Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.01, hlm 134-139, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi
MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E BERBANTUAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA Fatma Zuhra1, M. Hasan2, Rini Safitri3 Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2 Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 3 Program Studi Fisika FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail:
[email protected]
1
Abstrak Learning cycle adalah salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Model pembelajaran ini mulanya ada 3 tahap, selanjutnya mengalami perkembangan menjadi 5 tahap dikenal dengan 5E, lalu dikembangkan menjadi 7E yang menekankan transfer pembelajaran dari pengetahuan awal. Salah satu kelebihan dari model pembelajaran learning cycle adalah mampu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 7E. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu pada materi hukum Newton dengan populasi seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri I Bireuen. Sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas X IPA I sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas X IPA G sebagai kelas kontrol pada semester ganjil tahun ajaran 2016-2017 yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik adalah tes berbentuk pilhan ganda berjumlah 17 soal. Hasil akhir menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 72,62 dan 66,86, dari hasil perhitungan N-gain diperoleh rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,53 dan 0,44 keduanya berada pada kategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Kata kunci: hasil belajar, learning cycle, buku saku Abstract Learning cycle is one model of learning with a constructivist approach. Initially this model had 3 stages, later it progressed into 5 stages are known as 5E, and then developed into 7E which emphasizes the transfer of learning from the initial knowledge. One of the advantages of learning model learning cycle is able to develop a scientific attitude of learners. This research was purposed to know the increase of students’ academic achievement by applying learning model of Learning cycle. This research used quantitative approach by Quasy experimental research and study design of Non-equivalent Control Group Design on Newton Law with all students of SMA Negeri 1 Bireuen as population. The samples were students of X IPA I as experimental group and students of XI IPA G as control group in odd semester of 2016/2017 school year, they were selected by using purposive sampling. The used instruments to find out students achievement was 17- question- multiple choice- test. The final achievement showed that the mean score of experimental group was higher than control group by 72.62 for experimental and 66.86 for control groups, and N-gain calculation obtained the mean of experimental and control classes were 0.53 and 0.44. Both of them were being in medium category. Although they were, the mean score of experimental class was higher than control class. It can be concluded that the academic achievement of experimental class is better than control class. Keywords : Academic Achievement, learning cycle, pocket book PENDAHULUAN Fisika merupakan salah satu cabang IPA. Fisika sebagai mata pelajaran di jenjang pendidikan menengah masih memiliki reputasi yang sangat buruk yaitu sulit untuk dipelajari dan tidak diminati sebagian besar peserta didik. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasa kelas yang kondusif dan menyenangkan agar mampu memotivasi peserta didik dalam mempelajari fisika, karena peran guru sebagai penyampai sekaligus pembawa pengetahuan adalah sarana terpenting dalam menyediakan pendidikan yang relevan untuk masa depan (Laelasari dkk., 2015).
Fatma Zuhra: Model Pembelajaran Learning ....... |134
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.01, hlm 134-139, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi Hasil belajar fisika di SMA secara umum masih rendah (Imaniyah dkk., 2015). Hasil studi awal yang dilakukan di SMA Negeri I Bireuen masih pembelajaran sudah dilakukan dengan menggunakan kurikulum K13 dengan menggunakan berbagai model pembelajaran, akan tetapi masih belum berimbas pada hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dilihat dari hasil skor ratarata hasil UN SMA Negeri I Bireuen untuk pelajaran fisika empat tahun berturt-turut yaitu pada tahun ajaran 2013/2014 meningkat menjadi 7,54 (BSNP, 2014), pada tahun pelajaran 2014/2015 menjadi rendah kembali yaitu 6,59 (BSNP, 2015), tahun ajaran 2015/2016 hasilnya skor peserta didik pada mata pelajaran fisika menurun drastis dengan skor rata-rata 3,52 (BSNP, 2016). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik SMA Negeri I Bireuen untuk mata pelajaran fisika masih tergolong rendah. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, salah satu melaui peningkatan kualitas pembelajaran melalui pembenahan kurikulum yang terus dilakukan. Proses pembelajaran yang diharapkan dalam kurikulum 2013 yaitu lebih difokuskan pada keaktifan peserta didik di dalam kelas dan pembelajaran yang interaktif sehingga peserta didik dapat aktif menyelidiki dan bersikap ilmiah dalam upaya memecahkan masalah (Pratiwi dan Supardi, 2014). Situasi pembelajaran yang digambarkan tersebut senada dengan pandangan teori-teori konstruktivis Vigostky dan teori belajar bermakna Ausubel. Dalam pelaksanaan pembelajaranVigostky menekankan adanya hakikat sosial dan menyarankan menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan keterampilan yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual (Susilawati dkk., 2014), sedangkan Ausubel lebih menekankan pada belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai. Salah satu model pembelajaran yang berdasarkan pada teori konstruktivisme dan teori belajar bermakna Ausubel adalah learning cycle (Susilawati dkk., 2014). Apriani dkk. (2016) menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran serta mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, bertanggung jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut antara lain Imaniyah dkk. (2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI SMA, kemudian Muswahida dkk. (2015) menunjukkan bahwa model Learning Cycle 7E berbantu alat peraga tiga dimensi (3D) berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran fisika kelas X SMA. Hartono (2013) mengemukakan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, tanpa mengganggu hasil belajar kognitifnya Salah satu cara untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah melalui penggunaan bahan ajar (Yuliani dan Herlina, 2015). Salah satu bahan ajar yang sering digunakan disekolah adalah buku pelajaran. Buku pelajaran yang beredar di pasaran memiliki ukuran relatif besar, yakni 25 cm x 17,5 cm sehingga sulit dibawa dan uraian bacaan pada setiap halamannya relatif panjang (Ami dkk., 2012). Sebagian besar buku-buku tersebut menggunakan sedikit gambar dan warna sehingga memiliki tampilan yang kurang menarik. Halhal inilah yang menyebabkan rendahnya minat baca peserta didik sehingga berdampak pada hasil belajar. Aini dan Sukirno (2013) menyatakan bahwa apabila buku sebagai sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran hanya satu akan menyebabkan peserta didik sulit dalam memahami materi dan mengerjakan latihan soal, imbasnya hasil belajar akan rendah. Buku saku merupakan buku dengan ukuran kecil seukuran saku sehingga efektif untuk dibawa kemana-mana dan dapat dibaca kapan saja pada saat dibutuhkan (Eliana dan Solikhah, 2012). Sulistyani dkk. (2013) menjelaskan bahwa pocket book (buku saku) dicetak dengan ukuran yang kecil agar lebih efisien, praktis dan mudah dalam menggunakan. Pemilihan buku saku didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian Setyono dkk. (2013) dan Rahmawati dkk. (2013) menjelaskan bahwa buku saku yang telah dikembangkan layak untuk peserta didik dan memiliki kriteria sangat baik bila ditinjau dari aspek materi, isi, bahasa serta minat baca peserta didik, dengan adanya produk buku saku yang telah dikembangkan, peserta didik dapat lebih memahami materi dengan baik serta aktif dalam pembelajaran. Pemilihan media yang tepat membuat peserta didik lebih cepat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Yuniarti dkk., 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan buku saku terhadap hasil belajar peserta didik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu. Penelitian bertempat di SMA Negeri I Bireuen dengan populasi adalah seluruh peserta
135|JPSI-Vol.05, No.01, hlm.134-139, 2017
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.01, hlm 134-139, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi didik kelas X SMA Negeri I Bireuen dan sampelnya peserta didik kelas X IPA G sebagai kelas kontrol dan X IPA I sebagai kelas eksperimen yang dipilih secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk melihat hasil belajar peserta didik adalah tes berbentuk pilhan ganda berjumlah 17 soal dengan validitas (r xy) = 0,73 berada pada kategori sangat valid dan reliabilitas (r) diperoleh = 0,85 maka soal dikatakan mempunyai tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Sebelum penelitian dilakukan peneliti memberikan pretes kepada peserta didik baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, kemudian memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah pembelajaran selesai tiap-tiap kelas diberikan postes untuk melihat perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Skor Hasil Belajar (%)
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan model pembelajaran learning cycle 7E pada kelas eksperimen dan model pembelajaran learning cycle 5E pada kelas kontrol, agar kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih maksimal oleh peserta didik maka peneliti memberikan buku saku untuk materi hukum Newton kepada setiap peserta didik. Buku saku ini terlebih dahulu divalidasi oleh 2 pakar, setelah beberapa kali revisi, kemudian buku saku tersebut dicetak dan dibagikan kepada setiap peserta didik. Buku saku yang diberikan kepada peserta didik mengikuti format yang dikembangkan oleh Setyono dkk. (2013) akan tetapi pada saat validasi, validator menyarankan untuk ditambahkan soal dan pembahasan serta diberikan pembahasan pada soal evaluasi. Sesuai pernyataan Yuliani dan Herlina (2015) buku saku yang disajikan harusnya buku saku yang penuh warna dan gambar serta berisi banyak latihan soal dan informasi pendukung materi. Penilaian buku saku dalam penelitian ini didasarkan pada 3 aspek yaitu kalayakan isi, kelayakan bahasa dan kelayakan tampilan (Ami dkk., 2012). Untuk setiap aspek terdiri dari beberapa indikator penilaian. Buku saku tersebut berisikan materi hukum Newton dan juga soal serta pembahasannya tentang materi tersebut. Buku saku dicetak dengan ukuran 12 x 18 cm agar pas disaku dan mudah digunakan oleh peserta didik. Peningkatan hasil belajar pada materi hukum Newton dilihat dari perolehan nilai pretes dan posttes yang sudah diberikan. Nilai rata-rata pretes peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 40,97 dan 39,41 kemudian pada saat postes meningkat menjadi 72,62 dan 66,86. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dilakukan perhitungan Ngain, diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,53 dan 0,44 keduanya berada pada kategori sedang. Gambaran peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
72,62 66,86
80 60
40,97 39,41
53
44
Eksperimen
40 20 0
Pretes
Postes
N-Gain
Gambar 1. Perbandingan Persentase Skor Rata-rata Pretes, Postes dan N-gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 1 diperoleh persentase N-gain peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 53 dan 44. Meskipun sama-sama berada pada kategori sedang, nilai N-gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada N-gain kelas kontrol. Akan tetapi, perbedaan yang terlihat baik pada nilai N-gain maupun tes akhir tidak terlalu signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran learning cycle dengan sintaks 7E lebih baik dari pada sintaks 5E. Maka, terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle berbantuan buku saku tehadap hasil belajar peserta didik kelas X SMA Negeri I Bireuen, hal tersebut dilihat dari peningkatan nilai rata-rata peserta didik pada saat pretes dan postes. Dengan demikian, model pembelajaran learning cycle menggunakan buku saku mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X SMA Negeri I Bireuen. Hal ini sejalan dengan penyataan Imaniyah dkk. (2015) yakni terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle 7e terhadap hasil belajar fisika peserta didik SMA.
Fatma Zuhra: Model Pembelajaran Learning ....... |136
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.01, hlm 134-139, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi Penelitian yang dilakukan menggunakan model pembelajaran learning cycle 7E terdapat fase elicit dan extend. Nurmalasari dkk. (2015) menjelaskan bahwa fase elicit bertujuan untuk merangsang pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik dengan cara memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Pada fase ini peserta didik mulai aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini dapat terlihat dari antusias semua peserta didik dalam menjawab. Sementara pada fase extend, pengetahuan peserta didik akan diperluas dengan mencari contoh penerapan konsep yang sudah dipelajari pada kehidupan sehari-hari. Laelasari dkk. (2015) juga menjelaskan bahwa tujuan utama fase elicit adalah untuk memunculkan pengalaman masa lalu tentang belajar dan menciptakan latar belakang yang kuat untuk tahapan lain. Dengan demikian, fase ini harus dirancang dengan baik agar tahapan selanjutnya dapat belangsung dengan baik. Model pembelajaran learning cycle dalam pelaksanaannya terdapat fase elaborasi, Wena (2009:172) menyebutkan bahwa bila fase elaborasi dapat dirancang dengan baik, maka motivasi belajar peserta didik akan meningkat. Meningkatkannya motivasi belajar tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada saat penelitian dilakukan peneliti berusaha menerapkan fase elaborasi sebaik mungkin, dimana guru berusaha mengajak peserta didik mengaitkan materi dengan hal-hal yang berhubungan dengan kejadian sehari-hari. Pada fase elaboration (elaborasi) guru menantang dan memperluas pemahaman konseptual dan keterampilan-keterampilan peserta didik. Melalui pengalaman-pengalaman belajar yang baru peserta didik membangun pemahaman yang lebih dalam dan luas, memperoleh informasi dan keterampilan. Dalam model pembelajaran learning cycle peserta didik terlibat aktif dalam setiap fase pembelajaran (Rosidi dan Muslim, 2015). Senada dengan hal tersebut Anwar dan Yunus (2013) menambahkan bahwa pada tahap elaborate, peserta didik harus menerapkan pengetahuan yang diperoleh ke dalam fenomena yang baru. Hal tersebut senada dengan penyataan Ginting dan Sundari (2012) yakni pada tahap elaborasi peserta didik harus lebih aktif untuk menerapkan pengetahuan kedalam fenomena yang baru. Hasil analisis hasil ketuntasan belajar untuk data pretes, didapatkan bahwa baik secara individual maupun secara klasikal belum ada satupun peserta didik yang tuntas dalam belajar baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Hal ini terbukti dengan tidak adanya semua peserta didik yang tidak dapat menjawab soal yang diberikan di atas 70%. Namun, pada data postes baik pada kelas eksperimen maupun kontrol secara individual sudah ada peserta didik yang tuntas dalam belajar, namun secara klasikal hasil belajar peserta didik masih belum tuntas. Adapun persentase tingkat ketuntasan belajar peserta didik kelas X SMA Negeri I Bireuen pada materi Hukum Newton dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1.
No.
1. 2.
Persentase Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Hukum Newton Hasil belajar Eksperimen Kontrol Kelas Jumlah Jumlah Peserta Persentase Persentase Peserta didik didik Tuntas 20 69 18 60 Tidak Tuntas 9 31 12 40 Jumlah 29 100 30 100
Dari data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen terdapat 20 peserta didik dan kelas kontrol terdapat 18 peserta didik yang telah tuntas secara individual sementara yang tidak tuntas baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berturut-turut yaitu 9 orang dan 12 orang. Secara persentase pada kelas eksperimen sebesar 69% peserta didik dinyatakan telah tuntas secara individual sementara pada kelas kontrol sebesar 60% peserta didik dinyatakan telah tuntas. Sementara untuk ketuntasan klasikal baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol belum mampu dicapai peserta didik, masih terdapat 29% peserta didik pada kelas eksperimen dan 40% peserta didik pada kelas kontrol yang belum mampu mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yakni 70 untuk mata pelajaran fisika kelas X. Ketuntasan klasikal adalah ketuntasan yang dilihat dari jumlah peserta didik yang tuntas belajar dalam suatu kelas. Suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila di dalam kelas tersebut terdapat lebih dari 85% peserta didik yang tuntas dalam belajar. Hasil analisis ketuntasan hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa baik pada kelas eksperimen maupun kontrol, hasil belajar peserta didik masih belum tuntas secara klasikal.
137|JPSI-Vol.05, No.01, hlm.134-139, 2017
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.01, hlm 134-139, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi Penerapan model pembelajaran learning cycle menuntut peserta didik untuk aktif, keaktifan peserta didik menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Pratiwi dan Supardi (2014) menyatakan bahwa model learning cycle mendapatkan respon paling positif dengan pernyataan pembelajaran yang bermanfaat dalam pemahaman materi fisika dengan metode lebih menyenangkan. Senada dengan pernyataan tersebut Kulsum dan Hindarto (2011) juga menyatakan bahwa model learning cycle dapat meningkatkan keaktifan peserta didik. Meningkatnya keaktifan peserta didik ditunjang dengan meningkatnya hasil belajar kognitif dan hasil belajar psikomotorik peserta didik, lebih lanjut Nasir dkk. (2015) menyebutkan bahwa setiap tahap model 5E bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik. Model pembelajaran learning cycle 7E merupakan pengembangan dari learning cycle 5E. Model pembelajaran ini berkembang dari 3 sintaks pembelajaran, kemudian menjadi lima sintaks (5E) dan kemudian 7 sintaks (7E). Perubahan ini tidak untuk mempersulit tetapi untuk memastikan bahwa guru tidak mengabaikan fase penting dalam pembelajaran (Susilawati dkk., 2014). Perubahan yang terdapat pada sintaks pembelajaran justru mampu menunjang minat belajar peserta didik, dilihat dari respon peserta didikdalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Fase elicit dan fase extend yang tidak terdapat dalam sintaks learning cycle 5E menunjang peserta didik mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi. Pemberian buku saku sebagai media pembelajaran mampu mendukung peningkatan hasil belajar pada kedua kelas. Buku saku adalah buku dengan ukurannya yang kecil, ringan, dan bisa disimpan di saku sehingga praktis untuk dibawa kemana mana, dan kapan saja bisa dibaca (Setyono dkk., 2013). Pemilihan buku saku didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian Rahmawati dkk. (2013) menjelaskan bahwa buku saku yang telah dikembangkan layak untuk peserta didik dan memiliki kriteria sangat baik bila ditinjau dari aspek materi, isi, bahasa serta minat baca peserta didik, dengan adanya produk buku saku peserta didik dapat lebih memahami materi dengan baik serta aktif dalam pembelajaran. Pemberian buku saku kepada peserta didik mendapatkan respon positif, hal ini dilihat dari hasil catatan lapangan yang diperoleh peneliti dimana peserta didik masih membawa buku saku meski jam pelajaran telah berakhir. Peneliti mendapatkan beberapa peserta didik membaca buku saku pada saat tidak berada di dalam kelas dan bukan pada saat jam belajar berlangsung, karena buku saku berukuran kecil maka lebih efesien dibawa kemanapun dan dibaca kapanpun. Selain itu adanya pembahasan soal serta materi yang tidak terlalu rumit memudahkan peserta didik dalam memahami materi hukum Newton. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle berbantuan buku saku terhadap hasil belajar peserta didik kelas X SMA Negeri I Bireuen. Dengan demikian, model pembelajaran learning cycle berbantuan buku saku baik digunakan dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Mursal, M.Si. dan ibu Marnita, M.Pd. yang telah membantu validasi instrumen penelitian. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Sharfina, Afdhal Sufahmi, Fatma Wati, Fatimah, Hilda Fahzarina, Juanda dan Suherman atas partisipasinya sebagai observer selama penelitian. Selanjutnya, ucapan terimakasih juga disampaikan kepada ibu Nurjannah, S.Pd selaku guru mata pelajaran fisika SMA Negeri I Bireuen yang membantu selama pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Aini, S.S.Q., dan Sukirno. 2013. Pocketbook as media of learning to improve students learning motivation. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 9(2):68-75. Ami, M.S., Susantini, E., dan Raharjo. 2012. Pengembangan buku saku materi sistem ekskresi manusia di SMA/MA kelas XI. Bio Education, 1(2):10-13. Anwar, K., dan Yunus. 2013. Efektivitas Penerapan model pembelajaran learning cycle 5e pada kompetensi las asitelin di kelas X TPMSMK Negeri 7 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 2(1):80-85. Apriani, D., Sujana, A., dan, Kurnia, D. 2016. Penerapan model pembelajaran learning cycle pada materi perubahan sifat benda untuk meningkatka hasil belajar siswa. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1):781-790. _____. 2014. Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2013-2014 SMA/MA. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.
Fatma Zuhra: Model Pembelajaran Learning ....... |138
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 05, No.01, hlm 134-139, 2017 http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi _____. 2015. Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2014-2015 SMA/MA. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan. _____. 2016. Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015-2016 SMA/MA. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Eliana, D., dan Solikhah. 2012. Pengaruh buku saku gizi terhadap tingkat pengetahuan gizi pada anak kelas 5 Muhammadiyah Dadapan Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(2):162-232. Ginting, E.M., dan Sundari, H. 2012. Pengaruh model pembelajaran learning cycle berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materizat dan wujudnya. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(2):25-30. Hartono. 2013. Learning cycle-7e model to increase student’s critical thinking on science. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9(3):58-66. Imaniyah, I., Siswoyono, dan Fauzi, B. 2015. Pengaruh model pembelajaran learning cycle 7e terhadap hasil belajar fisika siswa SMA. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(1):17-24. Kulsum, U., dan Hindarto, N. 2011. Penerapan model learning cycle pada sub pokok bahasan kalor untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7(1):128-133. Laelasari, Toto, S., dan Nurul, I.K. 2015. Penerapan model pembelajaran learning cycle 7e dalam kemampuan representasi matematis siswa. Jurnal Euclid, 1(2):82-92. Muswahida, V. N., Subiki, dan Supriadi, B. 2015. Penerapan model learning cycle 7e berbantu alat peraga tiga dimensi (3D) terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika kelas X SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, 4(3):219-223. Nasir, M., Wahab, J., dan Muhlis. 2015. Pengembangan perangkat pembelajaran model 5e untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 1(2):12-23. Nurmalasari, R., Kade, A., dan Kamaluddin. 2015. Pengaruh model learning cycle tipe 7e terhadap pemahaman konsep fisika siswa kelas VII SMP Negeri 19 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(2):18-23. Pratiwi, N.W., dan Supardi, Z.A. 2014. Penerapan model pembelajaran learning cycle 5e pada materi fluida statis siswa kelas X SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 3(2):143-148. Rahmawati, N.L., Sudarmin dan Pukan, K.K. 2013. Pengembangan buku saku IPA terpadu bilingual dengan tema bahan kimia dalam kehidupan sebagai bahan ajar di MTs. Science Education Journal, 2(1):157-164. Rosidi, A., dan Muslim, S. 2015. Pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada standar kompetensi memasang instalasi penerangan listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 4(1):161-169. Setyono, Y.A., Sukarmin, dan Wahyuningsih, D. 2013. Pengembangan media pembelajaran fisika berupa buletin dalam bentuk buku saku untuk pembelajaran fisika kelas VIII materi gaya ditinjau dari minat baca siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1):118-126. Sulistyani, N.H.D., Jamzuri, dan Rahardjo, D.T. 2013. Perbedaan hasil belajar siswa antara menggunakan media pocket book dan tanpa pocket book pada materi kinematika gerak melingkar kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(1):164-172. Susilawati, K., Putu B.A., dan Ida,.B.J.S. 2014. Pengaruh model siklus belajar 7e terhadap pemahaman konsep biologi dan sikap ilmiah siswa. e-Journal, (Online), volume 4 (download.portalgaruda.org/article.php?.., di akses 11 Agustus 2016) Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Malang: Bumi Aksara Yuliani, F., dan Herlina, L. 2015. Pengembangan buku saku materi pemanasan global untuk SMP. Journal of Biology Education, 4(1):104-110. Yuniarti, Mulyani, B., dan Redjeki, T. 2014. Pengaruh pembelajaran kooperatif team assisted individualization (TAI) dilengkapi media lingkaran dan buku saku terhadap prestasi belajar siswa materi struktur atom dan sistem periodik kelas XI semester ganjil SMA N 6 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(10):104-110.
139|JPSI-Vol.05, No.01, hlm.134-139, 2017