PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS PADA KONSEP PROTISTA (Quasi Eksperimen pada Siswa di SMA Negeri 87 Jakarta)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH : IRMA NURMALASARI 1111016100052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Kemampuan Analisis pada Konsep Protista disusun oleh Irma Nurmalasari,
NIM
1111016100052, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta,
16Maret2076
Yang mengesahkan:
Pembimbing I
Pembimbing
2 001
II
Env S Rosvidatun. S.Si. MA NIP. 197s0924 200604 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Kemampuan Analisis pada Konsep Protista disusun oleh Irma Nurmalasari,
NIM 1111016100052, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 10 Mei 2016 dihadapan dewan penguji. oleh karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana
Sl
(S.pd)
dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakafia,13 Mei 2016 Panitia Ujian Munaqasyah Tanggal Ketua Panitia ( Ketua Prodi Biologi) Dr. Yanti Herlanti. M.Pd NIP. 197101 19200801 2 010
Penguji I Dr. Ahmad So(van. M.Pd NIP. 19650115198703 1 020 Penguji II Dr. Yanti Herlanti. M.Pd NIP. 197101 19200801 2 010
Mengetahui:
V' st
-1^ le
KEMENTRIAN AGAMA UIN JAKARTA F!TK
: Terbit : No. Revisi: :
01
Ha
111
No.
Dokumen
Tgl.
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No gS Ciputat 15412 lndonesia
FITK-FR-AKD-061 Maret 2010
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama
Irma Nurmalasari
Tempat/Tgl.Lahir
Tangerang, 11 Juni 1994
NIM
111
Jurusan / Prodi
Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
1016100052
Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Kemampuan Analisis pada Konsep Protista
Dosen Pembimbing
l. Baiq Hana 2.Eny
Susanti, M.Sc
S. Rosyidatun, S.Si,
MA
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya
tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Maret 2016
NIM.1
11
101 61 00052
ABSTRAK Irma Nurmalasari (1111016100052). Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Kemampuan Analisis pada Konsep Protista (Kuasi Eksperimen pada Siswa di SMAN 87 Jakarta). Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan analisis pada konsep Protista. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi ekperimen dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 69 siswa yang terdiri dari 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan 34 siswa sebagai kelas kontrol. Penelitian dilakukan di SMAN 87 Jakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dengan model Project Based Learning dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol dengan pendekatan saintifik. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal dalam bentuk uraian berjumlah 9 soal. Sedangkan instrumen non tes terdiri dari lembar observasi guru dan angket siswa. Teknik analisis data untuk uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji Fisher, dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil uji t diperoleh thitung sebesar 7,08 dan untuk ttabel pada taraf signifikansi (α = 0,05) sebesar 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis kelas eksperimen lebih besar dibanding rata-rata kemampuan menganalisis kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari penerapan model Project Based Learning terhadap kemampuan menganalisis pada konsep Protista. Kata kunci
: Model Project Based Learning, Kemampuan Analisis, Konsep Protista.
iv
ABSTRACT Irma Nurmalasari (1111016100052). The Influence of Project Based Learning Model toward Analytical Skill on the Concept of Protists (Quasi Experimental in SMAN 87 Jakarta). BA Thesis of Biology Education Program Study, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. The aim of this research study is to determine the influence of project based learning model toward analytical skill on the concept of Protists. The research method was used quasi experimental and the samples were taken by simple random sampling technique. The totals of samples were 69 students which consisted of 35 students as an experimental group and 34 students as a control group. This research was conducted at SMAN 87 Jakarta in academic year 2015/2016 with class X MIA 3 as an experimental class (class using the Project Based Learning model) and X MIA 4 as a control class (class using the scientific approach). The research instrument includes instrument test and non-test. The instrument test was an essay test consists of 9 questions. Meanwhile, instrument non-test consists of observation sheet for teacher and questionnaire for students. The technique of data analysis used in this research were the normality of the test through Liliefors test and the homogeneity of the test through Fisher test and continued by testing the hypothesis of the test through t-test. The result of data analysis using t-test show that the value of tcount was 7,08 and for ttable at the significance level (α = 0,05) was 2,00. This show that tcount > ttable, then the alternative hypothesis (Ha) was accepted and the null hypothesis (Ho) was rejected, which means the average experimental class analytical skill greater than the average of the control class analytical skill. It can be concluded that there was an influence of the implementation of Project Based Learning model toward analytical skill on the concept of Protists. Keywords
: Project Based Learning Model, Analytical Skill, Protists Concept.
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahiim Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul
“Pengaruh
Model
Project
Based
Learning
terhadap
Kemampuan Analisis pada Konsep Protista”. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus ikhlas penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen Penasehat Akademik dan juga Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis. 5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan bermanfaat dan menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak akan terputus. 6. Dr. Diana Vivanti S, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang telah memberikan izin untuk
vi
melakukan validasi instrumen. Dan kepada Dr. Ratna Komala, M.Si., selaku validator instrumen soal penelitian ini. 7. Dra. Hasnati Ramli, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 87 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Dan kepada Dra. Hermastuti M.R, selaku guru mata pelajaran Biologi kelas X di SMA Negeri 87 Jakarta yang telah memberikan arahan dan saran yang bermanfaat bagi penulis. 8. Seluruh staf dan siswa SMA Negeri 87 Jakarta, khususnya siswa kelas X MIA 3 dan X MIA 4 yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 9. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Mursid dan Ibu Mariyanah serta saudara tersayang kakak Tety Murdiyanti dan adik Moh. Arif Rahman Hakim yang selalu mencurahkan kasih sayang, do‟a, semangat dan perhatian kepada penulis, semoga Allah memberikan umur yang panjang dan selalu melimpahkan kasih sayang kepada mereka semua. 10. Mereka yang tersayang, Muhamad Iqbal, Ade Faridah, Rakhil, Erna Sofyana, Uliyatul Fikriyyah, Retno Wahyuningtyas, Anisa Puteri, Fitri Fajriani, Lenny Shintiawati, dan Faramudita Dwi, yang telah setia mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan saran, semangat serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kerjasama, semangat dan dukungan selama proses perkuliahan. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca lainnya. Aamiin yaa Rabbal „Alamiin. Jakarta, Februari 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................... iv ABSTRACT .......................................................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5 D. Perumusan Masalah ................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6 F. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori ........................................................................................... 7 1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme ............................................... 7 2. Model Project Based Learning ............................................................ 8 a. Definisi Model Project Based Learning .......................................... 8 b. Landasan Teori Model Project Based Learning ............................. 10 c. Karakteristik Model Project Based Learning ................................. 12 d. Prinsip-Prinsip Model Project Based Learning .............................. 14 e. Langkah-Langkah Model Project Based Learning ........................ 15
viii
ix
f. Kelebihan Model Project Based Learning ..................................... 17 g. Kendala dalam Model Project Based Learning .............................. 19 3. Kemampuan Menganalisis .................................................................. 19 a. Definisi Kemampuan Menganalisis ................................................ 19 b. Hubungan Model Project Based Learning dengan Kemampuan Menganalisis ................................................................................... 22 4. Pembelajaran Biologi .......................................................................... 23 B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 24 C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 26 D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 29 B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 30 C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 30 D. Variabel Penelitian ................................................................................... 31 E. Prosedur Penelitian ................................................................................... 31 1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian ................................................... 31 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 31 3. Tahap Penyelesaian Penelitian ............................................................ 32 F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32 G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 32 1. Tes ....................................................................................................... 32 2. Angket ................................................................................................. 34 3. Observasi ............................................................................................. 34 H. Kalibrasi Instrumen .................................................................................. 36 1. Uji Validitas ......................................................................................... 36 a. Tes ................................................................................................... 36 b. Non Tes ........................................................................................... 37 2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 38 3. Uji Tingkat Kesukaran ......................................................................... 39
x
4. Uji Daya Beda ..................................................................................... 39 I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 40 1. Uji Normalitas ..................................................................................... 40 2. Uji Homogenitas .................................................................................. 41 3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 41 4. Uji N-Gain ........................................................................................... 42 5. Pengolahan Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning .............................................................................................. 43 6. Pengolahan Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Project Based Learning .............................................................................................. 43 J. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 45 1. Hasil Pretest dan Posttest .................................................................... 45 2. Kemampuan Analisis ........................................................................... 47 3. Aspek Kemampuan Analisis ............................................................... 48 B. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dan Angket Siswa .......... 49 1. Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning dalam Kegiatan Pembelajaran ....................................................................................... 49 2. Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning ........ 51 C. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................................. 53 1. Uji Normalitas ..................................................................................... 53 2. Uji Homogenitas .................................................................................. 54 D. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 55 E. Pembahasan ............................................................................................ 56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 64 B. Saran .......................................................................................................... 64
xi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66 LAMPIRAN ........................................................................................................ 71
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Model Project Based Learning .................................... 13 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMA Negeri 87 Jakarta ..................................... 29 Tabel 3.2 Desain Penelitian ................................................................................ 30 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Analisis ................................. 32 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Model Project Based Learning ................................................................................... 34 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning ................................................................................... 35 Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Soal Kemampuan Analisis ................................... 37 Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................................... 38 Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................. 40 Tabel 3.9 Kategori Nilai N-Gain ........................................................................ 42 Tabel 3.10 Pemberian Skor Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning ............................................................................................ 43 Tabel 3.11 Kategori Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning ... 43 Tabel 3.12 Kategori Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning ... 44 Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................................... 45 Tabel 4.2 Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan Analisis ................. 47 Tabel 4.3 Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Aspek Kemampuan Analisis ..... 48 Tabel 4.4 Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning .................... 49 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ....................................................... 51 Tabel 4.6 Data Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................................... 54 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ...................................... 54 Tabel 4.8 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ...................................................... 55
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Taksonomi Bloom Revisi ............................................................... 20 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................... 27 Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Persentase Tiap Butir Soal Pretest dan Posttest ............................................................................................ 46 Gambar 4.2 Perbandingan Nilai N-Gain Kemampuan Analisis ........................ 57 Gambar 4.3 Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis ............................ 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Analisis ............................. 71 Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Kemampuan Analisis ........... 92 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Anates .............................................................. 95 Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ............................................................... 99 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ..... 102 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............ 123 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ............................. 142 Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ................................... 145 Lampiran 9 Lembar Penilaian Artikel ............................................................... 152 Lampiran 10 Lembar Penilaian Presentasi Kelompok ....................................... 154 Lampiran 11 Angket Respon Siswa ................................................................... 156 Lampiran 12 Skala Penilaian Angket Respon Siswa ......................................... 158 Lampiran 13 Rekapitulasi Keterlaksanaan Model Project Based Learning ..... 160 Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ................................................. 165 Lampiran 15 Nilai Pretest Kelas Eksperimen .................................................... 168 Lampiran 16 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................................... 170 Lampiran 17 Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................................................... 171 Lampiran 18 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .......................................... 173 Lampiran 19 Nilai Posttest Kelas Eksperimen .................................................. 174 Lampiran 20 Uji Normalitas Posttest Kelas Ekperimen .................................... 176 Lampiran 21 Nilai Posttest Kelas Kontrol ......................................................... 177 Lampiran 22 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ......................................... 179 Lampiran 23 Uji Homogenitas Pretest .............................................................. 180 Lampiran 24 Uji Homogenitas Posttest ............................................................. 181 Lampiran 25 Uji Hipotesis Pretest ..................................................................... 182 Lampiran 26 Uji Hipotesis Posttest ................................................................... 183 Lampiran 27 Uji N-Gain .................................................................................... 184 Lampiran 28 Perhitungan N-Gain tiap Aspek Analisis ...................................... 186
xiv
xv
Lampiran 29 Lembar Kesesuaian Validasi Soal ................................................ 187 Lampiran 30 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 189 Lampiran 31 Surat Permohonan Izin Validasi ................................................... 191 Lampiran 32 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 192 Lampiran 33 Surat Keterangan Riset ................................................................. 193 Lampiran 34 Lembar Uji Referensi ................................................................... 194
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan diharapkan dapat memberi kontribusi dalam membentuk manusia yang berakhlak mulia, kreatif, mandiri, serta memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Hal ini sesuai dengan fungsi Pendidikan Nasional yang tertera dalam Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensial dirinya.2 Pendidikan tidak hanya berusaha untuk mencapai hasil belajar akan tetapi bagaimana cara memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri anak. Pembelajaran biologi sebagai salah satu disiplin ilmu sains tidak hanya membelajarkan fakta, konsep, dan prinsip biologi kepada siswa, melainkan juga mengharapkan siswa untuk dapat berinkuiri ilmiah untuk membangun konsep sendiri melalui penjelajahan alam sekitar.3 Karena materi biologi
1
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 3, diakses dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf, pada tanggal 29 Maret 2016. 2 Ibid., h. 1. 3 Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 377, diakses dari http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20 No%2022%20Tahun%202006.pdf, pada tanggal 29 Maret 2016.
1
2
memiliki cakupan yang luas mengenai bagaimana mengenal diri sendiri, mengenal makhluk hidup di sekitar, mengetahui hubungan antar makhluk hidup dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Pembelajaran biologi diarahkan untuk meningkatkan pemahaman siswa dan keterampilan siswa dalam menganalisis fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar dengan konsep materi biologi yang telah dimiliki. Di dalam proses pembelajaran, siswa dapat menggali kemampuan analisisnya sehingga mereka dapat menghubungkan dan menyimpulkan konsep yang sudah dipelajarinya dengan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Hasil observasi pada saat Praktik Profesi Kegiatan Terpadu (PPKT), selama proses pembelajaran siswa belum terlatih untuk menganalisis masalah yang terjadi di lingkungan dan mengaitkannya dengan konsep materi yang telah dimiliki siswa. Hal ini karena siswa jarang diberikan soal-soal evaluasi pada jenjang kognitif C4, C5 dan C6. Sehingga siswa hanya memiliki kemampuan kognitif pada jenjang ingatan, pemahaman, dan aplikasi, sedangkan untuk kemampuan kognitif jenjang analisis, evaluasi dan mencipta kurang dikembangkan. Rendahnya kemampuan analisis siswa Indonesia dapat dibuktikan dengan hasil Trends in Internastional Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA). Penilaian TIMSS tahun 2011 diikuti oleh 600.000 siswa kelas VIII dari 63 negara. Untuk bidang sains, Indonesia berada di urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor ini mengalami penurunan 21 angka dibandingkan TIMSS sebelumnya pada tahun 2007.4 Begitu pula dengan hasil PISA tahun 2009, Indonesia menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Sedangkan hasil PISA tahun 2012, Indonesia mengalami penurunan yaitu berada diposisi kedua terendah dengan skor 382.
4
Ester Lince Napitupulu, Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun, 2012, diakses dari http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matematika. Indonesia.Menurun, pada tanggal 11 Maret 2016.
3
Rendahnya hasil sains Indonesia pada TIMSS dan PISA diakibatkan karena karakteristik soal-soal yang diujikan dalam TIMSS dan PISA merupakan soal-soal yang menguji aspek penalaran dan pemecahan masalah (problem solving).5 Sehingga siswa yang memiliki kemampuan analisis rendah akan kesulitan untuk dapat menjawab soal-soal tersebut. Kemampuan analisis yang masih rendah dan kurang aktifnya siswa merupakan masalah yang kadang terjadi dalam proses pembelajaran. Kemampuan analisis dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Kemampuan
analisis
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan siswa untuk mengidentifikasi suatu masalah, melihat penyebabpenyebab dari masalah tersebut atau memberi argumen-argumen yang mendukung suatu pernyataan sehingga siswa dapat memberikan solusi dari masalah tersebut. Dengan kata lain, pembelajaran biologi sebagai salah satu ilmu sains merupakan suatu proses untuk menjadikan siswa berinkuiri dalam rangka menemukan solusi dari masalah nyata di kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang terjadi sampai saat ini adalah masih banyak guru-guru yang menggunakan pola mengajar yang tradisional yaitu mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan bersifat satu arah yaitu guru berbicara dan siswa hanya mendengarkan. Hal ini akan membuat siswa cepat merasa bosan dan jenuh.6 Dengan demikian tugas guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran berupa hafalan, tetapi juga mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar dan mendapatkan pengalaman serta pemahaman atas informasi yang diperoleh dari penemuan atau eksperimen yang siswa lakukan. Sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan
mengamati,
mengidentifikasi,
memecahkan
masalah
dan
menganalisis.
5
Asep Sapa’at, Kemana Arah Pendidikan Indonesia?, 2014, diakses dari http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan -indonesia, pada tanggal 28 Desember 2015. 6 Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran: Panduan untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2014), Cet. 2, h. 17.
4
Salah satu upaya meningkatkan kemampuan analisis siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang menarik, membantu siswa dalam memahami konsep materi dan membantu siswa menghubungkan konsep yang telah dimiliki dengan dunia nyata. Salah satu model pembelajaran yang sesuai yaitu dengan model Project Based Learning (PjBL). Model Project Based Learning memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Model ini merupakan salah satu pengembangan teori belajar konstruktivisme, dimana manusia sebagai pembelajar harus membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya. Dalam pembelajaran berbasis proyek siswa menjadi terdorong lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator, guru mengevaluasi produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.7 Pembelajaran
berbasis
proyek
memiliki
potensi
untuk
memberi
pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi kesempatan siswa untuk bekerja secara otonom dalam mengonstruksi pengetahuan dan untuk menghasilkan produk.8 Model Project Based Learning mengharuskan siswa untuk menghasilkan produk sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi. Dengan demikian siswa harus menganalisis terlebih dahulu masalah yang terjadi di sekitarnya. Hal ini tentunya akan menambah daya pikir serta kemampuan siswa di kelas, seperti kemampuan menganalisis. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah masalah-masalah yang terjadi di lingkungan. Kompleksitas permasalahan lingkungan tidak cukup 7
I Wayan Santyasa, “Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Berbasis Proyek, dan Orientasi NOS”, Makalah Disampaikan dalam Seminar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Semarapura, 27 Desember 2006, h. 12, diakses dari http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/indrya/Model%20Pembelajaran%20Menulis/COLLABORATI VE_MODEL__PROJECT_BASED__DAN_ORIENTASI_NOS.pdf, pada tanggal 16 Januari 2016. 8 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), Cet. 8, h. 145.
5
diajarkan pada siswa dengan metode ceramah yang bersifat teacher-centered learning, namun diajarkan menggunakan metode yang lebih berpusat pada siswa (student-centered learning). Salah satunya menggunakan model Project Based Learning. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Model Project Based Learning terhadap Kemampuan Analisis” B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, yaitu sebagai berikut: 1. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menganalisis siswa. 2. Para
siswa
belum
terlatih
untuk
menganalisis
bagaimana
cara
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. 3. Kemampuan analisis yang dimiliki siswa masih rendah. Hal ini berdasarkan hasil TIMSS dan PISA. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini akan mengkaji pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan menganalisis siswa, untuk mendapatkan gambaran yang jelas maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalahnya sebagai berikut: 1. Tahapan model Project Based Learning yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menurut Educational Technology Division Ministry of Education. 2. Kemampuan yang diukur yaitu kemampuan menganalisis siswa pada mata pelajaran Biologi. 3. Mata pelajaran Biologi dibatasi pada konsep Protista. 4. Siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas X semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di SMA Negeri 87 Jakarta.
6
D. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model Project Based Learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan analisis?” E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan analisis. F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif model pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains di Indonesia. 2. Bagi sekolah, dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan mutu kinerja guru dan kemampuan para siswanya. 3. Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan analisis. 4. Bagi para peneliti, dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian sejenis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains di Indonesia.
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan yang harus dilakukan oleh siswa. Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberikan makna tentang hal yang sedang dipelajari. Tetapi yang paling menentukan keberhasilan proses belajar adalah niat belajar siswa, sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik yaitu membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimiliki, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.1 Konstruktivisme memandang bahwa pembelajaran merupakan proses membangun pengetahuan yang dilakukan individu. Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara apa yang sedang diajarkan dengan apa yang sudah diketahui. Konstruktivisme memandang penting faktor pengalaman siswa yang berupa pengetahuan dan keyakinan yang dibawa siswa ke dalam pembelajaran yang cenderung membentuk miskonsepsi. Oleh karena itu, guru berperan dalam menghubungkan (linking), memonitor (monitoring) dan mengarahkan (directing) proses membangun pengetahuan, sementara siswa mengenali (recognise), memadukan (integrate), memperluas (extend), mengevaluasi (evaluate) dan merekonstruksi konsepsinya.2 Aliran
konstruktivisme
memahami
belajar
sebagai
suatu
proses
pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar, hal ini tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain.
1
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 41. 2 Tatang Suratno, “Konstruktivisme, Konsepsi Alternative dan Perubahan Konseptual dalam Pendidikan IPA”, Jurnal Pendidikan Dasar, No. 10, 2008, h. 1, diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10-Oktober_2008/ Konstruktivisme,_Konsepsi_Alternatif_dan_Perubahan_Konseptual_dalam_Pendidikan_IPA.PDF, pada tanggal 4 Januari 2016.
7
8
Dengan kata lain, guru ataupun buku teks bukan satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran. Siswa memiliki banyak sumber informasi yang dapat mereka gunakan untuk belajar. Ciri-ciri dari sistem pembelajaran konstruktivisme, yaitu: (a) memandang sebuah kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang harus dihargai; (b) kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan, kontrol belajar dipegang oleh peserta didik; (c) tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman, yaitu menuntut aktivitas kreatif-produktif dalam konteks nyata.3 Diharapkan siswa yang dihasilkan dari sistem pembelajaran konstruktivisme adalah siswa yang mempunyai pengetahuan secara bermakna, aktivitas belajar dalam konteks nyata, menekankan pada proses, menuntut pemecahan suatu masalah, dan menekankan proses evaluasi yang merupakan bagian dari belajar. Prinsip dasar dalam pembelajaran konstruktivisme adalah siswa harus aktif membangun pengetahuan dan keterampilannya. Berdasarkan penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar menurut teori konstruktivisme merupakan suatu proses dimana siswa membangun pengetahuannya karena adanya pengalaman-pengalaman baru dalam hidupnya. Pengalaman tersebut dapat terjadi melalui interaksi antara siswa dengan fenomena dan lingkungan belajarnya di sekolah maupun masyarakat. Di dalam teori pembelajaran konstruktivisme, guru harus menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan proses pembelajaran yang bermakna. 2. Model Project Based Learning a. Definisi Model Project Based Learning Model Project Based Learning memiliki beberapa definisi, salah satunya menurut Educational Technology Division Ministry of Education yang mengemukakan bahwa: 3
Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran: Panduan untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2014), Cet. 2, h. 92.
9
Project-based Learning (PBL) is a model for classroom activity that shifts away from the usual classroom practices of short, isolated, teacher-centred lessons. PBL learning activities are long-term, interdisciplinary, student-centred, and integrated with real-world issues and practices.4 Pernyataan ini mengemukakan bahwa Project Based Learning merupakan model pembelajaran dengan aktivitas belajar yang bersifat student-centered dan terkait dengan isu-isu dunia nyata. Model Project Based Learning merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang dilakukan melalui pengerjaan proyek dalam jangka waktu tertentu melalui langkah-langkah sebagai berikut: persiapan/perencanaan, pelaksanaan, pembuatan laporan dan mengkomunikasikan hasil kegiatan serta evaluasi.5 Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek tersebut memuat tugas-tugas
yang
kompleks
berdasarkan
kepada
pertanyaan
dan
permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.6 Dengan kata lain, Project Based Learning merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat atau lingkungan. Permasalahan yang dikaji dalam model Project Based Learning merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan penguasaan
4
Educational Technology Division Ministry of Education, Project Based Learning Handbook “Educating the Millennial Learner”, 2006, p. 3, diakases dari http://www. moe.edu.my/btp/wp-content/uploads/2011/07/Project%20Based%20Learning%20Handbook/2% 2 0-%20Project%20Based%20Learning%20Handbook.pdf, pada tanggal 26 Februari 2016. 5 Stevani Endah Purworini, “Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”, Jurnal Pendidikan Inovatif, 1, 2006, h. 17, diakses dari https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol1-no-2-stevani-endah-purworini.pdf, pada tanggal 4 Januari 2016. 6 Made Wena, Op. Cit., h. 144.
10
berbagai konsep atau materi pelajaran dalam upaya penyelesaiannya. Dalam hal ini, siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi, dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.7 Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa agar siswa dapat memahami suatu konsep ataupun prinsip dengan melakukan investigasi dan mencari suatu solusi yang relevan serta dapat diimplementasikan dalam sebuah proyek, sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna. Project Based Learning memiliki proses pembelajaran yang panjang dan melibatkan siswa secara aktif, dimulai dari merancang, membuat dan menampilkan sebuah proyek yang dikerjakan. Produk yang dihasilkan terkait dengan sebuah penyelesaian masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat. b. Landasan Teori Model Project Based Learning Project Based Learning dilandasi pada teori yang dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya: 1) Jean Piaget dan Lev Vygotsky Teori dari model Project Based Learning yang pertama yaitu teori konstruktivisme. Konstruktivisme yang menjelaskan bahwa individu membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan dan pengetahuan yang didapat masing-masing individu berbeda. Jadi, dengan cara melakukan penyelidikan, percakapan atau kegiatan, seseorang belajar membangun pengetahuan baru dengan mengaitkan pengetahuan yang telah diketahuinya.8
7
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 172. 8 Michael M Grant, Getting a Grip on Project Based-Learning: Theory, Cases, and Recommendations, Meridian a Middle School Computer Technologies Journal, Vol. 5, 2002, p. 2, diakses dari https://www.ncsu.edu/meridian/win2002/514/project-based.pdf, pada tanggal 26 Februari 2016.
11
Piaget mengemukakan bahwa anak-anak lahir membawa potensi rasa ingin tahu dan terus-menerus berusaha untuk memahami dunia sekitarnya. Pada semua tahap perkembangan, kebutuhan anak untuk memahami lingkungan akan memotivasi anak untuk menyelidiki dan membangun pengetahuannya. Piaget mengemukakan bahwa terdapat tiga tahap dalam proses belajar, antara lain: (1) asimilasi, yaitu proses penyatuan informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam pikiran anak; (2) akomodasi, yaitu penyusunan struktur kognitif ke dalam situasi yang baru; dan (3) ekuilibrasi, yaitu penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi. Vygotsky mengemukakan “Dalam upaya memahami pengalaman baru, seseorang
akan
mengaitkan
pengetahuan
yang
didapat
dengan
pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya dan akan membangun makna yang baru”. 9 Kesimpulan dari uraian tersebut adalah teori konstruktivisme beranggapan bahwa seseorang membangun sendiri pengetahuannya. Piaget mengemukakan bahwa perkembangan anak dalam belajar melalui 3 tahap, yaitu: asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Dimana ketiga proses tersebut sangat penting dalam perkembangan kognitif anak. Sedangkan menurut Vygotsky interaksi sosial dengan orang lain akan menambah pengalaman dan mengembangkan intelektual siswa. 2) John Dewey Teori pendukung lainnya berasal dari gagasan John Dewey tentang “learning by doing”,10 yaitu proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Dewey memandang sekolah dapat mencerminkan
9
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu: untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet. 2, h. 12-13. 10 Michael M Grant, Loc. Cit.
12
masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk penyelidikan kehidupan nyata dan pemecahan masalah.11 3) Jorome Bruner Teori penemuan atau dikenal dengan Discovery Learning yang dikemukakan oleh Bruner merupakan model pembelajaran
yang
menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur disiplin ilmu, siswa aktif dalam proses pembelajaran dan pembelajaran sebenarnya
terjadi
melalui
penemuan
pribadi.
Bruner
juga
mendeskripsikan proses pada saat siswa dibantu untuk menuntaskan suatu masalah tertentu yang melampaui kemampuan perkembangan siswa itu melalui bantuan guru atau orang yang lebih menguasai masalah itu.12 Terdapat tiga bentuk penyajian materi ajar, yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Penyajian dalam bentuk enaktif memperhatikan pengalaman langsung, penyajian ikonik dapat dalam bentuk tiruan, sedangkan penyajian secara simbolik yaitu dalam bentuk simbol, rumus, atau katakata.13 Dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran konstruktivisme siswa yang membangun pengetahuannya, guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, sehingga siswa berpikir dan memecahkan masalah secara mandiri. Kecuali masalah tersebut melampaui kemampuan siswa, maka guru harus membantu siswa menuntaskan masalah tersebut. c. Karakteristik Model Project Based Learning Fokus pembelajaran pada model Project Based Learning terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas yang lain, sehingga memberi kesempatan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
11
Rusmono, Op. Cit., h. 12. Ibid., h. 15. 13 Nuryani Rustaman, dkk, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1, h. 7.19. 12
13
mengkonstruksi
pengetahuan
dan
mencapai
tujuan
akhir
untuk
menghasilkan produk nyata. Project Based Learning memiliki empat karakteristik yang merupakan ciri yang membedakan model ini dengan model pembelajaran lain. Karakteristik tersebut disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1. Karakteristik Model Project Based Learning Karakteristik utama Project Based Learning I. ISI: Memuat gagasan orisinil 1. Masalah kompleks 2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan 3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined 4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah pada dunia nyata II. KONDISI: Mengutamakan otonomi siswa 1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat 2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien 3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri 4. Mensimulasikan kerja secara professional III. AKTIVITAS: Investigasi kelompok kolaboratif 1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu 2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks 3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya untuk membangun keterampilan yang baru 4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah 5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes IV. HASIL: Produk nyata 1. Siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka 2. Siswa melakukan evaluasi diri 3. Siswa responsive terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya 4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi belajarnya.14 Berdasarkan pada beberapa karakteristik dalam tabel 2.1, maka dapat disimpulkan bahwa Project Based Learning memiliki karakteristik yang 14
Santyasa, Op. Cit., h. 11.
14
membedakannya dengan model pembelajaran lain, seperti fokus pada permasalahan dunia nyata, melakukan investigasi untuk memecahkan masalah, dan menghasilkan produk nyata sebagai solusi dari sebuah masalah. d. Prinsip-Prinsip Model Project Based Learning Model Project Based Learning memiliki beberapa prinsip, yaitu Centrality, Driving question, Constructive investigation, Autonomy, dan Realism.15 Centrality atau keterpusatan, memiliki makna bahwa kerja proyek dalam model Project Based Learning merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Dalam Project Based Learning, proyek merupakan strategi pembelajaran. Melalui proyek tersebut siswa belajar konsep-konsep inti disiplin ilmu. Driving question atau berfokus pada pertanyaan atau masalah, pembelajaran dengan model Project Based Learning berfokus pada pertanyaan atau masalah yang mampu memotivasi dan menumbuhkan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran. Constructive investigation atau investigasi konstruktif, yaitu proyek harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dan proyek yang dijalankan harus memberikan keterampilan pengetahuan baru bagi siswa. Autonomy atau otonomi, pada model Project Based Learning aktivitas siswa sangat penting. Siswa sebagai pemberi keputusan dan berperan sebagai pencari solusi (problem solver). Realism atau realisme, kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional. Lima prinsip yang telah dipaparkan tersebut harus ada dalam model Project Based Learning, karena prinsip itulah yang menunjukkan bahwa
15
John W. Thomas, a Review of Research on Project-Based Learning, p. 3, diakses dari http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf, pada tanggal 26 Februari 2016.
15
model Project Based Learning mengutamakan aktivitas siswa dalam menghimpun konsep dan pengetahuannya. e. Langkah-Langkah Model Project Based Learning Pelaksanaan Project Based Learning dilakukan melalui beberapa tahapan.
Tahapan
tersebut
didasarkan
pada
tahap
pembelajaran
konstruktivisme. Langkah-langah Project Based Learning menurut Educational Technology Division Ministry of Education, yaitu sebagai berikut: 1) Start with the Essential Question, pembelajaran dimulai dengan pertanyaan yang esensial, yaitu pertanyaan yang dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa. Dan pertanyaan tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif dalam masalah yang akan diatasi oleh siswa; 2) Design a Plan for the Project, perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan siswa dalam menentukan aturan pengerjaan proyek tersebut. Pada tahap ini, guru membimbing siswa dalam menentukan judul yang tepat dengan materi dan permasalahannya; 3) Create a Schedule, tahap ini merupakan tahap dimana guru dan siswa menyusun jadwal kegiatan dalam pengerjaan proyek. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini, diantaranya membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline penyelesaian proyek, dan membantu siswa untuk dapat mengatur waktu; dan d) Membantu siswa untuk menyusun jadwal tugas-tugas; 4) Monitor the Students and the Progress of the Project, pada tahap ini guru bertanggung jawab untuk memonitor atau mengontrol perkembangan siswa selama melakukan proyek. Untuk mempermudah proses monitoring, guru harus membuat rubrik untuk menilai perkembangan kinerja kelompok dan menilai hasil proyeknya; 5) Assess the Outcome, dilakukan penilaian produk akhir siswa. Penilaian bertujuan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar dan tujuan pembelajaran. Penilaian ini juga dapat membantu guru untuk menyusun strategi pembelajaran berikutnya agar lebih efektif; dan 6) Evaluate the Experience, pada tahap
16
terakhir ini guru bersama dengan siswa melakukan evaluasi atau refleksi terhadap aktivitas dan produk akhir dari proyek yang sudah dilakukan.16 Terdapat tahap evaluasi atau refleksi pada tahapan akhir pembelajaran. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan pengalamannya selama melakukan tugas proyek. Hal ini penting agar seluruh siswa mengetahui apa saja pengalaman dan kendala yang dihadapi teman-temannya. Selain itu, dilakukan juga diskusi untuk mengevaluasi kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhir pembelajaran siswa mengetahui apa kekurangan dalam kegiatan proyek yang telah dikerjakan. Hal ini dapat menumbuhkan motivasi serta keingintahuan siswa untuk terus mencoba dan menemukan hal yang baru. Terdapat 9 tahapan pada model Project Based Learning, yaitu: 1) Guru mempersiapkan suatu set untuk melakukan proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari; 2) Siswa mendesain proyek yang akan dikerjakan; 3) Siswa mendiskusikan dan mengumpulkan informasi yang mendukung proyek; 4) Guru dan siswa mendiskusikan kriteria untuk mengevaluasi proyek; 5) Siswa mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan untuk mengerjakan proyek; 6) Siswa membuat proyek; 7) Siswa mempersiapkan diri
untuk
presentasi
proyek
yang telah
dikerjakan;
8) Siswa
mempresentasikan proyek masing-masing; dan 9) Siswa melakukan refleksi proses dan evaluasi proyek berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.17 Menurut Malaysia Ministry of Education ada empat dasar dalam melaksanakan model Project Based Learning, diantaranya: 1) Membuat kelompok dari tiga atau lebih siswa untuk bekerjasama dalam sebuah proyek dalam waktu yang telah ditentukan; 2) Memperkenalkan siswa dengan proyek yang akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan awal yang dapat memancing siswa untuk belajar lebih lanjut dan mengarahkan 16
Educational Technology Division Ministry of Education, Op. Cit., p. 22-25. Andi Stix and Frank Hrbek, Chapter 11: The Nine Steps of Project Based Learning, 2014, p. 166, diakses dari http://www.ascd.org/publications/books /106031/chapters/ The_Nine_ Steps_of_Project-Based_Learning.aspx), pada tanggal 13 Februari 2015. 17
17
mereka untuk membuat proyek; 3) Susun kalender penyelesaian proyek, mulai dari membuat rancangan, mewujudkan proyek, sampai presentasi produk atau memamerkannya; dan 4) Memberikan penilaian dan umpan balik atas pengerjaan proyek dan produk yang dibuat.18 Berdasarkan
beberapa
tahapan
yang
telah
dipaparkan,
dapat
disimpulkan bahwa secara umum Project Based Learning meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap perencanaan merupakan tahap dimana siswa mempersiapkan proyek, merancang proyek, dan mencari informasi yang mendukung; tahap pelaksanaan yaitu siswa mengatur jadwal kegiatan dan membuat proyek; tahap evaluasi, merupakan tahap akhir ketika siswa melakukan presentasi produk kemudian
guru
mengevaluasi
kekurangan
agar
siswa
dapat
memperbaikinya. Pada tahap ini dilakukan refleksi oleh guru bersama dengan siswa untuk saling berbagi pengalaman masing-masing. f. Kelebihan Model Project Based Learning Beberapa keutamaan yang diperoleh dengan menerapkan model Project Based Learning, yaitu sebagai berikut: 1) Melibatkan siswa dalam permasalahan dunia nyata yang kompleks, yang membuat siswa dapat mendefinisikan isu atau permasalahan yang bermakna bagi dirinya; 2) Membutuhkan proses inkuiri, penelitian, keterampilan merencanakan, berpikir kritis, dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam upaya membuat proyek; 3) Melibatkan siswa dalam belajar menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan konteks yang bervariasi ketika bekerja membuat proyek; 4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dan melatih keterampilan interpersonal ketika bekerja sama dalam kelompok dan orang dewasa; 5) Memberikan kesempatan pada siswa untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dan bekerja (mengalokasikan waktu, bertanggungjawab, belajar melalui pengalaman, dan lain sebagainya); dan 6) Mencakup aktivitas refleksi yang 18
Educational Technology Division Ministry of Education, Op. Cit., p. 18.
18
mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman dan menghubungkan pengalaman tersebut pada standar belajar.19 Penggunaan model PjBL dapat memberikan keuntungan bagi siswa, guru, dan perkembangan kualitas sekolah, seperti yang disebutkan berikut: 1) Mempersiapkan siswa berada dalam dunia kerja yang sebenarnya; 2) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, dan mendorong kemampuan siswa
untuk
melakukan
pekerjaan
penting;
3)
Menghubungkan
pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Dengan melaksanakan proyek siswa tidak hanya menghafal fakta, namun juga menghubungkan dan berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya ke dalam kehidupan sehari-hari; 4) Memberikan kesempatan kolaboratif untuk membangun pengetahuan. Pembelajaran kolaboratif memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang akan diperlukan di tempat kerja; 5) Meningkatkan kemampuan-kemampuan komunikasi dan sosial; 6) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah; 7) Memberikan kesempatan untuk berkontribusi ke sekolah atau komunitasnya; 8) Meningkatkan keterampilan siswa untuk menggunakan informasi dengan beberapa disiplin ilmu yang dimiliki; 9) Meningkatkan kepercayaan diri siswa; dan 10) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan teknologi dalam belajar.20 Keuntungan dari model PjBL yaitu dapat memberikan siswa pengalaman yang sangat berharga, meningkatkan motivasi serta minat siswa dalam belajar. Siswa juga dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengatur sebuah proyek dan kemampuan lainnya yang akan dibutuhkan siswa dalam dunia kerja. PjBL menghubungkan materi di kelas dengan kehidupan sehari-hari, sehingga akan membuat siswa lebih banyak mengingat pengetahuan ketika mereka melakukan proyek. Dengan adanya proyek, 19
Sani, Op. Cit., h. 176-177. Jennifer Railsback, Project Based-Instruction: Creating Excitement for Learning, 2002, p. 9-10, diakses dari http://educationnorthwest.org/sites/default/files/projectbased.pdf, pada tanggal 19 Agustus 2014. 20
19
siswa dilatih untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi daripada menghafal fakta-fakta. g. Kendala dalam Model Project Based Learning Model PjBL juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1) membutuhkan
banyak
waktu
untuk
menyelesaikan
masalah
dan
menghasilkan produk; 2) membutuhkan biaya yang cukup banyak; 3) membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar; 4) membutuhkan fasilitas, bahan, dan alat yang memadai; 5) tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan; 6) kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.21 Kekurangan ini dapat diatasi oleh guru dengan cara memaksimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada atau bisa dengan cara mendesain proyek sesuai dengan keadaan siswa, kelas, dan sekolah masing-masing. Dalam hal ini, peran guru menjadi sangat penting agar pembelajaran yang dilakukan dapat tetap bermakna dan memberi motivasi kepada siswa walaupun dalam kondisi yang kurang memadai. 3. Kemampuan Analisis a. Definisi Kemampuan Analisis Kemampuan analisis merupakan kemampuan awal yang perlu dikembangkan untuk mencapai kemampuan berpikir kritis.22 Hal serupa ditegaskan dengan pernyataan bahwa salah satu elemen yang harus selalu ada dalam kemampuan bernalar kritis ini adalah kemampuan analisis.23 Karakteristik yang terdapat pada orang yang berpikir kritis, salah satunya yaitu dapat menganalisis berbagai pendapat dan bias.
21
Sani, Op. Cit., h. 177-178. Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Prasetyo, “Pengaruh Pendekatan Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Kemampuan Analisis”, Unnes Journal of Biology Education, 1 (3), 2012, h. 18, diakses dari http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/pdf/ujbe/1496/1443, pada tanggal 29 Maret 2016. 23 Patrisius Istiarto Djiwandono, Kemampuan Analisis Sebagai Bekal Bernalar Kritis, 2013, h. 1, diakses dari https://www.academia.edu/4005152 /KEMAMPUAN_ANALISIS_ SEBAGAI_ BEKAL_BERNALAR_KRITIS, pada tanggal 26 Februari 2016. 22
20
Kemampuan analisis merupakan kemampuan dasar bagi siswa untuk dapat berpikir kritis dan termasuk salah satu kemampuan kognitif tingkat tinggi yang penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran. Adapun tingkatan dimensi kognitif menurut taksonomi Bloom revisi, kemampuan menganalisis berada pada tingkatan keempat (C4) setelah mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Urutan taksonomi Bloom revisi dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1. Taksonomi Bloom Revisi Berdasarkan gambar 2.1, dapat dilihat bahwa analyzing (analisis) dalam ranah kognitif berada di jenjang keempat (C4) setelah mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jika siswa bisa melakukan analisis terhadap suatu konsep atau pengetahuan, maka seharusnya siswa juga telah bisa menghafal, memahami, dan mengaplikasikan konsep atau pengetahuan tersebut. Proses-proses kognitif yang termasuk dalam ranah kemampuan analisis,
yaitu
membedakan
(differentiating),
mengorganisasikan
(organizing), dan mengatribusikan (attributing). Membedakan (differentiating), yakni melibatkan proses memilahmilah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah konsep. Sehingga siswa dapat menentukan bagian mana saja yang termasuk dalam materi pelajaran yang relevan. Pada pembelajaran sains, tujuannya ialah menentukan tahapan pokok dalam cara kerja sesuatu. Contohnya siswa
21
diminta untuk menggambarkan proses terjadinya petir dan kemudian diperinci menjadi tahapan pokok. Mengorganisasikan
(organizing),
yakni
melibatkan
proses
mengidentifikasi elemen-elemen atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren. Siswa mula-mula mengidentifikasi elemen-elemen yang relevan kemudian menentukan sebuah struktur yang terbentuk dari elemen tersebut. Pada pembelajaran sains, siswa belajar menganalisis laporan-laporan penelitian berdasarkan 4 poin, yaitu hipotesis, metode, data dan kesimpulan kemudian siswa diminta untuk membuat garis besar tentang laporan penelitian tersebut. Mengatribusikan (attributing), yakni ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi atau informasi. Contohnya ketika siswa diberi informasi, siswa dapat menentukan sudut pandang atau tujuan penulis.24 Pengembangan
kemampuan
menganalisis
bertujuan
untuk:
1)
membedakan fakta dari opini; 2) menghubungkan kesimpulan dengan pertanyaan-pertanyaan pendukungnya; 3) membedakan materi yang relevan dari yang tidak relevan; 4) menghubungkan ide-ide; 5) menangkap asumsi-asumsi yang tidak dikatakan dalam perkataan; 6) membedakan ideide pokok dari ide-ide turunannya atau menentukan tema-tema puisi atau musik; 7) menemukan bukti pendukung tujuan pengarang.25 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Kategori dimensi kognitif tersebut saling terkait, sehingga kemampuan analisis tidak mungkin dicapai oleh siswa apabila siswa tidak menguasai aspek-aspek kognitif sebelumnya, seperti pengetahuan, pemahaman dan
24
Lorin W Anderson, David R Krathwohl (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terjemahan dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 121-124. 25 Ibid., h. 120.
22
aplikasi. Selain itu, kemampuan analisis juga dapat digunakan sebagai dasar untuk siswa memecahkan suatu permasalahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kecerdasan analisis merupakan komponen pertama dari kecerdasan kesuksesan. Kecerdasan analisis melibatkan arah sadar proses mental dalam menemukan sebuah pemecahan masalah dengan berpikir secara mendalam. Diaplikasikannya kemampuan analisis dalam memecahkan masalah yaitu dengan enam langkah, sebagai berikut: 1) pengenalan masalah; 2) pendefinisian masalah; 3) perumusan strategi pemecahan masalah; 4) representasi informasi; 5) alokasi sumber daya; dan 6) monitoring dan evaluasi.26 b. Hubungan Model Project Based Learning dengan Kemampuan Analisis Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari dan bekerja dalam tim atau kelompok.27 Untuk dapat memecahkan masalah, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah satunya yaitu kemampuan menganalisis. Kemampuan analisis termasuk problem solving skills yang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah baik yang kompleks terstruktur maupun tidak terstruktur. Dalam menyelesaikan masalah siswa dituntut menggabungkan konsep yang sudah diperoleh dan mengkonstruksi pengetahuan barunya. Lundeberg menyatakan bahwa “menyelesaikan masalah
membutuhkan pembelajar
yang berpikir kritis,
analisis,
menggunakan kognitif, reflektif dan mengambil keputusan. Kemampuan
26
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21; Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 257. 27 Lindawati, Siska Desy Fatmariyanti, Arif Maftukhin, “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa MAN I Kebumen”, Jurnal Radiasi, Vol 3, No 1, 2013, h. 43, diakses dari http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi /article/download/649/625, pada tanggal 29 Maret 2016.
23
menganalisis yang dikembangkan akan membantu siswa mencapai prestasi yang maksimal”.28 Kesimpulan berdasarkan uraian tersebut yaitu kemampuan analisis sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menganalisis dapat digunakan untuk memecahkan masalah sehingga siswa dapat menemukan alternatif solusi bagi masalah tersebut. Kemampuan analisis yang dikembangkan akan membantu siswa mencapai hasil belajar yang maksimal. 4. Pembelajaran Biologi Pelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang biologi merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.29 Pembelajaran biologi mengajak siswa untuk mengenal alam sekitar. Guru dapat melakukannya dengan pemberian pengalaman kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa dilatih untuk mencari tahu dan melakukan eksperimen, untuk mengembangkan kemampuannya, salah satunya yaitu kemampuan analisis. Selama kegiatan mencari tahu siswa mengembangkan proses keterampilan penyelidikan, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan,
menyusun
hipotesis,
merencanakan
eksperimen,
mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan 28
Median Agus Priadi, Suciati Sudarisman, Suparmi, “Pembelajaran Biologi Model PBL Menggunakan Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Analisis dan Sikap Peduli Lingkungan”, Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2012, h. 325, diakses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/1097/718, pada tanggal 29 Maret 2016. 29 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 46.
24
informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya.30 Masalah yang dapat diberikan kepada siswa salah satunya mengenai lingkungan. Masalah lingkungan merupakan masalah yang kompleks. Kompleksitas permasalahan lingkungan tidak cukup diajarkan dengan metode ceramah yang bersifat teacher-centered learning, namun harus diajarkan dengan metode yang bersifat konstruktivisme sehingga siswa membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman langsung. Siswa dapat mengaitkan konsep yang telah dimiliki dengan fenomena di lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat menemukan pemecahan masalah secara mandiri dan juga mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan menarik. B. Hasil Penelitian yang Relevan Belum ditemukan penelitian yang mengukur pengaruh model PjBL terhadap kemampuan menganalisis siswa. Tetapi terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai sumber kajian pustaka, diantaranya: 1. Hasil penelitian oleh Dini, menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 2,79 > 2,00. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara skor rata-rata post-test kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dalam konsep bunyi berpengaruh terhadap hasil belajar fisika dibandingkan dengan kelas kontrol dengan pembelajaran pendekatan konvensional.31 2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh S. Atikasari, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Problem Based Learning berpengaruh positif terhadap kemampuan analisis siswa.32 Kelas dengan
30
Ibid., h. 48. Dini Rahmawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011, h. 62-63. 32 Atikasari, Op. Cit., h. 24. 31
25
pembelajaran PBL lebih bisa beradaptasi dengan tipe soal yang memacu kemampuan analisisnya.33 3. Berdasarkan hasil penelitian Pardjono dan Wardaya, bahwa pembelajaran berbasis pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa berupa kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi dan juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Kemampuan analisis siswa meningkat akibat dari penggunaan pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan kemampuan ini 12 orang atau 33,3%.34 4. Berdasarkan hasil penelitian P. Arimbawa, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA antara kelompok siswa yang belajar dengan MPBP dan konvensional (F = 166,788; p < 0,05). Nilai ratarata kemampuan pemecahan masalah IPA kelompok MPBP yaitu 58,33 dengan kategori cukup sedangkan konvensional yaitu 41,20 dengan kategori kurang.35 5. Berdasarkan hasil penelitian Dewi, disimpulkan bahwa Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir kritis dan kognitif serta melatih kreativitas siswa. Dengan pembelajaran berbasis proyek siswa menjadi mandiri dalam belajar, memotivasi dan melatih siswa untuk bekerjasama dalam tim, serta memunculkan ide-ide kreatif, yang pada akhirnya dari proyek ini siswa menghasilkan produk yang dapat menunjukkan pemikiran mereka secara kritis. Dengan demikian maka pembelajaran secara kontekstual melalui pembelajaran proyek dapat membantu pemahaman siswa
33
Ibid., h. 21. Pardjono dan Wardaya, “Peningkatan Kemampuan Analisis, Sintesis, dan Evaluasi Melalui Pembelajaran Problem Solving”, Cakrawala Pendidikan, Th. XXVIII, No. 3, November 2009, h. 267-268, diakses dari https://core.ac.uk/download/files/335/11061713.pdf, pada tanggal 5 Januari 2016. 35 P. Arimbawa, I W. Sadia, dan I N. Tika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Sehari-hari Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol. 3, 2013, h. 9-10, diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/852/607, pada tanggal 29 Maret 2016. 34
26
dan meningkatkan kemampuan kognitif mulai dari menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan mencipta.36 6. Berdasarkan penelitian Asri Widowati, dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas mahasiswa dalam membuat media pembelajaran Biologi dapat dikembangkan dengan baik melalui penerapan pendeketan Project Based Learning (PBL). Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya delapan kelompok yang kreativitasnya berkategori baik, dan empat kelompok berkategori cukup.37 7. Berdasarkan hasil penelitian Milla, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh sigifikan (F= 6,39, db= 1, p= 0,01) dalam penerapan model PjBL (project based learning) pada materi pengelolaan lingkungan terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas VII di SMP negeri 2 balung serta terdapat perbedaan yang signifikan (F= 6,89, db= 39,06, p=0,00; F= 3,87, db= 39,33, p= 0,00) dalam penerapan model PjBL dengan model konvensional pada materi pengelolaan lingkungan terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar afektif.38 C. Kerangka Berpikir Penerapan model Project Based Learning diharapkan efektif untuk dapat meningkatkan kemampuan menganalisis berdasarkan kajian teori yang telah
36
Dewi Insyasiska, Siti Zubaidah dan Herawati Susilo, “Pengaruh Project Based Learning terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X Mata Pelajaran Biologi di SMAN 1 Batu”, Tesis Progam Pascasarjana UM, 2013, diakses dari http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/24805, pada tanggal 31 Maret 2016. 37 Asri Widowati dan Sukarni Hidayati, “Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dalam Pembuatan Media pada Mata Kuliah TPB dengan Pendekatan Project Based Learning”, Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Jurdik Biologi tema “Biologi, Lingkungan, dan Pembelajarannya” Pada Hari Sabtu, 4 Juli 2009 di FMIPA UNY, h. 9, diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132319972/Pengembangan%20Kreativitas%20Mahasiswa %20dalam%20Pembuatan%20Media%20Semnas%20Bio%20FMIPA%20UNY%20200.pdf, pada tanggal 29 Maret 2016. 38 Milla Minhatul Maula, “Pengaruh Model PjBL (Project Based Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan Lingkungan”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember, 2014, h. 9, diakses dari http://repository.unej.ac.id/ bitstream /handle/123456789/59880/Milla%20Minhatul%20Maula%20-%20100210103089_1.pdf? sequenc e=1, pada tanggal 29 Maret 2016.
27
diuraikan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan kerangka berpikir yang disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini: Pembelajaran IPA di sekolah
Kurang optimalnya penerapan model pembelajaran yang dapat melatih dan mengembangkan kemampuan analisis siswa serta pembelajaran masih bersifat teacher centered. Rendahnya kemampuan analisis siswa
Membutuhkan model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan analisis siswa dan bersifat student centered
Kemampuan menganalisis siswa meningkat
Model Project Based Learning
Pembelajaran dimulai dengan suatu permasalahan dimana siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut dan merancang sebuah proyek untuk ditampilkan diakhir pembelajaran
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang kompleks. Dalam pembelajaran biologi siswa tidak hanya sekedar menghafal istilah maupun faktafakta, tetapi juga mengaitkan konsep materi biologi dengan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Karena pada hakikatnya, biologi merupakan pelajaran yang mengajak siswa untuk mengenal diri sendiri, makhluk hidup lainnya, hubungan antar makhluk hidup dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Siswa dilatih kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk dapat mengaitkan informasi yang telah diketahuinya dengan permasalahan yang terjadi di sekitar. Kemampuan menganalisis merupakan kemampuan dasar untuk siswa dapat
28
memecahkan suatu permasalahan. Untuk dapat meningkatkan kemampuan analisis, maka dibutuhkan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan model Project Based Learning, yaitu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk membuat sebuah proyek yang berkaitan dengan permasalahan di lingkungan sekitar. Dengan pembelajaran ini, siswa merancang sebuah proyek, mengelola informasi yang dikumpulkan untuk dapat menyusun proyek realistis dan mencapai hasil akhir yaitu menciptakan sebuah produk. Dengan menggunakan model Project Based Learning diharapkan siswa mendapatkan proses pembelajaran yang lebih bermakna, suasana belajar yang efektif dan kondusif, sehingga hasil belajar dan kemampuan menganalisis siswa dapat meningkat. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Terdapat pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan analisis pada konsep Protista.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 87 Jakarta yang berlokasi di Jl. Mawar II, Bintaro. Adapun waktu penelitian yaitu pada semester ganjil tanggal 18 November – 14 Desember 2015 tahun ajaran 2015/2016. Jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: No 1
2
3
4
5
6
7
8
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian di SMA Negeri 87 Jakarta Hari, Tanggal Kegiatan Pretest konsep Protista di kelas kontrol Rabu, 18 November 2015 dan kelas eksperimen Pertemuan 1 di kelas eksperimen tentang materi ciri umum Protista dan ciri-ciri, Kamis, 19 November 2015 habitat, reproduksi, klasifikasi serta peranan Protista mirip hewan (protozoa) Pertemuan 1 di kelas kontrol tentang materi ciri umum Protista dan ciri-ciri, Jum’at, 20 November 2015 habitat, reproduksi, klasifikasi serta peranan Protista mirip hewan (protozoa) Pertemuan 2 di kelas eksperimen tentang materi ciri-ciri, habitat, reproduksi, Kamis, 26 November 2015 klasifikasi serta peranan Protista mirip tumbuhan (algae) Pertemuan 2 di kelas kontrol tentang materi ciri-ciri, habitat, reproduksi, Jum’at, 27 November 2015 klasifikasi serta peranan Protista mirip tumbuhan (algae) Pertemuan 3 di kelas eksperimen tentang materi ciri-ciri, habitat, reproduksi, Kamis, 3 Desember 2015 klasifikasi serta peranan Protista mirip jamur Pertemuan 3 di kelas kontrol tentang materi ciri-ciri, habitat, reproduksi, Jum’at, 4 Desember 2015 klasifikasi serta peranan Protista mirip jamur Posttest konsep Protista di kelas kontrol Senin, 14 Desember 2015 dan kelas eksperimen
29
30
B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Dalam penelitian quasi eksperimen tidak dilakukan randominasi untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, melainkan menggunakan subjek yang sudah ada sebelumnya. Dalam metode quasi eksperimen, kelompok kontrol tidak berfungsi secara penuh untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, adapun desain penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2. Nonequivalent Control Group Design 2 Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X1 O2 Kontrol O3 X2 O4 Keterangan: O1 dan O3
: Pretest (tes awal) yang diberikan sebelum dikenai perlakuan (diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen).
X1
: Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model Project Based Learning.
X2
: Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
O2 dan O4
: Posttest (tes akhir) yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung (pada kelas eksperimen dan kelas kontrol).
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 87 Jakarta, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 87 Jakarta.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 13, h. 77. 2 Ibid, h. 79. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), h. 173.
31
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sampel penelitian diambil menggunakan teknik simple random sampling untuk menentukan 2 kelas yang akan digunakan dalam penelitian. Dan didapat kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol dan X MIA 3 sebagai kelas eksperimen. D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu Variabel bebas (X) dan Variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah model Project Based Learning. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah kemampuan analisis siswa. E. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1) Tahap persiapan sebelum penelitian; 2) Tahap pelaksanaan penelitian; dan 3) Tahap penyelesaian penelitian. 1. Tahap persiapan sebelum penelitian Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan materi dan alokasi waktu penelitian; 2) Menyusun RPP dan instrumen penelitian sesuai dengan materi yang telah ditentukan; 3) Mengurus surat izin penelitian dari kampus; 4) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan guru Biologi; 5) Menentukan sampel penelitian, yaitu kelas kontrol dan eksperimen. 2. Tahap pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap kedua setelah tahap persiapan. Dalam tahap pelaksanaan ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menguji coba instrumen penelitian; 2) Mengolah dan menganalisis data hasil uji coba instrumen; 4
Ibid., h. 174.
32
3) Memberikan pretest pada kelas kontrol dan eksperimen; 4) Melaksanakan proses belajar mengajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen; 5) Memberikan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen. 3. Tahap penyelesaian penelitian Tahap penyelesaian ini merupakan tahap akhir dalam penelitian. Tahap ini meliputi: 1) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian; 2) Menguji hipotesis penelitian. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes (soal kognitif) dan non tes (angket dan observasi). G. Instrumen Penelitian 1. Tes Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.5 Instrumen tes digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan analisis siswa terhadap konsep Protista yang telah dipelajari. Tes berupa soal uraian yang diberikan kepada siswa melalui pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan posttest untuk mengetahui dampak dari variabel bebas yang diterapkan pada kelas eksperimen. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.3.
No 1
2
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Analisis Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan Indikator Soal pembelajaran analisis Konsep 1 Konsep 2 1 Mengidentifikasi Ciri-ciri Ciri-ciri Protista Differentiating ciri-ciri Protista makhluk (membedakan) hidup 2 Mengklasifikasikan Ciri-ciri Klasifikasi Organizing protista Protista Protista menjadi (mengorganisasikan) 5
Sugiyono, Op.Cit., h. 102.
33
No
Soal
3
3
4
4
5
5a
6
5b
7
6
8
7a
9
7b
10
8a
11
8b
12
9
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan analisis Konsep 1 Konsep 2 Protista mirip hewan, Protista mirip Mengidentifikasi Differentiating tumbuhan, dan ciri-ciri Protista (membedakan) Protista mirip mirip jamur jamur Menganalisis Contoh Peranan Protista Attributing peranan Protista dalam (mengatribusikan) alga/ganggang kehidupan dalam kehidupan sehari-hari sehari-hari Indikator pembelajaran berdasarkan ciricirinya
Mengidentifikasi Contoh ciri-ciri, habitat, Protista dan reproduksi Protista mirip hewan (protozoa) Contoh Protista
Siklus hidup
Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh protozoa Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari alga/ganggang Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh protozoa Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
Dampak Protista
Solusi penanggulangan atau pencegahan
Attributing (mengatribusikan)
Contoh Protista
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh Protista
Organizing (mengorganisasikan)
Dampak negatif Protista
Solusi penanggulangan attributingatau pencegahan
Attributing (mengatribusikan) Attributing (mengatribusikan)
Contoh Protista
Peranan Protista dalam kehidupan sehari-hari
Attributing (mengatribusikan)
Cara hidup Protista
Differentiating (membedakan)
Organizing (mengorganisasikan)
Organizing (mengorganisasikan)
34
2. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.6 Angket bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan model Project Based Learning. Angket terdiri dari 20 pertanyaan dengan 4 indikator, yaitu untuk mengetahui respon siswa tentang pelajaran biologi, respon siswa tentang pembelajaran Protista melalui model Project Based Learning, respon siswa tentang aktivitas pembelajaran dengan model Project Based Learning, dan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning. Kisi-kisi angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Model Project Based Learning Pernyataan No Indikator Positif (+) Negatif (-) 1 Mengetahui respon siswa tentang pelajaran biologi 1, 2, 3 2 Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran 4, 5, 7, 9, 6, 8 Protista melalui model Project Based Learning 10 3 Mengetahui respon siswa tentang aktivitas 11, 12, 14, 13 pembelajaran dengan penerapan model Project 15 Based Learning 4 Mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan 16, 17, 18, pembelajaran biologi dengan model Project Based 19, 20 Learning Keterangan: + : pernyataan positif : pernyataan negatif 2. Observasi Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.7 Observasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
6
Ibid., h. 142. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 2, h. 153. 7
35
keterlaksanaan sintaks pembelajaran model Project Based Learning yang telah dilakukan oleh peneliti. Dibutuhkan lembar observasi sebagai pedoman bagi observer (pengamat) dalam melakukan observasi. Observer atau pengamat dalam penelitian ini adalah rekan sejawat peneliti. Lembar observasi ini berisi indikator-indikator yang terdapat dalam sintaks model Project Based Learning. Kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning Sintaks Indikator pembelajaran Start with the Guru memberikan pertanyaan kepada siswa. essential questions Guru memberikan penjelasan terkait proyek yang akan dilakukan siswa. Design a plan for the project
Guru memberi kesempatan setiap kelompok untuk diskusi terkait topik bahasan yang akan menjadi judul artikel mereka. Guru bersama siswa membuat jadwal pelaksanaan proyek.
Create a schedule
Guru meminta siswa untuk memberi penjelasan mengenai pemilihan topik bahasan artikel yang akan dikerjakan.
Monitoring the students and the progress of the project
Guru melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan proyek siswa. Guru melakukan bimbingan di setiap tahapan proyek yang dilakukan siswa. Guru melakukan evaluasi lisan mengenai proyek yang telah dibuat siswa. Guru melakukan umpan balik terhadap jawaban-jawaban dari siswa. Guru meminta siswa untuk mencari informasi tambahan terkait artikel mereka Guru menjelaskan tata cara presentasi proyek. Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan proyek yang telah dibuatnya. Guru meminta siswa untuk mengemukakan kesan-kesan dan kendala selama pengerjaan proyek.
Assess the outcome
Evaluate the experience
36
H. Kalibrasi Instrumen Dilakukan uji instrumen terlebih dahulu sebelum penelitian berlangsung, diantaranya melalui: 1. Uji Validitas Validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.8 Perhitungan validitas menggunakan rumus korelasi product moment atau dikenal juga dengan korelasi pearson. Rumusnya sebagai berikut:9
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi n
: Jumlah responden uji coba
X : Skor tiap item Y : Skor seluruh item responden uji coba Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi koefisien adalah sebagai berikut: -
Antara 0,00 sampai 0,20
: Sangat rendah (hampir tidak ada korelasi)
-
Antara 0,20 sampai 0,40
: Korelasi rendah
-
Antara 0,40 sampai 0,70
: Korelasi cukup
-
Antara 0,70 sampai 0,90
: Korelasi tinggi
-
Antara 0,90 sampai 1,00
: Korelasi sangat rendah (sempurna)10
a.
Tes Dilakukan dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas
empirik. Validitas logis pada prinsipnya mencakup validitas isi. Validitas 8
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), Cet. 13, h. 122. 9 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 177. 10 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 18, h. 139.
37
isi ialah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Validitas isi pada umumnya ditentukan oleh pertimbangan para ahli.11 Dalam penelitian ini, instrumen tes divalidasi oleh dosen Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yaitu Dr. Ratna Komala, M.Si atas saran Dr. Diana Vivanti S, M.Si selaku kaprodi pendidikan biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Beliau merupakan dosen mata kuliah ekologi, ekologi hewan dan juga zoologi. Hasil validasi isi oleh dosen ahli menyimpulkan bahwa soal yang telah dibuat baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi.12 Uji validitas empirik dilakukan dengan menggunakan Anates Versi 4.0.4, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,52 dengan kategori cukup. Dari 12 soal yang diujikan terdapat 8 soal yang valid, yaitu soal nomor 2, 4, 5a, 5b, 6, 7b, 8b, dan 9. Sedangkan soal yang tidak valid ada 4 soal yaitu soal nomor 1, 3, 7a, dan 8a.13 Selanjutnya dilakukan validitas isi dan validitas konstruk untuk soal yang tidak valid oleh dosen pembimbing, yaitu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA. Hasil validasi menyatakan semua soal valid setelah dilakukan revisi pada keefektifan penyajian wacana pada soal, kesesuaian bahasa yang digunakan dengan EYD, ketepatan penggunaan gambar dalam soal, dan ketepatan soal dengan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hasil validasi dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6. Hasil Uji Validasi Soal Kemampuan Analisis Signifikansi No soal Jumlah Keterangan Tidak signifikan 1, 3, 7a, 8a 4 Diperbaiki Signifikan 2, 5b, 6, 7b, 9 5 Digunakan Sangat signifikan 4, 5a, 8b 3 Digunakan b. Non tes Non tes yaitu berupa angket dan lembar observasi guru. Validasi isi instrumen nontes dilakukan oleh dosen ahli dalam hal ini dosen pembimbing sehingga disetujui untuk digunakan dalam penelitian. 11
Sukardi, Op. Cit., h. 123. Lampiran 29, h. 187. 13 Lampiran 3, h. 98. 12
38
2. Uji Reliabilitas Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena sudah baik.14 Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu instrumen penelitian, tergantung dari skala yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Keterangan: k
= Jumlah butir pertanyaan
∑σb2 = Jumlah varians butir σt2 = Varians total r11
= Koefisien reliabilitas instrumen15 Kriteria suatu instrumen penelitian reliabel dengan menggunakan teknik
ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,60.16 Adapun untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes yang diperoleh adalah dengan mengacu pada Tabel 3.7 berikut: Tabel 3.7. Kriteria Reliabilitas Instrumen rxy Kriteria 0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi 0,40 – 0,60 Sedang 0,20 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Anates Versi 4.0.4 memperoleh hasil reliabilitasnya adalah 0.68, yang berarti instrumen penelitian reliabel dan berada dalam kategori tinggi.
14
Arikunto, Op. Cit., h. 221. Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 2, h. 176. 16 Ibid., h. 175. 15
39
3. Uji Tingkat Kesukaran Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran, yaitu: I= Keterangan : I
: Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B
: Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N : Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.17 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Anates Versi 4.0.4 dari 12 soal yang diujikan terdapat 1 soal sangat mudah, 9 soal sedang, dan 2 soal sukar.18 4. Uji Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan yaitu: DP =
X
X
Keterangan : DP
: Daya pembeda
X KA
: Rata-rata kelompok atas
X KB
: Rata-rata kelompok bawah
Skor maks : Skor maksimum19 Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut: 17
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 17, h. 137. 18 Lampiran 3, h. 97. 19 Arifin, Op.Cit., h. 133.
40
Tabel 3.8. Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Keterangan 0.00 < DP ≤ 0.20 Jelek (poor) 0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup (satisfactory) 0.41 < DP ≤ 0.70 Baik (good) 0.71 < DP ≤ 1.00 Baik sekali (excellent) -(negative) Semuanya tidak baik Berdasarkan hasil uji daya beda dengan menggunakan Anates Versi 4.0.4, dari 12 soal yang diujikan terdapat 1 soal yang tidak baik, 2 soal cukup, 2 soal baik, dan 7 soal baik sekali.20 I.
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik dan dianalisis.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji-t, terlebih dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis menggunakan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Lilliefors. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Lo = |
–
|
Keterangan : Lo
: Harga mutlak terbesar
F (Zi) : Peluang angka baku S (Zi) : Proporsi angka baku Untuk pengujian hipotesis nol tersebut ditempuh prosedur sebagai berikut: a) Pengamatan x1, x2, … , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, … , zn dengan menggunakan rumus:
X
( X dan s masing-masing merupakan
rata-rata dan simpangan baku sampel) b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi) 20
Lampiran 3, h. 97.
41
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, … , zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka rumusnya:
d) Hitung selisih F(Zi)-S(Zi) pada masing-masing data kemudian tentukan harga mutlaknya e) Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. f) Nilai paling besar dinamakan Lhitung. g) Untuk menolak atau menerima hipotesis nol, Lhitung tersebut dibandingkan dengan Ltabel pada tabel “nilai kritis L untuk uji Lilliefors” untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: - Jika Lhitung < Ltabel, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal - Jika Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak yang berarti data distribusi tidak normal.21 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa (eksperimen dan kontrol) dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher pada taraf signifikasi 0,05, dengan rumus sebagai berikut:22 1) 2) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti data tidak homogen. Dan jika Fhitung
Ftabel maka Ho diterima, yang berarti data homogen.
3. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk pengujian hipotesis dapat menggunakan Uji-t, dengan rumus:23
21
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2009), h. 466-467. Ibid., h. 250. 23 Ibid., h. 239. 22
42
X
X
√
Dimana, dsg = (n1-1)S12 + (n2-1)S22 (n1 + n2 – 2) Keterangan : t = Uji hipotesis X1 = Rata-rata kelas eksperimen X2 = Rata-rata kelas kontrol n1 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen n2 = Jumlah sampel pada kelas kontrol S12 = Varians kelompok eksperimen S22 = varians kelompok kontrol Kriteria pengujian yaitu jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima. Dan jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak. 4. Uji N-Gain Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau kemampuan siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.24 N- Gain = Adapun pengkategorian nilai N-Gain dapat dilihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut: Tabel 3.9. Kategori Nilai N-Gain25 N-Gain Kategori g ≥ 0,70 Tinggi 0,30 ≤ g < 0,70 Sedang g < 0,30 Rendah 24
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, 2006, h. 71, diakses dari http://dhetik.weebly.com/uploads/8/1/1/5/8115637/tanya-jawab-seputar-penelitian-pendidik an. pdf, pada tanggal 1 Maret 2016. 25 Richard R Hake, Analyzing Change/Gain Scores, diakses dari http://www.physics. indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, pada tanggal 11 Maret 2016.
43
5. Pengolahan Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning Angket
respon
siswa
terhadap
model
Project
Based
Learning
menggunakan skala Likert 4. Tabel 3.10 menunjukkan skor yang diberikan pada tiap tipe jawaban, sesuai orientasi jawaban yang diharapkan. Tabel 3.10. Pemberian Skor Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning Soal berorientasi Soal berorientasi Jawaban responden jawaban positif jawaban negatif Sangat setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak setuju 2 3 Sangat tidak setuju 1 4 Selanjutnya dilakukan perhitungan persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Persentase =
x 100%
Persentase yang didapat kemudian diinterpretasikan berdasarkan kategori pada Tabel 3.11. Tabel 3.11. Kategori Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning Persentase Kategori 81 – 100% Sangat baik 61 – 80% Baik 41 – 60% Cukup 21 – 40% Kurang ≤ 20% Kurang sekali 5. Pengolahan Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Project Based Learning Keterlaksanaan model Project Based Learning dikembangkan berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer. Setiap indikator pada masing-masing tahapan diberi skor 1, dan jika indikator tersebut tidak muncul dalam proses pembelajaran maka diberi skor 0. Selanjutnya dihitung persentase skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
44
Persentase =
x 100%
Selanjutnya menentukan kategori keterlaksanaan model Project Based Learning berdasarkan Tabel 3.12. Tabel 3.12. Kategori Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning Rentang indeks Kategori 85 – 100 Sangat baik 70 – 85 Baik 55 – 70 Cukup 40 - 55 Kurang 0 - 40 Sangat kurang J.
Hipotesis Statistik Secara statistik, hipotesis dinyatakan sebagai berikut: Ho : µA ≤ µB Ha : µA > µB Keterangan :
µA
: Rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan saintifik dengan model Project Based Learning.
µB
: Rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas kontrol dengan pendekatan saintifik.
Ho
: Hipotesis nol
Ha
: Hipotesis alternatif
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan data hasil penelitian, data hasil observasi kegiatan pembelajaran dan angket siswa, analisis data, pembahasan, serta keterbatasan penelitian. Data yang telah didapat diolah dengan perhitungan statistik menggunakan bantuan Microsoft Excel. Hasil pengolahan data digunakan untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan analisis siswa kelas X MIA pada konsep Protista dan juga untuk mengetahui respon siswa terhadap model Project Based Learning serta keterlaksanaan sintaks dalam kegiatan pembelajaran. A. Hasil Penelitian 1.
Hasil Pretest dan Posttest Sebelum dilakukan proses pembelajaran pada konsep Protista maka
terlebih dahulu dilakukan pretest. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan analisis siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah diterapkan model Project Based Learning di kelas ekperimen dan pembelajaran dengan pendekatan saintifik di kelas kontrol, siswa diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan analisisnya. Hasil pretest dan posttest kedua kelas tersebut secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Data 1 2 Pretest Posttest Pretest3 Posttest4 Nilai terendah (min) 11 47 11 44 Nilai tertinggi (max) 53 83 47 69 Rata-rata (mean) 30,40 70,32 30,64 56,86 Nilai tengah (median) 31 72 32 58 Modus 31 61 36 47 Standar deviasi 12,28 8,33 9,69 7,41 1
Lampiran 15, h. 168-169. Lampiran 19, h. 174-175. 3 Lampiran 17, h. 171-172. 4 Lampiran 21, h. 177-178. 2
45
46
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretest di kelas eksperimen lebih kecil yaitu sebesar 30,40 dibandingkan dengan rata-rata nilai pretest di kelas kontrol yaitu 30,64. Perbedaan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,24. Nilai minimum dan maksimum pun tidak berbeda jauh. Berbeda dengan pretest, pada saat posttest rata-rata nilai kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol. Rata-rata posttest kelas eksperimen lebih besar 13,43 poin dibandingkan rata-rata kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai maksimum siswa. pada kelas eksperimen nilai maksimumnya adalah 83 dan ada 14 orang siswa yang nilainya diatas KKM (≥ 75), sedangkan pada kelas kontrol nilai maksimumnya belum mencapai KKM yaitu 69. Adapun perbandingan persentase skor tiap butir soal saat pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram pada Gambar 4.1 berikut ini:
Perbandingan Persentase Tiap Butir Soal Pretest dan Posttest 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1
2
3
Pretest Eksperimen
4
5a
Pretest Kontrol
5b
6
7a
7b
Posttest Eksperimen
8a
8b
Posttest Kontrol
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Persentase Tiap Butir Soal Pretest dan Posttest Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada saat pretest nomor soal 1, 2, 3, 5a, 7a, 8a dan 9 persentase di kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas
9
47
ekperimen. Dan untuk nomor soal 5b, 6, 7b, dan 8b persentase di kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Sedangkan soal nomor 4 memiliki persentase yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu sebesar 51%. Sedangkan untuk posttest, soal nomor 3, 7a, dan 8a persentase di kelas kontrol lebih tinggi dibanding kelas eksperimen. Soal nomor 4 memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 82%. Sedangkan 8 soal lainnya memiliki persentase lebih tinggi di kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. 2.
Kemampuan Analisis Peningkatan kemampuan analisis pada penelitian ini dapat dilihat dari
nilai N-Gain. Nilai N-Gain didapat dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest diberikan sebelum siswa memulai pembelajaran konsep Protista di masing-masing kelas dengan menggunakan 12 butir soal uraian dalam waktu dua jam pelajaran yaitu ± 90 menit. Sedangkan posttest diberikan setelah pertemuan terakhir pada masingmasing kelas dengan soal dan lama waktu pengerjaan yang sama dengan pretest. Skor rata-rata pretest, posttest, dan N-Gain disajikan pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2. Skor Rata-Rata Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan Analisis5 Kelas Pretest Posttest N-Gain Kriteria Eksperimen 30,40 70,32 0,58 Sedang Kontrol 30,64 56,86 0,38 Sedang Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kelas eksperimen pada saat pretest memperoleh persentase skor sebesar 30% dan pada saat posttest meningkat menjadi 70%. Pada pretest kelas kontrol didapat persentase skor sebesar 31% sedangkan pada saat posttest sebesar 57%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dari pretest ke posttest. Peningkatan pengetahuan analisis tersebut terlihat dari nilai N-Gain yang diperoleh. Pada
5
Lampiran 27, h. 184-185.
48
kelas eksperimen nilai N-Gain sebesar 0,58 dan pada kelas kontrol nilai NGain sebesar 0,38. Nilai N-Gain pada kedua kelas tersebut tergolong sedang. 3.
Aspek Kemampuan Analisis Seperti halnya peningkatan kemampuan analisis, adanya peningkatan
kemampuan tiap aspek analisis juga dapat dilihat dari nilai pretest dan posttest. Dari nilai pretest dan posttest tersebut kemudian dihitung nilai NGain. Aspek pada kemampuan analisis terbagi menjadi tiga aspek, yaitu Differentiating, Organizing, dan Attributing. Dengan menggunakan nilai NGain tersebut maka dapat diketahui seberapa besar peningkatan tiap aspek kemampuan analisis
sebelum
dan sesudah
penerapan pembelajaran
menggunakan model Project Based Learning. Soal nomor 1, 3, dan 5a merupakan soal kemampuan analisis aspek Differentiating. Soal nomor 2, 5b, 7a, dan 7b merupakan soal analisis aspek Organizing. Dan soal nomor 4, 6, 8a, 8b, serta 9 merupakan soal analisis aspek Attributing. Berdasarkan hasil pretest dan posttest didapatkan rata-rata dan persentase dari skor pretest, posttest dan N-Gain untuk tiap aspek kemampuan analisis yang disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3. Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Aspek Kemampuan Analisis6 Pretest Posttest Aspek Kelas N-Gain % analisis Rerata % Rerata Differentiating Eksperimen Organizing Attributing Differentiating Organizing Kontrol Attributing
12.33 30.00 45.20 23.00 28.25 38.60
12% 29% 43% 22% 27% 37%
73.00 66.50 80.20 63.33 51.25 60.20
70% 63% 76% 60% 49% 57%
0.65 0.49 0.59 0.49 0.30 0.33
Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh aspek analisis baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami peningkatan. Pada kelas eksperimen aspek differentiating memiliki nilai N-Gain lebih besar yaitu sebesar 0,65. Dua aspek lainnya yaitu organizing dan attributing 6
Lampiran 28, h. 186.
49
memiliki nilai N-Gain secara berturut-turut sebesar 0,49 dan 0,59. Begitupun di kelas kontrol, aspek differentiating memiliki nilai N-Gain terbesar dibanding keduanya yaitu sebesar 0,49 sedangkan aspek organizing sebesar 0,30 dan aspek attributing sebesar 0,33. Sehingga pada kelas eksperimen setiap aspek kemampuan analisis mengalami peningkatan yang lebih baik setelah diberikan perlakuan model Project Based Learning dibanding kelas kontrol. Kategori untuk nilai N-Gain pada tabel 4.6 yaitu sedang, kecuali untuk nilai N-Gain kelas kontrol pada aspek organizing yaitu berkategori rendah. B. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dan Angket Siswa Selain instrumen tes, dalam penelitian ini digunakan pula instrumen non tes seperti lembar observasi dan angket siswa untuk mendukung data hasil penelitian. Adapun deskripsi data hasil observasi kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning dan juga angket respon siswa adalah sebagai berikut: 1.
Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning dalam Kegiatan Pembelajaran Model Project Based Learning memiliki sintaks yang harus dilaksanakan
dalam proses pembelajaran, diantaranya 1) Start with the essential question; 2) Design a plan of project; 3) Create a schedule; 4) Monitoring the students and the progress of project; 5) Assess the outcome; dan 6) Evaluate the experience. Sintaks dalam model pembelajaran ini harus diobservasi untuk mengetahui apakah sintaks tersebut terlaksana atau tidak dalam setiap pembelajaran, sehingga dapat dilihat kemungkinan pengaruhnya terhadap hasil akhir kemampuan analisis siswa. Berikut adalah data hasil observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan model Project Based Learning yang disajikan dalam Tabel 4.4. Tabel 4.4. Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning7 Persentase Sintaks Kategori keterlaksanaan Start with the essential questions 100% Sangat baik 7
Lampiran 13, h. 160-164.
50
Sintaks Design a plan for the project Create a schedule Monitoring the students and the progress of the project Assess the outcome Evaluate the experience Rata-rata
Persentase keterlaksanaan 100% 100% 100%
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
100% 66,7% 94,5%
Sangat baik Cukup Sangat baik
Kategori
Data pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sintaks pembelajaran Project Based Learning terlaksana dengan persentase 94,5% yaitu dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran peneliti konsisten menerapkan sintaks model Project Based Learning. Pada tahap pertama pembelajaran, guru menampilkan gambar-gambar untuk menarik perhatian siswa agar fokus terhadap pembelajaran. Hal ini cukup efektif karena sebagian besar siswa lebih tertarik dengan gambar ataupun video. Sebelum diberikan tugas proyek, siswa terlebih dahulu dibagi menjadi 11 kelompok. Kelompok ditentukan oleh guru. Alasannya agar setiap kelompok heterogen, sehingga masing-masing anggota kelompok dapat saling melengkapi dan belajar dari anggota kelompok yang lain. Pada saat pemberian tugas proyek, diberikan LKS sebagai panduan siswa untuk melaksanakan proyek. Masing-masing kelompok menentukan sendiri topik yang akan dibahas dalam artikel dan desain artikel kelompoknya. Pembelajaran dengan model Project Based Learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan bertanggung jawab penuh atas pembelajaran. Karena semuanya dilakukan berdasarkan hasil diskusi siswa dengan anggota kelompok maupun dengan guru. Seperti contohnya deadline penyerahan tugas. Bukan guru yang menentukan deadline tersebut tetapi didiskusikan bersama-sama antara guru dan siswa. Hal ini agar siswa tidak merasa terbebani dengan tugas proyek yang mereka kerjakan. Salah satu tahap dalam Project Based Learning adalah pemberian evaluasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman setiap
51
anggota kelompok terhadap proyeknya dan juga untuk memberikan informasi kepada kelompok lain. Dalam hal ini bukan hanya perwakilan kelompok saja yang mengerjakan dan menguasai materi proyek tetapi semua anggota kelompok harus menguasai materi proyek yang dibuatnya. Dengan demikian siswa akan lebih aktif untuk mencari referensi, membaca dan menganalisis sumber-sumber yang relevan dengan proyeknya untuk menambah informasi dan pengetahuan. Tetapi masih ada siswa yang kurang berpartisipasi dalam kelompok, akibatnya siswa kurang menguasai materi proyek. Hal ini dapat terlihat pada saat dilakukan evaluasi dan juga saat presentasi hasil proyek. Pada akhir pembelajaran, siswa secara personal maupun kelompok diminta untuk memberikan kesan ataupun kendala selama pengerjaan proyek. Tetapi indikator ini tidak tercapai karena waktu pembelajaran yang telah ditentukan tidak cukup. 2.
Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning Setelah diterapkan model Project Based Learning, seluruh siswa di kelas
X MIA 3 yang berjumlah 35 orang diminta untuk mengisi angket yang berisi tanggapan siswa tentang penerapan model tersebut. Rekapitulasi skor angket respon siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa8 No 1 2
3
4
Indikator Mengetahui respon siswa tentang pelajaran biologi Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran Protista melalui model Project Based Learning Mengetahui respon siswa tentang aktivitas pembelajaran dengan penerapan model Project Based Learning Mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning 8
Lampiran 14, h. 165-166.
Rata-rata
Persentase
Kriteria
3,31
83%
Baik
2,82
71%
Cukup
2,87
72%
Cukup
2,95
74%
Cukup
52
Indikator 1 meliputi pertanyaan nomor 1, 2, dan 3. Indikator kedua meliputi pertanyaan nomor 4 sampai dengan 10. Untuk indikator ketiga meliputi pertanyaan nomor 11 sampai 15. Dan untuk indikator keempat meliputi pertanyaan nomor 16 sampai dengan 20. Adapun penjelasan tiap pertanyaan pada angket, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Hampir seluruh siswa menganggap pelajaran biologi bermanfaat bagi kehidupan sehingga penting untuk dipelajari. 2) Hampir seluruh siswa merasa harus banyak latihan untuk dapat memahami materi pelajaran biologi. 3) Sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pelajaran biologi dengan menggunakan model Project Based Learning. 4) Sebagian besar siswa merasakan pembelajaran biologi dengan Project Based Learning memberikan kesempatan untuk memahami materi dengan baik. 5) Sebagian besar siswa menganggap pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning membuat mereka lebih aktif dibanding sebelumnya. 6) Sebagian besar siswa menyukai pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning. 7) Sebagian besar siswa menganggap pertanyaan proyek yang diberikan dalam tugas dapat dijadikan pedoman untuk memahami materi. 8) Sebagian besar siswa menganggap pembelajaran dengan model Project Based Learning membuat mereka lebih mudah memahami pelajaran biologi. 9) Sebagian besar siswa setuju bahwa peran guru sangat membantu ketika siswa mendapat kesulitan dalam mengerjakan proyek. 10) Sebagian besar siswa merasa dengan adanya proyek dapat membuat mereka lebih kreatif dan memunculkan banyak ide baru dalam menyelesaikan proyek. 11) Sebagian besar siswa merasa senang apabila selama belajar biologi ada diskusi dengan teman kelompok.
53
12) Sebagian besar siswa merasa kesempatan berdiskusi dan belajar kelompok membuat mereka lebih mudah memahami materi. 13) Sebagian besar siswa menyukai berdiskusi dan belajar secara berkelompok dalam proses pembelajaran. 14) Sebagian besar siswa menganggap melalui proyek dan diskusi sangat membantu mereka dalam memahami materi pelajaran. 15) Sebagian besar siswa setuju bahwa aktivitas kelompok mendorong mereka
dan
teman-teman
untuk
saling
bertanya
dan
mengkomunikasikan pendapat. 16) Sebagian besar siswa merasa suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung menyenangkan. 17) Sebagian besar siswa menganggap arahan-arahan dari guru membuat mereka lebih aktif. 18) Sebagian besar siswa ingin pembelajaran dengan model Project Based Learning digunakan dalam pokok bahasan biologi yang lain. 19) Sebagian besar siswa merasa materi Protista lebih menarik dipelajari dengan menggunakan model Project Based Learning. 20) Sebagian besar siswa setuju bahwa setelah mengikuti pembelajaran dengan model Project Based Learning mereka menjadi lebih senang belajar biologi. C. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Lilliefors. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila Lhitung < Ltabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. Uji normalitas pretest dan posttest dihitung dengan menggunakan Microsoft excel, diperoleh data seperti pada Tabel 4.6 berikut ini:
54
Tabel 4.6. Data Uji Normalitas Pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pretest Posttest Data Kelas Kelas Kelas Kelas 9 10 11 Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol12 Jumlah sampel 35 34 35 34 (N) Taraf signifikansi 0,05 0,05 0,05 0,05 Lhitung 0,09 0,11 0,13 0,14 Ltabel 0,15 0,15 0,15 0,15 Kesimpulan Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal Tabel 4.6 menunjukkan bahwa Lhitung yang diperoleh dari data kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil dibanding Ltabel, sehingga keduanya memiliki data berdistribusi normal pada saat pretest maupun posttest. Hal ini berarti kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki komposisi siswa dengan kemampuan yang hampir sama dalam satu kelas. 2.
Uji Homogenitas Setelah kedua sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari
nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini uji yang digunakan yaitu Uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelas dikatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Pretest13 dan Posttest14 Pretest Posttest Data Kelas Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Jumlah sampel (N) 35 34 35 34 Taraf signifikansi 0,05 0,05 0,05 0,05 Varian 150,90 93,89 69,40 54,84 Db 1 34 34 Db 2 33 33 Fhitung 1,61 1,27 9
Lampiran 16, h. 170. Lampiran 18, h. 173. 11 Lampiran 20, h. 176. 12 Lampiran 22, h. 179. 13 Lampiran 23, h. 180. 14 Lampiran 24, h. 181. 10
55
Data Ftabel Kesimpulan
Pretest Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 1,78 Ho diterima, Data homogen
Posttest Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 1,78 Ho diterima, Data homogen
Hasil perhitungan yang terlihat pada Tabel 4.7, dengan derajat kebebasan pembilang 34 dan derajat kebebasan penyebut 33 pada taraf signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki data yang homogen baik pada saat pretest maupun posttest, karena memenuhi kriteria yaitu Fhitung < Ftabel. Selanjutnya data dapat dilanjutkan pada Uji-t untuk membuktikan hipotesis statistik yang telah dibuat. D. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas ternyata data pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol memenuhi syarat. Keduanya berdistribusi normal dan juga memiliki data yang homogen baik pada pretest maupun posttest. Dengan demikian maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan Uji-t, dengan kriteria sebagai berikut: - thitung > ttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima - thitung < ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak Hasil uji hipotesis pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8. Uji Hipotesis Pretest15 dan Posttest16 Pretest Posttest Data Kelas Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Jumlah sampel (N) 35 34 35 34 Taraf signifikansi 0,05 0,05 0,05 0,05 Db 67 Sdgab 11,08 7,89 15 16
Lampiran 25, h. 182. Lampiran 26, h. 183.
56
Pretest
Data thitung ttabel Kesimpulan
Posttest Kelas Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol - 0,04 7,08 2,00 Ho diterima, Ha ditolak Ho ditolak, Ha diterima
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa thitung pada saat pretest sebesar -0,04 dan ttabel sebesar 2,00. Hasil pengujian diperoleh bahwa thitung < ttabel (-0,04 < 2,00) maka dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini berarti rata-rata kemampuan analisis siswa pada saat pretest di kelas eksperimen dengan di kelas kontrol sama. Sedangkan uji hipotesis hasil posttest diperoleh nilai thitung sebesar 7,08 dan ttabel sebesar 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung > ttabel (7,08 > 2,00) maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu rata-rata kemampuan analisis siswa pada saat posttest di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding pada siswa di kelas kontrol. E. Pembahasan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 87 Jakarta dengan sampel kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 4 sebagai kelas kontrol. Konsep biologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep Protista yang diajarkan pada semester ganjil, tepatnya bulan November-Desember di kelas X MIA. Pada penelitian ini, dilakukan dua kali tes yaitu tes awal atau pretest dan tes akhir atau posttest. Sebelum kedua kelas diberi perlakuan, maka terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan analisis awal masing-masing siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap konsep yang akan diajarkan yaitu konsep Protista. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil ketercapaian rata-rata kemampuan analisis siswa pada saat pretest secara keseluruhan masih dibawah 50%, yaitu kelas eksperimen sebesar 30% dan kelas kontrol 31%. Nilai tersebut merupakan nilai kemampuan analisis yang mencakup ketiga aspek, yaitu
57
differentiating, organizing, dan attributing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis siswa pada saat pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda jauh. Dalam hal ini kelas kontrol lebih unggul 1% dibanding kelas eksperimen. Setelah dilakukan pretest, selanjutnya masing-masing kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dengan model Project Based Learning dan kelas kontrol dengan pembelajaran saintifik. Setelah keduanya mendapatkan perlakuan, maka selanjutnya dilakukan tes akhir berupa posttest untuk mengetahui kemampuan analisis siswa setelah diberikan perlakuan. Berbeda dengan pretest, pada saat posttest secara keseluruhan hasil ketercapaian rata-rata kemampuan analisis siswa telah diatas 50%. Persentase posttest yang dicapai oleh kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, yaitu sebesar 70% sedangkan kelas kontrol hanya 57%. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menganalisis pada saat posttest. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai N-Gain. Berdasarkan skor pretest dan posttest pada masing-masing kelas, diperoleh nilai N-Gain di kelas eksperimen sebesar 0,58 dan kelas kontrol sebesar 0,38. Nilai N-Gain keduanya berada pada kategori sedang. Adapun grafik perbandingan nilai N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Perbandingan Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Besaran Nilai N-Gain
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Eksperimen
Kontrol
Gambar 4.2. Perbandingan Nilai N-Gain Kemampuan Menganalisis
58
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menganalisis pada kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan Uji-t pada taraf signifikansi 0,05. Untuk data pretest diperoleh nilai thitung = - 0,04 dan nilai ttabel = 2,00, menunjukkan bahwa (thitung < ttabel) maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Sedangkan untuk data posttest, diperoleh thitung = 7,08 dan nilai ttabel= 2,00, hasil pengujian menunjukkan bahwa (thitung > ttabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis kelas eksperimen lebih besar dibanding rata-rata kemampuan menganalisis kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari penerapan model Project Based Learning terhadap kemampuan menganalisis pada konsep Protista. Selain melihat peningkatan kemampuan menganalisis siswa secara umum, dari data pretest dan posttest juga dapat terlihat peningkatan pada tiap aspek kemampuan menganalisis, yaitu aspek differentiating, organizing, dan attributing dengan cara menghitung nilai N-Gain masing-masing aspek. Peningkatan tiap aspek kemampuan menganalisis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:
Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis 0.7 Besar Nilai N-Gain
0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Eksperimen Kontrol
Differentiating 0.65
Organizing 0.49
Attributing 0.59
0.49
0.3
0.33
Gambar 4.3. Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis
59
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai N-Gain pada ketiga aspek kemampuan analisis berbeda. Kelas eksperimen dengan model Project Based Learning memiliki nilai N-Gain lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal ini karena, dalam model Project Based Learning siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan mengolahnya menjadi sebuah data yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan demikian siswa akan lebih terlatih untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Menurut Erica Baker, Pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning mengarahkan siswa untuk membuat sebuah proyek. Hasil dari pengerjaan proyek, siswa secara mandiri akan membangun pengetahuannya, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan keterampilan berpikir dan komunikasi.17 Adapun penjelasan tiap aspek kemampuan analisis adalah sebagai berikut: 1. Aspek Differentiating Aspek ini melibatkan proses memilah-milah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah konsep. Sehingga siswa dapat menentukan bagian mana saja yang termasuk dalam materi pelajaran yang relevan. Pada aspek ini diperoleh nilai N-Gain tertinggi dibanding dua aspek lainnya, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pada kelas eksperimen sebesar 0,65 dan pada kelas kontrol sebesar 0,49. Nilai N-Gain pada kedua kelas tersebut berada pada kategori sedang. Dengan demikian peningkatan kemampuan analisis siswa terjadi pada kedua kelas tersebut, tetapi kelas eksperimen dengan model Project Based Learning lebih unggul dibanding kelas kontrol. 2. Aspek Organizing Aspek ini melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren. Pada aspek ini, nilai N-gain yang diperoleh kedua kelas cukup rendah dibanding aspek lainnya. Pada kelas eksperimen sebesar 0,49 dengan kategori sedang dan kelas kontrol sebesar 0,30 dengan kategori rendah. Hal ini 17
Erica Baker, et al., Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21 st Century, 2011, p. 1, diakses dari http://www.fishwildlife.org/files/ConEd-Project-based-Learning_Model.pdf, pada tanggal 1 Maret 2016.
60
membuktikan bahwa pemberian model Project Based Learning lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan analisis aspek organizing dibanding pembelajaran saintifik. 3. Aspek Attributing Aspek ini menekankan kepada siswa untuk dapat menentukan sudut pandang dari sebuah wacana yang diberikan lalu menyimpulkan informasi yang terdapat di dalamnya. Aspek ini merupakan aspek yang memiliki selisih nilai N-Gain tertinggi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selisih nilainya yaitu 0,26 dengan nilai N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,59 dan nilai N-Gain kelas kontrol sebesar 0,33. Dapat disimpulkan bahwa siswa dengan model Project Based Learning lebih terlatih mengembangkan kemampuan analisisnya sehingga dapat menentukan sudut pandang dan menyimpulkan informasi dari sebuah wacana. Pembelajaran dengan model Project Based Learning lebih efektif untuk dapat meningkatkan ketiga aspek kemampuan menganalisis siswa pada konsep Protista dibanding pembelajaran saintifik. Hal ini karena dalam pembelajaran Project Based Learning siswa dilatih untuk memecahkan masalah dan merancang sebuah proyek. Menurut Atikasari, “kemampuan analisis dibutuhkan untuk dapat memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari”.18 Sehingga siswa yang menggunakan model Project Based Learning akan lebih unggul kemampuan menganalisisnya dibanding siswa pada kelas kontrol. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Karina yang menyimpulkan bahwa “model pembelajaran berbasis proyek melalui enam langkahnya yang penting dalam pembelajaran terbukti memiliki pengaruh yang lebih unggul terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional”.19 18
Atikasari, Op. Cit., h.18. N. K. D. Karina, I. W. Sadia, I. W. Suastra, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP”, ejournal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA, Vol 4, 2014, h. 8, diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/810, pada tanggal 14 Januari 2016. 19
61
Selain dari hasil analisis statistik, hasil penelitian ini juga didukung oleh pengamatan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Digunakan lembar observasi sebagai pedoman observer untuk melihat konsistensi peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dengan model Project Based Learning. Terdapat enam sintaks atau tahapan dalam model Project Based Learning. Secara keseluruhan persentase terlaksananya sintaks tersebut dalam proses pembelajaran sebesar 94,5% dengan kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model Project Based Learning dalam proses pembelajaran akan melatih siswa untuk berpikir analisis karena siswa dituntut untuk memecahkan masalah dan membuat proyek sehingga kemampuan analisis siswa akan meningkat. Selain itu, penerapan model Project Based Learning secara konsisten juga dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Blumenfeld, “ketika guru berhasil melaksanakan model Project Based Learning, siswa menjadi lebih termotivasi, lebih aktif dalam pembelajaran, dan menghasilkan produk yang kompleks serta memiliki kualitas kerja yang tinggi”.20 Siswa di kelas eksperimen juga diminta mengisi angket untuk mengetahui respon siswa terhadap model Project Based Learning. Pada indikator pertama yaitu mengenai respon siswa tentang pelajaran biologi, memiliki persentase 83% dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa menganggap pelajaran biologi bermanfaat dan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sehingga perlu untuk dipelajari. Indikator kedua mengenai respon siswa tentang pembelajaran Protista menggunakan model Project Based Learning, nilai persentase yang diperoleh yaitu 71% dengan kategori baik. Lebih dari setengah siswa dalam kelas eksperimen menyukai model pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa juga menjadi lebih aktif dan kreatif dengan adanya tugas proyek. Tetapi ada pula siswa yang tidak menyukai pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning dan merasa lebih sulit memahami pelajaran biologi dengan model yang 20
Ghokan Bas, Investigating the Effect of Project-Based Learning on Student’s Academic Achievement and Attitudes towards English Lesson, The Online Journal of New Horizons in Education, Vol 1, 2011, p. 2, diakses dari http://www.tojned.net/pdf/tojnedv01i04-01.pdf, pada tanggal 29 Maret 2016.
62
telah dilaksanakan. Salah satu faktor penyebabnya yaitu siswa telah terbiasa menerima materi pelajaran seutuhnya dari guru sehingga saat diminta untuk membuat sebuah proyek, beberapa siswa malas mengerjakan dan hanya mengandalkan teman sekelompoknya, sehingga siswa tersebut akan kesulitan untuk memahami materi pelajaran karena tidak berpartisipasi dalam kelompok. Sesuai dengan pernyataan Ghokan bahwa bekerja dalam kelompok, seperti yang telah dilakukan dalam model Project Based Learning membuat siswa belajar bertanggungjawab, memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, dan memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan menerima berbagai ide yang berbeda, serta memahami poin lain dalam pelajaran.21 Indikator ketiga yaitu respon siswa tentang aktivitas pembelajaran dengan penerapan model Project Based Learning. Pada indikator ini persentase yang diperoleh 72% dengan kategori baik. Dengan diterapkannya model Project Based Learning membantu siswa lebih banyak bersosialisasi dengan teman sekelompok, terampil dalam berdiskusi, aktif bertanya sehingga pada akhirnya akan membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran. Karena PjBL memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan: 1) bertanya; 2) melakukan pengamatan; 3) melakukan penyelidikan atau percobaan; 4) menalar; dan 5) menjalin hubungan dengan orang lain dalam upaya memperoleh informasi atau data.22 Indikator yang terakhir yaitu mengenai respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning, memperoleh persentase sebesar 74% dengan kategori baik. Dengan model Project Based Learning, konsep Protista menjadi lebih menarik untuk dipelajari karena untuk pertama kalinya siswa merancang sebuah proyek secara mandiri. Jika siswa sudah tertarik untuk belajar maka suasana kelas akan menjadi lebih menyenangkan. Hasil penelitian Median Agus menyatakan bahwa kemampuan analisis berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif siswa dimana siswa yang memiliki kemampuan analisis tinggi mempunyai prestasi ranah kognitif yang lebih baik 21 22
Ibid., p. 9. Sani, Op. Cit., h. 175
63
dibanding siswa yang memiliki kemampuan analisis rendah.23 Dengan kata lain, jika siswa sudah terbiasa mengembangkan kemampuan menganalisisnya, maka siswa akan dengan mudah menjawab soal-soal kognitif bertipe analisis. Dengan demikian, hasil penelitian pada kelas eksperimen ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning pada konsep Protista untuk taraf signifikansi 0,05 berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Pembelajaran dengan model Project Based Learning efektif untuk meningkatkan kemampuan menganalisis karena dalam proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada sebuah permasalahan sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih menggunakan kemampuan berpikirnya untuk dapat memecahkan masalah. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yaitu, kemampuan menganalisis.
23
Median Agus Priadi, Op.Cit., h. 326.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, diperoleh rata-rata tes kemampuan analisis siswa pada saat posttest di kelas eksperimen sebesar 70,32 dan rata-rata posttest di kelas kontrol sebesar 56,86. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan analisis siswa dengan menggunakan model Project Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran saintifik. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji statistik (Uji-t) pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai thitung sebesar 7,08 dan ttabel sebesar 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas eksperimen (menggunakan pendekatan saintifik dengan model Project Based Learning) lebih besar dibanding rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas kontrol (menggunakan pendekatan saintifik). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Project Based Learning terhadap kemampuan analisis. B. Saran Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran untuk perbaikan di masa mendatang yaitu sebagai berikut: 1.
Bagi guru, model Project Based Learning dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menganalisis, khususnya dalam pembelajaran biologi.
2.
Dalam penelitian ini, jenjang kognitif yang dimunculkan dalam LKS kelas kontrol tidak sesuai dengan tuntutan variabel Y penelitian. Maka untuk peneliti lain, diharapkan dapat menyusun LKS dengan jenjang kognitif yang seimbang antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen dan juga sesuai dengan variabel yang hendak diukur..
64
65
3.
Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat menghubungkan model Project Based Learning dengan ranah kognitif lainnya, ranah afektif dan psikomotorik, ataupun dengan kemampuan berpikir lain.
DAFTAR PUSTAKA Agustin, Mubiar. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran: Panduan Untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Refika Aditama, Cet. 2, 2014. Anderson, Lorin W dan David R Krathwohl (eds). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terjemahan dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2010. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013. Arimbawa, P, I W. Sadia, dan I N. Tika. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Sehari-hari Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Vol. 3, 2013. http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/852/607. 29 Maret 2016. Atikasari, Sandra, Wiwi Isnaeni dan Andreas Priyono Budi Prasetyo. Pengaruh Pendekatan Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Kemampuan Analisis. Unnes Journal of Biology Education. 1. 3, 2012. http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/pdf/ujbe/1496/1443. 29 Maret 2016. Baker, Erica, Breanna Trygg, Patricia Otto, Margaret Tudor, and Lynne Ferguson. “Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century”. 2011. http://www.fishwildlife.org/files/ConEd-Project-based-Learning_Model.pdf. 1 Maret 2016. Bas, Ghokan. Investigating the Effect of Project-Based Learning on Student’s Academic Achievement and Attitudes towards English Lesson. The Online Journal of New Horizons in Education. 1, 2011. http://www.tojned.net/pdf/tojnedv01i04-01.pdf. 29 Maret 2016. Djiwandono, Patrisius Istiarto. “Kemampuan Analitis Sebagai Bekal Bernalar Kritis”. https://www.academia.edu/4005152/KEMAMPUAN_ANALISIS_SEBAG AI_BEKAL_BERNALAR_KRITIS. 5 Januari 2016.
66
67
Educational Technology Division Ministry of Education. Project Based Learning Handbook “Educating The Millennial Learner”. 2006. http://www.moe.edu.my/btp/wpcontent/uploads/2011/07/Project%20Based%20Learning%20Handbook/2% 20-%20Project%20Based%20Learning%20Handbook.pdf. 26 Februari 2016. Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21; Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta, 2005. Grant, Michael M. Getting a Grip on Project Based-Learning: Theory, Cases, and Recommendations. Meridian a Middle School Computer Technologies Journal. 5, 2002. https://www.ncsu.edu/meridian/win2002/514/projectbased.pdf. 26 Februari 2016. Hake,
Richard R. “Analyzing Change/Gain Scores” http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. 20 Januari 2016.
Herlanti, Yanti. “Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”. 2006. http://dhetik.weebly.com/uploads/8/1/1/5/8115637/tanya-jawab-seputarpenelitian-pendidikan.pdf. 1 Maret 2016. Insyasiska, Dewi, Siti Zubaidah dan Herawati Susilo. “Pengaruh Project Based Learning terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X Mata Pelajaran Biologi di SMAN 1 Batu”. Tesis Progam Pascasarjana UM, 2013. http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/24805. 31 Maret 2016. Karina, N. K. D, I. W. Sadia dan I. W. Suastra. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA. 4, 2014. http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/810. 14 Januari 2016. Lindawati, Siska Desy Fatmariyanti dan Arif Maftukhin. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa MAN I Kebumen. Jurnal Radiasi. 3. 1, 2013. http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/download/649/625. 29 Maret 2016. Maula, Milla Minhatul. Pengaruh Model PjBL (Project Based Learning) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan Lingkungan. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
68
Jember. 2014. http://repository.unej.ac.id/ /handle/123456789/59880/Milla%20Minhatul%20Maula%20%20100210103089_1.pdf? sequenc e=1. 29 Maret 2016.
bitstream
Napitupulu, Ester Lince. “Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun”, http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.M atematika.Indonesia.Menurun, 26 Desember 2015. OECD. “Pisa 2012 results in focus: what 15-year-olds know and what they can do with what they know”. http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012results-overview.pdf. 21 Januari 2016. Pardjono dan Wardaya, Peningkatan Kemampuan Analisis, Sintesis, dan Evaluasi Melalui Pembelajaran Problem Solving. Cakrawala Pendidikan. 3, 2009. https://core.ac.uk/download/files/335/11061713.pdf. 5 Januari 2016. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20No%202 2%20Tahun%202006.pdf. 29 Maret 2016. Priadi, Median Agus, Suciati Sudarisman dan Suparmi. “Pembelajaran Biologi Model PBL Menggunakan Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Analisis dan Sikap Peduli Lingkungan”. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surabaya: FKIP UNS, 2012. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/1097/718. 29 Maret 2016. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 18, 2013. Purworini, Stevani Endah. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif. 1, 2006. https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-1-no-2-stevani-endahpurworini.pdf. 4 Januari 2016. Rahmawati, Dini. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2011. Railsback, Jennifer. “Project Based-Instruction: Creating Excitement for Learning”. 2002. http://educationnorthwest.org/sites/default/files/projectbased.pdf. 19 Agustus 2014.
69
Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. 2, 2014. Rustaman, Nuryani. Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. 1, 2007. Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014. Santyasa, I Wayan. “Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Berbasis Proyek, dan Orientasi NOS”, Makalah Disampaikan dalam Seminar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Semarapura. 27 Desember. Semarapura, 2006. http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/indrya/Model%20Pembelajaran%20Men ulis/COLLABORATIVE_MODEL__PROJECT_BASED__DAN_ORIENT ASI_NOS.pdf. 16 Januari 2016. Sapa’at, Asep. “Kemana Arah Pendidikan Indonesia?”, http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/27/n1nns0kemana-arah-pendidikan-indonesia. 26 Desember 2015. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 2, 2011. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 17, 2012. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cet. 13, 2011. Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. 13, 2013. Suratno, Tatang. Konstruktivisme, Alternative dan Perubahan Konseptual dalam Pendidikan IPA. Jurnal Pendidikan Dasar. 10, 2008. http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10-
70
Oktober_2008/Konstruktivisme,_Konsepsi_Alternatif_dan_Perubahan_Kon septual_dalam_Pendidikan_IPA.PDF. 4 Januari 2016. Stix, Andi and Frank Hrbek. “Chapter 11: The Nine Steps of Project Based Learning”.http://www.ascd.org/publications/books/106031/chapters/The_Ni ne_Steps_of_Project-Based_Learning.aspx. 13 Februari 2015. Thomas, John W. “A Review of Research on Project-Based Learning”. 2000. http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf. 26 Februari 2016. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf. 29 Maret 2016. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 8, 2013. Widowati, Asri dan Sukarni Hidayati. “Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dalam Pembuatan Media pada Mata Kuliah TPB dengan Pendekatan Project Based Learning”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Jurdik Biologi tema “Biologi, Lingkungan, dan Pembelajarannya”. 2009. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132319972/Pengembangan%20Kreati vitas%20Mahasiswa%20dalam%20Pembuatan%20Media%20Semnas%20B io%20FMIPA%20UNY%20200.pdf. 29 Maret 2016. Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009.
92
Lampiran 2 SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN ANALISIS Nama : Kelas : Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Pudding dan agar-agar merupakan makanan yang banyak digemari oleh anakanak maupun dewasa. Makanan tersebut terbuat dari ganggang atau yang biasa dikenal dengan rumput laut. Apakah rumput laut termasuk tumbuhan? Jelaskan! Jawab : .......…………………….........……………………............................ ………………….......…………………….........………….......……………………. ........…………………….........……………………………........………………….. .......……………………….........………….………….........………………………. 2. Andi mengamati air kolam yang dibawa dari rumahnya di laboratorium sekolah. Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya, ditemukan organisme mikroskopik berwarna hijau, berbentuk agak lonjong dan memiliki flagel di ujung anterior (depan) sebagai alat gerak, tidak memiliki dinding sel, dan bersifat uniseluler. Dari ciri-ciri tersebut, organisme apakah yang ditemukan oleh Andi? Sebutkan kingdom dan filumnya! Jawab : ………….......…………………….........…………………….................... .......…………………….........…………………….........………………………….. 3. Ada beberapa organisme dalam kingdom Protista yang mirip dengan kingdom Fungi/jamur, contohnya Saprolegnia sp.. Ciri-ciri apakah yang menjadi persamaan antara Protista mirip jamur dengan Fungi/jamur? Jawab: ……………………………………….......…………………….........……… .......…………………….........……………………….......………………………… .......…………………….........………………………….........…………………….. 4. Setujukah Anda jika Chlorella akan menjadi alga hijau yang dianggap sangat penting di masa yang akan datang? Berikan alasannya! Jawab : …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… .......…………………….........…………………………........…………………….. .......…………………….........…………………….........…………………………. .………………………..……………………………………..……………………..
93
5. Perhatikan siklus hidup Plasmodium sp. berikut ini! Dari gambar di samping, jawablah pertanyaan berikut: a) Tuliskan urutan tahapan pokok penyebaran penyakit malaria beserta penjelasannya! b) Plasmodium sp. menularkan penyakit malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Apakah nyamuk Anopheles jantan juga dapat menyebarkan penyakit malaria? Berikan alasannya! Jawab : ……………………………...……………………………………............ …………………………………………………………………………………..... ………………………………………...……………………………………...……. .……………………………………...……………………………………...…….. ……………………………………...……………………………………............. ……………………………………...……………………………………...………. ………………………..……………………………………..…………………….. ………………………..……………………………………..……………………. 6. Hal apa saja yang dapat Anda lakukan jika di daerah tempat tinggalmu mengalami wabah penyakit malaria? Jawab : ……………………………………..…………………………………….. ……………………………………………………………………………………… .……………………………………………………………………………………... ………………………..……………………………………..…………………….. 7. Perhatikan gambar berikut! Berdasarkan gambar di samping, jawablah pertanyaan berikut ini: a) Fenomena apakah yang terjadi? Akibat dari apakah fenomena tersebut? Jawab : ……………………………. ……………………………………... ….………………………..………… …………………………..…………
94
b) Adakah dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut? Bila ada, jelaskan dampaknya! Jawab : ……………………………………..……………………………………… ……………………………………..……………………………………..………… .………………………..……………………………………..…………………….. 8. Bapak Rendi sedang berbahagia karena kehamilan istrinya yang telah menginjak usia 3 minggu. Ditengah kebahagiaan tersebut, sang istri yang merupakan pecinta hewan, khususnya kucing merasa resah dengan penyakit toksoplasmosis yang sering menyerang wanita hamil. Penyakit ini diakibatkan oleh protozoa dari spesies Toxoplasma gondii yang dapat disebarkan oleh kucing. Untuk meminimalisir terinfeksinya penyakit tersebut, suaminya menyarankan untuk menyingkirkan kucing-kucing yang selama ini dipeliharanya di dalam rumah. a) Setujukah Anda dengan pendapat Bapak Rendi? Berikan alasannya! Jawab : ……………………………………..…………………………………….. ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. b) Solusi apa yang dapat Anda berikan untuk mencegah penyakit toksoplasmosis tersebut! Jawab : ……………………………………...……………………………………. ……………………………………..……………………………………..………… .………………………..……………………………………..…………………….. ………………………..……………………………………..…………………….. 9. Ada beberapa alga yang dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik. Setujukah Anda dengan pemanfaatan alga yang digunakan dalam kosmetik wanita? Jika setuju/tidak, berikan alasannya! Jawab : ……………………………………...…………………………………… ……………………………………………….…………………………………….. ……………….……………………………………………….……………………. ………………………….……………………………………………….…………. …………………………………………………………………………………….
Lampiran 1 KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN ANALISIS Indikator pembelajaran
Konsep yang dihubungkan Konsep 1
Konsep 2
No soal
Mengidentifikasi ciri-ciri Protista Mengklasifikasikan protista berdasarkan ciricirinya Mengidentifikasi ciri-ciri Protista mirip jamur
Ciri-ciri makhluk hidup Ciri-ciri Protista
Ciri-ciri Protista
1 2
Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari Mengidentifikasi ciriciri, habitat, dan reproduksi Protista mirip hewan (protozoa) Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh
Contoh Protista
Klasifikasi Protista menjadi Protista mirip hewan, Protista mirip tumbuhan, dan Protista mirip jamur Peranan Protista dalam kehidupan sehari-hari Siklus hidup
Contoh Protista Contoh Protista Dampak Protista
Cara hidup Protista Solusi penanggulangan atau pencegahan
Differentiating (membedakan)
Aspek kemampuan analisis Organizing Attributing (mengorganisasikan) (mengatribusikan)
√ √
3 √ 4 √ 5a 5b
√ √
6 √
71
Indikator pembelajaran protozoa Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari alga/ganggang Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh protozoa Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Contoh Protista
Dampak negatif Protista
Konsep 2 Dampak negatif yang ditimbulkan oleh Protista Solusi penanggulangan atau pencegahan
No soal
Differentiating (membedakan)
Aspek kemampuan analisis Organizing Attributing (mengorganisasikan) (mengatribusikan) √
7a 7b
√ √
8a 8b
√
Contoh Protista Jumlah soal
Peranan Protista dalam kehidupan sehari-hari
9 √ 12
3
4
5
72
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN ANALISIS Soal Pretest dan Posttest Materi : Protista Nama Sekolah
: SMA Negeri 87 Jakarta
Kelas/Semester
: X/1 (ganjil)
Mata Pelajaran
: Biologi
Kompetensi Dasar
:
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. No Indikator soal pembelajaran 1 Mengidentifikasi ciri-ciri Protista
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2 Pudding dan agar-agar Ciri-ciri Ciri-ciri Protista merupakan makanan yang banyak makhluk digemari oleh anak-anak maupun hidup dewasa. Makanan tersebut terbuat dari ganggang atau yang biasa dikenal dengan rumput laut. Apakah rumput laut termasuk Soal
Aspek kemampuan analisis Differentiating (membedakan)
Jawaban
Skor
Rumput laut tidak termasuk kedalam tumbuhan, tetapi salah satu contoh dari Protista mirip tumbuhan. Karena ganggang tidak
3
73
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
tumbuhan? Berikan alasanmu!
2
Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciricirinya
Andi mengamati air kolam yang Ciri-ciri dibawa dari rumahnya di Protista laboratorium sekolah. Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya, ditemukan organisme mikroskopik berwarna hijau, berbentuk agak lonjong dan memiliki flagel di ujung anterior (depan) sebagai alat gerak, tidak
Aspek kemampuan analisis
Jawaban
memiliki akar, batang, dan daun sejati, disebut talus. Selain itu, ganggang biasa hidup dan berkembang di perairan sedangkan tumbuhan di darat. Jawaban tepat tetapi alasannya kurang tepat. Jawaban tepat tetapi tidak memberi alasan Jawaban tidak tepat. Klasifikasi Organizing Berdasarkan ciriProtista menjadi (mengorganisasikan) ciri yang Protista mirip dikemukakan, hewan, Protista organisme yang mirip ditemukan oleh tumbuhan, dan Andi yaitu Protista mirip Euglena. Termasuk jamur ke dalam kingdom Protista dan filum
Skor
2
1
0 3
74
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
memiliki dinding sel, dan bersifat uniseluler. Dari ciri-ciri tersebut, organisme apakah yang ditemukan oleh Andi? Sebutkan kingdom dan filumnya!
3
Mengidentifikasi Ada beberapa organisme Protista ciri-ciri Protista yang mirip dengan jamur, mirip jamur contohnya Saprolegnia sp.. Hal apakah yang menjadi persamaan antara Protista mirip jamur dengan jamur sejati?
Jawaban
Skor
Euglenophyta.
Differentiating (membedakan)
Menjawab 2 aspek yang benar. Hanya 1 aspek yang terjawab benar. Semua aspek salah. Yang menjadi persamaannya Antara lain: 1. Bersifat eukariotik 2. Tidak memiliki klorofil 3. Dapat menghasilkan spora 4. Bersifat heterotrof Menyebutkan 3 jawaban yang tepat. Menyebutkan 1-2 jawaban yang tepat.
2 1
0 3
2
1
75
No soal
4
Indikator pembelajaran
Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Setujukah Anda jika Chlorella Contoh akan menjadi alga hijau yang Protista dianggap sangat penting di masa yang akan datang? Berikan alasannya!
Peranan Protista dalam kehidupan sehari-hari
Aspek kemampuan analisis
Attributing (mengatribusikan)
Jawaban
Skor
Tidak ada jawaban yang tepat. Memberikan sudut pandang (setuju/tidak setuju). Jika setuju, menyampaikan alasan berupa manfaat dari Chlorella sp. Jika tidak setuju, menyampaikan alasan berupa efek samping mengkonsumsi Chlorella sp. dalam jangka panjang. (Alasan berdasarkan fakta/data dan tepat. Bahasa yang digunakan baik dan jelas). Memberikan sudut
0 3
2
76
No soal
5
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Mengidentifikasi Perhatikan siklus hidup Contoh ciri-ciri, habitat, Plasmodium sp. berikut ini! Protista dan reproduksi Protista mirip hewan (protozoa)
Dari gambar di atas, jawablah pertanyaan berikut: a. Tuliskan urutan tahapan pokok penyebaran penyakit
Siklus hidup
Aspek kemampuan analisis
Differentiating (membedakan)
Jawaban pandang, tetapi alasan kurang tepat. Memberikan sudut pandang, tetapi tidak memberikan alasannya. Tidak memberikan jawaban sama sekali. Urutan penyebaran penyakit malaria: 1. Nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit menggigit manusia dan meninggalkan sporozoit di jaringan darah manusia. 2. Sporozoit masuk ke jaringan hati danbereproduksi
Skor
1
0
3
77
No soal
Indikator pembelajaran
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Soal malaria penjelasannya!
beserta
Aspek kemampuan analisis
Jawaban
Skor
secara aseksual menjadi merozoit. Dan menembus sel darah merah. 3. Merozoit tumbuh dan bereproduksi aseksual sehingga menjadi banyak merozoit, yang kemudian disebut tropozoit. 4. Tropozoit memecah sel darah merah lalu keluar dan menginfeksi sel darah merah lain secara berulangulang, sehingga penderita mengalami demam dan
78
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban
Skor
menggigil. 5. Dalam jaringan darah, merozoit membelah dan membentuk mikrogametosit dan makrogametosi t. 6. Bila nyamuk Anopheles betina lainnya menggigit penderita, maka mikrogametosit maupun makrogametosit berpindah ke saluran pencernaan nyamuk. 7. Mikrogametosit dan makrogametosit fertilisasi membentuk
79
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban ookinet (2n). 8. Ookinet masuk ke dinding usus nyamuk dan membentuk oosista. Didalam oosista berkembang ribuan sporozoit. 9. Sporozoit keluar dari dinding usus dan berpindah ke kelenjar ludah nyamuk. Jika nyamuk menggigit orang sehat, maka siklus tersebut berulang kembali. Penjelasan berurutan, tepat, dan jelas (minimal sampai point ke-4).
Skor
2
80
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
b. Plasmodium sp. menularkan Contoh penyakit malaria melalui Protista gigitan nyamuk Anopheles betina. Apakah nyamuk Anopheles jantan juga dapat menyebarkan penyakit malaria? Berikan alasannya!
Cara hidup Protista
Aspek kemampuan analisis
Jawaban
Penjelasan berurutan tetapi beberapa bagian kurang tepat. Penjelasan tidak tepat. Organizing Tidak, nyamuk (mengorganisasikan) Anopheles jantan bukan penyebar penyakit malaria. Karena nyamuk Anopheles jantan tidak menghisap darah manusia melainkan menghisap cairan tumbuhan. Sedangkan penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, kemudian hidup di dalam jaringan darah dan hati manusia.
Skor 1
0 3
81
No soal
6
Indikator pembelajaran
Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh protozoa
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Hal apa saja yang dapat Anda Dampak lakukan jika di daerah tempat Protista tinggalmu mengalami wabah penyakit malaria?
Solusi penanggulangan atau pencegahan
Aspek kemampuan analisis
Attributing (mengatribusikan)
Jawaban Sedangkan Jawaban benar tetapi alasan kurang tepat. Jawaban benar tetapi tidak memberikan alasan. Jawaban dan alasan tidak tepat Ada beberapa cara untuk mencegah maupun menghentikan penyebaran penyakit malaria, diantaranya: 1. Menghilangkan tempat larva nyamuk tersebut bersarang. 2. Menutup tempat-tempat air. 3. Menimbun genangan-
Skor 2
1
0 3
82
No soal
7
Indikator pembelajaran
Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari alga/ganggang
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Berdasarkan gambar di bawah Contoh ini, jawablah pertanyaan berikut: Protista
Aspek kemampuan analisis
Jawaban
genangan air. 4. Menguras bak mandi atau tempat penampungan air lainnya minimal seminggu sekali. 5. Memberantas vektor dengan menggunakan obat pembunuh serangga. (jawaban tepat ≥ 5 point) Menjawab secara tepat 3-4 point. Menjawab dengan tepat 1-2 point. Jawaban tidak tepat. Dampak negatif Organizing Fenomena yang yang (mengorganisasikan) terjadi disebut Red ditimbulkan Tide. Red tide oleh Protista terjadi akibat dari ledakan populasi
Skor
2 1 0 3
83
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
a. Fenomena apakah yang terjadi? Akibat dari apakah fenomena tersebut?
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban
Skor
(blooming) dari fitoplankton, terumata kelompok Dinoflagellata. Perubahan warna yang terjadi dapat berupa warna merah, coklat, ungu, kuning, hijau dan lain-lainnya tergantung jenis fitoplankton yang meyebabkan terjadinya red tide tersebut. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan red tide, salah satunya pengayaan unsur hara dalam dasar laut atau eutrofikasi sehingga membuat populasi fitoplankton
84
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
b. Adakah dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut? Bila ada, jelaskan dampaknya!
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban meningkat. Menjawab nama fenomena dengan benar, tetapi penyebab terjadinya kurang lengkap. Menjawab nama fenomena dengan benar tetapi tidak memberikan penyebab terjadinya. Jawaban tidak tepat. Ada. Red tide dapat berbahaya bagi organisme laut dan manusia karena beberapa Dinoflagellata dapat menghasilkan racun. Racun tersebut dapat menyebabkan
Skor 2
1
0 3
85
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban kerusakan syaraf pada organisme laut bahkan menyebabkan kematian massal biota laut. Dampaknya pada manusia akan mengalami gangguan kesehatan jika mengkonsumsi produk laut yang terkontaminasi racun tersebut. Tetapi ada juga jenis Dinoflagellata yang tidak menghasilkan racun. Ada. Berbahaya bagi organisme laut dan manusia. (Alasan yang diberikan kurang lengkap).
Skor
2
86
No soal
8
Indikator pembelajaran
Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh protozoa
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Bapak Rendi sedang berbahagia Dampak karena kehamilan istrinya yang negatif telah menginjak usia 3 minggu. Protista Ditengah kebahagiaan tersebut, sang istri yang merupakan pecinta hewan, khususnya kucing merasa resah dengan penyakit toksoplasmosis yang sering menyerang wanita hamil. Penyakit ini diakibatkan oleh protozoa dari spesies Toxoplasma gondii yang dapat disebarkan oleh kucing. Untuk meminimalisir terinfeksinya penyakit tersebut, suaminya menyarankan untuk menyingkirkan kucing-kucing yang selama ini dipeliharanya di dalam rumah. a. Setujukah Anda dengan pendapat Bapak Rendi?
Solusi penanggulangan atau pencegahan dari dampak yang ditimbulkan
Aspek kemampuan analisis
Attributing (mengatribusikan)
Jawaban
Skor
Ada. Tetapi tidak memberi penjelasan. Jawaban tidak tepat. Memberikan sudut pandang (setuju/tidak setuju). Jika setuju, menyampaikan alasan terkait kucing penyebab penyakit tsb dan kebersihan kucing. Jika tidak setuju, menyampaikan alasan terkait penyebab lain penyakit tsb. (Alasan berdasarkan fakta/data dan tepat. Bahasa yang digunakan baik dan
1
0 3
87
No soal
Indikator pembelajaran
Soal Berikan alasannya!
b. Solusi apa yang dapat Anda berikan untuk mencegah penyakit toksoplasmosis tersebut!
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban jelas). Memberikan sudut pandang, alasan kurang tepat. Memberikan sudut pandang, tetapi tidak memberikan alasannya. Tidak memberikan jawaban sama sekali. Cara pencegahan penyakit toksoplasmosis, antar lain: 1. Menjaga kebersihan, selalu mencuci tangan sebelum makan. 2. Mencuci buah dan sayur dengan air mengalir. 3. Pastikan
Skor 2
1
0
3
88
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban
Skor
makanan dimasak hingga benarbenar matang. 4. Jangan biarkan kucing peliharaan berburu tikus atau burung liar. Beri makanan dan minuman yang matang. 5. Bersihkan feses dan air seni bekas kucing dengan air panas dan disinfektan. 6. Mandikan kucing peliharaan secara teratur dan lakukan vaksinasi rutin. Memberikan 3-4
2 89
No soal
9
Indikator pembelajaran
Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Ada beberapa alga yang Contoh dimanfaatkan dalam pembuatan Protista kosmetik. Setujukah Anda dengan pemanfaatan alga yang digunakan dalam kosmetik wanita? Jika setuju/tidak, berikan alasannya!
Peranan Protista dalam kehidupan sehari-hari
Aspek kemampuan analisis
Attributing (mengatribusikan)
Jawaban solusi dengan tepat. Memberikan 1-2 solusi dengan tepat. Tidak memberikan solusi yang tepat. Memberikan sudut pandang (setuju/tidak setuju). Jika setuju, menyampaikan alasan terkait pemakaian bahan alami dalam kosmetik. Jika tidak setuju, menyampaikan alasan terkait dampak terhadap lingkungan dan ekosistem perairan. (Alasan berdasarkan fakta/data dan tepat. Bahasa yang
Skor 1 0 3
90
No soal
Indikator pembelajaran
Soal
Konsep yang dihubungkan Konsep 1 Konsep 2
Aspek kemampuan analisis
Jawaban digunakan baik dan jelas). Memberikan sudut pandang, alasan kurang tepat. Memberikan sudut pandang, tetapi tidak memberikan alasannya. Tidak memberikan jawaban sama sekali.
Skor
2
1
0
91
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 17.41 Simpang Baku= 4.38 KorelasiXY= 0.52 Reliabilitas Tes= 0.68 Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode/Nama Subyek Radiantya Sap... Anastasia Putri Syamsul Baldan Gifary Ramadhan Safira Azizah Aditya Reymond Habin... Vico Trisna Raden Yudicko... Miftahul Huda Reza Kurniawan Geru Razwis Ahmad Nurodin Medina Aurelia Anggiasyifa Mega Lolita Zai Laila Chairun... Indyaz Purnama Annisa Widyarini Raihana Maharani M. Haiqal Fauzi Ni Wayan Karmita M. Rizki Perdana Rakhmat Ryan Nurul Laila Wima Septiani Salsabila Azz... Renate Imron Madjid Dinda Maulida N. Salmina Andhika
Skor Ganjil 12 11 9 3 4 5 8 9 7 4 6 7 9 8 9 9 8 10 9 11 8 7 10 8 8 3 8 5 5 6 4 9
Skor Genap 9 9 12 6 6 7 9 11 11 10 8 11 8 11 12 13 13 13 9 15 13 11 9 12 8 8 6 6 11 12 5 14
Skor Total 21 20 21 9 10 12 17 20 18 14 14 18 17 19 21 22 21 23 18 26 21 18 19 20 16 11 14 11 16 18 9 23
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 20 18 32 16 1 3 15 17 21 Rata2 Skor Simpang Baku
Kode/Nama Subyek Raihana Maharani Indyaz Purnama Andhika Mega Lolita Zai Radiantya Sap... Syamsul Baldan Anggiasyifa Laila Chairun... M. Haiqal Fauzi
Skor 26 23 23 22 21 21 21 21 21
No Urt
No Subyek
Kode/Nama Subyek
Skor
1 1 2 1 2 0 3 1 1 0 1 1.22 0.97
2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 3 1.56 0.88
3 3 2 1 1 0 2 2 1 0 1 1.11 0.78
4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2.67 0.50
5 5 2 2 2 2 1 0 2 2 1 1.56 0.73
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
20 18 32 16 1 3 15 17 21 Rata2 Skor Simpang Baku
Raihana Maharani Indyaz Purnama Andhika Mega Lolita Zai Radiantya Sap... Syamsul Baldan Anggiasyifa Laila Chairun... M. Haiqal Fauzi
26 23 23 22 21 21 21 21 21
No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 20 18 32 16 1 3 15 17 21 Rata2 Skor Simpang Baku
Kode/Nama Subyek Raihana Maharani Indyaz Purnama Andhika Mega Lolita Zai Radiantya Sap... Syamsul Baldan Anggiasyifa Laila Chairun... M. Haiqal Fauzi
Skor 26 23 23 22 21 21 21 21 21
2 2 2 2 1 1 2 2 2 1.78 0.44
1 2 1 2 2 2 1 2 1 1.56 0.53
11 11 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1.89 0.33
12 12 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2.89 0.33
1 2 2 2 2 3 2 2 2 2.00 0.50
2 2 2 3 2 2 2 2 2 2.11 0.33
3 2 3 2 1 1 1 2 1 1.78 0.83
Kelompok Asor Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 10 11 27 6 26 28 5 4 31 Rata2 Skor Simpang Baku
Kode/Nama Subyek Miftahul Huda Reza Kurniawan Salsabila Azz... Aditya Wima Septiani Renate Safira Azizah Gifary Ramadhan N. Salmina
Skor 14 14 14 12 11 11 10 9 9
No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Subyek 10 11 27 6 26 28 5 4 31 Rata2 Skor Simpang Baku
Kode/Nama Subyek Miftahul Huda Reza Kurniawan Salsabila Azz... Aditya Wima Septiani Renate Safira Azizah Gifary Ramadhan N. Salmina
Skor 14 14 14 12 11 11 10 9 9
No Urt 1 2 3 4 5 6
No Subyek 10 11 27 6 26 28
Kode/Nama Subyek Miftahul Huda Reza Kurniawan Salsabila Azz... Aditya Wima Septiani Renate
Skor 14 14 14 12 11 11
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0.56 0.53
2 2 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0.56 0.53
3 3 1 2 3 1 0 1 1 2 1 1.33 0.87
4 4 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0.56 0.53
5 5 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0.22 0.67
6 6 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0.56 0.73
7 7 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0.67 0.50
8 8 3 2 2 2 1 1 2 1 1 1.67 0.71
9 9 1 0 2 1 1 2 2 0 2 1.22 0.83
10 10 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1.33 0.50
11 11 1 2 1 2 0 0
12 12 2 3 2 2 3 3
7 8 9
5 4 31 Rata2 Skor Simpang Baku
Safira Azizah Gifary Ramadhan N. Salmina
10 9 9
0 0 0 0.67 0.87
2 2 1 2.22 0.67
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 32 Klp atas/bawah(n)= 9 Butir Soal= 12 Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata2Un 1.22 1.56 1.11 2.67 1.56 1.78 1.56 2.00 2.11 1.78 1.89 2.89
Rata2As 0.56 0.56 1.33 0.56 0.22 0.56 0.67 1.67 1.22 1.33 0.67 2.22
Beda 0.67 1.00 -... 2.11 1.33 1.22 0.89 0.33 0.89 0.44 1.22 0.67
SB Un 0.97 0.88 0.78 0.50 0.73 0.44 0.53 0.50 0.33 0.83 0.33 0.33
SB As 0.53 0.53 0.87 0.53 0.67 0.73 0.50 0.71 0.83 0.50 0.87 0.67
SB Gab 0.37 0.34 0.39 0.24 0.33 0.28 0.24 0.29 0.30 0.32 0.31 0.25
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 32 Butir Soal= 12 Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tkt. Kesukaran(%) 29.63 35.19 40.74 53.70 29.63 38.89 37.04 61.11 55.56 51.85 42.59 85.19
Tafsiran Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 32 Butir Soal= 12 Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR No Butir Baru 1 2 3 4 5 6
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6
Korelasi 0.418 0.527 -0.003 0.774 0.646 0.573
Signifikansi Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan
t 1.81 2.92 -... 8.72 4.06 4.31 3.67 1.15 2.97 1.37 3.95 2.68
DP(%) 22.22 33.33 -7.41 70.37 44.44 40.74 29.63 11.11 29.63 14.81 40.74 22.22
7 8 9 10 11 12
7 8 9 10 11 12
0.548 0.220 0.492 0.316 0.726 0.510
Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
Bila koefisien = 0,000
df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 17.41 Simpang Baku= 4.38 KorelasiXY= 0.52 Reliabilitas Tes= 0.68 Butir Soal= 12 Jumlah Subyek= 32 Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
No Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
T 1.81 2.92 -... 8.72 4.06 4.31 3.67 1.15 2.97 1.37 3.95 2.68
DP(%) 22.22 33.33 -7.41 70.37 44.44 40.74 29.63 11.11 29.63 14.81 40.74 22.22
T. Kesukaran Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah
Korelasi 0.418 0.527 -0.003 0.774 0.646 0.573 0.548 0.220 0.492 0.316 0.726 0.510
Sign. Korelasi Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan
99
Lampiran 4 Nama : Kelas : Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Pudding dan agar-agar merupakan makanan yang banyak digemari oleh anakanak maupun dewasa. Makanan tersebut terbuat dari ganggang atau yang biasa dikenal dengan rumput laut. Apakah rumput laut termasuk tumbuhan? Jelaskan! Jawab : .......………………………………....……………………………………. ……….………………………..……………………………………..…………….. ……….………..……………………..………………………..…………………… …………………..……………………..………………………..…………………. 2. Andi mengamati air kolam yang dibawa dari rumahnya di laboratorium sekolah. Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya, ditemukan organisme mikroskopik berwarna hijau, berbentuk agak lonjong dan memiliki flagel di ujung anterior (depan) sebagai alat gerak, tidak memiliki dinding sel, dan bersifat uniseluler. Dari ciri-ciri tersebut, organisme apakah yang ditemukan oleh Andi? Sebutkan kingdom dan filumnya! Jawab : .......……………………..................................................................... ………………………………………………..………………………..…………… 3. Dalam klasifikasi makhluk hidup terdapat 5 kingdom, diantaranya Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia. Ada beberapa organisme dalam kingdom Protista yang mirip dengan kingdom Fungi/jamur, contohnya Saprolegnia sp.. Ciri-ciri apakah yang menjadi persamaan antara Protista mirip jamur dengan Fungi/jamur? Jawab : …...……………………..................................................................... ……………………………………………….………………………..……………. ………………………..……………………..………………………..……………. 4. Setujukah Anda jika Chlorella akan menjadi alga hijau yang dianggap sangat penting di masa yang akan datang? Berikan alasannya! Jawab : …………………...………………………..……………………………... ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..
100
5. Perhatikan siklus hidup Plasmodium sp. berikut ini! Dari gambar di samping, jawablah pertanyaan berikut: a) Tuliskan urutan tahapan pokok penyebaran penyakit malaria beserta penjelasannya! b)Plasmodium sp. menularkan penyakit malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Apakah nyamuk Anopheles jantan juga dapat menyebarkan penyakit malaria? Berikan alasannya! Jawab : ………………...………..………………………………………………… …………………………………………………………………………................ ……………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………..… 6. Hal apa saja yang dapat Anda lakukan jika di daerah tempat tinggalmu mengalami wabah penyakit malaria? Jawab : ……………………………………..…………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. 7. Perhatikan gambar berikut! Berdasarkan gambar di atas, jawablah pertanyaan berikut ini: a) Fenomena apakah yang terjadi? Akibat dari apakah fenomena tersebut? Jawab : …………………………… …………………..………………… …………………………………….
101
b) Adakah dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut? Bila ada, jelaskan dampaknya! Jawab : ……………………………………..…………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ..…………………………………………………………………………………….. ………………………………………..……………………………………………. 8. Bapak Rendi sedang berbahagia karena kehamilan istrinya yang telah menginjak usia 3 minggu. Ditengah kebahagiaan tersebut, sang istri yang merupakan pecinta kucing merasa resah dengan penyakit toksoplasmosis yang sering menyerang wanita hamil. Penyakit ini diakibatkan Toxoplasma gondii yang dapat disebarkan oleh kucing. Untuk mencegah terinfeksinya penyakit tersebut, bapak Rendi menyarankan untuk menyingkirkan kucing-kucing yang dipelihara di rumahnya. a) Setujukah Anda dengan pendapat Bapak Rendi? Berikan alasannya! Jawab : ……………………………………..…………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. b) Solusi apa yang dapat Anda berikan untuk mencegah penyakit toksoplasmosis tersebut! Jawab : ……………………………………...…………………………………….. ……………………………………………….……………………………………... …………….……………………………………………….………………………. …..…………………….…………………………………………………………… 9. Ada beberapa alga yang dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik. Setujukah Anda dengan pemanfaatan alga yang digunakan dalam kosmetik wanita? Jika setuju/tidak, berikan alasannya! Jawab : ……………………………………...……………………………………. ……………………………………………….…………………………………….. ………….……………………………………………….…………………………. …………………….……………………………………………….………………. ……………………………….……………………………………..……………… ……………………..……………………………………..……………………….
102
Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
I.
Sekolah
: SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas/Semester
: X/1
Pertemuan
: 1 (satu)
Alokasi waktu
: 3 X 45 menit
Kompetensi Inti
KI 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
II.
Kompetensi Dasar dan Indikator 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum Protista
103
3.5.2 Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya 3.5.3 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip hewan (protozoa) 3.5.4 Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa 3.5.5 Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh protozoa 4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. Indikator: 4.5.1
Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan
III. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu: 1. Mengidentifikasi ciri-ciri Protista 2. Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya 3. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip hewan (protozoa) 4. Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa 5. Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan oleh protozoa 6. Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran -
Pendekatan
: Saintifik
-
Model
: Project Based Learning (PjBL)
-
Metode
: Tanya jawab, diskusi kelompok dan studi pustaka
104
V.
Materi Pembelajaran 1.
Materi Fakta
2.
Materi konsep
3.
Ciri umum Protista
Klasifikasi Protista
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi protozoa
Materi prinsip
4.
Peranan (menguntungkan dan merugikan) protozoa dalam kehidupan
Prosedur
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS dan proyek)
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar A. Media pembelajaran 1. Powerpoint 2. Gambar dan Video 3. LKS
105
B. Alat dan Bahan Pembelajaran 1.
Whiteboard
2.
LCD
3.
Spidol
4.
Laptop
C. Sumber Belajar 1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit Erlangga, 2010 2. Buku atau sumber lainnya yang relevan 3. Internet VII. Proses Belajar Mengajar Pertemuan
: 1 (satu)
Waktu
: 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit) Aktivitas Pembelajaran
Alokasi waktu
Guru Memberi salam, mengecek absensi dan menyiapkan media pembelajaran.
Siswa Menjawab salam
Mereview materi sebelumnya.
Mengingat kembali 5 menit materi sebelumnya. 2 menit Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Memberi motivasi awal kepada siswa dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
3 menit
Penilaian Observasi Sikap siswa saat menjawab salam. Kedisiplinan dan kerapihan siswa.
106
b. Kegiatan Inti (115 menit) Aktivitas pembelajaran Alokasi Tahap waktu PjBL Guru Siswa 10 menit Guru Siswa menampilka memperhatik n gambar an gambar atau video dan video macamyang macam ditampilkan Protista. oleh guru. Questioning Guru Start with 10 menit Siswa the mengajukan menjawab essential pertanyaan pertanyaan question kepada guru. siswa, seperti: 1. Apa yang kamu ketahui tentang gambar berikut?” 2. Dimana kita dapat menemukan organisme tersebut?” 3. Apakah organisme tersebut memiliki peranan dalam kehidupan?” Eksplorasi/ Guru Design a 10 menit Siswa duduk Eksperimen plan for membagi sesuai the project siswa dengan menjadi 11 kelompokny kelompok, a dan yaitu: mendengarka - Kelompok 1n instruksi 4 : kelompok guru. protozoa - Kelompok 510 : kelompok Kegiatan Observasi
Penilaian Observasi Sikap ilmiah saat mengamati gambar, kemampua n siswa bertanya, memberi tanggapan secara baik dan benar dan saat melaporkan hasil diskusi atau LKS. Portofolio Laporan hasil LKS
107
Kegiatan
Asosiasi
Aktivitas pembelajaran Alokasi Tahap waktu PjBL Guru Siswa alga - Kelompok 11 : Protista mirip jamur. Guru Siswa membagikan menerima LKS kepada LKS. setiap kelompok. 10 menit Guru Siswa menjelaskan mendengarka prosedur n penjelasan terkait guru. pengerjaan proyek. Guru Siswa memberi mengajukan kesempatan pertanyaan. siswa untuk bertanya. Create a 10 menit Guru Siswa bersama mengemukan schedule siswa pendapat mendiskusik terkait an jadwal perencanaan pengerjaan dan proyek, pengerjaan seperti: proyek. 1. Membuat timeline pengerjaan proyek. Menentukan deadline pengumpula n proyek. Design a 35 menit Guru Setiap plan for memberi kelompok the project kesempatan berdiskusi setiap terkait tema kelompok proyek untuk diskusi mereka. terkait pemilihan
Penilaian
108
Aktivitas pembelajaran Guru Siswa topik bahasan artikel. Guru membimbing siswa. Komunikasi Guru Setiap meminta perwakilan setiap kelompok perwakilan maju ke kelompok depan dan untuk presentasi. mengkomunik asikan hasil diskusi kelompoknya. Guru Siswa yang memberi belum paham kesempatan mengajukan kepada siswa pertanyaan. untuk bertanya terkait materi pembelajaran dan tugas proyek. Kegiatan
Tahap PjBL
Alokasi waktu
Create a schedule
30 menit
Penilaian
i t
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru meminta siswa untuk Siswa membaca materi Protista. mendengarkan ucapan guru dan Guru meminta setiap menjawab salam kelompok untuk membuat perkembangan pengerjaan proyek di pertemuan selanjutnya. Guru memberikan motivasi akhir kepada siswa dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Alokasi Penilaian waktu 10 Menit Observasi Sikap siswa saat mendengarkan tugas dari guru dan saat menjawab salam.
109
VIII. Penilaian a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa) b. Penilaian Kognitif (lisan)
Jakarta, 12 November 2015
Mengetahui, Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
Peneliti
(Dra. Hermastuti Mugi Rahayu)
(Irma Nurmalasari)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
NIM: 1111016100052
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas/Semester
: X/1
Pertemuan
: 2 (dua)
Alokasi waktu
: 3 X 45 menit
I.
Kompetensi Inti
KI 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
II.
Kompetensi Dasar dan Indikator 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.5.1
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
111
3.5.2
Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
3.5.3 Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan alga/ganggang 4.5.Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. Indikator: 4.5.1 III.
Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan
Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu: 1.
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
2.
Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
3.
Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang ditimbulkan alga/ganggang
4. IV.
V.
Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran -
Pendekatan
: Saintifik
-
Model
: Project Based Learning (PjBL)
-
Metode
: Tanya jawab, diskusi kelompok dan studi pustaka
Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta
112
2.
Materi konsep
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
3.
Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) alga/ganggang dalam kehidupan
4.
Prosedur
VI.
Pra konsep (siswa mengerjakan proyek)
Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran 1. Powerpoint 2. Gambar dan Video B. Alat Pembelajaran 1.
Whiteboard
2.
LCD
3.
Spidol
4.
Laptop
C. Sumber Belajar 1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit Erlangga, 2010 2. Buku atau sumber lainnya yang relevan 3. Internet VII.
Proses Belajar Mengajar Waktu
: 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit) Aktivitas Pembelajaran Guru Siswa Memberi salam, Menjawab salam mengecek absensi dan menyiapkan media pembelajaran.
Alokasi waktu 3 menit
Penilaian Observasi Sikap siswa saat menjawab salam.
113
Aktivitas Pembelajaran Guru Siswa Mereview materi Mengingat kembali sebelumnya. materi sebelumnya.
Alokasi waktu 5 menit
Memberi motivasi awal kepada siswa dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
2 menit
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Penilaian Kedisiplinan dan kerapihan siswa.
b. Kegiatan Inti (115 menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Guru Siswa Observasi Guru Siswa menampilka memperhat n gambar ikan dan video gambar macamyang macam jenis ditampilka alga. n oleh guru. Questioning Guru Siswa memberi mengajuka kesempatan n kepada pertanyaan. siswa untuk bertanya. Guru Siswa menstimulus menjawab siswa pertanyaan dengan dari guru. memberikan pertanyaan seperti: 1. Pernahkah kalian makan pudding? Terbuat dari apakah makanan tersebut?” 2. Apakah rumput laut
Tahap PjBL
Alokasi Penilaian waktu 10 Observasi menit Sikap ilmiah saat mengamat i gambar, kemampu an siswa bertanya, 10 memberi menit tanggapan secara baik dan benar dan saat melaporka n hasil diskusi atau LKS. Portofolio Laporan hasil pengamat an pada LKS
114
Aktivitas pembelajaran Tahap PjBL Kegiatan Guru Siswa merupakan jenis tumbuhan?” Eksplorasi/ Guru Monitoring Siswa Eksperimen the students meminta duduk and siswa untuk sesuai progress of duduk sesuai dengan kelompok. kelompok. the project Guru Menunjuk menanyakan kan kemajuan kemajuan proyek proyek setiap mereka. kelompok. Guru Siswa memantau melanjutk siswa selama an pengerjaan mengerjak proyek an proyek. Asosiasi Assess the Guru Siswa outcome memberikan menjawab evaluasi pertanyaan secara lisan guru. sebagai penguatan terhadap proyek siswa. Guru Siswa memberikan mendenga umpan balik rkan terhadap penjelasan jawabanguru. jawaban siswa. Guru Siswa meminta mencari setiap sumber kelompok informasi untuk dari buku mencari maupun informasi internet. tambahan terkait
Alokasi waktu
35 menit
30 menit
Penilaian
115
Aktivitas pembelajaran Tahap Alokasi PjBL waktu Kegiatan Guru Siswa proyek mereka. Komunikasi Guru Monitoring 30 Siswa the students menit membimbin mulai and g siswa melanjutk progress of untuk an proyek the project melanjutkan mereka. pengerjaan proyeknya. Perwakila n Guru meminta kelompok perwakilan presentasi. kelompok untuk presentasi sejauh mana proyek yang telah dikerjakan. Guru Siswa memberi yang kesempatan belum kepada paham siswa untuk mengajuka bertanya n terkait pertanyaan materi . pembelajara n dan tugas proyek yang belum dimengerti.
Penilaian
i t
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru mengingatkan Siswa setiap kelompok untuk mendengarkan mmepresentasikan dan ucapan guru. mengumpulkan tugas proyek pada pertemuan selanjutnya dan mempresentasikannya.
Alokasi waktu 10 Menit
Penilaian Observasi Sikap siswa saat mendengarkan tugas dari guru dan saat menjawab salam.
116
Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru memberikan Siswa motivasi akhir kepada mendengarkan siswa dan menutup ucapan guru dan pembelajaran dengan menjawab salam mengucapkan salam.
Alokasi waktu
Penilaian
VIII. Penilaian a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa) b. Penilaian Kognitif (lisan)
Jakarta, 19 November 2015
Mengetahui, Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
Peneliti
(Dra. Hermastuti Mugi Rahayu)
(Irma Nurmalasari)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
NIM: 1111016100052
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas/Semester
: X/1
Pertemuan
: 3 (tiga)
Alokasi waktu
: 3 X 45 menit
I.
Kompetensi Inti
KI 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
II.
Kompetensi Dasar dan Indikator 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.5.1
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
118
3.5.2
Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan
sehari-hari 4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. Indikator: 4.5.1 III.
Mempresentasikan proyek artikel tentang Protista
Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu: 1.
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
2.
Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan sehari-hari
3.
Mempresentasikan proyek artikel tentang Protista
IV.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran -
Pendekatan
: Saintifik
-
Model
: Project Based Learning (PjBL)
-
Metode
: Tanya jawab dan presentasi proyek
V.
Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta
2.
Materi konsep
3.
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) Protista dalam kehidupan
119
4.
Prosedur
VI.
Pra konsep (siswa mempresentasikan proyek)
Media, Alat, dan Sumber Belajar A. Media pembelajaran 1. Powerpoint 2. Gambar dan video B. Alat Pembelajaran 1.
Whiteboard
2.
LCD
3.
Spidol
4.
Laptop
C. Sumber Belajar 1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit Erlangga, 2010 2. Buku atau sumber lainnya yang relevan 3. Internet VII.
Proses Belajar Mengajar Waktu
: 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit) Aktivitas Pembelajaran Guru
Siswa
Memberi salam, mengecek absensi dan menyiapkan media pembelajaran. Mereview materi sebelumnya.
Menjawab salam
Memberi motivasi awal kepada siswa dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Alokasi waktu 3 menit
Mengingat kembali 5 menit materi sebelumnya. 2 menit
Penilaian Observasi Sikap siswa saat menjawab salam. Kedisiplinan dan kerapihan siswa.
120
b. Kegiatan Inti (115 menit) Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru Siswa menampilkan memperhatikan gambar/video gambar/video beberapa yang contoh Protista ditampilkan mirip jamur. guru. Questioning Guru Siswa menjelaskan mendengarkan tata cara instruksi dari siswa guru. presentasi hasil proyek. Guru Siswa memberi mengajukan kesempatan pertanyaan. kepada siswa untuk bertanya. Eksplorasi/ Guru Setiap Eksperimen membimbing kelompok setiap presentasi hasil kelompok proyek mereka. selama presentasi Siswa hasil proyek. mengajukan pertanyaan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya. Kegiatan Observasi
Asosiasi
Komunikasi
Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. Guru menanyakan pengalaman dan kendala
Tahap PjBL
Alokasi Penilaian waktu 5 menit Observasi Sikap ilmiah saat mengamat i gambar, Evaluate 10 kemampu the an siswa menit experience bertanya, memberi tanggapan secara baik dan benar dan saat melaporka n hasil diskusi atau LKS. 60 menit Portofolio Laporan hasil pengamat an pada LKS
Siswa mendengarkan penjelasan guru.
20 menit
Siswa bercerita pengalaman dan kendalanya selama
20 menit i t
121
Kegiatan
Aktivitas pembelajaran Guru Siswa selama mengerjakan pengerjaan proyek. proyek.
Tahap PjBL
Alokasi waktu
Penilaian
b. Kegiatan Akhir (10 menit) Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru memberi Siswa yang belum kesempatan kepada paham mengajukan siswa untuk pertanyaan. bertanya terkait materi Protista yang belum dimengerti. Guru meminta setiap Setiap kelompok kelompok untuk mengumpulkan mengumpulkan proyek mereka. proyeknya diatas meja guru. Guru memberikan Siswa motivasi akhir mendengarkan kepada siswa dan ucapan guru dan menutup menjawab salam pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Alokasi Penilaian waktu 10 Menit Observasi Sikap siswa saat mendengarkan tugas dari guru dan saat menjawab salam.
122
VIII. Penilaian a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa) b. Penilaian Kognitif (lisan) c. Penilaian Psikomotorik (rubrik penilaian proyek)
Jakarta, 26 November 2015
Mengetahui, Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
Peneliti
(Dra. Hermastuti Mugi Rahayu)
(Irma Nurmalasari)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
NIM: 1111016100052
123
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
I.
Sekolah
: SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas/Semester
: X/1
Pertemuan
: 1 (satu)
Alokasi waktu
: 3 X 45 menit
Kompetensi Inti
KI 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
II.
Kompetensi Dasar dan Indikator 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.5.1
Mengidentifikasi ciri-ciri umum Protista
124
3.5.2
Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya
3.5.3 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip hewan (protozoa) 3.5.4 Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa 4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. Indikator: 4.5.1
Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4.5.2
Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
III. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu: 1. Mengidentifikasi ciri-ciri Protista 2. Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya 3. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip hewan (protozoa) 4. Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa 5. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista 6. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
V.
-
Pendekatan
: Saintifik
-
Metode
: Tanya jawab, ceramah, dan diskusi kelompok
Materi Pembelajaran 1.
Materi Fakta
125
2.
3.
Materi konsep
Ciri umum Protista
Klasifikasi Protista
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi protozoa
Materi prinsip
4.
Peranan (menguntungkan dan merugikan) protozoa dalam kehidupan
Prosedur
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS)
Pengamatan gambar terhadap beberapa contoh protista
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar A. Media pembelajaran 1. Powerpoint 2. Gambar macam-macam Protista 3. LKS Protozoa B. Alat dan Bahan Pembelajaran 1.
Whiteboard
2.
LCD
3.
Spidol
4.
Laptop
C. Sumber Belajar 1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit Erlangga, 2010 2. Buku atau sumber lainnya yang relevan 3. Internet
126
VII. Proses Belajar Mengajar Pertemuan
: 1 (satu)
Waktu
: 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit) Aktivitas Pembelajaran Guru
Siswa
Alokasi waktu
Memberi salam, mengecek absensi dan menyiapkan media pembelajaran.
Menjawab salam
3 menit
Mereview materi sebelumnya.
Mengingat kembali materi sebelumnya.
2 menit
Memberi motivasi awal kepada siswa dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
5 menit
Penilaian Observasi Sikap siswa saat menjawab salam. Kedisiplinan dan kerapihan siswa.
b. Kegiatan Inti (115 menit) Kegiatan Observasi
Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru Siswa menerima membagikan soal pretest dan soal pretest menjawabnya. kepada siswa. Guru Siswa menampilkan memperhatikan gambar macamgambar yang macam Protista. ditampilkan oleh guru.
Alokasi Penilaian waktu 15 Observasi menit Sikap ilmiah saat mengamati 5 menit gambar, kemampuan siswa bertanya, memberi tanggapan secara baik dan benar dan saat melaporkan hasil diskusi
127
Questioning
Eksplorasi/ Eksperimen
Asosiasi
Komunikasi
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, seperti: 1. Apa yang kamu ketahui tentang gambar berikut?” 2. Dimana kita dapat menemukan organisme tersebut?” 3. Apakah organisme tersebut memiliki peranan dalam kehidupan?” Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok. Guru membagikan LKS kepada siswa. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS. Guru memantau dan membimbing siswa selama melakukan mengerjakan LKS. Guru meminta siswa untuk berdiskusi jika ada materi yang belum dipahami. Guru meminta beberapa orang
Siswa menjawab pertanyaan guru.
10 menit
Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. Siswa menerima LKS dari guru.
30 menit
atau LKS. Portofolio Laporan hasil LKS
Siswa mengerjakan LKS.
Siswa berdiskusi.
15 menit
Perwakilan sisiwa
30
128
siswa untuk mempresentasik an hasil LKS yang telah mereka kerjakan. Guru mereview materi yang belum dipahami siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi pembelajaran.
presentasi hasil LKS mereka.
menit
Siswa mendengarkan penjelasan guru. Siswa yang belum paham mengajukan pertanyaan.
10 menit i t
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru meminta Perwakilan siswa perwakilan sisiwa menyimpulkan untuk memberikan pembelajaran hari kesimpulan ini. pembelajaran hari ini. Guru meminta siswa Siswa untuk mengumpulkan mengumpulkan LKS yang telah LKS yang telah dikerjakan. dikerjakan. Guru membagikan Siswa menerima LKS untuk pertemuan LKS dari guru. selanjutnya dan meminta siswa untuk membaca materi Protista sebelum masuk kelas. Guru memberikan Siswa motivasi akhir kepada mendengarkan siswa dan menutup ucapan guru dan pembelajaran dengan menjawab salam mengucapkan salam.
Alokasi Penilaian waktu 10 Menit Observasi Sikap siswa saat mendengarkan tugas dari guru dan saat menjawab salam.
129
VIII. Penilaian a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa) b. Penilaian Kognitif (soal LKS)
Jakarta, 13 November 2015
Mengetahui, Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
Peneliti
(Drs. Hermastuti Mugi Rahayu)
(Irma Nurmalasari)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
NIM: 1111016100052
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Sekolah
: SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas/Semester
: X/1
Pertemuan
: 2 (dua)
Alokasi waktu
: 3 X 45 menit
I.
Kompetensi Inti
KI 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
II.
Kompetensi Dasar dan Indikator 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.5.1
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
131
3.5.2
Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar.
Indikator: 4.5.1. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista 4.5.2. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista III.
Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu: 1.
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
2.
Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
3.
Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4.
Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
IV.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran -
Pendekatan
: Saintifik
-
Metode
: Tanya jawab, diskusi kelompok, dan ceramah
V.
Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta
2.
Materi konsep
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
132
3.
Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) alga/ganggang dalam kehidupan
4.
Prosedur
VI.
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS)
Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran 1. Powerpoint 2. Gambar macam-macam Protista 3. LKS Alga B. Alat Pembelajaran 1.
Whiteboard
2.
LCD
3.
Spidol
4.
Laptop
C. Sumber Belajar 1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit Erlangga, 2010 2. Buku atau sumber lainnya yang relevan 3. Internet VII.
Proses Belajar Mengajar Waktu
: 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit) Aktivitas Pembelajaran Guru Siswa Memberi salam, Menjawab salam mengecek absensi dan menyiapkan media pembelajaran.
Alokasi waktu 3 menit
Penilaian Observasi Sikap siswa saat menjawab salam.
133
Mereview materi sebelumnya. Memberi motivasi awal kepada siswa dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Mengingat kembali materi sebelumnya. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
5 menit
Kedisiplinan dan kerapihan siswa.
2 menit
b. Kegiatan Inti (115 menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Guru Siswa Observasi Guru Siswa menampilkan memperhatikan gambar gambar yang macamditampilkan oleh macam jenis guru. alga. Questioning Guru memberi Siswa kesempatan mengajukan kepada siswa pertanyaan. untuk bertanya. Guru Siswa menstimulus menjawab siswa dengan pertanyaan dari memberikan guru. pertanyaan seperti: 1. Pernahkah kalian makan pudding? Terbuat dari apakah makanan tersebut?” 2. Apakah rumput laut merupakan jenis tumbuhan?” Eksplorasi/ Guru meminta Siswa duduk Eksperimen siswa untuk sesuai dengan duduk sesuai kelompoknya.
Alokasi Penilaian waktu 5 menit Observasi Sikap ilmiah saat mengamati gambar, kemampuan siswa 10 bertanya, menit memberi tanggapan secara baik dan benar dan saat melaporkan hasil diskusi atau LKS. Portofolio Laporan hasil pengamatan pada LKS
30 menit
134
Asosiasi
Komunikasi
kelompok. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS dalam kelompoknya. Guru memantau dan membimbing siswa selama mengerjakan LKS. Guru meminta siswa untuk menganalisis peranan positif dan negatif alga/ganggang dalam kehidupan. Guru memberi penjelasan terkait materi yang belum dipahami siswa. Guru meminta perwakilan siswa untuk mempresentasi kan hasil LKS yang telah dikerjakan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru meminta siswa untuk mengumpulka n LKS di meja guru.
Siswa mengerjakan LKS dari guru.
Siswa menganalisis peranan alga/ganggang
Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal yang penting. Siswa mempresentasi kan LKS yang telah dikerjakan. Siswa yang belum paham mengajukan pertanyaan. Siswa mengumpulkan LKS.
30 menit
30 menit i t
135
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru meminta Perwakilan siswa perwakilan siswa memberi untuk menyimpulkan kesimpulan. pembelajaran hari ini. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan Siswa LKS di atas meja mengumpulkan guru. LKS. Guru membagikan Siswa menerima LKS untuk pertemuan LKS dari guru. selanjutnya. Guru memberikan Siswa motivasi akhir kepada mendengarkan siswa dan menutup ucapan guru dan pembelajaran dengan menjawab salam mengucapkan salam.
Alokasi Penilaian waktu 10 Menit Observasi Sikap siswa saat mendengarkan tugas dari guru dan saat menjawab salam.
VIII. Penilaian a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa) b. Penilaian Kognitif (LKS)
Jakarta, 20 November 2015
Mengetahui, Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
Peneliti
(Drs. Hermastuti Mugi Rahayu)
(Irma Nurmalasari)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
NIM: 1111016100052
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Sekolah
: SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Protista
Kelas/Semester
: X/1
Pertemuan
: 3 (tiga)
Alokasi waktu
: 3 X 45 menit
I.
Kompetensi Inti
KI 1
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3
: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4
: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
II.
Kompetensi Dasar dan Indikator 3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.5.1
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
137
3.5.2
Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan seharihari
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. Indikator: 4.5.1. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista 4.5.2. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista III.
Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu: 1.
Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
2.
Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan sehari-hari
3.
Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4.
Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
IV.
Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran -
Pendekatan
: Saintifik
-
Metode
: Tanya jawab, ceramah
V.
Materi Pembelajaran 1. Materi Fakta
2.
Materi konsep
3.
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) Protista dalam kehidupan
138
4.
Prosedur
VI.
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS)
Media, Alat, dan Sumber Belajar A. Media pembelajaran 1. Powerpoint 2. Gambar dan video Protista B. Alat Pembelajaran 1.
Whiteboard
2.
LCD
3.
Spidol
4.
Laptop
C. Sumber Belajar 1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit Erlangga, 2010 2. Buku atau sumber lainnya yang relevan 3. Internet VII.
Proses Belajar Mengajar Waktu
: 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit) Aktivitas Pembelajaran Guru
Siswa
Alokasi waktu
Memberi salam, Menjawab salam mengecek absensi dan menyiapkan media pembelajaran.
2 menit
Mereview materi sebelumnya.
5 menit
Mengingat kembali materi sebelumnya.
Penilaian Observasi Sikap siswa saat menjawab salam. Kedisiplinan dan kerapihan siswa.
139
Memberi motivasi awal kepada siswa dan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
3 menit
b. Kegiatan Inti (115 menit) Aktivitas pembelajaran Kegiatan Guru Siswa Observasi Guru Siswa menampilkan memperhatikan gambar atau gambar/video video dari yang Protista mirip ditampilkan oleh jamur. guru. Guru menampilkan video Protista. Questioning Guru memberi Siswa kesempatan mengajukan kepada siswa pertanyaan. untuk bertanya. Guru Siswa menstimulus menjawab siswa dengan pertanyaan dari memberikan guru. pertanyaan seperti: 1. Apakah perbedaan antara Protista mirip jamur dengan jamur sejati?” 2. Apa peranan dari organisme tersebut?” Eksplorasi/ Guru meminta Siswa duduk Eksperimen siswa untuk sesuai dengan duduk sesuai kelompoknya.
Alokasi Penilaian waktu 10 Observasi menit Sikap ilmiah saat mengamati gambar, kemampuan siswa bertanya, memberi tanggapan 10 secara baik menit dan benar dan saat melaporkan hasil diskusi atau LKS. Portofolio Laporan hasil pengamatan pada LKS
30 menit
140
Asosiasi
Komunikasi
kelompok. Guru meminta Siswa mulai siswa untuk mengerjakan. mengerjakan LKS yang telah dibagikan. Guru memantau dan membimbing siswa selama mengerjakan LKS. Guru meminta Siswa siswa menganalisis berdiskusi peranan dengan teman Protista. sekelompokny a untuk menganalisis peranan Protista yang merugikan dan menguntungka n dalam kehidupan. Guru meminta Siswa perwakilan mempresentasi setiap kan hasil LKS kelompok mereka. untuk mempresentasi kan hasil LKS. Guru memberi Siswa kesempatan mengajukan siswa untuk pertanyaan mengajukan kepada pertanyaan. kelompok yang presentasi. Guru Siswa mereview mendengarkan materi penjelasan pelajaran. guru.
30 menit
20 menit
15 menit
141
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Aktivitas pembelajaran Guru Siswa Guru meminta Perwakilan siswa perwakilan siswa memberi untuk menyimpulkan kesimpulan. pembelajaran hari ini. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan Siswa LKS di atas meja mengumpulkan guru. LKS. Guru memberikan Siswa motivasi akhir kepada mendengarkan siswa dan menutup ucapan guru dan pembelajaran dengan menjawab salam mengucapkan salam.
Alokasi waktu 10 Menit
Penilaian Observasi Sikap siswa saat mendengarkan tugas dari guru dan saat menjawab salam.
VIII. Penilaian a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa) b. Penilaian Kognitif (soal LKS)
Jakarta, 27 November 2015
Mengetahui, Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
Peneliti
(Drs. Hermastuti Mugi Rahayu)
(Irma Nurmalasari)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
NIM: 1111016100052
142
Lampiran 7 LEMBAR KERJA SISWA (Proyek Membuat Artikel)
Kelas/kelompok Anggota kelompok
: :
Tujuan Pembelajaran : Agar siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi dari Protista dan mampu menganalisis peranan Protista dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan solusi pencegahan maupun penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan. Petunjuk Umum : 1. Bacalah instruksi pengerjaan LKS dengan teliti sebelum mengerjakan 2. Diskusikanlah dengan teman sekelompokmu 3. Carilah sumber literatur lain tentang Protista untuk memperkuat pemahaman kalian 4. Konsultasikanlah dengan guru jika menemui kesulitan dalam mengerjakan LKS 5. Presentasikanlah hasil LKS yang telah dikerjakan di depan kelas Bacalah wacana di bawah ini! Protista dengan Segala Manfaat dan Dampak yang Ditimbulkan Protista merupakan organisme eukariot pertama atau yang paling sederhana. Terdapat sekitar 600.000 spesies yang sudah diketahui. Beberapa Protista merupakan fotoautotrof karena memiliki klorofil, tetapi ada yang hidup secara heterotrof dengan cara menyerap molekul organik atau memakan organisme lain. Protista mudah ditemukan terutama di habitat yang mengandung air. Ada Protista yang hidup bebas di tanah, sampah, air tawar, air laut, endapan lumpur, pasir maupun di batuan. Tetapi ada juga Protista yang hidupnya bersimbiosis dalam tubuh organisme lain secara parasit atau mutualisme. Protista terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan organisme lain, yaitu Protista mirip hewan (protozoa), Protista mirip tumbuhan (alga), dan Protista mirip jamur.
143
Sebagian besar protozoa dan Protista mirip jamur besifat merugikan. Protozoa ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan ternak, ikan, dan tanaman budidaya. Salah satunya yaitu penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium sp. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang kemudian menyerang sel-sel darah merah. Penyakit lainnya yaitu toksoplasmosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Penyakit ini membahayakan ibu yang sedang hamil karena dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan janin, bayi mengalami cacat, atau keguguran. Selain sifatnya yang merugikan, Protista juga memberikan banyak manfaat bagi kehidupan. Ada beberapa jenis protozoa, seperti Globigerina, yang fosilnya dimanfaatkan sebagai penunjuk pencarian sumber minyak bumi. Sebagian besar alga juga menguntungkan karena dapat diolah menjadi makanan dan minuman bergizi tinggi, seperti contohnya Chlorella sp. yang dapat diproduksi menjadi makanan suplemen. Ada pula yang dimanfaatkan sebagai bahan agar-agar, jeli, dan juga es krim yaitu beberapa jenis alga dari filum Rhodophyta. Mulai dengan pertanyaan pengarah Dari wacana diatas, buatlah beberapa pertanyaan! (min. 3) ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………… Merancang suatu proyek Tema proyek : ………………………………………………………….. Topik bahasan
: …………………………………………………………..
Alasan pemilihan topik : ………………………………………………………. …………………………………………………………………………………… Membuat jadwal pengerjaan proyek Waktu pengerjaan : ……. Minggu Deadline artikel dan presentasi : …………………………………….
144
Buatlah catatan tentang kemajuan proyek pada tabel di bawah ini! (min. 2x laporan) No Hari/tanggal Keterangan Paraf
Penilaian Artikel Aspek yang dinilai Isi
Format
Bahasa Task commitment
Keterangan Isi sesuai dengan judul, benar secara konsep serta sesuai dengan teori yang ada. Isi mencakup: 1. Ciri-ciri organisme : - Termasuk dalam filum apa. Jelaskan ciri khusus filum tersebut secara singkat. - Meliputi ciri khas organisme seperti: alat gerak (jika ada), habitat, bentuk tubuh. - Lengkapi dengan gambar struktur tubuh. 2. Reproduksi : - Gambar siklus hidup. - Penjelasan berupa point-point penting. 3. Peranan : - Keuntungan : jika menghasilkan suatu produk, jelaskan tahap pembuatannya. - Kerugian : jika menyebabkan penyakit/kerugian, jelaskan cara penyebarannya, dampak yang ditimbulkan, dan solusi pencegahan maupun penanggulangannya. Sistematis, mudah dipahami alurnya, bentuk huruf mudah terbaca, letak gambar sesuai dan tidak menggangu pembaca Baik dan benar, singkat, jelas, dan mudah dipahami Mengumpulkan tepat waktu, kerapihan seluruh tugas proyek, menerima masukan guru dan melakukan perbaikan
145
Lampiran 8 LEMBAR KERJA SISWA Protista Mirip Hewan (Protozoa) Pertemuan
: 1 (satu)
Nama
:
Kelas
:
A. Kompetensi Dasar: 4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. B. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, klasifikasi, proses perkembangbiakan dan juga peranan dari Protozoa yang disajikan dalam bentuk tabel. C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Protista merupakan organisme yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut: ……………………………………………………………………………… …………..……………………………….……………………………….… ……………………….…….……………………………….……………… 2. Protista dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: ……………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Protozoa diklasifisikan menjadi 4 filum berdasarkan ……………………… No
1
Nama filum
Gambar
Nama spesies
Alat gerak
Reproduksi Seksual Aseksual
146
No
Nama filum
Gambar
Nama spesies
Alat gerak
Reproduksi Seksual Aseksual
2
3
4
4. Jelaskan cara Amoeba menangkap dan mencerna makanan?
5. Berdasarkan gambar di bawah ini, jelaskan siklus hidup Plasmodium sp. dengan lengkap!
147
6. Lengkapi tabel di bawah ini! Kelompok No Contoh spesies Protozoa
Peranan
148
LEMBAR KERJA SISWA Protista Mirip Tumbuhan (Alga/ganggang) Nama
:
Kelas
:
Pertemuan
: 2 (dua)
A. Kompetensi Dasar: 4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. B. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, klasifikasi, proses perkembangbiakan dan juga peranan dari Alga yang disajikan dalam bentuk tabel. C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Perhatikan gambar berikut! 1. Organisme apakah yang menyebabkan air danau tersebut berwarna hijau? Jawab: ……………………………. 2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi Jawab: ……………………………. ……………………………………. ……………………………………. ……………………………………. 2. Ganggang dapat diklasifikasikan menjadi 6 filum berdasarkan 4 hal, yaitu: …….……………………….…………….………………….…….. ……………………………………………………………………………. No 1
Filum
Contoh spesies
Pigmen dominan
Penyusun dinding sel
Jenis cadangan makanan
Flagella
149
No
Filum
Contoh spesies
Pigmen dominan
Penyusun dinding sel
Jenis cadangan makanan
2 3 4 5 6 D. Tuliskan keuntungan atau kerugian dari organisme berikut ini! No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Organisme Palmaria palmata Eucheuma spinosum Laminaria digitalis Gymnodinium breve Gonyaulax Alga diatom Chlorella sp. Ulva sp. Gambierdiscus toxis Coralline officinalis
Peranan
Flagella
150
LEMBAR KERJA SISWA Protista Mirip Jamur Nama
:
Kelas
:
Pertemuan
: 3 (tiga)
A. Kompetensi Dasar: 4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar. B. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, klasifikasi, proses perkembangbiakan dan juga peranan dari Protista mirip jamur yang disajikan dalam bentuk tabel. C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan alasan mengapa Protista mirip jamur dikatakan mirip jamur? Apa persamaannya?
2. Jelaskan siklus hidup organisme berikut! Jamur lendir plasmodial (Myxomycota)
151
Jamur lendir seluler (Acrasiomycota)
3. Sebutkan peranan dari Protista mirip jamur (min.3)!
152
Lampiran 9 LEMBAR PENILAIAN PRODUK (ARTIKEL) Kelompok
Isi
Aspek yang dinilai Format Bahasa Task commitment
Total skor
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Keterangan : Skala yang digunakan yaitu 1-4, dengan kriteria yang ada di rubrik penilaian. Rubrik Penilaian Artikel Kelompok Aspek yang dinilai
Isi
Format
Bahasa
Task
Skor 2 Dua unsur tidak terpenuhi
1 0 Tiga Isi sangat unsur tidak jelas tidak terpenuhi
Salah satu unsur tidak terpenuhi
Dua unsur tidak terpenuhi
Tiga Isi sangat unsur tidak jelas tidak terpenuhi
Salah satu unsur tidak terpenuhi Mengumpulkan Salah
Dua unsur tidak terpenuhi
Tiga Sangat tidak 20 unsur jelas tidak terpenuhi
Dua
Tiga
4 Isi sesuai dengan judul, benar secara konsep serta sesuai dengan teori yang ada Sistematis, mudah dipahami alurnya, bentuk huruf mudah terbaca, letak gambar sesuai dan tidak menggangu Baik dan benar, singkat, jelas, dan mudah dipahami
3 Salah satu unsur tidak terpenuhi
Tidak
Bobot 50
20
10
153
satu unsur unsur commitment tepat waktu, kerapihan unsur tidak tidak seluruh tugas tidak terpenuhi terpenuhi proyek, terpenuhi menerima masukan guru dan melakukan perbaikan Total skor maksimum
bertanggung jawab terhadap proyek
100
Lampiran 10 LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK Petunjuk penilaian : 1. Setiap kriteria diberi skor 1-5 (skala 5) 2. Skor 1 = rendah; 2 = cukup; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = baik sekali No
1
2
3
4
Kriteria penilaian Signifikasi Seberapa besar tingkat kesesuaian informasi yang diberikan dengan topik yang dibahas Pemahaman Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan Argumentasi Seberapa baik alasan yang diberikan siswa terkait pemilihan topik yang dibahas Kemampuan menanggapi Seberapa besar kesesuaian
1
2
3
4
Kelompok 5 6 7
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
8
9
10
11
Catatan
154
No
5
Kriteria penilaian jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan yang muncul Kerja sama kelompok - Seberapa besar anggota kelompok berpartisipasi dalam presentasi - Tanggung jawab setiap anggota kelompok terhadap artikel yang dibuat - Bagaimana penyaji menghargai pendapat orang lain Skor total
Nilai :
x 100
Kelompok 6 7
1
2
3
4
5
8
9
10
11
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
5
5
4
5
5
5
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
4
29
26
26
28
26
26
27
26
27
27
28
83
75
75
80
75
75
77
75
77
77
80
Catatan
Tangerang selatan, 3 Desember 2015 Penilai
Irma Nurmalasari
155
Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Project Based Learning No 1 2
Aspek yang dilihat Mengetahui respon siswa tentang pelajaran biologi
Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran Protista melalui model Project Based Learning 3 Mengetahui respon siswa tentang aktivitas pembelajaran dengan penerapan model Project Based Learning 4 Mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning Keterangan: + : pernyataan positif : pernyataan negatif
Pernyataan nomor 1+, 2+, 3+ 4+, 5+, 6-, 7+, 8-, 9+, 10+ 11+, 12+, 13-, 14+, 15+ 16+, 17+, 18+, 19+, 20+
156
Lampiran 11 Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Project Based Learning Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda pilih! No 1 2 3 4
5
6
7 8 9 10 11
12
13 14
Pernyataan Pelajaran biologi bermanfaat untuk kehidupan sehingga penting untuk dipelajari Saya harus banyak latihan untuk dapat memahami pelajaran biologi Saya menyenangi pelajaran biologi dengan model pembelajaran yang telah dilaksanakan Pembelajaran biologi dengan model pembelajaran tersebut memberikan saya kesempatan untuk memahami materi lebih baik Pembelajaran biologi dengan model pembelajaran tersebut membuat saya lebih aktif dibanding sebelumya Saya tidak menyukai pembelajaran biologi dengan model pembelajaran yang telah dilaksanakan Dengan adanya pertanyaan yang disajikan dalam LKS menjadi pedoman bagi siswa dalam pengerjaan proyek Pembelajaran yang saya ikuti membuat saya lebih sulit memahami pelajaran biologi Peran guru sangat membantu saya ketika mendapat kesulitan dalam mengerjakan proyek Dengan adanya tugas proyek membuat saya lebih kreatif Saya senang apabila selama belajar biologi ada diskusi dengan teman kelompok Kesempatan berdiskusi dan belajar dengan teman kelompok membuat saya lebih memahami materi dan mudah dalam mengerjakan proyek Saya tidak menyukai diskusi dan belajar secara berkelompok dalam proses pembelajaran Melalui proyek dan diskusi membantu saya dalam memahami materi pelajaran
SS
S
TS
STS
157
No 15 16 17 18 19 20
Pernyataan Aktifitas kelompok mendorong saya untuk saling bertanya dan mengemukakan pendapat atau gagasan Suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung menyenangkan Arahan-arahan dari guru membuat saya lebih aktif Saya ingin pembelajaran seperti ini digunakan dalam materi biologi yang lain Materi Protista lebih menarik dengan model pembelajaran yang telah dilaksanakan Setelah mengikuti pembelajaran dengan model yang telah dilaksanakan saya menjadi senang belajar biologi
SS
S
TS
STS
158
Lampiran 12 SKALA PENILAIAN ANGKET RESPON SISWA No 1 2 3 4
5
6
7 8 9 10 11
12
13 14 15 16 17
Pernyataan Pelajaran biologi bermanfaat untuk kehidupan sehingga penting untuk dipelajari Saya harus banyak latihan untuk dapat memahami pelajaran biologi Saya menyenangi pelajaran biologi dengan model pembelajaran yang telah dilaksanakan Pembelajaran biologi dengan model pembelajaran tersebut memberikan saya kesempatan untuk memahami materi lebih baik Pembelajaran biologi dengan model pembelajaran tersebut membuat saya lebih aktif dibanding sebelumya Saya tidak menyukai pembelajaran biologi dengan model pembelajaran yang telah dilaksanakan Dengan adanya pertanyaan yang disajikan dalam LKS menjadi pedoman bagi siswa dalam pengerjaan proyek Pembelajaran yang saya ikuti membuat saya lebih sulit memahami pelajaran biologi Peran guru sangat membantu saya ketika mendapat kesulitan dalam mengerjakan proyek Dengan adanya tugas proyek membuat saya lebih kreatif Saya senang apabila selama belajar biologi ada diskusi dengan teman kelompok Kesempatan berdiskusi dan belajar dengan teman kelompok membuat saya lebih memahami materi dan mudah dalam mengerjakan proyek Saya tidak menyukai diskusi dan belajar secara berkelompok dalam proses pembelajaran Melalui proyek dan diskusi membantu saya dalam memahami materi pelajaran Aktifitas kelompok mendorong saya untuk saling bertanya dan mengemukakan pendapat atau gagasan Suasana kelas pada saat pembelajaran berlangsung menyenangkan Arahan-arahan dari guru membuat saya lebih aktif
SS
S
TS
STS
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
1
2
3
4
4
3
2
1
1
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
1
2
3
4
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
159
No 18 19 20
Pernyataan Saya ingin pembelajaran seperti ini digunakan dalam materi biologi yang lain Materi Protista lebih menarik dengan model pembelajaran yang telah dilaksanakan Setelah mengikuti pembelajaran dengan model yang telah dilaksanakan saya menjadi senang belajar biologi
SS
S
TS
STS
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
160
Lampiran 13 Rekapitulasi Keterlaksanan Sintaks Model Project Based Learning Sintaks pembelajaran Start with the essential questions
Design a plan for the project
Create a schedule
Monitoring the students and the progress of the project
Assess the outcome
Indikator Guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Persentase Guru memberikan penjelasan terkait proyek yang akan dilakukan siswa. Guru memberi kesempatan setiap kelompok untuk diskusi terkait topik bahasan yang akan menjadi judul artikel mereka. Persentase Guru bersama siswa membuat jadwal pelaksanaan proyek. Guru meminta siswa untuk memberi penjelasan mengenai pemilihan topik bahasan artikel yang akan dikerjakan. Persentase Guru melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan proyek siswa. Guru melakukan bimbingan di setiap tahapan proyek yang dilakukan siswa. Persentase Guru melakukan evaluasi lisan mengenai proyek
Keterlaksanaan Ya Tidak √
% 100%
100%
Sangat baik
√
100%
√
100%
100%
Sangat baik
√
100%
√
100%
100%
Sangat baik
√
100%
√
100%
100% √
Kategori
Sangat baik 100%
161
Sintaks pembelajaran
Indikator
yang telah dibuat siswa. Guru melakukan umpan balik terhadap jawaban-jawaban dari siswa. Guru meminta siswa untuk mencari informasi tambahan terkait artikel mereka Persentase Guru menjelaskan tata cara presentasi proyek. Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan proyek yang telah Evaluate the dibuatnya. experience Guru meminta siswa untuk mengemukakan kesan-kesan dan kendala selama pengerjaan proyek. Persentase Rata-rata
Keterlaksanaan Ya Tidak
%
√
100%
√
100%
100%
Sangat baik
√
100%
√
100%
√
66,7% 94,5%
Kategori
-
Cukup Sangat baik
162
LEMBAR OBSERVASI Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning Mata pelajaran Kelas Materi pelajaran Pertemuan ke
: Biologi : X MIA 3 : Protista :1
Berilah tanda (√) sesuai dengan pengamatan anda. Keterlaksanaan Sintaks kegiatan Indikator pembelajaran Ya Tidak Start with the Guru memberikan √ essential pertanyaan kepada siswa. questions Guru memberikan √ penjelasan terkait proyek yang akan dilakukan siswa. Design a plan for Guru memberi kesempatan √ the project setiap kelompok untuk diskusi terkait topik bahasan yang akan menjadi judul artikel mereka. Guru bersama siswa √ membuat jadwal pelaksanaan proyek. Guru meminta siswa untuk √ Create a schedule memberi penjelasan mengenai pemilihan topik bahasan artikel yang akan dikerjakan.
Keterangan
Tangerang selatan, 19 November 2015
Observer
Arfan Amrullah
163
LEMBAR OBSERVASI Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning Mata pelajaran Kelas Materi pelajaran Pertemuan ke
: Biologi : X MIA 3 : Protista :2
Berilah tanda (√) sesuai dengan pengamatan anda. Sintaks pembelajaran
Monitoring the students and the progress of the project
Assess the outcome
Indikator Guru melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan proyek siswa. Guru melakukan bimbingan di setiap tahapan proyek yang dilakukan siswa. Guru melakukan evaluasi lisan mengenai proyek yang telah dibuat siswa. Guru melakukan umpan balik terhadap jawabanjawaban dari siswa. Guru meminta siswa untuk mencari informasi tambahan terkait artikel mereka
Keterlaksanaan kegiatan Ya Tidak √
Keterangan
√
√
√
√
Tangerang selatan, 26 November 2015
Observer
Arfan Amrullah
164
LEMBAR OBSERVASI Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning Mata pelajaran Kelas Materi pelajaran Pertemuan ke
: Biologi : X MIA 3 : Protista :3
Berilah tanda (√) sesuai dengan pengamatan anda. Sintaks pembelajaran
Indikator
Guru menjelaskan tata cara presentasi proyek. Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan Evaluate the proyek yang telah experience dibuatnya. Guru meminta siswa untuk mengemukakan kesankesan dan kendala selama pengerjaan proyek.
Keterlaksanaan kegiatan Ya Tidak √
Keterangan
√
√
Tangerang selatan, 03 Desember 2015
Observer
Arfan Amrullah
Lampiran 14 REKAPITULASI HASIL ANGKET SISWA Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3
2 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3
3 4 3 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3
5 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2
6 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3
8 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2
9 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3
Nomor pernyataan 10 11 12 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
13 1 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 4
14 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3
15 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
16 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 2 3 2
17 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2
18 3 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3
19 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2
20 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2
165
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
16 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 87 2.90 73%
17 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 92 3.07 77%
18 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 86 2.87 72%
19 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 87 2.90 73%
20 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 90 3.00 75% Baik
Cukup
15 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 89 2.97 74%
Cukup
Cukup
14 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 91 3.03 76%
Cukup
Sangat baik
13 2 4 3 3 1 3 3 2 3 2 82 2.73 68%
Baik
Sangat baik
U V W X Y Z AA AB AC AD Jumlah
Nomor pernyataan 9 10 11 12 3 3 2 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 97 87 84 84 3.23 2.90 2.80 2.80 81% 73% 70% 70%
Cukup
8 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 77 2.57 64%
Cukup
7 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 90 3.00 75%
Baik
6 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 76 2.53 63%
Cukup
5 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 85 2.83 71%
Cukup
4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 81 2.70 68%
Cukup
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 89 2.97 74%
Cukup
2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 105 3.50 88%
Baik
%
1 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 104 3.46 87%
Kriteria
Siswa
166
REKAPITULASI TIAP INDIKATOR ANGKET
Indikator
Nomor pertanyaan
Persentase
Kriteria
1
1, 2, 3
83%
Baik
2
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
71%
Cukup
3
11, 12, 13, 14, 15
72%
Cukup
4
16, 17, 18, 19, 20
74%
Cukup
KETERANGAN ≤ 54 %
: Kurang Sekali
55 - 59 %
: Kurang
60 - 74 %
: Cukup
75 - 85 %
: Baik
86 - 100 % : Sangat Baik
167
Lampiran 15 NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
3 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
4 2 0 0 2 0 2 1 2 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 3 2
5a 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Nomor Pertanyaan 5b 6 3 2 0 3 2 2 2 0 0 3 3 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 2 2 3 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2
7a 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 2 1
7b 2 2 2 1 2 2 1 2 0 3 1 3 1 2 0 0 0 0 2 3
8a 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 2
8b 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 2 2
9 1 1 1 2 0 1 1 2 0 2 2 2 2 2 0 1 0 0 2 1
Skor
Nilai
16 9 10 9 6 13 4 13 4 13 10 15 11 15 4 5 5 4 17 17
44 25 28 25 17 36 11 36 11 36 28 42 31 42 11 14 14 11 47 47
168
Siswa 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah Rata-rata Persentase
Nomor Pertanyaan 5b 6 2 2 1 2 1 2 1 2 0 0 0 1 2 2 1 2 0 2 0 1 0 2 0 2 2 2 1 2 0 2 33 55
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 5
3 1 1 1 1 1 2 1 2 0 1 1 1 1 2 1 23
4 2 2 2 2 2 0 3 3 2 2 0 0 2 2 2 54
5a 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 8
0.171 6%
0.143 5%
0.667 22%
1.543 51%
0.229 8%
Standar deviasi
0.923 31%
1.571 52%
7a 2 1 0 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 0 29
7b 1 1 1 1 0 0 3 3 2 0 2 3 2 3 2 53
8a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
8b 2 2 0 0 2 0 1 1 1 0 2 2 0 2 1 36
9 2 1 0 2 0 0 1 3 1 2 2 2 2 3 2 46
0.829 28%
1.514 50%
1.000 33%
1.029 34%
1.314 44%
12.284
Modus
31
MAX
53
Median
31
MIN
11
Skor
Nilai
15 13 8 11 8 6 16 17 11 8 11 14 15 19 11 383
42 36 22 31 22 17 44 47 31 22 31 39 42 53 31 1064
10.943 30%
30.397 30%
169
Lampiran 16 UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN Siswa
Nilai (Xi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
11 11 11 11 14 14 17 17 22 22 22 25 25 28 28 31 31 31 31 31
Zi -1.579 -1.579 -1.579 -1.579 -1.335 -1.335 -1.091 -1.091 -0.683 -0.683 -0.683 -0.439 -0.439 -0.195 -0.195 0.049 0.049 0.049 0.049 0.049
F(Zi)
S(Zi)
0.057 0.057 0.057 0.057 0.091 0.091 0.138 0.138 0.247 0.247 0.247 0.330 0.330 0.423 0.423 0.520 0.520 0.520 0.520 0.520
0.114 0.114 0.114 0.114 0.171 0.171 0.229 0.229 0.314 0.314 0.314 0.371 0.371 0.429 0.429 0.571 0.571 0.571 0.571 0.571
[F(Zi)-S(Zi)] 0.057 0.057 0.057 0.057 0.080 0.080 0.091 0.091 0.067 0.067 0.067 0.041 0.041 0.006 0.006 0.052 0.052 0.052 0.052 0.052
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Rata-rata SD
36 36 36 36 39 42 42 42 42 44 44 47 47 47 53
0.456 0.456 0.456 0.456 0.700 0.945 0.945 0.945 0.945 1.107 1.107 1.352 1.352 1.352 1.840
0.676 0.676 0.676 0.676 0.758 0.828 0.828 0.828 0.828 0.866 0.866 0.912 0.912 0.912 0.967
0.686 0.686 0.686 0.686 0.714 0.829 0.829 0.829 0.829 0.886 0.886 0.971 0.971 0.971 1.000
0.010 0.010 0.010 0.010 0.044 0.001 0.001 0.001 0.001 0.020 0.020 0.060 0.060 0.060 0.033
30,398 12,284
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,091 Dengan nilai kritis L (α = 0,05) = didapatkan Ltabel =
= 0,150
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,091 < 0,150), maka data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal. 170
Lampiran 17 NILAI PRETEST KELAS KONTROL Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 1 1 1 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
3 0 1 0 0 0 0 1 0 1 2 2 0 2 1 0 1 0 0 1 1
4 1 2 2 1 2 1 1 3 3 0 0 1 0 1 3 2 2 0 1 2
5a 1 0 0 0 0 0 0 2 1 1 2 0 1 1 0 0 1 1 0 1
Nomor Pertanyaan 5b 6 0 0 2 2 2 2 2 2 1 0 0 2 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 2 0 0 1 0 0 2 1 2 0 2 1 1 0 0 0 1
7a 1 1 1 0 0 0 1 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
7b 0 2 2 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8a 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 2 2 1 2 1 0
8b 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
9 1 1 2 2 1 2 1 1 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 2
Skor
Nilai
7 13 16 13 7 9 7 11 12 6 6 8 4 8 10 11 9 8 6 10
19 36 44 36 19 25 19 31 33 17 17 22 11 22 28 31 25 22 17 28
171
Siswa U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH Jumlah Rata-rata Persentase
1 2 1 0 1 1 1 0 0 2 1 0 1 1 1 21
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 1 28
4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 52
5a 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 1 20
0.618 21%
0.529 18%
0.824 27%
1.529 51%
0.588 20%
Standar deviasi
Nomor Pertanyaan 5b 6 0 0 1 2 2 0 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 0 2 1 1 1 1 2 1 2 3 1 2 31 37 0.912 30%
1.088 36%
7a 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 30
7b 0 1 1 1 1 1 1 0 0 2 1 1 2 2 34
8a 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
8b 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
9 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 46
0.882 29%
1.000 33%
1.029 34%
0.676 23%
1.353 45%
9.690
Modus
36
MAX
47
Median
32
MIN
11
Skor
Nilai
11 16 12 12 14 13 12 13 14 14 13 17 17 16 375
31 44 33 33 39 36 33 36 39 39 36 47 47 44 1042
11.029 31%
30.637 31%
172
Lampiran 18 UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL Siswa
Nilai (Xi)
Zi
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
11 17 17 17 19 19 19 22 22 22 25 25 28 28 31 31 31 33 33 33
-2.027 -1.407 -1.407 -1.407 -1.201 -1.201 -1.201 -0.891 -0.891 -0.891 -0.582 -0.582 -0.272 -0.272 0.037 0.037 0.037 0.244 0.244 0.244
F(Zi)
S(Zi)
0.021 0.080 0.080 0.080 0.115 0.115 0.115 0.186 0.186 0.186 0.280 0.280 0.393 0.393 0.515 0.515 0.515 0.596 0.596 0.596
0.029 0.118 0.118 0.118 0.206 0.206 0.206 0.294 0.294 0.294 0.353 0.353 0.412 0.412 0.500 0.500 0.500 0.618 0.618 0.618
[F(Zi)-S(Zi)] 0.008 0.038 0.038 0.038 0.091 0.091 0.091 0.108 0.108 0.108 0.073 0.073 0.019 0.019 0.015 0.015 0.015 0.021 0.021 0.021
U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH Rata-rata SD
33 36 36 36 36 36 39 39 39 44 44 44 47 47
0.244 0.553 0.553 0.553 0.553 0.553 0.863 0.863 0.863 1.379 1.379 1.379 1.689 1.689
0.596 0.710 0.710 0.710 0.710 0.710 0.806 0.806 0.806 0.916 0.916 0.916 0.954 0.954
0.618 0.765 0.765 0.765 0.765 0.765 0.853 0.853 0.853 0.941 0.941 0.941 1.000 1.000
0.021 0.055 0.055 0.055 0.055 0.055 0.047 0.047 0.047 0.025 0.025 0.025 0.046 0.046
30,637 9,690
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,108 Dengan nilai kritis L (α = 0,05) = didapatkan Ltabel =
= 0,152
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,108 < 0,152), maka data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
173
Lampiran 19 NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 3 2 2 3 3 1 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 3 3
4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
5a 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 1 1 3 3
Nomor Pertanyaan 5b 6 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2
7a 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1
7b 1 1 1 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 3 3 1 2 2 3 3
8a 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 1 1
8b 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3
9 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2
Skor
Nilai
22 26 22 26 28 26 22 27 23 29 27 29 27 30 22 24 24 17 26 27
61 72 61 72 78 72 61 75 64 81 75 81 75 83 61 67 67 47 72 75
174
Siswa 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah Rata-rata Persentase
1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 72
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
3 1 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 68
4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 86
5a 3 3 3 3 1 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 79
2.057 69%
1.000 33%
1.943 65%
2.457 82%
2.257 75%
Standar deviasi
Nomor Pertanyaan 5b 6 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 92 84 2.629 88%
2.400 80%
7a 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 3 3 1 60
7b 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 79
8a 3 2 1 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 2 1 67
8b 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 1 1 2 1 2 75
9 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 89
1.714 57%
2.257 75%
1.914 64%
2.143 71%
2.543 85%
8.331
Median
72
MAX
83
Modus
61
MIN
47
Skor
Nilai
29 28 28 29 22 22 26 28 22 22 25 25 28 25 23 886
81 78 78 81 61 61 72 78 61 61 69 69 78 69 64 2461
25.314 70%
70.317 70%
175
Lampiran 20 UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Siswa
Nilai (Xi)
Zi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
47 61 61 61 61 61 61 61 61 64 64 67 67 69 69 69 72 72 72 72
-2.799 -1.118 -1.118 -1.118 -1.118 -1.118 -1.118 -1.118 -1.118 -0.758 -0.758 -0.398 -0.398 -0.158 -0.158 -0.158 0.202 0.202 0.202 0.202
F(Zi) 0.003 0.132 0.132 0.132 0.132 0.132 0.132 0.132 0.132 0.224 0.224 0.345 0.345 0.437 0.437 0.437 0.580 0.580 0.580 0.580
S(Zi) 0.029 0.257 0.257 0.257 0.257 0.257 0.257 0.257 0.257 0.314 0.314 0.371 0.371 0.457 0.457 0.457 0.600 0.600 0.600 0.600
[F(Zi)S(Zi)] 0.026 0.125 0.125 0.125 0.125 0.125 0.125 0.125 0.125 0.090 0.090 0.026 0.026 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Rata-rata SD
72 75 75 75 75 78 78 78 78 78 81 81 81 81 83 70,317 8,331
0.202 0.562 0.562 0.562 0.562 0.922 0.922 0.922 0.922 0.922 1.282 1.282 1.282 1.282 1.522
0.580 0.713 0.713 0.713 0.713 0.822 0.822 0.822 0.822 0.822 0.900 0.900 0.900 0.900 0.936
0.600 0.714 0.714 0.714 0.714 0.857 0.857 0.857 0.857 0.857 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
0.020 0.001 0.001 0.001 0.001 0.035 0.035 0.035 0.035 0.035 0.100 0.100 0.100 0.100 0.064
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,125 Dengan nilai kritis L (α = 0,05) = didapatkan Ltabel =
= 0,150
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,125 < 0,150), maka data posttest kelas eksperimen berdistribusi normal.
176
Lampiran 21 NILAI POSTTEST KELAS KONTROL
Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 1 1 3 3 3 1 1 3
4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3
Nomor Pertanyaan 5a 5b 6 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 1 3 3 1 3 3 0 2 2 1 3 3 1 3 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 3 3 1 3 2 1 3 2 0 2 2 1 2 2 1 3 2 1
7a 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1
7b 0 0 1 0 0 1 1 2 1 0 1 2 2 1 2 1 2 2 1
8a 3 3 3 3 1 0 3 1 3 3 3 1 1 3 3 1 1 1 2
8b 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Skor
Nilai
23 24 25 23 17 21 23 19 22 24 24 18 18 24 23 22 19 19 21
64 67 69 64 47 58 64 53 61 67 67 50 50 67 64 61 53 53 58
177
T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH Jumlah Rata-rata Persentase
1 1 2 2 0 2 2 0 0 2 2 0 1 2 2 51
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
3 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 2 1 68
3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 84
3 3 0 0 1 0 0 2 1 0 0 3 3 2 2 71
3 3 2 2 2 2 2 2 2 0 1 2 2 2 2 72
1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 3 1 44
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 59
1 1 2 2 2 1 2 2 1 0 2 1 1 1 2 41
0 1 2 1 2 2 2 1 3 3 2 3 3 2 1 67
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 37
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 69
21 22 19 17 17 18 19 17 18 16 17 21 22 23 20 696
58 61 53 47 47 50 53 47 50 44 47 58 61 64 56 1933
1.500 50%
0.971 32%
2.000 67%
2.471 82%
2.088 70%
2.118 71%
1.294 43%
1.735 58%
1.206 40%
1.971 66%
1.088 36%
2.029 68%
20.471 57%
56.863 57%
Standar deviasi
7.405
Median
58
MAX
69
Modus
47
MIN
44
178
Lampiran 22 UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL Siswa
Nilai (Xi)
Zi
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
44 47 47 47 47 47 50 50 50 50 53 53 53 53 53 54 58 58 58 58
-1.737 -1.332 -1.332 -1.332 -1.332 -1.332 -0.927 -0.927 -0.927 -0.927 -0.522 -0.522 -0.522 -0.522 -0.522 -0.387 0.154 0.154 0.154 0.154
F(Zi) 0.041 0.091 0.091 0.091 0.091 0.091 0.177 0.177 0.177 0.177 0.301 0.301 0.301 0.301 0.301 0.349 0.561 0.561 0.561 0.561
S(Zi) 0.029 0.176 0.176 0.176 0.176 0.176 0.294 0.294 0.294 0.294 0.441 0.441 0.441 0.441 0.441 0.471 0.588 0.588 0.588 0.588
[F(Zi)-S(Zi)] 0.012 0.085 0.085 0.085 0.085 0.085 0.117 0.117 0.117 0.117 0.140 0.140 0.140 0.140 0.140 0.121 0.027 0.027 0.027 0.027
U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH Rata-rata SD
61 61 61 61 64 64 64 64 64 67 67 67 67 69
0.559 0.559 0.559 0.559 0.964 0.964 0.964 0.964 0.964 1.369 1.369 1.369 1.369 1.639
0.712 0.712 0.712 0.712 0.832 0.832 0.832 0.832 0.832 0.914 0.914 0.914 0.914 0.949
0.706 0.706 0.706 0.706 0.853 0.853 0.853 0.853 0.853 0.971 0.971 0.971 0.971 1.000
0.006 0.006 0.006 0.006 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.056 0.056 0.056 0.056 0.051
56,863 7,405
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,140 Dengan nilai kritis L (α = 0,05) = didapatkan Ltabel =
= 0,152
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,140 < 0,152), maka data posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
179
180
Lampiran 23 UJI HOMOGENITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Pretest Mean kelas eksperimen Mean kelas kontrol Beda mean N kelas eksperimen N kelas kontrol SD kelas eksperimen SD kelas kontrol Varians terbesar Varians terkecil
30,400 30,640 -0,240 35 34 12,284 9,690 150,903 93,890
F= F= F = 1,607 Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan uji fisher didapatkan hasil Fhitung sebesar 1,607. Pada taraf signifikansi 0,05 dengan df untuk pembilang (N1 = n-1) yaitu (35-1 = 34) dan df penyebut (N2 = n-1) yaitu (34-1 = 33), maka didapat Ftabel sebesar 1,783. Dengan demikian Fhitung < Ftabel (1,607 < 1,783) maka Ho diterima, yang berarti data homogen.
181
Lampiran 24 UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Posttest Mean kelas eksperimen Mean kelas kontrol Beda mean N kelas eksperimen N kelas kontrol SD kelas eksperimen SD kelas kontrol Varians terbesar Varians terkecil
70,320 56,860 13,460 35 34 8,331 7,405 69,398 54,835
F= F= F = 1,266 Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan uji fisher didapatkan hasil Fhitung sebesar 1,266. Pada taraf signifikansi 0,05 dengan df untuk pembilang (N1 = n-1) yaitu (35-1 = 34) dan df penyebut (N2 = n-1) yaitu (34-1 = 33), maka didapat Ftabel sebesar 1,783. Dengan demikian Fhitung < Ftabel (1,266 < 1,783) maka Ho diterima, yang berarti data homogen.
182
Lampiran 25
Uji Hipotesis Statistik (Uji t) Pretest X
X
dengan dsg2 =
√
dsg2
=
–
–
= = = = 122,822 s
= 11,080
t
=
X
X √
=
=
=
√
thitung
= -0,038
Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan hasil thitung sebesar -0,038 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebadasan (db = 67) didapatkan ttabel sebesar 1,996. Maka thitung < ttabel (0,038 < 1,996) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat pretest rata-rata kemampuan analisis siswa kelas eksperimen sama dengan rata-rata siswa kelas kontrol.
183
Lampiran 26
Uji Hipotesis Statistik (Uji t) Posttest X
X
dengan dsg2 =
√
dsg2
=
–
–
= = = = 62,225 s
= 7,888
t
=
X
X √
=
=
=
√
thitung
= 7,082
Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan hasil thitung sebesar 7,082 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebadasan (db = 67) didapatkan ttabel sebesar 1,996. Maka thitung > ttabel (7,082 > 1,996) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat posttest rata-rata kemampuan analisis siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan rata-rata siswa kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan analisis siswa pda konsep Protista.
Lampiran 27 Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kelas Eksperimen Pretest 11 11 11 11 14 14 17 17 22 22 22 25 25 28 28 31 31 31 31 31
Postest 47 61 61 61 61 61 61 61 61 64 64 67 67 69 69 69 72 72 72 72
N-Gain 0.40 0.56 0.56 0.56 0.55 0.55 0.53 0.53 0.50 0.54 0.54 0.56 0.56 0.57 0.57 0.55 0.59 0.59 0.59 0.59
Kelas Kontrol Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Pretest 11 17 17 17 19 19 19 22 22 22 25 25 28 28 31 31 31 33 33 33
Postest 44 47 47 47 47 47 50 50 50 50 53 53 53 53 53 54 58 58 58 58
N-Gain 0.37 0.36 0.36 0.36 0.35 0.35 0.38 0.36 0.36 0.36 0.37 0.37 0.35 0.35 0.32 0.33 0.39 0.37 0.37 0.37
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang 184
Siswa 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Rata-rata Persentase Max Min
Kelas Eksperimen Pretest 36 36 36 36 39 42 42 42 42 44 44 47 47 47 53
Postest 72 75 75 75 75 78 78 78 78 78 81 81 81 81 83
30.40 30% 53 11
70.32 70% 83 47
N-Gain 0.56 0.61 0.61 0.61 0.59 0.62 0.62 0.62 0.62 0.61 0.66 0.64 0.64 0.64 0.64 0.58 0.59 0.66 0.40
Kelas Kontrol Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Pretest 33 36 36 36 36 36 39 39 39 44 44 44 47 47
Postest 61 61 61 61 64 64 64 64 64 67 67 67 67 69
N-Gain 0.42 0.39 0.39 0.39 0.44 0.44 0.41 0.41 0.41 0.41 0.41 0.41 0.38 0.42
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
30.64 31% 47 11
56.86 57% 69 44
0.38 0.38 0.44 0.32
Sedang Sedang Sedang Sedang
185
186
Lampiran 28
Perhitungan N-Gain tiap Aspek Analisis Pretest
Aspek
Kelas
Posttest
N-
Rerata %*** Skor Rerata %***
Skor
Differentiating
37
12.33
12%
219
73.00
70%
0.65
Sedang
Eksperimen Organizing
120
30.00
29%
266
66.50
63%
0.49
Sedang
Attributing
226
45.20
43%
401
80.20
76%
0.59
Sedang
Differentiating
69
23.00
23%
190
63.33
62%
0.49
Sedang
Organizing
113
28.25
28%
205
51.25
50%
0.30
Rendah
Attributing
193
38.60
38%
301
60.20
59%
0.33
Sedang
Kontrol
Gain
Kriteria
analisis
Keterangan : Aspek Kemampuan Analisis Soal nomor Jumlah soal Skor maksimal tiap butir soal Skor maksimal tiap aspek analisis** *
Differentiating Organizing Attributing 1, 3, 5a 2, 5b, 7a, 7b 4, 6, 8a, 8b, 9 3 4 5 * 3 x 35 orang = 105 Eksperimen 3* x 34 orang = 102 Kontrol 315 420 525 Eksperimen 306 408 510 Kontrol
Merupakan skor tertinggi tiap soal sesuai dengan rubrik yang telah dibuat.
**
Didapat melalui perhitungan : Skor maksimal tiap soal x Jumlah soal tiap aspek.
***
Didapat melalui perhitungan
x 100%
187
Lampiran 29 LEMBAR VALIDASI SOAL Judul penelitian
: Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) terhadap Kemampuan Menganalisis Siswa pada Konsep Protista
Peneliti
: Irma Nurmalasari
NIM
: 1111016100052
Jurusan/Prodi
: Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Nama Validator
: Dr. Ratna Komala, M,Si
Petunjuk: Berilah tanda check list (√) pada kolom penelitian yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu terhadap instrumen soal. No 1 2 3 4 6
7
Aspek yang Diamati Kesesuaian soal dengan kompetensi dasar yang harus dicapai Kesesuaian antara soal yang diberikan dengan aspek kemampuan analisis Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti Kalimat yang digunakan tidak mengandung makna ganda Soal yang diberikan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep Protista Jawaban dari soal yang diberikan memungkinkan siswa mengkonstruk pengetahuan sehingga tidak terpaku pada buku teks
Kesesuaian Hasil Pengamatan Ya Tidak √ √ √ √ √ √
Kesimpulan Validator/Penilai Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan kesimpulan anda: A. Soal Essai ini: 1. Sangat baik 2. Baik 3. Kurang baik B. Soal Essai ini: 1. Dapat digunakan tanpa revisi 2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
188
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi 4. Belum dapat digunakan Komentar dan Saran: Secara umum instrumen tes kemampuan analisis sudah cukup baik namun beberapa ada yang perlu diperbaiki antara lain : konsistensi bahasa, kesesuaian antara soal dan jawaban, ketetapan penggunaan kalimat dan urutan soal.
Tangerang Selatan, 22 Oktober 2015
Validator
affi, LQTD]
1,.',![r*.r" *.
ns
Tgl.
: Terbit :
No.
Revisi:
No.
KEMENTERIAN AGAMA urN JAKARTA
FORM (FR)
ciputat 1s412 tndonesia
Dokumen
:
Ha
FITK-FR-AKD-081
1 Maret 01 111
SL,,RAT BIMBINGAN SKRIPSI Norror : LJn,O I iF. I /KM.01 Larnp. : -
I{al
.3 /
d1s120l
Jakarla, 13 Maret 2015
5
: I}inrbingan Sl
Baiq lJana Susanti, M.Sc Pcrnbimbing Skripsi Ira.l
s
alamtt' alaikum
w
r.wb.
Dengan ini diharapl
Irrna Nurr.nalasat'i
NIM
11il016r00052
Jurusar.r
Pendidikan Biologi
Serrester
8
Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Terlradap
Judul Sl
Ir4
l/ll
engana! i sis
S
isrva Pada K onsep Protista.
Judtrl iersebLrt telah disetu_iLri oieh Jui'usan yang bersangl
Birnbirrgan skripsi
ini
diharapkan selesai dalanr rvalctu
6
(enaur) bulan, dan ciapat
diperpanjaug selarna 6 (enarn) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas pcrhatian dan kerja sarna Saudara, karni ucapkan terirna kasih. Wqs
s
alam u' alqi
kul
w
r.w b.
rcirjqr';ffi
M.Sc 2 001 Tcmbusan:
l. 2.
Dekan FITK Mahasiswa ybs.
2010
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FoRM (FR)
FITK Jl. lt. H Juanda No 95 Cipulal 15412 lndonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi:
: : :
Ha
FITK-FR-AKD-081
1 Maret 01 111
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nornor : Un.O l/F. l/KM.O| 3l.QAfl2Tt
s
Jakarta, l3 Maret 2015
Lamp. : -
Ilal
: Ilinrbingan Sl
l}r1' S. I{osvcltttrn.
N4A
Penibintbing Sl
i
kunt
Dengan
y,
ini
r.v
b.
diharapkan kesediaan Saudara untuk rnenjadi pembimbing
I/ll
(rrateri/tekn i s) pen ul isan skri psi rnahas iswa: Narna
Inna Nurnralasari
NIM
1111016100052
Jurltsan
Pendidikan Biologi
Scnrester
8
Jirdul Sl
Pengaruh li4odel Project Basecl l,earning (PjBL) Terhadap
Kcnranlpuan Menganalisis Sisrva I)ada I(onsep Protista. Jtrcitrl tersebLrt telah clisetujLri oleh Jurusan yang bersangl
Biurbirrgan skripsi ini diharaplcan selesai dalam wal
l,tas perhatian Ll/as
s
a
dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terirna kasih.
lottt rt' a lai ktun wr.w b
M.Sc -fcnrbusan:
l. 2.
Dekan I]ITK Mahasisr.va ybs.
3 2 00r
2010
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FOR[ur (FR]
FITK Jl. lr. H-
No Dokumen Tgl Terbit
: :
Revisi
:
No.
Juatda Na 95 Cipubt 1&12 lldoresia
Ha
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 01 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN VALIDASI Nomor : Un.O I /F. l/I(M.O r.:1.!3!.VZO r S Lamp. : Insffumen Penelitian : Validasi Instrumen Penelitian
JakartU 13 Oktober 2015
Hal
Kepada Yth.
Kaprodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Tenrpat As s alam u' al
aikum
w
r.w b.
Dengar horniai Lami saflpaikan bahrva, Nama
: Irma Nurmalasari
NIM
:1111016100052
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Semester
: 9 (sembilan)
Judul Skripsi : "Pengaruh Model Project Based LearningTerhadap Kemampuan Menganalisis Siswa Pada Konsep Protista" adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan sehubungan dengan penyelesaian skripsi, mahasiswa tersebut memerlukan validasi instrumen penelitian dengan pihak terkait. Oleh karena itu, mohon kesediaan Saudara untuk menerime mahasiswa tersebut dan memberikan bantu anflya..
demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Was s alamu'
alaikum
w r. w b.
a.n. Dekan
IPA
Kaj
Baiq NIP.
Temhusan: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
1
i. M.Sc 200003 2 001
2010
^@r
E{trJ
KEMENTERIAN AGAMA
No.
UIN JAKARTA
Tgl.
: FITK-FR-AKD-082 Terbit : 'l Maret 2010
No.
Revisi:
li.',!f;r""*"
FORM (FR)
*"nsciputat 1s412 tndorcE
Dokumen
:
01
Ha
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.0 1,1F. 1/KM.0 1.3/ ........1201 5 Lamp. : Outline/Proposal
Hal
: Permohonan
J
akarta, I 2 Novemb er 201 5
Izin Penelitian
Kepada Yth.
Kepala SMA Negeri 87 Jakarta
di Tempat A ssal amu' al aikum
w
rw
b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Irlama NIM Jurusan Semester
; Irma Nurmalasari
: 1111016100052 : Pendidikan
IPA
: 9 (sembilan)
Judul Skripsi : '?Fengaruh Model Project Based LeorningTerhadap Kemampuan Menganalisis Siswa Pada Konsep Protista" adalah benar mahasiswa./i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madras ah y ang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa
torsebut
nrelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. lVas s al amu' al aikum w r.w b.
a,n. Dekan
IPA
M.Sc 200003 2 001 Tcmbusan: l. Det:an FITK 2 Pcrrbantu Dckan Bidang Akadcmik 3. Nlarasiswa yang bersangkutan
JAYA^RAYA
I
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 87
Jl" Mawar ll Kel. Bintaro, Kec. pesanggrahan Jakarta selatan Telepon 73881969 Fax 73gg7g55
JAKARTA
Kode Pos: 12330
SURAT KETERANGAN RISET NOMOR: 55 / -1.851.6 Berdarsarkan surat
dari Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Un.01/F.1/KM.01.3114831215 tanggal
4
September
nomor
2015 tentang permohonan
izin
melaksanakan penelitian atas nama mahasiswa berikut ini, dengan ini Kepala SMA Negeri 87 Jakarta menerangkan bahwa :
Lengkap Nomor ldentitas Nama
Program/Jurusan
: : :
lrma Nurmalasari 1111016100052
Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Program pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA ulN syarif Hidayatullah Jakarta
Yang bersangkutan diberikan izin dan telah melaksanakan penelitian guna penyusunan Skripsi. Kegiatan tersebut dilaksanakan Tanggal 18 November s.d. 14 Desember 2015 di SMA Negeri 87 Jakarta.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 20 Januari 2016
AEPALA
SEKOI-AH
4//,/,,,/f ,/ '
Hj. Hasnati Ramli, M.Pd, ,.,,,NtP. 195601191994032001 D_ra.
Lampiran 34
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
Irma Nurmalasari
NIM
1
Fak/Jur
FITK/IPA-Biologi
l I 1016100052
Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap
Judul Skripsi
Kemampuan Analisis pada Konsep Protista. Pembimbing ke-l
: Baiq Hana Susanti, M.Sc
Pembimbingke-2
: Eny S. Rosyidatun, S.Si,
BAB I PENDAIITLUAN
No 1
2
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 3, diakses dari http :/,4<emenag. eo. idfi le/dokumen/ UU2003.p€ pada tanggal 29 Iviaret 2A\6. Permendiknas. No 22 T ahrn 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan lrlenengah, h.377, diakses dari htrp://sdm. data.kemdikbud. go.id/S NP/dokumen/P ermen diLn as %2 0N o
MA Paraf I Pembimbine2
Pembirnhingl
(/
V
yAOZZ'l,ZOmnunYA0nOe.pal grda tangg al 29 Marct 201 6. J
Ester Lince Napitupulu, Prestcisi Sains dan Matematika lruJonesia Menurun, 2012, diakses dari httrr ://edukasi.kompas-com/read/2 0 I 2/1 2/1 4/0900543 4/Prestasi. S ains. d an.Matematika. Indonesi a.Menurun, pada tanggal I
4
I
9-
Maret 2016.
OECD, Pisa 2012 resalts infocus:
what l|-year-olds htow and what they can do with what they know, 2014,p.5, diakses dari h
ttplwww.q
ecd.
or
dpisa&gyfild1p
gsipisa-2 0 1 2 -resul ts-overvi ew.pdf, padatanggal 12 Januari 2015.
q
)
6
Asep Sapa'at, Kemana Arah Pendidiknn Indonesia?, 207 4, diakses dari http ://www.republika. co. idlberita/p endidikan/ eduaction/ I 4 I 02 I 27 I nl wt s 0-kemana- arah-p endi dikanindonesia, pada tanggal 28 Desember 2015. I Wayan Santyasa, "Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Berbasis Proyek, dan Orientasi NOS", Makalah Disampaikan dalam Seminar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 S emarapur a, 27 D esember 2006, h.12, diakses dari httpj/ /wgb. iaincirebon. ac.iClebook/i ndr v al Mo delo/o2 0P emb el aj ar anYoT 0 Menuli siCOLLAB ORATIVE_MO
Y
lD
U ,
DEL:PROJECT BASED:DAN :oRIENTASI NOS.pdl pada 1
No .l
tanggal 16 Januari 2016. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Ti Konseptual Operasion PT. Bumi Aksara,2013 145.
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKTR, DAN HIPOTESIS Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,
I I
Paraf Pembimbing
?
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.
4t. 2
Tatang Suratno, "Konstruktivisme, Altemative dan Perubahan Konseptual dalam Pendidikan IPA", Jurnal Pendidikan Dasar, No. 10, 2008, h. 1, diakses dari http ://fi le.upi. edu/Direktori/JURNA L/P ENDID IKAN:DA S AR/Nomor
:lq
Oktob er:2 00 8/Konstruktivisme.:K onsepsi Alternatif dan Perubahan
-KsuscpDal dalam Pendidikan Ip
(/ o
1
Pembimbing
2
A.PDF, pada tanggal4 Januai 20t6. Mubiar Agustin, Permas alahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran: Panduan Untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Refi ka
2AA\ Cet.2.h. 92. Educational Technology Division Of Education, Project Based Learning Handbook "Educating The Millennial Learner", 2006, p.3, diakases dari
Iv{inistry
content/uploadsl 20 I
1
I
07 /
P
rojectYo2
0B ased%2 0learning762 0Handb
ook l2%20o/o20P rcj e ct%o20 as e do/o2 0L e arnil,tg %20Handbook.pdf, p ada tanggal 26 Februari 2015. Stevani Endah Purworini, "Pe,mbelaj aran Berbasis Proyek S ebagai Upaya Mengembangkan Habit oJ Mind Sfudi Kasus di SMp Nasional KPS Balikpapat", Jurnal Pendidikan Inovatif, 7. 2A06, h. 17, diakses dari https :/jumaljpi.fi les.wordpress. co m/2009i09/vol- 1 -no-2-stevaniendah-purworini.pdf pada tan ggal 4 Januari 2016. Made
Wen4 Op. Cit.,h.l44.
Ridwar Abdullah
Sani,
Pembelajaran Saintifik Llntuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 20i4), h. 'r72.
Michael
M Glant, Getting a Grip
on Project Based-Leaming: Theory, Cases, Recommendations,
and Meridicn a Middle
School
Computer Technologies Journcl, Vol. 5, 2002, p. 2, diakses dari https://www.ncsu. edu/meridi anlwin
9
tanggal 26Februai2016. Rusmono, S tr at e gi P emb e laj ar an Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan
r
Profe s ionalitas Guru, (Bogor:
t*j. t/
Ghalia Indonesia, 2014), Cet.2,h.
t2-t3.
I
10
Michael M Grant, Loc. Cit.
v
11
Rusmono, Op. Cit., h. 12.
v
l2
Ibid.,h.15.
13
Nuryani Rustarrran, dl
U^
?
16 17
18
John W. Thomas, A Review of Reseo.rch on Proj eci-Bas ed Leaming,2000, p. 3, diakses dari
hrp://wwrtLbob pearlman.orgBestP ractices/PB L:Research.pdfl pacia tarrggal 26 Febmari 2016. Ministry Of Education, Op. Cit., p. 22r.s. Andi Stix and Frank Hrbek, Chapter I l: The lrline Steps of Praject Based Leaning, 2014, p. 166, diakses dari htF://www. ascd. ordpublications/b ookVl 0603 I /chapters/The Nine _S1 eps olProjectBasedJearning. aspx, pada tanggal 13 Februari 2015. Ministry Of Education, Op. Cit., p.
l8-
Cit.,h. 176-177.
1,9
Sani, Op.
20
Jennifer Railsback, Project Based-
Instructi on : Creating Excitement For Learning, 2002,p. 9-10, diakses dari http://educ ati onnorthwest. orslsites/
\r
?
14 | Santyasa, Op. Cit.,h.11. 15
h"V
t I
q
I
in
e{ I
\ t
l. tJl--)/-
I
Vu
? ? {
t
\l-1
t.,
default/fi les/proj ectbased.prif, pada tanggal 19 Agustus 2014.
2I
Sani, Op. Cit., h. 177-178.
22
Sandra Atikasari,
I
i
?
Wiwi Isnaeni,
Andreas Priyono Budi Prasetyo, "Pengaruh Pendekatan ProblemBased Learning dalam Materi P encemaran Lingkungan terhadap Kemampuan Analisis", (Jnnes Journal of Biolog Education, I (3,),2012, h. 18, diakses dari
?
http ://j ournal.unnes. ac.id/artikel sj til p df I ujb el I 49 6 I 1 443, pada tanggal
23
24
29 Maret2016. Patrisius Istiarto Djiwandon o, Kemampuan Analitis Sebagai Bekql Bernalar Kritis,2013, h. 1, diakses dari https ://www. academia.e du/ 4005 I 52 /T,EMAMPUAN_ANALIS IS SEB AGAI_B EKAL_B ERNALAR_ KR I TIS, pada tanggal26 Februari 2016.
r
Lorin W Anderson, David R Krathwohl (eds), Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, don Asesmen: Revisi Tal<sonomi Pendidiknn Bloom, Terjemahan dart A Taxonomy for Learning, Teaching, and Ass essing : A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelaiar, 201 0), h. l2l-124.
25
Ibid.,h.120.
26
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21; Kritik MI, EI, 58, AO & Successful Intelligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.257. Lindawati, Siska Desy Fatmariyanti, Arif Maftukhin, "Penerapan Model Panbelaj aran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa
27
? v
? q
\q\t u-
\,
28
29
Man I Kebumen", Jurnal Radiasi, Vol3. No 1, 2013,h.43, diakses dari http ://eiournal.umowr. ac.idlindex.p hp lr adtasil articlel downlo adl 6 49 I 62 5, pada tanggal 29 Maret 2016. Median Agus Priadi, Suciati Sudarisman, Suparmi, "Pernbelajaran Biologi Model PBI Menggunakan Eksperimen Laboratoriurr dan Lapangan Ditinjau dari Kemanlpuan Berfikir Analisis dan Sikap Peduli Lingkungan", SeminarNasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2012, h. 325, diakses dari hUCa urnat.n
\ I
W
?
Ztifiani, Tonih Feronika,
Kinkin
Suartini,
Pembelajaran Sains, Lembaga Penelitian
dan Strategi (Jakarta:
UIN
Syarif
Hi
rbid., h.48.
31
Dini Rahmawali, "Pengaruh Model Panbelajaran tserbasis Proyek telhadap Hasil Belajar Fisika Sisrva", Slwipsi Program Studi
?
r
\^ \
Pendidikan Biologi
Pendidikan
Ilmu
Jurusan Pengeiahuan Tarbiyah dan
Alam Fakultas Ilmu Keguruan Universitas Islatr Negeri Syarif Hidayatullah, J akarta, 2011, h.62-63. 32
Atikasari, Op. Cit., h.24.
?
JJ
Ibid.,h.2t.
v
\
34
Pardjono dan Wardaya, "Peningkatkan Kemampuan Analisis, Sintesis, dan Evaluasi Melalui P embelaj aran Problern Solving", Calcrawala Pendidikan, Th. XXVIII, No. 3, November 2009, h. 267, diakses dari https ://core. ac.uk/download/fi les/3 3 5 / I 10617 13.pdf, pada tanggal 5 Januari 2015. 35 P. Arimbawa, I W. Sadia, dan I N. Tika, "Pengaruh Model Pembelaj aran Berbasis Proyek (MPBP) terhadap Kem ampuan Pemecahan N,Iasalah IPA Seharihari Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa", e-Journal Program Pascasa4' ana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, Vol. 3,2013,h.9-1C, diakses dari http ://pasca.undiksha.ac.idlej ournal/iniiex.php/j urnaljp a/arti cl e /viewF 1lel 852/ 507, pada tanggal 29 Maret 2016. 36 Dewi Insyasiska, Siti Zubaidah dan Herawati Susilo, "Pengar.rh proj ect B a s e d L e a'inin g terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kernampuan Kognitif Siswa Kelas X Mata Pelajaran Biologi di SMAN 1 Batu", Zesls Progam Pascasarjana UI|d,2013, diakses dari
7
/l ut^ !a-
I
I
I
I
I
--l E
I
I
L
btbiruaryalmiah. um. ac. idlindex.phi-r,/di sertasi/ article I view I 2480 5, pada tanggal 3 1 Maret 2016. i
I
J/
Pembelajararnya" Pada Hari Sabtu, 4 Juli 2009 di FMIPA LII\IY, h. 9, diakses dari http ://staff.unlr. ac. idlsites/default/fi I es
/
\
it-.
I I 3 23 I 9 9 7 2 I P engemb an gan%o2}
Kreativitas%2 OMahasi swa%2Odala
MPlenW
mnas%2 OBio %2 OFMIPA%2 0tINy o/o20200.pdf pada tangg al 29 Maret ,
No 1
20t6. BAB
III ME'fODOLOGI PENELITIAN
Pembimbins
Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandrpg; Alfabeta, 2011), Cet. 13, h.77.
2
Ibid,h.lg.
J
Suharsimi Arikunto, Pros edur P enelitian : Suaht P endekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2013),h.173.
C/
?
'r!,-
r
\
4
Ibid.,h. t74.
?
5
Sugiyono, Op. Cit., h. 102.
?
6
Ibid.,h. t42.
7
Zainal
? Arifin,
Evaluasi
Pembelajaran: Prinsip, Teloik, Prosedur, (Bandung: PT Rernaja Rosdakarya, 2010), Cet. 2,h. 1 53. 8
Sukardi, Metodolo gi P enelitian P endidikan : Komp etens i dan Praktinya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), Cet. 13, h.122.
Paraf I Pembimbins
?
n
Ll-=
L/\
!
"./'
2
9
-\/.. Wiratna Sujarweni dan poly Endrayanto, Statistika Untuk
Penelitian, (Yogyakarta: Ilmu,20I2),h. 177. 10
t
r/
Graha
r
t1
Sukardi, Op. Cit.,h. 123.
O.
l2
Lampiran 29,h.187.
v
13
Lampiran 3, h. 98.
q/
Arikunto, Op. Cit., h. 221.
15
Syofian Siregar, Statistika D es icrip tif untuk P eneliti an : Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikas, ^tPS^l Yersi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
20ll), Cet.2,h. ll6. 16
Ibid.,h. t75.
t1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 17,h. 137.
18
Lampiran 3,h.97.
t9
Arifin, Op.Cit.,h.
20
Lampiran 3,h.97.
2t
Sudjana, Metoda Statis tika, (Bandung: Tarsito, 2009), h. 466467.
t1/'
I
i
\^
\
q'
\TL
V
r v
\h,-
? 133.
22
rbid., h.250.
23
Ibid.,h.23g.
24
Yanti Herlanti, Tanya Jawab S eputar
\
')v
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 18, h. 139.
t4
I
P enelitian P endidikan
Sains,2006,h. 71, diakses dari http ://dhetik.weebl),. com/uplo ads/8/ I I 1 I 5 I 8 I 1 5 637 / tany a-jaw ab s eputar-p eneliti an-p endidikan.p dl
pada tanggal 1 Maret 2016.
c.
9.
?
rv v
U== I
\9---
ln
\^
25
Richard R Hake,
AnaLyzing
r
1
ChangelGain Scores, diakses dari http ://www.physics.indiana. edl/-sd i/AnalyzingChange-Gain.pdf, pada tanggal11 Maret 2016. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Lampiran 15, h. 168-169.
2
Lampiran
J
Lampiran 17, h.
4
Lampiran 21,h.
5
Lampiran 27, h. 1 84-1 85.
6
Lampiran 28, h. 186.
7
Lampiran 13, h. 160-164.
9.
8
Lampiran 14, h. 165-166.
Y
9
Lampiran 76,h.770.
*
10
Lampiran 18,h.773.
11
Lampiran 20,h.176.
C/
12
Lampiran 22,h.779.
13
?
Lampiran 23,h.180.
/
14
Lampiran 24,h.I81.
15
Lampiran 25,h.182.
? k
16
Lampiran 26,h.183.
17
Erica Baker, et al., Project Based
No
19,
l,
I 9/
h. i74-175. 17 I
-t72.
117 -778.
?
itr Paraf 1 Pembimbine C
)L
t/
\-.
,
\t-a
1/
U
\
1
?
t
l^ ,h \
t
{
Learning Model: Learning
Pembimbins
\
Relevant Century, 2017, p. diakses dari
for 2l't
http ://www.fi shwildlife.orelfiles/Co nEd -Proj ect-b as ed-Learni n gL-
7
\
\j--
Model.pdl pada tanggal 1 Maret 2076.
V
18
Atikasari, Op. Crt., h.18.
I9
N. K. D. Karina, I. W. Sadia, dan I. W. Suastra, "Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan
P
emecahan
[9-"
2
Masalah Dan Kecerdasan Emosional Siswa Sfiip", e-journal Program Pascasarj ana Universitas Pendidikan Ganesha, Program studi IPA, Yol4,2074,h. g, diakses dari http ://pasca. undiksha. ac. idlei ournal/index.php/jurnal_ipalarticle /81i0, pada tanggal 14 Januari 20L6. Ghokan Bas, Investigating the Effect of Project-Based Learning on Student's Acadernic Achievement and Attitudes towards English Lesson, The Online Journal of Netu Horizons in Education, Vol 1, 2077,p.2, diakses dari http ://www.tojned.net/pdf/toinedvO I i0a-0 1 .pdf, pada tanggal 29 Maret 2016.
I
20
,P
Y
(-
2t
Ibid.,p.9.
22
San, Op. Cit.,h.l75
23
Median Agus Priadi, Op.Cit.,h. 326.
7
\|"
r
Jakarta, 16Maret2016
Yang Mengesahkan;
Pembimbing
I
Pembimbing
RNidatun.
S.Si, MA NIP. 19750924 200604 2 001 S
2 001
II