PENGARUH MODEL LEARNING START WITH A QUESTIONS (LSQ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Oleh: Rifa Dwina Gusti 1111016300006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Pengaruh Model Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls disusun oleh Rifa Dwina Gusti, NIM 1111016300006, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, April 2016
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
Pembimbing II
Diah Mulhayatiah, M.Pd
Fathiah Alatas, S.Pd, M.Si
NIP. 19790309 200801 2 016
NIP. 19830215 200912 2 008
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls disusun oleh Rifa Dwina Gusti, NIM 1111016300006, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 18 Mei 2016 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Fisika.
Jakarta, Juni 2016 Panitia Ujian Munaqasah, Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi Pendidikan Fisika) Dwi Nanto, Ph.D NIP. 19790319200901 1 009
..................
........................
..................
........................
..................
........................
Penguji I Dwi Nanto, Ph.D NIP. 19790319200901 1 009 Penguji II Iwan Permana Suwarna, M.Pd NIP. 19780504 200901 1 013 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA NIP. 19550421 198203 1 007
ii
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen
:
FITK-FR-AKD-066
Tgl. Terbit
:
1 Maret 2010
No. Revisi:
:
01
Hal
:
1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Rifa Dwina Gusti
Tempat & Tanggal Lahir
: Sijunjung & 02 Agustus 1994
NIM
: 1111016300006
Jurusan / Prodi
: Pendidikan IPA / Pendidikan Fisika
Judul Skripsi
: Pengaruh Model Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls
Dosen Pembimbing
:
1. Diah Mulhayatiah, M.Pd
:
2. Fathiah Alatas, S.Pd, M.Si
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
April 2016
Rifa Dwina Gusti NIM. 1111016300006
iii
ABSTRAK RIFA DWINA GUSTI, NIM. 1111016300006. Pengaruh Model Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan. Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 dan kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari 2016. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket respon siswa dan lembar observasi kegiatan siswa. Data hasil instrumen tes dan nontes dianalisis secara kuantitatif. Data hasil instrumen nontes menghasilkan data berupa persentase yang kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan uji MannWhitney terhadap data posttest. Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.00, sedangkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05 atau Sig. (2-tailed) < 0,05. Pembelajaran menggunakan model LSQ unggul pada jenjang kognitif C1, C2, C3, dan C4. Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model LSQ berada pada kategori baik, dan hasil observasi kegiatan siswa selama pembelajaran juga berada pada kategori baik. Kata Kunci : Learning Start with a Questions (LSQ), purposive sampling, Hasil Belajar, Angket, Lembar Observasi, Momentum dan Impuls.
iv
ABSTRACT RIFA DWINA GUSTI, NIM. 1111016300006. The Influence of Learning Start with a Questions (LSQ) models on Learning Outcomes on The Momentum and Impulse. Undergraduate Thesis of Physics Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016. This research aims to determine the influence of Learning Start with a Questions (LSQ) models on Learning Outcomes on The Momentum and Impulse. This research did at state senior high school 11 of Tangerang Selatan City. The experiment class in this research is XI science 3, while the control class is XI science 1. The sample in tis research based on purposive sampling technique. The research took place in February 2016. Instrument were used in this research are test instrument which is objectives test in multiple choice form and nontest instrument which is student questionnaire responses and observation sheet of student activity. The result of the test instruments and non-test instruments data were analyzed in quantitative. Non-test instruments data produce data in the percentage form and then converted into qualitative data. Based on the analysis of the test data, it is concluded that there is the influence of LSQ models on learning outcomes on the momentum and impulse. It is based on the result of hypothesis testing using Mann-Whitney test on posttest data. The value of Sig. (2tailed) is 0.00, while the level of significance is 0.05 or Sig. (2-tailed) < 0.05. Learning using LSQ models superior in cognitive level of C1 (remember), C2 (understand), C3 (apply), and C4 (analyze). The result of student questionnaire responses to the use of LSQ models are in good category, and the result of observation sheet of student’s activity is in good category too. Keyword : Learning Start with a Questions (LSQ), purposive sampling, Learning Outcomes, Questionnaire, Observation Sheet, Momentum and Impulse
v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta nikmat yang tidak pernah putus untuk hamba-hambanya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls”. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan arahan kepada penulis selama proses perkuliahan. 6. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd dan Ibu Fathiah Alatas, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan, bimbingan, dan kasih sayang kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
vi
8. Bapak Drs. Rodani, M.M selaku Kepala SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. 9. Bapak Fafian Apik Mandiri, S.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika kelas IX IPA yang telah membimbing penulis selama penelitian berlangsung. 10. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri XI Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian. 11. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Riyal yang tidak pernah lelah berjuang dan berkorban demi anaknya, Ibunda Zurfa yang selalu sabar mendidik anaknya, menerima keluh kesah, suka dan duka. Adik dan Kakak kesayangan saya Rizky Silvia, S.Pd, Azizul Hayati, dan Arif Rahman yang selalu memberi semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat selesai. 12. Sahabat-sahabat seperjuangan Fisika angkatan 2011, terimakasih sudah menjadi bagian keluarga yang selalu ceria, kakak kelas dan adik kelas Fisika yang telah memberi bantuan, inspirasi dan motivasi. 13. Sahabat-sahabat Keluarga Mahasiswa Minangkabau (KMM) Ciputat, yang selalu menjadi keluarga, memberikan inspirasi, dan motivasi. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, April 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................
iii
ABSTRAK ................................................................................................
iv
ABSTRACT ...............................................................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vi
DAFTAR ISI .............................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xi
DAFTARTABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................
4
C. Pembatasan Masalah .........................................................
4
D. Perumusan Masalah ..........................................................
4
E. Tujuan Penelitian ..............................................................
4
F. Manfaat Penelitian ............................................................
5
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .........................................
6
A. Deskripsi Teoritis ..............................................................
6
1. Belajar dan Pembelajaran ............................................
6
2. Komponen-komponen Pembelajaran .........................
7
a. Tujuan .................................................................
7
b. Siswa ...................................................................
7
c. Guru ....................................................................
7
d. Bahan ...................................................................
7
e. Media ..................................................................
8
f. Penilaian ..............................................................
8
3. Pendekatan Konstruktivisme ......................................
8
viii
BAB III
4. Strategi Pembelajaran Aktif .......................................
10
5. Model Learning Start with a Questions (LSQ) ..........
10
a. Pengertian LSQ ...................................................
10
b. Langkah-langkah LSQ ........................................
11
c. Kelebihan dan Kekurangan LSQ ........................
12
6. Hasil Belajar ...............................................................
13
a.
Pengertian Hasil Belajar ....................................
13
b.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .........
15
7. Konsep Momentum dan Impuls .................................
16
a.
Momentum dan Impuls ......................................
16
b.
Hukum Konservatif Momentum ........................
17
c.
Tumbukan ..........................................................
18
B. Kerangka Pikir ...................................................................
21
C. Penelitian Relevan ..............................................................
22
D. Hipotesis Penelitian ...........................................................
25
METODOLOGI PENELITIAN ...........................................
26
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................
26
B. Metode dan Desain Penelitian ...........................................
26
C. Populasi dan Sampel .........................................................
27
D. Variabel Penelitian ............................................................
27
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................
27
F. Instrumen Penelitian ..........................................................
27
1. Instrumen Tes .............................................................
27
2. Instrumen Nontes .......................................................
28
G. Kalibrasi Instrumen ...........................................................
29
1. Validitas .....................................................................
29
2. Reliabilitas ............................................................... ..
31
3. Taraf Kesukaran (P) ....................................................
32
4. Daya Pembeda (D) .......................................................
33
H. Teknik Analisis Data .........................................................
34
1. Uji Normalitas .............................................................
35
ix
2. Uji Homogenitas ........................................................
36
3. Uji Hipotesis ..............................................................
36
a. Normal dan Homogen .........................................
36
b. Normal dan Tidak Homogen................................
38
c. Data Tidak Terdistribusi Normal .........................
39
4. Normal Gain ...............................................................
39
5. Analisis Data Nontes ..................................................
40
a.
Angket Respon Siswa ........................................
40
b.
Lembar Observasi Kegiatan Siswa ....................
40
I. Hipotesis Statistik ..............................................................
41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................
42
A. Hasil Penelitian .................................................................
42
1. Hasil Pretest ...............................................................
42
2. Hasil Posttest ..............................................................
44
3. Rekapitulasi Hasil Belajar ..........................................
45
a. Data Hasil Pretest dan Posttest ...........................
45
b. Kemampuan Kognitif Siswa ................................
46
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ..........................
49
a. Uji Normalitas .....................................................
49
b. Uji Homogenitas .................................................
50
5. Hasil Uji Hipotesis .....................................................
50
6. Hasil Analisis Data Angket ........................................
52
7. Hasil Analisis Data Lembar Observasi ......................
52
B. Pembahasan .......................................................................
53
PENUTUP ..............................................................................
59
A. Kesimpulan .......................................................................
59
B. Saran ..................................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
60
BAB IV
BAB V
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Tumbukan Lenting Sempurna ............................................
18
Gambar 2.2
Tumbukan Lenting Sebagian ..............................................
19
Gambar 2.3
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali ..............................
20
Gambar 2.4
Kerangka Pikir ....................................................................
22
Gambar 4.1
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil PretestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .........................................................
Gambar 4.2
Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................................
Gambar 4.3
44
Grafik Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...........................................
Gambar 4.4
42
47
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...........................................
xi
48
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pretest and Postest Control Group Design ..............................
26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ..........................................................
28
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ...............................................
29
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ..........................................
29
Tabel 3.5 Klasifikasi Validasi Butir Soal ................................................
30
Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes ............................................
31
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen .............................
32
Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran ...............................................
33
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ...............................
33
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda ......................................................
34
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes .................................
34
Tabel 3.12 Hasil Uji N-Gain Instrumen Tes .............................................
39
Tabel 3.13 Skor Angket Respon Siswa .....................................................
40
Tabel 3.14 Kriteria Penilaian ....................................................................
41
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................................
43
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................................
45
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .....................................
xii
46
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................................
49
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................................
50
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest...................................
51
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ................................
51
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....................................
51
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Model Pembelajaran LSQ .........
52
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................
53
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pra Penelitian A. Kisi-kisi Instrumen Tes .....................................................
63
B. Instrumen Tes Sebelum Uji Coba ......................................
64
C. Hasil Uji Coba Instrumen Tes ...........................................
85
D. Instrumen Tes Setelah Uji Coba .......................................
97
E. Kisi-kisi Angket Respon Siswa .........................................
113
F. Angket Respon Siswa .......................................................
114
G. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ....................
116
H. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ...................................
117
Lampiran 2 Proses Penelitian A. RPP Kelas Kontrol ............................................................
119
B. RPP Kelas Eksperimen .....................................................
142
C. Handout .............................................................................
162
Lampiran 3 Pasca Penelitian A. Hasil Pretest ......................................................................
176
B. Hasil Posttest .....................................................................
179
C. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ......................
182
D. Uji Normalitas Data PretestKelas Eksperimen .................
184
E. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol .....................
186
F. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ..............
188
G. Uji Homogenitas Data Pretest ..........................................
190
H. Uji Homogenitas Data Posttest .........................................
191
I. Uji Hipotesis Data Pretest .................................................
192
J. Uji Hipotesis Data Posttest ...............................................
193
K. Perhitungan Nilai Rata-rata Jenjang Kognitif ...................
194
L. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar .............................
198
xiv
Lampiran 4 Surat-Surat Penelitian A. Surat Keterangan Penelitian ...............................................
199
B. Lembar Uji Referensi .........................................................
200
C. Daftar Riwayat Hidup .......................................................
209
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fisika merupakan bagian dari sains (IPA), dapat dikatakan bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.1 Fisika sangat erat sekali kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, seperti konsep momentum dan impuls. Konsep momentum dan impuls erat kaitannya dengan kehidupan seharihari, tapi masih banyak siswa yang tidak mengenalnya. Sebagai contoh peristiwa tabrakan, jika ditelurusi ada konsep momentum dan impuls yaitu tumbukan di balik peristiwa tabrakan tersebut. Selain itu dalam penggunaannya, istilah momentum dalam sehari-hari memiliki makna yang berbeda dengan istilah yang dipakai di fisika. Oleh karena itu, perlu sekali agar siswa dapat memahami momentum dan impuls. Pemahaman siswa mengenai konsep ini dapat dibentuk melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar melibatkan interaksi antara siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah ada.2 Interaksi antara guru dan siswa di dalam kelas hendaknya interaksi dua arah, guru ke siswa dan siswa ke guru. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat terwujud melalui penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa siswa lebih banyak diam dalam merespon informasi mengenai pelajaran yang guru sampaikan. Kebanyakan siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri saat guru menjelaskan materi di depan kelas. Jika materi kurang dipahami, mereka malu untuk bertanya. Hal ini sejalan dengan 1 2
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 137-138. Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
h. 149.
1
2
hasil observasi yang dilakukan, bahwa siswa cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung. Ini disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran oleh guru, model yang diterapkan tidak menggali kemampuan awal siswa, guru cenderung menganggap siswa sebagai objek pembelajaran. Kegiatan pembelajaran sebaiknya memberikan siswa kebebasan untuk belajar mandiri. Tidak semua materi pelajaran harus guru jelaskan di depan kelas, hendaknya
guru
memberi
kebebasan
kepada
siswa
untuk
menggali
kemampuannya sendiri. Siswa yang mencari pemahaman sendiri terhadap suatu hal, cenderung mengingatnya lebih lama. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang memicu siswa untuk aktif. Siswa yang aktif memberikan hasil belajar siswa yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya pemilihan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat menyebabkan siswa pasif yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hendaklah diterapkan model pembelajaran yang merangsang siswa untuk aktif. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa untuk dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.3 Pembelajaran ini bermaksud untuk mengaktifkan siswa di kelas, tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan di kelas. Learning start with a questions (LSQ) merupakan tipe dari pembelajaran aktif. LSQ ialah bagian dari pendekatan konstruktivisme, yaitu pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan konstruktivisme disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada siswa untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan 3
Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h. 106.
3
potensinya secara optimal. Model LSQ menjadi bagian dari pendekatan konstruktivisme mengajak siswa untuk memahami materi pelajaran secara mandiri terlebih dahulu, selanjutnya menanyakan bagian yang tidak dipahami kepada guru. Model LSQ adalah pembelajaran aktif yang berawal dari suatu pertanyaan. Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih dahulu. Selain itu, siswa dapat bertukar pikiran dengan temannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Model pembelajaran ini merupakan cara belajar aktif dengan membuat siswa bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari guru.4 Belajar aktif dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Jana Hackathorn, bahwa pembelajaran aktif membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kelas dengan menerapkan pembelajaran aktif memberikan hasil belajar yang lebih tinggi daripada metode pembelajaran lainnya, sedangkan pengajaran dengan metode konvensional (ceramah) memberikan hasil belajar paling rendah dari semua metode pembelajaran.5 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Saprina Eliza, bahwa strategi pembelajaran aktif tipe LSQ berpengaruh terhadap hasil belajar, sikap belajar dan keterampilan belajar siswa.6 Penggunaan model LSQ ini tentunya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika khususnya pada konsep momentum dan impuls sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bejudul “Pengaruh model Learning Start with a Question (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Impuls.
4
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj Sarjulu, et. al, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), h. 144 5 Jana Hackathorn, dkk, Learning by Doing: An Empirical Study of Active Teaching Techniques, The Journal of Effective Teaching, Vol. 11, No. 2, 2011, pp. 40. 6 Seprina Eliza, “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start with a Question (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”, Skripsi pada STKIP PGRI, Sumatra Barat, 2014,h. i , tidak diterbitkan.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan belajar di kelas yang cenderung tidak mengaktifkan siswa.
2.
Pemilihan model yang kurang tepat, sehingga siswa bersikap pasif.
3.
Interaksi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran cenderung satu arah.
4.
Hasil belajar fisika siswa masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Untuk mengoptimalkan hasil penelitian ini, maka permasalahan penelitian dibatasi sebagai berikut: 1.
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi hanya pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Rin W. Anderson dan David R. Krathwhol pada jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis).
2.
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model learning start with a questions (LSQ) menurut Melvin L. Silberman.
D. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Apakah model learning start with a questions (LSQ) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls?
2.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C1 sampai C4?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui pengaruh model learning start with a questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls.
5
2.
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C1 sampai C4.
F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi penulis, memberikan pengalaman penelitian dan wawasan pengetahuan tentang model learning start with a questions (LSQ).
2.
Bagi siswa, memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa khususnya pada konsep momentum dan impuls.
3.
Bagi guru, memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa khususnya pada konsep momentum dan impuls.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1.
Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.1Belajar juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku suatu organisasi sebagai akibat pengalaman.2Belajar adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuh atau karakteristik seseorang sejak lahir.3Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mengubah tingkah laku siswa sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan siswa dalam proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dan guru, lingkungan, sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa.4Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, agar terjadi proses belajar pada diri seseorang.5 Berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat
1
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2. 2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Erlangga, 2006), h. 2. 3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 16. 4 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 149. 5 Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h. 13.
6
7
menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.
2.
Komponen-komponen Pembelajaran
a.
Tujuan Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan
visi suatu lembaga pendidikan, dengan demikian tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu sendiri.6 b. Siswa Siswa adalah komponen penting dalam hal belajar mengajar. Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam proses pengembangan perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan.7 c.
Guru Dalam proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai koordinator saja,
tetapi tidak juga meniadakan peran guru sebagai pengajar. Namun lebih menyeimbangkan peran guru dan siswa, supaya tercipta suatu bentuk pembelajaran yang mengaktifkan kegiatan, baik oleh guru maupun siswa.8 d. Bahan Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Ada dua macam bahan pelajaran, yakni bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan pelajaran yang
6
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung: Kencana, 2008), h. 10. 7 Ibid., h. 9. 8 Hakiim, Op. cit,.h. 155.
8
dapat membuka wawasan seorang guru dan menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.9 e.
Media Media pembelajaran adalah segala bentuk perangsang dan alat yang
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar, dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran menjadi alat bantu bagi siswa agar memperoleh pengalaman belajar secara signifikan.10 f.
Penilaian Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.11
3.
Pendekatan Konstruktivisme Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad
ke-20. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak lahir sudah memiliki
kemampuan
untuk
mengkonstruksi
pengetahuannya
sendiri.
Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak akan menjadi pengetahuan yang bermakna, sedangkan pengetahuan yang diperoleh dari pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna, pengetahuan ini hanya diingat sementara.12 Belajar menurut teori konstruktivisme adalah kegiatan aktif siswa membangun sendiri pengetahuannya, mencari sendiri makna dari sesuatu yang sedang
mereka
pelajari.
Sehingga
memindahkan pengetahuan dari
proses
guru ke
mengajar
bukanlah
siswa, tetapi
kegiatan
kegiatan
yang
memungkinkan siswa belajar mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Guru
9
Syaiful B. Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 43. 10 Hanafiyah & Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2012), h. 59-60. 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), h. 22. 12 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), h. 123-124.
9
dalam hal ini berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa.13 Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.14Pendekatan konstruktivisme dalam belajar merupakan pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan konstruktivisme disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada siswa untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara optimal.15 Beberapa
karakteristik
pendekatan
konstruktivisme
dalam
proses
pembelajaran, yaitu:16 a.
Proses pembelajaran berpusat pada siswa.
b.
Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimiliki siswa.
c.
Berbagai pandangan yang berbeda dari siswa dihargai dan menjadi tradisi dalam proses pembelajaran.
d.
Siswa
didorong
untuk
menemukan
berbagai
kemungkinan
dan
mensintesiskan secara terintegrasi. e.
Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong siswa dalam proses pencarian yang lebih alami.
f.
Proses pembelajaran mendorong terjadinya koperatif dan kompetitif di kalangan siswa secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
g.
Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual. Ada beberapa prinsip pendekatan konstruktivisme yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam mengelola proses pembelajaran, yaitu siswa diberi masalah yang sesuai dengan kehidupannya, penstrukturan belajar pada konsep primer,
13
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 38. 14 Sanjaya, Op. cit., h. 127. 15 Hanafiyah, dkk., Op. cit., h. 62. 16 Ibid., h. 63-64.
10
menelaah dan menghargai pendapat siswa, kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan menilai belajar siswa dalam konteks mengajar.17 Ada lima elemen belajar yang konstruktivistik, yaitu:18 a. b. c. d. e.
Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge). Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge). Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge). Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut (reflecting knowledge).
4.
Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.19Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.20Belajar aktif merupakan sebuah
kesatuan
sumber
kumpulan
strategi-strategi
pembelajaran
yang
komprehensif. Belajar meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran.21 Dapat disimpulkan bahwa belajar aktif adalah menjadikan belajar sebagai ajang bagi siswa untuk membangun sendiri makna atau pengertian yang melibatkan potensi yang dimilikinya.
5.
Model Learning Start with a Questions (LSQ)
a.
Pengertian LSQ Model pembelajaran learning start with a questions (LSQ) adalah
pembelajaran aktif melalui bertanya. Proses mempelajari sesuatu lebih efektif jika siswa aktif, mencari pola daripada menerima saja. Salah satu cara menciptakan 17
Hakiim, Op. cit., h. 46. Ibid., h. 47. 19 Sanjaya, Op. cit., h. 126. 20 Siregar, dkk., Op. cit., h. 106. 21 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj Sarjulu, et. al, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), h. xxii. 18
11
pola belajar aktif adalah dengan merangsang siswa untuk bertanya tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru.22
b. Langkah-langkah LSQ Langkah-langkah pembelajaran aktif tipe LSQ menurut Melvin L. Silberman adalah sebagai berikut:23 1) Distribusikan kepada siswa sebuah handout yang berisi materi pelajaran. Handout bisa memuat grafik atau diagram yang menarik dan menggambarkan materi yang sedang dipelajari. Selain itu, teks terbuka juga pilihan yang baik, dengan harapan untuk menimbulkan rasa ingin tahu. 2) Siswa mempelajari handout secara individu, setelah itu menandai bagian yang belum dipahami. Selanjutnya bekerja sama dengan teman sebangku untuk menemukan penyelesaian bagian yang kurang dipahami. Menuliskan pertanyaan untuk bagian materi yang belum dipahami. 3) Guru menyampaikan pelajaran melalui jawaban pertanyaan yang diajukan siswa. Menurut Hisyam Zaini, dkk ada enam tahapan model LSQ, yaitu:24 1) Pilih bacaan yang sesuai, kemudian bagikan kepada siswa. 2) Perintahkan siswa untuk mempelajari bacaan sendiri atau dengan teman. 3) Siswa diminta untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak diapahami, anjurkan untuk memberi tanda sebanyak mungkin. 4) Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca. 5) Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis. 6) Sampaikan pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
22
Ibid., h. 144. Ibid., h. 144-145. 24 Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008), h. 44-45. 23
12
c.
Kelebihan dan Kekurangan LSQ Adapun kelebihan dari metode pembelajaran aktif tipe learning start with
a questions (LSQ)ini adalah sebagai berikut:25 1) Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru. 2) Siswa menjadi aktif bertanya. 3) Materi dapat diingat lebih lama. 4) Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa belajar untuk mengajukan pertanyaan. 5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok. 6) Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. 7) Dapat mengetahui mana siswa yang belajar dan yang tidak belajar. Selain kelebihan, juga ada kelemahan dari LSQ. Adapun kekurangan yang dimiliki model pembelajaran aktif tipe learning start with a questions (LSQ) adalah:26 1) Pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan kreatif dan vokal yang mampu mencakup kelas. 2) Guru harus mampu menjadi moderator dan fasilitator yang baik.
25
Suryo Budi S & Munoto, “Pengaruh Strategi Learning Starts with a Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar Simyal Audio di SMK Negeri 2 Surabaya”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 2, 2013, h. 431, tidak diterbitkan. 26 Elza Firanda R & Ani Widayati, “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Vol. X, 2012, h. 9, tidak diterbitkan.
13
6.
Hasil Belajar
a.
Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya.27 Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Ranah ini memiliki enam tingkatan, tingkatan kemampuan tersebut dari yang terendah adalah mengingat (remember), memahami
(understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate) dan mencipta (create).28 a)
Mengingat (remember) Mengingat diartikan sebagai mengeluarkan kembali (retrieve) pengetahuan
yang relevan dari ingatan jangka panjang (long-term memory). Mengingat terdiri dari dua macam, yaitu mengenali (recognize) dan menginga kembali (recall). Mengenali (recognize) adalah mengeluarkan kembali pengetahuan yang relevan dari long-term memory dengan tujuan membandingkan dengan informasi yang diberikan. Sedangkan mengingat kembali (recall) adalah mengeluarkan kembali pengetahuan yang relevan dari long-term memory saat diberi petunjuk, petunjuk seringkali berupa pertanyaan.29 b) Memahami (understand) Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu bahan
ajar.30
Kemampuan
memahami
terdiri
dari
menginterpretasikan,
memberikan contoh, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan (inferring), membandingkan dan menjelaskan (explaining).31 Ada tiga kategori pada jenjang kognitif C2 (memahami), yaitu pemahaman terjemahan 27
(terendah),
penafsiran
(kedua),
dan
ekstrapolasi
(tertinggi).
Sudjana, Op. cit., h. 22. Hakiim, Op. cit., h. 101. 29 Loc. cit. 30 Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga, 2002), h. 69. 31 Hakiim, Op. cit., h. 101-102. 28
14
Pemahaman terjemahan dalam artian memberikan arti yang sebenarnya. Sedangkan pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian-bagian yang terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Dan yang tertinggi pemahaman ekstrapolasi, yaitu kemampuan siswa untuk bisa melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalah yang ada.32 c)
Menerapkan (apply) Penerapan yang dimaksud adalah kemampuan menggunakan bahan ajar
yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret. Meliputi penerapan aturan, metode, konsep, prinsip, hukum dan teori-teori.33 d) Menganalisis (analyze) Analisis menuntutsuatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Meliputi identifikasi, analisis hubungan antara bagian-bagian, dan pengenalan terhadap prinsip-prinsip pengorganisasian unsur yang terkait.34 e)
Mengevaluasi (evaluate) Mengevaluasi artinya membuat penilaian berdasarkan suatu kriteria atau
standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, keefektifan, efisiensi dan konsistensi. Kemampuan mengevaluasi ini terdiri dari kemampuan mengecek dan mengkritik.35 f)
Mencipta (create) Mencipta artinya memadukan berbagai elemen untuk membentuk sesuatu
yang koheren atau berfungsi, mereorganisasi elemen-elemen ke dalam suatu pola atau
struktur
32
baru.
Kemampuan
Sudjana, Op. cit., h. 24. Zaini, dkk., Op. cit., h. 70. 34 Loc. cit. 35 Hakiim, Op. cit., h. 103. 33
mencipta
terdiri
dari
kemampuan
15
generating(menyusun hipotesis alternatif), merencanakan dan mendesain, memproduksi, membangun.36 2) Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interest, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Ada lima tingkatan pada ranah afektif, urutan dari yang paling sederhana adalah kemauan menerima (receiving), kemauan menanggapi (responding), berkeyakinan (valuing), penerapan karya (organisation) dan ketekunan dan ketelitian (characterization by a value complex).37 3) Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Ada tujuh tingkatan pada ranah psikomotorik, urutan dari yang paling sederhana adalah persepsi (perseption), kesiapan melakukan suatu kegiatan (set), mekanisme (mechanism), respons terbimbing (guided respons), kemahiran (complex overt respons), adaptasi (adaptation) dan originasi (origination).38
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi dua, yaitu faktor internal (dari dalam diri manusia) dan faktor eksternal (dari luar diri manusia). Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan psikologis. 1) Faktor Jasmaniyah Faktor kesehatan dan cacat tubuh termasuk ke dalam faktor jasmaniyah. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, akan menyebabkan cepat lelah, kurang semangat, dan lain lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar seseorang, untuk menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan tersebut hendaklah ia ditempatkan di lembaga pendidikan khusus atau menggunakan alat bantu.39 36
Loc. cit. Ibid., h. 103-104. 38 Ibid., h. 105. 39 Slameto, Op. cit., h. 54-55. 37
16
2) Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi motivasi, konsentrasi, reaksi (dalam kegiatan belajar diperlukan unsur fisik maupun mental), organisasi (menata atau menempatkan bagian-bagian pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian), pemahaman, dan ulangan (mengulang atau pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari untuk mengatasi kelupaan pada siswa).40 Adapun faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 1) Lingkungan Keluarga Pengaruh yang timbul dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.41 2) Lingkungan Sekolah Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, dan waktu sekolah.42 3) Lingkungan Masyarakat Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa, di antaranya kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.43
7.
Konsep Momentum dan Impuls
a.
Momentum dan Impuls Ukuran kecenderungan
benda
yang bergerak untuk
melanjutkan
gerakannya pada kelajuan konstan adalah hasil kali massa m dan kecepatan v, yang disebut momentum.44 Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut:45
40
Sardiman, Op. cit., h. 40-44. Slameto, Op. cit., h. 60. 42 Ibid., h. 64. 43 Ibid., h. 70. 44 Supiyanto, Fisika untuk SMA kelas IX, (Jakarta: Phibeta, 2007), h. 116. 45 Loc cit. 41
17
Keterangan: = momentum (kgms-1) = massa (kg) = kecepatan (ms-1) Sebuah mobil yang bergerak cepat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan dengan mobil yang bergerak lambat dengan massa yang sama, dan sebuah truk yang berat memiliki momentum yang lebih besar dibandingkan dengan dengan sebuah mobil kecil yang bergerak dengan kecepatan yang sama. Makin besar momentum yang dimiliki suatu benda, makin sulit benda tersebut untuk dihentikan dan semakin besar efek yang ditimbulkan jika dihentikan dengan tabrakan atau tumbukan.46 Impuls adalah hasil kali gaya yang bekerja pada benda dengan selang waktu yang sangat singkat.47 Secara matematis, dituliskan sebagai berikut:48
Keterangan: = impuls (Ns) = gaya (N) = selang waktu (s) Hubungan momentum dan impuls ditunjukkan oleh teorema impulsmomentum. Teorema impuls momentum berbunyi perubahan momentum partikel atau benda selama selang waktu tertentu sama dengan resultan gaya yang bekerja selama interval waktu tertentu.49
b. Hukum Konservatif Momentum Pernyataan umum hukum konservatif energi adalah “Momentum total dari sistem benda-benda yang terisolasi tetap konstan”. Sistem yang dimaksud adalah
46
Giancoli, Fisika Jilid 1 Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 214. Abdul Haris Humaidi dan Maksum, Fisika SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 130. 48 Supiyanto, Op cit., h.117. 49 Humaidi dan Maksum, Op cit., h. 130. 47
18
sekumpulan benda yang berinteraksi satu sama lain. Sistem terisolasi adalah suatu sistem dimana gaya yang bekerja hanya gaya di antara dua benda itu sendiri. Jika ada gaya luar (gaya yang diberikan benda dari luar sistem), maka momentum total tidak kekal. Secara matematis dapat ditulis:50
Keterangan: = massa benda 1 (kg) = massa benda 2 (kg) = kecepatan benda 1 (ms-1) = kecepatan benda 2 (ms-1) = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (ms-1) = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (ms-1)
c.
Tumbukan
1) Tumbukan Lenting Sempurna
Gambar 2.1 Tumbukan Lenting Sempurna51 Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi yang terkonservasi, sehingga berlaku hukum konservatif energi mekanik dan hukum konservatif momentum.52 Pada tumbukan lenting sempurna, kecepatan benda sebelum dan sesudah tumbukan sama besar, sehingga energi kinetiknya juga sama. Sehingga berlaku hukum konservatif energi kinetik (EK): EK1 + EK2 = EK’1 + EK’2
50
Giancoli, Op cit., h.217. Supiyanto, Op cit., h.121 52 Loc cit. 51
19
(
)
(
) (
Jika persamaan di atas dibagi dengan persamaan
)
(
),
didapatkan: ( (
) )
( (
) )
dari persamaan terakhir ini, didapatkan koefisien restitusi (e) tumbukan yang dinyatakan dengan:
Koefisien restitusi merupakan tingkat kelentingan suatu tumbukan yang dapat dinyatakan melalui sebuah nilai. Untuk tumbukan lenting sempurna
.
2) Tumbukan Lenting Sebagian
Gambar 2.2 Tumbukan lenting sebagian53 Ketika bola bergerak turun dari kedudukan semula sampai ke lantai berlaku hukum konservatif energi mekanik:54 EP awal + EK awal = EP akhir + EK akhir
√ 53
Ibid., h.122. Humaidi, dkk., Op cit., h. 141.
54
20
Keterangan: EP awal = energi potensial sebelum tumbukan (J) EK awal = energi kinetik sebelum tumbukan (J) EP akhir = energi potensial setelah tumbukan (J) EK akhir = energi kinetik setelah tumbukan (J) = percepatan gravitasi (ms-2) = ketinggian (m) Kelajuan pada persamaan di atas adalah kelajuan yang dimiliki bola pada saat menumbuk lantai. Untuk mencari kelajuan bola setelah menumbuk lantai (kelajuan pantulan bola), dapat menggunakan persamaan koefisien restitusi sebagai berikut:55
√ √ √ dengan
3) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Gambar 2.3 Tumbukan tidak lenting sama sekali56 55
Ibid., h. 141-142. Supiyanto, Op cit., h.122
56
21
Pada tumbukan ini, terjadi kehilangan energi kinetik terbesar sehingga hukum konservatif energi mekanik tentu saja tidak berlaku. Setelah tumbukan, kedua benda menyatu dan bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama.57 (
)
dengan
B. Kerangka Pikir Proses pembelajaran fisika di sekolah seharusnya berjalan secara optimal, tetapi praktek di lapangan berbeda dengan yang diharapkan. Hasil belajar siswa masih rendah, hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang masih jauh dari KKM. Strategi pembelajaran yang digunakan tidak melibatkan siswa secara aktif di dalam kelas, menjadi penyebab hasil belajar siswa rendah. Pemilihan strategi pembelajaran di lapangan tidak melibatkan siswa secara aktif di kelas. Guru cenderung menganggap siswa sebagai objek pembelajaran, tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri. Faktor lain yang menjadi penyebab hasil belajar siswa rendah adalah siswa kurang merespon materi yang diberikan guru.Siswa lebih banyak diam dalam merespon informasi mengenai materi pembelajaran selama proses kegiatan belajar mengajar. Siswa sibuk dengan aktifitasnya sendiri, sehingga siswa tidak memahami materi yang sedang dipelajari. Siswa cenderung diam dan malu untuk bertanya jika guru memberikan kesempatan bertanya atau memberi tanggapan mengenai materi yang sedang dipelajari. Masalah dalam pembelajaran fisika tersebut dapat diatasi dengan pemilihan strategi pembelajaran yang lebih tepat. Pemilihan strategi pembelajaran yang membuat siswa aktif, tidak hanya menerima pengetahuan keseluruhannya dari guru. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran aktif. Ada banyak tipe pembelajaran aktif, yang digunakan di sini adalah model learning start with a questions (LSQ). Diharapkan dengan menggunakan model LSQ ini, siswa bisa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan 57
Loc cit.
22
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls masih rendah dan siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung, kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan sedikit sekali siswa yang mau bertanya. Diharapkan pembelajaran dengan model LSQ memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada konsep momentum dan impuls. Alur kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini: Hasil Belajar Siswa Rendah
Siswa tidak Aktif Bertanya
Pembelajaran Learning Start with a Questions (LSQ)
Siswa Aktif Bertanya
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Gambar 2.4. Kerangka Pikir
C. Penelitian Relevan 1.
Seprina Eliza (2014) dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start with a Questions (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”. Berdasarkan dalam analisis tesdengan menggunakan uji t diperoleh thitung = 26,86 lebih besar dari ttabel = 2,08, berarti hipotesis diterima pada taraf nyata α = 0,05. Dari hasil analisis non tes diperoleh rata-rata sikap belajar siswa 3,01 dan keterampilan belajar siswa 2,94. Dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan strategi
23
pembelajaran aktif tipe learning start with a questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa kelas XI IIS SMAN 16 Padang, sikap belajar siswa sudah baik dan keterampilan belajar siswa sudah terampil.58 2.
Elza Firanda R dan Ani Widayati (2012) dengan judul “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan terhadap keaktifan siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata aspek keaktifan visual peserta lisan siswa pada siklus I 76,54% dan siklus II naik menjadi 86,42%. Rata-rata aspek keaktifan lisan siswa siklus I 87,65% dan siklus II naik menjadi 92,59%. Rata-rata aspek keaktifan menulis siswa pada siklus I 87,65% dan siklus II naik menjadi 97,53%. Jadi rata-rata keaktifan siswa ketiga aspek tersebut pada siklus I 77,78% dan pada siklus II naik menjadi 92,18%, dengan peningkatan 14,4%. Sehingga indikator keberhasilan pada keaktifan siswa kelas XI IS 1 telah tercapai.59
3.
Febrianda (2012) dengan judul “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”. Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t didapatkan bahwa hasil belajar siswa dengan metode LSQ lebih baik daripada hasil belajar metematika siswa pada kelas dengan metode konvensional. Dilihat dari segi ketuntasan siswa secara individu, pada kelas eksperimen terdapat 60 % siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 24 siswa sedangkan pada kelas kontrol hanya 55 % yaitu 22 siswa, dengan KKM 70.60
4.
Ana Supriana (2013) dengan judul “Penerapan Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
58
Seprina Eliza, “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start with a Questions (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”, Skripsi pada STKIP PGRI, Sumatra Barat, 2014,h. i , tidak diterbitkan. 59 Elza Firanda R & Ani Widayati, Op. cit., h. 1. 60 Febrianda Yenni S, “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, 2012, h. 73-74.
24
pembelajaran sejarah dengan menerapkan metode learning start with a questions, mampu meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan siswa dalam mengemukakan pendapat, dari hasil observasi, keaktifan siswa yang diindikasikan telah mamiliki kemampuan menemukakan pendapat yang baik serta respon siswa yang pada umumnya menunjukkan ketertarikan dan menyenangi pembelajaran sejarah dengan metode LSQ.61 5.
Zahrotun Sholihah (2012) dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan empat tahap, yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan,
observasi,
dan
refleksi.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif metode LSQ dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa.62 6.
Siti Azizah (2013) dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa
Melalui
Strategi
Pembelajaran
Aktif
Pengajuan
Pertanyaan”. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif pengajuan pertanyaan meningkat. Aktivitas belajar siswa meningkat dari 48,29% pada siklus pertama menjadi 70,45% di siklus kedua. Pembelajaran aktif pengajuan pertanyaan juga meningkatkan pemahaman konsep siswa, dengan rata-rata 56,92 pada siklus pertama dan meningkat menjadi 74,32 pada siklus kedua.63
61
Ana Supriana, “Penerapan Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, h. i, tidak diterbitkan. 62 Zahrotun Solihah, “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012, h. vi, tidak diterbitkan. 63 Siti Azizah, “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013, h. i, tidak diterbitkan.
25
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 :
Tidak terdapat pengaruh pada hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan model learning start with a questions (LSQ) pada konsep momentum dan impuls
Ha :
Terdapat pengaruh pada hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan model learning start with a questions (LSQ) pada konsep momentum dan impuls
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Februari 2016 di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperiment atau eksperimen semu. Desain penelitian yang digunakan Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:1 Tabel 3.1 Pretest and Posttest Control Group Design Kelompok Eksperimen Kontrol
Tes Awal O1 O1
Perlakuan (X) X1 X2
Tes Akhir O2 O2
Keterangan: O1
: Tes hasil belajar yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai, diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)
X1
: Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang menggunakan model LSQ
X2
: Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan menggunakan model konvensional
O2
: Tes hasil belajar yang diberikan setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan kepada kedua kelompok
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 79.
26
27
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 11 Tangerang Selatan tahun ajaran 2015-2016. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diambil 2 (dua) kelas dari 4 (empat) kelas yang ada. Kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.4
D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat: Variabel Bebas (X) : Pembelajaran learning start with a questions (LSQ) Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar siswa
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data-data empiris yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dengan instrumen berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda dan nontes berupa lembar observasi dan angket.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian diartikan sebagai alat ukur dalam penelitian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan nontes.
2
Iskandar, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ciputat Mega Mall, 2013), h. 69. Ibid., h. 70. 4 Sugiyono, Op cit., h. 85. 3
28
1.
Instrumen Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
Aspek kognitif yang diukur hanya pada aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (mengaplikasikan). Tes diberikan sebelum (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Ranah Penilaian C2 C3 C4 Menjelaskan konsep momentum 5*,6*, dan impuls 1*,2*, 7*,8, 3*,4 9*, 10* Memformulasikan persamaan 11*, momentum dan impuls 12,13, 14* Menganalisis hubungan antara 15, 19*, 17, momentum dan impuls 16* 20 18* Menjelaskan hukum konservatif 21 22* momentum Menerapkan hukum konservatif 23*, 25*, momentum untuk sistem tanpa 24 26* gaya luar Menganalisis tumbukan lenting 27* 28 29 30* sempurna Menganalisis tumbukan lenting 33*, 35, 31* 32 sebagian 34* 36* Menganalisis tumbukan tidak 37 38* 39 40* lenting sama sekali Total 8 12 12 8 Persentase 20% 30% 30% 20% *Soal yang valid (25 soal) Indikator RPP
2.
C1
Jumlah
10
4 6 2 4 4 6 4 40 100%
Instrumen Nontes Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
respon siswa dan lembar observasi aktivitas siswa. Angket respon siswa ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Learning Start with a Questions (LSQ) pada konsep momentum dan impuls. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert yang berbentuk rating-scale, dimana siswa menjawab
29
pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Kisi-kisi dalam angket ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa No. 1. 2. 3.
Indikator Minat siswa terhadap pembelajaran fisika Isi handout momentum dan impuls Pembelajaran dengan model LSQ Jumlah
Butir Pernyataan Positif (+)
Butir Pernyataan Negatif (-)
Jumlah
1
2
2
3
4
2
6,7,10,11,12,15
5,8,9,13,14
11
8
7
15
Lembar angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran 1F. Lembar observasi dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Learning Start with a Questions (LSQ) pada konsep momentum dan impuls. Kisi-kisi lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa No. Indikator Aktivitas Siswa Mempelajari handout 1. 2. Membuat pertanyaan 3. Mengajukan pertanyaan Jumlah
Pernyataan 3 1 2 6
Lembar observasi aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran 1H.
G. Kalibrasi Instrumen Sebuah instrumen penelitian yang akan digunakan harus memenuhi kriteria kelayakan, untuk itu harus dilakukan kalibrasi instrumen terlebih dahulu. Kalibrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan daya pembeda.
30
1.
Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan.5 Artinya, instrumen yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity). Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji statistik, yaitu teknik korelasi Pearson Product Moment. Rumus yang digunakan adalah:6 ( √[
(
) ][
)(
) (
) ]
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = skor tiap butir soal Y = skor total butir soal N = jumlah siswa Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai ttabel pada signifikansi 5% (α = 0,05). Kaidah keputusannya:7 Tabel 3.5 Klasifikasi Validitas Butir Soal Rentang Nilai Validitas 0,00 < rxy 0,200 0,200 < rxy ≤ 0,400 0,400 < rxy ≤ 0,600 0,600 < rxy ≤ 0,800 0,800 < rxy ≤ 1,00
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 73. 6
Ibid., h. 87. Ibid., h. 89.
7
Kriteria Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
31
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Statistik Jumlah Soal Jumlah Siswa Nomor Soal Yang Valid
Jumlah Soal Yang Valid Persentase Soal Yang Valid
Butir Soal 40 31 1,2,3,5,6,7,9,10,11,14,16, 18,19,22,23,25,26,27,30, 31,33,34,36,38,40 25 62,5%
Pengolahan data uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C. 2.
Reliabilitas Reliabilitas soal adalah ukuran yang menyatakan tingkat kekonsistenan
suatu soal tes.8 Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas mengandung tiga makna, yaitu tidak berubah-ubah (stabilitas), konsisten dan dapat diandalkan. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan rumus KR-20, yaitu:9 2 k s pq r11 s2 k 1
Keterangan:
r11
: koefisien reliabilitas internal seluruh item
p q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
Σ pq
: jumlah hasil perkalian p dan q
k
: banyaknya item
s
: standar deviasi dari tes
: proporsi subjek yang menjawab item salah q 1 p
8
Asep Jihad & Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012), h. 180. 9 Suharsimi, Op cit., h. 115.
32
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada Tabel 3.7 sebagai berikut:10 Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi r11 0,20 0,20 r11 0,40 0,40 r11 0,70 0,70 r11 0,90 0,90 r11 1,00
Kriteria Reliabilitas Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah 0,66. Nilai ini termasuk kategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam penelitian. Pengolahan data uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C.
3.
Tingkat Kesukaran (P) Analisis taraf kesukaran (P) adalah mengkaji soal-soal tes ditinjau dari
tingkat
kesulitannya
(mudah-sedang-sukar).
Taraf
kesukaran
suatu
soal
dinyatakan dengan indeks taraf kesukaran, yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus mencari P adalah:11
P
B JS
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
10 11
Jihad & Abdul Haris, Op cit., h. 181. Suharsimi, Op cit., h. 223.
33
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh digunakan Tabel 3.8 sebagai berikut:12 Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran 0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Kriteria Tingkat Kesukaran Sukar Sedang Mudah
Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kriteria Soal Mudah Sedang Sukar Jumlah
Butir Soal Jumlah Soal 7 24 9 40
Persentase 17,5% 60% 22,5% 100%
Pengolahan data uji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C.
4.
Daya Pembeda (DP) Daya pembeda (DP) atau indeks diskriminasi adalah kemampuan suatu
butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:13
DP
B A BB JA JB
Keterangan: DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
12
Ibid., h. 225. Ibid., h. 228.
13
34
J A = Jumlah siswa kelompok atas J B = Jumlah siswa kelompok bawah Setelah
indeks
daya
pembeda
diketahui,
maka
nilai
tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3.10 sebagai berikut:14 Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda 0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00
Kriteria Daya Pembeda Jelek Cukup Baik Baik sekali
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Butir Soal Jumlah Soal Persentase Sangat Jelek Jelek 6 15% Cukup 16 40% Baik 10 25% Sangat Baik 8 20% Jumlah 40 100% Pengolahan data daya beda instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C. Kriteria Soal
H. Teknis Analisis Data Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah:
14
Ibid., h. 232.
35
1. Uji Normalitas Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data adalah mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah ujiLilieforsdengan langkah-langkah sebagai berikut:15 1) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang terbesar. 2) Menentukan nilai Z, dari tiap-tiap data dengan rumus
Keterangan: Zi = Skor Baku x = Nilai rata-rata xi = Skor data ke-i s
= Simpangan Baku
3) Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan Z tabel, dan disebut dengan F(Zi). Jika: Zi> 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel Zi< 0, maka F(Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel) 4) Menghitung proporsi Z1, Z2, ...Zn yang lebih atau sama dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka: ( ) 5) Menghitung selisih F(Zi) - S(Zi), kemudian tentukan harga mutlakny |F(Zi) S(Zi)| 6) Mengambil nilai terbesar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini disebut L0 L0 = nilai |F(Zi) - S(Zi)| terbesar 7) Membandingkan nilai L0 dengan Tabel Nilai kritis L 8) Menarik kesimpulan: Jika: L0< Lt : Data terdistribusi normal 15
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Ufuk Press, 2012), h. 131-132.
36
L0> Lt : Data tidak terdistribusi normal
2.
Uji Homogenitas Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji
kehomogenitasannya. Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai variasi yang sama. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji Fisher, yaitu:16
Keterangan: F = uji Fisher S1² = variansi terbesar S2² = variansi terkecil Kriteria pengujian uji Fisher adalah sebagai berikut: Fhitung< Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang homogen Fhitung> Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang heterogen
3.
Uji Hipotesis Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan : a.
Normal dan Homogen Untuk data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis
digunakan statistik parametrik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:17
t
x1 x2 1 1 Sg n1 n2
16
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2011), h.
17
Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239.
119.
37
dengan :
Sg
n1 1S12 n2 1S2 2 n1 n2 2
Keterangan: x1 = rata-rata skor kelompok eksperimen x2 = rata-rata skor kelompok kontrol S g = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol) S12 = varians kelompok eksperimen S2 2 = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: 1) Mengajukan hipotesis, yaitu: a)
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Ho : X = Y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X ≠Y Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. b) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest Ho : X = Y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Ha : X = Y Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 2) Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t 3) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)
38
4) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05 5) Menguji hipotesis Jika –ttabel < thitung< ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
b. Normal dan Tidak Homogen Menurut Sudjana, untuk menguji hipotesis digunakan statistik t’ sebagai berikut:18
t'
X1 X 2 s12 s 22 n1 n2
Keterangan: X 1 : rata-rata skor kelompok eksperimen X2
: rata-rata skor kelompok kontrol
s12
: standar deviasi kelompok eksperimen
s22 : standar deviasi kelompok kontrol n1
: jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2
: jumlah anggota sampel kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah, terima hipotesis H 0 jika:
–NKt’< t’
w1t1 w2t 2 w t w2t 2 t' 1 1 w1 w2 w1 w2
t 1 12 n
w1 s12 / n1 ; w2 s22 / n2
t1 t 1 12 n1 1
dengan:
t2
2
1
Untuk harga t’ lainnya, H 0 ditolak.
18
Ibid., h. 241.
39
c.
Data Tidak Terdistribusi Normal Untuk data tidak terdistribusi normal, pengujian hipotesis menggunakan
uji Mann-Whitney dengan persamaan sebagai berikut:19 (
)
(
)
(
)
(
)
Keterangan: Ux = Jumlah peringkat 1 Uy = Jumlah peringkat 2 nx = Jumlah sampel 1 ny = jumlah sampel 2 ΣRx= Jumlah rangking pada sampel 1 ΣRy= Jumlah rangking pada sampel 2
4.
Normal Gain Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:20
N gain
skor posttest skor pretest skor ideal skor pretest
Tabel 3.12 Hasil Uji N-Gain Instrumen Tes
19
Nilai N – gain
Kategori
< 0,30
Rendah
0,30 < g < 0,70
Sedang
>0,70
Tinggi
Kadir, Op cit., h. 274. Yanti Herlanti, “Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”, Science Education Research, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.71. 20
40
5.
Analisis Data Nontes Instrumen nontes pada penelitian ini berupa angket respon siswa dan
lembar observasi aktivitas siswa. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik analisis data dari kedua instrumen nontes tersebut. a.
Angket Respon Siswa Angket respon siswa diberikan setelah pembelajaran menggunakan model
Learning Start with a Questions (LSQ) dilaksanakan. Angket ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert dengan pernyataan positif dan negatif. Adapun kriteria penskoran untuk pernyataan positif dan negatif dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut:21 Tabel 3.13 Skor Angket Respon Siswa Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Cukup (C) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Pernyataan Positif Negatif 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
Selanjutnya data hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus berikut:
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar observasi dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Learning Start with a Questions (LSQ). Observer menilai siswa dalam suatu lembar observasi dengan metode check-list sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan. 21
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 17.
41
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dalam bentuk persentase. Berikut cara untuk menentukan angka persentase:
Kemudian persentase yang diperoleh baik angket maupun lembar observasi aktivitas siswa, dikategorikan sesuai interpretasi pada Tabel 3.14 berikut:22 Tabel 3.14 Kriteria Penilaian Persentase 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60 % 21% - 40% 0% - 20 %
Kriteria Sangat Kuat Kuat Cukup Lemah Sangat Lemah
I. Hipotesis Statistik Untuk hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 :
E
=
K
H1 :
E>
K
Keterangan: H0
= Tidak terdapat pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa
H1
= Terdapat pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa
E
= Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model LSQ
K
= Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang belajar secara konvensional
22
Ibid., h. 18.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum dari data yang diperoleh selama penelitian. Data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas elsperimen, serta hasil angket dan observasi dari kelas eksperimen. 1.
Hasil Pretest Perolehan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada penelitian
ini disajikan dalam Gambar 4.1 berikut: 17
18 16 Jumlah Siswa
14 12
11
10
8
8
Kontrol
6
6
4
4
2
1
2
Eksperimen
4 2 0
1
0
0 12-17
18-23
24-29
30-35
36-41
42-47
Rentang Nilai
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pengolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 3A. Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa hasil pretest kelas kontrol secara keseluruhan berada pada rentang nilai 12-47, sedangkan kelas eksperimen berada pada rentang nilai 12-41. Pada grafik, terlihat perbedaan hasil pretest pada beberapa rentang nilai, antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada rentang nilai 12-17 dan 24-29 terlihat bahwa jumlah siswa di kelas eksperimen yang
42
43
mendapatkan nilai pada rentang-rentang tersebut lebih banyak daripada kelas kontrol. Sementara ntuk rentang nilai 18-23 dan 36-41, terlihat bahwa jumlah siswa di kelas kontrol yang mendapatkan nilai pada rentang-rentang nilai tersebut lebih banyak daripada kelas eksperimen. Namun, perbedaan yang sangat signifikan terlihat pada rentang nilai 12-17, dimana siswa kelas eksperimen yang mendapatkan nilai pada rentang ini sebanyak 17 orang, sedangkan kelas kontrol sebanyak 11 orang. Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Modus Median Standar Deviasi
Kelas Kontrol 12 44 22,7 12 20 9,86
Kelas Eksperimen 12 40 18,7 12 16 8,22
Pengolahan data untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 3A. Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen sama yaitu 12. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol sebesar 44, sedangkan kelas eksperimen adalah 40. Untuk nilai rata-rata, kelas kontrol memiliki nilai lebih tinggi (22,7) dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen (18,7). Nilai yang sering muncul (modus) di kelas kontrol dan eksperimen sama yaitu 12. Nilai tengah (median) yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 20, sementara kelas eksperimen sebesar 16. Standar deviasi yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan adalah 9,86 untuk kelas kontrol dan 8,22 untuk kelas eksperimen. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil pretest, kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen dengan selisih 1,64.
44
2.
Hasil Posttest Perolehan hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
penelitian ini disajikan dalam Gambar 4.2 berikut: 12 12 9
10 Jumlah Siswa
8 7
8 6
7
5
Kontrol
4
Eksperimen
3
4
1
2 0
0
0
36-44
45-53
54-62
0 63-71
72-80
81-89
Rentang Nilai
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pengolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi hasil posttest dapat dilihat pada lampiran 3B. Berdasarkan Gambar 4.2, terlihat bahwa hasil postest kelas kontrol secara keseluruhan berada pada rentang 36-89, sedangkan kelas eksperimen berada pada rentang 63-89. Pada grafik, terlihat beberapa perbedaan hasil postest pada beberapa rentang nilai tertentu antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada rentang nilai 36-44, 45-53, dan 54-62, terlihat bahwa jumlah siswa di kelas kontrol yang mendapatkan nilai pada rentang-rentang tersebut lebih banyak dibandingkan kelas eksperimen. Sementara untuk rentang nilai 63-71, 72-80, dan 81-89, terlihat bahwa jumlah siswa di kelas eksperimen yang mendapatkan nilai pada rentang-entang nilai tersebut lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Namun, perbedaan yang cukup signifikan terlihat pada rentang nilai 72-80, dimana siswa kelas eksperimen yang mendapatkan nilai pada rentang ini sebanyak 12 orang, sedangkan kelas kontrol sebanyak 4 orang.
45
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data hasil posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Modus Median Standar Deviasi
Kelas Kontrol 36 84 59,7 60, 68 60 12,02
Kelas Eksperimen 64 88 74,7 72 72 7,70
Pengolahan data untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest dapat dilihat pada lampiran 3B. Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol adalah 36, sedangkan kelas eksperimen adalah 64. Nilai tertinggi pada kelas kontrol sebesar 84, sementara kelas eksperimen sebesar 88. Untuk nilai ratarata, kelas eksperimen memiliki nilai lebih tinggi (74,7) dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol (59,7). Nilai yang sering muncul (modus) di kelas kontrol adalah 60 dan 68, sedangkan pada kelas eksperimen adalah 72. Nilai tengah (median) yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 60, sementara kelas eksperimen sebesar 72. Standar deviasi yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan adalah 12,02 untuk kelas kontrol dan 7,70 untuk kelas eksperimen.
3.
Rekapitulasi Hasil Belajar
a.
Data Hasil Pretest dan Posttest Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut:
46
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Modus Median Standar Deviasi
Kelas Kontrol Pretest Posttest 12 36 44 84 22,7 59,7 12 60, 68 20 60 9,86 12,02
Kelas Eksperimen Pretest Posttest 12 64 40 88 18,7 74,7 12 72 16 72 8,22 7,70
Pengolahan data untuk menentukan tabel rekapitulasi data hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3A dan 3B. Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest kelas kontrol (22,7) lebih tinggi daripada kelas eksperimen (18,7). Sementara nilai ratarata (mean) posttest kelas eksperimen (74,7) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (59,7). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai kelas kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diberikan perlakukan yang berbeda. Nilai rata-rata kelas kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional
mengalami
peningkatan dengan selisih
nilai
pretest
dan
posttestsebesar 37, sedangkan selisih nilai rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model Learning Start with a Questions (LSQ) sebesar 56. Hasil ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model LSQ memiliki peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional.
b. Kemampuan Kognitif Siswa Kemampuan kognitif siswa pada konsep momentum dan impuls untuk setiap jenjangnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
47
96%
120%
82% 83%
100%
Posttest Kontrol 33%
Posttest Eksperimen
C3
17%
C2
9%
17%
25%
28% 15%
20%
Pretest Kontrol Pretest Eksperimen
39%
40%
61%
66% 58%
66% 60%
19%
Persentase
80%
0% C1
C4
Jenjang Kognitif
Gambar 4.3 Grafik Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa untuk jenjang kognitif di kelas kontrol maupun eksperimen mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pretest, persentase siswa di kelas kontrol yang menjawab dengan benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 19%, C2 (memahami) sebesar 28%, C3 (menerapkan) sebesar 25%, dan C4 (menganalisis) sebesar 17%. Pada saat postest, persentase siswa di kelas kontrol yang menjawab dengan benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 66%, C2 (memahami) sebesar 58%, C3 (menerapkan) sebesar 82%, dan C4 (menganalisis) sebesar 33%. Adapun hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab dengan benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 39%, C2 (memahami) sebesar 15%, C3 (menerapkan) sebesar 17%, dan C4 (menganalisis) sebesar 9%. Pada saat posttest, persentase siswa di kelas
48
eksperimen yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 96%, C2 (memahami) sebesar 66%, C3 (menerapkan) sebesar 83%, dan C4 (menganalisis) sebesar 61%. Untuk melihat peningkatan pada setiap jenjang kognitif digunakan rumus normal gain menurut Meltzer. Adapun peningkatan jenjang kognitif untuk kedua
0,66
kelas dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
0,40
0,52
0,57
0,30
Kelas Kontrol
0,30 0,16
N-Gain
0,50
0,47
0,60
0,51
0,57
0,70
0,20
Kelas Eksperimen
0,10 0,00 C1
C2
C3
C4
Jenjang Kognitif
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan Gambar 4.4, terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 (mengingat) meningkat sebesar 0,47 (sedang), C2 (memahami) meningkat sebesar 0,30 (sedang), C3 (menerapkan) meningkat sebesar 0,57 (sedang), dan C4 (menganalisis) meningkat sebesar 0,16 (rendah). Adapun peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen, yaitu jenjang kognitif C1 (mengingat) meningkat sebesar 0,57 (sedang), C2 (memahami) meningkat sebesar 0,51 (sedang), C3 (menerapkan) meningkat sebesar 0,66 (sedang), dan C4 (menganalisis) meningkat sebesar 0,52 (sedang). Jika dilihat dari segi peningkatan
49
hasil belajarnya, hasil belajar di kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol pada kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), maupun menganalisis (C4).
4.
Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap hasil pretest dan postest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan uji Lilifors. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest Statistik Nilai Lhitung Nilai Lhitung Keputusan
Kelas Kontrol 0,661 Data tidak terdistribusi normal
Posttest
Kelas Kelas Eksperimen Kontrol 2,271 0,989 0,161 Data Data tidak terdistribusi terdistribusi normal normal
Kelas Eksperimen 1,724 Data terdistribusi normal
Pengolahan uji normalitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3C sampai 3F. Nilai Ltabel diperoleh dari tabel Lilifors pada taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan uji normalitas diambil berdasarkan pada ketentuan kriteria pengujian Lilifors, yaitu jika Lhitung< Ltabel maka data dinyatakan terdistribusi normal, namun jika Lhitung> Ltabel maka data dinyatakan tidak terdistribusi normal. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Lhitung data pretest kelas kontrol sebesar 0,661 dan kelas eksperimen sebesar 2,271. Sementara, untuk nilai Lhitung data posttest, kelas kontrol memperoleh nilai sebesar 0,989, sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai sebesar 1,724. Nilai Lhitung data pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen lebih besar daripada Ltabel.
50
Artinya, dapat diambil kesimpulan bahwa data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen tidak terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji homogenitas kedua data digunakan uji Fisher. Hasil perhitungan uji Fisher dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest
Statistik Nilai Varian Fhitung Ftabel Keputusan
Posttest Kelas Kelas Kelas Eksperimen Kontrol Eksperimen 67,6 144,5 59,3 1,44 2,44 1,84 Kedua data homogen Kedua data tidak homogen
Kelas Kontrol 97,2
Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 3G dan 3H. Nilai Ftabel diperoleh dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%. Pengambilan keputusan uji homogenitas diambil berdasarkan pada ketentuan kriteria pebgujian, yaitu jika Fhitung < Ftabel maka kedua kelas dinyatakan memiliki varians yang sama, namun jika Fhitung > Ftabel, maka kedua kelas dinyatakan tidak memiliki varians yang sama. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Fhitung data pretest (1,44) lebih kecil dari Ftabel (1,84), sedangkan Fhitung data posttest (2,44) lebih besar dari Ftabel (1,84). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas kontrol memiliki varians yang sama pada saat pretest dan tidak memiliki varians yang sama pada saat posttest.
5.
Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa terdapat data
yang tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan
51
dengan mengunakan uji nonparametrik Mann Whitney menggunakan software SPSS 20. Hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 47 di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U
299,500
Wilcoxon W
705,500
Z
-1,559
Asymp. Sig. (2-tailed)
,119
a. Grouping Variable: kelas
Tabel 4.7 Hasil perhitungan Uji Hipotesis Posttest a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U
113,000
Wilcoxon W
519,000
Z
-4,604
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000
a. Grouping Variable: kelas
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pretest Statistik Sig. (2-tailed) Taraf Sig (α) Keputusan
Kelas Kontrol 0,119
Posttest
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol 0,000
Kelas Eksperimen
0,05 H1 ditolak
H1 diterima
Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran 3I dan 3J. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya H0 adalah dengan melihat nilai pada kolom Sig. (2-tailed). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%. Pengambilan keputusan hipotesis diambil berdasarkan pada kriteria pengujian, yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka dinyatakan H0 ditolak dan H1 diterima.
52
Namun, Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) hasil pretest (0,119) lebih besar dibandingkan nilai taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara hasil pretest di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk hasil posttest, nilai Sig. (2-tailed) (0,00) lebih kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis aternatif (H1) diterima. Dengan diterimanya hipotesis alternatif (H1), dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls.
6.
Hasil Analisis Data Angket Hasil perhitungan angket respon siswa terhadap pembeljaran dengan
menggunakan model LSQ dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Model Pembelajaran LSQ No. 1. 2. 3.
Indikator Angket Minat siswa terhadap pembelajaran fisika Isi handout momentum dan impuls Pembelajaran dengan model LSQ Rata-rata
Persentase 78% 78% 72% 76%
Kategori Baik Baik Baik Baik
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa indikator mminat siswa terhadap pembelajaran fisika memperoleh persentase sebesar 78% (baik). Selanjutnya, mengenai isi handout momentum dan impuls memperoleh persentase 78% (baik). Kemudian dalam hal pembelajaran dengan model LSQ memperoleh persentase sebesar 72% (baik). Secara keseluruhan persentase respon siswa terhadap model LSQ berada pada kategori baik dengan persentase rata-rata 76%.
7.
Hasil Analisis Data Lembar Observasi Hasil perhitungan lembar observasi aktivitas siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan model LSQ dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
53
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa No. 1. 2. 3.
Indikator Lembar Observasi Mempelajari handout Membuat pertanyaan Mengajukan pertanyaan Rata-rata
Persentase 78% 72% 68% 73%
Kesimpulan Baik Baik Baik Baik
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa indikator mempelajari handout memperoleh persentase sebesar 78% (baik). Selanjutnya, dalam membuat pertanyaan memperoleh persentase 72% (baik). Kemudian dalam mengajukan pertanyaan memperoleh persentase sebesar 68% (baik). Secara keseluruhan persentase observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model LSQ berada pada kategori baik dengan persentase rata-rata 73%.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest, diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Artinya, nilai Sig. (2-tailed) < nilai taraf signifikansi, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls. Kemampuan kognitif yang diukur dalam hasil belajar berhubungan dengan prilaku berpikir, mengetahui, dan pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, kemampuan kognitif yang diukur kemampuan kognitif C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Jika ditinjau berdasarkan nilai rata-rata (mean) posttest, kelas eksperimen memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih nilai sebesar 15,0. Pencapaian hasil belajar ini dikarenakan siswa di kelas eksperimen lebih siap untuk memulai pelajaran karena terlebih dahulu disuruh belajar sehingga memiliki sedikit gambaran, ditambah lagi dengan aktifnya siswa bertanya, sehingga materi diingat lebih lama. Hal ini didukung pula dengan hasil angket respon siswa yang memperoleh rata-rata sebesar 76% atau berada pada kategori baik.
54
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa model LSQ mampu memberikan hasil yang lebih baik. Pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan pada setiap jenjang kognitif, terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Keunggulan ini karena siswa memahami sendiri materi yang sedang dipelajari, tidak hanya menerima penjelasan dari guru secara langsung. Pada jenjang kognitif C1 (mengingat), kelas eksperimen memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan siswa aktif membaca handout yang memaparkan materi momentum dan impuls, dan menandai bagian yang kurang dipahami untuk dibahas bersama temen sebangku. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahrotun Sholihah (2012) yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions” menunjukkan bahwa metode LSQ dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.1 Model LSQ juga memberikan pengaruh hasil belajar pada jenjang kognitif C2 (memahami). Hasil belajar ini dikarenakan handout menyajikan materi beserta gambar, sehingga siswa lebih mudah memahami materi daripada hanya mendengarkan penjelasan guru. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Azizah (2013) yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan” menunjukkan bahwa model LSQ meningkatkan pemahaman konsep siswa.2 Selain hasil belajar pada jenjang C1 (mengingat) dan C2 (memahami), model LSQ juga mempengaruhi hasil belajar pada jenjang C3 (mengaplikasikan). Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar, walaupun pembelajaran dengan model LSQ meningkatkan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C3, namun selisih persentase peningkatan yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas 1
Zahrotun Solihah, “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012, h. iv, tidak diterbitkan. 2 Siti Azizah, “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013, h. i, tidak diterbitkan.
55
kontrol hanya 1%. Hal ini karena jenjang kognitif C3 (menerapkan) adalah menerapkan rumus-rumus fisika yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah yang belum rumit seperti jenjang kognitif C4 yang sifatnya menganalisis. Pada jenjang kognitif C4 (menganalisis), hasil belajar siswa mengalami peningkatan seperti halnya C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (mengaplikasikan). Pencapaian ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C4 di kelas eksperimen yang memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 28%. Selain melihat nilai rata-rata siswa pada setiap jenjang kognitif di kelas kontrol dan kelas eksperimen, pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls juga dapat dilihat pada peningkatan hasil postest siswa. Pada kelas kontrol, peningkatan hasil belajar tertinggi ada pada jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan), dengan peningkatan sebesar 57% (sedang). Sama halnya dengan kelas eksperimen, peningkatan hasil belajar tertinggi ada pada jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan), dengan peningkatan sebesar 66% (sedang). Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar terendah ada pada jenjang kognitif C4 (menganalisis) untuk kelas kontrol, dengan peningkatan sebesar 16% (rendah). Pada kelas eksperimen, peningkatan hasil belajar terendah ada pada jenjang kognitif C2 (memahami), dengan peningkatan sebesar 52% (sedang). Sebagaimana disebutkan sebelumnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar tertinggi ada pada jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan) untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena siswa senang menengerjakan perhitungan, tetapi tidak memahami masalah. Jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan) artinya menggunakan suatu prosedur dalam suatu situasi tertentu, yang meliputi kemampuan melakukan yaitu menerapkan suatu prosedur dalam tugas-tugas yang sudah dikenali dan mengimplementasikan yaitu menggunakan suatu prosedur dalam tugas-tugas yang belum diketahui.3 Dalam hal ini, sebagian besar kemampuan kognitif C3 3
h. 102.
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
56
(mengaplikasikan) yang dituntut adalah menerapkan prosedur dalam hal-hal yang sudah dikenali sebelumnya. Oleh karena itu, peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini menunjukkan jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan) yang tertinggi, untuk kelas kontrol maupun eksperimen. Selanjutnya, peningkatan hasil belajar terendah pada kelas kontrol ada pada jenjang kognitif C4 (menganalisis). Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa C4 (menganalisis) merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kemampuan kognitif sebelumya, yaitu C1 (mengetahui), C2 (memahami), dan C3 (mengaplikasikan).4 Berbeda dengan kelas eksperimen, menunjukkan bahwa hasil belajar terendah ada pada jenjang kognitif C2 (memahami). Pada kelas eksperimen, hasil belajar pada jenjang kognitif C4 (menganalisis) lebih tinggi daripada jenjang kognitif C2 (memahami), dengan perbedaan persentase sebesar 1%. Semestinya, siswa memiiki pemahaman tinggi untuk bisa menganalisis suatu masalah. Ada tiga kategori pada jenjang kognitif C2 (memahami), yaitu pemahaman terjemahan (terendah), penafsiran (kedua), dan ekstrapolasi (tertinggi). Pemahaman terjemahan dalam artian memberikan arti yang sebenarnya. Sedangkan pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagianbagian yang terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Dan yang tertinggi pemahaman ekstrapolasi, yaitu kemampuan siswa untuk bisa melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalah yang ada.5 Dalam penelitian ini, kemampuan C2 (memahami) ada pada kategori ekstrapolasi, yaitu kategori pemahaman yang tertinggi. Walaupun begitu, antara jenjang kognitif C2 (memahami) dan C4 (menganalisis) hanya selisih 1%. Hasil belajar siswa ini didukung hasil observasi kegiatan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model LSQ. Aktivitas siswa berada pada kategori baik (68%) pada indikator mengajukan pertanyaan. Sejalan dengan 4
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Prses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya), h. 27. 5 Ibid., h. 24.
57
penelitian yang dilakukan oleh Ana Supriana (2013) dengan judul “Penerapan Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model LSQ mampu meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Peningkatan aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat menunjukkan ketertarikan siswa dalam belajar.6 Secara keseluruhan persentase observasi aktivitas siswa berada pada kategori baik (73%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elza Firanda R dan Ani Widayati (2012) dengan judul “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012” bahwa keaktifan siswa meningkat setiap siklusnya, pada aspek visual, lisan, dan menulis siswa.7 Dari penjelasan di atas, pembelajaran dengan model LSQ telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan mendapatkan respon baik dari siswa. Artinya, secara keseluruhan model LSQ dalam proses pembelajaran momentum dan impuls memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianda (2012) dengan judul “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”, bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model LSQ lebih baik daripada kelas konvensional.8 Dari beberapa kelebihan yang telah dikemukakan di atas, terdapat juga kekurangan dalam pembelajaran menggunakan model LSQ yang peneliti temukan. Masih banyak siswa yang tidak berani mengajukan pertanyaan, hal ini terlihat dari hasil
6
Ana Supriana, “Penerapan Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa”, Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, h. i, tidak diterbitkan. 7 Elza Firanda R & Ani Widayati, “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Vol. X, 2012, h. 1. 8 Febrianda Yenni S, “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, 2012, h. 73-74.
58
observasi selama kegiatan pembelajaran. Persentase siswa dalam mengajukan pertanyaan sebesar 68%.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh model Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls. Hal ini didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney terhadap data posttest. Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000, sedangkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model LSQ lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls. Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model LSQ berada pada kategori baik, begitu juga hasil observasi aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran berada pada kategori baik.
B. Saran Model LSQ secara keseluruhan telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa, namun masih terdapat beberapa kelemahan. Oleh karena itu, peneliti menyarankan beberapa saran untuk penelitian serupa kedepannya, yaitu: 1.
Masih ada beberapa siswa yang tidak berani untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya, peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model LSQ sebaiknya menggunakan metode yang lebih menarik untuk memotivasi siswa agar lebih aktif di kelas.
2.
Bagi sekolah dan pihak guru khususnya, hendaklah menggunakan model LSQ dalam proses pembelajaran fisika pada konsep selain momentum dan impuls.
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azizah, Siti. (2013). “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta. Dahar, Ratna Wilis. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Djamarah, Syaiful B. & Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Eliza, Seprina. (2014). “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start with a Questions (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”. Skripsi pada STKIP PGRI, Sumatra Barat. Giancoli. (2001). Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Hackathorn, Jana, dkk. (2011). Learning by Doing: An Empirical Study of Active Teaching Techniques. The Journal of Effective Teaching, Vol. 11, No. 2. Hakiim, Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Hanafiyah & Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Humaidi, Abdul Haris & Maksum. (2009). Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani. Ichal,
M. Faisal. Pengertian Belajar dan Pengertian Pembelajaran, (http://ichaledutech.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-belajarpengertian.html). diakses pada 05 November 2015, 09:26 WIB.
Iskandar. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ciputat Mega Mall. Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kadir. (2011). Statistika Untuk Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.
61
M, Sardiman A. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. R, Elza Firanda & Ani Widayati. (2012). “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. Vol. X. Riduwan dan Akdon. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. (Bandung: Alfabeta. Ruseffendi. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito. S, Febrianda Yenni. (2012). “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 1. S, Suryo Budi & Munoto. (2013). “Pengaruh Strategi Learning Starts with a Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar Simyal Audio di SMK Negeri 2 Surabaya”. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Vol. 2. Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Kencana. Silberman, Mel. (2007). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj Sarjulu, et. al. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Siregar, Eveline & Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia. Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Solihah, Zahrotun. (2012). “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta. Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
62
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supardi. (2012). Aplikasi Statistika dalm Penelitian. Jakarta: Ufuk Press. Supiyanto. (2007). Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta. Supriana, Ana. (2013). “Penerapan Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa”. Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Yanti Herlanti. (2006). “Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”. Science Education Research. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Zaini, Hisyam, dkk. (2002). Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.
63
Lampiran 1A KISI-KISI INSTRUMEN TES Mata Pelajaran
: Fisika
Standar Kompetensi
: Momentum dan Impuls
Standar Kompetensi
: Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik
Kompetensi Dasar
: Menunjukkan hubungan antara konsep impuls momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan
Kelas / Semester
: XI / Ganjil
Jenis Tes
: Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal
: 30
Ranah Penilaian C1 C2 C3 Menjelaskan konsep momentum dan impuls 1,2,3, 5,6,7, 4 8,9,10 Memformulasikan persamaan momentum 11,12, dan impuls 13,14 Menganalisis hubungan antara momentum 15,16 19,20 dan impuls Menjelaskan hukum konservatif momentum 21 22 Menerapkan hukum konservatif momentum 23,14 untuk sistem tanpa gaya luar Menganalisis tumbukan lenting sempurna 27 28 29 Menganalisis tumbukan lenting sebagian 31 32 33,34 Menganalisis tumbukan tidak lenting sama 37 38 39 sekali Total 8 12 12 Persentase 20% 30% 30% Indikator RPP
C4
Jumlah 10 4
17,18
6 2
25,26
4
30 35,36
4 6
40
4
8 20%
40 100%
64
Lampiran 1B Kisi-kisi Instrumen Indikator RPP
Indikator Soal
Menjelaskan Mendefinisikan konsep momentum momentum dan impuls
Soal
Penyelesaian Soal
1. Momentum adalah .... a. gaya yang diperlukan untuk membuat suatu benda bergerak dalam interval waktu tetentu b. ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap c. hasil kali massa dan percepatan d. ukuran kecepatan gerak benda e. hasil kali gaya dan interval waktu selama gaya bekerja 2. Pernyataan yang tidak benar mengenai momentum adalah .... a. momentum adalah hasil kali massa dan kecepatan b. momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya dengan kelajuan tetap c. dalam kasus kecelakaan, truk lebih sulit dihentikan dibanding sedan karena
Kunci jawaban: B Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang sedang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap
Kunci jawaban: E Pernyataan yang benar terkait momentum adalah: a. momentum adalah hasil kali massa dan kecepatan b. momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya dengan kelajuan tetap c. momentum sebanding dengan massa dan kecepatan d. satuan momentum adalah kg.m.s-1
Ranah Kognitif C1
C1
65
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
memiliki momentum yang lebih besar d. satuan momentum adalah kg.m.s-1 e. momentum adalah hasil kali gaya dan interval waktu selama gaya bekerja Mendefinisikan 3. Impuls adalah .... impuls a. gaya yang diperlukan untuk membuat suatu benda bergerak dalam selang waktu tertentu b. hasil kali massa dan percepatan c. hasil kali gaya dan kecepatan benda d. ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap e. ukuran kecepatan gerak benda 4. Satuan impuls adalah .... a. kg.m.s-1 b. N c. N.s d. kg.m.s-2 e. N.s-1 Menafsirkan 5. Mobil A bermassa 500 kg dan momentum yang mobil B bermassa 550 kg. Jika
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
Kunci jawaban: A Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk membuat suatu benda bergerak dalam selang waktu tertentu
C1
Kunci jawaban: C Satuan impuls adalah N.s
C1
Kunci jawaban: A Momentum dipengaruhi
C2 oleh
massa
dan
66
Indikator RPP
Indikator Soal dimiliki benda
Soal kedua mobil tersebut melaju dengan kecepatan sama, maka .... a. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang berbeda karena momentum dipengaruhi oleh massa dan kecepatan b. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang sama karena mempunyai kecepatan yang sama c. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang sama karena momentum tidak dipengaruhi oleh kecepatan d. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang berbeda karena mempunyai kecepatan yang berbeda e. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang sama karena momentum tidak dipengaruhi oleh massa dan kecepatan 6. Mobil A dan B memiliki massa yang sama, mobil A melaju dengan kecepatan v dan mobil B melaju dengan kecepatan 3v. Pernyataan
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
kecepatan
Kunci jawaban: E Momentum berbanding lurus dengan hasil kali massa dan kecepatan benda
C2
67
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
yang benar adalah .... a. momentum mobil A lebih besar karena melaju dengan kecepatan v b. momentum mobil A dan B sama karena memiliki massa yang sama c. momentum mobil A dan B sama karena momentum tidak dipengaruhi oleh kecepatan d. momentum mobil A dan B berbeda karena momentum hanya dipengaruhi oleh kecepatan e. momentum mobil B lebih besar karena melaju dengan kecepatan 3v Menafsirkan 7. Jika sebuah benda mempunyai Kunci jawaban: D impuls yang gaya sebesar F dan bergerak dalam Impuls berbanding lurus dengan hasil kali gaya dimiliki oleh selang waktu t. Jika benda tersebut dan waktu benda bergerak 2 kali lebih lama dari waktu sebelumnya, maka impuls yang dialami benda .... a. tidak berubah karena impuls tidak dipengaruhi oleh waktu b. tidak berubah karena gaya yang dialami benda tetap c. menjadi setengah kali lebih
Ranah Kognitif
C2
68
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
cepat dari sebeumnya menjadi dua kali impuls sebelumnya e. menjadi empat kali impuls sebelumnya 8. Jika sebuah benda mempunyai gaya sebesar F dan bergerak dalam selang waktu t. Jika gaya yang bekerja 1/2 kali gaya sebelumnya, maka impuls yang dialami benda .... a. tidak berubah karena impuls tidak dipengaruhi oleh gaya b. tidak berubah karena waktunya tetap c. menjadisetengah kali impuls sebelumnya d. menjadi dua kali impuls sebelumnya e. menjadi empat kali mpuls sebelumnya Menyebutkan 9. Perhatikan pernyataan berikut! pernyataan yang 1) Momentum sebanding dengan benar mengenai massa impuls dan 2) Momentum berbanding momentum terbalik dengan kecepatan 3) Momentum berbanding terbalik dengan gaya
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
d.
Kunci jawaban: C Impuls berbanding lurus dengan hasil kali gaya dan waktu
C2
Kunci jawaban: C 1) Momentum sebanding dengan massa 2) Momentum sebanding dengan kecepatan 3) Dimensi momentum adalah [M][L][T]-2
C2
69
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
4) Dimensi momentum adalah [M][L][T]-2 Pernyataan yang benar mengenai momentum adalah .... a. 1, 2 dan 4 b. 1, 3 dan 4 c. 1 dan 4 d. 1 saja e. 3 saja 10. Perhatikan pernyataan berikut! Kunci jawaban: B 1) Impuls berbanding terbalik 1) Impuls sebanding dengan massa dengan massa 2) Impuls sebanding dengan kecepatan 2) Impuls berbanding terbalik 3) Dimensi impuls adalah [M][L][T]-2 dengan kecepatan 3) Impuls sebanding dengan gaya 4) Dimensi Impuls adalah [M][L][T]-2 Pernyataan yang benar mengenai impuls adalah .... a. 1, 2 dan 4 b. 3 dan 4 c. 1 dan 4 d. 1 saja e. 3 saja Memformulasikan Menentukan besar 11. Sebuah mobil pengangkut barang Diket: persamaan momentum memiliki massa 800 kg melaju = 800 kg -1 momentum dan dengan kecepatan 234 km.jam . = 65 m.s-1 impuls Besar momentum mobil tersebut Ditanya:
Ranah Kognitif
C2
C3
70
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal adalah .... a. 12300 kg.m.s-1 b. 26000 kg.m.s-1 c. 50000 kg.m.s-1 d. 52000 kg.m.s-1 e. 62000 kg.m.s-1 12. Bola kaki bermassa 440 gr mulamula diam, ditendang dengan gaya 4 N sehingga bergerak dengan kecepatan 0,5 ms-1. besarnya perubahan momentum yang dialami benda adalah .... a. 0,11 kg.m.s-1 b. 0,22 kg.m.s-1 c. 0,44 kg.m.s-1 d. 2,0 kg.m.s-1 e. 20 kg.m.s-1
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal =? Penyelesaian soal:
Kunci jawaban: D Diket: = 440 g = 0,44 kg =4N = 0 m.s-1 = 0,5 m.s-1 Ditanya: =? Penyelesaian soal:
C3
( (
) )
Kunci jawaban: B
Menentukan besar 13. Dalam permainan sepak bola, bola Diket: impuls ditendang oleh penyerang ke arah =4N gawang. Jika gaya yang diberikan = 0,8 s penyerang pada bola 48 N dalam Ditanya: selang waktu 0,8 s, maka besar =? impuls pada saat kaki penyerang Penyelesaian soal: menyentuh bola adalah .... a. 5 N.s b. 12 N.s Kunci jawaban: C
C3
71
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
c. 38,4 N.s d. 50 N.s e. 120 N.s 14. Besar impuls pada benda yang Diket: diberikan gaya sebesar 2 N dalam =2N selang waktu 60 s adalah .... = 60 s a. 0 N.s Ditanya: b. 0,3 N.s =? c. 15 N.s Penyelesaian soal: d. 30 N.s e. 120 N.s Menganalisis Mengidentifikasi 15. Pernyataan yang benar mengenai hubungan hubungan hubungan impuls dan momentum momentum dan momentum dan adalah .... impuls impuls a. impuls adalah perubahan momentum b. impuls berbanding terbalik dengan momentum c. gaya berbanding terbalik dengan kecepatan d. gaya berbanding lurus dengan waktu kontak e. semua benar 16. Jika impuls diperbesar dua kali semula, maka perubahan momentum benda ....
Kunci jawaban: E Kunci jawaban: A Impuls adalah perubahan momentum
Kunci jawaban: A Impuls berbanding lurus dengan perubahan momentum
Ranah Kognitif
C3
C2
C2
72
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
a. menjadi dua kali semula b. tetap c. menjadi setengah kali semula d. menjadi empat kali semula e. nol Menentukan besar 17. Bola bermassa 0,15 kg pada gaya dari permainan softball dilempar hubungan mendarat ke kanan dengan momentum dan kelajuan 20 m.s-1. Setelah dipukul, impuls bola bergerak ke kiri dengan kelajuan 30 m.s-1. Jika waktu kontak pemukul dan bola 0,1 s, gaya rata-rata yang dikerjakan pemukul pada bola adalah .... a. 15 N ke kanan b. 15 N ke kiri c. 50 N ke kanan d. 75 N ke kenan e. 75 N ke kiri
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
Diket: = 0,15 kg = 20 m.s-1 = -30 m.s-1 = 0,1 s Ditanya: =? Penyelesaian:
C4
(
) )
(( (
) )
(tanda -, arah ke kiri) Kunci jawaban: E
18. Sebuah bola bermassa 0,5 kg Diket: dilemparkan ke arah dinding = 0,5 kg dengan kecepatan 30 m.s-1, = 30 m.s-1 kemudian bola memantul dengan = -20 m.s-1 kecepatan 20 m.s-1 secara tegak = 0,01 s lurus. Jika waktu kontak dinding Ditanya: dengan bola adalah 0,01 s, gaya ? yang dikerjakan dinding pada bola Jawab:
C4
73
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal adalah .... a. -500 N b. -2500 N c. 200 N d. 500 N e. 2500 N
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
( (
(
(tanda -, arah ke kiri) Kunci jawaban: B Diket: = 400 gr = 0,4 kg =5N = 0,05 s Ditanya: =? Penyelesaian:
Menentukan 19. Sebuah bola kaki bermassa 400 gr perubahan mula-mula diam, ditendang oleh momentum dari Vino dengan gaya sebesar 5 N. hubungan Jika lama kaki Vino menyentuh momentum dan bola adalah 0,05 s. Perubahan impuls momentum yang dialami bola adalah .... a. 0,25 N.s b. 0,5 N.s c. 1 N.s d. 2 N.s Kunci jawaban: A e. 3 N.s 20. Gaya sebesar 4 N dibutuhkan Diket: untuk mendorong sebuah meja. =4N Jika lama gaya bekerja 6 s, maka =6s perubahan momentum pada meja Ditanya:
) ))
(
) (
)
C3
C3
74
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal adalah .... a. 1,5 kg.m.s-1 b. 20 kg.m.s-1 c. 24 kg.m.s-1 d. 25 kg.m.s-1 e. 30 kg.m.s-1
Menjelaskan hukum konservatif momentum
Mengemukakan hukum konservatif momentum
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
=? Penyelesaian:
Kunci jawaban: C Kunci jawaban: A Bunyi hukum konservatif momentum adalah “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan”
21. Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan. Ini adalah bunyi hukum .... a. konservatif momentum b. konservatif energi mekanik c. energi kinetik d. energi potensial e. konservatif energy 22. Beberapa buah bola dengan massa Kunci jawaban: A yang berbeda dijatuhkan dari ketinggian yag sama. Bola yang memantul paling itnggi adalah .... a. bola dengan massa paling besar, karena memiliki momentum paling besar b. bola dengan massa paling kecil, karena memiliki momentum paling kecil c. bola dengan massa paling
C1
C2
75
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
besar, karena memiliki momentum paling kecil d. bola dengan masa paling kecil, karena memiliki momentum paling besar e. semua bola memantul dengan ketinggian yang sama Menerapkan Menentukan 23. Sebuah bola bermassa 0,2 kg yang Diket: hukum kecepatan benda mula-mula diam, dikenai bola lain = 0,2 kg konservatif setelah bermassa 0,3 kg yang bergerak = 0,3 kg momentum untuk bertumbukan dengan kecepatan 2 m/s. Jika = 0 ms-1 sistem tanpa gaya setelah tumbukan bola kedua diam, = 2 ms-1 luar maka kecepatan bola pertama = 0 ms-1 adalah .... Ditanya: a. 0,1 m.s-1 =? b. 0,4 m.s-1 Penyelesaian: c. 1 m.s-1 ( )( ) ( d. 2 m.s-1 -1 e. 3m.s
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
C3
)(
Kunci jawaban: E 24. Dua buah mobil-mobilan bergerak Diket: berlawanan arah. Mobil pertama = 3 kg bermassa 3 kg bergerak dengan = 2 kg kecepatan 2 m.s-1, sedangkan = 2 m.s-1 mobil kedua bermassa 2 kg = -2 m.s-1 -1 bergerak dengan kecepatan 2 m.s . = 1 m.s-1 Bila setelah bertabrakan, kecepatan Ditanya: mobil pertama 1 ms-1 searah gerak =?
)
(
)(
)
(
)( )
C3
76
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
semula, maka kecepatan mobil kedua adalah .... a. 0,5 m.s-1 b. 1,5 m.s-1 c. 2 m.s-1 d. 3 m.s-1 e. 3,5 m.s-1 Menganalisis 25. Alif sedang berada dalam perahu hukum yang bergerak dengan kecepatan 4 konservatif m.s-1. Massa perahu dan Alif momentum dalam masing-masing adalah 200 kg dan berbagai peristiwa 60 kg. Kecepatan perahu sekarang jika Alif tiba-tiba terjatuh dari perahu adalah .... a. 1,5 m.s-1 b. 2,5 m.s-1 c. 3,2 m.s-1 d. 5,0 m.s-1 e. 5,2 m.s-1 26. Budi sedang berada dalam perahu yang bergerak ke arah Timur dengan kecepatan 4 ms-1. Massa perahu dan Budi masing-masing adalah 200 kg dan 60 kg. Kecepatan perahu sekarang jika Budi tiba-tiba melompat dari perahu ke arah Barat dengan kecepatan 4 m.s-1adalah ....
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal Penyelesaian: (
)(
)
(
)(
)
(
)(
)
(
)(
)
Kunci jawaban: A Diket: = 200 kg = 60 kg = = 4 ms-1 = 0 ms-1 Ditanya: =? Penyelesaian: (
)(
)
(
Kunci jawaban: E Diket: = 200 kg = 60 kg = = 4 m.s-1 = -4 ms-1 Ditanya: =? Penyelesaian:
C4
)(
)
(
)(
)
(
)( )
C4
77
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
( a. 1,5 m.s-1 -1 b. 4 m.s c. 5 m.s-1 d. 6 m.s-1 e. 6,4 m.s-1 Menganalisis Mengidentifikasi 27. Peristiwa yang memenuhi hukum tumbukan lenting tumbukan lenting konservatif momentum dan hukum sempurna sempurna konservatif energi kinetik dan memilki koefisien restitusi 1 adalah jenis tumbukan .... a. tidak lenting sama sekali b. lenting sebagian c. lenting sempurna d. lenting sempurna dan sebagian e. lenting 28. Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi kinetik yang hilang, maka berlaku hukum konservatif .... a. momentum dan potensial b. momentum dan kinetik c. energi kinetik saja d. momentum saja e. energi mekanik Menghitung 29. Benda A dan B masing-masing kecepatan benda massanya 2 kg dan 1 kg, benda A setelah tumbukan bergerak ke Timur dengan lenting sempurna kecepatan 4 m.s-1 menumbuk
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal )(
)
(
)(
)
(
)(
)
(
)(
)
Kunci jawaban: E Kunci jawaban: C Pada tumbukan lenting sempurna berlaku a. hukum konservatif momentum b. hukum konservatif energi kinetik c. koefisien restitusi 1
C1
Kunci jawaban: A
C2
Diket: = 2 kg = 1 kg = 4 m.s-1
C3
78
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal benda B yang sedang bergerak ke = -3 m.s-1 Barat dengan kecepatan 3 m.s-1. = 2 m.s-1 Jika setelah tumbukan benda B Ditanya: bergerak ke Timur 2 m.s-1, =? kecepatan bola A setelah tumbukan Penyelesaian: adalah .... ( )( ) ( a. m.s-1 ke Barat b.
m.s-1 ke Barat
c.
m.s-1 ke Timur
d.
m.s-1 ke Barat
e. m.s-1 ke Timur 30. Dua bola tenis yang identik bergerak berlawanan arah, bertumbukan lenting sempurna. Jika kecepatan awal bola pertama dan kedua adalah 2 m.s-1 dan 1 m.s-1, tentukan kecepatan bola kedua sesudah tumbukan .... a. 1 m.s-1 b. 2 m.s-1 c. 3 m.s-1 ( d. 4 m.s-1 -1 e. 5 m.s
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
)(
)
(
)(
)
(
)(
)
Kunci Jawaban: C
Diket:
C4
= 2 ms-1 = -1 ms-1 Ditanya: =? =? Penyelesaian: (tumbukan lenting sempurna) )(
)
( )(
)
( )(
... (1)
)
( )(
)
79
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal (
)
... (2) Substitusikan persamaan (1) ke pers (2) (
Menganalisis Mengidentifikasi 31. Peristiwa yang memenuhi hukum tumbukan lenting tumbukan lenting konservatif energi mekanik, sebagian sebagian sedangkan hukum konservatif energi kinetik tidak berlaku padanya dan memiliki koefisien restitusi 0 < e < 1, adalah jenis ... a. lenting sempurna b. lenting sebagian c. tidak lenting sama sekali d. lenting sebagian dan tidak lenting sama sekali e. lenting 32. Pernyataan yang benar mengenai tumbukan lenting sebagian adalah, kecuali .... a. berlaku hukum konservatif momentum b. berlaku hukum konservatif
)
Kunci jawaban: A Kunci jawaban: B
Kunci jawaban: C Pada tumbukan lenting sebagian berlaku: a. hukum konservatif momentum b. hukum konservatif energi kinetik c. 0 < e < 1 Jenis tumbukan yang banyak dialami benda-
C1
C2
80
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
energi mekanik c. berlaku hukum konservatif energi kinetik d. 0 < e < 1 e. jenis tumbukan yang banyak dialami benda-benda di alam Menghitung 33. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari tinggi pantulan ketinggian 6 m, sehingga bola menumbuk lantai dan akhirnya memantul. Apabila tinggi pantulan pertama 3 m, tinggi pantulan kedua adalah .... a. 1 m b. 1,5 m c. 2 m d. 2,5 m e. 3 m
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
benda di alam
Diket: 6m 3m Ditanya: ? Penyelesaian:
Kunci jawaban: B 34. Sebuah bola tenis jatuh bebas dari Diket: ketinggian 100 m. Jika koefisien 100 m restitusi antara bola dengan lantai 0,5 0,5, maka tinggi pentulan pertama Ditanya: bola adalah .... ? a. 10 m Penyelesaian: b. 15 m c. 20 m d. 25 m
C3
C3
√
81
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
e. 50 m √ (
Kunci jawaban: D Diket: = 4,5 m =√ =√ -1 = 0 m.s = 0 m.s-1 Ditanya: =? Jawab:
)
Menghitung 35. Sebuah bola dijatuhkan dari kecepatan benda ketinggian 4,5 m tanpa kecepatan setelah awal. Apabila diketahui koefisien bertumbukan restitusi tumbukan bola dengan lenting sebagian lantai 0,2 dan percepatan gravitasi 10 m.s-2, kecepatan pantulan bola adalah .... a. 0,6 m.s-1, searah dengan gerak semula b. √ m.s-1, berlawanan arah dengan gerak semula c. m.s-1, berlawanan arah √ √ √ dengan gerak semula -1 d. 16 m.s , searah dengan gerak (-) berlawanan arah semula Kunci jawaban: C semula -1 e. 25 m.s , berlawanan arah dengan gerak semula 36. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari Diket: ketinggian 100 m dengan =6m -1 kecepatan awal 15 m.s , sehingga =3m menumbuk lantai dan akhirnya = 15 m.s-1 memantul. Jika tinggi pantulan = 0 m.s-1
C4 = √
1
C4
82
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
pertama 25 m, maka kecepatan = 0 m.s-1 pantulan bola adalah .... Ditanya: -1 a. 15 m.s , berlawanan dengan =? arah semula Jawab: b. 18 m.s-1, berlawanan dengan arah semula c. 20 m.s-1, berlawanan dengan Terlebih dahulu tentukan nilai e, dengan cara: arah semula √ d. 25 m.s-1, berlawanan dengan arah semula e. 30 m.s-1, berlawanan dengan √ arah semula sehingga,
Menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali
Mengidentifikasi 37. Pernyataan yang salah mengenai tumbukan tidak tumbukan tidak lenting sama sekali lenting sama adalah .... sekali a. berlaku hukum konservatif momentum b. berlaku hukum konservatif energi mekanik c. e = 0
(-) berlawanan arah semula Kunci jawaban: E Kunci jawaban: D Pada tumbukan tidak lenting sama sekali berlaku: a. hukan konservatif momentum b. hukum konservatif energi mekanik c. e = 0 d. setelah tumbukan, kedua benda bergerak bersamaan
C1
83
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
d. 0 < e < 1 e. setelah tumbukan, kedua benda bergerak bersamaan 38. Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali adalah .... a. peluncuran roket b. tabrakan dua mobil, salah satu mobil terpental c. peluru yang ditembakkan ke sebuah balok sehingga berayun bersama d. bola yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga memantul sampai akhirnya diam e. mobil menabrak pohon Menghitung 39. Sebutir peluru bermassa 28 gr kecepatan benda bergerak dengan kecepatan 40 ms1 setelah , mengenai sebuah balok kayu bertumbukan yang sedang diam. Setelah tidak lenting sama mengenai balok kayu, peluru sekali bersarang di dalamnya. Jika massa balok 1 kg, maka kecepatan gerak balok adalah .... a. 22 m.s-1 b. 32 m.s-1 c. 30 m.s-1 d. 40 m.s-1
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
Kunci jawaban: C Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali adalah peluru uyang ditembakkan ke sebuah balok sehingga berayun bersama
C2
Diket: = 25 gr = 0,25 kg = 1 kg = 0 m.s-1 = 40 m.s-1 Ditanya: =? Jawab:
C3
( (
)( )
(
Kunci jawaban: B
)(
) )
(
)
84
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal 44 m.s-1 40. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diam bermassa 2 kg yang digantung dengan tali. Tembakan tersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari posisi semuladan peluru bersarang di dalam balok. Kecepatan peluru setelah ditembakkan adalah .... a. 3,8 b. 5,2 c. 8,4 m.s-1 d. 10,2 m.s-1 e. 15,1 m.s-1
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
e.
Diket:
C4
100 gr = 0,1 kg 2 kg 0,8 cm = 0,008 m 0 m.s-1 Ditanya: ? Penyelesaian: (
)
√
*
√( )(
(
)( )
(
Kunci jawaban: C
)( )
)( ( (
) ) )
85
Lampiran 1C
Reliabilitas Tes Jumlah Subjek No Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Daya Beda (%) 37.50 62.50 37.50 25.00 75.00 87.50 62.50 0.00 37.50 37.50 25.00 25.00 12.50 50.00 25.00 50.00 12.50 50.00 37.50 12.50 25.00 62.50 50.00 25.00 87.50 87.50 37.50 25.00 25.00 100.00 75.00 25.00 62.00 50.00 0.00 87.50 0.00 62.50 37.50 75.00
Hasil Uji Coba Instrumen Tes = 0.66 = 31 T. Kesukaran
Korelasi
Sign. Korelasi
Kesimpulan
Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sangat sukar Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sangat Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar sedang
0.407 0.509 0.465 0.098 0.539 0.646 0.308 0.116 0.319 0.344 0.323 0.270 0.050 0.439 0.211 0.367 0.303 0.446 0.465 0.227 0.295 0.564 0.344 0,266 0.597 0.659 0.307 0.195 0.250 0.740 0.593 0.162 0.475 0.472 0.065 0.657 0.104 0.558 0.286 0.606
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
Lampiran 1D Instrumen Tes Setelah Uji Coba Indikator RPP
Indikator Soal
Menjelaskan Mendefinisikan konsep momentum momentum dan impuls
Soal
Penyelesaian Soal
1. Momentum adalah .... a. gaya yang diperlukan untuk membuat suatu benda bergerak dalam interval waktu tetentu b. ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap c. hasil kali massa dan percepatan d. ukuran kecepatan gerak benda e. hasil kali gaya dan interval waktu selama gaya bekerja 2. Pernyataan yang tidak benar mengenai momentum adalah .... a. momentum adalah hasil kali massa dan kecepatan b. momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya dengan kelajuan tetap c. dalam kasus kecelakaan, truk lebih sulit dihentikan dibanding sedan karena
Kunci jawaban: B Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang sedang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap
Kunci jawaban: E Pernyataan yang benar terkait momentum adalah: a. momentum adalah hasil kali massa dan kecepatan b. momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya dengan kelajuan tetap c. momentum sebanding dengan massa dan kecepatan d. satuan momentum adalah kg.m.s-1
Ranah Kognitif C1
C1
98
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
memiliki momentum yang lebih besar d. satuan momentum adalah kg.m.s-1 e. momentum adalah hasil kali gaya dan interval waktu selama gaya bekerja Mendefinisikan 3. Impuls adalah .... impuls a. gaya yang diperlukan untuk membuat suatu benda bergerak dalam selang waktu tertentu b. hasil kali massa dan percepatan c. hasil kali gaya dan kecepatan benda d. ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap e. ukuran kecepatan gerak benda Menafsirkan 4. Mobil A bermassa 500 kg dan momentum yang mobil B bermassa 550 kg. Jika dimiliki benda kedua mobil tersebut melaju dengan kecepatan sama, maka .... a. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang berbeda karena momentum dipengaruhi oleh massa dan
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
Kunci jawaban: A Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk membuat suatu benda bergerak dalam selang waktu tertentu
C1
Kunci jawaban: A Momentum dipengaruhi kecepatan
C2 oleh
massa
dan
99
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
kecepatan kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang sama karena mempunyai kecepatan yang sama c. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang sama karena momentum tidak dipengaruhi oleh kecepatan d. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang berbeda karena mempunyai kecepatan yang berbeda e. kedua mobil tersebut mempunyai momentum yang sama karena momentum tidak dipengaruhi oleh massa dan kecepatan 5. Mobil A dan B memiliki massa Kunci jawaban: E yang sama, mobil A melaju dengan Momentum berbanding lurus dengan hasil kali kecepatan v dan mobil B melaju massa dan kecepatan benda dengan kecepatan 3v. Pernyataan yang benar adalah .... a. momentum mobil A lebih besar karena melaju dengan kecepatan v b. momentum mobil A dan B sama karena memiliki massa
Ranah Kognitif
b.
C2
100
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
yang sama momentum mobil A dan B sama karena momentum tidak dipengaruhi oleh kecepatan d. momentum mobil A dan B berbeda karena momentum hanya dipengaruhi oleh kecepatan e. momentum mobil B lebih besar karena melaju dengan kecepatan 3v Menafsirkan 6. Jika sebuah benda mempunyai Kunci jawaban: D impuls yang gaya sebesar F dan bergerak dalam Impuls berbanding lurus dengan hasil kali gaya dimiliki oleh selang waktu t. Jika benda tersebut dan waktu benda bergerak 2 kali lebih lama dari waktu sebelumnya, maka impuls yang dialami benda .... a. tidak berubah karena impuls tidak dipengaruhi oleh waktu b. tidak berubah karena gaya yang dialami benda tetap c. menjadi setengah kali lebih cepat dari sebeumnya d. menjadi dua kali impuls sebelumnya e. menjadi empat kali impuls sebelumnya
Ranah Kognitif
c.
C2
101
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Menyebutkan 7. Perhatikan pernyataan berikut! pernyataan yang 1) Momentum sebanding dengan benar mengenai massa impuls dan 2) Momentum berbanding momentum terbalik dengan kecepatan 3) Momentum berbanding terbalik dengan gaya 4) Dimensi momentum adalah [M][L][T]-2 Pernyataan yang benar mengenai momentum adalah .... a. 1, 2 dan 4 b. 1, 3 dan 4 c. 1 dan 4 d. 1 saja e. 3 saja 8. Perhatikan pernyataan berikut! 1) Impuls berbanding terbalik dengan massa 2) Impuls berbanding terbalik dengan kecepatan 3) Impuls sebanding dengan gaya 4) Dimensi Impuls adalah [M][L][T]-2 Pernyataan yang benar mengenai impuls adalah .... a. 1, 2 dan 4 b. 3 dan 4
Penyelesaian Soal Kunci jawaban: C 1) Momentum sebanding dengan massa 2) Momentum sebanding dengan kecepatan 3) Dimensi momentum adalah [M][L][T]-2
Kunci jawaban: B 1) Impuls sebanding dengan massa 2) Impuls sebanding dengan kecepatan 3) Dimensi impuls adalah [M][L][T]-2
Ranah Kognitif C1
C1
102
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
c. 1 dan 4 d. 1 saja e. 3 saja Memformulasikan Menentukan besar 9. Sebuah mobil pengangkut barang persamaan momentum memiliki massa 800 kg melaju momentum dan dengan kecepatan 234 km.jam-1. impuls Besar momentum mobil tersebut adalah .... a. 12300 kg.m.s-1 b. 26000 kg.m.s-1 c. 50000 kg.m.s-1 d. 52000 kg.m.s-1 e. 62000 kg.m.s-1
Penyelesaian Soal
Diket: = 800 kg = 65 m.s-1 Ditanya: =? Penyelesaian soal:
Ranah Kognitif
C3
Kunci jawaban: D
Menentukan besar 10. Besar impuls pada benda yang Diket: impuls diberikan gaya sebesar 2 N dalam =2N selang waktu 60 s adalah .... = 60 s a. 0 N.s Ditanya: b. 0,3 N.s =? c. 15 N.s Penyelesaian soal: d. 30 N.s e. 120 N.s Kunci jawaban: E
C3
103
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
Menganalisis Mengidentifikasi 11. Jika impuls diperbesar dua kali Kunci jawaban: A hubungan hubungan semula, maka perubahan Impuls berbanding lurus dengan perubahan momentum dan momentum dan momentum benda .... momentum impuls impuls a. menjadi dua kali semula b. tetap c. menjadi setengah kali semula d. menjadi empat kali semula e. nol Menentukan besar 12. Sebuah bola bermassa 0,5 kg Diket: gaya dari dilemparkan ke arah dinding = 0,5 kg -1 hubungan dengan kecepatan 30 m.s , = 30 m.s-1 momentum dan kemudian bola memantul dengan = -20 m.s-1 -1 impuls kecepatan 20 m.s secara tegak = 0,01 s lurus. Jika waktu kontak dinding Ditanya: dengan bola adalah 0,01 s, gaya ? yang dikerjakan dinding pada bola Jawab: adalah .... a. -500 N b. -2500 N c. 200 N d. 500 N e. 2500 N (
Ranah Kognitif C2
C4
( (
) ))
(
) (
)
104
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
(tanda -, arah ke kiri) Kunci jawaban: B
Menentukan 13. Sebuah bola kaki bermassa 250 gr Diket: perubahan mula-mula diam, ditendang oleh = 250 gr = 0,25 kg momentum dari Vino dengan gaya sebesar 500 N. = 500 N hubungan Jika lama kaki Vino menyentuh = 0,05 s momentum dan bola adalah 0,05 s. Perubahan Ditanya: impuls momentum yang dialami bola =? adalah .... Penyelesaian: a. 25 N.s b. 30 N.s c. 35 N.s d. 40 N.s Kunci jawaban: A e. 50 N.s
C3
105
Indikator RPP Menjelaskan hukum konservatif momentum
Indikator Soal Mengemukakan hukum konservatif momentum
Soal
Penyelesaian Soal
14. Beberapa buah bola dengan massa Kunci jawaban: A yang berbeda dijatuhkan dari ketinggian yag sama. Bola yang memantul paling itnggi adalah .... a. bola dengan massa paling besar, karena memiliki momentum paling besar b. bola dengan massa paling kecil, karena memiliki momentum paling kecil c. bola dengan massa paling besar, karena memiliki momentum paling kecil d. bola dengan masa paling kecil, karena memiliki momentum paling besar e. semua bola memantul dengan ketinggian yang sama
Ranah Kognitif C2
106
Indikator RPP Menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar
Indikator Soal
Soal
Menentukan 15. Sebuah bola bermassa 0,2 kg yang Diket: kecepatan benda mula-mula diam, dikenai bola lain = 0,2 kg setelah bermassa 0,3 kg yang bergerak = 0,3 kg bertumbukan dengan kecepatan 2 m/s. Jika = 0 ms-1 setelah tumbukan bola kedua diam, = 2 ms-1 maka kecepatan bola pertama = 0 ms-1 adalah .... Ditanya: a. 0,1 m.s-1 =? b. 0,4 m.s-1 Penyelesaian: c. 1 m.s-1 ( )( ) ( d. 2 m.s-1 -1 e. 3m.s Menganalisis 16. Alif sedang berada dalam perahu hukum yang bergerak dengan kecepatan 4 konservatif m.s-1. Massa perahu dan Alif momentum dalam masing-masing adalah 200 kg dan berbagai peristiwa 60 kg. Kecepatan perahu sekarang jika Alif tiba-tiba terjatuh dari perahu adalah .... a. 1,5 m.s-1 b. 2,5 m.s-1 c. 3,2 m.s-1 d. 5,0 m.s-1 e. 5,2 m.s-1
Ranah Kognitif C3
Penyelesaian Soal
)(
)
(
)(
)
(
)( )
Kunci jawaban: E Diket: = 200 kg = 60 kg = = 4 ms-1 = 0 ms-1 Ditanya: =? Penyelesaian: (
)(
)
(
Kunci jawaban: E 17. Budi sedang berada dalam perahu Diket: yang bergerak ke arah Timur = 200 kg
C4
)(
)
(
)(
)
(
)( )
C4
107
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
dengan kecepatan 4 ms-1. Massa perahu dan Budi masing-masing adalah 200 kg dan 60 kg. Kecepatan perahu sekarang jika Budi tiba-tiba melompat dari perahu ke arah Barat dengan kecepatan 4 m.s-1adalah .... ( a. 1,5 m.s-1 -1 b. 4 m.s c. 5 m.s-1 d. 6 m.s-1 e. 6,4 m.s-1 Menganalisis Mengidentifikasi 18. Peristiwa yang memenuhi hukum tumbukan lenting tumbukan lenting konservatif momentum dan hukum sempurna sempurna konservatif energi kinetik dan memilki koefisien restitusi 1 adalah jenis tumbukan .... a. tidak lenting sama sekali b. lenting sebagian c. lenting sempurna d. lenting sempurna dan sebagian e. lenting 19. Dua bola tenis yang identik
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal = 60 kg = = 4 m.s-1 = -4 ms-1 Ditanya: =? Penyelesaian: )(
)
(
)(
)
(
)(
)
(
)(
)
Kunci jawaban: E Kunci jawaban: C Pada tumbukan lenting sempurna berlaku d. hukum konservatif momentum e. hukum konservatif energi kinetik f. koefisien restitusi 1
C1
Diket:
C4
108
Indikator RPP
Indikator Soal Menghitung kecepatan benda setelah tumbukan lenting sempurna
Soal
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
bergerak berlawanan arah, bertumbukan lenting sempurna. = 2 ms-1 Jika kecepatan awal bola pertama = -1 ms-1 dan kedua adalah 2 m.s-1 dan 1 Ditanya: m.s-1, tentukan kecepatan bola =? kedua sesudah tumbukan .... =? a. 1 m.s-1 Penyelesaian: b. 2 m.s-1 (tumbukan lenting sempurna) c. 3 m.s-1 ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( d. 4 m.s-1 -1 e. 5 m.s ... (1)
(
)
... (2) Substitusikan persamaan (1) ke pers (2) (
Kunci jawaban: A
)
)
109
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Menganalisis Mengidentifikasi 20. Peristiwa yang memenuhi hukum tumbukan lenting tumbukan lenting konservatif energi mekanik, sebagian sebagian sedangkan hukum konservatif energi kinetik tidak berlaku padanya dan memiliki koefisien restitusi 0 < e < 1, adalah jenis ... a. lenting sempurna b. lenting sebagian c. tidak lenting sama sekali d. lenting sebagian dan tidak lenting sama sekali e. lenting Menghitung 21. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari tinggi pantulan ketinggian 6 m, sehingga bola menumbuk lantai dan akhirnya memantul. Apabila tinggi pantulan pertama 3 m, tinggi pantulan kedua adalah .... a. 1 m b. 1,5 m c. 2 m d. 2,5 m e. 3 m
Penyelesaian Soal Kunci jawaban: B
Diket: 6m 3m Ditanya: ? Penyelesaian:
Kunci jawaban: B 22. Sebuah bola tenis jatuh bebas dari Diket: ketinggian 100 m. Jika koefisien 100 m restitusi antara bola dengan lantai 0,5
Ranah Kognitif C1
C3
C3
110
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
0,5, maka tinggi pentulan pertama Ditanya: bola adalah .... ? a. 10 m Penyelesaian: b. 15 m c. 20 m d. 25 m e. 50 m
√
√ (
Kunci jawaban: D Diket: =6m =3m = 15 m.s-1 = 0 m.s-1 = 0 m.s-1 Ditanya: =? Jawab:
Ranah Kognitif
)
Menghitung 23. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari kecepatan benda ketinggian 100 m dengan -1 setelah kecepatan awal 15 m.s , sehingga bertumbukan menumbuk lantai dan akhirnya lenting sebagian memantul. Jika tinggi pantulan pertama 25 m, maka kecepatan pantulan bola adalah .... a. 15 m.s-1, berlawanan dengan arah semula b. 18 m.s-1, berlawanan dengan arah semula c. 20 m.s-1, berlawanan dengan Terlebih dahulu tentukan nilai e, dengan cara: arah semula √ d. 25 m.s-1, berlawanan dengan arah semula e. 30 m.s-1, berlawanan dengan arah semula
C4
111
Indikator RPP
Indikator Soal
Soal
Penyelesaian Soal
Ranah Kognitif
√
sehingga,
(-) berlawanan arah semula Kunci jawaban: E Menganalisis Mengidentifikasi 24. Contoh tumbukan tidak lenting Kunci jawaban: C tumbukan tidak tumbukan tidak sama sekali adalah .... Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali lenting sama lenting sama a. peluncuran roket adalah peluru uyang ditembakkan ke sebuah sekali sekali b. tabrakan dua mobil, salah satu balok sehingga berayun bersama mobil terpental c. peluru yang ditembakkan ke sebuah balok sehingga berayun bersama d. bola yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga memantul sampai akhirnya diam e. mobil menabrak pohon Menghitung 25. Peluru bermassa 100 gram Diket: kecepatan benda ditembakkan pada sebuah balok 100 gr = 0,1 kg setelah diam bermassa 2 kg yang 2 kg bertumbukan digantung dengan tali. Tembakan 0,8 cm = 0,008 m
C2
C4
112
Indikator RPP
Indikator Soal tidak lenting sama sekali
Soal
Ranah Kognitif
Penyelesaian Soal
tersebut menyebabkan balok naik 0 m.s-1 0,8 cm dari posisi semuladan Ditanya: peluru bersarang di dalam balok. ? Kecepatan peluru setelah Penyelesaian: ditembakkan adalah .... * √ a. 3,8 b. 5,2 √( )( c. 8,4 m.s-1 d. 10,2 m.s-1 e. 15,1 m.s-1 ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: C
(
) )(
( (
) ) )
113
Lampiran 1E Kisi-kisi Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Momentum dan Impuls dengan Model Learning Start with a Questions (LSQ)
No. 1. 2. 3.
Indikator Minat siswa terhadap pembelajaran fisika Isi handout momentum dan impuls Pembelajaran dengan model LSQ Jumlah
Butir Pernyataan Positif (+)
Butir Pernyataan Negatif (-)
Jumlah
1
2
2
3
4
2
6,7,10,11,12,15
5,8,9,13,14
11
8
7
15
114
Lampiran 1F Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Momentum dan Impuls dengan Model Learning Start with a Questions (LSQ)
Nama : ............................. Kelas : ............................. Petunjuk Pengisian: 1. Pada angket ini terdapat 10 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran dengan model LSQ. 2. Tentukan pilihan anda atas pernyataan yang yang telah tersedia dengan memberikan checklist (√) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan pendapat anda. 3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar. Keterangan Pilihan Jawaban: STS : Sangat tidak setuju S TS : Tidak setuju SS No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
: Setuju : Sangat setuju
Pernyataan Fisika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga penting untuk dipelajari Fisika terlalu banyak hitungan sehingga saya kesulitan untuk memahaminya Handout menyajikan materi momentum dan impuls secara logis dan sistematis Saya merasa kesulitan memahami materi momentum dan impuls yang disajikan dalam handout Saya merasa asing dengan model pembelajaran ini Saya menjadi lebih siap untuk memulai pelajaran jika belajar seperti ini Saya merasa senang belajar momentum impuls dengan model pembelajaran ini Saya merasa bosan belajar momentum impuls dengan model pembelajaran ini Model pembelajaran initidak mendorong saya untuk aktif bertanya
C
: Cukup
Pilihan Jawaban SS S C TS STS
115
No. 10.
11. 12. 13. 14. 15.
Pernyataan
SS
Pilihan Jawaban S C TS STS
Model pembelajaran ini membuat saya aktif bertanya dan mudah memahami materi momentum dan impuls Saya senang memecahkan masalah yang belum terselesaikan dengan berdiskusi bersama teman sebangku Dengan cara ini, materi pelajaran dapat saya ingat lebih lama Belajar seperti ini hanya membuang-buang waktu saja Saya ingin belajar fisika dengan model pembelajaran ini untuk materi selanjutnya Model pembelajaran memberikan kesempatan kepada saya untuk menemukan konsep sendiri Responden
(
)
116
Lampiran 1G Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa No. Indikator Aktivitas Siswa 1. Mempelajari handout 2. Membuat pertanyaan 3. Mengajukan pertanyaan Jumlah
Pernyataan 3 1 2 6
117 Lampiran 1H Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Momentum dan Impuls dengan Model Learning Start with a Questions (LSQ) Nama Siswa
: ..........................................
Kelas
: ..........................................
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda centang (√) pada kolom penilaian sesuai dengan aktivitas siswa yang dilakukan! No
Aktivitas Siswa
1.
Siswa mempelajari handout secara individu
2.
Siswa menandai bagian yang tidak dipahami pada handout
3.
Siswa berdiskusi dengan teman sebangku mengenai bagian yang belum
Siswa tidak mempelajari handout secara individu atau melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran Siswa mempelajari handout secara individu diselingi kegiatan lain Siswa bersungguh-sungguh mempelajari handout secara individu Siswa tidak menandai bagian yang tidak dipahami dengan melingkari atau menggaris bawahi bagian yang tidak dipahami atau melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran Siswa menandai bagian yang tidak dipahami dengan melingkari atau menggaris bawahi bagian yang tidak dipahami diselingi kegiatan lain Siswa bersungguh-sungguh menandai bagian yang tidak dipahami dengan melingkari atau menggaris bawahi bagian yang tidak dipahami Siswa tidak berdiskusi dengan teman sebangku mengenai bagian yang belum dipahami atau melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran Siswa berdiskusi dengan teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Siswa 11 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
dll
118 dipahami
4.
Siswa membuat pertanyaan pada kolom prtanyaan
5.
Siswa mengajukan pertanyaan
6.
Siswa menanggapi pertanyaan siswa lain
sebangku mengenai bagian yang belum dipahami diselingi kegiatan lain Siswa bersungguh-sungguh berdiskusi dengan teman sebangku mengenai bagian yang belum dipahami Siswa tidak membuat pertanyaan pada kolom pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari atau melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran Siswa membuat pertanyaan pada kolom pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari diselingi kegiatan lain Siswa bersungguh-sungguh membuat pertanyaan pada kolom pertanyaan mengenai materi yang sedang dipelajari Siswa tidak mengajukan pertanyaan atau melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran Siswa bertanya kepada guru di luar materi yang sedang dipelajari Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang sedang dipelajari Siswa tidak menanggapi pertanyaan siswa lain atau melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran Siswa menanggapi pertanyaan siswa lain tetapi di luar apa yang dibahas Siswa mampu menanggapi pertanyaan siswa lain dengan baik dan benar Observer
(
)
119
Lampiran 2A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol
I.
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok
: Pengertian Momentum dan Impuls
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
: 1 (satu)
Standar Kompetensi 1.
II.
Satuan Pendidikan
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
Kompetensi Dasar 1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1.
Menjelaskan konsep momentum dan impuls.
120
2.
Memformulasikan persamaan momentum dan impuls.
3.
Menganalisis hubungan antara momentum dan impuls.
IV. Tujuan Pembelajaran
V.
1.
Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls.
2.
Melalui latihan soal, siswa dapat memformulasikan persamaan momentum dan impuls.
3.
Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis hubungan antara momentum dan impuls.
Materi Pembelajaran Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap. Secara matematis dapat dituliskan:
Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dapat dituliskan:
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat dituliskan:
121
VI. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran
Guru 1. Menyapa siswa dan
Siswa 1. Menjawab sapaan guru dan
Sabar, semangat belajar, rasa
memimpin doa bersama
ketua kelas.
ingin tahu,
2. Memberikan pertanyaan “mengapa bola besi untuk olahraga tolak peluru lebih sulit dihentikan daripada bola kaki dalam permainan sepak bola?”.
Waktu
Dikembangkan
berdoa bersama dipimpin oleh
pelajaran. Apersepsi
yang
meminta ketua kelas untuk
sebelum memulai
Pendahuluan
Nilai Karakter
percaya diri 2. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
10 menit
122
1. Mengungkapkan bahwa
1. Termotivasi untuk belajar
peristiwa tadi dapat Motivasi
momentum dan impuls.
dijelaskan dalam konsep
Semangat belajar, rasa ingin tahu
fisika. 2. Menyampaikan tujuan
60 menit
2. Menyimak penyampaian guru.
pembelajaran.
Eksplorasi
Inti
Elaborasi
Konfirmasi
Penarikan Penutup
Kesimpulan Evaluasi
Menjelaskan konsep,
Menyimak penjelasan guru
persamaan, dam hubungan
mengenai konsep, persamaan, dan
mnentum dan impuls.
hubungan momentum dan impuls.
1. Memberikan latihan soal
1. Mengerjakan latihan soal yang
yang dikerjakan siswa dan
diberikan guru.
dibimbing oleh guru.
Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu, berpikir logis, kritis, terampil
2. Membahas latihan soal.
2. Menyimak penjelasan guru.
Memberikan kesempatan
Saling berinteraksi dan melakukan Toleransi,
kepada siswa untuk bertanya.
tanya jawab dengan guru.
komunikatif
Bersama siswa menarik
Bersama-sama dengan guru
Komunikatif
kesimpulan pelajaran hari ini.
menarik kesimpulan pelajaran hari
20 menit
ini. Memberikan soal evaluasi
Mengerjakan soal evaluasi secara
Mandiri, jujur
123
untuk dikerjakan siswa secara
individu.
individu.
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
a.
Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA kelas IX.Jakarta: Phibeta.
b.
Humaidi, Abdul Haris & Maksum.2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
B. Media Pembelajaran Black board, spidol
124
IX. Penilaian Hasil Belajar Tes uraian (terlampir)
125
INSTRUMEN TES EVALUASI
No.
Soal
1.
Sebuah benda bermassa 5
Jawaban Diket:
kg bergerak dengan
5 kg
kecepatan 7 m/s. Besar
7 ms-1
momentum benda tersebut adalah ....
Skor
3
Ditanya: ? Jawab: 6 kgms-1 Jadi, momentum benda tersebut
1
sebesar 35 kgms-1. 2.
Madun menendang bola
Diket:
dengan gaya rata-rata
100 N
sebesar 100 N. Jika kaki
0,2 s
madun menyentuh bola selama 0,2 sekon, besar impulsnya adalah ....
3
Ditanya: ? Jawab: 6
Jadi, besar impulsnya adalah 20 Ns. 3.
Sebuah bola yang mula-
Diket:
mula dian, ditendang
200 N
dengan gaya sebesar 200
0,2 s
N. Jika waktu kontak kaki dengan bola 0,1 sekon. Perubahan momentum
1
Ditanya: ? Jawab:
3
126
yang dialami bola adalah ....
6
Jadi, perubahan momentum yang
1
dialami bola adalah 40 Ns. Skor Total
Pedoman Penilaian:
30
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol
I.
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok
: Hukum Konservatif Momentum
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
: 2 (dua)
Standar Kompetensi 1.
II.
Satuan Pendidikan
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
Kompetensi Dasar 1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1.
Menjelaskan hukum konservatif momentum.
128
2.
Menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
IV. Tujuan Pembelajaran
V.
1.
Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan hukum konservatif momentum
2.
Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
Materi Pembelajaran Hukum konservatif momentum menyatakan bahwa, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan.
Hukum konservatif momentum dapat diterapkan pada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, seperti balon yang ditiup selanjutnya dilepaskan sehingga meleset cepat di udara, ketika menembakkan pistol dan prinsip kerja roket.
VI. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab.
129
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran
Guru 1. Menyapa siswa dan
Siswa 1. Menjawab sapaan guru dan
yang
Sabar, semangat
berdoa bersama dipimpin oleh
belajar, rasa
memimpin doa bersama
ketua kelas.
ingin tahu,
2. Memberikan pertanyaan “jika sebuah truk yang
Waktu
Dikembangkan
meminta ketua kelas untuk
sebelum memulai pelajaran.
Apersepsi
Nilai Karakter
percaya diri 2. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
10 menit
melaju dengan cepat, Pendahuluan
menambrak sedan yang awalnya diam menjadi bergerak, bagaimana hal ini bisa terjadi?”. 1. Mengungkapkan bahwa Motivasi
peristiwa tadi dapat dijelaskan dengan hukum
1. Termotivasi untuk belajar momentum dan impuls.
Semangat belajar, rasa ingin tahu
60 menit
130
konservatif momentum. 2. Menyampaikan tujuan
2. Menyimak penyampaian guru.
pembelajaran.
Eksplorasi
Inti Elaborasi
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan Penutup Evaluasi
Menjelaskan hukum
Menyimak penjelasan guru
konservatif momentum dan
mengenai hukum konservatif
pengunaannya untuk sistem
momentum dan penggunaannya
tanpa gaya luar.
untuk sistem tanpa gaya luar.
1. Memberikan latihan soal
1. Mengerjakan latihan soal yang
yang dikerjakan siswa dan
diberikan guru.
dibimbing oleh guru.
Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu, berpikir logis, kritis, terampil
2. Membahas latihan soal.
2. Menyimak penjelasan guru.
Memberikan kesempatan
Saling berinteraksi dan melakukan Toleransi,
kepada siswa untuk bertanya.
tanya jawab dengan guru.
komunikatif
Bersama siswa menarik
Bersama-sama dengan guru
Komunikatif
kesimpulan pelajaran hari ini.
menarik kesimpulan pelajaran hari ini.
Memberikan soal evaluasi
Mengerjakan soal evaluasi secara
untuk dikerjakan siswa secara
individu.
individu.
Mandiri, jujur
20 menit
131
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
a.
Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA kelas IX.Jakarta: Phibeta.
b.
Humaidi, Abdul Haris & Maksum.2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
B. Media Pembelajaran Black board, spidol.
132
IX. Penilaian Hasil Belajar Tes uraian (terlampir)
133
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. 1.
Soal
Jawaban
Skor
Tuliskan bunyi hukum
Jumlah momentum pada suatu sistem
konservatif momentum!
sebelum dan sesudah terjadi tumbukan tanpa dipengaruhi gaya
10
luar adalah tetap. 2.
Alif sedang berada di
Diket:
dalam perahu yang
= 200 kg
bergerak dengan
= 60 kg
-1
= 4 ms-1
kecepatan 4 ms . Massa perahu dan Alif masing-
3
=0
masing adalah 200 kg dan 60 kg. Berapa kecepatan
Ditanya: =?
perahu sekarang jika Alif
Jawab:
tiba2 terjatuh dari perahu? (
)( )
(
)( )
(
)( )
6
Jadi, kecepatan perahu sekarang adalah 5,2 ms-1. Skor Total
Pedoman Penilaian:
1 20
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol
I.
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok
: Jenis-jenis Tumbukan
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
: 3 (tiga)
Standar Kompetensi 1.
II.
Satuan Pendidikan
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
Kompetensi Dasar 1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1.
Menganalisis tumbukan lenting sempurna.
2.
Menganalisis tumbukan lenting sebagian.
3.
Menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
135
IV. Tujuan Pembelajaran
V.
1.
Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis tumbukan lenting sempurna.
2.
Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis tumbukan lenting sebagian.
3.
Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
Materi Pembelajaran Jenis-jenis tumbukan: 1.
Tumbukan lenting sempurna Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi kinetik yang hilang, sehingga berlaku hukum konservatif energi mekanik dan hukum konservatif momentum. Hukum konservatif momentum: (
)
(
)
(
)
Hukum konservatif energi:
Nilai koefisien restitusi:
(
)
136
2.
Tumbukan lenting sebagian Pada tumbukan lenting sebagian energi kinetik benda berkurang selama tumbukan, sehingga hukum konservatif energi mekanik tidak berlaku. Nilai koefisien restitusi:
3.
Tumbukan tak lenting sama sekali Pada tumbukan tak lenting sama sekali terjadi kehilangan energi kinetik terbesar, sehingga hukum konservatif energi tentu saja tidak berlaku. Setelah tumbukan, kedua benda menyatu dan bergerak bersamaan dengan kecepatan yang sama.
VI. Metode Pembelajaran Ceramah dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran
Pendahuluan
Apersepsi
Guru 1. Menyapa siswa dan meminta ketua kelas untuk
Siswa 1. Menjawab sapaan guru dan berdoa bersama dipimpin oleh
Nilai Karakter yang
Waktu
Dikembangkan Sabar, semangat belajar, rasa
10 menit
137
memimpin doa bersama
ketua kelas.
sebelum memulai pelajaran. 2. Memberikan pertanyaan “saat sebuah bola
ingin tahu, percaya diri
2. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
dijatuhkan dari ketinggian tertentu, lama kelamaan tinggi pantulannya akan berkurang dan akhirnya diam, bagaimana menjelaskan hal ini?”. 1. Mengungkapkan bahwa peristiwa tadi dapat Motivasi
1. Termotivasi untuk belajar momentum dan impuls.
dijelaskan dalam konsep
Semangat belajar, rasa ingin tahu
fisika. 2. Menyampaikan tujuan
2. Menyimak penyampaian guru.
60 menit
pembelajaran.
Inti
Eksplorasi
Menjelaskan tumbukan lenting
Menyimak penjelasan guru
sempurna, sebagian, dan tidak
mengenai tumbukan lenting
lenting sama sekali.
sempurna, sebagian, dan tidak
Rasa ingin tahu
138
lenting sama sekali. 1. Memberikan latihan soal Elaborasi
Konfirmasi
Penarikan Kesimpulan Penutup Evaluasi
1. Mengerjakan latihan soal yang
yang dikerjakan siswa dan
diberikan guru.
dibimbing oleh guru.
Rasa ingin tahu, berpikir logis, kritis, terampil
2. Membahas latihan soal.
2. Menyimak penjelasan guru
Memberikan kesempatan
Saling berinteraksi dan melakukan Toleransi,
kepada siswa untuk bertanya.
tanya jawab dengan guru.
komunikatif
Bersama siswa menarik
Bersama-sama dengan guru
Komunikatif
kesimpulan pelajaran hari ini.
menarik kesimpulan pelajaran hari ini.
Memberikan soal evaluasi
Mengerjakan soal evaluasi secara
untuk dikerjakan siswa secara
individu.
individu.
Mandiri, jujur
20 menit
139
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran A. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
a.
Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA kelas IX.Jakarta: Phibeta.
b.
Humaidi, Abdul Haris & Maksum.2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
B. Media Pembelajaran Black board, spidol.
IX. Penilaian Hasil Belajar Tes uraian (terlampir)
140
INSTRUMEN TES EVALUASI
No.
Soal
Jawaban
1.
Sebuah bola karet dengan
Diket:
massa 200 gr bergerak dengan kecepatan 6 ms
Skor
= 200 gr = 0,2 kg -1
= 400 gr = 0,4 kg
ke kanan. Bola lain
6 ms-1
dengan massa 400 gr
-2 ms-1 = -4 ms-1
bergerak dengan kecepatan 2 ms-1 ke kiri
3
Ditanya:
dalam satu garis dengan
=?
bola pertama. Kemudian
Jawab:
keduanya bertabrakan, jika setelah tumbukan bola
(
)( )
(
)(
)
(
(
pertama bergerak ke kiri
2.
)(
)
(
)(
)
dengan kecepatan 6 ms-1,
Jadi, kecepatan bola kedua setelah
maka kecepatan bola
tumbukan adalah 0,3 ms-1 ke
kedua adalah ....
kanan.
Sebuah bola tenis
Diket:
djatuhkan dari ketinggian
6m
6 m, sehingga menumbuk
3m
lantai dan akhirnya memantul. Apabila tinggi pantulan pertama 3 m,
6
)
1
3
Ditanya: ? Jawab:
tentukan tinggi pantulan kedua ....
√
6
Jadi, tinggi pantulan bola tenis
141
kedua adalah 1,5 m. 3.
Sebuah apel bermassa 250
1
Diket:
gr yang mula-mula diam
250 gr = 0,25 kg
digantung dengan tali.
0,1 kg
Sebuah peluru
0
ditembakkan dan
2 ms-1
bersarang di dalam apel
3
Ditanya:
sehingga berayun
?
bersamaan dengan
Jawab:
-1
kecepatan 2 ms . Jika
(
massa peluru 0,1 kg, maka
(
)( )
(
)
(
(
kecepatan peluru setelah
) )
)
6
ditembakkan adalah ... Jadi, kecepatan peluru setelah ditembakkan adalah 7 ms-1. Skor Total
Pedoman Penilaian:
1 30
142
Lampiran 2B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
I.
Satuan Pendidikan
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok
: Pengertian Momentum dan Impuls
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
: 1 (satu)
Standar Kompetensi 1.
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar 1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1.
Menjelaskan konsep momentum dan impuls.
2.
Memformulasikan persamaan momentum dan impuls.
3.
Menganalisis hubungan antara momentum dan impuls.
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls.
2.
Melalui latihan soal, siswa dapat memformulasikan persamaan momentum dan impuls.
143
3.
Melalui diskusi dan tanya jawab, siswa dapat menganalisis hubungan antara momentum dan impuls.
V.
Materi Pembelajaran Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap. Secara matematis dapat dituliskan:
Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dapat dituliskan:
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat dituliskan:
VI. Metode Pembelajaran Diskusi dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran P E N D A H U L U A N
Guru Menyapa siswa dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum memulai pelajaran
Siswa Menjawab sapaan guru dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Waktu
Sabar, semangat belajar, rasa ingin tahu, percaya diri 10 menit
144
Fase 1 Membagika Handout
I N T I
Fase II Siswa Mempelajari Handout
Membagikan bahan ajar berupa handout kepada siswa
Masing-masing memegang satu handout momentum dan impuls
Meminta siswa untuk mempelajari handout momentum dan impuls yang telah dibagikan secara individu
Mempelajari handout momentum dan impuls yang dibagikan secara individu
Memberi instruksi kepada siswa untuk memberikan tanda seperti melingkari atau menggaris bawahi bagian yang kurang dipahami
Siswa memberikan tanda seperti melingkari atau menggaris bawahi bagian yang kurang dipahami
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya
Siswa mendiskusikan materi yang telah diberi tanda dengan teman sebangkunya, jika masih kurang paham maka membuat pertanyaan pada kolom pertanyaan
Meyuruh siswa mengajukan
Siswa mengajukan
Rasa ingin tahu, cinta ilmu, berpikir kritis, terampil
60 menit
Rasa ingin tahu, komunikatif, toleransi
145
Fase III Mengajukan Pertanyaan
P E N U T U P
pertanyaan yang telah dibuat pada kolom pertanyaan
pertanyaanpertanyaan yang telah dituliskan pada kolom pertanyaan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban dari pertanyaan temannya
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan temannya dan menanggapi jawaban tersebut
Berani, toleransi
Guru menjelaskan dan mempertegas kembali jawaban dari siswa serta poin-poin penting dari materi yang dipelajari
Memperhatikan penjelasan guru dengan seksama
Rasa ingin tahu, cinta ilmu
Bersama siswa menarik kesimpulan pelajaran hari ini
Bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan pelajaran hari ini
Komunikatif
20 menit Memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu
Mengerjakan soal evaluasi secara individu
Mandiri, jujur
146
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran C. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
a.
Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta.
b.
Humaidi, Abdul Haris & Maksum. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
D. Media Pembelajaran Handout
IX. Penilaian Hasil Belajar Tes uraian (terlampir)
147
INSTRUMEN TES EVALUASI
No.
Soal
1.
Sebuah benda bermassa 5
Jawaban Diket:
kg bergerak dengan
5 kg
kecepatan 7 m/s. Besar
7 ms-1
momentum benda tersebut adalah ....
Skor
3
Ditanya: ? Jawab: 6 kgms-1 Jadi, momentum benda tersebut
1
sebesar 35 kgms-1. 2.
Madun menendang bola
Diket:
dengan gaya rata-rata
100 N
sebesar 100 N. Jika kaki
0,2 s
madun menyentuh bola selama 0,2 sekon, besar impulsnya adalah ....
3
Ditanya: ? Jawab: 6
Jadi, besar impulsnya adalah 20 Ns. 3.
Sebuah bola yang mula-
Diket:
mula dian, ditendang
200 N
dengan gaya sebesar 200
0,2 s
N. Jika waktu kontak kaki dengan bola 0,1 sekon. Perubahan momentum
1
Ditanya: ? Jawab:
3
148
yang dialami bola adalah ....
6
Jadi, perubahan momentum yang
1
dialami bola adalah 40 Ns. Skor Total
Pedoman Penilaian:
30
149
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
I.
Satuan Pendidikan
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok
: Hukum Kekekalan Momentum
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
: 2 (dua)
Standar Kompetensi 1.
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar 1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian 1.
Menjelaskan hukum konservatif momentum.
2.
Menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menjelaskan hukum konservatif momentum
2.
Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa dapat menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
150
V.
Materi Pembelajaran Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan.
Hukum kekekalan momentum dapat diterapkan pada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, seperti balon yang ditiup selanjutnya dilepaskan sehingga meleset cepat di udara, ketika menembakkan pistol dan prinsip kerja roket.
VI. Metode Pembelajaran Diskusi dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran P E N D A H U L U A N I N T I
Fase 1 Membagika Handout
Guru
Siswa
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Menyapa siswa dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum memulai pelajaran
Menjawab sapaan guru dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
Sabar, semangat belajar, rasa ingin tahu, percaya diri
Membagikan bahan ajar berupa handout kepada siswa
Masing-masing memegang satu handout hukum konservatif momentum
Rasa ingin tahu, cinta ilmu, berpikir kritis, terampil
Waktu
10 menit
60 menit
151
Fase II Siswa Mempelajari Handout
Fase III Mengajukan Pertanyaan
Meminta siswa untuk mempelajari handout hukum konservatif momentum yang telah dibagikan secara individu
Mempelajari handout hukum konservatif momentum yang dibagikan secara individu
Memberi instruksi kepada siswa untuk memberikan tanda seperti melingkari atau menggaris bawahi bagian yang kurang dipahami
Siswa memberikan tanda seperti melingkari atau menggaris bawahi bagian yang kurang dipahami
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya
Siswa mendiskusikan materi yang telah diberi tanda dengan teman sebangkunya, jika masih kurang paham maka membuat pertanyaan pada kolom pertanyaan
Meyuruh siswa mengajukan pertanyaan yang telah dibuat pada kolom pertanyaan
Siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan yang telah dituliskan pada kolom pertanyaan
Rasa ingin tahu, komunikatif, toleransi
152
P E N U T U P
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban dari pertanyaan temannya
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan temannya dan menanggapi jawaban tersebut
Berani, toleransi
Guru menjelaskan dan mempertegas kembali jawaban dari siswa serta poin-poin penting dari materi yang dipelajari
Memperhatikan penjelasan guru dengan seksama
Rasa ingin tahu, cinta ilmu
Bersama siswa menarik kesimpulan pelajaran hari ini
Bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan pelajaran hari ini
Komunikatif
20 menit Memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu
Mengerjakan soal evaluasi secara individu
Mandiri, jujur
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran E. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
a.
Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta.
153
b.
Humaidi, Abdul Haris & Maksum. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
F. Media Pembelajaran Handout.
IX.
Penilaian Hasil Belajar Tes uraian (terlampir)
154
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. 1.
Soal
Jawaban
Skor
Tuliskan bunyi hukum
Jumlah momentum pada suatu sistem
konservatif momentum!
sebelum dan sesudah terjadi tumbukan tanpa dipengaruhi gaya
10
luar adalah tetap. 2.
Alif sedang berada di
Diket:
dalam perahu yang
= 200 kg
bergerak dengan
= 60 kg
-1
= 4 ms-1
kecepatan 4 ms . Massa perahu dan Alif masing-
3
=0
masing adalah 200 kg dan 60 kg. Berapa kecepatan
Ditanya: =?
perahu sekarang jika Alif
Jawab:
tiba2 terjatuh dari perahu? 6
(
)( )
(
)( )
(
)( )
1 Jadi, kecepatan perahu sekarang adalah 5,2 ms-1. Skor Total
Pedoman Penilaian:
20
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
X.
Satuan Pendidikan
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Materi Pokok
: Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok
: Jenis-jenis Tumbukan
Kelas/Semester
: XI/2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan Ke-
: 3 (tiga)
Standar Kompetensi 1.
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
XI. Kompetensi Dasar 1.8. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
XII. Indikator Pencapaian 1.
Menganalisis tumbukan lenting sempurna.
2.
Menganalisis tumbukan lenting sebagian.
3.
Menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
4. XIII. Tujuan Pembelajaran 1.
Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menganalisis tumbukan lenting sempurna.
2.
Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menganalisis tumbukan lenting sebagian.
3.
Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
156
XIV. Materi Pembelajaran Jenis-jenis tumbukan: 1.
Tumbukan lenting sempurna Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi kinetik yang hilang, sehingga berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan hukum kekekalan momentum. Hukum kekekalan momentum: (
)
(
)
Hukum kekekalan energi: (
)
(
)
Nilai koefisien restitusi:
2.
Tumbukan lenting sebagian Pada tumbukan lenting sebagian energi kinetik benda berkurang selama tumbukan, sehingga hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Nilai koefisien restitusi:
3.
Tumbukan tak lenting sama sekali Pada tumbukan tak lenting sama sekali terjadi kehilangan energi kinetik terbesar, sehingga hukum kekekalan energi tentu saja tidak berlaku. Setelah tumbukan, kedua benda menyatu dan bergerak bersamaan dengan kecepatan yang sama.
XV. Metode Pembelajaran Diskusi dan tanya jawab.
157
XVI. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan Tahap Pembelajaran P E N D A H U L U A N Fase 1 Membagika Handout
I N T I
Fase II Siswa Mempelajari Handout
Guru
Siswa
Nilai Karakter yang Dikembangkan
Menyapa siswa dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama sebelum memulai pelajaran
Menjawab sapaan guru dan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas
Sabar, semangat belajar, rasa ingin tahu, percaya diri
Membagikan bahan ajar berupa handout kepada siswa
Masing-masing memegang satu handout jenisjenis tumbukan
Rasa ingin tahu, cinta ilmu, berpikir kritis, terampil
Meminta siswa untuk mempelajari handout jenisjenis tumbukan yang telah dibagikan secara individu
Mempelajari handout jenisjenis tumbukan yang dibagikan secara individu
Memberi instruksi kepada siswa untuk memberikan tanda seperti melingkari atau menggaris bawahi bagian yang kurang dipahami
Siswa memberikan tanda seperti melingkari atau menggaris bawahi bagian yang kurang dipahami
Memberikan
Siswa
Waktu
10 menit
60 menit
Rasa ingin tahu,
158
Fase III Mengajukan Pertanyaan
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya
mendiskusikan materi yang telah diberi tanda dengan teman sebangkunya, jika masih kurang paham maka membuat pertanyaan pada kolom pertanyaan
komunikatif, toleransi
Meyuruh siswa mengajukan pertanyaan yang telah dibuat pada kolom pertanyaan
Siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan yang telah dituliskan pada kolom pertanyaan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban dari pertanyaan temannya
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan temannya dan menanggapi jawaban tersebut
Berani, toleransi
Guru menjelaskan dan mempertegas kembali jawaban dari siswa serta poin-poin penting dari materi yang dipelajari
Memperhatikan penjelasan guru dengan seksama
Rasa ingin tahu, cinta ilmu
159
Bersama siswa menarik kesimpulan pelajaran hari ini
P E N U T U P
Bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan pelajaran hari ini
Komunikatif
20 menit Memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu
Mengerjakan soal evaluasi secara individu
Mandiri, jujur
XVII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran G. Sumber Belajar 1.
Referensi Bacaaan
a.
Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta.
b.
Humaidi, Abdul Haris & Maksum. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
H. Media Pembelajaran Handout.
XVIII. Penilaian Hasil Belajar Tes uraian (terlampir)
160
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. 1.
Soal Sebuah bola karet dengan massa 200 gr bergerak dengan -1
kecepatan 6 ms ke kanan.
Jawaban Diket: = 200 gr = 0,2 kg = 400 gr = 0,4 kg
Bola lain dengan massa 400 gr
6 ms-1
bergerak dengan kecepatan 2
-2 ms-1
ms-1 ke kiri dalam satu garis dengan bola pertama. Kemudian keduanya bertabrakan, jika setelah
Skor
3
= -4 ms-1 Ditanya: =? Jawab:
tumbukan bola pertama bergerak ke kiri dengan
6
kecepatan 6 ms-1, maka kecepatan bola kedua
(
)( )
(
)(
adalah ....
) (
)(
)
(
)(
)
(
)
1
Jadi, kecepatan bola kedua setelah tumbukan adalah 0,3 ms-1 ke kanan. 2.
Sebuah bola tenis djatuhkan
Diket:
dari ketinggian 6 m, sehingga
6m
menumbuk lantai dan
3m
akhirnya memantul. Apabila tinggi pantulan pertama 3 m, tentukan tinggi pantulan
3
Ditanya: ? Jawab:
kedua .... √
6
161
1
Jadi, tinggi pantulan bola tenis kedua adalah 1,5 m. 3.
Sebuah apel bermassa 250 gr
Diket:
yang mula-mula diam
250 gr = 0,25 kg
digantung dengan tali. Sebuah
0,1 kg
peluru ditembakkan dan
0
bersarang di dalam apel
2 ms-1
sehingga berayun bersamaan
Ditanya:
-1
dengan kecepatan 2 ms . Jika massa peluru 0,1 kg, maka
3
? 6
Jawab:
kecepatan peluru setelah ditembakkan adalah ...
( (
)( )
(
)
) (
(
)
)
1
Jadi, kecepatan peluru setelah ditembakkan adalah 7 ms-1. Skor Total
Pedoman Penilaian:
30
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
Lampiran 3A Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Modus Median S. Deviasi SD2
Nilai Pretest Kontrol Eksperimen 24 20 12 12 20 12 12 16 16 28 20 40 20 12 12 28 36 12 36 12 32 24 12 16 40 12 24 12 28 16 28 16 24 12 20 16 28 12 36 12 44 24 12 12 32 24 12 24 12 24 16 40 12 12 16 24 12 12 44 40 22,7 18,7 12 12 20 16 9,9 8,2 97,2 67,6
177
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasi pretest: 12
12
12
12
12
12
12
12
16
16
16
20
20
20
20
24
24
24
28
28
28
32
32
36
36
36
40
44
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah siswa (n)
= 28
b. Nilai maksimal (Xmax)
= 44
c. Nilai minimal (Xmin)
= 12
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmax -Xmin = 44 – 12 = 32
b. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 28 = 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P)
= R/K = 32/6 = 5,33 ≈ 5
Agar semua data dapat masuk pada tabel distribusi frekuensi, maka panjang kelas ditambah 1, dari 5 menjadi 6. Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Interval 12 – 17 18 – 23 24 – 29 30 – 35 36 – 41 42 – 47 Jumlah
Frekuensi 11 4 6 2 4 1 28
178
Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest: 12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
16
16
16
16
16
20
24
24
24
24
24
24
28
28
40
40
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah siswa (n)
= 28
b. Nilai maksimal (Xmax)
= 40
c. Nilai minimal (Xmin)
= 12
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmax -Xmin = 40 – 12 = 28
b. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 28 = 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P)
= R/K = 28/6 = 4,66 ≈ 5
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Interval 12 – 16 17 – 21 22 – 26 27 – 31 32 – 36 37 – 41 Jumlah
Frekuensi 17 1 6 2 0 2 28
179
Lampiran 3B Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Modus Median S. Deviasi SD2
Nilai Posttest Kontrol Eksperimen 64 88 52 76 56 80 84 68 36 68 40 72 72 68 48 68 68 84 76 84 40 72 64 64 56 84 64 84 68 72 72 72 76 68 68 72 68 72 60 76 52 80 56 76 60 88 60 68 44 72 64 64 60 88 44 64 36 64 84 88 59,7 74,7 72 60 72 12,02 7,7 144,5 59,3
180
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil postest: 36
40
40
44
44
48
52
52
56
56
56
60
60
60
60
64
64
64
64
68
68
68
68
72
72
76
76
84
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah siswa (n)
= 28
b. Nilai maksimal (Xmax)
= 84
c. Nilai minimal (Xmin)
= 36
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmax -Xmin = 84 – 36 = 48
b. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 28 = 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P)
= R/K = 48/6 =8
Agar semua data dapat masuk pada tabel distribusi frekuensi, maka panjang kelas ditambah 1, dari 8 menjadi 9. Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Interval 36 – 44 45 – 53 54 – 62 63 – 71 72 – 80 81 - 89 Jumlah
Frekuensi 5 3 7 8 4 1 28
181
Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil postest: 64
64
64
68
68
68
68
68
68
72
72
72
72
72
72
72
76
76
76
80
80
84
84
84
84
88
88
88
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: a. Jumlah siswa (n)
= 28
b. Nilai maksimal (Xmax)
= 84
c. Nilai minimal (Xmin)
= 36
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya yaitu: a. Rentang (R)
= Xmax -Xmin = 84 – 36 = 48
b. Banyaknya kelas (K)
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 28 = 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P)
= R/K = 48/6 =8
Agar semua data dapat masuk pada tabel distribusi frekuensi, maka panjang kelas ditambah 1, dari 8 menjadi 9. Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Interval 36 – 44 45 – 53 54 – 62 63 – 71 72 – 80 81 - 89 Jumlah
Frekuensi 5 3 7 8 4 1 28
182
Lampiran 3C Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Xi 12 12 12 12 12 12 12 12 16 16 16 20 20 20 20 24 24 24 28 28 28 32 32 36 36 36 40 44
Zi -1,086 -1,086 -1,086 -1,086 -1,086 -1,086 -1,086 -1,086 -0,681 -0,681 -0,681 -0,275 -0,275 -0,275 -0,275 0,131 0,131 0,131 0,537 0,537 0,537 0,942 0,942 1,348 1,348 1,348 1,754 2,159 Jumlah
F(Zi) 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,248 0,248 0,248 0,394 0,394 0,394 0,394 0,552 0,552 0,552 0,702 0,702 0,702 0,826 0,826 0,911 0,911 0,911 0,96 0,984
S(Zi) 0,036 0,071 0,107 0,143 0,179 0,214 0,250 0,286 0,321 0,357 0,393 0,429 0,464 0,500 0,536 0,571 0,607 0,643 0,679 0,714 0,750 0,786 0,821 0,857 0,893 0,929 0,964 1,000
|F(Zi-S(Zi)| 0,104 0,069 0,033 0,003 0,039 0,074 0,110 0,146 0,073 0,109 0,145 0,035 0,070 0,106 0,142 0,019 0,055 0,091 0,023 0,012 0,048 0,040 0,005 0,054 0,018 0,018 0,004 0,016 1,661
183
Dasar penarikan kesimpulan: Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161. Kesimpulan: Lhitung (0,661) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
184
Lampiran 3D Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Xi 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 16 16 16 16 16 20 24 24 24 24 24 24 28 28 40 40
Zi -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,816 -0,330 -0,330 -0,330 -0,330 -0,330 0,157 0,644 0,644 0,644 0,644 0,644 0,644 1,130 1,130 2,590 2,590 Jumlah
F(Zi) 0,209 0,209 0,209 0,209 0,209 0,209 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,56 0,739 0,739 0,739 0,739 0,739 0,739 0,87 0,87 0,995 0,995
S(Zi) 0,036 0,071 0,107 0,143 0,179 0,214 0,250 0,286 0,321 0,357 0,393 0,429 0,464 0,500 0,536 0,571 0,607 0,643 0,679 0,714 0,750 0,786 0,821 0,857 0,893 0,929 0,964 1,000
|F(Zi-S(Zi)| 0,173 0,138 0,102 0,066 0,030 0,005 0,040 0,004 0,031 0,067 0,103 0,139 0,094 0,130 0,166 0,201 0,237 0,083 0,060 0,025 0,011 0,047 0,082 0,118 0,023 0,059 0,031 0,005 2,271
185
Dasar penarikan kesimpulan: Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161. Kesimpulan: Lhitung (2,271) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
186
Lampiran 3E Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
X 36 40 40 44 44 48 52 52 56 56 56 60 60 60 60 64 64 64 64 68 68 68 68 72 72 76 76 84
Zi -1,973 -1,640 -1,640 -1,307 -1,307 -0,974 -0,641 -0,641 -0,309 -0,309 -0,309 0,024 0,024 0,024 0,024 0,357 0,357 0,357 0,357 0,690 0,690 0,690 0,690 1,022 1,022 1,355 1,355 2,021 Jumlah
F(Zi) 0,024 0,051 0,051 0,097 0,097 0,166 0,261 0,261 0,382 0,382 0,382 0,508 0,508 0,508 0,508 0,637 0,637 0,637 0,637 0,752 0,752 0,752 0,752 0,846 0,846 0,912 0,912 0,978
S(Zi) 0,036 0,071 0,107 0,143 0,179 0,214 0,250 0,286 0,321 0,357 0,393 0,429 0,464 0,500 0,536 0,571 0,607 0,643 0,679 0,714 0,750 0,786 0,821 0,857 0,893 0,929 0,964 1,000
|F(Zi-S(Zi)| 0,012 0,020 0,056 0,046 0,082 0,048 0,011 0,025 0,061 0,025 0,011 0,079 0,044 0,008 0,028 0,066 0,030 0,006 0,042 0,038 0,002 0,034 0,069 0,011 0,047 0,017 0,052 0,022 0,989
187
Dasar penarikan kesimpulan: Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161. Kesimpulan: Lhitung (0,989) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
188
Lampiran 3F Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Xi 64 64 64 68 68 68 68 68 68 72 72 72 72 72 72 72 76 76 76 80 80 84 84 84 84 88 88 88
Zi -1,390 -1,390 -1,390 -0,870 -0,870 -0,870 -0,870 -0,870 -0,870 -0,351 -0,351 -0,351 -0,351 -0,351 -0,351 -0,351 0,169 0,169 0,169 0,688 0,688 1,208 1,208 1,208 1,208 1,727 1,727 1,727 Jumlah
F(Zi) 0,084 0,084 0,084 0,192 0,192 0,192 0,192 0,192 0,192 0,363 0,363 0,363 0,363 0,363 0,363 0,363 0,564 0,564 0,564 0,752 0,752 0,885 0,885 0,885 0,885 0,957 0,957 0,957
S(Zi) 0,036 0,071 0,107 0,143 0,179 0,214 0,250 0,286 0,321 0,357 0,393 0,429 0,464 0,500 0,536 0,571 0,607 0,643 0,679 0,714 0,750 0,786 0,821 0,857 0,893 0,929 0,964 1,000
|F(Zi-S(Zi)| 0,048 0,013 0,023 0,049 0,013 0,022 0,058 0,094 0,129 0,006 0,030 0,066 0,101 0,137 0,173 0,208 0,043 0,079 0,115 0,038 0,002 0,099 0,064 0,028 0,008 0,028 0,007 0,043 1,724
189
Dasar penarikan kesimpulan: Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161. Kesimpulan: Lhitung (1,724) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
190
Lampiran 3G Uji Homogenitas Data Pretest
F = uji Fisher S1² = variansi terbesar S2² = variansi terkecil Varian kelas kontrol
= 97,2
Varian kelas eksperimen
= 67,6
Ftabel (α = 0,05, df1 = 27, df2 = 27) = 1,84 Dasar Pengambilan Keputusan: Fhitung< Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang homogen Fhitung> Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang heterogen Kesimpulan: Fhitung (1,44) < Ftabel (1,84) : Sampel berasal dari populasi yang homogen
191
Lampiran 3H Uji Homogenitas Data Posttest
F = uji Fisher S1² = variansi terbesar S2² = variansi terkecil Varian kelas kontrol
= 144,5
Varian kelas eksperimen
= 59,3
Ftabel (α = 0,05, df1 = 27, df2 = 27) = 1,84 Dasar Pengambilan Keputusan: Fhitung< Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang homogen Fhitung> Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang heterogen Kesimpulan: Fhitung (2,44) > Ftabel (1,84) : Sampel berasal dari populasi yang heterogen
192
Lampiran 3I Hasil Uji Hipotesis Data Pretest a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U
299,500
Wilcoxon W
705,500
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1,559 ,119
a. Grouping Variable: kelas
Analisa: Ho
: tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls
H1
: tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima Kesimpulan: 0,119 > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
193
Lampiran 3J Hasil Uji Hipotesis Data Posttest a
Test Statistics
Skor Mann-Whitney U
113,000
Wilcoxon W
519,000
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-4,604 ,000
a. Grouping Variable: kelas
Analisa: Ho
: tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls
H1
: tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima Kesimpulan: 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
194
Lampiran 3K Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Pretest (Kelas Kontrol)
No Soal Jumlah Benar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
2
12
8
12
7
12
9
7
12
6
6
7
2
3
2
2
5
4
6
10
3
4
7
10
43
29
43
25
43
32
25
43
21
21
25
7,1
11
7,1 7,1
18
14
21
36
11
14
25
36
C1
C2 C2
C2
C2 C2
C3
C3 C2
C4 C3 C2 C3
C4 C4
C1
C4 C1
C3
C3 C4
C2
C4
Persentase 3,6 7,1 (Dalam %) Jenjang Kognitif
C1 C1
Jumlah Siswa
: 28
Rata-rata C1
:
Rata-rata C2
:
Rata-rata C3
:
Rata-rata C4
:
195
Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Pretest (Kelas Eksperimen)
No Soal Jumlah Benar Persentase (Dalam %) Jenjang Kognitif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
7
15
19
9
9
2
2
2
4
5
3
3
5
4
5
4
2
8
3
5
6
3
1
3
2
25
54
68
32
32
7,1 7,1 7,1
14
18
11
11
18
14
18
14
7,1
29
11
18
21
11
3,6
11
7,1
C1 C1
C1
C2 C2
C2
C3
C3 C2
C4 C4
C1
C4 C1
C3
C3 C4
C2
C4
Jumlah Siswa
: 28
Rata-rata C1
:
Rata-rata C2
:
Rata-rata C3
:
Rata-rata C4
:
C2 C2
C4 C3 C2 C3
196
Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Posttest (Kelas Kontrol)
No Soal Jumlah Benar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
5
19
28
23
24
18
10
7
27
28
20
12
24
16
24
10
9
18
8
22
25
10
6
13
11
Persentase (Dalam %)
18
68
100
82
86
64
36
25
96
100
71
43
86
57
86
36
32
64
29
79
89
36
21
46
39
Jenjang Kognitif
C1
C1
C1
C2 C2
C2
C2 C2
C3
C3
C2 C4
C3 C2 C3
C4
C4 C1
C4
C1 C3
C3
C4 C2
C4
Jumlah Siswa
: 28
Rata-rata C1
:
Rata-rata C2
:
Rata-rata C3
:
Rata-rata C4
:
197
Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Posttest (Kelas Eksperimen)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
23
28
28
28
27
23
9
6
28
28
26
26
28
14
21
25
11
28
16
28
16
18
6
14
18
Persentase (Dalam %)
82
100 100 100
96
82
32
21
100 100
93
93
100
50
75
89
39
100
57
100
57
64
21
50
64
Jenjang Kognitif
C1
C1
C2
C2
C2
C2
C3
C2
C4
C3
C2
C3
C4
C4
C1
C4
C1
C3
C3
C4
C2
C4
No Soal Jumlah Benar
C1
C2
Jumlah Siswa
: 28
Rata-rata C1
:
Rata-rata C2
:
Rata-rata C3
:
Rata-rata C4
:
C3
198
Lampiran 3L Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Setiap Jenjang Kognitif Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. Kelas Kontrol Jenjang Kontrol N-Gain Kategori Rata-rata Kategori
C1 C2 C3 C4 Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest 19% 66% 28% 58% 25% 82% 17% 33% 0,47 0,30 0,57 0,16 Sedang Sedang Tinggi Rendah 0,38 Sedang
b. Kelas Eksperimen Jenjang Kontrol N-Gain Kategori Rata-rata Kategori
C1 C2 C3 C4 Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest 39% 96% 15% 66% 17% 83% 9% 61% 0,57 0,51 0,66 0,52 Tinggi Sedang Tinggi Sedang 0,57 Sedang
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIFA DWINA GUSTI. Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Riyal dan Zurfa. Lahir di Sijunjung pada tanggal 02 Agustus 1994 dan bertempat tinggal di Jl. Lelong Dt Mangkuto Alam, Jorong Pasar Matur, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SD Negeri 20 Matur lulus pada tahun 2005, MTs Negeri 1 Matur lulus pada tahun 2008. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di MA Negeri 1 Bukittinggi dan lulus pada tahun 2011. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2011.