Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN 2338 3240
PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI ROLE APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUHU DAN PERUBAHANNYA DI SMP NEGERI 3 PALU Juniati Kambuno, Haeruddin dan Marungkil Pasaribu e-mail:
[email protected] Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu – Sulawesi Tengah Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hasil belajar siswa pada konsep suhu dan perubahannya, yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran inkuiri role approach dan pembelajaran dengan menggunakan konvensional, pada kelas VII di SMP Negeri 3 Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain the non-equivalent pretest-posttest design. Pengambilan sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga menghasilkan kelas VII F sebagai kelas kontrol dan kelas VII D sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar siswa dalam bentuk opilihan ganda. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh rerata skor tes awal hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 6,50 dan untuk tes akhir adalh 14,26. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor tes awal adalah 6,09 dan untuk tes akhir adalah 9,91. Analisis data tes tes akhir dilakukan dengan teknik statistika uji-t dua pihak untuk menguji pengaruh rerata skor hasil belajar siswa dengan signifikansi = 0,05. Diperoleh nilai hasil thitung = 2,25 dan ttabel =2,00 didapatkan harga thitung > ttabel. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar siswa antara kelas yang mendapatkan pembelajaran inkuiri role approach dengan kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
Kata Kunci
: Inkuiri role approach, hasil belajar siswa. I. PENDAHULUAN
menganggap siswa datang dan duduk di kelas tanpa membawa pengalaman-pengalaman namun kenyataanya siswa sering menemukan hal-hal yang berkaitan dengan konsep fisika dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini dibuktikan dengan begitu masuk kelas guru tanpa mempertimbangkan pengetahuan awal siswa langsung menjelaskan begitu saja materimateri fisika yang akan diajarkan. Kegiatan belajar siswa hanya berdasarkan pada perintah atau tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Model seperti ini akan mengakibatkan siswa tidak mampu melaksanakan keterampilan proses fisika, akibatnya kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri role approach. Menurut Sagala,[2] model inkuiri merupakan metode mengajar yang berusaha meletakkan dan mengembangkan cara berpikir ilmiah sehingga siswa dituntut lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah dan Piaget dalam Mulyasa[3] juga mengemukakan bahwa metode
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan Hasbullah.[1] Pembelajaran fisika di beberapa sekolah kebanyakan hanya mengandalkan pembelajaran yang hanya berpusat pada guru dengan menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah disertai berbagai alasan klasik seperti waktu yang sangat sempit, kurikulum yang terlalu padat masih sangat mendominasi pembelajaran fisika di SMP. Guru 38
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN 2338 3240 inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi. Berdasarkan latar belakang di atas dilakukan penelitian tentang pembelajaran fisika dengan menggunakan model inkuiri untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Penelitian ini berjudul pengaruh model inkuiri role approach terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan perubahannya kelas VII SMPN 3 Palu.
Perlakuan
Pascates
Eksperimen
O
X
O
Kontrol
O
-
O
Berdasarkan Tabel 4, nilai Fhitung
A. Deskripsi Hasil belajar siswa (tes awal)
D. Uji Hipotesis Uji Perbedaan Rata-Rata Pengujian hipotesis ini menggunakan statistik parametrik uji-t (uji satu pihak). Data hasil pengujian statistik tes awal dapat dilihat pada Tabel 5.
TABEL 2: Deskripsi skor tes Hasil belajar siswa (tes awal). Deskripsi Kelas VII A Kelas VII B (Eksperimen) (Kontrol)
Skor Maksimum Skor Total
34
2
2
12
12
221
207
2,65
TABEL 4. Hasil Uji Homogenitas Tes Awal Uraian Tes awal Ket Fhitung 0,73 Homogen Ftabel 1,77
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Skor Minimum
3,12
C. Uji Homogenitas Pengujian data homogenitas menggunakan uji-F dengan kriteria jika Fhitung < Ftabel maka data homogen. Hasil uji homogenitas dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Palu. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Palu tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII F dan VII D. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
34
Standar Deviasi
Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 3 dengan menggunakan Chi-kuadrat dengan 2 2 kriteria penerimaan hitung < (1 – α)(k – 3), dimana untuk tes awal baik kelas eksperimen 2 maupun kelas kontrol nilai hitung lebih kecil 2 daripada nilai (1 – α)(k – 3). Artinya, data tes awal baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdistribusi normal.
Keterangan: X : Perlakuan denga pembelajaran inkuiri role approach O : Tes hasil belajar siswa
Jumlah Siswa
6,08
TABEL 3 : Hasil Uji Normalitas Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tes Awal Uraian Eksperimen Kontrol Sampel 34 34 2,00 3,71 7,81 Ket Normal
TABEL 1 : The non ekivalen pretest-posttest design Prates
6,50
B. Uji Normalitas Pengujian data normalitas data penelitian ini peneliti menggunakan Chi-kuadrat dengan 2 2 kriteria penerimaan taraf hitung< tabel, signifikan = 0,05, dan derajat kebebasan dk = k–3. Data yang digunakan untuk menguji normalitas data meliputi tes awal dan tes akhir kemahiran generik sains baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil uji normalitas tes awal dan tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.
II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini dilihat dari teknik yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen. Adapun desain penelitian yang digunakan yaitu the non ekivalen pretest-posttest design. Desain penelitian yang digunakan dapat dilukiskan seperti pada Tabel 1.
Kelompok
Skor Rata-rata
39
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN 2338 3240 dengan kelas yang mendapatkan pembelajaaran menggunakan model konvensional. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka dapat dilihat bagaimana cara belajar siswa yang ada dikelas kontrol dengan siswa yang ada dikelas eksperimen. Dimana pada kelas eksperimen siswa memiliki respon yang baik dalam belajar, mereka mau belajar bersama-sama dalam kelompok, mengemukakan ide-ide ataupun jawabanjawaban yang berbeda dan benar untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dalam LKK. Pada tahap ini siswa terlatih untuk menerima perbedaan pendapat dan berusaha untuk bekerjasama. Selain itu juga membantu siswa belajar mengembangkan pemikirannya, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bagaimana pengaruh pembelajaran Inkuiri Role Approach terhadap hasil belajar fisika siswa. Maksudnya, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran Inkuiri Role Approach. Perlakuan ini dilakukan untuk melihat bagaimana hasil belajar siswa, apakah berubah ke konsep fisika yang sebenarnya atau tidak setelah diberikan perlakuan. Setelah itu dilihat bagaimana akibat dari model yang digunakan tersebut terhadap hasil belajarnya, apakah meningkat atau tidak. Ada dua sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelas kontrol model pembelajaran yang digunakan adalah konvensional, sedangkan kelas eksperimen diberikan pembelajaran inkuiri Role Aprroach. Inkuiri Role Approach merupakan salah satu alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus hasil belajar fisika siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dari Mudalara[4] menyatakan bahwa Hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri bebas lebih tinggi dari kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen siswa menjadi lebih banyak aktif dalam pembelajaran, bekerja sama baik secara perorangan maupun kelompok, mandiri, dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari serta menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain. Sehingga wawasan daya berpikir siswa mulai berkembang dan menyadari begitu banyak halhal atau kejadian yang mereka lakukan sehari-
TABEL 5: Uji Perbedaan Rata – Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ttabel ̅ Kelas thitung Keputusan ( =0,05) Eksperimen
6,26
Kontrol
6.08
2,00
2,00
H0 diterima
Berdasarkan nilai rata-rata tes awal kelas eksperimen sebesar 6,26 dan kelas kontrol sebesar 6,08 , dilakukan uji hipotesis (uji-t) beda rata-rata (dua pihak) dan diketahui nilai thitung = 0,20. Selanjutnya untuk nilai ttabel = t(11/2α) pada taraf nyata α = 0,05 dan dk = (n 1 + n2 – 2) = 34 + 34 - 2 = 66, diperoleh t0,975(66) = 2,00. Kriteria pengujian dimana Ho diterima jika –t(1-1/2 ) < t < t(1-1/2 ), diketahui – 2,00 < 0,20 < 2,00. Hal ini berarti, nilai thitung berada pada daerah penerimaan Ho. Dengan kata lain, bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas VII F dengan kelas VII D. E. Deskripsi Hasil belajar siswa (tes akhir) TABEL 6: Deskripsi skor tes Hasil belajar siswa (tes skhir).
Deskripsi Jumlah Siswa Skor Minimum Skor Maksimum Skor Total Skor Rata-rata Standar Deviasi
Kelas VII A (Eksperime n) 34 9 19 492 14,47 2,74
Kelas VII B (Kontrol) 34 5 16 337 9,91 3,11
D. Uji Hipotesis tes akhir Uji Perbedaan Rata-Rata Pengujian hipotesis ini menggunakan statistik parametrik uji-t (uji satu pihak). Data hasil pengujian statistik tes akhir dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7: Uji Perbedaan Rata – Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ttabel ̅ Kelas thitung Keputusan ( =0,05) Eksperimen Kontrol
14,64 9,91
2,25
2,25
H1 diterima
Berdasarkan Tabel 7, nialai thitung ≥ ttabel atau 2,25 ≥ 2,00. Hal ini berarti, nilai t hitung berada di luar daerah penerimaan H0. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada hasil belajar siswa antara kelas yang mendapat pembelajaran inkuiri role approach terhadap 40
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN 2338 3240 hari banyak yang berkaitan dengan konsep fisika, contoh yang berkaitan dengan materi ini adalah suhu. Berbicara mengenai suhu dalam kehidupan kita sudah tidak asing lagi karena hal ini sering bahkan setiap hari kita rasakan yang namanya suhu. Sesuai dari hasil yang diperoleh peneliti dalam proses pembelajaran, siswa yang ada dikelas eksperimen pada pertemuan awal semangat untuk mengikuti pelajaran sedikit berkurang. Akan tetapi sebelum peneliti masuk dalam proses pembelajaran, maka dimengawali dengan memotivasi siswa dengan memberi sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan tersebut. Contohnya, “Apakah indra peraba dapat merasakan suhu badan manusia?”, maka disini mulailah perdebatan antara siswa sehingga dari hal tersebut menjadikan mereka penasaran dengan jawaban yang sebenarnya. Peneliti tidak langsung memberi jawaban yang benar kepada siswa melainkan melanjutkan dengan memberikan materi tentang suhu, supaya bisa mengetahui konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang diajukan tersebut. Setelah siswa telah belajar materi suhu dan perubahannya, siswa mulai memiliki pengetahuan yang baru, dimana pada tahap awal mereka belum mengetahui “apa yang dimaksud dengan suhu?” dan “apakah indra peraba kita dapat merasakan yang nama suhu?”. Pertanyaan tersebut membuat mereka menjadi penasaran dan menimbulkan rasa keingin tahuan akan jawaban tersebut, sehingga siswa memiliki semangat dan motivasi untuk mau belajar akan materi suhu dan perubahan tersebut. Setelah siswa belajar materi suhu, dalam hal ini siswa diberi penjelasan dengan disertai demonstrasi yang singkat kemudian masuk dalam proses perlakuan, siswa mulai mengerti akan pertanyaan yang diberikan pada tahap awal tersebut. Maka peneliti kembali menanyakan tentang pertanyaan awal yang menghadirkan perdebatan dan secara langsung siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan konsep yang diajarkan. Dari tahap-tahap yang telah dilakukan dalam proses belajar, siswa dilatih untuk bisa aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, aktif dalam melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberikan makna tentang hal-hal yang dipelajari. Sedangkan peneliti hanya membantu agar proses pembelajaran inkuiri dapat berlangsung lancar. Dalam pembelajaran ini,
siswa diajar untuk bisa menemukan masalahmasalah yang diberikan bahkan siswa dilatih untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Sesuai dengan pembelajaran yang mengharapkan siswa bisa berperan aktif dalam kegiatan belajar agar dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Berbeda dengan pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol adalah pembelajarn konvensional, dimana dalam proses pembelajarannya pada tahap awal siswa langsung diberi materi kemudian diberikan ceramah. Maka suasana dalam kegiatan belajar terlihat vakum dan siswa bermasa bodoh untuk mau menetahui materi yang diajarkan. Bahkan siswa yang memiliki tempat duduk yang dibelakang tidak menanggapi pelajaran yang sedang berlangsung, justru mereka hanya melakukan diskusi yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis kualitatif pemberian tes awal (pretest) diperoleh skor rata-rata dari masing-masing kelas adalah 6,50 dan standar deviasi adalah 3,12 untuk kelas eksperimen dan 6,08 dan standar deviasinya adalah 2,65 untuk kelas kontrol. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan skor antara kedua kelas, dimana terlihat skor untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selanjutnya, untuk kemampuan siswa dari pemberian tes akhir (posttest) diperoleh nilai rata-rata dari masing-masing kelas adalah 14, 64 dan satndar deviasinya adalah 2,74 untuk kelas eksperimen dan 9,91 dan standar deviasinya adalah 3,11 untuk kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut, kemudian dilakukan analisis terhadap normalitas serta homogenitas varians. Hasilnya baik data tes akhir maupun tes akhir keduanya berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Berdasarkan analisis kuantitatif data tes akhir diketahui, nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Perbedaan antara rerata skor tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan adanya pengaruh pembelajaran yang diterapkan pada kedua kelas tersebut. Pengaruh yang signifikan terjadi pada kelas eksperimen. Dimana kelas eksperimen menggunakan pembelajaran inkuiri role approach sedangkan kelas kontrol menggunakan model konvensional. Selanjutnya dengan menggunakan ratarata skor tes akhir dimana pada masingmasing kelas telah diberi perlakuan, diperoleh nilai thitung = 2,25 dan nilai ttabel = 2,00. Dengan 41
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 4 ISSN 2338 3240 menggunakan kriteria penerimaan H0 dimana – t(1 – 0,5α) < t < t(1 – 0,5α), diketahui hipotesis H0 tidak terpenuhi atau ditolak dan hipotesis satu (H1) diterima. Artinya terdapat pengaruh hasil belajar siswa antara kelas yang mendapatkan pembelajaran menggunakan pembelajaran inkuiri Role Approach dengan kelas yang mendapatkan pembelajaaran menggunakan model konvensional. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh uji beda rata-rata melalui uji-t satu pihak dengan thitung = 2,25 lebih tinggi dari ttabel = 2,00 maka hipotesi nol (Ho) ditolak dan hipotesis satu (H1) diterima pada taraf nyata α = 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran inkuiri role approach dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4]
Hasbullah. (2005). Dasar Ilmu Pendidikan.
Jakarta:
PT Raja Grasindo Persada. Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pemblajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Mudalara. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 1 Gianyar Ditinjau Dari Sikap Ilmiah. Skripsi pada FKIP Universitas Pendidikan Ganesha: Tidak dipublikasikan
42