PENGARUH MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuni Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: ANITA SUMARYANI 109016200023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LBMBAR PENGESAHAN PEMBTMBING SKRTPSI
Skripsi ini berjudul Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Basetl Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia disusun oleh Anita Sumaryani, NIM 109016200023, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan llmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Flidayatullah lakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diajukan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta. 8 September 2014
Yang mengesahkan,
"][;".'
Pembimbing
ll
D1,l,da Salamah Asung. M.A., Ph. D NIP.19790624 200604 2 002
Dewi Murniati N{.Si
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model pembelajaran
pBL (problem Based
Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia disusun oleh Anita Sumaryani, Nomor Induk Mahasiswa 109016200023, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 7 oktober 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana sl (s. pd) dalam bidang pendidikan Kimia. Jakarta, 3 Desember 2014 Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal Ketua Panitia (Program Studi Pendidikan Kimia) Dedi Irwandi. M.Si NIP. 19710528 200003 I 002
Penguji I Tonih Feronika. M.Pd NIP. 19760t07 2005011 007
Penguji II Dedi Irwandi. M.Si NrP. 19710528 200003
4/t*' /'14 -\ /tL
I 002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dra. Nurlena Rifa'i. MA. Ph.D NIP. 19591020 168603 2001
Tanda Tangan
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Anita Sumaryani
Nama
:
NIM
:109016200023
Jurusan
: Pendidikan IPA/Pendidikan
Kimia
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem
Bosed Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia adalah benar karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1.
M.A., Ph. D 19790624200604 2 002 Pendidikan lPA/Pendidikan Kimia
Nama Pembimbing I
Salamah Agung,
NIP Jurusan/Program Studi
2. Nama Pembimbing I
Dewi Mumiati, M.Si Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia.
I
Jurusan/Program Studi
ini
buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
Demikian surat pernyataan
saya
saya sendiri.
Jakarta, 8 September 2014
Yano Menrzahkan
Anita Sumaryani
NIM 109016200023
ABSTRAK Anita Sumaryani., “Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap Pemahaman konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia”. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap Materi Kesetimbangan Kimia. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Parung pada bulan November tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini, siswa kelas XI IPA-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA-3 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa masing-masing 32 dan 31 siswa. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa penerapan model PBL dan kelas kontrol diberi perlakuan dengan model konvensional. Instrumen penelitian adalah tes pilihan ganda yang berjumlah 18 dengan lima alternatif jawaban. Berdasarkan uji statistik dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh thitung > ttabel (4,85 > 1,67) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif penerapan model pembelajaran PBL terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia.
Kata kunci: Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Materi Kesetimbangan Kimia, Pemahaman Konsep Siswa
ABSTRACT Anita Sumaryani (Science Education, Chemistry), Effect of Problem Based Learning (PBL) towards student’s conceptual understanding on chemical equilibrium The purpose of this research was to know the effect of Problem Based Learning (PBL) Model towards student’s conceptual understanding on chemical equilibrium.Using quasi experiment, this research purposive sampling were in total 63 students from SMAN 1 Parung were involved. The students were grouped in experiment group (32 students) were PBL was used in their teaching and learning process and control group (31 students) were conventional method was applied. Testing with with questionare of 18 items, the result showed that there was significant different of student result in the questionare making T>ttable (4,85>1,67).
Keywords: Problem Based Learning (PBL) Model , chemical equilibrium, student’s conceptual understanding
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahim Alhamdulillahirobbil’a lamin. Segala puji bagi Allah penulis panjatkan atas anugrah dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia”. Shalawat serta salam semoga tercurah pada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya serta sahabatnya. Semoga kita dapat menjadikan beliau sebagai panutan dalam menjalani hidup. Dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hanna Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Salamah Agung, Ph. D sebagai pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya dalam proses penyelesaian skripsi. Semoga ibu selalu diberkahi dan dirahmati oleh Allah. 5. Ibu Dewi Murniati, M.Sc sebagai pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya dalam proses penyelesaian skripsi. Semoga ibu selalu diberkahi dan dirahmati oleh Allah. 6. Bapak Tonih Feronika, M.Pd
dan
Bapak
Dedi Irwandi, M.Si sebagai
penguji yang telah memberikan ilmunya dalam proses revisi skripsi. Semoga Bapak sekalian selalu diberkahi dan dirahmati Allah.
i
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi. Semoga Allah membalas semua kebaikan dan memberkahi ilmu yang telah diberikan. 8. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik. 9. Kepala Sekolah, guru, dan staf SMAN 1 Parung yang telah bersedia mengizinkan penulis mengadakan penelitian. 10. Spesial bagi kedua orang tua tercinta, Bpk Sumarsono dan Ibu Yeni yang senantiasa mendukung memberikan kasih sayang, motivasi dan doa yang terus mengalir kepada penulis. Semoga Allah membalas segala kebaikan atas pengorbanan yang telah diberikan oleh keduanya dan memberi keberkahan dalam hidupnya. 11. Ade Suryani dan Fina Sumarliani, adik-adikku tersayang yang juga terus mendukung dan memberikan motivasi. 12. Nurul Mumin, Ani Syahida, Fitria Takhlisi, Indriyani, Sri Wahyuni, Ira Isnawati, Debby Ariyanti, Yefi, serta semua teman-teman kimia angkatan 2009 yang menjadi kk dan kawan dalam bertukar fikiran. Terima kasih banyak semoga Allah memberi keberkahan dan menjadikan kita semua guru yang terbaik dimata Allah dan dapat memajukan Indonesia kedepannya. 13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skrispi ini. Akhir kata semoga tulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menambah ilmu demi perbaikan di masa yang akan datang.
Jakarta, September 2014 Penulis
Anita Sumaryani
ii
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR ....................................................................................i DAFTAR ISI .................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ............................................................. 6 D. Rumusan Masalah .................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6 F. Kegunaan Penelitian .............................................................. 6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORI A. Landasan Teori ....................................................................... 8 1. Model Pembelajaran PBL ................................................ 8 a. Model Pembelajaran................................................... 8 b. Definisi PBL (Problem Based Learning) ................. 10 c. Karakteristik Masalah dan Model PBL .................... 13 d. Kelebihan dan Manfaat PBL .................................... 16 e. Langkah-langkah PBL ............................................. 17
iii
2. Belajar dan Pembelajaran ............................................... 20 a. Pengertian Belajar .................................................... 20 b. Hakikat Pembelajaran .............................................. 24 3. Pemahaman Konsep ....................................................... 25 4. Konsep Kesetimbangan Kimia....................................... 28 B. Penelitian Relevan ................................................................ 34 C. Kerangka Berfikir................................................................. 36 D. Pengajuan Hipotesis ............................................................. 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 38 B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ............................. 38 1. Metode Penelitian ........................................................... 38 2. Desain Penelitian ............................................................ 38 C. Populasi dan sampel ............................................................. 40 1. Populasi .......................................................................... 40 2. Sampel ............................................................................ 40 D. Variabel Penelitian ............................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40 F. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 41 G. Kalibrasi Instrumen .............................................................. 42 1. Validitas Tes................................................................... 42 2. Reliabilitas Tes ............................................................... 43 3. Tingkat Kesukaran ......................................................... 44 4. Daya Beda ...................................................................... 45 H. Teknik Analisis Data ............................................................ 46 1. Uji Normalitas ................................................................ 46 2. Uji Homogenitas ............................................................ 46 3. Uji Hipotesis .................................................................. 47 4. Uji N-Gain ...................................................................... 48
iv
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ...................................................................................... 49 1. Data Hasil Tes Pretest dan Posttest ................................. 49 a. Pretest ........................................................................ 49 b. Posttest ....................................................................... 51 2. Hasil Analisis Data .......................................................... 53 a. Hasil Uji Normalitas ................................................. 53 1) Pretest .................................................................. 53 2) Posttest ................................................................. 54 b. Hasil Uji Homogenitas .............................................. 55 1) Pretest .................................................................. 55 2) Posttest ................................................................. 56 c. Hasil Pengujian Hipotesis ......................................... 57 1) Pretest .................................................................. 57 2) Posttest ................................................................. 58 d. Hasil N-Gain ............................................................. 59 1) Kelas Eksperimen ................................................ 59 2) Kelas Kontrol ....................................................... 61 3. Data Hasil Tes Pemahaman Konsep............................... 62 a. Kelas Eksperimen ..................................................... 62 b. Kelas Kontrol............................................................ 64 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................... 72 B. Saran .................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 74 LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Hasil Pembelajaran ....................................................... 12 Gambar 2.2 Alur Proses Pembelajaran ........................................................ 24 Gambar 4.1 Grafik Kategori N-Gain Kelas Eksperimen ............................. 60 Gambar 4.2 Grafik Kategori N-Gain Kelas Kontrol .................................... 62 Gambar 4.3 Perbandingan pencapaian Pemahaman Konsep Siswa............. 68
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tahap-tahap Pengajaran Model PBL .......................................... 18 Tabel 2.2 Hubungan antara fase belajar dan acara pembelajaran ............... 21 Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan Berdasarkan Data Kc ................. 31 Tabel 3.1 Desain Penelitian......................................................................... 39 Tabel 3.2 Instrumen Tes Pemahaman Konsep ............................................ 41 Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen................................. 44 Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest ........................................................ 49 Tabel 4.2 Pemahaman Konsep Siswa pada Pretest ................................... 50 Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest ....................................................... 51 Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Siswa pada Posttest ................................... 52 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Skor Pretest ...................................... 53 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Posttest .................................... 52 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Skor Pretest .................................. 56 Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Skor Posttest ................................. 56 Tabel 4.9 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Pretest .................... 57 Tabel 4.10 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Posttest ................. 56 Tabel 4.11 Data Hasil N-Gain Kelas Eksperimen ....................................... 59 Tabel 4.12 Data Hasil N-Gain Kelas Kontrol .............................................. 61 Tabel 4.13 Data Hasil Pemahaman Siswa Eksperimen ............................... 63 Tabel 4.14 Data Hasil Pemahaman Siswa Kontrol ...................................... 65
vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........... 77 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................ 109 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen .................................. 127 Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen .................................................................. 136 Lampiran 5 Instrumen sebelum Validasi .................................................... 165 Lampiran 6 Kalibrasi Instrumen ................................................................. 177 Lampiran 7 Instrumen setelah Validasi ...................................................... 180 Lampiran 8 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .......................... 186 Lampiran 9 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................................. 188 Lampiran 10 Daftar Distribusi Frekuensi Data Pretest.............................. 190 Lampiran 11 Daftar Distribusi Frekuensi Data Posttest ............................ 198 Lampiran 12 Uji Normalitas Pretest .......................................................... 206 Lampiran 13 Uji Normalitas Posttest......................................................... 210 Lampiran 14 Uji Homogenitas Pretest ...................................................... 214 Lampiran 15 Uji Homogenitas Posttest ..................................................... 216 Lampiran 16 Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ........................................ 218 Lampiran 17 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ....................................... 220 Lampiran 18 Rekapitulasi Pemahaman Konsep Siswa .............................. 222 Lampiran 19 Lembar Uji Referensi ........................................................... 230 Lampiran 20 Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors ............................................. 237 Lampiran 21 Tabel Distribusi Uji Fischer ................................................. 238 Lampiran 22 Tabel Distribusi Uji-t ............................................................ 239 Lampiran 23 Surat Keterangan Penelitian ................................................. 241
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pembelajaran sains khususnya kimia sudah mulai mengalami pergeseran paradigma dari pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered).1 Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) diharapkan
dapat
membuat
siswa
terampil
dalam
membangun
pengetahuannya secara utuh. Keterampilan membangun pengetahuan ini sudah seharusnya dapat diaplikasikan dalam suatu institusi pendidikan seperti sekolah agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas tersebut, dikatakan: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2 Ketika pendidik, siswa, dan sekolah sudah dapat berkolaborasi dalam mewujudkan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa, maka dapat dipastikan bahwa kualitas pembelajaran sains khususnya kimia dapat berjalan secara efektif. Namun pada faktanya di lapangan, masih terdapat beberapa kendala untuk mewujudkan pembelajaran kimia yang efektif. Salah satu kendala adalah rendahnya pemahaman pendidik dalam hal penerapan model pembelajaran yang mendukung terjadinya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).
1
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010), h.4. 2 Kemenag, Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, 2014, h.3 (www.kemenag.go.id).
1
2
Meski paradigma pembelajaran sudah bergeser pada paradigma student centered namun banyak tenaga pendidik yang masih menganut cara konvensional yakni pembelajaran berorientasi teacher centered. Pembelajaran berorientasi teacher centered lebih menekankan siswa untuk menghafal informasi dari konsep yang diberikan oleh guru.3 Siswa hanya dipaksa untuk mengingat dan menimbun informasi dari suatu konsep dan kurang dalam memahami informasi tersebut sehingga dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan nasional yang mengharapkan siswa untuk cakap dan berilmu di kemudian hari. Pembelajaran kimia adalah sebuah pembelajaran yang erat kaitannya dengan proses penemuan dengan teknik ilmiah untuk mendapatkan suatu produk teori, fakta, prinsip, dan hukum.4 Pembelajaran yang berorientasi pada pembangunan pengetahuan (kontruktivistik) dapat mendukung terjadinya proses pembelajaran dan pemerolehan konsep yang utuh dalam kimia sebagai dasar dari kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan keterampilan proses siswa. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran kontruktivistik adalah model PBL (Problem Based Learning).5 Model PBL adalah model pembelajaran yang erat dengan proses menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dialog. Proses-proses pembelajaran ini akan mendukung pemerolehan konsep siswa pada pembelajaran kimia.6 Konsep-konsep dalam kimia saling berkaitan. Ketika siswa mengalami kesalahan konsep pada satu materi maka akan berpengaruh terhadap pemahaman siswa pada konsep-konsep selanjutnya. Terkadang tenaga pendidik kurang peka dalam mengetahui pemahaman konsep yang 3
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010),h.12. 4 BSNP. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia untuk Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah, 2013, h. 13 (www.bsnp-indonesia.org.id). 5 Rusman,dkk., Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2012), Cet. 2, h.39. 6 Amir. loc. cit., h.4.
3
telah dicapai oleh siswa. Padahal hal ini pun akan menghambat keefektifan pembelajaran. Sehingga dapat membuat tenaga pendidik kesulitan untuk mengulang
kembali
pembelajaran.
Untuk
penjelasan itu
dikarenakan
penting
bagi
keterbatasan
tenaga
pendidik
waktu untuk
memperhatikan dan meneliti pemahaman konsep siswa. Konsep-konsep yang dirasa sulit pada mata pelajaran kimia yang sering dialami siswa adalah pada konsep mol, atom, molekul, kesetimbangan kimia, ikatan kimia, elektrokimia, dan perubahan fasa.7 Pada penelitian ini saya memilih untuk meneliti pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia. Materi kesetimbangan kimia adalah materi yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Hasil Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains pada tahun 2011, mengatakan bahwa terdapat beberapa konsep yang kurang dipahami siswa, contohnya siswa tidak dapat mengaitkan nilai K dengan komposisi zat kimia saat kesetimbangan.8
Hasil
simposium
tersebut
menandakan
kurang
maksimalnya pengembangan kemampuan siswa pada taraf berfikir pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran materi kesetimbangan kimia. Model pembelajaran PBL dapat menjadi solusi yang cocok untuk memaksimalkan pengembangan pada taraf berfikir pemahaman untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini dikuatkan oleh penelitian pada jurnal Inovasi Pendidikan kimia bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan Keterampilan Proses Sains yang berorientasi Problem Based Instruction atau Problem Based Learning.9
7
Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esin Sahin,Analyzing of Student’s Misconceptions About Chemical Equilibrium, International Conference of New Trends and Their Implications,1,2010,pp1-7. 8 Muh Afturizaliur dan I Nyoman Marsih, Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011.h.1, 22-23 Juni 2011.Bandung, (http//portal.fi.itb.ac.id) 9 Sri Wardani dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction., Journal Inovasi Pendidikan Kimia, 3, 2009, h.391.
4
Dengan demikian penggunaan model PBL akan memberikan hasil positif untuk pembelajaran kimia pada taraf berfikir pemahaman konsep. Begitu juga pada penelitian yang berjudul Penggunaan Model PBL pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, terlihat bahwa setelah diberi perlakuan dengan pembelajaran model PBL (Problem Based Learning) menggunakan metode two stay two spray kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar klasikan sebesar 93,8%. Pada kelas kontrol mencapai ketuntasan 85,3%.10 Materi kimia pada jurnal tersebut sejalan dengan materi kesetimbangan kimia dimana perlu adanya penekanan konsep dan proses praktikum. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) menunjang materi kesetimbangan kimia karena memiliki ciri-ciri pembelajaran yang diawali dengan masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, siswa secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan melaporkan solusi dari masalah.11 Ciri khas dari model ini adalah adanya keterbukaan, proses yang demokratis, dan peran aktif siswa.12 Model PBL dapat membantu siswa untuk membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi.13 Alasan hal tersebut adalah ketika model ini diterapkan dikelas akan menantang siswa untuk bekerja sama dalam kelompoknya untuk mencari solusi untuk masalah dunia nyata dan mengembangkan keterampilan menjadi pembelajar mandiri.
10
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.7 11 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010),h.12. 12 Richard.I.Arends, Learning To Teach, (New York:Mc Graw Hill,2007), pp.384. 13 Amir. loc. cit., h.21.
5
Situasi belajar pada model PBL akan mengaktifkan pengetahuan sebelumnya, memfasilitasi pembelajaran baru, secara paralel akan diperlukan di dunia nyata dan memungkinkan pelajar akan mengingat dan menerapkan apa yang disimpan dalam memorinya.14 Penggunaan model PBL diharapkan dapat membuat siswa terampil dalam menganalisis masalah dan turut aktif berkomunikasi dengan kelompok untuk menemukan suatu solusi dari hasil pemahaman konsep yang baik pada ranah kognitif. Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning) terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Konsep Kesetimbangan Kimia.
B. Identifikasi Masalah Masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah: 1. Pembelajaran kimia masih menganut teacher centered yang membuat siswa bersikap pasif. 2. Diperlukan kemampuan pemahaman konsep yang baik dalam materi kesetimbangan kimia. 3. Dibutuhkannya model pembelajaran
berorientasi learner
centered yang dapat memperbaiki pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia. 4. Belum membudayanya pendidikan yang berdasarkan masalah yang
dapat
membuat
siswa
mampu
membangun
pengetahuannya secara utuh.
14
Behiye Akcay, Problem Based learning in Science Education, Journal of Turkish Science Education, 6, 2009, h.26.
6
C. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning). 2. Penelitian dilakukan pada materi Kesetimbangan Kimia. 3. Penelitian dilakukan terhadap pemahaman konsep siswa
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan maka perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh penerapan Model
Pembelajaran
PBL
(Problem
Based
Learning)
terhadap
Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia.
F. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini khususnya bagi kemajuan bidang pendidikan dan pengajaran adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa sebagai jalan mengasah kemampuan mereka dalam membangun pengetahuannya berdasarkan masalah yang disajikan sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep terkait sebagai penunjang kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan kemampuan keterampilan proses yang berguna bagi masa depannya. 2. Bagi guru sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai proses pembelajaran dengan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning).
7
3. Bagi
peneliti
sebagai
bahan
pembelajaran
untuk
dapat
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman yakni pembelajaran berbasis masalah yang dapat memaksimalkan peran siswa.
8
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) a. Model Pembelajaran Model
pembelajaran
menurut
Joice
adalah,
“suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan sebagainya.”1 Model
pembelajaran
menurut
Nurulwati,
“kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”2 Model pembelajaran mempunyai empat ciri khas yang lebih luas dibandingkan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah:3 1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. 2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). 3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
1
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010)
,h.22. 2
Ibid., h. 22. Ibid., h. 23.
3
8
9
4) Lingkungan
belajar
yang
diperlukan
agar
tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai. Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajar. Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks ini menunjukkan dengan jelas kegiatan apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa. Sintaks dari model model pembelajaran memiliki beberapa komponen yang sama, contohnya memotivasi siswa diawal pembelajaran dan diakhir diadakan konfirmasi dan merangkum pokok-pokok pembelajaran.4 Model pembelajaran memiliki sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedianya kursi dan meja yang mudah dipindahkan.5 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah
suatu
pedoman
pembelajaran
yang
menggambarkan prosedur pembelajaran. Prosedur tersebut berisi rasional
teoritis,
tujuan
pembelajaran,
tingkah
laku
yang
diharapkan serta lingkungan belajar yang dibutuhkan. Model pembelajaran satu dengan yang lainnya memiliki sintaks yang sama dalam komponennya yakni ketika diawal ada konfirmasi kemudian di akhir ada konfirmasi dan merangkum pokok pembelajaran. Sedangkan sintaks yang berbeda terdapat pada komponen lingkungan belajar dan sistem pengelolaannya
4
Ibid.,h.23-24. Ibid.,h.24.
5
10
b. Definisi PBL Pembelajaran berbasis masalah yang kita kenal merupakan suatu adopsi dari istilah bahasa inggris yakni Problem Based Instruction (PBI). Model ini dikenal saat zaman John Dewey. 6 Model Problem Based Instruction (PBI) adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Lebih penting lagi adalah bahwa guru melakukan scaffolding, yakni suatu kerangka dukungan yang memperkaya inkuiri dan pertumbuhan intelektual.
7
Pembelajaran berbasis
masalah adalah cara yang tepat bagi pembelajaran berbasis penyelidikan dimana siswa menggunakan masalah autentik sebagai konteks untuk penyelidikan mendalam tentang apa yang mereka butuhkan dan apa yang harus mereka ketahui.8 Secara umum pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyidikan dan inkuiri.Menurut John Dewey dalam Sudjana, belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan
masalah, sedangkan sistem syaraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi
dapat
diselidiki,
dinilai,
dianalisis,
serta
dicari
pemecahannya dengan baik.9 Pengajaran merupakan
suatu
berdasarkan pendekatan
masalah
menurut
pembelajaran
dimana
Arends siswa
mengerjakan permasalahan autentik dengan maksud untuk 6
Ibid,.h.91 Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000)h.3. 8 Behiye Akcay,Problem Based learning in Science Education,Electronic Jurnal of Turkish Sciece Education,2009,pp.1. 9 Trianto,Model-model Pembelajaran Inovatif,h.91. 7
11
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, dan
keterampilan
berfikir
dengan
tingkat
lebih
tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri . 10 Model pembelajaran berbasis masalah dilandasi oleh teori belajar kontruktivistik. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan pengajuan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa untuk menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.11 Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian
serta
belajarnya.Menurut
bisa
dijadikan
Ratumanan,
pedomandan
pembelajaran
tujuan
berdasarkan
masalah adalah pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi12 Model
Pembelajaran
PBL
dirancang
bukan
untuk
membantu guru menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa. Model PBL didesain untuk membantu siswa membangun pengetahuannya, memecahkan masalah, mengasah intelektualitas, belajar menjadi dewasa melalui pengalaman nyata atau suatu simulasi, serta menjadi pembelajar yang mandiri.13
10
Ibid.,h.92 Ibid.,h.92. 12 Ibid., h. 92. 13 Richard.I.Arends, Learning To Teach,(New York:Mc Graw Hill,2007),pp.381-382. 11
12
Untuk mengetahui lebih jauh, berikut hasil pembelajaran yang diharapkan dalam model PBL:14 Problem Based Learning
Keterampilan inkuiri dan problem solving
Keterampilan sosial dan bersikap dewasa
Keterampilan menjadi pembelajar mandiri
Gambar 2.1 Bagan Hasil Pembelajaran PBL. Model PBL diharapkan dapat memberikan keterampilan inquiry dan problem solving karena adanya pengajuan suatu masalah yang dituntut untuk dapat menemukan solusi. Siswa akan menggunakan kemampuan berfikir analitis, kritis, dan mencari kesimpulan berdasarkan keputusannya. Keterampilan selanjutnya keterampilan sosial dan bersikap dewasa akan membantu siswa mengenali situasi kehidupan dan belajar mengenai peran orang dewasa. 15 Selain itu salah satu tujuan dalam pembelajaran PBL ini untuk menghilangkan gap antara aktifitas pembelajaran di sekolah dan aktifitas yang berjalan dikehidupan. Siswa juga diharapkan menjadi pembelajar mandiri dengan pengelolaan lingkungan kelas dimana guru mendorong siswa dengan memberi penghargaan ketika bertanya dan mencari solusi permasalahan nyata. Siswa akan dapat menjadi pembelajar mandiri setelah terbiasa melakukan kegiatan tersebut ketika dewasa. 16
14
Ibid.,h.382. Ibid.,h.382. 16 Ibid.,h.382-384 15
13
Berdasarkan penjelasan diatas, model PBL adalah suatu model pembelajaran yang menekankan suatu penyelidikan terhadap konteks masalah nyata dimana guru memandu siswa untuk menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahaptahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Model PBL diharapkan dapat menghasilkan keterampilan inquiry, problem solving, sosial, bersikap dewasa, dan siswa menjadi pembelajar mandiri.17 c. Karakteristik Masalah dan Model PBL Karakteristik dari model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) menurut Tan adalah sebagai berikut:18 1) Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. 2) Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (illstructured. 3) Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple perspective). Solusinya menuntut pembelajar menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa bab atau disiplin ilmu bidang lainnya. 4) Masalah
membuat
pembelajar
tertantang
untuk
mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru. 5) Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning. 6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari
satu
sumber
saja.
Pencarian,
evaluasi,
serta
penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting. 17
Richard.loc.cit., h 382 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010),h.22. 18
14
7) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pembelajar belajar dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi. Adapun karakteristik PBL yang diadopsi dari PBI adalah sebagai berikut:19 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah Bukannya prinsip
atau
mengorganisasikan keterampilan
disekitar
akademik
prinsip-
tertentu,
PBL
mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. 2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin Meskipun
pembelajaran
berdasarkan
masalah
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, MTK, dan ilmu-ilmu sosial) masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran Teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata dan pemerintahan.
3) Penyelidikan autentik Pembelajaran inimengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk penyelesaian nyata terhadap 19
Muslimin dan Muhammad Nur, Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000)h.6-7.
Pembelajaran
Berdasarkan
15
masalah
nyata.
Mereka
harus
menganalisis
dan
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan
eksperimen
(jika
diperlukan),
membuatinferensi, dan merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan tergantung masalah yang akan dipelajari. 4) Menghasilkan produk dan memamerkannya Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk itu juga dapat berupa laporan, model fisik, video atau program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang kana dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa
yang mereka pelajari
dan
menyediakan suatu alternatif segar terhadap suatu laporan atau makalah. 5) Kerjasama Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering dalam berpasangan atau berkelompok kecil. Kerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
berbagi
inkuiri
dan
dialog
dan
untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir.
16
d. Kelebihan dan Manfaat PBL Adapun kelebihan dari Model PBL sebagai berikut:20 1) Realistis dengan kehidupan siswa 2) Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa 3) Memupuk sifat inkuiri siswa 4) Retensi konsep jadi kuat 5) Memupuk kemampuan problem solving Adapun manfaat dari PBL adalah sebagai berikut:21 1) Siswa menjadi lebih ingat dan pemahamannya meningkat atas materi ajar. Hal ini karena pengetahuan lebih dekat dengan konteks praktik. Selain itu ketika siswa mengajukan pertanyaan maka akan lebih memahami
lebih dalam
tentang materi. 2) Meningkatkan fokus pada kemampuan yang relevan. Merujuk
kritik
pendidikan
di
Indonesia
bahwa
pembelajaran di sekoalh jauh dengan yang terjadi di dunia praktik. Dengan model PBL ini siswa akan merasakan konteks operasi di lapangan. 3) Mendorong untuk berfikir. Pembelajar dianjurkan untuk tidak secara cepat menyimpulkan namun mencoba terlebih dahulu menemukan landasan atas argumennya. Siswa dilatih pula kemampuan berfikirnya. 4) Membangun
kerja
sama
tim,
kepemimpinan,
dan
keterampilan sosial. Dalam pembelajaran ini dilakukan dalam kelompok dimana akan berusaha memahami perannya dalam kelompok, pengalaman kepemimpinan,
20
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010)
,h.97 21
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010),h.27-29.
17
mempertimbangkan strategi, memutuskan, dan persuasif dengan orang lain. 5) Membangun kecakapan belajar. Siswa perlu dibiasakan mampu belajar terus-menerus yang nanti dibutuhkan untuk mengembangkan suatu hal dalam bidang pekerjaannnya. 6) Memotivasi siswa. Pendidik mempunyai peluang untuk membangkitkan minat dari dalam diri siswa karena menciptakan masalah dengan konteks pekerjaan. Hal ni menantang mereka dan perlu dibimbing dengan baik oleh pendidik.
e. Langkah-langkah PBL Adapun langkah-langkah atau sintaks pengajaran dengan model pembelajaran masalah menurut Ibrahim adalah sebagai berikut:22 1) Mengajukan masalah yang mengorientasikan siswa kepada masalah yang autentik yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari 2) Memfasilitasi atau membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan percobaan 3) Memfasilitasi dialog siswa 4) Mendukung belajar siswa. Rincian sintaks pengajaran Model PBL dapat pula dilihat pada tabel di bawah ini:23
22
Trianto,op. cit.,h97. Ibid.,h.98.
23
18
Tabel 2.1Tahap-tahap Pengajaran Model Problem Based Learning (PBL) Tahap Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah
Tingkah Laku Guru Guru menjelaskan: 1. tujuan pembelajaran 2. Logistik yang dibutuhkan 3. Mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah 4. Motivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah.
Tahap-2 Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefiniskan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
19
Guru membantu siswa untuk
Tahap 5 Menganalisis dan
melakukan refleksi atau evaluasi
mengevaluasi proses
terhadap penyelidikan mereka
pemecahan masalah
dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kegiatan awal dari model PBL ini sama dengan tipe model lain yakni guru mengkomunikasikan tujuan pelajaran secara jelas, menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap
pembelajaran, dan
memberikan apa yang diharapkan untuk dilakukan siswa. 24 Pada kegiatan mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu untuk merencanakan
penyelidikan
dan
tugas-tugas
pelaporan,
mengorganisasi siswa kedalam kelompok kooperatif.
25
serta
Pda kegiatan
membimbing penyelidikan kelompok guru mendorong agar siswa mengumpulan informasi, dan melakukan eksperimen jika diperlukan serta penciptaan laporan atau tugas lainnya.26 Pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru mendorong siswa untuk menampilkan hasil karya yang sudah ditelitinya dengan kelompok, disini tujuannya selain memamerkan hasil karya namun juga sebagai penutup dari projek berdasarkan masalah.
27
Pada tahap analisis dan proses pemecahan masalah
bertujuan membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri
dan disamping itu juga keterampilan
penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Pada kegiatan ini
24
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah,(Surabaya:UNESA-University Press,2000).h.3. 25 Trianto, op. cit., h. 99 26 Ibid., h. 100 27 Muslimin dan Muhammad Nur. Loc.cit., h. 39
20
guru membantu siswa menrekonstruksi fikiran dan aktifitas selama tahap-tahap proses pembelajaran berbasis masalah.28 2. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Menurut
Anthony
Robbins,
belajar
adalah
proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar, yaitu:29 1) Penciptaan hubungan 2) Sesuatu hal yang sudah dipahami 3) Sesuatu (pengetahuan) yang baru Pada makna ini, belajar bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol) tapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Belajar menurut Piaget dapat dilakukan berdasarkan tahaptahap perkembangan intelektual:30 1) Sensori motor (0-2 tahun) Pada tahap ini anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan mengerak-gerakannya. 2) Pra oprasional (2-7 tahun) Pada tahap ini anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.
28
Ibid., h. 40 Ibid.,h.15. 30 Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h.14. 29
21
3) Operasional konkret (7-11 tahun) Pada
tahap
mengembangkan
operasi
fikiran
konkret
logis.
Ia
anak
dapat
dapat
mengikuti
penalaran logis, walau kadang memecahkan masalah secara trial and error. 4) Operasi formal (11- keatas) Pada tahap ini anak dapat berfikir abstrak seperti orang dewasa. Piaget menegaskan pula bahwa belajar pengetahuan meliputi tiga fase, yakni fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Dalam fasa eksplorasi siswa mempelajari gejala dengan bimbingan. Pada fase pengenalan konsep siswa mengenal konsep yang ada hubungannya dengan gejala. Dalam fase aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut.31 Belajar menurut Gagne terdiri dari tiga tahap yang meliputi sembilan fase. Tahap-tahap tersebut adalah persiapan untuk belajar, pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), dan alih belajar.Berikut bagan dari tahap belajar Gagne:32 Tabel
2.2Hubungan
antara
Fase
Belajar
dan
Acara
Pembelajaran Tahap-tahap
Fase Belajar
Acara Pembelajaran
Persiapan untuk belajar
1. Mengarahkan perhatian
Menarik perhatian siswa dengan kejadian yang tidak seperti biasanya,
31
Ibid.,h.14. Ibid.,h.12.
32
22
pertanyaan atau perubahan stimulus. 2. Ekpektasi
Memberi tahu siswa agar mengingat kembali hasil belajar (apa yang telah dipelajari) sebelumnya.
3. Retrival
Merangsang
siswa
(informasi
agar
mengingat
dan
kembali hasil belajar
keterampilan
(apa
yang
telah
yang relevan dipelajari) untuk memori sebelumnya. kerja) Pemerolehan dan unjuk perbuatan
4. Persepsi
Menyajikan
selektif atas
stimulus yang jelas sifat sifatnya
stimulus 5. Sandi semantik 6. Retrivaldan respon 7. Penguatan
Memberikan bimbingan belajar Memunculkan perbuatan siswa Memberikan balikan informatif.
Retrival dan alih
8. Pengisyaratan
belajar
Menilai
perbuatan
siswa 9. Pemberlakuan secara umum
Meningkatkan retensi belajar.
dan
alih
23
Belajar merupakan suatu aktifitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktifitas yang bersifat psikologis, yaitu aktifitas yang merupakan proses mental, misalnya aktifitas menelaah,
berfikir,
memahami,
membandingkan
menyimpulkan,
membedakan,
menyimak,
mengungkapkan,
menganalisis dan sebagainya. Sedangkan aktifitas yang bersifat fisiologis yaitu aktifitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen, latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), apresiasi,dan sebagainya.33 Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu dari lingkungan berupa keadaan alam, benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar. 34 Prinsip-prinsip belajar diantara adalah: 1) Perhatian dan motivasi 2) Keaktifan 3) Keterlibatan langsung/ pengalaman 4) Pengulangan 5) Tantangan 6) Balikan dan penguatan 7) Perbedaan individual35 Berdasarkan beberapa definisi belajar menurut para ahli, belajar dapat diartikan sebagai proses penciptaan hubungan yang mengaitkan dua unsur yakni pengetahuan yang ada sebelumnya 33
Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),Cet. 2, h.7. 34 Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h.7 35 Ibid.,h.42
24
dengan pengetahuan baru yang dapat terjadi melalui beberapa tahapan diantaranya tahap persiapan belajar, pemerolehan dan unjuk perbuatan, dan retrival serta alih belajar. b. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.36 Alur proses pembelajaran diusahakan dapat berjalan efektif seperti dalam bagan berikut:37
Pengembangan
Pengalaman
1. 2. 3.
Kurikulum Strategi Metodologi Pembelajaran
Gambar 2.2 Alur Proses Pembelajaran Pembelajaran yang kita lihat dewasa ini masih dominan bersifat transmisif, pengejaran mentransfer dan memenuhi dengan konsep-konsep langsung pada siswa. Dalam pandangan ini siswa secara pasif “menyerap” struktur pengetahuan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan pada siswa. Menutur Soedjaji, kurikulum sekolah di Indonesia terutama pada mata pelajaran eksak (matematika, fisika, kimia) dan dalam pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian
36
Trianto,op. cit.,h.17. Ibid.,h.18.
37
25
pembelajaran sebagai berikut: diajarkan teori, diberi contoh, dan diberi latihan soal.38 Pandangan
pembelajaran
kini
adalah
menggunakan
pandangan kontruktivistik. Paradigma kontruktivistik merupakan basis
reformasi
pendidikan
saat
ini.
Pembelajaran
lebih
mengutamakan penyelesaian masalah, mengembangkan konsep , konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan menggunakannyauntuk
memperoleh
satu
jawaban
yang
benar.Pembelajaran kontruktivistik lebih dicirikan oleh aktifitas eksperimentasi,pertanyaan-pertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model-model yang dibangkitkan oleh siswa sendiri. Secara umum terdapat lima prinsip dasar yang melandasi kelas kontruktivistik. Hal tersebut diantaranya adalah meletakan permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa, menyusun pembelajaran di sekitar konsep-konsep utama, menghargai
pandangan siswa,
materi pembelajaran disesuaikan terhadap kebutuhan siswa, menilai pembelajaran secara kontekstual.39 3. Pemahaman Konsep Dalam Kamus bahasa Indonesia paham artinya mengerti benar.40Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.41. Pemahaman merupakan salah satu jenjang dalam ranah kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. mereka
38
dapat
mengkonstruksi
42
Siswa dapat memahami bila makna
dari
pesan-pesan
Ibid., h. 18. Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012),Cet. 2, h.37. 40 Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online,(www.kbbi.web.id) 41 Ibid. 42 Achmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,(UIN Jakarta Press:Jakarta,2006),h.14. 39
26
pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, atau grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. 43 Pemahaman
dapat
menghubungkan
diperoleh
pengetahuan
yang
ketika baru
siswa diterimanya
dapat dan
pengetahuan lama yang mereka simpan. Pengetahuan baru yang didapat dipadukan dengan skema-skema dan kerangka kognitif yang telah ada.44 Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang.Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di dunia sekitar kita dengan cara mengenali ciri-ciri masingmasing objek.45 Menurut Ausubel, individu memperoleh konsep melalui dua cara yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Menurut Gagne, formasi konsep menyangkut cara materi atau informasi diterima siswa. Formasi konsep diperoleh individu sebelum ia masuk sekolah.
46
Karena proses perkembangan konsep yang
diperoleh semasa kecil termodifikasi oleh pengalaman sepanjang perkembangan individu.47 Formasi konsep merupakan proses pembentukan konsep secara induktif sebagai bentuk penemuan yang melibatkan proses-proses mental yang menghasilkan generalisasi-generalisasi. 48 Sedangkan asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada. Asimilasi konsep terjadi setelah anak 43
Lorin W Anderson, dan David R. Krathwol, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), h. 105-106. 44 Ibid., h. 106 45 Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bumi Aksara:Jakarta,2009), h.162. 46 Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Uin Jakarta:Jakarta,2009), h. 28. 47 Ibid.,h.28 48 Ibid.,h.28
27
mulai memasuki bangku sekolah. Asimilasi konsep ini terjadi secara deduktif. Biasanya anak belajar diberi atribut sehingga mereka belajar konseptual.49 Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep paling tidak ada empat hal yang diperbuatnya:50 1) Ia dapat menyebutkan nama-nama contoh konsep bila dia melihatnya 2) Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut 3) Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh 4) Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut. Pemahaman konsep dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memperoleh pengertian dan untuk mengenali suatu objek dengan cara membedakannya dan mampu memprediksi dan memecahkan masalah ketika dihadapkan pada suatu hal terkait pengembangan konsep tersebut. Kemampuan ini lebih banyak dipengaruhi oleh proses mental suatu individu. Pemahaman konsep pada penelitian ini adalah pemhamanam konsep dalam artian pemahaman keseluruhan indikator materi pembelajaran kesetimbangan kimia. Tingkat pemahaman konsep siswa dapat dihitung dengan cara jumlah jawaban benar dibagi dengan jumlah soal kemudian dikalikan 100 %. Berikut arti tingkat pemahaman konsep berdasarkan hasil perhitungan jumlah jawaban benar:51 90% - 100% = Baik Sekali 80% - 89% = Baik 49
Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Uin Jakarta:Jakarta,2009), h. 28. Oemar Hamalik, op.cit.,h.166 51 Teori Belajar Matematika, (www.upi.edu) 50
28
70% - 79% = Cukup -69% = Kurang 4. Konsep Kesetimbangan Kimia Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang kemudian menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut reaksi kimia yang berlangsung sampai habis.. Reaksi dalam kimia ada yang dapat berlangsung satu arah (irreversibel) dandua arah atau disebut reversibel.Pada faktanya hanya sedikit reksi kimia yang berlangsung satu arah. Reaksi reversibelini terjadi suatu reaksi kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ditulis dengan tanda panah bolak-balik ( ).52 Reaksi setimbang merupakan reaksi yang terjadi saat laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik. Kesetimbangan reaksi disebut juga kesetimbangan dinamis karena reaksi pada saat setimbang tidak dalam keadaan diam (statis) namun terjadi dua reaksi yang berlawanan arah. Secara umum reaksi kesetimbangan adalah sebagai berikut:53 aA + bB Sesuai
dengan
azas
Le
cC + dD
Chatelier,
jika
kedalam
reaksi
kesetimbangan dilakukan suatu aksi, maka kesetimbangan akan bergeser dan sekaligus mengubah komposisi zat-zat sampai menuju reaksi dalam kesetimbangan kembali. Akan tetapi pada setiap keadaan setimbang yang dicapai pada temperatur tetap diperoleh bahwa perbandingan konsentrasi produk dengan konsentrasi pereaksi masingmasing dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap. Hal ini dikemukakan oleh Cato Maximillian Gulberg dan Peter Wage pada tahun 1864 yang dikenal dengan hukum kesetimbangan Gulberg Wage. Reaksi tersebut dapat kita tulis sesuai dengan hukum kesetimbangan tersebut, yaitu:54
52
Parning, dkk., Kimia,(Jakarta:Yudhistira,2012),Cet. 2, h. 141-142 Ibid., h.145 54 Ibid., h. 145 53
29
Keterangan: K= Tetapan (konstanta) kesetimbangan, sering juga dituliskan Kc. [A], [B], [C], [D] merupakan konsentrasi A,B,C,dan D dalam satuan molaritas.
Berdasarkan wujud dari zat-zat pereaksi dan produk reaksi, kesetimbangan dapat dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen:55 a. Kesetimbangan Homogen Kesetimbangan Homogen adalah kesetimbangan dimana semua pereaksi dan dan produk reaksi berada dalam wujud yang sama, contohnya: 1) Pereaksi dan produk reaksi dalam wujud gas, misal: 2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g)
Konsentrasi reaktan dan produk ini juga dapat dinyatakan dalam tekanan parsialnya dimana pada suhu tetap, tekanan suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per liter gas tersebut, artinya P= (n/V)RT, jadi untuk proses kesetimbangannya dapat dituliskan sebagai berikut:
2) Pereaksi dan produk reaksi larut dalam zat cair yang sama, misal:
55
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kimia 2,(Jakarta:Esis,2009),. h136-137.
30
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3CO
(aq)+
H3
(aq)
b. Kesetimbangan Heterogen Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan dimana terdapat lebih dari satu wujud zat dalam reaksi, misal: 1) Reaksi: CaCO3(s)
CaO(s)+ CO2(g)
Reaksi kesetimbangan ini melibatkan zat padat murni, yakni CaCO3 dan CaO. Oleh karena konsentrasi zat padat murni adalah tetap, maka konsentrasi CaCO3 dan CaO tidak muncul dalam persamaan tetapan kesetimbangannya. Kc = [CO2] 2) Reaksi : PCl5(s)
PCl3(s)+ Cl2(g)
Reaksi kesetimbangan ini melibatkan zat padat murni : PCl5 dan zat cair murni PCl3. Oleh karena konsentrasi zat padat murni adalah tetap, maka konsentrasi PCl5 dan PCl3tidak dimasukkan ke dalam kesetimbangan, jadi diperoleh: Kc = [Cl2] Dalam penulisan konstanta kesetimbangan, terdapat dua aturan penting penulisan konstanta kesetimbangan: 1) Ketika persamaan untuk suatu reaksi reversible dituliskan dengan arah yang berlawanan, konstanta kesetimbangannya menjadi kebalikan dari konstanta kesetimbangan asal, sebagai contoh: N2O4 (g)
2NO2(g)
maka Kc = 2) Nilai
K
juga
bergantung
pada
bagaimana
kesetimbangan tersebut disetarakan, misal:
persamaan
31
½ N2O4 (g) N2O4 (g)
2NO2(g) K’c = 2NO2(g)
Kc =
Dengan melihat pangkatnya kita mengetahui bahwa K’c=√
.
56
Data Kc yang diketahui dapat digunakan untuk memprediksi arah reaksi. Semakin kecil Kc maka semakin sedikit pereaksi yang membentuk produk reaksi. Posisi kesetimbangan ada di sbelah kiri. Sebaliknya semakin besar Kc semakin banyak produk reaksi yang terbentuk. Posisi kesetimbangan ada di kanan reaksi atau reaksi berlangsung sampai tuntas, berikut tabel menganai sebarapa jauh reaksi berlangsung berdasarkan data Kc:57 Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan Berdasarkan Data Kc Nilai Kc Kc sangat kecil (<10-3)
Seberapa Jauh reaksi berlangsung Posisi kesetimbangan ada di kiri Reaksi hanya membetuk sedikit sekali produk reaksi
Kc sangat besar Posisi kesetimbangan ada di kanan (>103)
Reaksi berlangsung hampir tuntas
Kc = 1
Posisi kesetimbangan kurang lebuh ada di tengah Reaksi berimbang
Selain berdasarkan data Kc, kita juga bisa meramalkan arah pergeseran kesetimbangan berdasarkan perbandingannya dengan Qc. Qc (reaction quotient) adalah kuantitas yang diperoleh dengan cara mensubstitusikan
56
konsentrasi
awal
ke
persamaan
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kimia 2,(Jakarta:Esis,2009),. h.137 Ibid., h. 140
57
konstanta
32
kesetimbangan, atau disebut hasil bagi. Berikut kemungkinan tiga kasus yang dapat terjadi: a. Qc < Kc, perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reakttan terlalu kecil. Untuk mencapai kesetimbangan, reaktan hasus diubah menjadi produk. Sistem bergeser dari kiri ke kanan membentuk produk. b. Qc = Kc, hal ini berarti bahwa konsentrasi awal adalah konsentrasi
kesetimbangan.
Sistem
berada
pada
kesetimbangan. c. Qc > Kc Perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan terlalu besar. Untuk mencapai kesetimbangan produk harus diubah menjadi reaktan. Sistem bergeser dari kanan ke kiri membentuk reaktan.58 Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dengan tekanan parsial gas dalam campurannya. Hal ini didapat dari Hukum gas ideal dimana pada suhu tetap, tekanan suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per liter gas tersebut,
artinya
P=
(n/V)RT. Apabila reaksi
kesetimbangan
dinyatakan sebagai berikut: aA + bB
cC + dD
maka
dengan
adalah tekana parsial dari gas A,B,C, dan
D. Untuk menentukan tekanan pasrsial dari setiap zat dapat dicari dengan:
∑
58
Ibid., h. 145 140-141
x
33
Persamaan Kp juga dapat dinyatakan dalam Kc, yakni:
∆n gas = ∑ mol gas produk reaksi - ∑ mol gas pereaksi. Terdapat
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
kesetimbangandiantaranya adalah sebagai berikut:59 a. Perubahan Konsentrasi Berdasarkan asas Le Chatelier, apabila konsentrasi pereaksi atau produk reaksi berubah, maka kesetimbangan akan bergeser untuk mengurangi pengaruh perubahan konsentrasi yang terjadi sampai diperoleh kesetimbangan yang baru. Jika konsentrasi pereaksi dinaikan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi produk untuk mengurangi pereaksi sampai
kesetimbangan
baru
dicapai.
Sebaliknya
jika
konsentrasi pereaksi diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pereaksi tersebut untuk menaikkan konsentrasi pereaksi sampai kesetimbangan baru dicapai. Jika konsentrasi produk dinaikan maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi dan bila konsentrasi produk diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke arah produk untuk menaikan konsentrasinya hingga kesetimbangan baru dicapai. b. Perubahan Tekanan Pengaruh perubahan tekanan terhadap kesetimbangan reaksi berlaku hanya untuk sistem reaksi yang melibatkan gas. Berdasarkan asas Le Chatelier, jika tekanan suatu sistem reaksi diubah, maka kesetimbangan akan bergeser mengurangi pengaruh
perubahan
kesetimbangan yang baru.
59
Ibid., h. 144-149.
tekanan
ini
sampai
diperoleh
34
c. Perubahan Suhu Perubahan suhu terkait dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Berdasarkan asas Le Chatelier apabila suhu dinaikkan (kalor bertambah), maka sistem akan menyerap kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. Apabila suhu reaksi diturunkan (kalor berkurang), maka sistem akan melepas kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm. Katalisator dalam reaksi bolak balik dapat mempercepat reaksi ke kanan atau ke kiri sehingga keadaan kesetimbangan tercapai lebih cepat. Akan tetapi katalisator tidak dapat mengubah sususna zat-zat dalam keadaan setimbang
yang berarti
katalis
tidak dapat
menggeser
kesetimbangan. Dalam reaksi kesetimbangan terdapat istilah kesetimbangan disosiasi yaitu reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi ini dilambangkan dengan α. Disosiasi merupakan penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana:
Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika: 1. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian 2. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna 3. 0 < α < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang.
B. Penelitian Relevan Beberapa penelitian yang telah dilakukan, penggunaan model pembelajaran PBLdapat dijadikan model pembelajaran yang berpengaruh baik bagi pembelajaran siswa. Diantaranya penelitian yang sejalan dengan penelitian ini seperti yang dilakukan oleh Adi, dan kawan-kawannya
35
dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Problem Based Learning, Motivasi Belajar, dan Intelligence Quotient Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga Pada Manusia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi linier, model pembelajaran PBL memberikan pengaruh secara signifikan60 Penelitian yang dilakukan oleh S.M Raimi, dengan penelitiannya yang berjudul Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science dibuktikan bahwa teknik Problem Based Learning memberikan cara yang baik bagi siswa untuk mempelajari sains.61 Penelitian lain yang dilakukan oleh I Wayan Madia yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa SMA ditinjau dari Gaya Kognitif, hasil penelitiannya adalah menunjukkan 1) terdapat perbedaan yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap variabel prestasi belajar kimia siswa; 2) terdapat interaksi antara model pembelajaran antara model pembelajaran dan gaya kognitif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
kimia;(3)
terdapat
perbedaan
signifikan
variabel
model
pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa untuk siswa yang memiliki gaya kognitif field independent;(4) terdapat perbedaan signifikan variabel model pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa untuk siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent.62 Begitu juga yang berjudul
Penggunaan Model PBL pada Materi
Larutan Penyangga dan Hidrolisis, setelah diberi perlakuan dengan 60
Adi Wibowo dkk,Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga pada Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha,Journal Magister Kedokteran Keluarga,2013,h.58. 61 S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9. 62 I Wayan Madiya,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif,Jurnal Pendidikan IPA,2011,h.6.
36
pembelajaran model PBL menggunakan metode two stay two spray kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar klasikan sebesar 93,8%. Pada kelas kontrol mencapai ketuntasan 85,3%.Hasil analisa angket menyatakan bahwa rata-rata siswa merasa lebih paham terhadap materi yang diajarkan dengan model pembelajaaran berbasis masalah.63
C. Kerangka Berfikir Sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia pada dasarnya sudah baik bila semua elemen pendidikan dapat berkolaborasi mewujudkan peraturan yang tercantum dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, yang berbunyi: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”64 Demi terwujudnya fungsi dari pendidikan nasional maka diperlukan suatu usaha yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Salah satunya adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Model Pembelajaran yang diterapkan di sekolah pada faktanya masih menganut sistem teacher centered. Model teacher centered pada faktanya membuat siswa pasif sehingga pemahaman konsep siswa terhadap materi ajar kurang maksimal. Pemahaman konsep adalah kemampuan dalam memperoleh pengertian dan untuk mengenali suatu objek dengan cara membedakannya dan mampu memprediksi dan memecahkan masalah ketika dihadapkan pada suatu hal terkait pengembangan konsep tersebut. Aspek pemahaman konsep ini penting untuk diteliti oleh seorang pendidik agar didapatkan informasi sejauh mana siswa sudah memahami konsep dengan baik. 63
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10. 64 Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003,2014,(www.kemenag.go.id)
37
Model pembelajaran yang dapat memenuhi aspek pemahaman konsep yakni model pembelajaran yang menganut learner centered dan bersifat kontruktivistik. Salah satu model pembelajaran learner centered adalah model PBL. Model PBL Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik diantaranya diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar mandiri, memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif, kooperatif serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran.65 Materi yang dianggap cukup sulit dipahami siswa diantaranya adalah pada konsep mol, atom, molekul, kesetimbangan kimia, ikatan kimia, elektrokimia, dan perubahan fasa.66 Materi yang cocok dengan model PBL salah satunya adalah konsep kesetimbangan kimia, karena pada konsep kesetimbangan kimia ditekankan pada proses menemukan dan praktikum. Bila digunakan model PBL pada pembelajaran ini diharapkan dapat memberi pengaruh yang baik terhadap pemahaman konsep siswa.
D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah: 1. HO: tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia. 2. H1: terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pemahaman konsep siswa
pada materi kesetimbangan kimia.
65
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010),h.22. 66
Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esin Sahin,Analyzing of Student’s Misconceptions About Chemical Equilibrium,International Conference of New Trends and Their Implications,1,2010,pp1-7.
BAB III Metodologi Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parung yang beralamat di jl Waru Jaya, Parung, Bogor. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada bulan November 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kuasi eksperimen. Metode ini mempunyai kelompok kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pada penelitian ini peneliti berniat menyelidiki pengaruh model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap pemahaman konsep siswa dengan memberi perlakuan pada kelompok eksperimen kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol. 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal yang menggambarkan perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.2
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2009), h.114. Ibid.,h.113.
2
38
39
Berikut tabel desain penelitiannya:3 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Pretest
Perlakuan
Postest
A
O1
X
O2
B
O3
O4
Keterangan: A = Kelas Eksperimen B
= Kelas Kontrol
O1 = Tes awal (pretest) kelas eksperimen sebelum perlakuan/ PBL O2 =Tes akhir (posttest) kelas eksperimen sebelum perlakuan/PBL O3 = Test awal (pretest) kelas kontrol O4 = Test akhir (posttest) kelas kontrol Berdasarkan tabel diatas, penelitian ini dilakukan dengan pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Kemudian pada kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan pada kelas kontrol diberi perlakuan metode konvensional. Tahap terakhir diberikan posttest untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran PBL dan konvensional.
3
Sugiyono,op. cit., h. 112.
40
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.4 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Parung tahun ajaran 2013/2014. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Parung tahun ajaran 2013/2014.
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.5 Pengambilan sampel dengan cara teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu6. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA III sebagai kelas kontrol.
D. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran kimia, dan variabel (Y) adalah pemahaman konsep kimia siswa pada materi kesetimbangan kimia.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik tes yakni tertulis (pretest dan posttest). Pretest dan Posttest berisi soal pemahaman konsep materi kesetimbangan kimia. 4
Nana Syaodih S,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung : Rosda,2012),h.250. Sugiyono,op.cit.,h.118. 6 Ibid., h, 124 5
41
F. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pemahaman konsep. Tes ini diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada konsep kesetimbangan kimia. Tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda. Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes yang berjumlah 18 butir dengan lima indikator pembelajaran materi kesetimbangan kimia. Sejumlah 16 butir soal didapat dari hasil perhitungan anates yang terdiri dari uji korelasi, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda kemudian ditambah dua soal atas pertimbangan untuk memenuhi indikator pembelajaran dalam penelitian. Adapun kisi-kisi uji coba instrumen tes pemahaman konsep dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Instrumen Tes Pemahaman Konsep Materi Kesetimbangan Kimia No
Indikator
No Soal
Menjelaskan 1
19*,33*,38*,3,6,7,9,16
kesetimbangan
23,33,38,39,45
dinamis Menjelaskan 2
44*,25*,10,25,29,36,44
kesetimbangan homogen dan heterogen
3 Meramalkan arah
Pengaruh
1*,12*,32*,4,20,
zat
35
Pengenceran
28*,34*,8,28,30,34
Konsentrasi
pergeseran kesetimbangan dengan
Pengaruh
menggunakan azas Le
Suhu
Chatelier
Penambahan
Pengaruh Tekanan
22*,5*,18,21,37,40
30*,24,26,27,43
42
Berdasar
13*,14
data Kc dan Qc
Menentukan jumlah mol zat pereaksi dan 4
hasil reaksi pada keadaan setimbang
2*,17*,11,15,31
dan tetapan kesetimbangan Menghitung harga Kc 5
berdasarkan Kp atau
41*,42*,
sebaliknya
Keterangan: (*) = soal yang digunakan
Pada tabel diatas terdapat 18 butir soal yang digunakan dengan rincian yang terlihat tabel yakni terdapat 3 soal dari indikator pertama, 2 soal dari indikator kedua, 9 soal dari indikator ketiga yang didalamnya terdapat 4 sub indikator, 2 soal pada indikator keempat, dan 2 soal dari indikator kelima. G. Kalibrasi instrumen Sebelum instrumen pengumpulan data digunakan maka peneliti melakukan uji coba instrumen tes yang bertujuan untuk mencari kualitas instrumen untuk tes pemahaman konsep, diantaranya: 1. Validitas Tes Validitas dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu
43
tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.7 Pengujian validitas pada penelitian ini adalah dengan validitas isi dan kontruk oleh ahli. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur isi yang seharusnya. Hal ini juga berarti bahwa tes mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Selain itu juga menggunakan validitas bangun (construct validity) yang berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya.8 2. Reliabilitas Tes Reliabilitas tes bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi, dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:9
[
∑
]
Keterangan:
7
rii
= Koefisien Reliabilitas
K
= Jumlah butir valid
Piqi
= variansi skor butir
Pi
= Proporsi jawaban benar untuk butir no. i
Qi
= Proporsi jawaban salah untuk butir no. i
ST2
= Varians skor total
Sofyan,Ahmad,dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:UIN Jakarta Press,2006), Cet.I,h.109. 8 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Prose Belajar Mengajar , (Bandung: Rosda, 2009)., h.1314 9 Ibid.,h.113
44
Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasari pada tabel 3.3 dibawah ini: Tabel 3.3 Interpretasi kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,81 ≤ r ≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,61 ≤ r ≤ 0,80
Tinggi
0,41 ≤ r ≤ 0,6
Cukup
0,21 ≤ r ≤ 0,40
Rendah
0,00 ≤ r ≤ 0,20
Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien korelasi reliabilitas sebesar 0,61 untuk semua soal yang diujikan. Jika diinterpretasikan kriteria reliabilitasnya maka kriteria reabilitas instrumen tergolong tinggi. 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran menunjukkan sulit atau tidaknya suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangannya 0,0-1. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal.Untuk menghitung tingkat kesukaran dapat menggunakan rumus:10
Keterangan: P = Proporsi (Indeks kesukaran) B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah peserta tes
10
Ibid.,h.103-104
45
Tingkat kesukaran yang baik adalah: P = 0,5 Dengan Ketentuan: P = 0 – 0,25 (sukar) P = 0,26 – 0,75 (sedang) P = 0,76 – 1 (mudah) Berdasarkan uji tingkat kesukaran pada 45 soal, didapat sebesar 8,8 % soal sangat mudah, 6,67 % mudah, 33,4 % sedang, 24,4 % sukar, dan 26,6 % sangat sukar. Pada penelitian ini diambil sejumlah 18 soal dari 45 soal, dengan tingkat kesukaran yang beragam. 4. Daya Beda Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai.Daya beda yang baik adalah D>0,3.Daya beda dapat dicari dengan menggunakan rumus:11
Keterangan: D
= Daya Beda
Ba
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb
= Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N
= Jumlah peserta tes kelompok atas dan bawah
Pada 45 soal yang diujikan terdapat 28 soal dengan daya beda yang baik dan 17 soal dengan daya beda yang buruk.
11
Ibid.,h.104
46
H. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu analisis yang diarahakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.12 Berikut uji-uji yang dilakukan dalam analisis data: 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi sampel yang akan diteliti. Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:13 a) Pengamatan x1, x2, ............xn dijadikan bilangan baku z1, ̅
z2,...........zn dengan menggunakan rumus
( ̅ adalah
rata-rata sampel dan s adalah simpangan baku sampel) b) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fzi = P (z≤zi). c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..........zn yang lebih kecil atau (
sama
dengan
zi,
dengan
)
d) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai L
tabel-nya.
Jika L hitung ≤ L tabel maka data terdistribusi normal. Data pada kelompok eksperimen terbukti bahwa dari sejumlah 32 siswa, data terdistribusi secara normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest dan skor posttest. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians yang
12
Ibid.,h.333 Sudjana.Metoda Statistik, (Bandung:Tarsito, 2005), h. 466-467.
13
47
bertujuan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen atau tidak. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah:14
Keterangan: Fh = F hitung S12 = Varians terbesar S22 = Varian terkecil Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: a. Jika F
hitung
≤F
tabel
maka Ho diterima, berarti kedua data
adalah homogen. b. Jika F
hitung
≥ F
tabel
maka Ho ditolak, berarti kedua data
adalah tidak homogen 3. Uji Hipotesis dengan uji-t Pengujian hipotesis-t dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan dalam penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep siswa. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:15 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
dimana
(
(
√
Keterangan:
14
X1
: Mean / Rata-rata kelas eksperimen
X2
: Mean/ Rata-rata kelas kontrol
S12
: Variansi kelas eksperimen
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 133-134. 15 Sudjana.,op. cit.,h.239.
48
S22
: Variansi kelas kontrol
n1
: Jumlah siswa kelas eksperimen
n2
: Jumlah siswa kelas kontrol
S
: Nilai deviasi standar gabungan (standar deviasi)
Adapun kriteria pengujian untuk uji t ini adalah sebagai berikut: Terima H0, apabila t hitung < t tabel. Tolak H0, apabila t hitung > t tabel 4. Uji N-Gain Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain menunjukan peningkatan pemahaman konsep siswa setelah perlakuan model PBL yang dilakukan. Hasil peningkatan pemhaman konsep dicari dengan menggunakan rumus:16
Dengan kategori:
16
G tinggi
: nilai g > 0,70
G sedang
: nilai 0,70 > g > 0,3
G rendah
: nilai g < 0,3
Triwiyono, Program Pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, h.81-82.
49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian diambil dari 32 siswa dari kelas XI IPA IV sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan model PBL (Problem Based Learning) dan 31 siswa dari kelas XI IPA III sebagai kelas kontrol. Dengan menerapkan model konvensional. Pemahaman konsep yang diukur pada penelitian ini merupakan aspek kognitif yang didapat dari hasil tes dengan jumlah butir soal sebanyak 18 soal. Soal instrumen yang digunakan telah melewati uji validitas dan reliabilitas sehingga layak digunakan dalam penelitian. Berikut hasil dan penjelasan penelitian yang telah dilakukan. A. Hasil 1. Data Hasil Tes Pretest dan Postest a. Pretest Pretest dilakukan sebelum kelas kontrol dan kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model konvensional dan model pembelajaran PBL. Data hasil pretest menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. Namun tidak terlalu berbeda jauh yakni hanya sebesar 1,26 poin. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai Terendah
28
28
Nilai Tertinggi
56
56
Mean
37,8
39,06
Median
36,5
38,3
Modus
32
40,3
49
50
Rentang Kelas (R)
28
28
Standar Deviasi
9,07
8,9
Nilai standar deviasi pada kedua pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol cukup besar, hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa memiliki nilai yang cukup jauh dibanding nilai rata-rata kelas masing-masing. Selain itu dapat dilihat persentase pemahaman konsep pretest pada setiap indikator. Adapun presentase pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat terlihat pada tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Pemahaman Konsep Siswa pada Pretest
No 1
Indikator Pembelajaran Menjelaskan kesetimbangan dinamis
2
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
3
Pemahaman Konsep Siswa (%) Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
54,17
44,08
40,63
38,71
31,6
33,33
42,19
43,54
42,19
41,93
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
4
Menentukan jumlah mol zat pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang dan tetapan kesetimbangan
5
Menghitung harga Kc
51
berdasarkan Kp atau sebaliknya
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol pada indikator 1,2, dan 5. Kelas kontrol lebih unggul dalam indikator 3 dan 4. b. Posttest Berdasarkan nilai mean hasil postest dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup baik pada kelas eksperimen dibandingkan pada kelas kontrol. Standar deviasi antara keduanya cukup besar yang menandakan bahwa sebaran data tidak dekat dengan hasil nilai mean. Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai Terendah
50
56
Nilai Tertinggi
83
89
Mean
63
75
Median
59,5
75,5
Modus
58,5
81,5
Rentang Kelas (R)
33
33
Standar Deviasi
10,3
9,5
Pada tabel 4.3 dapat terlihat bahwa nilai terendah dan nilai tertinggi pada kelas eksperimen dan kontrol relatif berbeda sedikit. Dapat dilihat pula mengenai pencapaian indikator pemahaman konsep pada posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun hasil
52
presentase pemahaman konsep posttest siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Pemahaman Konsep Siswa pada Posttest
No 1
Indikator Pembelajaran Menjelaskan kesetimbangan dinamis
2
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
3
Pemahaman Konsep Siswa (%) Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
93,75
74,19
89,06
83,87
61,11
50,18
90,63
64,51
87,50
69,35
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
4
Menentukan jumlah mol zat pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang dan tetapan kesetimbangan
5
Menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya
Pada tabel 4.4 dapat terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki presentase yang lebih besar dari semua indikator pemahaman konsep dibandingkan dengan kelas kontrol.
53
2. Hasil Analisis Data Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t untuk melihat adanya pengaruh dari perlakuan model PBL
yang diberikan,
maka didapatkan pengujian prasyarat analisis kemudian dilakukan uji t dan uji n-gain dengan hasil sebagai berikut: a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal yakni jika Lhitung < Ltabel dengan drajat kebebasan masing-masing kelas kontrol dan eksperimen sebesar 31 dan 32 pada taraf signifikansi 0,05. 1) Pretest Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas pretest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Tabel
4.5
Hasil
Uji
Normalitas
Data
Skor
Pretest
Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol. No
Kelompok Statistik
Kelompok
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
1
Jumlah Sampel (N)
32
31
2
Taraf Signifikansi
0,05
0,05
3
Lhitung
0,1332
0,1551
4
Ltabel
0,1566
0,1591
Kesimpulan
Berdistribusi
Berdistribusi
Normal
Normal
54
Berdasarkan data tabel diatas, didapat Lhitung skor pretest siswa kelompok eksperimen adalah sebesar 0,1332 dan Ltabel (n=32) adalah sebesar 0,1566 menunjukkan bahwa data kelompok eksperimen berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1332<0,1566). Pada kelompok kontrol didapatkan Lhitung sebesar 0,1551 dengan Ltabel (n=31) sebesar 0,1591 menunjukkan bahwa data kelompok kontrol juga berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1551<0,1591). Dengan demikian kedua data sampel penelitian pada skor pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memenuhi kriteria hipotesis nol diterima, yang artinya data berdistribusi normal. 2) Posttest Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas posttest untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Skor Posttest Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol. No
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Statistik
Eksperimen
Kontrol
1
Jumlah Sampel (N)
32
31
2
Taraf Signifikansi
0,05
0,05
3
Lhitung
0,1120
0,1228
4
Ltabel
0,1566
0,1591
Kesimpulan
Berdistribusi
Berdistribusi
Normal
Normal
55
Berdasarkan data tabel diatas, didapat Lhitung skor pretest siswa kelompok eksperimen adalah sebesar 0,1120 dan Ltabel (n=32) adalah sebesar 0,1566 menunjukkan bahwa data kelompok eksperimen berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1120<0,1566). Pada kelompok kontrol didapatkan Lhitung sebesar 0,1228 dengan Ltabel (n=31) sebesar 0,1591 menunjukkan bahwa data kelompok kontrol juga berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1228<0,1591). Dengan demikian kedua data sampel penelitian pada skor pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memenuhi kriteria hipotesis nol diterima, yang artinya data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Setelah berdistribusi
kedua normal,
kelompok maka
sampel
selanjutnya
penelitian adalah
dinyatakan
mencari
nilai
homogenitas dari kedua kelompok penelitian. Uji homogenitas pada penelitian adalah menggunakan uji Fischer dengan syarat ketentuan bila F
hitung>F table.
Uji homogenitas dengan drajat kebebasan 61 pada
taraf signifikansi 0,05. Adapun hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kontrol sebagai berikut: 1) Pretest Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:
56
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data Statistik Jumlah Data(N) Eksperimen
32
Jumlah Data(N) Kontrol
31
Varian Eksperimen (S12)
79,16
Varian Kontrol (S22)
82,26
Taraf Signifikansi
0,05
Fhitung
1,04
F tabel
1,84
Kesimpulan
Varian Kedua Kelompok Data Homogen
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan Fhitung sebesar 1,04 pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh Ftabel sebesar 1,84, maka kedua kelompok penelitian dinyatakan bersifat homogen, karena memenuhi kriteria F hitung
32
Jumlah Data(N) Kontrol
31
Varian Eksperimen (S12)
91,23
Varian Kontrol (S22)
106,23
57
Taraf Signifikansi
0,05
Fhitung
1,16
F tabel
1,84
Kesimpulan
Varian Kedua Kelompok Data Homogen
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan F hitung sebesar 1,16 pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh F tabel sebesar 1,84 maka kedua kelompok penelitian dinyatakan bersifat homogen, karena memenuhi kriteria F
hitung
< F
tabel(1,16<1,84).
Hasil perhitungan uji homogenitas skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam c. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis ini menggunakan uji t (“t” test) untuk menguji hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh model pembelajaran PBL terhadap pemahaman konsep siswa. Kriteria hasil kesimpulan uji t adalah sebagai berikut: t hitung
t tabel maka Ho ditolak 1) Pretest Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pada pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol: Tabel 4.9 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Skor Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data N thitung ttabel Kesimpulan
Pretest Eksperimen 32
Kontrol 31
0,6 1,67 Tidak terdapat perbedaan kelas kontrol dan
58
eksperimen
Berdasarkan data tabel diatas diperoleh hasil perhitungan thitung sebesar 0,6 dengan ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah sebesar 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa t
hitung
(0,6<1,67) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum terjadi perlakuan. 2) Posttest Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis pada posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol: Tabel 4.10 Uji t Hasil Tes Pemahaman Konsep Siswa Skor Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Data N thitung ttabel Kesimpulan
Berdasarkan
Pretest Eksperimen 32
Kontrol 31
4,85 1,67 Terdapat perbedaan kelas kontrol dan eksperimen
data
tabel
diatas
diperoleh
hasil
perhitungan thitung sebesar 4,85 dengan ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah sebesar 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa t hitung>t tabel (4,85>1,67) hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, ini dapat menguji kebenaran hipotesis, yakni model
59
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil Pemahaman Konsep. d. Data Hasil N-Gain 1) N-Gain Kelas Eksperimen Dari penelitian yang dilakukan terhadap 32 siswa kelas eksperimen didapatkan nilai hasil pretest dan postest. Nilai hasil pretest dan postest diolah untuk mendapatkan nilai NGain yang dibagi berdasarkan tiga tingkat kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Secara lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Data Hasil N-Gain Kelas Eksperimen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nilai Pretest Posttest 28 72 28 56 28 83 28 67 28 83 28 78 28 72 33 89 33 83 33 72 33 89 33 83 39 89 39 67 39 61 39 72 39 78 39 67 39 67 39 83 39 78 44 83
N-Gain
Kategori
0,6 0,4 0,8 0,5 0,8 0,7 0,6 0,8 0,7 0,6 0,8 0,7 0,8 0,5 0,4 0,5 0,6 0,5 0,5 0,7 0,6 0,7
SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI SEDANG TINGGI TINGGI TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG TINGGI
60
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
44 44 44 44 44 50 56 56 56 56
61 83 61 56 78 78 83 78 72 83
0,3 0,7 0,3 0,2 0,6 0,6 0,6 0,5 0,4 0,6
SEDANG TINGGI SEDANG RENDAH SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain terhadap nilai pretest dan postest siswa didapat satu siswa dengan kategori rendah, 20 siswa dengan kategori sedang, dan 11 siswa dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 3,12 % siswa yang mengalami peningkatan hasil pemahaman konsep yang rendah, 62,5 % siswa sedang, dan 34,4 % tinggi. Berikut secara lebih detail dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Kategori N-Gain 25 20 15 Kategori N-Gain
10 5 0 Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 4.1 Grafik Kategori N-Gain Siswa Kelas Eksperimen
61
2) N-Gain Kelas Kontrol Nilai N-Gain pada kelas kontrol yang berjumlah 31 siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Data Hasil N-Gain Kelas Kontrol
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nilai Pretest Posttest 28 78 28 50 28 50 28 50 28 61 28 72 28 50 28 72 28 72 33 83 33 56 33 56 33 83 33 56 33 50 33 72 33 50 39 61 39 61
20
44
50
21 22 23 24 25 26
44 44 44 44 50 50
61 61 61 61 72 61
N-Gain
Kategori
0,7 0,3 0,3 0,3 0,5 0,6 0,3 0,6 0,6 0,7 0,3 0,3 0,7 0,3 0,3 0,6 0,3 0,4 0,4
TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG TINGGI SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG
0,1 0,3 0,3 0,3 0,3 0,4 0,2
RENDAH SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG RENDAH
62
27
50
72
28 29 30 31
50 50 50 56
61 72 61 78
0,4 0,2 0,4 0,2 0,5
SEDANG RENDAH SEDANG RENDAH SEDANG
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain terhadap nilai pretest dan postest siswa didapat 4 siswa dengan kategori rendah, 24 siswa dengan kategori sedang, dan 24 siswa dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebanyak 12,9 % siswa yang mengalami peningkatan hasil pemahaman konsep yang rendah, 77,4 % siswa sedang, dan ,9,67 % tinggi. Berikut secara lebih detail dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Gambar 4.2 Grafik Kategori N-Gain Siswa Kelas Kontrol 3. Data Hasil Tes Pemahaman konsep a. Kelas Eksperimen Berdasarkan nilai postest yang didapat oleh siswa setelah perlakuan dengan model PBL dapat ditentukan tingkat pemahaman
63
siswa berdasarkan presentase pencapaian nilai siswa terhadap soal-soal pemhaman konsep. Siswa dikatakan paham terhadap soal-soal konsep kesetimbangan kimia apabila dapat menjawab benar sebesar 70%. Menjawab benar 70 % menjawab benar sebanyak 13 soal dari jumlah soal 18 butir. Hal ini berarti siswa dengan nilai ≥ 72 dinyatakan paham terhadap konsep kesetimbangan kimia. Berikut hasil pemahaman siswa berdasarkan nilai postest yang dibandingkan dengan nilai minimal tingkat kepahaman pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen Siswa
Nilai Postest
Keterangan
1
72
Paham
2
56
Belum Paham
3
83
Paham
4
67
Belum Paham
5
83
Paham
6
78
Paham
7
72
Paham
8
89
Paham
9
83
Paham
10
72
Paham
11
89
Paham
12
83
Paham
13
89
Paham
14
67
Belum Paham
15
61
Belum Paham
16
72
Paham
17
78
Paham
18
67
Belum Paham
64
19
67
Belum Paham
20
83
Paham
21
78
Paham
22
83
Paham
23
61
Belum Paham
24
83
Paham
25
61
Belum Paham
26
56
Belum Paham
27
78
Paham
28
78
Paham
29
83
Paham
30
78
Paham
31
72
Paham
32
83
Paham
Berdasarkan pada nilai KKM yang berlaku terdapat sembilan siswa yang belum paham atau berada di bawah nilai minimal kategori paham serta terdapat 23 siswa yang sudah paham. Dalam hitungan persen yakni terdapat 28,12 % siswa yang belum paham dan 71,87 % siswa yang sudah memahami konsep kesetimbangan kimia setelah diberi perlakuan model PBL. b. Kelas Kontrol Adapun pemahaman pada kelas kontrol yang dapat dilihat pada hasil posttest dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini:
65
Tabel 4.14 Data Hasil Pemahaman Siswa Kelas Kontrol Siswa
Nilai Posttest
Keterangan
1
78
Paham
2
50
Belum Paham
3
50
Belum Paham
4
50
Belum Paham
5
61
Belum Paham
6
72
Paham
7
50
Belum Paham
8
72
Paham
9
72
Paham
10
83
Paham
11
56
Belum Paham
12
56
Belum Paham
13
83
Paham
14
56
Belum Paham
15
50
Belum Paham
16
72
Paham
17
50
Belum Paham
18
61
Belum Paham
19
61
Belum Paham
20
50
Belum Paham
21
61
Belum Paham
22
61
Belum Paham
23
61
Belum Paham
24
61
Belum Paham
25
72
Paham
66
26
61
Belum Paham
27
72
Paham
28
61
Belum Paham
29
72
Paham
30
61
Belum Paham
31
78
Paham
B. Pembahasan Hasil Penelitian Model pembelajaran yang diteliti adalah model Problem Based Learning (PBL). Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik diantaranya diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar mandiri, memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif, kooperatif serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran.1 Penggunaan strategi PBL dalam pembelajaran merupakan usaha untuk membentuk suatu proses pemahaman isi suatu mata pelajaran pada seluruh kurikulum.2 Penerapan model PBL yang dilakukan diantaranya terdiri dari beberapa langkah pembelajaran, yakni orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan siswa, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.3 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 didapatkan nilai rata-rata pretest untuk kelas eksperimen sebesar 39,06 dan kelas kontrol sebesar 37,8. Setelah diberi penerapan model PBL pada kelas eksperimen pada tabel 4.3 1
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010),h.22. 2 Rusmono, Strategi Pembelajaran Problem Based Learning, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2012),h.74 3 Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,2010) ,h.98.
67
didapatkan nilai posttest sebesar 75 sedangkan kelas kontrol dengan metode konvensional sebesar 63. Dilihat dari peningkatan nilai mean, kelas eksperimen meningkat sebesar 35,94 poin sedangkan kelas kontrol sebesar 25,2. Terlihat bahwa pada kelas eksperimen peningkatan nilai mean pada tes pemahaman konsep lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh SM Raimi bahwa penggunaan model PBL memberikan ketuntasan belajar yang tinggi.4 Berdasarkan pada tabel 4.9 sebelum dilakukan pembelajaran PBL pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol didapatkan hasil uji hipotesis bahwa pada data pretest didapatkan nilai ttabelthitung (4,85>1,67). Hasil tersebut menandakan terdapat pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen terhadap pemahaman konsep siswa dibanding pada kelas kontrol. Hal ini seperti yang dikatakan pada penelitian yang dilakukan oleh Aji Trihatmo bahwa berdasarkan analisa angket menyatakan bahwa rata-rata siswa merasa lebih paham terhadap materi yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah.5 Model PBL yang berlandaskan kontruktivistik membuat siswa terbimbing untuk menemukan suatu pengetahuan secara mandiri melalui kerja
4
S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9. 5 Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10.
68
sama yang kolaboratif dalam kelompok.6 Siswa menjadi terbiasa berfikir sistematis ketika dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan materi bersangkutan dalam hal ini kesetimbangan kimia sehingga dapat lebih memahami konsep dengan mudah dibandingkan pada kelas kontrol. Penyajian dan pembuatan hasil karya setelah proses penyelidikan juga membantu siswa untuk memiliki kemampuan berfikir sistematis dalam menyelesaikan masalah yang diberikan sehingga pencapaian pemahaman konsep yang diperoleh menjadi lebih baik. Pada metode konvensional siswa terbiasa hanya mendapat transfer informasi oleh guru sehingga kurang dalam memaksimalkan pembangunan pengetahuan yang membuat pemahaman siswa tidak maksimal. Penggunaan model PBL lebih baik bagi pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini terlihat dari pencapaian pemahaman konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran yang diujikan. Perbedaan tersebut dapat dilihat gambar 4.3 berikut ini: 100 90 80 70 60 50
% Eksperimen
40
% Kontrol
30 20 10 0 Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator 1 2 3 4 5
Gambar 4.3 Perbandingan Pencapaian Pemahaman Konsep Siswa
6
Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012), Cet. 2, h.37
69
Secara umum dapat dilihat bahwa pencapaian pemahaman konsep siswa pada seluruh indikator pembelajaran pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan pada kelas kontrol. Pada indikator satu yakni menjelaskan kesetimbangan dinamis, pencapaian siswa pada kelas eksperimen sebesar 93,75 % sedangkan pada kelas kontrol hanya 74,19 %. Penggunaan model PBL dimana siswa mencoba menganalisis tentang peristiwa yang terjadi pada soda membuat siswa termotivasi untuk memahami konsep kesetimbangan dinamis. Dan proses ini diikuti oleh penyelidikan yang dilakukan bersama yang membuat siswa mencari berbagai sumber pembelajaran sebagai pedoman memahami konsep tersebut sehingga pemahaman siswa lebih baik dibandingkan apabila siswa hanya menerima transfer pengetahuan dari guru. Pada indikator dua yakni menetapkan kesetimbangan homogen dan heterogen pencapaian kelas eksperimen sebesar 89,1 % sedangkan pada kelas kontrol 83,87 % . Terlihat perbedaan yang ada cukup sedikit antara kedua kelas tersebut. Kemampuan yang diperlukan pada indikator ini adalah kecermatan dalam melihat fasa dari reaksi dan menentukan fasa yang dapat mengalami perubahan saat terjadi reaksi sehingga didapatkan sebuah ketetapan kesetimbangan. Pada model PBL siswa lebih terbiasa berfikir analisis dibanding model konvensional dengan diawali oleh pengenalan masalah dan merinci apa-apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Siswa dapat memulai menyelesaikannya
dengan
mencermati
fasa-fasa
yang
ada
dengan
membedakan fasa zat yakni solid dan liquid yang konsentrasinya bersifat tetap sehingga tidak berpengaruh pada tetapan kesetimbangan. Hal tersebut dalam konteks kesetimbangan heterogen, dalam kesetimbangan homogen siswa dapat dengan mudah menyelesaikannya karena semua reaksi yang berfasa sama akan mempengaruhi pada tetapan kesetimbangan. Pada indikator tiga yakni meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier, pemahaman siswa kelas eksperimen
70
sebesar 61,1% dan 50,18 untuk kelas kontrol. Namun dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa eksperimen tergolong rendah. Hal ini kemungkinan terjadi
karena
percobaan
mengenai
perubahan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kesetimbangan belum sempurna yakni hanya pada perubahan suhu dan mencermati perubahan tekanan pada reaksi soda sedangkan pada perubahan konsentrasi hanya melihat dari data-data percobaan pada sumber pembelajaran. Pada indikator 4 yakni menentukan jumlah mol zat pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang dan tetapan kesetimbangan, pencapaian siswa kelas eksperimen sebesar 90,63 %. Sedangkan kelas kontrol sebesar 64,51 % Hal ini menandakan bahwa dengan model PBL siswa cukup memahami dalam menentukan keadaan awal, bereaksi, dan setimbang pada setiap zat pereaksi dan produk. Adanya komunikasi yang baik antara siswa dalam kerja sama kelompok dalam model PBL membuat siswa dapat berdiskusi maksimal atas masalah tentang jumlah zat yang terkait pada reaksi kesetimbangan kimia. Selain itu siswa termotivasi untuk lebih memahami suatu konsep karena di akhir pembelajaran terdapat proses presentasi hasil pencarian solusi dari masalah yang diangkat. Siswa termotivasi untuk memahaminya karena siswa dituntut dapat memberi informasi pada teman dari kelompok lain secara jelas dan dengan bahasa yang dapat dipahami. Pada indikator 5 tentang menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya, siswa kelas eksperimen mengalami pencapaian sebesar 87,5 % sedangkan pada kelas kontrol sebesar 69,35. Pada indikator ini siswa dituntut untuk menganalisis reaksi kesetimbangan dan menghubungkannya antara Kc dan Kp. Siswa dalam penggunaan model PBL dilatih untuk mencoba menemukan sendiri sebuah pengetahuan sehingga membuat pemahaman yang diperoleh siswa bersifat jangka panjang. Sejalan dengan PBL menurut Dewey bahwa pembelajaran PBL memberikan pengalaman belajar yang baik karena
71
merupakan interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan dua arah belajar dan lingkungan. 7 Model PBL berusaha membuat siswa mengalami proses belajar yang utuh dan bersifat kontruktivistik sehingga siswa dapat menemukan pengetahuannya dengan terstruktur.8 Pembelajaran model PBL mencoba menghadirkan situasi yang realistis dengan kehidupan siswa sehingga membuat perhatian siswa menjadi lebih fokus untuk menerima pembelajaran. Model PBL juga dapat memupuk kemampuan inkuiri siswa, hal ini pula yang membuat siswa menjadi lebih ingat dan pemahamannya meningkat seperti pada hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa secara umum tingkat pemahaman siswa meningkat cukup baik. Materi kesetimbangan kimia cukup cocok menggunakan model PBL seperti dalam penelitian ini karena menurut hasil penelitian model ini cukup berpengaruh baik pada pencapaian pemahaman konsep siswa. Siswa pada pembelajaran ini dituntut dapat belajar mandiri dengan menyelidiki masalah bersama kelompoknya dan hanya diberikan beberapa informasi yang membantu proses penyelidikan sehingga siswa memiliki pemahaman konsep belajar yang lebih baik.
7
Richard.I.Arends, Learning To Teach,(New York:Mc Graw Hill,2007),pp.378 Rusman,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2012), Cet. 2, h.37 88
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) berpengaruh
terhadap
pemahaman
konsep
siswa
pada
materi
kesetimbangan kimia. Hal ini didasari pada perhitungan uji t dengan signifikansi 0,05 dimana thitung sebesar 4,85 dan ttabel sebesar 1,67. Dengan demikian t hitung > t tabel sehingga (Ha) diterima.
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning lebih baik dipersiapkan lebih awal bersama guru-guru mata pelajaran lainnya. Hal ini berguna untuk memaksimalkan pemanfaatan 60 internet untuk membantu siswa dalam fasilitas sekolah seperti pencarian informasi dalam pembelajaran. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mencari masalah-masalah yang lebih otentik dan dibicarakan dengan guru lintas pelajaran terkait agar dapat menghemat waktu dan memaksimalkan pembelajaran dengan model PBL sehingga pemahaman siswa lebih dapat ditingkatkan lagi. 3. Pada penerapan model Problem Based Learning diperlukan pengaturan manajemen waktu yang baik agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan terarah dan kondusif.
72
73
4. Pada saat pembentukan kelompok kerja diharapkan kelompok terdiri dari siswa yang heterogen dalam aspek keaktifan dan prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA Afturizaliur, Muh dan I Nyoman Marsih, “Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia“, 2011: Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011, 22-23 Juni 2011.Bandung:portal.fi.itb, 2013. Amir, Taufik. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. 2, 2010. Anderson, Lorin W dann David R. Krathwol (eds). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Akcay, Behiye Problem Based learning in Science Education,Electronic Journal of Turkish Science Education, 6, 2009. Amir, Taufik.Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010 Dimyati,dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,2006. Hamalik. Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Aksara: Jakarta, 2009. I.Arends,Richard. Learning To Teach,New York: Mc Graw Hill,2007. Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. Kimia 2, Jakarta: Esis, 2009. Kemenag, “Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003” , www.kemenag.go.id, 6 September 2014. Kemendikbud, “Kamus Besar Bahasa www.kbbi.web.id, 6 September 2014
Indonesia
(KBBI)
Online”
Madiya,I Wayan,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif.Jurnal Pendidikan IPA.2011. Muslimin dan Muhammad Nur.Pembelajaran Surabaya:UNESA-University Press,2000. Parning, dkk., Kimia,Jakarta:Yudhistira, Cet. 2, 2012.
74
Berdasarkan
Masalah.
75
Raimi,S.M.Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education. Rusman.,dkk.,Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012. Rusmono. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning.Jakarta: Ghalia Indonesia 2012. Sendur, Gulten, Mustafa Toprak, and Esin Sahin. Analyzing of Student’s Misconceptions About Chemical Equilibrium. International Conference of New Trends and Their Implications. 1. 2010. Sudjana,Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,2009. Sudjana.Metoda Statistik. Bandung:Tarsito, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,2009. Suwaningsih, Erna. “Teori Belajar Matematika”, www.upi.edu. Sofyan,Achmad,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi,(UIN Jakarta Press:Jakarta,2006. Sukardjo,dan Komarudin. Landasan Pendidikan Aplikasinya.Jakarta:Raja Grafindo Persada,2009. Trianto.MendesainModel Kencana,2011.
Pembelajaran
Konsep
Inovatif-Progresif.
dan
Jakarta:
Trihatmo, Aji., dkk., Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education,1, 2012. Triwiyono, Program Pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar.Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Wardani, Sri., dkk., Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction. Journal Inovasi Pendidikan Kimia,3,2009.
76
Wibowo,Adi.,dkk., Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga pada Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha.Jurnal Magister Kedokteran Keluarga.1.2013 Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Uin Jakarta: Jakarta, 2009.
77 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-1
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia 2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan.
II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Mengemukakan konsep kesetimbangan kimia 2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan
78 III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Percaya diri, Kepemimpinan,Pekerja Keras,dan Kritis.
IV. Materi Ajar 1. Konsep Kesetimbangan Kimia Pada kehidupan sehari-hari hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah (irreversible), kebanyakan reaksi berlangsung dua arah (reversible). Adapun ciri-ciri dari reaksi irreversible adalah: a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah (→) b. Reaksi berlangsung tuntas c. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula. Contoh dari reaksi irreversible : CaC03 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g) Dalam hal ini, padatan CaC03 habis beraksi dengan HCl membentuk CaCl2, H2O, dan H2O. Dan produk reaksi tersebut tidak dapat kembali menjadi CaC03 dan HCl. Reaksi yang berlangsung dua arah (reversible) memeiliki ciri-ciri diantaranya: a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah berlawanan (↔) b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari reaktan dan dari produk.
79 c. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik. Contoh dari reaksi reversible : 3H2(g) + N2(g) ↔ 2NH3(g) Pada reaksi ini setelah hidrogen dan nitrogen berubah menjadi beberapa molekul amonia, proses balik atau proses penguraian amonia menjadi hidrogen dan nitrogen mulai berlangsung. Saat laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia ini merupakan suatu proses kesetimbangan dinamis. Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat berbeda untuk mencapai reaktan dan produk. Adapun contoh proses kesetimbangan yang terdekat adalah kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama yakni kesetimbangan fisis karena proses perubahan yang terjadi hanyalah perubahan fisis. Penguapan air dalam wadah tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis. 2. Kesetimbangan Dinamis Kesetimbangan dinamis. Disebut dinamis karena reaksi terus bergerak (dinamis) bukan statis.Contoh pada reaksi pembentukan HI dan peruraian HI, reaksi tersebut dapat balik, maka ditulis tanda panah bolak balik: Reaksi ditemukan Max Bodenstein tahun 1893. Pada suhu 4450 : 1) Reaksi pembentukan dan peruraian HI H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
80 Pada pengamatan reaksi, pada reaksi pembentukan HI, reaktan gas Hidrogen dan Iodin semakin berkurang, HI bertambah namun setelah HI berubah kembali menjadi gas Hidrogen dan Iodin, hingga pada suatu keadaan reaksi tersebut tidak berubah lagi dalam waktu tetap.Padahal reaksi tersbut terus berlangsung karena tumbukan efektif antara H dan I serta HI terus terjadi.
Pada reaksi setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik, dapat dituliskan: r1= r2
Reaksi kesetimbangan juga terjadi pada perubahan mikroskopis yang tidak bisa terlihat langsung oleh mata.
81 V. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal
Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah
Karakter yang
Guru
Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Religius
Meminta berdoa
Berdoa bersama
Religius
Mengabsen siswa
Memperhatikan guru
Menghargai
Guru bertanya pada siswa
Siswa menjawab bahwa
Kritis
tentang apa yang
proses pemanasan air
diketahui siswa pada
melibatkan udara dan
proses pemanasan air
menghasilkan gas yang
dalam wadah ?
menempel pada wadah.
Guru bertanya bagaimana
Siswa menjawab bahwa
keadaan gas yang
gas yang menempel pada
menempel pada tutup
wadah menjadi zat cair
wadah ?
kembali dan menetes pada
diharapkan
Percaya diri, logis
wadah Guru memberikan
Siswa mendengarkan
santun
Alokasi Waktu 5 menit
15 menit
82 penjelasan bahwa hal
penjelasan guru
tersebut adalah reaksi yang terjadi bolak-balik namun dalam keadaan reaksi kesetimbangan fisis, hanya melibatkan perubahan keadaan fisis. Guru bertanya lalu
Siswa termotivasi untuk
bagaimana dengan reaksi
mengetahui
kesetimbangan yang
kesetimbangan kimia
Rasa ingin tahu
melibatkan perubahan kimia? Serta termasuk kedalam jenis reaksi apa reaksi kesetimbangan kimia? Guru menyediakan
Siswa tertarik pada soda
minuman bersoda, paku
dan paku yang
biasa, dan paku berkarat
diperlihatkan dan
dan meminta siswa
termotivasi mengetahui
mengidentifikasi reaksi
jenis reaksinya.
Rasa ingin tahu
83 reversible atau irreversible yang terjadi pada keduanya? Tahap-2 Mengorganisasi siswa
Membagi siswa dalam
Berkumpul dengan
kelompok-kelompok kerja
kelompoknya
Membagikan LKS untuk
Menerima LKS praktikum
10 menit
untuk belajar
mengidentifikasi jenis reaksi pada soda dan paku Mempersilahkan siswa
Bersama kelompok
Membimbing
melakukan penyelidikan
melakukan penyelidikan
penyelidikan
yang telah disediakan
melalui LKS.
Tahap 3
30 menit
prosedurnya pada LKS Mempersilahkan siswa
Siswa bertanya pada guru,
untuk mencari informasi
mencari pada buku dan
baik melalui buku,
internet
internet, atau sumber lainnya. Memberi informasi pada
Siswa memperhatikan
Mengembangkan dan
siswa bahwa hasil
penjelasan guru
menyajikan hasil karya
penyelidikan dapat
Tahap 4
30 menit
84 dituangkan pada sebuah laporan
Tahap 5 Menganalisis dan
Membimbing siswa pada
Siswa membuat laporan
pembuatan laporan
bersama kelompoknya.
Meminta perwakilan dari
Siswa memperhatikan
siswa untuk
presentasi yang
mengevaluasi proses
mempresentasikan laporan dibawakan rekannya.
pemecahan masalah
yang telah dibuatnya Memberi komentar
Menyimak komentar guru
terhadap proses
dan memberi tanggapan.
pemecahan masalah yang telah dilakukan Penutup
menutup kegiatan
Mengucapkan hamdalah
pembelajaran dengan hamdalah Mengucapkan salam
VII.
Alat dan Sumber Belajar 1. Alat dan Bahan percobaan 2. Lembar Kerja Siswa 3. Buku Yudhistira Kelas XI
Menjawab salam
15 menit
85 VIII. Penilaian 1. Lembar Kerja Siswa 2. Laporan Hasil Diskusi
Bogor, November 2013
Mengetahui, Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
86 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-2
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp) 2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan analisis reaksi. 2. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
87 III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar 1. Tetapan kesetimbangan Dapat dituliskan sebuah persamaan, sebagai berikut: Laju reaksi saat setimbang : r1=r2 Contoh: reaksi kesetimbangan : aA + bB ↔ cC + dD r1=K1[A]a [B]b r2=K2[C]c [D]d
Reaksi kesetimbangan terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu tetap, maka harga K tetap pula, K1/ K2 = Kc. Kc adalah tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi. Jadi :
88 Dapat dirumuskan Hukum kesetimbangan yaitu pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi yang dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisien adalah tetap. Tetapan kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp) Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan juga dapat dinyatakan dengan tetapan parsial gas. Hal ini dipahami dari hukum gas ideal PV=nRT. Molar gas (n/v) sebanding lurus dengan P. Contoh pada reaksi : aA + Bb ↔ cC + dD
Persamaan Kp juga dapat dihubungkan dengan Kc, yaitu:
2. Kesetimbangan Homogen dan heterogen
Jenis-jenis Reaksi kesetimbangan: Berdasarkan wujud zat, reaksi kesetimbangan terbagi dua: 1) Reaksi kesetimbangan homogen Contoh: H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
89
2) Reaksi kesetimbangan heterogen Contoh: C(s) + O2(g) ↔ CO2(g)
Karena konsentrasi zat padat murni (soloid) atau zat cair murni tetap (liquid), untuk itu tidak disertakan pada tetapan kesetimbangan. Hanya zat berfasa gas dan larutan saja yang disertakan. Contoh: a. MgOH2 (s) ↔ MgO(s) + H2O(g)
b. BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
V. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
90 VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Karakter Guru
Awal, pembukaan
Siswa
Alokasi Waktu
yang diharapkan
Membuka dengan salam
Menjawab salam
Religius,
Memberi arahan untuk berdoa
Bersama-sama berdoa sebelum
antusias,
5 menit
belajar
Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Bertanya pada siswa apakah ada
Siswa menjawab ada yang pernah
diantara mereka yang pernah
dan ada yang belum pernah
menggunakan pupuk dan apakah
menggunakan pupuk dan
ada yang tau salah satu
mengetahui tentang komponen
komponen pupuk buatan, yakni
pupuk buatan salah satunya
amonia?
amonia.
Bertanya pada siswa bagaimana
Siswa menjawab dengan sebagian
proses pembuatan amonia? Dan
ada yang tahu dan sebagian belum
menuliskan reaksi pembentukan
tau dan memperhatikan apa yang
amonia dan bertanya pada siswa, ditulis di papan tulis. termasuk kedalam reaksi apa
15 menit
rasa ingin tahu
91 pembentukan amonia? Meminta siswa melihat fasa zat dari reaksi amonia
Siswa melihat ada satu jenis fasa
Dan menuliskan reaksi lain yakni BiCl3 (aq) + H2O(l)
yakni gas.
↔
BiOCl(s) + 2HCl(aq) Meminta siswa menyebutkan perbedaan reaksi tersebut serta menuliskan apa yang disebutkan siswa. Kembali ke persoalan amonia, jika amonia termasuk reaksi reversible bukankah pabrik amonia akan merugi bila amonia yang dihasilkan tidak maksimal? Untuk mengetahui hal ini guru meminta siswa untuk terlebih dahulu mencari informasi tentang tetapan kesetimbangan.
Siswa melihat ada fasa-fasa lain dalam reaksi tersebut.
92 Tahap-2 Mengorganisasi siswa
Membagi siswa dalam
Berkumpul dengan kelompoknya
kelompok-kelompok
Aktif dan kerja
10 menit
sama
untuk belajar Membagikan LKS
Menerima LKS
Kritis
Mempersilahkan siswa
Bersama kelompok melakukan
Kritis,
Membimbing
melakukan penyelidikan
penyelidikan melalui LKS.
kerjasama,tanggu
penyelidikan
berdasarkan LKS.
Tahap 3
25 menit
ng jawab
Mempersilahkan siswa untuk
Siswa mencari informasi bersama
bertanya dan mencari informasi
kelompoknya.
lain baik buku atau internet. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membimbing siswa dalam
Merapihkan hasil pengerjaan LKS
Teliti dan kerja
menyelesaikan hasil kerjanya
dengan kelompok.
sama
Meminta siswa mengemukakan
Mengemukakan dan berdiskusi
Berani,
hasil kerjanya pada kelompok
dengan kelompok lain mengenai
komunikatif
lain.
hasil kerja siswa.
Memberi komentar terhadap
Menyimak komentar guru dan
Menghargai dan
proses pemecahan masalah yang
memberi tanggapan.
aktif
30 menit
dengan kelompok.
telah dilakukan
15 menit
93 Kegiatan penutup
Memberi apresiasi positif
Mengucap terima kasih kembali.
Religius,
5 menit
terhadap hasil kerja siswa Menutup pertemuan dengan
Berdoa bersama-sama
berdoa bersama Mengakhiri pertemuan dengan
Menjawab salam
mengucapkan salam
VII.
Alat dan Sumber Belajar 1. Lembar Kerja Siswa 2. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian 1. LKS dan laporan diskusi Bogor, November 2013
Mengetahui, Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
94 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-3
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan.
II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan melalui percobaan.
95 III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan: Dalam produksi suatu produk tertentu, yang merupakan reaksi kesetimbangan maka diperlukan jumlah produk yang lebih banyak, untuk membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk, maka dapat dilakukan pergeseran sesuai dengan azas Le Chatelier (Hukum aksi reaksi): Jika
pada
kesetimbangan
dilakukan
aksi-aksi
tertentu,
sistem
akan
dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut.
Aksi tersebut diantaranya melakukan perubahan pada: 1. Konsentrasi 2. Temperatur 3. Tekanan 4. Volume. 1. Konsentrasi A+B ↔ C a. Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah produk (C). Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi sendiri.
mengadakan
reaksi
96 b. Jika konsentrasi zat produk (C) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi (A dan B). Jika konsentrasi zat produk (C) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah produk sendiri (C) c. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang berbentuk padat (solid) atau cair (liquid) ditambah atau dikurangi, kesetimbangan tidak akan bergeser karena konsentrasi zat-zat tersebut bernilai tetap. 2. Temperatur Pada perubahan temperatur, yang difokuskan adalah jenis reaksi, apakah eksoterm atau endoterm. A+B ↔ C ∆H= + f kj a. Jika temperatur sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang endoterm (memerlukan panas). Reaksi diatas bila suhu dinaikan ke arah zat C. b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang eksoterm (melepaskan panas) Reaksi diatas bila suhu diturunkan ke arah pereaksi (zat A dan B) 3. Tekanan a. Jika tekanan sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang mol nya lebih besar. 4. Volume Untuk perubahan volume, kebalikan dari perubahan tekanan, yakni:
97 a. Jika volume diperbesar, berarti tekanan menjadi kecil maka bergeser ke arah jumlah mol yang besar. b. Jika volume diperkecil, berarti tekanan menjadi besar maka bergeser ke arah jumlah mol yang kecil. V. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Awal, pembukaan
Siswa
Membuka dengan salam
Menjawab salam
Memberi arahan untuk berdoa
Bersama-sama berdoa sebelum
Karakter
Alokasi
yang diharapkan
Waktu
Religius, antusias,
5 menit
rasa ingin tahu
5 menit
belajar
Orientasi pada masalah
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Mengingatkan siswa tentang
Siswa mengingat-ingat
proses pembuatan amonia,
pembelajaran sebelumnya dan
bahwa jika ingin produksinya
menyimak perkataan guru.
maksimal, adakah cara untuk membuat hasil produksi yang merupakan reaksi
98 kesetimbangan menjadi lebih banyak ? Hal tersebut adalah faktorfaktor yang mempengaruhi kesetimbangan. Meminta siswa mencari faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan? Mengorganisasi siswa
Membagi siswa dalam
Berkumpul dengan kelompoknya
untuk belajar
kelompok-kelompok
dan menemukan beberapa faktor
Aktif dan kerja sama
10 menit
yang mempengaruhi kesetimbangan.
Menjelaskan bahwa untuk
Siswa menerima LKS.
Kritis
Bersama kelompok melakukan
Kritis,
penyelidikan mengenai faktorfaktor, yang memungkinkan adalah perubahan suhu dengan LKS yang disediakan. Membimbing
Mempersilahkan siswa
50 menit
99 penyelidikan kelompok
melakukan percobaan yang
penyelidikan melalui praktikum
telah disediakan prosedurnya
kerjasama,tanggung jawab
pada LKS Mengembangkan dan
Membimbing siswa dalam
menyajikan hasil karya
membuat laporan praktikum
membuat laporan praktikum
Teliti dan kerja sama
20 menit
Disiplin.
30 menit
Meminta siswa mengemukakan mengemukakan hasil laporan. hasil laporan Menganalisis dan
Meminta siswa mengemukakan Mengemukakan hasil laporan.
mengevaluasi hasil
hasil laporan
pemecahan masalah
Memberi komentar terhadap
Menyimak komentar guru dan
proses pemecahan masalah
memberi tanggapan.
Menghargai dan aktif
yang telah dilakukan
Kegiatan Ahir, penutup
Memberi apresiasi positif
Mengucap terima kasih kembali.
terhadap hasil kerja siswa Menutup pertemuan dengan
Berdoa bersama-sama
berdoa bersama Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam
Menjawab salam
Religius, percaya diri
5 menit
100
VII.
Alat dan Sumber Belajar 1. Alat dan Bahan praktikum 2. Lembar Kerja Siswa 3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian 1. LKS dan laporan diskusi Bogor, November 2013
Mengetahui, Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-4
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc, 2. Menghitung harga tetapan tekanan parsial Kp. 3. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi. II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
102
1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,Kp melalui analisis masalah. 2. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi. III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong. IV. Materi Ajar 1. Kesetimbangan Disosiasi Kesetimbangan disosiasi adalah reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi kesetimbangan yang melibatkan penguraian gas mempunyai suatu harga yang menyatakan bagian yang terurai disebut derajat penguraian atau drajat disosiasi yang dilambangkan dengan α. Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang sederhana. Derajat disosiasi merupakan perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.
Harga drajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika: a. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian b. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna c. 0 ˂ α ˂ 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (terdisosiasi sebagian) 2. Tetapan kesetimbangan gas a. Untuk kesetimbangan homogen
103
A2(s) + B2(g) ↔ 2AB(g)
Keterangan: Kp
= tetapan kesetimbangan gas
PAB
= tekanan parsial zat AB dalam keadaan setimbang
PA2
= tekanan parsial zat A2 dalam keadaan setimbang
PB2
= parsial zat B2 dalam keadaan setimbang PAB = XAB x Pt PA2= XA2 x Pt PB2= XB2 x Pt
Pt = Tekanan total dalam kesetimbangan X = Fraksi mol zat
3. Hubungan Kc dan Kp
104
4. Arti nilai kesetimbangan a. Jika nilai Kc dan Kp besar, berarti reaksi kesetimbangan ada dikanan b. Jika Kc sangat kecil reaksi kesetimbangan ada dikiri c. Jika Kc=1 posisi kesetimbangan ada di tengah berimbang. V. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) VI. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Guru Awal, pembukaan
Siswa
Membuka dengan salam
Menjawab salam
Memberi arahan untuk berdoa
Bersama-sama berdoa sebelum
Karakter yang
Alokasi
diharapkan
Waktu
Religius, antusias,
5 menit
rasa ingin tahu
15 menit
belajar
Orientasi pada masalah
Mengecek kehadiran siswa
Memperhatikan guru
Menyampaikan tujuan
Memperhatikan penjelasan guru
pembelajaran hari ini yaitu untuk tentang tujuan pembelajaran mengetahui bagaimana kita
105
mengetahui drajat disosiasi reaksi kesetimbangan gas dan mencari tetapan kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan. Memberi informasi pada siswa bahwa berdasarkan data percobaan kesetimbangan kimia yang diketahui besar Molar reaksinya dapat dicari nilai tetapan kesetimbangannya.(Kc) Menunjukkan data percobaan reaksi H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
Dan menghubungkan dengan tetapan kesetimbangan Kc dan Kp (untuk reaksi gas)
Menyimak orientasi masalah yang diajukan oleh guru.
106
Memberikan pertanyaan yang
Merasa tertarik untuk
menjadi sebuah masalah, tentang menyelesaikan masalah. jumlah zat-zat yang terdisosiasi dalam suatu reaksi serta dicari tetapan kesetimbangan jenis reaksi kesetimbangan lain. (Lembar Soal)
Mengorganisasi siswa
Meminta siswa bergabung
Berkumpul dengan kelompoknya
Aktif dan kerja sama
5 menit
untuk belajar
dengan kelompok.
Membimbing
Mempersilahkan siswa
Bersama kelompok melakukan
Kritis,
40 menit
penyelidikan kelompok
melakukan penyelidikan
penyelidikan.
kerjasama,tanggung
berdasarkan lembar latihan soal
jawab
yang disediakan. Mengembangkan dan
Memberi kesempatan siswa
Mempresentasikan hasil diskusi
Teliti dan kerja sama
5 menit
107
menyajikan hasil karya
untuk menyajikan hasil
dari haasil penyelidikan
diskusinya. Menganalisis dan
Memberi kesempatan pada
Berdiskusi tentang pekerjaan
mengevaluasi hasil
kelompok lain untuk bertanya
teman kelompoknya.
pemecahan masalah
atau berpendapat.
Memberi komentar terhadap
Disiplin.
20 menit
Religius, percaya diri
5 menit
Menyimak komentar guru.
proses pemecahan masalah pada lembar soal yang telah diberikan. Kegiatan Ahir, penutup
Memberi apresiasi positif pada
Mengucap terima kasih kembali.
siswa dan mengucap terima kasih Menutup pertemuan dengan
Berdoa bersama-sama
berdoa bersama Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam
Menjawab salam
108
VII.
Alat dan Sumber Belajar 1. Lembar Latihan Soal 2. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian 1. Lembar latihan Soal
Bogor, November 2013
Mengetahui, Guru SMAN 1 Parung
Dedeh Nursidik
Peneliti
Anita Sumaryani
109 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-1
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan mempengaruhi
kesetimbangan pergeseran
arah
dan
faktor-faktor
kesetimbangan
yang dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan konsep kesetimbangan kimia 2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan.
II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Mengemukakan konsep kesetimbangan kimia 2. Mendeskripsikan kesetimbangan dinamis berdasarkan percobaan
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Percaya diri, Kepemimpinan,Pekerja Keras,dan Kritis.
IV. Materi Ajar 1. Konsep Kesetimbangan Kimia Pada kehidupan sehari-hari hanya sedikit reaksi kimia yang berlangsung satu arah (irreversible), kebanyakan reaksi berlangsung dua arah (reversible). Adapun ciri-ciri dari reaksi irreversible adalah: a. Reaksi ditulis dengan satu anak panah (→)
110 b. Reaksi berlangsung tuntas c. Reaksi baru berhenti apabila salah satu atau semua reaktan habis d. Zat hasil reaksi tidak dapat dikembalikan seperti zat mula-mula. Contoh dari reaksi irreversible : CaC03 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g) Dalam hal ini, padatan CaC03 habis beraksi dengan HCl membentuk CaCl2, H2O, dan H2O. Dan produk reaksi tersebut tidak dapat kembali menjadi CaC03 dan HCl. Reaksi yang berlangsung dua arah (reversible) memeiliki ciri-ciri diantaranya: a. Reaksi ditulis dengan dua anak panah berlawanan (↔) b. Reaksi berlangsung dari dua arah, yaitu dari reaktan dan dari produk. c. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju dan reaksi ke kiri disebut reaksi balik. Contoh dari reaksi reversible : 3H2(g) + N2(g) ↔ 2NH3(g) Pada reaksi ini setelah hidrogen dan nitrogen berubah menjadi beberapa molekul amonia, proses balik atau proses penguraian amonia menjadi hidrogen dan nitrogen mulai berlangsung. Saat laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan
kimia.
Kesetimbangan
kimia
ini
merupakan
suatu
proses
kesetimbangan dinamis. Reaksi kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat berbeda untuk mencapai reaktan dan produk. Adapun contoh proses kesetimbangan yang terdekat adalah kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama yakni kesetimbangan fisis karena proses perubahan yang terjadi hanyalah perubahan fisis. Penguapan air dalam wadah tertutup pada suhu tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis. 2. Kesetimbangan Dinamis Kesetimbangan dinamis. Disebut dinamis karena reaksi terus bergerak (dinamis) bukan statis.Contoh pada reaksi pembentukan HI dan peruraian HI, reaksi tersebut dapat balik, maka ditulis tanda panah bolak balik: Reaksi ditemukan Max Bodenstein tahun 1893. Pada suhu 4450 :
111 1) Reaksi pembentukan dan peruraian HI H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g) Pada pengamatan reaksi, pada reaksi pembentukan HI, reaktan gas Hidrogen dan Iodin semakin berkurang, HI bertambah namun setelah HI berubah kembali menjadi gas Hidrogen dan Iodin, hingga pada suatu keadaan reaksi tersebut tidak berubah lagi dalam
waktu tetap.Padahal reaksi tersbut terus berlangsung karena
tumbukan efektif antara H dan I serta HI terus terjadi.
Pada reaksi setimbang, laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik, dapat dituliskan: r1= r2
Reaksi kesetimbangan juga terjadi pada perubahan mikroskopis yang tidak bisa terlihat langsung oleh mata. V. Model Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab VI. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pembelajaran 1. Tatap muka a. Salam pembuka dan Absensi.
112 b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian kompetensi. c. Kegiatan Pembukaan Kegiatan Guru 1. Bertanya pada siswa apa yang dimaksud dengan reaksi
Kegiatan Siswa 1. Siswa menjawab pertanyaan guru
kesetimbangan
2. Bertanya pada siswa apa yang disebut reaksi reversible
2. Siswa menjawab pertanyaan guru
dan irreversible?
Inti Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan apa yang dimasksud dengan reaksi
1. Siswa menyimak penjelasan guru
reversible dan irreversible
2. Menjelaskan pengertian kesetimbangan kimia bahwa
2. Siswa menyimak penjelasan guru
yang dimaksud reaksi setimbang adalah reaksi reversible.
3. Memberikan contoh-contoh reaksi reversible dan irreversible dengan
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
113 memperlihatkan media paku berkarat dan reaksi dalam minuman bersoda 4. Meminta siswa mencari contoh lain mengenai reaksi
4. Siswa mencari contoh lain dari reaksi reversible
reversible yang diketahuinya melalui buku pelajaran Penutup 1. Guru membahas jawaban dari hasil jawaban siswa 2. Menanyakan bila ada ketidakpahaman yang terjadi. 3. Guru meminta siswa memberi kesimpulan.
VII.
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Siswa bertanya hal yang belum dipahaminya 3. Siswa memberi kesimpulan.
Alat dan Sumber Belajar 1. Alat dan Bahan praktikum 2. Lembar Kerja Siswa 3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian 1. LKS
Bogor, November 2014 Mengetahui, Guru SMAN 1 Parung
Peneliti
Dedeh Nursidik
Anita Sumaryani
114 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-2
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.3.Menjelaskan mempengaruhi
kesetimbangan pergeseran
arah
dan
faktor-faktor
kesetimbangan
yang dengan
melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp) 2. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen.
II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Membedakan kesetimbangan homogen dan heterogen berdasarkan analisis reaksi. 2. Menentukan tetapan kesetimbangan dalam suatu reaksi (Kc dan Kp)
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar 1. Tetapan kesetimbangan Dapat dituliskan sebuah persamaan, sebagai berikut: Laju reaksi saat setimbang : r1=r2 Contoh: reaksi kesetimbangan : aA + bB ↔ cC + dD r1=K1[A]a [B]b
115 r2=K2[C]c [D]d
Reaksi kesetimbangan terjadi dalam sistem tertutup dan pada suhu tetap, maka harga K tetap pula, K1/ K2 = Kc. Kc adalah tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi. Jadi :
Dapat dirumuskan Hukum kesetimbangan yaitu: Pada keadaan setimbang, perbandingan hasil kali konsentrasi produk reaksi yang dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisien adalah tetap. Tetapan kesetimbangan Berdasarkan Tekanan Parsial (Kp) Untuk
reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan juga dapat
dinyatakan dengan tetapan parsial gas. Hal ini dipahami dari hukum gas ideal PV=nRT. Molar gas (n/v) sebanding lurus dengan P. Contoh pada reaksi : aA + Bb ↔ cC + dD
Persamaan Kp juga dapat dihubungkan dengan Kc, yaitu:
2. Kesetimbangan Homogen dan heterogen
Jenis-jenis Reaksi kesetimbangan:
116 Berdasarkan wujud zat, reaksi kesetimbangan terbagi dua: 1) Reaksi kesetimbangan homogen Contoh: H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
2) Reaksi kesetimbangan heterogen Contoh: C(s) + O2(g) ↔ CO2(g)
Karena konsentrasi zat padat murni (soloid) atau zat cair murni tetap (liquid), untuk itu tidak disertakan pada tetapan kesetimbangan. Hanya zat berfasa gas dan larutan saja yang disertakan. Contoh: a. MgOH2 (s) ↔ MgO(s) + H2O(g)
b. BiCl3 (aq) + H2O(l) ↔ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
V. Model Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pembelajaran 1. Tatap muka a. Salam pembuka dan Absensi.
117 b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian kompetensi. c. Kegiatan Pembukaan Kegiatan Guru 1. Bertanya pada siswa apa yang dimaksud dengan
Kegiatan Siswa 1. Siswa menjawab pertanyaan guru
tetapan kesetimbangan
2. Bertanya pada siswa apa yang disebut dengan
2. Siswa menjawab pertanyaan guru
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen Inti Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan tetapan
1. Siswa menyimak penjelasan guru
kesetimbangan melalui grafik laju reaksi 2. Menjelaskan arti Kc dan Kp
3. Menjelaskan perbedaan kesetimbangan homogen dan
2. Siswa menyimak penjelasan guru
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
heterogen 4. Memberikan soal pada siswa dan meminta mencari penyelesaiannya terkait tetapan kesetimbangan pada
4. Siswa menjawab soal-soal yang diberikan
118 suatu reaksi Penutup 1. Guru membahas jawaban dari hasil jawaban siswa 2. Menanyakan bila ada ketidakpahaman yang terjadi. 3. Guru meminta siswa memberi kesimpulan.
VII.
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Siswa bertanya hal yang belum dipahaminya 3. Siswa memberi kesimpulan.
Alat dan Sumber Belajar 1. Alat dan Bahan praktikum 2. Lembar Kerja Siswa 3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian 1. LKS
Bogor, November 2013 Mengetahui, Guru SMAN 1 Parung
Peneliti
Dedeh Nursidik
Anita Sumaryani
119 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Pertemuan Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
: SMA Negeri 1 Parung : Kimia : XI/1 : 2 x 45 menit : Ke-3 :3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. :3.3.Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan melalui percobaan. III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong. IV. Materi Ajar Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan: Dalam produksi suatu produk tertentu, yang merupakan reaksi kesetimbangan maka diperlukan jumlah produk yang lebih banyak, untuk membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk, maka dapat dilakukan pergeseran sesuai dengan azas Le Chatelier (Hukum aksi reaksi): Jika pada kesetimbangan dilakukan aksi-aksi tertentu, sistem akan mengadakan reaksi dengan menggeser kesetimbangan untuk menghilangkan pengaruh aksi tersebut. Aksi tersebut diantaranya melakukan perubahan pada: 1. Konsentrasi 2. Temperatur 3. Tekanan 4. Volume. 1. Konsentrasi A+B ↔ C
120 a. Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah produk (C). Jika konsentrasi zat pereaksi (A dan B) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi sendiri. b. Jika konsentrasi zat produk (C) ditambah maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi (A dan B). Jika konsentrasi zat produk (C) dikurangi maka kesetimbangan bergeser ke arah produk sendiri (C) c. Untuk kesetimbangan heterogen, jika konsentrasi zat yang berbentuk padat (solid) atau cair (liquid) ditambah atau dikurangi, kesetimbangan tidak akan bergeser karena konsentrasi zat-zat tersebut bernilai tetap. 2. Temperatur Pada perubahan temperatur, yang difokuskan adalah jenis reaksi, apakah eksoterm atau endoterm. A+B ↔ C ∆H= + f kj a. Jika temperatur sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang endoterm (memerlukan panas). Reaksi diatas bila suhu dinaikan ke arah zat C. b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang eksoterm (melepaskan panas) Reaksi diatas bila suhu diturunkan ke arah pereaksi (zat A dan B) 3. Tekanan a. Jika tekanan sistem dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang jumlah molnya lebih kecil. b. Jika temperatur sistem diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi yang mol nya lebih besar. 4. Volume Untuk perubahan volume, kebalikan dari perubahan tekanan, yakni: a. Jika volume diperbesar, berarti tekanan menjadi kecil maka bergeser ke arah jumlah mol yang besar. b. Jika volume diperkecil, berarti tekanan menjadi besar maka bergeser ke arah jumlah mol yang kecil.
121 V. Model Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab VI. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pembelajaran 1. Tatap muka a. Salam pembuka dan Absensi. b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian kompetensi. c. Kegiatan Pembukaan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Bertanya pada siswa faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan
1. Siswa menjawab pertanyaan guru
2. Bertanya pada siswa mengenai bagaimana faktor konsentrasi, suhu, volume dapat mempengaruhi kesetimbangan
2. Siswa menjawab pertanyaan guru
Inti Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi: 1. Menyebutkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan
1. Siswa menyimak penjelasan guru
2. Menjelaskan bagaimana konsentrasi mempengaruhi kesetimbangan
2. Siswa menyimak penjelasan guru
3. Menjelaskan bagaimana faktor suhu dapat mempengaruhi kesetimbangan
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
122 4. Menjelaskan bagaimana faktor volume dan tekanan dalam mempengaruhi kesetimbangan
4. Siswa menyimak penjelasan guru
5. Meminta siswa melakukan percobaan pengaruh suhu dalam mempengaruhi kesetimbangan
5. Siswa melakukan percobaan bersama dalam kelompok
Penutup 1. Guru membahas hasil percobaan siswa 2. Menanyakan bila ada ketidakpahaman yang terjadi. 3. Guru meminta siswa memberi kesimpulan. VII.
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Siswa bertanya hal yang belum dipahaminya 3. Siswa memberi kesimpulan.
Alat dan Sumber Belajar 1. Alat dan Bahan praktikum 2. Lembar Kerja Siswa 3. Buku Yudhistira Kelas XI
VIII. Penilaian 1. LKS
Bogor, November 2013 Mengetahui, Guru SMAN 1 Parung
Peneliti
Dedeh Nursidik
Anita Sumaryani
123 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Parung
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: XI/1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan
: Ke-4
Standar Kompetensi
:3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
Kompetensi Dasar
:3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
I. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc, 2. Menghitung harga tetapan tekana parsial Kp. 3. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
II. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: 1. Menghitung harga tetapan kesetimbangan Kc,Kp melalui analisis masalah. 2. Menghitung hubungan Kp, Kc, dan drajat disosiasi.
III. Karakteristik Siswa yang Diharapkan Ketelitian, kerja sama,tanggung jawab, tolong menolong.
IV. Materi Ajar 1. Hubungan antara Kc dari persamaan reaksi yang setara
Contoh: Reaksi yang diketahui: a. A + B ↔ C + D, Kc = K1
124 b. Reaksi kesetimbangan dibalik C + D ↔ A + B, sehingga Kc = K2 c. Reaksi kesetimbangan dikali 2 menjadi, 2A + 2B ↔ 2C + 2D, Kc = K3 Hubungan antara K1 dan K2 [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] Hubungan keduanya adalah Hubungan antara K1 dan K2
[ ][ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [
[ ][ ] ] [ ][ ]
Hubungannya menjadi K3 = (K1)2 2. Tetapan kesetimbangan gas a. Untuk kesetimbangan homogen A2(s) + B2(g) ↔ 2AB(g)
Keterangan: Kp
= tetapan kesetimbangan gas
PAB
= tekanan parsial zat AB dalam keadaan setimbang
PA2
= tekanan parsial zat A2 dalam keadaan setimbang
PB2
= parsial zat B2 dalam keadaan setimbang
125 PAB = XAB x Pt PA2= XA2 x Pt PB2= XB2 x Pt Pt = Tekanan total dalam kesetimbangan X = Fraksi mol zat
3. Hubungan Kc dan Kp
4. Arti nilai kesetimbangan a. Jika nilai Kc dan Kp besar, berarti reaksi kesetimbangan ada dikanan b. Jika Kc sangat kecil reaksi kesetimbangan ada dikiri c. Jika Kc=1 posisi kesetimbangan ada di tengah berimbang.
V. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL)
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran A. Kegiatan Pembelajaran 1. Tatap muka a. Salam pembuka dan Absensi. b. Memberikan judul materi dan menyampaikan indikator pencapaian kompetensi. c. Kegiatan Pembukaan Kegiatan Guru 1. Bertanya pada siswa tentang hubungan antara tetapan kesetimbangan
Kegiatan Siswa 1. Siswa menjawab pertanyaan guru
126 Inti Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
Menyajikan informasi: 1. Menjelaskan hubungan antara tetapan kesetimbangan pada
1. Siswa menyimak penjelasan guru
suatu reaksi dan reaksi yang lain 2. Menjelaskan hubungan antara
2. Siswa menyimak penjelasan guru
Kc dan Kp 3. Memberikan contoh-contoh
3. Siswa menjawab soal-soal.
soal 4. Meminta siswa mengerjakannya di papan
4. Siswa memperhatikan pekerjaan temannya
tulis Penutup 1. Guru membahas jawaban dari hasil jawaban siswa 2. Menanyakan bila ada ketidakpahaman yang terjadi. 3. Guru meminta siswa memberi kesimpulan.
VII.
Alat dan Sumber Belajar 1. Buku Yudhistira Kelas XI 2. Buku Esis kelas XI
VIII. Penilaian 1. Lembar Latihan Soal
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 2. Siswa bertanya hal yang belum dipahaminya 3. Siswa memberi kesimpulan.
127
Lampiran 3. LKS (Lembar Kerja Siswa) Lembar Kerja Siswa Mengetahui Reaksi reversible (bolak-balik) Standar Kompetensi: Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar: Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan. A. Tujuan Percobaan Mengetahui reaksi bolak-balik (reversible). B. Alat 1. Kertas lakmus Bahan 1. Soda 2. Besi tidak berkarat 3. Besi berkarat C. Prosedur Percobaan 1. Percobaan paku 1) Bandingkan perbedaan paku tidak berkarat dan paku berkarat 2) Analisa reaksi perkaratan 2. Percobaan Soda 1) Perhatikan wujud zat pada soda dalam botol. 2) Berikan getaran pada soda dan buka tutup soda serta perhatikan wujud zat yang terlihat setelah tutup soda dibuka. 3) Identifikasi sifat zat pada soda dengan lakmus. D. Tabel Pengamatan Perbandingan keadaan paku Paku Tak berkarat Warna ............
Paku Berkarat
128
Wujud zat dalam soda ketika tutup botol belum terbuka (contreng) Zat padat Zat cair Gas
Wujud zat ketika soda diberi getaran dan dibuka tutupnya (contreng) Zat padat Zat cair Gas
E. Pertanyaan dan analisa Percobaan Besi 1. Apakah perbedaan antara besi berkarat dan besi tidak berkarat ? 2. Bagaimanakah terjadinya perkaratan pada besi ? Tuliskan reaksi perkaratan besi! 3. Apakah karat besi dapat bereaksi kembali menjadi besi seperti semula ? 4. Apakah reaksi perkaratan besi termasuk ke dalam reaksi irreversible (reaksi yang tidak dapat balik) atau reversible (reaksi yang dapat balik) ? Jelaskan alasannya
Percobaan Soda 1. Apakah wujud zat yang terlihat pada soda saat di dalam botol ? 2. Jenis zat apakah yang terdeteksi ketika sedikit cairan soda diuji dengan kertas lakmus ? 3. Apakah yang terjadi setelah botol diberi getaran dan dibuka tutupnya? Terdapat zat apa saja menurut pengamatan kalian ? 4. Apakah zat pada soda merupakan perpaduan dari beberapa zat yang berbeda? Tuliskan reaksi pada soda, dan tentukan apakah reaksi pada soda termasuk pada reaksi irreversible atau reversible?
129
Lembar Kegiatan Siswa Standar Kompetensi: Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar: Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan. Indikator: 1. Siswa dapat menjelaskan tentang kesetimbangan dinamis 2. Siswa dapat menjelaskan tetapan kesetimbangan, kesetimbangan homogen dan heterogen 3. Siswa dapat meramalkan arah kesetimbangan Masalah Andi dan Randi adalah seorang siswa SMA jurusan IPS. Mereka berdua adalah siswa berprestasi yang begitu aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Suatu saat pada pelajaran geografi mereka ditugasi untuk mencari informasi tentang potensi gas alam indonesia dan kegunaan gas alam bagi kehidupan seharihari. Ketika mencari data tersebut, mereka menemukan fakta menarik bahwa data terakhir tanggal 1 januari 2010, cadangan gas alam terbukti (jumlah gas alam yang diperkirakan dapat diproduksi dari suatu reservoir yang meyakinkan). Namun di sisi lain ketika mereka mencari data tentang ekspor dan impor produk yang dihasilkan dari gas alam, yakni amonia, mereka melihat indonesia masih mengimpor amonia sebesar 200.000 ton dengan nilai 4,2 triliyun. “Indonesia itu masih impor amonia 200.000 ton dengan nilai 4.2 Triliun setahun.” Ungkap Direktur utama PT Pupuk Indonesia Holding Company Arifin Tasrif ketika ditemui di kantor Direktur kementrian Bidang Perekonomian, Jalan lapangan Banteng, Senin (10/6/2013). Dikatakan Arifin impor amonia paling banyak berasal dari timur tengah. Jumlah kebutuhan amonia dalam negeri adalah 400.000 ton. Dari jumlah itu 200.000 ton dipasok dari produsen lokal. Melihat fakta-fakta tersebut, Andi dan Randi menjadi tertarik dengan proses pembuatan amonia secara lebih dalam. Kemudian mereka mencari kembali data-data tentang proses tersebut dan menemukan data sebagai berikut: Reaksi amonia N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) ∆H= -92,2 kj,
130
Reaksi amonia menurut yang mereka baca adalah reaksi bolak-balik dan masuk ke dalam aplikasi kesetimbangan dinamis jenis kesetimbangan homogen.Reaksi bolak-balik akan menyebabkan amonia yang telah diproduksi dapat kembali lagi menjadi reaktannya. Jika seperti itu, mereka berfikir bahwa produksi amonia tidak akan pernah maksimal karena amonia kembali lagi menjadi bahan awalnya yakni gas nitrogen dan hidrog Kemudian mereka melihat tabel Tabel 1 Pengkajian Sistem N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g) Konsentrasi Awal (mol/Liter) [N2] 1 1.1 1.46
[H2] 2 2.1 2.4
[NH3] Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Konsentrasi Kesetimbangan (mol/Liter) Kc [N2] [H2] [NH3] 0.8 1 1.2 2.25 0.7 1.1 1.4 2.1 0.9 1.16 1.8 2.3
Kemudian ada keterangan yang menjelaskan bahwa nilai tetapan kesetimbangan gas juga penting untuk diketahui (Kp). Dan memiliki hubungan tertentu dengan Kc.Melihat data-data ini mereka merasa bingung apa maksud dari data-data tersebut. Dapatkah anda memberikan pendapat tentang hal yang belum dimengerti oleh Andi dan Randi? Pertanyaan: 1. Apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan dinamis, dan kesetimbangan homogen? Mengapa hal tersebut erat hubungannya dengan reaksi reversible ? 2. Apakah hubungan Kc dan Kp dan apa gunanya mengetahui nilai tetapan tersebut? 3. Apakah benar asumsi Randi dan Andi bahwa pada reaksi reversible dimana reaksinya terjadi bolak-balik, maka produksi amonia tidak akan pernah maksimal? Apakah anda memiliki pendapat lain? Atau adakah cara untuk memaksimalkan produksi amonia tersebut?
.
131
LKS Praktikum Perubahan Suhu terhadap Sistem Kesetimbangan Kimia Standar Kompetensi: Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar: Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan. A. Tujuan Percobaan Mengetahui perubahan suhu terhadap sistem kesetimbangan kimia B. Alat 1. Statif dan klem 2. Gelas kimia 3. Termometer 4. Pipet tetes 5. Tabung reaksi dan rak 6. Gelas Ukur 7. Stopwatch 8. Pembakar spirtus 9. Kaki tiga dan kasa 10. Penjepit Bahan 1. 2. 3. 4.
Iodin Tepung Sagu Air Batu es
C. Prosedur Percobaan 1. Masukan 5 ml larutan tepung kanji masing-masing pada ketiga tabung reaksi. 2. Berikan tiga tetes iodin pada tabung reaksi 1 dan 2. Jadikan tabung reaksi 3 sebagai kontrol. 3. Panaskan tabung reaksi 1 pada suhu 800 C. Diamkan selama 3 menit
132
4. Diinginkan tabung reaksi 2 pada gelas kimia berisi es batu. Diamkan selama 3 menit 5. Amati yang terjadi D. Tabel Pengamatan Perlakuan
Warna
Kontrol Temperatur tinggi Temperatur rendah
E. Pertanyaan 1. Apa yang terjadi terhadap campuran iodin dan kanji pada saat dipanaskan pada suhu 800 C ? Jelaskan hal tersebut berdasarkan azas Le-Chatelier 2. Apa yang terjadi terhadap campuran iodin dan kanji pada saat didinginkan ? Jelaskan hal tersebut berdasarkan azas Le-Chatelier 3. Tuliskan reaksi yang terjadi dan tentukan manakah yang termasuk reaksi eksoterm dan endoterm? Jelaskan alasannya. 4. Tuliskan kesimpulan dari percobaan tersebut!
133
Lembar Latihan Soal Kelompok 1 dan 3 1. Suatu reaksi kesetimbangan CO(g) + H2O(g)↔ CO2 (g)+ H2(g) . Ke dalam suatu tabung yang volumenya 2 liter dimasukan 5 mol H2O dan 4 mol CO lalu bereaksi. Pada keadaan setimbang diperoleh gas H2 sebanyak 2 mol pada suhu 270C. Tentukanlah Kc! 2. Tetapan kesetimbangan dari N2O4 (g) ↔ 2NO2 (g) adalah 1/150. Ke dalam suatu ruangan 200 liter dimasukan 10 ml gas N2O4.Tentukanlah drajat disosiasi N2O4 tersebut! 3. Lantanium oksalat terurai menurut reaksi La2(C2O4)3(s) ↔ La2O3(s)+3CO(g)+ 3CO2(g). .Jika tekanan total 0,5 atm, tentukanlah harga Kp! 4. Diketahui reaksi kesetimbangan 2AB3(g) ↔ 2AB2(g) )+ B2(g) . Jika gas AB3 mula-mula adalah 2 mol dan drajat disosiasinya adalah 0,4 mol: Tentukanlah a. Kc pada volume 1 liter b. Kp pada 1270 C 5. Sejumlah H2 dan I2 direaksikan dalam wadah dan dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu 4400C. Pada keadaan setimbang, [H2] = 0,065 M ; [I2] = 1,065 M ; dan [HI] = 1,855 M. Jika reaksi kesetimbangannya adalah : H2(g) + I2(g)↔ 2HI(g) a. Tentukan tekanan parsial dari masing-masing gas. b. Tentukan tekanan total gas dalam wadah c. Tentukan Kp pada suhu 4400C.
Kelompok 2 dan 4 1. Mula-mula 0,2 mol A, 1 mol B, dan 2 mol C dicampur dalam wadah sebesar 1 liter. Selanjutnya kesetimbangan gas homogen 2A ↔ 3B + C tercapai. Analisis menunjukkan 0,6 mol A terdapat pada kesetimbangan. Hitunglah Kc! 2. Suatu reaksi A(g) ↔ 2B(g)↔ 2C (g) mencapai kesetimbangan dengan tekanan total 2 atm. Jika pada kesetimbangan, mol A:mol B : mol C = 2:1:2, berapakah harga Kp? 3. Salah satu cara untuk mengatasi produksi gas NO pada kendaraan bermotor adalah dengan konverter katalitik. Pada alat ini, gas NO bereaksi dengan gas CO membentuk gas N2 dan CO2 dengan reaksi: 2NO(g) + 2CO(g) ↔ + N2(g)+ 2CO2(g).
134
a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan Kp b. Hitung Kp pada suhu 573 K jika diketahui Kc = 2,18 x 1059 a. Sejumlah H2 dan I2 direaksikan dalam wadah dan dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu 4400C. Pada keadaan setimbang, [H2] = 0,065 M ; [I2] = 1,065 M ; dan [HI] = 1,855 M. Jika reaksi kesetimbangannya adalah : H2(g) + I2(g)↔ 2HI(g) 4. Apakah perbedaan antara tetapan kesetimbangan Kp dan Kc? Kapan Kp dapat digunakan? 5. Dalam wadah 5 liter dimasukan 0,2 mol HI yang akan terurai menurut reaksi: 2HI(g) ↔ H2(g) + l2(g) Jika dalam kesetimbangan terbentuk 0,05 mol l2, maka tetapan kesetimbangannya adalah Kelompok 3 dan 5 1. Reaksi CO2(s) + NO(g) ↔ NO2(g) + CO2(g) dilakukan dalam wadah 5 liter. Pada keadaan awal terdapat 4,5 mol CO2 dan 4 mol NO. Setelah kesetimbangan NO yang tersisa adalah 0,5 mol. Tentukan tetapan kesetimbangan reaksi tersebut 2. Pada suhu 600C , gas N2O4 dengan total tekanan 1 atm terurai menjadi NO2. N2O4 (g) ↔ 2NO2(g) Jika derajat disosiasinya adalah 50 % maka: a. Tentukan tekanan parsial kedua gas pada kesetimbangan b. Hitung Kp reaksi 3. Simak reaksi kesetimbangan berikut: 2N2(g) + O2(g)↔ 2 N2O(g) a. Tulis persamaan kesetimbangan Kp. b. Jika Kc diketahui, Bagaimana Kp ditentukan? c. Hitung Kp pada suhu 298 K jika diketahui Kc= 5,76 x 10-36 mol -1 L 4. Simak reaksi berikut: AgCl(s) +Br-(aq) ↔ AgBr(s) + Cl-(aq) Kc= 360 pada suhu 298 K a. Tulis persamaan reaksi kesetimbangan Kc b. Jika 0,1 M Br- direaksikan dengan padatan AgCl tentukan konsentrasi Br- dan Cl- pada kesetimbangan 5. Simak reaksi kesetimbangan berikut: PCl5(g) + PCl3(g) ↔ Cl2(g) Sejumlah PCl5 0,21 mol: PCl3 0,32 mol ; dan Cl2 0,32 mol a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangannya b. Tentukan Kc reaksi
135
Kelompok 7 dan 8 1. Tulis persamaan Kp untuk reaksi berikut: a. 2H2S(g) + 3O2(g)↔ 2H2O(g)+2SO2(g) b. 2H2O(g) + H2(g)↔ O1/22(g) 2. Simak reaksi berikut PCl5(g) + PCl3(g) ↔ Cl2(g) kp= 3,6 atm (5400C) Jika awal reaksi terdapat PCl5 0,2 mol dan PCl3 3 mol ; maka tentukan tekanan parsial gas –gas pada keadaan setimbang. Diketahui P total adalah 1 atm. 3. Simak reaksi berikut COCl2(g) ↔ CO2(g) ↔ Cl2(g) Diketahui tekanan COCl2 sebelum reaksi adalah 0,124 atm. Jika setelah reaksi tekanan COCl2 turun menjadi 0,104 atm: maka tentukan Kp reaksi. a. Tulis persamaan tetapan kesetimbangan Kp b. Tentukan Kp pada suhu reaksi tersebut (600 K) 4. Jelaskan hubungan antara Kp dan Kc. Berapa nilai Kp dan Kc jika ngas = 0 5. Simak reaksi kesetimbangan berikut: H2(g) + l2(g) ↔ 2HI(g) Pada awalnya 0,1 mol H2 ditambah dengan 0,1 mol l2 dalam 2 L tabung kimia. Setelah kesetimbangan tercapai, konsentrasi l2 telah turun menjadi 0,01 mol. a. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangannya b. Tentukan nilai tetapan kesetimbangannya.
136 Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen KISI-KISI SOAL TES PEMAHAMAN KONSEP Bidang Studi
: Kimia
Materi Pokok
: Kesetimbangan Kimia
Jumlah Soal
: 38
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar
: Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan dengan melakukan percobaan.
Indikator Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan
Konsep: Kesetimbangan heterogen
No
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
Soal
Gambar dibawah ini menunjukkan campuran Jawaban: CaCO3,CaO, dan gas CO2 dalam keadaan A. Tekanan gas CO2 tidak kesetimbangan pada suhu tertentu. berubah
1 Indikator Soal: Diberikan sketsa dari reaksi yang berada pada sistem kesetimbangan. Siswa diminta menjelaskan keadaan sistem bila diberikan suatu zat padat.
Jawaban Soal
Apa yang terjadi pada sistem tersebut ditambahkan padatan CaCO3 ?
137 A. B. C. D. E.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Membandingkan
Konsep: Perubahan konsentrasi
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
3
Konsep: Perubahan konsentrasi Indikator Soal:
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini: 2ICl(g) I2 (g) + Cl2 (g)
Jawaban: C. 1 dan 3
Ditempatkan beberapa gas ICI pada tabung reaksi kosong. Pernyataan yang benar atas perubahan yang terjadi pada sistem kesetimbangan yang terjadi adalah... (1) Laju reaksi balik meningkat (2) Konsentrasi gas ICI meningkat (3) Konsentrasi gas Cl2 meningkat
Indikator Soal: Diberikan suatu persamaan reaksi kesetimbangan. Siswa diminta memprediksi keadaan kesetimbangan setelah ditempatkan suatu zat pada tabung kosong. Jenjang: C2 (Pemahaman) Membandingkan
Tekanan gas CO2 tidak berubah Tekanan gas CO2 meningkat Konsentrasi gas CO2 menurun Padatan CaO meningkat Konsentrasi CO2 meningkat
4
A. 1 saja B. 2 saja C. 1 dan 3 D. 2 dan 3 E. 1,2, dan 3 Grafik di bawah ini menunjukkan kesetimbangan gas Jawaban: dengan reaksi: B
138 Diberikan suatu grafik reaksi kesetimbangan homogen. Siswa diminta menentukan keadaan kesetimbangan setelah ditambahkan salah satu reaktan.
H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan keadaan kesetimbangan setelah ditambahkan I2 pada waktu t= a?
A
C
B
D
139
E Jenjang: C2(Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Perubahan Suhu
Indikator Soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan homogen beserta nila perubahan entalpi. Siswa diminta menentukan keadaan ketetapan kesetimbangan ketika suhu dinaikkan. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menafsirkan Konsep: Pengaruh katalis
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
5
Langkah pertama dari proses Ostwald untuk Jawaban: pembuatan asam nitrat adalah oksidasi amonia menjadi B.Menurun oksida nitrat dengan reaksi sebagai berikut: 4NH3(g) + 5O2 (g) kJ/mol.
4NO(g) + 6H2O (g) ∆H = -905,6
Jika suhu dinaikkan maka nilai tetapan kesetimbangan akan... A. B. C. D. E. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
6
Meningkat Menurun Sama dengan nol Tidak dapat ditentukan Tetap seperti keadaan sebelumnya
Gas karbon monoksida bereaksi dengan gas oksigen Jawaban membentuk gas karbon dioksida sesuai dengan C.[CO2] = 0,25 M persamaan berikut: 2CO(g) + O2 (g)
2CO2(g) ∆H= -566 kJ/mol
Dalam wadah tertutup terdapat campuran gas CO, gas
140 O2 dan CO2 dalam kesetimbangan dengan [ CO] = 0,30 M, [O2] dan [CO2] = 0,25 M.
Indikator Soal: Diberikan suatu data konsentrasi zat pada reaksi kesetimbangan. Siswa diminta memprediksi perubahan konsentrasi suatu zat ketika reaksi tersebut ditambahkan katalis.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Keadaan kesetimbangan
Indikator Soal: Diberikan data konsentrasi zat suatu reaksi. Siswa diminta memprediksi perbandingan laju reaksi maju dan reaksi balik.
Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan katalis maka... A. B. C. D. E. Menjelaskan kesetimbangan dinamis
7
[CO2]< 0,25 M [CO2] > 0,25 M [CO2] = 0,25 M [CO2] > 0,3 [CO2] tidak dapat ditentukan
Terdapat persamaan reaksi karbon monoksida dan Jawaban: hidrogen sebagai berikut: A. Laju reaksi sama antara reaksi maju dan balik CO(g) + 3H2(g) CH4 (g) + H2O (g) Ketika 00,2 M CO dan 0,03 M H2 dimasukan ke dalam bejana pada 800 K dan terjadi kesetimbangan. Apa yang dapat kita simpulkan tentang laju reaksi maju dan balik pada kesetimbangan? A. Laju reaksinya sama B. Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi balik C. Laju reaksi balik lebih besar dari laju reaksi maju D. Tidak ada perubahan yang terjadi pada saat laju reaksi E. Laju reaksi tidak dapat ditentukan
141 Jenjang: C2 (Pemahaman) Membandingkan Konsep: Perubahan volume
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
8
A. a>b karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi lebih banyak molekul gas B. a>b karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi lebih sedikit molekul gas C. b>a karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi lebih sedikit molekul gas D. b>a karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbanagan akan memproduksi lebih banyak molekul gas E. penambahan volume tidak akan menyebabkan peningkatan karena molekul gas tidak berpengaruh pada pergeseran kesetimbangan
Indikator Soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan homogen serta penambahan volume pada reaksi sehingga kesetimbangan bergeser ke arah reaktan. Siswa diminta menjelaskan alasan dari keadaan pergeseran kesetimbangan yang terjadi.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menafsirkan Konsep: Keadaan kesetimbangan
Kesetimbangan antara gas A dan gas B sebagai Jawaban: berikut: B. a>b karena ketika volume pada wadah aA(g) bB(g) diperbesar, kesetimbangan akan Ketika volume pada wadah dinaikkan pada suhu tetap, memproduksi lebih reaksi bergeser ke arah reaktan. Berdasarkan hal sedikit molekul gas tersebut dapat kita katakan bahwa kesetimbangan....
Menjelaskan kesetimbangan dinamis
9
Berdasarkan reaksi di bawah ini. 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Manakah grafik yang menunjukkan konsentrasi gas H2 setelah tercapai kesetimbangan...
142 B Indikator Soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan homogen. Siswa diminta menentukan konsentrasi suatu zat setelah terjadi kesetimbangan.
A
C
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menafsirkan Konsep:
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
10
B
D
E Berdasarkan reaksi di bawah ini: 2A(g) + B(g) 3C(g) Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah... A.
143 Kesetimbangan homogen B.
Indikator Soal: Diberikan persamaan reaksi homogen, siswa diminta menentukan tetapan kesetimbangannya.
C. D. E.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan
Menjelaskan tetapan kesetimbangan
12
Indikator soal:
Konsep:
A.Kuantitas produk dan reaktan yang terbentuk diawal.
A. Kuantitas produk dan reaktan yang terbentuk diawal. B. Kuantitas reaktan dan produk saat komponen reaksi terdisosiasi C. Penanambahan katalis D. Stoikiometri E. Temperatur
Konsep: Keadaan kesetimbangan
Siswa dimintamemilih pernyataan yang sesuai terkait kondisi yang mempengaruhi harga tetapan kesetimbangan Jenjang: C2 (Pemahaman) Membandingkan
Harga tetapan kesetimbangan bergantung pada.........reaksi
Menjelaskan tetapan kesetimbangan
13
Suatu reaksi kesetimbangan berikut: X + Y XY mempunyai harga Qc lebih kecil dari harga Kc. Pernyataan yang benar untuk reaksi tersebut adalah...
C. Laju pembentukan X dan Y< Laju pembentukan XY
144 Keadaan kesetimbangan A. Laju pembentukan X dan Y = Laju pembentukan XY B. Laju pembentukan X dan Y > Laju pembentukan XY C. Laju pembentukan X dan Y< Laju pembentukan XY D. Hanya laju pembentukan X yang sama dengan laju pembentukan XY E. Hanya laju pembentukan Y yang sama dengan laju pembentukan XY
Indikator soal: Diberikan suate reaksi dengan data Qc dan Kc. Siswa diminta memilih pernyataan yang sesuai terkait kondisi laju pembentukan reaksi tersebut.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Keadaan kesetimbangan
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
16
N2(g) + 2O2 (g)
Jawaban A B C D E Meramalkan arah pergeseran
A.
2NO2(g)
Terdapat jumlah mol yang sama pada N2(g) dan 2O2 (g) , reaksi ini terjadi pada wadah tertutup. Pernyataan mana yang menggambarkan perubahan yang terjadi ketika reaksi tersebut mencapai kesetimbangan?
Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi dan jumlah mol zat terkait. Siswa diminta memprediksi keadaan yang terjadi saat kesetimbangan.
Jenjang: C2 (Pemahaman)
Berdasarkan reaksi di bawah ini:
18
Laju reaksi balik Meningkat Menurun Meningkat Menurun Tetap
Konsentrasi NO2(g) Meningkat Meningkat Menurun Menurun Tetap
Reaksi nitrogen dioksida menjadi dinitrogen tetraoksida adalah reaksi eksoterm:
B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan karena
145 Menjelaskan Konsep: Perubahan suhu
kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
2NO2 (gas, coklat) N2O4 (gas, tidak berwarna); reaksi maju reaksi eksoterm. Setelah kesetimbangan tercapai, temperatur dinaikkan saat tekanan tetap. Apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan?
Indikator soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan. Siswa diminta menentukan arah pergeseran kesetimbangan saat suhu dinaikkan.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan, karena reaktan melepaskan kalor B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan karena reaktan membutuhkan kalor C. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk melepaskan kalor D. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk membutuhkan kalor E. Tidak terjadi pergeran kesetimbangan.
Menjelaskan kesetimbangan dinamis
19
Manakah pernyataan yang benar pada sistem reaksi saat mencapai kesetimbangan? A. B. C. D. E.
Konsep: Keadaan Kesetimbangan Indikator soal: Siswa diminta menyebutkan keadaan yang tepat saat suatu reaksi mencapai kesetimbangan Jenjang: C2 (Pemahaman)
reaktan membutuhkan kalor
Meramalkan arah pergeseran
20
C. Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik
Semua reaksi berhenti Reaksi habis Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik Jumlah produk sama dengan jumlah reaktan Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi balik.
Pada suhu tertentu, terdapat reaksi kesetimbangan di bawah ini:
E.Konsentrasi H2O tetap dan tidak terjadi pergeseran
146 Menjelaskan Konsep: Perubahan konsentrasi
kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
Mg(OH)2 (s)
Konsep: Perubahan suhu Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi dan data perubahan entalpi, siswa diminta memprediksi suatu perlakuan agar kesetimbangan bergeser ke kanan.
kesetimbangan
Apakah yang terjadi pada konsentrasi gas H2O ketika padatan MgO ditambahkan pada sistem kesetimbangan?
Indikator soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan. Siswa diminta menentukan keadaan konsentrasi produk ketika konsentrasi produk yang lain ditambahkan.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
MgO (s) + H2O(g)
A. Konsentrasi H2O meningkat dan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan B. Konsentrasi H2O meningkat dan kesetimbangan bergeser ke arah produk C. Konsentrasi H2O menurun dan kesetimbangan bergeser ke arah produk D. Konsentrasi H2O tetap dan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan E. Konsentrasi H2O tetap dan tidak terjadi pergeseran kesetimbangan. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
21
Berdasarkan reaksi dibawah ini : PCl3 (g) + Cl2(g) PCl5(g) ∆H<0 Perlakuan apa di bawah ini yang menyebabkan reaksi bergeser ke kanan? A. B. C. D. E.
Penambahan katalis Penambahan volume sistem Menaikan suhu sistem Menurunkan suhu sistem Tidak perlu diberi perlakuan
D. Menurunkan suhu sistem
147 Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Perubahan suhu
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
22
Berdasarkan reaksi di bawah ini: 2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g) ∆H<0 Apa yang harus dilakukan agar jumlah mol O2(g) pada kesetimbangan meningkat? A. B. C. D. E.
Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi dan data perubahan entalpi, siswa diminta memprediksi suatu perlakuan agar jumlah mol salah satu reaktan meningkat. 23
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
B. Menurunkan suhu sistem
Penambahan katalis Menurunkan suhu sistem Menaikan suhu sistem Penambahan SO3 pada sistem Penurunan volume sistem
Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini : 2KCl3 (s) 2KCl(s) + 3O2 (g)
E.Tidak terjadi apapun
Apa yang terjadi ketika sistem ditambahkan katalis? Konsep: Reaksi Kesetimbangan Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi, siswa diminta memperdiksi sistem kesetimbangan, ketika diberi penambahan katalis. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan
A. B. C. D. E.
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan
24
Peningkatan jumlah 2KCl3 (s) Penurunan jumlah 2KCl3 (s) Peningkatan jumlah KCl(s) Penurunan jumlah KCl(s) Tidak terjadi apapun
Pada reaksi kesetimbangan homogen berikut: H2 (g) Br2 (g) + 2HBr (g) Jika tekanan diperbesar, apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan?
A. Kesetimbangan bergeser ke arah gas H2
148 Konsep: Perubahan Tekanan Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi, siswa diminta memprediksi pergeseran kesetimbangan ketika tekanan sistem diperbesar. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
azas Le Chatelier
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
A. B. C. D. E.
25
Kesetimbangan bergeser ke arah gas H2 Kesetimbangan bergeser ke arah gas HBr Tidak berubah Kesetimbangan bergeser ke arah gas Br2 Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
Menurut persamaan kesetimbangan dibawah ini: 2S (s) + 3O2(g) 2SO3(g)
E.
Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah...
Konsep: Kesetimbangan heterogen
A. B.
Indikator Soal: Diberikan persamaan reaksi dan siswa diminta menentukan harga Kc.
C. D. E.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Perubahan Konsentrasi Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
26
Hidrogen yang digunakan untuk proses Haber terbuat dari reaksi berikut: CH4 (g) + H2O(g) CO2(g) + 3H2(g) ∆H= +206 kj Kondisi seperti apa yang dapat mendukung terbentuknya hidrogen lebih banyak? A. Tekanan dan suhu rendah B. Tekanan rendah dan suhu tinggi
B. Tekanan rendah dan suhu tinggi
149 dan data perubahan entalpi, siswa diminta memprediksi suatu perlakuan agar jumlah mol salah satu reaktan meningkat. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Perubahan suhu Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi, siswa diminta memilih perlakuan yang tepat agar sistem kesetimbangan menghasilkan produk optimal. Jenjang: C2 (Pemahaman) Mencontohkan Konsep: Pengaruh volume Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi, siswa diminta memperdiksi sistem kesetimbangan, ketika volume sistem diperbesar.
C. Tekanan tinggi dan suhu rendah D. Tekanan tinggi dan suhu tinggi E. Tidak dapat ditentukan
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
27
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
28
Proses pembuatan gas amonia menurut proses HabeBosch adalah sebagai berikut: N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆= -92 kj
A. Tekanan dan temperatur diperkecil
Untuk menghasilkan gas amonia yang optimal, maka... A.Tekanan dan temperatur diperkecil B. volume dan temperatur diperkecil C. Konsentrasi N2 diperkecil D. Konsentrasi NH3 diperbesar E. Tekanan dan volume diperbesar
Persamaan reaksi kesetimbangan yang akan bergeser ke kanan jika volume diperbesar adalah... A. B. C. D. E.
2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g) N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) 2HI2 (g) H2(g) + I3(g) CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s) N2 O4 (g) 2NO2(g)
E.N2 O4 (g)
2NO2(g)
150 Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
29
Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini: PbSO4 (s) + 2KI(aq) PbI2(s) + K2SO4(aq) Harga tetapan kesetimbangan yang benar adalah...
Konsep: Kesetimbangan heterogen
A.
Indikator Soal: Diberikan persamaan reaksi kesetimbangan dan siswa diminta menentukan harga Kc
B. C. D. E.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Mencontohkan Konsep: Perubahan Tekanan Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi, siswa diminta memprediksi pergeseran kesetimbangan ketika tekanan sistem diperbesar. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
30
Setiap reaksi dari sistem kesetimbangan dibawah ini mengalami peningkatan tekanan sistem, sebagai imbas dari penurunan volume sistem. Pada reaksi mana yang mengalami peningkatan jumlah produk? A. B. C. D. E.
Menjelaskan tetapan kesetimbangan
C.Si (s) + 2Cl2
31
2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g) N2 F4(g) 2NF2 (g) Si (s) + 2Cl2 SiCl4(g) CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s) N2 (g) + C2 H2(g) 2HCN(g)
Dalam ruang yang memiliki volume 2 liter, dipanaskan C.0,25 2 mol gas HI sehingga mecapai keadaan kesetimbangan:
SiCl4(g)
151
2HI (g)
Konsep: Tetapan kesetimbangan
H2(g) + I2(g)
Kemudian, terdapat 0,5 mol gas H2 pada saat setimbang. Lalu berapakah harga Kc? Indikator Soal: Diberikan data sejumlah mol dan volume reaksi kesetimbangan.Siswa diminta mencari nilai Kc pada reaksi tersebut. Meramalkan arah Jenjang: pergeseran C2 (Pemahaman) kesetimbangan Konsep: dengan Perubahan konsentrasi menggunakan azas Le Chatelier Indikator Soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan homogen siswa diminta memprediksi pergeseran kesetimbangan yang terjadi setelah ditambahkan sejumlah reaktan.
A. B. C. D. E. 32
0,1 0,15 0,25 0,5 0,1
Jika ke dalam kesetimbangan HI (g) + I2(g) 2HI2(g) ditambahkan 1 mol HI, apakah yang terjadi? A. B. C. D. E.
Kesetimbangan akan bergeser ke kiri Kesetimbangan bergeser ke kanan Kesetimbangan tidak akan bergeser Tekanan turun Suhu akan turun
B. Kesetimbangan bergeser ke kanan
152 Jenjang: C2 (Pemahaman) Menafsirkan
Menjelaskan kesetimbangan dinamis
33
Manakah grafik yang menunjukkan laju (rate) reaksi maju dan laju reaksi setelah kesetimbangan? Petunjuk: (Reaksi maju)
Konsep: Keadaan kesetimbangan
---------- (Reaksi balik)
Indikator Soal: Diberikan beberapa grafik dan siswa diminta menentukan grafik yang menggambarkan reaksi kesetimbangan.
C
A
B
C
D
153
E Jenjang: C2 (Pemahaman) Mencontohkan Konsep: Perubahan volume Indikator Soal: Diberikan lima jenis reaksi kesetimbangan. Siswa diminta menilai ma reaksi yang akan bergeser ke reaktan saat volume reaksinya diturunkan. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan Konsep: Perubahan konsentrasi Indikator Soal: Diberikan suatu reaksi
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
34
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
35
Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini, reaksi mana yang akan bergeser ke kiri ketika volumenya diturunkan.... A. B. C. D. E.
C.2SO3 (g)
2SO3 (g) + O2 (g)
4Fe (g) + 3O2(g) + 2Fe2O3 (s) 2HI (g) H2(g) + I2 (g) 2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g) H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (s) N2 (g) + 3 H2 (g) + 2NH3 (s)
Berdasarkan reaksi di bawah ini: 2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g) ∆H=-514 kj Menurut azas le chatelier, penambahan zat O2 pada reaksi tersebut akan menyebabkan? A. Menurunnya tekanan parsial CO2 (g) pada kesetimbangan. B. Meningkatkan nilai tetapan kesetimbangan.
C. Meningkatkan tekanan parsial CO2 (g) pada kesetimbangan.
154 kesetimbangan homogen.Siswa diminta menganalisis eristwa yang terjadi setelah ditambahkan konsentrasi pada produk. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
C. Meningkatkan tekanan parsial CO2 (g) pada kesetimbangan. D. Meningkatkan tekanan parsial CO (g) pada kesetimbangan. E. Menurunkan nilai tetapan kesetimbangan. Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
36
Manakah persamaan tetapan kesetimbangan yang tepat untuk reaksi berikut: PCl5 (s)
Konsep: Kesetimbangan Heterogen
D.
PCl3 (l) + Cl2 (g)
A.
Indikator Soal: Diberikan persamaan reaksi kesetimbangan homogen dan siswa diminta menentukan harga Kc
B. C. D.
E.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Perubahan suhu
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
37
Pilihlah pernyataan yang benar dari beberapa pernyataan berikut: (1) Pada reaksi 2NO2 (g) NO2O4 (g) ∆H= -58,i kj, reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu dinaikan. (2) Pada reaksi N2 (g) + 3H2 (g) 2N (g) ∆H= -
D.(2) saja
155 28,4 kj, reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu diturunkan (3) Pada reaksi N2 (g) + 3H2 (g) 2N (g) ∆H= +1,81 kj, reaksi bergeser ke arah kiri saat suhu dinaikan.
Indikator Soal: Diberikan sejumlah reaksi kesetimbangan dan keadaan masing-masing yang terjadi.Siswa diminta menentukan pernyataan yang benar berdasarkan konsep yang dimilikinya.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Mengklasifikasikan
A. B. C. D. E. Menjelaskan kesetimbangan dinamis
38
Konsep: Reaksi kesetimbangan
Pada reaksi berikut ini: N2O (g) + NO2 (g)
Konsep: Reaksi kesetimbangan Indikator Soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan homogen dengan jenis reaksi endoterm.Siswa diminta memprediksi hal yang terjadi setelah ditambahkan katalis. Jenjang: C2 (pemahaman) Mengklasifikasikan
(1) saja (1) dan (3) (2) dan (3) (2) saja (3) saja E.Tidak terjadi apapun
3NO (g) ∆H= +1,56 kj
Apa yang akan terjadi ketika sistem ditambahkan sejumlah katalis... A. B. C. D. E.
Menjelaskan kesetimbangan dinamis
39
Meningkatnya mol N2O Meningkatnya mol NO Berkurangnya mol N2O Berkurangnya mol NO Tidak terjadi apapun
Pernyataan di bawah ini semuanya benar kecuali... A. Katalis dapat mempengaruhi jumlah produk reaksi yang terbentuk B. Katalis mempengaruhi seberapa cepat kesetimbangan reaksi akan tercapai
A. Katalis dapat mempengaruhi jumlah produk reaksi yang terbentuk
156 C. Katalis dapat meningkatkan laju reaksi D. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi E. Katalis tidak mempengaruhi reaksi kesetimbangan
Indikator Soal: Diberikan beberapa pernyataan mengenai faktafakta yang berkaitan dengan pengaruh katalis dalam reaksi kesetimbangan. Siswa diminta menentukan pernyataan yang salah. Jenjang: C2 (Pemahaman) Mengklasifikasikan Konsep: Perubahan volume/tekanan
Menjelaskan kesetimbangan dinamis
40
A. B. C. D. E.
Indikator Soal: Diberikan suatu reaksi kesetimbangan.Siswa diminta menganalisis faktor apa yang tidak mempengaruhi pergeseran arah reaksi kesetimbangan Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Pergeseran kesetimbangan Indikator Soal:
Faktor yang tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi di bawah ini H2 (s) + Br2 (g) 2HBr (g) ∆H= -109 kj adalah...
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
43
D. Volum dan tekanan
Suhu dan tekanan Volum dan suhu Konsentrasi dan suhu Volum dan tekanan Konsentrasi dan tekanan
Pada reaksi kesetimbangan : CH4 (g) + H2O (g) CO (g) + 3H2(g) Hal yang dapat dilakukan untuk memperbesar produk reaksi adalah... A. Menurunkan konsentrasi pereaksi B. Menurunkan mol H2O
C. Mengeluarkan CH4 dari sistem
157 Diberikan suatu reaksi kesetimbangan. Siswa diminta menentukan keadaan agar produk reaksi maksimal hasilnya. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan
C. Mengeluarkan CH4 dari sistem D. Menurunkan tekanan E. Menaikan tekanan
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
44
Berdasarkan reaksi di bawah ini. Bagaimana menuliskan tetapan kesetimbangannya... 4Br2 (g) + CH4(g) 4HBr(g) + CBr4 (g)
Konsep: Kesetimbangan homogen
A.
Indikator Soal: Diberikan persamaan reaksi homogen.Siswa diminta menentukan harga Kc.
B. C. D. E.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menyimpulkan Konsep: Pergeseran kesetimbangan Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi dan data perubahan entalpi,
Menjelaskan kesetimbangan dinamis
45
Mira mencampur senyawa “A” dan “B”, dan dia D. mendapati terbentuknya gas “C” dari campuran tersebut. Mira kemudian mencoba untuk mencampur A dan B dengan perbandingan yang berbeda-beda. namun jumlah keduanya tetap sama yaitu 50 gram. Dari hasil percobaannya, dia menemukan bahwa 0 gram A dicampur dengan 50 gram B tidak
C.
158 siswa diminta memprediksi suatu perlakuan agar jumlah mol salah satu reaktan meningkat.
menghasilkan gas sama sekali (koordinat 0,0 ada di setiap grafik di bawah). Mira juga mendapati tidak terbentuknya gas C jika 50 gram A dicampur dengan 0 gram B (koordinat 50,0 ada di setiap grafik di bawah). Grafik-grafik di bawah ini menunjukkan 5 kemungkinan jumlah gas C yang diproduksi melalui reaksi campuran A dan B yang berbeda-beda.
Menurut Anda, grafik manakah yang menggambarkan perkiraan yang tepat dari jumlah gas C yang terbentuk melalui campuran A dan B antara (0,0) dan (0,50)? [Catatan: Sumbu X hanya menunjukkan jumlah senyawa A yang digunakan Mira].
A
159
B
C
160
D
E
161 Bidang Studi
: Kimia
Materi Pokok
: Kesetimbangan Kimia
Jumlah Soal
:7
Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Kompetensi Dasar
: Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan Konsep: Konstanta kesetimbangan Indikator Soal: Diberikan nilai Kp dan jumlah mol suatu reaksi. Siswa diminta menentukan perlakuan yang cocok terhadap reaksi agar terjadi kesetimbangan.
Indikator
No
Soal
Jawaban Soal
Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas dan hasil reaksi pada keadaan setimbang
2
Dalam sebuah piston terdapat campuran gas CO, gas H2O dan gas CO2 masing-masing sebanyak 1 mol pada suhu tertentu mengalami kesetimbangan dan mempunyai nilai Kp= 10,0 dengan reaksi:
Jawaban: E. Jumlah CO2 dan lebih besar dari 1,00 mol dan jumlah CO dan H2O kurang dari 1,00 mol
CO(g) + H2O(g)
CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika... A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol B. Jumlah gas H2 kurang dari 1 mol C. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya lebih besar dari 1,00 mol D. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya kurang dari 1,00 mol E. Jumlah CO2 dan H2 lebih besar dari 1,00 mol dan jumlah CO dan H2O kurang dari 1,00 mol
162 Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan Konsep: Keadaan Kesetimbangan Indikator Soal: Diberikan persamaan reaksi dengan jumlah mol pada masing-masing zat .Siswa diminta menentukan jumlah salah satu mol zat pada keadaan setimbang. Jenjang: C2 (Pemahaman) Memjelaskan Konsep: Keadaan kesetimbangan Indikator soal: Diberikan suate reaksi dengan data Kc dan jumlah mol setiap zat. Siswa diminta memilih pernyataan yang sesuai terkait kondisi laju pembentukan reaksi tersebut.
Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan drajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan
11
Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan
14
Pada sistem tertutup terbentuk reaksi kesetimbangan D.5 mol C2H6 dan 3 mol H2 antara etana, hidrogen dan etena: C2H6 (g) C2H4 (g) + H2 (g) Pada awal reaksi terdapat 8 mol C2H6, pada saat tersebut C2H4 dan H2 belum terbentuk. Pada saat kesetimbangan 3 mol C2H4 terbentuk. Berapa banyak mol C2H6 dan H2 yang terdapat pada keadaan setimbang? A. B. C. D. E.
2 mol C2H6 dan 3 mol H2 3 mol C2H6 dan 3 mol H2 4 mol C2H6 dan 1 mol H2 5 mol C2H6 dan 3 mol H2 6 mol C2H6 dan 3 mol H2
Simaklah reaksi berikut: H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) Kc = 49,5 (4400 C) Diumpamakan pada wadah tertutup terdapat H2 0,1 mol; 0,2 mol; dan HI 0,1 mol. Apakah yang terjadi pada sistem kesetimbangan? A. Laju pembentukan H2 dan I2 = Laju pembentukan HI B. Laju pembentukan H2 dan I2 > Laju pembentukan HI C. Laju pembentukan H2 dan I2< Laju pembentukan HI D. Hanya laju pembentukan H2 yang sama dengan laju pembentukan HI E. Hanya laju pembentukan I2 yang sama
C.Laju pembentukan H2 dan I2< Laju pembentukan HI
163 dengan laju pembentukan HI Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil Konsep: Menentukan konsentrasi reaksi pada kesetimbangan keadaan setimbang untuk menentukan Indikator Soal: Diberikan persamaan reaksi drajat disosiasi dan beberapa konsentrasi zat dan tetapan pada keadaan kesetimbangan. kesetimbangan Siswa diminta menentukan konsentrasi pereaktan.
15
Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan drajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan
17
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan
Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan Konsep: Keadaan kesetimbangan Indikator soal: Diberikan persamaan reaksi dan jumlah mol zat terkait. Siswa diminta menentukan jumlah zat saat keadaan setimbang.
Berdasarkan reaksi di bawah ini: CO2(g) + H2 (g) CO(g) +H2O (g)
C. 0,44 M
1 mol CO2(g) dan 2 mol H2 (g) ditempatkan pada wadah dengan volume 2 dm3. Pada keadaan setimbang konsentrasi CO(g) 0.28 M. Berapakah konsentrasi CO2(g) pada saat kesetimbangan? A. 0.22 M B. 0,36 M C. 0,44 M D. 0,72 M E. 0.88 M Pada sistem tertutup terdapat reaksi kesetimbangan antara hidrogen,iodin dan hidrogen iodida: 2HI H2 (g) + I2 (g) Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI. Pada waktu tersebut H2 dan I2 belum terbentuk. Pada saat kesetimbangan, terdapat 1 mol H2. Berapa jumlah mol HI dan I2 pada saat kesetimbangan? A. B. C. D. E.
1 mol HI dan 1 mol I2 2 mol HI dan 1 mol I2 3 mol HI dan 2 mol I2 4 mol HI dan 1 mol I2 5 mol HI dan 1 mol I2
D. 4 mol HI dan 1 mol I2
164 Jenjang: C2 (Pemahaman) Mencontohkan
Menghitung harga 41 Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya
Reaksi yang memiliki harga Kp=Kc adalah...
Menghitung harga 42 Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya
Apa hubungan antara Kp dan Kc pada reaksi: 2ICl (g) I2 (g) + Cl2 (g) ?
Konsep: Konstanta kesetimbangan Indikator Soal: Diberikan sejumlah reaksireaksi kesetimbangan. Siswa diminta meminta memprediksi reaksi yang harga Kp dan Kc nya sama. Jenjang: C2 (Pemahaman) Menjelaskan Konsep: Ketetapan kesetimbangan
Indikator Soal: Diberikan nilai Kc pada suatu reaksi.Siswa diminta mencari nilai Kc pada reaksi lain yang sejenis.
A. B. C. D. E.
D. 2HBr (g)
H2 (g) + Br2 (g)
N2O4 (g) 2NO2 (g) N2 (s) + 3H2 (g) 2NH3 (g) H2 (s) + S (s) H2S (g) 2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g) 2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
A. B. C. D. E.
Kp = Kc(RT)-1 Kp = Kc(RT) Kp = Kc(RT) 2 Kp = Kc Kp = Kc(2RT)
D. Kp = Kc
165
Lampiran 5. Instrumen sebelum Validasi Nama : Kelas : 1. Gambar dibawah ini menunjukkan campuran CaCO3,CaO, dan gas CO2 dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu.
D. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya kurang dari 1,00 mol E. Jumlah CO2 dan H2 kurang dari 1,00 mol dan jumlah CO dan H2O lebih dari 1,00 mol 3. Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini: 2ICl(g)
Apa yang terjadi pada sistem tersebut ditambahkan padatan CaCO3 ? A. B. C. D. E.
Tekanan gas CO2 tidak berubah Tekanan gas CO2 meningkat Konsentrasi gas CO2 menurun Padatan CaO meningkat Konsentrasi CO2 meningkat
2. Dalam
sebuah piston terdapat campuran gas CO, gas H2O dan gas CO2.Masing-masing sebanyak 1 mol, pada suhu tertentu mengalami kesetimbangan dan mempunyai nilai Kp= 10,0 dengan reaksi: CO(g) + H2O(g)
CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika... A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol B. Jumlah gas H2 kurang dari 1 mol C. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya lebih besar dari 1,00 mol
I2 (g) + Cl2 (g)
Ditempatkan beberapa gas ICI pada tabung reaksi kosong. Pernyataan yang benar atas perubahan yang terjadi pada sistem kesetimbangan yang terjadi adalah... (1) Laju reaksi balik meningkat (2) Konsentrasi gas ICI meningkat (3) Konsentrasi gas Cl2 meningkat A. B. C. D. E.
1 saja 2 saja 1 dan 3 2 dan 3 1,2, dan 3
4. Grafik di bawah ini menunjukkan kesetimbangan gas dengan reaksi:
166
H2 (g) + I2 (g)
2HI (g)
Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan keadaan kesetimbangan setelah ditambahkan I2 pada waktu t= a?
A
C
B
D
E 5. Langkah pertama dari proses Ostwald untuk pembuatan asam nitrat adalah oksidasi amonia menjadi oksida nitrat dengan reaksi sebagai berikut: 4NH3(g) + 5O2 (g) 4NO(g) + 6H2O (g) ∆H = -905,6 kJ/mol. Jika suhu dinaikkan maka nilai tetapan kesetimbangan akan... A. Meningkat B. Menurun
C. Sama dengan nol D. Tidak dapat ditentukan E. Tetap seperti keadaan sebelumnya 6. Gas karbon monoksida bereaksi dengan gas oksigen membentuk gas karbon dioksida sesuai dengan persamaan berikut: 2CO(g) + O2 (g) 2CO2(g) ∆H= 566 kJ/mol Dalam wadah tertutup terdapat campuran gas CO, gas O2 dan CO2 dalam kesetimbangan dengan [ CO] = 0,30 M, [O2] dan [CO2] = 0,25 M. Jika ke dalam campuran tersebut ditambahkan katalis maka...
A. B. C. D. E.
[CO2]< 0,25 M [CO2] > 0,25 M [CO2] = 0,25 M [CO2] > 0,3 [CO2] tidak dapat ditentukan
7. Terdapat persamaan reaksi karbon monoksida dan hidrogen sebagai berikut: CO(g) + 3H2(g) CH4 (g) + H2O (g) Ketika 00,2 M CO dan 0,03 M H2 dimasukan ke dalam bejana pada 800 K dan terjadi kesetimbangan. Apa yang dapat kita simpulkan tentang laju reaksi maju dan balik pada kesetimbangan?
167
A. Laju reaksinya sama B. Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi balik C. Laju reaksi balik lebih besar dari laju reaksi maju D. Tidak ada perubahan yang terjadi pada saat laju reaksi E. Laju reaksi tidak dapat ditentukan 8. Kesetimbangan antara gas A dan gas B sebagai berikut: aA(g) bB(g)
E. penambahan volume tidak akan menyebabkan peningkatan karena molekul gas tidak berpengaruh pada pergeseran kesetimbangan 9. Berdasarkan reaksi di bawah ini. 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Manakah grafik yang menunjukkan konsentrasi gas H2 setelah tercapai kesetimbangan...
Ketika volume pada wadah dinaikkan pada suhu tetap, reaksi bergeser ke arah reaktan. Berdasarkan hal tersebut dapat kita katakan bahwa kesetimbangan.... A A. a>b karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi lebih banyak molekul gas B. a>b karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi lebih sedikit molekul gas C. b>a karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbangan akan memproduksi lebih sedikit molekul gas. D. b>a karena ketika volume pada wadah diperbesar, kesetimbanagan akan memproduksi lebih banyak molekul gas
C
E
B
D
168
10. Berdasarkan reaksi di bawah ini: 2A(g) + B(g) 3C(g) Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah... A. B. C. D. E.
11. Pada sistem tertutup terbentuk reaksi kesetimbangan antara etana, hidrogen dan etena: C2H6 (g) C2H4 (g) + H2 (g) Pada awal reaksi terdapat 8 mol C2H6, pada saat tersebut C2H4 dan H2 belum terbentuk. Pada saat kesetimbangan 3 mol C2H4 terbentuk. Berapa banyak mol C2H6 dan H2 yang terdapat pada keadaan setimbang? A. B. C. D. E.
2 mol C2H6 dan 3 mol H2 3 mol C2H6 dan 3 mol H2 4 mol C2H6 dan 1 mol H2 5 mol C2H6 dan 3 mol H2 6 mol C2H6 dan 3 mol H2
12. Harga tetapan kesetimbangan bergantung pada.........reaksi A. Kuantitas produk dan reaktan yang terbentuk diawal.
B. Kuantitas reaktan dan produk saat komponen reaksi terdisosiasi C. Penanambahan katalis D. Stoikiometri E. Temperatur 13. Suatu reaksi kesetimbangan berikut: X+Y XY mempunyai harga Qc lebih kecil dari harga Kc. Pernyataan yang benar untuk reaksi tersebut adalah... A. Laju pembentukan X dan Y = Laju pembentukan XY B. Laju pembentukan X dan Y > Laju pembentukan XY C. Laju pembentukan X dan Y< Laju pembentukan XY D. Hanya laju pembentukan X yang sama dengan laju pembentukan XY E. Hanya laju pembentukan Y yang sama dengan laju pembentukan XY 14. Simaklah reaksi berikut: H2 (g) + I2 (g) 2HI (g) Kc = 49,5 0 (440 C) Diumpamakan pada wadah tertutup terdapat H2 0,1 mol; 0,2 mol; dan HI 0,1 mol. Apakah yang terjadi pada sistem kesetimbangan? A. Laju pembentukan H2 dan I2 = Laju pembentukan HI B. Laju pembentukan H2 dan I2 > Laju pembentukan HI
169
C. Laju pembentukan H2 dan I2< Laju pembentukan HI D. Hanya laju pembentukan H2 yang sama dengan laju pembentukan HI E. Hanya laju pembentukan I2 yang sama dengan laju pembentukan HI 15. Berdasarkan reaksi di bawah ini: CO2(g) + H2 (g) CO(g) +H2O (g) 1 mol CO2(g) dan 2 mol H2 (g) ditempatkan pada wadah dengan volume 2 dm3. Pada keadaan setimbang konsentrasi CO(g) 0.28 M. Berapakah konsentrasi CO2(g) pada saat kesetimbangan? A. B. C. D. E.
0.22 M 0.36 M 0.44 M 0.72 M 0.88 M
16. Berdasarkan reaksi di bawah ini: N2(g) + 2O2 (g) 2NO2(g) Terdapat jumlah mol yang sama pada N2(g) dan 2O2 (g), reaksi ini terjadi pada wadah tertutup. Pernyataan mana yang menggambarkan perubahan yang terjadi ketika reaksi tersebut mencapai kesetimbangan?
Laju reaksi balik Meningkat Menurun Meningkat Menurun Tetap
A B C D E
Konsentrasi NO2(g) Meningkat Meningkat Menurun Menurun Tetap
17. Pada sistem tertutup terdapat reaksi kesetimbangan antara hidrogen,iodin dan hidrogen iodida: 2HI H2 (g) + I2 (g) Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI. Pada waktu tersebut H2 dan I2 belum terbentuk. Pada saat kesetimbangan, terdapat 1 mol H2. Berapa jumlah mol HI dan I2 pada saat kesetimbangan? A. B. C. D. E.
1 mol HI dan 1 mol I2 2 mol HI dan 1 mol I2 3 mol HI dan 2 mol I2 4 mol HI dan 1 mol I2 5 mol HI dan 1 mol I2
18. Reaksi nitrogen dioksida menjadi dinitrogen tetraoksida adalah reaksi eksoterm: 2NO2 (gas, coklat) N2O4 (gas, tidak berwarna); reaksi maju reaksi eksoterm. Setelah kesetimbangan tercapai, temperatur dinaikkan saat tekanan tetap. Apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan?
170
A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan, karena reaktan melepaskan kalor B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan karena reaktan membutuhkan kalor C. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk melepaskan kalor D. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk membutuhkan kalor E. Tidak terjadi pergeran kesetimbangan. 19. Manakah pernyataan yang benar pada sistem reaksi saat mencapai kesetimbangan? A. Semua reaksi berhenti B. Reaksi habis C. Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik D. Jumlah produk sama dengan jumlah reaktan E. Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi balik. 20. Pada suhu tertentu, terdapat reaksi kesetimbangan di bawah ini: Mg(OH)2 (s) MgO (s) + H2O(g) Apakah yang terjadi pada konsentrasi gas H2O ketika padatan MgO ditambahkan pada sistem kesetimbangan? A. Konsentrasi H2O meningkat dan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan
B. Konsentrasi H2O meningkat dan kesetimbangan bergeser ke arah produk C. Konsentrasi H2O menurun dan kesetimbangan bergeser ke arah produk D. Konsentrasi H2O tetap dan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan E. Konsentrasi H2O tetap dan tidak terjadi pergeseran kesetimbangan. 21. Berdasarkan reaksi dibawah ini : PCl3 (g) + Cl2(g) PCl5(g) ∆H<0 Perlakuan apa di bawah ini yang menyebabkan reaksi bergeser ke kanan? A. B. C. D. E.
Penambahan katalis Penambahan volume sistem Menaikan suhu sistem Menurunkan suhu sistem Tidak perlu diberi perlakuan
22. Berdasarkan reaksi di bawah ini: 2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g) ∆H<0 Apa yang harus dilakukan agar jumlah mol O2(g) pada kesetimbangan meningkat? A. Penambahan katalis B. Menurunkan suhu sistem C. Menaikan suhu sistem D. Penambahan SO3 pada sistem E. Penurunan volume sistem
171
23. Berdasarkan reaksi kesetimbangan di bawah ini : 2KCl3 (s) 2KCl(s) + 3O2 (g) Apa yang terjadi ketika sistem ditambahkan katalis? A. Peningkatan jumlah 2KCl3 (s) B. Penurunan jumlah 2KCl3 (s) C. Peningkatan jumlah KCl(s) D. Penurunan jumlah KCl(s) E. Tidak terjadi apapun 24. Pada reaksi kesetimbangan homogen berikut: H2 (g) Br2 (g) + 2HBr (g) Jika tekanan diperbesar, apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan? A. Kesetimbangan bergeser ke arah gas H2 B. Kesetimbangan bergeser ke arah gas HBr C. Tidak berubah D. Kesetimbangan bergeser ke arah gas Br2 E. Kesetimbangan bergeser ke arah Br2 dan HBr 25. Menurut persamaan kesetimbangan dibawah ini: 2S (s) + 3O2(g) 2SO3(g) Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah... A. B. C. D. E.
26. Hidrogen yang digunakan untuk proses Haber terbuat dari reaksi berikut: CH4 (g) + H2O(g) CO2(g) + 3H2(g) ∆H= +206 kj Kondisi seperti apa yang dapat mendukung terbentuknya hidrogen lebih banyak? A. Tekanan dan suhu rendah B. Tekanan rendah dan suhu tinggi C. Tekanan tinggi dan suhu rendah D. Tekanan tinggi dan suhu tinggi E. Tidak dapat ditentukan 27. Proses pembuatan gas amonia menurut proses Haber-Bosch adalah sebagai berikut: N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) ∆= -92 kj Untuk menghasilkan gas amonia yang optimal, maka... A. Tekanan dan temperatur diperbesar B. Volume dan temperatur diperbesar C. Konsentrasi N2 diperkecil D. Konsentrasi NH3 diperbesar E. Tekanan dan volume diperbesar 28. Persamaan reaksi kesetimbangan yang akan bergeser ke arah produk jika volume diperbesar adalah... A. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g) B. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) C. 2HI2 (g) H2(g) + I3(g) D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s) E. N2 O4 (g) 2NO2(g)
172
29. Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini: PbSO4 (s) + 2KI(aq) PbI2(s) + K2SO4(aq) Harga tetapan kesetimbangan yang benar adalah... A.
B.
C.
D.
E. 30. Setiap reaksi dari sistem kesetimbangan dibawah ini mengalami peningkatan tekanan sistem, sebagai imbas dari penurunan volume sistem. Pada reaksi mana yang mengalami peningkatan jumlah produk? A. 2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g) B. N2 F4(g) 2NF2 (g) C. Si (s) + 2Cl2 SiCl4(g) D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s) E. N2 (g) + C2 H2(g) 2HCN(g) 31. Dalam ruang yang memiliki volume 2 liter, dipanaskan 2 mol gas HI sehingga mencapai keadaan kesetimbangan: 2HI (g) H2(g) + I2(g)
Kemudian, terdapat 0,5 mol gas H2 pada saat setimbang. Lalu berapakah harga Kc? A. 0,1 B. 0,15 C. 0,125 D. 0,25 E. 0,5 32. Jika ke dalam kesetimbangan HI (g) + I2(g) 2HI2(g) , ditambahkan 1 mol HI, apakah yang terjadi? A. Kesetimbangan bergeser ke kiri B. Kesetimbangan bergeser ke kanan C. Kesetimbangan tidak bergeser D. Tekanan turun E. Suhu akan turun 33. Manakah grafik yang menunjukkan laju (rate) reaksi maju dan laju reaksi setelah kesetimbangan? (Reaksi maju) Petunjuk: --------- (Reaksi balik) A
C
B
D
173
36. Manakah persamaan tetapan kesetimbangan yang tepat untuk reaksi berikut: PCl5 (s) PCl3 (l) + Cl2 (g) A. E
B. C.
34. Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini, reaksi mana yang akan bergeser ke arah reaktan ketika volumenya diturunkan.... A. 4Fe (g) + 3O2(g) 2Fe2O3 (s) B. 2HI (g) H2(g) + I2 (g) C. 2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g) D. H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (s) E. N2 (g) + 3 H2 (g) 2NH3 (s) 35. Berdasarkan reaksi di bawah ini: 2CO2 (g) 2CO (g) + O2 (g) ∆H=514 kj Menurut azas le chatelier, penambahan zat O2 pada reaksi tersebut akan menyebabkan? A. Menurunnya tekanan parsial CO2 (g) pada kesetimbangan. B. Meningkatkan nilai tetapan kesetimbangan. C. Meningkatkan tekanan parsial CO2 (g) pada kesetimbangan. D. Meningkatkan tekanan parsial CO (g) pada kesetimbangan. E. Tidak berpengaruh pada kesetimbangan.
D. E.
37. Pilihlah pernyataan yang benar dari beberapa pernyataan dari reaksi berikut: (1) 2NO2 (g) N2O4 (g) ∆H= -58,1 kj, reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu dinaikan. (2) N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) ∆H= -92,4 kj, reaksi bergeser ke arah kanan saat suhu diturunkan (3) 2H2O (g) 3H2 (g) + O2 (g) ∆H= +2,42 kj, reaksi bergeser ke arah kiri saat suhu dinaikan. A. B. C. D. E.
(1) saja (1) dan (3) (2) dan (3) (2) saja (3) saja
174
38. Pada reaksi berikut ini: N2O (g) + NO2 (g) 3NO (g) ∆H= +1,56 kj Apa yang akan terjadi ketika sistem ditambahkan sejumlah katalis... A. Meningkatnya mol N2O B. Meningkatnya mol NO C. Berkurangnya mol N2O D. Berkurangnya mol NO E. Tidak terjadi apapun 39. Pernyataan di bawah ini semuanya benar kecuali... A. Katalis dapat mempengaruhi jumlah produk reaksi yang terbentuk B. Katalis mempengaruhi seberapa cepat kesetimbangan reaksi akan tercapai C. Katalis dapat meningkatkan laju reaksi D. Katalis dapat menurunkan energi aktivasi E. Katalis tidak mempengaruhi reaksi kesetimbangan
40. Faktor yang tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi di bawah ini H2 (s) + Br2 (g) 2HBr (g) ∆H= 109 kj adalah... A. B. C. D. E.
Suhu dan tekanan Volum dan suhu Konsentrasi dan suhu Volum dan tekanan Konsentrasi dan tekanan
41. Reaksi yang memiliki harga Kp=Kc adalah... A. B. C. D. E.
N2O4 (g) 2NO2 (g) N2 (s) + 3H2 (g) 2NH3 (g) H2 (s) + S (s) H2S (g) 2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g) 2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
42. Apa hubungan antara Kp dan Kc pada reaksi: 2ICl (g) I2 (g) + Cl2 (g) ? A. B. C. D. E.
Kp = Kc(RT)-1 Kp = Kc(RT) Kp = Kc(RT) 2 Kp = Kc Kp = Kc(2RT)
43. Pada reaksi kesetimbangan : CH4 (g) + H2O (g) CO (g) + 3H2(g) Hal yang dapat dilakukan untuk memperbesar produk reaksi adalah... A. Menurunkan konsentrasi pereaksi B. Menurunkan mol H2O C. Mengeluarkan CH4 dari sistem D. Menurunkan tekanan E. Menaikan tekanan 44. Berdasarkan reaksi di bawah ini. Bagaimana menuliskan tetapan kesetimbangannya... 4Br2 (g) + CH4(g) 4HBr(g) + CBr4(g)
175
A. B. C.
Menurut Anda, grafik manakah yang menggambarkan perkiraan yang tepat dari jumlah gas C yang terbentuk melalui campuran A dan B antara (0,0) dan (0,50)?
D. E.
[Catatan: Sumbu X hanya menunjukkan jumlah senyawa A yang digunakan Mira].
45. Mira mencampur senyawa “A” dan “B”, dan dia mendapati terbentuknya gas “C” dari campuran tersebut. Mira kemudian mencoba untuk mencampur A dan B dengan perbandingan yang berbeda-beda. namun jumlah keduanya tetap sama yaitu 50 gram.
A
Dari hasil percobaannya, dia menemukan bahwa 0 gram A dicampur dengan 50 gram B tidak menghasilkan gas sama sekali (koordinat 0,0 ada di setiap grafik di bawah). Mira juga mendapati tidak terbentuknya gas C jika 50 gram A dicampur dengan 0 gram B (koordinat 50,0 ada di setiap grafik di bawah). Grafik-grafik di bawah ini menunjukkan 5 kemungkinan jumlah gas C yang diproduksi melalui reaksi campuran A dan B yang berbeda-beda.
B
176
C
D
E
177
Lampiran 6. Kalibrasi Instrumen
Validitas Instrumen Pada penelitian ini digunakan validitas isi dan konstruk yang disesuaikan dengan indikator materi kesetimbangan kimia yang diujikan. Berdasarkan hasil pengujian validitas isi dan konstruk dipilih soal-soal berikut dari soal uji coba yang tersedia: No
1
2
Indikator
No Soal
Menjelaskan kesetimbangan
19,33,38
dinamis 44,25
Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
3
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
Pengaruh
Penambahan
Konsentr
zat
asi
Pengenceran
Pengaruh
1,12,32
28,34 22,5
Suhu Pengaruh
30
Tekanan Berdasar
13
data Kc dan Qc
Menentukan jumlah mol zat 4
pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang dan tetapan
2,17
kesetimbangan Menghitung harga Kc 5
berdasarkan Kp atau sebaliknya
41,42,
178 REKAP
D^!^a ndLdz-
ANALISIS BUT]R
1 A
tq,
f1A u
Baku: 3,81 KorelasiXY: a,44 Reli-abilitas Tes: 0,61 Simpang
Butir Soal-
45
Jumlah Subyek: 39 Nama
Btr
beTkas: G:\ANITA F]LE
SKRIPSI DIR]DHOI ALLAH LULUS 2C14\FILE ANALISIS DATA
Baru
Btr Asli
1
1
18,19
T. Kesukaran Sangat Mudah
2
2
18,
1B
Sukar
3
3
-21 ,21
Sukar
--rl'J,
4
4
0,00
Sangat Sukar
-0,004
5
5
45,45
6
6
18,18
1
1
-18,18
B
8
Sangat Sukar
0,168
9
9
,09 18,18
Sedang
In ,Iatl Al
10
10
E / )4,
Mudah
0,537
11
11
D.Pembeda(?)
9
trtr
JJ
i
T r1 LL\
,qn
LJW
N ?T JL-) 'rl
Sedang
?
-0, igg
Sedang
Sukar
trtr)
Mudah
0,500
Sukar
0, iB0
1_2
L2
13
13
18,18
74
t4
15
t5
-l_8.18 0,00
t6
16
t1
I1
1B
1B
t9
L9
c)1,/
trtr
) )
Mudah
20
2A
-9,
09
Sangat Sukar
2t
2L
21
,21
Sukar
22
22
36,3,6
Sukar:
23
23
-9,
c.-.---r Jd119J
24
2.4
2'7
25
't
,09
45,45 -f o/ lo
A9
Sangat Suka;: Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar
0,210
0,563
-0,
Sangat Signrfrran
350
,2ao 0,316 c
L
4.,1.-Jf [da
al -^t JI9r11I
f iI r--* LG1!
-o | 734
,]41
a
25
Sedarrg
0, 38 1
26
26
a1 / 'L a- 1t L
Sedanq
-a , L6r
21
21
-18,
Sul<ar
_nw ,
28
2B
c^!^-.-
a'i an i f i L.-
- c, 315
Sedang
63,64
Sangat Signifrkan
a,092
a,2fB
Sedang
Sangat Signrfikan
-0,238
,21 45,45 1B
a i an i f i L--.
JlYlir
4,i25
n U, 141 AJl
0,00
Sign. Ko::eIasi
0,159 a\ v t
E/ J1t
9
Kore Ias
1 la
Sarigat SJrgnrfikan
/ oJ
c,516
sanoa: 5r;nr:r
11an
t79
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 4L 42 43 44 45
29 30 31 32 33 34 35 36 31 38 39 40 41 42 43 44 45
'
12,13 Sedang 0,569 18, 18 Sukar 4,254 -0,240 -lB,1B Sukar 18,18 Sukar C,134 21,21 Sangat Mudah 0,307 0,693 BL,B2 Sedang 0,01 9 0, 00 Sedang 12,13 Sedang 0,638 0,652 87,82 Sedang 0,\32 9,09 Sangat Sukar 0,051 0,00 Sangat Sukar: -18,18 Sukar -0,226 63,64 Sangat lvrudah 0,469 0,559 63,64 Sedang A ,494 0, 00 Sangat Sukar 0,439 2'7 ,21 Sangat Mudah 0 | 125 0, 00 Sanqat Sukar
Sangat Srgnrfikan
Slgnifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Sangat Signlf lkan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
180
Lampiran 7. Instrumen setelah Validasi Nama
:
Kelas
:
1. Manakah pernyataan yang benar pada sistem reaksi saat mencapai kesetimbangan? A. B. C. D. E.
Semua reaksi berhenti Reaksi habis Laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik Jumlah produk sama dengan jumlah reaktan Laju reaksi maju lebih besar dari laju reaksi balik.
2. Manakah grafik yang menunjukkan laju (rate) reaksi maju dan laju reaksi setelah kesetimbangan? Petunjuk: --------- (Reaksi maju) balik) A
C
E
B
D
181
3. Pada sistem tertutup terdapat reaksi kesetimbangan antara hidrogen,iodin dan hidrogen iodida: 2HI H2 (g) + I2 (g) Pada awal reaksi terdapat 6 mol HI. Pada waktu tersebut H2 dan I2 belum terbentuk. Pada saat kesetimbangan, terdapat 1 mol H2. Berapa jumlah mol HI dan I2 pada saat kesetimbangan? A. B. C. D. E.
1 mol HI dan 1 mol I2 2 mol HI dan 1 mol I2 3 mol HI dan 2 mol I2 4 mol HI dan 1 mol I2 5 mol HI dan 1 mol I2
4. Reaksi yang memiliki harga Kp=Kc adalah... A. B. C. D. E.
N2O4 (g) 2NO2 (g) N2 (s) + 3H2 (g) 2NH3 (g) H2 (s) + S (s) H2S (g) 2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g) 2SO3 (g) 2SO2 (g) + O2 (g)
5. Apa hubungan antara Kp dan Kc pada reaksi: 2ICl (g) I2 (g) + Cl2 (g) ? A. B. C. D. E.
Kp = Kc(RT)-1 Kp = Kc(RT) Kp = Kc(RT) 2 Kp = Kc Kp = Kc(2RT)
6. Dalam sebuah piston terdapat campuran gas CO, gas H2O dan gas CO2.Masing-masing sebanyak 1 mol, pada suhu tertentu mengalami kesetimbangan dan mempunyai nilai Kp= 10,0 dengan reaksi: CO(g) + H2O(g)
CO2 (g) + H2 (g)
Kesetimbangan akan tercapai jika... A. Jumlah gas H2 tetap 1,00 mol B. Jumlah gas H2 kurang dari 1 mol C. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya lebih besar dari 1,00 mol
182
D. Seluruh produk dan reaktan jumlahnya kurang dari 1,00 mol E. Jumlah CO2 dan H2 kurang dari 1,00 mol dan jumlah CO dan H2O lebih dari 1,00 mol 7. Suatu reaksi kesetimbangan berikut: 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) mempunyai harga Qc < Kc. Pernyataan yang benar untuk reaksi tersebut adalah... A. B. C. D. E.
Laju pembentukan H2 dan O2 = Laju pembentukan H2O Laju pembentukan H2 dan O2> Laju pembentukan H2O Laju pembentukan H2 dan O2< Laju pembentukan H2O Hanya laju pembentukan H2 yang sama dengan laju pembentukan H2O Hanya laju pembentukan O2 yang sama dengan laju pembentukan H2O
8. Berdasarkan reaksi di bawah ini. Bagaimana menuliskan tetapan kesetimbangannya... 4Br2 (g) + CH4(g) 4HBr(g) + CBr4 (g)
A. K 𝑐 = B. K 𝑐 = C. K 𝑐 = D. K 𝑐 = E. K 𝑐 =
CBr4 HBr Br2 CH4 CH4 Br2 4 HBr 4 CBr4 CBr4 HBr 4 Br2 4 CH4 CH4 Br2 HBr CBr4 HBr 4 Br2 4 CH4
9. Menurut persamaan kesetimbangan dibawah ini: 2S (s) + 3O2(g) 2SO3(g) Harga tetapan kesetimbangan yang tepat adalah... 2 𝑆𝑂3
A. 𝐾𝑐 = 2 S B. 𝐾𝑐 = C. 𝐾𝑐 = D. 𝐾𝑐 = E. 𝐾𝑐 =
+ 3 O2 2 𝑆𝑂3 3 O2 2 𝑆𝑂3
2 S + 3 O2 𝑆𝑂3 2 𝑆 2 + O2 3 𝑆𝑂3 2 O2 3
183
10. Gambar dibawah ini menunjukkan campuran CaCO3,CaO, dan gas CO2 dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu.
Apa yang terjadi pada sistem tersebut ditambahkan padatan CaCO3 ? A. B. C. D. E.
Tekanan gas CO2 tidak berubah Tekanan gas CO2 meningkat Konsentrasi gas CO2 menurun Padatan CaO meningkat Konsentrasi CO2 meningkat
11. Pada reaksi di bawah ini: Si (s) + 2Cl2(g) SiCl4(g) Apa yang terjadi ketika konsentrasi gas SiCl4 ditingkatkan? Jelasakan alasan.... A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan. B. Kesetimbangan bergeser ke arah produk C. Konsentrasi SiCl4 meningkat D. Konsentrasi Cl2 berkurang E. Tidak terjadi apapun. 12. Jika ke dalam kesetimbangan HI (g) + I2(g) 2HI2(g) , ditambahkan 1 mol HI, apakah yang terjadi? A. Kesetimbangan bergeser ke kiri B. Kesetimbangan bergeser ke kanan C. Kesetimbangan tidak bergeser D. Tekanan turun E. Suhu akan turun
184
13. Berdasarkan reaksi di bawah ini: 2SO2 (g) + O2(g) 2SO3(g) ∆H<0 Apa yang harus dilakukan agar jumlah mol O2(g) pada kesetimbangan meningkat? A. Penambahan katalis B. Menurunkan suhu sistem C. Menaikan suhu sistem D. Penambahan SO3 pada sistem E. Penurunan volume sistem. 14. Langkah pertama dari proses Ostwald untuk pembuatan asam nitrat adalah oksidasi amonia menjadi oksida nitrat dengan reaksi sebagai berikut: 4NH3(g) + 5O2 (g) 4NO(g) + 6H2O (g) ∆H = -905,6 kJ/mol. Jika suhu dinaikkan maka nilai tetapan kesetimbangan akan... A. Meningkat B. Menurun C. Sama dengan nol D. Tidak dapat ditentukan E. Tetap seperti keadaan sebelumnya 15. Reaksi nitrogen dioksida menjadi dinitrogen tetraoksida adalah reaksi eksoterm: 2NO2 (gas, coklat) N2O4 (gas, tidak berwarna); ∆H<10 Setelah kesetimbangan tercapai, temperatur dinaikkan saat tekanan tetap. Apa yang terjadi pada sistem kesetimbangan? A. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan, karena reaktan melepaskan kalor B. Kesetimbangan bergeser ke arah reaktan karena reaktan membutuhkan kalor C. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk melepaskan kalor D. Kesetimbangan bergeser ke arah produk karena produk membutuhkan kalor E. Tidak terjadi pergeran kesetimbangan.
185
16. Persamaan reaksi kesetimbangan yang akan bergeser ke arah produk jika volume diperbesar adalah.... A. 2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3(g) B. N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3(g) C. 2HI2 (g) H2(g) + I3(g) D. CaO (s) + CO2 (g) CaCO3(s) E. N2 O4 (g) 2NO2(g) 17. Pada reaksi kesetimbangan di bawah ini, reaksi mana yang akan bergeser ke arah reaktan ketika volumenya diturunkan.... A. 4Fe (g) + 3O2(g) 2Fe2O3 (s) B. 2HI (g) H2(g) + I2 (g) C. 2SO3 (g) 2SO3 (g) + O2 (g) D. H2 (g) + Cl2(g) 2HCl (s) E. N2 (g) + 3 H2 (g) 2NH3 (s) 18. Pada reaksi berikut ini: N2O (g) + NO2 (g) 3NO (g) ∆H= +1,56 kj Apa yang akan terjadi ketika sistem ditambahkan sejumlah katalis... A. Meningkatnya mol N2O B. Meningkatnya mol NO C. Berkurangnya mol N2O D. Berkurangnya mol NO E. Tidak terjadi apapun
186
Lampiran 8. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Hasil Pretest No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
rokamah sisi m Chalista Miftah Rosvi doni s a. Torik athiyatul lucki p titanessa kevin dwi asep a sofi r andre a agung s Fajri tia handara siti nuaziah fajar m yuni h fajar m Sinta Agus P yunita d prasetyo rizki p tino budi Yunita S mersita anugrah firgiawan putri f
Jumlah Mean SD
Nilai 28 28 28 28 28 28 28 33 33 33 33 33 39 39 39 39 39 39 39 39 39 44 44 44 44 44 44 50 56 56 56 56
1250 39,1 8,9
187
Hasil Posttest No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
rokamah sisi m Chalista Miftah Rosvi doni s a. Torik athiyatul lucki p titanessa kevin dwi asep a sofi r andre a agung s Fajri tia handara siti nuaziah fajar m yuni h fajar m Sinta Agus P yunita d prasetyo rizki p tino budi Yunita S mersita anugrah firgiawan putri f
Jumlah Mean SD
Nilai 72 56 83 67 83 78 72 89 83 72 89 83 89 67 61 72 78 67 67 83 78 83 61 83 61 56 78 78 83 78 72 83
2405 75 9,5
188
Lampiran 9. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Hasil Pretest Kelompok Kontrol Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama handri p m iqbal jovan ranti selvia rani nov mutiara putri nur mawaddah Marina gede n sutiar deana f rizki eka alvin anggi novri Tri putra Adelia Rizal salim wilujeng putri alfiah feni Aryani Anna M ferdinan diandra aulia murid hayati rani to ubaedi Jumlah Mean Standar Deviasi
Pretest 28 28 28 28 28 28 28 28 28 33 33 33 33 33 33 33 33 39 39 44 44 44 44 44 50 50 50 50 50 50 56 1170 37,8 9,07
189
Hasil Posttest Kelompok Kontrol Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama ranti alvin Tri putra salim m iqbal jovan mutiara gede n sutiar rizki eka Putri alfiah Adelia Aryani rani to selvia Rizal wilujeng feni M ferdinan aulia murid putri nur mawaddah Anna diandra hayati rani nov anggi novri handri p ubaedi deana f Marina Jumlah Mean STDEV
Posttest 50 50 50 50 50 50 50 56 56 56 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 72 72 72 72 72 72 72 78 78 83 83 1954 63 10,3
190
Lampiran 10. Daftar Distibusi Frekuensi Pretest
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen 1. Diketahui data skor pretest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: 28
28
28
28
28
28
28
33
33
33
33
33
39
39
39
39
39
39
39
39
39
44
44
44
44
44
44
50
56
56
56
56
Banyak Data
= 32
Nilai Tertinggi
= 56
Nilai Terendah
= 28
2. Rentang Kelas : R
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil = 56 – 28 = 28
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 32 = 1 + 4,96 = 5,96 → 6 (dibulatkan)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K) = 28/6 = 4,67 =5
5. Menyusun Interval kelas Kelas Interval
28-32 33-37
Frekuensi xi
Fi
Batas Nyata
Xi2
fixi
Fixi2
Relatif (%)
30 35
7 5
27,5-32,5 32,5-37,5
900 1225
210 175
6300 6125
21,875 15,625
191
38-42 43-47 48-52 53-57
40 45 50 55
9 6 1 4
37,5-42,5 42,5-47,5 47,5-52,5 52,5-57,5
1600 2025 2500 3025
360 270 50 220
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑ ∑
]
Keterangan: ̅ ∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka, ∑ ∑
̅
[
̅
[
̅
39,06
] ]
7. Perhitungan median (Me) (
)
Keterangan, Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas
n
= jumlah siswa dalam kelompok
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
14400 12150 2500 12100
28,125 18,75 3,125 12,5
192
f
= frekuensi kelas median
Letak Me = 32/2 = 16 Kelas median = 38-42 b
= 37,5
f
=6
F
= 15
p
=5
)
(
(
)
Me = 37,5 + 0,83 Me = 38,33 8. Perhitungan Modus (Mo) (
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 38-42 b
= 37,5
p
=5
193
b1
= 9-5 = 4
b2
= 9-6 = 3 (
) (
Mo = 40,3
)
194
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol 1. Diketahui data skor pretest kelompok kontrol adalah sebagai berikut: 28
28
28
28
28
28
28
28
28
33
33
33
33
33
33
33
33
39
39
44
44
44
44
44
50
50
50
50
50
50
56 Banyak Data
= 31
Nilai Tertinggi
= 56
Nilai Terendah
= 28 = Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
2. Rentang Kelas : R
= 56-28 = 28
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31 = 1 + 4,92 = 5,92 → 6 (dibulatkan ke atas)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K) = 28/6 = 4,67 =5
5. Menyusun Interval kelas No
Kelas
xi
Fi
Interval
Batas
Xi2
fixi
Fixi2
Nyata
Frekuensi Relatif (%)
1
28-32
30
9
27,5-32,5
900
270
8100
29,03
2
33-37
35
8
32,5-37,5
1225
280
9800
25,81
3
38-42
40
2
37,5-42,5
1600
80
3200
6,45
195
4
43-47
45
5
42,5-47,5
2025
225
10125
16,13
5
48-52
50
6
47,5-52,5
2500
300
15000
19,35
6
53-57
55
1
52,5-57,5
3025
55
3025
3,23
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑ ∑
]
Keterangan: ̅ ∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka, ̅
[
̅
[
∑ ∑
] ]
̅
7. Perhitungan median (Me) (
)
Keterangan, Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas interval
n
= jumlah siswa dalam kelompok
196
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f
= frekuensi kelas median
Letak Me = 31/2 = 15,5 Kelas median = 33-37 b
= 32,5
f
=8
F
=9
p
=5
(
)
(
)
Me = 32,5 + 4 Me = 36,5 8. Perhitungan Modus (Mo) (
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 28-32
197
b
= 27,5
p
=5
b1
= 9-0 = 9
b2
= 9-8 = 1 (
) (
+ 4,5 Mo = 32
)
198
Lampiran 11. Daftar Distibusi Frekuensi Posttest
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen 1. Diketahui data skor posttest kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: 56
56
61
61
61
67
67
67
67
72
72
72
72
72
78
78
78
78
78
78
83
83
83
83
83
83
83
83
83
89
89
89
Banyak Data
= 32
Nilai Tertinggi
= 89
Nilai Terendah
= 56
2. Rentang Kelas : R
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil = 89 – 56 = 33
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 32 = 1 + 4,96 = 5,96 → 6 (dibulatkan)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K) = 33/6 = 5,5 =6
199
5. Menyusun Interval kelas No
Kelas
xi
Fi
Interval
Batas
Xi2
fixi
Fixi2
Nyata
Frekuensi Relatif (%)
1
56-61
58,5
5
55,5-61,5
3.422,3
292,5
17.111,3
15,6
2
62-67
64,5
4
61,5-67,5
4.160,3
258,0
16.641,0
12,5
3
68-73
70,5
5
67,5-74,5
4.970,3
352,5
24.851,3
15,6
4
74-79
76,5
6
73,5-79,5
5.852,3
459,0
35.113,5
18,8
5
80-85
82,5
9
79,5-85,5
6.806,3
742,5
61.256,3
28,1
6
86-91
88,5
3
85,5-91,5
7.832,3
265,5
23.496,8
9,4
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑ ∑
]
Keterangan: ̅ ∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka, ̅
[
̅
[
∑ ∑
] ]
̅
7. Perhitungan median (Me) (
)
200
Keterangan, Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas interval
n
= jumlah siswa dalam kelompok
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f
= frekuensi kelas median
Letak Me = 32/2 = 16 Kelas median = 67-73 b
= 73,5
f
=6
F
= 14
p
=6
(
)
(
Me = 73,5 + 2 Me = 75,5
)
201
8. Perhitungan Modus (Mo) (
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 80-85 b
= 79,5
p
=6
b1
= 9-6 = 3
b2
= 9-3= 6 (
) (
Mo = 81,5
)
202
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol 1. Diketahui data skor posttest kelompok kontrol adalah sebagai berikut: 50 50 50 50 50 50 56 56 56 56 56 61 61 61 61 61 61 61 72 72 72 72 72 72 78 78 78 83 Banyak Data = 31 Nilai Tertinggi
= 83
Nilai Terendah
= 50
56 61 83
= Nilai Terbesar – Nilai Terkecil
2. Rentang Kelas : R
= 83-50 = 33
3. Jumlah Kelas Interval (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31 = 1 + 4,92 = 5,92 → 6 (dibulatkan ke atas)
4. Panjang Kelas (P)
= Rentang Kelas (R)/Jumlah Interval Kelas (K) = 33/6 = 5,5 =6
5. Menyusun Interval kelas No
Kelas
xi
Fi
Interval
Batas
Xi2
fixi
Fixi2
Nyata
Frekuensi Relatif (%)
1
50-55
52,5
6
49,5-55,5
2756,25
315
16537,5
19,35
2
56-61
58,5
14
55,5-61,5
3422,25
819
47911,5
45,16
3
62-67
64,5
6
61,5-67,5
4160,25
387
24961,5
19,35
4
68-73
70,5
3
67,5-73,5
4970,25
211,5
14910,75
9,68
5
74-79
76,5
0
73,5-79,5
5852,25
0
0
-
203
6
80-85
82,5
2
79,5-85,5
6806,25
165
13612,5
6. Perhitungan Mean
̅
[
∑ ∑
]
Keterangan: ̅ ∑
jumlah hasil pemahaman konsep distribusi frekuensi
∑
Maka, ̅
[
̅
[
̅
∑ ∑
] ]
,03
7. Perhitungan median (Me) (
)
Keterangan, Me
= median
b
= batas kelas bawah median
p
= panjang kelas interval
n
= jumlah siswa dalam kelompok
F
= Jumlah semua frekuensi diatas kelas median
f
= frekuensi kelas median
6,45
204
Letak Me = 31/2 = 15,5 Kelas median = 56-61 b
= 55,5
f
= 14
F
=6
p
=6
(
)
(
)
Me = 55,5 + 4 Me = 59,5 8. Perhitungan Modus (Mo) (
)
Mo
= Nilai yang sering muncul
b
= tepi bawah
p
= panjang kelas
b1
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat diatasnya
b2
= frekuensi kelas modus-frekuensi terdekat dibawahnya
Kelas Modus = 56-61 b
= 55,5
p
=6
b1
= 14-6 = 8
b2
= 14-6 = 8 (
)
205
(
Mo = 58,5
)
206
Lampiran 12. Perhitungan Uji Normalitas Pretest
Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05). Nilai L tabel (Lt) dengan n=32 adalah 0,1566.
No.
Nama
Pretest (X)
X²
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Agung S Rokamah Sisi M Miftah U Ahmad T Lucky P Chalistha M rivaldo Andre a Athiyatul Kevin Titanessa Dani setia Rosvi Sinta R Tino Budi Sopie R Mersita
18 18 27 27 32 32 32 36 36 36 36 36 36 36 36 41 41 41
324 324 729 729 1024 1024 1024 1296 1296 1296 1296 1296 1296 1296 1296 1681 1681 1681
19
Yunita Dwi
41
20 21 22 23 24 25
Fajri K Asep A Fajar Yuni H Rizky Putri Tya H
26
frek. Kumkur
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-2,2342 -2,2342 -1,3123 -1,3123 -0,8002 -0,8002 -0,8002 -0,3905 -0,3905 -0,3905 -0,3905 -0,3905 -0,3905 -0,3905 -0,3905 0,1216 0,1216 0,1216
0,0127 0,0127 0,0947 0,0947 0,2118 0,2118 0,2118 0,3481 0,3481 0,3481 0,3481 0,3481 0,3481 0,3481 0,3481 0,5484 0,5484 0,5484
0,0313 0,0625 0,1250 0,1250 0,2188 0,2188 0,2188 0,4688 0,4688 0,4688 0,4688 0,4688 0,4688 0,4688 0,4688 0,6250 0,6250 0,6250
0,0185 0,0498 0,0303 0,0303 0,0070 0,0070 0,0070 0,1207 0,1207 0,1207 0,1207 0,1207 0,1207 0,1207 0,1207 0,0766 0,0766 0,0766
1681
0,1216
0,5484
0,6250
0,0766
41 45 45 45 45 45
1681 2025 2025 2025 2025 2025
0,1216 0,5313 0,5313 0,5313 0,5313
0,5484 0,7024 0,7024 0,7024 0,7024
0,5313
0,7024
0,6250 0,7813 0,7813 0,7813 0,7813 0,7813
0,0766 0,0788 0,0788 0,0788 0,0788 0,0788
Siti N
50
2500
0,0234
Prasetyo
50
2500
0,8516 0,8516
0,8750
27
1,0435 1,0435
0,8750
0,0234
28
Yunita s
50
2500
0,0234
55
3025
0,9143
0,0258
55
3025
1,5556
0,9401
0,9143
0,0258
31
Anugrah Putri Fauziah Firgiawan
0,8516 0,9401
0,8750
29
1,0435 1,5556
55
3025
0,0258
Agus P
55
3025
0,9401 0,9401
0,9143
32
1,5556 1,5556
0,9143
0,0258
53676,00 134,0000
0,0000
16,2043
18,0634
2,0656
1677,38 757,86
0,0000 1,0000
0,5064 0,2895
0,5645 0,2775
0,0646 0,0412
30
Jumlah
1 2 4 7
15
20
25
28
32
1274,00
39,81 Rata-rata (Mean) Simpangan Baku (S) 9,76
14,8889 11,9000
207
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1332 2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=32 dengan α = 0,05 Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1566
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung
208
Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05). Nilai L tabel (Lt) dengan n=31 adalah 0,1591 No.
Nama
1 handri p 2 m iqbal 3 jovan 4 ranti 5 selvia 6 rani nov 7 mutiara 8 putri nur 9 mawaddah 10 Marina 11 gede n 12 sutiar 13 deana f 14 rizki eka 15 alvin 16 anggi novri 17 Tri putra 18 Adelia 19 Rizal 20 salim 21 wilujeng 22 putri alfiah 23 feni 24 Aryani 25 Anna 26 M ferdinan 27 diandra 28 aulia murid 29 hayati 30 rani to 31 ubaedi Jumlah Rata-rata (Mean) Simpangan Baku (S)
Pretest (X) 28 28 28 28 28 28 28 28 28 33 33 33 33 33 33 33 33 39 39 44 44 44 44 44 50 50 50 50 50 50 56 1170,00 37,74 9,07
X²
frek. Kumkur
784 784 784 784 9 784 784 784 784 784 1089 1089 1089 1089 17 1089 1089 1089 1089 1521 19 1521 1936 1936 24 1936 1936 1936 2500 2500 2500 30 2500 2500 2500 3136 31 46626,00 130,0000 1504,06 19,8000 720,94 7,8549
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-1,0741 -1,0741 -1,0741 -1,0741 -1,0741 -1,0741 -1,0741 -1,0741 -1,0741 -0,5228 -0,5228 -0,5228 -0,5228 -0,5228 -0,5228 -0,5228 -0,5228 0,1387 0,1387 0,6900 0,6900 0,6900 0,6900 0,6900 1,3515 1,3515 1,3515 1,3515 1,3515 1,3515 2,0130 0,0000 0,0000 1,0000
0,1414 0,1414 0,1414 0,1414 0,1414 0,1414 0,1414 0,1414 0,1414 0,3006 0,3006 0,3006 0,3006 0,3006 0,3006 0,3006 0,3006 0,3006 0,3006 0,5552 0,5552 0,5552 0,5552 0,5552 0,9117 0,9117 0,9117 0,9117 0,9117 0,9117 0,9779 13,5022 0,4356 0,2993
0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,2903 0,4001 0,4001 0,4001 0,4001 0,4001 0,8007 0,8007 0,8007 0,8007 0,8007 0,8007 0,8810 13,2018 0,4259 0,2162
0,1489 0,1489 0,1489 0,1489 0,1489 0,1489 0,1489 0,1489 0,1489 0,0102 0,0102 0,0102 0,0102 0,0102 0,0102 0,0102 0,0102 0,0102 0,0102 0,1551 0,1551 0,1551 0,1551 0,1551 0,1110 0,1110 0,1110 0,1110 0,1110 0,1110 0,0969 2,9811 0,0962 0,0626
209
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1120 2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=32 dengan α = 0,05 Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1566
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung
210
Lampiran 13. Perhitungan Uji Normalitas Posttest
Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05). Nilai L tabel (Lt) dengan n=32 adalah 0,1566 No.
Nama
1 Siti N 2 Titanessa 3 Rizky Putri 4 Sisi Mesiana 5 Tino Budi 6 Prasetyo W 7 Anugrah 8 Agung S 9 Rokamah 10 Yunita Dwi 11 Yuni H 12 Lucky P 13 Mersita 14 Miftah U 15 Putri F 16 Andre a 17 Fajar 18 Rosvi 19 Agus P 20 Fajri K 21 M rivaldo 22 Athiyatul 23 Ahmad T 24 Tya H 25 Dani setia 26 Chalistha 27 Yunita s 28 Sopie R 29 Kevin 30 Firgiawan 31 Sinta R 32 Asep A Jumlah Rata-rata (Mean) Simpangan Baku (S)
Posttest (X) 55 55 59 59 59 59 64 64 64 64 68 68 68 68 73 73 73 73 73 73 77 77 77 77 77 77 77 82 82 82 82 86 2265,00 70,78 8,62
X²
frek. Kumkur
3025 2 3025 3481 3481 6 3481 3481 4096 4096 10 4096 4096 4624 4624 14 4624 4624 5329 5329 5329 20 5329 5329 5329 5929 5929 5929 27 5929 5929 5929 5929 6724 6724 31 6724 6724 7396 32 162623,00 142,0000 5081,97 17,7500 1204,43 11,5233
Zi
F(Zi)
-1,8308 0,0336 -1,8308 0,0336 -1,3667 0,0859 -1,3667 0,0859 -1,3667 0,0182 -1,3667 0,0182 -0,7867 0,2157 -0,7867 0,2157 -0,7867 0,2157 -0,7867 0,2157 -0,3226 0,3735 -0,3226 0,3735 -0,3226 0,3735 -0,3226 0,3735 0,2574 0,6016 0,2574 0,6016 0,2574 0,6016 0,2574 0,6016 0,2574 0,6016 0,2574 0,6016 0,7214 0,7647 0,7214 0,7647 0,7214 0,7647 0,7214 0,7647 0,7214 0,7647 0,7214 0,7647 0,7214 0,7647 1,3015 0,9035 1,3015 0,9035 1,3015 0,9035 1,3015 0,9035 1,7655 0,9613 0,0000 16,1693 0,0000 0,5053 1,0000 0,3134
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
0,0625 0,0625 0,1875 0,0000 0,0000 0,0000 0,3125 0,3125 0,3125 0,3125 0,4375 0,4375 0,4375 0,4375 0,6250 0,6250 0,6250 0,6250 0,6250 0,6250 0,8438 0,8438 0,8438 0,8438 0,8438 0,8438 0,8438 0,9688 0,9688 0,9688 0,9688 0,9688 17,8125 0,5566 0,3264
0,0289 0,0289 0,1016 0,0859 0,0182 0,0182 0,0968 0,0968 0,0968 0,0968 0,0640 0,0640 0,0640 0,0640 0,0234 0,0234 0,0234 0,0234 0,0234 0,0234 0,0791 0,0791 0,0791 0,0791 0,0791 0,0791 0,0791 0,0653 0,0653 0,0653 0,0653 0,0075 1,8877 0,0590 0,0294
211
Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol 1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1551 2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=31 dengan α = 0,05 Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1591
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung
212
Data Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol Perhitungan uji normalitas adalah dengan menggunakan uji liliefors, taraf nyata (α) adalah 5 % (0,05). Nilai L tabel (Lt) dengan n=31 adalah 0,1591 No.
Nama
1 ranti 2 alvin 3 Tri putra 4 salim 5 m iqbal 6 jovan 7 mutiara 8 gede n 9 sutiar 10 rizki eka 11 Putri alfiah 12 Adelia 13 Aryani 14 rani to 15 selvia 16 Rizal 17 wilujeng 18 feni 19 M ferdinan 20 aulia murid 21 putri nur 22 mawaddah 23 Anna 24 diandra 25 hayati 26 rani nov 27 anggi novri 28 handri p 29 ubaedi 30 deana f 31 Marina Jumlah Rata-rata (Mean) Simpangan Baku (S)
Posttest (X) 50 50 50 50 50 50 50 56 56 56 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 72 72 72 72 72 72 72 78 78 83 83 1954,00 63,03 10,31
X²
frek. Kumkur
2500 2500 2500 7 2500 2500 2500 2500 3136 10 3136 3136 3721 3721 3721 3721 3721 20 3721 3721 3721 3721 3721 5184 5184 5184 27 5184 5184 5184 5184 6084 29 6084 6889 31 6889 126352,00 124,0000 4075,87 20,6667 1338,92 10,1719
Zi
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi)-S(Zi)|
-1,2644 -1,2644 -1,2644 -1,2644 -1,2644 -1,2644 -1,2644 -0,6823 -0,6823 -0,6823 -0,1972 -0,1972 -0,1972 -0,1972 -0,1972 -0,1972 -0,1972 -0,1972 -0,1972 -0,1972 0,8701 0,8701 0,8701 0,8701 0,8701 0,8701 0,8701 1,4522 1,4522 1,9373 1,9373 0,0000 0,0000 1,0000
0,1030 0,1030 0,1030 0,1030 0,1030 0,1030 0,1030 0,2475 0,2475 0,2475 0,4218 0,4218 0,4218 0,4218 0,4218 0,4218 0,4218 0,4218 0,4218 0,4218 0,8079 0,8079 0,8079 0,8079 0,8079 0,8079 0,8079 0,9268 0,9268 0,9736 0,9736 15,1383 0,4883 0,3070
0,2258 0,2258 0,2258 0,2258 0,2258 0,2258 0,2258 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,3226 0,8710 0,8710 0,8710 0,8710 0,8710 0,8710 0,8710 0,9355 0,9355 1,0000 1,0000 15,7419 0,5078 0,3042
0,1228 0,1228 0,1228 0,1228 0,1228 0,1228 0,1228 0,0751 0,0751 0,0751 0,0993 0,0993 0,0993 0,0993 0,0993 0,0993 0,0993 0,0993 0,0993 0,0993 0,0631 0,0631 0,0631 0,0631 0,0631 0,0631 0,0631 0,0087 0,0087 0,0264 0,0264 2,5890 0,0835 0,0337
213
Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol 1. Berdasarkan tabel uji normalitas di dapat harga Lhitung = 0,1228 2. Menentukan Ltabel : dari harga kritis Uji liliefors untuk n=31 dengan α = 0,05 Didapat harga : Ltabel =
√
= 0,1591
Kriteria pengujian yakni jika Lhitung
214
Lampiran 14. Uji Homogenitas Pretest
Homogenitas Pretest Nomor Pretest (X) X-Mean (X-Mean)² 28 -11,06 122,38 1 28 -11,06 122,38 2 28 -11,06 122,38 3 28 -11,06 122,38 4 28 -11,06 122,38 5 28 -11,06 122,38 6 28 -11,06 122,38 7 33 -6,06 36,75 8 33 -6,06 36,75 9 33 -6,06 36,75 10 33 -6,06 36,75 11 33 -6,06 36,75 12 39 -0,06 0,00 13 39 -0,06 0,00 14 39 -0,06 0,00 15 39 -0,06 0,00 16 39 -0,06 0,00 17 39 -0,06 0,00 18 39 -0,06 0,00 19 39 -0,06 0,00 20 39 -0,06 0,00 21 44 4,94 24,38 22 44 4,94 24,38 23 44 4,94 24,38 24 44 4,94 24,38 25 44 4,94 24,38 26 44 4,94 24,38 27 50 10,94 119,63 28 56 16,94 286,88 29 56 16,94 286,88 30 56 16,94 286,88 31 32 56 16,94 286,88 Jumlah 1250 0,00 2453,88 Mean 39,06 0,00 70,67 79,16 Varians (S²) S 8,897036477
Nomor Pretest (X) X-Mean (X-Mean)² -9,74 94,91 1 28 -9,74 94,91 2 28 -9,74 94,91 3 28 -9,74 94,91 4 28 -9,74 94,91 5 28 -9,74 94,91 6 28 -9,74 94,91 7 28 -9,74 94,91 8 28 -9,74 94,91 9 28 -4,74 22,49 10 33 -4,74 22,49 11 33 -4,74 22,49 12 33 -4,74 22,49 13 33 -4,74 22,49 14 33 -4,74 22,49 15 33 -4,74 22,49 16 33 -4,74 22,49 17 33 1,26 1,58 18 39 1,26 1,58 19 39 6,26 39,16 20 44 6,26 39,16 21 44 6,26 39,16 22 44 6,26 39,16 23 44 6,26 39,16 24 44 12,26 150,26 25 50 12,26 150,26 26 50 12,26 150,26 27 50 12,26 150,26 28 50 12,26 150,26 29 50 12,26 150,26 30 50 18,26 333,36 31 56 Jumlah 1170 0,00 2467,94 Mean 37,74 0,00 78,44 82,26 Varians (S²) 9,069978838 S
215
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest No
Kelas
dk= n-1
Varians (S2)
1
Eksperimen
31
79,16
2
Kontrol
30
82,26
Kesimpulan Homogen
1. Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen) Ho : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen) 2. Ha : Ho : 3. Fhitung dengan menggunakan rumus:
4. Taraf signifikansi ( 5. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil) dk1 = 31-1 = 30 dk2 = 32-1 = 31 6. Kriteria pengujian Ho yaitu: Jika F hitung
Ho yang berbunyi : “ Tidak dapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 diterima (homogen)
-
Ha yang berbunyi : “ Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 ditolak (tidak homogen)
216
Lampiran 15. Uji Homogenitas Posttest
Homogenitas Posttest No Posttest (X) X-Mean (X-Mean)² -19,16 366,96 1 56 -19,16 366,96 2 56 -14,16 200,40 3 61 -14,16 200,40 4 61 -14,16 200,40 5 61 -8,16 66,52 6 67 -8,16 66,52 7 67 -8,16 66,52 8 67 -8,16 66,52 9 67 -3,16 9,96 10 72 -3,16 9,96 11 72 -3,16 9,96 12 72 -3,16 9,96 13 72 -3,16 9,96 14 72 2,84 8,09 15 78 2,84 8,09 16 78 2,84 8,09 17 78 2,84 8,09 18 78 2,84 8,09 19 78 2,84 8,09 20 78 7,84 61,52 21 83 7,84 61,52 22 83 7,84 61,52 23 83 7,84 61,52 24 83 7,84 61,52 25 83 7,84 61,52 26 83 7,84 61,52 27 83 7,84 61,52 28 83 7,84 61,52 29 83 13,84 191,65 30 89 13,84 191,65 31 89 13,84 191,65 32 89 Jumlah 2405 0,00 2828,22 Mean 75,16 0,00 59,86 91,23 Varians (S²) 9,551589549 S
No Posttest (X) X-Mean (X-Mean)² -13,03 1 169,84 50 -13,03 2 169,84 50 -13,03 3 169,84 50 -13,03 4 169,84 50 -13,03 5 169,84 50 -13,03 6 169,84 50 -13,03 7 169,84 50 -7,03 8 49,45 56 -7,03 9 49,45 56 -7,03 10 49,45 56 -2,03 11 4,13 61 -2,03 12 4,13 61 -2,03 13 4,13 61 -2,03 14 4,13 61 -2,03 15 4,13 61 -2,03 16 4,13 61 -2,03 17 4,13 61 -2,03 18 4,13 61 -2,03 19 4,13 61 -2,03 20 4,13 61 8,97 21 80,42 72 8,97 22 80,42 72 8,97 23 80,42 72 8,97 24 80,42 72 8,97 25 80,42 72 8,97 26 80,42 72 8,97 27 80,42 72 14,97 28 224,03 78 14,97 29 224,03 78 19,97 30 398,71 83 19,97 31 398,71 83 Jumlah 1954 0,00 3186,97 Mean 63,03 0,00 92,28 106,23 Varians (S²) 10,30690342 S
217
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest No
Kelas
dk= n-1
Varians (S2)
1
Eksperimen
31
91,23
2
Kontrol
30
106,23
Kesimpulan Homogen
1. Ha : Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (tidak homogen) Ho : Tidak terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 (homogen) 2. Ha : Ho : 3. Fhitung dengan menggunakan rumus:
4. Taraf signifikansi ( 5. Tentukan dk pembilang (varians terbesar) dan dk penyebut (varians terkecil) dk1 = 32-1 = 31 dk2 = 31-1 = 30 6. Kriteria pengujian Ho yaitu: Jika F hitung
Ho yang berbunyi : “ Tidak dapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 diterima (homogen)
-
Ha yang berbunyi : “ Terdapat perbedaan varians 1 dengan varians 2 ditolak (tidak homogen)
218
Lampiran 16. Uji Hipotesis Pretest
DATA UJI HIPOTESIS SKOR PRETEST
No 1 2
Kelas
Jumlah Sampel
Eksperimen Kontrol
32 31
Nilai ratarata ( ̅) 39,06 37,7
Varians (
thitung
ttabel Kesimpulan
79,16 82,26
0,6
1,67 Ho diterima
Perhitungan Uji Hipotesis: 1. Pretest kelas eksperimen dan kontrol a. Ho = tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Ha = terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol ( b. Untuk dk= ( Pada taraf kepercayaan ( diperoleh ttabel = 1,67 c. Kriteria pengujian: - Terima Ho jika harga thitungttabel atau thitung> 1,67 d. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini: Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol ̅̅̅ 39,06 37,7 Rata-rata ( 79,16 82,26 Varians ( 32 31 Jumlah Sampel ̅ √
(
√(
√
̅
(
|
(
|
|
|
|
|
219
√
|
|
√
Kesimpulan: Berdasarkan kriteria pengujian thitung
220
Lampiran 17. Uji Hipotesis Posttest
DATA UJI HIPOTESIS SKOR POSTTEST
No 1 2
Kelas
Jumlah Sampel
Eksperimen Kontrol
32 31
Nilai ratarata (̅) 75,16 63,03
Varians thitung ( 91,23 106,23
4,85
ttabel
Kesimpulan
1,67
Ha diterima
Perhitungan Uji Hipotesis 2. Pretest kelas eksperimen dan kontrol e. Ho = tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Ha = terdapat perbedaan hasil pretest antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol ( f. Untuk dk= ( Pada taraf kepercayaan ( diperoleh ttabel = 1,67 g. Kriteria pengujian: - Terima Ho jika harga thitungttabel atau thitung> 1,67 h. Dari perhitungan diperoleh nilai hitung pretest siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol diperlihatkan dalam tabel di bawah ini: Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol ̅̅̅ 75,16 63,03 Rata-rata ( 91,23 106,23 Varians ( 32 31 Jumlah Sampel ̅ √
(
√(
√
̅
(
|
(
|
|
|
|
|
221
√
|
|
√
Kesimpulan: Berdasarkan kriteria pengujian thitung>ttabel (4,85>1,67) maka Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil posttest antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
222
Lampiran 18. Rekapitulasi Presentase Pemahaman Konsep Siswa
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen (Pretest) No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah Betul 22 19 10 16 11 17 14 21 5 3 17 19 10 4 10 8 6 11
Presentase (%) 68,75 59,38 31,25 50,00 34,38 53,13 43,75 65,63 15,63 9,38 53,13 59,38 31,25 12,50 31,25 25,00 18,75 34,38
223
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep kesetimbangan kimia, sebagai berikut: No
Indikator
No Butir Soal
Presentase Rata-rata (%)
Menjelaskan 1
1,2,18
54,17
kesetimbangan dinamis Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
40,63
homogen dan heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
31,6
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah mol zat pereaksi dan 4
hasil reaksi pada keadaan setimbang
3,6
42,19
4,5
42,19
dan tetapan kesetimbangan Menghitung harga Kc 5
berdasarkan Kp atau sebaliknya
224
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen (Posttest) No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah Betul 30 32 28 28 28 30 20 32 25 22 30 30 14 9 20 22 9 28
Presentase (%) 93,75 100,00 87,50 87,50 87,50 93,75 62,50 100,00 78,13 68,75 93,75 93,75 43,75 28,13 62,50 68,75 28,13 87,50
225
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep kesetimbangan kimia, sebagai berikut: No
Indikator
No Butir Soal
Presentase Rata-rata (%)
Menjelaskan 1
1,2,18
93,75
kesetimbangan dinamis Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
89,06
homogen dan heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
61,11
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah mol zat pereaksi dan 4
hasil reaksi pada keadaan setimbang
3,6
90,63
4,5
87,50
dan tetapan kesetimbangan Menghitung harga Kc 5
berdasarkan Kp atau sebaliknya
226
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol (Pretest) No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah Betul 21 15 9 14 12 18 16 22 2 6 12 18 12 8 6 8 7 5
Presentase (%) 67,74 48,39 29,03 45,16 38,71 58,06 51,61 70,97 6,45 19,35 38,71 58,06 38,71 25,81 19,35 25,81 22,58 16,13
227
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep kesetimbangan kimia, sebagai berikut: No
Indikator
No Butir Soal
Presentase Rata-rata (%)
Menjelaskan 1
1,2,18
44,08
kesetimbangan dinamis Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
38,71
homogen dan heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
33,33
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah mol zat pereaksi dan 4
hasil reaksi pada keadaan setimbang
3,6
43,54
4,5
41,93
dan tetapan kesetimbangan Menghitung harga Kc 5
berdasarkan Kp atau sebaliknya
Lampiran 11. Rekapitulasi Presentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol (Posttest)
228
Rekapitulasi Perhitungan Presentase Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol (Posttest) No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah Betul 25 28 24 22 21 16 24 31 21 10 20 27 9 12 10 20 8 16
Presentase (%) 80,65 90,32 77,42 70,97 67,74 51,61 77,42 100 67,74 32,26 64,52 87,10 29,03 38,71 32,26 64,52 25,81 51,61
229
Presentase pemahaman konsep siswa dihitung per indikator materi konsep kesetimbangan kimia, sebagai berikut: No
Indikator
No Butir Soal
Presentase Rata-rata (%)
Menjelaskan 1
1,2,18
74,19
kesetimbangan dinamis Menjelaskan
2
8,9
kesetimbangan
83,87
homogen dan heterogen
3
10,11,12
Penambahan
Pengaruh
zat
Konsentrasi
pergeseran
15,16
Pengenceran
Meramalkan arah Pengaruh
kesetimbangan dengan
Suhu
menggunakan azas Le
Pengaruh
Chatelier
Tekanan
13,14
50,18
17
Berdasar data
7
Kc dan Qc
Menentukan jumlah mol zat pereaksi dan 4
hasil reaksi pada keadaan setimbang
3,6
64,51
4,5
69,35
dan tetapan kesetimbangan Menghitung harga Kc 5
berdasarkan Kp atau sebaliknya
230
Lampiran 19. Lembar Uji Referensi
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
:
NIM
:109016200023
Anita SumarYani
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia Judul Skripsi : Pengaruh Model Problem Based Learning (PBl.) terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia
Pembimbing : 1. Salamah Agung, M. A., Ph. D 2. Der,vi Murniati. M.Si
BAB I PENDAHULUAN Referensi
No
I
2
f
J
Kemenag, (Jndang-undang Republik Indones ia No 20 Tahun 2 0 0 3,201 4,h. 3,(www.kemenag. go"id)
Gulten Sendur, Mustafa Toprak, and Esrn Sahin,Anal y zing of Student' s Misconceptions About Chemical Equilibrium,lnlernotional Confcrcnct' of New Trends and Thcir I mpl ications, 1,20 I 0,pp 1 -7.
Pemtrimbing I
Pembimtring 2
w
0rb
ry
W
Muh Afturizalirx dan I Nyoman Marsih, Prosiding Sinzposium Nasional Inovasi Pembela.icrran dan Sains 20I I .h.1,22-23 Juni 201 1 .Bandung, (http//porta1.fi itb.ac.id)
fu-
Sri Wardani dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction ., Journal Inov as i P e ndidi kan Ki mia.3 .2009.h. 3 9 1 .
ry
W
.
4
YW
Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem 5
Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis. Journal Chemi,strf in Etlucation. 2012.h.7
6
Taufik Amir.lnovasi Pendidikan Malului Problem d [, e ar ni ng,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010).h.12. Ba
7
se
Richard.I.Arends. Learning To Teach.Q\ew York:Mc Graw Hill,2007),pp.3 84.
C0\
A o-z
v
rW
w w
231
Behiye Akcay,Problem Based learning in Science
8
Education,.Iournal oJ
Turkish
Science
E d u c o I i o n,6,2009,h.26.
ry
w
BAB IT LANDASAN TEORT DAN KERANGKA TEORI Referensi
No
'I
T rianto,Me nde s ai n P
ro gre
s
M o d e I P e mb e I ai ar an Inov a t if-
if, (Jakarta: Kencana,20 l0),h.22.
Pembimbing
Pembimtring
I
2
W
w (u!
2
Ihid.,h.22.
v
J
Ihid..h.23.
t]1
4
Ibid.,h.23-24.
h
CIr)
5
Ibid,.h.9l
t\.
W
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelajaran B er da s ar kan Mas ala h,(Surabaya: UNESAUniversity Press,2000)h. 3.
tu
rD
6
7
Behiye Akcay,Problem Based learning in Science E du c a I i o n,Electronic Jurnal of Turkish Sciece
rdq
8\
Ydv
Rducation,2009,pp.1.
8
Trianto,op. cil,h.91
w
@
9
Ibid..h.92
&\
w
t0
thid.,h.92.
!4
rrllD
232
ll
Ibid.,h.92.
%
w
l2
Richard.I.Arends, Le arning To Teach,Q\ew York:Mc Graw f litl,2007),pp.381-382.
9t\
f\w
13
Ibid.,h.382.
ry
w
l4
Ibid.,h.382-384
Ab
try
Taufik Amir,Inov 15
t6
t7
cts
i P e ndidikan
Me
I
alui
P r obl
e
nt
B as ed Le arning,(.Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010),h.22.
Muslimin dan Muhammad Nur, Pembelaiaran B e rdas ar kn n Mas al a h, (Surabaya:UNESAUniversity Press,2000)h.6 -7 . T rianto, Me n de s a i n M o d e I P e ntb e I ai ar an I nov at iJ ro gr e s if, (Jakarta: Kencana,20 1 0),h.97
P
v f,-
fDlg
E
rUb
ftr
w
ry
W
Taufik Amir,[novasi Pendidikan Melalui Problent 18
Based L
e
ar
n i n g,(J
akafia : Kencana Prenada Medi a
Group,2010),h.27 -29.
l9
'w
20
Ibid.,h.98.
v
(w
21
Ibid.,h_t5.
v
flw)
22
Dimyati dan Mudsjiono, Belajar dan Penrbelai aran,(Jakarta: Rineka C ipta, 2006),h. | 4.
23
rbid..h.14.
24
Ibid..h.12.
b9
I w
W lCIu
w
233
Rusman,dkk 25
.,P
embelaj aran Berbas is Teknologi Grafi ndo
I nfo r m a s i d an Ko m u ni ka s i,(J akarta : Raj a Persada,20 12),Cet. 2,
h -7
v
rro
-
26
K+
w
27
Ibid.,h.l9.
ry
l^[b
28
tbid.,h.78.
w
0\e
M
for,
ar an B e rb as i s T e lcno I o gi d a n K o m u n i ka s i,(J akatta: Raj a Grahndo
Rusman,dkk 29
I nfo r m a s i
.,P
e
mb
e I aj
Persada,20 12),Cet. 2, h.37
.
30
Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KB B, O nl ine,h.l,(www.kbbi.web.id)
31
Ibid,h.1
JL
Achmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA b erb as i s Ko mpe t e nsz, (UIN Jakarta
&
w
@
w
a
fd,rb
&,
m
34
Oemar Hamalik. P er encan(tan P engai aran B er das arknn P ende kat an S i s t e m, (Bumi Aksara:Jak arta,2009), h. 1 62.
g
PdUT
35
Zulfi ani,dkk., St r at e g i P e mb el ai ar an S ai ns, (U in Jakarta: Jakarta,2009), h. 28.
k^
fne
lb
Oemar Hamalik, op.cit., h.166
n
latr
@
0s
-)J
31
Lorin W Anderson. dan David R. Krathwol. Kerangka Landa,s an Untuk l' embe laj aran, P e ngoi aran, dan Ase sme n, (Yocyakarta:Pustaka Belaiar, 20 1 0),
h'
I 05 -
I I 5.
234
Parning, dl
2.h.141-t42
39
rhid..h.l45
40
Ibid..h.
41
Ki n ia, (Jakarta: Yudhistira,20
1
2), Cet.
G Bt.
rnu
W
v
Ou
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kintia 2,(J akarta:8sis,2009),. hT 3 6 - I 37 .
tu
0rb
42
Ibid., h. 144-149.
fe
W
43
Adi Wibowo dkk,Pengaruh Problem Bosed Learning, Motivas i Belajar dan Intelligence cluotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahroga pada Mahasiswa
44
145
F akul t as O I ahr aga dan K e s e h at an (Jn iv e r s i t ct s. P e ndidi ka n G a ne s ha,J ournal Magister Kedokteran Keluarsa.2013.h.58.S.M.Raimi, Problem Based Learning Stralepg, and Quantitative Ability In College oJ.Education Student Learning o.f'Integraled Science, IIorin Journal of Education.h.9.
&
h
r0I1^
{M
I Wayan Madiya,Penguruh Model Pembelclaran 45
Berbasis lv[asalah Terhaclap Prestasi Belc$ar Siswa clan Konsep Diri Sisv,a SMA Ditinjau clari Gaya Ko gnitiJ]umal Pendidikan iPA,20 1 I .h.6.
b
r0/tt
w
rW
w
W
Aj i Trihatmo,dkk., Peru ggunaan \uto de I P r o b I e nt Based Learning pacla Materi Larulan Penyanggcr
46
47
dan Hidrolisls, Journal Chemistry in Education, 2A12.h.10. R e pu b I i k I n do ne,; i a go. id) 14,(www.kemenag. .20
Kemenag, Un dan g-undct n g 2
0 Tahun
2003
|tt o
Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Prrtblem 48
B as e d L e ar
ni ng,(Jakarta:
Group,2Ol 0).h.22.
Kencana Prenada Medi a
,bt
Ifiril
235
BAB ITI METODOLOGI PENELITIAN Referensi
No
I
Z
a
J
Sugiyono,Me tode P e ne I i t ion P e ntli dikan, (B andung Alfabeta, 2 009),h. :
1
1
4.
Ibid.,h.t13.
Sugiyono,r.p. cit., h. 7t2.
6
7
8
9
l0
ll t2
Pembimbing
I
2
W lV
lh[
VD
IDb
&"
fif'tv,
Vb-
f0rh
Sugiyono, op. cit.,h.I I 8.
kr"
rnh
rbid..h.124
&
4
5
Pembimbing
Sofuan,Ahnrad,dkk., Evaluasi Pembelaiarcrn IPA B erb as is Kompe tensi, (Jakarta:UiN Jakarta Press,2006), Cet.I,h. 1 09.
b
Ibid."h.1t3
u
Ibicl..h.103- 1 04
YA
b
Ibid.,h.t04
Sugiyono, ry. c it.,h.333.
Sudj ana. Me
h. 466-467.
to
d a S t at
i
s/ift. (Bandun g :Tarsito, 2005 ),
@ D,g
t"dl9
fdltl
lrl;,lu)
v
(W
c{e
r]tb
236
I; lI
lra
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, P e nga nt ar St at i s t ika, (Jakarta: Bumi Aksa ra,
h
1
99 5),
N
t:13-134.
Sudj ana.,rcp . cit..h.239
0Yt^
r0itI
-
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembimbing
Referensi
2
Taufik Amir,lnovasi Pendidikan lt[elalui Problem Bas ed Learning,(Jakarta:Kencana Prenada Media Group.2010),h.22. Rusmono, Stralegi Pembeloiaran Problem Based L e ar nin g. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 20 1 2),h.7 4
i't--4
cry-
+
rianto, M e n de s a i n M o d e I m b e I aj ar a n Inov at i fProgresif, (Jakarta: Kenca-na,201 0)., h.9l
0A
Ibid..h.92
tr
T
Richard.
I.
Ar ends, L e ar ni ng T o
York:Mc Graw Hill.2007),pp.3
Te
ach,Q\ew
W
w @
8 1 -382.
Ciputat, 9 September 2014
IV{engetahui.
bing I
Pembimbing II
) I,& 1'_ Salamah Asung. M.A.. Ph. D NIP. 19790624 200604 2002
Dewi Murniati. M.Si
237
Lampiran 20. Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors
NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS Taraf nyata 0.01
0.05
0.10
0.15
0.20
n = 4
0.417
0.381
0.352
0.319
0.300
5
0.405
0.337
0.315
0.299
0.285
6
0.364
0.319
0.294
0.277
0.265
7
0.348
0.300
0.276
0.258
0.247
8
0.331
0.285
0.261
0.244
0.233
9
0.311
0.271
0.249
0.233
0.223
10
0.294
0.258
0.239
0.224
0.215
11
0.284
0.249
0.230
0.217
0.206
12
0.275
0.242
0.223
0.212
0.199
13
0.268
0.234
0.214
0.202
0.190
14
0,261
0.227
0.207
0.194
0.183
15
0.257
0.220
0.201
0.187
0.177
16
0.250
0.213
0.195
0.182
0.173
17
0.245
0.206
0.289
0.177
0.169
18
0.239
0.200
0.184
0.173
0.166
19
0.235
0.195
0.179
0.169
0.163
20
0.231
0.190
0.174
0.166
0.160
25
0.200
0.173
0.158
0.147
0.142
30
0.187
0.161
0.144
0.136
0.131
n > 30
1.031/√
0.886/√
0.805/√
0.768/√
0.736/√
238
Lampiran 21. 'l'abel
LJ.ii
Fischer
Tabel ti.ii Fischer
-t
df untuk pembilang 1Nl) df untuk penyebut N2)
1l
161
2I
18.51
3 I 1013 4 I 7.71 s I 661 6 I 5.99 7 | 5.59 8 I 5.32 9 I 5.12
|
496
11 I 12 I 13 I 14 I 15 I 16 I 17 I
4.U
10
4.75 4.67 4,60
4.il 4.49 4.45
18 I 4.41 19 I 4.38
zo
I
| 22 \ 23 I zt I 25 I 26 I Zt I 28 I 29 I 30 I 31 I 32 I
21
l I
gza
4.35 4.32 4.30 4.28 4.26 4.24
a+ol l.or I 2.7s1 2.62 i
2.51
|
2.42l|2.36
I
230
I
2.25l|
2-22
4,09
s.szl z.sel zl+l z.sel 2.47 12-3el2-321;2-27 1,2.22 1'2-18 g:sl z.s6 I z.ttl z.stl z.+sl 2.37 1231 I 2.25lt2.2o12-17 a.eal z.ssl z.ttl256 I 2.45|,236 I 2.2e12-24 121el2.'t5 a.eel z.ssl z.tol z.ssl z.+tl2.35 I 22812-22 12-18l,2.14 :-ezl z.szl z.ogl zsrl z.+zl z.r:l z.ztl2.2'tl2-1612.13 a.gol z.srl z.osl 2.521 241 | 2.321 2-2512-2ol2.1s12.11 s.zsl 2.s0 I z.atl z.s'rl z.+ol z-ttl z.ztl 2.1e[ 2-14 12.10 s.zal z.asl 2.66 I z-sol z:sl 2.30 1 2231 2:8l'2.13 I 2-0s s.zal z.sgI z.osl 2.4eI z.gel z.zgl z.zsl 2.17 12.1212-oB a.zzl z.atl2.84 I z.+sl 2.?;7 |12.2s12.221 2-16 I 2.11 I 2.o7 a.zol z.atl z.oel z.$l z.gol 2.2sl 2.21 | 2-15 lr2-11 | 2.o7 3-2sI 2.86 I z.o:l z.+tl2.36 1 2-27 l'2.2o1?.14121olz.oo tz+l z.asl z.azl 2.461 z.Nl z.zel 21sI 2.14l,2,{Bl 2.os s.zql2.8sI 2.61 | 2.46|; 2.34|1 2261 2.1e1 2.13 1,2.08 1 2-a
4.08
s.zs
4.23 4.21
4.20 4.18 4.17 4.16 4.15
33 I 4.14
s4 I 3s I
4.13
I
4.11
I I I 'tO I 41 I 42 I 43 I 4 t 45 I
4.11
36 37 38 39
l e.12 l sor l s% i 88s l 88s 1 881 1 8.7s 1 8.76 6.se I oas | 6.26 | oto | 60e I 604 I 600 | 5e6 | 5.e4 s.zgl 5.41 | 5.1e1 505 I l.esl 488 1 482 14-77 1,4.74 1,4.7o stnl +.tal +.stl +:sl +zal +ztl 415 I 410l4c6 I 4D3 qzql +.asl +tzl sszl sazl azsl 373 1 3.68 1 30al 360 +.qal q.otl:.4+l :.ogl :.sal 350 I 344 l33eI 335 I 3.31 q.zal saol aorl s+al 3.37 13.2eI 323 I 318 I s14 I 310 +.ro l azr l 3.48 l ss: 1 3.22 1 3.14 l 3-07 1 3-02 l 2sB l 2-s4 asa I :.sg I s.eo I 320 I 3.0e | 3.01 | 2e5 | 2.e0 | 285 | 282 :.asl s.+sl z.zal r.ttl 3.00 12.e1 | 285 I 280 I 2.75 12-72 s.er I s.+t I s.ta | :.or | 2e2l 2.83 I 2.77 | 271 | 2.67 | 263 s.tq | 3.34 I s.rr i zso i zas | 276 | 2.7o | 265 | 260 I 2.57 aoel s.rsl 3.0€l zsol z.tsl zttl2el z.ssl 2:rl251 a.oa l t.z+ l a.or l z.as l 2.74 1 2.66 1 2.5s l 2v l 2.4e l 2-46 a.ssl szol 2e6 I 2.81 | 2.7o112-61 | 2.55 1 24sl2-45 12-41 s.ssl e.rol z.sel zlzl266 12.58 1 2.51 | 2-4$12-41 | 2-37 s.szl s.rsl z.gol z.tql z.esl zx1 z+al2.42 12.38! 2.u
s.ss 6.%
4.12
4.10
4.08 4.O7 4.O7
4,06 4.06
I 2.ul
z.ot
I
s.z:l z.ssl z.oo[ tzzl 2.$l z.ssl tztl z.azl z.ssl s.ztl 2.821 2.ssl z.ul z.sel
2.ul 2.251 2.1s | 2.121 2.o8lr 2.u 2.4412.3312.24|r2.17 l.2.12 .2.o7 12.o3 2.441z.zzl z.ztl 2.17 12.11 | 2.06 .2.o3
z.qsl
z.+tl z.szl zztl z.lol 211 | 2.06 I 2.o2 z.tzl2.31 | 2.2312.16 1 2.1o12-05 ,t2.o1 z.czl2.31 | z.zzl z.lsl 2.1ol 2.o512-o1
a.;+18.73 18.71 18.70 sgr l 5.se 1 587 i 5.86 + oa I 4.66 I q.u | 4.62
+ool :s; I
398
z.oo
zse
I 396 I 3e4 I 3.53 I 3s1 szal z.zal 324 ]|3.22 :.02 i 3.05 1 3.03, 301 2.91 12.89i 2.86 I 285 z.tg I z:a t, 2.74 | 2.72 2.69 l|266 I 2.e41262
I
3,55
j
25s
i
253
z.:al z3s12.33 I 2.31 2.y12.31 .2.29 12.27 2.31 I2.28 12.26 12.2s z.zal 2-25 I 2.22-l2.20 2_25 12.22 I 2.?0 I 2.1A z.znl z.2ol 217 \ 2.1s z.zo 'r 2j8 | 2.15 I 2.13 2j8 12j5 I 2.13 I 211 2.16 12.14 12.11 | 2.O9 ZjS12.12 12.09 I 2.o7 2j3 I 2.10 I 2.08 | 2.06 2.12 1209i 2.06 I 2.M 2.10
12.08 12.05 12.03
z,ogl2.06 2-08
I
2.u12.01
12.05 12.03 12.0o
I 2-Ml 2.01 I 1.99 I 2.03 I 2.00 I 1.98 z-osl 2.ozI 1.99 I 1.97 z.o+12.01 l1.ssl1.e6 2.03 12.00 I 1.98 I 1.9s
2.O7
2.06
1 2.oo | 197i 1.95 1r.99 I 1,96 I ','.94 z.o'tl l.98 l 1.95 1 1.93 2.00 11.97 11.9s11.92 z.ool1.97 11.94 11.92 2.o2
2.D2
l1'94 l-1-91 r.ssli.96 I 1.93 I 1.91 1.98 11.95 I 1.92 1 1.90
1.9s11.96
1.971 1.941 1.921
1.89
239
Lampiran 22. Tabel Uji-t
Titik
Persenta.se Distribusi t (tif
f"I--'*I 1
.1
- l -'r0)
"*T--;;T
0.50
o.20
,00000
3.07768 1 88562
0.025
0.01
0.00.s
o.10
0.050
0.02
0.010
I
6 31375
12.70620
31.82052
63.65674
2.91999
4.30265
6.96456
9 92484
22.32i
2 35336
3,-18245
4,54070
5.84091
10.21453
2.13185
2.77e45
3.74695
4.60403
201505
2.57058
3.36493
4 03214
1 943',t8
2.44691
3.'r4267
3.70743
5.ZUroJ
1.89458
2 35462
2.99795
4.78529
1.85955
2.30600
2.89646
3.49948 ? 1q<'to
1.83311
2.26216
I
318 30884
9
o_70272
I 1.63774 | 1 .53321 | i.47588 I 1.43976 I 1 41492 I 1 39682 I 1.38303 |
2.82144
3.249PA
4 50079 4 29681
10
o.69981
1
t.etz+a
222814
2.76377
3.15927
4.14370
0.69745
2 20099
2,71 808
3.1 0581
4.O247C
2.17881
2.68100
3_05454
2.1 6037
?.65031
3.01228
3.92963 a t<51qq
2.14479
2.62449
2.97384
3.78739
2.1 31 45
2.6024e
2,946;1
J iJZOJ
2.11991
2.58349
2.92878
3,68615
2,10982
2.56693
2.8S823
3.64577
2.10092
2.s523E
2.37814
3,61048
"_o93G2
2.53948
2.86093
3.57940
2.08s96
2_5275a
2.81534
3.55181
2.0796i
, <1 7A(
z-5J I S
3.5271 5
2.07387
2,50832
2 06866
2.49987
2.W73A
3.48496
2.06390
2.49216
2-79694
3.46678
2
0.8't650
3
o.7M89
4
0.74070
5
6
0.72569 o_71756
7
o.71114
8
0.70639
37218
25
O-682143
26
o.68404
| 1.78223 1 35622 | 1.77A93 1 35017 | 134503i !76131 1 75305 1.34061 I 133676I 174588 l.Zag0l 1 .33338 I 1.73406 1 33C39 I i 32773 I 1.729i3 1.724-i2 1.32534 | 1 72071 1.32?19 | .?1714 1 32124 I 1.71387 1.31946 | 1.71088 1 31784 I 1.70814 1.31635 | 170562 131497 |
11
12
o.69548
13
N AO?A?
14
o.69242
15
o.69120
16
0.69013
17
o.68920
18 .t9
o,64836
o.68762
20
0.ffi695
21
0.58635
22
0.68581
23
o.68531
24
o.68485
1.79s88
1.36343
.1
27
o_68368
1.31370
2A
o.68335
1-31253
I I
29
o_68304
1.31143
30
o-68276
1.31M2
31
o.68249
32 33
12
5.89343
3 504E9
2,05954
2-48511
2.78744
3.450'19
2.05553
2.47853
2-77871
3.43500
1.70329
2_05183
2.47266
2.77068
3.42103
1.701 13
2.04A41
2.46714
2.76326
3.40816
I
1.69913
2.04523
2.46202
2.75639
3.39624
I
1.69726
2.0/.227
2.45726
2_75000
3.38518
1,30946
I
1.69552
z.o:ssr
2.45282
2_7440{
a.iz+go
o-ffi223
1.30857
|
1.69389
2.03693
2.44868
2.738/.8
3,36531
o-68200
1.NT74
|
1.69236
2.03452
2-44479
2.7332A
3-35634
2.03224
2.44115
2.72839
3.34793
34
o,68177
1.3069s
I
1.69092
35
o-s156
1.30621
I
1.64957
2.03011
2.43772
2.72381
3,34005
36
o.68137
1_3o5sl
1.68830
2.02809
2.43149
2.71948
3.33262
37
0.681 18
1.3048s
I I
1.68709
2.02619
2.43145
2.71541
3.32563
38
o.68r00
1.30423
2.42439
2.42857
2.71156
3.31903
39 /m
o-68083
1.30364
'|
1.68595
1.6e488
2.02269
2.4258/.
2_70791
3.31279
o.68067
1
.30308
I
1.68385
2.O210A
42326
2.
J
244
Fitik
F-e
r.scrrtase Distribusi t
42 /Lj
0.680_18
I
l. 0.68024 I 0.68011 I o 67998 I 0.67986 ) 0.67975 |
I-
.*T
0.025
*,'
0.10
0.050
0.o2
1.30254
'1.68288
2.01954
242080
2 70118
I
3.30127
1.3OZO4
1.68195
2.01808
2.41847
2.59807
1.68107
2.01669
2.41625
2_69510
I I
3.29595
.30155
1.30109
2.01537
2.414i3
1_30065
1.68023 '1.57943
2.0 1410
2.4',t212
2.69228 2 68959
t.lOOZl
1.67866
2.41290
2.41019
1.299E2
1.67793
?_01174
1.29944
1.67722
2.01C63
r.29307
1.67655
1.29871
o o 680s2
B0)
0.20
t\-";f-;;l l-\i 41
idl'- ,ll -
1
10
,""r 0-010
l-;il]
0_002
3 29089
I
3.28607 3.27710
2.40835
I 2.68701 I 2,68456 I
2.40658
2.6822C
2.00958
2.210489
326508
1.67591
2.00856
2.40327
1.29837
1.67528
2.00758
2.40172
1.29805
1.67469
2.00665
2.40022
I |
1.29773
1.67412
2.00575
2.39879
I 2.67779 I 267572 I 2.67373 I 2.67182 i
1.29743
1.67356
2,00488
2_3974',1
2
66998
I
l.ZqetS
I o.6789C |
1.29713
1.67303
2.0c40.4
2.39608
1.29685
1.67252
2_00324
2.39480
1.296s8
1.67203
2.OO247
2,39357
2.ffi487
1
.67155
2.00172
2.39238
2 66329
I I
3.23948
1.29632 1.29607
1.67109
2.OA100
2.39123
60
0.67882 I o 67874 I c 6z867 I 0.67860 I
1.29582
1-67065
2.00030
2.390't2
3.23171
61
0_67853
I
1.2955E
1.67C22
1.99962
2.38905
62
1
.2s536
1.66S80
1_99897
2.38801
1
.29513
1.S940
'1.9-0834
2.3a701
1.29492 't.Zgtt'.t
1.66901
1.99773
2.38604
1.ffi864
1_99714
2.38510
66
0.67847 I 0.67840 I 0.67834 | 0.67828 I 0.67823 I
1.29451
1.66827
1,99656
2.38419
67
0_67817
I 0.67811 |
1.29432
1.66792
1.99601
2.38330
1.29413
't.66757
1-99547
2.*245
I I I | I
1.29394
1.ffi724
'1.99495
2.3161
1-29376
1-66691
1,99444
2.38081
44 45 46 47 1[8
49 50 51
52
o-s7964 I 0.67953 | 0.67943 I o 67933 I 0.67924 I
54
o.679.1s o 67906
55
0.67898
53
56 57 58
59
63
64 65
68 69 70 71
72 73
r1 75 76 77 78 79
0.67806 0.67801 0.67796 0-67791 o.677a7 0.677A2 o.6777E
I |
0.67773 I 0.67769 | o.6776s I 0.67761 I 0.67757 I
I
267995
1.29279
1.66515
1.99167
2.37642
1.29264
1.66488
1.99125
2.37576
2.ffiOza I 2.65886 i 2.65748 i 2.6561s I 2.65485 I 2.65360 I 2.65239 I 2.65122 I 2.6s008 I 2.64898 I 2.€4790 I 2.64686 I 2.64585 I 2.64487 I 2.64391 I 2.64298 I 2.6/.208 I 2.64120 I
1.29250
1.ffi462
,.99085
2.37511
2.il034
1.29236
1.6A€7
1.9904s
2.37448
1.29222
1.&12
1
2.37387
1-29359
1.66660
1
-99394
2.38002
1.293/.2
1.66629
1.99346
2.37926
1.29326
1.66600
1-99300
2.37852
1.29310
1.66571
1.99254
2.377AO
1.29294
1.66543
1.99210
2.37710
I 2.63950 I
328148 3 27291 3.26891
3 26141 3 25789 3.25451 3.25127
3.23680
3.22930 3 22696 3.22471 3.22253 3.22041 3.2-1837
3.21639
t.ztc4a 3.21260
3.21079 3.20903 3.20733 3-20567 3.20406
3.20249 3.20096 3.19948
3:t9804 3.13663 3.19526
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
241
SMA NEGEru t PARUNG Jl. Waru Jaya No.I 7 Parung Kabupaten Bogor 16330 Telp/Fax. (025 I ) 8541063
SURAT KETERANGAN Nomor :423.41526 - SMA.07l20l3
Kepala SMA Negeri
I
Parung Kabupaten Bogor, Menerangkan bahwa
:
: Anita Sumaryant : 109016200023 Tingkat / Semester : IX (Sembilan) : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FITK UIN Jakarta Jurusan : Pendidikan Kimia Program Studi
Nama NIM
Bahwa narna iersebut di atas telah melaksanakan Penelitian di SMA Negeri 1 Parung
Judul Skripsi
:
"Pengaruh Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap Pemahaman Konsep siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia
Dari Tanggal
:
13
"
Nopember s-d 29 Nopember2013
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
mber
MBA,MM NIP. 19550823
1
981 01 1 002