PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN LKS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA KONSEP GERAK LURUS
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh EKA SETIAWAN NIM 1110016300037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Learning Cycle 7E Berbantuan LKS terhadap Kemampuan Kognitif Siswa pada Konsep Gerak Lurus disusun oleh Eka Setiawan, NIM 1110016300037, Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 16 Juni 2016
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Learning Cycle 7E Berbantuan LKS Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Gerak Lurus disusun oleh Eka Setiawan, 1110016300037, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 28 Juni 2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang pendidikan Fisika.
Jakarta, 25 Juli 2016
ii
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
: : : :
FITK-FR-AKD-089 1 Maret 2010 01 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Eka Setiawan
Tempat/Tgl.Lahir
: Cirebon/ 02 Desember 1991
NIM
: 1110016300037
Jurusan / Prodi
: Pendidikan IPA / Pendidikan Fisika
Judul Skripsi
: Pengaruh Model Learning Cycle 7E Berbantuan LKS Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Gerak Lurus
Dosen Pembimbing : 1. Hasian Pohan, M. Si 2. Fathiah Alatas, M.Si
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
iii
ABSTRAK
EKA SETIAWAN, NIM. 1110016300037. Pengaruh Model Learning Cycle 7E Berbantuan LKS Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Gerak Lurus. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Peneletian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Learning Cycle 7Eberbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif siswa SMPpada konsep gerak lurus. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 21 Kota Tangerang Selatan pada kelas 7.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas 7.5 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan ditambah pretest dan posttest, dimulai pada tanggal 28 Maret sampai 7 April 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dan instrumen non tes berupa lembar angket. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif. Data hasil instrumen non tes dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa penggunaan LKS berbasis learning cycle 7Eberpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep gerak lurus. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan 5% terhadap data posttest. Hasilnya adalah nilai thitung = 3,58 sedangkan nilai ttabel = 1,99. Terlihat bahwa thitung> ttabel, hal ini menunjukan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis penelitian (H1) diterima. Selanjutnya berdasarkan analisis data nontes terhadap LKS berbasis learning cycle 7E berada pada kategori baik dengan persentase 74%. Kata Kunci: Lembar Kerja Siswa (LKS), Learning Cycle 7E, Kemampuan Kognitif, Gerak Lurus
iv
ABSTRACT
EKA SETIAWAN, NIM. 1110016300037. The Influence of Models learning cycle 7EStudent Worksheet assistanceto the cognitive ability of Studentson linear motion Concepts. Undergraduate Thesis of Physics Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016. This research aims to determine the effect of Models learning cycle 7EWorksheet assistance on Student’s cognitive ability on linear motion Concepts. This research did at 21 Junior High School in west tangerang city in 7.6 class as the experimental class and 7.5 class as in controls class. This study wasconducted three sessions plus a pretest and posttest, that was begun the 28th of March to the 7th of April 2016. The methods of research used quasi experimental design with Nonequivalent control group and the technique of sampling used purposive sampling. The instruments used are 20 question in multiple choice as test instrumentand observation sheets and question naire as non-test instruments. Data of test instrument beanalyzedquantitatively. Data which non test instruments be analyzed qualitatively.Based on result of the analysis, the results of this research can be conclude, there is the influence of implementation Models learning cycle 7EWorksheet assistance on Student’s cognitive ability on linear motion Concepts. It is based on the result of hypothesistesting using t-testat a significance level of 5% the data posttest. The result is avalue of t = 3,58 while the value of t-table = 1,99. It was be seen that t> t-table, so the (H0)is rejected and hypothesis of research (H1) is received. Furthermore, based on non-test data analysis against worksheetbased learning cycle 7E are in both categories with a percentage of 74%. Keywords:Worksheet BasedLearning,Learning Cycle 7E, Cognitive Abalities, Linear Motion.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb. Alhamdulillahirrabbil‟alamiin, segala puji bagi Allah Subhanallu wa Ta‟ala, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Learning Cycle 7E Berbantuan LKS Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Gerak Lurus”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin Ya Rabbal‟alamiin. Ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tinnginya penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, ucapan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1. Prof. Ahmad Thib Raya, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta. 3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D selaku ketua Program Studi
Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta. 4. Bapak Hasian Pohan, M. Si, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan saran dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi ini. 5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan saran dan pengarahan selama proses pembuatan skripsi ini. 6. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswi pendidikan fisika. 7. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika yang
vi
telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan. 8. Bapak Drs. Yantho,MM selaku Kepala SMP Negeri 21 Kota Tangerang Selatan. 9. Ibu Nita Haili Rusiana S. Pd selaku guru bidang studi Fisika SMP Negeri 21 Kota Tangerang Selatan. 10. Ayahanda Sutana, Ibunda Ruksiti, yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu. Do‟a, didikan, nasehat, dan semangat yang diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik untuk membuat Ibu dan Bapak bangga. Semoga Allah selalu menyayangi keduanya. Adikku(Diki Ahman Maulana dan Nazwa Hanatuz Zidah) terimakasih atas segala doa, cinta, harapan, dan semangat yang diberikan. 11. Terimakasih kepada keluarga besar Pendidikan Fisika, Kakak-kakak Fisika 2009, Fisika 2010, adik-adik Fisika 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 dan keluarga KAHFI 13 yang telah memberikan bantuan, inspirasi dan motivasi dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah. membalas segala kebaikan, bantuan, nasehat dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dengan balasan yang terbaik. Aamiin ya Rabal‟alamiin Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juni 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. ii ABSTRAK ......................................................................................................... iii ABSTRACT ....................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5 D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoritis ................................................................................ 7 1. Kemampuan Kognitif Siswa .................................................... 7 2. Hakikat Lembar Kerja Siswa ................................................... 8 3. Learning Cycle ......................................................................... 14 4. Hakikat Hasil Belajar ............................................................... 19 5. Gerak Lurus .............................................................................. 23 B. Penelitian Relevan ......................................................................... 27 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 28
viii
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 31 B. Metode Penelitian........................................................................... 31 C. Desain Penelitian ............................................................................ 31 D. Variabel Penelitian ......................................................................... 32 E. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 32 F. Teknik Pengumpulan Sampel ........................................................ 32 G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 33 H. Instumen Penelitian ........................................................................ 34 1. Instrumen Tes .......................................................................... 34 2. Instrumen Nontes .................................................................... 35 I. Kalibrasi Instrumen ........................................................................ 36 1. Kalibrasi Instrumen .................................................................. 36 a. Uji Validitas ...................................................................... 36 b. Uji Reliabilitas .................................................................. 38 c. Tingkat Kesukaran ............................................................. 39 d. Daya Pembeda.................................................................... 40 J. Teknik Analisis Data ...................................................................... 41 1. Prasarat Analisis Data Tes ....................................................... 41 a. Uji Normalitas .................................................................... 41 b. Uji Homogenitas ................................................................ 42 2. Analisis Data ............................................................................ 42 a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen .......................... 43 b. Data Terdistribusi Normal dan Homogen .......................... 44 K. Analisis Data Non Tes ................................................................... 44 L. Hipotesis Statistik .......................................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................. 46
ix
1. Hasil Pretest ............................................................................. 46 2. Hasil Posttest............................................................................ 47 3. Rekapitulasi Data Dan Hasil Belajar ...................................... 49 a. Data Hasil Pretest dan Posttest ......................................... 49 b. Kemampuan Berpikir Kognitif .......................................... 50 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis .................................................... 51 a. Uji Normalitas ................................................................... 51 b. Uji Homogenitas ............................................................... 52 5. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 53 6. Hasil Analisis Data Angket ...................................................... 53 B. Pembahasan ................................................................................... 54 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................... 58 B. Saran ............................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59 LAMPIRAN ....................................................................................................... 63
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Perubahan 5E menjadi 7E .................................................. 16 Gambar 2.2. Peta Konsep Kinematika Gerak .................................................... 23 Gambar 2.3. Jarak dan Perpindahan ................................................................... 24 Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 30 Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Jenjang Kognitif ............................................... 50 Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................................................................... 51
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................... 31 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ..................................................................... 34 Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa Terhadap LKS Berbasis Learning Cycle 7E ........................................................................... 35 Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r .............................................. 36 Tabel 3.5 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes ...................................................... 36 Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen....................................... 37 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................................. 37 Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesukaran ............................................................. 38 Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ........................................ 38 Tabel 3.10 Kategori Daya Pembeda.................................................................... 39 Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ........................................... 40 Tabel3.12 Kriteria Nilai t ................................................................................... 44 Tabel 3.13 Nilai Pernyataan Positif dan Negatif ................................................. 44 Tabel 3.14 Kriteria Interval ................................................................................. 45 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ............................................................................. 46 Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen ............................................... 47 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................................................. 48 Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan PenyebaranData Hasil Posttest ................... 49 Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan dan PenyebaranData Pretest dan Posttest.......... 49 Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest ...................................................................................... 52 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posstest ................ 52 Tabel 4.8 Hasil perhitungan Uji HipotesisPretest dan Posttest ........................ 53 Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap LKS Berbasis Cycle 7E ....... 54
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran A RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 64 2. Lampiran ARPP Kelas Kontrol..................................................................... 81 3. Lampiran B Instrumen Tes............................................................................ 98 a. Kisi-kisi Insrtumen Tes ........................................................................... 99 b. Instrumen Tes .......................................................................................... 100 4. Lampiran B Analisis Hasil Uji Instrumen..................................................... 115 a. Uji Validitas Butir Soal ........................................................................... 115 b. Uji Reliabilitas Instrumen ....................................................................... 117 c. Uji Daya Pembeda................................................................................... 118 d. Uji Taraf Kesukaran ................................................................................ 119 5. Lampiran BRekapitulasi Hasil Uji Instrumen ............................................... 120 6. Lampiran BInstrumen Tes yang Digunakan ................................................. 121 7. Lampiran BKisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) ......................................... 123 8. Lampiran BInstrumen Angket....................................................................... 124 9. Lampiran BLembar Jawaban ........................................................................ 126 10. Lampiran BLembar Uji Validitasi Instrumen Nontes (Angket) ................... 127 11. Lampiran CHasil Pretest ............................................................................... 129 12. Lampiran CHasil Posttest.............................................................................. 134 13. Lampiran CUji Normalitas Hasil Pretest ...................................................... 139 14. Lampiran CUji Normalitas Hasil Posttest ..................................................... 143 15. Lampiran CUji Homogenitas Hasil Pretest ................................................... 147 16. Lampiran CUji Homogenitas Hasil Posttest ................................................. 147 17. Lampiran CUji Hipotesis Hasil Pretest ......................................................... 148 18. Lampiran CUji Hipotesis Hasil Posttest ....................................................... 149 19. Lampiran CData Hasil Angket Respon Siswa .............................................. 142
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fisika adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman baik secara kualitatif maupun kuantitatif tentang berbagai gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya.1 Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan inti harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan siswa.2 Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Berdasarkan tujuan tersebut maka pendidikan di Indonesia dituntut untuk mengembangkan kemampuan siswasehingga tercapai tujuan pendidikan.Salah satu kemampuan siswa yang harus dikembangkan adalah kemampuan kognitif. Menurut Lorin W. Anderson dan David R. Karthwohl terdiri dari enam aspek, yaitu mengingat (C1, remember), memahami (C2, understand), mengaplikasikan
1
Mundilarto. Penilaian Hasil Belajar Fisika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan Instruksional Sains FMIPA UNY cet kedua, 2010), h. 3 2 Tri Hertati Girsang.”Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa SMAN 1 Sumbul Tahun Pembelajaran 2013/2014,” Skripsi pada Universitas Negeri Medan, 2014, h.1, dipublikasikan 3 Undang-undang R.I nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikam Nasional Tahun 2003,diakses tgl Maret 2015 pukul 18.00 WIB, h. 1.
1
2
(C3,apply), menganalisis (C4, analyze), mengevauasi (C5, evaluate) dan mencipta (C6, create).4 Kemampuan kognitif siswa di Indonesia belum maksimal padahal sudah tercantum tuntutan dalam Undang-undang. Hal ini bisa dilihat dari hasil salah satu studi internasional kemampuan kognitif siswa yaitu TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study) yang diadakan oleh IEA (International Association for the Evaluation of Educational Achievement).Hasil TIMSS 2011 pada bidang Fisika menunjukkan Indonesia memperoleh nilai 397, sedangkan nilai rata-rata internasional yaitu 500.5 Berdasarkan data TIMSS tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa di Indonesia masih rendah.Rendahnya kemampuan kognitif siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran tersebut terdapat upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar, yang menunjukkan usaha siswa mempelajari materi ajar sebagai akibat perlakuan guru.6 Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah proses pembelajaran di sekolah. Secara keseluruhan pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut meliputi, guru, siswa, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, tujuan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMPN 21 Tangerang Selatan, kurikulum yang digunakan adalah KTSP. Diperoleh informasi bahwa pada tahun ajaran 2015/2016. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran fisika sebesar 70. Akan tetapi pada konsep gerak lurus, siswa memperoleh nilai rata-rata 50. Hal ini menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa masih di bawah KKM yaitu 70. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa
4
Lorin W. Anderson, David R. Krathwol, Prmbelajaran, Pengajaran dan Asesmen,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h.43. 5 Ibid 6 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 93.
3
faktor yang menpengaruhi tercapainya hasil belajar yang baik, diantaranya adalah pendekatan, model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka guru harus mampu memilah dan memilih pendekatan, model atau metode apa yang paling tepatdalam pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika merupakan kegiatan belajar yang menuntut konsentrasi tinggi pada siswa dan guru, sehingga dalam pelaksanaannya guru harus memberikan pendekatan atau model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep. Pemahaman konsep fisika diperlukan untuk dapat memecahkan seluruh permasalahan fisika baik permasalahan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bentuk soal. Pada umumnya siswa mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan permasalahan yang kompleks, karena strategi yang diajarkan dalam pembelajaran hanya menyelesaikan masalah yang membutuhkan perhitungan matematis semata. Selain itu siswa cenderung lebih sering menghafal konsep tanpa mengetahui bagaimana proses untuk menemukan konsep sehingga mengakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam berpikir untuk pemecahan masalah.7 Faktanya pembelajran fisika hanya mengutamakan penguasaan pemahaman konsep dan fakta belaka, sementara kemampuan yang berupa keterampilan siswa melakukan proses sains dan memecahkan masalah sains dalam kehidupan seharihari tidak ada.8 Untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep dan melakukan perhitungan, guru dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat mewujudkan keteraturan dalam pembelajaran dan berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam mengkontruksi pengetahuan.9 Salah satu model yang mengkontruksi pngetahuan adalah model Learning Cycle 7E.
7
Tia Ristiasari, dkk. Model Pembelajaran Problem Solving dengan Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,Jurnal.Semarang 2012 8 A. A. Sri Dwi Indriyanthi, Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7E terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, Artikel Universitas Negri Malang, 2013, Vol 2. h 3. 9 Soeprodjo, Sigit Pristmoko, dan Elisa Yuyun Sariana, Pengaruh Model Learning Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kearutan dan Hasil Kali Kelarutan, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 2. h 2.
4
Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E memiliki kelebihan antara lain merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya, memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa ingin tahu siswa, melatih siswa belajar menemukan konsep melalui eksperimen, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari. Guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya. Learning Cycle 7E merupakan perwujudan dari filosofi konstruktivisme, dimana pengetahuan dibangun dalam pikiran pembelajar.10 Karakteristik materi gerak lurus merupakan materi yang cenderung sulit.Karena pada materi tersebut banyak bersifat konsep dan rumus. Sehingga untuk memahami materi tersebut dalam proses pembelajaran guru diharapkan tidak hanya menggunakan metode ceramah supaya siswa dapat melakukan pengamatan secara langsung baik secara visual melaui media pembelajaran maupun melalui alat peraga dan bahan ajar maupun penuntun praktikumseperti LKS yang mudah untuk dipahami yang memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa dan mengkonstruk pemahamannya sendiri. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu menggunakan strategi yang memudahkan siswa dalam memahami konsep tersebut. Sehingga siswa mampu memahami materi tersebut dengan baik. Oleh karena itu, penggunaan model Learning Cycle 7E berbantukan LKS diharapkan mampu menjadi alternatif dan mempermudah proses pembelajaran pada konsep gerak lurus sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
10
Wawan Sutrisno, Sri Dwi Astuti, Puguh Karyanto, Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal C026, Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS, t.t.,h. 186.
5
Model pembelajaran Learning Cycle 7E belum banyak digunakan oleh guru-guru di Indonesia saat ini. Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin menggunakan model Learning Cycle 7E berbantukan LKS agar siswa mampu mengungkapkan dan menemukan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai ilmiah didalam pembelajaran fisika. Sehingga pembelajaran fisika menjadi lebih bermakna dan siswa dapat menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya.Selain itu juga diharapkan melalui model Learning Cycle 7E berbantukan LKS mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Oleh karena itu, untuk mengetahui bahwa penggunaan model Learning Cycle 7E berbantukan LKS mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “PengaruhModel Leaning Cycle 7E Berbantuan LKS terhadap Kemampuan Kognitif Siswa pada Konsep Gerak Lurus”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan kognitif siswa masih rendah. 2. Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran fisika konsep pada gerak lurus masih rendah, yaitu 50 (di bawah nilai KKM mata pelajaran fisika sebesar 70). 3. Rendahnya
kualitas
proses
pembelajaran
terhadap
pelajaran
fisika
memberikan dampak terhadap rendahnya kemampuan kognitif siswa. 4. Materi gerak lurus merupakan materi yang cenderung sulit. Karena pada materi tersebut banyak bersifat konsep dan rumus. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang diuraikan di atas akan diteliti semua. Penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah, Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Kemampuan kognitif yang diteliti dibatasi pada konsep dinamika partikel. Indikator kemampuan kognitif yang digunakan pada penelitian ini mengacu
6
pada kemampuan kognitif yang dikemukakan oleh Lorin W. Anderson dan David R. Karthwohl yang terdiri dari enam aspek, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), menhevaluasi (C5) dan mencipta (C6). Namun, pada penelitian ini kemampuan kognitif yang diukur dibatasi hingga C4. 2.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan kognitif tersebut maka akan digunakan model Learning Cycle 7E berbantuan LKS pada konsep gerak lurus.
D. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh model Learning Cycle 7E berbantuan LKS terbukti berpengaruh terhadap kemampuan kognitifsiswa pada konsep gerak lurus?” Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana hasil pretest kelas eksperimens etelah diterapkan model Learning Cycle 7E berbantuan LKS pada konsep gerak lurus?
2.
posttest kemampuan kognitif pada kelas kontrol setelah diterapkan model Learning Cycle 7E berbantuan LKS pada konsep gerak lurus?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Learning Cycle 7E berbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep gerak lurus. F. ManfaatPenelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat menjadi salah satu alternatif guru untuk menerapkan model Learning Cycle 7E berbantuan LKS dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada bahan kajian konsep lain.
7
2. Dapat menjadi pengalaman langsung peneliti dalam menerapkan model Learning Cycle 7E berbantuan LKS dalam meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada proses pembelajaran kajian lain. 3. Dapat menjadi masukan bagi pihak sekolah menjadi dasar dalam proses pembelajaran menggunakan model Learning Cycle 7E berbantuan LKS dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Belajar Kimble dalam Theories of Learning menyatakan bahwa belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen di dalam potensial behavioral yang terjadi sebagai akibat dari praktik yang diperkuat. 11 Belajar acdalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap kegiatan penyelenggaraan pendidikan.12 Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.13 Gagne (1984), mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.14 Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa "Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism's behavior" (Belajar adalah sustu perubahan yang terjadi dalam organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut). Jadi pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut dapat dilakukan belajar apabila mempengaruhi organisme.15 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan terdapat ciri-ciri yang dapat diidentifikasikan sebagai kegiatan pembelajaran yaitu: a.
Belajar dapat membawa perubahan pada diri orang yang belajar.
11
B.R Hergenhahn Dan Matthew .H, Teori Belajar, Terj. Tri Wibowo, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), h. 2 12 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 11, h. 63 13 Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 18 14 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajardan Pembelajaran, (Jakarta:Erlangga,2011), h. 2 15 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Op. cit, h. 65
8
9
b.
Belajar pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru yang berlaku untuk jangka waktu yang lama.
c.
Perubahan terjadi karena adanya usaha. Oleh karena itu, belajar merupakan kegiatan manusia yang terpenting dan
harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. 2. Hakikat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) a.
Pengertian LKS Andi Prastowo (2013) mengungkapkan lembar kegiatan siswa yaitu materi
ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.16 Tiara Dela Sari, dkk mengungkapkan LKS adalah lembar-lembar berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, berisi petunjuk, langkah-langkah dan kegiatan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru17. Poppy Kamalia Devi, Renny Sofiraeni, dan khairuddin (2009) mengungkapkan “Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunujuk dan tahapan-tahapan untuk menyelesaikan suatu tugas.18 Y. Astuti dan B. Setiawan mengungkapkan Lembar kegiatan siswa (LKS) merupakan panduan bagi siswa dalam memahami keterampilan proses dan konsep-konsep materi yang sedang dan akan dipelajari.19 Trianto (2011) LKS merupakan panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun
16
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogjakarta: DIVA Press, 2011), h. 204 17 Tiara Dela Sari, dkk, Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai Karakter dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Koto XI Tarusan, JurnalPillar of Physics Education, 2014, Vol 3. h. 3. 18 Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (Bandung: PPPPTK IPA, 2009), h. 32. 19 Y. Astuti, B. Setiawan, Pengembangan Lembar kegiatan siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor, JurnalPendidikan IPA Indonesi, 2013, Vol 1. h. 4.
10
panduanuntuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.20 Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS adalah salah satu bahan ajar berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi tugas untuk siswa. Tugas-tugas tersebut yang dimaksudkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. b. Jenis-Jenis LKS Lembar kegiatan siswa (LKS) disusun dengan materi dan tugas dengan tujuan tertentu. Berdasarkan maksud dan tujuan pada pengemasan materi pada masing-masing LKS, setidaknya LKS dibagi menjadi lima macam jenis yang secara umum digunakan oleh siswa, yaitu sebagai berikut:21 1.
LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu lebih mengutamakan suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan siswa, selanjutnya siswa diajak untuk mengonstruksi pengetahuan yang telah diperoleh tersebut. LKS ini juga memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, LKS ini terdapat tahapantahapan yang harus dilakukan siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya. Selain itu, terdapat pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu siswa untuk mengaitkan fenomena dengan konsep yang akan mereka bangun dalam benak mereka.
2.
LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. LKS ini melatih siswa untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, setelah siswa berhasil menemukan konsep. Oleh karena itu, LKS ini memuat tugas untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat dan 20
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. IV, h. 222. 21 Andi Prastowo, Op. cit., h. 209-211.
11
bertanggung jawab. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa belajar menghormati pendapat orang lain dan berpendapat secara bertanggung jawab. 3.
LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS jenis ini memuat pertanyaan atau isi yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika siswa membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai untuk keperluan remidiasi.
4.
LKS yang berfungsi sebagai penguatan. LKS ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi yang terdapat di dalam buku. Selain itu, LKS ini juga cocok untuk pengayaan.
5.
LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKS ini dibuat dari gabungan petunjuk praktikum-praktikum. Gabungan tersebut yang akhirnya dikemas dalam buku tersendiri. Dengan demikian, dalam LKS bentuk ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi dari LKS. Sedangkan menurut Poppy Kamalia Devi, dkk., ada dua jenis bentuk LKS untuk pembelajaran IPA yakni LKS untuk eksperimen dan LKS non eksperimen atau lembar kerja diskusi. Berikut penjelasan masing-masing kedua LKS tersebut di bawah ini:22
1) LKS eksperimen LKS untuk eksperimen berupa lembar kerja yang memuat petunjuk praktikum yang menggunakan alat-alat dan bahan-bahan. Sistematika LKS umumnya terdiri dari judul, pengantar, tujuan, alat bahan, langkah kerja, tabel pengamatan, dan pertanyaan. 2) LKS non eksperimen LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang menuntut siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran. 22
Popi Kamalia,Op .cit., h.32-36.
12
Kegiatan menggunakan lembar kegiatan ini dikenal dengan istilah DART (Direct Activity to Relate to The Text Book). DART dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan teks atau wacana. Ada dua jenis DART yaitu model rekontruktion dan model analysis. Berdasarkan penjelasan diatas, LKS eksperimen maupun noneksperimen dapat disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Bila tujuan pembelajaran menginginkan siswa dapat membentuk pengetahuannya sendiri melalui pengalaman maka LKS yang disusun adalah LKS eksperimen, sedangkan bila tujuan pembelajaran menginginkan siswa memahami materi yang sudah ada maka LKS yang disusun adalah LKS non-eksperimen. c.
Tujuan Penyusunan LKS Penyusunan LKS dalam pembelajaran memiliki tujuan tertentu. Menurut
Andi Prastowo, tujuan penyusunan LKS dalam pembelajaran diantaranya:23 1.
Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.
2.
Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.
3.
Melatih kemandirian belajar siswa.
4.
Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa.
d. Prosedur Pengembangan LKS Terdapat empat langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu penentuan tujuan instruksional yang berdasarkan pada desain LKS. Perhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman, dan kejelasan. Kemudian pengumpulan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS harus sesuai dengan tujuan instruksional. Bahan atau materi yang akan disajikan dalam LKS dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan materi yang sudah tersedia. Selanjutnya penyusunan elemen dengan cara mengintegrasikan desain dengan tugas yang akan diberikan pada siswa. Tahap terakhir penyempurnaan, yaitu dengan cara melakukan pengecekan
23
Andi Prastowo, Op. cit.,h. 206.
13
terhadap LKS yang sudah dikembangkan. Terdapat empat variabel yang harus diperhatikan sebelum LKS dibagikan ke siswa, yaitu: 1.
Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional. Pastikan bahwa desain yang digunakan dapat mengakomodasi pencapaian tujuan instruksional.
2.
Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional. Pastikan bahwa materi yang dimuat dalam LKS sesuai dengan tujuan instruksional yang ditargetkan.
3.
Kesesuaian elemen dengan tujuan instruksional. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang diberikan menunjang pencapaian tujuan instruksional.
4.
Kejelasan penyampaian. Pastikan bahwa LKS mudah dibaca dan tersedia cukup ruang untuk mengerjakan tugas yang diminta. Prosedur dalam penyusunan LKS yang harus dilakukan agar LKS dapat
mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran menurut Diknas adalah sebagai berikut:24 1.
Melakukan analisis kurikulum mengenai SK, KD, indikator, dan materi pembelajaran. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi yang membutuhkan bahan ajar LKS.
2.
Menyusun peta kebutuhan LKS. Peta kebutuhan sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat urutannya.
3.
Menentukan judul-judul LKS. Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensikompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
4.
Penulisan LKS, untuk menulis LKS langkah yang perlu diperhatikan diantaranya adalah merumuskan Kompetensi Dasar (KD), menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan memperhatikan struktur LKS. Sedangkan menurut Poppy Kamalia Devi, dkk. tahapan-tahapan yang
dapat diikuti dalam mengembangkan LKS adalah sebagai berikut:25 1. Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari KD, indikator hasil belajar dan sistematika keilmuannya.
24
Ibid.,h.212-215. Poppy Kamalia, Op.cit., h. 36.
25
14
2. Mengidentifikasi jenis keterampilan proses yang akan dikembangkan pada saat mempelajari materi tersebut. 3. Menentukan bentuk LKS yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. 4. Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKS sesuai dengan keterampilan proses yang akan dikembangkan. 5. Mengubah rancangan menjadi LKS dengan tata letak yang menarik, mudah dibaca dan digunakan. 6. Menguji coba LKS apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat kekurangan-kekurangannya. 7. Merevisi kembali LKS. Penyusunan dalam membuat LKS juga harus meperhatikan hal-hal berikut ini diantaranya:26 1) Dari segi penyajian materi, yaitu: a) Judul LKS harus sesuai dengan materinya. b) Materi sesuai dengan perkembangan siswa. Materi disajikan secara sistematis dan logis. c) Materi disajikan secara sederhana dan jelas. d) Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif. 2) Dari segi tampilan, yaitu: a) Penyajian sederhana, jelas, dan mudah dipahami. b) Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya. c) Tata letak gambar, tabel, pertanyaan harus tepat. d) Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas. e) Mengembangkan minat dan mengajak siswa untuk berpikir. Komponen-komponen LKS menurut Trianto meliputi, judul eksperimen, landasan teori, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.27
26
Ibid.,h. 36-37. Trianto,Op.cit.,h. 223-224.
27
15
3. Learning Cycle a. Pengertian Learning Cycle Menurut kamus Bahasa Inggris-Indonesia learning cycle terdiri dari dua kata. learning berasal dari kata learn yang berarti belajar. Learning juga merupakan kata benda yang berarti pengetahuan.28 Sedangkan cycle berarti siklus atau putaran.29 Jadi learning cycle adalah metode pembelajaran yang memiliki siklus atau putaran tertentu. Biological Science Curriculum Study (BSCS) dan Bybe menyatakan bahwa learning cycle sebenarnya telah dikembangkan oleh Atkins dan Karlplus sejak tahun 1962 di USA yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap; eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction) dan aplikasi konsep (consept application). Kemudian model ini dikembangkan menjadi siklus dengan lima tahapan: pembangkitan minat (engage),eksplorasi (exploration), penjelasan (explain), memperluas (extend/elaboration), dan evaluasi (evaluation).30 Banyak versi siklus belajar bermunculan dalam kurikulum sains dengan fase yang berkisar dari tiga (3E), kemudian ke lima (5E) sampai tujuh (7E). Siklus belajar 5E berdasarkan pengajaran yang dibangun oleh Biological Sciences Curriculum Study (BSCS) pada tahun 1989, terdiri atas lima fase yaitu Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration dan Evaluation. Sejak tahun 1980-an BSCS telah menggunakan model 5E sebagai inovasi sentral di sekolah dasar, menengah dan atas program biologi serta program sains terintegrasi.31 Pada tahun 2003 Arthur Eisenkraft mengembangkan learning cycle 5E menjadi learning cycle 7E. berdasarkan learning cycle 5E, learning cycle 7E dengan tambahan yang menekankan pada aktivasi pengetahuan dan transfer 28
John M. Echols and Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia an English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama). p. 352. 29 Ibid., h. 162 30 Susan Everett and Richard Moyer. Literacy in the Learning Cycle, Incorporating trade books helps plan inquiry-learning experiences. Methods and Strategies: Ideas and techniques to enhance your science teaching, 2014, p. 48, (www.teachersource.com). Diakses 18 Agustus 2015 10:15 31 Irma Rosa Indriyani, “Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 19, tidak dipublikasikan
16
belajar. Untuk alasan ini, learning cycle 7E diperpanjang oleh dua fase baru, yakni elicit dan extend.32 Dari beberapa uraian teori tentang learning cycle tersebut dapat dirumuskan menjadi sebuah kesimpulan sebagai pengertian learning cycle itu sendiri. Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang berdasarkan teori konstruktivisme yang didalamnya terdapat beberapa siklus atau tahapan pembelajaran. Pada awalnya tahapan tersebut terdiri dari eksplorasi, pengenalan konsep dan aplikasi konsep. Ketiga tahapan tersebut dikembangkan menjadi lima tahapan yang terdiri dari pembangkitan minat, eksplorasi, penjelasan, perluasan dan evaluasi. Namun kemudian, kelima tahapan tersebut dikembangkan lagi menjadi tujuh tahapan atau disebut juga learning cycle 7E yang terdiri dari elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa), engage (ide, rencana
pembelajaran
(menjelaskan),
dan
elaborate
pengalaman),
(menerapkan),
explore evaluate
(menyelidiki), (menilai)
dan
explain extend
(memperluas). b. Learning Cycle 7E Model pembelajaran learning cycle ini terus mengalami perkembangan hingga
pada
tahun
2003
Arthur
Eisenkraft
mengembangkan learning
cycle menjadi 7 tahapan atau lebih dikenal dengan istilah learning cycle 7E. Ketujuh tahapan yang diusulkan adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa untuk menerapkan learning cycle 7E pada pembelajaran dikelas. Guru dan siswa mempunyai peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus belajar. Penelitian tentang proses pembelajaran dan pengembangan kurikulum menuntut model learning cycle 5E perlu diperluas ke model learning cycle 7E. Perubahan ini tidak untuk menambah kompleksitas, melainkan untuk memastikan guru tidak menghilangkan unsur-unsur penting dalam proses pembelajaran model learning cycle. Learning cycle 5E yang meliputi unsur-unsur berikut: 32
Kuan-Jhen Huang,et al, Embedding mobile technology to outdoor natural science learning based on the 7E learning cycle, 2013, (http://sgraf.athabascau.ca). Diakses 18 Agustus 2014 10:30
17
pembangkitan minat (engage), eksplorasi (exploration), penjelasan (explain), memperluas (extend/elaboration), dan evaluasi (evaluation). Perubahan yang terjadi pada tahapan siklus belajar 5E menjadi 7E terjadi pada fase engage menjadi 2 tahapan yaitu elicit dan engage, sedangkan pada tahapan elaborate dan evaluate menjadi 3 tahapan yaitu menjadi elaborate, evaluate dan extend.33 Perubahan tahapan siklus belajar dari 5E menjadi 7E ditunjukan pada Gambar 2.1 berikut:
5E
7E Elicit
Engage Engage
Explore
Explore
Explain
Explain
Elaborate Elaborate Evaluate Evaluate Extend
Gambar 2.1. Bagan Perubahan 5E menjadi 7E34 Arthur Eisenkraft memberikan penjelasan setiap fase diatas sebagai berikut: 1. Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa) Fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran
33
Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A proposed 7E model emphasizes “transfer of learning”and the importance of eliciting prior understanding, National Science Teachers Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003, pp. 56-57. 34 Ibid.,p. 57.
18
siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperti kejadian seharihari yang secara umum memang terjadi. 2. Engage (ide, rencana pembelajaran dan pengalaman) Fase dimana siswa dan guru akan saling memberikan informasi dan pengalaman tetang pertanyaan-pertanyaan awal tadi, memberitahukan siswa tentang ide dan rencana pembelajaran sekaligus memotivasi siswa agar lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa. 3. Explore (menyelidiki) Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahanbahan pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya. 4. Explain (menjelaskan) Fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi. Kemudian dari definisi dan konsep yang telah ada didiskusikan sehingga pada akhirnya menuju konsep dan definisi yang lebih formal. 5. Elaborate (menerapkan) Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menjelaska definisi-definisi, konsep-konsep,
dan
keterampilan-keterampilan
pada
permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari. 6. Evaluate (menilai) Fase evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa terhadap
19
kemampuan dan keterampilannya untuk menilai tingkat pengetahuan atau kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya. 7. Extend (memperluas) Fase yang bertujuan untuk berpikir, mencari menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.35 c. Kelebihan Learning Cycle Implementasi learning cycle merupakan model pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu: 1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa. 2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi baru yang dimiliki siswa berasal dari interprestasi individu. 3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah. 4. Siswa dapat meningkatkan perbincangan ilmiah mereka, dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam kelas sains.36 Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri pelajar menjadi pengetauan fungsional yang setiap saat dapat diorganisasi oleh pelajar untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Dengan strategi learning cycle 7E diharapkan siswa mampu meningkatkan motivasi belajar karena pembelajar dilibatkan secara aktif dalam proses
35
Ibid., p. 57-59 Irma Rosa Indriyani. Op, cit., h. 24.
36
20
pembelajaran, membantu mengembangkan sikap ilmiah pembelajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. d. Kekurangan Learning Cycle Disamping memiliki kelebihan seperti yang diuraikan diatas, model pembelajaran learning cycle juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi diperkirakan sebagai berikut: 1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran. 2. Membutuhkan kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran 3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi. 4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana dan melaksanaan pembelajaran.37 4. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif berkenaan dengan kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) yang terdiri dari enam aspek, yakni:38 a.
Mengingat (C1) Mengingat merupakan proses pengambilan pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan faktual, prosedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberpa pengetahuan tersebut. Proses kognitif yang termasuk dalam kategori mengingat adalah mengenali dan mengingat kembali. 1) Mengenali atau mengidentifikasi, adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkan dengan informasi yang baru saja diterimanya. Contohdari tujuan pembelajaran mengenali adalah bisa berupa mengenali tanggal terjadinya peristiwa37
Ibid.,h. 25. Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 99-128 38
21
peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Tesnya bisa berupa “Benar atau salah: Sumpah Pemuda berlangsung pada tanggal 28 Oktober 1928.” 2) Mengingat kembali atau mengambil, adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka dan mengambil pengetahuan atau informasi tersebut ke memori kerja untuk diproses. Contoh tujuan pembelajaran dalam mengingat kembali adalah mengingat kembali operas perkalian bilangan. Tesnya bisa berupa “Berapakah jumlah dari 7x8?” b. Memahami (C2) Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru. Proses-proses kognitif yang termasuk memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan,
membandingkan
dan
menjelaskan. 1) Menafsirkan Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain, misalnya dari kata-kata menjadi kata-kata lain, dari kata-kata menjadi gambar, dari gambar menjadi kata-kata, dari kata-kata ke angka, dan lain sebagainya. Contoh tujuan pembelajarannya adalah menafsirkan namanama bilangan dalam kata-kata menjadi persamaan-persamaan matematika dalam lambing-lambang bilangan. Asesmennya ialah meminta siswa menuliskan sebuah persamaan matematika dari kalimat berikut: “Di kelas, jumlah siswa lelaki dua kali lipat dari jumlah siswa perempuan.” 2) Mencontohkan atau mengilustrasikan atau memberi contoh, merupakan proses identifikasi cirri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum dan mengunakan cirri-ciri untuk memilih atau membuat contoh. Dalam pembelajaran sains, contoh tujuan pembelajarannya dalah memberikan contoh tentang berbagai jenis senyawa kimia. 3) Mengklasifikasikan, mengkategorikan atau mengelompokkan, adalah proses kognitif yang terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori tertentu. Dalam pembelajaran sains, contoh tujuan pembelajarannya
22
adalah belajar mengklasifikasikan bahan-bahan yang termasuk dalam konduktor dan isolator. 4) Merangkum, menggeneralisasi atau mengabstraksi, adalah proses kognitif yang terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksi sebuah tema. Contoh tujuan pembelajaran merangkum dalam pembelajaran sains adalah belajar belajar merangkum pemikiran-pemikiran ilmuwan fisika. 5) Menyimpulkan, mengekstrapolasi, menginterpolasi atau memprediksi, adalah proses kognitif yang terjadi ketika siswa dapat mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati cirri-ciri setiap contohnya dan menarik ubungan di antara cirri-ciri tersebut. Contoh tujuan pembelajaran dari menyimpulkan adalah misalnya dalam pemebelajaran matematika, siswa dimina untuk menentukan persamaan x dan y jika diketahui x=1 dan y = 0; jika x =2 dan y = 3; x = 3 dan y = 8) 6) Membandingkan, mengontraskan, memetakan atau mencocokkan, adalah proses kognitif yang melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, ide, masalah atau situasi. Contoh tujuan pembelajarannya adalah meminta siswa membandingkan antara aliran listrik dengan aliran sistem lainnya (aliran air dalam pipa). 7) Menjelaskan atau membua model, adala proses kognitif yang berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem. Contoh tujuan pendidikan dari menjelaskan adalah menjelaskan cara kerja hukum-hukum fisika. c.
Mengaplikasikan (C3) Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua aspek kognitif, yakni mengeksekusi atau melaksanakan dan mengimplementasikan; 1) Mengeksekusi atau melaksanakan, adalah proses kognitif di mana siswa secara rutin menerapkan prosedur ketika menghadapi tugas yang sudah familiar. Contoh tujuan pembelajarannya adalah belajar menghitung nilai
23
variabel-variabel dengan notasi ilmiah, misalnya diketahui: massa jenis = Massa/Volum, kemudian siswa ditanya: berapa massa jenis benda yang massanya 18 kg dan volume 9 cm3? 2) Mengimplementasikan atau menggunakan, adalah kemampuan kognitif yang digunakan siswa ketika memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak familiar. Dalam mengimplemetasikan terjadi juga proses kognitif lain, yaitu memahami dan mencipta. Contoh tujuan pembelajaran nya adalah siswa diminta menggunakan metode penelitian yang paling efektif dan efisien untuk menjawab sebuah pertanyaan penelitian. d. Menganalisis (C4) Menganalisis adalah proses memecah-mecah materi menjadi bagianbagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara setiap bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi
dan
mengatribusikan.
Tujuan
pembelajaran
pada
saat
menganalisis diantaraya adalah: membedakan fakta dan opini, menghubungkan kesimpulan dengn pernyataan-pernyataan pendukung,membedakan ide-ide pokok dari ide-ide turunannya, menentukan tema-tema atau puisi-puisi, menentukan tujuan-tujuan pengarang, membedakan materi yang relevan dari yang tidak relevan, menghubungkan ide-ide, mengungkap asumsi yang tidak dikatakan dalam perkataan. 1) Membedakan, melibatkan proses memilah-milah bagian yang relevam atau penting dari sebuah struktur. Nama lain membedakan adalah menyendirikan, memilah, memfokuskan dan memilih. Contoh tujuan pembelajaran dalam sains adalah menentukan tahap-tahap pokok dalam tulisan tentang cara kerja sesuatu. Tugasnya adalah meminta siswa membaca satu bab buku yang menggambarkan proses terjadinya petir dan kemudian meminta mereka untuk merinci proses tersebut menjadi tahap-tahapan pokok. 2) Mengorganisasi, adalah proses siswa membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antarpotongan informasi. Contoh tujuan pembelajaran dalam
sains
adalah
belajar
menganalisis
laporan-laporan
penelitian
24
berdasarakan empat poin, yaitu hipotesis, metode, data dan kesimpulan. Tugas asesmennya adalah meminta siswa membuat garis besar tentang laporan penelitian yang diberikan guru. 3) Mengatribusikan atau mendekontruksi, terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, nilai atau tujuan di balik komunikasi. Contoh tujuan dalam pembelajaran sains adalah belajar menentukan sudut pandang esai mengenai topic yang kontroversial. Tugas asesmennya meminta siswa menentukan apakah esai tentang aktivitas belajar manusia ditulis oleh psikolog behavioris atau kognitif. e.
Mengevaluasi (C5) Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Kategori mengevaluasi mencakup prosesproses kognitif memeriksa dan mengkritik. 1) Memeriksa, adalah proses melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk. Contoh tujuan pembelajarannya dalam sains adalah siswa belajar menentukan apakah kesimpulan seorang ilmuwan sesuai dengan data-data observasinya atau tidak. Tugas asesmennya adalah meminta siswa membaca sebuah laporan tentang eksperimen kimia dan menentukan apakah kesimpulannya sesuai dengan hasil-hasil eksperimen atau tidak. 2) Mengkritik atau menilai, adalah proses melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Contoh tujuan pendidikannya adalah belajar mengevaluasi alasan suatu hipotesis, misalnya hipotesis yang menyatakan buat strauberi bisa tumbuh hingga sangat besar karena suatu rasi bintang tertentu. f.
Mencipta (C6) Menciptamelibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah
keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta adalah meminta siswa untuk membuat produk baru dengan mengorganisasikan kembali sejumlah elemen atau sebagian menjadi suatu pola
25
atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Proses-proses kognitif yang termasuk dalam kategori mencipta adalah merumuskan, merencanakan dan memproduksi. 1) Merumuskan atau membuat hipotesis, adalah proses menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kirteria tertentu. Tujuan pembelajarannya adalah belajar menentukan hipotesis untuk menjelaskan fenomena yang terjadi. Tugas asesmennya adalah meminta siswa untuk mengumpulkan hipotesis sebanyak-banyaknya mengapa buah strauberi besar. 2) Merencanakan atau mendesain, adalah mempraktikan langkah-langkah untuk menciptakan solusi yang nyata bagi suatu masalah. Tujuan pembelajarannya adalah belajar mendesain penelitin untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Contoh tugasnya adalah meminta siswa manentukan tiga faktor yang mempengaruhi ayunan pendulum. 3) Memproduksi atau mengkontruksi, adalah proses melaksanakan rencana untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi spesifikasi-spesifikasi tertentu. Contoh tujuan pembelajarannya adalah belajar merancang habiat untuk spesies-spesies atau tujuan-tujuan tertentu. Contoh tugasnya adalah belajar merancang tempat tinggal manusia di luar angkasa. 5. Gerak Lurus Konsep-konep fisika yang akan dipelajari dalam kinematika gerak lurus secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut: Kinematika Gerak Lurus
GLB
GLBB
V = tetap
a = tetap
V = s/t S = so + vt
Dipercepat V = vo + a . t S = vo. t + ½. a . t2 V2 = + 2.a . s
Diperlambat V = vo - a . t S = vo. t - ½. a . t2 V2 = - 2.a . s
Gambar 2.2. Peta Konsep Kinematika Gerak
26
a.
Materi Konsep GLB dan GLBB
1. GLB (Gerak Lurus Beraturan) Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Karena kecepatan merupakan besaran vector maka tidak berubahnya kecepatan berakibat pada arah maupun besarnya tetap. Kecepatan konstan artinya besar dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Pada Gerak Lurus Beraturan: kecepatan dapat diganti kelajuan dan perpindahan dapat diganti dengan jarak.39 1) Jarak dan Perpindahan Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dihitung dari kedudukan kedudukan awal dan kedudukan akhirnya.40 Seperti halnya ada sebuah benda yang sedang melakukan gerak lurus, seperti ditunjukan pada Gambar 2.3 berikut: b
c Jarak = a – b – c Jarak = a – b – c Perpindahan Perpindahan == aa -- cc
a
Gambar 2.3. Jarak dan Perpindahan 2) Kelajuan dan Kecepatan Kelajuan adalah besaran yang tidak tergantung pada arah, sehingga kelajuan merupakan besaran sekalar. Kelajuan selalu bernilai positif. Misalkan mobil bergerak 70 km.jam-1, maka dikatakan mobil bergerak dengan kelajuan 70
39
Ahmad Zaelani, dkk., Fisika Untuk SMA/MA, (Bandung: YRAMA WIDYA, 2012), Cet. XIII, h. 35. 40 Puji Dwiyantoro, Fisika itu Mudah dan Menyenangkan, (Jakarta: Cerdas Interaktif, 2012), h. 19.
27
km.jam-1 bukan kecepatannya. Alat yang digunakan untuk mengukur kelajuan adalah spidometer.41 Dengan kata lain kecepatan adalah besaran yang tergantung pada arah, sehingga kecepatan merupakan besaran vektor. Alat untuk mengukur kecepatan adalah velocitometer.42 Apabila kecepatan, kelajuan dinyatakan dengan (v), perpindahan, jarak dinyatakan (s) dan waktu tempuh (t) secara matematis dirumuskan: …………………………... 2.1 Keterangan: v = kecepatan, kelajuan (m.s-1) s = perpindahan, jarak (m) t = waktu tempuh (s) a) Kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata Laju meyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan dalam suatu selang waktu tertentu. Jika sebuah mobil menempuh 240 km dalam 3 jam, kita katakan bahwa laju rata-rata sebuah benda didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasanya dibagi waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut: 43 Laju rata-rata =
………………… 2.2
Jadi, kelajuan rata-rata adalah hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktu tempuh.44 Laju adalah sebuah bilangan positif, dengan satuan. Kecepatan adalah sebuah vektor. Perbedaan lainya laju dengan kecepatan yaitu, kecepatan rata-rata didefinisikan dalam hubunganya dengan perpindahan, dan bukan dalam jarak total yang ditempuh:45 Kecepatan rata-rata = 41
Ahmad Zaelani.,Op. Cit. h. 34 Ibid, h. 34. 43 Giancoli, Fisika Jilid I. (Jakarta: Erlangga,2001), cet ke-5, h. 25. 44 Ahmad Zaelani., Op. Cit. h. 34 45 Giancoli.,Op. Cit. h. 25. 42
……………. 2.3
28
b) Kelajuan sesaat dan kecepatan sesaat Jika kita sedang mengendarai suatu kendaraan sepanjang lintasan lurus sejauh 150 km dalam waktu 2 jam maka kecepatan rata-rata perjalanan kita 75 km/jam. Walaupun demikian, tidak mungkin anda mengendarai mobil tersebut tepat 75 km.jam-1 setiap saat. Terkadang 70 km.jam-1 atau disaat lain 70 km.jam-1 jadi selalu berubah-ubah. Untuk menangani ini kita perlu konsep kecepetan sesaat, yang merupakan kecepatan pada suatu waktu. (kecepatan inilah yang seharusnya ditunjukan speedometer).46 Dengan demikian terlihat bahwa besarnya kecepatan sesaat sama dengan laju sesaat. …………………………... 2.4 Dibaca, limit
dengan selang waktu
mendekati nol.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) GLBB didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang lintasanya berupa garis lurus dengan percepatan tetap. Percepatan tetap artinya besar dan arah percepatanya tetap.47 Misalnya sepeda motor berubah baik besar maupun arahnya ataupun keduanya. Dikatakan bahwa benda mengalami percepatan. Pada suatu ketika jalannya diperlambat pada saat direm atau gasnya diturunkan dan dipercepat pada saat gasnya dinaikkan. pergerakan seperti ini disebut sebagai Gerak Berubah Beraturan (GBB). Seperti halnya gerak lurus beraturan, didalam kajian GLBB dapat anda analisis dengan menggunakan ticker timer. 1) Percepatan Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut bergerak dengan kecepatan berubah dalam selang waktu tertentu. Misalnya, ada sepeda yang bergerak menuruni sebuah bukit memiliki suatu kecepatan yang semakin lama semakin bertambah selama geraknya. Gerak sepeda tersebut dikatakan dipercepat. Jadi percepatan adalah kecepatan tiap satuan waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. 46
Agus Taranggono, Sains Fisika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), h. 62. Ahmad Zaelani., Op. Cit. h. 36.
47
29
…………………………. 2.5 Keterangan: a = percepatan (m.s-2) v = kecepatan (m.s-1) t = waktu (s) a) Percepatan rata-rata Percepatan rata-rata memiliki nilai dan arah. Percepatan rata-rata dapat dituliskan sebagai berikut.48
Keterangan: v = perubahan kecepatan (m.s-1) t = perubahan waktu (s) a = percepatan rata-rata (m.s-2) b) Percepatan sesaat Percepatan sesaat (a) dapat didefinisikan dengan analogi terhadap kecepatan sesaat, untuk suatu saat tertentu:49 ………………………. 2.7 2) Perlambatan Mungkinkah seorang mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang terus bertambah tanpa ada batasnya? Bagaimana jika seorang itu sudah mendekati tempat tujuan dan sesampainya ditempat tujuan? Sudah tentu kecepatan kendaraanya akan dikurangi dan sesampainya di tempat tujuan ia akan berhenti. Gerak mengurangi kecepatan ini disebut perlambatan. Perlambatan sama dengan percepatan yang bertanda negatif. Persamaan-persamaan yang digunakan pun sama dengan percepatan.50
48
Agus Tranggono dan Hari Subagya, Sains Fisika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h.
64. 49
Giancoli.,Op. Cit. h. 28. Agus Tranggono dan Hari Subagya, Sains Fisik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h.
50
67.
30
B. Penelitian Relevan 1. Binti Ni‟matul Khoir, Purbo Suwasono, dan Sumarjono (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap Prestasi Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 7 Malang". Menyatakan bahwa hasil analisis uji-t pada data pretest didapatkan nilai thitung = 1,903 < 2 (ttabel ). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran learning cycle 7E dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran direct instruction sama.51 2. Erni Febriana, Wartono, dan Asim (2014), dalam penilitiannya yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Disertai Resitasi terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN 3 Malang”. Dari penelitiannya taraf signifikansi 0,05 dan db 58 diperoleh nilai thitung = 6,280 > 2,002 maka ada perbedaan prestasi belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran learning cycle 7E disertai resitasi dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.52 3. Siti Mu‟ammaroh, Herlina Fitrihidayati, dan Yuni Sri Rahayu (2013), penilitiannya yang berjudul “Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Materi Pemerolehan Nutrisi Tumbuhan SMP Kelas VIII”, dari penelitiannya diperoleh hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa 1) LKS yang dihasilkan layak digunakan, 2) Hasil kelayakan validasi LKS sebesar 89% dengan kategori sangat layak, 3) Respon siswa sebesar 89,53% dengan kategori sangat baik.53 4. Wawan Sutrisno, Sri Dwiastuti, dan Puguh Karyanto (2013), yang berjudul “Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi”, menyatakan bahwa teknik analisis data menggunakan 51
Binti Ni‟matul Khoir, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap Prestasi Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 7 Malang, Jurnal Pillar of Physics Education, 2014, h. 1. 52 Erni Febriana, dkk, Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Disertai Resitasi terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN 3 Malang, Jurnal Universitas Negri malang, 2014, h. 1. 53 Siti Mu‟ammaroh, dkk, Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Materi Pemerolehan Nutrisi Tumbuhan SMP Kelas VIII, Jurnal Universitas Negeri malang, Jurnal BioEdu 2013, h. 1.
31
uji-t. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai sig. (α) = 0,039. Oleh karena nilai sig. (α) < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan penerapan model learning cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun 2011/2012.54 C. Kerangka Berpikir Fisika adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman baik secara kualitatif maupun kuantitatif tentang berbagai gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan inti harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk kemampuan siswa, terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan siswa. Salah satu kemampuan peserta didik yang harus dikembangkan adalah kemampuan kognitif. Meskipun telah menjadi tuntutan Undang-undang, tetapi kemampuan kognitif siswa di Indonesia belum maksimal. Hal ini bisa dilihat dari data TIMSS yang menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif siswa di Indonesia masih rendah. Rendahnya kemampuan kognitif siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran tersebut terdapat upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar, yang menunjukkan usaha siswa mempelajari materi ajar sebagai akibat perlakuan guru. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan adalah proses pembelajaran di sekolah.. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMPN 21 Tangerang Selatan, kurikulum yang digunakan adalah KTSP. Diperoleh informasi bahwa pada tahun ajaran 2015/2016. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran fisika sebesar 70. Akan tetapi pada konsep gerak lurus, siswa memperoleh nilai rata-rata 50. Hal ini menunjukan bahwa nilai rata-rata siswa masih di bawah KKM yaitu 70. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa
54
Wawan Sutrisno, dkk, Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Universitas sebelas maret, 2013, h. 1.
32
faktor yang menpengaruhi tercapainya hasil belajar yang baik, diantaranya adalah pendekatan, model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, maka guru harus mampu memilah dan memilih pendekatan, model atau metode apa yang paling tepat dalam pembelajaran fisika. Faktanya pembelajran fisika hanya mengutamakan penguasaan pemahaman konsep dan fakta belaka, sementara kemampuan yang berupa keterampilan siswa melakukan proses sains dan memecahkan masalah sains dalam kehidupan seharihari tidak ada.Untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep dan melakukan perhitungan, guru dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat mewujudkan keteraturan dalam pembelajaran dan berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam mengkontruksi pengetahuan. Salah satu model yang mengkontruksi pngetahuan adalah model Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Dalam model pembelajaran Learning Cycle 7E memiliki kelebihan antara lain merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya, memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa ingin tahu siswa, melatih siswa belajar menemukan konsep melalui eksperimen, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari. Karakteristik materi gerak lurus merupakan materi yang cenderung sulit.Karena pada materi tersebut banyak bersifat konsep dan rumus. Sehingga untuk memahami materi tersebut dalam proses pembelajaran guru diharapkan tidak hanya menggunakan metode ceramah supaya siswa dapat melakukan pengamatan secara langsung baik secara visual melaui media pembelajaran maupun melalui alat peraga dan bahan ajar maupun penuntun praktikumseperti LKS yang mudah untuk dipahami yang memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa dan mengkonstruk pemahamannya sendiri. Dalam proses
33
pembelajaran guru harus mampu menggunakan strategi yang memudahkan siswa dalam memahami konsep tersebut. Sehingga siswa mampu memahami materi tersebut dengan baik. Oleh karena itu, penggunaan model Learning Cycle 7E berbantukan LKS diharapkan mampu menjadi alternatif dalam pembelajaran pada konsep gerak lurus sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Model pembelajaran Learning Cycle 7E belum banyak digunakan oleh guru-guru di Indonesia saat ini. Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin menggunakan model Learning Cycle 7E berbantukan LKS agar siswa mampu mengungkapkan dan menemukan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai ilmiah didalam pembelajaran fisika. Sehingga pembelajaran fisika menjadi lebih bermakna dan siswa dapat menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya.Selain itu juga diharapkan melalui model Learning Cycle 7E berbantukan LKS mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa.Hal ini dapat diperjelas dengan skema kerangka berpikir pada Gambar 2.4 di bawah ini: Kemampuan kognitif rendah 1.
Kemampuan kognitif siswa masih rendah.
2.
Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran fisika konsep gerak lurus masih rendah, yaitu 50 (di bawah nilai KKM mata pelajaran fisika sebesar 70).
3.
Rendahnya kualitas proses pembelajaran terhadap pelajaran fisika memberikan dampak terhadap rendahnya kemampuan kognitif siswa.
4.
Materi gerak lurus merupakan materi yang cenderung sulit. Karena pada materi tersebut banyak bersifat konsep dan rumus.
Model learning cycle 7E LKS Pembelajaran bepusat pada siswa sehingga siswa aktif dalam pembelajaran
Siswa mendapatkan pengalaman langsung
Kemampuan kognitif siswa meningkat
Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berpikir
34
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: H0: Tidak terdapat pengaruh Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif sisiwa pada konsep gerak lurus. H1: Terdapat pengaruh Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif sisiwa pada konsep gerak lurus.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 21 Jalan Raya Angsana Timur 1 Kelurahan Pamulang Timur Kecamatan Pamulang-Tangerang Selatan, di kelas 7 pada bulan Maret 2016 tahun ajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Eksperimen semu yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol,tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luaryang mempengaruhi eksperimen.55 C. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group. Dalam desain ini, subjek kelompok tidak dilakukan secara acak dan kedua kelompok akan diberi perlakuan dengan pembelajaran yang berbeda. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:56 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Eksperimen Kontrol
Pretest Y1 Y1
Perlakuan XA XB
Posttest Y2 Y2
Keterangan: XA : Perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS XB : Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol pembelajaran tidak menggunakan Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS Y1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan Y2 : Tesakhir (posttest) setelah perlakuan 55
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta, 2008), h. 114. 56 Sugiyono, Op.cit, h. 116.
35
36
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari objek, orang atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.57 Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS dan variabel terikat kemampuan kognitif siswa. E. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti, populasi dapat dibedakan antara populasi sampling dan populasi sasaran58. Populasi sampling dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 21 Tangerang Selatan, populasi sasarannya adalah seluruh kelas 7 yang terdaftar sebanyak 225 siswa pada semester genap pada tahun ajaran 2015/2016. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi tersebut.59 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 7.6 sebagai kelas eksperimen dan kelas 7.5 sebagai kelas kontrol. F. Teknik Pengambilan Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau melalui teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.60 Diambil dua kelas untuk dijadikan sampel, satu sebagai kelas eksperimen 35 siswa yang akan diajarkan dengan Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS dan satu sebagai kelas kontrol 35 siswa yang tidak menggunakan Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS.
57
Sugiyono, Op. cit., h. 61. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: KencanaPrenada Media Grup, 2009), h. 90-100. 59 Sugiyono, Op Cit., h. 118. 60 Ibid.,h. 124. 58
37
G. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah data tes dan non tes. Data tes berupa hasil belajar fisika yang diperoleh melalui tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pretest adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS. Posttest adalah tes kemampuan kognitif sesudah pemberian perlakuan berupa penggunaan Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS. Data non tes berupa angket untuk mengetahui respon siswa dalam penelitian ini, yaitu respon siswa terhadap penggunaan Model pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS dalam pembelajaran fisika. H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu penelitian berupa pertanyaan yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.61Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes dan nontes.
1. Instrumen Tes Instrumen yang akan digunakan adalah tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal terdiri 4 pilihan jawaban. Tes ini disusun berdasarkan pada indikator yang hendak dicapai. Instrumen ini mencakup ranah kognitif pada aspek mengingat (C1) sampai analisis (C4). Tes ini dilakukan dua kali yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Adapun kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 192.
38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Indikator Menjelaskan pengertian gerak Membedakan pengertian perpindahan dan jarak Mengidentifikasi Kecepatan dan kelajuan Menyatakan Konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
C1
Jenjang Kognitif C2 C3
1, 3*
2*, 4 5, 6
17*,18*, 19*, 20
31*
6
15%
6
15%
21*
5
12,5 %
22, 23*, 24*, 25, 26, 27
6
15%
4
10%
4
10%
5
12,5 %
7*, 8, 9, 10
35*
Mengemukakan konsep GLBB diperlambat 36*,37 dalam kehidupan * sehari-hari
% Soal 10%
13,1 4
28,29*,3 0
Menghitung GLBB diperlambat beraturan
ΣSoa l 4
11*,12, 15,16
Menyelidiki GLBB dipercepat beraturan Menyatakan konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari
C4
32*, 33*, 34
38*,39*, 40*
Peraentase soal
12,5%
35%
40%
12,5 %
Jumlah soal
5
14
16
5
100%
Keterangan : * = butir soal yang valid
Soal dan jawaban instrumen dapat dilihat pada lampiran 1B. 2. Instrumen Nontes Instrumen nontes berupa lembar angket respon siswa terhadap pembelajaran fisika menggunakan Model
pembelajaran Learning Cycle 7E
berbantuan LKS. Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa mengenai penerapan Model pembelajaran Learning
39
Cycle 7E berbantuan LKS dalam proses pembelajaran fisika pada konsep gerak lurus. Angket yang digunakan terdiri dari 5 skala dengan pilihan, STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), C (cukup), S (setuju), SS (sangat setuju).Adapun kisi-kisi instrumen nontes angket respon siswa pada Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa Model Pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS Butir Butir No Indikator Angket pernyataan Pernyataan Jumlah positif (+) negatif (-) Implementasi Model 1 pembelajaran Learning Cycle 1,3, 8, 10 2, 4, 5, 7, 8 . 7E berbantuan LKS pada pembelajaran fisika Pembelajaran fisika sebelum 2 menggunakan Model 6, 9, 14 12, 13, 11 6 . pembelajaran Learning Cycle 7E berbantuan LKS Jumlah 7 7 14 Lembar angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran 5B. I. Kalibrasi Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk memenuhi kriteria kelayakan atau kualitas instrumen. 1. Kalibrasi Instrumen Tes Sebelum
diberikan
kepada
sampel,
instrumentes
terlebih
dahulu
diujicobakan pada siswa kelas 8 SMPN 21 Tangerang Selatan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal. Dimana soal tersebut harus memiliki empat kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian:
40
a. Uji Validitas Setiap instrumen penelitian harus valid atau sahih. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.62 Pengujian validitas instrumen tes dilakukan pada setiap butir soal menggunakan teknik analisis point biserial yang dinyatakan dengan persamaan berikut ini:63 √
......................... (1)
Keterangan : rpbi Mp
= Koefisien korelasi point biserial = Mean skor dari tes yang menjawab benar item yang dicari korelasinya dengan tes. = Mean skor total = Standar deviasi dari skor total = Proporsi tes yang menjawab benar terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. = Proporsi tes yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
Mt St p q
Adapun kriteria interpretasi koefisien korelasi nilai r dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut:64 Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Tingkat No. Koefisien Hubungan 1. 0,80 – 1,00 Sangat tinggi 2. 0,60 – 0,79 Tinggi 3. 0,40 – 0,59 Cukup 4. 0,20 – 0,39 Rendah 5. 0,00 – 0,19 Sangat rendah
62
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet.9, h.65 63
Ibid, h. 79. Ibid, h.75
64
41
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Statistik Butir Soal Jumlah Soal 40 Jumlah Siswa 40 2, 3, 7, 11, 17, 18, 19, 21, 23, 24, Nomor Soal Valid 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Jumlah Soal Valid 20 Persentase (%) 50% Berdasarkan Tabel 3.5 di atas terlihat bahwa dari 40 soal yang diujikan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid setelah diuji validitasnya. Pengolahan hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 2B. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran.65Suatu instrumen memiliki tingkat realibilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Kuder – Richardson yaitu rumus K – R 20, adalah sebagai berikut:66 2 n S pq .............(2) r11 S2 n 1
Keterangan: r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = Proporsi subjek yang menjawab item salah q 1 p q Σ pq = Jumlah hasil perkalian p dan q n = Banyaknya item s = Standar deviasi dari tes
Kriteria interpretasi indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:67
65
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Peneitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cetakan ke-6, hal. 229. 66 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h.100. 67 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cetakan ke10, h. 196.
42
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas 0,81 r11 1,00 Sangat Tinggi 0,61 r11 0,80 Tinggi 0,41 r11 0,60 Cukup 0,21 r11 0,40 Rendah 0,00 r11 0,20 Sangat Rendah Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik Butir Soal r11 0,67 Kesimpulan Reliabilitas Tinggi Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, terlihat bahwa hasil uji reliabilitas instrument tes yang didapat sebesar 0,67 dan termasuk dalam kriteria tinggi. Pengolahan hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 2B. c. Taraf Kesukaran Indeks kesukaran menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 samapai dengan 1,0. Indeks kesukaran menunjukan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukan soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukan bahwa soal terlalu mudah. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:68
Keterangan: P = Tingkat kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab benar pada butir soal yang diukur JS = Jumlah seluruh peserta tes
68
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 207.
43
Penentuan kriteria derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada Tabel 3.8 berikut ini:69 Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesukaran Rentang nilai P Kategori Sukar Sedang Mudah Hasil perhitungan tingkat kesukaran seperti pada Tabel 3.9 di bawah ini. Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Butir Soal Kriteria Soal Jumlah Soal Persentase Mudah 7 17,5 % Sedang 19 47,5 % Sukar 14 35 % Jumlah 40 100% Berdasarkan Tabel 3.9 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji taraf kesukaran soal menunjukan kriteria sedang lebih banyak yaitu 19 soal (47,5 %), kriteria sukar sebanyak 14 soal (35%), dan 7 soal (17,5%) termasuk dalam kriteria mudah.Pengolahan hasil uji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 2B. d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:70 = PA - PB ...................... (4) Keterangan: DP = Daya Pembeda BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar pada butir soal yang diukur BB = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab salah pada butir soal yang diukur 69
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-13. h. 137. 70 Suharsimi Arikunto, Op. cit, h. 211
44
JA JB PA
= Banyak peserta kelompok atas = Banyak peserta kelompok bawah = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
=
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Penentuan kriteria daya pembeda soal didasarkan pada Tabel 3.10 berikut ini:71 Tabel 3.10 Kategori Daya Pembeda Rentang nilai DP Kategori Bernilai negatif Drop Buruk Cukup Baik Baik sekali Hasil uji daya pembeda instrumen pada Tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Butir Soal Kriteria Soal Jumlah Soal Persentase Drop 13 32,5 % Buruk 2 5% Cukup 4 10 % Baik 10 25 % Baik Sekali 11 27,5 % Jumlah 40 100% Berdasarkan Tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa hasil uji daya pembeda soal menunjukan kriteria drop lebih banyak dibandingkan dengan kriteria lainya, yaitu sebanyak 13 soal (32,5 %) Untuk kriteria buruk hanya terdapat 2 soal (5 %), 4 soal (10 %) termasuk kriteria cukup, 10 soal (25 %) termasuk dalam kriteria baik, dan 11 soal (27,5 %) termasuk kriteriabaiksekali.Untuk lebih jelasnya hasil uji daya pembeda insrumen tes kemampuan menganalisis dapat dilihat pada lampiran 2B.
71
Ibid, h. 218
45
J. Teknik Analisis Data Tes Analisis data bertujuan untuk memperoleh makna dari data tes yang telah terkumpul. Teknik analisis datates terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji analisis. 1. Prasyarat Analisis Data Sebelum melakukan uji analisis yang berupa uji hipotesis, maka dilakukan beberapa uji prasyarat analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. uji prasyarat analisis ini mempersyaratkan dua uji yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas data pretest maupun posttest yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan uji Chi-quadrat dengan langkah perhitungan sebagai berikut:72 1) Mencari skor terbesar dan terkecil. 2) Mencari nilai rentangan (R) R= skor terbesar-skor terkecil 3) Mencari banyaknya kelas (BK) (Rumus Sturgess) 4) Mencari nilai panjang kelas (i)
5) Membuat daftar frekuensi observasi 6) Mencari rata-rata (mean) ∑ 7) Menentukan simpangan baku (standard deviasi)
72
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet, 7, h. 121-124.
46
√
∑
∑
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5. b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
c) Mencari luas 0–Z dari tabel kurva normal dari 0–Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas. d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda padabaris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 9) Mencari chi-kuadrat hitung (
) ∑
10) Membandingkan
dengan
untuk
(dk) = n-1, dengan kriteria: Jika Jika
≥
artinya distribusi data tidak normal ,artinya distribusi data normal
dan derajat kebebasan
47
b. Uji Homogenitas Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji kehomogenitasannya. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:73
Dimana:
S2 =
∑
∑
Membandingkan Fhitung dengan nilai Ftabel untuk
dan derajat
kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika Fhitung ≤ Ftabelyang berarti varians kedua populasi homogen. 2) Jika Fhitung ≥ Ftabelyang berarti varians kedua populasi tidak homogen. 2. Analisis Data Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka data akan terbagi menjadi beberapa kondisi, diantaranya adalah data yang terdistribusi normal dan homogen, serta data yang terdistribusi normal dan tidak homogen. Selanjutnya, data ini akan dianalisis dengan uji hipotesis, yaitu uji-t. Prinsip uji-t adalah membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok. Data yang terdistribusi normal dan homogen menggunakan perhitungan statistik yang berbeda dengan data yang terdistribusi normal dan tidak homogen. a. Data terdistribusi normal dan homogen Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:74
√
73
M. Subhana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 161. Ibid,. h. 161-163
74
48
dimana : √ Keterangan: ̅ : rata-rata skor kelompok eksperimen ̅ : rata-rata skor kelompok kontrol Sg : varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol) S12 : varians kelompok eksperimen S22 : varians kelompok kontrol n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol Adapun langkah-langkah uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji - t sebagai berikut: 1) Mengajukan hipotesis Uji kesamaan dua rata-rata hasil pretest H0 :Tidak ada pengaruh yang signifikan LKS berbasis Cycle 7Eterhadap hasil belajar. H1: Ada pengaruh yang signifikan LKS berbasis Cycle 7E terhadap hasil belajar. 2) Menghitung nilai thitung dengan rumus uji - t 3) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) 4) Menentukan nilai ttabel dengan α = 0,05 5) Menguji hipotesis Jikattabel thitung ttabel, maka Ho diterimapada tingkat kepercayaan 0,95. Jika thitung<-ttabel atau thitung> ttabel,maka H1 diterima pada tingkat kepercayaan0,95. b. Data terdistribusi normal dan tidak homogen Untuk data yang terdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:75
75
Sugiyono, Op. Cit, h. 273
49
√ Keterangan: ̅ : rata-rata skor kelompok eksperimen ̅ : rata-rata skor kelompok kontrol S12 : varians kelompok eksperimen 2 S2 : varians kelompok kontrol n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol Penentuan kategori uji hipotetsis berdasarkan uji t didasarkan pada Tabel 3.13 berikut: Tabel 3.12Kriteria Nilai t Rentang Nilai Kategori t thitung> ttabel H1 diterima dan H0 ditolak thitung< thitung H0 diterima dan H1 ditolak K. Analisis Data Non tes Analisis data instrumen non tes pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif. Instrumen non tes berupa angket ini memiliki pernyataan yang terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket berskala 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif jawaban. Untuk nilai pernyataan positif dan negatif, dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut ini :76 Tabel. 3.13Nilai Pernyataan Positif dan Negatif No. Pernyataan Positif Negatif 1 Sangat tidak setuju (STS) 1 5 2 Tidak setuju (TS) 2 4 3 Cukup (C) 3 3 4 Setuju (S) 4 2 5 Sangat Setuju (SS) 5 1
76
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 284-285.
50
Selanjutnya, data dari angket diolah secara kualitatif menggunakan rumus:
Keterangan: P F N
: Persentase respon siswa : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya : Jumlah responden Penentuan kriteria interval data non tes didasarkan pada Tabel 3.15
sebagai berikut:77 Tabel 3.14Kriteria Interval Interval (%) Kriteria 81-100% Baik sekali 61-80% Baik 41-60% Cukup 21-40% Kurang 0-20% Sangat kurang L. Hipotesis Statistik Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Keterangan: = hipotesis
nol,
tidak ada pengaruh model Leaening Cycle 7E
berbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep gerak lurus. =hipotesisalternatif, terdapat pengaruh model Leaening Cycle 7E berbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep gerak lurus. = nilai t berdasarkan perhitungan = nilai t berdasarkan t tabel
77
Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada subbab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum dari data penelitian yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest, posttest dan data respon siswa terhadap model learning cycle 7E berbantuan LKS dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 1.
Hasil Pretest Hasil yang diperoleh pada pretest oleh siswa kelas 7.5 sebagai kelas kontrol
dan siswa kelas 7.6 sebagai kelas eksperimen. Berikut hasil ditribusi frekuensi pretest kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Kelas Interval Kelas Kelas Kontrol Eksperimen 20-30 6 7 31-41 6 8 42-52 4 10 53-63 11 4 64-74 5 2 75-85 3 4 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.1 di atas terdapat pada lampiran 1C. Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa terdapat 7 siswa (20%) di kelas kontrol yang mendapatkan nilai antara 20-30, sementara di kelas eksperimen terdapat 6 siswa (17,14%). Selanjutnya, terdapat 8 siswa (22,85%) di kelas kontrol dan 6 siswa (17,14%) di kelas eksperimen yang mendapatkan nilai antara 31-41. Pada interval 42-52, terdapat 10 siswa (28,57%) di kelas kontrol dan 14 siswa (11,42%) di kelas eksperimen. Jumlah siswa yang memperoleh nilai pada interval 53-63 di kelas kontrol sebanyak 4 siswa (11,42%) dan di kelas
51
52
eksperimen terdapat 11 siswa (31,42%). Terdapat 2 siswa (5,71%) dari kelas kontrol memperoleh nilai 64-74, sementara di kelas eksperimen terdapat 5 siswa (14,28%). Pada interval terakhir yaitu 75-85 untuk hasil pretest, terdapat 4 siswa (11,42%) di kelas kontrol dan 3 siswa (8,57%) di kelas eksperimen. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan Dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Kelas Penyebaran Kontrol Eksperimen Data Nilai terendah 20,00 20,00 Nilai tertinggi 85,00 85,00 Rata-rata 47,85 50,71 Median 45,00 55,00 Modus 30,00 55,00 Standar deviasi 17,27 16,27 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.2 di atas terdapat pada lampiran 1C. Berdasarkan Tabel 4.2 diatas terlihat bahwa terdapat kesamaan kelas kontrol dan eksperimen dari nilai terendah dan niali tertinggi sebesar 20,00, dan 85,00. Tapi Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar yaitu 50,71 dibandingkan kelas kontrol sebesar 47,85. Median atau nilai tengah yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 45,00 sementara kelas eksperimen 55,00. Adapun nilai yang sering muncul atau modus kelas kontrol yaitu 30,00 sedangkan modus di kelas eksperimen 55,00. Standar deviasi yang diperoleh dari hasil perhitungan untuk kelas kontrol sebesar 17,27 sementara untuk kelas eksperimen sebesar 16,27. 2. Hasil Posttest Hasil yang diperoleh pada posttest oleh siswa 7.5 sebagai kelaskontrol dan siswa kelas 7.6 sebagai kelas eksperimen. Berikut hasil posttest kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini:
53
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Interval Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 25-36 1 2 37-48 2 5 49-60 8 6 61-72 8 10 73-84 5 7 85-96 11 5 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.3 di atas terdapat pada lampiran 2C. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa terdapat 2 siswa (5,71%) di kelas kontrol yang mendapatkan nilai antara 20-30, sementara di kelas eksperimen terdapat 1 siswa (2,85%). Selanjutnya, terdapat 5 siswa (14,28%) di kelas kontrol dan 0% di kelas eksperimen yang mendapatkan nilai antara 31-41. Pada interval 42-52, terdapat 6 siswa (17,14%) di kelas kontrol dan 3siswa (8,57%) di kelas eksperimen. Jumlah siswa yang memperoleh nilai pada interval 53-63 di kelas kontrol sebanyak 10 siswa (28,57%) dan di kelas eksperimen terdapat 7 siswa (20%). Terdapat 7 siswa (20%) dari kelas kontrol memperoleh nilai 64-74, sementara di kelas eksperimen terdapat 8 siswa (22,85%). Pada interval terakhir yaitu 75-85 untuk hasil pretest, terdapat 5 siswa (14,28%) di kelas kontrol dan 8 siswa (22,85%) di kelas eksperimen. Pada rentang 86-96 terlihat perbedaan yang cukup besar, dimana yang mendapatkan nilai pada rentang tersebut untuk kelas kontrol tidak ada, sementara untuk kelas eksperimen sebanyak 8 siswa. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest padaTabel 4.4 berikut ini:
54
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan PenyebaranData Hasil Posttest Kelas Pemusatan dan Penyebaran Data Kontrol Eksperimen Nilai Terendah 20,00 25,00 Nilai Tertinggi 85,00 95,00 Rata-rata 57,57 71.71 Median 60,00 60,00 Modus 60,00 60,00 Standar Deviasi 16,15 16,84 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.4 di atas terdapat pada lampiran 2C. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas untuk nilai tertinggi kelas eksperimen lebih besar yaitu 95,00 dibandingkan dengan kelas kontrol 85,00, untuk nilai terendah kelas kontrol 20,00 dan kelas eksperimen 25,00. Terdapat kesamaan nilai kelas kontrol dan eksperimen dari median dan modus yaitu 60,00. Tapi nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen bebeda cukup jauh yaitu sebesar 57,57 dan 71,71. Standar deviasi yang diperoleh dari hasil perhitungan untuk kelas kontrol sebesar 16,15 sementara untuk kelas eksperimen sebesar 16,84. 3.
Rekapitulasi Data Hasil Belajar
a.
Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas kontrol dan
eksperimen, diperoleh rekapitulasi data pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Posttest Pretest Posttest Nilai Terendah 20,00 20,00 20,00 25,00 Nilai Tertinggi 85,00 85,00 85,00 95,00 Rata-rata 47,85 57,57 50,71 71.71 Median 45,00 60,00 55,00 60,00 Modus 30,00 60,00 55,00 60,00 Standar Deviasi 17,27 16,15 16,27 16,84 Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.5 di atas terdapat pada lampiran 2C. Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa pada kelas kontrol nilai terendah saat pretest 20,00 dan nilai terendah saat posttest 20,00. Pada kelas eksperimen
55
nilai terendah saat pretest 20,00 dan saat posttest 25,00. Selanjutnya, nilai tertinggi saat pretest pada kelas kontrol 85,00 dan saat posttest 85,00. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai pretest sebesar 85,00 menjadi 95,00 saat posttest. Artinya, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan, kelas kontrol meningkat sebesar 21,00 dan eksperimen meningkat dengan besar 9,72. b. Kemampuan Berpikir Kognitif Hasil belajar siswa untuk setiap ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini: 90%
83%
81% 73%
Prosentase Kenaikan
80% 70% 60%
54% 51%
50%
56% 57% 50% 45%
70%
58% 54% 48%
Pretes kontrol 39%
40%
Postes kontrol
30%
Pretes experimen
20%
13%
10%
Postest experimen
10% 0% C1
C2
C3
C4
(Jenjang Kognitif)
Gambar 4. 1. Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Jenjang Kognitif Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, terlihat bahwa hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Pada saat pretest kemampuan kelas kontrol dalam mengingat (C1) sebesar 10%, memahami (C2) 45%, menerapkan (C3) sebesar 48%, dan menganalisis (C4) sebesar 39%. Pada saat posttest kemampuan kelas kontrol dalam mengingat (C1) sebesar 54%, memahami (C2) sebesar 56%, menerapkan (C3) sebesar 54%, dan menganalisis (C4) sebesar 70%. Sementara kemampuan kelas eksperimen pada saat pretest dalam hal mengingat (C1) sebesar 51%, memahami (C2) sebesar 50%, menerapkan (C3) sebesar 58%, dan menganalisis (C4) sebesar 13%. Pada saat
56
posttest kemampuan kelas eksperimen dalam mengingat (C1) sebesar 81%, memahami (C2) sebesar 57%, menerapkan (C3) sebesar 73%, dan menganalisis (C4) sebesar 83%. 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis a.
Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua buah data, yaitu data hasil
pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji kai kuadrat (chi square). Pada Tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Pretest Posttest Statistik Kelas Kelas Kelas Kelas Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen X2hitung 9.20 6,77 6,54 10,58 2 X tabel 11,07 Data Data Data Data Kesimpulan terdistribusi terdistribusi terdistribusi terdistribusi Normal Normal Normal Normal Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.6 di atas terdapat pada lampiran 3C dan 4C. b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan pada kedua data
pretest dan
posttestkelas kontrol dan eksperimen, pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posstest Pretest Posttest Kelas Statistik Kelas Kelas Kelas Eksperime Kontrol Eksperimen Kontrol n Nilai 16,27 17,45 16,15 16,84 Varians Fhitung 1,07 1,04 Ftabel 1,77 Kesimpulan Kedua data homogen Kedua data homogen
57
Nilai Ftabel diambil dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%. Kesimpulan
diambil
berdasarkan
pada
ketentuan
pengujian
hipotesis
homogenitas, yaitu jika Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan kedua data homogen. Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Fhitung kedua data baik pretest maupun posttest lebih kecil dibandingkan nilai Ftabel, sehingga dinyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun saat posttest. Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.7 di atas terdapat pada lampiran 5C dan 6C. c. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data terdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis tes statistik parametrik. Perhitungan untuk menentukan nilai thitung disajikan pada lampiran C. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil perhitungan Uji HipotesisPretest dan Posttest Statistik Pretest Posttest thitung 0,70 3,58 ttabel 1,99 Kesimpulan Ho ditolak Ha diterima Nilai ttabel diambil dari tabel t statistik pada N = 70 taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika thitung> ttabel, maka dinyatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai thitung hasil pretest lebih kecil dibandingkan nilai ttabel, sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Artinya, tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berbeda dengan hasil uji hipotesis pretest, pada uji hipotesis posttest terlihat bahwa nilai thitung hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai ttabel sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan diterimanya Ha, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model learning cycle 7E berbantuan LKS terhadap kemampuan siswa pada gerak lurus. Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.8 di atas terdapat pada lampiran 7C dan 8C.
58
5. Hasil Analisis Data Nontes a. Hasil Analisis Data Angket Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa untuk setiap indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan dikonversi menjadi data kualitatif. Hasil perhitungan data angket dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap LKS Berbasis Cycle 7E LKS Berbasis Learning Cycle 7E No. Indikator Angket Persentase Kesimpulan Pembelajaran fisika sebelum menggunakan model 1. 64 % Baik learning cycle 7E berbantuan LKS Implementasi model learning cycle 7E berbantuan 2. 83 % Baik Sekali LKS pada pembelajaran fisika Rata-rata 74 % Baik Perhitungan-perhitungan untuk menentukan Tabel 4.9 di atas terdapat pada lampiran 9C. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat terlihat bahwa respon siswa terhadap pembelajaran fisika sebelum menggunakan LKS memperoleh persentase sebesar 64% (baik). Setelah model learning cycle 7E berbantuan LKS diimplementasikan dalam pembelajara fisika, persentase respon siswa meningkat menjadi 83% (baik sekali). Hal ini menunjukan bahwa, siswa cenderung lebih menyenangi pembelajaran menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS dibandingkan dengan LKS yang mereka gunakan sebelumnya yaitu model laian dan LKS dari penerbit. Menurut siswa komponen model learning cycle 7E berbantuan LKS sudah baik. B. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model learning cycle 7E berbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep gerak lurus. Hal tersebut didukung oleh
59
hasil uji hipotesis nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel yaitu sebesar 3,58 > 1,99. Pengaruh yang signifikan dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) siswa kelas eksperimen yang menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS. Keadaan ini menunjukan bahwa kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran konsep gerak lurus menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS terhadap lebih baik dibandingkan tidak menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS. Model learning cycle 7E berbantuan LKS dikemas sedemikian rupa, dimana pada setiap subbab materi, siswa berperan aktif melakukan ekperimen dan menjawab soal-soal yang membuat siswa termotivasi. Dengan model learning cycle 7E berbantuan LKS
kemandirian siswa dalam belajar dapat dieksplor
melalui eksperimen yang disajikan dalam LKS. Hal ini di dukung dengan respon siswa terhadap model learning cycle 7E berbantuan LKS dengan rata-rata 74%. Hal ini termasuk kategori baik. Tidak hanya itu, pada saat pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif bertanya, diskusi kelompok, dan komukasi dengan teman sejawat. Artinya belajar menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS dapat memotivasi siswa dalam belajar fisika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wawan Sutrisno dkk yang berjudul “Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi.78 Penerapan model learning cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi. Peningkatan motivasi belajar siswa ditunjukan dengan semakin antusiasnya siswa dalam mengikuti proses pmbelajaran yang terbukti dengan analisis lembar observasi motivasi belajar siswa selama penelitian berlangsung, sedangkan penguasaan materi siswa ditunjukan pada ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran biologi. Peningkatan hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa model learning cycle 7E berbantuan LKS dapat meningkatan kemampuan posttest kelas 78
Y. Astuti dan B. Setiawan., Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi, Journal UNNES, 2013, h 1. Vol 1
60
eksperimen yaitu kemampuan mengingat (C1) sebesar 81%, memahami (C2) sebesar 57%, menerapkan (C3) sebesar 73%, dan menganalisis (C4) sebesar 83%. Dari jenjang kognitif model learning cycle 7E berbantuan LKS lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada jenjang kognitif C1 dan C4. model learning cycle 7E berbantuan LKS mampu meningkatkan kemampuan menganalisis (C4) dengan persentase nilai kemampuan analisis (C4) siswa kelas eksperimen hasil posttest yaitu meningkat 83%. Berbeda dengan kelas kontrol yang kenaikannya hanya sebesar 70%. Hal tersebut sejalan dengan Trianto yang menyatakan LKS adalah panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif.79 Senada dengan hal tersebut, hasil penelitian Liza Nellya dkk yang berjudul “Pengaruh Penerapan Bahan Ajar Fisika Terintegrasi Nilai Karakter dalam Model Learning Cycle 7E terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Di Sman 4 Bukittinggi.”80 Penerapan model learning cycle 7E dengan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap fisika. Peningkatan penguasaan materi siswa ditunjukan pada ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran fisika. Model
learning
cycle
7E
berbantuan
LKSmampu
meningkatan
kemampuan mengingat (C1) dan memahami (C2). Penggunaan model learning cycle 7E berbantuan LKSdalam pembelajaran, memungkinkan guru sebagai fasilitator yang membebaskan siswa aktif mengkonsepkan materi fisika yang dipelajari sendiri dengan cara bertukar pendapat dengan siswa berdiskusi atau dengan arahan guru. Hal ini membantu siswa mengingat dan memahami konsep lebih bermakna. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tiara Dela Sari dkk dengan judul “Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai Karakter dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Koto XI Tarusan”. Bahwa
79
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. IV, h. 222. 80 Liza Nellya Basviani dkk., Pengaruh Penerapan Bahan Ajar Fisika Terintegrasi Nilai Karakter dalam Model Learning Cycle 7E terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Di Sman 4 Bukittinggi, Journal Pillar of Physics Educatio, 2014. Vol 3, h 1.
61
dengan penggunaan lembar kerja dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif pada kemampuan mengingat, memahami, dan aplikasi.81 Kemampuan
menerapkan
(C3)
juga
dapat
ditingkatkan
dengan
menggunakan model learning cycle 7Eberbantuan LKS. LKS ini mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya, agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS dan soal-soal evaluasi. Hal tersebut terlihat dari hasil angket, dimana pada indikator siswa mampu mengimplementasikan model learning cycle 7E berbantuan LKS pada pembelajaran fisika, memperoleh persentase 81 % (baik sekali). Hal ini menandakan model learning cycle 7E berbantuan LKSmampu menyelesaikan soal evaluasi yang berarti siswa telah dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Model learning cycle 7E berbantuan LKS mampu meningkatkan kemampuan menganalisis (C4). LKS ini menuntut siswa untuk melakukan eksperimen dan menjawab soal dari subab pada materi gerak lurus. Tugas itu dilakukan setelah siswa membaca seluruh materi pada LKS, sehingga siswa dapat mencatat semua materi dengan berbagai kata kunci, warna, gambar dan pola yang sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dalam hal ini kemampuan analisis siswa sangat diasah. Dan terbukti dengan persentase nilai kemampuan analisis (C4) siswa kelas eksperimen hasil posttest yaitu meningkat 83%. Berbeda dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS persentase nilai kemampuan menganalisis (C4) siswa kenaikannya hanya sebesar 70%. Hal ini berarti pembelajaran model learning cycle 7E berbantuan LKS membantu siswa dalam menganalisis konsep fisika baik dalam kasus maupun soal-soal. Secara keseluruhan pembelajaran model learning cycle 7E berbantuan LKSdapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Namun, model learning cycle 7E berbantuan LKSjuga memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut terlihat 81
Tiara Dela Sari dkk., Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai Karakter dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Koto XI Tarusan, Journal Pillar of Physics Educatio, 2014. Vol 3, h 1.
62
dari perbedaan kemampuan kognitif kelas kontrol dan eksperimen saat posttest pada kemampuan memahami (C2) dimana kelas kontrol lebih tinggi nilainya. Hal tersebut terjadi karena LKS tidak disajikan bacaan untuk dapat menglarifikasi temuan siswa. Akan tetapi secara keseluruhan nilai rata-rata kemampuan kognitif kelas eksperimen setelah menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM) dan lebih tinggi dari kelas kontrol.
C. Keterbatasan Penelitian Ketika pelaksanaan penelitian ada bebrapa keterbatasan yang dihadapi, diantaranya: 1. Kemampuan matematis siswa ada yang tinggi dan ada yang rendah sehingga sulit untuk mensejajarkan pelaksanaan pembelajaran. 2. Pelaksanaan pembelajaran terkadang terlambat karena masuk setelah jam istirahat sehingga sebagian siswa tidak cepat-cepat untuk masuk ke kelas. 3. Ketika pembelajaran ada siswa yang izin karena mengikuti kegiatan sekolah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji t penelitian dengan jumlah responden N = 70 derajat kebebasan (dk) 68 pada taraf signifikansi 5 % didapat nilai ttabel 1,67, dan nilai thitung 2,43. Hal ini menunjukan bahwa thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model learning cycle 7E berbantuan LKS terhadap kemampuan kognitif siswa pada konsep gerak di SMPN 21 Tangerang Selatan. Respon siswa terhadap pengaruh model learning cycle 7E berbantuan LKS dalam kategori baik yaitu 74%. B. Saran Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, diajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan di masa mendatang, antara lain: 1. Pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle 7E berbantuan LKS jarang dilakukan guru, sehingga siswa belum terbiasa dalam melakukan eksperimen. Untuk itu diharapkan kepada guru lebih kreatif dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat ikut aktif belajar tanpa dijejali dengan materi. Semakin banyak variasi media atau metode dalam kegiatan belajar-mengajar, siswa semakin termotivasi sehingga diharapkan kemampuan kognitif siswa dapat lebih optimal. 2. Stakeholder diharapkan dapat mengembangkan keterampilan guru-guru dalam menerapkan model learning cycle 7E berbantuan LKS pada konsep fisika yang lain dan mata pelajaran yang lain. 3.
Model learning cycle 7E berbantuan LKS belum dilengkapi soal-soal untuk mengkonfirmasi temuan siswa, maka perludi lakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan LKS ini menambahkan soal latihan.
63
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2009. Astuti, Y dan B. Setiawan. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor. (Journal UNNES, Vol 2), 2013. Basviani, Liza Nellya. Amran Hasra, dan Zulhendri Kamus. Pengaruh Penerapan Bahan Ajar Fisika Terintegrasi Nilai Karakter dalam Model Learning Cycle 7E terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Di Sman 4 Bukittinggi. (Journal Pillar of Physics Educatio). 2014. Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: KencanaPrenada Media Grup, 2009. Dwiyantoro, Puji. Fisika itu Mudah dan Menyenangkan. Jakarta: Cerdas Interaktif,2012. Echols, John M. and Shadily, Hasan. Kamus Inggris Indonesia an EnglishIndonesian Dictionary. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000. Eisenkraft, Arthur.Expanding the 5E Model: A proposed 7E model emphasizes “transfer of learning”and the importance of eliciting prior understanding, National Science Teachers Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003. Febriana, Erni. Wartono, dan Asim. Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Disertai Resitasi terhadap Motivasi dan Pestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN 3 Malang, (Artikel Universitas Negeri Malang), 2012. Giancoli. Fisika Jilid I. Jakarta: Erlangga.2001. Hergenhahn, B.R dan Matthew, H. Teori Belajar, Terj. Tri Wibowo. Jakarta: Kencana Prenada Group.2011. Indriyani, Irma Rosa. “Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yogyakarta: 2013. Tidak dipublikasikan.
64
Indriyanthi, A. A. Sri Dwi.Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7E terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa.(Artikel Universitas Malang).2013. Devi, KamaliaPoppy, dkk. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Bandung: PPPPTK IPA, 2009. Khoir, Binti Ni‟matul, Purbo Suasono dan Sumarjono. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap Prestasi Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 7 Malang. (Artikel Universitas Negeri Malang), 2012. Kuan-Jhen Huang,et al,."Embedding mobile technology to outdoor natural science learning based on the 7E learning cycle", (http://sgraf.athabascau.ca).2013. Diakses tanggal 18 Agustus 2014 10:30. Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.2011. Dimyati dan Mudjiono.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.2009. Mulyasa. KurikulumBerbasisKompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.2004. Mu‟ammaroh, Siti, Herlina Fitrihidayati, dan Yuni Sri Rahayu. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Materi Pemerolehan Nutrisi Tumbuhan SMP Kelas VIII. (Journal BioEdu, Vol 2).2013. Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogjakarta: DIVA Press.2011. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2011. Rusman.Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.2012 . Sahertian, Piet A. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.2008. Sari, Tiara Dela. Masril, dan Gusnedi. Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan NilaiNilai Karakter dalam Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Koto XI Tarusan. (Jurnal Pillar of Physics Education).2014. Soeprodjo, Sigit Priatmoko, dan Elisa Yuyun Sariana. Pengaruh Model Learning Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kearutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Jurnal Inovasi Pendidikan Kima, Vol 2), 2008.
65
Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2009. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Peneitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010. Susan, Everett and Moyer, Richard. Literacy in the Learning Cycle, Incorporating trade books helps plan inquiry-learning experiences. Methods and Strategies: Ideas and techniques to enhance your science teaching, (www.teachersource.com), 2014. Sutrisno,Wawan. Sri Dwiastuti, dan Puguh Karyanto. Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi. (Jurnal Universitas sebelas maret).2013. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2004. Tranggono, Agus dan Subagya, Hari. SainsFisik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.2004. Trianto. Mendesain Kencana.2010.
Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.
Jakarta:
Undang-undang R.I nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikam Nasional Tahun 2000. Usman, Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009. Zaelani Ahmad, dkk. Fisika Untuk SMA/MA. Bandung: YRAMA WIDYA.2012. Zhou Nan-Zhao, "Four „Pillars of Learning‟ for the Reorientation and Reorganization of Curriculum", http://www.ibe.unesco.org/cops/Competencies/PillarsLearningZhou.pdf, Diakses 18 Agustus 2014 11:10 WIB.‟ Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
66
67
Lampiran A Perangkat Pembelajaran
1. RPP Kelas Eksperimen 2. RPP Kelas Kontrol 3. LKS Pembelajaran
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan
: SMPN 21 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: IPA/Fisika
Materi Pokok
: GLB
Kelas/Semester
: VII/I
Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-
: 1 (satu)
I. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan II. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. Indikator Pencapaian 1.
Menjelaskan pengertian gerak
2.
Membedakan pengertian perpindahan dan jarak
3.
Mengidentifikasi kecepatan dan kelajuan
4.
Menyatakan konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak
2.
Siswa dapat membedakan pengertian perpindahan dan jarak
3.
Siswa dapat membedakan kecepatan dan kelajuan
4.
Siswa dapat menunjukkan konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
V. Materi Pembelajaran GERAK Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda dari posisi awal. Benda dikatakan bergerak, jika benda tersebut terhadap titik acuan tertentu mengalami perpindahan atau menempuh jarak. JARAK DAN PERPINDAHAN Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah. Jarak termasuk besaran skalar karena hanya mempunyai nilai saja. Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda dengan memperhatikkan arahnya, atau dengan kata lain perpindahan adalah jarak kedudukan akhir benda terhadap kedudukan awal benda.
69
Suatu benda bergerak dari A ke B dan terakhir ke C seperti pada gambar diatas. Jarak yang ditempuh benda adalah AB + AC. Sedangkan perpindahan benda adalah AC. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus dengan kecepatan konstan. Maka gerak lurus beraturan kecepatannya dirumuskan: v=s/t Keterangan: v = kecepatan s = jarak (m) t = waktu (s) VI. Model Pembelajaran Model pembelajaran
: Model Learning Cycle 7E
Metode
: Eksperimen dan diskusi
VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1.
Tahapan Kegiatan
Apersepsi
Awal
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru 1. Menjelaskan tujuan
1. Games " Tangan Ajaib"
Waktu
1. Menyimak
pembelajaran Motivasi
Alokasi
penjelasan guru 1.
Mengikuti games
5 menit
yang diberikan guru. 2.
1. Membagi siswa dalam 4
Inti
kelompok 2. Membagikan LKS Berbasis Learning Cycle 7E dan menjelaskan
1. Membuat kelompok sesuai arahan guru 2. Memperhatikan bimbingan awal guru
penggunaan LKS Elicit
3. Menanyakan kepada
3. Menjawab
siswa:
pertanyaan yang
a) Apakah Nia disebut
diajukan guru
bergerak jika ia mengendarai mobil dari posisi A menuju posisi C? Jika iya, sebutkan
60 menit
70
alasannya? (Pohon adalah titik acuannya) b) Apakah Nia disebut bergerak jika ia mengendarai mobil dari posisi A menuju posisi C? Jika iya, sebutkan alasannya? (mobil adalah titik acuannya) 1.
Menginstruksikan siswa untuk menjawab
1. Menjawab pertanyaan di LKS
pertanyaan teka-teki
Engage
silang (TTS) yang ada di LKS 1.
Meminta siswa untuk berdiskusi dan
percobaan sesuai
melakukan percobaan
dengan LKS
sesuai dengan LKS Explore
2.
1. Melakuakan
Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen
2. Berdiskusi menjawab pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam LKS.
1.
Menginstruksikan siswa untuk
1. Menyatakan jawaban di LKS
menyatakan hasil eksperimen 2.
Meminta siswa untuk menyimpulkan hasil
Explain
eksperimen 3.
memberikan tanggapan hasil
dan penjelasan terhadap
percobaan
konsep-konsep yang
temannya
melakukan percobaan 1.
penjelasan dan
Memberikan penguatan
diperoleh setelah
Elaborate
2. Memperhatikan
Menanyakan kepada siswa:
3. Memperhatikan penjelasan guru 1. Menjawab soal
71
a) Dua buah mobil
elaborate yang
menuju kota A,
diajukan guru, yang
mobil pertama
terdapat dalam
melalui jalan bebas
LKS.
hambatan yang lurus. Mobil kedua berangkat dari jalan berbukit dan berliku yang kecepatannya tidak stabil. Manakah mobil yang bergerak dengan cara GLB? Jelaskan! b) Mobil bergerak lurus dari A menuju C kemudian berbalik arah dari C ke B. Maka jarak dan perpindahan mobil selama geraknya dari A ke B adalah…. c) Tuliskan persamaan dan perbedaan jarak dan perpindahan! 1. Evaluate
Memberikan soal evaluasi
1.
Bertanya manfaat memahami gerak benda
Extend
1. Mengerjakan soal evaluasi 1. Menjawab pertanyaan guru
kehidupan sehari-hari 3.
Akhir
1.
2.
Meminta siswa untuk
1. Bersama-sama
menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil
pembelajaran
pembelaran
5 menit
Menutup kegiatan pembelajaran
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
Untoro joko. 2007. Buku pintar fisika SMP 1,2, dan 3.Jarta Selatan: Kawah media
72
Budi Purwanto dan Arinto Nugroho. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2.Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
B. Media Pembelajaran 1.
Alat dan Bahan Eksperimen
Kertas
Mobil mainan
Meteran
Lintasan
Stopwatch
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Akhir (Kognitif)
Tes tertulis 4 butir soal (terlampir)
Mengetahui
Tangerang Selatan, April 2016
Guru mata pelajaran
Peneliti
SMPN 21 Tangsel
Nita Haili Rusiana
Eka Setiawan NIM : 1110016300037
73
Lampiran 1 A. Peniliaian Pengetahuan Instrumen yang digunakan untuk penilaian pengetahuan ini adalah tes bentuk uraian. Soal uraian yang digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan gerak? 100 m 2.
B
C
A 40 m Rangga berlari lurus dari A ke C sejauh 100 m kemudian berbalik arah untuk berlari lurus dari C ke B sejauh 40 m. (lihat gambar). Maka jarak dan perpindahan rangga selama geraknya dari A ke B adalah 3. Tentukan hubungan antara waktu, jarak, dan kecepatan yang tepat! 4. Berikan 3 contoh GLB kehidupan sehari-hari?
A.
Skoring
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMPN 21 Tangerang Selatan Mata Pelajaran
: IPA/Fisika
Materi Pokok
: GLBB dipercepat
Kelas/Semester
: VII/I
Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-
: 2 (Dua)
I. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan II. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. Indikator Pencapaian 1.
Menyelidiki GLBB dipercepat beraturan
2.
Menyatakan konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu
2.
Menyatakan konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari
V. Materi Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -). GLBB terbagi dua, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Kecepatan Kecepatan adalah perpindahan tiap satuan waktu. Alat untuk mengukur kecepatan adalah velocitometer.
Keterangan: v = kecepatan, kelajuan (m.s-1) s = perpindahan, jarak (m) t = waktu tempuh (s)
75
Grafik – grafik pada GLB: a.
Grafik v – t
Percepatan Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam suatu selang waktu tertentu. Percepatan rata – rata adalah perubahan kecepatan yang dialami benda dibagi selang waktunya. Persamaan untuk percepatan dan percepatan rata-rata adalah sbb: a = percepatan (m/s2) v = kecepatan akhir (m/s) v0 = kecepatan awal (m/s) t = waktu (s) s = jarak (m) ä = percepatan rata-rata (m/s2)
ä= Persamaan-persamaan pada GLBB:
Grafik – grafik pada GLBB: a. Grafik v – t (v0≠ 0)
b. Grafik a – t
c. Grafik s – t (s0≠ 0)
Keterangan: v = kecepatan s = jarak (m) t = waktu (s)
VI. Model Pembelajaran Model pembelajaran
: Model Learning Cycle 7E
Metode
: Eksperimen dan diskusi
VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran NO 1.
Tahapan Kegiatan Awal
Apersepsi
Kegiatan Guru 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Kegiatan Siswa 1. Menyimak penjelasan guru
Alokasi Waktu 5 menit
76
menjelaskan konsep gerak jatuh bebas? Motivasi
1. Games " Ring Kalung"
1. Mengikuti intruksi yang diberikan guru
2.
1. Membagi siswa dalam 4
Inti
1. Membuat kelompok
kelompok 2. Membagikan LKS
sesuai arahan guru 2. Memperhatikan
Berbasis learning cycle
arahan guru
7E dan menjelaskan
Elicit
penggunaan LKS 3. Menanyakan contoh
3. Menjawab
konsep GLBB dipercepat
pertanyaan yang
dalam kehidupan sehari-
diajukan guru
hari 1.
Engage
Menginstruksikan siswa
1. Menjawab
untuk menjawab
pertanyaan teka-teki
pertanyaan teka-teki
silang (TTS) yang
silang (TTS) yang ada di
ada di LKS
LKS 1.
Meminta siswa untuk
1.
Siswa berdiskusi
berdiskusi dan
dan melakuakan
mengamati vidio yang
pengamatan pada
ditampilkan
video yang ditampilkan
Explore 2.
Membimbing siswa
2.
Menjawab
dalam melakukan
pertanyaan dalam
pengamatan video
LKS dengan berdiskusi
1.
Menginstruksikan siswa untuk menyatakan hasil
1. Memaparkan jawaban di LKS
diskusi 2.
Meminta siswa untuk
2. Memperhatikan
menyimpulkan hasil
penjelasan dan
diskusi
memberikan tanggapan hasil
Explain
percobaan temannya 3.
Memberikan penguatan
3. Memperhatikan
dan penjelasan terhadap
penjelasan guru
konsep-konsep yang diperoleh setelah melakukan percobaan
60 menit
77
1. Elaborate
Evaluate
1.
Meminta siswa untuk menjawab soal-soal
elaborate dalam
elaborate dalam LKS
LKS
Memberikan soal evaluasi
1. Bertanya manfaat
Extend
1. Menjawab soal-soal
1. Mengerjakan soal evaluasi 1. Menjawab
memahami gerak benda
pertanyaan guru
kehidupan sehari-hari
seperti pada pembuatan jembatan
1. Meminta siswa untuk
3.
Akhir
1. Bersama-sama
menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil
pembelajaran
pembelaran
5 menit
2. Menutup kegiatan pembelajaran
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
Untoro joko. 2007. Buku pintar fisika SMP 1,2, dan 3.Jarta Selatan: Kawah media
Budi Purwanto dan Arinto Nugroho. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2.Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
B. Media Pembelajaran 1.
Alat dan Bahan Eksperimen
Kertas
Mobil mainan
Meteran
Lintasan
Stopwatch
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Akhir (Kognitif)
Tes tertulis 3 butir soal (terlampir)
78
Mengetahui
Tangerang Selatan, April
Guru mata pelajaran
2016
SMPN 21 Tangsel
Peneliti
Eka Setiawan Nita Haili Rusiana
NIM : 1110016300037
79
Lampiran 1 A. Peniliaian Pengetahuan Instrumen yang digunakan untuk penilaian pengetahuan ini adalah tes bentuk uraian. Soal uraian yang digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa antara lain: 1.
Apa yang dimaksud dengan percepatan?
2.
Sebuah perahu dari keadaan diam melaju dengan kecepatan 10 m.s-1 dalam waktu 5 sekon. Berapakah percepatan yang dialami perahu?
3.
B.
Sebutkan contoh gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari?
Skoring
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMPN 21 Tangerang Selatan Mata Pelajaran
: IPA/Fisika
Materi Pokok
: GLBB diperlambat
Kelas/Semester
: VII/I
Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-
: 3 (Tiga)
I. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan II. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. Indikator Pencapaian 1.
Menghitung GLBB diperlambat beraturan
2.
Mengemukakan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyelidiki GLBB diperlambat beraturan
2.
Siswa dapat menunjukkan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari
V. Materi Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan (V) yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -). GLBB terbagi dua, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Gerak Vertikal keatas Lemparkan bola vertikal ke atas, amati gerakannya. Bagaimana kecepatan bola dari waktu ke waktu! Selama bola bergerak ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat. Akhirnya setelah mencapai ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum, bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol. Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola, menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas, bergerak turun.
81
Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB diperlambat (a = g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah mencapai tinggi maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal nol. Dalam hal ini berlaku persamaan-persamaan GLBB yang telah kita pelajari pada kegiatan lalu. Pada saat benda bergerak naik berlaku persamaan :
Keterangan: v0 = kecepatan awal (m.s-1) g = percepatan gravitasi (m.s-2) t = waktu (s) vt = kecepatan akhir (m.s-1) h = ketinggian (m) VI. Model Pembelajaran Model pembelajaran
: Model Learning Cycle 7E
Metode
: Eksperimen dan diskusi
VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran NO
Tahapan
1. Kegiatan Awal
Apersepsi
Kegiatan Guru
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Motivasi
1. Games " Tepuk semangat"
2.
1. Membagi siswa dalam 4
Inti
kelompok 2. Membagikan LKS berbasis learning cycle Elicit
Kegiatan Siswa
1. Menyimak penjelasan guru 1. Mengikuti arahan
5 menit
yang diberikan guru 1. Membuat kelompok sesuai arahan guru 2. Memperhatikan bimbingan awal guru
penggunaan LKS 3. Menjawab pertanyaan
konsep GLBB
di LKS mengenai
diperlambat dalam
gerak
kehidupan sehari-hari 1. Menginstruksikan siswa
1. menjawab pertanyaan
untuk menjawab
menjodohkan yang
pertanyaan menjodohkan
ada di LKS
yang ada di LKS Explore
Waktu
7E dan menjelaskan
3. Menanyakan contoh
Engage
Alokasi
1. Meminta siswa untuk
1. Siswa berdiskusi dan
60 menit
82
berdiskusi dan
melakuakan
melakukan percobaan
percobaan sesuai
sesuai dengan LKS
dengan LKS
2. Membimbing siswa dalam melakukan
2. Menjawab pertanyaan dengan berdiskusi
eksperimen 1. Menginstruksikan siswa untuk menyatakan hasil
1. Menyatakan jawaban di LKS
eksperimen 2. Meminta siswa untuk
2. Memperhatikan
menyimpulkan hasil
penjelasan dan
eksperimen
memberikan tanggapan hasil
Explain
percobaan yang 3.
Memberikan penguatan dan penjelasan terhadap konsep-konsep yang
dikemukakan. 3. Memperhatikan penjelasan guru
diperoleh setelah melakukan percobaan 1.
Meminta siswa untuk menjawab soal-soal
Elaborate
1. Menjawab soal-soal elaborate dalam LKS
elaborate dalam LKS Evaluate
1.
evaluasi 1.
Extend
1.
3.
Memberikan soal
Akhir 2.
Bertanya manfaat
1. Mengerjakan soal evaluasi 1. Menjawab pertanyaan
memahami gerak benda
guru seperti pada
kehidupan sehari-hari
pembuatan jembatan
Meminta siswa untuk
1. Bersama-sama
menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil
pembelajaran
pembelaran
5 menit
Menutup kegiatan pembelajaran
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A.
Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
Untoro joko. 2007. Buku pintar fisika SMP 1,2, dan 3.Jarta Selatan: Kawah media
Budi Purwanto dan Arinto Nugroho. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2.Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
B. Media Pembelajaran 1.
Alat dan Bahan Eksperimen
83
Kertas
Mobil mainan
Meteran
Lintasan
Stopwatch
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Akhir (Kognitif)
Tes tertulis 3 butir soal (terlampir)
Mengetahui
Tangerang Selatan, April 2016
Guru mata pelajaran
Peneliti
SMPN 21 Tangsel
Nita Haili Rusiana
Eka Setiawan NIM : 1110016300037
84
Lampiran 1 A. Peniliaian Pengetahuan Instrumen yang digunakan untuk penilaian pengetahuan ini adalah tes bentuk uraian. Soal uraian yang digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa antara lain: 1. 2.
Apa yang dimaksud dengan perlambatan? Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 20 m.s-1 di rem hngga berhenti dalam waktu 2 sekon. Berapakah perlambatan yang dialami mobil tersebut?
3.
B.
Sebutkan contoh gerak diperlembat dalam kehidupan sehari-hari?
Skoring
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas kontrol Satuan Pendidikan : SMPN 21 Tangerang Selatan Mata Pelajaran
: IPA/Fisika
Materi Pokok
: GLB
Kelas/Semester
: VII/I
Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-
: 1 (satu)
I. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan II. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. Indikator Pencapaian 1.
Menjelaskan pengertian gerak
2.
Membedakan pengertian perpindahan dan jarak
3.
Mengidentifikasi kecepatan dan kelajuan
4.
Menyatakan konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak
2.
Siswa dapat membedakan pengertian perpindahan dan jarak
3.
Siswa dapat membedakan kecepatan dan kelajuan
4.
Siswa dapat menunjukkan konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
V. Materi Pembelajaran GERAK Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda dari posisi awal. Benda dikatakan bergerak, jika benda tersebut terhadap titik acuan tertentu mengalami perpindahan atau menempuh jarak. JARAK DAN PERPINDAHAN Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah. Jarak termasuk besaran skalar karena hanya mempunyai nilai saja. Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda dengan memperhatikkan arahnya, atau dengan kata lain perpindahan adalah jarak kedudukan akhir benda terhadap kedudukan awal benda.
86
Suatu benda bergerak dari A ke B dan terakhir ke C seperti pada gambar diatas. Jarak yang ditempuh benda adalah AB + AC. Sedangkan perpindahan benda adalah AC. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus dengan kecepatan konstan. Maka gerak lurus beraturan kecepatannya dirumuskan: v=s/t Keterangan: v = kecepatan s = jarak (m) t = waktu (s) VI. Model Pembelajaran Metode
: - Demonstrasi - Diskusi - Ceramah
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Komponen A. Pendahuluan
Alokasi
Guru
Apersepsi
1. Bertanya pada siswa: a) Ketika kita menarik kertas
Siswa 1. Siswa Diharapkan menjawab:
Waktu 10 menit
hingga berpindah, apakah a) Bergerak karena titik kertas tersebut dikatakan
acuannya adalah lantai
bergerak terhadap lantai? b) Jika diatas kertas
b) Tidak bergerak karena
dilertakan bolpon dan
titik acuannya adalah
bolpoin ikut berpindah,
kertas
apakah bolpoin bergerak terhadap kertas? Motivasi
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
1. Menyimak
penjelasan
guru
hendak dicapai 2. Guru menampilkan permainan "tangan ajaib"
2. Mengikuti instruksi yang disampaikan guru, menyimak motivasi yang diberikan
B. Inti
Eksplorasi 1. Menjelaskan pengertian dan ciri-ciri GLB
1. Menyimak penjelasan guru
2. Menjelaskan pengertian kecepatan dan kelajuan
2. Memahami penjelasan
60 menit
87
guru dan mencatat halhal yang dianggap penting Elaborasi
1. Memberikan kepada
instruksi 1. Mengikuti intruksi
siswa
membuat
4
untuk
kelompok
besar
yang yang diberikan guru 2. Menyimak demontrasi
2. Mendemontrasikan
yang dilakukan guru
percobaan GLB
3. Memahami penjelasan
3. Memberikan penjelasan
guru dan
untuk
mencatat hal-hal yang
membimbing dan
dianggap
meningkatkan
penting
pemahaman siswa 4. Diskusi kelompok
4. Mengikuti intruksi guru
5. Memberikan kesempatan
5. Mengungkapkan dan
kepada siswa untuk
menggapai
mengungkapan dan
materi yang telah
mnenanggapi materi yang
dipahami
telah dipahami. Konfirmasi 1. Memberikan contoh soal
1. Mengerjakan contoh
tentang GLB pada
soal yang diberikan
kehidupan sehari-hari
guru
2. Memberikan penjelasan
2. Memahami penjelasan
untuk membimbing dan
guru dan mencatat hal-
meningkatkan
hal yang dianggap
pemahaman siswa
penting
3. Memberikan hadiah kepada siswa yang aktif
3. Menerima hadiah yang diberikan guru
dalam pembelajaran C. Penutup
Penarikan 1. Bersama-sama kesimpula n
peserta
didik
rangkuman/
dengan 1. Menyimpulkan hasil membuat
pembelajaran
kesimpulan
pelajaran Evaluasi
1. Memberikan soal kepada
1. Mengerjakan soal
siswa sebagai indikator
latihan yang diberikan
keberhasilan siswa dan
guru untuk
sebagai review pelajaran
memperdalam
hari ini
pemahaman siswa
2. Memberitahukan materi yang akan dipelaajri pada
2. Mencoba mengkngat
20 menit
88
pertemuan selanjutnya
materi yang sudah
dan menutup pelajaran
dipeajari
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Referensi Bacaaan
Untoro joko. 2007. Buku pintar fisika SMP 1,2, dan 3.Jarta Selatan: Kawah media
Budi Purwanto dan Arinto Nugroho. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2.Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
B. Media Pembelajaran 1. Alat dan Bahan Eksperimen
Kertas
Mobil mainan
Meteran
Lintasan
Stopwatch
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Akhir (Kognitif)
Tes tertulis 5 butir soal (terlampir)
Mengetahui
Tangerang Selatan, April
Guru mata pelajaran
2016
SMPN 21 Tangsel
Peneliti
Nita Haili Rusiana
Eka Setiawan NIM : 1110016300037
89
No 1.
Soal Perhatikan gambar!
Jawaban
Skor
A
20
Mobil sedan sedang diderek oleh mobil derek yang melaju menuju bengkel. Pohon adalah titik acuannya. Berdasarkan konsep gerak lurus beraturan, pernyataan berikut ini yang benar adalah.… a. mobil derek bergerak terhadap pohon b. mobil sedan bergerak terhadap mobil derek c. sopir sedan bergerak terhadap mobil derek d. sopir mobil derek tidak bergerak terhadap rumah
2.
Benda dikatakan bergerak beraturan jika…. a.kelajuan tetap b. ada percepatan c.kelajuan berubah-ubah beraturan d. percepatan berubah-ubah
A
20
3.
Perubahan kedudukan terhadap titik acuan disebut…. a. diam b. bergerak c. berpindah tempat d. bergeser kedudukan
B
20
4.
Resti berjalan 6 meter ke barat, kemudian 8 meter ke selatan. Besarnya perpindahan Resti adalah....
C
20
D
20
Utara Barat
6m
Timur 8m
Selatan a. b. c. d. 5.
B.
2 m ke barat 4 m ke barat 10 m ke selatan 14 m ke selatan
Andika mengendarai mobil kemudian menempuh jarak 108 km dalam waktu 2 jam, maka kecepatan mobil adalah…. a. 110 m.s-1 b. 60 m.s-1 c. 54 m.s-1 d. 15 m.s-1 Total Skor
Skoring
100
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas kontrol Satuan Pendidikan : SMPN 21 Tangerang Selatan Mata Pelajaran
: IPA/Fisika
Materi Pokok
: GLBB dipercepat
Kelas/Semester
: VII/I
Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-
: 2 (Dua)
I. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan II. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. Indikator Pencapaian 1. Menyelidiki GLBB dipercepat beraturan 2. Menyatakan konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu 2. Menyatakan konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari V. Materi Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -). GLBB terbagi dua, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Percepatan Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam suatu selang waktu tertentu. Percepatan rata – rata adalah perubahan kecepatan yang dialami benda dibagi selang waktunya. Persamaan untuk percepatan dan percepatan rata-rata adalah sbb:
ä=
a = percepatan (m/s2) v = kecepatan akhir (m/s) v0 = kecepatan awal (m/s) t = waktu (s) s = jarak (m) ä = percepatan rata-rata (m/s2)
91
Persamaan-persamaan pada GLBB:
Grafik – grafik pada GLBB: a. Grafik v – t (v0≠ 0)
b. Grafik a – t
c. Grafik s – t (s0≠ 0)
Keterangan: v = kecepatan s = jarak (m) t = waktu (s) VI. Model Pembelajaran Metode
: - Demonstrasi - Diskusi - Ceramah
VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Komponen A. Pendahuluan
Apersepsi
Motivasi
Guru 1. Bertanya pada
Alokasi Siswa
Waktu
1. Siswa diharapkan
10 menit
siswa:
menjawab:
a) Pernahkah
a) Pernah,disebut
melihat penerjun
gerak GLBB
payung? pada saat
dipercepat karena
melompat disebut
kecepatanya terus
gerak apakah?
bertambah
1. Menyampaikan tujuan
1. Menyimak penjelasan guru
pembelajaran yang hendak dicapai 2. Memotivasi siswa
2. Mengikuti
dengan permainan
instruksi yang
games
disampaikan guru, menyimak
92
motivasi yang diberikan B. Inti
Eksplorasi
1. Menjelaskan pengertian gerak
1. Menyimak penjelasan guru
lurus berubah beraturan. 2. Menjelaskan pengertian
2. Memahami penjelasan guru
percepatan. 3. Menjelaskan gerak
3. Memahami
lurus dipercepat
penjelasan guru
beraturan.
dan mencatat halhal yang dianggap penting
Elaborasi
1. Memberikan
1. Mengikuti intruksi
instruksi kepada
yang yang
siswa untuk
diberikan guru
membuat 4 kelompok besar 2. Meminta siswa
2. Melakukan
untuk berdiskusi
pengamatan dan
dan mengamati
berdiskusi
vidio yang
mengenai vidio
ditampilkan
yang di tampilkan
3. Meminta siswa
3. Membuat
untuk
kesimpulan hasil
menyimpulkan
diskusi
hasil diskusi 4. Memberikan pengutan dan
4. Memahami penjelasan guru
penjelasan terhadap konsepkonsep yang diperoleh setelah menampilkan vidio 5. Memberikan
5. mencatat hal-hal
60 menit
93
kesempatan
yang dianggap
kepada siswa
penting
untuk 6. mengungkapan
6. Mengungkapkan
dan mnenanggapi
dan menggapai
materi yang telah
materi yang telah
dipahami
dipahami
Konfirmasi 4. Memberikan contoh 4. Mengerjakan soal tentang GLBB
contoh soal yang
dipercepat pada
diberikan guru
kehidupan seharihari 5. Memberikan
5. Memahami
penjelasan untuk
penjelasan guru dan
membimbing dan
mencatat hal-hal
meningkatkan
yang dianggap
pemahaman siswa
penting
6. Memberikan hadiah 6. Menerima hadiah kepada siswa yang
yang diberikan guru
aktif dalam pembelajaran C. Penutup
Penarikan 1. Bersama-sama kesimpulan
dengan peserta
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
didik membuat rangkuman/ kesimpulan pelajaran Evaluasi
1. Memberikan soal
1. Mengerjakan soal
kepada siswa
latihan yang
sebagai indikator
diberikan guru
keberhasilan siswa
untuk
dan sebagai review
memperdalam
pelajaran hari ini
pemahaman siswa
2. Memberitahukan
2. Mencoba
materi yang akan
mengkngat materi
dipelaajri pada
yang sudah
pertemuan
dipeajari
20 menit
94
selanjutnya dan menutup pelajaran VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
Untoro joko. 2007. Buku pintar fisika SMP 1,2, dan 3.Jarta Selatan : Kawah media
Budi Purwanto dan Arinto Nugroho. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2.Jakarta : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
B. Media Pembelajaran 2.
Alat dan Bahan Eksperimen
Laptop
LCD
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Akhir (Kognitif)
Tes tertulis 5 butir soal (terlampir) Mengetahui
Guru mata pelajaran
Tangerang Selatan, April 2016
SMPN 21 Tangsel
Peneliti
Nita Haili Rusiana
Eka Setiawan NIM : 1110016300037
95
Lampiran 1 A. Peniliaian Pengetahuan No
Soal
Jawaban
Skor
1.
Sebuah truk yang mula-mula diam, 5 detik kemudian kecepatannya menjadi 6 m.s-1. Percepatan truk tersebut adalah .... a. 0,83 m.s-2 b. 1,2 m.s-2 c. 5 m.s-2 d. 30 m.s-2
B
20
2.
Sebuah perahu dari keadaan diam melaju dalam waktu 5 sekon. Seperti pada gambar.
D
20
C
20
D
20
C
20
10 m.s-1
3.
4.
5.
B.
Berapakah percepatan yang dialami perahu…. a. 0,83 m.s-2 b. 1 m.s-2 c. 1,2 m.s-2 d. 2 m.s-2 Seorang polisi mempercepat motornya dari keadaan diam hingga kecepatanya menjadi 30 m.s-1 dalam selang waktu 3 detik. Hitunglah percepatan motornya…. a. 3 m.s-2 b. 5 m.s-2 c. 10 m.s-2 d. 15 m.s-2 Benda yang bergerak jatuh bebas memiliki 1. Kecepatan awal nol 2. Percepatan tetap 3. Geraknya dipercepat beraturan 4. Kecepatan tergantung massa benda Pernyataan yang benar adalah… a. 4 b. 2 dan 4 c. 1 dan 3 d. 1,2,3 Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, merupakan contoh dari benda yang .... a. bergerak lurus beraturan b. begerak lurus berubah beraturan diperlambat c. bergerak lurus berubah beraturan dipercepat d. bergerak lurus berubah tak beraturan Total Skor
Skoring
100
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas kontrol Satuan Pendidikan
: SMPN 21 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: IPA/Fisika
Materi Pokok
: GLBB diperlambat
Kelas/Semester
: VII/I
Waktu
: 2 x 35 menit
Pertemuan Ke-
: 3 (Tiga)
I. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan II. Kompetensi Dasar 5.2 Menggunakan data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. Indikator Pencapaian 1. Menghitung GLBB diperlambat beraturan 2. Mengemukakan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyelidiki GLBB diperlambat beraturan 2. Siswa dapat menunjukkan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari V. Materi Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan (V) yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -). GLBB terbagi dua, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Gerak Vertikal keatas Lemparkan bola vertikal ke atas, amati gerakannya. Bagaimana kecepatan bola dari waktu ke waktu! Selama bola bergerak ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat. Akhirnya setelah mencapai ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum, bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol. Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola, menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas, bergerak turun dipercepat.
97
Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB diperlambat (a = g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah mencapai tinggi maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal nol. Dalam hal ini berlaku persamaanpersamaan GLBB yang telah kita pelajari pada kegiatan lalu. Pada saat benda bergerak naik berlaku persamaan :
VI. Model Pembelajaran Metode
: - Demonstrasi - Diskusi - Ceramah
VII. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Komponen A.
Apersepsi
Guru 1. Bertanya pada siswa:
Alokasi Siswa
1.
Waktu
Siswa Diharapkan menjawab:
Pendahuluan a) Pernahkah anda
a)
10 menit
Pernah, lama-lama
melihat penerjun
lambat dan
payung? apa yang
melayang
terjadi ketika parasutnya dilpaskan dan penerjun payung melayang di udara? Motivasi
1. Menyampaikan
1.
tujuan pembelajaran
Menyimak penjelasan guru
yang hendak dicapai 2. Memotivasi siswa
2.
Mengikuti instruksi
dengan permainan
yang disampaikan
games
guru,
menyimak
motivasi
yang
diberikan B. Inti
Eksplorasi 1. Memberikan tes
1. Menjawab tes
prasyarat
prasyarat
kemampuan sebagai
kemampuan untuk
syarat untuk
dapat melanjutkan
60 menit
98
melanjutkan ke
materi berikutnya
pelajaran berikutnya Elaborasi
1. Memberikan
1. Mengikuti intruksi
instruksi kepada
yang yang diberikan
siswa untuk
guru
membuat 4 kelompok besar 2. Meminta siswa
2. Melakukan pengamatan dan berdiskusi mengenai
untuk berdiskusi dan
vidio yang di
mengamati vidio
tampilkan
yang ditampilkan
3. Membuat
3. Meminta siswa untuk
kesimpulan hasil diskusi
menyimpulkan hasil diskusi 4. Memberikan
4. Memahami
pengutan dan
penjelasan guru dan
penjelasan terhadap
mencatat hal-hal
konsep-konsep yang
yang dianggap
diperoleh setelah
penting
menampilkan vidio 5. Memberikan
5. Mengungkapkan dan
kesempatan kepada
menggapai
siswa untuk
materi yang telah
mengungkapan dan
dipahami
mnenanggapi materi yang telah dipahami Konfirmasi 1. Memberikan contoh 1. Mengerjakan contoh soal tentang GLBB
soal yang diberikan
dipercepat pada
guru
kehidupan seharihari 2. Memberikan
2. Memahami
penjelasan untuk
penjelasan guru dan
membimbing dan
mencatat hal-hal
meningkatkan
yang dianggap
pemahaman siswa
penting
99
3. Memberikan hadiah 3. Menerima hadiah kepada siswa yang
yang diberikan guru
aktif dalam pembelajaran C. Penutup
Penarikan kesimpulan
1. Bersama-sama dengan peserta didik
1. Menyimpulkan hasil pembelajaran
20 menit
membuat rangkuman/ kesimpulan pelajaran Evaluasi
1. Memberikan soal
1. Mengerjakan soal
kepada siswa
latihan yang
sebagai indikator
diberikan guru untuk
keberhasilan siswa
memperdalam
dan sebagai review
pemahaman siswa
pelajaran hari ini 2. Memberitahukan
2. Mencoba mengkngat
materi yang akan
materi yang sudah
dipelaajri pada
dipeajari
pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Referensi Bacaaan Untoro joko. 2007. Buku pintar fisika SMP 1,2, dan 3.Jarta Selatan: Kawah media Budi Purwanto dan Arinto Nugroho. 2008. Eksplorasi Ilmu Alam 2.Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri B. Media Pembelajaran 1. Alat dan Bahan Eksperimen Kertas LCD Laptop
100
IX. Penilaian Hasil Belajar A. Penilaian Akhir (Kognitif) Tes tertulis 5 butir soal (terlampir) Lampiran 1 Mengetahui
Tangerang Selatan, April 2016
Guru mata pelajaran
Peneliti
SMPN 21 Tangsel
Nita Haili Rusiana
Eka Setiawan NIM : 1110016300037
101
A. Peniliaian Pengetahuan No
Soal
Jawaban
Skor
1.
Apa yang berubah dalam GLBB diperlambat…. a. kecepatan b. percepatan c. kedudukan d. jarak
A
20
2.
Contoh GLBB diperlambat adalah…. a. buah kelapa jatuh dari pohon b. batu dilempar ke atas c. gerak mobil saat di gas d. naik sepatu roda pada jalan yang menurun
B
20
3.
Seorang polisi mempercepat motornya dari keadaan diam hingga kecepatanya menjadi 30 m.s-1 dalam selang waktu 3 detik. Hitunglah percepatan motornya…. a. 3 m.s-2 b. 5 m.s-2 c. 10 m.s-2 d. 15 m.s-2
C
20
4.
Sebuah benda bergerak dengan kecepatan 72 Km.jam-1. Di rem hingga diperlambat 10 m.s-2. Maka waktu yang diperlukan untuk memperlambat benda…. a. 10 m.s-2 b. 2 m.s-2 c. 8,5 m.s-2 d. 6,5 m.s-2
B
20
5.
Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, merupakan contoh dari benda yang .... a. bergerak lurus beraturan b. begerak lurus berubah beraturan diperlambat c. bergerak lurus berubah beraturan dipercepat d. bergerak lurus berubah tak beraturan Total Skor
C
20
B.
Skoring
100
Gerak
2016
102
Oleh : Eka Setiawan Alokasi waktu : 2x45
NAMA
: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelompok
:
Kelas
:
1
Gerak
2016
103
Pembutan LKS berdasarkan teori Andi Prastowo Materi : Gerak Lurus Beraturan (GLB)
A. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
B. Kompetensi Dasar 5.2 Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan
gerak lurus berubah beraturan kehidupan sehari-hari
serta penerapannya dalam
C. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Menjelaskan pengertian gerak dan sifatnya 2. Membedakan pengertian perpindahan dan jarak 3. Membedakan Kecepatan dan kelajuan 4. Menunjukkan Konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian gerak dan sifatnya. 2. Siswa dapat membedakan pengertian perpindahan dan jarak. 3. Siswa dapat membedakan Kecepatan dan kelajuan 4. Siswa dapat menunjukkan Konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
2
Gerak
2016
104
E. Langkah pembuatan LKS Pembelajaran berbantukan LKS ini memiliki 7 tahapan yaitu :
Elicit Tahapan LKS Siklus Belajar 7E
Pedoman Pengisian LKS Cycle 7E
Elicit
Engage
E
Explore
Elicit
Explain
Engagemen Elaborate t Elicit Evaluate 102 Engagement Extend
Elicit
1. Elicit, Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam tahap Elicit untuk menguji pengetahuan awal siswa 2. Engage, Siswa mengisi teka-teki silang (TTS) untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa pada materi yang akan dipelajari. 3. Explore, Siswa melakukan kegiatan percobaan, yang memberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari. 4. Explain, Siswa menjawab pertanyaan dengan berdiskusi, menyimpulkan konsep-konsep dan definisi-definisi yang mereka dapatkan pada fase eksplorasi. 5. Elaborate Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan maupun permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari untuk menerapkan konsep yang telah diperoleh siswa. 6. Evaluate, Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan pembelajaran yang telah dilakukan sesusai dengan indikator pembelajaran. 7. Extend, Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan yang dapat memperluas konsep yang telah diperoleh siswa, sehingga siswa dapat mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.
3
Gerak
2016
105
Baca dan pahami dulu materinya sebelum melakukan eksperimen!
E. Materi Gerak Lurus Beraturan (GLB) GLB adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis lurus dan kecepatanya tetap. Contoh yang sering di lihat kehidupan sehari-hari yaitu kereta api (lokomotif) pada saat berjalan, mobil, dan lain-lain. Jarak dan Perpindahan Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dihitung dari kedudukan awal dan kedudukan akhirnya. Seperti halnya ada sebuah benda yang sedang melakukan gerak lurus, seperti ditunjukan pada gambar berikut. Mula-mula benda bergerak dari posisi a ke b dan dilanjutkan ke c dapat didefinisikan sebagai berikut:
Jarak =a+b+c Perpindahan = a ke c atau √
Gambar 1. Jarak dan Perpindahan Kelajuan dan Kecepatan Dalam fisika kelajuan dan kecepatan mengandung arti yang berbeda. Sering terjadi kesalahan umum tentang kelajuan dan kecepatan. Kelajuan adalah jarak tiap satuan waktu. Besar kelajuan dapat diamati dengan alat pengukur kelajuan yang ada pada kendaraan yang disebut spidometer. Kecepatan adalah perpindahan tiap satuan waktu. Alat untuk mengukur kecepatan adalah velocitometer. Apabila kecepatan, kelajuan dinyatakan dengan (v), perpindahan, jarak dinyatakan (s) dan waktu tempuh (t) secara matematis dirumuskan:
Keterangan: v = kecepatan, kelajuan (m.s-1) s = perpindahan, jarak (m) t = waktu tempuh (s) Waah aku jadi semakin penasaran nih, Yuk kita sama-sama mempelajarai GLB
4
Gerak
2016
106
Elicit
Elicit Gerak adalah
perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri didefinisikan
sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.
C 1.
B
A
Apakah Nia disebut bergerak jika ia mengendarai mobil dari posisi A menuju posisi C? Jika iya, sebutkan alasannya? (Pohon adalah titik acuannya).
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 2. Apakah Nia disebut bergerak jika ia mengendarai mobil dari posisi A menuju posisi C? Jika iya, sebutkan alasannya? (mobil adalah titik acuannya). …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5
Gerak
107
2016
Engage
E 5 1
MENURUN
4
1. Perpindahan tiap satuan waktu 3. GLB memiliki lintasan 5. Perubahan kedudukan suatu benda dilihat dari keadaan awal dan akhir 7. Perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan 8. Satuan dari perpindahan dan jarak 9. Lokomotif (Sinonim)
7 6
10
9
MENDATAR
8
2. Jarak tiap satuan waktu 4. Huruf "B" dalam GLB 6. Alat ukur kelajuan pada kendaraan 10. Panjang lintasan yang ditempuh
3
2
Explore
“ Elicit
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan eksperimen 1. Mobil mainan
A
Apa ya yang didapat pada pengamatan ini?
D
2. Meteran 3. Lintasan 4. Stopwatch B
C
Gambar 2. Lintasan
6
Gerak
2016
108
Eksperimen 1 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Siapkan mobil mainan yang telah terisi baterai. Siapkan lintasan mobil mainan seperti pada gambar 2. Ukur jarak antara posisi A-B, B-C, dan C-D menggunakan meteran dan catat hasilnya pada tabel 1. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi B dan hitung waktunya. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi C dan hitung waktunya. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi D dan hitung waktunya.
Isi dan diskusikan tabel 1 di bawah ini berdasarkan data yang kamu peroleh dari hasil percobaanmu!
No
Posisi
1.
A-B
2.
A-C
3.
A-D
Jarak (cm)
Waktu (detik)
Eksperimen 2 1. Siapkan mobil mainan yang telah terisi baterai. 2. Siapkan lintasan mobil mainan seperti pada gambar 2. 3. Ukur perpindahan antara posisi A-B, B-C, dan C-D menggunakan meteran dan catat hasilnya pada tabel 1. 4. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi B dan hitung waktunya. 5. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi C dan hitung waktunya. 6. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi D dan hitung waktunya.
Isi dan diskusikan tabel 2 di bawah ini berdasarkan data yang kamu peroleh dari hasil percobaanmu!
No
Posisi
1.
A-B
2.
A-C
3.
A-D
perpindahan (cm)
Waktu (detik)
7
Gerak
109
2016
Explain 1. Berdasarkan eksperimen pertama, tentukan kelajuan! Engagemen
t
2.
Berdasarkan eksperimen kedua, tentukan kecepatan!
Elaborate
Pahami lagi yu konsepnya…
Elicit 1.
Dua buah mobil menuju kota A, mobil pertama melalui jalan bebas hambatan yang lurus. Mobil kedua berangkat dari jalan berbukit dan berliku yang kecepatannya tidak stabil. Manakah mobil yang bergerak dengan cara GLB? Jelaskan!
2.
C
b'
B
a'
A
Mobil bergerak lurus dari A menuju C kemudian berbalik arah dari C ke B. Maka jarak dan perpindahan mobil selama geraknya dari A ke B adalah
3.
Tuliskan persamaan dan perbedaan jarak dan perpindahan!
8
Gerak
110
2016 Materi hari ini udah paham belum ya…?
Evaluate
Engagement 1. Perhatikan gambar!
Berdasarkan konsep gerak dalam fisika, pernyataan yang benar adalah
2.
100 m B
C
40 m A Rangga berlari lurus dari A ke C sejauh 100 m kemudian berbalik arah untuk berlari lurus dari C ke B sejauh 40 m. (lihat gambar). Maka jarak dan perpindahan rangga selama geraknya dari A ke B adalah
3. Tentukan hubungan antara waktu, jarak, dan kecepatan yang tepat!
4. Berikanlah minimal 3 contoh GLB dalam kehidupan sehari-hari?
9
Gerak Extend
Elicit
111
2016 Agar wawasan kalian semakin luas. Coba jawab pertanyaan ini
Pernahkah Anda naik kereta api? jika sebelumnya Anda hanya duduk di dalam kereta api yang bergerak, Pikirkan kembali ketika anda di dalam sebuah kereta yang bergerak (stasiun sebagai titik acuan ), menurut anda apakah kereta bergerak dengan kecepatan konstan atau berubah-ubah setelah kereta meninggalkan stasiun menuju tempat tujuan? apakah keuntungan/kerugian jika kereta api bergerak dengan kecepatan konstan atau berubah-ubah?
Jawab:……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Nilai
Paraf Guru
“Jika anda terus menerus berlatih maka anda ahlinya” 10
Gerak
112
2016
Oleh :Eka Setiawan Alokasi waktu : 2x45
NAMA
: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelompok
:
Kelas
:
1
Gerak
113
2016
Pembutan LKS berdasarkan teori Andi Prastowo Materi : Gerak Lurus Beraturan (GLB)
A. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
B. Kompetensi Dasar 5.2 Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan
gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu 2. Menyelidiki GLBB dipercepat beraturan 3. Menyelidiki konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu 2. Siswa dapat menyelidiki GLBB dipercepat beraturan 3. Siswa dapat menyelidiki konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari
2
Gerak
114
2016
E. Langkah pembuatan LKS Pembelajaran berbantukan LKS ini memiliki 7 tahapan yaitu :
Elicit Tahapan LKS Siklus Belajar 7E
Pedoman Pengisian LKS Cycle 7E
Elicit
Engage
E
Explore
Elicit
Explain
Engagemen Elaborate t Elicit Evaluate Engagement Extend Elicit
1. Elicit, Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam tahap Elicit untuk menguji pengetahuan awal siswa 2. Engage, Siswa mengisi teka-teki silang (TTS) untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa pada materi yang akan dipelajari. 3. Explore, Siswa melakukan pengamatan melalui vidio untuk mengeksplorasi agar memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari. 4. Explain, Siswa menjawab pertanyaan dengan berdiskusi, menyimpulkan konsep-konsep dan definisi-definisi yang mereka dapatkan pada fase eksplorasi. 5. Elaborate Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan maupun permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari untuk menerapkan konsep yang telah diperoleh siswa. 6. Evaluate, Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan pembelajaran yang telah dilakukan sesusai dengan indikator pembelajaran. 7. Extend, Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan yang dapat memperluas konsep yang telah diperoleh siswa, sehingga siswa dapat mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.
3
Gerak
115
2016 Baca dan pahami dulu materinya sebelum melakukan eksperimen!
E. Materi
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -). GLBB terbagi dua, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Percepatan Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam suatu selang waktu tertentu. Percepatan rata–rata adalah perubahan kecepatan yang dialami benda dibagi selang waktunya. Persamaan untuk percepatan dan percepatan rata-rata adalah sbb:
ä=
a = percepatan (m.s-2) v = kecepatan akhir (m.s-1) v0 = kecepatan awal (m.s-1) t = waktu (s) s = jarak (m) ä = percepatan rata-rata (m.s-2)
Persamaan-persamaan pada GLBB:
Grafik – grafik pada GLBB: a. Grafik v – t (v0≠ 0)
b. Grafik a – t
c. Grafik s – t (s0≠ 0)
Gerak Jatuh Bebas (GJB) Bila dua batu yang berbeda beratnya dijatuhkan tanpa kecepatan awal dari ketinggian yang sama dalam waktu yang sama, batu manakah yang sampai di tanah duluan? Peristiwa di atas dalam Fisika disebut sebagai jatuh bebas, yakni gerak lurus berubah beraturan pada lintasan vertikal. Ciri khasnya adalah benda jatuh tanpa kecepatan awal (v0 = nol). Semakin ke bawah gerak benda semakin cepat. Percepatan yang dialami oleh setiap benda jatuh bebas selalu sama, yakni sama dengan percepatan gravitasi bumi (percepatan gravitasi bumi itu besarnya g = 9,8 m.s2 dan sering dibulatkan menjadi 10 m.s2. Persamaan yang ada di GJB adalah:
4
Gerak
116
2016
Keterangan: g = percepatan gravitasi (m.s-2) h = ketinggian benda (m) t = waktu (s) vt = kecepatan pada saat t (m.s-1)
Gerak Vertikal Kebawah Berbeda dengan jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah yang dimaksudkan adalah gerak benda-benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu. Jadi seperti gerak vertikal ke atas hanya saja arahnya ke bawah. Sehingga persamaan-persamaannya sama dengan persamaan-persamaan pada gerak vertikal ke atas, kecuali tanda negatif pada persamaan-persamaan gerak vertikal ke atas diganti dengan tanda positif. Sebab gerak vertikal ke bawah adalah GLBB yang dipercepat dengan percepatan yang sama untuk setiap benda yakni g. Jadi persamaanya adalah
Waah aku jadi semakin penasaran nih, Yuk kita sama-sama mempelajarai GLB
5
Gerak
117
2016
Elicit
Elicit
a. Mobil yang turun dari bukit
b. Jam yang bergerak
d. Ban berputar 1.
c. Mobil yang naik ke bukit
e. Batu yang dilemparkan jatuh ke bawah
Dari gambar di atas, gambar mana sajakah yang termasuk dalam gerak lurus?jelaskan! Jawab………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Gambar mana sajakah yang menunjukan gerak lurus dipercepat?jelaskan! Jawab………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Gambar manakah yang termasuk dalam gerak jatuh bebas? Jawab………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6
Gerak
118
2016
Engage
E
3
5
9
7 2
1
6
8 4
MENDATAR 1. Gaya tarik bumi (Sinonim) 2. Satuan internasional ketinggian 4. Benda jatuh bebas mempunyai lintasan 6. Perpindahan tiap satuan waktu 8. Huruf B terakhir dari GLBB menunjukan kata
MENURUN 1. Gerak Lurus Bebas Beraturan disingkat 3. Kelapa jatuh merupakan contoh gerak 5. Besaran yang bersatuan sekon (s) 7. Gerak yang mengalami jatuh bebas termasuk gerak 9. Perubahan kecepatan terhadap waktu
7
Gerak
119
2016
Explore
“
Untuk menambah pemahaman tentang GLBB, mari perhatikan video yang sedang diputarkan gurumu di Elicit depan kelas! Setelah kamu memperhatikan video tersebut, buat resume video yang kamu saksikan beserta gambar yang mendukung penjelasan tersebut! Resume
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gambar arah geraknya
8
Gerak
120
2016
Explain 1.
Engagemen Jelaskan gerak yang dialami penerjun payung, bergerak dipercepat, diperlambat, atau bergerak dengan kecepatan konstan?jawab:…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
t
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2.
Mengapa lintasan pesawat terbang dibuat garis lurus. Apa hubungan dengan adanya percepatan konstan? Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.
Apa yang terjadi apabila kecepatan pesawat konstan? Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Elaborate
Elicit
a. Bola yang dilempar dari bawah ke atas
b. Buah apel yang jatuh dari pohonnya
c. Bola dilemparkan ke bawah
Berdasarkan pemahaman anda, Coba pahami dan diskusikan dari ketiga gambar di atas baik itu gambar a, b, dan c. Kemudian lengkapilah tabel perbedaan gerak vertikal keatas, vertikal kebawah, dan gerak jatuh bebas!
NO
Perbedaan
1.
Kecepatan awal
2.
Kecepatan akhir
3.
Percepatan
Gerak vertikal kebawah
Gerak jatuh bebas
(a) (b) (c)
(a) (b) (c)
9
Gerak Evaluate
121
2016 Materi hari ini udah paham belum ya…?
Engagement 1. Apa yang dimaksud dengan percepatan?
2.
3.
jawab.......................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ............................................. .................................................................................................................................................................................... Sebuah perahu dari keadaan diam melaju dengan kecepatan 10 m.s-1 dalam waktu 5 sekon. Berapakah percepatan yang dialami perahu?
jawab………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… Sebutkan contoh gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari? jawab……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………
10
Gerak
122
2016
Extend
Agar wawasan kalian semakin luas. Coba jawab pertanyaan ini
Elicit
Informasi yang diterima tim kebakaran DKI Jakarta mengenai kebakaran hebat di salah satu pusat perbelanjaan, Tim mengirimkan 10 mobil pemadam kebakaran dengan segera melaju kecang ke lokasi kejadian. Amati dan simpulkan gerak mobil pemadam kebakaran tersebut?
Jawab:
Nilai
Paraf Guru
"Jika anda terus menerus berlatih maka anda ahlinya" 11
Gerak
123
2016
Oleh :Eka Setiawan Alokasiwaktu : 2x45
NAMA
: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelompok
:
Kelas
:
1
Gerak
124
2016
Pembutan LKS berdasarkan teori Andi Prastowo Materi : Gerak Lurus Beraturan (GLB)
A. Standar Kompetensi 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
B. Kompetensi Dasar 5.2 Menganalisis data percobaan gerak lurus beraturan dan
gerak lurus berubah beraturan kehidupan sehari-hari
serta penerapannya dalam
C. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Mendefinisikan perlambatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu 2. Menyelidiki GLBB diperlambat beraturan 3. Menunjukkan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan perlambatan sebagai perubahan kecepatan setiap satuan waktu 2. Siswa dapat menyelidiki GLBB diperlambat beraturan 3. Siswa dapat menunjukkan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari
2
Gerak
125
2016
E. Langkah pembuatan LKS Pembelajaran berbantukan LKS ini memiliki 7 tahapan yaitu :
Elicit Tahapan LKS Siklus Belajar 7E
Pedoman Pengisian LKS Cycle 7E
Elicit
Engage
E
Explore
Elicit
Explain
Engagemen Elaborate t Elicit Evaluate Engagement Extend Elicit
1. Elicit, Siswa mengisi pertanyaan yang terdapat di dalam tahap Elicit untuk menguji pengetahuan awal siswa 2. Engage, Siswa mengisi teka-teki silang (TTS) untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa pada materi yang akan dipelajari. 3. Explore, Siswa melakukan pengamatan melalui vidio untuk mengeksplorasi agar memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang dipelajari. 4. Explain, Siswa menjawab pertanyaan dengan berdiskusi, menyimpulkan konsep-konsep dan definisi-definisi yang mereka dapatkan pada fase eksplorasi. 5. Elaborate Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan maupun permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari untuk menerapkan konsep yang telah diperoleh siswa. 6. Evaluate, Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan pembelajaran yang telah dilakukan sesusai dengan indikator pembelajaran. 7. Extend, Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan yang dapat memperluas konsep yang telah diperoleh siswa, sehingga siswa dapat mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.
3
Gerak
126
2016
E. Materi 1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah setiap saat karena adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan (a= +) atau perlambatan (a= -). GLBB terbagi dua, GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. a. GLBB diperlambat GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatanya makin lama makin kecil (lambat). Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas. s (m)
v (s/t)
t (s)
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat
t (s)
Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat
b. Gerak Vertikal keatas Lemparkan bola vertikal ke atas, amati gerakannya. Bagaimana kecepatan bola dari waktu ke waktu! Selama bola bergerak ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat. Akhirnya setelah mencapai ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum, bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol. Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola, menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas, bergerak turun dipercepat. Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB diperlambat (a = - g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah mencapai tinggi maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal nol. Dalam hal ini berlaku persamaan-persamaan GLBB yang telah kita pelajari pada kegiatan lalu. Pada saat benda bergerak naik berlaku persamaan :
Keterangan: v0 = kecepatan awal (m.s-1) g = percepatan gravitasi (m.s-2) t = waktu (s) vt = kecepatan akhir (m.s-1) h = ketinggian (m)
4
Gerak
127
2016
Elicit
Elicit
a. Mobil yang melaju di jalan tol
b. Gerak layang-layang yang putus
d. melempar bola keatas 1.
c.kipas angin yang berputar berputarbergerak
e.Mobil yang naik ke bukit
Dari gambar di atas, gambar mana sajakah yang termasuk dalam gerak lurus?jelaskan! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Gambar mana sajakah yang menunjukan gerak diperlambat?jelaskan! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5
Gerak
128
2016
Engage
E dengan pasangan yang tepat! Jodohkan Lihat istilah-istilah dibawah ini! 1. Gaya tarik bumi
(
)
a. bola dilempar
2. Lambang dari kecepatan awal
(
)
keatas
3. Contoh GLBB diperlambat
(
)
b. meter
4. Satuan dari gravitasi bumi
(
)
c. Vt
5. Satuan dari kecepatan
(
)
d. m.s-2
6. Bukan termasuk gerak lurus
(
)
e. Vo
7. Lambang dari kecepatan akhir
(
)
f. Gravitasi
8. Satuan dari ketinggian menurut SI
(
)
g. "a" bernilai (-)
9. Ciri-ciri GLBB diperlambat
(
)
h. m.s-1
10. Benda dikatakan diprlambat jika tiap satuan waktu mengalami pengurangan
i. kipas angin (
)
j. lompat indah k. Kecepatan
6
Gerak
129
2016
Explore
“
Elicit Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan eksperimen 1. Mobil mainan
A
Apa ya yang didapat pada pengamatan ini?
D
2. Meteran 3. Lintasan 4. Stopwatch 5. Pasir B
C
Gambar 2
Eksperimen 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Siapkan mobil mainan yang telah terisi baterai. Siapkan lintasan mobil mainan seperti pada gambar 2. Ukur jarak antara posisi A-B, B-C, dan C-D menggunakan meteran dan catat hasilnya pada tabel 1. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi B dan hitung waktunya. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi C dan hitung waktunya. Jalankan mobil mainan dari posisi A ke posisi D dan hitung waktunya. Hitung Kecpatan mainan dari posisi A ke posisi B (sebagai kecepatan awal) Hitung Kecpatan mainan dari posisi A ke posisi C (sebagai kecepatan akhir 1) Hitung Kecpatan mainan dari posisi A ke posisi D (sebagai kecepatan akhir 2)
No
Posisi
1.
A-B
2.
A-C
3.
A-D
Jarak (cm)
Waktu (detik)
Kecepatan (m/s)
7
Gerak
130
2016
Explain 1.
Engagemen Tentukan besarnya perlambatan yang dialami mobil dari A ke C, jika kecepatan awal dihitung dari A ke B?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… t ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2.
Tentukan besarnya perlambatan yang dialami mobil dari A ke D, jika kecepatan awal dihitung dari A ke B? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.
Apa peyebab terjadinya GLBB diperlambat pada saat percobaan?jelaskan! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Elaborate
Elicit
Anda sudah mempelajari tentang GLB pada LKS sebelumnya, berdasarkan pemahaman anda, bandingkan GLB dengan GLBB. Lengkapilah tabel perbedaan GLB dan GLBB berikut ini! NO
Perbedaan
1
Kecepatan
2
Percepatan
3
Grafik v-t
4
Grafik s-t
GLB
GLBB diperlambat
8
Gerak
131
2016
Evaluate 1.
2.
3.
Engagement Apa yang dimaksud dengan GLBB diperlambat? .................................................................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................................................... ........... .................................................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................... Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 20 m.s-1 di rem hingga berhenti dalam waktu 2 sekon. Berapakah perlambatan yang dialami mobil tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… Sebutkan contoh gerak diperlambat dalam kehidupan sehari-hari minimal 5? ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………… .
9
Gerak
132
2016
Extend
Elicit
Informasi yang diterima pusat pelayanan mobil derek mengenai adanya mobil mogok di jalan tol Tb Simatupang, mobil derekpun segera melaju kencang ke lokasi. Tetapi, setelah mobil yang mogok itu ditarik, mobil derek melaju lebih pelan. Amati dan simpulkan gerak mobil derek tersebut?
“Jika anda terus menerus berlatih maka anda ahlinya” Nilai
Paraf Guru
“Jika anda terus menerus berlatih maka anda ahlinya” 10
133
Lampiran B Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes a. Kisi-kisi Insrtumen Tes b. Instrumen Tes 2. Analisis Hasil Uji Instrumen a. Uji Validitas Butir Soal b. Uji Reliabilitas Instrumen c. Uji Taraf Kesukaran d. Uji Daya Pembeda 3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen 4. Soal Instrumen Peneliian 5. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) 6. Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran LKS Berbasis cycle 7E 7. Lembar Jawaban LKS 8. Lembar Validitas Isi Lembar Kerja Siswa (LKS)
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Indikator Menjelaskan pengertian gerak Membedakan pengertian perpindahan dan jarak Mengidentifikasi Kecepatan dan kelajuan Menyatakan Konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
C1 1, 3*
Jenjang Kognitif C2 C3 2*, 4 5, 6
17*, 19*
18*, 20
Menyelidiki GLBB dipercepat beraturan Menyatakan konsep gerak jatuh bebas dalam kehidupan seharihari
31*
7*, 8, 9, 10 11*,12,15,16 21* 22, 23*, 24*, 25, 26, 27
35* 36*,37* 12,5% 7
13,14
28,29*,30
Menghitung GLBB diperlambat beraturan Mengemukakan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari Peraentase soal Jumlah soal Keterangan : * Nomor yang digunakan
C4
38*,39*,4 0* 35% 12
40% 16
32*, 33*, 34
12,5% 5
ΣSoal
% Soal
4
10%
6 6 5
15% 15% 12,5%
6
15%
4
10%
4
10%
5
12,5% 100%
134
INSTRUMEN TES Satuan Pendidikan
: SMPN 29 Tangerang Selatan
Alokas Waktu
: 90 Menit
Mata Pelajaran
: IPA/ Fisika
Jumlah Soal
: 20 Butir
Kurikulum
: KTSP 2006
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda (PG)
Standar Kompetensi
: 5. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi Dasar
: 5.2 Menggunakan data percobaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan serta penerapannya dalam kehidupan seharihari
MATERI
INDIKATOR
Gerak lurus beraturan (GLB)
Menjelaskan pengertian gerak
INDIKATOR SOAL SOAL Menjelaskan 1. Sebuah mobil dikatakan bergerak benda bergerak perubahan…. a. bentuknya b. massanya c. kedudukannya d. beratnya Mendefinisika n pengertian titik acuan
JAWABAN jika
mengalami
2. Perhatikan gambar!
C Jawab: Benda dikatakan bergerak apabila kedudukanya berubah terhadap titik acuan A mobil derek bergerak terhadap pohon
ASPEK KOGNITIF C1
C2
Mobil sedan sedang diderek oleh mobil derek yang melaju 135
menuju bengkel. Pohon adalah titik acuannya. Berdasarkan konsep gerak lurus beraturan, pernyataan berikut ini yang benar adalah.… a. mobil derek bergerak terhadap pohon b. mobil sedan bergerak terhadap mobil derek c. sopir sedan bergerak terhadap mobil derek d. sopir mobil derek tidak bergerak terhadap rumah Mendeskripsik an pengertian titik acuan
Menunjukan konsep gerak
Membedaka n pengertian perpindahan dan jarak
Membedakan jarak dan perpindahan
3. Perubahan kedudukan terhadap titik acuan disebut…. a. diam b. bergerak c. berpindah tempat d. bergeser kedudukan
B Jawab: Gerak merupakan perubahan kedudukan terhadap titik acuan tertentu 4. Riza sedang menendang bola, bola dapat dikatakan bergerak A terhadap…. Jawab: kaki yang a. kakinya menyebabkan b. sepatunya berubahnya c. rumput dilapangan kedudukan bola d. badanya 5. Seorang siswa berjalan dari posisi A ke timur sejauh 2 meter D menuju posisi B dan berjalan lagi menuju posisi C ke barat jawab: sejauh 4 meter. Berapa Jarak dan perpindahan siswa tersebut? A
Utara
Barat
C
A
Timur
C2
C2
B
A = posisi awal B = posisi akhir Jarak = 2 + 4 = 6 m Perpindahan = 2 136
2m 2m Selatan
B
C1
m, ke arah barat a. b. c. d. Mengidentifik asi jarak
Menghitung perpindahan
2 m dan 2 m ke timur 2 m dan 3 m ke timur 6 m dan 4 m ke barat 6 m dan 2 m ke barat
6. Albert berjalan menuju apotek dan kembali lagi kerumah. Total lintasan yang di tempuh albert 20 km. Bagi albert, seluruh lintasan perjalanan yang ditempuh menyatakan… a. acuan b. perpindahan c. jarak d. kedudukan 7. Resti berjalan 6 meter ke barat, kemudian 8 meter ke selatan. Utara .... Besarnya perpindahan Resti adalah a. 2 m ke barat b. 4 m ke barat Timur 6m c. 10 m ke selatanBarat d. 14 m ke selatan
C
C2
Jawab: Jarak adalah total lintasan yang di tempuh.
c
C3
6m p..?
8m
8m Selatan
Menentukan jarak dan perpindahan seorang anak yang berenang
Jawab: P=√ P=√ P=√ P = 10 m ke selatan 8. Seorang anak berenang dengan lintasan lurus di sepanjang tepi c 20 m B kolam. Mulai berangkat dari ujung A berbalik di ujung B. A C 10 m panjang kolam dari A ke B 20 m. Ia telah berbalik di B sebanyak dua kali, lalu akhirnya kehabisan tenaga dan berhenti di C yang berada di tengah A dan B. Jarak dan besar Jarak: (20 m x 2) perpindahan yang telah ditempuh anak tersebut terhadap titik + 10 m = 50 m
C3
137
Menghitung jarak dan perpindahan mobil
awal A adalah…. a. 30 m dan 10 m di C b. 40 m dan 20 m di C c. 50 m dan 10 m di C d. 70 m dan 10 m di C 9. Wildan mengendarai sepeda motor bergerak lurus ke timur sejauh 100 meter lalu bergerak lurus ke barat sejauh 50 meter. Hitunglah jarak dan perpindahan mobil dari posisi awal? a. 100 m dan 50 m ke barat Utara b. 150 m dan 50 m ke barat 50 m 100 m c. 175 m dan 55 m ke timur d. 180 m dan 55 m ke timur Timur
Barat
Selatan
Menghitung jarak dan perpindahan pelari
10. Seseorang berlari ke arah timur sejauh 400 m, kemudian belok ke utara sejauh 300 m. Hitunglah jarak dan perpindahannya? a. 500 m dan 450 m ke timur b. 600 m dan 450 m ke timur Utara 300 m c. 600 m dan 500 m ke utara 400 m d. 700 m dan 500 m ke utara Timur
Barat
Selatan
Perpindahan: 20 m – 10 m = 10 m
B Jarak = 100 meter + 50 meter = 150 meter Besar perpindahan = 100 meter – 50 meter = 50 meter dan arah perpindahan ke barat
C3
d
C3 R 300 m
P
400 m
Q
Jarak: PQ + QR = 400 + 300 = 700 m P= √ 138
P=√ P=√ P = 500 m Membedaka n Kecepatan dan kelajuan
Menentukan besar kecepatan jika variabel lain diketahui
11. Andika mengendarai mobil kemudian menempuh jarak 108 km dalam waktu 2 jam, maka kecepatan mobil adalah…. a. 110 m.s-1 b. 60 m.s-1. c. 54 m.s-1. d. 15 m.s-1.
Membedakan besar kecepatan dari beberapa benda
12.
Perhatikan tabel berikut! Nama Perpindah Waktu an (cm) (menit) 100 12,5 Andrea 90 10 Bonar 80 16 Caecillia 70 8 Delia 60 8 Eva 50 4 Farida Kecepatan terbesar dan terkecil dilakukan oleh…. a. Farida dan Caecillia b. Farida dan Bonar c. Bonar dan Andrea d. Eva dan Delia
D Diketahui: s = 108 km = 108.000 m t = 2 jam = 7200 s Ditanyakan: v = ? Jawab: v = s/t v = 108.000 m/7200 s v = 15 m.s-1 B Jawab: =8
C3
C3
m.s-1 =9 m.s
-1
m.s
-1
=5 = 8,75 m.s
-1
= 7,5 m.s-1 = 139
Menentukan salah satu variabel dalam kecepatan jika variabel lain diketahui
13. Barkah berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor dengan kecepatan 4 m.s-1. Jika ia sampai ke sekolah pada pukul 07.05 dan jarak dari rumah Barkah ke sekolah 6 km, maka Barkah berangkat dari rumah pada pukul .... a. 06.30 b. 06.40 c. 06.45 d. 06.50
Menentukan salah satu variabel dalam kecepatan jika variabel lain diketahui
14. Perhatikan sebuah mobil yang sedang melaju di jalan raya! 6s
4s
30 m
Kelajuan mobil adalah…. a. 60 m.s-1 b. 30 m.s-1 c. 15 m.s-1 d. 7,5 m.s-1
2s
30 m
0
30 m
12,5 m.s-1 B Diketahui: v = 4 m.s-1 s = 6 km = 6000 m Ditanyakan: t =? Jawab: v = s/t => t = s/v t = 6000 /4 t = 1500 s = 25 menit Jika ia sampai ke sekolah pada pukul 07.05 maka ia berangkat ke sekolah 25 sebelumnya yaitu pukul 06.40 B Diket: s = 30 m + 30 m + 30 m = 90 m t = 6 sekon Dit : v =…….? Jawab:
C4
C4
= 15 m.s-1
140
Menentukan salah satu variabel dalam kecepatan jika variabel lain diketahui
Menentukan salah satu variabel dalam kelajuan rata-rata jika variabel lain diketahui Mendefinisika n pengertian GLB Menyatakan Konsep GLB dalam kehidupan sehari-hari
Mengidentifik asi GLB
Mendefinisika
15. Sebuah mobil bergerak dengan laju 150 km.jam-1 di jalan tol yang lurus. Jika waktu tempuhnya 120 sekon, berapakah berapakah jarak tempuh mobil itu? a. 20 km b. 15 km c. 10 km d. 5 km
D Diket: v = 150 km.jam-1 t= =2 menit/60 = 1/30 jam Dit: s = …….? Jawab: s = v x t S = 150 x 1/30 S= 5 km 16. Sebuah mobil menempuh jarak 35 Km pertama dalam 2 A jam dan 60 Km berikutnya dalam 3 jam. Maka kelajuan rata – Diket: s1 = 35 , s2 rata mobil tersebut adalah… = 60 a. 25 Km.jam-1 t1 = 2 s, t2 = 3 s b. 24 Km.jam-1 c. 23 Km.jam-1 = d. 22 Km.jam-1 = 25 Km.jam-1 17. Gerak Lurus Beraturan (GLB) memiliki… A a. kecepatan tetap Jawab: GLB b. percepatan berubah memiliki lintasan c. percepatan tetap lurus, kecepatan d. kecepatan nol tetap 18. Kelajuan sebuah mobil dijalan tol selalu 80 km/ jam D konstan. Maka mobil dikatakan sedang melakukan gerak… Jawab: Mobil di a. tidak beraturan jalan tol salah satu b. lurus berubah beraturan contoh GLB c. lurus dipeercepat beraturan d. lurus beraturan 19. Benda dikatakan bergerak beraturan jika…. A
C3
C3
C1
C2
C1 141
n pengertian GLB
Menyebutkan contoh GLB dalam kehidupan sehari-hari
a. b. c. d.
20. 1)
kelajuan tetap ada percepatan kelajuan berubah-ubah beraturan percepatan berubah-ubah
Perhatikan pernyataan–pernyataan berikut!
Jawab: Benda dikatakan bergerak beraturan dikrenakan lajunya tetap B Jawab: Contoh GLBB yaitu mobil yang melaju di jalan dan kereta api
C3
2)
3)
4)
Yang termasuk gerak lurus berubah beraturan dari pernyataan di atas adalah… a. 1 dan 3 b. 1 dan 2 142
Mendeskrifsik an grafik hubungan antara jarak dan waktu
c. 1 dan 4 d. 2 dan 4 21. Benda dikatakan gerak lurus beraturan ditunjukan oleh grafik dengan menyatakan hubungan jarak dan waktu…. a. s sd.
t
b.
t
A
C2
Jawab: s
t
s
t s
c.
t
Gerak lurus berubah beraturan
Menyelidiki GLBB dipercepat beraturan
Menyebutkan contoh GLBB dipercepat dalam
22. Di bawah ini termasuk gerak dipercepat, kecuali .... D -1 a. kecepatan sepeda motor mula-mula 2 m.s kemudian 3 m.s Jawab: benda 1 bergerak dengan b. kecepatan sepeda motor mula-mula 10 km.jam-1 kemudian kecepatan 10
C3
143
dipercepat (GLBB dipercepat )
kehidupan sehari-hari
Menentukan salah satu variabel dalam percepatan jika variabel lain diketahui
Menentukan salah satu variabel dalam percepatan jika variabel lain diketahui
Menentukan salah satu variabel dalam percepatan
2 m.s-1 c. benda diam kemudian bergerak d. benda bergerak mula-mula dengan kecepatan 10 km.jam-1 kemudian 3 m.s-1 23. Sebuah truk yang mula-mula diam, 5 detik kemudian kecepatannya menjadi 6 m.s-1. Percepatan truk tersebut adalah .... a. 0,83 m.s-2 b. 1,2 m.s-2 c. 5 m.s-2 d. 30 m.s-2
24. Sebuah perahu dari keadaan diam melaju dalam waktu 5 sekon. Seperti pada gambar. -1 10 m.s
Berapakah percepatan yang dialami perahu…. a. 0,83 m.s-2 b. 1 m.s-2 c. 1,2 m.s-2 d. 2 m.s-2 25. Seorang polisi mempercepat motornya dari keadaan diam hingga kecepatanya menjadi 30 m.s-1 dalam selang waktu 3 detik. Hitunglah percepatan motornya…. a. 3 m.s-2 b. 5 m.s-2
km.jam-1 kemudian 3 m.s-
B Diketahui: v0 = 0 vt = 6 m.s-1 t=5s Ditanyakan: a = ? Jawab: a = (vt – v0)/t a = (6 m.s-1 – 0)/ 5 s a = 1,2 m.s-2 D Diketahui: v0 = 0 vt = 10 m.s-1 t=5s Ditanyakan: a = ? Jawab: a = (vt – v0)/t a = (10 m/s – 0)/ 5 s a = 2 m.s-2 C Diketahui: v = 30 m.s-1 t=3s Ditanyakan: a = ?
C3
C3
C3
144
jika variabel lain diketahui
Menyatakan konsep gerak jatuh bebas dalam
c. 10 m.s-2 d. 15 m.s-2
Menentukan salah satu variabel dalam percepatan jika variabel lain diketahui
26. Sebuah benda bergerak lurus berubah beraturan selama 5 sekon. Kecepatanya berubah dari 4 m.s-1 menjadi 10 m.s-1. Hitung percepatan benda tersebut… a. 1,2 m.s-2 b. 3 m.s-2 c. 3,2 m.s-2 d. 4 m.s-2
Menentukan salah satu variabel dalam percepatan jika variabel lain diketahui
27. Sepeda motor bergerak dengan kecepatan 7,77 m.s-1. Dalam waktu 6 sekon kecepatannya menjadi 4,44 m.s-1. Percepatan rata-rata yang dialami sepeda motor adalah .... a. -0,5 m.s-2 b. -0,6 m.s-2 c. -0,7 m.s-2 d. -1 m.s-2
Menyebutkan contoh GJB dalam kehidupan
28. Benda yang bergerak jatuh bebas memiliki 1. Kecepatan awal nol 2. Percepatan tetap 3. Geraknya dipercepat beraturan
Jawab: a = v/t a = 30/3 s a = 10 m.s-2 A Diketahui: v0 = 4 m.s-1 vt = 10 m.s-1 t=5s Ditanyakan: a = ? Jawab: a = (vt – v0)/t a = (10 m.s-1 – 4 m.s-1)/ 5 s a = 1,2 m.s-2 B Diketahui: v0 = 7,77 m.s-1 vt = 4,44 m.s-1 t=6s Ditanyakan: a = ? Jawab: a = (vt – v0)/t a = (4,44 – 7,77)/ 6 a = - 0,55 m.s-2 a = -0,6 m.s-2 D Jawab: Kecepatan awal nol, Percepatan tetap
C3
C3
C2
145
kehidupan sehari-hari
sehari-hari
Menunjukan fenomena gerak jatuh bebas dalam kehidupan sehari-hari Menunjukan ciri-ciri gerak jatuh bebas
GLBB diperlamb at
Menyelidiki GLBB diperlambat beraturan
4. Kecepatan tergantung massa benda Pernyataan yang benar adalah… a. 4 b. 2 dan 4 c. 1 dan 3 d. 1,2,3 29. Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, merupakan contoh dari benda yang .... a. bergerak lurus beraturan b. begerak lurus berubah beraturan diperlambat c. bergerak lurus berubah beraturan dipercepat d. bergerak lurus berubah tak beraturan
Geraknya dipercepat beraturan
C Jawab: bergerak lurus berubah beraturan dipercepat
C2
30. Pernyataan di bawah ini paling tepat untuk sebuah benda yang jatuh bebas adalah… a. percepatan tetap, kecepatan tetap b. percepatan tetap, kecepatan bertambah c. percepatan bertambah, kecepatan tetap d. percepatan bertambah, kecepatan bertambah
B percepatan tetap, kecepatan bertambah
C2
A Jawab: Kecepatan awal gerak jatuh bebas itu nol (tidak ada)
C1
B Diketahui: v = 72 Km.jam-1 = 20 m.s-1
C4
Menjelaskan 31. Kecepatan awal benda gerak jatuh bebas adalah…. hubungan a. nol variabelvariabe b. maximum l c. minimum yang d. tergantung pada ketinggian mempengaruhi GJB Menentukan 32. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan 72 Km.jam-1. salah satu Di rem hingga diperlambat 10 m.s-2. Maka waktu yang variabel diperlukan untuk memperlambat benda…. dalam GLBB a. 10 m.s-2
146
diperlambat jika variabel lain diketahui
b. 2 m.s-2 c. 8,5 m.s-2 d. 6,5 m.s-2
Menentukan salah satu variabel dalam GLBB diperlambat jika variabel lain diketahui
33. Sebuah mobil mula–mula bergerak dengan kecepatan tetap 36 Km.jam-1. Kemudian di perlambat dengan perlambatan sebesar 2 m.s-2. maka waktu yang diperlukan hingga mobil berhenti adalah… a. 2 s b. 10 s c. 8 s d. 5 s
Menentukan salah satu variabel dalam GLBB diperlambat jika variabel lain diketahui
34. Sebuah mobil dengan kelajuan tertentu diperlambat hingga berhenti selama 5 sekon. Jika perlambatan yang dialami mobil sebelum berhenti 10 m.s-2. Tentukan kecepatan mobil selama selang waktu tersebut…. m.s-1 a. 120 m.s-1 b. 130 m.s-1 c. 140 m.s-1 d. 150 m.s-1
Menentukan salah satu variabel dalam GLBB diperlambat jika variabel
35. Sebuah benda bergerak diperlambat beraturan dengan kecepatan awal 20 m.s-1. Setelah 10 sekon, benda berhenti. Berapakah perlambatanya? a. 2 m.s-2 b. 3 m.s-2 c. 4 m.s-2
a = 10 m.s-2 Ditanyakan: t = ? Jawab: t = v/a t = 20/10 s t = 2 m.s-2 d Diketahui: v = 36 Km.jam-1 = 10 m.s-1 a = 2 m.s-2 Ditanyakan: t = ? Jawab: t = 10/2 s t=5s d Diketahui: a = 10 m.s-2 t=5s Ditanyakan: v = ? Jawab: v = a.t a = 10.5 s a = 2 m.s-1 a Diketahui: v = 20 m.s-1 t = 10 s Ditanyakan: a = ? Jawab:
C4
C4
C3
147
lain diketahui
Menunjukkan konsep GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari
d. 5 m.s-2
Menyebutkan contoh GLBB diperlambat dalam kehidupan sehari-hari
36. a. b. c. d.
Contoh GLBB diperlambat adalah…. buah kelapa jatuh dari pohon batu dilempar ke atas gerak mobil saat di gas naik sepatu roda pada jalan yang menurun
Menjelaskan hubungan variabelvariabel yang mempengaruhi GLBB diperlambat Menunjukan fenomena GLBB diperlambat
37. a. b. c. d.
Apa yang berubah dalam GLBB diperlambat…. kecepatan percepatan kedudukan jarak
38. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas, karena adanya pengaruh gaya tarik bumi maka makin ke atas kecepatannya berkurang sampai mencapai titik yang tertinggi. Gerak bernda dalam arah ke atas itu merupakan gerak…
a = v/t a = 20/10 s a = 2 m.s-2 b 1. buah kelapa jatuh dari pohon (GLBB dipercepat) 2. batu dilempar ke atas (GLBB diperlambat) 3. gerak mobil saat di gas (GLBB dipercepat) 4. naik sepatu roda pada jalan yang menurun (GLBB dipercepat a Jawab: GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatanya makin lama makin kecil (lambat) c Jawab: Lurus berubah beraturan diperlambat
C1
C1
C2
148
pada kehidupan sehari-hari
Menunjukan fenomena GLBB diperlambat pada kehidupan sehari-hari Mendeskripsik an pengertian GLBB diperlambat
a. b. c. d.
lurus beraturan dipercepat lurus tidak beraturan dipercepat lurus berubah beraturan diperlambat lurus berubah beraturan
39. Sebuah mobil yang sedang bergerak tiba-tiba berhenti karena di rem, maka mobil tersebut melakukan .... a. gerak lurus b. gerak lurus beraturan c. gerak lurus berubah beraturan dipercepat d. gerak lurus berubah beraturan diperlambat
d Jawaban: gerak lurus berubah beraturan diperlambat
C2
40. Sebuah mobil yang sedang bergerak tiba-tiba berhenti, maka mobil tersebut melakukan .... a. gerak b. gerak lurus c. gerak lurus beraturan d. gerak lurus berubah beraturan
d Jawab: gerak lurus berubah beraturan
C2
149
150
Validitas Instrumen Tes Jumlah Subyek= 40 Butir Soal= 40 Nama berkas: C:\USERS\EKA SETISWAN\DOCUMENTS\EKA SETIAWAN1 No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Korelasi
Signifikansi
0.204 0.368 0.363 -0.038 -0.264 0.083 0.422 -0.093 NAN -0.057 0.363 -0.136 0.036 -0.265 -0.408 0.102 0.465 0.589 0.623 0.187 0.583 -0.210 0.531 0.609 -0.098 -0.036 -0.238 -0.236 0.464 0.059 0.361 0.551 0.370 -0.015 0.574 0.613 0.431 0.489 0.503 0.568
Signifikan Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
151
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
P=0,01 df (N-2) 0,708 60 0,606 70 0,549 80 0,496 90 0,449 100 0,393 125 0,354 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
152
Reliabilitas Instrumen Tes Rata2= 18.25 Simpang Baku= 3.72 Korelasi XY= 0.50 Reliabilitas Tes= 0.67 Nama berkas: C:\USERS\EKA SETIAWAN\DOCUMENTS\EKA SETIAWAN No.Urut Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 Eksvita 14 16 30 2 Nanda Ramadhan 11 13 24 3 Ilham Gunawan 11 11 22 4 Elsa Elvitha 9 12 21 5 Safinatunajah 9 12 21 6 Praja Rahmati... 10 11 21 7 Nur Fajri H 9 12 21 8 Maylaffayza P... 10 10 20 9 Marcella Kusuma 9 11 20 10 M Fahrezi Akbar 10 10 20 11 Tias Rahmadani 10 10 20 12 Andre Purnomo 10 9 19 13 M Sangaji 9 10 19 14 Putri Clarissa 10 9 19 15 Bagas Julianto 11 8 19 16 Felicia 9 9 18 17 M Rino Setiawan 9 9 18 18 Hariyansyah D... 9 10 19 19 Andri Bediansah 9 9 18 20 M Hapis Ray 9 9 18 21 Akbar Maulana 10 7 17 22 Novita Fajri A 11 6 17 23 Marshelda Ann... 8 8 16 24 Aisyah Diajen... 6 10 16 25 Abdul Mufid 8 8 16 26 Fakhrul Wildan 9 7 16 27 Rifal Tri S 7 8 15 28 M Majid Dany 9 6 15 29 Jihan Haryanti 8 8 16 30 M Raihan Hidayat 9 7 16 31 Putri Erinka 7 8 15 32 Arni Widya Sari 7 8 15 33 Adela Mustika 7 8 15 34 Ahmad Sabirin 8 7 15 35 Jehan Zachry 8 7 15 36 Ardinda Novira 9 5 14 37 Sania Indah R 9 5 14 38 Septi Naswanti 8 5 13 39 Fajar Agung N 7 5 12 40 Dinda Soraya ... 8 4 12
153
Daya Pembeda Jumlah Subyek= 40 Klp atas/bawah(n)= 11 Butir Soal= 40 Nama berkas: C:\USERS\EKA SETIAWAN\DOCUMENTS\EKA SETIAWAN No Butir Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 11 10 1 9.09 2 8 3 5 45.45 3 10 5 5 45.45 4 4 7 -3 -27.27 5 3 7 -4 -36.36 6 6 7 -1 -9.09 7 1 0 1 9.09 8 2 5 -3 -27.27 9 0 0 0 0.00 10 10 11 -1 -9.09 11 3 0 3 27.27 12 0 2 -2 -18.18 13 2 2 0 0.00 14 0 4 -4 -36.36 15 3 9 -6 -54.55 16 9 8 1 9.09 17 10 4 6 54.55 18 7 0 7 63.64 19 10 2 8 72.73 20 2 0 2 18.18 21 7 0 7 63.64 22 1 4 -3 -27.27 23 8 0 8 72.73 24 11 1 10 90.91 25 10 11 -1 -9.09 26 10 11 -1 -9.09 27 8 11 -3 -27.27 28 7 11 -4 -36.36 29 4 0 4 36.36 30 5 1 4 36.36 31 8 1 7 63.64 32 4 0 4 36.36 33 3 1 2 18.18 34 10 9 1 9.09 35 11 3 8 72.73 36 6 0 6 54.55 37 7 0 7 63.64 38 10 3 7 63.64 39 9 3 6 54.55 40 9 1 8 72.73
154
Tingkat Kesukaran Jumlah Subyek= 40 Butir Soal= 40 Nama berkas: C:\USERS\EKA SETIAWAN\DOCUMENTS\EKA SETIAWAN No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) 36 90.00 17 42.50 22 55.00 23 57.50 16 40.00 24 60.00 2 5.00 14 35.00 0 0.00 35 87.50 4 10.00 4 10.00 5 12.50 9 22.50 20 50.00 31 77.50 17 42.50 17 42.50 23 57.50 3 7.50 9 22.50 11 27.50 20 50.00 28 70.00 35 87.50 35 87.50 28 70.00 24 60.00 10 25.00 12 30.00 16 40.00 5 12.50 11 27.50 35 87.50 30 75.00 8 20.00 18 45.00 25 62.50 25 62.50 23 57.50
Tafsiran Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sangat Sukar Sukar Sangat Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
155
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Rata-rata Simpang Baku Reliabilitas Tes Jumlah Subyek No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Daya Beda (%) 9.09 45.45 45.45 -27.27 -36.36 -9.09 9.09 -27.27 0.00 -9.09 27.27 -18.18 0.00 -36.36 -54.55 9.09 54.55 63.64 72.73 18.18 63.64 -27.27 72.73 90.91 -9.09 -9.09 -27.27 -36.36 36.36 36.36 63.64 36.36 18.18 9.09 72.73 54.55 63.64 63.64 54.55 72.73
= 18.25 = 3.72 = 0.67 = 40 T. Kesukaran
Korelasi
Sign. Korelasi
Kesimpulan
sangat mudah
0.204 0.368 0.363 -0.038 -0.264 0.083 0.422 -0.093 NAN -0.057 0.363 -0.136 0.036 -0.265 -0.408 0.102 0.465 0.589 0.623 0.187 0.583 -0.210 0.531 0.609 -0.098 -0.036 -0.238 -0.236 0.464 0.059 0.361 0.551 0.370 -0.015 0.574 0.613 0.431 0.489 0.503 0.568
Signifikan Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
sangat sukar Sedang
sangat sukar sangat mudah sangat sukar sangat sukar sangat sukar Sukar Sedang
Mudah Sedang Sedang Sedang
sangat sukar Sukar Sukar Sedang Sedang
sangat mudah sangat mudah Sedang Sedang
Sukar Sukar Sedang
sangat sukar Sukar sangat mudah Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang
156
Instrumen Tes yang Digunakan Nama : ………………………… Kelas : ………………………… Sekolah : SMPN 21 Tangerang Selatan Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perubahan kedudukan terhadap titik acuan disebut…. a. diam b. bergerak c. berpindah tempat d. bergeser kedudukan Kecepatan awal benda gerak jatuh bebas adalah…. a. nol b. maximum c. minimum d. tergantung pada ketinggian Contoh GLBB diperlambat adalah…. a. buah kelapa jatuh dari pohon b. batu dilempar ke atas c. gerak mobil saat di gas d. naik sepatu roda pada jalan yang menurun Apa yang berubah dalam GLBB diperlambat…. a. kecepatan b. percepatan c. kedudukan d. jarak Perhatikan gambar!
Mobil sedan sedang diderek oleh mobil derek yang melaju menuju bengkel. Pohon adalah titik acuannya. Berdasarkan konsep gerak lurus beraturan, pernyataan berikut ini yang benar adalah.… a. mobil derek bergerak terhadap pohon b. mobil sedan bergerak terhadap mobil derek c. sopir sedan bergerak terhadap mobil derek d. sopir mobil derek tidak bergerak terhadap rumah Gerak Lurus Beraturan (GLB) memiliki… a. kecepatan tetap b. percepatan berubah c. percepatan tetap d. kecepatan nol Kelajuan sebuah mobil dijalan tol selalu 80 km/ jam konstan. Maka mobil dikatakan sedang melakukan gerak… a. tidak beraturan b. lurus berubah beraturan c. lurus dipeercepat beraturan
8.
9.
10.
11.
12.
13.
d. lurus beraturan Benda dikatakan bergerak beraturan jika…. a. kelajuan tetap b. ada percepatan c. kelajuan berubah-ubah beraturan d. percepatan berubah-ubah Buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, merupakan contoh dari benda yang .... a. bergerak lurus beraturan b. begerak lurus berubah beraturan diperlambat c. bergerak lurus berubah beraturan dipercepat d. bergerak lurus berubah tak beraturan Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas, karena adanya pengaruh gaya tarik bumi maka makin ke atas kecepatannya berkurang sampai mencapai titik yang tertinggi. Gerak bernda dalam arah ke atas itu merupakan gerak… a. lurus beraturan dipercepat b. lurus tidak beraturan dipercepat c. lurus berubah beraturan diperlambat d. lurus berubah beraturan Sebuah mobil yang sedang bergerak tibatiba berhenti karena di rem, maka mobil tersebut melakukan .... a. gerak lurus b. gerak lurus beraturan c. gerak lurus berubah beraturan dipercepat d. gerak lurus berubah beraturan diperlambat Sebuah mobil yang sedang bergerak tibatiba berhenti, maka mobil tersebut melakukan .... a. gerak b. gerak lurus c. gerak lurus beraturan d. gerak lurus berubah beraturan Resti berjalan 6 meter ke barat, kemudian 8 meter ke selatan. Besarnya perpindahan Resti adalah.... Utara Barat6 m
Timur 8m Selatan
a. b. c. d.
2 m ke barat 4 m ke barat 10 m ke selatan 14 m ke selatan
157
14. Andika mengendarai mobil kemudian menempuh jarak 108 km dalam waktu 2 jam, maka kecepatan mobil adalah…. a. 110 m.s-1 b. 60 m.s-1 c. 54 m.s-1 d. 15 m.s-1 15. Benda dikatakan gerak lurus beraturan ditunjukan oleh grafik dengan menyatakan hubungan jarak dan waktu…. a.
s
c.
s
dalam waktu 5 sekon. Seperti pada gambar. 10 m.s-1
s
t
b.
17.Sebuah perahu dari keadaan diam melaju
t
d.
s
t
16. Sebuah truk yang mula-mula diam, 5 detik kemudian kecepatannya menjadi 6 m.s-1. Percepatan truk tersebut adalah .... a. 0,83 m.s-2 b. 1,2 m.s-2 c. 5 m.s-2 d. 30 m.s-2
t
Berapakah percepatan yang dialami perahu…. a. 0,83 m.s-2 b. 1 m.s-2 c. 1,2 m.s-2 d. 2 m.s-2 18. Sebuah benda bergerak diperlambat beraturan dengan kecepatan awal 20 m.s-1. Setelah 10 sekon, benda berhenti. Berapakah perlambatanya? a. 2 m.s-2 b. 3 m.s-2 c. 4 m.s-2 d. 5 m.s-2 19. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan 72 Km.jam-1. Di rem hingga diperlambat 10 m.s-2. Maka waktu yang diperlukan untuk memperlambat benda…. a. 10 m.s-2 b. 2 m.s-2 c. 8,5 m.s-2 d. 6,5 m.s-2 20. Sebuah mobil mula–mula bergerak dengan kecepatan tetap 36 Km.jam-1. Kemudian di perlambat dengan perlambatan sebesar 2 m.s2. maka waktu yang diperlukan hingga mobil berhenti adalah… a. 2 s b. 10 s c. 8 s d. 5 s
158
Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
No 1 . 2 .
Indikator Angket Pembelajaran fisika sebelum menggunakan LKS berbasis Cycle 7E Implementasi LKS LKS berbasis Cycle 7E pada pembelajaran fisika Jumlah
Butir pernyataanp ositif (+)
Butir pernyataanne gatif (-)
Jumlah
7, 10, 15
13, 14, 12
6
1,3,4, 9, 11
2, 5, 6, 8,
9
8
7
15
159
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN LKS BERBASIS CYCLE 7E SMPN 21 TANGERANG SELATAN Biodata siswa Nama :...................................................................... Kelas :...................................................................... A. Petunjuk pengisian 1. 2. 3.
4. 5.
Tujuan angket respon ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan LKS berbasis Cycle 7E. Responden mohon mengisi angket ini dengan sebenar-benarnya, informasi yang diberikan sangat berguna dalam penelitian. Penelitian menggunakan Likert rating dengan rentang: SS = Sangat Setuju S = Setuju C = Cukup TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju Berilah tanda checklist (√) pada kolom SS, S, C, TS, atau STS yang sesuai dengan pendapat yang diberikan terhadap LKS berbasis Cycle 7E. Hasil pengisian angket ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap nilai hasil belajar (tes yang telah diberikan).
B. Angket Isian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pernyataan Saya memahami konsep Fisika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Saya tidak dapat menjawab permasalahan yang terdapat pada tahap elicit Saya senang mengerjakan TTS dan menjodohkan jawaban di tahap engage Saya tidak dapat menjawab soal dalam terhadap explain Saya mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan pada tahap elaborate LKS dapat membantu saya menemukan konsep gerak lurus Saya kesulitan menyimpulkan kegiatan eksperimen yang telah dilakukan Dengan LKS Cycle 7E membuat saya tertarik melakukan explorasi Ukuran huruf yang digunakan mudah dibaca Saya mampu memperluas wawasan dan menjawab soal extend Gambar yang disajikan tidak jelas dengan materi Gerak lurus Gambar yang digunakan tidak membantu saya untuk memahami fenomena Materi yang disajikan dalam LKS mudah untuk dipahami LKS memiliki struktur yang lengkap (Judul, petunjuk belajar/petunjuk siswa, tujuan pembelajaran, dan tugas-tugas)
SS
S
C
TS
STS
160
Lembar Jawaban Nama
:
No. Absen : Kelas
:
Berilah tanda (X) sesuai dengan jawaban anda! No
A
Jawaban B C
D
No
1.
21.
2.
22.
3.
23.
4.
24.
5.
25.
6.
26.
7.
27.
8.
28.
9.
29.
10.
30.
11.
31.
12.
32.
13.
33.
14.
34.
15.
35.
16.
36.
17.
37.
18.
38.
19.
39.
20.
40.
A
Jawaban B C
D
161
LEMBAR VALIDITAS ISI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Tujuan
: Angket ini bertujuan memvalidasi LKS berbasis Cycle 7E yang penulis buat.
Petunjuk Pengisian
:
1. Berikan tanda cheklis (√ ) pada kolom skor penilaian Bapak/Ibu terhadap Lembar Kerja Siswa ini. 2. Nilai SB = Sangat Baik, B = Baik, C = Cukup, K = Kurang, dan SK = Sangat Kurang, sesuaikan dengan petunjuk indikator yang disediakan. 3. Jika yang Bapak/Ibu tuliskan K atau SK mohon Bapak/Ibu menuliskan saran atau penambahan sesuatu pada kolom yang disediakan.
No
Aspek
1
Kebahasaan
2
Tampilan
3
Skenario LKS
4
Materi
5
Penilaian
Indikator
SB
B
Skor C K
SK
Bahasa yang digunakan komunikatif Kalimat yang digunakan jelas (tidak menimbulkan makna ganda dan istilah yang lazim digunakan siswa) Desain LKS baik Cetakan Tulisan dan Gambar jelas LKS mendesain kegiatan siswa untuk menemukan konsep, hukum, atau fakta yang dipelajari. Isi percobaan berhubungan dengan kebenaran konsep pengetahuan Materi yang diajarkan sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensidasar Kedalaman materi sesuai kemampuan siswa LKS dilengkapi dengan instrument penilaian
Komentar dan Arahan : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Jakarta,
April 2016 Validator
(…………………………….) Nip: ………………………...
162
Lampiran C Instrumen Penelitian 1. Hasil Pretest 2. Hasil Posttest 3. Uji Normalitas Hasil Pretest 4. Uji Normalitas Hasil Posttest 5. Uji Homogenitas Hasil Pretest 6. Uji Homogenitas Hasil Posttest 7. Uji Hipotesis Hasil Pretest 8. Uji Hipotesis Hasil Posttest 9. Data Hasil Angket Respon Siswa
163
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa
Pretest Eksperimen
Pretest Kontrol
1
20
20
2
20
20
3
25
30
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
30 30 30 35 35 40 40 40 40 45 50 50 50 55 55 55 55 55 55 60 60 60 60 60 65 65 65 65 65 75 80 85
30 30 30 30 35 35 35 40 40 40 40 40 45 45 45 45 45 50 50 50 50 50 55 60 60 60 70 70 75 85 85 85
Jumlah
1775
1675
Rata2
50,71
47,85
SD
16,27
17,45
164
Hasil Pretest Kelas Eksperimen Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest: 20 20 25 30 30 30 35 35 40 40 45 50 50 50 55 55 55 55 60 60 60 60 60 65 65 65 75 80 85 Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah Siswa (n) b. Nilai Minimum (Xmin) c. Nilai Maksimum (Xmaks)
40 55 65
40 55 65
= 35 = 20 = 85
Untuk membuat tabel berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantarnya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmaks – Xmin = 85 – 20 = 65
b. Banyaknya Kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5,09 = 6,09 ≈ 6
c. Panjang Kelas (P)
= R/K = 65/6 = 10,8 ≈ 11
165
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Interval
Frekuensi
20-30
6
31-41
6
42-52
4
53-63
11
64-74
5
75-85
3
Jumlah
35
Nilai Terendah
20
Jumlah Tertinggi
85
Rata-rata
50,71
Modus
55
Median
55
Standar Deviasi
16,27
166
Hasil Pretest Kelas Kontrol Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest: 20 20 30 30 30 30 30 35 40 40 40 40 40 45 45 45 50 50 50 50 50 55 60 60 70 75 85 85 85 Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah Siswa (n) b. Nilai Minimum (Xmin) c. Nilai Maksimum (Xmaks)
35 45 60
35 45 70
= 35 = 20 = 85
Untuk membuat tabel berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantarnya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmaks – Xmin = 85 – 20 = 65
b. Banyaknya Kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5,09 = 6,09 ≈ 6
c. Panjang Kelas (P)
= R/K = 65/6 = 10,8 ≈ 11
167
Tabel distribusi frekuensi hasil pretest kelas kontrol adalah sebagai berikut: Interval
Frekuensi
20-30
7
31-41
8
42-52
10
53-63
4
64-74
2
75-85
4
Jumlah
35
Nilai Terendah
20
Jumlah Tertinggi
85
Rata-rata Modus Median Standar Deviasi
47,85 30 45 17,45
168
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa
Posttest Eksperimen
Posttest Kontrol
1
25
20
2
45
30
3
45
35
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
50 55 60 60 60 60 60 60 65 65 70 70 70 70 70 70 75 75 75 75 80 85 85 85 90 90 90 95 95 95 95 95
35 35 40 40 45 45 50 50 50 50 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 65 65 70 70 70 70 70 75 80 85 85 85
Jumlah
2510
2015
Rata2
71,71
57,57
SD
16,84
16,15
169
Hasil Posttsest Kelas Eksperimen Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil posttsest: 25 45 45 50 55 60 60 60 60 65 65 70 70 70 70 70 75 75 75 80 85 85 85 90 95 95 95 95 95 Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah Siswa (N) = 35 b. Nilai Minimum (Xmin) = 25 c. Nilai Maksimum (Xmaks) = 95
60 70 90
60 75 90
Untuk membuat tabel berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantarnya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmaks – Xmin = 95 – 25 = 70
b. Banyaknya Kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5,09 = 6,09 ≈ 6
c. Panjang Kelas (P)
= R/K = 70/6 = 11,66 ≈ 12
170
TabeL Distribusi frekuensi sebagai berikut: Interval
Frekuensi
25-36
1
37-48
2
49-60
8
61-72
8
73-84
5
85-96
11
Jumlah
35
Nilai Terendah
25
Jumlah Tertinggi
95
Rata-rata Modus Median Standar Deviasi
71,71 60 60 16,84
171
Hasil Posttest Kelas Kontrol Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest: 20 30 35 35 35 40 40 45 50 50 50 60 60 60 60 60 60 60 60 65 65 70 70 70 75 80 85 85 85 Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah Siswa (n) b. Nilai Minimum (Xmin) c. Nilai Maksimum (Xmaks)
45 60 70
50 60 70
= 35 = 20 = 85
Untuk membuat tabel berdistribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantarnya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmaks – Xmin = 85 – 20 = 65
b. Banyaknya Kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 35 = 1 + 5,09 = 6,09 ≈ 6
c. Panjang Kelas (P)
= R/K = 65/6 = 10,8 ≈ 11
172
Tabel distribusi frekuensi hasil posttest kelas Kontrol adalah sebagai berikut: Interval
Frekuensi
20-30
2
31-41
5
42-52
6
53-63
10
64-74
7
75-85
5
Jumlah
35
Nilai Terendah
20
Jumlah Tertinggi
85
Rata-rata Modus Median Standar Deviasi
57,57 60 60 16,15
173
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR PRETEST A. KELAS EXPERIMEN Perolehan nilai Pretest kelas experimen: 20 40 55 65
20 40 55 65
25 45 60 75
30 50 60 80
30 50 60 85
30 50 60
35 55 60
35 55 65
40 55 65
40 55 65
Tabel Bantu Kai Kuadrat (Chi Square) Kelas 7.6 luas z tabel
Ft
(f0-ft)2/ft
19,50
z batas kelas -1,81
0,0859
3,0065
2,980556
7776
30,50
-1,17
0,1736
6,076
0,000951
8836
41,50
-0,54
0,2452
8,582
2,446367
638
37004
52,50
0,10
0,2306
8,071
1,062946
5
345
23805
63,50
0,74
0,1443
5,0505
0,000505
3
240
19200
74,50
1,37
0,0631
2,2085
0,283664
85,50
2,01 X2 hitung
Interval
Xi
fi
fi.xi
fi.xi2
Batas bawah
20-30
25
6
150
3750
31-41
36
6
216
42-52
47
4
188
53-63
58
11
64-74
69
75-85
80
Jumlah
35
1777
100371
6,77499
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran. 2. Menentukan Z batas kelas dengan mengguna kanrumus:
Keterangan : : Nilai rata-rata : Nilai standar deviasi 3. Menentukan Z tabel Z Batas Kelas
-1,81
-1,17
-0,54
0,10
0,74
1,37
2,01
Z tabel
0,4649
0,379
0,2054
0,0398
0,2704
0,4147
0,4778
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut : a. Kelas 20-30
174
0,4649 – 0,379 = 0,0859 b. Kelas 31-41 0,379 – 0,2054 = 0,1736 c. Kelas 42-52 0,2054 + 0,0398 = 0,2452 d. Kelas 53-63 0,2704 - 0,0398 = 0,2306 e. Kelas 64-74 0,4147 - 0,2704 = 0,1443 f. Kelas 75-85 0.4778 - 0,4147 = 0,0631 4. Menghitung nilai ft ( frekuensi yang diharapkan ) dengan rumus ft = f x Luas Ztabel 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus : ∑ Keterangan : : Nilai tes kai kuadrat : Frekuensi yang diobservasi : Frekuensi yang diharapkan 6. Menentukanjumlah kai kuadrat hitung (
hitung
) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai
tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = 5, pada taraf signifikansi 5%
adalah 11,1 untuk menguji normalitas data, maka dapat dibandingkan nilai dengan
tabel,.
Didapatkan nilai
terdistribusi normal)
hitung
<
tabel
hitung
artinya Ha diterima (data
175
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR PRETEST B. KELAS KONTROL Perolehannilai Pretest kelas kontrol: 20 40 50 70
20 40 50 75
30 40 50 85
30 40 50 85
30 40 50 85
30 45 55
30 45 60
35 45 60
35 45 60
35 45 70
Tabel Bantu Kai Kuadrat (Chi Square) Kelas 7.5 Batas
z batas
luas z
bawah
kelas
tabel
4375
19,50
-1,56
288
10368
30,50
10
470
22090
58
4
232
64-74
69
2
75-85
80
Interval
Xi
Fi
fi.xi
fi.xi2
20-30
25
7
175
31-41
36
8
42-52
47
53-63
Jumlah
ft
(f0-ft)2/ft
0,1194
4,179
1,90429313
-0,92
0,2109
7,3815
0,05182446
41,50
-0,28
0,2471
8,6485
0,21119873
13456
52,50
0,35
0,2021
7,0735
1,33546367
138
9522
63,50
0,99
0,1095
3,8325
0,87620515
4
320
25600
74,50
1,63
0,0400
1,4
4,82857143
85,50 35
1623
85411
2,27 X2 hitung
9,20755658
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran. 2. Menentukan Z batas kelas dengan menggunakan rumus:
Keterangan : : Nilai rata-rata : Nilai standar deviasi 3. Menentukan Z tabel Z Batas Kelas
-1,56
-0,92
-0,28
0,35
0,99
1,63
2,27
Z tabel
0,4406
0,3212
0,1103
0,1368
0,3389
0,4484
0,4884
176
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut : a. Kelas 20-30 0,4406 – 0,3212 = 0,1194 b. Kelas 31-41 0,3212 – 0,1103 = 0,2109 c. Kelas 42-52 0,1103 + 0,1368 = 0,2471 d. Kelas 53-63 0,3389 – 0,1368 = 0,2021 e. Kelas 64-74 0,4484 – 0,3389 = 0,1095 f. Kelas 75-85 0,4884 – 0,4484 = 0,0400 4. Menghitung nilai ft ( frekuensi yang diharapkan ) dengan rumus ft = f x Luas Ztabel 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: ∑ Keterangan : : Nilai tes kai kuadrat : Frekuensi yang diobservasi : Frekuensi yang diharapkan 6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (
hitung
) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai
tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = 5, pada taraf signifikansi 5%
adalah 11,1 untuk menguji normalitas data, maka dapat dibandingkan nilai dengan
tabel,.
Didapatkan nilai
terdistribusi normal)
hitung
<
tabel
hitung
artinya Ha diterima (data
177
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR POSTEST A. KELAS EKSPERIMEN Perolehannilai Postest kelas eksperimen: 25 60 75 95
45 65 75 95
45 65 75 95
50 70 80 95
55 70 85 95
60 70 85
60 70 85
60 70 90
60 70 90
60 75 90
Tabel Bantu Kai Kuadrat (Chi Square) kelas 7.6 z batas kelas -2,68
luas z tabel 0,0202
ft
(f0-ft)2/ft
930,25
Batas bawah 24,5
0,707
0,12
3612,50
Interval
Xi
f0
f0.Xi
f0.Xi2
25-36
30,5
1
30,50
37-48
42,5
2
85,00
36,5
-1,98
0,0931
3,2585
0,49
49-60
54,5
8
436,00
23762,00
48,5
-1,29
0,1606
5,621
1,01
61-72
66,5
8
532,00
35378,00
60,5
-0,59
0,2702
9,457
0,22
73-84
78,5
5
392,50
30811,25
72,5
0,11
0,2432
8,512
1,45
85-96
90,5
11
995,50
90092,75
84,5
0,81
0,1422
4,977
7,29
96,5
1,50
Jumlah
363,00
35
2471,50
X2hitung
184586,75
10,58
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran 2. Menentukan Z batas kelas dengan menggunakan rumus:
Keterangan : : Nilai rata-rata : Nilai standar deviasi
3. Menentukan Z tabel Z Batas Kelas
-2,68
-1,98
-1,29
-0,59
0,11
0,81
1,50
Z tabel
0,4963
0,4761
0,3830
0,2224
0,0478
0,2910
0,4332
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut :
178
a. Kelas 25-36 0,4963 – 0,4761 = 0,0202 b. Kelas 37-48 0,4761 – 0,3830 = 0,0931 c. Kelas 49-60 0,3830 – 0,2224 = 0,1606 d. Kelas 61-72 0,2224 + 0,0478 = 0,2702 e. Kelas 73-84 0,2910 – 0,0478 = 0,2432 f. Kelas 85-96 0,4332 – 0,2910 = 0,1422 4. Menghitung nilai ft ( frekuensi yang diharapkan ) dengan rumus ft = f x Luas Ztabel 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: ∑ Keterangan : : Nilai tes kai kuadrat : Frekuensi yang diobservasi : Frekuensi yang diharapkan 6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (
hitung
) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai
tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = 5, pada taraf signifikansi 5%
adalah 11,1 untuk menguji normalitas data, maka dapat dibandingkan nilai dengan
tabel,.
Didapatkan nilai
terdistribusi normal)
hitung
<
tabel
hitung
artinya Ha diterima (data
179
UJI NORMALITAS HASIL BELAJAR POSTEST B. KELAS KONTROL Perolehan nilai Postest kelas kontrol: 20 50 60 75
30 50 60 80
35 50 60 85
35 60 65 85
35 60 65 85
40 60 70
40 60 70
45 60 70
45 60 70
50 60 70
Tabel Bantu Kai Kuadrat (Chi Square) kelas 7.5 luas z tabel
ft
(fi-ft)2/ft
19,50
z batas kelas -2,33
0,0406
1,421
0,23591907
6480
30,50
-1,64
0,1231
4,3085
0,11098346
282
13254
41,50
-0,94
0,4251
14,8785
5,29809875
580
33640
52,50
-0,25
0,2723
9,5305
0,02312893
7
483
33327
63,50
0,45
0,1993
6,9755
8,60513105
5
400
32000
74,50
1,14
0,0942
3,297
0,87965089
85,50
1,84
Interval
Xi
fi
fi.Xi
fi.Xi2
Batas bawah
20-30
25
2
50
1250
31-41
36
5
180
42-52
47
6
53-63
58
10
64-74
69
75-85
80
Jumlah
315
35
1975
X2 hitung
119951
6,54786716
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada tabel bantu di atas adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada lampiran 2. Menentukan Z batas kelas dengan menggunakan rumus:
Keterangan : : Nilai rata-rata : Nilai standar deviasi 3. Menentukan Z tabel Z Batas Kelas
-2,33
-1,64
-0,94
-0,25
0,45
1,14
1,84
Z tabel
0,4901
0,4495
0,3264
0,0987
0,1736
0,3729
0,4671
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut :
180
a. Kelas 20-30 0,4901- 0,4495 = 0,0406 b. Kelas 31-41 0,4495- 0,3264 = 0,1231 c. Kelas 42-52 0,3264 + 0,0987 = 0,4251 d. Kelas 53-63 0,1736 – 0,0987 = 0,2723 e. Kelas 64-74 0,3729 – 0,1736 = 0,1993 f. Kelas 75-85 0,4671 – 0,3729 = 0,0942 4. Menghitung nilai ft ( frekuensi yang diharapkan ) dengan rumus ft = f x Luas Ztabel 5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus: ∑ Keterangan : : Nilai tes kai kuadrat : Frekuensi yang diobservasi : Frekuensi yang diharapkan 6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (
hitung
) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas. 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai
tabel
dengan derajat kebebasan (dk) = 5, pada taraf signifikansi 5%
adalah 11,1 untuk menguji normalitas data, maka dapat dibandingkan nilai dengan
tabel,.
Didapatkan nilai
terdistribusi normal)
hitung
<
tabel
hitung
artinya Ha diterima (data
181
Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pretest Uji Statisik Nilai Varian Ftabel Keputusan
Kelas Eksperimen 17,45
Posttest
Kelas Kontrol 16,27
Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 16.15 16.15 1,77 Kedua kelas homogen Kedua kelas homogen
1. Untuk Data Pretest =
1,07
Dari hasil tersebut terihat bahwa Fhitung (1,07) < Ftabel (1,77) maka kedua kelas dinyataka homogen. 2. Untuk Data Posttest =
1,04
Dari hasil tersebut terihat bahwa Fhitung (1,04) < Ftabel (1,77) maka kedua kelas dinyataka homogen.
182
Uji Hipotesis Hasil Pretest Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, kedua data terdistribusi normal dan variansnya sama, maka hipotesis diuji dengan rumus berikut: ̅
̅ √
√
Dimana Keterangan :
̅ ̅
= rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1 = varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2
Melaui Microsoft Excel di peroleh hasil perhitungan sebagai berikut: Uji T test. Pretest x1-x2
2,857142857
(1/n1)+(1/n2)
0,239045722
(n1-1)*s1
9007,142857
(n2-1)*s2
10364,28571
ni+n2-2
68
sgab
16,88
thitung
0,708073821
ttabel
1,995468907
Karena nilai thitung
183
Uji Hipotesis Hasil Posttest Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, kedua data terdistribusi normal dan variansnya sama, maka hipotesis diuji dengan rumus berikut: ̅
̅ √
√
Dimana Keterangan :
̅ ̅
= rata-rata data kelompok 1 = rata-rata data kelompok 2 = varians gabungan kedua kelompok = varians kelompok 1 = varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1 = jumlah anggota kelompok 2
Melaui Microsoft Excel di peroleh hasil perhitungan sebagai berikut: Uji T test Posttest x1-x2
14,14285714
(1/n1)+(1/n2)
0,239045722
(n1-1)*s1
9647,142857
(n2-1)*s2
8868,571429
ni+n2-2
68
sgab
16,5
thitung
3,585685828
ttabel
1,995468907
Karena nilai thitung>ttabel, maka hipotesis diterima.
184
Data Hasil Angket Respon Siswa No
Jenis Kelamin
1 P 2 L 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 L 10 P 11 P 12 L 13 P 14 P 15 L 16 P 17 L 18 L 19 L 20 L 21 L 22 L 23 L 24 P 25 P 26 P 27 P 28 P 29 P 30 P 31 L 32 P 33 L 34 L 35 L JUMLAH SKOR RATA-RATA
Implementasi LKS LKS berbasis Cycle 7E pada pembelajaran fisika 1 3 4 7 9 10 11 15 4 4 4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 3 5 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 5 4 3 3 5 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 3 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 2 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 140 140 146 157 135 149 147 146 80% 80% 83% 90% 77% 85% 84% 83% 83% 74%
Pembelajaran fisika sebelum menggunakan LKS berbasis Cycle 7E 2 5 6 8 12 13 14 3 4 5 3 3 3 3 2 1 2 1 1 3 1 3 4 5 2 4 2 2 4 3 3 3 4 4 2 3 5 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 5 4 2 3 5 4 2 3 5 2 3 5 5 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 2 4 4 2 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 5 5 4 2 3 4 4 4 5 4 2 3 3 4 3 4 4 2 3 4 1 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 2 3 4 4 2 3 5 4 4 4 4 1 3 5 3 4 4 4 1 3 4 5 4 5 5 2 3 4 2 1 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 5 4 3 3 4 3 4 3 2 1 3 3 4 5 3 2 1 107 131 120 114 125 119 70 61% 75% 69% 65% 71% 68% 40% 64%
i\)i]iiil
r'l
-l *l .L *l
r) o o c o o ro € o c N G (o C F*
(c
m
n ()
N d
N N
(
C C
6
r r
-] c
c c ro c( o ro cc
(
o o o
F- G
C lr)
6 LO
o)
r c(i oN
rc
$
(r
N
o
O) N
s
(')
ra
(
c
C
F- @ F'
c(
@
rc d
o
st
c6 t-
@
r) (o
(.)
SR
e
c o
s C C
o
C
o o
o
o
c
o
O
o c o
o
O C
C O
O
o
c c
c
o
O
o o
C
C
o c c
C
o |r) qq N !t F-
s
.l
N N
N ffi oo C
o
o
C
o
O
F. o sN q @
o
))l
a t*
c o
o c o
o o
C
-l
o o
o o
-l
C
c
o
-l o -] o
o
C o C
-l -l
o
C
O
o c
o
C
C
o
(o N oq N N
o
|r) oq
(o (o
ro
rt
C
sf
o o
O C
o
C C
(t
7s,
C
o
C
C
o
c o
c
o o
O
O C O
o
C
o o
C
c
C
c
o c o o
c
@l N
o
C
o
o o
AE 6qa
'd2
N c
o c
o
C
O
o
#
o
C
o
C
C
C
;; :F
ar?
o
c o o
O
O
o
OI O
o o
o
c
C C
cc
o
@
C
o
o
@
N
o o o o
c! F. @
s
ai
N (0 NI
I
;
o
o
c
c
\
OI () o $ N
llt
b\
:i6l N
I
o o
oil NI
o o o o o .: N
o o o
o
6l
$
o
o
o o
o
c
o
c o o
o
o
C
tr t#.
o
C C
o o o o
C
N $
N (o
c t!
c
ra
C
C
o
o
C
o
o
C
c)
c
o c
O
o
O
o
C
c o
o
o o o
O
c c
C
o
o c c
o o
C
o o o o o
O
o o
o
N
t-
n
0
z
o
z tr ztx
LL
9.
z
E & I z J o F o o = & o z Y O J z z t - I uJ o o= = Y 4(, z F o-a TI F =f J N F z N l a J .J tF oo o_ -) tr @ = o I & Y o - d Z o z ) Ltl UJ =N l o_ I ul c0 l o U) N i = o- a o zd d a t U = r) (o N N o N 6 o O N r $ ta U.l
IJ.J
zl a
co
I
(
Jul
o
N
u t
I a zg o
I
q N
IO
C
$
F. ro
O
d @
-
tIJ z2 z x a E z lLr a= o t
@
o o
o o
O
F
I
n
o o N
N
)f,r;
J f
N N
r) o
o o o
o o o
C
o
C
q o q o $
O
o
o o o
6
N
c
c O
o
o o
o
o
o
o o o o
o
o c o c o
o o o o
o o o o
o
o
c
O
O
C
o
C O O
o
o
O
N
O
o o
C
c o
c
c
o
-i o
c o
o o
C
o o
C
o o o @
z o J
t.ll
a al F z 3 o zl.rl l uJ z o a & L c] UJ t a E x t I f tL f z I Y I a -z x ul Y t a :E (, z c TL (, o = (n o -J = r t z l tr za E. - z F. l,! o f t I N B o Y z o 2 z o :r a E cn N tlJ uJ o zo- -t o V z I z LL C) = 6 N N d) o) c @ o, o N C s ( o ca e N N N c N N s N o
g.
t
J
tL
J N
J F
LU
d-
z
CA
m
I
::!s\-s,
|7::::.
F:G
o o o o o o O o O o o o o o o o O (o q o o o q o o o q o o q o o o o q q o q q q o q o o o ori ri ori oo IO o q q o q o q o o O o o o ri 6 o o ro ri n o lr) r; o o () N lr) ri o ri o ri o Ci r) o (t o o (o o 6 N F. N + @ N F- oo @ o N o N () r) o 6 N N @ ro F. s o (o @ ro @ co 6 ro o N F(o N O) TO o o !' @ F* o () ro F. N N o o o N (o N N o f.O
:
i
i",Niisitii
L\miiii
o o o o
o
o
6
o
o o o o
o o o o
o o
o o o o
o o o
o o o o
o, sf
N c!
N
o o
o o o
o
o
(o N
so
\r)
N
(o !o..:
o
o o
o
o o
o
O
o
o
o o o
o
O
@
N
#"
o
o
o o
o
f* o o o
o
iN;
o
N c!
o
O
o
o c o
@
N c!
$ N
o
o
o
o
s
C.)
i
,l E]
o o o
o
o o
o
lo-'l
o o o o
o
o N o
iit:il
o
o
o
o
o
o
o
o
o o
o o o o
o
o
N
o
I
!!.,1
o
o o o o
o
o
o
o o
o
o
o o
o
o
o
O
o
o
O
o
o
6
O
N::I]
FI
ult ao
c< \,,.
ffi = :!,;111:.:
.4.: :::,t':, ::::o.:i
ll-.r
o
O
O
@ @
a N N
o
o
o
o
o
o
O
o
o
o
N
N
N
@ N () 0
ilB:
?* N s (,a.
?;
o
o
o
o o
o 3 o
d
o
o
o
o
o
N
ri cO
$
ffi a ul,: ?
u?
n o
'::::
(AA .l-
o N
1'I ..i
o
o o
o
O
ri o
N
ai (o
@
o?
N
c)a F:.i:1:
Lirl:+
tl
o
o o
*t,
O
o o
o
o o o
@
.i+:
n 6
.ii::r
a o
o
t0
!i
o
c o o o
o o o o o
o
o o
o
fr o o
N oi
*o
o o
o o
o
@ @
o
o o o o
o o
o c
o
o
o O o o
o
o
O
O
o o o
o
q N N
@ o q
so)
N
=#
t;
O
I(\
o
o o
o o o o
o
o o
o
o o o
O
O N
!' L*
o
O
o
o
o
o co @
N 6
q o € €
,{.,'i
.t
I-
lttt:
O
C
l=
N N N N
il
z J l
z F zuJ
o
J
o z o !i,,;'ii F':Z:
a ) til
I N N
d U
L!
a oZ Y =
t
o I
uJ
F a a = tr Y o = l ul tu N zt t
N c')
r
tr)
C
J J
-
x.
J
ul
o- J @
J
z oco t-rl
it t
F
(.
z
z
F 2
)
o o Y = d
o
-o - t
2 F z f- o U tL I
E.
o
0-
a
F o l
tu
N (.)
()
tr
zg
a co z2 l a J t E. t o co LU J I
)
F
I
TL
J
LIJ
a
N ul d
a zz
a I
)
o F f z o (. Y U) z Y t z& I I I F Z L & o z E.
-
o a N o v. = @ N
a -o tlJ= NLllt
o_
co O)
t = o N
LL
N o N N N N
t.l.l
I
z
o Z tu o f v. f o L1l I LL = E. &. z J F t= U o a tl I (n tL l LL d F I a q = tr o :f d
za z
CC
-)
z z oco I z O)
N 3 N ul
o o o
o N
-
c r.c
c
tU
a F
z z a z tLl
tll
g. o_
-
UJI REFERENSI
Nama NIM Judul Skripsi
: : :
Eka Setiawan 1110016300037
Pengaruh LKS Berbasis Learning Cycte 7E terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gerak Lurus
Paraf Judul Buku dan Nama Pengarang
No
BAB
I
Pembimbing
.)
aA
5
6 1
8
9
l0
l1
Four 'Pillars of Learning' for the Reorientation and Reorganization of Curriculum, httn //www. ibe.unesco. orslcoos/Comoetencies/Pillarsl earningZhou.ptlf. Diakses 1B Agustus 2014 1l:10 :
Undang-undang R.I nomor: 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikam Nasional Tahun 2000,diakses tgl Maret 2015 pukul 18.00 WIB, h.3. Mulyasa, Kur i kulum B e r b a s i s Ko mp e te n s i, (Bandung: Remaia Rosdakarva. 2004). h.15. Trianto, Mendesain Moclel Pembelcjaran Inovatif Prosresif. (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. IV, h. 1 Y. Astuti dan B. Setiawan., Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri
Terbimbing Dalam Pembelaj aran Kooperatif Pada Materi Kalor, Journal UNl,lES ,2013, h 1. Vol 2 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 93 Alrdi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), h. l8 A. A. Sri Dwi Indriyanthi, Pengaruh Penerapan Model Siklus Belajar 7E terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa, Artikel Universitas Malang, 2013, Y ol 2. h 2 Soeprodjo, Sigit Pristmoko, dan Elisa Yuyun Sariana, Pengaruh Model Learning Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kearutan dan Hasil Kali Kelarutan, Jurnal Inova.si Pendidikan Kimia. Y ol 2. h 2 Soeprodjo, Sigit Pristmoko, dan Elisa Yuyun Sariana, Pengaruh Model Learning Cycle terhadap Hasil Belajar Materi Kearutan dan Hasil Kali Kelarutan, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Y ol 2. h 2. Emi Febriana, Wartono, dan Asim, Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Disertai Resitasi terhadap Motivasi dan Pestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN 3 Malang, Artikel Universitas Negeri Maiang,h.
l-
}\
B rn CA-(
{
\'r.
ql-t
/f\ ') r-l
EV })"{ q
V-t t
\/
r) +/
3 4)
l-r*: 4*-4-r
''
4^"1>-4\r
-'
W'
v
4-,".-
Y(,
\i)
,/ 4 f/ V
4-.,"--
()
C*l
II
B.R Hergenhahn Dan Matthew .H, Teori Belaiar, Teq. Tri Wibowo, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 20ll\,
h.2.
II
-V
2.
BAB
Pembimbing
I
wIB. h.2-3. 2
I
lz/
1/
r--+-l
*t
7,/
,V,
2 3
4 5
6
7
8
9
10 11
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarla: PT Raja Grafindo Persada, 2004'), Cet. 3, h. 89. Dimyati dan mudjiono, Belajar dan Pembelaiaran, fiakarta: Rineka Cipta.2009). h. 18. Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar dan P emb elai aran, (J akarta Erlangga, 20 I l), h. 2. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2004). Cet. 3, h. 86. Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Aiar Inovatif. (Josiakarta: DIVA Press. 2011), h.204. Tiara Dela Sari, dkk, Pengaruh Penerapan LKS B ermuatan Nilai-Nilai Karakter dalam Strategi Pembelaj aran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Koto XI Tarusan, Jurnal Pillar of Phvsics Education. 201 4, h. 3. Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelaiararc, (Banduns: PPPPTK IPA, 2009), h. 32. Y. Astuti dan B. Setiawan., Pengembangan Lembar kegiatan siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelaj aran Kooperatif Pada Materi Kalor, Journal UNNES ,2013,h4.Yo12. Trianto, M end e s ain M o d el P e mb e I aj ar an Inov at ifProgresif, (Jakarta: Kencana, 20ll), Cet. IV, h.222. Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogiaka(a: DIVA Press, 20ll),h. 209-211. Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajarare, (Bandung: PPPPTK IPA, 2009), h.32-
P,
+, t7 g
lY5' '| .
r\ -\: .4 /..
t".
r'
&
Y,
h ^v
e,
-J v'
F,
q
+-,
n A y4 \L
l.
1
fr
,/ AJ AA
l./.
N-,
z [-7\
f.
q *'
4{. t,,
I
\
?
'/-\ /
36. 13
l4 15
t6
t7
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogi akafi a: DIVA Press, 201 l), h. 206. Arrdi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Joeiakafta: DIVA Press, 201 l), h. 212-215. Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelaiaran, (Bandung: PPPP'IK IPA, 2009), h. 36. Poppy Kamalia Devi, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PPPPTK IPA, 2009), h. 36it. Trianto, Mendes ain Mo del P embe I aj aran InovatifProgresif, (Jakarla: Kencana, 2010), Cet. fV, h.223-
l9
224. John M. Echols and Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia an Eruglish-Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama). p.352. John M. Echols and Hasan Shadily. Kamus Inggrii Indo nes i a an En gl is h-I ndone s i an D i cti on ary, (Jakarta :
20
PT Gramedia Pustaka Utama). p.162. Susan Everett and Richard Moyer. Literacy in the Learning Cycle, Incorporating trade books helps plan inquiry-learning experiences. Methods and Strategies :
18
Ideas and techniques to enhance your science teaching, 20 | 4, p. 4 8, (www.teachersource.com). Diakses
tanssal 18 Azustus 2015 10:15
I
s/
a
il
\ L' \,/ V
.l
A
M, J ?l
\-,
iY,
f,
i{, ,il,
l/'
Vr-
dd
4f.
Y,
2l
lrma Rosa Indriyani, "Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan \wuloluPuou
uwlPrNa
rurLro
l,ouo
ulovvs
{)
urr
Pokok Bahasan Elektromagnetlk", Tesis pada
ill' r\
Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yo svakarta - 20 I 3 - h. 20 - tidak dioublikasikan.
28
Kuan-Jhen Huang,et al, Embedding mobile technologt to outdoor natural science learning based on the 7E I earnin g cycle, 2013, (http://sgraf.athabascau.ca). Diakses tanssal 18 Azustus 20141030 Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A proposed 7E model emphasizes "transfer of learning"and the importance of eliciting prior understanding National Science Teachers As s o ciation (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003,p. 56-57. Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A proposed 7E model emphasizes "transfer of learning"and the importance of eliciting prior understanding National Science Teachers Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003,p. 56-51. Arthur Eisenkraft, Expanding the 5E Model: A proposed 7E model emphasizes "transfer of learning"and the importance of eliciting prior understanding National Science Teachers Association (NSTA). The Science Teacher, Vol. 70, No. 6, 2003,p. 57. Irma Rosa Indriyani, "Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik', Tesrs pada Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yosvakarta - 20113-h. 24- tidak dioublikasikan. Irma Rosa Indriyani, "Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik", Tesis pada Pascasa{ana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Yoeyakarta . 2013. h. 25. tidak dipublikasikan. Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, (Jakarta : Rajawali
29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
22
23
24
25
26
27
30
31
D v, q e n)
l
V)
M
.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 1'r't'1.
Zt;Jfiari, dtk., Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 64.
w.
1r\ ,l
1 I
r) d *
Press. 201 1). .h. 64.
Rosdakarya , 2009), h. 22-23
sl /
,t:
#' q{
M A-
\i hp,
32 aa
JJ 34 35
q-
Zlalfrant, dk,k., Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembasa Penelitian UIN Jakarta. 2009), h. 66. Ztilfrati, dtk., Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembasa Penelitian UIN Jakarta.2009\.h. 67. Ztilfrant, dtk., Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembasa Penelitian UIN Jakarta- 2009). h. 68-69. Ahmad Zaelani,dt.Jr^., Fisika Untuk SMUMA, (Bandung: YRAMAWIDYA, 2012),Cet. XlI, h.35.
q
hl
\y V'\
\ tr
I
* (
Puji Dwiyantoro, Fisika itu Mudah dan 36
Menyenangkan,
(J
akarta: Cerdas Interaktif, 2012), h.
{
19.
37 38 39
40 41
42 43 44 45 46
47
Ahmad Zaelani, d?k., Fisika Untuk SMAMA, (Bandung: YRAMA WIDYA, 2012), Cet.
X[I,
5
h. 34.
Ahmad Zaelani, dkk., Fisika Untuk SMUMA, (Bandung: YRAMA WIDYA, 2012), Cet. ke-5, h. 25.
Ahmad ZaeTani, dkk., Fisika Untuk SMA/MA, (Bandung: YRAMA WIDYA, 2012), Cet.
XIII, h. 34.
Giancoli, Fisika Jilid I. (Jakarta: Erlangga,2}0l), cet ke-5. h. 26. Agus Tranggono dan Hari Subagya, Sains Fisik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004),h.64.
T
il "l n af r v\ 4y
a4
Fisika Untuk SMA/MA, (Bandung: YRAMA WIDYA, 2012), Cet. XIII, h. 36.
Ahmad Zaelarri,
dl
q.
Giancoli, Fisika Jilid I. (Jakarta: Erlangga,200l), cet
\
ke-5, h. 28.
Pembelaj aran Biologi, Jurnal Universitas
maret, 2013,h. I
se
v ts-
yz 4n ,|,,
t",-
v F, l€-
{^
t".
d {y--
1.
BioEdu 201 3,h. l. Wawan Sutrisno, dkk, Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam
ff)
/l vt
aJat
Siti Mu'ammaroh, dkk, Pengembangan LKS Berbasis Ink-uiri Materi Pemerolehan Nutrisi Tumbuhan SMP Kelas VIII, Jurnal Universitas Negri malang, Jurnal
,t*-
v-
Binti Ni'matul Khoir, Purbo Suwasono, dan Sumarj ono, P engaruh Model Pembelaj ara n L e a r n i n g Cycle 7E terhadap Prestasi Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 7 Malang, Artikel (Jniversita.s Neqeri Malans- h. l. Erni Febriana, Warlono, dan Asim, Efektivitas Model Pembelaj aran Le arning Cy c I e 7E Disertai Resitasi ay
(L
K
Agus Tranggono dan Hari Subagya, Sains Fisik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004),h.67.
MAN 3 Malang, Artikel Universitas Negeri Malang,h.
50
t{T\
7K
Agus Tranggono dan Hari Subagya, Sains Fisik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004),h.67.
4B
49
U
cI
XIII, h. 35.
Giancoli, Fisika Jilid I. (Jakarta: Erlangga,2}01), cet
!,
F.
\, ) ;
{
\.
\
bel as
(
{t--
V
BAB
III
Sugiyono, Me to de P ene li ti an P e ndi dikan, (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta, 2008). h. 114.
qL
Sugiyono, Meto de P enelitian P endidikan, (Pendekatan 2
J
4
5
6
7 8
9 10
11
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta, 2008). h. 116. Sugiyono, Meto de P enelitian P endidika-n, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta, 2008). h. 61. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup" 2009), h. 100. Sugiyono, Meto de P enelitian P endidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta, 2008). h. 118. Sugiyono, Meto de P enelitian P endidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta, 2008). h.124. Suharsimi Arikunto, P r o s e du r P e ne li ti an, (J akarta: Rineka Cipta, 201 0) . h. 1.92. Suharsimi Arikunto, Das ar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet.9, h.65. Suharsimi Arikunto, Das ar-dasar Evaluasi P endi di kan, (J akarta : Bumi Aks ara, 200 6), C et.9, h.l 9 Suharsimi Arikunto, D as ar- d as ar Ev alua s i P e ndi dikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet.9,h.75. Nana Syaodih Sukmadinala, Metocle Peneitian P endidikan, (Bandung: PT Remaj a Rosdakarya, 2010),
21
,ft,F-t,
{
,\5, q
t/
-M
-B a6,
./
n ffi
ffi.
ffi-
t;
ht \._
b,
E
,1;tr--N,-
Cetakan ke-6.ha|.229.
13
Suharsimi Arikunto, D as ur-das ar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet.9, h.100. Mahmud, Meto de Penelitian Penclidikan,(Bandung:
t4
Pustaka Setia, 201 1), cetakan ke- 10, h. 196. Suharsimi Arikunto, D as ar-das ar Ev aluasi
t2
20
Pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet.9,h.207. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar M engaj ar, (Bandung: PT Remaj a Rosdakarya, 200 6), cet ke-13. h.1,37. Suharsimi Arikunto, D as ar-das ar Evaluasi Penclidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), Cet.9,h.2ll. Suharsimi Arikunto, D as ar-das ar Evaluasi P endidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2006). Cet.9. h.218 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 201 1), cet,7.h. l2l-124. Sugiyono, Meto de Penelitian P endidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta, 2008), h.276. Sugiyono, Meto de P enelitian P endidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta,
21
2oo8),h.r81. Sugiyono, M et o de P eneliti an P endi dikon, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (bandung: Alfabeta,
15
t6 17 18
t9
2008). h.273.
ttl
\ GJ
,1
.//
t-t---
l/
+"-_-
b, --/
t^--
"( V
1q
q
ff L
ry,
W 4<
Y,
,l/
l-
t*--
'l---
f-
f*
ry-
22
Suharsimi Arikunto, Pro s edur P ene litian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
23
h.284-285. Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. (Jakarta: PT Rineka Cipta.2008). h. 60 BAB IV
1
2
J
4
Y. Astuti dan B. Setiawan., Pengaruh Model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi, Journal INNES,, 2013, h 1. Vol V f,fr(vl . 1 Trianto, M e nd e s ai n M o d el P emb e I aj a{an I n ov a t ifProgresif, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. fV, h.222. Liza Nellya Basviani dkk., Pengaruh Penerapan Bahan Ajar Fisika Terintegrasi Nilai Karakter dalam Model Learning Cycle 7E terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Di Sman 4 Bukittinggi, Journal Pillar of Physics Educatio, 2014, h 1. Vol 3 Tiara Dela Sari dkk., Pengaruh Penerapan LKS Bermuatan Nilai-Nilai Karakter dalam Strategi Pembelaj aran Contextual Teachin g and Learning (CTL) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI iPA SMA N 1 Koto XI Tarusan, Jottrnal Pillar of Physics Educatio.2014.h 1. Vol3
2 Yl)
"1
(Y
A
.--
t"'-
Y
n
ah ffi n
1-,-"_
t---
F.
*, -/
t/
Jakarla,
ll
Juni 2016
Mengetahui Pembimbing
ln
II
(1w., I
191903
1
Fathiah Alatas. M.Si NrP. r9830215 200912 2 008
BIODATA PENULIS
Eka Setiawan. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Sutana dan Ruksiti. Lahir di Cirebon pada tanggal 02 Desember 1991, bertempat tinggal di Jalan KH. Zaenal Arifin No. 15 RT 018/004 Cikulak, WaledCirebon provinsi Jawa Barat.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SD Negri 2 Cikulak lulus tahun 2004, SMP Negri I Waled lulus tahun 2007, dan SMK Samudra Nusantara lulus tahun 2010. Penulis kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2010 melalui jalur Mandiri.