PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL), PROBLEM BASED LEARNING (PBL), DAN PROBLEM SOLVING, PADA MATERI ANIMALIA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 8 Bekasi) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Rika Herlianisa Fitri NIM. 1111016100003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
LEⅣIBAR
PENGESAIIAN PEⅣlBIⅣ IBINC SKRIPSI
Skripsi berjudul Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Projecl Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem
Solvinq pada Materi Animalia disusun oleh Rika Herlianisa Fitri, NIM 1111016100003, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta,
Pembimbing
I
I'}embimbing
Baiq flana Susan
NIP:196501151987031020
NIP:19700209
ルIei 2016
II
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi bcゴ idul
Perbedaan Ⅱasil Bclttar Siswa antara Model Pembelttaran
PrtteCt」 郎ca二 ′α Sθ 魚
″g cPJBL),ル θぅJι″ 3“ ″ 二′α ″g eBL),dan PFab″ ″ “ Materi Animalia disuslln 01ch Rika Ⅱerlianisa Fitri,NIPI “
=pada lll101610ooo3, dittukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruall
Universitas lsialn Negeri Syarif Hidayatullah Jakartt dan telah dinyatakap_lulus
dalaln lttian Mullaqosah pada tangga1 30 Juni 2016 dihadapan dewan pe襲
Karena itu,penulis bcrhak memperOleh gclar SIiana sl(s.Pの
到ji. dalaln bidang
Pendidikan B1010gl.
Jakadaっ 28 Juli 2016
Panitia Ujian Munaqosah Tanggal
Tanda tangan
Ketua Paniia Ketua PrOgram Studi)
Dr.Yanti ⅡeJanti,M.Pd NIP。
19710119200801201o
n--1. b
tG
PenguJl I
Nengsh Juanengsiho MoPd NIP.1979051020o604 2 0ol
12-t″ 負Эヽ カ
PcnguJl II
Dr.Yanu
Ⅱ e,Iandっ
M.Pd
NIP。 1971ol19 20080 2 0 1o
■1't %二 主
KEPttNTERIAN AGAPIA UIN JAKARTA FITK
′″圧′ だb “
N09,Cら 四rar′
No.Dobmcn
FORII σTゅ ′
: FIrK‐
´ 「 gl l erbit
:
2"“ ala
"′
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah
ini,
Nama
Rika Herlianisa Fitti
Tempat/Tgl.Lahir
Bckasi,17 NIlei 1993
NIM
1111016100003
Prodi : Pendidikan IPA / Pendidikan Biologi Judul Skripsi : Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Project Jurusan /
Based Learning (PJBL), Problem Based Learning @BL), darr
Problem Sobing Pada Materi Animalia Dosen Pembimbing
:1.Dr.Ahmad SOttan,M.Pd 2.Baiq Hana Susanti,M.Sc
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secaftr akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh
ujian Munaqasah.
Jakaia,17 Juni 2016 ゝ4allasis、 Ⅳa Ybs.
Rika Herlianisa Fitri
NINII.1111016100003
lV
FR‐ AKD‐ 089
l Marct 2010
ABSTRAK Rika Herlianisa Fitri, (1111016100003), “Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving pada Materi Animalia”, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PJBL, PBL, dan Problem Solving dalam pembelajaran biologi. Metode yang digunakan adalah desain quasi eksperimen jenis pretest posttest control group design. Prosedur yang dilakukan dengan pemberian pretest, pelaksanaan pembelajaran, pemberian posttes, dan penarikan kesimpulan hasil penelitian. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA1, X MIPA 2, dan X MIPA 3 di SMA Negeri 8 Bekasi, dengan jumlah peserta didik pada kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 sebanyak 41 siswa pada masing-masing kelas, dan kelas X MIPA 4 sebanyak 40 orang. Hasil analisis data ketiga kelas menggunakan Anava pada data Gain, diperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 4.35 > 3.07 pada taraf signifikan 0.05, artinya terdapat perbedaan signifikan nilai N-Gain antara kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun berdasarkan hasil perhitungan uji t-Dunnet dengan nilai N-Gain didapatkan bahwa hasil belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran PJBL lebih tinggi, dibandingkan dengan kelompok PBL, dan Problem Solving. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara model PJBL, PBL dan Problem Solving pada materi Animalia di SMA Negeri 8 Bekasi.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Project Based Learning, Problem Based Learning, Problem Solving
v
ABSTRACT Rika Herlianisa Fitri, (1111016100003), “The Difference of learning outcomes between the students using the Project Based Learning (PJBL) model, Problem Based Learning (PBL), and Problem Solving in the biology learning on The Concept of Animal”, BA thesis, Biology Education Program, Departement of Science Education, the Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta. The aim of this research is to investigate the difference between the students learning outcomes using the PJBL learning model, PBL and problem solving in the biology leaning. The method which was used in this research is quasi experimental design by pretest-posttest control group design. The procedure which was used was provision pretest, the implementation of learning, the provision posttest and decision of the result of the research. The subject of this research was the students of X MIPA 1, X MIPA 2, and X MIPA 3 in SMAN 8 Bekasi by the number of the students MIPA 1 and 2 in each class was 41 students, and the class X MIPA 4 was 40 students. The result of data analysis Anava on data of N-Gain, obtained score Fhitung > Ftabel, which is 4.35 > 3.07 at the level of significant 0.05 it shown there was significant differences in the average value data of N Gain in the experimental class and control class. Meanwhile the result of the Dunnet test, student with the PJBL learning were higher than the PBL and Problem solving learning. This suggest that were differences of learning outcomes between students using PJBL model, PBL model, and Problem Solving model on the concept of Animal at SMAN 8 Bekasi.
Keyword : Learning outcomes, Project Based Learning, Problem Based Learning, Problem Solving
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving pada Materi Animalia. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr Ahmad Thaib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Zulfiani, M.Pd, dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan. 6. Dra. Hj. Sri Mardiati, kepala SMA Negeri 8 Bekasi yang telah memberikan izin untuk dapat melaksanakan penelitian di tempat tersebut. 7. Seluruh dewan guru, terutama ibu Nurbaiti, S.Pd guru bidang studi biologi, staf TU, dan siswa-siswi SMA Negeri 8 Bekasi, khususnya kelas X MIPA 1, MIPA 2, dan MIPA 4 yang telah membantu penulis dan menjadi pendengar dan pemerhati yang baik selama penelitian berlangsung.
vii
8. Keluarga, khusunya Bapak Jamhari, Ibu Miti, serta kakak Herlinawati, dan Heri Hadiatna tercinta yang selalu mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 9. Seluruh kawan-kawan Pendidikan Biologi 2011, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih selalu memberiakan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat Halimah, S.Pd., Novi Fitriani,S.Pd., dan Yordhanyanthi, Si.Kom, yang selalu memberikan dukungan, doa, dan hiburan dalam penyelesaian skripsi ini serta sahabat Amazing nenek, khusunya Andini, Isti, Nurhasanah, Qorina, Tri Dewi, Achla. Im so grateful to have you. 11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, penulis akan selalu mengingat kebaikan dan bantuannya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penulis khususnya.
Bekasi,
Juni 2016
Penulis Rika Herlianisa Fitri
viii
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ..............................................................................................................v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1 B. Identifikasi Masalah .....................................................................................6 C. Pembatasan Masalah ....................................................................................7 D. Perumusan Masalah .....................................................................................7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik ........................................................................................9 1. Hasil Belajar ............................................................................................9 a.
Pengertian Belajar ............................................................................9
b.
Pengertian Hasil Belajar .................................................................11
2. Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)......................................14 a.
Pengertian Project Based Learning (PJBL) ...................................15
b.
Langkah-langkah Project Based Learning (PJBL) ........................18
c.
Kelebihan dan Kekurangan Project Based Learning (PJBL).........22
3. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .....................................23 a.
Pengertian Problem Based Learning (PBL) ..................................23
b.
Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)........................26
4. Pembelajaran Problem Solving..............................................................31 a.
Pengertian Problem Solving ...........................................................31
ix
b.
Kelebihan dan Kelemahan Problem Solving ..................................34
5. Tinjauan Konsep Animalia ....................................................................36 B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................39 C. Kerangka Berpikir ......................................................................................41 D. Hipotesis Penelitian....................................................................................42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................43 B. Metode dan Desain Penelitian....................................................................43 C. Variabel Penelitian .....................................................................................44 D. Populasi dan Sampel ..................................................................................45 E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................46 F. Instrumen Penelitian...................................................................................46 G. Teknik Analisis Data ..................................................................................53 H. Hipotesis Statistik ......................................................................................57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..........................................................................................58 B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ..........................65 C. Pembahasan dan Temuan Penelitian ..........................................................71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................77 B. Saran ...........................................................................................................78 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................79 LAMPIRAN ..........................................................................................................84
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Project Based Learning Imas Kurniasih ..........18 Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Project Based Learning Erica Backer ............20 Tabel 2.3 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning Rusmono .................27 Tabel 2.4 Kompetensi Inti Animalia ......................................................................37 Tabel 2.5 Kompetensi Dasar Animalia ..................................................................37 Tabel 3.1 Desain Penelitian....................................................................................44 Tabel 3.2 Kisi-kisi Penulisan Instrumen Tes Objektif ...........................................47 Tabel 3.3 Skor Jawaban Angket.............................................................................49 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................................50 Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas Instrumen ...............................................................51 Tabel 3.5 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen ....................................................52 Tabel 3.6 Uji Anava ...............................................................................................56 Tabel 4.1 Hasil Pretest-Posttest .............................................................................59 Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Pretest .......................................................................60 Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Posttest .....................................................................61 Tabel 4.4 Perbedaan Nilai LKS Kelas PBL, PJBL, dan Problem Solving.............62 Tabel 4.5 Rekapitulasi Rata-rata N-Gain berdasarkan Pretest dan Posttest ..........63 Tabel 4.6 Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Guru .....................................64 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Chi kuadrat .......................................66 Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlett ...........................................68 Tabel 4.9 Pengujian Hipotesis dengan Anava Pre-test ..........................................69 Tabel 4.10 Pengujian Hipotesis dengan Anava Posttest ........................................69 Tabel 4.11 Pengujian Hipotesis dengan Anava Nilai N-Gain ...............................69 xi
Tabel 4.12 Pengujian Rerata Hasil Belajar Biologi dengan Uji t-Dunnet .............70 Tabel 4.13 Pengujian Rerata Hasil Nilai N-Gain dengan Uji t-Dunnet .................71
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Respon Siswa pada Model Pembelajaran ......................................65
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................84
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa (LKS) ..........................................................190
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .....................................................247
Lampiran 4
Instrumen Uji Coba ......................................................................249
Lampiran 5
Anates ...........................................................................................269
Lampiran 6
Soal-Soal Pretest dan Posttest ......................................................279
Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest .....................................282
Lampiran 8
Hasil Pretest, Posttes, kelas PJBL, PBL, Problem Solving ..........283
Lampiran 9
Data Mentah Ketercapaian Indikator Pretest ...............................289
Lampiran 10 Data Mentah Ketercapaian Indikator Posttest ..............................288 Lampiran 11 Rekapitulasi Ketercapaian Indikator ............................................291 Lampiran 12 Nilai N-Gain Kelas PJBL, PBL, Problem Solving ......................293 Lampiran 13 Uji Normalitas Pretest ..................................................................296 Lampiran 14 Uji Normalitas Posttest.................................................................295 Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretest ..............................................................308 Lampiran 16 Uji Homogenitas Posttest .............................................................311 Lampiran 17 Pengujian Hipotesis Penelitian Pretest .........................................314 Lampiran 18 Pengujian Hipotesis Penelitian Posttest .......................................315 Lampiran 19 Pengujian Hipotesis Nilai N-Gain ................................................316 Lampiran 20 Uji Lanjutan Dunnet .....................................................................317 Lampiran 21 Uji Lanjutan Dunnet Nilai N-Gain ...............................................318 Lampiran 22 Angket Siswa ................................................................................319 Lampiran 23 Perhitungan Angket Siswa............................................................322 xiv
Lampiran 24 Lembar Observasi Guru................................................................328 Lampiran 25 Nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................................346 Lampiran 26 Hasil Wawancara Guru .................................................................347 Lampiran 27 Uji Referensi .................................................................................348 Lampiran 28 Surat-Surat ....................................................................................358 Lampiran 29 Foto Proses Pembelajaran .............................................................362
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bidang yang penting bagi kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 disebutkan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”1 Pendidikan saat ini dihadapkan oleh era pengetahuan yang membutuhkan berbagai modal dan keterampilan, yang dikategorikan dalam kurikulum 2013. Pendidikan dalam kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan ilmiah sebagaimana meliputi mengamati, menanya, menalar dan akan membentuk satu kesatuan semua mata pelajaran.2 Selain itu dalam prosesnya disekolah, pendidikan erat kaitannya dengan hasil belajar peserta didik yang sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas X MIA SMA Negeri 8 kota Bekasi menyatakan peserta didik sulit untuk memahami mata pelajaran IPA terutama dalam materi animalia atau hewan, karena banyaknya materi dari bab animalia ini, dan sehingga materi yang perlu dipelajari oleh peserta didik cukup luas, serta banyaknya nama-nama latin yang membuat siswa sulit untuk memahami bab ini. Hal ini menyebabkan
1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistmen Pendidikan Nasional.( http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-tentang-
sisdiknas.pdf) 2
Sunarti, dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), h. 2
1
2
penguasaan konsep dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) tidak mencapai standar KKM. Hasil ulangan konsep animalia dari total kelas 6 kelas memiliki nilai rata-rata 69.70, yang berbeda jauh dengan nilai KKM untuk mata pelajaran biologi tersebut adalah 76 yang jika dikonversi 2,76.3 Pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik yang diajarkan diharapkan dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah.4 Jika hasil belajar peserta didik dalam ulangan harian atau formatif masih dibawah KKM, maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan pendidik gagal, dan jika hasil belajar peserta didik diatas KKM, maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan pendidik berhasil.5 Berdasarkan hasil observasi, juga terlihat kurangnya persiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, kondisi beberapa peserta didik yang kurang fokus ketika pendidik yang sedang menerangkan pelajaran, serta terdapat beberapa peserta didik yang merasa malu untuk bertanya dan hanya sebagian peserta didik saja yang aktif ketika kegiatan diskusi berlangsung. Berdasarkan keadaan tersebut, maka proses pembelajaran perlu dirancang dalam bentuk model lingkungan pembelajaran yang aktif, kolaborasi, bukan hanya memberikan materi pelajaran atau memaksa agar peserta didik dapat menghafal data dan fakta. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan memperjelas konsep yang diberikan kepada peserta didik dengan selalu berfikir dan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan model haruslah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Tujuan pembelajaran yang jelas akan memperjelas proses belajar mengajar. Selain itu untuk meningkatkan hasil belajar pada prosesnya, harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar, yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam individu
3
Observasi dilakukan di SMA Negeri 8 Bekasi pada bulan Februari 2015 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 54 5 Kunandar, Penilaian Auntentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kuruikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Raja Grafindo, 2014), h. 11 4
3
yang sedang belajar, seperti faktor jasmani dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal atau faktor yang terdapat diluar individu, seperti keluarga, sekolah dan lingkungan.6 Dengan demikian lingkungan pembelajaran yang tercipta diharapkan dapat memberikan perubahan terhadap hasil belajar siswa. Beberapa model pembelajaran yang diharapkan efektif untuk dilakukan dalam kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran berbasis masalah yaitu Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving. Model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) menurut Warsono, adalah “suatu pengajaran yang melibatkan siswa dalam penyelidikan, dan mencoba mengkaitkan antara teknologi dan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa atau dengan proyek sekolah.7 Problem Based Learning (PBL) menurut Ridwan Abdullah Sani, menyatakan bahwa “PBL merupakan model pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog serta memecahkan masalah, menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara stimulan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran”.8 Sedangkan model pembelajaran Problem Solving menurut Ngalimun, merupakan “model pembelajaran yang digunakan untuk menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, atau aturan), yang siswa disajikan permasalahan yang memenuhi kriteria, siswa berkelompok atau individu mengidentifikasi, eksplorasi, investigasi, menduga dan akhirnya menemukan solusi”.9 Ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena sama-sama berbasis masalah yang permasalahannya berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, dan terkait dengan isu-isu didalam kehidupan yang berhubungan dengan materi animalia 6
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 54-
60 7
Warsono, dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h 153 8 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 127 9 Ngalimun, Muhammad Fauzani, Ahmad Salabi, Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016), h. 232
4
seperti terdapatnya cacing hati pada hewan kurban, larva penularan penyakit kaki gajah, dan masalah-masalah lain terkait pemanfaatan hewan invertebrata ataupun vertebrata. Dengan demikian dapat melatih kecakapan dan kesiapan peserta didik apabila dihadapkan pada permasalahan dalam kehidupannya. Selain itu model pembelajaran berbasis masalah ini menuntut peserta didik untuk memberikan jawaban alternatif dari permasalahan yang diberikan, permasalahan yang harus dipecahkan, membelajarkan mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu masalah atau pertanyaan dengan melakukan penyelidikan, hingga pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikan secara lisan maupun tulisan, dan ketiga pembelajaran ini bisa diaplikasikan dalam kegiatan kelompok atau individu. Peranan guru dalam tiga model pembelajaran ini adalah untuk memfasilitasi dan mendukung pembelajaran, membimbing, hingga memonitor proses belajar siswa. Walaupun memiliki kesamaan, secara spesifik ketiga pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dari sumber masalah. PJBL secara khusus dimulai dengan produk akhir mengenai sesuatu yang memerlukan keterampilan atau pengetahuan isi secara khusus, mengajukan satu atau lebih problem yang harus dipecahkan oleh pembelajar.10 Sedangkan PBL menyajikan pembahasan permasalahan sebelum memperlajari konsep,sehingga permasalahan menjadi dasar dalam belajar. Problem solving menyajikan perbahasan konsep terlebih dahulu, diikuti pembahasan permasalahan.11 Dengan demikian melalui ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu. Sehingga model pembelajaran yang dirasa tepat dan baik untuk menyampaikan materi pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA, khususnya biologi. Proses pembelajaran IPA, dapat memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami secara ilmiah. IPA 10 11
Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 195-196 Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 130
5
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memiliki 4 komponen yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi.12 Pertama sebagai sikap yaitu memiliki rasa ingintahu, dan hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah. Sebagai sebuah proses yakni prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Sebagai produk IPA terdiri dari sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip dan hukum tentang gejala alam. Sedangkan sebagai sebuah aplikasi IPA merupakan penerapan metode ilmiah, dan konsep IPA dalam kehidupan seharihari.13 Dengan demikian dalam prosesnya keempat aspek tersebut diharapkan muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh. Peningkatan proses pembelajaran saat ini di sekolah juga menekankan pendekatan saintifik, yakni proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengolah konsep, dan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam memperoleh informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung kepada informasi searah dari pendidik. Dengan begitu pembelajaran yang tercipta diharapkan dapat diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu berbagai sumber melalui observasi. Selain itu pola pembelajaran yang berpusat pada guru akan berubah menjadi berpusat pada peserta didik, pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif, pembelajaran pasif menjadi aktif, belajar sendiri menjadi belajar kelompok, dan pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.14 Dengan demikian berbagai model pembelajaran pemecahan masalah dapat diajarkan pada peserta didik dengan maksud untuk memberikan pengalaman agar peserta didik dapat memanfaatkan pada saat menghadapi berbagai variasi masalah. Pemilihan model pembelajaran berdasarkan masalah ini dirasa cocok karena sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan juga peserta didik,
12
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 47. Ibid., h.46-47 14 Kunandar, op.cit., h. 23-24 13
6
serta masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan peserta didik.15 Pembelajaran IPA melibatkan berbagai ranah penilaian baik afektif, kognitif maupun psikomotorik, sehingga pada kegiatan belajar mengajar biologi, pendidik hendaknya melatih peserta didik untuk menyatukan konsep-konsep biologi sehingga menjadi satu kesatuan yang bermakna. Pembelajaran biologi bertujuan agar peserta didik lebih memahami konsep biologi dengan cara memperoleh atau memproses fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari. Pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan pada pembelajaran biologi yang menekankan pada aspek hasil belajar, kerena pendidik seringkali menemukan hasil belajar peserta didik masih dalam kategori rendah disebabkan beberapa peserta didik kurang memahami pembelajarannya, Berdasarkan penjelasan di atas maka model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving, yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran IPA khususnya dalam bidang biologi untuk peningkatan hasil belajar peserta didik. Karena itu dengan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving pada Materi Animalia”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi sebuah permasalahan yang dapat dijadikan sebuah penelitian sebagai berikut: a.
Guru menemukan hasil belajar peserta didik masih dalam kategori rendah.
b.
Hasil Belajar pada materi kingdom animalia atau hewan termasuk dalam kategori rendah dengan rata-rata 69.70 dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari total kelas X MIA adalah 6 kelas.
15
Nunung Nurlaila, Suparmi, Widha Sunarno, Pembelajaran Fisika dengan PBL Menggunakan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Inkuiri Universitas Sebelas Maret, Vol. 2, No. 2, 2013, h. 117
7
c.
Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving, dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada: a.
Model pembelajaran yang digunakan adalah Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving.
b.
Hasil belajar peserta didik dibatasi jenjang C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 sesuai dengan taksonomi bloom revisi, versi Krathwohl dan Anderson.
c.
Konsep Biologi dibatasi pada konsep Animalia, semester genap, tahun 2016.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat ditentukan rumusan masalah “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving pada materi Animalia?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta
didik menggunakan tiga model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving, dan pada materi animalia di SMA Negeri 8 Kota Bekasi.
2.
Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu :
a. Bagi peneliti 1) Memperoleh informasi mengenai hasil belajar siswa terutama dalam penguasaan konsep dengan menggunakan model pembelajaran Project Based
8
Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving pada materi animalia bagi peserta didik. 2) Pengalaman belajar dengan menerapkan tiga model pembelajaran dalam pembelajaaran IPA Biologi, serta dapat dijadikan bahan referensi untuk dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.
b.
Bagi peserta didik Mengasah keaktifan peserta didik agar lebih aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat merubah anggapan peserta didik bahwa pembelajaran IPA yang membosankan.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik 1.
Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya. Dalam perkembangannya kemampuan belajar dan mengolah informasi merupakan ciri penting yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Dalam prosesnya kegiatan pembelajaran sebaiknya memberikan perubahan kepada peserta didik yang asalanya tidak tahu menjadi tahu, dan proses ini merupakan hasil dari belajar. Menurut Cronbach seperti yang dikuti Riyanto, “Belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman dengan mengalami sesuatu yang berhubungan dengan pancaindra dengan cara mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, mengikuti arah tertentu”.1 Adapun menurut Ahmad Susanto, “Belajar merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap, baik berpikir, merasa atau bertindak”.2 Selanjutnya menurut Martinis Yamin, “Belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan pribadi seutuhnya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta menekankan pada proses kognitif, karena
1
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran.(Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2009),
h. 5 2
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013),
h. 4
9
10
struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afektif maupun penampilan seseorang”.3 Adapun menurut Burton, dikutip dalam Ahmad Susanto, “Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri inidvidu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga sesorang lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.4 Belajar merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus selama hidup seseorang yang didasarkan pada kehidupannya yang dihadapkan pada permasalahan atau tujuan yang ingin dicapainya. Sehingga belajar tidak hanya menyangkut pengetahuan, tetapi juga keterampilan untuk hidup bermasyarakat meliputi keterampilan berpikir dan keterampilan sosial yang menyangkut nilai dan sikap, yang diwujudkan dalam tingkah laku yang positif untuk mencari kesempurnaan hidup.5 Belajar pada hakikatnya merupakan perubahan. Perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu dan diperlihatkan dalam peningakatan kecakapan, pengetaguan, sikap, pemahaman, dan kemampuan lainnya, serta yang terpenting dalam pelaksanaannya adalah prosesnya, artinya belajar diperoleh dengan usaha sendiri, dan orang lain perantara dalam kegiatan belajar agar belajar tersebut berhasil dengan baik.6 Dalam pelaksanaannya, untuk melakukan suatu pembelajaran perlu diperhatikannya beberapa prinsip-prinsip yang terdapat dalam belajar, meliputi:1) Prinsip kesiapan, yaitu tingkat kesiapan seseorang berdasarkan kondisi kesiapan pikiran, atau keadaan fisik yang menunjukan sikap siap untuk belajar. 2) Prinsip asosiasi, yaitu kemampuan seseorang untuk menghubungkan atau menyatukan apa yang sudah dipelajari dengan apa yang sudah ada dalam ingatannya. 3) Prinsip latihan, berkaitan dengan mempelajari sesuatu yang dilakukan berulang-
3
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada, 2003), h. 105 4 Ahmad Susanto, op.cit., h. 3 5 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), h. 2 6 Pupuh Fathurrohman, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum dan Islami, (Bandung : Refika Aditama, 2007), h. 6
11
ulang baik mempelajari pengetahuan maupun keterampilan. Semakin diulang, maka semakin baik hasil belajarnya. 4) Prinsip efek, berkaitan dengan perasaan emosional seseorang dalam belajar, dan biasanya situasi ini akan mempengaruhi hasil belajarnya.7 Belajar dan mengajar merupakan suatu kesatuan dimana terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik lainnya saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang yang terjadi karena adanya interaksi untuk memperoleh konsep, pemahaman dan pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadi perubahan prilaku baik dalam berpikir, merasa, mauapun dalam bertindak.
b. Pengertian Hasil Belajar Setelah melalui proses pembelajaran maka peserta didik hendaknya melakukan suatu evaluasi untuk memastikan apakah proses belajar yang telah dilakukan. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Dwi Rusmaryanti “Hasil Belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melaksanakan kegiatan belajar dan melakukan penilaian terhadap peserta didik untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik”.8 Menurut Bloom, yang dikutip oleh Rusmono mengatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotrorik. Ranah kognitif berhubungan dengan pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual. Ranah afektif meliputi perubahan sikap, minat, nilai-nilai dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian. Ranah psikomotorik mencakup perubahan perilaku yang menunjukan bahwa siswa telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu.9
7
Kokom Komalasari, op.cit., h. 3 Dwi Rusmaryanti, Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) pada Siswa kelas VIIIA MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar, Jurnal Pendidikan, Vol. 22, 2013, h. 290. 9 Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu: untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet. 2, h. 8 8
12
Nawawi dalam Ahmad Susanto, menjelaskan “Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.10 Hasil belajar juga merupakan hasil dari suatu perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu antar individu dan individu dengan lingkungannya yang diwujudkan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan penerimaan dan aspek lainnya yang ada pada individu.11 Hasil belajar dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari suatu materi disekolah dapat diukur dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes. Hasil tes ini digunakan untuk menilai proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Pemberian tes dilakukan dengan mengacu pada indikator dan keterampilan berpikir tertentu. Salah satu penilaian hasil belajar yang dipakai adalah penilaian hasil belajar dalam aspek kognitif (penguasaan konsep). Asepek kognitif yang digunakan adalah taksonomi Bloom baru versi Krathwohl yang terdiri dari enam level, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis atau menguraikan (C4), evaluasi atau menilai (C5) dan membuat (C6).12 Revisi Krathwohl sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering dikenal dengan istilah C1 sampai C6. Jenjang-jenjang dari C1 sampai C6 dapat dilihat sebagai berikut. Jenjang pertama dalam taksonomi tersebut adalah mengingat. Mengingat merupakan kemampuan peserta didik untuk mengingat-ingat kembali apa yang disampaikan oleh guru, dan menyampaikan informasi atau pengetahuan sederhana secara verbal atau tulisan, sifatnya ingatan semata, tanpa ada intepretasi atau
10
Ahmad Susanto, op.cit., h. 5 Ni Kt Nik Aris Sandi Dewi, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (ProjectBased Learning) Terhadap Hasil Belajar Ipa Peserta didik Kelas IV SD Negeri 8 Banyuning, Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2013., h.. 4 12 Lorin W Anderson, dan David R Kratwohl, Karangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2010), h.3 11
13
manipulasi dari peserta didik sebab apa yang dingat dan disampaikan adalah data dan fakta belaka. Jenjang kedua adalah memahami, seperti menjabarkan, atau menegaskan informasi yang masuk seperti menafsirkan dengan bahasa sendiri memberi contoh, menjelaskan idea atau konsep, membuat ringkasan dan melakukan intepretasi sederhana terhadap data atau informasi. Memahami melampui kemampuan menghafal pada jenjang C1.13 Jenjang
ketiga adalah menerapkan atau aplikasi, merupakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah, mengaplikasikan erat kaitannya dengan pengetahuan prosedural.14 Selain itu jenjang ini memerlukan informasi yang dipelajari untuk digunakan dalam mencapai solusi atau menyelesaikan tugas. Jenjang ke empat adalah menganalisis merujuk pada kemampuan anak didik dalam menguraikan, membandingkan, menjelaskan cara kerja sesuatu, menganalisis hubungan antara bagian-bagian, mengenali motif atau struktur organisasi, dan lainnya. Jenjang ke lima, adalah evaluasi merujuk pada kemampuan peserta didik memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang dievaluasi, hal ini berarti peserta didik dengan sendirinya memiliki berbagai bahan pertimbangan yang diperlukan untuk memberi nilai, selain itu
peserta didik mampu menyusun hipotesis,
mengkritik, memprediksi, menilai dalam proses pembelajar15 Jenjang kognitif yang terakhir adalah mencipta, yang merujuk pada tujuan pendidikan untuk menciptakan suatu produk, dan untuk mencapai tujuan ini peserta didik mensintesiskan informasi atau materi membuat keseluruhan yang baru dalam kemampuan merancang, mendesain, memproduksi, menyempurnakan, dan lain lain.16
13
Yuli Kwartolo, Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 18, 2012, h. 71 14 Anderson, dan Kratwohl, op.cit., h. 116 15 Yuli Kwartolo, op.cit., h. 71 16 Anderson, dan Kratwohl, op.cit., h.128
14
Berdasarkan jenjang kognitif tersebut untuk mengukur keberhasilan pembelajaran hasil belajar, maka perlu dilakukannya adanya penilaian keberhasilan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar melalui tes prestasi hasil belajar dengan menggunakan tes formatif. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar peserta didik. Tes formatif merupakan penilaian yang digunakan untuk mengukur topic atau bahasan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap peserta didik terhadap pokok bahasan tertentu, agar guru dan peserta didik memperoleh informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai17 Dengan demikian berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses belajar yang telah dilalui, dan tersimpan dalam jangka waktu tertentu dan membentuk perubahan pada individu untuk mencapai hasil yang lebih baik. Untuk mengukur keberhasilan proses belajar peserta didik digunakan penilaian dengan tes formatif, dengan kriteria tes digunakan jenjang kognitif dari C1 sampai dengan jenjang C6. . 1. Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Berbagai model pembelajaran saat ini menekankan pada karakteristik pemecahan masalah.
Pembelajaran dengan
strategi
pemecahan
masalah
dimaksudkan untuk memberikan pengalaman agar peserta didik dapat dimanfaatkan saat menghadapi berbagai variasi masalah yang didorong untuk mmemecahkan masalah yang berbeda dan diselesaikan dengan tepat hingga memerlukan upaya mencoba berbagai alternative strategi pemecahan. Beberapa model
pembelajaran
yang
berhubungan
dengan
penyelesaian
berbagai
permasalahan yaitu model pembelajran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving.
17
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rieneka Cipta, 2013), h. 106
15
a.
Pengertian Project Based Learning (PJBL) Salah satu model pembelajaran yang termasuk ke dalam pembelajaran
berbasis masalah adalah model pembelajaran Project Based Learning (PJBL). Menurut Warsono, “PJBL atau model pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai suatu pengajaran yang melibatkan siswa dalam penyelidikan, dan mencoba mengkaitkan antara teknologi dan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa atau dengan proyek sekolah.18 Pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Sedangkan Imas Kuniasih merumuskan bahwa Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang menggunakan permsalahan sebagai awal pembelajaran, proyek/kegiatan sebagai media, dan melakukan eksplorasi bersama kelompok maupun secara individual, penilaian interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar, serta memunculkan Inquiry dengan pertanyaan penuntun serta membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek dalam kurikulum.19 Suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Dengan adanya produk nyata yang dapat dibuat secara kelompok kolaboratif dapat membuat pengalaman belajar peserta didik lebih menarik dan bermakna dalam prosesnya.20 Munculnya model pembelajaran PJBL berangkat dari pandangan konstruktivisme yang mengacu pada pembelajaran kontekstual yang merupakan proses pembelajaran dimana para peserta didik berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat
18
Warsono, dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h 153 19 Imas Kurniasih, dan Berlin Sani., Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 81. 20 Ni Kt Nik Aris Sandi Dewi, dkk., op.cit., h.3
16
dokumen, serta dirancang untuk digunakan pada masalah kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.21 “The Project-based Learning Model provides a scaffold or structure for students to engage in each of these practices by taking the steps to develop and implement a project.” Artinya, project based learning menyediakan rancangan atau struktur bagi siswa untuk terlibat dalam setiap praktek atau kegiatan dengan menggunakan tahapan untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek.22 Kegiatan dalam pembelajaran ini menekankan pada kegiatan belajar yang berdurasi panjang, perpusatan pada perserta didik, serta berhubungan dengan praktik dan isu dunia nyata, serta dapat meningkatkan keyakinan diri pada peserta didik, motivasi untuk belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri, sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik.23 Model pembelajaran ini menempatkan guru sebagai fasilitator, motivator, monitor dan evaluator. Sebagai fasilitator guru harus menjamin tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan siswa, sebagai motivator guru senantiasa memberikan dorongan dan bimbingan kepada siswa agar proyek dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang disepakati.24 Mengacu pada beberapa pengertian mengenai Project Based Learning (PJBL) diatas, dapat dipahami bahwa model pembelajaran PJBL merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai saran pembelajaran untuk mencapai pengetahuan yang memfasilitasi peserta didik terlibat terlibat aktif dalam berinvestigasi, memecahkan masalah dunia nyata, tugas-tugas bermakna lainya, dan menghasilkan suatu produk nyata dengan tujuan meningkatkan motivasi, kemampuan berpikir tingkat tinggi, memahami materi secara menyeluruh, dan meningkatkan keterampilan proses peserta didik. 21
I Made Wirasana, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta didik SMA Jagantara, e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014., h. 3. 22 Erica Backer, Project-Based Learning Model: Relevant Learning for the 21 st Century, (Washington: Pacific Education Institute, 2011), h. 2 23 Ngalimun, Muhammad Fauzani, Ahmad Salabi, Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016), h. 189 24 I Dw A. Trisna Handayani, dkk, Komparasi Peningkatan Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa SMA yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning, e- Journal Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 5 , 2015 h. 5
17
Pembelajaran PJBL berbeda dengan teknik pembelajaran yang lainnya, dimana dapat meningkatkan kebiasaan belajar peserta didik yang khas serta praktik belajar yang baru, hingga mengharuskan siswa untuk berpikir secara orisinil sampai akhirnya siswa dapat memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.25 Beberapa Karakteristik PJBL, menurut Made Wena diantaranya: 1) menggunakan berbagai gaya belajar, 2) berorientasi pada proses belajar dunia nyata, 3) menyajikan lingkungan belajar yang dapat memberikan umpan balik yang positif, 4) mendorong peserta didik untuk berpikir dalam tingkat tinggi, 5) masalah atau pembelajaran yang diberikan mampu menghasilkan proses belajar yang bermakna, 6) proyek yang dihasilkan memiliki nilai bernakna bagi peserta didik dan 7) mendorong peserta didik melakukan penilaian mandiri terhadap kegiatan pembelajarannnya.26 Sedangkan menurut M.Hosnan, selain memiliki karakteristik tertentu, PJBL juga memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu: 1) Keterpusatan (centrality); adalah proyek dalam PJBL adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum, proyek adalah strtegi pembelajaran, dan peserta didik mengalami dan belajar mengenai konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. 2) Berfokus pada pertanyaan atau masalah; yang mendorong pelajar menjalani konsep dan prinsip inti atau pokok disiplin. 3) Investigasi konstrukstif atau desain investigasi dapat berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri atau proses pembangunan model. 4) Otonomi, aktivitas peserta didik merupakan aktivitas yang sangat penting. Peserta didik memiliki peran sebagai pemberi keputusan dan pencari solusi (problem solver). 5) Realisme; meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan perserta didik dalam konteks dimana kerja proyek dilakukan, kolaborator yang bekerja dengan pelajar dalam
25 26
153
Warsono, dan Hariyanto, op.cit., h 154 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.
18
proyek, produk dihasilkan, audien bagi produk proyek atau kriteria dimana produk atau unjuk kerja dinilai.27 Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya, bahwa pembelajaran dengan menggunakan model project based learning (PJBL) memiliki karakteristik dan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk merangsang atau memberikan keaktifan kepada peserta didik dengan pemberian berbagai permasalahan dan proyek yang disajikan sehingga dihasilkan suatu hasil belajar yang nyata dalam bentuk proyek atau produk, serta memiliki niali berbekas dan dapat disimpan dalam pikiran peserta didik dalam jangka yang panjang.
b. Langkah-langkah Project Based Learning (PJBL) Project Based Learning (PJBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagi sumber utama untuk mempelajari kajian materi, dan dapat dilaksanakan dengan apabila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan. Tahapantahapan PJBL secara berurutan menurut Imas Kurniasih diantaranya:28
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran PJBL menurut Imas Kurniasih
Tahapan Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran
Penentuan proyek
Peserta didik menentukan tema atau topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh guru, diberi kesempatan untuk memilih atau menetukan proyek yang dikerjakan secara kelompok atau mandiri dengan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru.
Perancangan langkah-
Peserta didik merancang tahapan kegiatan penyelsaian proyek
langkah penyelesaian
dari awal sampai akhir beserta pengelolaannya.
kelompok
27
M. Hosanan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia , 2014), h. 323 28 Imas Kurniasih, dan Berlin Sani., op.cit., h. 85-87
19
Tahapan Pembelajaran Penyusuanan jadwal
Aktivitas Pembelajaran Perencanaan
dan
waktu
proyek
dilakukan
dibawah
pendampingan. Pendidik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya, berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap. Penyelesaian proyek
Pengimplementasikan rancangan proyek yang telah dibuat.
dengan fasilitas dan
aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek adalah:
monitoring guru
a). membaca, b) meneliti, c) observasi, d) interview, e) merekam, f) berkarya seni, d) mengunjungi objek proyek, atau h) akses internet.
Menyusun laporan dan
Menyusun hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa
presentasi atau publikasi
karya tulis, karya seni, atau karya teknologi atau prakarya yang dipublikasikan.
Evaluasi proses dan hasil proyek
Evaluasi proses dan hasil proyek dengan melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek.
Secara umum, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan proyek
2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek Penentuan proyek
3. Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
6. Evaluasi proses dan hasil proyek
5. Penyusunan laporan dan presentasi atau publikasi hasil proyek
4. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
20
Tahapan proses pembelajaran Project Based Learning (PJBL) lainnya menurut Erica Backer, memiliki delapan tahap pembelajaran, yaitu:29 Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran PJBL menurut Erica Backer
Tahapan
Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran Mendeskripsikan materi
Guru meminta peserta didik untuk menggambarkan materi yang telah dipelajari.
Menentukan
Guru mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi sebuah
masalah.
permasalahan kecil dengan melihat deskripsi materi yang sedang dipelajari
Mengkaji
Melakukan pemikiran yang mendalam untuk menyelesaikan masalah
permasalahan
untuk mencari solusi yang aktif dalam penyelesaian masalah tersebut.
Memahami pihak yang terlibat
Mengidentifikasi pandangan, ide, dalam kelompok atau individu yang akan memberikan gagasan mengenai solusi yang dibuat.
Menentukan solusi Menentukan permasalahan.
solusi
pemecahan
masalah
yang
diambil
dan
didiskusikan berdasarkan keputusan bersama, dan memperhitungkan aspek keterbatasan dan kemudahan.
Merencanakan proyek
Bekerja
secara
kelompok
kolaboratif
untuk
memecahkan
permasalahan, identifikasi sumber dan tahapan-tahapan yang perlu diterapkan,
untuk
memberikan
solusi,
serta
perencanaan
penyelesaian proyek dengan memperhatikan waktu, deadline, alat bahan dan langkah-langkah penyelesaiannya. Evaluasi, menyimpulkan, dan refleksi.
Melakukan evaluasi, refleksi dan mengkomunikasikan hasil yang telah
dilaksanakan
selama
pembelajaran
berlangsung
untuk
memberikan masukan kepada kelompok untuk memperbaiki hasil yang telah dikerjakan agar lebih baik, dan akhirnya dapat ditemukan cara yang efektif dalam membentuk suatu proyek yang dikerjakan.
29
Erica Backer, op.cit., h. 4
21
Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan dan dipaparkan diatas, peneliti menggunakan tahapan pembelajaran menurut Imas Kurniasih, karena sintaks pembelajarannya lebih sedikit,dan didalam sintaks pembelajaran tersebut, walapun sintaks pembelajaran lebih singkat, namun didalamnya telah dijabarkan tahapan lebih kompleks dan mudah dimengerti untuk mencapai hasil belajar yang digunakan, walaupun secara keseluruhan tahapan menurut Imas ataupun Erica, memiliki kesamaan, hanya saja dalam versi Erica dijabarkan lebih mendetai sehingga sintaks pembelajarnya lebih terlihat panjang. “In the case of project based learning, the problem is simply a challenge that can be solved through the design process, a series of steps used to design and solve a problem, in the other words, the problem is the purpose or reason for a project”.30 Artinya, dalam pembelajaran berbasis proyek, masalah merupakan tantangan
yang
harus
dapat
diselesaikan
melalui
proses
desain
atau
penggambaran, serangkaian langkah yang digunakan untuk merancang dan memecahkan masalah, serta masalahnya merupakan tujuan atau alasan untuk sebuah proyek. Kerja proyek dalam PJBL memuat tugas yang kompleks berdasarkan pertanyaan atau masalah yang menanatang dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, investigasi, serta memberikan kesempatan belajar mandiri.31 Produk yang dibuat selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat diukur oleh guru atau instruktur di dalam pembelajarannya, oleh karena itu didalam pembelajaran berbasis proyek, guru atau instruktur tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi instruktur menjadi pendamping atau fasilisator dan memahami pikiran pembelajaran.32
30 31 32
Ibid., h. 15 Made Wena, op.cit., h. 144 Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 195
22
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) Model
pembelajaran
Project
Based
Learning
merupakan
model
pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan keaktifan peserta didik. Untuk itu dalam penerapaannya didalam kelas, model pembelajaran ini memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) menurut Ridwan Abdullah Sani adalah sebagai berikut:33 1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam membuat laporan tertulis mengenai proyek. 2) Mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan pekerjaan penting, dan perlu dihargai. 3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah yang kompleks. 4) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan serta mempraktikan keterampilan berkomunikasi. 5) Memberikan pengalaman dan praktik dalam mengorganisasikan proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk penyelesaian tugas, dan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan. Selain memiliki kelebihan, pembelajaran PJBL juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:34 1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk. 2) Membutuhkan biaya yang cukup. 3) Membutuhkan pendidik yang mau belajar dengan sungguh-sungguh. 4) Membutuhkan fasilitas dan bahan yang memadai. 5) Tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan. 6) Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran Project Based Learning (PJBL) memililiki kelebihan dan kekurangan dalam prosesnya, salah satu kelemahannya adalah dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya, sehingga perlu adanya pengelolaan waktu yang baik. Selain itu pembelajaran PJBL ini memiliki kelebihan, yakni peserta didik dapat membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas dan dapat mengunakan sumber yang terbatas 33
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 177 34 Ibid., h. 177-178
23
secara efektif dan bekerja dengan orang lain, sehingga memiliki nilai yang tinggi dalam peningkatan kualitas belajar.
2.
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a.
Pengertian Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran berbasis masalah dan pemecahan masalah merupakan upaya
untuk mendapatkan suatu penyelesaian dari tugas atau situasi yang nyata yang memfokuskan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa.35 Menurut Bern & Erickson, menegaskan bahwa “Pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dengan menghubungkan berbagai konsep, keterampilan, dari berbagai disiplin ilmu”.36 Dilihat dari aspek psikologi strategi pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada aspek psikologi kognitif bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman, bukan menghafal fakta, tetapi proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya, sehingga melalui proses ini maka peserta didik akan berkembang secara utuh.37 Startegi pembelajaran berbasis masalah ini didalamnya terdapat model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran yang tidak berpusat pada guru, namun berpusat pada suatu masalah, yang merupakan masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini menjadikan peserta didik lebih bertanggung jawab dan mandiri.38 Menurut Nurhadi dikutip Ika Indiranawati, menjelaskan bahwa “PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
35
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler, (Yogyakarta: Diva, 2013), h. 283. 36 Kokom Komalasari, op.cit., h. 59. 37 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 213. 38 Ika Indrianawati, dkk., Studi komparasi Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model PBL dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Jurnal Universitas Negeri Surabaya ,2013. h. 3
24
keterampilan memecahkan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata pelajaran”39 Ridwan Abdullah Sani, menyatakan bahwa “PBL merupakan model pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog serta memecahkan masalah, menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara stimulan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran”.40 Sedangkan menurut Dutch dikutip oleh Taufik Amir menyatakan bahwa: “Problem based learning merupakan metode instruksional yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem based learning mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pelajaran yang sesuai.”41 Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan peserta didik dengan melalui kerja kelompok, sehingga dapat memberi pengalaman belajar yang beragam, disamping pembelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah, seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan hingga berdiskusi dan membuat laporan.42 Masalah yang dipaparkan dalam PBL menurut Ngalimun, memiliki beberapa kriteria:43 1) Situasi harus autentik, masalah dikaitkan dengan pengalaman riil bukan dengan prinsip akademis tertentu. 2) Masalah tidak sederhana, artinya menciptakan misteri atau teka-teki, sehingga masalah yang tidak jelas tidak dapat diselesaikan dengan jawaban sederhana dan memiliki solusi-solusi alternatif. 3) Masalah harus bermakna bagi peserta didik sesuai 39
Median Agus Priadi dkk, Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Problem Based Learning melalui Metode Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Keberagaman Kemampuan Berpikir Analitis dan Sikap Peduli Lingkungan, Jurnal Inkuiri, Vol. 1. No. 3, 2012, h. 219 40 Ridwan Abdul Sani, op.cit., h. 127 41 M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet. 3, h. 21 42 Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 118 43 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), h. 157158
25
dengan tingkat perkembangan intelektual. 4) Masalah memiliki cangkupan yang luas dan memberikan kesempatan pada guru untuk memenuhi tujuan intruksionalnya, tetapi dalam batasan dari segi waktu, ruang, dan keterbatasan sumber daya., dan 5) Masalah harus mendapatkan manfaat dari usaha kelompok. Kerja kelompok dalam PBL juga memiliki beberapa fungsi, yaitu kelompok sebagai komunitas dalam pembelajaran dimana beberapa siswa merasa nyaman dalam memberikan ide atau gagasan dalam pembelajaran, dalam kelompok akan melatih kemampuan komunikasi, kelompok juga dapat memberikan motivasi dan keingininan bagi peserta didik karena peserta didik akan menjadi lebih aktif terlibat dalam pekerjaan dan bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan dalam kelompok, dan dalam beberapa alasan kelompok dapat menambah prestasi belajar.44 Penggunaan PBL melatih peserta didik untuk berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, memperoleh pengetahuan dan konsep yang sesuai dari mata pelajaran. Strategi pembelajaran dengan PBL memberikan kebebasan pada peserta didik dalam proses pembelajaran yang diharapkan untuk terlibat dalam penelitian untuk memecahkan permasalahan.45 “The problem based learning is an active learning which enables the student to becom aware of and determine his/her Problem Solving ability and learning needs, to learn to learn, to be able to make knowledge operative and to perform group works “in the face of real life problems”.46 Artinya Problem based learning adalah pembelajaran aktif dimana yang memungkinkan siswa untuk menyadari dan menentukan kemampuan pemecahan masalah dan kebutuhan belajar, belajar untuk belajar, untuk dapat membuat pengetahuan dan untuk melakukan kerja kelompok "dalam menghadapi masalah kehidupan nyata” Tujuan utama dari PBL bukan penyampaian sejumlah besar pengetahuan, melainkan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan aktif membangun pengetahuan sendiri agar dapat membantu
44
Hal White, Speaking of Teaching Problem Based Learning, Journal Winter, Vol 11, 2001,
h. 2 45
Rusmono, op.cit., h. 74. Orhan Akınoğlu, Ruhan Özkardeş The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students‟ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning,Jurnal Universitas Istanbul, 2007 , h. 72 46
26
memperoleh berbagai pengalaman dan mengubah tingkah laku.47 Beberapa karateristik yang terdapat dalam proses PBL yang dijabarkan Imas Kurniasih, dan Berlin Sani adalah: 1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengembang, 2) masalah membuat peserta didik tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru, 3) sangat mengutamakan belajar mandiri, dan 4) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan menjadi kunci utama. 48 PBL tidak banyak berfokus pada apa yang sedang dikerjakan siswa, tetapi pada apa yang dipikirkan siswa selama mengerjakannya, dan peran pendidik lebih memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilisator sehingga siswa dapat belajar berpikir dan menyelesaikan masalah sendiri.49 Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dipaparkan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini didasarkan pada permasalahan-permasalahan yang melibatkan aktifitas berpikir dalam proses pembelajaranya untuk memecahkan masalah, dan melakukan hubungan akan pengetahuan yang sudah dimiliki sehingga menghadirkan pengetahuan yang berbekas, dan merupakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata, serta masalah yang diberikan digunakan untuk membuat peserta didik memiliki rasa ingintahu pada pembelajaran yang dimaksud.
a.
Langkah-Langkah Problem Based Learning (PBL) Proses pembelajaran problem based learning (PBL) dapat dijalankan bila
pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan, dan peserta didik harus memahami prosesnya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil. Proses pembelajaran model PBL diawali dengan aktivitas peserta didik untuk 47
Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, op.cit., h. 75. M. Taufiq Amir, op.cit., h. 22 49 Sugiyanto, op.cit., h. 152 48
27
menyelesaikan masalah nyata yang proses akan membentuk keterampilan peserta didik sehingga terbentuknya pengetahuan baru. Proses tersebut menurut Rusmono dijabarkan dalam tahapan pada Tabel 2.1 berikut:50 Tabel 2.3 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Rusmono
Tahapan Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran
Tahap 1
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran,
Mengorganisasikan peserta didik terhadap masalah
medeskripsikan
kebutuhan-kebutuhan
logistik
penting, dan memotivasi peserta didik agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri
Tahap 2 Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Tahap 3 Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru membantu peserta didik untuk menentukan dan
mengatur
tugas-tugas
belajar
yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Guru
mendorong
mengumpulkan
peserta
informasi
didik yang
untuk sesuai,
melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan mencari solusi.
Tahap 4:
Guru membantu peserta didik merencanakan dan
Mengembangkan, dan
menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti
menyajikan hasil karya serta
rekaman
video,
dan
model,
serta
pameran
membantu mereka berbagi karya mereka.
Tahap 5
Guru membantu peserta didik melakukan refleksi
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
50
laporan,
Rusmono, op.cit., h. 81.
atas
penyelidikan
digunakan
dan
proses-proses
yang
28
Tahapan dalam sintaks PBL menurut Rusmono memiliki lima tahapan dalam setiap pertemuannya. Sedangkan tahapan lain dalam PBL menurut M. Taufik Amir terdiri atas:51 Langkah 1, mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, yaitu memastikan setiap anggota memahami istilah dan konsep yang ada dalam masalah, dan membuat setiap peserta didik untuk memandang istilah, konsep yang sama dalam masalah. Langkah 2, merumuskan masalah, yaitu menuntut penjelasan hubungan apa yang terjadi dalam fenomena yang sedang dibahas Langkah 3, menganalisis masalah, yaitu setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuannya, terjadi diskusi untuk membahas yang tercantum pada masalah, dan memberikan kesempatan untuk anggota melatih menjelaskan, melihat alternative atau hipotesis yang tekait dalam masalah. Langkah 4, menata gagasan dan secara sistematis menganalisis daengan dalam, yaitu bagian yang sudah dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokan manan yang meunjang, mana yang bertentangan. Analisis dilakukan dengan upaya memilih sesuatu menjadi bagian yang membentuknya Langkah 5, memformulasikan tujuan pembelajaran yaitu mengakitkan tujuan pembelajaran dengan analisis masalah yang dibuat, dan hal ini yang menjadi dasar untuk membuat laporan. Langkah 6, mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok), yaitu memilih, meringkas, agar mendapatkan informasi relevan, serta keaktifan setiap anggota terbukti dengan laporan yang dilaporkan oleh setiap kelompok. Langkah 7 mensintesis dan menguji informasi baru dan membuat laporan untuk dosen atau kelas, yaitu menyampaikan presentasi di hadapan kelompok lain, dan kelompok lain mengkritisi mengenai laporan yang disajikan. Tahapan pembelajaran berbasis masalah secara sistematis dihubungkan dengan aktivitas pendekatan saintifik sesuai dengan karekteristik kurikulum 2013 yang berhubungan dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau 51
M. Taufiq Amir, op.cit., h. 24-25
29
eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi serta mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan penting yang harus diperhatikan adalah pertanyaan yang berdasarkan pertanyaan “kenapa”, bukan sekedar “bagaimana”. Oleh karena itu dalam pembelajaran PBL mampu menjelaskan permasalahan dan bagaimana permasalahan tersebut dapat terjadi, dan yang harus dicapai pada akhir pembelajaran adalah kemapuan untuk memahami permasalahan dan alasan timbulnya permasalahan tersebut dalam tatanan sistem yang sangat luas. Penerapan PBL dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh peserta didik. Peserta didik akan memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut, dengan belajar teori, dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya. PBL merupakan bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah termasuk bagaimana belajar.52 Pembelajaran dengan PBL dapat diterapkan bila didukung oleh lingkungan yang mendukung. Beberapa kelebihan dari pembelajaran PBL menurut Elhert adalah: 1) menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penelitian, 2) membangun keterampilan berpikir kritis, 3) mengenal content materi subyek dan membangun tujuan sesuai konsep, 4) memberdayakan peserta didik menjadi seseorang ahli dalam bidang tertentu, 5) memungkinkan peserta didik menghasilkan lebih dari satu bentuk solusi, (6) menyatakan ketidaktentuan dan kebutuhan untuk mengembangkan asumsi; dan 7) memotivasi peserta didik belajar.53 Sementara itu kelemahan dari penerapan model pembelajaran PBL menurut Warsono adalah: tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah, seringkali memerlukan biaya mahak dan waktu
52
L. Kurniani, I. Indiati, dan Sudargo, Efektivitas Problem Based Learning dan Group Investigation Berbantu Kartu Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP, Prosiding Mathematics and sciences forum 2014, h. 631 53 Ni L. Sudewi, I W. Subagia, dan I N. Tika, Studi Komparasi Penggunaan Model Pembe lajaran Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Taksonomi Bloom, e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014, h. 3.
30
yang panjang, serta aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar sekolah sulit dipantau pendidik.54 Menjalankan model pembelajaran dalam PBL dengan baik diperlukan adanya kelompok-kelompok kecil dalam pembelajarannya. Kelompok ini diperlukan agar para anggota kelomok dalam proses pembelajaran dapat berbagi pengetahuan dan gagasan yang dimilikinya. Kinerja dari masing-masing kelompok dapat menentukan sukses atau tidaknya proses PBL. Proses pembelajaran dalam PBL saat di kelompok diharapkan juga mendapatkan lebih banyak kecakapan, mulai dari kecakapan memecahkan masalah (Problem Solvingskills), kecakapan berpikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok Berdasarkan penjelasan dari model pembelajaran project based learning (PJBL), dan model pembelajaran problem based learning (PBL) memiliki perbedaan. PJBL secara khusus dimulai dengan produk akhir didalam pikiran, produksi mengenai sesuatu yang memerlukan keterampilan atau pengetahuan isi tertentu yang secara khusus mengajukan satu atau lebih problem yang harus dipecahkan oleh pembelajar. Sedangkan PBL dimulai degan pemecahan masalah merupakan salah satu bagian dari proses bukan fokus dalam manajemen masalah.55 Persamaan dari model pembelajaran PJBL dan PBL adalah kedua pembelajaran ini dimkasudkan untuk melibatkan pembelajaran di dalam tugas otentik dan dunia nyata agar dapat memperluas belajar. Pembelajar diberikan tugas proyek atau problem yang open ended dengan lebih dari satu pendekatan atau jawaban, yang menggambarkan situasi professional. Selain itu kedua pembelajaran ini merupakan student centered, dan menempatkan peranan guru sebagai fasilisator, dan dilakukan dengan kelompok yang kolaboratif, dan didorong mencari berbagai sumber informasi yang berhubungan dengan proyek atau problem yang dikerjakan, serta menekanakan pengukuran hasi belajar otentik dan dengan basis unjuk kerja (performance based assessment).56
54
Warsono, dan Hariyanto, op.cit., h. 152 Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h.196 56 Ibid., h.195-196 55
31
3.
Pembelajaran Problem Solving (Pemecahan Masalah)
a.
Pengertian Problem Solving Selain model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), dan Problem
Based Learning (PBL), terdapat model pembelajaran lainnya yang didasarkan pada pembelajaran berbasis masalah, yaitu Problem solving. Menurut Wina Sanjaya, “Problem Solving dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah yang dilakukan dengan tahapan tertentu dan didasarkan pada data dan fakta yang jelas”.57 Sedangkan menurut Ngalimun,“Problem Solving merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan atau alogritma), yang siswa disajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individu mengidentifikasi, eksplorasi, investigasi, menduga dan akhirnya menemukan solusi”.58 “Solving problems is effectively models requires students to identify, define, and solve problem using logic, as well and creative thingking. In the process, students arrive at deep understanding of the topic area and contruct new knowledge and understanding on which they are able to make decisions”.59 Problem Solving adalah model pembelajaran efektif dan mengharuskan peserta didik untuk identifikasi, menjelaskan, dan memecahkan masalah menggunakan logika dan berfikir kreatif. Dalam prosesnya, siswa sampai pada pemikiran yang mendalam mengenai suatu topik dan membangun pengetahuan baru serta mengerti sampai untuk membuat keputusan. Problem Solving merupakan metode mengajar dimana siswa diberi soal kemudian dimintai pemecahannya dengan tujuan menanamkan kepada peserta didik bagaimana cara berpikir sistematis dan logis dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi sehingga akan timbul pola pembelajaran yang interaktif yang lebih 57
Wina Sanjaya, op.cit., h. 214-215 Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 232 59 Crebert, G Patrick, dkk, Critical Evaluation Skills Toolkit 2 and Edition, Jurnal Griffith University, 2011, h.1. 58
32
menekankan komunikasi banyak arah dan menempatkan siswa sebagai variabel.60 Problem Solving bukanlah sekedar model pembelajaran, tetapi sebuah metode berpikir, sebab dalam Problem Solving dapat menggunakan model pembelajaran lain dimulai dari mencari data sampai menarik kesimpulan.61 Pembelajaran dalam Problem Solving mendorong peserta didik untuk berfikir secara sistematis dengan menghadapkan pada masalah-masalah, sehingga diharapkan dapat menggunakannya dalam situasi-situasi problematis dalam kehidupannya. Selain itu sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah, dan harus dihadapi secara ilmiah, maka Problem Solving memiliki ciri: 1) Rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya memiliki kegiatan yang harus dilakukan peserta didik, tidak hanya mendengarkan, tetapi aktif berpikir, berkomunikasi, mencari, mengolah data, dan akhirnya
menyimpulkan.
2)
Aktivitas
pembelajaran
diarahkan
untuk
menyelesaikan masalah, menempatkan masalah sebagai kata kunci, dan tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. 3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah, dilakukan secara secara sistematis dan empiris. 4) Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.62 Problem Solving memberikan struktur untuk mendukung peserta didik bekerja secara logis dan kaku menuju ke arah sebuah solusi atau cara penyelesaian masalah. Ciri-ciri permasalahan yang baik sesuai dengan tujuan dari pembelajaran model pembelajaran Problem Solving yaitu: 1) Permasalahan hendaknya nyata dan dapat melatih mental peserta didik untuk memecahkannya. 2) Permasalahan hendaknya bermakna sehingga dapat dipelajari dengan sungguh-sungguh. 3). Permasalahan hendaknya sama dengan tujuan pendidikan dan sesuai dengan
60
Ali Muhson, Penerapan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Satatistika Lanjutan, 2005, h.2. (http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitianAli20Muhson,MuhsoProblemSolving.pdf). 61 Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014), h 85. 62 Kokom Komariah, Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Peserta didik Kelas IX di SMP Negeri 3 Cimahi, Prosiding Universitas Negeri Yogyakarta, 2011, h. 2
33
lingkungan belajar, serta 4) Permasalahan hendaknya sesuai dengan kemampuan siswa-siswa yang memungkinkan mereka dapat melaksanakannya.63 Menurut Garofalo dalam Jamie, “Pembelajaran Problem Solving mewakili aktivitas mental yang kompleks yang terdiri dari berbagai keterampilan kognitif dan tindakan, dan termasuk keterampilan berpikir tingkat tinggi seperti visualisasi, asosiasi, abstraksi, pemahaman, manipulasi, penalaran, analisis, sintesis, generalisasi”.64 Kegiatan yang dapat dilakukan antara peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tahapan yang dijabarkan oleh Syaiful Bahri berikut: 1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan dan tumbuh dari peserta didik sesuai dengan kemampuannya. 2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 3) Menetapkan jawaban sementara dan didasarkan kepada data yang telah diperoleh. 4) Menguji kebenaran jawaban sementara. 5) Menarik kesimpulan tentang jawaban dari permasalahan yang telah dipaparkan. 65 Pendapat lain mengenai tahapan Problem Solving dalam kelompok menurut Wina dikuti dalam David Johnson dan Johnson, adalah: 1) Mendefinisiakn masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu, dan dapat meminta pendapat, penjelasan peserta didik mengenai isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan. 2) Mendiagnosis masalah, menentukan sebab yang terjadi, menganalisis berbagai faktor yang menghambat maupun mendukung permasalahan.
Kegiatan
ini
dapat
dilakukan
dalam
kelompok
kecil.3)
Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang dirumuskan melalui diskusi kelas, dan peserta didik diminta untuk mengemukakan alasan atas tindakan yang akan dilakukan. 4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan,
63
Widia Ratna Sari, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Problem Solvingdalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar, Jurnal Online Universitas Negeri Malang, 2012, h. 2(http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/.pdf) 64 Jamie Kirkley, Principle For Teaching Problem Solving, Junal Indiana University, h.3 (http://citeseerx.ist.psu.eduf) 65 Djamarah, dan Zain, op.cit., h. 92.
34
yaitu pengambilan keputusan menegai tindakan yang akan diambil, dan 5) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.66 Berdasarkan beberapa pengertian mengenai Problem Solving diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Solving merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menciptakan solusi untuk suatu masalah, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dilakukan secara berkelompok atau individu untuk dapat memahami konsep yang dipelajari.
b. Kelebihan dan Kelemahan Problem Solving Model pembelajaran Problem Solving sama seperti halnya pembelajaran lain, memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran Problem Solving adalah menurut Wina Sanjaya adalah:67 1) Model pembelajaran yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. 2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik. 3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik. 4) Membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5) Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang dilakukan. 6) Memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setaip mata pelajaran merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik. Kelebihan lain model pembelajaran Problem Solving menurut Retno Dwi Suyanti
adalah
Pembelajaran dengan
Problem Solving
dianggap
lebih
menyenangkan dan disukai peserta didik, dan dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.68 Selain itu, dengan pembelajaran Problem Solving dapat membuat peserta didik menjadi lebih menghayati kehidupan seharihari, melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan 66
Wina Sanjaya, op.cit., h. 217-218 Ibid., h. 220-221 68 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 119 67
35
memecahkan masalah secara terampil, dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara kreatif, dan peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.69 Disamping kelebihannya
pembelajaran
Problem Solving memiliki
kelemahan, seperti yang dijabarkan Syaiful Bahri, diantaranya:
70
1) Menentukan
suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik, sangat memerlukan keterampilan pendidik. 2) Banyak yang beranggapan bahwa Problem Solving hanya cocok untuk sekolah SMP, dan SMA saja, padahal untuk peserta didik SD juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak. 3) Mengubah kebiasaan belajar peserta didik dengan mendengarkan dan banyak menerima informasi dari pendidik menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok, yang terkadang memerlukan berbagai sumber belajar, yang merupakan sesulitan tersendiri bagi peserta didik. Kelemahan lain model pembelajaran Problem Solving adalah 1) Pada saat peserta didik tidak memiliki minat, dan kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka peserta didik akan merasa enggan untuk mencoba. 2) Tanpa pemahaman mengapa peserta didik berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka peserta didik tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari.71 Selain itu, pada prosesnya tidak semua materi pelajaran mengandung masalah, beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan peserta didik untuk melihat dan mengamati, sehingga akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep yang dipelajari. 72
69
Muhammad Amin Said, dkk, "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Peserta Didik Kelas VIII-A SMP Negeri 3 Sungguminasa”, Prosiding Universitas Muhhamadiyah Makassar, h. 302 70 Djamarah, dan Zain, op.cit., h.93 71 Retno Dwi Suyanti, loc.cit. 72 Imas Riyani, “Model Pembelajaran Problem Solving”, Kompasnia, Sorong, 24 Juni 2015, (http://www.kompasiana.com/riyaniimas/model-pembelajaran-problem-solving).
36
Pembelajaran Problem Solving dibedakan secara jelas dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam PBL menyajikan pembahasan permasalahan sebelum mempelajari konsep yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya, sehingga permasalahan menjadi dasar dalam belajar. Sementara Problem Solving menyajikan pembahasan konsep terlebih dahulu, diikuti dengan pembahasan permasalahan.73 Jika permasalahan dibahas setelah mempelajari konsep, aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah adalah melakukan sintesis pengetahuan yang telah diperoleh. Permasalahan dalam Problem Solving lebih sederhana dan dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan dan tidak harus permasalahan dalam dunia nyata. Pendidik dapat memberikan penjelasan tentang konsep yang dikuasai untuk menyelesaikan pearmasalahan. Secara sederhana perbedaan antara model pembelajaran Problem Solving dan PBL adalah: PBL merupakan proses memperoleh pengetahuan berdasarkan identifikasi mengenai apa yang perlu dipelajari.
Problem
Solving
merupakan
proses
pengambilan
keputusan
berdasarkan pengetahuan awal dan menalar.74
5. Tinjauan Konsep Animalia (Hewan) Materi pembelajaran yang dipelajari pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) memiliki acuan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD). Berikut ini merupakan KI dan KD pada materi atau konsep yang digunaka, yaitu Kingdom Animalia (Dunia Hewan):75
73
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 130. Ibid., h. 130. 75 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-sudarmjimpd/03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016. 74
37
Tabel 2.4 Kompetensi Inti Materi Animalia
Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Tabel 2.5 Kompetensi Dasar Materi Animalia
Kompetensi Dasar (KD) KD 3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
38
Kompetensi Dasar (KD) KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.
Kajian materi animalia ditinjau dari beberapa sumber buku yang digunakan dalam penyamapaian materi. Buku pertama adalah biologi yang digunakan oleh guru dan disediakan oleh sekolah berdasarkan kurikulum 2013 karangan Tati. S Yamsyudin. Buku kedua adalah karangan Pratiwi, dkk dengan judul Biologi untuk SMA/MA kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013. Buku ketiga adalah buku karangan Baiq Hana Susanti, dan Meirry Fadhilah Noor dengan judul Pengantar Zoologi Vertebrata. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari ke tiga buku pembelajaran tersebut, menjelaskan bahwa Animalia memiliki ciri-ciri: organisme eukariotik multiseluler, heteretrof, reproduksi secara seksual (walapun ada juga yang tidak), tidak memiliki dinding sel, dan hewan memiliki kemampuan untuk merespondari lingkungan secara cepat kerena memiliki saraf dan otot.76 Selain itu hewan dikelompokan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yang terdiri atas Invertebrata (Avertebrata), dan Vertebrata. Invertebrata merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang, dengan yang terdiri atas delapan filum, yaitu porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata, yang ke delapan filum tersebut memiliki ciri, jenis, dan manfaatnnya masing-masing.77 Beberapa hewan dari kelompok Invertebrata khususnya kelompok cacing-cacingan berperan parasite baik pada hewan maupun manusia.
76
Pratiwi, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 195 77 Tati S. Syamsudin, dan Lilis Setiasih, Biologi Untuk SMA Kelas X, ( Bogor: Quadra, 2014), h. 145
39
Sedangkan hewan Vertebrata merupakan hewan yang dikelompokan atas ada tidaknya tulang belakang, memiliki struktur tubuh yang lebih sempurna dibandingkan Invertebrata, dan dalam memenuhi kebutuhannya telah memiliki sistem kerja sempurna. Vertebrat klasifikasikan menjadi lima filum, yaitu Pisces, Amfibi, Reptil, Aves dan Mamalia.78 Pembahasan mengenai kingdom Animalia, memiliki bahasan yang luas. Selain didasarkan pada ciri-ciri animalia juga memiliki beberapa peranan baik yang menguntungkan atau pun yang merugikan. Salah satu peranan yang merugikan adalah pada cacing pita babi, pita sapi dan caciang hati. Ketiga jenis cacing tersebut memiliki fase pergiliran keturunan dan membawa penyakit kedalam hewan ternak atau manusia. Sedangkan dalam hewan vertebrata, kelima filum tersebut memiliki struktur tubuh yang berbeda, sistem saraf, sistem pecernaan ataupun sistem peredaaran darah yang berbeda-beda.79 Dengan demikian ke tiga buku sumber pembelajaran yang menjadi acuan dalam pemilihan materi Animalia ini memiliki berbagai informasi yang menarik dan mendukung untuk ketercapainya proses dan hasil belajar yang baik.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan I Made Wirasana Jagantara, Putu Budi Adnyana, dan Ni Luh Putu Manik Widiyanti dalam penelitiannya menunjukan perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran langsung. Hasil statistik deskiptif menunjukkan rata-rata peningkatan nilai gain skor kelompok gaya belajar kinestetik sebesar 0,78, kelompok gaya belajar auditori sebesar 0,74, dan hasil belajar siswa kelompok visual sebesar 0,67.80 78
Baiq Hana Susanti dan Meirry Fadillah, Pengantar Zoologi Vertebrata, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2012), h.1 79 Syamsudin, dan Setiasih, op.cit., h. 151-165 80 I Made Wirasana Jagantara, Putu Budi Adnyana, dan Ni Luh Putu Manik, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta didik SMA, Jurnal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 4, 2014
40
Sema Altun Yalçin, Ümit Turgut, dan
Erdoğan Büyükkasap dalam
penelitiannya menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol terhadap sikap, hasil belajar, dan keterampilan proses ilmiah. Hasil penelitian mendukung bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat digunakan dan dapat meningkatkan sikap siswa karena PJBL membantu siswa mengembangkan keterampilan dunia nyata seperti kemampuan untuk berkolaborasi dengan baik dengan orang lain,membuat keputusan dan mengambil inisiatif, dan menghadapi masalah kompleks pemecahan, dan komunikasi.81 Wan Syafi‟il, Evi Suryawati, dan Ardiyas Robi Saputra dalam penelitiannya menyimpulkan dalam pembelajaran biologi dengan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal kemampuan berpikir kreatif, penguasaan konsep dan hasil belajar siswa kelas XI. Terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dari hasil thitung (10,25) > ttabel (1,67). Dengan demikian menggunakan model pembelajaran PBL hasil belajar siswa lebih baik daripada menerapkan pembelajaran biasa. Jika siswa memahami materi bisa dipastikan siswa menguasai konsep yang akan menyebabkan hasil belajar siswa juga akan tinggi. 82 Steven W Whitcombe dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa bahwa pembelajaran dengan problem based learning dapat memberikan keterampilan yang memungkinkan siswa untuk berlatih diberbagai bidang dan pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuannya untuk masalah-masalah tertentu.83 Nunung Nurlaila, Suparmi, dan Widha Sunarno dalam penitiannya menyimpulkan pembelajaran menggunakan Problem Solving dan Problem Posing 81
Sema Altun Yalçin, Ümit Turgut, dan Erdoğan Büyükkasap, The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates‟ Learning of Electricity, Attitude towards Physics and Scientific Process Skills, Jurnal Educational Sciences, Vol 1, 2009. 82 Wan Syafi‟il, Evi Suryawati, dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis, Vol. 8, No. 1, 2011. (http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSB/article/viewFile/1872/1841) 83 Steven W Whitcombe, Problem-Based Learning Students ‟Perceptions Of Knowledge and Professional Identity: Occupational Therapists as „Knowers‟, Jurnal British Journal of Occupational Therapy, No 1, 2013 76
41
berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotorik, tetapi tidak mempengaruhi pada aspek afektif. 84 Wan Syafii, dan Ruhizan Mohd. Yasin dalam penelitianya menunjukan persentase keterampilan pemecahan masalah dari kelompok eksperimen adalah 95,47% (sangat baik), sedangkan pada kelompok kontrol adalah 25,12% (rendah). Penelitian ini menunjukkan bahwa Problem solving dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, dan prestasi belajar siswa, dimana kelompok eksperimen mendapatkan persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol di kelas Biologi.85
C. Kerangka Berpikir Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada individu, interaksi dengan lingkungannya dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilakunya. Dalam proses belajar mengajar, sebagai usaha untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, maka diperlukan model pembelajaran yang melibatan peserta didik secara aktif secara keseluruhan. Beberapa alternatif model pembelajaran yang efekatif untuk membangun pemahaman konsep peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar adalah pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving. Project
Based
Learning
(PJBL)
merupakan
pembelajaran
yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai saran pembelajaran agar peserta didik terlibat aktif dalam berinvestigasi, memecahkan masalah dunia nyata, dan menghasilkan suatu produk nyata. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks untuk belajar berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan memperoleh konsep yang esensial dari mata pelajaran. Sedangkan Problem Solving
84
Nunung Nurlaila, Suparmi , Widha Sunarno, Pembelajaran Fisika dengan PBL Menggunakan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal inkuiri, Vol 2, No 2 2013.(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains) 85 Wan Syafii dan Ruhizan Mohd Yasin, Problem Solving Skills and Learning Achievements through Problem-Based Module in Teaching and Learning Biology in High School., Jurnal Pendidikan Universitas Riau dan Universitas Kebangsaan Malaysia, Vol. 9, No. 12, 2013.(http://dx.doi.org/10.5539/ass.v9n12p220)
42
merupakan model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menciptakan solusi untuk suatu masalah, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dilakukan secara berkelompok atau individu untuk dapat memahami konsep yang dipelajari. Melalui ketiga pembelajaran tersebut diduga terdapat perbedaan hasil belajar. peserta didik yang diajarkan dengan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving dalam pembelajarn biologi khususnya materi Animalia.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik dengan penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving dalam pembelajarn biologi khususnya materi Animalia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 8 Bekasi, Jl. Irigasi No 1, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan. Sedangkan waktu pelaksanaannya dilakukan pada semester Genap, tanggal 12 Januari s/d 1 Februari 2016. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah didapatkan bahwa sekolah ini memiliki 6 kelas X MIPA, dan 3 kelas X IIS. Selain itu fasilitas sekolah untuk melakukan proses pembelajaran dapat dikatakan lengkap, misalnya siswa dibolehkan membawa gadget untuk mempermudah mencari informasi pembelajaran, dan disediakannya sarana wifi. Selain itu terdapat fasilitas lainnya misalnya laboratorium, juga dapat dikatakan lengkap untuk proses belajar mengajar. Dengan berbagai penjelasan seperti diatas, peneliti memilih sekolah SMU 8 Bekasi sebagai sebagai tempat penelitian, karena selain proses pembelajaran menekankan pada keaktifan peserta didik, juga dalam hal lain, peneliti membutuhkan 3 kelas MIPA yang akan dijadikan sampel penelitian untuk model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving.
B. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasy eksperiment), karena dalam desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Penelitian ini membedakan tiga hasil belajar dari tiga kelompok pembelajaran, yaitu Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving. Dengan demikian desain penelitian yang digunakan dalam 1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta , 2013), h. 114
43
44
penelitian ini adalah Pretest-Postest Control Group Design. Desain penelitiannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian
Group
Pretest
Treatment
Posttest
PJBL (Eksperimen I)
T1
XA
T2
PBL (Kontrol)
T1
XB
T2
Problem solving (Eksperimen II)
T1
Xc
T2
Keterangan: XA XB XC
: Perlakuan menggunakan Project Based Learning (PJBL) : Perlakuan menggunakan Problem Based Learning (PBL) : Perlakuan menggunakan Problem Solving
T1 T2
: Pretest : Posttest Desain pemilihan kelompok diambil secara random dengan pengundian.
Sebelum diberikan perlakuan pada ketiga kelompok dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kamampuan dasar pada peserta didik pada konsep yang bersangkutan, kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, setelah itu dilakukan kembali posttest untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap konsep yang bersangkutan.
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah karakteristik atau attribut, dari individu atau organisasi yang apabila diamati atau diukur hasilnya selalu beragam atau bervariasi antar orang atau organisasi yang diteliti.2 Dalam penelitian yang dilakukan ini, terdapat dua macam variabel penelitian yang digunakan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah kondisi yang oleh pelaku eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena-fenomena yang sedang diobservasi. Sedangkan variabel terikat
2
Edi Riadi, Metode Statistika Parametrik dan Nonparametrik untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan, (Tanggerang: Pustaka Mandiri, 2014), h. 34
45
merupakan kondisi yang berubah ketika pelaku eksperimen mengganti variabel bebas.3 1.
Variabel bebas (X) adalah model pembelajaran yang digunakan Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving.
2.
Variabel terikat (Y) adalah hasil belajar biologi. Instrumen variabel terikat menggunakan tes hasil belajar biologi yang dibuat oleh peneliti.
D. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Populasi menurut Sudjana adalah “totalitas semua nilai yang mungkin dapat dihitung atau diukur, baik secara kuantitatif, maupun kualitatif terhadap karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya”4 Adapun yang menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 8 Bekasi. Sedangkan populasi terukur adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 8 Bekasi, yang dimaksudkan dipakainya kelas X adalah berkaitan dengan pemilihan materi Animalia sebagai konsep atau meteri yang digunakan. Setelah ditentukannya populasi yang digunakan, maka dapat diambil pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.5 Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X MIPA yang ditentukan dengan teknik simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Setelah dilakukan teknik random sampling, didapatkan kelas X MIA 4 sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
3
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 188 4 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 6 5 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 62
46
Problem Based Learning (PBL), dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen II dengan model pembelajaran Problem Solving.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes Dalam penelitian ini, tes dilakukan dalam bentuk pretest dan posttest berbentuk soal pilihan ganda yang diperoleh dari pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa. 2. Nontes Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berisi aspek terlaksananya model pembelajaran yang digunakan serta digunakannya angket untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap model pembelajaran yang diberikan.
F. Instrumen Penelitian Sebelum dilakukannya penelitian, peneliti harus mempersiapkan sejumlah alat yang disebut instrumen, dan dapat digunakan untuk dapat menunjang penelitian, serta untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes. 1. Instrumen tes Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar. Tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam peningkatan pemahaman terhadap materi. Tes hasil belajar diberikan berupa soal pilihan ganda (PG) sebanyak 9 soal dengan 5 pilihan jawaban, dengan memperhatikan Kompetensi dasar, yaitu : menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke
6
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 155
47
dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Penjabaran konsep untuk materi Animalia dijabarkan menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah kognitif yang mengacu taksonomi Bloom yaitu: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi konsep (C3), dan analisa (C4), evaluasi (C5), dan membuat/create (C6). Selain menggunakan tes berupa soal pilihan gada, instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu LKS yang sesuai dengan model pembelajaran pada materi animalia. Adapun kisi-kisi instrument tes dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi Penulisan Instrumen Tes Objektif
Indikator
Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan.
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata.
Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata
C1
C2
Ranah Kognitif C3
C4
C5
C6
Jumlah soal yang digunakan
Persentase
1, 3, 39
4
31*, 40
-
-
-
1
12%
2, 9, 11
5, 6
7, 8
-
-
-
0
0%
13, 36
12, 35* , 43
14
41, 42*
-
-
2
22%
15, 18, 34
16
-
46, 47, 48
10
-
0
0%
-
-
17, 20, 24*, 44
-
25* , 26*
29
3
33%
berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya.
Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata.
48
Indikator
Ranah Kognitif
Menjelaskan habitat, dan cara
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Jumlah soal yang digunakan
Persentase
45
-
-
19, 22, 38
23
-
-
0%
-
21, 30, 37
-
-
-
3
33%
0
1
2
1
2
27* , 28, 32* , 33* , 49, 50 3
9
-
12 %
22%
12%
22 %
33 %
-
100%
0%
reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata Menganalisis
peranan
invertebrata dan vertebrata yang
berperan
dalam
kehidupan
Jumlah Persentase Ket: No* = soal valid
2.
Instrumen Non Tes
a.
Angket Angket digunakan untuk melihat seberapa besar penerimaan peserta didik
terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Angket yang digunakan ini disebarkan kepada tiga kelas eksperimen, dengan berbentuk skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.7 Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukung sikap yang dapat diukur dengan pilihan empat alterantif jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor setiap jawaban dapat dilihat pada tabel 3.3:
7
Riduwan, Belajar Mudah Penelitan Guru-Karyawan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 87
49
Tabel 3.3 Skor Tiap Jawaban Angket
No
Alternative Jawaban
Pernyataan Positif Negatif
1
SS
4
1
2
S
3
2
3
TS
2
3
4
STS
1
4
b. Lembar observasi Selain penggunaan angket, penelitian ini juga menggunakan lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru selama pembelajaran berlangsung. Observasi adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenali tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.8 Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam membaca data, selanjutnya dianailisi secara desktiptif untuk mengetahu aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan penelitian ini melibatkan observer. dimana observer disini adalah guru mata pelajaran IPA kelas X. Guru sebagai observer disini akan menilai peneliti dalam kegiatan pembelajaran, dimana observer memberikan tanda ceklist pada kolom, sesuai dengan kegiatan yagn dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajarn berlangsung. Untuk setiap jawaban diberikan skor agar dapat dijelaskan secara deskriptif kegiatan pembelajaran. Pemberian skor diberikan pleh observer dengan skor terendah 0 dan tertinggi 1. Skor setiap pertemuan dijumlahkan kemudian dihitung rata-ratanya.
8
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 149
50
F. Kalibrasi Instrumen Instrumen yang dinyatakan layak untuk dijadikan sebagai instrumen dalam pengumpulan
data,
didapatkan
dengan
perhitungan
analisis
instrumen
menggunakan program aplikasi Anates. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menguji kelayakan soal adalah sebagai berikut: a. Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.Validitas soal uji dapat dilakuakn menggunakan validitas eksternal dengan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:9 √
Keterangan: rxy
= Angka indeks korelasi “t” product moment
∑XY
= Jumlah hasil penelitian antara skor X dan skor Y
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y
N
= Banyaknya sampel Uji validitas instrumen juga dapat menggunakan Anates versi 4.0.5,
dengan menggunakan anates 4.0 didapatkan 9 soal yang valid dari 14 soal yang diajukan. Hasil uji validitas instrumen soal dengan menggunakan anates dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik Jumlah soal Jumlah siswa No soal yang valid Jumlah soal yang valid 9
50 41 24,25,26, 27,31, 32, 33, 35, 42 9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.72
51
b.
Uji Reabilitas Reabilitas (keterpercayaan) merupakan tes yang memiliki kemampuan
untuk mengasilkan pengukuran yang tepat, tidak berubah jika digunakan secara berulang-ulang pada sasaran yang sama dan dapat dikatakan bahwa tes tersebut reliabel.10 Reliabilitas suatu instrumen tes dapat menggunakan rumus Kuder Rrichardson 20 (KR - 20) sebagai berikut11
r11 = (
)(
)
Keterangan: r11 k p q S²
: Reliabilitas instrumen : Jumlah butir soal : Proposisi jawaban betul : Proposisi jawaban salah (q = 1-p) : Standar deviasi kuadrat dari skor total Hasil perhitungan dengan rumus diatas kemudian di konsultasikan dengan
r
tabel
product moment. Jika nilai rhitung lebih besar dari pada rtabel maka soal
dianggap reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Statistik rhitung Kesimpulan
0.53 Tingkat reliabilitas sedang
c. Taraf Kesukaran Butir Soal Uji taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui soal itu termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal digunakan indeks tingkat kesukaran dengan rumus:12
10
Sunarti, dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), h. 98 11 Ibid., h. 109 12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandunng: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 137
52
Keterangan: I : Indeks kesukaran untuk tiap butir soal B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar N : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes Hasil uji taraf kesukaran instrumen hasil belajar dengan menggunakan Anates versi 4.0.5 dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat mudah
Jumlah Soal 1 2 2 1 3
Nomor Soal 35 26, 31 24, 25 27 32,33,42
d. Daya Beda Soal Analisis daya beda soal merupakan pengkajian butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan peserta didik yang tergolong mampu (tinggi prestasinya), dengan peserta didik yang kurang prestasinya. Daya beda dapat dihitung menggunakan rumus:13
Keterangan: J
: Jumlah peserta tes
JA
: Banyaknya peserta kelompok atas
JB
: Banyaknya peserta kelompok bawah
13
Arikunto, op.cit., h. 213-214
53
BA
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa dari 9 soal yang
digunakan, 4 soal memiliki daya pembeda “jelek”, 2 soal memiliki daya beda “cukup”, 2 soal memiliki daya beda “baik”, dan 1 soal memiliki daya beda “baik sekali” G. Teknik Analisis Data Sebelum data digunakan, dari hasil pretest dan posttest, Instrumen yang telah disusun berdasaarkan kisi-kisinya diuji terlebih dahulu untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan sebagai intrumen penelitian. Instrumen yang telah disusun sebelumnya diuji cobakan kepada siswa kelas XI yang tingkatannya lebih tinggi, dan sebelumnya sudah pernah mempelajari meteri Animalia. Setelah diuji cobakan, instrumen dianalisis meliputi uji normalitas dan uji kesamaan varians (homogenitas). Selain itu untuk membandingkan hasil belajar peserta didik dari tiga model pembelajaran maka digunakan ANAVA agar mengetahui perbedaan rerata antara kelompok penelitian
1.
Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat. yang digunakan untuk menguji data dengan bentuk data kelompok dalam tabel frekuensi. Langkah-langkah uji nromalitas dengan rumus Chi Kuadrat. adalah:14 1) Perumusan hipotesis Ho sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 2) Data dikelompokan ke dalam distribusi frekuensi
3) Menentukan interval dari suatu distribusi normal melalui transformasi ke skor baku :
14
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h. 111
54
Zt =
̅
4) Menentukan F (z) yang merupakan luas daerah dari harga x. 5) Menghitung selisih dari F(z) berikutnya dengan F (z) sebelumnya (luas interval). 6) Menghitung fo = luas kelas interval x jumlah sampel. 7) Menghitung nilai X2 = 8) Menetukan X2tabel pada derajat bebas (db) = k-3, dimana k banyaknya kelompok 9) Kriteria pengujian Jika X2 ≤ X2 tabel, maka Ho diterima, dan jika X2 > X2 tabel, maka Ho ditolak 10) Kesimpulan: X2 ≤ X2 tabel: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Jika X2 > X2 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2.
Uji homogenitas Uji homogenitas yang digunakan adalah dengan uji Bartlett. Uji Bartlett
digunakan untuk menguji apakah k sampel berasal dari populasi dengan varians yang sama. k sampel bisa berapa saja, karena uji Bartlett ini digunakan untuk menguji sampel atau kelompok yang terdiri lebih dari dua,15 Rumus uji Bartlett yaitu: 1) Pengujian hipotesis H0:
=
=
=
H1 : bukan Ho
2) S2 gabungan = 3) B = Log S2 gabungan) 4) X2 hitung = (ln 10)(B-
log s2
5) Jika X2 hitung < X2 (α) 0. berarti H0 diterima
15
Ibid., h. 117
55
Jika X2 hitung > X2 (α) 0. berarti H0 ditolak.
3. N-Gain Data yang sudah berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji hipotesis statistik menggunakan anava. Tetapi sebelumnya perlu diketahui peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan N-gain. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan potstest. Normalized gain dianalisis berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir siswa dengan menggunakan rumus indeks gain menurut Meltzer sebagai berikut:16 N-Gain = Kategori peralihan : g tinggi
: tinggi g > 0.70
g sedang : nilai 0.30 ≤ g ≤ 0.70 g rendah : nilai g < 0.30
4. Analisi Varian (ANAVA) Setelah melakukan uji prasyarat, kemudian mencari perbandingan ratarata dengan rumus ANAVA satu jalan. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan mean dari beberapa kelompok (lebih dari dua kelompok), dengan jenis data yang digunakan harus berskala interval atau rasio. 17 Adapun langkahlangkah dalam pengujian Anava, khususnya menggunakan simple randomized design adalah sebagai beriku:18 1) Menghitung jumlah kuadrat (JK) beberapa sumber variansi, yaitu : Total (T), Antar (A), dan Dalam (D) dengan formula:
16
Yanti Herlanti, Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 71. 17 Edi Riadi, op.cit., h.162 18 Kadir, op.cit., h. 204-205
56
JK (T) = ∑ JK(A) =
(
)
JK (D) = ∑
=∑
2) Menentukan derajat kebebasan (db) masing-masing sumber variansi db (T) = nt-1
db (A) = na-1
db (D) = nt - na
3) Menentukan Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) RJK (A) =
dan
RJK (D) =
4) Menyusun tabel Anava: Tabel 3.4 Uji Anava
Sumber
JK
Dk
RJK
F hitung
F tabel
Keputusan
varians Antar
JK (A)
na-1
RJK (A)
Dalam
JK (D)
nt- na
RJK (D)
Lihat tabel F h > F tab F hit =
untuk 1 % dan 5 %
Total
JK (T)
nt-1
Ha diterima
-
Jika hasil Anava tidak menunjukan adanya perbedaan, maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan. Tetapi jika hasil Anava, menunjukan adanya perbedaan, dilanjutkan dengan uji-t lanjut, dengan rumus: t (A1-A2)
=
t (A1-A3)
=
t (A2-A3)
=
√
(
)
√
(
)
√
(
)
57
Hipotesis statistika: 1.
Ho : µ1 = µ2 Ha : µ1 ≠ µ2
2.
Ho : µ1 = µ3 Ha : µ1 ≠ µ3
3.
Ho : µ2 = µ3 Ha: µ2 ≠ µ3
Keterangan: µ1 = rata-rata hasil belajar dengan model Project Based Learning (PJBL) µ2 = rata-rata hasil belajar dengan model Problem Based Learning (PBL) µ3 = rata-rata hasil belajar dengan model pemecahan masalah (Problem Solving)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan dan disajikan data hasil penelitian dan pembahasannya. Data-data yang dideskripsikan disini adalah data hasil pretest, posttest dan nilai N-Gain dari ketiga kelas eksperimen. Sedangkan data kualitatif berupa lembar observasi dan angket siswa untuk model pembelajaran.
A. Hasil Penelitian Penelitian mengenai hasil belajar biologi pada materi animalia di SMA Negeri 8 Bekasi, ini dilakukan terhadap tiga kelas untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Kelas X MIPA 4 sebagai kelas eksperimen I dengan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), yang terdiri dari 41 orang siswa, kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yang terdiri dari 41 orang siswa dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving yang terdiri dari 40 orang siswa. Materi pembelajaran yang diajarkan pada penelitian ini adalah animalia. Untuk mengetahui kemampuan awal, peserta didik diberikan pretest sebelum pembelajaran dan dilakukannya posttest untuk mengetehui perbedaanya, serta hasilnya berdasarkan uji statistik bahwa ketiga kelompok bersifat homogen. Hasil belajar biologi ketiga kelas tersebut diukur setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Ketiga kelas berikan tes berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 9 soal.
1.
Data Pretest dan Posttest Kelas PJBL, PBL, dan Problem Solving Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan diawal
pembelajaran dan akhir pembelajaran pada ketiga kelas eksperimen, telah diperoleh data sebagai berikut:
58
59
Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelas PJBL, PBL, dan Problem Solving DATA
KELOMPOK PJBL
PBL
Problem Solving
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
N
41
41
41
41
40
40
Jumlah nilai
1666.66
3388.89
1633.32
3133.34
1911.11
3066.67
Rata-rata
40.65
82.66
39.84
76.42
47.78
76.67
Nilai Max
66.67
100.00
66.67
100.00
66.67
100.00
Nilai Min
11.11
44.44
11.11
44.44
11.11
44.44
Varians
195.13
148.45
234.42
118.49
178.54
150.68
13.97
12.18
15.31
10.89
13.36
12.28
Standar Deviasi (S)
Berdasarkan hasil tabel 4.1, tampak perbandingan antara hasil pretest dan posttest pada ketiga kelas eksperimen. Untuk nilai rata-rata setiap kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami peningkatan, artinya ketiga pembelajaran yang dilaksanakan berpengaruh terhadap hasil belajar. Pada tabel 4.1 terlihat kemapuan awal peserta didik dari ketiga kelas memiliki perbedaan. Rata-rata nilai pretest pada ketiga kelas memiliki nilai yang berbeda. Rata-rata nilai pretest eksperimen I PJBL adalah 40.65, kelas eksperimen II problem solving adalah 47.78 dan kelas kontrol PBL adalah 39.84. Hal ini menjelaskan bahwa keadaan kelas atau peserta didik memiliki kemapuan yang beragam. Sedangkan perbedaan nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen I PJBL adalah 82.66, kelas eksperimen II Problem Solving adalah 76.67, dan kelas kontrol PBL adalah 67.42. Dengan demikian, untuk menguatkan prediksi atau perkiraan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dari ketiga model pembelajaran, maka dilakukan uji statistik untuk data pretest dan posttest nya.
60
2.
Indikator Pembelajaran Berdasarkan indikator yang disusun dalam penelitian, indikator terdiri dari
lima indikator pembelajaran menyangkut aspek kognitif. Gambaran dari hasil penelitian pada konsep Animalia, dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 yaitu perbandingan pencapaian indikator pada ketiga kelas dalam data pretest dan posttest
Tabel 4.2 Rekapitulasi Rata-Rata dan Persentase Pretest Tiap Indikator Model Pembelajaran PJBL
Indikator Pretest
Menyebutkan ciriciri umum invertebrata dan vertebrata Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan Rerata
̅
%
0.32
32
0.47
Kategori Hasil Belajar
Problem Solving
PBL Pretest
̅
%
Kurang
0.32
32
47
Cukup
0.50
0.37
37
Kurang
0.39
39
0.46
46
0.40
Kategori Hasil Belajar
Pretest
Kategori Hasil Belajar
̅
%
Kurang
0.38
38
Kurang
50
Cukup
0.53
53
Cukup
0.34
34
Kurang
0.46
46
Kurang
Kurang
0.27
27
Kurang
0.53
53
Cukup
Cukup
0.46
46
Cukup
0.55
55
Cukup
Cukup
0.38
Cukup
0.49
Cukup
61
Tabel 4.3 Rekapitulasi Rata-Rata dan Persentase Posttest Tiap Indikator Model Pembelajaran PJBL Indikator
Menyebutkan ciriciri umum invertebrata dan vertebrata Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrate Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan Rerata
Posttest ̅
%
0.73
73
0.86
PBL Kategori Hasil Belajar
Posttest ̅
%
Baik
0.59
59
86
Baik sekali
0.95
0.86
86
Baik sekali
0.88
88
0.85
85
0.84
Kategori Hasil Belajar
Problem Solving Postest
Kategori Hasil Belajar
̅
%
Kurang
0.85
85
Baik sekali
95
Baik sekali
0.78
78
Baik
0.62
62
Baik
0.75
75
Baik
Baik sekali
0.46
46
Kurang
0.43
43
Kurang
Baik sekali
0.90
90
Baik sekali
0.83
83
Baik sekali
Baik sekali
0.70
Baik
0.73
Tabel 4.2 menunjukan perbandingan presentase dari lima indikator yang diukur pada soal pretest maupun posttest setiap kelas. Rata-rata presentase hasil belajar peserta didik selama melakukan pretest pada ketiga kelas PJBL, PBL, dan problem solving tergolong cukup dengan nilai rerata pada kelas PJBL 0.40, PBL
Baik
62
0.38, dan problem solving 0.49. Untuk perhitungan lengkap data ketercapaian presentase tiap indikator pretest pada lampiran 9.1 Sedangkan rerata hasil yang diperoleh setelah melakukan posttest mengalami peningkatan dengan rerata pada kelas PJBL 0.84, kelas PBL 0.70, dan kelas problem solving sebesar 0.73. Jika dilihat dari presentase pada nilai posttest untuk ketiga kelas, terlihat bahwa kelas PJBL terlihat lebih unggul untuk semua indikator dibandingkan dengan kelas PBL dan problem solving. Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 10.2 Pencapaian presentase indikator tertinggi adalah pada indikator nomor empat yaitu mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya, dengan presentase kelas PJBL 86%, PBL 95%, dan kelas problem solving 78%. Hal ini dapat memberikan kesimpulan bahw pada kelas PJBL, PBL dan problem solving, sebagian besar peserta didik lebih menguasai indikator mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya, dibandingkan dengan indikator lainnnya.
3.
Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa (LKS) digunakan sebagai bahan ajar dan pedoman
yang sesuai dengan tahapan pembelajaran. Baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama diberikan LKS yang sesuai dengan pembelajaran berbasis masalah. Hasil penilainan LKS yang dikerjakan oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.4.
1 2
Lampiran 9, h. 285 Lampiran 10, h. 288
63
Tabel 4.4 Perbedaan Nilai LKS Kelas PBL, PJBL, dan Problem Solving
Data Tertinggi Terendah Rata-rata
PJBL Pertemuan 1 2 3 85.70 88.90 88.80 60.00 77.80 77.77 81.17
PBL Pertemuan 1 2 3 88.90 88.90 83.30 61.10 55.60 66.70 78.00
Problem Solving Pertemuan 1 2 3 86.70 86.70 94.80 63.60 60.00 68.00 77.70
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa perolehan nilai LKS untuk kelas PJBL lebih tinggi dibandingkan dengan nilai LKS kelas PBL atau kelas Problem solving dengan selisih 2.87. Secara umum nilai LKS dari masing-masing kelas mengalami peningkatan setiap pertemuan. LKS yang diberikan kepada ketiga kelas digunakan untuk melihat seberapa besar ketercapaian setiap indikator hasil belajar siswa.
4. N-GAIN Berdasarkan hasil pretest dan posttest ketiga kelas pembelajaran dijelaskan secara terperinci pada tabel berikut ini. Tabel 4.5 Rekapitulasu nilai rata-rata N-Gain berdasarkan pretest dan postest
Data N Rata-rata nilai pretest Rata-rata niali posttest Rata-rata N-Gain Kategori N-Gain
PJBL 41 40.65 82.66 0.69 Sedang
Kelompok PBL 41 39.84 76.42 0.58 Sedang
Problem solving 40 47.78 76.67 0.53 Sedang
Berdasarkan penjelasan tabel 4.5 diatas, data menunjukan bahwa nilai NGain pada kelas PJBL, lebih tinggi dibandingkan dengan kelas PBL dan Problem Solving yaitu dengan rata-rata nilai N-Gain 0.69, sedangkan kelas PBL dan Problem Solving memiliki nilai rata-rata N-Gain sebesar 0.58 dan 0.53, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas PJBL lebih baik
64
dari pada peningkatan hasil belajar siswa kelas PBL, dan kelas Problem Solving. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran tabel N-Gain.3 5. Analisis Data Observasi Terhadap Aktivitas Guru Observasi terhadap aktivitas guru selama pembelajaran dapat dilihat dari keterlaksananya proses pembelajaran, pada tabel 4.6 presentasi hasil perhitungan lembar observasi. Tabel 4.6 Perhitungan Rata-Rata dan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru
Pertemuan I II III Rata-Rata Pertemuan
PJBL % 94.00 92.31 92.31 92.87
Aktivitas Pembelajaran Kelas PBL Problem solving % % 94.40 87.50 94.40 80.83 88.90 94.00 92.75 85.83
Secara keseluruhan, rata-rata ketercapaian proses tahapan belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa tahapan kegiatan pembelajaran yang berum terlaksana secara keseluruhan. Hal tersebut terjadi karena jam pelajaran yang memiliki jeda, jadi beberapa proses pembelajaran belum terlaksana dengan baik, hal ini juga terlihat dari keterlaksanaan proses pembelajaran pada kelas problem solving yang diperlukan penjelasan materi di awal pembelajaran. Selain itu juga kurangnya pengaturan waktu yang baik sehingga keterlaksanaan proses belajar mengajar yang baik belum sempurna 100%.
6. Analisis Data Angket Siswa Angket pada penelitian ini diberikan kepada siswa setelah diukur pembelajaran setelah tes pembelajaran telah terlaksana. Tujuan diberikan angket ini adalah untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang mereka dapatkan. Hasil angket yang menunjukan respon siswa terhadap 3
Lampiran 12, h. 293
65
pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving, dapat dilihat pada charta berikut ini:
Respon Siswa pada Model Pembelajaran
rata-rata
4.80 4.50 4.20 3.90 3.60 3.30 3.00 2.70 2.40 2.10 1.80 1.50 1.20 0.90 0.60 0.30 0.00
3.21
3.10
3.12
PJBL
PBL
Problem Solving
model pembelajaran
Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Angket Menggunakan Model PJBL, PBL, dan Problem Solving
Grafik 4.1 menunjukan setiap kelas memberikan respon yang berbeda, tetapi secara keseluruhan ketiga kelas repon positif terhadap model pembelajaran yang diberikan.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujian Hipotesis 1.
Uji Normalitas Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu data
pretest dan posttest dari ketiga kelas, yaitu Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving. Untuk menguji normalitas dari ketiga data tersebut digunakan rumus uji Chi kuadrat. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
66
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Chi kuadrat X² tabel Kelas
Data
X² hitung
(α = 0.05)
Kesimpulan
PJBL
Pretest
2.33
9.49
Data Berdistribusi normal
Posttest
4.40
9.49
Data Berdistribusi Normal
Pretest
9.15
9.49
Data Berdistribusi Normal
Posttest
7.15
9.49
Data Berdistribusi Normal
Problem
Pretest
4.00
9.49
Data Berdistribusi Normal
Solving
Posttest
4.49
9.49
Data Berdistribusi Normal
PBL
N-Gain
0.02
0.03
0.01
Kategori
Rendah
Rendah
Rendah
Berdasarkan hasil pengujian pretest, untuk kelompok PJBL, diperoleh nilai X²hitung = 2.33 dan dari tabel nilai kritis Chi kuadrat, diperoleh nilai X²
tabel,
untuk n = 41, pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 9.49 perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Karena X²hitung ≤ X²tabel (2.33 ≤ 9.49), maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok Project Based Learning (PJBL) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 13.4 Hasil uji normalitas pada kelompok Problem Based Learning (PBL), diperoleh nilai X²hitung = 9.15 dan dari tabel nilai kritis Chi kuadrat, diperoleh nilai X² tabel, untuk n = 41, pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 9.49 perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Karena X²hitung ≤ X²tabel (9.15 ≤ 9.49), maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok Problem Based Learning (PBL) berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 14.5 Hasil uji normalitas pada kelompok Problem Solving, diperoleh nilai X²hitung = 4.00 dan dari tabel nilai kritis Chi kuadrat, diperoleh nilai X² tabel, untuk n = 40, pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 9.49 perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Karena X² 4 5
hitung
Lampiran 13, h. 296 Lampiran 14, h. 302
≤ X²
tabel
(4.00 ≤ 9.49), maka Ho diterima, artinya data
67
yang terdapat pada kelompok Problem Solving berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji pretest pada ketiga kelompok eksperimen, dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas berasal dari data berdistribusi normal. Sedangkan hasil posttest yang dilakukan pada ketiga kelas, didapatkan hasil penelitian, yaitu pada kelas PJBL, diperoleh nilai X²hitung = 4.40 dan dari tabel nilai kritis Chi kuadrat, diperoleh nilai X²tabel, untuk n = 41, pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 9.49 perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Karena X²hitung ≤ X²tabel (4.40 ≤ 9.49), maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok PJBL berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada kelompok PBL, diperoleh nilai X²hitung = 7.15 dan dari tabel nilai kritis Chi kuadrat, diperoleh nilai X²tabel, untuk n = 41, pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 9.49 perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Karena X²
hitung
≤ X²tabel (7.15 ≤ 9.49), maka Ho diterima, artinya data yang
terdapat pada kelompok PBL berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan hasil normalitas posttest pada kelompok Problem Solving, diperoleh nilai X²hitung = 4.49 dan dari tabel nilai kritis Chi kuadrat, diperoleh nilai X² tabel, untuk n = 40, pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 9.49 perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Karena X²hitung ≤ X²tabel (4.49 ≤ 9.49), maka Ho diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok Problem Solving berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sehingga berdasarkan hasil pretest dan posttes pada ketiga kelompok pembelajaran dengan pengujian uji Chi Kuadrat maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dan dapat dilajutkan pada uji homogenitas. 2.
Uji Homogenitas Pengujian homogenitas dihitung berdasarkan nilai pretest dan posttest
dari ketiga kelas, yaitu Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving, dan dengan menggunakan uji Bartlett. Uji Bartlett digunakan untuk menguji apakah k sampel berasal dari populasi dengan varians
68
yang sama. k sampel bisa digunakan untuk beberapa saja, karena uji Bartlett dapat digunakan untuk menguji sampel atau kelompok lebih dari dua. Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlett
N
Kelompok
X²
41 41
Pretest Posttest
4.605 5.223
α
X² tabel
Kesimpulan
N-Gain
Kategori
0.05
5.991
Data Homogen Data Homogen
0.006
Rendah
hitung
Hasil perhitungan uji homogenitas, data pretest didapat nilai X²hitung = 4.605, dan X² tabel pada taraf signifikan α 0.05 = 5.991, karena nilai X²hitung ≤ X²tabel, maka Ho diterima, Ho =
=
=
=
, artinya bahwa ketiga kelompok data
memiliki varians yang homogen, dan sebaliknya apabila X²hitung > X²tabel, maka Ho ditolak, artinya bahwa ketiga kelompok tidak memiliki varians yang homogen. Perhitungan lengkap pada lampiran 15.6 Sedangkan hasil perhitungan uji homogenitas pada posttest didapat nilai X²hitung = 5.223, dan X²tabel pada taraf signifikan α 0.05 = 5.991, karena nilai X²hitung ≤ X²tabel, maka Ho diterima, artinya bahwa ketiga kelompok data memiliki varians yang homogen, dan sebaliknya apabila X²hitung > X²tabel, maka Ho ditolak, artinya bahwa ketiga kelompok tidak memiliki varians yang homogen. Sehingga hasil baik dari pretest maupun posttest didapat bahwa ketiga kelompok memiliki varians yang homogen. Perhitungan lengkap pada lampiran 16.7
3.
Pengujian Hipotesis dengan Anava Satu Jalur Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan ketiga model
pembelajaran yaitu Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving, dapat diketahui hasilnya menggunakan suatu
6 7
Lampiran 15, h. 308 Lampiran 16, h. 311
69
pengujian dengan Anava satu jalur untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai siswa. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 pengujian hipotesis dengan Anava satu jalur (Pretest)
Sumber
Jk
Db
Rk
Antar Kelompok
1539.64
2
769.82
Dalam Kelompok Total
24145.10 25684.74
119 121
202.9 -
Fhitung
Fteoritik α = 0.05
Interpretasi
3.79
3.07
Terdapat perbedaan
Tabel 4.10 pengujian hipotesis dengan Anava satu jalur (Posttest)
Sumber
Jk
db
Rk
FHitung
Fteoritik α = 0.05
Antar Kelompok Dalam Kelompok
1018.28 16554.21
2 119
509.14 139.11
3.66
3.07
Total
17572.49
121
-
Interpretasi Terdapat perbedaan
Tabel 4.11 pengujian hipotesis dengan Anava satu jalur nilai N-Gain
Sumber Antar Kelompok Dalam Kelompok Total
Jk 0.51 7.02 7.53
Db 2 119 121
Rk 0.26 0.06 -
FHitung
Fteoritik α = 0.05
Interpretasi
4.35
3.07
Terdapat perbedaan
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukan hasil uji anava satu jalur. Hasil uji anava pada pretest menunjukan bahwa, Fhitung 3.79 menunjukan lebih besar dari pada Fteoritik sebesar 3.07 pada α = 0.05, hal ini menunjukan bahwa keadaan siswa masing-masing kelas sebelum diberikan perlakuan sudah terdapat perbedaan.8 Karena sebelum diberikan perlakuan, kemampuan peserta didik sudah menunjukan adanya perbedaan, maka hal ini akan mempengaruhi hasil posttest yang akan menunjukan perbedaan juga, dan dapat dikatakan data yang diperoleh bias atau menyebabkan kekeliruan. Hal ini dibuktikan pada tabel 4.10 pada hasil posttest, yaitu menunjukan bahwa Fhitung 3.66 menunjukan lebih besar dari pada
8
Lampiran 17, h.314
70
Fteoritik sebesar 3.07. Perhitungan lengkap pada lampiran 18.9 Berdasarkan hal ini maka baik pretest maupun posttest hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah diberikan perlakuan memiliki perbedaan. Untuk mengetahui perbedaan rerata hasil belajar peserta didik yang lebih tepat, dikarenakan data yang bias, maka dilakukannya perhitungan uji Anava pada nilai N-Gain yang telihat pada tabel 4.11. Hasil Anava pada nilai N-Gain menunjukan Fhitung 4.35 lebih besar dari pada Fteoritik sebesar 3.07, hal ini menunjukan juga perhitungan nilai N-Gain memiliki perbedaan rerata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan ketiga model pembelajaran yaitu PJBL, PBL, dan problem solving. Hasil perhitungan lengkap pada lampiran 19.10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki perbedaan terhadap hasil belajar, baik dengan model pembelajaran PJBL, PBL dan Problem Solving. Jika hasil anava menunjukan adanya perbedaan, maka hasil analisis dilanjutkan dengan uji lanjutan, yaitu uji Dunnet. Jika tidak ada perbedaan, tidak perlu dilakukan uji lanjutan atau post hoc.
7.
Uji Lanjutan dengan Uji Dunnet Untuk menguji rata-rata hasil belajar dari ketiga kelas dengan model
pembelajaran PJBL, PBL, dan problem solving mana yang berbeda secara signifikan dilakukan uji statistik uji t Dunnet. Pengujian ini dilakukan berdasarkan nilai posttest pada ketiga kelas yang dapat dilihat pada tabel pembelajaran 4.12 Tabel 4.12 Pengujian Rerata Hasil Belajar Biologi dengan Uji t Dunnet Sumber to ( A1 – A2 ) to ( A1 – A3) to ( A2 – A3 )
9
Lampiran 18, h.315 Lampiran 19, h.316
10
thitung 2.40 2.28 -0.09
ttabel (α 0.05) 1.65
71
Berdasarkan hasil perhitungan hasil belajar biologi pada kelas PJBL, PBL, dan problem solving didapatkan bahwa kelas yang diberikan model PJBL secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model PBL dan problem solving karena nilai thitung kelas PJBL > PBL >problem solving, yaitu 2.40>2.28>0.09 pada α 0.05. Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 20.11 Sedangkan perhitungan uji lanjutan t dunnet dari nilai N-Gain terlihat pada tabel 4.13 berikut ini: Tabel 4.13 Pengujian Rerata nilai N-Gain dengan Uji t Dunnet Sumber to ( A1 – A2 ) to ( A1 – A3) to ( A2 – A3 )
thitung 2.20 0.94 0.29
ttabel (α 0.05) 1.65
Berdasarkan hasil perhitungan nilai N-Gain dengan uji Dunnet, maka hasil dari kelas PJBL, PBL, dan Problem solving didapatkan bahwa kelas yang diberikan model PJBL juga secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model PBL dan problem solving karena nilai thitung dari ketiga kelas pembelajaran adalah 2.20 > 0.94 > 0.29, pada α 0.05. Dengan demikian baik data yang dianalisis dari data hasil belajar biologi dan data N-Gain menunjukan bahwa kelas dengan model PJBL lebih tinggi dibandingkan dengan kelas PBL dan problem solving (PJBL > PBL > problem solving. Perhitungan lengkap terdapat pada lampiran 21.12
C. Pembahasan dan Temuan Penelitian Selama proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian, peneliti menggunakan tiga kelas untuk dijadikan sebagai sampel penelitian, yaitu kelas Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL) dan Problem Solving. Berdasarkan keterlaksananya proses pembelajaran, dapat disimpulkan 11 12
Lampiran 20, h. 317 Lampiran 21, h. 318
72
bahwa penggunaan ketiga model pembelajaran tersebut telah terlaksana dengan baik secara keseluruhan. Hal ini dapat terlihat dari adanya proses peningkatan hasil belajar peserta didik pada ketiga model pembelajaran. Berdasarkan uji Anava pretest diperoleh hasil, terdapat perbedaan awal kemampuan peserta didik baik kelas PJBL, PBL, dan problem solving sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan uji Anava posttest diperoleh hasil, terdapat perbedaan juga antara ketiga kelas pembelajaran. Dikarenakan uji Anava atau uji F pretest sudah menunjukan perbedaan awal, maka untuk pembahasan penelitian berdasarkan uji F pada data N-Gain. Data nilai N-gain yang diperoleh dari hasil pretest maupun posttest menunjukan bahwa ketiga kelas pembelajaran memiliki nilai rata-rata Gain sebesar 0.69 pada kelas PJBL, 0.58 pada kelas PBL, dan 0.53 pada kelas problem solving. Berdasarkan perhitungan N-Gain ini, ketiga kelas pembelajaran termasuk dalam kategori sedang dengan rentang nilai 0.30 - 0.70. Kemudian data N-gain ini dianalisis dengan Anava atau uji F, yang didapatkan hasil Fhitung> F tabel, yaitu 4.35 > 3.07. Hal ini membuktikan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara ketiga kelas pembelajaran PJBL, PBL, dan problem solving. Dengan demikian pemberian ketiga model pembelajaran ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar kognitif pada ketiga sampel penelitian. Untuk mengetahui kelas mana yang memiliki peningkatan lebih tinggi dari model pembelajaran lainnya, maka di lanjutkan dengan uji t-Dunnet pada data N-Gain. Hasil uji t menunjukan, sama halnya seperti data uji F pada hasil posttest, yaitu pembelajaran dengan model PJBL lebih tinggi di bandingkan dengan kelas yang menggunakan model PBL dan problem solving, yaitu thitung 2.20 lebih besar dari ttabel yaitu 1.65. Peningkatan hasil belajar peserta didik juga di dukung dengan data angket yang diberikan kepada peserta didik. Hasil analisis angket menunjukan bhawa kelas PJBL termasuk dalam kategori lebih tinggi dibandingkan dengan kelas PBL dan problem solving, yaitu 3.20>3.10>3.12. Dengan demikian kelas yang diberikan model pembelajaran PJBL, lebih unggul dibandingkan dengan dua kelas pembelajaran lainnya. Selain itu dalam penelitian ini proses pembelajaran
73
ketiganya diperkuat dengan penggunaan LKS (lembar kerja siswa), dan berbasis permasalahan pada tiga model pembelajaran yang berbeda untuk kelas PJBL, PBL, dan Problem Solving. Hasil dari rata-rata nilai LKS kelas PJBL menunjukan hasil yang lebih unggul dengan nilai 81.17, kelas PBL dengan nilai 78.00 dan problem solving dengan rata-rata 77.70. Berdasarkan hasil akumulasi diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi dari ketiga kelas yang digunakan, kelas PJBL lebih unggul dibandingkan kelas PBL maupun problem solving. Kelebihan dari pembelajaran dengan PJBL adalah dihasilkan suatu produk dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah rangka dari hewan Vertebrata. Sedangkan pada pembelajaran PBL, dan Problem Solving tidak dihasilkannya
suatu
produk,
melainkan
peserta
didik
dituntut
untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dari materi Animalia. Selain itu pada awal tahapan proses pembelajaran, pada model pembelajaran PJBL dan PBL, peserta didik diberikan permasalahan pada awal pembelajaran, berbeda dengan problem solving yang permasalahan diberikan di akhir pembelajaran. Proses pembelajaran pada model PJBL, yaitu pada kelompok eksperimen I kelas X MIPA 4, proses pembelajaran terdiri atas beberapa tahapan, yaitu penentuan proyek, perancangan langkah-langkah penyelesaian kelompok, penyusuanan jadwal, penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, menyusun laporan dan presentasi, dan evaluasi proses dan hasil proyek. 13 Pada model pembelajaran PJBL ini tahapan terlaksananya pembelajaran tersebut dibagi untuk setiap pertemuannya, dan diakhir pertamuan semua tahapan tersebut telah terlaksana secara keseluruhan hingga dihasilkannya karya tersebut. Proyek yang dibuat oleh siswa adalah terbentuknya produk berupa rangka dari hewan Vertebrata yang diselesaikan masing-masing kelompok. Dipilihnya proyek rangka untuk mengetahui struktur tubuh dari hewan tersebut yang menjadi pokok masalah yang diberikan pada awal pembelajaran dikelas 13
Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013, (Yogyajarta: Kata Pena, 2014), h. 85-87
74
PJBL, serta dapat menyelesaikan soal-soal terkait permasalahan animalia sehingga peserta didik dapat menyelesaikan soal posttest. Dalam pembelajaran PBL pada awal pembelajaran, masalah digunakan sebagai awal pembelajaran sama halnya seperti pada model PJBL serta dengan penggunaan kelompok kecil dari siswa berhadapan dengan situasi baru, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.14 Peserta didik yang bekerja dalam kelompok kecil harus mengidentifikasi apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka tidak tahu dan harus memperlajari permasalahan. Hal ini merupakan syarat untuk memahami untuk pengambilan keputusan.15 Sehingga dalam pembelajaran ini peserta didik diharuskan untuk dapat mengkontruksikan pemahaman melalui pernyatan, membuat dugaan dalam bentuk hipotesis, dan menganalisis dan mengkomunikasikan hasil yang telah dikerjakan dengan begitu PBL bisa dikatakan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan pembelajaran Problem Solving, merupakan proses untuk mendorong peserta didik untuk berfikir secara sistematis dengan menghadapkan pada masalah-masalah, sehingga diharapkan mereka dapat menggunakannya dalam situasi-situasi tertentu. Problem Solving merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menciptakan solusi untuk suatu masalah, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dilakukan secara berkelompok atau individu untuk dapat memahami konsep yang dipelajari. Pembelajaran dengan Problem Solving menyajikan pembahasan konsep terlebih dahulu, diikuti dengan pembahasan permasalahan.16 Permasalahan dalam Problem Solving lebih sederhana dan dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan dan tidak harus permasalahan dalam dunia nyata. Sehingga dalam pelaksanaannya di kelas X MIPA 1 pembelajaran dengan Problem Solving ini memiliki banyak kendala walaupun tidak banyak, selain saat memberikan
14
Crebert, G Patrick, dkk” Critical Evaluation Skills Toolkit 2 and Edition”, Jurnal Griffith University, 2011, h.6. 15 Ibid 16 Ridwan Abdul Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 130.
75
penjelasan konsep awal dan melatih peserta didik untuk mencari sumber informasi yang lebih baik. Sejauh ini belum banyak penelitian yang secara spesifik mengukur perbedaan hasil belajar peserta didi dengan ketiga model pembelajaran menggunakan model PJBL, PBL, dan problem solving. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh I Made Wirasana Jagantara, dkk bahwa peserta didik yang belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dibandingkan dengan pembelajaran langsung.17 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sema Altun Yalçin, dkk bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dunia nyata seperti kemampuan untuk berkolaborasi dengan baik dengan orang lain, membuat keputusan dan mengambil inisiatif, dan menghadapi masalah kompleks pemecahan, dan komunikasi.18 Penjelasan lain mengenai model pembelajaran berbasis masalah selain PJBL adalah PBL. Wan Syafi’i, dkk menjelaskan bahwa siswa pada kelas PBL memiliki pencapaian keberhasilan dalam belajar lebih tinggi, karena menjadikan siswa lebih terlatih untuk memberikan argumennya sendiri. Masalah yang sering dihadapi saat pembelajaran berlangsung akan melatih kemampuan berpikir mengaitkan konsep-konsep yang ada.19 Selain pembelajaran dengan PBL dapat memberikan keterampilan yang memungkinkan siswa untuk berlatih diberbagai bidang dan pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuannya untuk masalah-masalah tertentu.20 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nunung Nurlaila, dkk menjelaskan bahwa model pembelajaran dengan problem solving memberikan hasil positif terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan tingginya 17
I Made Wirasana Jagantara, Putu Budi Adnyana, dan Ni Luh Putu Manik, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta didik SMA, Jurnal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol 4, 2014, h. 1 18 Sema Altun Yalçin, Ümit Turgut, dan Erdoğan Büyükkasap, The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates’ Learning of Electricity, Attitude towards Physics and Scientific Process Skills, Jurnal Educational Sciences, Vol 1, 2009, h. 101 19 Wan Syafi’il, Evi Suryawati, dan Ardiyas Robi Saputra, Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis, Vol. 8, No. 1, 2011, h. 5 20 Steven W Whitcombe, Problem-Based Learning Students ’Perceptions Of Knowledge and Professional Identity: Occupational Therapists as ‘Knowers’, Jurnal British Journal of Occupational Therapy, No 1, 2013, h 73
76
pencapaian hasil tes prestasi belajar yang diberikan. Keterlibatan pembelajaran secara aktif dalam membangun pengetahuan sendiri menjadi poin penting guna mewujudkan proses belajar mandiri sesuai dengan prinsip-prinsip yang dikandung dalam model pembelajaran ini yang berfokus pada proses berpikir yang membangun pemahaman sendiri berdasarkan pengalaman yang dimiliki.21 Selain itu, dalam prosesnya ketiga pembelajaran ini juga dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang berbeda dan pengaturan jam mata pelajaran yang memiliki jeda sehingga proses pembelajaran sedikit terganggu dan berdampak pada hasil belajar siswa. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran PJBL, PBL, dan problem solving dalam pembelajaran dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran memiliki pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi animalia.
21
Nunung Nurlaila, Suparmi, Widha Sunarno, Pembelajaran Fisika dengan PBL Menggunakan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal inkuiri, Vol 2, No 2 2013, h.120
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan model pembelajaran project based learning (PJBL), problem based learning (PBL), dan problem solving pada materi animalia. Hal ini di tunjukan baik dari perhitungan hasil Anava nilai N-Gain. Hasil Anava nilai N-Gain menunjukan bahwa, Fhitung 4.35 menunjukan lebih kecil dari pada Ftabel sebesar 3.07. Berdasarkan uji lanjutan tDunnet menunjukan bahwa kelas PJBL memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas PBL dan problem solving. Ketiga model pembelajaran tersebut memberikan respon yang berbeda, tetapi secara umum ketiga kelas tersbeut memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Respon peserta didik menunjukan bahwa pembelajaran PJBL memiliki respon yang paling tinggi dan positif, kemudian model pembelajaran problem solving, dan model pembelajaran PBL memiliki respon yang paling rendah.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil belajar biologi dengan menngunakan tiga model pembelajaran yaitu project based learning (PJBL), problem based learning (PBL), dan problem solving dapat dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, walapun hasil belajar dari ketiga kelas tersebut tidak memiliki perbedaan, namun dalam prosesnya ketiga pembelajaran ini dapat dicoba untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik Agar pembelajaran dapat berjalan maksimal dan nilai peserta didik mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), sebaiknya peserta didik harus 77
78
dibiasakan, disiapkan, dan dikondisikan sedemikian rupa sehingga siap dalam meneriam kegiatan pembelajaran agar interaksi yang aktif dapat terjadi terus menerus. Penelitian ini dilakukan pada materi animalia, untuk penelitian selanjutnya disarankan dilakukan pada konsep atau materi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Akınoğlu, Ruhan, dan Özkardeş. The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Orhan Education on Students‟ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Jurnal Universitas Istanbul, 2007. Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Anderson, Lorin W dan David R Kratwohl. Karangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010. Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Backer, Erica. Project-Based Learning Model: Relevant Learning for the 21st Century. Washington: Pacific Education Institute, 2011. Dewi, Ni Kt, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (ProjectBased Learning) Terhadap Hasil Belajar Ipa Peserta didik Kelas IV SD Negeri 8 Banyuning. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2013. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Cipta, 2013. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Umum dan Islami. Bandung : Refika Aditama, 2007. Handayani, I Dw A. Trisna, dkk. Komparasi Peningkatan Pemahaman Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa SMA yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learnin. eJournal Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 5, 2015. Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Indiati, L. Kurniani I. dan Sudargo, Efektivitas Problem Based Learning dan Group Investigation Berbantu Kartu Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP, Prosiding Mathematics and sciences forum, 2014.
79
80
Indrianawati, Ika, dkk. Studi komparasi Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model PBL dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Jurnal Universitas Negeri Surabaya. 2013. Jagantara, I Made Wirasana, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta didik SMA,. Jurnal Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 4, 2014 Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. “Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)”.2013 (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/drs-sudarmji-mpd/03kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016. Kirkley, Jamie. Principle For Teaching Problem Solving, Junal Indiana University. (http://citeseerx.ist.psu.eduf) Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama, 2013. Komariah, Kokom. “Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi Peserta didik Kelas IX di SMP Negeri 3 Cimahi”. Prosiding Universitas Negeri Yogyakarta, 2011. Kunandar. Penilaian Auntentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kuruikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Raja Grafindo, 2014. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013. Yogyajarta: Kata Pena, 2014. Kwartolo, Yuli. Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 18, 2012. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Muhson, Ali. “Penerapan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran Satatistika Lanjutan, 2005”. (http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitianAli20Muhson,MuhsoProblemS olving.pdf). N. Cahyo, Agus. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva, 2013.
81
Ngalimun, dkk. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2016. Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial, Jakarta:Salemba Humanika. 2009. Nurlaila, Nunung. Pembelajaran Fisika dengan PBL Menggunakan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Inkuiri, Vol 2, No 2 2013. (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains) Patrick, Crebert, G, dkk. Critical Evaluation Skills Toolkit 2 and Edition. Jurnal Griffith University. 2011. Pratiwi. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga, 2014. Priadi, Median Agus, dkk. Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Problem Based Learning melalui Metode Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Keberagaman Kemampuan Berpikir Analitis dan Sikap Peduli Lingkungan. Jurnal Inkuiri, Vol. 1. No. 3, 2012. Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Riadi, Edi. Metode Statistika Parametrik dan Nonparametrik untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Tanggerang: Pustaka Mandiri, 2014. Riduwan. Belajar Mudah Penelitan Guru-Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta, 2012. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri, 2009. Rusmaryanti, Dwi. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) pada Siswa kelas VIIIA MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar. Jurnal Pendidikan. Vol. 22, 2013. Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu: untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014. Said, Muhammad Amin. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Peserta Didik Kelas VIII-A SMP Negeri 3 Sungguminasa. Prosiding Universitas Muhhamadiyah Makassar
82
Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011. Sari, Widia Ratna, dkk. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solvingdalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar. Jurnal Online Universitas Negeri Malang, 2012. (http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/.pdf) Slameto. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sudewi, Ni L, dkk. Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Taksonomi Bloom. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014. Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. Sugiyanto. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka, 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013. Sunarti, dan Selly Rahmawati. Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi Offset, 2014. Susanti, Baiq Hana, dan Meirry Fadillah. Pengantar Zoologi Vertebrata. Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2012. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Kencana 2013. Susilowati, Indah dkk. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia. Jurnal Unnes Biology Education. Vol 2, No 1, 2013. (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb)
83
Suyanti, Dwi Retno,. Strategi Pembelajaran Kimia,. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010 Syafi‟il, Wan, dkk. Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis, Vol. 8, No. 1, 2011. (http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPSB/article/viewFile/1872/1841) Syafii, Wan, dkk. Problem Solving Skills and Learning Achievements through Problem-Based Module in Teaching and Learning Biology in High School. Jurnal Pendidikan Universitas Riau dan Universitas Kebangsaan Malaysia, Vol. 9, No. 12, 2013.(http://dx.doi.org/10.5539/ass.v9n12p220) Syamsudin, Tati S. dan Lilis Setiasih. Biologi Untuk SMA Kelas X. Bogor: Quadra, 2014. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistmen Pendidikan Nasional. (http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20tentang-sisdiknas.pdf) Warsono, dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Whitcombe, Steven W. Problem-Based Learning Students ‟Perceptions Of Knowledge and Professional Identity: Occupational Therapists as „Knowers‟, Jurnal British Journal of Occupational Therapy, No 1, 2013 76 White, Hal. Speaking of Teaching Problem Based Learning. Journal Winter. Vol 11, 2001. Wirasana, I Made, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta Didik SMA Jagantara. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4, 2014 Yalçin, Sema Altun, dkk. The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates‟ Learning of Electricity, Attitude towards Physics and Scientific Process Skills, Jurnal Educational Sciences, Vol 1, 2009.
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada, 2003. Zulfiani. dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009.
84
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
85
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Indikator: 3.7.1 Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan. 3.7.2 Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 3.7.3 Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata 3.7.4 Mengklasifikasikan hewan invertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3.7.5 Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata .
KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.8.1
Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar.
4.8.2
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), siswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan 2. Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 3. Menyebutkan ciri ciri umum Invertebrata
4. Mengklasifikasikan hewan Invertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 5. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan Invertebrata .
86
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Lapisan tubuh
Simetri tubuh
Invertebrata
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera Colenterata
Bilateral
Radial
terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Arthropoda
Pseudoselomata
Enchinodermata
Selomata
Saluran air
dibagi
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
87
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran yang digunakan: Project Based Learning (PJBL) 3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Ceramah Tanya jawab Diskusi/kerja kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi pelajaran (dalam bentuk power point) Gambar atau video mengenai hewan Invertebrata dan Vertebrata (dalam bentuk power point) 2. Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3. Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X
88
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Petama Waktu
a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
PJBL Pembukaan
Guru
Alokasi Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Absensi
Absen
Mengecek kesiapan siswa
Mempersiapkan buku
Menyiapkan buku ajar dan
pelajaran Biologi.
waktu
2 menit
menyiapkan media pembelajaran. Apersepsi
Guru menanyakan hal yang
Siswa berpikir dan
berhubungan dengan Animalia,
menjawab pertanyaan
seperti:
dari guru.
3 menit
Kalian pasti tahu mengenai hewan kan? ada berapa jenis hewankah didunia ini? Bagaimanakah membedakan antara satu hewan dengan yang lainnya? Motivasi
Guru memberikan gambaran
Siswa memperhatikan
umum manfaat mempelajari
serta
mendengarkan
kingdom animalia.
penjelasan guru tentang manfaat mempelajari kingdom Animalia.
5 menit
89
b. Kegiatan Inti (115 menit) Tahap PJBL
Kegiatan pembelajaran Guru
Tahap: 1 Penentuan proyek
Guru
menyampaikan
Alokasi Siswa
tujuan Siswa memperhatikan
pembelajaran.
dan mencatat
waktu 15 menit
Guru menampilkan video macammacam hewan terkait dengan kingdom Animalia khusanya Invertebrata Guru mengajukan permasalahan
Siswa menjawab
yang berkaitan dengan ciri,
permasalahan terkait
struktur dan reproduksi
dengan Invertebrata.
Invertebrata. Tahap 2: Perencanaan langkahlangkah penyelesaian proyek
30
Observasi Guru membimbing siswa dalam
Siswa berkumpul
pembuatan kelompok yang
dengan anggota
beranggotakan 5-6 orang.
kelompok.
Guru memberikan informasi tentang tugas proyek yang harus
Siswa mendengarkan penjelasan guru
diselesaikan siswa terkait kingdom Animalia Guru memberikan LKS kepada
Siswa membaca dan
setiap kelompok untuk diskusikan
memahami LKS yang
mengenai pembuatan proyek dan
diberikan serta
permasalahan yang sama.
memulai diskusi untuk perencanaan pemecahan masalah.
Guru memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian
Siswa mendengarkan penjelasan guru
menit
90
proyek dan laporan yang harus diselesaikan pada akhir pertemuan. Guru membantu siswa dalam
Siswa memulai
mendesai proyek yang akan
persiapan untuk proyek
dilaksanakan.
yang akan dikerjakan.
Bertanya Guru meminta siswa bertanya hal
Siswa menanyakan hal
yang belum dimengerti terkait
yang belum
dengan LKS dan proyek yang
dimengerti.
diberikan Eksplorasi Tahap 3: Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
Guru meminta siswa untuk
Siswa bersama teman
mengumpulkan informasi dari
dengan anggota
internet, jurnal atau buku lainnya
kelompok mencari
mengenai permasalahan yang
informasi berkaitan
terdapat dalam LKS
dengan LKS melalui
20 menit
sumber lain seperti internet, artikel dan buku. Guru memberikan bantuan kepada
Siswa bertanya kepada
siswa mengenai perencanaan
guru mengenai hal-hal
proyek yang akan dikerjakan.
yang belum dimengerti. 30
Asosiasi Guru membimbing siswa untuk
Siswa melakukan
menyusun dan mengerjakan LKS
diskusi untuk
mengenai proyek serta
menyelesaikan
penyelesaian proyek dan
masalah berdasarkan
permasalahan yang diberikan.
informasi yang telah
menit
91
didapat dari berbagai sumber. Guru memberikan umpan balik
Siswa memperhatikan
berupa penguatan terkait proyek
dan mendengarkan
yang akan disusun dan pemecahan
penjelasan guru.
masalah yang siswa susun. Kommunikasi Guru meminta perawakilan
Perwakilan kelompok
masing-masing kelompok untuk
empresentasikan hasil
mempresentasikan hasil diskusi
diskusi yang telah
dan rancangan proyek yang akan
dilakukan.
dilakukan. Guru mengamati jalannya diskusi
Siswa bertanya atau
dan meminta kelompok lain untuk
menanggapi hasil
menanggapi presentasi yang telah
diskusi yang dilakukan
dilakukan kelompok lain.
oleh kelompok lain.
c. Kegiatan Akhir ( 5 menit) Tahap PBL
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
5
Evaluasi Guru membantu siswa
Setiap kelompok
mengevaluasi kinerja masing-
melakukan evaluasi
masing tugas proyek yang
dan refleksi untuk
diberikan
memulai proyek yang ajkan dokerjakan
Penutup Guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan proyek yang telah
waktu
Siswa menjawab salam
menit
92
dilaksanakan Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
H. Pedoman Penskoran 1. Teknik penilaian
: tertulis
2. Bentuk penilaian
: uraian
3. Instrumen penilaian
: terlampir
Bekasi,
2016
Mengetahui
Guru Biologi
Peneliti
Nurbaiti, S.Pd
Rika Herlianisa Fitri
NIP. 19691027 1999702.2003
NIM. 1111016100003
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3
Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
94
KI.4
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Indikator: 3.7.1
Menyebutkan ciri ciri umum vertebrata.
3.7.2 Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3.7.3 Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.8.1
Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar.
4.8.2
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), siswa diharapkan dapat: 1. Menyebutkan ciri ciri umum vertebrata. 2. Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3. Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata
95
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Simetri tubuh
Lapisan tubuh
Invertebrata
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera Colenterata
Bilateral
Radial
terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Arthropoda
Pseudoselomata
Enchinodermata
Selomata
Saluran air
dibagi
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
96
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran yang digunakan: Project Based Learning (PJBL) 3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Ceramah Tanya jawab Diskusi/kerja kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi pelajaran (dalam bentuk power point) Gambar atau video mengenai hewan invertebrata dan vertebrata (dalam bentuk power point) 2. Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3. Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X
97
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua Waktu
: 3 × 45 menit
a. Kegiatan Awal (10 menit) Tahap
Kegiatan Pembelajaran
PJBL Pembukaan
Guru
Alokasi Siswa
Memberi salam
Menjawab salam
Absensi
Absen
Mengecek kesiapan siswa
Mempersiapkan buku
Menyiapkan buku ajar dan
pelajaran Biologi.
waktu
2 menit
menyiapkan media pembelajaran. Apersepsi
Menanyakan hal yang berhubungan dengan Animalia,
Berpikir dan menjawab
3 menit
pertanyaan dari guru.
seperti: Apakah kalian tahu mengenai perbedaan hewan invertebrata dan vertetbrata? Motivasi
Memberikan gambaran umum
Memperhatikan serta
manfaat mempelajari kingdom
mendengarkan
animalia.
penjelasan guru tentang manfaat mempelajari kingdom animalia.
5 menit
98
b. Kegiatan Inti (115 menit) Tahap
Kegiatan pembelajaran
PJBL
Guru Guru
menyampaikan
Alokasi Siswa
tujuan Siswa memperhatikan
pembelajaran.
dan mencatat
waktu 30 menit
penjelasan guru Observasi Guru meminta siswa untuk
Siswa berkumpul
berkumpul dengan anggota
dengan anggota
kelompoknya
kelompok.
Guru meminta masing-masing
Siswa mengerjakan
kelompok untuk mengerjakan LKS
LKS terkait ciri
terkait dengan artikel mengenai
vertebrata
ciri umum vertebrata
Bertanya Guru bertanya kepada kelompok
Siswa menjelaskan dan menjawab pertanyaan
mengenai LKS yang dikerjakan
yang diajukan oleh
sisiwa terkait vertebrata
guru.
Guru menanyakan kepada masing- Siswa menjelaskan masing kelompok mengeai tugas
mengenai proyek yang
proyek terkait pembuatan rangka
sedang dikerjakan
vertebrata
Tahap 4 :
Eksplorasi
Penyelesaian Guru meminta siswa untuk
Bersama teman dengan anggota kelompok
proyek
mengumpulkan informasi dari
mencari informasi dari
dengan
internet, jurnal atau buku lainnya
internet, jurnal atau
fasilitas dan
mengenai LKS yang dikerjakan
buku lainnya.
45 menit
99
monitoring guru
siswa terkait hewan vertebrata Guru mengingatkan siswa mencari
Siswa mencatat hal-hal yang diperintahkan
sumber informasi lain untuk
guru terkait
penyelesaian proyek yang sedang
penyelesaian proyek.
dikerjakan Guru memberikan bantuan kepada
Siswa bertanya kepada guru mengenai hal-hal
siswa mengenai proyek yang akan
yang belum
dikerjakan.
dimengerti. 40
Asosiasi Guru membimbing siswa dalam
Guru melakukan
melakukan diskusi terkait
diskusi mengenai
pengerjaan LKS mengenai struktur
kesulitan yang muncul
tubuh vertebrata serta penyelesaian
dalam penyelesaian
permasalahan yang diberikan
proyek.
Guru membimbing siswa dalam pengerjaan proyek dan kesulitannya untuk menyusun dan mengerjakan LKS.
Komunikasi Guru meminta perawakilan
Siswa menjelaskan
masing-masing kelompok untuk
hasil diskusi yang
mempresentasikan hasil diskusi
dikerjakan
yang dikerjakan.
Siswa bertanya kepada
Guru mengamati jalannya diskusi
kelompok lain terkait
dan meminta kelompok lain untuk
hasil yang didapatkan
menanggapi presentasi yang telah
dari diskusi kelompok.
dilakukan kelompok lain. Guru meminta perwakilan beberapa kelompok untuk
menit
100
menyampaikan proyek yang sedang dikerjakan terkait pembuatan rangka
c. Kegiatan Akhir ( 10 menit) Tahap
Aktivitas pembelajaran
PJBL
Guru
Alokasi Siswa
10
Evaluasi Guru membantu siswa
Setiap kelompok
mengevaluasi kinerja masing-
melakukan evaluasi
masing tugas proyek yang
dan refleksi untuk
diberikan.
memperbaiki kesalahan dalam penyusunan proyek.
Guru mengingatkan siswa bahwa
Siswa encatat dan
dalam pertemuan selajutnya agar
mndengarkan penjelasn
membawa proyek yang
guru.
dikerjakan dan juga laporan yang telah dikerjakan untuk dijelaskan kepada media. Penutup Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam Guru engingatkan siswa untuk tugasnya masing-masing
waktu
Siswa menjawab salam
menit
101
H. Pedoman Penskoran 1. Teknik penilaian
: tertulis
2. Bentuk penilaian
: uraian
3. Instrumen penilaian
: terlampir
Bekasi,
2015
Mengetahui
Guru Biologi
Peneliti
Nurbaiti, S.Pd
Rika Herlianisa Fitri
NIP. 19691027 1999702.2003
NIM. 1111016100003
102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3
Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
103
KI.4
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Indikator: 3.7.1 Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3.7.2 Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.8.1
Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar.
4.8.2
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), siswa diharapkan dapat: 1.
Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur
anatomi dan
morfologinya 2.
Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
104
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Simetri tubuh
Lapisan tubuh
Invertebrata
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera Colenterata
Bilateral
Radial
terdiri terdiri
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Triploblastik
Saluran air
dibagi
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves
Diploblastik Annelida
tersusun
Mollusca Aselomata
Arthropoda
Pseudoselomata
Enchinodermata
Selomata
Mamalia
105
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran yang digunakan: Project Based Learning (PJBL) 3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Ceramah Tanya jawab Diskusi/kerja kelompok F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi pelajaran (dalam bentuk power point) Gambar atau video mengenai hewan invertebrata dan vertebrata (dalam bentuk power point) 2. Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3. Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X
106
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga Waktu a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
PJBL
Alokasi Siswa
waktu
Memberi salam
Menjawab salam
2 menit
Mengecek absensi.
Absensi
Mengecek kesiapan siswa
Mempersiapkan buku
Guru Pembukaan
Menyiapkan buku ajar dan menyiapkan
pelajaran Biologi.
media pembelajaran. 5 menit
Apersepsi Menanyakan hal yang berhubungan dengan gambar, seperti “Apa saja peran
Berpikir dan menjawab pertanyaan dari guru.
dari Animalia baik yang menguntungkan dan merugikan?” 3 menit
Motivasi Guru menarik perhatian siswa dengan menampilkan berbagai peranan hewan
Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan
dalam kehidupan
b. Kegiatan Inti (115 menit) Tahap
Kegiatan pembelajaran
PJBL
Guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Alokasi Siswa
Siswa memperhatikan dan mencatat
waktu 5 Menit
107
Observasi Guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya
Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompoknya
10 menit
masing-masing. Bertanya Guru bertanya kepada siswa mengenai proyek yang telah mereka kerjakan
Siswa menjawab pertanyaan guru
10 menit
Eksplorasi Guru meminta siswa untuk
Siswa bersama dengan
mengerjakan LKS terkait peranan
anggota kelompok
animalia baik hewan invertebrata
mengerjakan LKS yang
maupun vertebrata
diberikan
Guru mengintruksikan siswa untuk mencari sumber informasi lain terkait
informasi lain terkait hal-hal
hal-hal yang dibutuhkan dalam proses
yang dibutuhkan dalam
pembelajaran
penyelesaian LKS 10
Tahap 5:
Guru melakukan diskusi dan tanya
Penyusuna
jawab mengenai kesulitan danam
tanya jawab mengenai
n laporan
pengerjaan LKS yang diberikan
kesulitan LKS yang diberikan
Siswa melakukan diskusi dan
dan
Guru melakukan tanya jawab kepada
Siswa menjawab pertanyaan
presentasi/
beberapa kelompok terkait proyek
guru terkait dengan proses
yang sudah dibuat untuk di
penyelesaian proyek
hasil proyek
presentasikan Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil pengerjaan LKS dan presentasi produk akhir yang telah dibuat terkait rangka vertebrata
menit
Siswa mencari sumber
Asosiasi
publikasi
25
Siswa dan masing-masing kelompok mempersiapkan diri untuk presentasi
menit
108
Komunikasi Guru meminta setiap kelompok untuk
Siswa menjelaskan secara
45
menjelaskan secara lisan terkait LKS
hasil diskusi dan tugas
menit
yang diberikan serta terkait proyek
kelompok lisan
yang telah dikerjakan
c. Kegiatan Akhir (10 menit) Tahap
Aktivitas pembelajaran
PJBL
Guru
Alokasi Siswa
8 menit
Evaluasi Tahap 6: Evaluasi
Guru membantu siswa mengevaluasi kinerja masing-masing kelompok
proses dan
Setiap kelompok melakukan evaluasi dan refleksi hasil kerja mereka dalam
hasil proyek
waktu
penyelesaian proyek dan Guru memberikan reward berupa nilai tambahan terhadap kinerja masing-
masalah. Siswa memberikan kesimpulan
masing kelompok dalam penyelesaian
hasil diskusi yang telah
proyek
dilakukan
Bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan Penutup Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Menjawab salam.
2 menit
109
H. Pedoman Penskoran
Teknik penilaian
: tertulis
Bentuk penilaian
: uraian
Instrumen penilaian
: terlampir
Bekasi,
2015
Mengetahui
Guru Biologi
Peneliti
Nurbaiti, S.Pd
Rika Herlianisa Fitri
NIP. 19691027 1999702.2003
NIM. 1111016100003
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
111
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 1.1
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
KD 1.2
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
KD 1.3
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium
maupun
di
luar
kelas/laboratorium. KD 2.2
Peduli
terhadap
keselamatan
diri
dan
lingkungan
dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Indikator: 3.7.1 Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan. 3.7.2 Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 3.7.3 Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata
112
3.7.4 Mengklasifikasikan hewan invertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3.7.5 Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata
KD 4.8
Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.8.1 Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan Invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar. 4.8.2 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan 2. Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 3. Menyebutkan ciri ciri umum Invertebrata
4. Mengklasifikasikan hewan Invertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 5. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan Invertebrata .
113
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Lapisan tubuh
Invertebrata
Simetri tubuh
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera
Radial
Colenterata
Bilateral terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Pseudoselomata Selomata
Arthropoda Enchinodermata
Saluran air
dibagi atas
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
114
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: - Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran yang digunakan: - Problem Based Learning (PBL) 3. Metode Pembelajaran yang digunakan: - Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi/kerja kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: -
Lembar Kerja Siswa (LKS)
-
Materi pelajaran (dalam bentuk power point)
-
Gambar atau video mengenai hewan Invertebrata dan Vertebrata (dalam bentuk power point)
2. Alat Pembelajaran: - Whiteboard - Alat tulis - Laptop - LCD - Spidol 3. Sumber Pembelajaran - Buku teks pelajaran biologi Kelas X
115
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Petama Waktu a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
PBL
Guru
Alokasi waktu
Siswa
Pembukaan Memberi salam, mengecek
Menjawab
salam,
dan 3 menit
kehadiran siswa, mengecek
mempersiapkan buku pelajaran
kesiapan siswa, menyiapkan
Biologi.
buku ajar dan menyiapkan media pembelajaran. Apersepsi Menanyakan hal yang berhubungan dengan
Berpikir dan menjawab
4 menit
pertanyaan dari guru.
animalia, seperti: Kalian pasti tahu mengenai hewan kan? ada berapa jenis hewankah didunia ini? Bagaimanakah membedakan antara satu hewan dengan yang lainnya? 3 menit
Motivasi Memberikan gambaran
Memperhatikan serta
umum manfaat mempelajari
mendengarkan penjelasan dari
kingdom animalia.
guru tentang manfaat mempelajari kingdom animalia.
116
b. Kegiatan Inti (120 menit) Tahap PBL
Kegiatan pembelajaran Guru
Tahap: 1 Orientasi Siswa pada Masalah
Alokasi Siswa
Guru menyampaikan tujuan Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.
pembelajaran yang
waktu 10 menit
disampaikan guru Guru menampilkan gambar macam-macam hewan
Siswa memperhatikan dan mencatat.
terkait dengan kingdom Animalia khusanya Invertebrata Guru mengajukan
Siswa menjawab
permasalahan yang
permasalahan terkait dengan
berkaitan dengan ciri,
Invertebrata.
struktur dan reproduksi Invertebrata. Tahap 2:
25
Observasi
Mengorganisasi Guru membimbing siswa kan siswa dalam pembuatan kelompok untuk meneliti yang beranggotakan 5-6 orang. Guru memberikan LKS
Siswa berkumpul dengan anggota kelompok. Siswa membaca dan memahami LKS yang
kepada setiap kelompok
diberikan serta memulai
untuk siswa kerjakan secara
diskusi untuk perencanaan
berkelompok dengan
pemecahan masalah.
permasalahan yang sama. Guru membantu kelompok dalam mengklarifikasi atau mendefinisikan tugas belajar yang berhubungan dengan
Siswa menyimak penjelasan guru.
menit
117
permasalahan tersebut. Bertanya Guru memotivasi siswa
Siswa bertanya kepada guru
untuk bertanya hal yang
mengenai LKS yang
belum dimengeri terkait
diberikan
dengan LKS yang diberikan Eksplorasi Siswa bersama teman dengan
25
mengumpulkan atau
anggota kelompok mencari
menit
mandiri dan
mencaari informasi lain dari
informasi dari internet, jurnal
kelompok
internet, jurnal, atau sumber
atau sumber buku lainnya
buku lain mengenai
berkaitan dengan LKS
permasalahan yang terdapat
melalui sumber lain seperti
dalam LKS
internet, artikel dan buku.
Tahap 3: Investigasi
Guru meminta siswa untuk
Guru memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk
Tahap 4: Mengembangk an dan
Siswa bertanya kepada guru
kelompok yang
mengenai hal-hal yang belum
membutuhkan.
dimengerti. 35
Asosiasi Guru membimbing siswa
Siswa melakukan diskusi
untuk menyusun dan
untuk menyelesaikan
menyajikan
mengerjakan LKS mengenai
masalah berdasarkan
hasil karya
permasalahan yang
informasi yang telah didapat
diberikan.
dari berbagai sumber.
Guru memberikan umpan
Siswa menyimak dan
balik berupa penguatan
mendengarkan penjelasan
terkait pemecahan masalah
guru.
yang siswa susun. Komunikasi Guru meminta perawakilan
Perwakilan masin-masing kelompok mempresentasikan
menit
118
masing-masing kelompok
hasil diskusi yang telah
untuk mempresentasikan
dilakukan.
hasil diskusi yang telah dilakukan. Guru mengamati jalannya
Siswa bertanya atau
diskusi dan meminta
menanggapi hasil diskusi
kelompok lain untuk
yang dilakukan oleh
menanggapi presentasi yang
kelompok lain.
telah dilakukan kelompok lain. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi hasil
Guru membantu siswa
Siswa melakukan evaluasi
25
mereview diskusi yang telah
dari diskskusi yang telah
menit
dilakukan.
dilakukan.
Guru memberikan reward
Siswa menyimak dan
berupa nilai tambahan
mendengarkan penjelasan
terhadap kinerja kelompok
guru.
yang aktif Guru menugaskan tiap siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya
c. Kegiatan Akhir ( 5 menit) Tahap PBL
Aktivitas pembelajaran Guru
Alokasi Siswa
5
Penutup Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam Guru mengingatkan siswa untuk tugasnya masing-masing
waktu
Siswa menjawab salam
menit
119
H. Penilaian 1.
Jenis atau Teknik Penilaian a. Tes : Tes kemampuan kognitif (terlampir) b. Non tes Penilaian afektif (terlampir) Penilaian diskusi (terlampir) Penilaian psikomotorik (terlampir)
2.
Bentuk Instrumen
Instrumen tes tertulis pilihan ganda (terlampir)
Instrumen penilaian afektif (terlampir)
Instrumen penilaian diskusi
Instrumen penilaian psikomotorik (terlampir)
Bekasi,
2016
Mengetahui
Guru Biologi
Peneliti
Nurbaiti, S.Pd
Rika Herlianisa Fitri
NIP. 19691027 1999702.2003
NIM. 1111016100003
120
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN(RPP) PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan ke
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3
Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
121
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup. KD 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. KD 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium
maupun
di
luar
kelas/laboratorium. KD 2.2 Peduli
terhadap
keselamatan
diri
dan
lingkungan
dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. KD 3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Indikator: 3.7.1 Menyebutkan ciri ciri umum vertebrata. 3.7.2 Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya.
122
3.7.3 Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata
KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.8.1
Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar.
4.8.2
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa diharapkan dapat: 1.
Menyebutkan ciri ciri umum vertebrata.
2.
Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya.
3.
Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata
123
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Lapisan tubuh
Invertebrata
Simetri tubuh
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera
Radial
Colenterata
Bilateral terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Pseudoselomata Selomata
Arthropoda Enchinodermata
Saluran air
dibagi atas
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
124
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan Scientifik. Model
: Problem Based Learning (PBL).
Metode
: Ceramah, tanya jawab, dan diskusi/kerja kelompok.
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS). Materi pelajaran (dalam bentuk power point). Gambar atau video mengenai struktur dan ciri tubuh vertebrata. (dalam bentuk power point) 2. Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3. Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua Waktu a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
PBL
Guru
Alokasi Siswa
waktu
Pembukaan Memberi salam, mengecek absensi
Menjawab salam
siswa, mengecek kesiapan siswa, dan
mempersiapkan buku
menyiapkan media pembelajaran.
pelajaran Biologi.
2 menit
125
Apersepsi Menayakan hal-hal yang berkaitan dengan materi:
Berpikir dan mejawab
3 menit
pertanyaan guru
Kalian pernah memasak atau memakan ikan kan? Apakah menurut kalian ikan sama dengan hewan yang kita pelajari minggu lalu terkait Invertebrata? 5 menit
Motivasi Memberikan motivasi mengenai manfaat mempelajari struktur
Memperhatikan penjelasan guru.
Vertebrata.
b. Kegiatan Inti (120 menit) Tahap PBL
Kegiatan pembelajaran Guru
Tahap: 1 Orientasi Siswa pada Masalah
Menampilkan gambar atau
Alokasi Siswa
waktu
Memperhatikan dan
10
video terkait dengan materi
mencatat hal yang
menit
pembelajaran.
penting.
Mengajukan permasalahan
Menjawab permasalahan
yang berkaitan dengan
terkait dengan
strukutur, ciri-ciri dan hal
Vertebrata.
lainnya terkait dengan Vertebrata. Menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam
Mendengarkan penjelasan guru.
pembelajaran. Observasi Tahap 2: Mengorganisasika
Meminta siswa berkumpul dengan anggota
Berkumpul dengan anggota kelompok.
20 menit
126
n Siswa untuk Meneliti
kelompoknya. Membagikan LKS berbasis
Membaca dan
masalah untuk siswa
memahami
kerjakan secara
permasalahan yang
berkelompok.
terdapat dalam LKS.
Membantu siswa dalam
Berdiskusi dengan
mengklarifikasi atau
anggota kelompok lain
mendefinisikan tugas belajar
untuk menyelesaikan
yang berhubungan dengan
permasalahan yang
permasalahan tersebut.
terdapat dalam LKS.
Bertanya Bertanya kepada kelompok
Menjawab dan bertanya
terkait dengan LKS yang
beberapa hal mengenai
diberikan
LKS yang diberikan.
Eksplorasi Tahap 3: Investigasi mandiri dan kelompok
Membimbing dan meminta siswa untuk mengumpulkan
kelompok lainnya
informasi dari internet,
mencari sumber
jurnal atau buku lain
informasi dari internet,
mengenai pemacahan
jurnal atau buku lainnya
masalah yang terdapat dalam
terkait permasalahan
LKS.
yang berkaitan.
Memastikan tiap anggota
Tahap 4: Mengembangkan dan mempresentasika
Bersama anggota
30 menit
Tiap anggota kelompok
kelompok lainnya ikut
berpartisipasi aktif
berpartisipasi aktif dalam
dalam mengumpulkan
kegiatan diskusi
informasi
Asosiasi Memastikan solusi yang
Melakukan diskusi
terdapat dalam LKS sudah
bersama untuk membuat
dikerjakan. semua siswa
solusi atas permasalahan
40 menit
127
n hasil
terlibat aktif dalam proses
yang telah diberikan dan
pemecahan masalah.
mencocokan dengan sumber yang telah didapatkan dari studi literatur.
Memberikan umpan balik
Mendengarkan pengutan
atau penguatan terkait
yang diberikan guru dan
dengan LKS yang sedang
mencatatnya.
dikerjakan siswa. Komunikasi Meminta perwakilan dari
Perwakilan kelompok
setiap kelompok untuk
mempresentasikan
mempresentasikan hasil
secara lisan hasil diskusi
diskusi yang telah dilakukan.
yang telah dilakukan.
Mengamati jalannya presentasi. Mempersilahkan kelompok lain untuk memberikan
Bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi.
tanggapan atas presentasi kelompok lain. Menilai siswa dan jalannya diskusi. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi hasil
Evaluasi Membantu siswa mengevaluasi jalannya diskusi dan kinerja masingmasing kelompok Mengapresiasi kinerja masing-masing kelompok.
Mendengarkan penjelasan guru.
20 menit
128
c.
Kegiatan Akhir ( 5 menit)
Tahap PBL
Aktivitas pembelajaran Guru
Siswa Bersama-sama
memberikan kesimpulan
memberi kesimpulan
dari diskusi yang
dari pembelajaran yang
dilakukan.
dilakukan.
Menutup pembelajaran
Menjawab salam.
dengan mengucapkan salam. Menugaskan siswa untuk memahami materi selajutnya terkait peranan kingdom animalia.
H. Penilaian 1.
Jenis atau Teknik Penilaian a. Tes : Tes kemampuan kognitif (terlampir) b. Non tes
waktu 5
Penutup Bersama dengan siswa
Alokasi
menit
129
Penilaian afektif (terlampir) Penilaian diskusi (terlampir) Penilaian psikomotorik (terlampir)
2. Bentuk Instrumen Instrumen tes tertulis pilihan ganda (terlampir) Instrumen penilaian afektif (terlampir) Instrumen penilaian diskusi Instrumen penilaian psikomotorik (terlampir)
Bekasi,
2016
Mengetahui
Guru Biologi
Nurbaiti, S.Pd NIP. 19691027 1999702.2003
Peneliti
Rika Herlianisa Fitri NIM. 1111016100003
130
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN (RPP) PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan ke
:3
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3
Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
131
secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
KD 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup. KD 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. KD 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium
maupun
di
luar
kelas/laboratorium. KD 2.2 Peduli
terhadap
keselamatan
diri
dan
lingkungan
dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
132
Indikator: 3.7.1
Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya.
3.7.2
Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator: 4.8.1
Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar.
4.8.2
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa diharapkan dapat: 1.
Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur
anatomi dan
morfologinya 2.
Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
133
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Lapisan tubuh
Invertebrata
Simetri tubuh
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera
Radial
Colenterata
Bilateral terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Pseudoselomata Selomata
Arthropoda Enchinodermata
Saluran air
dibagi atas
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
134
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran Pendekatan : Pendekatan Scientifik. Model
: Problem Based Learning (PBL).
Metode
: Ceramah, tanya jawab, dan diskusi/kerja kelompok.
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS). Materi pelajaran (dalam bentuk power point). Gambar atau video mengenai struktur dan ciri tubuh vertebrata. (dalam bentuk power point) 2. Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3. Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X.
135
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga Waktu a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
PBL
Guru
Alokasi Siswa
waktu
Pembukaan Memberi salam, mengecek kehadiran
Menjawab salam,
siswa, mengecek kesiapan sisw, dan
,mempersiapkan buku
menyiapkan media pembelajaran.
pelajaran Biologi.
2 menit
Apersepsi Menayakan hal-hal yang berkaitan dengan materi: Apakah
atau
pemanfaatan
3 menit
pertanyaan guru
kalian
seafood
Berpikir dan mejawab
pernah ikan?
lain
dari
makan Adakah hewan
hewan yang ada didunia? Motivasi Memberikan motivasi mengenai peranan kingdom animalia dalam
Memperhatikan
5 menit
penjelasan guru.
kehidupan sehari –hari.
b. Kegiatan Inti (120 menit) Tahap PBL
Kegiatan pembelajaran Guru
Tahap: 1 Orientasi siswa pada masalah
Menampilkan gambar atau
Alokasi Siswa
waktu
Memperhatikan dan
10
video terkait dengan materi
mencatat hal yang
menit
pembelajaran.
penting.
136
Mengajukan permasalahan
Menjawab permasalahan
yang berkaitan dengan
terkait gambar yang
pemanfataan animalia
ditampilkan.
dalam kehidupan seharihari. Memjelaskan tujuan yang
Mendengarkan penjelasan guru.
hendak dicapai dalam pembelajaran. Observasi Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Meminta siswa berkumpul dengan anggota
Berkumpul dengan anggota kelompok.
20 menit
kelompoknya. Membagikan LKS berbasis
Membaca dan memahami
masalah untuk siswa
permasalahan yang
kerjakan secara
terdapat dalam LKS.
berkelompok. Membantu siswa dalam
Berdiskusi dengan
mengklarifikasi atau
anggota kelompok lain
mendefinisikan tugas
untuk menyelesaikan
belajar yang berhubungan
permasalahan yang
dengan permasalahan
terdapat dalam LKS.
tersebut. Bertanya Bertanya kepada kelompok
Menjawab dan bertanya
terkait dengan LKS yang
beberapa hal mengenai
diberikan
LKS yang diberikan.
Eksplorasi Tahap 3: Investigasi mandiri dan kelompok
Membimbing dan meminta
Bersama anggota
siswa untuk
kelompok lainnya
mengumpulkan informasi
mencari sumber informasi
30 menit
137
mengenai pemacahan
terkait permasalahan yang
masalah yang terdapat
berkaitan.
dalam LKS melalui kajian dari sumber lain. Memastikan tiap anggota
Tiap anggota kelompok
kelompok lainnya ikut
berpartisipasi aktif dalam
berpartisipasi aktif dalam
mengumpulkan informasi.
kegiatan diskusi. Tahap 4: Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Asosiasi Memberikan umpan balik
Mendengarkan pengutan
atau penguatan terkait
yang diberikan guru dan
dengan LKS yang sedang
mencatatnya.
dikerjakan siswa. Memastikan solusi yang
Melakukan diskusi
terdapat dalam LKS sudah
bersama untuk membuat
dikerjakan. semua siswa
solusi atas permasalahan
terlibat aktif dalam proses
yang telah diberikan dan
pemecahan masalah .
mencocokan dengan sumber yang telah didapatkan daris tudi literature.
Komunikasi Meminta perwakilan dari
Perwakilan kelompok
setiap kelompok untuk
mempresentasikan secara
mempresentasikan hasil
lisan hasil diskusi yang
diskusi yang telah
telah dilakukan.
dilakukan. Mempersilahkan kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas presentasi
Bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi
40 menit
138
kelompok lain. Mengamati jalannya presentasi dan menilai siswa dan jalannya diskusi. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi hasil
20
Evaluasi Membantu siswa mengevaluasi jalannya
Mendengarkan
menit
penjelasan guru.
diskusi dan kinerja masingmasing kelompok Mengapresiasi kinerja masing-masing kelompok
c.
Kegiatan Akhir ( 5 menit)
Tahap PBL
Aktivitas pembelajaran Guru
Penutup
Bersama dengan siswa
Siswa Bersama-sama memberi
memberikan kesimpulan
kesimpulan dari
dari diskusi yang
pembelajaran yang
dilakukan.
dilakukan.
Melakukan posttest untuk mengetahui kemampuan
Melakukan posttest yang diminta guru.
siswa setelah pembelajaran berlangsung. Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Menjawab salam.
Alokasi waktu 5 menit
139
H. Penilaian 1.
Jenis atau Teknik Penilaian a. Tes : Tes kemampuan kognitif (terlampir) b. Non tes
Penilaian afektif (terlampir)
Penilaian diskusi (terlampir)
Penilaian psikomotorik (terlampir)
2. Bentuk Instrumen
Instrumen tes tertulis pilihan ganda (terlampir)
Instrumen penilaian afektif (terlampir)
Instrumen penilaian diskusi
Instrumen penilaian psikomotorik (terlampir)
Bekasi,
2016
Mengetahui
Guru Biologi
Nurbaiti, S.Pd NIP. 19691027 1999702.2003
Peneliti
Rika Herlianisa Fitri NIM. 1111016100003
140
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROBLEM SOLVING Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
141
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup. KD 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. KD 1.3
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium
maupun
di
luar
kelas/laboratorium. KD 2.2
Peduli
terhadap
keselamatan
diri
dan
lingkungan
dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Indikator: 3.7.1 Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan. 3.7.2 Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 3.7.3 Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata 3.7.4 Mengklasifikasikan hewan invertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3.7.5 Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata .
142
KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.8.1 Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan Invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar. 4.8.2 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Problem solving siswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan 2. Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 3. Menyebutkan ciri ciri umum Invertebrata
4. Mengklasifikasikan hewan Invertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 5. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan Invertebrata .
143
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Lapisan tubuh
Invertebrata
Simetri tubuh
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera
Radial
Colenterata
Bilateral terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Pseudoselomata Selomata
Arthropoda Enchinodermata
Saluran air
dibagi atas
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
144
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran yang digunakan: Problem solving 3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Ceramah Tanya jawab Diskusi/kerja kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi pelajaran (dalam bentuk power point) Gambar atau video mengenai hewan invertebrata dan vertebrata (dalam bentuk power point) 2. Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3. Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X
145
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Petama Waktu a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Kegiatan Pembelajaran Guru
Siswa
Tahapan
Alokasi
Problem Solving
waktu
Pembukaan Memberi salam, mengecek
Menjawab salam,
daftar kehadiran siswa,
mempersiapkan buku
mengecek kesiapan siswa, dan
pelajaran Biologi.
2 menit
menyiapkan buku ajar dan menyiapkan media pembelajaran. 3 menit
Apersepsi Menanyakan hal yang berhubungan dengan animalia, seperti: Kalian pasti tahu mengenai hewan kan? ada berapa jenis hewankah didunia ini? Bagaimanakah membedakan antara satu hewan dengan yang lainnya?
Berpikir dan menjawab pertanyaan dari guru.
146
5 menit
Motivasi Memotivasi
siswa
dengan
Memperhatikan
memberikan contoh dalam
menjawab
kehidupan sehari-hari:
guru.
serta
pertanyaan
Kalian pernah makan hati sapi? pasti kalian pernah mendengar cacing
hati?
tersebut tidak
mengenai penyakit
berhubungan dengan
kingdom
animalia? Meminta
siswa
menjelaskan
untuk
apa
yang
Menjawab pertanyaan guru
diketahui terkait Animalia khususnya invertebrate Melengkapi jawaban siswa Mendengarkan,
dan
dari pertanyaan yang telah
mencatat
dijawab siswa bahwa cacing
guru terkait informasi
hati yang terdapat pada sapi
yang diberikan.
ada
hubungannya
dengan
kingdom animalia khususnya invertebrate. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
penjelasan
Identifikasi adanya masalah
147
b.
Kegiatan Inti (120 menit)
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Guru Observasi
Memperhatikan dan
mengenai kingdom animalia
Alokasi
Problem
Waktu
Solving
Siswa
Menjelaskan
Tahapan
45 Menit
mencatat.
terkait
Invertebrata. Membagi
siswa Berkumpul dengan
kedalam kelompok
anggota kelompok.
dan meminta untuk berkumpul dengan anggota kelompoknya. Memberikan
Menerima
lembar kerja siswa (LKS)
LKS
yang diberikan.
sebagai
penuntun diskusi Bertanya
Menjawab
Memaparkan permasalahan yang
permasalahan
akan di diskusikan
terkait dengan
siswa:
Invertebrata.
Klasifikasi kingdom Animalia. Ciri-ciri
dan
struktur Invertebrata Reproduksi, dan
habitat
20 menit
148
Invertebrata
siswa Menanyakan hal-hal
Meminta menanyakan hal
hal-
yang
ingin
ditanyakan
dari
LKS
yang tidak dimengerti dalam LKS.
yang
diberikan. Eksplorasi
Melakukan
Memberikan kesempatan untuk
untuk
berdiskusi.
hasil
diskusi
menentukan
digunakan siswa Mencari
Meminta untuk
mencari
memecahkan
dalam
masalah
informasi
dari
informasi
tambahan
untuk
memperkuat
internet, jurnal atau
jawaban atau hasil
buku
diskusi
lainnya
terkait permasalahan dalam LKS yang diberikan.
dilakukan.
untuk
yang
pemecahan masalah.
Mencari data
yang
20 menit
149
Asosiasi
Mendengarkan
Membimbing
Menetapkan
siswa untuk
penguatan yang
jawaban
menyusun dan
diberikan guru.
sementara
15 menit
mengerjakan LKS mengenai permasalahan yang Bertanya mengenai
diberikan.
Memberikan
hal yang
umpan balik
berhubungan dengan
berupa penguatan
penyelesaian
terkait pemecahan
masalah yang
masalah yang
terdapat dalam LKS
siswa susun.
Menyusun dan
Meminta siswa
Menguji
untuk menyusun
menentukan strategi
kebenaran
hasil terkait
yang dipilih dalam
jawaban
permasalahan yang
pemecahan masalah
sementara.
diberikan
sesuai dengan sumber yang didapat
Komunikasi
Masing-masing
Meminta permakilan kelompok
perwakilan untuk
kelompok
mempresentasikan
membacakan hasil
hasil diskusi.
diskusi.
Mempersilahkan kelompok untuk
lain
Bertanya kepada kelompok presentasi
bertanya
mengenai materi
kepada kelompok
yang dipaparkan.
diskusi
mengenai
materi yang belum
Menarik kesimpulan
20 menit
150
dipahami.
Melengkapi jawaban siswa jika terdapat kesalahan.
Bersama siswa
dengan
melakukan
evaluasi
pada
materi yang sedang dipelajari
Mempersilahkan siswa
untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
c.
Kegiatan Akhir ( 5 menit)
Tahap PBL
Aktivitas pembelajaran Guru
Siswa
Tahapan
Alokasi
Problem
waktu
Solving 5
Penutup Penutup
Menutup pembelajaran
Menjawab salam
dengan mengucapkan salam Mengingatkan siswa untuk tugasnya masing-masing
H. Penilaian 1.
Jenis atau Teknik Penilaian a. Tes : Tes kemampuan kognitif (terlampir) b. Non tes
menit
151
Penilaian afektif (terlampir) Penilaian diskusi (terlampir) Penilaian psikomotorik (terlampir) 2. Bentuk Instrumen Instrumen tes tertulis pilihan ganda (terlampir) Instrumen penilaian afektif (terlampir) Instrumen penilaian diskusi Instrumen penilaian psikomotorik (terlampir)
Bekasi,
2016
Mengetahui
Guru Biologi
Peneliti
Nurbaiti, S.Pd
Rika Herlianisa Fitri
NIP. 19691027 1999702.2003
NIM.1111016100003
152
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROBLEM SOLVING
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
153
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 1.1
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
KD 1.2
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
KD 1.3
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium
maupun
di
luar
kelas/laboratorium. KD 2.2
Peduli
terhadap
keselamatan
diri
dan
lingkungan
dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Indikator: 3.7.1 Menyebutkan ciri ciri umum vertebrata.
154
3.7.2 Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3.7.3 Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata
KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.8.1
Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar.
4.8.2
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Prolem Solving, siswa diharapkan dapat: 1. Menyebutkan ciri ciri umum vertebrata. 2. Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3. Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata
155
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan)
Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Lapisan tubuh
Invertebrata
Simetri tubuh
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera
Radial
Colenterata
Bilateral terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Pseudoselomata Selomata
Arthropoda Enchinodermata
Saluran air
dibagi atas
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
156
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran yang digunakan: Problem solving 3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Ceramah Tanya jawab Diskusi/kerja kelompok F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi pelajaran (dalam bentuk power point) Gambar atau video mengenai hewan invertebrata dan vertebrata (dalam bentuk power point) 2.Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3.Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X
157
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua Waktu
a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap Pembelajaran Pembukaan
Kegiatan Pembelajaran Guru
Siswa
Memberi salam,
Tahapan
Alokasi
Poblem Solving
waktu
Menjawab salam,
mengecek kehadiran
dan mempersiapkan
siswa, mengecek
buku pelajaran
kesiapan siswa, dan
Biologi.
2 menit
menyiapkan buku ajar dan menyiapkan media pembelajaran. Apersepsi
Menanyakan hal yang
Berpikir dan
berhubungan dengan
menjawab pertanyaan
animalia, seperti:
dari guru.
3 menit
Kalian semua pasti pernah memakan ikan bukan? Pernahkah kalian memperhatikan struktur tubuhnya Motivasi
Memotivasi dengan
siswa
Memperhatikan serta
Identifikasi
memberikan
menjawab pertanyaan
masalah
manfaat mempelajari vertebrata.
guru.
5 menit
158
Memberikan pertanyaan
Berpikir dan kepada
siswa
menjawab
untuk
pertanyaan guru
mengidentifikasi masalah: Saat memilih ikan mengapa biasa dilihat bagian didekat mata? bagian apakah itu? Melengkapi jawaban
Mendengarkan, dan
siswa dari pertanyaan
mencatat penjelasan
yang telah dijawab
guru terkait informasi
siswa.
yang diberikan.
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b.
Kegiatan Inti (120 menit)
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Guru Observasi
Memperhatikan
mengenai kingdom animalia vertebrata.
terkait
mencatat.
Alokasi
Problem
Waktu
Solving
Siswa
Menjelaskan
Tahapan
dan
45 Menit
159
Meminta untuk
siswa berkumpul
dengan
Berkumpul
dengan
anggota kelompok.
anggota
kelompoknya. Memberikan lembar Menerima LKS yang kerja siswa sebagai
diberikan.
penuntun diskusi Bertanya
Menjawab
Memaparkan permasalahan yang
permasalahan terkait
akan
dengan hewan
didiskusikan
siswa:
20 menit
vertebrata.
Ciri-ciri
dan
struktur vertebrate Reproduksi, dan habitat vertebrate
Meminta
siswa Menanyakan hal-hal
menanyakan hal-hal
yang tidak dimengerti
yang
dalam LKS.
ingin
ditanyakan dari LKS yang diberikan. Eksplorasi
Melakukan diskusi
Memberikan kesempatan
untuk
berdiskusi.
untuk menentukan hasil
20
untuk
menit
atau solusi yang
memecahkan
digunakan dalam
masalah
pemecahan masalah.
Mencari data
Meminta siswa
Mencari informasi
untuk mencari
tambahan untuk
sumber informasi
memperkuat jawaban
160
tambahan terkait
atau hasil diskusi yang
permasalahan dalam
dilakukan.
LKS yang diberikan. Asosiasi
Membimbing siswa
Mendengarkan
Menentukan
15 menit
untuk menyusun dan
penguatan yang
dan Menerap-
mengerjakan LKS
diberikan guru.
kan Strategi Pilihan
mengenai permasalahan yang diberikan.
Memberikan umpan
Menyusun dan
balik berupa
menentukan strategi
penguatan terkait
yang dipilih dalam
pemecahan masalah
pemecahan masalah.
yang siswa susun.
Menyusun dan
Meminta siswa
Menguji
untuk menyusun
menentukan strategi
kebenaran
hasil terkait
yang dipilih dalam
jawaban
permasalahan yang
pemecahan masalah
sementara
diberikan
sesuai dengan sumber yang didapat
Komunikasi
Meminta permakilan Perwakilan kelompok kelompok
untuk
mempresentasikan
membacakan hasil diskusi.
hasil diskusi .
Mempersilahkan
Bertanya kepada
kelompok lain untuk
kelompok presentasi
bertanya
kepada
mengenai materi yang
kelompok
diskusi
dipaparkan.
mengenai
materi
yang
belum
Menarik
20
kesimpulan
menit
161
dipahami.
Melengkapi jawaban siswa jika terdapat kesalahan.
Bersama siswa
dengan melakukan
evaluasi pada materi yang
sedang
dipelajari
Mempersilahkan siswa
untuk
bertanya
mengenai
materi yang belum dipahami.
c.
Kegiatan Akhir ( 5 menit)
Tahap Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran Guru
Siswa
Menutup
Menjawab salam
pembelajaran dengan mengucapkan salam Memberikan tugas struktur untuk pertemuan berikutnya
Alokasi
Problem solving
waktu 5
Penutup Penutup
Tahapan
Mencatat tugas yang diberikan.
menit
162
H. Penilaian 1. Jenis atau Teknik penilaian Tes : Tes kemampuan kognitif (terlampir) Non tes Penilaian afektif (terlampir) Penilaian diskusi (terlampir) Penilaian psikomotorik (terlampir) 2. Bentuk Instrumen Instrumen tes tertulis pilihan ganda (terlampir) Instrumen penilaian afektif (terlampir) Instrumen penilaian diskusi (terlampir) Instrumen penilaian psikomotorik (terlampir)
Bekasi,
2016
Mengetahui Guru Biologi
Peneliti
Nurbaiti, S.Pd
Rika Herlianisa Fitri
NIP. 19691027 1999702.2003
NIM. 1111016100003
163
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN II PROBLEM SOLVING
Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/Genap
Materi Pokok
: Animalia
Pertemuan
:3
Alokasi Waktu
: 3 x 3 JP
A. Kompetensi Inti (KI) KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
164
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator KD 1.1
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
KD 1.2
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
KD 1.3
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium
maupun
di
luar
kelas/laboratorium. KD 2.2
Peduli
terhadap
keselamatan
diri
dan
lingkungan
dengan
menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. KD 3.7
Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
165
Indikator: 3.7.1 Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3.7.2 Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan KD 4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.
Indikator: 4.8.1
Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar.
4.8.2
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari kingdom Animalia dengan menggunakan model pembelajaran Problem solving, siswa diharapkan dapat: 1.
Mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur
anatomi dan
morfologinya 2.
Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
166
D. Ringkasan Materi Pembelajaran
Animalia (hewan) Membahas
Peranan
Klasifikasi
Karakteristik Pengelompokan dibagi atas
dibagi atas
Lapisan tubuh
Invertebrata
Simetri tubuh
Vertebrata memiliki
terdiri
Porifera
Radial
Colenterata
Bilateral terdiri terdiri
Triploblastik
Diploblastik
Platyhelminthes s Nemathelminthes
Annelida tersusun
Mollusca Aselomata
Pseudoselomata Selomata
Arthropoda Enchinodermata
Saluran air
dibagi atas
terdiri
Pisces
Ascon
Amfibi
Sycon
Reptil
Leucon
Aves Mamalia
167
E. Model, Metode dan Pendekatan Pembelajaran 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan: Pendekatan Scientific 2. Model pembelajaran yang digunakan: Problem solving 3. Metode Pembelajaran yang digunakan: Ceramah Tanya jawab Diskusi/kerja kelompok
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media Pembelajaran: Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi pelajaran (dalam bentuk power point) Gambar atau video mengenai hewan invertebrata dan vertebrata (dalam bentuk power point) 2. Alat Pembelajaran: Whiteboard Alat tulis Laptop LCD Spidol 3. Sumber Pembelajaran Buku teks pelajaran biologi Kelas X
168
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga Waktu a.
: 3 × 45 menit
Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Guru
Siswa
Tahapan
Alokasi
Problem
waktu
Solving Pembukaan
Memberi salam,
Menjawab salam,
mengecek
mempersiapkan
kehadiran siswa,
buku pelajaran
mengecek
Biologi.
2 menit
kesiapan siswa, dan menyiapkan buku ajar dan menyiapkan media pembelajaran. Apersepsi
Menanyakan hal
Berpikir dan
yang
menjawab
berhubungan
pertanyaan dari
dengan
guru.
3 menit
pemanfataam animalia, seperti: Apakah manfaat lain animalia atau hewan selain dimakan? Motivasi
Memotivasi siswa
dengan
Memperhatikan serta menjawab
Identifi kasi
5 menit
169
memberikan
pertanyaan guru.
manfaat
masalah Berpikir dan
mempelajari vertebrata.
menjawab
Memberikan
pertanyaan guru
pertanyaan kepada
siswa
untuk mengidentifikasi masalah: Selain dimakan terdapat manfaat lain dari
hewan
yang disalah gunakan. apa sajakah itu? Mendengarkan, dan
Melengkapi jawaban dari
adanya
siswa
pertanyaan
yang
telah
dijawab siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
mencatat penjelasan guru terkait informasi yang diberikan.
170
b.
Kegiatan Inti (120 menit)
Tahapan
Kegiatan Pembelajaran Tahapan
Pembelajaran Guru
Problem
Siswa
Alokasi Waktu
Solving Observasi
Menjelaskan mengenai
Memperhatikan dan
45 menit
mencatat.
kingdom animalia terkait Berkumpul dengan
vertebrata. Meminta siswa
anggota kelompok.
untuk berkumpul dengan anggota Menerima kelompoknya.
LKS
yang diberikan.
Memberikan lembar siswa
kerja sebagai
penuntun diskusi Bertanya
Memaparkan
Menjawab
permasalahan
permasalahan terkait
yang
dengan hewan
akan
didiskusikan siswa:
vertebrata. Menanyakan hal-hal
Pemanfaatn
yang tidak
animalia
dimengerti
baik invertebrata dan
20 menit
171
vertebrata.
Meminta siswa menanyakan hal-hal
yang
ingin ditanyakan dari LKS
yang
diberikan. Eksplorasi
Memberikan
Melakukan
diskusi
menentukan
20
data
menit
kesempatan
untuk
untuk
hasil
berdiskusi.
yang
digunakan
memecah
dalam
pemecahan
kan
atau
solusi
Meminta siswa Mencari untuk
mencari
informasi
tambahan
untuk
sumber
memperkuat
informasi
jawaban atau hasil
tambahan
diskusi
terkait
dilakukan.
permasalahan dalam
LKS
yang diberikan.
untuk
masalah
masalah.
Mencari
yang
172
Asosiasi
Membimbing
Mendengarkan
Menetapk
15 menit
siswa untuk
penguatan yang
an
menyusun dan
diberikan guru.
jawaban sementar
mengerjakan
a
LKS mengenai permasalahan yang diberikan.
Memberikan
Menyusun dan
umpan balik
menentukan strategi
berupa
yang dipilih dalam
penguatan
pemecahan masalah
terkait pemecahan masalah yang siswa susun.
Komunikasi
Meminta siswa
. Menyusun dan
untuk
menentukan strategi
kebenara
menyusun hasil
yang dipilih dalam
n
terkait
pemecahan masalah
jawaban
permasalahan
sesuai dengan
sementar
yang diberikan
sumber yang didapat
a
Perwakilan
Menarik
20
permakilan
kelompok
kesimpula
menit
kelompok untuk
membacakan hasil
mempresentasik
diskusi.
Meminta
an hasil diskusi.
Menguji
Mempersilahka
Bertanya kepada
n kelompok lain
kelompok presentasi
untuk bertanya
mengenai materi
n
173
kepada
yang dipaparkan.
kelompok diskusi mengenai materi
yang
belum dipahami.
Melengkapi jawaban jika
siswa terdapat
kesalahan.
Bersama dengan siswa melakukan evaluasi
pada
materi
yang
sedang dipelajari
Mempersilahka n siswa untuk bertanya mengenai materi belum dipahami.
yang
174
c.
Kegiatan Akhir ( 5 menit)
Tahap
Aktivitas pembelajaran
Pembelajaran
Guru
Siswa
Tahapan
Alokasi
Problem
waktu
solving 5
Penutup Menutup
Penutup
Menjawab salam
pembelajaran dengan mengucapkan salam Memberikan
Mengerjakan posstest yang diberikan.
posttest terkait kingdom animalia
H. Penilaian 1. Jenis atau Teknik penilaian Tes : Tes kemampuan kognitif (terlampir) Non tes Penilaian afektif (terlampir) Penilaian diskusi (terlampir) Penilaian psikomotorik (terlampir)
2. Bentuk Instrumen Instrumen tes tertulis pilihan ganda (terlampir) Instrumen penilaian afektif (terlampir) Instrumen penilaian diskusi (terlampir) Instrumen penilaian psikomotorik (terlampir)
menit
175
Bekasi,
2016
Mengetahui Guru Biologi
Peneliti
Nurbaiti, S.Pd
Rika Herlianisa Fitri
NIP. 19691027 1999702.2003
NIM. 1111016100003
176
LAMPIRAN 1. MATERI PEMBELAJARAN Kingdom Animalia atau dunia hewan merupakan kelompok yang mempunyai anggota sangat luas, terdiri atas invertebrata dan vertebrata. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, tidak memiliki dinding sel , sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya. Kingdom Animalia mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi. Variasi bentuk tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk simetri tubuhnya. Berdasarkan simetri tubuh, hewan ada yang berbentuk simetri radial dan simetri bilateral. Secara umum kingdom dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu invertebrata atau hewan tak bertulang belakang dan Vertebrata atau hewan bertulang belakang. Pembagian hewan ke dalam filum-filum tersebut berdasarkan jumlah lapisan jaringan embrionalnya, rongga tubuh (selom), habitat, anggota gerak (sirip, sayap, kaki dan tangan), kelengkapan organ (pencernaan, respirasi, ekskresi, reproduksi, saraf), ada tidaknya ruas tulang belakang.
Filum-filum pada invertebrata, di antaranya: Porifera yaitu hewan yang mempunyai pori, Coelenterata atau hewan berongga, Platyhelminthes atau cacing pipih, Nematelminthes atau cacing gilig, Annelida atau cacing gelang, Arthropoda atau hewan dengan kaki beruas, Mollusca atau hewan lunak, dan Echinodermata atau hewan berkulit duri. Porifera permukaan tubuhnya berpori, diploblastik, memiliki rongga tubuh yang dinamakan spongosoel, habitat di air. Coelenterata bersifat diploblastik,
177
habitat di air tawar atau di laut, memiliki rongga gastrovaskuler. Helminthes (cacing) mencakup cacing pipih (Platyhelminthes), tubuhnya tidak berongga (aselomata),
Nemathelminthes;
tubuh
memiliki
rongga
tubuh
semu
(pseudoselomata), dan Annelida; tubuhnya memiliki rongga tubuh yang sebenarnya (euselomata). Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak, ada yang bercangkang dari zat kapur, tapi juga ada yang tidak bercangkang. Arthropoda memiliki ciri khas kaki dan tubuh bersegmen (beruas-ruas). Echinodermata permukaan tubuhnya tertutup oleh kulit duri (echinus).
Peran menguntungkan dari Invertebrata, di antaranya sebagai zooplankton, sebagai sumber protein, sebagai bahan obat, dan perhiasan. Sedangkan peran merugikan misalnya sebagai penyebab penyakit, parasit, dan sebagai hama pada tanaman. Hewan bertulang belakang atau Vertebrata pada umumnya berukuran jauh lebih besar dari Invertebrata sehingga dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Anggota kelompok Vertebrata adalah kelas Cyclostomata atau Agnatha, Pisces atau ikan, Amfibi atau hewan yang hidup di dua alam, Reptilia atau hewan melata, Aves atau burung, dan Mamalia atau hewan menyusui. Peran penting Vertebrata secara biologi adalah sebagai penjaga keseimbangan ekologis di berbagai komunitas.
Semua Vertebrata berperan
sebagai konsumen, baik sebagai konsumen pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Bagi manusia hewan Vertebrata dapat berperan, di antaranya sebagai sumber makanan, alat berburu, bahan baku industri kulit, objek penelitian atau sebagai alat transportasi.
178
2. INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
1. Perhatikan gambar berikut ini!
Cacing hati dalam daur hidupnya memerlukan dua hospes, yaitu hewan herbivore dan siput golongan Lymnea. Telur yang dikeluarkan bersama feses dari hewan herbivore akan menjadi…. a. kista yang bersifat inaktif b. metaserkaria yang memiliki ekor c. serkaria yang bersifat inaktif d. mirasidium yang memiliki silia e. redia yang bersifat inaktif
Perhatikan gambar berikut ini untuk nomor 2 dan 3 2
1
5 3
4
179
Gambar tersebut menjelaskan tahapan perkembangan larva pada Fasciola hepatica. Cacing ini bereproduksi secara generative dan bersifat hermafrodit. dalam satu individu dapat menghasilkan 2000-4000 terlur.
2. Berdasarkan gambar tersebut, pada tahapan manakah larva akan keluar dari tubuh siput kemudian berpindah menempel pada tumbuhan air….. a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3. Pada tahapan manakah larva membentuk sporocyst yang kemudian memproduksi redia.... a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Perhatikan artikel dibawah ini untuk menjawab no 4!
Ascaris lumbricoides atau cacing gelang merupakan jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia. Infeksi terjadi karena menelan telur matang dari tanah yang terkontaminasi, bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar, dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur. Telur yang sudah dibuahi keluar bersama dengan feses, dan bila tertelan bersama makanan dan minuman, dan akan menetas menjadi larva kecil didalam usus, larva ini bersama aliran darah akan masuk ke dalam jantung dan paru-paru. Dari paru-paru larva akan mencapai trakea dan tertelan lagi sampai di usus kemudian tumbuh menjadi cacing dewasa. Indonesia memiliki jumlah askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya antara 60-90 %. Kurangnya pemakaian jamban atau toilet keluarga menimbulkan pencemaran tanah disekitar halaman rumah, di bawah pohon, tempat mencuci, dan pembuangan sampah. Hal ini merupakan keadaan yang baik untuk berkembangnya telur.
4. Rumusan masalah dari kasus tersebut adalah …. a. Kapan peristiwa tersebut terjadi? b. Penyebaran cacing dapat dihentikan dengan menjaga kebersihan pribadi, makanan dan lingkungan dengan baik. c. Adakah jenis makanan yang dapat menyebabkan terinfeksi cacing gelang d. Apakah mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi dan tidak menjaga kebersihan menyebabkan terkena infeksi cacing gelang?
180
e. Mengkonsumsi makanan dan tidak menjaga kebersihan diri tidak akan menyebabkan ikan mentah menyebabkan terkena infeksi cacing gelang
5. Perhatikan gambar berikut ini! Seorang pasien mengeluhkan bengkak dikakinya yang semakin lama semakin membesar. Setelah diperiksa kedokter, diduga pembengkakan kaki tersebut disebabkan oleh cacing, yang menginfeksi pasien. Penyebarannya dilakukan oleh inang perantara Arthroda melalui gigitan nyamuk Culex. Cacing yang menjadi penyebab penyakit kaki gajah ini adalah …. a. Fasciola Hepatica b. Ancylostoma Duodenale c. Wucheria banchrofti d. Taenia saginata e. Oxyuris vermicularis
Perhatikan artikel di bawah ini untuk no 6 dan 7 Anda penyuka Sushi mungkin akan berpikir dua kali untuk memakannya. Seorang pria di China mengeluh sakit di perutnya setelah memakan banyak sashimi. Hasil rontgen yang mengejutkan bahwa pria itu terinfeksi cacing pita di seluruh tubuhnya. Pria yang dirawat di Rumah Sakit Guangzhou, China, ini terinfeksi larva Diphyllobothrium pada ikan mentah. Penelitian telah menunjukkan bahwa makan ikan mentah atau setengah matang dapat menyebabkan berbagai infeksi parasit. Infeksi terjadi setelah menelan larva Diphyllobothrium, yang ditemukan pada ikan air tawar seperti salmon. Meskipun ikan itu telah diasinkan dan diasap tidak dapat membunuh cacing pita. Dr Yin, dari Guangzhou, mengatakan bahwa makan makanan mentah yang terkontaminasi dengan telur cacing pita akan menyebabkan cysticercosis, ketika cacing dewasa masuk aliran darah seseorang. Jenis infeksi yang mengancam jiwa adalah ketika sudah mencapai otak.
181
6.
Rumusan masalah dari kasus tersebut adalah …. a. Kapan peristiwa tersebut terjadi? b. Penyebaran cacing dapat dihentikan dengan diasinkan dan diasapkan ikan tersebut c. Berapakah jumlah ikan yang dikonsumsi apabila terinfeksi cacing pita? d. Apakah memakan ikan yang mentah atau setengah matang setiap hari atau secara berlebihan dapat menyebabkan terkena infeksi cacing pita? e. Mengkonsumsi ikan mentah setiap hari tidak akan menyebabkan
7. Berdasarkan artikel tersebut, bagaimanakah hipotesis yang sesuai …. a. kapan waktu terinfeksi terjadi? b. menyantap ikan mentah tidak akan menyebabkan infeksi cacing pada tubuh c. berapakah jumlah ikan yang dikonsumsi apabila terinfeksi cacing pita? d. apakah mengkonsumsi ikan mentah setiap hari dapat menyebabkan kematian? e. mengkonsumsi ikan mentah atau pemasakan kurang baik dapat menyebabkan tubuh dapat terinfeksi cacing pita. 8. Perbedaan cacing pita pada sapi dengan cacing pita pada babi adalah …. a. cacing pita pada sapi berbentuk pipih, sedangkan pada babi berbentuk gembung b. cacing pita pada sapi berukuran panjang, sedangkan cacing pita pada babi berukuran pendek c. cacing pita pada sapi memiliki proglotid, sedangkan pada babi tidak d. cacing pita pada sapi berwarna putih, sedangkan pada babi berwarna kuning e. cacing pita pada sapi memiliki alat pengait, sadangkan cacing pita pada babi memiliki pengait 9. Ditemukan suatu organisme dengan ciri-ciri: 1) Tubuh memiliki sisik 2) Rangka tersusun atas endoskeleton 3) Bertulang belakang 4) Bernafas dengan paru-paru 5) Tipe reproduksi ovipar Di dalam klasifikasi makhluk hidup, organisme yang memiliki ciri-ciri tersebut termasuk ke dalam kelas …. a. Chondroichtyes
182
b. Reptili c. Amphibi d. Aves e. Mamalia
KUNCI JAWABAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kunci jawaban D E B D C D E E B
Skor 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bentuk Instrumen dan Instrumen Instrumen penilaian pengetahuan (kognitif)
1. Rumus untuk soal pilihan ganda S = jumlah skor pernomor 2. Rumus skor nilai akhir NA = x 100 Dengan: NA = Nilai Akhir S
= Jumlah skor
n
= Jumlah soal
183
3. INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF (SIKAP) Materi
: Animalia (hewan)
Kelas/Semester
: X/2.
Hari/Tanggal
:
Berilah tanda checklist (V) untuk penilaian sikap dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa! No.
Nama siswa
Bertanggung jawab
Percaya diri
Saling menghargai
Santun
Kompetitif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dst. Rubrik Penilaian Sikap NO
1
PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
K
Bertanggung
Kurang
Cukup
Berusaha
Selalu berusaha
melakukan
berusaha
memenuhi
memenuhi
kewajiban,
dalam
kewajiban
kewajiban dan
kurang
memenuhi
dengan baik,
tanggung jawab
melaksanak
kewajiban,
mengerjakan
dengan sangat
an tugas
cukup
tugas dengan
baik
sesuai
berusaha
baik
dengan
mengerjakan
kemampuan
tugas sesuai
Jawab
C
B
SB
kemampuan 2
Percaya Diri
Dalam
Cukup
Berusaha
Selalu berusaha
belajar
berusaha untuk
dengan baik
yang terbaik
mudah
tidak
untuk tidak
untuk tidak
menyerah,
menyerah,
menyerah,
pernah menyerah
184
kurangnya
sedikit
memiliki
dan memiliki
usaha untuk
berusaha untuk
keberanian
tingkat
menyatakan
menyatakan
untuk
keberanian yang
pendapat,
pendapat,
menyatakan
sangat tinggi
tidak berani
sedikit
pendapat dan
untuk menyatakan
bertanya,
memiliki
bertanya dengan
pendapat dan
selalu
keberanian
baik, dan lebih
mengajukan
mengutama
untuk
mengutamakan
pertanyaan serta
kan usaha
bertanya, dan
untuk
selalu
orang lain
cukup percaya
menggunakan
menggunakan
dibandingka diri untuk
usaha sendiri
usaha sendiri dan
n mencoba
menggunakan
dibandingkan
tidak pernah
dengan
usaha sendiri
mengandalkan
sekalipun
usaha
dalam
usaha orang
mengandalkan
sendiri
menyatakan
lain.
usaha dari orang
pendapat
lain.
dibandingkan mengandalkan usaha orang lain 3
Saling menghargai
Kurang
Cukup dapat
Dapat menerima
Sangat
dapat
menerima
pendapat yang
memaklumi
menerima
pendapat yang
berbeda,
perbedaan
perbedaan
berbeda, cukup memaklumi
pendapat,
pendapat,
memaklumi
kekurangan dan
kekurangan dan
kurang
kekurangan
kelebihan orang
kelebihan orang
dapat
orang lain,
lain dengan baik
lain dan
memaklumi
cukup
serta saat diajak
menyikapinya
kekurangan
mengakui
bekerjasama
dengan bijak serta
orang lain,
kelebihan
dapat
menjadi orang
tidak mau
orang lain dan
melaksanakan
yang sangat
mengakui
berusaha untuk
tugasnya dengan partisipatif saat
kelebihan
dapat diajak
baik
diajak
185
orang lain
bekerjasama
dan kurang
walaupun
dapat diajak
sedikit sulit.
bekerjasama
untuk bekerjasama 4
Bersikap santun
Selalu
Berusaha
Mendengarkan
Selalu sadar dan
mengangga
untuk
nasihat yang
mendengarkan
p sepele
mendengarkan
diberikan guru
nasihat yang
nasihat
nasihat guru
dengan baik,
diberikan guru
guru,
walaupun tidak selalu menjaga
dan
mencari
seutuhnya,
pertemanan
menjadikannya
permusuhan
berusaha
dengan siapapun sebagai
dengan
mengurangi
dan menghindari pengalaman untuk
teman dan
permusuhan
permusuhan,
kurang
dengan teman
berusaha dengan menjaga
menjaga
sebagai cara
baik menjaga
pertemanan
perasaan
untuk menjaga
perasaan teman
dengan sangat
teman
perasaan
di sekitar
baik dan
disekitar
teman di
membenci
sekitar
permusuhan serta
introspeksi diri,
selalu berusaha menjaga perasaan teman disekitar dengan sangat baik 5
Kompetitif
Tidak
Kurang
Bersifat
Merupakan
berani
memiliki
kompetitif
kompetitor yang
bersaing,
keinginan
dalam belajar,
sangat baik dan
tidak
untuk
memiliki
berkompetisi
memiliki
berkompetisi
semangat untuk
dengan adil
semangat
dengan peserta
lebih maju
dengan perserta
untuk
didik lainnya
dibandingkan
didik lainnya,
berprestasi,
namun cukup
peserta didik
memiliki rasa
186
tidak
peduli dengan
lain, memiliki
ingin tahu dan
memiliki
pelajaran
kepedulian
nilai kepedulian
keinginan
terhadap
yang sangat tinggi
untuk lebih
pelajaran
yang besar
maju
terhadap pelajaran
dibandingka n dengan peserta didik yang lain, kurang peduli dengan pelajaran
Keterangan : 1 : Kurang
3
: Baik
2 : Cukup
4
: Sangat Baik
Format Penilaian Nilai =
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI Hasil Penilaian Diskusi Topik
: ……………………………..…………..
Tanggal
: …………………………………………
Jumlah Siswa : …………….……… orang.
No.
1. 2. 3. 4. 5. Dst.
Nama siswa
Menyampaikan pendapat
Menanggapi pendapat
Mempertahan Jumlah kan pendapat skor
Nilai
187
Rubrik : Menyampaikan pendapat 1. Tidak sesuai masalah. 2. Sesuai dengan masalah, tapi tidak sempurna. 3. Sesuai dengan masalah dan dengan alasan yang benar. 4. Sesuai dengan masalah dan dengan alasan yang benar dan di dukung referensi. Menanggapi pendapat 1. Langsung setuju atau menyanggah tanpa alasan. 2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna. 3. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar. 4. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi. Mempertahankan pendapat 1. Tidak dapat mempertahankan pendapat. 2. Mampu Mempertahankan pendapat, alasan kurang benar. 3. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi. 4. Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar didukung referensi.
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Dst
Nama siswa
Pengolahan data
Presentasi
Jumlah skor
Nilai
188
Rubrik Penilaian Psikomotorik
NO. 1.
PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
K
C
B
SB
Pengolahan
Tidak mampu
Kurang mampu
Mampu mengolah
Mampu mengolah
Data
mengolah data
dalam mengolah
data hasil
dta hasil
hasil pengamatan
data hasil
pengamatan tetapi
pengamatan
pengamatan
dengan bantuan
dengan baik dan
teman
benar secara individual
2.
Presentasi
Tidak dapat
Kurang dapat
Dapat
Dapat
mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan mempresentasikan hasil diskusi di
hasil diskusi di
hasil diskusi di
hasil diskusi di
depan kelas
depan kelas tetapi
depan kelas tetapi
depan kelas
jawaban yang
dengan baik dan
diberikan kurang
lancar, dan benar.
tepat.ragu-ragu
1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik 4 : Sangat Baik
189
Project Based Learning (PJBL)
Kingdom Animalia
190 LAMPIRAN 2
Lembar Kerja Siswa Mengetahui Struktur Anatomi dan Morfologi Invertebrata Kegiatan 1 NAMA
: ……………………..
KELAS
: ……………………..
KELOMPOK
: ……………………..
NAMA ANGGOTA : 1. ………………….
3. ………………….
2. ………………….
4. ………………….
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui struktur anatomi, morfologi Invertebrata 2. Siswa dapat menyusun perencanaan proyek sederhana mengenai hewan vertebrata untuk mengetahui struktur tubuhnya
Baca dan pahamilah artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yangterdapat dalam artikel, serta diskusikan penyelesaian dari permasalahan yang ditemukan
Pernahkah kamu berpikir hewan apa sajakah yang menghuni bumi kita ini? Berapa macam jenisnya? Bagaimana membedakan jenis yang satu dengan jenis yang lain? Dengan berbagai perbedaan ciri-ciri dari hewan, maka hewan dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Semua makhluk hidup yang termasuk kedalam kingdom Animalia memiliki ciri-ciri eukariot multiseluler, heterotrof, berreproduksi secara seksual maupun aseksual, dan tidak mempunyai dinding sel.Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, Animal dibedakan menjadi Invertebrata dan Vertebrata. Selain karakteristik yang disebutkan diatas, system organ tubuh seperti system penceranaan, reproduksi, respirasi, eksresi, dan rangka sering juga digunakan dalam pengelompokan hewan. Karakteristik tersebut digunakan untuk mengelompokan hewan pada tingkatan taksa yang lebih rendah misalnya family atau ordo.
191 Berdasarkan pengelompokannya, jenis cacing masuk kedalam hewan Invertebrata. Jenis cacing-cacingan ini apabila di amati maka beberapa cacing tersebut dapat bersifat parasite pada makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini, banyak aktivitas manusia yang berkaitan erat dengan pemanfaatan hewan baik hewan Invertebrata maupun Vertebrata. Contohnya, penggunaan kosmetik dari Invertebrata jenis cacing yang diyakini dapat menjaga keremajaan kulit wajah, lapisan kitin udang dan kerang untuk pelangsing, suplemen kesehatan dan masih banyak lagi. Pemanfaatan produk hewani ini menunjukkan bukti bahwa penelitian dibidang peningkatan daya guna hewan semakin dirasakan agar dapat memenuhi kebutuhan akan sumber daya hayati hewani. Untuk dapat memenuhi permintaan akan kebutuhan ini, manusia perlu menumbuh kembangkan dan membudidayakan hewanhewan yang dimaksud. Selain itu selain pemanfataannya perlu diwapadai bahwa banyak terdapat jenis hewan yang memiliki dampak negative. Beberapa jenis cacing parasit berbahaya yang bisa masuk ke tubuh karena memiliki struktur tubuh yang berbeda. Parasit masuk ke tubuh manusia melalui banyak cara, mulai dari makanan, air, infeksi, pernapasan, dan kontak seksual. Kebanyakan parasit yang masuk ke tubuh terjadi pada anakanak, namun tak menutup kemungkinan juga ketika hal ini terjadi pada orang dewasa. Meski ada ribuan parasit yang bisa masuk ke tubuh manusia, namun hanya lima di antaranya yang benar-benar berbahaya. 1. Cacing bundar Cacing bundar masuk ke tubuh lewat makanan yang tak dimasak dengan benar atau makanan yang terkontaminasi. Cacing ini juga bisa masuk melalui kontak dengan kotoran binatang peliharaan. Cacing bundar hidup di perut dan usus manusia. 2. Cacing pita Cacing pita bisa masuk ke tubuh lewat daging yang tak dimasak dengan benar seperti daging sapi, ikan, babi, dan lainnya. Cacing pita hidup di usus bagian bawah dan banyak ditemukan pada anak-anak. 3. Cacing kremi Cacing kremi bisa menular dari satu orang ke orang lain karena sangat ringan dan bisa terbawa udara. Cacing ini juga bisa hidup pada saluran pencernaan, paru-paru, dan biasanya bertelur di sekitar anus. Ini menyebabkan rasa gatal pada bagian anus dan bisa menyebar pada orang yang menyentuhnya. 4. Cacing tambang Cacing tambang ditemukan pada air yang terkontaminasi dan bisa masuk lewat telapak kaki. Cacing ini juga masuk ke tubuh melalui luka yang terbuka. Namun cacing tambang cukup langka ditemukan di tubuh manusia. Ketika tubuh mulai dimasuki parasit, ada beberapa gejala yang perlu diperhatikan, antara lain: sakit perut, diare, disentri, penurunan berat badan, kelelahan, ada cacing dalam kotoran saat buang air besar, kehilangan nafsu makan, anemia, wajah bengkak pada bagian mata dan gatal di sekitar anus.
192 Selain hewan Invertebrata, keanekaragaman lainnya dari hewan dapat dilihat dari beragamnya jenis hewan Vertebrata. Tentunya tidaklah sulit untuk membedakan jenis hewan Vertebrata ini Contohnya adalah burung. Burung memiliki ciri-ciri bulu, sayap, berparuh, dan bertelur karena kita telah memiliki pengetahuan mengenai karakteristik burung sehingga mampu membedakannya dengan hewan lain. Akan tetapi, bagaimana dengan hewan lain dari Vertebrata selain burung? Tentunya kita akan mengalami kesulitan dalam mengetahui kelas, dan karakteristik lainnya jika kita tidak pernah melihat hewan ini sebelumnya. Oleh karena itu pelajarilah hewan dari jenis hewan Vertebrata dengan melakukan pengamatan atau kegiatan lainnya untuk dapat membedakannya dengan hewan lain Sumber: http://www.merdeka.com/sehat/waspadai-5-parasit-berbahaya-yang-bisa-masuk-ke-tubuh.html
Ayo berdiskusi!!! 1. Berdasarkan artikel diatas, permasalahan apa yang terdapat dalam artikel tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………. 2.
Apakah penyebab munculnya permasalahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
3.
Bagaimanakah dampak yang timbul dari permaslahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
4.
Usaha apakah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
5.
Bagaimanakah cara hewan tersebut untuk menginfeksi manusia?
193 Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 6.
Sebutkan peranan Invertebrata dari masing-masing filum beserta contoh hewannya. Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
7. Bagaimanakah membedakan jenis hewan antaran hewan Invertebrata dan vertebrata? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 8. Berdasarkan artikel diatas bagaimanakah ciri-ciri dari Vertebrata? Dibagi berapa filumkah Vertebrata? sebutkan semua filum tersebut! ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
9. Sebutkan perana dari hewan Invertebrata dan Vertebrata baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan! ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 10. Setelah memperlajarai artikel tersebut, jika anda diminta untuk memilih Vertebrata yang akan dilakukan pengamatan, hewan jenis apakah yang akan anda amti? Berikan alasannya! ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….
194
TUGAS PROYEK
Perhatikanlah penjelasan berikut ini:
1. Setelah mencari informasi
mengenai struktur tubuh invertebrata dan vertebrata, khususnya
pisces, amfibi, dan aves 2. Pilih dan tetapkanlah produk yang ingin dibuat terkait hewan vertebrata
3. Produk yang dipilih hanya terkait hewan vertebrata khususnya Pisces, amfibi, dan aves 4. Setelah dipilih, masukan hasil produk yang telah dibuat kedalam tabel dibawah ini!
Petunjuk umum Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan proyek: 1. Proyek yang dibuat harus berkaitan dengan ciri, anatomi, dan morfologi dari hewan vertebrata. 2. Pemilihan alat dan bahan lebih baik memperhatikan biaya dan tingkat kesulitan
195
LEMBAR DESAIN PROYEK Judul proyek
Kelompok Anggota
Alat dan
1.
4.
2.
5.
3.
6.
Alat
bahan
Bahan
Langkah Kerja
196
Tabel Manajemen Tugas Tugas
Tanggal Penyelesaian
Penanggung Jawab
Ket.
Proses 1. Apakah proyek yang dikerjakan sesuai dengan rencana? Jika tidak, bagaimana cara anda mengatur ulang pelaksanaan, bahan, materi yang diperlukan dan proses pelaksanaannya? 2. Jelaskan secara singkat, padat dan jelas!
197
LAMPIRAN!!! Foto Proses Pembuatan Proyek:
Foto Produk:
198
Kesimpulan dan Evaluasi 1. Apakah terdapat kendala saat proses pembuatan produk? 2. pelajaran apa yang didaparkan dari kegiatan pembuatan proyek ini?
Daftar Pustaka
199
Lembar Kerja Siswa Mengetahui Struktur Anatomi dan Morfologi Vertebrata Kegiatan 2 NAMA
: ……………………..
KELAS
: ……………………..
KELOMPOK
: ……………………..
NAMA ANGGOTA : 1. ………………….
3. ………………….
2. ………………….
4. ………………….
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan ciri ciri umum vertebrata. 2. Siswa dapat mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3. Siswa dapat menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata 4. Siswa dapat menyusun dan menyelesaikan langkah pengerjaan proyek hewan vertebrata
Catatan deskripsi vertebrata 1. Anda akan mendapatkan artikel dari guru anda. Perhatikan dan deskripsikan artikel yang diberikan. 2. Carilah informasi mengenai hewan vertebrata terkait untuk penyelesaian proyek
Baca dan pahamilah artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yangterdapat dalam artikel, karena artikel berserta diskusikan penyelesaian dari permasalahan yang ditemukan
200
Awas, Makan Swike Bikin Anda Rentan Kena Kanker! Ini kabar buruk bagi Anda para penggemar swike, makanan berbahan daging katak. Kabarnya, makanan dari bahan ini dapat menyebabkan kanker. Pejabat kehutanan telah mengimbau dan menyatakan, makan daging katak dapat menyebabkan penyakit koktail eksotis, mulai dari kanker hingga gagal ginjal, stroke, dan lumpuh. "Besarnya residu yang bandel dan beracun dari bahan kimia pertanian biomagnified dalam rantai makanan, terakumulasi dalam tubuh katak. Konsumsi terus menerus bisa memicu stroke, kanker, kelumpuhan, gagal ginjal, dan kelainan bentuk lainnya," kata penasihat tersebut, seperti dikutip dari ZeeNews. Selama bertahun-tahun, para Bullfrog dari India dan Jerdons, ada dua spesies yang paling banyak diburu dagingnya. Banyak restoran yang menjual dan memasaknya diam-diam di restoran dan di rumah. Padahal, kedua spesies ini hasil selundupan. Seekor katak dijual dengan harga Rs 250 (Rp 42 ribu) dan hanya kaki bagian belakang yang gemuk yang dijadikan bahan masakan lalu dimakan. Tapi di Goa, dengan semangat dan permintaan daging katak meningkat, orang-orang di sana hampir setiap tahun melakukan pemburuan. Padahal, jika ketahuan melakukan pemburuan tersebut, akan dikenakan denda sebesar Rs 25.000 (Rp 4,2 juta) dan dijatuhkan hukuman penjara selama tiga tahun, di bawah Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar. Departemen Kehutanan sekarang merasa, bahwa dengan denda tidak akan membuat yang berburu menjadi jera, semoga dengan peringatan bahwa katak jenis tersebut dapat menyebabkan orang terkena kanker, bisa menghentikan orang untuk membunuh dan memakan katak tersebut. "Katak ini bahaya untuk kesehatan Anda. Karena katak menerima agrokimia, dan ada elemen kanker di dalamnya. Jadi, kami berharap bahwa orang menyadari akan hal tersebut," kata seorang pejabat satwa liar. Miguel Braganza yang berasal dari Botanical Society of Goa, mengatakan bahwa peringatan mungkin saja dapat menghalangi orang untuk melakukan itu. "Risiko kesehatan mungkin telah diperkuat untuk mencegah orang lain berhenti makan katak, karena tindakan hukuman tampaknya tidak berefek secara maksimal," kata Braganza. Sumber: http://health.liputan6.com/read/614546/awas-makan-swike-bikin-anda-rentan-kena-kanker
201
Deskripsikan Hasil Pengamatan 1. Berdasarkan artikel diatas, permasalahan apa yang terdapat dalam artikel tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………. 2. Apakah penyebab munculnya permasalahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………. 3. Bagaimanakah dampak yang timbul dari permaslahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………. 4. Usaha apakah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………. 5. Bagaimanakah membedakan jenis hewan antaran hewan Invertebrata dan vertebrata? ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
202
TUGAS PROYEK
Perhatikanlah penjelasan berikut ini:
5. Setelah mencari informasi
mengenai struktur tubuh invertebrata dan vertebrata, khususnya
pisces, amfibi, dan aves 6. Pilih dan tetapkanlah produk yang ingin dibuat terkait hewan vertebrata
7. Produk yang dipilih hanya terkait hewan vertebrata khususnya Pisces, amfibi, dan aves 8. Setelah dipilih, masukan hasil produk yang telah dibuat kedalam tabel dibawah ini!
Petunjuk umum Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan proyek: 3. Proyek yang dibuat harus berkaitan dengan ciri, anatomi, dan morfologi dari hewan vertebrata. 4. Pemilihan alat dan bahan lebih baik memperhatikan biaya dan tingkat kesulitan
203
LEMBAR DESAIN PROYEK Judul proyek
Kelompok Anggota
Alat dan
1.
4.
2.
5.
3.
6.
Alat
bahan
Bahan
Langkah Kerja
204
Tabel Manajemen Tugas Tugas
Tanggal Penyelesaian
Penanggung Jawab
Ket.
Proses 3. Apakah proyek yang dikerjakan sesuai dengan rencana? Jika tidak, bagaimana cara anda mengatur ulang pelaksanaan, bahan, materi yang diperlukan dan proses pelaksanaannya? 4. Jelaskan secara singkat, padat dan jelas!
205
LAMPIRAN!!! Foto Proses Pembuatan Proyek:
Foto Produk:
206
Kesimpulan dan Evaluasi 3. Apakah terdapat kendala saat proses pembuatan produk? 4. pelajaran apa yang didaparkan dari kegiatan pembuatan proyek ini?
Daftar Pustaka
207
Lembar Kerja Siswa Menganalisis Peranan Invertebrata dan Vertebrata yang Berperan dalam Kehidupan Kegiatan 3 NAMA
: ……………………..
KELAS
: ……………………..
KELOMPOK
: ……………………..
NAMA ANGGOTA : 1. ………………….
3. ………………….
2. ………………….
4. ………………….
Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui Peranan Invertebrata dan Vertebrata yang Berperan dalam Kehidupan Baca dan pahamilah artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yangterdapat dalam artikel, serta diskusikan penyelesaian dari permasalahan yang ditemukan
Kuliner Ekstrim Dari Hewan Yang Terancam Punah Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna di bumi ini, manusia memang diberi kewenangan untuk mengelola dan mengolah segala sesuatu yang yang ada. Tidak terkecuali untuk memenuhi kebutuhan pangan, banyak tumbuhan dan hewan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Namun sifat manusia yang tidak pernah puas, seringkali membuat keseimbangan alam terganggu, seperti mengkonsumsi hewan yang terancam punah atau mengonsumsi hewan secara besar-besaran dan terus menerus tanpa menjaga kelestariannya sehingga populasi hewan tertentu menjadi terancam.nilah 5 Kuliner Ekstrim dari Hewan yang terancam punah, seperti dilansir dari Cnn : 1. Burung Ortolan, Prancis Populasi burung ortolan yang terlalu banyak di Prancis membuat burung dengan kiacuan indah ini dijadikan menu makanan. Burung tersebut dikonsumsi sampai ke tulangtulangnya. Namun karena dikonsumsi secara terus menerus, keberadaan burung ortolan ini terancam. 2. Sirip Ikan Hiu, China
208
Kuliner dari sirip ikan hiu sudah tidak asing lagi, di beberapa negara cukup mudah ditemukan, seperti di China. Walaupun ikan hiu termasuk kedalam hewan yang terancam punah namun mengonsumsi hewan ini di China masih legal sehingga masyarakat disana bisa mengonsumsi hewan ini. 3. Penyu Hijau, Cayman Island Kuliner penyu hijau bukan hal yang aneh di Cayman Island karena disana penyu hijau legal untuk dimakan. Sedangkan di berbagai tempat di dunia penyu hijau merupakan hewan yang keberadaan nya terancamh punah. Di Cayman Island ada peraturan dimana boleh mengonsumsi penyu hijau asalkan jangan dijual ke luar pulau karena hal tersebut ilegal. 4. Trenggiling, China Hewan yang lucu ini ternyata dijadikan menu makanan di China. Banyak restoran di China menyediakan menu makanan dari trenggiling, oleh karena itu populasi trenggiling disana menurun drastis dan jika terus dikonsumsi bisa terancam punah. 5. Landak Paruh Panjang, Papua Nugini Landak paruh panjang mempunyai kunci dari evolusi mamalia. Landak paruh panjang adalah salah satu mamalia yang bertelur selain platipus. Oleh karena hal itu menjaga keberadaan hewan yang satu ini sangatlah penting. Namun di papua nugini, mengkonsumsi landak paruh panjang adalah hal biasa. Hal tersebut mengakibatkan populasi landak paruh panjang disana menurun drastis.
Ayo berdiskusi!!! 1. Berdasarkan artikel diatas, permasalahan apa yang terdapat dalam artikel tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… 2. Apakah penyebab munculnya permasalahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
209 3. Bagaimanakah dampak yang timbul dari permaslahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
4. Usaha apakah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? Jawab ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
5. Sebutkan perana dari hewan Invertebrata dan Vertebrata baik yang menguntungkan ataupun yang merugikan! ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………
210
Problem Based Learning (PBL)
211
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PERTEMUAN I Struktur dan Ciri-Ciri Invertebrata
Kelompok
: ……………………………….
Anggota
:
1. ……………………………….
4. ……………………………….
2. ……………………………….
5. ……………………………….
3. ……………………………….
6. ……………………………….
Kelas :
Tujuan pembelajaran: 1. Siswa dapat menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata. 2. Siswa dapat mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3. Siswa dapat menggambarkan metagenesis terkait hewan invertebrata .
Petunjuk: Baca dan pahamilah artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat dalam ketiga artikel tersebut, serta diskusikanlah penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!
212
ARTIKEL 1:
Ditemukan Cacing Hati Pada 4 Hewan Kurban KAJEN – Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Pekalongan menemukan cacing hati (fasciola hepatica) pada empat ekor hewan kurban. Temuan ini dihasilkan dari proses sidak yang dilakukan tim dari DKPP pada beberapa titik penyembelihan hewan kurban di Kecamatan Wiradesa, Karanganyar dan Kajen, Rabu (23/9). Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pekalongan, Istikowati, mengatakan, pihaknya menemukan empat hewan kurban yang sudah terinfeksi cacing hati. “Kami temukan empat hewan kurban yang hatinya telah terinfeksi cacing hati. Setelah itu kami rekomkan ke panitia penyembelih di lokasi untuk tidak membagikan hati hewan kurban tersebut. Bahkan kami sarankan untuk dibuang karena tidak layak konsumsi,” kata Istikowati, kemarin. “Kalau hatinya tidak layak konsumsi, namun dagingnya tetap aman dan bisa dibagikan,” tambahnya. Dijelaskan, beberapa titik yang dijadikan sasaran sidak saat itu, diantaranya, Kelurahan Kepatihan Kecamatan Wiradesa, beberapa sekolah di Kajen dan di daerah Karanganyar. Hasilnya, tiga sapi yang dipotong dinyatakan aman. Begitu juga pada saat di Karanganyar, infeksi pada hewan kurban juga tidak ditemukan. Namun, di Kecamatan Kajen, pihaknya menemukan empat ekor hewan kurban, terinfeksi cacing hati “Dari sampel yang kita periksa, ada beberapa yang belum dipotong. Namun, yang sudah terpotong kami periksa dan ditemukan ada empat hewan kurban yang hatinya terinfeksi cacing,” jelasnya. Memang, sebelum dipotong pihaknya telah memeriksa kesehatan hewan-hewan kurban. Diketahui, secara umum dalam kondisi sehat. Namun setelah disembelih berdasarkan pemeriksaan, terdapat hewan yang terinfeksi cacing hati, dengan ciri-ciri hati yang berwarna merah pucat. Untuk sekadar diketahui, penyebab penyakit cacing hati pada sapi atau kerbau adalah sejenis cacing yang disebut dengan „Fasciola Gigantica’ atau „Fasciola Hepatica‟. Cacing hati sapi mempunyai ciri-ciri bentuk segitiga, pipih, berwarna abu-abu kehijauan sampai kecoklatan dengan panjang tubuh cacing bisa mencapai sekitar 2-3 cm. Sumber: http://www.radarpekalongan.com/95257/ditemukan-cacing-hati-pada-4-hewan-kurban/
213
ARTIKEL 2:
Nyamuk Penyebar Larva JAKARTA -- Penyebaran dan penularan penyakit filariasis ini melalui gigitan nyamuk dan memindahkan larva cacing filariasis dari manusia yang satu ke yang lainnya. Cacing ini umumnya berkembang di area persawahan, saluran pembuangan air (got), rawa-rawa, dan pot yang berisi tanaman air. Larva cacing-cacing tersebut kemudian dikonsumsi oleh nyamuk dan ditularkan ke manusia melalui gigitannya. Ada tiga jenis spesies cacing penyebab filariasis, yaitu Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, tapi lebih dari 70 persen kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh cacing jenis Brugia Malayi. Sedangkan, nyamuk penular penyakit ini ada 23 spesies. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem limpa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut. Menurut Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh, perlu waktu lima tahun bagi pasien untuk terdeteksi positif terkena penyakit kaki gajah. Karena, nyamuk memerlukan waktu menggigit tubuh manusia dan memasukkan cacing filariasis berkali-kali. "Jadi, jika dia hanya menggigit satu kali, ya tentu tidak akan langsung mengalami pembengkakkan dan positif terkena kaki gajah. Cacing-cacing tersebut perlu berkembang di dalam tubuh dan butuh waktu lima tahun untuk membuat kaki, lengan, payudara, maupun daerah tubuh lain untuk mengalami pembengkakkan," ujar Subuh. Menurut ahli Parasitologi Universitas Indonesia Dr Robiatul Adawiyah MBiomed, nyamuk-nyamuk penyebab kaki gajah biasanya rentan menggigit seseorang pada malam hari. Karena, jenis nyamuk ini termasuk jenis nokturnal (bekerja di malam hari). Akan tetapi, kata dia, apabila kita memang tinggal di wilayah endemik, yang diperlukan adalah menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. "Daya tahan tubuh manusia seribu kali lebih kuat di banding dengan makhluk hidup lain. Maka, sulit bagi larva-larva cacing yang dibawa oleh nyamuk tersebut untuk menyerang tubuh hanya dalam waktu satu kali. Penting bagi kita untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih Sumber: http://www.republika.co.id/berita/koran/medika/15/08/07/nspigd10-nyamuk-penyebar- larva
214
ARTIKEL 3:
Tubuh Penggemar Sashimi Digerogoti Cacing Liputan6.com, Guangzhou - Rasa cinta seorang pria China pada sushi dan sashimi nyaris membunuhnya. Gara-gara itu, seluruh tubuhnya dipenuhi cacing pita. Suatu hari, pria yang tak disebut namanya itu memeriksakan diri ke dokter. Ia mengeluhkan sakit luar biasa di perutnya dan gatal di seluruh kulitnya. Dokter melakukan pemindaian pada tubuh pasien, menemukan kodisi cacing pita memenuhi badan pria tersebut setelah ia kebanyakan makan sashimi -- makanan ala Jepang berupa irisan daging ikan mentah. Dokter yakin, ikan mentah yang dikonsumsi penderita telah terkontaminasi. Sejumlah penelitian menunjukan, mengonsumsi ikan mentah atau yang tak matang bisa mengakibatkan infeksi cacing pita terjadi setelah pasien menelan larva diphyllobothrium, yang ditemukan pada ikan tawar seperti salmon. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke lautan, lalu kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Makanan populer lain juga mungkin terkait, seperti filet (ikan) mentah yang diasinkan juga carpaccio, ikan atau daging mentah super-tipis yang biasa disajikan di Italia, salmon mentah, dan atau ceviche yang direndam cairan garam yang tak terlalu asin." Sementara, Dr Yin dari Rumah Sakit Guangzhou mengatakan bahwa makanan yang terkontaminasi telur cacing pita bisa menyebabkan cysticercosis, kondisi ketika cacing dewasa masuk ke aliran darah seseorang. Tipe infeksi ini tak bisa dianggap remeh. Bisa mengancam jiwa seseorang, jika cacing mencapai otak manusia. Sumber:http://news.liputan6.com/read/2110038/bikin-merindingtubuh-penggemar-sashimi-digerogoti-cacingpita?p=1
Kunci Masalah: Ada banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan suatu hewan. Salah satunya terdapat pada diatas. Menurut kalian apakah penyebab atau masalah dari ketiga artikel tersebut? Bagaimanakah pemecahan atau solusi dari ketiga artikel tersebut?
215
Tulislah permasalahan apa yang dapat diselidiki dari kasus tersebut? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada artikel yang dikaji! …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………… Menurut dugaan kalian, apakah yang menyebabkan permasalah tersebut muncul? Buatlah hipotesis dari suatu masalah tersebut berdasarkan pertanyaan diatas! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
216
Carilah sumber informasi tambahan yang mendukung jawaban kalian. Sumber bisa berasal dari buku bacaan ataupun sumber bacaan sekunder lainnya, atau bahkan berkunjung kesuatu tempat yang dapat memberikan informasi terkait masalah yang diajukan! ………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………….………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………….……………………………………………………………………………………….……………..… ………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………
Pengujian hipotesis (penerimaan atau penolakan hipotesis) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Buatlah kesimpulan dari pengamatan yang telah kalian lakukan! ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
217
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PERTEMUAN II Struktur dan Ciri-Ciri Vertebrata
Kelompok
: ……………………………….
Anggota
:
1. ……………………………….
4. ……………………………….
2. ……………………………….
5. ……………………………….
3. ……………………………….
6. ……………………………….
Kelas :
Tujuan pembelajaran: 1. Siswa dapat menyebutkan ciri ciri umum vertebrata. 2. Siswa dapat mengklasifikasikan hewan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. 3. Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan vertebrata
Petunjuk: Baca dan pahamilah artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat dalam ketiga artikel tersebut, serta diskusikanlah penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!
218
ARTIKEL 1: Warga Diminta Waspadai Ular Berbisa Terkait Musim Kemarau Lebak, Banten (ANTARA News) - Musim kemarau panjang kali ini juga memaksa ular keluar sarang mencari air untuk diminum. Akan tetapi, aktivitas alami ular itu juga bisa berujung pada gigitan mereka kepada manusia, laiknya terjadi pada seorang bocah di Lebak, Banten, Sabtu ini. Ular berbisa jenis ular tanah (Ankistrodon rhodostoma) keluar dari sarangnya dan ditemui bocah itu. "Kami tidak menyangka anak kedua bernama Jidan (4) digigit ular tanah di belakang rumah, namun beruntung nyawanya bisa diselamatkan setelah dilarikan ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Saat ini, kondisi kesehatan Jidan mulai membaik setelah lima hari mendapat perawatan inap. Bahkan, anaknya itu kini bermain bersama teman-teman seusianya. Namun, terkadang masih dirasakan sakit jika mengangkat kaki bagian kanan yang digigit itu. Jidan digigit ular tanah oleh induknya yang sedang bertelur, yang diduga keluar dari sarangnya akibat musim kemarau panjang. "Saya kira pada kemarau ini hewan yang bisa mematikan itu butuh minum dan ular keluar dari persembunyian saat merasakan terlalu panas," katanya. Ecih mengatakan, selama musim kemarau panjang ini tidak aneh jika di beberapa lokasi sering warga menemui ular tanah yang berukuran besar. Sebab ular memiliki sifat yang sama dan membutuhkan penyesuaian udara di tubuhnya. Karena itu, tidak heran jika ular-ular berukuran besar itu keluar dari sarangnya. Kepala Puskesmas Cibeber Kabupaten Lebak, dr Erwan Santoso, mengatakan, selama sepekan terakhir ini dua warga di daerahnya menjadi korban gigitan ular. Kedua korban gigitan ular berbisa itu setelah membersihkan semak belukar di ladang-ladang yang menjadikan sumber penghasilan ekonomi warga Kabupaten Lebak. Selama ini, kata dia, gigitan ular berbisa jenis ular tanah sangat mematikan sehingga secepatnya dilarikan ke petugas medis untuk mendapatkan obat anti berbisa ular. Sebab jika korban gigitan ular sudah mengeluarkan muntah darah bisa menimbulkan kematian. "Kami mengimbau warga jika terkena gigitan ular berbisa maka segera dilarikan ke Puskesmas maupun Rumah Sakit," ujarnya. "Pengalaman tahun-tahun lalu gigitan ular berbisa muncul
219
pada musim hujan maupun kemarau, karena binatang melata itu keluar dari lubang untuk mencari perlindungan juga terik sinar matahari," katanya. Sumber: http://www.antaranews.com/berita/519087/warga-diminta-waspadai-ular-berbisa-terkait-musim-kemarau
ARTIKEL 2: Awas, Makan Swike Bikin Anda Rentan Kena Kanker! Ini kabar buruk bagi Anda para penggemar swike, makanan berbahan daging katak. Kabarnya, makanan dari bahan ini dapat menyebabkan kanker. Pejabat kehutanan telah mengimbau dan menyatakan, makan daging katak dapat menyebabkan penyakit koktail eksotis, mulai dari kanker hingga gagal ginjal, stroke, dan lumpuh. "Besarnya residu yang bandel dan beracun dari bahan kimia pertanian biomagnified dalam rantai makanan, terakumulasi dalam tubuh katak. Konsumsi terus menerus bisa memicu stroke, kanker, kelumpuhan, gagal ginjal, dan kelainan bentuk lainnya," kata penasihat tersebut, seperti dikutip dari ZeeNews. Selama bertahun-tahun, para Bullfrog dari India dan Jerdons, ada dua spesies yang paling banyak diburu dagingnya. Banyak restoran yang menjual dan memasaknya diam-diam di restoran dan di rumah. Padahal, kedua spesies ini hasil selundupan. Seekor katak dijual dengan harga Rs 250 (Rp 42 ribu) dan hanya kaki bagian belakang yang gemuk yang dijadikan bahan masakan lalu dimakan. Tapi di Goa, dengan semangat dan permintaan daging katak meningkat, orang-orang di sana hampir setiap tahun melakukan pemburuan. Padahal, jika ketahuan melakukan pemburuan tersebut, akan dikenakan denda sebesar Rs 25.000 (Rp 4,2 juta) dan dijatuhkan hukuman penjara selama tiga tahun, di bawah Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar. Departemen Kehutanan sekarang merasa, bahwa dengan denda tidak akan membuat yang berburu menjadi jera, semoga dengan peringatan bahwa katak jenis tersebut dapat menyebabkan orang terkena kanker, bisa menghentikan orang untuk membunuh dan memakan katak tersebut. "Katak ini bahaya untuk kesehatan Anda. Karena katak menerima agrokimia, dan ada elemen kanker di dalamnya. Jadi, kami berharap bahwa orang menyadari akan hal tersebut,"
220
kata seorang pejabat satwa liar. Miguel Braganza yang berasal dari Botanical Society of Goa, mengatakan bahwa peringatan mungkin saja dapat menghalangi orang untuk melakukan itu. "Risiko kesehatan mungkin telah diperkuat untuk mencegah orang lain berhenti makan katak, karena tindakan hukuman tampaknya tidak berefek secara maksimal," kata Braganza. Sumber: http://health.liputan6.com/read/614546/awas-makan-swike-bikin-anda-rentan-kena-kanker
Kunci Masalah: Ada banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan suatu hewan. Salah satunya terdapat pada diatas. Menurut kalian apakah penyebab atau masalah dari ketiga artikel tersebut? Bagaimanakah pemecahan atau solusi dari ketiga artikel tersebut?
Tulislah permasalahan apa yang dapat diselidiki dari kasus tersebut? ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ….………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada artikel yang dikaji! ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................................
Menurut dugaan kalian, apakah yang menyebabkan permasalah tersebut muncul? Buatlah hipotesis dari suatu masalah tersebut berdasarkan pertanyaan diatas! ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………
221
Carilah sumber informasi tambahan yang mendukung jawaban kalian. Sumber bisa berasal dari buku bacaan ataupun sumber bacaan sekunder lainnya, atau bahkan berkunjung kesuatu tempat yang dapat memberikan informasi terkait masalah yang diajukan! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pengujian hipotesis (penerimaan atau penolakan hipotesis)! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang telah kalian lakukan! ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………..……………………………………..… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………..……………………………………..
222
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PERTEMUAN III Peranan Invertebrata dan Vertebrata dalam Kehidupan
Kelompok
:
Hari/tanggal :
Anggota : 1. ……………………………………. 2. ……………………………………. 3. …………………………………….
Kelas : 4. ……………………………………. 5. ……………………………………. 6. …………………………………….
Tujuan pembelajaran: 1. Siswa dapat menganalisis peranan Invertebrata dan Vertebrata yang berperan dalam kehidupan . Petunjuk: Baca dan pahamilah artikel yang telah disediakan. Tentukan permasalahan yang terdapat dalam ketiga artikel tersebut, serta diskusikanlah penyelesaian dari permasalahan yang telah ditemukan!
ARTIKEL 1 Heboh Penyamakan Kulit Ular di Cirebon Disorot Dunia SAUNG99 - Bagi pecinta sepatu, tas atau dompet mewah, pasti tidak pernah melewatkan bahan yang satu ini, yaitu bahan kulit. Bahan yang cukup bagus ini, memang menjadi primadona bagi mereka yang mempunyai uang berlimpah. Barang-barang yang terbuat dari kulit, identik dengan harga yang cukup tinggi. Bagaimana tidak, bahan kulit ini sangat jarang sekali. Dan biasanya, kulit sperti ular, buaya, hingga biawak digunakan sebagai bahan bakunya.
223
Namun yang cukup menyita perhatian dunia kali ini adalah proses penyamakan kulit-kulitnya. Dan kali ini, sebuah desa di Cirebon, Kapetakan menjadi sorotan dunia, setelah industri melakukan penyamakan kulit ular kobra. Bagaimana tidak, ular-ular tersebut diambil kulitnya dengan cara yang cukup brutal. proses penyamakan kulit di sana memperlihatkan ular di kuliti dalam jumlah ratusan setiap harinya. Ular-ular tersebut dibiarkan di lantai setelah sebelumnya di sembelih pada bagian lehernya. Empedunya diambil, dan kotorannya dibuang. Bahkan mereka menyebutnya sebagai pembantaian. Konsep yang digunakan juga cukup kejam. Walaupun untuk menguliti seekor ular. Para pekerja setiap harinya mendapatkan pasokan ular dari berbagai daerah, juga dari lingkungan sekitarnya. Biasanya, industri penyamakan kulit ini mengekspor dalam bentuk kulit mentah. Selain kobra, beragam jenis ular juga diterima para perajin ini, bahkan hingga ular sanca kembang yang keberadaannya dilindungi.
Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, karena bagaimana pun juga, ular merupakan predator utama hama seperti tikus. Memusnahkan mereka dari alam liar, berarti membiarkan hama semakin berkembangbiak tidak terkendali. Sumber: http://saung99.co.id/2014/12/heboh-penyamakan-kulit-ular-di-cirebon.html
ARTIKEL 2
Kuliner Ekstrim Dari Hewan Yang Terancam Punah Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna di bumi ini, manusia memang diberi kewenangan untuk mengelola dan mengolah segala sesuatu yang yang ada. Tidak terkecuali untuk memenuhi kebutuhan pangan, banyak tumbuhan dan hewan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Namun sifat manusia yang tidak pernah puas, seringkali membuat keseimbangan alam terganggu, seperti mengkonsumsi hewan yang terancam punah atau mengonsumsi hewan secara besar-besaran dan terus menerus tanpa menjaga kelestariannya sehingga populasi hewan tertentu menjadi terancam.nilah 5 Kuliner Ekstrim dari Hewan yang terancam punah, seperti dilansir dari Cnn :
224
1. Burung Ortolan, Prancis Populasi burung ortolan yang terlalu banyak di Prancis membuat burung dengan kiacuan indah ini dijadikan menu makanan. Burung tersebut dikonsumsi sampai ke tulang-tulangnya. Namun karena dikonsumsi secara terus menerus, keberadaan burung ortolan ini terancam. 2. Sirip Ikan Hiu, China
Kuliner dari sirip ikan hiu sudah tidak asing lagi, di beberapa negara cukup mudah ditemukan, seperti di China. Walaupun ikan hiu termasuk kedalam hewan yang terancam punah namun mengonsumsi hewan ini di China masih legal sehingga masyarakat disana bisa mengonsumsi hewan ini. 3. Penyu Hijau, Cayman Island Kuliner penyu hijau bukan hal yang aneh di Cayman Island karena disana penyu hijau legal untuk dimakan. Sedangkan di berbagai tempat di dunia penyu hijau merupakan hewan yang keberadaan nya terancamh punah. Di Cayman Island ada peraturan dimana boleh mengonsumsi penyu hijau asalkan jangan dijual ke luar pulau karena hal tersebut ilegal. 4. Trenggiling, China Hewan yang lucu ini ternyata dijadikan menu makanan di China. Banyak restoran di China menyediakan menu makanan dari trenggiling, oleh karena itu populasi trenggiling disana menurun drastis dan jika terus dikonsumsi bisa terancam punah. 5. Landak Paruh Panjang, Papua Nugini Landak paruh panjang mempunyai kunci dari evolusi mamalia. Landak paruh panjang adalah salah satu mamalia yang bertelur selain platipus. Oleh karena hal itu menjaga keberadaan hewan yang satu ini sangatlah penting. Namun di papua nugini, mengkonsumsi landak paruh panjang adalah hal biasa. Hal tersebut mengakibatkan populasi landak paruh panjang disana menurun drastis.
Sumber: http://www.tercengang.net/2014/05/hewan-terancam-punah-dijadikan-makanan.html
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan suatu hewan. Salah satunya terdapat pada diatas. Menurut kalian apakah penyebab atau masalah dari artikel tersebut? Bagaimanakah pemecahan atau solusi dari ketiga artikel tersebut?
KUNCI MASALAH
225
Tulislah permasalahan apa yang dapat diselidiki dari kasus tersebut? ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… Buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang memfokuskan masalah pada artikel yang dikaji! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… Menurut dugaan kalian, apakah yang menyebabkan permasalah tersebut muncul? Buatlah hipotesis dari suatu masalah tersebut berdasarkan pertanyaan diatas! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………
226
……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… Carilah sumber informasi tambahan yang mendukung jawaban kalian. Sumber bisa berasal dari buku bacaan ataupun sumber bacaan sekunder lainnya, atau bahkan berkunjung kesuatu tempat yang dapat memberikan informasi terkait masalah yang diajukan! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… Pengujian hipotesis (penerimaan atau penolakan hipotesis) ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… Buatlah kesimpulan dari pengamatan yang telah kalian lakukan! ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………
227
LEMBAR KERJA SISWA PROBLEM SOLVING
228
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PROBLEM SOLVING KINGDOM ANIMALIA PERTEMUAN I
Tanggal :
Kelas
:
Anggota :
Kelompok
:
1. …………………………………..
4. …………………………………..
2. …………………………………..
5. …………………………………..
3. …………………………………..
6. …………………………………..
Tujuan: 1. Siswa dapat menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 2. Siswa dapat menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata. 3. Siswa dapat mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. Informasi Materi: Kingdom Animalia merupakan salah satu kingdom yang memiliki anggota cukup banyak. dan secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hewan Invertebrata dan hewan Vertebrata. Hewan Invertebrata (tidak memiliki ruas-ruas tulang belakang) terdiri atas Porifera (hewan berpori), Coelenterata (hewan berongga), Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes (cacing gilig), Annelida (cacing gelang), Mollusca (hewan lunak), Arthropoda (hewan kaki berbuku-buku), dan Echinodermata (hewan berkulit duri). Sedangkan Vertebrata (memiliki ruas-ruas tulang belakang) terdiri atas Pisces, Amfibi, Reptil, Aves dan Mamalia. Lapisan tubuh yang dimiliki oleh Animalia terdiri atas lapisan diploblastik, dan triploblastik.
Berdasarkan
ada
tidaknya
rongga
tubuh,
hewan
dapatdibedakan menjadi aselomata, selomata, dan pseudoselomata.
triploblastik
229
Reproduksi Animalia dapat dengan aseksual dan seksual. Reproduksi seksual terjadi dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina yang akan menghasilkan zygot. Sedangkan reproduksi secara aseksual ada 3 cara pembelahan, regenerasi, dan pembentuan tunas. Animalia memiliki anggota yang begitu banyak macamnya, mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi. Variasi bentuk tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk simetri tubuhnya. berdasarkan simetri tubuhnya, ada yang berbentuk simetri radial, ada pula yang berbentuk simetri bilateral.
AKTIVITAS 1: BACA DAN PAHAMI ARTIKEL DIBAWAH INI!!
Kenali, Gejala dan Ciri-ciri Penyakit Cacingan Mungkin banyak yang penasaran sebenarnya apa saja sih gejala dan ciri-ciri cacinganbaik pada anak maupun orang dewasa. Maka tak heran, sering kali di jumpai orang tua yang khawatir ketika anak tak mau makan, badannya kurus, lemah dan lesu lalu dicurigai jangan-jangan anaknya mengalami penyakit cacingan. Memang tidak boleh menganggap remeh penakit ini karena dibiarkan bisa menurunkan tingkat kesehatan anak dan bahkan orang dewasa sekalipun. Penyakit cacingan pada manusia sering disebabkan parasite cacing yang hidup diusus besar dan usus halus. Cacing-cacing ini bisa bertahan hidup karena mendapat nutrisi dari penyerapan darah di dinding usus dan sari makanan yang kita makan. Cacing kremi Banyak dialami oleh anak-anak diindonesia. Cacing ini berukuran kecil dengan panjang sekitar satu perempat inci. Cacing ini menginfeksi usus namun sering juga orang yang terinfeksi tidak menunjukan gejala sama sekali. Ketika malam hari cacing betina bergerak menuju liang anus karena ingin bertelur. Aktifitas cacing inilah yang memberikan gejala gatal. Infeksi cacing kremi sangat menular dan menyebar dengan sangat mudah karena kurangnya kebersihan tangan pada anak. Karena ketika anak menggarukan tangannya kemudian bersentuhan dengan tangan kawannya, lalu tangan tersebut digunakan untuk makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, maka kawan yang lain bisa tertular.
230
Cacing gelang Cacing gelang berbeda dengan cacing kremi karena memiliki ukuran yang relative besar. Dikenal dengan nama ascris, cacing ini hidup menginfeksi usus kecil maupun usus besar, hidup dan berkembang biak dalam usus manusia.Seseorang bisa tahu terinfeksi karena melidat adanya cacing pada tinja atau feses keluar. Caing pita Cacing pita dapat menular manusia kerena tertelan melalui air dan makanan yang terkontaminasi dengan larva dan telur cacing pita. Jika telur cacing pita tertelan maka mereka cendrung menjauh dari daerah usus dan berkembang menjadi kista pada organ dan jaringann tubuh lainnya. Hal ini dikenal dengan infeksi cacing pita invasive. Namun jika yang tertelan berupa larva cacing pita maka akantumbuh menjadi cacing pita dewasa dalam usus. Sumber: http://www.merdeka.com/sehat/waspadai-5-parasit-berbahaya-yang-bisa-masuk-ke-tubuh.html
Kerjakan!!! Apa yang anda ketahui dari wacana tersebut? Masalah apa yang anda temukan?
Strategi apakah yang anda gunakan untuk menentukan atau megatasi permasalahan tersebut? buatlah beberapa alteranatif solusi untuk mengatasi hal tersebut?
231
Tentukan strategi utama disertai alasan pemilihan strategi tersebut? Bila perlu carilah sumber informasi tambahan untuk mendukung pemilihan strategi tersebut!
Kesimpulan
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan sesuai dengan benar! 1. Berdasarkan struktur tubuhnya, bagaimanakah pembagian kingdom Animalia berdasarkan struktur tubuhnya?
2. Bagaimana lintah dapat menghisap darah manusia? Jelaskan mekanismenya!
232
3. Tulis dan gambarkan metagenesis atau fase pergiliran keturunan dari Aurelia aurita!
4. Apakah yang dimaksud dengan metamorphosis? Jelaskan metamorphosis sempurna dan tidak sempurna berikut contohnya!
perbedaan
antara
5. Dewasa ini budidaya tiram telah dilakukan di Indonesia. Untuk mendapatkan mutiara bermutu, tiram sengaja dibiarkan lapar beberapa minggu? Bagaimana pendapat kalian tentang budidaya seperti ini?
233
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PROBLEM SOLVING KINGDOM ANIMALIA PERTEMUAN II
Tanggal
:
Kelas
:
Anggota
:
Kelompok
:
1. ……………………………………….
4. ……………………………………….
2. ……………………………………….
5. ……………………………………….
3. ……………………………………….
6. ……………………………………….
Tujuan: 1. Siswa dapat menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan. 2. Siswa dapat menyebutkan ciri ciri umum Invertebrata dan Vertebrata. 3. Siswa dapat mengklasifikasikan hewan Invertebrata dan Vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan mofologi. Informasi Materi: Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau notokorda. Notokorda vhanya ada pada masa embrionik, setelah dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem penyokong tubuh sekunder, yaitu tulang belakang (vertebrae). Berdasarkan sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata. Tubuh vertebrata mempunyai tipe simetri bilateral dan bagian organ dalam dilindungi oleh endoskeleton, khusus bagian otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Kulit vertebrata ada yang tertutup dengan bulu ada juga yang tertutup dengan rambut. Organ dalam, seperti organ pencernaan, jantung, dan pernapasan terdapat didalam suatu rongga tubuh atau selom. Vertebrata memiliki alat tubuh yang lengkap, yang menyusun sistem organ
234
tubuhnya meliputi sistem pencernaan yang memanjang dari mulut hingga anus, sistem peredaran darah tertutup, alat ekskresi berupa ginjal, alat pernapasan berupa paru-paru atau insang, sepasang alat reproduksi serta sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon.Vertebrata terdiri dari lima kelas yaitu Pisces, Amphibi, Reptil, Aves dan Mamalia.
AKTIVITAS 2: BACA DAN PAHAMI ARTIKEL DIBAWAH INI!!
ARTIKEL 1:
Ular Sudah Mati Pun Ternyata Masih Bisa Membunuhmu Tribunjogja.Com -
Masih
berbahayakah
ular
berbisa yang sudah mati? Pertanyaan ini muncul terdapat kabar menggemparkan terkait seorang chef di China yang meninggal akibat terkena bisa ular kobra. Mungkin terdengar wajar, namun yang aneh ia meninggal karena terkena bisa ular kobra yang sudah mati. Kobra itu, sudah ia penggal 20 menit sebelumnya dan siap dimasak menjadi hidangan restoran. Bagaimana bisa? Faktanya, ular yang sudah mati memang masih berbahaya, bahkan bisa sangat mematikan."Hanya karena hewan itu sudah dipenggal, bukan berarti sarafnya telah berhenti berfungsi," tandas seorang profesor biologi dari Universitas Arkansas, Steven Beaupre. Menurut Steve, ular dikenal sebagai binatang yang sanggup mempertahankan sistem pertahanan diri refleksnya bahkan setelah kematiannya.Terlebih, senjata utama ular merupakan gigitan berbisanya yang menjadikannya berbeda dari jenis karnivora lainnya. Ular menggunakan gigitannya dengan cara yang berbeda. Tidak seperti harimau yang membunuh mangsanya dengan menggigit dalam jangka waktu tertentu hingga mangsanya kehabisan darah maupun kehabisan nafas. Ular, didesain untuk melakukan
235
sistem pertahanan diri atau penyerangan dengan hanya satu kali gigitan yang sangat cepat atau refleks. Setelah itu, ular akan menjauhi mangsanya untuk beberapa saat."Serangan cepat secara refleks itu dapat terjadi hanya dalam waktu kurang dari satu detik," ungkapnya.Bahkan, tambahnya, untuk ular derik bisa menggigit dan menyuntikan bisa hanya dalam waktu kurang dari dua persepuluh detik. Itulah yang menggambarkan betapa ular memiliki gerakan refleks yang sangat mematikan. Gerakan tersebut, diaktifkan melalui otaknya sebagai pertahanan diri maupun untuk menyerang. Hal itulah yang terjadi pada Chef asal China tersebut. Kobra itu ternyata masih bisa mengaktifkan sistem pengiriman racun yang dapat dipicu bahkan setelah hewan itu mati.Gerakan refleks paska kematian ini dipicu oleh ion dan partikel bermuatan listrik yang tetap berada dalam sel-sel saraf ular. Ketika saraf ular yang baru mati itu terangsang, maka saluran di saraf akan membuka dan memungkinkan ion melewatinya. Ini kemudian akan menciptakan impuls listrik yang memungkinkan otot untuk melakukan gerakan refleks seperti menggigit. "Gerakan refleks ini dipicu oleh beberapa jenis informasi. Misalnya, jika seseorang memasukan jarinya ke dalam mulut ular yang telah dipenggal, maka kemungkinan akan timbul gerakan refleks berupa gigitan," tambahnya. Peristiwa tewasnya koki dari China ini, bukanlah yang pertama kalinya. Pada Januari 2014 lalu, seorang pria di Australia juga digigit oleh ular berkelir merah dan hitam. Pria ini digigit ular yang sudah ia cincang selama 45 sebelum gigitan itu terjadi. Beruntung, pria ini berhasil selamat namun harus menghabiskan dua hari di rumah sakit.
Sumber: http://jogja.tribunnews.com/2015/03/24/ngeri-ular-sudah-mati-pun-ternyata-masih-bisa-membunuhmu?page=3
236
ARTIKEL 2:
Geger Sidoarjo! Puluhan Buaya Muncul dari Sungai Porong
Sidoarjo (beritajatim.com) - Sejak tiga hari ini, warga RT 24 RW 12 Dusun Awar-awar Desa Tambakrejo Kec. Krembung dibuat cukup kaget dengan kemunculan puluhan buaya di daratan Kali Porong Sungai Porong (Brantas). Kemunculan terjadi setiap siang dan kembali ke air saat sore hari. Buaya-buaya berukuran kecil dan besar itu tampak muncul di bawah tangkis sungai. Entah fenomena apa hingga membuat banyak buaya-buaya itu. Baru kali ini terjadi saat kondisi debit air Sungai Porong surut atau kecil. Wakid (62) pencari rumput yang pernah menjumpai buaya berjajar dikubangan air, mengaku kaget. "Saya kaget melihat banyaknya buaya muncul di permukaan," ucapnya, Minggu (24/5/2015). Warga yang melihat berbondong-bondong, dirundung rasa senang dan khawatir. Melihat binatang predator itu, ada kalanya senang, dan juga takut jika nanti sampai naik ke daratan dan menyebrang mendatangi pemukiman warga. "Saya saat melihat senang. Tapi juga takut, lokasi buaya-buaya itu juga dekat dengan pemukiman warga. Baru kali ini, buaya-buaya itu muncul ke permukaan," terangnya. Kariadi (47) warga lainnya juga merasa heran dengan munculnya buaya-buaya itu. Dia menduga, karena debit air kecil, kena terik panas matahari hingga membuat air sungai hangat dan buaya muncul naik ke daratan. "Sejak saya kecil hingga besar, baru kali ini saya melihat buaya di Sungai Porong. Di dekat lokasi memang ada rawa-rawa bekas galian pasir," sebutnya. Sumber: http://beritajatim.com/peristiwa/238948/geger_sidoarjo!_puluhan_buaya_muncul_dari_sungai_porong.html#.VhU _0Oyqqko
237
LATIHAN
Apa yang anda ketahui dari wacana tersebut? Masalah apa yang anda temukan?
Dari setiap pokok permasalahan yang anda temukan, rumuskan menjadi pertanyaan pertanyaan atau rumusan masalah yang memudahkan untuk menemukan jawabannya!
Strategi apakah yang anda gunakan untuk menentukan atau megatasi permasalahan
238
tersebut? buatlah beberapa alteranatif solusi untuk mengatasi hal tersebut?
Tetntukan strategi utama disertai alasan pemilihan strategi tersebut? Bila perlu carilah sumber informasi tambahan untuk mendukung pemilihan strategi tersebut!
Kesimpulan
239
PERTEMUAN 3
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PROBLEM SOLVING KINGDOM ANIMALIA
Kelas
:
Tanggal
:
Anggota
:
Kelompok
:
1. ……………………………………………
4. ……………………………………
2. ……………………………………………
5. ……………………………………
3. ……………………………………………
6. ……………………………….......
Tujuan:
Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan Membuat tabel perbedaan berbagai jenis hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan objek maupun gambar. Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Animalia dalam bentuk laporan tertulis.
Informasi Materi: Indonesia mempunyai beraneka ragam hewan baik yang hidup liar maupun yang dipelihara. Manusia memanfaatkan sebagian tubuh hewan untuk keperluan dan keuntungan tertentu. Dan maraknya perburuan hewan liar menyebabkan hewan-hewan tertentu menjadi langka. Hewan merupakan makhluk hidup yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia. Hewan dapat digunakan sebagai bahan pangan (makanan), sandang (pakaian), obat-obatan, perhiasan dan kerajinan, membantu pekerjaan manusia dan percobaan/penelitian. Manfaat hewan bagi manusia adalah sebagai bahan pangan (makanan), sandang (pakaian), bahan pakaian (baju, sepatu, sandal, ikat pinggang, tas) banyak yang diambil dari hewan tertentu seperti ulat sutera, kulit kambing, kulit kerbau, kulit sapi.obat-obatan, misalnya badak, harimau, cacing, kadal, biawak, ular, kelelawar dan sebagainya.Hewan sebagai bahan perhiasan dan kerajinan, misalnya ular, buaya, kerang, penyu, kupu-kupu, gajah, burung, sapi, kerbau dan kambing. Sedangkan manfaat hewan bagi lingkungan adalah untuk menjaga keseimbangan lingkungan, diantara hewan ada yang pemakan tumbuhan dan adapemakan hewan lain. Dalam satu ekosistem akan terjadi proses keseimbangan dimana hewan satu pemakan hewan lain seperti berkembangnya katak akan
240
menghambat perkembangan nyamuk, berkembangnya tikus sawah akan terhambat jika populasi ular terjaga.
Artikel 1:
Tas Kulit Buaya Liar Dihargai Hingga Puluhan Juta Rupiah
Jakarta -Pameran Sepatu, Kulit & Fesyen 2015 menyuguhkan berbagai produk kulit berbahan kulit sapi, kambing, domba, ular hingga buaya. Gelar SFK kali ini mengusung tema 'Merek Indonesia Mendunia' yang berlangsung di JCC, Jakarta Pusat. Joko Tri, sang pemilik 'Argo Boyo' memamerkan produk mulai dari gantungan kunci, ikat pinggang, sepatu, tas seharga ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Produk-produk ini merupakan karyanya bersama 15 orang karyawan di sentra usahanya yang berlokasi di Timika, Papua. Tri, memilih Timika sebagai sentra usahanya karena seluruh bahan baku kulit buaya diperolenya dari Papua. "Bahan baku kulit buaya muara saya dapat dari buaya liar maupun penangkaran di Papua. Buaya liar di Papua banyak dijumpai di sawah dan danau," ungkapnya. Bahan baku kulit buaya muara di Indonesia banyak terdapat di pedalaman Kalimantan dan Papua. "Di Papua dan Kalimantan, buaya masih hidup liar. Penduduk Timika menjadikan berburu buaya sebagai mata pencaharian," tuturnya. Menurutnya kulit buaya liar harganya lebih murah daripada kulit buaya hasil dari penangkaran. "Buaya yang ditangkar kan perlu dikasih makan daging setiap hari, tapi beberapa perajin juga punya penangkaran," imbuhnya. Tri mengaku, usaha yang dijalankannya bersama pamannya sejak 20 tahun ini bermula dari ketidaksengajaan. "Dulu di Papua, paman saya kerja sewa CD film dari rumah ke rumah. Salah
241
satu pelanggannya adalah perajin kulit buaya. Akhirnya beralih jualan produk dari kulit buaya sampai besar seperti sekarang," katanya. Usaha yang dirintis pamannya dimulai dari nol, dengan menjual barang orang lain, hingga saat ini punya alat dan karyawan sehingga bisa produksi sendiri. Tri membuat berbagai produk kulit yang dijual dengan harga terjangkau dari bahan kulit 2-3 ekor buaya "Gantungan kunci Rp 100.000, dompet Rp 300.000, tas Rp 2-3 jutaan, sepatu Rp 1-2 juta, hingga tas golf Rp 27 juta," jelasnya. Ia mengaku, bahan baku kulit buaya tidak mampu tersedia setiap saat dalam jumlah banyak. Selain itu, harganya pun mahal sehingga wajar menurutnya jika harga produk kulit buaya lebih mahal dari kulit sapi maupun domba. "Harga kulit buaya mentah belum disamak per inchi Rp 35.000, sesudah disamak termasuk dicat, harganya menjadi Rp 175-200.000," katanya. Pasar produk kerajinan dari kulit buaya masih di dalam negeri. Ia belum berani merambah pasar manca karena kendala ketersediaan bahan baku dan kebijakan di luar negeri terkait konservasi buaya. "Kalau yang diekspor buaya liar, ada negara yang menolak," jelasnya. Selain itu, produsen lokal belum mampu menandingi teknologi yang dimiliki produsen asing seperti Amerika Serikat. "Kita kalah di teknologi proses penyamakan kulit, mulai dari obat hingga mesin. Anehnya, barang dari luar dan dihargai selangit dengan merek ternama malah baru orang kita mau beli," ujar Tri. Meski demikian, produknya digemari para turis manca negara seperti dari Taiwan, Korea, dan China. Selama pameran, Tri menawarkan diskon untuk tas sebesar 20% lalu dompet dan ikat pinggang 10%. Seratusan home industri dari berbagai daerah menawarkan berbagai produk mulai dari alas kaki, dompet, tas, jaket, pakaian, ikat pinggang hingga aksesoris. Sumber: http://finance.detik.com/read/2015/07/04/164435/2960438/4/tas-kulit-buaya-liar-dihargai-hingga-puluhan-juta-rupiah
242
ARTIKEL 2: Konsumsi Daging Anjing di Karanganyar Capai 40 Ekor/Hari KARANGANYAR - Tingkat konsumsi daging anjing di wilayah Karanganyar ternyata cukup mencengangkan. Dinas Peternakan dan Perikanan mencatat, jumlah anjing yang dikonsumsi mencapai 40 ekor/hari.Dokter Hewan Karanganyar Sutiyarmo mengatakan, pihaknya telah turun ke sejumlah kecamatan guna memantau kemungkinan penyebaran penyakit rabies yang ditularkan melalui anjing. Salah satu tempat yang dicek adalah warung yang menjual menu daging anjing. Alasannya, sebelum menjadi menu makanan terdapat proses penyembelihan terhadap hewan bertaring tersebut. Sebab jika anjing yang terjangkit rabies menggigit saat akan disembelih, maka orang tersebut akan tertular. Meski Jawa Tengah masih aman dari penyakit rabies, pemantauan tetap dilakukan, karena daerah lain terdapat kasus semacam itu, di antaranya Bali. Dari pengecekan, terdapat fakta bahwa anjing-anjing yang dikonsumsi ternyata didatangkan dari berbagai daerah di luar Jawa Tengah, seperti Banyuwangi, Jember, Pacitan, dan Tuban. “Pasokan juga berasal dari Jawa Barat, dan Brebes. Sedangkan wilayah Karanganyar sisi timur, biasanya dipasok dari anjing lokal, karena tingkat konsumsinya tidak terlalu banyak. Tercatat ada 40 warung yang menyediakan menu daging anjing, tersebar diberbagai kecamatan di Karanganyar. Jumlah itu, diperkirakan lebih banyak lagi. Dalam sehari, setiap warung rata-rata memasak satu ekor anjing, sebagai menu untuk dijual. Namun ada juga warung yang memasak hingga dua ekor. Sementara, jumlah warung dan konsumsi terbanyak terdapat di daerah yang berada diring Kota Solo. Seperti Kecamatan Colomadu, Jaten, dan Gondangrejo. Tercatat di Kecamatan Colomadu, dan Jaten, masing-masing ada lima warung yang menjual makanan daging anjing. Sedangkan Kecamatan Gondangrejo ada tiga warung yang menjual menu serupa. Semua organ tubuh anjing, dapat dijadikan santapan, mulai dari otak kepala, hingga ususnya. Ada dua model cara mematikan anjing sebelum dikonsumsi. Yakni dipotong lehernya dan dengan cara lain agar darahnya tidak keluar. Di antaranya dengan cara dipukul kepalanya sampai mati. Anjing yang dijual untuk santapan, dijual berkisar antara Rp200-800 ribu/ekor, tergantung besar kecilnya ukuran tubuh. Penelusuran Disnakan juga mendapatkan informasi adanya broker asal Sragen yang
243
memasok anjing ke warung-warung dalam kondisi masih hidup. Meski tingkat konsumsi mencapai 40 ekor/hari, namun jumlah itu dinilai masih kalah dengan tingkat konsumsi di wilayah Solo, dan Sragen. Disinggung apakah ada resiko, jika anjing sebelum dikonsumsi dagingnya ternyata terjangkit rabies, sejauh ini belum ada masalah. Kepala Disanakan Karanganyar Sumijarto mengemukakan, patut diwaspadai apabila ada orang yang digigit anjing. Jika mendapatkan kasus semacam itu, Disnakan menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) kasus rabies. Korbannya harus langsung dibawa ke rumah sakit, dan anjing yang mengigit harus dikarantina hingga dua minggu. Jika terjangkit rabies, anjing yang menggigit maksimal 14 hari akan mati. Jika itu terjadi, maka kemungkinan besar memang terjangkit rabies. Salah satu ciri anjing yang terjangkit rabies adalah suka menyendiri, sembunyi tapi agresif, dan menggigit. Penularan dari anjing ke anjing, biasanya terjadi melalui gigitan ketika sedang kawin. Dengan demikian, anjing yang dibiarkan liar memang sangat beresiko terkena rabies dari anjing lain yang telah terjangkit secara berantai. “Penyakit rabies bagi manusia juga sangat berbahaya, karena yang diserang adalah saraf. Jika tidak segera ditangani secara medis, akibatnya bisa fatal, karena secara berlahan akan mengakibatkan penderitanya mengalami gila," pungkasnya. Sumber: http://daerah.sindonews.com/read/919089/22/konsumsi-daging-anjing-di-karanganyar-capai-40-ekor-hari-1415012991
LATIHAN!!!!
Apa yang anda ketahui dari wacana tersebut? Masalah apa yang anda temukan?
244
Dari setiap pokok permasalahan yang anda temukan, rumuskan menjadi pertanyaan pertanyaan atau rumusan masalah yang memudahkan untuk menemukan jawabannya!
Strategi apakah yang anda gunakan untuk menentukan atau megatasi permasalahan tersebut? buatlah beberapa alteranatif solusi untuk mengatasi hal tersebut?
Tentukan strategi utama disertai alasan pemilihan strategi tersebut? Bila perlu carilah sumber informasi tambahan untuk mendukung pemilihan strategi tersebut!
Kesimpulan
245
Perhatikan Gambar Berikut Ini: Gambar
Filum
Ciri-Ciri
Peranan
Nama Spesies
246
247
LAMPIRAN 3 KISI-KISI INSTRUMEN TES Nama Sekolah
: SMA Negeri 8 Bekasi
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: X/2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 45 menit
Jumlah soal
: 50
Materi Pokok
: Animalia
Bentuk Soal
: Tes objektif pilihan ganda
Kompetensi Inti
: 3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.
Indikator
Jumlah
Ranah Kognitif C1
C2
C3
C4
C5
C6
Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan.
1, 3, 39
4
31, 40
-
-
-
6
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan.
2, 9, 11
5, 6
7, 8
-
-
-
7
Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata.
13, 36
12, 35, 43
14
41, 42
-
-
8
Mengklasifikasikan
15, 18,
16
-
46, 47, 48
10
-
8
-
17, 20, 24, 44
-
25, 26
29
7
hewan
invertebrata
dan
vertebrata
berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata .
34 -
248 Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan
45
-
-
19, 22, 38
23
-
5
-
21, 30, 37
-
-
-
27, 28, 32, 33, 49, 50
9
12
10
9
8
4
7
50
invertebrata dan vertebrata Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan Jumlah
249
LAMPIRAN 4 KISI-KISI INSTRUMEN TES Nama Sekolah
: SMA Negeri 8 Bekasi
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: X/2 (Genap)
Alokasi Waktu
: 45 menit
Jumlah soal
: 50
Materi Pokok
: Animalia
Bentuk Soal
: Tes objektif pilihan ganda
Kompetensi Inti
: 3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan
Indikator
Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan.
Indikator Soal
Menjelaskan ciri dunia hewan
Soal
Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan.
Menyebutkan dasar klasifikasi dunia hewan
Menjelaskan perbedaan ciri hewan dan tumbuhan
A
Jenjang Kognitif C2
D
C1
A
C2
1. Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri hewan adalah …. a. b. c. d. e.
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan
Kunci
memiliki dinding sel dapat bergerak aktif karena memiliki otot memiliki jaringan syaraf untuk merespon pada beberapa fase hidupnya bersifat motil memiliki membran inti dan bersifat eukariot
2. Untuk melakukan lasifikasi pada hewan Invertebrata, perlu diperhatikan hal-hal berikut, kecuali…. a. rangka luar
b. simetris tubuh
d. warna eksoskeleton
e. tentakel dan antene
c. segmentasi tubuh
3. Berikut ini merupakan ciri-ciri yang membedakan hewan dengan tumbuhan, kecuali… a. sel hewan tidak memiliki dinding sel b. sel hewan dapat bergerak aktif karena memiliki otot c. hewan memiliki jaringan saraf untuk menghantarkan rangsangan
250 d. hewan sudah memiliki membrane inti sehingga bersifat eukariotik e. tidak ditemukan adanya kloroplas dalam sel hewan A Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan.
Mengurutkan proses embriogenesis pada hewan
4. Perhatikan gambar berikut ini!
3 1 2
4
5 Proses embriogeni pada hewan terjadi melalui tahapan …. a. Zigotmorulablastulagastulatubuh organisme b. Zigotblastulamorulagranulatubuh organisme c. .Zigot morula gastrulablastulatubuh organisme d. Zigot gastrula morulablastulatubuh organisme e. Zigotblastulagastrulamorulatubuh organisme
C3
251
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan.
Membedakan ciri animalia terkait lapisan tubuh
5. Dalam sistem pengklasifikasian, sifat lapisan tubuh merupakan salah satu ciri yang digunakan sebagai dasar klasifikasi. Pada hewan yang bersifat diploblastik, lapisan tubuh yang dimiliki adalah …. a. ektoderm dan mesoderm b. ektoderm dan endoderm c. mesoderm dan endoderm d. ekotoderm, mesoderm dan endoderm b. epidermis, mesoderm, dan endoderm
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan.
Menjelaskan ciri-ciri dan struktur dari hewan
6. Suatu mahkluk menunjukkan ciri-ciri: triploblastik aselomata dalam perkembangan embrionya. Pernyataan yang tidak sesuai dengan ciri yang digambarkan di atas adalah ….
B
C2
B
C2
D
C3
a. memiliki lapisan embrional ektoderm, mesoderm dan endoderm b. terdapat rongga yang membagi mesoderm menjadi dua bagian c. tidak terdapat rongga antara endoderm dan mesoderm d. tidak terdapat rongga tubuh yang terbentuk e. struktur tubuh lebih kompleks dari pada hewan diploblastik
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan.
Menentukan lapisan embrio yang dimiliki oleh hewan
. 7. Perhatikan skema melintang embrio hewan berikut!
252
Berdasarkan gambar tersebut, skema irisan melintang embrio hewan yang dimiliki oleh cacing tanah adalah… a. I
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan.
Menentukan jenis hewan berdasarkan struktur tubuh yang dimiliki
b.II
c. III
d. IV
e. V
8. Suatu hewan disebut bertubuh simetri radial jika terdapat beberapa cara pemotongan melalui poros tengah tubuh yang dapat menghasilkan dua bentuk yang yangserupa Jika hewan dipotong melalui sumbu pusat hewan, ke arah manapun akan membagi tubuh hewan menjadi 2 atau lebih bagian yang sama. Hewan ini hanya memiliki bagian puncak (oral), dan bagian dasar (aboral). Berikut ini hewan yang memiliki lapisan tubuh simetri radial digambarkan pada gambar…. A
B
C
B
C3
253 D
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan
Mengidentifikasi filum Invertebrata
Menyimpulkan ciri dari filum porifera Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya
9.
E
Filum berikut yang semua anggotanya bersifat triploblastik dan rongga sebenarnya adalah …. a. Coelenteraa b. Porifera c. Nematoda d. Platyhelminthes e. Annelida
mempunyai
E
C1
10. Ciri-ciri yang bisa ditemukan pada kelompok invertebrata antara lain : 1) Tubuh simetris bilateral 2). Diploblastik 3) Tidak memiliki segmen tubuh 4). Pencernaan intraseluleR 5). Sistem saraf berupa sistem saraf difuI 6). Reproduksi seksual dengan buding
B
C5
Ciri-ciri yang dimiliki oleh filum Porifera antara lain …. a. 1), 2) dan 3)
b. 2), 3) dan 4)
d. 1), 3) dan 5)
e. 3), 4) dan 6)
c. 4), 5), dan 6)
Menjelaskan dasar klasifikasi dunia hewan
Mengidentifikasi filum Invertebrata
11. Organisme yang bentuknya radial simetris dan bentuk kehidupan yang dominan adalah polip, serta memiliki 2 lapisan jaringan ektoderm dan entoderm adalah …. a. Echinodermata b. Mollusca c. Asteroidea d. Coelenterata e. Annelida
A
C1
Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata
Menyebutkan struktur tubuh Invertebrata filum porifera
12. Tipe saluran air yang dimiliki Porifera adalah …. a. ascon, sycon, dan oskulum b. ascon, sycon, dan leucon c. leucon, sycon, dan ostium d. pinakosit, sycon, dan ascon e. spongosol, pinakosit, dan koanosit
B
C1
254
Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata
Menyebutkan struktur tubuh Invertebrata filum poriferA
13.
Menentukan bagian tubuh saluran porifera
14.
Tipe saluran air pada Porifera yang paling sederhana adalah …. a. ascon b. leucon c. leukosit d. sycon
A
C1
E
C3
e. ostium
Bagian Porifera yang ditunjukan nomor 1, 2, dan 3 secara berurutan adalah …. a. oskulum – pori – spongosol 3 b. oskulum – spongosol – pori c. spongosol – pori – oskulum d. pori – oskulum – spongosol 1 e. pori – spongosol – oskulum
2
Mengklasifikasikan hewan invertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya
Mengidentifikasi kelas Porifera
15.
Leucosolenia adalah anggota proifera yang termasuk dalam kelas …. a. Hexactinellida b. Demospongiae c. Euspongia d. Calcarea e. Spongia
D
C1
Mengkategorikan jenis hewan berdasarkan struktur tubuh yang dimiliki
16.
Terdapat suatu hewan di laut dengan ciri-ciri memiliki mulut, tetapi tidak beranus, memiliki tentakel yang dilengkapi dengan penyengat, reproduksi dapat dilakukan dengan tunas, dan tubuh tidak mempunyai segmen. Berdasarkan ciriciri tersebut, hewan tersebut masuk ke dalam filum …. a. Coelenterata b. Platyhekminthes c. Porifera d. Oligochaeta e. Arthropoda
A
C2
255 17. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata
Perhatikan daur hidup Aurelia aurita berikut ini!
B
C3
C
C1
Mengurutkan siklus hidup Coelenterata
5 4
1 2
3
2
Urutan fase hidup dari 1, 2, 3, 4, dan 5 berturut-turut adalah …. a. b. c. d. e. Mengklasifikasikan hewan Invertebrate berdasarkan struktur anatomi dan morfologi
Mengidentifikasi spesies dari Coelenterata
18.
medusa polipplanula strobila efira medusa planula polip strobila efira medusa planulastrobilaefirapolip planula polip strobila efira medusa planulaefira polip strobila efira
Coelenterata dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Schypozoa, dan Anthozoa. Berikut ini yang merupakan contoh spesies dari kelas Anthozoa adalah …. a. Ubur-ubur b. Hydra c. Anemone laut d. Obelia e. Spongia sp
256 Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata
Menyimpulkan fase perkembangbiakan Coelenterata
Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata
Menentukan proses perkembangbiakan Hydra yang tepat
19.
Cermatilah pernyataan-pernyataan di bawah ini! 1) mengalami metagenensis 2) Secara aseksual, berkembang biak dengan menghasilkan tunas atau kuncup yang menempel pada induknya 3) Peleburan sperma dan ovum terjadi pada fase medusa 4) Reproduksi vegetative dengan regenerasi 5) Fertilisasi eksternal Pernyataan yang benar mengenai cara perkembangbiakan Aurelia sp ditunjukkan oleh nomor …. a. 1), 2), dan 3) b. 1), 2), dan 4) c. 1), 3), dan 5) d. 2), 3) dan 5) e. 1), 4), dan 5)
20. Perhatikan gambar berikut ini
Berdasarkan gambar tersebut, proses perkembangbiakan Hydra dapat dilakukan dengan cara… a. fragmentasi dengan menggunakan tubuh induk menjadi fragmen atau potongan-potongan b. membuat kuncup atau tunas yang bentuknya menyerupai tubuh dewasa pada sisi samping c. menghasilkan bersporadalam perkembangannya d. membelah diri untuk menghasilkan individu baru e. menukar materi genentik antara sau individu kepada individu lain atau konjugasi
A
C5
C
C3
257 Menganalisis peranan Invertebrata dan Vertebrata yang berperan dalam kehidupan
Menjelaskan peranan Platyhelmitnes
21. Habitat cacing Tullbelaria dari golongan Platyhelminthes bisa ditemukan di daerah yang jernih yang dapat digunakan sebagai …. a. bioindikator air bersih b. petunjuk adanya abrasi c. menunjukan adanya logam mulia d. petunjuk adanya garam yang tinggi e. petunjuk adanya sumber emas
A
C2
Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata
Menganalisis proses reproduksi pada Plannaria
22. Perhatikan reproduksi Plannaria berikut ini! A. :Plannaria yang dipotong melintang menjadi beberapa potongan masingmasing dapat tumbuh menjadi individu baru B. : Plannaaria jika tidak ada makanan akan memakan organ tubuhnya sendiri C. : Dua buah Plannaria yang dilekatkan akan tumbuh menjadi satu
B
C4
A
C5
D
C3
Pernayaan yang benar adalah…. a. B saja Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata
Menyimpulkan fase reproduksi Plannaria
b. A dan B
c. A dan c
d. C dan B
e. A, B, dan C
23. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini! 1) 2) 3) 4) 5)
Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual Reproduksi seksual terjadi melalui perkawinan silang Bersifat hermafrodit Alat kelamin jantan dan betina terpisah Memiliki alat kopulasi yang disebut klitelum
Pernyataan yang benar mengenai reproduksi Dugesia ditunjukan oleh nomor…. a. 1, 2 dan 3 b. 1, 3 dan 4 c. 2, 1 dan 5 d. 2, 4 dan 5 e. 3, 4 dan 5 Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata
Menggambarkan siklus hidup cacing hati
24. Perhatikan gambar berikut ini!
258
Cacing hati dalam daur hidupnya memerlukan dua hospes, yaitu hewan herbivore dan siput golongan Lymnea. Telur yang dkeluarkan bersama feses dari hewan herbivore akan menjadi… a. kista yang bersifat inaktif
b. metaserkaria yang memiliki ekor
c. serkaria yang bersifat inaktif
d. mirasidium yang memiliki silia
e. redia yang bersifat inaktif
Perhatikan gambar berikut ini untuk nomor 25 dan 26
Menggambarkan
Menyimpulkan siklus hidup
siklus hidup
Fasciola Hepatica
Invertebrata
berdasarkan gambar yang
E 2 1
disajikan
5 3
4
C5
259 Gambar tersebut menjelaskan tahapan perkembangan larva pada fasciola hepatica. Cacing ini bereproduksi secara generative dan bersifat hermafrodit. dalam satu individu dapat menghasilkan 2000-4000 terlur.
25. Berdasarkan gambar tersebut, pada tahapan manakah larva akan keluar dari tubuh siput kemudian berpindah menempel pada tumbuhan air….. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
e. 5
26. Pada tahapan manakah larva membentuk sporocyst yang kemudian memproduksi Menggambarkan
Menyimpulkan siklus hidup
siklus hidup
Fasciola Hepatica
Invertebrata
berdasarkan gambar yang
redia.... a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
B
C5
disajikan
Menganalisis peranan
Merumuskan masalah terkait
invertebrata dan
Nematoda
vertebrata yang berperan dalam kehidupan
Perhatikan artikel dibawah ini untuk menjawab no 27, 28, 29, dan 30! Ascaris lumbricoides atau cacing gelang merupakan jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia. Infeksi terjadi karena menelan telur matang dari tanah yang terkontaminasi, bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar, dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur. Telur yang sudah dibuahi keluar bersama dengan feses, dan bila tertelan bersama makanan dan minuman, dan akan menetas menjadi larva kecil didalam usus, larva ini bersama aliran darah akan masuk ke dalam jantung dan paru-paru. Dari paru-paru larva akan mencapai trakea dan tertelan lagi sampai di usus kemudian tumbuh menjadi cacing dewasa. Indonesia memiliki jumlah askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya antara 60-90 %. Kurangnya pemakaian jamban atau toilet keluarga menimbulkan pencemaran tanah disekitar halaman rumah, di bawah pohon, tempat mencuci, dan pembuangan sampah. Hal ini merupakan keadaan yang baik untuk berkembangnya telur.
D
C6
260
27. Rumusan masalah dari kasus tersebut adalah …. a. Kapan peristiwa tersebut terjadi? b. Penyebaran cacing dapat dihentikan dengan menjaga kebersihan pribadi, makanan dan lingkungan dengan baik. c. Adakah jenis makanan yang dapat menyebabkan terinfeksi cacing gelang d. Apakah mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi dan tidak menjaga kebersihan menyebabkan terkena infeksi cacing gelang? e. Mengkonsumsi makanan dan tidak menjaga kebersihan diri tidak akan menyebabkan ikan mentah menyebabkan terkena infeksi cacing gelang
28. Berdasarkan artikel tersebut, bagaimanakah hipotesis yang sesuai …. Menganalisis peranan
Membuat masalah terkait
invertebrata dan
Nematoda
vertebrata yang berperan dalam kehidupan
a. kapan waktu terinfeksi terjadi? b. makan setelah memegang tanah yang terkontaminasi cacing gelang tidak akan menyebabkan terinfeksi cacing gelang c. adakah jenis makanan tertentu yang dapat menyebabkan infeksi cacing gelang? d. apakah bermain tanah dan tidak menjaga kebersihan diri dapat menyebabkan kematian? e. mengkonsumsi makanan setelah memegang tanah yang terkontaminasi serta tidak menjaga kebersihan diri akan menyebabkan terinfeksinya cacing gelang
E
C6
261 29. Daur hidup Ascaris lumbricoides mulai dari telur sampai cacing dewasa Menggambarkan siklus
Menyusun skilus hidup
hidup terkait hewan
nematode berdasarkan
invertebrata
artikel yang disajikan
berdasarkan artikel adalah….. a. telur dalam makann, larva dalam darah, paru-paru, kerongkongan, lambung, cacing dewasa, dalam usus b. telur dalam darah, paru-paru, kerongkongan, lambung, larva dalam makanan, cacing deasa, dalam usus c. telur dalam usus, larva dalam makanan, paru-paru, kerongkongan, lambung d. telur dalam lambung, larva dalam darah, cacing dewasa dalam usus e. telur dalam makanan, larva dalam usus,cacing dewasa dalam lambung 30.
Menganalisis peranan
Menganalisis tindakan
invertebrata dan
pencegahan dari
vertebrata yang
Nematoda
Berikut ini merupakan tindakan yang dapat mencegah terinfeksinya cacing Ascaris lumbricoides, kecuali…. a. tidak membuang kotoran sembarangan b. selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas c. menjaga kebersihan diri dan lingkungan d. selalu menggunakan toilet keluarga e. jika tidak memegang tanah tidak mencuci tangan
D
E
C6
C2
berperan dalam kehidupan 31. Perhatikan gambar berikut ini!
Menganalisis peranan Invertebrata dan
Mengaitkan peranan dan jenis
Vertebrata yang
Platyhelminthes
C
berperan dalam
kehidupan Seorang pasien mengeluhkan bengkak dikakinya yang semakin lama semakin membesar. Setelah diperiksa kedokter, diduga pembengkakan kaki tersebut disebabkan oleh cacing, yang menginfeksi pasien.
C4
262 Penyebarannya dilakukan oleh inang perantara Arthroda melalui gigitan nyamuk Culex. Cacing yang menjadi penyebab penyakit kaki gajah ini adalah …. a. Fasciola Hepatica b. Ancylostoma Duodenale c. Wucheria banchrofti d. Taenia saginata e. Oxyuris vermicularis Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam
Merumuskan Permasalahan terkait Platyhelminthes
Perhatikan artikel di bawah ini untuk no 32, dan 33 Anda penyuka Sushi mungkin akan berpikir dua kali untuk memakannya. Seorang pria di China mengeluh sakit di perutnya setelah memakan banyak sashimi. Hasil rontgen yang mengejutkan bahwa pria itu terinfeksi cacing pita di seluruh tubuhnya.
D
C6
E
C6
Pria yang dirawat di Rumah Sakit Guangzhou, China, ini terinfeksi larva Diphyllobothrium pada ikan mentah. Penelitian telah menunjukkan bahwa makan ikan mentah atau setengah matang dapat menyebabkan berbagai infeksi parasit. Infeksi terjadi setelah menelan larva Diphyllobothrium, yang ditemukan pada ikan air tawar seperti salmon. Meskipun ikan itu telah diasinkan dan diasap tidak dapat membunuh cacing pita. Dr Yin, dari Guangzhou, mengatakan bahwa makan makanan mentah yang terkontaminasi dengan telur cacing pita akan menyebabkan cysticercosis, ketika cacing dewasa masuk aliran darah seseorang. Jenis infeksi yang mengancam jiwa adalah ketika sudah mencapai otak.
Menganalisis peranan Invertebrata dan Vertebrata yang berperan dalam kehidupan
Merumuskan hipotesisi permasalahan terkait penyakit Platyhelminthes
32.
Rumusan masalah dari kasus tersebut adalah …. a. Kapan peristiwa tersebut terjadi? b. Penyebaran cacing dapat dihentikan dengan diasinkan dan diasapkan ikan tersebut c. Berapakah jumlah ikan yang dikonsumsi apabila terinfeksi cacing pita? d. Apakah memakan ikan yang mentah atau setengah matang setiap hari atau secara berlebihan dapat menyebabkan terkena infeksi cacing pita? e. Mengkonsumsi ikan mentah setiap hari tidak akan menyebabkan terkena infeksi cacing pita.
33.
Berdasarkan artikel tersebut, bagaimanakah hipotesis yang sesuai …. a. kapan waktu terinfeksi terjadi? b. menyantap ikan mentah tidak akan menyebabkan infeksi cacing pada tubuh?
263 c. berapakah jumlah ikan yang dikonsumsi apabila terinfeksi cacing pita? d. apakah mengkonsumsi ikan mentah setiap hari dapat menyebabkan kematian? e. mengkonsumsi ikan mentah atau pemasakan kurang baik dapat menyebabkan tubuh dapat terinfeksi cacing pita. Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya
Mengidentifikasi struktur tubuh Nemathelminthes
Membandingkan struktur tubuh dari kedua cacaing Pltyhelminthes
Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata.
Menjelaskan struktur tubuh Mollusca
34. Dibandingkan dengan cacing yang lain, Annelida merupakan cacing yang memiliki tingkatan yang paling tinggi, alasannya adalah …. a. memiliki selom sesungguhnya b. bersifat hermafrodit c. memiliki sistem pencernaan yang lengkap d. memiliki seta e. memiliki nefridia
Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata
Menjelaskan manfaat dari Echinodermata
Menganalisis proses reproduksi berbagai hewan Invertebrata
C1
E
C2
C
C1
35. Perbedaan cacing pita pada sapi dengan cacing pita pada babi adalah …. a. cacing pita pada sapi berbentuk pipih, sedangkan pada babi berbentuk gembung b. cacing pita pada sapi berukuran panjang, sedangkan cacing pita pada babi berukuran pendek c. cacing pita pada sapi memiliki proglotid, sedangkan pada babi tidak d. cacing pita pada sapi berwarna putih, sedangkan pada babi berwarna kuning e. cacing pita pada sapi memiliki alat pengait, sadangkan cacing pita pada babi memiliki pengait
36. Untuk mencerna makanan secara mekanik, Mollusca memiliki semacam lidah parut di bagian mulut yang disebut …. a. coelomata b. nefridium d. ganglion e. viridis
Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
C
c. radula
37. Echinodermata mempunyai peranan penting dalam menjaga ekosistem laut karena hewan ini mempunyai kebiasaan …. a. memakan sampah organik c. menyingkirkan sampah e. memakan sesama anggotanya
b. menjernihkan air laut d. membebaskan oksigen terlarut
A
C2 c
38. Dalam perkembangannya untuk menghasilkan keturunan makhluk hidup melakukan perkembangbiakan baik secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan peleburan antara sel kelamin jantan dan betina. sedangkan secara aseksual dapat dilakukan dengan salah satu cara, membentuk pertunasan atau kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri.
A
C4
264
Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan
Mendeskripsikan ciri umum dunia hewan
Menjelaskan ciri Vertebrata
Menganalisis ciri-ciri dari Vertebrata
39.
Berikut ini pernyataan yang tepat mengenai cara perkembangbiakan hewan Invertebrata adalah …. a. reproduksi aseksual pada porifera dilakukan dengan cara pembentukan tunas b. reproduksi aseksual pada platyhelminthes dilakukan dengancara membentuk tunas c. Mollusca dapat bereproduksi secara aseksual dan fragmentasi d. reproduksi aseksual coelenteraya terjadi pada fase medusa e. reproduksi aseksual pada echinodermata melalui parthenogenesis Berikut ini yang bukan ciri dari Vertebrata adalah …. a. memiliki tulang punggung b. tulang berfungsi sebagai pelindung c. sistem otak dalam tengkorak d. memiliki kulit yang berlapis e. Tidak memiliki rongga badan
E
C2
C
C4
40. Pasangan yang benar berikut ini antara kelompok hewan Vertebrata denga ciricirinya adalah …. Kelompok
Permukaan Tubuh
Fertilisasi
Ruang Jantung
a.
Pisces
Ditutupi oleh kulit tipis berlendir
Internal
3
b.
Amphibi
Ditutupi oleh kulit yang ditumbuhi bulu
Internal
4
c.
Reptil
Ditutpi oleh kulit yang kering bersisik
Internal
4
d.
Aves
Ditutupi oleh kulit bersisik yang licin
Eksternal/
4
Internal e.
Mamamlia
Ditutupi oleh kulit yang ditumbuhi rambut
Eksternal
2
265
41. Loligo Sp memiliki sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Menyebutkan ciri ciri umum
Menganallisis struktur tubuh
invertebrata dan vertebrata.
Loligo sp
Pernyataan: I. II. III. IV. V.
pasangan tentakel panjang berfungsi sebagai alat penglihat Pasangan tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba Pasangan tentakel pendek berfungsi sebagai alat pembau Pasangan tentakel panjang berfungsi sebagai alat peraba dan pembau Pasangan tentakel pendek berfungsi sebagai alat penglihat
E
C4
Pernyataan yang benar adalah… a. I, II dan III Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata
b. I, II, dan V
c. I dan III
d. II dan IV
42. Ditemukan suatu organisme dengan ciri-ciri: Mengananlisis ciri Vertebrata
berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya
Menyebutkan ciri ciri
Menjelaskan fungsi dari struktur
umum invertebrata dan
tubuh Arachnida
vertebrata
1) Tubuh memiliki sisik 2) Rangka tersusun atas endoskeleton 3) Bertulang belakang 4) Bernafas dengan paru-paru 5) Tipe reproduksi ovipar Di dalam klasifikasi makhluk hidup, organisme yang memiliki ciri-ciri tersebut termasuk ke dalam kelas …. a. Chondroichtyes b. Reptili c. Amphibi d. Aves e. Mamalia
siklus
hidup dari Invertebrata
Mengurutkan proses metamorphosis dari Arthropoda
B
C4
43. Pedipalpus pada Arachnida berfungsi sebagai…. a. Alat pertahanan diri b. Alat pemegang mangsa c. Alat gerak d. Kelenjar penghasil toksin e. Alat untuk menusuk dan melumpuhkan mangsa
44. Perhatikan gambar metamorphosis kupu-kupu berikut ini!! Menggambarkan
e. IV dan I
E
C2
266
Proses metamorphosis 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut adalah…. a. telurlarvapupaimago
b. telurpupalarvaimago
c. telurimagolarvapupa
d. telurimagopupa larva
A
C3
C
C2
C
C4
e. imagotelurpupa larva Menjelaskan habitat dan cara reproduksi berbagai hewan Invertebrata dan Vertebrata
Menjelaskan perkembangbiakan Mamamlia
45. Monotremata adalah kelompok mamalia yang banyak ditemukan diIndonesia bagian timur. Perkembangbiakanya terjadi secara ….
a. ovipar dan mempunyai kelenjar susu b. ovipar tidak mempunyai kelenjar susu c. ovovivipar dan mempunyai kelenjar susu d. ovovivipar tidak mempunyai kelenajar susu e. vivipar dan mempunyai kelenjar susu
Mengklasifikasikn hewan Invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya
Menganalisis persamaan struktur tubuh vertebrata
46. Perhatikan gambar berikut ini!
Hewan berikut ini termasuk dalam golongan Vertebrata pada kelas Pisces. Beberapa jenis ikan pada gambar tersebut menyimpan udara sehingga dapat hidup di air kotor yang kekurangan O2. Ciri khusus yang terdapat pada kelompok hewan tersebut adalah ….
267 a. mempunyai misai dimulutnya
b. tidak memiliki sirip ekor
c. rongga insangnya memiliki labirin
d. tidak memiliki sisik
e. memiliki sirip punggung yang tajam
Mengklasifikasikan hewan Invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologi
Menganalisis struktur tubuh vertebrata
D
C4
48. Ikan memiliki kulit yang tipis, transparan, dan banyak mengandung kelenjar
E
C3
Perhaatikan paragraph untuk nomor 49 dan 50 Barang-barang yang terbuat dari kulit, identik dengan harga yang cukup tinggi, dan biasanya, kulit yang digunakan untuk bahan dasar adalah jenis ular, buaya, hingga biawak. Namun yang cukup disayangkan adalah proses penyamakan kulit-kulitnya. Bagaimana tidak, ular-ular tersebut diambil kulitnya dengan cara yang cukup brutal. proses penyamakan kulit di sana memperlihatkan ular di kuliti dalam jumlah ratusan setiap harinya. Ular-ular tersebut dibiarkan di lantai setelah sebelumnya di sembelih pada bagian lehernya. Empedunya diambil, dan kotorannya dibuang. Bahkan mereka menyebutnya sebagai pembantaian. Konsep yang digunakan juga cukup kejam. Walaupun untuk menguliti seekor ular. Tentunya ini sangat mengkhawatirkan, karena bagaimana pun juga, ular
D
47. Perhatikan ketiga hewan vertebrata berikut ini!
Ketiga hewan diatas digolongkan ke dalam kelompok mamalia air karena… a. bertulang belakang d. menyusui anaknya Mengklasifikasikan hean berdasarkan struktur anatomi dan morfologi
Mengaitkan struktur tubuh dengan fungsinya
Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
Merumuskan masalah berdasarkan artike Vertebrata
b. hidup di laut
c. bertubuh besar
e. bernafas dengan insang
lender. Kelenjar tersebut ada hubungannya dengan …. a. pencegahan terhadap kekeringan b. sistem eksresi c. sistem pernapasan d. tekanan e. fungsi pergerakan
C6
268 merupakan predator utama hama seperti tikus. Memusnahkan mereka dari alam liar, berarti membiarkan hama semakin berkembangbiak tidak terkendali.
49. Berdasarkan artikel tersebut, permasalahan apakah yang dimunculkan dalam
artikel tersebut…. a. Hewan-hewan yang dijadikan bahan baku industry banyak tersedia di alam bebas b. Proses penyamakan kulit hewan yang dilakukan dengan standar yang tinggi c. Produksi pembuatan barang-barang industry dimaksudkan untuk meninngkatkan populasi hama d. Proses penyamakan menggunakan hewan untuk barang barang industry tidak dilakukan dengan standard yang baik dan dapat merusak ekosistem e. Tidak ada masalah antara pembuatan barang industry, populasi hewan dan keseimbangan ekosistem
50. Bagaimanakah dampak yang timbul apabila kegiatan berdasarkan artikel tersebut Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
Merumuskan akibaat permasalah yang timbul berdasarkan artike Vertebrata
terus dilakukan…. a. punahnya hewan-hewan karena untuk bahan industri yang berlebih, serta rusaknya lingkungan b. semakin banyaknya hama, dan lingkunga terjaga karena tidak ada predator c. semakin banyaknya permintaan dan keuntungan dari barang industri karena menggunakan kulit asli d. baik hewan, barang industry, dan lingkungan semua dalam keadaan yang seimbang e. semakin banyaknya pabrik pengolahan industry memanfaatkan hewan-hewan karena keuntungan yang banyak
A
C6
269 LAMPIRAN 5 SKOR DATA DIBOBOT Jumlah Subyek = 37 Butir soal = 50 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah) Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
No Subyek 18 15 1 7 36 26 17 28 6 9 24 4 20 30 35 16 29 34 2 10 19 21 23 31 33 37 12 22 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Luluk ... Hari A... Ade Ri... Dafa K... Windi ... Pandu ... Imam. G Rafly ... Auryli... Destia... Ni Ayu... Amal I... Malla ... Rifki ... Syifa Sj Hendra... Rifa A... Sulist... Adelli... Devi A... M. Rav... Maria ... Natash... Risky ... Shalsa... Yael F... Febi D... Mia Dw... Anggi. Fi Destam... Fioren... Shabil... Dewy K... Alvianie Fortun... Nur Sy... Putri
Benar 37 35 30 30 30 29 28 28 27 27 27 26 26 26 26 25 25 25 24 24 24 24 24 24 24 24 23 23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
Salah 13 15 20 20 20 21 22 22 23 23 23 23 24 24 24 25 25 25 26 26 26 26 26 26 26 26 27 27 28 28 28 28 29 30 30 32 33
Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Skr Asli 37 35 30 30 30 29 28 28 27 27 27 26 26 26 26 25 25 25 24 24 24 24 24 24 24 24 23 23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
Skr Bobot 37 35 30 30 30 29 28 28 27 27 27 26 26 26 26 25 25 25 24 24 24 24 24 24 24 24 23 23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
RELIABILITAS TES ================ Rata2 = 25.11 Simpang Baku = 4.08 KorelasiXY = 0.36 Reliabilitas Tes = 0.53 Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No Urt 1 2 3 4
No Subyek 18 15 1 7
Kode/Nama Luluk ... Hari A... Ade Ri... Dafa K...
Skor ganjil 18 15 15 16
Skor genap 19 20 15 14
Skor total 37 35 30 30
270 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
36 26 17 28 6 9 24 4 20 30 35 16 29 34 2 10 19 21 23 31 33 37 12 22 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Windi ... Pandu ... Imam. G Rafly ... Auryli... Destia... Ni Ayu... Amal I... Malla ... Rifki ... Syifa Sj Hendra... Rifa A... Sulist... Adelli... Devi A... M. Rav... Maria ... Natash... Risky ... Shalsa... Yael F... Febi D... Mia Dw... Anggi. Fi Destam... Fioren... Shabil... Dewy K... Alvianie Fortun... Nur Sy... Putri
15 15 13 14 13 15 12 11 10 10 13 13 13 12 13 13 10 9 9 12 9 9 10 11 10 11 10 10 9 9 9 11 9
15 14 15 14 14 12 15 15 16 16 13 12 12 13 11 11 14 15 15 12 15 15 13 12 12 11 12 12 12 11 11 7 8
30 29 28 28 27 27 27 26 26 26 26 25 25 25 24 24 24 24 24 24 24 24 23 23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
KELOMPOK UNGGUL & ASOR Kelompok Unggul Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 18 15 1 7 36 26 28 17 6 9 No Subyek 18 15 1 7 36 26 28 17 6 9
Kode/Nama Subyek Luluk Hindarto Hari Ashari Ade Rinaldi. N Dafa Kasatrio. P Windi Try. A Pandu Raisa M... Rafly Inggar Imam. G Aurylia Indah... Destiana Suci. H Kode/Nama Subyek Luluk Hindarto Hari Ashari Ade Rinaldi. N Dafa Kasatrio. P Windi Try. A Pandu Raisa M... Rafly Inggar Imam. G Aurylia Indah... Destiana Suci. H
Skor 37 36 31 31 31 30 29 28 27 27 Skor 37 36 31 31 31 30 29 28 27 27
1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 9 0
3 1 1 1 1 10 1 1 1 3
4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 11 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
6 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 14 1 1 1
271
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 18 15 1 7 36 26 28 17 6 9
Kode/Nama Subyek Luluk Hindarto Hari Ashari Ade Rinaldi. N Dafa Kasatrio. P Windi Try. A Pandu Raisa M... Rafly Inggar Imam. G Aurylia Indah... Destiana Suci. H
Skor 37 36 31 31 31 30 29 28 27 27
15 1 1 1 1 1 1 1 7
16 1 1 2
17 1 1 1 1 3
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
19 1 1
20 1 1 1 3
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 18 15 1 7 36 26 28 17 6 9
Kode/Nama Subyek Luluk Hindarto Hari Ashari Ade Rinaldi. N Dafa Kasatrio. P Windi Try. A Pandu Raisa M... Rafly Inggar Imam. G Aurylia Indah... Destiana Suci. H
Skor 37 36 31 31 31 30 29 28 27 27
22 0
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
26 1 1 1 1 1 1 1 1 8
27 1 1 1 1 1 1 1 1 8
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Kode/Nama Subyek
Skor
29
30
31
32
33
34
35
Luluk Hindarto Hari Ashari Ade Rinaldi. N Dafa Kasatrio. P Windi Try. A Pandu Raisa M... Rafly Inggar Imam. G Aurylia Indah... Destiana Suci. H
37 36 31 31 31 30 29 28 27 27
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
1 1 1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 3
Skor
36
37
38
39
40
41
42
37 36 31 31 31 30 29 28 27 27
1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 3
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No. Urut 1 2 3 4 5
No Subyek 18 15 1 7 36 26 28 17 6 9
No Subyek 18 15 1 7 36 26 28 17 6 9
No Subyek 18 15 1 7 36
Kode/Nama Subyek Luluk Hindarto Hari Ashari Ade Rinaldi. N Dafa Kasatrio. P Windi Try. A Pandu Raisa M... Rafly Inggar Imam. G Aurylia Indah... Destiana Suci. H
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8
Kode/Nama Subyek
Skor
43
44
45
46
47
48
49
50
Luluk Hindarto Hari Ashari Ade Rinaldi. N Dafa Kasatrio. P Windi Try. A
37 36 31 31 31
1 1 1 1 1
1 1 -
1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1
-
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
272 6 7 8 9 10
26 28 17 6 9
Pandu Raisa M... Rafly Inggar Imam. G Aurylia Indah... Destiana Suci. H
30 29 28 27 27
1 1 1 1 1 10
1 1 1 5
1 1 5
1 1 1 1 1 8
1 1 1 8
1 1
1 1 1 1 1 10
1 1 1 8
KELOMPOK ASOR NAMA BERKAS: C: \USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 31 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Subyek
Skor
1
2
3
4
5
6
7
Risky Febriani Anggi. Fi Destami Amalia Fiorentina Dwi M Shabila Khoir... Dewy Kusuma W... Alvianie Fortuna Widya... Nur Syifa Safira Putri Lestari
23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 5
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 1 1 1 7
1 1
0
No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 31 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Subyek
Skor
8
9
10
11
12
13
14
Risky Febriani Anggi. Fi Destami Amalia Fiorentina Dwi M Shabila Khoir... Dewy Kusuma W... Alvianie Fortuna Widya... Nur Syifa Safira Putri Lestari
23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
1 1
1 0
1 1 1 2
1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0
No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 31 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Subyek
Skor
15
16
17
18
19
20
21
Risky Febriani Anggi. Fi Destami Amalia Fiorentina Dwi M Shabila Khoir... Dewy Kusuma W... Alvianie Fortuna Widya... Nur Syifa Safira Putri Lestari
23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 3
1 1 1 1 1 1 6
1 1
1 1 1 1 4
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 31 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Subyek
Skor
22
23
24
26
27
28
Risky Febriani Anggi. Fi Destami Amalia Fiorentina Dwi M Shabila Khoir... Dewy Kusuma W... Alvianie Fortuna Widya... Nur Syifa Safira Putri Lestari
23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
1 -
1 -
1 1 1 1 1
-
1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 -
273 1
1
4
2 32
0
5
10
33
34
35
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
0
40
41
1 1 1 1 1 1 1 7
1 1
No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 31 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Subyek
Skor
29
30
31
Risky Febriani Anggi. Fi Destami Amalia Fiorentina Dwi M Shabila Khoir... Dewy Kusuma W... Alvianie Fortuna Widya... Nur Syifa Safira Putri Lestari
23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1
No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 31 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Subyek
Skor
36
37
38
Risky Febriani Anggi. Fi Destami Amalia Fiorentina Dwi M Shabila Khoir... Dewy Kusuma W... Alvianie Fortuna Widya... Nur Syifa Safira Putri Lestari
23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
1 1 1
1 1 2
1 1
No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Subyek 31 5 8 13 32 11 3 14 25 27
Kode/Nama Subyek
Skor
43
44
45
46
47
48
49
50
Risky Febriani Anggi. Fi Destami Amalia Fiorentina Dwi M Shabila Khoir... Dewy Kusuma W... Alvianie Fortuna Widya... Nur Syifa Safira Putri Lestari
23 22 22 22 22 21 20 20 18 17
1 1 1 1 1 1 6
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 8
1 1 1 1 4
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
1 1 1 1 1 1 1 7
1 1 1 1 1 1 1 1 8 39 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1 1 8
DAYA PEMBEDA Jumlah Subyek = 37 Klp atas/bawah(n)= 10 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kel. Atas 5 0 4 10 8 3 1 10 0 3
Kel. Bawah 8 4 1 8 8 1 0 1 0 3
Beda -3 -4 3 2 0 2 1 9 0 0
Indeks DP (%) -30.00 -40.00 30.00 20.00 0.00 20.00 10.00 90.00 0.00 0.00
274 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0 9 10 1 7 2 3 9 1 3 10 0 10 10 10 8 8 10 0 10 3 10 10 8 3 2 9 3 8 9 6 10 10 5 5 8 8 1 10 8
3 7 9 0 8 3 5 1 4 0 9 1 1 3 3 0 5 10 1 8 1 8 9 9 0 2 2 0 2 8 1 8 6 8 1 8 3 0 9 7
-3 2 1 1 -1 -1 -2 8 -3 3 1 -1 9 7 7 8 3 0 -1 2 2 2 1 -1 3 0 7 3 6 1 5 2 4 -3 4 0 5 1 1 1
-30.00 20.00 10.00 10.00 -10.00 -10.00 20.00 80.00 -30.00 30.00 10.00 -10.00 90.00 70.00 70.00 80.00 30.00 0.00 -10.00 20.00 20.00 20.00 10.00 -10.00 30.00 0.00 70.00 30.00 60.00 10.00 50.00 20.00 40.00 -30.00 40.00 0.00 50.00 10.00 10.00 10.00
TINGKAT KESUKARAN Jumlah Subyek = 37 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No Butir BARU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO BUTIR ASLI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JML BETUL 29 25 8 33 31 14 2 14 0 20 6
TKT. KESUKARAN (%) 78.38 40.54 21.62 89.19 83.78 37.84 5.41 37.84 0.00 54.05 16.22
TAFSIRAN Mudah Sedang Sukar Sangat mudah Mudah Sedang Sangat sukar Sedang Sangat sukar Sedang Sukar
275 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
29 36 4 28 6 18 12 5 4 36 1 14 23 15 10 28 37 3 34 8 34 36 34 3 7 13 8 18 30 7 32 32 30 7 30 18 2 30 35
78.38 97.30 10.81 75.68 16.22 48.65 32.43 13.51 10.81 97.30 2.70 37.84 62.16 40.54 27.03 75.68 100.00 8.11 91.89 21.62 91.89 97.30 91.89 8.11 18.92 35.14 21.62 48.65 81.08 18.92 86.49 86.49 81.08 18.92 81.08 48.65 5.41 94.59 81.08
Mudah Sangat Sangat Mudah Sukar Sedang Sedang Sangat Sangat Sangat Sangat Sedang Sedang Sedang Sukar Mudah Sangat Sangat Sangat Sukar Sangat Sangat Sangat Sangat Sukar Sedang Sukar Sedang Mudah Sukar Sangat Sangat Mudah Sukar Mudah Sedang Sangat Sangat Mudah
mudah sukar
sukar sukar mudah sukar
mudah sukar mudah mudah mudah mudah sukar
mudah mudah
sukar mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek = 37 Butir Soal = 50 Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 -0.220 2 2 -0.352 3 3 0.282 Signifikan 4 4 0.140 5 5 0.091 6 6 0.248 7 7 0.297 Signifikan 8 8 0.667 Sangat Signifikan 9 9 NAN NAN 10 10 0.149 11 11 -0.264 12 12 0.273 Signifikan 13 13 0.322 Signifikan 14 14 0.207 15 15 -0.223 16 16 0.167 -
276 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
-0.075 0.629 -0.373 0.289 0.283 -0.126 0.654 0.485 0.579 0.670 0.310 NAN -0.038 0.411 0.629 0.318 0.283 0.085 0.660 0.105 0.455 0.359 0.510 0.106 0.332 0.299 0.299 -0.170 0.300 -0.154 0.484 -0.012 0.237 0.203
Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan NAN Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50
P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273
P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354
Bila koefisien = 0,000
df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150
P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159
P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208
berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 37 Butir Soal= 50 Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No Butir BARU 1 2
NO BUTIR ASLI 1 2
a 29** 10--
b 0-0--
C 8--0--
d 0-15**
e 0-12---
* 0 0
277 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Keterangan: ** : Kunci Jawaban + : Baik -- : Buruk
8** 33** 0-22--2-0-19--8-6** 4-36** 2-0-6** 18--20--5** 11+ 36** 1-14** 3++ 14--0-2++ 0 9++ 0-0-0-0-1+ 34--30--13** 8** 24--30-1++ 30** 1-2++ 14--12+ 1-30**
9++ 2-31** 14** 28--14** 1420** 5+ 29** 0-0-7--0-18** 1-8++ 21--0-1** 1-7-210** 2++ 0 1-2--1-2--1--0-0-0-4+ 21-1+ 23-32** 1++ 7--6++ 1+ 3+ 19--0-5---
0-0-1+ 1-1-16--2-0-1-10-6+ 0-11+ 1— 12** 2-4** 1--33--20--14+ 1-3+ 0 16-1+ 8** 0-0-34** 0-7** 6++ 18--230** 3232** 0-7** 30** 0-1-0-1--
10+ 0-1+ 0-2** 3+ 2-9--25--3+ 1--25--28** 3021-1-0-1-223** 224--28** 0 3** 0-8++ 34** 0-0-0-0-0-214--0-1-0-20-3318** 335** 1+
10+ 2-4--0-44+ 0** 0-0-0-0-4** 2++ 17--0-221--0-0-1-0-3++ 15** 22++ 37** 8++ 34** 20--1+ 36** 2--3** 0-14--7++ 18** 2++ 7** 3--1++ 0-20--1+ 22** 0-1+
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
++ : Sangat Baik - : Kurang Baik ---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 25.11 Simpang Baku= 4.08 KorelasiXY= 0.36 Reliabilitas Tes= 0.53 Butir Soal= 50 Jumlah Subyek= 37 Nama berkas: C:\USERS\RIKA\DOCUMENTS\DATA KELAS X.ANA No butir baru 1 2 3
No butir asli 1 2 3
D.Pembeda(%) -30.00 -40.00 30.00
T. Kesukaran Mudah Sedang Sukar
Korelasi -0.165 -0.309 0.279
Sign. Korelasi Signifikan
278 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
20.00 0.00 20.00 10.00 90.00 0.00 0.00 -30.00 20.00 10.00 10.00 -10.00 10.00 20.00 80.00 -30.00 30.00 10.00 -10.00 90.00 70.00 70.00 80.00 30.00 0.00 -10.00 20.00 20.00 20.00 10.00 -10.00 30.00 0.00 70.00 30.00 60.00 10.00 50.00 20.00 40.00 -30.00 40.00 0.00 50.00 10.00 10.00 10.00
Sangat Mudah Mudah Sedang Sangat Sukar Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Mudah Sangat Mudah Sangat Sukar Mudah Sukar Sedang Sedang Sangat Sukar Sangat Sukar Sangat Mudah Sangat Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Mudah Sangat Mudah Sangat Sukar Sangat Mudah Sukar Sangat mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang Mudah Sukar Sangat mudah Sangat mudah Mudah Sukar Mudah Sedang Sangat sukar Sangat mudah Mudah
0.161 0.048 0.284 0.320 0.630 NAN 0.173 -0.230 0.275 0.336 0.207 -0.251 0.170 -0.026 0.584 -0.384 0.250 0.294 -0.129 0.616 0.505 0.552 0.649 0.328 NAN -0.033 0.426 0.165 0.328 0.294 0.082 0.656 0.124 0.416 0.426 0.511 0.047 0.278 0.305 O.305 -0.107 0.244 -0.158 0.471 -0.006 0.214 0.202
Signifikan Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan NAN Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Signifkan Signifikan Sangat signifikan -
279 LAMPIRAN 6
Soal-Soal Pretest dan Posttest
1.
Perhatikan gambar berikut ini! Cacing hati dalam daur hidupnya memerlukan dua hospes, yaitu hewan herbivore dan siput golongan Lymnea. Telur yang dikeluarkan bersama feses dari hewan herbivore akan menjadi…. a. b. c. d. e.
kista yang bersifat inaktif metaserkaria yang memiliki ekor serkaria yang bersifat inaktif mirasidium yang memiliki silia redia yang bersifat inaktif
Perhatikan gambar berikut ini untuk nomor 2 dan 3 !!! Gambar
tersebut
menjelaskan
tahapan
perkembangan larva pada Fasciola hepatica. Cacing ini bereproduksi secara generative dan bersifat hermafrodit. dalam satu individu dapat menghasilkan 2000-4000 terlur.
2. Berdasarkan gambar tersebut, pada tahapan manakah larva akan keluar dari tubuh siput kemudian berpindah menempel pada tumbuhan air….. a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3. Pada tahapan manakah larva membentuk sporocyst yang kemudian memproduksi redia.... a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Perhatikan artikel dibawah ini untuk menjawab no 4! Ascaris lumbricoides atau cacing gelang merupakan jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia. Infeksi terjadi karena menelan telur matang dari tanah yang terkontaminasi, bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar, dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur. Telur yang sudah dibuahi keluar bersama dengan feses, dan bila tertelan bersama makanan dan minuman, dan akan menetas menjadi larva kecil didalam usus, larva ini bersama aliran darah akan masuk ke dalam jantung dan paru-paru. Dari paru-paru larva akan mencapai trakea dan tertelan lagi sampai di usus kemudian tumbuh menjadi cacing dewasa. Indonesia memiliki jumlah askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya antara 60-90 %. Kurangnya pemakaian jamban atau toilet keluarga menimbulkan pencemaran tanah disekitar halaman
280 rumah, di bawah pohon, tempat mencuci, dan pembuangan sampah. Hal ini merupakan keadaan yang baik untuk berkembangnya telur. 4.
Rumusan masalah dari kasus tersebut adalah …. a. Kapan peristiwa tersebut terjadi? b. Penyebaran cacing dapat dihentikan dengan menjaga kebersihan pribadi, makanan dan lingkungan dengan baik. c. Adakah jenis makanan yang dapat menyebabkan terinfeksi cacing gelang d. Apakah mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi dan tidak menjaga kebersihan menyebabkan terkena infeksi cacing gelang? e. Mengkonsumsi makanan dan tidak menjaga kebersihan diri tidak akan menyebabkan ikan mentah menyebabkan terkena infeksi cacing gelang
5.
Perhatikan gambar berikut ini! Seorang pasien mengeluhkan bengkak dikakinya yang semakin lama semakin membesar. Setelah diperiksa ke dokter, diduga pembengkakan disebabkan oleh cacing, yang menginfeksi pasien. Penyebarannya dilakukan oleh inang perantara Arthroda melalui gigitan nyamuk Culex. Cacing yang menjadi penyebab penyakit kaki gajah ini adalah …. a. Fasciola Hepatica
b. Ancylostoma Duodenale
c. Wucheria banchrofti
d. Taenia saginata
e. Oxyuris vermicularis
Perhatikan artikel di bawah ini untuk no 6, dan 7! Anda penyuka Sushi mungkin akan berpikir dua kali untuk memakannya. Seorang pria di China mengeluh sakit di perutnya setelah memakan banyak sashimi. Hasil rontgen yang mengejutkan bahwa pria itu terinfeksi cacing pita di seluruh tubuhnya. Pria yang dirawat di Rumah Sakit Guangzhou, China, ini terinfeksi larva Diphyllobothrium pada ikan mentah. Penelitian telah menunjukkan bahwa makan ikan mentah atau setengah matang dapat menyebabkan berbagai infeksi parasit. Infeksi terjadi setelah menelan larva Diphyllobothrium, yang ditemukan pada ikan air tawar seperti salmon. Meskipun ikan itu telah diasinkan dan diasap tidak dapat membunuh cacing pita. Dr Yin, dari Guangzhou, mengatakan bahwa makan makanan mentah yang terkontaminasi dengan telur cacing pita akan menyebabkan cysticercosis, ketika cacing dewasa masuk aliran darah seseorang. Jenis infeksi yang mengancam jiwa adalah ketika sudah mencapai otak. 6.
Rumusan masalah dari kasus tersebut adalah …. a. Kapan peristiwa tersebut terjadi? b. Penyebaran cacing dapat dihentikan dengan diasinkan dan diasapkan ikan tersebut c. Berapakah jumlah ikan yang dikonsumsi apabila terinfeksi cacing pita? a. Apakah memakan ikan yang mentah atau setengah matang setiap hari atau secara berlebihan dapat menyebabkan terkena infeksi cacing pita? b. Mengkonsumsi ikan mentah setiap hari tidak akan menyebabkan
281 Berdasarkan artikel tersebut, bagaimanakah hipotesis yang sesuai …. a. kapan waktu terinfeksi terjadi? b. menyantap ikan mentah tidak akan menyebabkan infeksi cacing pada tubuh c. berapakah jumlah ikan yang dikonsumsi apabila terinfeksi cacing pita? d. apakah mengkonsumsi ikan mentah setiap hari dapat menyebabkan kematian? e. mengkonsumsi ikan mentah atau pemasakan kurang baik dapat menyebabkan tubuh dapat terinfeksi cacing pita. 8. Perbedaan cacing pita pada sapi dengan cacing pita pada babi adalah …. a. cacing pita pada sapi berbentuk pipih, sedangkan pada babi berbentuk gembung b. cacing pita pada sapi berukuran panjang, sedangkan cacing pita pada babi berukuran pendek c. cacing pita pada sapi memiliki proglotid, sedangkan pada babi tidak d. cacing pita pada sapi berwarna putih, sedangkan pada babi berwarna kuning e. cacing pita pada sapi tidak memiliki alat pengait, sadangkan cacing pita pada babi memiliki pengait 9. Ditemukan suatu organisme dengan ciri-ciri : 1) Tubuh memiliki sisik 2) Rangka tersusun atas endoskeleton 3) Bertulang belakang 4) Bernafas dengan paru-paru 5) Tipe reproduksi ovipar
7.
Di dalam klasifikasi makhluk hidup, organisme yang memiliki ciri-ciri tersebut termasuk ke dalam kelas …. a. Chondroichtyes b. Reptili c. Amphibi d. Aves e. Mamalia
282 LAMPIRAN 7 KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
1.
D
2.
E
3.
B
4.
D
5.
C
6.
D
7.
E
8.
E
9.
B
283 LAMPIRAN 8
HASIL PRETEST DAN POSTTEST KELAS PJBL, PBL, DAN PROBLEM SOLVING 1. Hasil Pretest Nilai Pretest No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
PJBL
PBL
Problem solving
55.56 55.56 33.33 44.44 44.44 44.44 55.56 55.56 11.11 22.22 11.11 33.33 55.56 55.56 33.33 22.22 44.44 33.33 33.33 33.33 44.44 44.44 55.56 66.67 33.33 22.22 33.33 33.33 55.56 33.33 44.44 66.67 22.22 33.33 44.44 55.56 55.56 44.44 22.22 44.44 33.33
33.33 44.44 66.67 55.56 11.11 66.67 55.56 66.67 33.33 33.33 44.44 66.67 44.44 22.22 11.11 66.67 33.33 55.56 33.33 33.33 22.22 33.33 44.44 33.33 22.22 33.33 22.22 22.22 22.22 44.44 33.33 44.44 44.44 33.33 44.44 55.56 22.22 55.56 33.33 44.44 44.44
66.67 44.44 44.44 44.44 66.67 44.44 55.56 55.56 11.11 66.67 33.33 33.33 55.56 55.56 33.33 55.56 55.56 33.33 55.56 66.67 44.44 55.56 55.56 66.67 66.67 55.56 55.56 33.33 44.44 33.33 44.44 33.33 33.33 55.56 55.56 55.56 33.33 44.44 44.44 22.22 -
284 2. Hasil Posttest Nilai Posttest No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Nama
PJBL
PBL
Problem solving
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 100.00 88.89 88.89 100.00 44.44 66.67 100.00 88.89 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 100.00 77.78 100.00 100.00 88.89 88.89 55.56 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89
44.44 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 66.67 66.67 66.67 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 77.78 88.89 100.00 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 66.67 66.67 77.78 66.67 88.89 88.89 77.78 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 77.78 88.89 88.89 77.78
77.78 55.56 77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 66.67 77.78 77.78 55.56 66.67 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89 88.89 77.78 77.78 44.44 55.56 66.67 77.78 88.89 66.67 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 77.78 55.56 88.89 66.67 77.78 100.00 66.67
285
LAMPIRAN 9
DATA MENTAH KETERCAPAIAN INDIKATOR PRETEST KELAS PJBL Indikator Soal Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 ∑ %
III
IV
V
VI
VII
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1
0.39 39%
0.46 46%
0.32 32%
0.47 47%
0.37 37%
286
DATA MENTAH KETERCAPAIAN INDIKATOR PRETEST KELAS PBL Indikator Soal Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 ∑ %
III
IV
V
VI
VII
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0.32 32%
0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.50 50%
0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.34 34%
1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0.27 27%
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0.46 46%
287
DATA MENTAH KETERCAPAIAN INDIKATOR PRETEST KELAS PROBLEM SOLVING
Indikator Soal Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑ %
III
IV
V
1
2
3
4
5
1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0.38 38%
1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0.53 53%
1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
6 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0.46 46%
VI
VII
7
8
9
1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0.53 53%
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0.55 55%
288
LAMPIRAN 10
DATA MENTAH KETERCAPAIAN INDIKATOR POSTTEST KELAS PJBL Indikator Soal Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 ∑ %
III
IV
V
VI
VII
10
11
12
13
14
15
16
17
22
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0.73 73%
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.86 86%
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0.86 86%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0.68 68%
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.85 85%
289
DATA MENTAH KETERCAPAIAN INDIKATOR POSTTEST KELAS PBL Indikator Soal Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 ∑ %
III
IV
V
VI
VII
10
11
12
13
14
15
16
17
22
0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0.59 59%
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.95 95%
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0.62 62%
0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0
0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0.46 46%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0.90 90%
290
DATA MENTAH KETERCAPAIAN INDIKATOR POSTTEST KELAS PROBLEM SOLVING Indikator Soal Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ∑ %
III
IV
V
VI
VII
10
11
12
13
14
15
16
17
22
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0.85 85%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0.78 78%
1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0.75 75%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0.43 43%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0.83 83%
291
LAMPIRAN 11
REKAPITULASI DATA PRETEST DAN POSTTEST TIAP INDIKATOR Rekapitulasi Rata-Rata dan Persentase Pretest Tiap Indikator
PJBL Pretest
Indikator
Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan Rerata
Kategori Hasil Belajar
̅
%
0.32
32
0.47
Model Pembelajaran PBL Kategori Hasil Belajar
Pretest
̅
%
Kurang
0.32
32
47
Cukup
0.50
0.37
37
Kurang
0.39
39
0.46
46 0.40
Problem Solving Kategori Hasil Belajar
Pretest
̅
%
Kurang
0.38
38
Kurang
50
Cukup
0.53
53
Cukup
0.34
34
Kurang
0.46
46
Kurang
Kurang
0.27
27
Kurang
0.53
53
Cukup
Cukup
0.46
46
Cukup
0.55
55
Cukup
Cukup
0.38
Cukup
0.49
Cukup
292
Rekapitulasi Rata-Rata dan Persentase Posttest Tiap Indikator
PJBL Indikator
Menyebutkan ciri ciri umum invertebrata dan vertebrata Mengklasifikasikan hewan invertebrata dan vertebrata berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya. Menggambarkan siklus hidup terkait hewan invertebrata Menjelaskan habitat, dan cara reproduksi, berbagai hewan invertebrata dan vertebrata Menganalisis peranan invertebrata dan vertebrata yang berperan dalam kehidupan
Kategori Hasil Belajar
Posttest ̅
%
0.73
73
0.86
Model Pembelajaran PBL Kategori Hasil Posttest Belajar ̅
%
Baik
0.59
59
86
Baik sekali
0.95
0.86
86
Baik sekali
0.88
88
0.85
85
Problem Solving Posttest
Kategori Hasil Belajar
̅
%
Kurang
0.85
85
Baik sekali
95
Baik sekali
0.78
78
Baik
0.62
62
Baik
0.75
75
Baik
Baik sekali
0.46
46
Kurang
0.43
43
Kurang
Baik sekali
0.90
90
Baik sekali
0.83
83
Baik sekali
0.84 Baik sekali Rerata
0.70
Baik
0.73
Baik
293 LAMPIRAN 12 Rekapitulasi Nilai N-Gain Kelas PJBL No.
Kode
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. Jumlah Rata- rata Max Min
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP 1666.66 40.65 66.67 11.11
Nilai Pretest Posttest
55.56 55.56 33.33
77.78 88.89 77.78 44.44 88.89 44.44 77.78 44.44 88.89 55.56 88.89 55.56 100.00 11.11 88.89 22.22 88.89 11.11 100.00 33.33 44.44 55.56 66.67 55.56 100.00 33.33 88.89 22.22 77.78 44.44 77.78 33.33 77.78 33.33 77.78 33.33 77.78 44.44 77.78 44.44 66.67 55.56 88.89 66.67 77.78 33.33 66.67 22.22 88.89 33.33 88.89 33.33 88.89 55.56 77.78 33.33 100.00 44.44 77.78 66.67 100.00 22.22 100.00 33.33 88.89 44.44 88.89 55.56 55.56 55.56 77.78 44.44 66.67 22.22 77.78 44.44 88.89 33.33 88.89 3388.89 82.66 100.00 44.44
N-Gain
Kriteria
KKM
Kategori
0.50 0.75 0.67
Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
0.80
0.60 0.80 0.75 1.00 0.88 0.86 1.00 0.17 0.25 1.00 0.83 0.71 0.60 0.67 0.67 0.67 0.60 0.40 0.75 0.33 0.50 0.86 0.83 0.83 0.50 1.00 0.60 1.00 1.00 0.83 0.80 0.00 0.50 0.40 0.71 0.80 0.83 28.25 0.69 1.00 0.00
Rendah Rendah
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Tinggi Rendah Sedang
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang
Tinggi Sedang
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Sedang Sedang
Tinggi Tinggi Tinggi
294 Rekapitulasi Nilai N-Gain Kelas PBL No
Kode
1
A
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
B C D
41 Jumlah Rata-rata Max Min
E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
Nilai
N-Gain
Kriteria
KKM
Kategori
44.44 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 66.67 66.67 66.67 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 77.78 88.89 100.00 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 66.67 66.67 77.78 66.67 88.89 88.89 77.78 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 77.78 88.89 88.89 77.78
0.17
Rendah
76
Tidak tuntas
0.60 0.00 0.75 0.88 0.67 0.50 0.00 0.67 0.50 0.40 0.00 0.60 0.71 0.63 0.67 0.67 0.50 0.83 1.00 0.71 0.50 0.80 0.50 0.57 0.50 0.57 0.71 0.57 0.80 0.83 0.60 0.60 0.50 0.80 0.25 0.57 0.50 0.83 0.80
Sedang Rendah Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
0.60
Sedang
76
Tuntas
3133.34 76.42 100.00 44.44
23.86 0.58 1.00 0.00
Pretest
Postest
33.33 44.44 66.67 55.56 11.11 66.67 55.56 66.67 33.33 33.33 44.44 66.67 44.44 22.22 11.11 66.67 33.33 55.56 33.33 33.33 22.22 33.33 44.44 33.33 22.22 33.33 22.22 22.22 22.22 44.44 33.33 44.44 44.44 33.33 44.44 55.56 22.22 55.56 33.33 44.44 44.44 1633.32 39.84 66.67 11.11
295 Rekapitulasi Nilai N-Gain Kelas Problem Solving No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
Jumlah Rata-rata Max Min
T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO
Nilai Pretest Postest 66.67 77.78 44.44 55.56 44.44 77.78 44.44 88.89 66.67 77.78 44.44 88.89 55.56 77.78 55.56 66.67 11.11 77.78 66.67 77.78 33.33 55.56 33.33 66.67 55.56 88.89 55.56 88.89 33.33 77.78 55.56 66.67 55.56 77.78 33.33 88.89 55.56 88.89 66.67 44.44 55.56 55.56 66.67 66.67 55.56 55.56 33.33 44.44 33.33 44.44 33.33 33.33 55.56 55.56 55.56 33.33 44.44 44.44 22.22 1911.11 47.78 66.67 11.11
88.89 77.78 77.78 44.44 55.56 66.67 77.78 88.89 66.67 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 77.78 55.56 88.89 66.67 77.78 100.00 66.67 3066.67 76.67 100.00 44.44
N-Gain
Kriteria
KKM
Kategori
0.33 0.20 0.60 0.80 0.33 0.80 0.50 0.25 0.75 0.33 0.33 0.50 0.75 0.75 0.67 0.25 0.50 0.83 0.75 0.67 0.60 0.50 0.00 0.00 0.00 0.50 0.75 0.50 0.60 0.83 0.60 0.83 0.83 0.50 0.00 0.75 0.50 0.60 1.00 0.57 21.35 0.53 1.00 0.00
Rendah Sedang Rendah Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas
296 LAMPIRAN 13
TABEL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN I PJBL (PRETEST) No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
N Rata-rata Median Modus Max Min Varian Simpangan baku
Nilai Pretest 55.56 55.56 33.33 44.44 44.44 44.44 55.56 55.56 11.11 22.22 11.11 33.33 55.56 55.56 33.33 22.22 44.44 33.33 33.33 33.33 44.44 44.44 55.56 66.67 33.33 22.22 33.33 33.33 55.56 33.33 44.44 66.67 22.22 33.33 44.44 55.56 55.56 44.44 22.22 44.44 33.33 41 40.65 44.44 33.33 66.67 11.11 195.132 13.969
Banyak data (n)
= 41
Perhitungan Rentang (R)
= Xmaks-Xmin = 66.67- 11.11 = 55.56
Perhitungan Banyak Kelas (K) = 1+ 3.3 log (n) = 1+ 3.3 log (41) = 1+ 5.32= 6.32 ≈ 6 Perhitungan Panjang Kelas (P) =
=
= 9.26 ≈ 10
297
Tabel Distribusi Frekuensi PJBL
No Interval 1 2 3 4 5 6
Batas bawah
Batas atas
11--20 10.5 21--30 20.5 31--40 30.5 41--50 40.5 51--60 50.5 60--70 60.5 Jumlah
20.5 30.5 40.5 50.5 60.5 70.5
f(%)
fk
Titik Tengah xi
4.88 12.20 29.27 24.39 24.39 4.88 100.00
2 7 19 29 39 41
21 36 51 66 81 95
Frekuensi
fi 2 5 12 10 10 2 41
xi^2
fi*xi
fi*(xi^2)
441 1296 2601 4356 6561 9025
42 180 612 660 810 190
1764 32400 374544 435600 656100 36100 1536508 40.65
Rata-rata Median Modus
Varian Simpangan baku
44.44 33.33 195.132 13.969
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelompok PJBL No
1 2 3 4 5 6
Kelas
Batas
Interval
z
F(Z)
Kelas 10.5
-2.15
0.4842
20.5
-1.44
0.4251
30.5
-0.72
0.2642
40.5
-0.01
0.004
50.5
0.7
0.258
60.5
1.42
0.4222
70.5
2.13
0.4834
11--20 21--30 31--40 41--50 51--60 60--70
Luas Kelas Interval
Fe
Fo
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)²
(Fo-Fe)²/Fe
0.0591
2.4231
2
-0.42
0.18
0.07
0.1609
6.5969
5
-1.60
2.55
0.39
0.2602
10.6682
12
1.33
1.77
0.17
0.254
10.414
10
-0.41
0.17
0.02
0.1642
6.7322
10
3.27
10.68
1.59
0.0612
2.5092
2
-0.51
0.26
0.10
Rata-rata Simpangan baku
40.65 13.969
x^2 hitung
2.33
x^2 tabel
9.49
Kesimpulan : Terima HO DATA BERASAL DARI POPULASI YANG NORMAL
298
TABEL UJI NORMALITAS KELAS KONTROL PBL (PRETEST)
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
N Rata-rata Median Modus Max Min Varians Simpangan Baku
Nilai Pretest 33.33 44.44 66.67 55.56 11.11 66.67 55.56 66.67 33.33 33.33 44.44 66.67 44.44 22.22 11.11 66.67 33.33 55.56 33.33 33.33 22.22 33.33 44.44 33.33 22.22 33.33 22.22 22.22 22.22 44.44 33.33 44.44 44.44 33.33 44.44 55.56 22.22 55.56 33.33 44.44 44.44 41.00 39.84 33.33 33.33 66.67 11.11 234.42 15.31
Banyak data (n) = 41 Perhitungan Rentang ( R) = Xmaks Xmin = 66.67-11.11 = 55.56 Perhitungan Banyak Kelas (K)
= 1+ 3.3 log (n) = 1+ 3.3 log (41) = 1+ 6.32 = 6.32 ≈ 6
Perhitungan Panjang Kelas (P) = = = 9.26 ≈10
299 Tabel Distribusi Frekuensi PBL
No
Interval
Batas bawah
Titik Tengah
Frekuensi
Batas atas fi
f(%)
fk
xi
xi^2
fi*xi
fi*(xi^2)
1
11--20
10.5
20.5
2
4.87804878
2
21.00
441.00
42.00
1764.00
2
21--30
20.5
30.5
7
17.0731707
9
36.00
1296.00
252.00
63504.00
3
31--40
30.5
40.5
12
29.2682927
21
51.00
2601.00
612.00
374544.00
4
41--50
40.5
50.5
10
24.3902439
31
66.00
4356.00
660.00
435600.00
5
51--60
50.5
60.5
5
12.195122
36
81.00
6561.00
405.00
164025.00
6
60--70
60.5
70.5
5
12.195122
41
93.50
8742.25
467.50
218556.25
41
100
Jumlah
1257993.25 Rata-rata
39.84
Median
33.33
Modus
33.33
Varians
234.42
Simpangan baku
15.31
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelompok PBL
No
Kelas
Batas
Interval
Kelas 21.5
1 2 3
6
-1.19
0.383
29.5
-0.67
0.2486
37.5
-0.15
0.0596
30-37 38-45 0.36 0.89
Fe
Fo
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)²
(Fo-Fe)²/Fe
0.1344
5.51
2
-3.51
12.32
2.24
0.189
7.75
7
-0.75
0.56
0.07
0.1964
8.05
12
3.95
15.58
1.94
0.1765
7.24
10
2.76
7.64
1.06
0.1074
4.40
5
0.60
0.36
0.08
0.0525
2.15
5
2.85
8.11
3.77
0.1368
46-53 53.5
5
F(Z)
22-29
45.5 4
z
Luas Kelas Interval
0.3133
54-61 61.5
1.41
0.4207
69.5
1.93
0.4732
62-69
Rata-rata Simpangan baku
39.84 15.31
x^2 hitung
9.15
x^2 tabel
9.49
Kesimpulan : Terima HO DATA BERASAL DARI POPULASI YANG NORMAL
300
TABEL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN II PROBLEM SOLVING (PRETEST)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO
N Rata-rata Median Mode Max Min Varians Standar deviasi
Nilai Pretest 66.67 44.44 44.44 44.44 66.67 44.44 55.56 55.56 11.11 66.67 33.33 33.33 55.56 55.56 33.33 55.56 55.56 33.33 55.56 66.67 44.44 55.56 55.56 66.67 66.67 55.56 55.56 33.33 44.44 33.33 44.44 33.33 33.33 55.56 55.56 55.56 33.33 44.44 44.44 22.22 40.00 47.78 50.00 55.56 66.67 11.11 178.54 13.36
Banyak data (n)
= 40
Perhitungan Rentang ( R ) = Xmaks-Xmin = 66.67- 11.11 = 55.56 Perhitungan Banyak Kelas (K) = 1+ 3.3 log (n) = 1+ 3.3 log (40) = 1+ 5.28 =6.28 ≈ 6 Perhitungan Panjang Kelas (P) = =
𝑅 𝐾 55.56 6
= 9.26 ≈10
301 Tabel Distribusi Frekuensi Problem Solving
No
Interval
Batas bawah
Batas atas
Frekuensi fi
f(%)
fk
Titik Tengah (xi)
xi^2
fi*xi
fi*(xi^2)
1
11--20
10.5
20.5
1
2.5
1
21
441
21
441
2
21--30
20.5
30.5
1
2.5
2
36
1296
36
1296
3
31--40
30.5
40.5
9
22.5
11
51
2601
459
210681
4
41--50
40.5
50.5
9
22.5
20
66
4356
594
352836
5
51--60
50.5
60.5
14
35
34
81
6561
1134
1285956
6
60--70
60.5
70.5
6
15
40
95
9025
570
324900
40
100
Jumlah
2176110
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Problem Solving
No
1
Kelas Interval
Batas Kelas
z
F(Z)
10.5
-2.79
0.4974
11--20 20.5
2
0.95 1.7
(Fo-Fe)²/Fe
0.0181
0.724
1
0.276
0.076176
0.11
0.0778
3.112
1
-2.112
4.460544
1.43
0.1961
7.844
9
1.156
1.336336
0.17
0.2847
11.388
9
-2.388
5.702544
0.50
0.2496
9.984
14
4.016
16.12826
1.62
0.1265
5.06
6
0.94
0.8836
0.17
0.3289
60--70 70.5
(Fo-Fe)²
0.0793
51--60 60.5
6
0.2
(Fo-Fe)
0.2054
41--50 50.5
5
-0.54
Fo
0.4015
31--40 40.5
4
-1.29
Fe
0.4793
21--30 30.5
3
-2.04
Luas Kelas Interval
0.4554 Rata-rata
47.78
Simpangan baku
13.36
x^2 hitung
4.00
x^2 tabel
9.49
Kesimpulan : Terima HO DATA BERASAL DARI POPULASI YANG NORMAL
302 LAMPIRAN 14
TABEL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN I PJBL (POSTTEST) No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
N Rata-rata Median Modus Max Min Varians Simpangan Baku
Nilai Postest 77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 100.00 88.89 88.89 100.00 44.44 66.67 100.00 88.89 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 100.00 77.78 100.00 100.00 88.89 88.89 55.56 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89 41.00 82.66 88.89 88.89 100.00 44.44 148.45 12.18
Banyak data (n)
= 41
Perhitungan Rentang ( R ) = Xmaks-Xmin = 100-44.44 = 55.56 Perhitungan Banyak Kelas (K)
= 1+ 3.3 log (n) = 1+ 3.3 log (41) = 1+ 5.32 = 6.32 ≈ 6
Perhitungan Panjang Kelas (P)
=
=
= 9.26 ≈ 10
303 Tabel Distribusi Frekuensi PJBL
fk
Titik Tengah (xi)
xi^2
fi*xi
fi*(xi^2)
2.44
1
61.5
3782.25
61.5
3782.25
1
2.44
2
85.5
7310.25
85.5
7310.25
73.5
4
9.76
6
100.5
10100.25
402
161604
73.5
83.5
14
34.15
20
115.5
13340.25
1617
2614689
84-93
83.5
93.5
15
36.59
35
130.5
17030.25
1957.5
3831806.25
94-103
93.5
103.5
6
14.63
41
145.5
21170.25
873
762129
41
100
Frekuensi
No
Interval
Batas bawah
Batas atas
fi
f(%)
1
44-53
43.5
53.5
1
2
54-63
53.5
63.5
3
64-73
63.5
4
74-83
5 6
Jumlah
Rata-rata Median Modus Varians Simpangan Baku
7381320.75 82.66 88.89 88.89 148.45 12.18
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelompok PJBL No
1
Kelas Interval
Batas Kelas
z
F(Z)
43.5
-3.21
0.4993
44-53 53.5
2 3
64-73
4
74-83
73.5 83.5
-0.75 0.06 0.88 1.71
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)²
(Fo-Fe)²/Fe
0.0077
0.3157
1
0.6843
0.468266
1.48
0.0498
2.0418
1
-1.0418
1.085347
0.53
0.1684
6.9044
4
-2.9044
8.435539
1.22
0.2973
12.1893
14
1.8107
3.278634
0.27
0.2867
11.7547
15
3.2453
10.53197
0.90
0.1458
5.9778
6
0.0222
0.000493
0.00
0.2734 0.0239 0.3106
94-103 103.5
Fo
0.4418
84-93 93.5
6
-1.57
Fe
0.4916
54-63 63.5
5
-2.39
Luas Kelas Interval
0.4564 Rata-rata 82.66 Simpangan baku 12.18 x^2 hitung 4.40 x^2 tabel (0.05)(3) 9.49 Kesimpulan : Terima HO DATA BERASAL DARI POPULASI YANG NORMAL
304
TABEL UJI NORMALITAS KELAS KONTROL PBL (POSTTEST) No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP
N Rata-rata Median Modus Max Min Varians Simpangan Baku
Nilai Postest 44.44 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 66.67 66.67 66.67 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 77.78 88.89 100.00 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 66.67 66.67 77.78 66.67 88.89 88.89 77.78 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 77.78 88.89 88.89 77.78 41.00 76.42 77.78 66.67 100.00 44.44 118.49 10.89
Banyak data (n)
= 41
Perhitungan Rentang ( R ) = Xmaks-Xmin = 100-44.44 = 55.56 Perhitungan Banyak Kelas (K)
= 1+ 3.3 log (n) = 1+ 3.3 log (41) = 1+ 5.32 = 6.32 ≈ 6
Perhitungan Panjang Kelas (P)
=
𝑅 𝐾
55.56 =
6
= 9.26 ≈ 10
305 Tabel Distribusi Frekuensi PBL No
Interva l
Batas bawah
Batas atas
fi
f(%)
fk
Titik Tengah (xi)
1
44-53
43.5
53.5
1
1
70.5
2
54-63
53.5
63.5
0
2.43 0
1
3
64-73
63.5
73.5
15
36.59
16
4
74-83
73.5
83.5
13
31.70
29
5
84-93
83.5
93.5
11
26.82
6
94-103
93.5
103.5
1
2.43
41
100
Jumlah
Frekuensi
xi^2
fi*xi
fi*(xi^2)
4970.25
70.5
4970.25
85.5
7310.25
0
0
100.5
10100.25
1507.5
2272556
115.5
13340.25
1501.5
2254502
40
130.5
17030.25
1435.5
2060660
41
145.5
21170.25
145.5
21170.25 6613859
Rata-rata
76.42
Median
77.78
Modus
66.67
Varians
118.49
Simpangan Baku
10.89
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelompok PBL No
1
Kelas Interval
Batas Kelas
z
F(Z)
43.5
-3.02
0.4987
44-53 53.5
2 3 4
63.5
-1.18
0.381
73.5
-0.26
0.1026
64-73 74-83
1.56 2.48
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)²
(Fo-Fe)²/Fe
0.0166
0.6806
1
0.3194
0.102016
0.15
0.1011
4.1451
0
-4.1451
17.18185
4.15
0.2784
11.4144
15
3.5856
12.85653
1.13
0.3448
14.1368
13
-1.1368
1.292314
0.09
0.1984
8.1344
11
2.8656
8.211663
1.01
0.0528
2.1648
1
-1.1648
1.356759
0.63
0.4406
94-103 103.5
Fo
0.2422
84-93 93.5
6
0.65
Fe
0.4821
54-63
83.5 5
-2.1
Luas Kelas Interval
0.4934 Rata-rata
76.42
Simpangan baku
10.89
x^2 hitung
7.15
x^2 tabel (0.05)(3)
9.49
Kesimpulan : Terima HO DATA BERASAL DARI POPULASI YANG NORMAL
306
TABEL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN II PROBLEM SOLVING (POSTTEST)
No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO
N Rata-rata Median Modus Max Min Varians Simpangan baku
Nilai Postest 77.78 55.56 77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 66.67 77.78 77.78 55.56 66.67 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89 88.89 77.78 77.78 44.44 55.56 66.67 77.78 88.89 66.67 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 77.78 55.56 88.89 66.67 77.78 100.00 66.67 40 76.67 77.78 77.78 100.00 44.44 150.68 12.28
Banyak data (n)
= 40
Perhitungan Rentang ( R ) = Xmaks-Xmin = 100-44.44 = 55.56 Perhitungan Banyak Kelas (K)
= 1+ 3.3 log (n) = 1+ 3.3 log (40) = 1+ 5.28 = 6.28 ≈ 6
Perhitungan Panjang Kelas (P)
=
𝑅 𝐾
55.56 =
6
307
Tabel Distribusi Frekuensi Problem Solving Frekuensi
No
Interval
Batas bawah
Batas atas
fi
f(%)
fk
Titik Tengah (xi)
xi^2
fi*xi
fi*(xi^2)
1
44-53
43.5
53.5
1
2.5
1
70.5
4970.25
70.5
4970.25
2
54-63
53.5
63.5
4
10
5
85.5
7310.25
342
116964
3
64-73
63.5
73.5
7
17.5
12
100.5
10100.25
703.5
494912.3
4
74-83
73.5
83.5
15
37.5
27
115.5
13340.25
1732.5
3001556
5
84-93
83.5
93.5
12
30
39
130.5
17030.25
1566
2452356
6
94-103
93.5
103.5
1
2.5
40
145.5
21170.25
145.5
21170.25
40
100
Jumlah
6091929 Rata rata
76.67
Median
77.78
Modus
77.78
Varians
150.68
Simpangan baku
12.28
Tabel Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Problem Solving No
Kelas Interval
1
44-53
2 3 4 5 6
Batas Kelas
z
F(Z)
43.5
-2.70
0.4965
53.5
-1.89
0.4706
63.5
-1.07
0.3577
73.5
-0.26
0.1026
83.5
0.56
0.2088
93.5
1.37
0.4147
54-63 64-73 74-83 84-93 94-103 103.5
2.18
Luas Kelas Interval
Fe
Fo
(Fo-Fe)
(Fo-Fe)²
(FoFe)²/Fe
0.0259
1.036
1
-0.036
0.0013
0.00
0.1129
4.516
4
-0.516
0.27
0.06
0.2551
10.204
7
-3.204
10.27
1.01
0.3114
12.456
15
2.544
6.47
0.52
0.2059
8.236
12
3.764
14.17
1.72
0.0707
2.828
1
-1.828
3.34
1.18
0.4854 Rata-rata
76.67
Simpangan baku
12.28
x^2 hitung
4.49
x^2 tabel (0.05)(3)
9.49
Kesimpulan : Terima HO DATA BERASAL DARI POPULASI YANG NORMAL
308 LAMPIRAN 15
Uji Homogenitas (Bartlett) Pretest Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving 1. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho:
=
=
H1: Bukan Ho 2. Jika X²hitung < X² (α) (), berarti Ho diterima Jika X²hitung > X² (α) (), berarti Ho ditolak Nilai Pretest No
Nama PJBL
PBL
Problem solving
1
A
55.56
33.33
66.67
2
B
55.56
44.44
44.44
3
C
33.33
66.67
44.44
4
D
44.44
55.56
44.44
5
E
44.44
11.11
66.67
6
F
44.44
66.67
44.44
7
G
55.56
55.56
55.56
8
H
55.56
66.67
55.56
9
I
11.11
33.33
11.11
10
J
22.22
33.33
66.67
11
K
11.11
44.44
33.33
12
L
33.33
66.67
33.33
13
M
55.56
44.44
55.56
14
N
55.56
22.22
55.56
15
O
33.33
11.11
33.33
16
P
22.22
66.67
55.56
17
Q
44.44
33.33
55.56
18
R
33.33
55.56
33.33
19
S
33.33
33.33
55.56
20
T
33.33
33.33
66.67
309 Nilai Pretest No
Nama PJBL
PBL
Problem solving
21
U
44.44
22.22
44.44
22
V
44.44
33.33
55.56
23
W
55.56
44.44
55.56
24
X
66.67
33.33
66.67
25
Y
33.33
22.22
66.67
26
Z
22.22
33.33
55.56
27
AB
33.33
22.22
55.56
28
AC
33.33
22.22
33.33
29
AD
55.56
22.22
44.44
30
AE
33.33
44.44
33.33
31
AF
44.44
33.33
44.44
32
AG
66.67
44.44
33.33
33
AH
22.22
44.44
33.33
34
AI
33.33
33.33
55.56
35
AJ
44.44
44.44
55.56
36
AK
55.56
55.56
55.56
37
AL
55.56
22.22
33.33
38
AM
44.44
55.56
44.44
39
AN
22.22
33.33
44.44
40
AO
44.44
44.44
22.22
41
AP
33.33
44.44
Jumlah
1666.66
1633.32
1911.11
Rata-rata
40.65
39.84
47.78
Varians
195.13
234.42
178.54
S²
13.97
15.31
13.36
310
Langkah-langkah perhitungan Uji Barlett S1²
195.16
dk
40
S2²
234.42
dk
40
S3²
178.54
dk
39
Tabel Uji Homogenitas Varians SAMPEL
n
dk
1/dk
Si²
dk.Si²
log Si²
(dk)log Si²
kel 1
41
40
0.025
195.16
7806.4
2.2904
91.616
kel 2
41
40
0.025
234.42
9376.8
2.37
94.8
kel 3
40
39
0.025641
178.54
6963.1
2.2517
87.818
jumlah
122
119
608.12
6309
6.912
274.23
4 608. 9
S² Gabungan
= ∑ 𝑛𝑖− 𝑠𝑖² =
B
= (Log S² Gabungan)∑(ni-1)
∑ 𝑛𝑖−
= 209.52
= (log 209.52) (119) = 276.23 X² hitung
= (ln10) (B-∑(n1-1)log S²) = (2.3026) (276.23-274.23) = 4.60
X² hitung 4.60 dan X² tabel (0.05)(2) = 5.99 Maka X² hitung < X² tabel = 4.60 < 5.99 Ho diterima Dengan demikian Ho:
=
=
data mempunyai varians yang sama (Homogen)
311 LAMPIRAN 16
Uji Homogenitas (Bartlett) Posttest Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learning (PBL), dan Problem Solving 1. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho:
=
=
H1: Bukan Ho 2. Jika X²hitung < X² (α) (), berarti Ho diterima Jika X²hitung > X² (α) (), berarti Ho ditolak Nilai Posttest No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AB
PJBL
PBL
Problem solving
77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 100.00 88.89 88.89 100.00 44.44 66.67 100.00 88.89 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 66.67 88.89 88.89
44.44 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 66.67 66.67 66.67 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 77.78 88.89 100.00 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 66.67 66.67
77.78 55.56 77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 66.67 77.78 77.78 55.56 66.67 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89 88.89 77.78 77.78 44.44 55.56 66.67 77.78 88.89
312
Nilai Posttest No
Nama
28 29
AC AD
30
AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP Jumlah Rata-rata Varians S²
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
PJBL
PBL
Problem solving
88.89 77.78
77.78 66.67
66.67 77.78
100.00 77.78 100.00 100.00 88.89 88.89 55.56 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89 3388.89 82.66 148.45 12.18
88.89 88.89 77.78 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 77.78 88.89 88.89 77.78
88.89 77.78 88.89 88.89 77.78 55.56 88.89 66.67 77.78 100.00 66.67 -
3133.34 76.42 118.49 10.89
3066.67 76.67 150.68 12.28
Langkah-langkah perhitungan Uji Barlett S1²
148.35
dk
40
S2²
118.59
dk
40
S3²
150.88
dk
39
TABEL UJI HOMOGENITAS VARIANS
SAMPEL
n
dk
1/dk
Si²
dk.Si²
log Si²
(dk)log Si²
kel 1
41
40
0.025
148.35
5934.10
2.17
86.85
kel 2
41
40
0.025
118.59
4743.68
2.07
82.96
kel 3
40
39
0.025641
150.80
5881.14
2.18
84.96
Jumlah
122
119
-
417.74
16558.92
6.42
254.77
313
S² Gabungan
= ∑ 𝑛𝑖− 𝑠𝑖² = ∑ 𝑛𝑖−
B
= 143.93
= (Log S² Gabungan)∑(ni-1) = (log 143.93) (119)
X² hitung
4 4 7.74 9
= 276.23
= (ln10) (B-∑(n1-1)log S²)
= (2.3026) (276.23-254.77) = 5.22 X² hitung 5.22 dan X² tabel (0.05)(2) = 5.99 Maka X² hitung < X² tabel = 5.22 < 5.99 Ho diterima
Dengan demikian Ho:
=
=
data mempunyai varians yang sama (Homogen)
314 LAMPIRAN 17 UJI ANAVA PRETEST
No
PJBL
PBL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Jumlah
55.56 55.56 33.33 44.44 44.44 44.44 55.56 55.56 11.11 22.22 11.11 33.33 55.56 55.56 33.33 22.22 44.44 33.33 33.33 33.33 44.44 44.44 55.56 66.67 33.33 22.22 33.33 33.33 55.56 33.33 44.44 66.67 22.22 33.33 44.44 55.56 55.56 44.44 22.22 44.44 33.33 1666.66
33.33 44.44 66.67 55.56 11.11 66.67 55.56 66.67 33.33 33.33 44.44 66.67 44.44 22.22 11.11 66.67 33.33 55.56 33.33 33.33 22.22 33.33 44.44 33.33 22.22 33.33 22.22 22.22 22.22 44.44 33.33 44.44 44.44 33.33 44.44 55.56 22.22 55.56 33.33 44.44 44.44 1633.32
Problem Solving 66.67 44.44 44.44 44.44 66.67 44.44 55.56 55.56 11.11 66.67 33.33 33.33 55.56 55.56 33.33 55.56 55.56 33.33 55.56 66.67 44.44 55.56 55.56 66.67 66.67 55.56 55.56 33.33 44.44 33.33 44.44 33.33 33.33 55.56 55.56 55.56 33.33 44.44 44.44 22.22 1911.11
Anova: Single Factor SUMMARY Groups PJBL PBL Problem Solving
ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups Total
Count 41 41 40
Sum 1666.62 1633.27 1911.12
Average 40.65 39.84 47.78
Variance 195.18 234.48 178.62
SS
df
MS
F
Pvalue
F crit
1540.18
2.00
770.09
3.79
0.03
3.07
24152.43
119.00
202.96
25692.61
121.00
315 LAMPIRAN 18 UJI ANAVA POSTTEST No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Jumlah
PJBL 77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 100 88.89 88.89 100 44.44 66.67 100 88.89 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 100 77.78 100 100 88.89 88.89 55.56 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89 3388.89
PBL 44.44 77.78 66.67 88.89 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 66.67 66.67 66.67 77.78 77.78 66.67 88.89 77.78 77.78 88.89 100 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 66.67 66.67 77.78 66.67 88.89 88.89 77.78 77.78 66.67 88.89 66.67 66.67 77.78 88.89 88.89 77.78 3133.34
PJBL 77.78 55.56 77.78 88.89 77.78 88.89 77.78 66.67 77.78 77.78 55.56 66.67 88.89 88.89 77.78 66.67 77.78 88.89 88.89 88.89 77.78 77.78 44.44 55.56 66.67 77.78 88.89 66.67 77.78 88.89 77.78 88.89 88.89 77.78 55.56 88.89 66.67 77.78 100 66.67 3066.67
Anova: Single Factor SUMMARY Groups PJBL PBL PJBL
ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups Total
Count 41 41 40
Sum 3388.95 3133.42 3066.75
Average 82.66 76.42 76.67
SS
df
MS
1018.10
2
509.05
16552.79
119
139.10
17570.89
121
F
Variance 148.44 118.48 150.67
Pvalue 3.66 0.03
F crit 3.07
316 LAMPIRAN 19 UJI ANAVA NILAI N-GAIN No.
PJBL PBL
Problem Solving
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41.
0.50 0.75 0.67 0.80 0.60 0.80 0.75 1.00 0.88 0.86 1.00 0.17 0.25 1.00 0.83 0.71 0.60 0.67 0.67 0.67 0.60 0.40 0.75 0.33 0.50 0.86 0.83 0.83 0.50 1.00 0.60 1.00 1.00 0.83 0.80 0.00 0.50 0.40 0.71 0.80 0.83
0.17 0.60 0.00 0.75 0.88 0.67 0.50 0.00 0.67 0.50 0.40 0.00 0.60 0.71 0.63 0.67 0.67 0.50 0.83 1.00 0.71 0.50 0.80 0.50 0.57 0.50 0.57 0.71 0.57 0.80 0.83 0.60 0.60 0.50 0.80 0.25 0.57 0.50 0.83 0.80 0.60
0.33 0.20 0.60 0.80 0.33 0.80 0.50 0.25 0.75 0.33 0.33 0.50 0.75 0.75 0.67 0.25 0.50 0.83 0.75 0.67 0.60 0.50 0.00 0.00 0.00 0.50 0.75 0.50 0.60 0.83 0.60 0.83 0.83 0.50 0.00 0.75 0.50 0.60 1.00 0.57
Jumlah
28.25
23.86
21.35
Analisis varians SUMMARY Count Sum Average 41.00 28.25 0.69 41.00 23.86 0.58 40.00 21.35 0.53
Groups PJBL PBL PS
Anava Source of Variation Between Groups Within Groups Total
Variance 0.06 0.05 0.07
SS
df
MS
F
P-value
F crit
0.51
2.00
0.26
4.35
0.01
3.07
7.02
119.00
0.06
7.53
121.00
317 LAMPIRAN 20
Perhitungan Uji Lanjutan Dunnet (Uji-t)
Hipotesis statistik a.
Ho : µ1 ≤ µ2
b. Ho : µ1 ≤ µ3
c. Ho : µ2 ≤ µ3
H1 : µ1 > µ2
H1 : µ1 > µ3
Ho : µ2 > µ2
𝑌1 − 𝑌2
to ( A1 – A2 )
=
𝑅𝐽𝐾 𝐷
1 1 + 𝑛1 𝑛2
82 66 − 76 42 139 11 =
1 1 + 41 41
=
= 2.40
𝑌1 − 𝑌3
to ( A1 – A3)
=
𝑅𝐽𝐾 𝐷
1 1 + 𝑛1 𝑛3
82 66 − 76 67 1 1 = 139 11 41 + 40
=
= 2.28
𝑌2 − 𝑌3
to ( A2 – A3 )
=
𝑅𝐽𝐾 𝐷
1 1 + 𝑛2 𝑛3
76 42 − 76 67 =
t tabel : t (0.05: 119)
139 11
1 1 + 41 40
=
= -0.09
= 1.65
Kesimpulan: I.
I To (A1- A2) = 2.40 > t tabel = 1.65 (pada α 0.01) Dengan demikian hais belajar biologi kelompok siswa yang diberi model pembelajaran PJBL secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model PBL.
II.
To (A1- A3) = 2.28 > t tabel = 1.65 (pada α 0.01) Dengan demikian hasil belajar biologi kelompok siswa yang diberi model pembelajaran PJBL secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model Problem solving
III.
To (A2- A3) = -0.09 < t tabel = 1.65 (pada α 0.01) Dengan demikian hasil belajar biologi kelompok siswa yang diberi model pembelajaran PBL secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model Problem solving
318 LAMPIRAN 21
Perhitungan Uji Lanjutan Dunnet (Uji-t) Nilai N-Gain
Hipotesis statistik a.
Ho : µ1 ≤ µ2
b. Ho : µ1 ≤ µ3
c. Ho : µ2 ≤ µ3
H1 : µ1 > µ2
H1 : µ1 > µ3
Ho : µ2 > µ2
𝑌1 − 𝑌2
to ( A1 – A2 )
=
𝑅𝐽𝐾 𝐷
1 1 + 𝑛1 𝑛2
0 69 − 0 58 0 06 =
1 1 + 41 41
=
= 2.20
𝑌1 − 𝑌3
to ( A1 – A3)
=
𝑅𝐽𝐾 𝐷
1 1 + 𝑛1 𝑛3
0 69 − 0 53 =
0 06
1 1 + 41 40
=
= 0.94
𝑌2 − 𝑌3
to ( A2 – A3 )
=
𝑅𝐽𝐾 𝐷
1 1 + 𝑛2 𝑛3
0 58 − 0 53 =
t tabel : t (0.05: 119)
0 06
1 1 + 41 40
=
= 0.29
= 1.65
Kesimpulan: I.
I To (A1- A2) = 2.20 > t tabel = 1.65 (pada α 0.05) Dengan demikian hasil belajar biologi kelompok siswa yang diberi model pembelajaran PJBL secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model PBL.
II.
To (A1- A3) = 0.294 > t tabel = 1.65 (pada α 0.05) Dengan demikian hasil belajar biologi kelompok siswa yang diberi model pembelajaran PJBL secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model Problem solving
III.
To (A2- A3) = 0.29 < t tabel = 1.65 (pada α 0.05) Dengan demikian hasil belajar biologi kelompok siswa yang diberi model pembelajaran PBL secara signifikan lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang diberi model Problem solving
322 LAMPIRAN 23 Angket Siswa Dengan Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) 2. Kategori skor
1. Penskoran butir pernyataan angket:
Positif SS 4 S 3 TS 2 STS 1
SISWA A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S
Negatif SS S TS STS
1 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3
2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3
34 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2
Jika x ≥ 3, maka dapat dipandang positif, Jika x < 3, maka dapat dipandang negatif
1 2 3 4
PERNYATAAN 4563 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 1 4 2 3 3 2 2 4 4
7 3 4 1 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3
8 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4
94 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4
10 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
Jumlah
Rata-rata
Sikap
31 37 32 32 30 32 32 36 30 32 35 36 33 32 33 31 32 31 33
3.10 3.70 3.20 3.20 3.00 3.20 3.20 3.60 3.00 3.20 3.50 3.60 3.30 3.20 3.30 3.10 3.20 3.10 3.30
Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
323 T U V W X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP JUMLAH RATA-RATA SIKAP
x=
=
𝑊𝐹
410
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 128 3.12 Positif
4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 129 3.15 Positif
2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 1 3 3 4 125 3.05 Positif
3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 1 2 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 134 125 136 136 3.27 3.05 3.32 3.32 Positif Positif Positif Positif
4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 140 3.41 Positif
4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 128 3.12 Positif
32 33 31 32 33 28 32 28 33 34 36 32 31 27 25 30 33 33 34 31 34 34 1316
3.20 3.30 3.10 3.20 3.30 2.80 3.20 2.80 3.30 3.40 3.60 3.20 3.10 2.70 2.50 3.00 3.30 3.30 3.40 3.10 3.40 3.40
Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
3.20
Positif
Jika X > 3, maka respon siswa terhadap pembelajaran Project Based Learning (PJBL) adalah positif
∑𝐹 1316
3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 135 3.29 Positif
= 3.20
324 Angket Siswa dengan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 1. Penskoran butir pernyataan angket:
Positif SS 4 S 3 TS 2 STS 1
2. Kategori skor
Negatif SS S TS STS
Kode A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W
1
2
3-
4-
3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3
3 4 3 2 3 3 1 3 3 4 2 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3
Jika x ≥ 3, maka dapat dipandang positif, Jika x < 3, maka dapat dipandang negatif
1 2 3 4
PERNYATAAN 563 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3
3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3
7
8
9-
10
4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 4 3 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3
3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
Jumlah
Rata-rata
Sikap
35 34 30 34 33 30 28 30 32 38 25 31 30 25 33 30 35 30 36 30 30 31 30
3.50 3.40 3.00 3.40 3.30 3.00 2.80 3.00 3.20 3.80 2.50 3.10 3.00 2.50 3.30 3.00 3.50 3.00 3.60 3.00 3.00 3.10 3.00
Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
325 X Y Z AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP Jumlah rata-rata Sikap
X = 𝑊𝐹 ∑𝐹
4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 132 3.22 Positif
=
1271 410
4 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 130 3.17 Positif
= 3.10
4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 126 3.07 Positif
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 120 2.93 Negatif
3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 124 3.02 Positif
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 125 3.05 Positif
2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 129 3.15 Positif
2 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 4 130 3.17 Positif
3 3 3 4 3 2 3 1 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 122 2.98 Positif
4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 133 3.24 Positif
32 30 32 31 26 30 30 32 31 31 30 30 31 30 35 30 27 33 1271
3.20 3.00 3.20 3.10 2.60 3.00 3.00 3.20 3.10 3.10 3.00 3.00 3.10 3.00 3.50 3.00 2.70 3.30
Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif
3.10
Positif
Jika X > 3, maka respon siswa terhadap pembelajaran Problem Based Learning (PJBL) adalah positif
326
Angket Siswa dengan Pembelajaran Problem Solving
1. Penskoran butir pernyataan angket:
Positif SS 4 S 3 TS 2 STS 1
Kode A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
2. Kategori skor
Negatif SS S TS STS
Jika x ≥ 3, maka dapat dipandang positif, Jika x < 3, maka dapat dipandang negatif
1 2 3 4
1
2
3-
4-
PERNYATAAN 56-
3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3
2 3 3 4 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 4 3 3
4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3
2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3
7
8
9-
10
3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3
2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3
2 3 3 1 2 3 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3
2 3 3 4 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4
Jumlah
Rata-rata
Sikap
25 30 30 36 31 30 32 31 38 28 30 29 30 30 31 30 34 31
2.50 3.00 3.00 3.60 3.10 3.00 3.20 3.10 3.80 2.80 3.00 2.90 3.00 3.00 3.10 3.00 3.40 3.10
Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
327
S 4 2 4 2 T 3 3 3 3 U 3 3 2 3 V 3 3 3 3 W 3 3 3 3 X 3 3 4 3 Y 3 3 3 3 Z 3 3 3 3 AB 4 3 3 3 AC 3 2 3 3 AD 3 3 3 2 AE 4 4 3 3 AF 3 3 3 3 AG 3 3 3 3 AH 3 3 3 3 3 3 3 3 AI 3 3 3 3 AJ 3 3 4 4 AK 3 3 3 4 AL 3 3 3 3 AM 3 3 3 3 AN 3 3 3 3 AO 128 118 123 123 JUMLAH 2.95 3.08 3.08 RATA-RATA 3.20 Positif Negatif Positif Positif SIKAP 𝑊𝐹 X = ∑𝐹
=
1246 400
= 3.12
4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 128 3.20 Positif
3 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 124 3.10 Positif
2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 133 3.33 Positif
2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 127 3.18 Positif
3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 118 2.95 Negatif
3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 124 3.10 Positif
29 31 32 30 32 30 31 30 34 30 31 37 34 29 30 32 31 33 31 30 30 33 1246
2.90 3.10 3.20 3.00 3.20 3.00 3.10 3.00 3.40 3.00 3.10 3.70 3.40 2.90 3.00 3.20 3.10 3.30 3.10 3.00 3.00 3.30
Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif
3.12
Positif
Jika X > 3, maka respon siswa terhadap pembelajaran Problem Solving adalah positif
328
LAMPIRAN 24 Lembar Observasi Guru Project Based Learning (PJBL) Pertemuan I
Nama sekolah :
Materi
:
Kelas
Tanggal
:
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal 1.
Memberi salam di depan siswa
2.
Mengintruksikan untuk berdoa
3.
Melakukan absensi
4.
Meberikan apersepsi berupa hal yang berhubungan dengan animalia
5.
Memotivasi siswa dengan meminta siswa menanyakan pertanyaan terkait dengan kingdom animalia
6.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Kegiatan Inti 7.
Penetuan Proyek Mengajukan permasalahan terhadap konsep yang sedang dipelajari
8.
Membantu siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya
9.
Perencanaan langkah-langkah penyelesaian proyek Memberikan informasi tentang tugas proyek yang akan dikerjakan
10.
Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian dan laporan untuk tugas proyek
11.
Penyelesaian jadwal pelaksanaan proyek Meminta siswa untuk mendesain proyek yang akan dikerjakan
10.
Membantu siswa mengenai pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
329
12.
Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan rancangan proyek
Penutup 16.
Mempersilahkan siswa untuk melakukan proyek di luar jam pelajaran
17.
Menginformasikan untuk mengerjakan tugas proyek yang diberikan
18.
Mempersilahkan siswa untuk melakukan proyek di luar jam pelajaran
Bekasi,
2016 Observer
(
)
Catatan: ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………..
330
Lembar Observasi Guru Project Based Learning (PJBL) Pertemuan II
Nama sekolah :
Materi
:
Kelas
Tanggal
:
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal
1.
Memberi salam di depan siswa
2.
Mengintruksikan untuk berdoa
3.
Melakukan absensi
4.
Meberikan apersepsi berupa hal yang berhubungan dengan animalia
5.
Memotivasi siswa dengan meminta siswa menanyakan pertanyaan terkait dengan kingdom animalia
6.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Kegiatan Inti 7.
Meminta siswa berkumpul dengan kelompoknya
8.
Meminta masing-masing kelompok untuk menjelasakan sejauh mana proyek telah dilaksanakan
9.
Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru Meminta siswa untuk mengumpulkan informasi dari internet, jurnal atau buku lainnya
10
Memberikan bantuan kepada siswa mengenai proyek yang akan dikerjakan lebih lanjut
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
331
11
Meminta
perawakilan
masing-masing
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusi dan proyek yang dikerjakan.
Penutup 11
Mengingatkan siswa untuk pertemuan selajutnya membawa proyek dan laporan yang telah dikerjakan.
12
Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Bekasi,
2016 Observer
(
)
Catatan: ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………….
332
Lembar Observasi Guru Project Based Learning (PJBL) Pertemuan III
Nama sekolah :
Materi
:
Kelas
Tanggal
:
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Keterlaksanaan
Kegiatan Awal
Ya
1.
Memberi salam di depan siswa
2.
Mengintruksikan untuk berdoa
3.
Melakukan absensi
4.
Memberikan apersepsi berupa hal yang berhubungan dengan animalia
5.
Memotivasi siswa dengan meminta siswa menanyakan pertanyaan terkait dengan kingdom animalia
6.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Kegiatan Inti 7.
Meminta siswa berkumpul dengan kelompoknya
8.
Menanyakan kepada siswa mengenai proyek yang dikerjakan
9.
Penyusunan laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek Menanyakan
kepada
siswa
kesulitan
yang
didapat
ketika
Tidak
333
menyelesaikan proyek dan laporan 10.
Meminta
perawakilan
masing-masing
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusi dan proyek yang dikerjakan. 11.
Evaluasi proses dan hasil proyek Mengevaluasi kinerja masing-masing kelompok
12.
Bersama dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi yang dilakukan
Penutup 13.
Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Bekasi,
2016 Observer
(
)
Catatan: ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
334
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Problem Based Learning (PBL) Pertemuan I
Nama sekolah
:
Materi :
Kelas
:
Tanggal:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal 1.
Memberikan salam di depan siswa
2.
Memulai pelajaran dengan berdoa bersama
3.
Melakukan pengecekan siswa
4.
Memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan
5.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Kegiatan Inti 7.
Orientasi Siswa pada Masalah Memberikan beberapa permasalahan berkaitan dengan animalia agar siswa terlibat dalam mengatasi masalah
8.
Memberikan LKS untuk membantu siswa
9.
Mengintruksikan siswa untuk membaca LKS yang diberikan
10.
Mengorganisasi Siswa untuk Meneliti Membantu siswa untuk mendefinisikan dan organisasi tugas belajar terkait dengan permasalahan
11.
Mengamati dan membimbing proses diskusi
12.
Memberikan pengutan terhadap tugas yang diberikan
13.
Membantu Investigasi Mandiri Dan Kelompok Mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
335
dan mencari penjelasan solusi. 14.
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai untuk disampaikan didepan kelas
15.
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah Meminta siswa atau perwakilan kelompok untuk presentasi di depan kelas
16.
Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan
Penutup 17.
Memberikan tugas struktur berupa pekerjaan rumah
18.
Menginformasikan materi untuk pertemuan selajutnya
Bekasi,
2016 Mengetahui Observer
(
Catatan
)
336
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Problem Based Learning (PBL) Pertemuan II
Nama sekolah
:
Materi
:
Kelas
:
Tanggal
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal 1.
Memberikan salam di depan siswa
2.
Memulai pelajaran dengan berdoa bersama
3.
Melakukan pengecekan siswa
4.
Memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan
5.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Kegiatan Inti 7.
Orientasi Siswa pada Masalah Memberikan beberapa permasalahan berkaitan dengan animalia agar siswa terlibat dalam mengatasi masalah
8.
Memberikan LKS untuk membantu siswa
9.
Mengintruksikan siswa untuk membaca LKS yang diberikan
10.
Mengorganisasi Siswa untuk Meneliti Membantu siswa untuk mendefinisikan dan organisasi tugas belajar terkait dengan permasalahan
11.
Mengamati dan membimbing proses diskusi
12.
Memberikan pengutan terhadap tugas yang diberikan
13.
Membantu Investigasi Mandiri Dan Kelompok Mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat dan
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
337
mencari penjelasan solusi. 14.
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai untuk disampaikan didepan kelas
15.
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah Meminta siswa atau perwakilan kelompok untuk presentasi di depan kelas
16.
Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan
Penutup 17.
Memberikan tugas struktur berupa pekerjaan rumah
18.
Menginformasikan materi untuk pertemuan selajutnya
Bekasi,
2016 Mengetahui Observer
(
)
Catatan ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
338
Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Problem Based Learning (PBL) Pertemuan II
Nama sekolah : Kelas
:
Materi
:
Tanggal
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda:
No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal 1.
Memberikan salam di depan siswa
2.
Memulai pelajaran dengan berdoa bersama
3.
Melakukan pengecekan siswa
4.
Memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan
5.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Kegiatan Inti 7.
Orientasi Siswa pada Masalah Memberikan beberapa permasalahan berkaitan dengan animalia agar siswa terlibat dalam mengatasi masalah
8.
Memberikan LKS untuk membantu siswa
9.
Mengintruksikan siswa untuk membaca LKS yang diberikan
10.
Mengorganisasi Siswa untuk Meneliti Membantu siswa untuk mendefinisikan dan organisasi tugas belajar terkait dengan permasalahan
11.
Mengamati dan membimbing proses diskusi
12.
Memberikan pengutan terhadap tugas yang diberikan
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
339
13.
Membantu Investigasi Mandiri Dan Kelompok Mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat dan mencari penjelasan solusi.
14.
Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai untuk disampaikan didepan kelas
15.
Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah Meminta siswa atau perwakilan kelompok untuk presentasi di depan kelas
16.
Membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan
Penutup 17.
Memberikan tugas struktur berupa pekerjaan rumah
18.
Menginformasikan materi untuk pertemuan selajutnya
Bekasi,
2016 Mengetahui Observer
( Catatan
)
340
Lembar Observasi Mengajar Guru Problem Solving Pertemuan I
Nama sekolah:
Materi
:
Kelas:
Tanggal
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal 1.
Memberikan salam
2.
Memulai pelajaran dengan berdoa bersama
3.
Melakukan absensi siswa
4.
Memberikan apersepsi kepada siswa berupa menanyakan hal yang berhubungan dengan animalia
5.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
6.
Identifikasi Masalah Memotivasi siswa untuk memberikan contoh dalam kehidupan seharihari
Kegiatan Inti 7.
Menjelaskan materi animalia
8.
Merumuskan alternatif strategi Memaparkan permasalahan yang akan di diskusikan
9.
Memberikan LKS untuk membantu siswa
10.
Mengintruksikan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
341
11.
Meminta siswa secara berkelompok membaca LKS yang diberikan
12.
Mengintruksikan siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat dan mencari penjelasan solusi.
13.
Menentukan dan Menerapkan Strategi Pilihan Membantu siswa untuk mendefinisikan dan organisasi tugas belajar
14.
Memberikan pengutan terhadap tugas diskusi
Penutup 15.
Memberikan tugas struktur berupa pekerjaan rumah
16.
Menginformasikan materi untuk pertemuan selajutnya
Bekasi,
2016
Mengetahui Observer
Catatan ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………
342
Lembar Observasi Mengajar Guru Problem Solving Pertemuan II
Nama sekolah:
Materi
:
Kelas:
Tanggal
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal 1.
Memberikan salam
2.
Memulai pelajaran dengan berdoa bersama
3.
Melakukan absensi siswa
4.
Memberikan apersepsi kepada siswa berupa menanyakan hal yang berhubungan dengan animalia
5.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
6.
Identifikasi Masalah Memotivasi siswa untuk memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti 7.
Menjelaskan materi animalia
8.
Merumuskan alternatif strategi Memaparkan permasalahan yang akan di diskusikan
9.
Memberikan LKS untuk membantu siswa
10.
Mengintruksikan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya
11.
Meminta siswa secara berkelompok membaca LKS yang diberikan
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
343
12.
Mengintruksikan siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat dan mencari penjelasan solusi.
13.
Menentukan dan Menerapkan Strategi Pilihan Membantu siswa untuk mendefinisikan dan organisasi tugas belajar
14.
Memberikan pengutan terhadap tugas diskusi
Penutup 15.
Memberikan tugas struktur berupa pekerjaan rumah
16.
Menginformasikan materi untuk pertemuan selajutnya
Bekasi,
2016
Mengetahui Observer
Catatan
344
Lembar Observasi Mengajar Guru Problem Solving Pertemuan III
Nama sekolah:
Materi
:
Kelas:
Tanggal
:
Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan penelitian anda: No.
Aspek yang Diamati
Kegiatan Awal 1.
Memberikan salam
2.
Memulai pelajaran dengan berdoa bersama
3.
Melakukan absensi siswa
4.
Memberikan apersepsi kepada siswa berupa menanyakan hal yang berhubungan dengan animalia
5.
Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
6.
Identifikasi Masalah Memotivasi siswa untuk memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti 7.
Menjelaskan materi animalia
8.
Merumuskan alternatif strategi Memaparkan permasalahan yang akan di diskusikan
9.
Memberikan LKS untuk membantu siswa
10.
Mengintruksikan siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya
11.
Meminta siswa secara berkelompok membaca LKS yang diberikan
12.
Mengintruksikan siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat dan mencari penjelasan solusi.
Keterlaksanaan
Ya
Tidak
345
13.
Menentukan dan Menerapkan Strategi Pilihan Membantu siswa untuk mendefinisikan dan organisasi tugas belajar
14.
Memberikan pengutan terhadap tugas diskusi
Penutup 15.
Memberikan tugas struktur berupa pekerjaan rumah
16.
Menginformasikan materi untuk pertemuan selajutnya
Bekasi,
2016 Mengetahui Observer
Catatan
346
LAMPIRAN 25
PERHITUNGAN NILAI LKS
PJBL
KELOMPOK I
II
III
1
83.30
83.30
81.40
2
82.80
88.90
88.88
3
83.30
77.80
81.40
4
85.70
88.90
85.10
5
60.00
88.90
81.40
6
71.40
77.80
77.77
7
85.70
83.30
77.77
8
68.50
83.30
81.40
MIN MAX JUMLAH RERATA
60.00 88.90 1948.02 81.17
KELAS PBL PERTEMUAN I II III 72.2 77.80 83.30 0 77.8 88.90 88.90 0 77.8 83.30 77.80 0 66.7 61.10 55.60 0 72.2 83.30 88.80 0 83.3 77.80 77.80 0 72.2 83.30 83.30 0 72.2 83.30 83.30 0 55.60 88.90 1872.00 78.00
Problem Solving I
II
III
63.60
60.00
74.30
77.20
73.30
87.10
66.70
80.00
68.00
81.80
73.30
82.10
81.80
86.70
84.60
81.80
60.00
79.40
72.70
86.70
94.80
81.80
80.00
87.10
60.00 94.80 1864.80 77.70
347
LAMPIRAN 26 Lembar Wawancara Guru
1. Dari seluruh bab dalam pelajaran biologi, materi apa yang dalam pembelajarannya sulit untuk dimengerti siswa? Jawab: Untuk materi pelajaran pada semester 1 siswa sulit mengerti pada materi virus. Sedangkan untuk semester 2 selama ini yang paling sulit dimengerti adalah materi animalia, karena bab Animalia ini materinya banyak sekali, dan siswa sulit untuk memahami istilah-istilah dalam animalia. 2. Berapa kkm biologi kelas x yang ditetapkan? Jawab: KKM yang ditetapkan untuk pelajaran biologi adalah 76, yang jika dikonversikan adalah 2.76 3. Jika ada siswa KKM nya tidak tuntas, hal apakah yang dilakukan oleh guru untuk proses perbaikan? Jawab: melakukan remedial, biasanya tes ulang soal yang diujikan, jika masih gagal lagi diberikan tugas tambahan, bikin laporan, kerjakan LKS atau buku paket. 4. Apakah didalam kelas ibu pernah meminta siswa untuk berdiskusi kelompok? Jawab: Diskusi kelompok sangat sering digunakan, karena dengan kerja kelompok siswa lebih berani untuk bertukar pikiran, ide dan pendapat untuk proses pembelajaran. Walaupun untuk beberapa siswa yang kurang aktif atau amat sangat aktif sulit untuk diaplikasikan. 5. Model pembelajaran apakah yang biasa digunakan untuk pembelajaran dikelas? Jawab: Karena sekarang sudah masuk kurikulum 2013, biasanya siswa diberikan artikel untuk diselesaikan solusi, terkadang praktikum, membuat laporan, dan lebih sering siswa melakukan presentasi didepan kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa lain, dan jika ada kesalahan saya menjelaskan jawaban yang benar. 6. Bagaimana respon peserta didik? Jawab: Repson siswa bermacam-macam, tergantung anggota kelompok lain. Jika anggota kelompok lainnya memacu siswa lain dalam pembelajaran maka siswa juga tertantang 7. Apakah pembelajaran berbasis proyek atau masalah pernah digunakan? Jawab: Pernahnya siswa melakukan membuat barang daur ulang pada materi limbah. Namun lebih sering memberikan tugas kelompok untuk presentasi didepan kelas.
348
l
LMIRAN27 LEMBAR UJI REE'ERENSI
Nama NIM Jurusa4lProdi Judul sfripsi
: Rika
Iferlianisa Fitri
:1111016100003 : Pendidikan
:
IPA/ Penrtidikan Biologi
Perbedaan Hasil Belajar siswa antara Model
Pembelajaran Project Based Learning (PJBL),
Problem Based Learning (PBL),
du
Problem
Solving pada l\{ateri Animalia Dosen
Pembimbing
:
1.
Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd
2. Baiq Hana Susanti, S.Pi, M.Sc
No.
Footnotc
Dosen Pembimbing I
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sistmen Pendidikan Nasional.
1
tcntang
Ⅱ
θ√
BAB I Ottp://sdln.data.kcmdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang― 2.
4.
」bia,h.46¨ 47
ン
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 54
6.
Observasi dilakukan di SMA Negeri 8,Bё kasi pada bulan Februari 2015
9。
Kunandar, Pcガ ′ ″α 4 /777r`″ 清 ″θ ガルノ αηLasfI Bθ ′iar Pθ serrα Dガ ′ た Bcrdasα r腸 ″ Kッフ ヴた ノタ″ 2θ 」 ″ 〃 S夕 α P⊆ ″ αηP“ ルお,(Jakarta Rtta Graindo,201o,h.H ¨腸′ a」
fb′ dl,
ル
8.
Ahmad Susanto, Teori Belajar don Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h, 54
′/ ιノ
7.
/ ′ ′ι
5.
Zulflani, d劇 に Srrarag′ Pθ ″ら θ:りαrα Sα IИ嶋 (Jakatta: “ Lcmbaga Pcnelitian UIN,2009),h.47
′ ノ/
3.
Sunarti,dan Selly RalШ lawati,Penilaian dalam Kurikulum 2013,cyogyaka■ a:Andi Offset,2014),h_2
h.23-24 ノ
ワ
, え
,
ン
,
349
No.
Footnote
Dosen Pembimbins
θ′ ′/ I
10.
Warsono, dan Hariyanto, Pembelajaran
Aktif Teori
As s e s men, (Bandung : Remaj a Rosdakarya, 20
l3), h
dan
I53
Ridwan Abdullah Sι mi, Pθ ″bθ ′ げα″η Sα ttr′ た ァη″た 12.
h.232 Nunung Nurlaila, Suparmi, Widha Sunarno, Pembelajaran Fisika dengan PBL Menggunakan Problem Solving dan Problpm Posing Ditinjau dari Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Inkuiri (Jniversitas Sebelas Maret, Vol. 2, No. 2, 2013, h. 117
BAB Bα ″
P`″ b`!毎araη .Cakarta:Fttar
4.
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h.4 Martinis Yamin,S″αたg′ P`“ bι り α″4 (Jakarta:Gaung Persada,2003),h_105
KO″ αθ浴 ら
Bι rb“ お
ノ/
3.
Ahmad Susanto, op.cit., h. 3 レ
P
Kokom Komalasari, op-cit-, h.
8.
Dwi
3
Rusmaryanti, Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair
“ηα′ ニθα″η′ 4g ir夕 Pcr7夕 r 24′ た 滋 ηjゅ ′ λαη P・desわ Zisttθ “ Gν r〃 ,oogor:Ghalia lndoncsia,2014),Cet.2,h.8
X/
Share) pada Siswa kelas VIIIA MTs Al Huda 2 Jenawi Kara4 gany ar, Jurnal P endi dikan, Y ol. 22, 20 1 3. h. 29 0. Rus■ono,,rarag′ Pθ ″bθ ′ B“ θグ 増鮮 Q″ ル 4gα 4 Probル
ノ
ノ ′
7.
′
Pupuh Fathurrohman,dan NII.Sobry Sutikno,Srraた g′ Bθ ra」 iα ″ ル化nttα r」Иど ′ α′ ッ′Kθ ηs(P υ″ αα″ お′ α ら (Bandung: ““ “ Reflka Adttama,2007),h.6
ン
ツ シ
,
/
6.
/
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplilcasi, @andung: PT Refika Aditama, 2013),h. 2
多
ノ
5.
9。
・
Ⅱ
“ lnterpratama Malld■ i,2009),h.5 2.
ジ
`
シ
/ / ′/
Yatim RIyanto,Pα radittα
/
ブ
ノ´
13.
θ″ 7θ ″α S′ K夕 rゴ ルル 2θ f3,(Jakarta:Bumi Aksarち 2014), 切 ′ “ h.127 Ngalimun, Muhammad Fauzani, Ahmad Salabi, Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Presindc, 2016),
Ⅱ
9 ツ
9 γ
350
No。
Footnote
Dosen Pembimbins I
10.
Ahmad Susanto, op-cit.,h. 5
L/
Terhadap Hasil Belaar lpa Peserta didik Kelas
8 Banyuning, J夕
Lorin W Anderson, dan David E- Xratwohl, Karangka -
Landasan untuk Pembelajaran, pengajaran, dan Asesmen: Revrsi Taksonomi Pendidikan Bloom, (yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), h.6 13.
14.
15.
16。
Yuli KwartolQ NIIul dalalln Taksonomi B
ル
〆
Yuli Kwartolo, op.cit., h.7l
ノ
17.
r
Ahif Teori
Assesmen, @andung: Remaja Rosdakarya, 2013), h 153
dan
Kumiasih, dan Bcllin Sani., sν おθs ′ θ θ tasik“ η κ夕″′ 4gi彎 ′ aノ ンη1 2θ f3 ■■7″ αあαη″ И ,p`た 肋′ 幽 を″ K″ r′“ I“ 2θ f3,orogyalal● :Kata Pcn■ 2014)、 h.81.
′″
19_
Ni Kt Nik Aris Sandi Dewi,
/
Lnas
滋 20.
dl
ン
op.ciL h3
多
, ノア
Warsono, dan Hariyanto, pembelajaran
ン
― ―一一一 ノ
18.
ン
′
18,2012,h.71 Anderson,dan KIa●vohl,η _ε た,h_H6
Anderson,dan(a帥 0軋 η.θ ′ ′ .,h。 128
ク
′′
12.
“ Ⅳ sD Negeri α′ 0物 ルθκ s″ α s Pθ ′グ,dib′ Gα ηθ sttα “
′/
Ni Kt Nik Aris Sandi Dewi, dkk., Pengaruh NIIOdel Pembelttaran Berbasis Proyek erげ θcル Bα sθ グ Zθ α ′ 4o
Ⅱ
ワ
9
9
うZ
/ EHca Backer,P役
」 Rθ ′ たcr― Bttθ グ zθ α ′ ιναη′ 彎 拗 ル′ 二θα f″ g ヵ r rtte 2ゴ sr C`″クリ “(waShingtOn: Paciflc EducatiOn lnstitute,2011),h.2 “
/ク
22.
ク
タ
351
No.
Footnote
23.
Ngalipun,Muhammad Fauzani,Ahmad Salabi,Srraragiあ ″
■■
Dosen Pembimbins
腸 崚ガ Pθ ″らθraJiα ″ 4.o,ogyakarta:Aswtta Presindo,2016),
ク
h.189
I Dw A- Trisna Handayani, dk, Komparasi Peningkatan
25_
.ε
Made Wen4 Strotegi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 153
M.Hosanan,Pc′ ル 肋 r`И Sa滋 ′′た ιね″ JO′ たお′″α′ dαla麗
P`“ らθ:げαrα ∠bαグ 2f,(BOgOr:Ghalia lndonesia,2014),h.
ク
〆
ρ / ︲
27.
,
イ ー
26.
′
Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa SMA yang Dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning, e- Journal (Jniversitas Pendidiksn Gonesha, Vol. 5, 2015 h. 5 Wttono,dan IIariyanto,ο ρ ′ ′ 。 ,h154
Pemahaman
′
24.
28.
“ 323 Imas Kurniasih, dan Berlin Sani., op. cil., h. 85-87
ノ
29.
Erica Backer, op-cit., h. 4
ノ
30.
JbFa,h_15 Made Wen4 op.cit., h- L44
32.
Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 195
h.177
ras′
b`JaJiα /α η
Sα 加′ 露た ′た 夕′′
`η
多
C/
%
L/
ツ
ジ
“ KttriL`λ ′ 2θ f3,(Jakarta:Bumi Aksarap 2014),
ク
片
ノ ー
Ridwan Abdullah Salli, Pθ Impた ″
″
C″
31.
33.
III
勁
“
177-178
34.
Jbた た,h。
35。
Agus N. Cahyo, Pα 4グ″α4乙 pJlkasi
/ ノン ′
■ οriル οrJ Bθ ′ σαr ル化77gaJar 2/α カゥα′`力 4 ■ 7(η ッルr9 α ogyakarta: Div■
, ,
2013),h.283。
37.
Kokom Komalasari,
op.
cit., h. 59
Wina Sanjay4 Strategi Pen'belajaran Berorientasi Stanrlar Proses Pendidikon, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 213
ノ
9
ノタ/
36.
ラ
352
No。
Footnote
Dosen Pembimbine
M. Taufik Amia Inoyasi Pendidikon melalut Probtem
Basect
Le arning : B agai m ana P e ncii di k Memb er day aknn P e me I aj ar
di Era Pengetahuan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
42.
Inovarf
(Surakarta:
Hal White,Speaking of Teaching P″ οbル″ Bascご Jbγ rrα ′ラ フ4′ θr,Vol ll,2001,h_2
マ ー
44.
Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Yuma Pustaka, 2009), h. 157-158
〆
Zθ ttning,
Based Active Lcanling in Scicncc Education on Students' Acadenlic Achievement, Attitude and Conccpt LcamingJ
9 ワ γ
ク
ノ
,
,
Rusmono, op.cit., h. 7 4.
Orhan AklnoElu,Ruhan Ozkarde,1■ c EfFccts of PrOblem―
9
″ y ︲
46.
,
,
i′
45.
Ⅱ
′
43.
2013), Cet. 3, h.21 Ngalimun,Fauzani,Salabi,ο ρ.ε ′ ム,h.118
/ / /
41.
′︱
40.
39。
ノ/
00 つ0
I
Ika Indrianawati, dkk., Studi komparasi Hasil Belajar Peseria Didik Menggunakan Model PBL dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Jurnal (Jniversitas Negeri Surabaya ,2013. h. 3 Median Agus Priadi dkk, Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Problem Based Learning melalui Metode Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Keberagaman Kemampuan Berpikir Analitis dan Sikap Peduli Lingkungan, Jurnal Inkuiru, Vol. l. No. 3,2012, h. 219 Ridwan Abdul Sani, op.cit.,h- 127
■ urη α′Un′ νθκsitas ls′ α″b夕 ち 2007,h.72
47.
Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, op.cit.,
48.
M. Taufiq Amir, op.cit.,h.20
49.
Sugiyanto,υ
50.
Rusmono,
51.
M.Tauflq Amir,υ
.ε
た,h・ 152
op.cit.,h.8l .cた ,h。
h.75.
/
9
レ
ツ
L/
,
ノ
,
24-25 ノ
ク
353
No.
Dosen Pernbimbins
′r
I
52.
Ⅱ
ク
′ ︱
53.
ダ 54. / 55。
1,DalaDl,θ ρ.ε『■,n.1り 6
ノ
9 9
56. ノ
ツ
57. C/
ツ
ノ
ク
58.
肋 ルメ 電
2005,
ー
満 u灘 格ぷ 懲 ‰ ,招 ぢh留 笏 滋… r
′ ズ
g 9
ノ/
62.
LEttutan,
ノ ︲
躁
Satatittika
′
Pembelajaran
. 2 ﹄h ・
Ali Muhson
a d
60.
ノ/
59.
︲
ツ
63. θ ♂ ′
βノ
64.
, ブ
354
No。
65.
Footnote Djamarah, dan Zain,
Dosen Pembimbins I
op.
Ⅱ
cit., h. 92
ワ
ノ
66.
ノ ︻ ′ 0
68.
69.
70.
Wina Sanjaya, op.cit., h.217-2lB
乃′ こ,h。 220-221.
C/
チ
ノ
Djamarah, dan Zait, op. cit., hS3
Ridwan Abdullah Sani,
レ
,
C/
ツ
Ridwan Abdullah sani.′ οc.cJA ノ
′/
71.
︲
Pratiwi, Bゎ ′ οg′
夕た η′
“ 2θ f3,(Jakarta:
“
Ttti S.Syalnsudin,dan HlL sciash,Bゎ あgi助 ″た躍
l
Baiq Hana Susanti dan Meirry fadiltaq Pengantar Zoologi Yertebrata, (Ciputat: Lembaga penelitian UIN Jakarta.2012), h.1
Bdq Htta Susanti,ZOο
Jag′
Penelitian lJIN Jakart■
2012),h_148
Иソι
θμ ︲
75_
, ク
多
β
74.
1
施 Jα Sχ (Bogor:Quadr、 2014),h.145
4 /
73.
Erlangga9 2014),h。 195
︲
K2rrJた 夕ι ν
ケ
′
72.
シ
ク
ク
76。 D r ︲ ︲
77_
Warr Syaf
9
il, Evi Suryawati, danEafias Robi Saputra,
Kemampuan Berpikir Kreatif dan penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IpA SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis, Vol.8, No_ 1, 2}ll,h.7-
′
グ
355
No。
Footnote
■■
Dosen Pembimbins
00 ウ′
I
Ⅲ
Pa4グ Jグ ′ 肋η Pθ ηル肋′ α燿
θ だ ︲
0andung:Alfabeta,2013),
h.114 Edi Riadi, Metode Statistika Parantetrik dan Nonpararuetrik
/ ︲
unhtk Penelitian llmu-ilmu Sosia/ dan
θ
2.
AF
Pcη θ J″ Iα 4
Pendidikan,
Zainal Arifm,Pθ ″θ′ゴ rliα η Pι ′ didiた 7η んためグθdα 4 Parα digttα 3α r夕 ,∈ 〕 andung:Rcmaa
Sudjana, Metoda Statistiks, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 6
︱
Sugiyono,翫arお rikα 〃4′ γたPc′θ′″滋η,(Bandung:Alfabcta, 2013),h.62 h。
l
Sugiyono,Ψ .cL
193 レ
S.Margono,ル 金ゎあ 7ogi Rineka Cipt■ 2007),h.155
ク
,
, , , 勁
′
乃 餞 _,h.lo9
“
ー
10.
Kν riた 夕7夕
“
,
%
ti, Pι η′ rajα ′ Jα Jα
2013,(Yogyakarta:Andi Oiお et,2014),h.98
ノ
Sunarti, dan Selly Rahm、
β
9.
-lasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksarz. \9),h.72 Suharsimi Arikunt.
′ ︱
8.
Pθ ηグル滋η PcP,′ ″肋 孔 (Jakarta:
ρ ′
7.
ク ヽ
ρ
くυ
6.
Rosdakava,2011),h.188
∩″
4_
ρ l
(Ianggerang: Pustaka Mandiri, 2014), h. 3 4 3.
″
′
■4グ οdし
K″ αηr′ ″′ α″″′ ノ κ′ √ あ ηR&2
″
Sugiyono,
1
ク
ノ
BAB
l
80_
Ⅱ
Jγ
79.
Nunung Nurlaila, Suparmi , Fisika dengan PBL Meng Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas dan Keterampilan Berpiftir Kritis Siswa. Jurnal inkuiri, Vol 2, No 2 2013. (http ://i urnal.fkip.uns.ac. id/iudex.php/sains) Nunung Nurlaila,SupallHi,Widha Sunamo, Pembelaaran Fisika dengan PBL NIlenggunakan Prθ bJθ Sο Jvfrg dan Pπ )bZ`777 Pο sttg Ditittau dari Kreativitas dan“Keterampilan Berpikir ttitis Siswa.力 α J加 しルi V012,No 2 201,h。 120 Indah Susilowati, Retno “ Sri Iswari, dan Sri Sukesih, Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan }vlanusi4 Jurnal (Jnnes Biolog,t Education. Vol 2, No l, 2013,h- 87
ノ
イ
356
No.
Footnote
Dosen Pembimbins
12.
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 213-21 4
13.
Riduwan, Belajar Mudah Penelitan Guru-Karyawan peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2012),h. 87
14.
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Evaluasi Pengajaran,
tt7
L/
Yanti Herlanti, Tanya Jqwab Seputar Penelitian pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif
19_
Kadit ορ.θ f■ ,h・ 204-205
2. ●D
4.
5.
9 ク
fv
Lampiran i9,h.257
ノ
Lampiran 23,h.271 Lampiran 25,h.275 Lampiran 24,h.273
タ
L/
多
〆
Lampiran 26,h.278 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Moderu. untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:Salemba Humanika, 2009), h. 9
,
ノ
ク タ
9
Lampiran 13,h.241 ノ
8.
勁
y
′/
7.
%
ノ
ノ
6.
?
,/ BAB
1
多
一 タ
18.
Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 71Edi Riadi, op.cit-, h.162
′′
17_
Ibid., h.
′′
(Jakarta:
′/ ′ 7
Kadir, Statistika untuk Penelitian llmu Sosial, Rosemata Sampurna, 2010), h. i l1
16.
多
ノ
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 20lZ), h. 149 15。
〃 r
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajor, (Bandunng: Remaj a Rosdakary a, 20 12), h. 137
Lampiran 27,1t.280 ノ
安
グ
357
Footnote
No。
Dosen Pembimbine I
Jb′ グ
Indah Susilowati,Retno Sri lswari,dan Sri Sukesih,Pengaruh Pembelttaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belaar siswa Materi Sistem Penccmaan Manusiち ノレη,α ′DttИ θs BJο rο gy Eグ タ εα′ :ο 4.7o′ 2,NoI.201、 h.85
Wan Syaf
il, Evi Suryawati,
dan Ardiyas Robi Saputra,
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal B[osenesis. Vol. B. No. 1.2011. h. 5 Nunung Nurlaila, Suparrrri, Widha Sunarno, Pembelajaran Fisika dengan PBL Menggunakan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal inkuiri, Vol 2, No 2 2013, h.120
Jaka軋
ク
γ
ク ノ7 t
15。
bθ raJiarar Sα 加′ た ′た 2′ れι “ に sar■ 2014), り た θηras′ K夕 r′肋ル 2θ f3,(Jabtta:BumiJ俎 “ h.130“
′/
14.
Ridwan Abdullah Sani, Pθ
′︱
13.
ソ
ノ
/r
12.
9 ′
“ 87 “ Crebet G Patrick,duk"critical Evaluation Skllls Toolkit 2 ルわθ rsfヶ ,20H,h。 6. and Edition",力 乙 ηα′Grttβ r力 こ
⑫
ノ√
10.
Imas Kumiasih, dan Berlin Sani, Sν おθs ル化′g″ ′ Jν 2θ ゴ3 滋麟″attα ′ И斗,`た θ θη″siたα′ K′ rJん ′ “ “ “ 2θ f3,(Yogyttarta:Kata Pen■ 2014),h.85dα ′ α X3ribル
′r
9.
Ⅱ
/
Juni 2016
Pembimbing
020
/
C
Mengetahui
NIP。
II
197002092000032001
No Dokumen
Tgl Terbit No Revsi
「 onM{FR)
l
FITK―
: 1
FR― AKD-066
1 Maret 2010
01
Ha
鞣URAT鸞
NorYlori Un ⑬lノ Ft/KM 01 3ノ
巨RM⑬ 周ONAN
IZl劇
⑬ BSERVASi
1382/2015
Jakarta, 20 Agustus 2015
LaFlap.:¨
轍al
i ObseNasi Kepetta Vき
l
Kepata SMA NegeFi8 8eka悠
スssaノ ar/7υ
'a∫
i
たがFフ ガr1/1/わ θ′
Dengan horrllat kami sampalkan bahwai
Nama
:Rika Herlianisa Fitri
Nttu{
:1114016100003
ざし L:隼 a暴
:Pendidikan 31oloQl
Semester
:3(Sembilan)
:「
ノ a pada Faktlltas IIml_l Tarbiyah dan Keguruan UIN adala異 暴eぃ ar mehttsis、 ヘ
Syarif Hidayatullah Jakatta dan sehLlbungan dengan penyelesalan tugas ネ J4ata Kuliah "Sk「 ipsi": 綸ahesis、 e teFSebut memerlukarl observasl dengan Aノ
pihttk te「 kali
Oleh kaFetta itu、
kttn]i mohon kesediaan Saudara untuk
rlnenerima rnahesis、 nya tersebut Can rnemberikan banttlannya
DerYnikianlah, atas perhatian dan hantuarl Saudara kan3i ucapkan terima kasih.
′ j″ /b. ま げ需llギ 終assajξ『祈υξ∫ 「 霙
a.n. Dekan .
Tata Usaha
■こ Iゞ
Ja'far,MA
95804171992031 001 Tembusan: Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
:層 ,「 i
KEMENTER:AN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No Dokumen
FORM(FR)
H Jυ anda rυ o 95 Clpυ rarィ 54,2′ ndonesla
Jた '「
Hal
No Revisi:
Fl丁 :
K―
FR― AKD-082
l Maret 2010
: 01
Ha
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELi丁 lAN
Nomor : Un.01 /F. 1 /KM.O1 3t.N.I,12O15
Lamp.
丁gl 丁erbl
i
」akarta, 2 Desember 2015
:-
: Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth Kepala SMA Negeri 8 Bekasi
Tempat
Assalami'alaikum wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM Jurusan
: Rika Herlianisa Fitri
:1111016100003 : Pendidikan Biologi
Semester .9 Judul
Skripsi
: "Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Model Pembelajaran Problem Based Leaming (PBL), Problem Solving, dan Proiect Based Learning (PJBL) Pada MateriAnimalia".
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset)
di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk
itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am
u' al aiku
m wr.wb.
S P1l M.Sc
200003001 Dekan FITK 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik 2. Mahasiswa yang bersangkutan
PEM:ERINЪH KOTA BEKASI
DINAS PENDIDIKAN
Jl.LaPangan Bckasi Tengah No.2 Telp/Fax。 (021)8825243 Kode Pos 17113 E― Mail:Dル ″ αs力 θ″bθ ル J⊂レα力θθ ・Cο ″ “ BEKASI
Bekasi- 1l Januari 2016
Biと tsと l
S ilht Ltl11lpil・
θ /Dik 01 ''ハ
430/
N()■ 1()「
Yth.
、 と ll
Hal
Rcko11lclldasl
I(epada I(epala .Iuri-r-szln Peur-lidikan IPA Univelsitas Islam Negeri Jakarta di J AKARTA
MenindaklanjLrti surat Universitas Islarn Negeri Jakarta Nomor : Uri.0l/F.l/KM/01.31024201-5 Tanggal 06.latrurali 2016 Peril-ral Perrrrohonan Izin Penelitiatr dirlanr rangka l)en1'usunan Skripsi. yi.tng alian dilaksanakan oleh : Nanra NIN,I
RIKA IIERLIANISA FITRI
JurLrsan
Pelldidika1l Bi01ogi
lll1016100003
Senrester
9
rrr rrs art
‐
.l
Pcrbedaan Hasil Bcl■ iar siswa Antara Model Pl‐ oblcln Bascd Lじ al lli118(PBL)、 Pl・ ()blCnl Slovi1lg da1l PIQicct
Based I´
cι ll‐
1lil18(PJBL)P(l(laヽ
/1atel‐
i Anilllalia'1
Pacla prinsipnya kami tidak berkeberatan yang bersangkutan melakukan penelitian di SMA Negeri 8 Kota Bekasi, dengan ketentuan sebagai beiikut :
l. 2. 3. 4. 5.
N4elakr-rkan Koordinasi dengan Kepala Sekolah terkait: acla unsur pahsaarr dalarn kegiatan terseblrt: n'reng-rrarlggu kegiatar.r bela.iar mengajar;
'fidak l'idak
Tidak membebani sekolah; Setelah pelaksanaarl agar melaporkan ke Dinas Pendidikan I(ota Bekasi.
Denrikian. urrtuk dipergunakar-r sebagairnana mestinya.
Kじ Pハ出ハ⊇IN
― ダ ? 意ザ理予
S PENDIDIKAN BEKASI
MS
躙ヾ孟
3 198603 1 0()7
lembusan 1. Kcpala SN,lA-\ 8 Kota Beliasi :
Ytlr.
PEMERINttAH KOttA BEKASi DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGER18 BEKASI
J].Irigasi No.l Rt.01/21 Pekayon Jaya目
(021)82409416 Fax:(021)82430888 Bekasi 17148
httpノ /www.sman8Bckasi.sch.id,c―
mail:info@sman8Bekasi,sCh.id
SURAT KETERANGAN Nomo「
Kami yang bertanda tangan
di
:072/
ノ SMAN-8
bawah ini, Kepala SMA Negeri
g
Kota Bekasi
menerangkan:
Nama NPM
:RIKA HERLIANISA F!丁 : 1111016100003
Prograrn Studi Jeniang Pendidikan Fakultas
Dasar
RI ・
: Pendidikan BiOlogi
.
:(sl)Strata satu : │lrnu ttarbiyah Dan Keguruan ulN Jakarta
:
surat Rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi.
Nomoi:430ノ 052aノ Dik.01 tanggal,1l Januari 2016
Benar telah melaksanakan penelitian di sekolah kami dalam rangka penyusunan Skripsi
yang berjudul " Perbedaan Hasil Belajar Sr.suya Antara Modet problem Based Learning (PBL), Problem Sloving dan Project Eased Learning (1JBL) pada Materi Animalia ". Penelitian tersebut telah dilaksanakan pada tanggal, 12 Januari s.d 1 Februari 2016. Demikian surat keterangan ini berikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bekasi, l Februari 2016
ミ =J`
NIP。
195903131988032003
362 LAMPIRAN 29 KELAS X MIPA 4 KELAS PJBL
363 KELAS X MIPA 2 KELAS PBL
364
X MIPA 1 KELAS PROBLEM SOLVING