil uji homogenitas data diperoleh Fhitung = Data Postes Kelas Eksperimen1,216 Dan dan Kelas Ftabel = 1,698. Karena nilai Fhitung Kontrol < F tabel yang berarti bahwa sampel yang
Untuk melihat secara rinci hasil protest kedua kelas dapat dilihat pada diagram batang berikut :
Frekuensi
8 6 4 2
0 50
60
70
80
Gambar 2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Nilai
digunakan dalam penelitian ini dinyatakan homogen atau dapat mewakili seluruh populasi yang ada. Hasil uji t satu pihak diperoleh thitung = 4,4 dan ttabel = 1,7 karena thitung > ttabel Kelas Eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih Kontrol besar dari hasil belajar kelas Kelas kontrol, berarti ada pengaruh metode peta pikiran terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi. Observasi bertujuan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan metode peta pikiran dan juga dengan pembelajaran konvensional. Observasi dilakukan oleh 2 rekan peneliti . Observasi dilakukan selama kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil perkembangan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data yaitu uji normalitas menggunakan uji liliefors. Hasil uji normalitas untuk kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0,116 dan Ltabel = 0,1437. Hasil uji normalitas untuk kelas kontrol diperoleh Lhitung = 0,1300 dan Ltabel = 0,1437. Berdasarkan syarat uji Lilliefors bahwa Lhitung < Ltabel sehingga Tabel 6. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I dan II Pertemuan I Pertemuan II Nilai Penilaian Jmlh Siswa Nilai Penilaian Jmlh Siswa 43 Sangat kurang baik 1 57 Kurang baik 2 57 Kurang baik 5 62 Kurang baik 4 62 Kurang baik 6 67 Cukup baik 5 67 Cukup baik 7 71 Cukup baik 4 71 Cukup baik 6 76 Baik 9 76 Baik 11 81 Baik 10 81 Baik 3 86 Sangat baik 3 90 Sangat baik 1 Jumlah = 2587 38 Jumlah = 2823 38 Rata – rata = 68,1 Rata – rata = 74,3 Rata – rata = 71,2 (aktif) Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 19
Nomor 1
Maret 2013
25
Rappel Situmorang
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa perkembangan aktivitas siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan selama menerima pembelajaran dengan menggunakan metode peta pikiran yaitu peningkatan aktivitas belajar siswa dari pertemuan I sampai pertemuan II dengan rata – rata nilai seluruhnya adalah 71,2 dengan kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa metode peta pikiran tidak hanya meningkatkan hasil belajar saja, tetapi juga mampu meningkatkan aktivitas siswa. Ternyata aktivitas ini juga memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap hasil belajar siswa yaitu dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen yang baik sebesar 74,9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan menggunakan metode peta pikiran terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di Kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi .Hal ini diperkuat dengan perolehan nilai rata-rata pretes siswa di kelas eksperimen sebesar 51,4 dan nilai rata-rata postes sebesar 74,9. Sedangkan di kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes siswa sebesar 51,1 dan nilai rata-rata postes sebesar 64,2 serta persentase peningkatan sebesar 16,6 %. Dengan menggunakan peta pikiran atau pemetaan pikiran diharapkan siswa dapat mencatat dengan teknik mencatat tingkat tinggi dengan menjabarkan informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa sehingga dapat diingat dengan bantuan catatan. Peta pikiran yang dibuat merupakan bentuk catatan yang tidak monoton berupa produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar dengan meringkas materi yang telah diberikan. Kemudian siswa menuangkan ringkasannya berupa kata kunci, memberi warna-warna dan membuat simbolsimbol yang berkaitan dengan materi yang disampaikan agar mudah mengingatnya. Dengan menggunakan peta pikiran siswa dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada, sehingga 26
menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa. Kelebihan penggunaan catatan peta pikiran yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistem limbik yaitu peranaannya sebagai pengatur emosi. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi - potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas. Dengan metode peta pikiran siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%. Kelebihan lain dalam penggunaan peta pikiran pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan menyajikan materi menggunakan filchart berupa peta pikiran yang telah didiskusikan sebelumnya pada kelompok masing - masing. Setiap kelompok berlomba lomba menyajikan peta pikiran yang mereka hasilkan dengan kreativitas masing-masing. Menggunakan warna – warna dan symbolsimbol yang menarik untuk dilihat sehingga kelompok yang lain tertarik untuk mendengarkan pernyataan dan bertanya mengenai materi yang dipresentasikan. Selama melakukan presentasi dan pembuatan peta pikiran diperoleh juga peningkatan aktivitas belajar dengan melalui pengamatan oleh dua orang observer sebesar 71,2 dari pertemuan I dan pertemuan II dengan kategori aktif. Ternyata, aktivitas siswa yang dikategorikan aktif sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang juga dikategorikan baik yaitu 74,9. Dalam hal ini, aktivitas siswa memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar. Ditinjau dari segi waktu, peta pikiran juga dapat mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Hal ini disebabkan karena peta pikiran dapat menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 19
Nomor 1 Maret 2013
Pengaruh Metode Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Suhu Dan Kalor di SMA Negeri 2 Tebing Tinggi
hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, peta pikiran mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan waktu menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh individu. Walaupun penggunaan metode peta pikiran dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, tetapi selama pembelajaran masih ada kendala yang dihadapi, yaitu pada diskusi kelompok terdapat beberapa orang siswa yang diam atau kurang berpartisipasi/kurang aktif dalam melakukan presentasi dan aktivitas belajar siswa berbeda setiap pertemuannya. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses diskusi. Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar. Peta pikiran juga memiliki kekurangan terutama dalam hal jumlah detail informasi yang dapat dimasukkan. Apabila mencoba memasukkan informasi secara mendetail dan pada saat menarik garis cabang dan ranting-rantingnya berupa garis lurus maka siswa akan menemukan bahwa peta pikiran yang dihasilkan menjadi tidak efektif atau bahkan memusingkan. Menyesuaikan gambar, warna dan simbol pada materi yang diajarkan sangat ditekankan agar siswa dengan mudah mengingat informasi yang diperolehnya pada saat pembelajaran.
Simpulan dan Saran kelas
Rata-rata hasil belajar siswa pada eksperimen yang diberi perlakuan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 19
Nomor 1
dengan metode peta pikiran adalah 74,9 yang tergolong baik. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode konvensional adalah 64,2 yang tergolong cukup. Ada pengaruh yang signifikan menggunakan metode peta pikiran terhadap hasil belajar siswa pada materi Suhu dan Kalor di kelas X SMA Negeri 2 Tebing Tinggi. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penerapan pembelajaran metode peta pikiran mengalami peningkatan dari pertemuan I sampai pertemuan II dengan nilai rata-rata sebesar 71,2 termasuk kategori aktif. Dalam pembuatan peta pikiran perlu diperhatikan terutama dalam hal jumlah informasi yang dapat dimasukkan dan penyesuaian gambar, warna dan simbol pada materi yang diajarkan agar siswa dengan mudah mengingat informasi yang diperolehnya pada saat pembelajaran.
Daftar Pustaka Arikunto, S., (2003), Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta Kanginan, Marthen, (2007), IPA Fisika kelas VII, Erlangga, Jakarta Mudjiono dan Dimyanti, (2006), Belajar Dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta Prawiradilaga, (2008), Prinsip Disain Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Sagala, (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran,Alfabeta, Bandung Sanjaya, Wina, (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Sarbana, S., (2009), Ampuh Cerdas Tanpa Batas, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung Sukardi, (2008), Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya, Bumi Aksara, Jakarta Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Maret 2013
27