1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD Restu Resnawati Afandi1, Nina Sundari2, Solihin Ichas Hamid3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected]
ABSTRAK Berdasarkan latar belakang yang terjadi di lapangan bahwa aktivitas belajar siswa mempengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Neglasari 02. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang sering didominasi oleh guru. Siswa tidak terlibat dalam aktivitas pembelajaran terutama dalam kegiatan diskusi dan mengemukakan pendapat sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E. Penelitian ini bertujuan, 1) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Siklus Belajar 7E di sekolah dasar, 2) meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS siswa dengan menggunakan model Siklus Belajar 7E di sekolah dasar. Model Siklus Belajar 7E ini merupakan model pembelajaran yang membuat siswa aktif. Penelitian ini didapatkan dengan cara mendeskripsikan proses dan hasil dari kegiatan yang dilakukan dengan instrument yang digunakan yaitu catatan lapangan, lembar observasi, lembar wawancara, lembar evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan model Siklus Belajar 7E hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I sebesar 46,23, siklus II sebesar 6,18 dan siklus III sebesar 80,44. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dengan menggunakan model Siklus Belajar 7E dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penulis menyarankan model Siklus Belajar 7E sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar.
Kata Kunci : Model Siklus Belajar 7E, Hasil Belajar siswa
1
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203293 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
Restu Resnawati Afandi¹, Nina Sundari², Solihin Ichas Hamid³ Penerapan Model Siklus Belajar (Lerning Cycle) 7E Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD | 2
THE APPLICATION OF 7E LEARNING CYCLE TO INCREASE OF STUDENT’ LEARNING IN LEARNING SOCIAL STUDIES IN PRIMARY SCHOOL Restu Resnawati Afandi1, Nina Sundari2, Solihin Ichas Hamid3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected]
ABSTRACT Based on the background that happened on the ground that the students learning acitivities
affect the low learning outcomes in social studies lesson in fourth grade elemantary school Negalsari 02. This is evident from the learning process that is often dominated by the teacher. Students on involved in learning activities, especially in disscussions and express opinions so that learning outcomes using 7E models Learning Cycle. This study aims, 1) to increase the activity og students in social studies learning by using 7E models Learning Cycle in Primary School, 2) improve learning outcomes in social studies learning by using 7E Leaning Cycle in Primary School. 7E Learning Cycle is a learning that makes students active. This study obtained by describing the process and result of the activities performed by the instrument used the field notes, observation sheets, interview sheets, evaluation sheets aimed to determine student learning outcomes. The result showed that using 7E Learning Cycle of learning outcomes of student has increased. In the first cycle of 46,23, the second cycle of 6,18, and the third cycle of 80,44. It can be concluded that learning social studies in elementary schools usning the 7E Learning Cycle can improve student learning outcomes. The outhor suggests a 7E Learning Cycle as an alternative in efforts to improve the quality of teaching and student learning outcomes in primary school. Keywords: Learning Cycle 7e, Student leaning outcomes
3|Antologi UPI
Volume
Pendidikan memiliki pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia dimasa depan. Pendidikan dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya secara optimal sehingga tumbuh menjadi manusia yang berfungsi sebagai individual dan berfungsi sebagai anggota masyarakat melalui penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang bersifat aktif, ilmiah dan memasyarakat serta berdasarkan kehidupan nyata yang dapat mengembangkan jiwa, pengetahuan, rasa tanggung jawab, keterampilan, kemauan dan kehalusan budi pekerti. Sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat bagi peserta didik mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui kegiatan pembelajaran salah satunya pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran IPS siswa dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan, sikap serta mengenal konsep-konsep yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat di tingkat lokal, nasional maupun global dan sebagai bekal dalam kehidupan seharihari, sehingga diharapkan siswa mampu berpatisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara. Menurut Gunawan (2013, hlm, 53) bahwa dalam kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
1
Edisi No.
Juni 2016
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan/KTSP Standar Isi 2006, tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia yang efektif, serta mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Menurut Susanto (2014, hlm. 6) bahwa: Peran guru dalam pengembangan materi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial hendaknya dapat mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang diberikan yaitu memuat masahmasalah sosial yang berkembang dilingkungan peserta didik, menjalin komunikasi dengan peserta didik agar dapat mempengaruhi mereka melalui gagasan dan pikiran, dan terciptanya suasana kelas yang kondusif, yang memungkinkan terjadinya pola interaksi guru dan peserta didik secara timbal balik. Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya serta berbagai bekal kepada siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa diharapkan pula untuk peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat dan terampil dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Jadi, pembelajaran IPS di sekolah dasar pada dasarnya dimaksudkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sikap nilai, moral dan
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203293 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
Restu Resnawati Afandi¹, Nina Sundari², Solihin Ichas Hamid³ Penerapan Model Siklus Belajar (Lerning Cycle) 7E Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD | 4 keterampilan siswa agar menjadi manusia yang memasyarakat. Dalam melaksanakan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan saja tetapi juga diperlukan keterampilan atau keahlian dalam merancang dan membuat pembelajaran menjadi menarik serta bermakna bagi siwa. Pembelajaran IPS harus dapat memancing siswa untuk berbicara, bertanya, berpendapat dan memecahkan masalah-masalah sosial. Dengan begitu, siswa menjadi aktif karena siswa bertindak dan melakukan sesuatu dengan kegiatan pembelajarannya. Namun pada kenyataan dilapangan situasi pembelajaran yang berlangsung siswa cenderung pasif karena tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan awalnya. Siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya sehingga hanya menerima informasi dari gurunya saja. Siswa juga kurang diajak melakukan aktivitas dalam pembelajarannya seperti bereksplorasi, melakukan pengamatan, diskusi, tanya jawab, mengemukakan pendapat dan mempresentasikannya di depan kelas. Hal ini terjadi disebabkan oleh kenyataan dilapangan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru adalah pembelajaran satu arah dimana guru hanya mengunakan metode ceramah. Pembelajaran tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa atau kehidupan sehari-hari, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru. Suasana pembelajaran seperti itu menjadikan pembelajaran tidak bermakna yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Di tinjau dari permasalahan yang terjadi, penulis beranggapan perlu adanya perbaikan terhadap proses pembelajaran. Perbaikan dapat dilakukAn dengan upaya
pemilihan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dan bermakna salah satunya yaitu dengan menggunakan model Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E. Menurut Nurmalasari (2011, hlm. 19) menjelaskan bahwa “model learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan teori konstruktivisme yaitu suatu pendekatan yang dapat membantu siswa lebih aktif karena siswa memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar”. Pembelajaran dengan menggunakan model siklus belajar (leraning cycle)7E menuntut siswa aktif karena di dalam tahapan-tahapan model ini setiap tahapannya melibatkan siswa sepenuhnya. Menurut Eisenkraft (dalam Demirdag, 2011) bahwa tahapan-tahapan model siklus belajar (leraning cycle) 7E yaitu elicit (memperoleh), engange (melibatkan), explore (menyelidiki), explain (menjelaskan), elaborate (menerapkan), evaluate (menilai) dan extend (memperluas). Dengan model siklus belajar 7E siswa tidak akan duduk diam, mencatat dan mendengarkan penjelasan guru tetapi siswa akan banyak melakukan aktivitas seperti kegiatan tanya jawab, berdiskusi, melakukan pengamatan, memecahkan masalahmemberikan pendapat, mempresentasikan di depan kelas dan menyimpulkan. Dengan kegiatankegiatan yang ada dalam tahapan model pembelajaran siklus belajar 7E dapat berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa karena siswa mengalaminya secara langsung. Berdasarkan rincian tersebut penulis mengidentifikasi permasalah penelitian sebagai berikut:
5|Antologi UPI
Volume
1. Bagaimana meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar dengan menggunakan model siklus belajar (learning cycle) 7E? 2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model siklus belajar (learning cycle) 7E? Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar dengan menggunakan model belajar (learning cycle) 7E 2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model belajar (learning cycle) 7E Belajar tentu memerlukan aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku dengan melakukan kegiatan karena tidak akan ada belajar jika tidak adanya aktivitas. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sangat bergantung dari bagaimana siswa memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Jhon Dewey (dalam Dimyati, 2009, hlm.76) mengemukakan “learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah. Anak lebih ingat memahami suatu konsep apabila secara langsung aktif mengerjakan sesuatu, membangun dalam 1
Edisi No.
Juni 2016
belajar baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa sebagai akibat dari perubahan tingkah laku setelah mengalami atau mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran yang dapat diukur dan diamati dari penampilan siswa serta dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E bertujuan untuk menekankan pentingnya memunculkan pemahaman awal siswa dan memperluas (transfer) konsep. Siklus belajar (learning cycle) 7E ini, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi– kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. Model siklus belajar 7E dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tahapannya. Tahapan pada model pembelajaran ini dapat mengukur beberapa aspek pada ranah kognitif Bloom diantaranya adalah C1 (mengingat),C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis) dan C5 (mengevalusi) sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar terhadap pembelajaran IPS. Nurhayati (2012, hlm. 19-20) mengemukakan kelebihan model siklus belajar (learning cycle) 7E diantaranya: 1. Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya. 2. Melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203293 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
Restu Resnawati Afandi¹, Nina Sundari², Solihin Ichas Hamid³ Penerapan Model Siklus Belajar (Lerning Cycle) 7E Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD | 6 3. Memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan 4. Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah mereka pelajari. Dari uraian di atas dapat diketahui bahawa dalam model siklus belajar (leaning cycle) 7E menuntut siswa aktif untuk menemukan sendiri suatu kensep. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa siklus belajar 7E didasakan pada keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran. Dalam model silus belajar 7E siswa tidak hanya belajar secara individu tetapi juga belajar secara berkelompok karena dalam tahapan model tersebut ada tahap explore dimana siswa diajak berkelompok untuk mendiskusikan suatu permasalahan yang diberikan guru. METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Neglasari 02 dengan jumlah keseluruhan siswa 47 yang terdiri dari 28 orang siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Alasan peneliti memilih SD Neglasari 2 sebagai tempat penelitian dikarenakan renadahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Selaras dengan pendapat Kusumah (2012, hlm. 9) “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan guna memacahkan masalah.”
Desain penelitian tindakan kelas ini, peneliti memilih desain penelitian Elliot, dikearenakan model Elliot ini sesuai dengan metode penelitian yang akan dilakukan. Pada dasarnya peneltian harus dilakukan secara berulang, hal ini sejalan dengan model Elliot yang terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari tiga tindakan, jadi tindakan yang dilakukan terdiri dari sembilan tindakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian diantaranya catatan lapangan, lembar observasi, lembar wawancara, pedoman penilaian, lembar evaluasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu gabungan dari analisis data secara kuantitatif, kualitatif dan triangulasi. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilakukan, kemudian akan dibahas dan diolah dengan cara dideskripsikan, dianalisis dan direfleksikan berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari penelitian setiap siklus. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan model siklus belajar 7E dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan. Dalam perencanaan siklus yang telah dibuat, penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Sebelum melakukan tindakan, kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, menyusun instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi guru dan siswa, lembar catatan lapangan, lembar wawancara siswa, dan lembar evaluasi. Pelaksanaan penelitian adalah melakukan pembelajaran sekaligus pengamatan terhadap penerapan model siklus belajar 7E pada pembelajaran IPS materi masalah sosial. Model siklus
7|Antologi UPI
Volume
belajar ini memiliki 7 tahap dari pelaksanaannya yaitu tahap elicit, engange, explore, explain, elaborate, evaluate dan extend. Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, ditemukan beberapa permasalahan diantaranya berkaitan dengan aktivitas belajar siswa. di antaranya pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pada kegiatan apersepsi, guru mengajukan pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari. Sebagian siswa terlihat antusias menjawab pertanyaan guru. Hal ini di tunjukan dengan jawaban-jawaban siswa yang di lontarkan kepada guru. Namun pada saat menjawab pertanyaan guru, siswa selalu menjawab pertanyaan secara serentak. Selain itu siswa belum mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti berupaya memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Sehingga dalam proses pembelajaran menunjukan hal yang cukup baik. Terlihat pada kegiatan tanya jawab siswa mengalami kamajuan yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Siswa yang memberikan respon pada saat kegiatan guru melakukan apersepsi mulai bertambah meskipun hanya sedikit. Begitupun pada saat proses kegiatan pembelajaran guru memancing siswa untuk memberikan respon atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pada siklus III, peneliti juga berupaya untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus II. Pada siklus III diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Namun demikian, peneliti berupaya untuk selalu memperbaiki dari setiap tindakannya. Pada siklus III ini sudah banyak perubahan-perubahan yang terjadi kearah yang lebih baik. Hal ini ditujukan oleh para siswa, yang semula siswa tidak berani menjawab, 1
Edisi No.
Juni 2016
memberikan tanggapan sekarang siswa menjadi lebih berani untuk mengemukakan pedapatnya tanpa raguragu. Keberhasilan model Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E dapat terlihat dalam peningkatan aktivitas belajar siswa setiap siklus pembelajaran. Aktivitas siswa setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan yang mencerminkan keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan peneliti. Berikut grafik aktivitas belajar siswa. 100
83.34
80 55.88
66.2
60 40 20 0 Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 1 Grafik Nilai Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklusnya Pada grafik di atas terlihat bahwa rata-rata nilai aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama rata-rata diperoleh oleh siswa adalah 55,88. Selanjutnya pada siklus kedua rata-rata nilai aktivitas belajar yang di peroleh siswa yaitu sebesar 66,2. Kemudian pada siklus III menunjukan peningkatan kembali dengan rata-rata nilai yang diperoleh pada nilai aktivitas belajar siswa yaitu sebesar 83,34. Hal ini menunjukan peningkatan yang terjadi dari siklus I sampai siklus III yaitu sebesar 37,73. Walaupun pada siklus I terdapat rata-rata nilai yang kurang maksimal namun pada akhir seluruh siklus yang ada telah menujukan adanya peningkatan yang cukup siginfikan.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203293 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
Restu Resnawati Afandi¹, Nina Sundari², Solihin Ichas Hamid³ Penerapan Model Siklus Belajar (Lerning Cycle) 7E Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD | 8 Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model siklus belajar 7E dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS mengenai materi masalah sosial.Peningkatan ratarata aktivitas belajar siswa ini dipengaruhi oleh peningkatan rata-rata nilai aktivitas belajar siswa per indikator dalam setiap siklusnya. Indikator aktivitas yang diteliti adalah aktivitas kerjasama dalam kelompok dan mengemukakan pendapat. Peneliti berusaha mengaktifkan siswa dengan menggunakan metode diskusi. Dengan metode diskusi siswa dapat melakukan kerjasama dan saling menyumbangkan ide atau pendapat di dalam kelompoknya sehingga siswa akan terlihat katif dengan kegiatan diskusi seperti itu. Adapun rekapitulasi rata-rata nilai aktivitas belajar siswa per indikator pada siklus I, II dan III dapat dilihat pada gambar berikut ini.
84.92
90
80.05
80 70 60 50
67.72 59.98
64.71
51.77
40 30 20 10 0 Siklus I Siklus II Siklus III Kerjasama dalam kelompok Mengemukakan pendapat
Gambar 2 Grafik Nilai Rata-Rata Indikator Aktivitas Belajar Siswa Setiap Siklusnya
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mulai siklus I sampai siklus III dari kedua indikator aktivitas belajar siswa yaitu kerjasama dalam kelompok dan mengemukakan pendapat mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Nilai rata-rata aktivitas kerjasama dalam kelompok pada siklus I yaitu sebesar 59,98, siklus II yaitu sebesar 67,72 dan siklus III yaitu sebesar 84,92. Nilai ratarata aktivitas mengemukakan pendapat siklus I yaitu sebesar 51,77, siklus II yaitu sebesar 64,71 dan siklus III yaitu sebesar 80,05. Pada siklus I, terdapat temuan masalah yang berkaitan dengan indikator aktivitas kerjasama diantaranya pada saat guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, ada siswa tidak ingin dikelompokan dengan temannya, ketika guru menanyakan alasanya siswa tersebut menjawaba ingin mengerjakan tugas sendiri. Guru memberikan pengertian kepada siswa tersebut sehingga siswa tersebut agar mau berkelompok. Pada saaat kegiatan diskusi berlangsung, guru menugaskan siswa untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan guru. Namun LKS tersebut, hanya di kerjakan oleh siswa yang pintar saja. Sedangkan yang lainnya ada yang diam, lari-lari dikelas dan membuat keributan. Hal ini karena siswa belum bisa berbagi tugas dengan temannya. Siswa belum memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan didalam kelompoknya. Padahal adanya pembentukan kelompok tersebut adalah agar siswa salaing bekerjasama. Kerjasama disini adalah bukan hanya siswa duduk bersama dengan kelompok saja melainkan siswa juga mampu berbagi tugas dan tanggunga jawab di dalam kelompoknya. Dengan demikian di peroleh nilai rata-rata aktivitas siklus I masih dikatakan rendah. Berdasarkan
9|Antologi UPI
Volume
Pada siklus II, aktivitas kerjasama siswa mengalami peningkatan meskipun hanya sedikit. Hal ini di tunjukan dengan sebagian kelompok yang sudah mulai bisa berbagi tugas dengan teman kelompoknya. Siswa masih harus di perhatikan oleh guru agar mau bekerjasama dan mengerjakan tugas yang yang diberikan guru. Karena jika tidak diperhatikan masih saja siswa tersebut tidak ikut mengerjakan. Siswa mengerjakan LKS yang terdiri dari lima soal, dan setiap orang mendapat giliran menjawab satu soal. Upaya perbaikan yang di lakukan guru pada indikator aktivitas kerjasama sehingga terjadi peningkatan pada akhir siklusnya yaitu guru membimbing siswa untuk pembagian tugas di dalam kelompoknya. Pertama-tama siswa berkumpul bersama dengan teman kelompoknya, kemudian guru meminta siswa menunjuk salah satu dari teman kelompoknya untuk di jadikan sebagai ketua kelompok. Setelah itu, ketua kelompok dengan bantuan guru memberikan tugas kepada setiap anggotanya. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yang berisi lima soal yang harus di diskusikan oleh setiap kelompoknya. Karena setiap kelompoknya terdapat lima anggota maka setiap individu mendapat kesempatan untuk mengerjakan satu soal. Dengan demikian, siswa memiliki tanggung jawab terhadap satu soal tersebut. Meskipun masing-masing anggota memiliki tanggung jawab untuk mengerjakan satu soal tetapi tetap jawaban dapat dihasilkan dari diksusi dan pendapat dari teman-teman yang ada dalam kelompoknya. Dalam hal ini guru menanamkan sikap kerjasama dan belajar bertanggung jawab di dalam kelompok. Guru selalu berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau
1
Edisi No.
Juni 2016
perkembangan siswa selama kegiatan diskusi. Indikator mengemukakan pendapat dilihat selama proses pembelajaran berlangsung. Pada indikator ini juga terdapat temuan masalah di antaranya Pada siklus I, di kegiatan apersepsi siswa terlihat antusias memberikan pendapatnya namun secara serentak, sehingga kelas terdengar sangat gaduh. Kemudian pada saat siswa sedang melaporkan hasil diskusinya, hanya beberapa siswa yang memberikan tanggapan. Siswa yang memberikan tanggapan yaitu siswa yang pintar di kelas dan siswa yang biasa aktif di kelasnya. Hal ini karena siswa belum memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapatnya. Selajutnya pada siklus II, aktivitas siswa mengalami peningkatan dalam mengemukakan pendapat. meskipun guru harus menunjuk beberapa siswa yang tidak pernah memberikan tanggapan. Pada siklus III, kemampuan mengemukakan pendapat siswa mengalami peningkatan kembali. Hal ini di tujukan dengan banyaknya siswa yang mengacungkan tangan tanpa harus di tunjuk oleh guru lagi. Sehingga pada indikator aktivitas mengemukakan pendapat pada siklus I sampai siklus III telah mengalami peningkatan. Upaya perbaikan yang di lakukan oleh guru pada indikator mengemukakan pendapat sehingga terjadi peningkatan pada akhir siklusnya yaitu guru melakukan penyebaran pertanyaan kepada siswa. Maksud dari pernyebaran pertanyaan adalah penyebaran giliran dalam menjawab dan memberikan pendapat terhadap pertanyaan yang di ajukan oleh guru. Sebaran pertanyaan dilakukan pada saa proses pembelajaran belangsung di mulai dari kegiatan apersepsi sampai kahir pembelajaran. Bahkan pada saat kegiatan diskusi, guru
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203293 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
Restu Resnawati Afandi¹, Nina Sundari², Solihin Ichas Hamid³ Penerapan Model Siklus Belajar (Lerning Cycle) 7E Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD | 10 berkeliling dan menghampiri setiap kelompok. Guru memancing siswa dengan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat meberikan pendapatnya. Pertanyaan di tujukan kepada setiap anggota dalam kelompok tersebut. Upaya lainnya yang lakukan guru adalah dengan memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa yang belum memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat. Motivasi yang di lakukan guru adalah dengan memberikan kertas bintang prestasi kepada siswa yang berani mengemukakan pendapat. Keberhasilan siswa dilihat bagaimana siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Hasil belajar diperoleh dari hasil evlauasi yang diberikan di akhir pembelajaran. Evaluasi tersebut diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran tentunya akan mempengaruhi terhadap hasil akhir yang di dapat oleh siswa. Pada siklus I ditemukan siswa yang bekerjasama ketika mengerjakan soal evaluasi, hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran terutama pada saat kegiatan diskusi siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Jika selama pembelajaran siswa tersebut aktif mengikuti pembelajaran dengan baik maka dapat mencapai hasil pembelajaran dengan bail pula. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru memberikan peringatan atau teguran kepada siswa tersebut untuk mengerjakan evaluasi sendiri karena tujuan diberikan evaluasi di akhir pembelajaran adalah untuk mengetahui sejauh mana siwa pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Selain itu, siswa perlu meningkatkan sikap kerjasama didalam
kelompoknya untuk berdiskusi menemukan jawaban dari permasalahan yang terdapat di dalam LKS sehingga pada akhir pembelajaran siswa dapat menjawab soal evaluasi secara mandiri. Pada siklus II, ketika perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya maupun pada saat guru meberikan penguatan dan penjelasan terhadap jawaban dari setiap kelompok, masih ada beberapa siswa yang tidak menyimak penjelasan guru dengan baik sehingga dalam mengerjakan soal evaluasi masih ada jawaban yang kurang tepat. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari kepada siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat menjelaskan. Pada siklus III, masih ada beberapa siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Beberapa siswa tidak menyimak penjelasan guru dan tidak ikut serta untuk menyimpulkan pembelajaran. Un
11 | A n t o l o g i U P I
Volume
tuk mengatasi masalah tersebut guru memberikan teguran dan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut secara langsung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari grafik hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus I, II, dan III dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 100
80.44
80 60
68.18 46.53
40 20 0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 3 Grafik Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Setiap Siklusnya Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap setiap siklus mengalami peningkatan. Mulai dari siklus I perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 46,53. Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 68,18. Siklus III, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 80,44. Hal ini menunjukan peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus III. Berdasarkan garafik tersebut menunjukan bahwa penerapan model siklus belajar 7E dalam pembelajaran IPS di kelas IV dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan nilai yang diperoleh siswa baik nilai aktivitas maupun hasil belajar siswa setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas belajar siswa meliputi aktivitas kerjasama dan mengemukakan pendapat. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi siswa. Terjadinya peningkatan karena peneliti selalu 1
Edisi No.
Juni 2016
melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklusnya. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle 7E dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Zulfani Aziz (2012) bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model siklus belajar (learnin cycle) 7E mengalami peningkatan yang signifikan. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E terbukti mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai siswa yang pada setiap siklusnya meningkat. Melalui model siklus belajar 7E siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran. Siswa tidak hanya belajar secara individu tetapi juga siswa belajar berkelompok untuk menemukan suatu konsep yang kemudian konsep tersebut dapat diterapkan siswa secara langsung. Aktivitas pembelajaran yang muncul pada tahapn model siklus belajar 7E dianaranya, kegiatan tanya jawab, berdiskusi, pengamatan, mengemukakan, menyimpulkan dan mempresentasikan hasil laporan. Penggunaan model siklus belajar 7E membuat siswa terbiasa untu belajar berkelompok dan aktif mengemukakan pendapat. Hal ini terlihat pada pemerolehan nilai ratarata aktivitas belajar, nilai rata-rata siklus I yaitu 55,88, pada siklus II yaitu 66,2 dan pada siklus III yaitu 83,34.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203293 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
Restu Resnawati Afandi¹, Nina Sundari², Solihin Ichas Hamid³ Penerapan Model Siklus Belajar (Lerning Cycle) 7E Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di SD | 12 2. Hasil belajar siswa meningkat dengan menggunakan model Siklus Belajar 7E. Hal ini terlihat pada hasil yang diperoleh siswa berdasarkan soal evaluasi yang dikerjakan siswa secara individu. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu 46,53, pada siklus II yaitu 68,18 dan pada siklus III 80,44. DAFTAR PUSTAKA Demirdag,B. dkk. (2011). “Developing Instructional Activities Based On Constructivist 7E Model: ChemistryTeachers’ Perspective”. Journal of Turkish Science Education. 8 (4), hlm 19. https://www.pegem.net/dosyalar/d okuman/13875420140122105612-2.pdf. Dimyati, dkk. (2009). Belajar daan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta. Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta. Kusumah, dkk. (2012). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Indeks. Nurhayati, S. (2012). Penerapan Model Leraning Cycle 7E Dengan Berbantuan Prototype Media Berbasis Champtools Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. (Skripsi). Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Penididkan Indonesia, Bandung. Nurmalasari. (2011). Pengaruh Model Learning Cycle Tipe 7e Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas Vii Smp Negeri 19 Palu. 1 (20) hlm 19. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/ind ex.php/EPFT/article/view/2389.
Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Grup.
13 | A n t o l o g i U P I
1
Volume
Edisi No.
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1203293 ²Dosen Pembimbing 1, Penulis Penanggung jawab 3 Dosen Pembimbing 2, Penulis Penanggung jawab
Juni 2016
PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Neglasari 02 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung)
ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
RESTU RESNAWATI AFANDI 1203293
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2016