PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII MTS PLUS AL MADINAH SALATIGA TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh EMA SETYA FATMAWATI 11106031 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA 2010
1
MOTO DAN PERSEMBAHAN
2
MOTTO “Sesungguhnya jalan kebahagiaan itu berada di depan kita”. “Carilah ia melalui ilmu, amal shalih, dan akhlaq yang utama”.
PERSEMBAHAN Ayahanda Gunawan dan ibunda wartini yang tercinta atas doa, perhatian dan supportnya. Semoga engkau selalu dalam naungan rahmat dan ridho-Nya. Suamiku Joko Nugroho yang terhormat dan tersayang, trimakasih atas doa, motivasi, dan perjuangannya yang bisa mengacu semangatku untuk tetap lebih maju. Semoga kita bisa menciptakan surga dunia dalam harmonisnya rumah tangga kita. Teman-temanku semua, kalianlah yang selalu setia memberiku dorongan sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan. Semoga kita mampu menjadi calon-calon pendidik yang bisa menciptakan pemimpin-pemimpin yang bijaksana Taklupa anakku yang tercinta Graha Mardikan, engkaulah inspirasi dan masa depanku, mari kita bersama-sama berjuang meraih masa depan.
KATA PENGANTAR
3
Alkhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan, rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII MTS PLUS AL MADINAH SALATIGA TAHUN 2010”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar SI pada program studi Pendidikan Agama Islam, jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Untuk itu kami mengucapkan banyak trimakasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Dra. Maryatin selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan dan pengarahan serta senantiasa sabar meneliti dan mengoreksi skripsi ini. 3. Subekti, ST selaku kepala MTS Plus Al Madinah Salatiga yang telah memberikan fasilitas kepada kami untuk melakukan penelitian di sekolahnya. 4. Kepada Ayah dan Ibu yang selalu memotivasi gerak dan langkahku dalam penyusunan sekripsi ini. Dengan segala pengorbanannya, sentuhan kasih sayangnya membuat hidup ini tetap semangat. 5. Kepada suamiku yang selalu setia menemaniku dalam perjuangan ini. 6. Segenap teman-teman sekelasku yang telah memotivasi untuk terus berjuang menyelesaikan sekripsi dan berhasil ikut wisuda tahun ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak kami harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan memberikan sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan pada umumnya.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Penyusun
Ema Setya Fatmawati Nim: 11106031
DAFTAR ISI
4
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… LEMBAR BERLOGO……………………………………………………. HALAMAN JUDUL……………………………………………………… PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………… PENGESAHAN………………………………………………………….. . PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………… MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………. KATA PENGANTAR……………………………………………………. DAFTAR ISI……………………………………………………………… ABSTRAK………………………………………………………………... BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah………………………………………
B.
Rumusan Masalah…………………………………………….
C.
Tujuan Penelitian……………………………………………...
D.
Hipotesis Tindakan dan Indiktor Keberhasilan……………….
E.
Kegunaan Penelitian…………………………………………..
F.
Defnisi Operasional……………………………………………
G.
Metode Penelitian……………………………………………..
H.
Sistematika Penulisan…………………………………………
BAB II KAJIAN PUSTAKA
5
A.
A.
Prestasi Belajar………………………………………………..
B.
Pembelajaran Fiqih……………………………………………
Pembelajaran Fiqih dengan Metode Index Card Match……… B.
Rencana Tindakan Setiap Siklus………………………………
C.
Kerangka Berpikir…………………………………………….
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Diskripsi Siklus I………………………………………………
B.
Diskripsi Siklus II……………………………………………..
C.
Diskripsi Siklus III…………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian………………………………………………..
B.
Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan……………………………………………………
B.
Saran…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
ABSTRAK
6
Setya Fatmawati, Ema. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Melalui Metode Index Card Match Siswa Kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Maryatin. Kata Kunci: Prestasi Belajar, Metode Index Card Match MTS Plus Al-Madinah Salatiga adalah lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Yayasan Hidayatullah yang baru berdiri selama tiga tahun di Salatiga. Proses pembelajaran yang berlangsung di MTS ini masih terbilang cukup kaku. Hampir sebagian besar metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah khususnya dalam proses pembelajaran fiqih. Hal ini terbukti keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih terhitung sangat rendah hanya sebesar 45%. Rendahnya keaktifan siswa menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih juga rendah, karena keaktifan akan tercipta manakala motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga tinggi yang nantinya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk mengantisipasi kemunduran akibat lemahnya proses pembelajaran di MTS Plus Al-Maidah Salatiga ini, maka perlu adanya perubahan metode pembelajaran yang bisa melibatkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode Index Card Match mampu meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTS Plus Al-Madinah Salatiga tahun 2010 dalam proses pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan objek penelitian yaitu siswa kelas VIII MTS Plus Al Madinah Salatiga tahun 2010. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data diperoleh melalui hasil tes formatif siswa yang diambil dari hasil nilai pre test dan post test siswa, kemudian lembar observasi siswa selama proses tindakan berlangsung, serta hasil angket motivasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa meningkat 18 poin atau 100% dari sebelum pelaksanan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan., motivasi belajar siswa meningkat sebesar 10,45 poin atau 73,23% dari sebelum pelaksanan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan., dan prestasi belajar siswa juga meningkat sebesar 3,94 poin atau 119,75% dari sebelum pelaksanan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan. Jadi dari hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa metode Index Card Match mampu meningkatkan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa telah terbukti dapat diterima.
7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
8
Pendidikan adalah aktifitas dan usaha sadar serta terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara (Tim Dosen FIP IKIP, 1981:7) Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke-arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik agar siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Salah satu bidang studi Pendidikan Agama Islam yang ada di Madrasah Tsanawiyah ialah fiqih. Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Pendidikan Agama Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Melalui bidang studi fiqih ini diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syari’at Islam. Belajar fiqih merupakan salah satu perintah Allah dan Rosulnya. Sebagai mana firman Allah:
وماكان المؤمنون لينفرواكافة فلولنفرمن كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوفي الدين ولينذرواقومهم اذارجعواليهم لعلهم يحذرون. ( 122:)التوبه
9
“Tidak sepatutnya bagi mu'minin itu pergi semuanya . Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS. Ataubah: 122) Maksud dari ayat diatas bahwasannya kita diperintahkan untuk memperdalam ajaran agama. Fiqih lebih banyak dibahas dan dipelajari dalam agama Islam. Islam mengatur masalah umat mulai dari masalah negara sampai masalah kehidupan kita sehari-hari. Dengan memahami ilmu fiqih kita dapat memahami Islam secara kaafah sehingga kita bisa melaksanakan ajaran Islam secara baik dan benar. Fiqih erat kaitannya dengan masalah praktek dan kebiasaan hidup sehari-hari yang berkaitan dengan hukum. Pemahaman dan penguasaan fiqih akan menentukan kualitas pemahaman seseorang terhadap disiplin ilmu yang lain. Sebaiknya penerapan ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari bisa melaksanakan Syari’at baik yang berkaitan dengan khablum minallah (ibadah) maupun khablum minannas (muamalah), sebab ibadah seseorang tidak akan diterima, apabila dia tidak mengetahui aturan serta tata caranya yang benar dan bersifat teknis. Disinilah urgensinya ilmu fiqih, oleh karena itu menjadi fardhu’ain bagi seorang muslim untuk mempelajarinya dan menguasainya agar ibadah yang dilakukannya mantap dan yakin. Penanaman dasar-dasar keagamaan serta pembentukan pribadi anak ini harus dapat ditransformasikan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru. “Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu guru harus betul-betul membawa siswanya
10
kepada tujuan yang ingin dicapai” (Wijaya, 1992:23). Guru yang profesional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompeten. Selain itu juga, guru tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu saja, akan tetapi juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakekat manusia dalam masyarakat sebagai akhir dari tujuan pendidikan. Proses belajar-mengajar akan berjalan dengan baik manakala metode yang digunakan betul-betul tepat. Metode disini adalah cara dan siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran dengan baik. Dalam proses interaksi belajar mengajar, metode diperlukan seorang guru untuk mencapai tujuan yang dia inginkan setelah proses pembelajaran berakhir. Masih sering terjadi dalam proses pembelajaran sekarang ini, banyak ditemui adanya kecenderungan guru meminimalkan keterlibatan siswa di dalam kelas. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga siswa lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan. Peran guru disini lebih sebagai tukang mengajar dari pada sebagai pendidik. Di dalam kelas mereka hanya semata menyelesaikan halaman demi halaman buku wajib yang telah ditetapkan (Mujiran, 2002:90). Guru hanya bertugas menjejali siswa dengan sebanyak mungkin pengetahuan atau informasi, sementara siswa hanya berperan sebagai gentong kosong yang tidak
11
berdaya. Hal ini mengakibatkan dalam diri mereka tidak mempunyai kebiasan memberikan tanggapan, keberanian bertanya, berdiskusi apalagi berbeda pendapat dengan orang lain (Mujiran, 2002:91). Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara kaku dan sentralistik serta kurang kontekstual ini, mengakibatkan pendidikan menjadi kurang kreatif dan berkembang selain itu juga menyebabkan pendidikan kita semakin mandul dan terbelenggu (Mujiran, 2002:89). Permasalahan dalam sistem pembelajaran ini sama seperti permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di MTS Plus Al-madinah Salatiga. MTS Plus Al-Madinah Salatiga adalah salah satu lembaga pendidikan yang masih terhitung muda dalam dunia pendidikan. MTS ini bernaung dibawah Yayasan Hidayatullah yang baru berdiri selama tiga tahun di Salatiga. Proses pembelajaran yang berlangsung di MTS ini masih terbilang cukup kaku. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, banyak yang masih menggunakan metode ceramah khususnya dalam proses pembelajaran fiqih sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih terhitung sangat rendah hanya sebesar 45%. Rendahnya keaktifan siswa, menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih juga minim. Keaktifan akan tercipta manakala motivasi siswa dalam megikuti pembelajaran juga tinggi. Untuk mengantisipasi kemunduran akibat lemahnya proses pembelajaran di MTS Plus Al-Maidah Salatiga ini, perlu adanya perubahan strategi pembelajaran atau metode pembelajaran yang bisa melibatkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Seorang guru tidak akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar dengan baik.
12
Kemampuan guru dalam menyampaikan atau mentransformasikan bidang studi dengan baik, merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi karena hal ini dapat mempengaruhi proses mengajar dan hasil belajar siswa. Agar dapat tercipta suasana belajar yang kondusif dan kreatif dalam pembelajaran fiqih serta tujuan dalam pembelajaran ini dapat tercapai, ada salah satu metode pembelajaran menyenangkan yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran ini, yaitu model pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match. Berdasarkan permasalahan di atas, kami penulis ingin mengkaji lebih jauh
masalah
ini
dengan
mencoba
mengajukan
judul
penelitian:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MELALUI METODE INDEX CARD MATCH SISWA KELAS VIII MTS PLUS AL-MADINAH SALATIGA TAHUN 2010. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan ? 2. Apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan?
13
3. Apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara pre test dengan post test? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan 2. Untuk mengetahui apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan motivasi siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan 3. Untuk mengetahui apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara pre test dengan post test? D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan “Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 1998:67). Sedangkan menurut Winarno Surachman (1987:78), “hipotesis adalah suatu kesimpulan tetapi masih belum final, masih harus dibuktikan kebenarannya”.
14
Sifatnya yang masih sementara, suatu hipotesis dapat diulang atau diganti dengan hipotesis lain bilamana dalam penelitian selanjutnya dijumpai hipotesis yang kurang tepat. Penelitian ini berupaya untuk menguji hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang telah dikemukakan. Hipotesis yang dimaksud, jika metode Index Card Match diterapkan dalam proses pembelajaran fiqih diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, motivasi, dan prestasi belajar siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan. Indikator untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian ini 70% motivasi siswa mengalami peningkatan setelah mengikuti proses pembelajaran fiqih antara sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan minimal 70% keaktifan serta prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum dan sesudah diterapkannya metode Index Card Match. E. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis. 1. Kegunaan secara teoritis penelitian ini antara lain: a. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan baik secara umum maupun khusus yang berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam. b. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya khususnya dalam strategi pembelajaran fiqih. 2. Kegunaan secara praktis penelitian ini antara lain: ▪ Bagi siswa
15
1) Memberikan
pengalaman
baru
dalam
penerapan
metode
pembelajaran fiqih. 2) Menghilangkan kejenuhan siswa. 3) Menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. 4) Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran fiqih sehingga hasil belajarnya juga meningkat. ▪ Bagi Guru 1) Menambah wawasan bagi guru dalam penerapan metode pembelajaran fiqih. 2) Metode pembelajaran ini tidak hanya dapat diterapkan dalam mata pelajaran fiqih akan tetapi juga dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain ▪ Bagi penulis Menambah wawasan keilmuan serta pengalaman yang sangat berharga untuk bekal yang akan datang.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah fahaman makna yang terkandung dalam judul , dapat dijelaskan definisi operasional dari judul penelitian ini sebagai berikut: 1. Peningkatan “Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak”(Poerwodarminto,1999:103). Tingkat dapat pula dimaknai kelas
16
atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya (Poerwodarminto,1999:413). Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan peningkatan disini adalah sesuatu yang menjalani peningkatan, artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju, dan sebagainya tergantung kata sifat yang menyertainya. 2. Prestasi Belajar “Prestasi belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka” (Darmansyah, 2006:13). Sedangkan Cece Rahmat (Abidin. 2004:1) mengatakan bahwa Prestasi belajar adalah “ Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”. “Prestasi belajar juga bisa diartikan sebagai penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dalam tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru” (Basuki, 1991:3). Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi yang telah dicapai siswa dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru setelah diterapkannya metode Index Card Match dalam proses pembelajaran fiqih. 3. Fiqih Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di MTS Plus Al-Madinah. Mata pelajaran ini tidak kalah pentingnya dengan mata pelajaran umum yang lain. Dalam mata pelajaran ini banyak mempelajari tentang masalah-masalah agama. Permasalahan
17
yang kerap dihadapi erat kaitannya dengan masalah hukum tentunya hukum yang sesuai dengan syariat Islam. Tujuan pokok dari pembelajaran fiqih ini adalah memahami tentang hukum-hukum Islam yang ada hubungannya dengan ibadah muamalah yang nantinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak (Kurikulum 2004: 257). Dalam pengambilan hukum, semuanya didasarkan pada al-Qur’an dan hadits. 4. Metode Index Card Match Metode
adalah
cara
yang
ditempuh
untuk
memperoleh
pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi (Ali, 1987:21). Sedangkan Index Card Match adalah pencocokan kartu indeks (Silbermen, 2004:269). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksd metode Index Card Match adalah metode pembelajaran yang diterapkan dengan cara mencari pasangan dengan menggunakan kartu index sebagai media pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan diterapkannya metode ini agar siswa lebih bisa aktif dan “fun” dalam megikuti proses pembelajaran fiqih, sehingga hasil dari proses pembelajaran dapat meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa dalam memahami pelajaran yang telah diberikan. Berdasarkan batasan-batasan diatas kiranya dapat difahami bahwa sekripsi ini dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas VIII MTS Plus Al-Madinah
18
Salatiga Tahun 2010, merupakan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK), yakni usaha peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran fiqih pada siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match yang diterapkan dengan cara mencari pasangan dengan menggunakan kartu index sebagai medianya. G. Metode Penelitian Metode
penelitian
merupakan
rangkaian
rasa
atau
kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandanganpandangan filosofis dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2008:52). Dengan kata lain proses penelitian ini adalah suatu proses penyelidikan atau pengusutan atas suatu masalah yang didasari atas asumsi-asumsi dasar yang membutuhkan suatu tahapan penyelesaian. Suatu penelitian tidak akan berhasil tanpa adanya suatu metode yang digunakan sebagai penunjang dalam proses pelaksanan penelitian. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis Penelitian Sesuai dengan jenis masalahnya, penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto (2008:3), “yang dimaksud dengan PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Sedangkan menurut Supardi (Arikunto, 2008:105) PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.
19
Berdasarkan
pengertian
diatas,
penelitian
tindakan
kelas
merupakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
sehingga
penelitian
ini
menyangkut
upaya
guru
dalam
meningkatkan proses pembelajaran di kelas. PTK ini bertujuan bukan untuk mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan yang dihadapi, akan tetapi lebih pada memberikan pemecahan berupa tindakan untuk mengatasi masalah. Dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran dan upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. 2. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTS Plus Al-Madinah Salatiga, dengan alamat Jl. KH. Abdul Wahid No. 6, Cabean, Mangunsari, Salatiga. b. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dimulai dari pengajuan judul yang dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2009 sampai penyusunan laporan selesai yaitu pada tanggal 27 Maret 2010. Untuk mendapatkan data yang penulis perlukan, penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal 7 Januari 2010 dengan tahapan sebagai berikut: 1) Mengadakan pertemuan dengan Kepala Yayasan dan Pengurus yang dilanjutkan dengan wawancara dengan guru bidang setudi yang terkait.
20
2) Mengadakan pertemuan dengan guru bidang studi fiqih untuk mendapatkan gambaran mengenai pengajaran fiqih. 3) Membuat perencanaan dilanjutkan dengan pelaksanaan atau tindakan, kemudian penyusunan laporan. c. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam sekripsi ini adalah siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah yang terdiri dari 22 siswa. 3. Rancangan Penelitian Beberapa tahapan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap: perencanaan, implementasi, observasi, dan analisis.
a. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan ini peneliti melakukan: 1) Menetapkan jumlah siklus dalam pelaksanaan penelitian yaitu terdiri dari tiga siklus. 2) Menetapkan kelas yang akan dijadikan objek penelitian, yaitu kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga. 3) Menyusun instrument penelitian, meliputi: a) Rencana pembelajaran (RP) b) Sumber atau materi c) Lembar kerja siswa sebagai alat evaluasi d) Menyiapkan kertas kecil untuk penerapan strategi Index Card Match sebagai media pembelajaran
21
e) Menyiapkan lembar observasi siswa yang akan digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses tindakan berlangsung. f) menyusun angket motivasi untuk mengetahui motivasi siswa antara
sebelum
pelaksanaan
tidakan
dengan
setelah
pelaksanaan tindakan. b. Implementasi Tindakan Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran yaitu siklus I, II, dan III, pengumpulan data hasil observasi dan tes. Adapun tindakan yang akan diimplementasikan dalam PTK ini adalah menerapkan penelitian tindakan model Kurt Lewin, yang mana dalam tiap siklusnya mencakup konsep pokok penelitian tindakan yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting) (Wibowo, 2003:16). c. Observasi Secara ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1995:136). Tahap ini dilakukan pengumpulan data. Observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran fiqih. Selanjutnya dalam implementasi tindakan juga diadakan observasi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi
22
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis kemudian direfleksikan untuk mengetahui
kelebihan
dan
kekurangan
pelaksanaan
proses
pembelajaran. Kelebihan dikembangkan dan untuk kekurangan perlu adanya perbaikan dalam siklus berikutnya. 4. Tehnik Pengumpulan Data a. Angket, penulis menyebarkan angket motivasi kepada siswa dengan maksud untuk mengetahui motivasi siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode Index Card Match, b. Wawancara, Penulis mengadakan wawancara langsung dengan guru bidang studi fiqih. Wawancara ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui problem yang dihadapi anak dalam pembelajaran fiqih selama pembelajaran berlangsung sebelum di terapkannya metode Index Card Match. c. Melakukan tes, baik pretes maupun postes dari lembar evaluasi yang telah disiapkan oleh guru. Tes ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan, yaitu dengan melihat hasil dari lembar kerja siswa yang telah diberikan. d. Observasi, Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 5. Teknik Analisa Data
23
Dalam teknik analisa data, penulis mengolah hasil wawancara, observasi dan angket serta hasil evaluasi dengan mendeskripsikannya kemudian menganalisa dan menyimpulkannya. Untuk jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yaitu sebagai berikut: a. Data Hasil Wawancara dan Observasi Wawancara dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa sebelum pelaksanaan tindakan, sedangkan observasi dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa selama proses tindakan berlangsung. Aspek pengamatan yang digunakan baik dalam wawancara maupun observasi terdiri dari 10 item yang masing-masing item diberi skor (1-4). Skor 4 jika amat baik, skor 3 jika baik, skor 2 jika cukup baik, dan skor 1 jika kurang baik. Pengkategorian keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sebelumnya diukur dengan mencari jarak interval kelas hitung terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
i = (X max – X min) + 1 ∑ kelas Keterangan: i
= interval (lebar kelas)
X max
= Jumlah skor maksimum
X min
= Jumlah skor minimum
Pengkategorian keaktifan siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: 1) Keaktifan siswa amat baik (A) jika jumlah skor antara 32 – 40. 2) Keaktifan siswa baik (B) jika jumlah skor antara 24 – 32. 3) Keaktifan siswa cukup (C) jika jumlah skor antara 16 – 24.
24
4) Keaktifan siswa kurang (D) jika jumlah skor antara 8 – 16 Porsentase tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diukur dengan menggunakan rumus:
Ρ = F x 100 % N Keterangan: P = Porsentase F = Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah skor maksimum
b. Data Hasil Angket Motivasi Angket motivasi digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat motivasi siswa dalam pembelajaran fiqih antara sebelum pelaksanaan tindakan dengan setelah pelaksanaan tindakan. Angket motivasi ini terdiri dari 10 pertanyaan dan setiap pertanyaan diberi 3 alternatif jawaban. Jawaban (a) skor 3, (b) skor 2, dan (c) skor 1. Skor maksimum 10 x 3 = 30, sedangkan skor minimum 10 x 1 = 10. Pengkategorian motivasi siswa dapat dinyatakan sebagai berikut: 1) Motivasi siswa baik (A) jika jumlah skor 24 – 32 2) Motivasi siswa cukup baik/ sedang (B) jika jumlah skor 16 – 24. 3) Motivasi siswa kurang baik (C) jika jumlah skor 8 – 16.
25
Untuk mengukur seberapa besar porsentase motivasi yang telah diperoleh siswa digunakan rumus P = F / N x 100%, dengan F adalah jumlah skor yang diperoleh siswa sedangkan N adalah jumlah skor maksimum. c. Data Hasil Evaluasi Pre Test dan Post Test Hasil evaluasi pre test dan post test digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau porsentase keberhasilan siswa antara sebelum dengan setelah pelaksanaan tindakan. Untuk mengukur seberapa besar tingkat keberhasilan siswa, dengan mencari nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan rumus:
Mean = ∑ X N Keterangan: Mean = Nilai rata-rata ∑X
= Jumlah seluruh nilai siswa
N
= Jumlah siswa Porsentase untuk mengukur ketuntasan belajar siswa baik
untuk siswa yang telah berhasil mencapai nilai KKM maupun siswa yang belum mencapai nilai KKM digunakan rumus statistik sebagai berikut:
P = ( ∑ siswa yang tuntas/ belum tuntas belajar ) x 100% ∑ siswa H. Sistematika Penulisan
26
Untuk memudahkan dalam mempelajari dan memahami sekripsi ini, maka sistematika penulisan sekripsi ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti yang terdiri dari lima bab, dan bagian akhir. Pada bagian awal sekripsi terdiri dari, halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, abstrak. Bagian inti sekripsi terdiri dari lima bab dimana bab pertama merupakan bab pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini berisi tentang gambaran umum keseluruhan isi sekripsi yang terdiri dari sub bab, diantaranya: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bab kedua berisi tentang kajian pustaka. Dalam bab ini akan dibahas landasan teori yang mendasari terwujudnya keabsahan judul sekripsi. Bab ini terbagi menjadi beberapa sub bab: pertama prestasi belajar, kedua pembelajaran fiqih, ketiga pembelajaran fiqih dengan Metode Index Card Match, keempat rencana tindakan setiap siklus, dan yang kelima kerangka berpikir. Bab ketiga memuat tentang pelaksanaan tindakan. Dalam bab ini akan dibahas tentang keseluruhan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan selama proses tindakan yani dari proses pembelajaran siklus I, siklus II, dan siklus III yang nantinya dalam tiap siklusnya akan dibahas dalam beberapa sub bab, yakni diskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi pelaksanaan siklus II, dan diskripsi pelaksanaan siklus III.
27
Bab keempat memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini berisi tentang laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama proses tindakan. Bab keempat ini terbagi menjadi beberapa sub bab: pertama hasil penelitian disini memuat tentang analisa hasil sebelum pelaksanaan tindakan analisa tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III. kedua pembahasan hasil penelitian Bab kelima adalah bagian penutup. Pada bagian ini memuat tentang kesimpulan dan saran. Dan selanjutnya adalah bagian akhir. Dalam bagian akhir ini memuat tentang daftar pustaka, riwayat hidup penulis, dan lampiranlampiran.
28
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar 2. Prestasi Prestasi adalah nilai dari pada perilaku seseorang (Usman, 1993:5). Prestasi bisa juga diartikan sebagai hasil dari suatu proses kegiatan tertentu, karena menurut Jean Piaget hasil dari proses belajar disebut prestasi belajar (Semiawan, 2008:11). Ada juga yang mengartikan prestasi adalah usaha memaksimalkan seluruh kemampuan untuk hasil yang lebih. Ini merupakan suatu kesimpulan dari salah satu pengertian prestasi belajar, bahwasannya yang dimaksud prestasi belajar adalah kemampuan maksimal yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang meliputi perubahan tingkah laku dan kecerdasan (Purwanto, 1997:102). Slameto
(1984:
8)
mendefinisikan
prestasi
sebagai
bukti
keberhasilan suatu usaha yang dapat dicapai oleh seseorang. Dalam pengertian lain, ada yang menyebut prestasi adalah suatu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan atau melaksanakan tugas atau kewajiban (Echols dan Shadily, 2000: 425). Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976:786) prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dll). Berdasarkan pengertian prestasi yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi adalah bukti keberhasilan suatu usaha manusia dalam memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk suatu hasil yang lebih. Hasil ini nantinya dicerminkan dalam suatu nilai. Nilai inilah yang merupakan salah satu cermin dari prestasi belajar. Jadi indikator dari
22
adanya peningkatan prestasi belajar adalah meningkatnya nilai hasil belajar dalam suatu mata pelajaran tertentu. Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi dalam suatu proses belajar mengajar, maka dalam proses pembelajaran perlu adanya suatu evaluasi. Evaluasi ini dilakukan umtuk mengetahui hasil dari belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. 3. Belajar 4)
Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar dapat dilihat dalam arti luas maupun sempit. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 1994: 22-23). Menurut pengertian secara psikologis, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 2).
23
Selanjutnya ada pula yang mendefinisikan: “belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar adalah, usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri (Sardiman, 1994: 23). Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena hasil dari pengalaman. Seseorang yang tadinya tidak tahu setelah belajar dia akan menjadi tahu. Sehingga dapat dikatakan bahwa, telah
terjadi proses belajar, apabila seseorang telah
menunjukkan tingkah laku yang berbeda setelah mengalami proses belajar. 5)
Indikator Perubahan Tingkah Laku dalam Belajar Indikator perubahan tingkah laku dalam belajar dapat dilihat dari beberapa ciri dibawah ini diantaranya:
•
Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
•
Bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang
24
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan maupun proses belajar berikutnya. •
Bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Makin banyak usaha belajar yang dilakukan makin banyak perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
•
Perubahan ini bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan anak dalam memainkan piano setelah belajar tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang jika terus digunakan.
•
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku terjadi karena adanya sebuah tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
•
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
25
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui satu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah
laku
secara
menyeluruh
dalam
sikap,
ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya (Slameto, 1991: 3-4). 6)
Tujuan Belajar Tujuan belajar dalam proses belajar mengajar secara umum dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: g. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai oleh kemampuan berfikir siswa. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, begitu pula sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. h. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman konsep juga memerluka suatu keterampilan baik keterampilan jasmani maupun
rohani. Keterampilan jasmani
adalah keterampilan yang dapat dilihat dan diamati yang menitik beratkan pada kemampuan gerak penampilan dari anggota tubuh. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit karena lebih abstrak, yaitu menyangkut persoalan penghayatan dan keterampilan bepikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah. i. Pembentukan sikap
26
Dalam menumbuhkan sikap mental, prilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Oleh karena itu guru tidak hanya sekedar sebagai “pengajar”, akan tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai kepada siswa (Sardiman, 1994: 2829). Melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari belajar disini adalah suatu usaha untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar, akan menghasilkan hasil belajar atau prestasi belajar yang nantinya diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa. 10)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
27
5) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu. Faktor intern ini dapat digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: xi.
Faktor Jasmaniah Faktor
jasmaniah
adalah
faktor
individu
yang
berhubungan dengan jasmani atau tubuh siswa, seperti faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar seseorang, Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu pula. Sama halnya dengan seseorang yang menderita cacat tubuh, hal ini juga sangat mempengaruhi belajarnya. Apa bila terjadi demikian hendaknya siswa tersebut belajar pada lembaga pendidikan khusus yang sesuai dengan jenis penyakitnya. xii.
Faktor Psikologis Ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa, diantaranya: 13.
Intelegesi, yaitu kecakapan atau kemampuan yang telah dimiliki siswa. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi rendah.
14.
Perhatian,
yaitu
keaktifan
jiwa
yang
dipertinggi. Jiwa itu semata-mata tertuju pada satu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian yang tinggi terhadap materi yang dipelajarinya.
28
15.
Minat, yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar denngan sebaik-bauknya karena tidak ada daya tarik baginya.
16.
Bakat, bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan
yang
nyata
sesudah siswa belajar atau
berlatih.jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar. 17.
Motivasi, motivasi disini erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya suatu usaha atau berbuat dari seorang siswa, dan yang menjadi sebab munculnya usaha atau berbuat itu adalah motifasi siswa
itu sendiri untuk
menyelesaikan masalah atau problem yang dihadapinya dalam proses belajar. 18.
Kematangan, yaitu suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan siswa, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Siswa yang sudah
siap
(matang)
belum
dapat
melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih baik jika siswa sudah siap (matang).
29
19.
Kesiapan, yaitu kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesiapan ini berhubungan dengan kematangan. Jika siswa belajar sudah ada dalam dirinya kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
xx.
Faktor Kelelahan Kelelahan sangat mempengaruhi balajar seseorang. Seperti,
kelelahan jasmani yang terlihat dengan lemah
luglainya
tubuh
dan
timbul
kecenderungan
untuk
membaringkan tubuh. Kemudian kelelahan rohani yang dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat untuk menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu hilang. u. Faktor Ekstern Faktor ekstern ini dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. xxii.
Faktor Keluarga Peran keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap belajar dan hasil belajar siswa. Seperti: cara orang tua mendidik, hal ini sangat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa. Hubungan antar anggota keluarga. Hal ini erat kaitannya dengan cara orang tua mendidik anak dalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang serta bimbingan yang baik dari orang tua kepada anaknya. Selain itu faktor keluarga yang lain meliputi suasana atau situasi keadaan rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
30
xxiii.
Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi proses belajar anak meliputi: 24.
Metode mengajar yang diterapkan guru dalam pembelajaran di sekolah. Metode yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Untuk itu guru perlu mempersiapkan metode yang cocok dan sesuai dengan karakter atau pribadi siswa.
25. Relasi antara guru dengan siswa. Relasi yang baik antara siswa dengan guru ataupun sebaliknya sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran disekolah. 26. Relasi siswa dengan siswa. Menjalin relasi yang baik diantara siswa sangat diperlukan agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. 27. Disiplin sekolah. Dalam hal ini agar siswa bisa belajar lebih maju, dan disiplin dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah dan di perpustakaan haruslah guru beserta staf yang lain juga harus disiplin pula. 28. Alat pelajaran atau media pembelajaran. Media yang memadai sangat berpengaruh dengan kelancaran proses belajar siswa baik disekolah maupun dirumah. 29. Waktu sekolah, maksudnya adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu sekolah ataupun jam pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi psikologi siswa,
31
karena hal ini berpengaruh terhadap kondisi siswa dalam belajar. 30. Tugas rumah. Tugas atau pekerjaan rumah yang terlalu banyak
sangat
membebani
siswa,
hal
ini
akan
mengakibatkan kejenuhan karena anak tidak mempunyai waktu lagi untuk beristirahat ataupun bermain. xxxi. Faktor Masyarakat Masyarakat juga salah satu faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini karena keberadan siswa dalam masyarakat, misalnya; kegiatan siswa di dalam masyarakat, masmedia, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat disekitar tempat tinggal siswa (Slameto, 1991: 56-74).
32
32) Belajar yang Efektif Dalam belajar ada cara-cara yang efisien dan tidak efisien. Banyak siswa yang gagal dan tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan hanya mencoba menghafal pelajaran yang mereka terima dari guru tanpa menghiraukan maksud dan tujuan dari materi yang mereka pelajari. Metode belajar juga sangat berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa. Salah satu metode belajar yang efektif dan baik untuk diterapkan dalam kegiatan belajar siswa diantaranya: i. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya. Pembuatan jadwal belajar sangat diperlukan oleh siswa untuk membagi waktu belajarnya dengan kegiatan yang lain. Pembuatan jadwal juga harus dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Dengan pembuatan jadwal waktu belajar siswa tidak akan habis terbuang karena sibuk dengan kegiatan yang lain semisal bermain. Oleh karena itu pembuatan jadwal belajar sangat diperlukan oleh seorang siswa agar waktu belajarnya dapat terkontrol. ii. Membaca dan Membuat Catatan. Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar siswa dapat membaca dengan efisisen perlulah memiliki kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik seperti: memperhatikan kegiatan membaca, ada jadwwal, membuat tanda-tanda atau catatan, memafaatkan
33
perpustakaan, membaca sungguh-sungguh buku mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh. iii. Mengulangi Bahan Pelajaran Mengulang besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan (review) “ bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang, cukup belajar dari ringkasan atau dari mepelajari soal jawab yang pernah dibuatnya. iv.
Konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
v. Mengerjakan Tugas Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes atau ulangan harian, ulangan umum dan ujian (Slameto, 1991: 84-89).
4. Peningkatan Prestasi Belajar 5)
Pengertian Prestasi Belajar Siswa
34
Sebelum kita mengetahui apa pengertian dari prestasi belajar, terlebih dahulu kita harus tau apa yang dimaksud dengan prestasi dan belajar itu sendiri. Seperti yang sudah kita ketahui bahwasannya dua pengertian ini telah kita bahas secara detail di depan, akan tetapi untuk memperjelas dua pengertian ini, disini akan kita tampilkan salah satu dari beberapa pengertian prestasi dan belajar tersebut. Telah diterangkan di muka bahwa pengertian prestasi salah satunya adalah suatu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan atau melaksanakan suatu tugas atau kewajiban (Echols dan Shadily, 2000: 425). Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976:786) prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dll). Menurut pandangan tradisional belajar sekedar diartikan sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan melalui pengalaman (Nurgiyantoro, 1988: 58). Akan tetapi ada yang mendefinisikan lain, bahwasannya belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap (Sugihartono dkk, 2007: 74). Setelah kita mengetahui apa pengertian dari prestasi dan belajar, sekarang kita tau apa yang dimaksud dengan prestasi belajar. Ngalim Purwoto mendevinisikan prestasi belajar sebagai “kemampuan maksimal yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang meliputi perubahan tingkah laku dan kecerdasan” (Purwanto, 1997:102). Sedangkan menurut Jean Piaget prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses belajar (Semiawan, 2008:11).
35
Dari sini dapat disimpulkan bahwasannya yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa adalah suatu hasil yang telah diperoleh siswa setelah menyelesaikan atau melaksanakan suatu tugas atau kewajiban dalam proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kecerdasan serta kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap. 6)
Psikologi dalam pendidikan Demokrasi
dalam
pendidikan
sangat
diharapkan
untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran disekolah. Mengingat tujuan dari proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri siswa (Sukmadinata, 2004:4), hendaknya dalam kegiatan pembelajaran siswa diberi kemerdekaan dalam melakukan dan menemukan berbagai hal untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Psikologi
pendidikan
adalah
ilmu
pengetahuan
yang
mempelajari tingkah laku yang terjadi dalam proses pendidikan (Soemanto, 1990:8). Semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan perlu memperhatikan sifat dan karakteristik siswa agar mereka mampu berkembang secara wajar dan efektif. “siswa disini adalah anak didik yang berada pada suatu masa perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk dewasa” (Soemanto, 1990:166). Pengetahuan psikologi tentang siswa menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal ini menyangkut motivasi
36
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, oleh karena itu psikologi pendidikan sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. 7)
Karakteristik Siswa Ketika anak memasuki jenjang pendidikannya di SMP atau MTS biasanya anak sudah mulai memasuki tahap pubertas. Perkembangan intelektual anak pada masa ini biasanya ditandai dengan beberapa ciri diantaranya anak sudah mulai kritis atau berpikiran logis dan realistis. Anak sering berfantasi atau melamun. Pikiran anak penuh dengan ide-ide baru dan kreasi. Anak penuh dengan cita-cita, disamping itu dia selalu berusaha mencari kenyataan, mencari kebenaran, dan mencari tujuan hidup. Selain itu anak cenderung suka berkelompok dan memilih teman-teman sebaya dalam bermain dan belajar (Soemanto, 1990:170) Menurut Jean Jacques Rousseau pada usia 12 sampai 15 tahun anak memasuki tahap perkembangan “preadolesen”. Dalam tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Dengan adanya pertumbuhan sistem syaraf serta fungsi pikirannya, anak mulai kritis dalam menanggapi sesuatu ide atau pegetahuan dari orang lain. Kekuatan intelektual kuat, energi pisik kuat, sedang kemauan kurang keras. Dengan pikirannya yang berkembang anak mulai belajar menemukan tujuan-tujuan serta keinginan-keinginan yang dianggap sesuai baginya untuk memperoleh kebahagiaan (Soemanto, 1990:65)
37
Melihat ciri-ciri perkembangan psikologi anak pada masa ini, pekembangan emosional anak cenderung masih labil. Dalam proses pembelajaran guru perlu memperhatikan perkembangan psikologi anak dalam tahap ini, karena hal ini menyangkut upaya guru untuk menentukan setrategi pembelajaran atau metode pembelajaran mana yang cocok digunakan dan sesuai dengan pribadi siswa. Pemilihan metode yang cocok sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. Metode adalah salah satu faktor yang datang dari luar diri siswa yang mempengarui belajar siswa di sekolah. Jadi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menjadi tugas guru bagai mana dia dapat memilih metode yang cocok untuk mendorong para siswa agar dalam dirinya tumbuh motivasi untuk belajar.
38
8) Pengaruh Motivasi dengan Prestasi Belajar Siswa Menurut Mc.Donald motivasi adalah “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan munculnya tanggapan terhadap tujuan” (Sardiman, 1994:73). Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, apabila dia tidak suka maka dia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 1994: 75). Oleh karena itu siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan proses kegiatan belajar. Prestasi belajar pada umumnya meningkat jika motivasi belajar untuk belajar bertambah. Motivasi belajar sangat berperan bagi seorang siswa didalam usaha pencapaian suatu tujuan pembelajaran (Nashar, 2004:4). Motivasi mendorong dan menggerakkan siswa menuju tindakan memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi hidupnya. ”Makin tinggi dan berarti suatu tujuan, makin besar motivasinya, dan makin besar motivasi akan semakin kuat kegiatan dilaksanakan” (Sukmadinata, 2004: 62). Motivasi (directional
memiliki
function),
meningkatkan kegiatan
dua
dan
fungsi:
yang
pertama
kedua
mengarahkan
mengaktifkan
serta
(activating and energizing function)
(Sukmadinata, 2004:62). Oleh karena itu, motivasi sangat diperlukan
39
dalam pencapaian tujuan pembelajaran yaitu untuk mengarahkan siswa sehingga siswa dapat aktif selama proses pembelajaran. Aktifitas belajar siswa di kelas merupakan tanggung jawab guru sebagai fasilitator dalam pengembangan potensi anak. Aktifitas belajar disini merupakan “suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilakukan secara sengaja”
(http://fikrinatuna.blogspot.com/2008/06/proposal-
penelitian.html). Ada beberapa macam jenis aktifitas yang dapat kita ketahui, diantaranya yaitu: i. Visual Activities, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas siswa dalam melihat, mengamat, dan memperhatikan. j. Oral Activities, yaitu
aktifitas
yang
berhubungan dengan
kemampuan siswa dalam mengucap, melafazkan, dan berfikir. k. Listening
Activities,
aktifitas
yang
berhubungan
dengan
kemampuan siswa dalam berkonsentrasi menyimak pelajaran. l. Motor Activities, yakni segala keterampilan jasmani siswa untuk mengekspresikan
bakat
(http://fikrinatuna.blogspot.
yang
dimilikinya
com/2008/06/proposal-
penelitian.html).
40
Untuk
menciptakan
suasana
belajar
yang
aktif
dan
menyenangkan guru perlu memberikan dorongan atau stimuli agar siswa temotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Stimuli adalah “segala hal diluar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar” (Soemanto, 1990:108). Stimuli ini sagat besar pengaruhnya terhadap motivasi siswa yang nantinya berpengaruh terhadap keaktifan yang timbul dalam proses pembelajaran di sekolah. Stimuli yang dapat diberikan untuk meningkatkan motivasi siswa salah satunya dengan pemilihan metode pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan karakter atau pribadi siswa. Hal ini diupayakan selain dapat menimbulkan minat serta motivasi siswa, juga dapat menciptakan suasana aktif yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar siswa 13)
Tiga Ranah dalam Tujuan Pembelajaran Motivasi merupakan salah satu faktor individu yang sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar disini dapat diukur melalui tiga ranah dalam tujuan pembelajaran, diantaranya, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 2. Ranah Kognitif Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir”, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah dan
41
megambil keputusan yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut (Yamin, 2005:27). Ranah kognitif ini terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut diantaranya; tingkat
pengetahuan
(knowledge),
tingkat
pemahaman
(comprehension), tingkat penerapan (apliation), tingkat analisis (analysis), tingkat sintesis (synthesis), dan tingkat evaluasi (evaluation) (Yamin, 2005:27-30). Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar, salah satunya dapat diukur dari ranah koknitif, yaitu kemampuan siswa untuk berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan dalam suatu permasalahan tertentu yang dihadapi selama proseses pembelajaran berlangsung. 3. Ranah Afektif Ranah afektif merupakan tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Dalam literatur tujuan afektif disebut sebagai: minat, sikap hati, sikap menghargai sistem nilai serta kecenderungan emosi (Yamin, 2005: 32). Sikap afektif merupakan salah satu sikap yang harus dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran berakhir. Sikap ini berhubungan dengan penghayatan siswa akan suatu nilai yang
42
terkandung dalam tujuan pembelajaran. Pencapaian hasil dalam ranah afektif ini tidak semata hanya pencapaian kemampuan intelektual siswa, akan tetapi lebih pada sikap batin siswa dalam menghayati dan memaknai suatu nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran yang telah diberikan. 4. Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik adalah ranah yang berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot (Yamin, 2005:37). Ranah psikomotorik ini berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi pada diri seseorang karena adanya koordinasi otot-otot oleh fikiran sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu. Misalnya keterampilan dalam memperaktekkan cara berwudu yang baik dan benar, mempraktekkan gerakan-gerakan sholat, atau mempraktekkan tatacara pelaksanaan haji. Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari proses pembelajaran mengacu pada tiga ranah dalam diri siswa. Pertama, ranah “koknitif”, yaitu suatu ranah yang berhubungan dengan intelektualitas atau kemampuan berfikir siswa. Kedua, ranah “afektif”, yaitu ranah yang berhubungan dengan sikap batin siswa atas nilai-nilai yang terkandung dalam
materi
pembelajaran.
Dan
yang
ketiga
adalah
ranah
“psikomotorik”, yaitu ranah yang berhubungan dengan keterampilan yang diperoleh siwa setelah proses pembelajaran selesai.
43
Berdasarkan batasan-batasan di atas kiraya dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan peningkatan pestasi belajar disini adalah usaha atau cara meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa, baik ditinjau dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik dengan cara memberikan stimuli kepada siswa yang dapat diberikan guru ketika proses pembelajaran berlangsung, salah satunya yaitu dengan menggunakan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter atau pribadi siswa agar minat serta motivasi siswa meningkat yang nantinya dapat mempengaruhi prestasi belajar atau hasil belajar siswa. 1.
Pembelajaran Fiqih B. Pembelajaran Fiqih Secara Umum Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu (Sukmadinata, 2004:3). Fungsi dari pendidikan membantu
peserta
didik
dalam
pengembangan
dirinya,
yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakteristik pribadinya kearah
yang
positif
baik
bagi
dirinya
maupun
lingkungannya
(Sukmadinata, 2004:4). Proses pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yaitu tujuan pendidikan yang terarah pada kemaslahatan siswa dan masyarakat. Untuk mecapai tujuan ini perlu adanya sebuah usaha agar pendidikan yang telah diterima siswa dapat berguna bagi kehidupan, sehingga siswa disekolah tidak merasa terpisah dari masyarakat dan lingkungannya.
44
Proses
pembelajaran
dalam
pendidikan
yang
berlangsung
disekolah-sekolah banyak yang masih menggunkan” cara pegajaran lama dimana siswa harus diajar dengan diberi pengetahuan sebanyak mungkin dalam berbagai mata pelajaran. Situasi pembelajaran yang terjadi lebih menonjolkan peran guru dengan tujuan untuk penguasaan materi pelajaran yang direncanakan oleh guru. Siswa lebih bersifat pasif dan hanya tinggal menerima apa yang disuguhkan oleh guru ” (Soemanto, 1990: 3). Seperti halnya dalam pembelajaran fiqih, hal ini sering terjadi juga dalam proses pembelajaran agama Islam di sekolah-sekolah umum. Selain itu, di Madrasah Tsanawiyah banyak juga yang masih menggunakan sistem pengajaran lama seperti ini. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di Madrasah Tsanawiyah biasanya lebih intensif dari pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang ada di sekolah umum. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah diupayakan untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu: Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman siswa tentang Agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang trus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernrgara, serta untuk dapat melanjudkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kurikkulum 2004: 238) Dalam pembelajaran fiqih khususnya, megingat pentingnya pemahaman anak terhadap materi-materi fiqih karena termasuk materi dasar yang sangat penting bagi pemahaman anak terhadap Agama Islam, pembelajaran yang berlangsung secara kaku ini tidak akan menghasilkan
45
pencapaian hasil belajar secara maksimal baik dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dalam pencapaian hasil untuk ranah afektif, perlu adanya sebuah upaya yang tidak hanya memberikan materi pelajaran kepada siswa semata, akan tetapi bagaimana pemahaman atas materi fiqih ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari siswa. Dalam hal ini pengembangan sistem pembelajaran C.B.S.A (Cara Belajar Siswa Aktif ) sangat cocok diterapkan sebagai upaya untuk pencapaian hasil belajar dan tujuan pembelajaran siswa.
46
C. Kurikulum fiqih 2006 Dalam Kurikulum 2006 yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama, fiqih termasuk dalam materi pembelajaran Agama Islam yang harus disampaikan kepada siswa untuk Madarasah Tsanawiyah. Tujuan pokok diterapkannya materi fiqih ini, agar “siswa dapat mengetahui dan memahami ketentuan hukum Islam yang ada hubungannya dengan ibadah mahdloh dan muamalah yang nantinya dapat diterapkan dengan benar dalam
kehidupan
sehari-hari
siswa”
(http://mtsalyakinpungpungan.blogdetik.com/index.php). Mempelajari fiqih merupakan kewajiban bagi umat Islam sebagai pedoman dan acuan dalam hidupnya. Penerapan hukum Islam dalam pribadi siswa merupakan dasar utama dalam pembentukan watak anak. Fiqih banyak mempelajari tentang petunjuk-petunjuk dalam memahami Islam secara kaafah. Sesuai dengan hakikatnya fiqih menurut bahasa berarti “paham yang mendalam dan luas yang dapat mengerti maksud perkataan dan perbuatan Nabi ”(Mahjuddin, 1995: 1). Seperti dalam firman Allah anNisa ayat 78 (Mahjuddin, 1995: 3) bahwasannya:
:)الن ساء...ف ما لهؤلءال قوم لي كادون يفق هون حديثا 78)... “…Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampirhampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS. An Nisa: 78).
47
dan sabda Rasulullah SAW:
) رواه البخاري.)من يردال به خيرا يفقهه فى الدين “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik, niscaya Ia memberikan kepadanya pemahaman dalam Agama”. (HR. Bukhari) Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan dari pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah disini diantaranya: I. Agar siswa mengetahui sesuatu yang diperintahkan Allah dan yang dilarang-Nya serta sesuatu yang dibolehkan-Nya. J. Agar siswa mengetahui hukum-hukum atas suatu perbuatan apakah itu wajib, sunnah, haram, makruh ataukah mubah ditinjau dari dalil-dalil yang ada. K. Agar siswa mengetahui cara-cara beribadah kepada Allah SWT beserta hukumnya agar dapat diterima oleh-Nya dan diberi pahala yang setimpal (Mahjuddin, 1995: 4). D. Materi Fiqih Kelas VIII Dalam Kurikulum Nasional 2006 yang mengacu pada Kurikulum KTSP untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII materi fiqih yang harus dipelajari siswa diantaranya adalah sujud diluar sholat, zikir dan do’a, puasa, zakat, cara membelanjakan harta diluar zakat, haji dan umrah, makanan dan minuman, dan jenis-jenis binatang yang halal dan haram. Tujuan diterapkannya materi ini diantaranya agar siswa (Tatang Ibrahim, 2005:10-13): a. Mampu melaksanakan sujud diluar sholat. b. Mampu melaksanakan zikir dan do’a.
48
c. Mampu melaksanakan puasa. d. Mampu memahami tatacara zakat. e. Dapat memahami cara membelanjakan harta diluar zakat. f. Mampu memahami pelaksanaan haji dan umrah. g. Mampu memahami jenis-jenis makanan dan minuman yang khalal dan kharam dalam Islam E. Batasan PTK Batasan dalam penelitian yang nantinya akan dilaksanakan dalam proses tindakan, lebih mengacu pada bidang studi fiqih untuk Madrasah Tsanawiyah kelas VIII semester genap tentang materi haji dan umrah. Tujuan diterapkannya materi ini, diharapkan siswa mampu memahami hukum Islam tentang ibadah haji dan umrah. Haji merupakan salah satu dari rukun Islam yang kelima, oleh karena itu wajib bagi siswa untuk memahaminya. Hal ini sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bekal yang nantinya dapat digunakan dalam
penyempurnaan
agamanya,
yaitu
dengan
menjalankan
perintah_Nya sesuai dengan syari’at Islam.
49
b. Haji iii.
Pengertian dan Hukum Haji Setiap orang Islam yang hendak menunaikan Ibadah haji hendaknya memahami hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan haji. Haji menurut bahasa adalah menyengaja. Menurut Syariat Islam haji adalah sengaja mengunjungi Mekah (Ka’bah) untuk mengerjakan ibadah yang terdiri atas tawaf, sai, wukuf, dan amalan-amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT ketika melakukan ibadah tersebut (Ibrahim dan Darsono, 2008:70). Ibadah haji merupakan bagian dari syari’at bagi umat islam. Haji diwajibkan oleh Allah SWT atas setiap muslim yang mampu untuk mengerjakannya sekali dalam hidupnya. Allah berfirman dalam surah Ali ‘imran ayat 97 yang artinya: “…dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah yaitu bagi orang-orang
yang
mampu
mengadakan
perjalanan
kesana…”(Q.S Ali’Imran 97). iv.
Syarat Wajib dan Syarat Sah Haji 5.
Syarat Wajib Haji Syarat wajib haji adalah hal-hal yang apabila telah terpenuhi menyebabkan orang yang bersangkutan wajib menunaikan haji. Syarat wajib haji tersebut diantaranya adalah: beragama islam, baliq atau dewasa, berakal sehat, merdeka atau tidak menjadi budak dan istita’ah atau mampu.
50
Salah satu dari syarat wajib haji diatas adalah istita’ah atau mampu. Yang dimaksud mampu disini meliputi tiga perkara yaitu: e. Mempunyai biaya untuk pergi dan pulang termasuk keluarga yang ditinggalkan. f. Adanya alat transportasi (walau sewa). g. aman dalam perjalanan sejak berangkat sampai berada dirumah lagi. 6.
Syarat Sah Haji Syarat sah haji adalah hal- hal yang harus dipenuhi oleh orang yang menunaikan ibadah haji. tidak terpehuinya salah satu syarat sah haji menyebabkan haji yang dilakukannya tidak sah. Macam-macam syarat sah haji tersebut diataranya adalah sebagai berikut:: 3) Dilaksaakan sesuai batas-batas waktunya. 4) Melaksanakan urutan rukun haji, tidak boleh bolak balik 5) Dipenuhi syarat-syaratnya. 6) Dilaksanakan ditempat yang telah ditentukan
51
vii. Rukun Haji Rukun haji adalah hal-hal pokok yang harus dilasanakan dalam ibadah haji, apabila ditiggalkan salah satu saja maka hajinya “batal”. Macam-macam rukun haji tersebut diantaranya: A. Ihram dengan niat ibadah haji. B. Wuquf diarafah pada tanggal 9 zulhijah, C. Tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, D. Sa’i yaitu lari-lari kecil dari bukit safa ke marwah dan sebaliknya. E. Tahalul yaitu bercukur atau memotong sebagian rambut kepala. F. dan tartib atau urut, maksudnya pelaksanaan rukun haji tidak boleh diubah urutannya dari nomor satu sampai nomor enam. Syarat-syarat yang harus dipenui ketika melaksanakan tawaf pada waktu pelaksanaan haji terdiri dari: 4. Suci dari hadas dan najis. 5. Menutup aurat. 6. Ka’bah berada disebelah kiri orang yang tawaf. 7. Satuan hitungannya dimulai dari rukun Hajar Aswad. 8. Tawaf dilakukan di dalam masjid. Sedangkan syarat-syarat sa’i meliputi: 3. Dimulai dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah. 4. Dilakukan setelah tawaf, baik tawaf qudum maupun tawaf ifadah. 5. Dilakukan sebanyak tujuh kali. Tawaf terdiri dari empat macam diantaranya yaitu:
52
A.
Tawaf ifadah, yaitu tawaf rukun haji.
B.
Tawaf qudum yaitu tawaf yang dilakuka ketika baru saja datang di tanah suci.
C.
Tawaf sunah yaitu tawaf yang dapat dilakukan kapan saja.
D.
Tawaf wadak, yakni tawaf yang dikerjakan ketika hendak meninggalkan tanah suci (saat akan pulang).
viii.
Wajib Haji Wajib haji adalah sesuatu yang perlu dikerjakan, tetapi mengenai sah atau tidaknya haji seseorang tidak tergantung atasnya, karena boleh diganti dengan dam seperti meyembelih domba atau berpuasa. Wajib haji meliputi beberapa hal yaitu sebagai berikut: A. Ihram dari miqat, baik miqat makani maupun miqat zamani. B. Bermalam (mabit) di Muzdalifah. C. Bermalam (mabit) di mina. D. Melontar jumrah aqobah pada hari raya haji. E. Melontar tiga jumrah pada hari tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 zulhijah) yaitu jumrah ula, wustha dan aqabah dengan menggunakan batu krikil sebanyak tujuh butir. F. Menjauhkan diri dari semua larangan haji. G. Tawaf wadak yaitu tawaf ketika meninggalkan tanah suci. Miqat zamani adalah batas waktu pemakaian ihram, yaitu sejak 1 syawal sampai 10 Zdulhijah. Sedangkan yang dimaksud
53
dengan miqat makani ialah batas tempat wajib memakai pakaian ihram. Miqat makani terdiri dari lima tempat yaitu: A. Dzulhulaifah (Bir Ali) yaitu miqat bagi mereka yang datang dari arah Madinah. B. Juhfah, yaitu miqat mereka yang datang dari Mesir, Syam, Maghribi, dan negeri yang berdekatan dengan negaa itu. C. Qornul Manazil, miqat mereka yang datang dari Najd (Najad) D. Zartul Iraq, miqat mereka yang datang dari Irak E. Yalamlam, miqat mereka yang datang dari Yaman, India, dan negeri sekirtarnya. ix.
Sunah Haji Sunah haji ialah perbuatan-perbuatan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh orang yang beribadah haji. sunah haji antara lain sebagai berikut: A.
Ifrad, yakni mendahulukan haji kemudian umrah.
B.
Mandi ketika hedak berihram.
C.
Memakai wangi-wangian sebelum memakai pakaian ihram.
D.
Shalat sunat ihram dua rekaat.
E.
Membaca talbiah.
F.
Melakukan tawaf qudum ketika masuk Kemasjidil Haram.
G.
Membaca dzikir dan doa ketika melakukan tawaf.
H.
Shalat dua rekaat seudah tawaf.
I.
Masuk ke Kakbah.
54
x.
Larangan Bagi Orang yang Melakukan Haji Selama ihram haji ada larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar oleh orang yang melaksanakan ibadah haji. Apa bila larangan itu dilanggar maka pelakunya wajib membayar dam atau denda. Larangan yang dikenakan bagi pria ketika melaukan ihram diantaranya: 11.
Tidak boleh memakai pakaian yang berjahit.
12.
laki-laki tidak boleh memakai tutup kepala kecuali karena ada halangan atau sakit, hal ini diizinkan akan tetapi wajib membayar denda. Larangan yang dikenakan bagi wanita ketika melaksanakan
ihram yaitu dilarang memakai tutup muka dan sarung tangan. Sedangkan Larangan bagi pria dan wanita ketika berihram terdiri dari: A.
Tidak boleh memakai wangi-wangian, kecuali bau wangi yang ada merupakan sisa dari pemakaian pada hari sebelumnya.
B.
Tidak boleh mencukur rambut dan memotong kuku serta memakai minyak rambut sebelum tahalul pertama.
C.
Tidak boleh melakukan pernikahan, menikahkan orang lain atau menjadi wali dalam akad pernikahan.
D.
Tidak boleh berbuat maksiat atau bertengkar.
E.
Tidak boleh berseetubuh atau berseggama.
F.
Tidak boleh membunuh binatang buruan.
55
Denda bagi seseorang yang melanggar salah satu dari larangan haji, atau tidak dapat melaksanakan salah sati dari wajib haji boleh memilih salah satu dari tiga perkara diantaranya: a) Menyembelih seekor kambing yang sah untuk berkurban. b) Berpuasa selama tiga hari. c) Bersedekah tiga gating atau 9.3 liter makanan kepada enam orang miskin xiii.
Macam-Macam Haji Ada tiga macam cara pelaksanaan haji dan umrah diantaranya:
Haji ifrad yaitu mengerjakan haji terlebih dahulu, setelah selesai baru mengerjakan umrah.
Haji tamattu yaitu melakukan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji dan setelah selesai barulah mengerjakan haji.
Haji qiran yaitu Mengerjakan ibadah haji dan umrah secara bersamaan. Haji mabrur adalah haji yang baik, yaitu ibadah haji seseorang
yang seluruh rangkaian ibadah hajinya dilaksanakan dengan benar, ikhlas, tidak dicampuri dengan dosa, menggunakan biaya yang halal, dan setelah melaksanakan haji menjadi orang yang lebih baik. xiv.
Tata urutan pelaksanaan ibadah haji Tata urutan pelaksanaan ibadah haji terdiri dari 9 langkah, diantaranya yaitu: b. Ihram yaitu niat haji paling lambat 9 Zulhijah. c. Wukuf di Arafah d. Mabit di Muzdalifah.
56
e. Melontar jumratul aqabah, yaitu melontar 7 batu kerikil di bukit aqabah. f. Tahalul awal dengan mencukur atau menggunting rambut sekurang-kuragnya tiga helai. g. Tawaf ifadah h. Sa’i i. Tahalul kedua sama seperti tahalul awal. j. Mabit di Mina o.
Umrah Menurut bahasa umrah berarti “Ziarah atau berkunjung. sedangkan
menurut syara’ umrah adalah Menziarahi Kakbah di
Makah dengan niat beribadah kepada Allah disertai syarat-syarat tertentu. Hukum umrah terdapat dua pendapat. Menurut Imam Ahmad dan Imam Syafi’i hukumnya wajib. Sedang menurut mazhab maliki dan
mazhab
hanafi
hukumnya
sunat
mu’akad
(sunat
yang
dipentingkan). namun demikian umrah diwajibkan bagi setiap muslim hanya satu kali saja. Rukun umrah sama seperti rukun haji kecuali wukuf di Arafah. sedangkan Wajib umrah hanya terdiri dari dua perkara yaitu Ihram dari miqat dan tidak berbuat haram (tidak melanggar larangan Allah). 16.
Pembelajaran Fiqih dengan Metode Index Card Match 1.
Pengertian Index Card Match Metode pembelajaran yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan adalah metode pembelajaran aktif (Active Learning). Metode ini dikemukakan oleh Mel Silberman yang disinyalir dapat meningkatkan hasil belajar siswa
57
Metode Index Card Match merupakan salah satu dari sekian banyak metode Active Learning. Metode ini biasa disebut dengan metode pencarian pasangan atau pencocokan kartu index. Metode ini dapat digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian materi barupun tetap bisa diajarkan dengan metode ini dengan catatan siswa terlebih dahulu diberi tugas untuk mempelajari topik yang akan diajarkan (Zaini, 2008: 32) Diterapkannya metode ini diupayakan agar dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam terutama dalam fiqih. Dalam metode ini siswa di tuntut untuk lebih bisa aktif dan bisa terlibat langsung dalam mengikuti proses pembelajaran. ”Apabila anak terlibat dan mengalami sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran maka hasil belajar siswa akan lebih baik , disamping itu pelajaran akan lebih lama diserap dalam ingatan siswa” (Rahmanelli, 2005:237). 2.
Langkah-Langkah Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penerapan metode Index Card Match antara lain sebagai berikut: 1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada di kelas. 2. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. 3. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan. 4. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.
58
5. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara kartu soal dan kartu jawaban. 6. Beri setiap peserta didik satu kertas/kartu. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban. 7. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. 8. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, perintahkan setiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya. 9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan (Sibermen, 2004: 269). 3.
Kelebihan dan Kelemahan 6. Kelebihan Beberapa kelebihan yang bisa didapat dalam penerapan metode Index Card Match diantaranya: a) Memberikan nuansa baru dalam pembelajaran di kelas karena metode ini mengandung nilai “fun” (kegembiraan) dalam belajar. b) Dapat membuat siswa merasa lebih rileks dan menikmati situasi pembelajaran dengan baik.
59
c) Dalam metode ini siswa diajak untuk bermain sambil belajar sehingga siswa tidak akan merasa jenuh ketika menerima materi yang diberikan. d) Keterlibatan siswa dalam mencari sendiri materi dilapangan menjadikan materi pelajaran yang telah diterima akan lebih lama diserap dalam ingatan siswa. 7. Kelemahan Beberapa kelemahan yang ada dalam penerapan metode Index Card Match diantaranya: a. Tidak adanya riwert atau tindak lanjut dari guru terhadap peserta yang pertama kali berhasil menemukan pasangannya. b. Dalam pelaksanaan kadang kondisi kelas kurang terkontrol sehingga menimbulkan keributan. c. Siswa tidak akan bisa melaksanakan tugasnya atau menemukan pasanganya apabila siswa belum mempelajari topik bahasan yang diajarkan. d. Kartu pertanyaan dan jawaban yang direncanakan kadang tidak sesuai
dengan
jumlah
(http://penelitiantindakankelas.
siswa
yang
hadir
blogspot.com/2009/03/model-
pembelajaran-kooperatif-tipe-.html) 4.
Beberapa Kemungkinan Untuk Mengatasi Kelemahan Kelemahan yang ada dalam penerapan metode Index Card Match dapat disinyalir atau diatasi dengan beberapa tindakan antisipasi diantaraya:
60
e.
Guru perlu menyiapkan rewert sebelumnya terhadap siswa yang nantinya berhasil terlebih dahulu menemukan pasangannya. Rewert disini bisa berbentuk pujian hadiah dan lain sebagainya.
f.
Guru harus bisa mengkondisikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama proses tindakan berlangsung.
8. Guru perlu memberikan tugas atau resitasi sebelumnya terhadap siswa atas materi yang nantinya akan dibahas dipertemuan yang akan datang. 9. Guru harus pandai mengambil jalan atau keputusan ketika terjadi kesenjangan antara rencana yang diharapkan dengan kenyataan hasil di lapangan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pembelajaran fiqih dengan metode Index Card Match adalah suatu proses belajar mengajar di kelas antara guru dan siswa dalam mata pelajaran fiqih dengan menggunakan salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan dengan cara memburu pasangan atau mencocokkan kartu indeks dengan guru sebagai fasilitator harus mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan
yang
terjadi
selama
kegiatan
proses
pembelajaran berlangsung. D. Rencana Tindakan Setiap Siklus Rencana tindakan berikut ini merupakan keseluruhan rencana yang akan diimplementasikan pada tindakan penelitian yang terdiri dari tiga siklus. Dalam setiap tindakan persiklus terdapat: perencanaan . tindakan, observasi dan refleksi. A. Siklus I e. Perencanaan
61
Tahap awal dalam perencanaan tindakan ini, terlebih dahulu menyediakan instrumen penelitian yang terdiri dari: 1) Rencana pembelajaran (RP) yang berisikan tentang: a.) Pokok bahasan, cara membelanjakan harta diluar zakat. b.) Sub pokok bahasan, mempelajari tentang sadaqah, hibah dan hadiah c.) Kegiatan belajar mengajar (KBM), dalam pembelajaran awal ini mengulang pokok bahasan yang telah diajarkan oleh guru bidang setudi sebelumya. d.) Sumber, alat atau, metode yang terdiri dari: materi pelajaran, kertas kecil sebagai alat atau media pembelajaran, metode pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode Index Card Match. e.) Penilaian atau evaluasi 2) Lembar observasi siswa. 3) Lembar kerja siswa. 4) Angket motivasi siswa. f. Pelaksanan Tindakan. A.
Kegiatan awal meliputi perkenalan dan mengabsen siswa, apersepsi, dan pretes yaitu mengulang sedikit pelajaran yang telah diajarkan guru bidang setudi sebelumnya.
B.
Kegiatan inti meliput: guru membagikan gulungan kartu yang telah disiapkan kepada siswa, guru menjelaskan langkah-langkah
permainan
yang
akan
dilaksanakan,
dan
pelaksanaan tindakan meliputi: penerapan metode Index Crd
62
Match. Disamping itu berlangsung dalam kegiatan dilakukan observasi selama tindakan baik oleh peneliti maupun observer. C.
Kegiatan akhir terdiri dari evaluasi, menyebarkan angket motivasi siswa, kesimpulan, dan yang terakhir resitasi (tugas) dilanjutkan penutup.
63
g. Observasi Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung mengacu pada lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Observasi disini dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa selama pelaksanaan tindakan berlangsung. h. Refleksi. Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan dan hasil belajar siswa di atas maka peneliti bersama observer menetapkan: e. Bagaimana tingkat pemahaman dan keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru bidang setudi sebelumnya. f. Hambatan apa saja yang terjadi selama proses tindakan berlangsung. g. Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam siklus berikutnya. i.
Siklus II x. Rencana Pertama menyediakan instrument penelitian meliputi: 1) Rencana pembelajaran (RP) yang berisikan tentang: a.) Pokok bahasan, cara ibadah haji dan umrah. b.) Sub pokok bahasan, mempelajari tentang pengertian haji dan umrah, syarat wajib dan sahnya haji, rukun dan wajib haji, beberapa larangan selama mengerjakan haji beserta damnya. c.) Kegiatan belajar mengajar (KBM),
64
d.) Sumber, alat, atau metode, terdiri dari: materi pelajaran, kertas kecil
sebagai
alat
atau
media
pembelajaran,
metode
pembelajaran yaitu dengan metode Index Card Match. e.) Penilaian atau evaluasi 2) Lembar observasi siswa. 3) Lembar kerja siswa. xi. Pelaksanan Tindakan. 4) Kegiatan awal meliputi pendahuluan salam dan mengabsen siswa, kemudian apersepsi. 5) Kegiatan inti meliput: guru membagikan gulungan kartu yang telah disiapan
kepada siswa, guru menjelaskan
langkah-langkah
permainan yang akan dilaksanakan selanjutnya, pelaksanaan tindakan dengan melakukan penerapan metode Index Crd Match. lama kegiatan berlangsung dilakukan observasi oleh peneliti maupun observer. 6) Kegiatan akhir terdiri dari evaluasi, kesimpulan, dan yang terakhir resitasi (tugas) dilanjutkan penutup. xii.
Observasi Observasi yang
dilakukan
selama proses pembelajaran
berlangsung mengacu pada lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti sebelumnya. Observasi disini dilakukan untuk mengetahui keaktifan
dan
motivasi
siswa
selama
pelaksanaan
tindakan
berlangsung pada siklus ke dua. xiii. Refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengetahui:
65
1) bagaimana
keaktifan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. 2) Apa saja hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, 3) Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran siklus berikutnya. n.
Siklus III
xv. Rencana Pertama menyediakan instrument penelitian meliputi: A. Rencana pembelajaran (RP) yang berisikan tentang: 2. Pokok bahasan, cara ibadah haji dan umrah. 3. Sub pokok bahasan, mempelajari tentang macam-macam haji dan perbedaanya, sunat haji, perbedaan miqat makani dan miqat zamani, dan yang terakhir tata urutan pelaksanaan ibadah haji. 4. Kegiatan belajar mengajar (KBM), 5. Sumber, alat, atau metode, terdiri dari: materi pelajaran, kertas kecil
sebagai
alat
atau
media
pembelajaran,
metode
pembelajaran yaitu dengan metode Index Card Match. 6. Penilaian atau evaluasi G. Lembar observasi siswa. H. Lembar kerja siswa.
66
xvi. Pelaksanan Tindakan. 1. Kegiatan awal meliputi pendahuluan salam dan mengabsen siswa, kemudian apersepsi. 2. Kegiatan inti meliput: guru membagikan gulungan kartu yang telah disiapkan kepada siswa, guru menjelaskan langkah-langkah permainan yang akan dilaksanakan selanjutnya, pelaksanaan tindakan dengan melakukan penerapan metode Index Crd Match. Dalam kegiatan ini juga dilakukan observasi selama tindakan baik oleh peneliti maupun observer. 3. Kegiatan akhir terdiri dari evaluasi, pembagian angket minat siswa, kesimpulan, dilanjutkan penutup. xvii.
Observasi Observasi yang
dilakukan
selama proses pembelajaran
berlangsung mengacu pada lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti
sebelumnya.
Observasi
disini
juga
dilakukan
untuk
mengetahui keaktifan dan prestasi siswa selama pelaksanaan tindakan berlangsung pada siklus ketiga. xviii. Refleksi. Refleksi yang dilakukan pada siklus ketiga ini merupakan akhir refleksi dari siklus-siklus sebelumnya. Kemudian hasil dari refleksi tiap siklus peneliti bersama observer menyimpulkannya untuk menjawab hipoteses tindakan yang telah dikemukakan sebelumnya.
E. Kerangka Berpikir
67
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan alur pemikiran sebagai berikut: Siklus 1 Rencana awal/rancangan Siklus 2
Refleksi Tindakan / obsrevasi
Rencana yang direvisi Siklus 3
Refleksi Tindakan/ observasi Refleksi
Rencana yang direvisi
Tindakan/ observasi Gambar 1: Alur PTK Untuk mengetahui keterangan lebih lanjut tentang gambar alur PTK di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Siklus I, pelaksanaan siklus I ini dimulai dari refleksi awal sebelum penelitian. Dalam refleksi awal ditemukan akar permasalahan bahwa kemampuan siswa dalam materi fiqih bagi siswa kelas VIII MTS Plus Almadinah Salatiga adalah minimnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dari refleksi awal dibuat rencana awal. Rencana awal ditindaklanjuti dengan pelaksanaan proses
pembelajaran siklus I. Untuk
mengetahui perubahan yang diharapkan dilakukan observasi baik terhadap guru maupun siswa. Perubahan yang diharapkan adalah meningkatnya prestasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fiqih. Akhir pelaksanaan siklus I dilakukan refleksi.
68
Hasil refleksi pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dibuat pedoman untuk menyusun rencana yang direvisi. Dari rencana yang direvisi tersebut dilaksanakan proses pembelajaran siklus II. Supaya diketahui perubahan yang diharapkan selama proses tindakan berlangsung, dilakukan observasi seperti pada siklus I. Akhir pelaksanaan siklus II dilakukan refleksi kembali. Hasil refleksi pelaksanaan siklus II dijadikan pedoman penyusunan rencana siklus III yang disebut dengan rencana yang direvisi. Hasil rencana yang direvisi dilaksanakan proses pembelajaran siklus III. Agar diketahui perubahan yang diharapkan dilakukan observasi seperti siklus I dan II. Akhir pelaksanaan siklus III dilakukan refleksi yang dijadikan dasar untuk mengambil kesimpulan.
69
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Diskripsi Siklus I
70
1.
Perencanaan Siklus I Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan siklus I adalah: a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan siklus I.
b.
Menyusun alat evaluasi berupa lembar pretes siswa yang memuat tentang soal-soal latihan pada sub bahasan, haji dan umrah.
c.
Menyusun angket motivasi siswa.
d.
Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu materi haji dalam sub pokok bahasan pengertian dan hukum haji, syarat wajib dan syarat sahnya haji, dan rukun haji (karena minimnya media, guru menyiapkan beberapa lembar foto copian materi haji dan umrah sebagai bahan pembelajaran untuk siswa).
e.
Mempersiapkan media pembelajaran berupa lembaran-lembaran kartu indeks yang didalamnya tertulis sebuah pertanyaan dan jawaban dalam lembaran yang terpisah. Kemudian kartu-kartu tersebut digulung dalam keadaan tertutup rapi. Setelah itu menyiapkan sebuah kaleng untuk tempat meletakkan kartu-kartu indeks tersebut.
f.
Mempersiapkan media lain berupa sebuah no urut dalam kertas yang terpisah.
g.
Menyiapkan alat observasi meliputi observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran siklus I dan observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
2.
Pelaksanaan Siklus I
71
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Januari 2010 jam pelajaran ke 7-8 dimulai pukul 11.15 s.d pukul 13.10 selama 80 menit. Materi fiqih pada siklus I adalah haji dan umrah, sub pokok bahasan pengertian dan hukum haji, syarat wajib dan syarat sahnya haji, dan rukun haji. Jalannya pelaksanaan proses pembelajaran adalah: a.
Kegitan Pendahuluan 1)
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, kemudian memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
2)
Guru mengabsen siswa yang hadir
3)
Guru memberikan apersepsi kepada siswa seputar pengetahuan tentang materi haji dan umrah beserta kompetensi yang diharapkan akan manfaat mempelajari materi haji dan umrah.
4)
Guru melakukan pre test dengan memberikan lembar evaluasi yang memuat materi seputar haji dan umrah kepada siswa untuk dikerjakan.
b.
Kegiatan Inti 1)
Mengajak siswa mengubah posisi tempat duduk membentuk sebuah lingkaran.
72
2)
Guru menjelaskan langkah-langkah permainan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan menerapkan metode Index Card Match.
3)
Oleh guru, sejumlah siswa diberi kartu index yang telah tertutup rapi satu persatu secara acak .
4)
Guru memerintahkan kepada siswa untuk melaksanakan tugasnya setelah semuanya mendaptkan kartu index, yaitu memulai mencari pasangan dari kartu yang mereka dapatkan dalam jangka waktu 10 menit.
5)
Setiap siswa yang telah menemukan pasangannya, secepatnya mengambil no. urut yang telah disiapkan oleh guru.
6)
Selama 10 menit, semua siswa telah mendapatkan pasangan masing-masing.
7)
Kompetisi permainan dimulai. Salah satu pasangan yang telah siap dengan pertanyaan dan jawaban yang ada ditangan mereka, diberi
kesempatan
terlebih
dahulu
untuk
melemparkan
pertanyaannya kepada pasangan yang lain, kemudian pasangan yang lain diberi kesempatan secepatnya mencoba menjawab pertanyaan lontaran tersebut. 8)
Guru memberikan door prize bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaan lontaran, yaitu sebuah foto copi materi haji yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya.
73
9)
Di sela-sela permainan guru memberikan keterangan singkat setiap lontaran pertanyaan yang telah berhasil dijawab secara benar.
c.
Kegiatan Penutup 1)
Guru memberi kesimpulan atas materi yang telah selesai dibahas dalam siklus I.
2)
Guru membagi sebuah angket motivasi belajar kepada siswa untuk dikerjakan segera.
3)
Guru menutup pembelajaran dengan memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi haji pada bab selanjutnya, yang dilanjutkan dengan salam.
3.
Pengamatan Siklus I Kegiatan pengamatan dalam siklus I adalah observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi bertujuan memperoleh data kemampuan guru mengelola proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match serta keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil pengamatan secara umum adalah: a.
Observasi Terhadap Guru 1)
Kelebihan Guru aktif sejak awal pembelajaran hingga penutup, terutama dalam memberikan motivasi dan bimbingan.
2)
Kekurangan
74
a)
Guru masih sulit mengkondisikan keributan yang terjadi ketika siswa mencari pasangan dari kartu indekx yang mereka terima.
b)
Dalam kompetisi permainan, guru sulit mengendalikan keributan yang terjadi ketika siswa menjawab pertanyaan lontaran.
b.
Observasi Terhadap Siswa 1)
Kelebihan a)
Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran nampak sejak awal pembelajaran hingga akhir.
b)
Aktif menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
c)
Aktif menjawab pertanyaan lontaran yang diberikan oleh siswa lain.
d)
Sangat antusias ingin mendapatkan hasil yang terbaik
e)
Suasana proses pembelajaran nampak lebih hidup.
2)
Kekurangan a)
Dalam pencarian pasangan, siswa masih banyak yang menanyakan kepada guru kebenaran atas jodoh kartunya.
b)
Ketika jodoh pasangan dari kartu tersebut ternyata antara laki-laki dan perempuan, terjadi keributan saling mengejek antar siswa lain, sehingga dalam pembahasan materi belum maksimal.
75
c)
Karena belum ada pembekalan materi sebelumnya, dalam pencarian pasangan membutuhkan banyak waktu.
d)
Keributan yang terjadi menguras banyak waktu sehingga pembahasan belum selesai, waktu habis.
4.
Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah: a.
Hasil observsi proses pembelajaran.
b.
Hasil pretes siswa
c.
Hasil angket motivasi belajar siswa
d.
Dokumen berupa RPP, lembar Pretes siswa, angket motivasi siswa, daftar
nilai,
daftar
absensi,
dan
catatan
pelaksnaan
proses
pembelajaran. 5.
Refleksi Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I telah diselesaikan sesuai dengan perencanaan akan tetapi masih banyak hal-hal yang perlu di perbaiki dan ditingkatkan. Hal-hal yang perlu diperbaiki adalah: a.
Perlu adanya pembekalan materi untuk siswa sebelumnya, sehingga ketika dalam pencarian pasangan tidak menguras banyak waktu, selain itu siswa juga tidak banyak menanyakan kebenaran atas jodoh kartunya kepada guru.
b.
Untuk mengantisipasi keributan dalam pencarian pasangan disiklus I, perlu adanya pembentukan kelompok dalam skala yang lebih kecil.
76
Apabila ini dilaksanakan pada siklus II kemungkinan keributan yang terjadi akan lebih kecil karena prediksi keributan yang terjadi pada siklus I disebabkan skala pencarian pasangan dari kartu tersebut masih terlalu luas. B.
Diskripsi Siklus II 1.
Perencanaan Siklus II Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus II adalah: a.
Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)untuk
pertemuan siklus II. b.
Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu materi haji dan umrah dalam sub pokok bahasan wajib haji, sunah haji, macam-macam haji dan perbedaannya, serta perbedaan miqat makani dan miqat zamani.
c.
Menyiapkan media pembelajaran berupa kartu index yang berisikan pertanyaan dan jawaban dalam lembaran terpisah yang telah tergulung rapi. Kartu ini terbagi dalam dua kelompok, kemudian menyiapkan dua buah kaleng sebagai tempat meletakkan kartu index tersebut.
d.
Menyiapkan alat observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II dan observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus II.
2.
Pelaksanaan Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 januari 2010 jam pelajaran ke 3-4 dimulai pukul 08.20 s.d pukul 09.40 selama 80 menit dengan materi haji sub pokok bahasan wajib haji, sunah haji, macam-
77
macam haji dan perbedaannya, perbedaan miqat makani dan miqat zamani. Jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut: a.
Kegiatan Pendahuluan a.
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, kemudian memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
b. c.
Guru mengabsen siswa yang hadir. Guru memberi pretes dengan melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari dipertemuan sebelumnya, dan materi yang akan dipelajaari pada pertemuan hari ini.
d.
Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan hari ini akan fungsi dan manfaat mempelajari materi ini.
b.
Kegiatan Inti a.
Mengajak siswa untuk membagi tempat duduk menjadi dua kelompok dalam bentuk lingkaran .
b.
Guru menjelaskan langkah-langkah permainan yaitu dengan menerapkan metode Index Card Match dalam proses pembelajaran siklus II.
c.
Guru memberi sebuah kaleng yang berisikan kumpulan kartu index kepada masing-masing kelompok.
78
d.
Guru memerintahkan kepada kedua kelompok tersebut untuk menjodohkan kartu index yang telah mereka terima.
e.
Dalam jangka waktu 15 menit dua kelompok tersebut telah siap dengan pasangan kartu yang telah mereka jodohkan.
f.
Kompetisi dimulai. Dua kelompok tersebut secara bergantian saling melempar pertanyaan dan jawaban dari kartu yang telah berhasil mereka jodohkan.
g.
Setiap kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan lontaran dari kelompok lain mendapat skor nilai 10 dari guru, oleh karena itu kelompok yang mendapatkan skor nilai yang terbanyak, merekalah pemenangnya.
h.
Di sela-sela permainan guru menjelaskan secara singkat tentang pertanyaan yang telah berhasil dijawab dengan benar.
c.
Kegiatan Penutup a.
Guru memberi kesimpulan atas materi yang telah selesai dibahas dalam siklus II.
b.
Guru melakukan postes secara singkat seputar materi yang telah selesai dibahas.
79
c.
Guru memberi tugas kepada siswa untuk menggandakan bahan pembelajaran dari salah satu teman mereka yang punya, kemudian mempelajari bab selanjutnya.
d.
Guru menutup pembelajaran dengan bacaan khamdalah kemudian salam penutup.
3.
Pengamatan Siklus II Kegiatan pengamatan dalam siklus II adalah observasi pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi bertujuan untuk memperoleh data kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match serta keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil observasi pada siklus II adalah: a.
Observasi Terhadap Guru 1)
Kelebihan Mampu memotivasi siswa sehingga siswa tampak aktif sejak awal pembelajaran hingga akhir.
2)
Kekurangan Guru masih sulit mengendalikan siswa ketika ada sedikit insiden saat kompetisi melempar pertanyaan dan jawaban, karena adanya kesenjangan tenggang waktu yang diberikan guru ketika masingmasing kelompok menjawab pertanyaan lemparan.
b.
Observasi Terhadap Siswa 1)
Kelebihan
80
a)
Dalam mencocokkan kartu index suasana pembelajaran nampak hidup dan lebih tenang serta terkondisikan.
b)
Siswa lebih cepat menyelesaikan tugas yang diberikan ketika mencocokkan kartu index secara berkelompok.
c)
Antusias siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru tinggi.
d)
antusias untuk menjawab soal lontaran dari kelompok lain juga sangat tinggi.
2)
Kekurangan Dalam kompetisi permainan yaitu melempar pertanyaan dan jawaban, antar dua kelompok terjadi insiden sebentar akibat persaingan antar keduanya sangat tinggi. Antara keduanya ingin mendapatkan skor nilai yang terbanyak, akibatnya setiap kelompok memanipulasi tenggang waktu yang diberikan untuk menjawab soal lemparan dari kelompok lain.
4.
Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada pelaksanan siklus II adalah: a.
Hasil observasi proses pembelajaran.
b.
Dokumen berupa RPP, media pembelajaran (kartu index), daftar absensi, dan catatan pelaksanaan proses pembelajaran.
5.
Refleksi
81
Pelaksanaan proses pembelajaran siklus II telah terlaksana sesuai dengan perencanaan. Hasil proses pembelajaran meningkat lebih baik dari siklus I, akan tetapi masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan diantaranya: a.
Guru perlu menyiapkan media pembelajaran sebagai alat untuk mengukur waktu. Apa bila ini dilaksanakan pada siklus II kemungkinan insiden yang terjadi akibat kesenjangan waktu yang diberikan guru saat kompetisi, akan berkurang.
b.
Kompetisi dalam permainan cukup efektif diterapkan. Strategi ini berhasil meningkatkan motivasi serta keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
c.
Pembentukan kelompok dalam skala yang lebih kecil juga sangat membantu kelancaran proses pembelajaran maka perlu ditingkatkan.
C.
Diskripsi Siklus III 1.
Perencanaan Siklus III Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan siklus III adalah: a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaan (RPP) untuk pertemuan pada siklus III.
b.
Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu materi haji dan umrah dalam sub pokok bahasan beberapa larangan selama haji dan dam, tata cara pelaksanaan haji, perbedaan haji dan umrah.
c.
Menyiapkan media pembelajaran berupa
82
1)
Kartu index yang bertuliskan pertanyaan dan jawaban dalam lembaran yang terpisah. Kartu ini terdiri dari dua kumpulan pertanyaan yang isinya sama, dan dua kumpulan jawaban yang isinya juga sama.
2)
Empat buah kotak tempat meletakkan kartu index
3)
Satu buah alat pengukur waktu
4)
Beberapa buah dor prase sebagai pembangkit motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran siklus III.
d.
Menyiapkan lembar evaluasi postes siswa
e.
Menyiapkan angket minat belajar siswa
f.
Menyiapkan alat observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus III dan observasi terhadap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran siklus III.
2.
Pelaksanaan Siklus III Siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 3 Februari 2010 jam pelajaran ke 7-8 dimulai pukul 11.15 s.d pukul 13.10 selama 80 menit Sedangkan untuk pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2010 jam pelajaran ke 3-4 dimulai pukul 08.20 s.d pukul 09.40 selama 80 menit. Materi yang dibahas dalam siklus III adalah haji dan umrah sub pokok bahasan beberapa larangan selama haji beserta dam, tata cara
83
pelaksanaan haji, serta perbedaan haji dan umrah. Jalannya proses pembelajaran siklus III sebagai berikut: a.
Pertemuan Pertama 1)
Kegiatan Pendahuluan a)
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, kemudian memulai pelajaran dengan membaca doa.
b)
Guru mengabsen siswa yang hadir.
c)
Guru memberi pretes dengan melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dipelajari dipertemuan sebelumnya. Dalam pretes kali ini guru memberi sebuah dor prese bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga melakukan tanya jawab singkat seputar materi pelajaran pada pertemuan hari ini.
d)
Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan hari ini akan fungsi dan manfaat mempelajari materi ini.
2)
Kegiatan Inti a)
Guru membagi sejumlah siswa menjadi empat kelompok.
b)
Kemudian, mengajak siswa untuk meletakkan semua tempat duduk ke pojok ruangan.
84
c)
Guru mulai menjelaskan tata cara permainan dalam kompetisi yang akan dilaksanakan dalam siklus III. Setelah sekiranya semua siswa jelas,
d)
guru dengan dibantu oleh sebagian siswa mempersiapkan media yang akan digunakan dalam kompetisi, yaitu meletakkan meja guru di depan kelas bagian tengah, kemudian meletakkan dua buah tempat duduk di samping kanan maupun kiri meja guru.
e)
Baik di kursi bagian kanan maupun kiri, guru meletakkan dua buah kotak sekumpulan pertanyaan dan jawaban dalam keadaan terpisah, sedangakan fungsi meja guru nantinya digunakan untuk meletakkan hasil kartu yang telah berhasil dicocokan siswa dalam kompetisi.
f)
Setelah semuanya
siap, kompetisi dimulai.
Secara
bergantian dua kelompok bersaing untuk mengasah otak, kekompakan, dan ketangkasan untuk mencocokkan kartu index yang ada di samping kanan atau kiri meja guru dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini juga dilakukan oleh dua kelompok yang lain. g)
Setiap pertanyaan dan jawaban yang telah berhasil dicocokkan diletakkan di meja guru.
h)
Guru memberi skor nilai 10 setiap pertanyaan dan jawaban yang telah berhasil dicocokkan dengan benar. Kelompok yang
85
mendapatkan skor nilai yang terbanyak merekalah kelompok yang menang dalam kompetisi kali ini. i)
Guru memberi sebuah door prize bagi kelompok yang berhasil mendapatkan skor nilai yang terbanyak.
3)
Kegiatan Penutup a)
Guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk merangkum semua materi yang telah selesai dibahas dari pertemuan pertama sampai hari ini.
b)
Guru menutup pembelajaran dengan bacaan khamdalah dilanjutkan salam penutup
b.
Pertemuan Kedua 1)
Kegiatan Pendahuluan a)
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan membaca basmalah dilanjutkan dengan mengabsen siswa yang hadir.
b)
Memberi pre test dengan tanya jawab seputar materi pelajaran yang telah selesai dibahas dari pertemuan pertama sampai ketiga.
c) 2)
Menanyakan tugas rumah pada pertemuan ketiga kemarin. Kegiatan Inti
a)
Guru menerangkan secara singkat kesimpulan materi yang telah selesai dibahas dari pertemuan pertama hingga akhir, akan tetapi guru lebih memfokuskan untuk membahas
86
kesimpulan materi pada pertemuan yang terakhir, karena dipertemuan yang terakhir kemarin ketika pembahasan belum selesai waktu habis. b)
Setelah sekiranya pembahasan cukup, guru melakukan postes dengan membagi soal evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan segera.
3)
Kegiatan Penutup a)
Setelah selesai siswa mengejarkan soal evaluasi, guru membagi angket minat siswa untuk dikerjakan.
b)
Guru menutup pembelajaran dengan memaparkan pesan dan kesan selama mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan doa dan salam penutup.
3.
Pengamatan Siklus III Pengamatan pada siklus III adalah: a.
Kelebihan 1)
Dalam kompetisi permainan, suasana kelas nampak hidup dan terkondisikan.
2)
Siswa nampak antusias mengikuti pembelajaran sejak awal pembelajaran hingga akhir.
3)
Antusias siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan juga sangat tinggi
b.
Kekurangan
87
Kecakapan siswa dalam melaksanakan perintah dari guru kurang, sihingga banyak waktu yang terbuang ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan tindakan yang direncanakan, apa yang diharapkan untuk sampai pada bab pembahasan teryata tidak terlaksana,
hal ini disebabkan
karena waktu
habis sebelum
pembahasan dimulai. 4.
Pengumpulan Data Data yang berhasil dikumpulkan pada siklus III adalah: a.
Hasil observasi proses pembelajaran.
b.
Hasil evaluasi postes
c.
Hasil angket minat belajar siswa.
d.
Dokumen berupa RPP, alat evaluasi yaitu lembar postes, daftar nilai, daftar absensi, bahan pembembelajaran dan catatan pelaksanaan proses pembelajaran
5.
Refleksi Pelaksanaan penelitian siklus III telah berhasil dilaksanakan sesuai rencana walaupun ada sedikit kendala ketika pelaksanaan tindakan. Sebelum guru selesai menerangkan materi yang baru saja dibahas ternyata waktu sudah habis, akan tetapi hal ini bisa terantisipasi dengan adanya pertemuan kedua siklus III. Dalam pertemuan kedua siklus III ini, guru bisa mengulang semua materi pembelajaran yang telah selesai dibahas dari pertemuan sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan membagi angket minat kepada siswa.
88
Hasil belajar dari proses pembelajaran tiap siklus selalu mengalami peningkatan lebih baik, karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam tiap kali tatap muka selalu berbeda disesuaikan dengan kondisi siswa. Siswa aktif selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan tindakan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match dapat meningkatkan motivasi siswa yang dapat dilihat dari semakin meningkatnya keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas.
89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian 1.
Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Sebelum Pelaksanan Tindakan. Telah disampaikan pada latar belakang masalah bahwa proses pembelajaran yang ada di MTS Al-Madinah Salatiga masih terbilang kaku.
90
Sebagian besar guru masih mengajar dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini mengakibatkan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas terutama dalam mata pelajaran fiqih terhitung sangatlah rendah hanya sebesar 45%. Rendahnya keaktifan siswa menunjukkan
bahwa
motivasi
siswa
selama
mengikuti
proses
pembelajaran juga rendah. Dua hal ini nantinya akan mempengarui hasil dari prestasi belajar siswa, karena keaktifan akan tercipta mana kala motivasi siswa juga tinggi. Apa bila hal tersebut sudah tercipta prestasi belajar siswa nantinya juga akan mengikuti. Supaya dapat diketahui adanya peningkatan motivasi, keaktifan, serta prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran siklus I, II, dan III, maka berikut ini disampaikan kondisi awal siswa dalam hal keaktifan, motivasi, dan prestasi belajarnya.
91
a.
Keaktifan Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Fiqih Sebelum Pelaksanaan Tindakan. Untuk mengetahui keaktifan siswa sebelum pelaksanan tindakan, berikut kami sampaikan hasil wawancara kami dengan guru bidang studi fiqih ketika kami temui di tempat.
Tabel 1 Hasil Wawancara Mengenai Keaktifan Siswa Sebelum PelaksanaanTindakan. Skor No
Indikator Keaktifan Siswa 1
1
Jumlah Skor
Kesiapan
siswa
pembelajaran
ketika
fiqih
2
3
4
mengikuti
nampak
sejak 1
1
awal. 2
Tidak mau ketinggalan dengan materi
2
pelajaran yang akan disampaikan. 3
Berusaha mengatasi kesulitan yang
3
terjadi dalam pembelajaran. 4
Mencatat sendiri hal-hal yang penting ketika guru menerangkan.
5
Mampu bekerja sama dengan teman.
6
Antusias siswa selama pembelajaran tinggi.
7
Berpartisipasi
dalam
media pembelajaran.
penggunaan
2
1
3
1
2
1
2
1
2
2
92
8
Berusaha menyelesaikan tugas yang
2
diberikan 9
Berusaha mencapai hasil yang terbaik
1
1
10 Suasana pembelajaran nampak hidup Jumlah Skor
2
4
8
3
3
6
18
Tabel 1: Hasil Wawancara Mengenai Keaktifan Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan. Sumber: Data Primer
Tabel 1 tentang hasil wawancara megenai keaktifan siswa sebelum pelaksanaan tindakan memberikan penjelasan bahwa: 1) Skor keaktifan siswa sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh 18. 2) Skor maksimal keaktifan siswa adalah 10 item x 4 (skor maksimal tiap item) = 40. 3)
Pengkategorian keaktifan siswa adalah: a) Keaktifan siswa amat baik (A) jika jumlah skor antara 32 – 40. b)
Keaktifan siswa baik (B) jika jumlah skor antara 24 – 32.
c) 24.
keaktifan siswa cukup (C) jika jumlah skor antara 16 –
d) 16.
Keaktifan siswa kurang (D) jika jumlah skor antara 8 –
4) Berdasarkan ketentuan pengkategorian diatas maka keaktifan siswa sebelum pelaksanaan tindakan adalah cukup (C) dengan skor 18. 5)
Tingkat keaktifan siswa adalah 18/ 40 x 100% = 45%.
93
b.
Motivasi Belajar Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan Untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran fiqih sebelum pelaksanan tindakan maka kami membagi angket motivasi kepada siswa. Berikut hasil angket motivasi siswa yang dapat kami sampaikan: Tabel 2 Hasil Angket Motivasi Siswa Sebelum Pelaksanaan Tindakan Skor Untuk Nomor
No
Jumlah Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1
2
1
1
1
2
2
3
2
16
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
12
3
2
1
2
1
2
1
1
3
2
2
17
4
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
13
5
2
2
1
2
1
1
2
2
1
1
15
6
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
17
7
2
2
1
3
1
2
2
1
2
2
18
8
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
12
9
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
15
10
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
11
11
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
15
94
12
2
2
2
1
2
2
1
1
1
3
17
13
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
14
14
2
1
1
1
2
1
2
1
1
1
13
15
1
1
1
2
2
1
1
2
2
2
15
16
1
2
1
1
2
2
1
1
1
2
14
17
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
18
3
2
1
2
2
2
1
1
2
2
18
19
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
11
20
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
16
21
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
12
22
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
12
∑
33
29
30
33
34
29
30
31
32
33
314
Rt2
1,50
1,33
1,36
1,50
1,54
1,33
1,36
1,40
1,45
1,50
14.27
Tabel 2 : Hasil angket motivasi siswa sebelum pelaksanaan tindakan. Sumber : Data Primer.
Tabel 2 tentang hasil angket motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran fiqih sebelum pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa: 1)
Skor motivasi siswa sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh 14,27.
95
2)
Skor maksimal angket motivasi belajar siswa untuk pedoman pengkategorian adalah 30 yaitu 10 item x 3 (skor maksimal setiap item) = 30.
3)
4)
Pengkategorian motivasi siswa adalah: a)
motivasi baik (A) jika skor 24 – 32.
b)
motivasi cukup/ sedang (B) 16 – 24.
c)
motivasi kurang (C) jika skor 8 – 16. Berdasarkan pedoman pengkategorian motivasi di atas maka
skor motivasi siswa sebelum pelaksanaan tindakan dapat dikategorikan C atau kurang yaitu dengan skor nilai 14,27. 5)
Presentase motivasi siswa adalah 14,27/ 30 x 100% = 47,56%.
c. Prestasi Belajar Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Fiqih Sebelum Pelaksanaan Tindakan Prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih sebelum pelaksanan tindakan ditunjukkan melalui penilaian hasil evaluasi belajar siswa. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan pretes tentang materi seputar haji dan umrah yang dikerjakan siswa sebelum pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil penilaian pretes tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Evaluasi Pretes Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Sebelum Pelaksanaan Tindakan No
Nama
Nilai
1
Abdul Razak
3,0
2
Ahmad Junaidi
2,0
96
3
Ali Mustofa
4,5
4
Azim Ahmad Afifi
4,5
5
Bangun Sari
2,0
6
Hartadi
2,0
7
Hasan Asy’ari
3,5
8
Khafid Khaviyanto
3,0
9
Lukky Jannata
2,5
10
M. Afif Maulana
3,5
11
M. Rhomdani
3,5
12
Meliyana Wijaya
3,0
13
Milatri Mulyani
4,0
14
Mira Muana Jasa
3,5
15
Mukhlasin
3,0
16
Nuryani
3,5
17
Ria Wulan Dari
6,0
18
Sawung Sawitri
3,5
19
Sumarmin
3,0
20
Wahyu Kristiono
2,5
21
Yunika Setianingrum
3,0
97
22
Prilisyawati
3,5
Jumlah nilai
72,5
Nilai rata-rata kelas
3,29
Tabel 3 : Hasil evaluasi pretes prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fiqih sebelum pelaksanaan tindakan. Sumber : Data premer.
Tabel 3 tentang hasil evaluasi pretes prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fiqih sebelum pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa: 1)
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 3,29.
2)
Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa taraf serap siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih sebelum pelaksanaan tindakan sebesar 32,9%.
3)
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 6,50.
4)
Semua siswa belum mampu mencapai nilai KKM sehingga presentase nilai KKM yang diperoleh siswa sebesar 0 %.
2.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a.
Perencanaan Siklus I Kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh guru untuk pelaksanaan siklus I adalah: 1)
Menyusus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
98
2)
Menyusun alat evaluasi.
3)
Menyusun angket motivasi siswa.
4)
menyiapkan bahan dan media pembelajaran.
5)
menyusun dan mempersiapkan lembar observasi.
6)
menyiapkan buku daftar nilai, buku absent, dan buku anlisis hasil evaluasi. Semua komponen tersebut diatas telah dilaksanakan dan telah disahkan oleh Kepala MTS Plus Al-Madinah Salatiga.
b.
Proses Pembelajaran Siklus I Pelaksanaan proses pembelajaran siklus I telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan: 1)
Kegiatan pendahuluan, guru melakukan apersepsi. Memberi informasi kepada siswa tentang pentingnya proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memberi motivasi.
2)
Kegiatan inti, guru berusaha menciptakan suasana interaktif dalam proses pembelajaran.
3)
Metode yang digunakan oleh guru dengan menggunakan metode Index Card Match dan tanya jawab.
4)
Guru berusaha mengelola kelas dengan pembelajaran aktif yaitu dengan cara membuat kompetisi antar siswa dalam permainan disela-sela berlangsungnya proses pembelajaran.
99
5)
Evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan dengan postes tanya jawab singkat seputar materi yang telah selesai dibahas.
6) c.
Penutup, guru membagi angket motivasi belajar kepada siswa. Hasil Observasi Siklus I
1)
Observasi Terhadap Guru Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaan fiqih pokok bahasan haji dan umrah adalah: Tabel 4 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Siklus I
No
Aspek Pengamatan (Indikator)
Skor
1
Memeriksa kesiapan siswa (mengabsen, memeriksa alat pelajaran dsb)
4
2
Apersepsi
5
3
Penguasaan bahan pembelajaran
5
4
Menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarkhi belajar
4
5
Melaksanakan pembelajaran sesuai kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
4
6
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3
7
Mengusai kelas
3
8
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
4
9
Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu
3
dengan
100
yang ditentukan 10 Menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efisien
4
11 Menghasilkan kesan yang menarik
5
12 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media kartu index
5
13 Menumbuhkan pembelajaran
5
partisipasi
aktif
siswa
dalam
14 Menumbuhkan sikap terbuka terhdap respon siswa
4
15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
5
16 Memantau kemajuan belajar selama proses
4
17 Penilaian akhir sesuai kompetensi (tujuan)
4
18 Menggunakan bahasa lesan dan tulis secara jelas, baik dan benar
4
19 Melakukan refleksi atau rangkuman selama proses pembelajaran
5
20 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/ kegatan/ tugas sebagai remidi/ pengayaan.
4
Jumlah Skor
84
Tabel 4 : Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Siklus I
Sumber: Data Premer
Berdasarkan tabel 4 tentang hasil observasi terhadap guru dalam siklus I dapat diketahui bahwa: a)
Skor yang diperoleh sebesar 84
101
b)
Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus I adalah 84% karena skor tertinggi observasi adalah 100.
c)
Pengkategorian kemampuan guru adalah: Ø
Kemampuan guru amat baik (A) jika jumlah skor 85-102.
Ø
kemampuan guru baik (B)jika jumlah skor 6885.
Ø
kemampuan guru cukup (C) jika jumlah skor 51-68.
Ø
Kemampuan guru kurang baik (D) jika jumlah skor 34-51.
Ø
Kemampuan guru tidak baik (E) jika jumlah skor 17-34.
d)
Berdasarkan pengkategorian kemampuan guru di atas, maka kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus I dapat dikategorikan baik (B) dengan skor 84.
2)
Observasi Terhadap Siswa Observasi terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus I adalah: Tabel 5 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa dalam Siklus I
No
Indikator Keaktifan Siswa
Skor
Jumlah
102
Skor 1 1
2
2
3
4
Kesiapan siwa ketika mengikuti pembelajaran fiqih nampak sejak 1 awal. Tidak mau ketinggalan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
1
2
2
3
Berusaha mengatasi kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran.
4
Mencatat sendiri hal-hal yang 1 penting ketika guru menerangkan.
5
Mampu bekerja sama dengan teman.
3
3
6
Antusias siswa pembelajaran tinggi.
3
3
7
Berpartisipasi dalam penggunaan media pembelajaran.
3
3
8
Berusaha menyelesaikan yang diberikan
9
Berusaha mencapai hasil yang terbaik
4
1
selama
tugas
2
2
4
10 Suasana pembelajaran nampak hidup Jumlah Skor
3 2
4
4
12
4
3 8
26
Tabel 5 : Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa dalam Siklus I Sumber : Data Premer.
103
Tabel 5 tentang hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I dapat diketahui bahwa: a)
Skor keaktifan siswa dalam siklus I diperoleh 26.
b)
Pengkategorian keaktifan siswa adalah: (1) Keaktifan siswa amat baik (A) jika jumlah skor 32 – 40. (2) Keaktifan siswa baik (B) jika jumlah skor 24 – 32. (3) Keaktifan siswa cukup (C) jika jumlah skor 16 – 24.
c)
(4) Keaktifan siswa kurang (D) jika jumlah skor 8 – 16. Berdasarkan ketentuan pengkategorian diatas maka skor keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus I adalah baik (B).
d) d.
Tingkat keaktifan siswa sebesar 26/ 40 x 100% = 65%
Hal-Hal
yang
Menghambat
dan
Mendukung
Proses
Pembelajaran Siklus I 1. a)
Hal yang Menghambat Guru perlu memberikan pembekalan materi sebelumnya kepada siswa, karena ketika pencarian pasangan siswa masih banyak yang menanyakan kebenaran atas jodoh kartunya kepada guru sehingga menguras banyak waktu.
b)
Dalam pencarian pasangan terjadi kegaduhan karena skala pencariannya masih terlalu luas.
2. a)
Hal yang Mendukung Antusias siswa untuk menyelesaikan tugas dari guru sangat tinggi. Hal ini membangkitkan motivasi siswa sehingga keaktifan tercipta dalam proses pembelajaran siklus I.
104
b)
Strategi pembelajaran siklus I akan diperbaiki pada siklus II dengan memberikan pembekalan materi sebelumnya kepada siswa. Selain itu guru perlu membentuk kelompok dalam skala yang lebih kecil untuk mengantisipasi kegaduhan saat siswa mencari jodoh pasangan dari kartunya.
3.
Diskripsi Pelaksanaan Siklus II a.
Perencanaan Siklus II Kegiatan Perencanaan yang dilaksanakan oleh guru untuk pelaksanaan siklus II adalah: 1)
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengakomodasi refleksi siklus I.
2)
Menyiapkan bahan dan media pembelajaran.
3)
Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi.
4)
Menyiapkan buku absent dan buku daftar kelas. Semua komponen tersebut diatas telah dilaksanakan dan telah disahkan oleh kepala MTS Plus Almadinah Salatiga.
b.
Proses Pembelajaran Siklus II Pelaksanaan proses pembelajaran siklus II telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan: 1)
Kegiatan pendahuluan, guru melakukan pretes tentang materi pembelajaran yang telah selesai dibahas pada pertemuan yang lalu, kemudian melakukan apersepsi dengan memberi informasi serta
105
motivasi akan pentingnya pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan kali ini. 2)
Kegiatan inti, berlangsungnya proses pembelajaran siklus II dengan menggunakan metode Index Card Match dan metode tanya jawab. Dalam hal ini guru berusaha menciptakan suasana interaktif selama proses pembelajaran berlangsung.
3)
Dalam proses pembelajaran guru membuat kompetisi antar kelompok untuk menarik motivasi siswa sehingga tercipta suasana aktif selama berlangsungnya proses pembelajaran.
4)
Guru menutup pembelajaran dengan memberikan postes secara singkat seputar materi yang telah selesai dibahas.
c.
Hasil Observasi 1)
Observasi Terhadap Guru Hasil observasi terhadap guru dalam proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Siklus II
No
Aspek Pengamatan (Indikator)
Skor
1
Memeriksa kesiapan siswa (mengabsen, memeriksa alat pelajaran dsb)
5
2
Apersepsi
5
3
Penguasaan bahan pembelajaran
5
106
4
Menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarkhi belajar
4
5
Melaksanakan pembelajaran sesuai kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
4
6
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4
7
Mengusai kelas
4
8
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
4
9
Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang ditentukan
3
10 Menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efisien
4
11 Menghasilkan kesan yang menarik
5
12 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media kartu index
5
13 Menumbuhkan pembelajaran
5
partisipasi
aktif
siswa
dengan
dalam
14 Menumbuhkan sikap terbuka terhdap respon siswa
4
15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
5
16 Memantau kemajuan belajar selama proses
4
17 Penilaian akhir sesuai kompetensi (tujuan)
4
18 Menggunakan bahasa lesan dan tulis secara jelas, baik dan benar
4
19 Melakukan refleksi atau rangkuman selama proses pembelajaran
5
20 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
4
107
arahan/ kegatan/ tugas sebagai remidi/ pengayaan.
Jumlah Skor
87
Tabel 6: Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Siklus II Sumber : Data Premer
Berdasarkan tabel 6 tentang hasil observasi terhadap guru dalam siklus II dapat diketahui bahwa: a) b)
Skor yang diperoleh adalah 87 Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II adalah 87%, karena skor tertinggi observasi adalah 100.
c)
Berdasarkan persentase di atas maka dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II dapat dikategorikan amat baik (A).
2)
Observasi Terhadap Siswa Observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran siklus II adalah: Tabel 7 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa dalam Siklus II Skor
No
Indikator Keaktifan Siswa 1
1
Kesiapan siwa ketika mengikuti
2 2
3
4
Jumlah Skor 2
108
pembelajaran fiqih nampak sejak awal. 2
Tidak mau ketinggalan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
3
3
Berusaha mengatasi kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran.
4
Mencatat sendiri hal-hal yang 1 penting ketika guru menerangkan.
5
Mampu bekerja sama dengan teman.
6
Antusias siswa pembelajaran tinggi.
7
Berpartisipasi dalam penggunaan media pembelajaran.
8
Berusaha menyelesaikan yang diberikan
9
Berusaha mencapai hasil yang terbaik
4
3
tugas
3
4
4
4
4
3
3
4
10 Suasana pembelajaran nampak hidup
3 1
4
1
selama
Jumlah Skor
3
2
12
4
3 16
31
Tabel 7 : Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa dalam Siklus II Sumber: Data premer
Tabel 7 tentang hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus II dapat diketahui bahwa: a)
Skor keaktifan siswa adalah 31.
109
b)
Pengkategorian keaktifan siswa adalah: (1) Keaktifan siswa amat baik (A) jika jumlah skor 32 – 40. (2) Keaktifan siswa baik (B) jika jumlah skor 24 – 32. (3) Keaktifan siswa cukup (C) jika jumlah skor 16 – 24.
c)
(4) Keaktifan siswa kurang (D) jika jumlah skor 8 – 16. Berdasarkan ketentuan pengkategorian diatas maka skor keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus II adalah baik (B).
d)
Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus II adalah: 31/40 x 100% = 77,5%
d. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus II 1)
Hal yang Menghambat Ada sedikit insiden saat kompetisi lempar jawab soal antar kelompok, insiden ini terjadi karena tidak tepatya tenggang waktu yang diberikan guru kepada masing-masing kelompok saat menjawab soal lemparan.
2)
Hal yang Mendukung a)
Siswa lebih cepat menyelesaikan tugas yang diberikan ketika mencocokkan kartu index secara berkelompok.
b)
minat belajar siswa semakin meningkat dengan adanya kompetisi permainan dalam proses pembelajaran, yang ini membangkitkan motivasi siswa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
110
4.
Diskripsi Pelaksanaan siklus III a.
Perencanaan Siklus III Kegiatan Perencanaan yang dilaksanakan oleh guru untuk pelaksanaan siklus III adalah: 1)
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengakomodasi refleksi siklus II.
2)
Menyiapkan bahan dan media pembelajaran.
3)
Menyusun lembar evaluasi postes
4)
Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi.
5)
Menyiapkan buku daftar nilai, buku absent, buku analisis hasil evaluasi postes, dan buku daftar kelas.
6)
Menyiapkan anget minat belajar siswa Semua komponen tersebut diatas telah dilaksanakan dan telah disahkan oleh kepala MTS Plus Almadinah Salatiga.
b.
Proses Pembelajaran Siklus III Pelaksanaan proses pembelajaran siklus III telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan: 1)
Kegiatan pendahuluan, guru memberi pretes dengan tanya jawab seputar materi yang lalu kemudian apersepsi tentang materi yang akan dibahas pada pertemuan kali ini.
2)
Kegiatan inti, berlangsungnya proses pembelajaran siklus III dengan menggunakan metode Index Card Match dan tanya jawab.
111
3)
Untuk membangitkan motivsi guru membagi siswa menjadi empat kelompok. Keempat kelompok ini nantinya berkompetisi dalam mencocokkan kartu index.
4)
Guru memberi dor prese bagi kelompok yang mendapatan skor nilai yang terbanyak. Hal ini menjadikan suasana interaktif terjalin dalam proses pembelajaran siklus III.
5)
Kegiatan penutup, guru melakukan evaluasi postes dan diakhiri dengan membagi angket minat belajar kepada siswa.
c.
Hasil Observasi 1)
Observasi Terhadap Guru Observasi terhadap guru dalam proses pembelajaran siklus III adalah: Tabel 8 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Siklus III
No
Aspek Pengamatan (Indikator)
Skor
1
Memeriksa kesiapan siswa (mengabsen, memeriksa alat pelajaran dsb)
5
2
Apersebsi
5
3
Penguasaan bahan pembelajaran
5
4
Menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarkhi belajar
5
5
Melaksanakan pembelajaran sesuai kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
5
dengan
112
6
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4
7
Mengusai kelas
4
8
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
5
9
Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang ditentukan
3
10 Menggunakan media pembelajaran secara efektif dan efisien
5
11 Menghasilkan kesan yang menarik
5
12 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media kartu index
5
13 Menumbuhkan pembelajaran
5
partisipasi
aktif
siswa
dalam
14 Menumbuhkan sikap terbuka terhdap respon siswa
4
15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
5
16 Memantau kemajuan belajar selama proses
4
17 Penilaian akhir sesuai kompetensi (tujuan)
5
18 Menggunakan bahasa lesan dan tulis secara jelas, baik dan benar
4
19 Melakukan refleksi atau rangkuman selama proses pembelajaran
5
20 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan/ kegiatan/ tugas sebagai remidi/ pengayaan.
4
Jumlah Skor
92
Tabel 8 : Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Siklus III sumber : Data premer
113
Berdasarkan tabel 8 tentang hasil observasi terhadap guru dalam siklus III dapat diketahui bahwa: a) b)
Skor yang diperoleh adalah 92 Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II adalah 92%, karena skor tertinggi observasi adalah 100.
c)
Berdasarkan persentase di atas maka dapat dijelaskan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II dapat dikategorikan amat baik (A).
2)
Observasi Terhadap Siswa Observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran siklus III adalah:
Tabel 9 Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa dalam Siklus III Skor No
Indikator Keaktifan Siswa 1
1
2
Kesiapan siwa ketika mengikuti pembelajaran fiqih nampak sejak awal. Tidak mau ketinggalan dengan materi pelajaran yang akan
2
3
4
3
Jumlah Skor
3
4
4
114
disampaikan. 3
Berusaha mengatasi kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran.
4
Mencatat sendiri hal-hal yang 1 penting ketika guru menerangkan.
5
Mampu bekerja sama dengan teman.
4
4
6
Antusias siswa pembelajaran tinggi.
4
4
7
Berpartisipasi dalam penggunaan media pembelajaran.
4
4
8
Berusaha menyelesaikan yang diberikan
4
4
9
Berusaha mencapai hasil yang terbaik
4
4
10 Suasana pembelajaran nampak hidup
4
4
32
36
4
1
selama
Jumlah Skor
tugas
1
4
0
3
Tabel 9 : Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa dalam Siklus III Sumber: Data premer
Tabel 9 tentang hasil observasi terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus III dapat diketahui bahwa: a) Skor keaktifan siswa adalah 36 b)
Pengkategorian keaktifan siswa adalah: (1) Keaktifan siswa amat baik (A) jika jumlah skor 32 – 40. (2) Keaktifan siswa baik (B) jika jumlah skor 24 – 32.
115
(3) Keaktifan siswa cukup (C) jika jumlah skor 16 – 24. c)
(4) Keaktifan siswa kurang (D) jika jumlah skor 8 – 16. Berdasarkan ketentuan pengkategorian diatas maka skor keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus III adalah amat baik (A).
d)
Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus III adalah: 36/40 x 100% = 90%
d. Hal-hal yang Menghambat dan Mendukung Proses Pembelajaran Siklus III 1) Hal yang Menghambat Kecakapan siswa dalam melaksanakan perintah dari guru kurang, sihingga banyak waktu yang terbuang ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan tindakan yang direncanakan, apa yang diharapkan untuk sampai pada bab pembahasan teryata tidak terlaksana, hal ini disebabkan karena waktu habis sebelum pembahasan dimulai. 2)
Hal yang Mendukung a)
Siswa nampak antusias mengikuti pembelajaran sejak awal hingga akhir.
b)
Suasana proses pembelajaran nampak hidup karena keaktifan siswa terjalin mulai dari awal pembelajaran hingga akhir.
116
e.
Hasil Prestasi Belajar Siswa Setelah Pelaksanaan Tindakan Untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah proses pelaksanaan tindakan berlangsung, diakhir proses pembelajaran siklus III guru membagi lembar postes kepada siswa sebagai evaluasi proses pembelajaran dari siklus I, siklus II dan siklus III. Berikut ini akan kami sampaikan hasil evaluasi postes siswa setelah proses pelaksanaan tindakan berlangsung: Tabel 10 Hasil Evaluasi Postes Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Setelah Pelaksanaan Tindakan
No
Nama
Nilai
1
Abdul Razak
6,5
2
Ahmad Junaidi
6,5
3
Ali Mustofa
5,5
4
Azim Ahmad Afifi
8,5
5
Bangun Sari
7,0
6
Hartadi
5,5
7
Hasan Asy’ari
8,5
8
Khafid Khaviyanto
7,5
9
Lukky Jannata
7,5
10
M. Afif Maulana
6,0
11
M. Rhomdani
9,0
12
Meliyana Wijaya
9,0
117
13
Milatri Mulyani
6,0
14
Mira Muana Jasa
6,5
15
Mukhlasin
7,0
16
Nuryani
8,5
17
Ria Wulan Dari
8,0
18
Sawung Sawitri
6,5
19
Sumarmin
6,0
20
Wahyu Kristiono
7,5
21
Yunika Setianingrum
6,5
22
Prilisyawati
9,5
Jumlah nilai
159
Nilai rata-rata kelas
7,23
Tabel 10 : Hasil Evaluasi Postes Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Setelah Pelaksanaan Tindakan. Sumber
: Data premer.
Berdasarkan tabel 10 tentang hasil evaluasi postes prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran fiqih setelah pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa: 1)
Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan sebesar 7,23
118
2)
Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa taraf serap siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqih setelah pelaksanaan tindakan sebesar 72,3%.
3)
Rata-rata kelas yang diperoleh siswa sudah diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 6,50.
4)
Siswa yang mampu mencapai nilai KKM ada 17 anak.
5)
Siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM ada 5 anak.
6)
Persentase siswa yang mampu mencapai nilai KKM adalah 17/ 22 x 100% = 77,27%.
7)
Persentase siswa yang belum mampu mencapai nilai KKM adalah 5/ 22 x 100% = 22,72%.
f.
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran dari siklus I, siklus II dan siklus III apakah ada peningkatan atau tidak, maka diakhir proses pembelajaran siklus III ini guru membagi angket motivasi kepada siswa lagi untuk dijadikan pembanding antara angket sebelum pelaksanaan tindakan dengan angket setelah pelaksanaan tindakan. berikut hasil angket motivasi siswa setelah pelaksanaan tindakan yang dapat kami sampaikan: Tabel 11 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Fiqih Bagi Siswa Kelas VIII MTS Plus Almadinah Salatiga Skor Untuk Nomor
No
Jumlah Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
1
3
3
2
3
2
3
2
3
25
2
3
2
2
3
2
3
2
3
3
3
26
119
3
1
2
1
2
2
3
2
1
3
2
19
4
3
2
2
2
2
3
2
2
3
2
23
5
3
2
3
3
2
1
2
3
3
2
24
6
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
24
7
3
3
2
2
2
3
2
3
2
1
23
8
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
28
9
3
2
2
2
2
3
2
3
3
2
24
10
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
29
11
3
2
2
2
2
3
2
3
3
2
24
12
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
28
13
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
26
14
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
25
15
3
3
3
2
2
2
3
1
2
2
23
16
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
26
17
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
27
18
3
3
3
3
3
3
2
1
3
3
27
19
3
2
1
3
2
3
3
2
3
3
25
20
3
2
2
2
2
2
1
3
2
2
21
21
3
3
3
3
2
3
2
1
2
2
24
120
22
3
3
2
1
1
3
2
3
2
3
23
∑
64
52
51
55
45
59
50
53
61
54
544
Rt2
2,90
2,36
2,31
2,5
2,04
2,68
2,27
2,40
2,72
2,45
24,72
Tabel 11 : Hasil angket motivasi siswa setelah pelaksanaan tindakan. Sumber : Data Primer.
Tabel 11 tentang hasil angket motivasi siswa ketika mengikuti pembelajaran fiqih setelah pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa: 1)
Skor motivasi siswa setelah pelaksanaan tindakan diperoleh 24,72.
2)
Skor maksimal angket motivasi belajar siswa untuk pedoman pengkategorian adalah 30 yaitu 10 item x 3 (skor maksimal setiap item) = 30.
3)
4)
Pengkategorian motivasi siswa adalah: a)
Motivasi baik (A) jika skor 24 – 32.
b)
Motivasi cukup/ sedang (B) 16 – 24.
c)
Motivasi kurang (C) jika skor 8 – 16. Berdasarkan pedoman pengkategorian motivasi di atas maka
skor
motivasi
siswa
setelah
pelaksanaan
tindakan
dapat
dikategorikan A atau baik.
121
5) B.
Presentase motivasi siswa adalah 24,72/ 30 x 100% = 82,4%.
Pembahasan Hasil Penelitian 1. Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Fiqih dengan Menggunakan Metode Index Card Match. Guru mampu membelajarkan materi fiqih dalam sub pokok bahasan haji dan umrah kepada siswa dengan menggunakan metode Index Card Match secara maksimal. Hasil observasi dalam tiga siklus pembelajaran menghasilkan 84 untuk siklus I, 87 untuk siklus II, dan 92 untuk siklus III. Rata-rata ketiga siklus mendapatkan skor 87,6. Dengan skor ini maka dapat dikategorikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran fiqih selama proses tindakan amat baik (A). Skor tersebut dapat pula diartikan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran fiqih dengan menggunakan metode Index Card Match sebesar 87,6% 2. Motivasi Belajar Siswa Peningkatan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan ketika mengikuti proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan dengan motivasi belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran siklus I, II, dan III diunjukkan oleh tabel perbandingan motivasi belajar sebagai berikut: Tabel 12 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Sebelum Pelaksanan Tindakan dengan Motivasi Belajar Siswa Setelah Pelaksanaan Tindakan Skor Diperoleh No Responden
1
Sebelum Tindakan
Setelah Tindakan
16
25
122
2
12
26
3
17
19
4
13
23
5
15
24
6
17
24
7
18
23
8
12
28
9
15
24
10
11
29
11
15
24
12
17
28
13
14
26
14
13
25
15
15
23
16
14
26
17
11
27
18
18
27
19
11
25
20
16
21
123
21
12
24
22
12
23
Jumlah skor Motivasi
314
544
Skor Rata-rata
14,27
24,72
Tabel 12 : Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Sebelum Pelaksanan Tindakan dengan Motivasi Belajar Siswa Setelah Pelaksanaan Tindakan. Sumber
: Data Premer.
Berdasarkan tabel 12 tentang perbandingan motivasi belajar siswa sebelum pelaksanan tindakan dengan motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa: a. Motivasi belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan adalah 14,27. b. Motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan adalah 24,72. c.
Kategori motivasi belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan adalah kurang atau (C).
d.
Kategori motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan adalah baik atau (A).
e.
Kenaikan skor motivasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan adalah 10,45 poin atau 73,23%.
f.
Data diatas memberikan bukti bahwa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, II, dan III mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 73,23%.
124
g.
Berdasarkan bukti peningkatan motivasi belajar siswa tersebut maka dapat
dinyatakan
bahwa
pernyataan
hipotesis
tindakan
yang
menyatakan bahwa dengan diterapkannya metode Index Card Match dapat meningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran fiqih di MTS Plus Al-Madinah Salatiga dapat diterima. 3. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Fiqih Situasi pembelajaran setiap siklus, siswa menunjukkan keaktifan yang baik meskipun dalam proses pembelajaran kadang menimbulkan kegaduhan dan sebagainya. Akan tetapi hal ini terjadi masih tetap dalam konteks pembelajaran yang interaktif, sebab tidak akan mungkin terjadi proses pembelajaran yang sempurna tanpa cacat sedikitpun dari semua komponen pembelajaran. Peningkatan
keaktifan
sejak
proses
pembelajaran
sebelum
pelaksanaan tindakan dengan keaktifan selama proses pembelajaran tindakan dari siklus I, II, III dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 13 Perbandingan Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Fiqih Sebelum dan Selama Pelaksanaan Tindakan No
Skor Keaktifan Setiap Siklus Indikator Keaktifan Siswa
1
Kesiapan siwa ketika mengikuti pembelajaran fiqih nampak sejak awal.
2
Tidak
mau
ketinggalan
dengan
Pra
I
II
III
1
1
2
3
2
2
3
4
125
materi pelajaran disampaikan.
yang
akan
3
Berusaha mengatasi kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran.
3
4
4
4
4
Mencatat sendiri hal-hal yang penting ketika guru menerangkan.
1
1
1
1
5
Mampu bekerja sama dengan teman.
2
3
3
4
6
Antusias siswa selama pembelajaran tinggi.
1
3
4
4
7
Berpartisipasi dalam menggunakan media pembelajaran.
2
3
4
4
8
Berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan
2
2
3
4
9
Berusaha mencapai hasil yang terbaik
1
4
4
4
10
Suasana pembelajaran nampak hidup
3
3
3
4
26
31
36
Jumlah Skor Tabel
13
18
: Perbandingan Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Fiqih Sebelum dan Selama Pelaksanaan Tindakan.
Sumber : Data Premer.
Berdasarkan Tabel 13 tentang perbandingan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran fiqih sebelum dan selama pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa: a.
Skor keaktifan 18 adalah perolehan skor keaktifan siswa sebelum pelaksanaan tindakan. Skor keaktifan 26 adalah perolehan skor keaktifan siswa pada proses pembelajaran siklus I. 31 adalah perolehan
126
skor keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus II. Sedangkan 36 adalah perolehan skor keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran siklus III. b.
Kenaikan demi kenaikan skor keaktifan siswa dapat dianalisa sebagai berikut: 1)
Skor Siklus I mampu meningkatkan skor keaktifan sebelum pelaksanaan tindakan dari 18 menjadi 26. Dengan demikian pada proses pembelajaran siklus I ada kenaikan skor sebesar 8 poin atau sebesar 44,44%.
2)
Siklus II mampu meningkatkan skor keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus I dari 26 menjadi 31. Dengan demikian terdapat kenaikan skor sebesar 5 poin atau 19,23% dari siklus I. Sedangkan
kenaikan
skor
keaktifan
siswa
dari
sebelum
pelaksanaan tindakan 18 menjadi 31 terdapat kenaikan skor sebesar 13 poin atau 72,22%. 3)
Siklus III mampu meningkatkan skor keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siklus II dari 31 menjadi 36 yang itu berarti ada peningkatan skor sebesar 5 poin atau 16,12%. Kenaikan dari siklus I adalah 10 poin atau 38,46%, dan kenaikan dari proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan sebesar 18 poin atau 100%.
4)
Data di atas menunjukkan bahwa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran siklus I, II, dan III, keaktifan siswa meningkat
127
sebesar 100% dari keaktifan belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan. 5)
Bukti peningkatan di atas membenarkan hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa dengan diterapkannya metode Index Card Match dapat meningkatan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran fiqih di MTS Plus Al-Madinah Salatiga.
4. Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Prestasi
belajar
siswa
dalam
pembelajaran
fiqih
ternyata
mengalami peningkatan dari sebelum pelaksanaan tindakan samapai setelah diterapkannya proses pembelajaran siklus I, II, dan III. Peningkatan prestasi belajar siswa disini dapat dilihat dari perbandingan hasil evaluasi pretes dan postes siswa yang telah dilaksanakan siswa sebelum dan setelah pelaksanaan tindakan. Berikut data hasil evaluasi pretes dan postes siswa yang dapat kami sampaikan: Tabel 14 Perbandingan Nilai Hasil Evaluasi Pretes dan Postes Siswa dalam Proses Pembelajaran Fiqih Hasil evaluasi No
Nama Responden Pretes
Postes
1
Abdul Razak
3,o
6,5
2
Ahmad Junaidi
2,0
6,5
3
Ali Mustofa
4,5
6,0
128
4
Azim Ahmad Afifi
4,5
8,5
5
Bangun Sari
2,0
7,0
6
Hartadi
2,0
5,5
7
Hasan Asy’ari
3,5
8,5
8
Khafid Khaviyanto
3,0
7,5
9
Lukky Jannata
2,5
7,5
10
M. Afif Maulana
3,5
6,0
11
M. Rhomdani
3,5
9,0
12
Meliyana Wijaya
3,0
9,0
13
Milatri Mulyani
4,0
6,0
14
Mira Muana Jasa
3,5
6,5
15
Mukhlasin
3,0
7,0
16
Nuryani
3,5
8,5
17
Ria Wulan Dari
6,0
8,0
18
Sawung Sawitri
3,5
6,5
19
Sumarmin
3,0
5,5
20
Wahyu Kristiono
2,5
7,5
21
Yunika Setianingrum
3,0
6,5
129
22
Prilisyawati
3,5
9,5
Jumlah nilai
72,5
159
Nilai rata-rata kelas
3,29
7,22
Tabel 14 : Perbandingan Nilai Hasil Evaluasi Pretes dan Postes Siswa dalam Proses Pembelajaran Fiqih. Sumber
: Data Premer
Berdasarkan tabel 14 tentang perbandingan nilai hasil evaluasi pretes dan postes siswa dalam proses pembelajaran fiqih dapat diketahui bahwa: a. Nilai hasil evaluasi pretes siswa sebelum pelaksanaan tindakan belum mencapai nilai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 6,50. b. Dalam hal pencapaian nilai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM=6,50), belum ada siswa atau terdapat 0% siswa yang mampu mencapai nilai KKM pada penilaian sebelum pelaksanaan tindakan. akan tetapi setelah pelaksanaan tindakan terdapat 17 siswa atau 77,27% siswa yang telah berhasil mencapai nilai KKM. c.
Dalam hal pencapaian nilai rata-rata adalah sebagai berikut: 1)
Nilai rata-rata hasil evaluasi pretes siswa dalam pembelajaran fiqih sebelum pelaksanaan tindakan sebesar 3,29.
2)
Nilai rata-rata hasil evaluasi postes siswa dalam pembelajaran fiqih setelah pelaksanaan tindakan adalah 7,22
3)
Nilai hasil evaluasi siswa dari sebelum dan setelah pelaksanaan tindakan mengalami peningkatan sebesar 3,94 poin atau 119,75%.
Data-data tersebut di atas merupakan bukti dari pernyataan hipotesis yang menyatakan bahwa dengan diterapkannya metode Index Card Match dalam proses pembelajaran fiqih dapat meningkatkan prestasi belajar
130
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran fiqih di MTS Plus AlMadinah Salatiga. Dengan demikian hipotesis tindakan dapat diterima. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi pretes dan postes memang mengalami peningkatan, akan tetapi walaupun hasil prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 3,94 poin atau 119,75%, dalam hal pencapaian nilai KKM yaitu 6,50, masih ada lima siswa yang belum bisa mencapai standar nilai KKM tersebut. Berikut ini akan kami sampaikan alasan-alasan mengapa mereka belum bisa mencapai nilai KKM sewaktu mengerjakan evaluasi postes. Hasil wawancara yang kami lakukan terhadap kelima siswa tersebut mengatakan bahwa: a.
Hampir semua mengatakan ketika akan melaksanakan evaluasi postes guru tidak memberitahukan sebelumnya kepada siswa, sehingga siswa belum sempat belajar tadi malam
b.
Penjelasan guru terlalu cepat sehingga tidak faham.
c.
Ketika guru menjelaskan saya tidak mendengarkan
d.
Dari salah satu pertemuan ada yang tidak berangkat jadi tidak tau.
e.
Teman-teman bayak yang rebut jadi pusing.
131
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan
analisa
tindakan
yang
diperoleh
setelah
proses
pembelajaran siklus I, II, dan III, dapat disimpulkan bahwasannya:
132
1. Metode Index Card Mach dapat mendukung peningkatan keaktifan siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara sebelum dengan setelah pelaksanaan tindakan. Hasil observasi menunjukkan peningkatan keaktifan siswa dari sebelum pelaksanaan tindakan ke siklus I sebesar 44,44%, dari siklus I ke siklus II sebesar 19,23 %, dan dari siklus II ke siklus III sebesar 16,12%. Data tersebut menunjukkan bahwa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran siklus I, II, dan III keaktifan belajar siswa meningkat 100% dari keaktifan belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan. 2. Metode Index Card Mach dapat mendukung peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara sebelum dengan setelah pelaksanaan tindakan. Hasil observasi menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan sebesar 47,56%. Sedangkan motivasi siswa setelah pelaksanaan tindakan sebesar 82,40%. Data tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, II, dan III mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 73,23%. 3. Metode Index Card Match dapat mendukung peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII MTS Plus Al-Madinah Salatiga Tahun 2010 dalam pembelajaran fiqih materi haji dan umrah antara pre test dengan post test. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata hasil evaluasi pre test siswa sebesar 3,29, sedangkan nilai rata-rata hasil evaluasi post test siswa sebesar 7,22. Data tersebut menunjukkan setelah siswa mengikuti proses
133
pembelajaran siklus I, II, dan III, prestasi belajar siswa meningkat sebesar 3,94 poin atau 119,75%. B.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas disampaikan saran-saran sebagai
berikut: 1.
Kepada siswa diharapkan senantiasa meningkatkan motivasi serta keaktifannya dalam pembelajaran fiqih sehingga apa yang diharapkan dari tujuan pembelajaran fiqih dapat terlaksana dengan baik. Hendaklah apa yang telah dipelajari di kelas direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nantinya bisa bermanfaat baik untuk diri pribadi maupun untuk orang lain.
2.
Kepada sesama rekan guru MTS Plus AL-Madinah Salatiga mari kita tingkatkan proses pembelajaran siswa di kelas dengan selalu mencoba menerapkan metode-metode pembelajaran yang aktif dan menyenangkan yang sesuai dengan karakter siswa untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada umumnya.
3.
Kepada pengelola MTS Plus Al-Madinah Salatiga, mohon dukungan dan fasilitasnya untuk mengembangkan kemampuan guru-guru seluruhnya melalui penelitian tindakan kelas yang lain untuk menuju peningkatan kualitas pendidikan. Kepada para pembaca maupun para peneliti tindakan kelas selanjutnya, apa bila ingin mencoba menerapkan metode Index Card Match dalam penelitaiannya, guru harus siap dengan situasi dan kondisi
134
yang nantinya akan dihadapi ketika pelaksanaan tindakan penelitian berlangsung.
135
DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia. Cece Wijaya, Djadja Djadjuri, Rabrani Rusyan. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
136
Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Reserch: Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset Ibrahim, Tatang. 2005. Memahami Fiqih: Madrasah Ysanawiyah Kelas II, semester 1 dan 2. Bandung: CV. Armico. Majuddin. 1995. Dirasah Islamiyah Bagian Ilmu Fiqih. Pasuruan: PT. Garoeda Buana Indah. Mujiran, Paulus. 2002. Pernik Pernik Pendidikan: Manifestasi dalam Keluarga, Sekolah, dan Penyadaran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nashar. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal. Jakarta: Delia Pres. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE Poerwodarminto. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet ke-12. Rahmanelli. 2005. Skolar Jurnal Kependidikan. Vol 6. Nomor 2. Padang. UNP Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Semiawan, Conny R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Index. Cet ke-1. Silbermen, Melvin L. 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media dan Nuansa. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengarui. Jakarta: Rineka Cipta. Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta. Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2008. Penelitian Tindaka Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
137
_________________________ 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Surachman, Winarno. 1987. Dasar dan Tehnik Research. PT. Tercipta. Tim Dosen FIP, IKIP Malang. 1981. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. T. Ibrahim dan Darsono. 2008. Penerapan Fiqih 2 Untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah: Berdasarkan Standar Isi Madrasah tsanawiyah Tahun 2007. Solo: PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri Wibowo, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dep. Dik. Nas Zainal Abidin. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang. UNP Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. http://gufroners.blogspot.com/2008/08/contoh-proposal-ptk_12.html http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/tarbiyah/%E2%80%9Cefektifitas-metodedemonstrasi-pada-pembelajaran-bidang-studi-fiqih-di-madra http://nurulzainab.blogspot.com/2009/10/peningkatan-partisipasi-belajar-al.html http://tetikfirawati.wordpress.com/2009/07/15/urgensi-fiqih-bagi-dai/ http://sdn3bojonglopang.wordpress.com/2008/09/06/langkah-langkahpenyusunan-penelitian-tindakan-kelas/ http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajarankooperatif-tipe-make.html http://mtsalyakinpungpungan.blogdetik.com/index.php/standar-kompetensi/ http://fikrinatuna.blogspot.com/2008/06/contoh-proposal-penelitian.html.
138
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ema Setya Fatmawati
TTL
: Semarang, 30 Agustus 1986
Alamat
: Krajan Rt 06/ 1, Dukuh, Sidomukti, salatiga
NO. Telp.
: 085640574113
Jenjang pendidikan
:
5. SD
: SD Negeri Pringapus 2
6. SLTP
: SMP Negeri Klepu 1
7. MA
: MA Pon Pes Pabelan, Mungkit, Magelang
8. STAIN : STAIN Salatiga Tahun ajaran 2006 Pengalaman kerja
: Sebagai guru TPQ At-Taubah, Kali Cacing, Salatiga Sebagai guru di TPQ Nurul ‘Ilmi, Dukuh, Krajan, Salatiga.
139
INDIKATOR MOTIVASI 4)
Ketika jam pelajaran dimulai siswa sudah siap berada di kelas.
5)
Siswa siap menerima tugas dari guru.
6)
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak ramai dalam mengikuti pembelajaran.
7)
Siswa merasa membutuhkan materi pelajaran yang diberikan.
8)
Berusaha
menyelesaikan
masalah
yang
dihadapi
selama
pembalajaran berlangsung. 9)
Dapat berinteraksi dengan baik terhadap teman sekelompok.
10)
Senang dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
11)
Merasa kecewa jika guru kosong.
12)
Menyelesaikan tugas tepat waktu.
13)
Motivasi belajar siswa dirumah tinggi.
INDIKATOR KEAKTIFAN L. Kesiapan siswa ketika mengikuti pembelajaran nampak sejak awal. M. Tidak mau ketinggalan dengan materi pelajaran yang akan diberikan. N. Berusaha mengatasi kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran. O. Mencatat sendiri hal-hal yang penting ketika guru menerangkan. P. Mampu bekerja sama dengan teman. Q. Antusias siswa selama proses pembelajaran tinggi. R. Berpartisipasi dalam penggunaan media pembelajaran. S. Berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan. T. Berusaha mencapai hasil yang terbaik. U. Suasana pembelajaran nampak hidup.
140
RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH
: MTS Plus Al-Madinah, Salatiga
MATA PELAJARAN
: Fiqih
KELAS/ SMESTER
: VIII/ genap
ALOKASI WAKTU
: 2 X 40 menit
STANDAR KOMPETENSI
: Memahami Hukum Islam Tentang Ibadah haji dan Umrah.
KOMPETENSI DASAR
: Mampu Memahami Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah
Indikator Kompetensi: 6)
Menjelaskan pengertian dan hukum haji.
7)
Menjelaskan syarat wajib dan syarat sah haji.
8)
Menjelaskan rukun, sunah dan wajib haji
9)
Menjelaskan macam-macam haji dan perbedaannya
B.
Menjelaskan larangan selama ibadah haji
C.
Menjelskan perbedan miqat zamani dan miqat makani
D.
Menjelaskan tata urutan pelaksanaan haji
E.
Menjelaskan perbedaan haji dan umrah
Tujuan Pembelajaran Setelah
selesai
mengikuti
pembelajaran
fiqih
siswa
mampu
menjelaskan pengertian dan hukum haji, siswa mampu menjelaskan syarat wajib dan syarat sahnya haji, siswa mampu menjelaskan rukun, sunah dan wajib haji. Mampu menjelaskan macam-macam haji dan perbedaannya, larangan selama ibadah haji, perbedaan miqat makani dan miqat zamani, menjelaskan tata urutan pelaksanaan haji serta perbedaan haji dan umrah. Materi Pembelajaran F. Haji dan Umrah Metode
141
Metode yang digunakan selama proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode Index Card Match dan tanya jawab. Alat atau Sumber Belajar Buku mata pelajaran fiqih dengan judul, Memahami Fiqih untuk Madrasah Tsanawiyah kelas 2 semester 1 dan 2. dan Penerapan Fiqih 2 Untuk Kelas VIII Madrasah Tsaawiyah. Kartu index, sebagai media pembelajaran Lembar evaluasi Angket motivasi. Evaluasi : Evaluasi yang digunakan dengan menggunakan tes formatif Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I (siklus I) Kegiatan awal xxxiii.
Pembukaan dan mengabsent siswa
xxxiv.
Apersepsi
xxxv.
Pretes, siswa mengerjakan soal-soal dari lembar evaluasi pretes yang diberikan.
Kegiatan inti xxxvi.
Guru menjelaskan tata cara permainan
xxxvii.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran fiqih dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match
xxxviii.
Uji kompetisi antar siswa.
xxxix.
Kemudia guru memberikan kesimpulan dari hasil kompetisi.
Kegiatan Akhir xl.
Postes, mengulang sedikit materi yang baru saja dipelajari
xli.
Membagikan angket motivasi siswa
xlii.
Resitasi mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
xliii.
Penutup
142
Pertemuan II (siklus II) Kegiatan awal viii.
Memberi salam dan berdoa
ix.
Mengabsen siswa yang hadir.
x.
Apersepsi
xi.
Pretes, tanya jawab meteri pembelajaran yang sudah dipelajarai pada pertemuan yang lalu
Kegiatan inti Pelaksanaan kegiatan pembelajaran fiqih dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match. Dalam penerapannya yaitu: b)
Siswa dibagi menjadi dua kelompok kemudian diberi soal dan jawaban yang ada di kartu index.
c)
Kedua kelompok disuruh mencocokkan kartu-kartu index tersebut.
d)
Uji kompetisi antar kelompok
e)
Guru memberi kesimpulan dari materi yang telah dibahas dari hasil kompetisi.
Kegiatan Akhir xii.
Postes tanya jawab materi yang baru saja dibahas
xiii.
Resitasi (menggandakan buku materi yang diberikan oleh guru dan mempelajari materi pembelajaran pada pertemuan yang akan datang)
xiv.
Salam penutup
Pertemuan III (siklus III) Kegiatan awal xv.
Pembukaan dengan memberi salam dilanjutkan dengan mengabsen siswa yang hadir.
xvi.
Apersebsi untuk materi pelajaran hari ini.
xvii.
Pretes materi pembelajaran minggu lalu
143
Kegiatan inti Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran fiqih dengan menerapkan metode pembelajaran Index Card Match. Dalam pelaksanaannya yaitu: 10. Siswa dibagi menjadi empat kelompok. 11. Setiap kelompok saling berkompetisi melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. 12. Guru memberi kesimpulan dari hasil kompetisi. Kegiatan Akhir xviii.
Postes tanya jawab materi yang baru saja dibahas
xix.
Resitasi merangkum materi pembelajaran yang telah dibahas pada pertemuan pertama sampai hari ini.
xx.
Salam penutup
Pertemuan IV (siklus III) Kegiatan awal xxi.
Pembukaan dengan memberi salam dilanjutkan dengan mengabsen siswa yang hadir.
xxii.
menanyakan tugas yang diberikan pada perteuan yang lalu.
xxiii.
pretes dengan mengulang materi pembelajaran yang telah dibahs pada pertemuan yang lalu.
Kegiatan inti xxiv.
Guru mengulas kembali materi pembelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan pertama sampai ke tiga.
xxv.
guru membagi lembar evaluasi postes kepada siswa.
Kegiatan Akhir xxvi.
Guru membagi angket motivasi kepada siswa.
xxvii.
guru memberi pesan dan kesan.
xxviii.
guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam penutup.
Evaluasi atau Penilaian 44. Teknik
: tes tertulis
45. Bentuk
: pilihan ganda
46. Contoh instrumen
: terlampir
144
47. Penilaian
: jumlah betul dikali
lima dibagi sepuluh. Salatiga, 26 januari 2010
145
LEMBAR EVALUASI PRE TEST DAN POST TEST SISWA KELAS VIII MTS PLUS AL-MADINAH SALATIGA TAHUN 2010 Nama : …………. Kelas : …………. 4)
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! b.
Menurut bahasa haji artinya…. i.
Ziarah
ii.
Mengunjungi Ka’bah
iii.
Menyengaja
iv.
Mengunjungi tanah suci
c.
Haji hukumnya adalah…. i.
Wajib bagi yang mampu
ii.
Wajib bagi orang yang mampu sekali dalam seumur hidupnya
iii.
Wajib bagi setiap muslim
iv.
Wajib bagi setiap muslim kapan saja
d.
Sengaja tidak mau menuanaikan ibadah haji dan umroh (padahal telah memenui persyaratan) dinyatakan berdosa besar karena…. i.
Haji termasuk pokok-pokok ibadah dalam Islam
ii.
Haji termasuk ibadah yang paling besar pahalanya
iii.
Pelaksanaannya tidak terlampau sulit
iv.
Biaya dapat ditabung setiap tahun
e.
Syarat wajib haji ialah Islam, dewasa, sehat akal, merdeka, dan…. i.
Kaya
ii.
Belum pernah haji
iii.
Mampu
iv.
Mempunyai kendaraannya
f.
Pernyataan berikut ini yang tidak termasuk pengertian mampu atau istito’ah ialah….
146
i.
Mempunyai biaya untuk pergi dan pulang haji
ii.
Mempunyai biaya untuk keluarga yang ditinggalkan
iii.
Aman dalam perjalanannya sejak berangkat sampai pulang
iv.
Memiliki alat transportasi sendiri sehingga hajinya lancar
g.
Berikut ini yang tidak termasuk rukun haji adalah…. i.
Ihram dari miqat
ii.
Memotong sebagian rambut
iii.
Sa’i
iv.
Wukuf
h.
Tersebut dibawah ini yang tidak termasuk wajib haji ialah…. i.
Hadir di Muzdalifah
ii.
Ihram
iii.
Melontar tiga jumrah
iv.
Tawaf
i.
Apabila salah satu rukun haji tidak dikerjakan maka…. i.
Hajinya tetap sah tetapi membayar denda (dam)
ii.
Hajinya tidak sah
iii.
Mengulangi lagi apa yang tidak dikerjakannya
iv.
Hajinya ditangguhkan sampai tahun berikutnya
j.
Dibawah ini yang tidak termasuk sunat haji yaitu…. i.
Memakai wangi-wangian sebelum berihram
ii.
Membaca talbiyah
iii.
Melontar jumratul Ula, Wusta, dan Aqabah
iv.
Shalat dua rekaat setelah tawaf
k.
Melakukan ibadah haji terlebih dahulu, setelah selesai baru mengerjakan umrah. Hal ini disebut…. i.
Haji qiran
ii.
Haji ifrad
iii.
Haji tamattu
iv.
Haji mabrur
l.
Melakukan umrah terlebih dahulu pada bulan haji, dan setelah selesai baru mengerjakan haji. Hal ini disebut…. i.
Haji qiran
147
ii.
Haji ifrad
iii.
Haji tamattu
iv.
Haji mabrur
m.
Mengerjakan ibadah haji dan umrah secara bersamaan disebut…
i.
Haji qiran
ii.
Haji ifrad
iii.
Haji tamattu
iv.
Haji mabrur
n.
Karena suatu hal ayahku tidak melontar tiga jumrah. Haji ayahku tetap sah apabila…. i.
Membayar dam
ii.
Tidak terulang lagi
iii.
Tidak disengaja meninggalkan
iv.
Baru sekali itu saja
o.
Amalan yang pertama kali dilakukan jamaah haji ketika bari tiba ditanah suci Mekah ialah… i.
Tawaf qudum
ii.
Mengenakan pakaian ihram dengan niat haji
iii.
Membaca talbiyah sebanyak tujuh kali
iv.
Tawaf ifadah
p.
Berikut ini yang tidak termasuk syarat sa’i ialah…. i.
Harus suci dari hadas dan najis
ii.
Dilaksanakan sesudah tawaf
iii.
Dilakukan sebanyak tujuh kali
iv.
Dimulai dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah
q.
Menurut bahasa umrah artinya… i.
Menyengaja
ii.
Ziarah atau berkunjung
iii.
Memenuhi panggilan Allah
iv.
Ibadah ditanah suci
r.
Berikut ini yang tidak termasuk rukun umrah ialah…. i.
Ihram
ii.
Tawaf
148
iii.
Wukuf
iv.
Memotong sebagian rambut atau bercukur
s.
Ibadah umrah boleh dilakukan kapan saja karena…. i.
Pelaksanannya lebih ringan dibanding dengan haji
ii.
Miqat makaniya berbeda dengan ibadah haji
iii.
Tidak harus ditunaikan pada bulan-bulan tertentu
iv.
Miqat zamaninya sepanjang tahun
t.
Salah satu firman Allah yang berkenaan dengan perintah haji dijelaskan dalam…. i.
Surat Al-Hajj ayat 6
ii.
Surat Ali-‘imran ayat 97
iii.
Surat At-Taubah ayat 16
iv.
Surat As-Saf ayat 4
u.
Pada waktu jamaah haji mengenakan pakaian ihram, mereka menunaikan wajib haji berupa…. i.
Ihram dari miqat
ii.
Hadir di Muzdalifah
iii.
Tawaf diiringi sa’i
iv.
Membaca lafal talbiyah
149
DAFTAR HADIR SISWA KELAS VIII MTS PLUS AL-MADINAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2009/ 2010
No
Nama
Pertemuan ke 1
2
3
4
1
Abdul Razak
√
√
√
√
2
Ahmad Junaidi
√
√
√
√
3
Ali Mustofa
√
√
√
√
4
Azim Ahmad Afifi
√
√
√
√
5
Bangun Sari
√
√
√
√
6
Hartadi
√
√
√
√
7
Hasan Asy’ari
√
√
√
√
8
Khafid Khaviyanto
√
S
√
√
9
Lukky Jannata
√
√
√
√
10
M. Afif Maulana
√
√
√
√
11
M. Rhomdani
√
√
√
√
12
Meliyana Wijaya
√
√
√
√
13
Milatri Mulyani
√
√
√
√
14
Mira Muana Jasa
√
√
√
√
15
Mukhlasin
√
√
√
√
16
Nuryani
√
√
√
√
17
Ria Wulan Dari
√
√
√
√
18
Sawung Sawitri
√
√
I
√
19
Sumarmin
√
A
A
√
20
Wahyu Kristiono
√
√
A
√
21
Yunika Setianingrum
√
√
√
√
22
Prilisyawati
√
√
√
√
150
ANGKET MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH SEBELUM PELAKSANAAN TINDAKAN BAGI SISWA KELAS VIII MTS PLUS AL-MADINAH SALATIGA
Petunjuk ! Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c yang paling sesuai dengan isi hatimu atau keinginanmu! 7)
Ketika pergantian jam mata pelajaran fiqih akan dimulai, yang saya lakukan… h.
Menyiapkan buku catatan dan alat tulis.
i.
Menyiapkan buku setelah diminta oleh buguru.
j.
Tidak melakukan apapun
11)
Persiapan yang saya lakukan ketika akan mengikuti pelajaran fiqih… D.
Mempelajari materi lebih awal.
E.
Mempelajari materi tadi malam.
F.
Mempelajari materi dikelas
12)
16)
Saat guru menerangkan materi pelajaran fiqih, saya… m.
Selalu memperhatikan.
n.
Kadang memperhatikan kadang tidak.
o.
Tidak memperhatikan Saat guru fiqih menerangkan didepan, kegiatan yang saya lakukan
adalah… 4. Mencatat hal-hal yang penting. 5. Mencatat setelah diperintah guru. 6. Tidak mencatat materi. 17)
Apabila saya mendapat kesulitan dalam memahami penjelasan guru tentang materi fiqih, maka saya akan… 9. Menanyakan langsung pada guru.
151
10. Menanyakan kepada teman. 11. Diam saja. 18)
Setelah menerima pelajaran fiqih, maka saya akan 19. Mendiskusikan dengan guru 20. Mendiskusikan dengan teman. 21. Diam saja.
19)
Selama mengikuti pembelajaran fiqih, saya merasa… 7. Senang. 8. Biasa saja. 9. Tidak suka.
20)
Saat jam pelajaran fiqih kosong saya merasa… h. Kecewa. i. Biasa saja. j. Senang.
21)
ketika guru memberikan soal dikelas maka saya… k. Langsung mengerjakan. l. Mengerjakan setelah diperintah guru. m. Menunda mengerjakannya.
22)
setelah saya mempelajari materi pelajaran fiqih dikelas, maka saya… F. Mempelajari kembali dirumah. G. Mempelajarinnya jika diperlukan. H. Membiarkan saja.
152
ANGKET MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIQIH SETELAH PELAKSANAAN TINDAKAN BAGI SISWA KELAS VIII MTS PLUS AL-MADINAH SALATIGA
Petunjuk ! Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c yang paling sesuai dengan isi hatimu atau keinginanmu selama mengikuti pembelajaran fiqih bersama ibu! I. Ketika Bu Guru masuk kelas akan mengajarkan pelajaran fiqih, saya…. 10. menyiapkan buku catatan dan alat tulis 11. menyiapkan buku setelah diminta oleh buguru 12. tidak melakukan apapun. M. Seandainya baru saja pelajaran fiqih dimulai, tiba-tiba buguru harus meninggalkan kelas karena ada urusan penting, saya merasa… h.
kecewa
i.
biasa saja
j.
senang
N. Ketika ada jadwal pelajaran fiqih, seandainya saya tidak dapat mengikuti pelajaran karena ada acara keluarga, perasaan saya… (xi)
kecewa
(xii)
biasa saja
(xiii)
senang
O. Selama mengikuti pembelajaran fiqih bersama Bu Guru, saya merasa… xiv.
senang
xv.
biasa saja
xvi.
tidak senang
153
P. Selama pembelajaran fiqih, setiap Bu Guru menerangkan, bagi saya… 7)
mudah difahami
8)
kadang mudah kadang sulit difahami
9)
sulit difahami
Q. Mendapatkan tugas dari Bu Guru dalam pembelajaran fiqih, bagi saya… 1)
menyenangkan
2)
membosankan
3)
menegangkan
R. Belajar fiqih, bagi saya… 10. amat bermanfaat 11. bermanfaat 12. tidak bermanfaat S. Ketika Bu Guru memberikan pertanyaan seputar pelajaran fiqih, saya… 14)
segera menjawab pertanyaan, toh kalau salah juga tidak dimarahi
15)
menjawab pertanyaan jika ditunjuk bu guru
16)
diam saja, biar dijawab teman lain yang bisa
T. Setiap akan ada pelajaran fiqih, bagi saya… 17. senang karena ada permainan baru 18. biasa saja karena tidak ada yang menarik 19. tidak senang karena banyak pertanyaan yang membuat saya pusing U. Setiap muslim wajib mempelajari ilmu fiqih. 5. amat setuju 6. setuju 7. tidak setuju
154
PROFIL MADRASAH DAN KONDISI OBYEKTIF MADRASAH NAMA MADRASAH. g.
Nama Madrasah :
MTS
Plus
Al
Madinah No. Statistik Madrasah
:
212337303002
h.
Nomor Telep
:
i.
Alamat
Jl. KH. Abdul Wahid No. 6
j.
Desa/ Kelurahan:
Cabean / Mangunsari
k.
Kecamatan
Sidomukti
l.
Kabupaten/ Kota
m.
Propinsi :
Jawa Tengah
n.
Kode Pos
:
o.
Alamat Website :
:
:
0298 323529
:
Salatiga
50721
almadinahsalatiga.wordpress.com p.
e-mail
:
[email protected] q.
Tahun Berdiri
:
r.
Status Madrasah :
s.
No. SK Ijin Operasional:
t.
Akreditasi
u.
Madrasah Induk :
v.
Penyelenggara Madrasah
:
2007 Swasta MTS Salatiga :
Yayasan w.
Organisasi Madrasah
:
Yayasan
Hidayatullah x.
Nama Pondok Pesantren
:
Ponpes
Almadinah KEPALA MADRASAH . G.
Nama Lengkap
:
H.
Tempat dan Tanggal Lahir
:
Subekti, ST
155
I.
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
J.
Pendidikan Terakhir
:
S.1
K.
Jurusan
:
Tehnik Kimia / Akta IV
L.
Status Kepegawaian
:
Pegawai Tetap Yayasan
VISI, MISI DAN TUJUAN MADRASAH h.
Visi Madrasah. Visi MA Plus Al Madinah: ’Membentuk generasi masa depan yang memiliki kualitas intelektual, emosional, dan spiritual yang seimbang dengan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan anak yang membebaskan dan life skill yang mumpuni’
i.
Misi Madrasah. Misi yang diharapkan dalam mewujudkan visi MA Plus Al-Madinah Salatiga sebagai berikut : d)
Menyelenggarakan pendidikan gratis yang berkualitas
e)
Terselenggara pendidikan yang berkualitas
f)
Terselenggaranya pendidikan yang berbasis tauhid dalam bentuk pesantren
g)
Memberikan ketrampilan dan life skill untuk para santri dan masyarakat sekitar
h)
Terbentuknya lulusan yang memiliki kualitas intelektual, emosional, dan spiritual secara proporsional
i)
Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk kelancaran proses belajar mengajar serta kegiatan lainnya
j.
Tujuan Madrasah. Berdasarkan pada visi dan misi Madrasah, maka tujuan yang hendak dicapai sampai tahun 2009 sebagai berikut : Rata-rata nilai Ujian Madrasah mencapai 6,5 Dapat menghasilkan manusia yang berakhlak dan berperilaku baik lewat pemberdayaan siswa dapat dijadikan aset Madrasah. Kedisiplinan siswa dapat dijadikan aset Madrasah.
156
Menghindarkan perilaku yang menyimpang (narkoba, miras, pergaulan bebas, dan lain-lain).
157
STRUKTUR ORGANISASI Susunan Organisasi MTS Plus Al Madinah Salatiga Tahun Pelajaran 2008/2009
Yayasan ========= Komite
KEPALA MADRASAH Subekti,ST
KOORDINATOR TATA USAHA Ristani,A.Ma
Unit Perpustakaan
WAKASEK KURIKULUM Hery Setyawan,S.Kom
WAKASEK KESISWAAN Drs. Mukarom
WAKASEK SAPRAKEU Ristani,A.Ma
WAKASEK HUMAS Slamet Darmono,S.Pd. I
GURU-GURU
SISWA
158
Keterangan : Garis Komando Garis Konsultasi
GURU DAN KARYAWAN Guru. Jumlah guru terdiri dari: f. Guru Tetap Yayasan
=
2 orang
g. Guru Tidak Tetap
=
13 orang
h. Guru Bantu PNS Depag
=
1 orang
i. Tata Usaha
=
1 orang
j. Pengelola Perpustakaan
=
1 orang
k. Staf Tata Usaha
=
1 orang
l. Staf Perpustakaan
=
1 orang
Karyawan. Jumlah karyawan terdiri dari :
Keadaan Guru Status Kepegawaian
No.
Ijazah Tertinggi
1. 2. 3. 4.
S3/S2 S1 Diploma/D3 D2/D1/SLTA
Guru Tetap 1 1
GTT/PTT 12 7
TOTAL
2
19
SARANA DAN PRASARANA 7.
Keadaan Gedung No.
1. 2.
Ruang/Alat
Teori/Kelas Laboratorium a. Fisika b. Biologi c. Kimia d. Komputer e. Bahasa
Jumlah
4
1
Luas (M2)
Kondisi Baik
Rusak Ringan
Rusak Berat
v
v
159
3. 4. 5 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 8.
Perpustakaan Olahraga Kantor Guru Ruang TU Masjid OHP Komputer Guru/ Kar Tape Recorder Sound System LCD System KBK/Server Komputer Siswa VCD Organ/Kayboard
v
1 1 1
v v dibangun
3
v
1 1 1
v v v
1
v
10 2
v v
v
v
Keadaan Barang. Keadaan No.
Nama Barang
Jml
Baik
Sdg
Rusak Rgn
1.
Meja Siswa
V
2.
Kursi
V
3.
Almari
4.
Rak Buku
5.
Mimbar
6.
Komputer
V
7.
Komp. Siswa
V
8.
Brankas
V
9.
TV Bewarna
V
10.
OHP
11.
VCD Player
12.
Tape
Rusak Berat
Penyusutan
V
160