PENGARUH HYPERMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh NURUL HIKMAH NIM 109016300014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
NURUL HIKMAH 109016300014. Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Impuls. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan pada kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik purpossive sampling. Penelitian berlangsung pada bulan November sampai Desember 2013. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data hasil instrumen nontes dianalisis secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan uji t terhadap data posttest. Nilai thitung sebesar 2,03, sedangkan nilai ttabel sebesar 1,99 atau thitung > ttabel. Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa terlihat dari beberapa hal. Pertama, pembelajaran menggunakan hypermedia unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan), sedangkan kelompok kontrol unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C4 (menganalisis). Kedua, respon siswa terhadap software hypermedia menunjukkan bahwa penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls secara keseluruhan memperoleh hasil baik sekali.
Kata Kunci : Hypermedia, Puspossive Sampling, Hasil Belajar, Angket, Momentum dan Impuls.
iv
ABSTRACT
NURUL HIKMAH 109016300014. Hypermedia Effect on Learning Outcomes of Senior High School Students on the Momentum and Impuls Concept. S1 of Physics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. This research aims to determine the effect of hypermedia on learning outcomes of senior high school students on the momentum and impuls concept . This research was done at Senior High School of South Tangerang in class XI science 4 as experimental class and XI science 5 as the control class. The sampel in this research based on purposive sampling technique. The research took place in November and December 2013. The instruments used are objectives of the test instrument in the form of multiple choice test and a questionnaire non-test instrument. Data from test instruments were analyzed quantitatively, while data from non-test istruments were analyzed quantitatively, produce data in the form of a percentage, and then converted to qualitative data. Based on the analysis of test data, it is concluded that there is effect of hypermedia on learning outcomes of senior high school students on the momentum and impuls concept . It is based on the result of hypothesis testing that used t test in both of posttest result of classes. The tcount value of 2,03, while ttable value of 1,99 or tcount > ttable. Hypermedia effect on student learning outcomes can be seen from several things. First, the use of hypermedia learning superior in improving cognitive of C1 (recall), C2 (understand), and C3 (apply), while the control class superior in improving cognitive of C4 (analyze). Second, student’s responses to the questionnaire indicate that use of hypermedia software in physics learning of momentum and impulse concept overall gain excellent result.
Keywords : Hypermedia, Puspossive Sampling, Questionnaire, Momentum and Impulse.
v
Learning
Outcomes,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Hypermedia Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Impuls”. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, arahan dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu, arahan dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik. 6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya jurusan pendidikan IPA program studi Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan. 7. Bapak Suhermin, S.Pd, selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Tangerang Selatan.
vi
8. Bapak Priono, S.Pd, selaku guru bidang studi Fisika SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan membimbing selama penelitian berlangsung. 9. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung. 10. Bapak Edi Sugandi, Mimih Siti Aryunah, Teteh Nuri, Aa Asrul, dan Adikku Annisa yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, dan motivasi. 11. Teman-teman Fisika angkatan 2009 beserta kakak-kakak tingkat jurusan pendidikan IPA yang telah memberikan inspirasi dan motivasi. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, Februari 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..........................................
iii
ABSTRAK ..................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...............................................................
4
D. Rumusan Masalah ...................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ......................................................................
7
A. Kajian Teoritis ........................................................................
7
1. Pembelajaran Berbantuan Komputer .................................
7
a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer ..........
7
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer ....
8
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan Komputer .......................................................................
9
2. Hypermedia ........................................................................
11
a. Pengertian Hypermedia .................................................
11
b. Struktur Navigasi Hypermedia ......................................
13
c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Hypermedia ...................................................................
viii
15
3. Adobe Flash .......................................................................
15
4. Hasil Belajar .......................................................................
18
5. Kajian Materi Subjek .........................................................
21
a. Karakteristik Konsep Momentum dan Impuls ..............
21
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Momentum dan Impuls .................................................
22
c. Peta Konsep Momentum dan Impuls ............................
22
d. Materi Konsep Momentum dan Impuls .........................
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................
25
C. Kerangka Berpikir ...................................................................
27
D. Hipotesis Penelitian ................................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................
31
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
31
B. Metode Penelitian ...................................................................
31
C. Desain Penelitian ....................................................................
31
D. Variabel Penelitian ..................................................................
32
E. Populasi dan Sampel ...............................................................
32
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
33
G. Instrumen Penelitian ...............................................................
33
1. Instrumen Tes .....................................................................
33
2. Instrumen Nontes ...............................................................
35
H. Kalibrasi Instrumen .................................................................
35
1. Kalibrasi Instrumen Tes .....................................................
35
a. Uji Validitas ..................................................................
36
b. Uji Reliabilitas ...............................................................
37
c. Taraf Kesukaran ............................................................
38
d. Daya Pembeda ...............................................................
39
2. Kalibrasi Instrumen Nontes ................................................
40
I. Teknik Analisis Data ..............................................................
41
1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes .........................................
41
a. Uji Normalitas ...............................................................
41
ix
b. Uji Homogenitas ............................................................
42
2. Analisis Data Tes ...............................................................
43
3. Analisis Data Nontes ..........................................................
44
J. Hipotesis Statistik ...................................................................
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................
47
A. Hasil Penelitian .......................................................................
47
1. Hasil Pretest .......................................................................
47
2. Hasil Posttest ......................................................................
49
3. Rekapitulasi Hasil Belajar ..................................................
50
a. Data Hasil Pretest dan Posttest .....................................
50
b. Kemampuan Berpikir Kognitif ......................................
51
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik .................................
53
a. Uji Normalitas ...............................................................
53
b. Uji Homogenitas ............................................................
54
5. Hasil Uji Hipotesis .............................................................
54
6. Hasil Analisis Data Angket ................................................
55
B. Pembahasan ............................................................................
56
PENUTUP ..................................................................................
61
A. Kesimpulan .............................................................................
61
B. Saran .......................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
62
BAB V
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Navigasi Hypermedia Structured ..............................
13
Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hypermedia Unstructured .........................
14
Gambar 2.3 Peta Konsep Momentum dan Impuls ......................................
22
Gambar 2.4 Tumbukan Lenting Sempurna Antara Dua Benda ..................
24
Gambar 2.5 Tumbukan Lenting Sebagian Antara Bola dan Lantai ............
24
Gambar 2.6 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Antara Dua Benda ....
25
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ...................................................................
29
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif ...........................................
xi
52
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................
32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ..............................................................
34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes ........................................................
35
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................................
36
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ..............................................
37
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas ...................................................................
38
Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran .......................................................
39
Tabel 3.8 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes ..............................
39
Tabel 3.9 Kategori Daya Beda ...................................................................
40
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ...........................................
40
Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes ..................................................
41
Tabel 3.12 Kategori Uji Normalitas .............................................................
42
Tabel 3.13 Kategori Uji Homogenitas Fisher ..............................................
43
Tabel 3.14 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) .....................................................
44
Tabel 3.15 Kategori Angket Siswa ..............................................................
45
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................................
47
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................
48
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................................................................
49
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................
50
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest .............................
51
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...........................
53
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................
xii
54
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................
55
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Software Hypermedia ...............................................................................
xiii
56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ...................................................
65
1. RPP Kelas Kontrol ...........................................................
66
2. RPP Kelas Eksperimen ....................................................
81
3. Tampilan Hypermedia .....................................................
97
Lampiran B Instrumen Penelitian ..........................................................
100
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ....................
101
2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ..................................
102
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ...........................
115
a. Uji Validitas Butir Soal ...............................................
121
b. Uji Reliabilitas Instrumen ...........................................
123
c. Uji Taraf Kesukaran ....................................................
125
d. Uji Daya Beda .............................................................
126
4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ...........................
128
5. Kisi-kisi Instrumen Tes Valid Penelitian..........................
129
6. Instrumen Tes Valid Penelitian .......................................
130
7. Soal Tes Penelitian ..........................................................
140
8. Instrumen Nontes .............................................................
144
a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) ..........................
144
b. Instrumen Nontes (Angket) .........................................
145
9. Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes ..........................
146
10. Lembar Validasi Ahli Media ..........................................
148
11. Lembar Validasi Ahli Materi .........................................
150
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ...........................................
154
1. Hasil Pretest ....................................................................
155
2. Hasil Posttest ...................................................................
161
3. Uji Normalitas Data Pretest ............................................
167
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .........................
167
b. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ..................
169
xiv
4. Uji Normalitas Data Posttest ...........................................
171
a. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ........................
171
b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen .................
173
5. Uji Homogenitas Data Pretest .........................................
175
6. Uji Homogenitas Data Posttest ........................................
178
7. Uji Hipotesis Data Pretest ...............................................
181
8. Uji Hipotesis Data Posttest ..............................................
183
9. Data Angket .....................................................................
185
Lampiran D Surat-surat Penelitian ........................................................
186
1. Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................
187
2. Surat Keterangan Penelitian ............................................
188
3. Uji Referensi ....................................................................
189
4. Daftar Riwayat Hidup Penulis .........................................
195
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang menjelaskan tentang fenomena-fenomena alam yang terjadi. Pembelajaran fisika diarahkan untuk mencari tahu dan memberikan pengalaman langsung agar siswa dapat memahami konsep fisika. Pada kenyataannya, tidak semua fenomena dalam konsep fisika dapat dilihat atau divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Beberapa konsep fisika memerlukan adanya manipulasi objek secara fisis agar siswa lebih mudah membayangkan konsep fisika yang sedang dipelajari, salah satunya adalah konsep momentum dan impuls. Konsep momentum dan impuls memiliki tingkat kesulitan relatif tinggi, bersifat matematis dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh aplikasi dari konsep momentum dan impuls diantaranya adalah peristiwa dua buah mobil yang saling bertabrakan, permainan bola biliar, penembakan peluru, prinsip kerja roket, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak memungkinkan untuk dibawa secara langsung ke dalam kelas. Seperti halnya pada permainan bola biliar, untuk menjelaskannya diperlukan suatu animasi yang dapat memperlambat gerakan bola yang dipukul oleh pemain menuju bola lainnya yang sedang diam. Sama halnya pada peristiwa penembakan peluru, gerakan hentakan peluru yang melesat dari dalam senapan dapat terlihat bergerak lambat dengan bantuan animasi. Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls pada dasarnya berlangsung sangat cepat, sehingga seringkali pengamatan siswa terhadap objek yang sedang dipelajari menjadi tidak seragam. Contohnya pada permainan bola biliar yang bergerak sangat cepat, pengamatan siswa akan berbeda-beda terhadap arah gerakan bola pada saat sebelum tumbukan, saat terjadi tumbukan, dan setelah tumbukan. Ketidakseragaman pengamatan ini akan mengakibatkan siswa mengalami miskonsepsi, yang berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep
1
2
selanjutnya.
Jika
miskonsepsi
ini
terus
berlanjut,
ketercapaian
tujuan
pembelajaran tentu tidak akan maksimal, sehingga hasil belajar fisika siswa menjadi rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media pembelajaran yang efektif, untuk mengajarkan materi-materi yang bersifat aplikatif dan matematis. Dewasa ini, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan banyak perubahan terhadap dunia pendidikan, khususnya terhadap perkembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang berhubungan dengan TIK yang kini menjadi perhatian dunia pendidikan adalah media pembelajaran berbantuan komputer (computer assisted instruction). Media komputer merupakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, serta dapat berfungsi sebagai sistem pembelajaran individual. Kehadiran komputer sebagai media pembelajaran dapat merubah paradigma sistem pembelajaran yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka akan beralih menjadi sistem pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sistem
pembelajaran
berbantuan
komputer
pada
dasarnya
dapat
menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran. Namun, pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah saat ini masih kurang optimal dan kurang variatif, padahal
pengunaan
komputer
dalam
proses
belajar
mengajar
dapat
membangkitkan minat, motivasi dan rangsangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbantuan komputer, siswa berinteraksi langsung dengan media interaktif komputer, sementara guru bertindak sebagai fasilitator, desainer dan programmer, serta memberikan penegasan pada bagian-bagian materi yang sulit bagi siswa. Kontrol dalam pembelajaran ini ada di tangan siswa, karena pembelajaran berbantuan komputer menerapkan pola pembelajaran bermedia, yaitu secara utuh sejak awal hingga akhir menggunakan piranti sistem komputer. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbantuan komputer sudah mulai digunakan dalam proses pembelajaran. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial yaitu penyajian materi secara bertahap, driil yang bertujuan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, serta simulasi dan games yaitu latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari. Tutorial,
3
drill, simulasi dan games merupakan penggabungan berbagai macam bentuk media atau gabungan dari tampilan berbagai unsur-unsur visual maupun audio. Jika dilihat dari struktur navigasinya, tampilan dari masing-masing bagian aplikasi ini dibuat dalam tampilan satu per satu secara langsung. Pengguna aplikasi ini tidak dapat dengan mudah kembali ke materi pokok, sehingga setelah penjelasan pada sub-pokok bahasan penggunanya harus melewati jalan yang panjang untuk kembali ke materi pokok. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, diperlukan suatu media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat memudahkan penggunanya mengakses bagian-bagian dari isi media tersebut sesuai dengan keinginannya. Salah satu bentuk media pembelajaran berbasis komputer yang dapat digunakan adalah hypermedia. Hypermedia merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi yang tidak berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan, dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pengguna dapat memilih cara yang unik sesuai gaya belajar, berpikir dan cara memproses informasinya sendiri.1 Oleh karena itu, hypermedia memungkinkan penggunanya untuk membangun pengetahuan sendiri dengan cara mereka sendiri. Dalam penelitiannya,
Montu,
dkk.,
menyimpulkan
bahwa
terdapat
perbedaan
penggunaan hypermedia dan media riil terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok hukum newton dan gesekan. Hypermedia memiliki pengaruh yang lebih baik daripada media riil dalam pembelajaran. Terdapat interaksi yang signifikan antara hypermedia dan media riil dengan gaya belajar siswa kategori visual, auditorial dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, terdapat interaksi yang signifikan pula antara hypermedia dan media riil dengan tingkat kemampuan awal kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.2 Hypermedia merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang berisi teori dan penerapan 1
Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), h. 58. Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 15-16. 2
4
materi dalam kehidupan sehari-hari. Hypermedia menjadikan pembelajaran lebih faktual dengan adanya visualisasi berupa gambar, animasi, dan video. Hal ini tentunya akan memberikan nuansa baru dalam pembelajaran fisika, khususnya dalam konsep momentum dan impuls. Dalam konsep ini, hypermedia dapat menampilkan gerakan perlambatan, sehingga peristiwa tumbukan dua benda yang berlangsung sangat cepat dapat terlihat dengan jelas pada saat sebelum dan setelah tumbukan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Hypermedia terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Implus”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, timbul beberapa permasalahan, yaitu: 1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih rendah. 2. Gerakan-gerakan
fenomena
momentum
dan
impuls
pada
dasarnya
berlangsung sangat cepat, sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang efektif untuk memvisualisasikannya. 3. Pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah saat ini masih kurang optimal dan kurang variatif. 4. Ada berbagai jenis aplikasi teknologi berbantuan komputer yang sudah mulai digunakan dalam proses pembelajaran, namun memiliki banyak kelemahan.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar fisika yang dimaksud merupakan hasil tes kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl.3 Ranah kognitif yang akan 3
Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 100-102
5
diukur dalam penelitian ini adalah C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Untuk mengatasi masalah hasil belajar fisika siswa tersebut digunakan suatu program komputer yaitu Adobe Flash dalam pembuatan hypermedia. Hypermedia yang dimaksud mengacu pada software komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan, dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls?” Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan secara operasional ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa di setiap jenjang pada ranah kognitif setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia? 2. Bagaimana respon siswa terhadap software hypermedia yang digunakan dalam pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Berdasarkan tujuan penelitian secara umum tersebut, maka diperoleh tujuan khusus sebagai berikut: 1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di setiap jenjang pada ranah kognitif setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia. 2. Mengetahui respon siswa terhadap software hypermedia yang digunakan dalam pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls.
6
F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Membangkitkan minat, motivasi serta rangsangan atau stimulus siswa untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika dapat meningkat.
2.
Menjadikan pembelajaran aktif karena siswa menggunakan media komputer secara mandiri.
3.
Memvisualisasikan materi yang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep fisika.
7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1. Pembelajaran Berbantuan Komputer a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer Pembelajaran berbantuan komputer atau lebih dikenal dengan Computer Assisted Instruction (CAI) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.1 CAI menggunakan komputer sebagai satu bagian integral dari suatu sistem pembelajaran. Siswa pada umumnya terlibat dalam interaksi dua arah dengan komputer melalui suatu terminal.2 Komputer berperan dalam penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau keduanya. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut: 3 1) Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, serta menjadwalkan pembelajaran. 2) Mengevaluasi siswa (tes). 3) Mengumpulkan data mengenai siswa. 4) Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran. 5) Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan). Menurut
Warsita,
pembelajaran
berbantuan
komputer
merupakan
pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh kemampuan komputer, terdiri dari gabungan beberapa media, yaitu teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi. Pembelajaran ini juga bersifat off-line,
1 2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 35. Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 176. 3
Arsyad, op.cit., h. 96.
7
8
sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada akses internet.4 Teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Selain itu, perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) dalam komputer biasanya memiliki karakterisitik sebagai berikut:5 1) Dapat digunakan secara acak atau secara linier. 2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau sesuai dengan keinginan perancang. 3) Gagasan-gagasan biasanya disajikan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol, maupun grafis. 4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan. 5) Belajar dapat berpusat pada siswa dengan tingkat interaktivitas tinggi. Jadi, pembelajaran berbantuan komputer atau computer assisted instruction (CAI) merupakan suatu sistem pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana atau alat bantu dalam menyampaikan materi kepada siswa. b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer Prinsip-prinsip perancangan pembelajaran berbantuan komputer (CAI) yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif adalah sebagai berikut:6 1) Belajar harus menyenangkan, yaitu dengan memperhatikan tiga unsur seperti menantang, fantasi dan ingin tahu. 2) Interaktivitas, yaitu dengan mempertimbangkan unsur-unsur seperti dukungan komputer yang dinamis, dukungan sosial yang dinamis, aktif dan interaktif, keluasan, dan power. 3) Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, yaitu dengan memperhatikan beberapa faktor dalam perancangan latihan dengan bantuan 4
komputer.
Pertama,
latihan
harus
sesuai
dengan
tingkat
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 137. 5 Ibid., h. 34. 6 Arsyad, op.cit., h. 166-169.
9
perkembangan siswa. Kedua, kesempatan latihan dengan bantuan komputer harus mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami, segera dan produktif. Ketiga, lingkungan latihan dan praktik harus memotivasi. 4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal, yaitu dengan menganalisis tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam langkah-langkah yang benar dan salah selama program dijalankan. Oleh karena itu, program komputer sebaiknya dapat memberikan umpan balik. c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan Komputer Kelebihan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) meliputi interaktif, individual, fleksibel, cost effectiveness, motivasi, umpan balik, record keeping, dan kontrol ada pada pengguna (user). Selain itu, menurut Chaeruman dalam Warsita, pembelajaran berbantuan komputer memiliki kelebihan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran sebagai berikut:7 1) Aktif, yaitu siswa dapat terlibat langsung secara aktif dalam proses belajar yang menarik dan bermakna. 2) Konstruktif, yaitu siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami suatu makna. 3) Antusias, yaitu siswa dapat secara aktif dan berusaha mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. 4) Kontekstual, yaitu situasi belajar siswa diarahkan pada proses belajar bermakna dan diarahkan pada upaya untuk memecahkan suatu permasalahan. 5) Multisensory, yaitu pembelajaran dapat disampaikan kepada siswa melalui berbagai modalitas belajar atau melalui berbagai panca indera, baik audio, visual, maupun kinestetik. 6) High order thinking skills training, yaitu untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi serta meningkatkan ICT dan media literacy.
7
Warsita, op.cit., h. 34-36.
10
Adapun beberapa kelebihan dari aplikasi komputer menurut Rusman, diantaranya adalah:8 1) Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan. 2) Menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh penggunanya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan yang lambat. 3) Kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar penggunanya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis. 4) Kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik (graphic animation), sehingga komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme tinggi. 5) Penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contohnya program komputer simulasi untuk melakukan percobaan dalam mata pelajaran sains dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan. Disamping memiliki banyak kelebihan, komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah:9 1) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. 2) Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. 3) Merancang dan memproduksi program pembelajaran berbasis komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus. Adapun beberapa keterbatasan komputer yang dikemukakan oleh Arsyad untuk tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:10 8
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Profesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 190. 9 Ibid., h. 191.
Komputer:
Mengembangkan
11
1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun, pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal. 2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer. 3) Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk suatu model tidak cocok dengan model lainnya. 4) Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa. 5) Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam kelompok kecil. 2. Hypermedia a. Pengertian Hypermedia Menurut Blanchard dan Rotenberg dalam Munir, hypermedia adalah gabungan berbagai media yang diatur oleh hyperteks, yang meliputi berbagai media seperti video, audio, musik, teks, animasi, film, grafik, dan gambar.11 Hypermedia merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi yang tidak berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan dengan cara yang dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pemakai dapat memilih cara yang unik sesuai gaya belajar, berpikir dan cara memproses informasinya sendiri.12 Hal ini senada dengan pendapat Jacobs dalam Munir, bahwa cara belajar dengan hypermedia disebut sebagai belajar secara sepintas lalu menemukan dan pencarian.13 Hypermedia hampir serupa dengan hyperteks, tetapi melibatkan media lain selain dari teks, misalnya dokumen hypermedia meliputi teks dan grafik atau bunyi dan animasi.14 Hyperteks adalah teks dengan link atau pointer yang menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi, sedangkan hypermedia 10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 55. Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 183. 12 Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), h. 58. 13 Munir, loc. cit. 14 Isjoni, dkk., Pembelajaran Terkini: Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), cet. II, h. 127-128. 11
12
adalah perluasan dari konsep hyperteks, dimana informasi dihubungkan dengan link ke koleksi seperti teks, audio, video, gambar, atau gabungan dari mediamedia tersebut.15 Hyperteks dan hypermedia dapat pula digunakan dalam pencarian basis data. Jika ditekan suatu teks atau simbol yang diperlukan maka program akan menghubungkannya dengan makna, ide atau konsep yang berhubungan dengan teks atau simbol tersebut.16 Dalam hypermedia ada dua konsep dasar yang menjadi ciri khusus yaitu penghubung (link) dan yang dihubungkan (nodes). Nodes adalah bagian-bagian dari sumber informasi yang ada dalam hypermedia yang meliputi basis data, seperti video, suara, musik, teks, animasi, film, grafik, gambar, dan data lainnya, sedangkan link adalah penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes dengan pengguna.
Hyperteks dalam hypermedia berfungsi sebagai link. Jadi
nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hyperteks sebagai link.17 Struktur program hypermedia biasanya terdiri dari beberapa halaman (slide). Masing-masing halaman berisi objek (teks, gambar, suara) yang terkait dengan halaman lainnya. Sebuah elemen tertentu, seperti kata, bisa dihubungkan dengan beberapa elemen lainnya. Halaman dapat dilalui dalam berbagai urutan yang berbeda (salah satunya secara linier). Siswa memproses informasi pada layar seperti membaca, menonton, mendengarkan, dan mungkin terlibat dalam beberapa interaksi. Selain itu, siswa dapat pindah ke tampilan baru dengan memilih link, misalnya mengklik pada kata yang digarisbawahi atau perangkat navigasi lainnya.18 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hypermedia merupakan media pembelajaran berbantuan komputer dengan sistem temu kembali informasi yang memudahkan penggunanya untuk memperoleh atau
15
Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Multimedia for Learning: Methods and Development, (USA: Allyn & Bacon, 2001), p.138. 16 Munir, Pembelajaran Jarak Jauh: Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 66-67. 17 Ibid., h. 66. 18 Alessi and Trollip, op.cit., p. 141.
13
menyediakan akses ke rekaman teks, grafis, video, dan audio yang berhubungan dengan topik tertentu dengan penyajian secara acak. b. Struktur Navigasi Hypermedia Ada dua jenis struktur navigasi pada hypermedia, yaitu hypermedia structured dan hypermedia unstructured. Hypermedia structured merupakan salah satu jenis struktur navigasi hypermedia yang berdasarkan pada struktur hirarkis dengan hyperlink yang digunakan untuk bergerak ke samping antar bagian dalam struktur hirarkis. Adapun hypermedia unstructured yang memungkinkan pengguna bergerak kemanapun sesuai yang diinginkan. Di bawah ini Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 menunjukkan desain struktur navigasi hypermedia structured dan hypermedia unstructured.19
Gambar 2.1 Struktur Navigasi Hypermedia Structured
19
Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran, (Jakarta: Genius Prima Media, 2009), cet. I, h. 52.
14
Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hypermedia Unstructured Dalam penelitian ini, struktur navigasi yang digunakan oleh peneliti untuk program hypermedia lebih mengarah kepada hypermedia structured. Hypermedia structured menawarkan keuntungan penting bagi pendidikan karena struktur ini memfasilitasi pendekatan konstruktivis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alessi dan Trollip bahwa Hypermedia is seen as embodying an approach to learning more in keeping with the constructivist philosophy because it is learner controlled, often learner modifiable, supports multiple perspectives and sensory modes, and multiple methods of searching and navigation. The hypermedia methodology is often a central component of learning environments that are constructivist in nature.20 Hypermedia dipandang sebagai perwujudan dari sebuah pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivis. Pengguna dapat mengakses bagianbagian
dengan
mudah
sesuai
keinginannya.
Hypermedia
structured
memungkinkan pengguna untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cara mereka sendiri. Namun, struktur ini mempunyai kelemahan, pengguna dapat tersesat saat mengakses produk dan salah dalam membangun pengetahuan. 21
20 21
Alessi and Trollip, op.cit., p. 140. Winarno, dkk., loc.cit.
15
c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Hypermedia Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan hypermedia untuk proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:22 1) Misi atau tujuan dari mata pelajaran, materi subjek, pendekatan, metode, bentuk tampilan program, dan pemilihan software yang akan digunakan. 2) Software hypermedia harus memperhatikan urutan presentasi materi dan urutan kegiatan belajar. Software harus menyediakan fasilitas seperti indeks, peta isi, keluar masuk setiap saat menuju indeks atau peta, meloncat ke depan atau belakang dari posisi yang dihadapi, serta menelusuri informasi sepanjang presentasi. 3) Materi disajikan dalam bentuk multimedia yang meliputi teks, gambar, foto, animasi dan suara. Animasi yang digunakan, baik pada penjelasan konsep maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run (loop) atau diaktifkan melalui penekanan tombol, juga bisa berupa animasi interaktif. Hal ini memungkinkan pengguna (siswa) berperan aktif dengan merubah nilai atau posisi bagian tertentu dari animasi tersebut. 4) Urutan kegiatan belajar meliputi melihat contoh, mengerjakan soal latihan, menerima informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan evaluasi. 5) Penggunaan suara dititikberatkan pada efek-efek atau ilustrasi yang diharapkan akan memperjelas tampilan. 3. Adobe Flash Flash merupakan software animasi produksi Adobe System Incorporated yang memberi kemudahan dalam menciptakan kreasi animasi yang unik dan menarik.23 Dengan menggunakan Adobe Flash, berbagai aplikasi animasi 2D dapat dibuat seperti animasi kartun, animasi interaktif, game, company profile, presentasi, video clip, movie, web animasi, dan aplikasi animasi lainnya. Banyak
22
Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui Program Macromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika, 2013, (http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-pembelajaran-fisika-interaktif.html). 23 Jubilee Enterprise, Kupas Tuntas Flash CS4, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), h. 1.
16
fasilitas perintah dalam program Adobe Flash untuk membuat dan mengolah animasi, seperti:24 a. Membuat tombol interaktif b. Membuat perubahan transparansi warna dalam movie c. Membuat animasi perubahan bentuk d. Membuat animasi transformasi 3D e. Membuat animasi dekorasi yang merupakan salah satu fitur terbaru f. Membuat animasi Bone g. Membuat gerakan animasi pada suatu alur tertentu h. Konversi file dalam tipe .swf, .html, .gif, .jpg, .png, .exe, dan .mov. Istilah-istilah yang akan dijumpai dalam program Adobe Flash adalah sebagai berikut:25 a. Time Line, yaitu bagian lembar kerja yang digunakan untuk menampung dan mengolah layer. b. Layer, yaitu wadah yang digunakan untuk menampung satu gerakan objek, sehingga jika ingin membuat gerakan lebih dari satu objek sebaiknya diletakkan pada layer yang berbeda. c. Animasi, yaitu gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa, sehingga tampak hidup dan nyata. d. Properties, yaitu suatu cabang perintah dari suatu perintah yang lain. e. Movie Clip, yaitu kumpulan animasi yang dapat digabungkan dengan animasi yang lain. f. Frame, yaitu bagian dari layer yang digunakan untuk mengatur pembuatan animasi. g. Keyframe, yaitu suatu tanda yang digunakan untuk membatasi suatu gerakan animasi. h. Scene, yaitu layar yang digunakan untuk menyusun objek-objek, baik berupa teks maupun gambar.
24
Heni A. Puspitosari, Having Fun with Adobe Flash CS4 Professional, (Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2010), cet. I, h. 3. 25 Ibid., h. 4-5.
17
i. Masking, yaitu suatu perintah yang berguna untuk menghilangkan sebuah isi dari suatu layer dan isi layer tersebut akan tampak saat animasi dijalankan. j. Action Script, yaitu suatu perintah yang diletakkan pada suatu frame atau objek, sehingga frame atau objek tersebut akan menjadi interaktif. Adobe Flash merupakan program animasi yang mendukung pemograman dengan action script.26 Bahasa script tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi animasi, mengontrol dan mengendalikan elemenelemen seperti tombol, gambar, suara dan video, serta beragam keperluan lainnya yang berkaitan dengan tampilan aplikasi dan animasi yang akan dihasilkan. Dengan digunakannya action script, memungkinkan sebuah karya animasi yang dihasilkan lebih dinamis dan interaktif.27 Menurut
Nurtantio,
program
Flash
ini
tepat
digunakan
untuk
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif karena mendukung animasi, gambar, image, teks, dan pemograman. Dalam penelitian ini, software pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan Adobe Flash adalah hypermedia. Aplikasi yang dikembangkan dengan Adobe Flash menggunakan shared object untuk menyimpan dan memanggil informasi. Dengan menggunakan shared object, data dapat disimpan dalam suatu perangkat menggunakan file .swf. shared object telah terbukti menjadi fitur yang sangat populer dalam aplikasi mobile. Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan basis data lokal menggunakan shared object: 28 a. Mengontrol akses halaman pembelajaran Jika pembelajaran berisi lebih dari satu materi atau evaluasi yang sifatnya berjenjang, penyimpanan data nilai evaluasi dapat digunakan untuk menentukan materi yang dapat dibuka atau materi yang harus dikunci.
26
Pulung Nurtantio dan Ari Maulana Syarif, Kreasikan Animasimu dengan Adobe Flash: Dalam Membuat Sistem Multimedia Interaktif, (Yogyakarta: Andi, 2013), h. 2. 27 Jubilee Enterprise, Kupas Tuntas Flash CS4, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), h. 295. 28 Nurtantio, loc.cit.
18
b. Menentukan ranking (high scores) Dalam latihan atau evaluasi terdapat halaman rekor yang menampilkan sejumlah data nama dan nilai tertinggi. c. Menyimpan dan memanggil pesan User dimungkinkan untuk membuat catatan ringkas untuk mengingat state yang perlu disimpan sebelum menutup aplikasi. State tersebut akan ditampilkan kembali sebagai pengingat pada saat user membuka aplikasi. d. Memberikan saran atau solusi dalam belajar Aplikasi mampu memberikan saran atau solusi berdasarkan data tertentu yang dibuat oleh user dan terekam oleh aplikasi. 4. Hasil Belajar Sudjana berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.29 Hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat dan bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Hal tersebut senada dengan pendapat Hamalik dalam Rusman yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya perubahan persepsi dan perilaku, termasuk perbaikan perilaku.30 Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui kegiatan belajar. Berdasarkan informasi tersebut, guru dapat menyusun
29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.22. 30 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 123.
19
dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut untuk keseluruhan kelas atau individu.31 Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar menurut Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.32 Ranah kognitif berkenaan dengan kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan tingkatan-tingkatan sebagai berikut:33 a. Mengingat (C1), yakni mengambil pengetahuan yang dibutuhkan oleh memori jangka panjang. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali atau mengingat kembali. b. Memahami (C2), yakni mengkonstruk makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam kategori memahami
meliputi
menafsirkan,
mencontohkan,
mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. c. Menerapkan atau mengaplikasikan (C3), melibatkan penggunaan prosedurprosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi (ketika tugasnya hanya soal latihan) dan mengimplementasikan (ketika tugasnya merupakan masalah). d. Menganalisis (C4), melibatkan proses menguraikan materi menjadi bagianbagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian, serta struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.
31
Ibid., h. 123-124. Sudjana, loc.cit. 33 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 99-130. 32
20
e. Mengevaluasi (C5), yakni membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik. f. Membuat atau mencipta (C6), melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional yang berisikan tiga proses kognitif yakni merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:34 a. Penerimaan (reciving), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Penerimaan dibedakan menjadi kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. b. Jawaban (responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c. Penilaian (valuing), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Penilaian dibedakan menjadi kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Kemampuan organisasi dibedakan menjadi konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.
34
Sudjana, op.cit., h. 30.
21
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Hal ini mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya. Ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik dan motorik. Aspek pada ranah psikomotik terdiri dari:35 a. Persepsi, yakni menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang ditampilkan. b. Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu, termasuk kesiapan mental, fisik, dan emosional. c. Respons terpimpin, meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan cobacoba, dan performance yang memadai menjadi tolak ukur. d. Mekanisme, yakni kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari, gerakan dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran. e. Respons kompleks, berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola gerakan yang kompleks. f. Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya. g. Mencipta, yakni keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya. 5. Kajian Materi Subjek a. Karakteristik Konsep Momentum dan Impuls Momentum dan impuls merupakan salah satu konsep fisika yang penting untuk dipelajari karena aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Konsep momentum dan impuls memiliki karakteristik khusus, diantaranya:
35
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.68-69.
22
1) Tingkat kesulitan relatif tinggi, dapat dilihat dari Standar Kompetensi yang menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis. 2) Bersifat matematis karena selalu ada perumusan matematis dalam setiap fenomena konsep momentum dan impuls. 3) Aplikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. b. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Momentum dan Impuls Standar Kompetensi yang telah ditetapkan untuk konsep momentum dan impuls adalah menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. Adapun Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan adalah menunjukkan
hubungan
antara
konsep
impuls
dan
momentum
untuk
menyelesaikan masalah tumbukan. c. Peta Konsep Momentum dan Impuls Momentum dan impuls merupakan bagian dari konsep fisika yang diajarkan pada semester ganjil di tingkat SMA kelas XI kurikulum KTSP. Selain mempelajari besaran momentum dan impuls, konsep ini juga mempelajari Hukum Kekekalan Momentum yang berlaku pada peristiwa tumbukan dua buah benda atau lebih. Agar pembelajaran pada konsep momentum dan impuls lebih mudah dipahami, maka disajikan peta konsep dalam Gambar 2.3 berikut ini: Benda memiliki
Impuls
Momentum mengalami
Tumbukan terdiri dari
Lenting Sempurna
Lenting Sebagian
Tidak Lenting Sama Sekali
berlaku
berlaku
berlaku
Hukum Kekekalan Energi Kinetik
Hukum Kekekalan Momentum
Gambar 2.3 Peta Konsep Momentum dan Impuls
23
d. Materi Konsep Momentum dan Impuls 1) Konsep Momentum dan Impuls a) Momentum Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:36 b) Impuls Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:37 c) Hubungan Momentum dan Impuls
∆
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat ditulis:38 ∆
Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu. 2) Hukum Kekekalan Momentum Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa jika suatu sistem tidak mendapat gaya dari luar, maka momentum sistem selalu tetap yaitu momentum sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum sistem sesudah tumbukan. Secara matematis dituliskan:39
3) Tumbukan Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
36
Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Phibeta, 2006), h. 116. Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 88-89. 38 Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), h. 135. 39 Ibid, h. 140. 37
24
a) Tumbukan Lenting Sempurna Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua benda bertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’ seperti terlihat pada Gambar 2.4.40 v1 m1
v2
v1’ m2
m1 m2
Sebelum tumbukan
v2’ m1
Saat tumbukan
m2
Setelah tumbukan
Gambar 2.4 Tumbukan Lenting Sempurna Antara Dua Benda
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna:41 1
b) Tumbukan Lenting Sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Gambar 2.5 menunjukkan sebuah bola elastis yang jatuh bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2.
h1 v1’
h2
v1
Gambar 2.5 Tumbukan Lenting Sebagian Antara Bola dan Lantai
40
Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Phibeta, 2006), h. 121. Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 93. 41
25
Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, diperoleh persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian: 42
c) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda menyatu dan bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama seperti terlihat pada Gambar 2.6 berikut ini.43 v1
v2
m1
v’ m2
Sebelum tumbukan
m1 m2
m1 m2
Saat tumbukan
Setelah tumbukan
Gambar 2.6 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Antara Dua Benda
Kecepatan kedua benda setelah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ = v2’ = v, maka berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum: 44 ′
Besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah: ′
′
0
B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan hypermedia adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal”, Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media riil 42
Ibid, h. 93-94. Supiyanto, op.cit., h. 122. 44 Haryadi, op.cit., h. 94. 43
26
pada materi pokok hukum newton dan gesekan. Siswa yang menggunakan hypermedia memberikan rerata prestasi belajar ranah kognitif yang lebih baik daripada media riil.45 2. Dalam jurnal yang berjudul “Design of Adaptive Hypermedia Learning Systems: A Cognitive Style Approach”, Freddy Mampadi, dkk. telah mengembangkan sistem pembelajaran hypermedia adaptif yang disesuaikan dengan gaya kognitif siswa. Dalam penelitian ini dilihat pula respon siswa terhadap sistem pembelajaran hypermedia adaptif, termasuk kinerja belajar dan persepsinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, sistem pembelajaran hypermedia adaptif berpengaruh terhadap gaya kognitif siswa dan meningkatkan pembelajaran siswa. Hasil juga menunjukkan bahwa sistem pembelajaran hypermedia adaptif memiliki pengaruh yang lebih baik pada persepsi siswa daripada kinerja.46 3. Hasil penelitian Robert Pritchard and Susan O’Hara yang berjudul “Vocabulary Development in the Science Classroom: Using Hypermedia Authoring to Support English Learners” menunjukkan bahwa hypermedia authoring memiliki dampak positif terhadap tingkat pemahaman siswa, konsep ilmu pengetahuan serta pada keterlibatan siswa dalam kegiatan pengembangan
kosakata.
Sistem
pengembangan kosakata sehingga
hypermedia
authoring
menyajikan
siswa dapat menghubungkan kata-kata
baru untuk pengetahuan awal mereka dan memilih kata-kata dan gambar mereka sendiri untuk mewakili konsep dasar.47 4. Ahmad Abduh Haqi dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide Web Bertemakan Curug Silawe Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untuk SMP/MTs” menunjukkan bahwa kualitas hypermedia berbasis World Wide Web yang 45
Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 10-16. 46 Freddy Mampadi et al., Design of Adaptive Hypermedia Learning Systems: A Cognitive Style Approach, Computers & Education, 56, 2011, pp. 1003-1011. 47 Robert Pritchard and Susan O’Hara, Vocabulary Development in the Science Classroom: Using Hypermedia Authoring to Support English Learners, The Tapestry Journal, 1, 2009, pp. 15-29.
27
bertemakan Curug Silawe materi pokok usaha dan energi berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, dan guru IPA SMP/MTs memiliki kategori sangat baik (SB). Persentase keidealan ahli materi adalah 77,00%, persentase keidealan ahli media adalah 86,72%, dan persentase keidealan guru IPA SMP/MTs adalah 91,20%. Respon siswa terhadap hypermedia berbasis World Wide Web pada uji terbatas diperoleh persentase 93,13%, sedangkan pada uji luas diperoleh persentase 87,71%.48 5. Dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran Hipermedia Induksi Magnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika”, Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi menyatakan bahwa model pembelajaran hypermedia pada materi induksi magnetik dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika. Secara klasikal peningkatan termasuk dalam kategori sedang. Penguasaan konsep tertinggi terjadi pada sub konsep hukum Faraday dan terendah pada sub konsep ggl induksi. Model pembelajaran hypermedia pada materi induksi magnetik dapat meningkatkan keterampilan generik sains guru. Peningkatan tertinggi pada indikator pemahaman hukum sebab akibat dan terendah pada indikator membangun konsep.49
C. Kerangka Berpikir Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mengarahkan pada pemberian pengalaman secara langsung agar siswa dapat memahami konsep fisika. Namun, tidak semua fenomena dalam konsep fisika dapat dilihat atau divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Ada beberapa konsep fisika yang memerlukan manipulasi objek secara fisis, salah satunya adalah konsep momentum dan impuls. Pada konsep ini, fenomena-fenomena yang berhubungan dengan momentum dan impuls tidak memungkinkan untuk dibawa secara 48
Ahmad Abduh Haqi, “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide Web Bertemakan Curug Silawe Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untuk SMP/MTs”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013, h. 58, tidak dipublikasikan. 49 Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi, Model Pembelajaran Hipermedia Induksi Magnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1, 2007, h. 123-134.
28
langsung ke dalam kelas, contohnya peristiwa dua buah mobil yang saling bertabrakan, permainan bola biliar, penembakan peluru, prinsip kerja roket, dan lain-lain. Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls tersebut pada dasarnya berlangsung sangat cepat, sehingga seringkali pengamatan siswa terhadap objek yang sedang dipelajari menjadi tidak seragam. Ketidakseragaman pengamatan ini akan mengakibatkan siswa mengalami miskonsepsi, yang berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep selanjutnya. Jika miskonsepsi ini terus berlanjut, ketercapaian tujuan pembelajaran tentu tidak akan maksimal, sehingga hasil belajar fisika siswa menjadi rendah. Dalam era perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini, pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah masih kurang optimal dan kurang variatif, padahal pengunaan komputer dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar. Ada berbagai jenis aplikasi teknologi pembelajaran berbantuan komputer yang sudah mulai digunakan dalam proses pembelajaran. Aplikasi tersebut terdiri dari tutorial, driil, simulasi, dan games yang merupakan penggabungan berbagai macam bentuk media atau gabungan dari
tampilan berbagai unsur-unsur visual maupun audio. Namun,
aplikasi-aplikasi tersebut memiliki kelemahan pada struktur navigasinya, dimana penggunanya tidak dapat dengan mudah kembali ke materi pokok, sehingga setelah penjelasan pada sub-pokok bahasan penggunanya harus melewati jalan yang panjang untuk kembali ke materi pokok. Oleh karena itu, diperlukan suatu media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat memudahkan penggunanya mengakses bagian-bagian dari isi media tersebut sesuai dengan keinginannya. Salah satu bentuk media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat digunakan adalah hypermedia. Hypermedia merupakan media pembelajaran berbantuan komputer dengan sistem temu kembali informasi yang memudahkan penggunanya untuk memperoleh atau menyediakan akses ke rekaman teks, grafis, video, dan audio yang berhubungan dengan topik tertentu dengan penyajian secara acak. Oleh karena itu, hypermedia memungkinkan penggunanya untuk membangun pengetahuan sendiri dengan cara mereka sendiri. Dengan adanya visualisasi
29
berupa gambar, animasi, dan video, hypermedia menjadikan pembelajaran lebih faktual dalam pembelajaran fisika, khususnya pada konsep momentum dan impuls. Hypermedia dapat menampilkan gerakan perlambatan, sehingga peristiwa tumbukan dua benda yang berlangsung sangat cepat dapat terlihat dengan jelas pada saat sebelum dan setelah tumbukan. Hal ini tentunya dapat meminimalisir terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa, sehingga akan memungkinkan lebih banyak siswa yang memahami konsep momentum dan impuls. Pemahaman siswa akan konsep tersebut dapat membantu dalam pemahaman konsep-konsep selanjutnya, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika dapat meningkat. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut: Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih rendah Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls berlangsung sangat cepat Pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah masih kurang optimal Aplikasi teknologi pembelajaran berbantuan komputer yang sudah digunakan memiliki banyak kelemahan.
Media Pembelajaran Berbantuan Komputer
Hypermedia
Pembelajaran lebih menarik dan memvisualisasikan konsep momentum dan impuls
Hasil belajar fisika siswa meningkat
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir
30
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha
= Terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls.
H0
= Tidak terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Ir. W.R. Supratman Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada semester ganjil bulan November tahun pelajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Eksperimen semu merupakan metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Pemilihan metode ini dikarenakan pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.1
C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Desain ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.2 Kedua kelompok dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu agar kedua kelompok memiliki homogenitas yang relatif sama. Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelompok dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang bersangkutan yaitu konsep momentum dan impuls. Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia sedangkan
kelompok
kontrol
diberikan
1
perlakuan
pembelajaran
secara
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif an R&D), (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 114. 2 Ibid., h. 116.
31
32
konvensional. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok akan dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls. Gambaran mengenai desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
Y1
XE
Y2
Kontrol
Y1
XK
Y2
Keterangan: XE = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaran menggunakan hypermedia XK = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran secara konvensional Y1 = Pretest Y2 = Postest D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hypermedia, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls.
E. Populasi dan Sampel Menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 4 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 4 Tangerang Selatan dengan populasi sasarannya adalah seluruh siswa kelas XI. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purpossive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan 3
Ibid., h. 61. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 173-174. 4
33
pertimbangan tertentu.5 Diambil dua kelas untuk dijadikan sampel, yang satu sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran secara konvensional dan yang satu sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tes dan nontes. Data tes berupa pretest dan posttest, dimana pretest adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran menggunakan hypermedia. Sementara posttest adalah tes hasil belajar setelah pembelajaran untuk melihat ketuntasan hasil belajar terhadap perlakuan. Adapun data nontes berupa angket yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan hypermedia dalam pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket respon siswa terhadap software hypermedia. 1. Instrumen Tes Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda dengan mengukur aspek kognitif yang meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Tes dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
5 6
Sugiyono, op.cit., h. 124. Ibid., h. 148.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Konsep/ Subkonsep
Konsep Momentum dan Impuls
Ranah Kognitif Indikator
C1
C2
Menjelaskan konsep momentum dan impuls
1,2*
3,4٭,5
Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya
7
6
Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda
Tumbukan
Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
8,9٭, 10٭
20٭
26٭,27, 28٭,29٭
5
14٭,15
17٭, 18٭,19
16
Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gayagaya internal
C4
5
11,12, 13٭
Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar Hukum Kekekalan Momentum
C3
21,22, 23٭
5
4
24٭,25
30٭
6
5
31, 32٭, 34٭
Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan
Jumlah Soal
33*
4
35٭,36٭
37٭,38, 39٭,40
6
Jumlah Soal
8
6
17
9
40
Persentase Soal
20%
15%
42,5%
22,5%
100%
Keterangan: * = butir soal yang valid
35
2. Instrumen Nontes Instrumen nontes yang digunakan berupa angket atau skala sikap untuk mengetahui persepsi siswa mengenai hypermedia dalam pembelajaran fisika konsep momentum dan impuls. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert yang berbentuk rating-scale, dimana siswa menjawab pernyataan-pernyataan dengan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) Hypermedia No
Indikator Angket
Positif
Negatif
Jumlah Soal
1
Penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran
1
2
2
2
Penyajian konsep materi
3
4
2
3
Peyajian gambar dan animasi
5,7
6,8
4
4
Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia
9
10
2
5
Penjelasan rumus dalam hypermedia
11,13
12,14
4
7
7
14
Jumlah Soal
H. Kalibrasi Instrumen 1. Kalibrasi Instrumen Tes Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan pada siswa kelas XII SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal, dimana soal tersebut harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen tes dalam penelitian:
36
a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang yang dimaksud.7 Salah satu cara menguji validitas butir adalah menggunakan teknik analisis point biserial, yaitu:8
Keterangan:
S p q
= koefisien korelasi point biserial = mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab betul pada butir soal yang dicari validitasnya = mean (rata-rata) dari skor total = standar deviasi dari skor total = proporsi siswa yang menjawab benar = proporsi siswa yang menjawab salah Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
3.4 berikut: 9 Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Posttest
0,80
1,00
Sangat Tinggi
0,20
0,40
Rendah
0,60 0,40 0,00
0,80 0,60 0,20
Tinggi Cukup Sangat Rendah
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:
7
Arikunto, op.cit., h. 211-212. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet ke-9, h. 79. 9 Ibid, h. 75. 8
37
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Statistik
Butir Soal
Jumlah Soal
40
Jumlah Siswa
33
Nomor Soal yang Valid
2, 4, 9, 10, 13, 14, 17, 18, 20, 23, 24, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39
Jumlah Soal yang Valid
22
Persentase Soal yang Valid
55%
b. Uji Reliabilitas Instrumen dikatakan reliabel apabila suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil hasilnya akan tetap sama.10 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes adalah menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR-20) sebagai berikut:11 11
Keterangan: r p q ∑ pq
1
2
∑
2
= reliabilitas instrumen = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab benar = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab salah = jumlah hasil perkalian antara dan = banyak soal = standar deviasi dari tes Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.6
berikut:
10 11
Arikunto, op. cit., h. 221. Arikunto, op. cit., h. 100.
38
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Rentang nilai r11 0,70 0,50 0,00
1,00 0,70 0,50
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,77. Nilai ini termasuk ke dalam kategori tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam penelitian. c. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Taraf kesukaran soal dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:12
Keterangan: = indeks kesukaran = banyak siswa yang menjawab benar pada butir soal yang diukur = jumlah seluruh siswa peserta tes Penentuan kategori derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada Tabel 3.7 berikut:
12
Ibid, h. 207-208.
39
Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran Rentang nilai IK 0,00 0,30 0,70
Kategori
0,30
Sukar
0,70
Sedang
1,00
Mudah
Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes Butir Soal Kriteria Soal Jumlah Soal
Persentase
Mudah
16
40%
Sedang
11
27,5%
Sukar
13
32,5%
Jumlah
40
100%
d. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Tes yang baik adalah tes yang dapat memisahkan dua kelompok peserta tes. Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan untuk memisahkan antara kedua kelompok tersebut:13 a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan skor dari yang terbesar hingga terkecil. b. Seluruh kelompok yang dijadikan sampel dibagi menjadi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:14
13 14
Ibid, h. 211-212. Ibid, h. 213.
40
Keterangan: = daya beda soal = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah Penentuan kategori daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.9 berikut ini: Tabel 3.9 Kategori Daya Beda Rentang nilai DB
Kategori
Bernilai negatif
Drop
0,00
0,20
0,70
1,00
0,20 0,40
Buruk
0,40
Cukup
0,70
Baik Baik sekali
Hasil uji daya beda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini: Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes Butir Soal Kriteria Soal Jumlah Soal
Persentase
Drop
1
2,5%
Buruk
18
45%
Cukup
16
40%
Baik
5
12,5%
Jumlah
40
100%
2. Kalibrasi Instrumen Nontes Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat terlihat pada Tabel 3.11 berikut ini:
41
Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes No
Kriteria
Aspek yang Diuji Baik
1
Pengembangan indikator dari setiap tahap pembelajaran
2
Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh indikator yang dikembangkan
3
Penskoran terhadap tiap-tiap indikator
4
Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan indikator
5
Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan
Cukup
Kurang
Saran: .............................................................................................................................................
I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi square test (tes kai kuadrat), yaitu:15 2
0
2
Keterangan : 0
2
= nilai tes kai kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif an R&D), (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 241.
42
Penentuan kategori uji normaitas berdasarkan pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada Tabel 3.12 berikut ini:16 Tabel 3.12 Kategori Uji Normalitas Rentang nilai Xh2
Kategori distribusi data tidak normal distribusi data normal
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua varians atau kelas yang akan diteliti. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. Jika kedua varians sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Persyaratan agar pengujian homogenitas dapat dilakukan, apabila datanya telah terbukti terdistribusi normal. Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, yaitu:17
dimana S2 =
∑
.
∑
.
Keterangan: F = koefisien F tes S1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar S2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil Penentuan kategori uji homogenitas berdasarkan uji Fisher didasarkan pada Tabel 3.13 berikut ini:
16
Ibid., h. 243. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. II, h. 133-134. 17
43
Tabel 3.13 Kategori Uji Homogenitas Fisher Rentang nilai F
Kategori data dinyatakan homogen data dinyatakan tidak homogen
2. Analisis Data Tes Analisis data tes menggunakan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji . Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kelompok yang berbeda dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok (kelompok kontrol dan eksperimen) tersebut. Sebelum melakukan uji hipotesis, diharuskan melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu, karena hasil kedua uji tersebut yang menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians serta uji hipotesis yang harus digunakan: a. Data terdistribusi normal dan homogen Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik parametik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:18 1
1
dimana dsg =
Keterangan : 1 2
= rata-rata data kelompok eksperimen = rata-rata data kelompok kontrol = standar deviasi gabungan data kedua kelompok
18
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239.
44
S1 S2 1 2
= standar deviasi data kelompok eksperimen = standar deviasi data kelompok kontrol = jumlah data kelompok eksperimen = jumlah data kelompok kontrol
b. Data terdistribusi normal dan tidak homogen Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
Penentuan kategori uji hipotesis berdasarkan uji t didasarkan pada Tabel 3.14 berikut ini: Tabel 3.14 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) Rentang nilai t
Kategori diterima dan
ditolak
diterima dan
ditolak
3. Analisis Data Nontes Dalam penelitian ini, analisis data instrumen nontes menggunakan teknik analisis data deskriptif. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bernilai 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap alternatif jawaban. Untuk pernyataan positif, maka:19 a. Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 1. b. Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 2. c. Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3. d. Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 4. e. Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 5. 19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 284-285.
45
Sementara, untuk pernyataan negatif, maka: a. Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 5. b. Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 4. c. Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3. d. Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 2. e. Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 1. Selanjutnya, data dari angket diolah secara kualitatif menggunakan rumus: 100%
Keterangan :
= angka persentase = frekuensi yang sedang dicari persentasenya = jumlah individu Data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk persentase, kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori pada Tabel 3.15 berikut ini:20 Tabel 3.15 Kategori Angket Siswa Rentang Nilai
Kategori
0
20%
Sangat kurang
61
80%
Baik
21 41
81
40%
Kurang
100%
Baik sekali
60%
Cukup
J. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: : Hipotesis nol (Tidak terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls)
20
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 60.
46
: Hipotesis alternatif (Terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls) : Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan hypermedia : Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang belajar secara konvensional
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada subbab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas eksperimen. 1. Hasil Pretest Hasil pretest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Frekuensi Interval Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
15 - 21
5
6
22 - 28
5
7
29 - 35
13
13
36 - 42
2
4
43 - 49
5
3
50 - 56
3
0
Jumlah
33
33
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas terdapat pada lampiran C.1. Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas kontrol dan 6 siswa di kelas eksperimen (18,18%) yang memperoleh nilai antara 15 sampai 21. Pada interval nilai 22 sampai 28, terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas kontrol dan 7 siswa (21,21%) di kelas eksperimen. Selanjutnya pada interval nilai 29 sampai 35, kedua kelas sama-sama ditempati oleh 13 siswa (39,39%). Jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 36 sampai 42 di kelas kontrol sebanyak 2
47
48
siswa (6,06%), sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 4 siswa (12,12%). Terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas kontrol dan 3 siswa (9,09%) di kelas eksperimen yang memperoleh nilai antara 43 sampai 49. Pada interval terakhir, terdapat 3 siswa (9,09%) di kelas kontrol yang memperoleh nilai antara 50 sampai 56, sementara di kelas eksperimen tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut. Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 beikut ini. Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai Terendah
15
15
Nilai Tertinggi
55
45
Mean
33,27
30,23
Median
32
29,50
Modus
31,45
26,50
Standar Deviasi
10,57
9,46
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data di atas terdapat pada lampiran C.1. Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh kedua kelas adalah 15. Nilai tertinggi yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 55, sedangkan kelas eksperimen adalah 45. Nilai tengah (median) untuk kelas kontrol adalah 32, sementara untuk kelas eksperimen adalah 29,50. Nilai yang sering muncul (modus) untuk kelas kontrol adalah 31,45, sedangkan untuk kelas eksperimen adalah 26,50. Pada kelas kontrol, diperoleh nilai standar deviasi sebesar 10,57, sementara pada kelas eksperimen sebesar 9,46.
49
2. Hasil Posttest Hasil posttest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada penelitian ini disajikan dalam bentuk Tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Frekuensi Interval Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
55 - 61
4
1
62 - 68
5
6
69 - 75
16
10
76 - 82
3
4
83 - 89
4
7
90 - 96
1
5
Jumlah
33
33
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas terdapat pada lampiran C.2. Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 siswa (12,12%) di kelas kontrol yang memperoleh nilai antara 55 sampai 61, sedangkan di kelas eksperimen hanya terdapat 1 siswa (3,03%). Pada interval 62 sampai 68, kelas kontrol ditempati oleh 5 siswa (15,15%), sementara kelas eksperimen ditempati oleh 6 siswa (18,18%). Selanjutnya, terdapat 16 siswa (48,48%) pada kelas kontrol dan 10 siswa (30,30%) pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai antara 69 sampai 75. Jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 76 sampai 82 di kelas kontrol sebanyak 3 siswa (9,09%), sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 4 siswa (12,12%). Terdapat 4 siswa (12,12%) di kelas kontrol yang memperoleh nilai antara 83 sampai 89, sementara di kelas eksperimen terdapat 7 siswa (21,21%). Pada interval terakhir yaitu 90 sampai 96, hasil posttest untuk kelas kontrol ditempati oleh 1 siswa (3,03%), dan ditempati oleh 5 siswa (15,15%) pada kelas eksperimen.
50
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai Terendah
60
55
Nilai Tertinggi
90
95
Mean
72,68
77,30
Median
72,40
75,15
Modus
73,68
71,30
Standar Deviasi
8,68
10,21
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data di atas terdapat pada lampiran C.2. Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 60, sementara kelas eksperimen adalah 55. Nilai tertinggi yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 90, sedangkan kelas eksperimen adalah 95. Nilai tengah (median) untuk kelas kontrol adalah 72,40, sementara untuk kelas eksperimen adalah 75,15. Nilai yang sering muncul (modus) untuk kelas kontrol adalah 73,68, sedangkan untuk kelas eksperimen adalah 71,30. Pada kelas kontrol, diperoleh nilai standar deviasi sebesar 8,68, sementara pada kelas eksperimen sebesar 10,21. 3. Rekapitulasi Hasil Belajar a. Data Hasil Pretest dan Posttest Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat terlihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
51
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Pemusatan dan Penyebaran Data
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
Nilai Terendah
15
60
15
55
Nilai Tertinggi
55
90
45
95
Mean
33,27
72,68
30,23
77,30
Median
32
72,40
29,50
75,15
Modus
31,45
73,68
26,50
71,30
Standar Deviasi
10,57
8,68
9,46
10,21
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest untuk kelas kontrol adalah 33,27, sedangkan kelas eksperimen adalah 30,23. Sementara itu, nilai rata-rata (mean) posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai rata-rata posttest untuk kelas kontrol adalah 72,68, sedangkan kelas eksperimen adalah 77,30. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelas mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional mengalami peningkatan sebesar 39,41, sedangkan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia mengalami peningkatan sebesar 47,07. Artinya, kelas eksperimen memiliki peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. b. Kemampuan Berpikir Kognitif Hasil belajar fisika siswa pada ranah kognitif untuk konsep momentum dan impuls dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.
52
83.33
90.00 80.00 Persentase (%)
60.00
45.45 39.39
81.82
40.91
39.39
75.00
71.21
66.67
65.15
70.00 50.00
83.33
74.24
37.12
40.00
29.55 23.23
30.00
19.70
20.00 10.00 0.00 C1
C2
C3
C4
Ranah Kognitif
Pretest Kontrol
Posttest Kontrol
Pretest Eksperimen
Posttest Eksperimen
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Berdasarkan hasil pretest di kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 39,39%, C2 (memahami) sebesar 39,39%, C3 (menerapkan) sebesar 37,12%, dan C4 (menganalisis) sebesar 23,23%. Pada saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 65,15%, C2 (memahami) sebesar 66,67%, C3 (menerapkan) sebesar 71,21%, dan C4 (menganalisis) sebesar 81,82%. Adapun hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 45,45%, C2 (memahami) sebesar 40,91%, C3 (menerapkan) sebesar 29,55%, dan C4 (menganalisis) sebesar 19,70%. Pada saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 83,33%, C2 (memahami) sebesar 83,33%, C3 (menerapkan) sebesar 75,00%, dan C4 (menganalisis) sebesar 74,24%. Diagram di atas juga menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada ranah kognitif C1, C2 dan C3 lebih unggul kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas kontrol lebih unggul pada ranah kognitif C4. Jika ditinjau dari
53
segi peningkatan hasil belajar, kelas eksperimen unggul dalam meningkatkan ranah kognitif C1 (meningkat 37,88%), C2 (meningkat 42,42%), dan C3 (meningkat 45,45%). Sementara kelompok kontrol hanya unggul dalam meningkatkan ranah kognitif C4 (meningkat 58,59%). 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square). Di bawah ini, Tabel 4.6 menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest
Posttest
Statistik
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai X2hitung
9,01
3,25
5,57
5,50
Data terdistribusi normal
Data terdistribusi normal
Nilai X2tabel Keputusan
11,07 Data terdistribusi normal
Data terdistribusi normal
Perhitungan uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.3 dan C.4. Nilai X2tabel diperoleh dari tabel nilai kai kuadrat pada taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas, yaitu jika X2hitung < X2tabel, maka data dinyatakan terdistribusi normal. Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai X2hitung data pretest kelas kontrol 9,01 dan kelas eksperimen 3,25. Sementara nilai X2hitung data posttest kelas kontrol 5,57 dan kelas eksperimen 5,50. Artinya, nilai X2hitung semua data lebih kecil dari X2tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen terdistribusi normal.
54
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki varians yang homogen atau tidak. Sama halnya seperti uji normalitas, uji homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji homogenitas kedua data digunakan rumus Uji Fisher. Dibawah ini, Tabel 4.7 menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan uji homogenitas. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogentias Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest
Posttest
Statistik
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nilai Varians
111,64
89,45
94,50
104,22
1,25
Nilai Fhitung
1,82
Nilai Ftabel Keputusan
1,10
Kedua data homogen
Kedua data homogen
Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.5 dan C.6. Nilai Ftabel diperoleh dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas, yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen. Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung data pretest sebesar 1,25 dan data posttest sebesar 1,10. Artinya, kedua data lebih kecil dari Ftabel, sehingga dinyatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat pretest maupun posttest. 5. Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji t analisis tes statistik parametrik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
55
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Statistik
Pretest
Posttest
Nilai thitung
1,26
2,03 1,99
Nilai ttabel Keputusan
Ha ditolak
Ha diterima
Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.7 dan C.8. Nilai ttabel diperoleh dari tabel t statistik pada taraf signifikansi 5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika thitung > ttabel, maka dinyatakan Ha diterima. Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai thitung hasil pretest sebesar 1,26. Artinya, nilai thitung hasil pretest lebih kecil dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa antara kedua kelas sebelum diberikan perlakuan. Sementara nilai thitung hasil posttest sebesar 2,03. Artinya, nilai thitung hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan hypermedia pada konsep momentum dan impuls. 6. Hasil Analisis Data Angket Hasil data angket yang diperoleh dari kelas eksperimen selanjutnya diolah secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Di bawah ini Tabel 4.9 merupakan hasil perhitungan angket respon siswa terhadap software hypermedia.
56
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa terhadap Software Hypermedia Indikator Angket
Persentase
Keputusan
Penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran
82,12%
Baik Sekali
Penyajian konsep materi
80,61%
Baik Sekali
Peyajian gambar dan animasi
82,88%
Baik Sekali
Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia
78,79%
Baik
Penjelasan rumus dalam hypermedia
78,94%
Baik
80,67%
Baik Sekali
Rata-rata
Perhitungan data angket secara rinci dapat dilihat pada lampiran 8. Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls secara keseluruhan memperoleh hasil baik sekali. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 80,67%, artinya respon siswa terhadap software hypermedia baik sekali.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest, diketahui bahwa nilai thitung sebesar 2,03 dan nilai ttabel sebesar 1,99. Artinya, nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan hypermedia pada konsep momentum dan impuls. Jika dilihat berdasarkan nilai rata-rata posttest, maka kelas eksperimen yang menggunakan hypermedia nilai rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Terdapat selisih sebesar 4,62 antara nilai rata-rata kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Montu, dkk., yang berjudul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan
57
Kemampuan Awal”. Siswa yang menggunakan hypermedia menghasilkan nilai rata-rata (mean) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan media riil.1 Jika dilihat dari setiap jenjang pada ranah kognitif, hasil posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan untuk setiap jenjangnya. Terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol dalam meningkatkan jenjang kognitif C1 (mengingat) dan C2 (memahami). Keunggulan tersebut dikarenakan pada hypermedia disajikan visualisasi gambar dan animasi yang dapat memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami konsep momentum dan impuls. Gambar dan animasi tersebut juga dapat membangkitkan minat, motivasi serta rangsangan atau stimulus untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riyad dkk bahwa stimulus yang digunakan dalam hypermedia berupa gambar dinamis (animasi) dan gambar statis, variasi warna, dan suara yang direkam ke dalam program, sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar.2 Gambar dan animasi dalam hypermedia juga sangat membantu dalam memvisualisasikan materi yang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan. 3 Hal ini dapat terlihat dari hasil angket siswa pada indikator penyajian gambar dan animasi berada pada kategori baik sekali. Adapun hasil validasi dua ahli materi pada indikator yang menyebutkan kesesuaian gambar dan animasi dengan konsep momentum dan impuls berada pada kategori sangat baik. Selain itu, hasil validasi ahli media pada indikator yang menyebutkan unsur visual (teks, gambar, animasi) sesuai dengan kebutuhan materi dan mendukung materi ajar berada pada kategori baik. Selain gambar dan animasi, unsur warna dan suara (audio) yang ditampilkan dalam hypermedia menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini senada dengan pernyataan Rusman bahwa media yang 1
Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 12. 2 Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi, Model Pembelajaran Hipermedia Induksi Magnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1, 2007, h. 130. 3 Ibid., h. 131.
58
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.4 Selain itu, hasil angket siswa pada indikator kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia juga menunjukkan kategori baik sekali. Hypermedia juga dapat meningkatkan hasil belajar pada jenjang kognitif C3 (menerapkan). Hal ini dikarenakan prinsip hypermedia yang mengacu pada pembelajaran berbantuan komputer, yaitu memiliki unsur interaktif. Sesuai dengan prinsip tersebut, siswa berperan aktif dalam pembelajaran karena menggunakan media komputer secara mandiri. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh penggunanya dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Disamping itu, komputer juga dapat diprogram untuk memberikan umpan balik, memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.5 Keuntungan komputer sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dengan hypermedia ini dirasakan oleh para siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil angket siswa pada indikator penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran berada pada kategori baik sekali. Selain itu, hasil validasi ahli media pada segi interaktivitas berada pada kategori sangat baik. Dari beberapa kelebihan di atas, ada beberapa keterbasan yang dimiliki oleh hypermedia dalam proses pembelajaran. Jika dilihat berdasarkan nilai ratarata untuk setiap jenjang kognitif, maka terlihat bahwa kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis). Hal ini dapat terjadi karena pada saat penelitian berlangsung, kelas kontrol menggunakan metode ceramah, dimana untuk penjelasan soal hitungan yang cukup rumit, siswa dipandu oleh guru dalam memahami rumus dan penyelesaian soal. Sementara pada kelas ekperimen, siswa belajar secara mandiri dengan komputer dan mendapatkan solusi untuk penyelesaian soal-soal hitungan 4
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
5
Ibid., h. 190.
143.
59
secara tertulis di layar komputer. Instruksi pergantian materi yang diakses dengan cara mengklik tombol merupakan suatu pengalaman belajar yang baru bagi siswa. Hal ini mengakibatkan siswa lebih fokus pada media yang sedang digunakan, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Dalam hal ini, peneliti menemukan kelemahan peneliti dalam memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bertanya. Kurangnya motivasi yang seharusnya diberikan menjadikan siswa tidak fokus pada gurunya. Sebagian besar siswa lebih fokus pada media karena siswa memerlukan penyesuaian dalam memahami materi atau penyelesaian soal dalam program komputer. Penyesuaian siswa dalam memahami materi ini dapat dianalisis dari tiga hal yang berkaitan dengan efektifitas penggunaan media pembelajaran, yaitu isi pesan, cara menyampaikan pesan dan karakteristik penerima pesan. Hypermedia yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan tujuan pembelajaran dan sudah memuat materi yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Materi yang disajikan dalam hypermedia juga dapat menarik minat siswa untuk belajar fisika. Hal ini didukung oleh hasil angket siswa pada indikator penyajian konsep materi berada pada kategori baik sekali. Selain itu, hasil validasi dua ahli materi pada indikator penyajian materi secara matematis dan sesuai dengan fakta juga berada pada kategori baik sekali. Namun, yang membuat kurang efektifnya hypermedia dalam penelitian ini adalah karakteristik penerima pesan atau gaya belajar masing-masing siswa. Pembelajaran dengan hypermedia melibatkan siswa secara visual, auditif dan kinestetik secara bersamaan. Gaya belajar visual (visual learner) lebih mengedepankan peran penting mata sebagai penglihatan. Gaya belajar auditif (auditory learner) lebih mengedepankan peran penting telinga sebagai pendengaran, dan gaya belajar kinestetik (tactual learner) lebih mengedepankan gerak dan sentuhan. Meskipun perpaduan dari ketiganya sangatlah baik, tetapi pada saat tertentu siswa akan menggunakan salah satu saja dari ketiga gaya belajar
60
tersebut.6 Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran, sebagian besar siswa pada kelas ekserimen memiliki gaya belajar visual dan auditif. Artinya, siswa lebih senang belajar dengan melihat dan mendengarkan materi pembelajaran. Sementara dalam pembelajaran menggunakan hypermedia, siswa dituntut untuk menyentuh, mengklik tombol dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan hasil belajar dan mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa. Artinya, secara keseluruhan penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.
6
Ibid., h. 110-111.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari: 1.
Pembelajaran menggunakan hypermedia lebih unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan), sedangkan kelompok kontrol unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C4 (menganalisis).
2.
Respon
siswa
terhadap
software
hypermedia
menunjukkan
bahwa
penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls secara keseluruhan memperoleh hasil baik sekali.
B. Saran Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu kurangnya motivasi yang diberikan guru untuk mengajak siswa bertanya mengenai materi yang kurang dipahami. Jadi, saran untuk penelitian ke depannya, sebaiknya dalam proses pembelajaran bermedia, dimana guru berperan sebagai fasilitator harus memiliki keterampilan dalam bertanya kepada siswa. Oleh karena itu, guru dapat menghasilkan
pertanyaan
yang
efektif
agar
siswa
termotivasi
menyampaikan jawaban sebagai umpan balik yang diberikan oleh guru.
61
untuk
62
DAFTAR PUSTAKA
Alessi, Stephen M., and Trollip, Stanley R. Multimedia for Learning: Methods and Development. USA: Allyn & Bacon, 2001. Anderson, Lorin W., and Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Anitah, Sri. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka, 2009. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009 ----------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Enterprise, Jubilee. Kupas Tuntas Flash CS4. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009. Haqi, Ahmad Abduh. “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide Web Bertemakan Curug Silawe Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untuk SMP/MTs”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2013. tidak dipublikasikan. Haryadi, Bambang. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Isjoni, dkk., Pembelajaran Terkini: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Kamajaya. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007. Mampadi, Freddy., et al., Design of Adaptive Hypermedia Learning Systems: A Cognitive Style Approach. Computers & Education. 56, 2011. Montu,
Erlin., dkk., Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan Kemampuan Awal. Jurnal Inkuiri. 1, 2012.
62
63
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh: Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2009 ----------. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012. Nurtantio, Pulung., dan Syarif, Ari Maulana. Kreasikan Animasimu dengan Adobe Flash: Dalam Membuat Sistem Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Andi, 2013. Pritchard, Robert., and O’Hara, Susan. Vocabulary Development in the Science Classroom: Using Hypermedia Authoring to Support English Learners. The Tapestry Journal. 1, 2009. Puspitosari, Heni A. Having Fun with Adobe Flash CS4 Professional. Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2010. Riyad, dkk., Model Pembelajaran Hipermedia Induksi Magnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1, 2007. Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2012. Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif an R&D). Bandung: Alfabeta, 2008. Supiyanto. Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta, 2006. Suwarna, Iwan Permana. “Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui Program Macromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika”, http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/modelpembelajaran-fisika-interaktif.html, 25 Juli 2013. Usman, Husaini., dan Akbar, Purnomo Setiady. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
64
Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Genius Prima Media, 2009. Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
66 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Waktu Pertemuan Ke-
: : : : : :
SMA N 4 Tangerang Selatan Fisika Momentum dan Impuls XI / 1 3 x 45 menit 1
I.
Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls. 2. Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya. 3. Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls. 2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya. 3. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda. 4. Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami aplikasi dari konsep momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari. V.
Materi Pembelajaran Konsep Momentum dan Impuls Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan: Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan: ∆
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat ditulis: ∆
Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu. VI. Metode Pembelajaran Ceramah dan Tanya Jawab
67 VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru
1. Apersepsi
A. Pendahuluan
2. Motivasi
1. Eksplorasi
3. Inti
2. Elaborasi
3. Konfirmasi
1. Penarikan Kesimpulan 4. Penutup 2. Evaluasi
Siswa
Menggali pengetahuan awal siswa dengan menampilkan gambar kereta dan mobil disertai pertanyaan, “Diantara kereta dan mobil, manakah yang lebih sulit dihentikan jika keduanya melaju dengan kecepatan yang sama? Mengapa?” Memberikan motivasi dengan mengungkapkan bahwa peristiwa tadi dapat dijelaskan dalam konsep fisika yaitu momentum dan impuls Melalui media presentasi powerpoint, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Melalui media presentasi powerpoint, guru menyampaikan materi mengenai konsep momentum dan impuls Melakukan tanya jawab bersama siswa dan memberikan latihan soal yang berhubungan dengan konsep momentum dan impuls Membahas latihan soal bersama siswa
Memperhatikan guru dan memberikan komentar
Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Melalui media presentasi powerpoint, guru memberikan soal yang dikerjakan individual
Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Waktu
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Melakukan tanya jawab bersama guru dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru Membahas latihan soal bersama guru
Memperhatikan penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran Siswa mengerjakan soal secara individual
Toleransi
45’
Komunikatif, kerja keras
35’
Percaya diri, tanggung jawab
15’
Rasa ingin tahu, komunikatif
5’
Toleransi
10’
Komunikatif
5’
Percaya diri, jujur
5’
68 VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta. B. Media Pembelajaran Whiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint. IX. Penilaian Hasil Belajar A. Proses Bagan Partisipasi (terlampir) B. Akhir (Evaluasi) Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd NIP. 19700322 199512 1 001
Nurul Hikmah NIM.109016300014
69
Lampiran Bagan Partisipasi No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Dinilai Keaktifan bertanya Keaktifan mengeluarkan pendapat Kemampuan menjawab pertanyaan Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
Instrumen Tes Tertulis No
Soal
Jawaban
Skor
1
Seorang petinju menyarangkan pukulan ke kepala lawannya dalam selang waktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kali antara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannya disebut … a. momentum b. impuls c. energi d. usaha e. daya
B
20
2
Momentum dan impuls merupakan besaran vektor yang arahnya masing-masing searah dengan … a. kecepatan dan massa b. kecepatan dan waktu c. kecepatan dan gaya d. gaya dan kecepatan e. gaya dan massa
C
20
D
20
m1 = 2,5 kg v1 = 8 m/s m2 = 2 kg v2 = 7,5 m/s 3 Dua buah benda dengan massa dan kecepatan serta arah seperti pada gambar. Resultan momentum kedua benda adalah … a. 15 kg m/s b. 20 kg m/s c. 24 kg m/s d. 25 kg m/s e. 30 kg m/s
70 Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja pada benda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jika benda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
4
a. b. c. d. e.
5
D
20
C
20
25 m/s 20 m/s 15 m/s 10 m/s 5 m/s
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari, kecuali … a. Seorang yang memukul bola golf b. Seorang petinju memukul lawannya c. Sebuah mobil yang sedang bergerak d. Sesorang menendang bola dengan keras e. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
71 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Waktu Pertemuan Ke-
: : : : : :
SMA N 4 Tangerang Selatan Fisika Momentum dan Impuls XI / 1 2 x 45 menit 2
I.
Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1. Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar. 2. Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah. yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui ceramah, siswa dapat menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar. 2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal. 3. Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami aplikasi Hukum Kekekalan Momentum dalam kehidupan sehari-hari. V.
Materi Pembelajaran Hukum Kekekalan Momentum Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Secara matematis dituliskan:
VI. Metode Pembelajaran Ceramah dan Tanya Jawab
72 VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru
1. Apersepsi
A. Pendahuluan
2. Motivasi
1. Eksplorasi
3. Inti
2. Elaborasi
3. Konfirmasi
1. Penarikan Kesimpulan 4. Penutup 2. Evaluasi
Menggali pengetahuan awal siswa dengan menampilkan gambar roket disertai pertanyaan, “Mengapa roket bisa terbang?” Memberikan motivasi dengan mengungkapkan bahwa dengan mempelajari fisika, kita dapat menciptakan sesuatu yang luar biasa Melalui media presentasi powerpoint, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Melalui media presentasi powerpoint, guru menyampaikan materi mengenai Hukum Kekekalan Momentum Melakukan tanya jawab bersama siswa dan memberikan latihan soal yang berhubungan dengan Hukum Kekekalan Momentum Membahas latihan soal bersama siswa Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Melalui media presentasi powerpoint, guru memberikan soal yang dikerjakan individual
Siswa Memperhatikan guru dan memberikan komentar
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Waktu
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Melakukan tanya jawab bersama guru dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru Membahas latihan soal bersama guru Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami Memperhatikan penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran Siswa mengerjakan soal secara individual
Toleransi
25’
Komunikatif, kerja keras
20’
Percaya diri, tanggung jawab
10’
Rasa ingin tahu, komunikatif
5’
Toleransi
5’
Komunikatif
5’
Percaya diri, jujur
5’
73 VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta. B. Media Pembelajaran Whiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint. IX. Penilaian Hasil Belajar A. Proses Bagan Partisipasi (terlampir) B. Akhir (Evaluasi) Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd NIP. 19700322 199512 1 001
Nurul Hikmah NIM.109016300014
74
Lampiran Bagan Partisipasi No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Dinilai Keaktifan bertanya Keaktifan mengeluarkan pendapat Kemampuan menjawab pertanyaan Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
Instrumen Tes Tertulis No
Soal
Jawaban
Skor
1
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka ….. a. momentum sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah tumbukan b. momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada momentum setelah tumbukan c. jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan d. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada jumlah momentum setelah tumbukan e. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih kecil daripada jumlah momentum setelah tumbukan
C
20
2
Sebuah peluru bermassa 15 gram ditembakkan dari senapan bermassa 1,6 kg dengan kelajuan 120 m/s. Kecepatan mundur sesaat menembak adalah ….. a. -0,125 m/s b. -1,125 m/s c. -11,25 m/s d. 0,125 m/s e. 1,125 m/s
B
20
B
20
Perhatikan gambar di bawah ini! 1 kg
3 kg vA = 3 m/s
A
3
vB = 1 m/s B
Jika diketahui kecepatan bola A setelah tumbukan adalah 2 m/s, kecepatan bola B setelah tumbukan adalah ….. a. 2/3 m/s b. 4/3 m/s c. 2 m/s d. 4 m/s e. 6 m/s
75
4
Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg dengan kecepatan 18 m/s menumbuk kereta mainan bermassa 0,9 kg yang diam dalam arah horizontal. Bola melekat pada kereta mainan. Kecepatan kereta setelah tumbukan adalah ….. a. 0,9 m/s b. 1 m/s c. 1,8 m/s d. 18 m/s e. 180 m/s
C
20
E
20
Perhatikan beberapa peristiwa berikut! (1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok (2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan (3) Benturan meteor terhadap bumi (4) Peluncuran roket 5
Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah ..... a. 4 saja b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 1, 2 dan 3 e. Semuanya benar
76 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Waktu Pertemuan Ke-
: : : : : :
SMA N 4 Tangerang Selatan Fisika Momentum dan Impuls XI / 1 3 x 45 menit 3
I.
Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1. Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan. 2. Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan. 3. Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui ceramah, siswa dapat menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan. 2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan. 3. Melaui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan. V.
Materi Pembelajaran Tumbukan Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Tumbukan Lenting Sempurna Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua benda bertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna: 1
2. Tumbukan Lenting Sebagian Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, sebuah bola elastis jatuh
77 bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, diperoleh persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian:
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ = v2’ = v. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum: ′
maka besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah: ′
VI. Metode Pembelajaran Ceramah dan Tanya Jawab
′
0
VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru
1. Apersepsi
A. Pendahuluan
2. Motivasi
1. Eksplorasi 3. Inti
2. Elaborasi
Menggali pengetahuan awal siswa dengan menampilkan gambar tabrakan antara dua kendaraan disertai pertanyaan, “Kalian pernah melihat kendaraan bertabrakan? Apakah peristiwa tersebut termasuk tumbukan dalam konsep fisika?” Memberikan motivasi dengan mengungkapkan bahwa peristiwa tabrakan yang terjadi di jalan raya dapat dijelaskan dalam konsep fisika yaitu tumbukan Melalui media presentasi powerpoint, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Melalui media presentasi powerpoint, guru menyampaikan materi mengenai tumbukan Melakukan tanya jawab bersama siswa dan memberikan latihan
Siswa
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Waktu
Memperhatikan guru dan memberikan komentar Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Melakukan tanya jawab bersama guru dan mengerjakan
Toleransi
45’
Komunikatif, kerja keras
35’
78
3. Konfirmasi
1. Penarikan Kesimpulan 4. Penutup 2. Evaluasi
soal yang berhubungan dengan tumbukan Membahas latihan soal bersama siswa Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Melalui media presentasi powerpoint, guru memberikan soal yang dikerjakan individual
latihan soal yang diberikan oleh guru Membahas latihan soal bersama guru Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami Memperhatikan penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran Siswa mengerjakan soal secara individual
Percaya diri, tanggung jawab
15’
Rasa ingin tahu, komunikatif
5’
Toleransi
10’
Komunikatif
5’
Percaya diri, jujur
5’
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta. B. Media Pembelajaran Whiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint. IX. Penilaian Hasil Belajar A. Proses Bagan Partisipasi (terlampir) B. Akhir (Evaluasi) Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd NIP. 19700322 199512 1 001
Nurul Hikmah NIM.109016300014
79
Lampiran Bagan Partisipasi No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Dinilai Keaktifan bertanya Keaktifan mengeluarkan pendapat Kemampuan menjawab pertanyaan Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
Instrumen Tes Tertulis No
Soal
Jawaban
Skor
1
Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..… a. kekekalan momentum b. kekekalan energi mekanik c. kekekalan momentum dan energi kinetik d. kekekalan momentum dan energi mekanik e. kekekalan momentum dan energi potensial
A
20
2
Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ….. a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal b. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal c. nilai koefisien restitusi paling rendah anol dan paling tinggi satu d. momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal e. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal
E
20
C
20
B
20
Perhatikan gambar di bawah ini! 1 kg
4 kg vA = 4 m/s
A
vB = -1 m/s B
3 Energi kinetik benda A sebelum tumbukan adalah ..… a. 2 Joule b. 4 Joule c. 8 Joule d. 10 Joule e. 12 Joule
4
Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergerak saling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masingmasing benda setelah tumbukan adalah ….. a. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 20 m/s b. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 10 m/s c. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 20 m/s d. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 10 m/s e. v1’ = -5 m/s dan v2’ = 10 m/s
80
5
Benda P yang massanya 0,5 kg bergerak dengan kelajuan 10 m/s mengejar dan menumbuk benda Q yang massanya 1 kg yang bergerak dengan kelajuan 4 m/s. Setelah tumbukan, keduanya melekat dan bergerak bersama-sama. Kecepatan kedua benda adalah ..... a. 6 m/s b. 7 m/s c. 9 m/s d. 10 m/s e. 14 m/s
A
20
81 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Waktu Pertemuan Ke-
: : : : : :
SMA N 4 Tangerang Selatan Fisika Momentum dan Impuls XI / 1 3 x 45 menit 1
I.
Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls. 2. Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya. 3. Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-17 tentang konsep momentum dan impuls, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls. 2. Setelah melihat rumus momentum (slide 3.1, 6, dan 6.1), rumus impuls (slide 9.1) dan rumus hubungan momentum dan impuls (slide 15) pada hypermedia tentang konsep momentum dan impuls, siswa dapat menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya. 3. Setelah melihat grafik (slide 12) dan menjawab soal mengenai hubungan momentum dan impuls (slide 17) pada hypermedia tentang konsep momentum dan impuls, siswa dapat menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda. 4. Setelah melihat video momentum (slide 1.1) dan video impuls (slide 8) pada hypermedia tentang konsep momentum dan impuls, siswa dapat memahami aplikasi dari konsep momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari. V.
Materi Pembelajaran Konsep Momentum dan Impuls Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan: Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan: ∆
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat ditulis: ∆
82 Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu. VI. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, dan simulasi VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru
1. Apersepsi
A. Pendahuluan
2. Motivasi
1. Eksplorasi B. Inti
2. Elaborasi
Melalui hypermedia slide 1 dalam materi momentum dan impuls, disajikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan, “Diantara kereta dan mobil, manakah yang menimbulkan dampak lebih besar pada saat menabrak sesuatu?” Melalui hypermedia slide 1.1 dalam materi momentum dan impuls, siswa dimotivasi dengan tampilan video mengenai kecelakaan kereta api dan mobil Melalui hypermedia slide 1-3 dalam kompetensi tentang konsep momentum dan impuls, disajikan SK, KD dan indikator yang ingin dicapai Melalui hypermedia slide 1-7 dalam materi momentum dan impuls, disajikan materi mengenai momentum Melalui hypermedia slide 8-13 dalam materi momentum dan impuls, disajikan materi mengenai impuls Melalui hypermedia slide 14-17 dalam materi momentum dan impuls, disajikan materi mengenai hubungan momentum dan impuls Melalui hypermedia slide 1-4 dalam latihan tentang konsep momentum dan impuls, disajikan latihan soal
Siswa
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Waktu
Menjawab pertanyaan dalam hypermedia Rasa ingin tahu, komunikatif
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu, tanggung jawab
15’
Rasa ingin tahu, tanggung jawab
15’
Rasa ingin tahu, tanggung jawab
15’
Komunikatif, kerja keras
35’
Memperhatikan video dalam hypermedia
Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai dalam hypermedia
Memperhatikan materi mengenai momentum dalam hypermedia Memperhatikan materi mengenai impuls dalam hypermedia Memperhatikan materi mengenai hubungan momentum dan impuls dalam hypermedia Mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru dalam hypermedia
83
3. Konfirmasi
1. Penarikan Kesimpulan
C. Penutup 2. Evaluasi
disertai solusinya yang berhubungan dengan konsep momentum dan impuls Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Melalui hypermedia slide 1-6 dalam evaluasi tentang konsep momentum dan impuls, disajikan 5 butir soal yang dikerjakan individual
Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami Memperhatikan penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran Mengerjakan soal secara individual dalam hypermedia
Rasa ingin tahu, komunikatif
10’
Toleransi
20’
Komunikatif
5’
Percaya diri, jujur
5’
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta. B. Media Pembelajaran Komputer dan software hypermedia tentang konsep momentum dan impuls IX. Penilaian Hasil Belajar A. Proses Bagan Partisipasi (terlampir) B. Akhir (Evaluasi) Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd NIP. 19700322 199512 1 001
Nurul Hikmah NIM.109016300014
84
Lampiran Bagan Partisipasi No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Dinilai Keaktifan bertanya Keaktifan mengeluarkan pendapat Kemampuan menjawab pertanyaan Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
Instrumen Tes Tertulis No
Soal
Jawaban
Skor
1
Seorang petinju menyarangkan pukulan ke kepala lawannya dalam selang waktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kali antara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannya disebut … a. momentum b. impuls c. energi d. usaha e. daya
B
20
2
Momentum dan impuls merupakan besaran vektor yang arahnya masing-masing searah dengan … a. kecepatan dan massa b. kecepatan dan waktu c. kecepatan dan gaya d. gaya dan kecepatan e. gaya dan massa
C
20
D
20
m1 = 2,5 kg v1 = 8 m/s m2 = 2 kg v2 = 7,5 m/s 3 Dua buah benda dengan massa dan kecepatan serta arah seperti pada gambar. Resultan momentum kedua benda adalah … a. 15 kg m/s b. 20 kg m/s c. 24 kg m/s d. 25 kg m/s e. 30 kg m/s
85 Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja pada benda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jika benda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
4
a. b. c. d. e.
5
D
20
C
20
25 m/s 20 m/s 15 m/s 10 m/s 5 m/s
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari, kecuali … a. Seorang yang memukul bola golf b. Seorang petinju memukul lawannya c. Sebuah mobil yang sedang bergerak d. Sesorang menendang bola dengan keras e. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
86 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Waktu Pertemuan Ke-
: : : : : :
SMA N 4 Tangerang Selatan Fisika Momentum dan Impuls XI / 1 2 x 45 menit 2
I.
Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1. Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar. 2. Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal. IV. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-6 tentang Hukum Kekekalan Momentum, siswa dapat menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar. 2. Setelah melihat rumus pada hypermedia slide 3 tentang Hukum Kekekalan Momentum, siswa dapat menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal 3. Setelah melihat animasi-animasi contoh aplikasi Hukum Kekekalan Momentum pada hypermedia slide 4 tentang Hukum Kekekalan Momentum, siswa dapat memahami aplikasi Hukum Kekekalan Momentum dalam kehidupan sehari-hari V.
Materi Pembelajaran Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Secara matematis dituliskan:
VI. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab dan simulasi
87 VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru
1. Apersepsi
A. Pendahuluan
2. Motivasi
1. Eksplorasi
B. Inti 2. Elaborasi
3. Konfirmasi
1. Penarikan Kesimpulan C. Penutup 2. Evaluasi
Menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan, “Pernahkah kalian bermain bola biliar? Apa yang terjadi pada bola lainnya ketika kita memukul salah satu bola dengan stik pemukul?” Melalui hypermedia slide 1 dalam materi Hukum Kekekalan Momentum, siswa dimotivasi dengan tampilan video mengenai bola biliar Melalui hypermedia slide 1-3 dalam kompetensi tentang Hukum Kekekalan Momentum, disajikan SK, KD dan indikator yang ingin dicapai Melalui hypermedia slide 1-6 dalam materi Hukum Kekekalan Momentum, disajikan materi mengenai Hukum Kekekalan Momentum Melalui hypermedia slide 1-4 dalam latihan tentang Hukum Kekekalan Momentum, disajikan latihan soal disertai solusinya yang berhubungan dengan Hukum Kekekalan Momentum Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Melalui hypermedia slide 1-6 dalam evaluasi tentang
Siswa
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Waktu
Memperhatikan guru dan memberikan komentar Rasa ingin tahu, komunikatif
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu, tanggung jawab
25’
Komunikatif, kerja keras
25’
Rasa ingin tahu, komunikatif
5’
Toleransi
10’
Komunikatif
5’
Percaya diri, jujur
5’
Memperhatikan video dalam hypermedia
Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai dalam hypermedia
Memperhatikan materi dalam hypermedia
Mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru dalam hypermedia
Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami Memperhatikan penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran Mengerjakan soal secara individual dalam hypermedia
88 Hukum Kekekalan Momentum, disajikan 5 butir soal yang dikerjakan individual
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta. B. Media Pembelajaran Komputer dan software hypermedia tentang Hukum Kekekalan Momentum IX. Penilaian Hasil Belajar A. Proses Bagan Partisipasi (terlampir) B. Akhir (Evaluasi) Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd NIP. 19700322 199512 1 001
Nurul Hikmah NIM.109016300014
89
Lampiran Bagan Partisipasi No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Dinilai Keaktifan bertanya Keaktifan mengeluarkan pendapat Kemampuan menjawab pertanyaan Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
Instrumen Tes Tertulis No
Soal
Jawaban
Skor
1
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka ….. a. momentum sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah tumbukan b. momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada momentum setelah tumbukan c. jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan d. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada jumlah momentum setelah tumbukan e. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih kecil daripada jumlah momentum setelah tumbukan
C
20
2
Sebuah peluru bermassa 15 gram ditembakkan dari senapan bermassa 1,6 kg dengan kelajuan 120 m/s. Kecepatan mundur sesaat menembak adalah ….. a. -0,125 m/s b. -1,125 m/s c. -11,25 m/s d. 0,125 m/s e. 1,125 m/s
B
20
A
20
Perhatikan gambar di bawah ini! 1 kg
3 kg vA = 3 m/s
A
3
vB = 1 m/s B
Jika diketahui kecepatan bola A setelah tumbukan adalah 2 m/s, kecepatan bola B setelah tumbukan adalah ….. a. -2/3 m/s b. -4/3 m/s c. 2/3 m/s d. 4/3 m/s e. 2 m/s
90
4
Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg dengan kecepatan 18 m/s menumbuk kereta mainan bermassa 0,9 kg yang diam dalam arah horizontal. Bola melekat pada kereta mainan. Kecepatan kereta setelah tumbukan adalah ….. a. 0,9 m/s b. 1 m/s c. 1,8 m/s d. 18 m/s e. 180 m/s
C
20
E
20
Perhatikan beberapa peristiwa berikut! (1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok (2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan (3) Benturan meteor terhadap bumi (4) Peluncuran roket 5
Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah ..... a. 4 saja b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 1, 2 dan 3 e. Semuanya benar
91 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Waktu Pertemuan Ke-
: : : : : :
SMA N 4 Tangerang Selatan Fisika Momentum dan Impuls XI / 1 3 x 45 menit 3
I.
Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1. Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan 2. Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan 3. Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan IV. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-15 tentang tumbukan, siswa dapat menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan 2. Setelah melihat rumus Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik (slide 4), serta rumus energi kinetik yang hilang (slide 14) pada hypermedia tentang tumbukan, siswa dapat mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan 3. Setelah melihat animasi dan syarat terjadinya peristiwa tumbukan (slide 3-5, 7-9 dan 11-12) pada hypermedia tentang tumbukan, siswa dapat menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan V.
Materi Pembelajaran Tumbukan Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Tumbukan Lenting Sempurna Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua benda bertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna: 1
92 2. Tumbukan Lenting Sebagian Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, sebuah bola elastis jatuh bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, diperoleh persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian:
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ = v2’ = v. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum: ′
maka besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah: ′
VI. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
′
0
VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran Guru
1. Apersepsi
A. Pendahuluan
2. Motivasi
B. Inti
1. Eksplorasi
Menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan, “Kalian pernah melihat meteor menabrak bumi? Apakah peristiwa tersebut termasuk tumbukan dalam konsep fisika?” Melalui hypermedia slide 1dalam materi tumbukan, siswa dimotivasi dengan tampilan video meteor yang menabrak bumi Melalui hypermedia slide 1-3 dalam kompetensi tentang tumbukan, disajikan SK, KD dan indikator yang ingin dicapai Melalui hypermedia slide 1-6 dalam materi tumbukan, disajikan materi mengenai tumbukan lenting sempurna
Siswa
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Waktu
Memperhatikan guru dan memberikan komentar
Memperhatikan video dalam hypermedia
Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai dalam hypermedia
Memperhatikan materi dalam hypermedia
Rasa ingin tahu, komunikatif
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu
5’
Rasa ingin tahu, tanggung jawab
15’
93
2. Elaborasi
3. Konfirmasi
1. Penarikan Kesimpulan C. Penutup 2. Evaluasi
Melalui hypermedia slide 7-10 dalam materi tumbukan, disajikan materi mengenai tumbukan lenting sebagian Melalui hypermedia slide 11-15 dalam materi tumbukan, disajikan materi mengenai tumbukan tidak lenting sama sekali Melalui hypermedia slide 1-4 dalam latihan tentang tumbukan, disajikan latihan soal disertai solusinya yang berhubungan dengan tumbukan Memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi untuk bertanya Menjelaskan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran Melalui hypermedia slide 1-6 dalam evaluasi tentang tumbukan, disajikan 5 butir soal yang dikerjakan individual
Memperhatikan materi dalam hypermedia
Memperhatikan materi dalam hypermedia
Mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru dalam hypermedia
Bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami Memperhatikan penjelasan guru Menyimpulkan hasil pembelajaran Mengerjakan soal secara individual dalam hypermedia
Rasa ingin tahu, tanggung jawab
15’
Rasa ingin tahu, tanggung jawab
15’
Komunikatif, kerja keras
35’
Rasa ingin tahu, komunikatif
10’
Toleransi
20’
Komunikatif
5’
Percaya diri, jujur
5’
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga. 3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta. B. Media Pembelajaran Komputer dan software hypermedia tentang tumbukan IX. Penilaian Hasil Belajar A. Proses Bagan Partisipasi (terlampir) B. Akhir (Evaluasi) Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
94 Jakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd NIP. 19700322 199512 1 001
Nurul Hikmah NIM.109016300014
95
Lampiran Bagan Partisipasi No 1. 2. 3. 4.
Aspek yang Dinilai Keaktifan bertanya Keaktifan mengeluarkan pendapat Kemampuan menjawab pertanyaan Memperhatikan penjelasan guru
Ya
Tidak
Instrumen Tes Tertulis No
Soal
Jawaban
Skor
1
Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..… a. kekekalan momentum b. kekekalan energi mekanik c. kekekalan momentum dan energi kinetik d. kekekalan momentum dan energi mekanik e. kekekalan momentum dan energi potensial
A
20
2
Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ….. a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal b. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal c. nilai koefisien restitusi paling rendah anol dan paling tinggi satu d. momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal e. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal
E
20
C
20
B
20
Perhatikan gambar di bawah ini! 1 kg
4 kg vA = 4 m/s
A
vB = -1 m/s B
3 Energi kinetik benda A sebelum tumbukan adalah ..… a. 2 Joule b. 4 Joule c. 8 Joule d. 10 Joule e. 12 Joule
4
Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergerak saling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masingmasing benda setelah tumbukan adalah ….. a. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 20 m/s b. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 10 m/s c. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 20 m/s d. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 10 m/s e. v1’ = -5 m/s dan v2’ = 10 m/s
96
5
Benda P yang massanya 0,5 kg bergerak dengan kelajuan 10 m/s mengejar dan menumbuk benda Q yang massanya 1 kg yang bergerak dengan kelajuan 4 m/s. Setelah tumbukan, keduanya melekat dan bergerak bersama-sama. Kecepatan kedua benda adalah ..... a. 6 m/s b. 7 m/s c. 9 m/s d. 10 m/s e. 14 m/s
A
20
97
98
99
101 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Konsep/ Subkonsep
: SMA/MA : Fisika : Momentum dan Impuls : XI/1 : 2 x 45 menit : 40 soal : Pilihan Ganda : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan. Ranah Kognitif Indikator
Menjelaskan konsep momentum dan impuls Konsep Momentum dan Impuls
Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya
C1
C2
1,2*
3,4٭,5
7
6
Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda
Hukum Kekekalan Momentum
Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar
Tumbukan
8,9٭, 10٭
20٭
Jumlah Soal
5
14٭,15
17٭, 18٭,19
16
26٭,28٭
C4
5
11,12, 13٭
Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan
C3
21,22,
5
4
23٭,24٭, 25
27,29٭, 30٭
6
5
Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
31,32٭
33*,34٭
4
Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan
35٭,36٭
37٭,38, 39٭,40
6
Jumlah Soal
6
8
15
11
40
Persentase Soal
15%
20%
37,5%
27,5%
100%
Keterangan: * = butir soal yang valid
Instrumen Tes Penelitian
Konsep/Sub Konsep
Konsep Momentum dan Impuls
Indikator
Soal
Menjelaskan konsep momentum dan impuls
1. Seorang petinju mengarahkan pukulan ke kepala lawannya dalam selang waktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kali antara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannya disebut ..... a. Momentum b. Impuls c. Energi d. Usaha e. Daya 2. Satuan momentum dalam sistem SI adalah ..... a. W s-1 b. N s-1 c. J s-1 d. N s e. J s 3. Dimensi momentum atau impuls adalah ..... a. ML-1T-1 b. ML2T2 c. ML-2T d. MLT-2 e. MLT-1 4. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah ..... a. Momentum termasuk besaran skalar b. Momentum termasuk besaran pokok c. Momentum termasuk besaran vektor d. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan tetap e. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan kecepatan tetap
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
Kunci Jawaban: B
C1
Kunci Jawaban: D
C1
Rumus momentum:
Kunci Jawaban: E
Kunci Jawaban: C
. .
.
C2
C2
5. Jika sebuah benda jatuh bebas, momentum benda tersebut ..... a. tetap b. berkurang c. bertambah d. bertambah kemudian berkurang e. berkurang kemudian bertambah 6. Sebuah benda bergerak dengan momentum sebesar p. Tiba-tiba benda tersebut pecah menjadi dua bagian yang masing-masing besar momentumnya p1 dan p2 dalam arah yang saling tegak lurus seperti terlihat pada gambar. Momentum total kedua benda adalah .....
Kunci Jawaban: B
Rumus momentum total:
p1 p Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya
C2
p2 a. p = p1 -p2 b. p = p1 +p2 c. p = d. p = e. p = 7. Persamaan yang menyatakan hubungan antara impuls dan perubahan momentum adalah ..... a. I = F ∆t b. P = I/∆t c. F(v2 – v1) = m ∆t d. F ∆t = mv2 – mv1 e. F ∆t = (v2 – v1)/m
Karena Maka,
90°
2
C2
Kunci Jawaban: E
Kunci Jawaban: D
C1
8. Perhatikan gambar di bawah ini! 3 kg
4 kg v1 = 10 m/s
v2 = -20 m/s
1
2
Dua buah benda bergerak saling medekati seperti terlihat pada gambar. Besar momentum benda 1 adalah ..... a. 10 kg m/s b. 20 kg m/s c. 30 kg m/s d. 40 kg m/s e. 50 kg m/s 9. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jika bola bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnya adalah ... a. 20 Ns b. 40 Ns c. 50 Ns d. 200 Ns e. 500 Ns 10. Perhatikan gambar di bawah ini!
v
Dit : ? Penyelesaian:
/
Kunci Jawaban: C
Dik : ∆
200 0,1
Dit : ? Penyelesaian:
Kunci Jawaban: A
. 3.10 30
.∆ 200 0,1 20
C3 /
C3
Dik :
v = v’ m
3 10
Dik :
v’
m
Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v. Bola ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang sama seperti pada gambar. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding pada bola adalah ..... a. -2mv d. mv b. Nol e. 2mv c. 0,5 mv
Dit : ? Penyelesaian:
Kunci Jawaban: A
C3 2
2
11. Di antara benda bergerak berikut, manakah yang akan mengalami gaya terbesar pada saat menumbuk tembok jika selang waktunya sama? a. benda bermassa 40 kg dengan kelajuan 25 m/s b. benda bermassa 50 kg dengan kelajuan 15 m/s c. benda bermassa 100 kg dengan kelajuan 10 m/s d. benda bermassa 150 kg dengan kelajuan 7 m/s e. benda bermassa 200 kg dengan kelajuan 5 m/s
Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda
12. Sebuah bola bermassa 250 gram yang mula-mula diam, dipukul dengan sebuah tongkat yang besar gayanya 500 N. Waktu kontak antara bola dengan tongkat 0,05 s. Perubahan momentum yang dialami bola adalah ..... a. 20 Ns b. 25 Ns c. 30 Ns d. 35 Ns e. 40 Ns
13. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukul sehingga bola meluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuh bola selama 0,1 s. Besar gaya pemukul adalah ..... a. 35 N b. 50 N c. 100 N d. 150 N e. 200 N
Rumus momentum: . . 40. 25 1000 . 50. 15 750 . 100. 10 1000 . 150. 7 1050 . 200.5 1000 Kunci Jawaban: D Dik : 250 0,25 500 ∆ 0,05 Dit : ∆ ? Penyelesaian: ∆ ∆ .∆ ∆ 500 0,05 ∆ 25
Kunci Jawaban: B Dik : 0,2 0 / 100 / ∆ 0,1 Dit : ? Penyelesaian: . ∆ 0,1 0,2 100 20 200 0,1 Kunci Jawaban: E
/
/
/ / /
C3
C3
0
C3
4 0 / Berdasarkan gambar, 4 Dit : ? Penyelesaian: 1 4 2 4 2 1 6 4 2 24 2 Dik :
14. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yang bekerja pada sebuah partikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam. Kecepatan akhir partikel adalah .....
a. 2,5 m/s b. 3 m/s c. 5 m/s
d. 6 m/s e. 11 m/s
15. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yang bekerja pada sebuah benda bermassa 10 kg. Gaya tersebut menghasilkan momentum sebesar 40 kg m/s dalam waktu 5 detik. Nilai x adalah .....
x
12
4 12 4
Kunci Jawaban: B Dik : 10 40 / ∆ 5 Berdasarkan gambar, Dit : ? Penyelesaian: . 40 10
a. 4 N b. 8 N c. 10 N
d. 15 N e. 20 N
0
10 4
1 2
4,
C4
/
5,
/ 0
2,
3 C4
1 5 2 40 4 40 4 40
3
Kunci Jawaban: C 16. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda, maka ..... a. p = p’ b. p1 = p2 c. p1 + p2 = p1’ - p2’ d. p2 – p1 = p2’ – p1’ e. p1 + p2 = p1’ + p2’
Hukum Kekekalan Momentum
Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar
Kunci Jawaban: E
C1
3 18 / 2 8 / 20 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
17. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini: vA = 18 m/s A
mA = 3 kg
vB = 8 m/s B
mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda A adalah ..... a. 6 m/s d. 9 m/s b. 7 m/s e. 10 m/s c. 8 m/s
3 18 2 8 3 54 16 3 40 3 70 40 30 10 / 3 Kunci Jawaban: E
C3 2 20
5 4 / 3 4 / 1 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
18. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bila setelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatan benda B adalah ..... a. 1 m/s berlawanan arah semula b. 2 m/s searah gerak semula c. 3 m/s berlawanan arah semula d. 4 m/s searah gerak semula e. 5 m/s berlawanan arah semula
C3
5 4 3 4 5 1 20 12 5 3 3 8 5 3 1 / 3
3
Kunci Jawaban: A 19. Perhatikan gambar di bawah ini! Dik :
pA = p A
B
Jika setelah tumbukan momentum bola A menjadi 3p, maka perubahan momentum bola B adalah ..... a. 4p b. 2p c. p d. -2p e. -3p
3 Dit : ∆ Penyelesaian:
? 2
Kunci Jawaban: D
3
∆
3
C3
Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gayagaya internal
20. Perhatikan beberapa peristiwa berikut! (1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok (2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan (3) Benturan meteor terhadap bumi (4) Peluncuran roket Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah ..... a. 4 saja b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 1, 2 dan 3 e. Semuanya benar 21. Sebuah kereta bermassa 4 kg bergerak dengan kecepatan 30 m/s sepanjang suatu lintasan horizontal. Kereta tersebut bertumbukan dengan kereta lainnya yang bermassa 2 kg yang dalam keadaan diam. Setelah terjadi tumbukan, kedua kereta tersebut bergandengan dan bergerak bersama, maka kelajuan kedua kereta setelah terjadi tumbukan adalah ..... 30 m/s
diam
v 1’ = v 2’
Kunci Jawaban: E
C2
4 30 / 2 0 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
C3 4 kg
a. b. c. d. e.
20 m/s dan 30 m/s 20 m/s dan 20 m/s 20 m/s dan 10 m/s 10 m/s dan 20 m/s 10 m/s dan 10 m/s
2 kg
4 30 2 0 120 0 6 6 120 120 20 6
4 /
Kunci Jawaban: B
2
3: 2 0 / 40 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
22. Sebuah benda yang mula-mula diam meledak menjadi 2 bagian dengan perbandingan 3:2. Bagian yang massanya lebih besar terlempar dengan kecepatan 40 m/s, maka kecepatan terlemparnya bagian yang lebih kecil adalah ..... a. 120 m/s b. 60 m/s c. 30 m/s d. -60 m/s e. -120 m/s
:
3 0 2 0 0 120 2 2 120 120 2
3 40 60
Kunci Jawaban: D 23. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg. Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatan peluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah ..... v’ vp
vb
a. 0,24 m/s b. 0,34 m/s c. 0,44 m/s
d. 0,54 m/s e. 0,64 m/s
2
C3
/
4 0,004 5 300 / 0 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
0,004 300 5 0 1,2 0 5,004 5,004 1,2 1,2 0,24 5,004 Kunci Jawaban: A
0,004 /
5
C4
Dik : 24. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah ..... 5 kg 10 gram
Dit : Penyelesaian:
C4 F
a. b. c. d. e.
25 N 30 N 35 N 40 N 45 N
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A Dik :
25. Sebuah peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada bandul diam bermassa 4,9 kg. Peluru bersarang di dalam bandul dan bandul terangkat setinggi 1,25 m dari posisi semula seperti terlihat pada gambar. Jika g = 10 m/s2, besarnya kecepatan peluru adalah ..... a. 100 m/s b. 120 m/s c. 150 m/s d. 200 m/s 1,25 m e. 250 m/s
Dit : Penyelesaian: Kecepatan peluru+bandul dapat dicari dengan rumus:
C4
0,1 0,1
0 5 5 25
25 0,1
Kunci Jawaban: E 26. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..... a. kekekalan momentum dan energi potensial b. kekekalan momentum dan energi mekanik c. kekekalan momentum dan energi kinetik d. kekekalan energi mekanik e. kekekalan momentum 27. Perhatikan gambar di bawah ini! v1 m1
Tumbukan
Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan
v2
v 1’ m2
sebelum tumbukan
m1
m2
saat tumbukan
/
Kunci Jawaban: E
C1
Kunci Jawaban: B
C2
Kunci Jawaban: C
C1
v 2’ m1
m2
setelah tumbukan
Hukum yang berlaku pada peristiwa tumbukan di atas adalah hukum kekekalan ..... a. momentum dan energi potensial b. momentum dan energi kinetik c. energi potensial d. energi kinetik e. momentum 28. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memiliki koefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan ..... a. lenting b. tidak lenting c. lenting sebagian d. lenting sempurna e. tidak lenting sama sekali
29. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ..... a.
v1 m1
b.
v2 m2
v1
m1 m2
m2 v1
m2 v1
m1
m1 m2
m1 m2
v 2’ m1
m1 m2
Kunci Jawaban: E
C2
Kunci Jawaban: E
C2
m2
v 1’ m2
v1
m2
v 1’
v2
m1
e.
m1
m1 m2
v2
m1
d.
v 2’
v2
m1
c.
v 1’
v 2’ m1
m2
v2
v’ m2
m1 m2
m1
m2
30. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ..... a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal b. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal c. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satu d. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal e. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal
31. Perhatikan gerak dua benda sebelum bertumbukan di bawah ini! 2 kg
4 kg v1 = 5 m/s
1
v2 = -3 m/s 2
Energi kinetik benda 1 sebelum bertumbukan adalah ..... a. 4 Joule d. 25 Joule b. 9 Joule e. 36 Joule c. 16 Joule Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
2 5 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
Kunci Jawaban: D 3 6
Dik :
32. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg. Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa 6 kg adalah ..... a. 96 Joule b. 192 Joule c. 384 Joule d. 768 Joule e. 850 Joule
1 2 5 2 25
0 / /
16 Dit : ? Penyelesaian: 3 0 6 0 0 48 6 6 48 48 6
1 2 1 6 2 3 64
C3
3 16 / 8
Kunci Jawaban: B
6
C3
Dik :
33. Dua buah benda mempunyai massa sama, momentum benda pertama 2 kali momentum benda kedua, maka Ek1 : Ek2 adalah ..... a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 1 : 4 d. 2 : 1 e. 4 : 1
34. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawanan arah dengan kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan kedua benda menyatu, maka besar energi yang hilang pada saat terjadi tumbukan adalah ..... a. 10 J b. 18 J c. 36 J d. 40 J e. 60 J
2 Dit : : Penyelesaian:
?
2 2
, maka
Gunakan rumus perbandingan: : 1 1 2 2 2 Kunci Jawaban: E Dik : 2 3 4 / 6 / Dit : ∆ ? Penyelesaian: ∆ 2 4 3 6 8 18 5 5 10 10 5
∑
2
∑
3
C4
/
1 1 2 2 1 1 2 4 3 2 2 16 54
C4
6
∆ ∆ 35. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusi antara bola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....
1 1 2 2 1 1 2 2 3 2 2 4 6 70
2
10
Kunci Jawaban: E Dik : 100 0,5 Dit : ? Penyelesaian:
100 m
Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan
0,5
h2
a. 80 m d. 25 m b. 75 m e. 20 m c. 50 m 36. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengan kecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan 15 m/s searah dengan kecepatan benda semula. Jika besar koefisien restitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah ..... a. 7 m/s searah dengan kecepatan semula b. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula c. 8 m/s searah dengan kecepatan semula d. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula e. 10 m/s searah dengan kecepatan semula
0,5
Kunci Jawaban: D Dik : 20 / 0 / 15 / 0,4 Dit : ?
C3
100
100 100 0,5 100 0,25
C3
Penyelesaian:
0,4
25
15 20
0
0,4 20 8 15 15
Kunci Jawaban: A
15 8
7
/
100 0,1 2 0 / 0,8 0,008 10 / Dit : ? Penyelesaian: Kecepatan peluru+balok dapat dicari dengan rumus: 2 Dik :
37. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diam bermassa 2 kg seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tembakan tersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari kedudukan seimbang. Jika g = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, maka kecepatan peluru adalah .....
2 10 0,008 0,16 , /
0,8 cm
a. 3,8 m/s b. 5,2 m/s c. 8,4 m/s
d. 10,2 m/s e. 15,1 m/s
38. Dua buah bola bermassa identik. Keduanya bergerak lurus dan saling mendekati. Bola A dengan kecepatan 3 m/s bergerak ke kanan. Bola B bergerak ke kiri dengan kecepatan 5 m/s. Kecepatan bola B sesaat setelah tumbukan lenting sempurna dengan bola A adalah ..... a. 2 m/s ke arah kanan b. 3 m/s ke arah kanan c. 3 m/s ke arah kiri d. 5 m/s ke arah kanan e. 8 m/s ke arah kiri
0,1 0,1 0,1
C4
2 0 0,1 2 0,4 0 2,1 0,4 0,84 0,84 , / 0,1
Kunci Jawaban: C Dik : 3 / 5 / Tumbukan Lenting Sempurna Dit : ? Penyelesaian: 1
C4
5 3
5
3 … .. … ..
Substitusi persamaan (i) dan (ii): 8 2 2
6 6 / 2 (positif, artinya bola bergerak kea rah kanan)
39. Perhatikan gambar di bawah ini! 6 kg
4 kg vA= 6 m/s
A
vB = -2 m/s B
Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna, kecepatan benda B setelah bertumbukan adalah ..... a. 3,2 m/s ke kanan b. 3,2 m/s ke kiri c. 7,6 m/s ke kanan d. 8,4 m/s ke kanan e. 8,4 m/s ke kiri
Kunci Jawaban: B Dik : 6 4 6 / 2 / Tumbukan Lenting Sempurna Dit : ? Penyelesaian: 1
6 6 4 2 36 8 6
C4 2
6 … .. 6 4
… ..
4
Substitusi persamaan (i) dan (ii): 8 .6 6 4 28 . 1 6 6
48 28
76 76 , / 10 (positif, artinya benda bergerak kea rah kanan)
40. Benda P bermassa 4 kg bergerak dengan kecepatan 8 m/s. Benda tersebut bertumbukan sentral dengan benda Q yang bermassa 6 kg dan memiliki laju 12 m/s berlawanan arah dengan benda P. Koefisien restitusi tumbukan sama dengan 2/3. Kecepatan benda P sesaat setelah tumbukan adalah ..... a. 12 m/s b. 10 m/s c. 8 m/s d. -8 m/s e. -12 m/s
10
6 4
Kunci Jawaban: C Dik : 4 6 8 / 12 / 2/3 Dit : ? Penyelesaian:
3 3 3 4 8
2 3
3 3 3 6
32
2 2
12
2 12 2 8 24 16 … ..
72
4
4
… ..
6
6
C4
Substitusi persamaan (i) dan (ii): 3 3 40 . 6 4 6 40 . 3 18 12
30
18 18
360 360 30
Kunci Jawaban: E
240 120
/
Uji Validitas Butir Soal NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Total
KUNCI
B
D
E
C
B
E
D
C
A
A
D
B
E
B
C
E
E
A
D
E
B
D
A
A
E
E
B
C
E
E
D
B
E
E
D
A
C
B
C
E
(Xt)
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
32 1024
2
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
29
841
3
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
24
576
4
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
29
841
5
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
25
625
6
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
26
676
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
24
576
8
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
24
576
9
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
21
441
10
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
22
484
11
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
21
441
12
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
24
576
13
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
24
576
14
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
25
625
15
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
20
400
16
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
23
529
17
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
19
361
18
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
17
289
19
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
21
441
20
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
24
576
21
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
289
22
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
20
400
23
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
18
324
24
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
441
25
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
21
441
26
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
15
225
27
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
196
28
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
16
256
29
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
256
30
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
225
∑
30
28
29
27
23
29
27
28
30
18
12
29
29
18
21
19
26
29
27
18
10
29
0
1
4
9
8
0
20
7
1
9
1
8
13
9
6
5
8
2
Xt2
647 14527
0.39 0.55
Tidak Valid Valid #DIV/0! Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid #DIV/0! Valid
Sangat Rendah Rendah #DIV/0! Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah
Mt : mean (rata-rata) dari skor total
St : standar deviasi dari skor total
γpbi : koefisien korelasi point biserial
p : proporsi siswa yang menjawab benar
q : proporsi siswa yang menjawab salah Cukup Tinggi Sangat Rendah #DIV/0! Rendah
0.46 0.57
Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid #DIV/0! Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Sangat Rendah Rendah Cukup Sangat Rendah Cukup Rendah #DIV/0! Cukup Cukup Sangat Rendah
Keterangan:
Mp : mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab betul pada butir soal yang dicari validitasnya Cukup Rendah Rendah Cukup
Valid Tidak Valid
Rendah Sangat Rendah
0.41
Valid
Rendah
Valid
Valid
Cukup
Tidak Valid
Valid
Cukup
Cukup
Valid
Rendah
Sangat Rendah
0.36
Valid
Cukup
0.09
0.39
0.04
0.43
0.44
0.32
0.41
0.24
Valid Tidak Valid
Cukup Rendah
0.40
0.28
0.52
0.10
4.37 0.49
21.57
St
0.45
Mt
#DIV/0!
0.07 0.03 0.10 1.00 0.97 0.23 0.03 0.10 0.87 0.07 0.00 0.40 0.60 0.03 0.03 0.40 0.70 0.73 0.30
21.57 21.96 21.62 22.07 #DIV/0! 25.00 21.00 21.69 22.30 29.00 21.79 21.57 22.94 24.50 21.76 21.66 22.94 24.44 23.00 22.71
23.00
24.38
22.00
25.17
24.00
23.69
24.75
29.00
24.33
21.76
25.10
23.22
22.15
21.79
22.46
24.00
25.43
22.95
#DIV/0!
0.93
0.73
0.83
0.80
0.70
0.57
0.73
0.97
0.70
0.03
0.67
0.40
0.10
0.03
0.13
0.97
0.77
0.33
1.00
0.37
0.00
Mp 22.26
q
0.21
0.40
0.20
0.43
0.39
0.11
0.24
Valid Tidak Valid
Cukup Rendah
#DIV/0!
0.19
0.67
0.50
0.15
-0.23
0.15
#DIV/0!
0.35
0.07
0.34
Valid
Rendah
#DIV/0!
γpbi
#DIV/0!
Keterangan
0.07
0.27
0.17
0.20
0.30
0.43
0.27
0.03
0.30
0.97
0.33
0.60
0.90
0.97
0.87
0.03
0.23
0.67
0.00
0.63
0.70
0.27
0.30
0.60
0.97
0.97
0.40
0.60
1.00
0.93
0.13
0.90
0.97
0.77
0.03
0.00
0.90
0.97
0.93
1.00
p
#DIV/0!
Kriteria
Uji Validitas Butir Soal
Uji Reliabilitas Instrumen NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Total
Xt2
KUNCI
B
D
E
C
B
E
D
C
A
A
D
B
E
B
C
E
E
A
D
E
B
D
A
A
E
E
B
C
E
E
D
B
E
E
D
A
C
B
C
E
(Xt)
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
32
1024
2
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
29
841
3
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
24
576
4
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
29
841
5
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
25
625
6
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
26
676
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
24
576
8
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
24
576
9
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
21
441
10
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
22
484
11
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
21
441
12
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
24
576
13
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
24
576
14
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
25
625
15
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
20
400
16
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
23
529
17
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
19
361
18
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
17
289
19
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
21
441
20
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
24
576
21
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
289
22
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
20
400
23
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
18
324
24
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
441
25
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
21
441
26
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
15
225
27
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
196
28
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
16
256
29
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
256
30
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
∑
30
28
29
27
23
29
27
28
30
18
12
29
29
18
21
19
26
29
27
18
10
29
0 0
1
4
0 9
8
0
20
0 7
1
0 9
0 1
8
13
0 9
0 6
0 5
0 8
2
15
225
647
14527
0.00 0.07 0.03 0.10 1.00 0.97 0.23 0.03 0.10 0.87 0.07 0.00 0.40 0.60 0.03 0.03 0.40 0.70 0.73 0.30 0.37 1.00 0.33 0.77 0.97 0.13 0.03 0.10 0.40 0.67 0.03 0.70 0.97 0.73 0.57 0.70 0.80 0.83 0.73 0.93
∑pq 0.06
S 0.03
S2 19.11
S 4.37
r11 0.77 0.09 0.00
r11 : reliabilitas instrumen 0.03
: standar deviasi dari tes 0.18 0.03 0.09
Keterangan:
p : proporsi siswa yang menjawab benar
q : proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq: jumlah hasil perkalian antara p dan q 0.12 0.06 0.00 0.24 0.24 0.03 0.03 0.24 0.21 0.20 0.21 0.23 0.00 0.22 0.18 0.03 0.12 0.03 0.09 0.24 0.22 0.03 0.21 0.03 0.20 0.25 0.21 0.16 0.14 0.20 0.06
0.07
0.27
0.17
0.20
0.30
0.43
0.27
0.03
0.30
0.97
0.33
0.60
0.90
0.97
0.87
0.03
0.23
0.67
0.00
0.63
0.70
0.27
0.30
0.60
0.97
0.97
0.40
0.60
1.00
0.93
0.13
0.90
0.97
0.77
0.03
0.00
0.90
0.97
0.93
1.00
p
4.94
q
0.00
Uji Reliabilitas Instrumen
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Total
KUNCI
B
D
E
C
B
E
D
C
A
A
D
B
E
B
C
E
E
A
D
E
B
D
A
A
E
E
B
C
E
E
D
B
E
E
D
A
C
B
C
E
(Xt)
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
32
1024
2
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
29
841
3
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
24
576
4
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
29
841
5
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
25
625
6
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
26
676
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
24
576
8
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
24
576
9
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
21
441
10
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
22
484
11
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
21
441
12
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
24
576
13
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
24
576
14
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
25
625
15
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
20
400
16
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
23
529
17
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
19
361
18
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
17
289
19
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
21
441
20
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
24
576
21
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
289
22
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
20
400
23
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
18
324
24
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
441
25
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
21
441
26
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
15
225
27
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14
196
28
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
16
256
29
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
256
30
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
225
∑
30
28
29
27
23
29
27
28
30
18
12
29
29
18
21
19
26
29
27
18
10
29
0.90
0.60
0.33
0.97
0.30
0.03
0.27
0.43
0.30
0.20
0.17
0.27
0.07
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sukar
Sukar
Sedang
Sedang
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
Uji Taraf Kesukaran
p
0.90
0.00
0.03
0.77
0.97
0.90
0.13
0.93
1.00
0.60
0.40
0.97
0.97
0.60
0.30
0.27
0.70
0.63
0.00
0.67
0.23
0.03
0.87
0.97
Sukar
Sukar
Mudah
Mudah
Mudah
Sukar
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Mudah
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sukar
Mudah
Mudah
1
Mudah
7
0.97
20
Mudah
0
0.93
8
Mudah
9
1.00
4
Mudah
1
Keputusan
0
9
1
8
13
9
6
5
8
2
Xt2
647 14527
Uji Daya Beda NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Total
KUNCI
B
D
E
C
B
E
D
C
A
A
D
B
E
B
C
E
E
A
D
E
B
D
A
A
E
E
B
C
E
E
D
B
E
E
D
A
C
B
C
E
(Xt)
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
32
2
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
29
4
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
29
6
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
26
5
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
25
14
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
25
3
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
24
7
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
24
8
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
24
12
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
24
13
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
24
20
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
24
16
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
23
10
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
22
9
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
21
11
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
21
19
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
21
24
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
25
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
21
15
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
20
22
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
20
17
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
19
23
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
18
18
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
17
21
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
17
28
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
16
29
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
26
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
15
30
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
27
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
BA
15
15
15
15
0
1
10
15
15
4
15
15
11
9
15
15
12
6
4
12
11
0
13
5
1
15
15
15
12
9
15
7
1
6
9
7
5
3
6
2
BB
15
13
14
12
0
0
13
14
12
0
13
15
7
3
14
14
6
3
4
9
8
0
7
2
0
11
14
12
6
1
14
2
0
2
4
2
1
2
2
0
PA
1.00
1.00
1.00
1.00
0.00
0.07
0.67
1.00
1.00
0.27
1.00
1.00
0.73
0.60
1.00
1.00
0.80
0.40
0.27
0.80
0.73
0.00
0.87
0.33
0.07
1.00
1.00
1.00
0.80
0.60
1.00
0.47
0.07
0.40
0.60
0.47
0.33
0.20
0.40
0.13
PB
1.00
0.87
0.93
0.80
0.00
0.00
0.87
0.93
0.80
0.00
0.87
1.00
0.47
0.20
0.93
0.93
0.40
0.20
0.27
0.60
0.53
0.00
0.47
0.13
0.00
0.73
0.93
0.80
0.40
0.07
0.93
0.13
0.00
0.13
0.27
0.13
0.07
0.13
0.13
0.00
14
D 0.00 0.13 0.07 0.20 0.00 0.07 -0.20 0.07 0.20 0.27 0.13 0.00 0.27 0.40 0.07 0.07 0.40 0.20 0.00 0.20 0.20 0.00 0.40 0.20 0.07 0.27 0.07 0.20 0.40 0.53 0.07 0.33 0.07 0.27 0.33 0.33 0.27 0.07 0.27 0.13
Buruk Buruk Cukup Buruk Buruk Drop Buruk Cukup Cukup Buruk Buruk Cukup Baik Buruk Buruk Baik Cukup Buruk Cukup Cukup Buruk Baik Cukup Buruk Cukup Buruk Cukup Baik Baik Buruk Cukup Buruk Cukup Cukup Cukup Cukup Buruk Cukup Buruk
D
Buruk
Keputusan
Uji Daya Beda
Keterangan:
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: daya beda soal
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Reliabilitas : 0,77 No
Validitas
Taraf Kesukaran
Daya Pembeda
Keputusan
Indeks
Kategori
Indeks
Kategori
Indeks
Kategori
1
˜
˜
1.00
Mudah
0.00
Buruk
Tidak Digunakan
2
0.34
Valid
0.93
Mudah
0.13
Buruk
Tidak Digunakan
3
0.07
Tidak Valid
0.97
Mudah
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
4
0.35
Valid
0.90
Mudah
0.20
Cukup
Digunakan
5
˜
˜
0.00
Sukar
0.00
Buruk
Tidak Digunakan
6
0.15
Tidak Valid
0.03
Sukar
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
7
-0.23
Tidak Valid
0.77
Mudah
-0.20
Drop
Tidak Digunakan
8
0.15
Tidak Valid
0.97
Mudah
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
9
0.50
Valid
0.90
Mudah
0.20
Cukup
Digunakan
10
0.67
Valid
0.13
Sukar
0.27
Cukup
Digunakan
11
0.19
Tidak Valid
0.93
Mudah
0.13
Buruk
Tidak Digunakan
12
˜
˜
1.00
Mudah
0.00
Buruk
Tidak Digunakan
13
0.39
Valid
0.60
Sedang
0.27
Cukup
Digunakan
14
0.55
Valid
0.40
Sedang
0.40
Baik
Digunakan
15
0.24
Tidak Valid
0.97
Mudah
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
16
0.11
Tidak Valid
0.97
Mudah
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
17
0.39
Valid
0.60
Sedang
0.40
Baik
Digunakan
18
0.43
Valid
0.30
Sedang
0.20
Cukup
Digunakan
19
0.20
Tidak Valid
0.27
Sukar
0.00
Buruk
Tidak Digunakan
20
0.40
Valid
0.70
Mudah
0.20
Cukup
Digunakan
21
0.21
Tidak Valid
0.63
Sedang
0.20
Cukup
Tidak Digunakan
22
˜
˜
0.00
Sukar
0.00
Buruk
Tidak Digunakan
23
0.45
Valid
0.67
Sedang
0.40
Baik
Digunakan
24
0.49
Valid
0.23
Sukar
0.20
Cukup
Digunakan
25
0.10
Tidak Valid
0.03
Sukar
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
26
0.52
Valid
0.87
Mudah
0.27
Cukup
Digunakan
27
0.28
Tidak Valid
0.97
Mudah
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
28
0.40
Valid
0.90
Mudah
0.20
Cukup
Digunakan
29
0.46
Valid
0.60
Sedang
0.40
Baik
Digunakan
30
0.57
Valid
0.33
Sedang
0.53
Baik
Digunakan
31
0.24
Tidak Valid
0.97
Mudah
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
32
0.41
Valid
0.30
Sedang
0.33
Cukup
Digunakan
33
0.32
Valid
0.03
Sukar
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
34
0.44
Valid
0.27
Sukar
0.27
Cukup
Digunakan
35
0.43
Valid
0.43
Sedang
0.33
Cukup
Digunakan
36
0.36
Valid
0.30
Sedang
0.33
Cukup
Digunakan
37
0.40
Valid
0.20
Sukar
0.27
Cukup
Digunakan
38
0.04
Tidak Valid
0.17
Sukar
0.07
Buruk
Tidak Digunakan
39
0.39
Valid
0.27
Sukar
0.27
Cukup
Digunakan
40
0.09
Tidak Valid
0.07
Sukar
0.13
Buruk
Tidak Digunakan
% Soal yang Digunakan 1
Mudah
25%
2
Sedang
50%
3
Sukar
25%
129 Kisi-kisi Instrumen Tes Valid Penelitian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Alokasi Waktu Jumlah Soal Bentuk Soal Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Konsep/ Subkonsep
: SMA/MA : Fisika : Momentum dan Impuls : XI/1 : 2 x 45 menit : 20 soal : Pilihan Ganda : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan. Ranah Kognitif Indikator C1
Menjelaskan konsep momentum dan impuls Konsep Momentum dan Impuls
Hukum Kekekalan Momentum
C3
C4
1
2,3
Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda
4
Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar
6,7
Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal
8
11,12
2
5
Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan
2
2
9,10
13,14
Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
Jumlah Soal 1
Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya
Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan
Tumbukan
C2
3
4
15
16
2
17,18
19,20
4
Jumlah Soal
2
4
8
6
20
Persentase Soal
10%
20%
40%
30%
100%
Instrumen Tes Valid Penelitian Konsep/Sub Konsep
Konsep Momentum dan Impuls
Indikator
Soal
Menjelaskan konsep momentum dan impuls
1. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah ..... a. Momentum termasuk besaran skalar b. Momentum termasuk besaran pokok c. Momentum termasuk besaran vektor d. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan tetap e. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan kecepatan tetap
Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya
2. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jika bola bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnya adalah ... a. 20 Ns b. 40 Ns c. 50 Ns d. 200 Ns e. 500 Ns 3. Perhatikan gambar di bawah ini!
v
Kunci Jawaban: C
Dik : ∆
200 0,1
Dit : ? Penyelesaian:
Kunci Jawaban: A
Ranah Kognitif
C2
.∆ 200 0,1 20
C3
Dik :
v = v’ m
Penyelesaian Soal
v’
m
Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v. Bola ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang sama seperti pada gambar. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding pada bola adalah ..... a. -2mv d. mv b. Nol e. 2mv c. 0,5 mv
Dit : ? Penyelesaian:
Kunci Jawaban: A
C3 2
2
Dik : 4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukul sehingga bola meluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuh bola selama 0,1 s. Besar gaya pemukul adalah ..... a. 35 N b. 50 N c. 100 N d. 150 N e. 200 N
0,2 0 / 100 / 0,1
∆ Dit : ? Penyelesaian: . ∆ 0,1 0,2 100 20 200 0,1
C3
0
Kunci Jawaban: E Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu benda
4 0 / Berdasarkan gambar, 4 Dit : ? Penyelesaian: 1 4 2 4 2 1 6 4 2 24 2 Dik :
5. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yang bekerja pada sebuah partikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam. Kecepatan akhir partikel adalah .....
a. 2,5 m/s b. 3 m/s c. 5 m/s
d. 6 m/s e. 11 m/s
12
Kunci Jawaban: B
4 12 4
0
4,
2,
C4
/
3 18 / 2 8 / 20 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
6. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini: vA = 18 m/s A
mA = 3 kg
Hukum Kekekalan Momentum
Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar
vB = 8 m/s B
mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda A adalah ..... a. 6 m/s d. 9 m/s b. 7 m/s e. 10 m/s c. 8 m/s
7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bila setelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatan benda B adalah ..... a. 1 m/s berlawanan arah semula b. 2 m/s searah gerak semula c. 3 m/s berlawanan arah semula d. 4 m/s searah gerak semula e. 5 m/s berlawanan arah semula
3 18 2 8 3 54 16 3 40 3 70 40 30 10 / 3
C3 2 20
Kunci Jawaban: E Dik : 5 4 / 3 4 / 1 / Dit : ? Penyelesaian:
5 4 3 4 5 1 20 12 5 3 3 8 5 3 1 / 3 Kunci Jawaban: A
C3 3
Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gayagaya internal
8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut! (1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok (2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan (3) Benturan meteor terhadap bumi (4) Peluncuran roket Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah ..... a. 4 saja b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 1, 2 dan 3 e. Semuanya benar 9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg. Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatan peluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah ..... v’ vp
vb
a. 0,24 m/s b. 0,34 m/s c. 0,44 m/s
d. 0,54 m/s e. 0,64 m/s
Kunci Jawaban: E
C2
4 0,004 5 300 / 0 / Dit : ? Penyelesaian: Dik :
0,004 300 5 0 1,2 0 5,004 5,004 1,2 1,2 0,24 5,004 Kunci Jawaban: A
0,004 /
5
C4
Dik : 10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah ..... 5 kg 10 gram
Dit : Penyelesaian:
C4 F
a. b. c. d. e.
25 N 30 N 35 N 40 N 45 N
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A
Tumbukan
Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan
11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..... a. kekekalan momentum dan energi potensial b. kekekalan momentum dan energi mekanik c. kekekalan momentum dan energi kinetik d. kekekalan energi mekanik e. kekekalan momentum
Kunci Jawaban: E
C1
12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memiliki koefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan ..... a. lenting b. tidak lenting c. lenting sebagian d. lenting sempurna e. tidak lenting sama sekali
Kunci Jawaban: C
C1
13. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ..... a.
v1 m1
b.
v2 m2
v1
m1 m2
m2 v1
m2 v1
m1
m1 m2
m1 m2
v 2’ m1
m1 m2
Kunci Jawaban: E
C2
Kunci Jawaban: E
C2
m2
v 1’ m2
v1
m2
v 1’
v2
m1
e.
m1
m1 m2
v2
m1
d.
v 2’
v2
m1
c.
v 1’
v 2’ m1
m2
v2
v’ m2
m1 m2
m1
m2
14. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ..... a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal b. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal c. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satu d. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal e. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal
3 6
Dik :
Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
15. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg. Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa 6 kg adalah ..... a. 96 Joule b. 192 Joule c. 384 Joule d. 768 Joule e. 850 Joule
16. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawanan arah dengan kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan kedua benda menyatu, maka besar energi yang hilang pada saat terjadi tumbukan adalah ..... a. 10 J b. 18 J c. 36 J d. 40 J e. 60 J
0 / /
16 Dit : ? Penyelesaian: 3 0 6 0 0 48 6 6 48 48 6
1 2 1 6 2 3 64
3 16
C3
/ 8
Kunci Jawaban: B Dik : 2 3 4 / 6 / Dit : ∆ ? Penyelesaian: ∆ 2 4 3 6 8 18 5 5 10 10 5
6
∑
2 /
3
∑
C4
1 1 2 2 1 1 2 4 3 2 2 16 54
∆ ∆ 17. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusi antara bola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah ..... Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan
1 1 2 2 1 1 2 2 3 2 2 4 6 70
6
2
10
Kunci Jawaban: E Dik : 100 0,5 Dit : ? Penyelesaian:
100 m h2
a. 80 m b. 75 m c. 50 m
d. 25 m e. 20 m
0,5
0,5
Kunci Jawaban: D
C3
100
100 100 0,5 100 0,25
25
Dik : 18. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengan kecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan 15 m/s searah dengan kecepatan benda semula. Jika besar koefisien restitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah ..... a. 7 m/s searah dengan kecepatan semula b. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula c. 8 m/s searah dengan kecepatan semula d. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula e. 10 m/s searah dengan kecepatan semula
19. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diam bermassa 2 kg seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tembakan tersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari kedudukan seimbang. Jika g = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, maka kecepatan peluru adalah .....
Dit :
20 / 0 / 15 / 0,4 ?
Penyelesaian:
15 20 0 0,4 20 15 8 15 15 8 7
d. 10,2 m/s e. 15,1 m/s
/
Kunci Jawaban: A Dik : 100 0,1 2 0 / 0,8 0,008 10 / Dit : ? Penyelesaian: Kecepatan peluru+balok dapat dicari dengan rumus: 2
2 10 0,008 0,16 , /
0,8 cm
a. 3,8 m/s b. 5,2 m/s c. 8,4 m/s
C3
0,4
0,1 0,1 0,1
2 0 0,1 2 0,4 0 2,1 0,4 0,84 0,84 , / 0,1
Kunci Jawaban: C
C4
6 4 6 / 2 / Tumbukan Lenting Sempurna Dit : ? Penyelesaian: Dik :
1
20. Perhatikan gambar di bawah ini! 6 kg
4 kg vA= 6 m/s
A
vB = -2 m/s B
Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna, kecepatan benda B setelah bertumbukan adalah ..... a. 3,2 m/s ke kanan b. 3,2 m/s ke kiri c. 7,6 m/s ke kanan d. 8,4 m/s ke kanan e. 8,4 m/s ke kiri
6 6 4 2 36 8 6
2
6 … .. 6 4
… ..
4
Substitusi persamaan (i) dan (ii): 8 .6 6 4 28 . 1 6 6
10
6 4
48 28
76 76 , / 10 (positif, artinya benda bergerak kea rah kanan) Kunci Jawaban: C
C4
140 SOAL TES PENELITIAN
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu anggap benar! 1. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah ..... a. Momentum termasuk besaran skalar b. Momentum termasuk besaran pokok c. Momentum termasuk besaran vektor d. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan tetap e. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan kecepatan tetap 2. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jika bola bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnya adalah ... a. 20 Ns d. 200 Ns b. 40 Ns e. 500 Ns c. 50 Ns 3. Perhatikan gambar di bawah ini! v = v’ m
v
v’
m
Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v. Bola ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang sama seperti pada gambar. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding pada bola adalah ..... a. -2mv d. mv b. Nol e. 2mv c. 0,5 mv 4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukul sehingga bola meluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuh bola selama 0,1 s. Besar gaya pemukul adalah ..... a. 35 N d. 150 N b. 50 N e. 200 N c. 100 N 5. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yang bekerja pada sebuah partikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam. Kecepatan akhir partikel adalah .....
a. 2,5 m/s d. 6 m/s b. 3 m/s e. 11 m/s c. 5 m/s 6. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini:
141 vA = 18 m/s
vB = 8 m/s B
A
mA = 3 kg
mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda A adalah ..... a. 6 m/s d. 9 m/s b. 7 m/s e. 10 m/s c. 8 m/s 7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bila setelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatan benda B adalah ..... a. 1 m/s berlawanan arah semula b. 2 m/s searah gerak semula c. 3 m/s berlawanan arah semula d. 4 m/s searah gerak semula e. 5 m/s berlawanan arah semula 8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut! (1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok (2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan (3) Benturan meteor terhadap bumi (4) Peluncuran roket Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah ..... a. 4 saja d. 1, 2 dan 3 b. 1 dan 3 e. Semuanya benar c. 2 dan 4 9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg. Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatan peluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah ..... v’ vp
vb
a. 0,24 m/s d. 0,54 m/s b. 0,34 m/s e. 0,64 m/s c. 0,44 m/s 10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah ..... 5 kg 10 gram
F
142 a. 25 N d. 40 N b. 30 N e. 45 N c. 35 N 11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..... a. kekekalan momentum dan energi potensial b. kekekalan momentum dan energi mekanik c. kekekalan momentum dan energi kinetik d. kekekalan energi mekanik e. kekekalan momentum 12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memiliki koefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan ..... a. lenting b. tidak lenting c. lenting sebagian d. lenting sempurna e. tidak lenting sama sekali 13. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ..... a.
v1
v2
m1
b.
m2 v1
m2 v1
m2
v1
m1 m2
m1 m2
v2’ m1
m2
v1’
m2 v1
m1
m2
v1’
v2
m1
e.
m1
m1 m2
v2
m1
d.
m1 m2
v2’
v2
m1
c.
v1’
m1 m2
v2’ m1
m2
v2 m2
v’ m1 m2
m1
m2
14. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ..... a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal b. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekal c. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satu d. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal e. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal 15. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg. Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa 6 kg adalah ..... a. 96 Joule d. 768 Joule b. 192 Joule e. 850 Joule c. 384 Joule
143 16. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawanan arah dengan kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan kedua benda menyatu, maka besar energi yang hilang pada saat terjadi tumbukan adalah ..... a. 10 J d. 40 J b. 18 e. 60 J c. 36 J 17. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusi antara bola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....
100 m h2
a. 80 m d. 25 m b. 75 m e. 20 m c. 50 m 18. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengan kecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan 15 m/s searah dengan kecepatan benda semula. Jika besar koefisien restitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah ..... a. 7 m/s searah dengan kecepatan semula b. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula c. 8 m/s searah dengan kecepatan semula d. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semula e. 10 m/s searah dengan kecepatan semula 19. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diam bermassa 2 kg seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tembakan tersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari kedudukan seimbang. Jika g = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, maka kecepatan peluru adalah .....
0,8 cm
a. 3,8 m/s d. 10,2 m/s b. 5,2 m/s e. 15,1 m/s c. 8,4 m/s 20. Perhatikan gambar di bawah ini! 6 kg
4 kg vA= 6 m/s
A
vB = -2 m/s B
Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna, kecepatan benda B setelah bertumbukan adalah ..... a. 3,2 m/s ke kanan b. 3,2 m/s ke kiri c. 7,6 m/s ke kanan d. 8,4 m/s ke kanan e. 8,4 m/s ke kiri
144 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Materi Pokok Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: SMA/MA : Fisika : Momentum dan Impuls : XI/1 : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan. Hypermedia
No
Indikator Angket
Positif
Negatif
Jumlah Soal
1
Penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran
1
2
2
2
Penyajian konsep materi
3
4
2
3
Peyajian gambar dan animasi
5,7
6,8
4
4
Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia
9
10
2
5
Penjelasan rumus dalam hypermedia
11,13
12,14
4
7
7
14
Jumlah Soal
145 ANGKET Respon Siswa terhadap Software Hypermedia Hari, Tanggal Jenis Kelamin
: : P/L
Petunjuk Pengisian: 1. Pada angket ini terdapat 14 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran menggunakan hypermedia. 2. Tentukan pilihan Anda atas pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan pendapat Anda. 3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar. Keterangan Pilihan Jawaban: STS TS C S SS NO
: Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Cukup : Setuju : Sangat Setuju PERNYATAAN
1
Software hypermedia menjadikan pembelajaran lebih aktif karena menggunakan komputer secara mandiri
2
Software hypermedia sulit digunakan
3
Teks dalam hypermedia dapat dibaca dengan jelas
4
Uraian materi dalam hypermedia sulit dipahami
5
Penyajian gambar dalam hypermedia menambah pemahaman dalam mempelajari konsep momentum dan impus
6
Penyajian gambar dalam hypermedia kurang jelas
7
Animasi-animasi dalam hypermedia menambah minat dan motivasi untuk mempelajari konsep momentum dan impuls
8
Animasi-animasi dalam hypermedia hanya dapat dipahami dengan tingkat kecerdasan yang tinggi
9
Suara atau audio dalam hypermedia terdengar jelas
10
Komposisi warna yang disajikan dalam hypermedia kurang menarik
11
Rumus momentum (p = m.v) dan impuls (I = F.∆t) lebih mudah dipahami dengan menggunakan hypermedia dibandingkan pembelajaran biasa di kelas
12
Pemahaman terhadap rumus momentum (p = m.v) dan impuls (I = F.∆t) dalam hypermedia memerlukan tingkat kecerdasan yang tinggi
13
Rumus Hukum Kekekalan Momentum (m1v1+m2v2=m1v1’+m2v2’) lebih mudah dipahami dengan menggunakan hypermedia dibandingkan pembelajaran biasa di kelas
14
Pemahaman terhadap rumus Hukum Kekekalan Momentum (m1v1+m2v2=m1v1’+m2v2’) dalam hypermedia memerlukan tingkat kecerdasan yang tinggi
STS
TS
C
S
SS
155 Hasil Pretest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 15 25 30 35 45
20 25 35 35 45
20 25 35 40 50
20 30 35 40 50
20 30 35 45 55
25 30 35 45
25 30 35 45
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: a. Nilai maksimum (Xmax)
= 55
b. Nilai minimal (Xmin)
= 15
c. Rentang (R)
= Xmax - Xmin = 55 – 15 = 40
d. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33 = 1 + 3,3 x 1,52 = 1 + 5,02 = 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P)
= =
,
= 6,64 ≈ 7 Tabel distribusi frekuensi kelas kontrol adalah sebagai berikut: Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
15 - 21
5
14,50
18
324
90
1620
22 - 28
5
21,50
25
625
125
3125
29 - 35
13
28,50
32
1024
416
13312
36 - 42
2
35,50
39
1521
78
3042
43 - 49
5
42,50
46
2116
230
10580
50 - 56
3
49,50
53
2809
159
8427
Jumlah
33
1098
40106
156 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Rata-rata ( ) ∑ . ∑
1098 33
33,27 b. Median (Me) 1 2 Dimana: Me TB N ∑ fMe fMe c
∑
.
: median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas
Maka, 1 2 28,50 28,50 28,50 28,50 32
∑
.
1 2 33 10 . 7 13
16,50 10 .7 13 6,50 .7 13
3,50
157 c. Modus (Mo)
Dimana: Mo TB ∆1 ∆2 c
∆
∆
∆
.
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
Maka,
28,50
∆
28,50 31,45
∆ 8
∆
8
2,95
. 11
.7
d. Standar Deviasi (S) .∑ . 33 40106 33 33
∑ . 1
1098 1
1323498 1205604 33 32 117894 1056
111,64
10,57
158 Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas ekperimen adalah sebagai berikut: 15 25 30 35 40
20 25 30 35 40
20 25 30 35 45
20 25 30 35 45
20 25 30 35 45
20 25 30 40
25 30 35 40
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: a. Nilai maksimum (Xmax)
= 45
b. Nilai minimal (Xmin)
= 15
c. Rentang (R)
= Xmax - Xmin = 45 – 15 = 30
d. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33 = 1 + 3,3 x 1,52 = 1 + 5,02 = 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P)
= =
,
= 4,98 ≈ 6 Tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
15 - 20
6
14,50
17,50
306,25
105,00
1837,50
21 - 26
7
20,50
23,50
552,25
164,50
3865,75
27 - 32
7
26,50
29,50
870,25
206,50
6091,75
33 - 38
6
32,50
35,50
1260,25
213,00
7561,50
39 - 44
4
38,50
41,50
1722,25
166,00
6889,00
45 - 50
3
44,50
47,50
2256,25
142,50
6768,75
Jumlah
33
997,50
33014,25
159 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Rata-rata ( ) ∑ . ∑
997,50 33 30,23
b. Median (Me) 1 2 Dimana: Me TB N ∑ fMe fMe c
∑
.
: median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas
Maka, 1 2 26,50 26,50 26,50 26,50 29,50
∑
.
1 2 33 13 . 6 7
16,50 13 .6 7 3,50 .6 7
3
160 c. Modus (Mo)
Dimana: Mo TB ∆1 ∆2 c
∆
∆
.
∆
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
Maka,
26,50 26,50 26,50
∆
∆ 0
0
∆
0
. 1
.6
d. Standar Deviasi (S) .∑ .
∑ . 1
33 33014,25 33 33
997,50 1
1089470,25 995006,25 33 32 94464 1056
89,45
9,46
161 Hasil Posttest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut: 60 65 70 75 85
60 65 75 75 85
60 70 75 75 85
60 70 75 75 85
65 70 75 80 90
65 70 75 80
65 70 75 80
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: a. Nilai maksimum (Xmax)
= 90
b. Nilai minimal (Xmin)
= 60
c. Rentang (R)
= Xmax - Xmin = 90 – 60 = 30
d. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33 = 1 + 3,3 x 1,52 = 1 + 5,02 = 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P)
= =
,
= 4,98 ≈ 6 Tabel distribusi frekuensi kelas kontrol adalah sebagai berikut: Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
60 - 65
9
59,50
62,50
3906,25
562,50
35156,25
66 - 71
6
65,50
68,50
4692,25
411
28153,50
72 - 77
10
71,50
74,50
5550,25
745
55502,50
78 - 83
3
77,50
80,50
6480,25
241,50
19440,75
84 - 89
4
83,50
86,50
7482,25
346
29929
90 - 95
1
89,50
92,50
8556,25
92,50
8556,25
Jumlah
33
2398,50
176738,25
162
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Rata-rata ( ) ∑ . ∑
2398,50 33 72,68
b. Median (Me) 1 2 Dimana: Me TB N ∑ fMe fMe c
∑
.
: median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas
Maka, 1 2 71,50 71,50 71,50 71,50 72,40
∑
.
1 2 33 15 . 6 10
16,50 15 .6 10 1,50 .6 10
0,9
163
c. Modus (Mo)
Dimana: Mo TB ∆1 ∆2 c
∆
∆
.
∆
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
Maka,
71,50 71,50 73,68
∆
∆ 4
∆
4
2,18
. 7
.6
d. Standar Deviasi (S) .∑ .
∑ . 1
33 176738,25 33 33
2398,50 1
5832362,25 5752802,25 33 32 79560 1056
75,34
8,68
164 Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas ekperimen adalah sebagai berikut: 55 70 75 85 90
65 70 75 85 90
65 70 75 85 90
65 75 80 85 90
65 75 80 85 95
65 75 80 85
65 75 80 85
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: a. Nilai maksimum (Xmax)
= 95
b. Nilai minimal (Xmin)
= 55
c. Rentang (R)
= Xmax - Xmin = 95 – 55 = 40
d. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 33 = 1 + 3,3 x 1,52 = 1 + 5,02 = 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P)
= =
,
= 6,64 ≈ 7 Tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen adalah sebagai berikut: Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
55 - 61
1
54,50
58
3364
58
3364
62 - 68
6
61,50
65
4225
390
25350
69 - 75
10
68,50
72
5184
720
51840
76 - 82
4
75,50
79
6241
316
24964
83 - 89
7
82,50
86
7396
602
51772
90 - 96
5
89,50
93
8649
465
43245
Jumlah
33
2551
200535
165 Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Rata-rata ( ) ∑ . ∑
2551 33
77,30 b. Median (Me) 1 2 Dimana: Me TB N ∑ fMe fMe c
∑
.
: median : tepi bawah kelas median : banyak nilai pengamatan : jumlah frekuensi sebelum frekuensi median : frekuensi median : interval kelas
Maka, 1 2 68,50 68,50 68,50 68,50 75,15
∑
.
1 2 33 7 . 7 10
16,50 7 .7 10 9,50 .7 10
6,65
166 c. Modus (Mo)
Dimana: Mo TB ∆1 ∆2 c
∆
∆
.
∆
: modus : tepi bawah kelas median : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modus : interval kelas
Maka,
68,50 68,50 71,30
∆
∆ 4
∆
4
2,80
. 6
.7
d. Standar Deviasi (S) .∑ . 33 200535 33 33
∑ . 1
2551 1
6617655 6507601 33 32
110054
104,22
10,21
167 Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas menggunakan chi square test (tes kai kuadrat), yaitu: 2
0
2
Keterangan : 0
2
= nilai tes kai kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian nilai uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Jika X2hitung > X2tabel, maka distribusi data tidak normal. 2) Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka distribusi data normal.
A. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol Interval
(fi)
Titik Tengah (xi)
xi2
fi.xi
fi.xi2
Batas Kelas 14,50
15-21
18
5
324
90
1620 21,50
22-28
25
5
625
125
13
32
1024
416
36-42
39
2
1521
78
43-49
46
5
2116
230
50-56
53
3
2809
159
Jumlah
33
1098
40106
0,0951
3,1383
5
3,4659
1,1044
0,1929
6,3657
5
1,8651
0,2930
0,2568
8,4744
13
20,4811
2,4168
0,2246
7,4118
2
29,2876
3,9515
0,1292
4,2636
5
0,5423
0,1272
0,0487
1,6071
3
1,9402
1,2072
1,5355
8427 56,50
(ft-f0)
0,8732
10580 49,50
f0
0,2110
3042 42,50
ft
X2 hitung
2
-0,4513
13312 35,50
Luas Tiap Kelas
-1,1135
3125 28,50
29-35
Z Batas Kelas -1,7758
2,1977 33
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
9,1001
168
Dimana: : nilai rata-rata : nilai standar deviasi 3. Menentukan luas Z tabel Z Batas Kelas Luas Z Tabel
-1,7758 0,4616
-1,1135 0,3665
-0,4513 0,1736
0,2110
0,8732
1,5355
2,1977
0,0832
0,3078
0,4370
0,4857
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 15-21 Z = 0,4616 - 0,3665 = 0,0951 b. Kelas 22-28 Z = 0,3665 - 0,1736 = 0,1929 c. Kelas 29-35 Z = 0,1736 + 0,0832 = 0,2568 d. Kelas 36-42 Z = 0,3078 - 0,0832 = 0,2246 e. Kelas 43-49 Z = 0,4370 - 0,3078 = 0,1292 f. Kelas 50-56 Z = 0,4857 - 0,4370 = 0,0487 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung ≤ X2tabel ; 9,10 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima (data terdistribusi normal).
169 B. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Interval
(fi)
Titik Tengah (xi)
xi2
Batas Kelas
fi.xi2
fi.xi
14,50 15-20
6
17,50
306,25
105,00
1837,50 20,50
21-26
7
23,50
552,25
164,50
7
29,50
870,25
206,50
33-38
6
35,50
1260,25
213,00
39-44 45-50 Jumlah
4
41,50
3
47,50
1722,25 2256,25
33
166,00
44,50
1,5085
50,5
2,1427
6768,75
997,5
(ft-f0)
0,1054
3,4782
6
6,3595
1,8284
0,1944
6,4152
7
0,3420
0,0533
0,2465
8,1345
7
1,2871
0,1582
0,2130
7,029
6
1,0588
0,1506
0,1254
4,1382
4
0,0191
0,0046
0,0506
1,6698
3
1,7694
1,0597
0,8742
6889,00
142,50
f0
0,2400
7561,50 38,50
ft
X2 hitung
2
-0,3943
6091,75 32,50
Luas Tiap Kelas
-1,0285
3865,75 26,50
27-32
Z Batas Kelas -1,6628
33014,3
33
3,2548
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
Dimana: : nilai rata-rata : nilai standar deviasi 3. Menentukan luas Z tabel Z Batas Kelas
-1,6628
-1,0285
-0,3943
0,2400
0,8742
1,5085
2,1427
Luas Z Tabel
0,4515
0,3461
0,1517
0,0948
0,3078
0,4332
0,4838
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 15-20 Z = 0,4515 - 0,3461 = 0,1054 b. Kelas 21-26 Z = 0,3461 - 0,1517 = 0,1944 c. Kelas 27-32 Z = 0,1517 + 0,0948 = 0,2465
170 d. Kelas 33-38 Z = 0,3078 - 0,0948 = 0,2130 e. Kelas 39-44 Z = 0,4332 - 0,3078 = 0,1254 f. Kelas 45-50 Z = 0,4838 - 0,4332 = 0,0506 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung ≤ X2tabel ; 3,25 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima (data terdistribusi normal).
171 Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas menggunakan chi square test (tes kai kuadrat), yaitu: 2
0
2
Keterangan : 0
2
= nilai tes kai kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian nilai uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Jika X2hitung > X2tabel, maka distribusi data tidak normal. 2) Jika X2hitung ≤ X2tabel, maka distribusi data normal.
A. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol Interval
(fi)
Titik Tengah (xi)
xi2
fi.xi
fi.xi2
Batas Kelas 59,50
60-65
9
62,50
3906,25
562,50
35156,25 65,50
66-71
6
68,50
4692,25
411
10
74,50
5550,25
745
78-83
3
80,50
6480,25
241,50
84-89
4
86,50
7482,25
346
29929,00
90-95
1
92,50
8556,25
92,50
8556,25
89,50 95,50 Jumlah
33
2398,50
176738,25
f0
0,1406
4,6398
9
19,0113
4,0974
0,2422
7,9926
6
3,9705
0,4968
0,3505
11,5665
10
2,4539
0,2122
0,0937
3,0921
3
0,0085
0,0027
0,0807
2,6631
4
1,7873
0,6711
0,0224
0,7392
1
0,0680
0,0920
(ft-f0)
0,5553
19440,75 83,50
ft
2
-0,1359
55502,50 77,50
1,2465 1,9378 2,6290 33
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
X2 hitung
Luas Tiap Kelas
-0,8272
28153,50 71,50
72-77
Z Batas Kelas -1,5184
5,5723
172
Dimana: : nilai rata-rata : nilai standar deviasi 3. Menentukan luas Z tabel Z Batas Kelas
-1,5184
-0,8272
-0,1359
0,5553
1,2465
1,9378
2,6290
Luas Z Tabel
0,4345
0,2939
0,0517
0,2988
0,3925
0,4732
0,4956
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 60-65 Z = 0,4345 - 0,2939 = 0,1406 b. Kelas 66-71 Z = 0,2939 - 0,0517 = 0,2422 c. Kelas 72-77 Z = 0,0517 + 0,2988 = 0,3505 d. Kelas 78-83 Z = 0,3925 - 0,2988 = 0,0937 e. Kelas 84-89 Z = 0,4732 - 0,3925= 0,0807 f. Kelas 90-95 Z = 0,4956 - 0,4732 = 0,0224 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung ≤ X2tabel ; 5,57 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima (data terdistribusi normal).
173 B. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen Interval
(fi)
Titik Tengah (xi)
xi2
Batas Kelas
fi.xi2
fi.xi
54,50 55-61
1
58
3364
58
3364 61,50
62-68
6
65
4225
390
10
72
5184
720
76-82
4
79
6241
316
83-89 90-96 Jumlah
7
86
5
93
33
7396 8649
602
89,50
1,1949
96,50
1,8805
43245
2551
(ft-f0)
0,0489
1,6137
1
0,3766
0,2334
0,1330
4,389
6
2,5953
0,5913
0,2377
7,8441
10
4,6479
0,5925
0,2590
8,547
4
20,6752
2,4190
0,1915
6,3195
7
0,4631
0,0733
0,0869
2,8677
5
4,5467
1,5855
0,5093
51772
465
f0
-0,1763
24964 82,50
ft
X2 hitung
2
-0,8619
51840 75,50
Luas Tiap Kelas
-1,5475
25350 68,50
69-75
Z Batas Kelas -2,2331
200535
33
5,4950
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
Dimana: : nilai rata-rata : nilai standar deviasi 3. Menentukan luas Z tabel Z Batas Kelas Luas Z Tabel
-2,2331 0,4871
-1,5475 0,4382
-0,8619 0,3052
-0,1763
0,5093
1,1949
1,8805
0,0675
0,1915
0,3830
0,4699
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut: a. Kelas 55-61 Z = 0,4871 - 0,4382 = 0,0489 b. Kelas 62-68 Z = 0,4382 - 0,3052 = 0,1330 c. Kelas 69-75 Z = 0,3052 - 0,0675 = 0,2377
174
d. Kelas 76-82 Z = 0,0675 + 0,1915 = 0,2590 e. Kelas 83-89 Z = 0,3830 - 0,1915 = 0,1915 f. Kelas 90-96 Z = 0,4699- 0,3830 = 0,0869 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai chi-kuadrat tiap-tiap kelas 7. Menguji hipotesis normalitas Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan X2tabel. Didapatkan bahwa X2hitung ≤ X2tabel ; 5,50 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima (data terdistribusi normal).
175 Uji Homogenitas Data Hasil Pretest
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan: F = koefisien F tes S1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar S2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus: ∑ .
∑ . 1
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen. 2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan tidak homogen. A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
15 - 21
5
14,50
18
324
90
1620
22 - 28
5
21,50
25
625
125
3125
29 - 35
13
28,50
32
1024
416
13312
36 - 42
2
35,50
39
1521
78
3042
43 - 49
5
42,50
46
2116
230
10580
50 - 56
3
49,50
53
2809
159
8427
Jumlah
33
1098
40106
176 Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
15 - 20
6
14,50
17,50
306,25
105,00
1837,50
21 - 26
7
20,50
23,50
552,25
164,50
3865,75
27 - 32
7
26,50
29,50
870,25
206,50
6091,75
33 - 38
6
32,50
35,50
1260,25
213,00
7561,50
39 - 44
4
38,50
41,50
1722,25
166,00
6889,00
45 - 50
3
44,50
47,50
2256,25
142,50
6768,75
Jumlah
33
997,50
33014,25
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1. Kelas Kontrol .∑ . 33 40106 33 33
∑ . 1
1098 1
1323498 1205604 33 32 117894 1056
111,64
10,57
2. Kelas Eksperimen .∑ .
∑ . 1
33 33014,25 33 33
997,50 1
1089470,25 995006,25 33 32 94464 1056
89,45
9,46
177 C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:
10,57 9,46
111,64 89,45 1,25
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (32;30) adalah sebesar 1,82. Maka terlihat nilai Fhitung ≤ Ftabel, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak (data dinyatakan homogen).
178 Uji Homogenitas Data Hasil Posttest
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan: F = koefisien F tes S1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar S2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus: ∑ .
∑ . 1
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen. 2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan tidak homogen. A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
60 - 65
9
59,50
62,50
3906,25
562,50
35156,25
66 - 71
4
65,50
68,50
4692,25
274
18769
72 - 77
7
71,50
74,50
5550,25
521,50
38851,75
78 - 83
6
77,50
80,50
6480,25
483
38881,50
84 - 89
5
83,50
86,50
7482,25
432,50
37411,25
90 - 95
2
89,50
92,50
8556,25
185
17112,50
Jumlah
33
2458,50
186182,25
179 Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen Interval
Frekuensi (fi)
Batas Kelas
Titik Tengah (xi)
xi2
fi. xi
fi. xi2
55 - 61
1
54,50
58
3364
58
3364
62 - 68
6
61,50
65
4225
390
25350
69 - 75
10
68,50
72
5184
720
51840
76 - 82
4
75,50
79
6241
316
24964
83 - 89
7
82,50
86
7396
602
51772
90 - 96
5
89,50
93
8649
465
43245
Jumlah
33
2551
200535
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi 1. Kelas Kontrol .∑ .
∑ . 1
33 186182,25 33 33
2458,50 1
6144014,25 6044222,25 33 32 99792 1056
94,50
9,72
2. Kelas Eksperimen .∑ . 33 200535 33 33
∑ . 1
2551 1
6617655 6507601 33 32
110054
104,22
10,21
180 C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:
10,21 9,72
104,22 94,50 1,10
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (32;30) adalah sebesar 1,82. Maka terlihat nilai Fhitung ≤ Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data dinyatakan homogen).
181 Uji Hipotesis Hasil Pretest
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah: 1
1
dimana Keterangan : 1 2
S1 S2
1 2
= rata-rata data kelompok eksperimen = rata-rata data kelompok kontrol = standar deviasi gabungan data kedua kelompok = standar deviasi data kelompok eksperimen = standar deviasi data kelompok kontrol = jumlah data kelompok eksperimen = jumlah data kelompok kontrol
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak. 2) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: 33,27
30,23
10,57 9,46
111,64
89,45
2. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg) 1 33
2
1
1 111,64 33 33 33 2
32 111,64 32 89,45 64
1 89,45
182 3572,48 6434,88 64
64
2862,40
100,55
10,03
3. Menentukan nilai thitung 1
33,27
30,23
1 10,03 33 3,04
1
10,03√0,06
1 33
3,04 10,03 0,24 3,04 2,41 1,26
4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah: 2
33
33
2
64
Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 64 adalah 1,998.
5. Menguji hipotesis Karena nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan.
183 Uji Hipotesis Hasil Posttest
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah: 1
1
dimana Keterangan : 1 2
S1 S2
1 2
= rata-rata data kelompok eksperimen = rata-rata data kelompok kontrol = standar deviasi gabungan data kedua kelompok = standar deviasi data kelompok eksperimen = standar deviasi data kelompok kontrol = jumlah data kelompok eksperimen = jumlah data kelompok kontrol
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak. 2) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil posttest diperoleh: 77,30
72,68
10,21 8,68
104,22
75,34
2. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg) 1 33
2
1
1 104,22 33 33 33 2
32 104,22 32 75,34 64
1 75,34
184 3335,04 5745,92 64
64
2410,88
89,78
9,48
3. Menentukan nilai thitung
77,30 9,48
1
72,68
1 33
4,62
1
9,48√0,06
1 33
4,62 9,48 0,24 4,62 2,28 2,03
4. Menentukan nilai ttabel Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah: 2
33
33
2
64
Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 64 adalah 1,998. 5. Menguji hipotesis Karena nilai thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak. 6. Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls.
Data Angket Indikator Ke 1
Indikator Ke 2
1
3
Indikator Ke 3
Indikator Ke 4
Indikator Ke 5
∑
Responden
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
60
2
4
5
4
4
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
58
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
58
4
5
5
5
4
5
5
3
3
4
4
4
4
3
4
58
5
4
4
3
4
4
3
4
5
3
3
4
5
4
5
55
6
2
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
48
7
2
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
48
8
4
4
4
4
4
3
3
5
3
4
4
5
4
5
56
9
5
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
54
10
4
4
4
4
4
2
4
3
3
4
4
3
3
4
50
11
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
57
12
4
4
5
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
52
13
3
4
5
4
4
4
3
4
5
5
3
4
4
4
56
14
3
3
4
3
5
4
5
3
4
4
4
3
3
3
51
15
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
3
4
3
4
58
16
4
4
4
5
5
4
5
4
3
4
4
4
4
4
58
17
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
59
18
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
58
19
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
57
20
5
4
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
4
4
61
21
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
59
22
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
60
23
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
58
24
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
61
25
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
59
26
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
62
27
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
57
28
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
60
29
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
53
30
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
56
31
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
56
32
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
56
33
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
56
137
134
135
131
139
129
146
133
125
135
134
131
124
132
83.03 81.212 81.818 79.394 84.242 78.182 88.485 80.606 75.758 81.818 81.212 79.394 75.152
80
∑ Skor Rata2
82.12
80.61
82.88
78.79 80.67
78.94
195
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NURUL HIKMAH. Anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Edi Sugandi dan Siti Aryunah. Lahir di Bogor pada tanggal 13 Maret 1991 dan bertempat tinggal di Jalan H.R. Edi Sukma Kp. Cimande Nangoh RT. 05/01 No. 63, Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SD Negeri Cimande 01 lulus pada tahun 2003, SMP Negeri 1 Cigombong lulus pada tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Ciawi dan lulus pada tahun 2009. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Studi Fisika pada tahun 2009 melalui jalur SNMPTN.