Pendidikan Biologi Volume 5, Nomor 1 Halaman 26-33
Januari 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DISERTAI TEKNIK ROUNDHOUSE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI-IPA III SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 THE IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL WITH ROUNDHOUSE TECHNIQUES TO IMPROVE THE MOTIVATION AND ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN LEARNING BIOLOGY IN CLASS XI-IPA III OF SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012 Hantyan Galih Tri Rukmana1), Suciati2), Meti Indrowati3) 1)
2)
Pendidikan Biologi FKIP UNS,
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
ABSTRACT – The purpose of this research was to improve the motivation and achievement of students in class XI-IPA III of SMA Negeri 1 Teras Boyolali in the academic year 2011/2012 through the implementation of Guided Inquiry learning model with Roundhouse techniques in learning Biology. This reseach was a Classroom Action Research. The reseach was conducted in several cycles, consisiting of planning, action, observation, and reflection to the subjects which were the eleventh grade students of SMA Negeri 1 Teras in the academic year 2011/2012. The data was collected through questionnaires, observation, tests, and interviews. In analyzing the data, the researcher used several methods: the motivational data validation used triangulation observer, and the cognitive learning outcomes used logical validations which were content and construct, while the affective and psychomotor observer used observation sheets. The data was analyzed by descriptive qualitative method. The result of the research showed that according to the data observation sheet, questionnaire ,and test results, the average percentage of motivational aspect increased from 68.91% in pre-cycle to 73.58% in cycle I and had improved to 76.40% in cycle II. In terms of cognitive learning achievement, it increased from 65.22% in pre-cycle to 71.71% in cycle I and had improved to 83.42% in cycle II. In terms of affective learning, it increased from 53.67% in pre-cycle to 72.31% in cycle I and had improved to 82.17% in cycle II. In terms of psychomotor learning, it was 71.19% in cycle I and increased to 78.09% in cycle II. The conclusion of this research is the application of Guided Inquiry learning model with roundhouse technique can improve the motivation and learning outcomes of students in class XI-IPA III of SMA Negeri 1 Teras Boyolali in the academic year 2011/2012. Keywords: Learning motivation, Learning Outcomes, Guided Inquiry with Roundhouse technique PENDAHULUAN Era globalisasi dan perkembangan
bangsa dapat mengambil nilai positif dan menghindari
sisi
negatif.
Globalisasi
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
merupakan proses tatanan masyarakat
menuntut generasi muda sebagai penerus
yang mendunia dan tidak mengenal batas
Hantyan Galih Tri Rukmana – Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 27 wilayah.
Dampak
globalisasi
secara
menyatakan bahwa belajar biologi baru
langsung maupun tidak langsung berimbas
dapat dikatakan bermakna apabila siswa
pada perkembangan dunia pendidikan di
dapat terlibat aktif secara intelektual,
Indonesia, dimana IPTEK berkembang
manual,
sangat pesat. Era globalisasi dan pesatnya
Aunurrahman (2009: 33), menyatakan
perkembangan
bahwa belajar merupakan kegiatan penting
IPTEK,
memerlukan
dan
dalam
bagi
berkualitas melalui proses pendidikan.
melaksanakan
Peran pendidikan sejalan dengan fungsi
bagaimana seharusnya belajarPengalaman
dan tujuan dari pendidikan nasional yang
belajar biologi terkait dengan pendekatan
salah
adalah
keterampilan proses dan memungkinkan
mengembangkan potensi peserta didik agar
siswa mempelajari konsep yang menjadi
menjadi manusia beriman dan bertaqwa
tujuan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biologi
mengembangkan keterampilan dasar, sikap
sebagai bagian dari sains, menjadi wahana
ilmiah, dan sikap kritis.
yang
dimensinya
efektif
ketika
seseorang
aktivitasnya
sendiri
belajar
dan
sekaligus
meningkatkan
Akar permasalahan yang ditemui
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
pada saat observasi, diperlukan adanya
nilai
sebuah strategi pembelajaran yang lebih
serta
untuk
orang,
Nichol
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
satu
setiap
sosial.
tanggung
jawab.
Biologi
berkaitan dengan cara mencari tahu dan
memberdayakan
memahami tentang alam secara sistematis,
pendekatan pembelajaran yang mampu
sehingga
penguasaan
meningkatkan minat dan motivasi siswa.
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta,
Pendekatan pembelajaran ini salah satunya
konsep, dan prinsip-prinsip saja, tetapi
menekankan kepada bagaimana belajar di
juga merupakan suatu proses penemuan.
sekolah yang dikontekskan ke dalam
Pembelajaran biologi diharapkan dapat
situasi
menjadi
untuk
pembelajaran dapat diterima dan berguna
mempelajari dirinya sendiri dan alam
bagi siswa selama di sekolah atau setelah
sekitarnya
dengan
siswa lulus dari sekolah. Kondisi tersebut
karena
perlu
bukan
wahana
pengembangan
hanya
bagi
yang proses
siswa
erat sains
dunia
siswa,
nyata,
diperbaiki
yaitu
sehingga
melalui
suatu
hasil
metode
rancangan belajar biologi harus sesuai
pembelajaran yang tepat.
dengan hakikat belajar biologi dan yang
Model
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
adalah model pembelajaran dimana guru
dirumuskan Garis-garis Besar Program
bertindak sebagai fasilitator dan pemberi
Pengajaran (GBPP). Rustaman (2005:103)
konfirmasi, siswa yang berfikir mencari
pembelajaran
Guided
inquiry
28 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, hal 26-33 sendiri jawaban melalui jalan pikirannya. Zawadzki
(2010)
menyatakan
METODE PENELITIAN
bahwa
Penelitian yang digunakan adalah
Proses Inquiry terdiri dari mengidentifikasi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
dan
Classroom Action Research (CAR) yang
menyelesaikan
menggeneralisasi,
kontradiksi,
menyimpulkan,
pose
dilakukan
oleh
peneliti
berkolaborasi
dan memecahkan masalah Siklus inquiry
dengan guru. Penelitian tindakan kelas
terdiri dari: kegiatan mengamati, bertanya,
merupakan
menyelidiki,
dan
perlakuan dalam siklus. Setiap siklus
merumuskan teori baik secara individu
terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling
maupun bersama-sama, Amri (2010: 93).
terkait
Guided inquiry diprediksi akan berjalan
perencanaan
efektif jika dipadukan dengan teknik yang
(acting),
sesuai yang dapat mengkonstruk siswa,
refleksi (reflecting). Semua dengan diawali
yaitu dengan menggunakan Guided inquiry
tahapan pra PTK atau Prasiklus untuk
teknik diagram roundhouse, dimana teknik
mengetahui
ini merupakan kerangka konseptual siswa
pembelajaran.
yang melibatkan kemampuan metakognitif
dilakukan
melalui
lingkaran
deskriptif kualitatif yaitu penelitian ini
berkerangka pusat tema di tengah dan
lebih bersifat mendeskripsikan data atau
terbagi menjadi 7 bagian luar yang
analisis kualitatif berdasarkan fakta dan
berderet. Nama roundhouse didasarkan
keadaan yang terjadi di sekolah tersebut.
menganalisa,
suatu
bangunan
dengan
dan
menggunakan
berkesinambungan (planning),
pengamatan
pelaksanaan
(observing)
keadaan Teknik
dalam
yaitu
awal analisis
penelitian
dan
proses yang adalah
pada bentuk melingkar yang memiliki
Berikut ini merupakan proses hasil
ruang-ruang atau juring-juring. Juring-
observasi pembelajaran siklus I dan II pada
juring di dalam lingkaran pada diagram
tabel 1.1
roundhouse berisi sub-sub konsep yang dipelajari. bahwa
Yuni bangunan
(2010)
menjelaskan,
lingkaran
secara
psikologis berkaitan dengan kapasitas memori singkat. Diagram ini merupakan bentuk
kasar
dari
prinsip-prinsip
konstruktivisme yang berguna, karena siswa meletakkan ide-ide pokok dalam kata-katanya sendiri dan menempatkan sesuai dengan kehendaknya.
Hantyan Galih Tri Rukmana – Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 29 Hasil observasi proses pembelajaran siklus I dan II Siklu Tahap Temuan Saran s Guru siswa Perencana Kurang Siswa ramai Penyampaian an paham dan tidak apersepsi dan dengan memperhati tujuan tujuan kan pembelajaran I pembelajaran disesuaikan dengan RPP
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran guided inquiry disertai teknik roundhouse mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Teras. Peningkatan pembelajaran ini
Pelaksana Masih an terpaku pada beberapa kelompok saja Observasi Kurang membimbing dalam membuat roundouse
II
IRefleksi Perlu adaptasi dengan metode mengajar baru Perencana penyampaian an tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP
Siswa ramai Membimbing dan merasa siswa secara canggung merata dan menegur siswa Siswa Membimbing bingung siswa dalam dalam membuat menuangkan roundhouse konsep dengan lebih intensif Perlu Pembenahan adaptasi teknis dan dengan perangkat metode pembelajaran belajar baru
dapat dilihat melalui hasil observasi, angket serta wawancara antara peneliti dengan guru dan siswa. Dengan didukung oleh proses pembelajaran yang semakin meningkat dalam setiap siklus, maka hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan dari
Persentase
ketuntasan belajar siswa yang meningkat dalam
tiap
siklusnya.
Terlebih
jika
motivasi belajar siswa meningkat, maka Siswa Sudah sesuai memperhati dengan RPP kan penjelasan guru
akan berimbas pula terhadap hasil belajar biologi siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Mulyasa (2008) target kualitas pembelajaran yang
Pelaksana membimbing Siswa an praktikum melakukan secara praktikum merata dan memperhatik an siswa Observasi Sudah baik Siswa dalam membuat membimbing roundhouse membuat sesuai roundhouse dengan konsep yang didapat Refleksi pembenahan Siswa sesuai mengikuti dengan pelajaran perangkat dengan baik mengajar
Tidak ada masukan
optimal dalam proses pembelajaran adalah 75% siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran baik fisik, mental, maupun
Tidak ada masukan
intelektualnya. Sementara untuk batas KKM kognitif dari sekolah adalah 75. Oleh karena itu, yang ditargetkan dalam penelitian ini minimal sebesar 75% siswa
Pembelajaran sudah berjalan dengan baik
Tabel 1.1 Hasil pembelajaran siklus I dan II
dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. 1. Hasil Belajar Secara ringkas hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada tiap ranah, ranah kognitif, afektif, serta psikomotor. Peningkatan
30 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, hal 26-33 tersebut
dapat
ditunjukkan
melalui
b. Afektif
diagram berikut ini:
Grafik persentase hasil observasi afektif siswa berdasarkan hasil tes pada
a. Kognitif Grafik
persentase
peningkatan
pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat
Pencapaian KKM berdasarkan hasil tes
DIAGRAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PRA SIKLUS-SIKLUS 2
pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.1. tuntas
Capaian KKM Siswa
persentase (%)
tidak tuntas
78,09 71`,19
72,31
65,22 52,67
71,43
50 54,28
28,57
80
71,71
60
80 60
82,17
90
70
88,57 100
83,42
100
40 45,71
30
40
20 11,42
20
10 0
0 pra siklus
siklus1
siklus 2
Afektif
Kognitif pra siklus
siklus 1
Psikomotor
siklus 2
Gambar 4.1. Diagram Peningkatan Pencapaian KKM Grafik
persentase
Peningkatan
capaian konsep berdasarkan hasil tes pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.2. Penguasaan Konsep Siswa
persentase (%)
83,42
100
71,71
dilihat pada Gambar 4.3.
65,22
80
Gambar 4.3. Diagram Peningkatan
60
Hasil Observasi Afektif
40
c. Psikomotor
20 0
Grafik pra siklus
siklus 1
siklus 2
Gambar 4.2. Diagram Peningkatan Pencapaian Konsep
observasi
persentase
psikomotor
berdasarkan hasil tes
hasil siswa
pada pra
tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Hantyan Galih Tri Rukmana – Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 31
Persense (%)
Hasil Observasi Psikomotor Siswa
1. 2. 3. 4.
100 90
78,09
80
Keterangan indikator:
71,19
5.
siklus 1
6. 7. 8.
70 060 50 siklus 2
Gambar 4.4. Diagram Peningkatan Hasil Observasi Psikomotor
Gambar 4.6. Grafik Perubahan Persentase Indikator Motivasi Prasiklus, Siklus I, Siklus II
Data Pendukung
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat
Berdasarkan perolehan data tiap siklus, maka dapat dibuat perbandingan capaian hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5. sebagai berikut :
Belajar Siswa
persentase
perubahan
persentase motivasi berdasarkan hasil tes pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.6. Grafik Perubahan Persentase Indikator Motivasi Belajar 80 Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
75
70
prasi klus siklus I
65
60 2
3
4
siswa
dalam
pembelajaran
yang
meningkat dari hasil prasiklus, siklus I dan siklus II. Hal ini didukung dengan
5
6
7
8
siklus I dan siklus II seperti terdapat pada Tabel 4.14.
2. Motivasi Belajar
1
diketahui semua indikator motivasi
data capaian indikator dari prasiklus,
Gambar 4.5. Diagram Peningkatan Hasil
Grafik
Minat siswa terhadap masalah Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan Senang mencari dan memecahkan masalah Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan Adanya ganjaran atau hukuman dari guru Penghargaan dan penghormatan atas diri Adanya kegiatan yang menarik
32 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, hal 26-33 No
Indikator
1
Minat siswa terhadap masalah Tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan Senang mencari dan memecahkan masalah
2
3
4
5
6
7
8
Capaian Indikator (%) Pra Siklus Siklus siklus I II 68,68 74,74 75,65
motivasi dari dalam diri siswa itu sendiri. Apabila siswa sudah memiliki motivasi
69,90
74,28
yang
76,66
tinggi
maka
akan
mendukung
terlaksananya proses pembelajaran yang 66,74
75,08
optimal sehingga memberikan hasil belajar
75,77
yang optimal pula. Diagram 69,14
perubahan
persentase
capaian rata-rata aspek motivasi pada
Adanya hasrat dan keinginan melakukan kegiatan Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan
67,85
Adanya ganjaran atau hukuman dari guru
72,57
Penghargaan dan penghormatan atas diri Adanya kegiatan yang menarik
67,71
Jumlah %
551,33
588,69
611,23
Rata-rata %
68,91
73,58
76,40
75,57
prasiklus, siklus I, dan siklus II adalah pada Gambar 4.15 sebagai berikut. 66,57
73,42
77,14
72,85
Indikator
Intrinsik Ekstrinsik Jumlah Rata-rata
75,14
70,85
Capaian Indikator (%) Pra Siklus Siklus siklus I II 68,23% 73,55% 76,07 % 70,71% 75,07% 77,35% 138,95% 148,63% 153,43% 69,47% 74,315% 76,71%
Tabel 4.15 Persentase Capaian Motivasi Siswa Terhadap Pembelajaran Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
76,28
Grafik 71,28
78,28
persentase
Peningkatan
motivasi berdasarkan hasil tes pada pra
79
tindakan, siklus I, dan siklus II dapat
Tabel 4.14 Capaian Indikator Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
dari
Berdasarkan Tabel 4.14 capaian indikator motivasi siswa meningkat setiap siklusnya,
karena faktor utama dalam belajar adalah
terutama
pada
siklus
II
peningkatan capaian indikator motivasi siswa cukup tinggi. Hal ini mendukung tercapainya pembelajaran yang optimal
dilihat pada Gambar 4.6.
78.00% 76.00% 74.00% 72.00% 70.00% 68.00% 66.00% 64.00%
76.40% 73.59% Prasiklus
68.92%
Siklus I Siklus II
Aspek Motivasi
Gambar 4.6. Diagram Perubahan Persentase Capaian Aspek Motivasi Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Hantyan Galih Tri Rukmana – Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry 33 KESIMPULAN Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan Model pembelajaran Guided
Inquiry
disertai
teknik
dan hasil belajar siswa pada kelas XI IPA III SMA Negeri 1 Teras, Boyolali tahun ajaran 2011/2012. DAFTAR PUSTAKA Amri S dan Ahmadi K . 2010. Proses Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Nuryani.Y.Rustaman, Soendjojo Dirjosoemarto, Suroso AdiYudianto, Yusnani Ahmad, Ruhcji Subekti, Diana Rochintaniawati, Mimin Nurjani K. 2005. Strategi Mengajar Biologi. Bandung. UPI Press Zawadzki R. 2010. process-oriented guided-inquiry learning (POGIL) suitable as a teaching method in Thailand’s higher education. Asian Journal on Education and Learning, 1(2), 66-74 Yuni Wibowo. 2010. Strategi Pembelajaran dengan diagram roundhouse bagi guru-guru di SMP kabupaten Bantul. FMIPA UNY. http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil es/132302517/roundhouse%20SMP %20banguntapan.pdf