PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP PADA KONSEP TEKANAN. (Kuasi Eksperimen di SMP Paramarta Unggulan – Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh RIA SETYO RINI 107016301978
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
KEMENTERIAN AGAMA .n'.-i,r'.>,
Li'j,
r
q"i$fl
.
FORM
l'.
{
,/
Lle qq,ra;r
LrsL =41L - -: ! No. Revisr: L
Jl.
lr H JuandaNo95Ciputal
,,_
__ LHut _-_ _
1541?-lndofiesta
FITK FR -AKD-OOS
- --_f fvlarer ZOrO - -- l
_:
-_---l -.--.----" -
oi---*.:J.,,
] I
S{JRAT PERNYATAAN KA RYA SEI\DIRI
I
Saya yang berlanda tangatt cli hawah irri, Nanra
: Ria Sctyo Rini
Tcrlpat, Tanggal i-ahir
: .lakarta, 08 Dcsernbcr lc)88
NIM
:107016i01978
Jurusan
i
Prodi
: Pendidikan IPA
:
.ludul Skripsi
/ Fisika
PENCARIJIJ MODEL ("ittlDED INQ(tlRY
TERHADAP I'IASII, I]EI,A.IAR FISIKA SISWA SMP PADA KONSEP ]'L,KANAN Doscn Pcrlbirnbing
: l. Dr,
Sqi.1,o Milanto, M,Pcl
2, Diah Mulhayatialr, S.Si, M.Pd
Dengan
irii
rnenyatakan bahwa skripsi yang saya br-rat hrcnar-hcnar hasil kar"r-a
scncliri dan saya [rerlanggung"jawab sccara akademis atas apa yang saya tulis, Pernyataan ini dihuat sebagai salah satu syarat Wisutla.
Jakarta. 26 .luni 201 1 Mahasiswa Ybs.
&ia-Lq1ye
i
Bll
NIM. r07016301978
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PEI\TERAPAI\ MODEL GUIDED INQAIRY SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri
ruf$
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RIA SETYO RIIYI NIM: 107016301978
Dibawah bimbingan:
Pembimbing
II
Diah Mulhayatiah. S.Si. M.Pd
NIP: 19682118 200303
1 004
Itl-IP: 19790309 200801 2 016
I,EM BAIT PIiNCIISA
T
I
AN
PANITIAN MUNAQASAII Skripsi yang berjudul "PENGARtIH N,{ODlil, Gt,tlDIiD INQ(itRl' TERI.IADAP TIASII, BEI,A.}AR FISIKA SISWA SN,tP I'AI)Z\ KONSEP TEK/tNAN" clisusun oloh Ria Sctyo ttini. NIM 10701(r30197,3. dialukarr kepada Fakultas Ilnru 'Tarbiyah dan Ki:guluan LJIN Syarif' I-lidayatullah Jal<ar1a dinyatakan t,tj LLJS pada u.jian Mr-rnaqasah tanggal 26 .lurri 2014 drhadapan l)evvan Pcnguji, I(arcna itu, pcnulis hcrhak ttrctttpcroleh gclar Sarjarra Penclidrkarr (S.Pcl) pacia hiriarrg Pcnrlirlrl
Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Ketua Sidang/Kaprodi Pend.Fisika Iwan Pennana Suwarna, M.Pd NiP. 19780504 200901 I 013 Irenguji I Irvan Permana Suwama, M.Pd NIP. 19780504 200901 I 013
at f
26 fi^na't
Penguji Il Hasian Pohan, M.Si MP. 195207A1 879030 1 009
Mengetahui,
Dekan Fakultas flmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Strarif Hidayatul lah Jakarra
NrP. r989r02* I986CIt 2 0rlr
Tanda Tangan
ABSTRAK
Ria Setyo Rini (107016301978). “Pengaruh Model Guided Inquiry Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Pada Konsep Tekanan.” Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar fisika siswa SMP dengan menggunakan model guided inquiry pada materi tekanan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Paramarta Unggulan – Tangerang Selatan pada tahun pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Siswa kelas VIII-U1 sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran guided inquiry dan siswa kelas VIII-U4 sebagai kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (model direct instruction). Instrumen penelitian yang digunakan yaitu terdiri dari instrumen tes dalam bentuk uraian untuk mengetahui penguasaan hasil belajar fisika siswa. Data instrumen tes dianalisis menggunakan analisis statistik yaitu uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji-t pada taraf signifikasi (α) = 0,05 didapatkan thitung ≥ ttabel yaitu 4,333 ≥ 2,01, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, hal tersebut terlihat dari nilai posttest kelompok eksperimen 88,00. Maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry pada konsep tekanan.
Kata kunci : Guided Inquiry, hasil belajar fisika siswa, konsep tekanan.
i
ABSTRAK
Ria Setyo Rini (107016301978). “The Effects of Guided Inquiry Model Of Physics Students Learning Outcomes At the Junior high pressure concept.” Thesis, Physics Education Study Program, Departement of Natural Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
This study aims to determine the effect of student learning outcomes junior physics using guided inquiry model of material pressure. This study was conducted in SMP Paramarta Featured - South Tangerang in the school year 2013/2014 . The research method used was quasi-experimental. Students of class VIII - U1 as the experimental group using guided inquiry learning model and students of class VIII - U4 as a control group using conventional learning models (models of direct instruction). The research instrument used is composed of test instruments in the form of descriptions to know the physics student learning outcomes. Data were analyzed using analysis of test instruments , namely statistical ttest. Based on calculations using t-test at the significance level ( α ) = 0.05 is obtained tcount ≥ ttable is 4,333 ≥ 2.01 , so the null hypothesis ( H0 ) is rejected and the alternative hypothesis ( Ha ) is accepted , it is visible from the posttest score group 88.00 experimentation. So we can conclude there are significant physics students learning outcomes using guided inquiry learning model on the concept of pressure.
Keywords : Guided Inquiry, physics student learning outcomes, the concept of pressure.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, hamba mengucap syukur atas rahmat dan hidayah yang telah Engkau berika. Alhamdulillah, karena atas ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini engan baik. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Peneliti ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ibu Dr. Nurlaela Rifa’i, MA, Phd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Diah Mulhayatiah, S.Si, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan sabar dalam membimbing sehingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak/Ibu Dosen dan Staff di UIN Syarif Hidayatullah di Jurusan IPA yang telah memberikan bantuan dan dukungannya. 6. Bapak Drs. Kusman selaku Kepala SMP Paramarta Unggulan_Tangerang Selatan. 7. Ibu Tria, S.Pd selaku guru bidang studi. Atas bantuan, kebijakan dan sarannya sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik. 8. Keluarga besar SMP Paramarta Unggulan yang telah banyak membantu dan member dukungan. 9. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Kardiman dan Ibunda Karmi yang selalu mencurahkan cinta, kasih saying, dan mengajari peneliti untuk
iii
selalu istiqomah di jalan-Nya. Hanya Allah SWT yang dapat membalas semuanya. 10. Kakak, Adik, dan Keponakan tercinta Renny Purwaningsih, Muchlis, Wulandari S Atmawijaya, Macica Anggraini, Dahlia Nur Triyani. 11. Sahabat-sahabat seperjuangan dibangku kuliah Jurusan Pendidikan IPA Prodi Pendidikan Fisika 2007 Sutrisni, Abdul Muis, Ahmad Nazaruddin yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi yang luar biasa. Teman-teman seperjuangan yang tidak bias peneliti sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa persaudaraan kita. Semoga kita semua dapat menggapai kesuksesan. 12. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini. Semoga semua kebaikannya dijadikan amal shaleh dan senantiasa diberikan kemuliaan, Aamiin.
Akhir
kata
peneliti
mohon
maaf
atas
segala
kekurangan
dan
ketidaksempurnaan tulisan ini. Semoga karya kecil ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya. Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin
Jakarta, 26 Mei 2014 Peneliti
Ria Setyo Rini
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
PENDAHULUAN
BAB I
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ...................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................ 7 1. Model Pembelajaran Berbasis Inquiry .…………………………. 7 a. Jenis-jenis Model Inquiry .......................................................... 12 2. Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing (guided inquiry) ……… 16 a. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry .…………….. 16 b. Tahap Pembelajaran Model Guided Inquiry .…………………. 17 3. Makna Belajar dan Hasil Belajar .................................................. 19 B. Kerangka Berpikir ...................................................................... 27 C. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 29 v
D. Tinjauan Konsep Tekanan ……………………………………... 33 E. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 34 B. Metode Penelitian ........................................................................... 34 C. Desain Penelitian.............................................................................. 34 D. Variabel Penelitian ………………………………………………... 35 E. Populasi dan sampel ......................................................................... 35 F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 36 G. Prosedur Penelitian ......................................................................... 36 H. Instrumen Penelitian ....................................................................... 39 1. Instrumen Tes................................................................................... 38 a. Uji Validitas .................................................................................. 38 b. Reliabilitas ..................................................................................... 40 c. Taraf Kesukaran ........................................................................... 41 d. Daya Pembeda .............................................................................. 42 I. Teknik Analisis Data........................................................................ 44 1. Teknik Analisis Data Instrumen Tes................................................ 44 J. Hipotesis Statistik ............................................................................ 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian................................................................................ 47 1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ......................... 47 2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................ 48 3. Rekapitulaisi Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ..................................................................................... 48 4. Analisis Data Tes ………………………………………………… 50 a. Hasil Uji Prasyarat Analisis Hasil Belajar ................................... 50 1) Uji Normalitas ............................................................................ 50 2) Uji Homogenitas ........................................................................ 51
vi
b. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 52 5. Pembahasan ……………………………………………………… 53
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………… 55 B. Saran …………………………………………………………….. 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 35 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen .............................................................................. 39 Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas .............................................................................. 40 Tabel 3.4 Kriteria Derajat (Taraf) Kesukaran) .................................................... 41 Tabel 3.5 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal .......................................... 42 Tabel 3.6 Kategori Daya Pembeda ...................................................................... 43 Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal ............................................ 43 Tabel 4.1 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Kelompok A dan B ……………………………………………………………... 47 Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest Kelompok A dan B ........... 48 Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ………………… 49 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data Kelompok A dan B …………………………………………………. 50 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Homogenitas Data Posttest Kelompok A dan B …………………………………………………. 51 Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian ……………………………………… 52
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 29 Gambar 2.2 Peta Konsep Tekanan ...................................................................... 33 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .......................................................................... 37
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Perangkat Mengajar Lampiran A.1 Silabus .......................................................................................... 61 Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen ................................................................ 66 Lampiran A.3 RPP Kelas Kontrol ....................................................................... 87 Lampiran A.4 LKS ............................................................................................. 108
Lampiran B. Instrumen Penelitian Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................... 119 Lampiran B.2 Pedoman Penskoran Skor ........................................................... 130 Lampiran B.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ...................................... 132 Lampiran B. 4 Validitas Instrumen .................................................................... 136 Lampiran B.5 Reliabilitas Instrumen ................................................................. 138 Lampiran B.6 Uji Taraf Kesukaran ................................................................... 140 Lampiran B.7 Uji Daya Pembeda ...................................................................... 142 Lampiran B.8 Instrumen yang Valid ................................................................. 146 Lampiran B.9 Pedoman Penskoran Skor ........................................................... 148 Lampiran B.10 Soal Instrumen .......................................................................... 152
Lampiran C. Data Hasil Penelitian Lampiran C.1 Rekapitulasi Data Nilai Pretest dan Posttest .............................. 153 Lampiran C.2 Uji Normalitas Pretest dan Posttest ............................................ 157 Lampiran C.3 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ........................................ 175 Lampiran C.4 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ............................................... 179 Lampiran D. Surat-Surat …………………………………………………… 181
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang diungkapkan oleh Wildan Yatim, “Teknologi baru bisa berkembang jika IPA dulu yang diperkuat. Jika IPA ditahapakhirkan, kita tetaplah dalam tahap perakitan seumur hidup”. IPA merupakan sudi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.1 Oleh karena itu, IPA diprogramkan untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan alam dan lingkungan buatan serta pemanfaatannya bagi kehidupan manusia. I Made Alit M, Jenins, Whitefield & Conant dalam Zulfiani menyatakan bahwa IPA/Sains merupakan rangkaian konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan dan dikembangkan dari hasil eksperimentasi atau observasi yang sesuai untuk eksperimentasi atau observasi berikutnya.2 Melalui proses pembelajaran IPA, siswa diharapkan dapat memahami fenomena yang terjadi di alam sekitar, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi suatu produk yang bermanfaat. Di samping itu, dalam mempersiapkan diri memasuki abad milenium III atau abad ke-21 yang sangat kompetitif, diperlukan manusia-manusia yang unggul dalam bidang IPTEK, dan diyakini bahwa melalui IPA dengan pembelajaran keterampilan prosesnya memiliki potensi dan peluang paling besar untuk ikut andil dalam proses pengembangan manusia yang berkualitas, terutama aspek intelektualnya. 1
Depdiknas, Kompetensi Supervisi Akademik: Stategi Pembelajaran MIPA (Jakarta, 2008),
h. 21 2
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 46
1
2
Dalam praktik pendidikan sains, fisika merupakan salah satu cabang IPA yang memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami berbagai macam gelaja alam, prinsip dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.3 Oleh karena itu, pembelajaran fisika di sekolah harus benar-benar dikelola dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran IPA, khususnya fisika, belajar akan lebih bermakna
manakala siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya.4 Pengetahuan yang bermakna tidak cukup hanya melalui transfer pengetahuan dengan cara mendengarkan ceramah guru dan membaca buku. Pengetahuan bermakna diperoleh manakala siswa mampu berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya. Jerome Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi secara aktif untuk memperoleh pengalaman dalam menemukan prinsip-prinsip.5 Namun, fakta yang ada di masyarakat saat ini adalah sebaliknya. Proses pembelajaran kurang menitikberatkan pada penalaran dan pengembangan intelektual siswa. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.6 Kemampuan mental yang dikembangkan sebagian besar berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan dan ingatan.7 Dalam situasi demikian, biasanya siswa dituntut untuk menerima apa-apa yang dianggap penting oleh guru dan menghafalnya.
Kegiatan
pembelajaran
di
kelas
hanya
menjadi
proses
menghafalkan kesimpulan hasil ilmuan terdahulu, bukan menarik kesimpulan dan membuktikan sendiri suatu konsep. Kurangnya pengembangan kemampuan berpikir inilah yang akan menjadikan siswa hanya sebagai subjek pembelajar yang cenderung pasif dan kurang memahami esensi dari pembelajaran fisika 3
itu
Depdiknas., Op. Cit., h. 22 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 21 5 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 103 6 Depdiknas., Op. Cit., h. 21 7 Tonih Feronika & Baharudin Milama, Analisis Pemahaman Konsep Kimia dengan Pembelajaran Hands-On Teknik Guided Worksheet Activity (Jakarta: Jurnal Edu Sains Center For Science Education Jurusan Pendidikan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah), vol. 3 No.2 Desember 2010, h.159 4
3
sendiri, sehingga secara tidak langsung akan menjadikan fisika hanya dikenal sebagai serangkaian sejarah IPA. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi sangatlah diperlukan untuk pembelajaran fisika yang lebih baik. Salah satu cara upaya untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang aktif dan konstruktif dalam pembelajaran fisika siswa dan kemampuan dan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran IPA adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Dari berbagai model yang dikaji dalam Models of Teaching, inkuiri merupakan salah satu model kognitif yang diunggulkan untuk pembelajaran sains di sekolah.8 Dalam perspektif sains, pembelajaran berbasis inkuiri melibatkan siswa dalam penyelidikan sains. Tujuan utama inkuiri adalah penyelidikan yang aktif, baik untuk pengetahuan maupun pemahaman untuk memenuhi keingintahuan siswa. Dari perspektif pedagogis, pembelajaran berbasis inkuiri merujuk pada model konstruktivisme.9 Jerome Bruner mengemukakan bahwa penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran menghasilkan aspek-aspek yang baik. Pertama, meningkatkan intelektual siswa, karena mereka mendapat kesempatan untuk mencari tahu dan menemukan keteraturan dan aspek lainnya melalui observasi dan ekperimen mereka sendiri. Kedua, siswa memperoleh keputusan intelektual karena mereka berhasil dalam penyelidikan mereka. Ketiga, siswa dapat belajar bagaimana melakukan proses penemuan. Keempat, belajar melalui inkuiri mempengaruhi siswa untuk mengingat lebih lama.10 Inkuiri membekali siswa dengan beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
8
Bruce Joyce, et all, Models Of Teaching (United State of America: A Pearson Education Academy, 2000), Sixth edition, page. 161 9 Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan Sains: Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati IPA Indonesia (FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2005) 10 Ratna Wilis Dahar, Loc., Cit.
4
Terdapat delapan macam
model pembelajaran inkuiri, yaitu Guided
Inquiry, Modified Inquiry, Free Inquiry, Inquiry Role Approach, Invitiation Into Inquiry, Pictorial Riddle, Synectic Lesson, dan Value Clarification.11 Namun, dalam penelitian ini hanya akan diterapkan dua jenis model pembelajaran inkuiri, yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). Model ini merupakan dasar atau tahap awal dalam proses inkuiri, sehingga dianggap cocok untuk diterapkan pada tingkat SMP/MTs. Berdasarkan karakteristik model tersebut, salah satu konsep fisika yang cocok adalah tekanan. Konsep tekanan merupakan salah satu konsep fisika yang terdapat di kelas VIII tingkat SMP. Melalui penerapan model inkuiri pada konsep tersebut, guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan penalaran siswa dengan ekperimen-eksperimen sederhana dan serangkaian pertanyaan yang menstimulus rasa keingintahuan siswa, sehingga siswa akan merasa tertarik untuk melakukan
percobaan,
pengamatan,
dan
dari
hasil
pengamatan
serta
pemahamannya, dapat diterapkan kembali dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran inkuiri dapat menjadikan pelajaran fisika lebih menarik, mudah dipahami, dan dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep fisika. Berdasarkan hal tersebut,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap model pembelajaran inkuiri tersebut, dengan judul penelitian “Pengaruh Model Guided Inquiry Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Pada Konsep Tekanan” sebagai judul penelitian dan penyelesaian terhadap masalah yang terjadi di dalam kelas.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kurangnya variasi model pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan. 11
Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry” (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h.. 136
5
2. Proses pembelajaran tidak menitikberatkan pada penalaran dan pengembangan intelektual siswa. 3. Siswa kurang dibekali oleh serangkaian pengalaman bagaimana menemukan sebuah formulasi atau kebenaran melalui penyelidikan.
C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang
dan
identifikasi masalah yang telah
diiuraikan, batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini dibatasi pada model guided inquiry. 2. Hasil belajar fisika yang diukur dalam penelitian ini dibatasi pada hasil tes kognitif saja. Ranah kognitif dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi. Ranah kognitif yang akan diukur pada penelitian ini adalah mulai C1 sampai dengan C4. Hal ini berdasarkan telaah terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar konsep fisika yang diterapkan, yaitu berada pada ranah kognitif C1 sampai dengan C4. 3. Konsep fisika yang diberikan kepada selama eksperimen adalah konsep tekanan yang diajarkan pada semester genap kelas VIII.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah pengaruh hasil belajar siswa menggunakan model guided inquiry pada konsep tekanan?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model guided inquiry terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada konsep tekanan.
6
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik yang terlibat langsung dalam penelitian ataupun tidak. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa. 2. Memberikan alternatif pilihan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran fisika. 3. Memberikan wawasan baru dalam bidang penelitian pendidikan dan modelmodel pembelajaran untuk dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di sekolah.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis 1. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Fakta dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA disekolah menengah maupun di perguruan tinggi masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat informatif. Model pembelajaran seperti ini tidak mendukung pengembangan keterampilan berpikir siswa, karena guru mengajarkan fakta-fakta, rumus-rumus, hukum-hukum dan siswa menghapalkannya. Untuk itu para pakar pendidikan IPA berupaya meningkatkan hasil pembelajaran IPA yang optimal, dengan memperkenalkan dan menerapkan berbagai metode serta pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik IPA. Dari berbagai model pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat adanya perubahan dari pembelajaran yang berpusat pada guru beralih ke pembelajaran yang mengutamakan keterampilan-keterampilan berpikir pada siswa. Dewasa ini banyak materi sekolah-sekolah dasar dan sekolah-sekolah menengah yang berorientasikan pada penemuan (discovery) dan inkuiri (inquiry). Mengenai istilah-istilah penemuan dan inkuiri ini, banyak diantara para ahli pendidikan yang mengartikan sama, tetapi ada juga yang berbeda. Kata “inquiry” dalam bahasa inggris berarti pertanyaan, pemerikasaan, atau penyelidikan. Menurut Schmidt seperti yang dikutip Sofan Amri, menyatakan bahwa
inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat
diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah merupakan pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan.1
1
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet ke-1, hal 85
7
8
Sund seperti yang dikutip Trianto, menyatakan bahwa inkuiri merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.2 Dimyati dan Mujiono menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan, sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.3 Menurut B. Joyce and M. Weil, metode inkuiri merupakan sebuah metode yang intinya melibatkan siswa ke dalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyeledikan, membantu mereka mengidentifikasi konseptual atau metode pemecahan masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.4 Sedangkan menurut Granger Meador dalam Inquiry Physics, menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dinamis, dimana siswa dapat menjelajahi alam melalui pengamatan, mengajukan pertanyaan, membuat penemuan, dan menguji hasil temuannya untuk mencari/mendapatkan suatu penemuan baru.5 Selain itu, Beluga Whales dalam Science as Inquiry, menyatakan bahwa inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang komples, dimana siswa melibatkan diri mereka dalam proses penyelidikan, merumuskan pertanyaan, dan memecahkan masalah, kegiatan seperti ini dilakukan untuk mengasah keterampilan mereka agar hasil belajar mereka menjadi lebih baik.6 Dengan kata lain, inkuiri merupakan suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuik mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan memggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet.I, h. 135 3 Dimyati & Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 173 4 Bruce Joyce, et all. Models Of Teaching, (United State of America: A Pearson Education Academy, 2000), Sixth edition, page. 161 5 Granger Meador, Inquiry Physics: A modified Learning Cycle Curriculum (Bartlesville High School, 2010), p. 6, diakses dari http://inquiryphysics.org pada tanggal 29 November 2011 6 National Science Foundation, Science as Inquiry (BSCS Center for Professional Development, 2010), p. 23, diakses dari http://science.education.nih.gov pada tanggal 29 November 2011
9
Lebih jauh lagi, National Science Education Standard menyatakan bahwa pengembangan profesionalisme bagi guru sains perlu memadukan pengetahuan sains, pembelajaran, dan pengetahuan siswa. Selain itu, pengembangan profesionalisme guru sains juga perlu menetapkan pengetahuan dalam pengajaran sains melalui inkuiri atau penyelidikan. Berikut definisi inkuiri menurut National Science Education Standard: “Inquiry is a multifaceted activity that involves making observations, posing questions, examining books and other sources of information to see what is already known, planning investigations, reviewing what is already known in light of experimental evidence, using tools to gather, analyze, and interpret data, proposing answer, explanations, and predictions, and communication the result”7
Dari definisi tersebut inkuiri dapat diartikan sebagai proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan siumber-sumber informasi lain secara kritism merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengomunikasikan hasilnya. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah tersebut adalah berupa pertanyaan ilmiah yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan sehingga dengan berkemampuan mengajukan pertanyaan tersebut kita dapat memperoleh informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan brpikir kritis dan logis, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh ilmuwan atau orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi.
7
National Research Council, Inquiry and the National Science Education Standard: A Guide for Teaching and Learning, (Washington D. C: National Academy Press, 2000), p. 14
10
Menurut Carin seperti yang dikutip oleh Moh. Amien menyatakan bahwa discovery adalah suatu proses mental dimana anak atau individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip.8 Dengan kata lain, inkuiri merupakan suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuik mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan memggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Menurut Sund seperti yang dikutip oleh Trianto, discovery adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan prinsipprinsip Istilah asing yang sering digunakan untuk metode ini ialah discovery yang berarti penemuan, atau inkuiri yang berarti mencari. Mengenai penggunaan istilah discovery dan inkuiri para ahli terbagi ke dalam dua pendapat, yaitu : 1) Istilah-istilah discovery dan inkuiri dapat diartikan dengan maksud yang sama dan digunakan saling bergantian atau keduanya sekaligus. 2) Istilah discovery, sekalipun secara umum menunjuk kepada pengertian yang sama dengan inkuiri, pada hakikatnya mengandung perbedaan dengan inkuiri
Bagi seorang siswa untuk membuat penemuan-penemuan, ia harus melakukan proses-proses mentalnya, misalnya mengamati, menggolongkangolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan sebagainya. Pengajaran inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses-proses inquiry. Inquiry dibentuk dan meliputi discovery, karena siswa harus menggunakan kemampuan discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inquiry mengandung prosesproses mentalnya yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang
eksperimen,
melakukan
eksperimen,
mengumpulkan
data,
menganalisis data, dan menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap objektif, jujur, rasa ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. 8
Moh Amien, Menajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry (Jakarta: Depdikbud, 1987), h. 126
11
Pengajaran inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin bahwa siswa dapat mengembangkan proses inquiry. Carin menekankan pengajaran discovery dengan batas-batas tertentu untuk siswa sekolah dasar kelas yang lebih rendah, kemudian mengenalkan inquiry kepada siswa yang lebih atas kelasnya yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektualnya.9 Pengajaran inkuiri terbentuk bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses-proses mentalnya untuk melakukan beberapa prinsip.10 Apabila siswa belum pernah mempunyai pengalaman belajar melalui kegiatan discovery inquiry, maka pada permulaan kegiatan belajar mungkin ia memerlukan struktur yang cukup luas dalam pelajaran-pelajarannya. Setelah siswa memperoleh beberapa pengalaman tentang bagaimana melakukan suatu penyelidikan, ia akan dapat melakukan tugas-tugas dengan bentuk-bentuk pelajaran yang strukturnya tidak begitu luas. Dalam hal ini istilah umum ”sifat menyelidiki” digunakan baik untuk pendekatan mengajar dengan menggunakan metode discovery maupun inquiry. Discovery – inquiry tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Pada hakikatnya, discovery – inquiry ini merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari perumusan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah tersebut adalah berupa pertanyaan ilmiah yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan sehingga dengan berkemampuan mengajukan pertanyaan tersebut kita dapat memperoleh informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan brpikir kritis dan 9
Ibid, h 127 Oemar Hamalik, op.cit, h. 219
10
12
logis, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh ilmuwan atau orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi. Menurut Roestiyah seperti yang dikutip Nunung Nurjannah, model pembelajaran inkuiri memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
11
(1) Dapat
membentuk dan mengembangkan “self-consept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan siswa memiliki ide-ide yang lebih baik, (2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi dan proses belajar yang baru, (3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka, (4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, (5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsic, (6) Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih menarik, (7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu, (8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri, (9) Guru dapat menghindari cara-cara belajar tradisional, (10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran inkuiri juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
12
(1) Guru akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan peserta didik, (2) Perencanaan pembelajaran dengan model ini sulit karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar, (3) Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, model pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh guru.
a.
Jenis-jenis Model Inkuiri Moh. Amin menguraikan tentang tujuh jenis inquiry sebagai berikut:
1) Guided Inquiry Lab. Lesson Pada model inkuiri jenis ini, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Guru memiliki peran penting untuk menyediakan kesempatan bimbingan atau 11
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: 2008), h. 76-77 Wina Sandjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 206-207 12
13
petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan masalah, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat diberikan oleh guru. Dapat dikatakan pula bahwa pembelajaran dengan jenis metode ini merupakan tahap awal sebelum siswa diberikan model pembelajaran inkuiri sesungguhnya.
2) Modified Inquiry Model ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri, yaitu inkuiri terbimbing (guided inquiry) dan inkuiri bebas (free inquiry). Dalam metode ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, masalah yang akan diselidiki ditentukan oleh guru, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Biasanya disediakan pula bahan atau alat-alat yang diperlukan. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara kelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, narasumber, dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa. Kegiatankegiatan siswa ditekankan pada eksplorasi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. Pada waktu siswa melakukan proses belajar untuk mencari jawaban dari masalah yang diajukan guru, bantuan yang dapat diberikan guru ialah dengan teknik pertanyaan-pertanyaan, bukan berupa penjelasan. Guru hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah yang sifatnya mengarah kepada pemecahan masalah yang perlu dilakukan siswa. Dalam model ini guru membatasi memberi bimbingan agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.13 13
Akhmad Sudrajat, Metode Pembelajaran Inkuiri, diakses dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri pada tanggal 03 2010
14
3) Free Inquiry Dalam proses pembelajaran dengan jenis model ini, siswa melakukan penelitian sendiri sebagai seorang ilmuwan. Kegiatan free inquiry dilakukan setelah siswa mempelajarai dan mengerti bagaimana memecahkan suatu problema dan telah memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang studi tertentu serta telah melakukan modified discovery-inquiry. Perbedaan dengan jenis inkuiri lain adalah guru sama sekali tidak membantu siswa dalam merumuskan masalah serta memecahkan masalah, dengan kata lain siswa bertindak mandiri sepenuhnya. Dalam model ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang akan dipelajari atau dipecahkan. Dalam model ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan model ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.
4) Invitation Into Inquiry Dalam model pembelajaran jenis ini, siswa dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana cara-cara yang lazim dilakukan oleh para ilmuwan. Suatu undangan (invitation) memberikan suatu problema kepada siswa, dan melalui pertanyaan masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin, semua kegiatan sebagai berikut : merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, dan membuat grafik.
15
5) Inquiry Role Approach Inquiry Role Approach merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota tim diberi tugas suatu peranan yang berbeda-beda sebagai berikut koodinator tim, penasihat teknis, pencatat data dan evaluator proses.
6) Pictorial Riddle Pembelajaran dengan menggunakan Pictorial Riddle adalah salah satu teknik atau model untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar atau peragaan-peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa. Suatu ridlle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu trasparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan ridlle.
7) Synectics Lesson Pada dasarnya syntetics memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena metafora dapat membantu dalam melepaskan “ikatan struktur mental” yang melekat kuat dalam memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.
8) Value Clarification Simon, Howe dan Kirschenbaun dalam Moh. Amien menyatakan bahwa siswa yang dihadapkan pada proses-proses “value clarification’ di sekolah ternyata sikap apatisnya, bertingkahnya, dan sikap suka menolak menjadi berkurang. Mereka menjadi lebih bergairah, penuh semangat belajar/bekerja dan lebih kritis cara berpikirnya. “value clarification” telah membawa siswa yang mempunyai intelegensi rendah menjadi lebih berhasil studi di sekolahnya. Tujuan value
16
clarification adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan proses-proses yang digunakan dalam menentukan nilai-nilai mereka sendiri.
2. Model Pembelajaran Inkuiri terbimbing (guided inquiry) a.
Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry Guided Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan salah satu metode
pembelajaran unkuiri dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam model ini guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Model inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Dengan model ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsepkonsep pelajaran. Pada model ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.14 Pada dasarnya, selama proses belajar berlangsung siswa akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran fisika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus
14
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 109
17
memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan oleh siswa.
b. Tahap Pembelajaran Model Guided Inquiry Adapun tahapan dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut: 1) Tahap pertama (penyajian masalah) Pada tahap ini guru menunjukkan sebuah masalah (fenomena) kepada siswa baik berupa demonstrasi, atau pertanyaan-pertanyaan yang menimbulkan teka-teki. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a) Siswa memberi respon positif terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru. b) Siswa mengidentifikasi masalah. c) Siswa mengungkapkan ide awalnya. 2) Tahap kedua (pengumpulan dan verifikasi data) Pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah (fenomena) yang diajukan. Siswa dapat menghubungkannya dengan fenomena yang terjadi, kemudian membuat hipotesis. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a) Siswa mengumpulkan informasi sambil berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang diajukan guru. b) Siswa membuat dan mengemukakan hipotesis. 3) Tahap ketiga (melakukan eksperimen) Pada tahap ini siswa melakukan percobaan berdasarkan petunjuk atau arahan dari guru seperti yang terdapat dalam LKS yang telah disediakan oleh guru, kemudian siswa menuliskan hasil eksperimennya dalam LKS sehingga siswa dapat menjawab permasalahan yang diajukan guru diawal. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a) Siswa melakukan percobaan berdasarkan petunjuk atau bimbingan dari guru, alat dan bahan serta langkah-langkah percobaan dirumuskan oleh guru.
18
b) Siswa melakukan pengamatan dan kerjasama dalam pengumpulan data. c) Siswa mencatat data hasil percobaan.
4) Tahap keempat (merumuskan penjelasan) Pada tahap ini siswa diminta mengolah dan menganalisis data hasil eksperimennya. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a) Siswa mendiskusikan hasil penyelidikan secara berkelompok. b) Siswa menganalisis data hasil percobaan. c) Siswa merumuskan dan menarik kesimpulan hasil percobaan.
5) Tahap kelima (mengadakan analisis terhadap proses inkuiri) Pada tahap ini siswa membuat dan mengemukakan kesimpulan yang sekaligus dapat menjawab pertanyaan guru diawal. Aktivitas siswa pada tahap ini adalah: a) Siwa mempresentasikan hasil percobaan. b) Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelas sehingga dapat menganalisis pola penemuan mereka.
Selain itu, David M. Hanson and Richard S. Moog membagi tahapan inkuiri terbimbing ke dalam 5 (lima) tahapan, yaitu:15 a. Orientasi Pada tahap ini guru menyiapkan siswa untuk belajar, yaitu memberikan motivasi kepada siswa untuk beraktivitas, membangkitkan rasa keingintahuan, dan membuat hubungan dengan pengetahuan sebelumnya. Pada tahap ini juga dilakukan pengenalan terhadap tujuan pembelajaran da kriteria keberhasilan guna memgokuskan siswa untuk menghadapi persoalan penting dan menentukan tingkat penguasaan yang diharapkan.
15
David Hanson & Richard S. Moog, Process Oriented Guided Inquiry Learning, diakses dari http://cetl.matcmadison.edu/efgb/3/3_3_3.htm pada tanggal 05 November 2011
19
b. Eksplorasi Pada tahap ini, siswa mempunyai kesempatan untuk mengadakan observasi, mendesain eksperimen, mengumpulkan, menguji, dan mennganalisa data, menyelidiki hubungan, serta mengemukakan pertanyaan dan menguji hipotesis. c. Pembentukan konsep Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan dibentuk. Pemahaman konseptual dikembagkan oleh keterlibatan siswa dalam proses penemuan, bukan penyampaian informasi melalui naskah atau ceramah. d. Aplikasi Apllikasi melibatkan penggunaan pengetahuan baru dalam latihan, masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan kesempatan bagi siswa untuk membentuk kepercayaan diri pada situasi yang sederhana dan konteks yang akrab. Pemahaman dan pembelajaran yang sebenarnya diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan siswa untuk mentransfer pengetahuan baru ke dalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia. e. Penutupan Tahap ini merupakan tahap terakhir pada proses inkuiri. Kegiatan ini diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang diperoleh siswa, dan melakukan refleksi terhadap apa yang mereka pelajari serta penilaian penampilan mereka.
3. Makna Belajar dan Hasil Belajar Proses belajar mengajar adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing. Proses ini juga dapat dikatakan sebagai proses “menerima – memberi” dalam arti peserta didik menerima pelajaran dan pendidik memberi pelajaran. Melalui proses belajar, seorang pelajar atau peserta didik yang tadinya tidak tahu suatu hal menjadi tahu. Proses belajar ini sebenarnya merupakan
20
masalah yang kompleks karena proses belajar terjadi dalam arti seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar tanpa dapat terlihat secara lahiriah (terjadi dalam pikiran orang) yang disebut proses intern.16 Sedangkan proses ekstern merupakan pencerminan terjadinya proses intern peserta didik yang merupakan indikator yang menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah terjadi proses belajar atau tidak. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan pendidik adalah mengarahkan proses ekstern itu agar dapat mempengaruhi proses intern. Proses belajar dikatakan tidak lepas dari pengajaran yang disesuaikan dengan perkembangan dan situasi yang dialami oleh setiap individu. Bruner mengatakan dalam Wasty bahwa belajar merupakan pengembangan kategorikategori dan pengembangan suatu sistem pengodean (coding). Berbagai kategori saling berkaitan sedemikian rupa, hingga setiap individu mempunyai model yang unik tentang alam. Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu adalah (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.17 Selain itu, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melaluilatihan atau pengalaman (learning is defined as the process by which behavior originates or is altered throught training or experiencing).18 Dalam Oemar Hamalik, William Burton memandang bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.19 Sebagaimana dikemukakannya bahwa : A good leraning situation consist of a rich and varied series of learning experiences inufied around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and propocative environment. Hintzman dalam bukunya “The Psyhology of Learning and Memory”, seperti yang dikutip Muhibin Syah berpendapat bahwa “Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s
16
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: Bumi Aksara:2009), h. 40 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Edisi Baru (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 134 - 135 18 Ibid, hal. 103 19 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 28 17
21
behavior”.20 Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Berbeda dengan pengertian belajar, pembelajaran memiliki arti yang lebih luas. Pembelajaran dikatakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Berdasarkan pengertian dari belajar dan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa proses belajar dan pembelajaran sangat mempengaruhi perkembangan setiap individu dalam membangun aspek kognitif yang dimilikinya. Aspek kognitif yang dimiliki setiap individu akan berbeda. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya faktor lingkungan sehingga mendorong individu mempelajari proses perkembangan yang tengah dihadapi. Didalam kelas perlu adanya aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah berbuta untuk mengubha tingkah lakunya. Dengan kata lain, aktivitas belajar adalah melakukan kegiatan belajar, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dalam mempelajarai fisika, kemampuan berpikir yang runut selalu memberikan gambaran bahwa keterampilan berpikir seseorang dapat dilatih dan ditingkatkan. Ini berarti aktivitas belaar dapat menumbuhkan kemampuan berpikir yang sistematis dan logis. Dalam pembelajaran sains, diperlukan pemahaman yang lebih hakiki dari pengertian sans dan makna pembelajaran sains. Sains yang semula diartikan sebagai tubuh pengetahuan yang mendeskripsikan pengetahuan orang tentang benda dan gejala alam, diartikan lebih jauh bahwa sains adalah proses sains (science process), yaitu proses yang biasa dihunakan oleh pakar sains untuk 20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h.90
22
menjalankan studinya di bidang ilmu pengetahuan alam. Belajar sains diartikan sebagai belajar bagaimana orang mempelajari bend adan gejala alam, melakukan proses ilmiah untuk menemukan fakta dan membangun konsep dan prinsip di bidang sains. Para penganut teorikonstruktivisme mempunyai pemahaman bahwa sains adalah proses. Pembelajaran berbasis konstruktivisme merupakan pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar untuk menemukan sendiri konsep sains melalui akomodasi konsep lama dengan fenomena-fenomena baru yang ditemukan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini ditekankan bahwa siswa belajar sains melalui keaktifan untuk membangun pengetahuannya sendiri, membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang telah dimiliki, dan menggunakan semua pengetahuan atau pengalaman itu untuk bekerja melalui perbedaan-perbedaan yang ada pada pengetahuan baru dan lama untuk mencapai pemahaman baru. Belajar dan berpikir merupakan dua proses yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun demikian, keduanya merupakan proses-proses yang berbeda. Belajar pada hakikatnya merupakan proses mental yang tidak dapat dilihat. Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan perilaku.21 Keberhasilan proses pembelajaran dan keefektivan model yang diterapkan guru dapat diukur melalui hasil belajar siswa. Diah Mulhayatiah menyatakan bahwa hasil belajar merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari pengggunaan metode di bawah kondisi yang berbeda.22 Belajar melibatkan tahap masukan, proses, dan keluaran. Belajar juga merupakan proses yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mampu menjadi mampu, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan hasil belajar, yaitu perubahan perilaku yang menyatakan perbedaan dari masukan dan keluaran.
21
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 82 - 83 22 Diah Mulhayatiah., Hubungan Peningkatan hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif dengan Ranah Psikomotorik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium (Jakarta: Jurnal Edu Sains Center for Science Education Jurusan Pendidikan IPA, Vol. 3 No. 1 Juni 2010), h. 35
23
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap, bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali, akan tetapi perubahan yang terjadi relatif permanen, yaitu berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan setelah melakukan proses belajar. Merrill, seperti yang dikutip Wasis D Dwiyogo mengemukakan teori yang dinamakan Component Display Theory untuk memberi penjelasan tentang hasil belajar. Menurut Merrill, hasil belajar pada dasarnya terdiri atas dua diemnsi, yaitu dimensi isi dan dimensi unjuk kerja.23 Dimensi isi terdiri atas empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Fakta adalah suatu informasi yang masing-masing berdiri sendiri seperti halnya nama, tanggal atau peristiwa. Nama adalah simbol yang digunakan untuk menjelaskan suatu objek. Konsep adalah suatu kelompok objek, peristiwa atau symbol yang semuanya mempunyai karakteristik dan dapat diidentifikasi dengan nama yang sama. Prosedur adalah urutan tindakan langkah demi langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam usaha memecahkan masalah atau menghasilkan suatu produk tindakan itu berurutan, misalnya langkah 1, 2, 3 dan seterusnya. Prinsip adalah suatu hubungan sebab akibat atau saling berhubungan antar konsep yang digunakan untuk menginterpretasikan keadaan. Sementara itu, Horward Kingsley seperti yang dikutip Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap dan cita-cita.24 Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.25
23
Wasis D Dwiyogo, Pembelajaran Visioner, h.25-26, diakses dari http://ajte.education.ecu.edu.au/ISSUES/PDF/211/Westwood.pdf pada tanggal 10 November 2010. 24 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), cet.ke-14, hal.22. 25 Ibid.
24
Dimensi unjuk kerja terdiri atas tiga jenis, yaitu: mengingat, menggunakan, dan menemukan. Mengingat adalah unjuk kerja untuk meng-ingat informasi-informasi yang telah diperolehnya dalam memori jangka panjang. Menggunakan adalah untuk kerja yang mempersyaratkan maha-siswa untuk mengaplikasikan berbagai abstraksi dalam berbagai masalah. Menemukan adalah unjuk kerja yang mempersyaratkan mahasiswa menemukan hal baru melalui kegiatan analisis dan sintesis.26 Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ketiga tingkatan itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom). Pada penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar pada ranah kognitif saja dalam penerapan metode pembelajaran inkuiri (guided inquiry). Ranah kognitif berikut ini merupakan ranah kognitif pada Taksonomi Bloom yang sudah direvisi, yaitu meliputi kemampuan pengembangan keterampilan
intelektual
(knowledge)
dengan
tingkatan-tingkatan
sebagai
berikut:27 1. Menghafal/mengingat (Remember): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat (recalling). 1.1 Mengenali (Recognizing): mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang agar dapat membandingkan dengan informasi yang baru. 1.2 Mengingat (Recalling): menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang dengan menggunakan petunjuk yang ada.
26
Wasis D Dwiyogo., Loc. Cit. Ari Widodo, Taksonomi Tujuan Pembelajaran (Bandung: Didaktis, 2005), h. 5
27
25
2. Memahami (Understand): mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh
(exemplifying),
mengklasifikasikan
(classifying),
meringkas
(summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). 2.1 Menafsirkan (interpreting): mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke kata-kata, misalnya meringkas atau membuat parafrase. 2.2 Memberikan contoh (exemplifying): memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntuk kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. 2.3 Mengklasifikasikan (classifying): Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengkelasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. 2.4 Meringkas (summarizing): membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari sebuat tulisan. Meringkas menuntut siswa untuk memilih inti dari suatu informasi dan meringkasnya. 2.5 Menarik inferensi (inferring): menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Contoh: memprediksikan perkembangan suatu populasi dalam sebuah komunitas berdasarkan data perkembangan populasi selama 10 tahun terakhir. 2.6 Membandingkan (comparing): mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua obyek atau lebih. 2.7 Menjelaskan (explaining): mengkonstruk dan menggunakan model sebabakibat dalam suatu sistem.
26
3. Mengaplikasikan (Applying): mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan
masalah
atau
mengerjakan
tugas.
Oleh
karena
itu
mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing). 3.1 Menjalankan (executing): menjalankan suatu prosedur rutin yang telah dipelajari sebelumnya. Langkah-langkah yang diperlukan sudah tertentu dan juga dalam urutan tertentu. 3.2 Mengimplementasikan (implementing): memilih dan menggunakan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru. 4. Menganalisis (Analyzing): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsurunsur tersebut. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: menguraikan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting). 4.1 Menguraikan (differentiating): menguraikan suatu struktur dalam bagianbagian berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. 4.2 Mengorganisir (organizing): mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu. 4.3 Menemukan pesan tersirat (attributting): menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi. 5. Mengevaluasi: membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa (checking) dan mengritik (critiquing). 5.1 Memeriksa (Checking): Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut). Contoh: Memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai dengan data yang ada.
27
5.2 Mengritik (Critiquing): menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. Contoh: menilai apakah rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai atau tidaknya rumusan hipotesis dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang penilai). 6. Membuat/menghasilkan karya (create): menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing). 6.1 Membuat (generating): menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut. Contoh: merumuskan hipotesis untuk memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan di lapangan. 6.2 Merencanakan (planning): merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. Contoh: merancang serangkaian percobaan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. 6.3 Memproduksi (producing): membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah. Contoh: mendesain (atau juga membuat) suatu alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan. Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objective) berupa meteri-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.28 Dalam hal ini, peneliti membatasi ranah kognitif tersebut hanya sampai kepada tingkat C4.
B. Kerangka Berpikir Tujuan pendidikan sains adalah membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman serta mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki komponen-komponen kehidupan fisik, material, 28
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), cetakan ke-1, h. 14
28
dan teknologi dari lingkungan mereka secara ilmiah. Untuk itu, setiap pembelajaran dalam pendidikan sains harus menumbuhkan kualitas pemikiran semacam kemandirian berpikir, keaslian ide, dan kebebasan berpikir. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pemikiran menjadi nilai-nilai sosial. Dalam praktik pendidikan sains, fisika merupakan salah satu cabang IPA yang memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami berbagai macam gelaja alam, prinsip dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.29 Oleh karena itu, pembelajaran fisika di sekolah harus benar-benar dikelola dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran IPA, khususnya fisika, belajar akan lebih bermakna
manakala siswa mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
mengetahuinya.30 Pengetahuan yang bermakna tidak cukup hanya melalui transfer pengetahuan dengan cara mendengarkan ceramah guru dan membaca buku. Pengetahuan bermakna diperoleh manakala siswa mampu berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya. Jerome Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi secara aktif untuk memperoleh pengalaman dalam menemukan prinsip-prinsip.31 Namun, fakta yang ada di masyarakat saat ini adalah sebaliknya. Proses pembelajaran kurang menitikberatkan pada penalaran dan pengembangan intelektual siswa. Siswa hanya dituntut untuk menghafalkan serangkaian formulasi dan mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan guru tanpa dibekali serangkaian pengalaman bagaimana menemukan formulasi tersebut. Kurangnya pengembangan kemampuan berpikir siswa akan menjadikan siswa hanya sebagai subjek pembelajar yang cenderung pasif dan kurang memahami esensi dari pembelajaran fisika itu sendiri, sehingga secara tidak langsung akan menjadikan fisika hanya dikenal sebagai serangkaian sejarah IPA. Oleh
karena
itu,
penggunaan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi sangatlah diperlukan untuk pembelajaran fisika yang lebih baik. 29
Depdiknas, Kompetensi Supervisi Akademik: Stategi Pembelajaran MIPA (Jakarta: 2008), h. 22 30 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi. op.cit., h. 21 31 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 103
29
Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi permasalah tersebut, model pembelajaran inkuiri dapat diterapkan untuk meningkatkan peran siswa selama proses pembelajaran. Model guided inquiry inquiry dianggap sebagai model inkuiri yang efektif dalam proses pembelajaran. Dalam model guided inquiry ini guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Dengan demikian, metode pembelajaran guided inquiry dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas guna memberikan suatu inovasi dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kerja ilmiah siswa dalam memperoleh pengetahuan. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat dilihat pada gambar 2.1
Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran fisika
Pembelajaran dengan Model Guided Discovery – Inquiry Learning
Pemberian Konsep
Menghubungkan realitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan topik pembelajaran
Menyikapi berbagai situasi
Mempertinggi pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
C. Hasil Penelitian yang Relevan Kartini Herlina (2005), dalam penelitiannya yang berjudul “ Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas II SMP Negeri Bandar Lampung, memberikan kesimpulan bahwa
30
penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Asri Widowati (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pendekatan Inquiry dalam pembelajaran sains sebagai upaya pengembangan cara berpikir divergen, kesimpulan penelitian tersebut yaitu pembelajaran sains dengan menerapkan pendekatan Inquiry memberikan prospek yang cukup baik bagi pengembangan cara berpikir divergen yang merupakan unsur utama kreativitas karena memungkinkan siswa untuk belajar aktif, belajar menemukan, belajar memecahkan masalah, belajar menyelidiki, dan belajar menghayati. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Wahyudin, dkk (2010) dalam “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa”, menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham untuk siklus II. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata–rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai rata–rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%.32 Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Siti Khoiriyah, yang berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Strategi Inkuiri Pada Materi Tumbuhan Berbiji Untuk Meningkatkan Keaktivan Siswa di MTs AlAsror, Gunung Pati, Semarang”, menunjukkan adanya peningkatan keaktivan dan hasil belajar siswa dari siklus I-III. Pada siklus I, keaktivan dalam pengamatan sebesar 29,27%, pada siklus II sebesar 58,67%, dan pada siklus III sebesar 80,49%. Rerata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 50,77 dan ketuntasan 68,29%, pada siklus II, rerata hasil belajar siswa sebesar 70,51 dan ketuntasan
32
Wahyudin, dkk., “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 6, No. 1, Januari 2010, diakses dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/JPFI/issue/view/1/showToc pada tanggal 23 Juli 2011.
31
belajarn 87,80%.33 Penelitian Astri Setiawati yang berjudul “Implikasi Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” (Skripsi), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor, dan metode yang paling efektif untuk diterapkan adalah metode modified inquiry.34 Hasil reviu Rustaman tentang hasil kegiatan piloting di FMIPA berkenaan dengan Follow Up Program IMSTEP JICA untuk pembelajaran biologi di SMP dan SMA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pengguasaan konsep yang signifikan antara kelas eksperimen yang melaksanakan pembelajaran biologi melalui inkuiri dengan yang kelas kontrol. Siswa di kelas eksperimen menunjukkan penguasaan keterampilan proses yang lebih tinggi. Sementara itu, hasil evaluasi kegiatan piloting Kimia di SMA menunjukkan bahwa pada konsepkonsep yang relevan terjadi peningkatan yang berarti dan berbeda secara signifikan antara siswa yang mengalami pembelajaran dengan model HOTS (High Order Thinking Skills).35 Penelitian yang dilakukan oleh Kathy Cabe Trundle, et all., dalam “The Effect of Guided Inquiry-Based Instruction on Middle School Students’ Understanding of Lunar Concepts”, menunjukkan bahwa dengan penerapan metode guided inquiry, pemahaman konsep siswa meningkat secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional (buku teks). Siswa yang memperoleh pengajaran tata surya dengan metode guided inquiry, mampu memberikan penjelasan ilmiah secara verbal maupun dengan gambar 33
Siti Khoiriyah, Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Strategi Inkuiri Pada Materi Tumbuhan Berbiji Untuk Meningkatkan Keaktivan Siswa di MTs Al-asror, Gunung Pati, Semarang (Skipsi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang, 2006) 34 Astri Ismawati, “Implikasi Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” (Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), diakses dari http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/10.015 pada tanggal 23 Juli 2011. 35 Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains (Bandung: makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, 2005), diakses dari http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files pada tanggal 20 Januari 2011
32
mengenai fase-fase periode bulan, bumi, dan model matahari.36 Penelitian yang dilakukan oleh Remziye, et all., yang berjudul “The Effect of Inquiry Based Science Teaching on Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes”, menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran berbasis inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas dan kemampuan proses sains siswa.37 Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim Bilgin yang berjudul “The Effect of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude toward Guided Inquiry”, menunjukkan bahwa kelas yang diterapkan metode inkuiri terbimbing dengan pendekatan pembelajaran kooperatif memiliki pemahaman konsep dan sikap yang lebih baik.38 Penelitian yang dilakukan oleh Abdi Rizak Mohammed, et all., yang berjudul “Effect of Active Learning Variants on Student Performance and Learning Perceptions”, menunjukkan bahwa aktivitas dan pemahaman berpikir tingkat tinggi (high order thinking) siswa mengalami peningkatan sebesar 67% setelah diterapkan variasi pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing.39 Yusran (2003) mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri pada konsep Fluida Tak Bergerak untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis inkuiri lebih tinggi 36
Kathy Cabe Trundle, et all., “The Effect of Guided Inquiry-Based Instruction on Middle School Students’ Understanding of Lunar Concepts”, (The Ohio State University: Research Science Education, 2010), P. 19 37 Remziye, et all., The Effect of Inquiry Based Science Teaching on Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes (Bulgarian Juornal of Science Education Policy, Volume 5, Number 1, 2011) diakses dari http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/ pada tanggal 29 November 2011. 38 Ibrahim Bilgin., The Effect of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude toward Guided Inquiry (Scientific Research and Essay Vol. 4 (10), pp. 1038-1046, October 2009), diakses dari http://academicjournals.org/sre pada tanggal 20 Januari 2011. 39 Abdi Rizak Mohammmed, et all., Effect of Active Learning Variants on Student Performance and Learning Perceptions (International Journal for The Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 2, No. 2, July 2008), diakses dari http://www.georgiasouthern,edu/ijsoti pada tanggal 20 Januari 2011
33
daripada siswa yang terlibat dalam pembelajaran biasa pada taraf signifikasi 5%, dengan peningkatan rata-rata kelas eksperimen 21% dan kemas kontrol 13%.40
D. Tinjauan Konsep Tekanan Dalam penelitian ini, konsep fisika yang akan diteliti adalah salah satu konsep yang terdapat di kelasVIII semester genap, yaitu konsep tekanan. Berikut adalah peta konsep tekanan.
GAYA
Berupa
Dapat Mengubah
Tarikan atau Dorongan
Bentuk
Ada yang Sentuh
Menimbulkan
Gerak
pada
dijelaskan dengan Tak Sentuh
Zat Padat
Hukum Newton
Zat Cair
tergolong
h
Fluida
mengikuti Prinsip Archimedes
Prinsip Pascal
Zat Gas
di Ruang Tertutup
berlaku Hukum Boyle
Gambar 2.2 Peta Konsep Tekanan
E. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka pikir yang telah diuraikan, maka hipotesis pada penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh Hasil Belajar Fisika Siswa menggunakan Model Guided Inquiry Pada Konsep Tekanan”. 40
Nuryani Y. Rustaman., Loc. Cit
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2013/2014 di SMP Paramarta Unggulan Kota Tangerang Selatan – Banten, tepatnya dimulai pada tanggal 16 April 2014 sampai dengan 30 April 2014.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Pemilihan metode penelitian ini dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak memungkinkan pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian.
C. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada sebagai hasil perlakuan (treatment) yang berbeda (dalam hal ini model guided inquiry), kemudian menduga faktor penyebab melalui pengumpulan data tertentu. 1 Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan
pretest posttest control group.
Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelas dilakukan pretest untuk
1
Gempur Santoso, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 30
34
35
mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang bersangkutan (tekanan). Kemudian, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelas VIII-U1 diterapkan metode Guided Inquiry, sedangkan kelas VIII-U4 diterapkan metode ceramah. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan kembali posttest untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep yang bersangkutan. Desain penelitiannya dapat digambarkan pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
A
TA
OA
TA
B
TB
OB
TB
Pada Tabel 3.1 tersebut, XA adalah perlakuan (treatment) berupa penerapan metode Guided Inquiry pada kelompok A sedangkan XB adalah perlakuan (treatment) berupa penerapan metode ceramah pada kelompok B.
D. Variabel Penelitian Penelitian ini bersifat Korelasi karena menentukan hubungan antara model pembelajaran dengan kemampan berpikiri siswa. Oleh karena itu, variabel X pada penelitian ini adalah model pembelajaran Guided Inquiry, sedangkan variabel Y nya adalah hasil belajar fisika siswa.
E. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Paramarta Unggulan dengan populasi sasarannya adalah seluruh siswa kelas VIII di sekolah yang sama. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (dalam hal ini dilakukan pengundian), sehingga semua kelompok mempunyai peluang
36
yang sama untuk dijadikan subjek penelitian.2 Berdasarkan teknik sampling tersebut, diperoleh bahwa sampel penelitian ini adalah Kelas VIII-U1. Kelas VIIIU1 ditetapkan sebagai kelompok A yang akan menggunakan model pembelajaran guided inquiry, sedangkan kelas VIII-U4 ditetapkan sebagai kelompok B yang akan menggunakan metode pembelajaran ceramah.
F. Teknik Pengumpulan Data Terdapat dua buah data dalam penelitian ini. Data utama dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis fisika siswa yang diperoleh dari pelaksanaan posttest yang berupa tes objektif dalam bentuk essay. Data pretest hanya digunakan sebagai informasi awal pada kedua kelas yang akan diteliti. Data pretest digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut sama atau tidak dalam hal kemampuan kognitifnya. Data penunjang penelitian adalah data hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu berupa pedoman observasi aktivitas siswa untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran.
G. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2
h.81
W Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010),
37
Hasil observasi
Identifikasi masalah Menemukan variabel penelitian
Analisis konsep
Penyusunan instrumen
Penyusunan silabus, LKS, dan RPP guided inquiry
Uji coba instrumen Mempersiapkan media pembelajaran Analisis data hasil uji coba instrumen
pretest
Penerapan Model Guided Inquiry
posttest
Analisis data dan pembahasan
kesimpulan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
38
H. Instrumen Penelitian Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif dalam bentuk pretest dan posttest. Disamping itu, untuk mendapatkan data penunjang kesimpulan yang diharapkan di akhir penelitian ini, digunakan instrumen nontes berupa pedoman observasi aktivitas siswa untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran. 1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif berupa soal essay. Pengujian instrumen tes ini harus memenuhi empat kriteria, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Untuk mengetahui pemenuhan keempat kriteria tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus melalui pengujian. Berikut ini adalah pengujian yang perlu dilakukan berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian. a.
Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan suatu instrumen.3 Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Hal itu seperti yang dinyatakan oleh Anderson seperti yang dikutip oleh Arikunto yang menyatakan bahwa, “a test is valid if it measures what
a purpose to measure” 4, dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat Pengujian validitas instrumen tes ini merupakan pengujian validitas setiap butir soal tes. Pengujian validitas setiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknik analisis point biserial yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.5
3
Nuraida, Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), h. 114 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.65 5 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 258.
39
√
dengan: rp.bis Mp
=
indeks point biserial
=
Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
Mt
=
Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah oleh testee (peserta tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
SDt
=
Standar deviasi skor total.
p
=
proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.
q
=
proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh 6 soal yang valid dari 10 soal yang diuji cobakan. Pemilihan soal ini didasarkan pada keterwakilan semua indikator materi pembelajaran dengan perhitungan menggunakan ANATES. Kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Indikator Pembelaja ran
Indikator Pembelajaran
Menemuka n hubungan antara gaya, tekanan dan luas daerah
Menjelaskan pengertian tekanan. Menyelidiki kaitan antara luas permukaan benda dengan tekanan. Menghitung besarnya tekanan yang diberikan suatu benda. Menentukan tekanan zat cair.
Jumlah Soal
Aspek Berpikir Kritis 1
2
3
4
5
1
-
-
-
-
1
-
-
-
6
-
1
-
-
-
-
3
1
-
4
-
-
-
1
40
yang dikenai gaya melalui percobaan
Menyebutkan bunyi hukum Pascal dan menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik. Menyelidiki dan menentukan prinsip hukum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah Soal Persentase Soal
-
-
5
-
-
1
-
-
-
-
2
1
1 16,7 %
1 16,7 %
1 16,7 %
1 16,7 %
2 33,3 %
6 100%
b. Reliabilitas Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan rumus KR-20, yaitu: (
dengan:
)(
∑
)
= koefisien reliabilitas internal seluruh item. p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
=
proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p)
Σpq =
jumlah hasil perkalian p dan q
k
=
banyaknya item
s
=
standar deviasi dari tes
Adapun kriteria reliabilitas menurut Gilford seperti yang dikutip oleh Yanti Herlanti adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,91 - 1,00
Sangat Tinggi
0,71 - 0,90
Tinggi
0,41 - 0,70
Sedang
41
0,21 - 0,40
Rendah
0,00 - 0,20
Kecil
Berdasarkan perhitungan menggunakan ANATES diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,72. Nilai ini termasuk kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.
c.
Taraf Kesukaran Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu sesuai
dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini.
dengan: P
= derajat kesukaran (degrees of difficulty)
B
= bayaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa seluruh tes.
Penentuan kriteria derajat kesukaran didasarkan pada ketentuan berikut ini: Tabel 3.4 Kriteria Derajat Kesukaran Rentang Nilai
Kategori
0,00 – 0,25
Sukar
0,26 – 0,75
Sedang
0,76 – 1,00
Mudah
Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 10 soal yang diujicobakan.
42
Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria
No. Soal
Jumlah
Mudah
4,5,7,9
4
Sedang
1,2,3,8,10
5
Sukar
6
1
Jumlah
10
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 4 soal mudah, 5 soal sedang, dan 1 soal sukar.
d. Daya Pembeda Daya pembeda merupakan kemampuan suatu
tes untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:
dengan: D = daya pembeda (discriminating power) BA = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas BB = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah JA = banyaknya siswa kelompok atas JB = banyaknya siswa kelompok bawah Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan kelompok atas dan kelompok bawah. a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar (disimpan paling atas) sampai yang terkecil (disimpan paling bawah). b. Mengambil 27 % dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas. c. Mengambil 27 % dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok bawah.
43
d. Sisanya yakni bagian yang 46 % disisihkan, karena tidak perlu diikutkan dalam analisis.
Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada ketentuan berikut ini. Tabel 3.6 Kategori Daya Beda Rentang Nilai DB
Kategori
< 0,00
drop
0,00 ≤ DB < 0,20
buruk
0,20 ≤ DB < 0,40
cukup
0,40 ≤ DB < 0,70
baik
0,70 ≤ DB ≤ 1,00
baik sekali
Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diujicobakan. Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Kriteria
No. Soal
Jumlah
Drop
6
1
Buruk
4,7,
2
Cukup
3,9,10
3
Baik
1,2,5,8
4
Baik Sekali
-
-
Jumlah
10
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 2 soal yang memiliki daya pembeda buruk, 3 soal dalam kategori cukup, dan 4 soal dalam kategori baik.
44
I. Teknik Analisis Data Terdapat pula dua buah teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu teknik analisis data instrumen tes dan nontes. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis kenormalan dan kehomogenannya terlebih dahulu sebagai prasyarat sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Data yang dihasilkan dari hasil pedoman observasi dan penilaian kinerja akan dianalisis secara deskriptif untuk mengukur kualitas pembelajaran selama diberi perlakuan berupa penerapan metode Guided Inquiry pada kelompok eksperimen. 1.
Teknik Analisis Data Instrumen Tes Teknik analisis data instrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis dan
pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut: a. Uji Prasyarat Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat hipotesis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat), yaitu:6 ∑
(
)
Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedangkan simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut. a. jika X2hitung ≤ X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal). b. jika X2hitung normal).
6
Ibid., h. 298
X2tabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi
45
2) Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Sedangkan uji homogenitas varians yang digunakan adalah uji F, yaitu: (
)
Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai berikut ini. V1 = varians besar V2 = varians kecil S1 = deviasi standar data varians besar S2 = deviasi standar data varians kecil Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut. a. jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians homogen). b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak memiliki varians homogen)
b.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
uji-t, karena Penelitian ini bersifat aplikatif, yaitu menerapkan kemampuan berpikir kritis fisika yang menggunakan metode guided inquiry. Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kondisi atau perlakuan pada dua kelompok yang berbeda dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok atau perlakukan itu. Berikut adalah langkahlangkah dalam uji-t:7
7
Ibid., h. 225-226
46
1.) Menentukan rata-rata (mean) ∑ 2.) Mencari standar deviasi √
∑
(
∑
)
3.) Mencari Standar Error mean √
4.) Mencari
dengan rumus: √
dengan: = rata-rata data SD
= standar deviasi
J. Hipotesis Statistik Berikut adalah hipotesis statistik pada penelitian ini: Ho :
=
Ha :
Dimana : Ho = hipotesis nol Ha = hipotesis alternatif = nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan model Guided Inquiry. = nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan model direct instruction.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Hasil
Pretest
Penerapan
A
(Guided
Inquiry)dan
Kelompok
B
(Konvensional) Berdasarkan analisis hasil pretest pada kelompok A (kelas VIII-U1) dan kelompok B (kelas VIII-U4), diperoleh ukuran pemusatan dan penyebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.1 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Kelompok A dan B No.
Pemusatan dan
Kelompok A
Kelompok B
Penyebaran Data
(Guided Inquiry)
(Konvensional)
1.
Skor maksimum
58
67
2.
Skor minimum
25
25
3.
Rata-rata (Mean, X )
32,60
44,33
4.
Median (Median, Me)
26,30
42,00
5.
Modus (Mode, Mo)
39,50
40,60
8,75
13,88
6.
Deviasi Standar (Standar Deviation, S)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwa skor maksimum yang
diperoleh kelompok A adalah sebesar 58, sedangkan kelompok B adalah 67. Skor minimun yang diperoleh kelompok A dan B sama,yaitu sebesar 25. Rata-rata (mean) pada kelompok A adalah sebesar 32,60, sedangkan kelompok B adalah 44,33. Nilai tengah (median) pada kelompok A adalah
26,30, sedangkan
kelompok B adalah 42,00. Nilai yang paling banyak muncul atau modus (mode) pada kelompok A adalah sebesar 39,50, sedangkan pada kelompok B adalah 40,60. Standar deviasi pada kelompok A adalah 8,75, sedangkan kelompok B adalah 13,88.
47
48
2.
Hasil posttest Penerapan Guided Inquiry (Kelompok A) Berdasarkan analisis hasil posttest pada kelompok A (kelas VIII-U1) dan
kelompok B (kelas VIII-U4), diperoleh ukuran pemusatan dan penyebaran data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest Kelompok A dan B No.
Pemusatan dan
Kelompok A
Kelompok B
Penyebaran Data
(Guided Inquiry)
(Modified Inquiry)
1.
Skor maksimum
88
83
2.
Skor minimum
71
67
3.
Rata-rata (Mean, X )
75,56
73,11
4.
Median (Median, Me)
75,45
72,67
5.
Modus (Mode, Mo)
74,76
73,80
4,53
4,11
6.
Deviasi Standar (Standar Deviation, S)
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa skor maksimum yang diperoleh kelompok A adalah sebesar 88, sedangkan kelompok B adalah 83. Skor minimun yang diperoleh kelompok A adalah sebesar 71, sedangkan kelompok B adalah 67. Rata-rata (mean) pada kelompok A adalah sebesar 75,56, sedangkan kelompok B adalah 73,11. Nilai tengah (median) pada kelompok A adalah 75,45, sedangkan kelompok B adalah 72,67. Nilai yang paling banyak muncul atau modus (mode) pada kelompok A adalah sebesar 74,76, sedangkan nilai yang paling banyak muncul pada kelompok B adalah sebesar 73,80. Standar deviasi pada kelompok A adalah 4,53, sedangkan kelompok B adalah 4,11.
3.
Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Berikut ini adalah tabel rekapitulasi data yang diperoleh selama penelitian
berlangsung.
49
Tabel 4.3 Tabel Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Data
Pretest
Posttest
Skor maksimum Skor minimum Rata-rata (mean) Nilai tengah (median) Modus (mode) Standar Deviasi (SD) Skor maksimum Skor minimum Rata-rata (mean) Nilai tengah (median) Modus (mode) Standar Deviasi (SD)
Kelompok A (Guided Inquiry) 58 25 32,60 26,30 39,50 8,75 88 71 75,56 75,45 74,76 4,53
Kelompok B (Konvensional) 67 25 44,33 42,00 40,60 13,88 83 67 73,11 72,67 73,80 4,11
Tabel 4.3 menunjukkan rekapitulasi data hasil pretest dan posttest pada kedua kelompok eksperimen yang diperoleh selama penelitian. Untuk data hasil pretest, skor maksimum pada kelompok A (Guided Inquiry) adalah 58, skor minimum sebesar 25, rata-rata kelas (mean) sebesar 32,60, Nilai tengah (median) sebesar 26,30, Modus (mode) sebesar 39,50, dan standar deviasi sebesar 8,75. Sedangkan pada kelompok B (Konvensional), skor maksimum yang diperoleh siswa adalah sebesar 67, skor minimum sebesar 25, rata-rata kelas (mean) sebesar 44,33, Nilai tengah (median) sebesar 42,00, Modus (mode) sebesar 40,60, dan standar deviasi sebesar 13,88. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel pada kelompok A memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan kelompok B, sehingga kelompok kelas tersebut (VIII-U1) dapat dijadikan sampel untuk menggunakan model pembelajaran yang berbeda.1 Untuk data hasil posttest, skor maksimum pada kelompok A (Guided Inquiry) adalah 88, skor minimum sebesar 71, rata-rata kelas (mean) sebesar 75,56, Nilai tengah (median) sebesar 75,45, Modus (mode) sebesar 74,76, dan standar deviasi sebesar 4,53. Sedangkan pada kelompok B (Konvensional), skor maksimum yang diperoleh siswa adalah sebesar 83, skor minimum sebesar 67,
1
Dalam hal ini metode guided dan modified inquiry
50
rata-rata kelas (mean) sebesar 73,11, Nilai tengah (median) sebesar 72,67, Modus (mode) sebesar 73,78, dan standar deviasi sebesar 4,11.
4.
Analisis Data Tes Berdasarkan pengajuan hipotesis penelitian, analisis data hanya dilakukan
pada nilai hasil posttest yang diperoleh dari kelompok eksperimen, hal ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan model pembelajaran yang diterapkan adalah guided inquiry. Berikut adalah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini. a.
Uji Prasyarat Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan
uji prasyarat hipotesis yang berupa uji normalitas dan uji homogenitas data. Berikut adalah uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini. 1.) Uji Normalitas Data Posttest Kelompok A dan B Dalam penelitian ini, uji normalitas diperoleh dengan menggunakan uji variabel internal atau ratio. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria –ttabel
≤ thitung ≤
+ttabel
diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Perhitungan lengkap uji normalitas data dapat dilihat pada lampiran C.2. Berikut adalah rekapitulasi hasil pengujian normalitas data pada kelompok eksperimen. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data Kelompok A dan B Statistik N ̅ SD
t hitung t tabel Kesimpulan
Data hasil posttest Kelompok A Kelompok B (Guided Inquiry) (Konvensional) 27 27 75,56 78311 4,53 4,11 4,2858 12,7251 15,086 Data terdistribusi normal
51
Dari tabel di atas, terlihat bahwa data terdistribusi normal dengan nilai pada kelompok A (Guided Inquir) adalah sebesar 4,2858 dan
pada
kelompok B (Konvensional) adalah sebesar 12,7251.
2.) Uji Homogenitas Data Posttest Kelompok A dan B Setelah kelompok sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya di cari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas terhadap data dilakukan dengan menggunakan Uji F (Fisher). Kelompok dinyatakan homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel. Perhitungan lengkap uji homogenitas data dapat dilihat pada lampiran C.3. Berikut adalah rekapitulasi hasil pengujian homogenitas data pada kelompok eksperimen. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengujian Homogenitas Data Posttest Kelompok A dan B Data hasil posttest Statistik
Kelompok A
Kelompok B
(Guided Inquiry)
(Konvensional)
N
27
27
̅
75,29
78,29
4,50
4,26 1,11 1,93
Kesimpulan
Homogen
Dari tabel di atas, terlihat bahwa kelompok A dan B memiliki varians yang homogen pada taraf signifikasi 5% ( nilai
) dan derajat kebebasan dengan
sebesar 1,11, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas sampel
penelitian berasal dari populasi yang homogen karena memenuhi kriteria <
52
b. Pengujian Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t. Untuk menentukan nilai thitung digunakan rumus berikut ini. =
√
dengan: = rata-rata data SD
= standar deviasi
Berikut adalah kriteria penentuan keputusan uji t. i) jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak ii) jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Perhitungan lengkap hasil pengujian hipotesis data posttest kelompok dapat dilihat pada lampiran C.4. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai thitung sebesar 4,333, sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2,01. Berikut adalah tabel pengujian hipotesis pada penelitian ini. Tabel 4.6 Pengujian Hipotesis Penelitian
4,333
2,01 ≥
Kesimpulan : Ha diterima Dari
tabel
pengujian
hipotesis
terlihat
bahwa
pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh model Guided Inquiry terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep tekanan”.
53
B. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar fisika pada kelompok A (guided inquiry) dengan kelompok B (konvensional). Kelompok A memiliki rerata kelas sebesar 75,56, sedangkan kelompok B sebesar 73,11. Hal tersebut menunjukkan bahwa rerata kelas kelompok A lebih besar daripada kelompok B. Perbedaan tersebut signifikan dilihat dari perolehan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 5% (4,333 > 2,01). Guided inquiry dianggap sebagai model pembelajaran yang memiliki karakteristik tertentu. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Sun and Trowbridge (1973) yang dikutip oleh E. Mulyasa yang menyatakan bahwa perbedaan mendasar dari metode guided inquiry dari model inquiry lainnya adalah terletak pada kuantitas peran guru sebagai pembimbing.2 Pada model pembelajaran guided inquiry, siswa menemukan jawaban terhadap suatu masalah dibawah bimbingan intensif guru.3 Guru memberikan bimbingan yang cukup luas kepada siswa dalam melakukan percobaan, menolong siswa untuk dapat mengembangkan
disiplin
intelektual
dan
keterampilan
berpikir
dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan, dan membantu siswa untuk mendapatkan jawaban atas dasar rasa keingintahuan mereka.4 Hal ini yang diduga menjadi salah satu penyebab bahwa hasil uji hipotesis menyatakan bahwa rerata hasil belajar fisika siswa mengalami peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen (VIIIU1). Model guided inquiry memiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan model inquiry lainnya. Salah satu diantaranya adalah dalam hal mendorong siswa
2
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 109 3 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: Pustaka Publisher, 2010), hal. 89 4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 195
54
untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya.5 Dalam pembelajaran dengan model guided inquiry, siswa diberi dorongan untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. Guru berperan dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa siswa melakukan penyelidikan dengan tidak ada rasa putus asa atau mengalami kegagalan. Guru memberikan bantuan dalam bentuk pertanyaan, pertanyaan, bimbingan, petujuk yang cukup serta menyediakan sumber belajar yang dapat membantu siswa untuk memikirkan hipotesis dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Pertanyaan tersebut diberikan sebagai stimulan bagi siswa untuk dapat memecahkan permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, model guided inquiry memperlihatkan hasil yang lebih baik, sehingga lebih baik untuk diterapkan. Dengan model guided inquiry, guru dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang bervariasi dan terencana untuk memudahkan dalam mengarahkan dan membimbing siswa ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil penemuan tersebut, peneliti menyatakan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna, bukan hanya sekedar transfer pengetahuan.
5
Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry, (Jakarta:DepartemenPendidikan dan Kebudayaan,1987), hal. 133
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa menggunakan model pembelajaran guided inquiry. Hasil tersebut diperoleh dari interpretasi nilai thitung dengan ttabel yang menunjukkan bahwa thitung (4,333) lebih besar dari ttabel (2,01). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa adalah model guided inquiry. Hal tersebut terlihat dari rerata skor posttest dan pengamatan pada tingkat ketercapaian proses pembelajaran (aktivitas siswa). Kelas yang diterapkan model guided inquiry memiliki rerata skor posttest sebesar 75,56, sedangkan rerata skor pretest hanya sebesar 73,11.
B. Saran Terkait dengan perbaikan proses pembelajaran kedepannya, saran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Model pembelajaran inkuiri merupakan metode pembelajaran aktif di sekolah yang mampu mengaktifkan siswa dalam keterlibatannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, model pembelajaran inkuiri sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran sains.
2.
Sebelum siswa melakukan percobaan, sosisalisasi tata tertib dan pengenalan peralatan laboratorium serta cara penggunaannya perlu dilakukan guna keamanan dan keselamatan di laboratorium, serta mendisiplinkan siswa. Dalam hal ini, diharapkan intensitas kunjungan siswa ke laboratorium ditingkatkannkarena pada dasarnya siswa senang dan terdorong motivasi belajarnya ketika mereka belajar di laboratorium.
55
56
3.
Pembagian waktu untuk tiap tahap pembelajaran harus benar-benar diperhatikan karena metode inkuiri membutuhkan kecermatan guru dalam memperhitungkan
dan
pembelajaran berlangsung.
memprediksi
aktivitas
siswa
selama
proses
DAFTAR PUSAKA
Abdi Rizak Mohammmed, et all. Effect of Active Learning Variants on Student Performance and Learning Perceptions (International Journal for The Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 2, No. 2, July 2008), diakses dari http://www.georgiasouthern,edu/ijsoti pada tanggal 20 Januari 2011 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2006 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Cet. I. Jakarta: Bumi Aksara.2010 Bilgin, Ibrahim.
The Effect of Guided Inquiry Instruction Incorporating a
Cooperative Learning Approach on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude toward Guided Inquiry (Scientific Research and Essay Vol. 4 (10), pp. 1038-1046, October 2009), diakses dari http://academicjournals.org/sre pada tanggal 20 Januari 2011 Bruce Joyce, et all, Models Of Teaching. United State of America: A Pearson Education Academy, 2000. Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga David Hanson & Richard S. Moog, Process Oriented Guided Inquiry Learning, diakses dari http://cetl.matcmadison.edu/efgb/3/3_3_3.htm pada tanggal 05 November 2011 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Model-model Pembelajaran IPA. Bandung; Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA. 2000 Depdiknas. Kompetensi Supervisi Akademik: Stategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan. 2005 Dimyati & Mujiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2009 Dwiyogo,
Wasis.
Pembelajaran
Visioner,
diakses
http://ajte.education.ecu.edu.au/ISSUES/PDF/211/Westwood.pdf tanggal 10 November 2010
57
dari pada
58
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta : Gramedia. 2010 Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008 Ismawati, Astri. Implikasi Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 (Skripsi Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta,
2010),
diakses
http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/10.015
dari pada
tanggal 23 Juli 2011 Kathy Cabe Trundle, et all. The Effect of Guided Inquiry-Based Instruction on Middle School Students’ Understanding of Lunar Concepts. The Ohio State University: Research Science Education. 2010 Khoiriyah, Siti. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Strategi Inkuiri Pada Materi Tumbuhan Berbiji Untuk Meningkatkan Keaktivan Siswa di MTs Al-asror, Gunung Pati, Semarang (Skipsi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang, 2006 Meador, Greanger. Inquiry Physics: A modified Learning Cycle Curriculum. Bartlesville
High
School,
2010),
p.
6,
diakses
dari
http://inquiryphysics.org pada tanggal 29 November 2011 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1987 Mulhayatiah, Diah. Hubungan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif dengan Ranah Psikomotorik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium (Jakarta: Jurnal Edu Sains Center for Science Education Jurusan Pendidikan IPA, vol.3 No.1 Juni 2010 Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009 National Research Council, Inquiry and the National Science Education Standard: A Guide for Teaching and Learning. Washington D. C: National Academy Press. 2000
59
National Science Foundation, Science as Inquiry (BSCS Center for Professional Development, 2010), p. 23, diakses dari http://science.education.nih.gov pada tanggal 29 November 2011 Nuraida, Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat : Islamic Research Publishing. 2009 Remziye, et all. The Effect of Inquiry Based Science Teaching on Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes (Bulgarian Juornal of Science Education Policy, Volume 5, Number 1, 2011) diakses dari http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/ pada tanggal 29 November 2011 Rustaman, Nuryani Y. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan Sains: Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati IPA Indonesia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2005. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008 Santoso, Gempur. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2007 Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2010 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009 Sudrajat,
Akhmad.
Metode
Pembelajaran
Inkuiri,
diakses
dari
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inkuiri pada tanggal 03 April 2010 Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2000 Supartin. Studi Deskriptif Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 2006
60
Syah, Muhibbin.
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1997 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009 Wahyudin, dkk.Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 6, No. 1, Januari 2010, diakses
dari
http://journal.unnes.ac.id/index.php/JPFI/issue/view/1/showToc
pada
tanggal 23 Juli 2011 Widowati,
Asri.
Peningkatan
Kemampuan
Divergent
Thinking
dengan
Menerapkan Pendekatan Modified Inquiry dalam Pembelajaran Sains (Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Nomor 1, Tahun XI, 2008), h.
116,
diakses
dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11108112120.pdf pada tanggal 29 November 2011 Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. 2009
Lampiran A.1
61
SILABUS IPA
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Kelas
: VIII
Mata Pelajaran
: IPA
Semester
: 2 (dua)
Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifik asi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada suatu benda yang dikenai gaya
Materi Pokok/ Pembelajaran Gaya
Penilaian Kegiatan Pembelajaran Memetakan gaya-gaya yang ada pada suatu benda Menentukan jenis-jenis gaya yang bekerja pada suatu benda Menghitung resultan gaya segaris yang searah Menghitung resultan gaya segaris yang berlawanan arah Melakukan percobaan gaya gesek pada
Indikator
Teknik
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes tulis Tes uraian Bila A memiliki gaya 10 N dan B 20 N yang arahnya sama, Hitung resultan gayanya ?
Alokasi Waktu
4 x 40‟ Melukiskan penjumlahan gaya dan selisih gayagaya segaris baik yang searah maupun berlawanan. Membedakan besar gaya gesekan pada berbagai Tes unjuk Uji petik kerja kerja produk Lakukan percobaan tentang permukaan yang berbeda gaya gesek pada kekasarannya yaitu pada permukaan licin dan permukaan benda yang permukaan kasar lalu licin, agak kasar, dan bandingkan hasil dari kedua kasar percobaan tsb. Menunjukkan beberapa contoh adanya gaya
Sumber Belajar Buku siswa, neraca lengan dan neraca pegas, LKS
62
Kompetensi Dasar
Penilaian
Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran permukaan yang kasar dan licin Merumuskan adanya gaya gesek yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan sehari-hari Mencari perbedaan berat dan masa menggunakan alat
Hukum 5.2 Menerapkan Newton hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
Melakukan percobaan hukum I, II, III Newton dengan menggunakan alat-alat.
Mengaplikasikan hukum newton dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
gesekan yang menguntungkan dan gaya gesekan yang merugikan Membandingkan berat dan massa suatu benda
Teknik Tes tulis
Tes tulis
Alokasi Waktu Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes isian Sebutkan contoh gaya gesek yang menguntungkan dan yang merugikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber Belajar
Tes uraian Apakah perbedaan berat dan massa suatu benda?
Mendemonstrasikan hukum I Tes unjuk Uji petik kerja kerja Newton secara sederhana prosedur dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Mendemonstrasikan hukum II Newton dan Tes unjuk penerapannya dalam kerja Uji petik kehidupan sehari-hari kerja Mendemonstrasikan hukum prosedur Tes tulis III Newton dan penerapannya dalam Tes uraian kehidupan sehari-hari
Lakukan percobaan tentang Hukum I Newton
Lakukan percobaan tentang hukum II Newton.
Berikan contoh penerapan hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari
4x40‟
Buku siswa, LKS, buku referensi
63
Kompetensi Dasar 5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahanny a, prinsip “usaha dan energi” serta penerapanny a dalam kehidupan sehari-hari
Penilaian
Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Studi pustaka untuk mendeskripsikan pengertian energi dan bentuk-bentuk energi
Indikator
Studi referensi untuk membadingkan pengertia energi kinetik dan energi pitensial Mencari informasi tentang hukum kekekalan energi
Melakukan percobaan untuk menemukan hubungan antara daya, usaha dan kecepatan
Teknik
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes lisan Daftar Apakah yang kamu ketahui pertanyaan tentang bentuk-bentuk energi ?
Menunjukkan bentukbentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari Mengaplikasikan konsep Tes tulis Tes uraian energi dan perubahannya dalam kehidupan seharihari Tes tulis Tes uraian Membedakan konsep energi kinetik dan energi potensial pada suatu benda yang bergerak Tes tulis Tes uraian Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha Menunjukkan penerapan daya dalam kehidupan sehari-hari
Dalam rangkaian listrik tertutup dengan sebuah lampu terjadi perubahan energi .... Jelaskan perbedaan antara energi kinetik dan energi potensial.
Jelaskan hukum kekekalan energi dan berikan Tes tulis Tes uraian contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Tes tulis Isian Apakah perbedaan antara energi dan usaha ? Daya merupakan kecepatan dalam melakukan ......
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
4x40 „ Buku siswa, buku referensi, LKS
64
Kompetensi Dasar 5.4 Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapanny a dalam kehidupan sehari-hari
Penilaian
Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana (Tuas, Katrol, bidang miring)
Diskusi untuk memecahkan masalah yang berhubunan dengan pesawat sederhana
Indikator
5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapanny a dalam kehidupan sehari-hari
Melakukan percobaan tentang tekanan sampai menemukan konsep tekanan Melakukan percobaan bejana berhubungan Melakukan percobaan tentang hukum pascal, hukum Archimides Mencari informasi melalui lingkungan alat alat yang prinsip
Teknik
Bentuk Instrumen Tes unjuk Uji petik Menunjukkan kerja kerja penggunaan beberapa prosedur pesawat sederhana yang dan produk sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya tuas (pengungkit), katrol tunggal baik yang tetap maupun yang bergerak, bidang miring, dan roda Tes tulis gigi (gear) Isian Menyelesaikan masalah secara kuantitatif sederhana yang berhubungan dengan pesawat sederhana Tes unjuk Uji petik Menemukan hubungan kerja kerja antara gaya, tekanan, prosedur dan luas daerah yang dan produk dikenai gaya melalui Tes isian percobaan Tes tulis Uji petik Mengaplikasikan prinsip kerja bejana berhubungan prosedur dalam kehidupan sehariTes unjuk hari kerja Tes Uraian Mendeskripsikan hukum
Contoh Instrumen Lakukan percobaan dengan menggunakan alat-alat untuk menemukan konsep pesawat sederhana
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
6x40‟
Buku siswa, LKS, Alat-alat praktek
Untuk memudahkan melakukan pekerjaan digunakan ....
Lakukan percobaan untuk menemukan konsep tekanan !
Sebutkan contoh peristiwa dalam kehidupan seharihari berdasarkan prinsip bejana berhubungan. Lakukan percobaan untuk menemukan konsep hukum
8x 40‟ Buku siswa, LKS, Alat-alat praktikum
65
Kompetensi Dasar
Penilaian
Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
kerjanya berdasarkan hukum Pascal dan Hukum Archimides Studi lapangan untuk menemukan konsep tekanan
Indikator
Pascal dan Hukum Archimedes melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan seharihari Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang dan tenggelam Mengaplikasikan konsep tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari)
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen Pascal dan Hukum archimides.
Tes tulis Tes isian
Kelompokkan alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Pascal ?
Tes tulis Tes uraian Mengapa tanggul di tepi sungai pada bagian bawah dibuat agak lebih kuat dari pada bagian atas ?
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Lampiran A.2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 1
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Standar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian tekanan. 2. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan dan luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan. 3. Menjelaskan tekanan dalam zat cair. 4. Mengamati sifat tekanan dalam zat cair. 5. Mengaplikasikan konsep tekanan pada benda padat dan cair pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari-hari)
1. Tujuan Pembelajaran : a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian tekanan. b. Peserta didik dapat menemukan hubungan antara gaya, tekanan dan luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan. c. Peserta didik dapat menjelaskan tekanan dalam zat cair. d. Peserta didik dapat mengamati sifat tekanan dalam zat cair. e. Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep tekanan pada benda padat dan cair pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah seharihari)
66
67
2. Materi Pembelajaran Tekanan zat padat serta hubungan antara gaya, tekanan, dan luas bidang yang dikenai gaya.
Tekanan dapat didefinisikan sebagai besarnya gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang permukaan per satuan luas bidang permukaan. Secara sistematis, tekaan pada zat padat dinyatakan sebagai: P=
3. Metode Pembelajaran: a.
Metode Pembelajaran
: Diskusi Kelompok dan Eksperimen
b.
Model Pembelajaran
: Guided Inquiry
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Pembukaan
Materi
Motivasi dan Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya, yaitu menyelesaik an masalah secara kuantitatif sederhana yang berhubungan dengan pesawat sederhana. Apersepsi: - Guru memberi pertanyaan pembuka mengenai tekanan secara umum dan tekanan
Inti
Tahapan Guided Inquiry
Kegiatan Pembelajaran Siswa Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Salam pembuka dan do’a serta mengabsen kehadiran siswa. Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini.
Siswa menjawab salam guru, berdo’a dan aktif dalam pengabsenan. Siswa mendengarkan penjelasan guru.
5 menit
Guru meminta seluruh siswa mengambil salah satu nomor undian secara bergantian untuk menentukan kelompok
Masing-masing siswa memilih salah satu nomor kocokan untuk menentukan kelompok
10 menit
68
zat padat.
Menyajikan Pertanyaan
Mengumpulk an (verifikasi) data
Melakukan
Guru menentukan Siswa dengan kelompok nomor kocokan yang sma membentuk kelompok yang terdiri dari 6 siswa. Terdapat 5 kelompok di kelas VIII-U1. Setelah kelompok Setiap eksperimen kelompok terbentuk, guru mendapatkan memberikan LKS yang Lembar Kerja berkaitan Siswa yang dengan berkaitan dengan hubungan gaya, hubungan gaya, tekanan, dan tekanan, dan luas luas daerah daerah yang yang dikenai dikenai gaya serta gaya serta faktor-faktor faktor-faktor yang yang mempengaruhi mempengaruhi tekanan. tekanan. Guru Siswa memberikan mengidentifikas pertanyaan i masalah dan kepada siswa mengungkapka penyebab utama n ide awal. jejak kaki ayam memiliki bekas pijakan lebih dalam daripada kaki bebek ketika berjalan di tanah yang basah. Guru meminta Siswa siswa untuk mengumpulkan mengumpulkan informasi data sambil berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang diajukan guru sertamengemuk akan hipotesis. Guru Siswa
45 menit
69
eksperimen
Merumuskan penjelasan
Kegiatan Akhir
Kesimpulan Membuat materi yang kesimpulan telah dipelajari mengenai tekanan zat padat dan tekanan zat cair.
memberikan melakukan arahan atau percobaan petunjuk sesuai arahan percobaan dan bimbingan mengenai konsep dari guru, tekanan zat padat, bekerja sama hubungan antara dalam gaya dan luas mengumpulkan bidang tekan data serta pada benda serta mecatat data konsep tekanan hasil percobaan zat cair. Guru Siswa mengobservasi mengolah, siswa jika mendiskusikan terdapat hasil pertanyaan atu penyelidkan kesulitan secara berkelompok. Guru meminta Siswa membuat 5 menit siswa untuk dan mengemukakan mengemukakan kesimpulan. kesimpulan untuk menjawab pertanyaan guru diawal pertemuan. 10 Guru meminta 1 Perwakilan dari menit orang perwakilan setiap kelompok dari setiap mempresentasik kelompok untuk an hasil mepresentasikan percobaan di hasil eksperimen depan kelas. yang mereka lakukan. Guru mengamati Siswa terlibat jalannya aktif dalam presentasi diskusi kelas. 5 menit Guru meluruskan Siswa atau memperhatikan mengklarifikasi kesimpulan dari apabila ada guru kesimpulan yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi Siswa penilaian positif termotivasi berupa pujian untuk lebih
70
atau nilai plus terhadap aktifitas siswa
dapat memahami konsep tekanan dan tekanan zat padat dalam kehidupan sehari-hari
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
6. Penilaian a.
Teknik
: Tes Tertulis
b.
Bentuk Instrumen
: Lembar Kegiatan Siswa
c.
Soal / Instrumen
: Terlampir
Jakarta, 16 April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
71
Soal Apersepsi dan Kunci Jawaban Perhatikan gambar berikut!
Fk 2,5 m
Sebuah bola dipindakan dari dasar lantai menggunakan bidang miring. Jika gaya kuasa (Fk) dibuat setengah dari beban, maka panjang bidang miring adalah ….
Kunci Jawaban: Diketahui : Fb = Fb Fk = Fb = 0,5 Fb h
= 2,5 m
Ditanya : s? Jawab
:
Dalam konsep bidang miring berlaku rumus Fk . Lk = Fb . Lb Akan tetapi lengan kuasa (Lk) diganti dengan panjang (s) dan lengan beban (Lb) dengan tinggi (h) sehingga rumusnya menjadi Fk . s = Fb . h Karena yang ditanya panjang (s) bidang miring jika gaya kuasa (Fk) dibuat setengah dari beban, maka s= s= s= s = 5 meter Jadi, panjang bidang miring jika gaya kuasa (Fb) dibuat setengah dari bebanadalah 5 meter.
72
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 2
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Standar
: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari..
Indikator
: 1. Mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan. 2. Menjelaskan pemanfaatan sifat permukaan zat cair yang selalu mendatar dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengamati tinggi permukaan zat cair dalam pipa U. 4. Menjelaskan hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U.
1.
Tujuan Pembelajaran
:
a. Peserta didik dapat mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan. b. Peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan sifat permukaan zat cair yang selalu mendatar dalam kehidupan sehari-hari. c. Peserta didik dapat mengamati tinggi permukaan zat cair dalam pipa U.
73
d. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U. 2.
Materi Pembelajaran
Prinsip Bejana Berhubungan Bejana berhubungan erupakan suatu wadah atau bejana yang tidak memiliki sekat atau saling berhubungan. Hukum bejana berhubungan adalah “Apabila bejana berhubungan diisi dengan zat cair yang sejenis, dan dalam keadaan seimbang, permukaan zat cair dalam bejana tu terletak pada suatu bidang datar (sama tinggi)”. Bunyi hukum pokok hidrostatis dinyatkan sebagai berikut “Semua titik yang terletak pada bidang datar di dalam satu jenis zat cair mempunyai tekanan yang sama”. Hukum pokok Hidrostatis dapat dituliskan dengan persamaan : PA = PB a
3.
g ha =
g hb
a.
b
ha =
. hb
Metode Pembelajaran a.
Metode Pembelajaran
: Diskusi Kelompok dan Eksperimen
b.
Model Pembelajaran
: Guided Inquiry
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Pembukaan
Materi
Motivasi dan Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya, yaitu tekanan dan tekanan zat padat untuk merecall materi yang telah dipelajari
Tahapan Guided Inquiry
Kegiatan Pembelajaran Siswa Aktivitas Guru Salam pembuka Siswa dan do’a serta menjawab mengabsen salam guru, kehadiran siswa. berdo’a dan aktif dalam Guru pengabsenan menyampaikan indikator yang Siswa akan dicapai pada mendengarkan pertemuan ini. penjelasan guru.
Alokasi Waktu 5 menit
74
Inti
Apersepsi: Guru meminta Siswa - Guru siswa berkumpul berkumpul memberi dengan kelompok sesuai pertanyaan pada pertemuan kelompok pada pembuka pertama pertemuan mengenai pertama prinsip kerja Menyajikan Guru Siswa bejana Pertanyaan memberikan mengidentifikas berhubungan pertanyaan i masalah dan kepada siswa mengungkapka mengenai n ide awal. permukaan zat cair ketika diletakkan pada bidang datar, pada keadaan miring, dan pada wadah yang bentuknya tak beraturan. Mengumpu Guru meminta Siswa lkan siswa untuk mengumpulkan (verifikasi) mengumpulkan informasi data data sambil berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang diajukan guru sertamengemuk akan hipotesis. Melakukan Guru Siswa eksperimen memberikan melakukan arahan atau percobaan petunjuk sesuai arahan percobaan dan bimbingan mengenai konsep dari guru, tekanan zat padat, bekerja sama hubungan antara dalam gaya dan luas mengumpulkan bidang tekan data serta pada benda serta mecatat data konsep tekanan hasil percobaan zat cair. Merumuska Guru Siswa n mengobservasi mengolah, penjelasan siswa jika mendiskusikan terdapat hasil pertanyaan atu penyelidkan
5 menit
50 menit
75
kesulitan
Kegiatan Akhir
secara berkelompok. Kesimpulan Membuat Guru meminta Siswa membuat 5 menit materi yang kesimpulan siswa untuk dan telah dipelajari mengemukakan mengemukakan mengenai kesimpulan. kesimpulan tekanan zat untuk cair dan menjawab prinsip bejana pertanyaan guru berhubungan. diawal pertemuan. 10 Guru meminta 1 Perwakilan dari menit orang perwakilan setiap kelompok dari setiap mempresentasik kelompok untuk an hasil mepresentasikan percobaan di hasil eksperimen depan kelas. yang mereka lakukan. Guru mengamati Siswa terlibat jalannya aktif dalam presentasi diskusi kelas. 5 menit Guru meluruskan Siswa atau memperhatikan mengklarifikasi kesimpulan dari apabila ada guru kesimpulan yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi Siswa penilaian positif termotivasi berupa pujian untuk lebih atau nilai plus dapat terhadap aktifitas memahami siswa konsep tekanan zat cair dan prinsip bejana berhubungan.
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
6. Penilaian a.
Teknik
: Tes Tertulis
76
b.
Bentuk Instrumen
: Lembar Kegiatan Siswa
c.
Soal / Instrumen
: Terlampir
Jakarta, 22 April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
77
Soal Apersepsi dan Kunci Jawaban Perhatikan gambar berikut! A
5 cm
B
2cm 2
D
C
cm
5 cm
1 cm 10 cm
10 cm
1 cm
10 cm
1 cm
2 cm
3 cm
Berdasarkan gambar diatas, yang memiliki tekanan terbesar dan terkecil adalah titik …. Berikan penjelasanmu!
Kunci Jawaban: Diketahui
: AA = p x l = 2cm x 2cm
= 4 cm2
AB = p x l = 10 cm x 1 cm = 10 cm2 AC = p x l = 2 cm x 1 cm
= 2 cm2
AD = p x l = 3 cm x 1 cm
= 3 cm2
Berdasarkan hubungan antara gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya, yaitu P= Maka, a. Tekanan terbesar adalah balok C karena untuk medapatkan tekanan terbesar, luas permukaan (A) harus dibuat kecil. Semakin kecil luas permukaan (A) sebuah benda, gaya yang diberikan pada benda sama, maka tekanan yang dihasilkan pada benda tersebut besar. b. Tekanan terkecil adalah balok B karena untuk medapatkan tekanan terkecil, luas permukaan (A) harus dibuat besar. Semakin besar luas permukaan (A) sebuah benda, gaya yang diberikan pada benda sama, maka tekanan yang dihasilkan pada benda tersebut kecil.
78
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 3
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Standar
: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Indikator
: 1. Menyebutkan bunyi hukum Pascal. 2. Menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik. 3. Menyebutkan bunyi hukum Archimedes. 4. Menyelidiki dan menentukan besar gaya angkat. 5. Menyebutkan pemanfaatan gaya Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tujuan Pembelajaran
:
a. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi hukum Pascal. b. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik. c. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi hukum Archimedes. d. Peserta didik dapat menyelidiki dan menentukan besar gaya angkat. e. Peserta didik dapat menyebutkan pemanfaatan gaya Archimedes dalam kehidupan sehari-hari. 2. Materi Pembelajaran a. Hukum Pascal
79
Prinsip Pascal dikemukakan oleh Blaise Pascal yang berbunyi : “Tekanan yang diberikan pada suatu cairan dalam suatu ruang tertutup akan diteruskan segala arah sama besar tanpa adanya pengurangan”. Alat sederhana yang menerapkan prinsip Pascal adalah dongkrak hidrolik. Pada dasarnya, dongkrak hidrolik terdiridari dua buah bejana yang berhubungan yang disi dengan cairan. Berdasarkan prinsip Pascal, berlaku rumus: P1 = P2 = F1 . A2 = F2 . A1 b. Hukum Archimedes Bunyi hukum Archimedes, “Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya angkat (apung) yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Sebenarnya, ketika suatu benda tercelup ke dalam air, beratnya bukan benarbenar hilang. Benda terasa lebih ringan apabila di dalam air karena benda tersebut mendapat gaya dorong ke atas (FA). Jika kita anggap berat benda yang hilang adalah berat benda dalam air, besar gaya ke atas yang dialami oleh benda adalah: Gaya ke atas = berat benda diudara – berat benda dalam air FA = W U – W A 3. Metode Pembelajaran a. Metode Pembelajaran
: Diskusi Kelompok dan Eksperimen
b. Model Pembelajaran
: Guided Inquiry
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Pembukaan
Materi
Motivasi dan Apersepsi: Guru memberika n pertanyaan
Tahapan Guided Inquiry
Kegiatan Pembelajaran Siswa Aktivitas Guru Salam pembuka dan do’a serta mengabsen kehadiran siswa. Guru menyampaikan indikator yang
Siswa menjawab salam guru, berdo’a dan aktif dalam pengabsenan. Siswa
Alokasi Waktu 5 menit
80
Inti
tentang materi sebelumny a, yaitu aplikasi prinsip Bejana Berhubung an dalam kehidupan sehari-hari. Untuk recall materi yang telah dipelajari. Apersepsi: - Guru memberi pertanyaan pembuka mengenai prinsip hukum Menyajikan Pascal dan Pertanyaan hukum Archimede s dalam kehidupan sehari-hari Mengumpu lkan (verifikasi) data
Melakukan eksperimen
akan dicapai pada pertemuan ini.
Guru meminta siswa berkumpul sesuai dengan kelompok pada pertemun kedua
mendengarka n penjelasan guru.
Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok pada pertemun kedua Guru memberikan Siswa pertanyaan kepada mengidentifikas siswa mengenai i masalah dan prinsip kerja mengungkapka hukum Pascal dan n ide awal. hukum Archimedes Guru meminta Siswa siswa untuk mengumpulkan mengumpulkan informasi data sambil berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang diajukan guru sertamengemuk akan hipotesis. Guru memberikan Siswa arahan atau melakukan petunjuk percobaan percobaan mengenai konsep sesuai arahan tekanan zat padat, dan bimbingan hubungan antara dari guru, gaya dan luas bekerja sama bidang tekan pada dalam benda serta konsep mengumpulkan
10 menit
50 menit
81
tekanan zat cair.
Kegiatan Akhir
data serta mecatat data hasil percobaan Merumuska Guru Siswa n mengobservasi mengolah, penjelasan siswa jika terdapat mendiskusikan pertanyaan atu hasil kesulitan penyelidkan secara berkelompok. Kesimpulan Membuat Guru meminta Siswa membuat 5 menit materi yang kesimpulan siswa untuk dan telah mengemukakan mengemukakan dipelajari kesimpulan. kesimpulan mengenai untuk tekanan dan menjawab tekanan zat pertanyaan guru padat. diawal pertemuan. 10 Guru meminta 1 Perwakilan dari menit orang perwakilan setiap kelompok dari setiap mempresentasik kelompok untuk an hasil mepresentasikan percobaan di hasil eksperimen depan kelas. yang mereka lakukan. Guru mengamati Siswa terlibat jalannya presentasi aktif dalam diskusi kelas. 5 menit Guru Siswa meluruskan atau memperhatik mengklarifikasi an apabila ada kesimpulan kesimpulan dari guru yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi Siswa penilaian positif termotivasi berupa pujian untuk lebih atau nilai plus dapat terhadap memahami aktifitas siswa konsep hukum Pascal dan hukum Archimedes.
82
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
6. Penilaian a. Teknik
: Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen
: Lembar Kegiatan Siswa
c. Soal / Instrumen
: Terlampir
Jakarta, 23 April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
83
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 4
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Standar
: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Indikator
: a. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari. b. Mengaplikasikan konsep tekanan pada benda cair dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam pnyelesaian masalah sehari-hari)
1. Tujuan Pembelajaran a.
:
Peserta didik dapat menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari
b.
Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep tekanan pada benda cair dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam pnyelesaian masalah sehari-hari).
2. Materi Pembelajaran: Aplikasi tekanan (produk yang sesuai dengan hukum Pascal) dalam kehidupan sehari-hari. 3. Metode Pembelajaran c. Metode Pembelajaran
: Diskusi Kelompok dan Eksperimen
d. Model Pembelajaran
: Guided Inquiry
84
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Pembelajaran Pembukaan
Inti
Materi
Motivasi
Tahapan Guided Inquiry
Kegiatan Pembelajaran Siswa Aktivitas Guru Salam pembuka dan do’a serta mengabsen kehadiran siswa. Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai pada pertemuan ini.
Siswa menjawab salam guru, berdo’a dan aktif dalam pengabsenan. Siswa mendengarka n penjelasan guru.
dan Apersepsi: Guru memberika n pertanyaan tentang materi sebelumny a, yaitu prinsip hukum Pascal dan hukum Archimede s. Untuk recall materi yang telah dipelajari. Apersepsi: Guru meminta Siswa - Guru siswa berkumpul memberi berkumpul sesuai dengan pertanyaan sesuai dengan kelompok pembuka kelompok pada pada mengenai pertemun pertemun aplikasi ketiga kedua (penerapan Menyajikan Guru Siswa ) hukum Pertanyaan memberikan mengidentifikas Pascal pertanyaan i masalah dan dalam kepada siswa mengungkapka kehidupan yang termasuk n ide awal. sehari-hari produk-produk berdasarkan konsep tekanan, prinsip hukum Pascal dan hkum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari. Mengumpu Guru meminta Siswa lkan siswa untuk mengumpulkan (verifikasi) mengumpulkan informasi data data sambil
Alokasi Waktu 5 menit
10 menit
50 menit
85
Kegiatan Akhir
berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang diajukan guru sertamengemuk akan hipotesis. Melakukan Guru Siswa eksperimen memberikan melakukan arahan atau percobaan petunjuk sesuai arahan percobaan dan bimbingan mengenai konsep dari guru, tekanan zat padat, bekerja sama hubungan antara dalam gaya dan luas mengumpulkan bidang tekan data serta pada benda serta mecatat data konsep tekanan hasil percobaan zat cair. Merumuska Guru Siswa n mengobservasi mengolah, penjelasan siswa jika mendiskusikan terdapat hasil pertanyaan atu penyelidkan kesulitan secara berkelompok. Kesimpulan Membuat Guru meminta Siswa membuat 5 menit materi yang kesimpulan siswa untuk dan telah mengemukakan mengemukakan dipelajari kesimpulan. kesimpulan mengenai untuk tekanan dan menjawab tekanan zat pertanyaan guru padat. diawal pertemuan. 10 Guru meminta 1 Perwakilan dari menit orang perwakilan setiap kelompok dari setiap mempresentasik kelompok untuk an hasil mepresentasikan percobaan di hasil eksperimen depan kelas. yang mereka lakukan. Guru mengamati Siswa terlibat jalannya aktif dalam presentasi diskusi kelas. 5 menit Guru Siswa meluruskan memperhatik
86
atau mengklarifikas i apabila ada kesimpulan yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi penilaian positif berupa pujian atau nilai plus terhadap aktifitas siswa
an kesimpulan dari guru
Siswa termotivasi untuk lebih dapat memahami produkproduk dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan hukum Pascal.
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
6. Penilaian a.
Teknik
: Tes Tertulis
b.
Bentuk Instrumen
: Lembar Kegiatan Siswa
c.
Soal / Instrumen
: Terlampir
Jakarta, 29 April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
Lampiran A.3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 1
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Standar : Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian tekanan. 2. Menemukan hubungan antara gaya, tekanan dan luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan. 3. Menjelaskan tekanan dalam zat cair. 4. Mengamati sifat tekanan dalam zat cair. 5. Mengaplikasikan konsep tekanan pada benda padat dan cair pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari-hari)
1. Tujuan Pembelajaran : a. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian tekanan. b. Peserta didik dapat menemukan hubungan antara gaya, tekanan dan luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan. c. Peserta didik dapat menjelaskan tekanan dalam zat cair. d. Peserta didik dapat mengamati sifat tekanan dalam zat cair. e. Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep tekanan pada benda padat dan cair pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah seharihari)
87
88
2. Materi Pembelajaran Tekanan zat padat serta hubungan antara gaya, tekanan, dan luas bidang yang dikenai gaya.
Tekanan dapat didefinisikan sebagai besarnya gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang permukaan per satuan luas bidang permukaan. Secara sistematis, tekaan pada zat padat dinyatakan sebagai: P=
3. Metode Pembelajaran : Demonstrasi dan Ceramah 4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Materi Pembelajaran Pembukaan Motivasi dan Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya, yaitu menyelesaik an masalah secara kuantitatif sederhana yang berhubungan dengan pesawat sederhana. Inti Apersepsi: - Guru memberi pertanyaan pembuka mengenai tekanan secara umum dan tekanan zat cair.
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Aktivitas Guru Siswa 5 menit Salam pembuka Siswa dan do’a serta menjawab mengabsen salam guru, kehadiran siswa. berdo’a dan aktif dalam Guru pengabsenan. menyampaikan indikator yang Siswa akan dicapai pada mendengarkan pertemuan ini. penjelasan guru.
Guru mengenalkan materi mengenai tekanan dan tekanan zat padat
Siswa mempelajari / mengamati topik hubungan gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikeai gaya serta
2 menit
89
Guru meminta perwakilan 2 orang siswa untuk membantu guru melakukan demonstrasi sederhana didepan kelas. Guru dibantu siswa melakukan demonstrasi sederhana dengan menggunakan 2 buah koin dan plastisin (lilin mainan). Koin diletakkan diatas plastisin kemudian diberi gaya dengan posisi permukaan yang berbeda sehingga menghasilkan jejak koin pada plastisin. Guru menjelaskan hasil demonstasi yang berkaitan dengan konsep tekanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan. Guru meminta perwakilan salah seorang siswa yang berbeda untuk membantu guru melakukan demonstrasi yang berkaitan dengan konsep tekanan zat
factor-faktor yang mempengaru hi tekanan. Perwakilan 2 3 menit orang siswa maju didepan kelas.
Perwakilan 2 orang siswa membantu guru melakukan demonstrasi sederhana didepan kelas.
Siswa memperhatik an penjelasan guru.
Perwakilan salah seorang siswa maju ke depan kelas.
40 menit
90
cair. Guru dibantu siswa melakukan demonstrasi sederhana dengan menggunakan sebuah gelas yang sudah diberi 3 lubang dengan ketinggian yang berbeda. Kemudian gelas tersebut diisi air dan setiap lubangnya diberi sumbat. Setelah air menutupi ketiga lubang tersebut, kemudian ketiga sumbat dilepas dan terlihat bagaimana pergerakan air tersebut. Guru menjelaskan konsep yang berkaitan dengan demonstrasi yang telah dilakukan.
Guru memberikan contoh soal mengenai konsep tekanan zat padat dan zat cair
Guru memberikan tugas kompetensi siswa yang berkaitan dengan tekanan zat padat, faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan zat padat, serta tekanan pada zat cair.
Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru dan salah seorang perwakilan siswa.
Siswa memperhatik an penjelasan yang diberikan guru. Siswa memperhatik an penjelasan contoh soal yang diberikan guru. Siswa mengerjakan tugas kompetensi siswa yang diberikan guru.
20 menit
91
Kesimpulan materi yang telah dipelajari mengenai tekanan dan tekanan zat padat.
Kegiatan Akhir
Guru membimbing & memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil investigasi yang telah dilakukan. Guru meluruskan atau mengklarifikasi apabila ada kesimpulan yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi penilaian positif berupa pujian atau nilai plus terhadap aktifitas siswa
5 menit Siswa menyimpulk an hasil demonstrasi yang telah dilakukan bersama guru.
Siswa memperhatik an kesimpulan dari guru
Siswa termotivasi untuk lebih dapat memahami konsep tekanan dan tekanan zat padat dalam kehidupan sehari-hari
5 menit
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
6. Penilaian a.
Teknik
: Tes Tertulis
b.
Soal / Instrumen
: Terlampir
92
Jakarta, April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
93
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 2
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Standar
: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari..
Indikator
: 1. Mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan. 2. Menjelaskan pemanfaatan sifat permukaan zat cair yang selalu mendatar dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengamati tinggi permukaan zat cair dalam pipa U. 4. Menjelaskan hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U.
1.
Tujuan Pembelajaran
:
a. Peserta didik dapat mengamati posisi permukaan zat cair dalam bejana berhubungan. b. Peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan sifat permukaan zat cair yang selalu mendatar dalam kehidupan sehari-hari. c. Peserta didik dapat mengamati tinggi permukaan zat cair dalam pipa U.
94
d. Peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U. 2.
Materi Pembelajaran
Prinsip Bejana Berhubungan Bejana berhubungan erupakan suatu wadah atau bejana yang tidak memiliki sekat atau saling berhubungan. Hukum bejana berhubungan adalah “Apabila bejana berhubungan diisi dengan zat cair yang sejenis, dan dalam keadaan seimbang, permukaan zat cair dalam bejana tu terletak pada suatu bidang datar (sama tinggi)”. Bunyi hukum pokok hidrostatis dinyatkan sebagai berikut “Semua titik yang terletak pada bidang datar di dalam satu jenis zat cair mempunyai tekanan yang sama”. Hukum pokok Hidrostatis dapat dituliskan dengan persamaan : PA = PB a
3.
g ha =
g hb
a.
b
ha =
. hb
Metode Pembelajaran : ceramah
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Materi Pembelajaran Pembukaan Motivasi dan Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya, yaitu tekanan dan tekanan zat padat untuk merecall materi yang telah dipelajari Inti Apersepsi: - Guru memberi pertanyaan pembuka
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Aktivitas Guru Siswa 5 menit Salam pembuka Siswa dan do’a serta menjawab mengabsen salam guru, kehadiran berdo’a dan siswa. aktif dalam pengabsenan. Guru menyampaikan Siswa indikator yang mendengarkan akan dicapai penjelasan pada pertemuan guru. ini.
Guru mengenalkan materi mengenai
Siswa mempelajari / mengamati materi tekanan
2 menit
95
mengenai prinsip kerja bejana berhubungan
tekanan zat cair dan bejana berhubungan Guru meminta perwakilan seorang siswa untuk membantu guru melakukan demonstrasi sederhana didepan kelas. Guru dibantu siswa melakukan demonstrasi sederhana dengan menggunakan sebuah gelas yang diganjal dengan batu. Permukaan air akan terlihat rata (datar). Guru menjelaskan hasil demonstasi yang berkaitan dengan konsep bejana berhubungan. Guru memberikan contoh soal mengenai prinsip hukum bejana berhubungan. Guru memberikan tugas kompetensi siswa yang berkaitan
zat cair dan bejana berhubungan. 3 menit Perwakilan seorang siswa maju didepan kelas.
Perwakilan 2 orang siswa membantu guru melakukan demonstrasi sederhana didepan kelas.
Siswa memperhatika n penjelasan guru.
Siswa memperhatika n penjelasan contoh soal yang diberikan guru Siswa mengerjakan tugas kompetensi siswa yang diberikan
40 menit
96
Kegiatan Akhir
Kesimpulan materi yang telah dipelajari mengenai tekanan zat cair dan prinsip bejana berhubungan.
dengan prinsip bejana berhubungan. Guru membimbing & memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil investigasi yang telah dilakukan. Guru meluruskan atau mengklarifikas i apabila ada kesimpulan yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi penilaian positif berupa pujian atau nilai plus terhadap aktifitas siswa
guru.
5 menit Siswa menyimpulkan hasil investigasi yang telah dilakukan.
5 menit Siswa memperhatika n kesimpulan dari guru
Siswa termotivasi untuk lebih dapat memahami konsep tekanan zat cair dan prinsip bejana berhubungan.
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
6. Penilaian a.
Teknik
: Tes Tertulis
b.
Soal / Instrumen
: Terlampir
97
Jakarta, April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing,
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
98
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 3
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Standar
: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Indikator
: 1. Menyebutkan bunyi hukum Pascal. 2. Menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik. 3. Menyebutkan bunyi hukum Archimedes. 4. Menyelidiki dan menentukan besar gaya angkat. 5. Menyebutkan pemanfaatan gaya Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tujuan Pembelajaran
:
a. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi hukum Pascal. b. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik. c. Peserta didik dapat menyebutkan bunyi hukum Archimedes. d. Peserta didik dapat menyelidiki dan menentukan besar gaya angkat. e. Peserta didik dapat menyebutkan pemanfaatan gaya Archimedes dalam kehidupan sehari-hari. 2. Materi Pembelajaran a. Hukum Pascal
99
Prinsip Pascal dikemukakan oleh Blaise Pascal yang berbunyi : “Tekanan yang diberikan pada suatu cairan dalam suatu ruang tertutup akan diteruskan segala arah sama besar tanpa adanya pengurangan”. Alat sederhana yang menerapkan prinsip Pascal adalah dongkrak hidrolik. Pada dasarnya, dongkrak hidrolik terdiridari dua buah bejana yang berhubungan yang disi dengan cairan. Berdasarkan prinsip Pascal, berlaku rumus: P1 = P2 = F1 . A2 = F2 . A1 b. Hukum Archimedes Bunyi hukum Archimedes, “Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya angkat (apung) yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Sebenarnya, ketika suatu benda tercelup ke dalam air, beratnya bukan benarbenar hilang. Benda terasa lebih ringan apabila di dalam air karena benda tersebut mendapat gaya dorong ke atas (FA). Jika kita anggap berat benda yang hilang adalah berat benda dalam air, besar gaya ke atas yang dialami oleh benda adalah: Gaya ke atas = berat benda diudara – berat benda dalam air FA = W U – W A 3. Metode Pembelajaran : ceramah 4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Materi Pembelajaran Pembukaan Motivasi dan Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya, yaitu aplikasi
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Aktivitas Guru Siswa 5 menit Salam pembuka Siswa dan do’a serta menjawab mengabsen salam guru, kehadiran siswa. berdo’a dan aktif dalam Guru pengabsenan. menyampaikan indikator yang Siswa akan dicapai pada mendengarkan pertemuan ini. penjelasan
100
Inti
prinsip Bejana Berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk recall materi yang telah dipelajari. Apersepsi: - Guru memberi pertanyaan pembuka mengenai prinsip hukum Pascal dan hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari
guru.
2 menit Guru Siswa mengenalkan mempelajari / materi mengenai mengamati prinsip hukum materi hukum Pascal dan Pascal dan hukum hukum Archimedes Archimedes. Guru meminta Perwakilan 2 3 menit perwakilan 2 orang siswa orang siswa maju didepan untuk membantu kelas. guru melakukan demonstrasi sederhana didepan kelas. 40 Guru dibantu Perwakilan 2 siswa melakukan orang siswa menit demonstrasi membantu guru sederhana melakukan berdasarkan demonstrasi konsep hukum sederhana Pascal dengan didepan kelas. menggunakan bambu yang sekelilingnya dilubangi kemudian diberikan tekanan menggunakan siring. Guru Siswa menjelaskan memperhatika hasil demonstasi n penjelasan yang berkaitan guru. dengan konsep
101
tekanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan. Guru meminta perwakilan salah seorang siswa yang berbeda untuk membantu guru melakukan demonstrasi yang berkaitan dengan prinsip hukum Archimedes. Guru dibantu siswa melakukan demonstrasi sederhana dengan menggunakan gelas ukur yang diisi air, kemudian kedalam air dicelupkan beban yang digantungkan dengan pegas, akan terlihat zat cair yang tumpah. Guru menjelaskan konsep yang berkaitan dengan demonstrasi yang telah dilakukan. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan konsep yang sedang
Perwakilan salah seorang siswa maju ke depan kelas.
Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru dan salah seorang perwakilan siswa.
Siswa memperhatika n penjelasan yang diberikan guru.
Siswa memperhatika n penjelasan contoh soal yang diberikan guru
102
Kegiatan Akhir
Kesimpulan materi yang telah dipelajari mengenai tekanan dan tekanan zat padat.
dibahas. Guru memberikan tugas kompetensi siswa yang berkaitan dengan prinsip kerja hukum Pascal dan Archimedes. Guru membimbing & memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil investigasi yang telah dilakukan. Guru meluruskan atau mengklarifikasi apabila ada kesimpulan yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi penilaian positif berupa pujian atau nilai plus terhadap aktifitas siswa
Siswa mengerjakan tugas kompetensi siswa yang diberikan guru.
5 menit Siswa menyimpulkan hasil investigasi yang telah dilakukan.
5 menit Siswa memperhatika n kesimpulan dari guru
Siswa termotivasi untuk lebih dapat memahami konsep hukum Pascal dan hukum Archimedes.
10 menit
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
103
6. Penilaian a. Teknik
: Tes Tertulis
b. Soal / Instrumen
: Terlampir
Jakarta, April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
104
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 4
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Mata Pelajaran
: Fisika
Tingkat/kelas
: SMP/VIII-U1
Semester/tahun
: 2/2014
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi
: Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Standar
: Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Indikator
: a. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari. b. Mengaplikasikan konsep tekanan pada benda cair dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam pnyelesaian masalah sehari-hari)
1. Tujuan Pembelajaran a.
:
Peserta didik dapat menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari
b.
Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep tekanan pada benda cair dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam pnyelesaian masalah sehari-hari).
2. Materi Pembelajaran: Aplikasi tekanan (produk yang sesuai dengan hukum Pascal) dalam kehidupan sehari-hari. 3. Metode Pembelajaran : ceramah
105
4. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan Materi Pembelajaran Pembukaan Motivasi dan Apersepsi: Guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya, yaitu prinsip hukum Pascal dan hukum Archimedes. Untuk recall materi yang telah dipelajari. Inti Apersepsi: - Guru memberi pertanyaan pembuka mengenai aplikasi (penerapan) hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Aktivitas Guru Siswa Salam pembuka Siswa menjawab 5 menit dan do’a serta salam guru, mengabsen berdo’a dan aktif kehadiran dalam siswa. pengabsenan. Guru Siswa menyampaikan mendengarkan indikator yang penjelasan guru. akan dicapai pada pertemuan ini.
2 menit Guru Siswa mengenalkan mempelajari / beberapa mengamati produk yang materi beberapa sesuai dengan produk yang prinsip hukum disajikan guru. Pascal dalam kehidupan sehari-hari. Guru meminta Perwakilan 5 3 menit perwakilan 5 orang siswa orang siswa menyebutkan untuk beberapa produk menyebutkan yang berkaitan beberapa dengan konsep produk yang tekanan, prinsip berkaitan hukum Pascal dengan konsep dan Archimedes tekanan, prinsip dalam kehidupan hukum Pascal sehari-hari. dan Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
106
Kegiatan Akhir
Guru menjelaskan produk-produk apa saja yang berkaitan dengan konsep tekanan, prinsip hukum Pascal dan Archimedes dalam kehidupan sehari-hari. Guru meriview kembali materimateri yang sudah dijelaskan sebelumnya untuk memperkuat konsep yang sudah diajarkan. Kesimpulan Guru materi yang memberikan telah dipelajari tugas mengenai kompetensi tekanan dan siswa yang tekanan zat berkaitan padat. dengan prinsip kerja hukum Pascal dan Archimedes. Guru meluruskan atau mengklarifikas i apabila ada kesimpulan yang kurang tepat dari hasil kesimpulan siswa Guru memberi penilaian
Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru.
Siswa dengan antusias memperhatiakn dan mengikuti arahan dari guru.
5 menit Siswa mengerjakan tugas kompetensi siswa yang diberikan guru.
5 menit Siswa memperhatikan kesimpulan dari guru
Siswa termotivasi
60 menit
107
positif berupa pujian atau nilai plus terhadap aktifitas siswa
untuk lebih dapat memahami produk-produk dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan hukum Pascal.
5. Sumber Belajar
TIM ABDI GURU. 2012. IPA TERPADU Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: ERLANGGA
Rahayu, Lusiana Dewi. 2012. Inovasi Guru Fiska Untuk SMP kelas VII, VIII, IX. Jakarta : Jalur Mas Media.
6. Penilaian a.
Teknik
: Tes Tertulis
b.
Bentuk Instrumen
: Lembar Kegiatan Siswa
c.
Soal / Instrumen
: Terlampir
Jakarta, April 2014 Mengetahui, Guru Pembimbing
Mahasiswa,
Tria Permana Yudianti, S.Pd
Ria Setyo Rini
NIP.
NIM. 107016301978
Lampiran A.4
LEMBAR KEGIATAN SISWA I MATA PELAJARAN FISIKA
Aktifitas 1 ANGGOTA KELOMPOK: 1. ………………………….. 4. ………………………….. 2. ………………………….. 5. ………………………….. 3. ………………………….. 6. ………………………….. A. POKOK MATERI Tekanan pada zat padat, cair, dan gas B. TOPIK Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. SASARAN Siswa Kelas VIII-U1 D. TUJUAN Mengetahui hubungan antara gaya, tekanan, dan luas bidang tekan yang dipengaruhi gaya. E. ALAT / BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Dua buah plastisin (lilin mainan) 2. dua buah koin uang logam Rp500 (koin) F. PROSEDUR KERJA 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Letakan kedua koin tersebut pada masing-masing plastisin dengan posisi seperti pada Gambar 11.1 (a).
3. Tekanlah kedua uang logam tersebut dengan gaya yang sama 4. Pindahkan kedua uang logam tersebut dari plastisin, lalu amati kedalaman bekas uang logam itu.
108
109
5. Ulangi kegiatan di atas, tetapi posisi kedua uang logam sama dalam keadaan berdiri, seperti pada Gambar 11.1 (b).
6. Tekanlah kedua uang logam tersebut dengan gaya yang berbeda. 7. Amati kembali kedalamam bekas kedua uang logam tersebut. G. PERTANYAAN 1. Ketika kamu menekan kedua uang logam pada posisi yang berbeda dengan gaya yang sama, uang logam pada posisi manakah yang bekasnya lebih dalam? Mengapa demikian?
2. Ketika kamu menekan kedua uang logam yang posisinya sama, tetapi dengan gaya yang berbeda, yang manakah bekas uang logam yang lebih dalam? Mengapa demikian?
3. Uang logam manakah yang mendapatkan tekanan yang lebih besar?
4. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi besarnya tekanan?
H. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
110
LEMBAR KEGIATAN SISWA II MATA PELAJARAN FISIKA
Aktifitas 1 ANGGOTA KELOMPOK: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. …………………………..
4. ………………………….. 5. ………………………….. 6. …………………………..
A. POKOK MATERI Tekanan zat padat,cair dan gas B. TOPIK Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. SASARAN Siswa Kelas VIII-U1 D. TUJUAN Menyelidiki tinggi permukaan air dalam bejana berhubungan E. ALAT / BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Gelas, bejana berhubungan 2. Air F. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Siapkan alat dan bahan. 2. silah gelas dengan air, kira-kira seperempatnya. 3. Letakkan gelas di atas meja, lalu amati permukaan airnya. 4. Miringkan gelas berisi air tersebut dengan cara mengganjal salah satu sisinya, lalu amati kembali permukaan airnya. 5. Catat semua hasil pengamatanmu. 6. Isilah bejana berhubungan dengan air kira-kira tiga perempatnya. 7. Amati permukaan air pada setiap tabung bejana berhubungan. 8. Catat hasil pengamatanmu.
111
G. PERTANYAAN 1. Bagaimanakah permukaan air dalam gelas ketika gelas diletakkan mendatar?
2. Bagaimanakah permukaan air dalam gelas ketika gelas diletakkan miring?
3. Bagaimanakah permukaan air dalam bejana berhubungan?
H. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………
112
LEMBAR KEGIATAN SISWA III MATA PELAJARAN FISIKA
ANGGOTA KELOMPOK: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. …………………………..
4. ………………………….. 5. ………………………….. 6. …………………………..
Aktifitas 1 A. POKOK MATERI Tekanan zat padat, cair dan gas B. TOPIK Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan dalam kehidupan sehari-hari.
gas serta penerapannya
C. SASARAN Siswa Kelas VIII-U1 D. TUJUAN Menyelidiki prinsip kerja hukum Pascal E. ALAT / BAHAN YANG DIGUNAKAN Bambu atau alat Pascal dan air F. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Buatlah alat Pascal sederhana dengan menggunakan seruas bambu yang ujungnya tertutup ruas dan di sekeliling ruas bambu diberi lubang sempit pada ketinggian yang sama (apabila ada, gunakan alat Pascal). Perhatikan Gambar 11.5.
113
2. Isilah alat Pascal penuh dengan air . 3. Berilah tekanan ke dalam zat cair dalam tabung Pascal, lalu amati keluarnya air dari tabung Pascal.. G. PERTANYAAN 1. Ketika pengisap kamu dorong, berarti kamu telah member tekanan pada zat cair dalam ruang Pascal. Ke manakah tekanan tersebut diteruskan? Jelaskan jawabanmu!
2. Apakah air yang keluar dari lubang tabung Pascal itu merata? Jelaskan mengapa hal itu bisa terjadi!
H. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………
114
Aktifitas 2 A. POKOK MATERI Tekanan zat padat, cair dan gas B. TOPIK Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. SASARAN Siswa Kelas VIII-U1 D. TUJUAN Menyelidiki prinsip kerja hukum Archimedes E. ALAT / BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Gelas ukur 1.000 mL, 2. beberapa benda padat, 3. air 4. neraca pegas F. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Isilah gelas ukur dengan air kira-kira setengah gelas sampai pada skala yang mudah dibaca. Catat volume air tersebut. 3. Ukurlah berat benda di udara dengan neraca pegas, kemudian catat hasilnya pada bukumu. 4. Ukurlah berat benda di dalam air menggunakan neraca pegas dengan cara memasukkannya secara perlahan ke dalam air sampai bendanya tenggelam. Catat pula hasilnya. 5. Amati volume air ketika benda tersebut dimasukkan secara perlahan ke dalam air. Catat volume air ketika benda sudah tenggelam seluruhnya. 6. Kerjakan kegiatan tersebut beberapa kali dengan benda yang berbedabeda. Gunakan tabel di bawah ini untuk mencatat semua hasil pengukuran. G. HASIL PENGAMATAN
No. 1. 2
Jenis Benda
Volume
Berat benda diudara (Wu)
Berat benda dalam air (Wa)
Gaya angkat (FA)
115
3 4. 5. H. PERTANYAAN 1. Bandingkan antara berat benda di udara dan berat benda di dalam air. Bagaimanakah hasilnya? Mengapa demikian?
2. Ketika benda dimasukkan secara perlahan ke dalam air, bagaimanakah berat benda tersebut?
I. KESMPULAN ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………
116
LEMBAR KEGIATAN SISWA IV MATA PELAJARAN FISIKA
ANGGOTA KELOMPOK: 1. ………………………….. 2. ………………………….. 3. …………………………..
4. ………………………….. 5. ………………………….. 6. …………………………..
Aktifitas 1 A. POKOK MATERI Tekana zat padat, cair dan gas B. TOPIK Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. C. SASARAN Siswa Kelas VIII-U1 D. TUJUAN 1. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang dan tenggelam. 2. Mengaplikasikan konsep tekanan pada benda cair dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari-hari) E. ALAT / BAHAN YANG DIGUNAKAN NO. NAMA ALAT / BAHAN URUT 1. Dasar Statif 2. Batang Statif Pendek 3. Batang Statif Panjang 4. Klem Universal 5. Klem Bosshead 6. Selang Plastik 7. Selang Silikon 8. Gelas Beaker 9. Sumbat Karet Kecil 1 Lb 10. Sumat Karet tanpa Lb 11. Gelas Tiga Arah
JUMLAH 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2
117
12. 13. 14. 15. 16.
Bola Gelas Siring 50 ml Bak Plastik Labu Erlenmeyer Air Bersih (disiapkan sendiri)
2 1 1 1 Cukup
F. PERSIAPAN PERCOBAAN 1. Siapkan alat / bahan yang akan digunakan 2. Rakit dasar statif, batang statif pendek dan panjang, klem bosshead dan universal serta siring 50 ml sesuai Gambar 1 3. Sambungkan ujung-ujung selang ke pipa gelas tiga arah, kemudian masukkan bola gelas (kelereng) ke masing-masing gelas tiga arah. Tutuplah rapat-rapat sumbat karet satu lubang dan sumbat karet tanpa lubang pada gelas tiga arah sesuai Gambar 2 G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN 1. Jepitkan gelas tiga arah pada klem universal dan hubungkan rapat-rapat sumbat karet 1 lubang pada ujung siring sehingga terbentuk rangkaian sesuai Gambar 3 2. Letakkan bak plastic dan labu Erlenmeyer di atas bak plastik. Tuangkan air 200 mL ke dalam gelas beaker dan atur (bila perlu geser klem bosshead ke atas/bawah) 3. Tarik penghisap siring arah ke atas. Amati arah gerak kelereng (1) dan arah aliran air dalam selang (a). catat hasil pengamatan ke dalam table. 4. Tekanlah penghisap dan amati arah gerak air di sepanjang selang (a). amati pula gerak kelereng (1) dan (2) 5. Ulangi langkah (3) dan (4) beberapa kali untuk memastikan arah gerak kelereng (1) dan (2) , arah gerak air dalam selang (a) dan (b) 6. Kemasi semua alat dan bahan yang telah dipakai dan diskusikan seluruh isian table. H. HASIL PENGAMATAN Penghisap siring Diam Ke atas Ke bawah
Bola kelereng (1)
Arah Gerakan Bola kelereng Air dalam pipa (2) (a)
Air dalam pipa (b)
118
I. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
Lampiran B.1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah
: SMP Paramarta Unggulan
Kelas
: VIII (delapan)
Kurikulum
: KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Jumlah Soal
: 16 soal
Konsep
: Tekanan zat padat, cair, dan gas
Jenis Instrumen
: Tes uraian
Jumlah Soal
: 16 soal
Standar Kompetensi
: 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
: 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
Indikator
Aspek berpikir
Pembelajaran
Soal
Kritis
Menjelaskan
Memfokuskan
Menemukan
hubungan antara gaya, pengertian tekanan
dan
luas tekanan.
daerah yang dikenai
Butir Soal 1. Kamu
mungkin
Jawaban pernah Hasil jejak kaki yang ditinggalkan ayam
pertanyaan
mengamati jejak-jejak kaki ayam pada tanah yang basah lebih dalam
(C1)
dan bebek yang berjalan pada dibandingkan dengan jejak kaki bebek. tanah yang basah. Walaupun Hal ini dikarenakan permukaan kaki ayam
119
120
gaya
melalui
berat kedua hewan itu sama, lebih kecil dan ramping dibandingkan
percobaan
namun
pengaruhnya
terhadap kaki bebek yang memiliki permukaan
tanah tersebut berbeda. Hasil besar karena kaki bebek dilapisi selaput, jejak kaki
yang ditinggalkan sehingga
permukaannya
lebih
besar
ayam lebih dalam dibandingkan daripada kaki ayam. Walaupun berat dengan
jejak
Ternyata diakibatkan tekanan
kaki
bebek. mereka sama, tapi karena perbedaan
perbedaan
tersebut permukaan kaki, maka hasil jejak yang
adanya
pengaruh ditinggalkan ayam pada tanah yang basah
yang diterima
tanah lebih dalam. Hal ini didefinisikan sebagai
akibat gaya yang diberikan oleh tekanan, yaitu perbandingan antara gaya kaki bebek. Menurut analisamu, yang pengertian
tekanan
diberikan
dengan
luas
bidang
yang permukaan benda.
dimaksudkan adalah …. Menyelidiki
menjawab
2. Pernahkah
kaitan antara pertanyaan luas
tentang
permukaan
utama
kamu Alat-alat yang kita digunakan untuk
memperhatikan alasan
alat
pemotong memotong dalam kehidupan sehari-hari,
yang ada dirumah kita? Begitu seperti pisau dan kampak permukaannya banyak
peralatan
untuk sengaja
dibuat
dalam
kehidupan memudahkan
dalam
untuk
benda dengan berdasarkan sebab
memotong
tekanan.
sehari-hari yang kita gunakan. Berdasarkan konsep tekanan, tekanan
akibat
kita
runcing
memotong.
121
(C2)
Jika kamu perhatikan peralatan pada sebuah benda dipengaruhi oleh gaya tersebut, ternyata permukaan alat yang
diberikan
tersebut sengaja dibuat runcing. permukaan Apa penyebab utama peralatan demikian, tersebut dibuat runcing?
dan
benda dengan
luas
bidang
tersebut.
Dengan
memperkecil
luas
bidang tekan sebuah benda merupakan upaya untuk memperbesar tekanan yang terjadi pada benda. Hal ini dikarenakan tekanan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan luas permukaan,
sehingga
dengan
kita
memperkecil luas permukaan pisau, maka akan semakin memudahkan kita untuk memotong. Menghitung
Memilih
besarnya
untuk
tekanan
kriteria
yang mempertimbangk
diberikan suatu benda.
an penyelesaian (C4)
3. Sebuah meja massanya 2400
Diketahui :
gram memiliki empat buah kaki
massa
= 2400 gram = 2,4 kg
dengan salah satu luas permukaan
gravitasi
= 10 m/s2
kakinya 0,4 m2 diletakkan diatas
luas permukaan = 0,4 m2
lantai. Jika luas permukaan
Ditanya :
tersebut dibuat setengah kali
Tekanan jika luas diperkecil menjadi
122
semula, maka tekanan yang
setengah dari semula?
diterima lanai adalah ….
Jawab :
(percepatan gravitasi bumi 10
Berdasarkan konsep tekanan, maka
m/s2)
P=
=
Karena meja memiliki empat buah kaki, maka luas permkaan yang diketahui disoal dikalikan empat. Sehingga P= karena luas permukaan diperkecil menjadi setengah dari luas semula, maka P= = = =
123
= = 30 N/m2 Jadi, tekanan yang diterima lantai jika luas permukaan diperkecil menjadi setengah dari luas semula adalah sebesar 30 N/m2. Mengamati sifat
Menjelaskan
Menjawab
4. Tulislah
tekanan dalam zat
tekanan
pertanyaan
yang
cair.
dalam cair.
zat tentang fakta (C3)
sebuah dapat
pernyataan Karena pada saat kita menyelam, tekanan menjelaskan air
peristiwa berikut: Ketika
yang
diakibatkan
tarikan
gaya
gravitasi, tekanan air tersebut semakin
berenang
pada besar. Misalkan air di kolam telah dibagi
permukaan air, kita tidak akan menjadi 5 lapisan. Karena gaya gravitasi merasakan perubahan drastis menarik ke bawah partikel-partikel pada pada bagian tubuh kita, tapi lapisan 1, maka lapisan tersebut memiliki pada
saat
semakin
kita
menyelam suatu berat tertentu. Gaya berat dari
dalam
hingga lapisan 1 menekan ke bawah pada lapisan
menyentuh dasar kolam, telinga 2. Lapisan 2 ini memiliki gaya gravitasi akan analisa
terasa
sakit.
kalian,
Menurut pada partikel-partikelnya sendiri ditambah
apa
yang gaya dari berat lapisan 1. Oleh karena itu
124
menyebabkan
hal
terjadi?
tersebut tekanan pada lapisan 2 lebih besar daripada tekanan dalam lapisan 1. Lapisan 3 memiliki gaya gravitasi pada partikelpartikelnya sendiri ditambah berat dua lapisan pertama yang mendorong ke bawah lapisan 3 tersebut. Akibatnya, tekanan pada lapisan 3 lebih besar dari lapisan manapun di atasnya. Lapisan paling bawah atau kedalaman paling dalam dari setiap fluida akan memiliki tekanan paling besar karena lapisan itu mendapatkan gaya dorong paling besar dari lapisan di atasnya
Menentukan tekanan cair.
Mengobservasi
zat dan
5. Kamu memiliki sebuah bejana Berdasarkan
pengamatan
yang
telah
yang diberi tiga buah lubang dilakukan, kondisi bejana ketika ketiga
mempertimbangk
pada ketinggian yang berbeda, sumbat pada lubang dicabut, air akan
an suatu laporan
lalu
hasil
ditutup oleh sumbat. Kemudian Karena
observasi
(melaporkan
ketiga
lubang
tersebut memancur
keluar
tekanan
secara pada
bersamaan.
setiap
lubang
bejana tersebut diisi air sampai berbeda, maka lubang dengan posisi
125
berdasarkan
penuh.
Menurut
analisamu, pertama menekan lubang pada posisi
pengamatan)
bagaimana kecepatan keluarnya kedua dan lubang pada posisi kedua air dari ketiga lubang tersebut?
(C4)
menekan lubang pada posisi ketiga, sehingga
lubang pada
posisi
ketiga
memiliki tekanan paling besar (pancuran air
paling
jauh).
Oleh
karena
itu,
kecepatan keluarnya air paling besar terjadi pada lubang dengan posisi ketiga, kemudian lubang pada posisi kedua, dan terakhir lubang pada posisi pertama tinggi Mengamati
Mengamati permukaan dalam pipa U
zat
cair posisi
Mengidentifikasi asumsi
permukaan zat mengkonstruk cair dalam
pernyataan
bejana berhubungan.
(C5)
dan
6. Pernahkah kalian mengamati Air sumur tidak pernah kering walaupun sumber
air
dirumah
kita? setiap saat di pompa airnya. Hal ini
Beberapa rumah mungkin masih dikarenakan air selalu berhubungan dan menggunakan Perhatikan tersebut,
sumur. berkaitan antara satu tempat dengan kondisi
sumur tempat lainnya dan tidak dipengaruhi
keadaan
sumur bentuk permukaan dasarnya atau bentuk
tersebut tidak pernah kering tabungnya. Sesuai dengan prinsip bejana walaupun setiap saat dipompa berhubungan yang menyatakan bahwa airnya.
Menurut
pedapatmu, permukaan air selalu rata.
126
bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Menentukan posisi
7. Sebuah pipa U diisi dengan air Diketahui :ρ air tindakan (memilih yang massa jenisnya 1000 Menentukan
permukaan
kriteria untuk zat cair pada mempertimbangk pipa U an penyelesaian) (C3)
ρair
3
kg/m . Salah satu kaki pipa U
massa
jenisnya
= 1000 kg/m3
hgliserin = 4 cm
kemudian diisi degan gliserin yang
= 1000 kg/m3
1200 Ditanya : ∆h?
kg/m3. Jika tinggi gliserin 4 cm, Jawab : maka selisih tinggi cairan di Berdasarkan
konsep
hukum
bejana
kedua kaki pipa U itu adalah …. berhubungan, maka berlaku rumus :
ρair . g. hair = ρgliserin . g. hgliserin karena
gravitasi
dibagian permukaan
bumi sama, maka
ρair
. hair =
ρgliserin
hgliserin 1000 kg/m3. hair = 1200 kg/m3. 4 cm
.
127
hair
= = 4,8 cm
Selisih tinggi kedua kaki pipa U : – hgliserin
hair
= 4,8 cm – 4 cm = 0,8 cm Jadi nilai selisih antara kedua kaki pipa U adalah 0,8 cm. Menyebutkan menjelaskan hukum Pascal
dan Menyebutkan
Menginduksi dan
prinsip bunyi hukum mempertimbangk Pascal
dan an hasil induksi menjelaskan prinsip mesin penghasil gaya hidrolik.
8. Ketika kamu sedang menolong Dongkrak
yang
digunakan
untuk
seseorang yang mengganti ban mengangkat dan mengganti ban mobil mobilnya.
Dengan merupakan pemindahan tekanan ke segala
(menggeneralisasi
menggunakan dongkrak, kamu arah sama besar dalam suatu cairan
kan dan meneliti)
dapat
(C6)
mengangkat
bagian merupakan prinsip yang mendasari alat-
belakang mobil hanya dengan alat
hidrolik.
Mesin
hidrolik
dapat
satu tangan. Menurut analisamu, mengangkat benda-benda berat dengan bagaimana dongkrak
prinsip sehingga
mengangkat beban berat?
kerja memanfaatkan prinsip hukum Pascal. dapat Prinsip
kerja
mesin
hidrolik
dapat
menghasilkan gaya yang besar hanya
128
dengan memberikan gaya yang sangat kecil. Dengan kata lain, mesin hidolik melipatgandakan gaya. Menyelidiki menentukan gaya angkat.
dan Menyelidiki besar dan menentukan prinsip hukum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menerapkan prinsip / rumus (C4)
9. Kita sering melihat kapal laut Dimisalkan balok baja (kapal laut) itu yang
sangat
besar
dapat menjadi mangkok besar dan berongga.
terapung di atas air, tetapi batu Saat
mangkok
di
letakkan
di
atas
kecil bisa tenggelam di dalam permukaan air, ia akan mendesak lebih air.
Menurut
penyebab
kapal
analisamu banyak air daripada koin. Mangkuk itu laut
dapat mendesak
cukup
banyak
air
untuk
teraung di atas air, sedangkan mengimbangi
berat
batu tidak!
mangkuk-mangkuk
tersebut,
dan
mangkuk
baja itu
terapung. Hal ini dikarenakan setiap benda yang berada dalam zat cair akan selalu mendapatkan gaya angkat yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan. Kapal laut dapat terapung dalam air karena bagian kapal laut diberi rongga, sehingga massa jenis kapal laut lebih kecil dari massa jenis air yang
129
mengakibatkan kapal laut dapatterapung. Sedangkan
batu
tida
terdapat
koin
sehingga masa jenis batu lebih besar dari massa jenis air. Menyebutkan produk
Mengaplikasik
yang sesuai dengan
an
tekanan zat padat, cair, dan gas dalam kehidupan sehari-hari.
Merangkum
10. Jelaskan
mengapa
kamu Bendungan dirancang semakin bawah
konsep dengan tekanan benda mempertimbangk
setuju/tidak
setuju
dengan semakin tebal, karena bagian bawah
pernyataan
tentang
bagian bendungan memperoleh tekanan lebih
padat,
bawah sebuah bendungan yang besar daripada bagian atasnya. Jika bagian
cair,
dan gas pada peristiwa alam
an
situasi
memutuskan (C3)
lalu
dibuat
lebih
bagian atasnya.
tebal
daripada bawah bendungan dibuat
lebih keil
daripada bagian atas, maka bendungan tersebut akan runtuh karena tidak dapat menahan tekanan hidrostatis pada dasar bendungan.
Lampiran B.2
PEDOMAN PENSKORAN PER INDIKATOR
Indikator Skor Memenuhi semua atau hampir indikator berikut: 4 1. Memahami petunjuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan tepat. 2. Mengidentifikasi semua argument atau informasi penting. 3. Merumuskan masalah atau pertanyaan dengan bertanggung jawab, hati-hati, dan teliti. 4. Menentukan dan menerapkan konsep/ definisi/ teorema dalam menyelesaikan masalah. 5. Menunjukkan hasil utama dan prosedur dalam mendapatkannya dan memberikan alasannya. 6. Bartanggung jawab, hati-hati, danmenghindari ketidaktepatan dalam menarik kesimpulan. 7. Menentukan alternatif –alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah Memenuhi sebagian atau beberapa indikator berikut: 3 1. Memahami petunjuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan tepat. 2. Mengidentifikasi semua argument atau informasi penting. 3. Merumuskan masalah atau pertanyaan dengan bertanggung jawab, hati-hati, dan teliti. 4. Menentukan dan menerapkan konsep/ definisi/ teorema dalam menyelesaikan masalah. 5. Menunjukkan hasil utama dan prosedur dalam mendapatkannya dan memberikan alasannya. 6. Bartanggung jawab, hati-hati, dan menghindari ketidaktepatan dalam menarik kesimpulan. 7. Menentukan alternatif –alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah Memenuhi sebagian atau beberapa indikator berikut: 2 1. Kurang tepat dalam memahami petunjuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan tepat. 2. Kurang mampu mengidentifikasi semua argument atau informasi penting. 3. Kurang tepat dalam merumuskan masalah atau pertanyaan dengan bertanggung jawab, hati-hati, dan teliti. 4. Kurang tepat dalam menetukan dan menerapkan konsep/ definisi/ teorema dalam menyelesaikan masalah.
130
Keterangan Kuat (Strong)
Dapat Diterima (Acceptable)
Tidak Dapat Diterima (Unacceptable)
131
5. Menunjukkan sedikit hasil utama dan prosedur dalam mendapatkannya dan jarang memberikan alasannya. 6. Tidak bartanggung jawab,dan tidak tepat dalam menarik kesimpulan. 7. Kurang mampu dalam menentukan alternatif – alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah Memenuhi hampir semua indikator berikut: 1. Memberikan petunjuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan bias (prejudis). 2. Kurang mampu mengidentifikasi semua argument atau informasi penting. 3. Tidak tepat dalam merumuskan masalah atau pertanyaan dengan bertanggung jawab, hati-hati, dan teliti. 4. Kurang mampu dalam menentukan dan menerapkan konsep/ definisi/ teorema dalam menyelesaikan masalah. 5. Tidak menunjukkan hasil utama dan prosedur dalam mendapatkannya dan tidak memberikan alasannya. 6. Tidak bartanggung jawab, tidak tepat dalam menarik kesimpulan. 7. Tidak mampu dalam menentukan alternatif –alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah Memenuhi semua indikator berikut: 1. Memberikan petunjuk, pernyataan, dan pertanyaan dengan bias (prejudis). 2. Kurang mampu mengidentifikasi semua argument atau informasi penting. 3. Tidak tepat dalam merumuskan masalah atau pertanyaan dengan bertanggung jawab, hati-hati, dan teliti. 4. Kurang mampu dalam menentukan dan menerapkan konsep/ definisi/ teorema dalam menyelesaikan masalah. 5. Tidak menunjukkan hasil utama dan prosedur dalam mendapatkannya dan tidak memberikan alasannya. 6. Tidak bartanggung jawab, tidak tepat dalam menarik kesimpulan. 7. Tidak mampu dalam menentukan alternatif –alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah
1
Lemah (Weak)
0
Sangat Lemah (Very Weak)
Lampiran B.3
132
Rekapitulasi Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian Reliabilitas: 0,72 Butir Soal
Validitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid
Tingkat Kesukaran Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sukar Mudah Sedang Mudah Sedang
Daya Pembeda
Keterangan
Baik Baik Cukup Buruk Baik Drop Buruk Baik Cukup Cukup
digunakan digunakan digunakan digunakan digunakan digunakan -
ttELlABIL]TAS
Rata2
=
TES
,35 Simpang Baku= 5,86 26
KorefasiXY= 0,57 Rellabilitas Tes= 0,72 Nama berkas: E:\ \UJI COBA.AUR
1
No. Subvek I
2
1,9
3
L4
No. UruL
Kode/Nama Subyek
Skor Ganjil
Skor Total
18
15
34
19
15
34
1,9
L4
33
1B
L4
iz
L7
15
32
18
a4
3Z
18
a4
32
a6
L4
30
5
11
6
17
7
21,
B
15
jose alnevo. t segi putra. w prlska alviani dyah kurnia. s nahwaniyah nu... sahril- krisdi. . tiara rahmasari rassya aliana. i
9
20
sha11y maul-idea
L6
13
29
10
')
15
13
zd
1L
6
brenda betania fachrudin oktava
16
1,2
2B
a2
1,2
naila diyaul.
13
t2
25
13
12
nauf al- mua'af a
15
10
25
L4
4
dimas rofie. c.n
1,2
1,2
Z+
15
7
1,6
I
214
16
9
18
6
77
10
11
a2
23
1B
1B
L4
9
23
19
1
9
11
20
20
1,6
L2
5
L7
21,
3
9
7
76
22
))
8
7
15
5
KELOMPOK UNGGUI,
&
.
ASOR
berkas: Er\ \UJI
a
gusti widya. k mega millenia nadila dwi. u sawsan ghalib... adj ieseptian regiana inka. v de1la agustina yuliyanti
Kelompok Unggul Nama
Genap
Skor
COBA.AUR
No
Rata2 Skor
2
02
3,33
Simpang Baku
o
,47
1, 03
345 345 334 424 444 444 343 344 ) 50 3,50 3,83 0, 55 0, 84 0 ,47
67 67 13 13 13 13 13 1,4 1, oo 3,L7 0,00 0,4L
10 B 9 10 B 9 444 444 441 441 444 433 4,oo 3,83 2,83 0,00 0,41 7.,4'7
Skor jose alnevo. t 34 B 34 1,9 segi putra. w 33 t4 priska alviani 32 dyah kurnia. s 5 32 11 nahwaniyah nu... 32 sahril krisdl. . . 1,7
No Subyek
Url: 1 2 3
4 5
6
No
Urt
No Subyek
1
B
2
a9
3
a4
4
5
5
11
6
!7
rode/Nama Subyek
Subyek Skor jose alnevo. t 34 segi putra. w 34 priska alviani 33 dyah kurnia. s 32 nahwaniyah nu... 32 sahril krisdi... 32 Kode/Nama
Rat.a2 Skor Simpang Baku
1
2
1
2
4
4
4
4
4
4
3
4
4 4
2
Kelompok Asor Nama
berkas: E, \ \UJI
COBA.AUR
No Urt
No Subyek
1
10
2
1B
3
1
4
L6
5
3
6
22
Rata2 Skor Simpang Baku
Subyek Skor nadila dwi. u 23 sawsan gha1ib... 23 adj ieseptian 20 regiana inka. v 17 del-l-a agustina 1,6 yuliyanti 15 Kode/Nama
L2 1,2 44 2a 11 11 11 1,2 4,67 7,67 1,2a 4,21
2, 0,
34 34 1,4 34 24 31 23 11 00 2,83 89 1,47
5 5
1 4 1 2 2 2
,00 1, 10
2
No
Urt
No Subyek
1,
10
2
18
3
1
4
1,6
5
3
6
22
67 ot 11 13 24 1,4 13 11 L,L7 2,67 0,41, 1,3'7
Subyek skor 23 nadila dwi. u 23 sawsan gha1ib... adj ieseptian 20 1-7 regiana inka. v L6 de1la agustina yuliyant.i 15 Kode/Nama
Rata2 Skor Simpang Baku
10 I 9 10 9 B 241 221 113 421 111 231 1,50 2,a] 1,33 0,55 7,7'7 0,82
DAYA PEMBEDA
Jumfah Subyek= 22 KIp atas/bawah (n) = Butir Soaf= 10
6
Un: Unggul ; AS : Asor,' SB: Simpang Baku Nama berkas: E: \ \UJI COBA. AUR No Btr Asli
1
1
2
2
3
3
3,50
2
,00
Beda SB Un 2,L7 O,4L L,57 1,03 1,50 0,55
4
4
3,50
2
,83
0
5
5
3,
2
,00
6
6
1,00
a,a'7
l
1
3 ,7-7
2
B
8
4,00
,67 1,50
9
9
3, 83
)
10
10
No
TINGKAT KESUKARAN
Rata2Un
Rata2As
3, 83
1,67 1-,67
2
83
,83
11
1,33
,67 1, 83 0,50 2,50 1,67 1,50
SB As 1,2L 1
,2L
0,89
0, 84
1,47
,4L
1, 10
0
0,00
0
,41
0,41_
1
21
0,00
0, 55
0 ,47_
4,17
L,47
0
,82
SB Gab
t
DP (8)
,75 2,56 3,50 0,96
54 ,1'7
,52 0,65 0,43 0,69
4
,48 0,L'7 0,58 0,22 0,51 0,69
3
0
0
,84
41 ,5'7
37,50 1,6,6'7
45,83
-4,L'l 0,85 1... 3,30 2,L8
1,2,50
62,50 41,,67
31,50
Jumlah Subyek= 22 Butir Soal= 10 Nama berkas: E : \ \UJI_COBA.AUR No Butir Baru
No Butir Asl-i Tkt
Kesukaran (t)
Tafsiran
1
1
58,75
Sedang
2
)
62
Sedang
3
3
,50 68,75
4
Sedang
4
,o
1,
Mudah
5
5
aa oa
Mudah
6
6
27
,08
Sukar
7
7
72
,92 58,75
Mudah
Sedang
o
9
9
75, 00
Mudah
10
10
52,08
Sedang
KORELAS] SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
Jumlah Subyek=
Butir Soal-= Nama
22
10
berkas: E, \ \UJ]-COBA.
No Butir
AUR
Butir Asl-i
1
1
2
2
3
3
Signifikansi 0,736 Sangat Signifikan 0,678 Signifikan Signifikan 0 ,602
4
4
0,336
5
5
o
6
5
7
7
B
Baru
No
Korelasi
,684
Signifikan
-0,243
o
,145 o,76L
Sangat Signi-fikan
9
9
0,605
Signifikan
10
10
0
o
,449
Catatan: Bat.as signifikansi koefisien korel-asi sebagaai berikut:
df
(N-2
)
10 15 20 25 30 40 50
01 0,576 0,708 0,482 0,606 0,423 0,549 0, 381 O ,496 0,349 0,449 0,304 0,393 0,273 0,354
P=0 , 05 P=0,
df
(N-2
50 70 80 90 100 ].25 >150
)
05 0,250 0,233 0,2L7 0 ,205 0,195 O,!74 0,1-59
P=0,
P=0, 01
0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228
0,208
Blla koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dlhitung. REKAP ANAL]SIS BUTIR
Rata2=
,36 Simpang Baku= 5,85 26
KorelasiXY= 0,57 Reliabilitas Tes= 0,72 Butir Soaf= 10 Jumfah Subyek= 22 Nama berkas: E:\ \UJI CoBA.AUR T No No Btr Asli 1, 4 ,1,5 1 2 2 ,56 2 3 3,50 3 4 0 ,96 4 5 3 , 84 5 6 6 '7 0 , 86 7 B 8 1. . . 9 9 3, 30 10 10 2,L8
REL]ABII,]TAS
TES
DP
(E) T. Kesukaran Korel-asi
,7'7 Sedang 4L, 67 Sedang
54
,50 Sedang 1,6 ,5'7 Mudah 45,83 Mudah -4 17 Sukar
37
,50 Mudah 62,50 Sedang 4L,67 Mudah L2
37
,50
Sedang
Sign. Korel-asi 0,735 Sangat Signifikan
,678 Signifikan 0 ,602 Signifikan o
0,336
0,684 Signlfikan -6
)Aa.
o,L45
0,76a Sangat Signifikan 0, 606 Signlfikan n
/10
Rata2= 26,36 Simpang Baku= 5,86
KorefasiXY= 0,57 Reliabilitas Tes= 0,72 Nama
No.
berkas: E:\ \uJr
CoBA.AUR
Urut
No. Subyek
Kode/Nama Subyek
1
I
Skor ToLaf
18',
1,6
34
19
15
34
1,9
1,4
2a
18
1,4
)z
1,7
15
?)
1B
1,4
1B
14
a6
L4
30
3
1,4
4
5
5
11
6
a7
1
21,
I
l-5
jose alnevo. t segi putra. w priska alviani dyah kurnia. s nahwaniyah nu... sahri-1 krisdi. . . tiara rahmasari rassya al-iana. i
9
20
sha11y maulidea
a6
13
29
10
2
15
13
28
11
5
brenda betania fachrudin oktava
1-6
12
2B
1,2
!2
13
L2
25
13
13
15
l-0
25
74
4
naifa diyaul. a naufal mua'afa dimas rofie. c.n gusti widya. k mega millenia nadifa dwi. u sawsan gha1ib... adj ieseptian regiana inka. v
72
1,2
24
15
B
24
18
6
24
11
L2
1,4
9
23
9
11
20
t2
5
1,7
del-1a agustj-na
9
7
L6
yuliyant.i
a
7
15
19
15 16
9
77
10
1B
1B
19
1
20
L6
2L
3
22
22
KELOMPOK IINGGUL
&
ASOR
Kelompok Unggul Nama
Genap
Skor
Skor Ganjil
berkas:
E,
\
\UJT_COBA. AUR
z)
No
Urt
No Subyek
1
B
2
a9
3
L4
4
5
5
11
6
17
Kode/Nama Subyek
jose alnevo. t segi putra. w prlska alviani dyah kurnia. s nahwanlyah nu... sahril krisdi. .
.
I
z3
22
A
52
J
43 44 44 44 23
S;KOT
344 344
324 324 n.L1
Simpang Baku
6
No
Urt 1
. No Subyek I
2
a9
3
L4
4
5
5
11
6
a7
Kode/Nama Subyek
jose alnevo. L segi putra. w priska alviani dyah kurnia. s nahwaniyah nu... sahril krisdi. . .
ZA
23 2 02
Rata2 Skor
45 34
Skor 34 34 33 32 32 32
6
1 1 1 l-
1 1
Rata2 Skor
1, 00
Simpang Baku
0,00
3,33 3,50 1, 03 0, 55
'78 78 34 34 34 34 34 44 3,1,7 4,00 0,4L 0, 00
44 44 43 44 3,50 3, 83 0, 84 0 ,47
9 9 44 44 4a 4t
10 10
aa
33 3, 83 2, 83 0, 4L 1,41
Kelompok Asor Nama -berKas:
Ei
:
\ \UJI_COBA.AUR -5+
1
No Urt
No Subyek
Kode/Nama Subyek
1
10
2
1B
3
1
4
a5
nadila dwi. u sawsan gha1ib... adj ieseptian regiana inka. v
5
a
6
del-l-a agustina
)) yuliyanti Rata2 Skor Simpang Baku
Skor 234 232 20 1,7 16 15
2
1
4 1 1
1
1
1
1
1
1
2
1,,67 L
,21
5
L, L
5'7
,2L
34 L4 34 24 31 23 11 2, 00 2,83 0, 89 7,47
5 5 1 4 1 2
2 2
2, 00 L, 10
10
No
Urt
No Subyek
1
10
2
18
3
1
4
1,5 f
5
22
6
Kode/Nama Subyek
nadlla dwi. u sawsan ghaIib... adj ieseptian regiana j-nka. v della agustina yuliyanti
Skor 23 23 202 1,7 1,6 15
Rata2 Skor
1
7B 1,2
1
2')
6
4\ 47 31 t2 2,6'7 1,50
l1
1
L,L7
Simpang Baku
o
a
,4L
,37
0 , 55
10 9 4a 21, 13 2a 11 31 2,17 1,33 L, 17 0 ,82
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek= 22 K1p atas/bawah (n) = 0 Butlr Soal= 10 Un: Unggul,' AS: Asor,' SB: Simpang Baku Nama berkas: E: \ \UJI COBA. AUR
1
2
02
L,67
2
2
2
22
L, 67
3
3
3,50
2
,00
Beda SB Un 2,L7 0,4L 1,67 1,03 1,50 0,55
4
4
3,50
2
,83
0
5
5
3,
2
6
b
1,00
7
1
3 ,1,7
B
8
4, 00
2,67 1,50
9
9
?
o2
2
10
10
a
a2
No
No Btr Asli
1
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek= Butir Soal= 10
22
Rata2Un
83
Rata2As
,00 L,17
,77 1,33
,6'7 1, 83
0, 84 0
,4L
SB As 1,
,21,
,21 0,89 1,
SB Gab
,52 4 ,1,5 0, 65 2 ,56 0,43 3,50 0
1, 10
,69 0,48
1,,
47
t
0
,96 3,84 0
DP
(?)
54 ,
A'7
4A,57 37 ,50 a5 ,6'7 45 ,83
-4,17
0,00
0
,4L
0,L7
0,50
0,4L
1
)1
0,58
,50 7-,67 1,50
0, 00
0, 55
i))'1
62
,41
L, L7
0?51 3,30 0,69 2,78
37,50
2
O
L,4'7
0
,82
0,86
72
,50
,50 4L, 67
Nama
berkas: E, \ \UJI_COBA.
No Butir
Baru
AUR
No Butir Asli
Tkt
Kesukaran ( I
)
Tafsiran
1,
1-
68,75
Sedang
2
2
62
Sedang
3
3
,50 68,75
4
4
79,L7
Mudah
5
5
'7)
A)
Mudah
6
6
27,08
Sukar
7
7
'7)
Mudah
I
o
68,75
Sedang
9
g
'75,00
Mudah
10
10
,08
Sedang
52
Sedang
A)
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAI,
Jumlah Subyek= 22 Butir Soal= 10 Nama berkas: Er\ \U.]I-COBA.AUR No Butir
Korel-asi 0,736 0,678 0,502
Baru
No But.ir Asli
1
1,
2
2
3
3
4
4
0,336
5
5
0
6
6
7
7
I
o
9
9
10
10
Signifikansi Sangat Signifikan Signifikan Signifikan
,684 Signifikan
-0,243 0,145
0,761, Sangat Signifikan 0,606 Signifikan o
,41,9
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi
sebagaai berikut:
df
(N*2
)
10 15 20 25 30 40 50
p=0,
05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
p=0,
01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
df
(N-2
50 7O 80 90 100 1,25 >150
)
p=0,
05 0,250 0,233 0,2a7 0,205 0,195 0,474 0,159
p=0, 01
0,325 0,302 0,283 0,257
0,254 0,228 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti t.idak dapat dihitung. REKAP ANALISTS BUTIR
KdLdz=
zo t so
Simpang Baku= 5,86
KorefasiXY= 0,57 Relrabrlrtas Tes= 0,72 Butir Soal= 10 Jumlah Subyek= 22 Nama berkas: E:\ \UJI COBA.AUR No No Btr Asli T 1 4 ,1-5 2 2 ,55 3 3 , 50 4 0 ,96 5 3 , 84 6 -... 7 0 ,86 B 1. . . 9 3,30 9 10 10 2 , L8
DP(t)
T. Kesukaran Korel-asi
,1-i 4I,67
Sedang
,50 16,67 45,83 -4,L7 12 ,50 62,50 4L,67 37, 50
Sedang
0,678 Signifikan 0 ,602 Signifikan
Mudah
0,336
Mudah
0,684 Signifikan
54
37
Sedang
Sign. Korefasi 0,736 Sangat Signifikan
Sukar
-o ,243
Mudah
0,L45
Sedang Mudah
0,76a Sangat Signifikan 0,606 Signifikan
Sedang
0
,4]-9
Lampiran B.8
SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR FISIKA SISWA Sebelum Anda memulai mengerjakan soal-soal dibawah ini, mulailah dengan membacaBASMALAH…
1. Kamu mungkin pernah mengamati jejak-jejak kaki ayam dan bebek yang berjalan pada tanah yang basah. Walaupun berat kedua hewan itu sama, namun pengaruhnya terhadap tanah tersebut berbeda. Hasil jejak kaki yang ditinggalkan ayam lebih dalam dibandingkan dengan jejak kaki bebek. Ternyata perbedaan tersebut diakibatkan adanya pengaruh tekanan yang diterima tanah akibat gaya yang diberikan oleh kaki bebek. Menurut analisamu, pengertian tekanan yang dimaksudkan adalah ….
2. Pernahkah kamu memperhatikan alat pemotong yang ada dirumah kita? Begitu banyak peralatan untuk memotong dalam kehidupan sehari-hari yang kita gunakan. Jika kamu perhatikan peralatan tersebut, ternyata permukaan alat tersebut sengaja dibuat runcing. Apa penyebab utama peralatan tersebut dibuat runcing?
3. Sebuah meja massanya 2400 gram memiliki empat buah kaki dengan salah satu luas permukaan kakinya 0,4 m2 diletakkan diatas lantai. Jika luas permukaan tersebut dibuat setengah kali semula, maka tekanan yang diterima lanai adalah …. (percepatan gravitasi bumi 10 m/s2)
4. Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa berikut: Ketika berenang pada permukaan air, kita tidak akan merasakan perubahan drastis pada bagian tubuh kita, tapi pada saat kita menyelam semakin dalam hingga menyentuh dasar kolam, telinga akan terasa sakit. Menurut analisa kalian, apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?
5. Kamu memiliki sebuah bejana yang diberi tiga buah lubang pada ketinggian yang berbeda, lalu ketiga lubang tersebut ditutup oleh sumbat. Kemudian bejana tersebut diisi air sampai penuh. Menurut analisamu, bagaimana kecepatan keluarnya air dari ketiga lubang tersebut?
6. Pernahkah kalian mengamati sumber air dirumah kita? Beberapa rumah mungkin masih menggunakan sumur. Perhatikan kondisi sumur tersebut, keadaan sumur tersebut tidak pernah kering walaupun setiap saat dipompa airnya. Menurut pedapatmu, bagaimana hal tersebut dapat terjadi?
146
147
7. Sebuah pipa U diisi dengan air yang massa jenisnya 1000 kg/m3. Salah satu kaki pipa U kemudian diisi degan gliserin yang massa jenisnya 1200 kg/m3. Jika tinggi gliserin 4 cm, maka selisih tinggi cairan di kedua kaki pipa U itu adalah ….
8. Ketika kamu sedang menolong seseorang yang mengganti ban mobilnya. Dengan menggunakan dongkrak, kamu dapat mengangkat bagian belakang mobil hanya dengan satu tangan. Menurut analisamu, bagaimana prinsip kerja dongkrak sehingga dapat mengangkat beban berat?
9. Kita sering melihat kapal laut yang sangat besar dapat terapung di atas air, tetapi batu kecil bisa tenggelam di dalam air. Menurut analisamu penyebab kapal laut dapat teraung di atas air, sedangkan batu tidak!
10. Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan pernyataan tentang bagian bawah sebuah bendungan yang dibuat lebih tebal daripada bagian atasnya.
JUJURLAH PADA DIRI ANDA SENDIRI…!!!
Lampiran B.9
Kriteria Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa
Kompetensi Matematis (Indikator) Memfokuskan
Butir Soal Nomor 1
Skor
Keterangan
4
Siswa dapat memfokuskan seluruh informasi dengan
pertanyaan
baik
tentang
permasalahan
dan
pengertian tekanan zat padat
3
Siswa
memfokuskan
sebagian
(beberapa)
informasi tentang permasalahan dan pengertian tekanan zat padat
2
Siswa kurang tepat memfokuskan seluruh informasi tentang permasalahan dan pengertian tekanan zat padat
1
Siswa memfokuskan seluruh informasi tentang permasalahan dan pengertian tekanan zat padat dengan bias (prejudis)
0
Siswa
tidak
dapat
memfokuskan
seluruh
informasi tentang permasalahan dan pengertian tekanan zat padat
Menganalisis argumen
Nomor 2
4
Siswa dapat mengidentifikasi seluruh informasi tentang permasalahan hubungan antara gaya dan
yang
luas bidang tekan terhadap hasil tekanan yang
dikemukakan
terbentuk.
3
Siswa mengidentifikasi sebagian (beberapa) informasi
tentang
permasalahan
hubungan
antara gaya dan luas bidang tekan terhadap hasil tekanan yang terbentuk.
2
Siswa kurang tepat mengidentifikasi seluruh informasi
tentang
permasalahan
hubungan
antara gaya dan luas bidang tekan terhadap hasil
148
149
tekanan yang terbentuk.
1
Siswa
mengidentifikasi
seluruh
informasi
tentang permasalahan hubungan antara gaya dan luas bidang tekan terhadap hasil tekanan yang terbentuk dengan bias (prejudis)
0
Siswa tidak dapat mengidentifikasi seluruh informasi
tentang
permasalahan
hubungan
antara gaya dan luas bidang tekan terhadap hasil tekanan yang terbentuk.
Memilih kriteria Nomor 3
4
Siswa dapat memilih kriteria penyelesaian dari
untuk
seluruh informasi tentang permasalahan tekanan
mempertimbang
zat padat dalam soal dengan cara menuliskan
kan
yang diketahui (informasi) yang berhubungan dengan gaya dan luas permukaan.
penyelesaian 3
Siswa memilih kriteria penyelesaian sebagian (beberapa) informasi tentang permasalahan tekanan zat padat dalam soal dengan cara menuliskan yang diketahui (informasi) yang berhubungan dengan gaya dan luas permukaan.
2
Siswa kurang tepat memilih kriteria seluruh informasi tentang permasalahan tekanan zat padat dalam soal dengan cara menuliskan yang diketahui (informasi) yang berhubungan dengan gaya dan luas permukaan.
1
Siswa
memilih
kriteria
penyelesaian
dari
seluruh informasi tentang permasalahan tekanan zat padat dalam soal dengan cara menuliskan yang diketahui (informasi) yang berhubungan dengan gaya dan luas permukaan dengan bias (prejudis).
0
Siswa tidak dapat memilih kriteria penyelesaian dari seluruh informasi tentang permasalahan tekanan zat padat dalam soal dengan cara
150
menuliskan yang diketahui (informasi) yang berhubungan dengan gaya dan luas permukaan.
Mengobservasi
Nomor 4
4
Siswa
dapat
mengobservasi
dan
dan
mempertimbangkan hasil dari seluruh informasi
mempertimbang
tentang pengertian tekanan zat cair.
kan
suatu
laporan
hasil
3
Siswa mengobservasi dan mempertimbangkan sebagian (beberapa) hasil dari seluruh informasi tentang pengertian tekanan zat cair.
observasi 2
(melaporkan
Siswa
kurang
tepat
mengobservasi
dan
mempertimbangkan hasil dari seluruh informasi
berdasarkan
tentang pengertian tekanan zat cair.
pengamatan)
1
Siswa mengobservasi dan mempertimbangkan hasil dari seluruh informasi tentang pengertian tekanan zat cair dengan bias (prejudis)
0
Siswa
tidak
dapat
mengobservasi
dan
mempertimbangkan hasil dari seluruh informasi tentang pengertian tekanan zat cair.
Mengidenifikasi Nomor 5 asumsi
4
pernyataan dari seluruh informasi tentang
dan
konsep bejana berhubungan.
mengkonstruk pernyataan
Siswa dapat mengidentifikasi dan mengkonstuk
3
Siswa
mengidentifikasi
dan
mengkonstuk
sebagian (beberapa) pernyataan tentang konsep bejana berhubungan.
2
Siswa
kurang
tepat
mengidentifikasi
dan
mengkonstuk pernyataan dari seluruh informasi tentang konsep bejana berhubungan.
1
Siswa
mengidentifikasi
dan
mengkonstuk
pernyataan dari seluruh informasi tentang konsep
bejana
berhubungan
dengan
bias
mengidentifikasi
dan
(prejudis)
0
Siswa
tidak
dapat
mengkonstuk pernyataan dari seluruh informasi tentang konsep bejana berhubungan.
151
Menerapkan
Nomor 6
4
Siswa dapat menerapkan seluruh prinsip / rumus tentang
prinsip / rumus
prinsip
hukum
Archimedes
serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
3
Siswa menerapkan sebagian (beberapa) prinsip / rumus tentang prinsip hukum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2
Siswa kurang tepat dalam menerapkan prinsip / rumus tentang prinsip hukum Archimedes serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1
Siswa menerapkan seluruh prinsip / rumus tentang
prinsip
penerapannya
hukum
Archimedes
dalam kehidupan
serta
sehari-hari
dengan bias (prejudis)
0
Siswa tidak dapat menerapkan prinsip / rumus tentang
prinsip
hukum
Archimedes
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
serta
Lampiran B.10
152
INSTRUMEN TES (POSTTEST) HASIL BELAJAR FISIKA SISWA Nama Kelas
: :
Sebelum Anda memulai mengerjakan soal-soal dibawah ini, mulailah dengan membaca BASMALAH…
1. Kamu mungkin pernah mengamati jejak-jejak kaki ayam dan bebek yang berjalan pada tanah yang basah. Walaupun berat kedua hewan itu sama, namun pengaruhnya terhadap tanah tersebut berbeda. Hasil jejak kaki yang ditinggalkan ayam lebih dalam dibandingkan dengan jejak kaki bebek. Ternyata perbedaan tersebut diakibatkan adanya pengaruh tekanan yang diterima tanah akibat gaya yang diberikan oleh kaki bebek. Menurut analisamu, pengertian tekanan yang dimaksudkan adalah …. 2. Pernahkah kamu memperhatikan alat pemotong yang ada dirumah kita? Begitu banyak peralatan untuk memotong dalam kehidupan sehari-hari yang kita gunakan. Jika kamu perhatikan peralatan tersebut, ternyata permukaan alat tersebut sengaja dibuat runcing. Apa penyebab utama peralatan tersebut dibuat runcing? 3. Sebuah meja massanya 2400 gram memiliki empat buah kaki dengan salah satu luas permukaan kakinya 0,4 m2 diletakkan diatas lantai. Jika luas permukaan tersebut dibuat setengah kali semula, maka tekanan yang diterima lanai adalah …. (percepatan gravitasi bumi 10 m/s2) 4. Kamu memiliki sebuah bejana yang diberi tiga buah lubang pada ketinggian yang berbeda, lalu ketiga lubang tersebut ditutup oleh sumbat. Kemudian bejana tersebut diisi air sampai penuh. Menurut analisamu, bagaimana kecepatan keluarnya air dari ketiga lubang tersebut? 5. Pernahkah kalian mengamati sumber air dirumah kita? Beberapa rumah mungkin masih menggunakan sumur. Perhatikan kondisi sumur tersebut, keadaan sumur tersebut tidak pernah kering walaupun setiap saat dipompa airnya. Menurut pedapatmu, bagaimana hal tersebut dapat terjadi? 6. Kita sering melihat kapal laut yang sangat besar dapat terapung di atas air, tetapi batu kecil bisa tenggelam di dalam air. Menurut analisamu penyebab kapal laut dapat teraung di atas air, sedangkan batu tidak!
JUJURLAH PADA DIRI ANDA SENDIRI…!!!
Lampiran C1
153
Analisis Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Eksperimen
No.
Responden
1 1 Ade Ayu Febriyanti 1 2 Ade Fitria Wulandari 1 3 Ahmad Farhandy 1 4 Aldila Fajar Imani 1 5 Amalia Sholiha 1 6 Ananda Sholehah 1 7 Bagas Prasetyo. W 1 8 Bagus Adi Pradana 2 9 Cia Ope Nina Tambak 1 10 Erna Saputri 1 11 Humairotul Afiah 1 12 Ikhsan Mubarok 4 13 Ilza Rizka Sufira 1 14 Merantina Aritaun 1 15 M. Akbar Ramadhan 1 16 Neti Tahiyatul 1 17 Nur Sahrin Pratama 3 18 Nurul Hidayah 2 19 Ranti Merliana 1 20 Rian Alip 1 21 Sausan Nurul Hanin 1 22 Shafira Miftahul Nikmah 1 23 Siti Akbarioni 1 24 Yehezkiel Immanuel. M 2 25 Yuliana Nur Fadillah 1 26 Yunita Anggraini 1 27 Zidan Aidil 3 Jumlah (x) 37 Jumlah Ideal (Y) 108 Presentase (%) per indikator 34.3 Rata-rata Presentase (%)
Indikator Soal Jumlah Skor 2 3 4 5 6 6 1 2 0 1 1 25 1 2 1 1 1 7 29 1 2 2 1 1 8 33 1 2 1 1 1 7 29 1 2 1 1 1 7 29 1 2 1 1 1 7 29 1 2 2 1 1 8 33 1 2 1 1 1 8 33 1 2 2 1 0 7 29 1 2 1 1 1 7 29 1 2 1 1 1 7 29 3 2 3 1 1 14 58 1 1 1 1 1 6 25 1 2 1 1 1 7 29 2 2 1 1 1 8 33 1 1 1 1 1 6 25 1 2 3 1 2 12 50 1 2 1 1 2 9 38 1 2 1 1 1 7 29 1 2 2 1 4 11 46 1 2 0 1 1 6 25 1 2 1 1 1 7 29 1 2 1 1 1 7 29 1 1 1 1 2 8 33 1 2 1 1 1 7 29 1 2 1 1 1 7 29 1 2 4 1 2 13 54 30 51 36 27 33 214 108 108 108 108 108 27.8 47.2 33.3 25 31 33.0 Sangat Rendah
154
A
B
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
D
E
F
G
H
I
J
K
Analisis Tes Akhir (Posttest) Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Eksperimen
1 2 3 4 5 6
C
No.
Responden
1 1 Ade Ayu Febriyanti 4 2 Ade Fitria Wulandari 4 3 Ahmad Farhandy 4 4 Aldila Fajar Imani 4 5 Amalia Sholiha 3 6 Ananda Sholehah 4 7 Bagas Prasetyo. W 4 8 Bagus Adi Pradana 4 9 Cia Ope Nina Tambak 3 10 Erna Saputri 4 11 Humairotul Afiah 4 12 Ikhsan Mubarok 4 13 Ilza Rizka Sufira 3 14 Merantina Aritaun 3 15 M. Akbar Ramadhan 4 16 Neti Tahiyatul 4 17 Nur Sahrin Pratama 4 18 Nurul Hidayah 4 19 Ranti Merliana 3 20 Rian Alip 4 21 Sausan Nurul Hanin 3 22 Shafira Miftahul Nikmah 4 23 Siti Akbarioni 4 24 Yehezkiel Immanuel. M 4 25 Yuliana Nur Fadillah 4 26 Yunita Anggraini 3 27 Zidan Aidil 4 Jumlah (x) 101 Jumlah Ideal (Y) 108 Presentase (%) per indikator93.5 Rata-rata Presentase (%)
Indikator Soal Jumlah 2 3 4 5 6 17 3 4 3 2 1 3 4 4 2 4 21 2 4 2 1 4 17 3 4 3 2 4 20 4 4 2 2 3 18 4 4 2 2 3 19 3 4 2 1 4 18 3 4 2 1 3 17 3 4 2 3 2 17 4 4 1 2 3 18 3 4 3 2 4 20 3 4 3 1 4 19 3 3 3 2 3 17 3 4 3 2 3 18 2 4 2 1 4 17 4 3 2 2 4 19 2 4 2 1 4 17 4 4 1 2 3 18 2 4 3 2 3 17 3 4 2 1 4 18 3 4 3 2 3 18 2 4 3 2 3 18 4 4 3 2 4 21 3 4 3 2 3 19 3 4 4 2 3 20 2 4 4 2 3 18 3 4 3 2 2 18 81 106 70 48 88 494 108 108 108 108 108 75 98.1 64.8 44.4 81.5 76.2 Sedang
Skor 71 88 71 83 75 79 75 71 71 75 83 79 71 75 71 79 71 75 71 75 75 75 88 79 83 75 75
155
Analisis Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Kontrol No.
Responden
1 1 agung prayitno 2 2 amelia febriyanti 1 3 arief 2 4 bagas sururi 2 5 berliana 2 6 dewi sekar 2 7 dwika 2 8 fadhiil ramadhan 2 9 fadli 2 10 farhan abdullah 2 11 ilham 2 12 karisma wijayanti 2 13 m.mirza 1 14 m.bilal sunaryo 2 15 m.dani ramadhan 3 16 m.rachmadzam 3 17 nabila vrisca 2 18 nailul husna 3 19 nur amalia 2 20 rachmaudina. A 2 21 rizky baninta 3 22 safira salsabella 2 23 shahnaz meutia 2 24 sherli vidi 2 25 tias 3 26 widiatmoko 2 27 zulfa wahida 3 Jumlah (x) 58 Jumlah Ideal (Y) 108 Presentase (%) per indikator 53.7 Rata-rata Presentase (%)
Indikator Soal Jumlah Skor 2 3 4 5 6 1 2 2 1 2 10 42 1 1 1 1 1 6 25 1 2 2 1 2 10 42 1 1 1 1 2 8 33 2 1 1 1 2 9 38 1 1 1 1 1 7 29 2 2 1 1 2 10 42 2 2 1 1 2 10 42 1 1 2 1 2 9 38 2 2 1 1 2 10 42 1 1 1 1 2 8 33 2 2 2 1 2 11 46 2 1 1 1 2 8 33 2 2 1 2 11 46 2 2 2 2 2 2 13 54 2 3 2 3 3 16 67 2 2 1 1 2 10 42 3 2 2 2 3 15 63 2 1 2 1 2 10 42 2 1 2 1 2 10 42 3 2 2 2 3 15 63 1 1 1 1 2 8 33 2 1 2 1 2 10 42 1 1 1 1 1 7 29 2 2 2 2 2 13 54 3 3 2 3 3 16 67 16 67 2 3 2 3 3 48 45 42 37 56 286 108 108 108 108 108 44.4 41.7 38.9 34.3 51.9 44.14 Sangat Rendah
156
Analisis Tes Akhir (Posttest) Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Kontrol No.
Responden
1 1 agung prayitno 4 2 amelia febriyanti 4 3 arief 4 4 bagas sururi 4 5 berliana 3 6 dewi sekar 4 7 dwika 4 8 fadhiil ramadhan 4 9 fadli 3 10 farhan abdullah 4 11 ilham 4 12 karisma wijayanti 4 13 m.mirza 3 14 m.bilal sunaryo 3 15 m.dani ramadhan 4 16 m.rachmadzam 4 17 nabila vrisca 4 18 nailul husna 4 19 nur amalia 3 20 rachmaudina. A 4 21 rizky baninta 3 22 safira salsabella 4 23 shahnaz meutia 4 24 sherli vidi 4 25 tias 4 26 widiatmoko 4 27 zulfa wahida 4 Jumlah (x) 102 Jumlah Ideal (Y) 108 Presentase (%) per indikator 94.4 Rata-rata Presentase (%)
Indikator Soal Jumlah Skor 2 3 4 5 6 2 3 2 2 3 16 67 3 4 3 1 2 17 71 2 3 2 2 4 17 71 3 3 3 2 1 16 67 4 3 2 3 3 18 75 2 4 1 2 2 15 63 2 4 2 2 4 18 75 3 4 2 3 3 19 79 3 4 2 3 2 17 71 2 2 1 2 3 14 58 3 2 3 2 4 18 75 3 3 3 1 4 18 75 3 4 3 2 3 18 75 2 4 3 2 3 17 71 2 4 2 3 4 19 79 4 3 2 1 4 18 75 2 3 2 1 4 16 67 4 4 1 2 3 18 75 2 4 3 2 3 17 71 2 4 2 1 4 17 71 3 4 3 2 3 18 75 2 4 3 2 3 18 75 4 3 3 2 1 17 71 3 4 1 2 3 17 71 3 4 3 2 3 19 79 3 4 4 2 3 20 83 3 4 3 2 4 20 83 74 96 64 53 83 472 108 108 108 108 108 68.5 88.9 59.26 49.1 76.9 72.84 Sedang
Lampiran C.2
Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Ekaperimen dan Kelas Kontrol
A. Rekapitulasi Data Pretest Kelas Eksperimen Hasil pretest kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 25
58
25
33
29
29
29
29
29
29
33
29
33
29
54
29
29
25
21
29
33
50
46
29
33
38
29
Dari tabel data diatas diperoleh nilai maksimum (Xmax) adalah 58 dan nilai minimum (Xmin) adalah 25. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K) , dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini: 1.
Rentang (R): R = Xmax – Xmin = 58 – 25 = 33
2.
Banyaknya kelas (K): K = 1+3,3 log n = 1+ 3,3 log 27 = 1+ 3,3 x 1,43 = 1+ 4,72 = 5,72 ≈ 6
Sehingga banyaknya kelas adalah 6 3.
Panjang Kelas (P) P=
157
158
= = 5,5 ≈ 6 Sehingga panjang kelasnya adalah 2 Tabel Distribusi Frekuensinya adalah sebaai berikut : Interval Kelas
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
25-30 31-36 37-42 43-48 49-54 55-60 Jumlah
Batas Kelas
F
24,5 30,5 36,5 42,5 48,5 54,5 237
17 5 1 1 2 1 27
Nilai Tengah (Xi) 27,5 33,5 39,5 45,5 51,5 57,5 255
f . Xi 756,25 1122,25 1560,25 2070,25 2652,25 3306,25 11467,5
467,5 167,5 39,5 45,5 103 57,5 880,5
12856,25 5611,25 1560,25 2070,25 5304,50 3306,25 30708,75
Berdasakan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rat-rata (X), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) dari nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan unuk menentukan nilai-nilai tersebut. a.
Perhitungan Rata-rata (X) X= = = 32,6
b.
Perhitungan Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Me = b + p [
]
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 30,5
p = panjang kelas
=6
n = banyaknya data
= 27
159
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 17
f = nilai frekuensi kelas median
=5
berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut: Me = b + p [
]
= 30,5 + 2 = 30,5 + (6 x (-0,7)) = 30,5 + (-4,2) = 26,3 c.
Perhitungan Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Mo = b + p = 30,5 + 6 = 30,5 + (6 x 1,5) = 30,5 + 9 = 39,5
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 30,5
p = panjang kelas
=6
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya =5-17= -12 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 5-1 = 4
160
d.
Perhitungan Standar Deviasi (SD) =√
=√
=√ =√ =√ =√ = 8,75
161
B. Rekapitulasi Data Posttest Kelas Eksperimen Hasil posttest kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 75
88
71
83
71
75
79
75
71
79
75
79
71
75
83
75
79
75
75
75
71
79
71
88
71
75
79
Dari tabel data diatas diperoleh nilai maksimum (Xmax) adalah 88 dan nilai minimum (Xmin) adalah 71. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K) , dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini: 1. Rentang (R): R = Xmax – Xmin = 88 – 71 = 17 2. Banyaknya kelas (K): K = 1+3,3 log n = 1+ 3,3 log 27 = 1+ 3,3 x 1,43 = 1+ 4,72 = 5,72 ≈ 6 Sehingga banyaknya kelas adalah 6 3.
Panjang Kelas (P) P= = = 2,83 ≈ 3
Sehingga panjang kelasnya adalah 3
162
Tabel Distribusi Frekuensinya adalah sebagai berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas
71-73 74-76 77-79 80-82 83-85 86-88 Jumlah
Batas Kelas
F
70,5 73,5 76,5 79,5 82,5 85,5 468
7 10 6 0 2 2 27
Nilai Tengah (Xi) 72 73 78 81 82 87 475
f . Xi 5184 5329 6084 6561 6724 7569 37451
504 730 468 0 164 174 2040
36288 53290 36504 0 13448 15138 154668
Berdasakan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rat-rata (X), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) dari nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan unuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Perhitungan Rata-rata (X) X= = = 75,56 b. Perhitungan Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Me = b + p [
]
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 73,5
p = panjang kelas
=3
n = banyaknya data
= 27
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
=7
f = nilai frekuensi kelas median
= 10
163
berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut: Me = b + p [
]
= 73,5 + 3 = 73,5 + (3 x 0,65) = 73,5 + 1,95 = 75,45 c.
Perhitungan Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Mo = b + p = 73,5 + 3 = 73,5 + (3 x 0,42) = 73,5 + 1,26 = 74,76
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 73,5
p = panjang kelas
=3
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya =10-7= 3 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 10-6 = 4
d.
Perhitungan Standar Deviasi (SD) =√
164
=√
=√ =√ =√ =√ = 4,53
165
Uji Normalitas Posstest Kelas Eksperimen
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu : =∑ Keterangan : = frekuensi observasi = frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian ilai didasarkan pada ketentuan berikut ini: a. Jika
hitung
≤
tabel,
maka Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi
normal). b. Jika
hitung
≥
tabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak
berdistribusi normal). Daftar frekuensi observasi ( ) dan frekuensi ekspektasi ( ) Nilai
Luas tiap kelas
Frekuensi
Frekuesi
Z
interval (L)
observasi (fo)
ekspektasi (fe)
-1,12
0,1950
7
5,3
0,57174
-0,45
0,0904
10
2,4
23,4109
+0,21
0,2246
6
6,1
-24,0006
+0,87
0,1292
0
3,5
3,5
+1,53
0,0487
2
1,3
0,37692
+2,19
0,1171
2
3,2
0,42684
=∑
Pengujian hipotesis normalitas dengan cara membandingkan
hitung
dengan
tabel
dk = k – 1 = 6 – 1 = 5
hitung tabel
4,2858
= 0,05
tabel
11,070
Dari tabel diatas terlihat bahwa
= 0,01
15,086
hitung
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
≤
tabel,
maka dapat disimpulkan
166
C. Rekapitulasi Data Pretest Kelas Kontrol Hasil pretest kelas kontrol adalah sebagai berikut: 42
46
33
29
54
25
33
46
42
67
42
42
54
33
67
33
38
67
63
38
42
42
42
29
42
63
42
Dari tabel data diatas diperoleh nilai maksimum (Xmax) adalah 67 dan nilai minimum (Xmin) adalah 25. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K) , dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini: 1. Rentang (R): R = Xmax – Xmin = 67 – 25 = 42 2. Banyaknya kelas (K): K = 1+3,3 log n = 1+ 3,3 log 27 = 1+ 3,3 x 1,43 = 1+ 4,72 = 5,72 ≈ 6 Sehingga banyaknya kelas adalah 6 3.
Panjang Kelas (P) P= = =7
Sehingga panjang kelasnya adalah 7
167
Tabel Distribusi Frekuensinya adalah sebagai berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas
25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 60-67 Jumlah
Batas Kelas
F
24,5 31,5 38,5 45,5 52,5 59,5 251
3 6 9 2 2 5 27
Nilai Tengah (Xi) 28 35 42 49 56 63 273
f . xi 784 1225 1764 2401 3136 3969 13279
84 210 378 98 112 315 1197
2352 7350 15876 4802 6272 19845 56497
Berdasakan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rat-rata (X), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) dari nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan unuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Perhitungan Rata-rata (X) X= = = 44,33 b. Perhitungan Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Me = b + p [
]
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 38,5
p = panjang kelas
=7
n = banyaknya data
= 27
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 3+6 = 9
f = nilai frekuensi kelas median
=9
168
berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut: Me = b + p [
]
= 38,5 + 7 = 38,5 + (7 x 0,5) = 38,5 + 3,5 = 42,00 c.
Perhitungan Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Mo = b + p = 38,5 + 7 = 38,5 + (7 x 0,3) = 38,5 + 2,1 = 40,60
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 38,5
p = panjang kelas
=7
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 9-6= 3 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 9-2 = 7
d.
Perhitungan Standar Deviasi (SD) =√
169
=√
=√ =√ =√ =√ = 13,88
170
D. Rekapitulasi Data Posttest Kelas Kontrol Hasil pretest kelas kontrol adalah sebagai berikut: 67
75
75
71
79
71
75
71
71
83
71
67
79
75
83
67
71
75
75
75
79
67
71
67
75
75
71
Dari tabel data diatas diperoleh nilai maksimum (Xmax) adalah 83 dan nilai minimum (Xmin) adalah 67. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas (K) , dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan berikut ini: 1. Rentang (R): R = Xmax – Xmin = 83 – 67 = 16 2. Banyaknya kelas (K): K = 1+3,3 log n = 1+ 3,3 log 27 = 1+ 3,3 x 1,43 = 1+ 4,72 = 5,72 ≈ 6 Sehingga banyaknya kelas adalah 6 3.
Panjang Kelas (P) P= = = 2,67 ≈ 3
Sehingga panjang kelasnya adalah 3
171
Tabel Distribusi Frekuensinya adalah sebaai berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas
67-69 70-72 73-75 76-78 79-81 82-84 Jumlah
Batas Kelas
F
66,5 69,5 72,5 75,5 78,5 81,5 444
5 8 9 0 3 2 27
Nilai Tengah (Xi) 68 71 74 77 78 83 451
f . Xi 4624 5041 5476 5929 6084 6889 34043
340 568 666 0 234 166 1974
23120 40328 49284 0 18252 13778 144762
Berdasakan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rat-rata (X), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) dari nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan unuk menentukan nilai-nilai tersebut. a. Perhitungan Rata-rata (X) X= = = 73,11 b. Perhitungan Median (Me) Nilai median ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Me = b + p [
]
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 72,5
p = panjang kelas
=3
n = banyaknya data
= 27
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
= 8+5=13
f = nilai frekuensi kelas median
=9
172
berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai median dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut: Me = b + p [
]
= 72,5 + 3 = 72,5 + (3 x 0,056) = 72,5 + 0,167 = 72,67 c.
Perhitungan Modus (Mo) Nilai modus ditentukan dengan rumus statistic berikut ini: Mo = b + p = 73,5 + 3 = 73,5 + (3 x 0,1) = 73,5 + 0,3 = 73,80
Keterangan : b = batas bawah kelas median
= 72,5
p = panjang kelas
=3
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya = 9-8 = 1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya = 9-0 = 9
d.
Perhitungan Standar Deviasi (SD) =√
173
=√
=√ =√ =√ =√ = 4,11
174
Uji Normalitas Posstest Kelas Kontrol
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu : =∑ Keterangan : = frekuensi observasi = frekuensi ekspektasi (harapan) Kriteria pengujian ilai didasarkan pada ketentuan berikut ini: a. Jika
hitung
≤
tabel,
maka Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi
normal). b. Jika
hitung
≥
tabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak
berdistribusi normal). Daftar frekuensi observasi ( ) dan frekuensi ekspektasi ( ) Nilai
Luas tiap kelas
Frekuensi
Frekuesi
Z
interval (L)
observasi (fo)
ekspektasi (fe)
-1,61
0,1357
5
3,6639
0,4880
-0,88
0,2510
8
6,777
0,2207
-0,15
0,1594
9
4,3038
5,1270
+0,58
0,1859
0
5,0193
5,0190
+1,31
0,0744
2
2,0088
0,4900
+2,04
0,0330
2
0,8910
1,3803
Pengujian hipotesis normalitas dengan cara membandingkan
=∑
hitung
dengan
tabel
dk = k – 1 = 6 – 1 = 5
hitung tabel
12,7251
= 0,05
tabel
11,070
Dari tabel diatas terlihat bahwa
= 0,01
15,086
hitung
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
≤
tabel,
maka dapat disimpulkan
Lampiran C.3
Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan uji F (Uji Fisher) berdasarkan rumus berikut:
Keterangan : F
= Nilai Uji F = varians besar atau nilai kuadrat standar deviasi data kelompok yang mempunyai deviasi terbesar (
)
= varians besar atau nilai kuadrat standar deviasi data kelompok yang mempunyai deviasi terkecil (
)
Kriteria pengujian Uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini: ≤
a. Jika
, maka Ha diterima da Ho ditolak (data memiliki varians
yang homogen) ≥
b. Jika
, maka Ha diterima da Ho ditolak (data memiliki varians
yang tidak homogen) A. Tabel Distribusi Frekuensi Posstest Tabel distribusi frekuensi posstest kelas control No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas
67-69 70-72 73-75 76-78 79-81 82-84 Jumlah
Batas Kelas
F
66,5 69,5 72,5 75,5 78,5 81,5 444
5 8 9 0 3 2 27
Nilai Tengah (Xi) 68 71 74 77 78 83 451 175
f . Xi 4624 5041 5476 5929 6084 6889 34043
340 568 666 0 234 166 1974
23120 40328 49284 0 18252 13778 144762
176
Tabel distribusi frekuensi posstest kelas Eksperimen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Interval Kelas
71-73 74-76 77-79 80-82 83-85 86-88 Jumlah
Batas Kelas
F
70,5 73,5 76,5 79,5 82,5 85,5 468
7 10 6 0 2 2 27
Nilai Tengah (Xi) 72 73 78 81 82 87 475
B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar 1. Kelas Kontrol S=√
=√
=√ =√ =√ =√ = 4,11
f . Xi 5184 5329 6084 6561 6724 7569 37451
504 703 468 0 164 174 2044
36288 53290 36504 0 13448 15138 154668
177
2. Kelas Eksperimen S=√
=√
=√ =√ =√ =√ = 4,53
C. Menentukan Nilai Fhitung untuk menguji homogenitas Berdasarkan nila deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya adalah :
= 1,2148
Ftabel diperoleh dari tabel distribusi F, dengan ketentuan sebagai berikut: dk pembilang (kanan) = n – 1 = 27 – 1 = 26 (untuk varians terbesar) dk penyebut (bawah) = n – 1 = 27 – 1 = 26 (untuk varians terkecil)
178
Berdasarkan ketentuan tersebut, diperoleh Ftabel derajat kebebasan 26;26 sebagai berikut: dk = k – 1 = 27 – 1 = 26
Fhitung tabel
1,2148
= 0,05
1,93
tabel
= 0,01
2,55
Dari tabel diatas terlihat bahwa Fhitung ≤ Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen
Lampiran C.4
Uji Hipotesis Posttest
Karena kedua data yang telah diuji bersifat normal dan homogeny, maka rumus Uji-t digunakan: t= √
keterangan : = rata-rata data kelas kontrol = rata-rata data kelas eksperimen Dsg = nilai deviasi standar gabungan kelmpok eksperimen dan control = jumlah data kelas kontrol = jumlah data kelas eksperimen Kriteria penentuan keputusan Uji-t adalah: a. Jika thitung
ttabel, maka Ha diterima Ho ditolak
b. Jika thitung
ttabel, maka Ho diterima Ha ditolak
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui: = 75,56
= 4,53
= 73,11
= 4,11
2. Menentukan nilai dviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini: dsg = √ =√ =√ =√ =√ = 2,078 179
180
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data yang telah diperoleh t= √
= √
=
√
= = = 4,333 4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari ttabel adalah : dk =
+
- 2 = 27 + 27 – 2 = 52
pada taraf signifikasi nilai (ttabel = 0,05) untuk 52 adalah 2,01 5. Membandingkan nilai thitung dan ttabel thitung
ttabel = 0,05
4,333
2,01
Kesimpulan Ha diterima
6. Menarik kesimpulan Dari tabel hipotesis terlihat bahwa thitung
ttabel pada taraf signifikasi 5%,
dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa : terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model pembelajaran guided inquiry”
UJI REFERENSI
Nama NIM
: Ria Setyo
:107016301978
Program Studi /
Judul
Rini
Semester
Skripsi
: Pendidikan IPA-Fisika
/ XIV (Empat Belas)
: Penerapan Model Guided Inquiry Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
BAB I No.
Paraf pembimbing
Referensi
I
Depdiknas, Kompetensi Supervisi Akademik: Stutegi Pembelajarun MIPA (Jakarta: 2008), h. 21
2.
J.
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 46 Depdiknas, Kompetensi Supervisi Akademik Stategi Pembelujoran MIPA (Jakarta: 2008), h
Sofan
Amri &. Iif I(hoiru Ahmadi,
7-
Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2Al0), h. 2l 5.
6.
7.
8.
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta:
Erlangga, 1996),h. 103 Puskur, Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Matu Pelajaran IPA (Jakarta,2O07), h. 1 Sujarwo, Pendidikan di Indonesia (PJKR Universitas Negeri Yogyakarta, 2008)
Sofan
Amri & Iif Khoiru Ahmadi,
Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 62 9.
Depdiknas, Kompetensi Supervisi Akademik:
h D-
22 4.
II
H
.F F
h1r
r
\L--.,-
/
r
a--
/
r
Stategi Pembelujaran MIPA (Jakarta: 2008), h. 21
10. 11
Depdiknas, Soal Ujian Nasional,2013 -2A14 Bruce Joyce, et ali, Models Of Teaching (United
State
12.
i3.
jv
of America: A
Pearson Education 2000), Academy, Sixth edition, page. 161 Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan Sains'. Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati IPA Indonesia (FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, 2005) Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 1 03
r
t-
h
4*
r
BAB II No.
Paraf pembimbing
Referensi
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: Bumi Aksara: 2009), h. 40 2.
4 5
a_
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Edisi Baru (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2003), h. 134 -
a
v_
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Edisi Baru (Jakarta: PT.RinekaCipta,2003), h. 103 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 28 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru (Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 1997), h. 90 6
U-
/
135 J.
II
I
Sofan Amri
& Iif
Khoiru Ahmadi,
:F
b
/
ql_
r' /
a_
Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik-Praktis dsn
Penerapannya. (Jakarta: 7
8
PT
Prestasi
Pustakaraya,2010), cet ke-1, hal 85 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progrestf, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2A09), Cet.I, h. 135 Dimyati & Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2AO9), h. 173
r
9
Bruce Joyce, et all. Models OJ'Teaching, (United
State of America: A Pearson
Education
Academy, 2000), Sixth edition, page. 161 10
Granger Meador, Inquiry Physics: A modified Learning Cycle Curriculum (Bartlesville High
School, 2010), p.
6, diakses
dari
http:/linquiri,phvsi pada tanggal 29 11
12
l3
November 2011 National Science Foundation, Science as Inquiry (BSCS Center for Professional Development, 23, diakses dari 2010), p. http ://science. education.ni h. gov pada tanggal 29 November 2011 National Research Council, Inquiry and the National Science Education Standard: A Guide for Teaching and Learning, (Washington D. C: National Academy Press, 2000), p. 14
P r'9u9-
Moh Amien, Menajarkan llmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry (Jakarta: Depdikbud,
a= /
1987), h. t26
t4
Moh Amien, Menajarkan llmu Pengetahuan Alam QPA) dengan Menggunaknn Metode Discovery dan Inquiry (Jakarta: Depdikbud, 1987), h.127
l5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.219
16
Roestiyah
N.K, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: 2008), h. 7 6-77
t7
18
Wina Sandjaya, Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidiknn (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.206-201 Akhmad Sudrajat, Metode Pembelajaran Inkuiri, diakses dari http:/lakhmadsudrai at.rvordpress. coml207 1 I A9 I 1 2/pembelajaran-inkuiri pada tanggal 11 Mei
20t4 19
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
h
b
t/
e_
ob>/
Menyenangkan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),h. 109 20
&
Richard S. Moog, Process Oriented Guided Inquiryt Learning, diakses dari
David Hanson
http://cetl.matcmadison"edrl/e1gbi313
3
22
Zkn Neni Iska, Psikologi
Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta: Kizi Brother's, 2008), h 82 - 83
Syaiful Sagala, Konsep dan
P e m b e I aj a r a n (B andun g : A lfab
23
e
ta,
2O
7
22
& Iif
Khoiru Ahmadi,
;-
nY--
d
A), h. 1 29
Depdiknas, Kompetensi Supervisi Akademik
Sofan Amri
-r
Mokta
Stategi Pembelajaran MIPA (Jakarta: 2008), h 24
u
3.htm
pada tanggal 05 November 2011 21
a-
h
Proses
/
e_
ft
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas:
Metode Landasan Teoritik-Praktis dan Penerapannya. (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010), cet ke- 1, hal 27 25
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta:
/
Erlangga, 1996), h. 1 03 26
Wahyudin, dkk., "Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa", Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 6, No. 1, Januari 2010,
diakses
dari
k
http ://i ournal.unnes. ac.idlindex.php/JPFI/issue/vi
edllshowToc 27
28
pada tanggal 23 Juli 2011.
Siti Khoiriyah, Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Strategi Inkuiri Pada Materi Tumbuhan Berbiji Untuk Meningkatkan Keaktivan Siswa di MTs Al-asror, Gunung Pati, Semarang (Skipsi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang, 2006) Astri Ismawati, "Implikasi Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 2 Sttrakarta Tahun Pelajaran 2009/2010" (Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2010),
diakses
dari
r
\L_
iciiirycontentluploads/20 1 0/ 1 0/ 1 0.0 1 5 pada tanggal 23 Juli 2011 Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian http :l/biolo gi.fkip.uns.ac.
2q
Pembelajaran Berbasis
Inkuiri
Pendidikan Sairus (Bandung:
dalam makalah
dipresentasikan dalam Seminar Nasional II
Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, 2005), diakses dari httn ://www freewebs.comlsantvasalleml itIPDF
Files pada tanggal 20 Januan 2011 30
Remziye, et all., The Effect o.f Inquiry Based
on
Elementary School Student's Science Process Skills and Science Anitudes (Bulgarian Juomal of Science Science Teaching
31
Education Policy, Volume 5, Number 1, 2011) diakses dari http :i/www.learner.org/*'orkshopsi social studies/ pdfi pada tanggal 29 November 2011 Ibrahim Bilgin., The Elfect of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students' Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude toward Guided Inquiry (Scientific Research and Essay Vol. 4 (10), pp. 1038-i046,
October
2A09),
P
a_
0
diakses
dari http://academicjoumals.orq/sre pada tanggal 20 Januari 201 32
1
Abdi Rizak Mohammmed, et all., Effect of Active Learning Yariants on Student Performance and Learning Perceptions (International Journal for The Scholarship of Teaching and Leaming, Vol.
2, No. 2, July 2008), diakses dari http:llwww.georgiasouthern.edu/iisoti pada
b
tanggal 20 Januai2077 JJ
Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains (Bandung: makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati
F
Pendidikan IPA Indonesia, 2005), diakses dari http ://q,'u,rv. iieervebs.corlsant-vasalt,emlitlPDF Files pada tanggal 2A Januai 2A17
BAB No. 1
III
Gempur Santoso, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2A07), h. 30
2
J
4
5
6
7
8
r
Paraf pembimbing
Referensi
W Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT.
r
II
I
q_
a
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), h.81 Nuraida, Halid Alkal Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), h. 1 14
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 65 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 258 Ahmad Sofyan, dl
tu
v
ZO
F
tr
t r t -/
a_
/
BAB IV No. 1
Paraf pembimbing
Referensi
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung:PT
Remaja
Rosdakarya, 2009), hal. 1 09 2
II
I
Sofan
Amri & Iif Khoiru Ahmadi,
Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas,
a_
r /
(Jakarta: Pustaka Publisher, 2010), hal. 89 -)
a-
Wina Sanjaya, Sn"ategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
,-l
u
(Jakarta: Kencana, 2009), hal. 195 4
Moh. Amien, Mengajarkan llmu Pengetaltuan Alam Dengan Menggunakan Metode Discovery da n
I n q u i ry,
Kebudayaan, 5
(J
1
a_ /
akarta : DepartemenP endi dikan dan
987), hal. i 33
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
F-
(Jakarta: Kencana, 2009), hal- 206
Jakarta,
2 Juni 2014
Yang mengesahkan:
imbing I
Pembimbing II
Dr. SXiivo Miranto. M.Pd
Diah Mulhayatiah. S.Si. M.Pd
NIP: 19682118 200303 I 004
NIF: 19790309 200801
2 016
w
6r-'"c,a PAII{MAII'TA
YAYASAN PENDIDIKAN PARAMARTA
SMP PARAMARTA Sekretariat:Jl.RayajombangGg.TaqwaNo.T0DepanVillaJombangBaru,JombangCiputat-KotaTangerangSelatanTelp.(021)74634750 -Jl.RayaMerpatiGg.Sawo(PerempatanDuren)Kel.SawahLama-Ciputat-TangerangSelatan,Telp.02l -74701461
SURAT KETERANGAN No : 049ISMPPM /V /201.4
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SMP Paramarta Kota Tangerang Selatan menerangkah bahwa
:
Nama
Ria Setyo Rini
NIM
1,0701,6301978
Jurusan
Pendidikan IPA Fisika
Fakultas
Ilmr-r Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah |akarta
Mahasiswa tersebut di atas telah mengadakan penelitian di sekolah kami dari tanggal
16 s.d. 30 April 2014, sebagai syarat penyusunan skripsi 51 UIN Syarif Hiciayatullah Jaka
rta.
Denrikiar-r surat keterangan
ini dibuat dengan sebenarnya dan agar dipergunakan
sebagairrana mestinya
'l'angcr-ang Sclatan, 9 Mci '2A1.4 ,$MP Paramarta .;_
.gr.
f
t?-
f ,'r +rj
;
,,tii j'(t,
!?
t
usrnalr
2-